Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kasus Blok Elektif
Laporan Kasus Blok Elektif
Laporan Kasus Blok Elektif
DISUSUN OLEH:
NURIN PASCARINI JUSAIM
110 2012 205
BIDANG KEPEMINATAN DRUG ABUSE KELOMPOK 3
TUTOR:
Dr. Citra Fitri Agustina, Sp.KJ
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2015/2016
ABSTRACT
Background: Cases of methamphetamine abuse rank the highest among the other types of drug
and the number has increased from year to year in Indonesia. This report aims to find out work
factor as trigger a person falls into drug abuse, especially methamphetamine.
Case: Mr. NR aged 45 years, has been undergoing rehabilitation in Jakarta Drug Dependence
Hospital (RSKO) since first week of October 2015 cause by using methamphetamin. Previously,
he had been rehabilitated with same case in 2011 for eight months. He used methamphetamine for
the first time in 2000, to support his stamina then he can perform better. He works as the owner of
sound system set rental for music concerts. By using methamphetamine, he felt more energetic, not
easily tired and sleepy so he could work late into the night. Economic reasons forced him to stop
and willing to be treated in RSKO.
Discussion: Individuals with methamphetamine dependence are mostly part of the workforce.
These drugs are often offered in the workplace as an aid to remain vibrant even though through
long working days. All of the benefits offered relate to economic reasons.
Conclusion: Workplace factor is to be one of the most influential aspect in particular
methamphetamine drug abuse. Methamphetamines are known to give stimulant effects that can
increase physical activity.
Keyword: Workplace, Methamphetamine, Abuse
ABSTRAK
Latar Belakang: Kasus penyalahgunaan metamfetamin menempati peringkat tertinggi di antara
jenis NAPZA yang lain dan jumlahnya mengalami peningkatan dari tahun ketahun di Indonesia.
Pembuatan laporan kasus ini bertujuan untuk mengetahui faktor pekerjaan sebagai pemicu
seseorang menjadi penyalahguna NAPZA, khususnya metamfetamin.
Kasus: Laki-laki (Tn. NR) berusia 45 tahun, telah menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Jakarta selama dua setengah bulan di tahun 2015 ini karena menggunakan
metamfetamin. Sebelumnya ia pernah di rehabilitasi dengan kasus yang sama di tahun 2011
selama 8 bulan. Ia pertama kali menggunakan metamfetamin pada tahun 2000 bertujuan untuk
mendukung staminanya sehingga mampu bekerja lebih baik. Ia bekerja sebagai pemilik
penyewaan peralatan sound system untuk konser-konser musik. Dengan menggunakan
metamfetamin, ia merasa lebih bersemangat, tidak mudah lelah dan tidak mengantuk sehingga
mampu bekerja hingga larut malam. Alasan ekonomi yang membuatnya terpaksa berhenti dan
bersedia dirawat di RSKO.
Diskusi: Individu yang ketergantungan metamfetamin kebanyakan adalah tenaga kerja. Obat ini
sering ditawarkan di tempat kerja sebagai bantuan untuk tetap prima meskipun melalui hari kerja
yang panjang. Semua keuntungan yang ditawarkan berhubungan dengan alasan ekonomi.
Kesimpulan: Faktor lingkungan pekerjaan menjadi salah satu aspek paling berpengaruh di dalam
penyalahgunaan NAPZA khususnya Metamfetamin. Metamfetamin diketahui mempunyai efek
stimulan yang dapat meningkatkan aktivitas fisik.
PENDAHULUAN
Berdasarkan data tahun Badan Narkotika Nasional dan Direktorat Tindak Pindana
Narkoba Kepolisian Republik Indonesia tahun 2007-2011, kasus penyalahgunaan
metamfetamin atau yang lebih dikenal dengan istilah shabu menempati
peringkat terbanyak di antara jenis Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat
Adiktif (NAPZA) yang lain dengan total kasus 40.162. Peringkat kedua terbanyak
adalah kasus minuman keras diikuti kasus pemakaian ganja (BNN, 2012). Dalam
pasal 104 UU no. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa Masyarakat
mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta membantu
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
dan Prekursor Narkotika.
Kasus penyalahgunaan metamfetamin mengalami peningkatan dari tahun
ketahun. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan tersangka kasus
penyalahgunaan NAPZA jenis ini adalah 10:3. Tersangka kasus terbanyak
berdasarkan usia adalah usia di atas 29 tahun dengan prosentase 65% dari jumlah
tersangka kasus NAPZA di Indonesia. Berdasarkan tingkat pendidikan,
penyalahguna NAPZA terbanyak adalah pelajar SMA dengan prosentase 77,3%,
diikuti jenjang perguruan tinggi. Berdasarkan jenis pekerjaan, bidang swasta
menempati urutan tertinggi penyalahguna NAPZA sebesar 42% (BNN, 2012).
Salah satu faktor yang memengaruhi keterlibatan individu dalam
penyalahgunaan metamfetamin adalah aspek sosial, meliputi keluarga, teman, dan
lingkungan kerja (Boshears, Boeri, & Harbry. 2012). Penyalahguna metamfetamin
lebih banyak dialami remaja di tingkat SMA, dikaitkan dengan emosi yang masih
labil, sehingga sangat mudah terpengaruh oleh teman-temannya. Lain halnya
dengan ruang lingkup pekerjaan. Individu yang telah melewati jenjang pendidikan
dan masuk dunia kerja pada umumnya mempunyai pengetahuan yang luas,
kondisi emosi lebih matang dan memiliki kemampuan membedakan baik
buruknya suatu hal (sumber?).....Dalam kasus ini, penyalahgunaan metamfetamin
dimulai sejak pasien berusia 30 tahun saat ia memiliki pekerjaan yang baik.
Pembuatan laporan kasus ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemicu
seseorang
terjerumus
dalam
kasus
penyalahgunaan
NAPZA khususnya
PRESENTASI KASUS
Laki-laki (Tn. NR) berusia 45 tahun, berasal dari Palu, beragama Islam,
sehari-hari bekerja sebagai pemilik peminjaman peralatan sound system.
DISKUSI
selain
mempunyai
efek
jangka
pendek
yang
ACKNOWLEDGEMENT
DAFTAR PUSTAKA
10
Boshears P., Boeri M., & Harbry L. (2012). Addiction and Sociality: Perspective
from Methamphetamin Users in Suburban USA. National Institute of Health. 119.
Data Tindak Pindana Narkoba Tahun 2007-2001. (2012). Diakses dari
http://www.bnn.go.id/portal/ pada 14 November 2015 pukul 11.53 WIB
Drug Facts: Methamphetamine. (2014). Diakses dari http://www.drugabuse.gov/
pada 14 November 2015 pukul 17.21 WIB
Republik Indonesia. 2009. UU RI no. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Jakarta:
Sekretariat Negara
Tuasikal M. A. (2012). Narkoba dalam Pandangan Islam. Diakses dari
http://muslim.or.id/9077-narkoba-dalam-pandangan-islam.html
pada
14
11