Analisis Potensi Sektor Ekonomi Di Kota Depok PERIODE 2000-2010

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 157

ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK

PERIODE 2000-2010

Knowledge, Piety, Integrity

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:
FATIA HILMIYATI
106084003586

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434H/2013M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap

: Fatia Hilmiyati

2. Tempat, Tanggal Lahir

: Jakarta, 24 Juli 1987

3. Jenis Kelamin

: Perempuan

4. Agama

: Islam

5. Alamat

: Jalan Semanggi I, Rt 001/03 No 21


Cempaka Putih - Ciputat Timur
Tangerang Selatan

6. No Telepon

: 021-97688986

7. Email

: fatia_ku@yahoo.com

II. PENDIDIKAN FORMAL


1. Tk

: TK Mutiara

2. SD

: SD Negeri Legoso-Banten

3. SMP

: MTS Islamiyah Ciputat

4. SMA

: MAN 4 Pondok Pinang Jakarta

5. Universitas

: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Ayah

: Drs. H. Djedjen Zainuddin

2. Ibu

: Tikah Atikah

3. Alamat

: Jalan Semanggi I, Rt 001/03 No 21


Cempaka Putih - Ciputat Timur
Tangerang Selatan

4. Anak Ke

: 3 (Tiga) dari 5 (Lima) Bersaudara

ANALYSIS OF THE POTENTIAL ECONOMIC SECTOR IN DEPOK


2000 2010 Periods
By : Fatia Hilmiyati
Abstract
This Research is an effort to determine potential areas that affect the
economic growth in Depok during 2000 through 2010, and some of the potential
contribution of these sectors to the economic growth of the region. The data used
is the Gross Regional Domestic Product (GRDP) and Depok West Java in 2000
until 2010. This study used analysis tools Location Quotient (LQ) equipped with
analysts Shift share, which to know the leading sectors in Depok.
In Depok which is a sector basis with an average LQ is the largest building
sector, with an average of LQ (2.00 percent), then the setor trade, Hotel &
Restaurant 1.48%; Sector Electricity, Gas & Water Supply 1,44%, and Sector
Transportation & Communications. Shift share analysis results of the method
using the differential growth component (Dj) in Depok City of 9 sector indicated
that there are 8 sectors, where the proficiency level sector grew more slowly
compared with the same economic sector in West Java, so to 8 sectors have low
competitiveness and no potential to be developed to spur economic growth in the
city of Depok, while the proportional growth component (Pj) show that there are
6 sectors which have an average positive value, it means the city of Depok has a
faster growth in the same sector with the fastest growing sectors in economy of
West Java Province.
Of the 9 sectors in the city of Depok, based on the results of shift share
analysis method using differential component (Dj) in Depok there is only one
sector, namely the Manufacturing sector (Dj) average of 25383.19 is growing
faster than the sector the same economy as the West Java Province.

Keywords : Economic Potency, Location Quotient, Shift Share

ii

ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK


PERIODE 2000 - 2010
Oleh : Fatia Hilmiyati
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui potensi-potensi
daerah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Depok selama
tahun 2000 hingga tahun 2010, dan beberapa besar sumbangan sektor-sektor
potensial tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Data yang digunakan
yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Depok dan Jawa Barat
tahun 2000 sampai dengan 2010. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis
Location Quotient (LQ) yang dilengkapi analis Shift share, yang digunakan untuk
mengetahui sektor-sektor unggulan di Kota Depok.
Untuk Kota Depok yang merupakan sektor basis dengan rata-rata LQ
terbesar yaitu sektor Bangunan dengan LQ rata-rata sebesar 2,00%, kemudian
sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 1,48%, Sektor Listrik, Gas & Air Bersih
1,44%, dan Sektor Pengangkutan & Komunikasi. Hasil metode analisis Shift
share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj) pada Kota Depok
dari 9 sektor terindikasi bahwa terdapat 8 sektor, dimana sektor tesebut tumbuh
lebih lambat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Propinsi Jawa
Barat, sehingga ke 8 sektor tersebut memiliki daya saing rendah dan tidak
berpotensi untuk dikembangkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kota
Depok, sedangkan komponen pertumbuhan proporsional (Pj) menunjukan bahwa
terdapat 6 sektor yang memiliki nilai rata-rata positif, hal ini berarti Kota Depok
memiliki pertumbuhan lebih cepat pada sektor yang sama dengan sektor yang
tumbuh cepat di perekonomian Propinsi Jawa Barat.
Dari ke 9 Sektor yang ada di Kota Depok, berdasarkan hasil metode analisis Shift
Share menggunakan komponen differensial (Dj) pada Kota Depok hanya terdapat
1 sektor, yaitu sektor Industri Pengolahan dengan (Dj) rata-rata 25383,19 yang
tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Propinsi
Jawa Barat.

Kata Kunci : Potensi Ekonomi, Kuosien Lokasi, Shift Share

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya
serta Hidayah-Nya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi umatnya
dihari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat menyarankan
saran dan keritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna
penyempurnaan skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak, yang tulus memberikan doa, saran dan kritik,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih yang setinggitingginya, disampaikan kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dalam
penulisan skripsi ini. Smoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah dengan
balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut
disampaikan kepada:
1.

Ayahanda penulis Drs. H. Djedjen Zainuddin dan Ibunda Tikah Atikah


atas doa dan kasih sayangnya yang tiada terbatas kepada penulis,
sehingga terselesaikanya skripsi ini.

2.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Bapak Dr. Lukman, M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi


Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif

Hidayatullah

Jakarta

dan

Dosen

Pembimbing

Pertama

Akademik, yang telah membantu membimbing dan mengarahkan


penulis selama penulisan skripsi ini.

iv

4.

Bapak M. Hartana I. Putra, SE, M.Si, Dosen Pembimbing Kedua


Akademik, yang telah membantu membimbing dan mengarahkan
penulis selama penulisan skripsi ini.

5.

Ibu Utami Baroro, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi


Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

6.

Bapak Herni Ali HT, SE, MM sebagai Ketua penguji ujian skripsi,
Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si sebagai Sekretaris penguji ujian
skripsi, dan Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, SE, M. Sc sebagai Penguji
ahli ujian skripsi.

7.

Seluruh Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bapak Abas, Bapak


Amir Syarifudin, Bapak Suhenda, Bapak Heri, Bapak Nurbelian, Bapak
Muchtar lamo, Bapak Roikhan, Ibu Fitri Amalia, Ibu Rahmawati.

8.

Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya


Bapak Heri, Bapak Sofyan, Bapak Alfred, Bapak Rahmat, Pakde, Ibu
Lili, Ibu Ani, Ibu Umi, Ibu Dewi dan Ibu Sizka walaupun di semester
awal streng banget tapi setelah penulis menyelsaikan semester akhir,
ibu sizka sangat baik banget terutama anak-anak IESP, terimakasih
Bapak bapak dan Ibu - ibu staf yang telah memberikan pelayanan
dengan baik.

9.

Kepada Suami ku Taufik Hidayat, A.Md yang telah mencurahkan


waktunya

sentatiasa

menemani dan membantu

penulis

dalam

menyelesaikan skripsi ini.


10. Kepada Kakak ku Nita Rihlati fadhilah Laila S.Hum dan Master Saeho;
Syifa Syafariyah Rahmani SE dan Tarjudin MT; Nurhayati dan Iwan;
kedua adik ku Imamul Azkiya dan Fikri Hidayatul Ilmi dan yang
tercinta M. Rafa Al-Khwarizmi Hidayat.

11. My Best Friend Kati Pane, SE dan Soraya MHJ yang selalu setia
dalam suka dan duka serta untuk setiap kebahagian dan kesedihan yang
telah kita lalui bersama dalam menyelesaikan studi S1 ini.
12. Keluarga besar jurusan IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan)
seluruh angkatan khususnya angkatan 2006 yaitu: Upi, Fera, Frizka,
Leni, Yunita, Ifad, Bakar, Saras, Laras, Resna, Ibnu, Fadli, Ovi, Putra
Aditya (2009).
13. Keluarga Besar dan Teman teman di Kampung Semanggi - Ciputat
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
14. Kepada Guru-guru TKA-TPA AS-SALAM dan Ibu Kepala Sekolah,
Pengajar serta Ibu-ibu Wali Murid TK Gemilang Ciputat Timur yang
senantiasa memberikan masukan dan semangat kepada penulis untuk
selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ciputat, 30 Juli 2013

Fatia Hilmiyati

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP i
ABSTRACT . ii
ABSTRAK .... iii
KATA PENGANTAR . iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .

B. Rumusan Masalah ... 10

BAB II

C. Tujuan Penelitian ....

10

D. Manfaat Penelitian ..

11

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ..

12

1. Teori Pembangunan Ekonomi ..

13

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi .

16

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah ....

19

vii

a.

Teori Rostow 19

b.

Teori Pertumbuhan Neo-Klasik ... 20

c.

Teori Harrod-Domar Dalam System Regional 20

d.

Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Yang Disinergikan ...

21

B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ....

22

C. Metode Basis Ekonomi ...

22

1. Basis Ekonomi (LQ) 22


2. Analisis Shift Share (SS) . 27

BAB III

D. Penelitian Terdahulu ...

28

E. Kerangka Penelitian ....

35

METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian 38
B. Jenis Data dan Sumber Data.

38

C. Metode Pengumpulan Data . 39


D. Teknik Analisis Data ... 39
1. Analisis Location Quentient (LQ) .

40

2. Analisis Shift Share (SS) 43


3. Tipologi ..

48

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...

51

viii

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Sekitar Gambaran Umum Objek Penelitian ... 52

1. Gambaran Umum Propinsi Jawa Barat .. 52


a.

Keadaan Geografis ..

52

b.

Kependudukan

53

c.

Ketenaga Kerjaan ...........

55

d.

Pemerintahan ......

56

e.

Pendidikan ... 57

f.

Analisis Potensi pertumbuhan Ekonomi ........

58

2. Gambaran Umum Kota Depok . 58


a.

Keadaan Geografis .........

58

b.

Kependudukan .......

60

c.

Ketenaga Kerjaan .......

60

d.

Pemerintah ........

61

e.

Pendidikan ..........

64

f.

Kesehatan .......

66

B. Analisis Pertumbuhan Sektor .

67

1. Analisis Perkembangan PDRB .....

67

a.

Kota Jawa Barat .

69

b.

Propinsi Depok ..

70

2. Analisis Potensi Location Quontient (LQ) ....

71

Kota Depok ....

72

a.

ix

3. Analisis Shift Share (SS) .... 74


a.

Kota Depok .....

76

4. Tipologi sektoral .... 85


C. Pembahasan .

89

1. Pembahasan Per Sektoral Kota Depok....... 89


a.

Sektor Pertanian......

89

b.

Sektor Industri Pengolahan.....

91

c.

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih... 92

d.

Sektor Bangunan/ Kontruksi.......

94

e.

Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran......

96

f.

Sektor Pengangkutan & Komunikasi...

97

g.

Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya .............. 99

h.

Sektor Jasa-jasa ..........

101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ...

103

B. Saran .

106

DAFTAR PUSTAKA .....

108

LAMPIRAN....

111

DAFTAR TABEL
Nomer

Keterangan

1.1

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa

Halaman

Barat atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha


6

Tahun 2000 s.d 2010 (Persen)


1.2

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Depok


atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun
2000 s.d 2010 (Persen)

2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

32

3.1

Makna tipologi sektoral ekonomi

50

4.1

Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha


Propinsi Jawa Barat Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2010
69

(persen)
4.2

Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota


Depok Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2010 (persen)
70

4.3

Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota


DepokTahun 2000-2010

72

4.4

Komponen Shift Share kota Depok Tahun 2000-2010

76

4.5

Komponen Pertumbuhan propotional (Pj) Kota depok

81

4.6

Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota depok

84

4.7

Makna Tipologi Sektor Ekonomi

88

4.8

Analisis Sektor Pertanian

89
xi

4.9

Analisis Sektor Industri Pengolahan

91

4.10

Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

93

4.11

Analisis Sektor Bangunan

94

4.12

Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

96

4.13

Analisis Sektor Pengangkutan & Komunikasi

98

4.14

Analisis Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

99

4.15

Analisis Sektor Jasa-jasa

101

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomer

Keterangan

Halaman

2.1

Bagan Kerangka Pemikiran Di Kota Depok

37

4.1

Peta Propinsi Jawa Barat

52

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomer

Keterangan

Halaman

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga


Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Propinsi Jawa
Barat Tahun 2000-2010

II

114

Produk Domestik Regional Burto Atas Dasar Harga


Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Depok
Tahun 2000-2010

117

III

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Depok

118

IV

Location Quotient (LQ) Rata-rata Kota Depok Tahun


2000-2010

Komponen

119
Shift

Share

Propinsi

Jawa

Barat

Pertambahan (Gj) Tahunan Propinsi Jawa Barat

123

VI

Komponen National Share Propinsi Jawa Barat (Nj)

124

VII

Komponen Tumbuh Differential Shift (DJ) Propinsi


Jawa Barat

130

(P + D)j Propinsi Jawa Barat

131

IX

Komponen Differential Shift (Dj) Kota depok

135

Komponen Propotional Shift (Pj) Propinsi Jawa Barat

136

XI

Rata-rata Propotional Shift (Pj) Propinsi Jawa Barat

139

XII

Checking Perhitungan Shift Share Propinsi Jawa Barat

139

VIII

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembangunan nasional di negara-negara berkembang pada umumnya,
terfokus pada pembangunan ekonomi melalui usaha pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan
jasa, yang diukur antara lain melalui Produk Domestik Bruto (PDB) pada
tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat
daerah baik Propinsi, Kabupaten maupun Kota.
Pelaksanaan pembangunan Indonesia selama ini juga tidak terlepas dari
pandangan tersebut. Pembangunan nasional mempunyai dampak atas
pembangunan daerah, sebab daerah adalah bagian integral dari suatu negara.
Indonesia sebagai suatu negara kesatuan, rencana pembangunannya meliputi
rencana pembagunan nasional maupun rencana pembangunan dalam tataran
regional. Pembangunan ekonomi nasional mempunyai dampak atas struktur
ekonomi nasional dan struktur ekonomi daerah. (Robinson Tarigan, 2005:234).
Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.
Sebab, hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai
wujud peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata.
Pengembangan wilayah yang dapat dimulai dengan memahami kondisi
wilayah saat ini (tingkat perkembangannya), serta potensi dan permasalahan
yang ada di wilayah tersebut, yang selanjutnya dijadikan dasar pertimbangan

dalam

penentuan

prioritas

pembangunan.

Dengan

penggalian

dan

pengembangan potensi yang ada di daerah tersebut, maka secara langsung


ataupun tidak langsung akan meningkatkan pendapatan asli daerah serta
mengurangi ketergantungan bantuan dari luar wilayah (eksternal). (Fahrurrazy,
2009:11).
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan
masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan
daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya
dan dengan menggunakan sumber daya yang ada harus mampu menaksir
potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah. (Lincolin Arsyad, 2010:374).
Kota Depok, merupakan bagian dari Kota Metropolitan Jabodetabek,
selain merupakan Kota yang berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta, Kota Depok juga merupakan wilayah penyangga Ibu
Kota Negara yang diarahkan untuk Kota Pemukiman, Kota Pendidikan,
Pusat Pelayanan Perdagangan dan Jasa, Kota Pariwisata dan sebagai Kota
Resapan Air. Ada empat faktor yang memicu perkembangan wilayah Kota
Depok, yaitu kedekatan geografis dengan Ibukota Negara, adanya Universitas
Indonesia, daya tarik sebagai tempat bermukim, dan otonomi daerah. Keempat
faktor ini bekerja simultan mendongkrak setiap sektor-sektor yang ada di Kota

depok untuk menjadi salah satu indikator dalam mengukur tingkat


perkembangan ekonomi tersebut.
Konsekuensi dalam membangun ekonomi daerah membutuhkan tujuan
yang matang dan peran serta pemerintah daerah serta masayarakat untuk
merancang dan membangun perekonomian daerah. Peran serta masyarakat dan
pemerintah dalam pembangunan daerah dapat terlaksana dengan kondusif,
karena ditunjang adanya otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya dua
produk undang-undang, yaitu UU. No. 22 tahun 1999 (sekarang UU tersebut
diganti dengan UU No.32 Tahun 2004) tentang Pemerintahan Daerah dan UU.
No 25 tahun 1999 (sekarang diganti dengan UU No 33 Tahun 2004) tentang
perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.
Lahirnya Undang-Undang tersebut disambut positif oleh banyak
kalangan dengan segenap harapan bahwa melalui otonomi daerah akan dapat
merangsang terhadap adanya upaya untuk menghilangkan praktik-praktik
sentralistik yang pada satu sisi dianggap kurang menguntungkan bagi daerah
dan penduduk lokal. Era otonomi telah memberikan kesempatan kepada
pemerintah

daerah,

baik

Propinsi

maupun

Kota/Propinsi

untuk

mengembangkan sendiri potensi daerah yang dimilikinya. Dengan kata lain,


daerah diberi wewenang untuk mengelola sendiri keuangannya sekaligus
menentukan arah pembangunan yang akan dilaksanakan demi tercapainya
kemakmuran penduduk didaerahnya, dengan mempertimbangan segenap
potensi, sumber daya serta faktor-faktor lainnya, baik faktor pendukung
maupun faktor penghambat.
3

Selanjutnya dalam tahap pengembangan wilayah, Kota Depok juga


menghadapi masalah dalam hal pemerataan pembangunan antar kecamatan.
Sumber ketimpangan diperkirakan karena ketidakmerataan jumlah dan
kepadatan penduduk, perbedaan

kecepatan perkembangan ekonomi di tiap

wilayah, perbedaan tingkat SDM dan penyediaan sarana dan prasarana yang
dapat menunjang perekonomian serta kurangnya perhatian pemerintah dalam
mengoptimalkan potensi lokal di setiap kecamatan. Untuk itu, sangat
penting dilakukan identifikasi potensi lokal dan tingkat perkembangan wilayah,
sehingga proses pembangunan dapat dilakukan optimal

dan efisien guna

penciptaan masyarakat yang mandiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada


bantuan wilayah lain. .
Selain itu, Untuk mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi wilayah
Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat diperlukan suatu metode yang berguna
untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah. Untuk
selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tindakantindakan apa yang harus diambil untuk mempercepat laju pertumbuhan yang
ada.
Teori

basis

ekonomi

mendasarkan

pandangannya

bahwa

laju

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan


ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan
basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis adalah semua kegiatan baik
penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar
wilayah. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi
4

permintan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan


intern/permintaan lokal). Sedangkan kegiatan non basis adalah untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena itu permintaan sektor ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat.
Dengan demikian sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat
dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar
anggapan diatas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian
wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Oleh karena itu
analisis basis sangat berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan
ekonomi wilayah (Robinson Tarigan, 2005:28).
Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan
indikator penting di suatu wilayah yang dapat mengindikasikan totalitas
produksi barang/jasa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
perencanaan dan evaluasi pembangunan wilayah. Laju pertumbuhan PDRB
Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat disumbang oleh 9 (sembilan) sektor
yaitu: pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik,
gas dan air minum; bangunan dan konstruksi; perdagangan,hotel dan restoran;
angkutan dan komunikasi; bank dan lembaga keuangan lainnya; jasa-jasa.
Berikut ini adalah tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha dalam perekonomian Kota
Depok dan Propinsi Jawa Barat selama Tahun 2000 s.d 2010.

Tabel 1.1
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
Propinsi Jawa Barat atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 s.d 2010 (Persen)
SEKTOR
Pertanian

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

14.70

14.45

14.75

13.43

14.11

11.93

11.11

12.54

11.85

12.25

12.60

40.84

40.71

40.60

42.58

42.09

44.46

45.28

44.51

44.28

42.20

37.80

1.98

2.26

2.32

2.32

3.33

2.89

3.00

3.07

2.96

3.09

2.76

2.68

2.68

2.71

2.64

2.91

2.94

3.03

3.17

3.40

3.26

3.76

18.17

17.79

18.50

17.32

19.78

19.08

19.03

20.08

20.12

20.32

22.38

3.74

3.97

4.42

4.97

5.52

5.32

5.89

6.14

6.36

6.41

7.08

2.73

2.89

2.94

2.98

3.13

3.03

2.70

3.04

3.01

2.88

2.74

6.18

7.33

7.59

7.85

8.84

7.27

7.24

7.18

7.71

7.83

8.85

Pertambangan dan Penggalian


Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa jasa
PDRB ADHK

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

BPS, Jawa Barat 2000-2010

Tabel 1.2
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
Kota Depok atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 s.d 2010 (Persen)
SEKTOR

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

4.02

3.84

3.92

3.59

3.21

2.99

2.64

2.43

2.31

2.21

2.21

Industri Pengolahan

38.45

38.24

38.38

38.37

38.25

38.49

37.58

37.55

36.60

36.27

35.95

Listrik, Gas dan Air Bersih

3.47

3.37

3.97

4.35

4.06

4.81

4.65

4.65

4.30

4.14

3.98

Bangunan/Kontruksi

6.60

6.33

5.81

5.88

5.94

5.27

4.84

4.84

4.67

4.61

4.73

Perdagangan, Hotel dan Restoran

30.49

30.61

30.54

30.50

30.37

30.07

32.19

33.12

34.67

35.55

36.29

Pengangkutan dan Komunikasi

5.04

5.48

5.72

5.67

6.33

6.81

6.81

6.42

6.61

6.55

6.28

Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

3.80

3.82

3.65

3.65

3.91

3.85

3.52

3.50

3.40

3.31

3.26

Jasa jasa

8.12

8.32

8.02

7.99

7.94

7.71

7.91

7.48

7.44

7.37

7.31

Pertanian
Pertambangan dan Penggalian

PDRB ADHK

100.00

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

BPS, Kota Depok 2000-2010

Dapat dilihat dalam PDRB Kota Depok periode 2000-2010, Industri


Pengolahan memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB yaitu sebesar 38,45%
pada tahun 2000 dan mengalami peningkatan menjadi 35,95% pada tahun
2010. Begitu juga dengan dengan PDRB Jawa Barat yang memiliki kontribusi
terbesar sebanyak 40,84% di tahun 2000, hanya terpaut 2,39% dari jumlah
PDRB Kota Depok. Sedangkan di tahun 2010, PDRB Propinsi Jawa Barat
sebesar 37,80% yang hanya terpaut selisih angka dengan Kota Depok sebesar
1,85%.
Selebihnya beberapa sektor yang memiliki kontribusi dengan nilai PDRB
kedua setelah Sektor Industri Pengolahan adalah Sektor Perdagangan untuk
Kota Depok dan Jawa Barat. Dengan nilai PDRB Propinsi Jawa Barat di tahun
2000 sebesar 18,17% dan tahun 2010 sebesar 22,38%, dan nilai PDRB atas
dasar harga berlaku untuk Kota Depok sebesar 30,49% di tahun 2000 dan di
tahun 2010 sebesar 36,29%,
Pada urutan ketiga selanjutnya dengan nilai kontribusi PDRB yang
berbeda antara Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat adalah Sektor Jasa-jasa;
dan Sektor Pertanian. Dimana pada Sektor Pertanian memiliki kontribusi
PDRB diatas 11%, yang terus berfluktuasi tiap tahunya. Sedangkan untuk
Sektor Jasa-jasa pada Kota Depok hanya 7% saja, masih terpaut tinggi
dibandingakan dengan Propinsi.
Pada urutan keempat selanjutnya dengan nilai kontribusi PDRB yang
berbeda lagi antara Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat adalah Sektor Jasajasa; dan Sektor Pengangkutan & Komunikasi. Dimana pada Sektor Jasa-jasa

memiliki kontribusi PDRB diatas 6% yang terus meningkat dari tahun 2000
sampai dengan tahun 2010 sebesar 8,85%. Sedangkan untuk Sektor
Pengangkutan & Komunikasi pada Kota Depok di atas 5%, dan terus menerus
mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu di tahun 2000
sebesar 5,04% dan di tahun 2010 sebesar 6,28%.
Selanjutnya Sektor-sektor dengan nilai PDRB atas dasar harga berlaku
pada urutan kelima, untuk Propinsi Jawa Barat adalah Sektor Pengankutan &
Komunikasi yang sangat tinggi nilai PDRB di bandingkan tahun lainya yaitu di
tahun 2010 sebesar 7,08%, dan Sektor Bangunan untuk Kota Depok di tahun
2010 sebesar 4,73%, hanya terpaut selisih 2,35%.
Adapun beberapa sektor yang memiliki kontribusi yang cukup rendah,
persentase distribusi sektor berada dibawah lima persen yaitu Sektor
Bangunan; Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya; dan Sektro Listrik,
Gas & Air Bersih untuk Propinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk Kota Depok itu
sendiri adalah Sektor Pertanian; Sektor Listrik, Gas & Air Bersih; dan Sektor
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.Tiap sektor masing-masing memiliki
perannya yang berbeda sehingga dapat di jadikan acuan untuk keberlangsung
bagi pertumbuhan baik itu di Kota maupun di Propinsi, sehingga dari ciri- ciri
diatas dapat kita perhatikan peran setiap sektor dalam pertumbuhanya di Kota
Depok

dan Propinsi Jawa Barat berdasarkan uraian singkat diatas maka

peneliti akan menganalisis data yang diperoleh BAPEDA Kota Depok dan BPS
Kota Depok, sehingga penulis mengambil judul ANALISIS POTENSI
SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK PERIODE 2000-2010.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas muncul beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana perkembangan PDRB selama 11 tahun pada masing-masing
sektor ekonomi di Kota Depok?
2. Sektor basis ekonomi apa yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masing-masing daerah analisis di Kota Depok?
3. Sektor-sektor ekonomi mana yang potensial untuk dikembangkan sebagai
penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan PDRB selama 11 tahun (tahun 20002010) pada masing-masing sektor di Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat.
2. Untuk mengetahui sektor basis ekonomi yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Depok.
3. Untuk

mengetahui

sektor-sektor

ekonomi

yang

potensial

untuk

dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok.

10

D. Manfaat Penelitian
Selain itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:
1. Tambahan informasi dan bahan kajian tentang gambaran/informasi tentang
potensi pertumbuhan ekonomi di Kota Depok, sehingga Pemerintah daerah
lebih dapat mengembangkan potensi daeranya secara optimal.
2. Dapat menjadi masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan
dengan pembangunan Kota Depok.
3. Sumbangan pemikiran terhadap pembangunan yang ada.

11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah


Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang tidak
dapat dipisahkan. Pembangunan menentukan usaha pembangunan yang
berkelanjutan dan tidak memusnahkan sumber daya asli, manakala teori dan
model pertumbuhan yang dihasilkan dijadikan panduan dasar negara. Konsep
pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan
perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila
dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan pembangunan ekonomi meliputi
berbagai aspek perubahan dalam kegiatan ekonomi, maka sampai dimana taraf
pembangunan ekonomi yang dicapai suatu Negara telah meningkat, tidak
mudah diukur secara kuantitatif (Sadono Sukirno, 2007:10). Walaupun tidak
semua teori atau model dapat digunakan, namun perbincangan mengenai
peranan faktor pengeluaran termasuk buruh, tanah, modal dan pengusaha boleh
menjelaskan sebab-sebab berlakunya ketiadaan pembangunan dalam sebuah
negara. Pada peringkat awal, pendapatan perkapita menjadi pengukur utama
bagi pembangunan. Walau bagaimanapun, melalui perubahan masa, aspek
pembangunan manusia dan pembangunan berwawasan lingkungan semakin
ditekankan.

12

1. Teori Pembangunan Ekonomi


Menurut

Prof

Meier

dalam

Mudjrajad

Kuncoro

(2005:17)

mendefinikasikan pembangunan ekonomi lebih dari sekedar pertumbuhan


ekonomi. Proses pembangunan menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi
yang diikuti dengan adanya perubahan (growth plus change) dalam.
Pertama, perubahn struktur ekonomi; dari pertanian ke industri atau jasa.
Kedua, perubahan kelembagaan, balik lewat regulasi maupun reformasi
kelembagaan itu sendiri.
Penekanan pada kenaikan pendapatan per kapita (GNP riil dibagi
jumlah penduduk) dan tidak hanya kenaikan pendapatan nasional riil
menyiratkan bahwa perhatian pembangunan bagi negara miskin adalah
penurunan tingkat kemiskinan. Pendapatan nasional riil (atau GNP pada
harga konstan) yang meningkat seringkali tidak diikuti dengan perbaikan
kualitas hidup. Bila pertumbuhan penduduk melebihi atau sama dengan
pertumbuhan pendapatan nasional maka pendapatan perkapita bisa menurun
atau tidak berubah, dan jelas ini tidak dapat disebut ada pembangunan
ekonomi.
Menurut Arthur lewis dalam Mudjrajad Kuncoro (2005:51) teori
pembangunan pada dasarnya membahas pembangunan yang terjadi antara
daerah Kota atau Desa, yang mengikut sertakan proses urbanisasi yang
terjadi di antara kedua tempat tersebut. Teori ini juga membahas pola
investasi yang terjadi di sektor modern dan juga sistem penetapan upah yang

13

berlaku di sistem modern, yang pada akhirnya berpengaruh besar terhadap


arus urbanisasi yang ada.
Mengawali teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian
suatu Negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu:
a. Perekonomian Tradisional
Dalam teorinya Lewis mengasumsikan bahwa di daerah pedesaan,
dengan perekonomian tradisionalnya, mengalami surplus tenaga kerja.
Surplus tersebut erat kaitanya dengan basis utama perekonomian yang
diasumsikan berada dari perkonomian tradisioanal adalah bahwa tingkat
hidup masyarakat berada pada tingkat subsistem akibat perekonomian
yang berifat subsitem pula. Hal ini ditandai dengan nilai-nilai marginal
(marginal product) dari tenaga kerja yang bernilai nol, artinya fungsi
produksi pada sektor pertanian telah sampai pada tingkat berlakunya
hukum law of diminishing return. Kondisi ini menunjukan bahwa
penambahan input variable, dalam hal ini tenaga kerja justru akan
menurunkan total produksi yang ada.
b. Perekonomian Industri
Perekonomian ini terletak di perkotaan, di mana sektor yang berperan
penting adalah sektor industri. Ciri dari perekonomian ini adalah tingkat
produktivitas yang tinggi dari input yang digunakan, termaksud tenaga
kerja. Hal ini menyiratkan bahwa nilai produk marginal terutama dari
tenag kerja, bernilai positif. Dengan demikian, perekonomian perkotaan
merupakan daerah tujuan bagi para pekerja yang berasal dari, karena nilai
14

produksi marginal dari tenaga kerja yang positif menunjukan bahwa


fungsi produksi belum belum berada pada tingkat optimal yang mungkin
dicapai. Jika ini terjadi, berarti penambahan tenaga kerja pada system
produksi yang ada akan meningkatkan output yang akan diproduksi.
Dengan demikian industri di perkotaan masih menyediakan lapangan
pekerjaan, dan ini akan berusaha dipenuhi oleh penduduk pedesaan
dengan jalan berurbanisasi.
Pembangunan dapat dilihat dari berbagi segi. Pertama, dari segi
pembangunan

sektoral.

Pencapaian

sasaran

pembangunan

Nasional

dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral disesuaikan


dengan kondisi dan potensi daerah. Kedua, dari segi pembangunan wilayah
yang meliputi perkotaan dan pedesaan sebagai pusat dan lokasi kegiatan
social ekonomi dari wilayah tersebut. Ketiga, pembangunan daerah dilihat
dari segi pemerintah. Tujuan pembangunan daerah hanya dapat dicapi
apabila pemerintah daerah dapat berjalan dengan baik. Oleh Karena itu
pembanguna

daerah

merupakan

suatu

usaha

pengembangan

dan

memperkuat pemerintah daerah dalam rangka makin mantapnya otonomi


daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab (Sjafrizal:2008).
Dengan pemahaman pembanguna tersebut sebgai penjabaran dari
pembangunan Nasional. Kinerja pembangunan Nasional merupakan agregat
dari kinerja pembangunan dari seluruh daerah. Pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan Nasional merupakan agregat dari pencapaian semua
Propinsi, dan pencapaian tujuan pembangunan di tingkat Propinsi
15

merupakan agregat pencapaian kabupaten/kota. Dengan demikian tanggung


jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Nasional menjadi
kewajiban bersama antar pemerintah pusat dan daerah. Perencanaan
pembanguna daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
perencanaan pembangunan Nasional. Sinkronisasi kebijakan, program dan
kegiatan pembanguna sangat penting untuk mengoptimalkan pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya yang terbatas.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi


Menurut Schumpeter dalam Sadono Sukirno (2007:434) menekankan
pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan
ekonomi. Dalam teori ini ditunjukan bahwa para pengusaha merupakan
golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi
dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan
barang-barang baru, mempertinggi efesian cara memproduksi dalam
menghasilkan suatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaranpasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan
mengadakan

perubahan-perubahan

dalam

organisasi

dengan

tujuan

mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan.


Di dalam mengemukakan teori pertumbuhanya Schumpeter memulai
analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadan
tidak berkembang. Tetapi keadan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu
keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang
16

berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan.


Didorong

keinginan

mendapatkan

keuntungan

dari

mengadakan

pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan akan melakukan


penanaman modal. Inovasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan
ekonomi Negara.
Menurut Harrod-Domar dalam Sadono Sukirno (2007:435) dalam
menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk
menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat
mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka
panjang.
Menurut Simon Kuznets dalam M.L Jhingan (2004:57) pertumbuhan
ekonomi adalah Peningkatan kemampuan suatu Negara (daerah) untuk
menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud
dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-manerus yang
disertai

dengan

kemajuan

teknologi

serta

adanya

penyesuaian

kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya.


Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan
PDRB pada suatu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya
(PDRBt-1).

Laju Pertumbuhan Ekonomi

PDRBt PDRB (t-1)


---------------------------- X 100%
PDRB (t-1)

17

Menurut Arsyad (2010:270) Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh


beberapa faktor-faktor sebagai berikut:
a. Akumulasi Modal, termasuk investasi baru yang berwujud tanah (lahan),
peralatan fiskal dan suberdaya manusia (human resources), akan terjadi
jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang akan ditabung dan
diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.
Akumulasi modal akan menambah suberdaya-sumberdaya yang baru dan
meningkatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada.
b. Pertumbuhan penduduk, dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan
jumlah angkatan kerja dianggap sebagi faktor yang positif dalam
merangsang pertumbuhan ekonomi yang berlaku dalam menyerap dan
memperkerjakan tenaga kerja yang produktif.
c. Kemajuan teknologi menurut para ekonom, merupakan faktor yang
paling penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling
sederhana, kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan caracara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
tradisional.

18

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah


Menurut Robinson Tarigan (2005:46) Pertumbuhan ekonomi daerah
didefinisikasikan sebagai:
Pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu
kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di wilayah
tersebut.
Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga
berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke kurun
waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan
dalam harga konstan.
Terdapat beberapa teori pertumbuhan ekonomi daerah/wilayah
sebagai berikut berikut;
a. Teori Rostow.
Teori ini melihat pembangunan ekonomi sebagai proses perubahan yang
bersifat garis lurus dan bertahap. Salah satu teori yang terkenal adalah
teori W.W Rostow tentang tahap-tahap pertumbuhan ekonomi. Menurut
Rostow, suatu perekonomian akan berkembang menjadi perekonomian
maju dalam lima tahap, yaitu: 1) Tahap Perekonomoan Tradisional . 2)
Tahap Pra Lepas Landas. 3) Thap Lepas Landas Take Of. 4) Tahap
Kedewasaan Maturity. 5) Tahap Konsumsi Masa Tingkat Tinggi High
Mass Consum ption (Prathama Raharja, 2004:332).

19

b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik


Teori pertumbuhan Neo Klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow
(1970) dari Amerika Serikat dan TW. Swan (1956) dari Australia.
Menurut teori ini tingkat pertumbuhan berasal dari 3 sumber yaitu
akumulasi

modal,

bertambahnya

penawaran

tenaga

kerja

dan

peningkatan teknologi. Teori Neo Klasik sebagai penerus dari teori klasik
menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar
sempurna. Dalam keadaan pasar sempurna perekonomian bisa tumbuh
maksimal. Analisis lanjutan dari paham neo klasik menunjukkan bahwa
terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady growth), diperlukan
suatu tingkat s (saving) yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha
diinvestasikan kembali di wilayah itu.
c. Teori Harrod-Domar Dalam Sistem Regional
Teori ini dikembangkan pada waktu yang hampir bersamaan oleh Roy F.
Harrod (1948) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika
Serikat. Teori ini didasarkan atas asumsi:
1) Perekonomian bersifat tertutup,
2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan,
3) Proses produksi memiliki koefisien yang tetap, serta
4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja (n) adalah konstan dan sama
dengan tingkat pertumbuhan penduduk.

20

d. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Yang Disinergikan


Teori

Pertumbuhan

Jalur

Cepat

(Turnpike)

diperkenalkan

oleh

Samuelson (1955). Setiap negara/wilayah perlu melihat sektor/komoditi


apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat,
baik karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive
advantage untuk dikembangkan. Artinya dengan kebutuhan modal yang
sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar,
dapat berproduksi dalam waktu relative singkat dan volume sumbangan
untuk perekonomian yang cukup besar. Agar pasarannya terjamin,
produk tersebut harus dapat menembus dan mampu bersaing pada pasar
yang lebih luas. Perkembangan struktur tersebut akan mendorong sektor
lain untuk turut berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan
akan tumbuh. Mensinergikan sektor-sektor adalah membuat sektorsektor saling terkait dan saling mendukung sehingga pertumbuhan sektor
yang satu mendorong pertumbuhan sektor yang lain, begitu juga
sebaliknya. Menggabungkan kebijakan jalur cepat dan mensinergikannya
dengan sektor lain yang terkait akan mampu membuat perekonomian
tumbuh cepat.

21

B. Produk domestic Regional Bruto (PDRB)


Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (2010:8) yaitu jumlah
nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam suatu wilayah
atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Data PDRB juga menggambarkan
kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang dimiliki.

C. Metode Basis Ekonomi


1. Basis Ekonomi (LQ)
Teori

basis

ekonomi

(economic

base

theory)

mendasarkan

pengalamanya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentuka


oleh besarannya peningkatan eksport dari wilayah tersebut. Kegiatan
ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya
kegiatan basis yang dpat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah
(Robinson Tarigan, 2005:28).
Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout.
Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat didalam
satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah
kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat panda kondisi internal
perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis
pekerjaan lainnya. Sedang kegiatan non basis adalah kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri.
22

Oleh karena itu, pertumbuhanya tergantung kepada kondisi umum


perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous
(tidak bebas tumbuh), pertumbuhan tergantung kepada perekonomian
wilayah secara keseluruhan. (Robinson Tarigan, 2005:55).
Dalam perekonomian regional terdapat kegiatan-kegiatan basis dan
kegiatan - kegiatan bukan basis. Menurut Glasson (1990) kegiatan-kegiatan
Basis (Basic activities) adalah kegiatan mengekspor barang-barang dan jasa
keluar batas perekonomian masyarakatnya atau memasarkan barang dan jasa
mereka kepada orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian
masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan kegiatan bukan basis (Non basic
activities) adalah kegiatan menyediakan barang yang dibutuhkan oleh orang
yang bertempat tinggal didalam batas perekonomian masyarakat yang
bersangkutan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mengekspor barang jadi; luas
lingkup produksi dan daerah pasar yang terutama bersifat lokal. Implisit
didalam pembagian kegiatan- kegiatan ini terdapat hubungan sebab akibat
yang membentuk teori basis ekonomi.
Bertambah banyaknya kegiatan basis dalam suatu daerah justru akan
menambah arus pendapatan kedalam daerah yang bersangkutan, menambah
permintaan barang dan jasa sehingga akan menimbulkan kenaikan volume
kegiatan. Sebaliknya berkurangnya kegiatan basis dapat mengurangi
pendapatan suatu daerah dan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa
dan akan menurunkan volume kegiatan (Richardson, 1977).

23

Kegiatan basis mempunyai peranan penggerak pertama (Prime mover


role) dimana setiap perubahan mempunyai efek multiplier terhadap
perekonomian regional. Pendekatan secara tidak langsung mengenai
pemisahan antara kegiatan basis dan kegiatan bukan basis dapat
menggunakan salah satu ataupun gabungan dari tiga metode yaitu:
a. Menggunakan

asumsi-asumsi

atau

metode

arbetrer

sederhana

mengasumsikan bahwa semua industri primer dan manufakturing adalah


Basis, dan semua industri Jasa adalah bukan basis, metode tidak
memperhitungkan adanya kenyataan bahwa dalam sesuatu kelompok
industri bisa terdapat industri-industri yang menghasilkan barang yang
sebagian di ekspor atau dijual kepada lokal atau ke duanya.
b. Metode Location Quotient (LQ).
Metode Location Quotient (LQ) adalah salah satu tehnik pengukuran
yang paling terkenal dari model basis ekonomi untuk menentukan sektor
basis atau non basis (Prasetyo, 2001: 41-53; Lincolyn, 1997: 290).
Analisis LQ dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan
komposisi dan pergeseran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan
menggunakan produk domestik regional bruto (PDRB) sebagai indikator
pertumbuhan wilayah.

Dengan dasar pemikiran economic base

kemampuan suatu sektor dalam suatu daerah dapat dihitung dari rasio
berikut:

24

LQ = (Lij/LJ) / (Nip/Np)

Keterangan:
Lij

= Nilai tambah sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota)

Lj

= Total nilai tambah sektor di daerah j

Nip

= Nilai tambah sektor i di daerah p (Propinsi/ Nasional)

Np

= Total nilai tambah sektor di p

= Propinsi /Nasional

Lij/Lj

= Prosentasi employment regional dalam sektor i

Nip/Np

= Prosentase employment nasional dalam sektor i

Berdasarkan hasil perhitungan LQ tersebut dapat dianalisis dan


disimpulkan sebagai berikut:
1) LQ > 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih besar dari sektor yang sama pada
Propinsi daerah analisis.
2) LQ < 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih kecil dari sektor yang sama pada
Propinsi daerah analisis.
3) LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis sama dari sektor yang sama pada Propinsi
daerah analisis.

25

c. Metode ketiga, yakni kebutuhan minimum (minimum requirements)


adalah modifikasi dari metode LQ dengan menggunakan distribusi
minimum dari employment yang diperlukan untuk menopang industri
regional dan bukannya distribusi ratarata. Untuk setiap daerah yang
pertama dihitung adalah persentase angkatan kerja regional yang
dipekerjakan

dalam

setiap

industri.

Kemudian

persentase

itu

diperbandingkan dengan perhitungan hal-hal yang bersifat kelainan dan


persentase terkecil dipergunakan sebagai ukuran kebutuhan minimum
bagi industri tertentu. Persentase minimum ini dipergunakan sebagai
batas dan semua employment di daerah-daerah lain yang lebih tinggi dari
persentase dipandang sebagai employment basis. Proses ini dapat
diulangi untuk setiap industri di daerah bersangkutan untuk memperoleh
employmen basis total.
Dibandingkan dengan metode LQ, metode ini justru lebih bersifat
arbiter karena sangat tergantung pada pemilihan persentase minimum dan
tingkat disagregasi-disagregasi yang terlalu terperinci, bahkan dapat
mengakibatkan hampir semua sektor menjadi kegiatan basis atau ekspor.
Teori basis ini mempunyai sifat yang mudah diterapkan, sederhana
dan dapat menjelaskan struktur perekonomian suatu daerah dan dampak
umum dari perubahan-perubahan jangka pendek. Keterbatasan teori ini tidak
terlalu ketat dan dapat menjadi landasan yang sangat bermanfaat bagi
peramalan jangka pendek

26

2. Analisi Shift Share


Analisis Shift Share sangat berguna dalam menganalisis perubahan
struktur ekonomi daerah dibandungkan dengan perekonomian daerah.
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktifitas kerja
perekonomian daerah dengan membandingkanya dengan daerah yang lebih
besar. Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3
(tiga) bidang yang berhubungan satu sama lain (Arsyad, 2010:314) meliputi:
a. Pertambahan Ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisi perubahan
agregat secara sektoral dibandingakan dengan perubahan pada sektoral
yang sama di perekonomian yang dijadika acuan.
b. Pergeseran proposional merupakan perbedaan antara pertumbuhan
daerah dengan menggunakan pertumbuhan Nasional sektoral dan
pertumbuhan daerah dengan menggunakan pertumbuhan Nasional.
Daerah dapat tumbuh dengan cepat/lebih lambat dari rata-rata Nasional
jika mempunyai sektor atau industri yang tumbuh lebih cepat/lambat dari
Nasional. Dengan, demikian perbedaan laju pertumbuhan dengan
Nasional disebabkan oleh komposisi sektor yang berbeda.
c. Pergeseran differensial, digunakan untuk beberapa jauh daya saing
industri daerah (local) dengan perekonomian yang dijadikan acuan.

27

D. Penelitian Terdahulu
1. Dini (2007: 1), dalam penelitian skripsinya dengan judul Analisis
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tanggerang (Pendekatan Model Basis
Ekonomi) . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor basis dan
sektor potensial yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah
analisis dengan menggunakan pendekatan basis sektor. Periode analisis
yang digunakan adalah tahun 2001-2004 dengan menggunakan data
sekunder berupa PDRB daerah analisis.Dalam penelitian ini,alat analisis
yang digunakan adalah Location Quotient, Shift Share dan Tipologi. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 4 sektor yang menjadi basis
di Kota tanggerang dilihat dari nilai LQ yang lebih dari satu serta
berdasarkan perhitungan Shift Share dan tipologi terdapat 3 sektor yang
potensial untuk dikembangkan.
2. Ropingi (2008:1) dengan judul analisis Aplikasi Shift Share Estaben
Marquillas Pada Sektor Pertanian di Kabupaten Boyolali. Ruang Lingkup
dalam penelitian adalah Kabupaten Boyolali dalam kurun waktu 10 bulan,
data yang digunakan data time series Kabupaten Boyolali PDRB selama
Lima tahun terakhir. Dengan analisis Shift Share Estaben Marquillas untuk
meneliti efek alokasi, dimana dalam efek alokasi dapat diketahui apakah
daerah tersebut terspesialisasi dengan sektor pertanian yang ada.
Hasil penelitian berdasarkan nilai efek alokasi sektor perekonomian di
Kabupaten Boyolali mempunyai 2 sektor unggulan kompetitif dan
terspesialisasikan, 3 sektor keunggulan namun tidak terspesialisasikan dan 2
28

sektor

tidak

memiliki

keunggulan

kompetitif

dan

juga

tidak

terspesialisasikan serta 2 yang tidak memiliki keuntungan kompetitif namun


terspesialisasi. Kontribusi Sektor Pertanian dalam perekonomian Kabupaten
Boyolali dilihat dari pengganda pendapatan selama tahun 1998-2002
berkecenderungan meningkat kecuali pada tahun 2001 mengalami
penurunan.
3. Roziana Ainul Hidayati (Juli 2008:83-97) dalam penelitianya yang
berjudul Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar Kecamatan Di Kabupaten
Gresik. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana pemerintah menggalakkan
pembangunan ekonomi di kecamatan-kecamatan yang masuk kategori
daerah tertinggal dengan meningkatkan sarana prasarana ekonomi dan
social, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif serta
pengambilan sampel tentang pertumbuhan ekonomi sehingga mampu untuk
bias di kembangkan. Penggunaan tipologi klassen untuk mengetahui adanya
ketimpangan yang terjadi antar kecamatan.
4. Zuhairan Y. Yunan (2010:25) dalam penelitiannya dengan judul Sektor
Basis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang Selatan (Suatu Pendekatan
Location Quotient) Tujuan dari penelitian ini adalah pemecahan masalah
dengan perlu adanya kemampuan di bidang ekonomi di daerah analisis,
dengan menggunakan populasi sebagai subyek penelitian berupa PDRB
sektoral Kota Tanggerang Selatan dan Propinsi Banten tahun 2007-2009
dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan 2000, dengan Purposive
Sample sebagai teknik pengambilan sampelnya. Identifikasi sektor basis dan
29

non basis menggunakan alat analisis Location Quotient. Penghitungan hasil


dari LQ dalam penelitian tersebut. Menunjukan bahwa secara rata-rata
selama 3 tahun terakhir, terdapat 6 sektor yang merpakan sektor basis yaitu
sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan,
sektor hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, sektor Bank &
Lembaga Keuangan Lainnya serta sektor jasa-jasa.
5. Prof. S Chattopadhya (2011:41) Forecasting Regional Economic
Potentialis for economic Regional-Special Economic Zone and Investment
Regions. Penelitian ini membahas bagaimana mementukan dari setiap
kebijakan local dan regional untuk meningkatakan taraf kesejahteraan
wilayah. Terutama dalam membuat kebijakan pembangunan ekonomi,
struktur sektoral dan kinerja daerah tersebut. Dengan menggunakan analisis
Shift Share dan LQ sebagai acuan untuk mememenuhi standarisasi dalama
penelitian ini, dan menggabungkan komponen Shift Share sebagai
mengukur perubahan ekonomi regioanal, mengukur pangsa pasar, serta
mengukur perubahan dalam industri di wilayah tersebut.
6. Lina Suherty (2011:143-148) Analisis Pengembanagn Sektor Ekonomi
Potensial Kabupaten Barito Kuala. Ada 3 sektor yang termaksud ke dalam
sektor basis yaitu : Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor
Bangunan berarti sektor tersebut memiliki kekuatan ekonomi yang cukup
baik dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Barito Kuala, sektor ekonomi ini sudah mampu untuk memenuhi
kebutuhan daerahnya sendiri bahkan berpotensi eksport. Sedangkan keenam
30

sektor lainya termaksud sektor non basis, akan tetapi sektor non basis tidak
boleh di abaikan karena sektor ini juga di usahakan untuk di kembangkan
agar menjadi sektor basis baru.
7. Lukman (2011:92) dalam penelitiany yang berjudul Analisis Sektor
Unggulan sektoral dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Sektor
Ekonomi Daerah: Sumatra Barat, Riau dan Jambi Tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis besarnya pengaruh sektor
ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah serta sektor unggulan
terhadap output nilai tambah bruto dan penyerapantenaga kerja di Propinsi
Sumatra Barat, Riau dan Jambi.
8. Vibiz Regional Research (2011:1) Analisis Sektoral Unggulan Di
Kabupaten Keerom, Propinsi Papua tujuan dari penelitian adalah
bagaimana menunjang strategi one place one product dan sektor-sektor
manakah yang termaksud ke dalam sektor potensial serta penyerapan tenaga
kerja terbuka lebar.
9. Sulivanto (2012:27) Analisis of Determining Basis Comodity and Pricing
at Basis Commodity in Banyumas Indonesia menggunakan alat analisis
berupa LQ, shift dan share analysis sebagai pelengkap dalam meneliti basis
commodity, basis sektor dan pricing. Dalam pembangunan ekonomi daerah
Banyumas merupakan pembentukan suatu pola kemitraan antara sektor
untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang kegiatan
ekonomi di wilayah Banyumas. Kemudian teori basis ekonomi menunjukan
suatu perubahan-perubahan regional yang menekankan hubungan antara
31

sektor-sektor perekonomian daerah lain khususnya daerah Banyumas. Dari


hasil penelitian ini dapat disimpulkan manakah produk Banyumas yang
masuk ke dalam basis/ non basis. Sehingga diketahui mana saja prodakprodak yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya.

Table 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No

Nama

Dini
(2007:1)

Roping
(2009:41)

Metode/Alat
Analisis
Skripsi Analisis Data Sekunder
Pertumbuhan
dengan alat
Ekonomi di Kota analisis LQ,
Tanggerang
Shift Share dan
(Pendekatan
Tipologi.
Model Basis
Ekonomi)".
Judul

Aplikasi Shift
Share Ebstaban
Marquillas pada
sektor Pertanian
di Kabupaten
Boyolali.

Alat analisis
Shift Share
Estaban
Marquillas.

Hasil
Hasil penelitian ini dengan
menggunakan LQ dan SS
serta tipologi sebagai penguat
dari hasil analisi ini maka,
pertumbuhan ekonomi di
Kota Tangerang Selatan
cukup baik untuk di
kembangan, dengan melihat
nilai LQ tertinggi serta
tipologi yang baik untuk
dikembangkan adalah Sektor
bangunan, Sektor Bank dan
Sektor Jasa-jasa.
Hasil penelitian ini dengan
meneliti efek lokasi, dengan
melihat daerah spesialisasi,
dimana sektor pertanian dan
sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan
merupakan yang mempunyai
keunggulan kompetitif dan
terspesialisasi sebgai
penunjang dari analisis ini.

32

No

Metode/Alat
Analisis
Tehnik
pengambilan
sampel purposif
sampel dengan
alat analisis
tipologi

Nama

Judul

Roziana
Ainul
Hidayat
(2008:83-97)

Analisis
Ketimpangan
Ekonomi antara
Kecamatan di
Kabupaten
Gresik

Zuhairan Y.
Yunan
(2010:25)

Sektor Basis
dan Non Basis di
Kotamadya
Tanggerang
Selatan (Suatu
Pendekatan
Location
Quotient).

Data yang di
gunakan adalah
sekunder,
dengan metode
analisis data
yaitu LQ dan
Shift Share.

Prof. S
Forecasting
Chattopadhya Regional
(2011:41)
Economic
Potentialis for
economic
Regional-Special
Economic Zone
and Investment
Regions.

Land Suitability
matrix,
Economic
census, ShiftShare
Analysi,LQ.

Hasil
Hasil analisi tipologi daerah
klasen di Kabupaten Gresik
menunjukan bahwa Kec.
Sedayu, Cerme, Manyar dan
Gresik termsuk Kecamatan
yang cepat maju dan tumbuh.
Rata-rata angka indeks
ekonomi antar kecamatan di
Kabupaten Gersik selama
periode 2003-2005, yaitu
sebesar 0,47
Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa sektorsektor yang memiliki
kekuatan ekonomi cukup baik
dan sangat berpengaruh
terhadap peningkatan
pertumbuhan ekonomi Kota
Tangsel dan mampu
memenuhi kebutuhan
daerahnya berpotensi ekspor
yaitu sektor Bank, keuangan,
perusahaan merupakan sektor
basis yang memiliki indeks
terbesar dibandingkan sektor
basis lainya dengan nilai ratarata sebesar 3.396.
Air pollution sensitivity
matrix, Results from 4th
economic census,
(NS,IM,RS).

33

No
6

Nama

Judul

Lina Suherty Analisis


(2011:143-148) Pengembanagn
Sektor Ekonomi
Potensial
Kabupaten Barito
Kuala

Lukman
(2011:92)

Vibiz Regional
Research
(2011:1-12)

Metode/Alat
Analisis
Alat Analisis
(LQ), analisis
Shift Share &
tipologi
sektoral

Analisis Sektor
Pendekatan
Unggulan sektoral input - output
dan Pengaruhnya integrational
Terhadap
Pertumbuhan
Sektor Ekonomi
Daerah: Sumatra
Barat, Riau dan
Jambi
Analisis Sektor
Unggulan di
Kabupaten
Keerom, Provinsi
Papua

Metode
Location
Quotient
(LQ), serta
dengan
melihat
faktor-faktor
eksternal
yang sifatnya
kualitatif.

Hasil
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa sektorsektor yang kepotensialanya
istimewa adalah sekor
bangunan, yang menunjukan
bahwa pengembangan
ekonomi di Kota Barito kuala
pada sektor ini sangat baik
dan sektor-sektor lain sebagai
penunjang dari
pengenmbangan bagi
Kabupaten Baroto Kuala.
Eksploratif bersifat diskriptif
yaitu untuk mengetahui
situasi & memahami
fenomena yang terjadi dalam
perolehan pengertian.
Eksplanatoris digunakan
untuk menguji hipotesis
tentang adanya sebab akibat
berbagai variable.
Hasil analisis ini menunjukan
beberapa sektor potensial
meliputi Tanaman
Perkebunan, Industri
Besar/Sedang, Khutanan,
Restoran, Perdagangan, bank,
Sewa Bangunan, KRT dan
Angkutan jlana Raya.
Sedangkan sektor yang belum
komperatif adalah Lembaga
Keuangan Non Bank,
Komunikasi, Jasa Sosial
Kemasyarakatan, Jasa
Angkutan Udara dan
Perikanan.

34

No
9

Nama

Judul

Sulivanto
(2012:27)

Analisis of
Determining
Basis Comodity
and Pricing at
Basis Commodity
in Banyumas
Indonesia

Metode/Alat
Analisis
Economic
Base
Analysis,
Location
Quotien (LQ)
and Shift and
Share
Analysis

Hasil
Alat analisis LQ, SS analisis
of rigity & descriptive
analisis untuk mengetahui
wilayah basis

E. Kerangka Penelitian
Suatu daerah memiliki potensi ekonomi dapat terlihat dari besarnya
PDRB yang dihasilkan, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. Dari
PDRB akan dapat diketahui output yang dihasilkan tiap sektor serta digunakan
untuk menentukan sektor basis dan sektor yang mempunyai keunggulan
kompetitif dan spesialisasi.
Dari pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita dapat diketahui
Tipologi daerah. Untuk menentukan sektor basis dalam perencanaan
pengembangan pembangunan daerah digunakan pengaruh variabel keunggulan
kompetitif, spesialisasi dan pertumbuhan ekonomi persektor terhadap sektor
basis yang signifikan dan disesuaikan dengan tipologi daerah yang
bersangkutan.
Dari bagan di bawah ini, menggambarkan pola perekonomian daerah
yang terdiri dari sektor sektor ekonomi yang nantinya beberapa sektor ini
terdiri dari sektor basis dan sektor potensial, serta tipolagi yang di gunakan
sebagai analisi ini.
35

Dimana LQ sebagai salah satu teknik pengukuran yang menentukan


sektor basis dan sektro non basis dengan menggunakan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah. kemudian
sektor potensial yang menentukan sektor dengan keunggulan kompetitif dan
spesikasi, dengan menggunakan teknik analisis Shift Share sehingga diketahui
sektor sektor mana yang produktifitasnya lebih besar dan laju pertumbuhan
sektor sektor dengan perekonomian yg lebih tinggi tingkatnya baik itu Kota
maupun Propinsi.

36

Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Di Kota Depok

PDRB Propinsi Jawa Barat

PDRB Kota Depok

Sektor - Sektor

Alat Analisis

Location Quetient
(LQ)
Melakukan pengujian
sektor-sektor ekonomi
yang termasuk dalam
sektor basis/non basis

Shift Share
Menggambarkan kinerja dan
produktifitas sektor-sektor yang
lebih besar (Kota/Propinsi),
menganalisa laju pertumbuhan
perekonomian yang lebih tinggi
tingkatnya

Tipologi
Mengetahui gambaran
pola
dan
struktur
pertumbuhan ekonomi
masing-masing daerah

Hasil Penelitian
37

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Secara umum penelitian ini mencangkup Propinsi Jawa Barat. Dengan
mengkhususkan pada Kota Depok dengan ruang lingkup waktu yang dipakai
2000 hingga 2010 yang bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi di
masing-masing daerah yaitu Propinsi jawa Barat dan Kota Depok.

B. Jenis Data dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Data

Skunder,

yaitu

data

yang

tidak

diusahakan

sendiri

pengumpulannya oleh peneliti. Data ini diambil dengan tujuan untuk


melengkapi informasi yang akan disajikan pada penyususnan skripsi. Data
diperoleh dari literatur-literatur yang ada serta badan-badan terkait yang sesuai
dengan tema peneliti, seperti:
1. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang PDRB
Kota Depok. Data tersebut merupakan data skunder yakni data yang
diperoleh ataupun telah diolah oleh pihak yaitu instansi/lembaga. Kemudian
oleh penulis diambil dijadikan objek atau bahan penulisan dalam pelaksanan
tugas akhir.

38

2. Metode Kepustakaan/Literatur
Metode kepustakaan/literatur digunakan untuk melancaran kegiatan penulis
dalam memperoleh data.

C. Metode Pengumpulan Data


Keberhasilan

dalam

pengumpulan

data

merupakan

syarat

bagi

keberhasilan suatu penelitian. Sedangkan keberhasilan dalam pengumpulan


data tergantung pada metode yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut
maka pengumpulan data diperlukan guna mendapatkan data-data yang obyektif
dan lengkap sesuai dengan pengumpulan data diperoleh melalui telaah
kepustakaan dan hasil publikasi. Data yang diambil untuk penelitian berasal
dari Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah analisis. Data tersebut adalah:
1. Data PDRB Sektoral atas dasar harga konstan 2000 Kota Depok Periode
2000-2010,

data

ini

digunakan

untuk

mengetahui

perkembangan

pertumbuhan ekonomi serta analisis Sektor basis dan Sektor non basis
ekonomi. Data ini diperolerh dari Badan Pusat Statistik Kota Depok.

D. Teknik Analisis Data


Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan maka
metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, yaitu
dimana data yang digunakan dalam penelitian bentuk angka,dalam penelitian
ini metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan format deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi,
39

atau beberapa variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek


penelitian

itu

berdasarkan

apa

yang terjadi,

kemudian

mengangkat

kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel


tersebut (Bungin, 2010:36). Dimana metode analisis dalam penelitian ini
menggunakan beberapa teknik analisis, yaitu:

1. Analisis Location Quontient (LQ)


Location Quontient atau disebut LQ, merupakan suatu pendekatan
tidak langsung yang digunakan untuk mengukur kinerja basis ekonomi suatu
daerah, artinya bahwa analisis itu digunakan untuk melakukan pengujian
sektor-sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor unggulan (Lincolin
Arsyad, 2010:390).
Lincolin Arsyad (2010:390), menjelaskan bahwa dalam tekhnik LQ
ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi kedalam dua golongan, yaitu:
a. Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu untuk memenuhi
kebutuhan baik pasar domestik maupun pasar luar daerah. Artinya sektor
ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri
maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan.
b. Sektor non basis merupakan sektor ekonomi yang hanya mampu
memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri, sektor seperti ini dikenal sebagai
sektor non unggulan.

40

Dasar pemikiran dari teknik ini adalah teori basis ekonomi (economic
base) yang intinya adalah: karena industri basis menghasilkan barangbarang dan jasa-jasa untuk pasar didaerah maupun diluar daerah yang
bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan
pendapatan bagi daerah tersebut.
Dengan dasar teori ini maka sektor basis perlu diprioritaskan untuk
dikembangkang dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
Rumusan LQ menurut Robinson Tarigan (2005:82), (Warpani, 1984,
68) dalam penentuan sektor basis dan non basis, dinyatakan dalam
persamaan berikut:

Ki / K
LQ =
Wi / W

LQ

= Nilai Location Quotient (LQ)

Ki

= Produksi sektor i di Daerah analisis pada tahun tertentu

= Total PDRB Daerah analisis

Wi

= Produksi sektor i Propinsi daerah analisis pada tahun tertentu.

= Total PDRB Propinsi daerah analisis

Sektor basis/spesialisasi mengacu pada sektor ekonomi disuatu


wilayah, dimana suatu wilayah dikatakan memiliki spesialisasi jika wilayah
tersebut mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga pertumbuhan

41

maupun andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor
yang sama pada daerah lain.
Spesialisasi juga tercipta akibat potensi sumber daya alam yang besar
maupun peranan permintaan pasar yang besar terhadap output-output lokal.
Bendavid Val memberikan pengakuan terhadap derajat spesialisasi/sektor
basis dengan kriteria sebagai berikut. (Ghalib, 2005:169).
a. LQ > 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih besar dari sektor yang sama pada
Propinsi daerah analisis.
b. LQ < 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih kecil dari sektor yang sama pada Propinsi
daerah analisis.
c. LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tersebut
di daerah analisis sama dari sektor yang sama pada Propinsi daerah
analisis.
Derajat spesialisasi/sektor tidak dapat bernilai negatif, ini terlihat dari
sektor rumus LQ sendiri yang menunjukan pencarian rasio yaitu mencari
perbandingan sektor yang lebih unggul bukan mencari selisih dari sektor
tersebut.

42

2. Analisis Shift Share (SS)


Untuk mengkaji kinerja berbagai sektor ekonomi yang berkembang di
suatu daerah dan membandingkannya dengan perekonomian regional
maupun nasional digunakan teknik analisis Shift-Share. Dengan teknik ini,
selain dapat mengamati penyimpangan dari berbagai perbandingan kinerja
perekonmian antar daerah, maka keunggulan kompetitif (Competitive
Advantage) suatu daerah juga dapat diketahui melalui analisis Shift-Share
ini (Mukti, 2008: 35).
Pada dasarnya, analisis Shift Share menggambarkan kinerja dan
produktifitas sektor-sektor wilayah yang lebih besar (Propinsi/nasional).
Analisis ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
regional (Kota/Propinsi) dengan laju pertumbuhan perekonomian yang lebih
tinggi tingkatannya (Propinsi).
Dengan menggunakan analisis Shift Share dapat diketahui perubahan
stuktur ekonomi selama periode pengamatan tertentu. Data yang digunakan
adalah PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan.
Komponen Share sering juga disebut komponen National Share
sementara komponen Shift adalah penyimpanan atau (Deviation) dari
national

Share

dalam

pertumbuhan

ekonomi

regional.

Dimana

penyimpanganya positif pada daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat


dibanding pertumbuhan pada regional yang lebih besar (Propinsi/National).
Tujuan analisis ini adalah analisis ini di gunakan untuk menentukan kinerja
atau produktifitas suatu daerah, pergeseran struktur, posisi relatif sektor43

sektor ekonomi dan identifikasi sektor-sektor ekonomi potensial suatu


daerah kemudian membandingkannya dengan daerah yang lebih besar
(Regional/Nasional).
Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3
bidang yang berhubungan satu sama lain (Lincolin Arsyad 2010:389). Tiga
bidang yang saling berhubungan ini meliputi;
a. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara melihat nilai PDRB
daerah anlisis sebagai daerah pengamatan pada periode awal yang
dipengaruhi oleh pergeseran prtumbuhan perekonomian Propinsi,
sehingga diketahui perubahan-perubahan dan perbandingannya.
b. Pergeseran proporsional (Proportional Shift) digunakan untuk mengukur
perubahan

relatif,

pertumbuhan

atau

penurunan,

pada

daerah

dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan


acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah
perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh
lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.
c. Pergeseran diferensial (Differential Shift) digunakan untuk membantu
dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal)
dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu jika
pergeseran diferensial dari satu indrustri-indrustri yang tumbuh lebih
cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.

44

Pertumbuhan suatu daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh ketiga


bidang yang telah diuraikan sebelumnya yaitu: share national, proposional
Shift dan Differensial Shift. (Ghalib, 2005:175). Menurut Glasson (1990:95
96) dalam (Dini, 2007:45), metode analisis ini diawali dengan formulasi:

Gj

= Yt - Yo
(N+P+D)

= Yo (Yt/ Yo) - Yo

(P+D) j

= Yt-(Yt/ Yo) Yjo

= i [(Yit/Yio)-(Yt/Yo)] Yio

= t [Yit - (Yit / Yio) Yio]


= (P + D) P

Dimana:
G

= Pertumbuhan PDRB total wilayah analisis

= Komponen Share

(P+D) j

= Komponen Net Shift

Pj

= Proportional Shift wilayah analisis

Dj

= Differential Shift wilayah analisis

YJ

= PDRB Total wilayah analisis

= PDRB Total Propinsi wilayah analisis

O,t

= Periode awal dan periode akhir

= Subskripsi sektor pada PDRB


45

Catatan: Simbol E (tenaga kerja) dalam buku asli, diganti dengan simbol Y
(PDRB) karena data yang diteliti adalah PDRB.
Jika Pj > 0, maka wilayah analisis akan berspesialisasi pada sektor
yang di tingkat Propinsi wilayah analisis tumbuh lebih cepat. Sebaiknya jika
Pj < 0, maka wilayah analisis akan berspesalisasi pada sektor yang ditingkat
Propinsi tumbuh lebih lambat.
Bila Dj > 0, maka pertumbuhan sektor i diwilayah analisis lebih cepat
dari pertumbuhan sektor yang sama di Propinsi wilayah analisis dan bila Dj
< 0, maka pertumbuhan sektor i diwilayah analisis relatif lebih lambat dari
pertumbuhan sektor yang sama di Propinsi wilayah analisis.
Apabila nilai Pj maupun Dj bernilai positif, menunjukan bahwa sektor
yang bersangkutan dalam perekonomian didaerah menempati posisi yang
baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaiknya bila nilainya negatif
menunjukan bahwa sektor tersebut dalam perekonomian masih memukinkan
untuk

diperbaiki

dengan

membandingkannya

terhadap

struktur

perekonomian Propinsi (Harry W. Richardson, 1978, 202).


Untuk sektor-sektor yang memiliki differential shift yang positif maka
sektor tersebut memiliki keunggulan dalam arti komparatif terhadap sektor
yang sama didaerah lain. Dan untuk sektor-sektor yang memiliki
proportional shift positif berarti bahwa sektor tersebut konsentrasi di daerah
dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah
lainnya.

46

Apabila negatif maka tingkatan pertumbuhan sektor tersebut relatif


lamban. Pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional disebut pengaruh pangsa
(share). Pertumbuhan atau perubahan perekonomian suatu daerah dianalisis
dengan melihat pengaruh pertunbuhan ekonomi nasional terhadap variabel
regional sektor/industri daearah yang diamati. Hasil perhitungan tersebut
akan menggambarkan peranan nasional yang mempengaruhi pertumbuhan
perekonomian daerah. Diharapkan bahwa apabila suatu Negara mengalami
pertumbuhan

ekonomi

maka

akan

berdampak

positif

terhadap

perekonomian daerah.
Secara umum nilai Pj dan Dj tidak dapat bernilai sama dengan nol, hal
ini disebabkan nilai sama dengan nol menunjukan bahwa pertumbuhan total
PDRB. Sektor pada daerah tersebut tidak mempunyai nilai atau sama
dengan nol.
Hal ini kemungkinan sangat kecil karena total PDRB sektor daerah
tersebut bernilai negatif, hal itu menunjukan bahwa bahwa sektor pada
daerah tersebut mengalami kebangkrutan.
Menurut Lincolin Arsyad (2010:390), kelemahan dari analisis Shift
Share antara lain analisis ini hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post,
masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau
(t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik, terdapat pada priode waktu
tertentu di tengah tahun pengamatan yang tidak terungkap. Analisis ini tidak
handal sebagai alat peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan

47

dari suatu priode ke periode lainnya, analisis ini tidak dapat dipakai untuk
melihat keterkaitan antar sektor dan tidak ada keterkaitan antar daerah.

3. Tipologi
Karakteristik tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah
berdasarkan Klassen tipologi digunakan untuk mengetahui pola dan struktur
petumbuhan ekonomi masing-masing daerah.
Gambaran tentang tipologi di gunakan untuk daerah yang akan di
amati menurut (Saerofi, 2005:66), Tipologi sebagai berikut:
a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata >1
dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata 0) meskipun di tingkat Propinsi pertumbuhannya
cepat (Pj rata-rata >0).
b. Tipologi II: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata >1
dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan
dengan Propinsi (Dj rata-rata > 0) karena ditingkat Propinsi
pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
c. Tipologi III: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata < 0).
d. Tipologi IV: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan

48

Propinsi (Dj rata-rata < 0) padahal ditingkat Propinsi pertumbuhannya


juga lambat (Pj rata-rata < 0 ).
e. Tipologi V: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat
dibandingkan pertumbuhannya di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0)
padahal di Propinsi sendiri pertumbuhannya juga cepat (Pj rata-rata > 0).
f. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat di
bandingkan pertumbuhan di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0) meskipun
di Propinsi sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
g. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di banding
Propinsi (Dj rata-rata < 0) meskipun di Propinsi sendiri pertumbuhannya
lambat (Pj rata-rata > 0).
h. Tipologi VIII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ ratarata < 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di
banding Propinsi dengan Dj rata-rata < 0 meskipun di tingkat Propinsi
sendiri pertumbuhannya lambat (Pj < 0).

49

Table 3.1
Makna tipologi sektoral ekonomi
LQ

Dj

Pj

Tingkat

Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata

Kepotensial

(LQ > 1)

(Dj > 0)

(Pj > 0)

Istimewa/Unggulan

II

(LQ > 1)

(Dj > 0)

(Pj < 0)

Tipologi

Baik
sekali/Potensial I
III

(LQ > 1)

(Dj < 0)

(Pj > 0)

Baik/Potensial II
Lebih dari

IV

(LQ > 1)

(Dj < 0)

(Pj < 0)
Cukup/Potensial III

(LQ < 1)

(Dj > 0)

(Pj > 0)

Cukup/potensial IV
Hampir dari

VI

(LQ < 1)

(Dj > 0)

(Pj < 0)
Cukup/Potensial V
Kurang/Potensial

(LQ <1)

VII

(Dj < 0)

(Pj > 0)
VI
Kurang

VIII

(LQ < 1)

(Dj < 0)

(Pj < 0)
Sekali/Potensial V

Sumber: Dini (2007:71)

50

E. Definisi Operasional Variable Penelitian


Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variable yang
digunakan. Variable adalah atribut dari sekelompok orang penelitian yang
mempunyai kriteria yang sama, Sugiono (2005:2). Penjelasan variabel yang
terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa memandang
apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan
penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi berlaku atau tidak. Laju
pertumbuhan ekonomi di ukur dengan indikator perkembangan lebih besar
PDRB dari tahun ketahun yang dinyatakan dalam persen pertahun. Analisis
ini digunakan untuk mengetahui pembangunan daerah dilihat dari besarnya
pertumbuhan PDRB setiap tahunnya.
2. Sektor ekonomi adalah lapangan usaha yang terdapat pada PDRB, yang
mencangkup 9 (Sembilan) sektor.
3. Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan jasa
dalam setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas dasar
harga konstan (ADHK) tahun 2000 yang dinyatakan dalam persentase.
PDRB (ADHK) merupakan nilai barng dan jasa akhir dalam suatu kurun
waktu tertentu orang-orang dan perusahaan. Dinamakan bruto karena
komponen penyusutan. Disebut domestic karena menyangkut batas wilayah.
Disebut konstan karena harga yang digunakan mengacu pada tahun tertentu
(tahun dasar 2000).

51

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekitar Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Gambaran Umum Propinsi Jawa Barat
a. Keadaan Geografis
Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5o50' - 7o50'
Lintang Selatan dan 104o48' - 108o48'

Bujur

Timur, dengan

batas wilayahPnya:
1) Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta
2) Sebelah Timur, berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah
3) Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia
4) Sebelah Barat, berbatasan dengan Propinsi Banten

Gambar 4.1
Peta Propinsi Jawa Barat

52

batas-

Jawa Barat memiliki lahan

yang

subur, sebagian

besar

dari

luas tanahnya digunakan untuk pertanian. Ini lebih dimungkinkan karena


Jawa Barat yang beriklim tropis.
Untuk tahun 2010, Kota Bandung sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa
Barat memiliki curah hujan yang tertinggi pada bulan Maret yaitu
mencapai 365,7 mm, sedangkan curah hujan terendah pada bulan
Agustus

yaitu

0,5 mm. Curah

hujan tertinggi selama tahun 2010

pada bulan Februari sebesar 557,1 mm. Kecepatan angin rata-rata


selama tahun 2009 sebesar 3 knot dengan tekanan udara sebesar 922,9
mb dan kelembaban nisbi mencapai 79 persen. Sementara pada tahun
2010 sampai kondisi bulan Juni kecepatan rata-rata angin sudah
berkisar 3 knot dengan kelembaban nisbi 84 persen.

b. Kependudukan
Pada tahun 2010 penduduk di Kabupaten /Kota Jawa Barat yang
terbanyak di Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 4,9 juta jiwa dan diikuti
oleh Kabupaten Bandung 3,2 juta jiwa. Hal ini tidak berbeda dengan
kondisi di tahun lalu. Sedangkan penduduk terkecil berada di Kota
Banjar yaitu sebanyak 0, 18 juta jiwa. Jumlah rumah tangga

pada

tahun 2010 di Jawa Barat mencapai 11.761.194 rumah tangga, dengan


rata-rata per rumah tangga 4 anggota. Jumlah Rumah tangga tertinggi
berada di Kabupaten Bogor, yaitu 1.192.895 rumah tangga, kabupaten

53

Bandung sebesar 842.877 rumah tangga dan ketiga terbesar adalah kota
Bandung sebesar 666.856 rumah tangga.
Jumlah Penduduk di Jawa Barat menurut Hasil Survei Sosial
Ekonomi Masyarakat Nasional 2010 sebanyak 43.826.775 jiwa, dengan
jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Bogor sebanyak 4.857.612 jiwa
disusul kemudian di Kabupaten Bandung sebanyak 3.235.615 jiwa.
Sementara penduduk terendah ada di Kota Tasikmalaya sebanyak 178
302 jiwa.
Rata-rata Jumla Penduduk di Jawa Barat lebih banyak laki-laki
dibandingkan perempuan, sehingga Sex rasio rara-rata diatas 100 %. Sex
rasio tertinggi adalah Kabupaten Cianjur 107,15% disusul oleh
Kabupaten Karawang sebesar 106,40 %. Kepadatan Penduduk di Jawa
Barat Pada tahun 2010 1.181 orang/km, dengan luas wilayah sebesar
37.116,54 km2. Diantara Kabupaten/Kota se Jawa Barat kepadatan
penduduk tertinggi adalah di Kota
orang/km2,

disusul

oleh Kota

Bandung yaitu sebesar

Cimahi

13.371

14.491

orang/km2

dan

terendah di kabupaten Ciamis 569 orang/km2.


Jumlah Penduduk Miskin diJawa Barat tahun 2009 sebesar
471.600 ribu jiwa. Adapun penduduk

miskin tertinggi

berada

di

kabupaten Bogor yaitu 477,10 ribu jiwa atau 10,12 persen, dan
terendah di Kota Banjar sebesar 14,80 ribu jiwa atau 0,31 persen.
Persentase penduduk miskin di Jawa Barat sebesar 10,93 persen,
tertinggi ada di Kota Tasikmalaya yaitu sebesar 20,71 persen, disusul

54

oleh Kabupaten Cirebon sebesar 16,12 persen, terendah ada di Kota


Depok 2,84 persen.
Garis Kemiskinan di Jawa Barat tahun 2009 sebesar Rp. 230.445
per kapita per bulan, Tertinggi ada di Kota Bekasi sebesar Rp. 332.849
per kapita / bulan dan terendah ada di Kota Banjar yaitu Rp. 193.305
per kapita per bulan. Hubungan antara kemiskinan dan pendidikan sangat
penting, karena pendidikan sangat berperan dalam mempengaruhi angka
kemiskinan. Orang yang berpendidikan lebih baik dan memiliki
pendapatan yang lebih tinggi akan mempunyai peluang yang rendah
menjadi miskin. Data pendidikan yang diuraikan disini berdasarkan
jenjang pendidika. Persentase rumah tangga miskin untuk jenjang
pendidikan < SD sebesar 42,10 persen, Tamat SD/SLTP sebesar 52,80
persen dan SLTA+ sebesar 5,09 persen.

c. Ketenaga Kerjaan
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur
15 tahun dan lebih. Mereka

terdiri

dari

"Angkatan Kerja"

dan

"Bukan Angkatan Kerja". Proporsi penduduk yang tergolong "Angkatan


Kerja" adalah mereka yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Keterlibatan
penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk
yang masuk dalam pasar kerja yakni yang bekerja atau mencari
pekerjaan.

55

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran


yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga
kerja. Pada

tahun 2010, jumlah angkatan kerja di seluruh Propinsi Jawa

Barat sebanyak

18.981.260 orang. Yang aktif bekerja sebanyak

901.430

atau sebesar 89,42 persen dan yang menganggur

orang

16.

sebanyak 2.079.830 orang sebesar 10,96 persen.


Sebagian besar penduduk Jawa Barat yang bekerja pada tahun
2010, memiliki lapangan pekerjaan utama di Sektor Pertanian,
Perdagangan, Industri dan Jasa-jasa. Persentase penduduk yang bekerja
pada Sektor tersebut masing-masing 39,98 ; 27,84 ; 7,55 ; dan 5,83
persen. Bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pencari kerja
pada tahun 2010 kelompok yang paling besar adalah berasal dari
jenjang SLTA disusul oleh Sarjana Muda, SLTP dan Sarjana. Masingmasing sebesar: 70, 22; 22, 72; 3, 75 persen.

d. Pemerintahan
Propinsi Jawa Barat terdiri dari

26 Kab/Kota,

meliputi

17

Kabupaten dan 9 Kota, Sedangkan jumlah kecamatan 626, daerah


perkotaan 2.664 dan 3.254 perdesaan (MFD online, Desember 2010).
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Propinsi Jawa Barat pada tahun
2011 sebanyak 364.188 orang yang terdiri dari Golongan I 10.109
(2,78 %) orang, Golongan

II 98.684 (27,10%) orang, Golongan III

161.074

dan

(44,23%)

orang

Golongan

IV

94.321

(25,90%)

56

orang.Berdasarkan

Jenis kelamin jumlah Pegawai Negeri Sipil Laki-

laki tahun 2010 sebanyak 191.513 orang sedangkan jumlah pegawai


Perempuan sebesar 172.675 orang.
Jumlah anggota DPR Propinsi Jawa Barat menurut Partai Politik
pada tahun 2011, Laki-laki sebanyak 75 orang sedangkan Perempuan 23
orang.

Dengan komposisi tiga terbesar berturut-turut sebanyak

28

orang (28%) dari fraksi Partai Demokrat (FPD) 17 orang (17%) dari
fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan 16 orang
(16%) dari fraksi Partai Golongan Karya.

e. Pendidikan
Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu
daerah. Peningkatan SDM sekarang ini lebih di fokuskan pada pemberian
kesempatan

seluas-luasnya

kepada

penduduk

untuk

mengecap

pendidikan. Oleh sebab itu pemerintah berusaha secara konsisten berupa


peningkatan SDM penduduk melalui jalur pendidikan. Program wajib
belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOT),
dan berbagai program penduduk lainnya adalah bagian dari upaya
pemerintah untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada
akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era
globalisasi.

57

Ada empat perguruan Tinggi Negeri yang besar di Jawa Barat,


yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas

Padjajaran

(Unpad), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Pendidikan


Indonesia (UPI).

f. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi


Analisis

penulisan

dalam

penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengidentifikasikan perkembangan PDRB Kota Depok dan Propinsi


Jawa Barat potensi pertumbuhan ekonomi pada masing-masing wilayah
sehingga Sektor strategis yang potensial dapat dikembangkan untuk
meningkatkan PDRB wilayah analisis.
Untuk

mengetahui

potensi

Sektor-Sektor

ekonomi

yang

mendukung PDRB Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat maka digunakan
alat analisis LQ yaitu untuk mengetahui apakah Sektor ekonomi Tersebut
termasuk Sektor basis atau non basis, juga digunakan metode Shife Share
Sebagai pendukung alat analisis LQ.

2. Gambaran Umum Kota Depok


a. Keadaan geografis
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6
1900 - 6 2800 Lintang Selatan dan 1064300 - 1065530
Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke Utara merupakan
daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan

58

elevasi antara 50140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan


lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu
wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200.29
Km2
Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu
Propinsi. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai
berikut:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten
Tangerang dan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kota
Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan
Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan
Gunung sindur Kabupaten Bogor.
Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan
Kota Bogor. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan
pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi
yang tersinkronisasi secara regional dengan Kota-kota lainnya.

59

b. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Depok hasil Sensus Penduduk 2010
mencapai 1.736.565 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 879.325
jiwa dan penduduk perempuan 857.240 jiwa sedangkan sex rasio 103.
Kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan yang paling banyak
penduduknya dibanding dengan kecamatan lain di Kota Depok, yaitu
242.214 jiwa, sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah
Kecamatan Limo yaitu 87.615 jiwa. Di Tahun 2010 kepadatan penduduk
Kota Depok mencapai 10.101 jiwa/km. Kecamatan Sukmajaya
merupakan

kecamatan

terpadat

di

Kota Depok dengan

tingkat

kepadatan 12.495 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoran dengan


tingkat kepadatan 11.568 jiwa/km2. Sedangkan

kecamatan dengan

kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu sebesar


4.721 jiwa/km2.

c. Ketenaga Kerjaan
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang
berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang tergolong Angkatan
Kerja adalah mereka yamg aktif dalam kegiatan ekonomi.
Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat
penyerapan pasar kerja, sehingga angkatan kerja yang tidak terserap
dikategorikan sebagai pengangur.

60

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2010, dapat diperoleh


gambaran bahwa pada tahun 2010, penduduk Kota Depok yang
bekerja 653.171 jiwa sedangkan yang menganggur sekitar 71.182 jiwa.
Jadi penduduk Kota Depok yang tergolong angkatan kerja sebanyak
724.353 jiwa, sedangkan yang merupakan penduduk buka angkatan
kerja sebanyak 417.433 jiwa. Penduduk yang bekerja masih didominasi
laki-laki dari pada perempuan (laki-laki 65, 54% dan perempuan 34,
46%. Dari penduduk yang bekerja sebagian besar bekerja di Sektor 4
(Jasa Kemasyarakatan). Status pekerjaan masih didominasi sebagai
buruh/karyawan/ pegawai sebanyak 60, 21%, kemudian berusaha sendiri
20, 49%.

d. Pemerintahan
Berdasarkan

Surat

Keputusan

Dewan

Perwakilan

Rakyat

Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tanggal 16 Mei 1994


Nomor

135/SK.DPRD/03/1994

Kotamadya

Daerah

Perwakilan Rakyat

Tingkat

tentang Persetujuan
II Depok

Pembentukan

dan Keputusan

Dewan

Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

tanggal 7 Juli 1997 Nomor 135/Kep.Dewan 06/DPRD/1997 tentang


Persetujuan Atas Pembentukan Kotamadya Dati II Depok dan untuk
lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintah,

pelaksanaan

pembangunan,

dan

pelayanan

kepada

masyarakat serta untuk lebih meningkatkan peran aktif masyarakat,

61

maka pembentukan Kota Depok

sebagai wilayah administratif baru

di Propinsi Jawa Barat ditetapkan dengan Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 15 Tahun 1999.
Berdasarkan

Undang-undang

tersebut,

dalam

rangka

pengembangan fungsi kotanya sesuai dengan potensinya dan guna


memenuhi kebutuhan pada masa-masa mendatang, terutama

untuk

sarana dan prasarana fisik kota, serta untuk kesatuan perencanaan,


pembinaan wilayah, dan penduduk yang berbatasan dengan wilayah
Kota Administratif Depok, maka wilayah Kota Depok tidak hanya
terdiri dari wilayah Kota Administratif Depok, tetapi juga meliputi
sebagian wilayah Kabupaten Bogor lainnya, yaitu Kecamatan Limo,
Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Sawangan dan sebagian wilayah
Kecamatan Bojonggede yang terdiri dari Desa Pondok Terong, Desa
Ratu Jaya, Desa Pondok Jaya, Desa Cipayung dan Desa Cipayung Jaya.
Sehingga wilayah Kota Depok terdiri dari 6 Kecamatan. Hal ini
mengakibatkan bertambahnya beban tugas dan volume kerja dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan serta
pelayanan masyarakat di Kota Depok.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, tunututan
masyarakat akan pelayanan prima dari pemerintah dan volume kegiatan
penyelenggarakan pemerintahan pada akhir tahun 2008 Kota Depok
pemekaran wilayah kecamatan yang semula 6 kecamatan menjadi 11
kecamatan. Adapun pemekaran ini dituangkan dalam Perda Kota depok

62

No. 8 Tahun 2006 dengan implementasai mulai dilaksanakan tahun


2007. Wilayah yang mengalami pemekaran ada 5 kecamatan teridiri
atas

Kecamatan

Cimanggis,

Tapos

Kecamatan

merupakan

pemekaran

dari

Kecamatan

Bojongsari

pemekaran

dari

Kecamatan

Sawangan, Kecamatan Cilodong pemekaran dari Kecamatan Sukmajaya,


Kecamatan Cipayung pemekaran dari kecamatan Pancoranmas dan
Kecamatan Cinere pemekaran dari kecamatan Limo. Kota Depok
memiliki 11 kecamatan, 63 kelurahan, 880 Rukun Warga (RW) dan 4920
Rukun Tetangga (RT).
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Kota Depok tahun 2010
adalah 8.053 orang, terdiri dari golongan I sebanyak 92 orang, golongan
II sebanyak 2.321 orang, golongan III sebanyak 3.785 orang, dan
golongan IV sebanyak 1.855 orang.
Jumlah anggota DPRD Kota Depok hasil pemilu 2009 (periode
2009 2014) adalah 49 orang ( seharusnya 50 orang, 1 orang PAW
belum ada penggantinya), laki-laki 32 orang, dan perempuan 17 orang.
Anggota DPRD dari fraksi Demokrat 15 orang, fraksi Partai Keadilan
Sejahtera 11 orang, kemudian Fraksi Partai Golkar 7 orang, Fraksi
Partai Amanat Nasional 7 orang, Fraksi PDI Perjuangan 5 orang, dan
Fraksi Gerindra Bangsa 4 orang. Jumlah keputusan DPRD Kota Depok
pada

tahun 2008 yang berupa Surat keputusan Pimpinan DPRD

sebanyak 8, sedangkan Surat Keputusan Dewan (DPRD) ada 19


keputusan.

63

e. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan yang
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia.
Dan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ditempuh
melalui pelaksanaan berbagai program pendidikan dan keterampilan.
Mereka yang mempunyai tingkat pendidikan dan keterampilan
yang tinggi mempunyai kemungkinan/peluang lebih besar untuk
memperoleh pendapatan yang tinggi.
Sebaliknya, mereka yang mempunyai pendapatan rendah, kecil
kemungkinannya untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Dengan demikian dari sudut sosial ekonomi, tingkat pendidikan
seseorang

merefleksikan

tingkat

kesejahteraannya.

Pendidikan

merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan


keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat
tergantung dari kualitas pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya. Pada dasarnya
pendidikan yang diupayakan bukan hanya tanggung jawab pemerintah
tetapi juga masyarakat dan keluarga. Kerjasama yang erat telah dijalin
dalam upaya meningkatkan derajat pendidikan masyarakat melalui
Program Wajib Belajar Sembilan Tahun (Wajar 9 tahun) dan Gerakan
Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA).

64

Dengan demikian apa yang tersirat dalam gagasan dasar


Pembukaan UUD-45; yaitu mencerdaskan bangsa dicoba untuk
diwujudkan secara konsekuen.
Banyaknya penduduk yang mendapatkan pendidikan di sekolah
merupakan indikator tersedianya tenaga terdidik atau sumber daya
manusia terdidik yang tersedia saat ini. Besaran ini ditunjukkan oleh
angka partisipasi sekolah.
Tahun Ajaran 2010/2011 jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak
di Kota Depok sebanyak 357 sekolah, jumlah murid TK 16.828, dan
2.614 guru TK. Sekolah SD sebanyak 393 sekolah, dengan 153.890
murid dan 9.116 orang guru. Sekolah SMP berjumlah 162 sekolah
dengan jumlah siswa 55.309 orang dan jumlah guru 3.526 orang. Di
tingkat SMA terdapat 55 sekolah dengan jumlah murid dan guru masingmasing 17.535 orang dan 1.302 orang. Selain itu terdapat 97 sekolah
SMK, dengan jumlah murid 34.534 orang dan jumlah guru 1.403 orang.
Hasil Survei Susenas 2010, penduduk Kota Depok yang berumur
10 tahun keatas yang memiliki ijazah tertinggi SLTA dan sederajat
23,79%. Memiliki Ijazah tertinggi SLTA merupakan persentase terbesar
dibanding jenjang pendidikan lainnya. Penduduk Kota Depok yang
berumur 10 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis huruf latin
55,03 %, huruf lainnya 0,18 %, huruf latin dan huruf lainnya 42,95 %,
dan yang buta huruf 1,84 %.

65

f. Kesehatan
Tujuan utama dari program pembangunan bidang kesehatan di
Kota Depok adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota
Depok secara keseluruhan. Sehingga dengan semakin baik derajat
kesehatan masyarakat di Kota Depok ini, maka tujuan dari program
dapat tercapai yaitu kesejahteraan masyarakat Kota Depok baik lahir
maupun bathin.
Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengamati derajat
kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Bayi
(AKB). AKB dihitung dengan cara membuat rasio jumlah bayi yang
mati untuk per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Karena sulitnya
mendapatkan data jumlah bayi yang mati pada kurun waktu tertentu,
maka metode penghitungan AKB digunakan dengan cara lain yaitu
melalui pendekatan ilmiah dari penerapan rumus-rumus di bidang
demografi.
Perubahan
demografis

angka

dan

kematian

sosial ekonomi.

bayi

diakibatkan

Faktor-faktor

oleh

demografis

faktor
yang

mempengaruhi angka kematian bayi antara lain adalah jenis kelamin,


tempat tinggal, urutan anak, selang kelahiran dan umur ibu saat
melahirkan. Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi angka kematian
bayi adalah pendidikan, pekerjaan dan keadaan perumahan dari ibu yang
pernah melahirkan.

66

Untuk mengamati perkembangan peningkatan derajat kesehatan


di Kota Depok, dapat diamati dari hasil perhitungan AKB, pada
tahun 2003 mencapai 33,38 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 2004
sebesar 29,28 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2005 sebesar
28,07 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 AKB turun menjadi 26,
84 per 1000 kelahiran hidup. Terjadi penurunan Angka Kematian Bayi
sebesar 6,14 persen dari tahun 2003 ke 2008, penurunan ini cukup
berarti karena AKB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
derajat kesehatan ibu dan anak di Kota Depok. Namun kita tidak
boleh berpuas diri karena angka ini masih cukup tinggi dan masih harus
diturunkan lagi.

B. Analisis Pertumbuhan Sektor


1. Analisis Perkembangan PDRB
Struktur perekonomian menggambarkan peranan atau sumbangan dari
Masing-masing Sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks
lebih jauh akan memperhatikan bagaimana suatu Sektor perekonomian
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai Sektor. Nilai PDRB
dua wilayah analisis selama periode penelitian cenderung fluktuatif, di mana
ada Sektor yang jumlah nominalnya mengalami penurunan jumlah nominal
dari tahun sebelumnya.

67

Dilihat dari perkembangan PDRB pada sektor di Propinsi jawa Barat


dan Kota Depok atas dasar harga konstan 2000 mengalami fluktuasi naik
dan turun tiap tahunya. Pada Propinsi Jawa Barat rata-rata perkembangan
PDRB terbesar dipegang oleh Sektor Industri Pengolahan, ditahun 2000
sebesra 44.86 persen terus meningkat smpai pada tahun 2010 mengalami
sedikit penurunan dengan nilai PDRB sebesar 43.08 persen, walaupun
Sektor Industri Pengolahan ini mengalami penurunan tetapi sektor ini
memberikan kontribusi yang baik bagi derahnya. Sama halnya dengan
Propinsi Jawa Barat, sektor yang nilainya terbesar pada Kota Depok adalah
Sektor Industri Pengolahan di tahun 2010 sebesar 40.00 persen.
Selanjutnya sektor dengan nilai terendah pada Propinsi Jawa barat dan
Kota depok adalah Sektor Listrik, Gas & Air Bersih.

68

a. Propinsi Jawa Barat


Tabel 4.1
Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Propinsi Jawa Barat
Harga Konstan 2000 Tahun (2000-2010)
(Persen)

No

Lapangan Usaha

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

16.15

15.84

15.01

14.30

15.10

14.82

13.90

13.34

13.06

14.10

13.39

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

44.86

44.47

44.24

44.78

43.44

44.68

45.63

45.87

47.04

44.41

43.08

Listrik, Gas & Air Bersih

2.18

2.23

2.26

2.18

2.37

2.40

2.17

2.15

2.11

2.31

2.32

Bangunan

2.95

2.76

2.87

2.93

2.93

3.30

3.29

3.34

3.42

3.48

3.75

Perdagangan, Hotel & Restoran

19.96

19.51

19.87

19.22

19.79

20.05

20.25

20.48

20.02

21.18

22.27

Pengangkutan dan Komunikasi

4.10

4.25

4.36

4.57

4.56

4.38

4.45

4.59

4.30

4.46

4.88

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 3.00

3.15

3.34

3.47

3.22

3.23

3.06

3.23

3.19

3.25

3.36

Jasa-jasa

7.79

8.05

8.54

8.58

7.14

7.27

7.00

6.86

6.81

6.96

6.79
JUMLAH

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

BPS, Propinsi Jawa Barat 2000-2010

69

b. Kota Depok
Tabel 4.2
Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Depok
Harga Konstan 2000 Tahun (2000-2010)
(Persen)
No

Lapangan Usaha

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

4.02

3.91

3.82

3.67

3.59

3.52

3.16

2.97

2.90

2.84

2.87

Pertanian

Pertambangan

Industri Pengolahan

38.45

38.87

39.78

40.13

40.38

41.15

41.34

40.39

40.63

40.77

40.00

Listrik, Gas & Air Bersih

3.47

3.42

3.34

3.32

3.30

3.32

3.21

3.11

3.04

2.99

2.98

Bangunan

6.60

6.64

6.50

6.46

6.40

6.10

5.92

6.10

6.12

6.21

6.38

Perdagangan, Hotel & Restoran

30.49

30.41

29.42

29.31

29.13

28.88

29.62

31.02

30.70

30.57

31.15

Pengangkutan & Komunikasi

5.04

4.94

5.37

5.40

5.42

5.47

5.24

5.03

5.17

5.16

5.18

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

3.80

3.77

3.80

3.86

4.07

4.06

3.91

3.99

3.91

3.85

3.86

Jasa-jasa

8.12

8.03

7.96

7.85

7.72

7.50

7.60

7.38

7.53

7.61

7.59

JUMLAH

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Bps, Kota Depok 2000-2010

70

2. Analisis Location Quotient (LQ)


Pada analisis Location Quotient (LQ) dapat digunakan untuk
mengetahui Sektor-Sektor ekonomi manakah yang termasuk Sektor basis
atau berpotensi ekspor dan manakah yang termasuk bukan merupakan
Sektor basis. Hal tersebut dapat terlihat jika LQ menunjukan angka lebih
dari satu (LQ>1) berarti Sektor tersebut merupakan Sektor basis. Kemudian
jika hasil menunjukan angka kurang dari satu (LQ<1) berarti Sektor tersebut
bukan merupakan Sektor basis (Ghalib, 2005:169).

71

a. Kota Depok
Table 4.3
Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota DepokTahun 2000-2010
Sektor

Sektor
Pertanian

Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Pertambangan
& Penggalian
Industri Pengolahan
Industri Pengolahan

Listrik, GAS & Air Bersih

Listrik,
GAS & Air Bersih
Bangunan
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Perdagangan,
& Restoran
PengangkutanHotel
& Komunikasi
Pengangkutan
& Komunikasi
Bank & Lembaga
Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Bank
& Lembaga Keuangan Lainnya

Jasa-jasa

LQ 2000

LQ 2000
0.24
(nb)
0.24
(nb)

0.85
(nb)
0.85
1.59
(nb)
(b)
1.59
2.23
(b)
(b)
2.23
1.52
(b)
(b)
1.52
1.22
(b)
(b)
1.22
1.26
(b)
(b)
1.19
1.26
(b)
(b)

Sumber Lampira II
1.19
Keterangan: (b) : Sektor Basis
(nb) : Sektor Non(b)
Basis

LQ 2001

LQ 2001
0.24

LQ 2002

LQ 2003

LQ 2004

LQ 2005

LQ 2006

LQ 2007

LQ 2008

LQ 2009

LQ 2010

LQ 2002
0.25

LQ 2003
0.25

LQ 0.23
2004

LQ 0.23
2005

LQ 0.22
2006

LQ 0.22
2007

LQ 0.22
2008

LQ 0.2
2009

LQ0.21
2010

(nb)
0.24
(nb)

(nb)
0.25
(nb)

(nb)
0.25
(nb)

(nb)
0.23
(nb)

(nb)
0.23
(nb)

(nb)
0.22
(nb)

(nb)
0.22
(nb)

(nb)
0.22

0.88
(nb)
0.88
1.44
(nb)
(b)
1.44
1.82
(b)
(b)
1.82
1.51
(b)
(b)
1.51
1.09
(b)
1.09
1.23
(b)
1.05
1.23
(b)

0.86
(nb)
0.86
1.44
(nb)
(b)
1.44
1.78
(b)
(b)
1.78
1.53
(b)
(b)
1.53
1.2
(b)
1.2
`
(b)
1.09
`
(b)

0.91
(nb)
0.91
1.29
(nb)
(b)
1.29
1.78
(b)
(b)
1.78
1.44
(b)
(b)
1.44
1.15
(b)
(b)
1.15
1.18
(b)
(b)
1.11
1.18
(b)
(b)

0.92
(nb)
0.92
1.28
(nb)
(b)
1.28
1.7
(b)
(b)
1.7
1.39
(b)
(b)
1.39
1.06
(b)
(b)
1.06
1.14
(b)
(b)
1.09
1.14
(b)
(b)

0.89
(nb)
0.89
1.44
(nb)
(b)
1.44
2
(b)
(b)
2
1.48
(b)
(b)
1.48
1.17
(b)
(b)
1.17
1.2
(b)
(b)
1.04
1.2
(b)
(b)

1.03
(b)

0.98
(nb)

0.91
(nb)

0.89
(nb)

1.05
(b)

1.04
(b)

1.05
(b)

1.09
(b)

1.11
(b)

1.09
(b)

1.04
(b)

0.87
(nb)
0.87
1.52
(nb)
(b)
1.52
2.41
(b)
(b)
2.41
1.55
(b)
(b)
1.55
1.16
(b)
(b)
1.16
1.19
(b)
(b)
1.03
1.19
(b)
(b)

0.89
(nb)
0.89
1.47
(nb)
(b)
1.47
2.26
(b)
(b)
2.26
1.48
(b)
(b)
1.48
1.23
(b)
(b)
1.23
1.13
(b)
(b)
0.98
1.13
(nb)
(b)

0.89
(nb)
0.89
1.52
(nb)
(b)
1.52
2.2
(b)
(b)
2.2
1.52
(b)
(b)
1.52
1.18
(b)
(b)
1.18
1.11
(b)
(b)
0.91
1.11
(nb)
(b)

0.92
(nb)
0.92
1.39
(nb)
(b)
1.39
2.18
(b)
(b)
2.18
1.47
(b)
(b)
1.47
1.18
(b)
(b)
1.18
1.26
(b)
(b)
0.89
1.26
(nb)
(b)

0.92
(nb)
0.92
1.39
(nb)
(b)
1.39
1.84
(b)
(b)
1.84
1.44
(b)
(b)
1.44
1.24
(b)
(b)
1.24
1.25
(b)
(b)
1.05
1.25
(b)
(b)

0.9
(nb)
0.9
1.48
(nb)
(b)
1.48
1.8
(b)
(b)
1.8
1.46
(b)
(b)
1.46
1.17
(b)
1.17
1.27
(b)
1.04
1.27
(b)

(nb)

(nb)
0.2

(nb)

(nb)
0.21

LQ RATALQRATA
RATA0.23
RATA
(nb)
0.23

(nb)

(nb)

72

Dilihat dari tabel 4.3 hasil dari perhitungan Location Quotient (LQ)
bahwa Kota Depok Tahun 2000-2010 memiliki nilai LQ yang signifikan,
seperti terlihat dari Sembilan Sektor di atas, pada Sektor pertanian indeks
LQ rata-rata sebesar 0.23 dan Sektor Industri Pengolahan sebesar 0.89
termaksud ke dalam kategori Sektor non basis yang hanya dapat memenuhi
kebutuhan pangan daerahnya sendiri, Sektor industri ini walaupun hanya
dapat memenuhi pangsa pasarnya sendri dalam segi pembangunan infra
struktur Kota Depok itu sendiri akan tetapi Sektor industri ini dapat mampu
bersaing di pasar luar. Sementara Sektor Listrik, Gas & Air Bersih memiliki
nilia rata-rata LQ sebesar 1.44 merupakan Sektor basis yang dapat
memenuhi kebutuhan local mampun dapat menhadi sumbangsih terhadapa
daerah luar. Dan Sektor babis dengan niali rata-rata LQ tertinggi,adalah
Sektor Bangunan sebesar 2.00, yang mamapu memenuhi kebutuhan
daerahnya sendiri maupun luar daerahnya yang menjadikan Sektor ini
mampu menunjang pembangunan yagng ada di Kota Depok. Sektor basis
selanjutnya adalah Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dengan nilai
rata-rata LQ sebesar 1.48 dimana Sektor ini mampu bersaing dengan pasar
luar dalam bidang perdangan dan hotel serta restoran menjadi tambahan
pendapatan bagi pemerintah daerah nya sendiri, dan menjadi daya saing
yang baik bagi Sektor ke enam ini. Dan Sektor Pengangkutan &
Komunikasi menjadi urutan ke tujuh sebagai salah satu Sektor basis yang
memilki nilai rata-rata LQ sebesar 1,17 basis yang mampu memenuhi
kebutuhan baik untuk daerahnya sendiri maupun luar daerah lain dan

73

mobilitas untuk penyambung keberlangsungan komunikasi yang baik ke


luar daerah lainnya. merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian.
Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan
menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas
penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah
lain. Sektor basis selanjutnya adalah Sektor Bank & Lembaga Keuangan
Lainnya dan Jasa-jasa dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1.20 dan 1.04.

3. Analisis Shift Share (SS)


Pada analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna
dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan
dengan perekonomian nasional. Analisis ini bertujuan untuk menentukan
kinerja

atau

produktifitas

kerja

membandingkannya dengan

daerah

perekonomian

daerah

dengan

yang lebih besar. Selanjutnya

bagaimana cara mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah


dengan menggunakan analisis Shift Share digunakan variabel penting
seperti tenaga kerja, penduduk dan pendapatan. Dalam penelitian ini
digunakan

variabel

pendapatan

yaitu

PDRB

untuk

menguraikan

pertumbuhan ekonomi Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat. Pertumbuhan


PDRB total (G) dapat diuraikan menjadi komponen Shift dan Share yaitu:

74

a. Komponen National Share (N) adalah banyaknya pertambahan PDRB


seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB
Propinsi selama periode yang tercakup dalam studi.
b. Komponen proportional Shift (P) mengukur besarnya net shift
Kota/Propinsi yang diakibatkan oleh perubahan komposisi Sektor-Sektor
PDRB daerah. Apabila Pj < 0 berarti Kota/Propinsi yang bersangkutan
berspesialisasi pada Sektor yang ditingkat Propinsi tumbuh lebih lambat
atau bahkan sedang menurun.
c. Komponen Differential shift (D) mengukur besarnya shift netto yang
diakibatkan oleh Sektor-Sektor industri tertentu yang tumbuh lebih cepat
atau lebih lambat di daerah yang bersangkutan dibandingkan dengan
tingkat nasional (Propinsi) yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional
intern. Daerah yang mempunyai keuntungan lokasional, seperti sumber
daya yang baik akan mempunyai differential shift component positif
(Dj>0), sebaliknya daerah yang tidak memiliki keuntungan lokasional
akan mempunyai differential shift component (Dj<0)

75

a. Kota Depok
Table 4.4
Komponen Shift Share Kota Depok
Tahun 2000-2010
(Y) Tahun
2000-2001
2001-2002
2002-2003
2003-2004
2004-2005
2005-2006
2006-2007
2007-2008
2008-2009
2009-2010

Gj

Nj

Gj-Nj

205408.9038

164545.5028

40863.40092

225509.93

155721.9499

69787.98007

246394.06

190967.1818

55426.87821

274250.51

437330.8922

-163080.3822

309157.27

204711.6572

104445.6128

316094.96

297738.1925

18356.76754

352117.88

343551.5164

8566.363602

352580.7

341287.2651

11293.43486

358821.98

235931.1813

122890.7987

389686.59

388891.3836

795.2064051

Sumber : lampiran VI dan VI

Dilihat dari tabel di atas pada tahun 2000-2010 dapat kita ketahui
bahwa komponen pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) tahun 20002001 adalah sebesar 205408.9038 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB
Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan
PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar 164545.5028 ini berarti
terjadi penyimpangan positif sebesar 40863.40092 dan ini menunjukan

76

bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika dibandingkan


dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat
Pada tahun berikutnya 2001-2002 komponen pertumbuhan PDRB
total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 225509.93 padahal banyaknya
pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan
laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar
155721.9499 ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 69787.98007
dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.
Pada tahun 2002-2003 komponen pertumbuhan PDRB total Kota
Depok (Gj) adalah sebesar 246394.06 padahal banyaknya pertumbuhan
PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan laju
pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar 190967.1818
ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 55426.87821 dan ini
menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.
Dari kedua komponen (Dj) dan (Nj) masing-masing mengalami
pertumbuhan yang variatif, dimana pada tahun 2003-2004 komponen (Gj)
mengalami penurunan sebesar 274250.51 dan komponen (Nj) meningkat
sebesar 437330.8922 dari tahun sebelumnya, sehingga ini satu-satunya
tahun yang mengalami penyimpangan yang negatif. Untuk mengetahui
sektor-sektor ekonomi yang menjadi spesialisasi serta pertumbuhannya
digunakan propotional shift (Pj) dan differential shift (Dj). Oleh karena itu

77

analisis selanjutnya dilakukan untuk mencari sektor-sektor yang memilki


pertumbuhan lebih cepat atau lambat.
Tetapi terjadi penyimpangan positif di tahun 2004-2005 dimana
komponen pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar
309157.27 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya
pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat
(Nj) adalah sebesar 204711.6572 ini berarti terjadi penyimpangan positif
sebesar 104445.6128 ini satu-satunya penyimpangan positif tertinggi dari
tahun lain, dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok
lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa
Barat.
Tahun 2005-2006 pada komponen (Gj) dari tahun sebelumnya maka
komponen (Gj) tahun ini meningkat sebesar 316094.96 dan begitu pula di
ikuti dengan komponen (Nj) sebesar 297738.1925 dengan penyimpangan
positif sebesar 18356.76754.
Selanjutnya di tahun 2006-2007 komponen pertumbuhan PDRB total
Kota Depok (Gj) adalah sebesar 352117.88 padahal banyaknya pertumbuhan
PDRB Kota Depok

seandainya pertumbuhannya sama dengan laju

pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar 343551.5164


ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 8566.363602, ini
menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.

78

Tahun 2007-2008 dapat kita ketahui bahwa komponen pertumbuhan


PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 352580.7 padahal banyaknya
pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan
laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar
341287.2651 ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 11293.43486
dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.
pada tahun 2008-2009 dapat kita ketahui bahwa komponen
pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar

358821.98

padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kota Depok

seandainya

pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat


(Nj) adalah sebesar 235931.1813 ini berarti terjadi penyimpangan positif
sebesar 122890.7987 dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota
Depok lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di
Porpinsi Jawa Barat.
pada tahun 2009-2010 dapat kita ketahui bahwa komponen
pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 389686.59
padahal

banyaknya

pertumbuhan

PDRB

Kota

Depok

seandainya

pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat


(Nj) adalah sebesar 388891.3836 ini berarti terjadi penyimpangan positif
sebesar 795.2064051 dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota
Depok lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di
Porpinsi Jawa Barat.

79

Untuk mengetahui Sektor-Sektor ekonomi yang memiliki spesialisasis


serta pertumbuhanya digunakan Propotional Shift (Pj) dan Differensial Shift
(Dj). Oleh karena itu analisis selanjutnya dilakukan untuk mencari SektorSektor yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau lamban pada tabel 4.5
dibawah ini menunjukan pertumbuhan dari masing-masing komponen yang
memiliki nilai positif dan nilai negatif.

80

Table 4.5
Komponen Pertumbuhan propotional (Pj) Kota depok

Sumber Lampiran X
Keterangan ( c ) : Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat Propinsi
( i ) : Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat Propinsi

81

Berdasarkan tabel pertumbuhan komponen proporsional Kota Depok


diketahui bahwa Proporsional Shift (Pj) dan Differensial Shift (Dj) Kota
Depok dari tahun 2000-2010 terdapat nilai positif dan nilai negatif. Apabila
nilai Pj maupun Dj bernilai positif, menunjukan bahwa Sektor yang
bersangkutan dalam perekonomian di daerah menempati posisi yang baik
untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya bila nilai negatif menunjukan
bahwa Sektor tersebut dalam perekonomian masih memungkinakan untuk
diperbaiki dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian
Propinsi. hal ini berarti Kota Depok berspesialisasi pada Sektor yang sama,
dengan Sektor yang tumbuh cepat pada perekonomian Propinsi Jawa Barat
apabila nilai Pj rata-rata positif. Sedangkan apabila nilai Pj memiliki ratarata negatif maka Kota Depok berspesialisasi pada Sektor yang tumbuh
lambat di perekonomian Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat di ketahu Pj rata-rata untuk nilai positif
ada 6 Sektor yaitu Sektor Listrik, Gas & Air Bersih, Sektor Bangunan,
Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran, Sektor Pengangkutan &
Komunikasi, Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya Perusahaan,
Sektor Jasa-jasa. Semua Sektor ini memiliki komponen pertumbuhan
propotional

positif,

menunjukan

bahwa

Sektor-Sektor

tersebut

pertumbuhanya cepat sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam


memacu pertumbuhan PDRB Propinsi.

82

Sisanya Sektor yang memiliki nilai komponen pertumbuhan


propotional negatif adalah Sektor Pertanian dan Sektor Industri Pengolahan.
Hal ini berarti menunjukan bahwa Kota Depok berspesialisasi pada Sektor
yang sama, dengan Sektor yang tumbuh lambat pada perekonomian di
Propinsi Jawa Barat.

83

Table 4.6
Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota depok

Lapangan Usaha
Pertanian

2000 - 2001 2001 - 2002 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 RATA - RATA
511.078272 6967.05671 3468.76029 -19110.713 3259.63749 -6558.7911 -2809.0668 -445.49522 -13952.118

11341.372

-1732.827905

Industri Pengolahan

43406.6645 70621.1608 16229.5876 1298.90946 25269.8041 -26668.019 -59938.665 -40716.476 194834.314 29494.6812

25383.19618

Listrik, Gas, Air Bersih

-3849.1766 -2057.4239 5917.73934 -19891.615 2947.16941 10996.0883 -4013.9259 275.817162 -17024.954 -2099.6363

-2879.991758

Bangunan

20125.3945 -11404.484 -4354.7087

-7552.039341

Perdagangan, Hotel, Restoran

34521.4278 -39230.882 51236.8569 -96206.694

Pengangkutan, komunikasi

-8136.5978 15331.4667 -6368.7915 -7602.8537 17845.3288 -14679.654 -19695.812 26396.4853 -5846.4309

-29600.31

-3235.716961

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan

-6558.8992 -5021.7903 -1331.6796 15940.5011 2607.40891 4166.67487 -7027.1078 -1185.7381 -3048.8623 -8000.6135

-946.0105869

Jasa-jasa lain

-43435.091 -7589.0603 -20247.587 -20222.133 58242.0901 -551.59638 3726.95737 18174.3361 17235.3478 -12365.606

-703.2343349

Pertambangan, Penggalian

Jumlah

36584.8003 27616.0442

44550.177

-12734.5 -45018.033 -6715.4127 5548.92295 -7507.4234 7018.59386 -20478.743

-158529.1

1472.3848 28338.8528 59761.2884 25073.0464 -77336.966 -63535.593

66625.791 -11671.857 -24447.409 20064.5521 101878.925 -95244.449

-7590.627778

742.7475129

Sumber: lampiran VIII

84

Berdasarkan tebel 4.6 dapat diketahui Dj rata-rata dimana dari 9


Sektor di Kota Depok dilihat dari nilai rata-rata Dj ada satu Sektor yang
memiliki nilai yang positif, Sektor tersebut adalah Sektor Industri
Pengolahan yang menunjukan bahwa Sektor-Sektor tersebut pertumbuhanya
cepat

sehingga

berpotensi

untuk

dikembangkan

dalam

memacu

pertumbuhan PDRB Propinsi. sisanya 7 Sektor yang memiliki nilai rata-rata


Dj negatif berati menunjukan bahwa Kota Depok berspesialisasi pada
Sektor yang sama, dengan Sektor yang tumbuh lambat pada perekonomian
di Propinsi Jawa Barat.

4. Tipologi Sektor
Analisis ini mengembangkan hasil perhitungan indeks Location
Quotient

(LQ>1), komponen differential shift (Dj > 0), dan komponen

proportional shift (Pj > 0) untuk ditentukan tipologi Sektoral. Tipologi ini
mengklasifikasikan

Sektor

basis

dan

non

basis

serta

komponen

pertumbuhan internal dan eksternal. Dengan menggabungkan indeks LQ


dengan komponen Dj dan Pj dalam analisis Shift Share, tipologi Sektoral
diharapkan dapat memperjelas dan memperkuat hasil analisis.

85

Menurut (Saerofi 2005:66), Tipologi Sektoral tersebut adalah sebagai


berikut:
a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata >1
dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata 0) meskipun di tingkat Propinsi pertumbuhannya
cepat (Pj rata-rata >0).
b. Tipologi II: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata >1
dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan
dengan Propinsi (Dj rata-rata > 0) karena ditingkat Propinsi
pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
c. Tipologi III: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata < 0) karena tingkat nasional pertumbuhanya cepat
(Pj rata-rata >0).
d. Tipologi IV: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata < 0) padahal ditingkat Propinsi pertumbuhannya
juga lambat (Pj rata-rata < 0).
e. Tipologi V: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat
dibandingkan pertumbuhannya di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0)
padahal di Propinsi sendiri pertumbuhannya juga cepat (Pj rata-rata > 0).

86

f. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat di
bandingkan pertumbuhan di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0) meskipun
di Propinsi sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
g. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ ratarata < 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di
banding Propinsi (Dj rata-rata < 0) meskipun di Propinsi sendiri
pertumbuhannya cepat (Pj rata-rata > 0).
h. Tipologi VIII: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ ratarata < 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di
banding Propinsi dengan Dj rata-rata < 0 meskipun di tingkat Propinsi
sendiri pertumbuhannya lambat (Pj < 0).

87

Tabel 4.7
Makna Tipologi Sektor Ekonomi

Tipologi

LQ Rata-rata

Dj Rata-

Pj Rata-

Tingkat

rata

rata

Kepotensial

(LQ > 1)

(Dj > 0)

(Pj > 0)

Istimewa/Unggulan

II

(LQ > 1)

(Dj > 0)

(Pj < 0)

Baik sekali/Potensial I

III

(LQ > 1)

(Dj < 0)

(Pj > 0)

Baik/Potensial II

IV

(LQ > 1)

(Dj < 0)

(Pj < 0)

Lebih dari
Cukup/Potensial III

(LQ < 1)

(Dj > 0)

(Pj > 0)

Cukup/potensial IV

VI

(LQ < 1)

(Dj > 0)

(Pj < 0)

Hampir dari
Cukup/Potensial V

VII

(LQ <1)

(Dj < 0)

(Pj > 0)

Kurang/Potensial VI

VIII

(LQ < 1)

(Dj < 0)

(Pj < 0)

Kurang
Sekali/Potensial V

Sumber: Dini (2007:71)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan bahwa Sektor ekonomi


dalam Tipologi I merupakan Sektor yang tingkat potensialanya Istimewa
untuk dikembangkan karena Sektor tersebut merupakan Sektor basis (LQ >
1). Selain itu, di Kota Depok pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan
dengan tingkat Propinsi (Dj > 0), meskipun ditingkat Propinsi juga tumbuh
dengan cepat. (Pj rata-rata positif). Sektor ini akan mendatangkan
pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan PDRB
Kota Depok.

88

Dengan mempertimbangkan parameter seperti pada tabel 4.7 di atas


(LQ, Dj dan Pj), maka masing-masing tipologi dapat dimaknai bahwa
Sektor ekonomi yang masuk Tipologi II adalah Sektor yang tingkat
kepotensialannya baik sekali untuk dikembangkan, Tipologi III baik ,
Tipologi IV lebih dari cukup , Tipologi V cukup, Tipologi VI hampir
dari cukup, Tipologi VII kurang , Tipologi VIII kurang sekali

C. Pembahasan.
1. Pembahasan Per Sektor Kota Depok
a. Sektor Pertanian
Sektor pertanian mempunyai peran besar terlihat pada kontribusi
Sektor pertanian terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi
Sektor pertanian pada tahun 2010 sebesar 2,87 persen menempati urutan
kedelapan dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Depok dalam sektor
pertanian.

No

Aspek

Tabel 4.8
Analisis Sektor Pertanian
Parameter

Makna

LQ

<1

Sektor non Basis

Pj

Negatif

Tumbuh lambat di Propinsi

Dj

Negatif

Tipologi

VIII

Pertumbuhan lebih lambat dibandingkan


Propinsi
kurang sekali/potensial VII

Sumber: Lampiran I, VII dan X

89

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor


pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 0, 23 (<1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu
berarti Sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
tidak mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor pertanian
merupakan Sektor yang tidak berpotensi untuk ekspor.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20002010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar -2877.708187. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
lambat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya negatif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor pertanian
adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.
Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,
yaitu sebesar -1732.827905. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi
Sektoral pertanian memiliki LQ (<1), Pj negatif (<0) dan Dj negatif (<0)
termasuk ke dalam tipologi VIII sehingga Sektor ini menunjukan kurang
untuk dikembangkan.

90

b. Sektor Industri Pengolahan


Sektor Industri Pengolahan pada Kota Depok mempunyai peran
besar terlihat pada kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB
Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Industri Pengolahan Pada tahun
2010 sebesar 40,00 Persen menempati urutan pertama dalam kontribusi
terhadap PDRB Kota Depok.

No

Aspek

Tabel 4.9
Analisis Sektor Industri Pengolahan
Parameter
Makna

LQ

<1

Sektor non Basis

Pj

Positif

Tumbuh cepat di Propinsi

Dj

Negatif

Pertumbuhan lebih lambat dibandingkan


Propinsi
4

Tipologi

VI

hampir dari cukup/potensial V

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor


pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 0, 89 (<1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu
berarti Sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
tidak mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor Industri
Pengolahan merupakan Sektor yang tidak berpotensi untuk ekspor.

91

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20002010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar -10270.409. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
lambat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya negatif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Industri
Pengolahan adalah Sektor yang daya saingnya tinggi sehingga
pertumbuhannya cepat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama
ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen
Dj yang positif, yaitu sebesar 25383.19618. Berdasarkan perhitungan
analisis tipologi Sektoral pertanian memiliki LQ (<1), Pj negatif (<0) dan
Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi VIII sehingga Sektor ini
menunjukan kurang untuk dikembangkan, termaksud ke dalam potensial
VII.

c. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih


Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada Kota Depok mempunyai
peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Listrik, Gas dan
Air Bersih Pada tahun 2010 sebesar 2,98 Persen menempati urutan
ketujuh dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.

92

Tabel 4.10
Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
No

Aspek

Parameter

Makna

LQ

>1

Sektor Basis

Pj

Negatif

Tumbuh lambat di Propinsi


Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan

Dj

Positif
Propinsi

Tipologi

III

Baik/potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor


pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 1,44 (>1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu
berarti Sektor ini mampu memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor pertanian merupakan
Sektor yang berpotensi untuk ekspor.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20002010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 1274.226983. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Listrik, Gas
dan Air Bersih adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga
pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang

93

sama ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata


komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -2879.991758. Berdasarkan
perhitungan analisis tipologi Sektoral Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1) termasuk ke
dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik untuk
dikembangkan, termaksud ke dalam potensial II.

d. Bangunan/Konstruksi
Sektor Bangunan pada Kota Depok mempunyai peran besar terlihat
pada kontribusi Sektor Bangunan terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya
kontribusi Sektor Bangunan Pada tahun 2010 sebesar 6,38 Persen
menempati urutan keempat dalam kontribusi terhadap PDRB Kota
Depok.

No

Aspek

Tabel 4.11
Analisis Sektor Bangunan
Parameter
Makna

LQ

>1

Sektor Basis

Pj

Negatif

Tumbuh lambat di Propinsi

Dj

Positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan


Propinsi
4

Tipologi

III

Baik/potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

94

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor


pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 2.00 (>1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu
berarti Sektor ini mampu memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor pertanian merupakan
Sektor yang berpotensi untuk ekspor.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20002010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 8839.927716. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor pertanian
adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.
Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,
yaitu sebesar -7552.039341. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi
Sektoral Sektor Bangunan
memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1) termasuk ke
dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik untuk
dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

95

e. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran


Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada Kota Depok
mempunyai peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Bangunan
terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Bangunan Pada
tahun 2010 sebesar 31,15 Persen menempati urutan kedua dalam
kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.

No

Tabel 4.12
Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Aspek
Parameter
Makna

LQ

>1

Sektor Basis

Pj

Negatif

Tumbuh lambat di Propinsi

Dj

Positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan


Propinsi
4

Tipologi

III

Baik/potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor


pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 1,48 (>1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu
berarti Sektor ini dapat memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran merupakan Sektor yang berpotensi untuk ekspor.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20002010) untuk Sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
96

21636.77336. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini cepat


petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan

dari

hasil

perhitungan

komponen

Dj

Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran adalah Sektor yang daya saingnya


turun sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan
Sektor yang sama ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran
rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -7590.627778.
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi Sektoral Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1)
termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik
untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

f. Sektor Pengangkutan & Komunikasi


Sektor Pengangkutan & Komunikasi pada Kota Depok mempunyai
peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Bangunan terhadap PDRB
Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Bangunan Pada tahun 2010
sebesar 5,18 Persen menempati urutan kelima dalam kontribusi terhadap
PDRB Kota Depok.

97

Tabel 4.13
Analisis Pengangkutan & Komunikasi
Parameter
Makna

No

Aspek

LQ

>1

Sektor Basis

Pj

Negatif

Tumbuh lambat di Propinsi

Dj

positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan


Propinsi
4

Tipologi

III

Baik/potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Analisis LQ selama 11tahun (2000-2010), Sektor Pengangkutan &


Komunikasi menunjukkan nilai rata-rata LQ di atas satu yaitu sebesar
1.17 ini berarti bahwa Sektor ini merupakan Sektor basis . Nilai LQ yang
lebih dari satu ini berarti Sektor Pengangkutan & Komunikasi telah dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut dan Sektor ini
berpotensi ekspor ke daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20002010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 4958.128682. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor pertanian
adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.
Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,
98

yaitu sebesar -3235.716961. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi


Sektoral Pengangkutan & Komunikasi memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0)
dan Dj positif (>1) termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini
menunjukan baik untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

g. Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya


Sektor Bank & Lembaga keuangan lainnya pada Kota Depok
mempunyai peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Bangunan
terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Bangunan Pada
tahun 2010 sebesar 3,86 Persen menempati urutan keenam dalam
kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.

Tabel 4.14
Analisis Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Parameter
Makna

No

Aspek

LQ

>1

Sektor Basis

Pj

Negatif

Tumbuh lambat di Propinsi


Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan

Dj

Positif
Propinsi

Tipologi

III

Baik/Potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

99

Analisis LQ selama 11 tahun (2000-2010), Sektor Bank &


Lembaga Keuangan Lainnya menunjukkan nilai rata-rata LQ di atas satu
yaitu sebesar 1.20 ini berarti bahwa Sektor ini merupakan Sektor basis .
Nilai LQ yang lebih dari satu ini berarti Sektor Bank & Lembaga
Keuangan telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut
dan Sektor ini berpotensi ekspor ke daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20002010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 2021.964087. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Bank &
Lembaga Keuangan Lainnya adalah Sektor yang daya saingnya turun
sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan
Sektor yang sama ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran
rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -946.0105869.
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi Sektoral Bank & Lembaga
Keuangan Lainnya memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1)
termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik
untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

100

h. Sektor Jasa-jasa
Sektor Jasa-jasa pada Kota Depok mempunyai peran besar terlihat
pada kontribusi Sektor Bangunan terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya
kontribusi Sektor Bangunan Pada tahun 2010 sebesar 7,59 Persen
menempati urutan ketiga dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.

No

Aspek

Tabel 4.15
Analisis Jasa-jasa
Parameter
Makna

LQ

>1

Sektor Basis

Pj

Negatif

Tumbuh lambat di Propinsi

Dj

Positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan


Propinsi
4

Tipologi

III

Baik/Potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Analisis LQ selama 11 tahun (2000-2010) Sektor Jasa-jasa


menunjukkan nilai rata-rata LQ di atas satu yaitu sebesar 1.04 ini berarti
bahwa Sektor ini merupakan Sektor basis . Nilai LQ yang lebih dari satu
ini berarti Sektor Jasa-jasa telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
daerah tersebut dan Sektor ini berpotensi ekspor ke daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20002010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 608.9549405. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini

101

cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat


Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Jasa-jasa
adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.
Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,
yaitu sebesar -703.2343349. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi
Sektoral Jasa-jasa memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1)
termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik
untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

102

BAB V
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh
yang ada di Kota Depok selama 11 tahun dari tahun 2000-2010, b a h w a
d engan ini ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis di Kota Depok, perkembangan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di Kota Depok selama 11 tahun menunjukan
fluktuasi pada masing-masing sektor tiap tahunnya. Akan tetapi selama
periode analisis yaitu tahun 2000 hingga 2010 sektor Industri Pengolahan
masih mendominasi terhadap distribusi PDRB Kota Depok 41,15% pada
tahun 2005. Angka ini cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
(2000-2004)

maupun

tahun-tahun

berikutnya

(2006-2010).

Sektor

berikutnya yang cukup mendominasi terhadap distribusi PDRB di Kota


Depok di antara sektor lainnya selama periode analisis (2000 s.d. 2010)
adalah sektor Perdagangan, Restoran & Hotel, sektor ini memberikan
distribusi PDRB di Kota Depok 31,15% pada tahun 2010. Sektor ini sempat
mengalami penurunan 28,88% pada tahun 2005. Sementara itu, sektor
Listrik, Air Bersih selama periode analisis merupakan sektor yang
mempunyai distribusi PDRB terendah dibandingan sektor-sektor lainnya,
sebesar 2,99% pada tahun 2009, padahal tahun 2005, sektor ini mengalami
kenaikan 3.32%. Secara garis besar Sektor Industri Pengolahan, merupakan

103

sektor yang memberikan distribusi PDRB terbesar di Kota Depok, karena


selalu mengalami penaikan setiap tahunnya dengan rata-rata tiap tahunnya
selama periode penelitian (2000 s.d 2010) 40,17% jika dibandingakan
dengan sektor-sektor lainnya. Sedangkan sektor Pertambangan tidak
memiliki nilai PDRB di Kota Depok, dikarenakan sektor tersebut tidak ada
di Kota Depok.
2. Berdasarkan hasil perhitungan indeks Location Quotient masing-masing
sektor di Kota Depok, menunjukan LQ yang beragam, di Kota D e p o k
sendiri terdapat 6 (enam) sektor ekononomi yang mempunyai nilai LQ>1
yang merupakan sector basis dimana sektor tersebut mampu memenuhi
kebutuhan pasar lokal maupun luar daerah. Sektor Bangunan/Konstruksi
dengan LQ rata-rata sebesar 2.00, Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran
dengan LQ rata-rata sebesar 1.48, Sektor Listrik, Gas & Air Bersih dengan
LQ rata-rata sebesar 1.44, Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
dengan hasil LQ rata-rata 1.20, Sektor Pengangkutan & Komunikasi dengan
hasil LQ rata 1.17 kemudian Sektor Jasa - jasa dengan hasil LQ rata-rata
sebesar 1.04. Sedangkan berdasarkan perhitungan indeks Location Question
menunjukan hasil, di Kota Depok terdapat 2 (dua) sektor yang menunjukan
nilai LQ<1 dan merupakan sektor non basis, dimana sektor tersebut hanya
mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal daerah sendiri adalah Sektor
Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian.
3. Selain analisis sektor basis yang ada di atas, sektor ekonomi yang potensial
dengan kriteria tergolong dalam sektor yang tumbuh dengan cepat terhadap

104

sektor sejenis di tingkat Propinsi (Pj rata-rata > 0), serta memiliki tingkat
potensialnya baik (tipologi III) maka termasuk sektor yang potensialnya
baik untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota
Depok yaitu Sektor Listrik, Gas & Air Minum; Sektor Bangunan/Kontruksi;
Sektor Perdagangan, Hotel& Restoran; Sektor Pengankutan & Komunikasi;
Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya; dan Sektor Jasa-jasa.

105

B. SARAN
1. Berdasarkan pemahaman yang dimiliki terhadap potensi yang dimiliki Kota
Depok, maka Pemerintah Kota ini diharapkan memberikan perhatian khusus
untuk Sektor Pertainan, dengan memberikan lahan untuk pertainan yang
diharapkan sektor ini bisa memberikan kontribusi untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian di Kota Depok di masa yang akan datang.
Namun dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Depok
melalui sektor sektor basis, hendaknya pemerintah tidak mengabaikan
sektor non basis, karena dengan meningkatkan peran dari sektor non basis
diharapkan sektor tersebut dapat tumbuh menjadi sektor basis dan akhirnya
semua sektor ekonomi tersebut dapat secara bersama-sama mendukung
peningkatan ekonomi pertumbuhan di Kota Depok.
2. Pada kota Depok yang memiliki sektor basis, yaitu : Sektor Listrik, Gas &
Air Minum; Sektor Bangunan/Konstruksi; Sektor Perdagangan, Hotel&
Restoran; Sektor Pengankutan & Komunikasi; Sektor Bank & Lembaga
Keuangan Lainnya; dan Sektor Jasa-jasa, yang diharpakan kepada
pemerintah mulai memperhatikan kualitas dan fator-faktor penunjang agar
perkembangan sektor ini tidak di jadikan alat untuk mengambil keuntungan
satu pihak melainkan bisa menjadi sektor yang bermanfaat bagi masyarakat
sekitarnya dan bukan sebagai sumber yang dapat merugikan masyarakat.
3. Kota Depok pada saat mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang
strategis dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya hendaknya
juga tidak mengabaikan peran sektor yang tergolong nun potensial. Karena

106

dengan

mengembangkan

sektor

potensial

diharapkan

akan

dapat

merangsang pertumbuhan sektor nun potensial sehingga menjadi sektor


potensial yang pada akhirnya semua sektor ekonomi bersama-sama
mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Depok.
4. Kota Depok potensial untuk dijadikan pusat pertumbuhan di Propinsi Jawa
Barat dengan memilih dan mengembangkan sektor potensial yang paling
utama. Adanya peran serta Pemerintah daerah dan masyarakat dalam
membuat inisiatif untuk pengadaan kawasan terpadu guna pengembangan
sektor potensial yang ada di Kota Depok.
5. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas secara lebih
mendalam

mengenai

regulasi

sektor-sektor

perekonomian

dengan

membandingkan kondisi sektor-sektor perekonomian sebelum dengan


setelah adanya regulasi agar terlihat keefektifan dari pelaksanaan regulasi
dan membantu Pemerintah Kota Depok dalam melakukan evaluasi kinerja
di lapangan.

107

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. Ekonomi Pembangunan. Edisi Kelima. STIM YKPN.
Yogyakarta. 2010.
Adisasmita, Raharjo. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta. Graha Ilmu.
2005.
Badan Pusat Satistik. Kota Depok dalam Angka.BPS Kota Depok. 2010.
Badan Pusat Satistik. Propinsi Jawa Barat.BPS Jawa Barat. 2010.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu Sosial lainya. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
2010.
Chattopadhya, prof.S. Jurnal: Forecasting Regional Economic Potentialis for
economic Regional-Special Economic Zone and Investment Regions.
Institute of Town Planners India.Vol 8 No 1 Hal: 41-55. 2011.
Fatmasari, Wulan S. Dini. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota
Tanggerang (Pendekatan Model Basis Ekonomi). Skripsi Sarjana,
Fakultas Ekonomi UNS. 2007.
Ghalib, Rusli. Ekonomi Regional. Pustaka Ramadhan.Jakarta. 2005.
Glasson, Jhon. Pengantar Perencanaan Regional .Terjemahan Paul Sitohang.
Jakarta: LPFEUI.1990
Hidayat, Ainun, Roziana. Jurnal: Analisis Ketimpangan Ekonomi Antara
Kecamatan di Kabupaten Gresik. Universitas muhammadiyah gresik. Vol
6 N0 1 Hal: 83-97. 2009.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metedologi Penentu Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. 2002.
Kweka, Josaphat, & Morrissey, Oliver. Jurnal: The Ekonomic Potential of
Taurisme Tanzania. Jurnal of International Development J. int. Dev. 15,
335 351 (2003).

108

Lukman, Dr. Analisis Sektor Unggulan Sektoral dan Pengaruhnya Terhadap


Pertumbuhan Sektor Ekonomi Daerah : Pendekatan Input - Output
Interregional Sumatra Barat, Riau dan Jambi. Pasca Sarjana Universitas
Padjajaran. Bandung. 2011.
Raharja, Pratama, & Manurung, Mandala. Teori Ekonomi Makro. edisi kedua.
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA. Jakarta. 2004.
Richardson, Harry. Dasar - Dasar Ilmu Ekonomi Regional. Lembaga Penerbit
FE - UI. Jakarta. 1997.
Resnawati. Analisis Potensi Ekonomi Di Kota Cilegon. Universitas Syarif
Hidayatullah. Jakarta. 2010.
Roping. Jurnal: Aplikasi Shift Share Ebstaban Marquillas pada sektor Pertanian
di Kabupaten Boyolali . Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol 4
Nomor 2 Hal: 1 - 14. 2009.
Research, Regoinal, Vibiz. Jurnal: Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten
Keerom, Provinsi Papua. Hal: 1 - 14. LEPMIDA. 2011.
Reniwati. Analisis Sektor - Sektor Ekonomi Di Provinsi Sulawesi Periode 20072011. Universitas Hasanuddin. 2013.
Sadono, Sukirno. Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar
Kebijakan, Kencana Prenada Media Group, 2007.
Sulivanto. Jurnal: Analisis of Determining Basis Comodity and Pricing at Basis
Commodity in Banyumas Indonesia. Vol 2 Issue 2 (pp. 27 36). 2012.
Suherty, Lina. Jurnal: Analisis Pengembanangan Sektor Ekonomi Potensial
Kabupaten Barito Kuala. Vol 12 Nomor 2 Hal: 143 14. 2011.
Sjafrizal. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Badouse, Media.Padang.
2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung, 2006.
Tarigan, Robinson. Ekonomi Regional. Edisi Revisi. BUMI AKSARA. Jakarta.
2005.
109

Yunan Y. Zuhairan, Sektor Basis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang


Selatan (Suatu Pendekatan Location Quetient). Signifikan, Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Vol. I,
No. 2 Oktober 2010: hal. 25 - 38.

110

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000


Menurut Lapangan Usaha Propinsi Jawa Barat Tahun 2000-2010

No

Lapangan Usaha

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

28784186.59

29554466.83

29186913.59

29161783.4

34038120.63

34942015.46

34822021.09

35689490

37139985

41722076

42137486

Industri Pengolahan

79949896.89

82993409.84

86029221.1

91336589.53

97902362.1

105334047.2

114299625.7

122702671

133756557

131432865

135594749

Listrik, Gas dan Air Bersih

3882660.885

4169157.259

4398612.327

4447323.687

5337987.17

5649829.62

5427579.55

5750579

5985767

6839237

7315960

Bangunan

5254511.708

5143936.696

5580463.389

5984953.406

6602399.92

7780823.72

8232950.09

8928178

9730820

10299411

11810047

Perdagangan,Hotel dan Restoran

35567824.82

36403261.68

38647464.98

39198353.11

44604769.96

47259969.72

50719350.06

54789912

56937923

62701714

70083413

Pengangkutan dan Komunikasi

7314261.24

7925724.282

8478452.135

9323751.198

10274962.93

10329164.21

11143253.97

12271025

12233940

13209254

15352858

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya

5351150.092

5885016.621

6490645.266

7067352.623

7247001.69

7623682.08

7672322.47

8645553

9075520

9618612

10564691

Jasa-jasa

12099818.43

14532915.56

15661103.3

17426171.39

19344963.1

16821141.16

18200096.05

18728218

19494893

20157658

21899922

178204310.7 186607888.8 194472876.1 203946278.3 225352567.5 235740673.1

250517199

267505626

284355405

295980827

314759126

PDRB

111

Produk Domestik Regional Burto Atas Dasar Harga Konstan 2000


Menurut Lapangan Usaha Kota Depok Tahun 2000-2010

No

Lapangan Usaha

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

140296.96

144562.46

149731.67

153071.51

159556.91

167053.64

159921.17

161095.98

167197.76

173873.42

186945.98

1341787.5

1436273

1559431.51

1671866.52

1793348.32

1954749.67

2094461.49

2188502.81

2344941.46

2499038.17

2607666.08

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

121146.47

126236.53

131126.7

138496.57

146341.6

157837.97

162625.11

168289.13

175447.66

183438.6

194125.39

Bangunan

230202.2099

245483.27

254911.08

269033.15

284053.85

289734.93

299855.37

330725.45

352950.2

380592.37

415935.9

Perdagangan,Hotel dan Restoran

1063970.726

1123483.29

1153513.37

1221192.62

1293418.42

1371884.46

1500643.82

1680841.66

1771811.26

1873833.66

2030899.31

Pengangkutan dan Komunikasi

175920.3202

182490.44

210548.51

225171.34

240540.53

259654.73

265439.68

272608.12

298180.74

316105.87

337803.37

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya

132762.0491

139448.38

148777.26

160664.75

180689.28

192688.45

198084.51

216184.33

225750.03

236210.37

251443.22

Jasa-jasa

283227.1912

296744.96

312192.16

327129.86

342927.92

356430.25

385097.91

399999.46

434548.53

466557.16

494516.96

3489313.426

3694722.33

3920232.26

4166626.32

4440876.83

4750034.1

5066129.06

5418246.94

5770827.64

6129649.62

6519336.21

PDRB

112

Lampiran I
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Depok
LQ Tahun 2000
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa

Total

LQ Tahun 2001
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa

LQ Tahun 2002
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
JUMLAH

Wi
140296.96

Ki
28784186.59

Wi/W
0.040207612

Ki/K
0.161523515

LQ
0.248927297

1341787.5
121146.47
230202.2099
1063970.726
175920.3202
132762.0491
283227.1912
3489313.426

79949896.89
3882660.885
5254511.708
35567824.82
7314261.24
5351150.092
12099818.43
178204310.7

0.384541982
0.034719286
0.065973497
0.304922658
0.050416887
0.038048187
0.081169891
1

0.448641767
0.021787693
0.029485884
0.199590148
0.041044244
0.030028174
0.067898573
1

0.857124793
1.59352737
2.237460351
1.527744033
1.228354618
1.267082924
1.195457981

144562.46

Ki
29554466.83

Wi/W
0.039126745

Ki/K
0.158377371

LQ
0.247047575

1436273
126236.53
245483.27
1123483.29
182490.44
139448.38
296744.96

82993409.84
4169157.259
5143936.696
36403261.68
7925724.282
5885016.621
14532915.56

0.388736384
0.034166716
0.066441602
0.304077868
0.049392193
0.037742587
0.080315903

0.444747596
0.022341806
0.027565484
0.1950789
0.042472611
0.031536805
0.077879428

0.874060677
1.529272804
2.410318746
1.558742992
1.162918695
1.196779038
1.031285224

Wi

Wi
149731.67

Ki
29186913.59

Wi/W
0.038194592

Ki/K
0.150082182

LQ
0.25449118

1559431.51
131126.7
254911.08
1153513.37
210548.51
148777.26
312192.16
3920232.26

86029221.1
4398612.327
5580463.389
38647464.98
8478452.135
6490645.266
15661103.3
194472876.1

0.397790592
0.033448707
0.065024484
0.294246181
0.053708172
0.037951134
0.079636139
1

0.442371311
0.022618128
0.02869533
0.198729333
0.043597093
0.033375581
0.080531042
1

0.899223304
1.478845089
2.266030174
1.480637891
1.231920943
1.137092829
0.988887477

113

LQ Tahun 2003
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
JUMLAH

LQ Tahun 2004
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
JUMLAH

LQ Tahun 2005
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
JUMLAH

LQ Tahun 2006
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
JUMLAH

Wi
153071.51

Ki
29161783.4

Wi/W
0.036737518

Ki/K
0.142987573

LQ
0.256928049

1671866.52
138496.57
269033.15
1221192.62
225171.34
160664.75
327129.86
4166626.32

91336589.53
4447323.687
5984953.406
39198353.11
9323751.198
7067352.623
17426171.39
203946278.3

0.40125185
0.033239499
0.064568581
0.293089067
0.054041645
0.038559913
0.078511927
1

0.447846317
0.021806349
0.029345735
0.192199404
0.045716702
0.034653011
0.08544491
1

0.895958804
1.524303721
2.200271405
1.524921831
1.182098505
1.112743519
0.918860195

159556.91

Ki
34038120.63

Wi/W
0.035929146

Ki/K
0.151043855

LQ
0.237872275

1793348.32
146341.6
284053.85
1293418.42
240540.53
180689.28
342927.92
4440876.83

97902362.1
5337987.17
6602399.92
44604769.96
10274962.93
7247001.69
19344963.1
225352567.5

0.40382753
0.032953312
0.063963461
0.291252937
0.054165098
0.040687749
0.077220768
1

0.434440855
0.02368727
0.029298091
0.197933267
0.045595056
0.032158505
0.085843101
1

0.929533963
1.39118234
2.183195541
1.471470366
1.187959903
1.265225124
0.899557072

167053.64

Ki
34942015.46

Wi/W
0.035168935

Ki/K
0.14822226

LQ
0.237271613

1954749.67
157837.97
289734.93
1371884.46
259654.73
192688.45
356430.25
4750034.1

105334047.2
5649829.62
7780823.72
47259969.72
10329164.21
7623682.08
16821141.16
235740673.1

0.411523292
0.033228808
0.060996389
0.288815708
0.054663761
0.040565698
0.075037409
1

0.446821695
0.023966291
0.03300586
0.200474399
0.043815792
0.032339273
0.071354429
1

0.921001143
1.386481016
1.848047255
1.440661298
1.247581277
1.254378778
1.05161529

159921.17

Ki
34822021.09

Wi/W
0.031566738

Ki/K
0.139000521

LQ
0.227097986

2094461.49
162625.11
299855.37
1500643.82
265439.68
198084.51
385097.91
5066129.06

114299625.7
5427579.55
8232950.09
50719350.06
11143253.97
7672322.47
18200096.05
250517199

0.413424424
0.032100467
0.059188261
0.296211131
0.05239497
0.039099776
0.076014232
1

0.456254605
0.021665497
0.032863812
0.202458555
0.044480994
0.030625931
0.072650086
1

0.906126578
1.481640033
1.801016312
1.463070462
1.177918152
1.276688556
1.046306154

Wi

Wi

Wi

114

LQ Tahun 2007
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
JUMLAH

LQ Tahun 2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
JUMLAH

LQ Tahun 2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
JUMLAH

LQ Tahun 2010
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
JUMLAH

Wi
161095.98

Ki
35689490

Wi/W
0.029732122

Ki/K
0.133415848

LQ
0.222853001

2188502.81
168289.13
330725.45
1680841.66
272608.12
216184.33
399999.46
5418246.94

122702671
5750579
8928178
54789912
12271025
8645553
18728218
267505626

0.403913449
0.031059701
0.061039198
0.310218725
0.050312974
0.039899313
0.073824516
1

0.458691927
0.021497039
0.033375664
0.204817793
0.045872026
0.032319145
0.070010557
1

0.880576757
1.444836209
1.828853432
1.51460828
1.096811695
1.234541119
1.054476911

167197.76

37139985

Wi/W
0.028972926

Ki/K
0.130611145

LQ
0.22182583

2344941.46
175447.66
352950.2
1771811.26
298180.74
225750.03
434548.53
5770827.64

133756557
5985767
9730820
56937923
12233940
9075520
19494893
284355405

0.406344047
0.030402513
0.061161106
0.307028969
0.05167036
0.039119177
0.075300903
1

0.47038514
0.021050301
0.034220626
0.200235065
0.043023413
0.031916116
0.068558194
1

0.863853921
1.444279201
1.787258527
1.533342669
1.200982354
1.225687291
1.09835015

173873.42

41722076

Wi/W
0.028365964

Ki/K
0.14096209

LQ
0.201231153

2499038.17
183438.6
380592.37
1873833.66
316105.87
236210.37
466557.16
6129649.62

131432865
6839237
10299411
62701714
13209254
9618612
20157658
295980827

0.40769674
0.029926441
0.062090396
0.305699963
0.051569974
0.038535705
0.076114817
1

0.444058713
0.023107027
0.034797561
0.211843837
0.044628749
0.032497416
0.068104607
1

0.918114494
1.29512296
1.784331808
1.44304393
1.155532589
1.185808291
1.117616269

186945.98

42137486

Wi/W
0.028675616

Ki/K
0.133872166

LQ
0.214201477

2607666.08
194125.39
415935.9
2030899.31
337803.37
251443.22
494516.96
6519336.21

135594749
7315960
11810047
70083413
15352858
10564691
21899922
314759126

0.399989508
0.029776864
0.063800345
0.311519339
0.051815608
0.038568838
0.075853882
1

0.430788936
0.023243043
0.037520904
0.222657287
0.04877653
0.033564368
0.069576766
1

0.928504597
1.281108672
1.700394661
1.399097887
1.062306153
1.149100682
1.090218569

Wi

Ki

Wi

Ki

Wi

Ki

115

Lampiran II
Location Quotient (LQ) Rata-rata
Kota Depok Tahun 2000-2010
Lapangan Usaha
Pertanian

2000

2001

2002

2003

2004

2005

0.24893 0.24705 0.25449 0.25693 0.23787 0.23727

2006

2007

2008

2009

2010

RATA -RATA

0.2271 0.22285 0.22183 0.20123

0.2142

0.233613403

0.921 0.90613 0.88058 0.86385 0.91811

0.9285

0.897643548

1.5243 1.39118 1.38648 1.48164 1.44484 1.44428 1.29512 1.28111

1.440963583

Pertambangan dan Penggalian


Industri Pengolahan

0.85712 0.87406 0.89922 0.89596 0.92953

Listrik, Gas dan Air Bersih

1.59353 1.52927 1.47885

Bangunan

2.23746 2.41032 2.26603 2.20027

Perdagangan,Hotel dan Restoran

1.52774 1.55874 1.48064 1.52492 1.47147 1.44066 1.46307 1.51461 1.53334 1.44304

Pengangkutan dan Komunikasi

1.22835 1.16292 1.23192

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya

1.26708 1.19678 1.13709 1.11274 1.26523 1.25438 1.27669 1.23454 1.22569 1.18581

1.1491

1.209557105

Jasa-jasa

1.19546 1.03129 0.98889 0.91886 0.89956 1.05162 1.04631 1.05448 1.09835 1.11762 1.09022

1.044784663

2.1832 1.84805 1.80102 1.82885 1.78726 1.78433 1.70039

2.004288928

1.3991

1.487031058

1.1821 1.18796 1.24758 1.17792 1.09681 1.20098 1.15553 1.06231

1.175853171

116

Lampiran III
Komponen Shift Share
Komponen Shift Share Propinsi Jawa Barat Pertambahan (Gj)
Tahunan Propinsi Jawa Barat

Tahun
2000 - 2001
2001 - 2002
2002 - 2003
2003 - 2004
2004 - 2005
2005 - 2006
2006 - 2007
2007 - 2008
2008 - 2009
2009 - 2010

Yjt
Yjo
Gj
3694722.33 3489313.426 205408.9038
3920232.26 3694722.33 225509.93
4166626.32 3920232.26 246394.06
4440876.83 4166626.32 274250.51
4750034.1 4440876.83 309157.27
5066129.06
4750034.1 316094.96
5418246.94 5066129.06 352117.88
5770827.64 5418246.94
352580.7
6129649.62 5770827.64 358821.98
6519336.21 6129649.62 389686.59

117

Lampiran IV
2000 - 2001
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

Yijt
144562.46

Yijo
140296.96

Gij
4265.5

1436273
126236.53
245483.27
1123483.29
182490.44
139448.38
296744.96
3694722.33

1341787.5
121146.47
230202.2099
1063970.726
175920.3202
132762.0491
283227.1912
3489313.426

94485.5
5090.06
15281.06009
59512.56419
6570.119774
6686.330891
13517.76883
205408.9038

Yijt
149731.67

Yijo
144562.46

Gij
5169.21

1559431.51
131126.7
254911.08
1153513.37
210548.51
148777.26
312192.16
3920232.26

1436273
126236.53
245483.27
1123483.29
182490.44
139448.38
296744.96
3694722.33

123158.51
4890.17
9427.81
30030.08
28058.07
9328.88
15447.2
225509.93

Yijt
153071.51

Yijo
149731.67

Gij
3339.84

1671866.52
138496.57
269033.15
1221192.62
225171.34
160664.75
327129.86
4166626.32

1559431.51
131126.7
254911.08
1153513.37
210548.51
148777.26
312192.16
3920232.26

112435.01
7369.87
14122.07
67679.25
14622.83
11887.49
14937.7
246394.06

2001 - 2002
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

2002 - 2003
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

118

2003 - 2004
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

Yijt
159556.91

Yijo
153071.51

Gij
6485.4

1793348.32
146341.6
284053.85
1293418.42
240540.53
180689.28
342927.92
4440876.83

1671866.52
138496.57
269033.15
1221192.62
225171.34
160664.75
327129.86
4166626.32

121481.8
7845.03
15020.7
72225.8
15369.19
20024.53
15798.06
274250.51

Yijt
167053.64

Yijo
159556.91

Gij
7496.73

1954749.67
157837.97
289734.93
1371884.46
259654.73
192688.45
356430.25
4750034.1

1793348.32
146341.6
284053.85
1293418.42
240540.53
180689.28
342927.92
4440876.83

161401.35
11496.37
5681.08
78466.04
19114.2
11999.17
13502.33
309157.27

Yijt
159921.17

Yijo
167053.64

Gij
-7132.47

2094461.49
162625.11
299855.37
1500643.82
265439.68
198084.51
385097.91
5066129.06

1954749.67
157837.97
289734.93
1371884.46
259654.73
192688.45
356430.25
4750034.1

139711.82
4787.14
10120.44
128759.36
5784.95
5396.06
28667.66
316094.96

2004 - 2005
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

2005 - 2006
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

119

2006 - 2007
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

Yijt
161095.98

Yijo
159921.17

Gij
1174.81

2188502.81
168289.13
330725.45
1680841.66
272608.12
216184.33
399999.46
5418246.94

2094461.49
162625.11
299855.37
1500643.82
265439.68
198084.51
385097.91
5066129.06

94041.32
5664.02
30870.08
180197.84
7168.44
18099.82
14901.55
352117.88

Yijt
167197.76

Yijo
161095.98

Gij
6101.78

2344941.46
175447.66
352950.2
1771811.26
298180.74
225750.03
434548.53
5770827.64

2188502.81
168289.13
330725.45
1680841.66
272608.12
216184.33
399999.46
5418246.94

156438.65
7158.53
22224.75
90969.6
25572.62
9565.7
34549.07
352580.7

Yijt
173873.42

Yijo
167197.76

Gij
6675.66

2499038.17
183438.6
380592.37
1873833.66
316105.87
236210.37
466557.16
6129649.62

2344941.46
175447.66
352950.2
1771811.26
298180.74
225750.03
434548.53
5770827.64

154096.71
7990.94
27642.17
102022.4
17925.13
10460.34
32008.63
358821.98

2007 - 2008
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

2008 - 2009
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

120

2009 - 2010
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

Yijt
186945.98

Yijo
173873.42

Gij
13072.56

2607666.08
194125.39
415935.9
2030899.31
337803.37
251443.22
494516.96
6519336.21

2499038.17
183438.6
380592.37
1873833.66
316105.87
236210.37
466557.16
6129649.62

108627.91
10686.79
35343.53
157065.65
21697.5
15232.85
27959.8
389686.59

121

Lampiran V
Komponen Share
Komponen Nasional Share Propinsi Jawa Barat (Nj)

Tahun
2000 - 2001
2001 - 2002
2002 - 2003
2003 - 2004
2004 - 2005
2005 - 2006
2006 - 2007
2007 - 2008
2008 - 2009
2009 - 2010

Yjo
3489313.426
3694722.33
3920232.26
4166626.32
4440876.83
4750034.1
5066129.06
5418246.94
5770827.64
6129649.62

Yt
186607888.8
194472876.1
203946278.3
225352567.5
235740673.1
250517199
267505626
284355405
295980827
314759126

Yo
178204310.7
186607888.8
194472876.1
203946278.3
225352567.5
235740673.1
250517199
267505626
284355405
295980827

Yt/Yo
Yjo (Yt/Y0)
1.047156986 3653858.929
1.042147132
3850444.28
1.048713232 4111199.442
1.10496043 4603957.212
1.046097126 4645588.487
1.062681275 5047772.292
1.067813416 5409680.576
1.062988503 5759534.205
1.040883422 6006758.821
1.063444309 6518541.004

Nj
164545.5028
155721.9499
190967.1818
437330.8922
204711.6572
297738.1925
343551.5164
341287.2651
235931.1813
388891.3836

122

Lampiran VI
2000 - 2001
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

Yijo
140296.96

Yt/Yo
1.047156986

Yjo (Yt/Y0)
146912.9417

Nj
6615.981716

1341787.5
121146.47
230202.2099
1063970.726
175920.3202
132762.0491
283227.1912
3489313.426

1.047156986
1.047156986
1.047156986
1.047156986
1.047156986
1.047156986
1.047156986
8.377255884

1405062.154
126859.3723
241057.8522
1114144.378
184216.1922
139022.7071
296583.3317
3653858.929

63274.65376
5712.902336
10855.64229
50173.65215
8295.872
6260.658032
13356.14056
164545.5028

Yijo
144562.46

Yt/Yo
1.042147132

Yjo (Yt/Y0)
150655.3531

Nj
6092.893091

1436273
126236.53
245483.27
1123483.29
182490.44
139448.38
296744.96
3694722.33

1.042147132
1.042147132
1.042147132
1.042147132
1.042147132
1.042147132
1.042147132
8.337177056

1496807.788
131557.0377
255829.6858
1170834.889
190181.8887
145325.7293
309251.909
3850444.28

60534.78779
5320.507699
10346.4158
47351.59858
7691.448672
5877.349286
12506.94901
155721.9499

2001 - 2002
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

123

2002 - 2003
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

Yijo
149731.67

Yt/Yo
1.048713232

Yjo (Yt/Y0)
157025.5835

Nj
7293.91351

1559431.51
131126.7
254911.08
1153513.37
210548.51
148777.26
312192.16
3920232.26

1.048713232
1.048713232
1.048713232
1.048713232
1.048713232
1.048713232
1.048713232
8.389705852

1635396.458
137514.3053
267328.6225
1209704.734
220805.0083
156024.6811
327400.049
4111199.442

75964.94823
6387.605299
12417.54246
56191.36388
10256.49832
7247.421115
15207.88898
190967.1818

Yijo
153071.51

Yt/Yo
1.10496043

Yjo (Yt/Y0)
169137.9616

Nj
16066.45158

1671866.52
138496.57
269033.15
1221192.62
225171.34
160664.75
327129.86
4166626.32

1.10496043
1.10496043
1.10496043
1.10496043
1.10496043
1.10496043
1.10496043
8.839683444

1847346.35
153033.2296
297270.9852
1349369.523
248805.4208
177528.1913
361465.5509
4603957.212

175479.8296
14536.65961
28237.83524
128176.9031
23634.08078
16863.44132
34335.69093
437330.8922

2003 - 2004
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

124

2004 - 2005
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

Yijo
159556.91

Yt/Yo
1.046097126

Yjo (Yt/Y0)
166912.0249

Nj
7355.114929

1793348.32
146341.6
284053.85
1293418.42
240540.53
180689.28
342927.92
4440876.83

1.046097126
1.046097126
1.046097126
1.046097126
1.046097126
1.046097126
1.046097126
8.368777005

1876016.523
153087.5271
297147.916
1353041.291
251628.757
189018.5364
358735.9114
4645588.487

82668.20284
6745.927123
13094.06602
59622.87143
11088.22704
8329.256444
15807.99142
204711.6572

Yijo
167053.64

Yt/Yo
1.062681275

Yjo (Yt/Y0)
177524.7751

Nj
10471.13511

1954749.67
157837.97
289734.93
1371884.46
259654.73
192688.45
356430.25
4750034.1

1.062681275
1.062681275
1.062681275
1.062681275
1.062681275
1.062681275
1.062681275
8.501450198

2077275.871
167731.4552
307895.8848
1457875.927
275930.2195
204766.4077
378771.7524
5047772.292

122526.2011
9893.485162
18160.95475
85991.46675
16275.48947
12077.95767
22341.50243
297738.1925

2005 - 2006
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

125

2006 - 2007
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

Yijo
159921.17

Yt/Yo
1.067813416

Yjo (Yt/Y0)
170765.9708

Nj
10844.8008

2094461.49
162625.11
299855.37
1500643.82
265439.68
198084.51
385097.91
5066129.06

1.067813416
1.067813416
1.067813416
1.067813416
1.067813416
1.067813416
1.067813416
8.542507326

2236494.078
173653.2742
320189.5869
1602407.603
283440.0514
211517.2972
411212.7147
5409680.576

142032.5879
11028.1642
20334.21688
101763.7833
18000.37139
13432.78724
26114.80469
343551.5164

Yijo
161095.98

Yt/Yo
1.062988503

Yjo (Yt/Y0)
171243.1747

Nj
10147.19466

2188502.81
168289.13
330725.45
1680841.66
272608.12
216184.33
399999.46
5418246.94

1.062988503
1.062988503
1.062988503
1.062988503
1.062988503
1.062988503
1.062988503
8.503908026

2326353.326
178889.4104
351557.3511
1786715.36
289779.2975
229801.4574
425194.8273
5759534.205

137850.5164
10600.28042
20831.90109
105873.7004
17171.17746
13617.12738
25195.3673
341287.2651

2007 - 2008
Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

126

2008 - 2009

Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

Yijo
167197.76

Yt/Yo
1.040883422

Yjo (Yt/Y0)
174033.3766

Nj
6835.616567

2344941.46
175447.66
352950.2
1771811.26
298180.74
225750.03
434548.53
5770827.64

1.040883422
1.040883422
1.040883422
1.040883422
1.040883422
1.040883422
1.040883422
8.327067375

2440810.691
182620.5607
367380.0119
1844248.967
310371.389
234979.4637
452314.3609
6006758.821

95869.2311
7172.90071
14429.81195
72437.70732
12190.649
9229.433727
17765.8309
235931.1813

Yijo
173873.42

Yt/Yo
1.063444309

Yjo (Yt/Y0)
184904.699

Nj
11031.27896

2499038.17
183438.6
380592.37
1873833.66
316105.87
236210.37
466557.16
6129649.62

1.063444309
1.063444309
1.063444309
1.063444309
1.063444309
1.063444309
1.063444309
8.507554471

2657587.919
195076.7352
404738.7899
1992717.741
336160.9884
251196.5737
496157.5566
6518541.004

158549.7495
11638.13519
24146.41987
118884.0814
20055.11844
14986.20367
29600.39655
388891.3836

2009 - 2010

Y
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Total

127

Komponen Tumbuh Differensial (DJ) Propinsi Jawa Barat

Lapangan Usaha
Pertanian

2000 - 2001

2001 - 2002

2002 - 2003

2003 - 2004

2004 - 2005

2005 - 2006

2006 - 2007

2007 - 2008

2008 - 2009

2009 - 2010

RATA - RATA

511.0782725

6967.056711

3468.76029

-19110.71302

3259.637488

-6558.79112

-2809.066831

-445.4952205

-13952.11762

11341.372

-1732.827905

43406.66448

70621.16075

16229.58758

1298.909461

25269.80411

-26668.01885

-59938.66534

-40716.47609

194834.3144

29494.68122

25383.19618

-3849.176631

-2057.423906

5917.73934

-19891.61481

2947.169407

10996.08828

-4013.925869

275.8171625

-17024.95427

-2099.636279

-2879.991758

Bangunan

20125.39454

-11404.4837

-4354.708674

-12734.50031

-45018.03265

-6715.412717

5548.922953

-7507.423422

7018.593861

-20478.74328

-7552.039341

Perdagangan, Hotel, Restoran

34521.42784

-39230.88164

51236.85687

-96206.69372

1472.384805

28338.8528

59761.28843

25073.04636

-77336.96641

-63535.59312

-7590.627778

Pengangkutan, komunikasi

-8136.597788

15331.46666

-6368.791506

-7602.853729

17845.32879

-14679.65416

-19695.81187

26396.48534

-5846.43094

-29600.31041

-3235.716961

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan

-6558.899227

-5021.79033

-1331.679579

15940.50109

2607.408914

4166.674874

-7027.107786

-1185.738088

-3048.86226

-8000.613481

-946.0105869

Jasa-jasa lain

-43435.09114

-7589.060335

-20247.58737

-20222.13342

58242.09011

-551.5963814

3726.957371

18174.33611

17235.34776

-12365.60605

-703.2343349

36584.80035

27616.04421

44550.17696

-158529.0985

66625.79097

-11671.85728

-24447.40894

20064.55215

101878.9246

-95244.4494

742.7475129

Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih

Jumlah

128

Lampiran VII
(P + D)j Propinsi Jawa Barat

Tahun

Yjt

Yt

Yo

Yjo

Yt/Yo

Yjo (Yt/Yo)

(P+D)j

2000 - 2001

3694722.33

186607888.8

178204310.7

3489313.426

1.047156986

3653858.929

40863.40092

2001 - 2002

3920232.26

194472876.1

186607888.8

3694722.33

1.042147132

3850444.28

69787.98007

2002 - 2003

4166626.32

203946278.3

194472876.1

3920232.26

1.048713232

4111199.442

55426.87821

2003 - 2004

4440876.83

225352567.5

203946278.3

4166626.32

1.10496043

4603957.212

-163080.3822

2004 - 2005

4750034.1

235740673.1

225352567.5

4440876.83

1.046097126

4645588.487

104445.6128

2005 - 2006

5066129.06

250517199

235740673.1

4750034.1

1.062681275

5047772.292

18356.76754

2006 - 2007

5418246.94

267505626

250517199

5066129.06

1.067813416

5409680.576

8566.363602

2007 - 2008

5770827.64

284355405

267505626

5418246.94

1.062988503

5759534.205

11293.43486

2008 - 2009

6129649.62

295980827

284355405

5770827.64

1.040883422

6006758.821

122890.7987

2009 - 2010

6519336.21

314759126

295980827

6129649.62

1.063444309

6518541.004

795.2064051

129

Lampiran VIII
KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT
KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT (Dj) Kota Depok

Tahun

(P+D)j

Pj

Dj

2000 - 2001

40863.40092

4278.600576

36584.80035

2001 - 2002

69787.98007

42171.93586

27616.04421

2002 - 2003

55426.87821

10876.70124

44550.17696

2003 - 2004

-163080.3822

2004 - 2005

104445.6128

2005 - 2006

18356.76754

30028.62481 -11671.85728

2006 - 2007

8566.363602

33013.77255 -24447.40894

2007 - 2008

11293.43486

-8771.117287

20064.55215

2008 - 2009

122890.7987

21011.87415

101878.9246

2009 - 2010

795.2064051

96039.6558

-95244.4494

TOTAL

269346.0609

261918.5858

7427.475129

-4551.283741 -158529.0985
37819.8218

66625.79097

130

Tahun 2000 - 2001


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Tahun 2001 - 2002


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Tahun 2002 - 2003


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Tahun 2003 - 2004


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Yijt
144562.46

Yit
29554466.83

Yio
28784186.59

Yijo
140296.96

1436273
126236.53
245483.27
1123483.29
182490.44
139448.38
296744.96
3694722.33

82993409.84
4169157.259
5143936.696
36403261.68
7925724.282
5885016.621
14532915.56
186607888.8

79949896.89
3882660.885
5254511.708
35567824.82
7314261.24
5351150.092
12099818.43
178204310.7

1341787.5
121146.47
230202.2099
1063970.726
175920.3202
132762.0491
283227.1912
3489313.426

Yijt
149731.67

Yit
29186913.59

Yio
29554466.83

Yijo
144562.46

1559431.51
131126.7
254911.08
1153513.37
210548.51
148777.26
312192.16
3920232.26

86029221.1
4398612.327
5580463.389
38647464.98
8478452.135
6490645.266
15661103.3
194472876.1

82993409.84
4169157.259
5143936.696
36403261.68
7925724.282
5885016.621
14532915.56
186607888.8

1436273
126236.53
245483.27
1123483.29
182490.44
139448.38
296744.96
3694722.33

Yijt
153071.51

Yit
29161783.4

Yio
29186913.59

Yijo
149731.67

1671866.52
138496.57
269033.15
1221192.62
225171.34
160664.75
327129.86
4166626.32

91336589.53
4447323.687
5984953.406
39198353.11
9323751.198
7067352.623
17426171.39
203946278.3

86029221.1
4398612.327
5580463.389
38647464.98
8478452.135
6490645.266
15661103.3
194472876.1

1559431.51
131126.7
254911.08
1153513.37
210548.51
148777.26
312192.16
3920232.26

Yijt
159556.91

Yit
34038120.63

Yio
29161783.4

Yijo
153071.51

1793348.32
146341.6
284053.85
1293418.42
240540.53
180689.28
342927.92
4440876.83

97902362.1
5337987.17
6602399.92
44604769.96
10274962.93
7247001.69
19344963.1
225352567.5

91336589.53
4447323.687
5984953.406
39198353.11
9323751.198
7067352.623
17426171.39
203946278.3

1671866.52
138496.57
269033.15
1221192.62
225171.34
160664.75
327129.86
4166626.32

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
1.026760535 144051.3817
1.038067753
1.073788668
0.978956177
1.023488556
1.083598743
1.099766689
1.201085425
8.525512547

Dj
511.0782725

1392866.336
130085.7066
225357.8755
1088961.862
190627.0378
146007.2792
340180.0511
3658137.53

43406.66448
-3849.176631
20125.39454
34521.42784
-8136.597788
-6558.899227
-43435.09114
36584.80035

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
0.98756353 142764.6133

Dj
6967.056711

1.036578944
1.055036319
1.084862377
1.061648413
1.069738466
1.102910269
1.077629828
8.475968145

1488810.349
133184.1239
266315.5637
1192744.252
195217.0433
153799.0503
319781.2203
3892616.216

70621.16075
-2057.423906
-11404.4837
-39230.88164
15331.46666
-5021.79033
-7589.060335
27616.04421

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
0.999138991 149602.7497
1.061692624
1.011074256
1.072483231
1.014254185
1.099699692
1.088852084
1.112703943
8.459899006

1655636.932
132578.8307
273387.8587
1169955.763
231540.1315
161996.4296
347377.4474
4122076.143

Dj
3468.76029
16229.58758
5917.73934
-4354.708674
51236.85687
-6368.791506
-1331.679579
-20247.58737
44550.17696

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
1.167216702
178667.623

Dj
-19110.71302

1.071885458
1.200269543
1.10316647
1.137924592
1.102020283
1.02541957
1.110109769
8.918012387

1298.909461
-19891.61481
-12734.50031
-96206.69372
-7602.853729
15940.50109
-20222.13342
-158529.0985

1792049.411
166233.2148
296788.3503
1389625.114
248143.3837
164748.7789
363150.0534
4599405.928

131

Tahun 2004 - 2005


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Tahun 2005 - 2006


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Tahun 2006 - 2007


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Yijt
167053.64

Yit
34942015.46

Yio
34038120.63

Yijo
159556.91

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
1.026555368 163794.0025

1954749.67
157837.97
289734.93
1371884.46
259654.73
192688.45
356430.25
4750034.1

105334047.2
5649829.62
7780823.72
47259969.72
10329164.21
7623682.08
16821141.16
235740673.1

97902362.1
5337987.17
6602399.92
44604769.96
10274962.93
7247001.69
19344963.1
225352567.5

1793348.32
146341.6
284053.85
1293418.42
240540.53
180689.28
342927.92
4440876.83

1.07590915
1.058419483
1.178484159
1.05952726
1.005275083
1.051977412
0.869535965
8.32568388

Yijt
159921.17

Yit
34822021.09

Yio
34942015.46

Yijo
167053.64

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
0.9965659 166479.9611

2094461.49
162625.11
299855.37
1500643.82
265439.68
198084.51
385097.91
5066129.06

114299625.7
5427579.55
8232950.09
50719350.06
11143253.97
7672322.47
18200096.05
250517199

105334047.2
5649829.62
7780823.72
47259969.72
10329164.21
7623682.08
16821141.16
235740673.1

1954749.67
157837.97
289734.93
1371884.46
259654.73
192688.45
356430.25
4750034.1

Yijt
161095.98

Yit
35689490

Yio
34822021.09

Yijo
159921.17

2188502.81
168289.13
330725.45
1680841.66
272608.12
216184.33
399999.46
5418246.94

122702671
5750579
8928178
54789912
12271025
8645553
18728218
267505626

114299625.7
5427579.55
8232950.09
50719350.06
11143253.97
7672322.47
18200096.05
250517199

2094461.49
162625.11
299855.37
1500643.82
265439.68
198084.51
385097.91
5066129.06

1.085115676
0.960662518
1.058107777
1.073198954
1.078814679
1.00638017
1.081977488
8.340823162

Dj
3259.637488

1929479.866
154890.8006
334752.9627
1370412.075
241809.4012
190081.0411
298188.1599
4683408.309

25269.80411
2947.169407
-45018.03265
1472.384805
17845.32879
2607.408914
58242.09011
66625.79097

Dj
-6558.79112

2121129.509
151629.0217
306570.7827
1472304.967
280119.3342
193917.8351
385649.5064
5077800.917

-26668.01885
10996.08828
-6715.412717
28338.8528
-14679.65416
4166.674874
-551.5963814
-11671.85728

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
1.024911504 163905.0468

Dj
-2809.066831

1.073517697
1.059510772
1.084444568
1.080256587
1.101206616
1.126849534
1.029017536
8.579714815

-59938.66534
-4013.925869
5548.922953
59761.28843
-19695.81187
-7027.107786
3726.957371
-24447.40894

2248441.475
172303.0559
325176.527
1621080.372
292303.9319
223211.4378
396272.5026
5442694.349

132

Tahun 2007 - 2008


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Tahun 2008 - 2009


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Tahun 2009 - 2010


Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Jumlah

Yijt
167197.76

Yit
37139985

Yio
35689490

Yijo
161095.98

2344941.46
175447.66
352950.2
1771811.26
298180.74
225750.03
434548.53
5770827.64

133756557
5985767
9730820
56937923
12233940
9075520
19494893
284355405

122702671
5750579
8928178
54789912
12271025
8645553
18728218
267505626

2188502.81
168289.13
330725.45
1680841.66
272608.12
216184.33
399999.46
5418246.94

Yijt
173873.42

Yit
41722076

Yio
37139985

Yijo
167197.76

2499038.17
183438.6
380592.37
1873833.66
316105.87
236210.37
466557.16
6129649.62

131432865
6839237
10299411
62701714
13209254
9618612
20157658
295980827

133756557
5985767
9730820
56937923
12233940
9075520
19494893
284355405

2344941.46
175447.66
352950.2
1771811.26
298180.74
225750.03
434548.53
5770827.64

Yijt
186945.98

Yit
42137486

Yio
41722076

Yijo
173873.42

2607666.08
194125.39
415935.9
2030899.31
337803.37
251443.22
494516.96
6519336.21

135594749
7315960
11810047
70083413
15352858
10564691
21899922
314759126

131432865
6839237
10299411
62701714
13209254
9618612
20157658
295980827

2499038.17
183438.6
380592.37
1873833.66
316105.87
236210.37
466557.16
6129649.62

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
1.040642077 167643.2552

Dj
-445.4952205

1.090086759
1.040898143
1.089899865
1.039204498
0.99697784
1.049732735
1.04093689
8.388378808

-40716.47609
275.8171625
-7507.423422
25073.04636
26396.48534
-1185.738088
18174.33611
20064.55215

2385657.936
175171.8428
360457.6234
1746738.214
271784.2547
226935.7681
416374.1939
5750763.088

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
Dj
1.123373529 187825.5376 -13952.11762
0.982627454
1.142583231
1.058431972
1.101229386
1.079721987
1.05984142
1.033996852
8.58180583

2304203.856 194834.3144
200463.5543 -17024.95427
373573.7761 7018.593861
1951170.626 -77336.96641
321952.3009 -5846.43094
239259.2323 -3048.86226
449321.8122 17235.34776
6027770.695 101878.9246

Yit/Yio
(Yit/Yio)Yijo
1.009956599
175604.608
1.031665474
1.069704121
1.146672077
1.117727228
1.162280474
1.098359202
1.086431866
8.722797041

2578171.399
196225.0263
436414.6433
2094434.903
367403.6804
259443.8335
506882.566
6614580.659

Dj
11341.372
29494.68122
-2099.636279
-20478.74328
-63535.59312
-29600.31041
-8000.613481
-12365.60605
-95244.4494

133

Lampiran IX
KOMPONEN PROPOTIONAL SHIFT
KOMPONEN PROPOTIONAL SHIFT (Pj) PROPINSI JAWA BARAT
2000-2001
Yit
29554466.83

Yio
28784186.59

Yt
186607888.8

Yo
178204310.7

Yijo
140296.96

Yit/Yio
1.026760535

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
Pj
1.047156986
-0.02039645 -2861.559989

82993409.84
4169157.259
5143936.696
36403261.68
7925724.282
5885016.621
14532915.56
186607888.8

79949896.89
3882660.885
5254511.708
35567824.82
7314261.24
5351150.092
12099818.43
178204310.7

186607888.8
186607888.8
186607888.8
186607888.8
186607888.8
186607888.8
186607888.8
1492863110

178204310.7
178204310.7
178204310.7
178204310.7
178204310.7
178204310.7
178204310.7
1425634485

1341787.5
121146.47
230202.2099
1063970.726
175920.3202
132762.0491
283227.1912
3489313.426

1.038067753
1.073788668
0.978956177
1.023488556
1.083598743
1.099766689
1.201085425
8.525512547

1.047156986
1.047156986
1.047156986
1.047156986
1.047156986
1.047156986
1.047156986
8.377255884

2001-2002
Yit
29186913.59

Yio
29554466.83

Yt
194472876.1

Yo
186607888.8

Yijo
144562.46

Yit/Yio
0.98756353

86029221.1
4398612.327
5580463.389
38647464.98
8478452.135
6490645.266
15661103.3
194472876.1

82993409.84
4169157.259
5143936.696
36403261.68
7925724.282
5885016.621
14532915.56
186607888.8

194472876.1
194472876.1
194472876.1
194472876.1
194472876.1
194472876.1
194472876.1
1555783009

186607888.8
186607888.8
186607888.8
186607888.8
186607888.8
186607888.8
186607888.8
1492863110

1436273
126236.53
245483.27
1123483.29
182490.44
139448.38
296744.96
3694722.33

1.036578944
1.055036319
1.084862377
1.061648413
1.069738466
1.102910269
1.077629828
8.475968145

1.042147132
1.042147132
1.042147132
1.042147132
1.042147132
1.042147132
1.042147132
8.337177056

2002-2003
Yit
29161783.4

Yio
29186913.59

Yt
203946278.3

Yo
194472876.1

Yijo
149731.67

Yit/Yio
0.999138991

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
Pj
1.048713232 -0.04957424 -7422.833801

91336589.53
4447323.687
5984953.406
39198353.11
9323751.198
7067352.623
17426171.39
203946278.3

86029221.1
4398612.327
5580463.389
38647464.98
8478452.135
6490645.266
15661103.3
194472876.1

203946278.3
203946278.3
203946278.3
203946278.3
203946278.3
203946278.3
203946278.3
1631570227

194472876.1
194472876.1
194472876.1
194472876.1
194472876.1
194472876.1
194472876.1
1555783009

1559431.51
131126.7
254911.08
1153513.37
210548.51
148777.26
312192.16
3920232.26

1.061692624
1.011074256
1.072483231
1.014254185
1.099699692
1.088852084
1.112703943
8.459899006

1.048713232
1.048713232
1.048713232
1.048713232
1.048713232
1.048713232
1.048713232
8.389705852

-0.009089232
0.026631682
-0.068200808
-0.023668429
0.036441757
0.052609704
0.153928439
0.148256662

-12195.81824
3226.334295
-15699.97674
-25182.5158
6410.845562
6984.572086
43596.71941
4278.600576

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
Pj
1.042147132 -0.054583602 -7890.739802
-0.005568188
0.012889187
0.042715245
0.019501281
0.027591334
0.060763137
0.035482696
0.138791089

0.012979393
-0.037638975
0.023769999
-0.034459046
0.05098646
0.040138852
0.063990711
0.070193154

-7997.438544
1627.086206
10485.87791
21909.36306
5035.154666
8473.321044
10529.31132
42171.93586

20240.47419
-4935.474639
6059.236211
-39748.97076
10735.12319
5971.748463
19977.39839
10876.70124

134

2003-2004
Yit
34038120.63

Yio
29161783.4

Yt
225352567.5

Yo
203946278.3

Yijo
153071.51

Yit/Yio
1.167216702

97902362.1
5337987.17
6602399.92
44604769.96
10274962.93
7247001.69
19344963.1
225352567.5

91336589.53
4447323.687
5984953.406
39198353.11
9323751.198
7067352.623
17426171.39
203946278.3

225352567.5
225352567.5
225352567.5
225352567.5
225352567.5
225352567.5
225352567.5
1802820540

203946278.3
203946278.3
203946278.3
203946278.3
203946278.3
203946278.3
203946278.3
1631570227

1671866.52
138496.57
269033.15
1221192.62
225171.34
160664.75
327129.86
4166626.32

1.071885458
1.200269543
1.10316647
1.137924592
1.102020283
1.02541957
1.110109769
8.918012387

1.10496043
1.10496043
1.10496043
1.10496043
1.10496043
1.10496043
1.10496043
8.839683444

2004-2005
Yit
34942015.46

Yio
34038120.63

Yt
235740673.1

Yo
225352567.5

Yijo
159556.91

Yit/Yio
1.026555368

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
Pj
1.046097126 -0.019541757 -3118.022417

105334047.2
5649829.62
7780823.72
47259969.72
10329164.21
7623682.08
16821141.16
235740673.1

97902362.1
5337987.17
6602399.92
44604769.96
10274962.93
7247001.69
19344963.1
225352567.5

235740673.1
235740673.1
235740673.1
235740673.1
235740673.1
235740673.1
235740673.1
1885925385

225352567.5
225352567.5
225352567.5
225352567.5
225352567.5
225352567.5
225352567.5
1802820540

1793348.32
146341.6
284053.85
1293418.42
240540.53
180689.28
342927.92
4440876.83

1.07590915
1.058419483
1.178484159
1.05952726
1.005275083
1.051977412
0.869535965
8.32568388

1.046097126
1.046097126
1.046097126
1.046097126
1.046097126
1.046097126
1.046097126
8.368777005

2005-2006
Yit
34822021.09

Yio
34942015.46

Yt
250517199

Yo
235740673.1

Yijo
167053.64

Yit/Yio
0.9965659

114299625.7
5427579.55
8232950.09
50719350.06
11143253.97
7672322.47
18200096.05
250517199

105334047.2
5649829.62
7780823.72
47259969.72
10329164.21
7623682.08
16821141.16
235740673.1

250517199
250517199
250517199
250517199
250517199
250517199
250517199
2004137592

235740673.1
235740673.1
235740673.1
235740673.1
235740673.1
235740673.1
235740673.1
1885925385

1954749.67
157837.97
289734.93
1371884.46
259654.73
192688.45
356430.25
4750034.1

1.085115676
0.960662518
1.058107777
1.073198954
1.078814679
1.00638017
1.081977488
8.340823162

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
1.10496043
0.062256271
-0.033074972
0.095309113
-0.001793961
0.032964161
-0.002940148
-0.07954086
0.005149339
0.078328943

0.029812024
0.012322357
0.132387034
0.013430135
-0.040822043
0.005880286
-0.17656116
-0.043093125

Pj
9529.66144
-55296.93911
13199.98521
-482.6349262
40255.59062
-662.0370493
-12779.41242
1684.502494
-4551.283741

53463.34305
1803.27347
37605.04664
17370.78377
-9819.355828
1062.504641
-60547.75152
37819.8218

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
Pj
1.062681275 -0.066115375 -11044.81399
1.062681275
1.062681275
1.062681275
1.062681275
1.062681275
1.062681275
1.062681275
8.501450198

0.022434401
-0.102018757
-0.004573498
0.010517679
0.016133404
-0.056301104
0.019296213
-0.160627036

43853.63773
-16102.43344
-1325.102034
14429.04045
4189.114687
-10848.57255
6877.753954
30028.62481

135

2006-2007
Yit
35689490

Yio
34822021.09

Yt
267505626

Yo
250517199

Yijo
159921.17

Yit/Yio
1.024911504

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
1.067813416
-0.042901912

Pj
-6860.923964

122702671
5750579
8928178
54789912
12271025
8645553
18728218
267505626

114299625.7
5427579.55
8232950.09
50719350.06
11143253.97
7672322.47
18200096.05
250517199

267505626
267505626
267505626
267505626
267505626
267505626
267505626
2140045008

250517199
250517199
250517199
250517199
250517199
250517199
250517199
2004137592

2094461.49
162625.11
299855.37
1500643.82
265439.68
198084.51
385097.91
5066129.06

1.073517697
1.059510772
1.084444568
1.080256587
1.101206616
1.126849534
1.029017536
8.579714815

1.067813416
1.067813416
1.067813416
1.067813416
1.067813416
1.067813416
1.067813416
8.542507326

0.005704281
-0.008302644
0.016631152
0.012443171
0.033393201
0.059036118
-0.038795879
0.037207488

11947.39746
-1350.218333
4986.940164
18672.76825
8863.880484
11694.14055
-14940.21206
33013.77255

2007-2008
Yit
37139985

Yio
35689490

Yt
284355405

Yo
267505626

Yijo
161095.98

Yit/Yio
1.040642077

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
1.062988503 -0.022346426

Pj
-3599.919444

133756557
5985767
9730820
56937923
12233940
9075520
19494893
284355405

122702671
5750579
8928178
54789912
12271025
8645553
18728218
267505626

284355405
284355405
284355405
284355405
284355405
284355405
284355405
2274843240

267505626
267505626
267505626
267505626
267505626
267505626
267505626
2140045008

2188502.81
168289.13
330725.45
1680841.66
272608.12
216184.33
399999.46
5418246.94

1.090086759
1.040898143
1.089899865
1.039204498
0.99697784
1.049732735
1.04093689
8.388378808

1.062988503
1.062988503
1.062988503
1.062988503
1.062988503
1.062988503
1.062988503
8.503908026

0.027098256
-0.022090361
0.026911362
-0.023784005
-0.066010663
-0.013255768
-0.022051613
-0.115529218

59304.60967
-3717.567579
8900.272331
-39977.14677
-17995.0428
-2865.689291
-8820.633407
-8771.117287

2008-2009
Yit
41722076

Yio
37139985

Yt
295980827

Yo
284355405

Yijo
167197.76

Yit/Yio
1.123373529

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
1.040883422
0.082490107

Pj
13792.16105

131432865
6839237
10299411
62701714
13209254
9618612
20157658
295980827

133756557
5985767
9730820
56937923
12233940
9075520
19494893
284355405

295980827
295980827
295980827
295980827
295980827
295980827
295980827
2367846616

284355405
284355405
284355405
284355405
284355405
284355405
284355405
2274843240

2344941.46
175447.66
352950.2
1771811.26
298180.74
225750.03
434548.53
5770827.64

0.982627454
1.142583231
1.058431972
1.101229386
1.079721987
1.05984142
1.033996852
8.58180583

1.040883422
1.040883422
1.040883422
1.040883422
1.040883422
1.040883422
1.040883422
8.327067375

2009-2010
Yit
42137486

Yio
41722076

Yt
314759126

Yo
295980827

Yijo
173873.42

Yit/Yio
1.009956599

Yt/Yo
(Yit/Yio) - (Yt/Yo)
Pj
1.063444309 -0.053487709 -9300.090956

135594749
7315960
11810047
70083413
15352858
10564691
21899922
314759126

131432865
6839237
10299411
62701714
13209254
9618612
20157658
295980827

314759126
314759126
314759126
314759126
314759126
314759126
314759126
2518073008

295980827
295980827
295980827
295980827
295980827
295980827
295980827
2367846616

2499038.17
183438.6
380592.37
1873833.66
316105.87
236210.37
466557.16
6129649.62

1.031665474
1.069704121
1.146672077
1.117727228
1.162280474
1.098359202
1.086431866
8.722797041

1.063444309
1.063444309
1.063444309
1.063444309
1.063444309
1.063444309
1.063444309
8.507554471

-0.058255968
0.101699809
0.01754855
0.060345964
0.038838565
0.018957998
-0.00688657
0.254738454

-0.031778835
0.006259812
0.083227768
0.054282919
0.098836165
0.034914893
0.022987557
0.215242571

-136606.8356
17842.99356
6193.764193
106921.6591
11580.91194
4279.768533
-2992.548662
21011.87415

-79416.52069
1148.291087
31675.85341
101717.1617
31242.69197
8247.259815
10725.00949
96039.6558

136

RATA-RATA PROPOTIONAL SHIFT (Pj) PROPINSI JAWA BARAT


Lapangan Usaha
Pertanian

2000 - 2001

2001 - 2002

2002 - 2003

-2861.559989 -7890.739802 -7422.833801

2003 - 2004

2004 - 2005

2005 - 2006

2006 - 2007

2007 - 2008

2008 - 2009

2009 - 2010 RATA - RATA

9529.66144 -3118.022417 -11044.81399 -6860.923964 -3599.919444 13792.16105 -9300.090956

-2877.708187

Industri Pengolahan

-12195.81824 -7997.438544 20240.47419 -55296.93911 53463.34305 43853.63773 11947.39746 59304.60967 -136606.8356 -79416.52069

-10270.409

Listrik, Gas dan Air Bersih

3226.334295 1627.086206 -4935.474639 13199.98521

1803.27347 -16102.43344 -1350.218333 -3717.567579 17842.99356 1148.291087

1274.226983

Bangunan

-15699.97674 10485.87791 6059.236211 -482.6349262 37605.04664 -1325.102034 4986.940164 8900.272331 6193.764193 31675.85341

8839.927716

Perdagangan,Hotel dan Restoran

-25182.5158 21909.36306 -39748.97076 40255.59062 17370.78377 14429.04045 18672.76825 -39977.14677 106921.6591 101717.1617

21636.77336

Pengangkutan dan Komunikasi

6410.845562 5035.154666 10735.12319 -662.0370493 -9819.355828 4189.114687 8863.880484

-17995.0428 11580.91194 31242.69197

4958.128682

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya6984.572086 8473.321044 5971.748463 -12779.41242 1062.504641 -10848.57255 11694.14055 -2865.689291 4279.768533 8247.259815

2021.964087

Jasa-jasa

608.9549405
26191.85858

Pertambangan dan Penggalian

Jumlah

43596.71941 10529.31132 19977.39839 1684.502494 -60547.75152 6877.753954 -14940.21206 -8820.633407 -2992.548662 10725.00949
4278.600576 42171.93586 10876.70124 -4551.283741 37819.8218 30028.62481 33013.77255 -8771.117287 21011.87415 96039.6558

137

Lampiran X
CHECKING PERHITUNGAN SHIFT SHARE
Total Pertambahan PDRB (Gj) = National Shift (Nj) + Propotional Shift (Pj)
+ Differential Shift (Dj). Maka, hal ini akan sama dengan ni, sehingga nilai
rata-rata
Gj = Nilai Rata-rata Nj + Nilai rata-rata Pj + Nilai Rat-rata Dj
PROPINSI JAWA BARAT
Lapangan Usaha
Pertanian

Gj

Nj

Pj

Dj

Nj+Pj+Dj

4664.902

9275.438092

-2877.708187

-1732.827905

4664.902

126587.858

111475.0708

-10270.409

25383.19618

126587.858

7297.892

8903.656775

1274.226983

-2879.991758

7297.892

Bangunan

18573.36901

17285.48063

8839.927716

-7552.039341

18573.36901

Perdagangan,Hotel dan Restoran

96692.85842

82646.71284

21636.77336

-7590.627778

96692.85842

Pengangkutan dan Komunikasi

16188.30498

14465.89326

4958.128682

-3235.716961

16188.30498

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya

11868.11709

10792.16359

2021.964087

-946.0105869

11868.11709

Jasa-jasa

21128.97688

21223.25628

608.9549405

-703.2343349

21128.97688

303002.2784

276067.6723

26191.85858

742.7475129

303002.2784

Pertambangan dan Penggalian


Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih

Jumlah

138

You might also like