Professional Documents
Culture Documents
Imbalan Dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor
Imbalan Dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor
6.
PENDAHULUAN
Tingkat motivasi
para
pegawai
yang ter-cermin
dalam
perilaku
pekerjaan.
Reaksi
positif
atau
negatif
terhadap
kebijakan organisasi.
Unjuk rasa atau
perilaku
destruktif
lainnya.
3.
TINJAUAN PUSTAKA
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suasana psikologis tentang perasaan menyenangkan atau
tidak menyenangkan terhadap pekerjaan
mereka (Davis, Keith, 1985). Sementara itu
Porter dan Lawler dalam Bavendam, J. (2000)
menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan bangunan unidimensional, dimana seseorang memiliki kepuasan umum atau ketidakpuasan dengan pekerjaannya.
Vroom sebagaimana dikutip oleh Ahmad, M.A. Roshidi (1999) mendefinisikan
kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orienR
a
ml
seperti
penyelesaian imbalan
tugas, prestasi,yang
otonomi,
bersumber
perkembangan dari
luar
pribadi.
atau disebut
Sedangkan
juga dengan
imbalan
imbalan
ekstrinsik
ekstrinsik
adalah imbalan
terutama imyang
berasal
balan yang
dari
luar
berbetuk
pegawai seperti
gaji dan tun-uang seperti
gaji,
tunjangan,
interpersonal jangan dan
(status
danlain-lain.
pengakuan),
Penel
serta promosiitian
yang
(Gibson, Jamesmenghubun
L. et.al., 1982;gkan antara
Davis,
Keith.imbalan
1985).
terutama
Untuk gaji dengan
kepuasan
lebih
kerja
memfokuskan
dilakukan
pembahasan oleh
para
dalam
peneliti
penelitian
iniseperti
penulis hanyaKalleberg
(1974),
membahas
Locke, E.A.
(1973),
Ronen et al
(1973), dan
Vroom, V.H.
(1964) hasil
penelitianny
a
menyimpulk
an terdapat
hubungan
positif
antara gaji
dengan
prestasi
kerja.
Lawler, E.E.
and Porter,
L.W. (1966)
melaporkan
terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara gaji
dengan
kepuasan
kerja.
Gaya
Kepemimpi
nan
(Leadershi
p Style)
Kepe
mimpinan
adalah
kemampuan
untuk
mempengar
uhi
orang
lain
untuk
mencapai
tujuan
dengan
antusias
(David,
Keith,
1985).
Gibson,
James
L.
et.al., (1982)
menerangka
n
bahwa
kepemimpin
an
adalah
konsep
yang lebih
sempit
daripada
manajemen.
Manajer
dalam
organisasi
formal
bertanggung
jawab dan
dipercaya
dalam
melaksanak
an
fungsi
manajemen.
Pemimpin
kadang
terdapat
pada
kelompok
informal,
sehingga
tidak selalu
bertanggung
jawab atas
fungsifungsi
manajemen.
Seorang
manajer
yang ingin
berhasil
maka
dituntut
untuk memilikimenurut
efektivitas
kepemimpinan Davis, Keith.
seorang
yang efektif.
(1985)
pemimpin
adalah
pola
yaitu gaya
Bagaima
tindakan
autokratis,
na
usaha
pemimpin
demokratis/
seorang
partisipatif,
pemimpin untuksecara
keseluruhan
dan bebas
mempengaruhi
seperti
yang
kendali
orang lain atau
dipersepsika
(Reksohadir
agar bawahan
n
oleh
para
podjo, S dan
mengikuti apa
pegawainya.
T.
Hani
yang
Handoko.
diperintahkan Gaya
1986; David.
akan
sangatkepemimpin
an
mewakili
Keith,
tergantung dari
filsafat,
1985).
gaya
ketrampilan,
kepemimpinan
Penel
dan
sikap
yang
itian tentang
pemimpin
digunakan.
gaya
dalam
Namun
kepemimpin
demikian tidakpolitik.
an dilakukan
ada
gaya
Terda
oleh
kepemimpinan pat 3 jenis
Sutanto,
yang
efektifgaya
Eddy
berlaku umumkepemimpin
Madiono
untuk
segalaan
dan Budhi
situasi (Gibson,(leadership
Setiawan
James L. et.al.,style) yang
()
untuk
(1982).
sangat
menguji
berpengaru
Gaya
gaya
kepemimpinan h terhadap
Kepe
nya Kerja Karyawan,
Ramlan mimp
Terha Balai Besar Industri
Ruvendi :inan
dap Hasil Pertanian
Imbalan Peng
Kepu Bogor. Halaman
dan
aruh
asan 19
Gaya
Jurnal Ilmiah
semangat
dan
Binaniaga Vol 01 No
kegairahan
kerja
1 Tahun 2005
ditunjukkan dengan
tingginya
tingkat
absensi dan perpinkepemimpinan yang
dahan
pegawai.
efektif di Toserba
Hal
itu
timbul
Sinar Mas, Sidoarjo,
sebagai akibat dari
dari
penelitian
kepemimpinan
tersebut
diketahui
yang
tidak
adanya hubungan
disenangi.
antara
gaya
Perilaku
kepemimpinan
pemimpin
dengan semangat
merupakan salah
dan
kegairahan
satu faktor penting
kerja. Diungkapkan
yang
dapat
pula bahwa gaya
mempengaruhi
kepemimpinan yang
kepuasan
kerja.
efektif adalah keMenurut Miller et al.
pemimpinan yang
(1991)
disesuaikan dengan
menunjukkan
situasi dan kondisi
bahwa
gaya
(Contingency).
kepemimpinan
Indikasi
turunnya
mempunyai
hubungan
yang
positif
terhadap
kepuasan kerja para
pegawai.
Hasil
penelitian
Gruenberg (1980)
diperoleh
bahwa
hubungan
yang
akrab dan saling
tolong-menolong
de-ngan
teman
sekerja
serta
penyelia
adalah
sangat penting dan
memiliki hubungan
kuat
dengan
kepuasan kerja dan
tidak ada kait-annya
dengan
keadaan
tempat kerja serta
jenis pekerjaan.
Salah
satu
faktor
yang
menyebabkan
ketidakpuasan kerja
ialah sifat penyelia
yang tidak mau
mendengar keluhan
dan
pandangan
pekerja dan mau
membantu apabila
diperlukan (Pinder,
1984).
Hal
ini
dibuktikan
oleh
Blakely
(1993)
dimana
pekerja
yang
menerima
penghargaan
dari
penyelia yang lebih
tinggi di-bandngkan
dengan
penilaian
mereka sendiri akan
lebih puas, akan
tetapi
penyeliaan
yang terlalu ketat
akan menyebabkan
tingkat
kepu-asan
yang rendah (King
et al.,1982).
METODOL
OGI
PENELITIA
N
Jumlah
sampel
penelitian
adalah se-banyak
126 responden dari
populasi
184
pegawai di kantor
Balai Besar Industri
Hasil
Pertanian
Bogor (BBIHP).
Jumlah
sampel (size of
samples)
ditentukan
berdasarkan pada
perhitungan
dari
rumus
Slovin
dengan
tingkat
kesalahan
yang
ditoleransi sebesar
5%.
n
Dimana
N
1 Ne
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e=
pros
enta
se
tingk
at
kesa
laha
n
yang
ditol
eran
si
adal
ah
5%.
Dengan
menggunakan rumus
di atas maka akan
diperoleh
jumlah
sampel
sebanyak
126 yaitu :
184
2
(n) = 1 (184)(0,05)
responden.
Teknik
pengambilan sampel
dilakukan
dengan
metode
Proporsionate
Stratified Ran-dom
Sampling
(sample
acak
terstratifikasi
se-cara proporsional)
yaitu
teknik
pengambilan sampel
untuk populasi yang
heterogen
dan
berstrata (Sugiyono,
2002).
Strata
akan
ditentukan
berdasarkan
unit
organisasi yang ada
di BBIHP. Penentuan
strata
tersebut
didasarkan
pada
asumsi
bahwa
pegawai di dalam
unit
kerja
akan
menerima
imbalan
yang berbeda serta
gaya kepemim-pinan
atasan yang berbeda
pula.
Pengumpulan
data dilakukan pada
bu-lan
Desember
2002 sampai Januari
2003. Data yang
diperoleh
selanjutnya
diolah
dan
dianalisis
dengan
teknik
statistik parametrik.
Pelaksanaan
pengumpulan data
dilaku-kan dengan
menggunakan
instrumen
daftar
pertanyaan
(Questioner)
yang
isinya
dibagi
kedalam 4 kelompok
pertanyaan yaitu :
1. Kelompok
A
berisi
pertanyaan
untuk
data
responden yang
jumlahnya
sebanyak 7 butir
pertanyaan
bersifat tertutup
dan ter-buka.
2. Kelompok
B
berisi
pernyataan
aspek
sis-tem
imbalan, berisi
20
butir
pernyataan.
3. Kelompok
C
berisi
pernyataan
aspek
gaya
kepemimpinan,
berisi 20 butir
pernyataan.
4. Kelompok
D
berisi
aspek
kepuasan kerja
yang
merupakan
butir-butir
pernyataan JSI
(Job satisfaction
Index) sebanyak
25 butir.
Responden
diminta
untuk
mengisikan
angka
(score) 1-5 pada
setiap
butir
penyataan
dalam
bagian B, C dan D
kuesioner.
Setiap
butir
pernyataan
dalam
angket
tersebut akan diberi
nilai oleh responden
sbb:
An
gka
1=
sa
ma
sek
ali
sal
ah,
An
gka
2=
sal
ah,
A
n
g
k
a
b
e
n
a
r
=
r
a
g
u
r
a
g
u
,
A
n
g
k
4
=
b
e
n
a
r
,
d
a
n
A
n
g
k
a
5
=
s
e
k
a
l
i
.
Data yang
berasal dari
kuesioner selanjutnya
ditabulasikan dan
dijumlahkan
Kepemimpinan
n 20
Kepuasan
Ramlan
Pengaruhnya
Kerja Karyawan, Balai
Ruvendi :
Terhadap
Besar Industri Hasil
ImbalanHalama
dan
Pertanian Bogor.
Gaya
dianalisis
dan
diinterpretasikan.
skornya
untuk
masing-masing
variabel. Ke-mudian
hasil
tabulasi
tersebut
diolah,
Untuk
memudahkan
pengolahan
data
kuantitatif digunakan
paket
program
komputer
SPSS
(Statistical Product
and Service Solutions) Versi 11,5.
PEMBAHASAN
HASIL
PENELITIAN
Reliabilitas dan
Validitas Instrumen
Untuk
mengetahui
ketepatan alat ukur
kuesioner,
maka
dalam penelitian ini
perlu di-lakukan uji
reliabilitas.
Suatu
alat ukur dikata-kan
reliabel jika alat ukur
tersebut
cukup
akurat, stabil dan
konsisten
dalam
mengukur
suatu
obyek.
Uji
reliabilitas instrumen
kuesioner
yang
dilakukan,
menggunakan
internal con-sistency
Teknik Belah Dua
(split half) teknik ini
banyak digunakan
karena
caranya
lebih mu-dah.
Dalam
teknik ini butir-butir
pertanyaan
dikelompokkan
menjadi 2 kelompok
yaitu
ke-lompok
bernomor ganjil dan
kelompok ber-nomor
genap.
Setiap
kelompok
dijumlahkan,
dan
antara jumlah ganjil
dengan
jumlah
genap
dilakukan
analisis
korelasi.
Selanjutnya
koefisien
korelasi
tersebut dimasukkan
ke dalam
rumus
korelasi
Spearman
Brown
(Sugiyono,
2002).
Rumus Spearman
Brown adalah sebagai berikut :
Ri
Ri = korelasi
reliabilitas
Rb = koefisien
korelasi
Product
Moment
antara
nomor
genap
dengan.
ganjil
Dari analisis
reliabilitas
yang
dilakukan terhadap
instrumen penelitian
diperoleh
hasil
seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil
Perhitungan Uji
Reliabilitas Instrumen
Keterangan
No
1
Koefisien
lasi
2
a)
Koefisien
abilitas
1.
2.
b)
Variabel Ins
Peneliti
X1
X2
Kore-
0,871
0,83
Reli-
0,931
0,90
Korelasi Product
Moment
Korelasi
Spearman Brown
Jurnal Ilmiah
Binaniaga Vol 01 No
1 Tahun 2005
Dari tabel
tersebut
terlihat
bahwa reli-abilitas
daftar pertanyaan
X1
(variabel
imbalan)
adalah
0,931;
untuk
pertanyaan
X2
(variabel
kepemimpinan)
adalah 0,909; dan
untuk per-tanyaan
Y
(variabel
kepuasan
kerja)
adalah 0,954 yang
berarti
bahwa
kuesioner
yang
digunakan
semuanya reliable.
Uji
validitas terhadap
kuesioner dilakukan
secara
uji
kontrak
untuk
mengetahui
apakah
jawaban
responden
konsisten dan data
yang dikumpulkan
tersebut
adalah
valid.
Langkah
pertama
adalah
menghitung
korelasi
antara
setiap
butir
pertanyaan dengan
total skornya dari
setiap
variabel
yang
diukur.
Selanjutnya
nilai
korelasi
setiap
nomor
jawab-an
dibandingkan
dengan angka kritis
nilai R pada tingkat
signifikansi 5%.
1)
2)
Data
harus
berdistribusi
normal.
Tidak terdapat
multicolliniearity
pada varia-bel
bebas.
3) Tidak terdapat
Angka
otokorelasi.
kritis
R
untuk
4) Tidak
terjadi
pertanyaan variaheterosedastis.
Imbalan Pengaruhnya Terhadap
dan
Kepuasan Kerja
Ramlan
Gaya
Karyawan, Balai Besar
Ruvendi
Kepemi Industri Hasil Pertanian
:
mpinan Bogor. Halaman 21
Jurnal Ilmiah
Binaniaga Vol 01 No
1 Tahun 2005
Tabel 2. Koefisien
Korelasi MasingMasing Butir
Pertanyaan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Imbalan
R
0,552
0,530
0,550
0,534
0,740
0,604
0,663
0,552
0,511
0,601
0,520
0,465
0,679
0,736
0,530
0,650
0,530
0,617
0,559
0,572
-
Untuk
memeriksa
kenormalan
data
da-pat
ditelusuri
melalui Casewise
Diagnostic
terhadap
variabel
Kepuasan
Kerja.
Syarat data berada
pada
distribusi
normal jika standar
residualnya berkisar
pada
:
1,96<
Std.Residual < 1,96.
Casewise
Diagnostic
dilakukan
sebanyak
9
kali
dengan
case
number yang tersisa sebanyak 94
reponden
dan
kesemuanya berada
pada
normal.
distribusi
Untuk
mengetahui
ada
tidaknya
kolinearitas
antarvariabel bebas
dilakukan melalui
Kepemim
uji
collinearity
seperti
disajikan
0,588
pada
tabel
3.
0,549
0,592
Pada Tabel
0,542 3 nilai tolerance
0,588 pada
varia-bel
dan
0,578 imbalan
0,588 kepemimpinan
0,627 masing-masing
0,964
0,542 adalah
berarti
nilainya
0,578
0,588 lebih besar dari
0,627 0,0001 sedangkan
(variance
0,668 VIF
fac-tors)
0,756 inflation
1/Tolerance
0,549 atau
1,038
0,592 adalah
0,668 nilainya
0,431
0,756
0,441
Dari
hasil
pengolahan
data
Variable
melalui
Pro-gram
Tolerance
SPSS
Ver. 11,5
terhadap
data hasil
Imbalan
penelitian (dengan
Kepemimpinan
n=94)
diperoleh
model
Re-gresi
Uji otokorelasi
dilakukan melalui uji
Linier
Berganda
Durbin
Watson
sebagai berikut :
dengan
ketentuan
suatu reg-resi tidak
Y 49,964
terjadi
otokorelasi
jika d > dL.
0,412 X1
Nilai Durbin
Watson (d) hasil
pengo-lahan SPSS
(Statistical Product
and
Service
Solutions) adalah =
2,163,
sedangkan
batas bawah Durbin
Watson pada n = 94,
signifi-cance = 0,05,
k = 2; dimana nilai dL
= 1,62. Maka galat
nilai-nilai
pengamatan bersifat
be-bas (tidak terjadi
otokorelasi) karena d
> dL atau 2,16 >
1,62.
Scatterplot
yang
menghubungkan
antara
Regression
Standardized
Predicted
Value
dengan Regression
Studentized Delete
(Press)
Residual
serta
Scatterplot
Regression
Standardized
Ramlan
Ruvendi :
Imbalan dan
0,355 X 2
Dimana :
=
Dugaan
total skor
kepuasan
kerja, X1 =
Variabel
imbalan;
X2 = Variabel gaya
kepemimpinan.
Nilai
constanta
(o)
adalah 49,964 yang
mengandung
arti
bahwa total skor
kepuasan
kerja
sebesar 49,96 jika
skor X1 dan X2 = 0.
Nilai koefisien
X1 (1 ) sebesar
0,412 ar-tinya untuk
setiap kenaikan 1
skor variabel imbalan
akan
meningkatkan skor
kepuasan
kerja
sebesar 0,412.
Gaya
Halaman 22
Kepemimpinan
Kepuasan
Pengaruhnya
Kerja Karyawan, Balai
Terhadap
Besar Industri Hasil
Pertania
n Bogor.
nan (X2).
Sisanya
sebesar
43,6%
disebabk
an oleh
faktorfaktor
lain
seperti :
lingkungan
pekerjaa
n,
hubunga
n dengan
teman
sekerja,
jenis
pekerjaa
n, kondisi
kerja,
pengawasan,
promosi
jabatan,
dan lainlain.
sebesar 6,274
lebih
besar
Pengaruh
dari
nilai
tVariabel Bebas
tabel
1,98.
Terhadap
Perhatikan
Varia-bel
pula
kolom
Tergantung
Sig.
(Significance)
Hasil
bernilai 0,000
pengolahan
data
dengan lebih kecil dari
0,05
berarti
SPSS
variabel gaya
memperlihatkan
kepemimkoefisien
pinan memiliki
regresi
pengaruh
berganda dan signifikan
tingkat
terhadap
signifikansi
kepuasan
terlihat
pada kerja.
Tabel 6.
Hubungan
Tabel antara
variabel gaya
6.
Koefi kepemimpina
n
dengan
sien
Regre variabel
kepuasan
si
kerja
ditunjukkan
Unstandardized
pula
oleh
koefisien
korelasi
partialnya
(Constant)
49,964
sebesar
0,5495
Imbalan
(variabel
Kepemimp
imbalan
sebagai
Perhatik
an nilai t-hitung kontrol). Nilai
untuk variabel tersebut
signifikan
Imbalan
nilai
sebesar 7,509 karena
lebih besar dari probabilitasny
nilai t-tabelnya a < 0,05.
1,98.
Interpretasi
Perhatikan pula Hasil
kolom
Sig. Penelitian
(Significance)
Imbala
bernilai
0,000
n
seperti
telah
lebih kecil dari
dijelaskan
0,05
berarti
pada
Studi
variabel
Pustaka,
imbalan
memiliki penga- adalah
ruh
signifikan pemberian
kepada
terhadap
kepuasan kerja. pegawai atau
sesuatu yang
Pada
diterima
Tabel 6 di atas
pegawai
nilai
t-hitung
sebagai balas
untuk variabel
jasa
atas
kepemimpinan
Skor Total
1.
20
2.
3.
4.
5.
40
60
80
100
Interpretasi
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
Penelitian
yang dilakukan di
BBIHP
ter-hadap
gaya
kepemimpinan juga
menunjukkan
adanya hubungan
yang
signifikan
antara
gaya
kepemimpinan
dengan kepuasan
kerja. Nilai korelasi
partial
0,5495
dengan
nilai
probabili-tasnya
0,000 lebih kecil
0,05 (signifikan).
Total
rata-rata
jawaban
skor
dari
res-
Ke
But
nya
ponden
terhadap
masing-masing
gaya
kepemimpinan antara
lain : gaya otoriter
370,33,
gaya
partisipatif
373,38
dan gaya bebas
ken-dali
329.
Dengan
demikian
gaya
kepemimpinan
yang
menonjol (dominan)
di BBIHP ada-lah
gaya
demokratis/partisipa
tif, kemudian gaya
otoriter.
Penilaian
gaya kepemimpinan
tersebut diberikan
oleh
responden
dalam
mempersepsikan
atasan
langsungnya.
Kepuasan
kerja
merupakan
suasana psikologis
yang dirasakan oleh
para
pegawai
terhadap
pekerjaannya, baik
yang menyenangkan maupun yang
tidak
menyenangkan.
Penelitian
terhadap kepuasan
kerja
ter-hadap
pegawai
BBIHP
menunjukkan skor
rata-rata = 90,33.
Jika angka tersebut
dibagi
de-ngan
jumlah pertanyaan
(25 butir) akan
JSI
S=skor
masingmasing
butir
pertanyaa
n j = butir
pertanyaa
n ke j
i = responden ke i
b
=
j
u
m
l
a
h
b
u
t
i
r
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
n
=
j
u
i1
j1
nxb
m
l
a
h
variabel imbalan
dengan
kepuasan kerja
pegawai BBIHP
yang
diperlihatkan oleh
koefisien
korelasi partial
sebesar 0,619.
Koefisien
regresi (1) X1
sebesar 0,412.
r
e
s
p
o
n
d
e
n
JSI =
2.
Terdapat
hubungan dan
pengaruh signifikan
antara
variabel
gaya
kepemimpinan
dengan
kepuasan kerja
pegawai BBIHP
yang
diperlihatkan
oleh
koefisien
korelasi partial
sebesar 0,549.
Koefisien
regresi (2) X2
sebesar 0,355.
3.
Terdapat
hubungan dan
pengaruh signifikan
antara
variabel imbalan
dan gaya kepemimpinan
terhadap
kepuasan kerja
pegawai BBIHP
Bogor
yang
diperlihatkan
oleh
koefisien
korelasi
berganda
sebesar 0,751.
Sedangkan
R
Square sebesar
0,564
yang
berarti
56,4%
dari total variasi
kepuasan kerja
(Y) disebabkan
oleh hu-
11.382
126 x 25
Interpretasi
terhadap skor untuk :
1 = sangat tidak
puas, 2 = tidak puas,
3 = cukup puas, 4 =
puas, 5 = sangat
puas.
Dengan
demikian
Job
satisfaction
Index
pegawai
BBIHP
berada
diantara
cukup
puas
dan
puas.
KESIMPULAN
DAN
REKOMENDASI
Kesimpulan
Dari
pembahasan
hasil
penelitian
sebagaimana
yang
diuraikan di atas
maka
dapat
disimpulkan sebagai
berikut :
1.
Terdapat
hubungan
dan
pengaruh signifikan
antara
Ramlan
Ruvendi :
Imbalan dan
Halama
bungan
regresi
Gaya
n 24
Kepuasan
Kepemimpinan
Kerja Karyawan, Balai
Pengaruhnya
Besar Industri Hasil
Terhadap
Pertanian Bogor.
berganda antara
Y
dengan
variabel imbalan
(X1) dan gaya
ke-pemimpinan
(X2.) . Sisanya
sebesar 43,6%
disebabkan oleh
faktor-faktor lain
di luar model
seperti
faktor
lingkungan
pekerjaan,
hubungan
dengan teman
sekerja,
jenis
pekerjaan,
kondisi
kerja,
pengawasan,
promosi jabatan,
dan lain-lain.
Rekomendasi
Penelitian
yang telah dilakukan
ini baru pada tingkat
awal
untuk
memahami
karakteristik
variabel
kepuasan kerja yang
dipenga-ruhi
oleh
dua variabel bebas
yaitu variabel imbalan dan gaya
kepemimpinan.
Sebagaiman
a yang telah diulas
pada kajian Pustaka
bahwa
kepuasan
kerja
sangat-lah
kompleks
dan
banyak sekali faktorfaktor
yang
mempengaruhinya,
maka dalam menggunakan
hasil
penelitian
ini
sebagai
landasan
kebijakan haruslah
berhati-hati karena
banyak hal yang
harus
dicermati
seperti : imbalan dalam bentuk apa
yang
memiliki
pengaruh
cukup
kuat
terhadap
kepuasan
kerja
(imbalan eko-nomi
atau non ekonomi).
Kemudian gaya kepemimpinan
apa
yang paling efektif
dan
dapat
meningkatkan moral
serta
kepuasan
kerja karyawan.
Demikian juga
dengan melihat nilai
R Square hanya
sebesar 0,564 yang
berarti vari-abel yang
diteliti tidak cukup
besar penga-ruhnya
pada
variabel
tergantung
dikarenakan masih
terdapat
variabel
bebas di luar model
yang
pengaruhnya
cukup
besar
terhadap vari-asi Y
yaitu sebesar 43,6%.
Faktor-faktor lain di
luar model tersebut
seperti faktor teman
se-kerja, lingkungan
pekerjaan,
jenis
pekerjaan,
kondisi
kerja, pengawasan,
promosi
jabatan,
pemberian
kesempatan,
kewenangan, pekerjaan
yang
menantang, dan lainlain.
Untuk
itu
dalam
rangka
melengkapi
ha-sil
penelitian
ini
disarankan
agar
melakukan penelitian
lanjutan seperti :
1.
Mencari
hubungan
dari
setiap jenis imbalan terhadap
kepusan kerja.
2.
Meneliti
gaya
kepemimpinan
efektif
yang
sesuai
dengan
lingkungan dan
budaya
organisasi BBIHP.
3.
Meneliti variabel
bebas lain di luar
variabel imbalan
dan
gaya
kepemimpinan
yang
Jurnal Ilmiah
Binaniaga Vol 01 No
1 Tahun 2005
menjadi faktor
penyebab puas
atau tidak
puasnya para
pegawai dalam
bekerja.
4.
Mencari
hubungan
antara
kepuasan
pega-wai
dengan
kepuasan
pelanggan
BBIHP.
DAFT
AR
PUST
AKA
Ahmad,
M.A.Roshidi
(1999).
Pengaruh Iklim
Organisasi ke
Atas Kepuasan
Kerja
GuruGuru Sekolah
Menengah
:
Kajian Kes di
Daerah
Padang Terap,
Kedah, Tesis
Sar-jana Sains
Fakulti Sains
Kognitif
dan
Pembangunan
Manusia
Universiti
Malay-sia
Sarawak
http://www.We
bcastmy.Com.
MyUnimasrese
archgateway/th
esis/
Bavendam,
J.
(2000). How
Do
You
Manage
Turnover ? in a
time of lean
organizations
and dwindling
pools
of
experienced
new-hires. J.
Special Report,
Vol
3,
Bavendam
Research
Incorporated,
Mercer Island.
http;//www.
bavendam.com/
Bavendam,
J.
(2000).
Managing Job
Satisfac-tion.
J.
Special
Report, Vol 6,
Bavendam
Research
Incorporated,
Mercer Island.
http://www.
bavendam.com/
.
Blakely,
G.L.
(1993).
The
effect
of
performance
rating
discrepancies
on supervisors
and
subordinates.
Organizational
behavior
and
human decision
process. 54(1):
57-80
Davis, Keith and
John
W.
Newstrom.
(1985). Human
Behaviour
at
Work
:
Organizational
Behaviour. Mc.
Graw-Hill Inc.,
New York
Gibson, James L.
et.al.
(1982).
Organizations,
Behavior,
Structure,
th
Processes. 4
ed, Richard D.
Irwin Inc.
Gruenberg,
B.
(1980).
The
happy worker:
An analysis of
educational
and
occupational
difference
in
determinants
of job satisfaction. American
journal
of
sociology. 86,
247-271.
Indra, Hary. (..).
Analisis
Faktor Faktor
yang
Mempengaruhi
Kepuasan
Kerja Pegawai
Imbalan
dan
Gaya
Ramlan
Kepemi
Ruvendi
mpinan
:
PT X. Jurnal
The
Winners
Vol. 0802-0200
http://www.binu
s.ac.id
/research/jurnal
/jurnal_winners_4.
html.
Kalleberg,
A.L.
(1974).
A
causal
approach to the
measurement
of
job
satisfaction
Social science
research,
3,299-322.
Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Kerja
Karyawan, Balai Besar
Industri Hasil Pertanian
Bogor. Halaman 25