Professional Documents
Culture Documents
Depok Dan Masyarakatnya Hingga Awal Abad Ke-20
Depok Dan Masyarakatnya Hingga Awal Abad Ke-20
ABSTRACT
The purpose of this study entitled Growing in the Shadow of Jakarta:
The History of the City of Depok, 1950s-1999s is to determine the
causative factors from the changes and problems in Depok due to the
government policies and others developments.
This research based on archival sources and other publications held
in the National Archives (Arsip Nasional). Various contemporary
newspapers with recorded social activities in Jakarta and Depok are
used. Magazines such de Bannier, Prisma, Tempo and other journals
articles related to the research theme, are found in various libraries in
Jakarta and Yogyakarta. It also conducting various interviews as
part of oral history methods.
The result showed that City of Depok, was designed as satellite town
along with Bogor, Tangerang and Bekasi, to solve the existing
problems in Jakarta. In fact in its development to become a new
growth center is considered as very slowly though not stagnant. It is
because in its development, Depok as a city developed into a buffer
that serve the needs of Jakarta. While the presence of Universitas
Indonesia in Depok has not helped usher into a new development
center, and grew as the shadows of Jakarta. Jakartas strong
hegemony affected the economic and socio- cultural relations in the
city of Depok. Depok is an examole of metropolitan buffer town
typology in Indonesia.
Research contribution and its findings is to enrich the historiography
of town history in Indonesia, particularly the study of a satellite town.
It also contribute to the decision maker in the development of
metropolitan satellite town in the future.
Jakatrasche Bovenlanden.1
hlm. 6.
2Harga
dikaruniai
Chastelein
juga
seorang
mengakui
putra,
bahwa
Anthony
ia
Chastelein.
mempunyai
dua
Namun
anak
perkawinannya
dengan
Leonara
van
Bali
pada
16817.
Belanda Indonesia (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 1999), hlm.
544.
5Lihat
6Lihat
Chastelein
bukan
hanya
membawa
keluarganya
hidup dan
14J.A.
1714.15 Di akhir
Zadokh
yang
menolak
untuk
menerima
Sakramen
di
antara
120
orang
yang
dibebaskan
setelah
melakukan
pembebasan
atas
budak-budaknya,
18Cornelis
10
Cornelis
Chastelein
wafat,
Anthony
Chastelein
hlm. 222.
21Hendrik
11
Anthony,
Anna
Chastelein
de
Haan,
janda
hak
menggunakan
tanah
secara
bebas
untuk
Schepenen
di
Batavia
untuk
memberikan
surat-surat
dan hingga abad ke-19, tanah Depok tercatat atas nama Johan
Francois de Witte van Schoten.23
22Jan-Karel
23Apa
12
25Mengenai
13
oleh
statusnya
sebagai
umat
Kristen,
yang
27Sebutan
14
orang-orang
Asia
menggunakan
nama,
pakaian,
pada
sikap
saling
menghargai,
namun
lebih
Joseph,
Tholense,
15
hak
milik
(eigendom
verponding).
Kondisi
ideal
yang
gubernur
jenderal,
dan
menegakkan
institusi
tanah
16
31J.C.
32Nicolaas
17
milik
pribadi
gubernur
jenderal.
Daendels
hanya
18
dikapling-kapling
dan
dijual
kepada
individu
swasta
34P.J.
Historisch,
19
juga
mengalami
perubahan
status
menjadi
tanah
partikelir.
Perubahan struktural teritorial lainnya yang ditimbulkan oleh
kebijakan pemerintah kolonial adalah adanya rencana pembukaan
jalan baru yang menghubungkan Batavia-Buitenzorg. Ketika Gustaf
Willem van Imhoff membeli tanah Kampung Baru, jalan yang
menghubungkan kedua tempat ini hanya ada satu yaitu jalur yaitu
dari Batavia-Kampung Makasar-Cimanggis-Cibinong-Buitenzorg. Ia
kemudian merencanakan untuk membuka jalur baru. Namun
36S.
20
daerah
yang
langsung
berada
di
bawah
kekuasaan
memutuskan
membuka
jalan
baru
yang
menghubungkan
21
dan
transportasi
komersial
yang
bertumpu
pada
perkembangan
untuk
selanjutnya,
menghapus
pemerintah
institusi
tanah
kolonial
partikelir.
itu
kemudian
dijadikan
tanah-tanah
negara
dan
1942,
maka
Indonesia
memasuki
39Staatsblad
babak
baru
dibawah
mengakibatkan
Depok
dibiarkan
tanpa
pengawasan
24
kembali
Depok.
25
terjadi di
44Ibid.
26
pria,
wanita
dan
anak-anak
hampir
seluruhnya
dalam
deretan
panjang
dalam
formasi
dua-dua,
27
45
Ibid.
46Seperti
28
Indonesia
dan
Agraria).
Dengan
memberlakukan
dikeluarkannya
29
Landreform
keputusan
(Undang-Undang
tersebut,
maka
30
Kecamatan
Depok
Bojonggede
Kedung
Waringin
Tanjong
Tajurkalang
Kalisuren
Cimanggis
Cilodong
Citayam
Kukusan
Rangkepanjaya
Mampang
Cipayung
Pabuaran
Susukan
Ratujaya
Tanah Baru
Sukmajaya
Pancoran Mas
Kemiri Muka
Beji
Pondok Cina
Jumlah
penduduk
Laki-laki
Jumlah
Penduduk
Perempuan
Jumlah
Kategori
BPS
(Desa,
Kota)
2.267
1.498
2.178
1.513
4.445
3.011
D
D
598
1.320
1.129
2.985
2.034
2.396
1.347
1.284
1.226
2.499
2.188
1.471
1.241
1.304
3.230
5.040
916
1.430
1.190
639
1.376
1.125
2.983
1.952
2.380
1.258
1.211
1.289
2.445
2.117
1.406
1.246
1.370
3.240
5.073
908
1.416
1.165
1.237
2.696
2.254
5.968
3.986
4.776
2.605
2.495
2.506
4.944
4.305
2.877
2.487
2.674
6.470
10.113
1.824
2.846
2.355
D
D
D
K
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
K
K
D
D
D
31
seperti
Rangkapan
Jaya,
Rangkapan
Jaya
Baru
dan
penduduk
kolonial.51
Kekuasaan
pemerintahaan
kolonial
kolonial,
disini
ekonomi
bisa
berupa
kolonial,
para
51R.Z.
32
Jakarta:
pada
1891
mencatat
bahwa
sulit
untuk
33
Land-en Volkenkunde van Nederlandsche IndieDepok: Eene etnografische studie, dalam Mededeelingen van weege
het Nederlandsche Zendelingengenootschap, deel XXXV. (Rotterdam,
1891), hlm. 15.
54J.W.
55Jean
34
Bahasa Belanda
Bahasa
Indonesia56
1896 1915
1916 1935
1936 1955
14
7
0
45
60
70
Bahasa
Campuran (Ind.
+ Bld)
41
33
30
terhadap
agama
Kristen.57
bahwa
komunitas
56Bahasa
Belanda
Fenomena
Depok
tersebut
merupakan
hlm. 43.
35
bahasa
Belanda
di
Depok,
setelah
kemerdekaan
Arah
36
58Amri
37
ruang
di
kecamatan
Pancoran
Mas,
yang
menunjukkan
60 Star Weeklly, 6 Februari 1954.
38
Lion,
Pitara,
Kapupu,
Rawadeno,
Pulow,
Grogol
dan
40
berasal
etnis
Sunda,
Jawa,
dan
Betawi
Ora
62Istilah
41
Meskipun lokasi
sinyo-sinyo, yang
66Graafland,
op.cit., hlm. 11
67Ibid.
42
43
44
Ora,69
yang
sifatnya
berlainan
sekali
dengan
nenek
Kata
Doang
Madang
Mingser
Encang
Ora
Embung
Jigo, gocap, cepe,
Tumben
Ngembat
Rombeng
45
Contoh
kata-kata
dalam
bahasa
Betawi
Ora
tersebut
70ANRI,
46
orang Eropa dan Indo Eropa71 dibangun dengan material yang baik,
dindingnya terbuat dari batu bata, dengan atap genting, dilengkapi
dengan pilar-pilar kokoh dibangun dengan jarak yang agak longgar,
dengan
pohon kenari.
72
71Orang-orang
47
mereka
diharapkan
menjadi
pendeta
pembantu
bagi
pendeta yang berasal dari Eropa. Seminari di Depok pada tahun 1890
seperti pada tahun sebelumnya menampung 34 orang siswa,
termasuk 5 orang Dayak, 2 orang Jawa, 4 orang Sunda, 12 orang
Batak, 10 orang Sangir dan 1 orang Ambon.73 Gambar 5 berikut ini
menunjukkan
bangunan
sekolah
seminari
yang
merupakan
48
49
matahari
telah
terbenam
mereka
berbondong-bondong
50
kekuasaan
Jepang
Hindia
menguasai
Belanda
berakhir,
Indonesia.
Pemerintah
Namun
karena
51
tahun
1945,
Jepang
mengakhiri
penjajahannya
di
besar
Belanda,
dari
dan
mereka
kemudian
memilih
tetap
meninggalkan
menjadi
Indonesia
pembahasan
pada
bagian
ini
nampak
bagaimana
77Ibid.,
hlm. 255-257.
53