5 D

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

FAKTOR-FAKTOR POLA HIDUP YANG BERHUBUNGAN DENGAN

HIPERTENSI PADA DEWASA MUDA DI RSUP M. DJAMIL PADANG


TAHUN 2012
Putri Dafriani*

ABSTRACT
In West Sumatra hypertension is currently the highest in Indonesia and the
world. Approximately 450,000 people or 19.1% of the 4.4 million people had
hypertension at the age of 40 years and over, while patients aged 40 years and under the
number reached 650,000 people who suffer from hypertension. The purpose of this
study to determine Lifestyle Factors Related to Hypertension in Young Adults Genesis
Poly Clinic in the department of Internal Medicine. Padang DR.M.Djamil 2012.
Hypertension is blood pressure to settle where the systolic blood pressure 140 mmHg
and diastolic pressure of 90 mmHg.
This type of research is deskritif cross sectional analytic approach. The research
was conducted at the poly clinic in internal medicine. And data collection through a
questionnaire on 16 April to 10 May 2012. The study population was patients attending
poly clinics in the department of internal medicine. DR. Padang M.Djamil monthly
average of around 20 people, a sample taken Accidental Sampling with a sample of 30
people. Data processing and data analysis Univariate and Bivariate performed using a
computerized statistical chi-square test.
The results obtained (63.3%) young adults who do not smoke, (66.7%) young
adults with dietary factors, (76.7%) of young adults do not exercise (26.7%) young
adults who consume alcohol and (73.3%) young adults who are obese. Of statistical
tests concluded there was no significant association between cigarette smoking and
hypertension in young adults (p = 0.185), there is a significant association of dietary
factors in young adults with hypertension (p = 0.001), there is a significant association
between sports with hypertension in adults younger (p = 0.003), no significant
association between alcohol and hypertension in young adults (p = 1.000), there is a
significant association between obesity and hypertension in young adults (p = 0.035).
It is expected the department of Padang Dr.M.Djamil devoted to poly clinic can
provide confirmation of disease in the patients to be aware of the factors that cause
hypertension.
Key words: Smoking, dietary factors, , exercise, alcohol consumption, obesity.
Alamat Korespondensi :
Putri Dafriani
Stikes Syedza Saintika
Jl. Hamka - Padang

PENDAHULUAN
Berdasarkan data World Health
Organitation (WHO) tahun 2008
menunjukkan bahwa di seluruh dunia
sekitar 976 juta orang atau kurang lebih
30,4% penduduk dunia mengidap
hipertensi. Angka ini diperkirakan akan
terus meningkat dan diperkirakan 1.500
juta orang mengidap hipertensi pada
tahun 2025. (Depkes, 2010). Sedangkan
di Indonesia sendiri menurut Yundini
(2006)
mengatakan
bahwa
dari
penelitian epidemiologis di Indonesia
menunjukkan sebanyak 1,8% sampai
28,6% penduduk yang berusia di atas 20
tahun adalah penderita hipertensi.
Jumlah tersebut diperkirakan akan
meningkat
menjadi 42% secara
keseluruhan
pada
tahun
2025
mendatang. Dan menurut Gofir (2002)
hampir 30% hipertensi muncul pada
usia antara 20 sampai 55 tahun.
Sedangkan prevalensi hipertensi pada
umur 18 tahun ke atas sebesar 31,7%.
Proporsi kasus baru penyakit hipertensi
pada usia muda pada tahun 2010 di
Kabupaten Boyolali sebesar 17,9%
(Herbert Wau, 2010).
Pada
kawasan
Sumatera
prevalensi hipertensi sekitar 13,9%.
Berdasarkan
penelitian,
jumlah
penduduk Sumatera Barat penderita
hipertensi saat ini merupakan yang
tertinggi di Indonesia maupun didunia.
Sekitar 450.000 orang atau 19,1% dari
4,4 juta jiwa mengalami hipertensi pada
usia 40 tahun ke atas, sedangkan
penderita yang berusia 40 tahun
kebawah jumlahnya mencapai 650.000
orang (Badan Pusat Statistik Sumbar,
2008).
Pada tahun 2008 penyakit
hipertensi tidak termasuk dalam 10
penyakit terbanyak di Kota Padang, dan
pada
tahun
2009
mengalami
peningkatan menjadi peringkat ke 5
dengan jumlah kasus sebanyak 36.456

kasus dengan prevalensi 8,1 %.


Hipertensi juga termasuk dari 10
penyebab kematian terbanyak di Kota
Padang dan mendapat peringkat ke 5
dengan jumlah 32 orang dengan
prevalensi 8,72 % (Profil Kesehatan
Dinas Kota Padang Tahun 2009 edisi
2010).
Secara garis besar hipertensi
dapat didefinisikan sebagai penyakit
yang umum timbul didalam masyarakat
yang merupakan peningkatan yang
persisten dari pembuluh darah arteri,
yaitu tekanan diastolik diatas 95 mmHg.
Tekanan darah normal biasanya tekanan
sistolik tidak melebihi 140 mmHg dan
diastolik tidak melebihi 90 mmHg.
Namun tekanan darah normal itu
bersifat individual (Puspita, 2009).
Hipertensi mempunyai dampak
lanjut Penyakit Jantung Koroner (PJK)
serta dapat menimbulkan komplikasi
penyakit lain yang berbahaya jika
dibiarkan tanpa perawatan yang tepat.
Siapapun bisa terkena hipertensi karena
penyakit ini tidak memandang usia.
Seseorang yang orang tuanya tidak
mempunyai riwayat hipertensi pun
dapat terkena penyakit ini. Penderita
sering tidak menyadari bahkan bisa
sampai bertahun-tahun sehingga terjadi
komplikasi seperti stroke, serangan
jantung, gagal ginjal ataupun penyakitpenyakit lain (Puspita, 2009).
Sedangkan faktor penyebab dari
kebiasaan
hidup
yang
sering
menyebabkan hipertensi diantaranya
adalah asupan lemak berlebih, merokok,
mengkosumsi
alkohol,
kurang
berolahraga dan obesitas. Sebagaimana
dijelaskan bahwa faktor penyebab
utama terjadinya hipertensi adalah
aterosklerosis yang didasari konsumsi
lemak berlebih sehingga menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah. Namun
di samping faktor resiko lainnya yang
tidak dapat dikontrol adalah faktor usia,
2

jenis kelamin dan genetik / keturunan


(Puspita, 2009 : 8).
Orang dengan gaya hidup yang
tidak aktif akan lebih rentan terhadap
tekanan darah tinggi. Melakukan
olahraga secara teratur tidak hanya
menjaga bentuk tubuh dan berat badan,
tetapi juga dapat menurunkan tekanan
darah. Jika anda menyandang tekanan
darah tinggi, latihan aerobik selama 30
menit sehari selama beberapa hari setiap
minggu dapat menurunkan tekanan
darah. (Rani, 2011: 10)
Masyarakat Sumatera Barat
memiliki resiko tinggi akan hipertensi,
dengan pengamatan terhadap kebiasaan
masyarakat menunjukkan bahwa tingkat
kosumsi lemak seperti makanan
bersantan dan jeroan cukup tinggi serta
cenderung memiliki pola hidup yang
tidak sehat seperti kebiasaan merokok
dan mengkosumsi alkohol (Ratih,
2010).
Pola hidup yang demikian
sebenarnya telah disadari oleh sebagian
besar masyarakat. Namun mereka
mengabaikan hal tersebut dan tanpa
disadari hipertensi secara perlahan
mulai mengancam hidupnya. Selain itu
kesadaran
masyarakat
untuk
memeriksakan kesehatannya masih
sangat rendah, meskipun banyak
diantara mereka mengeluhkan gejala
yang mengarah hipertensi. Informasi
yang jelas mengenai bahaya pola hidup
tidak sehat tidak pernah diperoleh
masyarakat, hal ini mengakibatkan
penatalaksanaan hipertensi semakin
jauh
dari
titik
keberhasilan
(Ratih,2010:3).
Faktor yang menjadi penyebab
penyakit hipertensi antara lain faktor
keturunan, berat badan, diet, alkohol,
rokok, obat-obatan dan faktor penyakit
lain. (Gunawan, 2011). Gaya hidup juga
berpengaruh terhadap kemunculan
serangan
hipertensi.
Kebiasaankebiasaan tidak sehat seperti pola

makan yang tidak seimbang dengan


kadar kolesterol yang tinggi, rokok dan
alkohol, garam, minimnya olahraga dan
porsi istirahat sampai stres dapat
berpengaruh terhadap kemunculan
hipertensi baik bagi seseorang yang
belum maupun yang sudah terkena
tekanan darah tinggi (Sarafino, 2002).
Hasil penelitian Ade, dkk
(2005), mengatakan hipertensi pada
dewasa muda mencapai peningkatan
dimana disebabkan oleh faktor gaya
hidup seperti mengkosumsi makanan
berlemak,
merokok,
minimnya
olahraga, mengkosumsi alkohol dan
obesitas. Menurut Papalia (2002)
mengatakan bahwa tahap dewasa muda
(young adulthood) pada usia 20 hingga
40 tahun.
Berdasarkan survey awal yang
peneliti lakukan pada tanggal 5 Maret
2012 di Poli Klinik Penyakit Dalam
RSUP Dr. M.Djamil Padang terhadap
20 responden, 8 orang responden
dewasa muda mengatakan penyebab
hipertensi yaitu 37,5% karena merokok
dan tidak berolahraga, sementara 62,5%
tidak
berolahraga
dan
mereka
mempunyai kebiasaan mengkosumsi
lemak seperti makanan bersantan,
gajebo dan daging. Jadi dapat
disimpulkan
bahwa
responden
mempunyai gaya hidup kurang baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor gaya hidup
yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada dewasa muda di poli
klinik penyakit dalam RSUP
Dr.
M.Djamil Padang Tahun 2012.
Baughman (2000) menyebutkan
bahwa hipertensi dapat ditetapkan
sebagai tekanan darah secara menetap
dimana tekanan sistolik 140 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg. Menurut
Gunawan (2001) hipertensi adalah suatu
gangguan pada sistem peredaran darah
dimana terjadi peningkatan tekanan
darah yang tingginya tergantung umur

individu yang terkena dan dapat


disebabkan oleh beberapa faktor serta
dapat
mengakibatkan
terjadinya
komplikasi pada beberapa organ tubuh
seperti otak, jantung dan ginjal.
Banyak gaya hidup yang
menyebabkan
hipertensi
adalah
merokok, makanan, olahraga, alkohol
dan obesitas.(Puspita, 2009).
METODE PENELITIAN
Desain
penelitian
yang
digunakan adalah deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di Poli
Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
M.Djamil Padang. Waktu penelitian
dari pembuatan proposal bulan Februari
sampai September 2012.
Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh dewasa muda yang
berobat di Poli Klinik Penyakit Dalam
RSUP Dr. M.Djamil Padang didapatkan
rata-rata kunjungan perbulan sebanyak
20 orang.
Metode yang digunakan dalam
pengambilan
sampel
ini
yaitu
Accidental sampling.

Kriteria inklusi yang digunakan


dalam penelitian ini adalah :
1. Dewasa muda dengan hipertensi di
poli klinik penyakit dalam RSUP
Dr.M. Djamil Padang.
2. Dewasa muda yang datang satu kali
dalam sebulan di poli klinik penyakit
dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang.
3. Dapat diajak berkomunikasi
4. Dewasa muda yang bersedia jadi
responden.
Data diperoleh dengan kuesioner
kepada responden yang mencakup data
tentang gaya hidup dengan kejadian
hipertensi yaitu kebiasaan merokok,
makanan,
kebiasaan
olahraga,
mengkosumsi alkohol dan obesitas
dengan menggunakan kuesioner yang
berisi pertanyaan dengan chek list dan
mengisi jawaban. Dalam pengisian
kuesioner ini responden didampingi
oleh peneliti untuk mengisinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan tentang faktor-faktor
gaya hidup yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi pada dewasa muda
di poli klinik penyakit dalam RSUP Dr.
M. Djamil Padang tahun 2012 pada
tanggal 16 April 10 Mei 2012 dengan
jumlah sampel sebanyak 30 orang,
didapatkan hasil penelitian sebagai
berikut
:

1. Kebiasaan merokok pada dewasa muda


Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Merokok Pada Dewasa
Muda di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun
2012
Merokok
Ya
Tidak
Total

Frekuensi
11
19
30

%
36,7
63,3
100,0

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa lebih banyak responden


tidak merokok (63,3%)
2. Kebiasaan faktor makanan pada dewasa muda
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Makanan Pada
Dewasa Muda di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2012
Makanan
Ya
Tidak
Total

Frekuensi
20
10
30

%
66,7
33,3
100,0

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa lebih banyak responden


mempunyai kebiasaan mengkonsumsi faktor makanan (66,7%).
3. Kebiasaan olahraga pada dewasa muda
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan olahraga Pada Dewasa
Muda di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang
Tahun 2012
Olahraga
Ya
Tidak
Total

Frekuensi
7
23
30

%
23,3
76,7
100,0

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa lebih banyak responden


tidak melakukan olahraga (76,7%).
4. Konsumsi alkohol pada dewasa muda
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan konsumsi alkohol Pada
Dewasa Muda di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2012
`Konsumsi alkohol
Ya
Tidak
Total

Frekuensi
8
22
30

%
26,7
73,3
100,0

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa lebih banyak responden


tidak mengkonsumsi alkohol (73,3%)
5. Obesitas pada dewasa muda
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan obesitas Pada Dewasa Muda
di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012
Obesitas
Ya
Tidak
Total

Frekuensi
22
8
30

%
73,3
26,7
100,0

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa lebih banyak


responden yang obesitas sebanyak (73,3%).
6.

Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada dewasa


muda

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan merokok dan hipertensi


Pada Dewasa Muda di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2012
Hipertensi
Merokok

Ya

Total

Ya

F
4

%
23,5%

Tidak
F
%
7
53,8%

Tidak

13

76,5%

46,2%

19

63,3%

Total

17

100,0%

13

100,0%

30

100,0%

Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden yang tidak merokok (76,6%)
dibandingkan pada responden yang
merokok (23,5%).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 0.185 berarti Ho diterima :
tidak ada hubungan yang bermakna
antara hipertensi pada dewasa muda
dengan kebiasaan merokok.
Hasil penelitian ini berbeda
dengan hasil penelitian Putu Artha
Wijaya (2009) tentang Gaya Hidup
dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien

F
11

%
36,7%

p-value

0.185

Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit


Dalam di Rumah Sakit Kepolisian Pusat
Raden
Said
Sukarto
Jakarta
menunjukkan terdapatnya hubungan
yang bermakna antara kebiasaan
merokok dengan kejadian hipertensi.
Hal ini karena dilihat dari jumlah
responden yang tidak merokok hanya 2
dari
23
responden,
sehingga
kemungkinan dapat mempengaruhi
hasil uji statistik antara kebiasaan
merokok dengan hipertensi. Dan
menurut hasil penelitian Krisnawati
(2009) Hubungan Gaya Hidup dengan
Kejadian Hipertensi di Gereja HKBP

Manyar Surabaya di Gereja HKBP


Manyar Surabaya yang menyatakan
adanya hubungan yang bermakna
dengan p- value 0,046.
Menurut
Tandara
(2003)
merokok merangsang sistem adrenergik
dan meningkatkan tekanan darah.
Nikotin dalam rokok dapat mengganggu
sistem saraf simpatis dengan akibat
meningkatnya
kebutuhan
oksigen
miokard.
Selain
menyebabkan
ketagihan merokok, nikotin juga
merangsang
perlepasan
adrenalin,
meningkatkan frekuensi denyut jantung,
tekanan darah, kebutuhan oksigen
jantung, serta menyebabkan gangguan

irama jantung sedangkan Karbon


monoksida
menggantikan
tempat
oksigen di hemoglobin, mengganggu
perlepasan oksigen dan mempercepat
aterosklerosis (pengapuran / penebalan
dinding pembuluh darah). Dengan
demikian,
karbon
monoksida
menurunkan kapasitas latihan fisik,
meningkatkan
visikositas
darah
sehingga mempermudah penggumpalan
darah. Nikotin, karbon monoksida, dan
bahan-bahan lain dalam asap rokok
terbukti merusak endotel (dinding
dalam darah), mempermudah timbulnya
penggumpalan
darah.

7. Hubungan faktor makanan dengan kejadian hipertensi pada dewasa muda.


Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan faktor makanan dengan
hipertensi Pada Dewasa Muda di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
M. Djamil Padang Tahun 2012

Makanan
Ya
Tidak
Total

Hipertensi
Ya
Tidak
F
%
F
%
16
94,1%
4
30,8%
1
5,9%
9
69,2%
17
100,0%
13
100,0%

Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden
yang
mengkonsumsi
makanan (94,1%) dibandingkan pada
responden yang tidak mengkonsumsi
makanan (5,9%).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 0.001 berarti Ho ditolak :
ada hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
faktor makanan
Dari hasil penelitian dapat
dilihat bahwa terdapatnya hubungan
yang bermakna antara faktor makanan
dengan kejadian hipertensi dimana pvalue 0,001 dan ini sesuai dengan hasil

Total
F
20
10
30

%
66,7%
33,3%
100,0%

p-value

0.001

penelitian Krisnawati (2009) tentang


Hubungan
Gaya
Hidup
dengan
Kejadian Hipertensi di Gereja HKBP
Manyar Surabaya di Gereja HKBP
Manyar Surabaya dimana penelitian ini
menemukan adanya hubungan yang
bermakna yang mencapai 61,3%
Menurut Karyadi (2002) pola
makan yang biasanya menyebabkan
hipertensi yaitu : kolesterol yang terlalu
tinggi dalam darah dapat mempersempit
arteri, bahkan dapat menyumbat
peredaran darah dan juga meningkatkan
resiko aterosklerosis yang berkaitan
dengan kenaikan tekanan darah, saat
kadar kolesterol terutama low density
lipoprotein (LDL) meningkat maka

akan terjadi perubahan bentuk plak


yang
mengakibatkan penyempitan
arteri,
penyempitan
arteri
ini
mengakibatkan aliran darah menjadi
lambat sehingga memaksa jantung
bekerja lebih keras untuk memompakan
darah yang berujung pada hipertensi.
Buah dan sayuran segar mengandung
banyak vitamin dan mineral dan buah

yang banyak mengandung mineral


kalium dapat membantu menurunkan
tekanan darah sedangkan garam
menyebabkan
penumpukan
cairan
dalam tubuh, karena menarik cairan di
luar sel agar tidak keluar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan
darah.

8. Hubungan kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi pada dewasa muda


Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan olahraga dengan hipertensi
Pada Dewasa Muda di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2012
Hipertensi
Olahraga
Tidak
Ya
Total

Ya
F
17
0
17

%
100,0%
0,0%
100,0%

Total

Tidak
F

Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden yang tidak berolahraga
(100,0%) dibandingkan pada responden
yang berolahraga (0 %).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 0.003 berarti Ho ditolak :
ada hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
olahraga.
Penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian Ade (2008) tentang
Faktor-faktor
yang
Berhubungan
dengan Kejadian Hipertensi Pada
Pasien yang Berobat di Poli Klinik
Dewasa
Puskesmas Bangkinang
menunjukkan terdapatnya hubungan
yang bermakna antara kebiasaan
olahraga dengan kejadian hipertensi
dan
Krisnawati
(2009)
tentang
Hubungan
Gaya
Hidup
dengan
Kejadian Hipertensi di Gereja HKBP

6
7
13

%
46,2%
53,8%
100,0%

F
23
7
30

%
76,7%
23,3%
100,0%

p-value

0.003

Manyar Surabaya di Gereja HKBP


Manyar Surabaya yang menyatakan
adanya hubungan yang bermakna.
Menurut Rusli dan Sumardianto
(2006)
UNESCO
mendefinisikan
olahraga sebagai setiap aktivitas fisik
berupa permainan yang berisikan
perjuangan melawan unsur-unsur alam,
orang lain, ataupun diri sendiri.
Sedangkan Dewan Eropa merumuskan
olahraga sebagai aktivitas spontan,
bebas dan dilaksanakan dalam waktu
luang. Menurut peneliti adanya
hubungan antara olahraga dengan
kejadian hipertensi ini dikarenakan
olahraga ini merupakan aktifitas fisik
otot, sehingga jika seseorang rajin
berolahraga maka ototnya akan bekerja
dengan baik termasuk otot jantung,
akan tetapi jika seseorang malas
berolahraga semakin meningkatkan
risiko untuk menderita hipertensi
melalui pengubahan kondisi otot
jantung seperti yang dilakukan pada

otot-otot lain dalam tubuh. Orang yang


pemalas cenderung lebih rentan
terhadap serangan jantung karena otot
jantung mereka tidak bekerja dengan
efisien dan perlu bekerja lebih keras

untuk memompa darah. Aktivitas fisik


adalah vasodilator itu berarti bahwa
olahraga
dapat
mengembangkan
pembuluh
darah.

9. Hubungan kebiasaan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada


dewasa muda
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan alkohol dengan hipertensi
Pada Dewasa Muda di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2012
Hipertensi
Alkohol
Ya
Tidak
Total

Ya
F
5
12
17

%
29,4%
70,6%
100,0%

Total

p-value

Tidak
F
3
10
13

Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden yang tidak mengkonsumsi
alkohol (70,6%) dibandingkan pada
responden yang konsumsi alkohol
(29,4%).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 1,000 berarti Ho diterima:
tidak ada hubungan yang bermakna
antara hipertensi pada dewasa muda
dengan mengkonsumsi alkohol.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil Krisnawati (2009) tentang
Hubungan
Gaya
Hidup
dengan
Kejadian Hipertensi di Gereja HKBP
Manyar Surabaya di Gereja HKBP
Manyar Surabaya dimana terdapat tidak
ada hubungan yang bermakna hipertensi
dengan mengkonsumsi alkohol.
Berdasarkan hasil penelitian
dari
26,7%
responden
yang

%
23,1%
76,9%
100,0%

F
8
22
30

%
26,7%
73,3%
100,0%

1,000

mengkonsumsi
alkohol
terdapat
sebanyak 29,4% responden yang
memiliki kejadian hipertensi. Menurut
Sayono (2009), hal ini disebabkan
karena konsumsi alkohol merupakan
gaya hidup modern yang cenderung
dilakukan oleh remaja dan dewasa
muda. Pada penelitian ini hanya
sebagian kecil responden yang memiliki
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan
mengkonsumsi
dalam
jumlah
secukupnya justru dapat mengendalikan
tekanan darah. Meskipun demikian,
tidak berarti bahwa konsumsi alkohol
tidak beresiko hipertensi. Konsumsi
secara
berlebihan
alkohol
akan
meningkatkan aktifitas saraf simpatis
karena dapat merangsang sekresi
cortricotropin
releasing
hormone
(CRH) yang berujung pada peningkatan
tekanan
darah.

10. Hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada dewasa muda


Tabel 10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan obesitas dengan hipertensi
Pada Dewasa Muda di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2012
Hipertensi
Obesitas
Ya
Tidak
Total

Ya
F
15
2
17

%
88,2%
11,8%
100,0%

Total

p-value

Tidak
F
7
6
13

Berdasarkan
tabel
diatas
diketahui
bahwa
hipertensi
presentasenya lebih tinggi pada
responden yang Obesitas (88,2%)
dibandingkan pada responden yang
tidak obesitas (11,8%).
Hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value 0.038 berarti Ho ditolak :
ada hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
obesitas.
Penelitian ini didukung oleh
penelitian
Rani
(2011)
tentang
Hubungan
Gaya
Hidup
dengan
Kejadian Hipertensi pada Lansia di
Wiliyah Kerja Puskesmas Nanggalo
Padang, yang menunjukkan adanya
hubungan bermakna antara obesitas
dengan kejadian hipertensi, bahwa
sebagian besar 65% responden obesitas.
Begitu juga menurut hasil Krisnawati
(2009) tentang Hubungan Gaya Hidup
dengan Kejadian Hipertensi di Gereja
HKBP Manyar Surabaya di Gereja
HKBP Manyar Surabaya adanya
hubungan yang bermakna antara
obesitas dengan kejadian hipertensi
dimana responden yang obesitas
mencapai 60% yang tekanan darahnya
tidak terkontrol dan 53,8% dengan
tekanan darah yang terkontrol.
Berdasarkan hasil penelitian
yang peneliti lakukan ada sebanyak
73,3% responden yang obesitas terdapat

%
53,8%
46,2%
100,0%

F
22
8
30

%
73,3%
26,7%
100,0%

0.038

88,2%
responden
yang
ada
hubungannya
dengan
hipertensi.
Menurut Gunawan (2001), obesitas
merupakan ciri khas pada pasien
hipertensi
dibuktikan
bahwa
ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori dengan kebutuhan energi yang
disimpan dalam bentuk lemak pada
jaringan sub kutan usus, jantung, paruparu dan hati sehingga menyebabkan
peningkatan jumlah jaringan lemak in
aktif dan ini akan meningkatkan beban
atau kerja jantung curah jantung dan
volume darah sirkulasi pasien obesitas
dengan
hipertensi
lebih
tinggi
dibandingkan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal dengan
tekanan darah yang setara. Kegemukan /
obesitas disebabkan pola makan (diet)
tinggi kalori, dan ketidak seimbangan
hormonal.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kebiasaan merokok pada dewasa
muda lebih banyak responden tidak
merokok (36,7%) dibandingkan
dengan responden merokok (63,3%)
dimana terdapat p-value (0,185)
berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara hipertensi pada
dewasa muda dengan kebiasaan
merokok.
2. Faktor makanan pada dewasa muda
lebih
banyak
responden

10

mengkonsumsi
(66,7%)
dibandingkan
dengan
tidak
mengkonsumsi
(33,3)
dimana
terdapat p-value (0,001) berarti ada
hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
faktor makanan.
3. Kebiasaan olahraga pada dewasa
muda lebih banyak responden yang
tidak
berolahraga
(76,7%)
dibandingkan
dengan
yang
berolahraga (23,3%) dimana terdapat
p-value (0,003) berarti ada hubungan
yang bermakna antara hipertensi
pada dewasa muda dengan olahraga.
4. Kebiasaan minum alkohol pada
dewasa
muda
lebih
banyak
responden yang tidak mengkonsumsi
(73,3%)
dibandingkan
dengan
mengkonsumsi (26,7%) dimana
terdapat p-value (1,000) berarti tidak
ada hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
mengkonsumsi alkohol.
5. Obesitas pada dewasa muda lebih
banyak responden yang obesitas
(73,3%) dibandingkan dengan yang
tidak obesitas (26,7%). Dimana
terdapat p-value (0,038) berarti ada
hubungan yang bermakna antara
hipertensi pada dewasa muda dengan
obesitas. Dari hasil penelitian diatas
dapat disarankan kepada petugas
kesehatan di pelayanan kesehatan
dapat memberikan edukasi kepada
masyarakat bahwa hipertensi bisa
menyerang dewasa muda sehingga
dewasa muda bisa merubah gaya
hidupnya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ade, (2008). Faktor faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Pasien yang
Berobat di Poli Klinik Dewasa
Puskesmas Bangkinang Tahun
2008.
Di
akses
dari

http://yayanakhyar.wordpress.c
om pada tanggal 9 Februari
2012
Andra,
2007.
Ancaman
Serius
Hipertensi
di
Indonesia.
Diakses
dari
http
://www.majalahfarmacia.com/rubric/one_news.
asp?IDNews=256),
pada
tanggal 9 Februari 2012
Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian,
Penerbit Rineka Cipta : Jakarta
Aris, (2007). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Gaya Hidup
dengan Hipertensi Grade II.
Skripsi FKM UNDIP Diaskes
dari http://eprints.undip.ac.id
pada tanggal 7 Februari 2012
Badan Pusat Statistik Sumbar Tahun
2008
Baughman. (1999). Hypertension. Di
akses pada tanggal 11 Februari
2012
dari
http://www.staessen.net/public
ation.pdf.
Brunner
and
Suddarth,
(2002).
Keperawatan Medikal Bedah.
Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
Gunawan, (2001). Tinjauan Pustaka
Hipertensi dan Faktor Resiko.
Diakses
dari
http://www.repository,ipb.ac.i
d/pdf pada tanggal 6 Februari
2012
Herbert Wau, (2010). Pedoman
Prevalensi Hipertensi. Diakses
dari
http://www.repository,prevalen
si.ac.id/pdf pada tanggal 9
Maret 2012
Hurlock, (1993). Landasan Teori
Dewasa Muda. Diakses dari
http://www/repository.ac.id/bit
slneream/pdf pada tanggal 10
Maret 2012
Karyadi, (2002). Faktor Resiko yang
Mempengaruhi
Kejadian

11

Hipertensi
pada
Dewasa
Muda.
Diakses
dari
http://www.eprints.undip.ac.id
pada tanggal 12 Februari 2012
Krisnawati (2009), Hubungan Gaya
Hidup
dengan
Kejadian
hipertens di Gereja HKBP
Manyar Surabaya . Diakses
dari
http://www.
spromedik.com pada tanggal
18 Juni 2012.
Laura, dkk. (2008). Diagnons, Eudition
and Management of the
Hypertension. Diakses dari
http://www.preedampsia.org/p
df. pada tanggal 11 Februari
2012
Linda, (2011). Pengaruh Pemberian
Diet Anti Oksidan Terhadap
Tekanan Darah dan Protil
Lipid
pada
Penderita
Hipertensi. Jurnal Kesehatan
Medika Saintika : Padang
Madias, (2007). Analisis Resiko
Hipertensi Pada Masyarakat
Nagari
Bungo
Tanjung
Sumatera Barat. Diakses dari
http://www.smallcrab.com/kes
ehatan pada tanggal 20 Juni
2012
Notoadmojo. (2010). Metode Penelitian
kesehatan.
Rineka
Cipta:
Jakarta
Nursalam,
(2005).
Konsep
dan
Penerapan Metode Penelitian
Ilmu Keperawatan, Salemba
Medika: Jakarta
Papalia, (2002). Batas Usia Dewasa
Muda.
Diakses
dari
http://www.lontar.ui.ac.id/pdf.
pada tanggal 8 Februari 2012
Profik dinas kesehatan kota Padang
tahun 2009 edisi 2010.
Puspita, (2009). Gaya Hidup pada
Mahasiswa Hipertensi. Diakses
dari
http://www.co.id/ur/eprints.um

s.ac.id=pdf. pada tanggal 9


Februari 2012
Putu Artha Wijaya (2009). Gaya Hidup
dengan Kejadian Hipertensi
pada Pasien Rawat Jalan di
Poli Klinik Penyakit Dalam di
Rumah Sakit Kepolisian Pusat
Raden Said Sukarto Jakarta.
Diakses
dari
http://www.co.id/ur/eprints.ac.i
d pada tanggal 20 Juni 2012
Putri , (2009). Hipertensi . Diakses dari
http://www.library.upnvj.ac.id/
pdf pada tanggal 22 Juni 2012.
Rani, (2011). Hubungan Gaya Hidup
dengan Kejadian Hipertensi
pada Lansia Diwilayah Kerja
Puskesmas Nanggalo Padang,
Skripsi, Stikes Indonesia
Ratih,
(2010).
Pengaruh
Tipe
Kepribadian dengan Derajat
Hipertensi Wanita Usia 30-50
tahun.
Diakses
dari
http://www.co.id/eprint.ums.ac.
id pada tanggal 7 Februari
2012
Rohaendi,(2003) Hipertensi dan Faktor
Resiko,
Diakses
dari
http://rohaendi.blogspot.com/20
08_06_01_archive.html pada
tanggal 11 februari 2012.
Rusli dan Sumardianto, (2000). Faktor
Penyebab Hipertensi. Diakses
dari
http://www.co.id/eprint.ums.ac.
id pada tanggal 6 Maret 2012.
Sayono. (2009). Analisi Faktor Resiko
Hipertensi.
Diakses
dari
http://www.
repository.usu.ac.id
pada
tanggal 20 Juni 2012
Soeharto,
(2006).
Faktor
yang
Berhubungan
dengan
Hipertensi.
Diakses
dari
http://www.eprints.co.id/pdf
pada tanggal 8 Februari 2012
Soen, (1994).
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
hipertensi.

12

Diakses
dari
http://www.library.upnus.ac.id
.pdf pada tanggal 16 Maret
2012
Stein.Rob, (2005). Obesity May Stall
Trend of Increasing Longevity.
Diakses
dari
http://www.washingtonpost.co

m/wp-dyn/A41324-2005 mar
16.html.accesed pada tanggal 7
Februari 2012
Tandra H.(2003). Merokok dan
Kesehatan.
Diakses
dari
http://ww.Antirokok.or.id/berit
a/rokok kesehatan.htm pada
tanggal 7 februari 2012

13

You might also like