BENDA ASING
| [A.Y, HARYANTO RAHARDJO
PENDAHULUAN
‘Angka kejadian tertelan benda asing
dalam saluran coma di Indonesia belum
iketahui secara pasti. Di Amerika Serikat
sekitar 1500 kasus kematian per tahun
arena benda asing dalam salauran cerna.
Penelitian di Swedia sekitar 122 kasus dari
1 juta penduduk harus dirawat di rumah
sakit. Benda Asing dalam saluran cerna
‘merupakan kegawatan endoskopi saluran
cera kedua setelah perdarahan saluran
cera, Dalam hal ini pengetahiuan tentang
tertelan benda asing atau bolus makanan
perlu diketahui dengan baik tentang
diagnosis segera, penatalaksanaan yang
‘epat serta pencegahan komplikasi
Tertelan benda asing sering terjadi
sekitar 80.90% dapat keluar tanpa gejala
Komplikasi, sekiter 10-20% gagal keluar
bersama tinja. Umumnya tertelan benda
asing terjadi pada anak-anak secara
aksicentil (umur 6 bulan sampai 3 tahun).
‘Benda yong trtelan: mainan, rayon, kancing,
pin, pethiasan, dan futon batteries. Pada
penderita dewasa benda yang tertelan
Iebih bervariasi (bezoar, koin, gigi protese,
pin, duri ikan, tusuk gigi, dan lain-lain).
Penderita wsia lanjut dengan gigi protese
terjadi gangguan kepekaan gingiva yang
akan sulit mendeteksi tulang di samping
itu gangguan pengiihatan dan mengunyah
sanget memungkinkan tertelan benda
asing apalagi kalau protese lepas atau
‘patah, Beberapa kasus tertelan benda asing
‘erhubungan: dengan keselamatan kerja,
seperti pekerja roofing, penjahit (tertelan
jarum jahit),remaja yang sengaja menelan
‘koin sebagai permainan (Quorier), penderita
peikiatrik, dan penghuni penjara. Tujuh
‘puluh ima-soratus persen kejadian tertelan
makanan (bolus makanan) disebabkan
arena adanya kelainan esofagus baik
intraluminal maupun ekstraluminal
(lekanan amen dari luar), umumnya pada
penderita usia lanjut (di atas 60 tahun)
Seorang Endoskopis Saluran Cerna
diharapkan mampu memahami dan
‘menguasai penggunaan beberapa peralatan
‘untuk mengeluarkan benda asing saluran
cema baik yang berada di esofagus, ambung
atau duodenum. Pertimbangan teknik
mengeluarkan benda asing berdasarkan
‘ukuran, bentuk dan potensi komplikasi
dari benda tersebut. Keputusan penata-
laksanaan yang terbaik segera diper-
timbangkan dengan memperhatikan faktor
uumur,Klinis penderita sifat material benda622
asing, lokasi anatomi dan dukungan fasiitas,
yang tersedia,
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
Benda asing yang tertelan 80-90% dapat
rmelewati saluran cera dengan baik tanpa
komplikasi dan akan keluar dari saluran
cerna dalam waktu 1-2 minggu, sekitar
10-20% membutuhkan penanganan non
operatif yaitu intervensi endoskopi dan
1% diperlukan tindakan operat Untuk it
pemahaman tentang tertolan benda asing
atau bolus makanan perlu dipelajari dengan
baik, dan komplikasi urmumnya terjadi oleh
arena obstruksi atau perforasi. Walaupun
sebagian besar bendla asing dapat melewati
saluran cera sekitar 5.35% khusus benda
asing yang tajam akan menimbulkan per-
forasi. Perforasi sering terjadi di esofagus
bahkan dapat menimbulkan kematian,
Komplikasilain adanya mediastinitis, abses
paru, pneumotoraks, peritonitis dan
tamponade jantung, perdarahan saluran
cera, fistula aortoenteri, dan aspirasi
Lokasi berhentinya benda asing yang
tertelan sesuai anatomi saluran cerna
dimana pada titik tertentu menyempit
Lokasi lokasi tersebut adalah: setelah
oropharynx, sinus piriformis, valleculae.
Lima puluh-0.06), secara umum,
metode endoskopi rigid lebih banyak
terjadi Komplikasi dibanding fleksibel
endoskopi
Setelah benda asing atau bolus makanan
berhasil dikeluarkan dilakukan evaluasi
‘klinis, apakah penderita mengalami gejala-
Sejala demam, takikardi, sesak napas,
nyeri dada, nyeri abdomen atau dijumpai
srepitus. Segera kerjakan foto polos kalau
perlu dengan kontras dan konsultasi
bagian bedah adanya kemungkinan per-
forasi esofagus. Komplikasi berhubungan
dengan durasi penyumbatan esofagus
terutama bila lebih dari 24 jam.
Tindakan Operatit
Apobila benda asing yang tertelan runcing
tajam dan dapat melewatigasterdilakukan
Pemantauan foto polos setiap hari, bila
dalam waktu 72 jam tidak dijumpai ke-
‘majuan dipertimbangkan tindakan operatif