Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Sari 2014
Jurnal Sari 2014
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Rina Ayu Puspita Sari
S10.037
ii
SURAT PERNYATAAN
: S10037
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robilalamin
Puji syukur dan sujud syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas segala keagungan dan kemahabesaranNya. Hanya dengan petunjuk,
rahmat dan karuniaNya hingga proposal penelitian ini yang berjudul
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN
NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI BANGSAL
KENANGA RSUD KARANGANYAR. ini dapat terselesaikan.
Dalam menjalani proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit halangan dan
rintangan yang penulis hadapi. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini.
Atas bantuan, arahan dan motifasi yang senantiasa diberikan selama penyusunan
skripsi ini, dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada :
1.
Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada.
2.
Ns. Wahyu Rima Agustin M.Kep, selaku ketua program studi S-1
Keperawatan STIKes Kusuma Husada.
3.
4.
5.
bc. Yeti Nurhayati, M. Kes selaku penguji yang telah meluangkan waktu dan
begitu bijaksana dalam memberikan arahan, bimbingan serta motivasi dalam
penyusunan penelitian ini.
iv
6.
7.
Seluruh Dosen, Staf pengajar dan karyawan STIKes Kusuma Husada yang
telah banyak memberikan wawasan dan segala bentuk bantuan kepada
penulis.
8.
Ayah dan ibu-ku untuk segala motivasi, kasih sayang, perhatian serta doa
dan kesabaran yang telah engkau berikan dan kau curahkan kepada-ku demi
masa depan-ku
9.
Kakak-ku yang tercinta untuk segala motivasi, inspirasi dan doa diberikan
kepadaku.
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
vi
ix
xii
xiii
ABSTRAK ........................................................................................................
xiv
ABSTRACT .......................................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
10
10
10
12
vi
vii
13
19
20
20
21
22
22
23
26
30
31
34
34
34
35
41
2.2
45
2.3
46
2.4
46
47
3.2
48
48
48
48
3.3
49
3.4
49
49
vii
viii
3.5
3.6
3.7
3.8
50
51
51
51
53
53
53
54
54
55
57
Analisa Univariat..............................................................................
59
59
60
61
61
61
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Skala Nyeri Sebelum Diberikan Terapi Musik Klasik Pada Pasien
Post Sectio Caesarea Di Bangsal Kenanga RSUD Karanganyar ......
63
5.2. Skala Nyeri Sebelum Diberikan Terapi Musik Klasik Pada Pasien
Post Sectio Caesarea Di Bangsal Kenanga RSUD Karanganyar ......
65
viii
67
ix
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan ........................................................................................
71
71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
10
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul Gambar
Halaman
2.1
Diskriptif Scale
32
2.2
33
2.3
34
2.4
Kerangka Teori
45
2.5
Kerangka Konsep
46
11
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Tabel
Halaman
1.1
Penelitian Terkait
3.1
Rancangan Penelitian
47
3.1
Definisi Operasional
50
4.1
4.2
50
4.3
xi
60
61
12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Keterangan
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Permohonan Responden
xii
13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Dokumentasi
Lampiran 19
Jadwal Penelitian
Lampiran 20
SPSS
Lampiran 21
Lembar Konsultasi
xiii
14
Abstrak
xiv
15
xv
BAB I
PENDAHULUAN
kejadian sectio caesarea di negara Inggris pada tahun 1980 adalah 9% dan
pada tahun 2008-2009 meningkat menjadi 24,6% (Afriani, Desmiwarti &
kandri 2013). Angka kejadian persalinan dengan sectio caesarea pada tahun
2008 di RSUD Dr. Soetomo adalah 1478 kasus (23,3%) dari 6335 total
persalinan (Yudoyono 2008 dalam Nurak & Sugiarti 2011).
Persalinan sectio caesarea dilaksanakan karena adanya indikasi medis
maupun indikasi non medis (Mutiara 2004 dalam Yuliana 2012). Indikasi
medis terdiri dari dua faktor yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor janin
sebagai indikasi sectio caesarea terdiri dari bayi terlalu besar (giant baby),
kelainan letak bayi (letak sungsang dan letak lintang), faktor plasenta
(plasenta previa, solutio plasenta, plasenta accreta, vasa previa), kelainan
tali pusat (prolapsus tali pusat, terlilit tali pusat) dan bayi kembar (multiple
pregnancy). Faktor ibu yang merupakan indikasi sectio caesarea terdiri dari
usia, tulang panggul, persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea,
faktor hambatan jalan lahir, kelainan kontraksi rahim, dan ketuban pecah
dini (Kasdu 2003). Indikasi non medis tindakan sectio caesarea adalah
sosial HSVB (High Social Value Baby) dan karena adanya permintaan dari
pasien sendiri (APS) atau direncanakan seperti kekhawatiran akan terjadi
fital distres, persalinan lebih dari 6 jam tidak tertahan oleh ibu,
penggalaman buruk partus pervaginan sebelumnya, dan kekhawatiran
persalinan pervaginan akan merusak hubungan seksual (Nurak & Sugiarti
2011).
(p
dilakukan oleh Jona, Widodo dan Shobirun (2010) intensitas nyeri sebelum
diberikan terapi musik klasik adalah nyeri sedang dengan skala 4-6 (100%),
setelah diberikan terapi musik klasik intensitas nyeri adalah 59,1% nyeri
sedang dan 40,9% nyeri ringan dengan hasil man whitney menunjukan nilai
p=0,213 (p>0,05), hal ini dikarenakan terapi musik klasik dapat meransang
tubuh mengluarkan opoid endogen
yaitu
memiliki sifat seperti morfin yaitu untuk mengurangi nyeri (Huges 1975
dalam Ernawati dkk 2010).
Angka kejadian sectio caesarea dari tahun ke tahun mengalami
peningkatkan. Hasil studi pendahulun di RSUD Karanganyar pada satu
semester dari bulan Januari-Juni tahun 2013 didapatkan data persalinan
sectio caesarea sebanyak 291 pasien dengan rata-rata setiap bulannya 48
persalinan. Semua pasien yang dilakukan tindakan sectio caesarea
merasakan nyeri setelah 2 jam operasi sampai 3 hari dan nyeri terasa panas
dibagian bekas luka insisi. Tindakan farmakologi yang diberikan oleh
perawat hanya memberikan obat anti nyeri yaitu asam fenamat, pirasetam
dan novlamin. Tindakan non farmakologi yang dilakukan oleh perawat
adalah relaksasi nafas dalam dan mobilisasi miring kanan kiri. Pemberian
terapi musik untuk mengurangi nyeri operasi belum pernah dilakukan oleh
perawat ruangan.
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tingkat skala nyeri pada
pasien post sectio caesarea.
2.
3.
Judul
Pengaruh
terapi musik
terhadap
nyeri
post
operasi open
reduction and
internal
fixation
di
(Orif)
RSUD DR.
H. ABDUL
MOELOEK
provisi
lampung
Afriani,
Kasus
Desmiwart Persalinan
i & kandri. Dengan
Bekas Seksio
Sesarea
Menurut
Keadaan
Waktu
Masuk
di
Bagian
Obstetri dan
Ginekologi
RSUP Dr. M.
Metode
Penelitian quasi
experiment dan
non-equivalent
pretest-postest
with
control
group,
pengambilan
sampel
menggunakan
causative
sampling.
Hasil
Ada pengaruh yang
signifikan terapi musik
terhadap
penurunan
tingkat nyeri pasien
post operasi ORIF (P
value = 0,000; =
0,05).
merupakan studi
deskriptif. Kasuskasus persalinan
dengan
bekas
seksio
sesarea
didapat
dari
observasi rekam
medik
dan
mewawancarai
subjek penelitian
dengan
menggunakan
kuesioner
Hasil
penelitian
didapatkan 52 kasus
persalinan
dengan
bekas seksio sesarea.
Premature rupture of
membrane
(PRM)
merupakan
kasus
persalinan
dengan
bekas seksio sesarea
terbanyak yaitu 13
kasus (25%) dan ibu
hamil dengan bekas
seksio sesarea yang
Penelitian
Judul
Djamil
Padang
Metode
Hasil
melakukan rujukan dini
berencana
sebanyak
5,7%.
Hasil
penelitian
didapatkan 52 kasus
persalinan
dengan
bekas seksio sesarea.
Premature rupture of
membrane
(PRM)
merupakan
kasus
persalinan
dengan
bekas seksio sesarea
terbanyak yaitu 13
kasus (25%) dan ibu
hamil dengan bekas
seksio sesarea yang
melakukan rujukan dini
berencana
sebanyak
5,7%.
Afriani,
Kasus
Desmiwart Persalinan
i & kandri. Dengan
Bekas Seksio
Sesarea
Menurut
Keadaan
Waktu
Masuk
di
Bagian
Obstetri dan
Ginekologi
RSUP Dr. M.
Djamil
Padang
merupakan studi
deskriptif. Kasuskasus persalinan
dengan
bekas
sesarea
seksio
didapat
dari
observasi rekam
medik
dan
mewawancarai
subjek penelitian
dengan
menggunakan
kuesioner.
Fitri,
Hubungan
Trisyani & intensitas
Maryati.
nyeri
luka
sectio
caesarea
dengan
kualitas tidur
pada pasien
post partum
hari
ke-2
diruang rawat
inap RSUD
Sumedang.
Rancangan
a. Hasil
analisis
penelitian
univariat
dengan
menggunakan
persentase
metode deskriptifmenunjukkan
(85,7%) responden
korelasional.
memiliki
kualitaskualitas tidur yang
buruk dan (48,2%)
memiliki intensitas
nyeri yang sedang.
b. Hasil analisis bivariat
dengan
spearman
rank didapat terdapat
hubungan
antara
intensitas nyeri luka
sectio
caesarea
dengan kualitas tidur
( P value = 0.037 dan
X2 hitung = 0,279).
Penelitian
ini 58,17 % sedangkan
menggunakan
sectio caesarea non
metode deskriptif. indikasi sebanyak 41,83
Pengambilan
%. Mayoritas sectio
sampel secara non caesarea terjadi pada
umur 20 35 tahun
Penelitian
Judul
paritas
di
rumah sakit
DKT Gubeng
Pojok
Surabaya
tahun 2011
Metode
probability
sampling dengan
teknik sampling
jenuh berjumlah
459 orang.
Hasil
sebanyak 82,35 %
dengan
paritas
mayoritas
multipara
sebanyak 57,74 %.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
stimulasi
gelombang
otak
dengan
frekuensi deep
10
11
12
Society
for
Music
Therapy
(NZSMT)
(2005)
13
3)
b) Pasif- Reseptif
Dalam sesi reseptif, klien akan mendapat terapi
dengan mendengarkan musik. Terapi ini lebih menekankan
pada physical, emotional intellectual, aesthetic of spiritual
dari musik itu sendiri sehingga klien akan merasakan
ketenangan atau relaksasi. Musik yang digunakan dapat
bermacam jenis dan style tergantung dengan kondisi yang
dihadapi klien (Natalia 2013).
3.
Manfaat Musik
Manfaat terapi musik antara lain:
a) Musik pada bidang kesehatan
1)
14
2)
dengan
harmony
yang
baik
akan
4)
2)
menyanyi,
bermain
instrumen
akan
15
hormon tubuh
16
Begitu
juga
sebaliknya,
jika
motivasi
17
Kesehatan jiwa
Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873950M) dalam bukunya ''Great Book About Music'',
mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang, sebagai
pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan
spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis. Sekarang di
zaman modern, terapi musik banyak digunakan oleh
psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai
18
macam
gangguan
kejiwaan,
gangguan
mental
atau
19
i)
4.
20
6.
merupakan
21
intensitas nyeri
22
Definisi nyeri
International Association for the Study of Pain (IASP)
menyatakan bahwa nyeri merupakan pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam
kejadian- kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry
2005). Caffery menyatakan nyeri adalah segala suatu yang
dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja
ketika seseorang mengatakan nyeri (Potter & Perry 2005).
23
mengalaminya,
yang
ada
kapan
pun
individu
mengatakannya.
Dari urian diatas dapat disimpulkan nyeri merupakan
gangguan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh robekan atau
kerusakan jaringan sehingga muncul sensasi nyeri.
2.
24
2) Nyeri kronik
Nyeri kronik yaitu nyeri yang konstan dan
intermiten yang menetap sepanjang suatu periode
waktu. Nyeri ini dapat menjadi lebih berat jika
dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor kejiwaan.
Nyeri kronis dapat berlangsung lebih dari 6 (enam)
bulan (Judha, Sudarti & Fauziah 2012).
b.
25
kulit
berasal
dari
stuktur-
struktur
lokalisasi
nyeri
kulit
dan
cenderung
26
27
28
d) Makna nyeri
Makna nyeri adalah pengalaman nyeri dan cara
seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seseorang akan
mempersepsikan nyeri dengan cara yang berbeda-beda
apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman, suatu
kehilangan, hukuman dan tantangan misalnya seorang
wanita yang sedang bersalin akan mempersepsikan nyeri
berbeda dengan pukulan pasangannya. Derajat dan kualitas
nyeri ini akan dipersepsikan klien yang berhubungan
dengan makna nyeri.
e) Perhatian
Tingkat seseorang klien memfokuskan perhatiannya
pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian
yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat
sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan
dengan respon nyeri yang menurun (Gill 1990 dalam Potter
& Perry 2009).
f)
Ansietas
Hubungan
antara
nyeri
dan
ansietas
bersifat
29
g) Keletihan
Keletihan dapat meningkatkan persepsi nyeri dan rasa
kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan
menurukan kemampuan koping. Hal ini terjadi karena
masalah pada setiap individu yang menderita penyakit
dalam jangka waktu yang lama.
h) Pengalaman sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti
bahwa individu akan menerima nyeri dengan lebih mudah
pada masa yang akan datang. Saat individu sudah lama
mengalami nyeri dan sering mengalami nyeri tanpa pernah
sembuh maka rasa takut akan muncul, dan sebaliknya
apabila individu mengalami nyeri dengan jenis yang sama
berulang-ulang, tetapi kemudian nyeri tersebut dengan
berhasil dihilangkan akan lebih mudah bagi individu
tersebut
untuk
menginterprestasikan
sensasi
nyeri
akibatnya, klien akan lebih siap untuk melakukan tindakantindakan yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri.
i)
Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman
yang
membuat
merasa
kesepian,
gaya
koping
30
j)
sebaliknya
tersedianya
seseorang
yang
Penatalaksanaan nyeri
a) Pentalaksanaan nyeri farmakologi
Untuk meringankan nyeri dari ringan sampai berat
bisa menggunakan analgesik. Analgesik yang sering
digunakan yaitu jenis analgesik non narkotik dan obat anti
inflamasi nonsteroid (NSAID), analgesik narkotik atau opiat
dan tambahan atau adjuvan (Andarmoyo 2013).
b) Penatalaksanaan nyeri non farmakologi
Manajemen nyeri dengan terapi non farmakologis
merupakan tindakan menurunkan nyeri tanpa menggunakan
agen farmakologi. Ada beberapa penanganan berdasarkan
penatalaksanaan nyeri non farmakologi yaitu dengan
stimulasi
fisik
yang
meliputi
bimbingan
antisipasi
31
distraksi
nyeri
merupakan
gambaran
tentang
32
Tidak
Nyeri
Nyeri
Nyeri
Nyeri
Nyeri
Ringan
Sedang
Berat
Tak
Tertahan
33
b) Skala numerik
Skala numerik (Numeric Rating Scale / NRS), skala
ini digunakan sebagai pengganti alat pediskripsian kata.
Klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala
ini paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri
sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila skala
digunakan untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan
patokan 10 cm (AHCPR 1992 dalam Perry & Potter 2006).
0
1
No
Pain
4
5
6
Moderat Pain
9 10
Worst
possible
pain
34
2.
35
Faktor janin
Tindakan operasi sectio caesarea dari faktor janin
antara lain :
1) Bayi terlalu besar
Berat bayi lahir (BBL) sekitar 4000 gram atau
lebih (giant baby), menyebabkan bayi sulit keluar dari
jalan lahir. Pada umumnya pertumbuhan janin yang
berlebihan (makrosomia) karena ibu menderita diabetes
melitus, keadaan ini dalam ilmu kedokteran disebut
dengan bayi besar objektif.
2) Kelainan letak bayi
Ada dua letak janin dalam rahim, yaitu letak
sungsang dan letak lintang :
a) Letak sungsang
Sekitar 3-5% atau 3 dari 100 bayi terpaksa
lahir dengan posisi sungsang. Keadaan janin
36
sectio
caesarea.
b) Letak lintang
Letak
lintang
atau
miring
(oblique)
37
bayi
presentasi
tubuh
terhenti
janin
dan
macet
didalam
jalan
dengan
lahir.
38
kekurangan
oksigen
janin
dapat
doopler
sonografi.
Diagnosa
gawat
janin
beberapa
kelainan
plasenta
yang
39
accreta
merupakan
keadaan
mengurangi
resiko
maka
persalinan
40
tali
pusat
adalah
keadaan
41
Faktor ibu
Faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilakukan
sectio caesarea yaitu :
a) Usia
Ibu yang melahirkan untuk yang pertama kali
pada usia sekitar 35 tahun memiliki resiko melahirkan
dengan operasi sectio caesarea sedangkan pada ibu
yang berusia 40 tahun keatas berindikasi dilakukan
operasi sectio caesarea karena memiliki riwayat
penyakit yang beresiko, misalnya tekanan darah tinggi,
penyakit jantung, kencing manis, dan preeklamsia.
Eklamsia (keracunan kehamilan) dapat menyebabkan
ibu kejang sehingga persalinan dengan operasi sectio
caesarea.
b) Tulang panggul
Cephalopelvic
disproportion
(CPD)
adalah
42
persalinan
sectio
caesarea
dapat
yang
mengharuskan
dilakukan
tindakan
43
44
45
1. Faktor janin
a. Bayi besar
b. Kelainan letak (letak
sungsang dan letak
lintang)
c. Ancaman gawat
janin (fital distress)
d. Janin abnormal
e. Faktor palsenta.
f. Kelainan tali pusat.
g. Bayi kembar.
2. Faktor ibu
a. Usia
b. Tulang panggul
c. Persalinan
sebelumnya dengan
operasi caesarea.
d. Hambat jalan lahir
e. Kelainan kontraksi
rahim
f. Ketuban pecah dini
g. Rasa takut akan
kesakitan
Usia
Kebudayan
Keletihan
Gaya
koping
Sectio
caesarea
Terapi
farmakologi
Obat analgesik
non narkotika
dan NSAID,
Opiat dan obat
tambahan.
5.
6.
7.
8.
Ansieta
Dukungan
Pengalaman
perhatian
Nyeri
Penurunan
Nyeri
Relaksasi
Distraksi Visual,
Distraksi Intelektual,
dan Distraksi Audio
Distraksi audio
Instrumental
Jazz
Klasik
Pop
46
Variabel Dependen
Ha
47
BAB III
METODE PENELITIAN
Pre test
Perlakuan
Post test
O1
Waktu 1
Waktu 2
Waktu 3
Keterangan
K
O1
47
48
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien post sectio
caesarea di bangsal Kenanga RSUD Karanganyar. Jumlah populasi
diasumsikan sebanyak 40 responden.
3.2.2.
Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat 2007). Penelitian mengambil sampel pada ibu post sectio
caesarea dibangsal Kenanga RSUD Karanganyar. Penelitian di
mulai pada bulan februari sampai jumlah sampel mencapai 40.
3.2.3.
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampling adalah incidental sampling
yaitu pengambilan sampel ketika bertemu langsung dengan peneliti
secara kebetulan (incidental), sampel diambil dari semua kejadian
post sectio caesarea di Ruang Kenanga RSUD Karanganyar.
Pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut:
a) Kriteria inklusi yang akan digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1)
2)
3)
49
4)
2)
3)
4)
5)
50
Nyeri
Definisi
Operasional
Terapi musik
klasik
merupakan
komposisi dari
dari
budaya
barat
yang
memiliki
alunan musik
yang lembut,
memiliki
fungsi dalam
pengobatan
atau
penyembuhan.
Nyeri
merupakan
ketidaknyaman
rasa
disebabkan
oleh kerusakan
jaringan akibat
robekan atau
luka insisi.
Alat Ukur
-
Menggunakan
Koesioner Numeric
Rating Scale (NRS)
yang memiliki nilai
rentang 0-10.
Indikator
penilaian
-
Skala
ukur
-
51
lembar instrumen
Pengumpulan data
1) Data primer
Data primer dari penelitian diperoleh langsung saat
penelitian yaitu ibu post sectio caesarea yang diambil
sebelum di berikan terapi musik klasik dan sesudah
diberikan terapi musik klasik.
2) Data sekunder
Data sekunder dari penelitian merupakan data yang
mendukung dalam penelitian yang didapatkan langsung dari
pasien post sectio caesarea di bangsal Kenanga RSUD
Karanganyar.
52
b.
2)
3)
4)
5)
6)
Peneliti
melakukan
pretest
dengan
memberikan
53
8)
54
tahap
ini
peneliti
melakukan
pemeriksaan
3.
55
4.
5.
Tabulating
Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel
kemudian diolah dengan bantuan komputer.
Analisa data
Analisa data merupakan pengumpulan data dari seluruh
responden yang dikumpulkan. Teknik analisis data dalam
penelitian kuantitatif mengunakan statistik (Sugiyono 2013)
2.
Analisis univariat
Analisa univariat adalah analisa yang menganalisa setiap
variabel dari hasil penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan
data kemudian data dianalisis menggunakan statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis
data
dengan
cara
mendiskripsikan
atau
56
Analisa bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga ada hubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo 2005). Analisa bivariat ini berfungsi untuk
mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan
nyeri pasien post sectio caesarea. Uji normalitas dengan
shaphiro-wilk untuk sampel > 50 responden (Dahlan 20013).
Hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi tidak
normal, sehingga uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan uji two related sample test wilcoxon untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua kelompok
sampel yang berpasangan.
57
Rumus :
Keterangan :
taraf
signifikasi
menggunakan
0,05
dengan
58
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan pada
tanggal 12 Desember 2013 - 19 Mei 2014 pada ibu post sectio caesarea di
Bangsal Kenanga RSUD Karanganyar dengan jumlah 40 responden post sectio
caesarea yang mengalami nyeri setelah operasi sectio caesarea. Hasil Penelitian
meliputi skala nyeri sebelum diberikan terapi musik klasik dan setelah diberikan
terapi musik klasik. Kemudian data ini diuji dengan menggunakan uji two related
sample test wilcoxon untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik terahap
tingkat nyeri ibu post sectio caesarea.
4.1. Analisis Univarat
4.1.1. Skala Nyeri Sebelum diberikan Terapi Musik Klasik
Distribusi responden tentang tingkat nyeri sebelum diberikan
terapi musik klasik pada pasien post sectio caesarea dibangsal
Kenanga RSUD Karanganyar. dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Tingkat Nyeri Sebelum Dilakukan Terapi Musik Klasik
Pada Pasien Post Sectio Caesarea di Bangsal Kenanga
RSUD Karanganyar (n=40)
Responden
Variabel
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
Jumlah
Jumlah (n)
5
14
21
40
59
Prosentase (%)
12,5
35,0
52,5
100
60
Jumlah (n)
14
20
6
40
Persentase (%)
35
50
15
100
61
4.2.
Analisis Bivariat
4.2.1. Uji Normalitas Shaphiro-Wilk
Sebelum dilakukan analisis bivariat perlu dilakukan uji
normalitas data untuk mengetahui penyebaran data normal atau
tidak normal. Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas
Shaphiro Wilk karena jumlah responden < 50 (Sopiyudin, 2013).
Tabel 4.3
Uji Normalitas Shaphiro-Wilk (n=40)
Shapiro-Wilk
Variabel
Statistic
df
Sig.
Pretest
,905
40
,003
Postest
,909
40
,004
62
hitung
2,022 dengan nilai Asym Sig 0,000 (p < 0,05) dengan demikian H0
di tolak artinya ada pengaruh
63
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Skala Nyeri Sebelum Diberikan Terapi Musik Klasik Pada Pasien Post
Sectio Caesarea Di Bangsal Kenanga RSUD Karanganyar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri sebelum dilakukan
terapi musik klasik pada pasien post section caesarea mayoritas dengan
skala nyeri berat yaitu sebanyak 21 orang (52,5%). Hasil penelitian ini
didukung penelitian dari Oktavia, Gandamiharja dan Akbar (2013) dengan
hasil bahwa sebelum diberikan terapi msik klasik Mozart dan musik
tradisional gamelan maka mayoritas nyeri yang dialami oleh responden
adalah nyeri berat 45%.
Sectio caesarea adalah tindakan pembedahan untuk melahirkan janin
melalui insisi di dinding abdomen dan dinding uterus (Leveno, et al. 2009).
Simkin, Walley, & Keppler (2007) menjelaskan bahwa tindakan sectio
caesarea merupakan tindakan yang cepat dan mudah, akan tetapi tindakan
sectio caesarea juga memiliki beberapa bahaya komplikasi, seperti infeksi
luka, tromboflebitis, perdarahan dan nyeri pasca pembedahan. Nyeri
merupakan masalah yang paling mendominasi pada pasca pembedahan
sectio caesarea (Bobak, et al. 2004).
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada
suatu bagian tubuh (Judha, Sudarti & Fauziah 2012) dan Yusmiati dan Dodi
(2007) menyatakan bahwa sectio caesarea adalah sebuah bentuk proses
63
64
65
Potter dan Perry (2006) menyatakan setiap individu belajar dari pengalaman
nyeri, apabila seseorang belum merasakan nyeri sebelumnya maka persepsi
pertama nyeri dapat menggangu koping terhadap nyeri.
Dapat diambil
5.2. Skala Nyeri Setelah Diberikan Terapi Musik Klasik Pada Pasien Sectio
Caesarea di Bangsal Kenanga RSUD Karanganyar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri setelah dilakukan
terapi musik klasik pada pasien post section caesarea mayoritas dalam
kategori nyeri sedang sebanyak 20 orang 50% responden. hasil penelitian
lain yang dilakukan McCaffrey menemukan bahwa intensitas nyeri menurun
sebanyak 33% setelah terapi musik dengan menggunakan musik klasik
Mozart terhadap pasien osteoarthritis selama 20 menit dengan musik Mozart
(Jerrard 2004 dalam Harefa, Manurung, dan Nainggolan 2010 ).
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Schou 2008 dalam Mahanani
(2013) bahwa efek terapi musik klasik pada nyeri adalah distraksi terhadap
pikiran tentang nyeri, menurunkan kecemasan, menstimulusi ritme nafas
lebih teratur, menurunkan ketegangan tubuh, memberikan gambaran positif
66
pada visual imageri, relaksasi, dan meningkatkan mood yang positif. Terapi
musik dapat mendorong perilaku kesehatan yang positif, mendorong
kemajuan pasien selama masa pengobatan dan pemulihan.
Dr John Diamond dan Dr David Nobel telah melakukan riset
mengenai efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka
menyimpulkan bahwa jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat
diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan
mengeluarkan sejenis hormon (serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa
nikmat dan senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan
meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih
sehat (Eka 2009).
Musik dan nyeri mempunyai persamaan, keduanya bisa digolongkan
sebagai input sensor dan output. Sensori input yaitu ketika musik mulai
terdengar, sinyal musik akan dikirim keotak saat rasa sakit mulai dirasakan.
Jika getaran musik dapat dibawa kedalam resonansi dekat dengan getaran
rasa sakit, maka outputnya adalah persepsi di dalam psikologisnya dari rasa
nyeri akan hilang (Harefa, Manurung, dan Nainggolan 2010).
Hasil tersebut menunjukan bahwa setelah pemberian terapi musik
maka nyeri responden mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Purwanto (2012) bahwa terapi musik mempunyai tujuan
membantu
mengekspresikan
perasaan,
membantu
rehabilitasi
fisik,
67
5.3. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Nyeri Pasien Post Sectio
Caesarea di Bangsal Keanga RSUD Karanganyar.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi musik klasik
terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea dibangsal
Kenanga RSUD Karanganyar dengan p value 0,000.
Hasil penelitian ini didukung penelitian dari Dian Novita dengan hasil
bahwa ada pengaruh yang signifikan terapi musik terhadap penurunan
tingkat nyeri pasien post operasi ORIF. Hasil penelitian ini juga didukung
penelitian dari Purwanto (2012) dengan hasil bahwa efek musik dapat
68
menurunkan intensitas nyeri dari nyeri berat ke nyeri ringan pada pasien
post-operasi di ruang bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitian
ini diperkuat penelitian dari Oktavia, Gandamiharja dan Akbar (2013)
dengan hasil bahwa didapatkan perbedaan yang bermakna antara nyeri
sebelum dan sesudah mendengarkan musik klasik.
Menurut Potter dan Perry (2006) salah satu upaya mengatasi rasa
nyeri adalah dengan memberikan tindakan non farmakologi. Teknik non
farmakologi untuk mengurangi nyeri terdiri dari massage effleurage, teknik
relaksasi dan teknik distraksi. Distraksi adalah memfokuskan perhatian
pasien pada sesuatu hal atau melakukan pengalihan perhatian ke hal-hal
diluar nyeri. Distraksi dapat dilakukan dengan cara distraksi penglihatan
(visual), distraksi intelektual (pengalihan nyeri dengan kegiatan-kegiatan)
dan distraksi pendengaran (audio) (Andarmoyo 2013).
Saat seseorang mendengarkan musik, gelombangnya ditramisikan
melalui ossicles di telinga dan melalui cairan cochlear berjalan menuju
telinga dalam (Wilgram 2002 dalam Novita). Membran basilaris cochlea
merupakan area resonansi dan berespon terhadap frekuensi getaran yang
bervariasi. Rambut silia sebagai sensori reseptor yang mengubah frekuensi
getaran menjadi getaran elektrik dan langsung terhubung dengan ujung
nervus pendengaran. Nervus auditori primer menerima input dan
mempersepsikan pitch dan melodi yang rumit, dan dipengaruhi oleh
pengalaman seseorang. Korteks auditori sekunder lebih lanjut memproses
69
70
kalsium,
prostaglandin,
dan
lain-lain,
terutama
substansi
(Harefa,
adalah
penggunaan
musik
untuk
relaksasi,
mempercepat
71
mengendorkan otot- otot yang menegang sebagai reaksi dari rasa sakit
dalam persalinan dengan post sectio caesarea. Musik klasik membantu
untuk melepaskan diri dari rasa sakit dan belajar untuk menerimanya
dengan cara yang lebih positif. Musik klasik juga mengubah persepsi waktu,
yang menolong mengurangi rasa sakit yang diderita.
72
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan nyeri pada pasien
sectio caesrea di Bangsal Kenanga RSUD Karanganyar sebagai berikut :
6.1. Kesimpulan
6.1.1. Mayoritas skala nyeri sebelum dilakukan terapi musik klasik pada pasien
post sectio caesarea di bangsal Kenanga RSUD Karanganyar adalah nyeri
6.1.3. Ada pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tingkat nyeri
pada pasien post sectio caesarea di bangsal Kenanga RSUD
Karanganyar.
6.2. Saran
Saran dalam penelitian ini antara lain adalah :
6.2.1. Bagi RSUD Karanganyar
RSUD Karanganyar hendaknya menerapkan terapi musik klasik
musik dalam penatalaksanaan nyeri persalinan dengan post section
caesarea guna membantu meringankan nyeri pada saat post op
sectio caesarea.
72
73
74
DAFTAR PUSTAKA
(2004).
The
uses
&
benefits
of
music
therapy
in
LTC.
http://www.amda.com/publications/caring/february2004/musictherapy.cfm
Judha, M, Sudarti & Fauziah, A 2012, Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan, Muha Medika, Yogyakrta.
75
Kasdu, D 2003, Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Puspa Swara, Jakarta.
Mahanani 2013, Durasi Pemberian Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Anak, Skripsi, Universitas Jendral Soederma
Purwokerto, Purwokerta.
Marmi, D 2013, Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Natalia, D 2013, Terapi Musik Bidang Keperawatan, Mitra Wacana Media,
Jakarta.
Novita, P 2012, Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open
Reduction And Internal Fixation (ORIF) Di RSUD DR. H Abdul Moeloek
Propinsi Lampung, Tesis Universitas Indonesia, Depok.
Nursalam 2013, Konsep & Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis & Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba,
Medika, Jakarta.
Nurak, MT & Sugiarto 2011, Indikasi Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan
Ummur dan Paritas di Rumah Sadit DKT Gubeng Pojok Surabaya,
Akademik Griya Husada Surabaya.
Oktavia, Gandamiharrja & Akbar 2013, Perbandingan Efel Musik Klsik Mozart
dan Musik Tradisional Gamelan Jawa terhadap Penguragan Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Nulipara, Universitas Padjadjaran,
Vol.45, No.4.
Purwanto, E 2007, Efek Musik Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Ruang Bedah Dr. SardjitoYogyakarta, Universitas
Muhammadyah Malang, Malang.
Ramadhani, A 2012, Persepsi Ibu Hamil Resiko Tinggi Tentang Persalinan Sectio
Caesarea, Universitas Muhammadyah Ponorogo, Ponorogo.
76