Penatalaksanaan Dan Pemeriksaan Korban Child Abuse

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 51

Penatalaksanaan

dan Pemeriksaan
Korban Child Abuse

Anak
Buah hati keluarga
Pengayoman: asih, asah dan asuh
Kenyataan:
1. Penganiayaan fisik-seksualemosional
(psikologis) (child abuse)
2. Penelantaran (child neglect)

Domestic Violence
(KDRT)
Pelaku Dewasa:

Child abuse
Spouse abuse
Elder abuse
Courtship abuse

Pelaku anak-anak:
Sibling abuse
Parent abuse
Elder abuse

Pelaku
Orangtua, keluarga
atau pengasuh
Sengaja
Kebablasan
Ketidaktahuan
akan bahaya
Sakit jiwa

Tetangga
Penganiayaan atau
pendidikan ???
Urusan intern
keluarga
Intervensi jika
cacat, mati, seksual
Biasa terlambat

Dokter
Accidental finding:
kesenjangan keluhan
dan luka-luka
Lebih banyak
Lebih parah
Salah jenis luka
Salah
distribusi/lokasi
Salah usia luka

Child abuse
Setua peradaban manusia: kultur
Laporan I tahun 1906: patah tulang
Caffei (1946): perdarahan subdural
dan patah tulang
Wooley: multiple fracture
Henry Kempe: Battered Child
Syndrome (BCS), 1962

Battered Child Syndrome


(BCS)

Fraktur
Perdarahan
subdural
Memar jaringan
lunak
Malnutrisi
Hematom pada kulit

(Physical Child
Abuse)

Child Abuse:
mencakup fisik,
seksual dan
emosional /
psikologis
Diperluas: Child
Abuse and
Neglect

Child Abuse and


Neglect (CAN)
Physical or mental injury, sexual
abuse, negligent treatment or
maltreatment
Of a child under the age of 18
By a person who is responsible for
the child welfare
Under the circumstances which
indicate that the child health or
welfare is harmed or threatened
(The Child Abuse Prevention and
Treatment Act, USA, 1974)

INSIDEN
Insidens 15 42 kasus/1000
anak/tahun
Korban laki-laki: wanita = 55 : 45
Resiko cedera serius: pada anak
laki-laki lebih besar
Usia 0 18 tahun, tertinggi: anak
usia kurang dari 2 tahun (50 %)
Fenomena gunung es

Ruang lingkup CAN


# Negligent treatment and maltreatment of
children by family members
# Negligent treatment and maltreatment of
children in institution
# Exploitation of children outside the family:
pornography and prostitution, exploitation of
juvenile labor
# Others
# (International Union for Children Welfare,
1981)

Child Abuse Study Group,


Jepang (1983)
Physical abuse: trauma dan resiko
kematian
Neglect: pakaian, makanan,
perumahan, hygiene, sekolah
Sexual abuse
Psychological abuse: cemas, terkejut,
depresi, apatis, kurang responsif,
agresi kuat, kelakuan abnormal lain.

Penyebab Child Abuse


Faktor anak
Faktor orangtua
Situasi keluarga
Faktor budaya

Faktor anak
Mental retarded
Perilaku buruk
Fisik anak
Cacat
Kegagalan anak
Unwanted
Adopsi
Kembar

Faktor
orangtua

Pecandu NAPZA
Kelainan kepribadian dan jiwa
Mantan korban abuse
Orangtua tunggal/tiri
Pola asuh dan didik
Nilai hidup
Kurang pengetahuan

Faktor situasi
keluarga
@Hubungan dlm kel
@Banyak anak
@Baby sitter/pembantu
@Keluarga terisolasi
@Sos-ek-pol: miskin,
padat lingk,
pengangguran
@Masalah interaksi dgn
lingkungan

Faktor budaya
Kepercayaan/adat
tentang pola asuh
anak
Hak orangtua atas
anak
Pergeseran budaya
Media massa

Faktor Pencetus
Anak cengeng, menangis
tengah malam
Anak sulit makan
Anak sering ngompol
Anak yang agak besar:
mencuri, berbohong,
melawan

Admisi Pasien
@Masuk RS sebagai pasien biasa
@Diantar keluarga, polisi atau orang
lain
@Penemuan dokter saat pemeriksaan
(accidental): pengetahuan, kepekaan
dokter, kelengkapan sarana
diagnosis, SOP RS
@Pasien: Suspected Child Abuse and
Neglect (SCAN)

Sikap Petugas Medis


Simpatik, sabar dan cross check
Suasana ruang pemeriksaan yang
nyaman dan aman
Privasi saat anamnesis dan
pemeriksaan fisik
Informed consent
Pemeriksaan dengan disaksikan
keluarga dan perawat
Kebebasan pribadi: ananmesis tanpa
kehadiran pengantar
Rekam medis

Anamnesis
Anemnesis kejadian: cross
check
Kelambatan pencarian
pertolongan
Krisis keluarga
Faktot pencetus
Riwayat abuse orangtua
waktu kecil
Ekspektasi orangtua
terhadap anak
Isolasi sosial
Perkembangan anak

Indikasi Umum SCAN


Truama yang tak terjelaskan dan
berulang
Sering berpindah RS atau dokter
Keterlambatan meminta
pertolongan
Riwayat yang berubah-ubah
(inkonsisten) atau tak masuk akal
Inkonsistensi anamnesis dan
pemeriksaan fisik
Dominasi pengantar saat
anamnesis

Indikasi SCAN Fisik


Hematom (lama dan baru)
Lula lecet, bite mark, laserasi (lama
dan baru)
Fraktur
Luka bakar, lepuh dan sundutan rokok
Trauma kapitis dan pitak
Lain-lain: dislokasi sendi bahu dan
panggul, tanda cedera berulang

Indikasi Kuat CAN


[ Memar pada bayi
[ Cedera multipel akibat jatuh sedang
[ Cedera kepala berat pada bayi atau
batita
[ Patah iga-iga
[ Perdarahan subdural dan retina (shaking)
[ Sundutan rokok multipel
[ Adanya tanda abuse lain: penelantaran,
failure to thrive, sexual abuse
[ Perilaku OT yang aneh: delay, refusal,
agresi

Indikasi SCAN
Seksual
Penyakit kelamin
Infeksi vagina berulang (dibawah 12
tahun)
Vagina nyeri, perdarahan, sekret
Gangguan pengendalian bab dan bak
dan nyeri
Kehamilan remaja
Cedera payudara, bokong, perut
bawah, paha, kelamin, anus
Pakaian robek, bercak
Cairan/bercak mani:mulut, genital,
anus dan pakaian
Promiskuitas prekoks

Klasifikasi Cedera Fisik


# Superfisial (kulit): memar, lecet,
laserasi, cakar, gigit, tusuk, jarum,
cubit, jerat, kuku/rambut avulsi,
luka bakar dan lepuh, luka kimia
# Lesi dalam: hematom, cedera mulut,
jerat
# Fraktur, dislokasi, cedera periosteal
# Cedera organ dalam (lambung,
usus, viscera, paru-paru)

Klasifikasi Cedera Fisik


@Cedera intra kranial (termasuk
mata) dan spinal: whiplash, shaken,
hematom subdural, perdarahan
otak, kontusio atau edema, cedera
medulla spinalis
@Asfiksia, tenggelam dan keracunan
@Kelainan buatan (pura-pura):
Munchausen by proxy

INDIKASI SCAN
PSIKOLOGIS

Fisik: keluhan psikosomatis, failure to thrive


tanpa penyebab yang jelas
Perilaku: pengakuan, inkonsisten, takut
berlebihan, respons mencari perlindungan,
pasif / agresif, lari, nakal
Suka mencederai diri, tentamen suicide,
gg. tidur, takut kontak mata
Tak sesuai umur: kekanak-kanakan atau
terlalu dewasa

Indikasi Child Neglect

Failure to thrive: fisik dan mental


Malnutrisi tanpa sebab jelas
Dehidrasi
Luka atau penyakit yang dibiarkan
Tanpa imunisasi dasar
Higiene buruk: kulit, rambut, gigi
Pakaian lusuh dan kotor
Keterlambatan tumbuh kembang
Keadaan umum lemah, letargi dan lelah
Anak pasif, depresi

Deteksi failure to thrive


Tabel Berat dan dan Tinggi Badan
ideal
Anak usia 12 60 bulan: ukur
lingkar lengan atas bagian
tengah:
- kurang 14,0 cm: malnutrisi
- 14,0 15,0 cm: mungkin
malnutrisi
- diatas
1 5 cm: normal

Tip Fotografi
@Gunakan lensa makro dengan fokus
panjang (90-105 mm): detil bagus
@Hematom: ambil dengan beberapa
jarak : detil, pola, posisi relatif
@Gunakan latar belakang yang netral:
kain bedah hijau
@Memar pucat atau tipis:lighting studio
atau kurangi exposure

Foto Rontgen
[ Mencari trauma tersembunyi dan
trauma lama
[ SCAN dibawah 1 tahun: 80 %
fraktur tersembunyi
[ SCAN dibawah 2 tahun: bone survey
[ Indikasi CA: fraktur multipel
(variasi proses penyembuhan)
[ Trauma kapitis: CT scan dan/atau
MRI

FOTO RONSEN
@Ronsen thoraks: fraktur iga, pneumothoraks, efusi
atau hematothoraks
@Foto dada dan abdomen AP dan lateral: posisi
terlentang dan tegak utk visualisasi air fluid level
(perforasi usus)
@Foto polos abdomen (BNO): deteksi perdarahan
intraperitoneal dan asites
@CT scan: cedera paru-paru, organ abdomen
padat, pankreas dan perdarahan duodenum

SPESIFISITAS RADIOGRAFI
Sangat spesifik CA: lesi metafisis, fraktur
iga belakang, fraktur skapula dan
sternum, fraktur proc. Spinosus
Spesifisitas sedang: fraktur multipel
(terutama bilateral), fraktur lama dan
baru, pemisahan epifisis, fraktur dan
subluksasi corpus vertebra, fraktur jari,
fraktur tengkorak kompleks
Umum tapi kurang spesifik: fraktur
parietal linear, fraktur tulang panjang,
klavikula

Pemeriksaan laboratorium
[ Child abuse: darah tepi, masa
perdarahan, masa pembekuan,
protrombin time, partial tromboplastin
time
[ Amilase serum (cedera limpa)
[ SGOT, SGPT, LDH (cedera liver)
[ Urin: hematuria ( ery > 20/LPB tanda
cedera ginjal dan saluran kencing)
[ Child neglect: darah tepi lengkap,
elektrolit, urinalisis

Tindak Lanjut SCAN


# Medical record khusus
# Tatalaksana sesuai kasus, rujuk jika
perlu
# Rawat inap: observasi,
menghilangkan paparan
# Libatkan orangtua dengan bijaksana
# Konferensi kasus oleh tim SCAN: CAN
atau bukan

TINDAK LANJUT SCAN (2)


[ Tim SCAN lapor ke LPA atau LSM
terkait
[ Proteksi anak dalam perawatan
[ Dokter: menilai kemampuan proteksi
keluarga
[ Penanganan multidisiplin: dokter,
perawat, psikiater, psikolog, LPA,
LSM, pekerja sosial, praktisi hukum,
kepolisian

CHILD ABUSE FISIK


Anamnesis rinci
Pemeriksaan fisik lengkap dan rinci,
FOTO berwarna
Pola tumbuh kembang
Foto ronsen
Penilaian pendengaran
Perilaku: psikiater/ psikolog
Pemeriksaan fisik saudara kandung
Med.rec lengkap dan rinci

Child Seksual

Abuse

Tatalaksana delik susila


Pengobatan trauma fisik
Pengobatan trauma psikologis
Pengobatan /pencegahan PHS
Pengobatan / pencegahan kehamilan
Pengumpulan bukti: pencarian pelaku
(kerokan kuku, sperma, rambut, dll)

Ciri Utama CA Seksual


Anak umumnya tidak menyukainya
Tujuan utama abuse; kepuasan seksual
pelaku
Ada kesenjangan kekuasaan atau umur,
sehingga tidak ada consent
Aktifitas biasanya sekretif, kolusif dan
dilakukan oleh orang yang lebih berkuasa
Kadang-kadang kebutuhan afeksi fisik,
perhatian dan dependensi anak membuat
anak seolah ingin mempertahankan
abuse

Jenis Aktifitas Seksual


Kontak Fisik:
Menyentuh, fondling (oral kontak
dengan dada atau genital)
Memasukkan jari/benda ke vulva atau
anus (masturbasi, eyakulasi pada anak,
intercourse vaginal-anal atau oral)
Persetubuhan
Kontak genital lain: intracrural,
menempelkan penis pada bagian
badan anak
Prostitusi

Jenis Aktifitas Seksual


Non Kontak

Exhibitionist
Pornografi: memotret aktifitas
seksual atau anatomi
Mempertunjukkan gambar, film,
video porno
Bicara kotor
Eksploitasi seksual lain
Aktifitas sadistik
Membakar bokong atau genital
anak

Kemaknaan temuan
[ Sangat bermakna:
- Infeksi Go, kehamilan
- Pemeriksaan forensik positif
- Robekan anal multipel, vagina
[ Kurang bermakna:
- Vulvitis
- Fisura anal tunggal
- Vaginal discharge rekuren

CHILD ABUSE
PSIKOLOGIS

Langsung dirujuk ke
psikiater/psikolog
Anamnesis rinci terstruktur: riwayat
keluarga, tumbuh kembang anak,
pola asuh, penerapan disiplin pada
anak
Status mental anak: proses pikir, alur
perasaan, intelegensi, kemampuan
adaptif, konsep tentang diri-OT dan
kehidupan
Tatalaksana psikiatri/psikologis

PROSES HUKUM
@Prosedur pelaporan ke penyidik: pasal
108 KUHAP
@SOP Rumah Sakit
@Perlindungan saksi
@Jika ada SPV: buat Visum et Repertum
@Untuk hasil optimal: pembuatan VER
sebaiknya oleh Spesialis Forensik
(penjelasan pasal 133(1) KUHAP)

PROSES HUKUM
Pasal 10 UU no. 4 thn 1979 tentang
Kesejahteraan Anak: pencabutan kuasa asuh
OT yeng terbukti melalaikan kesejahteraan
anak
PP ?
UU tentang kewajiban melaporkqan kasus
SCAN ??
UU tentang perlindungan saksi (yang
melaporkan) ??

Perlindungan Anak
@Anak sangat dependen terhadap
orangtua, pengasuh dan keluarga
@Padahal pelakunya justru orangtua,
pengasuh atau keluarga
@Penilaian tentang CARA PROTEKSI
anak pasca diagnosis
@Peran LPA, LSM, pekerja ssosial dan
NEGARA

KESIMPULAN
CAN ada dalam masyarakat
Memerlukan concern dari masyarakat
Terpenting deteksi dini oleh masyarakat
Tenaga medis: pengetahuan, perhatian,
ketrampilan deteksi dini
Pelaporan kasus dan perlindungan saksi
SOP dalam RS dan fasilitas kesehatan
lainnya

KESIMPULAN
Tujuan utama pemaparan mengenai CAN
1. Kesadaran akan adanya CAN dalam masyarakat
2. Prevensi dan deteksi dini
3. Pencegahan kecacatan dan kematian
4. Memutus siklus CAN dalam masyarakat
5. Masa depan bangsa: anak adalah pemilik masa
depan

You might also like