Professional Documents
Culture Documents
Peran Pendidikan Kejuruan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN3
Peran Pendidikan Kejuruan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN3
ABSTRACT
Education, including vocational education, has an important role in the development of
the whole man and the development of Indonesian society. One of the strategic efforts in
developing competitiveness in the Asian Economic Community (AEC) is a strategic
efforts in optimizing the vocational technology education at various levels. Technology
education and vocational education sector as one of the reliable suppliers of labor. In
particular, vocational technology education program geared to produce graduates who
have mastered the ability in certain areas of work that can be directly absorbed as
workers in industry / private, government agency or self-employed independently.
Vocational education will be able to run optimally if the stakeholders (public,
government, industry / business) work together in realizing education that prepares ready
workforce. Formation of AEC aims to improve the welfare of all members of ASEAN so
as to face competition on a regional and global scope. This is a highly significant
advance in response to the care of human security that include economic security, food
security, health security, environmental security, personal security, community security
and political security. Indonesia is currently in the phase of economic growth. In order to
support sustainable economic growth, it is necessary for the strengthening of the quality
of human resources who are able to meet these challenges. Then vocational education
must have a maximum role in generating employment ready and able to compete in the
face of the AEC.
Keywords: vocational education, AEC
PENDAHULUAN
Indonesia mau tidak mau terlibat di dalam proses globalisasi dan persaingan yang
semakin meluas dalam berbagai bentuk berupa arus barang dan jasa tenaga kerja dan arus
modal. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu peluang sekaligus
tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi abad ekonomi Asia ini. Melalui MEA, akan
terjadi integrasi sektor ekonomi.
Konsep utama dari MEA adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar
tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor
produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara
ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling
menguntungkan. Di pilihnya Indonesia sebagai pusat perdagangan bebas MEA, maka
pemerintah Indonesia perlu untuk melakukan persiapan, mulai dari persiapan
infrastruktur sampai kepada persiapan dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM)
masyarakat Indonesia yang terampil, mempuni dan professional.
Untuk menciptakan SDM yang terampil, mempuni dan professional, tidak
terlepas dari pendidikan yang berkualitas. Tanpa pendidikan yang berkualitas, harapan
untuk menciptakan SDM yang terampil, mempuni dan professional, akan hanya menjadi
sebuah harapan. Persaingan tenaga kerja di dalam MEA akan sangat ketat. Bagai
manapun di dalam dunia pasar bebas MEA, Indonesia akan di banjiri oleh tenaga kerja
dan pelaku usaha dari negara asing di kawasan ASEAN. Apa lagi ukuran SDM
masyarakat Indonesia berada rata rata di bawah SDM masyarakat Warga Negara Asing
kawasan ASEAN. Tanpa SDM yang terampil, mumpuni dan professional yang di miliki
oleh masyarakat Indonesia, maka dapat di pastikan Indonesia hanya akan menciptakan
para tenaga kerja kasar, seperti buruh, dan pembantu rumah tangga.
Dalam era global, dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini dan yang akan
datang masih menghadapi tantangan yang semakin berat serta kompleks. Indonesia harus
mampu bersaing dengan negara-negara lain baik dalam produk, pelayanan, maupun
dalam penyiapan sumber daya manusia. Ada beberapa contoh sebagai tantangan
Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia yaitu dengan
kondisi nyata bahwa posisi Indonesia dalam peringkat daya saing bangsa di dunia
internasional adalah nomor 102 tahun 2003 sedangkan tahun 2007 nomor 111 dengan
skor 0.697 dari 106 negara Asia Afrika yang disurvei Human Development Indeks (HDI)
(nationmaster.com).
Tugas pemerintah dan para pemangku kepentingan yang terkait ialah
mempersiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dengan memastikan
pembangunan ekonomi linear dengan pembangunan manusia. Kualitas tenaga kerja yang
tinggi akan hadir apabila kualitas pembangunan manusia Indonesia berdaya saing unggul.
Akses terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, gizi, dan fasilitas publik lainnya akan
menentukan kualitas manusia dan tenaga kerja Indonesia.
PEMBAHASAN
Keunggulan suatu bangsa tak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada
keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga pendidik yang mampu menjawab
tantangan-tantangan yang sangat cepat. Kekayaan ini sudah lebih dari cukup untuk
mendorong pakar dan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi
atau memperbaiki sistem pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi
secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai
kebijaksanaan tentang pendidikan yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan
masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesui
dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Pendidikan menduduki posisi sentral
dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh karena
itu, pendidikan juga merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor
pembangunan.
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pembangunan. Pendidikan merupakan
usaha untuk diri manusia dan mampu menghasilkan SDM yang menunjang pembangunan
sedangkan pembangunan merupakan usaha dari diri manusia dan dapat menunjang
pendidikan (pembinaan, penyelidikan, saran dan seterusnya). Pendidikan menduduki
posisi sentral dalam pembangunan karena sasaranya adalah peningkatan kualitas SDM.
Pemenuhan tenaga kerja yang produktif dapat dilakukan dengan pendidikan
ketenagakerjaan. Pendidikan ketenagakerjaan non formal dan informal dilakukan pada
Balai Latihan Kerja (BLK), Community Centre (CC), lembaga latihan kerja, kursus
latihan kerja, dan lain-lainya. Sedangkan pendidikan ketenagakerjaan secara formal
umumnya dilakukan pada jenjang pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi
dengan jenis pendidikan kejuruan, vokasi, professional dan akademik sesuai amanat
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no 20 Tahun 2003).
Griffith, Alan K & Heath, Nancy Parsons. 1996. High school students views about
technology. Research in Science and Technological Education. Volume 14,
number 2, 153-162.
Hasan, B. 2012. Pendidikan Kejuruan di Indonesia. (Online),
Hendley, Dave & Lyle, Sue. 1996. Pupils perception of design and technology: a case
study of pupils in South Wales. Research in Science and Technological
Education. Volume 14, number 2, 141-151.
Hiebert, B & William B, W. 2002. Technical and Vocational Education and Training in
the 21st Century: New Roles and Challenges for Guidance and Counselling.
UNESCO (online) (http://unesdoc.unesco.org/images/0013/001310/131005e.pdf
diakses tanggal 17 Februari 2010).
Karsidi,R. 1999. Mobilitas Sosial Petani Di Sentra Industri Kecil Kasus Di Surakarta
(online)(www.uns.ac.id/data/0016.pdf - Mirip Diakses tanggal 2 April 2010.
Kurniawan. 2012. Pendidikan Kejuruan Harus Demokratis. (Online), (http://reMakhun, J. 2012. Pendidikan Kejuruan. (Online),
Nugroho,
A.
2010.
Indonesia
Siap
Hadapi
ACFTA.
http://www.antaranews.com/berita/1264175063/indonesia-siap-hadapi-acfta,
diakses tanggal 7 Mei 2010.
Ramelan. 2005. The Training Managers: A Handbook. The Art of Training and
Development. Davis. E, terjemahan. Jakarta: P.T. Bhuana Ilmu Populer.
searchengines.com/0208kurniawan.html) diakses 20 Desember 2012.
Sumitro, dkk. 1998. Pengantar ilmu pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Suyanto. 2006. Tantangan profesionalisme guru di era global. Makalah disampaikan
pada Dies Natalis Universitas Negeri Yogyakarta, pada tanggal 21 Mei 2006.
Tilaar, D.A.R. 2006. Manajemen pendidikan nasional. PT.Remaja Rosdakarya, Jakarta
2006
Tuwoso, 2012. Kapita Selekta Pendidikan Kejuruan. Malang: PPs UM
Wardiman Djojonegoro. 1998. Pengembangan sumber daya manusia melalui SMK. PT.
Jayakarta Agung Offset. Jakarta