Professional Documents
Culture Documents
Hira Hazid Hazop LPG Sagama Plant
Hira Hazid Hazop LPG Sagama Plant
LPG Group
M. Rizqi Fadjriand11. 21. 00. 01
Putri Isnaeni11. 21. 00. 02
Mukida11. 21. 00. 06
M. Reza Nugraha11. 21. 00. 07
Yuni Sri Naningsih11. 21. 00. 08
Darma A. Wardana11. 21. 00. 09
Galuh I. Prawesti11. 21. 00. 12
Utami11. 21. 00. 13
Bhatara P. M.11. 21. 00. 14
Novi D. Cahyani11. 21. 00. 15
Rudy Gurnarso11. 21. 00. 18
Ali Akbar11. 21. 00. 22
Suci Setyaningsih11. 21. 00. 27
Tia Utari11. 21. 00. 28
Cepy H. R.11. 21. 00. 29
OHS Procedure
HIRA HAZID AND HAZOP
SECTION 1 - INTRODUCTION_________________________________________________________
2
PURPOSE__________________________________________________________________________________
2
SCOPE_____________________________________________________________________________________
2
DEFINITIONS________________________________________________________________________________
2
LEGISLATIVE CONTEXT_______________________________________________________________________
4
RESPONSIBILITIES___________________________________________________________________________
4
SECTION 2 HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT_________________________________
6
PURPOSE of HIRA____________________________________________________________________________
6
PROCEDURE________________________________________________________________________________
6
TABEL ANALISIS HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT PADA LPG SAGAMA_________________
15
SECTION 3 HAZARD IDENTIFICATION__________________________________________________
16
PROCEDURE________________________________________________________________________________
16
TABEL ANALISIS HAZARD IDENTIFICATION PADA LPG SAGAMA PLANT_______________________________
17
SECTION 4 HAZARD AND OPERABILITY STUDY HAZARD____________________________________
19
KONSEP____________________________________________________________________________________
19
PROCEDURE________________________________________________________________________________
20
TABEL ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY STUDY HAZARD PADA LPG SAGAMA_____________________
23
SECTION 5 GOVERANCE___________________________________________________________
26
SECTION 1 - INTRODUCTION
PURPOSE
SCOPE
Prosedur ini berlaku untuk semua kegiatan di LPG Sagama Plant termasuk
operasional dan kegiatan-kegiatan yang didelegasikan kepada pihak ketiga,
dalam hal ini adalah pengunjung (tamu), supplier, dan kontraktor. Prosedur ini
tidak termasuk lingkungan PERTAMINA.
DEFINITIONS
Word/Term
Definition
Hazard
Hazard Analysis
Head of Management
Unit
(HSR or DHSR)
Hierarchy of Control
Injury
Near Miss
Reasonably
practicable
Mempertimbangkan:
keparahan bahaya atau risiko yang bersangkutan;
keadaan pengetahuan tentang itu bahaya atau risiko dan
setiap cara untuk menghapus atau mengurangi itu;
ketersediaan dan kesesuaian cara untuk menghilangkan
atau mengurangi bahaya atau risiko yang; dan
Biaya menghapus atau mengurangi bahaya atau risiko yang.
Risk
Tolerable Risk
Risk Assessment
HIRA
HAZID
Pengidentifikasian
KEGIATAN
bahaya
berdasarkan
TEMPAT/LOKASI
HAZOP
LEGISLATIVE CONTEXT
Name
Location
Undang-Undang
Kesehatan &
Keselamatan
Kerja tahun
2004
http://www.austlii.edu.au/au/legis/vic/num_act/ohasa2004107o2004319
RESPONSIBILITIES
Responsibilities
Heads of Management units wajib:
Memastikan bahwa staf menerima pelatihan penilaian risiko yang sesuai untuk
melaksanakan peranan mereka.
Managers wajib:
Memastikan pengendalian risiko ditinjau dan bila perlu direvisi setiap kali terjadi
perubahan berdasarkan laporan cedera atau permintaan oleh perwakilan
kesehatan & keselamatan.
Staff wajib:
Berhati-hati untuk kesehatan & keselamatan diri sendiri, serta kesehatan &
keselamatan orang lain yang mungkin terpengaruh oleh tindakan atau kelalaian
dalam lingkungan kerja.
Membantu Kepala Unit Manajemen dan Manajer untuk memastikan pelatihan telah
disampaikan kepada personil yang tepat dalam memungkinkan mereka untuk
memenuhi kewajiban mereka di bawah prosedur ini.
Memberikan informasi dan bimbingan kepada Kepala Unit Pengelolaan, Manajer /
Supervisor, Perwakilan Kesehatan & Keselamatan Pekerja, dan komite OHS akan
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan kontrol serta membuat rekomendasi untuk
meningkatkan proses penilaian risiko.
1.1
2.
2.1
HIRA diperlukan pada keadaan dimana suatu bahaya timbul sedangkan keefektifan
pengendalian yang ada tidak sepenuhnya diketahui.
PROCEDURE
Procedure Steps
Responsibility
1.
Step 1 Hazard Identification
1.1
Para manajer berusaha untuk mengidentifikasi semua bahaya OHS di departemen mereka atau
berkeinginan untuk melakukan penilaian risiko pada operasional/kegiatan tertentu, berbagai
pendekatan dapat diadopsi untuk membantu dalam identifikasi kesehatan dan keselamatan bahaya di
tempat kerja mereka. Sebagai Manajer minimum harus:
Berkonsultasi dengan perwakilan kesehatan dan keselamatan (HSR) dan / atau personel yang
terkait dengan operasional dan tugas yang mereka lakukan berdasarkan ketentuan 5W+1H.
Memeriksa bahaya, insiden, dan cedera laporan yang diterima hingga ke sumber bahayanya.
Melihat OHS checklist identifikasi bahaya yang terkandung dalam berbagai prosedur OHS
LPG Sagama Plant misalnya Prosedur Penanganan Manual - Penanganan manual checklist
identifikasi bahaya
Melihat dan memperhatikan informasi mengenai bahan baku, peralatan, proses, produk, dan
limbah dari/untuk/bagi perusahaan.
Melihat persyaratan legislatif misalnya Peraturan OHS 2007 dan / atau Work bahan bimbingan
Aman.
Mengulas Kesehatan & Keselamatan komite dan pertemuan tim dengan mendata
serta berusaha mewujudkan harapan pihak-pihak yang terlibat.
Identifikasi bahaya kesehatan dan keselamatan juga harus mencakup kejadian luar biasa
misalnya situasi darurat.
Manager
7
'Neighbours' seperti pekerja perusahaan lain, supplier atau bisnis yang beroperasi di
sebuah situs yang berdekatan.
1.4
Manajer sebaiknya pandai memilih metode yang digunakan, antara lain:
Alur proses
Teknik-teknik engineering
Brainstorming
1.5
Melakukan perencanaan kegiatan, dengan komponen-komponen seperti:
Jadwal, form, checklist, daftar orang yang akan dihubungi dan konfirmasi
1.6
Manajer diwajibkan mampu mengenali jenis-jenis bahaya tempat kerja, diantaranya:
Fisika Kimia
Bencana Alam
Manager
2.
Step 2 Risk Assessment
2.1
Sebuah penilaian risiko adalah proses mencari bahaya yang memiliki potensi untuk menyakiti
orang, pada obyek yang digunakan, lingkungan kerja dan / atau proses kerja yang diadopsi.
Beberapa risiko lain hanya terlihat jelas dan dapat dipahami ketika tugas kerja diamati.
Penggunaan matriks risiko membantu manajer untuk lebih memahami keparahan risiko yang
pada gilirannya memungkinkan manajer untuk memprioritaskan yang Bahaya untuk
mengatasi pertama. Matriks risiko memerlukan manajer untuk mempertimbangkan:
1. Konsekuensi (consequence) dari potensi bahaya.
2. Kemungkinan (likelihood) merugikan yang terjadi.
Manager
Consequences
Insignificant
Mino
r
Moderate
Majo
r
Catastrophic
A (Almost
certain)
B (Likely)
C (Moderate)
D (Unlikely)
E (Rate)
Likelihood
Keterangan Matrix :
Level
Desc
Extreme Risk, memerlukan penanggulangan segera atau penghentian
Ringan
Bobot Keparahan
Seda
ng
Cukup
Berat
Musibah
Bencana
Pasti terjadi
12
16
Sering terjadi
12
Mungkin terjadi
sewaktu-waktu
Hanya terjadi
pada kondisi
khusus
Nilai Resiko
Kategori
Resiko
1, 2, 3, 4
Kecil
6, 8, 9
Sedang
12, 16
Tinggi
2.4
Konsekuensi mempertimbangkan potensi bahaya untuk personil. Seberapa serius cedera
yang mungkin terjadi jika bahaya tidak terkontrol? Manajer harus mempertimbangkan apakah
kontrol sudah pada tempatnya untuk menghilangkan atau meminimalkan hasil ini. Ketika hasil
terburuk yang mungkin telah diidentifikasi, manajer dapat melingkari konsekuensi yang
relevan dalam matriks risiko.
Manager
Penilaian Keparahan Resiko
No.
Kategori
Penjelasan
Ringan (Minor)
Sedang (Moderate)
Major (Berat)
Katastropi
Fatal lebih dari satu, Polusi > 100 m3, Kerugian > US
$ 1 Million
2.5
10
akan terwujud
manajer juga
dalam
harus
Pilih kemungkinan dengan melingkari konsekuensi yang relevan dalam matriks risiko.
Manager
Penilaian Kemungkinan Resiko
No
.
Kategori
Penjelasan
Jarang (Unlikely)
Mungkin (Possible)
Sering (Likely)
2.6
Setelah konsekuensi dan kemungkinan telah ditentukan untuk bahaya, manajer dapat menetapkan
bahaya peringkat risiko. Semakin tinggi peringkat risiko yang ditetapkan, semakin tinggi tingkat risiko
yang terkait dengan bahaya.
Manager
2.7 Contoh Penilaian risiko OHS
Mengangkat sebuah kotak seberat 20 kg dari rak di atas ketinggian bahu
Consequence?
Major - Luka parah kepada staf, kontraktor atau pengunjung PLG Sagama
Plant
Likelihood?
Almost certain - Kegiatan ini dipastikan akan terjadi dalam waktu satu tahun.
11
LIKELIHOOD
Rare
CONSEQUENCE
Unlikely
Possible
Likely
The event is
not likely to
occur in a
year
The event
may occur
within a
year
The event is
likely to
occur within
a year
Almost Certain
The event is
almost certain to
occur within a
year
Catastrophic
(Accidental death /
serious injury)
Major
(Serious injury)
Moderate
(Lost time due to
workplace injury)
Minor
(Minor workplace
injury no lost time)
Minimal
(No injury)
High Risk
Significant Risk
Moderate Risk
Low Risk
Immediate action
required
Action required as
soon as possible
Monitor the
hazard
Minimal action
3.
Step 3 - Control Selection / Recommendation
3.1
Manajer harus memastikan bahwa risiko berkurang sejauh ini 'secara wajar dapat dilakukan',
dan bertanya apa lagi yang dapat dilakukan untuk mengendalikan risiko.
Pada tahapan ini dilakukan evaluasi terhadap kontrol yang ada dari masing-masing bahaya
yang teridentifikasi dengan cara :
Pada waktu itu mungkin diperlukan untuk melaksanakan lebih dari satu jenis kontrol
untuk secara efektif mengelola risiko.
Kadang-kadang kontrol tidak dapat ditindak langsung karena biaya / sumber daya.
12
Kontrol harus dipilih sebagai tanggapan terhadap tingkat risiko yang ditimbulkan oleh
bahaya, dan kepraktisan kontrol.
Manager
3.2
Hirarki kontrol adalah alat berguna yang harus manajer pertimbangkan ketika
mengidentifikasi kontrol. Pilih kontrol di bagian atas hirarki yang paling efektif; mereka tidak
memerlukan pengelolaan selanjutnya setelah mereka diimplementasikan. hirarki kontrol lebih
bawah, memerlukan manajemen yang lebih berkelanjutan dan upaya yang diperlukan dalam
mempertahankan kontrol atas bahaya.
Most Effective
Manager
3.3
3.4
Elimination adalah pilihan kontrol pertama yang perlu dipertimbangkan. Jika ada
kemungkinan untuk menghentikan aktivitas, tidak ada tindakan pengendalian risiko lebih
lanjut akan diperlukan di masa depan karena bahaya tidak ada lagi.
Apakah ada bahan kimia lain, mesin, proses yang dapat kita gunakan untuk
melakukan pekerjaan yang sama, namun memiliki tingkat risiko yang lebih rendah?
Misalnya air murni bukan cat berbasis pelarut, menggunakan bahan kimia konsentrasi yang
lebih rendah, melukis dengan kuas bukan disemprot, dsb.
3.6
Isolation digunakan untuk mengisolasi bahaya dari orang-orang yang dapat membahayakan.
Dapatkah obyek / daerah / proses dikelilingi sedemikian rupa sehingga tidak dapat
berdampak pada setiap orang?
13
Dapatkah obyek / daerah dikendalikan dari lokasi terpencil dan tanpa meningkatkan
risiko?
Sebagai contoh lemari asap, suara bising, pagar di sekitar operasi penggalian, operasi remote control.
3.7
Engineering adalah mengubah proses, peralatan atau alat-alat dalam sedemikian rupa
sehingga risiko berkurang.
Apakah ada cara untuk memodifikasi atau mengubah mesin / proses / object
sehingga seseorang tidak secara langsung terkena bahaya?
Apakah ada cara untuk memodifikasi objek / proses / mesin sehingga paparan
diminimalkan?
Apakah ada cara di mana mesin / object / proses dapat dimodifikasi untuk
memberikan kontrol lebih besar atas proses dan eksposur potensial?
3.8
Menggunakan pedoman administrasi, prosedur, daftar nama, pelatihan dll, untuk
meminimalkan dampak bahaya pada seseorang.
Misalnya rotasi kerja, prosedur operasi yang aman atau mengunci prosedur.
3.9
Ini adalah cara paling efektif untuk mengontrol risiko dan dapat mahal dalam jangka panjang.
Pakaian dan Alat Pelindung Diri (APD) tidak boleh dianggap kecuali semua opsi kontrol
lainnya telah habis. Jika APD harus dipertimbangkan itu harus dilaksanakan sebagai
program, yang meliputi:
Pemeliharaan APD,
Jika APD diperlukan, manajer dapat merujuk ke LPG Sagama Plant OHS PPE Prosedur
untuk bimbingan.
3.10
Hal ini penting untuk menilai apakah kontrol diidentifikasi dapat memperkenalkan bahaya
baru ke tempat kerja. Jika demikian, Manajer perlu bertanya apakah kontrol diidentifikasi
tetap pilihan yang lebih disukai dan bagaimana setiap risiko baru yang harus dikendalikan.
Manager
3.11
Akhirnya, manajer perlu memastikan bahwa setiap kontrol lebih lanjut tercantum dalam
dokumen penilaian risiko. Nama dari pekerja yang akan menerapkan kontrol bersama-sama
dengan frame waktu juga untuk dicatat dalam bentuk penilaian risiko.
Manager
14
Dapat ditoleransi
Setelah poin-poin di atas dapat dipastikan, kemudian lakukan tindakan tambahan sehingga
resiko dapat ditoleransi.
Manager
4.2
Ketika manajer memutuskan kerangka waktu bagi pelaksanaan kontrol mereka harus
mempertimbangkan baik berisiko tinggi dan bahaya resiko yang lebih rendah ketika
menetapkan prioritas.
Beberapa kontrol dapat dengan mudah dilaksanakan atau membutuhkan biaya sedikit atau
tidak ada - ini harus dilaksanakan dengan cepat. Untuk OHS tindakan korektif tidak dapat
segera dilaksanakan karena mereka membutuhkan lebih banyak pekerjaan, sumber daya
atau dana, tindakan sementara jangka pendek harus diterapkan untuk mengelola risiko
sementara.
Manager
4.4
Manajer harus memastikan bahwa tindakan korektif yang diidentifikasi secara jelas ditulis
sehingga mereka dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain. Orang lain yang
mengakses register harus dapat menentukan apa tindakan kontrol, status tindakan, ketika
tindakan dijadwalkan akan dilaksanakan dan siapa yang bertanggung jawab.
Manager
4.5
Setelah tindakan korektif dilaksanakan ini harus ditandatangani, dan diverifikasi sebagai
lengkap dan dicatat dalam register.
Manager
5.
Step 5 - Review and Improve
5.1
Langkah kelima dari proses manajemen risiko OHS melibatkan meninjau dan meningkatkan
sistem pengendalian risiko OHS yang ada.
15
Menanggapi isu yang diangkat oleh reaksi hiperpeka atau orang lain
Ketika informasi baru telah tersedia mengenai sifat bahaya, atau jika metode kontrol
baru atau lebih efektif menjadi tersedia atau tidak praktis.
Manager
6.
Documenting the OHS risk management process
6.1
OHS penilaian risiko dan pengendalian bentuk LPG Sagama Plant akan digunakan untuk
merekam identifikasi bahaya OHS, penilaian risiko dan identifikasi kontrol.
Jika seorang manajer berusaha untuk mengidentifikasi dan menilai risiko bahaya tertentu di
departemennya, maka dia bisa menggunakan bentuk penilaian risiko yang didedikasikan
khusus untuk bahaya misalnya penilaian risiko penanganan manual, penilaian risiko
tanaman. Dokumen-dokumen ini dapat ditemukan dalam prosedur relevan OHS LPG
Sagama Plant .
Departemen yang dibutuhkan untuk mengembangkan dokumen dan / atau sistem internal
untuk merekam semua tindakan korektif yang diidentifikasi dari proses penilaian risiko.
Manajer bertanggung jawab untuk memantau pelaksanaan tindakan perbaikan dan rekaman
proses ini.
Manager
TABEL ANALISIS HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT PADA LPG SAGAMA
POTENSI BAHAYA
Kebocoran gas
EFEK BAHAYA
Keracunan
Iritasi kulit dan mata
Lemas
Pingsan
Kematian
Luka memar
Pendarahan
Pingsan
Kematian
Luka memar
Pendarahan
TINGKAT
EFEK BAHAYA
FREKUENSI
BAHAYA
RESIK
O
M
16
PENCEG
Pemakaian m
respiratory m
safety glass.
Pemakaian b
pelindung
Pemakaian s
helmet
Pemakaian s
Luka permanen
Disfungsi alat tubuh
Kematian
Terkena aliran listrik
Tersetrum
Kematian
Tersetrum
Kematian
Jatuh dari atas kolom
Luka memar
Pendarahan
Patah tulang
Disfungsi alat tubuh
Kematian
1.1
Data informasi instalasi industri (PFD, P&ID, Lay Out, data meteorologi, data sosial
kultural masyarakat sekitar, catatan peristiwa)
Faktor Pemicu Bahaya (proses operasi, transportasi, geografis dan meteorologi, sosial
kultural)
Identifikasi bahaya kesehatan dan keselamatan juga harus mencakup kejadian luar
biasa misalnya situasi darurat.
2.
2.1
3.
MOST
LIKELY
UNLIKELY
Frekuensi
Diantara 1 s/d 10
Bahaya
dalam 10 tahun
dalam 10 tahun
17
Pemakaian s
helmet
Memasang ta
peringatan a
pekerjaan
Pemakaian s
Pemakaian s
tangan
Pemakaian s
tangan
Pemakaian s
Memasang ta
peringatan a
pekerjaan
Pemakaian ta
pengaman
Pemakaian s
peralatan sa
PARAMETER
Sumber Daya
Manusia
Aset
Lingkungan
MINOR
MAJOR
Kecelakaan tidak
Kerugian diantara
Kerugian lebih
1.000.000
1.000.000
Kerusakan kecil
Kerusakan besar
lingkungan
pada lingkungan
pada lingkungan
Alat proteksi
minim
Kecelakaan fatal
fatal
SEVERE
Antara 1-30
menit
Potensi Bahaya
Kebakaran
Tingkat
Kerusaka
n
Faktor Pemicu
Kemungkina
n
Unlikely
Severe
Likely
Korsleting
pada
generator listrik
Major
utilitas
Ledakan
Major
Likely
Pencemaran tanah,
udara, air
Major
Likely
Bahaya terhadap
masyarakat sekitar
Major
Likely
17
Kerugian besar
terutama karena
terbuangnya gas alam
Major
Likely
Melakukan pengontrolan pa
tekanan
Secara berkala, pemeriksa
deterjen harus dilakukan
sehingga letak kebocoran s
upaya perbaikan
Melakukan penjadwalan in
sesuai) dengan
jadwal yang ditentukan oleh
Minor
Unlikely
Severe
Unlikely
Kebakaran dan
ledakan besar karena
tekanan tinggi
sehingga suhunya
lebih tinggi daripada
suhu ignitation
Severe
Unlikely
Pencemaran
Lingkungan
Major
Unlikely
Tujuan Hazop
1.1
Tujuan penggunaan HAZOP adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu system seca
sistematis, untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian ata
kecelakaan yang tidak diinginkan. Hazop Study dilakukan sesegera mungkin dalam tahap perancangan unt
melihat dampak dari perancangan itu, selain itu untuk melakukan suatu Hazop kita membutuhka
gambaran/perencanaan yang lebih lengkap. Hazop biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan akhir keti
perencanaan yang mendetail telah terselesaikan. Juga dapat dilakukan pada fasilitas yang ada unt
mengidentifikasi modifikasi yang harus dilakukan untuk mengurangi masalah resiko dan pengoperasian
18
Process Hazop, yang di kembangkan untuk menilai system proses dan pabrik.
Human Hazop, lebih fokus pada kesalahan manusia dari pada kegagalan teknik.
Procedure Hazop, meninjau kembali urutan operasi dan cara kerja yang biasanya dinyatakan sebag
operasi pembelajaran SAFOP-SAFe.
3.
3.1
Proses Hazop didasarkan pada prinsip bahwa pendekatan kelompok dalam analisis bahaya aka
mengidentifikasi masalah-masalah yang lebih banyak dibandingkan ketika individu-individu bekerja seca
terpisah kemudian mengkombinasikan hasilnya. Tim Hazop dibentuk dari individu-individu dengan lat
belakang dan keahlian yang bervariasi. Keahlian ini digunkan bersama selama pelaksanaan Hazop da
melalui usaha pengumpulan brainstorming yang menstimulasi kreatifitas dan ide-ide baru, keseluruha
ulasan dari suatu proses dibuat menurut pertimbangan.
Berikut istilah istilah terminologi (key words) yang dipakai untuk mempermudah pelaksanaan Hazop anta
lain sebagai berikut:
a Deviation (Penyimpangan).
Adalah kata kunci kombinasi yang sedang diterapkan. (merupakan gabungan dari guide words d
parameters).
b Cause (Penyebab).
Adalah penyebab yang kemungkinan besar akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan.
c Consequence (Akibat/konsekuensi).
Adalah suatu akibat dari suatu kejadian yang biasanya diekspresikan sebagai kerugian dari sua
kejadian atau resiko. Dalam menentukan consequence tidak boleh melakukan batasan kerena h
tersebut bisa merugikan pelaksanaan penelitian.
d Safeguards (Usaha Perlindungan).
Adanya perlengkapan pencegahan yang mencegah penyebab atau usaha perlindungan terhada
konsekuensi kerugian akan didokumentasikan pada kolom ini. Safeguards juga memberikan informa
pada operator tentang penyimpangan yang terjadi dan juga untuk memperkecil akibat.
e Action (Tindakan yang Dilakukan).
Apabila suatu penyebab dipercaya akan mengakibatkan konsekuensi negatif, harus diputuska
tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan. Tindakan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tindaka
yang mengurangi atau menghilangkan penyebab dan tindakan yang menghilangkan akib
(konsekuensi). Sedangkan apa yang terlebih dahulu diputuskan, hal ini tidak selalu memungkinka
terutama ketika berhadapan dengan kerusakan peralatan. Namun, pertama-tama selalu diusahaka
untuk menyingkirkan penyebabnya, dan hanya dibagian mana perlu mengurangi konsekuensi.
f
Node (Titik Studi).
Merupakan pemisahan suatu unit proses menjadi beberapa bagian agar studi dapat dilakukan leb
terorganisir. Titik studi bertujuan untuk membantu dalam menguraikan dan mempelajari suatu bagia
proses.
g Severity.
Merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat terjadi.
h Likelihood.
Adalah kemungkinan terjadinya konsekwensi dengan sistem pengaman yang ada.
i
Risk atau resiko merupakan kombinasi kemungkinan likelihood dan severity.
j
Tujuan desain.
Tujuan desain diharapkan menggambarkan bagaimana proses dilakukan pada node (titik stud
Digambarkan secara kualitatif sebagai aktivitas (misalnya: reaksi, sedimentasi dsb) dan atau denga
kuantitatif dalam parameter proses seperti suhu, laju alir, tekanan, komposisi dan lain sebagainya.
4.
19
Guideword adalah suatu kata yang memberikan gambaran tentang penyimpangan dari tujuan proses ata
desain.
Proses Hazop akan menghasilkan/menciptakan penyimpangan-penyimpangan dari desain proses yan
sesungguhnya dengan mengkombinasikan antara guideword (no, more, less, dll) dengan parameter pros
sehingga menghasilkan kemungkinan penyimpangan dari desain yang sesungguhnya. Sebagai contoh keti
guideword no dipasangkan dengan parameter flow maka penyimpangan yang dihasilkan adalah no flow
Tim kemudian harus mendaftar segala penyebab-penyebab yang dipercaya dapat mengakibatkan kond
ketidakadaan aliran untuk sebuah node. Namun, tidak semua kombinasi guideword-parameter aka
menghasilkan suatu arti.
4.2
Arti
Contoh
No (not, none)
As well as
(More than)
Tambahan aktifitas/kegiatan
terjadi
Part of
Reverse
Other than
(Other)
4.4
Penerapan parameter akan bergantung pada jenis proses yang tengah dipertimbangkan, jenis peralatan yan
digunakan dan tujuan dari proses tersebut. Perangkat lunak untuk Hazop-PC memasukkan dua daftar men
yang menyajikan daftar baik parameter khusus maupun parameter umum. Parameter khusus yang palin
lazim biasanya mempertimbangkan flow, temperature, pressure, dan terkadang juga level. Hampir di semu
instansi parameter-parameter ini akan dievaluasi untuk setiap node.
4.5
Composition
pH
Pressure
Addition
Sequence
Mixing
Signal
Control
Stirring
Time
Start/Stop
Transfer
Phase
Operate
Level
Speed
Maintain
Viscosity
Particle size
Services
Reaction
Measure
Communication
5.
Proses Hazop
5.1
Tim Hazop berfokus pada bagian-bagian spesifik dari suatu proses yang disebut Node. Umumnya node
diidentifikasi dari P&ID suatu proses sebelum penelitian dimulai. Parameter proses diidentifikasi misalnya
flow dan sebuah kesengajaan dibuat untuk node melalui pertimbangan. Selanjutnya serangkaian guidewor
digabungkan dengan parameter flow untuk menciptakan suatu penyimpangan . sebagai contoh guideword
NO digabungkan dengan parameter flow dan diperoleh penyimpangan berupa no flow. Tim kemudian
fokus mendaftar semua yang dipercaya menjadi penyebab dari penyipangan no flow dimulai dari sebab yan
dapat mengakibatkan kemungkinan terburuk yang dapat dipikirkan oleh tim pada saat itu. Segera setelah
penyebab tersebut dicatat, tim kemudian mencatat konsekuensi, pedoman keselamatan dan anjuran anjuran
yang dianggap perlu. Proses yang sama terus diulang untuk penyimpangan selanjutnya dan seterusnya
20
PROCEDURE
1.
Procedure
1.1
Yang dibutuhkan dalam melakukan studi hazop antara lain informasi detail dalam proses. Informasi-informa
ini termasuk Process Flow Diagrams (PFDs), Process and Instrumentation Diagrams (P&IDs), spesifika
peralatan, konstruksi material, serta keseimbangan massa dan energi.
Prosedur hazop menggunakan tahap-tahap untuk menyelesaikan analisis, sebagai berikut :
a Mulai dengan flowsheet yang detail dan pilih unit mana yang akan dilakukan studi.
b Pilih studi node (vessel, line, operating instruction).
c Jelaskan desain dari studi node-nya. Sebagai contoh, vessel V-1 didesain untuk menyimp
ketersediaan benzene dan menyediakannya untuk reaktor.
d Ambil parameter proses : flow, level, temperature, pressure, concentration, pH, viscosity, keadaa
(padat, cair, gas), agitasi, volume, reaksi, sampel, komponen, start, stop, stability, power, inert.
e Terapkan guideword ke parameter proses untuk menyarankan penyimpangan yan
memungkinkan. Jika penyimpangan dapat dipakai, tentukan kemungkinan penyebab-penyeba
dan catat sistem pengaman yang ada.
f
Berikan saran (apa? oleh siapa? kapan?).
g Catat semua informasi.
h Ulangi tahap e ke tahap h sampai semua guideword yang digunakan diaplikasikan pada paramet
yang dipilih.
i
Ulangi tahap d ke tahap i sampai semua parameter proses dipertimbangkan pada studi nod
yang diberikan.
j
Ulangi tahap b ke tahap j sampai studi node dipertimbangkan pada bagian yang diberikan da
lanjutkan pada bagian lain di flowsheet.
2.
2.1
Tabel Likelihood
level
Descriptor
Descriptions
Almost
certain
Likely
Moderate
Unlikely
Rate
21
Tabel Consequence
Level
Descriptor
Insignificant
Descriptions
Sistem beroperasi dan aman, terjadisedikit gangguan peralatan
namun tidak mempengaruhi proses
Potensi bahaya serta kerusakan/kerugian properti yang
ditimbulkan hampir tidak ada
Sistem tetap beroperasi aman, gangguan mengakibatkan
sedikit penurunan performasi atau kinerja sistem terganggu
Minor
Kerusakan / kerugian yang ditimbulkan minor, dan atau potensi
bahaya dapat mengakibatkan luka/cedera ringan
Moderate
Major
Catastrophic
Kerusakan/kerugian yang ditimbulkan bersifat extreme.
Kejadian serius yang dapat mengakibatkan kematian, serta
menimbulkan kerugian financial yang sangat besar.
3.
3.1
Proses Hazop didasarkan pada prinsip bahwa pendekatan kelompok dalam analisis bahaya aka
mengidentifikasi masalah-masalah yang lebih banyak dibandingkan ketika individu-individu bekerja seca
terpisah kemudian mengkombinasikan hasilnya. Tim Hazop dibentuk dari individu-individu dengan lat
belakang dan keahlian yang bervariasi. Keahlian ini digunkan bersama selama pelaksanaan Hazop da
melalui usaha pengumpulan brainstorming yang menstimulasi kreatifitas dan ide-ide baru, keseluruha
ulasan dari suatu proses dibuat menurut pertimbangan.
Berikut istilah istilah terminologi (key words) yang dipakai untuk mempermudah pelaksanaan Hazop anta
lain sebagai berikut:
k Deviation (Penyimpangan).
Adalah kata kunci kombinasi yang sedang diterapkan. (merupakan gabungan dari guide words d
parameters).
l
Cause (Penyebab).
Adalah penyebab yang kemungkinan besar akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan.
22
m Consequence (Akibat/konsekuensi).
Adalah suatu akibat dari suatu kejadian yang biasanya diekspresikan sebagai kerugian dari sua
kejadian atau resiko. Dalam menentukan consequence tidak boleh melakukan batasan kerena h
tersebut bisa merugikan pelaksanaan penelitian.
n Safeguards (Usaha Perlindungan).
Adanya perlengkapan pencegahan yang mencegah penyebab atau usaha perlindungan terhada
konsekuensi kerugian akan didokumentasikan pada kolom ini. Safeguards juga memberikan informa
pada operator tentang penyimpangan yang terjadi dan juga untuk memperkecil akibat.
o Action (Tindakan yang Dilakukan).
Apabila suatu penyebab dipercaya akan mengakibatkan konsekuensi negatif, harus diputuska
tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan. Tindakan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tindaka
yang mengurangi atau menghilangkan penyebab dan tindakan yang menghilangkan akib
(konsekuensi). Sedangkan apa yang terlebih dahulu diputuskan, hal ini tidak selalu memungkinka
terutama ketika berhadapan dengan kerusakan peralatan. Namun, pertama-tama selalu diusahaka
untuk menyingkirkan penyebabnya, dan hanya dibagian mana perlu mengurangi konsekuensi.
p Node (Titik Studi).
Merupakan pemisahan suatu unit proses menjadi beberapa bagian agar studi dapat dilakukan leb
terorganisir. Titik studi bertujuan untuk membantu dalam menguraikan dan mempelajari suatu bagia
proses.
q Severity.
Merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat terjadi.
r Likelihood.
Adalah kemungkinan terjadinya konsekwensi dengan sistem pengaman yang ada.
s Risk atau resiko merupakan kombinasi kemungkinan likelihood dan severity.
t
Tujuan desain.
Tujuan desain diharapkan menggambarkan bagaimana proses dilakukan pada node (titik stud
Digambarkan secara kualitatif sebagai aktivitas (misalnya: reaksi, sedimentasi dsb) dan atau denga
kuantitatif dalam parameter proses seperti suhu, laju alir, tekanan, komposisi dan lain sebagainya.
4.
4.1
Guideword adalah suatu kata yang memberikan gambaran tentang penyimpangan dari tujuan proses ata
desain.
Proses Hazop akan menghasilkan/menciptakan penyimpangan-penyimpangan dari desain proses yan
sesungguhnya dengan mengkombinasikan antara guideword (no, more, less, dll) dengan parameter pros
sehingga menghasilkan kemungkinan penyimpangan dari desain yang sesungguhnya. Sebagai contoh keti
guideword no dipasangkan dengan parameter flow maka penyimpangan yang dihasilkan adalah no flow
Tim kemudian harus mendaftar segala penyebab-penyebab yang dipercaya dapat mengakibatkan kond
ketidakadaan aliran untuk sebuah node. Namun, tidak semua kombinasi guideword-parameter aka
menghasilkan suatu arti.
4.2
Arti
Contoh
No (not, none)
As well as
(More than)
Tambahan aktifitas/kegiatan
terjadi
Part of
Reverse
Other than
(Other)
4.4
Penerapan parameter akan bergantung pada jenis proses yang tengah dipertimbangkan, jenis peralatan yan
digunakan dan tujuan dari proses tersebut. Perangkat lunak untuk Hazop-PC memasukkan dua daftar men
yang menyajikan daftar baik parameter khusus maupun parameter umum. Parameter khusus yang palin
lazim biasanya mempertimbangkan flow, temperature, pressure, dan terkadang juga level. Hampir di semu
instansi parameter-parameter ini akan dievaluasi untuk setiap node.
4.5
Composition
Ph
Pressure
Addition
Sequence
Mixing
Signal
Control
Stirring
Time
Start/Stop
Transfer
Phase
Operate
Level
Speed
Maintain
Viscosity
Particle size
Services
Reaction
Measure
Communication
5.
Proses Hazop
5.1
Tim Hazop berfokus pada bagian-bagian spesifik dari suatu proses yang disebut Node. Umumnya node
diidentifikasi dari P&ID suatu proses sebelum penelitian dimulai. Parameter proses diidentifikasi misalnya
flow dan sebuah kesengajaan dibuat untuk node melalui pertimbangan. Selanjutnya serangkaian guidewor
digabungkan dengan parameter flow untuk menciptakan suatu penyimpangan . sebagai contoh guideword
NO digabungkan dengan parameter flow dan diperoleh penyimpangan berupa no flow. Tim kemudian
fokus mendaftar semua yang dipercaya menjadi penyebab dari penyipangan no flow dimulai dari sebab yan
dapat mengakibatkan kemungkinan terburuk yang dapat dipikirkan oleh tim pada saat itu. Segera setelah
penyebab tersebut dicatat, tim kemudian mencatat konsekuensi, pedoman keselamatan dan anjuran anjuran
yang dianggap perlu. Proses yang sama terus diulang untuk penyimpangan selanjutnya dan seterusnya
sampai penyelesain suatu node, selanjutnya tim berpindah ke node selanjutnya dan mengulang proses di
atas.
TABEL ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY STUDY HAZARD PADA LPG SAGAMA
Node
Deviasi
Param
eter
Kata
pand
uan
Tempr
ature
Less
More
Penyeb
ab
Akibat
laju alir
steam
terlalu
rendah
Daya
adsorb
adsorbe
n rendah
Laju alir
steam
terlalu
tinggi
Rusakny
a
adsorbe
n
Implika
si
Indikat
or
Masih
terdapa
t
pengot
or
dalam
gas
Proses
adsorps
i
menjadi
tidak
Temper
atur
Se
v
Li
k
Ris
k
Penceg
ahan
Mengont
rol laju
alir
steam
24
sempur
na
k
o
l
o
m
a
Less
Tekan
an
Kompresor
More
Less
rusakny
a sel
pelindun
g di
sekelilin
g piston,
sehingg
a gas
dapat
lewat ke
bagian
belakan
g piston
Tersumb
atnya
valve
keluaran
kompres
or
meledak
nya
kompres
or
penyum
batan
dalam
pompa
ketersedi
aan
fluida
untuk
proses
terhamb
at
Flow
Flow
tidak
dicapain
ya
spesifika
si
tekanan
produk
More
kinerja
impeller
berlebih
an
pompa
cepat
rusak
Less
valve
pengontr
ol laju
alir
tergangg
u
sehingg
a aliran
terlalu
kecil
Masukny
a cairan
ke
saluran
gas yang
ada di
bagian
bawah
kolom
Tekana
n
melakuk
an
penggan
tian seal
pistonun
tuk
jangka
waktu
tertentu
Alarm
member
sihkan
saluran
da valve
keluaran
kompres
or
Member
sihkan
pompa
dan
kontrol
secara
berkala
kualitas
akhir
LPG
turun
Shut
down
Proses
selanjut
nya
berjalan
tidak
sempur
na
menam
bah
biaya
pengelu
aran
pabrik
penyer
apan
CO2
tidak
optimal;
absorb
er
rusak
Flow
kontrol
secara
berkala
melakuk
an
pengece
kan
valve
kontrol
laju alir
secara
berkala
25
More
valve
pengontr
ol laju
alir
tergangg
u
sehingg
a aliran
terlalu
besar
More
Tersumb
atnya
valve
keluaran
absorber
Less
rusakny
a
selpelind
ung di
sekelilin
g piston,
sehingg
a gas
dapat
lewat ke
bagian
belakan
g piston
Tekan
an
Gas
yang
keluar
dari
kolom
absorber
masih
mengan
dung
banyak
cairan
beban
absorber
berlebih
absorb
er
meleda
k
Less
More
Kontrol
temperat
ur
mengala
mi
ganggua
Melakuk
an
pembers
ihan
saluran
dan
valve
keluaran
absorbe
r
melakuk
an
penggan
tian seal
pistonun
tuk
jangka
waktu
tertentu
Flow
kerja
absorber
tidak
optimal
tidak
dicapai
nya
spesifik
asi
tekanan
produk
Tempe
ratur
Kontrol
temperat
ur
mengala
mi
ganggua
n; terjadi
scaling
pada
dinding
absorber
sebelah
luar
Terjadi
kondens
asi
hidrokar
bon
berat
pada
kolom
DEA
akan
terdeko
mposisi
Terjadi
foaming
,
sehingg
a
pengika
tan
CO2
oleh
DEA
tidak
berlang
sung
dengan
baik
Pengik
atan
CO2
oleh
DEA
tidak
Flow
and
Temper
atur
melakuk
an
pengece
kan
pada
unit
furnace
dan
pengont
rol suhu
secara
berkala;
memonit
or bila
terjadi
kerusak
an pada
badan
absorbe
r
melakuk
an
pengece
kan
pada
unit
26
C
O
2
A
b
s
Less
Tempe
ratur
tube
More
Aliran
hot oil/
colling
water
Less
Kurangn
ya
supply
aliran
cooling
water;
penyum
batan
pada
pipa
aliran
masuk
cooling
water;
adanya
scale
pada
tube HE;
adanya
deviasi
pada
HE;
Pompa
tidak
bekerja
maksima
l
Aliran
cooling
water
overflow
Adanya
deviasi
pada
HE,
pompa
tidak
bekerja
maksima
l
furnace
dan
pengont
rol suhu
secara
berkala
berlang
sung
dengan
baik
Pendingi
nan tidak
sempurn
a; LPG
tidak
berubah
menjadi
cairan
semua
Bukaan
valve
cooling
water
diperbe
sar
Temper
atur
Boros
coolong
water;
Tempera
tur
keluaran
tidak
sesuai
dengan
keingina
n
Pertukar
an
panas
tidak
efektif
Bukaan
valve
cooling
water
diperke
cil
Temper
atur
fluida
yang
ingin
dipanas
kan
lebih
tinggi
Flow
and
Temper
atur
Perlu
dilakuka
n
pengece
kan
secara
berkala
pada
dinding
tube HE
dan pipa
Pemelih
araan
HE dan
pompa
27
More
H
e
a
t
e
x
c
Pompa
overflow
Less
Amine regenerator
Kontrol
temperat
ur
mengala
mi
ganggua
n
Tempe
ratur
More
Materi
al cair
(LPG)
No
Less
More
Kesalah
an
operator
saat
mentran
sfer
material
Material
yang
diterima
kurang
dari
pengirim
an
normal
Ukuran
tanker
kecil:
pengisia
n over
Pertukar
an
panas
tidak
efektif
Proses
regenera
si tidak
optimal
Amineak
an
terdegra
dasi
Pompa
vacum di
road
tanker
mengala
mi
kapitasi
Kemung
kinan
pengoso
ngan
awal
tanker
Overfillin
g taker;
terjadi
ekspansi
thermal
pada
pipa;
tekanan
dalam
Temper
atur
keluara
n tidak
sesuai
dengan
yang
diingink
an
Tidak
dicapai
nya
spesifik
asi
temper
atur
produk
Pengik
atan
CO2
oleh
DEA
tidak
berlang
sung
dengan
baik
Pengiri
man
tidak
optimal
dan
menyeb
abkan
kerugia
n
Flow
and
Temper
atur
Flow
Melakuk
an
pengece
kan
pada
unit
furnace
dan
pengont
rol suhu
secara
berkala
Penimb
angan
tanker
dalam
keadaan
kosong;
pengece
kan
rotogau
ge dan
dokume
n;
Memerik
sa level
dengan
menggu
nakan
rotogau
ge
kalibrasi
rotogau
ge;
memerik
sa
kapasita
s tanker
28
tanker
meningk
at
P
e
n
g
i
r
i
m
a
n
SECTION 5 GOVERANCE
RESPONSIBILITY
Policy Owner
KEYWORDS
Risk assessment, hazard identification, OHS risk management
29
30