Lembar Perhitungan: Densitas Pati Terigu

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

LEMBAR PERHITUNGAN

Densitas Pati

Terigu

Massa terigu = 1 gram


V = 0,6 ml
terigu=

massa terigu 1 gr
=
=1,67 gr /ml
V
0,6 ml

Maizena

Massa maizena = 1 gram


V = 0,4 ml
maizena =

massa maizena 1 gr
=
=2,5 gr / ml
V
0,4 ml

Densitas HCl
Massa picnometer kosong (m1) = 21,410 gr
Massa picnometer + HCl (m2) = 52,010 gr
Volume picnometer (V) = 25 ml
HCl=

m2m1 ( 52,01021,410 ) gr
=
=1,157 gr /m
V
25 ml

Penentuan Volume HCl


NHCl = 0,1 N
BMHCl = 36,5 gr/mol
V HCl =

N HCl BM HCl V larutan


HCl Kadar HCl 1000 grek

V HCl =

0,1 36,5 450


=5,678 ml
1,157 0,25 1000 1

Kebutuhan Air
Volume Pati : Volume Air = 1: 16

Volume Air =

16
( 4505,678 ) ml=418,2ml
17

Kebutuhan Pati
Volume Pati : Volume Air = 1: 16
Volume pati=

1
( 4505,678 ) ml=26,122 ml
17

Terigu
W terigu =(V )terigu
( 26,122 1,67 )=43,6 gram
Maizena
W maizena =(V )maizena
( 26,122 2,5 )=65,3 gram

Kadar Pati Awal


F = 12,2 ml

( FM ) x N glukosa x
X po=

500 100
x
x 0,9
450 5

W
Variabel I (Terigu)
M = 10,1 ml

( 12,210,1 ) x 0,002 x
X po=

500 100
x
x 0,9
450 5

43,6

=1.9266 x 103

Variabel II (Maizena)
M= 9 ml
500 100
x
x 0,9
450 5
=1.9602 x 103
65,3

( 12,29 ) x 0,002 x
X po=

Hidrolisa Pati
Perhitungan Pati terhidrolisa

( FM ) x N glukosa x
X p=

100
x 0,9
5

W
Xa=

Harga Konstanta Laju Reaksi


-rA = k.CA
d C A
=k ' C A
dt
CA

t1

dC
dt A = k ' dt
C
t
AO

Xp
Xp0

ln

C A0
=k ( t 2t 1 )
CA

CA = CAo (1 - XA)
ln

1
=kt+ c
( 1x A )
y = mx + c
m=k

Variabel I ( Terigu )
F = 12,2 ml
N glukosa = 0,002 g/ml
W pati = 43,6 gram
XPo = 1.9266 x 103
Xp untuk 0 menit

( 12,212 ) x 0,002 x
X p=

100
x 0,9
5

43,6
Xa=

=1,651 10

Xp
=0,0857
Xp0

Xp untuk 5 menit

( 12,211,5 ) x 0,002 x
X p=

100
x 0,9
5

43,6
Xa=

=5,78 104

Xp
=0,30001
Xp0

Xp untuk 10 menit

( 12,211 ) x 0,002 x
X p=

100
x 0,9
5

43,6
Xa=

=9,908 104

Xp
=0,5143
Xp0

Xp untuk 15 menit

( 12,210,4 ) x 0,002 x
X p=

43,6
Xa=

Xp
=0,7714
Xp0

100
x 0,9
5

=1,4862 103

Xp untuk 20 menit

( 12,29,9 ) x 0,002 x
X p=

100
x 0,9
5

43,6
Xa=

=1,899 103

Xp
=0,9857
Xp0

t (menit)
M (ml)
Xa
-ln(1-Xa)
0
12
0,0857
0,0896
5
11,5
0,3000
0,3567
10
11
0,5143
0,7222
15
10,4
0,7714
1,4758
20
9,9
0,9857
4,2475
Dengan menggunakan perhitungan Ms. Excel didapatkan y = 0,9435x - 1,4521

Variabel II ( Maizena )
F = 12,2 ml
N glukosa = 0,002 g/ml
W pati = 65,3 gram
XPo = 1.9602 x 103
Xp untuk 0 menit

( 12,211,4 ) x 0,002 x
X p=

100
x 0,9
5

65,3
Xa=

=4,4104 104

Xp
=0,225
Xp0

Xp untuk 5 menit

( 12,210,6 ) x 0,002 x
X p=

100
x 0,9
5

65,3
Xa=

=8,8208 104

Xp
=0,45
Xp0

Xp untuk 10 menit

( 12,210,4 ) x 0,002 x
X p=

65,3
Xa=

Xp
=0,5062
Xp0

Xp untuk 15 menit

100
x 0,9
5

=9.9234 104

( 12,29,7 ) x 0,002 x
X p=

100
x 0,9
5

65,3
Xa=

=1,3783 10

Xp
=0,7031
Xp0

Xp untuk 20 menit

( 12,29,2 ) x 0,002 x
X p=

100
x 0,9
5

65,3
Xa=

=1,6539 103

Xp
=0,8437
Xp0

t (menit)
M (ml)
Xa
-ln(1-Xa)
0
11,4
0,225
0,2549
5
10,6
0,45
0,5978
10
10,4
0,5062
0,7056
15
9,7
0,7031
1,2144
20
9,2
0,8437
1,8559
Dengan menggunakan perhitungan Ms. Excel didapatkan y = 0,3819x - 0,0512

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL PERCOBAAN
IV.1.1 Standarisasi Larutan Fehling
F = 12,2 ml
IV.1.2 Penentuan Kadar Pati Awal
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Penentuan Kadar Pati Awal
Variabel (oC)
70oC
80oC

M (ml)
5 ml
4 ml

Xpo
0,01853
0,02983

IV.1.3 Penentuan Kadar Pati yang Terhidrolisa


Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Penentuan Kadar Pati yang Terhidrolisa Pada Suhu 70oC
t (menit)
0
5
10
15
20

M (ml)
12
10,8
8,9
7,9
6,8

Xp
2,712x10-3
5,424x10-3
9,718x10-3
1,198x10-2
1,446x10-2

Xa
0,146
0,293
0,542
0,647
0,781

k (menit-1)

-ln(1-Xa)
0,158
0,347
0,742
1,041
1,519

0,121

Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Penentuan Kadar Pati yang Terhidrolisa Pada Suhu 80oC
t (menit)
0
5
10
15
20

M (ml)
10
9,1
8,5
7
6,2

Xp
7,232x10-3
9,266x10-3
1,062x10-2
1,401x10-2
1,582x10-2

Xa
0,242
0,311
0,356
0,470
0,530

-ln(1-Xa)
0,277
0,373
0,440
0,635
0,755

k (menit-1)

0,011

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.2 PEMBAHASAN

IV.2.1 Perbandingan Kadar Pati Teoritis dan Praktis


Kadar pati pada tepung jagung yang ditemukan dalam percobaan lebih kecil
dibandingkan kadar pati teoritisnya. Kadar praktis pada suhu 70oC= 0,01853, pada 80oC=
0,02983, sedangkan kadar pati teoritis dalam tepung jagung sebesar 0,541-0,717 (Singh et al
2008).
Hidrolisa pati menggunakan katalis asam (dalam hal ini HCl) merupakan proses
likuifikasi yaitu pemutusan rantai-rantai molekul pati yang lemah sehingga menyebabkan
perolehan glukosa yang belum maksimal (Widyastuti, 2010). Inilah yang menyebabkan kadar
praktis yang didapat lebih kecil daripada kadar teoritisnya. Selain itu, waktu hidrolisa yang
kurang lama, juga menyebabkan kadar praktis yang jauh lebih kecil daripada kadar teoritis.
Menurut Widyastuti (2010), waktu yang dibutuhkan proses hidrolisa untuk menghasilkan
glukosa sebagai produk utama yaitu selama 4 jam sedangkan waktu hidrolisi yang digunakan
saat percobaan hanya 1 jam. Semakin lama waktu hidrolisis, semakin tumbukan yang terjadi
antara kedua reaktan yang bereaksi sehingga produk glukosa yang dihasilkan akan semakin
meningkat begitupula sebaliknya.
IV.2.2 Pengaruh Suhu terhadap Konversi
1
0.8
0.6
Xa 0.4

Suhu 70C

0.2

Suhu 80C

0
0

10

15

20

waktu (menit)

Grafik 4.1 Hubungan Waktu dengan Konversi


Berdasarkan pada gambar 4.1, konversi pati pada suhu 70oC lebih tinggi daripada
pada suhu 80oC. hal ini terjadi karena pada suhu 80oC terjadi proses gelatinisasi. Gelatinisasi
adalah pecahnya granula pati akibat masuknya air ke dalam pati. Hal ini terjadi karena granula
pati yang dipanaskan dalam air dan energy panas akan memutus ikatan hidrogen, sehingga air
akan masuk ke granula pati dan menyebabkan pembengkakan granula. Ukuran granula akan
meningkat sampai batas tertentu sebelum akhirnya granula itu pecah, dan menyebabkan
amilosa dan amilopektin berdifusi keluar. Dimana pembengkakan pati diikuti dengan

peningkatan viskositas. Setelah pembengkakan mencapai titik maksimum maka granula pati
akan pecah, dan jika pemanasan tetap dilanjutkan pada suhu konstan maka akan terjadi
penurunan viskositas pati akibat proses degradasi pati tersebut. Adanya gelatinisasi inilah
yang menyebabkan konversi pati lebih kecil.
IV.2.3 Pengaruh Suhu Terhadap Konstanta Laju Reaksi
1.6
1.4
1.2
1
0.8
-ln(1-Xa)
0.6
0.4
0.2
0

f(x) = 0.34x - 0.26


Suhu 70C
f(x) = 0.12x + 0.13

Linear (Suhu 70C)


Suhu 80C
Linear (Suhu 80C)

10

15

20

Waktu (menit)

Grafik 4.2 Hubungan Waktu dengan Konstanta Laju Reaksi


Dari grafik 4.2 dapat dilihat bahwa variable 1 (suhu 70oC) nilai konstanta laju
reaksinya lebihbesar dibandingkan vaiabel 2 (80oC). Adanya pencampuran menyebabkan
tumbukan butir-butir air dan pati berlangsung dengan baik. Sedangkan faktor suhu, semakin
tinggi suhu reaksi maka semakin cepat pula jalannya reaksi. Tetapi kalau proses berlangsung
pada suhu yang tinggi, yaitu melebihi suhu optimum untuk proses hidrolisa, maka konversi
akan turun. Hal ini disebabkan adanya glukosa yang berubah menjadi arang dengan ditandai
warna larutan pati yang semakin tua (Artati dan Andik, 2006). Terbentuknya arang ini terjadi
karena pecahnya glukosa yang berada pada suhu yang terlalu tinggi. Hal ini sesuai dengan
fenomena yang terjadi pada percobaan yang telah kami dilakukan. Adanya arang yang
terbentuk akan mengganggu proses hidrolisa dan menyebabkan konversi pati menjadi lebih
kecil (Amin, 2013).

IV.2.4 Mekanisme Reaksi Fehling A dan Fehling B


Larutan Fehling adalah larutan yang digunakan untuk membedakan senyawa aldehid
dan keton. Bahan yang akan diuji dengan larutan fehling hingga berwarna merah bata,
menandakan adanya senyawa aldehid. Keton tidak bereaksi dengan larutan fehling, kecuali
keton hidrolisa alfa. Salah satu kegunaannya adalah untuk menguji glukosa dalam upaya

untuk menunjukkan kencing manis. Fehling ditemukan oleh para ahli kimia dari jerman,
Hermann Van Fehling. Larutan fehling dibuat dari :

Fehling A: 34,639 gr cuprum (II) sulfat pentahidrat yang dilarutkan dengan aquadest

hingga 500 ml, biarkan 2 hari lalu disaring.


Fehling B: 172 g Rochelle (kalium Natrium Tartrat Tetrahidrat) dan 50 g natrium
hidroksida dalam aquadest sampai volume 500 ml, biarkan 2 hari kemudian disaring.
Uji Fehling :
a
b

Aldehid dicampur dengan larutan fehling, kemudian dipanaskan.


Aldehid akan teroksidasi menjadi asam menghasilkan ion Cuprum (II) yang
kemudian akan terendap sebagai Cu2O (Cuprum (I) Oksida) yang berwarna
merah.

Reaksi yang terjadi :


-

Reduksi
2Cu2+ + 2OH- + 2e Cu2O + H2O
Oksidasi
R-CHO + 2OH- RCOOH + H2O + 2e

(Mareta, Lamiya. 2004. Pembuatan MOL dari Singkong. Universitas Diponegoro. Semarang)
Rufiati, Etna. 2013. Uji Glukosa dengan Fehling. http://etnarufiati.guruindonesia.net/artikel_detail-15238.html Diakses Pada Tanggal 2 Mei 2014)

BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
1. Kadar pati awal yang kami dapatkan pada variabel 70oC sebesar 0,01853 sedangkan
pada variabel 80oC sebesar 0,02983 lebih kecil dari kadar teoritisnya yaitu sebesar
0,541.
2. Konversi glukosa yang kami dapatkan untuk variabel suhu 70oC lebih besar
dibandingkan dengan konversi pada suhu 80oC. Hal ini dikarenakan pada variabel
suhu 80oC, larutan mengalami gelatinisasi.
3. Konstanta laju reaksi hidrolisa pati yang kami dapatkan untuk variabel suhu 70oC
lebih besar dibandingkan dengan konstanta laju reaksi pada suhu 80oC. Hal ini
dikarenakan pada variabel suhu 80oC glukosa berubah menjadi arang.
4. Mekanisme reaksi fehling yaitu pembentukan ion kompleks bistartrato kuprat(II),
Cu{(COO)2(CHO)2}4- yang akan membentuk endapan merah bata bila direaksikan
dengan glukosa standart. Dimana ion Cu2+ akan tereduksi dan aldehid akan teroksidasi.
V.2 SARAN
1.
2.
3.
4.

Melakukan penetralan pH dengan tepat


Suhu operasi dijaga konstan
Kecepatan pengadukan tiap variabel sama
Teliti saat melakukan titrasi

INTISARI
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Gula dapat berupa
glukosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa, dan masih banyak lagi. Glukosa merupakan salah satu
jenis gula monosakarida. Glukosa dapat dibuat dengan cara fermentasi dan hidrolisa dari pati.
Reaksi hidrolisa pati biasanya dilakukan dengan bantuan katalis asam seperti HCl atau H2SO4.
Aplikasi hidrolisa pati banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman. Produk akhir
dari hidrolisa pati dapat dijadikan bahan baku untuk memproduksi fruktosa dan sorbitol,
bahan baku pembuatan bioetanol, dan lain sebagainya.
Tujuan percobaan ini adalah menghitung konstanta kecepatan reaksi, dan
mempelajari pengaruh variabel suhu terhadap konversi yang dihasilkan pada hidrolisa pati
(tepung jagung), serta menganalisa pengaruh variabel suhu (70oC dan 80oC) terhadap
konstanta laju reaksi dan konversi yang dihasilkan pada hidrolisa pati.
Prosedur percobaan ini adalah menghitung densitas pati dan HCl, lalu membuat
glukosa standar. Setelah itu standarisasi larutan fehling dan menganalisa kadar pati awal
tepung terigu. Kemudian analisa kadar pati awal dilakukan dengan melarutkan pati (tepung
terigu) dalam HCl 0,5 N dan aquadest sesuai variabel, proses ini dilkukan selama 1 jam,
kemudian sampel dianalisa dengan cara titrasi. Titrasi dilakukan dalam keadaan panas di atas
kompor. Pada proses hidrolisa pati, pengambilan sampel dilakukan tiap 5 menit, dari menit
ke-0 sampai menit ke-20.
Dari percobaan diperoleh bahwa kadar pati awal yang kami dapatkan pada variabel
70oC sebesar 0,01853 sedangkan pada variabel 80oC sebesar 0,02983 lebih kecil dari kadar
teoritisnya yaitu sebesar 0,541. Hal tersebut dikarenakan pemutusan molekul pati yang kurang
maksimal (lemah) oleh katalis HCl. Konversi yang diperoleh pada suhu 70oC lebih besar pula
dibandingkan pada suhu 80oC, karena pada suhu 80oC pati mengalami gelatinisasi akibat dari
masuknya molekul air ke dalam pati. Konstanta laju reaksi pada suhu 70oC lebih besar
daripada konstanta laju reaksi pada suhu 80oC. Hal ini dikarenakan adanya glukosa yang
berubah menjadi arang yang mengganggu proses hidrolisa.
Kesimpulannya, semakin tinggi suhu reaksi, maka konversi yang dihasilkan akan
semakin tinggi pula. Begitu pula semakin tinggi suhu maka konstanta laju reaksinya akan
semakin besar. Namun, dalam percobaan yang kami lakukan yang terjadi justru sebaliknya.
Hal ini karena terjadinya gelatinisasi dan terbentuknya arang pada hidrolisa suhu 80oC. Saran
untuk percobaan ini melakukan penetralan pH dengan tepat, suhu operasi dijaga konstan,
kecepatan pengadukan tiap variabel sama dan teliti saat melakukan titrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Khalaf, A.M., Chemical Engineering Education, 28 (1), 48. 1994
Amin, Nur Azizah. 2013. Pengaruh Suhu Fosforilasi Terhadap Sifat Fisikokimia Pati Tapioka
Termodifikasi. Universitas Hasanuddin Makassar
Artati, Anny Kriswiyanti dan Andik P.A.2006.Pengaruh Konsentrasi Asam terhadap Hidrolisis
Pati Pisang. Teknik Kimia UNS.vol 5.pp 2
Bej, Barnali, RK Basu and S N Ash.2008.Journal of Scientific & Indusrtial Research Kinetic
studies on acid catalysed hydrolysis of starch.Departement of Chemical
Engineering.University of Calcutta.
Charles, E. R, Harold, SM and Thomas K.S., Applied Mathematics in Chemical
Engineering 2nd end.,Mc. Graw Hill Book Ltd. 1987, New York
Hill, G.C., An Introduction to Chemical Engineering Kinetika and Reactor Design. 1nd ed,
John Willey, New York, N.Y, 1977
Irawan, Eveline Pausisca.2013.Optimasi Produksi Bioetanol dari Tepung Garut (Maranta
arundinacea linn.) dengan Variasi pH, Kadar Pati dan Sumber Khamir Komersial.
Yogyakarta
Levenspiel. O., Chemical Reaction Engineering 2nd ed, Mc. Graw Hill Book Kogakusha
Ltd, Tokyo, 1970
Mareta, Lamiya. 2004. Pembuatan MOL dari Singkong.
http://eprints.undip.ac.id/11310/1/Laporan_final_Lamiya%26Mareta.pdf (Diakses
pada tanggal 10 Mei 2014)
Rufiati, Etna. 2013. Uji Glukosa dengan Fehling. http://etnarufiati.guruindonesia.net/artikel_detail-15238.html. Diakses pada 2 Mei 2014
Widyastuti, Endang dan Kurnia, Dianti Rosirda Dewi. 2010. Pembuatan Glukosa Dari Pati
(Starch) Secara Hidrolisis Kimiawi. http://matekim.blogspot.com/2010/05/hidrlisapati.html. Diakses 13 Mei 2014

You might also like