Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 47

TINGKAT PENGETAHUAN

PENDERITA DM TIPE 2 TERHADAP


POLA DIET DIABETESI DI
PUSKESMAS INDRAJAYA- pidie
dr Chairunnisa Bachtiar

Pendamping :
dr.YULI zahrina
Dr. nurmasyitah
pembimbing :
Irwansyah putra, m. kes

PENDAHULUAN

Latar belakang

Page 3

anamnesis

Page 4

International Diabetes Federation

Page 5

Page 6

Page 7

( IDF

Atlas, 2012 )

Rumusan masalah

Page 8

Tujuan penelitian

Page 9

MANFAAT PENELITIAN

Page 10

TINJAUAN PUSTAKA

DIABETES MELLITUS TIPE 2

Page 12

Page 13

Page 14

Kriteria Diagnosa DM

Gejala Klasik DM + Kadar Gula Darah Sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/dl

Page 15

Langkah-langkah Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi


Glukosa
KELUHAN KLINIS DIABETES
Keluhan Klasik Diabetes (+)

GDP
GDS

> 126
> 200

< 126
< 200

Keluhan Klasik Diabetes (-)

> 126
100-125
> 200 140-199

TTGO
GD 2 jam

Ulang GDS atau GDP


GDP
GDS

> 126
> 200

< 126
< 200

DIABETES MELLITUS
Evaluasi status gizi
Evaluasi penyulit DM
Evaluasi perencanaan makan sesuai
Page 16
kebutuhan

<100
< 140

> 200

140-199

< 140

TGT

GDPT

Nasehat umum
Perencanaan makan
Berat idaman
Belum perlu OAD

Normal

Type
2 diabetes
milddisease
disease
Type
2 diabetesisisNOT
NOT a
a mild
Stroke
Diabetic
Retinopathy

Leading cause
of blindness
in working age
adults1

Diabetic
Nephropathy

Leading cause of
end-stage renal
disease2

2 to 4 fold
increase in
cardiovascular
mortality and
stroke3

Cardiovascular
Disease

8/10 diabetic
patients
die from CV
events4
Diabetic
Neuropathy

Leading cause of
non-traumatic
lower extremity
amputations5

Fong DS, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl. 1):S99S102. 2Molitch ME, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl. 1):S94S98.
3
Kannel WB, et al. Am Heart J 1990; 120:672676. 4Gray RP & Yudkin JS. In Textbook of Diabetes 1997.
Page 17
5
Mayfield JA, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl. 1):S78S79.

Pilar Pengelolaan Diabetes Mellitus

Page 18

Patients Centered Approach For Type 2


Diabetes Management

Page 19

Basit.A,et.al.Vascular Health and Risk Management


2012:8 463472

Konsensus PERKENI 2011:


Kadar HbA1c
<7%

7-8%

GHS

GHS

Gaya Hidup
Sehat

Penurunan
berat badan
Mengatur
diet
Latihan
Jasmani
teratur

8-9%

>9%

9-10%

>10%

+
Monoterapi

GHS

Met, SU,
AGI, Glinid,
TZD, DPP-IV

Catatan
1. Dinyatakan gagal bila
dengan terapi 2-3 bulan
tidak mencapai target
HbA1c <7%
2. Bila tidak ada pemeriksaan
HbA1c dapat digunakan
pemeriksaan glukosa darah.
Rata-rata glukosa darah
sehari dikonversikan ke
HbA1c menurut kriteria ADA
Page 2010
20

Kombinasi
2 obat

GHS

Met, SU,
AGI, Glinid,
TZD, DPP-IV

Kombinasi
3 obat

GHS

Met, SU,
AGI, Glinid,
TZD, DPP-IV

Kombinasi
2 obat

+
+

Met, SU,
AGI, Glinid,
TZD
+

GHS

Basal
Insulin

+
Insulin
Intensif

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2011

Perencanaan Makan

JENIS
JUMLAH
JADWAL

Page 21

PERENCANAAN DIET DIABETESI

Page 22

Perencanaan Makan

Diet DM
Karbohidrat 60-70%
Protein 10-15%
Lemak : 20-25%
Sarapan
: 20%
Snack 9.00
: 10%
Makan siang
: 25%
Snack 16.00
: 10%
Makan malam : 25%
Snack 21.00
: 10%

Makanan Harus Dihabiskan


Page 23

Page 24

Metode Piring (Plate Model)

Page 25

Olah Raga
Prinsip Cripe :
Continuous, Rhythmic,
Interval, Progressive,
Endurance
Frekuensi : 3 5 kali/minggu
Lama

: 0,5 1 jam/kali

Sasaran HR : 75 - 85 %
Nadi maksimum
Nadi Maksimum: 220
Umur
Pakai sepatu/alas kaki yang
enak, sesuai, dan aman
Mulai dengan Pemanasan
(5),
Latihan inti (15-20),
Pendinginan (5).

Page 26

METODOLOGI

METODE
Sumber data: Data
primer dan Data
Sekunder
Desain: Quasi
Eksperimental
Teknik Sampling :
accidental sampling
Page 28

Jumlah sampel :

Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat
Dan
Waktu Penelitian

Page 29

Tempat

Waktu

Puskesmas
Indrajaya

November
sampai
Desember
2015

Langkah-langkah yang
dilakukan
Tahap Persiapan Pengumpulan Data
Tahap Menyiapkan Kuesioner (tanya
jawab)
Menentukan sampel
Melakukan tanya jawab awal
Melakukan Intervensi
Melakukan tanya jawab ulang
Tahap Pengolahan Data
Page 30

Metode Analisa Data

Analisa data secara deskriptif


dengan teknik analisis univariat

Data disajikan
dalam bentuk tabel
dan ditentukan
persentase tiap-tiap
kategori dg rumus : P =
fi / n 100%

Page 31

Hasil Pengukuran
tingkat
pengetahuan :
Baik = jawaban
benar
76-100%
Cukup = jawaban
benar
56-75
Rendah = jawaban
benar
55%
(Arikunto.2010)

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden Berdasarkan


Umur

Jumlah

50.0%
40.0%
30.0%
46.7%
20.0%
30.0%
10.0% 6.7% 16.7%
0.0%

Usia Responden
Page 33

Usia

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis


Kelamin

Perempuan; 53%

Page 34

Laki-laki; 47%

Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan
36.7%
40.0%
35.0%
30.0%
25.0%
20.0%
15.0%
10.0%
5.0%
Frekuensi
0.0%

Page 35

30.0%
20.0%
13.3%

Pekerjaan

Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan
SARJANA / DIPLOMA

17%

SD

33%

17%

SMP

SMA
Page 36

33%

Tingkat Pengetahuan Responden

Page 37

Tingkat Pengetahuan Responden


Pre dan Post Penyuluhan
80.0

76.5

70.0
60.0

59.1

61.9

50.0
40.0
30.0

23.5

40.9

Pre
38.1

20.0
10.0
0.0
Rendah
Cukup

Baik
Page 38

PEmbahasan

Pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu tingkat


pengetahuan baik, cukup, dan rendah (Arikunto, 2010)
Pre-intervensi
Tingkat pengetahuan responden
sebelum intervensi : kategori baik
8 orang (26,7%), paling banyak
berada dalam kategori tingkat
pengetahuan rendah yaitu 13 orang
(43,3%), sedangkan kategori cukup
9 orang (30%).

Page 40

Post-intervensi
Setelah diberikan intervensi
didapatkan Tingkat pengetahuan
dalam kategori baik dan cukup
meningkat setelah penyuluhan
(edukasi) yaitu sebanyak masingmasing menjadi 13 responden
(43.3%) hanya 4 responden (13.3%)
yang mempunyai tingkat
pengetahuan rendah setelah
penyuluhan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah karena


kekurangan informasi
Pemberian informasi melalui pendidikan dan pelatihan akan
meningkatkan pengetahuan, selanjutnya akan menimbulkan kesadaran
dan akhirnya seseorang akan melakukan praktek sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki. Sebelum seseorang mengadopsi praktek, ia
harus terlebih dahulu tahu apa arti dan manfaat praktek tersebut bagi
dirinya dan orang lain, dalam hal ini penderita DM tipe 2 dapat
menjalani pola diet diabetesi untuk diri mereka dan memahami pola
diet diabetesi dan pola hidup sehat pada pasien diabetes perlu
diterapkan untuk perlindungan atau upaya pencegahan penyakit
diabetes yang berkelanjutan serta ini merupakan bagian yang penting
dari pengelolaan DM secara holistik.

Page 41

Berdasarkan hasil dalam mini project didapatkan adanya peningkatan


tingkat pengetahuan yang lebih baik pada responden terhadap pola diet
diabetesi setelah dilakukan intervensi.
Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Nursalam (2003) yang
menyebutkan bahwa Baik atau tidaknya tingkat pengetahuan
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja serta semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak
pengetahuan yang dimiliki.

Page 42

PENUTUP

KESIMPULAN

Usia terbanyak menderita DM tipe 2 adalah usia 50-59 tahun seban

1
2
3
4
5

Page 44

SARAN
Responden

Page 45

Terimakasih

You might also like