Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 106
PEDOMAN BAGI PENERJEMAH © Rochayah Machali il: rmachali@gmail.com Ex Grasindo (Jakarta): 2000 Ex Mizan ~ Kaifa (Bandung): 2009 Rochayah Machali Daftar Isi Rochayah Machali . Pedoman Bagi Penerjemah Kata Pengantar Benny H. Hoed 7 20 23 25 2.5 Ragam Bahasa 2.6 Bahasa Baku... 2.7, Pembakuan Bahasa 2.8 Rangkuman Latihan... Bab 3 Proses dan Tahap Penerjemahan 3.1. Tahap-tahap Penerjemahan 3.2. Pedoman Umum Anal dan Pengalihan . 3.3. Teks yang Sukar Atau yang Kurang 3.4 Orientasi ke Bahasa Sumber Atau ke Bahasa Sasaran Bab 4 —Metode Penerjemahan 4.1 Cara Penyajian dalam Bab 4.2 Definisi dan Penjelasan 4.3 Metode-metode Penerjemahan 4.4 Metode Penerjemahan dan Contoh Penerapannya. 4.5. Rangkuman Latihan... Bab 5 Prosedur Penerjemahan .. 5.1 Prosedur: Definisi dan Penjelasan 5.2 Pergeseran Bentuk.......... 5.3. Pergeseran Makna Atau Modulasi 5.4 Adapiasi. 5.5 Pemadanan Berkonteks 56 28 29 30 31 32 33 33 30 42 44 45 46 48. 48. 48, 49 56 39 60 62 62 63 69 n 1 nD vi PeOOMAN GAGI PENERIEMAN Bab 6 Bab7 Bab 8 5.7. Prosedur Penerjemahan, Penerapan dan Masalahnya 5.8 Rangkuman Latihan ‘Teknik Penerjemahan .. 6.1. Definisi dan Penjelasan 6.2. Cara Penyajian dalam Bab 63 6.4. Teknik Penerjemahan dan Gaya Bahasa ‘Teknik Penerjemahan dan Ragam Fungsional ........00e0 6.6 Teknik Penerjemahan dan Dislek 6.7. Teknik Penerjemahan an Dua Masalah Khusus .. uma coo 6 an. Pergeseran Makna Umum, Perubahan Maksud, Ketaksaan dan Pemadanan 7.1 Pergeseran Menyeluruh dan Perubahan Maksud Ketaksaan Fungsi dan Maksud serta Pengambilan Keputusan.... Teks yang Kurang Runtut ‘Atau Meragukan .. 7.4 Pedoman Pemadanan.. 7.5. Kesepadanan Bukanlah Kesan 7.6. Rangkuman Latihan .. 5 7: Penilaian Terjemahan ... 81 83 84 86 90 91 93 108 109 vii 12 Lampiran C 123 Lampiran D Bab 9 Topik Khusus 1: Seksisme Bahasa dan Penerjemahannya..... 124 fan E 9.1 Stereotip dan Seksisme dalam Bahasa... 124 9.2 sme dalam Bahasa ddan Sistem Bahasa... se 126 Daftar Pustaka .. 9.3. Seksisme Bahasa dan Penerjemahan..... 128 Biografi Singkat 9.4 Kesimpulan .. 131 Bab 10. Topik Khusus 2: Perspektif Wacana dan Penerjemahan (Kasus Teks 132 Perspektif Wacana .. 132 133 10.3. Perbedaan Perspekt Kasus Makna Kultural ....secescecseee 136 10.4. Orientasi ke Bahasa Sasaran dan ke Bahasa Sumber. 10.5. Kesepadanan Bukanlah Kesamaan njauan Ulang 143 10.6 Kesimpulan 144 Bab 11 can dan Pelatihan Penerjemah....... 145 mponen Pendidikan Formal Penerjemah ....sssoeceseesnsee 149 11.2 Pelatihan Nonformal 157 an cess rf 159 La ‘A. Beberapa Organisasi Penerjemah Tingkat Nasional dan Internasion: 161 Lampiran B- Piagam Penerjemah 168 PEDOMAN tao! Pew Darrar 179 186 189 193 Kata Pengantar Saya diminta oleh Dr. Rochayah Machali untuk menulis Kata Pengantar bagi bukunya, Secara khusus, penulis buku ini meminta agar kata pengantar saya ini memberikan uraian mengenai teori penerjemahan. Bagi banyak orang, penerjemahan seringkali yang dalam babasa Inggris menjadi ‘to borrow’ dan ‘to lend’ ya diikuti oleh orang yang Sina (obyek ‘ak langsung atau ‘indirect object Akan halnya makna kontekstual, ia terbentuk dari hubungannya dengan kata-kata lain yang digunakan dalam teks (sehingga Catford menyebutnya makna tekstual). Atau ada kalanya hubungan (yakni konteks) tersebut terdapat di luar teks, ‘yakni konteks langsung (lihat juga Konstruk atau susunan konteks situasi di bab 3), Sebagai contoh makna kontekstual dalam teks adalah makna kata ‘bear’ dalam kalim: () Tcan’t bear it anymore; n, since her womb was removed dur- G) He shot a bear among the trees. Jadi, makna kata ‘bear’ dalam kalimat-kalimat ini berubah tergantung dari konteks kata dalam teks. Akan halnya contoh Konteks Juar teks, kita jumpai misalnya kalimat ‘Mustang itu ‘melesat dengan cepat’. Tanpa teks lain yang menyertainya, kalimat ini harus dilihat dari konteks luar teks: Apakah ia berarti “kuda mustang’, 'pesawat mustang’, ‘mobil mustang’. Makna sosiokultural adalah makna yang terbentuk oleh budaya makna primer dan sekunder, yang lazimnya Sebutan makna ‘referensial” dan "konowatif makna dasar yang dalam contoh- ihat dalam makna leksikal, gramati tekstual (konteks dari teks). Sedangkan makna jenis ke dua dapat dilihat pada adanya makna tambaban seperti makna sosiokultural. Sebagai contol Iain adalah makna kata ‘kurs' yang mempunyai maka referensial atau makna primer Implikasi dari adanya jenis-jenis makna ini adalah bahwa seorang penerjemah harus mempechatikan jenis makna mana yang lalam teks, Perhatiannya harus terarah dan terlatih baik dalam tahap analisis teks sumber maupun dalam tahap pengalihan ke dalam bahasa sasaran (lihat juga bab 3) 2.4 Fungsi-fungsi Bahasa Dengan menggunakan tori Biihler (1935) dan Jakobson (1960), Newmark (1988:39ff) menggolongkan fungsi bahasa menjadi ‘enam jenis, (1) Fungsi Exspresif Fungsi ekspresif berorientasi pada pembicara atau pen sebagai sumber penyampai berita. Yang dipentingkan di 24 PEOOMAN GAG! PENERIEMAN KONserxonsee DASAE MENGEWAI BANASA 25 Q 8) 26 adalah perasaan pengarang, bukan respons pembaca atau penerima berita, Yang dapat digolongkan dalam jenis perwujudan fungsi ekspresif antara lain adalah karya sastra (puisi, novel, drama, dan lain-lain). Fungsi Informatif Inti fungsi informatif adalah situasi eksternal: ungkapan yang berorientasi pada fakta suatu topik bahasan atau ‘gaya bahasa kontemporer, nonregional, nonkelas, Dari segi gaya bahasa, terdapat empat jenis teks gaya resmi dan tak beremosi, seperti akademik yang dalam bahasa Inggris, misalnya, sering diwujudkan dalam kalimat-kal ‘menggunakan kala kini, dan tanpa metafora. an/atau informal (atau disebut eksp\ Gaya informal dan ramah, h populer. Biasanya, struktur ‘gramatikalnya sederhana, penggunaan kosakata yang luas tetapi sederhana, untuk menunjang ilustrasi, serta ada penggunaan metafora tertentu. (iv) Gaya akrab, nonteknis, populer, seperti dalam dunia jurnalistik, dan cirinya biasanya fanda bacanya tidak Fungsi vokatif ‘Yang menjadi pusat perhati khalayak pembaca/peneri nya mengajak atau mengimbau pene bertindak, berpikir, merasa atau mereak: tulisan persuasif (misalnya permohonat pengumuman, dan teks instruksional. PEDOMAN GAG! PENERIEMAN penerima berita. Hubungan struktur gramatikal sebagai penggambaran hubungan dan personal (nuansa makna interperson: penggunaan kata Anda/kamu, semacam ini harus mudah terbaca oleh khalayak pembaca. @ Fungsi estetik Tujuan utama dalam teks yang berfungsi estetik adalah untuk ‘memberikan rasa pu a senang, baik mel (misalnya bunyi bersajak) maupun metafora. Dalam efek bunyi dapat berup: rima, penel i untuk menghubungkan antara fungsi eksp! . Yaitu penggambaran metaforik yang merangsang keempat atau indra Misalnya, penggambaran yang merangsang ind wanginya mawar, amisnya ikan; indra perasa: a (3) Fungsi fatis para pemakai bahasa. Dé yendengar ungkapan today!" atau ‘Adu, panas sekali (udaranya) har (6) Fungsi metalinguat i gual adalah penggunaan bahasa untuk KONSEP-KONSEP DASAE MENGENAL BAHASA 27 2.5 Ragam Bahasa Bahasa mempunyai dua aspek utama, yaitu bentuk yang diwakili i, tulisan dan strukturnya, serta makna, baik makna jonal maupun struktural. Sebagai sebuah bangsa hasa nasional, yakni bahasa Indonesia. Dalam penggunaan bahasa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan, besat atau kecil, baik dalam cara pengungkapan, pemilihan kata, ‘maupun tata bahasanya, Perbedaan-perbedaan yang ada disebut ragam bahasa (language variety). ‘Sumber utama perbedaan ialah: (a) variasi internal, seperti tekanan suara yang diberikan kepada bunyi /p/ dalam pif, namun tekanan tersebut tidak muncul dalam Kata spit (bahasa Ingeris); (b) variasi eksternal, yakni kondisi-kondisi yang berada di luat bahasa yang menyebabkan timbulnya variasi, sebagaimana dijelaskan di bawah, Dialek merupakan ragam bahasa yang disebabkan oleh perbedaan geografis seperti perbedaan yang ada di antara bahasa Inggris Amerika, Skot Perbedaan-perbedaan yang arena terdapatnya kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda statusnya masyarakat disebut sosiolek. Catford menggunakan register (laras) untuk ragam ini, yakni pemakaian bahasa sestai dengan peranan kelompok-kelompok masyarakat, Ke dalam ragam ini termasuk bahasa ilmiah, agama, para nelayan, dan sebagainya, Menurut Joos (1965), gaya bahasa adalah ragam bahasa yang disebabkan adanya perbedaan situasi berbahasa atau perbedaan dalam hubungan antara pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Ragam ini dapat dibeda-bedakan lagi: (@) Ragam beku (frozen) ialah tagam bahasa yang sangat resmi ‘yang digunakan dalam situasi-situasi resmi, atau khidmat, Dokumen-dokumen bersejarah, atau berharga, seperti ‘undang-undang, perjanjian, dan sebagainya termasuk dalam ragam ini (b) Ragam resmi (formal) merupakan ragam bahasa yang dipakai Ja produksi, dan sebagainya. Ragam operasional Ragam santai ( ragam bahasa santai yang terjadj antar teman, misalnya dalam olah raga rekreasi, dan sebagainya. (e) Ragam akrab (intimate) merupakan ragam bahasa yang dipakai oleh antarteman yang sangat akrab. Bahasa ini ditandai dengan ucapan-ucapan yang pendek, kalimat-kalimat yang tidak lengkap, pemakaian prokem dan sebagainya. jolek ialah ragam bahasa yang dikaitkan dengan manusia, Tidak ada dua manusia sama dalam berbahasa: menulis, berbicara, mem! mendengar. Apakah implikasi ragam bahas: Misalnya, bahasa ilmiah umum ‘dan karena itu tidak banyak permasalahan yang berkaitan dengan dialek atau gaya bahasa. Dalam penerjemahan naskah non-ilmiah, seperti novel, misalnya, ada beberapa hal yang harus diperhitungkan oleh penerjemah: dialek yang digunakan, pembaca versi BSa, idiolek, dan sebagainya. Lebin jauh, dijelaskan dengan contoh-contoh dalam bab-bab s. 2.6 Bahasa Baku Di samping ragam-ragam yang berkaitan dengan penggunaan sebagaimana dijelaskan sebelumnya, terdapat juga pembedaan 28 PEDOMAN BAG! PENERIEWAN KONSEP-KONSEP DASAE MENGENAL BAWASA 29 ragam baku-tak baku, Meskipun orang sering mempertanyakan; aku menurut siapa, apa perlunya, tetapi_ kegiatan pembakuan tetap berjalan terus demi pencendekiaan bahasa itu sendiri, terutama untuk bahasa yang belum tua usianya seperti bahasa Indonesia. ragam bahasa orang yang berpendidikan, idikan, merupakan ragam yang kaidah- ragam bahasa yang lain. Ragam juga diajarkan di sekolah, Ragam bahasa baku memiliki dua cri utama. Pertama, ragam ‘ersebut memilikisifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Ciri kedua yang menandai bahasa baku adalah sifat kecendekiaannya. Perwujudannya dalam kalimat, roses pencendekiaan bahasa itu amat penting karena pengenalan ih bersumber pada bahasa asing, harus dapat dilangsungkan lewat ragam baku bahasa Indonesia. Hal yang penting untuk diingat dalam kegiatan pembakuan adalah bahwa pembakuan bukan berarti menggunakan kata-kata pinjaman dari bahasa asing. Baku berarti keseragaman. Proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi 2.7 Pembakuan Bahasa ‘Ada dua macam patokan dalam upaya pembakuan bahasa: patokan yang bersifat tunggal (salah satu dialek) dan patokan yang ‘majemuk (gabungan beberapa dialek). Dapat dikemukakan bahwa dewasa ini ada dua perangkat norma bahasa yang bertumpang kan dalam bentuk tata bahasa sekolah dan yang diajarkan kepada para siswanya. Yang k berdasarkan adat pemakaian (usage) yang belum dikodifikasikan secara resmi dan yang antara Jain dianut oleh Kalangan media massa dan sastrawan muda. Keduanya saling bertumpang tindih karena selain berbagai inti ‘yang digunakan secara bersama terdapat norma yang berlaku di sekolah, tetapi yang tidak diikut dan sebaliknya. oleh media m bagi penerjemahan terletak pada waktu menerjemahkan. Pilihan tersebut tidak saja yang menyangkut peristilahan, tetapi juga cara pengungkapan pada umumnya. Dapatterjadi, misalnya, enetjemah dihadapRan pada pilihan yang sulit: memili istlah atau ungkapan yang umum dan dipahami dengan mudah oleh khalayak pembaca, ataukah yang baku, tetapi tidak umum dan ‘dengan risiko tidak dipahami oleh khalayak pembaca, 2.8 Rangkuman Definisi bahasa berbeda sesuai dengan apa yang ingin ditekankan oleh pemberi definisi. Meskipun ada perbedaan, tampaknya ddisepakati bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai ymunikasi, bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam- ragam tertentu, Namun, meskipun ada banyak ragam bahasa, ‘ada upaya pembakuan bahasa sebagai ragam yang rsebut. penerjemahan pada um selanjutnya. dibahas pada bab-bab 30 PEOOWAN BAGI PENERJEMAH KONSEP-KONSEP DASAE MENGENAI BAHASA 31 Latihan 1, Apa ragam dan fungsi bahasa dari teks berikut: Genetic diversity refers to the variation of genes within spe- cies. This covers distinct populations of the same species (such as the thousands of traditional rice varieties in India) or ge~ netic variation within a population (which is very high among for example, and very low among cheetahs). Until recently, measurements of genetic diversity were ap- plied mainly to domesticated species and populations held in 2005 or botanic gardens, but increasingly the techniques are being applied to wild species. CCoba buatlah Kafimat dari ka jenis makna yang berbeda (@) basah (b) mata ringan current (©) nature () stand (@) shou (h) night fa berikut yang menunjukkan Bus Proses dan Tahap Penerjemahan 3.1 Tahap-tahap Penerjemahan Dalam bab 1 kita telah mencoba membahas serba singkat ‘mengenai pendekatan bahwa penerjemahan bukanlah sekadar ‘menggantikan sebuah teks dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran. Melalui pendekatan ini, kita tentu harus sepakat pula bahwa sebuah teks adalah tindak komunikasi. Kenyataannya, sebuah teks memang tidak lahir dalam suatu ruang kosong, tanpa aksud penulis, gaya penulis, budaya dan konvensi yang penulis, dan sebagainya. Ketika seorang penulis skan sesuatu tentunya dengan maksud tertentu, yakni ‘menyampaikan maksudnya kepada pembaca. Hal ini juga berlaku isi. Mustahil yang diwujudkan dalam puisi tersebut juga dirasakan orang lain Dengan demikian, setiap teks tentunya bukanlah hal yang steril (Hoed, 1993). Justru karena tidak steril irulah maka suatu teks bahasa sumber perlu dianalisis terlebih sebelum diterjemahkan (ihat Nida & Taber, 1978). Analisis tersebut pada dasarnya untuk ‘menjawab pertanyaan berikut: (1) Pada dasarnya, apa maksud pengarang memuliskan teks ini? Apakah untuk menjelaskan sesuatu (eksposisi), atau untuk 32 PeoowaN saci Peneaseman PRoses DAN TAWAP PENERJEMAHAN 33 bercerita (narasi), atau untuk mempertahankan pendapat (argumentasi), ataukah untuk mempengaruhi pendapat umum, (persuasi) ataukah suatu ajakan atau servan?; 2) Bagaimana pengarang/penulis menyampaikan maksud tersebut? Apakah melalui t yang bertenaga (Keraf, imat yang mengandung ataukah melalui penyampaian berbagai fakta dan bukti. ‘Apakah ia menggunakan makna denotatif saja (tentang makna referensial atau makna primer lihat bab 2, subbab 2.3), atau digabungkan dengan makna konotatif, dan sebagainya. Bagaimana cara penulis menyampaikan maksud tersebut ‘ampak dalam "gaya" penulisan yang digunakannya: apakah kan pembaca dalam tulisannya ataukah . yakni gaya ‘personal’ dan ‘impersonal’ (Nash, 1980); (3) Bagaimana pengarang mewujudkan gaya tersebut dalam pemilihan kata, frase, dan kalimat? Apakah dengan ‘menggunakan bantuan partikel penyangat seperti /-lah, kah, pun/ dalam beberapa frase tertentu? Apakah gaya tersebut diwujudkan dengan penggunaan banyak kalimat berawalan /di-/ agar terasa ada jarak dengan pembaca? ataukah dia banyak menggunakan ‘kita’ agar pembaca merasa terlibat dalam tulisannya, ‘Semua hal tersebut di atas merupakan pertanyaan dasar yang hharus jelas jawabannya bagi penerjemah, sebelum ia mener- jemahkan teks sumber tersebut ke dalam bahasa sasaran, Sesudah ‘mempunyai gambaran yang jelas, barulah ia dapat memulai proses selanjuinya, yakni mengalihkan teks sumber tersebut ke dalam teks bahasa sasaran. Dalam hal ini, ia berupaya menggantikan ‘unsur TSu dengan unsur TSa yang sepadan (lihat bab 7 tentang "sepadan bukan berarti sama"). Pertanyaannya adalah: apanya yang sepadan? Tentunya sejauh ‘mungkin segala unsur dalam teks, baik bentuk maupun isinya, 34 PeOOMAN SAG! PENCRIEMAN adalah b: penerjemah mi bentuk dengar ‘pergeseran bentuk’ di bab 1 dan bab 5) Dalam upaya pengalihan ini, terdapat beberapa pertanyaan yang harus dikaitkan dengan pertanyaan dalam analisis dan dipertimbangkan oleh penerjemah dalam kegiatan pet Diantara perta disampaikan pengarang tersebut harus dipertahankan dalat terjemahan? Dapatkah penerjemah mengubah maksud dalam teks? Kalau boleh mengubah, seberapa banyak atau seberapa jauh dan mengapa? Jawaban dasar terhadap pertanyaan ini adalah: penerjemah harus mempertahankan maksud yang ingin disampaikan pengarang. Namun, apabila kita menganut paham a kesepadanan bi in harus banyak sekali melakuka an pembaca hasil terjemahian berlainan den; kelompok usia yang lebih muda, kelony ya mengenal gaya narasi, dsb. Maka seor lanjut di bab 7). lah kita katakan bahwa dalam pengalian, waksud yang disampaikan dalam teks sumber in maksud dalam teks sasaran. Pertanyaa ‘imbul dalam tahap pengalihan ini adalah: Bagaimana nerjemah menyampaikan maksud yang sepadan tersebut ke bahasa sasaran? Apakah masih dapat digunak: kalimat yang serupa? Misalnya, bagaimana kalimat bertenaga dalam bahasa sumber tersebut dapat tetap bertenaga dalam bahasa sasaran? Alat bahasa apa yang perlu

You might also like