Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

ANALISIS STRATEGI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


PADA PROSES MANUFACTURE
Studi kasus proses produksi castor dan panel
di PT. Mega Andalan Kalasan.
Yogyakarta
Sidarto
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Jl. Kalisahak 28 Komplek Balapan, Yogyakarta 55222
ABSTRACT
By global business appearance, industrial practitioners start conciousness that to provide cheap
product, with quality, and on schedule require role all sedes, i.e. supplier, company/factory, company
of transportation, and final consumer. Awareneness of the mentioned will create supply chain
management concept.
Proposed research is case study in PT. Mega Andalan Kalasan, which the was production process
of using system of make to order where company will produce if there is order of his customer.
Considering order per month have fluctuation, hence used strategy where as isnt it employees if there
is order many.
To overcome the problem of overtime expense which often happened, hence needing the
existence of strategy to lessen or eliminate the expense of overtime. There is three strategy which
used in data analysis, first is isnt it request moment labour many and transfer request moment
labours a few, second strategy is executed production by kontinyu, excess of kept for supply early
new and next month isnt it moment labour of deman still less, third strategy use postponement to shift
decoupling point go downstream so that production system shift from system of make to order to
position of assembly to order. Result of data analysis indicate that first strategy yield the expense of
overtime equal to Rp. 13.644.000,- while second strategy isnt it the expense of overtime equal to Rp.
12.504.000,- but have to account expense keep equal to Rp. 762.202,- so that supply cost equal to
Rp. 13.212.202,- ad for 2,76 % from first strategy. While third strategy yield the expense of overtime
equal to Rp. 5.136.000,- and expense of keeping equal to Rp. 3.412.788,- so that the amount of
supply expenses equal to Rp. 8.548.788,- or there is degradation equal to 37,34 % from first strategy.
To smooth down machine capacities, machine office hours to isnt it as according to requirement, for
the machine of type 80-T equal to 6,39 %, type machine 125-T equal to 4,17 %, type machine 150-T
equal to 10,49 %, type machine 350-T equal to 29,19 %, and type machine 530-T equal to 38,01 %,
and labours amount counted 10 people.
From result analysis data, company better use strategy of postponement, and machine hour
alloction and as according to requirement and also employ labour counted 10 people one shif although
remain to release the expense of overtime.
Keyword : Supply Chain Management, Postponment, Decuopling Point
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, persaingan di
dunia industri semakin meningkat. Suatu sistem produksi yang efektif dan efisien merupakan
keharusan yang perlu dimiliki oleh para pelaku bisnis. Kompetisi tersebut menuntut perusahaan untuk
menyediakan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu, dan bervariasi. Untuk memenuhi tuntutan
tersebut membutuhkan peran serta dari semua pihak mulai dari supplier yang memasok bahan baku,
perusahaan/pabrik yang mengolah bahan baku menjadi produk atau komponen, perusahaan
transportasi yang mengangkut bahan baku dari supplier dan mengantar barang jadi kepada customer
akhir, serta costomer yang akan memakai produk tersebut. Kesadaran akan pentingnya peran serta
dari semua pihak inilah kemudian terncipta konsep supply chain management.
Mengelola supply chain sebenarnya tidaklah mudah karena akan melibatkan banyak pihak di
dalam maupun diluar perusahaan ditambah lagi dengan berbagai ketidakpastian yang terjadi di
sepanjang supply chain itu sendiri, serta semakin tingginya persaingan di pasar. Untuk menaggulangi
beberapa ketidakpastian tersebut, maka perlu adanya suatu strategi dalam supply chain management
sehingga efisiensi perusahaan dapat tercapai.
276

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

Penelitian mengenai supply chain management akhir-akhir ini sangat banyak dilakukan karena
secara nyata supply chain management merupakan pertimbangan misi dan strategi untuk mencapai
keunggulan kompetitif. Zabidi.Y.,(2001) dalam tulisan utamanya mengenai Supply Chain
Management, teknik terbaru dalam mengelola aliran material/produk dan informasi dalam
memenangkan persaingan mengemukakan bahwa perusahaan haruslah bertanggung jawab terhadap
seluruh rangkaian proses mulai dari perencanaan produk, peramalan kebutuhan, pengadaan material,
produksi, pengendalian persediaan, penyimpanan, distribusi ke distributor center, wholesaler,
pedagang kecil, retailer, pelayanan pada pelanggan, proses pembayaran, dan sampai pada
konsumen akhir. Djohar.S.,dkk (2003) melakukan penelitian dengan judul Building a Competitive
Advantage on CPO Through Supply Chain Management : A Case Study in PT. Eka Dura Indonesia,
Astra Agro Lestari, Riau. Penelitian ini bertujuan untuk memetakkan permasalahan supply chain CPO
(crude palm oil) yang selama ini dilalui PT. EDI khususnya berkaitan dengan keunggulan nilai dan
produktivitas. Penelitian ini juga bertujuan untuk membangun model simulasi SCM sebagai strategic
tool dalam mengembangkan strategi mencapai keunggulan kompetitif. Studi ini membatasi ruang
lingkupnya dengan berfokus pada SCM mulai dari kebun, kontraktor angkutan, pabrik, tangki timbun
CPO, dan konsumen industri.
Penelitian yang diusulkan merupakan studi kasus mengenai Analisis Strategi Supply Chain
Management Pada Proses Manufacture khususnya proses produksi panel dan castor di PT. Mega
Andalan Kalasan Yogyakarta.
PT. Mega Andalan Kalasan Yogyakarta merupakan perusahaan manufacture yang memproduksi
perlengkapan rumah sakit, dalam kegiatan produksinya berdasarkan make to order, (MTO). Pada saat
ini proses bisnisnya sudah menerapkan process organization, sehingga membuat supply chain dalam
perusahaan menjadi lebih mudah, namun dalam kenyataanya tetap sering timbul ketidakpastian pada
proses fabrikasi.
Bertitik tolak dari permasalahan yang ada dalam proses fabrikasi/pembuatan komponen panel dan
castor di PT. Mega Andalan Kalasan tersebut diatas, maka dalam makalah ini mengambil judul
mengenai Analisis Strategi Supply Chain Management Pada Proses Manufacture.

2. Tujuan Penelitian
a. Penentuan Strategi Supply Chain Management pada proses produksi castor dan panel pada
subbagian produksi plastik di PT. Mega Andalan Kalasan untuk mengurangi biaya lembur
b. Menentukan alokasi kapasitas mesin produksi yang digunakan untuk memproduksi komponen
panel dan castor.
3. Manfaat Penelitian
a. Menentukan strategi supply chain manajemen dalam menangani masalah biaya tenaga kerja
untuk mengoptimalkan biaya produksi.
b. Menentukan alokasi kapasitas mesin produksi, sehingga kebutuhan produksi dapat terpenuhi.
c. Memberikan masukan kepada perusahaan mengenai kegiatan proses manufaktur.
4. Batasan dan Asumsi
a. Penelitian difokuskan pada departemen produksi komponen plastic
b. Produk yang diamati adalah komponen dari plastic ( castor dan panel ) sebagai komponen
Supramak Bed.
c. Data yang digunakan adalah data penjualan selama tahun 2007.
d. Selama penelitian berlangsung, proses produksi berjalan dalam keadaan stabil.
5. Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Mega Andalan Kalasan Yogyakarta, yang memproduksi peralatan
rumah sakit. Obyek penelitian adalah proses produksi castor dan panel yang merupakan
komponen dari supramak bed. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pertama melakukan identifikasi permasalahan yang ada di PT. Mega Andalan Kalasan dengan
melihat proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Secara singkat gambaran umum proses
bisnis yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut :

277

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

Gambaran Umum Proses Produksi Castor dan Panel

Customer
PPIC

Bagian Marketing

PPIC
Bag. Perakitan

Gudang

Supplier

Kedua menentukan permasalahan yang ada di PT. Mega Andalan Kalasan Yogyakarta, yaitu
bagaimana mengurangi atau menghilangkan biaya lembur dan mengalokasikan jam kerja mesin
sesuai dengan kebutuhan produksi sesuai dengan peramalan permintaan dengan tujuan
mengoptimalkan biaya produksi.
Ketiga menentukan beberapa strategi yang akan digunakan dalam analisa. Keempat memberikan
kesimpulan dan saran.
6. Tinjauan Pustaka
Penelitian-penelitian dan tulisan-tulisan mengenai supply chain management akhir-akhir ini
sangat banyak dilakukan karena secara nyata supply chain management merupakan pertimbangan
misi dan strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif. (Zabidi, 2001) dalam tulisan utamanya
mengenai Supply Chain Management, teknik terbaru dalam mengelola aliran material/produk dan
informasi dalam memenangkan persaingan, mengemukakan bahwa perusahaan haruslah
bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian proses mulai dari perencanaan produk, peramalan
kebutuhan, pengadaan material, produksi, pengendalian persediaan, penyimpanan, distribusi ke
distributor center, wholesaler, pedagang kecil, retailer, pelayanan pada pelanggan, proses
pembayaran, dan sampai pada konsumen akhir. Untuk mengatur aliran material / produk, informasi
dari seluruh aktifitas perusahaan diperlukan suatu konsep yang disebut dengan supply chain
management. ( Watanabe, 2001) dalam tulisannya mengenai Supply Chain Management konsep dan
teknologi, mengemukakan bahwa Supply Chain Managemen adalah konsep atau mekanisme untuk
meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai supply melalui optimalisasi waktu, lokasi
dan aliran kuantitas bahan. ( Djohar, dkk., 2003) melakukan penelitian dengan judul Building a
Competitive Advantage on CPO Through Supply Chain Management : A Case Study in PT. Eka Dura
Indonesia, Astra Agro Lestari, Riau. Penelitian ini bertujuan untuk memetakkan permasalahan supply
chain CPO (crude palm oil) yang selama ini dilalui PT. EDI khususnya berkaitan dengan keunggulan
nilai dan produktivitas. Penelitian ini juga bertujuan untuk membangun model simulasi SCM sebagai
strategic tool dalam mengembangkan strategi mencapai keunggulan kompetitif. Studi ini membatasi
ruang lingkupnya dengan berfokus pada SCM mulai dari kebun, kontraktor angkutan, pabrik, tangki
timbun CPO, dan konsumen industri. ( Wardani, 2004 ), melakukan penelitian yang berjudul Economic
Manufacturing Quantity gabungan antara pemasok dengan produsen untuk produk yang dijual dengan
garansi, penelitian ini mengemukakan bahwa dengan manajemen rantai pasok ( supply chain
management ) kerja-sama antara pemasok dan produsen dirancang agar menguntungkan kedua
belah pihak sehingga ukuran produksi dari pemasok dan ukuran pemesan dari produsen harus
memperhatikan kepentingan bersama atau meminimalkan total ongkos gabungan secara utuh. (
Arvitrida, 2008 ) melakukan penelitian mengenai Simulasi Koordinasi Supply Chain Pisang : Studi
kasus Pisang Mas dari Lumajang yang bertujuan untuk membuat dokumentasi konfigurasi supply
chain pisang. Adapun skenario alternatif yang diusulkan secara garis besar adalah penundaan jadwal
panen disisi hulu dan koordinasi disisi hilir untuk mengintegrasikan ukuran order.
278

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

Supply Chain merupakan suatu rangkaian atau jaringan dari perusahaan-perusahaan yang
bekerja bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir.
Pada dasarnya dalam sebuah supply chain terdapat tiga aliran, yaitu : aliran material, aliran informasi,
dan aliran uang/pembayaran. Struktur supply chain secara sederhana dapat dilihat dalam gambar
berikut :

HULU
SUPPLIER

HILIR

PABRI
K

DISTRI
BUTOR

WHOLE
SALER

RETAILER

CUSTO
MER

Aliran fisik/material
Aliran
pembayaran
Aliran
informasi
Gambar 1. Struktur supply chain dan tiga aliran yang dikelola

Sedangkan Supply Chain Managemen adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara
tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain itu sendiri.
(Punjawan, 2005). Keunggulan kompetitif dari supply chain management adalah bagaimana ia
mampu me-manage aliran barang atau produk dalam suatu rantai pasok, dengan kata lain model
supply chain management mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan produksi dan
distribusi dari satu bagian/devisi sehingga menghasilkan produk sesuai dengan tuntutan konsumen.
1). Strategi Sapply Chain
Dalam konteks saplly chain, strategi bisa berupa pendirian pabrik baru, penambahan kapasitas
produksi, penentuan proses manufaktur, pemilihan sistem produksi, pengalihan tanggung jawap
persediaan ke supplier, dll. Strategi saplly chain dimulai dari supplier sampai dengan konsumen akhir,
dan dalam penyusunan strategi operasi kebutuhan pasar maupun ketersediaan sumber daya harus
sama-sama dipakai sebagai acuhan. Tujuan utama dalam strategi supply chain adalah memenangkan
persaingan pasar, dan untuk bisa memenangkan persaingan ini supply chain harus bisa menyediakan
harga yang murah, dan untuk menyediakan produk yang murah ini perusahaan harus dapat
menentukan harga pokok produk yang rendah, dimana salah satunya adalah menekan biaya tenaga
kerja yang optimal. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam menentukan biaya tenaga
kerja, diantaranya adalah :
a. Memproduksi kalau ada pesanan dan kalau pesanan banyak akan melemburkan
karyawannya, dan kalau pesanan sedikit akan mengalihkan atau memberhentikan karyawan.
b. Memproduksi sebanyak-banyaknya saat pesanan sedikit, dan menyimpan produk tersebut
untuk persediaan pada periode berikutnya ( produksi secara kontinyu ) konsekwensinya
adalah akan menanggung biaya simpan.
c. Merubah sistem produksi dengan pendekatan postponment dengan menggeser decoupling
point ke hilir atau ke hulu. Merubah posisi decoupling point akan menciptakan produk-produk
dengan variasi yang fundamental, mengurangi ketergantungan terhadap ramalan permintaan,
mengurangi persediaan setengah jadi/komponen, dan mengurangi resiko keusangan.
Penggeseran decoupling point ke sisi hilir akan memperbanyak proses-proses standar dalam
supply chain dan membatasi proses spesifik, atau dengan kata lain memproduksi dengan
dasar ramalan permintaan untuk mengurangi waktu tunggu pelanggan.
2). Decoupling Point dalam Supply Chain
Decoupling point merupakan suatu keputusan sampai dimana aktivitas produksi bisa dilakukan
tanpa menunggu permintaan definitif dari pelanggan dan merupakan keputusan yang sangat penting
bagi supply chain, karena akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk menciptakan efisiensi fisik

279

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

atau kecepatan merispon pasar atau titik temu sampai dimana suatu kegiatan bisa dilakukan atas
dasar ramalan dan darimana kegiatan harus ditunda sampai dengan adanya permintaan yang pasti.

3). Postponement.
Pada suatu supply chain, posisi decoupling point bisa diubah maju atau mundur tergantung pada
arah strategi yang diinginkan. Kegiatan menggeser decoupling point dari sisi hulu ke sisi hilir maupun
sebaliknya dari sisi hilir ke sisi hulu disebut dengan postponement
B. PENGUMPULAN DATA
Tabel : I. Part List Komponen Castor Untuk Satu Set Supramak Bed
No.
Part
44

Nama Part
Cover Bearing Castor New

Jumlah
(unit)
4

Material
Nylon

Cycle
Time
17 dt

Bahan /
Unit
3,25 grm

52

Pedal

Nylon

32 dt

13 gram

53

Pin

ABS

5 dt

0,26 gram

59

Wheel In 5

Nylon

65 dt

214,5 gram

61

Wheel Out 5

TPU

60 dt

162,5 gram

42

Cover

PP

20 dt

13 gram

Sumber : data perusahaan

Adapun gambaran tentang produk castor dapat dilihat dalam gambar berikut :

CASTOR

Cover Bearing Castor New

Pedal

Pin
Wheel In 5
Cover
Wheel Out 5

Gambar 2. Komponen Castor

280

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

Tabel : II. Part List Komponen Panel Untuk Satu Set Supramak Bed
No.
Part
63

Nama Part

Jumlah
(unit)
2

Material
ABS

Cycle
Time
350 T

Bahan /
unit
494 gram

Bumfer Kanan

64

Bumfer Kiri

ABS

350 T

494 gram

65

Center Panel Front

ABS

530 T

1391 gram

66

Center Panel Side

ABS

530 T

1430 gram

67

Cover Baut Panel A

16

Nylon

150 T

1,21 gram

68

Cover Baut Panel P

16

Nylon

150 T

2,21 gram

69

Cover Bumfer

PP

150 T

21,66 gram

70

Pengunci Head & Foot Kanan

Nylon

80 T

13 gram

71

Pengunci Head & Foot Kiri

Nylon

80 T

13 gram

72

Side Panel Front Kanan

ABS

530 T

442 gram

73

Side Panel Front Kiri

ABS

530 T

442 gam

74

Side Panel Side Kanan

ABS

530 T

409,5 gram

75

Side Panel Side Kiri

ABS

530 T

409,5 gram

Sumber : data perusahaan


Sedangkan gambaran tentang komponen panel dapat dilihat dalam gambar berikut :

PANEL
Komponen panel

Cover Baut Panel A

Cover Panel Side


Cover Baut Panel P
Side Panel Side Kiri

Side Panel Side kanan


Cover Bumfer

Pengunci Head & Foot Kiri

Pengunci Head & Foot Kanan

Cover Panel Front


Side Panel Front Kanan
Side Panel Front kiri

Bumfer Kanan

Bumfer Kiri

Gambar : 3. Komponen Panel

Tabel : III. Data Penjualan Tahun 2007 dan Data Penjualan Berdasarkan Kebijakan Perusahaan
Serta
281

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

Data Penjualan Berdasarkan Ramalan Tahun 2008.


Bulan
Januari

Penjualan Tahun 2007


( data aktual )
100 set

Penjualan Tahun 2008


( 130 % dari 2007 )
130 set

Penjualan Tahun 2008


berdasarkan Ramalan
98 set

Februari

25 set

32 set

98 set

Maret

58 set

75 set

98 set

April

117 set

152 set

98 set

Mei

48 set

62 set

98 set

Juni

33 set

43 set

98 set

Juli

67 set

87 set

98 set

186 set

240 set

98 set

September

73 set

95 set

98 set

Oktober

56 set

72 set

98 set

Nopember

246 set

320 set

98 set

Desember

132 set

171 set

98 set

1141 set

1479 set

1176 set

Agustus

Total

Sumber : pengolahan data

Data Penjualan

Jumlah

400
300

Th. 2007

200

Th. 2008

100

Ramalan

0
Jan Feb Mar Apr

Mei Jun

Jul

Agt Sep Okt Nop Des

Bulan

C. HASIL PENELITIAN
Perhitungan biaya produksi castor dan panel untuk satu set Supramak Bed :
a. Biaya Bahan Baku
: panel
Rp. 49.135,castor
Rp. 220.845,----------------269.980,b. Biaya Tenaga Kerja

: Operator Mesin 80-T


Operator Mesin 125-T
Operator Mesin 150-T
Operator Mesin 350-T
Operator Mesin 530-T

Rp.
800.,Rp.
520,Rp. 1.360,Rp. 3.720,Rp. 4.800,-----------------

Rp.

Rp.

11.200,-

282

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

c. Biaya lain

: Mesin Jenis 80-T


Mesin Jenis 125-T
Mesin Jenis 150-T
Mesin Jenis 350-T
Mesin Jenis 530-T

Rp. 1.876,80
Rp. 1.545,60
Rp. 4.316,64
Rp. 25.392,00
Rp. 82.800,00
------------------

Rp.

115,931,---------------Total Biaya Produksi untuk satu set Supramak Bed


397.111,-

Rp.

Biaya modal / biaya simpan per bulan : 1,5 % x Rp. 397.111,5.956,Biaya lembur per jam = Rp. 6.000,-

Rp.

Dengan menggunakan strategi yang pertama, yaitu memproduksi sesuai dengan permintaan dan
akan melemburkan karyawan apabila ada pesanan banyak dan mengalihkan karyawan saat
permintaan sedikit, maka tambahan biaya produksi khususnya tenaga kerja lembur sebesar Rp.
13.644.000,- dengan rincian untuk mesin jenis 80-T sebesar Rp. 816.000,- mesin jenis 125-T sebesar
Rp. 348.000,- mesin jenis 150-T sebesar Rp. 1.824.000,- mesin jenis 350-T sebesar Rp. 4.140.000,dan mesin jenis 530-T sebesar Rp. 6.516.000,-.
Dengan menggunakan strstegi yang kedua, yaitu berproduksi secara kontinyu dalam arti pada saat
pesanan sedikit akan memproduksi sebanyak-banyaknya dan menyimpan untuk periode berikutnya,
tambahan biaya produksi sebesar Rp. 13.212.202,- dengan rincian :
Tabel : IV. Perhitungan Biaya Lembur dan Biaya Simpan
Jenis Mesin
Biaya Lembur
80-T
Rp.
468.000,125-T
Rp.
60.000,150-T
Rp. 1.872.000,350-T
Rp. 3.780.000,530-T
Rp. 6.324.000,Jumlah
Rp. 12.504.000,Sumber : pengolahan data

Biaya Simpan
Rp. 81.890,Rp. 392.276,Rp. 12.036,Rp. 206.745,Rp. 69.255,Rp. 762.202,-

Jumlah
Rp.
549.890,Rp.
398.276,Rp. 1.884.036,Rp. 3.986.745,Rp. 6.393.255,Rp. 13.212.202,-

Dengan menggunakan strategi yang ketiga, yaitu dengan pendekatan postponment dengan
menggeser posisi decoupling point ke hilir sehingga produksi setiap bulan menurut peramalan
sebesar 98 set supramak bed, sehingga jumlah persediaan/produk yang harus disimpan selama
tahun 2008 sebanyak 573 set, dan jumlah produk yang perlu adanya lembur sebanyak 303 set. Jadi
biaya simpan dengan adanya strategi III sebanyak 573 set x Rp. 5.956,- = Rp. 3.412.788,- sedangkan
biaya lembur selama tahun 2008 sebesar Rp. 5.136.000,- dengan rincian sebagai berikut : untuk
mesin 80-T sebesar Rp. 372.000,- mesin 125-T sebesar Rp. 240.000,- mesin jenis 150-T sebesar Rp.
612.000,- mesin 350-T sebesar Rp. 1.704.000,- dan mesin jenis 530-T sebesar Rp. 2.208.000,Perbandingan antara strategi I, strategi II dan strategi III dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V : Perbandingan Biaya Lembur dan Biaya Simpan Menurut Strategi I, II, dan III
Strategi
I

Biaya Lembur
Rp. 13.644.000,-

Biaya Simpan
-

Total
Rp. 13.644.000,-

II

Rp. 12.504.000,-

Rp.

762.202,-

Rp. 13.266.202,-

III

Rp. 5.136.000,-

Rp. 3.412.788,-

Rp. 8.548.788,-

Sumber : pengolahan data


Alokasi kapasitas mesin untuk menyamakan kebutuhan produksi berdasarkan ramalan jumlah
283

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

produksi Supramak Bed, dapat dilihat dalam tabel berikut :


Tabel VI : Alokasi Jam Kerja Mesin Untuk Produksi 98 Set Supramak Bed.
Jenis Mesin
80-T
125-T
150-T
350-T
530-T

Waktu Produksi

368 detik
240 detik
604 detik
1680 detik
2188 detik
Sumber : pengolahan data

Jumlah Waktu
Produksi
36064 detik
23520 detik
59192 detik
164640 detik
214424 detik

Kapasitas
Maksimum
564000 detik
564000 detik
564000 detik
564000 detik
564000 detik

Alokasi Jam
Mesin
6,39 %
4,17 %
10,49 %
29,19 %
38,01 %

C. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Dari hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa :
a. Biaya lembur dengan strategi I sebesar Rp. 13.644.000,b. Biaya lembur dan biaya simpan dengan strategi II sebesar Rp.13.266.202,- atau ada penurunan
sebesar 2,76 % dari strategi I
c. Biaya lembur dan biaya simpan dengan strategi III sebesar 8.548.788,- atau ada penurunan
sebesar 37,34 % dari strategi I
d. Alokasi mesin Jenis 80-T sebesar 6,39 %
e. Alokasi mesin jenis 125-T sebesar 4,17 %
f. Alokasi mesin jenis 150-T sebesar 10,49 %
g. Alokasi mesin jenis 350-T sebesar 29,19 %
h. Alokasi mesin jenis 530-T sebesar 38,01 %
2. Saran
a. Berdasarkan hasil analisa data, perusahaan sebaiknya merubah system produksi dari MTO
menjadi system produksi ATO dan juga melakukan strategi Postponment dengan menggeser DP
ke sisi hilir.
b. Perusahaan harus mengalokasikan jam kerja mesin sesuai dengan kapasitas produksi sesuai
dengan ramalan penjualan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Djohar. S., Tanjung.H., Cahyadi. ER., 2003, Building a Competitive Advantage on CPO Through
Supply Chain Managemen, A Case Stady in PT. Eka Dura Indonesia, Astra Agro Lestari, Jurnal
Manajemen & Agribisnis, Vol.1 April 2003.
Daryanto.A.,2007, Peningkatan Nilai Tambah Industri Perunggasan Melalui Supply Chain
Management, Jurnal Manajemen & Agribisnis 2007
Hanam.R,1996, Computer Integrated Manufacturing: from consepts to relisation, Addison-Wesley,
England.
Makridakis,S.,Wheelright, SC., dan McGEE, VC., 1993, Metode dan Aplikasi Peramalan , edisi
kedua, Erlangga, Jakarta.
Nasution.A.H.,1999, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Candimas Metropole, Jakarta.
Ridhani. MR.,2008, Tugas Supply Chain Management, April 2008
Punjawan.IN.,2005, Supply Chain Management, Guna Widya, Surabaya.
Render B., dan Heizer J., 2001, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat, Pearson
Education Asia Pte.Ltd., Jakarta.
Sheikh. K.,2002, Manufacturng Resource Planning ( MRP II ), with introduction to ERP, SCM, and
CRM, McGrow-Hill.
Tanjung HSB.,2007, Unggul Bersaing Melalui Supply Chain Management, hendriyusuf Brothers.com
Watanabe.R.,2001, Supply Chain Management Konsep dan Teknologi, Jurnal Usahawan No. 02 Th
XXX Pebruari, Bandung.
Zabidi.Y.,2001, Supply Chain Managemen : Teknik Terbaru dalam Mengelola Aliran Material/produk
dan Informasi dalam memenangkan Persaingan, Jurnal Usahawan No.02 Th XXX Februari 2001,
Bandung.

284

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta

LAMPIRAN

Gambar 4. Supramak Bed

285

You might also like