Professional Documents
Culture Documents
Presentasi SPM Case 15-3
Presentasi SPM Case 15-3
Pada tahun
1986 Mr. Willis
menggantikan
posisi Mr.
Irrang sebagai
CEO dan Don
Hasting sebagai
president di
perusahaan
tersebut.
1987
1988
Purchased Brasoldas and Torsima, producers of welding equipment and consumables in Brazil.
1989
Build a greenfield plant for welding product in Japan. Constructed a plant for consumables in Venezuela
1990
Completed purchase of the Harris Calorific business from Emerson Electric Company. Harris Calorific
manufactured and distributed plasma and gas cutting product. Production facilities were located in
Georgia, California, italy , and Ireland.
1991
Purchased the German firm, Messer Griesheim GmbH, which produced arc-welding equipment in
Volklingen, Germany.
1992
Purchased Lincoln Norweld of Oslo, Norway, with production facilities in Norway, the United
Kingdome, and the Netherlands.
purchased two mexican companies in 1988 and one more in 1992 and consolidated them into one
operation.
1993
1996
Aquired Electronic Welding System, a designer and supplier of welding power supplies and plasma
cutting equipment, based in Italy.
1998
Acquired 75% interest in Idalco Alloy, Inc., of Canada. Idalco was a premier supplier of alumunium
welding wire.
Purchased the German firm, Uhrhan & Schwill GmbH, a leader in the design and instalation of welding
systems for pipe mills.
Acquired 50% equity interest in As Kaynak, a market-leading welding products manufacturing subsidiary
of EcZacibasi Holdings, headquartered in istanbul, Turkey.
O Pabrik di US tidak
mengakui serikat
buruh
O Pabrik baru di
Mexico mengakui
serikat buruh
Perusahaan berusaha menjaga karyawankaryawan nya agar bisa terus bekerja selama
memungkinkan
Output
Initiative
Dependability
Dicipline/ Quality
Quality
Teamwork/ Responsibility/
Leadership
Bonus
Fraction
1994
0%
1995
19
1996
38
1997
55
1998
60
KESULITAN
DALAM
IMPLEMENTASI
SISTEM
LINCOLN
DI
BEBERAPA
NEGARA
ASING
Sebagai contoh:
Germany
Alasan:
Karyawan-karyawan di
Jerman tidak seproduktif
karyawan-karyawan
Lincoln di US
Kesulitan Lincoln
Lincoln juga tidak merencanakan secara tepat untuk
biaya kesejahteraan sosial mandat pemerintah (undangundang ketenagakerjaan)
Undang-undang Brazil juga sama, melumpuhkan sistem
Lincoln di Negara itu. Di Brazil bonus dibayarkan ke
pekerja 2 tahun berturut-turut menjadi bagian dari upah
dasar.
Kesulitan Lincoln
Masalahnya adalah Lincoln mencoba melakukan terlalu
banyak, terlalu cepat.
Ia mengabaikan faktor yang paling menentukan
kesuksesan, yaitu orang.
Ia tidak merencanakan secara tepat dalam hal perbedaan
budaya dan bagaimana mereka
mempengaruhi sistem
manajemennya.
Kesulitan Lincoln
Selanjutnya, ia membayar harga tinggi untuk harta benda
di Eropa meskipun sedang serangan resesi diseluruh
dunia. Itu dilakukan karena perusahaan multinasional,
yang ingin memiliki kehadiran manufaktur di Eropa
sebelum semua tarif internal Eropa yang tersingkir di
bawah serikat Eropa, telah menciptakan permintaan yang
kuat untuk aset tersebut.
Setelah Lincoln membeli harta benda-harta benda, namun
resesi menyebabkan pemborosan besar-besaran dalam
kemampuan produksi mereka.
PERUBAHAN MANAJEMEN
Perubahan Manajemen
Sampai 1993, manajemen senior Lincoln Electric
terutama terdiri dari eksekutif yang naik melalui pangkat
dan yang memiliki sedikit pengalaman internasional yang
bermakna.
Mulai di tahun 1993, Lincoln Electric menyimpang dari
kebijakan promosi dari dalam dan mulai merekrut
eksekutif senior dari luar. Eksekutif dari Goodyear,
Westing House, dan FMC, yang memiliki pengalaman
ekstentif internasional, bergabung dengan barisan senior
Lincoln Electric.
Perubahan Manajemen
Pada tahun yang sama, Lincoln menunjuk 3 anggota
dewan baru dari luar untuk menggantikan 3 orang yang di
dalam. Perusahaan menambahkan dewan orang luar
yang lain pada tahun berikutnya. Anggota dewan baru
adalah CEO dan eksekutif senior di General Electric,
Westing House, American Spring Wire, dan Key Bank.
Semuanya memiliki pengalaman global yang cukup.
Pertanyaan
Pada pengalaman dasar yang dialami oleh Lincoln
Electric, apa yang dapat kita pelajari dari mengekspor
manajemen sistem yang unik pada operasi di Negara
asing?
Jawaban
Sebelum kita melakukan ekspansi dan menetapkan sistem
manajemen ke Negara lain seharusnya kita harus memperhatikan
budaya, harga transfer, dan perbedaan nilai tukar mata uang.
Kita harus memperhatikan bagaimana peraturan yang berlaku di
negara tersebut, karena apabila kita mengabaikan hal tersebut,
nantinya kita akan menemukan kesulitan yang dapat
mempengaruhi secara langsung terhadap cara kerja dan sistem
yang ingin kita terapkan, serta adanya ketidaksesuaian di suatu
negara dengan negara lain. Oleh karena itu, haruslah
mempelajari dahulu bagaimana undang-undang yang berlaku di
suatu Negara, agar bisa menyesuaikan cara kerja dan
menerapkan sistem manajemen yang dikehendaki.