Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 66

SIZE

REDUCTION
KELOMPOK 1
1. Encep Muhammad Ilyas
2. Pandu Setyadi
3. Sovia Elita MP

FACTORS THAT EFFECT IN SIZE


REDUCTION
Feed size and capacity
Size reduction ratio
Distribution of partikel
size in product flow
Material characteristic
(hardness, abrasiveness,
stickiness, density)
Wet or dry condition

SIZE REDUCTION
MEASUREMENT
COARSE
SIZE
REDUCTION

Feed size 2-96 inch

INTERMEDIAT
E SIZE
Feed size 1-3 inch
REDUCTION
FINE
SIZE
REDUCTION

Feed size 0,25-0,5


inch

CRUSHER
1. PRIMARY
operates on run off mine material,
accepting anything that comes from mine
face and breaking it into 6 to 10 inch
lumps
2. SECONDARY
reduces these lumps to particles
perhaps inch in size

Primary Crusher
Jaw Crusher

Gyratory Crusher

Smooth-roller Crusher

Toothed-roll Crusher

Roller Mill

GRINDER
REDUCES CRUSHED FEED TO POWDER
Intermediete grinder: might pass a 40-mesh
screen
Fine grinder: pass a 200-mesh screen

3. Ultrafine Grinder (mesin giling ultra halus)


Accept feed particles no larger than 6 mm
4. Cutting machine (mesin pemotong)
Give particles of definite size and shape , 2-10 mm
in length

Ultrafine Grinders
1. Hammer mills with internal classification
2. Fluid-energy mills
3. Agitated mills

Cutting Machines
1. Knife cutters; dicers;slitters

Permasalahan pada Pabrik


Semen
RM

CRUSHER
200
mesh
ROLLER
MILL

HYDRAULI
C ROLLER
CRUSHER

KILN

150
mesh
BALL MILL
200
mesh

100
mesh
PRODUK SEMEN

PROSES PEMBUATAN SEMEN

Tahapan Proses

Penambangan & Penyiapan


bahan baku (Unit Mining)

Penyediaan Batu Kapur


(Limestone)
1. Penambangan
melalui proses drilling (pemboran) & blasting

(peledakan)

2. Pengecilan ukuran batuan (size reduction)


penghancuran awal
menggunakan rock breaker dengan excavator yang ujungnya diganti
dengan hammer.
3. Pemuatan (loading) & pengangkutan (houling) menggunakan
wheel loader yang selanjutnya diangkut oleh dump truck menuju
crusher
4. Penghancuran batuan (crushing)
a. Primary crusher b. Secondary crusher
c. Belt Conveyor d. Limestone bin

Penyediaan Tanah Liat (clay)


1.

Penambangan clay

2.

Pengangkutan (houling)

menggunakan wheel loader yang selanjutnya diangkut oleh


dump truck menuju clay cutter
3.

Pengecilan ukuran clay


Clay cutter belt conveyor clay bin

Penyediaan Bahan Korektif


&
Bahan Tambahan
1. Pasir silika (silica sand)
Quarryopen yard pilebelt conveyorcrusher silica sand
binbelt conveyorweight feederrotary dryer
2. Pasir besi (Iron sand)
Roofed storagebelt conveyor with loaderhopper pasir besi
3. Gypsum
Gypsum langsung disimpan di roofed storage
4. Trass
Open yard piledump truckcrusher (dicampur dengan
limestone)belt
conveyorroffed storage

Pengeringan &
Penggilingan bahan baku
(Unit Raw Mill)
Limestone
Pasir besi

Raw meal
(1000C)

Raw Mill

Homo
Silo
Pasir Silika
Clay

Rotary Dryer
(250-3000C)

Gambar 3.1. Diagram Blok Sederhana Unit Raw Mill


Unit ini terdiri atas:
1. Pengeringan Pasir Silika dan Tanah Liat
2. Pencampuran bahan baku
3. Penggilingan bahan baku
4. Homogenisasi

1. Pengeringan Pasir Silika & Tanah Liat


Merupakan bahan baku penyumbang kadar air
paling tinggi
Udara
panas
Pasir silika
& tanah liat

Exhaust
gas
Rotary
Dryer

Electrostati
c
Precipitator
(EP)
Produk
Kering
(kadar air
max. 1%)

2. Pencampuran bahan baku


Tahap pencampuran limestone, clay, pasir silika,
dan pasir besi dari hopper masing-masing-
weighing feeder

3. Penggilingan Bahan baku


Proses penggilingan bahan baku pada Roller Mill

Produk Raw Mill cyclone


Debu campuran limestone clay mix, batu kapur
koreksi, copper slag, silika dan gas melewati
Electrostatic Precipitator screw conveyor
bucket elevatordust bin

4. Homogenisasi
material cycloneblending silo rotary kiln

Penyediaan & Persiapan


bahan bakar (Unit Coal Mill)

Batubara
air 25 %

Coal
Mill
Vertikal

Burner
SP

Batubara
air 8 %
90 mesh
Coal
Hopper

Burner
Kiln

Pembakaran raw meal &


Pendinginan Klinker (Unit
Burning & Cooling)
Burning unit
raw mix
Blendin
g silo

(T
=1000C)

Reinforced
Suspension
Preheater
(T = 900 oC,
% kalsinasi =
90%)

Klinker silo

Kiln feed
(T = 800-900oC) ROTARY KILN

Klinker dingin
(T = 80150 0C)

(T=1400 0C)

Cooling unit
Grate Cooler

Klinker
(T=120
0 0C)

Penggilingan Akhir (Unit Finish


Mill)
Proses penggilingan akhir terdiri dari 3 tahap
proses utama yaitu :
1. Proses Penyiapan Clinker dan Bahan Additive
2. Proses Size Reduction di HRC
3. Proses Penggilingan Akhir di Ball Mill

1. Proses Penyiapan Clinker dan Bahan Additive


-Klinker silo belt conveyorbucket elevator
finish mill feed bin
-trass & gypsum bin masing-masing
2. Proses Size Reduction di Hydraulic Roller Crusher
(HRC)
Klinker silo bin HRC HRC klinker hasil pre
grinding

3. Proses Penggilingan Akhir di


Ball Mill

Klinker
out
HRC

Klinker dingin
(T
0
= 80150 C)

Gypsum dan
Trass

BALL MILL
(T = <
120 0C)

Semen

Cemen
t silo

PERALATAN PROSES

Spesifikasi Alat Utama


1. Alat Penghancuran Bahan Baku
A. PRIMARY CRUSHER (LIMESTONE)
Tipe:
Non-Clog Hammermill model
7270

Material:

batu kapur dengan kadar air


max 18 % (dry basis)

Kapasitas output:

2 x 700 ton / jam ( dry basis )

Konsumsi power:

2,1 kwh / ton semen

Konsumsi power crushing

sendiri: 1,4 kwh / ton semen

Prinsip Kerja Hammer mill Crusher

Main Shaft diputar oleh suatu motor penggerak.


Dengan adanya gerakan shaft, Hammer yang
terbuat dari baja ikut berputar dengan bertumpu
pada asnya, dimana hal ini akan memberikan energi
kinetik yang besar sehingga dapat menghancurkan
material yang masuk .

Ke dalam feed opening dimasukkan batu kapur. Batubatu ini dipukul oleh hammer yang berputar dan
terbanting pada plate. Untuk mengatur besar kecilnya
batu kapur diatur jarak antara Hammer dengan Beaker
Plate. Material yang besar akan kembali dipukul oleh
Hammer sampai kehalusan yang diinginkan dan keluar
melalui screen.

B. SECONDARY CRUSHER

Fungsi :

untuk
memperkecil ukuran limestone
untuk di storage

Tipe: Impeller Breaker


Kawasaki SAP7/250 V

Kapasitas

Ukuran umpan: maksimal


35mm3

Ukuran produk: 25 mm3,


under 90% pass

Kadar air

Kecepatan motor: 430 rpm

Daya motor: 850 kW

Konstuksi

: 200 ton/jam

: maks. 25%

: stainless steel

Cara kerja:
Alat tersebut terdiri dari dua
roll horizontal berukuran besar.
Masing-masing roll tersebut
berputar dengan berlawanan
arah
dan
kecepatan
putarannya
pun
berbeda,
sehingga akan menyebabkan
efek gesekan pada material
dan material akan mengalami
penghancuran.

C. CLAY CUTTER

Tipe: Non-Clog Double Roll Crusher


RV 6,5 x 20 dibuat oleh Bedeschi
Podova.
Kapasitas terpasang :

350 MTPH ( ton/jam )


Kapasitas material : 1,35 1,76 ton
/ m3
Kadar air
: 30 %
Ukuran material masuk : maksimal
500 x 500 x 500 mm
Ukuran produk crusher : 95 % < 90
mm
Dimensi inlet mounth : 1.200 x
1,980 mm
Diameter dalam roller : 650 mm
Diameter luar roller

: 790 mm

Prinsip kerja clay


cutter
Tanah liat dengan moisture 18 % masuk
melalui feed opening, kemudian tanah
liat ini dipotong potong oleh dua buah
blade cutter yang berputar secara
berlawanan arah dengan kecepatan
yang berbeda.

2. Alat Penyimpanan Bahan


A. RECLAIMER UNTUK
B. RECLAIMER UNTUK CLAY
Baku
LIMESTONE
&SILICA SAND
Fungsi: mengambil limestone
dari pile

Fungsi : mengambil clay


atau pasir silika dari pile

Tipe : Bridge type


Jumlah : 1 buah

Tipe : side scrapper type


Jumlah : 2 unit

Kapasitas : 400 ton/jam


Excavation height: 11 m

Kapasitas : 90 ton/jam
Excavation height: 9,2 m
Balde width: 1000 mm

Blade Width: 1600 mm


Scrapper Chain Speed:
30 m/menit
Konstruksi

: stainless steel

Scrapper chain speed: 20


m/menit
Konstruksi : stainless
steel

Cara kerja Reclaimer:


tumpukan pile yang terdapat di storage akan
diambil
dengan cara dirontokkan dengan reclaimer untuk
kemudian diangkut dengan scrapper menuju belt
yang terpasang di sekeliling storage.

3. Alat Penggilingan dan


Pencampuran Bahan Baku
A. ROTARY DRYER

Fungsi: mengeringkan clay dan pasir


silika

Tipe

: pararel Flow, Rotary Type

Jumlah : 1 unit

Kapasitas

: 60 ton/jam (basis kering)

Dimensi
(panjang)

: 4,2 m (diameter) x 40 m

Kecepatan : 1,8 rpm

Kandungan air: -umpan 25% (basis


basah) produk 6% (basis basah)

Slope dari shell: 5/100 (tan)

Sumber panas: gas buang dari SP

Daya motor: 110 kW, 8P, motor


induksi

Konstruksi : baja

Cara kerja:
Material masuk searah dengan aliran gas panas
yang berasal dari gas buang SP. Adanya putaran
den kemiringan rotary dryer mengakibatkan
material akan berjalan sesuai dengan kecepatan
yang telah ditentukan dan disepanjang rotary
driyer terjadi proses pengeringan. Udara panas
ditarik oleh fan menuju Electrostatic Precipitator.

B. ROLLER MILL

Fungsi dari Roller Mill: adalah


menggiling sekaligus
mengeringkan campuran dari
material sehingga keluar dari
mill berukuran 170 mesh
dengan kadar air maksimal
1%.

Tipe : FULLER LM 5942

Kecepatan putaran table : 23


rpm

Kecepatan putaran motor :


940 rpm

Prinsip Kerja Roller Mill


Raw material (batu kapur, tanah liat, cooper slag, silicha sand) masuk
melalui cerobong feed dari Roller Mill, lalu material turun ditengan Grinding
Table menyebabkan material menuju ke dinding. Dinding Roller Mill menekan
ke bawah material yang ada diantara Grinding Roller dan Grinding Table. Gas
panas yang berasal dari preheater suhunya berkisar 375 C dan masuk ke
Roller Mill melalului celah-celah Grinding Table. Kehalusan produk diatur oleh
Clasifier dengan putaran 90 rpm dihasilkan produk dengan kehalusan 90%
lolos ayakan 90 mikron (170 mesh) dengan kandungan air <1%. Material
yang halus akan tertarik keatas menuju Cyclone Separator untuk pemisahan
antara material dengan gasnya, sedangkan untuk material kasar karena
dipengaruhi gaya beratnya turun untuk kembali digilas.

Poin Kritis Pada Roller


Mill

Alat
Detektor
Logam
tidak
berfungsi dengan baik sehingga
logam yang lolos masuk ke roller
mill, akan bertumbukan dengan
blade pada roller mill. Akan
menyebabkan kerusakan pada
blade.

Penanganan Pada Alat


bila terjadi ketidaksesuaian standart yang
disebabkan karena trouble misal kadar air lebih
besar dari 1%, maka gate mengarahkan
campuran batu kapur, tanah liat, copper slag,
dan pasir silika ke pembuangan.
pada Roller Mill dilengkapi dengan Blaster yang
merupakan tabung penembak udara bertekanan
6 Bar, sehingga mampu merontokkan batu bara
yang melekat di dinding Roller Mill.

C. HOMOGENIZING SILO

Fungsi
: menjaga agar tepung baku
meal) tetap homogen

Tipe
Contruction

Kapasitas tiap silo : 10.000 ton

Dimensi

: Reinforced Concrete

: 18 m (diameter) x
44 m (tinggi)

Kecepatan

: 90 m/menit

Jumlah

: 2 unit

Konstruksi

: beton

(raw

4. Alat Pembakaran Tepung Baku dan Pendinginan Klinker

A. COAL MILL

Fungsi : menghaluskan batubara kasar

Tipe

: Vertical Roller Mill LM 23-20

Jumlah : 1 buah

Kapasitas

Umpan : coarse coal

Ukuran umpan : maks 50 mm

Kadar air umpan

: maks. 20% (basis basah)

Kehalusan produk

: 15% residu pada ayakan sieve

Kadar air produk

: 2%(total moisture)

Grinding table, diameter

Jumlah grinding roller

: 27 ton/jam (basis kering) dengan HGI=40

: 2300mm

: 2 buah

170 mesh

Cara kerja:

Material masuk melalui cerobong feed, kemudian jatuh di


tengah grinding table dan menyebabkan material
terdorong ke dinding. Grinding roller menekan ke bawah
material yang ada di antar grinding roller dan grinding
table. Di sisi lain, gas panas berasal dari preheater dengan
temperature sekitar 357oC, masuk ke dalam roller mill
melalui grinding table.
Kehalusan produk diatur oleh classifier dengan putaran 90
rpm. Produk yang dihasilkan mempunyai kehalusan 90%
lolos dari ayakan 90 mikron dengan kadar air < 1%.
Material yang halus akan tertarik ke atas menuju cyclone
separator untuk dipisahkan antara material dengan gasnya,
sedangkan untuk material yang belum halus karena
dipengaruhi gaya beratnya akan turun kembali untuk
digilas.

B. ROTARY KILN

Type : Fuller Rearculation Flash Calsiner


Kapasitas untuk kiln feed : 500 ton/jam ; output : 312 ton/jam
Ukuran : d = 5,6 m ; p = 8.4 m ; sudut kemiringan 4 - 5 .
Power : 600 Kw, 1.150 rpm
Rotary Klin disebut sebagai tanur putar yang merupakan suatu
silinder baja
yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api (fire
bricks).. Temperatur Kiln 900 1450 C.
Di dalam Rotary Kiln dibagi 4 Zone :
Zone Calcinasi ( 900 1000 C )
Zone Transisi ( 1000 1250 C )
Zone Burning ( 1250 1450 C )
Zone Cooling ( 1450 1300 C )

Gerakan antara material dengan gas panas hasil pembakaran


batu bara adalah Counter Current.

5. Alat Penggilingan Semen


A. HRC

HRC ( Hydroulic Roller


Crusher )

HRC disebut juga pre grinding


yang terdiri dari dua buah roller
yang dipasang horizontal dan
diputar oleh 2 motor dengan daya
masing masing 1000 kw dan
ditekan oleh Power Hydraulic
Cylinder sebesar 2100 psia.
Kapasitas HRC : 506 My/jam

Prinsip kerja

HRC adalah mulai umpan


masuk dari bin clinker yang
terletak dibagian atas HRC
melalui gate yang dibuka /
ditutup, kemudian digiling
oleh HRC. Produk dari HRC
sudah agak halus dengan
1700 blaine. Material yang
keluar dari HRC menuju ke
mill
dengan
rate
215
ton/jam. Dan dari produk
HRC ini akan dikembalikan
lagi untuk digiling kembali.

B. BALL MILL

Mesin ball mill adalah salah satu bentuk mesin giling yang
berfungsi menghaluskan material dari bentuk yang sangat
keras menjadi format pasir. Prinsip kerja ball mill adalah
memutarkan tabung berisi peluru besi,seperti bola-bola, yang
sudah diisikan didalam mesin tersebut yang terbuat dari baja.
Proses penghalusan terjadi karena mesin grinding yg berputar
sehingga bola-bola besi di dalamnya ikut menggelinding,
menggerus dan menggiling seluruh material didalamnya
sampai halus. Ball mill memiliki dua kompartemen.
Kompartemen pertama untuk pengeringan atau penggilingan
kasar dan kompartemen yang kedua untuk penggilingan halus.

Berdasarkan cara pengeluaran produknya atau discharge,


ball mill dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Overflow mill, produk hasil penggerusan keluar dengan sedirinya
pada ujung pengeluaran
2. Grate discharge mill, produk keluar melalui saringan yang
dipasang pada ujung pengeluaran

BALL MILL

Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja ball mill


dalam menghasilkan produk yang sesuai adalah:
1. Kepadatan dan Kekerasan Material
Semakin keras dan padat materinya membuat
proses penghancuran juga akan lebih sulit.
2. Komposisi Material
Pada beberapa kasus, material tertentu akan
mengalami reaksi kimia terhadap material lain atau
menimbulkan reaksi tertentu seperti ledakan,
berkorosi, pembentukan residu dan sebagainya.
3. Ukuran Material
Semakin besar ukuran bongkahan material yang
akan dihaluskan dan semakin kecil partikel yang
diinginkan maka ukuran ball mill juga perlu lebih
besar.

4.
Jumlah Ball mill
Jumlah ball mill adalah jumlah mill yang dgunakan untuk menggerus bijih
dari ukuran umpan (d1) menjadi ukuran produk (d2) pada laju
pengumpanan tertentu..

Power Grinding (P) adalah energy yang dibutuhkan untuk menggerus bijih
dari ukuran umpan (d1) menjadi ukuran produk (d2) untuk laju
pengumpanan tertentu.
Sedangkan Power Draft adalah energy yang diperlukan untuk operasi
penggerusan oleh satu mill. Mill yang digunakan memiliki diameter dan
panjang mill, serta persen charge dan speed tertentu. Power draft dapat
dihitung denga persamaan:
Ket :
M = laju pengumpanan (ton/jam)
Wi = work index (kWh/ton)
D = diameter Mill
L = Panjang Mill
KL = Nilai dari pengaruh persentase muatan mill
KSP = Nilai dari pengaruh kecepatan putar mill
KMt = Nilai dari pengaruh perbedaan jeni-tipe mill grinding

Spesifikasi Alat pendukung


1. Alat Transportasi
A. Belt conveyor

B. Belt conveyor dengan Tripper

Fungsi
: membawa raw material
halus ke Storage dan membuat pile

Tipe

: Trough Type

Kapasitas
ton/jam

: maks. 500

Dimensi
x 5 meter (t)

: 1400 mm (L) x 264 m (P)

Kecepatan

: 100 m/menit

Motor Listrik

: 100 kW

Cara kerja

: Belt conveyer yang

Fungsi : mengangkut bahan berupa


tepung, butiran atau bongkahan kecil.
Alat berupa ban

berjalan dengan

posisi miring dengan kemiringan


maksimum 30
Tipe : Trough Type, Plat Type
Kapasitas : 300 ton/jam

dilengkapi dengan tripper ini digunakan

Lebarbelt : 800 mm

untuk membawa bahan baku dari crusher

Daya motor : 22 kW

dan ditumpahkan di storage. Tripper

Kecepatan angkut : 0,49 m/detik


Kecepatan putaran motor: 1500 rpm

dapat bergerak sampai jarak tertentu,


sehingga material yang ditumpahkan
dapat berbentuk longitudinal pile.

C. Screw conveyor

Fungsi: membawa material


butiran maupun serbuk

Tipe

: enclosed trough type

E. Bucket Elevator

Fungsi: mengangkut material


dengan arah vertikal

Tipe: Continues Cischarge


Type

Kapasitas

: 320 ton/jam

Dimensi
: 800 mm lebar
bucket x 55 m tinggi

Kecepatan: 90 m/menit

Daya motor: 75 kW

D. Apron
Conveyor

Fungsi: mengangkut klinker keluar dari cooler secara


horizontal atau dengan kemiringan tertentu

Tipe

: Pan type

F. Air lift / Pneumatic


Conveyor

Fungsi: mengangkut material halus menuju SP

Tipe

Kapasitas

Tinggi : 76 m

Dimensi

Ukuran material: 100-200 mikron

: Vertical Transport
: 320 ton/jam

: 1600 mm lebar x 6,5 m tinggi

Alat Pengumpan
1. Weighing feeder
Alat ini digunakan untuk mengumpankan material dengan
laju massa tertentu yang bisa diatur dari CCR.
2. Rotary feeder
Alat ini digunakan untuk mengontrol laju alir material
serbuk yang halus dan mengalir bebas.
3. Gravity feeder
Alat ini digunakan untuk mengumpankan material dengan
cara dijatuhkan karena gaya gravitasi.
4. Belt feeder
Alat ini digunakan untuk mengontrol laju alir material
serbuk yang halus dan mengalir bebas.

Alat Penangkap Debu


1. Electrostatic Precipitator(EP)
Fungsi : memisahkan debu dari gas
pembawanya
Tipe : Stell casing outdoor type
Volume gas : 5200 Nm3/jam pada 150 C
Kandungan debu masuk : 40 gr/Nm3
Kandungan debu keluar : 0,05 gr/Nm3
Tegangan yang dimasukkan : 35-110 kV
Luas collecting : 10530 m2
Tinggi collecting : 13 m
Konstruksi : baja

Cara kerja :
Alat ini bekerja berdasarkan arus DC yang mengalir di
alamnya.
EP terdiri dari dua macam elektroda bertegangan tinggi
yaitu:
Discharge electrodes yang dihubungkan dengan kutub
negatif sumber listrik
Colelcting electrodes yang dihubungkan dengan kutub
positif sumber listrik
Ketika Discharge electrodes dialiri arus DC bertegangan
tinggi, maka molekul gas yang masuk ke EP terionisasi
dengan terbentuknya Negative Corono Discharged
debu dan partikel mist yang tersuspensi di dalam gas
menjadi bermuatan karena adanya absorbsi ion gas
bermuatan negatif. Debu dan partikel mist yang
bermuatan listrik ditarik oleh collecting electrode. Partikel
dipisahkan dari aliran gas di collecting electrode. Debu
yang menempel pada collecting electrode dilepaskan
dengan pukulan hammer secara berkala. Debu akan jatuh
ke collecting hopper dan dikeluarkan.

2. Dust Collector (Bag filter)

Fungsi : memisahkan debu dari gas

pembawanya

Tipe

Kapasitas

: 600 m3/menit

Luas filter

: 400 m2

Kandungan debu: > 0,05gr/Nm3

Daya motor: -screw conveyor: 1-2,2kW,4P,1/30

-rotary conveyor

Cara kerja:

: Pulse Air Jet Bag filter Type

: 2-0,4 kW, 4P, 1/30

Bag filter terdiri dari kantong-kantong penyaring yang berbentuk


silinder. Gas yang mengandung debu melewati kantong penyaring
dari bagian luar sehingga debu tertahan di bagian luar kantong,
sedangkan gas lolos saringan. Debu yang terakumulasi di bagian
luar kantong penyaring dipindahkan dengan cara memberikan
udara tekan secara tiba tiba dari bagian dalam kantong, sehingga
debu jatuh ke bawah.

Neraca Massa

Dasar Perencanaan Produksi

1. Unit Packing
5.000.000 ton/tahun (produk semen)
= 5.000.000 ton/tahun x 1.000 kg
330 hari/jam x 24 jam/hari
= 631.313,313
2. Unit Finish Mill
Dust 0.5 %
Clinker = 99.5/100 x 5.000.000 ton/tahun
= 4.975.000 ton/tahun = 628.156,5657
kg/jam

3.

Unit Kiln dan SP

Kiln

Dust 1.5%
Clinker = 98.5/100 x 4.975.000 ton/tahun
= 4.900.375 ton/tahun = 618.734,2172 kg/jam
-

SP (Suspension Preheater)

Clinker = 4.900.375 ton/tahun = 618.734,2172


4.

Unit ICD (Impact Crush Dryer)

Dush 0.5%
Clinker

= 99.5/100 x 4.900.375 ton/tahun


= 4.875.873,125 ton/tahun = 615.640,5461 kg/jam

Berat Molekul Komponen

SiO2

60Kg/kmol

MgCO3

84 Kg/kmol

Al2O3

102Kg/kmol

CaCO3

100 Kg/kmol

Fe2O3
MgO
CO2

159,8Kg/kmo
l
40 Kg/kmol
44 Kg/kmol

CaO
H2O
C3 S

5 Kg/kmol
18 Kg/kmol
228 Kg/kmol

C2 S

172 Kg/kmol

C3 A

270 Kg/kmol

C4AF

485,8Kg/kmo
l

SO3

80 Kg/kmol

SO2

64 Kg/kmol

Udara

28,84
Kg/kmol

Gypsu
m

172 Kg/kmol

Dampak dan trouble shooting


Lahan
Penurunan Kualitas tanah akibat penambangan
tanah Liat
Air
Udara

Penanggulangan
Menerapkan pola produksi blended cement yang
bisa menurunkan separuh emisi CO2
Mengganti sebagian bahan-bahan dalam
pembuatan semen dengan bahan yang lebih
ramah lingkungan

Pemilihan Lokasi Pabrik


Penyediaan bahan baku
Sarana transportasi
Tenaga kerja
Penyediaan utilitas

A
H
T

YOU

You might also like