Trauma Kepala: Wimba Prastarana, DR, Spbs

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 66

TRAUMA KEPALA

Wimba Prastarana,
dr, SpBS

TRAUMA KEPALA
Trauma yang paling sering
terjadi ?
Terjadi pada populasi :
Dewasa muda (11-20th)
Infant
Orang tua (>60 th)

APA PENGERTIAN
TRAUMA KEPALA ?

CEDERA KEPALA ATAU


CEDERA OTAK ?

DEFINISI :
Cidera Kepala (Head Injury)
Physical

injuries to the skull, facial


fractures or soft tissue damage to the
face or head without neurological
consequences

Cidera Otak (Brain Injury)


Physical

injuries to the face or head or


others with neurological
consequences
6

CEDERA KEPALA

Cedera pada kepala tanpa


adanya tanda tanda
kelainan neurologis
7

CEDERA OTAK
Cedera
pada
kepala
dengan
adanya
gejala
neurologis
8

BAGAIMANA
KLASIFIKASINYA??

KLASIFIKASI
Berdasarkan mekanisme
Severity
morfologi

10

MEKANISME
Tumpul (tidak ada robeknya
duramater)
Kecelakaan
Jatuh dari ketinggian
Serangan benda tumpul

11

12

MEKANISME
Penetrasi (terdapat robekan
duramater)
Luka tembak
Luka penetrasi

13

MEKANISME

14

SEVERITY
Cedera otak Ringan (COR)
GCS 14-15
Cedera otak Sedang (COS)
GCS 9-13
Cedera Otak Berat (COB)
GCS 3-8
16

PENILAIAN GCS

17

MORFOLOGI
Fraktur tulang kepala
Dari tulang kepala
Linier
Impresi
Tertutup/terbuka

18

MORFOLOGI
Basis cranium
Tanda fraktur basis cranium
Battle sign
Raccoon eyes

19

MORFOLOGI
Battles sign

Raccoon eyes

20

MORFOLOGI
Lesi intrakranial
Fokal
EDH,SDH,ICH
Kontusio
Laserasi

Difus
Cedera axonal difus
Cedera vaskular difus
21

22

EDH (EPIDURAL
HEMATOM)

23

SDH (SUBDURAL
HEMATOM)

24

SDH

25

ICH (INTRASEREBRAL
HEMATOM)

26

Patofisiologi ?
??
28

IMPULSE
BRAIN INJURY

INJURY
IMPACT

Damage blood vessels


Damage axon
Damage nerve cells
Damage glial cells

CIDERA KEPALA

CIDERA OTAK

Direct Impact
Acceleration Decceleration
Shock waves
Pressure effect-Cavitation
Angular force

IMPAK

Impresi Fraktur
Coup Contusio
Epidural Hematom
Subdural Hematom

33

LESI AKSELERASIDESELERASI

Coup Cont.
ICH

Bridging Vein Rupture Contra Coup


ICH
Tekanan Negatif
SDH
(Buble Soap)
SDH, Contra Coup, Cont.

Akselerasi

deselerasi

Shock Wave and Cavitations

43

Angular Force

GRADING OF DAI
COMBINATION OF
MICROSCOPIC AND
MACROSCOPIC
1. grade 1 DAI there is only microscopic evidence

of

axonal injury.
2. grade 2 DAI there is also a focal lesion in the corpus
callosum.
3. grade 3 DAI there is an additional focal lesion in the
dorsolateral quadrants or quadrants of the rostral brain
stem as well as in the corpus callosum.

DAI

grade I

Grade II

DAI GRADE III

Patofisiologi Cidera Otak


CIDERA
KEPALA
CIDERA
OTAK
PRIMER
INTRACRANIAL
SECONDARY
INSULT

Normal
Tx adequad

SYSTEMIC SECONDARY
INSULT

CIDERA
OTAK
SEKUNDER
ICP, CPP
ISKEMIK-HIPOKSIK
Kerusakan sel

MORTALITA
S
MORBIDITAS

Systemic
Secondary
Insult

Hypoxemia
Hypotension
Hypercapnea
Hypocapnea
Hyperthermia
Hyperglycemia
Hypoglycemia
Hyponatremia

Intracranial
Secondary Insult
ICP
Brain herniation
Mass lesion : EDH,
SDH, ICH
Edema
Hydrocephalus
Vasospasme
Seizures
Infection
Hypoxic Ischemic

BAGAIMANA
PENANGANANNYA ?

51

PRINSIP PENANGANAN
Tidak banyak yang bisa kita lakukan
terhadap cedera otak primer, tapi
banyak yang bisa kita lakukan untuk
mencegah cedera otak sekunder.

observasi ketat
diagnosis dan penatalaksanaan segera

Konsep penting pada penderita trauma termasuk meningkatkan penanganan pasien


secara multisistem. Penderita seharusnya

segera dipindah dari tempat

yang mengancam dan ditempatkan di lingkungan yang


terkontrol (Siddiqi, 2008, p.101-102).
Lokasi kecelakaan

Ruang Gawat Darurat

Kamar operasi dan Ruang


perawatan intensif

Lingkungan

Tidak stabil

Lebih stabil

Sangat stabil

Monitoring

Monitor (-)

Monitor (+)

Monitor sangat maju

Pengobatan

Pengobatan (-)

Pengobatan (+)

Pengobatan definitif

53

. LANGKAH-LANGKAH
TATALAKSANA CEDERA OTAK DI
RUANG GAWAT DARURAT
1. General precaution
2. Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation
3. Survey sekunder (pemeriksaan status general
terdiri dari anamnesa dan pemeriksaan fisik
seluruh sistem organ)
4. Pemeriksaan neurologis
5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan
tambahan
6. Menentukan tahapan tatalaksana selanjutnya
sesuai buku Pedoman

Langkah-langkah Tatalaksana
Cedera Otak di Ruang Gawat
Darurat
Pemeriksaan Umum
Dari ujung rambut sampai dengan ujung
kaki
Per sistim organ B1 B6
Pemeriksaan Neurologis, terdiri dari
Tingkat kesadaran (GCS)
Saraf kranial

Pupil besar & bentuk, reflek cahaya


bandingkan kanan-kiri
Motoris & sensoris bandingkan kanan dan
kiri, atas dan bawah
Autonomis:bulbocavernous reflek,cremaster

Langkah-langkah Tatalaksana
Cedera Otak di Ruang Gawat
Darurat

Pemeriksaan Radiologis, atas dasar indikasi


Cervical lateral, bila :

Jejas di leher
Nyeri di leher
Mekanisme trauma (jatuh dari ketinggian, flexi extensi
leher dsb)
Gejala neurologis kelainan spinal
Pasien tidak sadar
Photo kepala AP / Lat, bila

Jejas di kepala dengan diameter > 5 cm


Luka tusuk, clurit,tombak atau korpus alienum lain
Fraktur terbuka
Deformitas kepala

Langkah-langkah Tatalaksana
Cedera Otak di Ruang Gawat
Darurat
Indikasi
CT-Scan
Nyeri kepala, muntah menetap dengan obat-obatan
Kejang
Luka tusuk atau tembak, korpus alienum
GCS < 15
Penurunan GCS > 1 point
Lateralisasi (anisokor, hemiparese)
Bradikardia dengan gejala lain diatas
Cidera kepala GCS < 15 disertai cidera multiple
organ
Indikasi sosial

OBSERVASI DI UGD
Setidaknya selama 2 jam
dicatat setiap 15 menit
Keadaan vital ( T, N, R, t )
Keluhan
Neurologis
GCS
Pupil
Motorik
Sensorik
Saraf kranial yang lain.

Algoritma
Penanganan
Cidera Otak
Ringan

Pasien

IRD

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Stabilisasi airway, breathing dan sirkulasi (ABC)


Anamnesis, fisik diagnostik
Pemeriksaan radiologis, sesuai indikasi
Pemeriksaan , labolatoris DLdan GDA + Lab sesuai indikasi
Tx. Simtomatik + Antibiotik sesuai indikasi
Lapor jaga bedah saraf

MRS di
Intermediate

OPERASI

Ne ICU
( ROI )

VS. Stabil
Neurologis Stabil

Infus 0,9 NS 1,5 ml/kgBB/jam (anak <


2 tahun: D5 0.25 NS 80-100
mi/kg/hari.
Puasa 6 jam
Obat simptomatik IV atau supp
Observasi ketat sebagai pasien cidera
otak
Catat keadaan vital dan neurologis
bila akan dikirim ke ruangan
perawatan
Serah terima penderita serta
informasi lengkap keadaan
penderita
Cepat
memburuk

R. Perawatan

Resusitasi + Rediagonosis

KRS

NeICU/
ROI

Operasi

Penderita

Algoritma
Penanganan
Cidera Otak
Sedang
Operatif

IRD

NeICU/ ROI

Membaik

Stabilisasi airway, breathing dan sirkulasi (ABC),


pasang collar brace
Lapor jaga bedah saraf
Atasi hipotensi dengan cairan isotonis, cari
penyebabnya
Pemeriksaan darah (DL, BGA, GDA, cross match)
Bila tensi stabil, infus 0,9 NS 1,5 ml/kgBB/jam .
Anamnesis, pemeriksaan fisik umum (B1-B6) dan
neurologis
Obat simptomatik IV atau supp
CT scan kepala, foto leher lat, thorak foto AP bila
telah stabil
Pemeriksaan radiologis lain atas indikasi
Pasang kateter, evaluasi produksi urine

MRS di intermediate

Memburuk

Stabilisasi + Resusitasi
Rediagnosis cito

VS. Stabil
Neurologis Stabil

NeICU/
ROI
Ruang
Perawatan

Operasi

Penderita

Algoritma
Penanganan
Cidera Otak
Berat

IRD

Lapor jaga bedah saraf

Operatif

Bersihkan lendir, benda asing, jawthrust bila perlu, kepala


tidak boleh hiperextensi, hiperflexi atau rotasi, pasang
orofaring atau nasofaring tube bila perlu. Bila ada
sumbatan jalan nafas akut dilakukan cricothyrotomi dan
persiapan intubasi atau tracheostomi
Intubasi + kontrol ventilasi ( PCO2 35 40 mmhg,, PaO2 : 80
200 atau Spo2 >97 % ) pasang orogastric tube
Pasang collar brace
Lihat gerakan nafas, auskultasi, palpasi, perkusi dada. Cari
tanda-tanda pneumothorak, hematothorak, flail chest atau
fraktur costa..
Bila shock, segera atasi dengan cairan isotonis (RL, NaCl,
atau koloid atau darah). Cari penyebab, atasi, pertahankan
tensi > 90 mmHg.
Bila ada tanda-tanda TIK meningkat dan tidak ada hipotensi
atau gagal ginjal dan atau gagal jantung, diberikan manitol
20% 200 ml bolus dalam 20 menit atau 5 ml/kgBB,
dilanjutkan 2 ml/ kgBB dalam 20 menit setiap 6 jam, jaga
osmolalitas darah < 320 mOsm.
Bila kejang : Diazepam 10 mg iv pelan, dapat ditambah
hingga kejang berhenti. Awasi depresi nafas, dilanjutkan
phenitoin bolus10-18 mg/kgBB encerkan dengan aqua
steril 20 ml iv pelan, dilanjutkan 8 mg/kgBB
Bila telah stabil Infus cairan isotonis (NaCl 0,9 %)
1,5 ml/kgBB/jam pertahankan euvolume,pemasangan CVP
atas indikasi.
. Pemeriksaan kimia darah (DL, BGA, GDA, cross match)
Anamnesis, termasuk pemakaian obat-obatan, sedasi,
narkotika, intake terakhir.
Pemeriksaan fisik umum dan neurologis secara cepat
Obat simptomatik IV atau supp dan antibiotika sesuai indikasi
Pasang kateter, catat keadaan dan produksi urine
Bila tanda vital stabil : CT scan kepala, foto leher lat, thorak
fot AP,
Pemeriksaan radiologis lain atas indikasi
Pemeriksaan refleks batang otak. Hati-hati pada pemeriksaan
reflek oculocephalik
Pasang
ICP
monitor,
pertahankan
tekanan
<15
mmhg.atau<22 cm H2O pada pasien yang tidak ada
indikasi operasi lesi intrakranial. Bila ada lesi intrakranial
Bila keadaan
vital telah
stabil
indikasi
operasi,fungsi
ICP monitor
dipasang
bersamaan saat
Catat
keadaan
terakhir
sebelum
dikirim ke
operasi emergensi

ruangan ICU
Lakukan serah terima secara lengkap ( keadaan
penderita, obat-obatan yang diberikan dan
rencana perawatan)
Perawatan Cidera Otak Berat

MRS di
ICU - NeCU

R. Perawatan

INDIKASI OPERASI
Cidera Otak Tertutup, pertimbangan operasi adalah :

Klinis
Deteriorasi Neurologis Progresive
Tanda-tanda herniasi
Tanda-tanda penekanan batang otak
Masih terdapat reflex batang otak

INDIKASI OPERASI
Radiologis, terdapat efek masa yang berarti,
yaitu :
Deviasi garis tengah lebih dari 0,5 cm.
Penekanan atau penyempitan sisterna basalis
Pembuntuan aliran liquor atau kompresi
batang otak pada lesi di fossa posterior
Fraktur impresi yang menimbulkan gejala
neurologis.
Trauma Kepala Terbuka

OUTCOME,
TERGANTUNG

Quality of early management

Severity of primary brain injury


Adequate referral policy

Prompt diagnosis and treatment


Adequate prevent and treatment of complication
Proper Rehabilitation

TERIMA KASIH

65

You might also like