Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 12

UJI ANTI DIARE INFUSA DAUN MIMBA (Azadirachta indica Juss)

TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS


Ika Puspitaningrum*, Arsa Wahyu N., Suwarmi
STIFAR Yayasan Pharmasi Semarang
*korespondensi : ika2vita@yahoo.com
ABSTRACT
This study aims to determine the efficacy of neem leaf infusion antidiarrheal
(Azadirachta indica Juss.) against male mice strain Swiss, and to determine the
effective dose infusion of neem as antidiarrheal.
Object of this study was the time of the occurrence, duration of diarrhea, and
stool consistency and number of male mice strains Swiss. Samples of fresh neem leaves
is used in the preparations made by the infusion technique is random sampling . A 25 of
mice was divided into 5 groups consisting of groups I- III were given neem leaf infusion
dose of 68.12 mg/kgbw; 204.36 mg/kgbw and 613.08 mg/kgbw, group IV as a positive
control group that were given loperamide HCl dose of 0.73 mg/kgbw, and group V as a
negative control group that were given 0.75 ml of oleum ricini. All administration is
done orally. Observations include the time of occurrence of diarrhea , duration of the
course of diarrhea, stool consistency and number of each were evaluated statistically by
Anova method and post- ANOVA test .
The results showed that Infuse leaves of neem has antidiarrheal efficacy of male
mice strain Swiss. Neem leaf infusion at a dose of 204.36 mg/kgbw and 613.08 mg/kgbw
have antidiarrheal effects comparable to loperamide HCl dose of 0.73 mg / kgbw.
Keyword: infusa, Mimba leaves, diarhea
PENDAHULUAN

mendadak dan berlangsung kurang dari

Diare merupakan penyakit yang

7 hari. Penyebab diare bermacam-

sering terjadi dan tersebar luas di

macam, antara lain adanya infeksi virus

seluruh penjuru dunia. Diare dapat

(Rotavirus, Adenovirus), infeksi bakteri

menyebabkan lebih dari 4 juta kematian

(Shigella,

setiap tahunnya pada anak-anak balita.

malabsorpsi

Khususnya di negara berkembang, diare

laktosa), makanan basi, beracun atau

menjadi penyebab utama malnutrisi

alergi terhadap makanan (Mansjoer, et

kalori protein dan dehidrasi (Harrison,

al., 2000).

1999).

Salmonella,
karbohidrat

E.

coli),

(intoleransi

Semua orang di Indonesia bisa


Diare adalah defekasi encer

dikatakan pernah mengalami diare.

lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa

Banyak orang yang mengalami diare

darah dan/atau lendir dalam tinja. Diare

dengan onset yang cepat menderita

akut adalah diare yang terjadi secara

penyakit yang tidak terlalu parah dan

84

dapat sembuh sendiri tanpa memerlukan

maupun obat modern tetap mempunyai

pengobatan (Goodman and Gilman,

efek samping tetapi jika keduanya

2010). Namun diare juga dapat menjadi

dibandingkan maka efek samping obat

kronis

kadang-kadang

tradisional masih lebih kecil daripada

menimbulkan komplikasi berat bila

efek samping obat modern (Duryatmo,

tidak ditangani dengan benar. Bila diare

2003). Namun obat tradisional sebelum

hanya beberapa kali sehari dan berhenti

digunakan harus melewati berbagai uji

dalam 1-2 hari, hal ini tidak perlu

pra klinik maupun uji klinik untuk

penanganan khusus. Tetapi bila defekasi

menjamin keamanan pengguna obat.

sering, bisa 8-15 kali sehari, disertai

Selain

perut mules, feses cair dan banyak,

dengan tanaman obat harganya relatif

maka perlu diwaspadai. Bahaya terbesar

terjangkau.

dan

ialah kehilangan cairan tubuh dan

itu,

Salah

pengobatan

satu

tradisional

tumbuhan

yang

garam, terutama natrium dan kalium,

bermanfaat dan digunakan secara turun

apalagi

temurun

bila

terjadi

berhari-hari.

sebagai

diare

masyarakat

peka sekali dan mudah berakhir dengan

(Azadirachta indica Juss.). Daun mimba

dehidrasi dan, tidak jarang kematian

banyak mempunyai manfaat, antara lain

(Mansjoer, et al., 2000).

menurunkan gula darah (antidiabetes),

penanggulangan

diare

antiinflamasi,

daun

oleh

Terutama orang lanjut usia dan bayi

Upaya

adalah

anti

antipiretik,

analgesik,

dapat dilakukan dengan obat modern

antitukak

dan

yang

anti diare, antivirus, dan antikanker.

penggunaannya sudah banyak dilakukan

Tanaman Mimba juga mengandung

secara

Penggunaan

beberapa kandungan kimia yang diduga

tradisional

sebagai anti diare yaitu tanin, alkaloid

banyak diminati sehubungan dengan

dan quersetin (Ross, 2001; Sukrasno,

adanya efek samping dari penggunaan

2003).

obat

tradisional

turun-temurun.

tumbuhan

sebagai

obat

lambung,

mimba

hepatoprotektor,

obat modern. Obat tradisional lebih

Oleh karena penggunaan empiris

dipilih karena dianggap mempunyai

daun Mimba sebagai antidiare oleh

efek samping yang lebih kecil. Perlu

masyarakat,

diperhatikan pernyataan sementara para

penelitian

pakar

kesehatan,

obat

maka
untuk

perlu

dilakukan

membuktikan

tradisional

85

kebenaran tentang adanya efek antidiare

sebanyak 2 kali bobot serbuk (20 mL).

pada daun Mimba.

Panci dipanaskan di dalam penangas air


selama 15 menit pada suhu 90o C sambil

METODE PENELITIAN

diaduk-aduk

Bahan

melalui kain halus. Jika volume belum


Bahan yang digunakan dalam

lalu

disaring

dingin

mencapai 100 mL maka ditambah air

penelitian ini adalah daun Mimba,

panas melalui ampas sampai 100 mL.

akuades, minyak jarak (oleum ricini),

Penyiapan hewan uji

dan Loperamid.

Perlakuan terdiri dari 5 kelompok,

Hewan Uji

sebagai berikut:

Hewan

uji

yang

digunakan

Kelompok I-III yang diberi infus Daun

dalam penelitian ini adalah mencit galur

Mimba

Swiss, jenis kelamin jantan, umur 2-3

dengan dosis 68,12 mg/kg BB; 204,36

bulan, berat badan 25-35 gram yang

mg/kg BB dan 613,08 mg/kg BB.

diperoleh

Kelompok IV sebagai kontrol positif

dari

fakultas

Farmasi

(Azadirachta

indica

Juss)

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

yang diberi loperamide HCl dengan

Alat

dosis 0,73 mg/kg BB.


Alat yang digunakan dalam

penelitian

ini

adalah

panci

infus,

penangas air, kain kola, alat-alat gelas,


termometer, sonde, spuit injeksi, bejana

Kelompok V sebagai kontrol negatif


yang diberi 0,75 ml oleum ricini.
Uji Antidiare
Mencit

yang

telah

kaca, dan kertas saring.

dikelompokkan secara acak menjadi 5

Model Penelitian

kelompok, di mana masing-masing

Penelitian Uji Antidiare Infus

kelompok terdiri atas 5 ekor, terlebih

Daun Mimba (Azadirachta indica Juss)

dahulu dipuasakan satu jam sebelum

terhadap

percobaan dimulai.

Mencit

Jantan

termasuk

penelitian eksperimental murni.

1. Sesuai dengan alokasi perlakuan,

Rancangan Penelitian

tiap mencit diberi secara oral baik

Penyiapan infus daun mimba

sediaan uji, maupun loperamide

Daun mimba sebanyak 10 gram


dimasukkan ke dalam panci infus

HCl serta kontrol negatif dan


kemudian

ditempatkan

dalam

ditambah 100 ml air dan air ekstra

86

bejana individual yang beralaskan

adalah pembuatan sediaan infusa daun

kertas saring untuk pengamatan.

Mimba.

Daun

Mimba

dalam

2. Satu jam setelah perlakuan, semua

pengobatan di masyarakat dikonsumsi

mencit diberi per oral 0,75 oleum

dalam bentuk rebusan. Sediaan infusa

ricini.

dipilih dalam penelitian ini karena suhu

3. Respons yang terjadi pada tiap

dan waktu dalam proses pemanasan

mencit diamati selang 30 menit

lebih terjaga yaitu 90o C selama 15

sampai 4 jam, kemudian 1 jam

menit. Selain itu, infusa dapat menyari

sampai 6 jam setelah pemberian

kandungan aktif daun Mimba yang

oleum ricini.

diduga dapat berefek antidiare. Sediaan

4. Parameter yang diamati meliputi


waktu

terjadinya

diare

infusa yang digunakan dalam penelitian

(onset),

ini selalu dibuat baru, karena untuk

jangka waktu berlangsungnya diare

sediaan infusa hanya mampu bertahan

(durasi), konsistensi dan jumlah

hanya dalam waktu satu hari dan

feses.

selebihnya dikhawatirkan sediaan ini

Analisis Data

sudah terkontaminasi dengan jamur atau

Hasil pengamatan pada kelima


kelompok

hewan

untuk

benda-benda lain.

waktu

Oleum ricini (minyak kastor)

terjadinya diare (onset), jangka waktu

digunakan

berlangsungnya

(durasi),

terjadinya diare. Penelitian antidiare ini

konsistensi dan jumlah feses dievaluasi

dikhususkan untuk diare non spesifik

masing-masing secara statistik dengan

seperti

metode Anova dan uji pasca Anova.

(makanan

diare

sebagai

diare

terlalu

mempercepat
HASIL DAN PEMBAHASAN

akibat

perangsang

salah

makan

pedas

sehingga

peristaltik

usus),

ketidakmampuan lambung dan usus

Penelitian ini bertujuan untuk

dalam memetabolisme laktosa (terdapat

mengetahui khasiat antidiare infus daun

dalam susu hewani) disebut lactose

Mimba

intolerance,

(Azadirachta

indica

Juss)

ketidakmampuan

terhadap mencit jantan, dan untuk

memetabolisme

mengetahui dosis efektif infus daun

tertentu (kubis, kol, sawi, nangka,

Mimba yang mampu berkhasiat sebagai

durian). Oleum ricini mengandung dua

antidiare. Langkah awal yang dilakukan

bahan berbahaya yaitu suatu protein

buah

atau

sayuran

87

yang sangat toksik, risin, dan kaya akan

indica Juss) dengan dosis 68,12 mg/kg

kandungan trigliserida, asam risinoleat.

BB; 204,36 mg/kg BB dan 613,08

Trigliserida dalam minyak jarak di usus

mg/kg BB, Kelompok IV sebagai

halus akan dihidrolisis oleh lipase

kontrol positif yang diberi loperamide

menjadi gliserol dan zat aktifnya yakni

HCl dengan dosis 0,73 mg/kg BB, dan

asam risinoleat, yang terutama bekerja

Kelompok V sebagai kontrol negatif

di usus halus untuk menstimulasi

yang diberi 0,75 ml oleum ricini.

sekresi

cairan

dan

elektrolit

serta

Pengamatan

yang

dilakukan

mempercepat transit di usus (Goodman

pada penelitian ini berlangsung selama

and Gilman, 2010; Tjay dan Rahardja,

10 jam terdiri dari:

2007).

1.

Waktu terjadinya diare (onset)

Kontrol positif (pembanding)

Waktu terjadinya diare pada

yang digunakan adalah Loperamide

hewan uji baik kelompok I, II, III, IV

HCl. Loperamide HCl merupakan obat

dan V setelah dihitung secara statistika

antidiare yang bekerja dengan cara

menggunakan

bereaksi langsung pada otot-otot usus,

tidak terdapat perbedaan. Hal ini berarti

menghambat

dan

waktu terjadinya diare setelah induksi

transit,

dengan minyak kastor semua kelompok

mempengaruhi perpindahan air dan

perlakuan sama. Pemberian obat 1 jam

elektrolit

sebelum perangsang diare bertujuan

peristaltis

memperpanjang

waktu

melalui

mukosa

usus,

Anova

mengurangi volume fecal, menaikkan

untuk

viskositas dan mencegah kehilangan air

tersebut melakukan proses absorbsi

dan elektrolit (Tjay dan Rahardja,

terlebih dahulu sehingga begitu oleum

2007). Sedangkan oleum ricini dalam

ricini diberikan obat langsung bekerja

menimbulkan

tidak butuh waktu yang lama untuk

diare

dengan

cara

memberi

menunjukkan

menstimulasi usus halus. Oleh karena

berefek antidiare.

itu, loperamide HCl merupakan pilihan

2.

obat

antidiare

untuk

diare

yang

disebabkan oleh oleum ricini.


Pada

penelitian

ini

dilakukan

Jangka

Waktu

kesempatan

obat

Berlangsungnya

Diare (durasi)
Jangka waktu berlangsungnya diare

pada hewan uji baik kelompok I, II, III,

perlakuan, yaitu Kelompok I-III yang

IV dan V setelah dihitung secara

diberi infus Daun Mimba (Azadirachta

statistika

menggunakan

Anova

88

menunjukkan

perbedaan.

dan III, jumlah feses selama 10 jam

Kelompok V mempunyai jangka waktu

pengamatan semakin berkurang seiring

berlangsungnya

dengan peningkatan dosis daun mimba.

daripada

adanya
diare

kelompok

paling
lainnya

lama
karena

Kelompok

V jumlah

banyak

yang menunjukkan kerja dari oleum

karena kelompok V merupakan kontrol

ricini dalam menimbulkan diare.

negatif yang menunjukkan kerja dari

kelompok perlakuan, maka dilanjutkan

oleum

ricini

kelompok

paling

kelompok V merupakan kontrol negatif

Karena ada perbedaan antar

diantara

feses

dalam

lainnya

menimbulkan

terjadinya diare.

dengan uji Tukey yang bertujuan untuk

Dari data jumlah feses tersebut

melihat letak perbedaan (p<0.05) pada

dilakukan analisa statistik parametrik

kelompok

yang

menggunakan uji Anova dan diperoleh

diperoleh kelompok V sebagai kontrol

hasil bahwa ada perbedaaan antar

negatif

dengan

kelompok perlakuan (p<0.05). Karena

kelompok I, II, III, dan IV terdapat

ada pengaruh yang berbeda, maka

perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa

dilanjutkan dengan uji Tukey yang

daun Mimba baik dosis 68,12 mg/kg

bertujuan untuk melihat letak perbedaan

BB; 204,36 mg/kg BB dan 613,08

pada kelompok perlakuan.

mg/kg

perlakuan.

bila

BB

Hasil

dibandingkan

dapat

berefek

sebagai

Hasil

yang

diperoleh

antidiare. Selain itu, hal ini juga

menunjukkan ada perbedaan jumlah

membuktikan efek Loperamid sebagai

feses mencit antara kelompok I, II, III,

antidiare.

dan IV dengan kelompok V. Kelompok

Namun, bila ketiga dosis daun

V sebagai kontrol negatif mempunyai

Mimba dibandingkan dengan kelompok

jumlah feses lebih banyak daripada

kontrol positif Loperamid, daun Mimba

kelompok lainnya. Hal ini membuktikan

dosis 204,36 mg/kg BB dan 613,08

bahwa daun Mimba baik dosis 68,12

mg/kg BB yang menunjukkan efek

mg/kg BB; 204,36 mg/kg BB dan

sebanding dengan Loperamid.

613,08 mg/kg BB serta Loperamid

3.

berefek sebagai antidiare.

Jumlah feses
Jumlah feses yang dihasilkan oleh

hewan

uji

pada

Sedangkan jumlah feses mencit

masing-masing

kelompok I, II, III bila dibandingkan

kelompok berbeda. Pada kelompok I, II

dengan kelompok IV tidak terdapat

89

perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa

HCl. Data rata-rata waktu terjadinya

kemampuan antidiare dari daun mimba

(onset)

mulai dari dosis 68,12 mg/kg BB;

berlangsungnya

204,36 mg/kg BB dan 613,08 mg/kg BB

jumlah feses tiap kelompok perlakuan

sebanding dengan obat Loperamide

dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1.

diare,

jangka
(durasi)

diare

waktu
dan

Tabel 1. Data Rata-rata Waktu Terjadinya (Onset), Jangka Waktu


Berlangsungnya (durasi) Diare dan Jumlah Feses Tiap Kelompok
Perlakuan
Perlakuan
Onset (menit) Durasi (menit) Jumlah Feses
Kelompok I
23
377,2ab
18a
Kelompok II
52,4
231,2a
12,6a
a
Kelompok III
57
217,4
11,8a
Kelompok IV
31,6
204,8a
14,4a
Kelompok V
8,8
534,8
29,2
Keterangan:
a : berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok V (kontrol negatif) dengan uji Tukey
b : berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok IV (kontrol positif) dengan uji Tukey

Gambar 1. Diagram batang data rata-rata waktu terjadinya (onset), jangka waktu
berlangsungnya (durasi) diare dan jumlah feses tiap kelompok
perlakuan
4.

Konsistensi Feses
Konsistensi

statistika dengan metode anava dan


pada

menunjukkan hasil terdapat perbedaan

penelitian ini dibedakan menjadi tiga

antar kelompok kemudian dilanjutkan

kriteria, yaitu padat (I), setengah padat

dengan uji Tukey untuk melihat adanya

(II) dan cair (III). Jumlah feses dengan

perbedaan. Data rata-rata jumlah feses

berbagai

berdasarkan konsistensinya dapat dilihat

kelompok

konsistensi

feses

pada

tiap-tiap

dibandingkan

secara

pada tabel 2 dan gambar 2.

90

Tabel 2. Data rata-rata jumlah feses berdasarkan konsistensi tiap


kelompok perlakuan
Perlakuan
I
4b
4,2b
4,4b
12,2
10,4

Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V

Konsistensi Feses
II
6,2
3,2
2,2
2,2
8

III
7,8b
5,2
5,2
0a
10,8

Keterangan:
a : berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok V (kontrol negatif) dengan uji Tukey
b : berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok IV (kontrol positif) dengan uji Tukey

Setelah dilakukan uji Tukey


menunjukkan

jumlah

konsistensi

kelompok.

Jumlah

feses

berbeda

dengan

pada

feses

tiap

dengan

dilihat jumlah feses dengan konsistensi


cair (III) tidak ada karena kelompok IV
merupakan
perlakuan

kontrol

positif

Loperamida

dengan
HCl.

konsistensi I kelompok IV berbeda

Loperamida HCl adalah obat antidiare

terhadap kelompok I, II, III dimana

dengan cara menghambat peristaltis

mempunyai jumlah feses lebih banyak

usus,

daripada kelompok lainnya. Meskipun

mencegah kehilangan air sehingga feses

jumlah feses dengan konsistensi I

yang semula setengah padat dapat

kelompok IV lebih banyak, namun bila

menjadi padat kembali

menaikkan

viskositas

dan

Gambar 2. Diagram batang data rata-rata jumlah feses berdasarkan konsistensi


tiap kelompok perlakuan

91

Sedangkan jumlah feses dengan

jauh lebih kecil daripada dosis 613,08

konsistensi II setelah dilakukan uji

mg/kg BB sudah dapat memberikan

Tukey

efek antidiare.

tidak

ada

perbedaan

antar

kelompoknya. Hal ini menunjukkan

Keseluruhan data pengamatan

bahwa pada hewan uji tiap kelompok

yang

mengalami pengeluaran feses dengan

menunjukkan

konsistensi setengah padat (II).

dengan dosis 204,36 mg/kg BB dan

Jumlah feses dengan konsistensi III

613,08 mg/kg BB mempunyai efek

setelah

antidiare

dilakukan

uji

Tukey

telah

dijelaskan
bahwa

yang

di

daun

atas
mimba

sebanding

dengan

menunjukkan ada perbedaan antara

Loperamid HCl dosis 0,73 mg/kg BB.

kelompok IV sebagai kontrol positif

Namun bila daun mimba dengan dosis

dengan kelompok V dan I. Jumlah feses

204,36 mg/kg BB dan 613,08 mg/kg BB

dengan konsistensi cair (III) pada

dibandingkan menunjukkan hasil tidak

kelompok IV jauh lebih sedikit daripada

ada

kelompok V dan I, karena kelompok IV

sehingga dapat dikatakan bahwa daun

sebagai kontrol positif menggunakan

mimba dengan dosis 204,36 mg/kg BB

Loperamid HCl. Tetapi bila kelompok

yang jauh lebih kecil daripada dosis

IV dibandingkan dengan kelompok II

613,08

dan III tidak terdapat perbedaan. Hal ini

memberikan efek antidiare.

menunjukkan

BB

keduanya

sudah

dapat

Beberapa kandungan senyawa

konsistensi III kelompok II dan III

yang terdapat dalam daun mimba

sebanding

merupakan senyawa yang berkhasiat

dengan
positif)

jumlah

mg/kg

diantara

feses

(Kontrol

bahwa

perbedaan

kelompok
sehingga

IV
dapat

sebagai

antidiare.

Senyawa-senyawa

dikatakan bahwa daun mimba dengan

tersebut antara lain flavonoid, tanin,

dosis 204,36 mg/kg BB dan 613,08

alkaloid, dan quersitin.

mg/kg BB mempunyai efek antidiare

Beberapa

senyawa

turunan

yang sebanding dengan Loperamid HCl

tannin dan flavonoid memiliki aktifitas

dosis 0,73 mg/kg BB. Kelompok II dan

sebagai antimotilitas, antisekretori dan

III bila dibandingkan menunjukkan

antibakteri (Otshudi, et. al., 2000).

hasil tidak ada perbedaaan. Hal ini

Senyawa

dapat memberikan gambaran bahwa

adstringent

dengan dosis 204,36 mg/kg BB yang

mengatasi disentri dan diare, sifat

tanin
yang

mempunyai

sifat

diperlukan

untuk

92

adstringent ini mengerutkan selaput

motilitas gastrointestinal dan kontraksi

lendir

otot polos (Ikawati, 2008).

usus

sehingga

mengurangi

pengeluaran cairan diare dan disentri

Sedangkan

senyawa

peristaltik

alkaloid

serta menghambat sekresi elektrolit

sebagai

yang

dapat

(Tjay dan Rahardja, 2007; Hembing,

mengurangi gerakan peristaltik dari

2006). Selain itu, sifat adstringens

usus (Sulaksana dan Jayusman, 2004).

tannin akan membuat usus halus lebih


tahan (resisten) terhadap rangsangan
senyawa kimia yang mengakibatkan

KESIMPULAN
Infusa daun mimba (Azadirachta

diare, toksin bakteri dan induksi diare

indica

Juss.)

oleh castor oil (Kumar, 1983).

antidiare

mempunyai

terhadap

khasiat

mencit

jantann

Beberapa penelitian juga telah

dengan dosis efektif sebesar 204,36

melaporkan mengenai flavonoid sebagai

mg/kg BB dan 613,08 mg/kg BB

antidiare.

sebanding dengan Loperamid HCl dosis

Mekanisme

flavonoid

(kuersetin) dalam menghentikan diare

0,73 mg/kg BB.

yang diinduksi oleh castor oil adalah


dengan menghambat motilitas usus,

DAFTAR PUSTAKA

tetapi tidak mengubah transport cairan

Di Carlo, G., Autore, G., Izzo, A.A.,

di

dalam

mukosa

usus

sehingga

Maiolino,

P.,

Mascolo,

N.,

mengurangi sekresi cairan dan elektrolit

Viola, P., Diurno, M.V., and

(Tarmudji dan Soleh, 2006; Di Carlo,

Capasso, F., 1993, Inhibition of

et.al.,

Intestinal

1993).

Aktivitas

flavonoid

Motility

and

(kuersetin) yang lain adalah dengan

Secretory by Flavonoids in

menghambat pelepasan asetilkolin di

Mice

saluran

Activity Relationships, Journal

cerna

Penghambatan
akan

(Lutterodt,
pelepasan

menyebabkan

1989).

asetilkolin

berkurangnya

aktivasi reseptor asetilkolin nikotinik

of

and

Rats:

Structure

Pharmacy

and

Pharmacology, 45 (12) : 10541059

terjadinya

Duryatmo, S., 2003, Aneka Ramuan

kontraksi otot polos dan teraktivasinya

Berkhasiat Dari Temu-Temuan,

reseptor

Cetakan

yang

memperantarai
asetilkolin

muskarinik

(khususnya Ach-M3) yang mengatur

1,

Jakarta:

Puspa

Swara

93

Goodman & Gilman, 2007, Dasar


Farmakologi Terapi, Editor Joel
G Hardman, Lee E. Limbird,
Konsultan

Editor

Mansjoer, A, Suprohaitan, Wahyu, IW,


& Wiwiek, S., 2000, Kapita

Goodman Gilman, Alih bahasa

Selekta Kedokteran, Edisi 3,

Tim

Cetakan II, Media Aesculapius,

Alih

Bahasa

Sekolah

1, EGC, Jakarta
Penyakit

Dalam,

Edisi

13,

Volume 1, EGC, Jakarta

Foriers A., 2000, Contribution


to

the

Ethnobotanical,

Phytochemical

Hembing, 2006, Jangan Anggap Remeh


Disentri.

Jakarta
Otshudi, L.A., Vercruysse, A., and

Harrison, 1999, Prinsip-prinsip Ilmu

http: // cybermed.

and

Pharmacological

Studies

of

Traditionally Used Medicinal

Cbn. Net. Id / detilhit. Asp?

Plant in the Treatment

kategori

Dysentery and Diarrhoea in

hembing

&

newsno=123 (17-11-2006)
Z.,

2008,

Lomela

Area,

of

Democratic

Pengantar

Republik of Congo (DRC),

Farmakologi Molekuler, 50, 78-

Journal of Ethnopharmacol,

81, Gadjah Mada University

71(3) : 411-423

Press, Yogyakarta.
Kumar,

247

Alfred

Farmasi ITB, Edisi 10, Volume

Ikawati,

Ethnopharmacology, 23 : 235-

R.,

1983,

Ross I.A., 2001, Medicinal Plants of

Chemical

and

The

World

Chemical

Biochemical Nature of Fodder

Constituents, Traditional and

Tree

Modern

Tannins.

Agricultural

Journal
and

of
food

chemistry, 31: 1364-1366


Release

Uses,

Volume 2, Totawa New Jersey:


Humana Press Inc

Lutterodt, G.D., 1989, Inhibition of


Gastrointestinal

Medicinal

of

Sulaksana, J., dan Jayusman, D.I., 2004,


Meniran

Budi

Daya

Acetylcholine by Quercetin as a

Pemanfaatan

untuk

Possible Mode of Action of

Jakarta: Penebar Swadaya

dan
Obat,

Psidium guajara leaf Extracts

Sukrasno, 2003, Mimba : Tanaman

in the Treatment of Acute

Obat Multifungsi, Jakarta: Agro

Diarrhoea

Media Pustaka

Disease,

Journal

94

Tarmudji & Soleh, M., 2006, Tabloid


Sinar Tari, Bogor: Balitvet
Bogor
Tjay, TH & Rahardja, K., 2007, Obatobat

Penting:

Penggunaan

dan

Sampingnya.

Edisi

Khasiat
Efek
IV,

Gramedia, Jakarta

95

You might also like