Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-094

Rangkaian Segitiga Daya (E8)


Annisa Nurul Aini, Bayu Prasetya, Endarko
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: annisa@tantowi.com
Abstract- Had been done an experiment titled Power
Triangle Circuit which had purpose to analyze active
power, reactive power, and passive power at the AC
circuit and to compare a power triangle between RL
circuit and RC circuit. This experiment based on power
triangle principles. For doing this experiment, we had to
prepare some tools and materials such as resistors
(R1=100, R2=100, R3=120, and R4=100), capacitors
(C1=100F and C2=100F), inductors (L1=100mH and
L2=100mH), power supply, VOM meter, bread board,
and cables. After preparing those tools and materials, the
first step we had to do was making the circuit. Second
step was measuring the voltage of power supply. And next
was measuring the current of A1, A2, and A3. And then,
repeating the first step until last step using another
circuit, and calculating the power each corner (A1, A2,
and A3). From the experiment, we could make a
conclusion that in this experiment, active power which is
the real power can be found at second current. And
passive power which is summary of active and reactive
power can be found in third current. There was no
reactive power because there was no magnetic field in this
experiment. And, about power triangle, RL circuit had
bigger value than RC circuit.
Keywords- Active power, passive power, power
triangle, reactive power.

I.
PENDAHULUAN
ebutuhan akan listrik sudah menjadi
kebutuhan pokok di era yang serba modern
ini. Tiap rumah kini memerlukan listrik untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti menyalakan
kulkas, lampu, televisi, hingga mengisi ulang daya
smartphone. Untuk memenuhi kebutuhan listrik, setiap
rumah harus memiliki daya listrik dengan besar
tertentu. Daya ini yang akan menjadi patokan besar
listrik yang digunakan pada rumah tersebut. Jika
penggunaan listrik melebihi daya, maka akan terjadi
konsleting listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran
pada sekring. Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan
ini agar dapat menganalisis daya aktif, daya pasif, dan
daya reaktif rangkaian DC, serta membandingkan
segitiga daya pada rangkaian RL dan rangkaian RC.
Resistansi, reaktansi dan impedansi merupakan
istilah yang mengacu pada karakteristik dalam
rangkaian yang bersifat melawan arus listrik.
Resistansi merupakan tahanan yang diberikan oleh
resistor. Reaktansi merupakan tahanan yang bersifat
reaksi terhadap perubahan tegangan atau perubahan
arus. Nilai tahanannya berubah sehubungan dengan
perbedaan fase dari tegangan dan arus. Selain itu

reaktansi tidak mendisipasi energi. Sedangkan


impedansi mengacu pada keseluruhan dari sifat
tahanan terhadap arus baik mencakup resistansi,
reaktansi atau keduanya. Ketiga jenis tahanan ini
diekspresikan dalam satuan ohm[1].
Induktor melawan arus yang melaluinya dengan
cara menurunkan tegangan berbanding lurus dengan
laju perubahan arus. Menurut hukum Lenz, tegangan
terinduksi akan selalu dalam polaritas yang sedemikian
rupa menjaga nilai arus seperti pada sebelumnya.
Dengan demikian ketika arus meningkat, tegangan
terinduksi akan melawan aliran elektron, sedangkan
ketika arus menurun polaritas akan berbalik dan
mendorong aliran elektron. Oposisi terhadap aliran ini
disebut sebagai reaktansi. Hubungan antara tegangan
yang diturunkan dengan laju perubahan arus melalui
induktor. Jadi, tegangan yang diturunkan pada induktor
merupakan reaksi terhadap perubahan arus yang
melaluinya. Karena sebuah induktor menurunkan
tegangan berbanding lurus dengan laju perubahan arus
maka reaktansinya juga akan bergantung pada
frekuensi alternating current[1].
Berbeda dengan induktor, kapasitor mengijinkan
arus untuk melewatinya berbanding lurus dengan laju
perubahan tegangan. Arus yang melalui kapasitor
merupakan reaksi dari perubahan tegangan pada
kapasitor tersebut. Karena kapasitor menghantarkan
arus berbanding lurus dengan laju perubahan tegangan
maka juga berbanding lurus dengan frekuensi. Oleh
karena itu reaktansinya akan berbanding terbalik
dengan frekuensi alternating current[1].
Arus listrik AC (alternating current), merupakan
listrik yang besar dan arah arusnya selalu berubah-ubah
dan bolak-balik. Arus listrik AC akan membentuk
suatu gelombang yang dinamakan dengan gelombang
sinus atau lebih lengkapnya sinusoida. Pemanfaatan
listrik AC sebenarnya sangatlah banyak. Mayoritas
perabotan listrik di rumah-rumah pada umumnya
menggunakan arus AC. Meskipun demikian tak semua
barang menggunakan listrik AC. Ada sebagian barang
yang sebenarnya menggunakan listrik DC, contohnya
laptop. Laptop menggunakan listrik DC. Listrik
tersebut diperoleh dari adaptor yang terdapat pada
laptop (atau terdapat pada charger) tersebut. Jadi saat
mengisi ulang baterai laptop dengan listrik AC, maka
adaptor di dalam laptop akan merubah listrik AC
menjadi DC, sehingga sesuai kebutuhan dari laptop[2].
Daya merupakan besaran yang dikeluarkan untuk
melakukan suatu usaha. Satuan dari daya listrik adalah
Watt, di mana 1 Watt senilai dengan perkalian 1
ampere arus dengan 1 volt tegangan. Jika dirumuskan
secara matematik, maka daya akan dirumuskan
sebagai[3].
(1)

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-094


Daya sendiri dibedakan menjadi tiga. Yaitu
daya aktif (P), daya pasif (S), dan daya reaktif (Q).
Daya aktif merupakan daya sebenarnya yang terpakai
untuk melakukan kerja. Daya aktif ini adalah daya
yang ada umumnya digunakan oleh masyarakat umum.
Sedangkan daya reaktif adalah daya yang dapat
mebangkitkan medan magnet, sehingga akan terbentuk
fluks magnet. Sedangkan daya pasif adalah
penjumlahan dari daya aktif dan daya reaktif. Masingmasing daya tersebut memiliki rumus sebagai berikut.
(2)
(3)
(4)
Ketiga daya tersebut dihubungkan menjadi suatu
segitiga siku-siku yang biasa disebut Segitiga Daya.
Segitiga Daya berupa segitiga dengan Daya Pasif di
bagian sisi miringnya, dan Daya Aktif dan Daya
Reaktif di sisi-sisi siku-sikunya[3].
II.

Gambar 3. Rangkaian RL Seri.

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
ini yaitu sumber tegangan yang berfungsi sebagai
penyuplai tegangan. VOM Meter sebagai pengukur
arus dan tegangan. Selanjutnya adalah empat buah
resistor (R1=100, R2=100, R3=120, dan R4=100)
yang berfungsi sebagai penghambat arus, dua buah
kapasitor (C1=100F dan C2=100F) sebagai
penyimpan muatan, dan dua buah induktor (L1=100mH
dan L2=100mH) sebagai bahan percobaan. Dibutuhkan
pula kabel penghubung untuk menghubungkan satu
elemen sirkuit dengan elemen lain. Serta diperlukan
beard board sebagai papan miniature untuk sirkuit
listrik.
B. Skema Alat
Setelah mengetahui alat dan bahan yang akan
digunakan, selanjutnya alat-alat tersebut dirangkai
seperti pada skema alat di bawah ini.

Gambar 4. Rangkaian RL Paralel.

C. Cara Kerja
Setelah alat dan bahan disipkan, langkah pertama
untuk melakukan percobaan adalah alat dirangkai
seperti gambar 1 di atas. Selanjutnya, Tegangan
sumber pada VOM dibaca. Selanjutnya, arus A1, A2,
dan A3 diukur. Langkah keempat adalah, langkah
pertama hingga ketiga diulangi untuk masing-masing
gambar yang berbeda. Dan setelah percobaan selesai
dilakukan, daya total pada masing-masing titik
dihitung. Untuk mempermudah percobaan, langkahlangkah kerja tersebut dirangkum dalam flowchart di
bawah ini.
Start

Alat dan bahan disiapkan.


Peralatan dirangkai seperti gambar 1.
Tegangan sumber diukur.
Arus A1, A2, dan A3 diukur.

Gambar 1. Rangkaian RC Seri.

Ganti variasi
rangkaian?
Tidak
Daya total setiap titik dihitung.

Gambar 2. Rangkaian RC Paralel.

End

Ya
Ya

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-094


Gambar 5. Flowchart percobaan E8

Setelah dilakukan percobaan, dilakukanlah


perhitungan untuk mencari nilai daya pada masingmasing cabang. Berikut satu contoh perhitungan untuk
mendapatkan nilai daya pada masing-masing cabang
saat percobaan rangkaian RL seri.
Diketahui :

= 10-4 F
= 10-4 F

Pada titik A2
P 2=

Pada titik A3
P 3=

I. DATA DAN PEMBAHASAN


A. Analisa Data
Dari percobaan yang telah dilakukan,
didapatkan beberapa data berupa tegangan (Vl), Arus
pada titik 1(A1), arus pada titik 2(A2), dan arus pada
titik 2(A3). Data-data tersebut disajikan dalam tabel 1
dan tabel 2 di bawah ini.
Tabel 1. Data Hasil Percobaan pada Rangkaian RL

Rangkaian RL
Gambar 3
Gambar 4
11.75
11.75
50.5
57.6
1.79
0.65
48.9
48.6

Tabel 2. Data Hasil Percobaan pada Rangkaian RC

Hasil
Pengukuran
V(V)
A1 (mA)
A2 (mA)
A3 (mA)

Tabel 3. Data Hasil Perhitungan pada Rangkaian RL

Hasil
Pengukuran
V(V)
P1 (mW)
P2 (mW)
P3 (mW)

Rangkaian RC
Gambar 1
Gambar 2
11.75
11.75
55.6
56.9
1.79
1.78
53.6
54.6

Rangkaian RL
Gambar 3
Gambar 4
11.75
11.75
593.375
676.8
21.0325
7.6375
574.575
571.05

Tabel 4. Data Hasil Perhitungan pada Rangkaian RC

Hasil
Pengukuran
V(V)
P1 (mW)
P2 (mW)
P3 (mW)

Ditanya :
P = .?
Jawab:
Pada titik A1

Hasil
Pengukuran
V(V)
A1 (mA)
A2 (mA)
A3 (mA)

Data-data di atas kemudian diolah untuk


mendapatkan nilai P pada tiap-tiap titik menggunakan
rumus yang telah dituliskan pada contoh perhitungan.
Berikut data hasil perhitungan.

Rangkaian RC
Gambar 1
Gambar 2
11.75
11.75
653.3
668.575
21.0325
20.915
629.8
641.55

B. Pembahasan
Setelah dilakukan percobaan Segitiga Daya
yang bertujuan untuk menganalisis daya aktif, daya
pasif, dan daya reaktif rangkaian AC, serta
membandingkan segitiga daya pada rangkaian RL dan
rangkaian RC. Untuk melakukan percobaan ini,
diperlukan beberapa peralatan, yaitu alat dan bahan
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sumber
tegangan yang berfungsi sebagai penyuplai tegangan.
VOM Meter sebagai pengukur arus dan tegangan.
Selanjutnya adalah empat buah resistor (R1=100,
R2=100, R3=120, dan R4=100) yang berfungsi
sebagai penghambat arus, dua buah kapasitor
(C1=100F dan C2=100F) sebagai penyimpan muatan,
dan dua buah induktor (L1=100mH dan L2=100mH)
sebagai bahan percobaan. Dibutuhkan pula kabel
penghubung untuk menghubungkan satu elemen sirkuit
dengan elemen lain. Serta diperlukan beard board
sebagai papan miniatur untuk sirkuit listrik.
Setelah peralatan tersebut disiapkan, maka
percobaan bisa dimulai. Langkah pertama untuk
melakukan percobaan adalah alat dirangkai seperti
gambar 1 di atas. Selanjutnya, Tegangan sumber pada
VOM dibaca. Selanjutnya, arus A1, A2, dan A3 diukur.
Langkah keempat adalah, langkah pertama hingga
ketiga diulangi untuk masing-masing gambar yang
berbeda. Dan setelah percobaan selesai dilakukan, daya
total pada masing-masing titik dihitung.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,
tegangan pada tiap-tiap rangkaian adalah sama. Karena
tegangan berasal dari satu sumber yang sama sebesar
11,75 V. Sedangkan untuk arus, masing-masing cabang
memiliki nilai yang sangat berbeda. Tetapi untuk
masing-masing rangkaian, rata-rata memiliki nilai yang

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-094


hampir sama, bahwa pada cabang pertama, memiliki
nilai arus yang aling besar karena tidak ada beban atau
hambatan yang data menghambat laju arus. Sehingga
nilainya besar. Sedangkan pada cabang kedua, nilainya
paling kecil dari cabang-cabang lain karena pada
cabang ini terdapat tiga hambatan yang disusun secara
seri, sehingga arus yang mengalir akan dihambat
dengan tiga hambatan secara langsung. Dan ada cabang
ketiga, nilai arusnya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu
besar. Hal ini karena pada cabang ketiga hanya ada dua
hambatan dipasang secara seri atau tiga hambatan yang
dipasang secara paralel. Sehingga arus yang dihambat
tidak sebesar cabang kedua.
Pengukuran tegangan hanya dilakukan di
sumber saja karena keempat rangkaian menggunakan
rangkaian paralel. Dan sifat dari rangkaian paralel
adalah, besar nilai tegangannya selalu sama pada setiap
cabang. Sehingga, Pengukuran tegangan hanya
dilakukan pada sumber saja, karena tegangan pada
cabang lain nilainya adalah sama dengan sumber dan
tidak perlu dilakukan pengukuran satu-satu pada tiap
cabangnya.
Setelah mendapat data dan dihitunga dayanya,
dapat dianalisis bahwa daya pada masing-masing
cabang memiliki nilai yang berbeda-beda. Pada
rangkaian RL seperti pada tabel 3, cabang pertama dan
ketiga memiliki nilai cabang yang hampir sama.
Sedangkan cabang kedua memiliki nilai daya paling
kecil karena terdapat banyak hambatan pada cabang
kedua. Hal yang sama terjadi pada rangkaian RC yang
hasilnya disajikan pada tabel 4, di mana nilai pada pada
cabang kedua dalah nilai daya paling kecil, sedangkan
pada cabang pertama hingga kedua memiliki nilai yang
hampir sama.
Pada tiap komponen dalam rangkaian,
komponen resistor memilki daya aktif, sedangkan
kapasitor dan induktor memiliki daya reaktif. Apabila
ditinjau dari cabang, cabang yang mengandung resistor
memiliki daya aktif. Sedangkan cabang yang terdiri
dari kapasitor atau induktor memiliki daya reaktif. Dan
cabang yang terdiri dari kapasitor dan resistor atau
induktor dan resistor memiliki daya pasif.
Pada tiap-tiap cabang, khususnya cabang
pertama dan kedua, terdapat komponen-komponen
seperti resistor, kapasitor, atau induktor. Pada cabang
kedua yang hanya terdapat resistor, memiliki daya
paling kecil. Hal ini dikarenakan resistor yang
berfungsi untuk menghambat arus, sehingga arus yang
banyak terhambat menyebabkan nilai tegangan
menjadi kecil. Sedangkan cabang ketiga yang terdapat
resistor dan kapasitor atau induktor, nilai tegangan
pada cabang ketiga ini hampir sama dengan cabang
pertama, di mana cabang pertama tidak memiliki
komponen resistor, konduktor, atau induktor. Hal ini
berarti bahwa, induktor atau kapasitor berfungsi

sebagai penyeimbang arus yang telah dihambatoleh


resistor. Sehingga, nilai daya pada cabang ketiga,
meskipun terdapat dua resistor, masih memliki daya
yang besar karena terdapat induktor atau kapasitor
yang dipasang secara seri maupun paralel.
Dari paragraf sebelumnya dan ditinjau dari
tabel 3 dan tabel 4, dapat dianalisis bahwa cabang yang
memiliki daya paling kecil adalah cabang kedua, di
mana pada cabang kedua ini hanya terdapat resistor.
Sehingga, komponen yang menyebabkan rugi daya
adalah resistor.
Apabila pada tiap komponen ditambah dengan
kapasitor atau induktor, kemungkinan hal ini dapat
menaikkan daya pada masing-masing cabang. Dari
percobaan yang telah dilakukan, rangkaian yang
terdapat komponen kapasitor memiliki nilai tegangan
yang lebih besar walaupun hampir sama besarnya
dengan rangkaian yang terdapat induktor di dalamnya.
Sehingga, kapasitor dapat menaikkan daya lebih
banyak daripada induktor.
IV. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan Rangkaian
Segitiga Daya, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
percobaan ini, daya aktif yang merupakan daya
sebenarnya terdapat pada cabang kedua dan daya pasif
yang merupakan penjumlahan antara daya aktif dan
reaktif terdapat pada cabang ketiga. Tidak terdapat
daya reaktif atau penghasil medan magnet pada
rangkaian ini. Sedangkan untuk nilai segitiga daya,
rangkaian RL memiliki nilai segitiga daya lebih besar
daripada rangkaian RC.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Bayu Prasetya selaku
asisten laboratorium yang bersedia membagi ilmunya
kepada kelompok 5. Terima kasih pula kepada Bapak
Endarko selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing kami untuk mempelajari Elektronika
Dasar lebih dalam lagi. Dan terima kasih untuk temanteman satu kelompok, Silvia, Haidar, Levina, Azmi,
Firsta, Doni, Herliansyah, Ryan, dan Yishar, yang
bersedia membantu dalam menyelesaikan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]

Riedel, Nelsson,Electric Circuits 9th Edition, Pearson. New


Jersey(2011)
Charles K.Alexander, Matthew N. O. Sadiku, Fundamental of
Electric Circuit, McGraw-Hill Companies. New York (2009)
Budianto,Joko,Panduan
Rangkaian
Elektronika,Citra
Grafika. Surakarta(1994)

You might also like