Professional Documents
Culture Documents
TMJ Arthralgia Dan Ankilosis (Revisi)
TMJ Arthralgia Dan Ankilosis (Revisi)
TMJ Arthralgia Dan Ankilosis (Revisi)
KELOMPOK 9
1. Fifi Marvira Ariesanti
(2011-11-
054)
2. Fildza Ilmi Khumaira
(2011-11-
3.
4.
5.
6.
055)
Firda Irfany Fahrianah (2011-11-056)
Fitrah Hardianti Ismail (2011-11-057)
Fitri Noor Rohma S
(2011-11-058)
Ganesha
(2011-11-059)
Kelas A
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama)
2014
KATA PENGANTAR
0
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul TMJ Arthralgia dan Ankylosis tepat pada waktunya.
Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas presentasi untuk
matakuliah Ilmu Bedah Mulut II yang diberikan oleh dosen pengajar kami,
Komang Krisna Dewi, drg., M.Pd. Dalam penyusunan makalah ini, kami
banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari
berbagai pihak tantangan dan hambatan itu bisa teratasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Oleh karena itu kritik
konstruktif dan saran yang sifatnya sangat membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini, disertai harapan
kiranya makalah yang sederhana ini dapat menambah wawasan dan
manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
1
Kata Pengantar
.
i
Daftar isi
..
ii
Bab I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
1.2
............................................................... 4
Rumusan Masalah
1.3
............................................................... 4
Tujuan
..................................................................
......... 5
Definisi
...........................................................................
2.2
6
Anatomi Sendi Temporo Mandibular Joint ...........................
2.3
7
Etiologi
2.4
8
Klasifikasi Ankylosis
..........................................................................
..............................................................
10
Gejala Klinis
3.2
.......................................................................... 12
Anamnesis ..........................................................................
14
3.3
Pemeriksaan Klinis
3.4
.............................................................. 15
Pemeriksaan Fisik ..............................................................
3.5
16
Radiografi ..........................................................................
3.6
18
Artroskopi ..........................................................................
3.7
20
Penatalaksaan
......
........................................................
21
Bab IV Penutup
4.1
Kesimpulan
.. 28
Daftar Pustaka
.
29
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi ini dapat langsung kita ketahui melalui pemeriksaan secara klinis, akan
tetapi untuk mengetahui secara pasti harus dilakukan pemeriksaan radiografi.
Gangguan artikulasi merupakan penyakit yang menimbulkan banyak gejala,
namun diperkirakan jumlah penderitanya akan bertambah parah jika perawatan
yang dilakukan tidak tepat. Apabila kelainan artikulasi dapat diketahui lebih awal
maka perawatan akan lebih mudah sedangkan jika terlambat harus dilakukan
tindakan yang lebih lanjut. Temporo Mandibularjoint Disorder (TMD) adalah kejadian
yang kompleks dan disebabkan oleh banyak faktor. Perawatan TMD dapat mencapai
keberhasilan
bila
faktor-faktor
penyebab
tersebut
dapat
dikenali
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Temporomandibular joint disorder (TMD) merupakan suatu kelainan pada
sendi temporomandibular (sendi yang berfungsi menggerakan rahang bawah) yang
di akibatkan oleh hiperfungsi, malfungsi dari muskuloskeletal (otot-otot pada tulang
tengkorak) ataupun proses degeneratif pada sendi itu sendiri. Kelainan pada sendi
mandibula.
Arthralgia adalah nyeri pada satu atau lebih sendi. Hal ini dapat disebabkan
oleh berbagai jenis cedera atau kondisi dan tidak peduli penyebabnya dan bisa sang
at mengganggu. Meskipun sebagian mengatakan ini mirip dengan arthritis tetapi
sebenarnya tidak, karena artritis adalah peradangan atau hanya nyeri altragia.
Ankilosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti kekakuan pada sendi akibat
proses dari suatu penyakit. Ankilosis dapat didefenisikan sebagai penyatuan
jaringan fibrous atau tulang antara kepala kondilar dengan fosa glenoidalis yang
dapat menyebabkan keterbatasan dalam membuka mulut sehingga menimbulkan
masalah dalam pengunyahan, berbicara, estetis, kebersihan mulut pasien dan
masalah psikologis. Ankilosis juga merupakan immobilisasi atau fiksasi sendi akibat
keadaan yang patologis yang dapat bersifat intrakapsular atau ekstrakapsular.
rahang
bawah
(mandibula)
dengan
maksila
(pada
tulang
temporal). Sendi temporomandibular ini unik karena bilateral dan merupakan sendi
yang paling banyak digunakan serta paling kompleks. Sendi temporomandibula
didukung oleh :
a. Artikulasi tulang
Sendi temporomandibula terdiri dari persendian yang dibentuk oleh tulang yang
terdiri dari fosa glenoidalis dan prosesus kondilaris mandibula. Prosesus
kondilaris ini berbentuk elips yang tidak rata apabila dilihat dari potongan
melintang. Sedangkan permukaan artikular dari persendian dilapisi oleh
jaringan fibrokartilago yang lebih banyak dibanding kartilago hialin.
b. Diskus Artikularis
Diskus tersusun dari tiga bagian, yaitu pita posterior dengan ketebalan 3 mm,
zona intermediat yang tipis, dan pita anterior dengan ketebalan 2 mm.
c. Kapsula
Kapsula merupakan ligamen tipis yang memanjang dari bagian temporal fosa
glenoidalis di bagian atas, bergabung dengan tepi meniskus, dan mencapai
bawah leher prosesus kondilaris untuk mengelilingi seluruh sendi.
d. Ligamen
Ligamen-ligamen yang terdapat pada sendi temporomandibula yaitu ligamen
temporomandibula, ligamen sphenomandibula, ligamen stylomandibula, dan
ligamen malleolar mandibula. Ligamen tersebut berfungsi sebagai pelekat
tulang dengan otot dan dengan tulang yang lain.
e. Suplai pembuluh darah dan saraf
Suplai
saraf
sensoris
ke
sendi
temporomandibula
didapat
dari
nervus
faktor
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
ankilosis
sendi
pasien
yang
telah
mengalami
pembedahan
pada
sendi
10
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
Gigi yang tidak teratur akibat kurangnya ruang untuk erupsi komponen
13
Gambar (3b) tampak samping. Martins Wd. (Report of ankylosis of the temporomandibular
joint : treatment with atemporalis muscle flap andaugmentation genioplasty. J Contemp
Dent Pract 2006:7(1):2)
Pasien akan merasakan nyeri pada darah TMJ, rahang atau wajah
Nyeri dirasakan pada saat membuka mulut
Keluhan adanya clicking sounds pada saat menggerakan rahang
Kesulitan untuk membuka mulut secara sempurna
Perubahan oklusi
Keadaan kolateral (sakit kepala, nyeri pada daerah leher dan punggung)
Stress
Disamping
itu
ada
beberapa
kriteria
diagnostik
pada
masing-masing
temporomandibula disorder :
14
a. Fibrous ankylosis
1. Biasanya tidak nyeri
2. Berbagai gerakan terbatas pada saat pembukaan
3. Penyimpangan ke sisi yang terkena
4. Laterotrusion terbatas ke sisi kontralateral
5. Tidak ada temuan radiografi selain tidak adanya consylar ipsylateral
translation pada saat pembukaan
b. Bony ankylosis
1. Biasanya tidak nyeri
2. Berbagai gerakan terbatas pada saat pembukaan
3. Tanda penyimpangan pada sisi yang terkena
4. Tanda terbatasnya laterotrusion ke sisi kontralateral
5. Bukti radiografi dari proliferasi tulang
3.3
Pemeriksaan klinis
1. Oklusi
Dilakukan pemeriksaan pada gigi secara menyeluruh dengan memperhatikan
faktor oklusi. Gangguan oklusi secara umum bisa langsung diperiksa seperti deep
overbite, crossbite, gigi supra erupsi dan daerah tak bergigi yang tidak restorasi.
2. Pembukaan antar insisal
Evaluasi luas pergerakan mandibula yang diukur dengan penggaris dengan
skala milimeter atau jangka.
3. Pergerakan lain
Pengukuran pergeseran secara lateral biasanya pada titik atau garis tengah
kemudian dibandingkan kesimetrisannya.
4. Deviasi
Deviasi pada mandibula sewaktu membuka mulut atau protrusi dapat terlihat
dengan jelas.
5. Inspeksi
Untuk melihat adanya kelainan sendi temporomandibular perlu diperhatikan
gigi, sendi rahang dan otot pada wajah serta kepala dan wajah. Apakah pasien
menggerakan mulutnya dengan nyaman selama berbicara atau pasien seperti
menjaga gerakan dari rahang bawahnya. Terkadang pasien memperlihatkan
kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik selama interview seperti bruxism.
3.4
Pemeriksaan Fisik
1.Palpasi
Masticatory muscle examination: Pemeriksaan dengan cara palpasi sisi kanan
dan kiri pada dilakukan pada sendi dan otot pada wajah dan daerah kepala.
15
Temporalis muscle, yang terbagi atas 3 segmen yaitu anterior, media, dan
posterior.
Zygomatic arch (arkus zigomatikus).
Masseter muscle
Digastric muscle
Sternocleidomastoid muscle
Cervical spine
Trapezeus muscle, merupakan muscular trigger point serta menjalarkan
Muscular Resistance Testing: Tes ini penting dalam membantu mencari lokasi
nyeri dan tes terbagi atas 5, yaitu :
pterigoideus lateral)
Resistive retrusion (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada
bagian posterior m. temporalis)
16
setiap sisi.
Menyuruh pasien mengangkat kepala ke atas (ekstensi) dan ke bawah
3.5
Radiografi
Radiografi yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa dari ankilosis
17
prosesus
kondilaris
dua
sisi
dalam
keadaan
terbuka
dan
tertutup.
Menggunakan sinar X, untuk dapat menilai kelainan, yang harus diperhatikan antara
lain:
deformitas
yang
nyata.
Pada
pemeriksaan
radiografi,
sendi
Gambar (4) Gambaran radiografis ankilosis pada sendi temporomandibula sebelah kanan.
(Malik NA. Textbook of oral and maxillofacial surgery.2nd Ed. 2008 : 226)
18
Pada tahun 1980, computed tomography scan (CT-scan) mulai diaplikasikan pada
ankilosis sendi temporomandibula. Pemeriksaan ankilosis sendi temporomandibula
dengan menggunakan CT-scan dalam arah sagital, koronal, aksial menunjukkan
terjadinya perluasan dan kepadatan massa tulang dan penebalan pada tulang
temporal di daerah glenoid. Massa ankilosis mempunyai gambaran yang khas bila
dilihat dari pandangan koronal, dimana gambarannya terlihat seperti bentuk jamur.
CT-scan juga dapat memberikan gambaran yang jelas ankilosis yang disebabkan
secara ekstra artikular.
3.6
Artroskopi
19
dengan
menggunakan
artroskopi
pada
sendi
temporomandibula.
Artroskopi adalah suatu prosedur yang melibatkan serat optik kecil yang disisipkan
kepada celah diatas sendi sehingga memungkinkan dilakukannya pengamatan pada
struktur sendi temporomandibula serta untuk mengatasi terbatasnya akses pada
sendi
temporomandibula
sewaktu
pembedahan.
Artroskopi
dapat
digunakan
20
3.7 Penatalaksanaan
3.7.1 Penatalaksanaan Konservatif
a. Jaw Rest (Istirahat Rahang): Pasien
dianjurkan
untuk
menghindari
dan
stimulasi
listrik
membantu
mengurangi
sakit
dan
21
e. Managemen
stress:
Kelompok-kelompok
penunjang
stres,
konsultasi
bruxism.
g. Koreksi kelainan gigitan: Terapi koreksi gigi, seperti orthodontics, mungkin
diperlukan untuk mengkoreksi gigitan yang abnormal. Restorasi gigi
membantu menciptakan suatu gigitan yang lebih stabil. Penyesuaian dari
bridges atau crowns bertindak untuk memastikan kesejajaran yang tepat
dari gigi-gigi.
h. Perawatan dengan suntikan
Hydrocortison compound
Merupakan suntikan intra articular yang dapat mengurangi rasa sakit
(inflamasi berkurang) tetapi penyuntikan harus disertai perawatan TMJ
lain
seperti
(rehabilitasi
perbaikan
tidak
oklusi.
mungkin
Indikasi
dilakukan)
:
dan
persedian
rasa
amat
sakit
sakit
menetap
terdapat
22
23
Penatalaksanaan
bedah
pada
TMJ
Ankilosis
yaitu
dengan
melakukan
artroplasi Interposisional. Ankilosis tulang pada TMJ dapat terjadi pada satu sisi atau
dua sisi dan seringkali merupakan akibat dari trauma atau infeksi. Tujuan perawatan
bedah dari sendi yang mengalami ankilosis adalah untuk memperbaiki fungsi
mandibula sebaik mungkin. Akan tetapi, jika ankilosis mengenai anak kecil, maka
pertimbangan utama adalah untuk menyelamatkan pertumbuhan mandibula yang
mendekati normal.
Ankilosis tulang yang menyeluruh ditangani melalui preauricular. Penyatuan
tulang
dipotong
melalui
prosedur
osteotomi
atau
ostektomi.
Penanganan
24
D.
Jarak
anterior
insisal
maksimum
pada
ankilosis
kedua
tulang
sendi
temporomandibula.
Gambar E. Perbaikan jarak antar insisal yang diperoleh melalui pembedahan sendi
yang mengalami ankilosis.
25
kulit diderita sejak usia pasien tiga tahun. Pengerasan kulit terjadi di daerah
temporal dan pipi kiri, semakin lama pengerasan kulit bertambah besar. Keluhan
tidak bisa membuka mulut diderita sejak usia pasien satu tahun serta tidak
diketahui penyebabnya. Pada pemeriksaan ekstra oral terdapat asimetri wajah
sebelah kiri, trismus 4 mm, permukaan tidak rata, warna sama dengan jaringan
sekitar, sifat terlokalisir dan tidak ada ulkus, konsistensi keras, tidak ada fluktuasi,
tidak ada nyeri tekan dan suhu afebris. Pemeriksaan intraoral sulit karena pasien
sangat sulit membuka mulut.
Pada pemeriksaan foto panoramic tampak prosessus koronoideus dan
kondilus sinistra mengalami osteosklerotik dan terjadi penyatuan kondilus dengan
tulang temporalis sedangkan kondisi TMJ kanan pasien tidak tampak adanya
kelainan. Berdasarkan pemeriksaan klinis dan radiologis, pasien didiagnosa suspek
ankilosis sendi TMJ sinistra ad causa infeksi. Untuk persiapan pembedahan maka
pasien dilakukan pemeriksaan lab darah lengkap, elektrolit dan foto thorak. Dari
hasil evaluasi kesehatan pasien didapat keterangan bahwa pasien tidak dalam
kontraindikasi pembedahan, akan tetapi oleh karena pasien dalam keadaan trismus
maka terdpat kesulitan dalam intubasi sehingga intubasi direncanakan lewat
trakeostomi.
Penyunyikan anestesi lokal daerah preaurikular sinistra dan dilakukan insisi
serta diseksi hingga mencapai daerah ankilosis TMJ. Setelah diseksi daerah operasi
mencapai tulang, pada bagian ramus sinistra terdapat sekuester tulang. Sekuester
diambil dan dilanjutkan dengan pemotongan ramus pada bagian posterior kurang
lebih 1 cm hingga didapatkan
celah antara
26
mulai fisioterapi buka mulut yang dibantu dengan pemasangan tongue spatel kayu.
Pembukaan mulut pasien 1.5 cm dan pasien diinstruksikan untuk terus melatih
pembukaan mulut mulut serta pemasangan tongue spatel kayu dilakukan tiap hari.
Penyebab umum terjadinya ankilosis TMJ adalah trauma dan infeksi. Trauma
penyebab ankilosis adalah trauma yang menyebabkan fraktur kondilus atau tanpa
fraktur kondilus tetapi terdapat hamartrosis. Infeksi penyebab ankiliosis adalah
penyebaran infeksi dari otitis media atau mediastinitis. Terjadinya ankilosis pada
kasus ini diduga karena adanya infeksi parotis. Ankilosis pada anak-anak dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan mandibula dan mengakibatkan retrognatism
sehingga menyebabkan kesulitan makan dan kesulitan menjaga kebersihan rongga
mulut. Ankilosis pada kasus ini yang mengakibatkan asimetri wajah oleh karena
adanya
gangguan
pertumbuhan
pada
kondilus
kiri
sehingga
menghambat
pertumbuhan mandibula satu sisi. Gap antroplasti merupakan salah satu tindakan
bedah untuk menghilangkan ankilosis sendi. Gap antroplasti pada kasus ini tidak
disertai dengan interposisi fasia temporalis oleh karena otot temporalis mengalami
kontraktur telah terjadi pemendekan otot.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
pemeriksaan klinis,
28
managemen stress, terapi oklusal, koreksi kelainan gigitan dan perawatan dengan
suntikan.
Penatalaksanaan bedah pada TMJ arthralgia yaitu dengan Mandibular
Condylectomi (High Condylectomy) Sedangkan penatalaksanaan bedah pada TMJ
Ankilosis yaitu dengan melakukan artroplasi Interposisional. Ankilosis tulang yang
menyeluruh ditangani melalui preauricular. Penyatuan tulang dipotong melalui
prosedur osteotomi atau ostektomi. Penanganan interposisional merupakan suatu
usaha untuk memelihara atau mempertahankan tinggi ramus dengan cara
memasang suatu bahan aloplastik (sering kali berupa blok Silastic) antara segmen
yang diosteotomi.
DAFTAR PUSTAKA
Web MD. 2014. Dealing with TMJ Disorder .http://www.webmd.com/oralhealth/features/tmj-treatment-options (diakses 13 Mei 2014)
Wordpress. 2011. Temporo Mandibular Joint Disorder.
http://doktermaya.wordpress.com/2011/11/04/temporomandibular-jointdisorder/ (diakses 12 mei 2014)
30