Professional Documents
Culture Documents
Case 11. Makalah Parasit
Case 11. Makalah Parasit
FBS 3
TUTORIAL A2
Disusun oleh :
1. Andya Yudhi Wirawan
(1010211004)
(1010211006)
3. Hendra Leofirsta
(1010211013)
4. Viny Octofiad
5. Mentari
6. Dhisa Zanita Habsari
7. Laras Indri Palupi
(1010211016)
(1010211018)
(1010211020)
(1010211021)
(1010211023)
9. Rosiana Afida
(1010211024)
(1010211025)
(1010211029)
(0910211125)
Jakarta,
/
Tutorial kelompok A2
( dr. Helsy )
She had returned a trip to Garut some 10 days previously, and her skin
symptoms appeared 8 days before her visit to our clinic. The routine
laboratory findings were in the normal range, and a pathological
examinations of moderate perivascular lymphocytes and eosinophils in
the upper dermis.
Moreover, a nematode larva was detected in a scratched lesion specimen.
Larva detected from a skin with a long esophagus and a pointed tail. The
larva was 650 x 30 m in size with a filariform esophagus of 175 m. Its
body to esophagus length ratio was 3.7 : 1, and its body length to width
ratio was 21.7 : 1. The patient was treated with 400 mg/day of
albendazole for 5 days. Her skin lesions were clearly improved 2 weeks
after this treatment.
For the identification of the isolated larva, we cultured A. caninum larvae
in vitro and compared both larvae under the light microscope. Filariform
larvae of A. caninum collected from egg-culture medium were 576-625
(average 605) x 23-25 (average 24) m in size, and had a filariform
esophagus of 145-153 (average 150) m in length. The ratios of body
length to esophagus length and of body length to body width were 4.0 : 1
and 25.2 : 1, respectively.
TERMINOLOGI
(Mentari)
1. Parasit
o Tanaman atau hewan yang hidup pada atau di dalam organisme
hidup lain yang memberikan beberapa keuntungan baginya.
o Komponen kembar siam asimetris yang kurang lengkap, lebih
kecil, melekat dan bergantung pada autosite.
2. Biopsied Skin
Pengambilan dan pemeriksaan, biasanya mikroskopik, jaringan
tubuh yang hidup, yang dilakukan untuk menegaskan diagnosis
pasti.
3. Serpiginous Skin
Mempunyai tepi bergelombang atau banyak lekukan.
4. Infiltrasi
o Penimbunan bahan patologis dalam jaringan atau sel yang tidak
normal atau dalam jumlah yang berlebihan.
o Deposit larutan langsung ke dalam jaringan.
5. Perivascular Lymphocytes
o
Perivascular
Di dekat atau sekitar pembuluh darah
Lymphocytes
Leukosit mononuklear nonfagositik, ditemukan dalam darah,
limfe, dan jaringan limfoid, yang merupakan sel imunologi tubuh
yang kompeten dan prekursornya.
6. Eosinophils
o Leukosit granular dengan nukleus yang biasanya terdiri dari dua
lobus yang dihubungkan oleh sebuah benang kromatin halus,
dan sitoplasma yang mengandung granul kasar dan bulat dengan
ukuran seragam.
o Semua struktur, sel, atau unsur histologi yang mudah dipulas
dengan eosin.
7. Nematode
Setiap anggota kelas Nematoda; disebut juga roundworm atau
round worm dan eelworm atau eel worm.
8. Filariform
Berbentuk
benang;
menyerupai
filaria;
menunjukkan
tingkat
Ancylostoma canium
Cacing tambang yang paling umum pada anjing; cacing ini juga
menginfeksi kucing, dan larvanya dapat menyebabkan cutaneous
larva migrans pada manusia.
PARASITOLOGY
(Dionissa shabira)
Definisi
Parasitologi ialah ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang hidup untuk
sementara atau tetap di dalam atau pada permukaan jasad lain dengan
maksud untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari jasad
itu (parasitos= jasad yang mengambil makanan; logos= ilmu).
I.Zooparasit = parasit yang berupa hewan, di bagi dalam:
a. Protozoa= hewan yang bersel satu seperti amoeba
b. Metazoa= hewan yang bersel banyak yang dibagi lagi dalam
helmintes (cacing) dan artropoda (serangga)
II.Fitoparasit = parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari:
a. Bakteri
b. Fungsi (jamur)
III. Spirochaeta dan Virus
Dalam parasitologi kedokteran dipelajari zooparasit yang termasuk
dalam golongan helmintes, protozoa, artropoda dan fitoparasityaitu
fungus.
Terminologi
PARASITISME
Mencakup setiap hubungan timbal balik suatu spesies lain untuk
kelangsungan hidupnya. Dalam hal tersebut, satu jenis mendapat
makanan dan lingkungan jasad lain yang dirugikan dan mungkin
Komensalisme
Suatu jenis jasad mendapat keuntungan dari jasad lain akan tetapi
Mutualisme
Hubungan 2 jenis jasad yang keduanya dapat keuntungan.
Simbiosis
Hubungan permanen antar dua jenis jasad dan tidak dapat hidup
terpisah
Pemangsa (predator)
adalah parasit yang membunuh terlebih dahulu mangsanya dan
kemudian
memakannya.
HOSPES
Menurut macamnya hospes dapat dibagi menjadi:
Hospes definitif
Hospes perantara
Dalam
memerlukan keong
siklus
hidupnya
Trematoda
pada
umumnya
Hospes reservoar
Hospes paratenik
VEKTOR
Yaitu suatu jasad (biasanya serangga) yang dapat menularkan parasit
pada manusia dan hewan.
Misalnya: nyamuk Anopheles yang menularkan parasit malaria dan Culex
sebagai vektor filariasis.
Vektor dibagi menjadi
Vektor Mekanik
Musca (lalat)
ordo diptera, kelas insekta.
ex : Musca domestica (lalat rumah)
berperan:
vektor
mekanik
amebiasis,disentri,toksoplasmosis
&
cacing usus
penyakit
Musca domestica
mekanik
amebiasis,lambliasis,taksoplasmosis,
askariasis,isosporiasis
Vektor biologi:
-
Ornithoros moubata
Orninthodoros hermsi
Pediculus
humanus
corporis
-
Aedes aegypty
Aedes abopictus
Culex tritaeniorthyncus
DAUR HIDUP
Dalam daur hidup ditemukan sebagai stadium, pada helmintes
dikenal stadium dewasa, telur dan larva, sedangkan pada protozoa
dikenal stadium trofoxoit (vegetatif dan kista).
TATA NAMA
Cara menulis nama parasit mengikuti International Code of Zoological
Nomenclatur. Tiap parasit digolongkan ke dalam :
filum, kelas, ordo, famili, genus dan spesies.
Secara Binomial (Linnaeus 1758)
Untuk spesies ditentukan dua nama, misalnya Ascaris lumbricoides.
Nama genus dan nama spesies : Ascaris lumbricoides
(Ascaris - genus;
definitif(hospes
manusia
tetapi
tiba-tiba
sewaktu-waktu
menjadi
contoh : Lintah.
Klasifikasi parasit secara medis/kedokteran
Helmintologi (ilmu yg mempelajari parasit
berupa cacing)
vektor)
HELMINTOLOGI
(Dhisa Z. H., Oki Fahmi, Rosiana A., Hendra L., Viny
Octoviad)
1) NEMATODA
a. Nematoda Usus
Ascaris lumbricoides
Hospes
: Manusia
Penyakit
: Askariasis
Morfologi : - :
panjang
15 - 30 cm
lebar 0,2 0,4
cm
-
: panjang 20 35 cm
Cara Penularan :
oral
Port dextree : anus, telur di
feses
Daur hidup
: - Piperasi
Pencegahan
kucing
Penyakit : Visceral larva migrans
Morfologi : - T. canis : 3,6 8,5 cm
: 5,7 10 cm
Sayap servikal berbentuk lanset
- T. cati : 2,5 7,8 cm
: 2,5 14 cm
Sayap lebih lebar, kepala spt ular
-
Hospes
kobra
Paratenik : manusia,
Port
Daur Hidup
telur infektif di
(anjing/kucing)
tanah
tertular/menelan
hospes
hospes
definitif
paratenik
dengan
anthelmintik,
dan
kortikosteroid.
Pencegahan : - Mencegah pembuangan tinja anjing dan
-
dengan
Memiliki agent yaitu telur T. canis pada anjing atau T.cati pada
kucing hidup di tanah yang cocok.
: Manusia
:
Nekatoriasis
&
ankilostomiasis
Morfologi : 1 cm
0,8 cm
- Cacing dewasa hidup di rongga usus halus,
dengan
mukosa dinding
usus.
- Bentuk badan menyerupai huruf S & mmpunyai
benda kitin
N. americanus
- Bentuk badan menyerupai huruf C & ada dua
pasang gigi
A. duodenale
- Rongga mulut besar
- Hospes Definitif : Manusia
- Cara Penularan :
Port dentree : kulit, infeksi
larva
Port dextree : anus, telur di
feses
-
Daur Hidup
Cacing betina bertelur -/+ 9000 butir perhari, besarnya kira-kira 60 x 40 mikron.
Setelah menetas (1 1,5 hari) keluar larva rabditiform, panjangnya kira-kira 250
mikron.
Setelah 3 hari tumbuh menjadi larva filariform, panjangnya -/+ 600 mikron, dapat
menembus kulit dan dapat hidup selama 7 8 minggu di tanah.
dari tinja
- Memakai alas kaki ketika berada di tanah
Distribusi geografik :
Prevalensi di Indonesia cukup tinggi (khususnya di daerah
perkebunan 70%).
Epidemiologi :
Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva ialah tanah gembur
dengan suhu
A. duodenale 23-25C.
Telur
keluar
dr tinja
kucing/anjing
menetas dlm
1 atau 2 hari
larva rhabditiform dlm 5 sampai 10 hari larva filariform
(infektif)
kontak dgn hewan : menembus kulit pembuluh darah
jantung
Epidemiologi :
Pada manusia larva tidak menjadi dewasa, tetapi menyebabkan kelainan
kulit atau creaping eruption.
Trichuris trichiura
Hospes
: Manusia
Penyakit : Trikuriasis
Morfologi : 4 cm, 5
cm
- Bagian anterior langsing seperti cambuk,
panjangnya 3/5
dari panjang seluruh tubuh.
- Bagian posterior bentuknya lebih gemuk.
- Hidup di colon asendens dan sekum
Daur Hidup
Telur matang (yg berisi lava) tertelan hospes larva keluar melau
dinding telur masuk ke usus halus sesudah dewasa cacing turun
kebagian distal masuk ke daerah kolon terutama sekum.
teduh.
: Manusia
: Enterobiasis /
oksiuriasis
Morfologi : 8-13 mm x 0,4 mm
2-5 mm
- Pada ujung anterior ada pelebaran kutikulum
yang disebut
alae.
usus halus.
Daur Hidup
Distribusi Geografis :
Parasit ini kosmopolit tetapi banyak ditemukan didaerah dingin daripada di
daerah panas. Hal itu mungkin disebabkan orang yang tinggal didaerah dingin
jarang mandi dan mengganti baju dalam.
Epidemiologi :
Penyebaran cacing kremi lebih luas daripada cacing lain. Telur cacing bisa
menempel dimana saja biasa ditemukan (92%) di lantai, meja , kursi , buffet,
tempat duduk kakus, bak mandi, alas kasur, pakaian dan tilam.
Trichinella spiralis
Hospes
: Manusia, tikus,
anjing,
babi, beruang
Penyakit : Trikiniasis
Morfologi :- Cacing dewasa berbentuk halus seperti rambut.
- 1,5 mm, 3-4 mm
- Ujung anterior langsing dengan mulut kecil,
bulat.
Daur Hidup
sisa
penjagalan
yang
Cacing ini kosmopolit, tetapi di negeri yang beragama islam parasit ini jarang
ditemukan pada manusia. Di Eropa dan Amerika Serikat parasit ini banyak
ditemukan karena penduduknya banyak yang mengonsumsi daging babi yang
kurang matang (sosis).
Epidemiologi :
Pengelolahan daging babi sebelum dimakan manusia sangat penting karena
larva infektifnya terdapat pada otot daging. Larva akan mati pada suhu 60C
atau pada suhu jauh dibawah titik beku. Larva tidak mati pada daging yang
diasin atau diasap.
b. Nematoda Jaringan
Wuchereria bancrofti
Hospes
Penyakit
: Manusia
: Filariasis
bankrofti
Morfologi : - Cacing dewasa jantan dan betina hidup di
saluran dan
kelenjar limfe.
- Bentuk halus seperti benang dan berwarna
putih susu.
- Yang betina berukuran 65 100 mm x
0,25 mm dan yang
jantan 40 mm x 0,1 mm.
- Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang
bersarung
7-8 mikron.
Daur Hidup
Di Indonesia
: Manusia dan
hewan
Penyakit : Filariasis brugia
Morfologi : - Cacing dewasa hidup di saluran di saluran dan
pembuluh
limfe.
- Bentuknya halus seperti benang dan berwarna
putih susu.
- Yang betina berukuran 55 mm x 0,16 mm (B.
malayi), 21 39
jantan 22 23 mm x 0,09
mm (B. malayi), 13 23
Masa pertumbuhan pada nyamuk -/+ 10 hari dan pada manusia -/+
3 bulan.
menimbulkan
infiltrasi
Peradangan
yang
berulang
dapat
menimbulkan
elephantiasis.
Diagnosis : Dibuktikan dgn menemukan mikrofilaria di dalam
darah tepi.
Pengobatan
: Dietil Karbamasin Sitrat (DEC)
Pencegahan
: Lindungi kulit dari gigitan nyamuk
Distribusi Geografis :
B. malayi hanya terdapat di Asia, dari India sampai Jepang
termasuk Indonesia. B. timori terdapat di Indonesia timur di
pulau kecil di
NTT.
Epidemiologi
:
Hanya terdapat di daerah pedesaan biasa yang terkena
penyakit ini petani dan nelayan, biasa terdapat di pantai atau
aliran sungai dan rawa rawa.
Mikrofilaria yang beredar dalam darah diisap oleh lalat dan setelah
kurang lebih 10 hari di dalam badan serangga, mikrofilaria tumbuh
menjadi larva infektif dan siap ditularkan pada hospes lainnya.
kemudian
berkopulasi
dan
cacing
dewasa
betina
mengeluarkan mikrofilaria.
subkutan
: DEC 2 mg/kg BB, tiga kali sehari sesudah
makan selama 14
hari
Pencegahan
: Menghindari gigitan lalat atau pemberian
obat sebulan sekali,
turut
Distribusi Geografis :
Parasit ini tersebar di daerah khatulistiwa di hutan yang
berhujan (rain forest) dan sekitarnya; ditemukan di Afrika
tropic bagian barat dari Sierra leone sampai Angola, lembah
sungai Kongo, republic Kongo, Kamerun dan Nigeria bagian
selatan.
Epidemiologi
Onchocerca volvulus
Hospes
Penyakit
: Manusia
:
Onkoserkosis
Morfologi:
- Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat, melingkar satu
dengan lainnya seperti benang kusut .
- Cacing betina berukuran 33,5 50 mm x 270 400 mikron
dan cacing jantan 19 42 mm x 190 210 mikron.
- Bentuknya seperti kawat berwarna putih, opalesen, dan
transparan.
- Mikrofilaria mempunyai 2 macam ukuran yaitu 285 368 x 69 mikron dan 150 287 x 5-7 mikron.
Daur hidup
Biefaro
> Menimbulkan
reaksi
radang
meningkat
seiring
kasus
menahun
dapat
terjadi
keratitis
Diagnosis :
Klinis
Parasitologik
Ultrasonografinodul
Pelacak DNA
Mazotti test
Pengobatan
microfilaria)
- Suramin (Yang dapat membunuh cacing dewasa
O. volvulus)
Pencegahan
Distribusi Geografis :
Parasit ini banyak ditemukan pada penduduk
Afrika, dari pantai barat Sierra leone menyebar ke
republic Kongo, Angola, Sudan sampai Afrika
Timur
Epidemiologi
:
Tempat perindukan vector (Simulium) terdapat
didaerah pegunungan yang mempunyai air sungai
yang deras. Bisa menginfeksi manusia dewasa
maupun anak anak dan infeksi yang menahun
bisa mengakibatkan kebutaan.
2) TREMATODA
a. Trematoda Hati
Fasciola Hepatica
Hospes
: Manusia, kambing,
sapi
Penyakit : Fasioliasis
Morfologi : - pipih seperti daun
- 30 x 13 mm
- bagian anterior
brbentuk seperti kerucut dan pada puncak
kerucut trdapat batil isap
Daur Hidup
Pencegahan
Paragonimus westermani
Hospes
: Manusia, kucing,
luak,
anjing, harimau,
serigala
Penyakit : Paragonimiasis
Morfologi : - hidup dalam kista di paru
- bundar lonjong menyerupai biji kopi
- ukuran 8-12 x 4-6 mm, warna coklat tua
Daur Hidup
:
Telur keluar
sawah
Distribusi Geografis :
Cacing ini ditemukan di RRC, Taiwan, Korea, Jepang, Filipina,
Vietnam, Thailand, India, Malaysia, Afrika dan Amerika Latin.
Di Indonesia ditemukan autokton pada binatang, sedangkan
pada manusia hanya sebagai kasus impor saja.
Epidemiologi
:
Penyakit ini berhubungan dengan kebiasaan makan ketam
yang tidak dimasak dengan baik.
c. Trematoda Usus
Famili Enchinostomatidae
Hospes
: Manusia, tikus,
anjing,
burung, ikan
Penyakit : Ekinostomiasis
Morfologi : - ada duri-duri
leher
- berbentuk lonjong, ukuran 2,5-13 mm x 0,4-2,5
mm
- cacing dewasa hidup di usus halus
- warna merah keabu-abuan
Daur Hidup
:
Schistosoma japonicum
Hospes
: Manusia, anjing,
kucing,
Penyakit
japonica
Morfologi : 1,5 cm, 1,9 cm
- hidup di vena mesenterika superior
Daur Hidup
:
III
(MENAHUN)
SIROSIS
HATI,
HEPATO-SPLENOMEGALI
EMASIASI MENINGGAL
Diagnosis : Menemukan telur dalam tinja dan biopsi rektum
Pengobatan
: Niridazol, Prazikuantel
Pencegahan
: Perbaikan kesehatan lingkungan dan
penerangan kesehatan
Distribusi Geografis :
Cacing ini ditemukan
di
RRC,
Jepang,
Filipina,
Taiwan,
lain
sebagai
hospes
reservoir;
Diphyllobothrium latum
Hospes
: Manusia, anjing,
kucing,
walrus, singa laut
Penyakit : Difilobotriasis
Morfologi : - berwarna gading, dapat sampai 10 m
hospes
Taenia saginata
Hospes
: Manusia, sapi,
kerbau
Penyakit : teniasis saginata
Morfologi : - terdiri atas kepala (skoleks),
leher, dan strobila (raangkaian proglotid)
sebanyak 10002000 buah
- panjang 4-12 m
- lubang kelamin letaknya selang-seling pada sisi
kanan/kiri
Daur Hidup
strobila
spontan
: - Obat lama: Kuinakrin, Amodiakuin,
Niklosamid
- Obat baru: Prazikuantel dan Albendazol
Pencegahan
: Mendinginkan daging sampai -10o C,
Iridiasi, dan memasak daging sampai matang
Distribusi Geografik :
Tenia solium
Hospes
: Manusia dan babi
Penyakit : Teniasis solium
Morfologi : - panjang 2-4 m
- terdiri atas 800-1000
ruas proglotid
- strobila terdiri dari
proglotid yg belum dewasa (imatur),
dewasa (matur), dan telur (gravid)
Daur Hidup
:
daging
sampai
-10o C,
Distribusi Geografis :
Penyebaran cacing secara kosmopolit, akan tetapi jarang
ditemukan dinegara islam. Cacing tersebut banyak ditemukan
di Negara yang mempunyai banyak peternakan babi seperti di
Amerika, Eropa dan beberapa daerah di Indonesia seperti
Papua,Bali dan Sumatra Utara.
Epidemiologi
:
Cara menyantap
daging
yang
setengah
matangdan
Hymenolepis nana
Hospes
: Manusia dan tikus
Penyakit : Himenolepiasis
Morfologi : - ukuran trkecil dr
cestoda
- panjang 25-40 mm
lebar 1 mm
- telur menetas di rongga usus halus sbelum
dilepaskan
interna)
Daur Hidup
Echinococcus granulosus
Hospes
Penyakit
proglotid gravid
- skoleks ada 4 batil isap
Daur Hidup
:
dapat mengakibatkan
kematian.
Imunologi Parasit
Parasit
merupakan
organisme
yang
berlindung
dalam
atau
Golongan
parasit
berupa
(malaria,tripanosoma,taksoplasma,lesmania,amuba),
protozoa
metazoa
Infeksi cacing/parasit
Cacing merangsang subset Th2 sel CD4+ yang melepas IL4, IL-5, dan IL-13. IL-4 dan IL-13 merangsang pembentukan
IgE dan IL-5 merangsang perkembangan dan aktivitas
eosinofil. IgE berikatan dengan permukaan cacing di ikat
eosinofil,selanjutnya eosinofil diaktifkan dan mensekresi
granul enzim yang menghancurkan parasit.
Sementara itu, IgE juga dapat berikatan dengan sel mast
ataupun
histamine
basofil
yang
yang
nantinya
menimbulkan
akan
respon
mensekresikan
alergi,
lalu
Granuloma
Pada beberapa infeksi,cacing maupun parasit lainnya tidak
dapat dihancurkan oleh sistem imun. Dalam hal ini badan
berusaha mengucilkan parasit dengan membentuk kapsul
yang terdiri atas sel-sel
kerahkan,
fibrogenik
melepas
fakor
dan
merangsang
untuk
mengontrol
dan
menyingkirkan
parasit.
A. Imunitas nonspesifik
Meskipun
berbagai
protozoa
dan
cacing
mengaktifkan
imunitas
parasit
tersebut
yang
resisten
terhadap
efek
bakterisidal
permukaan
T.rodesiensi.
Variasi
utamanya
yang
terus
terlihat
menerus
pada
T.brucei
terjadi
itu
dan
diduga
4. Resistensi
Parasit
menjadi
resisten
terhadap
respons
imun
selama
spontan
atau
setelah
berikatan
dengan
antibodi
murni
Tujuan :untuk mendapatkan cacing murni yang selanjutnya akan
dilakukan
untuk
proses
pembiakan
,ananlisis
komponen
kimia,penggolongan cacing
Table isolasi cacing parasit dari jaringan yang terinfeksi
Ba
Organi
pul
gia
sm
as
an
tub
uh
r
a
n
g
a
n
NEMAT
ODA
Enterob
H&
ius
vermicu
laris
(sekum,
umbai
cacing)
n
g
a
n
m
e
li
n
t
a
n
g
t
e
r
d
a
p
a
t
t
a
n
d
a
k
h
a
s
y
a
i
t
u
a
l
a
e
d
i
b
a
g
i
a
n
l
a
t
e
r
a
Ascaris
H&
l
U
lumbric
oides
(usus
kecil,sal
.emped
u,hati,ro
ngga
peritone
um)
u
r
a
n
n
y
a
b
e
s
a
r
,
d
i
n
d
i
n
g
o
t
o
t
y
g
t
e
r
b
e
n
t
u
k
o
l
e
h
s
e
r
a
t
o
t
o
t
y
a
n
g
p
a
n
j
a
n
g
&
t
a
k
t
e
r
a
t
u
Strongy
H&
r
P
loides
stercora
lis
(duoden
um,jeju
num
bagian
atas )
a
n
d
p
t
d
il
i
h
a
t
b
e
n
t
u
k
b
e
t
i
n
a
d
e
w
a
s
a
,
t
e
l
u
r
y
g
b
e
r
s
e
g
m
e
n
&
l
a
r
v
a
Kut
&
ikul
an
ya
rel
ati
ve
teb
al,
mu
lut
ter
buk
leb
ar
me
lek
at
pa
u
da
mu
kos
k
e
c
i
l
b
a
g
i
a
n
a
t
a
s
)
T
Terl
&
iha
ba
gia
yg
teb
al(
pe
t
ga
ng
an
ca
mb
uk)
da
ba
gia
ant
eri
or
yg
lan
gsi
ng
a
r
)
T
Vili
&
usu
ya
ng
be
ngk
ak
l
l
a
s
p
i
r
a
l
i
s
(
d
u
o
d
e
n
u
m
,
u
s
u
s
k
e
c
i
l
)
C
E
S
T
O
D
A
T
Dpt
&
terl
iha
tpr
ogl
oti
d
yg
terl
ep
as /
tel
ur
did
lm
ap
en
dik
s
Be
&
ntu
lar
va
&d
ew
asa
dpt
terl
iha
pd
pot
on
ga
n
usu
s
Din
&
din
Ta
kist
ba
gia
as
lua
ber
lapi
s-
lapi
s&t
ak
ber
inti
,kai
ber
sifa
t
tah
an
asa
m
T
R
E
M
A
T
O
D
A
S
Ca
&
cin
de
wa
sa
&te
lur
ny
dpt
terl
iha
dl
ve
na
me
sen
tari
ka
j
a
p
o
n
i
c
u
m
S
.
h
a
e
m
a
t
o
b
i
u
H
m
N
ti
M
A
T
O
D
A
C
Par
&
enk
im
hat
tel
urn
ya
me
net
ap
di
hat
i&s
iklu
hid
up
ny
a
tid
ak
ber
lanj
ut
did
lm
tub
uh
Gra
&
nul
om
eos
ino
filik
,dp
t
trej
nek
rosi
s
C
E
S
T
O
D
A
E
Tid
&
ak
me
Ta
mp
un
yai
kai
as
u
s
m
u
l
t
i
l
o
c
u
l
a
r
i
s
T
R
E
M
A
T
O
D
A
F
Div
&
erti
kul
usu
dpt
terl
iha
tel
ur
a
t
i
c
a
C
Ter
&
da
pat
infil
tra
si
eos
ino
filik
&p
en
eb
ala
din
din
sal
ura
n
n
ci
n
g
S
Ter
&
da
pat
dur
i di
uju
ng
tel
ur
m
a
h
a
e
m
a
t
o
b
i
u
P
m
N
u
S
Da
&
pat
dit
em
uka
lar
va
ya
ng
ber
mi
gra
si
da
pat
me
ni
mb
ulk
an
gra
nul
om
eos
ino
filik
c
a
r
i
s
l
u
m
b
r
i
c
o
i
d
e
s
C
a
c
i
n
g
t
a
m
b
a
n
g
W
u
c
h
e
r
e
r
i
a
b
a
n
c
r
o
f
t
i
T
E
R
M
A
T
O
D
A
P
Re
&
aks
jari
ng
an
par
u2
yg
teri
sol
asi
dl
kap
sul
fibr
osa
yg
teb
al.
ber
isi
tel
ur
t-
a
n
g
k
a
T
Lar
&
va
ber
be
ntu
spi
ral
l
l
a
s
p
i
r
a
l
i
s
C
E
S
T
O
D
A
T
Kis
&
ta
ber
be
ntu
k
lonj
on
ter
da
pat
sko
lek
s&
4b
atil
isa
p
K
li
&
ri
n
g
a
n
s
u
b
k
u
t
a
n
W
De
&
wa
sa
dl
sal
lim
fe;
dpt
didi
ag
nos
is
dl
pot
on
ga
jari
ng
an
;mi
cro
fila
ria
dl
dar
ah
De
wa
sa
dl
jar
sub
kut
an;
mic
rofi
lari
dl
dar
ah
De
wa
sa
dal
no
dul
sub
kut
an;
mic
rofi
lari
dl
kuli
De
wa
sa
dl
m
ron
gg
tub
uh;
mic
rofi
lari
dl
dar
ah
Tid
ak
dit
em
uka
n
di
dal
kuli
a
n
g
C
E
S
T
O
D
A
S
Lar
&
va
seri
ng
kali
ter
da
pat
pd
jari
ng
an
sub
kut
an/
oto
t2
Me
&
mili
ki
cab
an
g2
me
tas
tati
k&
pe
ny
eb
ara
ke
sel
uru
h
jari
ng
an
Ker
&
usa
kan
mu
lai
dar
Li
sen
siti
sas
ti
per
ad
an
ga
sa
mp
ai
ele
fan
tias
is
(hi
per
pla
sia
jari
ng
an)
l
a
y
i
Ca
&
cin
ti
da
pat
me
ng
ala
mi
per
kap
ura
da
sal
ura
lim
fati
k
ber
ub
ah
me
nja
di
jari
ng
an
kol
ag
en
Me
is
&
ni
mb
ulk
an
eos
ino
filik
me
nin
giti
s;
ba
ny
ak
ser
ab
ut
oto
dib
aw
ah
kut
ikul
a;
infil
tra
si
sel
ule
r
ter
diri
dr
eos
ino
fil
&
mo
no
nu
kle
ar
T
Da
&
era
nek
tori
ata
u
gra
nul
om
pa
da
per
ad
an
ga
n
me
mb
ran
per
iret
ina
T
Da
&
pat
me
ran
gsa
ng
enk
ap
ula
si
fibr
osa
;
da
pat
terj
adi
rea
ksi
sel
ula
r
yg
jela
s
keti
ka
lar
va
mu
la
ma
ti
E
Din
&
din
de
ng
an
lapi
san
tipi
da
n
me
mp
un
yai
afi
nit
as
ter
ha
da
p
pe
war
na
an
asa
m
ata
u
bas
a
S
Hip
&
re
mi
dar
me
nin
ge
ns
ya
ng
me
lapi
si
gra
nul
om
dal
am
ota
k
Kultur Parasit
(Henny Hasyyati)
cacing
Ancylostoma
duodenale,
Necator
americanus,
Cara kerja :
a) Oleskan tinja secukupnya pada bagian tengah kertas saring
b) Masukan kertas saring yang sudah dioles tinja kedalam
kantong plastic lebih dahulu, sehingga ujung runcing kertas
saring masuk bagian sempit kantong plastic.
c) Masukan air 2 cc ke dalam kantong plastic; kertas saring
dengan olesan tinja menjadi basah dan air akan tertampung
diujung sempit kantong plastic.
d) Tutuplah kantong plastic dengan memakai api lilin
e) Biarkan selama 4-7 hari pada suhu kamar (25-30oC)
KA RISDY..................
DAFTAR PUSTAKA