Professional Documents
Culture Documents
Tugas PPI Surveillance
Tugas PPI Surveillance
WS SURVEILENS HAIs
Anggota Kelompok :
Adi Indra Wijaya
20121030041
20121030043
Andryansyah
20121030044
Tn. Ahmad
Ny. Brenda
Tn. Chairil
Tn. Dendy
Tn. Edy
Tn. Frans
1
2
3
4
5
6
7
Tn. Ahmad
Ny. Brenda
Tn. Chairil
Tn. Dendy
Tn. Edy
Tn. Frans
Tn. Grand
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
KULTUR
KET
Dirawat sejak tgl
20 Oktober 2012
Dirawat sejak tgl
28 Oktober 2012
Dirawat sejak tgl
20 Oktober 2012
Dirawat sejak tgl
1 November 2012
Dirawat sejak tgl
1 November 2012
1
2
3
4
5
6
7
NAMA
PASIEN
Tn. Ahmad
Ny. Brenda
Tn. Chairil
Tn. Dendy
Tn. Edy
Tn. Frans
Tn. Grand
Tn. Ahmad
2
3
4
5
6
7
8
Ny. Brenda
Tn. Chairil
Tn. Dendy
Tn. Edy
Tn. Frans
Tn. Grand
Tn. Herry
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
TGL NO
PEMAKAIAN ALAT
ETT CVL
IVL
UC
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
KULTUR
KET
Pseudomonas (urin)
TGL NO
5
NAMA
PASIEN
Tn. Ahmad
PEMAKAIAN ALAT
ETT
CVL
IVL
0
0
1
UC
0
Ny. Brenda
Tn. Dendy
Tn. Edy
Tn. Grand
Tn. Herry
Tn. Hans
Tn. Ilham
Ny.Jenny
10
Ny. Kelly
Jumlah
0
16
0
17
1
19
0
26
FORMULIR-2: BULANAN
KULTUR
KETERANGAN
Pindah bangsal
1. MRSA (sputum)
2. Acinobacter baumanie (sputum)
3. Pseudomonas (darah)
4. E.Collie (darah)
5. Urin (negative)
1. MRSA (sputum)
2. E.Colli (sputum)
3. Stapilococus A.(darah)
4. Stapilococus E.(darah)
Pseudomonas A.(urine)
E. Coli (urine)
1. Acinobacter (sputum)
2. Stapilococus A. (sputum)
Jml
Pasien
6
7
7
8
9
37
CVL
IVL
UC
VAP
UTI
IADP
PHLEBITIS
4
3
3
3
3
16
4
4
4
3
2
17
2
3
3
4
7
19
4
5
5
6
6
26
1
0
0
0
3
4
1
0
0
1
2
4
1
0
0
0
2
3
0
0
0
0
1
1
:
Jumlah UTI
1. a. LAPORAN HAIs
NO
1
2
3
4
5
6
7
NAMA KUMAN
Klepsiela Pneumonia
MRSA
Pseudomonas Aeroginosa
Acinobacter Baumaniie
E.Coli
Stapilococus Aureus
Stapilococus Epidemidis
JUMLAH
1
3
4
2
3
2
1
%
6.25
18.75
25
12.5
18.75
12.5
6.25
trap)
Semua peralatan pasien sebelum didisinfeksi atau disterilkan harus
feeding
Early exstubation
(Kategori I)
Personil yang memberikan asuhan pada pasien dengan kateter harus
mendapat latihan secara berkala khusus dalam teknik yang benar tentang prosedur
pemasangan kateter kandung kemih dan pengetahuan tentang komplikasi potensi
Pemasangan kateter dilakukan hanya bila perlu saja dan segera dilepas bila
tidak diperlukan lagi. Alasan pemasangan kateter tidak boleh hanya untuk
b.
c.
(Kategori I)
Pemasangan secara aseptik dengan menggunakan peralatan steril (Kategori II)
3. Minimalkan trauma uretra dengan : penggunaan lubricant dan ukuran yang sesuai
4. Silver alloy merupakan pilihan untuk mengurangi risiko asimtomatik bakteriuria
( jika pemasangan < 1 minggu)
5. Perawatan Sistem Aliran Tertutup
a. Irigasi hanya dikerjakan apabila diperkirakan ada sumbatan aliran misalnya karena
bekuan darah pada operasi prostat atau kandung kemih. Untuk mencegah hal ini
digunakan irigasi kontinu secara tertutup. Untuk menghilangkan sumbatan akibat
bekuan darah dan sebab lain dapat digunakan irigasi selang seling. Irigasi dengan
antibiotik sebagai tindakan rutin pencegahan infeksi tidak dianjurkan (kategori II);
Drainase tertutup akan menurunkan ISK terkait kateter sebesar < 25% dalam
waktu 14 hari
b. Gunakan semprit besar steril untuk irigasi dan setelah irigasi selesai semprit
dibuang secara aseptik (kategori I)
c. Sambungan kateter harus didisinfeksi sebelum dilepas (kategori II)
d. Jika kateter sering tersumbat dan harus sering diirigasi (jika kateter itu sendiri
menimbulkan sumbatan ), maka kateter harus diganti (kategori II)
6. Kelancaran Aliran Urin
a.
Aliran urin harus lancar sampai ke kantong penampung.
b.
Penghentian aliran secara sementara hanya dengan maksud mengumpulkan
c.
(kategori I).
7. Perawatan Meatus
a. Dianjurkan membersihkan dan perawatan meatus (selama kateter dipasang)
dengan larutan povidone iodine, walaupun tidak mencegah kejadian infeksi
saluran kemih (kategori II).
b. Penggantian Kateter
8. Kateter urin menetap tidak harus diganti menurut waktu tertentu/secara rutin (kategori
II)
9. Ruang Perawatan
Untuk mencegah terjadinya infeksi silang antara pasien yang memakai kateter
menetap maka pasien yang terinfeksi harus dipisahkan dengan tidak terinfeksi
(kategori III)
10.
Pemantauan Bakteriologik
Pemantauan bakteriologik secara rutin pada pasien yang memakai kateter tidak
dianjurkan (kategori III).
3. Rekomendasi Umum Dalam Pemakaian Alat Intraveskuler
1. Pendidikan dan Pelatihan Petugas Medis
Laksanakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi petugas medis yang
materiny menyangkut indikas pemakaian alat intravaskuler,prosedur pemasangan
kateter, pemeliharaan peralatan intravaskuler dan pencegahan
Peripheral Dewasa :
venous
48 72 jam, jika
catheter
pemasangan dalam
kondisi emergency : 24
jam
Heparin locks : 96 jam
Pediatric :
no rekomendasi
Central
venous
catheter
No rekomendasi
Penggantian
administrasi set
Kondis:
diganti/ dipindahkan
basah,lepas,kotor,
pasien diaphoretic
- Administrasi set : 72
jam
- administer blood,
produk
blood, lipid emulsion :
Tertutup kasa tebal :
24 jam
untuk visualisasi buka verban- intermiten infusion : 24
kemudian ganti / dressing kembali jam
dgn tehnik steril
Kondis:
-
diganti/ dipindahkan
basah,lepas,kotor,
pasien diaphoretic
Jika ada infeksi lokal
- Administrasi set : 72
jam
- administer blood,
produk
blood, lipid
emulsion : 24 jam
- intermiten infusion :
24 jam