Formulasi Sediaan Gel Antiinflamasi Berbasis Nanoemulsi Spontan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Gujava L.)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

FORMULASI SEDIAAN GEL ANTIINFLAMASI BERBASIS

NANOEMULSI SPONTAN EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI


(Psidium guajava L.)
Audia Triani Olii*), Nursiah Hasyim**), Nur Ekayani Syam*)
*) Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar,
**) Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar
Email : audhee_jie@yahoo.com
ABSTRACT
This research has been conducted on the Anti-inflammatory gel
formulation based on Self-Nanoemulsion Ethanol Extract of Guajava Leaf
(Psidium guajava L.). The aim of this research was to obtain Antiinflammatory Gel Formulation Based on Self-Nanoemulsion Ethanol
Extract of Guajava Leaf (Psidium guajava L.) which is optimal and stable
pharmaceuticaly. The research started with optimization of the gel bases,
they were 0.5% and 1% carbomer 940, 2% and 3% HPMC 60 SH4000.
The result of evaluation of the physical stability such as organoleptic, pH,
viscosity, the rheology and spreadability test were obtained the 0,5%
carbomer 940 base which is the most optimum and stable
pharmaceutically. 0,5% carbomer 940 gel based on used to make gel
based on self-nanoemulsion ethanol extract of guajava leaf (Psidium
guajava L.). Physical stability evaluation of the gel were perfomed by five
parameters which are organoleptic, pH, viscosity, rheology and
spreadability. The result of organoleptic test showed nosignificant
changes, before and after stress condition was 5.37 and 5.21
respectively.There were nosignificant change on both viscosity and
rheology. Evaluation of the spreadability before and after stress condition
was 5.67 cm and 6.07 cm respectively. It can be concluded that the Antiinflammatory gel formulated based Spontaneous Nanoemulsion Ethanol
Extract of Guajava Leaf (Psidium guajava L.) optimal and stable in
pharmaceutic.
Kata kunci : gel, anti-inflammatory, spontaneous nanoemulsion, ethanol
extract of guava leaves (Psidium guajava L.)
PENDAHULUAN
Inflamasi
biologis

vaskuler
adalah

kompleks

dari

yang

disebabkan

oleh

respon

patogen, kerusakan sel, atau iritasi.

jaringan

Ini adalah respon perlindungan diri

organisme

untuk

menghilangkan

ransangan

penyebab

inisiasi

proses

jaringan.

Inflamasi

luka

dan

penyembuhan
yang

tidak

kelemahan
bahan

penetrasi

terapi.

Sebagai

penghantaran
dapat

beberapa

obat,

sistem

nanoemulsi

berpenetrasi

pada

terkontrol juga dapat menyebabkan

permukaan kulit yang kasar dan hal

penyakit,

inilah

seperti

demam,

dan

reumatoid

aterosklerosis,

arthritis (Gard, 2001).

sebagai

peningkatan

menyebabkan

penetrasi

antiinflamasi

adalah

dengan

Nanoemulsifying

utama dari ekstrak daun jambu biji

System

diantaranya

Nanoemulsifying

adalah

sejumlah

Self

Drug

triterpenoid (Peng RY et al., 2008).

isotropik minyak,

merupakan

Delivery
campuran

surfaktan

dan

obat

yang

polifenol

dan

kosurfaktan

ekstrak

daun

membentuk

nanoemulsi

mempunyai

efek

dalam

ketika

pada

biji

Delivery

(SNEDDS).

System

jambu

Self

Drug

senyawa polifenol, flavanoid dan

triterpenoid

aktif

metode pembentukan nanoemulsi

adalah daun jambu biji. Kandungan

Senyawa

zat

(Boucemal et al, 2004). Salah satu

Salah satu tanaman yang


berpotensi

yang

dan

air

minyak

diemulsikan

antiinflamasi

dan

analgesik.

dengan air (Gursoy dan Benita,

Berdasarkan

hasil

penelitian

2004).

sediaan gel ekstrak etanol daun


jambu

biji

dengan

Proses

self-emulsification

kandungan

terjadi

secara

spontan

ekstrak 250mg efek penyembuhan

energi

bebas

yang

terhadap

membentuk

luka

yang

terinfeksi

karena

diperlukan

nanoemulsi

sangat

staphylococcus aureus pada kelinci

rendah (Date et al., 2010). Ukuran

(Appono et al., 2014).

tetesan nanoemulsi yang sangat

Dalam
terakhir

beberapa
ini,

tahun

kecil memungkinkan penyerapan

pemanfaatan

obat menjadi lebih efisien (Kumar

nanoteknologi dalam formulasi obat

et

al.,

2011).

telah menjadi perhatian utama para

peningkatan kelarutan obat dalam

peneliti karena dapat mengatasi

sistem

SNEDDS

Selain

itu,

memungkinkan

adanya

pengurangan

dosis

ukur 100 (pyrex), inkubator, lemari


(Modena),

sehingga dapat mengurangi efek

pendingin

samping

kaca, oven (Memmert), pipet tetes,

yang

berhubungan

dengan dosis (Nielsen et al., 2008).


Nanoemulsi spontan ekstrak

pH

meter,

timbangan

lempeng

stirrer

(cimarec),

analitik

(ohaus),

etanol daun jambu biji (Psidium

sonikator, dan viskometer DV-E

guajava L.) akan dibuat dalam

(Brookfield).

bentuk

Gel

Bahan : aquadeion, aquadestilata,

mempunyai beberapa keuntungan

butil hidroksitoluena, cremophor RH

diantaranya

mampu

40, ekstrak etanol daun jambu biji

memberikan efek topikal yang baik

(Psidium guajava L.), etanol 70%,

dan memiliki daya sebar yang baik

gliserin,

sehingga dapat bekerja langsung

selulosa

pada lokasi yang sakit dan tidak

karbomer 940, minyak kelapa murni

menimbulkan bau tengik. Selain itu

(VCO) (C-Oil), minyak zaitun, metil

mudah digunakan sehingga dapat

paraben,

meningkatkan

400), propilen glikol, propil paraben,

sediaan

gel.

adalah

kepatuhan

pasien

(Ansel, 1989; Allonso et al., 1996).


Dari uraian di atas maka
akan

dilakukan

pengembangan

formulasi gel berbasis nanoemulsi


spontan ekstrak etanol daun jambu
biji dengan variasi basis gel yang
diharapkan diperoleh formula yang
stabil.

hidroksipropil
(HPMC

60

metil
SH4000),

polietilen glikol

(PEG-

dan trietanolamin.
Cara Kerja
1. Optimasi Basis Gel
Optimasi
basis

gel

dilakukan dengan variasi jenis


gelling

agent

yaitu

hikdrosipropil

metil

(HPMC

SH4000)

60

selulosa
dan

karbomer 940. Komposisi basis


METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat : batang pengaduk, cawan
porselin, evaporator, gelas arloji,
gelas kimia 50 mL (pyrex), gelas

gel

dan

bahan

tambahan

lainnya dapat dilihat pada Tabel


10. Hasil optimasi digunakan
untuk pengembangan formula

gel nanoemulsi spontan ekstrak


etanol daun jambu biji.

Formula B1 adalah formula


dengan bahan gelling agent

Formula A1 adalah formula

HPMC

60

SH4000

dengan bahan gelling agent

konsentrasi

karbomer

dengan

Formula A2 adalah formula

konsentrasi 0,5 % b/v dan

dengan bahan gelling agent

Formula A2 adalah formula

HPMC

dengan bahan gelling agent

konsentrasi 3% b/v. Formula B1

karbomer

dengan

dan Formula B2 dibuat dengan

konsentrasi 1% b/v. Formula A1

cara melarutkan terlebih dahulu

dan Formula A2 dibuat dengan

metil

cara melarutkan terlebih dahulu

aquadest

metil

dipanaskan pada suhu 80

940

940

paraben

aquadest

ke

dalam

yang

dipanaskan

pada

60

dengan
b/v

SH4000

paraben
yang

dan

dengan

kedalam
telah

telah

hingga

suhu

Setelah itu HPMC 60 SH4000

melarut

sempurna.

80 hingga melarut sempurna.

yang

Setelah itu karbomer 940 yang

didispersikan dengan larutan

telah ditimbang didispersikan

metil paraben pada suhu 80

dengan larutan metil paraben

lalu diaduk hingga membentuk

lalu diaduk hingga membentuk

dispersi yang jernih. Kemudian

dispersi yang jernih. Kemudian

ditambahkan propilen glikol dan

ditambahkan

gliserin.

hingga

trietanolamin

terbentuk

mengembang
Setelah

itu

propilen

glikol

gel

dan

hingga

homogen. Gel disimpan dalam

jernih.

wadah tertutup dan dibiarkan

gliserin.

Diaduk hingga homogen. Gel


disimpan dalam wadah tertutup
dan dibiarkan selama 24 jam
lalu dievaluasi.

Diaduk

ditimbang

yang

ditambahkan
dan

telah

selama 24 jam lalu dievaluasi.


2. Uji Stabilitas Basis Gel
Stabilitas fisik gel ditentukan
dengan

mengukur

beberapa

parameter fisika. Kemudian gel


disimpan pada suhu 5 dan
35 secara bergantian masing-

masing 12 jam selama 10

30,

siklus

Kemudian

untuk

mempercepat

penguraian

(Banker,

Setelah

itu

50

dan

100
dari

Rpm.
data

1979).

tersebut dihitung kecepatan

dilakukan

geser dan tekanan geser

pengukuran kembali beberapa

diplotkan

membentuk

parameter fisika, yang nantinya

rheogram

untuk

akan

mengetahui tipe aliran yang

dibandingkan

perbedaannya secara statistik


untuk memperoleh gel dengan
kestabilan
Beberapa

yang

terbentuk.
c. Pengukuran pH

optimal.

parameter

fisika

tersebut adalah sebagai berikut


(Gennaro, 2000) :

Pengukuran

pH

sediaan dilakukan dengan


menggunakan pH-meter.
d. Penentuan nilai daya sebar

a. Evaluasi organoleptis

Daya sebar dilakukan

Pada sediaan yang

dengan meletakkan 0,2

telah diformulasi dilakukan

gram gel pada lempeng

pengamatan

kaca

sediaan

penampilan

meliputi

bau,

warna dan tekstur sediaan.


b. Pengukuran viskositas dan
Tipe Aliran

viskositas

diberi

beban dari ukuran terkecil


sampai

ukuran

terbesar

(125 g, 225 g dan 325 g),


lalu

Pengukuran

terhadap

kemudiaan

diukur

besarnya

diameter penyebaran yang


dilakukan

sediaan

gel

terbentuk.
3. Pembuatan

sediaan

gel

dengan menggunakan alat

berbasis nanoemulsi spontan

viskometer Brookfield tipe

ekstrak etanol daun jambu biji

RV dengan kecepatan 50

(Psidium guajava L.)

rpm.

Ssedangkan

Setelah diperoleh basis

penentuan tipe aliran gel

optimum, dilakukan pembuatan

diukur

gel nanoemulsi spontan ekstrak

pada

berbagai

kecepatan yaitu 5, 10, 20,

etanol

daun

jambu

biji.

Nanoemulsi

spontan

yang

dan nilai yield karena penelitian

optimal dari hasil penelitian

menggunakan

sebelumnya dicampurkan BHT

pembentuk gel, konsentrasi bahan

dan

pembentuk

propil

homogen.

paraben

hingga

Setelah

itu

variasi

gel

bahan

dan

kondisi

penyimpanan.

dimasukkan dalam basis gel


yang optimal dan diaduk hingga

HASIL DAN PEMBAHASAN

homogen.

1. Optimasi Basis Gel

Analisis Data

Pembuatan

Analisis data yang digunakan


yaitu

menggunakan

uji

statistik

dengan rancangan acak kelompok

basis

gel

yaitu

karbomer 940 dan HPMC 60


SH4000

memberikan

hasil

sebagai berikut :

(RAK) untuk pengujian viskositas


Tabel 1. Hasil pengamatan uji organoleptik basis gel sebelum dan
sesudah kondisi dipaksakan
No.

Basis

1.

Formula
A1

2.

Formula
A2

3.

Formula
B1

4.

Formula
B2

Jenis
Pemerikasaan
Bau
Warna
Konsistensi
Bau
Warna
Konsistensi
Bau
Warna
Konsistensi
Bau
Warna
Konsistensi

Kondisi
Sebelum
Sesudah
Bau Khas
Bau Khas
Bening
Bening
Semipadat
Semipadat
Bau Khas
Bau Khas
Bening
Bening
Semipadat
Semipadat
Tidak Berbau
Tidak
Berbau
Bening
Bening
Semipadat
Semipadat
Tidak Berbau
Tidak
Berbau
Bening
Bening
Semipadat
Semipadat

Keterangan :
Formula A1 : Formula dengan konsentrasi basis karbomer 0,5%
Formula A2 : Formula dengan konsentrasi basis karbomer 1%
Formula B1 : Formula dengan konsentrasi basis HPMC 2%
Formula B2 : Formula dengan konsentrasi basis HPMC 3%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keempat formula
menunjukkan tidak terjadi sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan.

Tabel 2. Hasil pengukuran pH basis gel sebelum dan sesudah kondisi


dipaksakan
No

Sediaan

Nilai pH
Sebelum

Sesudah

1.

Formula A1

4,55

4,46

2.

Formula A2

4,55

3,98

3.

Formula B1

5,58

7,06

4.

Formula B2

6,16

6,75

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keempat formula


mengalami perubahan pH sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan.
300,00
250,00

Viskositas (Poise)

200,00

SEBELUM

150,00

SESUDAH

100,00
50,00
0,00

Formula A1 Formula A2 Formula B1 Formula B2

Gambar 2.

Histogram viskositas rata-rata basis gel sebelum dan


sesudah kondisi dipaksakan

Dari histogram diatas dapat dilihat bahwa Formula A1 dan Formula


A2 menunjukkan perubahan yang tidak signifikan. Sedangkan pada
Formula B1 dan Formula B2 menunjukkan perubahan yang sangat
signifikan.
TEKANAN GESER (DYNE/CM2

140,000

TEKANAN GESER SEBELUM

TEKANAN GESER SESUDAH

120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0,000

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

KECEPATAN GESER (DETIK-1)

Gambar 3. Rheogram hubungan antara kecepatan geser dan tekanan geser basis gel
formula A1 sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan

Dari rheogram diatas dapat dilihat bahwa Formula A1 menunjukkan


perubahan tipe aliran yang tidak signifikan sebelum dan sesudah kondisi
dipaksakan.
TEKANAN GESER (DYNE/CM2)

120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0,000
0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

KECEPATAN GESER (DETIK-1)


TEKANAN GESER SEBELUM

TEKANAN GESER SESUDAH

Gambar 4. Rheogram hubungan antara kecepatan geser dan tekanan


geser basis gel formula A2 sebelum dan sesudah kondisi
dipaksakan
Dari rheogram diatas dapat dilihat bahwa Formula A2 menunjukkan
perubahan tipe aliran yang tidak signifikan sebelum dan sesudah kondisi

TEKANAN GESER (DYNE/CM2)

dipaksakan.
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
-50,000
0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

KECEPATAN GESER (DETIK-1)


TEKANAN GESER SEBELUM

TEKANAN GESER SESUDAH

Gambar 5. Rheogram hubungan antara kecepatan geser dan tekanan


geser basis gel formula B1 sebelum dan sesudah kondisi
dipaksakan
Dari rheogram diatas dapat dilihat bahwa Formula B1 menunjukkan
perubahan tipe aliran yang sangat signifikan sebelum dan sesudah kondisi
dipaksakan.

TEKANAN GESER (DYNE/CM2)

400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
-50,0000,000

0,500
1,000
1,500
KECEPATAN GESER (DETIK-1)

TEKANAN GESER SEBELUM

2,000

TEKANAN GESER SESUDAH

Gambar 6. Rheogram hubungan antara kecepatan geser dan tekanan


geser basis gel formula B2 sebelum dan sesudah kondisi
dipaksakan
Dari rheogram diatas dapat dilihat bahwa Formula B1 menunjukkan
perubahan tipe aliran yang sangat signifikan sebelum dan sesudah kondisi
dipaksakan.
Tabel 3. Hasil pengujian daya sebar basis gel
KONDISI

FORMULA (cm)

Berat Beban (gram)


A1

Sebelum

Sesudah

B2

4,30 4,60 4,20 3,40

225

4,50 5,10 4,20 4,10

325

4,70 5,30 5,00 5,30

Rata-Rata

4,50 5,00 4,47 4,27

125

4,50 4,40 4,10 4,60

225

5,00 4,40 4,50 4,80

325

5,30 4,70 4,80 4,80

Rata
tabel

B1

125

Rata-

Dari

A2

diatas dapat

4,93 4,50 4,47 4,73


dilihat

bahwa

keempat

formula

menunjukkan perubahan rata-rata nilai daya sebar tidak signifikan


sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan.

Berdasarkan
parameter

fisika

beberapa

optimal

berdasarkan

maka

hasil penelitian sebelumnya

diperoleh basis yang optimal dan

dicampurkan dengan basis

stabil secara farmaseutik adalah

yang

formula

secara farmaseutik. Setelah

A1

diatas

telah

yaitu

basis

gel

optimal

karbomer 0,5%. Kemudian basis

itu

yang optimal dan stabil tersebut

stabilitas

digunakan

dengan

dalam

pembuatan

dan

dilakukan

stabil

pengujian

fisik

dilakukan

lima

parameter

sediaan gel berbasis naoemulsi

pengujian

ekstrak etanol daun jambu biji.

organoleptik, pengujian nilai

2. Formulasi
Sediaan
Gel
Berbasis
Nanoemulsi
Spontan Ekstrak Etanol
Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.)
Dari hasil optimasi basis

pH,

gel kemudian dibuat sediaan


gel

berbasis

nanoemulsi

ekstrak etanol daun jambu biji


(Psidium

guajava

L.).

Nanoemulsi spontan ekstrak

yaitu

pengujian

pengujian

pengujian

tipe

viskositas,
aliran

dan

pengujian nilai daya sebar.


Pengujian dilakukan sebelum
dan

sesudah

dipaksakan

yaitu

kondisi
pada

penyimpanan suhu 5 dan


35 selama 10 siklus, tiap
siklus 12 jam.

etanol daun jambu biji yang


Tabel 4. Hasil evaluasi organoleptis sediaan gel berbasis nanoemulsi
spontan ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.)
Sediaan

Pemeriksaan

GNEDJB

Bau
Warna
Konsistensi

Sebelum
Khas
Hijau
kekuningan
Semipadat

Kondisi
Sesudah
Khas
Hijau pekat
Semi padat

Keterangan
GNEDJB :Gel berbasis Nanoemulsi spontan Ekstrak etanol Daun Jambu
Biji

Viskositas (poise)

69,00
68,50
68,00
67,50
67,00
Sebelum

Gambar 7.

Sesudah

Histogram viskositas rata-rata gel berbasis nanoemulsi


ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebelum
dan sesudah kondisi dipaksakan
Dari histogram diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan

viskositas sediaan gel berbasis nanoemulsi ekstrak etanol daun jambu


biji (Psidium guajava L.) yang tidak signifikan sebelum dan sesudah
kondisi dipaksakan.
Tabel 5. Hasil Pengukuran pH Sediaan gel berbasis nanoemulsi spontan
ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.)
pH
Sebelum Siklus

5,37

Setelah Siklus

5,21

Dari tabel diatas menunjukkan tidak terjadi perubahan yang


signifikan sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan.
TEKANAN GESER (DYNE/CM2)

140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0,000
0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000
-20,000

KECEPATAN GESER (DETIK-1)


TEKANAN GESER SEBELUM
TEKANAN GESER SESUDAH

Gambar 8.Rheogram hubungan antara kecepatan geser dan tekanan


geser gel berbasis nenoemulsi ekstrak etanol daun jambu biji
(Psidium guajava L.)sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan

Dari rheogram diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan


tipe aliran signifikan sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan.
Tabel 6. Hasil Pengukuran Daya Sebar sediaan gel berbasis nanoemulsi
Spontan ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.)
Diameter Daya Sebar (cm)
Rata
Beban(g)

125

225

325

rata

Sebelum
Siklus

5,4

5,7

5,9

5,67

Setelah
Siklus

5,6

6,1

6,5

6,07

Dari tabel diatas menunjukkan tidak terjadi perubahan yang


signifikan sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan.
KESIMPULAN
1. Nanoemulsi

spontan

ekstrak

etanol daun jambu biji (Psidium


guajava L.) dapat diformulasi
dalam bentuk sediaan gel.
2. Formula sediaan gel karbomer
940 0,5% berbasis nanoemulsi
spontan

ekstrak etanol

daun

jambu biji (Psidium guajava L.)


optimal

dan

stabil

secara

farmaseutik.
DAFTAR PUSTAKA
Allonso,

A.,
Meirelles,
N.C.,
Yusmanov, V.E., dan
Tabak, M. 1996. Water
increases
fluidity
of
intercellular membranes of
stratum
corneum;
correlation with water
permeability, elactic,dan
electrical
resistance

propertie,
J.Invest.
Dermatol, 106, 1058-1063
Ansel, H.C. 1989. Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi.
Jakarta : UI Press
Appono, J.V., Yamlean, P.V.Y.,
Hamidah S., dan Supriati,
S., Uji Efektivitas Sediaan
Gel Ekstrak Etanol Daun
Jambu
Biji
(Psidium
guajava
L.)
terhadap
Penyembuhan
Lukan
yang Terinfeksi Bakteri
Staphylococcus
Aureus
Pada Kelinci (Orytolagus
cuniculus), J. Pharmacon,
3, 279-286
Araya, H., Tomita, M. dan Hayashi,
M. 2005, The novel
formulation design of O/W
microemulsion
for
improving
the
gastrointestinal absorption
of poorly water soluble
compounds, Int. J. Pharm,
305(1-2):6174.
Banker.
1979.
Modern
Pharmaceutical.
Marck

Publishing
Company.
Easton : Pennysylvania
Baroli, B., Quintela, M.A.L. Charo,
M.B.D.,
Fadda
A.M.,
Mendez,
J.B.,
2000,
Nanoemulsions for topical
delivery of 8-methoxsalen.
J. Control. Release, 69:
.209-218.
Begum, S.; Hassan, S. I.; Siddiqui,
B. S.; Shaheen, F.and
Ghayur, A. H. 2002,
Triterpenoids from the
leaves
of
Psidium
guajava.
Journal
of
Phytochemistry,
Planta
med. 61: 399-403
Benson, H.A.E., 2005, Transdermal
drug delivery: penetration
enhancement techniques.
Cur. D. Deliv, 2 :23-33.
Chaudhary H, Gautam B, Kumar V,
2014,
Nanoemulsions versus lyo
tropic
liquid
crystals.
Journal Asian J Pharm, 8
:70-80
Chetan, Amruktar, Salunkhe K.S,
Chaudhari S.R, 2014,
Review
On
Self
Nanoemulsifying
Drug
Delivery
System,
American
Journal
Of
Pharmtech Research, 4:
3.
Corwin, J., E, 2008, Buku Saku
Patofisiologi,
Aditya
Media, Jakarta.
Cronquist, A., 1981, An Integrated
System of Classification of
Flowering
Plants,
Columbia
University
Press, New York.
Devarajan V., Ravichandran V.,
2011, Nanoemulsion : as
modified drug delevery

tool. International Journal


of
comprehensice
pharmacy. 2:4
Dorland, W. A. Newman, 2008,
Kamus Saku Kedokteran
Dorland,
Edisi
28,
Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Gard,
Paul.,
2001.,
Human
Pharmacology,
Chapter
IX.,
135.
Taylor
&
Francis., London, New
York
Ghosh, P.K., Majithiya, R.J.,
Umrethia, M. L. dan
Murthy, R. S. R. 2006,
Design and development
of microemulsion drug
delivery
system
of
acyclovir for improvement
of
oral
bioavailability,
AAPS
PharmSciTech,
7(3):172177.
Girard, N., Tadros, T.F., Bailey,
A.I.,
1997.
Original
contribution: styrene and
methylmethacrylate oil-inwater
microemulsions.
Colloid Polym. Sci. 275
(7), 698704.
Gursoy, R.N., dan Benita, S., 2004,
Self-Emulsifying
Drug
Delivery
System
(SNEDDS) for improved
Oral Delivery of Lipophilic
Drug,
Biomed
and
Pharmacother, 58, 173182
JA Ojewole, 2010, Antiinflammatory
and analgesic effects of
Psidium guajava Linn.
(Myrtaceae) leaf aqueous
extract in rats and mice.
Methods and Finding in
Experimental and Clinical

Pharmacology,
28:441446
Kartasapoetra, G., 2004, Budidaya
Tanaman
Berkhasiat
Obat. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Kreilgaard, M., 2002, Influence Of
Nanoemulsions
On
Cutaneous Drug Delivery.
Adv. Drug Deliv. Rev.
v.54, p.S77-S98
Lachman L., Lieberman H. A.,
Kaning J. L., 1986, The
Theory and Practice of
Industrial Pharmacy (3th
ed). Philadelphia : Lea
ang Febiger.
Laila, M., 2009, Pembuatan
AquaDM
(Aquademineralized) Dari
Air Ac (Air Conditioner)
Menggunakan
Resin
Kation Dan Anion, Skripsi
Fakultas
MIPA,
Universitas Diponegoro,
Semarang.
Mappa, T., Edy, H.M.J., dan
Kojong,
N.,
2013,
Formulasi Gel Ekstrak
Daun
Sasaladahan
(peperomia pellucida (L)
H.B.K)
dan
Uji
Efektivitasnya Terhadap
Luka Bakar Pada Kelinci
(Oryctolagus Cuniculus),
J. Pharmacon, 2, 49-55
Martin, A., Swarbrick, J., dan
Cammarata, J., 1993,
Farmasi Fisik, UI Press,
Jakarta
Moulik, S.P., Acharya, A., Sanyal,
S.K., 2001, Formation and
characterization
of
a
pharmaceutically
useful
nanoemulsion
derived
from isopropylmyristate,

polyoxyethylene (4) lauryl


ether (Brij-30), isopropyl
alcohol and water. Curr.
Sci, 81:4-25
Naibaho, O.H., Yamlean, P.V.Y.,
Wiyono,
W.,
2013,
Pengaruh Basis Salep
Terhadap
Formulasi
Sediaan Salep Ekstrak
Daun Kemangi (Ocinum
sanctum L.) pada kulit
punggung kelinci yang
dibua
infeksi
staphylococcus aureus, J.
Pharmacon, 2, 27-33
Narayana, K.R., Reddy, M.S.,
Chaluvadi,
M.R.,
dan
Krishna,
D.R.,
2001.
Bioflavonoids
Classification,
Pharmacological,
Biochemical Effects and
Therapeutic
Potential.
Indian
Journal
of
Pharmacology. 33(1): 216.
Noveon, 2002, Buletin 15: Oral
Suspension, Neovon Inc.
Breck Road Cleveland.
Hal 1-6
Peng RY, Hsieh CL, Chen KC,
2008, :Review on the
medicinal use of Psidium
gujava
L.
In
Phytopharmacology and
Therapeutic Values II, Vol.
20.
(Govil
JN,
ed.)
Studium Press, Houston,
pp. 215248
Porwal V, Singh P, Gurjar D., 2012,
A comprehensive study on
different
methods
of
extraction from guajava
leaves for curing various
health
problem,
International Journal of

Engineering
Research
and Application, 2(6):490496.
Rachmawati, H., Haryadi, B. M.,
2014, The Influence of
Polymer Structure on the
Physical Characteristic of
Intraoral Film Containing
BSA-loaded
Nanoemulsion,
J.
Nanomedicine
&
Nanotechnology: 5:1
Rowe, R. 2006.
Handbook of
Pharmaceutical Excipient
fifth
edition.
USA
:
American Pharmaceutical
Association
and
Pharmaceutical Press.
Sonneville, a., Simonnet JT.,
Allofert,
FL.,
2004,
Nanoemulsion : a new
vehicle for skin care
product,
Advance
in
Coloidal and Interface
Science, 108-109: 145149.
Steenis, van Dr. C.G.G.J., dkk.,
2008,
FLORA.
PT.
Pradnya
Paramita,
Jakarta
Tadros, Th. F., Vandamme, A.,
Levecke, B., Booten, K.,
Stevens,C.V.,
2004.
Stabilization of emulsions
using
polymeric
surfactants
based
on
inulin. Adv. Colloid Interf.
Sci. 108/109, 207226.
Trianii, A., 2013, Pengembangan,
Evaluasi dan Uji Aktivitas
Antiinflamasi
Akut
Sediaan
Nanoemulsi
Spontan Minyak Jintan
Hitam,
Tesis,
Institut

Teknologi
Bandung,
Bandung.
Thomas, 1989, Tanaman Obat
Tradisional,
Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Wilmana, P.F., dan Gan, S., 2007.
Analgesik-Antipiretik
Analgesik
AntiInflamasi
Nonsteroid
dan
Obat
Gangguan Sendi Lainnya.
Dalam:
Gan,
S.,
Setiabudy,
R.,
dan
Elysabeth,
eds.
Farmakologi dan Terapi.
Edisi
5.
Departemen
Farmakologi
dan
Terapeutik FK UI, Jakarta.
Yuliani, S., L. Udarno & E. Hayani.,
2003, Kadar Tanin Dan
Quersetin Tiga Tipe Daun
Jambu
Biji
(Psidium
guajava).
Buletin
Tanaman Rempah dan
Obat, 4(1):17-24.

You might also like