Professional Documents
Culture Documents
Pregnancy
Pregnancy
KELOMPOK TUTORIAL A
CASE 3
PREGNANCY
Disusun Oleh :
Yanti Hiriyanti
Erma Wati
Dwi L.
R. Ganang
Nurul Romadhona
Steffi Rifasa
Abdullah
Asyifaa P.
Risky Aprilianti
Aries
Multi S.W
Ratih D.
10100105024
1010106001
10100106010
10100106017
10100106034
10100106038
10100106042
10100106043
10100106045
10100106052
10100106061
11100106069
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2007
Tutorial 1 Step 1
Mrs . Partina, a 30-years-old P0 A0 visited the Maternal and Neonatal Health Clinic
(MNHC) in the Primary Care Health Center where you were the assistant of the doctor in
charge. She said that she had missed 3 periods, which normally comes on date 10th of the
month. The first day of her last menstrual period was on 10 August 2007 last. She has
also been suffering from nausea and vomiting. The latter had become worse that she
vomitted almost everything she ate. She complained of painless frequent-voiding, fatigue,
breast discomfort and increased skin pigmentation especially on her face, nipple, and
abdominal skin. She was worried about losing weight 3 kg since her last period.
The doctor has perform physical examination to Mrs. Partina, and the finding were as
follows:
Physical examination:
Height : 160 cm tall
Weight : 50 kg
Obstetricexamination:
External examination
Speculum examination
Vaginal examination :
Vulva
: normal
Vagina
: normal
Portio
Uterine corpus
Douglas pouch
: normal
Parametrium
: normal
Laboratory result:
Laboratory result:
Hb
: 11,5 mg%,
Hematocrit : 35 %
Platelet
: 250.000/cc
: normal
: positive
Tutorial 1 Step 2
The doctor reffered Mrs. Partina for an Ultrasonography (USG) scanning in the
Feto Maternal clinic.
Result of USG examination was as follow:
Uterus is enlarged filled with a singleton fetus, actively moves, HR 160 bpm, regular,
CRL 5.5 cm, nuchal translucecy 2 mm, amniotic fluid normal, chorion frondosum at the
anterior uterine wall. Both adnexa within normal limits, no abnormal mass found.
D. Does the information change your hypothesis? Why?
E. Identify the patients problems.
F. Can you explain your management plans for this patient? Please describe the details.
Tutorial 2 Step 1
Mrs. Partina was sent home, given some prenatal vitamins and antiemetics. She was also
adviced to have regular prenatal visit, scheduled once a month up to 28 weeks of
pregnancy and more frequent there after.
She went to widwife for prenatal care as scheduled.
In the 38th week of pregnancy, Mrs. Partina returned to the hospital, complaining that she
had been having a regular contractions for 8 hours. She knew the baby was still moving,
no water broke.
Physical diagnosis :
Vital signs : within normal limits
Obstetric examination :
Fundal height : 35 cm
Leopold 1 : soft mass was palpated in the funus, larger resistance on the left side of the
fundus
Leopold 4
: 145-150 bpm
Variability
minute period
Contraction
Conclusion
Vaginal examination :
Vulve/vagina
: no abnormalities
Portio
Cervical dilatation
: 4-5 cm
Mrs. Partina was informed about her and her babys condition, and the doctors plan to
have labor augmentation. She wanted to know if she could have spontaneuos delivery and
also about the risks and benefit of having labor augmentation.
The doctor explained everything about his plan and about the risk of having labor
augmentation.
After a while, Mrs. Partina and her husband agreed to the doctors plan.
G. What have you learnt so far ? What is your current diagnosis ?
H. What would be your management plan for this patient ?
Tutorial 2 Step 2
Tutorial 3
Mrs. Partina gave birth to a healthy girl of 3000 grams, 51 I length. She was crying out
loud.
Both parents looked happy with their offspring.
Tutorial 1 step 1
Problem:
1. Mrs. Partina 30 tahun P0A0 (Partus 0 Abortus 0)
2. Siklus menstruasi terlewat selama 3 periode, biasanya mendapat menstruasi setiap
tanggal 10 dan hari pertama haid terakhirnya pada tanggal 10 Agustus 2007.
3. Nausea
4. Vomiting dan memburuk pada pagi hari yaitu vomit hampir setiap makan sesuatu.
5. Painless frequent-voiding (sering buang air kecil tanpa rasa sakit)
6. Fatigue
7. Breast discomfort
8. Pigmentasi kulit meningkat terutama di wajah, nipple dan bagian abdomen.
9. Kehilangan berat badan 3 kg sejak periode menstruasi terakhirnya.
Hipotesa
1. Amenorrhea
Data yang mendukung: Siklus menstruasi terlewat selama 3 periode
2. Hamil
Data yang mendukung:
a. Siklus menstruasi terlewat selama 3 periode
b. Nausea
c. Vomiting dan memburuk pada pagi hari yaitu vomit hampir setiap makan sesuatu.
d. Painless frequent-voiding (sering buang air kecil tanpa rasa sakit).
e. Fatigue
f. Breast discomfort
g. Pigmentasi kulit meningkat terutama di wajah, nipple dan bagian abdomen.
3. Hepatomegali
Data yang mendukung:
a.
Nausea
b. Vomiting
4. Maag (gastritis)
Data yang mendukung:
a. Nausea
b. Vomiting
5. Disentri
Data yang mendukung:
a. Nausea
b. Vomiting
c. Kehilangan berat badan sejak periode menstruasi terakhirnya.
6. Malnutrisi
Data yang mendukung:
a. Painless frequent-voiding (sering buang air kecil tanpa rasa sakit)
b. Kehilangan berat badan sejak periode menstruasi terakhirnya.
7. Tanda-tanda hamil
Data yang mendukung:
a. Siklus menstruasi terlewat selama 3 periode
b. Nausea
c. Vomiting dan memburuk pada pagi hari yaitu vomit hampir setiap makan sesuatu.
d. Painless frequent-voiding (sering buang air kecil tanpa rasa sakit).
e. Fatigue
f. Breast discomfort
g. Pigmentasi kulit meningkat terutama di wajah, nipple dan bagian abdomen.
8. Diabetes
Data yang mendukung:
a. Painless frequent-voiding (sering buang air kecil tanpa rasa sakit)
b. Fatigue
c. Kehilangan berat badan sejak periode menstruasi terakhirnya.
9. Gangguan hormone
Data yang mendukung:
a. Siklus menstruasi terlewat selama 3 periode (FSH dan LH yang terganggu)
b. Breast discomfort (prolaktin yang terganggu)
c. Pigmentasi kulit meningkat terutama di wajah, nipple dan bagian abdomen.
(melanin yang terganggu)
More Info:
1. Physical examination
2. Obstetric Examination
3. Laboratory test
Data:
-Physical Examination
1. Tinggi: 160 cm, Berat badan: 50 kg, BMI= 50/(1,6)2=19,53 kg/m2 (normal:18-24
kg/m2)
2. Vital sign: normal
3. Skin turgor: normal
4. Jantung dan paru-paru: normal
-Obstetric Examination
1. External examination: fundal height 2 fingers above symphysis
2. Speculum Examination: bluish portio, ukuran normal.
3. Vaginal Examination:
a. Vulva: normal
b. Vagina: normal
c. Portio: soft, ostium tertutup
d. Uterine corpus: membesar, sama dengan 12 minggu kehamilan
e. Douglas pouch: normal
f. Parametrium: normal
Terdapat hipotesa baru yaitu terdapat massa (data yang mendukung yaitu obstetric
examination no.1 dan 3 d)
-Laboratory Results
a. Hb: 11,5 mg% (menurun, normal: 12,5 g/dl)
b. Hematocrit: 35% (menurun, normal: 39-48%)
c. Platelet: 250.000/cc (normal: 150.000-400.000/cc)
d. Liver function test: normal
e. Kidney function test: normal
f. Urinalysis: dalam batas yang normal
g. Urine hCG: positive
More Info
1. Gastritis
2. USG
Tutorial 1 step 2
Hasil USG
1. Uterus membesar yang diisi oleh singleton fetus yang aktif bergerak.
2. Heart rate: 160 bpm (normal:110-160 bpm)
3. Regular
4. CRL: 5,5 cm
5. Nuchal translucency: 2mm
6. Amniotic fluid: normal
7. Chorion Frondosum terletak pada dinding anterior uterine
8. Kedua adnexa dalam batas yang normal
9. Tidak terdapat massa abnormal.
Berdasarkan hasil USG yang menunjukan bahwa tidak terdapat massa abnormal maka
hipotesa terdapat massa abnormal dieliminasi.
Learning Issue:
1. Kehamilan
2. Hormon kehamilan
3. Embriologi
4. Amnion
5. Pemeriksaan
6. Istilah dan penyebab
KEHAMILAN
A. SIGN DAN SYMPTOM OF PREGNANCY
1. Berhenti Menstruasi
Tidak mendapat mens tidak dapat dipercayai untuk indikasi kehamilan sampai
10 hari atau lebih dari waktu biasa mendapat mens pada periodenya. Ketika
periode mens yang kedua terlewat juga, berarti kemungkinan hamil lebih
besar.
Ammenorhea Sekunder
Pasien yang meempunyai cirri berikut :
1)
2)
3)
Bisa juga dikarenakan hal lain seperti : Kegagalan ovarian, lesi pada
pituitary atau hypothalamic, abnormal sekresi GnRH hypothalamic.
Penyebab-Penyebab :
* Ovarian failure
-Biasa terjadi pada saat menopause.
-Ketika kegagalan terjadi sebelum usia 40, amka dikatakan bersifat patologis.
-Kegagalan yang lebih awal dapat disebabkan oleh menurunnya dukungan folikuler.
*GnRH sekresi
1.) Abnormal Sekresi
-Kehilangan berat badan dan diet
-Anorexia Nervosa
-Exercise
-Stress (Karena neuromodulasi pada sekresi hypothalamic GnRH)
-Obesitas (Menyebabkan banyaknay sel lemak)
Diagnosis
-Mengguankan test pack kehamilan, jika negative melakukan pemeriksaan lain.
-Periksa serum TSH
-Periksa serum Prolactin
-Perikasa FSH Level
-Memeriksa Estrogen status
-Image Pituitary dan Hypothalamic jika perlu
-Cek level stimulus thyroid
-Memeriksa Level FSH
-Memeriksa Estrogen status
Apabila dijumpai mucus encer dalam jumlah yang besar dan apabila terbentuk
pola daun pakis saat pengeringan, kecil kemungkinan ada kehamilan.
Apabila mucus serviks yang ada relative sedikit dan terbentuk pola yang sangat
selular, mugkin hamil mungkin tidak.
Kristalisasi mucus, yang penting untuk pembentukkan pola daun pakis, sekresinya
bergantung pada konsentrasi elektrolit, terutama NaCl (konsentrasinya 1% agar
pola daun pakis terbentuk sempurna dan apabila di bawah angka ini, akan tampak
pola bermanik-manik yang biasa dijumpai pada saat kehamilan.
Dari sekitar hari ke 7 sampai dengan hari ke 18 pada siklus mens, mucus serviks
yang mengering tampak pola daun pakis.
Setelah hari ke 21, pola daun pakis ini tidak terbentuk, tetapi terlihat pola ang
cukup berbeda dengan gambaran seperti sel atau manik-manik.
Konsentrasi NaCl dan kemudian ada tidaknya pola daun pakis, ditentukan oleh
respon serviks terhadap kerja hormone
Meskipun mucus serviks relative kaya akan NaCl bila estrogen, bila progesterone
yang diproduksi.
Penyebab pastinya tidak diketahui, tapi mungkin karena level serum dari MSH
meningkat
Hiperpigmentasi jelas terjadi pada permulaan kehamilan dan lebih nampak pada
area hiperpigmentasi natural seperti areolae dan paha bagian dalam juga mungkin
bisa jadi gelap warnanya.
6. Perubahan Di Uterus
Selama beberapa minggu kehamilan, peningkatan ukuran uterus terbatas pada
diameter anteroposterior. Pada minggu ke 12, body uterus hampir globular dan rata-rata
diameter uterusnya 8 cm. Pada pemeriksaan bimanual, uterus kehamilan terasa doughy/
elastis dan kadang-kadang sangat lunak. Sekitar 6-8 minggu pada siklus mens, pada
bimanual examination tersa serviks yang kokoh dan sangat kontras dengan yang tadi
(softer body of uterus dan isthmus juga lunak). Kekontrasan ini disebut Hegar sign.
7. Perubahan Di Serviks
-
Pada primigravidas (wanita yang hamil untuk pertama kalinya), konsistensi pada
jaringan serviks yang mengelilingi external os lebih sama dengan bibir mulut
daripada dengan karakteristik nasal cartilage pada nn-pregnant serviks.
Rata-rata fetal heart rate sekarang dari 110-160 beats/min dan terdengar sebagai
double sound mirip dengan detik jam di bawah bantal.
Karena fetus bergerak bebas pada amniotic fluid, lebih baik didengar pada
berbagai sisidi maternal abdomen.
Pada beberapa bulan keudian pada saat kehamilan, pemeriksa dapat menemukan
suara yang lain yaitu:
1. Funic (umbilical cord)
-
2. Uterine
-
Ada kalanya, nadi ibu sangat cepat seiring dengan stimulus fetal heart
sounds.
Gejala yang timbul pada morning sickness, gejala yang biasanya mulai antara
terlewatnya siklus mens pertama dan kedua lalu dilanjutkan sekitar 14-16 minggu
Walaupun nausea dan vomiting cenderung memburuk di pagi hari, itu akan
berlanjut di sepanjang hari.
Asal dari kehamilan yang menyebabkan nausea dan vomiting tidak jelas.
11. Fatigue
-
Kondisi ini biasanya berkurang secara spontan pada bulan ke-4 kehamilan
B. GESTATIONAL AGE
PENGHITUNGAN USIA KEHAMILAN
oligomenorrhea
.Fundal Height
Antara minggu ke 20-31 tinggi dari fundus
Denyut jantung pertama di denganr antara 16-19 minggu ketika di auscultasi dengan
De Lee Fetal Stetoscope
Ultrasound
Disesuaikan juga dengan gestational age dan embriyonic age
#
Pada kasus, diketahui bahwa Mrs. Partina HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir):
10
C.PERKEMBANGAN FETUS
PERKEMBANGAN EMBRIO MINGGU KE-2
1 zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang jelas (Sinsitiotrofoblas)
*Pada bagian atas hipoblas menjadi sedikit penebalan yang dikenal sebagai lempeng
prekodral, yang kemudian akan berubah menjadi daerah sel torak yang melekat erat
apda cakram epiblas yang berada di atasnya.
A. Gastrulasi
Dimana pada perkembangan minggu ke 3 ini proses yang terpenting adalah gastrulasi
yaitu pembentukan 3 lapisan ectoderm, endoderm dan mesoderm.
Prosesnya:
Awalnya primitive streak masih samar lalu kemudian pada hari ke 15-16 menjadi jelas
bentuknya,dimana sudah terdapat primitive pit, primitive node.Tahap berikutnya adalah
terbentukmya ruang antara epiblast dan hipoblast kemudian sel epiblast berpindah
mengikuti primitive sterak terbentuklah mesoderm dan endoderm intraembrional.sel
selnya akan berbentuk seperti botol memisahkan diri dari epiblast dan menyusup di
bawah epiblast(invaginasi).sebagian sel tetap berada pada epiblast akan menjadi
ectoderm,lalu sel yang invaginasi ke rungan antara epiblast dengan hipoblast akan
menjadi mesoderm,sedangkan sel yang menempel pada hipoblast akan menjadi
endoderm.tahap berikutnya sel bergerak ke lateral berhubungan dengan mesoderm ekstra
embrional dan sel bergerak kea rah kepala menuju prekordal kanan dan kiri,lalu bertemu
membentuk lempeng kardiogenik.
B. Pembentukan notokord
Merupakan tahap selanjutnya dari proses gastrulasi
Prosesnya:
Berawal dari sel prenotokord berinvaginasi membentuk lempeng prekordal, terkumpul
dalam hipoblast membemtuk lempeng notokord.lalu sel notokord berproloferasi dan
berpisah dari endoderm terbentuk notokord definitv,lalu sel prenotokord dan notokord
meluas ke cranial&kaudal membentuk lekukan terbentuklah saluran neurentrik.Lalu
membrane kloaka membentuk selaput kloaka dan jadilah allantois/diverticulum
allantoenterik.
C. Perkembangan tropoblast lebih lanjut
Prosesnya:
Tropoblast pada awal minggu ke 3 terbentuk villi primer kemudian sel mesoderm
menembus villi inti primer tumbuh kea rah deciduas terbentuk villi sekunder.Sel
mesoderm dalam inti villi berdiferensiasi jadi sel darah dan pembuluh darah kecil
membentuk susunan kapiler villi terbentuk villi tersier/villi plasenta definitive lalu sel
sitotropoblast menembus sinsitium sampai dengan endometrium ibu,kemudian
berhubungan dengan tonjolan villi sebenarnya membentuk kulit sitotropoblast luar.
AMNION
- Adalah membrane yng mengelilingi embrio dan fetus, merupakan kantong yang berisi
cairan amnion dimana janin bergantung di dalamnya pada tali pusat.
- Cairan amnion disekresi oleh sel amniotic yang berasal dari jaringan maternal dan
amniotic fluid dengan berdifusi melewati amniochorionic membrane dari desidua
parietalis.
- Amnion pertamakali dapat di identifikasi kira-kira hari ke-7 atau ke-8 perkembangan
mudigah.
Struktur Amnion :
-
permukaan dalam yang dibasahi oleh cairan amnion adalah selapis rapat sel epitel
kuboid yang diperkirakan berasal dari ectoderm embrionik.
Epitel ini melekat erat ke sebuah membrane basal yang dihubungkan ke lapisan
padat aselular, yang terutama terdiri dari kolagen intertisial tipe I, III, & V.
Pada sisi luar lapisan padat, terdapat sederet sel mesenkim mirip fibroblast. Selsel ini berasal dari mesoderm discus embrionik.
Lapisan paling luar amnion adalah zona spongiosa yang relative aselular yang
bersebelahan dengan membrane janin kedua, yaitu korion leave.
Elemen penting yang hilang pada amnion manusia adalah sel otot polos, saraf,
pembuluh limfe, dan yang penting pembuluh darah
Komposisi :
-
Fungsi :
-
membantu mengontrol suhu tubuh embrio dengan menjaga agar tetap konstan
Rongga amnion dikelilingi oleh vili-vili. Semakin tua kehamilan, vili pada kutub
embrional terus tumbuh dan meluas sehinnga sehinnga membentuk chorion frondosum
atau disebut juga chorion bervili lebat seperti semak-semak. Vili pada kutub mengalami
degenerasi dan pada bulan ketiga sisi chorion menjadi halus dan disebut chorion leave
PLASENTA
Plasenta sebagian besar berasal dari janin yaitu vili koriales yang berasal dari korion
frondosum dan sebagian kecil berasal dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
Struktur plasenta
Menjelang permulaan bulan ke-4
plesenta mempunyai 2 komponen :
-
pada sisi ibu oleh desidua basalis ynga lempeng desiduanya berhubungan erat
dengan plasenta.
diantara lempeng korion dan desidua basalis (daerah persambungan) sel-sel
trofoblas dan desidua bercampur aduk ditandai dengan sel-sel raksasa desidua dan
sinsitium dan kaya akan bahan mucopolisakarida amorf
Bulan k-4 dan ke-5
desidua membuntuk banyak sekat, sekat desidua yang menonjol ke dalam ruang
antar vili tetapi tidak mencapai lempeng korion
akibat terbentuknya sekat-sekat ini plasenta terbagi menjadi sejumlah ruangan
(kotiledon).
Pertumbuhan janin dan bertambah besarnya uterus plasenta membesar dan
menebal, kira-kira menutupi 25-30 % permukaan uteru bertambah tebalnya
plasenta karena arborisasi vili-vili yang sudah ada dan bukan karena
penembusan lebih jauh ke dalam jaringan ibu.
Plasenta cukup bulan
-
berbuntuk cakram, diameter 15-25 cm, tebal 3 cm, berat 500-600 gram.
kotiledon (ruangan dalam plasenta) menerima darah dari 80-100 artery spiralis.
Selaput plasenta (sawar plasenta) memisahkan darah ibu dan janin serta mulamula terdiri dari 4 lapisan :
lapisan endotel pembuluh darah janin
jaringan ikat di dalam inti vili
lapisan sitotrofobloas
sisitium
pertukaran gas
pertukaran gas seperti O2, CO2, dan CO melalui difusi primitif
pada saat cukup bulan, janin menyaring 20-30 ml oksigen per menitnya.
pembentukan hormone
akhir bulan ke-4 menghasilkan progesterone dalam jumlah yang cukup untuk
mempertahankan kehamilan.
menghasilkan hormone estrogenic (terutama estriol) pertumbuhan uterus dan
perkembangan kelenjar mamae
sinsitiotrofoblas menghasilkan hCG.
plasenta hormone somatomammotropin (laktogen plasenta) memberikan
prioritas kepada janin untuk mendapatkan glukosa darah ibu dan membuat agak
diabetogenik.
pengendapan fibrinoid pada permukaan vili pada daerah persambungan dan pada
lempeng korion.
Trimester Pertama
-
Trimester ke-2
-
Trimester ke-3
-
D. MATERNAL PHYSIOLOGY
1. layer, mencapai fundus dan meluas hingga berbagai ligamen.
2. middle layer, terdiri dari jalinan padat serabut-serabut otot yang dilalui
pembuluh darah dari berbagai arah.
3. internal layer, terdiri dari serabut-serabut seperti spinchter yang mengelilingi
lubang tuba fallopi dan internal os cervic.
Corpus dan fundus semakin menyerupai bola.
Pada beberapa minggu pertama kehamilan, uterus mempertahankan bentuk
aslinya, tetapi seiring dengan perkembangan kehamilannya, corpus dan fundus
semakin berbentuk bulat, pada minggu ke 12 bentuknya hampir menyerupai bola.
Pada akhir minggu ke-12, uterus menjadi terlalu besar untuk tetap terletak
sepenuhnya di dalam pelvis. Uterus semakin membesar, kemudian mulai
menyentuh dinding anterior abdomen, merubah letak intestin menjadi lateral dan
posterior dari uterus. Kenaikan uterus dari pelvis umumnya berotasi ke kanan,
disebut dextrorotation, disebabkan letak rectosigmoid pada sisi kiri pelvis.
Dengan uterus semakin naik, regangannya diatasi oleh broad dan round ligament.
Perubahan kontraksi
Dari sejak trimester pertama, uterus mengalami kontraksi irregular. Pada trimester
kedua, kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual yaitu Braxton
Hicks (1872).
Ciri-ciri kontraksi: tidak terprediksi, tidak beritme, dan intensitasnya berfariasi
antara 5-25 mmHg. Sampai akhir bulan kehamilan masin infrequent, tetapi
menjadi sering pada minggu kedua atau satu sebelum kelahiran. Pada waktu ini
kontraksi terjadi setiap 10-20 menit.
Kenaikan aliran darah uteroplasenta
Aliran darah uteroplasenta berfungsi sebagai distribusi makanan dan sampah
antara maternal dan fetus. Terdapat kenaikan darah uteroplasenta sekitar 450-650
mL/menit.
Pada wanita yang tidak hamil, struktur hamper solid dengan berat sekitar 70gr
dan volume rongganya 10ml
Selama kehamilan,
total volume rata-rata 5-20ml lebih, sehingga pada akhir kehamilan mencapai
kapasitas 500-1000 kali lebih besar daripada tidak hamil. Beratnya juga sekitar
1100gr.
Selama kehamilan terjadi pembesaran , meliputi :
- stretching dan hypertropi sel-sel otot, padahal produksi dari myocyte baru
terbatas
- akumulasi jaringan fibrosa terutama di lapisan eksternal, bersama-sama dengan
meningkatnya jaringa elastin
pembesaran uterine biasanya ditandai di daerah fundus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan dinding korpus menebal, namun akan
semakin menipis seiring dengan bertambahnya usia kehamilan
Pada awal kehamilan, hipertropi uterine mungkin distimulus oleh aksi dari
estrogen dan mungkin juga oleh progesterone. Tapi setelah kira-kira 12 minggu,
peningkatan ukuran uterine terutama berkaitan dengan tekanan yang diakibatkan
perkembangan hasil konsepsi (embrio)
Susunan sel-sel otot uterine selama kehamilan :
- Luar : melengkung melalui fundus dan meluas ke beberapa ligament
- Tengah : - terdiri dari jaringan padat yang tersusun dari serat-serat otot dan
pembuluh darah
-
tiap sel pada lapisan ini memiliki double curve yang saling terjalin
satu sama lain seperti angka 8, akibatnya ketika sel-sel
berkontraksi setelah melahirkan sel-sel tersebut akan menyebabkan
kontriksi pembuluh darah dan berperan sebagai ligature (pengikat
pembuluh darah)
- pada pemeriksaan bimanual, 2 jari tangan diletakan dalam fornix posterior dan
tangan satunya pada dinding perut depan di atas symphisis, maka isthmus
uterine sedemikian lunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan
dengan cerviks, tanda ini disebut Hegar Sign.
- Pembesaran uterus paling terlihat di daerah fundus, sehingga kadang-kadang
teraba bahwa fundus uteri asimetris, hal ini karena uterus lebih cepat tumbuh di
daerah implantasi embrio. Tanda ini disebut Piskacek Sign.
- Ketika semakin membesar uterus akan berhubungan dengan dinding abdomen
sehingga menggeser intestine ke arah lateral dan superior, terus membesar
hamper mencapai liver.
Kontraksi uterine (kontraksi Braxton Hicks)
- trimester pertama : kontraksi irregular dan tidak sakit
- Trimester kedua : kontraksi dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual
- Trimester ketiga : infrequent, meningkat pada 2-1 minggu terakhir, dimana
kontraksinya setiap 10-20 menit dan pada akhir kehamilan menimbulkan
ketidaknyamanan
Uteroplacental Blood Flow
Terjadi peningkatan aliran darah maternal-placental karena vasodilatasi akibat
stimulus estrogen dan menurunnya tahanan vascular pada ibu akiba pengaruh
estradiol dan estrogen
A. CERVIX
Pada awal kehamilan, 1 bulan setelah konsepsi, cervic menjadi ledih lembut
dan membiru, disebabkan oleh peningkatan vaskularisasi dan edema pada
seluruh cervic, bersamaan dengan hypertrofi dan hyperplasia kelenjar cervic.
Perubahan konsistensi mukus cervic, disebabkan oleh adanya progesteron.
Selama kehamilan mukus serviks yang disebarkan dan dikeringkan pada glass
slide dan dilihat di bawah mikroskop terbentuk kristalisasi sedangkan pada mukus
bukan kehamilan terlihat jalinan seperti paku atau jarum-jarum.
B. OVARIUM
Terjadi pemberhentian ovulasi dan penundaan maturasi folikel ovarium.
Hanya terdapat satu corpus luteum yang dipertahankan di ovarium saat
kehamilan. Corpus luteum hanya berfungsi pada minggu ke-6 atau ke-7
kehamilan (4-5 minggu postovulasi).
Decidual reaction
Reaksi desidua di atas dan di bawah permukaan ovarium, menyerupai reaksi
desidua yang terlatak pada stroma endometrium. Hal ini pun terlihat pada bagian
posterior serosa uterus, di atas atau di dalam organ-organ pelvic dan bahkan
organ-organ ekstrapelvic abdomminal. Reaksi ini belum seluruhnya dipahami,
Taussig (1906) dan lainnya menyatakan bahwa penemuan ini disebabkan oleh
cellular detritus dari endometrium yang melewati tuba fallopi.
Peningkatan diameter vaskular ovarium.
Diameter vaskular ovarium melebar saat kehamilan dari 0,9 cm sampai kira-kira
2,6 cm.
Relaxin berfungsi memperbaiki jaringan konektif pada traktus reproduksi,
sehingga membantu saat kehamilan dan saat melahirkan. Relaksin disekresi juga
oleh corpus uteum, decidua, dan plasenta. Relaksin pun disekresi olah jantung dan
peningkatan jumlahnya dapat ditemukan pada gagal jantung.
C. TUBA FALLOPI
Peningkatan volume sekresi cervic di dalam vagina terdiri dari discharge putih
dan tebal. pH-nya rendah, bersifat asam (3,54) disebabkan oleh peningkatan
produksi asam laktat dari glikogen pada epitel vagina oleh Lactobacillus
acidophilus.
Vaginal cytologi menyatakan sel-sel epitelnya sama seperti pada masa luteal.
KULIT
A. DINDING ABDOMEN
Striae gravidarum
Pada akhir kehamilan, garis-garis kemerahan dan sedikit dalam biasanya terdapat
pada kulit sekitar abdomen, bahkan pada daerah dada dan paha.
Diastasis recti
Kadang-kadang, otot-otot dinding abdomen tidak bisa menahan regangan, dan
otot rectus berpisah pada garis tengah, menghasilkan diastasis recti.
B. PIGMENTASI
Linea nigra
Garis tengah abdomen (linea alba) menjadi hiperpigmentasi sehingga menjadi
berwarna hitam kecoklatan.
C. PERUBAHAN VASKULAR
Angomas (vascullar spiders) dan palmar erytema, lebih disebabkan oleh kadar
progesteron yang tinggi dalam darah.
PAYUDARA
Perubahana konsistensi dan ukuran payudara
Pada minggu awal, payudara menjadi lebih lembut dan terasa sensasi menggelikan.
Setelah minggu kedua menjadi membesar dan membulat disebabkan hipertrofi
alveolus mamae, vena-vena menjadi terlihat, nipple membesar, lebih gelap dan lebih
erectile.
Setelah beberapa bulan akan keluar collostrum (cairan kekuningan) apabila dilakukan
pemijitan, areola semakin meluas dan lebih gelap.
Glands of Montgomery
Sejumlar garis peninggian areora yang mana merupakan hipertropi kelenjar
sabaceous.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh tingginya kadar estrogen dan progesteron
yang memiliki fungsi deposit lemak, pertumbuhan kelenjar-kelenjar air susu.
PERUBAHAN METABOLIK
A. PENINGKATAN BERAT BADAN
Kenaikan berat badan pada ibu hamil disebabkan oleh pembesaran uterus dan
massa di dalamnya, payudara, kenaikan volume darah dan cairan ekstravaskular,
peningkatan cellular water, deposisi lemak dan protein sebagai cadangan makanan
maternal.
Rata-rata kenaikan berat badan pada ibu hamil adalah 12,5 kg.
B. METABOLISME AIR
C. METABOLISME PROTEIN
Janin, uterus, dan darah maternal biasanya kaya akan protein daripada lemak dan
karbohidrat
Berat fetus dan plasenta adalah sekitar 4 kg dan mengandung rata-rata 500gr
protein.
500 gr protein terdiri dari : protein kontraktil pada uterus, kelenjar mamae, Hb
dan protein plasma pada darah maternal
D. METABOLISME KARBOHIDRAT
Kehamilan normal setara dengan Hypoglikemia pada puasa ringan, postprandial
hyperglikemia dan hyperinsulinemia.
Pada kehamilan, setelah makan akan tejadi hyperglikemia dan hyperinsulinemia
yang panjang. Respon ini dikaitkan dengan resistensi insulin perifer dengan
tujuan memastikan suplai glukosa ke fetus. Kerja insulin lebih redah 50-70 % dari
wanita normal tidak hamil.
Mekanisme resistensi insulin belum seluruhnya dimengerti. Progesteron dan
estrogen mungkin berpengaruh terhadap resistensi insulin ini baik secara langsung
atau tidak. Selama kehamilan, jumlah lactogen plasenta plasma meningkat,
protein ini digolongkan pada hormon yang memiliki aktifitas serupa dengan
aktifitas hormon pertumbuhan yang menyebabkan peningkatan lipolisis dengan
pembebasan asam lemak bebas. Peningkatan konsentrasi asam lemak bebas yang
bersirkulasi menyebabkan peningkatan resistensi jaringan terhadap insulin.
Wanita hamil merubah dengan cepat kadar glukosa postprandial (setelah makan)
menjadi mempertahankan kadar glukosanya pada tingkat puasa dengan
menurunkan kadar glukosa dan asam amino seperti alanin.
E. METABOLISME LEMAK
Konsentrasi lipid, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma meningkat pada
masa kehamilan.
Penyimpanan lemak meningkat terutama pada pertengahan kehamilan.
Pada akhir kehamilan, seiring dengan meningkatnya kebutuhan nutrisi fetus,
cadangan lemak maternal menurun.
Progesteron mungkin bekerja mengatur lipostat pada hipotalamus, di akhir
kehamilan lipostat kembali pada tingkat nonpregnant dan tambahan lemak hilang.
Penyimpanan lemak pada wanita hamil berfungsi melindungi maternal dan fetus
saat kelaparan yang berkepanjangan atau saat melakukan aktifitas berat.
Leptin yang disekresi oleh plasenta meregulasi lemak tubuh dan pengeluaran
energi.
PERUBAHAN HEMATOLOGI
A. VOLUME DARAH
Terjadi hiperplasia sedang eritroid pada sumsum tulang, jumlah retikulosit sedikit
meningkat. Hal ini dihubungkan dengan peningkatan jumlah eritropoietin
plasma.
C. METABOLISME IRON
Penyimpanan besi:
1. jumlah iron besi: wanita: 2-2,5 g
laki-laki: 4g
2. jumlah penyimpanan: wanita: 300mg
laki-laki: 300 mg
Kebutuhan besi: 1000 mg.
300 mg fetus
200 mg hilang pada rute normal
500 mg sirkulasi eritrosit
Pada pertengahan kedua usia kehamilan
Kehilangan darah saat melahirkan hanya setengahnya yang hilang
E. KOAGULASI
Koagulasi pada kehamilan meningkat karena jumlah fibrinogen meningkat.
Konsentrasi neutrofil plasma menurun disebabkan karena hemodilution.
SISTEM KARDIOVASKULAR
Perubahannya mulai terjadi pada minggu ke delapan kehamilan.
Diafragma naik 4 cm merubah letak jantung bagian apeks menjadi lebih ke
kiri dan ke atas, ukuran ventrikel kiri membesar, menyebabkan kecepatan
denyut saat istirahat meningkat sekitar 10 denyut per menit sehingga cardiac
output meningkat. Cardiac output meningkat pada minggu ke-5.
Perubahan suara jantung.
Suara jantung pertama menjadi lebih keras, suara jantung ke-2 tidak ada
perubahan, dan suara jantung ke-3 mudah didengar dan keras.
Tekanan darah arteri dan resistensi vascular menurun sedangkan volume darah,
berat badan maternal, dan basal metabolic rate meningkat.
TRAKTUS RESPIRATORY
A. PULMONARY FUNCTION
Volume tidal, minute ventilatory volume, dan minute oxygen uptake meningkat
secara signifikan seiring dengan perkembangan kehamilan.
Oksigen pada aliran arteri wanita hamil lebih rendah dari pada wanita
setelah kehamilan.
Walaupun cardiac output meningkat secara signifikan sesuai dengan keadaan
kehamilan normal, pengaruhnya terhadap pengiriman oksigen ditiadakan oleh
kandungan hemoglobin yang rendah.
B. KESEIMBANGAN ASAM-BASA
SISTEM URINARY
A. GINJAL
Ukuran ginjal sedikit membesar.
Disebabkan karena kerja ginjal saat kehamilan lebih berat seiring dengan
meningkatnya volume darah.
Kecepatan filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate) dan aliran plasma ginjal
(renal plasma flow) meningkat.
Kallikrein, protease jaringan yang disintesis pada tubulus renal distal mengalami
peningkatan.
Meningkatnya jumlah berbagai nutrisi dalam urin.
Kreatinin dan urea serum menurun.
Creatinine clearence pada kehamilan meningkat 30%.
Glucosuria
Peningkatan filtrasi glomerulus disertai dengan ketidakseimbangan kapasitan
reabsorpsi tubulus untuk memfiltrasi glukosa berperan dalam kebanyakan kasus
glikosuria. Walaupun glikosuria pada wanita hamil merupakan hal yang normal,
tetapi tetap harun mewaspadai adanya diabetes mellitus.
B. URETER
Ureter tertekan pada pelvic brim oleh peningkatan ukuran uterus.
Dilatasi ureter
Schulman dan Herlinger menemukan dilatasi ereter bagian kanan lebih besar 86%
pada penelitian wanita hamil. Ketidaksamaan dilatasi ini mungkin disebabkan
oleh adanya bantalan colon sigmoid pada ureter kiri dan mungkin juga disebabkan
oleh lebih besarnya tekanan pada ureter kanan akibat dari dextrorotasi uterus.
Dilatasi ureter kanan pun disebabkan oleh kompleks vena ovarium bagian kanan
yang mengalami dilatasi saat kehamilan dan terletak pada ureter kanan.
C. BLADDER
Peningkatan trigone bladder dan penebalan bagian sisi posteriornya.
Kecenderungan sering buang air kecil.
Peningkatan tekanan bladder dan penurunan kapasitas bladder yang disebabkan
oleh tekanan pembesaran uterus, diseimbangkan oleh pemanjangan bladder.
Frequent Voiding.
Karena membesarnya Uterus akan menekan kandung kemih pada bagian posterior
, sehingga kandung kemih ingin mengeluarkan isinya, walaupun hanya sedikit. Ini
sebabnya wanita hamil lebih sering buang iar kecil dari biasanya dalam 3 bulan pertama.
1. Di awal kehamilan, pembesaran uterus bias mengusik kandung kemih sehingga
menuntut lebih sering dikosongkan. Selain itu juga Ginjal menyaring 50% lebih
banyak darah dari sebelumnya, yang berakibat lebih banyak lagi cairan kencing
yang harus dibuang.
2. Di akhir kehamilan diakibatkan oleh kepala yang turun ke dalam rongga panggul
sehingga menekan kandung kemih dan menyebabkan banyak kencing.
Pada kasus ini, Mrs.Partina mengalami frequent voiding.
TRAKTUS GASTROINTESTINAL
Pyrosis (heart burn), disebabkan oleh refluks sekresi zat asam pada lower esophagus.
Diameter vena porta hati dan aliran darahnya meningkat, tetapi ukuran hatinya tetap.
SISTEM ENDOKRIN
A. KELENJAR HIPOFISIS
Kelenjar hipofisis membesar sekitar 135 %, diduga cukup untuk menekan optik
chiasma sehingga dapat menyebabkan gangguan atau kelainan penglihatan.
B. KELENJAR TIROID
Perubahan kelenjar tiroid pada kehamilan disebabkan oleh 3 hal:
1. kehamilan menginduksi peningkatan protein transport tiroksin utama,
thyroxine-binding-globulin, sebagai respon terhadap kadar tinggi estrogen.
2. beberapa faktor-faktor penstimulus tiroid dihasilkan oleh plasenta dalam
jumlah besar.
C. KELENJAR PARATIROID
Regulasi konsentrasi kalsium erat hubungannya dengan magnesium, posfat,
hormon paratiroid, vitamin D, dan fisiologi kalsitonin.
Hormon Paratiroid dan Kalsium
Penurunan kalsium dan magnesium plasma menstimulus sekresi hormon
paratiroid, sedangkan tingginya kalsium dan magnesium plasma menekan sekresi
hormon paratiroid.
Kerja hormon paratiroid terhadap resorpsi tulang, absorpsi usus, dan reabsorpsi
tubulus ginjal adalah untuk meningkatkan calsium pada cairan extraselular dan
menurunkan posfat.
Pada trimester pertama kehamilan, hormon paratiroid menurun dan kemudian
meningkat tajam seiring dengan perkembangan kehamilan. Peningkatan ini
disebabkan oleh rendahnya konsentrasi kalsium. Rendahnya konsentrasi kalsium
disebabkan oleh tingginya volume darah, peningkatan kecepatan filtrasi
glomerulus, dan transfer kalsium antara maternal-fetus. Estrogen pun memblok
kerja hormon paratiroid pada resorpsi tulang.
Kalsitonin dan Kalsium
Calsium dan magnesium meningkatkan biosintesis dan sekresi kalsitonin.
Kerja kalsitonin umumnya adalah bertentangan dengan hormon paratiroid yaitu
menjaga kalsifikasi skeletal saat calsium stress.
Kehamilan dan laktasi menyebabkan calsium stress, dan pada saat itu level
kalsitonin lebih tinggi daripada wanita tidak hamil.
D. KELENJAR ADRENAL
Pada kehamilan normal, kelenjar adrenal maternal menjadi kecil.
Cortisol
Konsentrasi cortisol yang bersirkulasi meningkat, tetapi sebagian besar
diantaranya diikat oleh cortisol-binding-globulin, atau transcortin. Kecepatan
sekresi cortisol adrenal tidak berubah dan mungkin menurun bila dibandingkan
dengan wanita tidak hamil. Kecepatan clearence metabolik kortisol pun menurun.
Pada awal kehamilan, corticotropin (ACTH) menurun. Seiring dengan
perkembangan kehamilan, level ACTH dan cortisol meningkat.
Aldosteron
Pada minggu ke-15, adrenal maternal mensekresikan peningkatan jumlah
aldosteron. Pada trimester ke-3, sekitar 1 mg/hari disekresikan. Apabila intake
sodium dibatasi renin dan angiotensin II meningkat sekresi aldosteron
meningkat menberikan proteksi melawan efek-efek natriuretic dari progesteron
dan atrial natriuretic peptida.
SISTEM LAINNYA
A. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Progressive lordosis, lordosis menggeser pusat gravity punggung di atas
ekstrimitas bawah. Menyebabkan rasa sakit, kaku, dan lemah pada ekstrimitas
atas.
Peningkatan mobilitas sacroiliac, sacrococcygeal, dan pubic joint. Mobilitas
sendi dikaitkan dengan perubahan postur maternal, dan menyebabkan
ketibaknyamanan pada bagian punggung, terutama pada masa akhir kehamilan.
B. MATA
Sering silaporkan terdapat banyak wanita yang menjadi memiliki masalah dengan
konsentrasi, atensi, dan ingatan saat kehamilan sampai periode pospartum awal.
Zeeman dan rekan kerjanya (2003) menemukan rata-rata aliran darah secara
bilateral pada arteri serebral bagian tengah dan posterior menurun secara progresif
dari 147 dan 56 mL/menit menjadi 118 dan 44 mL/menit. Mekanismenya hingga
saat ini belum diketahui.
E. HORMON KEHAMILAN
Hcg (human corionik gonadothropin)
Hcg adalah glikoprotein yang aktifitas biologisnya sebagai pengganti LH pada jaringan
yang rentan,misalnya ovarium (korpus luteum )dan testis.
Biosintesis hCG
hCG
hCG
F. PEMERIKSAAN KEHAMILAN
PARAMETRIUM
-
Tutorial 2 step 1
Problem
1. Mrs. Partina diberi prenatal vitamin dan antiemetics
-Obstetric Examination
1. Tinggi fundus: 35 cm
2. Leopold 1: soft, soft mass yang dapat dipalpasi di fundus (bokong)
3. Leopold 2: bagian kecil fetus yang dapat dipalpasi di bagian kanan (extrimitas)
4. Leopold 3: di atas sympisis terdapat massa globular dan round. Tidak lagi bergerak
(kepala)
5. Acute angle terbentuk di antara kedua telapak tangan pemeriksa (divergen:kepala
sudah masuk ke pintu atas panggul)
6. Fetal auskultasi: revealed FHR 150 bpm, regular (normal)
7. Kontraksi: sekali setiap 6 menit, 20 detik terakhir melemah. (lama kontraksi normal:
45-75 detik)
-Cardiotocography
1.Baseline: 145-150 bpm (normal)
2.Variability: 5-10 bpm, presence 2 acceleration tanpa deceleration during a 20 minute
period.
3.Kontraksi: sekali setiap 6 menit, amplitude: 25
4.Kesimpulan: fetus dalam kondisi yang baik
-Vaginal Examination
1. Vulva/vagina: tidak terdapat keabnormalan
2. Portio: Axial position, soft, effacement: 80 %
Learning Issue
1. Mekanisme kelahiran
2. Karakteristik kelahiran normal
3. Management normal labor dan delivery
4. Labor management protocols
Longitudinal
Merupakan bagian yang sering muncul (99%) pada kelahiran.
Transversal
Sumbu yang jarang muncul pada proses kelahiran,bila munculpun
ada factor prediposisinya,antara lain
Multyparry
Menghasilkan beberapa anak dalam 1 kelahiran.
Plcenta previa
Placenta yang tumbuh pada segmen bawah rahim pada zona
dilatasi sehingga menutupi atau menghubungkan ostium
uteri.
Hydramnios
Kelebihan cairan amnion
Uterine anomaly
Penyimpangan dari standar normal uterus terutama
disebabkan kelainan congenital
B. Fetal presentation
Adalah bagian fetus yang dapat disentuh jari tangansi pemeriksa lewat
servik atau selama persalinan dibatasi lingkaran resistensi.
Berada pada garis longitudinal yang ada baik head/breech akan membuat
presentation cephalic/breech.
Ketika garis fetus dengan sumbu axis panjang terbentuk secara transversal
maka bagian bahu yang dapat muncul dan dirasakan pada pemeriksaan
vagina.
Pada dasarnya presentation fetal dibagi 2 golongan:
1) Presentasi cephalic
Adalah presentasi salah satu bagian kepala dalam persalinan
termasuk occiput,dahi,muka.
Presentasi cephalic dibagi lagi menjadi:
i.
Vertex/occiput
Biasanya membentuk flexi tajam sehingga bahu
berhubungan dengan thorax, dimana bagian fontanel
occipital yang muncul.
ii.
Face
Kurang sering terjadi dimana leher fetus berekstensi secara
tajam sehinnga occiput dan punggung bersentuhan,dan
muka bagian yang menonjol pada birth canal.
iii. Sinciput
Kepala fetus mengambil posisi antara extremitas ,sebagian
flexi pada beberapa case dengan anterior (large)
fontanel,bregma.
iv. Brow
Frank
Presentasi bokong dengan ke 2 tungkai janin ekstensi
menempel badan dank e 2 kaki berhadapan muka.
ii.
Complete
Presentasi bokong dengan keadaan ke 2 belah tungkai
berlipat menempel paha,sikap sama dengan occiput tapi
polaritasnya terbalik.
iii. Footing
Presentasi janin dengan salah satu kaki/ke 2 belah kaki
menonjol ke vagina.
C. Fetal attitude/posture
Adalah hubungan bagian badan janin dengan bagian lainnya.
Normalnya;
Kepala flexi tajam sehingga dagu berhubungan dengan dada.
Paha flexi,berakhir pada abdomen.
Kaki bengkok pada lutut
Lengkungan telapak kaki diatas permukaan anterior dari
kaki.
D. Fetal position
Adalah hubungan dari sebuah bagian yang terpilih secara acak dari bagian
fetus yang muncul terhadap sisi kanan dan sisi kiridari birth canal.
Jadi intinya dapat muncul 2 posisi yaitu
Left (kiri)
Right (kanan)
Fetal occiput ,chin(mentum),sacrum adalah inti determinasi dari
presentating vertex,face,breech.
Karena bagian presenting di dalam posisi kiri/kanan maka dapat ditulis
LO(left occiput),RO(right occiput) ada juga LM & RM untuk mentum
serta LS & RS untuk sacrum.
Posisi axial adalah posisi yang berkenaan dengan axis atau sumbu struktur
suatu bagian
Base line adalah garis dari tepi infraorbita ke meastus austicus externus
dan garis tengah occiput atau pengertian lainyya adalah garis dasar
Variasiasi presentasi dan posisi.
Untuk orientasi lebih akurat maka dibuat hubungan bagian presentasi
dalam anterior,posterior,dan transversal.Dan karena presentasi dapat
berubah posisi (kiri & kanan) maka ada 6 variasi dari tiap
presentasi,contoh untuk posisi & presentasi occipital dapat kita buat garis
seperti di bawah ini;
OA
ROA
LOA
ROT
LOT
ROP
LOT
OP
abdominal palpation
vaginal examination
auscultasi
USG, CT-scan
1.
posisi ibu sebaiknya berbaring terlentang dan berada pada posisi yang nyaman
dengan bagian abdomen dibiarkan terbuka
sulit dilakukan pada pasien yang obes, cairan amnion berlebihan, plasenta janin
berimplantasi di anterior.
tahap tahap :
a. maneuvers pertama
mengidentifikasi fetal pole seperti bokong / kepala.
Dengan lembut mempalpasi fundus dengan ujung ujung jari kedua
tangan, untuk menentukan kutub janin yang berada di fundus.
- bokong janin perabaan massa nodular yang besar.
- kepala terasa keras, bundar dan lebih bebas digerakkan serta dapat
digoyang-goyang.
b. maneuvers kedua
Letakkan tang pada kedua sisi abdomen, dilakukan penekanan lembut tapi
dalam.
- punggung teraba struktur yang keras dan resisten.
- extrimitas bagian-bagian kecil yang tidak teratur dan dapat
digerakkan.
Dengan memperhatikan apakah punggung mengarah ke anterior, melintang
atau posterior, akan dapat gambaran mengenai orientasi janin.
c. maneuvers ketiga
Dengan menggunakan ibu jari dan jari-jari satu tangan, pegang bagian
bawah abdomen ibu tepat di atas simfisis pubis.
- kepala mudah digerakkan
- bokong sama dengan pada maneuvers pertama.
d. maneuvers keempat
pemeriksa menghadap kaki ibu dan dengan ujung-ujung jari telunjuk,
tengah, dan manis kedua tangan. Menekan dalam-dalam kearah sumbu PAP.
Bila bagian bawah adalah kepala :
- konvergen kepala belum masuk PAP
- sejajar kepala masuk sebagian PAP
2. vaginal examination
-
pemeriksaan ini sering tidak dapat ditentukan, karena bagian terbawah janin harus
dipalpsi melalui serviks yang tertutup dan segmen bawah uterus.
1). Dua jari yang telah memakai gloved masuk ke dalam vagina dan diarahkan ke
bagian terbawah janin. Presentasi vertex, muka, dan bokong dapat dibedakan
dengan mudah.
2). Jika presentasinya vertex, jari-jari dimasukkan ke bagian posterior vagina.
Lalu kemudian menyapu kearah depan menuju maternal simfisis, pada saat ini
akan teraba bagian sutura sagitalis. Jika sutura terba arah dapat ditentukan.
3). Posisi kedua ubun-ubun tersebut telah dipastikan. Lalu jari-jari diarahkan ke
ujung anterior sutura sagitalis, dan ubun-ubun yang ditemukan diperiksa
dengan teliti dan diidentifikasi; kemudian dengan gerakan sirkular jari-jari
dilewatkan di sekeliling sisi kepala sampai ubun-ubun lain teraba dan dapat
dibedakan.
4). Station atau seberapa jauh bagian terbawah janin telah turun ke dalam panggul
dapat ditentukan pada saat ini juga.
- Station adalah tingkat dari bagian presenting fetus pada rongga kelahiran
yang dijabarkan pada hubungan dengan ischial spine (jembatan penghubung
inlet dan outlet).
- ada 5 station :
Bagian descend dari inlet berjalan ke ischial spine didesain dari -5, -4, -3,
-2, -1.
Terletah pada ischial spine 0.
Di bawah ischial spine dimulai dari +1, +2, +3, +4, +5 ( pada bagian +5
bagian kepala fetus terlihat pada introitus.
Jika fetal kepala pada 0 ke atas, maka kepala fetus telah engaged.
Adalah tingkat dari bagian presenting fetus pada birth canal yang dijabarkan dengan
hubungan ischial spine
Pada awalnya ada 3 pembagian untuk station ini namun akhirnya diperbaharui sehinnga
menjadi 5 divisi,yaitu
1
2
3
4
5
Keterangannya;
Bagian descent dari inlet berjalan ke ischial spine disesain dari
-5,-4,-3,-2,-1
Untuk 0 terletak pada Ischial spine
Dibawah ischial spine dimulai dari +1,+2,+3,+4,+5
Pada bagian +5 bagian kepala fetus terlihat pada introitus
Jika kepala fetus berada pada titik 0 atau diatasnya maka kepala fetus
telah engaged
Pada case ini terjadi occiput +2 artinya presentasi atau bagian kepala fetus yang teraba di
cerviks adalah bagian occiput dan pada posisi stationya biparietal diameter fetus sudah
melewati ischial spine sebanyak +2
3. auscultasi
Untuk untuk menguatkan hasil palpasi, karena posisi jantung fetal tidak bias
langsung didapat tanpa palpasi.
Bunyi jantung janin dihantarkan melalui bagian cembung janin yang terletak di
bagian yang paling dekat dengan dinding uterus, oleh karena itu bunyi jantung
janin terdengar paling baik di punggung janin.
dapat menentukan posisi fetus terutama pada wanita obes atau dengan wanita
yang dinding abdomennya kaku.
Dari informasi yang di dapat secara radiografi sejauh ini melampaui resiko
minimal dari satu paparan X-ray
caput succedaneum :
pada presentasi vertex, kepala janin mengalami perubahan bentuk karakteristik
yang penting sebagai akibat dari tekanan yang diterimanya selama persalinan.
Pada persalinan yang memanjang sebelum dilatasi serviks lengkap bagian kulit
kepala janin tepat di atas ostium servikalis menjadi edematosa membentuk
benjolan yang dikenal sebagai caput suksedaneum.
molding
merupakan perubahan bentuk kepala janin akibat gaya kompresif external.
Beberapa molding timbul sebelum persalinan, berkaitan dengan kontraksi Braxton
hiks.ini penting pada panggul sempit atau presentasi asinklitik, pada keadan ini
derajat molding yang dialami kepala dapat membuat perbadaan antara pelahiran
pervaginum spontan atau seksio sesarea.
Dari 95% persalinan ditemukan janin dengan persentasi occiput atau vertex
Pada beberapa kasus, vertex memasuki panggul dengan sutura sagitalis pada diameter
transversal panggul
Pada persentasi ini, fetus masuk ke pelvis dengan posisi
-
Dari fakta-fakta radiografi menyatakan bahwa posisi posterior lebih sering dikaitkan
dengan bagian depan pelvis yang sempit. Hal tersebut juga sering berkaitan dengan
letak plasenta di anterior.
Persentasi Occiput Anterior
Karena bentuk lorong panggul yang tidak teratur dan dimensi-dimensi kepala
janin yang relative besar, jelaslah bahwa tidak semua diameter kepala melewati
semua diameter panggul. Oleh karena itu diperlukan suatu proses adaptasi dari
bagian-bagian kepala yaitu perubahan-perubahan posisi di bagian terbawah janin
(mekanisme persalinan)
#
2. Desensus (penurunan kepala)
- merupakan syarat utama kelahiran bayi
- pada nulliparous engagemet mungkin terjadi sebelum onset of labour dan
desensus mungkin belum terjadi sampai dimulainya persalinan tahap ke-2.
sedangkan pada mutiparous desensus biasanya di mulai bersamaan dengan
engagement
- desensus terjadi akibat satu atau lebih dari 4 tenaga, yaitu:
tekanan cairan amnion
tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi
usaha mengejan yang menggunakan otot-otot abdomen
sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas,
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Jika tidak
terjadi ekstensi, kepala akan tertekan pada perineum dan menembus
perineum.
- Gerakan ekstensi ini membuat dasar occiput berkontak langsung dengan
margin inferior symphisis pubis.
- Pada saat kepala menekan lorong panggul, ada dua kekuatan yang bekerja :
Yang diberikan uterus, bekerja lebih ke posterior
Yang ditimbulkan oleh resistensi dasar panggul dan symphisis, bekerja
lebih ke anterior
- kepala dilahirkan melalui ekstensi dengan urutan occiput, bregma, dahi,
hidung, mulut dan akhirnya dagu berhasil melewati tepi anterior perineum.
Segera setelah kepala lahir, kepala jatuh ke bawah sehingga dagu terletak di
atas daerah anus ibu
6. Rotasi eksternal
Kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu nasuk pintu
atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah symphisis,
kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi
Setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan mudah dikeluarkan. Selanjutnya
lahir badan (thoraks, abdomen) dan lengan, pinggul/trochanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
Pada posisi ini, dapat terjadi rotasi tidak sempurna yang disebabkan karena
kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah, terutama jika janinnya besar.
Bila rotasi tidak sempurna, akan terjadi macet pada posisi lintang (transverse
arrest). Jika berotasi kea rah symphisis tidak terjadi, occiput dapat berotasi ke
posisi occiput posterior lurus (occiput posterior persisten).
Pada persalinan yang memanjang sebelum dilatasi serviks lengkap bagian kulit
kepala janin tepat di atas ostium servikalis menjadi edematosa membentuk
benjolan yang dikenal sebagai caput suksedaneum.
6. molding
merupakan perubahan bentuk kepala janin akibat gaya kompresif external.
Beberapa molding timbul sebelum persalinan, berkaitan dengan kontraksi Braxton
hiks.ini penting pada panggul sempit atau presentasi asinklitik, pada keadan ini
derajat molding yang dialami kepala dapat membuat perbadaan antara pelahiran
pervaginum spontan atau seksio sesarea.
.
Kontraksi teratur
Bloody show
False Labor:
Panjang intervalnya
No Bloody show
Ruptured membrane
Bloody show
tanda tanda vital, seperti suhu, denyut nadi, dan respiratory rate. Pemeriksaan
tersebut setidaknya harus dilakukan setiap 4 jam. Jika fetal membrane sudah
ruptur, maka dilakukan pengukuran suhu setiap 1 jam sekali.
Kontraksi uterus, terutama pada saat labor. Dilakukan dengan cara elektrik
ataupun manual. Dengan cara manual, telapak tangan diletakkan di daerah uterus,
dan pemeriksa bisa memeriksa kontraksi dari mulai terjadi hingga kontraksi
mulai menghilang. Dilakukan berulang ulang untuk mengevaluasi frekuensi
dan intensitas kontraksi.
Pemeriksaan kandung kemih, pada saat persalinan, kandung kemih tak boleh
penuh.
B. Bayi
-
Posisi : (lihat aja ke yang abdul, saya sudah stress mikir yang lain)
Detak jantung, pada bayi, pemeriksaan detak jantung dapat memastikan apakah
bayi tersebut hidup atau mati.
Acceleration phase (fase percepatan dari pembukaan 3-4 cm, waktu 2 jam)
a. Latent Phase
Permulaan latent labor yaitu dimana ibu mersa kontraksinya regular.
Latent phase pada kebanyakan wanita berakhir pada dilatasi serviks antara 3-5 cm.
Batas ini secara klinis sangat berguna untuk menentukan permulaan active labor.
Lama latent phase pada nullipara yaitu 8 jam dan pada multipara yaitu 5-6 jam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi durasi pada latent phase yaitu:
1. sedasi atau epidural yang berlebihan yang dapat mengakibatkan latent phase
menjadi lama.
2. kondisi serviks yang tidak menguntungkan seperti tebal, uneffaced,tidak
berdilatasi.
3. false labor.
b. Active Labor
Pada saat dilatasi serviks telah mencapai 3-5 cm atau lebih karena adanya
kontraksi uterus, itu merupakan tanda yang dapat dipercaya untuk permulaan
active labor.
Menurut Friedman, mean duration active phase labor pad:
1. nullipara: 4,9 jam dengan rata-rata dilatasi serviks minimal 1,2-6,8 cm/jam.
2. multipara: berkembang lebih cepat daripada nullipara dengan rata-rata normal
minimum 1,5 cm/jam.
Active-phase labor dideskripsikan secara bersamaan dengan cervical dilatation
dan fetal descent.
Descent dimulai pada tahap selanjutnya setelah active dilatation. Dimulai sekitar
7-8 cm pada nullipara, apabila lebih dari 8 cm, termasuk cepat.
Ketika kepala menuruni panggul ,ibu sering mengeluarkan feses saat kepala turun
lebih jauh,perineum mulai menonjol dan kulit yang menutupinya menjadi tegang
dan mengkilap.
Sekarang kepala janin dapat terlihat melalui lubang vulva,dan persalinan pun siap
dilakukan.
Kontraksi Uterus
Bersifat berkala
Lama kontraksi : 45-75 detik
Kekuatan kontraksi : menimbulkan kenakan tekanan intrauterin sampai 35mmHg
Interval antara 2 kontraksi : pada permulaan persalinan, His timbul 1x dalam 10 menit,
pada kala 2 1x dalam 2 menit
Pengukuran kontraksi uetrus :
1. amplitudo
2. frekuensi
3. satuan his
Sifat His pada berbagai fase persalinan :
1. Kala 1 awal timbul setiap 10 menit, lamanya 20-30 detik
amplitudo 40mmHg
Kala 1 lanjut frekuensi 2-4x per 10 menit, lamanya 60-90 detik
Amplitudo 60mmHg
2. Kala 2 : amplitudo 60mmHg
frekuensi 3-4x per 10 menit
3. Kala 3 ( pelepasan placenta ) amplitudo 60-80mmHg
frekuensi menurun
Lamanya waktu kelahiran pada :
1. primigravida : 9 jam, max 18,5 jam
2. multipara : 6 jam, max 13,5 jam
rata-rata lamanya kelahiran berdasarkan survey adalah : 10 jam
Wanita hamil, harus melapor secepatnya jika sudah mengalami labor daripada
menunda nunda sampai kelahiran semakin dekat, karena takut mengalami labor yang
salah. Penerimaan dini dari wanita yang mengalami labor dan melahirkan sangatlah
penting, terutama bagi wanita yang atau bayi yang beresiko.
1. Mengidentifikasi persalinan. (labor)
Walaupun sulit untuk membedakan labor asli atau palsu, tapi biasanya bisa dibedakan
dengan kontraksi, seperti berikut :
-
Serviks membesar.
Intensitas berubah.
Jika belum bisa dipastikan, lebih baik di observasi lebih lama lagi. Kondisi
umum ibu dan anak harus dipastikan secara akurat dengan pemeriksaan fisik
dan history taking, termasuk tekanan darah, temperature, dan denyut nadi.
Frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi uterine harus dicatat, dan dimulai
dari rasa tak nyaman. Detak jantung, presentasi, dan ukuran fetus harus dicatat
saat diterima. Derajat ketidaknyamanan ibu juga perlu dicatat. Pemeriksaan
fetal membrane dan apakah ada pendarahan vagina. Tanyakan apabila ada
pengeluaran cairan dari vagina, jika ya, berapa banyak dan kapan pertama
keluarnya.
2. Pemeriksaan elektronik denyut jantung bayi. (preadmission and admission electronic fetal
heart rate monitoring)
Pemeriksaan denyut jantung bayi secara elektronik rutin dilakukan pada
kehamilan dengan resiko tinggi. Pada kehamilan resiko rendah juga
direkomendasikan untuk kesejahteraan bayi.
3. Tanda tanda vital dan tinjauan catatan kehamilan.
Periksa dan catat tekanan darah, suhu, denyut nadi, dan respiratory rate ibu.
4. Pemeriksaan vagina.
Jika ada pendarahan atau terlihat darah, pemeriksaan vagina harus dilakukan.
Sangat penting untuk menghindari daerah anal dan jangan mencabut jari sebelum
pemeriksaan selesai.
5. Pendeteksian membran yang ruptur.
Wanita hamil harus diinstruksikan saat periode antepartum untuk mengetahui
bocornya cairan dari vagina dan harus melaporkan secepatnya. Ruptur membran
signifikan terhadap 3 hal :
1. Jika bagian yang muncul (presenting part) tak berada di pelvis, kemungkinan
terjadi prolapsed umbilical cord dan cord compression meningkat tinggi.
2. Kelahiran akan dimulai sebentar lagi (jika umur kehamilan sudah cukup).
3. Jikakelahiran tertunda sampai 24 jam setelah membran ruptur, kemungkinan
terjadi infeksi intrauterine.
Deteksi alpha-fetoprotein
Memantau Kesejahteraan Bayi Saat Labor. (Monitoring Fetal Well-Being During Labor)
American Academy of Pediatrics and American College of Obstetrician and
Gynecologist menyarankan bahwa pada persalinan tingkat 1, jika tak ada kelainan, detak
jantung bayi harus dicek dengan segera setelah kontraksi, setidaknya 30 menit sekali, dan
15 menit sekali jika sudah masuk tingkat 2. Pada kehamilan beresiko, auskultasi harus
dilakukan setidaknya 15 menit sekali, dan 5 menit sekali saat tingkat 2 persalinan.
Analgesia
Analgesia (pelega nyeri) diberikan tergantung pada kebutuhan dan keinginan sang
ibu.
Amniotomy
Jika membrane masih utuh, ada godaan besar untuk melakukan amniotomy pada
wanita normal labor. Keuntungan yang diasumsikan akan didapat dengan amniotomy
yaitu : labor lebih cepat, deteksi dini meconium pada cairan amnion, dan kesempatan
untuk memakai elektroda ke fetus, atau memasukkan pressure catheter ke uterine cavity.
4. Spontaneous Delivery
Delivery of The Head
- Pada setiap kontraksi, perineum menonjol semakin besar & bukaan vulva menjadi
semakin lebar oleh kepala janin, perlahan-lahan berbentuk oval & akhirnya
berbentuk hampir bulat.
- Ketika kepala menjadi semakin terlihat, bukaan vagina & vulva teregang lebih
jauh sampai akhirnya melingkari diameter terbesar kepala janin yang dilingkari
oleh cincin vulva ini dikenal sebagai crowning.
- Anus menjadi sangat regang & menonjol, & dinding anterior dari rectum dapat
mudah terlihat.
- Banyak terjadi kontroversi apakah episiotomy harus selalu dilakukan ?
Episiotomy meningkatkan resiko dari bagian yang sobek dalam external anal
sphincter atau rectum atau keduanya. Sebaliknya jika tidak dilakukan episiotomy,
bagian anterior yang sobek meliputi urethra & labia.
- Ritgen Maneuver
- Rata-rata dari 80 mL darah dapat dipindahkan dari placenta ke bayi, hal ini
memberikan 50 mg iron, yang mengurangi frekuensi dari defisiensi iron
anemia.
5. Management of Third Stage of Labor
* Setelah lahir bayi, kita harus memeriksa ukuran dari uterine fundus dan konsistensinya.
Jika terjadi pendarahan yang tidak biasa, perhatikan dan tunggu hingga placenta secara
terpisah keluar.
* Tidak boleh dipijat, tapi fundus boleh dipalpasi untuk memastikan organ tidak menjadi
atonic dan terisi penuh oleh darah dari pemisahan plasenta.
1) Uterus menjadi globular dan berirmer, tanda ini akna cepat hilang.
2) Akan sering terjadi banyaknya luapan darah.
3) Uterus naik ke abdomen karena plasenta, terpisah melewati bagian bawah uterine
segmen dan vagina dimana akan menyebabkan uterus naik ke atas.
4) Umbilical cord menonjol ke luar dari vagina, mengindikasi bahwa plasenta telah
turun.
* Daya tarik dari umbilical cord jangan digunakan untuk menarik plasenta keluar dari
uterus.
* Tekan dengan tangan pada bagian fundus untuk melepaskan plasenta melalui vagina.
Tehnik ini disebut physiological management atau active management dari third stage.
* Gerakan menekan abdominal terus dilakukan berulang-ulang hingga placenta mencapai
introitus.
* Setelah placenta mencapai introitus, pressure pada uterus dihentikan, Plasenta
dikeluarkan dari introitus secara gently dengan mengangkat talinya dan perhatikan
dengan seksama agar tidak ada bagian yang tertinggal.
c.) Kelahiran manual removal plasenta.
*
Plasenta tidak selalu terpisahkan dnegan tepat, akan ada kemungkinan terjadi
pendarahan dengan cepat dan plasenta tidak bisa keluar dengantehnik diatas.
* Dengan cara memasukkan tangan dengan menyusur tali pusat ke dalam uteri, mencari
insersi plasenta terhadap dinding uterus kemudian disisihkan secra manual dan
dikeluarkan keseluruhan.
>> Prostaglandins
Analog dari prostaglandin, biasanya tidak terlalu sering dipakai apda saat management
3rd stage labor. Walau efeknya sama, tapi obat-obat lain seperti Oxytocic lebih efektif.
6. Laceration of The Birth Canal
Tehnik memperbaiki luka-luka ini mirip dengan episiotomy yang akan dijelaskan
di bagian lain.
Mudah di jahit
2. Episiotomi mediolateralis
-
#
Saat dilakukannya Episiotomi :
-
Terlalu awal Pendarahan dari luka yang terbuka dapat banyak sekali pada
waktu antara incisi dan lahirnya bayi.
Terlalu lambat Otot-otot dasar panggul sudah meregang dan salah satu
tujuan objektif operasi ini hilang.
Semakin cepat pelahiran plasenta, maka semakin berkurang darah yang hilang
dari tempat plasenta, mencegah timbulnya pendarahan retroplasenta.
Keuntungan dari praktek ini adalah bahwa praktek ini tidak terputus oleh
tindakan melahirkan plasenta.
Teknik Episiotomi
Teknik yang digunakan ada banyak tetapi ada titik persamaan :
Hemostasis dan perbaikan anatomi tanpa terlalu banyak menjahit.
Benang yang dipergunakan harus sehalus mungki (Catguk kromik 000).
Untuk jahitan dalam dipergunakan catgut.
Luka yang dangkal dapat dijahit dalam satu lapisan; luka yang dalam dijahit
dalam 2 lapisan atau lebih.
Tiap jahitan harus sampai ke dasar luka; kalau jahitan tidak sampai ke dasar
luka terjadi sebuah rongga yang terisi cairan sereus atau darah; rongga ini
mudah kena infeksi dan isinya pecah keluar dan membuka luka kembali.
|D.
Partograf adalah alat yang dipakai untuk memantau kemajuan persalinan, keadaan
ibu dan kesejahteraan janin.
#
Tujuannya adalah membantu petugas kesehatan mengambil keputusan secara cepat
dalam penatalaksanaan persalinan. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika ada
penyimpangan atau masalah dari persalinan, sehingga menjadi partus abnormal
dan memerlukan tindakan bantuan lain untuk menyelesaikan persalinan. Jika
dinilai ada masalah yang memerlukan intervensi, dapat segera diusahakan untuk
dirujuk ke pusat kesehatan yang lebih baik.
Hal-hal yang diamati pada catatan kemajuan persalinan atau partograf, adalah :
Kemajuan Persalinan
Pembukaan cervix
Keadaan Janin
Keadaan Ibu
Pemberian oksitosin
Kemajuan Persalinan
Pembukaan serviks
Pada grafik partograf kemajuan persalinan pada garis horizontal atau
sumbu Y dibagi menjadi 24 kotak. Setiap kotak mewakili 1 jam jadi
semuanya untuk 24 jam ; 8 jam untuk fase laten. Pada garis vertikal
atau sumbu X, tercatat 1-10 cm untuk pembukaan (dilatasi) serviks,
dan 0-5 cm untuk penurunan kepala; untuk tiap 1 kotak mewakili
pembukaan 1 cm.
Fase laten (kurun lambat dari pembukaan) berlangsung dari
pembukaan 0 samapi 3 cm disertai penipisan bertahap dari
serviks(effacement), sedangkan fase aktif (kurun cepat dari
pembukaan) dari pembukaan 3 sampai 10 cm (pembukaan lengkap).
Besarnya pembukaan dalam cm di catat ke dalam partograf dengan
tanda silang X
Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam kecuali bila ada indikasi.
Pada fase aktif kecepatan pembukaan sekurang-kurangnya 1 cm/jam.
Pda persalinan yang berlangsung normal pembukaan tidak boleh
berada di sebelah kanan garis waspada.
Bila pada pemeriksaan dalam didapati pembukaan serviks berada pada
fase aktif (3 cm), besarnya pembukaan langsung dicatat pada garis
waspada.
titik-titik : 20 detik
Keadaan Janin
Denyut jantung janin
Normal antara 120-160 kali per menit.
Dinilai apakah selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, jika
sudah pecah dan keluar dinilai warna cairan ketubannya.
Warna cairan
Jernih (J): normal
Hijau (H): terdapat meconium. Meconium adalah bahan berlendir
berwarna hijau tua didalam usus bayi yang cukup bulan. Pada tahun 1903,
J.Whitridge William mengamati dan menganggapbahwa meconium berasal
dari relaksasi dari sphincter ani muscle yang diinduksi olh kegagalan
pertukaran karbon dioksida dengan oksigen pada darah. Obstetrician sudah
lama mendapati bahwa deteksi meconium ketika labornmerupakan
persoalan dalam memprediksi gawat janin atau asphyxia (perubahan
patologis yang disebabkan oleh kurangnya oksigen dalam darah).
Merah (M): terdapat darah
Jika kering atau tidak ada cairan (K)
Kalau janin teyap in utero sampai 24 jam atau lebih setelah pecahnya selaput
ketuban, ada kemungkinan infeksi intrauteri yang serius.
Prosedur yang paling luas dipakai adalah yang memakai uji asiditas atau
alkalinitas cairan vagina. Dasar bagi uji ini adalah fakta bahwa normalnya pH secret
vagina berkisar antara 4,5 dan 5,5, sedangkan yang berasal dari cairan amnion biasanya
7,0 sampai 7,5.
Kuning
pH 5,0
Hijou pudar
pH 6,0
Hijau-biru
pH 6,5
Biru-kelabu
pH 7,0
Biru pekat
pH 7,5
Pembacaan yang salah mungkin ditemukan pada wanita mungkin ditemukan pada wanita
dengan selaput ketuban utuh yang mengalami pengeluaran darah lender yang luar biasa
banyaknya, karena darah, seperti cairan amnion, tidak berspat asam.
Bila dijumpai pada kepala yang masih tinggi, yaitu 5/5 maka ada
kemungkinan terjadi disproporsi kepala dan panggul.
Pada partograf dicatat berupa :
O
++
+++
Keadaan Ibu
Tercatat pada bagian bawah partograf
Nadi, tekanan darah dan suhu :
Nadi
Tekanan darah
Suhu
Pemeriksaan Urine
Volume : jumlah urine
Protein
Aseton
Obat-obatan dan cairan yang diberikan selama proses persalinan.
Pemberian oksitosin; tercatat pada kolom khusus dal partograf, di bagian
bawah.
1. fase laten (pembukaan < 3cm), his teratur, frekwensi min 2x/10,
lamanya < 20.
2. fase aktif (pembukaan > 3cm), his teratur, frekwensi min 1x/
10,lamanya < 20.
Masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his:
1. bila infus oksitosin dimulai
2. bila persalinan dimulai
Masuk untuk induksi persalinan :
1. pemecahan ketuban (amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin.
2. induksi medis (infus oksitosin, balon kateter atau pemberian
prostaglandin).
3. bila persalinan dimulai atau induksi dimulai atau ketuban pecah.
His uterus 3 kali dalam 10 menit, dengan lama his 20-40 detik;
Moulase tingkat I;
Sedikit peningkatan pada his (3 kali dalam 10 menit, dengan lama his 40 detik);
Sumber:
Buku Panduan praktis Pelayanaan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: yayasan
bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2002.
Pada kasus ini diketahui bahwa kontraksinya lemah yaitu setiap 6 menit sekali dan 20
detik terakhir melemah, sehingga Mrs. Partina direncanakan untuk melaksanakan labor
augmentation.
TERAPI
AUGMENTASI PERSALINAN
Augmentasi adalah stimulasi kontraksi spontan yang dianggap tidak kuat karena
gangguan atau kegagalan dilatasi cerviks dan penurunan janin (desensus).
Indikasi
Kontraindikasi
Placenta previa
Pada ibu: panggul sempit, infeksi herves genital aktif, kanker cerviks
Oksitosin adalah obat yang kuat, dengan resiko meninggal atau cedera pada ibu
dan janin akibat rupture uteri. Tapi sekarang rupture uteri yang berkaitan dengan
pemberian oksitosin jarang dijumpai kecuali apabila terdapat jaringan parut di
uterus
Apabila pasien mendapat infuse yang mengandung air dengan jumlah banyak
bersamaan dengan infuse oksitosin, dapat terjadi intoksikasi air yang
menimbulkan kejang, koma bahkan kematian.
Oksitosin ialah suatu peptida yang sekresi oleh hipofisis posterior yang
menyebabkan pengeluaran susu pada wanita menyusui. Pada dosis farmakologi, oksitosin
dapat menginduksi kontraksi uterus dan memelihara persalinan.
Oksitosin adalah suatu peptida sembilan asam amino yang terdiri dari satu cincin
disulfida enam asam amino dengan tiga anggota yang mengandung ujung karboksil.
B. Absorpsi, metabolisme, dan ekskresi
Oksitosin biasanya diberikan secara intravena untuk merangsang persalinan, meskipun
absorpsi buccal kemungkinan bisa. Tidak aktif bila ditelan, karena akan dirusak lambung
dan usus halus. Oksitosin tidak terikat dengan protein plasma dan dikatabolisme oleh
ginjal dan hati, dengan waktu paruh sirkulasi 5 menit.
Farmakodinamik
Oksitosin mengubah ion transmembran dalam sel otot polos myometrium untuk
memproduksi kontraksi uterus yang terus menerus. Kepekaan uterus terhadap oksitosin
meningkat selama kehamilan.oksitosin juga dapat menyebabkan kontraksi sel
myoepitelial sekitar alveoli mammae, yang menyebabkan keluarnya asi. Tanpa induksi
kontraksi oksitosin, laktasi normal tak akan terjadi.
Farmakologi Klinik
A. Penggunaan diagnostik
Infus oksitosin pada akhir kehamilan akan menghasilkan kontraksi uterus yang
menurunkan suplai darah janin. Respons denyut jantung janin terhadap tes tantangan
oksitosin yang distandardisasi memberikan info tentang cadangan sirkulasi plasenta.
B. Penggunaan terapi
Oksitosin digunakan untuk menginduksi persalinan dan menambah persalinan
disfungsional untuk (1) kondisi yang memerlukan persalinan awal per vagina (misalnya,
masalah Rh& maternal diabetes), (2) inersia uterine, dan (3) abortus tak lengkap.
Oksitosin juga dapat digunakan untuk mengontrol pendarahan uterus pasca persalinan.
Gangguan keluarnya air susu dapat berespons terhadap oksitosin.
Dosis
Untuk induksi persalinan, oksitosin harus diberikan secara intravena melalui
pompa infus dengan pengawasan janin yang tepat. Kecepatan infus awal 1 mU/menit
pelan pelan dinaikkan sampai 5 20 mU/menit sampai terjadi pola kontraksi fisiologi.
PATOMEKANISME
Fertilisasi
Pembentukan plasenta
Telat menstruasi
-hCG
menstimulus
ACTH
pagi hari
glukosa
aldosteron
estrogen
progesterone
retensi Na dan air
vomiting
stimulus MSH
pertumbuhan payudara
volume
darah
lemas
morning sickess
Ht
Hb
hyperpigmentasi
BB
()
d i
abd
breast discomfort
m i
nal
Reference :
1. Gynecology.Berek & Novaks.14 edition
2. Obstetrics.Williams.22 edition
3. The developing Human.Moore Persaud.7 edition
4. Clinical oriented Anatomy.Moore Dally.5 edaition
5. Basic Histologi text & Atlas.Junqueira.
6. Ilmu Kebidanan.UI.2005.
7. Ilmu Kandungan.UI.2005.
8. Kamus Kedokteran.Dorland.