Professional Documents
Culture Documents
Sidarto 21174
Sidarto 21174
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta
Penelitian mengenai supply chain management akhir-akhir ini sangat banyak dilakukan karena
secara nyata supply chain management merupakan pertimbangan misi dan strategi untuk mencapai
keunggulan kompetitif. Zabidi.Y.,(2001) dalam tulisan utamanya mengenai Supply Chain
Management, teknik terbaru dalam mengelola aliran material/produk dan informasi dalam
memenangkan persaingan mengemukakan bahwa perusahaan haruslah bertanggung jawab terhadap
seluruh rangkaian proses mulai dari perencanaan produk, peramalan kebutuhan, pengadaan material,
produksi, pengendalian persediaan, penyimpanan, distribusi ke distributor center, wholesaler,
pedagang kecil, retailer, pelayanan pada pelanggan, proses pembayaran, dan sampai pada
konsumen akhir. Djohar.S.,dkk (2003) melakukan penelitian dengan judul Building a Competitive
Advantage on CPO Through Supply Chain Management : A Case Study in PT. Eka Dura Indonesia,
Astra Agro Lestari, Riau. Penelitian ini bertujuan untuk memetakkan permasalahan supply chain CPO
(crude palm oil) yang selama ini dilalui PT. EDI khususnya berkaitan dengan keunggulan nilai dan
produktivitas. Penelitian ini juga bertujuan untuk membangun model simulasi SCM sebagai strategic
tool dalam mengembangkan strategi mencapai keunggulan kompetitif. Studi ini membatasi ruang
lingkupnya dengan berfokus pada SCM mulai dari kebun, kontraktor angkutan, pabrik, tangki timbun
CPO, dan konsumen industri.
Penelitian yang diusulkan merupakan studi kasus mengenai Analisis Strategi Supply Chain
Management Pada Proses Manufacture khususnya proses produksi panel dan castor di PT. Mega
Andalan Kalasan Yogyakarta.
PT. Mega Andalan Kalasan Yogyakarta merupakan perusahaan manufacture yang memproduksi
perlengkapan rumah sakit, dalam kegiatan produksinya berdasarkan make to order, (MTO). Pada saat
ini proses bisnisnya sudah menerapkan process organization, sehingga membuat supply chain dalam
perusahaan menjadi lebih mudah, namun dalam kenyataanya tetap sering timbul ketidakpastian pada
proses fabrikasi.
Bertitik tolak dari permasalahan yang ada dalam proses fabrikasi/pembuatan komponen panel dan
castor di PT. Mega Andalan Kalasan tersebut diatas, maka dalam makalah ini mengambil judul
mengenai Analisis Strategi Supply Chain Management Pada Proses Manufacture.
2. Tujuan Penelitian
a. Penentuan Strategi Supply Chain Management pada proses produksi castor dan panel pada
subbagian produksi plastik di PT. Mega Andalan Kalasan untuk mengurangi biaya lembur
b. Menentukan alokasi kapasitas mesin produksi yang digunakan untuk memproduksi komponen
panel dan castor.
3. Manfaat Penelitian
a. Menentukan strategi supply chain manajemen dalam menangani masalah biaya tenaga kerja
untuk mengoptimalkan biaya produksi.
b. Menentukan alokasi kapasitas mesin produksi, sehingga kebutuhan produksi dapat terpenuhi.
c. Memberikan masukan kepada perusahaan mengenai kegiatan proses manufaktur.
4. Batasan dan Asumsi
a. Penelitian difokuskan pada departemen produksi komponen plastic
b. Produk yang diamati adalah komponen dari plastic ( castor dan panel ) sebagai komponen
Supramak Bed.
c. Data yang digunakan adalah data penjualan selama tahun 2007.
d. Selama penelitian berlangsung, proses produksi berjalan dalam keadaan stabil.
5. Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Mega Andalan Kalasan Yogyakarta, yang memproduksi peralatan
rumah sakit. Obyek penelitian adalah proses produksi castor dan panel yang merupakan
komponen dari supramak bed. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pertama melakukan identifikasi permasalahan yang ada di PT. Mega Andalan Kalasan dengan
melihat proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Secara singkat gambaran umum proses
bisnis yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut :
277
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta
Customer
PPIC
Bagian Marketing
PPIC
Bag. Perakitan
Gudang
Supplier
Kedua menentukan permasalahan yang ada di PT. Mega Andalan Kalasan Yogyakarta, yaitu
bagaimana mengurangi atau menghilangkan biaya lembur dan mengalokasikan jam kerja mesin
sesuai dengan kebutuhan produksi sesuai dengan peramalan permintaan dengan tujuan
mengoptimalkan biaya produksi.
Ketiga menentukan beberapa strategi yang akan digunakan dalam analisa. Keempat memberikan
kesimpulan dan saran.
6. Tinjauan Pustaka
Penelitian-penelitian dan tulisan-tulisan mengenai supply chain management akhir-akhir ini
sangat banyak dilakukan karena secara nyata supply chain management merupakan pertimbangan
misi dan strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif. (Zabidi, 2001) dalam tulisan utamanya
mengenai Supply Chain Management, teknik terbaru dalam mengelola aliran material/produk dan
informasi dalam memenangkan persaingan, mengemukakan bahwa perusahaan haruslah
bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian proses mulai dari perencanaan produk, peramalan
kebutuhan, pengadaan material, produksi, pengendalian persediaan, penyimpanan, distribusi ke
distributor center, wholesaler, pedagang kecil, retailer, pelayanan pada pelanggan, proses
pembayaran, dan sampai pada konsumen akhir. Untuk mengatur aliran material / produk, informasi
dari seluruh aktifitas perusahaan diperlukan suatu konsep yang disebut dengan supply chain
management. ( Watanabe, 2001) dalam tulisannya mengenai Supply Chain Management konsep dan
teknologi, mengemukakan bahwa Supply Chain Managemen adalah konsep atau mekanisme untuk
meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai supply melalui optimalisasi waktu, lokasi
dan aliran kuantitas bahan. ( Djohar, dkk., 2003) melakukan penelitian dengan judul Building a
Competitive Advantage on CPO Through Supply Chain Management : A Case Study in PT. Eka Dura
Indonesia, Astra Agro Lestari, Riau. Penelitian ini bertujuan untuk memetakkan permasalahan supply
chain CPO (crude palm oil) yang selama ini dilalui PT. EDI khususnya berkaitan dengan keunggulan
nilai dan produktivitas. Penelitian ini juga bertujuan untuk membangun model simulasi SCM sebagai
strategic tool dalam mengembangkan strategi mencapai keunggulan kompetitif. Studi ini membatasi
ruang lingkupnya dengan berfokus pada SCM mulai dari kebun, kontraktor angkutan, pabrik, tangki
timbun CPO, dan konsumen industri. ( Wardani, 2004 ), melakukan penelitian yang berjudul Economic
Manufacturing Quantity gabungan antara pemasok dengan produsen untuk produk yang dijual dengan
garansi, penelitian ini mengemukakan bahwa dengan manajemen rantai pasok ( supply chain
management ) kerja-sama antara pemasok dan produsen dirancang agar menguntungkan kedua
belah pihak sehingga ukuran produksi dari pemasok dan ukuran pemesan dari produsen harus
memperhatikan kepentingan bersama atau meminimalkan total ongkos gabungan secara utuh. (
Arvitrida, 2008 ) melakukan penelitian mengenai Simulasi Koordinasi Supply Chain Pisang : Studi
kasus Pisang Mas dari Lumajang yang bertujuan untuk membuat dokumentasi konfigurasi supply
chain pisang. Adapun skenario alternatif yang diusulkan secara garis besar adalah penundaan jadwal
panen disisi hulu dan koordinasi disisi hilir untuk mengintegrasikan ukuran order.
278
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta
Supply Chain merupakan suatu rangkaian atau jaringan dari perusahaan-perusahaan yang
bekerja bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir.
Pada dasarnya dalam sebuah supply chain terdapat tiga aliran, yaitu : aliran material, aliran informasi,
dan aliran uang/pembayaran. Struktur supply chain secara sederhana dapat dilihat dalam gambar
berikut :
HULU
SUPPLIER
HILIR
PABRI
K
DISTRI
BUTOR
WHOLE
SALER
RETAILER
CUSTO
MER
Aliran fisik/material
Aliran
pembayaran
Aliran
informasi
Gambar 1. Struktur supply chain dan tiga aliran yang dikelola
Sedangkan Supply Chain Managemen adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara
tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain itu sendiri.
(Punjawan, 2005). Keunggulan kompetitif dari supply chain management adalah bagaimana ia
mampu me-manage aliran barang atau produk dalam suatu rantai pasok, dengan kata lain model
supply chain management mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan produksi dan
distribusi dari satu bagian/devisi sehingga menghasilkan produk sesuai dengan tuntutan konsumen.
1). Strategi Sapply Chain
Dalam konteks saplly chain, strategi bisa berupa pendirian pabrik baru, penambahan kapasitas
produksi, penentuan proses manufaktur, pemilihan sistem produksi, pengalihan tanggung jawap
persediaan ke supplier, dll. Strategi saplly chain dimulai dari supplier sampai dengan konsumen akhir,
dan dalam penyusunan strategi operasi kebutuhan pasar maupun ketersediaan sumber daya harus
sama-sama dipakai sebagai acuhan. Tujuan utama dalam strategi supply chain adalah memenangkan
persaingan pasar, dan untuk bisa memenangkan persaingan ini supply chain harus bisa menyediakan
harga yang murah, dan untuk menyediakan produk yang murah ini perusahaan harus dapat
menentukan harga pokok produk yang rendah, dimana salah satunya adalah menekan biaya tenaga
kerja yang optimal. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam menentukan biaya tenaga
kerja, diantaranya adalah :
a. Memproduksi kalau ada pesanan dan kalau pesanan banyak akan melemburkan
karyawannya, dan kalau pesanan sedikit akan mengalihkan atau memberhentikan karyawan.
b. Memproduksi sebanyak-banyaknya saat pesanan sedikit, dan menyimpan produk tersebut
untuk persediaan pada periode berikutnya ( produksi secara kontinyu ) konsekwensinya
adalah akan menanggung biaya simpan.
c. Merubah sistem produksi dengan pendekatan postponment dengan menggeser decoupling
point ke hilir atau ke hulu. Merubah posisi decoupling point akan menciptakan produk-produk
dengan variasi yang fundamental, mengurangi ketergantungan terhadap ramalan permintaan,
mengurangi persediaan setengah jadi/komponen, dan mengurangi resiko keusangan.
Penggeseran decoupling point ke sisi hilir akan memperbanyak proses-proses standar dalam
supply chain dan membatasi proses spesifik, atau dengan kata lain memproduksi dengan
dasar ramalan permintaan untuk mengurangi waktu tunggu pelanggan.
2). Decoupling Point dalam Supply Chain
Decoupling point merupakan suatu keputusan sampai dimana aktivitas produksi bisa dilakukan
tanpa menunggu permintaan definitif dari pelanggan dan merupakan keputusan yang sangat penting
bagi supply chain, karena akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk menciptakan efisiensi fisik
279
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta
atau kecepatan merispon pasar atau titik temu sampai dimana suatu kegiatan bisa dilakukan atas
dasar ramalan dan darimana kegiatan harus ditunda sampai dengan adanya permintaan yang pasti.
3). Postponement.
Pada suatu supply chain, posisi decoupling point bisa diubah maju atau mundur tergantung pada
arah strategi yang diinginkan. Kegiatan menggeser decoupling point dari sisi hulu ke sisi hilir maupun
sebaliknya dari sisi hilir ke sisi hulu disebut dengan postponement
B. PENGUMPULAN DATA
Tabel : I. Part List Komponen Castor Untuk Satu Set Supramak Bed
No.
Part
44
Nama Part
Cover Bearing Castor New
Jumlah
(unit)
4
Material
Nylon
Cycle
Time
17 dt
Bahan /
Unit
3,25 grm
52
Pedal
Nylon
32 dt
13 gram
53
Pin
ABS
5 dt
0,26 gram
59
Wheel In 5
Nylon
65 dt
214,5 gram
61
Wheel Out 5
TPU
60 dt
162,5 gram
42
Cover
PP
20 dt
13 gram
Adapun gambaran tentang produk castor dapat dilihat dalam gambar berikut :
CASTOR
Pedal
Pin
Wheel In 5
Cover
Wheel Out 5
280
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta
Tabel : II. Part List Komponen Panel Untuk Satu Set Supramak Bed
No.
Part
63
Nama Part
Jumlah
(unit)
2
Material
ABS
Cycle
Time
350 T
Bahan /
unit
494 gram
Bumfer Kanan
64
Bumfer Kiri
ABS
350 T
494 gram
65
ABS
530 T
1391 gram
66
ABS
530 T
1430 gram
67
16
Nylon
150 T
1,21 gram
68
16
Nylon
150 T
2,21 gram
69
Cover Bumfer
PP
150 T
21,66 gram
70
Nylon
80 T
13 gram
71
Nylon
80 T
13 gram
72
ABS
530 T
442 gram
73
ABS
530 T
442 gam
74
ABS
530 T
409,5 gram
75
ABS
530 T
409,5 gram
PANEL
Komponen panel
Bumfer Kanan
Bumfer Kiri
Tabel : III. Data Penjualan Tahun 2007 dan Data Penjualan Berdasarkan Kebijakan Perusahaan
Serta
281
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta
Februari
25 set
32 set
98 set
Maret
58 set
75 set
98 set
April
117 set
152 set
98 set
Mei
48 set
62 set
98 set
Juni
33 set
43 set
98 set
Juli
67 set
87 set
98 set
186 set
240 set
98 set
September
73 set
95 set
98 set
Oktober
56 set
72 set
98 set
Nopember
246 set
320 set
98 set
Desember
132 set
171 set
98 set
1141 set
1479 set
1176 set
Agustus
Total
Data Penjualan
Jumlah
400
300
Th. 2007
200
Th. 2008
100
Ramalan
0
Jan Feb Mar Apr
Mei Jun
Jul
Bulan
C. HASIL PENELITIAN
Perhitungan biaya produksi castor dan panel untuk satu set Supramak Bed :
a. Biaya Bahan Baku
: panel
Rp. 49.135,castor
Rp. 220.845,----------------269.980,b. Biaya Tenaga Kerja
Rp.
800.,Rp.
520,Rp. 1.360,Rp. 3.720,Rp. 4.800,-----------------
Rp.
Rp.
11.200,-
282
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta
c. Biaya lain
Rp. 1.876,80
Rp. 1.545,60
Rp. 4.316,64
Rp. 25.392,00
Rp. 82.800,00
------------------
Rp.
Rp.
Biaya modal / biaya simpan per bulan : 1,5 % x Rp. 397.111,5.956,Biaya lembur per jam = Rp. 6.000,-
Rp.
Dengan menggunakan strategi yang pertama, yaitu memproduksi sesuai dengan permintaan dan
akan melemburkan karyawan apabila ada pesanan banyak dan mengalihkan karyawan saat
permintaan sedikit, maka tambahan biaya produksi khususnya tenaga kerja lembur sebesar Rp.
13.644.000,- dengan rincian untuk mesin jenis 80-T sebesar Rp. 816.000,- mesin jenis 125-T sebesar
Rp. 348.000,- mesin jenis 150-T sebesar Rp. 1.824.000,- mesin jenis 350-T sebesar Rp. 4.140.000,dan mesin jenis 530-T sebesar Rp. 6.516.000,-.
Dengan menggunakan strstegi yang kedua, yaitu berproduksi secara kontinyu dalam arti pada saat
pesanan sedikit akan memproduksi sebanyak-banyaknya dan menyimpan untuk periode berikutnya,
tambahan biaya produksi sebesar Rp. 13.212.202,- dengan rincian :
Tabel : IV. Perhitungan Biaya Lembur dan Biaya Simpan
Jenis Mesin
Biaya Lembur
80-T
Rp.
468.000,125-T
Rp.
60.000,150-T
Rp. 1.872.000,350-T
Rp. 3.780.000,530-T
Rp. 6.324.000,Jumlah
Rp. 12.504.000,Sumber : pengolahan data
Biaya Simpan
Rp. 81.890,Rp. 392.276,Rp. 12.036,Rp. 206.745,Rp. 69.255,Rp. 762.202,-
Jumlah
Rp.
549.890,Rp.
398.276,Rp. 1.884.036,Rp. 3.986.745,Rp. 6.393.255,Rp. 13.212.202,-
Dengan menggunakan strategi yang ketiga, yaitu dengan pendekatan postponment dengan
menggeser posisi decoupling point ke hilir sehingga produksi setiap bulan menurut peramalan
sebesar 98 set supramak bed, sehingga jumlah persediaan/produk yang harus disimpan selama
tahun 2008 sebanyak 573 set, dan jumlah produk yang perlu adanya lembur sebanyak 303 set. Jadi
biaya simpan dengan adanya strategi III sebanyak 573 set x Rp. 5.956,- = Rp. 3.412.788,- sedangkan
biaya lembur selama tahun 2008 sebesar Rp. 5.136.000,- dengan rincian sebagai berikut : untuk
mesin 80-T sebesar Rp. 372.000,- mesin 125-T sebesar Rp. 240.000,- mesin jenis 150-T sebesar Rp.
612.000,- mesin 350-T sebesar Rp. 1.704.000,- dan mesin jenis 530-T sebesar Rp. 2.208.000,Perbandingan antara strategi I, strategi II dan strategi III dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V : Perbandingan Biaya Lembur dan Biaya Simpan Menurut Strategi I, II, dan III
Strategi
I
Biaya Lembur
Rp. 13.644.000,-
Biaya Simpan
-
Total
Rp. 13.644.000,-
II
Rp. 12.504.000,-
Rp.
762.202,-
Rp. 13.266.202,-
III
Rp. 5.136.000,-
Rp. 3.412.788,-
Rp. 8.548.788,-
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta
Waktu Produksi
368 detik
240 detik
604 detik
1680 detik
2188 detik
Sumber : pengolahan data
Jumlah Waktu
Produksi
36064 detik
23520 detik
59192 detik
164640 detik
214424 detik
Kapasitas
Maksimum
564000 detik
564000 detik
564000 detik
564000 detik
564000 detik
Alokasi Jam
Mesin
6,39 %
4,17 %
10,49 %
29,19 %
38,01 %
284
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta
LAMPIRAN
285