Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Aluminium
Jurnal Aluminium
ABSTRACT
Aluminum is already used in application because it's characteristic such as: light weight,
good conductivity. and high reactivity in air to form oxide film with high corrosion resistance.
Cause of the oxide film, the Aluminum can not be colored or painted classically but by anodizing
process. Anodizing Process with variable ofcurrent density and sulfuric acid concentration is done
to study the characteristic of the thickness of oxide film formed and further how it will effected to
coloring process. It was carried out with 12 to 14 Alft2 currents variation for 30 minutes and using
5% to 20% electrolyte concentration with range 5. The coloring solution used in this research are
K. Fe(CN)6 and FeCI]" The oxide film thickness determined by coating thickness minitest 600 B
electro physic. The expected result of this research is to find optimum oxide film thickness that has
high adsorption capacity for smooth coloring. From this result known that current density and of
sulfuric acid concentration influence to oxide film thickness. Effect of increasing concentration
limitates the maximum anodic film thickness. And the increasing current density will also caused the
same result. There is tendency for burning and decreasing the thickness of anodic film in very high
current density and it makes bad effect on coloring quality.
TINJAUAN PUSTAKA
Aluminium dan paduannya adalah logam
yang sangat reaktif terhadap pengikatan
oksigen dan hasil reaksi tersebut membentuk
selaput penghalang atau selaput oksida dengan
ketebalan tidak lebih dari 0,01 !-lIn, seperti
dalam reaksi dibawah ini.
2Al + 3/20 2 ~ AIa03
(1)
Potensial reduksi aluminium adalah - 1,66 volt
dengan reaksi dituliskan sebagai berikut:
AI3+ + 3e ~ Al
(2)
47
~
~4~8~~_urn_a_I_Th_~_I_K_M_~_m~,_Vt_ol_um_e_6_,_M_om_o_r_2_,M_e_i_20_0_6________________________________ ~
Aluminium larut dalam larutan asam
klorida, asam nitrat encer dalam larutan
natrium hidroksida membentuk lapisan
aluminat dan gas hidrogen, tetapi alumunium
tidak larut dalam asam-asam organic [4, 5].
Kekuatan mekanik logam aluminium sangat
meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si,
Mn, Zn dan Ni secara satu persatu atau secara
bersama-sama diantaranya sifat lebih tahan
daTi keausan dan mempunyai koefisien
pemuaian rendah, sehingga aluminium bukan
hanya untuk kepeduan rumah tangga tetapi
juga bahan kontruksi [6]. Disamping itu
aluminium juga bersifat amfoter, dimana
logam ini akan larut dalam larutan asam dan
basa dengan melepaskan gas hidrogen, dimana
reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut [7] :
Pada larutan asam :
(3)
2Al+2H20+20lf -+2Al02-+3H2
(4)
(5)
(6)
2Al -+ 2Al3+ + 6e
Reaksi pada katoda
6If + 6e -+ 3H2
(8)
Reaksi Keseluruhan
2Al+3HP-+AI20 3 +3H2
(9)
Perrnukaan Anodisasi
yang keropos
(7)
@
0
Sulistijono. Pengaruh Densitas ArtIS dan Konselltrasi Asam Sulfat pada Proses Anodizing
49
----------------------------------------------------------~.
I
Tebal Lapisan
Film
Lapisan halus
Densitas Arus
Gambar 2. Pengaruh densitas arus terhadap
ketebalan lapisan oksida pada anodizing [11].
Pada Gambar 2 dijelaskan pengaruh dari
densitas arus yang digunakan pada proses
anodizing dengan ketebalan lapisan oksida
yang terbentuk. Dimana penggunaan rapat arus
rendah akan menghasilkan lapisan oks ida yang
lunak, ketebalan lapisan oksida yang terbentuk
akan meningkat dengan meningkatnya densitas
arus yang diterapkan.
Densitas
arus
yang
digunakan
mempunyai suatu besaran maksimum yaitu
pada besaran tersebut akan pecah, sehingga
aliran arus akan terlokalisasi, hal ID1
menyebabkan lapisan oksida yang terbentuk
akan terbakar atau mengalami burning, hal ini
yang menyebabkan lapisan oksida mengalami
penurunan ketebalannya [11].
METODE PENELITIAN
Spesimen uji adalah Aluminium 6063
dengan dimensi 25 x 40 x 6 mm. Preparasi
dilakukan berturut-turut adalah degreasing,
pickling, fluxing, strike dan anodizing.
Pembersihan permukaan spesimen uji dari
kotoran yang berupa grease, oli dan minyak
Spesimen
-'1
NaOH (5-10%)
Degreasing
Anodizing
HCLIHzS04 (3%)
1-'1
50- 80C
Rinsing
Strike
r. . .
Pickling
Rinsing
Rinsing
H*
Fluxing
50
~~----------------------------------------------------------
J}0
O
1.
avometer
2.
rectifier
3.
elektroda aluminium
4.
..
L
@ 0
Suiistijono. Pengaruh Densitas Arus dan Konsentrasi Asam Sulfat pada Proses Anodizing
51
------------------------------------------------------------~
1:'
25
..~
20
.s
:!!i 15
So
c 10
Asam Sulfa! 5%
III
!
.sCD
~
0
12
16
20
24
N'
0.3
0.25
"&
----
~o
.rJ
<
-'''''--l
0.2
0.15
0.1
Asam Sulfat 5%
~ 0.05
III
o +------r------r-----~----~
12
16
20
24
J};.0
(a)
(b)
(c)
(d)
Sulistijono, Pengaruh Densitas Arus dan Konsentrasi Asam Sulfat pada Proses Anodizing
53
@.0 --------------------------------------------------------~.
Gambar 8 (a) Ketebalan dan hasil pewarnaan minimum lapisan oksida. Spesimen Al (Konsentrasi
5%, Desitas arus 12 Alft2). (b) Ketebalan dan hasil pewarnaan maksimum lapisan oks ida. Spesimen
A3 (Konsentrasi 5%, Desitas arus 20 Alft2). Perbesaran 200X. Potongan miring 60.
Gambar 9 (a) Ketebalan dan hasil pewarnaan minimum lapisan oksida. Spesimen Bl (Konsentrasi
10%, Desitas arus 12 AlW). (b) Ketebalan dan hasil pewarnaan minimum lapisan oksida. Spesimen
B3 (Konsentrasi 10%, Desitas arus 20 Alft2). Perbesaran 200X. Potongan miring 60.
asam sulfat ditunjukkan pada Gambar 5. Terlihat
bahwa ketebalan lapisan oksida akan menurun
seiring dengan meningkatnya konsentrasi
larutan elektrolit asam sufat, hal ini terjadi
karena peningkatan konsentrasi dari larutan
elektrolit akan meningkatkan konduktifitas atau
daya hantar larutan. Semakin tinggi
konduktifitas larutan juga dapat menurunkan
tegangan yang dibutuhkan untuk memperoleh
rapat arus dengan besaran tertentu, akan tetapi
lapisan oksida yang terlarut juga semakin besar,
sebingga lapisan oksida yang terbentuk akan
luruh kembali kedalam larutan elektrolit juga
akan semakin besar. Sedangkan pada
konsentrasi larutan 5% masih terlalu keeil
untuk mengalirkan elektron yang eukup
banyak pada katoda, menyebabkan penurunan
efisiensi arus pada katoda sehingga ketebalan
lapisan oksida pada konsentrasi 5% lebih keeil
~5_4__h_u_na_I_r._d~_I_K_M_e_sm_._~_ol_un_le_6_._N_Om_o_r_2~.M_e_i~2_00~6________________________________
l
AIPl + 6ft ~ 2AI + + 3HP
Pecahnya lapisan oksida kemudian akan
menyebabkan terjadinya aliran arus secara
loka!, sehingga pada area lokal tersebut akan
terjadi overheating atau akan mengalami
burning [14]. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
7 ( B4; C4; D4), diketahui yaitu pada
pemakaian arus 24 Nft? lapisan oksida yang
terbentuk terlihat seperti terbakar sehingga
akan menurunkan ketebalan dari lapisan oksida
dan kualitas dari proses pewarnaan.
Warna adalah suatu nilai yang bersifat
dekoratif. Kepekatan warna yang diharapkan
dari produk hasil anodizing sangat tergantung
pada kedalaman zat warna yang masuk
kedalam pori lapisan oksida. Larutan pewarna
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
larutan Kalium Besi Sianida (II) dan larutan
Besi (III) Klorida yang akan menghasilkan
warna biru prusian., reaksi yang terjadi selama
proses pewamaan dapat dituliskan sebagai
berikut:
3
4Fe + + 3 [Fe(CN)6t ~ Fe4 [Fe(CN)6t
proses pewamaan dilakukan dengan Cara
mencelupkan elektroda tersebut dalam masingmasing larutan pewarna secara bergantian. Hal
ini dapat dilihat seperti pada Gambar 7.
Kerataan pori pada permukaan lapisan oksida
sangat berpengaruh pada kwalitas warna yang
dihasilkan, pada pemakaian densitas arus 20
Nft2 dengan konsentrasi 10% mempunyai
tekstur pori yang paling baik sehingga dapat
menyerap larutan pewarna dengan baik pula.
Dan oleh karena itu wama yang dihasilkan
juga rata dan tebal dibandingkan dengan
elektroda hasil pewarnaan lainnya. Semakin
besar arus yang digunakan, tekstur pori yang
dihasilkan
semakin
buruk
sehingga
kemampuan menyerap larutan pewarna
semakin buruk juga, karena sebagai akibat
lapisan oksidanya mulai terbakar [15].
Pemakaian
konsentrasi
yang
berlebih
memberikan penampakan warna yang tipis dan
tidak merata, hal ini disebabkan adanya
pelarutan kembali lapis an oksida yang sudah
terbentuk. Dimana kemampuan lapisan oks ida
untuk menyerap pewarna dapat disetarakan
dengan kemampuan adsorbsi untuk masingmasing lapisan oksida tersebut.
Analisa kemampuan adsorbsi ditentukan
dari perubahan berat (LlW) sesudah pencelupan
didalam air dan sebelum pencelupan persatuan
4W
L
O.
@ 0
Sulisrijollo. Penganlh DellSitas Arus dan Konsentrasi Asam Sulfat pada Proses Anodizing
55
------------------------------------------------------------~
pewarnaannyapun akanjelek.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dan
pengamatan serta pembahasan terhadap
parameter yang digunakan, dapat diambil
kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Semakin
tinggi
konsentrasi
larutan
elektrolit asam sulfat yang digunakan,
maka ketebalan lapisan oks ida yang
dihasilkan akan menurun.
2. Densitas arus yang digunakan pada proses
anodizing mempunyai suatu besaran yang
optimum, dimana penggunaan densitas
arus yang lebih besar justru akan
mengurangi ketebalan lapisan oksida yang
dihasilkan.
3. Semakin tebal lapisan oksida yang
terbentuk maka kualitas pewamaan yang
dihasilkan akan semakin bagus.
DAFfARPUSTAKA
[1] Graham, A., K., 1971, Electroplating
Engineering Hand Book, 3rd edition, Van
Nostrand Reinhold Company, New York,
pp458-461.
[2] Sunarso, 0., 1996, Pembentukan Lapisan
Oksida pada Anodizing Aluminium, ITS,
Surabaya, hal 20-25.
[3] Pennsi, Mario and Derek, J., 2001,
"Coating
Fabrication
Anodizing".
Available at http://www.metalast.com.
diakses 3 F ebruari 2006
[4] Saiful, Ahmad, 2004, "Fabrikasi dan
Karakterisasi Aluminium Alloys". PT.
Alumindo Light Metal Industri. Tbk.,
Surabaya.
[5] Gazzapo, J., L, 1994, "Anodizing of
Aluminium", Talat lecture 5203, European
Aluminium Association, available at
www.bygg.ntnu.no. diakses 25 Februari
2006.
[6] Romman,
N.,
2004,
"Anodizing
Aluminium", Ardmoor Ave danville, New
Pa
17821,
availabe
at
York.
http://www.aluinfo.com.
diakses
29
Januari 2006.
[7] Robert, S., A., 2004, "Anodizing",
Boundary Technologies Inc, Northbrook,
USA, available at www.focuser.com.
diakses 13 Februari 2006.
[8] Svenningsen, G, 1999, "Corrosion of
Aluminium Alloys". Departement of
Material Technology, Trondeim, Norway.
[9] Canning, W., 1970, Canning Hand Book
on Elektroplating, 2nd edition, pp. 695706.
[10] Myriam.
A.,
Viola,
A.,
1998,
"Environmentally Friendly Aluminium
Anodizing Processes for Aerospace
Applications a Comparative Study",
Moisheim, France.
[11] ASM Metal Hand Book, "Heating,
Cleaning, and Finishing", Vol 2, pp. 622.
[12] Brace, Sheasby, 1988, "Technology of
Anodizing", Technocopy limited.
[13] Behr, B, 1997, Electroplating Anodizing
and Elektrolytic Pickling of Metal, Clare
0' Molesey Ltd, Moscow, pp. 216-219,
247.
[14] Sulistijono, Siswanto,A., H., 2002, "Study
General Electroplating, Kasus : Pengaruh
Potensial dan Waktu Celup terhadap
Ketebalan dan Kepadatan Lapisan Emas
pada Tembaga", Laporan Penelitian.
QUE, Teknik Mesin FTI-ITS.
[15] ...... , 1992, "Recent Advances in Oxide
Film Characterization", Available at
www.iupac.Org. diakses 3 Maret 2006.
[16] Sulistijono, 2000, "Studi Parameter Proses
CuNiCr
Plating
dengan
Metode
elektrokimia
Kajian teoritik dan
Pembuatan Prototipe", Laporan Penelitian
DIK, Lemlit ITS.
----------------------------------------------- ~
~
58
~~----------------------------------------------------------
tly
dan -- = tly'"
c
c
h'" = h'sl,,(I('. + At '" cos(x "')+ tlll
:.t '" sin(x "')
-At = At'"
ax'"
(8)
c. = tlW:
x"
w"w'"
(19)
tlW,:
C",,=
.w *
..
w...
(20)
r: r
(9)
= ax'" "ullc +
(18)
w:w*
(7)
w=
O @
(17)
C. _ tlW:
xx w,\,"W*
,
tlW,:
C =---'
\X
~o
6UC,"2"
-cos(x"')pdxdy
R)RLJ,ru' J,ro2rr
(21)
-cos(x*)p"'clx"'dy'"
ax*
2
aax11**2 =(aaxh*)
*2
(10)
slt.llIc
a2
-2
ax*
dimana
( ~~ : ) "uli,
tlW'" = W * -W,;uti"
K"'= Kc
tlW'"
W At '" W,;ull"
K' = tlW,~
x"'
At*W*
,
tlW):
Ky., = At*W'"
(12)
K" = tlWx'
.\)' tly"'W*
(14)
,
tlW,:
K)). = tly*W*
(15)
(11)
(13)
c(cw)
W
tlW*
w"'W*
(22)
w*=~
ew
(23)
(24)
dimana:
w adalah kecepatan squeeze (m/s), dan
Persaman Reynoldsnya menjadi :
(16)
(25) ,
L@-------------------------------------------------------..
Dedy Zulhidayat Noor, Studi Numerik Pengaruh Misalignment pada Balltalan LunclIr Parsial
59
M,. = p*h*1.5
cry*"
'
+G
(35)
m
,
A,A3~
*_
OOC - (
A2
IC',
+ AzAs -
X
)
A,A4 A As +yA,
S
(36)
II'"
II*
G=
(26)
w
(27)
Y=Icc
A" ~, A3, A4 dan As adalah produk koefisien
stiffness dan damping yang dinyatakan dengan
ax'"
~
(37)
11",1.5
(38)
(28)
(29)
(30)
A4-K"
xx+ K"JJ'
(31)
(32)
00,. -
CJ),.
(g/cr
dimana:
OOc adalahputarankritis poros (rad/s)
g adalah percepatan gravitasi (mM)
(33)
(39)
(40)
ax"'!
(ox"'!
dl1,.,.,., +M,,-,).(T
rd~t."., +M,,,_,).-G
i ,
(41)
..
60
~.
~--------------------------------------------------------------- ~
dimana
&*2
if:
C = __
1_
C =_1_
'
By *2
j...,.lJ.............
j
Z6x*-:
X~I
x.*
Xl!.I
x*
Gambar 7. Medan tekanan pada bantalan
parsial t= 0, LID = 1,6 = 0,7.
Kondisi Datas
Kondisi batas untuk bantalan luncur adalah
p* dan M.* berharga nol pada sisi bantalan.
Rentang x* adalah nol sampai 2/31t (partial
journal bearing). Rentang y* adalah dari
sampai 1. Perhitungan dapat dilakukan pada
separuh nodal jika simetri, akan tetapi untuk
kasus misalignment diperlukan domain nodal
yang meliputi seluruh bantalan.
HASILDANPEMBAHASAN
DistrIousi Tekanan
Gambar 6 sampai dengan 9 di bawah ini
menunjukkanpengaruh misalignment
parameter (t) terhadap tekanan mllksimum dan
distribusi tekanan pada bantalan luncur parsial
0
120 denganLID= 1 daneksentrisitas (6)=0,7
1.5
0.5=-==-----::-.,----:-'::-~____:_:=--::'":_--=-=:-:'-:--:-':::----='
o 0.05 0.1 0.15 02 026 0.3 0.36 0.4 0.45 0.5
L
@
0
Dedy Zlllhidayat Noor, Studi Nllmerik Pengaruh Misalignment pada Balltalan Luneur Parsial
61
----------------------------------------------------~.
B"rings~
/~
Coupling
~~
Motor
fP=
Receplor
shaft
;:___-3-
VlIIU/I/II/IIA
1=:
'.:=1=:
Vll/J7f111111111
Putaran Kritis
Misalignment keeil pada sambungan poros
kopling (coupling) yang berputar akan
menghasilkan kerugian daya, getaran dan
ketidakstabilan serta kerusakan yang besar.
Sedikit berbeda. dengan yang terjadi pada
kopling, misalignment dalam skala keeil pada
bantalan luneur masih diijinkan selama poros
beroperasi di luarputaran kritisnya [8].
Gambar 10 menunjukkan misalignment
pada kopling dan bantalan, sedangkan harga
putaran kritis tak berdimensi untuk berbagai
posisi alignment ditunjukkan pada gambar II.
Dari gambar tampak bahwa putaran kritis
cenderung turun dengan membesarnya
misalignment dan akan naik tajam apabila harga
misalignment terlalu besar. Dalam prakteknya
ketika misalignment tidak dapat dihindarkan,
pengoperasian bantalan di daerah dekat dengan
putaran kritisnya sangat tidak diijinkan. Selain
itu, getaran yang besar akibat oil whirl juga
dijumpai dalam aplikasi ketika poros bantalan
beroperasi pada putaran sebesar dua kali putaran
kritisnya.
oL-~~--~~~~~~~~~
Parameter Misalignment
s=0,7
KESIMPULAN
Pendekatan numerik dengan metode beda
hingga pada penyelesaikan persamaan Reynolds
untuk medan tekanan lapisan film hidrodinamik
dan stabilitas pada bantalan luneur parsial dapat
diterapkan. Parameter Vogelpohl dan kriteria
stabilitas Routh-Hurwitz digunakan untuk
penyelesaian persamaan Reynolds dan
memberikan hasil yang eukup baik
Misalignment pada bantalan luncur
menyebabkan timbulnya distribusi tekanan dan
temperatur yang semakin tidak seragam serta
konsentrasi tekanan maksimum dan temperatur
yang lebih tinggi di daerah dekat lapisan film
minimum. Pengoperasian bantalan dengan
putaran poros tertentu haruslah mengacu pada
operasi diluar putaran kritis untuk setiap posisi
alignment dari bantalan.
~o
O @