Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 25
SUATU KONSEP DASAR TENTANG POKOK-POKOK MATER KELUARGA KECIL SEJAHTERA Disusun oleh Bidang Pembinaan Operasional Program BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAKARTA 1991 SUATU KONSEP DASAR TENTANG POKOK-POKOK MATER KELUARGA KECIL SEJAHTERA Disusun oleh Bidang Pembinaan Operasional Program BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAKARTA 1991 KATA PENGANTAR Sensus Penduduk 1990 menunjukkan terjadinya suatu revolusi demografi di Indonesia, karena keberhasilan Gerakan KB Nasional dan berbagai pembangunan lain yeng terkait. Usaha berbagai pembangunan itu berhasil menyelesaikan upaya meletakkan landasan yang kokoh bagi terbentuknya Keluarga Kecil dalam masyarakat luas sebagi awal upaya pelembagaan dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera. Berhasilnya pemantapan fondasi ini bukan berarti bahwa tugas dan tanggung jawab kita menjadi ringan. Tantangan yang kita hnadapi adalah bagaimana membangun keluarga kecil ter- sebut menjadi keluarga kecil yang sejahtera. Dalam rangka menunjang keberhasilan tujuen mulia tersebut, berbagai days, dana, sarana dan prasarana harus kita manfaatkan secara berdaya dan berhasil guna untuk sasaran yang makin tepat. Pemilihan sasaran yang tepat itu bisa memberi peluang yang makin besar untuk keberhasilan yang lebih besar lagi. Dimasa yang akan datang, sasaran utama Gerakan KB Nasional disamping makin ditekankan kepada Pasangan Usia Subur muda paritas rendah (PUS Mupar), diarahikan juga kepada setiap insan yang terdiri dari‘ Anak, Ibu, Ayah dan Keluarga, agar keluarga kecil yang telah di- bangun tersebut makin mampu meningkatkan kesejahteraan setiap anggotanya dan seluruh keluerga itu. Kalau ini terwujud, maka Keluarga Kecil tersebut akan dapat berkembang menjadi Keluarga yang Sejehtera secara les- tari. Atas dasar pertimbangan ini, maka kami mencoba mMelakukan identifikasi serangkaian pokok-pokok materi Gerakan KB Nasional yang sekiranya dapat digunakan oleh tiap tenaga pengelola dan pelaksana KB, baik jajaran BKKBN maupun Unit Pelaksana, dalam upaya meningkatkan kemampuan Keluarga Kecil tersebut menjadi Keluarga Kecil Sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945. Pada kesempatan yang berbahagia ini kami mem- berikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan meng- ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mem- berikan masukan positif demi kesempurnaan konsep ini. Terima kasih. KATA PENGANTAR . DAFTAR ISI DAFTAR Ist A. PEMBANGUNAN KB TAHAP I..... B. PEMBANGUNAN KB TAHAP II....... PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KELUARGA KECIL SEJAHTERA ... Been a A. PENGERTIAN . 8 B. CIRI-CIRE ... Pee eo) TUJUAN .. peer cf A. TUJUAN UMM 2.222... ard B. TUJUAN KHUSUS .. 12 POKOK-POKOK MATERI KELUARGA KECIL SEJAHTERA .. 00.0.0... ee eee ee eect ees eceeee 14 EVALUASI PROGRAM ..... ee ee at PENUTUP .. 009 eat 23 BAB I. PENDAHULUAN Perkembangan Gerakan KB Nasional telah menunjukkan sedikitnya dua fenomena yang sangat mendasar. Pertama, telah diterimanya KB sebagai perilaku hidup yang layak oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah anggota masyarakat yang mempraktekkan KB sebagai jetoda modern dan malahan makin mandiri. Kedua, makin luas dan mantapnya jaringan kelem- bagaan KB yang molayani berbagai lapisan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun swasta, dalam memenuhi per- mintaan masyarakat. Kokohnya partisipasi masyarakat telah mendukung terjadinya revolusi demografi di Indonesia yang ber- langsung dewasa ini, yaitu meluncurnya penurunan fer- tilitas secaza bermakna dalam kondisi tingkat ekonomt rakyat yang relatip masih rendah. Dengan demikian, pada hakekatnya gerakan KB Nasional secara politis telah menayangken missi untuk mewujudkan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejah- tera (NKKBS), khususnya dalam mengerem laju pertumbuhan penduduk yang memungkinkan setiap keluarga membangun keluarga kecil. Dalam sepuluh tahun ini, 1980-1990, 1aju pertumbuhan penduduk (LPP) nasional telah turun dengan 0,37 angka, yaitu dari 2,34% di tahun 1980 men- jegi 1.97% ditahun 1990, atau suatu penurunan sebesar lu Keberhasilan membangun keluarga kecil ini dapat @isebut keberhasilan gerakan KB tahap yang pertama. Selanjutnya keberhasilan KB tahap pertama itu perlu @ilanjutkan dengan pembangunan KB tahap kedua, yaitu membangun sumber daya manusia yang berkualitas melalui Pembangunan keluarga kecil yang sejahtera dalam kurun 4 waktu pembangunan jangka panjang yang kedua. Apabiia usaha ini mendapat sambutan masyarakat dengan an- tusiasme yang sama, niscaya cita-cita kita membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera akan segera terwujud. A. PEMBANGUNAN KB TAHAP PERTAMA : PEMBANGUNAN KELUARGA KECIL Apabila kita menyimak dengan teliti, banyak pe- ngaleman yang dapat dipetik dari Tahapan Jangka Panjang 25 Tahun Pertama. Selama 22 tahun ini tampak betapa banyak perkembangan yang cocok dengan perkiraan dan asumsi kita semula. Namun, disamping itu banyak pula perkembangan baru yang secara tidak langsung ikut serta mempercepat berbagai asumsi yang belum atau tidak jelas kita kembangkan sebelumnya. Disamping itu, tentu saja ada beberapa hal yang tidak cocok dengan apa yang kita proyeksikan sebeiumnya. Karenanya, berbagai masalah yang tadinya dilihat dari segi kuantitatif saja, secara berangsur-angsur mulai dapat ¢ikemtangkan dengan ber- bagai penyelesaian kita yang bersifat kualitatif. Pada awal gerakan KB nasional, proses pelembagaan dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejah- tera diperkenaikan secara bertahap dan menggunakan tapisan yang sederhana. Ajakan untuk membangun Keluarga Kecil kepada setiap keluarga dan masyarakat umumnya belum mengacu kepada pola pemilikan dua anak. Ada yang kecil tetapi 5 anak Karena memang telah terlanjur mem punyai 5 orang anak. ada pula yang kecil tetapi 4 anak, atau 3 anak, karena memang teiah terlanjur mempunyai 4 atau 3 orang anak. Makna yang terkandung dalam konsepsi keluarga kecil adalah bahwa berapapun jumlah anak yang dimiiiki, mamun mereka telah mencanangkan niat untuk tidak menambah jumiah anak lagi. Hasil Sensus Penduduk 1990 telah diumumkan Bapak Presiden pada akhir tahun 1990 dan menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada akhir bulan Oktober 1990 5 adalah sebesar 179,3 juta. Jumiah tersebut lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata menunjukkan penurunan dari 2,34% dalam periode 1970-1980 menjadi 1,97% dalam periode 1980- 1990. Berdasarkan hasi1 Sensus Penduduk tersebut menun- jukkan bahwa Gerakan KB dan pembangunan nasional telah berhasil mengerem laju pertumbuhan penduduk tersebut dengan cukup bermakna. Dengan partisipasi dalam KB yang tinggi tersebut maka gerakan KB telah harus disiapkan untuk memberi dukungan kepada masyarakat dalam mMenyongsong Era Penduduk Tumbuh Seimbang dan Era Pen- duduk Tanpa Pertumbuhan (PTS dan PTP). Gerakan ini herus pula merangsang berbagai program dan kegiatan terpadu untuk menyatukan langkah agar segala investasi yang telah dikembangkan dalam 25 tahun terakhir ini dapat dikembangkan secara maksimal. Untuk menyongsong langkah besar dalam kerangka Penbangunan Jangka Panjang 25 Tahun Tahap Kedua itu, maka sagala sesuatunya harus disiapkan secara matang dalam tiga tahun terakhir dalam Pelita V ini dengan baik. Dan delam rangka persiapan itulah, maka langkah- langkah untuk menyusun kebijaksanaan dan konsepsi dasar untuk berbagai kegiatan dalam duapuluh lima tahun kedua tersebut mulai dipersiapkan saat ini dengan sebaik- baiknya PEMBANGUNAN KB TAHAP KEDUA : MEMBANGUN KELUARGA KECIL SEJAHTERA Berhasilnya bangsa Indonesia meletakkan kerangka fondasi yang makin kokoh dalam pelembagaan dan pem- budayaan Keluarga Kecil merupakan suatu anugerah yang menyejukkan. Keberhasilan ini merupakan pula syarat mutlak untuk Pembangunan KB tahap kedua, yaitu mem- bangun Keluarga Kecil Sejahtera. Oleh karena itu usah: usaha untuk meningkatkan kemampuan kita membangun keluarga kecil tersebut menjadi keluarga yang potensial 6 merupakan suatu kewajiban moril yang harus kita iak- sanakan dengan penuh tanggung jawab. Sementara itu, karena usaha membangun kemampuan tersebut memerlukan waktu yang cukup lama, maka usaha awal dengan memberi peluang kepada berbagai pengayoman terhadap kesejah- teraan bagi keluarga kecil yang terdiri dari ibu, ayah dan dua anak serta keluarganya sebagai satu kesatuan harus makin mendapat ‘tingkat kemampuan dan kesejahteraan itu berkembang dalam irama yang makin meningkat. Berbagai kegiatan terpadu dalam Gerakan KB Nasional yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung Peningkatan kemampuan keluarga untuk membangun meliputi aspek kesehatan, pendidikan, sosial/budaya, penghayatan agama serta peningkatan kemampuan ekonomi setiap anggota keluarga itu sendiri. Program dan kegiatan ter- Padu semacam ini harus makin mendapat prioritas. Disamping itu perhatian kita harus juga makin jukan untuk merangsang berbaga: kegiatan pen- bangunan lainnya. Mereka diharapkan memberi dukungan yang wajar kepada keluarga-keluarga dengan jumlah anak yang sedikit tersebut. Lebih-lebih kalau mereka itu mempunyai niat yang teguh untuk membangun dirinya men- jadi keluarga yang sejahtera. Usaha dukungan itu harus dilaksanakan secara dini, sehingga secara operasional bentuk kegiatan itu harus ditujukan kepada setiap keluarga secara dini. Untuk itu yang perlu makin ditingkatkan dan dimasyarakatkan an- tara lain adalah kesadaran dan kemampuan persiapan Perkawinan, persiapan kehamilan dan persalinan anak Pertama, penggunaan ASI dengan baik dan benar, pem- binaan keluarga dan balita ( BKB), peningkatan imu- nisasi dan penggarapan kebersihan dalam lingkungan keluarga, gerakan gizi keluarga, penganekaragaman makanan, ‘dan upaya-upaya lain yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kaun ibu dan seluruh keluarga lainnya. Pada sisi lain, keluarga dengan hanya memiliki dua anak, berarti ayah dan ibu mereka itu akan mendapat kesempatan yang cukup untuk mengasuh dan membina anak- anak mereka dengan baik, mencakup kebutuhan fisik, men- tal, sosial dan agama ke arah yang lebih positif dan berkualitas. Dengan demikian kemampuan mereka untuk membina keluarga yang sejahtera menjadi bertambah tinggi. Disamping itu, ayah dan khususnya ibu, juga men- dapat kesempatan yang lebih terbuka untuk menciptakan atau memperoleh lapangan pekerjaan guna mendukung dan meningkatkan derajat perekonomian keluarga sebagai wahana dan kekuatan untuk membangun keluarganya menjadi keluarga kecil lyang sejahtera tersebut. BAB IL PENGERTIAN DAN CIBI-CzRr KELUARGA KECIL SEJAHTERA Mengingat konsep Keluarga Kecil Sejahtera belum pernah dirumuskan secara baku, maka untuk menghindari endapat dan persepsi yang terlalu menjauh, dipandang perlu membuat rumusan sementara sebagei pedoman awal dalam pengembangan selanjutnya. A. PENGERTIAN DAN DEFINISI Keluarga kecil adalah keluarga terdiri dari seorang ayah, ibu dan rata-rata dua orang anak. Keluarga kecil merupakan hasil berbagai pembangunan dengan fondasi KB yang berhasil pada tahapan pertama. Dengan keberhasilan —pembangunan tahap pertama ini maka orientasi KB dalam pembangunan tahap kedua diarah kan untuk memelihara, memantapkan dan mengembangkan dinamika keluarga keci1 tersebut menjadi keluarga kecil yang sejahtera. Keluarga kecil yang sejahtera tersebut @ikxemudian hari diharapkan dapat berkembang lebih lan- jut menjadi keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Apabila demikian halnya, maka dalam masyarakat Indonesia akan berkembang suatu norma keluarga kecil yang sejahtera dan dianut oleh masyarakat kita secara luas. Apabila suasana normatip keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera tersebut telah terwujud, maka akan membudayalah norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera tersebut. Oleh karena itu, program keluarga kecil sejahtera dapat diartikan sebagai suatu program untuk membina dan memantapkan penerimaan KB dengan sungguh-sungguh dan mengembangkannya lebih lanjut. Pengembangan itu diarah- kan kepada usaha untuk meningkatkan kesertaan KB dengan motivasi yang berakar mendalam dan mengarah kepada penerimaan yang lestari. Lebih lanjut daripada itu Penerimaan itu makin mempunyai sifat mandiri, disertai gengan penuh kebangsaen, den kesanggupen untuk mener: kannya dengan penuh kecintaen kepada generasi berikut- nya. Disamping itu setiap keluarga, mulai dari pimpinan keluarganya, yaitu bapak dan ibunya, berlanjut kepada anak-anaknya, menyertai penerimaan KB pada tahap awal itu dengan perbaikan mutu dirinya, sehingga seluruh anggota keluarga menjadi potensi sumber daya yang tangguh, dan akhirnya keluarga itu menjadi suatu kekuatan masyarakat yang ampuh. Karena sifat pembangunan di Indonesia adalah atas asas dan daser Pancasila yang penuh dengan etos kerja keras secara gotong royong, maka sifat pengembangan keluarga sejahtera selanjutnya lebih banyak dilakukan gan sistem gotong royong yang dilandasi jiwa Pan- casila itu. Dengan sendirinya, dalam keadaan suatu keluarga belum kuat, maka masyarakat dan keluarga di sekitarnya mempunyai kewajiban dan dorongan moril un- tuk memberi dukungan yang diperlukan, tanpa membuat ketergantungan yang berkepanjangan. At dasar pengertian itu, maka berbagai usaha dalam gerakan KB tahap kedua tidaklah hanya terbatas pada aspek reproduksi sehat, perubahan fisik dan enatonis manusia saja. Program dan kegiatan untuk Mengembangkan Keluarga Kecil Sejahtera kemudian akan lebih diarahkan untuk membantu setiap keluarga, anggotanya dan kekuatan yang ada padanya untuk bisa membangun dirinya sendiri. Usaha ini diarahkan untuk mempertinggi ketahanan keluarga, meningkatkan kemampuan mereka untuk mandiri dan mengembangkan kemampuan kreatifitas untuk maju. Usaha dan kegiaten itu juga akan menyangkut penyegaran suasana agar kondusif terhadap terjadinya perubahan sistem nilai untuk men- dukung keluarga kecil yang mandiri dan sejahtera ter- jebut. B. CIRI-CIRI KELUARGA KECIL SEJAHTERA Ciri-cirt keluarga kecil sejahtera secara garis besar adalah sebagai berikut 1, Mereka menikah pada usia yang cukup dewasa, misal- nya anak gadisnya sudah berusia 20 tahun di Pemudanya sudah berusia 25 tahun. 2. Sebelum menikah, calon suami dan calon ister telah cukup matang kepribadiannya sehingga siap menghadapi_ dal. kehidupan keluarga 3. Calon suami dan calon isteri telah memiliki mati Pencarian yang bisa menjamin kehidupan dan kebutuhan ekonomi keluarganya 10 4. Suami dan distri bersedia untuk memberi jarak yang cukup bagi kehamilan anak kedua agar dapat mem- berikan waktu dan perhatian yang cukup bagi ibu untuk menyusui enaknya yang pertama dengan baik dan benar. 5. Suami dan istri sepakat untuk mempunyai dua anak aja guna memberikan kesempatan kepada kedua anaknya untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan fisik, mental, pendidikan dan sosial agama secara optimal dari kedua orang tua dan mi 6. Suami dan istri secara dini telah diri secara fisik, mental, sosia: menghadapi masa hari tuanya. dan agama guna BAB IIT ‘TUSUAN A. TUJUAN UNUM Tujuan umum gerakan Keluarga Kecil sejahtera adalah ‘untuk menumbuhkan, memelihara dan membudayakan sikap dan tingkah laku yang mendorong dan memungkinkan terbinanya suatu keluarga yang anggotanya terdiri bapak, ibu serta rata-rata dua anak, agar tumbuh dan berkembang dengan baik, secara pisik, psikis, moral dan sosial sehingga peran, fungsi dan tugas keluarga dapat berjalan sebagaimana mestinya dalam rangka pelembagaan dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sej tera (NKKBS). a B. TUJUAN KHUSUS Membina keluarga agar siklus kehidupan berkeluarga yaitu: Keluarga baru Keluarga dengan ibu hamil Keluarga dengan ibu menyusui + Keluarga dengan anak pra sekolah Keluarga dengan anak sekolah £. keluarga dengan anak remaja g. Keluarga sebagai pusat pelepasan h. Keluarga dengan masa pensiun 4. Keluarga dengan manula dapat berjalan dengan baik, dalam rangka memantap- kan keluarga kecil untuk mewujudkan keluarga se- jahter: Menciptakan kondisi di mana _kebutuhan primer anak seperti makan, pakaian den linckungan Pemukiman yang sehat serta kebutuhan sekunder Seperti kesehatan, pendidikan dan sosialisasi de- gan lingkungannya relatif dapat dipenuhi secara baik dan benar. Menciptakan kondisi yang memungkinkan seorang istri yang berfungsi sebagai ibu, teman dan peng- atur rumah tangga dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara baik dan benar. 5 Menciptakan kondisi yang memungkinken suami yang berfungsi sebagai ayah, kepala keluarga dapat menja fungeinya secara baik dan benar. Menciptakan kondisi yang memungkinkan suatu keluarga kecil yang terdiri seorang ibu, ayah dan dua anak dapat saling isi mengisi antara satu de. 12 n lainnya sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing yang berguna bagi dirinya, masyara- katnya dan bangsanya. Membina keluarga agar anak dapat tumbuh dan ber- kembang sebagaimana mestinya mulai dari tahap Balita, Remaja sampai dengan Dewasa, baik secara fisik,' psikis, moral maupun sos: dalam rangka memantapkan Keluarga kecil sebagai dasar untuk mewujudkan keluarga sejahtera. 13 BAB IV POKOK-POKOK MATERI KELUARGA KECIL SEJAHTERA A. MONK 2.2, BeLite 1.2.2. Ramempuan gerak haser 1.2.2, tmntaant Langhep 1.1.3. Woaltoriag partuabun- Etats, mented dan in Relektuad 1.2.5. Pemberian oralit pede L.1.6. Delajar dari apa yeog 3. Sossel.(rohanaht 44 Lihat. a dengar, 4 rane dan dt rabe 1.2.7, Mantas cerster ayeeytan, dan per- fesinan. 1.1.0, Penanaman datplio 1.1.9, Ranotong dei sendiré 2.1,10.Qergeul aecare seat (dan menaiaix AAALTeayet Clogged yang ‘eahat dan deren 2.2, Pra cemeje 1.2.1, nakanan eohac dan bergizt 2.2.2, Memupuh Necerdasen anak 2.2.3, Peagenaian aakieg Agen 2.2.4. Kagehatan perorsnges da Atngeungan 1.2.8. Wenoloeg dirt eandict 14 dan memupur dteipiie BIAS UB BIDE TOPIX SUD TOPIR/POROK BAAN o w o 1.2.6, Memupuk minat dan baat postere 1.2.7. Permainan yang mandidsk an menyenanghan 1.2.0, mergeut aecere seat dan andiatx 1.2.9, Relajer henat dan manebung 1.3, Memaje 1.3.1. Perkembangan tieie den points renaje 2.3.2, etet-eted tate Patkoto- ate renaje 2.18 U 2.1.tbu Mere 2.2.1. Rostramepes bagi pasanges ‘eenthab very mented 2.2.2, Pempuanan 2.4.3. Tanda-tande Kebentten 2.4, Lekunatiu bidup rumah eangoe 2.2.5. Mengotor keuangan 6 hebu- tunan keduerg 2.1.6, miéup hemat & saderbane 2.1.7. menggelang Kerukunen bidup Ddermevyeranat 2.1.0. menctptanen Linghungan ov sah tangge yang senet 2.2.Tu hemi 2.2.1. Partumbuban Jenin pada 2.2.3. 15 dap dey! dalam kandungen 2.2.6. Wakanea yang wenat Gh bagi tou nama 2.2.7. Dukungan moral dan mati rit evant 2.2.8. Peratepan perseiinan 2.2.9. Sanam untuk Sou hamid 2.2.11.eenghitung uate kandungen 2.3.Tbu menyuaul 2.9.1. Reuntungen pemberian ASI 2.3.2. Menyuaut ansk aampet due anu 2.3.3, Menjage Kebugaran janmans en cohans weer) 2.9.6. Cera penberian ASE yang Denar dan bedi 2.3.7. Jangka vakeu menyueus yang seen C2 a) Makenen bergisi bagi tbu eanyuaut Peneriksean Kesehatan ae are cutie, 24.100 dengan 2.4.1. Anak ‘anak pre fekolah 2.4.2. Penasaman norms Agana 2.4.3. imuniaand wang 2.4.4, Memahamt ofa anek yoga ananeh Tuhen 16 MO BIOANG SUB BIDANG —TOPIK SUD TOPIK/POROK BANASAN eo « 5. Yoram {bu dalam wereng- feeng tuadud kambang Delite 2.4.6, Problems dalam Keluerge 2.4.7. Pengenbuagan baket dan mi- 2.4.0, Pendidinen reprodukel Nase depen anek Menahani dan meoyaiurkan aka. 2.4.11.0rang tua sumer Satormest, Romntneni anter anggote weluarge 2.4.13. Pembst matramphten 2.5.2bu dengan 2.5.1. Many iz yang beak faak eekoten devas 2.5.2. Menjage kebugeren jeanant en ronant 2.5.2. Maa41in eekolah yang coco! 2.5.4. Babes mengeluarkan pen- dapat Anata a€a1en aahedacke Memvpuk fia soiel ee elu organieast yang ade at meeyerakat 2.5.7. tak orang tue untux wea wsneen 2.5.0. Weoytapkan dirt untuk pi- (coh dengan orang tue 2.5.9, Hangharget anak eebegat orang devas a7 wo bine sup aroMMG TOPIK ® @ e w 2.6.2, Maneaet easbukan yang poateie 2.6.9, Tukar panda an cucu 2.6.4. Nempetbanyak 2.6.5. memperbanyak wegtaten So- ata 2.6.6. Meoylapkan dirt atzin pesangen ¢ daagen anak 3. BAPAR 3.1.tepak be- 3.1.1. Membangua Keluacga baru ru mentkah 3.1.2. Manjadi pentapin dalen haluazga 3.3.3, Heoahant dan aenerian t2- verk ape adenye 3.4.4, Menbine karte yang baik 3.1.5. Membine kerukunen Bidup decmasyerakat Annies adateh muricie senevecne 3.2.2. manjadt teledan anakiew 3.2.2, Melatih dieiplia dan aan- act manggaieng Kerukunen nidup Dermanyarakat 3.2.5, imbingan pemitinan Jents ebutuben pre remaje 3.2.6. Peneoaman allel Agen casted 18 MO BIDARG SUD BIDANG OPI. SUD TOPIR/POROR BAIASAN a @ a w “s 2.2.7, Rontrasepat Efektit Ter- pith 3.2.0. Pembinesn den diabt ‘mentagkatian prestaes 3.3.2, Ammo adalah murié rene Famajatu dan sababathe 3.3.2, Nembimbing pengeadengan akat yang posttit 3.3.3. Belajar mengharges wang dan wane 3.2.4, Weletin €isiplia oan ao 3.3.5. Weabinbing mentiin conn Dermaio 3.3.6. Anjuras menusatnar sbeean 3.3.7, Weasel — romantixa/pro= Dlenaeine renase 3.3.8. Peabineen bakat dan ainet 2.3.9. Pembinaan roproduked aebat 3.3.10.0rang tue ebeget eunber Antornsat, 23:3:41-tentud-bentu keteladanan ‘untuk remefe 3.3.12.telejer meagnerges ung an went 3.3-43.Rentrasapet untuk meng ‘emnieh kesuburan 3.3.14 Pembinaan — keteramphten- ambens 3.4, Mapak dgn 3.4.1. Memtiih olan rege deve Devase yang senyenangian 34.2, Membinbing wemilih aekolan rang cocek 19 SUD BIOANG — TOPIK 2.6. Reluerge ue anak 3.4.3. Menghargal pendepat anak 3.4.4. Wanjedt teledan 4.5.1. Menwbung untok mene depen Aneerved 4.5.4 .merencanauen soak yang {1 ue 3.6.1. Rant Keluargs due enaie ect yang behagte dan juntera 406.2. Anakeanak hank adateh eman amd 4.6.3, Menyedtanan peraican yang seantsasi 4.6.4, Wanjedt ayen dan ibe sere a yang basi 4.6.5, menggelang hubungen eele- uh anggote ial. yang ede an tetanggn dengan beste 4.6.6, Anak aedinie 19b4h berks rieae 4.6.7. Nenabung untuk muse depen 4.6.0, Pembinean Marie dant mae depan nelusree 4.6.9, melajer Bidup beet dan Deraenese 4.6.10.Kontrasepet untuk weng- ehdet kesuburan. 20 BAB V EVALUASI PROGRAM ebagai bagian dari rangkaian pembangunan dalam Gerakan KB Nasional secara keseluruhan, maka tahapan inipun memerlukan suatu kegiatan evaluasi. Tujuannya untuk mengembangkan, memperbaiki dan meningkatkan kegiatan dan program yang ada, baik untuk tempat atau Periode waktu yang tepat. Pelaksanaan evaluasi kegiaten keluarga kecil sejahtera itu, sebagai bagian dari kegiatan-kegiatan dalam Gerakan KB Nasional dapat dilakukan secara ter- padu dengan kegiatan-kegiatan lainnya, yaitu di- sesuaiken dengan pola dan sistim evaluasi dan monitor- ing yang telah ada dalam Gerakan KB Nasional, seperti antara lain : Rapat koordinasi pada berbagai tingkat, Pertemuan penelaahan program, Rapat kerja Gerakan KB Pada berbagai tingkst, serta melalui tan dar Peninjauan langsung ke’ lapangan. Namun dengan hesil eveluasi yang lebih obyektif dan sistimatis sesuai de- gan kebutuhan dan permasalahan yang ada, maka evaluasi khusus yang dilakukan oleh lembaga penelitian yang Profesional dapat juga dilakukan. Dalam melakukan evaluasi tentang berbagai kegiatan yang ditujukan untuk mengembangkan keluarga kecil se- jahtera tersebut dapat dilakukan berbagai jenis evaluasi tentang sasaran, materi kegiatan tau aspek-aspek lainnya. Antara lain terdapat lima (5) aspek yang perlu mendapat perhatian. Kelima aspek ter- sebut adalah sebagai berikut (Reaction Evaluation), aitu suatu evaluasi untuk melihat apa dan bagaimana aksi diberikan oleh sasaran kegiatan tersebut, yaitu anak, ibu, bapak dan seluruh keluarga tatkala kegiatan ind disampaikan kepada mereka. Reaksi yang dilihat an- 21 tara lain materi apa yang mereka paling suka dan paling tidak suka, perasaan (feeling) positif dan negatif yang mereka rasakan selama berlangsungnya kegiatan- Kedua, Evaluasi Belajar (Learning Evaluation), yaitu untuk mengevaluasi prinsip, fakta dan tehnik apa yang diperoleh sasaran dari kegiatan ini. Ketiga, Evaluasi Tingkah Laku (Behavior Evaluation),’ yaitu suatu kegiatan evaluasi untuk me- ngetahui tingkah laku sasaran setelah mengikuti kegiatan keluarga kecil sejahtera ini. Keempat, Evaluasi Hasil (Results Evaluation), yaitu suatu evaluasi untuk mengetahui hasil, baik @ilinat dari segi administrasi program maupun rancangan lainnya, apakah sudah sesuai dengan antisipasi sebelum- nya. Kelima, _Evaluasi Rediagnosis (Rediagnosis Evaluation), yaitu suatu evaluasi untuk mengetanus kebutuhan informasi yang diperlukan oleh sasaran yang dikaitkan dengan kesenjangan yang masih ada peda Sasaran itu. Evaluasi ini bisa mengukur antara lain Perubahan sikap, pengetahuan dan ketrampilan, serta pe- Fubahan lain yang belum ditunjukkannya sesuai dengan tujuannya. Kesemua aspek evaluasi ini merupakan bagian yang integral dari sistem manajemen gerakan yang biasanya kita lakukan, sehingga selalu diperlukan pada setiap tahapan. Oleh karena itu setiap hasil kegiatan suatu evaluasi selalu menjadi bahan dari pengembangan lebih lanjut dari kegiatan berikutnya. Begitulah seterusnya, hingga proses pembentukan, pengembangan dan pembuda: yaan norma keluarga kecil sejahtera itu selalu dikem- bangkan dalam tahapan-tahapan yang berkelanjutan. 22 BAB VI PENUTUP Dengan tersusunnya konsep awal tentang Pokok-Pokok Materi Keluarga Keci1 Sejahtera ini diharapkan seluruh Jajaran BKKBN dan Unit Pelaksana dalam setiap meren- eanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan yang berhubungan dengan Gerakan Keluarga Berencana yang ber- kelanjutan dapat berpedoman pada buku ini. Namun demikian, sebagai konsep dasar yang dikem- bangkan dalam suasana yang dinamis, maka buku inipun hendaknya dapat dipergunakan sebagai bahan awal untuk mengembangkan bahan-bahan masukan untuk membangun keluarga sejahtera tersebut dalam jangka yang lebih Panjang, lebih mendalam dan segera diperkaya oleh kekayaan budaya nasional yang luas dan jauh lebih beragam serta luhur sifatnya. 23

You might also like