Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

TAFSIR AL-QURAN

SURAH AL-BAQARAH AYAT 282


Disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ekonomi Islam

Dosen Pengampu : Drs . Dahli Suhaeli , MM

Disusun Oleh :
Chuswatun Chasanah 13.0102.0070

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2016

A. SURAT AL-BAQARAH AYAT 282

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.
dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan
dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang
lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik
kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu,
lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali
jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu,
Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi
saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah
kepada Allah; Allah mengajarmu;danAllah mengetahui segala sesuatu.

B. PEMBAHASAN
I.
LATAR BELAKANG TURUNNYA SURAT AL-BAQARAH AYAT
282
Surat al-Baqarah ayat 282 adalah ayat terpanjang dalam al-quran.
Imam abu jafar meriwayatkan dari said bin al-Musayyab bahwasanya ia
mengatakan: Ayat al-Quran yang termasuk paling akhir turun dari
langit adalah ayat dain (tentang hutang piutang, yakni ayat 282 dari surat
al-baqarah). Maksud firman Allah al-Baqarah ayat 282 menurut Ibnu
Abbas mengatakan: Ayat ini khusus untuk masalah transaksi salam
(pembelian barang yang diserahkan kemudian hari (pemesanan),
sementara pembayarannya diberikan dimuka), dan diturtunkan pada kisah
transaksi salam dalam masyarakat kota Madinah. Itulah asbabunnuzul
(sebab turunnya) ayat ini, yang kemudian oleh ijma para ulama
dicakupkan untuk seluruh transaksi yang berbentuk utang.
Pada waktu Rasulullah SAW datang ke Madinah pertama kali,
orang-orang penduduk asli biasa menyewakan kebunnya dalam waktu
satu, dua atau tiga tahun. Oleh sebab itu rosul bersabda:Barang siapa
menyewakan (mengutangkan) sesuatu hendaklah dengan timbangan atau
ukuran

yang

tertentu

dan

dalam

jangkawaktu

yang

tertentu

pulasehubungan dengan itu Allah swt menurunkan ayat 282 sebagai


perintah apabila mereka utang piutang maupun muamalah dalam jangka
waktu tertentu hendaklah ditulis perjanjian dan mendatangkan saksi. Hal
mana untuk menjaga terjdinya sengketa pada waktu-waktu yang akan
dating. (Hr. Bukhori dari Sofyan Bin Uyainah dari IbnuAbi Najih dari
Abdillah bin Katsir dari Minhal dari ibnu Abbas).
II.

KEGUNAAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 282


Kegunaan dari ayat ini bahwa Allah SWT. menuntun hamba-Nya
yang mukmin, jika mereka bermuamalah hutang piutang hendaknya ditulis
supaya

jelas

jumlahnya,

waktunya,

dan

memudahkan

untuk

persaksian. Ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan hutang piutang


yang terjamin, jelas masanya dan telah dihalalkan oleh Allah SWT.

Hampir tiap-tiap transaksi yang ada di dunia ini mengenal yang


namanya hutang piutang, baik itu pada transaksi kelembagaan maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan dalam suatu kelembagaan terdapat
macam-macam transaksi yang mana semuanya mengenal istilah hutang
piutang didalamnya; perbankan, koperasi, perusahaan, pemerintahan, dan
lain-lain. Begitu pula aktivitas hutang piutang terjadi di dalam kehidupan
sehari-hari; antar saudara, antar tetangga, belanja di took, dan lain-lain.
Seseorang mengenal hutang dikarenakan kebutuhan yang lebih banyak
daripada suatu pendapatan yang didapatnya, sedangkan setiap orang
dituntut memenuhi kehidupannya mau tidak mau harus terpenuhi.
Dengan hadirnya transaksi hutang piutang, terjadi banyak orang
yang memanfaatkan hal tersebut untuk memeras pihak-pihak yang lagi
membutuhkan keuangan. Padahal pada hakikatnya suatu transaksi hutang
piutang adalah taawun (tolong menolong). Akan tetapi akad tolong
menolong tersebut dipelintir menjadi suatu tambahan didalam pelunasan
hutang, sampai akhirnya terjadi suatu tambahan tersebut yang mana
dinamakan riba. Hal tersebut dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat,
baik kelembagaan maupun perorangan.
Tingkatan sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia akan
menyebabkan kebaikan bagi mereka jika satu dengan yang lain saling
mengisi dan tidak saling menzalimi. Konsep sosial seperti itulah yang
diatur dalam Al-Quran untuk terjaga keharmonisan sosial sebagai
kebutuhan dasar bagi umat manusia.
Perbedaan tingkatan sosial manusia antara lain adalah terjadi dalam
aspek perekonomian. Perbedaan itulah yang melatari perbuatan utang
piutang kerap terjadi dalam kehidupan manusia. Al-Quran sebagai
pedoman umat Islam menjelaskan secara rinci tentang perbuatan tersebut
yaitu pada ayat 282 dari surat Al-Baqarah.
Manajemen utang piutang:
1. Transaksi utang piutang wajib dicatat jika ke dua belah pihak
(kreditor dandebitor) merasa diperlukan untuk itu.

2. Pencatatan utang piutang dicatat oleh para ahli dibidang tersebut.


Kondisi sekarang pencatatan transaksi utang piutang dilakukan bisa
dilakukan di kantor notaris.
3. Dalam

pencatatan

utang

piutang,

kedua

belah

pihak

wajib

menghadirkan dua orang saksi laki - laki berdasarkan persetujuan. Akan


tetapi, jika saksi yang dihadirkan terdiri dari saksi laki-laki dan saksi
wanita, maka para pihak wajib menghadirkan satu orang saksi dari lakilaki dan dua orang saksi dari wanita. Karena kesaksian dua wanita
adalah sebanding dengan kesaksian satu lelaki.
4. Menghadirkan kesaksian tidak hanya diperintahkan pada transaksi
utang piutang. Akan tetapi menghadirkan kesaksian juga diperintahkan
dalam jual beli tunai.
III.

MANFAAT SURAT AL-BAQARAH BAGI MANUSIA


Implikasi manajeman utang piutang bagi manusia:
1. Terpelihara kehidupan sosial manusia sebagai sebuah kebutuhan dasar
bagi mereka.
2. Menjunjung tinggi hak dan kewajiban manusia dengan tidak mereduksi
sifat-sifat kemanusiaan.
3. Manajemen utang piutang dalam Al-Quran merupakan sebuah konsep
sosial bagi manusia yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian
(humanis). Konsep sosial demikian membuktikan bahwa, kandungan
Al-Quran adalah sebuah kebenaran yangabsolut dan Al-Quran menjadi
pedoman hanyalah bagi manusia yang bertakwa.
4. Dapat bertransaksi secara adil dan di ridhoi oleh Allah SWT .

IV.

TUJUAN dan REKOMENDASI (RESPON)


Mungkin belum banyak orang yang mengetahui bahwa Akuntansi
yang merupakan cabang ilmu ekonomi yang saat ini sangat pesat
perkembangannya disemua sektor baik swasta maupun publik, ternyata
konsep dasarnya telah diperkenalkan oleh Al- Quran, jauh sebelum Lucas
Pacioli yang dikenal dengan bapak akuntansi memperkenalkan konsep
akuntasi double-entry book keeping dalam salah satu buku yang ditulisnya
pada tahun 1494. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Surat Al-Baqarah ayat
282 di atas, Allah secara garis besar telah menggariskan konsep akuntansi
yang menekankan pada akuntabilitas.
Tujuan perintah dalam ayat tersebut jelas sekali untuk menjaga
keadilan dan kebenaran yang menekankan adanya pertanggung jawaban.
Dengan kata lain, Islam menganggap bahwa transaksi ekonomi
(muamalah) memiliki nilai urgensi yang sangat tinggi, sehingga adanya
pencatatan dapat dijadikan sebagai alat bukti (hitam di atas putih),
menggunakan saksi (untuk transaksi yang material) sangat diperlukan
karena dikhawatirkan pihak-pihak tertentu mengingkari perjanjian yang
telah dibuat.
Untuk itulah pembukuan yang disertai penjelasan dan
persaksian terhadap semua aktivitas ekonomi keuangan harus berdasarkan
surat-surat bukti berupa: faktur, nota, bon kuitansi atau akta notaries untuk
menghindari perselisihan antara kedua belah pihak. Dan tentu saja adanya
sistem pelaporan yang komprehensif akan memantapkan manajemen
karena semua transaksi dapat dikelola dengan baik sehingga terhindar dari
kebocoran-kebocoran. Menariknya lagi, penempatan ayat tersebut sangat
relevan dengan sifat akuntansi, karena ditempatkan pada surat Al-Baqarah
yang berarti sapi betina yang sebenarnya merupakan lambang komoditas
ekonomi.

C. KESIMPULAN
Islam adalah agama yang syumul (lengkap atau komprehensif). Semua
hukum telah ada dan diatur dalam Islam. Termasuk masalah ekonomi dan lebih
spesifiknya sampai kepada masalah hutang piutang. Contoh konkrit dalam
Alquran surat Albaqarah ayat 282, ketika dibedah maka kita akan mengetahui
secara mendetail mengenai hukum hutang piutang, berikut tentang tata cara
transaksi, perhitungan, pencatatan (proses akutansi), lama waktu transaksi,
syarat pelaku yang diperbolehkan melakukan transaksi, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam jangan sampai salah arah. Lakukanlah
sesuai dengan hukum Islam agar tidak ada penipuan dan kesalahpahaman.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.surat-yasin.com/2015/04/surat-al-baqarah-al-quran-danterjemahan.html
http://dunia-angie.blogspot.co.id/2013/10/tafsir-surat-al-baqarah-282.html
http://muflihuddinshi.blogspot.co.id/2013/10/akuntansi-islam.html

You might also like