Professional Documents
Culture Documents
5 D
5 D
5 D
ABSTRACT
In West Sumatra hypertension is currently the highest in Indonesia and the
world. Approximately 450,000 people or 19.1% of the 4.4 million people had
hypertension at the age of 40 years and over, while patients aged 40 years and under the
number reached 650,000 people who suffer from hypertension. The purpose of this
study to determine Lifestyle Factors Related to Hypertension in Young Adults Genesis
Poly Clinic in the department of Internal Medicine. Padang DR.M.Djamil 2012.
Hypertension is blood pressure to settle where the systolic blood pressure 140 mmHg
and diastolic pressure of 90 mmHg.
This type of research is deskritif cross sectional analytic approach. The research
was conducted at the poly clinic in internal medicine. And data collection through a
questionnaire on 16 April to 10 May 2012. The study population was patients attending
poly clinics in the department of internal medicine. DR. Padang M.Djamil monthly
average of around 20 people, a sample taken Accidental Sampling with a sample of 30
people. Data processing and data analysis Univariate and Bivariate performed using a
computerized statistical chi-square test.
The results obtained (63.3%) young adults who do not smoke, (66.7%) young
adults with dietary factors, (76.7%) of young adults do not exercise (26.7%) young
adults who consume alcohol and (73.3%) young adults who are obese. Of statistical
tests concluded there was no significant association between cigarette smoking and
hypertension in young adults (p = 0.185), there is a significant association of dietary
factors in young adults with hypertension (p = 0.001), there is a significant association
between sports with hypertension in adults younger (p = 0.003), no significant
association between alcohol and hypertension in young adults (p = 1.000), there is a
significant association between obesity and hypertension in young adults (p = 0.035).
It is expected the department of Padang Dr.M.Djamil devoted to poly clinic can
provide confirmation of disease in the patients to be aware of the factors that cause
hypertension.
Key words: Smoking, dietary factors, , exercise, alcohol consumption, obesity.
Alamat Korespondensi :
Putri Dafriani
Stikes Syedza Saintika
Jl. Hamka - Padang
PENDAHULUAN
Berdasarkan data World Health
Organitation (WHO) tahun 2008
menunjukkan bahwa di seluruh dunia
sekitar 976 juta orang atau kurang lebih
30,4% penduduk dunia mengidap
hipertensi. Angka ini diperkirakan akan
terus meningkat dan diperkirakan 1.500
juta orang mengidap hipertensi pada
tahun 2025. (Depkes, 2010). Sedangkan
di Indonesia sendiri menurut Yundini
(2006)
mengatakan
bahwa
dari
penelitian epidemiologis di Indonesia
menunjukkan sebanyak 1,8% sampai
28,6% penduduk yang berusia di atas 20
tahun adalah penderita hipertensi.
Jumlah tersebut diperkirakan akan
meningkat
menjadi 42% secara
keseluruhan
pada
tahun
2025
mendatang. Dan menurut Gofir (2002)
hampir 30% hipertensi muncul pada
usia antara 20 sampai 55 tahun.
Sedangkan prevalensi hipertensi pada
umur 18 tahun ke atas sebesar 31,7%.
Proporsi kasus baru penyakit hipertensi
pada usia muda pada tahun 2010 di
Kabupaten Boyolali sebesar 17,9%
(Herbert Wau, 2010).
Pada
kawasan
Sumatera
prevalensi hipertensi sekitar 13,9%.
Berdasarkan
penelitian,
jumlah
penduduk Sumatera Barat penderita
hipertensi saat ini merupakan yang
tertinggi di Indonesia maupun didunia.
Sekitar 450.000 orang atau 19,1% dari
4,4 juta jiwa mengalami hipertensi pada
usia 40 tahun ke atas, sedangkan
penderita yang berusia 40 tahun
kebawah jumlahnya mencapai 650.000
orang (Badan Pusat Statistik Sumbar,
2008).
Pada tahun 2008 penyakit
hipertensi tidak termasuk dalam 10
penyakit terbanyak di Kota Padang, dan
pada
tahun
2009
mengalami
peningkatan menjadi peringkat ke 5
dengan jumlah kasus sebanyak 36.456
Frekuensi
11
19
30
%
36,7
63,3
100,0
Frekuensi
20
10
30
%
66,7
33,3
100,0
Frekuensi
7
23
30
%
23,3
76,7
100,0
Frekuensi
8
22
30
%
26,7
73,3
100,0
Frekuensi
22
8
30
%
73,3
26,7
100,0
Ya
Total
Ya
F
4
%
23,5%
Tidak
F
%
7
53,8%
Tidak
13
76,5%
46,2%
19
63,3%
Total
17
100,0%
13
100,0%
30
100,0%
Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden yang tidak merokok (76,6%)
dibandingkan pada responden yang
merokok (23,5%).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 0.185 berarti Ho diterima :
tidak ada hubungan yang bermakna
antara hipertensi pada dewasa muda
dengan kebiasaan merokok.
Hasil penelitian ini berbeda
dengan hasil penelitian Putu Artha
Wijaya (2009) tentang Gaya Hidup
dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien
F
11
%
36,7%
p-value
0.185
Makanan
Ya
Tidak
Total
Hipertensi
Ya
Tidak
F
%
F
%
16
94,1%
4
30,8%
1
5,9%
9
69,2%
17
100,0%
13
100,0%
Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden
yang
mengkonsumsi
makanan (94,1%) dibandingkan pada
responden yang tidak mengkonsumsi
makanan (5,9%).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 0.001 berarti Ho ditolak :
ada hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
faktor makanan
Dari hasil penelitian dapat
dilihat bahwa terdapatnya hubungan
yang bermakna antara faktor makanan
dengan kejadian hipertensi dimana pvalue 0,001 dan ini sesuai dengan hasil
Total
F
20
10
30
%
66,7%
33,3%
100,0%
p-value
0.001
Ya
F
17
0
17
%
100,0%
0,0%
100,0%
Total
Tidak
F
Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden yang tidak berolahraga
(100,0%) dibandingkan pada responden
yang berolahraga (0 %).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 0.003 berarti Ho ditolak :
ada hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
olahraga.
Penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian Ade (2008) tentang
Faktor-faktor
yang
Berhubungan
dengan Kejadian Hipertensi Pada
Pasien yang Berobat di Poli Klinik
Dewasa
Puskesmas Bangkinang
menunjukkan terdapatnya hubungan
yang bermakna antara kebiasaan
olahraga dengan kejadian hipertensi
dan
Krisnawati
(2009)
tentang
Hubungan
Gaya
Hidup
dengan
Kejadian Hipertensi di Gereja HKBP
6
7
13
%
46,2%
53,8%
100,0%
F
23
7
30
%
76,7%
23,3%
100,0%
p-value
0.003
Ya
F
5
12
17
%
29,4%
70,6%
100,0%
Total
p-value
Tidak
F
3
10
13
Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden yang tidak mengkonsumsi
alkohol (70,6%) dibandingkan pada
responden yang konsumsi alkohol
(29,4%).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 1,000 berarti Ho diterima:
tidak ada hubungan yang bermakna
antara hipertensi pada dewasa muda
dengan mengkonsumsi alkohol.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil Krisnawati (2009) tentang
Hubungan
Gaya
Hidup
dengan
Kejadian Hipertensi di Gereja HKBP
Manyar Surabaya di Gereja HKBP
Manyar Surabaya dimana terdapat tidak
ada hubungan yang bermakna hipertensi
dengan mengkonsumsi alkohol.
Berdasarkan hasil penelitian
dari
26,7%
responden
yang
%
23,1%
76,9%
100,0%
F
8
22
30
%
26,7%
73,3%
100,0%
1,000
mengkonsumsi
alkohol
terdapat
sebanyak 29,4% responden yang
memiliki kejadian hipertensi. Menurut
Sayono (2009), hal ini disebabkan
karena konsumsi alkohol merupakan
gaya hidup modern yang cenderung
dilakukan oleh remaja dan dewasa
muda. Pada penelitian ini hanya
sebagian kecil responden yang memiliki
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan
mengkonsumsi
dalam
jumlah
secukupnya justru dapat mengendalikan
tekanan darah. Meskipun demikian,
tidak berarti bahwa konsumsi alkohol
tidak beresiko hipertensi. Konsumsi
secara
berlebihan
alkohol
akan
meningkatkan aktifitas saraf simpatis
karena dapat merangsang sekresi
cortricotropin
releasing
hormone
(CRH) yang berujung pada peningkatan
tekanan
darah.
Ya
F
15
2
17
%
88,2%
11,8%
100,0%
Total
p-value
Tidak
F
7
6
13
Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden yang Obesitas (88,2%)
dibandingkan pada responden yang
tidak obesitas (11,8%).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 0.038 berarti Ho ditolak :
ada hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
obesitas.
Penelitian ini didukung oleh
penelitian
Rani
(2011)
tentang
Hubungan
Gaya
Hidup
dengan
Kejadian Hipertensi pada Lansia di
Wiliyah Kerja Puskesmas Nanggalo
Padang, yang menunjukkan adanya
hubungan bermakna antara obesitas
dengan kejadian hipertensi, bahwa
sebagian besar 65% responden obesitas.
Begitu juga menurut hasil Krisnawati
(2009) tentang Hubungan Gaya Hidup
dengan Kejadian Hipertensi di Gereja
HKBP Manyar Surabaya di Gereja
HKBP Manyar Surabaya adanya
hubungan yang bermakna antara
obesitas dengan kejadian hipertensi
dimana responden yang obesitas
mencapai 60% yang tekanan darahnya
tidak terkontrol dan 53,8% dengan
tekanan darah yang terkontrol.
Berdasarkan hasil penelitian
yang peneliti lakukan ada sebanyak
73,3% responden yang obesitas terdapat
%
53,8%
46,2%
100,0%
F
22
8
30
%
73,3%
26,7%
100,0%
0.038
88,2%
responden
yang
ada
hubungannya
dengan
hipertensi.
Menurut Gunawan (2001), obesitas
merupakan ciri khas pada pasien
hipertensi
dibuktikan
bahwa
ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori dengan kebutuhan energi yang
disimpan dalam bentuk lemak pada
jaringan sub kutan usus, jantung, paruparu dan hati sehingga menyebabkan
peningkatan jumlah jaringan lemak in
aktif dan ini akan meningkatkan beban
atau kerja jantung curah jantung dan
volume darah sirkulasi pasien obesitas
dengan
hipertensi
lebih
tinggi
dibandingkan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal dengan
tekanan darah yang setara. Kegemukan /
obesitas disebabkan pola makan (diet)
tinggi kalori, dan ketidak seimbangan
hormonal.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kebiasaan merokok pada dewasa
muda lebih banyak responden tidak
merokok (36,7%) dibandingkan
dengan responden merokok (63,3%)
dimana terdapat p-value (0,185)
berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara hipertensi pada
dewasa muda dengan kebiasaan
merokok.
2. Faktor makanan pada dewasa muda
lebih
banyak
responden
10
mengkonsumsi
(66,7%)
dibandingkan
dengan
tidak
mengkonsumsi
(33,3)
dimana
terdapat p-value (0,001) berarti ada
hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
faktor makanan.
3. Kebiasaan olahraga pada dewasa
muda lebih banyak responden yang
tidak
berolahraga
(76,7%)
dibandingkan
dengan
yang
berolahraga (23,3%) dimana terdapat
p-value (0,003) berarti ada hubungan
yang bermakna antara hipertensi
pada dewasa muda dengan olahraga.
4. Kebiasaan minum alkohol pada
dewasa
muda
lebih
banyak
responden yang tidak mengkonsumsi
(73,3%)
dibandingkan
dengan
mengkonsumsi (26,7%) dimana
terdapat p-value (1,000) berarti tidak
ada hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
mengkonsumsi alkohol.
5. Obesitas pada dewasa muda lebih
banyak responden yang obesitas
(73,3%) dibandingkan dengan yang
tidak obesitas (26,7%). Dimana
terdapat p-value (0,038) berarti ada
hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
obesitas. Dari hasil penelitian diatas
dapat disarankan kepada petugas
kesehatan di pelayanan kesehatan
dapat memberikan edukasi kepada
masyarakat bahwa hipertensi bisa
menyerang dewasa muda sehingga
dewasa muda bisa merubah gaya
hidupnya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ade, (2008). Faktor faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Pasien yang
Berobat di Poli Klinik Dewasa
Puskesmas Bangkinang Tahun
2008.
Di
akses
dari
http://yayanakhyar.wordpress.c
om pada tanggal 9 Februari
2012
Andra,
2007.
Ancaman
Serius
Hipertensi
di
Indonesia.
Diakses
dari
http
://www.majalahfarmacia.com/rubric/one_news.
asp?IDNews=256),
pada
tanggal 9 Februari 2012
Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian,
Penerbit Rineka Cipta : Jakarta
Aris, (2007). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Gaya Hidup
dengan Hipertensi Grade II.
Skripsi FKM UNDIP Diaskes
dari http://eprints.undip.ac.id
pada tanggal 7 Februari 2012
Badan Pusat Statistik Sumbar Tahun
2008
Baughman. (1999). Hypertension. Di
akses pada tanggal 11 Februari
2012
dari
http://www.staessen.net/public
ation.pdf.
Brunner
and
Suddarth,
(2002).
Keperawatan Medikal Bedah.
Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
Gunawan, (2001). Tinjauan Pustaka
Hipertensi dan Faktor Resiko.
Diakses
dari
http://www.repository,ipb.ac.i
d/pdf pada tanggal 6 Februari
2012
Herbert Wau, (2010). Pedoman
Prevalensi Hipertensi. Diakses
dari
http://www.repository,prevalen
si.ac.id/pdf pada tanggal 9
Maret 2012
Hurlock, (1993). Landasan Teori
Dewasa Muda. Diakses dari
http://www/repository.ac.id/bit
slneream/pdf pada tanggal 10
Maret 2012
Karyadi, (2002). Faktor Resiko yang
Mempengaruhi
Kejadian
11
Hipertensi
pada
Dewasa
Muda.
Diakses
dari
http://www.eprints.undip.ac.id
pada tanggal 12 Februari 2012
Krisnawati (2009), Hubungan Gaya
Hidup
dengan
Kejadian
hipertens di Gereja HKBP
Manyar Surabaya . Diakses
dari
http://www.
spromedik.com pada tanggal
18 Juni 2012.
Laura, dkk. (2008). Diagnons, Eudition
and Management of the
Hypertension. Diakses dari
http://www.preedampsia.org/p
df. pada tanggal 11 Februari
2012
Linda, (2011). Pengaruh Pemberian
Diet Anti Oksidan Terhadap
Tekanan Darah dan Protil
Lipid
pada
Penderita
Hipertensi. Jurnal Kesehatan
Medika Saintika : Padang
Madias, (2007). Analisis Resiko
Hipertensi Pada Masyarakat
Nagari
Bungo
Tanjung
Sumatera Barat. Diakses dari
http://www.smallcrab.com/kes
ehatan pada tanggal 20 Juni
2012
Notoadmojo. (2010). Metode Penelitian
kesehatan.
Rineka
Cipta:
Jakarta
Nursalam,
(2005).
Konsep
dan
Penerapan Metode Penelitian
Ilmu Keperawatan, Salemba
Medika: Jakarta
Papalia, (2002). Batas Usia Dewasa
Muda.
Diakses
dari
http://www.lontar.ui.ac.id/pdf.
pada tanggal 8 Februari 2012
Profik dinas kesehatan kota Padang
tahun 2009 edisi 2010.
Puspita, (2009). Gaya Hidup pada
Mahasiswa Hipertensi. Diakses
dari
http://www.co.id/ur/eprints.um
12
Diakses
dari
http://www.library.upnus.ac.id
.pdf pada tanggal 16 Maret
2012
Stein.Rob, (2005). Obesity May Stall
Trend of Increasing Longevity.
Diakses
dari
http://www.washingtonpost.co
m/wp-dyn/A41324-2005 mar
16.html.accesed pada tanggal 7
Februari 2012
Tandra H.(2003). Merokok dan
Kesehatan.
Diakses
dari
http://ww.Antirokok.or.id/berit
a/rokok kesehatan.htm pada
tanggal 7 februari 2012
13