Ar Bukit Asam'09.1

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 294

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Driving Forward
in a Challenging
Environment
Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim


Sumatera Selatan,
Indonesia
P. 62 - 734 - 451 096, 452 352
F. 62 - 734 - 451 095, 452 993

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk

www.ptba.co.id

Driving Forward in a Challenging Environment

PT Bukit Asam (Persero) Tbk

PT Bukit Asam Tbk

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PTBA sedang dan terus


berupaya keras untuk
mendayagunakan
cadangan sumber
daya yang beragam
dan berlimpah secara
maksimal melalui
peningkatan aktifitas
produksi dan penjualan
batubara, perintisan
pengembangan produk
Coal Bed Methane (CBM)

Menuju
Perusahaan
Tambang
Batubara
Terintegrasi

serta pembangunan
PLTU mulut tambang
guna menghasilkan
manfaat ekonomi yang
optimal.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PTBA is and will continue making


its best efforts to maximize the
use of its varied and abundant
reserves and resources by
boosting production and sales
of coal, pioneering in Coal Bed
Methane (CBM) production and
constructing mine mouth thermal
power plant to achieve optimum
economic benefit.

D riving For ward in a Challenging Environment

Towards
an
Integrated
Coal
Mining
Company

PT Bukit Asam Tbk

Indikator kinerja utama yang


menggambarkan peningkatan prestasi
selama tahun 2009

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Bidang Field

Keuangan
Finance

Capaian Achievement

Penjualan naik 24%.


Laba Bersih naik 60%.
Sales increased by 24%.
Net Income increased by 60%.

Produksi

Produksi batubara
meningkat 7,4%.

Production

Coal production increased by 7.4%.

Peningkatan volume bongkar


muat angkutan batubara.

Infrastruktur

Improvement of coal loading and


unloading volume.

Infrastructure

1. Pembangunan Jalur KA Khusus.


Construction of special railway.

Pengembangan
Usaha
Business Development

2. Pembangunan PLTU Mulut Tambang.


Construction of mouth mine thermal power plant.

3. Pengembangan CBM di Tanjung Enim.


Lingkungan
Environment

Coal Bed Methane (CBM) development in Tanjung Enim.

Memperoleh
peringkat Hijau
PROPER Nasional.
National Green PROPER
rating awarded.

Key performance indicators signify


the Companys continuing growth
in 2009
Program yang Dilakukan

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Program Conducted

1. Memanfaatkan momentum
kenaikan harga jual.

1. Capitalized on momentum of
selling price increase.

2. Efisiensi biaya produksi.

2. Production costs efficiency.

1. Peningkatan aktifitas
penambangan Swakelola.

1. Stepped up self-managed
mining activities.

2. Revitalisasi sistem produksi


Bucket Wheel Excavator
(BWE).

2. Revitalised Bucket Wheel


Excavator (BWE) production
system.

Peningkatan dan perbaikan


sarana bongkar muat di
Pelabuhan.

Enhanced and
improved loading and
unloading facilities at
ports.

Mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Perhubungan.

Obtained principle approval from Minister of Transportation.

1. Unit Tanjung Enim 3x10 MW mulai dibangun.


2. Unit PLTU Banjarsari 2x100 MW, kontraktor EPC sudah
ditunjuk dan renegosiasi tarif listrik.
3. Unit PLTU Banko Tengah 4x600 MW, negosiasi tarif
listrik.

1. Unit Tanjung Enim 3x10 MW construction started


2. Unit PLTU Banjarsari 2x100 MW, EPC contractor
appointed and electricity tariff renegotiation.
3. Unit PLTU Banko Tengah 4x600 MW, electricity tariff
renegotiation.

1. Production Sharing Contract (PSC) antara BP Migas


dengan Joint Operation.
2. Persetujuan Work Program & Budget dan Rencana
Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) oleh BPMigas.

1. Production Sharing Contract (PSC) between BP


Migas and Joint Operation.
2. Work Program & Budget and Manpower
Placement Plan approved by BPMigas.

1. Menerapkan Sistem
Manajemen Lingkungan
ISO 14001:2004,
2. Melakukan revegetasi
dan reklamasi.
3. Melakukan pengelolaan
lingkungan melebihi yang
diwajibkan.

1.



2.
3.

ISO
14001:2004
Environmental
Management System implemented.
Revegetation and reclamation activity.
Beyond-requirement environmental
management conducted.

PT Bukit Asam Tbk

Ikhtisar Keuangan

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

NERACA (Dalam juta Rp)

Ikhtisar
Keuangan
Financial
Highlights

2009

2008

2007*

4.709.104
1.491.460
409.901
172.926
6.783.391
122.620
199.063
371.523
601.981
1.295.187
8.078.578

3.041.720
1.376.624
420.040
111.133
4.949.517
125.972
199.063
383.932
447.908
1.156.875
6.106.392

2.222.819
560.508
271.482
25.541
3.080.350
83.019
360.571
455.241
898.831
3.979.181

58.097
789.369
431.230
102.212
1.380.908
759.792
151.266

69.190
644.152
562.661
76.987
1.352.990
553.779
120.848

99.137
293.352
188.055
163.870
744.414
447.347
99.765

774
911.832
2.292.740
84.466
5.701.372
8.078.578

1.116
675.743
2.028.733
79.527
3.998.132
6.106.392

547.112
1.291.526
12.154
2.675.501
3.979.181

5.402.483

3.596.527

2.335.936

8.947.854
(4.104.301)
4.843.553
(1.295.238)
3.548.315
217.039
(3.352)
3.762.002
(1.032.675)
(1.593)
2.727.734
1.184

7.216.228
(3.686.136)
3.530.092
(1.036.150)
2.493.942
56.687
1.043
2.551.672
(837.055)
(6.846)
1.707.771
741

4.123.855
(2.501.030)
1.622.825
(725.841)
896.984
114.514
(1.936)
1.009.562
(282.750)
(601)
726.211
315

2.304
15
3.844.559
5.315.389

2.304
9
2.622.156
4.644.957

2.304
38
1.082.001
3.153.831

Rasio pertumbuhan
Penjualan
Laba kotor
Laba usaha
Laba bersih
Laba bersih per saham

24,0
37,2
42,3
59,7
59,8

75,0
117,5
178,0
135,2
135,3

16,7
21,6
36,6
49,5
49,3

Rasio usaha
Laba kotor terhadap penjualan
Laba usaha terhadap penjualan
Laba bersih terhadap penjualan
Laba kotor terhadap jumlah ekuitas
Laba usaha terhadap jumlah ekuitas
Laba bersih terhadap jumlah ekuitas
Laba kotor terhadap jumlah aset
Laba usaha terhadap jumlah aset
Laba bersih terhadap jumlah aset

54,1
39,7
30,5
85,0
62,2
47,8
60,0
43,9
33,8

48,9
34,6
23,7
88,3
62,4
42,7
57,8
40,8
28,0

39,4
21,8
17,6
60,7
33,5
27,1
40,8
22,5
18,3

491,2
28,4
40,2

365,7
33,2
50,8

413,8
32,5
48,3

46.384
81.925
128.309

48.584
362.918
411.502

24.341
170.590
194.931

Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha (bersih)
Persediaan (bersih)
Aset lancar lainnya
Aset lancar
Taksiran klaim atas kelebihan pembayaran pajak
Investasi pada perusahaan asosiasi
Properti pertambangan
Aset tetap (bersih)
Aset tidak lancar lainnya
Aset tidak lancar
Jumlah aset
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Hutang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang pajak
Kewajiban lancar lainnya
Kewajiban lancar
Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan
Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Kewajiban jangka panjang lainnya
Kewajiban tidak lancar
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
Jumlah ekuitas
Jumlah kewajiban dan ekuitas
Modal kerja bersih

LAPORAN LABA RUGI

(Dalam juta Rp, kecuali laba bersih per saham)


Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Beban usaha
Laba usaha
Pendapatan lain-lain (bersih)
Bagian (rugi)/laba bersih dari perusahaan asosiasi
Laba sebelum pajak penghasilan
Pajak penghasilan
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih
Laba bersih per saham
Jumlah saham beredar (juta lembar)
Harga pasar saham terhadap laba bersih per saham
Ebitda
Pengeluaran usaha**

RASIO-RASIO

(Dalam %)

Rasio keuangan
Aset lancar terhadap kewajiban lancar
Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset
Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas

PENGELUARAN MODAL (Dalam juta Rp)

Rutin
Pengembangan
Jumlah pengeluaran modal

*Disajikan kembali
**Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha - Depresiasi dan Amortisasi

Financial Highlights

2006

2005

1.295.035
774.159
261.249
17.318
2.347.761
1.519
1.025
403.254
355.200
759.973
3.107.734

1.229.290
588.661
245.890
25.116
2.088.957
8.686
444.205
297.842
750.733
2.839.690

16.545
310.539
64.998
39.451
431.533
292.950
75.127

45.284
303.123
63.515
51.113
463.035
257.109
56.569

483
368.560
800.093
12.181
2.295.460
3.107.734

313.678
776.713
10.317
2.052.690
2.839.720

BALANCE SHEET (In million Rp)


ASSETS
Cash and cash equivalents
Trade receivables (net)
Inventories (net)
Other current assets
Current assets
Estimated claims for tax refund
Investment in associated companies
Mining property
Fixed assets (net)
Other non current assets
Non current assets
Total assets
LIABILITIES AND EQUITY
Trade payables
Accrued expenses
Taxes payable
Other currents liabilities
Current liabilities
Provision for retirement and employee benefits
Provision for environmental protection and
reclamation net of current portion
Other long term liabilities
Non current liabilities
Total liabilities
Minority interest
Total equity
Total liabilities and equity

1.916.228

1.625.922

Net working capital

INCOME STATEMENTS

3.533.480
(2.198.407)
1.335.073
(678.297)
656.776
12.174
668.950
(180.771)
(2.509)
485.670
211

2.998.686
(1.840.195)
1.158.491
(597.493)
560.998
92.247
653.245
(184.186)
(1.999)
467.060
210

2.304
17
738.451
2.803.970

2.304
9
717.243
2.370.967

(In million Rp, except earnings per share)


Sales
Cost of sales
Gross profit
Operating expenses
Operating income
Other income (net)
Share in net (loss)/income of associate
Profit before income tax
Income tax expense
Minority interest in net income of subsidiaries
Net income
Earning per share
Number of share (in million share)
Price earning ratio
Ebitda
Operating expenditures**

RATIOS (In percentage)


17,8
15,2
17,1
4,0
0,5

14,7
11,2
11,5
11,3
6,6

Growth ratio
Sales
Gross profit
Operating income
Net income
Earning per share

37,8
18,6
13,7
58,2
28,6
21,2
43,0
21,1
15,6

38,6
18,7
15,6
56,4
27,3
22,8
40,8
19,8
16,4

Operational ratio
Gross profit to sales
Operating income to sales
Net income to sales
Gross profit to equity
Operating income to equity
Net income to equity
Gross profit to total assets
Operating income to total assets
Net income to total assets

544,1
25,7
34,9

451,1
27,4
37,8

26.838
71.019
97.857

48.824
29.760
78.584

Financial ratio
Current assets to currents liabilities
Total liabilities to total assets
Total liabilities to total equity

CAPITAL EXPENDITURES ( In million Rp)

Routine
Development
Total capital expenditures

*As restated
**Cost of Sales + Operating Expenses - Depreciation and Amortization

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Perseroan mencatat
pertumbuhan pendapatan
berkesinambungan dan laba
bersih yang meningkat
hampir lima kali dalam lima
tahun terakhir.
Ment venismo lorpercin henibh
The utpat.elenit
Company recorded
a
enit
lan essequat
vero
continuing growth of income and
diamet,
net income that increased almost
five times in the past five years.

PT Bukit Asam Tbk

Ikhtisar Keuangan

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

LABA USAHA
Operating Income

LABA BERSIH
Net Income

(Dalam miliar Rp)


(in billion Rp)

(Dalam miliar Rp)


(In billion Rp)

2.728

3.548

2.494
1.708

726

897
561

05

656

06

07*

08

09

LABA BERSIH PER SAHAM


Earning per Share

467

486

05

06

07*

08

09

EBITDA

(Dalam miliar Rp)


(in billion Rp)

(Rp)

3.844

1.184

2.622
741

210

05

1.082

315
211

06

* Disajikan kembali
* As restated

07*

08

09

717

738

05

06

07*

08

09

Financial Highlights

Seluruh indikator kinerja Perseroan


menunjukkan tren perkembangan positif.

PENJUALAN
Sales
(Dalam miliar Rp)
(In billion Rp)

8.948

7.216

4.124
3.534
2.999

05

06

07*

08

09

JUMLAH ASET
Total Assets
(Dalam miliar Rp)
(in billion Rp)

8.079

6.106

3.979
2.840

05

3.108

06

* Disajikan kembali
*Restated

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

07*

08

09

All indicators of the Companys performance


show
positive
trend
of growth.
Ment
venismo
lorpercin
henibh
enit utpat.elenit lan essequat vero
diamet,

PT Bukit Asam Tbk

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Ikhtisar
Operasi
Operational
Highlights

Ikhtisar Operasi

(Dalam ton)

(In tons)

2009

2008

2007

2006

2005

Produksi

Production

Unit Pertambangan Tanjung


Enim (Upt)

Tanjung Enim Mining Unit


(UPT)

Air Laya

5.280.781

5.180.968

4.487.258

4.147.840

3.992.368

Muara Tiga Besar Utara

2.630.150

2.478.649

1.637.588

1.300.161

988.935

508.501

784.472

1.093.764

Muara Tiga Besar Selatan

2.846.546

2.426.892

1.920.429

2.165.511

2.229.848

Banko Barat

10.757.477

10.086.509

8.553.776

8.397.984

8.304.915 UPT Total Production

1.770

5.109

1.251

1.683

783.243

712.199

722.586

840.843

57.912

11.600.402

10.803.817

9.277.613

9.240.510

Muara Tiga Besar Selatan


Banko Barat
Jumlah Produksi UPT
Unit Pertambangan Ombilin
(UPO)
PT Batubara Bukit Kendi
PT Internasional Prima Coal
Jumlah Produksi

PT Bukit Asam (Persero) Tbk


Jumlah Pembelian
Jumlah Produksi & Pembelian

Muara Tiga Besar Utara

Ombilin Mining Unit


11.877 (UPO)
814.559 PT Batubara Bukit Kendi
- PT Internasional Prima Coal
9.131.351 Total Production

Pembelian
PT Bukit Asam Prima

Air Laya

Purchases
574.783

1.169.708

391.209

366.294

880.013

400.114

552.496

574.783

1.536.002

1.271.522

400.114

552.496 Total Purchase

12.175.185

12.339.819

10.548.835

9.240.510

Angkutan Kereta Api

PT Bukit Asam Prima


PT Bukit Asam (Persero) Tbk

9.131.351 Total Production & Purchase


Railway Transportation

Tanjung Enim Ke Tarahan

8.498.150

8.388.400

6.310.400

6.606.450

6.262.000 Tanjung Enim to Tarahan

Tanjung Enim ke Kertapati

1.956.430

1.900.030

1.695.690

1.665.870

1.654.830 Tanjung Enim to Kertapati

10.454.580

10.288.430

8.006.090

8.272.320

7.916.830 Total Transportation

Domestik

8.068.424

8.321.310

6.897.657

6.750.884

7.182.153 Domestic

Ekspor

4.416.312

4.476.612

3.955.077

3.165.012

2.492.527 Export

12.484.736

12.797.922

10.852.734

9.915.896

9.674.680 Total Sales

Jumlah Angkutan
Penjualan

Jumlah Penjualan

Sales

Operational Highlights

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT Bukit Asam Tbk

10

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Penghargaan
dan
Sertifikasi
Awards and
Certification

Penghargaan dan Sertifikasi

Awards and Certification

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pebruari
February

agustus
August

desember
December

Award Terbaik III Bidang Sosial, dalam


CSR Award yang diselenggarakan
oleh CSR Indonesia
Best III Award in Social Field at
CSR Award presentation organized
by CSR Indonesia.

BUMN sektor Tambang dan Migas


Terbaik dan CEO Top Executive of Listed
Company 2009, versi Investor Award.
Best State Owned Enterprise (SOE)
in Mine and Oil & Gas sector and Top
Executive CEO of Listed Companies
2009, Investor Award version.

Memperoleh Sertifikat OHSAS 18001


Standard Management System bidang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dari TV Nord Germany.
OHSAS 18001 Certificate in Standard
Management System for Health and
Work Safety from TV Nord Germany.

Mempertahankan Sertifikat
Akreditasi dari Komite Akreditasi
Nasional (KAN) untuk Laboratorium
Penguji Batubara Pelabuhan Tarahan
dan Tanjung Enim, Laboratorium
Mekanika Tanah Tanjung Enim dan
Laboratorium Kalibrasi Tanjung Enim.
Retained Accreditation Certificate
from National Accreditation
Committee for Coal Testing
Laboratory, Tarahan and Tanjung
Enim Ports, Soil Mechanics
Laboratory, Tanjung Enim and
Calibration Laboratory, Tanjung Enim.

APril
April

Oktober
October

Top Performing Listed Companies 2009


dalam acara Investor Award 2009
untuk emiten sektor Industri Dasar
dan Primer.
Top Performing Listed Company 2009
in Investor Award 2009 program for
share issuers in Basic and Primary
Industry sector.

PROPER HIJAU tingkat Nasional.


National Green PROPER Award.

juni
June
Peringkat III The Best Public
Companies 2009, menurut Wealth
Added Index Swa Sembada 100, The
Wealth Creator Award.
The Best Public Company 2009
Rank III, according to Wealth Added
Index Swa Sembada 100, The Wealth
Creator Award.

noPember
November
The Best CEO 2009, Individu The
Fast Learning pada acara Business
Review Award.
The Best CEO 2009, The Fast
Learning Individual in Business
Review Award program.

Peringkat VI dengan Kategori


Terpercaya, dalam acara GCG Award
yang diselenggarakan oleh The
Indonesian Institute for Corporate
Governance & Majalah Swa.
Rank VI in The Most Trusted Company
category in GCG Award program
organized by The Indonesian Institute
for Corporate Governance & Swa
Magazine.

11

PT Bukit Asam Tbk

12

Peristiwa Penting

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Peristiwa
Penting

Maret March

Agustus August

Significant
Events

Penanda-tanganan PSC
antara BPMIGAS dengan Joint
operation PT Bukit Asam Metana
Enim (anak usaha Perseroan),
PHE Metra Enim (anak usaha
Pertamina Hulu Energi) dan
Arrow Energy Tanjung Enim Pte
Ltd (anak usaha Arrow Energy
Indonesia) untuk proyek CBM.
Signing of Production Sharing
Contract between BPMIGAS and
joint operation with PT Bukit
Asam Metana Enim (subsidiary of
the Company), PHE Metra Enim
(subsidiary of Pertamina Hulu
Energi) and Arrow Energy Tanjung
Enim Pte Ltd (subsidiary of Arrow
Energy Indonesia) for Coal Bed
Methane (CBM) project.

Penanda-tanganan Kontrak
Engineering, Procurement &
Construction (EPC) antara PTBA
dengan Consortium of China
Overseas dan PT Weltes Energi
Nusantara untuk pelaksanaan
pembangunan PLTU 3 x 10 MW
senilai US$ 41 juta berlokasi di
Tanjung Enim.
Signing of EPC Contract among
PTBA, Consortium of China Overseas
and PT Weltes Energi Nusantara for
the construction of Thermal Power
Plant 3 x 10 MW worth US$ 41
million in Tanjung Enim.

18

Peletakan batu pertama


pembangunan PLTU 3 x 10 MW
di Tanjung Enim oleh Direktur
Utama PTBA.
Ground breaking for the
construction of Thermal Power
Plant 3 x 10 MW in Tanjung Enim
by PTBA President Director.

Significant Events

September September

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Desember December

15

Membagikan Dividen
Interim tahun buku 2009.
Paying interim dividend for
the year 2009.

Momentum mulai berproduksinya


PT Internasional Prima Coal (anak usaha Perseroan).
Commencing commercial production of PT Internasional Prima Coal
(subsidiary of the Company).

Oktober October

12

20

Signing of railway
transportation
agreement with PTKA.

Obtaining principle approval


for the construction of special
railway track from the Minister
of Transportation.

Penandatanganan
perjanjian angkutan
kereta api dengan
PTKA.

Memperoleh persetujuan
prinsip pembangunan jalur
perkeretaapian khusus dari
Menteri Perhubungan.

15

Mendapatkan peringkat PROPER HIJAU


tingkat Nasional dari sebelumnya Biru.
Receiving National GREEN PROPER Award
as an improvement from the previous
Blue rating.

13

PT Bukit Asam Tbk

14

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Daftar Isi
Contents

Ikhtisar Keuangan
Ikhtisar Operasi
Penghargaan dan Sertifikasi
Peristiwa Penting
Informasi Perseroan
Riwayat Singkat
Kegiatan Usaha
Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Produk Batubara
Alamat Kantor
Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi
Struktur Organisasi
Informasi Bagi Investor
Kondisi Pasar Modal
Kinerja Saham PTBA
Daftar Pemegang Saham
Kebijakan Dividen
Laporan Komisaris Utama
Laporan Direktur Utama
Laporan Pengelolaan Operasional
Rencana Strategis Perseroan
Pengembangan Usaha
Risiko dan Manajemen Risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Perlindungan lingkungan
Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan Rehabilitasi
Pengembangan Teknologi Informasi
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Kondisi Umum dan Prospek Usaha
Laporan Kinerja Usaha
Tinjauan Kinerja Keuangan
Strategi Bisnis 2010
Informasi Material
Kejadian Luar Biasa dan Informasi Material
Setelah Tanggal Neraca
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola
Assessment Praktek GCG
Panduan dan Struktur Tata Kelola
Kebijakan Pokok Perseroan
Organ Perusahaan
Dewan Komisaris
Direksi
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Kepemilikan Saham Direksi dan Komisaris
Komite-Komite dan Laporan Komite
Sekretaris Perusahaan
Sistem Pengawasan dan Pengendalian Internal
Kode Etika Berperilaku
Pelaksanaan Prinsip- Prinsip Dasar GCG
Lain - Lain
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Profil Manajemen dan Komite-komite
Referensi Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6
Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
Laporan Keuangan

4
8
10
12
16
16
17
18
19
20
21
22
24
25
26
29
30
32
38
48
49
51
59
63
74
76
80
86
87
92
104
122
125
128
134
135
136
137
138
143
146
156
164
164
165
173
177
180
184
188
191
207
220
222
223

Financial Highlights
Operational Highlights
Awards and Certification
Significant Events
Corporate Information
Brief History
Business Activity
Coal Resources and Reserves
Coal Products
Office Address
Subsidiaries and Associated Companies
Organization Structure
Investors Information
Capital Market Condition
PTBA Share Performance
Shareholders
Dividend Policy
Report from the President Commissioner
Report from the President Director
Operational Management Report
Corporate Strategic Plan
Business Development
Risk and Risk Management
Health and Work Safety and
Environmental Conservation
Implementation Report of Reclamation and Rehabilition
Information Technology Development
Human Resource Development
Management Discussion and Analysis
General Condition and Business Prospects
Business Performance Report
Financial Review
2010 Business Strategy
Material Information
Significant and Subsequent Events
Corporate Governance Report
Implementation of Corporate Governance
Assessment of GCG Practice
Corporate Governance Structure and Guide
Standard Policy of the Company
Corporate Organ
Board of Commissioners
Board of Directors
Remuneration of BOC and BOD
Share Ownership by BOD and BOC
Committees and Committee Report
Corporate Secretary
Internal Audit and Control System
Code of Conduct
Implementation of GCG Basic Principles
Others
Corporate Social Responsibility
Managements and Committeess Profile
Cross Reference to Bapepam-LK Rule X.K.6
Board of Commissioners and Directors Statement
Financial Statements

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

15

VISI VISION

Menjadi perusahaan energi berbasis batubara


yang ramah lingkungan
To become an environmentally friendly coalbased energy company

MISI MISSION
Fokus kepada core competency dan
pertumbuhan yang berkesinambungan
Memberikan tingkat pengembalian
yang optimal kepada pemegang saham
Meningkatkan budaya korporasi yang
mengutamakan kinerja
Memberikan kontribusi pengembangan
ekonomi nasional
Memberikan kontribusi yang maksimal
dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pelestarian lingkungan.

Focus on core competency and


sustainable growth
Optimize shareholders return
Promote a performance-based
corporate culture
Contribute to national economic
development
Contribute to the improvement
of community welfare and the
preservation of environment

STRATEGI STRATEGY
Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah
lingkungan dan terkemuka di Indonesia yang
menerapkan Enam Langkah Strategis:
1. Fokus pada pertumbuhan produksi/
penjualan batubara
2. Fokus pada proyek-proyek dengan skala
kesiapan 1
3. Restrukturisasi korporasi
4. Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM
serta meningkatkan budaya korporasi yang
mengutamakan kinerja
5. Meningkatkan sistem remunerasi yang
berdasarkan kinerja (performance based reward)
6. Meningkatkan peringkat kinerja penataan
pengelolaan lingkungan.

Indonesias leading environmentally friendly coal-based


energy company that adopts Six Strategic Steps:
1.
2.
3.
4.

Focus on the growth of coal production/sales


Focus on projects with readiness scale 1
Corporate restructuring
Boost human resource competence and regeneration as
well as promote a performance-based corporate culture
5. Improve remuneration system based on performancebased reward
6. Promote performance rating in environmental
management

PT Bukit Asam Tbk

16

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Informasi Perseroan

Informasi
Perseroan
Corporate
Information

Riwayat Singkat

Brief History

Sejarah per tambangan batubara di Tanjung Enim


dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919
dengan menggunakan metode penambangan terbuka
(open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di
Tambang Air Laya.

The coal mining in Tanjung Enim was initiated by the


Dutch Colonial Government in 1919 by operating the first
coal mine using open pit mining method in Air Laya.

Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode


penambangan bawah tanah (underground mining) hingga
1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial
dimulai pada 1938.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda
di tanah air, para k ar yawan Indonesia kemudian
berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi
pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI
kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan
Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).

Using underground mining method, initial operation


commenced in 1923 and lasted until 1940, while
commercial production began in 1938.
When the Dutch Colonial period ended in Indonesia,
the mining workers fought for the nationalization of the
mines. In 1950, the Indonesian Government approved
the establishment of State-Owned Bukit Asam Coal
Mine or Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit
Asam (PN TABA).

Corporate Information

Pa d a 1 9 8 1 , P N TA B A k e m u d i a n b e r u b a h s t a t u s
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya
d i s e b ut Pe r se roa n. Da l am ran gk a m en i ng k atk a n
pengembangan industri batubara di Indonesia, pada
1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum
Tambang Batubara dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi
nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan
untuk mengembangkan usaha briket batubara.
Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri
sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia
dengan kode PTBA.

Kegiatan Usaha
Sesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud
dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang
pengembangan bahan-bahan galian, terutama
pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Kegiatan usaha Perseroan adalah sebagai berikut:

In1981, PN TABA converted its status to a limited liability


company under the name of PT Tambang Batubara
Bukit Asam (Persero) Tbk, further called the Company.
To develop coal industry in Indonesia, in 1990 the
Government merged Perum Tambang Batubara with
the Company.
In line with the national energy security development
program, in 1993 the Company was assigned by the
Government to develop coal briquette business.
On December 23, 2002 the Company became a publicly
listed company on the Indonesian Stock Exchange under
the code of PTBA.

Business Activity
Pursuant to Ar ticle 3 of the Company s Ar ticles of
Association, the objective of the Company is to develop
mining operation, particularly coal mining, in accordance
with the prevailing laws and regulations under the
limited liability principles.
The Company business activities are as follows:

Mengusahakan pertambangan yang meliputi


penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan,
pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahanbahan galian terutama batubara.
Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil
produksi bahan-bahan galian terutama batubara.
Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan
usaha di atas, baik hasil sendiri maupun hasil produksi
pihak lain, baik di dalam maupun luar negeri.
Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan
dermaga khusus batubara, baik untuk keperluan
sendiri maupun keperluan pihak lain.

M i n i n g o p e r a t i o n c ove r i n g g e n e r a l re s e a rc h ,
exploration, exploitation, processing, purifying,
t ra n s p o r t i n g a n d t ra d i n g o f m i n i n g p ro d u c t s
particularly coal.
Further processing of mining products particularly coal.
Trading products of the foregoing business activity,
either own or other parties production, at home
and abroad.
Managing and operating ports and piers specifically
designated for coal, either for own use or for
others.
Managing and operating thermal power plant, for
own purpose or for others.
Providing consultancy services and engineering in coalmining-related fields and processed mining output.

90.702

7,3

2,0

hectares

billion tons

billion tons

hektar

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

miliar ton

miliar ton

Luas seluruh wilayah kuasa


pertambangan Perseroan

Total sumber daya


batubara Perseroan

Total cadangan tertambang


Perseroan

Total Companys mining concession area

Total coal resources

Total mineable reserves

17

PT Bukit Asam Tbk

18

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Informasi Perseroan

Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit


tenaga listrik uap, baik untuk keperluan sendiri
maupun untuk keperluan pihak lain.
Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam
bidang yang terkait dengan pertambangan batubara
beserta hasil-hasil olahannya.

Sumber Daya dan


Cadangan Batubara
Perseroan memegang hak Kuasa Pertambangan (KP)
sebagai berikut:
Tambang batubara Tanjung Enim seluas 66.414 hektar
yang meliputi Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten
Lahat, Sumatera Selatan, yang terdiri atas:

Air Laya (KW.00PP0083): 7.621 Ha


Muara Tiga Besar(DU.1426/SUMSEL): 3.300 Ha
Banko Barat (DU.1422/SUMSEL): 4.500 Ha
Banko-Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002A): 2.423 Ha
Banko-Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002B): 22.937 Ha
Bunian Sukamerindu, Air Serelo, Kungkilan, Arahan,
Banjarsari (KW.DP.16.03.04.01.04): 24.751 Ha
Bukit Kendi (KW.97PPO146): 882 Ha

Coal Resources and Reserves


The Company holds Mining Consession in the following
areas:
Tanjung Enim coal mine of 66,414 hectares covering
M u a ra E n i m R e g e n c y a n d L a h a t R e g e n c y, S o u t h
Sumatera, consisting of:

Air Laya (KW.00PP0083): 7,621 Ha


Muara Tiga Besar(DU.1426/SUMSEL): 3,300 Ha
Banko Barat (DU.1422/SUMSEL): 4,500 Ha
Banko-Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002A): 2,423 Ha
Banko-Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002B): 22,937 Ha
Bunian Sukamerindu, Air Serelo, Kungkilan, Arahan,

Banjarsari (KW.DP.16.03.04.01.04): 24,751 Ha


Bukit Kendi (KW.97PPO146): 882 Ha

PT Bukit Asam Tbk

Corporate Information

Tambang batubara Ombilin seluas 3.950 hektar, yang


terdiri atas:

Sigalut (KW.99FEPO22): 2.950 Ha


Sijunjung (KW00/PP0256): 1.000 Ha
Selain KP tersebut, Perseroan juga memegang hak KP
dilokasi Peranap Indragiri Hulu Riau (KW.96PPO289)
seluas 17.100 Ha dan di lokasi kecamatan Palaran,
kota madya Samarinda (melalui anak perusahaan PT
Internasional Prima Coal) seluas 3.238 Ha.
Merujuk pada hasil penilaian sumber daya (resources)
dan cadangan (reserve) oleh pihak independen yaitu
International Mining Consultant (IMC) pada Desember
2008, total sumber daya batubara (resources) Perseroan
mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh KP
tersebut di atas. Sedangkan jumlah cadangan tertambang
mencapai 1,8 miliar ton, belum termasuk cadangan
tertambang pada KP yang berlokasi di kabupaten Lahat
yang berstatus sedang dalam tahap penyelesaian dengan
Pemda setempat. Apabila cadangan tertambang pada
KP di Kabupaten Lahat diperhitungkan, maka jumlah
cadangan tertambang menjadi 2,0 miliar ton.

PRODUK BATUBARA

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Ombilin coal mine of 3,950 hectares, consisting of:

Sigalut (KW.99FEPO22): 2,950 Ha


Sijunjung (KW00/PP0256): 1,000 Ha
In addition to these Mining Concessions, the Company
also holds Mining Concession in Peranap Indragiri Hulu
Riau (KW.96PPO289) measuring 17,100 Ha, and in Palaran
District, Samarinda (through subsidiary PT Internasional
Prima Coal measuring 3,238 Ha.
With reference to the assessment of resources and
reserves by an independent consultant, International
Mining Consultant (IMC) of December 2008, the Company
has total coal resources of 7.3 billion tons throughout this
Mining Concession area. While total mineable reserves
reached 1.8 billion tons, excluding mineable reserves in
the Mining Concession location at Lahat Regency which is
in dispute with the local Administration. If the mineable
reserves at Lahat Regency are included, the Company
has total mineable reserves of 2.0 billion tons.

Coal Products
The Company produces a variety of coal products with
differing quality of content.

Perseroan memiliki beragam jenis produk batubara sesuai


dengan kadar kualitas yang terkandung didalamnya.
CV
(Kcal/kg, adb)

TM
(%, ar)

IM
(%, adb)

Ash
(%, adb)

VM
(%, adb)

FC
(%, adb)

TS
(%, adb)

BA 58

5.800

28

14,0

8,0

40

37,0

0,8

BA 59

5.900

28

14,0

8,0

40

37,5

0,8

BA 63

6.300

22

10,5

7,0

40

43,0

0,8

BA 67

6.700

18

9,0

7,0

40

44,5

0,7

BA 70

7.000

14

7,0

7,0

40

47,5

0,7

Coal Brand

19

PT Bukit Asam Tbk

20

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)


Tanjung Enim Mining Unit
Jl. Parigi No. 1, Tanjung Enim 31716
P. 62 - 734 - 451 096, 452 352
F. 62 - 734 - 451 095, 452 993

Unit Pertambangan Ombilin (UPO)


Ombilin Mining Unit

Pelabuhan Teluk Bayur


Teluk Bayur Port
Jl. Tanjung Periuk No. 1 Teluk Bayur,

Sawahlunto, Sumatera Barat

Sumatera Barat

P. 62 - 754 - 61 021

P. 62 - 751-62 522, 63 522, 31 996

F. 62 - 754 - 61 402

F. 62 - 751 63 533

Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716

Pelabuhan Tarahan
Tarahan Port

Dermaga Kertapati
Kertapati Pier

Sumatera Selatan, Indonesia

Jl. Soekarno Hatta KM. 15, Tarahan,

Jl. Stasiun Kereta Api,

P. 62 - 734 - 451 096, 452 352

Bandar Lampung

Palembang - Sumatera Selatan

Kantor Pusat
Head Office:

P. 62 - 721 - 31 545 , 31 686

P. 62 - 711 512 617

F. 62 - 734 - 451 095, 452 993

F. 62 - 721 - 31 577

F. 62 - 711 511 388

Kantor Perwakilan Jakarta


Jakarta Representative Office:

Unit Pengusahaan Briket (UPB)


Briquette Business Unit (BBU)

UPB Semarang

Menara Kadin Indonesia 15th Floor

Jl. Falatehan Raya No. 1A Blok M -

Kawasan Industri Terboyo

Kebayoran Baru Jakarta 12160

Blok O No. 1

P. 62 - 21 - 727 96115, 727 96241

Semarang, Jawa Tengah

F. 62 - 21 - 727 96176

P. 62 - 24 - 6595 185

Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5


Kav. 2 - 3, Jakarta 12950
P. 62 - 21 - 525 4014
F. 62 - 21 - 525 4002

Investor Relations
Menara Kadin Indonesia 15th Floor
Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5
Kav. 2 - 3, Jakarta 12950

Semarang BBU

F. 62 - 24 - 6595 186

UPB Serang
Serang BBU

UPB Lampung

Jl. Raya Bojonegara Km. 7

Lampung BBU

Serang Banten

Jl. Raya Natar KM. 16 Natar,

P. 62 - 254 - 700 1236

Lampung Selatan
P. 62 - 721 - 783 558

UPB Tanjung Enim

P. 62 - 21 - 525 4014

Tanjung Enim BBU

F. 62 - 21 - 525 3992, 525 4002

Jl. Parigi No. 1, Tanjung Enim

F. 62 - 721 - 774 266

UPB Gresik

Sumatera Selatan 31716

Gresik BBU

P. 62 - 734 - 451 096, 452 352

Jl. Raya Manyar Km. 6 Manyar,

F. 62 - 734 - 451 095, 452 993

Gresik 61151 Jawa Timur


P. 62 - 31 - 395 0288
F. 62 - 31 - 395 0601

Corporate Information

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Anak Perusahaan dan


Perusahaan Asosiasi

Subsidiaries and
Associated Companies

Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan


energi berbasis batubara yang berdaya-saing dan
memberikan nilai optimal bagi para pemangku
kepentingan, maka Perseroan membentuk beberapa
anak perusahaan yang bergerak sebagai sektor
pendukung pencapaian target produksi dan penjualan
Perseroan, maupun untuk pengembangan berbagai
produk derivatif batubara.

In line with the corporate vision to become a competitive


coal-based energy company and to give optimum
value to its stakeholders, the Company sets up several
subsidiaries to support the Company in reaching its
production and sales target, as well as in developing
various coal derivative products.

Nama
Name

Tahun
Pendirian
Establishment

Bidang Usaha
Core Business

Status

Kepemilikan
Ownership
(%)

PT Batubara Bukit Kendi

1996

Penambangan batubara
Coal mining

Sudah operasi
Operational

75

PT Bukit Pembangkit Innovative

2005

Pembangkit listrik
tenaga uap
Thermal power plant

Tahap
pengembangan
Developmental
stage

41

PT Bukit Asam Prima

2007

Perdagangan batubara
Coal trading

Sudah operasi
Operational

99,99

PT Bukit Asam Metana Ombilin

2007

Penambangan gas
metana
Methane gas mining

Belum operasi
Nonoperational

99,99

PT Bukit Asam Metana Enim

2007

Penambangan gas
metana
Methane gas mining

Belum operasi
Nonoperational

99,99

PT Bukit Asam Metana Peranap

2007

Penambangan gas
metana
Methane gas mining

Belum operasi
Nonoperational

99,99

PT Bukit Asam Banko

2008

Penambangan batubara
Coal mining

Belum operasi
Nonoperational

65

PT Bukit Asam Transpacific


Railway

2008

Angkutan batubara
Coal transporting

Belum operasi
Nonoperational

10

PT Internasional Prima Coal

2005

Penambangan batubara
Coal mining

Sudah operasi
Operational

51

Lembaga Penunjang Pasar Modal


Capital Market-Supporting Institutions
Kantor Akuntan Publik
Haryanto Sahari & Rekan
PricewaterhouseCoopers (PwC)
Plaza 89
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No.6
Jakarta 12940, Indonesia
P. 62 - 21 - 521 2901
F. 62 - 21 - 5290 5555, 5290 5050

Biro Administasi Efek


PT Datindo Entrycom
Puri Datindo
Wisma Sudirman
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 34
Jakarta 10220
P. 62 - 21 570 9009
F. 62 - 21 570 9026

Notaris
Fathiah Helmi
Graha Irama Lt.6
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1
Kav. 1 & 2
Kuningan, Jakarta Selatan 12920
P. 62 - 21 5290 7304-6
F. 62 - 21 526 1136

21

PT Bukit Asam Tbk

22

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi

Organization Structure

PT Bukit Asam Tbk

Organization Structure

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

SUKRISNO
Direktur Utama
President Director

Dono Boestami
Direktur Keuangan
Finance Director

Milawarma
Direktur Operasi/
Produksi
Operations/Production
Director

heri supriyanto
Direktur Pengembangan
Usaha
Business Development
Director

suherman
SM. Akuntansi dan Anggaran
Accounting and Budgeting

tiendas mangeka
Direktur Niaga
Commerce Director

mahbub iskandar
Direktur SDM & Umum
HR & General Affairs
Director

amir faisol
SM. Perencanaan Korporat
Corporate Planning

hananto budi laksono


SM. Perbendaharaan dan Pendanaan
Treasury and Funding

dadan ruswandana
SM. Pengembangan Korporat
Corporate Development

endang purnomo
Mgr. Teknologi Informasi
Information Technology

maizal gazali
SM. Sumber Daya Manusia
Human Resources

erdawati
Mgr. Program Kesehatan
Health Program

sonny HA harsono
Ka. Rumah Sakit Bukit Asam
Bukit Asam Hospital

achmad sudarto
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary

iskandar maliki
SM. Hukum dan Administrasi Korporat
Legal and Corporate
Administration

bambang sutrisno
SM. Satuan Pengawasan Intern
Internal Auditor

akhmad abbas
Mgr. Kemitraan dan Bina Lingkungan
Partnership And
Community Development

flidelin katili
SM. Sistem Manajemen Perusahaan
Corporate Management System

zulfahmi
Mgr. Umum dan Hubungan Eksternal
General Affairs And
External Relations

suryo eko hadianto


SM. Analisis, Evaluasi dan Optimasi Produksi
Analysis, Evaluation, and Production Optimization

edy purwanto
SM. Pemasaran Batubara
Marketing

gazali
SM. Penanganan dan Angkutan Batubara
Coal Handlling and Transportation

m. jamil
SM. Logistik
Logistics

Korporat corporate
Unit Operasional operational unit
Munandar Sai Sohar
GM. Unit Pertambangan
Tanjung Enim
Tanjung Enim
Mining Unit

GM: General Manager


SM: Senior Manager

Mgr: Manager
Ka: Kepala Head

Ansyori Akhmad
GM. Unit
Pelabuhan Tarahan
Tarahan Port Unit

Muzani Wahab
GM. Unit
Dermaga Kertapati
Kertapati Pier Unit

Pgs: Pengganti Sementara Temporary Replacement

Harun al Rasyid
GM. Unit
Pertambangan
Ombilin
Ombilin Mining Unit

Oktavina
Pgs GM. Unit
Pengusahaan Briket
Briquette Business
Unit

23

PT Bukit Asam Tbk

24

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Informasi
Bagi
Investor
Investors
Information

Informasi Bagi Investor

Investors Information

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

KONDISI PASAR MODAL

CAPITAL MARKET CONDITION

Berbeda dengan kondisi tahun lalu, kegiatan transaksi di


Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2009 berlangsung
dinamis, sempat mencapai titik terendah pada triwulan
pertama namun kemudian cenderung menguat hingga akhir
tahun 2009. Hal tersebut tercermin dari pergerakan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), frekuensi transaksi dan nilai
perdagangan atau kapitalisasi pasar. Titik terendah posisi
penutupan IHSG pada triwulan pertama tersebut berada pada
level 1.256,109, dengan titik terendah intraday trading berada
pada angka 1.252,871.

Compared to 2008, stock trading activities at the


Indonesia Stock Exchange (IDX) throughout 2009 were
more dynamic, with prices plunging to the lowest level
in the first quarter but steadily rebounding towards
the end of the year. This condition was reflected in
the Composite Share Price Index (CSPI) movement,
frequency of transactions and trading value or market
capitalization. The lowest closing position of CSPI in
the first quarter was 1,256.109, slightly improved from
the lowest intraday trading position of 1,252.871.

Seiring dengan sentimen positif adanya sinyal perbaikan kondisi


perekonomian global maupun nasional, kegiatan transaksi
pasar modal di BEI terus meningkat, sehingga pada akhir
tahun 2009, IHSG ditutup pada level 2.534,356 atau mengalami
kenaikan sebesar 85,85% dibandingkan dengan penutupan
akhir tahun 2008 di level 1.355,408. Tingkat kenaikan sebesar
itu merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Positive sentiment triggered by global and national


economic recover y signals invigorated market
a c t i v i t i e s at I DX , a n d towa rd s ye a re n d C S P I wa s
closed at 2,534.356 indicating an increase of 85.85 %
compared to 1,355.408 at 2008 yearend closing. Such
an increase was recognized as one of the best result
capital market performance in the world.

Adapun rata-rata frekuensi transaksi harian periode JanuariDesember 2009 mencapai 87.168 kali transaksi atau mengalami
peningkatan sebesar 55,92% dibandingkan periode yang sama
tahun 2008, yaitu sebanyak 55.905 kali transaksi. Rata-rata
volume transaksi harian mencapai 6,11 miliar saham atau
naik sebesar 85,99% dibanding periode yang sama pada 2008,
yaitu 3,28 miliar saham. Sepanjang 2009, total nilai transaksi
mencapai Rp975,41 triliun dengan rata-rata nilai transaksi
harian mencapai Rp4,05 triliun.

Daily average transaction frequency during JanuaryDecember 2009 recorded 87,168 transactions or an
increase of 55.92 % compared to the corresponding
period of the preceding year, which marked 55,905
transactions. Daily average transaction volume reached
6.11 billion shares or increased 85.99% from the same
period in 2008, i.e. 3.28 billion shares. Throughout
2009, total transaction value was recorded at Rp975.41
trillion at a daily average of Rp4.05 trillion.

Pemodal asing turut berperan mempengaruhi pergerakan


IHSG tersebut. Dimulai sejak akhir triwulan I, menjelang hingga
sesaat setelah indeks menyentuh level terendah di tahun 2009,
investor asing kembali masuk bursa dengan mencatat net buy
Rp1,815 triliun sepanjang triwulan I-2009. Selama triwulan
II-2009, asing tercatat net buy sebesar Rp5,322 triliun dengan
total pembelian asing sebesar Rp81,894 triliun dan penjualan
asing sebesar Rp76,572 triliun. Pembelian asing ini membuat
level IHSG di akhir Juni 2009 ditutup naik 592,706 poin (41,33%)
ke level 2.026,780 dari penutupan Maret 2009.

Foreign investors trading activities contributed to


the movement of CSPI. Starting at end of quarter I
and shortly after index dropped to the lowest level in
2009, foreign market players returned to the market
recording a net buy of Rp1.815 trillion in quarter I.
Foreign net buy during quarter II of 2009 reached a
figure of Rp5.322 trillion with a total foreign buy of
Rp81.894 trillion and foreign sell of Rp76.572 trillion.
Foreign buy at this level caused CSPI to close at
2,026.780 at end of June 2009 or increased by 592.706
points (41.33%) from March 2009 closing.

IHSG Composite Price Index (CPI)

Harga Saham Share Price

85,85%

150%

Kenaikan IHSG yang


melonjak di tahun 2009
CPI surged in 2009

Harga saham PTBA naik di


tahun 2009
Increase of PTBA
share price in 2009

25

PT Bukit Asam Tbk

26

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Informasi Bagi Investor

Pada triwulan III-2009, asing kembali mencatat net buy sebesar


Rp5,359 triliun dengan total pembelian asing sebesar Rp73,323
triliun dan penjualan asing sebesar Rp67,963 triliun, sehingga
IHSG naik tajam pada akhir September 2009 hingga menembus
level 2.467,591, naik 440,811 poin (21,75%) dari penutupan
Juni 2009. Pada awal triwulan ke-IV, seiring dengan bergulirnya
kasus Bank Century, pemodal asing menjual portofolio dan
membuat indeks sempat tertekan, untuk kemudian bergerak
sideways dan akhirnya ditutup menguat pada level 2.500-an.
Seiring dengan peningkatan kegiatan transaksi dan level IHSG
tersebut, banyak saham-saham emiten di bursa mencatat
tingkat kenaikan yang cukup tinggi. Hampir seluruh sahamsaham blue-chips yang tercatat di bursa dan tergabung dalam
kelompok LQ45, mencatat kenaikan harga diatas 50% dari
posisi penutupan Desember 2008. Bahkan sebagian mencatat
tingkat kenaikan hingga lebih dari 100%.

In quarter III-2009, foreign investors recorded a net


buy of Rp5.359 trillion on the back of foreign buy of
Rp73.323 trillion and foreign sale of Rp67.963 trillion,
shooting up CSPI to 2,467.591, at end of September
2009 or increased by 440.811 points (21.75%) from its
closing level in June 2009. At the start of quarter IV,
amidst the Bank Century debacle, foreign investors
sold their portfolio and thus put price index under
pressure, moving sideways and finally closed in the
vicinity of 2,500. Following the more vibrant market
and higher CSPI level, many stocks at the bourse
gained significant increase in price. Most blue-chip
shares listed at the bourse and classified as LQ45
were priced 50% above their December 2008 closing
p o s i t i o n . S o m e e ve n p o s te d a m o re t h a n 1 0 0 %
increase in price.

Kinerja Saham PTBA

PTBA Share Performance

Saham Perseroan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)


dengan kode perdagangan PTBA sejak Initial Public Offering
(IPO) Desember tahun 2002. Selain tercatat di papan utama,
saham PTBA tercatat sebagai anggota dari Jakarta Mining
Index, LQ45 (45 saham terlikuid di BEI), Jakarta Islamic Index,
Indeks Bisnis-27 dan Indeks Kompas 100.

The Company shares are traded at the Indonesia Stock


Exchange (IDX) under trading code PTBA starting from
December 2002 when the Company launched its Initial
Public Offering (IPO). Besides being listed on the main
board, PTBA is also listed at Jakarta Mining Index, LQ45
(45 most liquid shares at IDX), Jakarta Islamic Index,
Business Index 27 and Kompas Index 100.

Seiring perkembangan transaksi di BEI, saham PTBA juga


mengalami perkembangan harga dan volume transaksi yang
dinamis. Setelah ditutup pada posisi Rp6.900 per saham di
akhir Desember 2008, harga saham PTBA sempat mengalami
peningkatan harga hingga berada di level Rp8.200 per saham
pada pertengahan Januari 2009. Namun demikian diakhir
triwulan I, saham PTBA masih mengalami koreksi dan ditutup
pada harga sedikit lebih rendah dari posisi akhir tahun 2008,
yakni pada harga Rp6.750 per saham.
Mulai triwulan II, sejalan dengan peningkatan aktifitas
perdagangan di Bursa dan adanya sentimen positif
perbaikan harga jual komoditas energi, saham PTBA lebih
aktif diperdagangkan, dan mencatat kenaikan harga
maksimal sebesar 108,5% dari posisi akhir Maret pada
Rp14.050 per saham. Kemudian harga saham PTBA pada
akhir triwulan II ditutup pada level Rp11.600 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan selama triwulan ke
II ini mengalami peningkatan 64,09 % menjadi sebesar
610.794.500 lembar saham.
Pola pergerakan saham PTBA selama dua triwulan selanjutnya
berulang, yakni mencapai titik tertinggi pada awal triwulan III,
namun ditutup pada level yang lebih rendah di akhir triwulan.
Demikian pula pada triwulan ke IV. Di akhir penutupan
bursa BEI, tanggal 30 Desember 2009, harga saham PTBA
berada pada posisi Rp17.250 per lembar. Posisi penutupan
ini menunjukkan harga PTBA meningkat sebesar 150% dari

PTBA share price and transaction volume experienced


a dynamic growth along with the increasing number of
transactions at IDX. After standing at a closing price
of Rp6,900 per share at end of December 2008, PTBA
share price managed to rise to Rp8,200 per share
mid January 2009. Nonetheless, at end of quarter I,
PTBA share price was corrected and closed slightly
lower than 2008 yearend closing price, i.e. Rp6,750
per share.
Beginning quarter II, stock market trading activities
p i c k e d u p a n d e n e rg y co m m o d i t y s e l l i n g p r i ce s
improved, PTBA shares were more actively traded,
and recorded a price increase of 108.15% from March
position at Rp14,050 per share. At end of quarter II
PTBA share price closed at Rp11,600. Volume of shares
traded throughout quarter II grew by 64.09% to reach
610,794,500 shares.
During the following two quarters PTBA share price
reached the highest point at the start of quarter III, but
closed lower at quarter-end. At stock market closing
on 30 December 2009, share price was recorded at
Rp17,250. This closing position shows that PTBA share
price increased 150% from 2008 yearend closing of

PT Bukit Asam Tbk

Investors Information

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Kinerja Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia


Company Stock Performance in Indonesia Stock Exchange
Kinerja Saham sejak IPO
Stock Performance since IPO

Juta Saham
Million
Share
Juta Saham
Million Share
140

Rp/Saham Rp/Share
Rp/Saham
18.000Rp/Share

18.000
16.000
16.000
14.000
14.000
12.000
12.000
10.000

140
120
120
100
100
80

10.000
8.000

80

8.000
6.000

60

60
40

6.000
4.000

40

4.000
2.000
2.000

0
0 2002
2002

20

20
2003

2003

2004

2004
Volume Perdagangan
TradingPerdagangan
Volume
Volume
Trading Volume

2005

2005

2006

2007

2008

2006
2007
Harga Saham
Share Saham
Price
Harga

2008

2009

2009

Share Price

Kinerja Saham 2008 dan 2009


Stock Performance 2008 and 2009
Juta Saham
Million
Share
Juta Saham
Million Share
80

Rp/Saham Rp/Share

Rp/Saham Rp/Share
18.000
18.000
16.000

80
70

16.000
14.000

70
60

14.000
12.000

60
50

12.000
10.000

50
40

10.000
8.000

40
30

8.000
6.000

30
20

6.000
4.000
4.000
2.000

20
10

2.000
0

10
0

2008

2008
Volume Perdagangan
TradingPerdagangan
Volume
Volume
Trading Volume

2009

2009
Harga Saham
Share Saham
Price
Harga

Share Price

27

PT Bukit Asam Tbk

28

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Informasi Bagi Investor

posisi penutupan tahun 2008, yaitu sebesar Rp6.900 per


saham. Volume saham yang diperdagangkan pada triwulan
III dan IV semakin berkurang dengan semakin naiknya harga
saham PTBA. Pola pergerakan saham PTBA dapat dilihat pada
grafik ikhtisar saham dan tabel berikut:

Rp6,900. Volume of PTBA shares traded in quarter III and


IV reduced with the improving price. Evolution of PTBA
shares is shown in the following chart and table:

Harga dan Volume Transaksi Saham per


Triwulan di Bursa Efek Indonesia

Quarterly Stock Price and Transaction


Volume at the INDONESIA Stock Exchange

Periode

Tertinggi

Terendah

Penutupan

Volume Transaksi

Period

2009

Highest

Lowest

Closing

Transaction Volume

2009

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Saham/Share)

Triwulan Pertama

8.200

6.450

6.750

372.221.500

First Quarter

Triwulan Kedua

14.050

6.750

11.600

610.794.500

Second Quarter

Triwulan Ketiga

15.100

10.500

14.100

370.199.000

Third Quarter

Triwulan Keempat

18.100

13.700

17.250

248.892.500

Fourth Quarter

Periode

Tertinggi

Terendah

Penutupan

Volume Transaksi

Period

2008

Highest

Lowest

Closing

Transaction Volume

2008

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Saham/Share)

Triwulan Pertama

12.400

8.750

10.050

814.683.000

First Quarter

Triwulan Kedua

16.950

9.150

16.400

773.578.996

Second Quarter

Triwulan Ketiga

17.250

7.500

9.350

448.241.500

Third Quarter

9.000

3.750

6.900

448.241.500

Fourth Quarter

Triwulan Keempat

KRONOLOGI PENCATATAN SAHAM


Tanggal
Date

Share Listing Chronology

Tindakan Korporasi
Corporate Action

Pra Ipo Pre Ipo


23 Desember 2002
23 December 2002

25 Juni 2004
25 June 2004

Initial Public Offering


Privatisasi dengan menawarkan 346,5 juta Saham Seri B milik
Pemerintah dan 31,5 juta saham baru milik Perseroan.
Privatization by offering 346.5 million Series B Shares owned by the
Government and 31.5 million new shares owned by the Company.
Pada Ipo Ini, Perseroan juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak 173,25
juta yang diberikan kepada pemegang saham, kecuali Negara Republik
Indonesia, yang dapat dilaksanakan hingga 22 Desember 2005.
The IPO also issued 173.25 million Series I warrant offered to shareholders
except the State which was executable until December 22, 2005
Divestasi lanjutan Further divestment
Pemerintah menawarkan sahamnya sejumlah 286,9 juta tanpa adanya
penerbitan saham baru.
The Government offered its 286.9 million without any issuance of
new shares

31 Desember 2004
31 December 2004

22 Desember 2005
22 December 2005

31 Desember 200531 Desember 2009


31 December 200531 December 2009

Masa Konversi Waran Seri I Berakhir


Series I Warrant expire date

Komposisi
Kepemilikan
Ownership
Composition
Negara: State:

100

Negara: State:
Publik: Public:

83,74
16,26

Negara: State:
Publik: Public:

70,28
29,72

Negara: State:
Publik: Public:
Hasil Konversi
Waran Seri I:
Result of Series
I Warant:
Negara: State:
Publik: Public:
Hasil Konversi
Waran Seri I:
Result of Series I
Warant:
Negara: State:
Publik: Public:

70,19
29,68
0,13

65,02
27,49
7,49

65,02
34,98

PT Bukit Asam Tbk

Investors Information

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Daftar Pemegang Saham

Shareholders

Modal Dasar Perseroan terdiri atas 1 (satu) lembar saham Seri


A Dwi Warna dengan nilai nominal Rp500 dan 7.999.999.999
lembar saham Seri B (saham biasa) dengan nilai nominal
Rp3.999.999.999.500 sehingga total modal dasar Perseroan
adalah senilai Rp4.000.000.000.000 (empat triliun Rupiah).

The Company s Authorized Capital consists of one


Dwi Warna Series A share at a par value of Rp500
and 7,999,999.999 Series B shares (ordinary shares)
at a p a r va l u e o f R p 3 , 9 9 9 , 9 9 9 , 9 9 9 , 5 0 0 to t a l l i n g
Rp4,000,000,000,000 (four trillion Rupiah).

Komposisi Pemegang Saham Perseroan pada akhir


tahun 2009 & 2008
Kepemilikan

Jumlah Saham Total Share


2009
(Saham Share)

Negara Republik
Indonesia

Composition of the Companys Shareholders


at end of the year 2009 & 2008

2008
(Saham Share)

Ownership

2009
(%)

2008
(%)
Republic of
Indonesia

1.498.087.500

1.498.087.500

65,01744

65,01744

- Perorangan Indonesia

32.094.500

58.057.000

1,39291

2,51969

Indonesian Individual

- Pemerintah Daerah

28.261.000

28.261.000

1,22654

1,22654

- Local Government

3.835.000

5.506.500

0,16644

0,23898

- Employee

70.000

55.000

0,00304

0,00239

- Cooperative

2.372.500

5.363.000

0,10297

0,23276

- Foundation

- Dana Pensiun

33.578.500

49.894.500

1,45732

2,16544

- Pension Fund

- Asuransi

55.657.500

49.860.500

2,41555

2,16396

- Insurance

Investor Domestik

- Karyawan
- Koperasi
- Yayasan

- Bank
- Perseroan Terbatas
- Lembaga Keuangan
- Reksadana
Subtotal

Domestic Investor

96.500

80.500

0,00419

0,00349

- Bank

93.729.549

81.646.673

4,06789

3,54349

- Limited Liability Company

2.711.000

0,11766

- Financial Institution

107.036.500

200.833.000

4,64542

8,71621

- Mutual Fund

356.731.549

482.268.673

15,48226

21,36460

Investor Asing
- Perorangan Asing
- Badan Usaha Asing
Subtotal
Jumlah

2.322.900

5.978.500

0,10081

0,25947

- Foreign Individual

446.989.901

307.797.177

19,39949

13,35849

- Foreign Company

449.312.801

313.775.677

19,50030

13,61796

2.304.131.850

2.304.131.850

100,00000

100,00000

Status Kepemilikan Saham oleh Direksi


Nama Name
Jabatan Title
Ir. Sukrisno
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Ir. Milawarma, M. Eng

Subtotal
Foreign Investor

Direktur Utama
President Director
Direktur SDM & Umum
HR & General Affairs Director
Direktur Operasi/Produksi
Operations/Production Director
Total

Subtotal
Total

Share Ownership by the Directors


Lembar Saham
Jumlah Saham (%)
Number of Share
Total Share (%)
200.000
0,00868
138.000

0,00599

60.000

0,00260

398.000

0,01727

29

PT Bukit Asam Tbk

30

Informasi Bagi Investor

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Komposisi Pemegang Saham


yang Memiliki Saham < 5%

Composition of Shareholders
with Equity of <5%

Uraian Description

2009

2008

Total

356.731.549
449.312.801
806.044.350

44
56
100

492.268.673
313.775.677
806.044.350

48
52
100

Total

35.929.500
770.114.850
806.044.350

4
96
100

63.563.500
742.480.850
806.044.350

8
92
100

Lokasi Location
Domestik Domestic
Asing Foreign
Jenis Investor Type of Investor
Ritel Retail
Institusi Institution

KEBIJAKAN DIVIDEN

DIVIDEND POLICY

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. perusahaan


menetapkan kebijakan penggunaan laba bersih hasil
operasional selama satu tahun buku. Berdasarkan kebijakan
tersebut Perseroan membayarkan dividen secara tunai atas laba
bersih Perseroan setelah memperhatikan tingkat laba yang
diperoleh, jumlah cadangan yang harus disisihkan dan rencana
pengembangan Perseroan. Besaran dividen yang dibagikan
kepada seluruh pemegang saham akan diputuskan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan.

In accordance with the Companys Articles of Association,


the Company has a policy to appropriate net operating
profit earned during the whole accounting year.
Under this policy the Company pays cash dividend
on net income while taking into consideration the
rate of income earned, allowance for reserves and the
Companys expansion program. The amount of dividend
paid to all shareholders is determined by General
Meeting of Shareholders of the Company.

Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen Perseroan


untuk menciptakan manfaat terbaik bagi para pemegang
saham. Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan,
manajemen akan membayarkan dividen minimal 30% dari laba
bersih, kecuali ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang
Saham. Tahun 2009, PTBA kembali membagikan dividen
interim tahun buku 2009, sebesar Rp66,75 per saham yang
sudah dilaksanakan pada Desember 2009. Dividen interim
sebelumnya dibagikan dan dilaksanakan pada tahun 2004.

This policy is part of the Companys commitment to


provide optimum shareholders return. In line with
the Articles of Association, the management pays
a minimum dividend of 30% of net income, unless
decided otherwise by General Meeting of Shareholders.
In December 2009, PTBA paid an interim dividend of
Rp66.75 per share. Prior to this, interim dividend was
declared and paid in 2004.

Dalam beberapa tahun terakhir, besaran dividen yang


dibagikan selalu di atas batasan minimal tersebut. RUPS yang
diselenggarakan dalam rangka penetapan dividen, sejak 2003
sampai dengan 2009, memutuskan besaran dividen ini, biasa
disebut Dividend Payout Ratio, berada pada kisaran 50%. Hal
tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.

During the past few years, the amount of dividend


paid has always been above the minimum rate. General
Meeting of Shareholders convened between 2003 and
2009 decided the Dividend Payout Ratio to be at a rate
of 50% as shown in the following table.

PT Bukit Asam Tbk

Investors Information

Tahun Buku
Accounting
Year

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laba Bersih
Net income

Laba Yang
Dibagikan
Distributed
Profit

Dividen Yang
Dibagikan
Dividend Paid

Dividen Per
Saham
Dividend per
Share

Rasio Pembayaran
Dividend Payout Ratio

(Juta Rp)
(Million Rp)

(Juta Rp)
(Million Rp)

(Juta Rp)
(Million Rp)

(Rp)

(%)

2003

245.690

245.690

123.627

58,00

50

2004

419.802

419.802

209.901

85,70

50

2005

467.060

467.060

233.530

101,35

50

2006

485.670

485.670

242.835

105,39

50

2007

726.211

726.211

380.104

164,98

50

2008

1.707.771

1.707.771

853.885

371,05

50

31

PT Bukit Asam Tbk

32

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Komisaris Utama

Laporan
Komisaris
Utama
Report from
the President
Commissioner

Dr. Supriyadi
Komisaris Utama
President Commissioner

Pengawasan dan pengarahan untuk


menjamin pengelolaan Perseroan yang
efektif demi tercapainya tujuan jangka
panjang Perseroan.
Supervision and direction to ensure an effective
management of the Company to attain its long term
objective.

Report from the President Commissioner

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Para Pemegang Saham


yang Terhormat,

To our distinguished
shareholders,

Mewakili Dewan Komisaris, pertama-tama saya ingin


menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan
ungkapan syukur kehadirat-Nya atas keberhasilan
Perseroan dalam melewati berbagai ujian dan menorehkan
k inerja yang membanggak an di tahun 2009 yang
penuh dinamika dan tantangan baik dalam perspektif
perekonomian global maupun nasional.

On behalf of the Board of Commissioners I would like to


take this opportunity to thank God for the Companys
success in passing numerous trials and making satisfactory
achievements that we all can be proud of in 2009, a year
full of dynamics and challenges in the global as well as
national economy.

Perekonomian Indonesia tak lepas dari gejolak tersebut.


Namun demikian, beberapa negara di kawasan Asia,
seperti China dan India, Indonesia hanya mengalami
pelambatan pertumbuhan. Naiknya kembali permintaan
konsumsi domestik serta harga berbagai komoditas utama
seperti batubara dan migas membuat GDP Indonesia pada
tahun 2009 tetap tumbuh sebesar 4,5%. Banyak ekonom
meyakini bahwa perekonomian Indonesia saat ini berada
pada kondisi yang relatif stabil dan akan berkembang
di masa mendatang.

Kondisi umum Perseroan


Di tengah atmosfir perekonomian yang penuh tantangan
tersebut, Perseroan mampu mencatat kinerja yang baik.
Produksi berhasil ditingkatkan 7,4 % menjadi sebesar
11,6 juta ton dari angka 10,8 juta ton. Volume penjualan
batubara relatif stabil sebesar 12,5 juta ton dibanding
12,8 juta ton di tahun sebelumnya. Upaya efisiensi yang
telah dilakukan dan peningkatan harga jual batubara
Perseroan, telah meningkatkan laba bersih dan penjualan
batubara Perseroan. Laba bersih Perseroan naik sebesar
60% dibanding tahun lalu dari Rp1,7 trilyun menjadi
Rp2,7 trilyun. Penjualan meningkat 24% mencapai angka
Rp8,9 trilyun dari posisi Rp7,2 trilyun. Laba per saham
menjadi Rp1.184/saham naik dari angka Rp741/saham
di tahun 2008.
Pada tahun 2009 ini, Dewan Komisaris dan Direksi telah
merumuskan dan menetapkan serangkaian program dan
strategi pengembangan usaha yang dirangkum dalam
Rencana Jangka Panjang Perseroan untuk tahun 2009
hingga tahun 2013.
Upaya untuk menuju pengembangan bisnis yang
berkelanjutan yang telah dirintis sejak tahun 2008
tersebut disambut baik oleh para investor dan pelaku
pasar modal yang membuat harga saham Perseroan pada
penutupan tahun 2009 mencapai Rp17.250/lembar, jauh
melampaui tingkat harga pada penutupan tahun 2008
sebesar Rp6.900/lembar, apalagi dibanding harga pada
saat puncak krisis yang hanya sebesar Rp3.750/lembar.

Indonesias economy did not see a way to escape from this


economic turmoil. However, similar to other Asian countries
such as China and India, Indonesia only experienced a
sluggish growth. Stronger domestic consumer demand
and higher prices of prime commodities such as coal and
oil & gas maintained the countrys GDP growth at 4.5%
in 2009. Many economists are convinced that Indonesias
economy is stable and all set for further growth.

General Condition
of the Company
In this challenging economic climate, the Company
performed very well. Production increased by 7.4% to
11.6 million tons from 10.8 million tons. Coal sales volume
was relatively stable at 12.5 million tons compared to
12.8 million tons the preceding year. Successful efficiency
program and higher coal selling prices increased net
income and coal sales volume. Net income improved 60%
from the previous year figure of Rp1.7 trillion to Rp2.7
trillion. Sales increased 24% to stand at Rp8.9 trillion from
Rp7.2 trillion. Earning per share increased to Rp1,184/
share from Rp741/share in 2008.
In 2009 the Board of Commissioners and Board of Directors
devised and established a series of program and strategy
for business development which were incorporated in
Corporate Long Term Plan to be carried out from 2009
to 2013.
All initiatives towards sustainable business growth that
were already in place in 2008 were welcomed with
enthusiasm by investors and other capital market players
shooting up the Companys share price to Rp17,250/
share at end of 2009, way above the 2008 closing price
of Rp6,900/share, and even much higher than Rp3,750/
share at the peak of the financial crisis.

33

PT Bukit Asam Tbk

34

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Komisaris Utama

Kami memberikan apresiasi atas kinerja Direksi dalam


mengelola perusahaan dengan menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik sehingga meningkatkan harga
saham Perseroan.
We appreciate the Board of Directors performance in managing the Company
by implementing good corporate governance principles which increased the
Company share price.

Pengawasan dan penilaian


atas kinerja Manajemen

Supervision and Evaluation of


Managements Performance

Sepanjang tahun ini, Dewan Komisaris telah melakukan


tugas pengawasan terhadap kebijakan manajemen,
mekanisme kepengurusan dan operasional Perseroan
yang dijalankan oleh Direksi serta memberikan nasihat
kepada Direksi. Tugas tersebut mencakup pengawasan
pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP),
pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP), keputusan-keputusan dalam RUPS dan ketaatan
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. Dalam
pelaksanaannya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite
Audit, Komite Nominasi, Remunerasi & GCG, serta Komite
Asuransi, Risiko Usaha & Pascatambang, yang secara rutin
melakukan rapat-rapat konsultasi dan koordinasi dengan
manajemen Perseroan.

Throughout 2009 the Board of Commissioners fulfilled


its supervisory function towards the management policy,
management mechanism and operations of the Company,
and gave counsel to the Board of Directors in performing
its duty. The duty included supervising the implementation
of Corporate Long Term Plan, Annual Budget and Work
Program, GMS resolutions and compliance with the
government regulations. In the performance of its duty,
the Board of Commissioners is assisted by Audit Committee,
Nomination, Remuneration and GCG Committee, and
Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee, who
hold routine consultative and coordination meetings with
the management.

Pe l a k s a n a a n t u g a s p e n g a w a s a n y a n g d i l a k u k a n
D e wa n K o m i s a r i s m e n d o ro n g Pe r s e ro a n m a m p u
membukukan kinerja yang lebih baik. Untuk kinerja yang
menggembirakan tersebut Dewan Komisaris memberikan
apresiasi atas upaya Direksi dalam menjalankan amanah
dan menerapkan strategi pengembangan Perseroan.
Untuk lebih memantapkan peran pengawasan dan
meningkatkan praktek tata kelola perusahaan yang baik/
Good Corporate Governance (GCG) , Dewan Komisaris telah
membentuk Komite GCG yang saat ini masih bergabung
dengan Komite Nominasi dan Remunerasi. Dewan
Komisaris dan Direksi yang didukung oleh Komite telah
menyelesaikan telaah dan penyusunan ulang Manual
GCG yang terdiri dari Board Manual, Code of Conduct, dan
GCG Code . Dewan Komisaris telah mengingatkan agar
Direksi dapat menindaklanjuti dan meningkatkan kualitas
pengelolaan perusahaan yang menerapkan prinsi-prinsip
GCG sesuai dengan kaidah best practices demi menjaga
kinerja Perseroan yang berkelanjutan.
Sesuai arahan Dewan Komisaris, Direksi telah
merencanakan dan melaksanakan program tanggung

The supervisory function performed by the Board of


Commissioners proves to be instrumental to the success of
the Companys operations. With regard to this satisfactory
achievement, the Board of Commissioners appreciates the
Board of Directors for its successful efforts in exercising
its mandate and implementing the Companys business
strategy. To enhance the supevisory function and the
implementation of good corporate governance, the Board
of Commissioners has formed GCG Committee that is
currently under one coordination with Nomination and
Remuneration Committee. The Board of Commissioners
and Board of Directors with the support of all Committees
have finalized reviewing and rewriting GCG Manual
consisting of Board Manual, Code of Conduct, and GCG
Code. The Board of Commissioners has reminded the
Board of Directors to continue improving the quality of
management of the Company by implementing GCG best
practices to support the Companys sustainable growth.
In accordance with the Board of Commissioners direction,
the Board of Directors has constantly carried out the
corporate social responsibility program as one of the ways
in implementing GCG principles. The Company applies ISO

Report from the President Commissioner

jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)


yang berkelanjutan sebagai salah satu bentuk penerapan
prinsip GCG. Perseroan menerapkan sistem terakreditasi
ISO 9001:2000 dalam bidang manajemen mutu, serta
ISO 14001:2004 demi menjamin terlaksananya aplikasi
sistem kerja yang berkualitas dan ramah lingkungan.
Atas komitmen dan pelaksanaan program pengelolaan
lingkungan yang baik, Perseroan mendapatkan peringkat
PROPER Hijau, dari sebelumnya Biru oleh Kementerian
Lingkungan Hidup. Perseroan juga melaksanak an
program pembinaan guna meningkatkan kemandirian
dan pembangunan perekonomian komunitas sekitar
Perseroan melalui pelaksanaan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan (PKBL) dan Bina Wilayah secara sistematis
dan berkesinambungan untuk menjamin tumbuh dan
berkembangnya kehidupan masyarakat sekitar seiring
dengan berkembangnya Perseroan.

Peningkatan kompetensi SDM


Menghadapi tantangan bisnis pada tahun 2010 Dewan
Komisaris dan Direksi telah membuat rencana dan strategi
perusahaan yang dituangkan dalam RKAP, selaras dengan
sasaran yang hendak dicapai dalam RJPP.
Berbagai capaian kinerja Perseroan dan implementasi
rencana maupun strategi operasional tidak akan berhasil
tanpa didukung oleh human capital yang kompeten. Untuk
menyiapkan kebutuhan pengembangan bisnis yang semakin
kompetitif dimasa datang, Dewan Komisaris memberi arahan
kepada Direksi agar memberikan perhatian lebih pada
pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia. Oleh
karena itu, Dewan Komisaris mengamanatkan Direksi agar
menempatkan karyawan sebagai strategic partner Perseroan.
Hal ini sejalan dengan kebijakan untuk peningkatan rasa
ikut memiliki seluruh pegawai sebagai bagian dari sistem
kerja produktif untuk kepentingan Perseroan maupun
pegawai termasuk Serikat Pegawai.

Strategi Bisnis Di Masa Depan


Untuk memanfaatkan peluang bisnis Perseroan, Dewan
Komisaris memberi arahan agar Direksi lebih mengoptimalkan
berbagai potensi strategis yang telah dimiliki maupun yang
akan terbuka dimasa depan bagi Perseroan. Salah satu
peluang tersebut adalah perkembangan kebutuhan energi
baik nasional maupun dunia yang masih bergantung pada
bahan bakar fosil dan batubara. Selain itu lokasi tambang
utama Perseroan di Sumatera Selatan yang berdekatan
dengan pusat-pusat pertumbuhan pasar regional di Asia
Selatan hingga China yang tengah berkembang pesat,

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

9001:2000 accreditation system in quality management,


and ISO 14001:2004 for the application of high quality and
environmentally friendly work system. For its commitment
to good environmental management, the Company was
rated Green PROPER, an improvement from the previous
Blue rating by the Department of Environment. The
Company also improves the economic independency and
development of the local community through Partnership,
Community Development and Area Development Programs in
a systematical and sustainable manner, to support the growth
and development of the local community well-being.

Promotion of Human
Resource Competence
Facing business challenges in 2010, the Board of
Commissioners and Board of Directors have devised
corporate plan and strategy incorporated in Budget and
Work Program, consistent with the objective of Corporate
Long Term Plan.
The Companys achievements and business strategy
realizations will not be possible without the support
of competent human capital. To develop business in a
more competitive industry, the Board of Commissioners
directs the Board of Directors to pay more attention to the
development of human resource competence. Therefore,
the Board of Commissioners advises the Board of Directors
to regard employees as the strategic partners of the
Company. This will boost employees sense of belonging
as part of a productive work system for the best interest
of the Company and the Labor Union.

Future Business Strategy


To capitalize on the Companys business opportunity, the
Board of Commissioners advises the Board of Directors to
optimize existing as well as future strategic potentials. One
of the potentials is the rising global and national demand
for energy that is still dependent on fossil and coal-based
fuel. In addition, the proximity of the Companys major
mine in South Sumatera to the fast growing regional
market in South Asia and China is a strategic potential
for market expansion and increased marketing target.
Other potentials that should be exploited are the varied
coal quality and abundant resources that the Company
can capitalize on for business diversification through
well-planned programs.

35

PT Bukit Asam Tbk

36

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Komisaris Utama

merupakan potensi strategis perluasan dan peningkatan


target pemasaran. Potensi lain yang harus terus dikembangkan
adalah pemanfaatan kualitas batubara yang beragam dan
sumber daya yang berlimpah sebagai modal Perseroan
dalam melakukan diversifikasi usaha melalui perencanaan
yang matang.
Secara jangka panjang, perlu diperhatikan tantangan
lain berupa pengembangan berbagai bauran energi
dengan memanfaatkan sumber energi yang terbarukan
dan ramah lingkungan. Oleh sebab itu perlu diantisipasi
dengan dimulainya langkah-langkah pengembangan
usaha melalui diversifikasi usaha berupa pembangunan
PLTU mulut tambang, pengembangan potensi CBM. Selain
itu untuk mendukung usaha peningkatan produksi dan
penjualan, saat ini telah dimulai upaya perbaikan kualitas
dan kapasitas infrastruktur angkutan kereta api dan
pelabuhan. Dewan Komisaris mengamanatkan agar Direksi
mengantisipasi secara seksama serta mencermati tahapan

A long term challenge is the development of various


energy blend by using environmentally friendly renewed
energy sources. In anticipation of this challenge, we need
to start business development with business diversification
by constructing mine mouth TPP and developing CBM
potentials. To support the effort of increasing production
and sales, we are in the process of improving the quality
and capacity of port and railway infrastructure. The
Board of Commissioners advises the Board of Directors
to closely monitor the progress and anticipate every
possible obstacle.
The Board of Commissioners is optimistic that the Company
is able to maintain the Companys good performance with
hard work, professionalism, good corporate governance
principle, and good mining practice. The Board of

Report from the President Commissioner

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Kami mengamanatkan Direksi agar menempatkan


karyawan sebagai strategic partner Perseroan.
We advise the Board of Directors to regard employees as the strategic
partners of the Company.

perkembangan pelaksanaannya dengan memperhitungkan


segala kemungkinan yang mungkin terjadi.

Commissioners expects the management together with


the rank and file to work synergically and consistently to
attain the development objective of the Company.

Dewan Komisaris optimis bahwa Perseroan akan mampu


mempertahankan kinerja yang positif dengan terus bekerja

A Note of Thanks

keras dan menerapkan semangat profesionalisme serta


prinsip tata kelola perusahaan dan tata kelola penambangan
yang baik (good mining pratice). Dewan Komisaris berharap
seluruh jajaran manajemen dan pegawai akan mampu
bekerjasama secara sinergis dan konsisten untuk mencapai
sasaran pengembangan Perseroan.

On behalf of the Board of Commissioners, I wish to express


our high appreciation to all members of the management
and personnel of the Company for their cooperation, loyalty
and concerted effort in producing excellent results and
using every opportunity amidst a dynamic economy to
accomplish the Companys mission.

Ucapan terima kasih


M e wa k i l i D e wa n K o m i s a r i s, s aya m e nya m p a i k a n
penghargaan kepada seluruh jajaran Direksi dan seluruh
pegawai Perseroan atas kerjasama, loyalitas dan jerih
payahnya dalam meraih kinerja prima dan memaksimalkan
peluang di tengah kondisi perekonomian yang dinamis
untuk mewujudkan misi Perseroan.

In closing I would like to convey my appreciation to the


stakeholders for their continued support and trust in PT
Bukit Asam (Persero) Tbk all these years.

Sebagai akhir kata, saya juga menyampaikan penghargaan


kepada para pemangku kepentingan atas dukungan
dan kepercayaannya kepada PT Bukit Asam (Persero)
Tbk selama ini.

Atas nama Dewan Komisaris,


On Behalf of the Board of Commissioners,

Dr. Supriyadi
Komisaris Utama
President Commissioner

37

PT Bukit Asam Tbk

38

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Direktur Utama

Laporan
Direktur
Utama
Report from
the President
Director

Ir. Sukrisno
Direktur Utama
President Director

Fokus pada pengembangan kapasitas


dan usaha menuju perusahaan tambang
batubara terintegrasi.
Focus on capacity and business expansion towards an
integrated coal mining company.

Report from the President Director

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Para Pemegang Saham


Perseroan Yang Terhormat,

To our distinguished
shareholders,

Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha


Kuasa, atas nama Direksi, saya dapat menyampaikan bahwa
selama tahun 2009, Perseroan telah membukukan kinerja
usaha yang membesarkan hati di tengah dinamika kondisi
perekonomian yang semakin membaik. Berbagai tantangan
eksternal sekaligus peluang hadir di sepanjang tahun tersebut,
sehingga mempengaruhi operasional Perseroan. Tantangan
utama adalah imbas krisis global hingga awal tahun 2009,
berupa kontraksi pertumbuhan perekonomian di beberapa
negara ekonomi maju. Peluang yang kemudian muncul adalah
pencarian sumber energi alternatif yang lebih ekonomis
termasuk batubara yang semakin diminati, disertai perbaikan
kondisi perekonomian sejak awal semester ke dua.

With an expression of gratitude to God the Almighty,


on behalf of the Board of Directors I am pleased to
report that in 2009 the Company recorded encouraging
operating results amidst the more favorable economic
condition. External challenges and opportunities facing
us during the year had an effect on the Companys
business operations. The biggest challenge was the
global financial crisis in the beginning of the year as
developed countries experienced economic contraction.
An opportunity arose when the world was seeking a
more economical energy source alternative, including
coal, and economic condition improved starting the
start of second semester.

Perseroan mampu membukukan peningkatan laba bersih


yang signifikan, yaitu naik sebesar 60% mencapai Rp2,7
triliun, serta EBITDA yang meningkat 46,62% mencapai

The Company managed to book a significantly


higher net income of Rp2.7 trillion, showing a
growth of 60% and EBITDA increase of 46.62%
reaching Rp3,844.56 billion compared to 2008
achievement. This result exceeded the Company s
estimate at the beginning of 2009, which proved
that operating efficienc y program was successful
enabling the Company to achieve sustainable
growth and expand business towards an integrated
co a l m i n i n g e ra .

Rp3.844,56 miliar dibandingkan raihan tahun 2008. Kinerja


ini melampaui target Perseroan pada awal 2009 yang
membuktikan keberhasilan program efisiensi operasional
sehingga PTBA mampu mewujudkan pertumbuhan yang
berkelanjutan sekaligus merintis pengembangan usaha
menuju era pertambangan batubara terintegrasi.
Prestasi serta situasi perekonomian yang kondusif di
masa mendatang tersebut memacu kami untuk terus
meningkatkan sistem dan mekanisme kerja yang adaptif
dan terintegrasi. Kami melakukan berbagai inisiatif
dan inovasi strategis guna mendukung pencapaian
visi jangka panjang Perseroan menjadi perusahaan
energi berbasis batubara yang terintegrasi, berdaya
saing tinggi dan memberikan manfaat optimal bagi
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Langkah
tersebut berjalan seiring dengan penerapan strategi
operasional untuk memaksimalkan profitabilitas melalui
peningkatan produksi, peningkatan produk bernilai
tambah dan penekanan biaya, perluasan usaha, serta
akuisisi atas perusahaan-perusahaan tambang batubara
yang potensial.

Pengembangan usaha
demi meraih peluang dan
membangun pertumbuhan
Strategi tersebut kemudian kami jabarkan menjadi 5 (lima)
program strategis untuk mendukung pertumbuhan usaha
yang optimal dan berkelanjutan. Salah satu program
strategis yang kami rintis adalah program pembangunan
PLTU Mulut Tambang. Melalui program ini, Perseroan
menargetk an pemanfaatan sumberdaya batubara
kalori rendah dengan cara yang lebih ekonomis, sekaligus

The more favorable economic condition encouraged


us to implement adaptive and integrated work
system and mechanism. We took various strategic
initiatives and made strategic innovations to support
the Company in realizing its long term vision of
becoming an integrated, competitive coal-based
energy company, and optimizing stakeholders return.
These measures progressed simultaneously with the
implementation of business strategy to maximize
profitability through increasing production, making
more produc ts with added value, reducing cost,
expanding business, and acquiring potential coal
mining companies.

Business Development
to Seize Opportunities
and Expand Business
This strategy was then expanded into five strategic
programs to support optimum and sustainable business
growth. One of the programs we initiated was the
construction of mine mouth thermal power plants.
Through this program the Company seeks to utilize
low-calorie coal resource more economically to support

39

PT Bukit Asam Tbk

40

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Direktur Utama

mendukung upaya Pemerintah meningkatkan pasokan


listrik bagi pembangunan perekonomian nasional. Selain
untuk memperoleh manfaat ekonomis, berupa penyerapan
batubara kalori rendah hingga mencapai 14 juta ton pertahun,
pembangunan PLTU juga ditujukan untuk meningkatkan
efisiensi biaya operasional penambangan melalui substitusi
BBM dengan energi listrik.
Perseroan mempersiapkan pembangunan proyek-proyek
PLTU skala besar yakni PLTU Mulut Tambang Banjarsari
(2 x 100 MW) dan PLTU Mulut Tambang Banko Tengah
(4 x 600 MW). Perseroan juga tengah mempersiapkan
dan membangun tiga PLTU skala kecil, yakni PLTU Mulut
Tambang Tanjung Enim (3 x 10 MW) untuk pemakaian
sendiri yang saat ini telah memasuki tahap konstruksi
dengan bobot pekerjaan di akhir tahun 2009 mencapai
35%. Kemudian PLTU Tarahan (2 x 8 MW), dan PLTU Mulut
Tambang Peranap di Indragiri Hulu.
Program strategis berikutnya adalah pelaksanaan program
merger dan akuisisi tambang guna meningkatkan kapasitas
produksi batubara, di luar areal tambang Tanjung Enim.
Setelah menyelesaikan akusisi 51% saham tambang PT
Internasional Prima Coal (IPC) di Kalimantan Timur yang kini
memasuki tahap produksi percobaan, selama tahun 2009
Perseroan tengah menyelesaikan due dilligence atas kawasan
tambang di Kalimantan dan Sumatera untuk diakusisi atau
dilakukan kerjasama operasi.
Program strategis yang ketiga adalah peningkatan kapasitas
angkut dan bongkar muat batubara sebagai prasyarat
peningkatan volume produksi Perseroan. Program ini
dilakukan dalam kerangka kerjasama dan koordinasi intensif
dengan PT Kereta Api Indonesia (PTKA). Perseroan menggagas
dua rencana peningkatan kapasitas angkut produk batubara.
Rencana pertama, dilakukan melalui pembentukan
perusahaan patungan PTBA dan PTKA, yang kelak mengelola
dan mengoperasikan tambahan lokomotif dan gerbong
angkut khusus batubara menggunakan jalur rel saat ini.
Target volume angkutan yang ditetapkan adalah sebesar

the government secure bigger electricity supply for


national economic development. Besides giving
economic benefits, i.e. utilization of low-calorie coal
up to 14 million tons per year, the construction of TPP
was meant to improve efficiency of mine operating
costs by substituting electricity for oil fuel.
The Company made preparation for the construction
of large scale TPP projects, which were Banjarsari Mine
Mouth TPP (2 x 100 MW) and Banko Tengah Mine Mouth
TPP (4 x 600 MW). The Company is also building three
small scale TPPs, i.e. Tanjung Enim Mine Mouth TPP
(3 x 10 MW) for the Companys own use, currently in
progress and 35% completed at the end of 2009. Also
the construction of Tarahan TPP (2 x 8 M W) and Peranap
Mine Mouth TPP in Indragiri Hulu.
The nex t strategic program was the merger and
acquisition of other mines to step up coal production
capacity outside Tanjung Enim mining area. After
acquiring 51% shares of PT Internasional Prima Coal (IPC)
in East Kalimantan, which is currently at trial production
stage, in 2009 the Company conducted due diligence for
mining areas in Kalimantan and Sumatera for acquisition
or joint operation.
The third strategic program was to enhance coal
loading and transporting capacity as a pre-requisite
of boosting the Companys production volume. This
program was implemented in collaboration with PT
Kereta Api Indonesia (PTKA). The Company proposed
two plans to increase coal transporting capacity. The
first plan was carried out by setting up a joint venture
company between PTBA and PTKA to manage and
operate additional locomotives and coal transporting
coaches on the existing railway track. Loading
volume target is set at 20 million tons per year to
Tarahan (Lampung) and 2,7 million tons to Kertapati
(gradually increased). The establishment of a joint

Realisasi kerja sama dengan PTKA akan meningkatkan


kapasitas angkut batubara melalui jalur KA eksisting
menjadi sebesar 22,7 juta ton per tahun.
The collaboration with PTKA will increase coal loading capacity by the existing
railway to 22.7 million tons per year.

Report from the President Director

20 juta ton pertahun ke Tarahan (Lampung) dan 2,7 juta ton


ke Kertapati (kenaikan bertahap). Rencana pembentukan
perusahaan patungan ini di perkirakan membutuhkan
waktu lama dikarenakan adanya upaya pembebasan pajak
atas inbreng aset PTKA. Untuk mengamankan rencana
peningkatan kapasitas angkut ini Perseroan kemudian
menanda-tangani perjanjian angkutan batubara jangka
panjang dengan PTKA pada Oktober 2009 dengan volume
angkut total naik secara bertahap menjadi sebesar 22,7 juta
ton pada tahun 2014.
Rencana kedua, dilakukan dengan membangun jalur KA
baru, melalui pembentukan perusahaan baru PT Bukit
Asam Transpacific Railway (PT BATR) yang melibatkan
PTBA, PT Transpacific Railway Infrastructure/TRI dan China
Railway Engineering. Jalur baru sepanjang 307 km ini akan
menghubungkan Tanjung Enim Srengsem (Lampung),
dengan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun.
Pada bulan Oktober 2009, proyek ini telah mendapatkan
persetujuan prinsip pembangunan jalur Perkeretaapian
Khusus dari Menteri Perhubungan RI. Saat ini, PT BATR
telah menandatangani kontrak EPC dan O&M (Operator and
Maintenance) untuk proyek dengan China Railway Group
Limited yang dimiliki 100% oleh CREC. Dengan demikian
pada saatnya nanti, Perseroan akan mampu memenuhi
target pengangkutan dan penjualan melalui sarana kereta
api hingga 47,7 juta ton per tahun.
Program strategis ke-empat adalah mengembangkan
industri Coal Bed Methane (CBM), memanfaatkan potensi
cadangan yang berkisar 0,8-2,6 triliun cubic feet (TCF) di
Tanjung Enim, dengan perkiraan produksi adalah sebesar
50 juta cubic feet gas per hari (50 MMSCF/day). Proyek ini
dilakukan bekerjasama dengan PT Pertamina EP (melalui PHE
Metra Enim) dan Arrow Energy, yang telah berpengalaman
dalam menangani proyek serupa di Australia.
Program strategis ke -lima adalah pengembangan
angkutan batubara melalui laut. Rencana ini ditujukan
untuk memenuhi komitmen pengiriman batubara kepada
pelanggan. Seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri
ESDM No 28 tahun 2009 mengenai Pelaksanaan Usaha Jasa
Penambangan, Perseroan kini mengkaji dengan seksama
keterkaitannya dengan rencana pendirian anak usaha
angkutan batubara melalui laut.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

venture company is expected to take a long time as


process is under way to obtain tax exemption for the
assets brought in by PTKA. To secure this plan the
Company entered into a long term coal transporting
agreement with PTKA in October 2009 with a gradually
increasing total loading volume to reach 22.7 million
tons in 2014.
The second plan is to be carried out by constructing
n e w r a i l w a y t r a c k t h r o u g h a n e w c o m p a n y, P T
Buk it Asam Transpacific Railway (PT BATR) whose
s h a r e h o l d e r s a r e P T B A , P T Tr a n s p a c i f i c R a i l w a y
Infrastructure/TRI and China Railway Engineering
Corporation (CREC). The new 307-km track connects
Tanjung Enim and Srengsem (Lampung), at a loading
c a p a c i t y o f 2 5 m i l l i o n to n s p e r ye a r. I n O c to b e r
2009, the projec t received approval in pr inciple
to build Special Railway Track from the Minister of
Transportation. At the moment PT BATR has signed
EPC and O&M (Operator and Maintenance) contracts
for a project with China Railway Group Limited that
is 100% owned by CREC. In time, the Company will
be able to reach the target of transpor tation and
sales by railway system to the amount of 47.7 million
tons per year.
The fourth strategic program was to develop Coal Bed
Methane (CBM) industry, utilizing potential reserves
of 0.8-2.6 trillion cubic feet ( TCF) in Tanjung Enim,
at an estimated production of 50 million cubic feet
gas per day (50 MMSCF/day). This project is a joint
operation with PT Pertamina EP (through PHE Metra
Enim) and Arrow Energy, which is experienced in
managing similar projects in Australia.
The fifth strategic program was the development of
coal transportation by sea. This plan is designated to
secure the Company operations to meet its delivery
commitment to customers. Following the issuance
of the M inister of Energy and M ineral Resources
R e g u l a t i o n N o 2 8 ye a r 2 0 0 9 c o n c e r n i n g M i n i n g
Services Business, the Company is currently reviewing
the relevance of this Regulation to the Companys plan
to set up subsidiary in coal transportation by sea.

41

PT Bukit Asam Tbk

42

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Direktur Utama

M e n g i n g a t b e s a r ny a n i l a i m a u p u n a r t i p e n t i n g
keseluruhan proyek-proyek tersebut bagi kelangsungan
dan kinerja Perseroan di masa mendatang, Manajemen
terus mengikuti serta melakukan tindakan antisipatif
yang diperlukan dengan pengawasan dan arahan Dewan
Komisaris agar proyek dapat terwujud sesuai jadwal
yang ditetapkan.

Bersama mitra
membangun kinerja
Lokasi tambang yang terletak jauh dari pelabuhan,
membuat hubungan strategis dengan PTKA semakin
vital. Kerjasama strategis dengan PTKA selama tahun 2009
telah menghasilkan peningkatan daya angkut kereta api
menjadi 10,5 juta ton atau tumbuh 1,6% dibandingkan
tahun 2008.
Seiring dengan perbaikan daya angkut kereta api,
Perseroan berhasil meningkatkan produksi batubara
hingga mencapai 11,6 juta ton, naik 7,4% dari posisi 10,8
juta ton pada tahun 2008. Untuk mendukung pencapaian
target volume penjualan, selain meningkatkan hasil
produksi batubara dari tambang milik sendiri, Perseroan
melakukan pembelian batubara hingga mencapai 574,8

Considering the magnitude of the value and the


s i g n i f i c a n c e o f t h e s e p ro j e c t s t o t h e c o n t i n u e d
business operations of the Company, the Management
constantly paid serious attention and took anticipatory
measures with the supervision and direction of the
Board of Commissioners with regard to anything that
may affect the realization of the projects.

Collaboration with Partners


As the mine is located at a distance from the port, a
strategic relation with PTKA is becoming more vital.
In 2009 strategic joint operation with PTKA increased
railway loading capacity to 10.5 million tons or up 1.6%
compared to 2008.
The hike in railway transporting capacity boosted
the Companys coal production to 11.6 million tons,
escalating 7.4% from 10.8 million tons in 2008. In an
effort to facilitate the achievement of sales volume
target, besides raising coal production from own mines,
the Company made a purchase of 574.8 thousand
tons, or a decrease of 62.6% from 1.5 million tons
in 2008. This decline was due to the relatively low

Report from the President Director

ribu ton, atau turun 62,6% dari volume sebesar 1,5 juta ton
di tahun 2008. Penurunan ini seiring dengan masih relatif
rendahnya permintaan pasar, terutama pasar domestik
akibat belum selesainya seluruh pembangunan PLTU
10.000 MW tahap pertama. Pembelian dilakukan melalui
anak perusahaan yaitu PT Bukit Asam Prima (PT BAP).
Dari hasil produksi maupun pembelian batubara tersebut,
pada tahun 2009 Perseroan berhasil mempertahankan
volume penjualan batubara, pada angka 12,5 juta ton
turun 2,4% dari volume penjualan tahun 2008 lalu.
Penjualan ini terdiri atas penjualan domestik sebanyak
8,1 juta ton dan ekspor sebanyak 4,4 juta ton.
Penerapan strategi berkelanjutan dan kerja keras seluruh
komponen, disertai peningkatan harga jual membuat
Perseroan berhasil meningkatkan pendapatan usahanya
menjadi sebesar Rp8,9 triliun, naik 24% dari posisi Rp7,2
triliun di tahun 2008, melebihi target kinerja keuangan
Perseroan untuk tahun 2009.
Program efisiensi operasional yang dilaksanakan dengan
komitmen tinggi, membuat Perseroan berhasil menekan
biaya operasional sehingga pada tahun 2009 laba bersih
meningkat lebih tinggi dari peningkatan pendapatan, yakni
naik 60% dari Rp1,7 triliun di tahun 2008 menjadi sebesar
Rp2,7 triliun. Dengan hasil tersebut, maka laba per saham
Perseroan tahun ini naik 60% menjadi Rp1.184 per saham
dari nilai sebelumnya, sebesar Rp741 per saham.
Seluruh program kerja dan raihan kinerja operasional
tersebut, telah membangkitkan antusiasme para investor
di pasar modal, sehingga harga saham Perseroan kembali
meningkat tajam dan ditutup pada posisi Rp17.250 per
saham, naik hingga 150% dari posisi harga di akhir tahun
2008 sebesar Rp6.900 per saham.

Pengembangan Sumber
Daya Manusia
Kami menyadari, bahwa berbagai prestasi dan keberhasilan
yang dicapai oleh Perseroan merupakan hasil kerja keras
dan dedikasi seluruh pegawai sebagai aset potensial dan
human capital perusahaan. Oleh karena itu, Perseroan
menerapkan program peningkatan kompetensi
secara berkesinambungan sekaligus melaksanakan
pengembangan karir berbasis kompetensi. Perseroan
memperkenalkan Key Performance Indicators (KPI) dan
Balanced Scorecard sebagai sarana untuk mengukur
kompetensi dan k inerja individual, team maupun
divisional untuk menetapkan jenjang karir seseorang
berikut remunerasi yang sepadan dengan tanggungjawab yang diembannya.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

market demand, particularly domestic market pending


completion of the construction of first phase 1000 MW.
The purchase was made through subsidiary, PT Bukit
Asam Prima (PT BAP).
With the production and purchase of coal, in 2009 the
Company maintained its sales volume at 12.5 million
tons, decreased 2.4% from sales volume in 2008. Sales
consisted of domestic 8.1 million tons and export 4.4
million tons.
The sustainable strategy and concer ted effor ts of
all components in the Company in boosting sales
volume accompanied by selling price hike allowed
the Company to improve operating income to Rp8.9
trillion, posting a growth of 24% from the previous
year position of Rp7.2 trillion, exceeding the financial
result estimate for 2009.
The Company was strongly committed to
implementing operating efficienc y program, and
the result was reduction in operating expenses. So
that in 2009 increase of net income was higher than
increase of income, posting a growth of 60%, from
Rp1.7 trillion in 2008 to Rp2.7 trillion. With this result,
earning per share rose 60% to become Rp1,184 per
share from Rp741 per share previously.
The work program and operating result boosted the
enthusiasm of capital market players, and PTBA share
price posted a sharp gain and closed at Rp17,250 per
share, or an increase of 150% from 2008 closing price
of Rp6,900 per share.

Human Resource Development


We realize that the achievements of the Company were
made possible by the hard work and dedication of all
employees as potential assets and human capital of the
Company. Therefore, the Company continuously enhances
human resource competence and provides performancebased career development program. The Company
introduced the use of Key Performance Indicators (KPI)
and Balanced Scorecards as tools to measure individual,
team and division competence and performance, to
determine each employees career path and remuneration
commensurate with his or her responsibilities.
Considering the big plan that lies ahead and the human
resource demography of the Company at the moment,
we have taken measures to allow regeneration by

43

PT Bukit Asam Tbk

44

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Direktur Utama

Terkait dengan rencana besar di masa mendatang dan


kondisi demografi SDM Perseroan saat ini, ditahun 2009
kami telah melakukan antisipasi regenerasi dengan
merekrut 117 tenaga baru dari jenjang pendidikan
Strata-1 dengan bantuan konsultan independen.
Perseroan kemudian menyiapkan serangkain program
training terpadu, Kami sebut Graduate Development
Program (GDP), untuk menyiapkan kompetensi para
pegawai baru ini agar siap di bidangnya di masa
mendatang. Seluruh pegawai kemudian dibekali dengan
training motivasi, diantaranya melalui program ESQ,
guna menumbuhkan tri-logi kecerdasan, yaitu spiritual,
emosi dan intelektual.

Peningkatan Implementasi
Tata Kelola
Kami menyadari bahwa seluruh pancapaian kinerja
operasional tersebut akan dapat dipertahankan secara
berkesinambungan apabila Perseroan mampu secara
konsisten meningkatkan kaidah-kaidah tata kelola yang
baik. Sebagai wujud komitmen penerapan praktek GCG
tersebut, pada tahun 2009 Perseroan menyelesaikan
telaahan dan penyusunan kembali Pedoman GCG.
Langkah tersebut diawali dengan menggali dan membangun
kembali nilai-nilai dan budaya perusahaan dengan menetapkan
suatu standar nilai, etika dan budaya sebagaimana tertuang
dalam Kode Etik serta Buku Budaya Perusahaan. Seluruh
pranata terkait dengan etika perilaku yang sebelumnya telah
tertanam pada setiap insan perusahaan digali lagi, di-revaluasi
dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Dengan
selesainya penyusunan manual GCG, yang terdiri dari GCG
Code, Board Manual, Code of Conduct dan Kebijakan Penunjang,
kini Perseroan memiliki panduan lengkap dalam program
peningkatan kualitas implementasi atau best practices - GCG
seiring dengan perkembangan usaha dan tuntutan industri
di masa mendatang.

Kepedulian Masyarakat,
Wujud Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Kepedulian Perseroan terhadap kesejahteraan masyarakat
sekitar dirancang untuk menggali dan menumbuhkan
potensi masyarakat agar mampu berkembang bersama
Perseroan. Sesuai dengan azas dan filosofi Perusahaan
sebagai aset bangsa yang mengutamakan pertumbuhan
bersama masyarakat, Perseroan terus menjalin hubungan
yang harmonis dengan masyarakat sekitar. Dalam
melaksanakan CSR ini, Perseroan telah menetapkan
komitmen jangka panjang, terdiri atas enam fokus
kegiatan meliputi (i) kegiatan ekonomi, (ii) lingkungan,
(iii) hak asasi manusia, (iv) praktek ketenaga kerjaan

recruiting 117 new staff members of graduate level with


the assistance of an independent consultant. Further,
the Company provided a series of integrated training
program, called Graduate Development Program (GDP),
to groom the new recruits for their respective fields. All
employees were given motivation training, one of which
was ESQ program, to develop trilogy of intelligence, i.e.
spiritual, emotional and intellectual.

Intensified Implementation
of Corporate Governance
We are aware of the fact that the overall operating
achievements can be maintained if the Company
is able to consistently enhance its good corporate
governance principles. As a reflection of its
commitment to implementing these GCG principles,
in 2009 the Company finalized reviewing and
rewriting the GCG Guidelines.
The Company started with reviewing and restating
corporate values and culture in Corporate Code of
Conduc t and Cor porate Culture. All convic tions
o f c o d e o f c o n d u c t a re e x a m i n e d, re - e v a l u a t e d
and disseminated to all employees. With the
completion of GCG Guidelines, consisting of
G CG Co d e, B o a rd M a n u a l, Co d e o f Co n d u c t a n d
Additional Policies, now the Company has a
co m p l e te g u i d e to a p p l y i n g G CG b e s t p ra c t i ce s
in line w i t h b u s i n e s s d e v e l o p m e n t a n d f u t u r e
m a r k e t demand.

Concern for the Community


Reflection of Corporate
Social Responsibility
The Companys concern for the neighboring community
we l l - b e i n g i s re f l e c t e d i n t h e p ro m o t i o n o f t h e
community potentials to grow along with the Company.
In accordance with the norms and philosophy of the
Company being a national asset that prioritizes growth
with the community, the Company continues fostering
a harmonious relationship with the local community.
In fulfilling its CSR function, the Company establishes
three long term commitments, focusing on six areas:
(i) economy, (ii) environment, (iii) human rights, (iv)
employment practices and proper work conditions, (v)
product responsibiity and (vi) society.
On the economic side, the program implemented
includes developing partnership with small businesses
and cooperatives, by way of providing management

Report from the President Director

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Untuk mendukung peningkatan penjualan, angkutan


batubara melalui kereta api akan Kami tingkatkan 400%
menjadi sebesar 47,7 juta ton, dari 11 juta ton per tahun.
To step up sales, we will increase railway transportation of coal
by 400% to 47.7 million tons from 11 million tons per year.

dan kelaikan kerja, (v) tanggung jawab produk dan (vi)


kemasyarakatan.
Di bidang ekonomi, program yang dilaksanakan meliputi
pengembangan pola kemitraan usaha kecil dan koperasi,
dilakukan dengan memberikan pelatihan manajemen dan
kewirausahaan serta bantuan dana bergulir bagi usaha
kecil dan koperasi yang tersebar di wilayah operasional
Perseroan. Pengembangan tersebut diharapkan akan
menjadi fasilitator dan akselerator bagi pertumbuhan
usaha kecil yang membawa dampak berganda (multiplier
effect) te r h a d a p k e m a n d i r i a n d a n k e s e j a hte ra a n
masyarakat di sekitar lingkungan Perseroan. Total dana
yang digulirkan oleh Perseroan melalui PKBL pada tahun
2009 mencapai total Rp17 miliar.

Komitmen kepada
Pelestarian Lingkungan
Di bidang lingkungan, Perseroan secara komprehensif
menerapkan falsafah Berkembang Harmonis Bersama
Lingkungan. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan
menerapkan serangkaian program rehabilitasi lingkungan
purna tambang yang dirancang bersama konsultan
independen serta menggunakan sistem terakreditasi ISO
14001:2004. Perseroan bahkan telah melangkah lebih jauh
dan menjadi pelopor dalam hal pelestarian lingkungan
dan rehabilitasi pascatambang dengan menetapkan
serta merancang daerah pascatambang seluas 5.934 ha
menjadi Taman Hutan Raya Enim.
Semua upaya tersebut sekaligus merupakan jawaban
terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat dunia
akan terciptanya lingkungan hidup yang lebih
baik untuk kehidupan mendatang. Hasil nyata di
tahun 2009 adalah meningkatnya peringkat Proper
Perseroan dari Kementerian Lingkungan Hidup, dari
Biru menjadi Hijau.

Pandangan Ke depan
Seiring dengan atmosfir perekonomian global maupun nasional
yang semakin kondusif serta kecenderungan permintaan

and entrepreneurship training and disbursing revolving


funds to small businesses and cooperatives throughout
the Companys operating areas. Such development is
expected to serve as facilitator and accelerator in the
growth of small businesses with multiplier effect to the
self-reliance and welfare of the local community. Total
fund disbursed by the Company through Partnership
and Community Development Program in 2009 reached
a total of Rp17 billion.

Commitment to Environmental
Conservation
The Company practises a comprehensive philosophy
of Growing in Harmony with the Environment. This
commitment was turned into reality by a series of
rehabilitation program towards post-mining area
designed jointly with an independent consultant
using ISO 14001:2004 accredited system. The Company
has even taken a step further and become a pioneer
in conserving the environment and rehabilitating
post-mining areas by designating and designing postmining area of 5,934 Ha to be converted into a Grand
Forest Park.
All these efforts are in response to growing world
demand for a better living environment of the future.
Real accomplishment in 2009 was the improvement of
Proper rating from Blue to Green as designated by the
Department of Environment.

Future Outlook
Against a backdrop of global and national economic
recover y and rising coal demand, the Board of
Commissioners and Board of Directors wrote Annual
Budget and Work Program for 2010 that set a series
of optimum target in line with the Corporate Long
Term Plan also completed in 2009.
The Board of Directors is of the opinion that opportunities
for developing, expanding and increasing sales volume

45

PT Bukit Asam Tbk

46

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Direktur Utama

batubara yang meningkat, Dewan Komisaris dan Direksi telah


merampungkan penyusunan RKAP 2010 yang menargetkan
serangkaian sasaran yang optimal selaras dengan RJPP yang
telah selesai diformulasikan di tahun 2009.
Direksi berpendapat bahwa peluang bagi pengembangan,
perluasan dan peningkatan volume penjualan batubara
Perseroan akan semakin terbuka. Dari sisi permintaan
domestik, penyelesaian proyek PLTU tenaga batubara
berkapasitas total 10.000 MW tahap pertama akan menjadi
key driving support bagi berputarnya roda perekonomian
nasional. Pencanangan proyek PLTU 10.000 MW tahap kedua
akan semakin meningkatkan roda perekonomian nasional
dan meningkatkan secara signifikan kebutuhan batubara
di tanah air. Sementara dari sisi permintaan pasar ekspor,
perbaikan kondisi perekonomian global akan meningkatkan
permintaan batubara di kawasan Asia Selatan maupun China
seiring dengan pesatnya pertumbuhan perekonomian di
kawasan tersebut.
Sebagai perusahaan yang memiliki visi untuk menjadi
perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan,
Perseroan berada dalam posisi yang lebih baik untuk meraih
peluang dalam memenuhi kebutuhan yang meningkat
tersebut, mengingat besarnya cadangan sumber daya yang
dimiliki maupun keberagaman kandungan jenis batubara.
Kami yakin bahwa melalui harmonisasi pelaksanaan strategi,
dukungan SDM yang kompeten serta komitmen implementasi
GCG tersebut, Perseroan akan mampu memenuhi target
yang ditetapkan. Oleh karena itu kami mengajak seluruh
komponen personal Perseroan untuk senantiasa berfikir lebih
cerdas dan bekerja lebih keras serta berusaha dengan ikhlas
dalam menghadapi setiap tantangan dan memanfaatkan
peluang yang akan bersama-sama dihadapi pada tahuntahun mendatang.
Melalui kerjasama sinergis dan bahu-membahu bersama
seluruh pihak yang terkait, dengan payung kebijakan
Pemerintah yang efektif dan niat pengabdian yang tulus
dari seluruh jajaran manajemen dan karyawan, kami optimis
bahwa Perseroan mampu mewujudkan tujuan besar menuju
Era PTBA Emas.

are in the picture. In terms of domestic demand, the


completion of first phase coal-fired TPP with total capacity
of 10,000 MW will become the key driving force to get
the national economy rolling. The planned building of
second phase coal-fired TPP will give an even bigger
push to the countrys economy and significantly raise
domestic coal demand. On the export side, improving
global economy will boost coal demand in South Asia
and China as a consequence of the fast growing economy
in that region.
As an enterprise that has a vision of becoming
a n e nv i ro n m e n t a l l y f r i e n d l y co a l - b a s e d e n e rg y
company, the Company is on a better footing to
seize the opportunity for meeting the rising demand,
considering the abundant reserves and diverse type
of coal content it has on hand.
We are confident that through a streamlined adoption
of business strategy, competent human capital and
commitment to implement GCG, the Company will
be in a position to reach the established targets.
Therefore, we encourage all personnel of the
Company to always think smarter and work harder
and be prepared to face any challenge and seize
ever y oppor tunity we will be facing as a team in
the years to come.
Through working hand-in-hand synergically with all
parties concerned, guided by effective government
policy and inspired by genuine dedication of
a l l m e m b e r s o f m a n a g e m e n t a n d s t a f f, w e a r e
optimistic that the Company is on its way towards
PTBA Golden Era.

Report from the President Director

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Penutup

Closing

Mewakili Direksi Perseroan, saya ingin menyampaikan rasa


terima kasih kepada Dewan Komisaris atas pengarahannya
kepada Direksi. Penghargaan yang sama juga disampaikan
kepada pemegang saham, pelanggan dan mitra usaha atas
dukungan, kepercayaan dan kerjasamanya. Begitu pula
kepada seluruh karyawan yang telah dengan penuh dedikasi
menjadikan kerja sebagai ibadah, yang memungkinkan
Perseroan meraih kinerja usaha yang menggembirakan di
tengah kondisi yang penuh tantangan.

On behalf of the Board of Directors, I wish to thank


the Board of Commissioners for its supervision and
guidance. We also convey our appreciation to the
s h a r e h o l d e r s, c u s t o m e r s, a n d p a r t n e r s fo r t h e i r
patronage, trust and cooperation. All of the employees
deser ve our appreciation for their dedication and
ser vices that enabled the Company to achieve
encouraging results of operations amidst straining
economic condition.

Pu r n a k at a , u c a p a n te r i m a k a s i h k e p a d a j a j a ra n
Pemerintah Pusat dan Daerah atas dukungannya berupa
penciptaan suasana kondusif bagi perkembangan
industri batubara nasional, serta seluruh pemangku
kepentingan PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang selalu
memberikan kerjasama terbaiknya bagi pertumbuhan
kinerja Perseroan yang berkelanjutan.

In closing, our thanks to the Central and Regional


Government who supported us by creating a condition
conducive to the development of national coal industry.
Last but not least, all stakeholders of PT Bukit Asam
(Persero) Tbk who faithfully gave their best support for
the sustainable growth of the Company.

Atas nama Direksi,


On behalf of the Board of Directors,

Ir Sukrisno
Direktur Utama
President Director

47

PT Bukit Asam Tbk

48

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan
Pengelolaan
Operasional
Operational
Management
Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Operational Management Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

RENCANA STRATEGIS PERSEROAN

CORPORATE STRATEGIC PLAN

Seiring perkembangan perekonomian Indonesia maupun


global beberapa tahun terakhir dan peningkatan kebutuhan
sumber energi, terutama batubara, Perseroan telah
menuntaskan penyusunan Rencana Strategis Perseroan.
Rencana tersebut disusun berdasarkan lanskap kondisi
perekonomian global dan makro ekonomi Indonesia pada
kurun waktu 2009-2013.

To re s p o n d to t h e wo r l d a n d n at i o n a l e co n o m i c
development and the increasing demand for energy
recourses in the last few years, the Company has
formulated its Corporate Strategic Plan. The Plan
is based on global and Indonesian macro-economic
forecast over a period between 2009 and 2013.

Rencana Strategis Perseroan yang terdiri dari enam strategi


operasional utama yang merupakan penjabaran dari Visi
dan Misi Perseroan yang akan dicapai pada kurun waktu
2009-2013 untuk menjamin pencapaian target-target yang
ditetapkan, yakni:

Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan


batubara
Strategi operasional ini dimaksudkan untuk mengatasi
hambatan transportasi, yakni keterbatasan daya angkut
kereta-api sebagai satu-satunya sarana angkut paling
ekonomis. Program yang dilakukan adalah melalui
peningkatan daya angkut dari jaringan yang sudah ada dan
peningkatan kapasitas pelabuhan. Sedang peningkatan
produksi dan penjualan dilakukan melalui optimasi kinerja
unit bersangkutan.
Fokus pada proyek-proyek pengembangan skala 1
Perseroan fokus pada pembangunan jaringan angkutan
kereta api baru dan pelabuhan, pengembangan tambang
International Prima Coal (IPC), pengembangan tambang
Peranap, pengembangan tambang-tambang lainnya,
pembangunan PLTU milik sendiri, pengembangan angkutan
laut batubara serta akuisisi tambang berpotensi.
Restrukturisasi Korporasi
Dilakukan melalui pendirian anak-anak perusahaan yang
menangani bisnis non-core.
Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM dan
menciptakan budaya korporasi yang mengutamakan
kinerja
Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja
(performance based reward)
Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan
lingkungan.

Six main operating strategies of the Strategic Plan are


the elaboration of the Companys Vision and Mission
to be accomplished in 2009-2013, which are:

Focus on the growth of coal production and sales


This is to overcome transporation problem that
lies in the limited loading capacity of train being
the only low-cost means of transport. This would
mean increasing the loading capacity of existing
railway system and the por t handling capacity.
Stepping up production and sales is carried out
by optimizing the work of related units.
Focus on development projects scale 1
The Company concentrates in constructing new
railway tracks and ports, developing Internasional
Prima Coal (IPC), Peranap and other mines, installing
own thermal power station, developing coal sea
transport and acquiring potential mines.
Corporate Restructuring
This is done through setting up subsidiaries that
handle non-core business.
Boost the competency and regeneration of human
resources as well as promote a performance-based
corporate culture.
Promote a per formance-based reward system
I mprove per formance rating in environmental
management.

49

PT Bukit Asam Tbk

50

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Pengembangan usaha terintegrasi


untuk menjamin peningkatan kinerja
berkelanjutan.
An integrated business development to ensure
sustainable performance.

Operational Management Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pengembangan Usaha

Business Development

Untuk menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang


berdaya saing dan memberikan nilai optimal kepada
para stakeholder, Perseroan melakukan pengembangan
usaha berkelanjutan, dengan target jangka panjang
untuk mencapai era PTBA Emas. Untuk mewujudkan
target tersebut, Perseroan melakukan berbagai langkah
pengembangan usaha dengan sasaran meningkatkan
produksi, meningkatkan penjualan, memperluas pemasaran
produk batubara serta memanfaatkan secara optimal potensi
cadangan sumber dayanya yang berlimpah.

In keeping with the corporate vision of becoming a


highly competitive coal-based energy company and
maximizing stakeholders return, the Company seeks
to develop its business continuously with a long-term
target is towards PTBA Golden Era. The Company takes
business development measures aiming to step up
production and sales, expand coal product marketing
area, and capitalizing on its abundant coal reserves
and resources.

Berbagai langkah aksi korporasi untuk meningkatkan produksi


dan mengatasi kendala-kendala yang selama ini membatasi
kemampuan Perseroan untuk meningkatkan volume penjualan
maupun produksi batubara yang dilakukan sepanjang tahun
2009 dan upaya pengembangan usaha yang telah dirintis
tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Various corporate actions have been taken to boost


production and overcome the long standing obstacles
that have limited the Company s ability to increase
produc tion and sales. The year 2009 witnessed
the following corporate actions and business
development effor ts that had ac tually star ted in
the preceding years:

Akuisisi Kuasa Pertambangan (KP)

Acquisition of Mining Concession

Salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan


produksi batu-bara adalah melalui akuisisi perusahaan
tambang, sebagai sumber alternatif produksi batubara, di
luar areal tambang di Tanjung Enim dan Ombilin. Akuisisi
pertama KP dilakukan pada bulan September 2008, melalui
kepemilikan sebesar 51% saham PT Internasional Prima Coal
(IPC) yang berlokasi di Kalimantan Timur dengan nilai transaksi
sebesar USD 17,85 juta. Menurut taksiran Perseroan, kawasan
ini memiliki sumber daya batubara sebesar 45 juta ton.

A strategy implemented to increase coal production


is the acquisition of new mines as alternative coal
production sources outside the mining area of
Tanjung Enim and Ombilin. The first acquisition of
MC was accomplished in September 2008 through
tak ing over a 51% ownership of PT Internasional
Pr i m a Co a l ( I P C ) l o c ate d i n K a l i m a nt a n Ti m u r at
a transaction value of US$ 17.85 million. The
Company estimates this area has coal reser ves of
45 million tons.

Tahun 2009, IPC telah berhasil memproduksi batu-bara dengan


volume sebesar 57.912 ton. Target produksi IPC akan terus
ditingkatkan hingga mencapai 1,5 2 juta ton per tahun.

Peningkatan Volume Angkutan Batubara


Lokasi areal penambangan batubara Perseroan yang relatif
jauh dari pelabuhan, membuat kereta api menjadi sarana
angkutan utama batubara yang paling ekonomis. Sebagai
konsekuensinya, Perseroan melaksanakan berbagai upaya
untuk meningkatkan kapasitas angkutan kereta api karena
setiap peningkatan produksi dan penjualan batubara Perseroan
harus selalu dikaitkan dengan kemampuan angkut produk
melalui jalur kereta api ini.
Dimulai tahun 2008 lalu, Perseroan menjalankan dua
skenario utama peningkatan volume angkutan batubara.
Pertama, melakukan optimasi dan peningkatan daya
angkut melalui jalur kereta-api yang telah ada. Kedua,
merintis pembangunan jalur kereta-api baru dari areal
tambang ke pelabuhan muat yang memungkinkan
penjualan produk batubara secara efisien, ekonomis dan
memberikan hasil maksimal bagi Perseroan.

In 2009, IPC produced 57,912 tons of coal and would


continue building up its production to reach 1.5 2
million tons per year.

Increase of Coal Transport Volume


The Companys coal mines are located relatively far from
the ports, making trains the most economical means of
transport. Consequently, the Company takes several
measures to improve the train loading capacity because
increasing coal production and sales is always related
to the loading capacity of the railway facility.
In 2008, the Company made two major scenarios to
increase coal transport volume. First, maximizing the
loading capacity of the existing railway tracks. Second,
pioneering the construction of new railway tracks from
the mining area to the loading port that will facilitate
efficient, economical coal sales and bring maximum
return to the Company.

51

PT Bukit Asam Tbk

52

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Upaya pertama, adalah meningkatkan secara bertahap


kapasitas angkut kereta api eksisting dari Tanjung Enim ke
Pelabuhan Tarahan menjadi 20 juta ton dan dari Tanjung
Enim ke Kertapati menjadi 2,7 juta ton, sehingga total
kapasitas angkut menjadi 22,7 juta ton per tahun. Salah
satu alternatif yang dilakukan adalah pembentukan
perusahaan patungan antara PTBA dengan PT Kereta Api
Indonesia (PTKA), setelah mendapat persetujuan RUPSLB
tertanggal 28 Mei 2008. Skema ini mensyaratkan adanya
pajak pengalihan aset yang harus diselesaikan oleh
PTKA yang hingga kini masih dalam proses.

First effort, gradually increasing the existing railway


loading capacity from Tanjung Enim to Tarahan Port
to reach 20 million tons and from Tanjung Enim to
Ker tapati to reach 2.7 million tons, mak ing total
l o a d i n g c a p a c i t y o f 2 2 . 7 m i l l i o n t o n s p e r ye a r.
One alternative taken was forming a joint venture
company between PTBA and PT Kereta Api Indonesia
(PTKA), with the approval of Extraordinary General
Meeting of Sharesholders (EGMS) dated 28 May 2008.
This scheme requires that PTKA settle the outstanding
payment of assets transfer tax.

Sebelum perusahaan patungan tersebut efektif beroperasi,


melakukan langkah antisipatif melalui penandatanganan
Perjanjian Angkutan Batubara Jangka Panjang (Coal
Transport Agreement /CTA) dengan PTKA pada Oktober

In anticipation of the effective operation of the joint


venture company, the Company and PTKA signed Coal
Transport Agreement in October 2009 which would be
effective from 1 January 2010 to 31 December 2029.

2009 yang berlaku mulai 1 Januari 2010 sampai dengan


31 Desember 2029.
Dalam perjanjian tersebut, mulai tahun 2010, PTKA
menyanggupi untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara
melalu jalur yang sudah ada, Tanjung Enim-Tarahan dan
Tanjung Enim-Kertapati, secara bertahap menjadi sebesar
22,7 juta pada akhir tahun 2014. Perjanjian tersebut juga
mengatur dan menyepakati formula tarif tertentu dan
memberlakukan sistem Take or Pay.
Upaya kedua, dilakukan melalui pembentukan perusahaan
baru, setelah mendapat persetujuan RUPSLB tanggal
28 Mei 2008, yakni PT Bukit Asam Transpacific Railway,
melibatkan PTBA, PT Transpacific Railway Infrastructure/TRI
dan China Railway Engineering Corporation (CREC), yang
akan membangun jalur KA baru. Jalur baru sepanjang 307
km ini akan menghubungkan Tanjung Enim Srengsem
(Lampung), dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta
ton per tahun.
Pendirian perusahaan angkutan baru ini juga dimaksudkan
untuk mendukung peningkatan produksi batubara Perseroan.
Selain membangun jalur kereta api, perusahaan patungan
ini juga akan membangun pelabuhan khusus batubara di
Srengsem, Lampung.
Proyek ini telah mendapatkan persetujuan prinsip dari
Gubernur Lampung pada 22 September 2008 dan persetujuan
prinsip dari Gubernur Sumsel tanggal 13 Oktober 2008 dan
pada Oktober 2009, proyek ini juga telah memperoleh
persetujuan prinsip pembangunan jalur Perkeretaapian
Khusus dari Menteri Perhubungan RI.

Under the agreement, star ting 2010, PTKA will


i n c re a s e t h e c o a l l o a d i n g c a p a c i t y t h ro u g h t h e
existing tracks, Tanjung Enim-Tarahan and Tanjung
Enim-Kertapati, gradually to reach 22.7 million tons
by yearend 2014. The agreement also fixes and agrees
upon a certain tariff formula and enforce Take or
Pay system.
Second effort, setting up a new company, with the
approval of EGMS dated 28 May 2008, which are PT
Bukit Asam Transpacific Railway, involving PTBA, PT
Transpacific Railway Infrastructure/TRI and China
Railway Engineering, which will build a new railway
track. The new 307-km track will connect Tanjung
Enim and Srengsem (Lampung), at an estimated
loading capacity of 25 million tons per year.
The establishment of this new transpor t company
is directed towards supporting the Company s coal
production increase. Besides building railway tracks,
the joint venture company will build a coal port in
Srengsem, Lampung.
This project was granted principle approval by the
Governor of Lampung on 22 September 2008 and by
the Governor of South Sumatera on 13 October 2008.
In addition, an principle approval was also issued
for the construction of Special Railway Track by the
Minister of Transportation in October 2009.

Operational Management Report

Menindak-lanjuti hal tersebut, pada saat penyelesaian laporan


ini, tanggal 23 Maret 2010, PT Bukit Asam Transpacific Railway
telah menandatangani kontrak EPC dan O&M (Operator and
Maintenance) untuk proyek dengan China Railway Group
Limited yang dimiliki 100% oleh CREC.
Perseroan telah memulai proses persiapan pembebasan lahan
kereta api dan pelabuhan, penyusunan AMDAL Kereta Api
dan AMDAL Stockpile dan Pelabuhan serta memproses izin
pembangunan pelabuhan.
Dengan demikian jika kedua skenario angkutan batubara
tersebut dapat berjalan sesuai rencana, pada saatnya nanti,
Perseroan akan mampu menjual batubara melalui angkutan
kereta api hingga sebesar 47,7 juta ton per tahun.

Pembangunan PLTU Mulut Tambang


Untuk meningkatkan pemanfaatan batubara berkalori
rendah, mendapatkan manfaat ekonomis yang berujung
pada peningkatan imbal hasil kepada pemegang saham,
Perseroan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU). Pengembangan proyek ini selain bertujuan
mendukung pemenuhan kebutuhan listrik nasional juga
untuk memenuhi kebutuhan operasional Perseroan.
Berdasarkan besaran nilai investasi yang dibutuhkan
dan proses internal yang harus dilakukan, proyek-proyek
pembangunan PLTU mulut tambang ini terbagi atas
beberapa kelompok, yakni:

Proyek yang telah mendapat persetujuan melalui


RUPS
Pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari
berkapasitas 2 x 100 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera
Selatan telah memperoleh persetujuan RUPSLB 10 Mei
2006, yang diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan
listrik di Sumatera. Pelaksanaan proyek dilakukan oleh
anak perusahaan, yaitu PT Bukit Pembangkit Innovative
(BPI), yang dibentuk tahun 2007, dengan konsorsium
PTBA, PT Navigate Innovative Indonesia (NII) dan
Pembangkit Jawa Bali (PJB).
Sebagian besar, yakni 70% keperluan pendanaan
pembangunan proyek ini telah didukung sepenuhnya
melalui sindikasi Bank Mandiri dan Bank Ekspor
Indonesia. Sisanya, 30% melalui modal sendiri. Pada
2008, pembangunan proyek ini sempat terkendala
oleh pelaksanaan tender ulang kontraktor EPC PLTU
akibat adanya permintaan perubahan nilai kontrak EPC
sebagai dampak krisis keuangan global yang membuat
nilai kurs Dollar Amerika terhadap Rupiah dan Yuan
berubah, serta adanya kenaikan harga baja.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

As a follow-up, on 23 March 2010 PT Buk it Asam


Tr a n s p a c i f i c R a i l w a y s i g n e d E P C ( E n g i n e e r i n g ,
Procurement and Construction) and O&M (Operator
and Maintenance) contracts for a project with
China Railway Group Limited that is 100% owned
by CREC.
T h e Co m p a ny s t a r t e d e xe c u t i n g l a n d c l e a r a n c e
fo r r a i l w a y a n d p o r t , p re p a r i n g R a i l w a y A M DA L
(environmental impact assessment), Stockpile & Port
AMDAL, and processing port construction licence.
If the two scenarios of coal transport can proceed
as planned, in due time the Company will be able
to sell its coal products by railway transport up to
47.7 million tons per year.

Construction of Mine Mouth


Thermal Power Plant
To optimize the use of low-calorie coal for economic
benefit that will in turn maximize shareholders return,
the Company constructed Thermal Power Plant (TPP).
This project is expected to meet the electricity needs of
the nation and the Companys operations. Categorized
according to the investment cost and the internal
process, the mine mouth TPP projects are divided into
several groups:

Projects approved by GMS


The construction of Banjarsari Mine Mouth TPP
with a capacity of 2 x 100 MW in Lahat Regency,
South Sumatera was approved by EGMS on 10 May
2006, projected to meet the needs for electricity in
Sumatera. The project was built by subsidiary, PT Bukit
Pembangkit Innovative (BPI), set up in 2007, with
consortium members PTBA, PT Navigate Innovative
Indonesia (NII) and Pembangkit Jawa Bali (PJB).
The major part (70%) of financing was fully met
by a syndication of Bank Mandiri and Bank Ekspor
Indonesia. The remaining 30% was self-financed. In
2008, the construction of this project was delayed
due to a re-tender process for EPC contractor. The
re-tender was caused by a request for change in EPC
contract value following global financial crisis that
affected the exchange rate of American Dollar against
Rupiah and Yuan, and the increased price of steel.

53

PT Bukit Asam Tbk

54

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Melalui tender ulang tersebut diperoleh kontraktor baru,


yaitu China National Electric Equipment Corporation,
menggantikan kontraktor sebelumnya yaitu Jiangxi Electric
Power Overseas Engineering Co.Ltd. Selain kenaikan biaya
EPC, munculnya cost overrun dan revisi harga batubara
sebagai bahan bakar PLTU, membuat manajemen PT BPI
mengajukan permintaan kenaikan harga jual listrik kepada
PT PLN (Persero) yang hingga akhir 2009 masih dalam
proses negosiasi. Kebutuhan batubara kalori rendah yang
akan dipasok PTBA untuk keperluan proyek ini adalah
sekitar 1 juta ton per tahun.

Proyek yang belum Mendapat Persetujuan RUPS


PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dengan kapasitas
4 x 600 MW di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan
dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan
Sumatera dan Jawa. Pengaliran listrik dari areal proyek
ke Pulau Jawa rencananya akan dilakukan melalui jaluran
transmisi listrik Sumatera-Jawa, sebagian akan melalui
kabel bawah laut. Proyek PLTU ini belum mendapatkan
persetujuan RUPS PTBA.

Mine Mouth TPP Banko Tengah of 4 x 600 MW in


Muara Enim Regency, South Sumatera was designed
to meet electricity demand in Sumatera and Java
areas. Electricity distribution from the project site
to Java Island is to be carried out through electric
transmission line Sumatera-Java, partly through
undersea cables. This TPP project has not been
approved by PTBA GMA.

In this project the Company works with a strategic


partner from China (China Huadian Corporation)
a n d a f e w n a t i o n a l p a r t n e r s ( P L N , P T Tr u b a
Alam Manunggal Engineering Tbk and Regental
Adminis trati on of M uara E nim), un der a joint
venture agreement to build, operate and maintain
TPP signed in 2006. For selling electricity from this
TPP a proposal was submitted to PLN in 2007.

As a follow-up the Company began preparing for


land clearance, preparing Mining Concession area
for supplying coal to TPP at an estimated volume
of 10 12 million tons per year. Together with its
strategic partners the Company made a series of
negotiations for electricity tariff (Purchase Power
Ag re e m e n t / P PA) w i t h P L N a n d d i s c u s s e d t h e
project payment scheme with potential lenders
and potential insurers continuing towards the end
of 2009.

Pada proyek ini Perseroan menggandeng mitra strategis


dari Cina (China Huadian Corporation) dan beberapa mitra
nasional (PLN, PT Truba Alam Manunggal Engineering
Tbk dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim), melalui
perjanjian usaha patungan pembangunan, operasi dan
pemeliharaan PLTU yang ditandatangani pada 2006.
Proposal penawaran penjualan listrik dari PLTU ini telah
diajukan kepada PLN pada 2007.

Perseroan kemudian menindak-lanjuti langkah ini


dengan melaksanakan tahapan persiapan pembebasan
l a h a n , m e m p e r s i a p k a n w i l aya h k h u s u s Ku a s a
Pertambangan untuk pasokan batubara ke PLTU,
dengan perkiraan kebutuhan sebesar 10 12 juta ton
per tahun. Perseroan bersama-sama mitra strategis juga
melakukan serangkaian proses negosiasi tarif listrik
(Purchase Power Agreement/PPA) dengan pihak PLN
dan pembahasan skema pembiayaan proyek dengan
potential lenders maupun potential insurer yang masih
berlangsung hingga akhir 2009.

Proyek yang tidak memerlukan Persetujuan


RUPS
PLTU Mulut Tambang Tanjung Enim kapasitas 3 x 10 MW
di Tanjung Enim
Pembangunan PLTU ini ditujukan untuk pemakaian
sendiri di Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT ).

From the re-tender a new contractor, China National


Electric Equipment Corporation, was appointed
replacing Jiangxi Electric Power Overseas Engineering
Co.Ltd. Besides increased EPC costs, cost overrun
and adjusted price of coal as TPP fuel prompted the
management of PT BPI to propose an increase in
electricity selling tariff to PT PLN (Persero) which
was still under negotiation by end of 2009. Lowcalorie coal that will be supplied by PTBA for this
project is approximately 1 million tons per year.

Projects Yet to be Approved by GMS

Projects not Requiring GMS Approval


Tanjung Enim Mine Mouth TPP 3 x 10 MW capacity
This TPP is constructed with the purpose of meeting
the needs of Tanjung Enim M ining Unit (UPT ).
In March 2009 the Company entered into a TPP
EPC contract with a consorsium China Overseas
Engineering Holding Limited Zheajiang Xizi United

Operational Management Report

Pada bulan Maret 2009 Perseroan menandatangani


perjanjian kontrak EPC PLTU dengan Konsorsium China
Overseas Engineering Holding Limited Zheajiang
Xizi United Engineering Co Ltd Jiangxi Jiusheng
International Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd
di Huangzhou, China. Selain itu diputuskan Black
and Veatch International sebagai Konsultan Supervisi
Pekerjaan EPC.

Menyusul penanda-tanganan kontrak EPC tersebut,


pada bulan Agustus 2009 telah dilakukan peletakan
batu per tama pembangunan PLTU 3x10 MW di
Tanjung Enim.

Hingga akhir 2009, kemajuan pembangunan konstruksi


telah mencapai 35%. Adapun rincian pekerjaan yang
telah dilaksanakan mencakup: finalisasi kegiatan detail
desain & review, pekerjaan lanjutan sipil (penggalian
& pembentukan slope/slope protection, penggalian
fondasi & bar bending, pembuatan jalan & saluran);
pengadaan/pabrikasi peralatan PLTU dan pengawasan
kegiatan EPC Kontraktor.

Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung


program efisiensi kegiatan penambangan batubara
melalui pengalihan pemakaian energi berbasis BBM,
yang harga produknya di luar kontrol Perseroan,
menjadi berbasis listrik.

PLTU Kapasitas 2 x 8 MW di Pelabuhan Tarahan


Pembangunan PLTU berk apasitas 2 x 8 MW ini
juga ditujukan untuk keperluan sendiri, terutama
mendukung kebutuhan operasional Perseroan di
pelabuhan Tarahan. Setelah menunjuk Konsultan
Pelaksana Teknis di tahun 2008 dan mendapatkan
persetujuan Dewan Komisaris pada Agustus 2009,
Perseroan telah menindak lanjuti rencana ini dengan
melakukan proses tender kontraktor EPC.

PLTU Mulut Tambang Peranap kapasitas 2x10 MW


di Kabupaten Indragiri Hulu Riau
Gagasan pembangunan proyek ini telah dimulai sejak
2008 dengan pelaksanaan studi pembangunan PLTU
dan studi pengembangan tambang wilayah Kuasa

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Engineering Co Ltd Jiangxi Jiusheng International


Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd in Huangzhou,
China. Black and Veatch International was assigned
as Consultant for supervising the EPC work.

Following the signing of EPC contract, in August the


ground breaking of Tanjung Enim 3 x 10 MW TPP
construction was laid.

Until end of 2009, the progress of construction had


reached 35%. Breakdown of work accomplished
included finalizing and reviewing design, civil work
(digging & putting up slope protection, digging
foundation & bar bending, building road and sewer);
manufacturing TPP equipment and monitoring EPC
contractor work.

When completed this project will support coal mining


efficiency program by shifting fuel-based to electricitybased energy consumption as fuel price is beyond the
Companys control.

TPP 2 x 8 MW at Tarahan Port


This TPP with a capacity of 2 x 8 MW is also designed
to meet the Companys own needs, particularly to
support the Companys operations in Tarahan port.
After appointing Technical Consultant in 2008 and
obtaining the Commissioners approval in August 2009,
the Company invited tenders for EPC contractor.

Peranap Mine Mouth TPP of 2 x 10 MW in Indragiri


Hulu Riau
The idea of building this project started in 2008 after
conducting studies in TPP construction and in mine
development in Peranap Mining Concession area. The
construction of TPP of this capacity should enable the
Company to make use of low-calorie coal to meet the
electricity needs of local community. Construction will
be parallel to the development of Peranap mine.

55

PT Bukit Asam Tbk

56

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Penyelesaian proyek-proyek PLTU untuk pemakaian


sendiri akan sangat mendukung program efisiensi
operasional Perseroan.
The completion of TPP projects for own purpose will lend significant
support to the Companys operational efficiency program.
Pertambangan Peranap. Melalui pembangunan PLTU
berkapasitas 2 x 10 MW ini, diharapkan Perseroan
dapat memanfaatkan batubara kalori rendah untuk
mewujudkan komitmen pemenuhan kebutuhan
listrik masyarakat setempat. Pembangunan PLTU
akan dilakukan secara paralel dengan pengembangan
tambang Peranap.

Sampai akhir 2009, Perseroan masih dalam proses


pembahasan jual beli listrik dengan Pemerintah
Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu.

Pengembangan Coal Bed Methane (CBM)


Selain berbagai upaya peningkatan produksi dan efisiensi
proses penambangan, Perseroan juga melakuk an
pengembangan usaha yang bertujuan untuk memperkuat
pondasi bisnis perusahaan. Strategi yang diterapkan adalah
dengan melakukan diversifikasi usaha guna meningkatkan
nilai tambah.

Until end of 2009, the Company was still negotiating


electricity selling tariff with the Local Administration
of Indragiri Hulu Regency.

Development of Coal Bed Methane (CBM)


Besides various efforts to boost production and improve
mining efficiency, the Company also expanded its
business to strengthen its business foundation. The
strategy adopted was business diversification to improve
added value.
One alternative of business diversification in
t a k i n g a d va nt a g e o f t h e a b u n d a nt re s e r ve s wa s
d e ve l o p i n g Co a l B e d M e t h a n e (C B M ) i n Ta n j u n g
Enim, in collaboration with PT Pertamina Hulu Energi
( t h ro u g h P T P H E M e t ra E n i m ) a n d Ar row E n e rg y
Indonesia (through Arrow Energy Tanjung Enim Pte
Ltd). Ownership composition is PTBA 27.5% (through
subsidiar y, PT Buk it Asam M etana Enim), PT PHE

Salah satu alternatif diversifikasi usaha dalam memanfaatkan


s u m b e r d a y a Pe r s e ro a n y a n g b e r l i m p a h a d a l a h
pengembangan Coal Bed Methane (CBM) di wilayah Tanjung
Enim, bekerjasama dengan PT Pertamina Hulu Energi
(melalui PT PHE Metra Enim) dan Arrow Energy Indonesia
(melalui Arrow Energy Tanjung Enim Pte Ltd), dengan
struktur kepemilikan PTBA, 27,5% (melalui anak perusahaan
Perseroan, PT Bukit Asam Metana Enim), PT PHE Metra Enim,
27,5% dan Arrow Energy Tanjung Enim Pte Ltd 45%.
Evaluasi bersama Direktorat Jendral Minyak dan Gas bumi
mulai dilaksanakan Juli 2008. Indikasi awal dari hasil
evaluasi bersama tersebut menunjukkan kandungan CBM
antara 0,8-2,6 triliun cubic feet (TCF). Dengan perkiraan
produksi sebesar 50 juta kaki kubik gas per hari (50 MMSCF/
day) maka kandungan CBM di areal ini akan habis minimal
dalam waktu 40 tahun.

Metra Enim 27.5% and Arrow Energy Tanjung Enim


Pte Ltd 45%.
An evaluation jointly with the Directorate General of
Oil and Gas began in July 2008. The evaluation result
indicated a CBM content of 0.8-2.6 trillion cubic feet
(TCF). At an estimated production of 50 million cubic
feet of gas per day (50 MMSCF/day), CBM content in this
area will be exhausted within minimum 40 years.
The Production Sharing Contract (PSC) for this project
was signed on 4 August 2009 between the parties and
Oil and Gas Upstream Regulator and Implementary
Agency (BPMigas) with a composition of the parties
45% and BPMigas 55% with a term of 30 years. Work

Operational Management Report

Penandatanganan PSC untuk proyek ini telah dilaksanakan


pada tanggal 4 Agustus 2009 antara para pihak dengan
BPMigas dengan komposisi para pihak 45% dan BPMigas
55% dan berlaku selama 30 tahun. Work Program & Budget
dan Rencana Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) telah
disetujui oleh Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak
dan Gas Bumi (BPMIGAS). Saat ini sedang dalam proses
negosiasi Joint Operation Agreement antara para pihak.
Perseroan optimis proyek ini akan dapat terealisir lebih
cepat dari perkiraan awal, mengingat PTBA sudah memiliki
data geologi batubara yang lengkap, PT Pertamina Hulu
Energi memiliki data bor dan seismik yang lengkap
sementara Arrow Energy ( Tanjung Enim) P te Ltd
sudah berpengalaman dalam pengembangan gas
CBM di Australia.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Program & Budget and Manpower Placement Plan


were approved by BPMIGAS. Currently negotiation
for Joint Operation Agreement is under way among
the parties.
Th e Co m p a ny i s o p t i m i s t i c t h at t h i s p ro j e c t c a n
be accomplished sooner than originally planned,
considering PTBA has full coal geology data, PT Pertamina
Hulu Energi has full drilling and seismic data while
Arrow Energy ( Tanjung Enim) Pte Ltd is experienced
in CBM gas development in Australia.

Development of Coal Sea Transport


To r e s p o n d t o t h e i n c r e a s i n g c o a l d e m a n d i n
domestic and overseas market, the Company made
a more comprehensive feasibility study of coal sea

Pengembangan Angkutan Laut Batubara

transport development. The study showed that sea

Dengan mempertimbangkan semakin meningkatnya


permintaan batubara domestik maupun global, Perseroan
kemudian melaksanakan studi kelayakan yang lebih
komprehensif pengembangan angkutan laut batubara.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan angkutan
laut tersebut akan dapat menunjang kinerja Perseroan
karena mampu mengurangi ketergantungan angkutan
pada perusahaan lain, meningkatkan posisi tawar dan
mempermudah pendistribusian batubara.

transport development would support the Companys


performance as it could reduce dependence on other
companies transport, improve bargaining position
and facilitate coal distribution.
The Company is currently evaluating the plan of
setting up a subsidiar y to be engaged in coal sea
transport, which should be in line with business plan
and priority scale.

Perseroan tengah melakukan kajian menyeluruh atas


rencana pendirian anak usaha dibidang angkutan laut
batubara, disesuaikan dengan kajian rencana usaha
(business plan) dan penetapan skala prioritas.

0,8 -2,6

triliun cubic feet (TCF)

trillion cubic feet (TCF)


Kandungan CBM di Tanjung Enim
berjumlah antara 0,8-2,6 triliun cubic
feet (TCF).
CBM content in Tanjung Enim is
0.8 2.6 trillion cubic feet (TCF)

57

PT Bukit Asam Tbk

58

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Pengelolaan Risiko di setiap level


operasional sebagai early warning
system untuk meminimalisir dampak
dan menjamin kinerja jangka panjang.
Risk Management at every operational level is an
early warning system to minimize the effect of risk
and to secure long-term performance.

Operational Management Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Risiko dan Manajemen Risiko

Risk AND Risk Management

Perseroan senantiasa mengambil langkah-langkah antisipatif


terhadap berbagai perkembangan kondisi lingkungan usaha
yang mungkin akan terjadi dan berdampak negatif. Oleh
karena itu, Perseroan mengoptimalkan peranan Manajemen
Risiko untuk melakukan identifikasi dan mitigasi atas berbagai
risiko yang dihadapi dan berpotensi menghambat pencapaian
target Perseroan.

The Company is consistent in anticipating various


challenges in business conditions that may
d e v e l o p a n d b r i n g d e t r i m e n t a l e f fe c t . Fo r t h i s
reason the Company steps up the function of Risk
Management to identify and mitigate various risks
w i t h p o t e n t i a l s t o c o n s t r a i n t h e Co m p a ny f ro m
reaching its target.

Proses Manajemen Risiko Perseroan merupakan suatu proses


terstruktur, sistematis serta berulang untuk meningkatkan
kinerja pengelolaan risiko perusahaan yang berkelanjutan
(continous improvement). Proses ini mengacu pada pedoman

Management Risk process in the Company is a


structured, systematical and recurring process
f o r c o n t i n u o u s i m p r o v e m e n t o f t h e C o m p a n y s
per formance. This process is based on AS/NZ

manajemen risiko AS/NZ 4360 seperti digambarkan pada


bagan berikut.

4360 r isk management guide as depic ted in the


following char t.

Analisis Risiko
(Analyse Risks)

Evaluasi Risiko
(Evaluate Risks)

Membuat Konteks
(Establish the Context)

PEMANTAUAN & PENGKAJIAN


MONITOR & REVIEW

Identifikasi Risiko
(Identify Risks)
Risk Assessment

KOMUNIKASI & KONSULTASI


COMMUNICATION & CONSULTATIon

Membuat Konteks
(Establish the Context)

59

PT Bukit Asam Tbk

60

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Selama tahun 2009, fokus kerja sistem manajemen risiko adalah


semakin meningkatkan intensitas dan kualitas pengelolaan
risiko demi meningkatkan kinerja Perseroan. Strategi umum
yang diterapkan dalam pengelolaan risiko ini adalah:

Mengintegrasikan seluruh proses bisnis ke dalam


proses manajemen risiko.

komponen Perseroan.

pemantauan risiko secara terus menerus.

Intensifikasi risk awareness process pada seluruh


Pembaruan Risk Register secara konsisten melalui
Peningkatan kompetensi dan pengetahuan personil
yang bertanggngung jawab dalam pengelolaan Risk
Management baik melalui seminar maupun pelatihan.
Pengembangan Business Continuity Management
yang didukung oleh Business Continuity Plan.

Berdasarkan hasil identifikasi risiko yang dilakukan secara


berkesinambungan sejak 2006, Perseroan telah merumuskan
daftar risiko yang bertambah menjadi 37 risiko, yang harus
dipantau secara rutin dan berkesinambungan untuk
kemudian dilakukan langkah mitigasinya. Pada tahun
2009, tambahan risiko yang mulai diidentifikasi dan
kemudian mulai disusun langkah-langkah mitigasinya
adalah risiko fraud and corruption sejalan dengan
peningkatan implementasi GCG, khususnya Code of Conduct.
Secara garis besar tiga puluh tujuh risiko tersebut dapat
dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:

In 2009, the work of risk management system was


focused on intensifying the performance and improving
the quality of risk management to support the Company
in its performance. General strategy adopted in risk
management includes:

Risiko Eksternalitas, yaitu risiko yang diakibatkan oleh


faktor-faktor eksternal. Risiko yang masuk ke dalam
kelompok ini adalah risiko hukum, risiko hubungan
investor, risiko lingkungan, risiko stakeholder, risiko sosial
dan risiko dokumen.
Risiko Operasional, yaitu risiko yang disebabkan oleh
ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia dan kegagalan sistem.
Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini antara lain
risiko mutu produksi, risiko SDM, risiko pompa, risiko
kontraktor dan risiko fraud and corruption.
Risiko Pasar, yaitu risiko terjadinya kerugian akibat
pergerakan variabel pasar produk Perseroan. Risiko yang
masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pasar, risiko
nilai tukar dan risiko harga komoditas.
Risiko Keuangan, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh fluktuasi
target keuangan atau ukuran moneter perusahaan, yang
diakibatkan karena gejolak beberapa variabel makro. Risiko
yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pajak,
risiko kolektibilitas piutang dan risiko fluktuasi kas.
Risiko Strategis, yaitu risiko yang antara lain disebabkan
oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang
tidak tepat, serta pengambilan keputusan bisnis yang

Integrating the whole business process into risk


management process.
Intensifying risk awareness process in all components
of the Company.
Consistently updating Risk Register by continuous
risk monitoring.
Upgrading the competence and k nowledge of
personnel responsible for Risk Management through
seminars and training classes.
Developing Business Continuit y M anagement
backed by Business Continuity Plan.

Based on the result of continued risk identification


process since 2006, the Company has compiled a
risk list comprising 37 risks that should be routinely
monitored to be followed by mitigating steps. In 2009,
additional risks were identified and mitigating steps
were formulated. The additional risks discovered were
fraud and corruption as the implementation of GCG,
particularly Code of Conduct, was intensified.
The 37 risks are classified into five groups:

External Risks caused by external factors. Included


in this categor y are legal, investor relation,
environment, stakeholder, social and document
risks.
Operational Risks caused by inadequacy or
dysfunction of internal process, human error and
system failure. This category includes the risks of
product quality, manpower, pump, contractor and
fraud & corruption.
Market Risks caused by market variable movement
of the Companys product. Included in this category
are market, exchange rate and commodity price
risks.
Financial R isks, caused by fluc tuations of the
Companys financial target or monetary measures
due to macro variable changes. This categor y
includes tax, receivables collectibility, and cash
fluctuation risks.
St rate gi c R i s k s, c a u s e d by u n s o u n d s t rate g y
and business decision making. Included in this
categor y are project, strategic transaction and
investment risks.

Operational Management Report

tidak tepat. Risiko yang masuk ke dalam kelompok


ini adalah risiko proyek, risiko transaksi strategis dan
risiko investasi.
Perseroan kemudian membagi risiko tersebut kedalam
beberapa kategori sebagai acuan dalam pengendalian
risiko, sesuai dengan dampak yang ditimbulkannya. Kategori
tersebut adalah: Berisiko Sangat Tinggi, Berisiko Tinggi,
Berisiko Sedang dan Berisiko Rendah.
Pemantauan dan pengendalian risiko kemudian dilakukan
secara berkesinambungan dan dilaporkan setiap triwulan.
Berdasarkan pemantauan risiko secara intensif tersebut, pada
2009 Perseroan telah memitigasi beberapa risiko dengan
kategori sangat tinggi dan tinggi dalam pengendalian
manajemen. Risiko-risiko tersebut mencakup antara lain risiko
hukum, risiko kolektibilitas, risiko mutu, risiko transportasi,
dan risiko komoditi.
Perseroan kemudian mensosialisasikan dan menerapkan
aturan Pedoman Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi,
kepada seluruh unit fungsional terkait. Pedoman tersebut
mencakup informasi mengenai mekanisme pengukuran,
pemetaan, penanggulangan dan pelaporan risiko.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

The Company spreads the risks into several categories


as guidance in risk management according to the effect
they impose. These categories are Extreme Risk, High
Risk, Medium Risk and Low Risk.
Risk monitoring and management are done constantly
and reported quarterly. Based on the intensive risk
monitoring, in 2009 the Company mitigated a few
risks under extreme and high risk categories. Those
risks cover legal, collectibility, quality, transportation
and commodity risks.
The Company subsequently prepared Integrated
Corporate Risk Management Guide to be adopted
and disseminated to all relevant functional units.
The guide contains information on the mechanism
o f m e a s u r i n g, m a p p i n g, h a n d l i n g a n d re p o r t i n g
of risks.
By using the guide to take risk mitigating measures,
all work units are expected to understand the risk
management as an early warning system to minimize
risks and their effect on the overall performance.

Melalui penerapan atas pedoman pengenalan dan langkah


mitigasi risiko tersebut, diharapkan seluruh satuan kerja
dapat memahami pengelolaan risiko yang ada di unit-unit
kerja serta menganggapnya sebagai early warning system
dalam meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko dan
dampaknya terhadap jalannya usaha Perseroan.

Pemantauan dan pengendalian risiko dilakukan


secara berkesinambungan dan dilaporkan setiap
tri wulan.
Risk monitoring and management are done constantly and reported quarterly.

61

PT Bukit Asam Tbk

62

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Perseroan menciptakan lingkungan kerja


yang aman dan sehat, melatih setiap
unit kerja agar sadar risiko kecelakaan
kerja dan menyediakan peralatan
keselamatan kerja yang memadai.
The Company creates a safe and healthy working
environment, trains each work unit to be
occupational risk conscious and provides adequate
work safety appliances.

Operational Management Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Serta Perlindungan Lingkungan

Health & Work Safety and


Environmental Conservation

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Health and Work Safety

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu faktor


kunci bagi kesuksesan operasional perusahaan tambang
dalam jangka panjang dan menjadi komponen utama dalam
setiap kegiatan usaha. Perseroan telah menetapkan kebijakan
mendasar bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
tanggung jawab semua pihak, oleh sebab itu Perseroan
bersama pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja
yang sehat, bebas cidera dan melakukan kegiatan operasional
sesuai kaidah yang berlaku.

Health and work safety (HWS) are one of the key


factors determining a mining companys long-term
operational success and are the main component in
every business activity. The Company has set a basic
rule: Health and work safety are the responsibility
of all people; therefore, the Company and related
parties are determined to create a healthy, injuryfree working environment and operates by nomal
operating standards

Sejak tahun 2007, Perseroan menerapkan standar Keselamatan


dan Kesehatan Kerja yang maksimum, yaitu Sistem Manajemen
K3 (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI, yang pemberlakuannya diikuti dengan pelaksanaan
contractory safety management system (CSMS). Dengan cara ini
kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja
atau kontraktor pihak ke tiga dalam penerapan SMK3, dapat
dipantau dan diketahui dengan segera.

Since 2007 the Company has implemented optimum


health and work safety standards, i.e. Health and
Work Safety Management Standard laid down by the
Department of Manpower and Transmigration. The
implementation of such standard was followed by the
adoption of contractory safety management system
(CSMS) designed to monitor the performance of the
Company s work units and its working partners or
third party contractors in implementing CSMS.

Sesuai dengan standar penerapan K3 yang disyaratkan,


Perseroan secara rutin melaksanakan pertemuan safety
committee baik dengan unit-unit kerja terkait maupun
dengan mitra kerja/kontraktor penambangan. Pertemuan rutin
bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap melaksanakan
segala ketentuan yang berkaitan dengan K3.

According to the required implementation of HWS


standard, the Company has routinely held safety
committee meetings with work units and working
partners, or mining contractors. Routine meetings
a re m e a nt to re m i n d a l l p a r t i e s to a d h e re to a l l
HWS regulations.

Langkah lanjutan yang dilakukan Perseroan adalah secara


rutin melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk
para karyawan, guna meningkatkan pengetahuan tentang
K3. Beberapa diklat yang dilaksanakan Perseroan melibatkan
pihak eksternal yang kompeten. Pada tahun 2009, diklat K3
lanjutan dari program tahun sebelumnya yang dilakukan
antara lain:

As a follow-up action, the Company routinely


conducted education and training sessions to enhance
all employees k nowledge of HWS. A few of the
education and training programs involved competent
external parties. In 2009 further HWS programs were
conducted which include:

Pelatihan untuk memenuhi standardisasi/sertifikasi


karyawan tambang, diikuti oleh 159 orang. Terdiri atas:
Sertifikasi Pengawas Operasional Utama (5 orang), Sertifikasi
Pengawas Operasional Madya (33 orang), Sertifikasi
Pengawas Operasional Pertama (68 orang), Sertifikasi
Internal Auditor Integrated 3 S (10 orang), Sertifikasi Ahli K3
Umum (1 orang), Sertifikasi Juru Las (13 orang), Sertifikasi
Operator Pesawat Angkut (19 orang) dan Sertifikasi Search
and Rescue (10 orang).
Pelatihan K3 untuk peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan. Jenis pelatihan yang dilakukan adalah
pelatihan SMK3 (16 orang), pelatihan penanggulangan
gawat darurat (47 orang), pelatihan bahaya kebakaran (64

Training for mining workers certification attended


by 159 persons, comprising Chief Operation
Super visor Cer tification (5 persons), Middle
Operation Supervisor Certification (33 persons),
Fi r s t O p e r a t i o n S u p e r v i s o r C e r t i f i c a t i o n ( 6 8
persons), Integrated Internal Auditor Certification
(10 persons), General HWS Expert Certification (1
person), Welder Certification (13 persons) Loader
Operator Certification (19 persons) and Search and
Rescue Certification (10 persons).
HWS training for improving knowledge and skill.
Training included HWS Management Standard (16

63

PT Bukit Asam Tbk

64

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

orang), pembinaan mine rescue (50 orang), penyegaran


pengawas operasi madya dan utama (POM-POU) sebanyak
71 orang dan penyegaran pengawas operasi pratama (POP)
sejumlah 64 orang.
Setiap karyawan, baik yang bekerja pada fungsi operasional
lapangan maupun fungsi pendukung korporat, berhak
memperoleh fasilitas jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja dan untuk karyawan operasional lapangan disediakan
Alat Pelindung Diri (APD).
Untuk menjamin dan mengurangi resiko gangguan kesehatan
karyawan dari aktifitas opersi penambangan, pada tahun
2009 telah dilakukan pengukuran parameter lingkungan kerja
yaitu: pengukuran kadar debu sebanyak 51 titik, pengukuran
intensitas kebisingan sebanyak 122 titik, pengukuran iklim
kerja sebanyak 24 titik, pengukuran sinar Ultra Violet sebanyak
15 titik, pengkuran getaran body sebanyak 11 titik dan
pengukuran intensitas cahaya sebanyak 431 titik.
Setiap karyawan berhak mendapatkan pemeriksaan kesehatan
(medical check up) secara berkala minimal satu tahun sekali dan
pemeriksaan kesehatan khusus sesuai peraturan perundangan
yang berlaku dan fasilitas payanan kesehatan kerja dan
kesehatan lainnya sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang
dilaksanakan oleh Rumah Sakit Bukit Asam (RSBA). Selain itu
RSBA melayani pemeriksaan kesehatan keluarga karyawan
atas tanggungan perusahaan, juga melayani pemeriksaan dan
pengobatan masyarakat sekitar dengan biaya yang disubsidi
oleh Perseroan.
Untuk memastikan bahwa semua pihak terkait benar-benar
melaksanakan segala ketentuan terkait dengan SMK3,
Perseroan juga meminta badan sertifikasi independen untuk
melakukan audit eksternal, berdasarkan Surveilance audit yang
dilakukan oleh TV NORD Indonesia, yang menggunakan
standar OHSAS 180001:2007, dan tidak ada temuan mayor
maupun minor.

persons), emergency situation control (47 persons),


fire danger (64 persons), mine rescue (50 persons),
refresher course for Chief and Middle Operation
Supervisors (71 persons) and refresher course for
First Operation Supervisors (64 persons).
Ever y employee, either working in field operation
function or corporate supporting function, deserves
HWS facility and care. Field workers are equipped
with Self Protection Appliance.
To ensure and mitigate health risks caused by mining
o p e rat i o n s, i n 2 0 0 9 t h e Co m p a ny m e a s u re d t h e
work ing environment parameter which included
measuring dust rate in 51 points, noise intensity in
122 points, working climate in 24 points, ultra violet
ray in 15 points,body vibration in 11 points and light
intensity in 431 points.
Each employee is entitled to periodic, at least once a
year, medical check up and specific healthcare as ruled
by the law, and work-related and general healthcare
in accordance with Collective Labor Agreement to be
provided by Bukit Asam Hospital. Bukit Asam Hospital
also extends company-paid medical care to employee
family members, as well as subsidized medical care
to the local community.
To e n s u r e a l l p a r t i e s c o n c e r n e d r e a l l y o b s e r v e
HWS Management Standard, the Company had
an independent cer tification institution conduc t
external audit based on Surveillance Audit by TV
NORD Indonesia, according to OHSAS 180001:2007
standards, and the findings revealed that there were
neither major nor minor threats.

Komitmen Perseroan dalam melaksanakan K3


ditunjukkan dengan keberhasilan audit pelaksanaan
K3 berdasarkan sertifikasi OHSAS 180001 : 2007.
The Companys commitment to observe HWS standard is reflected in the successful
audit of HWS based on OHSAS 180001 : 2007 certification

PT Bukit Asam Tbk

Operational Management Report

Manajemen K3 yang secara konsisten diterapkan oleh


Perseroan dan segenap insan perusahaan membuat tahun
2009 berhasil dilalui dengan tidak adanya kecelakaan kerja
yang dikategorikan fatal. Sehingga kinerja K3 yang diukur
melalui statistik kecelakaan Frequency Severity Indicator
(FSI), menunjukkan tren penurunan. FSI adalah angka
kecelakaan yang merupakan gabungan angka kecelakaan
Frequency Rate (FR=angka kekerapan) dengan Severity Rate
(SR = angka keparahan).
Kecelakaan tambang yang terjadi pada tahun 2009 berjumlah
17 orang, terdiri dari kecelakaan yang mengakibatkan
kehilangan hari kerja/injury sebanyak 7 orang ( 3 orang kategori
kecelakaan berat & 4 orang kategori kecelakaan ringan) dan
kecelakaan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari kerja/
non injury sebanyak 10 orang. Jumlah jam kerja kumulatif
periode tahun 2009 sebesar 14.597.635 jam kerja dan hilang
hari kerja akibat kecelakaan sebesar 128 hari.
Berdasarkan kecelakaan (injury) dengan jam kerja kumulatif
didapatkan FR sebesar 0,4795 dan berdasarkan jumlah hilang
hari kerja dengan jam kerja kumulatif didapatkan SR sebesar
8,7685. Sehingga didapatkan FSI tahun 2009 sebesar 0,0042.
Grafik tren FSI Perseroan selama kurun waktu 1988-2009
menunjukkan tren yang menurun menuju angka nol (zero
accident) sebagai berikut:

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

HWS management that was consistently implemented


by the Company and all personnel successfully brought
the year 2009 to an end without any fatal occupational
hazard. Frequency Severity Indicator (FSI) used to
measure health and work safety implementation in
the Company revealed a declining trend. FSI is an
accident rate that combines Frequency Rate (FR) and
Severity Rate (SR).
Mining accident that occurred in 2009 involved 17
persons, consisting of accidents resulting in lost
workdays or causing injury to 7 persons ( 3 persons
s e r i o u s l y i n j u re d a n d 4 p e r s o n s s u f fe r i n g m i n o r
injury) and accidents that caused no lost workdays or
no injury (10 persons). In 2009 cumulative working
hours totalled 14,597,635 hours and accident-related
lost workdays reached 128 days.
Based on injury and cumulative working hours, FR
was rated at 0.4795. While from total lost workdays
and cumulative work ing hours SR was derived at
8.7685. So that FSI for 2009 was rated at 0.0042.
The Companys FSI trend over a period of 1988-2009
reflected a downturn towards zero (zero accident)
as shown below:

FREQUENCE SEVERITY INDICATOR (FSI)


1988 - 2009

2.000
1.852

Angka FSI FSI Rate

1.699

1.094
1.000

0.418
0.263
0.176

0.156
0.000

0.013

0.003

0.000

0.002 0.176 0.000 0.000 0.000 0.002

0.034

0.001 0.002

0.000

0.053

0.004

1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun Year

65

PT Bukit Asam Tbk

66

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Mengatasi terjadinya risiko Kecelakaan Kerja, Perseroan


telah membentuk Tim Penanggulangan Kecelakaan dan
Kebakaran yang berada di bawah koordinasi Satuan
Kerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L) Unit Pertambangan Tanjung Enim yang bertugas
untuk mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan
Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran.
Sebagai wujud kepedulian terhadap komunitas sekitar,
sepanjang tahun 2009, Tim Penanggulangan Kecelakaan
dan Kebakaran telah melakukan serangkaian kegiatan
antara lain:

Evakuasi korban gempa bumi di Padang

Penanggulangan dan evakuasi korban banjir di Kabupaten


Muara Enim
Penanggulangan kebakaran pemukiman penduduk

Pada tahun 2009, atas usaha-usaha dan kinerja-nya dalam


pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja, Perseroan,
melalui unit pertambangan Tanjung Enim menerima
penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
dengan Kategori Utama dari Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral. Penghargaan ini diberikan kepada
perusahaan terbaik dalam pengelolaan keselamatan dan
kesehatan kerja dilingkungan perusahaan pertambangan
yang mempunyai pegawai diatas 1.000 orang.

T h e g r a p h s h o w s t h a t t h e Co m p a ny r e c o r d e d a
declining trend of FSI (green line). FSI rate is getting
better if it slides down towards 0.0000 (zero accident).
To control work accident risks, the Company formed
Fire and Accident Control Team under the coordination
of Health & Work Safety and Environment Work Force
of Tanjung Enim Mining Unit, tasked to organize and
control fire and accident handling activities.
As a reflection of its concern for the local community,
in 2009 the Fire and Accident Control conducted
various activities among others:

Evacuating earthquake victims in Padang


Evacuating flood victims in Muara Enim Regency
Controlling fire in local residential areas

In 2009, the Company through Tanjung Enim Mining


Unit was presented with an award for mining health
and work safety in Major category by the Department
of Energy and Mineral Resources for its efforts and
achievements in managing health and work safety.
This award is presented to the best company in
managing health and work safety in mining areas
employing more than 1,000 people.

Operational Management Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

67

Misi Perseroan untuk tumbuh


bersama lingkungan diwujudkan
dengan penerapan program-program
pengelolaan, pemantauan, pelestarian,
pengembangan dan rehabilitasi
lingkungan secara berkelanjutan.
The Corporate Mission to grow with the
environment is realized by continuously
implementing environmental management,
monitoring, development and rehabilitation
programs.

PT Bukit Asam Tbk

68

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Perlindungan Lingkungan

Environmental Conservation

Perseroan menjalankan kegiatan operasional dengan


kepatuhan penuh terhadap standar-standar manajemen
pengelolaan lingkungan yang berlaku secara universal.
Perseroan menjalankan amanah peraturan sebagaimana
disebutkan dalam Undang-undang no. 40 tahun 2007
mengenai tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh
karena itu setiap langkah operasional di lapangan
senantiasa dilaksanak an dengan memperhatik an
butir-butir sebagai mana tercantum dalam dokumen
AMDAL, Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) yang merupakan prasyarat
sekaligus parameter yang disepakati bersama sebelum
adanya kegiatan operasional.

The Company operates in full compliance with the


u n i ve r s a l l y a p p l i e d e nv i ro n m e nt a l m a n a g e m e nt
standards. The Company also observes the provisions
of Law No. 40 year 2007 regarding corporate social
responsibility. Therefore, every step in the field is taken
with due respect to the provisions in AMDAL, UPL
and URL documents which are the pre-requisites and
parameter established in the pre-operating period.

Komitmen Perseroan terhadap perlindungan lingkungan,


dituangkan dalam Kebijakan Lingkungan yakni: Dalam
menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan senantiasa
peduli terhadap lingkungan baik secara fisik maupun sosial
sehingga menjadi bagian integral dari lingkungan global
dalam melakukan pencegahan, pemulihan, pelestarian
dan perlindungan lingkungan, serta dalam penaatan
peraturan perundangan lingkungan dan persyaratan
lainnya, juga menerapkan sistem manajemen lingkungan
secara konsisten, terpadu, terdokumentasikan, terpelihara
dan selalu melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan
untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Perseroan kemudian menjalankan sistem terakreditasi
ISO 14001:2004 untuk meningk atk an efektifitas
kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem
manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja
lingkungan dan kajian daur hidup pokok.
Berdasark an sistem tersebut Perseroan kemudian
merencanakan dan melaksanakan berbagai program
terkait dengan lingkungan yang tebagi atas 2 program
utama, yakni Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan
Lingkungan. Keberhasilan pelaksanaan programprogram tersebut diukur melalui pemenuhan terhadap
serangkaian parameter Baku Mutu Lingkungan (BML) yang
ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah setempat/

The Companys commitment to protect the environment


is elaborated in its Environmental Policy: The Company
takes care of the physical and social environment in
which it operates by preventing, restoring, conserving
and protecting the environment. The Company complies
with environmental regulations and implements a
consistent, integrated, documented, and continued
environmental management system, and continuously
improves its system to reach a maximum result.
The Company adopts accredited ISO 14001:2004 system
to ensure an effective environmental management
covering management system, audit, per formance
evaluation of the environment and study of basic
living cycle.
Based on the system, the Company designed and
executed various programs associated with environment,
grouped into two major programs: Environmental
Management and Environmental Monitoring. The
success of these programs implementation is measured
by meeting a series of Environment Quality Standard
parameters adjusted to the central/local government
regulations or accreditation standards applied. The
measuring process was conduc ted by competent
independent parties.
In 2009, the Company finalized Annual Environmental
Management and Monitoring Plan as the implementation
of AMDAL document. The Company has also finalized
five-year reclamation plan and guarantee for the period

Hasil pemantauan kualitas lingkungan pertambangan berada jauh


dibawah ambang batas menunjukkan bukti komitmen Perseroan
terhadap pengelolaan lingkungan.
Monitoring activity discovers that the mining environment quality is far below the
maximum margin, reflecting the Companys commitment to environmental management.

PT Bukit Asam Tbk

Operational Management Report

pemerintah pusat atau standar akreditasi yang digunakan


dan pengukurannya dilaksanakan oleh pihak-pihak
independen yang kompeten.
Pada tahun 2009, Perseroan telah menyelesaikan Rencana
Tahunan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
tahun 2009, sebagai implementasi atas dokumen
AMDAL. Selain itu, Perseroan juga telah menyelesaikan
rencana reklamasi dan jaminan reklamasi 5 tahun periode
2010-1015 sebagai suatu dokumen utama pelaksanaan
reklamasi yang kelak akan dijabarkan dalam rencana
kegiatan tahunan. Penyelesaian penyusunan dokumen
tersebut sebagai implementasi atas Peraturan Menteri
no 18 tahun 2008 dari ESDM. Gambaran umum program
perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh Perseroan
adalah sebagai berikut:

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

of 2010-2015 as the principal reclamation document to


be included in the Companys annual work program. The
preparation of this document is to comply with Decree
No. 18 year 2008 of Department of Energy and Mineral
Resources. The environmental protection program
launched by the Company includes:
Environmental Management
The Company consistently manages the environment
to reduce the impact of mining activity to the
community and environment which is line with the
Companys mission, that is Growing in Harmony with
the Environment. To measure the effectiveness of
environmental management, the Company sets a
parameter of environment target indicators on a yearly
basis. The following is the parameter used in 2009:

Pengelolaan Lingkungan
Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan
secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan
penambangan bagi lingkungan dan masyarakat, sesuai
dengan salah satu misi perusahaan, yakni Tumbuh
Harmonis Bersama Lingkungan. Untuk mengukur
efektivitas pengelolaan lingkungan, setiap tahun
Perseroan menetapkan parameter indikator sasaran
lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Berikut adalah parameter yang diberlakukan untuk
tahun 2009:
No.
I

II

III

Parameter
Menjamin Keluaran Air dari tambang memenuhi Baku Mutu
Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 18 Th 2005
Ensuring released water from the mines fulfills standards of
environmental quality in compliance with the Governor of
South Sumatera Regulation No.18 of 2005.
pH
Residu tersuspensi Suspended residue
Besi (Fe) total Iron (Fe) total
Mangan (Mn) total Manganese total
Menjamin Kualitas Udara Ambien dan Emisi Udara di Area
Tambang dan Sekitarnya memenuhi Baku Mutu Lingkungan
(BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 17 Th 2005
Ensuring the quality of air ambience & air emission within
the area and its surrounding fulfills standard of environment
quality in compliance with the Governor of South Sumatera
Regulation No.17 of 2005
SO2
CO
NO2
O3
Debu Dust
Pemenuhan Provisi Lingkungan Rp/ton
Rp/tons fulfillment of environmental provision

Satuan
Unit

Kadar Maks
Max. Level

Aktual 2009
Actual 2009

mg/l
mg/l
mg/l

6-9
< 300
<7
<4

6 - 8,5
4 - 250
0,5 - 6,5
0,2 - 3,75

Ug
Ug
Ug
Ug
Ug
Rencana
Plan
Rp3.969/ton

< 900
< 30.000
< 400
< 235
< 230
Aktual
Actual
Rp4.082 /ton

8 - 274
878 -2.000
25 - 190
25,9 - 122
28,8 - 227

69

PT Bukit Asam Tbk

70

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Setiap program pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang


dijalankan kemudian dipantau dan dievaluasi dengan
menggunakan parameter yang telah mempertimbangkan
penilaian terhadap dampak utama yang muncul akibat
kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap indikator sasaran
lingkungan tersebut kemudian dibahas secara rutin setiap
tahun pada forum manajemen lingkungan, sesuai syarat
ISO 14001, sebagai bagian upaya perbaikan terus menerus
untuk mencapai tingkat kepatuhan yang maksimal, sehingga
dampak lingkungan dari operasional kegiatan tambang
dapat dikendalikan.

The implementation of every environmental management


program is monitored and evaluated by using the
parameter taking into account the major effects arising
from mining activities. In accordance with ISO 14001
standards evaluation of the environment target indicators
is discussed annually on a routine basis in environmental
management forum. This is an effort to reach full
compliance with the requirements so as to control the
environmental impact of mining operations.
Th e Co m p a ny r u n s t h e fo l l ow i n g e nv i ro n m e nt a l
management programs:

Perseroan menjalankan program-program pengelolaan


lingkungan diantaranya melalui:

Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang


seusai peraturan yang berlaku.
Pengelolaan Keanegaragaman Hayati untuk Areal Bekas
Tambang dan daerah sekitarnya.
Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT).
Pengelolaan Emisi, Effluent dan Limbah .

Perseroan menggunakan standar parameter yang telah


ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 15
tanggal 15 Mei 2005 mengenai Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak (STB) untuk mengelola emisi, effluent dan limbah.
Pengelolaan kualitas udara dilakukan melalui diantaranya:

Pemeliharaan dan penyiraman jalan tambang dengan truk


tangki air.
Penanaman pohon di lokasi buffer zone dan lokasi yang
final tambang.
Melakukan penyemprotan debu (dust suppression system)
di lokasi stockpile secara reguler dan pemantauan emisi
genset serta incenerator.

Selain emisi udara, Perseroan mengelola limbah umum dan


limbah bahan berbahaya dan beracun.

Land clearance and reclamation of used mining sites

in accordance to the valid regulation.


M a n a g e m e n t o f b i o l o g i c a l d i ve r s i t y fo r u s e d
mining sites.
Management of mine acid water.
Emissions, effluent and waste control.

The management of emissions, effluent and waste is


based on the standardized parameters as prescribed in the
Governor of South Sumatera Regulaion No. 15 of 15 May
2005 concerning Emissions from Non-Moving Sources.
Air quality control is carried out in a number of ways
which are:

Maintaining and spraying mine roads with water


tanks.
Planting trees in buffer zone locations and final mining
locations.
Regularly spraying dust using dust suppression system
in stockpile locations and monitoring emissions from
gensets and incinerators.

The Company also controls general waste, hazardous


and toxic waste In addition to air emissions.

Selain pemantauan emisi, Perseroan secara


berkelanjutan mengelola limbah B3 secara hati-hati
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Besides monitoring emissions, the Company continuously and carefully processes
hazardous waste in accordance with the laws and regulations.

Operational Management Report

Adapun langkah pengelolaan selengkapnya adalah


sebagai berikut:

Limbah umum, yang berasal dari area perumahan dan


area penambangan Perseroan, dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) di area dumping Banko Barat.
Limbah yang bersifat organik diolah menjadi pupuk
Bokhasi dengan melibatkan masyarakat sekitar, yang
kemudian dibeli oleh Perseroan untuk digunakan saat
revegetasi lahan.
Limbah B3, yang berasal dari unit kerja (bengkel),
seperti oli bekas, batere bekas dan filter oli bekas, dan
sebagainnya pengelolaannya dilakukan sesuai PP No. 18 jo
No.85 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3. Selain
melakukan daur ulang limbah B3 bekerjasama dengan
mitra kompeten, Perseroan melakukan pembakaran
limbah B3 dengan incenerator dan melaksanaan proses
bioremediasi untuk material yang tercemar hydrokarbon
sesuai peraturan yang berlaku.

Pemantauan Lingkungan
Perseroan melakukan pemantauan secara rutin terhadap
kondisi lingkungan di sekitar area penambangan dengan
tujuan untuk meminimalisir kemungkinan kerusakan
lingkungan, sekaligus sebagai bagian dari upaya mitigasi

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Waste control is carried out in the following ways:

General waste originating from residential and


mining areas is discharged into Banko Barat dumping
area. By involving local community, organic waste is
processed by turning it into Bokashi fertilizer which
is subsequently bought by the Company for land
revegetation.
Hazardous waste, originating from work units
(workshops), such as used oil, used batteries and
used oil filters, is processed in accordance with
Government Regulation No. 18 jo No.85 year 1999
regarding management of hazardous waste. Waste
management efforts carried out by the Company
jointly with competent partners include recycling
hazardous waste, burning hazardous waste using
incinerators and using bioremediation process for
hydocarbon-contaminated materials.

Environmental Monitoring
The Company routinely monitors the environmental
condition of the surrounding mining area to minimize
environmental damage, and at the same time to mitigate
risks to the environment. Environmental monitoring

71

PT Bukit Asam Tbk

72

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

risiko lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan


yang dilakukan antara lain meliputi pemantauan kualitas
air, kualitas udara, kualitas tanah, pencemaran tanah,
erosi hingga satwa liar dan biota air yang hidup di
sekitar area pertambangan.

activities included monitoring water quality, air quality,


soil quality, land pollution, erosion as well as wildlife and
aquatic organisms living around the mining area.
In 2009 the Company conducted the following routine
monitoring activities:

Pada tahun 2009, Perseroan melakukan aktifitas pemantauan


rutin sebagai berikut:
Jenis Pemantauan

Jumlah Titik
Pantau
Monitoring Points

Frekwensi Pemantauan Dilakukan


Pihak Independen
Monitoring Frequency by
Independent Party

Kualitas Air

34

Dua kali sebulan (oleh Pihak 3 dan


Lab PTBA), Untuk pH dan debit air
dilakukan setiap hari*
Twice a month (by third party
and PTBA Lab), Daily for pH water
debit*

Kualitas Udara Ambient

10

Object of Monitoring

Water Quality

Sekali sebulan Once a month

Ambient Air quality

Setiap triwulan Every quarter

Air emissions
(non-moving sources)

Emisi Udara
(sumber tidak bergerak)

Kebisingan

Setiap triwulan Every quarter

Noise

Kualitas Tanah

Dua kali setahun Twice a year

Soil Quality

Revegetasi
Pencemaran Tanah
(material bekas)
Tanah Pucuk
Swa Bakar
Erosi
Infeksi Saluran Pernafasan Akhir
(ISPA)
Satwa Liar
Biota Air
Sosial, Ekonomi dan Budaya

10
10
8
11

Dua kali setahun Twice a year

Revegetation

Sekali sebulan* Once a month*

Soil Pollution

Sekali sebulan* Once a month*

Top Soil

Berlanjut* Continuous*

Spontaneous Combusition

Sekali sebulan* Once a month*

Erosion

Dua kali setahun Twice a year

Upper Respiratory Tract Infection

10

Dua kali setahun Twice a year

Wild Life

Dua kali setahun Twice a year

Water Biota

Sekali setahun Once a year

Social, Economy and Culture

9
3

10

*Dilakukan oleh PTBA

Pemantauan Keanekaragaman Hayati untuk


Perairan
Pada tahun 2009 Perseroan melakuk an sur vei
keanekaragaman hayati di sekitar daerah perairan
Sungai Enim, Sungai Lawai, Sungai Lematang, Sungai
Kiahan dan Sungai Kiawas yang memiliki risiko terkena
dampak kegiatan penambangan. Program tersebut
dilaksanakan bekerjasama dengan PPLH Universitas
Sriwijaya, merupakan bagian dari implementasi dokumen
RPL Perseroan yang dilaksanakan dua kali setiap tahun.
Pemantauan Flora dan Fauna
U nt u k m e n g u ra n gi d a m p a k n e g a t i f te r h a d a p
keberlangsungan hidup flora dan fauna, maka Perseroan
melakukan berbagai upaya pemantauan, diantaranya:

Melakukan survei flora dan fauna di area sekitar kegiatan


penambangan, bekerjasama dengan lembaga perguruan
tinggi PPLH-UNSRI, mencakup area survei seluas 4.557 Ha.
Pemantauan flora yang tumbuh di area reklamasi oleh
karyawan satuan kerja K3L, yang mencakup tinggi
tanaman, diameter dan pertumbuhan tanaman.

*Performed by PTBA

Water Biological Diversity Monitoring


In 2009 a survey of biological diversity was conducted
in the areas of Enim River, Lawai River, Lematang
River, Kiahan River and Kiawas River which are
susceptible to the impact of mining activities. The
program was carried out in collaboration with PPLH of
Sriwijaya University, as part of the Companys efforts
to standardize its Environmental Impact Assessment
(AMDAL) carried twice a year.
Flora and Fauna Monitoring
To minimize the negative impact to the sustainability
of flora dan fauna, the Company took various
monitoring steps, among others:

Conducting flora and fauna survey in the areas


surrounding the Companys mines, in cooperation with
PPLH-UNSRI team, covering a survey area of 4,557 Ha.
Monitoring flora that grows in the reclaimed area
by employees assigned to the Environment and
HWS work force, which included measuring plant
height, diameter and health condition.

Operational Management Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining secara


terpadu dalam kegiatan penambangan.
The Company implements an integrated Green Mining scheme in its
mining activities
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan
Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan
melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus
merupakan bagian proses evaluasi kondisi lingkungan area
pertambangan dan sekitarnya, serta pengembangan potensi
lingkungan di masa mendatang. Beberapa kegatan penelitian
yang dilaksanakan pada tahun 2009 dalah :

Implementasi & pengembangan Mikoriza untuk


mendukung revegetasi lahan bekas tambang.
Melakukan revegetasi dengan tanaman sawit di lokasi
penimbunan.
Uji coba revegetasi secara secara langsung (menanam
langsung biji di lapangan).
Kajian dan pemanfaatan oli bekas, sebagai mencampur
ANFO untuk peledakan.

Selain melaksanakan langkah-langkah perlindungan tersebut,


Perseroan mengimplementasikan kegiatan Green Mining
dengan melakukan penanaman pohon-pohon di luar areal
tambang dan penebaran ikan di badan sungai bersama
masyarakat. Perseroan juga melakukan sosialisasi lingkungan
melalui pelatihan lingkungan, spanduk, baliho, studi banding
(bench marking), buku dan majalah lingkungan, poster, dan
presentasi lingkungan. Sebagai wujud komitmen manajemen
terhadap lingkungan dan pascatambang, serta menyusun
dokumen provisi lingkungan sesuai Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK 33).
Keseluruhan hasil pemantauan dan hasil evaluasi yang
telah dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan
menunjukan bahwa semua parameter lingkungan telah
memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML). Atas berbagai
upaya-upaya perlindungan lingkungan tersebut Perseroan
kemudian meraih beberapa penghargaan dalam pengelolaan
lingkungan, yaitu:

Peringkat Hijau untuk PROPER Pusat maupun Provinsi


Sumsel.
Peringkat Aditama I untuk kategori Pengelolaan
Pembibitan, Reklamasi dan batuan tanah penutup
Peringkat Utama II untuk kategori Pengelolaan
Pemantauan, kegiatan Sarana Penunjang dan
Penanggulangan Erosi dan Sedimentasi.

Environmental Research and Development


To preserve the surrounding environment, the Company
conducted various studies and researches to evaluate
the condition of mining area and its surrounding, and to
develop environment potentials in the future. Several
research activities conducted in 2009 were:

Implementation & development of Mikoriza to support


revegetation of used mining areas.
Revegetation with oil palm in landfill locations.
Direct trial-and-run revegetation.
Study and use of used oil.

The Company implemented Green Mining scheme by


planting trees outside the mining area and releasing fish
in the rivers together with the community members.
To socialize with the local community the Company
organized training programs, put up banners, posters
and billboards, used bench marking, distributed books
and magazines, and gave presentation on the subject
of environment. As a reflection of its commitment to
environmental and post-mining management and in
accordance with Statement of Financial Accounting
Standards, the Company prepared an environmental
provision document (SFAS 33).
Th e ove ra l l re s u l t o f m o n i to r i n g a n d e va l u at i o n
performed in accordance with established standards
s h o we d t h a t a l l e nv i ro n m e n t a l p a r a m e t e r s m e t
Environment Quality Standard. For its continued efforts
in environmental conservation the Company received
several environmental management awards:

Green PROPER Rating for Central and South Sumatera


level.
Prime Rating in the category of nursery, reclamation
and cover soil.
First Rating in the category of monitoring, auxiliary
facilities, and erosion & sedimentation control.

73

PT Bukit Asam Tbk

74

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Pengembangan Tahura Enim sebagai


wujud komitmen Perseroan terhadap
pelestarian lingkungan.
Tanjung Enim Grand Forest Park (TAHURA) development
reflects the Companys commitment to environmental
conservation.
Laporan Pelaksanaan
Reklamasi dan Rehabilitasi
Pembukaan lahan dan proses reklamasi areal tambang
Perseroan telah dilaksanakan sesuai dengan butir-butir
ketentuan pada UU No. 4 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri
No 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan penutupan
Tambang yang menegaskan bahwa: (i) pembukaan lahan
dilakukan bertahap; (ii) ada proses pembentukan slope
& back slope; (iii) membuat saluran, check dam, rip rap;
(iv) melakukan penanaman cover crop; (v) menggunakan
incenerator untuk limbah B3; (vi) melaksanakan bioremediasi
untuk pengelolaan tanah yang terkontaminasi hydrocarbon,
(vii) pengapuran, wetland untuk limbah cair dan membuat
kolam pengendap. Seluruh ketentuan tersebut telah
dipenuhi oleh Perseroan seperti diuraikan pada bagian
Pengelolaan Lingkungan diatas.

IMPLEMENTATION Report
of Reclamation and
Rehabilitation
Land clearance and mining area reclamation have
been carried out pursuant to the provision of Law
No. 4 of 2009 and Government Regulation No. 18 of
2008 concerning Reclamation and Mine Closing which
required the following: (i) Gradual land clearance; (ii)
Slope & back slope; (iii) Canal, check dam, rip rap; (iv)
Planting cover crop; (v) Incinerator for hazardous waste;
(vi) Bioremediation for hydrocarbon-contaminated land
cultivation; (vii) Calcification, wetland for liquid waste
and sedimentation pool. All the requirements were
met by the Cpmpany as described in the preceding
section of Environmental Conservation.

Operational Management Report

Perseroan kemudian melangkah lebih jauh dan menjadi


pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi
pascatambang dengan menetapkan serta merancang daerah
pascatambang seluas 5.394 ha menjadi Taman Hutan Raya
(TAHURA). Pelaksanaan program reklamasi dan rehabilitasi
lahan pascatambang mengacu pada Rencana Induk Wilayah
Pertambangan (RIWP) yang telah dibuat sejak tahun 1994
serta Master Plan pemanfaatan lahan bekas tambang batubara
sebagai Tahura Enim. Rencana ini kemudian dikukuhkan
untuk dilaksanakan melalui program jangka panjang, secara
bertahap dan berkelanjutan dan telah ditetap dalam Perda
Kabupaten Muara Enim.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

The Company took a step fur ther and pioneered


i n e nv i ro n m e nt a l co n s e r vat i o n a n d p o s t- m i n i n g
rehabilitation by designating and designing a postmining area of 5,394 ha to serve as Grand Forest Park.
The implementation of post-mining reclamation and
rehabilitation program was in keeping with Mining
Area Master Plan devised in 1994 and master plan
for utilizing post-coal-mining area as Tanjung Enim
Grand Forest Park ( TAHURA). A regional government
regulation confirmed this plan to be a long-term,
gradual and ongoing program.

Tahura Enim sesuai dengan Perda Kabupaten Muara Enim No.


4 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang
Batubara PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk di
Kabupaten Muara Enim, dengan membagi area pascatambang
menjadi beberapa zona, yaitu :

The Company continued with the construction


o f Ta h u r a E n i m i n a c c o rd a n c e w i t h M u a r a E n i m
Regency Regional Government Regulation No. 4 of
2004 concerning Benefit of Used Coal Mining Area
of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk in
Muara Enim Regency, dividing the post-mining area
into several zones:

Zona Penerima/Rekreasi
Zona Sarana Prasarana
Zona Hutan Tanaman
Zona Kebun Koleksi
Zona Kebun Buah
Zona Peternakan
Zona Wisata Air
Zona Penelitian Produktif
Zona Pertanian/Agroforestry
Zona Perikanan
Zona Bumi Perkemahan
Zona Satwa

S a m p a i d e n g a n t a h u n 2 0 0 9 , p ro g r a m re k l a m a s i
lahan pascatambang sebagai Tahura Enim yang telah
dilaksanakan adalah:

Until end of 2009, post-mining reclamation program for


Tahura Enim included the completion of:

Perseroan kemudian melaksanakan program pembangunan

Pembangunan Kebun Pembibitan, Gedung Olah Raga


(Sport Centre) dan Tennis Indoor di zona penerima.
Pembangunan Kantor Tambang Terpadu, Pengolah LB3
(incinerator dan unit bioremediasi) di zona sarana dan
prasarana.
Melakukan pengkayaan tanaman dengan tanaman
produktif seperti merbau, mahoni, jati, tanaman lokal,
dll di zona Hutan Tanaman.
Melakukan revegetasi dengan tanaman yang bermanfaat
seperti Kayu Putih.
Bekerjasama dengan Yayasan Keluarga Besar Bukit Asam
(YAKASABA) telah memproduksi minyak kayu putih.
Implementasi Mikoriza di areal pembibitan sebagai bagian dari
proses reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang.

Receiving/Recreational Zone
Utility Zone
Plantation Forest Zone
Collection Garden Zone
Fruit Garden Zone
Cattle Breeding Zone
Water Recreation Zone
Productive Research Zone
Agro-forestry Zone
Fishery Zone
Camping Zone
Animal Zone

Nursery Garden, Sports Centre and Indoor Tennis in


Receiving Zone.
Integrated Mine Office, Hazardous Waste Processor
(incinerator and bioremediation unit) in Utility
Zone.
Plant enrichment with produc tive plants such
as merbau, mahogany, teak, local plants, etc. in
Plantation Forest Zone.
Revegetation with useful plants such as eucalyptus.
Producing eucalyptus oil in collaboration with
YAKASABA.
Implementation of Mikoriza in nursery area as part of
process post-mining reclamation and rehabilitation.

75

PT Bukit Asam Tbk

76

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Investasi berkesinambungan di bidang


aplikasi maupun infrastruktur Teknologi
Informasi untuk mendukung strategi
pertumbuhan Perseroan secara
terintegrasi.
Sustainable invesment in the application and
infrastructure of Information Technology to support an
integrated strategy for the development of the Company.
Pengembangan Teknologi
Informasi

Information Technology
Development

Teknologi Informasi dikembangkan agar bisa memberikan


inspirasi dan menjadi bagian dari pencapaian visi menjadi
perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya
saing tinggi dan strategi per tumbuhan Perseroan.
Pengembangan teknologi informasi selama ini terbukti
dapat mendukung peningkatan efisiensi, efektivitas

Information Technology is developed to give inspiration


and to take part in realizing the corporate vision of
becoming a highly competitive coal-based energy
company and in adopting the corporate development
strategy. Developing information technology proves
to enhance the efficiency and effectiveness of the

PT Bukit Asam Tbk

Operational Management Report

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

kinerja dan sekaligus merefleksikan kesiapan Perseroan


dalam memberikan pelayanan terbaik sesuai kebutuhan
dan permintaan pasar.

Company performance, and reflects the readiness of


the Company to offer its best services to meet market
needs and demand.

Perseroan senantiasa melakukan investasi berkesinambungan


dalam bidang aplikasi maupun infrastruktur teknologi
sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi tersebut.
Target yang dituju adalah mengembangkan sistem
teknologi informasi sebagai bagian dari tata kelola
teknologi informasi (IT Governance) yang dapat mendukung
pencapaian rencana strategis. Perseroan kemudian
menerapkan strategi pengembangan TI yang meliputi:

The Company consistently invests in the application


and infrastructure of information technology in an
effort to realize its vision. The target of developing
information technology system is to achieve
I n fo r m a t i o n Te c h n o l o g y G ove r n a n ce to s u p p o r t
the Company in realizing its strategic plans. The
following strategies were applied in developing
information technology:

Menerapkan prinsip-prinsip IT Governance, yakni Strategic


Alignment, Value Delivery, Risk Management, Resource
Management dan Performance Measurement.

Menyempurnak an model bisnis menuju solusi


terintegrasi.
Meningkatkan kemampuan pengelolaan, proses dan
sumberdaya IT.

Applying IT Governance principles that cover Strategic

Alignment, Value Delivery, Risk Management, Resource


Management and Performance Measurement.
Improving business model towards integrated
solutions.
Enhancing management, processing and information
technology resources capacity.

Saat ini Perseroan menggunakan sistem Ellipse Enterprise


Resource Planning (ERP) yang telah mengintegrasikan
modul-modul operasional utama yakni modul Operation
& M a i n t e n a n ce, Fi n a n c i a l, H u m a n R e s o u rce s d a n
Materials. Perseroan kemudian merealisasikan program
pengembangan TI guna mendukung peningkatan kinerja
Perseroan, yaitu:

The Company is currently using Ellipse Enterprise


Resource Planning (ERP) system that has integrated
the main operating modules such as Operation
& M aintenance, Financial, Human Resources and
Materials. The Company has completed the following
IT development program to support the improvement
of its performance:

Memasang instalasi infrastruktur jaringan (leased-line


WAN) ke lokasi Unit Pertambangan Ombilin, PT Bukit
Asam Prima (PT BAP) dan unit kerja Briket Jakarta.
Pemasangan dilakukan guna mendukung implementasi
laporan keuangan konsolidasi. Tahapan ini disusul
dengan peningkatan kecepatan akses Network (WAN)
sebagai berikut.

Lokasi Location

Installing network infrastructure (leased-line WAN)


in the locations of Ombilin Mining Unit, PT Bukit
Asam Prima (PT BAP) and Briket Jakarta working unit.
The installation had a purpose of supporting the
implementation of consolidated financial statements.
This stage was followed by improving the speed to
access Network (WAN) as follows:

Koneksi Awal Initial Connection

Upgrade

TJE - JKT

1 Mbps

2 Mbps

TJE - TRH

512 Kbps

1 Mbps

TJE - KTP

512 Kbps

1 Mbps

Internet JKT

512 Kbps

2 Mbps

Internet TJE

256 Kbps

1 Mbps

Briket Natar

256 Kbps

Briket Gresik

256 Kbps

TJE - Omblin

64 Kbps

128 Kbps

TJE Briket Blok M

64 Kbps

128 Kbps

TJE - PT BAP

64 Kbps

128 Kbps

77

PT Bukit Asam Tbk

78

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Mengembangkan Ellipse System dengan menerapkan


Multi-District untuk kebutuhan konsolidasi keuangan,
dilanjutkan dengan menerapkan implementasi Multi Distrik
Tahap II (Briket Lampung) untuk mempercepat proses
konsolidasi laporan keuangan seluruh anak perusahaan.

Developing Ellipse System with Multi-Distric t


application for financial consolidation needs, followed
by implementing Multi District State II (Briket
Lampung) to speed up the process of consolidating
all subsidiaries financial statements.

Guna mendukung kecepatan pemrosesan, Perseroan


kemudian meningkatkan kapasitas storage untuk aplikasi
Ellipse (ERP) dari 1 Tera menjadi 2,5 Tera. Langkah ini disusul
dengan peningkatan kemampuan PC untuk menunjang
proses bisnis, yakni mengganti 200 PC yang habis masa
sewanya dan 250 buah PCP III & IV (total 450 PC).

To ex p e d i te p ro ce s s i n g, t h e Co m p a ny i n c re a sed
storage capacity of Ellipse (ERP) application from 1
Tera to 2.5 Tera. The next step was upgrading PC
capacity to support business processing to replace
2 0 0 P C w h o s e re nt ex p i re d a n d 2 5 0 P C P I I I & I V
(total 450 PC).

Pada tahun 2010, Perseroan akan terus melaksanakan


review dan memperbaiki strategi pengembangan IT
untuk meningkatkan kemampuan dan manfaat IT dalam
mendukung bisnis Perseroan serta mengembangkan
struktur, proses dan petunjuk pelaksanaannya. Tujuannya
agar penerapan prinsip IT Governance secara terpadu
dapat terlaksana dengan optimal. Perseroan juga
berencana mengembangkan sistem informasi terintegrasi
untuk seluruh rantai pasokan batubara yang mencakup
proses perencanaan, penjadwalan produksi, ekstraksi
batubara, stockpile tambang maupun pelabuhan,
transportasi, bongkar muat kapal hingga pemasaran.
Melalui sistem TI terintegrasi ini Perseroan akan dapat
meningkatkan daya saing menghadapi kompetisi industri
yang semakin meningkat.

In 2010, the Company will continue to review and


improve its IT development strategy to enhance
IT capacit y and usefulness for the benefit of the
Company business, and to develop the structure,
process and implementation guideline. The purpose
i s to a cco m p l i s h a n i nte grate d i m p l e m e nt at ion
of IT Governance principles with optimum result.
The Company also plans to develop an integrated
information system for all coal supply chains that
covers planning process, produc tion scheduling,
coal extraction, mine stockpiling as well as por ts,
transportation, loading and unloading (stevedoring)
and marketing. With this integrated TI system the
Company will be able to become more competitive
in the increasingly aggressive industry.

Selain itu Perseroan juga berencana mengimplementasikan


Enterprise Content Management, meliputi diantaranya
aplikasi sistem pengelolaan kearsipan semi elektronik
untuk meningkatkan efisiensi proses pengelolaan
dokumen dan arsip Perseroan serta menjamin keamanan
data operasional.

In addition, the Company also seeks to implement


Enterprise Content Management to install application
fo r s e m i - e l e c t r o n i c f i l i n g s y s t e m t o s u p p o r t a n
efficient document and archive process and to secure
operational data safety.

Perseroan juga akan mengimplementasikan e-procurement,


yaitu suatu sistem yang berfungsi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pengadaan barang atau jasa,
memudahkan dan mempercepat pengelolaan data,
monitoring terhadap proses pengadaan barang dan jasa
serta memberikan kemudahan, kecepatan dan keakuratan
dalam membuat laporan.

The Company will implement e -procurement, that


is a system to ensure efficient and effective goods
or ser vices procurement, easy, fast and accurate
data processing, goods or ser vices procurement
monitoring, as well as reporting system.

Perseroan melakukan tinjauan dan memperbaiki strategi


pengembangan TI untuk meningkatkan kemampuan dan
manfaatnya dalam mendukung bisnis Perseroan secara terintegrasi.
The Company reviews and improves IT development strategy to enhance its
capacity and usefulness in providing an integrated support to the Companys
business operations.

Operational Management Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Komitmen untuk meningkatkan


kompetensi pegawai sebagai mitra
strategis bertalenta tinggi untuk
menjamin pertumbuhan Perseroan
secara berkelanjutan.
Commitment to boost the competence of
employees as highly talented strategic partners
to ensure the sustainable growth of the
Company.

79

PT Bukit Asam Tbk

80

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Pengembangan Sumber Daya


Manusia

Human Resource Development

Misi Perseroan dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia


(SDM) adalah menyediakan SDM dan Sistem Manajemen SDM
yang terbaik, untuk menunjang pengembangan Perusahaan.
Sementara Visi Perusahaan dalam pengelolaan SDM adalah
Menjadikan SDM PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sebagai
keunggulan kompetitif Perusahaan. Untuk mewujudkan misi
dan visi tersebut, Perseroan menetapkan serangkaian langkahlangkah strategis pengelolaan SDM sebagai berikut:

The corporate mission in managing human resources is


to have the best human resources and human resource
management system in suppor t of the Company s
development. While the corporate vision in managing
human resources is To make PT Bukit Asam (Persero),
Tbk. human resources the competitive advantage
of the Company. To realize such vision and mission,
the Company adopts a series of strategic measures in
managing human resources as follows:

Mengusahakan pengembangan dan pemenuhan


kompetensi pegawai serta penyiapan manajemen/
pemimpin Perseroan yang profesional.

Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan


penyempurnaan sistem manajemen SDM.
Memfasilitasi pembentukan budaya unggul.

Developing and realizing personnel potentials and


grooming professional candidates for management/
leadership level.

Aligning organisation and improving human resource


management system.
Cultivating culture of excellence.

Perseroan meyakini berbagai pencapaian dan pertumbuhan


kinerja yang diperoleh hingga saat ini merupakan wujud nyata
dari kerja keras dan dedikasi seluruh pegawai Perseroan.
Keyakinan ini menumbuhkan pemahaman bahwa SDM
merupakan unsur penggerak terpenting dari seluruh kegiatan
bisnis yang dilaksanakan oleh Perseroan dan menempatkan
SDM sebagai mitra strategis perusahaan.

The Company is confident that the countless


achievements and growth in the Company performance
reflect the hard work and dedication of all personnel.
Th i s co n f i d e n ce l e a d s to a n u n d e r s t a n d i n g t h at
human resource is the prime driving force of the
entire business operations and the strategic partner
of the Company.

Sejalan dengan strategi pengelolaan SDM, Perseroan


telah memiliki struktur organisasi yang lengkap dalam
pengelolaan SDM, meliputi fungsi perencanaan,
pengembangan SDM, pendidik an dan pelatihan,
administrasi kepegawaian dan hubungan industrial.
Melalui berbagai fungsi tersebut, Perseroan berupaya
m e w u j u d k a n m i s i u n t u k m e nye d i a k a n S D M d a n
sistem manajemen SDM terbaik untuk menunjang
pengembangan Perseroan.

In line with its human resource management strategy,


the Company has equipped itself with a comprehensive
organization structure with the functions of human
resource planning, development, education and
training, personnel administration and industrial
relations. Through these functions the Company strives
to accomplish its mission to install the best human
resources and human resource management system in
support of the Companys continued growth.

Diakhir tahun 2009, Perseroan memiliki jumlah pegawai


sebanyak 3.323 orang dengan lokasi penugasan yang tersebar
di Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pertambangan
Ombilin, Unit Pengusahaan Briket serta 151 orang yang
diperbantukan pada anak perusahaan dan Dana Pensiun
milik Perseroan. Demografi pegawai menunjukkan 17 orang
pegawai 2009 adalah lulusan sarjana Strata-2, 355 orang

At the end of 2009, the Company employed 3,323


people posted in various sites, Tanjung Enim Mining
Unit, Ombilin Mining Unit, Briquette Business Unit, and
151 people assigned in the Companys subsidiaries
and Pension Fund. Employee demography indicates
that in 2009 the Companys workforce consisted of 17
post-graduates, 355 graduates, 219 under-graduates,

3.323

Jumlah pegawai Perseroan pada akhir


tahun 2009
Total number of employees at the end of 2009

Operational Management Report

lulusan Strata-1, 219 orang lulusan D-3, 1.600 orang lulusan


SLTA dan 1.132 orang lulusan jenjang pendidikan SLTP hingga
SD, sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan pada
berbagai bidang operasional Perseroan.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

1,600 high school graduates and 1,132 junior high


and elementar y school graduates, depending on
the scope of work required in various areas of the
Companys operation.

Demografi Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan Demographics by Education Level

2008

2009

2009

1.172

1.132

s/d SLTP
up to Junior High School

1.634

1.600

SLTA
Senior High School

220

219

D3
Diploma Graduate

249

355

S1
Graduate

17

17

S2
Doctoral

2008

Demografi Pegawai Menurut Usia Demographics by Age

2008

2009

2009

0,8%

< 25

0,3%

2,7%

25 - 30

1,9%

0,8%

30 - 35

6,8%

6,5%

35 - 40

26,7%

19,1%

40 - 45

41,7%

43,0%

45 - 50

22,7%

27,1%

> 50

2008

Rekrutmen Pegawai

Recruitment of Employees

Proses penerimaan merupakan kegiatan kunci yang menentukan


kualitas insan Perseroan di masa mendatang. Perseroan
menerapkan kebijakan rekrutmen umum yang menetapkan
bahwa proses penerimaan pegawai berawal dari bagian user
dan berakhir di user. Bagian lain, terutama HRD, khusus bertindak
sebagai fasilitator dan regulator proses penerimaan.

Recruitment process is a key activity that determines


the quality of the Company s manpower. General
recruitment policy directs that recruitment process
starts with the user and ends with the user. The Human
Resources Department acts as facilitator and regulator
of recruitment process.

Dalam menjalankan fungsinya, HRD menetapkan kebijakan


umum mengenai sourcing, proses seleksi dan administrasi
penerimaan pegawai. Perseroan menetapkan beberapa
kriteria dasar dalam seleksi SDM, yakni: kapasitas calon SDM
yang meliputi lulus uji kemampuan berpikir (analisa, problem
solving dan pengambilan keputusan); kemampuan kerjasama
tim (komunikasi dan kepemimpinan) dan energi calon SDM
(motivasi, adaptasi, kemauan belajar).

To exercise its function, Human Resource Department


formulates a general policy of sourcing, selection, and
recruitment administration. The Company sets several
criteria in selecting human resources, which require
applicants to pass several qualification tests: thinking
ability (analysis, problem solving and decision making)
teamwork spirit (communication and leadership) and
energy (motivation, adaptation, learning spirit).

Rekrutmen dilaksanakan berdasarkan rencana kebutuhan


tenaga kerja jangka panjang yang dilakukan melalui pihak
ketiga. Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih
dahulu para calon pegawai tersebut mengikuti program
management trainee, disebut Graduate Development
Program. Pada tahun 2009, sesuai dengan kondisi demografi

Recruitment is adjusted to long-term working


requirement and is done through a third party. Prior
to permanent employment, a prospective employee is
required to take management trainee course, called
Graduate Development Program. In 2009, in accordance

81

PT Bukit Asam Tbk

82

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Perseroan melaksanakan program pelatihan dan pengembangan


secara sistematis sebagai wujud komitmen terhadap pengembangan
kompetensi pegawai.
The Company provides systematic training and development program as a
reflection of its commitment to employee competence development

seperti terlihat diatas, secara paralel saat ini Perseroan telah


merekrut sebanyak 117 orang dengan tingkat pendidikan
S1, dan merencanakan untuk merekrut tenaga-tenaga
lainnya sesuai kebutuhan.

Employee Training and


Competence Development

Pelatihan dan Pengembangan


Kompetensi Pegawai
Pelatihan dan pengembangan pegawai dilaksanakan
berdasarkan analisa kebutuhan pelatihan dalam rangka
pemenuhan kompetensi, tuntutan profesi/sertifikasi dan
ketentuan perundang-undangan. Pengembangan SDM
merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan
dampak nyata bagi peningkatan kinerja Perseroan di masa
mendatang. Program-program pelatihan yang dilakukan
Perseroan pada tahun 2009, mencakup:

Peningkatan kompetensi manajerial pegawai melalui


program pengembangan manajemen, diikuti oleh 2.130
pegawai. Salah satu pelatihan khusus dalam bidang
manajemen yang dilaksanakan pada tahun 2009 adalah
Marketing in Turbulent Times, diselenggarakan oleh
Mark Plus di Jakarta. Pelatihan ini diperuntukkan bagi
para Senior Manajer, General Manajer dan Direktur anak
perusahaan.
Peningkatan kompetensi teknis pegawai, melalui Pelatihan
Teknik dan Non Teknik, diikuti oleh 3.375 pegawai.
Pelaksanaan Uji Kompetensi untuk kompetensi non-teknis
(potensi) terhadap jenjang III dan IV sebanyak 259 pegawai
dan teknis terhadap jenjang II, IV dan V sebanyak 113
pegawai.

Tahun 2009, Perseroan juga melakukan penyusunan


Leadership Development Programme untuk menyiapkan
kader pemimpin perusahaan.
Jenis Pelatihan
Manajemen

with the foregoing demography chart, the Company


recruited 117 university graduates. Recruitment is an
ongoing process as the Companys needs develop.

Employee training and development are based on


a n a l ys i s o f t ra i n i n g n e e d s to re a l i ze e m p l oye e s
potentials, fulfil professional/certification requirements
and to comply with the laws and regulations. Human
resource development is a long-term investment
that will positively affect the future per formance
of the Company. Training programs conducted in
2009 include:

Managerial competence development through


management development program followed by 2,130
employees. One of the special management training
progams in 2009 was Marketing in Turbulent Times,
conducted by Mark Plus in Jakarta. This training was
designed for senior managers, general managers and
directors of subsidiaries.
Technical competence development through Technical
and Non-technical Training attended by 3,375
employees.
Competence Test for non-technical (potential)
competence at level III and IV for 259 employees
and technical competence at level II, IV dan V for 113
employees.

In 2009, the Company organized Leadership Development


Program to groom company management candidates.

Eksternal External

Internal

Grand Total

231

1.899

2.130

Type of Training
Management

Teknik

479

2.896

3.375

Technical

Grand Total

710

4.795

5.505

Grand Total

Operational Management Report

Secara keselurahan, Perseroan mengeluarkan biaya sebesar


Rp16,41 miliar untuk mengembangkan kompetensi pegawai
melalui pelatihan termasuk seminar dan workshop, sepanjang
tahun 2009, sehingga rata-rata biaya pengembangan setiap
pegawai adalah sebesar Rp4,9 juta/pegawai.

Persamaan Kesempatan dalam


Pengembangan Jenjang Karir
Perseroan menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh
Pegawai dalam mengembangkan karir-nya sesuai dengan
perkembangan perusahaan. Untuk itu, seluruh pranata yang
mendukung penilaian kemampuan pegawai secara adil dan
transparan terus disempurnakan. Perseroan menerapkan
sistem tools Balanced Scorecard guna menjamin akurasi,
kesamaan dan transparansi yang berimbang dalam menilai
kompetensi seluruh pegawai, perkembangan karir, tanggung
jawab dan remunerasinya.
Perseroan kemudian memberikan kesempatan kepada
seluruh pegawai untuk memperjuangkan hak-haknya secara
berimbang dan setara melalui Serikat Pekerja Bukit Asam
(SPBA). Kesepakatan yang setara antara kewajiban maupun
hak pegawai di satu pihak (baik secara pribadi maupun
melalui SPBA) dengan Perseroan dilain pihak kemudian
dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Melalui
PKB ini pola hubungan industrial antara Perseroan dan
dukungan pegawai terhadap keberlangsungan operasional
yang kondusif menjadi lebih terjamin.
Selanjutnya pengembangan karir dilakukan melalui rotasi/
promosi berbasis kompetensi dan kinerja pegawai sesuai
kebutuhan perusahaan. Sepanjang tahun 2009, Perseroan
telah melakukan rotasi dan promosi terhadap 387 orang
karyawan. Langkah rotasi dan promosi dalam meningkatkan
kompetensi pegawai akan efektif jika dilakukan secara
terencana serta didukung oleh staf yang mampu menilai
kompetensi pegawai dengan tepat dan cermat, sehingga
pengembangan karir pegawai berjalan secara efektif, efisien
dan selaras dengan perkembangan Perseroan

Remunerasi dan Kesejahteraan Pegawai


Perseroan menindaklanjuti peningkatan kompetensi SDM
dengan memberikan kesempatan untuk berkembang
seimbang dengan peningkatan kompetensi dan penilaian
kinerjanya. Proses manajemen kinerja ini berlangsung melalui
siklus manajemen kinerja, mulai dari penyusunan rencana,
performance review secara kontinyu dan penilaian kinerja
di akhir tahun.
Untuk menentukan kinerja seluruh pegawai perusahaan,
Perseroan menetapkan Key Performance Indicator (KPI) yang
direncanakan dan ditetapkan mulai level perusahaan, tingkat
divisi/tim sampai dengan tingkat individu. Selanjutnya

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Overall, the Company spent Rp16.41 billion for the


development of employee competence by way of
training, seminar, and workshop in 2009, averaging
Rp4.9 million per employee.

Equal Opportunity in Career Development


The Company guarantees equal opportunity in career
development for all employees in line with the Companys
own development. For this purpose, all systems and
facilities in support of employee fair and transparent
competence evaluation continue to be installed and
improved. The Company applies Balanced Scorecard tool
to ensure that all employees are appraised in an accurate,
equal, balanced and transparent fashion in terms of their
career development, responsibility and remuneration.
The Company gives all employees oppor tunity to
fight for their equal and impartial rights through Bukit
Asam Labor Union. Equality of rights and obligations
between the employees (in person or by representation
of Buk it Asam Labor Union) and the Company is
incorporated in Collective Labor Agreement (CLA).
This Agreement ensures the employees support to
the Companys continued operations in a conducive
industrial relation.
Career development is also carried out by way of rotation/
promotion based on employee competence and performance
according to the needs of the Company. During the year,
387 employees were rotated and promoted. Rotation and
promotion in developing employee competence will be
effective when done with good planning and supported
by people who are able to make an accurate and thorough
evaluation of employee competence to ensure career
development is effected effectively and efficiently in
accordance with the Companys development.

Employee Remuneration and Welfare


Co m p e te n ce d e ve l o p m e nt i s fo l l owe d by gi v i n g
e m p l oye e s o p p o r t u n i t y fo r c a re e r d e ve l o p m e n t
commensurate with their performance. The process of
performance management runs through performance
management cycle that covers planning, continual and
yearend performance review.
To evaluate the per formance of all personnel, the
Company applies Key Performance Indicator (KPI) that
is put in place from corporate down to division/team
and individual level. Monitoring system is also used

83

PT Bukit Asam Tbk

84

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Perseroan memberikan remunerasi yang seimbang


sesuai kompetensi dan prestasi kinerja pegawai.
The Company pays remuneration that is commensurate with the
employees competence and performance

Perseroan menetapkan proses pemantauan atas keseluruhan


capaian kinerja masing-masing individu maupun group
/kelompok. Pemantauan dilakukan melalui coaching,
counseling, dan controlling. Perseroan selanjutnya melakukan
evaluasi atas kinerja seluruh insan perusahaan, baik pada
tingkat individual, team maupun pada tingkat perusahaan
secara periodik.
Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk dua tujuan, yakni
feedback bagi pengembangan kompetensi SDM bersangkutan
dan memberikan penghargaan kepada yang memiliki kinerja
sama atau melebihi target sesuai kesepakatan KPI sebelumnya
serta langkah pembinaan bagi yang kurang atau tidak dapat
mencapai ukuran kinerja yang ditetapkan.
Perseroan telah menerapk an standar penggajian
berdasarkan pemeringkatan pegawai dan jenjang jabatan.
Untuk meningkatkan remunerasi, Perseroan berencana
menerapkan standar penggajian yang kompetitif dengan
mengikuti remuneration survey pada industri sejenis.
Secara keseluruhan proses tersebut merupakan upaya
standarisasi sistem kompensasi dan imbal jasa Perseroan
yang diarahkan untuk meningkatkan motivasi pegawai
dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
Selain remunerasi yang sejalan dengan perkembangan industri
maupun kinerja, Perseroan memberikan tunjangan lain kepada
pegawai dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), asuransi
kesehehatan, uang pensiun dan hak cuti yang ditentukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Perseroan telah melaksanakan
program Jaminan Hari Tua (JHT), Dana Pensiun Bukit Asam dan
program pensiun Tabungan Hari Tua, bekerja sama dengan
lembaga yang kompeten, sebagai bagian dari pemenuhan
kesejahteraan pegawai. Perseroan juga menyediakan jaminan
layanan kesehatan melalui RSBA dan program Asuransi
Kesehatan Tugu mandiri untuk pegawai dan pensiunan pegawai.

Penyelarasan Organisasi dan


Penyempurnaan Sistem Manajemen Sdm
Dalam rangka menunjang pertumbuhan yang
berkesinambungan, Perseroan telah melakukan evaluasi
dan penyelarasan organisasi sesuai dengan dinamika
perubahan perusahaan.

to evaluate overall achievement of each individual or


group. Monitoring is carried out through coaching,
counselling and controlling. Periodic evaluation is made
on all personnel, whether as an individual, a team or a
company as a whole.
The result of this evaluation is then used for two
p u r p o s e s. Fi r s t , a s fe e d b a c k fo r d e ve l o p i n g t h e
e m p l o y e e s c o m p e t e n c e a n d g i v i n g a w a r d f o r
above standard achievement in accordance with
K e y Pe r f o r m a n c e I n d i c a t o r ( K P I ) . A n d s e c o n d ,
as coaching measures for those with below
standard performance.
The Company has devised a remuneration standard
based on employee rank and position level. The
Co m p a ny a l s o s e e k s to fo r m u l ate a co m p e t i t i ve
remuneration standard by taking part in a remuneration
s u r v e y i n s i m i l a r i n d u s t r y. T h e w h o l e p r o c e s s
is a means to standardize compensation and benefit
system towards motivating employees to step up
their competence and performance.
Besides performance-based remuneration, the Company
provides other benefits in the form of holiday bonus,
health insurance, pension and paid-leave in accrodance
with the prevailing regulations. The Company has set
up Retirement Benefit Program, Bukit Asam Pension
Fund and Retirement Savings Program in collaboration
with reputable and competent instutitions. These are
all aimed at satisfying employees welfare. The Company
also provides health care plans through Bukit Asam
Hospitals and Tugu Mandiri Health Insurance Progam
for employees and retirees.

Organization Alignment and Human


Resource Management System
Improvement
In a bid to ensure a sustainable growth the Company has
conducted organisational assessment and alignment in
accordance with the Companys changing requirements.

Operational Management Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Langk ah penting lainnya yang dilak uk an adalah


penyempurnaan sistem pengembangan pegawai melalui
penerapan Talent Management untuk memperoleh
gambaran rinci mengenai ketersediaan dan penempatan
pegawai sesuai kebutuhan organisasi. Dengan cara ini
program pengembangan, seleksi dan nominasi pegawai
berbasis pada kompetensi dan kinerja yang bersangkutan
menjadi lebih mudah untuk di pantau.

Another impor tant measure taken was improving


employee development system through the application
of Talent Management to arrive at a detailed picture
of the availability and placement of employees as
required by the organization. By this application,
employee development, selection and nomination will
be based on the individual employees competence
and performance.

Perseroan kemudian melakukan kajian atas model


kompetensi yang digunakan sebagai acuan, yang diikuti
dengan pengembangan Assessment Center. Melalui
langkah-langkah penyusunan sistem Assessment Center,
penyiapan infrastruktur dan penyiapan assesor internal,
maka pada tahun 2009 telah dilakukan asesmen dengan
metode Assessment Center terhadap 43 orang.

The Company reviewed the competence model used as


reference and developed an Assessment Center. By the
measures applied in the Assessment Center to formulate
system, set up infrastructure and internal assessor, 43
people were assessed in 2009.

Langkah-langkah tersebut kemudian berhasil


menyempurnakan model kompetensi dan menyusun
panduan assessment, setelah dilakukan review atas katalog
kompetensi inti, manajerial, karakteristik pribadi dan teknis,
serta panduan penilaian kompetensi teknis.

Peningkatan Budaya Unggul


Pembentukan dan peningkatan Budaya Unggul merupakan
bagian dari upaya memotivasi pegawai agar senantiasa
berkinerja dan memberikan kontribusi terbaik bagi Perseroan.
Program pembentukan dan peningkatan budaya unggul
yang dilakukan pada tahun 2009, diantaranya:

Pengembangan assessment center, penyempurnaan model


kompetensi dan penyusunan panduan assessment.
Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan
sanksi yang dilakukan secara transparan dan terukur.
Implementasi Balance Score Card di seluruh satuan kerja
Perseroan, melalui standarisasi sistem manajemen kinerja
yang diharapkan dapat mempercepat pembentukan
budaya berbasis kinerja.
Melakukan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP), pada
setiap semester, menggunakan KPI yang ditetapkan
sebelumnya, sebagai acuan pemberian penghargaan
dan pengembangan karyawa.
Pembinaan mental dan spiritual pegawai ser ta
mensosialisasikan nilai-nilai unggul Perseroan sebagai
mana tertera pada buku Kode Etik Perseroan dan Manual
GCG yang telah diperbaharui.

These measures successfully improved competence


model and produced assessment guide, after reviewing
core competence catalogue, managerial aptitude,
personal and technical charac teristics, as well as
technical competence assessment guide.

Cultivating Culture of Excellence


Cultivating culture of excellense is an effort to motivate
employees to constantly give their best performance
and contribution to the Company. Culture of excellence
cultivating program conducted in 2009 included:

Installation of assessment center, improvement of


competence model and introduction of assessment
guide.
Dissemination and implementation of a transparent
and measured reward and punishment system.
Implementation of Balance Score Card throughout
the Company by way of standardizing performance
management system expected to expedite the
establishment of performance-based culture.
Implementation of Employee Job Per formance
Rating in every semester, using pre-established Key
Performance Indicator as the basis of reward and
development of employees.
Development of mental and spiritual aspects of
employees and dissemination of values of excellence
practiced by the Company as laid down in the Corporate
Code of Conduct and the revised GCG manual.

85

PT Bukit Asam Tbk

86

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Pembahasan
dan Analisis
Manajemen
Management
Discussion and
Analysis

Perbaikan dan pembangunan


prasarana pendukung produksi serta
penajaman pelaksanaan program
efisiensi untuk menyambut peluang
dan menjamin peningkatan kinerja
berkelanjutan di masa mendatang.
Construction and Improvement of production supporting
infrastructure and focused efficiency program in anticipation
of business opportunity and sustainable future growth.

Management Discussion and Analysis

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

KONDISI UMUM DAN


PROSPEK USAHA

GENERAL CONDITION AND


BUSINESS PROSPECTS

Kondisi Umum Makro Perekonomian


Indonesia dan Global

General Condition of the Global and


Indonesian Macro Economy

Paket stimulus perekonomian sk ala besar berupa


program bail-out, penurunan suku bunga secara agresif
dan pemotongan pajak yang dilakukan berbagai negara
industri utama dunia telah berhasil mencegah terjadinya
resesi berkepanjangan, pascakrisis keuangan genting mulai
akhir 2008 yang melanda negara adidaya, Amerika Serikat.
Hasilnya sejak pertengahan 2009, pemulihan perekonomian
global sudah mulai tampak, ditandai dengan menguatnya
kembali transaksi di pasar finansial, meningkatnya indeks
harga saham di pasar finansial utama dan kenaikan kembali
harga-harga komoditas utama.

Large -scale economic stimulus bail- out pack age,


aggressive interest rate cut, and tax deduction imposed
by world major economy succeeded in preventing
p ro t ra c te d re ce s s i o n i n t h e a f te r m a t h o f a cc u te
financial crisis that was plaguing the super power,
the United States of America in 2008. In mid 2009,
global economic recovery started to roll in, marked
by strengthening financial market, increasing stock
price index in main financial market and improving
main commodity prices.

Perekonomian Indonesia tak lepas dari gejolak tersebut.


Namun demikian, bersama dengan beberapa negara di
kawasan Asia, seperti China dan India, Indonesia tidak
sempat mengalami kontraksi perekonomian, hanya
mengalami pelambatan pertumbuhan. Naiknya kembali
permintaan dan harga berbagai komoditas utama
seperti CPO, batubara dan migas serta pertumbuhan
permintaan domestik membuat GDP Indonesia pada 2009
mencatat pertumbuhan sebesar 4,5% sedikit melemah
dibandingkan GDP tahun 2008 yang tumbuh sebesar
6,1%. Secara keseluruhan indikator ekonomi makro
menunjukkan perekonomian Indonesia berada pada
kondisi yang mantap dan siap berkembang lebih lanjut
di masa mendatang.
Perkembangan positif perekonomian dunia tersebut,
diperkirakan akan membuat permintaan komoditas utama,
termasuk sumber energi, kembali meningkat. Permintaan
batubara di pasar global yang sempat mengalami
pelemahan mulai akhir 2008 kembali meningkat pada
akhir 2009, seiring mulai pulihnya kegiatan perekonomian
di negara-negara konsumen utamanya.

Prospek Permintaan Batubara


Saat ini, sesuai dengan data BP Statistical Review of
World Energy, November 2009, batubara merupakan
sumber energi global utama kedua setelah minyak
bumi. Di kawasan Asia-Pasifik, batubara adalah sumber
energi utama. Pasar batubara global, berdasarkan
wilayah geografisnya terbagi menjadi dua wilayah
utama, yaitu pasar Asia-Pasifik dan Atlantik.

Indonesias economy did not escape this turmoil,


but together with several other Asian countr ies,
such as China and India, the countr y did not see
any economic contraction, except a slowing growth.
As main commodit y like CPO, coal and oil & gas
and prices rebounded and domestic consumption
revived, the countrys 2009 GDP recorded a growth
of 4.5% or slighly lower than previous years rate of
6.1%. Indonesias macro economic indicator was an
indication that the overall economy was stable and
promising for future growth.
The positive world economic development was estimated
to boost demand for main commodity including energy
sources. Global demand for coal that was slowing down
towards the end of 2008 began to pick up by end of
2009 along with economic upswing in other main
consumer countries.

Prospects of Coal Demand


According to BP Statistical Review of World Energy,
November 2009, coal is currently the second chief
global energy source after crude oil. In the Asia-Pacific
region coal is the main energy source. Geographically,
global coal market is divided into two main regions,
Asia-Pacific and Atlantic.

87

PT Bukit Asam Tbk

88

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Global economic condition of 2009 had an effect on


coal demand. The global financial crisis that started
in the United States of America immediately affected
coal demand in the Atlantic region.

Kondisi perekonomian global pada 2009 lalu turut


berpengaruh terhadap permintaan batubara global. Krisis
perekonomian global, yang bermula di Amerika Serikat
langsung berpengaruh terhadap permintaan batubara
di kawasan Atlantik

Data from McCloskey research indicated that economic


crisis had caused global demand for coal in 2009
dropped by one percent, the largest decline occurring
in the Atlantic region, down five percent from the
year before. The Asia-Pacific region is expected to
record a coal demand growth of 2.2%, as shown in
the following table:

Menurut data biro riset McCloskey, krisis ekonomi telah


membuat permintaan batubara global tahun 2009
turun 1%, dengan penurunan permintaan terbesar
terjadi di kawasan Atlantik, yakni hingga 5% dari tahun
sebelumnya. Kawasan Asia-Pasifik diperkirakan tetap
mencatat pertumbuhan permintaan batubara hingga
2,2%, seperti ditunjukkan tabel berikut:
Realisasi dan Perkiraan Kebutuhan
Batubara Global

Estimated and Actual Global


Coal Demand

(Dalam juta ton)

Uraian

2007

(In million tons)

2008

2009

2010

Perubahan
Changes

Perkiraan
Estimation

(a)

(b)

(c)

(b : a)

(c : b)

Description

Asia-Pasifik

364,73

376,13

384,23

404,88

2,2

5,4

Asia-Pacific

Atlantik

234,07

231,68

217,73

222,58

-6,0

2,2

Atlantic

Jumlah

598,80

607,81

601,96

627,46

-1,0

4,2

Total

Sumber : McKloskey

Data dari sumber yang sama menunjuk k an k risis


tersebut mempengaruhi permintaan (impor) batubara
Jepang, Taiwan, Hong Kong, Thailand dan Malaysia
yang merupak an negara-negara industr i dengan
perekonomian sangat tergantung pada perekonomian
global, terutama perekonomian Amerika dan Eropa.
China dan India sebagai negara industri baru dengan
perekonomian lebih banyak bergantung pada kawasan
Asia-Pasifik dan domestik, tidak terlalu terpengaruh krisis
tersebut. Permintaan batubara dari China dan India justru
meningkat, seperti ditunjukkan tabel berikut.

Source: McKloskey

Data from the same source showed that the crisis had
an impact on coal import of Japan, Taiwan, Hong Kong,
Thailand and Malaysia, industrial countries whose
economy largely depends on world economy, particularly
that of America and Europe. Two new industrial countries,
China and India, whose economy is more dependent
on Asia-Pacific and domestic market were not severly
affected by the crisis. Coal demand of China and India
increased as shown in the following table:

PT Bukit Asam Tbk

Management Discussion and Analysis

Realisasi dan Perkiraan Kebutuhan


Batubara Asia-Pasifik

Estimated and Actual Asia-Pacific


Coal Demand

(Dalam juta ton)

Uraian

(In million tons)

2008

2009

2010

Perubahan
Changes

Perkiraan
Estimation

(a)

(b)

(c)

(b : a)

(c : b)

119,62

124,12

118,12

118,12

Korea Selatan

68,34

76,44

78,54

Taiwan

61,42

59,52

57,12

India

35,26

36,06

China

16,22

Thailand

Jepang

2007

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Description

-4,8

0,0

Japan

80,54

2,7

2,5

South Korea

58,62

-4,0

2,6

Taiwan

42,06

47,06

16,6

11,9

India

14,92

24,92

29,92

67,0

20,1

China

15,27

15,07

14,07

15,57

-6,6

10,7

Thailand

Malaysia

12,52

16,12

13,12

14,12

-18,6

7,6

Malaysia

Hong Kong

12,30

11,30

10,50

11,30

-7,1

7,6

Hong Kong

Philipina

7,14

7,54

7,04

7,29

-6,6

3,6

Philippines

Lain-lain

16,64

15,04

18,74

22,34

24,6

19,2

364,73

376,13

384,23

404,88

2,2

5,4

Jumlah
Sumber : McKloskey

Others
Total
Source: McKloskey

China merupakan konsumen batubara terbesar di kawasan


Asia-Pasifik dimana hampir seluruh kebutuhannya
dipenuhi oleh kegiatan penambangan batubara dalam
negeri dan kekurangannya seperti tampak pada tabel
diatas, dipenuhi melalui impor. Sementara Indonesia,
dengan tingkat konsumsi domestik yang kecil, saat ini
merupakan negara pengekspor batubara terbesar di
kawasan Asia-Pasifik Selain memasok ke pasar Asia-Pasifik,
Indonesia juga memasok batubara ke pasar Atlantik
dengan jumlah cukup besar, sekitar 20 juta ton dalam
tiga tahun terakhir yang menjadikan Indonesia sebagai
pemasok batubara thermal terbesar di dunia, bersaing
dengan Australia.

As a matter of fact, China is the largest coal consumer


in the Asia-Pacific region, but most of its demand is
fulfilled by its own domestic coal mines and the shortfall
by import, as the table reveals. While Indonesia, with
a small domestic consumption rate, is the largest coal
exporter in the Asia-Pacific region. Supplying not only
the Asia-Pacific market, Indonesia also delivers coal to
the Atlantic market in a considerable volume, around
20 million tons during the past three years. This has
made Indonesia the largest thermal coal supplier in the
world, with Australia as its competitor.

Indonesia merupakan negara pengekspor batubara


thermal terbesar di dunia, bersaing dengan Australia.
Indonesia is the countrys largest thermal coal exporter in the world, competing
with Australia.

89

PT Bukit Asam Tbk

90

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Realisasi dan Perkiraan Suplai Batubara Dunia

Estimated and Actual World Coal Supply

(Dalam juta Ton)

Uraian

2005

2006

2007

(In million tons)

2008

2009

2010

Perubahan
Changes

Perkiraan
Estimation

(a)

(b)

(c)

(b : a)

(c : b)

Description

Indonesia

128,5

183,0

195,0

199,9

204,9

213,9

2,5

4,4

Indonesia

Australia

107,2

110,9

112,0

125,3

132,8

140,3

6,0

5,6

Australia

Afrika
Selatan

73,9

67,3

66,8

66,1

67,1

70,1

1,5

4,5

South
Africa

China

60,7

53,6

45,4

35,9

24,5

24,5

-31,8

0,0

China

Kolombia

52,9

56,8

61,1

62,1

62,1

66,1

0,0

6,4

Columbia

Rusia

48,8

70,0

78,7

76,5

76,0

80,5

-0,7

5,9

Russia

Polandia

13,9

10,2

6,5

4,4

2,4

1,4

-45,5

-41,7

Poland

Venezuela

7,8

7,8

8,3

6,2

3,5

4,0

-43,5

14,3

Venezuela

Amerika
Serikat

2,6

4,5

10,9

16,1

11,1

7,6

-31,1

-31,5

Norwegia

1,5

1,5

3,8

3,5

3,5

3,5

0,0

0,0

Norway

Lain-lain

2,7

3,9

7,0

10,8

10,8

10,8

0,0

0,0

Others

500,5

569,5

595,5

606,8

598,7

622,7

-1,3

4,0

Jumlah
Sumber: McKloskey

United
States

Total
Source: McKloskey

Management Discussion and Analysis

Menurut kajian OECD dan The Economist, untuk tahun


2010 mendatang, hampir seluruh negara industri utama
diperkirakan akan mencatat pertumbuhan perekonomian.
Tingkat pertumbuhan GDP negara-negara tersebut
ber var iasi, dengan China diper k irak an mencatat
pertumbuhan ekonomi terbesar, 7,3%, diikuti oleh India.
Dengan kondisi perekonomian yang membaik tersebut,
diperkirakan kebutuhan batubara global naik sebesar 4,2%
dan kebutuhan pasar Asia-Pasifik meningkat 5,4%.
Kebutuhan batubara domestik yang meningkat membuat
China tidak akan mampu meningkatkan pasokan batubara
ke pasar Asia-Pasifik yang kebutuhannya justru meningkat.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia memiliki peluang
baik yang harus dapat dimanfaatkan oleh produsen
batu-bara Nasional untuk meningkatkan pemasarannya
di kawasan Asia-Pasifik yang semakin terbuka. PT Bukit
Asam (Persero) Tbk adalah satu diantara produsen
batubara terbesar di Indonesia.
Di Indonesia, permintaan akan pasokan batubara juga
diproyeksikan terus meningkat. Selain terkait dengan
proyek Pemer intah untuk menyelesaik an proyek
pembangunan PLTU 10.000 MW tahap pertama dan
disusul dengan PLTU 10.000 MW tahap kedua, kebutuhan
batubara untuk sektor industri lain juga diperkirakan
terus meningkat karena beralihnya pemanfaatan sumber
energi lain selain minyak bumi. Berbagai faktor tersebut
menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi Perseroan
dalam menentukan strategi bisnis jangka panjang.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Studies by OECD and The Economist disclose that in


2010 almost all of major industrial countries will see a
growth in their economy. GDP growth rates of these
countries vary, China being predicted to record the
highest growth, 7.3%, with India trailing behind. In
the face of improving eonomic condition, global coal
demand is expected to rise 4.2% and Asia-Pacific market
demand to grow 5.4%.
Intensifying domestic coal needs will cause China to face
difficulty in meeting growing Asia-Pacific market demand.
Under this condition, Indonesian coal producers have a
good opportunity to expand their market in the Asia-Pacific
region. PT Bukit Asam (Persero)Tbk is one of the largest
coal producers in Indonesia.
In Indonesia, coal demand is projected to continue to get
larger in volume. Demand for coal does not come only from
the Government projects to complete the construction of
first and second phase 10,000 MW Thermal Power Plants
(TPPs). The needs for coal of other industrial sectors are
also expected to increase as a consequence of shifting
the use of energy source from crude oil to other sources.
These factors open up opportunities and at the same
time pose challenges for the Company when setting its
long-term business strategy.

Di Indonesia, permintaan akan pasokan batubara juga


diproyeksikan terus meningkat, khususnya terkait
dengan proyek Pemerintah untuk menyelesaikan
proyek pembangunan PLTU 10.000 MW tahap pertama
dan tahap kedua.
IIn Indonesia, coal demand is projected to continue rising, particularly associated
with the government project to finalize the first phase and second phase
construction of TPP 10,000 MW.

91

PT Bukit Asam Tbk

92

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Kinerja Usaha

Business Performance Report

Segmen Batubara

Coal Segment

Produksi dan Pembelian


Perseroan menetapkan target peningkatan produksi
batubara pada 2009, sejalan dengan keberhasilan
peningkatan kapasitas angkut kereta api. Untuk mencapai
target produksi tersebut, Perseroan secara konsisten
menerapkan strategi produksi terintegrasi, yang berfokus
pada peningkatan efisiensi operasional produksi, kualitas
produksi dan jaminan ketersediaan batubara dengan
tetap menjaga aspek Keselamatan & Kesehatan Kerja
(K3) dan Lingkungan.

Production and Purchasing


An increase in coal produc tion target was set by
the Company commensurate with the successful
improvement of railway loading capacity. To reach
the target, the Company consistently applied an
integrated produc tion strategy that was focused
on improved operational efficiency in production,
product quality and guaranteed coal availability while
continuing to maintain health and work safety and
to protect the environment.

Peningkatan efisiensi operasional produksi antara lain


dilakukan dengan mengoptimalkan operasi penambangan
sistem BWE yang dilaksanakan oleh Perseroan. Optimasi
dilakukan melalui peningkatan kinerja sistem BWE,
diantaranya dengan overhaul BWE jalur 3 di awal tahun
2009. Selain itu, Perseroan juga melanjutkan optimalisasi
pekerjaan back filling di area prebench Tambang Air Laya
guna memperpendek jarak angkut batubara dari areal
penambangan ke stockpile.

Improving production efficiency was done by optimizing


BWE (Bucket Wheel Excavator) mining operation system
through improving BWE system performance such as
overhaul of BWE track 3 in early 2009. In addition,
the Company also optimized the back filling work
of prebench area in Air Laya Mine to shorten coal
transpor ting distance from the mining site to the
stockpile location.

Untuk memenangkan persaingan dalam bisnis batubara,


salah satu strategi yang digunakan oleh Perseroan
adalah mengutamak an kepuasan Pelanggan, hal
ini tertuang dalam Kebijakan Mutu Perseroan yang
menyatakan bahwa:

To win the competition in coal business, one of the


strategies adopted by the Company is giving great
emphasis to customer satisfaction, articulated in the
Companys Quality Policy that states that:

Management Discussion and Analysis

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Perseroan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO


9001:2000 untuk menjamin kualitas produk batubara.
The Company implemented the Quality Management System ISO 9001:2000 to
ensure the quality of their coal.

Dalam bersaing, Perseroan mengutamakan kepuasan In competition, the Company gives priority to customer

Pelanggan.
Kepuasan Pelanggan tercipta karena produk yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan.
Mutu produk akan sesuai bila seluruh proses pada
tahapan produksi sesuai dengan persyaratan.

Seluruh proses pengendalian mutu Perseroan memenuhi


persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.
D e n g a n s i s te m te r s e b u t , Pe r s e ro a n m e m a s t i k a n
mutu produk yang diserahkan ke Pelanggan sesuai
dengan persyaratan.
Perseroan kemudian menerapkan sistem manajemen
stock batubara dengan dukungan teknologi informasi
terkini untuk menjamin ketersediaan batubara sesuai
jadwal pasokan ke konsumen. Perseroan secara intens
melakukan rapat koordinasi secara periodik dengan pihak
angkutan kereta api, angkutan laut dan darat, untuk
menjamin ketepatan jadwal pengiriman.
Strategi operasional terintegrasi tersebut membuat
Perseroan berhasil kembali meningkatkan volume produksi
batubara menjadi 11,6 juta ton, naik 7,4% dibandingkan
volume produksi tahun 2008 yang berjumlah 10,8 juta ton.
Peningkatan produksi batubara pada tahun 2009 terutama
berasal dari Unit Pertambangan Tanjung Enim, yaitu dari
Muara Tiga Besar Utara dan Banko Barat serta dari PT BBK
dan PT IPC. Dari keseluruhan produksi tersebut, produksi
yang dilakukan secara swakelola meningkat menjadi
32%, naik 4,0% dari produksi tahun sebelumnya, sedang
produksi dari kontraktor penambangan mencapai 68%.
Kenaikan produksi ini diikuti oleh meningkatnya volume
angkutan kereta api sebesar 1,6% dari 10,3 juta ton
menjadi 10,5 juta ton. Guna menjaga keamanan pasokan
kepada para konsumen, Perseroan meningkatkan volume
penjualan melalui pendirian anak perusahaan yang
bergerak dalam bidang jual beli batubara, yaitu PT Bukit
Asam Prima (PT BAP) pada 2007.

satisfaction;

Customer satisfaction is reached when the product


meets the requirements;

Product quality will be guaranteed if the entire process


of production is consistent with the requirements;
The Companys quality control process adheres to ISO
9001:2000 Quality Management System standard. With
this system, the Company ensures that the product
delivered to customer meets the requirements.
Coal stock management sysem was implemented
with the support of the most up-to-date information
technology to secure coal supply for consumers
according to deliver y schedule. The Company
intensively held periodic coordination meetings wih the
railway, land and sea transport authorities to ascertain
delivery punctuality.
The integrated operational strategy helped the Company
increase its coal production to 11.6 million tons, up
7.4% from 2008 which totalled 10.8 million tons. Coal
production increase in 2009 was mainly derived from
Tanjung Enim Mining Unit, i.e. from Muara Tiga Besar
Utara and Banko Barat, PT BBK and PT IPC. Out of total
production, self-managed production rose to 32%, or
increased 4.0% from preceding year, while production
from mining contractors reached 68%.
Larger produc tion was accompanied by a rise in
railway loading volume of 1.6% from 10.3 million tons
to 10.5 million tons. To secure supply to consumers,
the Company increased sales volume by setting up a
subsidiary that is engaged in coal trading, i.e. PT Bukit
Asam Prima (PT BAP) in 2007.

93

PT Bukit Asam Tbk

94

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

As coal demand declined, purchasing volume also


d ro p p e d 6 2 . 6 % t o re a c h 5 7 5 t h o u s a n d t o n s, a l l
purchased by BAP.

Seiring dengan pelemahan permintaan batubara,


volume pembelian batubara pada 2009 turun 62,6%
menjadi 575 ribu ton, seluruhnya adalah aktifitas
pembelian BAP.
PRODUKSI DAN PEMBELIAN BATUBARA (ton)
Uraian

COAL PRODUCTION AND PURCHASE (tons)

2009

2008

Perubahan (%)
Changes (%)

Description

Produksi

Production

Unit Pertambangan Tanjung


Enim (UPT)

Tanjung Enim Mining Unit (UPT)

Air Laya

5.280.781

5.180.968

1,9

Air Laya

Muara Tiga Besar Utara

2.630.150

2.478.649

6,1

Muara Tiga Besar Utara

Muara Tiga Besar Selatan


Banko Barat
Jumlah Produksi UPT

2.846.546

2.426.892

17,3

10.757.477

10.086.509

6,7

1.770

5.109

-65,3

783.243

712.199

10,0

11.600.402

10.803.817

7,4

574.783

1.169.708

-50,9

Unit Pertambangan Ombilin (UPO)


PT Batubara Bukit Kendi
PT Internasional Prima Coal
Jumlah Produksi

Muara Tiga Besar Selatan

57.912

Ombilin Mining Unit (UPO)


PT Batubara Bukit Kendi
PT Internasional Prima Coal

Pembelian

Total Production
Purchase

PT Bukit Asam Prima


PT Bukit Asam (Persero) Tbk

366.294

-100,0

574.783

1.536.002

-62,6

12.175.185

12.339.819

-1,3

Jumlah Pembelian
Total Produksi & Pembelian

Banko Barat
UPT Total Production

Perseroan terus mematangkan rencana pengembangan


blok baru di Tambang Banko Barat, untuk meningkatkan
peningkatan volume produksi di tahun-tahun
mendatang. Menyambut peluang peningk atan
permintaan batubara, pembelian batubara melalui anak
perusahaan juga akan terus dilakukan untuk menjamin
peningkatan volume penjualan.
Penanganan Batubara
Perseroan melakukan penanganan batubara sesuai
standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 untuk
menjamin kualitas dan pasok an batubara kepada
konsumen, yang mencakup:

Pelaksanaan Manajemen Stockpile


Pengaturan tumpukan batubara hasil produksi dan
proses blending dilakukan sesuai dengan klasifikasi
kualitas kalorinya dan kebutuhan konsumen. Perseroan
telah melakukan penambahan fasilitas Hopper Blender
untuk mendukung proses blending batubara agar

PT Bukit Asam Prima


PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Total Purchase
Total Production & Purchase

The Company continued to finalize its plan to develop


a new block in Banko Barat Mine in a bid to boost
production in the coming years. In anticipation of
coal demand increase, purchasing through subsidiary
would also continue to make sure that sales volume
also increases.
Coal Handling
The Company handles coal in accordance with the
standars of ISO 9001:2000 Quality Management System
to control coal product quality and supply to the
consumers, which cover:

Stockpile Management
Management of coal stockpile from production and
blending process was conducted according to the
classification of its calorie quality and consumers
requirements. The Company had an addition of
Hopper Blender facility to support coal blending

Management Discussion and Analysis

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Analisis kualitas batubara dilakukan secara berjenjang


mulai dari titik awal eksplorasi, produksi, dan saat
proses penanganan hingga preshipment untuk
menjamin kualitas batubara yang dikirim sesuai
dengan kontrak.
Coal quality analysis was done in stages from exploration, production, and handling
to preshipment to ascertain that the quality of coal delivered is in accordance with
the contract.

menghasilkan kualitas batubara sesuai kebutuhan


konsumen. Langkah tersebut diikuti dengan
melakukan general overhaul stacker reclaimer di
stockpile untuk mempercepat proses penyimpanan
dan pemuatan batubara.

Proses Analisis dan Uji Kualitas Batubara.


Analisis kualitas batubara dilakukan secara berjenjang
mulai dari titik awal eksplorasi, produksi, dan saat proses
penanganan hingga preshipment untuk menjamin
kualitas batubara yang dikirim sesuai dengan kontrak.
Unit laboratorium Perseroan yang telah menerima
sertifikat Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/
IEC 17025:2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)
bertanggung jawab atas pelaksanaan analisis dan
pengujian tersebut. Laboratorium ini juga bertanggung
jawab melakukan pengujian kualitas air buangan
tambang untuk menjaga agar terpenuhinya Standar
Baku Mutu Lingkungan.

Pengangkutan
Perseroan bekerjasama secara intensif dengan
P T K e re t a A p i I n d o n e s i a ( P T K A) d a l a m p ro s e s
p e n g a n g k u t a n b at u b a ra d a r i Ta n j u n g E n i m k e
Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Dermaga Kertapati
(Palembang). Proses yang dilalui dalam pengangkutan
batubara meliputi:

Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batubara


yang akan diangkut oleh masing-masing gerbong
kereta api menggunakan Train Loading Station
(TLS).
Pengawasan dan pencatatan distribusi batubara
menuju Pelabuhan atau Dermaga.
Pelaksanaan pembongk aran muatan batubara
dari gerbong kereta-api menggunakan Rotary Car
Dumper (RCD) di Pelabuhan dan Apron Feeder (AF)
di Dermaga.

process to produce coal quality that suits consumers


needs. This measure was accompanied by performing
general overhaul of stacker reclaimer in stockpile to
speed up coal storing and loading process.

Coal Quality Analysis and Test


Coal qualit y analysis was done in stages from
exploration, production, and handling to preshipment
to ascertain that the quality of coal delivered is
in accordance with the contrac t. The Company
Laboratory Unit that was awarded ISO/IEC 17025:2005
Laboratory Quality Management System Certificate by
the National Accreditation Committee is responsible
for such analysis and test. This laboratory is also
responsible for testing the quality of waste water
from the mines to ensure compliance with the
Environmental Quality Standard.

Transportation

In transporting coal from Tanjung Enim to Tarahan


Port (Lampung) and Kertapati Pier (Palembang), the
Company collaborates with PT Kereta Api Indonesia
(PTKA). The process of coal transportation entails:

Arranging

the volume and quality of coal to be


transported by each train coach using Train Loading
Station (TLS).
Supervising and recording coal distribution to ports
or piers.
Unloading coal shipment from train coaches using
Rotary Car Dumper (RCD) in ports and Apron Feeder
(AF) in piers.

95

PT Bukit Asam Tbk

96

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Tahun 2009, total volume angkutan batubara melalui


kereta api ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati
mencapai 10,5 juta ton atau meningkat 1,6% dari volume
tahun 2008 sebesar 10,3 juta ton. Volume angkutan
batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan
mengalami peningkatan 1,3% dari 8,4 juta ton pada 2008,
menjadi 8,5 juta ton pada 2009.

In 2009, total volume of coal shipment by train


to Tarahan Port and Kertapati Pier reached 10.5
million tons or increased 1.6% of 2008 volume
of 10.3 million tons. Coal shipment volume from
Tanjung Enim to Tarahan Port rose 1.3% from 8.4
million tons in 2008 to come to 8.5 million tons
in 2009.

Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil


dari penambahan gerbong pengangkut dan perbaikan
sistem manajemen angkutan, peningkatan intensitas
keberangkatan dan penambahan rangkaian gerbong,
serta adanya koordinasi intensif antara Perseroan dengan
PTKA. Pada tahun 2009, Direktur Operasi Produksi

The larger coal shipment volume was made


possible by the additional coaches and improved
transportation management system, higher departure
frequency and additional chains of coaches, backed
by the intensive cooordination between the Company
and PTKA. In 2009, the Operations/Production

Perseroan diangkat menjadi Anggota Kehormatan


Executive Committee PTKA, dan senantiasa hadir dalam
rapat manajemen PTKA agar dapat meningkatkan sinergi
kelancaran angkutan batubara.

Director of the Company was appointed Honorary


Member of PTKA Executive Committee, and routinely
attending PTKA management meetings so as to
ascertain smooth coal transportation.

Volume angkutan batubara ke Dermaga Kertapati pada


2009 meningkat 3,0% antara lain merupakan hasil
penambahan gerbong angkut yang dilakukan PTKA.

The volume of coal shipment to Kertapati Pier in 2009


rose 3.0% among others due to the increased number
of coaches provided by PTKA.

Perseroan juga berperan langsung mendukung


peningkatan kapasitas angkutan batubara, melalui
perbaikan rail-loop dan perawatan rutin di fasilitas muat
dan bongkar milik Perseroan. Untuk memperlancar
pengangkutan melalui kereta, Perseroan melakukan
penelitian Geoteknik terhadap titik rawan longsor maupun
amblas di perlintasan jalur kereta api, baik untuk rute
Tanjung Enim - Tarahan maupun Tanjung Enim - Kertapati.
Data hasil penelitian ini telah disampaikan kepada PTKA.
Perseroan juga mendukung upaya PTKA untuk menambah
jumlah armada angkutan, maupun memperbaiki jalur
kereta api berupa pemotongan tanjakan dan turunan
yang terjal (short cut).

The Company also directly supported the


improvement of coal loading capacity by reparing
rail-loop and routinely maintaining its own loading
and unloading facilities. To facilitate smooth railway
transportation, the Company made a geotechnical
research of land erosion and collapse cr itical
points along the railway track, both the Tanjung
Enim - Tarahan route and Tanjung Enim Kertapati
route. Data resulting from this research have been
submitted to PTKA. The Company lent its support to
PTKA in its efforts to expand its fleet, as well as to
repair railway tracks by making short cuts.

Pada 2009, Perseroan melakukan penanda-tanganan Coal


Transportation Agreement (CTA) jangka panjang dengan
PTKA untuk menjamin program peningkatan angkutan
batubara melalui jalur KA yang ada saat ini. Perseroan
juga telah merintis pembangunan jalur angkutan KA
baru untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara.
(Lihat bahasan Pengembangan Usaha). Program
peningkatan angkutan tersebut diyakini akan mampu
menjamin peningkatan volume penjualan batubara di
masa mendatang.

In 2009, the Company entered into Coal


Transpor tation Agreement (C TA) with PTK A to
guarantee higher volume of coal transportation
by th e ex i s ti n g ra i l way s ys te m. Th e Co mpany
pioneered the construction of new railway
t r a c k s t o s t e p u p c o a l t r a n s p o r t i n g c a p a c i t y.
( S e e d i s c u s s i o n o n B u s i n e s s D e ve l o p m e n t ) .
The program to increase transporting volume is
believed to ascertain increased sales volume in
the future.

Strategi Pemasaran
Untuk menjamin berlangsungnya peningkatan penjualan
dimasa-masa mendatang di tengah kecenderungan
permintaan batubara yang meningkat, Perseroan menjalankan
strategi pemasaran meliputi:

Marketing Strategy
In an effort to secure future sales amidst the increasing
tendency of coal demand, the Company adopted the
following marketing strategy that included:

Management Discussion and Analysis

Komitmen Jaminan Kualitas Produk


Jaminan kualitas ini sangat penting karena selain
mempengaruhi kelancaran operasional bisnis konsumen
juga merupakan faktor penentu tingkat kepercayaan
konsumen agar terus menggunakan batubara hasil
produksi Perseroan. Oleh karena itu Perseroan selalu
memberikan jaminan bahwa kualitas batubara yang
diterima konsumen telah sesuai dengan kesepakatan
kontrak terkait. Jaminan kualitas dikontrol melalui
penerapan manajemen mutu yang melibatk an
pelaksanaan proses analisis terakreditasi.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Commitment to Product Quality


Commitment to quality is very importtant because


not only does it affect the consumers business
o p e rat i o n s b u t i t a l s o p l ays a d e c i s i ve f a c to r
of consumers trust in the coal product of the
Company. The Company, therefore, is committed
to ensuring the quality of coal delivered to
consumers is in accordance with the quality
agreed upon in the contract. Quality is controlled
by implementing quality management based on
accredited analysis process.

Komitmen Pelayanan Pelanggan

Commitment to Customer Service

Perseroan selalu mengutamakan prinsip transparansi


dan responsibilitas dalam memberikan layanan kepada
konsumen demi memenuhi komitmen layanan terbaik
kepada konsumen. Perseroan memberikan tanggapan
yang cepat terhadap berbagai permintaan dan keluhan
konsumen sebagai bagian dari komitmen pelayanan
Perseroan. Perseroan meyakini penerapan komitmen
pelayanan terbaik akan mampu mendukung target
peningkatan penjualan Perseroan di masa mendatang.
Untuk menjamin pelayanan pada pelanggan, Perseroan
membuka layanan pengaduan dengan menyediakan
saluran telpon, email maupun surat kepada pelanggan.

The Company gives priority to transparency and


responsibility principles in serving its customers
to prove its commitment to providing the best
customer service. The Company promptly responds
to var io us de ma nd s a nd co m pla i nt s f ro m t he
customers. The Company strongly believes that
the best customer service will assist the Company
to reach its increased sales target. To support its
customer service the Company sets up a customer
center to handle complaints by telephone, e-mail
or letter.

Selama tahun 2009 Perseroan menerima 2 kali pengaduan


dari pelanggan. Perseroan telah menindak lanjuti keluhan
pelanggan tersebut, sehingga permasalahan dengan
konsumen dimaksud telah diselesaikan.

In 2009 two complaints from the customers were


attended to and settled by the Company.

Kerjasama

Manajemen Perseroan menyelenggarakan Rapat Kordinasi


(Rakor) yang melibatkan seluruh mata rantai produksi dan
penjualan (supply chain) secara rutin. Rakor membahas
perkembangan kondisi pasar batubara, permintaan
konsumen hingga kendala produksi di lapangan maupun
proses pengangkutan yang dapat mempengaruhi volume
penjualan. Hasil diskusi kemudian digunakan sebagai
dasar penentuan strategi produksi maupun penjualan
yang paling sesuai untuk periode tiga bulan ke depan
guna mendukung pencapaian target penjualan yang
telah ditentukan.

Cooperation

The Management routinely holds coordination


meetings involving all produc tion and supply
chains. The meetings discuss development in coal
market condition, consumer demand and production
problems on site and in transporting process that may
affect sales volume. Findings are used as a basis of
formulating production and sales strategy that is the
most appropriate for the next three months to enable
the Company to meet sales target.

Perseroan membuka layanan pengaduan dan


memberikan tanggapan yang cepat sebagai bagian
dari komitmen pelayanan terhadap pelanggan.
The Company sets up a call center to give quick response to customers
complaints as a part of customer service commitment

97

PT Bukit Asam Tbk

98

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Metode Penjualan dan Perkembangan Harga


Perseroan menjual batubara ke pasar domestik maupun
ekspor dengan harga yang memberikan return yang maksimal.
Perseroan melakukan penjualan batubara dalam bentuk
kontrak penjualan jangka panjang maupun melalui pasar
spot, sedangkan harga penjualan selalu mengacu pada
harga pasar batubara thermal. Untuk pasar ekspor, Perseroan
menetapkan harga dengan mengacu pada harga batubara
thermal internasional.
Rata-rata harga jual batubara Perseroan dalam beberapa
tahun terak hir cenderung meningk at, mengikuti
peningkatan harga jual di pasaran, seperti tercermin
dalam tabel berikut:
Tahun
Year
2005
2006
2007
2008
2009

Selling Method and Price Movement


The Company sells coal to domestic and export markets
at prices that will earn maximum return. Sales is made
under long-term sales contract and through spot market,
while selling price is always based on thermal coal market
price. In the export market, the Company fixes its prices
according to international thermal coal prices.
Average selling prices of the Company s coal over
the past few years followed a rising trend following
market selling price increases, as reflec ted in the
following table:

Domestik (Rp/ton)
Domestic (Rp/ton)
265.983
330.697
345.645
506.900
745.115

Ekspor (US$/ton)
Export (US$/ton)
43,87
44,50
47,50
68,73
64,59

PT Bukit Asam Tbk

Management Discussion and Analysis

Kinerja dan Distribusi Penjualan


Tahun 2009 Perseroan mencatat volume penjualan total
sebesar 12,5 juta ton, turun 2,4% dari tingkat penjualan
tahun 2008, sebesar 12,8 juta ton. Penjualan ini terdiri
atas penjualan domestik sebanyak 8,1 juta ton dan
ekspor sebanyak 4,4 juta ton. Dengan demikian, distribusi
penjualan domestik menjadi 64,6% sedangkan pasar
ekspor menjadi 35,4%, sedikit meningkat dari angka
sebesar 35,0% di tahun sebelumnya.
Dari total penjualan tersebut, volume penjualan domestik
mengalami penurunan 3,0% dari 8,3 juta ton pada 2008
menjadi 8,1 ton pada 2009. Sebagian besar dari volume
penjualan tersebut untuk memenuhi kontrak jangka
panjang pasokan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
yaitu PLTU Suralaya, PLTU Bukit Asam dan PLTU Tarahan.
Total penjualan untuk segmen ini memberikan kontribusi
sebesar 83,5% dari penjualan domestik 2009. Dengan
jumlah penjualan ke pasar domestik tersebut Perseroan
telah mengantisipasi pemberlakuan peraturan DMO yang
akan segera diberlakukan.
Volume penjualan ekspor turun dari posisi 4,5 juta ton di
tahun 2008 menjadi 4,4 juta ton pada 2009 dengan mayoritas
negara tujuan ekspor adalah China, Jepang, Malaysia, Taiwan,
India dan sejumlah negara di Eropa.

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Performance and Distribution of Sales


In 2009 the Company recorded a total sales volume of
12.5 million tons, declining 2.4% from the preceding
year s sales of 12.8 million tons. Sales comprised
domestic sales of 8.1 million tons and export of 4.4
million tons. Therefore, distribution of sales consisted
of domestic market 64.6% and export 35.4%, showing
a slow growth from the previous year at 35.0%.
O f the total sales, domestic sales declined 3.0%
from 8.3 million tons in 2008 to 8.1 tons in 2009.
The major par t of the sales volume was intended
to fulfill long-term supply contrac t with Thermal
Power Plants ( TPP), i.e. Suralaya TPP, Buk it Asam
TPP and Tarahan TPP. Total sales of this segment
contributed 83.5% to domestic sales in 2009. At
this rate of domestic sales volume the Company has
anticipated the DMO (Domestic Market Obligation)
regulation that will soon be enforced.
Export sales volume decreased from 4.5 million tons
in 2008 to 4.4 million tons in 2009 to Japan, China,
Malaysia, India and several countries in Europe.

Distribusi Penjualan Sales Distribution


Domestik Domestic
Berdasarkan Industri Pengguna Based on Industry

Ekspor Export
Berdasarkan Negara Tujuan Based on Destination
2009
26%
9%

2009

2009

2008

2009

2008

4%

4%

84%

86%

Pembangkit listrik
Power plant

13%

10%

Industri lainnya
Other industry

India India

37%

China China

16%

Malaysia Malaysia

1%

Pakistan Pakistan

10%
Industri semen
Cement industry

Jepang Japan

1%

Taiwan Taiwan
Vietnam Vietnam

2008

2008

10%

Jepang Japan

10%

India India

32%

China China

10%

Malaysia Malaysia

8%

Pakistan Pakistan

10%

Eropa Europe

10%

Lainnya Others

99

PT Bukit Asam Tbk

100

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Penjualan Batubara Menurut Jenis Produk


(Dalam ton)
Uraian

Distribution of Sales by Product


(In tons)

2009

2008

Perubahan (%)
Changes (%)

Domestik
BA-58(PLTU Bukit Asam)

Description
Domestic

1.105.582

1.122.439

-1,5

BA-58(PLTU Tarahan)

476.696

556.732

-14,4

BA-59(PLTU Suralaya)

5.153.905

5.157.162

-0,1

BA-58 (TPP Bukit Asam)


BA-58 (TPP Tarahan)
BA-59 (TPP Suralaya)

BA-58 & BA-59


(Industri lainnya)

575.935

805.695

BA-63

296.747

161.885

83,3

BA-63

BA-67

15.131

168.014

-91,0

BA-67

Batubara Antrasit

14.797

2.913

408,0

Anthracite Coal

2.044

5.386

-62,0

Ombilin UP Coal

Batubara UP Briket

237.323

305.320

-22,3

Briquette UP Coal

Batubara PT Bukit Asam Prima

182.776

35.764

411,1

PT Bukit Asam Prima Coal

7.488

8.068.424

8.321.310

-3,0

BA-59

791.286

1.616.178

-51,0

BA-59

BA-63

1.135.716

BA-63

BA-67

1.564.516

1.666.980

-6,1

BA-67

BA-70

924.794

1.021.407

-9,5

BA-70

Batubara UP Ombilin

Batubara PT International
Prima Coal
Jumlah Domestik

-28,5

Ekspor

BA-58& BA-59
(Other Industry)

PT International
Prima Coal
Total Domestic
Export

Batubara UP Ombilin

71.225

Ombilin UP Coal

Batubara PT Bukit Asam Prima

100.822

BAP Coal

4.416.312

4.476.612

-1,3

Total Export

12.484.736

12.797.922

-2,4

Total Sales

Jumlah Ekspor
Jumlah Penjualan

Pada tahun 2009 terjadi pergeseran pola konsumsi jenis


batubara. Konsumen dalam negeri cenderung menggunakan
jenis batubara kalori rendah, dari jenis BA-58 dan BA-59.
Sedang untuk konsumen luar negeri, lebih memilih batubara
kalori sedang dan tinggi, mulai dari jenis BA-63, BA-67 dan
BA-70, yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
penjualan batubara menurut jenisnya.

In 2009 there was a shift in the type of coal


consumption. Domestic consumers were more
inclined to low-calorie coal of type BA-58 and
B A - 5 9 , o v e r s e a s c o n s u m e r s p r e fe r m e d i u m a n d
high-calorie coal of type BA-63, BA-67 and BA7 0 . Th i s c h a n g e d th e co mpo s i ti o n o f co a l s ales
according to t ype.

Untuk penjualan domestik, BA-59 mencapai jumlah total


sebesar 5,7 juta ton turun 3,9% dari tingkat penjualan tahun
2008, dengan alokasi penjualan untuk PLTU Suralaya sebesar
5,2 juta ton dan konsumen industri lainnya sebesar 0,6 juta
ton. Penjualan batubara ke Suralaya relatif tidak berubah.

Fo r d o m e s t i c s a l e s, B A - 5 9 p o s t e d a t o t a l o f 5 . 7
million tons or dropped 3.9% from 2008, allocated
5 . 2 m i l l i o n to n s to S u ra l aya T P P a n d 0 . 6 m i l l i o n
tons to consumers from other industr y. S ales to
Suralaya remained relatively the same.

Hal yang sama berlaku pada penjualan domestik untuk BA-58


pada tahun 2009 yang secara keseluruhan mencapai sebesar
1,6 juta ton dengan alokasi penjualan untuk memenuhi
kebutuhan PLTU Bukit Asam sebesar 1,1 juta ton dan PLTU
Tarahan sebesar 477 ribu ton. Jumlah total ini sedikit menurun
dari penjualan di tahun 2008 sebesar 1,7 juta ton.

2009 domestic sales of BA-58 totalled 1.6 million


tons with a sales allocation of 1.1 million tons to
Buk it Asam TPP and 477 thousand tons to Tarahan
TPP. Total sales volume slightly declined from 2008
which was recorded at 1.7 million tons.

Setelah mengalami peningkatan penjualan ekspor cukup


tajam, tahun ini penjualan batubara jenis BA-59 kembali
turun menjadi 763 ribu ton, atau 51% dari penjualan sebesar
1,6 juta ton di tahun 2008. Penurunan aktifitas ekonomi di
Jepang turut mempengaruhi penurunan ini.

After a sharp increase in expor t sales, sales of


coal type BA-59 decreased to 763 thousand tons,
or 51% of total sales of 1,6 million tons in 2008.
Economic downturn in Japan had an effect on
this decline.

Management Discussion and Analysis

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Jenis batubara kalori menengah-tinggi, mulai BA-63, BA-67


dan BA-70 adalah yang paling banyak diminati pasar ekspor.
Pada 2009 Perseroan berhasil mengekspor batubara jenis BA63 hingga sebesar 1.136 ribu ton setelah di tahun sebelumnya
penjualan batubara jenis ini hanya untuk memenuhi pasar
domestik. Batubara jenis BA-67 yang mayoritas digunakan
untuk kebutuhan PLTU dan industri umum lainnya mencatat
penurunan penjualan 6,1% di pasar ekspor menjadi 1,6 juta
ton dari sebelumnya sebesar 1,7 juta ton. Batubara jenis BA-70
mencatat penurunan volume penjualan sebesar 9,5% menjadi
925 ribu ton dari sebelumnya sebesar 1.021 ribu ton, dengan
mayoritas penggunaan oleh konsumen industri baja.

Medium-high- calorie coal t ype BA-63, BA-67 and


BA-70 are the most popular in expor t market. I n
2 0 0 9 t h e Co m p a ny s u cce d d e d i n ex p o r t i n g co a l
t ype BA-63 up to 1,136 thousand tons which was
sold only to domestic market the year before. Coal
type BA-67 mostly used by TPP and other general
industr y recorded a sales drop of 6.1% in expor t
market to reach 1.6 million tons from 1.7 million
tons the previous year. Coal type BA-70 decreased
9.5% in sales volume to 925 thousand tons from
1 , 0 2 1 t h o u s a n d to n s p re v i o u s l y, m o s t l y u s e d by
steel industr y consumers.

Profitabilitas
Perseroan berhasil mencatatkan profitabilitas batubara
sebesar 30,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
23,9%. Hasil ini diperoleh melalui pelaksanaan program
efisiensi produksi dan oleh karena adanya peningkatan harga
jual batubara yang terjadi selama tahun 2009.

Profitability
T h e Co m p a ny r e c o r d e d a p r o f i t a b i l i t y o f 3 0 . 5 %
compared to 23.9% the year before. This was
the result of produc tion efficienc y program and
increased selling price in 2009.

Memperhatikan tren peningkatan permintaan dan


harga yang mulai terjadi sejak semester ke II tahun 2009,
Perseroan meyakini harga batubara di pasar global akan
kembali meningkat di tahun 2010. Selain karena mulai
pulihnya kondisi perekonomian global, seperti disinggung
pada bahasan Prospek permintaan batubara, penyelesaian
beberapa pembangkit listrik skala besar di dalam negeri
akan mempengaruhi permintaan dan harga batubara.

Considering the upward trend of coal demand and


price that star ted to occur in the second semester
of 2009, the Company is confident that coal price
in the global market will rise again in 2010. Besides
global economic recover y, as commented in the
d i s c u s s i o n o f P r o s p e c t s o f c o a l d e m a n d , t h e
completion of several large -scale power plants in
t h e co u nt r y w i l l h ave a n e f fe c t o n co a l d e m a n d
and price.

Oleh karena itu Perseroan telah menyiapkan beberapa


langkah antisipasi menyambut peluang yang terbuka.
Beberapa langkah yang telah dilakukan diantaranya
mempersiapkan peningkatan produksi swakelola dengan
sistem BWE, dan memperbaiki sarana penunjang dan
menyiapkan peningkatan kapasitas angkut batubara
melalui kereta (lihat juga bahasan Pengembangan
Usaha, hal 51).

Fo r t h at re a s o n , t h e Co m p a ny h a s t a k e n s e ve ra l
steps in anticipation of the coming business
oppor tunities. Some of the anticipator y steps
ta k e n we re i n c re a s i n g s e l f -ma n a g e d pro d u c ti o n
by BWE system, improving auxiliar y facilities and
amenities, and increasing railway coal loading
capacity (see also discussion on Business
D e ve l o p m e nt , p a g e 5 1 ) .

Segmen Briket

Briquette Segment

Pada 1993 Perseroan memulai usaha briket dengan


membentuk Proyek Pengembangan Briket Batubara
(P2B2), dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan
mengembangkan beberapa unit produksi di Tanjung
Enim, Gresik dan Natar (Lampung). Jenis briket yang
diproduksi oleh Perseroan terdiri dari Briket Karbonisasi
dan Briket Non-Karbonisasi.

The Company s briquette business star ted in 1993


af ter Coal Briquette Development Projec t was set
u p. A f t e r i n v e s t m e n t w a s m a d e , t h e C o m p a n y
d e v e l o p e d s e v e r a l p r o d u c t i o n u n i t s i n Ta n j u n g
Enim, Gresik and Natar (Lampung). The briquette
i s p ro d u ce d i n t wo t y p e s, Ca r b o n i ze d B r i q u e t te
and Non- carbonized Briquette.

Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan di


Indonesia yang mampu memproduksi briket karbonisasi.
Jenis briket ini memiliki kelebihan berupa volatile
matter, sulphur dan k adar air yang lebih rendah
dibandingkan briket non-karbonisasi sehingga proses
pembakaran berlangsung lebih cepat dan mudah, panas

Th e Co m p a ny i s t h e o n l y co m p a ny i n I n d o n e s i a
capable of producing carbonized briquette.
This t ype of briquette has superior qualities like
volatile matter, sulphur and lower water content
compared to non- carbonized briquette, enabling
faster and easier burning process, generating

101

PT Bukit Asam Tbk

102

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

yang dihasilkan stabil serta ramah lingkungan (tidak


berbau dan tidak berasap). Produksi briket karbonisasi
dilakukan di Pabrik Tanjung Enim. Sedangkan briket nonkarbonisasi diproduksi di Pabrik Briket Natar (Lampung)
dan Gresik.

stable and eco -friendly heat (odorless and smoke


free). Carbonized briquette is produced in Tanjung
Enim fac tor y, while non- car bonized br iquette is
produced in briquette factories in Natar (Lampung)
and Gresik .

Tahun 2009, Perseroan berhasil memproduksi briket


sebesar 22.867 ton, naik 16% dari tingkat produksi
tahun 2008, yaitu sebesar 19.685 ton. Peningkatan
volume produksi briket ini sejalan dengan meningkatnya
permintaan konsumen yang beralih menggunakan briket
sebagai energi alternatif pengganti minyak tanah yang
harganya terus meningkat. Volume penjualan briket juga
mengalami peningkatan, menjadi 22.182 ton atau naik
5,0% dari penjualan tahun 2008 sebesar 21.208 ton. Tren
kenaikan penjualan ini adalah akibat kelangkaan minyak
tanah di pasar, pasca pemberlakuan kebijakan Pemerintah
mengurangi subsidi minyak tanah dengan akibat naiknya
harga minyak tanah dan pelaksanaan program konversi
penggunaan minyak tanah.

In 2009, the Company managed to produce


briquette up to 22,867 tons, up 16% from
production level in 2008 of 19,685 tons. Briquette
production volume rose as a consequence of
increased consumer demand as people shifted
t o b r i q u e t t e a s a n a l t e r n a t i ve e n e rg y re p l a c i n g
kerosene that was increasing in price. Briquette
s a l e s v o l u m e w a s a l s o o n t h e r i s e, f r o m 2 1 , 2 0 8
tons in 2008 to 22,182 tons or improved 5.0%. The
upward trend of sales was due to kerosene scarcity
in the market after the Government issued a policy
to reduce kerosene subsidy. The consequence of
this policy was higher kerosene prices and the
enforcement of energy source conversion.

Hal tersebut membuat industri skala kecil dan menengah


beralih menggunakan briket untuk memenuhi kebutuhan
bahan-bak arnya. H ingga 2009, mayoritas pangsa
pasar produk briket masih berasal dari sektor industri
peternakan Day Old Chicken. Total konsumsi briket pada
pangsa ini mencapai sekitar 80% tetap dari total penjualan
briket tahun 2009.

This encouraged small to medium-scale businesses


to shift to briquette for satisfying their fuel
requirements. Until 2009, the largest market share
of br iquette produc t remained Day Old Chicken
poultr y farm. Total briquette consumption in this
market share reached approximately 80% of total
briquette sales in 2009.

Produksi Briket

Briquette Production

(Dalam ton)

Uraian
Pabrik Tanjung Enim
Pabrik Lampung
Pabrik Gresik
Jumlah Produksi

(In tons)

2009
(a)
3.618
12.090
7.159
22.862

2008
(b)
6.338
9.130
4.217
19.685

%
(a : b)
57
132
170
116

Penjualan Briket

Pabrik Tanjung Enim


Pabrik Lampung
Pabrik Gresik
Jumlah Penjualan

Tanjung Enim Plant


Lampung Plant
Gresik Plant
Total Production
Briquette Sales

(Dalam ton)

Uraian

Description

(In tons)

2009
(a)
4.229
12.044
5.909
22.182

2008
(b)
6.059
10.615
4.534
21.208

%
(a : b)
70
113
130
105

Description
Tanjung Enim Plant
Lampung Plant
Gresik Plant
Total Sales

Management Discussion and Analysis

Profitabilitas
Tahun 2009, Perseroan mencatat sedikit kerugian pada
segmen usaha briket yakni -1,4%, akibat harga produksi
yang lebih tinggi dari harga jualnya. Harga pokok produksi
briket berkisar antara Rp1.017 Rp2.486 per kilogram,
sementara harga jualnya berkisar Rp1.100 Rp1.650
per kilogram.
Peningkatan penggunaan energi alternatif sebagai
pengganti minyak tanah pada sejumlah industr i
kecil dan menengah tampaknya masih belum
mendorong peningkatan penggunaan briket secara
m a k s i m a l. Pe n i n g k at a n p e n g g u n a a n e n e rgi g a s,
sebagai pengganti minyak tanah justru lebih cepat
berkembang, mengingat sebagian gas yang beredar
di pasaran juga mendapatkan subsidi.
Namun demikian, seiring dengan peningkatan konsumsi
ayam dalam negeri, diharapkan konsumen tradisional
briket Perseroan, yak ni peternak an DOC semak in
berkembang dan meningkatkan permintaan briket.
Selain itu peningkatan kegiatan pengolahan tembakau
di Jawa Timur dan Lombok diharapkan membuka pasar
baru bagi pemasaran produk briket Perseroan.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Profitability
I n 2 0 0 9 , t h e Co m p a ny r e c o r d e d a s l i g h t l o s s i n
briquette business segment, that was -1.4%, due
to h i g h e r p ro d u c t i o n co s t s co m p a re d to s e l l i n g
prices. Production costs of briquette product
ranged between R p1,017 R p2,486 per k ilogram,
while selling prices ranged from Rp1,100 Rp1,650
per k ilogram.
Bigger use of alternative energy to replace
k e ro s e n e i n s m a l l to m e d i u m - s c a l e i n d u s t r y d i d
not seem to significantly push the use of briquette.
The use of gas in replacement of kerosene grew at
a faster pace because gas sold to the public was
also subsidized.
But still, as chicken consumption increased in the
domestic market, traditional consumers of the
Co m p a ny s b r i q u e t te, i . e. D O C f a r m s, co nt i n u e d
to grow and increased demand for br iquette. A
larger scale of tobacco processing in East Java and
Lombok is expec ted to open new markets for the
Company s briquette produc t.

103

PT Bukit Asam Tbk

104

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Tinjauan Kinerja Keuangan

Financial Review

Neraca

Balance Sheet

Jumlah asset Perseroan per 31 Desember 2009 mencapai


Rp8,1 triliun, naik 32,3% dari posisi Rp6,1 triliun di tahun
sebelumnya. Total Kewajiban Perseroan turut meningkat,
menjadi Rp2,3 triliun, 13,0% lebih tinggi dari posisi Rp2,0
triliun di tahun 2008. Sebagai akibat kenaikan laba,
ekuitas Perseroan naik 42,6% menjadi Rp5,7 triliun dari
posisi Rp4,0 triliun di tahun sebelumnya. Penjelasan atas
pos-pos neraca utama yang menyebabkan perubahan
tersebut adalah:

As presented in the financial highlight, total assets of


the Company as of 31 December 2009 totalled Rp8.1
trillion, or grew by 32.3% from the previous year position
of Rp6.1 trillion. Total liabilities also increased to reach
Rp2.3 trillion, or 13.0% higher than Rp2.0 trillion in 2008.
With higher profit, shareholders equity rose 42.6% to
become Rp5.7 trillion from Rp4.0 trillion the preceding
year. Description of major balance sheet accounts that
caused the changes is presented below:

Aset
Aset Lancar
Jumlah aset lancar mencapai Rp6,8 triliun atau
84,0% dari jumlah keseluruhan aset. Kondisi ini
menggambarkan likuiditas Perseroan yang semakin
meningk at dibandingk an dengan posisi tahun
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5 triliun atau
81,1% dari total nilai aset. Komposisi terbesar aset
lancar adalah kas dan setara kas sebesar 69,4%, diikuti
piutang usaha 22,8% dan persediaan sebesar 6,0%
dari jumlah keseluruhan aset lancar.

Assets
Current Asset
Total current assets was recorded at Rp6.8 trillion
or 84.0% of total assets. This condition reflected the
Companys improved liquidity compared to the previous
year position of Rp5 trillion or 81.1% of total assets. The
largest portions of current assets were cash and cash
equivalents 69.4%, trade payables 22.8% and inventory
taking up 6.0% of total current assets.

Management Discussion and Analysis

ASET LANCAR

current ASSETS

(Dalam juta Rp)

Uraian
Kas dan setara kas
Piutang usaha (bersih)
Persediaan (bersih)
Aset lancar lainnya
Jumlah aset lancar

(In million Rp)

2009
4.709.104
1.491.460
409.901
172.926
6.783.391

2008
3.041.720
1.376.624
420.040
111.133
4.949.517

Kas dan Setara Kas

Cash and

Posisi kas dan setara kas pada tahun 2009 naik sebesar
Rp1.667,4 miliar menjadi Rp4,7 triliun atau meningkat
sebesar 54,8% dari posisi tahun sebelumnya sebesar
Rp3,0 triliun. Kenaikan kas dan setara kas tersebut
terutama berasal dari hasil operasi tahun 2009. Kas
bersih yang diperoleh dari aktifitas operasi selama
tahun 2008 mencapai Rp2,7 triliun, meningkat 70,0%
dari posisi tahun sebelumnya.

Sedangkan kas yang digunakan untuk aktifitas investasi


sebesar Rp67,4 miliar, turun 84,3% dari tahun sebelumnya
dan untuk aktifitas pendanaan sebesar Rp1.007,5 miliar,
naik 165,1% dari tahun sebelumnya. Peningkatan kas
dari aktifitas operasi terutama disebabkan meningkatnya
penerimaan dari pelanggan, sedangkan penurunan
penggunaan dana untuk investasi disebabkan oleh
tertundanya beberapa kegiatan pengembangan yang
telah dialokasikan sebelumnya (lihat Pengembangan
Usaha hal 51). Peningkatan penggunaan kas untuk
aktifitas pendanaan disebabkan kenaikan pembagian
laba atau deviden tahun buku 2008. (Lihat juga
penjelasan / Tabel Perubahan Arus Kas)

Posisi k as pada tahun 2009 terdiri dari k as di


tangan sebesar Rp144 juta, ditempatkan di rekening
giro sebesar Rp152,2 miliar atau 3,2% dari jumlah
keseluruhan kas dan setara kas, serta deposito berjangka
sebesar Rp4,6 triliun atau sebesar 96,8% dari jumlah
keseluruhan kas dan setara kas. Kas dan setara kas
Perseroan ditempatkan di PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk,
Citibank, Deutsche Bank, Standard Chartered Bank, PT
Bank CIMB Niaga Tbk dan Bank Mega Tbk dalam mata
uang Rupiah dan Dolar AS.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Jumlah deposito dalam Dolar AS sebesar Rp70,5 miliar


atau sekitar 1,5% dari jumlah keseluruhan deposito,
dengan tingkat bunga antara 4,50% 5,00%. Sedangkan
jumlah deposito dalam Rupiah adalah sebesar Rp4,49
triliun atau sekitar 98,5% dari jumlah keseluruhan
deposito dengan tingkat bunga antara 8,83%-12,5%.
Dengan pola penempatan tersebut, pendapatan bunga
secara keseluruhan berjumlah Rp202 miliar.

%
54,8
8,3
-2,4
55,6
37,1

Description
Cash and cash equivalents
Trade receivables (net)
Inventories (net)
Other current assets
Total current assets

Cash Equivalents
Cash and cash equivalents in 2009 rose Rp1,667.4
billion to reach Rp4.7 trillion or posting an increase
of 54.8% from the previous year position that was
recorded at Rp3.0 trillion. This increase came mainly
from 2009 operating results. Net cash coming from
operating activities in 2008 totalled Rp2.7 trillion,
showing a growth of 70.0% from the year before.

Cash used for investing activities amounted to


Rp67.4 billion, down 84.3% from the preceding
year and for financing activities totalled Rp1,007.5
billion, up 165.1% from previous year position.
Cash increase from operating activities was
mainly generated from larger amount of revenue
received from customers, while declining amount
of cash used for investment was caused by
delays in development activities (see Business
Development page 51). Cash used for financing
activities increased due to bigger dividend payout
for 2008 accounting year. (See also elaboration/
Changes in Cashflow).

Cash position in 2009 consisted of cash on hand


Rp144 million, placed in current accounts Rp152.2
billion or 3.2% of total cash and cash equivalents,
and time deposits Rp4.6 trillion or 96.8% of total cash
and cash equivalents. The Companys cash and cash
equivalents were placed in PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk,
Citibank, Deutsche Bank, Standard Chartered Bank, PT
Bank CIMB Niaga Tbk and Bank Mega Tbk in Rupiah
and US Dollar.

Total deposits in US Dollar amounted to Rp70.5 billion


or approximately 1.5% of total deposits, bearing
interest rates of 4.50% 5.00%. Rupiah denominated
deposits were in the amount of Rp4.49 trillion or
approximately 98.5% of total deposits bearing
interest rates between 8.83% and 12.5%. With this
composition of placement, interest income totalled
Rp202 billion.

105

PT Bukit Asam Tbk

106

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Piutang Usaha

Trade Receivables

Piutang usaha Perseroan pada tahun 2009 tercatat sebesar


Rp1,5 triliun, naik 8,3% dari tahun 2008 sebesar Rp1,4
triliun, yang terdiri dari piutang ke pihak ketiga sebesar
Rp427,7 miliar dan piutang usaha ke pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp1,1 triliun.

In 2009 the Company had trade receivables of


Rp1.5 trillion, rose 8.3% from 2008 figure of Rp1.4
trillion, consisting of receivables from third parties
Rp427.7 billion and receivables from related parties
Rp1.1 trillion.

Piutang usaha ke pihak ketiga meningkat 38,8% dari


Rp308,1 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp427,7
miliar pada tahun 2009 dan piutang usaha pada
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
turun 0,5% menjadi sebesar Rp1.063,8 miliar dari
Rp1.068,6 miliar pada 2008.

Trade receivables to third parties increased 38.8%


from Rp308.1 billion in 2008 to Rp427.7 billion in
2009 and trade receivables from related parties
declined 0.5% to Rp1,063.8 billion from Rp1,068.6
billion in 2008.

Piutang usaha pada pihak yang mempunyai hubungan


istimewa pada akhir bulan September 2009 sempat
meningkat mencapai sejumlah Rp2,56 triliun. Namun
pada bulan Desember 2009, pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (PT Indonesia Power) melunasi
piutangnya, hingga sebesar Rp1,61 triliun. Saldo
piutang tersebut kembali pada tingkat yang normal,
sebesar Rp1,1 triliun diakhir Desember 2009 seperti
tersebut diatas. (Lihat juga Tabel Tingkat Kolektibilitas
Piutang dan bahasan Perubahan Arus Kas)

Trade receivables from related parties at end of


September 2009 increased to reach Rp2.56 trillion.
However, in December 2009, one of the related
par ties, PT Indonesia Power, made payment up
to the amount of Rp1.61 trillion. Balance of trade
receivables then returned to its normal level of
Rp1.1 trillion as described above. (See Table of
Receivables Collectibility and discussion of Changes
in Cashflows)

Persediaan

Posisi nilai persediaan bersih pada akhir tahun 2009


adalah Rp409,9 miliar atau turun 2,4% dibandingkan
posisi tahun sebelumnya sebesar Rp420,0 miliar,
terdiri dari persediaan batubara sebesar Rp279 miliar
sedangkan sisanya sebesar Rp130,9 miliar berupa suku
cadang dan perlengkapan lainnya. Persediaan suku
cadang tersebut telah dikurangkan dengan penyisihan
persediaan usang.
Untuk meminimalkan terjadinya risiko kerugian,
Perseroan mengasuransikan persediaan batubara
dalam perjalanan serta persediaan perlengkapan dan
suku cadang yang ditempatkan di gudang.

Aset Tidak Lancar


Jumlah aset tidak lancar Perseroan pada ak hir


tahun 2009 mencapai Rp1,3 triliun atau naik 12,0%
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,2 triliun.
Komposisi terbesar aset tidak lancar adalah aset tetap
bersih sebesar 28,7%, diikuti beban eksplorasi dan
pengembangan tangguhan sebesar 24,8%, aset pajak
tangguhan sebesar 19,3% dan properti pertambangan
15,4%. Komposisi Aset Tidak Lancar seperti tercantum
pada tabel berikut:

Inventories

Net inventories at yearend of 2009 were Rp409.9


billion or dropped 2.4% compared to the previous year
position of Rp420.0 billion, comprising coal inventory
Rp279 billion and spareparts and other materials
inventory Rp130.9 billion. Sparepart inventory was
offset by provision for obsolete inventory.

To m i n i m i z e l o s s , t h e C o m p a n y i n s u r e d c o a l
inventory in transit and spareparts and materials
stored in the warehouses.

Non-current Assets

At yearend 2009 non-current assets of the Company


totalled Rp1.3 trillion or increased 12.0% compared
to the previous year amount of Rp1.2 trillion. Major
non-current assets are net fixed assets 28.7%, deferred
exploration and development expenditure 24.8%,
deferred tax assets 19.3% and mining property 15.4%.
Composition of non-current assets is shown in the
following table:

PT Bukit Asam Tbk

Management Discussion and Analysis

ASET TIDAK LANCAR

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

NON current ASSETS

(Dalam juta Rp)

(In million Rp)

Uraian
Investasi pada perusahaan
asosiasi
Properti pertambangan
Aset tetap (bersih)
Beban eksplorasi dan
pengembangan tangguhan
(bersih)
Aset pajak tangguhan (bersih)
Aset tidak lancar lainnya
Jumlah aset tidak lancar

2009

2008

Perubahan (%)
Changes (%)

122.620
199.063
371.523

125.972
199.063
383.932

-2,7
0,0
-3,2

321.821
250.053
30.107
1.295.187

254.504
171.828
21.576
1.156.875

26,5
45,5
39,5
12,0

Aset Tetap

Fixed Assets

Aset tetap bersih yang dimiliki Perseroan pada akhir


tahun 2009 tercatat sebesar Rp371,5 miliar atau
turun 3,2% dari tahun sebelumnya yang mencapai
Rp383,9 miliar. Penurunan terjadi karena penambahan
aset tetap tahun 2009 adalah sebesar Rp57,5 miliar,
sedangkan akumulasi penyusutan bertambah sejumlah
Rp70,3 miliar. Perseroan telah mengasuransikan aset
tetap tertentu di berbagai lokasi perusahaan.

Beban Eksplorasi dan Pengembangan


Tangguhan
Jumlah beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan
setelah dikurangi amortisasi pada akhir tahun 2009
tercatat sebesar Rp321,8 miliar atau naik sebesar 26,5%
dari jumlah tahun sebelumnya yang sebesar Rp254,5
miliar. Beban tersebut merupakan biaya eksplorasi
dan pengembangan tambang baru, baik yang masih
dalam tahap eksplorasi dan pengembangan maupun
yang telah memasuki masa produksi. Untuk beban
ditangguhkan yang telah memasuki tahapan produksi
dilakukan amortisasi dengan metode unit produksi.
Kenaikan jumlah beban eksplorasi dan pengembangan
tangguhan pada tahun 2009 terutama disebabkan
adanya kegiatan pemindahan BWE dari lokasi TAL ke
lokasi MTB sebesar Rp73,6 miliar.

Properti Pertambangan

Properti pertambangan pada tahun 2009 tercatat


sebesar Rp199,1 miliar. Nilai tersebut diperoleh setelah
Perseroan mengakuisisi 51,0% saham IPC dengan
jumlah pembayaran sebesar 17,85 juta dollar, atau
setara dengan Rp163,9 miliar dari pemegang saham
lama PT Mega Raya Kusuma (PTMRK) dan PT Rajawali
Corpora (PTRC).

Description
Investment in associated
companies
Mining property
Fixed assets (net)
Deferred exploration and
development expenditure (net)
Deferred tax assets (net)
Other non current assets
Total non current assets

Net fixed assets of the Company at end of 2009 stood


at Rp371.5 billion or down 3.2% from the previous
year position of Rp383.9 billion. The decrease was
caused by fixed assets increase in 2009 of Rp57.5
billion, while accumulated depreciation increased
by Rp70.3 billion. The Company insures certain fixed
assets in various locations.

Deferred Exploration and Development



Expenditure
To t a l d e fe r re d e x p l o r a t i o n a n d d e ve l o p m e n t
expenditure less amortisation at end of 2009 was
recorded at Rp321.8 billion or increased 26.5%
from the previous year amount of Rp254.5 billion.
This expenditure was the cost of exploration and
development of new mines, either in exploration and
development stage or in operating stage. Deferred
expenditure in production stage is amortised by
production unit method.

Increase in deferred exploration and development


expenditure in 2009 was mainly caused by moving
BWE from TAL location to MTB location costing
Rp73.6 billion.

Mining Property

Mining property in 2009 recorded an amount of


Rp199,1 billion. This amount was achieved after the
Company acquired 51.0% of IPC shares worth 17.85
million dollar, or equivalent to Rp163.9 billion from
previous shareholders PT Mega Raya Kusuma (PTMRK)
and PT Rajawali Corpora (PTRC).

107

PT Bukit Asam Tbk

108

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Kewajiban

Liabilities

Jumlah total kewajiban Perseroan pada tahun 2009


meningkat menjadi Rp2,3 triliun atau naik 13,0%
dari Rp2,0 triliun pada tahun sebelumnya. Jumlah
kewajiban lancar sebesar Rp1,4 triliun atau 60,2%
dari jumlah keseluruhan kewajiban. Sedangkan
jumlah kewajiban tidak lancar sebesar Rp911,8 miliar
atau 39,8% dari jumlah keseluruhan kewajiban.
Rincian posisi kewajiban ak hir 2009 Perseroan
adalah sebagai berikut:

Total liabilities of the Company in 2009 increased to


Rp2.3 trillion or grew 13.0% from Rp2.0 trillion the
year before. Total current liabilities totalled Rp1.4
trillion or 60.2% of total liabilities. Total non-current
liabilities amounted to Rp911.8 billion or accounted
for 39.8% of total liabilities. Breakdown of liabilities
at end 2009 is as follows:

Kewajiban

Liabilities

(Dalam juta Rp)

(In million Rp)

Uraian

2009

2008

Perubahan (%)
Changes (%)

Current liabilities

Kewajiban lancar
Hutang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang pajak
Pinjaman bank jangka pendek

58.097
789.369
431.230
13.500

69.190
644.152
562.661
-

-16,0
22,5
-23,4
-

Bagian kewajiban jangka panjang


yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi
lingkungan dan penutupan
tambang
- Penyisihan imbalan kerja
Kewajiban lancar lainnya
Jumlah kewajiban lancar

23.209
57.025
8.478
1.380.908

24.930
30.474
21.583
1.352.990

-6,9
87,1
-60,7
2,1

Kewajiban jangka panjang setelah


dikurangi bagian yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu
tahun

- Penyisihan imbalan kerja


- Lainnya
Jumlah kewajiban jangka panjang
Jumlah kewajiban

Trade payables
Accrued expenses
Taxes payable
Short-term bank loans
Current maturities of
Long-term liabilities
- Provision for environmental
reclamation and mine closure
- Provision for employee benefits
Others current liabilities
Total current liabilities
Long-term liabilities
Long-term liabilities-net of
current portion

Kewajiban jangka panjang

- Penyisihan reklamasi
lingkungan dan penutupan
tambang

Description

151.266
759.792
774
911.832
2.292.740

120.848
553.779
1.116
675.743
2.028.733

25,2
37,2
-30,6
34,9
13,0

- Provision for environmental


reclamation and mine closure
- Provision for employee benefits
- Others
Total long-term liabilities
Total liabilities

Kewajiban Lancar

Current Liabilities

Kewajiban lancar pada tahun 2009 relatif tidak berubah,


yakni sebesar Rp1,4 triliun. Komposisi terbesar kewajiban
lancar adalah biaya yang masih harus dibayar sebesar
Rp789,4 miliar, diikuti Hutang Pajak sebesar Rp431,2 miliar
dan Hutang Usaha sebesar Rp58,1 miliar.

Hutang Usaha
Hutang Usaha merupakan kewajiban yang timbul karena
adanya pembelian barang dan jasa kepada pihak ketiga
dalam rangka menjalankan operasional perusahaan. Jumlah

In 2009 current liabilities relatively remained the same


standing at Rp1.4 trillion. This account consisted of
accrued expenses amounted Rp789.4 billion, folowed
by taxes payable Rp431.2 billion and trade payables
Rp58.1 billion.

Trade Payables

Trade payables are payables incurred due to purchase


of third party goods and services in the normal course
of business operations. Total trade payables in 2009

Management Discussion and Analysis

hutang usaha pada tahun 2009 turun 16,0% menjadi Rp58,1


miliar dibandingkan Rp69,2 miliar di tahun sebelumnya.

dropped 16.0% to Rp58.1 billion from Rp69.2 billion


in the preceding year.

Biaya Yang Masih Harus Dibayar

Accrued Expenses

Biaya masih harus dibayar pada tahun 2009 tercatat


sebesar Rp789,4 miliar, naik sebesar 22,5% dari Rp664,2
miliar pada tahun sebelumnya. Kewajiban tersebut terdiri
dari kewajiban yang timbul atas iuran produksi, jasa pihak
ketiga, jasa angkutan kereta api, jasa angkutan kapal
laut, sewa alat berat, jasa dermaga, denda keterlambatan
kapal serta bonus pegawai dan tantiem tahun buku
2009. Kenaikan biaya yang masih harus dibayar terutama
disebabkan oleh kenaikan bonus dan tantiem pegawai,
jasa angkutan kereta api, sewa alat berat, jasa dermaga
dan denda keterlambatan kapal.

In 2009 accrued expenses were recorded at Rp789.4


billion, or increased 22.5% from Rp664.2 billion the
previous year. This account comprised production fee,
third party services, railway services, shipping and
freight, heavy equipment rent, coal handling at port,
delayed shipment fine, and employee expenses and
tantiem for 2009 accounting year. Increase of accrued
expenses was mainly caused by bigger employee
benefits (bonus and tantiem), railway services, heavy
equipment rent, coal handling at port and delayed
shipment fine.

Hutang Pajak

Taxes Payable

Jumlah hutang pajak 2009 turun sebesar 23,4%


dibandingkan tahun 2008 yang sebesar Rp562,7 miliar,
menjadi Rp431,2 miliar. Penurunan hutang pajak terjadi
karena adanya angsuran pajak badan yang lebih besar
dibanding tahun sebelumnya.

Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang pada tahun ini meningkat


sebesar 34,9% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi
Rp911,8 miliar, dengan komposisi Penyisihan untuk Imbalan
Kerja sebesar 83,3% dan Penyisihan Reklamasi Lingkungan
dan Penutupan Tambang sebesar 16,6% dari total kewajiban
tidak lancar.

Penyisihan Imbalan Kerja


Perseroan menerapkan PSAK Nomor 24 (revisi 2004) tentang


Imbalan Kerja dalam memperhitungkan manfaat karyawan.
Manfaat pensiun yang berakhir sejak 31 Desember 2008
dihitung berdasarkan penilaian aktuaris independen
dengan menggunakan metode projected unit credit. Jumlah
penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan
karyawan pada tahun ini naik 37,2% menjadi Rp759,8 miliar
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar
Rp553,8 miliar.

Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan


Tambang
Jumlah penyisihan untuk reklamasi lingkungan dan
penutupan tambang pada tahun ini naik menjadi Rp151,3
miliar atau naik 25,2% dari Rp120,8 miliar pada tahun
sebelumnya. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh
kenaikan produksi sebesar 7,4% dari tahun sebelumnya,
kenaikan tarif biaya restorasi, rehabilitasi dan penutupan
tambang lainnya yang semula Rp3.969 menjadi Rp4.082
per ton batubara.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Taxes payable declined 23.4 percent from 2008 amount of


Rp562.7 billion to Rp431.2 billion in 2009. Taxes payable
declined due to a higher instalment of corporate taxes
payable compared to the previous year.

Non-current Liabilities

This year non-current liabilities increased 34.9% from


2008 to reach Rp911.8 billion, with provision for
employee benefits accounting for 83.3% and provision
for environmental reclamation and mine closure 16.6%
of total non-current liabilities.

Provision for Employee Benefits


The Company calculates employee benefits


according to accounting standard PSAK No. 24
(revised 2004) on Employee Benefits. Retirement
benefit that was discontinued 31 December 2008
was based on independent actuarial assessment
u s i n g p r o j e c t e d u n i t c r e d i t m e t h o d . To t a l
provision for retirement benefits and employee
benefits this year increased 37.2% to R p759.8
billion compared to the preceding year amount
of Rp553.8 billion.

Provision for Environmental Reclamation and


Mine Closure
Total provision for environmental reclamation and
mine closure in 2009 rose to Rp151.3 billion or up
25.2% from Rp120.8 billion in 2008. This increase
was mainly due to production increase of 7.4% from
the previous year, higher other costs of restoration,
rehabilitation and mine closure from Rp3.969 to
Rp4.082 per ton of coal.

109

PT Bukit Asam Tbk

110

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Ekuitas

Equity

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan total ekuitas


sebesar 42,6% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
Rp4,0 triliun menjadi sebesar Rp5,7 triliun. Kenaikan ini
disebabkan kenaikan laba bersih tahun berjalan sebesar
59,0% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,7
triliun, menjadi Rp2,7 triliun dan kenaikan cadangan umum
sebesar 75,6% menjadi sebesar Rp1,9 triliun.

Laporan Laba Rugi

In 2009 total equity increased 42.6% compared to


previous year amount of Rp4.0 trillion to Rp5.7 trillion.
This growth was caused by a 59.0% increase in net
income from Rp1.7 trillion the previous year to Rp2.7
trillion and increase in general reserve of 75.6% to
Rp1.9 trillion.

Statements of Income

LAPORAN LABA RUGI

STATEMENT OF INCOME

(Dalam juta Rp)

(In million Rp)

Uraian

Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor

2009

2008

Perubahan (%)
Changes (%)

8.947.854

7.216.228

24,0

Sales

(4.104.301)

(3.686.136)

11,3

Cost of sales

4.843.553

3.530.092

37,2

Gross profit

(695.346)

(504.705)

37,8

(578.759)

(515.145)

12,3

- Selling and
marketing

(21.133)

(16.300)

29,7

- Exploration

(1.295.238)

(1.036.150)

25,0

Total operating expenses

3.548.315

2.493.942

42,3

Operating income

217.039

56.687

282,9

Beban usaha :
- Umum dan administrasi
- Penjualan dan
pemasaran
- Eksplorasi
Jumlah beban usaha
Laba usaha
Penghasilan lain-lain,
bersih
Bagian (rugi)/laba bersih
dari perusahaan
asosiasi

Description

Operating expenses
- General and
administrative

Other income, net


Share in net (loss)/
income of associate

(3.352)

1.043

-421,4

Laba sebelum pajak


penghasilan

3.762.002

2.551.672

47,4

Pajak penghasilan

1.032.675

837.055

23,4

Income tax expense

Laba sebelum hak


minoritas

2.729.327

1.714.617

59,2

Income before minority


interest

Hak minoritas atas


laba bersih anak
perusahaan
Laba bersih

(1.593)
2.727.734

(6.846)

-76,7

1.707.771

59,7

Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha Perseroan yang terdiri dari penjualan
batubara dan briket batubara pada tahun 2009 mencapai
Rp8,9 triliun, naik 24,0% dari Rp7,2 triliun pada tahun
sebelumnya. Pendapatan tetap meningkat sekalipun
volume penjualan menurun 2,4% dari 12,8 juta ton pada
tahun 2008 menjadi 12,5 juta ton pada tahun 2009. Pada
periode tersebut, harga rata-rata batubara naik sebesar

Profit before income tax

Minority interest in net


income of subsidiaries
Net income

Operating Income
In 2009 the Company earned operating income from sales
of coal and briquette totalling Rp8.9 trillion or increased
24.0% from Rp7.2 trillion in 2008. Income continued to
grow although sales volume dropped 2.4% from 12.8
million tons in 2008 to 12.5 million tons in 2009. During
the period, average price of coal increased 27.1% from

PT Bukit Asam Tbk

Management Discussion and Analysis

27,1% dari rata-rata Rp562,0 ribu per ton pada 2008,


menjadi Rp714,6 ribu per ton pada tahun ini, ditunjukan
pada tabel berikut:

average Rp562.0 thousand per ton in 2008 to Rp714.6


thousand per ton in the current year, as shown in the
following table:

penjualan dan Harga Jual Rata-rata Batubara

sales and Average SELLING PRICE

2009
Uraian

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

2008

Penjualan
Sales

Harga Jual
Rata-rata
Average
selling price

Penjualan
Sales

Harga Jual
Rata-rata
Average
selling price

(Juta Rp)
(Million Rp)

(Ribu Rp/ton)
(Thousand
Rp/tons)

(Juta Rp)
(Million Rp)

(Ribu Rp/ton)
(Thousand
Rp/tons)

(a)

(b)

(c)

(d)

Description

(a : c)

(b : d)

Domestik

6.011.905

745,1

4.217.963

506,9

143

147

Ekspor

2.909.219

658,7

2.974.239

664,4

98

99

Jumlah/
Rata-rata

8.921.124

714,6

7.192.202

562,0

124

127

Harga Pokok Penjualan


Harga pokok penjualan pada periode ini tercatat sebesar
Rp4,1 triliun, meningkat sebesar 11,3% dari Rp3,7 triliun
pada tahun sebelumnya. Komposisi terbesar harga pokok
penjualan adalah Jasa Angkutan Kereta Api sebesar
30,0%, Jasa Penambangan sebesar 21,7%, diikuti Gaji,
upah dan kesejahteraan karyawan 12,6%, Royalti 10%,
sewa alat berat 6,4% dan Pembelian Batubara 5,8% dari
total keseluruhan harga pokok penjualan.

Domestic
Export
Total/
Average

Cost of Sales
During the period cost of sales was recorded at Rp4.1
trillion, posting a growth of 11.3% from Rp3.7 trillion in
2008. The largest portions of this account are railway
services 30.0%, mining fee 21.7%, employee salaries,
wages and welfare 12.6%, royalty 10%, heavy equipment
rent 6.4% and coal purchase 5.8% of total cost of sales.

111

PT Bukit Asam Tbk

112

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

2008

2008

2009

29%

30%

22%

22%

16%

6%

10%

13%

Angkutan KA
Railway Transportation
Jasa Tambang
Mining Services
Pembelian Batubara
Coal Purchase
Gaji dan Upah
Salary and Wages

Kenaikan harga pokok penjualan terutama terjadi pada:

Beban sewa alat berat, kendaraan dan peralatan


naik menjadi Rp262,5 miliar, meningk at 49,5%
dibandingkan dengan tahun 2008 yang tercatat
sebesar Rp175,5 miliar, akibat terjadinya peningkatan
produksi 7,7%.
Beban Gaji dan Upah tercatat sebesar Rp517,5
miliar, meningkat sebesar 35,8% dari Rp381,2 miliar
pada tahun sebelumnya, karena naiknya gaji, upah,
manfaat pensiun, dan kesejahteraan pegawai serta
bertambahnya jumlah karyawan.
Beban angkutan kereta api naik menjadi Rp1.232,2
miliar, meningkat 14,0% dibandingkan tahun 2008
yang tercatat sebesar Rp1.081,3 miliar, karena dua
hal, yakni terjadinya peningkatan volume angkutan
sebesar 2,7% dan kenaikan tarif angkutan.

Tarif angkutan kereta api dari Tanjung Enim ke Tarahan


naik dari Rp255 menjadi Rp287 per ton km tidak
termasuk PPN untuk periode 1 Jan-31 Jul 2009 dan
menjadi Rp284 per ton km untuk periode 1 Agustus31 Des 2009, belum termasuk PPN.

Sedangkan dari Tanjung Enim ke Kertapati tarif


angkutan kereta api naik dari Rp350 menjadi Rp394
per ton km untuk periode 1 Jan-31 Jul 2009 dan
menjadi Rp391,04 per ton k m untuk periode 1
Agustus-31 Des 2009, belum termasuk PPN.

Royalti dan retribusi naik menjadi Rp410,8 miliar,

meningkat 12,7% dibandingkan tahun 2008 sebesar


Rp364,4 miliar. Hal ini diakibatkan oleh adanya
kenaikan harga jual batubara sebesar 27%.
Beban jasa penambangan naik menjadi Rp888,7 miliar,
meningkat 7,5% dibandingkan dengan tahun 2008
yang tercatat sebesar Rp826,5 miliar, akibat terjadinya
peningkatan produksi sebesar 7,4%.

2008

2009

10%

10%

5%

6%

8%

13%

Royalti
Royalty
Sewa Alat
Equipment Rental

2009

Lain-lain
Others

Increase of cost of sales was mainly incurred in the


following:

Rent of heavy equipment, vehicles and equipment rose


to Rp262.5 billion, posting an increase of 49.5%% from
2008 that stood at Rp175.5 billion, due to production
increase of 7.7%.
Salaries and wages amounted to Rp517.5 billion,
increasing 35.8% from Rp381.2 billion the year before,
due to increase in salaries, wages, retirement benefits,
and employee benefits accompanied by growing
number of employees.
Cost of railway services rose to Rp1,232.2 billion,
representing an increase of 14.0% compared to
2008 figure of Rp1,081.3 billion, contributed by two
increases, i.e. increase in transport volume of 2.7%
and increase in transport tariff.

Tariff of railway transport from Tanjung Enim to


Tarahan increased from Rp255 to Rp287 per ton km
excluding VAT during 1 January -31 July 2009 and to
Rp284 per ton km during 1 August - 31 December
2009, excluding VAT.

While from Tanjung Enim to Kertapati increased from


Rp350 to Rp394 per ton km for period of 1 January
- 31 July 2009 and to Rp391.04 per ton km during 1
August - 31 December 2009, excluding VAT.

Royalty and retribution rose to Rp410.8 billion, or a

12.7% increase from 2008 amount of Rp364.4 billion.


This was due to 7.7% increase in production and 27%
increase in coal selling price.
Mining fee increased 7.5% to Rp888.7 billion from
Rp826.5 billion in 2008, due to production increase
of 7.4%.
Purchase of spareparts and materials increased to
Rp174.8 billion, or a growth of 83.1% compared to 2008

Management Discussion and Analysis

Beban lainnya naik terutama akibat beban sukucadang


naik menjadi Rp174,8 miliar, meningk at 83,1%
dibandingkan dengan tahun 2008 yang tercatat
sebesar Rp95,5 miliar, akibat sistem dan perbaikan
sarana penunjang produksi di site maupun di
pelabuhan Tarahan dan Kertapati.
Beban Usaha
Beban Usaha Perseroan terdiri dari Beban Umum dan
Administrasi, Beban Penjualan dan Pemasaran serta Beban
Eksplorasi. Beban Usaha pada tahun 2009 meningkat 25,0%
menjadi Rp1,30 triliun, dari Rp1,04 triliun pada tahun
2008. Beban Umum dan Administrasi meningkat sebesar
37,8% menjadi Rp695,3 miliar dari sebesar Rp504,7 miliar
di tahun 2008. Peningkatan tersebut akibat naiknya beban
gaji, upah, dan kesejahteraan karyawan lainnya, biaya
pelatihan serta pembayaran jasa pihak ketiga.
Peningkatan beban usaha lainnya berasal dari kenaikan
perjalanan dinas akibat meningkatnya tarif angkutan
udara dan akomodasi serta peningkatan bantuan untuk
pengembangan daerah sebagai bentuk tanggung jawab
sosial dan lingkungan terhadap masyarakat sekitar lokasi
kegiatan perseroan.
Beban penjualan dan pemasaran meningkat sebesar
12,3% menjadi Rp578,8 miliar dari nilai sebesar Rp515,1
miliar di tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah naiknya
biaya gaji dan upah karyawan, pembelian perlengkapan
dan sukucadang serta kenaikan pada sewa kendaraan
dan peralatan karena naiknya kegiatan produksi. Namun
demikian persentase biaya penjualan dan pemasaran
terhadap penjualan turun menjadi 6,47% ditahun 2009
dari 7,14% di tahun 2008, yang berarti adanya penurunan
(efisiensi) sebesar 0,67%.
Pendapatan/(beban) lain-lain
Pendapatan lain-lain pada tahun 2009 naik menjadi
Rp217,0 miliar dari Rp56,7 miliar pada tahun 2008.
Peningk atan tersebut terutama ak ibat Perseroan
memperoleh bunga atas penempatan dana hingga
sebesar Rp202,2 miliar, penerimaan kembali atas uang
muka pihak ketiga tidak terpulihkan sebesar Rp12,2 miliar
dan penerimaan kembali atas piutang tidak tertagih.
Laba
Secara umum kinerja Perseroan di sepanjang tahun 2009
cukup baik, yang tercermin dari peningkatan laba usaha
sebelum pajak sebesar 42,3% dari Rp2,5 triliun pada 2008
menjadi Rp3,7 triliun. Peningkatan laba usaha ini diikuti

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

which was recorded at Rp95.5 billion, due to transfer of


BWE system and production auxiliary facilities on site
as well as Tarahan and Kertapati ports.
Operating Expenses
The Companys operating expenses comprised general
and administrative expenses, selling and marketing
expenses, and exploration expenses. Operating expenses
in 2009 increased 25.0% to Rp1.30 trillion from Rp1.04
trillion in 2008. General and administrative expenses
increased 37.8% to R p695.3 billion from R p504.7
billion the previous year. The increase occurred with
the increase of employee salaries, wages and welfare,
training expenses and third party fees.
Increase of other operating expenses was due to higher
business travel expenses as a consequence of higher
airfare and accomodation tariff, and also increased aid
funding for regional development. The aid for regional
development was extended in line with the Companys
corporate social and environmental responsibility
towards the local community.
Selling and marketing expenses increased 12.3% to
Rp578.8 billion from Rp515.1 billion in the previous
y e a r. T h i s i n c r e a s e w a s c a u s e d b y i n c r e a s e i n
shipping and freight, employee salaries, wages and
welfare, purchase of spareparts and materials, and
increase in heavy equipment and vehicle rent due to
increased production. However, the ratio of selling
and marketing expenses to sales dropped to 6.47%
in 2009 from 7.14% in 2008, indicating a decline
(efficiency) of 0.67%.
Other Income/(Expenses)
Other income in 2009 grew to Rp217.0 billion from
Rp56.7 billion in 2008. The growth was due to four
re a s o n s : Th e Co m p a ny e a r n e d i nte re s t o n f u n d
placement up to Rp202.2 billion, refund of third party
advance payment of Rp12.2 billion and payment of
doubtful account.
Profit
Th e Co m p a ny s ove ra l l p e r fo r m a n ce t h ro u g h o u t
2009 was good as reflec ted in pre -tax operating
profit increase of 42.3% from Rp2.5 trillion in 2008
to Rp3.7 trillion. Operating profit increase resulted
in net income increase of 59.7% from Rp1.7 trillion in
2008 to Rp2.7 trillion in 2009. Net income increase

113

PT Bukit Asam Tbk

114

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

dengan naiknya laba bersih Perseroan sebesar 59,7%


dari Rp1,7 triliun pada 2008 menjadi Rp2,7 triliun pada
2009. Kenaikan laba bersih akhirnya berpengaruh pada
kenaikan laba bersih per saham sebesar persentase yang
sama Rp741 per saham di tahun 2008 menjadi Rp1.184
per saham di tahun 2009.
Peningkatan laba Perseroan didukung oleh sejumlah
faktor, antara lain meningkatnya pendapatan sehubungan
peningkatan harga jual batubara Perseroan dan berhasilnya
langkah-langkah efisiensi biaya (cost reduction program).

consequently improved net earning per share. In


2009 net earning per share of the Company was
Rp1,184, showing an increase of 59.8% from Rp741
per share in 2008.
Profit increase was attributable to several factors, one of
which was higher income as market price of coal improved
and cost reduction program was successful

Cash Flow
The Company recorded positive cashflow in 2009,
amounting to Rp1,661.4 billion, as explained below:

Arus Kas
Per s e ro a n m e n c at at a r u s k a s p o s i t i f p a d a t a h u n
2009, sebesar Rp1.661,4 miliar, dengan penjelasan
sebagai berikut:

ARUS KAS

CASH FLOW

(Dalam juta Rp)

Uraian

(In million Rp)

2009

2008

Perubahan (%)
Changes (%)

ARUS KAS DARI Aktifitas OPERASI


Penerimaan dari
pelanggan
Penerimaan operasional
lainnya
Pembayaran royalti
Pembayaran atas
tantiem
Pembayaran kepada
pemasok dan
karyawan
Pembayaran pajak
Penerimaaan klaim pajak
Penerimaan bunga
Pembayaran lain-lain
Arus kas bersih yang
diperoleh dari aktifitas
operasi
ARUS KAS DARI Aktifitas
INVESTASI
Perolehan aset tetap
Akuisisi anak perusahaan
Akuisisi tambahan
kepemilikan anak
perusahaan

8.729.086

6.437.276

35,6

103.932
(416.761)

122.229
(217.849)

-15,0
91,3

(6.800)

-100,0

(4.613.445)
(1.252.373)
2.791
200.084
(17.000)

(4.352.593)
(472.779)
100.093
-

6,0
164,9
99,9
-

2.736.314

1.609.577

70,0

(57.591)
-

(86.372)
(163.934)

(9.787)

(137.906)

-33,3
-

-92,9

Description
CASH FLOW FROM
OPERATING ACTIVITIES
Cash receipts from
customers
Cash receipts from
other operations
Payments for royalties
Payment for tantiem
Cash paid to suppliers
and employees
Payment for taxes
Tax refund
Interest receipts
Other payment
Net cash provided
From operating activities
CASH FLOW FROM INVESTING
ACTIVITIES
Payments for fixed assets
Acquisition of subsidiary
Acquisition of additional
shares of subsidiary

Management Discussion and Analysis

ARUS KAS

CASH FLOW

(Dalam juta Rp)

Uraian

Penambahan investasi
kepada perusahaan
asosiasi
Arus kas bersih yang
digunakan untuk
aktifitas investasi
ARUS KAS DARI
Aktifitas PENDANAAN
Pembayaran dividen
kepada pemegang
saham
Arus kas bersih yang
digunakan untuk
aktifitas pendanaan
Kenaikan (penurunan)
kas dan setara kas
Dampak selisih kurs
terhadap kas dan
setara kas
Kas dan setara kas pada
awal tahun
Kas dan setara kas pada
akhir tahun

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

(In million Rp)

2009

2008

(67.378)

(1.007.494)

Perubahan (%)
Changes (%)

(41.000)

(429.212)

(380.104)

-84,3

165,1

(1.007.494)

(380.104)

165,1

1.661.442

800.261

107,6

5.942

18.640

-68,1

3.041.720

2.222.819

36,8

4.709.104

3.041.720

54,8

Dari kegiatan operasi di tahun 2009, Perseroan memperoleh


arus kas masuk bersih Rp2.736,3 miliar, berasal dari penerimaan
dari pelanggan sebesar Rp8.729,1 miliar (Lihat catatan
Pendapatan) dan pendapatan bunga Rp200 miliar serta
pengeluaran lain (Lihat catatan penempatan dana pada
Posisi Kas diatas) dikurangi dengan sejumlah pengeluaran.
Pengeluaran kas untuk kegiatan operasional terbesar berasal
dari pembayaran pajak hingga sebesar Rp1.252,4 miliar naik
164,9% dari jumlah Rp472,8 miliar ditahun sebelumnya.
Selanjutnya pembayaran royalti sebesar Rp416,8 miliar, naik
91,3% dari angka Rp217,8 miliar pada 2008 dan peningkatan
pengeluaran untuk pemasok dan karyawan yang mencapai
Rp4.613,4 miliar, naik 6.0% dari Rp4.352,6 miliar di tahun 2008.
Berdasarkan RUPS untuk tahun buku 2008, dana untuk program
Kemitraan sebesar Rp17 miliar. (Lihat uraian Tanggung Jawab
Sosial, hal 191).
Arus kas dari kegiatan investasi turun menjadi Rp67,4 miliar
dari Rp429,2 miliar pada tahun 2008. Investasi tersebut
terutama digunakan untuk pembelian peralatan penunjang
bongkar muat batubara di Stockpile 1 maupun di pelabuhan
Tarahan dan kegiatan pemindahan sistem BWE ke MTBU
(lihat juga Pengeluaran Modal hal 118). Penurunan kegiatan
investasi terjadi karena terjadinya penundaan realisasi investasi
pengembangan. Perseroan tidak menggunakan dana pinjaman
dalam seluruh investasinya di tahun 2009.

Description
Acquisitions of investment
of associated company
Net cash used in
investing activities
CASH FLOW FROM FINANCING
ACTIVITIES
Payment of dividend to
shareholders
Net cash used in
financing activities
Net increase in cash and
cash equivalents
Effect of exchange
rate on cash
and cash equivalents
Cash and cash equivalents
at the beginning of the year
Cash and cash equivalents
at the end of the year

Net cash from operating activities amounted to Rp2,736.3


billion, derived from coal sales increase of Rp8,729.1
billion (See note Income) and interest income Rp200
billion (See note on fund placement Cash Position
above). The biggest cash expenditure for operating
activities was tax payment of Rp1,252.4 billion which
increased 164.9% from Rp472.8 billion in 2008. Payment
of royalty totalled Rp416.8 billion, increasing 91.3%
from Rp217.8 billion in 2008 and expenses for suppliers
and employees totalling Rp4,613.4 billion showed an
increase of 6.0% from Rp4,352.6 billion in 2008. The
Company also spent Rp17 billion for Environmental
Development activities. (See description of Corporate
Social Responsibility page 191).
Cashflow from investing activities dropped to Rp67.4
billion from Rp429.2 billion in 2008. The investment was
mainly made to purchase equipment for loading and
unloading coal at Stockpile 1 and Tarahan port, as well
as transferring BWE system at MTBU (see also Capital
Expenditure page 119). Investing activities declined
because investment for development was postponed.
The Company did not use borrowed funds in all its
investment in 2009.

115

PT Bukit Asam Tbk

116

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Dari sisi pendanaan, Perseroan mencatat peningkatan


pengeluaran untuk membayar dividen hingga sebesar Rp627,4
miliar, sehingga total dividen yang dibayarkan di tahun 2009
menjadi Rp1.007,5 miliar termasuk didalamnya pembayaran
dividen interim sebesar Rp153,6 miliar.

On the financing side, the Company recorded an


increase in expenditure as the Company paid out
dividend up to Rp627.4 billion, making total dividend
payout in 2009 of Rp1,007.5 billion, including payment
of interm dividend of Rp153.6 billion.

Rasio-rasio Keuangan

Financial Ratios

(Dalam persen, kecuali dinyatakan lain)

Uraian

(In percentage, unless otherwise stated)

2009

2008

Rasio pertumbuhan

Description
Growth ratio

Pendapatan usaha

24,0

75,0

Laba kotor

37,2

117,5

Gross profit

Laba usaha

42,3

178,0

Operating income

Laba bersih

59,7

135,2

Net income

Laba bersih per saham

59,8

135,3

Rasio usaha

Sales

Earning per share


Operational ratio

Laba kotor terhadap penjualan

54,1

48,9

Gross profit to sales

Laba usaha terhadap penjualan

39,7

34,6

Operating income to sales

Laba bersih terhadap penjualan

30,5

23,7

Net income to sales

Laba kotor terhadap jumlah ekuitas

85,0

88,3

Gross profit to equity

Laba usaha terhadap jumlah ekuitas

62,2

62,4

Operating income to equity

Laba bersih terhadap jumlah ekuitas

47,8

42,7

Net income to equity

Laba kotor terhadap jumlah aset

60,0

57,8

Gross profit to total assets

Laba usaha terhadap jumlah aset

43,9

40,8

Operating income to total assets

Laba bersih terhadap jumlah aset

33,8

28,0

Net income to total assets

491,2

365,7

Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset

28,4

33,2

Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas

40,2

50,8

Rasio keuangan
Aset lancar terhadap kewajiban lancar

Financial ratio

Rentabilitas

Current assets to currets liabilities


Total liabilities to total assets
Total liabilities to total equity
Rentability

Laba bersih terhadap penjualan (NPM)

30,5

23,7

Net income to sales (NPM)

Laba bersih terhadap jumlah aset (ROA)

33,8

28,0

Net income to total assets (ROA)

Laba bersih terhadap jumlah ekuitas (ROE)

47,8

42,7

Net income to total equity (ROE)

491,2

365,8

Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset

28,4

33,2

Total liabilities to total assets

Jumlah kewajiban terhadap jumlah kkuitas

40,2

50,7

Total liabilities to total equity

61,0

70,0

352,4

301,0

Likuiditas
Aset lancar terhadap kewajiban lancar

Kolektibilitas
Total piutang terhadap total penjualan
(AR DOH), dalam hari
Solvabilitas
Total aset terhadap total kewajiban

Liquidity
Current assets to current liabilities

Collectibility
Total payables to total sales
(AR DOH) in days
Solvency
Total assets to total liabilities

Rasio-Rasio Keuangan

Financial Ratios

Likuiditas
R asio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan
jatuh tempo, dihitung dengan membagi aset lancar
dengan kewajiban lancar. Tahun 2009 rasio likuiditas
Perseroan adalah sebesar 491,2%. Hal ini menunjukkan
kemampuan Perseroan sangat kuat dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.

Liquidity
This ratio shows the Company s ability to meet its
maturing short term liabilities. It is calculated by
dividing current assets with current liabilities. In 2009
the Company had a liquidity ratio of 491.2%. This was
evidence that the Company was highly capable of
settling its short term liabilities.

PT Bukit Asam Tbk

Management Discussion and Analysis

Kolektibilitas Piutang
T i n g k a t k o l e k t i b i l i t a s p i u t a n g d i h i t u n g d e n g a n
membandingkan total piutang terhadap total hasil
penjualan. Dengan perhitungan tersebut tingk at
kolektibilitas piutang Perseroan adalah sebesar 61 hari,
membaik dari angka 70 hari di tahun 2008. Salah satu
penyebab membaiknya tingkat kolektibilitas ini adalah
pembayaran piutang pihak yang mempunyai hubungan
istimewa. Adapun tabel lengkap piutang perseroan adalah
sebagai berikut:

Collectibility
Collectibility is calculated by comparing total liabilities
with total sales. Based on this calculation the Companys
collectibility was 61 days in 2009, showing an
improvement from 70 days in 2008. One of the causes
of improved collectibility was settlement of receivables
by one of related parties. The following table shows
the Companys receivables collectibility:

kolektibilitas piutang Perseroan,


31 Desember 2009

receivable collectibility of the


Company, December 31, 2009

(Dalam juta Rp)

Kategori

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

(In million Rupiah)

Jumlah
Amount

Categories

Jatuh tempo < 30 Hari

980.205

Overdue < 30 days

Jatuh tempo 30 60 Hari

241.600

Overdue 30 60 days

Jatuh tempo 60 180 hari

284.792

Overdue 60 180 days

Jatuh tempo > 180 hari


Jumlah
Penyisihan piutang tak tertagih
Jumlah piutang usaha (bersih)
Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang
akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas dihitung dengan
membandingkan total aset terhadap total kewajiban.
Solvabilitas Perseroan mencapai 352.0% naik dari 301,0%
di tahun 2008, dikarenakan di tahun 2009 kenaikan aset
lebih tinggi dibandingkan kewajiban.
Rentabilitas
R asio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam
menghasilkan laba bersih dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia. Peningkatan laba bersih Perseroan
sebesar 59,7% di tahun 2009, membuat rentabilitas terhadap
penjualan (Net income Margin) menjadi 30,5%, naik dari
angka pada 2008 yang sebesar 23,7%. Rentabilitas terhadap
ekuitas (Return On Equity) mencapai 47,8% meningkat dari
angka 42,7% pada 2008. Rentabilitas terhadap aset (Return
on Asset) juga mengalami kenaikan, yaitu menjadi 33,8%
dari angka tahun 2008 yang sebesar 28,0%.

Kebijakan Permodalan
Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan
modal sendiri dengan pinjaman/hutang yang terdiri dari hutang
jangka pendek dan hutang jangka panjang. Struktur modal

33.001
1.539.598
(48.138)
1.491.460

Overdue > 180 days


Total
Provision for doubtful accounts
Total trade receivables (net)

Solvency
This ratio shows the Company s ability to meet its
maturing short term and long term liabilities. Solvency
ratio is calculated by comparing total assets with total
liabilities. The Companys solvency was recorded at
352% or improved from 301.0% in 2008, because in 2009
growth of assets was larger compared to liabilities.
Return Ratio
This ratio reflects the Companys ability to generate net
income by using resources it has on hand. An increase
of 59.7% in 2009 net income improved Net Income
Margin to 30.5% from 23.7% in 2008. Return on Equity
increased from 42.7% in 2008 to 47.8%. Return on Asset
also improved from 28.0% in 2008 to 33.8%.

Capital Structure Policy


Capital structure is a balance between shareholders
equity and borrowed funds consisting of short term
and long term borrowing. Capital with minimum
cost of funds ( Weighted Average Cost of Capital/
WACC) may increase the value of shares but does
not increase net earning per share (EPS). A high

117

PT Bukit Asam Tbk

118

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

dengan minimum biaya penggunaan dana (Weighted Average


Cost of Capital/WACC) dapat mengakibatkan peningkatan
nilai saham perusahaan, tetapi tidak berarti meningkatkan
laba bersih persaham (EPS). Leverage yang besar dapat
meningkatkan EPS, namun sekaligus meningkatkan risiko.
Oleh karena itu Perseroan menetapkan kebijakan struktur
permodalan yang dapat ditempuh agar dapat memaksimalkan
nilai perusahaan. Kebijakan struktur permodalan Perseroan,
tujuan dan langkah yang dapat ditempuh adalah:

Menetapkan target strukur modal yang optimal.


leverage may increase EPS, but also increase risks.


Therefore, the Company devises a capital structure
policy to maximize its corporate value. The policy
and its implementation are elaborated below:

Penggunaan proporsi hutang yang lebih besar (dari


ekuitas) dapat dilakukan bila risiko usaha lebih kecil
Dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh
perubahan komposisi hutang yang berdampak pada
harga saham.

Struktur modal senantiasa memper timbangkan

keseimbangan antara risiko keuangan dan tingkat


pengembalian dalam upaya meningkatkan nilai
perusahaan.
Dilakukan dengan memperhitungkan penggunaan
hutang yang menimbulkan kewajiban keuangan
(tingkat bunga) dan mempengaruhi kondisi likuiditas
perusahaan.
Mengoptimalkan rentabilitas ekonomi dan rentabilitas
modal sendiri yang menghasilkan peningkatan laba per
saham.
Struktur modal ditinjau dengan melakukan evaluasi
hubungan antara financial leverage, nilai perusahaan
dan biaya modal.
Struktur modal dupayakan optimal dengan mengatur
kombinasi hutang dan modal sendiri (ekuitas) yang
dapat memaksimalkan nilai Perseroan.
Kombinasi struktur modal ditetapkan setelah melakukan
analisa sensitivitas dengan berbagai variasi asumsi inti
yang paling mungkin dihadapi oleh Perseroan.

Modal Kerja Bersih


Peningkatan kegiatan Perseroan membuat kebutuhan modal
kerja meningkat sebesar Rp1,8 triliun. Tahun 2009 modal kerja
Perseroan adalah sebesar Rp5,4 triliun, naik dari kebutuhan
modal kerja di tahun 2008 yang sebesar Rp3,6 triliun. Seluruh
kebutuhan modal kerja Perseroan ini dapat dipenuhi dari
hasil operasional.

Pengeluaran Modal
Investasi Rutin
Merupakan investasi yang dilaksanakan oleh Perseroan dalam
rangka mempertahankan tingkat produksi dan efisiensi operasi,
termasuk antara lain perbaikan dan penambahan fasilitas

Setting optimum capital structure target


Using bigger borrowing proportion (from equity) if
business risk is smaller.
Taking into account the effect of borrowing composition
changes on share price.
Taking into consideration the balance between financial
risks and repayment rate in order to improve corporate
value.
By considering the use of borrowing that causes financial
liabilities (interest rate) and affecting the Companys
liquidity.
By optimizing economic rate of return and return on
equity that increases earning per share.
Capital structure is reviewed by evaluating the
connection of financial leverage, corporate value and
capital cost.
Capital structure is optimized by arranging an
optimum combination of borrowing and equity to
boost corporate value.
Capital structure combination is fixed after performing
sensitivity analysis with various core assumptions that
are most likely to be envisaged by the Company.

Net Working Capital


The Companys growing activities that required bigger working
capital resulted in an increase of Rp1.8 trillion. In 2009 working
capital was recorded at Rp5.4 trillion, or increased from the
2008 amount of Rp3.6 trillion. The Company is self-sufficient
in meeting all of its working capital requirements.

Capital Expenditures
Routine Investment
This is an investment made by the Company in an effort to
maintain its production level and operating efficiency which
included repair and addition of routine operating facilities.
Routine investment made in 2009 totalled Rp46.4 billion or
95.0% of routine investment in 2008. Maintenance of Tarahan
Port infrastructure, Tanjung Enim production facilities and
construction of Tanjung Enim Head Office made up the
major part of routine investment. Maintenance of Tarahan
Port infrastructure and repair of Tanjung Enim production
facilities were conducted to support the target of larger
production and sales in the coming years.

Management Discussion and Analysis

operasional rutin. Jumlah investasi rutin yang dilakukan pada


tahun 2009 mencapai Rp46,4 miliar atau 95.0% dari investasi
rutin pada tahun 2008. Perawatan sarana Pelabuhan Tarahan,
sarana produksi di Tanjung Enim dan pembangunan prasarana
Kantor Pusat di Tanjung Enim mendominasi kebutuhan
investasi rutin. Perawatan sarana pelabuhan Tarahan dan
perbaikan sarana produksi di Tanjung Enim dilakukan untuk
mendukung target peningkatan produksi dan penjualan pada
tahun-tahun mendatang.

Investasi Pengembangan

Investasi pengembangan dilakukan dengan tujuan


mengembangkan bisnis Perseroan. Jumlah investasi
pengembangan pada tahun 2009 mencapai
Rp81,9 miliar atau 23,0% dari realisasi investasi
pengembangan pada tahun 2008.

I nve s t a s i te r s e b u t m e n c a k u p i nve s t a s i u n t u k
pemindahan BWE ke Muara Tiga (P2BM) sebesar Rp73,6
miliar, yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan
t a rg e t p ro d u k s i s w a k e l o l a , s e k a l i g u s s e b a g a i
implementasi program efisiensi biaya produksi.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Development Investment
Investment for development is made with the purpose of
expanding the Companys business. In 2009 development
investment totalled Rp81.9 billion or 23.0% of realized
development investment in 2008.
Investment was also made for transferring BWE system
to Muara Tiga (P2BM) in the amount of Rp73.6 billion
aimed at improving self-managed production, and at
implementing production cost efficiency program.
Self-managed mining by using BWE system is more
efficient due to its use of electricity. The Company is
currently constructing TPP unit for own purpose in the
area using low-calorie coal as fuel. So when the TPP
is operational, the need for BWE electricity in Muara
Tiga will be supplied by the Companys own TPP.

119

PT Bukit Asam Tbk

120

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Penambangan sk alelola dengan menggunak an


sistem BWE lebih efisien, karena menggunakan listrik.
Saat ini Perseroan tengah membangun unit PLTU
untuk kebutuhan sendiri di areal tersebut dengan
menggunakan batubara kalori rendah sebagai bahan
bakarnya. Sehingga pada saat telah beroperasi,
kebutuhan listrik BWE di Muara Tiga akan dapat
disuplai dari PLTU milik sendiri.

Realisasi investasi lain yang cukup besar di tahun 2009,


adalah pelaksanaan kegiatan eksplorasi atas kawasan
tambang yang telah diakuisisi pada tahun 2008 lalu.
Total kegiatan eksplorasi yang meliputi pemboran
rinci untuk menentukan pola penambangan, dilakukan
sebagai bagian pelaksanaan persiapan produksi
komersial dari kawasan tambang tersebut.

Beberapa rencana investasi besar yang belum dapat


direalisasikan diantaranya adalah.

Penyetoran modal dalam rangka pembentukan JVC


PTBA-PTKA senilai Rp465,3 miliar.
Pembelian dan pembangunan gedung kantor pusat
PTBA senilai Rp225 miliar.
Penyelesian bangunan utama PLTU 3x10 MW Tanjung
Enim senilai Rp166,9 miliar. Penundaan realisasi
investasi ini terjadi karena proses pembangunannya
yang masih dalam tahap pengerjaan pondasi.

Other considerable investment made in 2009 was


for the exploration of mining sites acquired in 2008.
Exploration activities involved precision drilling to set
up mining pattern as part of preparing for commercial
production of those mines.

Unrealized major investment plans include:

Capital payment for the establishment of joint venture


company, PTBA-PTKA, amounting to Rp465.3 billion
Purchase and construction of PTBA head office building
worth Rp225 billion.
Completion of main building of Tanjung Enim TPP
3 x 10 MW totalling Rp166.9 billion. This investment
is delayed because the construction is still at an early
stage of making the foundation.

Management Discussion and Analysis

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

121

PT Bukit Asam Tbk

122

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

STRATEGI BISNIS 2010

2010 BUSINESS STRATEGY

Mengantisipasi kondisi perekonomian yang lebih


kondusif di tahun 2010, dengan permintaan batubara
yang diperkirakan meningkat seperti tergambar pada
uraian Prospek permintaan batubara (halaman 87),
Perseroan menyiapkan berbagai strategi usaha, yang
mencakup aspek produksi, penjualan, pengangkutan dan
penambangan usaha. Keseluruhan strategi dan program
kerja tahun 2010 ini merupakan bagian dari implementasi
Rencana Strategis Perseroan terintegrasi untuk periode
2009-2013 dengan target menuju era PTBA Emas.

In anticipation of a more conducive economic condition


in 2010, with coal demand moving upward as shown
in Prospect of coal demand (page 87), the Company
has formulated a set of business strategy covering
production, sales, transpor tation and business
development. Business strategy and work program
for 2010 is part of an integrated Corporate Strategic
Plan implementation for 2009-2013 leading to PTBA
Golden Era.

Untuk peningkatan efisiensi penambangan dan


pemenuhan terhadap UU No. 4 tahun 2009 beserta
KepMen ESDM no 28 tahun 2009, Perseroan menyiapkan
peningkatan produksi melalui program peningkatan
swakelola, mengoperasikan seluruh 5 (lima) sistem BWE
yang dimilikinya secara penuh, dari tiga sistem yang
beroperasi di tahun 2009, disamping tetap memenuhi
kontrak penambangan yang masih berlangsung.
Untuk memanfaatkan seluruh sistem BWE secara penuh,
Perseroan tengah menyelesaikan program pemindahan,
reparasi dan rekondisi BWE lengkap dengan infrastruktur
pendukungnya yang mulai dilaksanakan pada 2009 dan
diharapkan beroperasi penuh di tahun 2011. Pilihan
peningk atan aktifitas penambangan dengan BWE
dilakukan mengingat sistem ini lebih mengandalkan
tenaga listrik yang lebih efisien dalam operasionalnya.
Perseroan kini tengah menyelesaikan pembangunan PLTU

To improve mining efficiency and to comply with Law


No. 4 of 2009 and Ministerial Decree No. 28 year 2009
of Department of Energy and Mineral Resources, the
Company seeks to step up production by self-managed
program, operate all the five BWE systems compared to
three in 2009, while still honoring the current mining
contract in place.
To fully utilize the BWE system, the Company is finalizing
the transferring program, repairing and reconditioning
BWE and supporting infrastructure that started in 2009
and expected to be fully completed for operation in 2011.
Using BWE system to improve mining activities is opted
considering this system is more reliable than electricy
and thus able to allow more efficient operations.
The Company is finalizing the construction of its own
TPP with a capacity of 3x10 MW in Tanjung Enim to

Management Discussion and Analysis

milik sendiri dengan kapasitas 3x10 MW di Tanjung Enim


untuk mendukung pengoperasian sistem BWE dan rencana
pengembangan Coal Handling Facilities. Dengan kapasitas
sebesar itu, seluruh kebutuhan listrik untuk operasional
tambang, perkantoran dan sarana pendukung akan
terpenuhi. Disamping PLTU 3 x 10 MW di Tanjung Enim,
Perseroan akan membangun PLTU untuk pemakaian sendiri
dengan kapasitas 2 x 8 MW di Pelabuhan Tarahan.
Perseroan juga menargetkan peningkatan produksi
dari beberapa anak perusahaannya, seperti IPC dan
BBK, sekaligus peningkatan aktifitas jual beli batubara
oleh BAP.
Untuk menjamin kualitas batubara, selain menambah
fasilitas blending, Perseroan akan menambah peralatan uji
kualitas batubara dan fasilitas terkait di laboratoriumnya.
Penambahan peralatan akan diikuti dengan peningkatan
kompetensi karyawan yang menangani pengujian kualitas
batubara, guna memberikan jaminan kualitas produk.
Di bidang angkutan, Perseroan bekerja sama dengan
PTKA memprogramkan peningkatan kapasitas angkutan
batubara melalui jalur KA yang telah ada. Perseroan
mendukung upaya peningk atan k apasitas angkut
dengan perbaikan fasilitas bongkar muat di pelabuhan
Tarahan, Dermaga Kertapati maupun di stockpile area
penambangan. Perbaikan sarana conveyor, recliner, train
loading station (TLS), rotary car dumper (RCD) dan rail
loop dilakukan untuk mendukung peningkatan aktifitas
angkutan batubara.
Perseroan juga memprogramk an pengembangan
prasarana produksi yang meliputi sistem penanganan
batubara di Tanjung Enim dan peningkatan secara
bertahap kapasitas bongkar muat Pelabuhan Tarahan
menjadi 20 juta ton per tahun dan kapasitas bongkar
muat dermaga Kertapati menjadi 2,7 juta ton per tahun.
Pada tahun 2010, seluruh proses pengadaan dimulai dan
penyelesaian seluruh pembangunan prasarana tersebut
adalah tahun 2013.
Peningkatan produksi dan sistem penanganan batubara
tersebut dilakukan berkaitan dengan penanda tanganan
Coal Transportation Agreement (CTA) yang dilakukan
pada Oktober 2009 dengan clausul take or pay dengan
target angkutan naik bertahap menjadi 20 juta ton per
tahun ke Pelabuhan Tarahan dan 2,7 juta ton per tahun
ke dermaga Kertapati pada tahun 2014.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

support operating BWE system and developing coal


handling facilities. With a capacity of that size, the
entire electricity requirement for mining operations,
office and amenities will be satisfied. In addition
to 3 x 10 MW TPP in Tanjung Enim, the Company will
build a TPP for its own use with a capacity of 2 x 8 MW
in Tarahan Port.
The Company has a target of improving production of
several subsidiaries, like IPC and BBK, simultaneously
increasing sale and purchase of coal by BAP.
To guarantee the quality of coal, besides adding more
blending facilities, the Company will install more
quality testing equipment and facilities in its laboratory.
The competence of employees handling coal quality
test will also be improved.
In transportation the Company works with PTKA in
improving the transporting capacity of the existing
raillway system. The Company supports this program
by improving loading and
unloading facilities at Tarahan
Perseroan menambah
Po r t , K e r t a p a t i P i e r a n d i n
fasilitas blending dan
stockpile area. Improvement
peralatan uji kualitas
was also made to conveyor,
batubara.
recliner, train loading station
(TLS), rotary car dumper (RCD)
Th e Co m p a ny a d d s
and rail loop to enhance coal
more blending facilities
transporting activity.

and coal quality testing


equipments.

The Company also sets up


a program for developing
production infrastructure
( co a l h a n d l i n g s ys te m ) i n Ta n j u n g E n i m a n d fo r
gra d u a l i m p rove m e nt o f l o a d i n g a n d u n l o a d i n g
capacit y of Tarahan Por t to reach 20 million tons

per year and Ker tapati Pier to 2.7 million tons per
year. In 2010, the whole process will star t and will
l a s t u nt i l co m p l e t i o n i n 2 0 1 3 .
Improving coal production and handling system is
in compliance with Coal Transportation Agreement
(CTA) signed in October 2009 with a take or pay clause.
Under this agreement transpor tation is projected
to gradually increase to 20 million tons per year to
Tarahan Port and 2.7 million tons per year to Kertapati
Pier starting 2014.

123

PT Bukit Asam Tbk

124

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Perseroan mendukung upaya PT KA dalam meningkatkan


kapasitas angkut batubara yang dilakukan antara lain melalui
penambahan gerbong dan lokomotif serta penambahan
jumlah gerbong per rangkaian dari 45 gerbong menjadi
60 gerbong. Bentuk dukungan langsung yang diberikan
antara lain melalui bantuan penelitian geoteknik dalam
rangka pelaksanaan program pengurangan tanjakan dan
kelokan tajam. Hal ini dilakukan agar skema peningkatan
kapasitas angkut sebagaimana tercantum dalam perjanjian
CTA dapat terealisir.
Selain kerjasama dengan PTKA, Perseroan juga telah
membentuk anak perusahaan, PT Bukitasam Transpacific
Railway (BATR), yang akan membangun jalur kereta api dan
pelabuhan khusus baru dari Tanjung Enim ke Lampung
dengan kapasitas 25 juta ton per tahun. Pada tahun 2009
persetujuan prinsip pembangunan jalur kereta api khusus
batubara dari Menteri Perhubungan sudah didapat. Tanggal
23 Maret 2010, PT BATR telah menandatangani kontrak
EPC (Engineering, Procurement and Construction) dan O&M
(Operator and Maintenance) untuk proyek dengan China
Railway Group Limited yang dimiliki 100% oleh CREC,
serta mulai melaksanakan proses pembebasan lahan dan
perizinan pelabuhan.
Dalam pengembangan usaha di bidang pembangkitan listrik,
khususnya kegiatan anak perusahaan PT Bukit Pembangkit
Inovative (BPI) berkapasitas 2x100 MW, sedang dilakukan
renegosiasi tarif jual-beli listrik (PPA) dengan pihak PLN.
Dalam rangka diversifikasi usaha, Perseroan mengembangkan
usaha eksploitasi Coal Bed Methane (CBM) yang terkandung di
dalam areal penambangan Tanjung Enim dengan cadangan
indikatif sebesar 0,8 TCF. Pada tahun 2010 Perseroan bersama
partner usaha akan melakukan tahapan eksplorasi rinci untuk
menentukan titik awal pilot project.
Perseroan dalam menjalankan serangkaian strategi
pencapaian target operasional tersebut terus menjaga
komitmennya terhadap pengembangan komunitas,
kelestarian lingkungan dan keselamatan kerja. Perseroan
juga melengkapi strategi bisnis 2010, dengan melaksanakan
program peningkatan kompetensi SDM serta sistem teknologi
informasi. Keseluruhan program ini dilakukan demi menjamin
tercapainya target operasional yang ditetapkan.

The Company joins hands with PTKA in increasing


coal loading capacity by, among others, adding more
coaches and locomotives, and more coaches in one
chain from 45 to 60 coaches. Direct support extended
was in the form of asistance in geotechnical research
to reduce upward slopes and sharp bends. This is
aimed at realizing the transporting capacity increase
projection under the CTA.
Besides collaborating with PTKA, the Company has
set up a subsidiary, PT Bukitasam Transpacific Railway
(BATR), that will build new railway track and por t
from Tanjung Enim to Lampung at a capacity of 20
million tons per year. In 2009 the Company received
a p p rova l i n p r i n c i p l e to b u i l d co a l t ra n s p o r t i n g
railway track from the Minister of Transporation. On 23
March 2010, PT BATR signed EPC and O&M (Operator
and Maintenance) contracts for a project with China
Railway Group Limited that is 100% owned by CREC,
and began with the process of land clearing and port
permit application.
For developing power plant business, par ticularly
the business of subsidiar y, PT Buk it Pembangk it
Innovative (BPI) at 2 x 100 MW capacity, the Company
is negotiating electricity tariff with PLN.
As a business diversification, the Company is engaged
in the exploitation of Coal Bed Methane (CBM) found
in the mining area of Tanjung Enim with an indicated
deposit of 0.8 TCF. In 2010 the Company together with
business partners will carry out precision exploration
to determine the starting point of this pilot project.
In implementing its business strategy in 2010 the
Company continues to honor its commitment to
community development, environmental conservation
and work safety. The Company complements its 2010
business strategy with human resource development
program and information technology system. The
whole program is carried out to achieve the Companys
operating target.

Management Discussion and Analysis

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

INFORMASI MATERIAL

MATERIAL INFORMATION

Transaksi Benturan Kepentingan

Conflict of Interest Transactions

Pada tahun 2009 tidak ada Transaksi Benturan Kepentingan


yang dilakukan Perseroan.

In 2009 there were no transactions involving conflict


of interest made by the Company.

Transaksi Material

Material Transactions

Pada tahun 2009 tidak ada Transaksi Material yang


dilakukan Perseroan. Definisi Transaksi Material disini
adalah sesuai dengan bunyi aturan pada Ketentuan
Bapepam-LK no IX.E.2 tanggal 25 Nov 2009 (Kep-413/
BL/2009) tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha Utama.

In 2009 there were no material transactions made


by the Company. Material Transaction is defined by
Bapepam-LK Regulation No. IX.E.2 dated 25 November
2009 (Kep-413/BL/2009) on Material Transactions and
Core Business Changes.

Program Pembelian Kembali Saham


Perseroan
Kondisi krisis keuangan global dan regional yang
b e r p e n g a r u h t e r h a d a p p e n u r u n a n h a rg a s a h a m
PTBA secara ekstrim membuat Perseroan melakukan
program pembelian kembali saham Perseroan (Shares
Buy Back) yang telah dikeluarkan dan tercatat di PT
Bursa Efek Indonesia. Program ini dilakukan sesuai
Peraturan Bapepam-LK No. XI.B.3 Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam-LK No. Kep. 401/BL/2008 tanggal 9
Oktober 2008.

Shares Buy Back Program


The global and regional financial crisis causing a sharp
drop in PTBA share price prompted the Company to
launch a Shares Buy Back program for the Company
issued shares listed on PT Bursa Efek Indonesia (Indonesia
Stock Exchange). This Program is in accordance with
Bapepam-LK Regulation No. XI.B.3 as Attachment to
Decision of Bapepam-LK Chairman No. Kep. 401/BL/2008
of 9 October 2008.

125

PT Bukit Asam Tbk

126

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Perseroan melakukan program pembelian kembali saham


secara bertahap dalam waktu 3 (tiga) bulan, terhitung
sejak 13 Oktober 2008 sampai dengan 13 Januari 2009.
Perseroan mengalokasikan dana sebanyak-banyaknya
R p 1 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 ( s at u t r i l i u n R u p i a h ) u nt u k
mendukung kebijakan shares buy back tersebut.
Hingga berakhirnya program tersebut, pada tanggal
13 Januari 2009, Perseroan merealisasi shares buy back
sejumlah 2.882.000 lembar saham dengan dana yang
digunakan sebesar Rp14.239.559.760, dengan harga
rata-rata Rp4.941 per lembar saham. Program ini telah
dikukuhkan dalam RUPS pada tanggal 28 Mei 2009.

Akuisisi
Perseroan telah melakukan proses Due diligence atas
sejumlah tambang yang akan diakuisisi. Dari total 5
perusahaan yang diteliti, Perseroan melakukan penawaran
atas 3 perusahaan tambang prospek dengan potensi yang
memadai, sementara 2 lainnya tidak dilanjutkan karena
tidak memenuhi syarat potensi minimal yang diterapkan,
baik karena jarak angkut yang terlalu jauh, kualitas
batubara yang tidak memadai maupun masalah legal.
Dari tiga penawaran, satu diantaranya tidak berlanjut
karena tidak dicapai kesepakatan skema bisnis maupun
nilai. Dua penawaran masih dalam tahap evaluasi dari
pihak prospek. Sehingga dengan demikian tidak ada
realisasi akuisisi baru di tahun 2009.

The Company gradually bought back its shares within


three months from 13 October 2008 to 13 January
2009. The Company made a fund allocation of
maximum Rp1,000,000,000,000 (one trillion Rupiah)
to back up the shares buy back policy.
When the program ended on 13 January 2009, the
Company had bought back 2,882,000 shares at a
cost of R p14,239,559,760, at an average price of
Rp4,941 per share. This program was ratified in GMS
on 28 May 2009.

Acquisition
The Company conducted due diligence on a number
o f m i n e s to b e a cq u i re d. O u t o f f i ve co m p a n i e s
reviewed, the Company made bids for three mining
companies with adequate potentials, while the other
two were dropped as they failed to meet the minimum
requirements, whether for reason of long transporting
distance, coal quality or legal problems.
Out of three bids, one was not carried through for
failure to agree on business scheme and value. Two
bids are still being evaluated by prospective parties.
Therefore, there was no new acquisition in 2009.

Establishment of Subsidiary
Companies
No subsidiary company was set up in 2009.

Pendirian Anak Perusahaan

Related Party Transactions

Tidak ada pendirian anak perusahaan baru di


tahun 2009.

As a state - owned enterprise (SOE) with majorit y


shareholding owned by the State, transactions made
by the Company with other SOEs may be classified
as transactions with related parties being under the
same controlling entity. Such transactions include
placement of funds, sales, transport and shipment of
coal, purchase of explosives, fuel, payment of insurance
premium and management of retirement fund.

Transaksi dengan pihak yang memiliki


hubungan istimewa
Sebagai BUMN dengan mayoritas saham dimiliki Pemerintah,
transaksi yang dilakukan Perseroan dengan sesama BUMN
dapat dikategorikan sebagai transaksi dengan pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa karena berada di bawah
entitas pengendali yang sama. Transaksi-transaksi tersebut
meliputi penempatan dana, penjualan, pengangkutan dan
pengapalan batubara, pembelian bahan peledak, bahan bakar,
pembayaran premi asuransi serta pengelolaan dana pensiun.
Dalam melakukan transaksi dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa tersebut, Perseroan memilik i
kebijakan sebagai berikut.

Pe n j u a l a n b a t u b a r a k e p i h a k y a n g m e m i l i k i
hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak
penjualan, yang pada umumnya menggunakan indeks

I n mak ing transac tions with related par ties, the


Company adopts the following policy:

Sales of coal to related parties is based on


sales contract which generally uses equivalent
international index as a reference and adjusted
to coal specification and shipping location.
Shipment and transportation of coal by related
parties are governed by mutually agreeed

PT Bukit Asam Tbk

Management Discussion and Analysis

internasional yang setara sebagai perbandingan dan


disesuaikan dengan spesifikasi dari batubara dan
lokasi pengiriman.
Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh pihak
yang memilik i hubungan istimewa ditetapk an
berdasarkan kontrak pengangkutan yang disepakati
b e r s a m a b e rd a s a r k a n h a s i l n e g o s i a s i d e n g a n
memperhatikan unsur-unsur biaya yang ada ditambah
dengan marjin tertentu.
Penempatan dana dilakukan berdasarkan kebutuhan
dan perjanjian yang saling menguntungkan dan
memberikan manfaat optimal pada Perseroan.

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

transportation contract taking into account cost


items plus certain margin.
Placement of funds is based on requirements and
under mutually beneficial agreement to provide
optimum benefit for the Company.

Related party transactions in 2009 are listed below:

Adapun transaksi dengan pihak afiliasi yang dilakukan


Perseroan sepanjang tahun 2009 adalah sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:
Nama Pihak Party

Sifat Hubungan Nature of Relationship

Transaksi Transaction

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Pengangkutan batubara
Coal transportation

PT Indonesia Power

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara dan


pemakaian listrik
Coal sales and electricity
consumption

PT Semen Padang (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Semen Andalas (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Semen Baturaja (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Timah (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Bahtera Adhiguna (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Pengapalan batubara
Coal shipping

PT Dahana (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Pembelian bahan peledak


Explosive material product

PT Pertamina (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Pembelian bahan bakar


Fuel purchase

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Premi asuransi
Insurance premium

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Dana Pensiun
Pension Fund

127

PT Bukit Asam Tbk

128

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Kejadian Luar Biasa dan


Informasi Material Setelah
Tanggal Neraca

Significant and Subsequent


Events
Changes In Regulations

Perubahan Peraturan

Law No 4 on Mineral and Coal

Pengesahan Undang-Undang No. 4 Tentang Mineral

On 12 January 2009 the President passed Mineral and Mining

dan Batubara

Bill into Law No 4/2009 on Mineral and Coal Mining.

Pada tanggal 12 Januari 2009 Presiden menyetujui RUU


Undang-Undang Mineral dan Pertambangan Batubara

Government Regulation No. 22 on Mining Zone

menjadi Undang-Undang No. 4/2009 Tentang Minerba.

On 1 February 2010 the Government issued Regulation


No. 22 concerning Mining Area, in conjunction with Law

Pe ra t u ra n Pe m e r i n t a h N o. 2 2 Te n t a n g Wi l ay a h

No. 4 on Mineral and Coal. This Regulation stipulates

Pertambangan

mining area, exploration rules, mapping of potential

Pada tanggal 1 Februari 2010 Pemerintah menerbitkan

mines and other relevant regulations.

PP 22 mengenai Wilayah Pertambangan, merupakan


aturan lanjutan atas terbitnya UU No. 4 Tentang Minerba.

Government Regulation No. 23 on Mineral and Coal

Peraturan ini berisi uraian wilayah pertambangan,

Mining Business

ketentuan eksplorasi, penetapan peta potensi tambang

On 1 February 2010 the Government issued Regulation

dan peraturan terkait lainnya.

No. 23, in conjunction with Law No. 4 concerning


M ineral and Coal. This R egulation stipulates the

Peraturan Pemerintah No. 23 Tentang Pelaksanaan

type of mineral and coal mines, mining business

Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

licence (MBL), validity of MBL, legal holder of MBL,

Pada tanggal 1 Pebruari 2010 Pemerintah menerbitkan

conversion from Mining Concession (MC) to MBL and

PP 23, merupakan aturan lanjutan atas terbitnya UU No.

other relevant provisions.

4 Tentang Minerba. Peraturan ini berisi aturan mengenai


jenis-jenis tambang mineral dan batubara, penetapan
Izin Usaha Penambangan (IUP), masa berlaku IUP, badan
hukum pemegang IUP, peralihan bentuk KP menjadi IUP
dan peraturan terkait lainnya.

Management Discussion and Analysis

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Untuk menindak lanjut keluarnya Undang-Undang

To respond to the laws and regulations, the Company

d a n Pe r a t u r a n t e r k a i t t e r s e b u t , Pe r s e ro a n t e l a h

submitted application for revision of MC to become MBL in

menyampaikan permohonan ubahsuai Kuasa

accordance with the provisions of No.4/2009. The Company

Pertambangan (KP) menjadi Izin Usaha Pertambangan

is actively coordinating and communicating with relevant

(IUP) sesuai dengan ketentuan/peraturan pelaksanaan

institutions (Department of Energy & Mineral Resources

UU No.4/2009. Disamping itu, Perseroan aktif

and State Secretary) to discuss the Government Regulation

melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Instansi

on Mineral and Coal Mining Business associated with Air

terkait (DESDM dan SesNeg) atas PP Pengusahaan

Laya, Tanjung Enim, South Sumatera.

pertambangan mineral dan batubara yang menyangkut


KP Air Laya, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Ministerial Decree No. 28/2009


On 30 September 2009, the Minister of Energy and

Keputusan Menteri No. 28/2009

Mineral Resources issued a regulation concerning

Pada 30 September 2009, Menteri Energi dan Sumber

Mineral and Coal Mining Services. This Regulation

Daya Mineral RI mengumumkan peraturan baru mengenai

classifies type of mining services by companies that

Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan

support mining sector and type of activities that should

Batubara. Peraturan ini diantaranya mengklasifikasikan

be done by the MC holder itself (further called Mining

jenis-jenis kegiatan jasa pertambangan yang dapat dilakukan

Business Licence/MBL). Technical implementation of this

oleh perusahaan dalam menunjang sektor penambangan

Ministerial Decree will be stipulated in other regulations

dan jenis-jenis kegiatan yang harus dilakukan sendiri oleh

to be issued by the Director General.

pemilik KP (selanjutnya disebut Izin Usaha Penambangan


UIP / UIPK). Hal yang bersifat lebih teknis atas pelaksanaan

In line with the Companys plans to set up subsidiary

KepMen ini akan ditindak lanjuti dalam peraturan-peraturan

companies engaged in mining services, such as coal

yang dikeluarkan oleh Dirjen.

transportation, as defined by the Ministerial Decree,


ever y possibilit y must be carefully weighed. For

Sehubungan dengan rencana Perseroan membentuk anak

this purpose the Company is currently obser ving

perusahaan yang bergerak dibidang jasa penambangan,

and considering everything that may crop up as the

yakni angkutan laut batubara, sebagaimana didefinisikan

implication of such Ministerial Decree. However, the

oleh KepMen tersebut, maka segala kemungkinan

Company believes that the formation of subsidiaries

yang akan dihadapi perlu diperhitungkan dengan

designated to support coal mining activities is in line

seksama. Oleh karena itu Perseroan kini mengamati dan

with the spirit of the Ministerial Decree. The Company

memperhitungkan segala hal yang dapat terjadi sebagai

has adjusted its mining operations to conform to Decree

implikasi pemberlakuan KepMen tersebut. Namun demikian

No.28/2009 of Minister of Energy & Mineral Resources

Perseroan meyakini bahwa pembentukan anak usaha

regarding Mining Services.

yang ditujukan untuk menunjang kegiatan pertambangan


batubara akan tetap sejalan dengan spirit terbitnya

Ministerial Decree No. 34/2009

KepMen tersebut. Perseroan segera menindak lanjuti

In December 2009, the Minister of Energy and

dengan melakukan ubah/suai operasional penambangan

Mineral Resources (MoEMR) issued Regulation No.

sesuai dengan KepMen ESDM No.28/2009 tentang

34/2009 requiring mining companies to sell part of

Penyelenggaraan Usaha Jasa Penambangan.

its production to domestic consumers (Domestic


Market Obligation or DMO). Portion of DMO is based

Keputusan Menteri No. 34/2009

o n m i n i m u m p e rc e n t a g e o f d o m e s t i c c o a l s a l e s

Pada bulan Desember 2009, Menteri Energi dan Sumber

which will be determined by MoEMR. Minimum

D aya M i n e ra l ( E S D M ) m e n g e l u a r k a n Pe rat u ra n

percentage of DMO and price of DMO por tion will

Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan

follow international price index as reference that is

pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya

also fixed by MoEMR. As of this report date, mining

k e p a d a p e l a n g g a n d o m e s t i k ( D o m e s t i c M a r ke t

industr y is still waiting for the M inister to issue

Obligation atau DMO). Porsi DMO dihitung berdasarkan

fur ther instructions on this matter.

persentase minimum dari penjualan batubara domestik


yang akan ditentukan oleh Menteri ESDM. Persentase
minimum DMO dan harga yang akan digunakan untuk

129

PT Bukit Asam Tbk

130

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

porsi penjualan DMO akan mengikuti harga indeks

Bapepam-LK Regulation concerning Limit of

internasional sebagai tolak ukur, yang juga ditentukan

Affiliated Transactions and Conflict of Interest

oleh Menteri ESDM. Pada tanggal laporan ini, industri

Transactions

pertambangan masih menunggu pedoman kebijakan

On 25 November 2009 Bapepam-LK issued Regulation

dan instruksi lebih lanjut dari Menteri ESDM.

No IX.E.1 (Kep-412/BL/2009) on Affiliated Transactions


and Conflict of Interest Transactions. The Regulation

Ketentuan Bapepam LK tentang Batasan Transaksi

redefines Affiliated Transactions and Conflict of Interest

Afiliasi dan Transaksi Mengandung Benturan

Transactions made by a public company in Indonesia,

Kepentingan

and procedures of reporting such transactions. This

Pada tanggal 25 November 2009 Bapepam LK

Regulation is an improvement of previous ones.

mengeluark an Peraturan no IX.E.1 (Kep -412/


BL/2009) tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan

The Company responded by reviewing the Regulation

K e p e n t i n g a n Tr a n s a k s i Te r t e n t u . Pe r a t u r a n i n i

and comparing its provisions with the transactions the

diantaranya mengklasifikasikan ulang ketetapan definisi

Company carried out with its affiliates and subsidiaries.

mengenai batasan Transaksi Afiliasi dan Transaksi yang

The Company also reviewed internal reporting system

Mengandung benturan kepentingan yang dilakukan

in comparison with the provisions of the Regulation,

oleh sebuah perusahaan publik di Indonesia, dan

and made adjustments.

tatacara pelaporan atas terjadinya transaksi dimaksud.


Pe r a t u r a n i n i m e r u p a k a n p e n y e m p u r n a a n a t a s

Bapepam-LK Regulation regarding Material

peraturan serupa sebelumnya.

Transactions and Core Business Changes


On 25 November 2009 Bapepam-LK issused Regulation

Perseroan menindak lanjuti keluarnya aturan ini dengan

No IX.E.2 (Kep -413/BL/2009) regarding M aterial

melakukan kajian atas ketentuan yang tertuang dengan

Transactions and Core Business Changes. The Regulation

praktek transaksi yang dilakukan dengan pihak afiliasi

defines material transactions as certain transactions

maupun anak usaha Perseroan. Perseroan juga mengkaji

involving the same parties for the same purpose made

butir-butir ketentuan internal mengenai pelaksanaan

consecutively over a certain period of time. The value

dan pelaporan transaksi benturan kepentingan dengan

of material transactions is limited to 20% of equity or

pasal-pasal terkait pada ketentuan tersebut.

more. These transactions must be reported within six


months from the transaction date. Any transaction that

Ketentuan Bapepam LK tentang Transaksi Material

is worth more than 50% of equity needs the approval

dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama

of GMS or EGMS.

Pada tanggal 25 November 2009 Bapepam LK


mengeluarkan Peraturan no IX.E.2 (Kep-413/BL/2009)

In addition to definition and reporting procedure of

tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan

material transactions, this Regulation also stipulates

Usaha Utama. Peraturan ini menegask an batasan

what public companies should report in case of core

transaksi material yang diantaranya menjelask an

business changes.

bahwa transaksi ter tentu yang melibatk an pihak


yang sama, dilaksanakan untuk maksud sama namun

In reponse, the Company reviewed company internal

dilakukan secara berurutan pada satu periode waktu

regulations on material transactions and compared them

tertentu, dianggap sebagai satu transaksi yang harus

with the provisions of this Regulation. It was concluded

diakumulasik an. Batasan Transaksi material yang

that the Company internal regulations were still in

ditetapkan diantaranya nilai transaksi adalah sebesar

conformity with the Regulation of Bapepam-LK.

20% atau lebih dari ekuitas Perusahaan. Transaksi ini


wajib dilaporkan dalam waktu selambat-lambatnya
6 (enam) bulan sejak terjadiinya transaksi. Jika nilai
transaksi tersebut lebih dari 50% ekuitas, maka wajib
didahului dengan pelaksanaan RUPS/RUPSLB.

Management Discussion and Analysis

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Selain mengenai definisi dan pelaporan Transaksi

Effect of New Corporate Income Tax Tariff

Material, Peraturan ini juga menjelaskan hal-hal yang

On 3 September 2008, the House of Representatives

wajib dilaporkan Perusahaan publik jika melakukan

approved amendments to the income tax law. These

perubahan atas kegiatan usaha utama.

amendments were signed into law by the President on


23 September 2008 and hence are considered enacted.

D e n g a n te r b i t ny a Pe r a t u r a n t e r s e b u t Pe r s e ro a n

One of these amendments stipulates that income tax for

melakukan kajian atas peraturan internal mengenai

corporations will be set at a flat rate of 28% commencing

batasan transaksi material dengan butir-butir ketentuan

on 1 January 2009 and further reduced to 25% from 1

dalam aturan ini, dengan kesimpulan ketentuan internal

January 2010.

Perseroan masih berada dalam koridor ketentuan


Bapepam LK tersebut.

The reduction in tax rates does not have an impact on


deferred tax balances that are expected to reverse prior

Dampak Perubahan Tarif Baru Pajak Penghasilan

to 1 January 2009. However, it will have an impact on

Badan

subsequent reversals.

Pada 3 September 2008, Dewan Perwakilan Rakyat


menyetujui perubahan Undang-Undang pajak

The Company has performed an analysis of the periods

p e n g h a s i l a n , d a n d i t a n d at a n g a n i Pre s i d e n p a d a

in which its deferred tax assets and liabilities will

tanggal 23 September 2008, sehingga telah dianggap

reverse and has revalued its deferred tax assets and

berlaku. Salah satu dari perubahan tersebut mengatur

liabilities accordingly. The net impact is a reduction

tentang tarif pajak penghasilan badan yang ditetapkan

in the balance of the net deferred tax assets as at 31

pada tarif tetap sebesar 28% dimulai sejak 1 Januari

December 2009 of Rp9.9 billion (2008: Rp37.7 billion).

2009 dan kemudian dikurangi menjadi 25% sejak 1

This amount has been reflected in these consolidated

Januari 2010.

financial statements.

Penurunan tarif pajak ini tidak akan mempengaruhi

Changes In Accounting Policy

saldo pajak tangguhan yang diharapkan akan dipulihkan

The Indonesian Institute of Public Accountants (IAI) has

sebelum 1 Januari 2009, tapi akan mempengaruhi

issued the following few revised accounting standards

periode pemulihan tahun-tahun berikutnya.

(PSAK) that will affect financial reporting for the period


starting on or after 1 January 2010.

Perseroan telah melakukan analisis terhadap periode


dimana aset dan kewajiban pajak tangguhan akan
dipulihkan dan telah melakukan penilaian kembali
terhadap aset dan kewajiban pajak tangguhan tersebut.
Dampaknya adalah pengurangan terhadap saldo aset
pajak tangguhan 31 Desember 2009 sebesar Rp9,9
millyar (2008: Rp37,7 milyar). Jumlah tersebut telah
dibukukan dalam laporan ini.

Perubahan Kebijakan Akuntansi


Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan
beberapa standar akuntansi revisi sebagai berikut
yang mempunyai dampak terhadap laporan keuangan
yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2010.

131

PT Bukit Asam Tbk

132

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pembahasan dan Analisis Manajemen

PSAK 26 (Revisi 2008) Biaya Pinjaman.


PSAK 26 (Revised 2008) Borrowing Cost.
PSAK 50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 50 (Revised 2006) Financial Instrument:
dan Pengungkapan.

Presentation and Disclosure.

Pengakuan dan Pengukuran.

Recognition and Measurement.

P S A K 5 5 ( R e v i s i 2 0 0 6 ) I n s t r u m e n K e u a n g a n : PSAK 55 (Revised 2006) Financial Instrument:


Adopsi PSAK di atas tidak menimbulkan perubahan

The adoption of the preceding PSAK neither fundamentally

yang mendasar terhadap kebijakan akuntansi Grup atau

changes the accounting policy of Group nor significantly

berdampak signifikan terhadap laporan keuangan Grup.

affects the financial statements of Group. In addition,

Selain itu IAI telah mengeluarkan beberapa revisi standar

IAI has issued other revised accounting standards that

akuntansi lainnya, dimana Standar tersebut mempunyai

are applicable for Financial Statements covering period

dampak terhadap Laporan Keuangan yang periodenya

beginning on or after 1 January 2011.

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.

Subsequent Events
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

In February 2010, the National Police of Republic of Indonesia

Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia

suspended BBKs operation because the lend-use permit

menghentikan operasi BBK karena izin pinjam pakai

for forestry areas under which BBK conducts its mining

kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan

activities has been issued by the authority. The Company

BBK belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

is in discussions with the authorities, including the Ministry

Pe r s e r o a n s e d a n g b e r d i s k u s i d e n g a n b e r b a g a i

of ESDM and the Ministry of Forestry, to resolve this issue.

Management Discussion and Analysis

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

instansi pemerintah, termasuk Kementerian ESDM

The Company expects BBKs operations to recommence

dan Kementerian Kehutanan, untuk menyelesaikan

in the near future, and does not expect the suspension

masalah ini.

of BBKs operations to significantly affect the Companys


operations or financial position. BBKs total production

Perseroan mengharapkan operasi BBK akan berjalan

was 783 thousand tons or 6.8% of the Companys total

kembali dalam waktu dekat dan mengharapkan

production of 11.5 million tons. BBKs total assets were

pemberhentian ini tidak akan mempengaruhi operasi

Rp118 billion or 1.5% of the total assets of the Company

Perseroan secara signifik an. Jumlah produksi BBK

of Rp8,079 billion as at 31 December 2009.

adalah sebesar 783 ribu ton atau 6,8% dari jumlah


produksi Perseroan, sebesar 11,5 juta ton. Jumlah aset
BBK adalah Rp118 miliar atau 1,5% dari jumlah aset
Perseroan sebesar Rp8.079 miliar pada tanggal 31
Desember 2009.

133

PT Bukit Asam Tbk

134

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Laporan
Tata Kelola
Perusahaan
Corporate
Governance Report

Perumusan kembali Panduan GCG


yang komprehensif membuktikan
komitmen penerapan praktek tata kelola
perusahaan terbaik secara berimbang
dengan pembinaan integritas karyawan
guna menjamin peningkatan nilai
perusahaan secara berkelanjutan.
Restatement of a comprehensive GCG Guide reflects our
commitment to implementing balanced good corporate
governance practice and upholding employee integrity
for a sustainable growth of corporate value.

Corporate Governance Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Pelaksanaan
Tata Kelola

Implementation of
Corporate Governance

Perseroan senantiasa berusaha menerapkan prinsipprinsip tata kelola yang baik, mencakup azas transparency,
accountability, responsibility, independency dan fairness,
secara seimbang dengan pembangunan nilai-nilai dan
budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode
etik serta budaya perusahaan. Pembangunan integritas
yang tinggi melalui nilai-nilai budaya tersebut diyakini
akan semakin memberikan hasil maksimal pada mutu
penerapan GCG.

The Company consistently implements good corporate


governance (GCG) principles which include transparency,
accountability, responsibility, independency and
fairness, corresponding to the promotion of corporate
values and culture which are reflected in the corporate
code of ethics and culture. High integrity influenced
by such cultural values is believed to maximize the
implementation of GCG.

Mutu penerapan GCG yang baik dan konsisten akan


mendukung peningkatan kinerja Perseroan melalui
terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih
baik, meningkatkan efisiensi operasional Perseroan serta
lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders yang
pada akhirnya akan mampu meningkatkan corporate value.
Begitu juga stakeholder satisfaction melalui peningkatan
kinerja keuangan dan minimalisasi risiko keputusan
investasi yang mengandung benturan kepentingan
sehingga membuat kepercayaan investor meningkat.
Sejak beberapa tahun terak hir, menindak lanjuti
Keputusan Menteri Negara BUMN RI No. 117/M-MBU/2002
tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN, Perseroan
telah menerbitkan Panduan Implementasi GCG yang berisi
mekanisme kerja antar Organ Perusahaan, Kebijakan
Pokok Perseroan (GCG Code) dan Kebijakan-kebijakan lain
terkait GCG. Buku panduan tersebut ditujukan sebagai
pedoman setiap level operasional menjalankan GCG
secara konsisten dan sebaik mungkin.
Adapun tujuan Penerapan GCG di Perseroan adalah :

Mengendalikan dan mengarahkan hubungan


antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi,
karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat
dan lingkungan.
M e n d o ro n g d a n m e n d u k u n g p e n g e m b a n g a n
Perseroan.
M engelola sumber daya manusia secara lebih
amanah.
Mengelola risiko secara lebih baik.
Meningkatkan pertanggungjawaban kepada
stakeholders.
Mencegah terjadinya penyimpangan dalam
pengelolaan Perseroan.
Memperbaiki budaya kerja Perseroan.
Meningkatkan citra Perseroan menjadi semakin baik.

Good and consistent implementation of GCG will


support the Companys operations as it allows better
decision making process, improved operating efficiency
and prime stakeholders return and corporate value.
Likewise, stakeholders satisfaction will be guaranteed
by maximizing financial achievement and minimizing
investment risk, preventing conflict of interest and
boosting investors trust.
To comply with the State Minister for State-Owned
E n t e r p r i s e s ( S O E ) D e c r e e N o. 1 1 7 / M - M B U / 2 0 0 2
concerning Implementation of GCG Practices in SOEs,
the Company has published GCG Implementation
Guidelines which stipulate inter-departmental working
mechanism, corporate policy (GCG Code) and other
relevant policies. The guidelines are designed to guide
every level of operations in consistently implementing
GCG in the best possible manner.
The objective of implementing GCG throughout the
Company includes:

Directing and managing the relationship among


shareholders, Board of Commissioners, Board of
Directors, employees, customers, par tners, and
community.
Promoting and supporting the Companys growth.
Managing human resources discreetly.
Managing risk more responsibly.
Treating stakeholders more responsibly.
Preventing irregularity in the management of the
Company.
Promoting work ethos.
Maintaining the Companys good image.

135

PT Bukit Asam Tbk

136

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

K o n s i s te n s i s e r t a k e b e r h a s i l a n Pe r s e ro a n d a l a m
menerapkan tata kelola yang baik telah membuahkan
berbagai bentuk penghargaan dari lembaga independen
dari berbagai perspektif, yakni, memperoleh peringkat
ke-enam emiten Bursa Efek Indonesia dalam survey
Corporate Government Perception Index, diselenggarakan
oleh majalah SWA dan IICG (The Indonesian Institute for
Corporate Governance) dengan kategori Terpercaya.

The Companys consistency and success in implementing


good corporate governance practice have earned the
Company several awards and commendations from
independent institutions in varied perspectives, which
placed the Companny in the sixth place among public
companies on Indonesia Stock Exchange in a Corporate
Government Perception Index survey by SWA Magazine
and IICG ( The I ndonesian I nstitute for Corporate
Governance) in the category of The Most Trusted.

AssesSment Praktek GCG

Assessment of GCG Practice

Perseroan melakukan assessment Praktek GCG pada


tahun 2008, dilaksanakan oleh assesor independen
Sodiq, Purwoko & Associates. Menurut hasil assessment
tersebut, Perseroan mendapatkan nilai total 89,75, dengan
kesimpulan kualitas penerapan GCG Baik. Adapun tabel
score hasil assessment adalah sebagai berikut:
Aspek

An assessment of GCG practice by the Company in 2008


was made by an independent assessor, Sodiq, Purwoko &
Associates. Findings showed that the Company obtained a
total score of 89.75 and termed Good Implementation of GCG.
The score reached in the assessment is shown below:

Bobot
Weight

Nilai Score

% Capaian

Aspect

% Achievement
b/a x 100

I.

Hak dan Tanggung Jawab


Pemegang Saham/RUPS

9,00

7,49

83,27

I. Shareholders right and


responsibility /GMS

II.

Kebijakan Good Corporate


Governance

8,00

6,03

75,31

II. Good Corporate Governance


policy

66,00
27,00
6,00
27,00
3,00
3,00

61,80
24,33
5,92
25,66
2,90
3,00

93,64
90,11
98,67
95,02
96,58
100,00

III. Good Corporate Governance


implementation
A. Board of Commissioners
B. Committees
C. Board of Directors
D. Internal Audit Unit
E. Corporate Secretary

III. Penerapan Good Corporate


Governance
A. Dewan Komisaris
B. Komite
C. Direksi
D. Satuan Pengawasan Intern
E. Sekretaris Perusahaan
IV. Pengungkapan Informasi

7,00

6,43

91,79

IV. Disclosure

10,00

8,00

80,00

V. Commitment

Nilai Keseluruhan

100,00

89,75

89,75

Total Score

Peringkat Kualitas
Penerapan GCG

BAIK
GOOD

V.

Komitmen

Berdasark an hasil assessment tersebut, assesor


merekomendasikan serangkaian perbaikan atas aturan
maupun pelaksanaan praktek GCG yang sebaiknya
dilakukan oleh Perseroan. Beberapa rekomendasi yang
disampaikan diantaranya:

Melakukan revisi dan penyesuaian terhadap muatan


GCG Code dan Board Manual mengacu pada perubahan
peraturan perundang-undangan (UU No.40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas), termasuk perubahan
Anggaran Dasar Perusahaan.
Menyusun Pedoman Perilaku (Code of Conduct) sebagai
sebuah dokumen tersendiri secara terpisah termasuk
menyertakan didalamnya lembar kepatuhan terhadap
Pedoman Perilaku yang harus ditandatangani oleh
setiap Pegawai.

Quality Rating of GCG


Implementation

Based on the assessment result, assessor recommended


a series of actions to be taken by the Company to
improve the rules of implementing GCG. Some of the
recommended measures are:

Revise GCG Code and Board Manual to conform to


amended laws (Limited Liability Company Law No. 40
year 2007), including amendments to the Companys
Articles of Association.
Draw up Code of Conduct as a separate document
and enclose compliance sheet to be signed by all
employees.

Insert in the GCG Code description of right, authority


and responsibility of shareholders/GMS.

Corporate Governance Report

Menambahkan kedalam GCG Code uraian terkait


d e n g a n h a k , we we n a n g d a n t a n g g u n g j awa b
Pemegang Saham/RUPS secara jelas.

Menindak lanjuti rekomendasi tersebut Perseroan


melaksanak an beberapa program perbaik an tata
laksana terkait GCG yang dismpaikan dalam Laporan
Tahunan ini.

Panduan dan Struktur


Tata Kelola
Seiring terbitnya Undang-undang Perseroan Terbatas
(UU PT ), Undang-Undang BUMN, rekomendasi hasil
assessment praktek GCG, serta perkembangan praktek
GCG terkini, Perseroan kemudian melakukan telaah
ulang dan penyesuaian atas kebijakan dan Standard
Operating Procedure (SOP) terkait tata kelola perusahaan.
Hasil proses revisi dan penyesuaian tersebut adalah
diterbitkannya Soft Structure GCG yang terdiri dari Board
Manual, GCG Code, Code of Conduct, serta Kebijakankebijakan Tambahan, yang dilaporkan pada bagian tata
kelola perusahaan.
Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi
seluruh aturan yang menjadi pedoman bagi tata kelola
perusahaan, nilai-nilai budaya yang dianut, visi dan
misi serta praktek-praktek terbaik (best practices) GCG.
Panduan GCG yang telah disusun menjadi acuan bagi
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai,
termasuk stakeholder lainnya dalam berhubungan
dengan Perseroan.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

To act on this recommendation the Company made


improvement on GCG implementation as presented in
this Annual Report.

Corporate Governance
Guide and Structure
With the issuance of Limited Liability Company Law
(UU PT ), SOE Law, recommendation of GCG assessor,
and the latest GCG implementation, the Company
re-evaluated and adjusted the policy and Standard
Operating Procedure (SOP) associated with GCG. The
result of all these was the production of Soft Structure
GCG consisting of Board Manual, GCG Code, Code of
Conduct, and Additional Policies, which are reported
in the corporate governance section.
GCG Guidelines are the crystallization of all rules that
guide the implementation of GCG best practices, cultural
values, vision and mission. GCG Guidelines must be used
as reference by shareholders, Board of Commissioners,
Board of Directors, employees, and stakeholders in
dealing with the Company.
GCG Guidelines contain corporate governance principles
which are further elaborated in various policies and
technical implementation rules.
Structure of corporate governance in the Company is
as follows:

Panduan Tata Kelola Perusahaan tersebut berisikan


prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang selanjutnya
dijabarkan dalam berbagai kebijakan serta peraturan
petunjuk teknis pelaksanaan.
Struktur tata kelola di Perseroan:
Rapat Umum Pemegang Saham
Direksi Board of Directors
Audit
Internal
Internal
Audit

Kepala
Divisi
Division
Head

Sekretaris
Perusahaan
Corporate
Secretary

General Meeting of Shareholders


Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komite Audit
Audit
Committee

Komite Nominasi,
Remunerasi dan
GCG
Nomination &
Remuneration
Committee, and
GCG

Komite Strategi, Manajemen


Risiko dan Pascatambang
Strategy, Risk Management
and Post-Mining
Committee

137

PT Bukit Asam Tbk

138

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Kebijakan Pokok Perseroan

Standard Policy of the Company

Perseroan telah menyusun dan menetapkan serangkaian


aturan kebijakan pokok operasional sebagai pelengkap
dan bagian atas Panduan GCG, untuk menunjang
penerapan tata-kelola perusahaan yang baik, mencakup
di antaranya:

The Company has compiled and formulated a series


of standard operating policy to complement GCG
Guidelines, which cover the following:

Aturan dan Tatalaksana Sistem Pelaporan


Pelanggaran (Whistleblower Policy)

The Company sets a Whistleblower Policy for various


purposes, including:

Perseroan telah menyusun kebijakan serta Tatalaksana


Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) untuk
berbagai tujuan, diantaranya:

Menciptakan iklim kondusif dan mendorong pelaporan


pelanggaran yang dapat menimbulkan kerugian
finansial maupun non finansial (hal-hal yang dapat
merusak citra Perusahaan);
Mengurangi kerugian yang terjadi akibat pelanggaran
melalui deteksi dini; dan
Mempersiapkan mekanisme deteksi dini (early warning
system) atas kemungkinan terjadinya masalah akibat
suatu pelanggaran.

Demi menjamin efektivitas pengawasan pelanggaran dan


deteksi dini tersebut, Perseroan kemudian menetapkan
hal-hal pokok yang terkait, termasuk diantaranya:
menyediakan media pelaporan pelanggaran (hotline,
email, kotak pos khusus), menetapkan prosedur pelaporan

Rules and Pro cedures of M isconduc t


Reporting System (Whistleblower Policy)

Creating a conducive climate to encourage people


t o r e p o r t a ny m i s c o n d u c t t h a t m a y r e s u l t i n
financial or non-financial losses (that may tarnish
the Companys image);

M i n i m i z i n g l o s s e s a s a re s u l t o f m i s co n d u c t
through early warning system; and
Designing early warning system mechanism to
anticipate any problem arising from misconduct.

To ensure the effectiveness of misconduct control


and early warning system, the Company took the
necessary measures including providing misconduct
repor ting media (hotline, email, special mailbox),
setting reporting procedures and defining types of
misconduct that may be repor ted. To encourage

Corporate Governance Report

dan menetapkan dengan jelas jenis-jenis pelanggaran


yang dapat dilaporkan. Untuk mendorong keberanian
saksi pelapor, maka Perseroan menetapkan prosedur
yang mampu menjamin kerahasiaan identitas pelapor dan
petugas investigasinya.

Pengelolaan Risiko
Perseroan mengembangkan sistem pengelolaan risiko
secara terintegrasi di tingkat korporasi dengan melibatkan
masing-masing satuan kerja. Pengembangan Sistem
Manajemen Risiko merupakan bagian dari strategi jangka
panjang Perseroan, dengan membentuk unit kerja khusus
yang menangani hal tersebut serta dilaksanakan secara
sistematis sesuai dengan standar manajemen risiko yang
menjadi acuan. Uraian selengkapnya ada pada bahasan
Risiko dan Manajemen Risiko pada halaman 58.

Transaksi Benturan Kepentingan.


Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan,
Perseroan menetapk an prinsip -prinsip kebijak an
sebagai berikut:

Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi harus


mengungkapkan kepemilikan saham di Perseroan atau
di perusahaan lain dalam daftar khusus sebagaimana
dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang
memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi
atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain
yang merugikan kepentingan Perseroan.
Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang
menggunakan informasi penting dan rahasia bagi
kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang
lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan
Perseroan.
S e t i a p i n d i v i d u J a j a r a n Pe r s e r o a n s e b a i k n y a
menghindari kepentingan ekonomi dalam
perusahaan yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan ekonomi.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

people to report, the Company establishes procedures


that will protect the identity of the witnesses and
investigating officers.

Risk Management
The Company develops an integrated risk management
system in the corporate level involving every work
unit. Risk Management System Development is part of
the Companys long term strategy by forming special
work unit to handle this matter systematically in
accordance with the risk management system. (Full
description of Risk Management is presented in Risk
and Risk Management page 58.

Conflict of Interest Transactions


I n a n e f fo r t t o p r e v e n t c o n f l i c t o f i n t e r e s t , t h e
Company adopts the following policy:

Members of Board of Commissioners and Board of


Directors must disclose their shareholding in the
Company or other companies in a special register
as required by the law.
Ever y member of the Company must not take
advantage of their position for personal gain or
othes benefit that may harm the interest of the
Company.
Eve r y m e m b e r o f t h e Co m p a ny m u s t n o t u s e
material and confidential information for
personal gain or others benefit that may harm
the Company.
Ever y member of the Company must avoid
economic interest in the Company that may cause
financial conflict of interest.

This way, all elements of the Company may be free


from domination by others, free from any influence
and pressure by others to allow objective decision
making when it comes to transactions with conflict
of interest.

Dalam melaksanakan kebijakan Pelaporan Pelanggaran,


Perseroan menetapkan prosedur yang mampu menjamin
kerahasiaan identitas pelapor maupun petugas investigator.
To adopt Whistleblower Policy, the Company establishes
procedures that will protect the identity of the witnesses and
investigating officers.

139

PT Bukit Asam Tbk

140

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Perseroan menerapkan Manajemen Kinerja dengan


dukungan tools Balanced Scorecard dan pengukuran
Key Performance Indicator secara periodik.
The Company implements performance management system with
the support of tools Balanced Scorecard and Key Performance
Indicator measured periodically
Dengan demikian seluruh elemen Perseroan dapat terhindar
dari dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya, bebas dari
segala pengaruh dan tekanan pihak lain sehingga pengambilan
keputusan mengenai transaksi yang mengandung benturan
kepentingan dapat dilakukan secara obyektif.

Transaksi Orang Dalam


Perseroan memiliki aturan mengenai transaksi orang dalam
sebagaimana diatur dalam Kode Etik. Pedoman Etika Bisnis
dan Etika Kerja Perseroan dalam Aturan Panduan Kode Etik
menyatakan bahwa Perseroan memegang teguh peraturan
perundang-undangan yang berlaku mengenai informasi orang
dalam khususnya dalam hal akses informasi yang sensitif dan
bersifat rahasia. Namun demikian Perseroan tidak melarang
Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan untuk berinvestasi
dan memiliki efek/saham yang dikeluarkan oleh Perseroan
sebagai investasi jangka panjang.

Insider Trading
The Company has rules on insider trading as stipulated
in Code of Conduct. Code of Business Conduct and
Work Ethics of the Company as written in Code of
Conduct Guide stipulate that the Company abides
by the prevailing laws and regulations regarding
insider information particularly with respect to access
to delicate and confidential information. However,
the Company does not restrict the Commissioners,
Directors and employees investing and owning shares
of the Company as long-term investment.
In certain cases, such as the Companys share buyback program, the Company prohibits Commissioners,
Directors and employees buying shares of the
Company while the program is in progress.

Performance Management
Dalam kasus-kasus tertentu, seperti pada saat Program
Pembelian Kembali Saham (Share Buy-back) Perseroan
mengeluarkan pengumuman yang melarang Dewan Komisaris,
Direksi dan karyawan untuk melakukan transaksi saham
Perseroan selama program tersebut berlangsung.

Manajemen Kinerja

The Company implements performance management


system which is based on principles of transparency,
accountabilit y, independenc y and fairness. The
performance management should be:

Perseroan menerapkan sistem manajemen kinerja yang


dikembangkan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas,
independensi serta kewajaran. Sistem penilaian kinerja
diupayakan agar:

Transparan, yang berarti semua karyawan dapat


mengetahui ukuran apa saja yang dinilai sehingga yang
bersangkutan secara mandiri dapat memperkirakan
hasil penilaian kinerjanya dan dapat dibandingkan
dengan hasil penilaian kinerja oleh Perseroan.
Akuntabilitas, yang berar ti manajemen k inerja
dijalankan oleh unit kerja yang mampu melaksanakan
dengan baik dan didasarkan pada ukuran-ukuran yang
jelas/terukur;
Independen, yakni penilaian terhadap manajemen
kinerja dilakukan secara objektif dan didasarkan pada

Transparent, allowing employees to know what


aspects are appraised so they can independently
appraise their performance and compare it with
the appraisal made by the Company.
Accountable, which means performance
management is handled by work units that are able
to handle it well based on measured criteria.
Independent, allowing performance management
to be objec tively appraised and according to
e s t a b l i s h e d c r i te r i a w i t h o u t a ny i n f l u e n ce o r
pressure.
Fair, meaning performance management is developed
based on reachable performance target.

Corporate Governance Report

ukuran-ukuran yang telah ditetapkan tanpa pengaruh


atau tekanan dari pihak manapun.
Wajar, yang berarti manajemen kinerja dikembangkan
berdasarkan target kinerja yang dapat dicapai.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

The performance management is conducted quarterly


and annually backed up by Balanced Scorecard tool and
Key Performance Indicator (KPI) measurement.

Quality Management
Pelaksanaan manajemen kinerja ini didukung oleh
penerapan tools Balanced Scorecard dan pengukuran KPI
yang dilakukan setiap triwulan dan tahunan.

Manajemen Mutu
Perseroan menerapkan sistem manajemen mutu terpadu
tentang pengendalian kualitas produk dan jasa yang
dihasilkan oleh Perseroan. Jaminan kualitas produk dan
jasa merupakan hasil dari serangkaian kegiatan proses
produksi yang sesuai dengan standar internasional yang
dilakukan pada setiap kegiatan Usaha Energi berbasis
Batubara, mulai dari tahap penyelidikan umum, kegiatan
pengangkutan dan perdagangan, kegiatan pascatambang
hingga pengusahaan pembangkitan energi.

Transaksi Afiliasi
Transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi tersebut akan
selalu dilakukan berdasarkan prinsip kesetaraan (arms
length relationship) sehingga tidak merugikan kepentingan
pemegang saham minoritas serta Perseroan.
Perseroan selalu mengungkapkan transaksi dengan pihakpihak terafiliasi secara wajar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

T h e Co m p a ny e s t a b l i s h e s a n i n t e g r a t e d q u a l i t y
management system for product and services quality
control. H igh qualit y of produc t and ser vices is
achieved as production process is in accordance with
international standards applied in every stage of coalbased energy business, starting from general research,
transporting and trading, post-mining down to energy
generating activities.

Affiliated Transactions
Transactions with affiliated parties are always made on
arms length relationship principle so as to protect the
interests of minority shareholders and the Company.
The Company always fairly discloses affiliated
transactions in accordance with the prevailing law.

Giving and Receiving Gifts


Gift is defined as any form of present given by the
Company and its personnel to certain parties with
a purpose of influencing such parties to benefit the
Company unfairly. Receiving gift is defined as any
form of receipt by the Company and its personnel from
certain parties to influence the decision of the Company
to favor the present giver.

Pemberian dan Penerimaan Hadiah


Pemberian hadiah didefinisikan sebagai segala macam
bentuk pemberian oleh jajaran Perseroan kepada
pihak-pihak tertentu dengan maksud mempengaruhi
pihak-pihak tersebut agar dapat menguntungk an
Perseroan di luar batas-batas kewajaran. Penerimaan
hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk
penerimaan oleh Jajaran Perseroan dari pihak-pihak
yang berkepentingan dengan maksud mempengaruhi
keputusan Jajaran Perseroan yang menguntungkan
si pemberi hadiah.

Perseroan melarang pemberian maupun


penerimaan hadiah.
The Company prohibits giving or receiving gifts

141

PT Bukit Asam Tbk

142

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Pada prinsipnya pemberian maupun penerimaan hadiah


dilarang oleh Perseroan, kecuali jika pelaksanaannya
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan secara khusus
oleh Perseroan atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

In principle, giving or receiving presents are prohibited


by the Company, except when done in accordance with
specific rules set by the Company or with the prevailing
laws and regulations.

Pengadaan Barang/Jasa

Goods and services procurement is carried out by fair


competition as governed by the law and in a manner
that is effective, efficient, transparent, competitive,
fair/indiscriminative and accountable. E-procurement
and e-auction system has been installed to support
procurement in the spirit of good corporate governance.
The system should be:

Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui


persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dengan menjunjung
prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing,
transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel.
Pengembangan sistem pengadaan melalui sistem
e-procurement dan e-auction dikembangkan dalam rangka
mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG. Langkah
kebijakan yang dilakukan:

Diimplementasikan secara konsisten;


Dikaji secara berkala mengenai kecukupan sistem
pengadaan yang ada agar terpenuhi prinsip-prinsip
efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan,
adil/tidak diskriminatif serta akuntabel;
Kewajiban untuk menghindari transaksi benturan
kepentingan dan transaksi afiliasi oleh segenap
Jajaran Perseroan dalam sistem pengadaan barang
dan jasa.

Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi


serta Informasi Orang Dalam
Perseroan menyediakan dan memberitahukan informasiinformasi yang harus segera disampaik an kepada
shareholder maupun stakeholder lainnya dalam rangka
proses pengambilan keputusan yang cepat. Sedang
informasi yang bersifat rahasia tidak boleh disampaikan,
kecuali melalui otoritas khusus oleh Dewan Komisaris dan
Direksi. Pengaturan mengenai informasi yang sensitif
dan rahasia diatur lebih lanjut dalam kebijakan Tata
Laksana Surat dan Kearsipan. Salah satu media untuk
melaksanakan keterbukaan informasi Perseroan ini adalah
melalui official website Perseroan. Kebijakan-kebijakan
tersebut melandasi akivitas Sekretaris Perusahaan.

Goods/Services Procurement

Implemented consistently;
Assessed periodically with respect to system adequacy
to ensure compliance with effective, efficient,
transparent, competitive, fair/indiscriminative and
accountable principles;
Able to prevent conflict of interest and affiliated
transactions by the Company and its personnel in
procuring goods and services.

Disclosure, Confidentiality and Insider


Information
The Company promptly disseminates information to
shareholders and other stakeholders in order to make
quick decision. Confidential information should not
be disclosed, except by specific authority given by the
Commissioners and Directors. Delicate and confidential
information is regulated further in Letters and Files
Handling Procedures. One of the media for exercising
disclosure is the Companys official website. These
policy guidelines are the basic rule for the Corporate
Secretarys activities.

Corporate Governance Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Organ Perusahaan

Corporate Organ

Organ Perusahaan seperti tergambar pada struktur tata


kelola perusahaan, terdiri atas Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi yang masingmasing mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG
secara efektif. Ketiga Organ Perseroan ini menjalankan
fungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas dasar
prinsip bahwa masing-masing organ memiliki independensi
dalam menjalankan tugas, fungsi dan tanggung-jawabnya
semata-mata untuk kepentingan Perseroan.

As outlined in corporate governance structure, the


Companys Organ is composed of General Meeting
of Shareholders, Board of Commissioners and Board
of Directors and each has its own vital role in the
implementation of GCG. The three Corporate Organs
operate independently in their respective function, task
and responsibility for the sole purpose of the Company.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan instansi


tertinggi yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas
yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. RUPS adalah wadah
para pemegang saham untuk bertindak secara setara dalam
mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan
modal yang ditanam dalam Perseroan. Namun demikian
RUPS tidak dapat mengintervensi keputusan operasional yang
kemudian dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum atau khusus, serta
memberi nasihat kepada Direksi. Sedangkan Direksi
merupakan Organ Perseroan yang berwenang dan
bertanggung-jawab penuh atas kepengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan.

General Meeting of Shareholders (GMS) is the highest


body with authority that is not conferred upon the
Board of Commissioners or Board of Directors under
the provisions of Ar ticles of Association and the
prevailing laws and regulations. GMS is a forum for the
shareholders to act on an equal footing for adopting
important resolutions associated with the capital
invested in the Company. However, GMS cannot
intervene in the day-to-day decision making by the
Board of Commissioners and Board of Directors.
Board of Commissioners is a Corporate Organ whose
function is to supervise in a general as well as specific
sense, and give counsel to the Board of Directors. While
Board of Directors is an organ fully authorized and
responsible for managing the Company in keeping with
the purpose and objective of the Company.
For day-to-day operations, the Board of Commissioners
and Board of Directors set up sub-organs according to

143

PT Bukit Asam Tbk

144

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Dalam kegiatan operasional, Dewan Komisaris dan Direksi


membentuk sub-organ Perseroan yang sesuai dengan
kebutuhan untuk membantu kelancaran operasional serta
memberi masukan yang diperlukan demi mengamankan
kelancaran operasional Perseroan. Pembentukan sub-organ
ini dilakukan sebagai bagian dari pembagian wewenang
yang jelas untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG
secara efektif.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan
penyelenggaraannya terbagi atas: Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST), yang merupakan agenda RUPS
rutin setiap tahun, diselenggarakan minimal satu kali dan
dilakukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun
buku Perseroan berakhir; dan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB), yang waktu penyelenggaraannya bisa
terjadi di luar waktu RUPST.
Agenda rapat yang dibahas dalam RUPST mencakup: (i)
Laporan atas kinerja perusahaan yang disampaikan oleh
Direksi; (ii) Penetapan penggunaan laba; (iii) Penunjukan
Kantor Akuntan Publik terdaftar; (iv) Pengisian jabatan
anggota Direksi atau dan Anggota Dewan Komisaris, serta (v)
Agenda lain sesuai ketentuan anggaran dasar Perseroan.
Beberapa keputusan penting tertentu menyangkut
perusahaan yang tidak bisa menunggu terselenggaranya
RUPST, sesuai AD dan ART Perseroan, dapat diambil dalam
RUPSLB. Kondisi yang menyebabkan harus dilaksanakannya
RUPSLB diantaranya adalah:

Penggantian Dewan Komisaris dan Wakil Direksi sebelum


masa tugasnya berakhir, baik karena pengunduran diri
dan/atau sebab-sebab lainnya.
Adanya rencana transaksi material menyangkut
penjaminan aset perusahaan, pengambil-alihan
perusahaan maupun penutupan unit usaha.
Adanya rencana transaksi yang mengandung benturan
kepentingan.
Rencana korporasi yang material, seperti pembelian
kembali saham Perseroan yang beredar, stock split, dan
right issue.

Pemanggilan dan penyelenggaraan RUPSLB dilakukan melalui


permintaan tertulis dengan menyebutkan hal-hal yang akan
dibicarakan disertai alasannya baik dari Dewan Komisaris atau
dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna atau dari 1 (satu)
Pemegang Saham atau lebih yang memiliki sedikitnya 1/10
(satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah. Adapun tatacara RUPS harus sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.

the Companys needs to provide assistance and input


to support and safeguard the Company operations.
Sub-organs are set up for clear division of authority to
effectively implement GCG principles.

General Meeting of Shareholders(GMS)


There are two types of General Meeting of Shareholders
(GMS) depending on the time they are convened: Annual
General Meeting of Shareholders (AGMS), a routine
annual agenda held at least once a year within six
months of the accounting yearend; and Extraordinary
General Meeting of Shareholders (EGMS), that may be
convened any time outside the time of AGMS.
Ag e n d a o f AG M S cove r s : ( i ) Pe r fo r m a n ce re p o r t
delivered by Board of Directors; (ii) Appropriation of
profit; (iii) Appointment of Certified Public Accountant;
(iv) Appointment to Board of Directors and Board
of Commissioners, and (v) O ther agenda items in
accordance with the Articles of Association.
Some important resolutions that must be made before
the AGMS, and in accordance with the Company s
Articles of Association and Corporate Guidelines, may
be adopted in EGMS. EGMS is held when the following
actions are required:

Replacing members of Board of Commissioners


and Board of Directors before the end of their term
of office, either due to resignation or for other
reasons.
Proposing plans for material transactions with respect
to pledging the Companys assets, acquisition of the
Company or closure of business unit.
Proposing plans for conflict of interest
transactions.
Proposing material corporate plans, such as shares
buy back, stock split, and right issue.

Proposal to convene EGMS should be made in writing


with agenda items to be discussed at the meeting and
backed by the reasons. Proposal may be made by Board
of Commissioners or holders of Series A Dwiwarna
shares, or by one shareholder or more owning at
least 1/10 (one tenth) of total legal voting shares. The
meeting procedures must conform to the existing laws
and regulations.
In 2009, the Company convened AGMS on 28 May 2009,
and the following resolutions were adopted:

Corporate Governance Report

Selama tahun 2009, Perseroan menyelenggarakan satu kali


RUPST, diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 2009, dengan
menghasilkan berbagai keputusan yang mencakup:

Menyetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai keadaaan


dan jalannya Perseroan selama tahun buku 2008 dan
Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
tahun buku 2008 yang sekaligus merupakan pelaksanaan
tanggung jawab sosial sebagaimana diatur dalam UU
Nomor 40 Tahun 2007.

y y Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan tahun


buku 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Haryanto Sahari & Rekan, member Firm dari
PricewaterhouseCoopers sesuai laporannya No.
A00980/DC2/HSH/I/2009 tanggal 4 Maret 2009 dengan
pendapat wajar dalam semua hal yang material
y y Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung
jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge)
kepada Direksi dan Komisaris Perseroan atas tindakan
pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku 2008, sepanjang tindakan tersebut
tercatat pada buku Perseroan dan tidak bertentangan
dengan ketentuan dan peraturan perundangan.
Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun
buku 2008 yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2008, dengan rincian:
y y Dibagikan sebagai dividen final sebesar Rp371,05 per
saham, atau sekitar 50% laba bersih. Dividen diberikan
pada pemegang saham yang tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 23 Juni
2009, jam 16.00 WIB dan dibayarkan pada tanggal
7 Juli 2009;
y y Sebesar 1% (satu persen) laba bersih atau sejumlah
Rp17 miliar dialokasikan untuk Program kemitraan
tahun; dan
y y Sebesar 49% (empat puluh sembilan persen) laba atau
senilai Rp836,88 miliar digunakan untuk cadangan
wajib maupun cadangan lainnya dalam rangka
pengembangan Perseroan.
y y Sisa laba disimpan sebagai Cadangan Wajib dan
Cadangan Lain.
y y Pemberian kuasa kepada Direksi Perseroan untuk
menindak lanjuti pembagian dividen sesuai ketentuan
dan peraturan perundangan.
Menyetujui usulan Direksi dan Komisaris tentang gaji
Direksi dan honorarium Dewan Komisaris tahun 2009 serta
tantiem Direksi dan Komisaris Perseroan tahun buku 2008
yang telah dihitung berdasarkan kemampuan keuangan
Perseroan serta mempertimbangkan azas kepatutan dan
kewajaran.
RUPS menyetujui melimpahkan wewenang kepada
Dewan Komisaris untuk menunjuk akuntan publik,
yakni KAP Haryanto Sahari & Rekan, berafiliasi dengan

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Approving Board of Directors Annual Report on the


Companys condition and performance during 2008
accounting year, and Annual Report on Partnership and
Community Development Program in the same year that
reflected the fulfillment of corporate social responsibility
as stipulated in Law Nomor 40 year 2007.

R a t i f y i n g t h e C o m p a n y s 2 0 0 8 F i n a n c i a l
Statements audited by the office of Certified
Public Accountant Haryanto Sahari & Partners,
m e m b e r f i r m o f Pr i c e w a t e r h o u s e C o o p e r s
a c c o r d i n g t o i t s r e p o r t N o. A 0 0 9 8 0 / D C 2 /
HSH/I/2009 dated 4 March 2009 with fair in all
material respects opinion.
Giving full release and discharge (volledig acquit
et de charge) to Board of Directors and Board
of Commissioners of the Company for their
management and supervision actions throughout
2008 accounting year, as long as those actions were
reported in the books of the Company and were
not in contradiction to the provisions of the law.

Approving the appropriation of net income earned


by the Company in 2008 accounting year ending 31
December 2008, with the following breakdown:
As final dividend payout of Rp371.05 per share,
or approximately 50% of net income. Dividend
was to be paid out to the shareholders recorded
in the Companys Shareholders Register on 23
June 2009 at 16,00 West Indonesia Time and
payment was made on 7 July 2009;
One percent (1%) of net income amounting to
Rp17 billion allocated to Partnership Program of
2009.; and
Forty nine percent (49%) of net income worth
Rp836,88 billion for the purpose of statutory
reserve and other reserves for the Companys
business development.
The balance of profit to be booked as statutory
reserve and other reserves.
Empower ing the Board of Direc tors of the
Company to act on dividend payment in
accordance with the provisions of the law and
regulations.
Approving the proposal of Board of Directors and
Board of Commissioners regarding Board of Directors
remuneration and Board of Commissioners fee
for 2009 as well as bonus for Board of Directors
and Board of Commissioners for 2008 calculated
according to the Companys financial strength and
taking into account fit and proper principle.
Authorizing Board of Commissioners to appoint
Cer tified Public Accountant Har yanto Sahari &

145

PT Bukit Asam Tbk

146

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

PricewaterhouseCoopers untuk audit laporan keuangan


konsolidasian Perseroan tahun buku 2009 dan periode
lainnya dalam tahun buku 2009 dan laporan tahunan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun buku
2009, termasuk menetapkan kondisi syarat-syarat
penunjukkan termasuk namun tidak terbatas pada biaya
pelaksanaan audit dimaksud.
Mengukuhkan program pembelian kembali saham
Perseroan yang telah dilakukan pada periode 13 Oktober
2008 s/d 13 Januari 2009, terhadap sejumlah 2.882.000
lembar saham dengan biaya total sebesar Rp14,2
miliar.
Mengukuhkan pemberlakuan Peraturan Menteri Negara
BUMN No. PER-05/MBU/2008 tanggal 3 September 2008
sebagai salah satu Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Perseroan.

Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah salah satu Organ Perseroan yang
diangkat melalui RUPS yang bertugas untuk melakukan
pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan
Anggaran Dasar serta memberikan nasihat atas kebijakan
Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Kinerja
Komisaris dievaluasi secara berkala minimal setahun sekali
berdasarkan kriteria evaluasi kinerja yang dikembangkan
oleh Komite Nominasi dan Remunerasi. Hasil evaluasi
kinerja Anggota Dewan Komisaris akan digunakan oleh
RUPS dalam memberikan remunerasi serta sebagai
salah satu indikator dalam pengangkatan kembali
dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris yang
bersangkutan.

Partners, member firm of PricewaterhouseCoopers


to audit the Companys financial statements for 2009
and other periods in 2009, and 2009 Annual Report of
Partnership and Community Development Program,
and fixing the terms and conditions of appointment
including but not limited to the audit fee.
Verifying the buy-back of the Companys 2,882,000
shares valuing Rp14.2 billion between 13 October
2008 and 13 January 2009,
Endorsing the enforcement of the State Minister for
SOE Regulation No. PER-05/MBU/2008 of 3 September
2008 as the Companys Implementation Guide for
Goods and Services Procurement.

Board of Commissioners
Board of Commissioners is an organ of the Company
appointed by GMS, assigned to supervise in general
and specific sense in accordance with the Articles of
Association and give counsel to the Board of Directors
in managing the Company. The performance of Board
of Commissioners is appraised periodically, minimum
annually, according to performance appraisal criteria
established by Nomination and Remuneration
Committee. The evaluation result will be used as
indicators by GMS in remunerating, appointing and
terminating members of Board of Commissioners.
The current composition of Board of Commissioners
is as follows:

Komposisi Dewan Komisaris Perseroan saat ini adalah


sebagai berikut:
Komisaris Utama

Dr. Supriyadi

President Commissioner

Komisaris

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc

Commissioner

Komisaris

Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME

Commissioner

Komisaris Independen

Suranto Soemarsono, SE, MA

Independent Commissioner

Komisaris Independen

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

Independent Commissioner

Independensi Komisaris Independen


Jumlah Komisaris Independen Perseroan adalah dua
orang, dari total 5 orang anggota komisaris, atau 40%,
yang berarti telah memenuhi peraturan perundangan
yang berlaku. Komisaris Independen Perseroan tidak
pernah memiliki hubungan usaha apapun maupun
hubungan afiliasi dan hubungan keluarga dengan
anggota Direksi maupun anggota Komisaris lainnya.
Salah seorang anggota Komisaris Independen
memiliki latar belakang pendidikan di bidang
keuangan, untuk menjamin kompetensi pengawasan
bidang keuangan Perseroan.

Independency of Independent
Commissioner
Tw o o f t h e C o m p a n y s f i v e C o m m i s s i o n e r s a r e
Independent Commissioners, representing 40% of the
total members of Board of Commissioners, in accordance
w i t h t h e re q u i re m e n t s o f t h e l a w. I n d e p e n d e n t
Commissioners have no business association or affiliation
or family relationship with other members of Board of
Commissioners or Board of Directors. One of the two
Independent Commissioners has a financial education
background and competence to supervise the finances
of the Company.

Corporate Governance Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Kemandirian sikap Komisaris Independen dijamin melalui


pemenuhan seluruh persyaratan penunjukan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
The independency of Independent Commissioners is assured by
complying with the appointment requirements provided by the
laws and regulations

Dengan dipenuhinya seluruh syarat dasar tersebut


Perseroan meyakini anggota komisaris independen
akan mampu memberikan masukan dan pengawasan
yang independen.

Having complied with all the basic requirements, the


Company believes the Independent Commissioners are
capable of acting independently in their counselling
and supervising function.

Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris

Duty and Responsibility of Board of


Commissioners

Komisaris Perseroan memiliki tugas dan tanggung-jawab


utama yang meliputi:

Melakukan pengawasan terhadap kebijakan


pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya
baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan
yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat
kepada Direksi.
M elakuk an pengawasan dan memberi nasihat
yang diperlukan terhadap pelaksanaan Rencana
Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Kerja
dan Anggaran Perseroan (RKAP) serta ketentuan
anggaran dasar Perseroan dan keputusan RUPS, serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan.
Meneliti, menelaah dan menandatangani ser ta
memberikan persetujuan atau pengesahan terhadap
RKAP yang disiapkan Direksi, selambat-lambatnya
60 (enam puluh) hari sebelum dimulainya tahun
anggaran.
Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan
tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani
laporan tahunan.
Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pengawasan
yang telah dilakukan kepada RUPS.
Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas
pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan, Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS.

Wewenang Dewan Komisaris


Dalam menjalankan tugas-tugas seperti tersebut diatas,
Dewan Komisaris memiliki wewenang diantaranya:

The Board of Commissioners has the following main


task and responsibility:

Supervising the policy and function of managing the


Company by Board of Directors and giving counsel
to the Board of Directors.
Monitoring and directing the Board of Directors
in complying with Corporate Long Term Plan,
Work Program & Budget, provisions of Articles of
Association, resolutions of GMS, and the prevailing
laws and regulations, and in concert with the purpose
and objective of the Company.
Examining, reviewing, signing and approving or
ratifying Work Program & Budget prepared by Board
of Directors, no later than 60 (sixty) days prior to the
beginning of new accounting year.
Examining and reviewing periodic and annual reports
made by Board of Directors and signing annual
reports.
Submitting report on performance of its supervisory
duty to GMS.
Performing other supervising and counselling duties,
provided they are in keeping with the law, Articles
of Association and GMS resolutions.

Authority of Board of Commissioners


I n t h e p e r f o r m a n c e o f i t s d u t y, t h e B o a r d o f
Commissioners is authorized to:

Examine books, letters, and other papers, check and


verify cash and other commercial instruments, and
other property of the Company.

147

PT Bukit Asam Tbk

148

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumendokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan
verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa
kekayaan Perseroan.
Meminta penjelasan dari Direksi atau pejabat lain
mengenai segala persoalan yang menyangkut
pengelolaan Perseroan.
Mengetahui kebijakan dan tindakan yang telah dan
akan dijalankan Direksi serta meminta Direksi dan
pejabat lain di bawah Direksi dengan sepengetahuan
Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris.
Memberhentikan sementara Anggota Direksi sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam

keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai


dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar.

Rapat Dewan Komisaris


Proses pengawasan terhadap kegiatan operasional
Perseroan dilakuk an melalui rapat-rapat, evaluasi
laporan operasional bulanan dan diskusi dengan komitekomite yang terkait sesuai dengan masalah yang perlu
mendapat perhatian.
R apat Dewan Komisaris diselenggarak an dengan
ketentuan sebagai berikut:

Request explanation from Board of Directors or other


officials concerning any and all matters concerning
the management of the Company.
Be informed of the policy and actions of Board of
Directors, request Board of Directors and other
officials under the Board of Directors and with the
knowledge of Board of Directors to attend Board of
Commissioners meetings.
Suspend members(s) of B oard of Direc tors in
accordance with the Articles of Association.
Manage the Company under specific circumstances
for a certain period of time as ruled by the Articles
of Association.
Employ experts for certain purposes and for a certain
period of time in accordance with the Articles of
Association.

Board of Commissioners Meeting


Supervision of the Companys operations is done through
meetings, evaluation of monthly operating reports and
discussion with relevant committees according to the
problems to be attended to.
Board of Commissioners meeting is held under the
following terms:

Board of Commissioners meeting is valid and


author ized to make binding decisions only if
attended by at least one half () of total members
of Board of Commissioners or their proxies.

PT Bukit Asam Tbk

Corporate Governance Report

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Sesuai dengan kewenangannya, Dewan Komisaris akan


mengawasi tindak lanjut atas pelaksanaan rekomendasi
yang telah diberikan.
In
accordance
its authority,
the Board
of Commissioners
willthreshold
Results
measuringwith
the quality
of the mining
environment
was far below the
supervise
theoffollow-up
of itscommitment
recommendation
show
evidence
the Companys
to environmental management

Rapat Dewan Komisaris sah dan berhak mengambil


keputusan yang mengikat hanya jika dihadiri sekurangkurangnya (setengah) dari jumlah Anggota Dewan
Komisaris atau diwakili dalam rapat tersebut.

Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil


berdasarkan musyawarah dan mufakat. Apabila hal ini
tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan
suara setuju lebih dari (setengah) dari jumlah
suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap
Anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1
(satu) suara.
Salinan risalah rapat Dewan Komisaris, termasuk
dissenting opinion ( jika ada) yang telah ditandatangani oleh seluruh peserta rapat yang hadir, wajib
segera didistribusikan kepada seluruh Anggota Dewan
Komisaris dan asli risalah dan daftar hadir rapat
Dewan Komisaris, disimpan oleh Sekretaris Dewan
Komisaris.
Dewan Komisaris memilik i kewenangan untuk
m e n a ny a k a n t i n d a k l a n j u t a t a s r e k o m e n d a s i
yang disampaik an dar i hasil rapat-rapat yang
diselenggarakan oleh Dewan Komisaris dan rapat
gabungan Dewan Komisaris-Direksi.

B o a rd o f Co m m i s s i o n e r s m e e t i n g m u s t m a k e
decisions by deliberation to reach consensus. If no
consensus is reached, decisions are made by votes
in favor of more than one half () of total valid
votes cast at the meeting. Each member of Board
of Commissioners is entitled to cast one vote.

Copies of minutes of Board of Commissioners


meeting, including dissenting opinion (if any) signed
by all members present at the meeting, must be
immediately distributed to all members of Board of
Commissioners and the original copy of minutes and
attendance list are kept by the Secretary to Board
of Commissioners.
Board of Commissioners is authorized to question
the follow up of the recommendations made in the
Board of Commissioners meetings and joint meetings
of Board of Commissioners and Board of Directors.

In 2009 Board of Commissioners held 40 meetings,


which were 22 internal Commissioners meetings and
18 joint meetings with the Directors, with the following
attendance rate:

Selama tahun 2009 Dewan Komisaris menyelenggarakan


total 40 pertemuan, terdiri atas 22 kali pertemuan internal
DK dan 18 kali rapat gabungan dengan Direksi, dengan
tingkat kehadiran masing-masing sebagai berikut:
Rapat dan Kehadiran dalam
Rapat Dewan Komisaris 2009
Nama Name

Jabatan Position

Dr. Supriyadi

Komisaris Utama
President Commissioner

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc

Komisaris
Commissioner
Komisaris
Commissioner
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Komisaris Independen
Independent Commissioner

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME


Suranto Soemarsono, SE, MA
Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

Attendance in Board of
Commissioners Meetings in 2009
Jumlah
Kehadiran
%
Rapat
Attendance
No. of
Meeting
(a)

(b)

(b : a)

22

22

100

22

20

91

22

20

91

22

22

100

22

22

100

149

PT Bukit Asam Tbk

150

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Sepanjang tahun 2009 selain memberikan nasihat dan


arahan dalam bentuk surat-menyurat kepada Direksi,
Dewan Komisaris memberikan pandangan serta berbagai
rekomendasi mencakup pengelolaan operasional maupun
hal-hal lain sesuai tugas dan kewajibannya, antara lain
diuraikan sebagai berikut:

Throughout 2009 besides giving advice and direction


to the Board of Directors, the Board of Commissioners
also offered their views and recommendations in
various areas of the Companys operations and other
matters according to their job and responsibility as
described below:

Kinerja dan Pengelolaan Operasional


Bidang Keuangan
Direksi diminta senantiasa memonitor posisi piutang
usaha PTBA secara seksama dan merekomendasikan
pendekatan terhadap pembeli utama yang
merupakan perusahaan sepengendalian. Dengan
demikian maka tingkat kolektibilitas piutang
diharapkan tetap terjaga dan posisi arus kas PTBA
dalam kondisi baik.

Operating Performance and Management


Finance
Board of Directors was requested to thoroughly
monitor the Company s trade receivables, and
recommend steps to approach major buyers
which are under one controlling entity. This way,
collectibility rate would be secured and cashflow
position in good condition.
With respect to major buyers, Board of Directors
was required to improve coal supply management
to be integrated with marketing network expansion,
production and transportation.

Berkaitan aktifitas pembeli utama tersebut, Direksi

diminta memperbaiki manajemen persediaan


batubara yang dilakukan secara terintegrasi dengan
kegiatan perluasan jaringan pemasaran, aktifitas
produksi dan pengangkutan.

Produksi

Direksi diminta meningkatkan penerapan program


effisiensi dalam kegiatan produksi.
Dalam kaitan ini Dewan Komisaris mendukung
program realok asi BWE sistem ke areal baru
dengan prospek baik sekaligus merekomendasikan
percepatan pembangunan prasarana penunjang
p ro d u k s i d i s i te m a u p u n d i p e l a b u h a n d a n
percepatan pembangunan PLTU untuk kebutuhan
sendiri.
Dalam merencanakan produksi, Direksi diminta
memperhatikan masukan dari aktifitas pemasaran
dan mampu melakukan manajemen blending
produk dengan akurat, sehingga hasil produksi
dapat terserap pasar.

Pemasaran

Direksi diminta lebih meningkatkan kegiatan


pemasaran dan perluasan target market, terutama
untuk pasar luar negeri.
Sehubungan dengan rencana penerapan kebijakan
DMO, Direksi diminta semakin memperhatikan
aspek pemasaran produk agar tidak kehilangan
pangsa pasar dalam negeri.

Pengelolaan Risiko

Dewan Komisaris memandang pengelolaan risiko


yang baik adalah salah satu kunci keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena

Production

Board of Directors should promote production


efficiency.
In this connection Board of Commissioners lent its
support to the relocation of BWE system to new
areas that have good prospects, and recommended
to accelerate the construction of production
supporting facilities on site and in ports, accelerate
the construction of TPP for own purpose.
In production planning, Board of Directors was to
pay attention to any input from marketing side
and to manage product blending accurately, so
the Companys products would be acceptable in
the market.

Marketing
B o a r d

of Directors was requested to boost


marketing and expand target market, especially
export market.
In anticipation of observing DMO policy, Board
of Directors was expected to pay attention to
marketing aspect of the products in order not to
lose domestic market share.

Risk Management

Board of Commissioners viewed good risk


management as a key to long term success. For
this reason Board of Commissioners recommended

Corporate Governance Report

itu Dewan Komisaris merekomendasikan kepada


Direksi agar membentuk unit penanggung jawab
pengelolaan risiko sekaligus memitigasi setiap risiko
operasional yang di-identifikasi.
Dewan Komisaris, dengan dukungan Komite Risiko
Usaha (KRU) akan berkonsentrasi pada pengelolaan
dan mitigasi risiko-risiko strategis serta memonitor
pengelolaan risiko yang dilakukan oleh Direksi.

Sumber Daya Manusia


D e w a n K o m i s a r i s m e m a n d a n g b a hw a s a l a h
satu faktor penunjang terpenting keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang adalah kompetensi
SDM. Oleh karena itu, selain melakukan regenerasi
Direksi diminta mempersiapkan dan melaksanakan
program training secara komprehensif dan terpadu
untuk menjamin peningkatan kompetensi SDM.
Dewan Komisaris mendukung pelibatan konsultan
dalam pelaksanaan program tersebut.
Dewan Komisaris menyetujui usulan perbaikan
kesejahteraan Karyawan yang diajukan Direksi,
terutama dalam hal pembagian insentif, disertai
beberapa catatan, diantaranya mengaitkan insentif
tersebut dengan KPI Karyawan dan Direksi serta
penerapan tools Balance Scorecard.

Pengembangan Usaha

Dewan Komisaris berpendapat bahwa pengembangan


usaha PTBA harus dilaksanakan secara terfokus,
betul-betul kegiatan yang berk aitan dengan
kegiatan utama sebagai perusahaan pertambangan
batubara.
Dewan Komisaris menilai upaya pengembangan
yang kurang terfokus akan menghambat sasaran
perbaikan kinerja Perseroan, terutama berkaitan
dengan hambatan utama Perseroan, problem
angkutan.
Oleh karena itu, Dewan Komisaris mendukung
upaya Direksi dalam meningkatkan kapasitas angkut
melalui kereta api.
Namun demikian, Dewan Komisaris juga meminta
agar Direksi memikirkan langkah-langkah terobosan
lain yang mungkin dilakukan dalam hal angkutan
ini.
Dalam hal akuisisi, Direksi diminta untuk melakukan
kaji ulang, terutama rencana akuisisi terhadap PT
Borneo Petroleum.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

that Board of Directors set up a unit responsible for


risk management and mitigation.
Board of Commissioners, with the support of BR
Committee concentrated in managing and mitigating
strategic risks and will monitor risk management by
Board of Directors.

Human Resource

Board of Commissioners considered that one of the


decisive factors in the Companys long term success
was the human recource competence. Therefore,
in addition to regeneration, Board of Directors was
required to prepare and conduct comprehensive and
integrated training programs to promote personnel
competence. Board of Commissioners endorsed the
involvement of consultants in conducting these
programs.

Board of Commissioners approved the proposal of


Board of Directors to improve employee welfare,
particularly in paying incentives, with a few notes
one of which being the connection between such
incentives and KPI of employees and Board of
Directors and the use of Balance Scorecard tools.

Business Development

Board of Commissioners was of the opinion that


business development should be focused on the


Companys core business of coal mining.
Board of Commissioners believed that less-focused
business development would deter the Companys
performance, particularly in relation to its major
obstacle, transporation problem.
Therefore, Board of Commissioners supported the
efforts of Board of Directors to increase railway
transporting capacity.
Board of Commissioners asked Board of Directors to
work out other breakthrough measures that may be
taken in this transportation problem.
In terms of acquisition, Board of Directors was
expected to review its plan to acquire PT Borneo
Petroleum.

151

PT Bukit Asam Tbk

152

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Kinerja dan Pengelolaan Anak Perusahaan


Dewan Komisaris menilai bahwa kinerja anak-anak
perusahaan PTBA, meliputi BBK, BAP, IPC dan BPI dapat
lebih ditingkatkan. Oleh karena itu Dewan Komisaris
merekomendasikan kepada Direksi agar:

Direksi menetapkan ukuran target kinerja yang


harus dipenuhi oleh pengurus anak perusahaan.
Direksi menetapkan prosedur dan mekanisme
pengawasan pengelolaan anak perusahaan, dengan
target, kriteria dan ukuran parameter yang jelas.
Dalam hal akhirnya diputuskan adanya penggantian
pengurus anak perusahaan, Direksi diminta
menggunakan/melibatkan jasa konsultan
independen dalam melakukan fit & proper test.
Untuk anak perusahaan dengan prospek usaha
kurang baik, maka Direksi diminta membuat
proposal rencana kerja terbaik, dilengkapi dengan
opsi-opsi penyelesaiannya untuk disampaikan
kepada Dewan Komisaris.

PT BAP

Dewan Komisaris berpendapat, anak perusahaan


dibidang trading ini punya potensi untuk maju,
oleh karena itu Direksi diminta melakukan langkahlangkah perbaikan yang dipandang perlu untuk
memperbaiki sistem tatakerja, tatakelola dan
meningkatkan kompetensi SDM PT BAP.
Dewan Komisaris merekomendasikan beberapa
nama untuk ditempatkan pada susunan
pengurus PT BAP sebagai bagian dari langkah
reorganisasi.

PT IPC
Dewan Komisaris berpendapat, anak perusahaan
dibidang tambang ini harus segera didorong untuk
menunjukkan kinerjanya.
Untuk itu Direksi diminta melakukan langkahlangkah perbaikan yang dipandang perlu dengan
menegaskan pengurus IPC agar segera merintis
dan mengembangk an distribusi pemasaran
produknya.
Dalam hal pemasaran dilakukan bersama, maka
langkah yang dilakukan bukan berupa pemberian
garansi PTBA pada calon pelanggan, melainkan
regionalisasi pasokan pada pelanggan dalam rangka
efisiensi biaya angkutan, dengan standar operasi
dan mutu yang sama antara PTBA dan IPC.
Dewan Komisaris mendukung upaya pencarian
dana untuk memenuhi modal kerja IPC, namun
skema penjaminannya harus dari hasil kerja IPC,
tidak melibatkan PTBA sebagai full-guarantor.

Performance and Management of Subsidiaries


Board of Commissioners was of the opinion that the
performance of subsidiaries, i.e. PT BAP, IPC, UP Briket
and UPO could be enhanced. Therefore, Board of
Commissioners made the following recommendation
to Board of Directors:

Set a performance target to be achieved by the


management of subsidiaries.
D e t e r m i n e p r o c e d u r e s a n d m e c h a n i s m o f
supervising management of subsidiaries, with
specific target, criteria and parameter.
In the event of replacing the management of
subsiiaries, Board of Directors was required to use
the services of independent consultant in giving
fit & proper test.
For subsidiaries with inferior business prospects,
Board of Directors should propose to Board
of Commissioners the best work program
accompanied by settlement options.

PT BAP
Board of Commissioners was of the opinion that
this trading subsidiary company had growth
potentials. Therefore Board of Directors was
expected to make the necessary improvements
to upgrade work system, governance and the
competence of PT BAPs human resource.
Board of Commissioners recommended several
people for management positions in an effort to
reorganize the company.

PT IPC
Board of Commissioners believed that this mining
subsidiary company should be encouraged to
perform.
For that purpose, Board of Directors was requested
to take corrective actions and demand that the
management of IPC immediately start and develop
its marketing network and activities.
If marketing is done jointly, the course of action
is not to issue PTBA guarantee to prospective
customers, but to regionalize the supply for
transport cost efficiency, with the same operating
standard and quality between PTBA and IPC.
Board of Commissioners supported the fund
raising effort to meet working capital requirement
of IPC, but the guarantee should come from IPC
operations, not involving PTBA as full-guarantor.

Corporate Governance Report

Tata Kelola

Dewan Komisaris menetapkan beberapa ukuran


yang akan diberlakukan sebagai dasar Penetapan
Key Performance Indicator Direksi. Parameter
kuantitatif ditetapkan dengan memperhatikan
masukan dari bagian Akuntansi, dan diperoleh
(sembilan) parameter indik ator. Sementara
parameter kualitatif dirumuskan dan ditetapkan
dengan melibatkan Direksi.
Untuk mengurangi dampak windfall profit, Dewan
Komisaris diantaranya menetapkan salah satu
rujukan utama KPI Direksi pada besaran total biaya
per volume ton penjualan dan kinerja pegawai per
ton produksi.
Dewan Komisaris mendukung program peningkatan
kualitas penerapan Tata Kelola dengan merintis
Pembentukan Komite GCG. Untuk tahap awal
Komite ini masih menyatu dengan Komite Konarba,
dan susunan personalianya telah ditetapkan.
Dewan Komisaris telah menetapk an usulan
besaran Honorarium Direksi dan Komisaris untuk
diusulkan dan disahkan dalam RUPS dengan
bepedoman kepada: Kep Permenneg BUMN No.
PER-02/MBU/2009, hasil survey industri sejenis
oleh konsultan independen dan azas kewajaran.
Dewan Komisaris telah melakukan pembahasan,
memberikan catatan dan rekomendasi ser ta
memberikan Persetujuan atas RAB dan RJPP yang
disampaikan oleh Direksi.
Menindak lanjuti hasil RUPS, Dewan Komisaris
telah melakukan seleksi dan menetapkan KAP
Haryanto Sahari & Rekan yang berafiliasi dengan
PricewaterhouseCoopers sebagai auditor eksternal
Pe r s e ro a n , t e r m a s u k m e n e t a p k a n b e s a r a n
honornya.
Terkait dengan surat dari Meneg BUMN mengenai
Dividen Interim, Dewan Komisaris telah
merekomendasikan pembagian dividen interim
tahun buku 2009 dan menyetujui usulan besaran
Rp66,75 per saham, yang dibagikan pada bulan
Desember 2009. Dividen ini merupakan bagian dari
dividend final tahun 2009 yang akan ditetapkan
dalam RUPS tahun 2010.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Governance

B o a rd o f Co m m i s s i o n e r s e s t a b l i s h e s a fe w
measurements to be applied in determining
Key Performance Indicator of Board of Directors.
Quantitative parameter is fixed by taking into
account input from Accounting Department,
resulting in nine indicator parameters. While
qualitative parameter is formulated and set with
the involvement of Board of Directors.
To reduce the effect of windfall profit, Board
of Commissioners determines one of the main
parameters of Board of Directors KPI at total cost
per volume ton sales and employee performance
per ton production.
B o a r d o f C o m m i s s i o n e r s s u p p o r t e d t h e

enhancement of good governance practice by


forming GCG Committee. At the initial stage,
this Committee is still combined with Konarba
Committee, and the personnel were appointed.
Board of Commissioners endorsed the amount
of remuneration for Board of Direc tors and
Board of Commissioners to be proposed to and
ratified in GMS with reference to State Minister
fo r S O E R e g u l a t i o n N o. P E R - 0 2 / M B U / 2 0 0 9 ,
and to similar industry survey conducted by
independent consultant and in observance of
fairness principle.
Board of Commissioners discussed, made notes
and recommendations and approved the Work
Program & Budget and Corporate Long Term Plan
submitted by Board of Directors.
To act on GMS resolutions, Board of Commissioners
selected and appointed Certified Public Accountant
Haryanto Sahari & Partners that is affiliated to
PricewaterhouseCoopers as the Companys external
auditor, and fixed the audit fee.
With respect to the letter of State Minister for
SOE concerning interim dividend, Board of
Commissioners recommended an interim dividend
payout of Rp66.75 per share for 2009 to be paid
out in December 2009. This dividend payout was
part of 2009 final dividend to be determined at
GMS in 2010.

Corporate Social Responsibility


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
To implement Par tnership and Communit y
Dalam hal pelaksanaan program PKBL dan terjadi
kasus kredit macet, Direksi diminta mencari
pendapat hukum dari Kementrian BUMN terlebih
dahulu jika akan melakukan langkah-langkah
pembenahannya.

Development Program and in the event of bad


loans, Board of Directors was asked to seek legal
opinion from the State Ministry of SOE prior to
taking any action to overcome the problem.

153

PT Bukit Asam Tbk

154

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Isu-isu strategis dan substansial bagi keberlangsungan


Perseroan dibahas pada rapat gabungan Dewan Komisaris
dan Direksi.
Strategic and substantial issues associated with the Companys survival
are discussed in joint meetings of Board of Commissioners and Board
of Directors.

Dalam menyusun dan melaksanakan program


tanggung jawab sosial, Direksi diminta betul-betul
memperhatikan kebutuhan serta melibatkan
masyarakat sekitar, sehingga dampak pelaksanaan
program menjadi optimal bagi kedua belah pihak.

Lain-lain
Dewan Komisaris juga melakukan revisi atas hal-hal
yang perlu disampaikan pada penyusunan Laporan
Tahunan, terutama pada bagian Laporan Dewan
Komisaris.
Selain itu Dewan Komisaris terlibat aktif dalam
merumuskan agenda, mempersiapkan dan
mensukseskan pelaksanaan RUPS 2009 yang
diselenggarakan pada 28 Mei 2009.

Koordinasi Dewan Komisaris dan Direksi


Rekomendasi dan pengawasan diatas disampaikan melalui
komunikasi internal tertulis dan melalui Rapat Gabungan
Dewan Komisaris dengan Direksi. Rapat gabungan ini
diselenggarakan dengan agenda membahas kinerja
Perseroan bulan sebelumnya, rencana Direksi bulan
mendatang untuk meraih peluang yang ada, serta isu-isu
strategis yang memerlukan persetujuan Komisaris maupun
program Direksi yang harus dilaporkan. Keputusan rapat
dibuat berdasarkan azas musyawarah dan mufakat atau
diambil berdasarkan suara terbanyak serta mengikat
untuk dilaksanakan tindak lanjutnya.
Sepanjang tahun 2009, Dewan Komisaris dan Direksi
Perseroan mengadakan Rapat Gabungan sebanyak 18
kali, dengan pokok-pokok bahasan sebagaimana diuraikan
pada Laporan Dewan Komisaris. Sedangkan tingkat
kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi dapat dilihat pada
rekapitulasi kehadiran rapat sebagai berikut:

In formulating and implementing corporate social


responsibility program, Board of Directors should
carefully consider the needs and ask for the
involvement of local community, so as to achieve
mutually beneficial results.

Others
Board of Commissioners also revised the content
of Annual Repor t, par ticularly the Board of
Commissioners Report.
Board of Commissioners was actively involved
in compiling agenda, preparing and organizing
2009 GMS that was held on 28 May 2009.

Coordination between Board of


Commissioners and Board of Directors
The Commissioners recommendations are made by
internal written communication and joint meetings of
Board of Commissioners and Board of Directors. Joint
meetings are held to discuss the Companys performance
in the preceding month, the Board of Directors plan for
the following month to seize every business opportunity,
and other strategic issues requiring the Commissioners
approval, as well as other programs to be reported
by the Directors. Decisions of meetings are binding
and made by deliberation to reach consensus or by
majority votes.
In 2009, Board of Commissioners and Board of Directors
of the Company held 18 joint meetings, with topics of
discussion as described in the Board of Commissioners
Report. Attendance in Board of Commissioners and
Board of Directors meetings is shown below:

PT Bukit Asam Tbk

Corporate Governance Report

Daftar Kehadiran Rapat Gabungan Dewan


Komisaris dan Direksi
Nama Name

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Attendance in Joint Meetings of Board of


Commissioners and Board of Directors

Jabatan Position

Jumlah
Rapat
No. of Meeting

Kehadiran
Attendance

(a)

(b)

(b : a)

Dr. Supriyadi

Komisaris Utama
President Commissioner

18

18

100

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc

Komisaris
Commissioner

18

16

89

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

Komisaris
Commissioner

18

17

94

Suranto Soemarsono, SE, MA

Komisaris Independen
Independent Commissioner

18

18

100

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

Komisaris Independen
Independent Commissioner

18

17

94

Ir. Sukrisno

Presiden Direktur
President Director

18

17

94

Dono Boestami, MSc

Direktur Director

18

15

83

Ir. Milawarma, M. Eng

Direktur Director

18

16

89

Ir. Heri Supriyanto

Direktur Director

18

18

100

Ir. Tiendas Mangeka

Direktur Director

18

18

100

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Direktur Director

18

16

89

Beberapa kesimpulan maupun keputusan yang


d i te t a p k a n m e l a l u i r a p a t g a b u n g a n D i re k s i d a n
Komisaris, mencakup diantaranya:

Bidang Pengelolaan Perusahaan


M enerapk an strategi produk blending yang
terintegrasi dengan kegiatan pemasaran sebagai
salah satu cara mengelola persediaan batubara
yang berlebih.
Percepatan realisasi pembangunan PLTU Tanjung
Enim 3 x 10 MW.
Pengurusan perpanjangan izin usaha penambangan
(pengganti KP) atas wilayah Tambang Air Laya.
Penetapan kebijakan harga floating sesuai pasar,
pada kontrak-kontrak penjualan.

Conclusion made and decision taken in joint meetings of


Board of Directors and Board of Commissioners covered:

Bidang Tata Kelola


Kesepakatan rumusan dan besaran Gaji Direksi
dan Honorarium Komisaris untuk diajukan dalam
RUPS.
Persetujuan Komisaris atas usulan Direksi mengenai
besaran Insentif Kinerja Karyawan.
Kesepakatan mengenai agenda RUPS dan tanggal
pelaksanaan RUPS.
Kesepakatan penetapan parameter Key Performance
Indicator/Indikator Kinerja Utama (KPI/IKU) sesuai

Management
Adopting product blending strategy that is
integrated with marketing activity to manage
excess supply of coal.
Accelerating the construction of Tanjung Enim
TPP 3 x 10 MW.
Processing the extension of mining licence to
replace Mining Concession over Air Laya Mine.
Fixing floating price according to market price
in sales contracts.
Governance
Approving the formula and amount of Board of
Directors salaries and Commissioners fees to be
proposed at GMS.
Giving Commissioners approval for the employee
incentives as proposed by Board of Directors.
Agreeing upon GMS agenda and date.
Agreeing upon the parameter of Key Performance
Indicator in accordance with State Ministerial
Decree No.2 of 2009. The paramater includes
the amount of total cost per ton sales as a
quantitative parameter used to determine Board
of Directors KPI.

155

PT Bukit Asam Tbk

156

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

dengan Permeneg No.2 tahun 2009. Termasuk


dalam paramater tersebut adalah besaran
total biaya per ton penjualan sebagai salah
satu parameter kuantitatif yang dinilai dalam
menentukan KPI Direksi.
y y Penetapan butir-butir TOR Audit Kinerja yang akan
dilaksanakan oleh KAP.
y y Persetujuan pembagian besaran Dividen Interim tahun
buku 2009, sebesar Rp66,75 persaham dan mekanisme
pembagiannya, tanpa RUPS, sesuai dengan praktek
yang pernah dilakukan sebelumnya.

Direksi
Direksi sebagai Organ Perseroan bertugas dan bertanggung
jawab secara kolegial dalam mengelola Perseroan agar
seluruh sumber daya berfungsi secara maksimal sehingga
mampu meningkatkan profitabilitas operasional dan
memberikan hasil akhir berupa peningkatan nilai Perseroan
secara berkesinambungan. Masing-masing anggota Direksi
melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan
pembagian tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan
tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan
tanggung jawab bersama.
Sesuai dengan azas egalitarian, masing-masing anggota Direksi
termasuk Direktur Utama memiliki kedudukan setara. Tugas
Direktur Utama adalah mengkordinasikan kegiatan seluruh
kegiatan anggota Direksi. Anggota Direksi dipilih dan
diangkat melalui RUPS, untuk masa jabatan 5 tahun. Untuk

Laying down TOR of Performance Audit to be


conducted by CPA.
A p p r o v i n g i n t e r i m d i v i d e n d p a y o u t o f
Rp66.75 per share for 2009, and the payment
mechanism, without GMS approval, according
to previous practice.

Board of Directors
Board of Directors as an Organ of the Company is
collectively in charge of and responsible for managing
the Company to maximize profitability and corporate
value. Each member of the Board of Directors performs
and decides according to his or her assigned duty and
authority under collective responsibility.
I n a c c o r d a n c e w i t h e g a l i t a r i a n p r i n c i p l e s, e a c h
member of Board of Directors including President
Director is equal in position. The duty of President
Direc tor is coordinating all members of Board of
Directors in the performance of their duty. Members
are elected and appointed by GMS for a term of five
years. To ensure they have the approriate integrity
a n d q u a l i f i c at i o n fo r t h e i r re s p e c t i ve f i e l d s, a l l

Corporate Governance Report

memastikan integritas dan profesionalitas di bidangnya,


seluruh calon Direksi menjalani fit and proper test secara
terbuka. Komposisi Direksi saat ini terdiri atas seorang
Direktur Utama dan 5 (lima) orang Direktur dengan
susunan sebagai berikut:
Direktur Utama
Direktur Keuangan

Dono Boestami, MSc

Finance Director

Ir. Milawarma, M. Eng

Operations/Production Director

Direktur Pengembangan

Ir. Heri Supriyanto

Business Development Director

Direktur Niaga

Ir. Tiendas Mangeka

Commerce Director

Direktur SDM & Umum

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

HR and General Affairs Director

Menyusun visi, misi dan nilai-nilai perusahaan,


program jangka pendek maupun panjang,
mengendalikan sumber daya secara efektif dan
efisien, memper hatik an kepentingan minority
shareholder secara wajar dan memiliki tata kerja dan
pedoman kerja (charter) yang jelas.
Menyiapkan pada waktunya RKAP dan perubahannya
kepada Dewan Komisaris untuk mendapatk an
pengesahan pada rapat Dewan Komisaris selambatlambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun
anggaran dimulai.
Menyusun dan melaksanakan manajemen risiko yang
mencakup seluruh aspek operasional Perseroan.
Menyusun satuan pengendalian internal, memastikan
kelancaran komunikasi internal atau antar bagian
dan eksternal dengan pemangku kepentingan serta
menyusun dan melaksanakan kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan.

President Director

Direktur Operasi/Produksi

Tugas dan tanggung jawab utama Direksi adalah


mengelola Perseroan demi mencapai tujuan pendirian
perusahaan dengan efektif, efisien dan memberikan nilai
optimal kepada para pemangku kepentingan. Rincian
tugas dan tanggung jawab Direksi meliputi:

candidates must take fit and proper tests openly.


The current Board of Directors is composed of one
President Director and five Directors as follows:

Ir. Sukrisno

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Memberikan penjelasan tentang segala hal yang


ditanyakan atau yang diminta Dewan Komisaris.
Membuat laporan tahunan sebagai wujud
pertanggung-jawaban atas kepengurusan Perseroan,
lengkap dengan seluruh dokumen-dokumen yang
menyertainya termasuk dokumen keuangan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
tentang dokumen Perusahaan.

Duty and Responsibility of Board of


Directors
The main duty and responsibility of Board of Directors
are managing the Company to achieve the main
objective of the Company in an effetive and efficient
manner to maximize stakeholders return. The duty
and responsibility include the following activities:

For mulation of cor porate vision, mission and


values, short and long term programs, managing
resources effectively and efficiently, caring for
minority shareholders fair interest and possessing
clear work system and work charter.
Timely preparation of Work Program and Budget
and its revisions for Board of Commissioners
approval in Board of Commissioners meeting no
later than 60 days before the beginning of new
accounting year.
Write-up and implementation of risk management
c o v e r i n g a l l a s p e c t s o f t h e C o m p a n y s
operations.
Formation of internal audit unit, ensuring smooth
internal or inter-departmental and external
co m m u n i c at i o n w i t h s t a k e h o l d e r s, a s we l l a s
write-up and implementation of corporate social
responsibility program.
Explanation of anything questioned or requested
by members of Board of Commissioners.
Writing annual report that serves as accountability
repor t of their per for mance in managing the
Co m p a ny, a c c o m p a n i e d by a l l s u p p o r t i n g
documents including financial reports as set forth
in the Law concerning Corporate Documents.

157

PT Bukit Asam Tbk

158

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Sedangkan tugas dan tanggung jawab masing-masing


Direktur secara spesifik adalah sebagai berikut:

While the duty and responsibility of each Director


specifically are as follows:

Direktur Utama
Bertugas untuk mengkordinir anggota Direksi lainnya,
agar seluruh kegiatan berjalan sesuai visi, misi, sasaran
usaha, strategi, kebijakan dan program kerja yang
ditetapkan.
Bertanggung jawab untuk menyelaraskan seluruh
inisiatif internal Perseroan dan memastikan terjadinya
peningk atan kemampuan bersaing Perseroan,
mengkordinasikan tugas operasional di bidang audit
internal, komunikasi, memastikan kepatuhan terhadap
hukum dan regulasi serta mengkordinir manajemen
risiko dan pengembangan perusahaan.

President Director
Coordinating all other members of Board of Directors,
in order that all ac tivities are in line with the
Companys vision, mission, business target, strategy,
policy and work program.
Aligning all internal initiatives of the Company and
ascertaining the Companys improved competitiveness,
coordinating all functions of internal audit,
communication, ensuring compliance with the laws
and regulations and coordinating risk management
and business development.

Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan


strategi pengelolaan Perseroan secara menyeluruh.

Menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang

ditandatangani bersama dengan Komisaris untuk


disahkan RUPS. Menyiapkan Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari
Rencana Jangka Panjang.
Menyiapkan kebijakan umum Sistem Pengendalian
Internal dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan atas laporan hasil pemeriksaan yang dibuat
oleh Satuan Pengawasan Internal.

Direktur Keuangan

B er tanggung jawab untuk mengkordinasik an,

mengendalikan dan mengevaluasi tugas operasional


di bidang keuangan, anggaran, akuntansi,
sekaligus memastikan penyediaan pendanaan bagi
pengembangan perusahaan.
Ber tanggung jawab dalam meningk atk an nilai
Perseroan (corporate value) melalui pengelolaan dana
dan manajemen risiko.
M elak uk an pembinaan ter hadap S atuan Kerja
Akuntansi dan Anggaran, Perbendaharaan dan
Pendanaan serta Teknologi Informasi.

Direktur Operasi/Produksi
B er tanggung jawab untuk mengkordinasik an,
mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas operasional bidang penambangan batubara,
bidang tek nik , keselamatan kerja, lingkungan
serta mengembangkan program efisiensi
proses penambangan maupun produksi secara
berkelanjutan.
Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Analisis
Evaluasi Optimasi Produksi serta Penanganan dan
Angkutan Batubara.

Directing, developing and devising overall management


strategy.
Writing up Long Term Plan to be signed jointly with
Commissioners and ratified by GMS. Preparing Work
Program & Budget being the annual elaboration of
Long Term Plan.
Setting general policy of Internal Control System and
taking further action in response to examination result
reported by Internal Audit Unit

Finance Director
Coordinating, controlling and evaluating the work
of the Finance, Budget and Accounting Divisions, at
the same time securing funds required for business
development.
Promoting corporate value through fund management
and risk management.
Providing guidance to Accounting, Budget, Treasury,
Funding and Information Technology Work Units.

Operations/Production Director
Coordinating, controlling and evaluating the work of
Coal Mining, Engineering, Work Safety, Environment
Units, and developing mining and produc tion
efficiency program.
Providing guidance to Production Optimization
Evaluation Analysis Work Unit and Coal Handling and
Transporting Work Unit.
Developing operating units which are Tanjung Enim
Mining Unit, Tarahan Port Unit, Kertapati Pier Unit
and Ombilin Mining Unit.

Corporate Governance Report

Melakukan pembinaan unit-unit operasional yang


terdiri dari Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit
Pelabuhan Tarahan, Unit Dermaga Kertapati dan Unit
Pertambangan Ombilin.
Direktur Pengembangan Usaha
Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya
u s a h a Pe r s e r o a n s e c a r a b e r k e l a n j u t a n s e r t a
meningkatnya daya saing produk dalam jangka
panjang.
Bertanggung-jawab untuk melakukan pembinaan
terhadap Satuan Kerja Perencanaan Korporat dan
Pengembangan Korporat.

Direktur Niaga

Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya

u s a h a Pe r s e r o a n s e c a r a b e r k e l a n j u t a n s e r t a
meningkatnya daya saing produk dalam jangka
panjang.
Bertanggung jawab atas bidang penjualan, distribusi
dan transportasi serta pengembangan pemasaran,
per tumbuhan pendapatan yang berkelanjutan,
efisiensi pengelolaan persediaan batubara dan
angkutan, serta transaksi pembelian barang yang
optimal bagi perusahaan.
Bertanggung jawab atas pengembangan dan perluasan
pemasaran produk Perseroan termasuk melakukan
upaya profitisasi unit-unit bisnis.
Melakukan pembinaan terhadap Satuan - tuan Kerja
Pemasaran Batubara dan Logistik.
Melakukan pembinaan terhadap Unit Pengusahaan
Briket.

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum


Ber tanggung jawab terhadap pengelolaan dan
pengembangan SDM dan urusan umum untuk
kelancaran bisnis serta transaksi pembelian barang
yang optimal bagi perusahaan.
Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja SDM,
Hukum dan Administrasi Korporat, Kemitraan dan
Bina Lingkungan, Umum dan Hubungan Eksternal
serta Rumah Sakit Bukit Asam.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Business Development Director


Responsible for the sustainable growth and
development of the Company s business and
improved product long term competitiveness.
Responsible for nurturing Corporate Planning and
Developemt Work Unit.

Commerce Director
Responsible for the sustainable growth and
development of the Companys business and improved
product long term competitiveness.
Responsible for Sales, Distribution and Transportation
Units, and marketing development, income
growth, efficiency of coal supply management and
transportation, as well as optimum purchase of
goods.

Responsible for the development and expansion of


product marketing and for maximizing the profitability
of business units.
Fostering Coal Marketing and Logistics Work Units.
Nurturing Briquette Business Unit.

Human Resource and General Affairs Director


Directing and developing the Companys human
resources and general affairs to ensure the smoothrunning of the business and optimal procurements
for the Company.
Directing the divisions of Human Resources, Legal
and Administration, Partnership and Community
Development, General Affairs and External Relations,
and Bukit Asam Hospital.

Board of Directors Meeting


Board of Directors meeting is held under the following
terms:

Board of Directors meeting is held periodically at


least once a month or at anytime as required.
Board of Directors meeting is valid and authorized
to make binding decisions only if attended by at
least one half () of total members of Board of
Commissioners or their proxies.
Board of Directors meeting must make decisions by
deliberation to reach consensus. If no consensus is

Remunerasi Komisaris dan Direksi ditetapkan


berdasarkan keseimbangan antara besarnya beban
tanggung jawab dan kinerja masing-masing.
Remuneration of Board of Commissioners and Board of Directors is
corresponding to their duty and performance

159

PT Bukit Asam Tbk

160

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Rapat Direksi
Rapat Direksi diselenggarakan dengan ketentuan sebagai
berikut:

Rapat Direksi diadakan secara berkala sekurangkurangnya sebulan sekali atau setiap waktu bila
diperlukan.
Rapat Direksi sah dan berhak mengambil keputusan
yang mengikat hanya jika dihadiri sekurang-kurangnya
(setengah) dari jumlah Anggota Direksi atau diwakili
secara sah dalam rapat tersebut.
Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan
musyawarah dan mufakat. Apabila hal ini tidak
tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara
setuju lebih dari (setengah) dari jumlah suara yang
sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap Anggota
Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara.
Salinan dari risalah rapat Direksi disampaikan kepada
Dewan Komisaris selambat-lambatnya pada hari kerja
berikutnya setelah Rapat Direksi diselenggarakan.

Aturan pengambilan keputusan lainnya pada Rapat


Direksi pada dasarnya sama dengan aturan pada Rapat
Dewan Komisaris.
Selama tahun 2009, rapat Direksi diselenggarakan
sebanyak 21 kali, yang membahas berbagai masalah
pengelolaan Perseroan. Beberapa masalah yang dibahas
dan diputuskan bersama dalam Rapat Direksi di antaranya
menyangkut:
Bidang Pengelolaan Operasional
Keuangan
Pemantauan realisasi anggaran dan arus kas yang
harus terjaga dengan baik.
Pemantauan tingkat kolektibilitas piutang dan
tindak lanjut atas kelambatan penyelesaian
piutang kepada pihak yang memiliki hubungan
istimewa.
Evaluasi posisi kas dan penempatan kas dalam
rangk a menjaga likuiditas dan menunjang
kegiatan operasional Perseroan
Produksi
Evaluasi pelaksanaan program effisiensi
Percepatan pelaksanaan perbaikan sarana dan
prasarana produksi.
Evaluasi pemindahan sarana produksi BWE
system.
Pelaksanaan blending produksi, manajemen stock
dan penanganan batubara dari site sampai ke
stockpile pelabuhan.

reached, decisions are made by votes in favor of


more than one half () of total votes legally cast at
the meeting. Each member of Board of Directors is
entitled to cast one vote.
Copies of minutes of Board of Directors meeting
must be immediately submitted to Board of
Commissioners no later than the next workday
after the meeting is held.

The rules of making other decisions in Board of Directors


meeting are basically the same as those applied to Board
of Commissioners meeting.
In 2009, Board of Directors held 21 meetings, to discuss
various things pertaining to the management of the
Company. Some of the topics discussed and decided
upon in Board of Directors meeeting were related to:
Operating Management
Finance
Monitoring budget and cashflow management.
Monitoring collectibility rate and follow up action
on delayed payment of receivables from related
parties.
Evaluating cash position and placement in
maintaining liquidity and supporting the
Companys business oprations.
Production
Evaluating the implementation of efficiency
program.
Accelerating the improvement of production
infrastrucutre and facilities.
Evaluating the relocation of BWE production
system.
C a r r y i n g o u t p r o d u c t i o n b l e n d i n g , s t o c k
management and coal handling from site to
stock-pile at ports.
Marketing
Stepping up marketing efforts.
Studying the possibility of product marketing
and coal supplying to customers jointly with
subsiadary, IPC, at a more competitive delivery
cost.
Business Development
Evaluating the implementation of business
development program and readjustment of
priority scale.
Human Resource Management and Welfare
E v a l u a t i n g t h e e x e c u t i o n o f e m p l o y e e
competence development program.
Fixing the amount of employee incentives,
disseminating and applying employee KPI.

Corporate Governance Report

Pemasaran

Peningkatan kegiatan pemasaran.


Ev a l u a s i k e m u n g k i n a n p e m a s a r a n p ro d u k
bersama anak perusahaan, IPC, dalam pola saling
mendukung pasokan pada pelanggan dengan
biaya pengiriman yang lebih kompetitif.
Pengembangan Usaha
Evaluasi pelaksanaan rencana pengembangan
usaha dan penetapan kembali skala prioritas.
Pengelolaan dan Kesejahteraan SDM
Evaluasi pelaksanaan pengembangan kompetensi
pegawai.
Penetapan besaran insentif kinerja pegawai
disertai sosialisasi dan penerapan KPI pegawai.
Rencana Belanja Modal
Evaluasi realisasi belanja modal dan penetapan
anggaran belanja modal untuk tahun 2010
bersama-sama dengan evaluasi pelaksanaan
rencana pengembangan usaha.
Anak Perusahaan
Evaluasi kinerja anak perusahaan, perumusan
solusi dan penyusunan alternatif tindakan untuk
dilaporkan kepada Dewan Komisaris
Bidang Manajemen Risiko, yakni identifikasi risiko,
pengelolaan risiko, tindak lanjut mitigasi risiko
dan asuransi aset-aset utama Perseroan dan aset
persediaan.
Bidang GCG, di antaranya,
Penyelesaian dan sosialisasi Soft Copy GCG,
yang meliputi Board Manual, GCG Code dan
Code of Conduct/Kode Etik dan Kebijakan Pokok
Perseroan.
Evaluasi implementasi tools Balanced Scorecard
dan penetapan parameter pengukuran Key
Performance Indicator bagi Direksi dan bagi
pegawai.
Bidang Pengendalian Internal, di antaranya rapat
internal audit dan finalisasi kebijakan Sistem
Pengawasan dan Pengaduan (Whistleblower).
Finalisasi agenda pelaksanaan RUPS
Penetapan besaran dividen interim, usulan
prosedur persetujuan (dengan atau tanpa RUPS)
dan pelaksanaan pembagian dividen interim.
Bidang CSR, di antaranya, peningkatan fungsi RSBA,
pelatihan emergency response team, perkembangan
penyaluran Program PKBL.

Capital expenditure plan


Evaluating the realization of capital expenditure
and determination of capital expenditure budget
for 2010 and evaluating the result of business
development drive.
Subsidiaries
Appraising the per formance of subsidiaries,
formulating solution and optional actions to be
reported to Board of Commissioners
Risk Management, covering risk identification, risk
management, risk mitigation and insurance of prime
assets and inventories.
GCG, among others,
Finalizing and disseminating GCG Soft Copy,
consisting of Board Manual, GCG Code, Code of
Conduct and Product Policy.
Evaluating the implementation of Balanced Scorecard
tools and setting parameter of Key Performance
Indicator for Board of Directors and employees.
Internal Control, among others internal audit
meeting and finalization of Whistleblower policy.
Finalization of GMS agenda.
Determination of interim dividend amount,
approval procedure (with or without GMS) and
interim dividend payment technicality.
CSR, covering expanded function of Bukit
Asam Hospital, training of emergency response
team, enhancing Par tnership and Community
Development Program.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

161

PT Bukit Asam Tbk

162

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Adapun frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota


Direksi dalam Rapat Direksi adalah sebagai berikut:

Rapat dan kehadiran dalam


rapat direksi 2009
Nama
Name

Ir. Sukrisno

The frequency of meetings and rate of attendance of


Directors in Board of Directors meetings are shown in
the following table:
Meeting and attendance of board of
directors meeting 2009

Jabatan
Title

Direktur Utama
President Director

Jumlah
Rapat
Number of
Meeting

Kehadiran
Attendance

(a)

(b)

(b:a)

21

21

100

Dono Boestami, MSc

Direktur Director

21

21

100

Ir. Milawarma, M. Eng

Direktur Director

21

18

86

Ir. Heri Supriyanto

Direktur Director

21

19

90

Ir. Tiendas Mangeka

Direktur Director

21

19

90

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Direktur Director

21

20

95

Pelatihan Direksi

Board of Directors Training

U n t u k m e n i n g k a t k a n k o m p e t e n s i D i re k s i d a l a m
menjalankan tugasnya, Direksi Perseroan secara rutin
mengikuti berbagai pelatihan dan seminar baik didalam
maupun diluar negeri. Beberapa pelatihan yang diikuti
oleh Direksi pada tahun 2009, antara lain adalah:

To improve the competence of Board of Directors in


carrying out its duty, local as well as overseas seminars
and workshops are routinely provided for and attended
by members of Board of Directors. Training programs
attended by Board of Directors in 2009 included:

Corporate Governance Report

Tanggal Date
28 Januari 2009
28 January 2009

3 Pebruari 2009
3 February 2009
9-11 Pebruari 2009
9-11 February 2009
20 Pebruari 2009
20 February 2009
19 Maret 2009
24 March 2009

24 Maret 2009
24 March 2009
31 Mei-3 Juni 2009
31 May-3 June 2009

2 Juli 2009
2 July 2009
25 Juli 2009
25 July 2009

29 Juli 2009
29 July 2009

Pelatihan/Seminar Training
Diskusi Kelompok Peserta Survei Studi Banding
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan atas
Pelaporan Keuangan (IDX, Jakarta)
Discussion of Participants in Survey/Comparative
Study of Corp Governance Practice in Financial
Reporting (IDX, Jakarta)
Workshop on Indonesia New Mining Law

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tempat
Venue
Jakarta

Peserta Participant

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director
Direktur Keuangan
Finance Director
Seluruh Direksi
All Directors
Direktur Keuangan
Finance Director

6 Annual Asia-Pacific Fixed Income Investor


Conference 2009
Workshop GCG oleh Sinergy Daya Prima
GCG Workshop by Synergy Daya Prima
Seminar Transparansi Pendapatan Negara yang
diperoleh dari Industri Ekstraktif di Indonesia oleh
Menko Bidang Perekonomian
Seminar on Transparency of State Income from
Extractive Industry in Indonesia by Coordinating
Minister for Economy
Seminar on Regional Capital Market Integration
oleh Departemen Keuangan
Seminar on Regional Capital Market Integration by
Department of Finance
Coaltrans

Hong Kong

Workshop on Government Bill on Mineral & Coal


Mining Taxation
Workshop Draft Government on Mineral & Coal
Mining taxation
Pembicara pada Seminar International Indonesia
Malaysia dengan materi Competency Based
Human Resources Management PTBA (Persero)
Tbk di Aryaduta
Discussion in International Seminar Indonesia
Malaysia on Competency Based Human Resources
Management of PTBA (Persero) Tbk in Aryaduta
Pelatihan Assessment Penerapan GCG pada BUMN
Training in Assessment of GCG Implementation in
SOEs

Jakarta

Jakarta
Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Bali

Direktur Keuangan,
Direktur Operasi/
Produksi, Direktur
Niaga,
Finance Director,
Operations/
Production Director
Commerce Director
Direktur Keuangan
Finance Director

Palembang

Direktur SDM dan


Umum
HR & General Affairs
Director

Bali

Direktur
Pengembangan
Usaha
Business
Development
Director
Seluruh Direksi
Board of Directors
Direktur
Pengembangan
Usaha
Business
Development
Director
Direktur Keuangan
Finance Director
Direktur Keuangan
Finance Director

2 Agustus 2009
2 August 2009
16 Nopember 2009
18 November 2009

Dissemination of Board Manual (GCG)


Sosialisasi Board of Manual (GCG)
38th Asia Pasific Economic Cooperation Energy
Working Group (APEC-EWG) Meeting

18 Nopember 2009
18 November 2009
19 Nopember 2009
19 November 2009

Asias Emerging Powerhouse Standard Chartered

Jakarta

Sosialisasi PP No.29 Tahun 2009 tentang Tata Cara


Penentuan Jumlah, Pembayaran dan Penyetoran
PNBP yang terhutang
Dissemination of Gov Reg No.29 of 2009 on
Procedures of Fixing Amount and Payment of PNBP

Jakarta

Bali

163

PT Bukit Asam Tbk

164

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Remunerasi Dewan Komisaris


dan Direksi
R e m u n e ra s i u nt u k D e wa n K o m i s a r i s d a n D i re k s i
ditetapkan dalam RUPS atas rekomendasi dari Komite
Remunerasi. Perseroan menetapkan besaran remunerasi
berdasarkan keseimbangan antara tugas dan tanggungjawab serta kinerja.
Dewan Komisaris dan Direksi menerima remunerasi
tetap dan tidak tetap yang terdiri atas annual gross base
salary (honorarium untuk Dewan Komisaris), total cash,
total earnings dan total remuneration serta fasilitas dan
tunjangan lain yang jumlahnya direkomendasikan oleh
Komite Nominasi dan Remunerasi. Remunerasi untuk
Dewan Komisaris dan Direksi dapat berbeda sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab setiap Dewan
Komisaris maupun Direksi. Jumlah total remunerasi yang
diterima oleh anggota Dewan Komisaris dilaporkan oleh
Perseroan dalam RUPS.
Rincian dari remunerasi yang diterima oleh Dewan
Komisaris dan Direksi untuk tahun buku 2009 adalah
sebagai berikut:

Remuneration of Board of
Commissioners and Board of
Directors
Remuneration for Board of Commissioners and
B o a rd o f D i re c to r s i s d e te r m i n e d i n G M S by t h e
recommendation of Remuneration Committee.
Remuneration should be commensurate with duty,
responsibility and performance.
Board of Commissioners and Board of Directors receive
regular and incidental remuneration consisting of
annual gross base salary (honorarium/fee for Board of
Commissioners), total cash, total earnings and total
remuneration and other facilities and allowances
whose amount is recommended by Nomination and
Remuneration Committee. Remuneration for Board
of Commissioners and Board of Directors may vary
depending on their respective duty and responsibility.
Total remuneration received by members of Board of
Commissioners is reported by the Company in GMS.
Breakdown of remuneration received by Board
o f Commissioners and Board of Directors in 2009 is
as follows:

REMUNERASI DIREKSI DAN KOMISARIS


TAHUN 2008 DAN 2009*
Uraian

Direktur
Utama

REMUNERATION of BOD and BOC


YEAR 2008 and 2009*

2008
Jumlah
Orang

Gaji (Rp)

Tunjangan
(Rp)

No. of person

Salary

Alowance

900.000.000

737.398.445

2009
Tantiem
(Rp)

552.500.000

Jumlah
(Rp)

Jumlah
Orang

Gaji (Rp)

Tunjangan
(Rp)

Total

No. of person

Salary

Alowance

1.204.440.000

2.189.898.445

547.221.444

Description
Tantiem
(Rp)

Jumlah
(Rp)
Total

1.672.719.270

President
3.424.380.714 Director

Direktur

4.050.000.000

3.427.081.333

2.486.250.000

9.963.331.333

5.419.800.000

2.916.977.146

7.527.236.714

15.864.013.860 Director

Jumlah
Direksi

4.950.000.000

4.164.479.778

3.038.750.000

12.153.229.778

6.624.240.000

3.464.198.590

9.199.955.984

Total
19.288.394.574 Director

Komisaris
Utama

450.000.000

449.960.006

276.250.000

1.176.210.006

600.000.000

379.451.740

836.359.635

President
1.815.811.375 Commissioner

Komisaris

5 **

1.590.000.000

1.323.337.067

1.105.000.000

4.018.337.067

1.920.000.000

1.236.368.154

2.955.137.377

6.111.505.531 Commissioner

Jumlah
Komisaris

6 **

2.040.000.000

1.773.297.073

1.381.250.000

5.194.547.073

2.520.000.000

1.615.819.894

3.791.497.012

Total
7.927.316.906 Commissioner

6.990.000.000

5.937.776.851

4.420.000.000

17.347.776.851

9.144.240.000

5.080.018.484

12.991.452.996

Total
Perseroan

Catatan:
* Tidak Termasuk Pajak Penghasilan Pasal 21.
** Periode 1 Januari 2008 - 29 Mei 2008 jumlah Komisaris 6 orang termasuk 1 orang
Komisaris utama.
Periode 29 Mei 2008 - 31 Desember 2008 jumlah Komisaris 5 orang termasuk 1 orang
Komisaris utama.

Kepemilikan Saham Direksi


dan Komisaris
Sesuai dengan asas keterbukaan, Direksi Perseroan
memiliki saham Perseroan hanya dalam rangka investasi
jangka panjang. Jumlah yang dimiliki hanya sebatas yang
diizinkan sesuai peraturan tersebut. Tercatat ada 3 orang
dari jajaran Direksi yang memiliki saham dalam jumlah
minimal, yakni Bapak Sukrisno sejumlah 200.000 lembar
saham, Bapak Milawarma sejumlah 60.000 lembar saham
dan Bapak Mahbub Iskandar sejumlah 138.000 lembar
saham. (Lihat Informasi bagi Investor, hal 29)

Total
27.215.711.480 Corporate

Note:
*Exclude Income Tax, Article 21.
**Period of 1 January 2008 - 29 May 2008: Overall Commissioners amounted to 6,
including the President Commissioner.
Period of 29 May - 31 December 2008: Overall Commissioners amounted to 5,
including the President Commisioner.

Share Ownership by Board


of Directors and Board of
Commissioners
Members of Board of Directors own the Company shares
only for long term investment in an amount permitted
by relevant regulations. Three members of Board
of Directors own minimum number of shares of the
Company, i.e. Mr. Sukrisno 200,000 shares, Mr. Milawarma
60,000 shares and Mr. Mahbub Iskandar 138,000 shares.
(See Investor Information page 29)

Corporate Governance Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Komite-Komite dan Laporan


Komite

Committees and Committee


Report

Demi menjaga akuntabilitas pengawasan dan penelaahan


atas segala rencana operasional Perseroan dan agar dapat
memberikan nasehat dan saran yang berkualitas, Dewan
Komisaris membentuk komite-komite fungsional di bawah
Dewan Komisaris. Hingga akhir tahun 2009 terdapat
3 (tiga) komite yang membantu Dewan Komisaris,
dengan penjelasan fungsi, personil dan kegiatan
sebagai berikut:

In order to ensure accountability in supervising and


reviewing all operating plans of the Company and
to give quality counsel and suggestion, Board of
Commissioners set up functional Committees under
the Board of Commissioners. Until end of 2009 the
Company had three Committees to assist Board of
Commissioners, whose function, personnel and activitity
are as follows:

Komite Audit

Audit Committee

Tujuan dan Visi


Komite Audit dibentuk dalam rangka membantu tugas
Dewan Komisaris untuk mendorong diterapkannya tata
kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur
pengendalian internal yang memadai, meningkatkan
kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan, serta
mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan
obyektifitas akuntan publik.

Purpose and Vision


Audit Committee is formed to assist Board of
Commissioners to implement good corporate
governance, form adequate internal control structure,
enhance disclosure practice and financial reporting, as
well as review the scope, accuracy, independency and
objectivity of public accountant.

Visi Komite Audit adalah Menjadi mitra kerja Komisaris


yang independen dan profesional dalam rangk a
menunjang tugas dan fungsi Komisaris untuk menciptakan
terlaksananya Tata Kelola Perusahaan yang baik .
Sedangkan misinya adalah mendorong dan memastikan
e fe k t i f i t a s p e n g e n d a l i a n i n te re n d a n e fe k t i f i t a s
pelaksanaan tugas eksternal dan internal auditor serta
mendorong peningk atan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan, guna meningkatkan nilai
tambah perusahaan.
Sasaran pembentukan Komite Audit adalah: (i)
memastikan kewajaran laporan keuangan perusahaan
yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku, (ii) dilaksanakannya struktur pengendalian
internal perusahaan dengan baik, (iii) memastikan audit
internal dan eksternal dilakukan sesuai standar audit
yang berlaku, dan (iv) adanya tindak lanjut temuan audit
dilaksanakan oleh manajemen.
Tu g a s , k e w a j i b a n d a n w e w e n a n g K o m i t e A u d i t
selengkapnya tertuang pada Piagam (Charter) Komite
Audit Perseroan dengan beberapa hal yang pokok
diantaranya tercakup pada uraian berikut.
Tugas dan tanggung-jawab Komite Audit
Memonitor dan menekankan bahwa proses pencatatan
akuntansi dan keuangan Perseroan telah dilakukan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
dan peraturan lain yang berlaku.
Memonitor kecukupan usaha manajemen dalam
menjaga sistem pengendalian internal, termasuk

The vision of Audit Committee is To become an


i n d e p e n d e n t a n d p r o fe s s i o n a l w o r k i n g p a r t n e r
of B oard of Commissioners to suppor t B oard of
Commissioners in implementing Good Corporate
Governance. While its mission is to promote and
ascer tain that internal control, internal audit and
external audit are effective, and to optimize operating
results and accountability that will lead to increased
corporate value.
The purpose of setting up Audit Committee is to make
sure that (i) financial statements are presented fairly
in accordance with the generally applied accounting
principles, (ii) internal control function is well fulfilled,
( i i i ) i n te r n a l a n d e x te r n a l a u d i t i s p e r fo r m e d i n
accordance with the established audit standards, and (iv)
management takes action to follow up audit findings.
The duty, obligation and authority of Audit Committee
are fully laid out in Audit Committee Charter with the
following main points.
Duty and Responsibility of Audit Committee

To monitor and emphasize that accounting and


financial records are made in accordance with
Financial Accounting Standard in Indonesia and
other relevant regulations.
To monitor the management effort to maintain
internal control system and to evaluate Internal
Audit Charter and work program.

165

PT Bukit Asam Tbk

166

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

mengevaluasi Piagam SPI (Internal Audit Charter) dan


rencana kerja SPI.
Memonitor ketaatan pada peraturan perundangundangan di bidang pasar modal dan di bidang lainnya
yang terkait dengan kegiatan Perseroan.
Memastik an terdapat dan diterapk annya Kode
Etik Perusahaan.
B er tanggung-jawab bahwa analisa, penilaian,
rekomendasi, dan informasi yang disampaik an
kepada Komisaris telah dilakukan secara baik dan
profesional.
Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi
perusahaan dan tidak memanfaatkannya untuk
kepentingan pribadi.

Authority of Audit Committee

Wewenang Komite Audit

Mengakses secara penuh dan bebas atas catatan


atau informasi tentang karyawan, dana, aset, serta
sumberdaya Perseroan lainnya, termasuk melakukan
kunjungan lapangan lapangan secara berkala sesuai
kebutuhan;
Berkomunikasi dan berkordinasi dengan pihak-pihak
internal terkait dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya tersebut diatas.

Independensi dan Susunan Komite Audit


Sesuai dengan pedoman umum GCG di Indonesia,
Komite Audit Perseroan saat ini terdiri atas tiga anggota,
salah satunya adalah Komisaris Independen yang
sekaligus bertindak sebagai ketua Komite Audit, yaitu
Suranto Soemarsono. Salah seorang anggota Komite
Audit memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan
keuangan sementara anggota lainnya memiliki latar
belakang pendidikan bidang pertambangan sehingga
dapat diyakini kompetensinya.
Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki afiliasi
dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang
saham pengendali PTBA, bukan merupakan pemegang
saham, Komisaris, Direktur maupun kar yawan dari
perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan
PTBA. Anggota Komite Audit tidak memiliki wewenang
untuk merancang, memimpin maupun mengendalikan
PTBA sebelum menjabat dan bukan merupakan mantan
pimpinan maupun pegawai Kantor Akuntan Publik. Dengan
demikian seluruh persyaratan independensi anggota
Komite Audit sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek
GCG, telah dipenuhi.

To monitor compliance with the capital market laws


and regulations and other regulations related to the
Companys business operations.
To ensure the existence and observance of Corporate
Code of Conduct.
To m a k e s u r e t h a t a n a l y s i s , e v a l u a t i o n ,
recommendation and information presented to
Board of Commissioners are made properly and
professionally.
To keep confidential all documents, data and
information of the Company and not to use them
for personal gain.

To h ave f u l l a n d f re e a cce s s to a ny re co rd o r
information pertaining to employees, funds, assets,
and other property, including making periodic site
visits as deemed appopriate;
To communicate and coordinate with corresponding
internal par ties in per forming its duty and
authority.

Independency and Composition of Audit


Committee
I n accordance with general guidelines of GCG in
I n d o n e s i a , Au d i t Co m m i t t e e o f t h e Co m p a ny i s
currently composed of three members, one of them is
Independent Commissioner concurrently Head of Audit
Committee, i.e. Mr. Suranto Soemarsono. A member of
Audit Committee is educated in economic and financial
science and the other two are knowledgable in mining
business so their competence is guaranteed.
All members of Audit Committee are not affiliated with
the Directors or other Commissioners, or controlling
shareholders of PTBA. They are not shareholders,
Commissioners, Directors or employees of companies
that have affiliation or business relation with PTBA.
Members of Audit Committee are not authorized
to conceive, manage or control PTBA before taking
office and are not former management members or
employees of a Public Accountant office. Therefore,
all the criteria of independency of Audit Committee
members as stipulated by GCG rules and principles are
complied with.

PT Bukit Asam Tbk

Corporate Governance Report

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Adapun susunan personalia Komite Audit Perseroan saat


ini terdiri dari Suranto Soemarsono sebagai Ketua, Azhar
Zainuri dan Ridho Kresna Wattimena sebagai anggota.

The Companys Audit Committee is currently composed


of Soeranto Soemarsono as Head, Azhar Zainuri and
Ridho Kresna Wattimena as members.

Laporan Komite Audit


Pada tahun 2009, dalam rangka pelaksanaan tugas dan
kewajibannya, Komite Audit telah mengadakan rapat
sebanyak 26 (dua puluh enam) kali dengan tingkat
kehadiran para anggotanya sebagai berikut:

Audit Committee Report


In 2009, Audit Committee held 26 meetings with the
following attendance rate:

Nama
Name

Jabatan
Title

Jumlah Rapat
Number of
Meeting

Kehadiran
Attendance

(a)

(b)

(b : a)

Suranto Soemarsono, SE, MA

Ketua Chairman

26

26

100

Azhar Zainuri, SE, MM

Anggota Member

26

26

100

Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, PhD

Anggota Member

26

25

96

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite Audit adalah


sebagai berikut :

Penelaahan ulang atas laporan keuangan yang akan


dikeluarkan oleh perusahaan, termasuk memberikan
saran perbaikan dan memastikan Laporan keuangan
yang disajikan telah mematuhi prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku di Indonesia.
Melaksanakan proses pemilihan dan penetapan Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang akan melakukan Audit Kinerja
Tahun Buku 2009.
Melakukan pemantauan pelaksanaan Audit Kinerja dan
Audit Umum tahun buku 2009.
Melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan pemerikasaan
oleh Satuan Pengawas Interen dan Tindak Lanjut hasil
temuan oleh Manajemen. Komite Audit telah menyarankan
kepada SPI, antara lain untuk:

Menyempurnakan Piagam Satuan Pemeriksa Intern



(Internal Audit Charter).
Memantau rencana pengembangan Dermaga
Kertapati.
Aktif memantau status Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) dari BPK.
Meminta penjelasan dan klarifikasi kepada Satker
Perencanaan mengenai penurunan cadangan
tertambang batubara hasil evaluasi IMC.
Memantau tindak lanjut temuan audit BPK tahun
2005.
Menambahkan Rencana Audit Kinerja oleh SPI pada
Program Audit Operasional.
Mengevaluasi perjanjian PT IPC dengan Bank Permata,
khususnya tentang ketiadaan klausul product off take
yang bisa memberatkan Perseroan.

Audit Committee accomplished the following in 2009:

Reviewing financial statements to be issued by the


Company, advising on improvement or correction
and ensuring the financial statements are presented
fairly in accordance with the accounting principles
generally applied in Indonesia.
Selecting and appointing Certified Public Accountant
who would audit the Companys 2009 operating
results.
Monitoring the execution of Performance Audit and
General Audit in 2009.
Evaluating the work of Internal Audit Unit and the
follow-up action on audit findings by the management.
Audit Committee has suggested to Internal Audit Unit
to take several actions, among others:

Improving Internal Audit Charter.


Monitoring planned expansion of Kertapati Pier.
Monitoring the status of Audit Findings Report from
State Auditor.
Requesting explanation and clarification from
Planning Work Unit regarding the declining mineable
coal reserves as assessed by IMC.
Monitoring follow-up action on State Auditor audit
findings for 2005.
Inserting Performance Audit Plan by Internal Audit
Unit in Operating Audit Program.
Evaluating the agreement between PT IPC and Bank
Permata, particularly the absence of product off
take clause that may burden the Company.
Monitoring the Companys compliance with the existing
laws and regulations.

167

PT Bukit Asam Tbk

168

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Perseroan telah memenuhi persyaratan independensi


anggota Komite Audit sesuai dengan peraturan dan
kaedah dan praktek GCG.
The Company has complied with the independency requirements for Audit

Results measuring the quality of the mining environment was far below the threshold
Committee members in accordance with the regulations and GCG principle
show evidence of the Companys commitment to environmental management.

and practice

Memantau ketataatan Perseroan atas peraturan perundangundangan yang berlaku.


Melaksanakan beberapa tugas khusus yang diberikan oleh
Dewan Komisaris, diantaranya mencakup:

Memberikan berbagai masukan pada Dewan Komisaris


untuk menanggapi Laporan Kinerja Bulanan, Laporan
Keuangan Konsolidasi Triwulanan dan Draft RKAP
Memberi masukan pada Komite Risiko Usaha, Asuransi
dan Pascatambang terkait dengan Proyek-Proyek
Pengembangan.
Bersama-sama Komite lain menyusun Laporan
Pengawasan Dewan Komisaris Tahun 2008 dan
2009.
Melakukan revisi Piagam Komite Audit, yang kemudian
telah diberlakukan sejak tanggal 19 Januari 2009.
Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan, dan memberikan
laporan kunjungan kerja kepada komisaris.

Untuk meningkatkan kompetensinya, pada tahun 2009 anggota


Komite Audit telah mengikuti seminar dan pelatihan, yakni:
Seminar The Z-Score formula for predicting bankruptcy, Jakarta,
diselenggarakan oleh Harian Bisnis Indonesia; workshop
Professional Directorship Program, Jakarta, diselenggarakan
oleh The Indonesian Institute of Corporate Director; dan
International Symposium on Earth Science and Technology,
Fukuoka, Jepang diselenggarakan oleh Cooperative International
Network for Earth Science and Technology (CINEST).

Komite Nominasi, Remunerasi dan GCG


Tujuan, Visi dan Misi
Komite Nominasi, Remunerasi dan GCG, selanjutnya disebut
Konarba dan GCG dibentuk dalam rangka membantu
tugas Dewan Komisaris untuk mengembangkan
mekanisme nominasi dan remunerasi bagi Anggota
Dewan Komisaris dan Anggota Direksi termasuk membuat
rekomendasi terhadap keputusan yang menyangkut
nominasi dan remunerasi terkait dengan prestasi yang
dicapai serta memastikan peningkatan penerapan praktek
GCG oleh Perseroan.
Visi Konarba dan GCG adalah Terciptanya sinergi antara
Komisaris, Direksi dan Pegawai melalui sistem nominasi
dan remunerasi, serta penerapan GCG yang berlandaskan

Performing several specific assignments given by Board


of Commissioners, including:

Giving input to Board of Commissioners to respond to


monthly performance reports, quarterly consolidated
financial statements and draft work program and
budget.
Giving input to Business Risk, Insurance and Postmining Committee with respect to development
projects.
Jointly with other Committees drawing up Board
of Commissioners Supervision Report 2008 and
2009.
Revising Audit Committee Charter that was subsequently
put into effect on 19 January 2009.
Making site visits and reporting the outcome to Board
of Commissioners.

To enhance their competence, in 2009 members of Audit


Committee attended various seminars and training
sessions, which were: Seminar on The Z-Score formula
for predicting bankruptcy, Jakarta, organized by Harian
Bisnis Indonesia; workshop on Professional Directorship
Program, Jak ar ta, by The Indonesian Institute of
Corporate Director; and International Symposium
on Earth Science and Technology, Fukuoka, Japan by
Cooperative International Network for Earth Science
and Technology (CINEST ).

Nomination, Remuneration and GCG


Committee
Objective, Vision and Mission
N o m i n at i o n , R e m u n e rat i o n a n d G CG Co m m i t te e
(NR & GCG Committee) is set up to assist Board of
Commissioners to develop the mechanism of nomination
and remuneration of Board of Commissioners and Board
of Directors, and to make recommendation with respect
to performance-based nomination and remuneration,
and to watch the practice of GCG by the Company.
The vision of NR & GCG Committee is Creating synergy
among Board of Commissioners, Board of Directors and
employees through nomination and remuneration system,
implementation of GCG based on competence and

PT Bukit Asam Tbk

Corporate Governance Report

kompetensi dan kinerja, sesuai kebutuhan dan kemampuan


perusahaan. Sedangkan misinya adalah: Mendorong
terciptanya sistem nominasi dan remunerasi yang fair
untuk meningkatkan motivasi kerja, terciptanya sistem
remunerasi yang layak dan memadai serta mendorong
terciptanya pelaksanaan prinsip dan praktek Good Corporate
Governance yang lebih baik.
Tugas Konarba dan GCG selengkapnya tertuang dalam
Piagam (Charter) Konarba dan GCG Perseroan dengan
beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut.
Tugas dan Tanggung-jawab
Memberikan pendapat independen dan profesional

serta rekomendasi kepada Komisaris terhadap hal-hal


yang berhubungan dengan masalah nominasi dan
remunerasi.
Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah
Nominasi dan Remunerasi (seperti UU Ketenagakerjaan,
Peraturan dari Kementerian BUMN atau Bapepam-LK).
Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tentang
penerapan sistem penggajian, pemberian tunjangan,
THR dan bonus bagi seluruh pegawai, termasuk sistem
pensiun dan kompensasi dalam hal terjadi pengurangan
pegawai.
Mengidentifikasi instrumen GCG antara lain: (a) dokumen
dan tata cara kerja dan tata laksana dari manejemen; (b)
telaah deskripsi potret penerapan GCG.
Pemantaua n d a n e fe k t i v i t a s p ra k te k G CG d a n
menganalisa serta mengevaluasi kondisi penerapan
GCG dan hasil pemantauan dan unsur-unsur GCG yang
telah dilakukan melalui komite-komite.
Menyusun dan menyampaikan program kerja tahunan
kepada Komisaris setiap akhir tahun berjalan, untuk
mendapatkan penetapan.

performance, in accordance with the need and ability of


the Company. While Its mission is: Promoting the creation
of fair nomination and remuneration system to motivate
employees, formulate proper and measurable remuneration
system, and enhance GCG principle and practice.
The task of NR & GCG Committee is fully incorporated
in NR & GCG Charter of the Company. The description
covers the following.
Duty and Responsibility
Giving independent, professional opinion and
re c o m m e n d a t i o n t o B o a rd o f Co m m i s s i o n e r s
in matters pertaining to nomination and
remuneration.

Assessing the Company s compliance with laws


a n d re g u l at i o n s t h at g ove r n n o m i n at i o n a n d
remuneration (such as Manpower Law, Regulations
of State Ministry for SOE or Bapepam-LK).
Making evaluation and recommendation in the
i m p l e m e nt at i o n o f s a l a r y, a l l owa n ce, h o l i d ay
a l l owa n ce a n d b o n u s p ay m e nt s ys te m fo r a l l
employees, and also retirement and compensation
scheme in case of personnel retrenchment.
I d e n t i f y i n g G CG i n s t r u m e n t s a m o n g o t h e r s :
a ) d o c u m e n t s, wo r k p ro ce d u re s a n d p ra c t i ce
of management; b) description of GCG
implementation.
Monitoring the effec tiveness of GCG prac tice,
analysing and evaluating the condition of GCG
implementation and monitoring findings and GCG
elements enforced through Committees.
Writing up annual work program for submission
to B oard of Commissioners at yearend for its
approval.

NR & GCG Committee Activity Report

Laporan Kegiatan Konarba dan GCG


Selama tahun 2009, Komite ini telah melakukan rapat
sebanyak 23 kali yang dihadiri oleh para anggota
sebagai berikut:

Throughout 2009, the Committee held 23 meetings


attended by the members as follows:

Nama
Name

Jabatan
Title

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ


Noeroso L. Wahyudi, MA
Fakhrudin Tieja, SE., MM
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc

Ketua Chairman
Anggota Member
Anggota Member
Wakil Ketua merangkap
Anggota
Vice Chairman Acting as Member
Anggota Member
Anggota Member

Bambang Adi Winarso, PhD*


Ir. Antonaria, MA*

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

*Berdasarkan SK Dekom No. 13/SK/PTBA-Kom/X/2009 tanggal 1 Oktober 2009


*Based on BOC Decree No. 13/SK/PTBA-Kom/X/2009 date 1 October 2009

Jumlah
Rapat
Number of
Meeting
(a)
23
23
23
10

Kehadiran
Attendance

(b)
23
23
23
10

(b : a)
100
100
100
100

10
10

10
10

100
100

169

PT Bukit Asam Tbk

170

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Konarba dan


GCG pada tahun 2009 secara garis besar terdiri atas 2
(dua) kegiatan utama, yakni: (i) melakukan kegiatan
yang ada di rencana kerja dan (ii) melakukan tugas
khusus dari Dewan Komisaris. Beberapa kegiatan yang
telah dilaksanakan sesuai dengan tugas-tugas tersebut
diantaranya mencakup:

Merekomendasikan kepada Direksi agar segera


merencanakan dan melakukan kaderisasi tenaga
kerja berusia 45-50 tahun yang jumlahnya telah cukup
banyak, yakni mencapai 1.700 orang. Hal ini mendesak
untuk segera dilaksanakan demi terjaminnya proses
alih pengetahuan dan ketrampilan dikemudian hari.
Mempersiapkan dan mematangkan pembentukan
Komite GCG secara mandiri.
Menindaklanjuti persiapan pembentukan Komite
GCG dengan mengkaji butir-butir penting tentang
perubahan Konarba Charter menjadi Konarba dan GCG
Charter; mengusulkan bentuk dan keanggotaan komite
baru.
Memastikan keberadaan instrumen GCG korporasi pada
jajaran manajemen, meliputi Tata Cara Kerja (TCK) dan
Tata Laksana (TL) dalam penerapan GCG serta melakukan
pemantauan pelaksanaan panduan kerja dan panduan tata
laksana oleh Komisaris.
Mempersiapkan rekomendasi dan usulan formula
penetapan honorarium bagi Komisaris dan Direksi untuk
diputuskan dalam RUPS.
Melakukan kajian pengadaan barang dan jasa,
pengembangan SDM, Nominasi pada anak perusahaan
dan status penugasan pegawai PTBA pada anak perusahaan
dan satuan kerja.
Selain itu Konarba merekomendasikan pentingnya
memperhatikan status pegawai tidak tetap untuk diperjelas
mengenai pengertian dan kebijakan pemakaian tenaga
kerjanya.

Komite Asuransi, Risiko Usaha dan


Pascatambang
Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang,
selanjutnya disebut KRU, dibentuk dalam rangk a
membantu tugas Dewan Komisaris, khususnya yang terkait
dengan asuransi, pengelolaan risiko usaha, pengelolaan
lingkungan dan pascatambang, seperti yang diatur dalam
Piagam Komite Asuransi dan Risiko Usaha.
Visi KRU adalah menjadi Komite Asuransi, Risiko Usaha dan
Pascatambang yang profesional dan independen untuk
mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan.

The main activities of NR & GCG Committee in 2009 can


be divided into two groups: (i) executing work program
and (ii) performing specific assignments given by Board
of Commissioners. Activities done in accordance with
those assignments include:

Making recommendation to Board of Directors to


plan and carry out regeneration/cadre formation
program to phase out employees in the age range
of 45-50 years that have totalled 1,700 persons. This
is an urgent matter to deal with to ensure transfer
of know-how and expertise.
Pre p a r i n g a n d f i n a l i z i n g t h e fo r m a t i o n o f a n
independent GCG Committee.

Reviewing important points in upgrading NR Charter


to become NR & GCG Charter, and proposing the
structure and membership of the new Committee.
Ensuring the management has corporate GCG
instruments, covering work procedures and
implementation of GCG practice, and monitoring
the observance of work and management directive
by Board of Commissioners.
Making recommendation and proposing the formula
of Board of Commissioners fee and Board of Directors
remuneration to be approved by GMS.
Assessing goods and services procurement, human
resource development, nomination in subsidiaries
and assignment of PTBA employees to subsidiaries
and work units.
Recommending to clarify the interpretation and policy
of employment of non-permanent personnel.

Insurance, Business Risk and Post-mining


Committee
Insurance, Business Risk and Post-mining Committee,
further referred to as BR Committee, is set up to assist
Board of Commissioners in its duty, particularly in
relation to insurance, business risk management,
environmental and post-mining area management as
set forth in Insurance and Business Risk Committee
Charter.
The vision of BR Committee is to become a professional
and independent Insurance, Business Risk and Postmining Committee to achieve the vision and mission
of the Company.
The membership of Business Risk Committee in 2009
was divided in two terms:

Corporate Governance Report

Keanggotaan Komite Risiko Usaha pada tahun 2009 terdiri


dari dua periode yaitu:

1 Januari sampai dengan 31 Maret 2009, dengan


keanggotaan Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME sebagai Ketua, Ario


Prapto Nugroho, Bsc dan Dr. Pantjanita Novi Hartami, ST,
MT sebagai anggota.
Maret sampai 31 Desember 2009, dengan keanggotaan Dr.
Ir. Thamrin Sihite, ME sebagai Ketua, Andi Novianto, PhD,
Ir. Faridha, M. Si, dan Pramudhito Karsowidjojo sebagai
anggota.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

1 January to 31 March 2009, the members were


Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME as Chairman, Ario Prapto
Nugroho, Bsc and Dr. Pantjanita Novi Hartami, ST,
MT as members.
March 31 December 2009, the members were Dr.
Ir. Thamrin Sihite, ME as Chairman, Andi Noviarto,
PhD, Ir. Faridha, M.Si, and Pramuditho Karsowidjojo
as members.

Throughout the year, the Committee held 23 meetings,


8 (eight) of which were meetings with corresponding
parties. Attendance rate of members is given below:

Komite ini telah melakukan rapat sebanyak 23 kali, 8


(delapan) diantaranya merupakan rapat dengan pihak
t e r k a i t . Ti n g k a t k e h a d i r a n p a r a a n g g o t a a d a l a h
sebagai berikut:
Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pascatambang
periode 1 Januari 2009 31 Maret 2009
Nama
Name

Insurance, Business Risk and Post-mining Committee


from 1 January 2009 to 31 March 2009

Jabatan
Title

Jumlah Rapat
No. of Meeting
(a)

Kehadiran
Attendance
(b)

%
(b : a)

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

Ketua
Chairman

100

Ario Prapto Nugroho, Bsc *

Anggota
Member

100

Dr. Pantjanita Novi Hartami, ST, MT *

Anggota
Member

100

* Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No.03/SK/PTBA-KOM/V/2009 tanggal 31 Maret 2009


* Based on decree of Board of Commisioner No.03/SK/PTBA-KOM/V/2009 date 31 March 2009

Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pascatambang


periode 16 Maret 2009 31 Desember 2009
Nama
Name

Insurance, Business Risk and Post-mining Committee


from 16 March 2009 to 31 December 2009

Jabatan
Title

Jumlah Rapat
No. of Meeting
(a)

Kehadiran
Attendance
(b)

%
(b : a)

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

Ketua
Chairman

19

19

100

Ir. Faridha, M. Si**

Anggota
Member

19

19

100

Andi Noviarto, Ph.D***

Anggota
Member

13

13

100

Pramuditho Karsowidjojo, SE***

Anggota
Member

13

13

100

**Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No.02/SK/PTBA-KOM/V/2009 tanggal 16 Maret 2009


***Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No.04/SK/PTBA-KOM/V/2009 tanggal 16 Mei 2009
**Based on decree of Board of Commisioner No.02/SK/PTBA-KOM/V/2009 date 16 March 2009
***Based on decree of Board of Commisioner No.04/SK/PTBA-KOM/V/2009 date 16 May 2009

Komite KRU telah menelaah dan mengevaluasi laporanlaporan Perusahaan, baik berupa Laporan Kinerja
Perusahaan, Laporan Manajemen Perusahaan, Laporan
Pengembangan Usaha dan Laporan Pengembangan selama
tahun 2009, maupun laporan kunjungan lapangan.

BR Committee has reviewed and assessed the Companys


reports, which are Performance Report, Management
Report, Business Development Report and Development
Report for 2009, as well as site visits report.

171

PT Bukit Asam Tbk

172

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Laporan Kegiatan Komite Asuransi, Risiko


dan Pascatambang

Activity Report of Insurance, Business


Risk and Post-mining Committee

Adapun tugas yang telah dilaksanakan oleh Komite


Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang sepanjang tahun
2009, diantaranya meliputi:

In 2009 BR Committee accomplished the following


tasks:

Melakukan kajian mengenai pendirian anak


usaha bidang angkutan laut batubara, kemudian
menyampaikan rekomendasi yang pada prinsipnya
mendukung dengan beberapa catatan antara lain
perlu mempertimbangkan kendala-kendala yang
mungkin dihadapi terkait dengan pengelolaan kapal,
pembelian dan operasional kapal, aspek teknis, serta
mempertimbangkan kesiapan faktor SDM.
Melakukan kajian dan telaahan terhadap dokumen RJP,
dan memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan
RJP yang terkait dengan materi RJP, penajaman
sasaran serta format penyusunan.
M e re k o m e n d a s i k a n a g a r re n c a n a Pe m b e r i a n
Jaminan Pendanaan IPC (Internasional Prima Coal),
agar lebih ditelaah dari sisi ekonomi, teknis, dan
administrasi.
Memberikan tanggapan terhadap pembangunan
PLTU Tarahan 2x8 MW mencakup aspek pemilihan
lokasi, teknis, lingkungan, ekonomi, serta peraturan
dan perundang-undangan.
Melakukan kajian dan evaluasi atas pembangunan
PLTU Peranap 2x10 MW, dan memberikan rekomendasi
agar dilakukan kajian menyeluruh terhadap berbagai
aspek dan peraturan yang menyangkut pelaksanaan
KP eksploitasi Peranap, serta pembangunan PLTU
termasuk transmisinya, dan tingkat harga pembelian
listrik Peranap oleh Pemkab Indragiri Hulu mengingat
telah terjadi perubahan calon pembeli listrik PLTU
Peranap dari PLN menjadi Pemkab Indragiri Hulu.
Merekomendasikan agar dalam melakukan akuisisi
dan kerjasama pengembangan tambang, PTBA
agar memperhatikan dan mencermati kondisi dari
perusahaan tambang yang akan diakuisisi baik dari
sisi kelayakan teknis maupun kelengkapan dokumen
dan perizinan yang dimiliki.
Merekomendasikan agar pembangunan Dermaga
Ker tapati II perlu memperhatikan efisiensi dan
mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.
Merekomendasikan agar program CSR di Sawahlunto
diarahkan pada program kemitraan atau pembinaan
yang mengarah pada kemandirian ekonomi.

Assessing the proposed plan to establish subsidiaries


to be engaged in coal transportation by sea, and
making recommendations in support of the proposal
with several notes, among others the need to
consider possible problems associated with ship
management, purchase and technical operations,
as well as human resource readiness.
Reviewing and analysing Long Term Plan documents,
and making recommendations for the improvement
of LTP material, focus of target and format of the
documents .

Recommending that the plan to give financing


guarantee to IPC (Internasional Prima Coal) be
reviewed further from the economic, technical and
administrative points of view. Commenting on
the construction of Tarahan TPP 2x8 MW, covering
the aspect of choice of location, technical matters,
environment, economy, laws and regulations.
Reviewing and evaluating the construc tion of
Peranap TPP 2x10 MW, and making recommendation
to further assess the various aspects and regulations
related to the M ining Concession of Peranap,
construction of TPP and its transmission, and Peranap
electricity selling tariff to Regental Administration
of I ndragiri Hulu considering a change in the
prospective buyer of Peranap TPP electricity from
PLN to Regental Administration of Indragiri Hulu.
Recommending that in making acquisition and joint
operation in mining development, PTBA scrutinize
and observe the condition of the mining company
to be acquired, whether in terms of technical
worthiness, or documents and licences/permits
acquired.
Recommending that in construc ting Ker tapati
Pier II, efficiency and compliance with the law be
observed.
Recommending that CSR program in Sawahlunto
be directed to partnership program or guidance
towards economic self-reliance.

Corporate Governance Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Sekretaris Perusahaan

Corporate Secretary

Perseroan menyadari pentingnya peranan Sekretaris


Perusahaan dalam memperlancar hubungan antara
Organ Perseroan, hubungan antara Perseroan dengan
stakeholders serta dipenuhinya ketentuan peraturan
p e r u n d a n g - u n d a n g a n y a n g b e r l a k u. Pe m b i n a a n
hubungan baik dengan stakeholder strategis, khususnya
pemegang saham, akan sangat mendukung kelancaran
bisnis dan pengembangan usaha Perseroan. Selain itu,
sebagai perusahaan publik, Perseroan juga wajib memiliki
tata laksana dokumen dan informasi yang baik untuk
membantu memastikan kepatuhan Perseroan terhadap
perundang-undangan dan peraturan pasar modal serta
untuk mendukung akuntabilitasi pelaporan kinerja dan
tanggung jawab Perseroan kepada stakeholder.

The Company recognizes the importance of the role


of Corporate Secretary in facilitating communication
within the Company and relationship between the
Company and its stakeholders, and compliance with the
prevailing laws and regulations. Favorable relationship
with strategic stakeholders, particulary the shareholders,
will promote the smooth operations and growth of the
Company. As a public company, the Company must
have reliable document and information management
system to ensure compliance with capital market laws
and regulations, and guarantee the accountability of the
Companys performance report to stakeholders.

Oleh karena itu Perseroan menetapkan fungsi Sekretaris


Pe r u s a h a a n y a n g b e r t a n g g u n g j a w a b l a n g s u n g
k e p a d a D i re k t u r U t a m a . Pe r s e ro a n m e n e t a p k a n
kualifikasi khusus untuk pejabat Sekretaris Perusahaan,
memberikan wewenang dan sumber daya yang
memadai dan melakukan evaluasi berkala atas
p e l a k s a n a a n t u g a s ny a . Fu n g s i u t a m a S e k re t a r i s
Perusahaan ada tiga, yakni: sebagai liaison officer,
compliance officer serta investor relations.
Sesuai dengan fungsinya, Sekretaris Perusahaan menjamin
ketersediaan informasi terkini, tepat waktu dan akurat
mengenai Perseroan kepada para pemegang saham,
analis, media massa dan masyarakat umum, yang juga

For this reason, the Company establishes the function


of Corporate Secretary who is directly accountable
to President Director. The Company requires certain
qualification of Corporate Secretary, giving appropriate
authority and resources, and periodically evaluating
the performance of his/her duty. Corporate Secretary
has triple main function: as liason officer, compliance
officer and investor relations officer.
As the function requires, Corporate Secretary ensures
that the most current, punctual and accurate information
regarding the Company is available for the shareholders,
analysts, mass media and general public. The information
includes quarterly and annual financial reports.

173

PT Bukit Asam Tbk

174

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Fungsi utama Sekretaris Perusahaan mencakup tiga


bidang, yaitu sebagai Liaison Officer, Compliance Officer
serta Investor Relations.
The
Corporate
triple
main
functions,
asfarliaison
Results
measuringSecretary
the qualityhas
of the
mining
environment
was
belowofficer,
the threshold
show
evidenceofficer
of the Companys
commitment
environmental management
compliance
and investor
relationstoofficer.

meliputi penyediaan Laporan Triwulan dan Laporan


Tahunan. Secara umum tugas Sekretaris Perusahaan
adalah sebagai berikut:

Mengikuti perkembangan dan peraturan-peraturan


pasar modal ser ta memberikan pelayanan atas
setiap informasi yang dibutuhkan pemodal (investor
relations).
Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang
dibutuhkan oleh setiap pemangku Kepentingan
Memberi masukan kepada Direksi untuk mematuhi
peraturan yang berhubungan dengan pasar modal
Bertindak sebagai penghubung antara Perseroan
dengan Bapepam-LK serta masyarakat, serta membina
hubungan baik dengan seluruh stakeholder lain di
luar pemegang saham, yaitu antara lain Pemerintah,
media, mitra Perseroan dan masyarakat.

Sekretaris Perusahaan kemudian dibantu oleh fungsi-fungsi


lain di bawah koordinasinya, yaitu Hubungan Investor,
Komunikasi Perusahaan dan Kantor Perwakilan. Mulai bulan
Juli 2009, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero)
Tbk dijabat oleh Achmad Sudarto.
Perseroan telah mengeluarkan suatu kebijakan Keterbukaan
dan Kerahasiaan Informasi serta informasi orang dalam
dan kebijakan Pengelolaan Dokumen/Arsip Perseroan,
dalam rangka memenuhi persyaratan azas keterbukaan dan
pelaksanaan GCG. Tujuan dari penetapan kebijakan tersebut
adalah untuk memastikan bahwa pengungkapan informasi
Perseroan harus akurat serta dicatat, diolah, dirangkum dan
dilaporkan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan
ketentuan keterbukaan informasi yang berlaku.
Sepanjang tahun 2009, Perseroan telah mengadakan acara
1 kali public expose, sembilan (9) kali conference call dan
sembilan puluh empat (94) kali one on one meeting, tiga
(3) kali non-deal roadshow serta tiga (3) kali kegiatan
yang melibatkan wartawan.

I n general, the dut y of Corporate Secretar y is as


follows:

Keeping abreast of capital market development and


rules.
Providing information for investors and other
stakeholders (investor relations)
Giving input to Board of Directors in complying with
capital market rules and regulations

Ac ting as liaison officer among the Company,


Bapepam-LK and the public, and fostering good
relationship with all other stakeholders besides
shareholders, among others the Government, mass
media, partners and the society.

Corporate Secretary is assisted by other functions under


his/her coordination, i.e. Investor Relations, Corporate
Communication and Representative Office. Since July
2009, Achmad Sudarto has been the Corporate Secretary
of PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
The Company has issued a set of policy on Information
Disclosure and Confidentiality, and Insider Information
and Document/File Management in an effor t to
abide by the transparency principle and GCG practice.
The objective of setting this policy is to make sure
that information regarding the Company is disclosed
accurately, recorded, processed, compiled and reported
over certain periods, in accordance with the rules on
disclosure of information.
In 2009, the Company conducted one public expose,
nine conference calls, 94 one - on- one meetings,
three non-deal roadshows and three events
involving the journalists.

Corporate Governance Report

Rincian kegiatan keterbukaan informasi dan Press Release


yang pernah dilaksanakan oleh Perseroan pada tahun
2009 adalah:
Kegiatan keterbukaan informasi yang
dilaksanakan oleh Perseroan
Bulan Month
Januari
January

Maret
March
April
April
Mei
May
Juni
June

Juli
July

Agustus
August
September
September
Oktober
October

Nopember
November

Desember
December

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Information disclosure events launched and press release


issued by the Company in 2009 as follows:

Information disclosure events launched


by the Company

Kegiatan Activities
- Pernyataan ketetapan target penjualan batubara Perseroan
- Pelaksanaan Program Pembelian Kembali Saham Perseroan
- Disclosure of coal sales target
- Accomplishment of the Companys share buy back program
- Pernyataan tidak melakukan eksplorasi pada periode
Maret September 2009
- Statement of no exploration during March September 2009
- Pemberitahuan awal rencana RUPS tahunan Perseroan
- Information on preliminary plan of AGMS
- Panggilan RUPS tahunan Perseroan
- Notice of AGMS
- Hasil RUPS tahunan Perseroan
- Konfirmasi pemberitaan media Kontan mengenai konflik izin KP
milik PTBA di Lahat
- AGMS result
- Confirmation of Kontan media report regarding conflict in Mining
Concession of PTBA in Lahat
- Pemberitahuan pergantian pejabat Sekretaris Perusahaan
- Penyampaian Laporan Keuangan Interim yang tidak diaudit
- Information on replacement of Corporate Secretary
- Dissemination of unaudited Interim Financial Statements
- Konfirmasi berita Investor Daily mengenai potensi gas CBM
- Confirmation of Investor Daily article on CBM gas potentials
- Pernyataan tidak melakukan eksplorasi pada periode September
2009 March 2010
- Statement of no exploration during September2009 March 2010
- Konfirmasi pemberitaan media Investor tentang akuisisi
BHP Biliton
- Penyampaian Laporan Keuangan Interim yang tidak diaudit
- Rencana Penyelenggaraan Public Expose PTBA
- Confirmation of Investor media report on BHP Biliton acquisition
- Submission of unaudited Interim Financial Statements
- Plan for PTBA Public Expose
- Perubahan Jadwal Penyelenggaraan Public Expose PTBA
- Pembayaran Dividen Interim Tahun Buku 2009
- Penyampaian Materi Public Expose
- Change of schedule of PTBA Public Expose
- Payment of Interim Dividend for 2009
- Submission of Public Expose material
- Konfirmasi pemberitaan media Bisnis Indonesia tentang
Konsorsium PTBA dan ANTM siap akuisisi BHP Biliton dan Investor
Daily tentang Bukit Asam Rajawali beraliansi
- Laporan Hasil Public Expose
- Confirmation of Bisnis Indonesia report on PTBA and ANTM
Consortium readiness to acquire BHP Biliton and Investor Daily
report regarding Bukit Asam Rajawali alliance
- Report on Public Expose result.

Para Pihak Parties


BEI IDX

BEI IDX

BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX

BEI IDX

BEI IDX
BEI IDX

BEI IDX

BEI IDX

BEI IDX

175

PT Bukit Asam Tbk

176

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Penerbitan
Bulan Month
Maret
March

April
April

Juni
June

Juli
July

Agustus
August
Oktober
October

Desember
December

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Topik/Subjek Topic/Subject

- PTBA segera membangun PLTU 3 x 10 MW di Tanjung Enim


- Pengumuman Laporan Keuangan per 31 Desember 2008, laba bersih
tahun 2008 naik 135%
- PTBA will build Tanjung Enim TPP 3 x 10 MW
- Financial Statement as of 31 December 2008, net income increased 135%
- Laba bersih PTBA Triwulan-I naik 221%
- Net income for Quarter I -2009 increased 221%

- Harga jual batubara PTBA ke PLTU Bukit Asam dan Tarahan


- Kecelakaan tambang dalam lokasi di Bukit Bual milik KP PT Dasrat Talawi
(Bukan di lokasi KP milik PTBA-UPO)
- PTBA coal selling price to TPP Bukit Asam and Tarahan
- Mine accident at Bukit Bual on MC location owned by PT Dasrat Talawi
(not MC location belonging to PTBA-UPO)
- Laba bersih PTBA naik 124% pada semester I - 2009
- Net income increased 124% in Semester I - 2009

- PTBA mulai rambah bisnis Coal Bed Methane (CBM)


- PTBA explored Coal Bed Methane (CBM) business
- PTBA peroleh persetujuan prinsip pembangunan jalur KA Baru, daya angkut
20 juta/tahun.
- PTBA raih peringkat Hijau PROPER Nasional
- Laba bersih PTBA periode Januari Sept 09, naik 68,6%
- PTBA received approval in principle for constructing new railway track,
loading capacity 20 million/year
- PTBA received Green PROPER rating on national scale
- Net income for January Sept 09 increased 68.6%
- PTBA mendulang prestasi gemilang menjelang akhir tahun 2009
- PTBA achieved excellent operating results at the end of 2009

Selain itu, setiap tahun Perseroan menerbitkan laporan


tahunan dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris, yang menyediakan informasi mengenai
kinerja Perseroan. Laporan Tahunan Perseroan dan informasi

Press Release
Media

Surat Kabar,
Website Perseroan
Newspaper, the
Companys Website

Surat Kabar,
Website Perseroan
Newspaper, the
Companys Website
Surat Kabar,
Website Perseroan.
Newspaper, the
Companys Website

Surat Kabar,
Website Perseroan
Newspaper, the
Companys Website
Surat kabar
Newspaper
Surat Kabar,
Website Perseroan
Newspaper, the
Companys Website

Surat Kabar
Newspaper

Each year the Company s financial statements are


published bilingually, in Indonesian and English, to provide
information on the Companys business performance.
Annual Report and other information may be obtained

Corporate Governance Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

lainnya dapat diperoleh di Sekretariat Perusahaan di Kantor


Pusat atau Perwakilan Perseroan.

from the office of Corporate Secretary in the Head Office


or Representative Offices.

Pemegang saham dan masyarakat umum juga dapat memperoleh


informasi mengenai perkembangan Perseroan melalui situs
http://www.ptba.co.id

Shareholders and the general public are welcome to visit


our website http://www.ptba.co.id for further information
on the Company.

Sistem Pengawasan dan


Pengendalian Internal

Internal Audit and Control


System

Manajemen mengembangkan sistem pengawasan dan


pengendalian internal agar dapat berfungsi secara efektif
untuk mengamankan investasi dan aset Perseroan. Upaya
pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian yang
dilakukan meliputi:

The Management develops an effective internal audit and


control system to safeguard the Companys investment and
assets. The system development includes:

a. Peningkatan lingkungan pengendalian internal yang disiplin


dan terstruktur.
b. Pelaksanaan kajian dan pengelolaan risiko usaha,
meliputi proses untuk mengidentifikasi, menganalisis,
menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan secara
berkesinambungan.
c. Melakukan aktifitas pengendalian pada setiap tingkat dan
unit dalam struktur organisasi Perseroan, antara lain mengenai
kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian
atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan aset
Perseroan.
d. Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi dan
komunikasi yang meliputi proses penyajian laporan mengenai
kegiatan operasional, finansial dan ketaatan atas ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
e. Melakukan pemantauan yaitu proses penilaian terhadap
kualitas sistem pengendalian internal termasuk pelibatan
fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur
organisasi Perseroan.

b. Reviewing, identifying, analysing and managing business


risk continuously.
c. Exercising control over every level and unit within the
organization, associated with power, authority, verification,
reconciliation, performance appraisal, job division and
security of the Companys assets.
d. Developing information and communication system
covering the process of reporting of operating activities,
financial condition and compliance with the law.
e. Monitoring and evaluating the quality of internal control
system and the involvement of internal audit function at
every level and unit within the Company.

Kegiatan yang meliputi butir b dan c tersebut diatas dilaksanakan


oleh satuan kerja Sistem Manajemen Perusahaan, dijabarkan
masing-masing melalui pengembangan sistem diantaranya
Sistem Manajemen Risiko (lihat uraian dimaksud pada halaman
59), Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan
dan Sistem Manajemen K3 (lihat uraian dimaksud pada halaman
63). Sedangkan pelaksanaan kegiatan untuk butir c, d dan e
tersebut diatas, dilaksanakan dengan melibatkan aktifitas Satuan
Pengawasan Internal (SPI).

Auditor Internal
Auditor Internal bertindak sebagai Satuan Pengawasan Internal,
dengan gambaran tugas sebagaimana tersebut pada butir c dan
e tersebut diatas.
Visi dari SPI adalah: Menjadi strategic business partner yang
profesional, tanggap dan terpercaya bagi Direktur Utama dan
Jajaran Manajemen. Adapun misi nya adalah: Melaksanakan
audit internal yang berbasis risiko (risk based internal audit);

a. Establishing a disciplined and structured internal control


environment.

Activities under point b and c are carried out by Corporate


Management System Work Unit, elaborated in Risk
Management System (see page 59), Quality Management
System, Environmental Management System and Health and
Work Safety Management System (see page 63). Activities
under point c, d and e are done with the involvement of
Internal Audit Unit.

Internal Auditor
Internal Auditor acts as Internal Audit Unit whose duty is
described in point c and e above.
The vision of Internal Audit Unit is: Becoming a professional,
responsive and trustworthy strategic business partner to the
President Director and Management. Whereas its mission is
to ,perform risk-based internal audit; improve competence
to become professional internal auditor as an added value
to the Company in terms of quality and quantity; assist in
making an objective and independent evaluation and make
accurate, reliable, timely, consistent and useful reports to
President Director. act as a professional catalyst, consultant
and facilitator.

177

PT Bukit Asam Tbk

178

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Esensi SPI memastikan bahwa seluruh elemen Perseroan


berperan dan bertindak sesuai tugas dan kewajibannya.
The essence of Internal Audit Unit is to ensure that all elements of the
Results measuring the quality of the mining environment was far below the threshold
Company act and behave according to their obligation and responsibility
show evidence of the Companys commitment to environmental management

Meningkatkan kompetensi untuk menjadi auditor internal yang


profesional, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi
perusahaan, baik secara kualitas maupun kuantitas; Membantu
pelaksanaan kegiatan penilaian secara objektif dan independen
serta melaporkan penilaian tersebut kepada Direktur Utama secara
accurate, reliable, timely, consistent dan useful; Menjalankan peran
sebagai katalisator, konsultan dan fasilitator yang profesional.
Peran, wewenang dan tanggung-jawab Auditor Internal mencakup
diantaranya :

Membantu Direktur Utama dalam mengadakan penilaian


sistem pengendalian Intern perusahaan secara konstruktif;
Sebagai sistem peringatan dini (early warning system), sehingga
kekeliruan dapat diantisipasi jauh sebelumnya, terutama
dalam fungsi perencanaan;
Bertindak sebagai pengawal ketaatan dan agen kepatuhan
(compliance agent) terhadap ketentuan dan peraturan yang
berlaku dalam rangka tercapainya tujuan perusahaan;
Memiliki wewenang untuk mengakses seluruh informasi yang
relevan terkait dengan tugas dan fungsinya;
Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor
eksternal;
Berwenang untuk menggunakan tenaga audit dari luar
maupun dari dalam Perseroan, jika diperlukan;
Bertanggung-jawab untuk menyusun dan melaksanakan

Rencana Audit Tahunan (RAT);


Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif
tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat
manajemen;
Bekerjasama dengan Komite Audit;
Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Uraian peran, wewenang dan tanggung-jawab selengkapnya


ada pada Piagam (Charter) Audit Internal.
Selama tahun 2009, SPI telah menyelesaikan pemeriksaan
terhadap 12 (duabelas) obyek audit, yaitu : (1) Pemasaran, (2)
Unit Pengusahaan Briket (UPB), (3) Sarana dan Prasarana, (4)
Sekretaris Perusahaan, (5) Unit Pertambangan Ombilin (UPO),
(6) Penanganan Angkutan Batubara (PAB), (7) Perencanaan, (8)
Dermaga Kertapati, (9) Pelabuhan Tarahan, (10) Penambangan,
(11) Logistik, (12) Hukum dan Administrasi Perusahaan.

The role, authority and responsibility of Internal Auditor


cover:

Assisting President Director in making a constructive


evaluation of internal control system;
Providing early warning system, to anticipate mistakes
far in advance, especially in planning function;
Acting as compliance agent with respect to the prevailing
laws and regulations to reach the Companys goal;
Having the authority to access all information relevant
to its function;
Coordinating its activities with external auditor;
Having the authority to use external as well as internal
audit staff as necessary;
In charge of writing up and executing Annual Audit
Plan;
Making improvement suggestion and providing
objective information regarding the objects of audit at
all management levels;
Working in cooperation with Audit Committee;
Conducting special audit if required.

Full description of role, authority and responsibility of Internal


Audit is written in Internal Audit Charter.
In 2009, Internal Audit Unit conducted audit on 12 audit
objects, which were (1) Marketing, (2) Briquette Business Unit
(UPB), (3) Facilities and Infrastructure, (4) Corporate Secretary,
(5) Ombilin Mining Unit, (6) Coal Transport Handling (PAB), (7)
Planning, (8) Kertapati Pier, (9) Tarahan Port, (10) Mining, (11)
Logistics, (12) Legal and Corporate Administration.
The audit resulted in recommendation for improving work
system and procedure, and for allignment of work units that
will affect efficiency. Follow-up actions in response to audit
result in 2009, included:

Increasing price adjustment and reducing price of coal


shipment to Suralaya TPP in 2008, drawing up contract
for coal sales to PT. SB and drawing up addendum II to
coal sales contract.
Reviewing Contract of Joint Coal Mining Operation in
Muara Bungo, drawing up Contract of Joint Coal Mining

Corporate Governance Report

Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan antara lain berupa


rekomendasi penyempurnaan sistem dan prosedur kerja,
memperkuat allignment satuan kerja yang berdampak pada
efisiensi. Adapun hasil audit yang sudah ditindaklanjuti sepanjang
tahun 2009, diantaranya adalah.

Peningkatan nilai penyesuaian harga dan pengurangan


harga atas pengiriman batubara ke PLTU Suralaya tahun
2008. pembuatan kontrak penjualan batubara ke PT SB dan
pembuatan addendum II kontrak penjualan batubara.
Peninjauan kembali Kontrak Kerjasama Penambangan
Batubara di lokasi Muara Bungo, pembuatan Kontrak
Kerjasama Penambangan Batubara di lokasi Muara Bungo,
penyelesaian Piutang atas pinjaman KopKar TBO kpd PTBA.

Pengefektifitasan operasional CHP (Dump Hopper), peningkatan


volume angkutan batubara ke Peltar dan Dermaga Kertapati
diikuti dengan pengendalian kualitas batubara.
Penyelesaian tumpang tindih lahan pada KP PTBA UPTE,
pengajuan IUP Operasi Produksi TAL dan penyelesaian laporan
Pengelolaan Lingkungan 2008.
Pencegahan swabakar di stockpile, peningkatan akurasi
catatatan persediaan akhir stock batubara, peningkatan
kehandalan CHF di UP Tarahan dan melengkapi persyaratan
legalitas rekanan PTBA.

Pada tahun 2009, SPI juga mengkoordinasikan tindaklanjut atas


temuan BPK tahun 2006 dan 2008. SPI kemudian juga bekerjasama
dengan BPKP Propinsi Sumatera Selatan melakukan Revisi atas
Pedoman Audit SPI tahun 1995, untuk disesuaikan dengan aspek
Manajemen Resiko dan GCG.

Eksternal Auditor
Eksternal Auditor yang memeriksa laporan keuangan Perseroan
tahun buku 2009 ditetapkan melalui RUPST berdasarkan
rekomendasi dari Komisaris dan Komite Audit. Untuk menjamin
independensi dan kualitas hasil pemeriksaan Eksternal Auditor
yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan
setiap level Organ Perseroan.
Untuk menjaga profesionalitas Perseroan melakukan pemilihan
Eksternal Auditor setiap tahun, dengan ketentuan satu KAP hanya
boleh melakukan audit secara berurutan maksimal 3 tahun.
Eksternal Auditor yang ditunjuk bertanggung jawab untuk
menyampaikan opininya atas ketaatan laporan keuangan yang
diaudit terhadap standar laporan keuangan yang berlaku.
RUPST 12 Mei 2009 memutuskan menunjuk Kantor
Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan, member Firm dari
PricewaterhouseCoopers, untuk memeriksa dan menyatakan
opininya atas laporan keuangan Perseroan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2009.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Operation in Muara Bungo, settling receivables from


KopKar TBO to PTBA.
Improving the operating effectiveness of CHP (Dump
Hopper), increasing coal transporting volume to Peltar
and Kertapati Pier followed by exercising coal quality
control.
Settling land overlapping at MC PTBA UPTE, submitting
Mining Licence for TAL Production and finalizing report
of Environmental Development 2008.
Preventing auto-combustion in stockpile, improving
accuracy of recording ending balance of coal supply,
enhancing reliability of CHF in Tarahan Mining Unit and
completing legal requirements of vendors.

In 2009, Internal Audit Unit (IAU) coordinated follow-up to


State Auditor 2006 and 2008 findings. In collaboration with
State Auditor of South Sumatera Province, IAU made Revision
of IAU Audit Manual of 1995, to conform to Risk Management
and GCG guidelines.

External Auditor
The External Auditor who audited the Companys 2009 financial
statements was appointed by AGMS by recommendation of
Board of Commissioners and Audit Committee. To guarantee
the independency and quality of audit, the appointed External
Auditor must have no conflicting interest with each level of
the Companys organ.
To keep its professionalism, the Company selects External
Auditor every year, on condition that one Public Accountant
Office conduct audit not more than three years in a row.
The appointed External Auditor must give its opinion on
the compliance of audited financial statements with the
accounting standards generally applied.
AGMS on 12 May 2009 resolved to appoint the Office of Public
Accountant Haryanto Sahari & Partners, member Firm of
PricewaterhouseCoopers, to audit and give its opinion on the
Companys financial statements as at 31 December 2009.
With the power conferred by AGMS, the Board of
Commissioners fixed an audit fee of Rp1.07 billion plus
out of pocket expenses for the External Auditor to audit
consolidated financial statements of the Company for the year

179

PT Bukit Asam Tbk

180

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh RUPST, Komisaris


telah menetapkan jumlah biaya Eksternal Auditor sebesar Rp1,07
miliar ditambah biaya out of pocket untuk jasa audit laporan
keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal 31
Desember 2009 termasuk untuk audit PKBL. Tahun 2009 tersebut
merupakan periode ke- 2 (dua) KAP Haryanto Sahari & Rekan
melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.
Selain audit keuangan, KAP yang sama ditunjuk untuk melakukan
audit kinerja PTBA dengan biaya sebesar Rp1,85 miliar, belum
termasuk PPN.

Kode Etik Berperilaku


Kode Etik
Perseroan meyakini bahwa penerapan best practices GCG
tidak akan maksimal tanpa dibarengi dengan landasan
moral dan etika insan perseroan di setiap level. Hal
ini telah dibuktikan dengan terjadinya krisis finansial
global tahun 2008 lalu, yang pemicunya adalah moral
hazard yang terjadi di perusahaan finansial skala global
di Amerika Serikat.
Oleh karena itu pada tahun 2009, Perseroan melakukan
kajian dan penyusunan ulang atas butir-butir ketentuan
dalam Pedoman Kode Etik Perusahaan yang telah ada,
menyesuaikan kembali aturan di dalamnya dengan
Pedoman GCG dan praktek-praktek lazim terkini. Bulan
Desember tahun 2009, hasil kajian dan penyusunan
Buku Panduan Kode Etik Perseroan ini ditetapkan dan
diberlakukan.

ending 31 December 2009, and Partnership and Community


Development Program report. 2009 was the second year for
the Office of Public Accountant Haryanto Sahari & Partners
to audit the Companys financial statements.
Apart from financial audit, the same Public Accountant Firm
was appointed to audit PTBA performance at a cost of Rp1.85
billion excluding VAT.

Code of Conduct
Code of Conduct
The Company believes that implementing GCG best
practices to the utmost is not possible without the good
morals and ethics of every individual in the organization.
This was proven by the global financial crisis in 2008
that was triggered by moral hazard within global scale
financial companies in the USA.
Therefore, in 2009 the Company reviewed and rewrote
the existing Code of Conduct Manual, readjusting the
provisions with GCG Guidelines and the most current
common practices. In December 2009, the rewritten
Code of Conduct Manual was enacted and enforced.

Main Points of Code of Conduct


Basically, the Companys Code of Conduct Manual
regulates all matters under the responsibility of the
Company, individuals of the organization and other
parties doing business with the Company, covering:

Corporate Governance Report

Pokok-pokok Isi Kode Etik


Pada dasarnya Pedoman Kode Etik Perseroan mengatur
hal-hal yang menjadi tanggung jawab Perseroan, individu
jajaran Perseroan maupun pihak lain yang melakukan
bisnis dengan Perseroan, yang meliputi:

Etika Bisnis Perseroan



Etika Bisnis Perseroan merupakan penjelasan tentang
bagaimana sikap dan perilaku Perseroan sebagai
suatu entitas bisnis bersikap, beretika dan bertindak
dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perseroan
dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai korporasi yang
sehat.
Etika Perilaku Individu
Etik a Perilaku I ndividu merupak an penjelasan
tentang bagaimana individu Jajaran Perseroan dalam
berhubungan, bersikap, beretika dan bertindak sesuai
kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku.
Sosialisasi dan Pelaporan atas Pelanggaran
Sosialisasi Code of Conduct dan tata cara pelaporan
atas ketidaksesuaian perilaku, penyimpangan atas
Code of Conduct, Peraturan Perseroan, peraturan
perundangan lainnya dan sanksi yang diterapkan,
dilakukan secara efektif dan menyeluruh kepada
Jajaran Perseroan dan stakeholder

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Business Code of Conduct


The Companys Business Code of Conduct gives
directives as to how the Company should conduct its
business with good ethics the way a business entity
should, to balance the interest of the Company and
that of the stakeholders in accordance with GCG
principles and sound corporate values.
Individual Code of Conduct
This is an explanation as to how individuals in the
Company should act in communicating with others
and behave in accordance with good ethics and
common moral values.
Disseminating Code of Conduct and Reporting
Violation
Disseminating Code of Conduct and procedures
of reporting misconduct, and violation of Code of
Conduct, the Companys Regulations, other laws
and regulations, and imposition of penalty should
be done effectively to all levels of the organization
and stakeholders of the Company.
Statement of Compliance with Code of Conduct
This is a statement of understanding and readiness
of all personnel to observe the Code of Conduct and
respect any party assigned by the Company to be
in charge of the implementation.

181

PT Bukit Asam Tbk

182

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pernyataan Kepatuhan Code of Conduct


Merupakan lembar pernyataan mengenai pemahaman
dan kesediaan Jajaran Perseroan untuk mematuhi Code
of Conduct Perseroan dan pihak yang bertanggung
jawab atas implementasinya.

Aturan pokok yang tercakup pada Etika Bisnis Perseroan


yang memiliki aspek kritis terhadap jalannya operasional
perusahaan antara lain: (i) Target yang harus dicapai oleh
jajaran Manajemen dan Pegawai; (ii). Internal Control
Perseroan; (iii) Kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan; iv) Pemberian donasi; (v) Pemberian dan
penerimaan hadiah (vi) Lingkungan; (vii) Ketenagakerjaan;
(viii) Etika hubungan dengan Stakeholders; (ix) Etika
hubungan kerja.
Sedangkan Etika Kerja yang harus dipenuhi oleh individu
jajaran Perseroan, meliputi antara lain: (i) Integritas
dan komitmen; (ii). Kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan perundang-undangan; iii). Kerahasiaan
informasi; (iv). Benturan kepentingan (conflict of interest);
(v) Insider trading; (vi) Menjaga keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan hidup; (vii) Citra perseroan; (viii)
Keterlibatan dalam aktifitas politik dan (ix) Pemberian
dan penerimaan hadiah.

The main rules contained in Business Code of Conduct are


critical of the conduct of the Companys business, among
others: (i) Target to be achieved by the management
and employees; (ii). Internal Control of the Company;
(iii) Compliance with laws and regulations; iv) Donating
fund; (v) Giving and receiving gifts (vi) Environment;
(vii) Employment; (viii) Ethics of stakeholder relation;
(ix) Ethics of working relation.
Work Ethics that should be upheld by every individual
in the Company include: (i) Integrity and commitment;
(ii). Compliance with the laws and regulations; iii).
Information confidentiality; (iv). Conflict of interest; (v)
Insider trading; (vi) Health, work safety and environment;
(vii) Corporate image; (viii) Political involvement and
(ix) Giving and receiving gifts.

Disseminating Code of Conduct


Dissemination is an important phase of upholding Code
of Conduct. The Company is committed to effectively
disseminating Code of Conduct by taking the following
steps:

Sosialiasi Kode Etik


Sosialisasi merupakan tahapan penting dari penerapan
Code of Conduct. Pe r s e ro a n b e r k o m i t m e n u n t u k
melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Melakukan sosialiasi Code of Conduct kepada seluruh


jajaran Perseroan, pelanggan dan mitra kerja dan
melakukan penyegaran secara berkala
Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman
kepada jajaran Perseroan, baik pada masa orientasi
maupun masa bekerja.
Pengkajian secara berkala butir-butir aturan Code
of Conduct dalam rangka pengembangan Code of
Conduct lebih lanjut. Jika diperlukan, maka hasil kajian
dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan
peraturan Perseroan.

Disseminating Code of Conduct to all personnel,


customers and partners, and giving periodic refresher
course.
Evaluating the accomplishment or understanding of
the personnel, either during orientation or operating
hours.
Periodically reviewing the provisions of Code of
Conduct for fur ther improvement. If required,
findings from the review will be further embodied
in rules and regulations of the Company.

Dissemination is done by Corporate Management


System Work Unit, as the unit in responsible for the
implementation of GCG, in coordination with Human
Resource Work Unit.

Kode Etik dan Budaya Perusahaan sebagai pedoman


berperilaku insan Perseroan dalam berkarya dalam
Perseroan.
Code of Conduct and Corporate Culture serve as a guide for all personnel of the
Company in their performance

Corporate Governance Report

Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Satuan


Kerja Sistem Manajemen Perusahaan, selaku penanggung
jawab implementasi GCG, berkoordinasi dengan Satuan
Kerja Sumber Daya Manusia (SDM).
Langkah sosialisasi kemudian diikuti dengan implementasi
yang diser tai penerapan sangsi bagi pelanggaran
yang dilakukan. Sebagai insentif bagi penerapan kode
etik yang baik, maka penilaian kinerja pegawai di
setiap level, yang berpengaruh terhadap promosi dan
remunerasi, akan mempertimbangkan pula penilaian
atas rekam jejak pegawai atas ketaatannya terhadap
kode etik. Perseroan melengkapi Panduan Kode Etik
dengan prosedur pelaporan dan penerapan sangsi atas
pelanggaran kode etik.

Budaya Perusahaan
Perseroan memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan
guna membangun budaya perusahaan. Filosofi dasar
dalam membangun sistem nilai tersebut adalah sikap kerja
PTPRS, yaitu Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar
Biaya & Lingkungan. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam
budaya kerja SiPrima Sinergi, Profesional, Beriman.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Dissemination is then followed by implementation, and


imposition of sanction in case of violation. To stimulate
people to practice good ethics, employee performance
appraisal at every level that affects promotion and
remuneration will take into account employees track
record in observing Code of Conduct. The Company
complements Code of Conduct Manual with procedures
of reporting and imposing sanction on violation of
Code of Conduct.

Corporate Culture
The Company has a value system that is adopted and
implemented to build corporate culture. The basic
philosophy in building the value system is work ethos of
Trusting, Open, Positive, Rational and Conscious of Cost
& Environment (TOPRC). These values are elaborated in
work culture of Synergy, Professionalism and Faith.
TOPRC can be elaborated as follows:

Trusting
Trusting one another either between management
and employees or among colleagues so as to foster
sense of togetherness and sense of belonging.
Open
All personnel are colleagues who should be
understanding and open to one another in order
to work synergically, through three principal deeds:
actively taking and giving truthful and accountable
information, reminding one another and acting
gentlemanly.
Positive
Always think and act positive in judging things to
reach optimum result. By thinking positive, everybody
in the Company will be wiser and able to solve
problems with a clearer mind and remain enthusistic
in every situation to act for the Companys benefit.
Rational
Able to distinguish between fact and assumption
in handling things. This means every plan, action
and management are based on objective and
unprejudiced way of thinking.

PTPRS dapat diuraikan sebagai berikut:

Percaya
Sikap saling mempercayai satu sama lain baik antara
pimpinan dengan bawahan dan juga dengan sesama
rekan kerja, agar tercipta rasa kebersamaan dan
memiliki di antara seluruh Pegawai.
Terbuka
Sikap yang menganggap Pegawai sebagai rekan kerja
untuk saling terbuka, saling memahami agar mampu
bersinergi yang diwujudkan dalam 3 (tiga) tindakan
pokok yaitu aktif memberikan dan menerima informasi
yang benar dan bertanggung jawab, bersikap saling
mengingatkan, dan bersikap satria.
Positif
Sikap selalu berpikir dan bertindak positif dalam
melihat sesuatu hal untuk meraih hasil yang lebih
optimal. Dengan berpikir positif, insan Perseroan
akan lebih bijaksana karena dapat menyelesaikan
masalah dengan pandangan yang lebih jernih serta
tetap memiliki semangat untuk selalu memperbaiki
apapun demi kepentingan perusahaan.
Rasional
Mampu memilah antara kenyataan dan perkiraan dalam
membawa persoalan pada tempatnya. Ini berarti setiap
rencana, tindakan dan pengendalian berlandaskan pada
pola pikir yang objektif dan adil.

Conscious of Cost and Environment


Appreciating every effort made by everyone for
efficiency in ever y line, and to be conscious of
environment conservation as our commitment to
think of the future and not just the present.

183

PT Bukit Asam Tbk

184

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Sadar Biaya dan Sadar Lingkungan


Menghargai setiap usaha yang dilakukan setiap individu
untuk membantu melakukan efisiensi di semua lini
serta menyadari apa yang dilakukan bukan hanya untuk
kepentingan saat ini. Menjaga kelestarian lingkungan
adalah komitmen kita bersama.

Whereas the culture of Synergy, Professionalism and


Faith can be described as follows:

Sedangkan Landasan Budaya kerja SiPrima diuraikan


sebagai berikut:

Work Smart
Employees work with professionalism and constantly
improve work to reach operational excellence.

Bekerja Keras

Pegawai senantiasa bekerja dengan penuh semangat
dan membina kerjasama yang baik sehingga terciptanya
sinergi dalam bekerja.
Bekerja Cerdas
Pegawai bekerja secara profesional dan secara terus
menerus melakukan perbaikan untuk mencapai
operational excellence.
Bekerja Ikhlas
Pegawai menyadari bahwa bekerja bukanlah tujuan
melainkan hanya sarana untuk beribadah kepada Allah
SWT. Oleh karena itu dalam bekerja harus selalu ikhlas dan
dilandasi iman yang kuat. Hal tersebut akan mencegah
terjadinya praktek-praktek kecurangan dalam bekerja.

Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Dasar


GCG
Perseroan senantiasa berupaya menerapkan prinsipprinsip dasar GCG secara konsekuen dalam melaksanakan
kegiatan operasionalnya. Hal ini dapat dijelaskan pada
uraian singkat mengenai penerapan prinsip-prinsip dasar
sebagai berikut.

Penerapan Asas Transparansi


Perseroan menjamin pengungkapan informasi materil
dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan
informasi lainnya secara jelas, memadai, akurat, dapat
dibandingkan dan tepat waktu serta mudah diakses oleh
stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan
ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi
informasi rahasia mengenai Perseroan dan Pelanggan
serta Mitra Kerja sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Perseroan memberi kewenangan
kepada Sekretaris Perseroan beserta jajarannya untuk
menjalankan tugas dan perananya menerapkan asas
Transparansi ini.

Work Hard
Employees always work enthusiastically and foster good
teamwork spirit to create synergy.

Work Willingly
Employees realize that working is not a purpose but a
means to worship God. Therefore, employees should
work willingly and guided by a strong faith. This will
prevent fraudulent practices from occurring at work.

Implementation of GCG Basic Principles


The Company is always consequent in implementing
GCG basic principles throughout its business operations.
The following describes briefly the implementation of
GCG basic principles.

Implementation of Transparency
Principle
The Company ensures clear, adequate, accurate,
comparable, and timely disclosure of material and relevant
information regarding performance, financial condition
and other particulars of the Company accessible to
stakeholders. This transparency principle does not
prejudice the Company s obligation to protect the
confidentiality of information pertaining the Company,
customers and work partners as stipulated by the law.
The Company gives mandate to Corporate Secretary and
his/her staff to uphold this transparency principle.
Example: Publicizing Quar terly and Audited Annual
Financial Report & Performane Report, disclosing material
business expansion plan.

Corporate Governance Report

Contoh: Laporan Keuangan (Audited) & Laporan Kinerja


Tahunan Triwulanan yang disampaikan kepada Publik,
penyampaian rencana pengembangan Perseroan yang
material.

Penerapan Asas Akuntabilitas


Perseroan menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban setiap level jajaran Perseroan
yang memungkinkan pengelolaan Perseroan terlaksana
secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban
seseorang atau organ kerja Peraseroan yang berkaitan
dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/
atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh
Perseroan kepadanya. Perseroan memperkenalkan 3 (tiga)
tingkatan akuntabilitas kepada jajarannya, yakni:

Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas yang melekat kepada hubungan antara
pimpinan dengan bawahan dan berlaku kepada kedua
belah pihak.
Contoh: Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
yang dilaksanakan setiap semester.
Akuntabilitas Kelompok
Akuntabilitas yang melekat kepada kelompok yang
harus ditanggung bersama atas kondisi dan kinerja
yang tercapai.
Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Balance
Scorecard di Perseroan, terdapat pengukuran kinerja (KPI)
satuan kerja yang dilakukan pengukuran per triwulan
dan tahunan.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Implementation of Accountability
Principle
The Company ensures the clarity of every level function,
per formance and accountability to allow effective
management of the Company. Accountability refers to
the obligation of an individual or a work unit which is
related to the exercise of authority and/or performance
of duty mandated by the Company. The Company
introduced three levels of accountability, which were:

Individual Accountability
This accountability is associated with the
reciprocal relationship between management and
subordinates.
Example: Employee performance appraisal made every
semester.
Group Accountability
This is a collective accountability that is attached to
a group for its performance and achievement.
Example: Implementation of Balance S corecard
Performance Management System in the Company,
and work unit performance measurement with Key
Performance Indicator, done quarterly and annually.
Corporate Accountability
Accountability that is inherent in the Company as a
whole in conducting its business activities according
to the Articles of Association.
Example: Implementation of Balance S corecard
Performance Management System in the Company,
and corporate performance measurement with Key
Performance Indicator, done quarterly and annually.

185

PT Bukit Asam Tbk

186

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Akuntabilitas Korporat
Akuntabilitas yang melekat kepada Perseroan secara
menyeluruh dalam menjalankan aktifitas bisnisnya
sesuai Anggaran Dasar Perseroan.
Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja
Balance Scorecard di Perseroan, pengukuran kinerja
(KPI) untuk kinerja Korporat yang dilakukan per
triwulan dan tahunan.

Penerapan Asas Responsibilitas


Prinsip per tanggung-jawaban diterapk an dengan
senantiasa menerapk an dan mematuhi peraturan
perundangan yang berlaku, mengelola lingkungan bekas
tambang dengan baik, melaksanakan kewajiban timbalbalik terhadap para mitra bisnis dan merancang serta
melaksanakan program tanggung-sosial perusahaan.
Tanggung-jawab terhadap karyawan, sebagai mitra
strategis utama perseroan, dilaksanak an melalui
pembinaan, peningkatan kompetensi dan pemberian
paket remunerasi yang sebanding dengan kinerjanya.

Penerapan Asas Independensi


Prinsip independensi ini diterapkan dengan penyusunan
dan penerapan code of conduct, termasuk pengaturan
seluruh transaksi maupun rencana investasi yang

Implementation of Responsibility
Principle
Responsibility principle is applied through consistent
compliance with laws and regulations, good management
o f p o s t - m i n i n g a re a , p e r fo r m a n c e o f re c i p ro c a l
obligation with business partners, as well as devising
a n d c a r r y i n g o u t co r p o rate s o c i a l re s p o n s i b i lit y
program. Responsibility towards employees as the
Companys major stratetic partners is carried out through
guiding, developing and providing performance-based
remuneration package.

Implementation of Independency Principle


I ndependenc y principle is applied by writing up
and enforcing Code of Conduct, and regulating all
transactions and investment plans with potential conflict
of interest. By regulating these aspects it is believed

Corporate Governance Report

mengandung atau berpotensi mengandung benturan


kepentingan (conflict of interest). Dengan pengaturan
ini diyakini seluruh bagian Organ Perseroan ak an
melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan mengutamakan
independensi dan obyektifitas serta saling menghormati
hak, kewajiban, tugas, wewenang serta tanggung jawab
masing-masing pihak.

Penerapan Asas Kewajaran


Pe r s e ro a n m e n e r a p k a n a s a s k e s e t a r a a n d e n g a n
memperlakukan seluruh stakeholder secara berimbang
antara hak dan kewajiban (equal treatment) yang diberikan
kepada dan oleh Perseroan. Perseroan membuka akses
informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk
memberikan sumbang-saran bagi kemajuan Perseroan.
Selain itu dalam pelaksanaan prinsip kesetaraan,
Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam
penerimaan pegawai, berkarir dan melaksanakan tugasnya
secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan, gender, dan kondisi fisik.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

that all organs of the Company will function well and


put great emphasis on independency, objectivity, mutual
respect for the right, obligation, duty, authority and
responsibility of respective parties.

Implementation of Fairness Principle


The Company applies equality principle by giving equal
treatment to all stakeholders with respect to their
right and obligation. The Company provides access to
information for all stakeholders to allow them to give
suggestion for the benefit of the Company. In addition,
in implementing equality principle, the Company gives
equal opportunity in recruitment, career development
and performance regardless of ethnicity, religion, race,
group, gender and physical condition.

187

PT Bukit Asam Tbk

188

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Lain-Lain

Others

Rencana- Rencana Terkait Praktek GCG

Plans Relevant to GCG Practice

Menindaklanjuti program kerja terkait penerapan praktek


GCG yang telah dilaksanakan tahun 2009, dan untuk
meningkatkan penerapan praktek GCG, maka Perseroan
menetapkan serangkaian langkah-langkah lanjutan di
tahun 2010 sebagai berikut:

In relation to the work program and GCG practice in


2009, and to improve the GCG practice in the future,
the Company will take the following further actions
in 2010:

Perseroan akan mendistribusikan lembar Pernyataan

Kepatuhan terhadap Panduan GCG dan Code of


Conduct sebagaimana disinggung diatas untuk
ditandatangani oleh seluruh Pegawai dan atasannya.
Lembar yang telah ditanda-tangani tersebut harus
dikembalikan kepada Satuan Kerja Penanggung
jawab implementasi GCG yaitu Satuan Kerja Sistem
Manajemen Perusahaan.
Perseroan kemudian akan melaksanakan sosialisasi
mengenai implementasi Code of Conduct kepada
Stakeholder (Kontraktor, pemasok, vendor, pelanggan
dll) dan pemberitahuan kepada masyarakat melalui
media massa (surat kabar nasional maupun lokal)
bahwa PTBA telah melaksanakan Code of Conduct.
Langkah ini diikuti dengan implementasi butir-butir
aturan tersebut pada setiap proses pengadaan barang
& jasa baik oleh Pejabat di Satuan Kerja Logistik
maupun oleh Kontraktor dan Pemasok.

T h e

Company will distribute Statement of


Compliance sheet to accompany GCG Guidelines and
Code of Conduct Manual as previously mentioned,
to be signed by all employees and their superiors.
The signed sheets must be returned to Work Unit
in charge of GCG implementation, that is Corporate
Management System Work Unit.
The Company will then disseminate the Code
of Conduct to all stakeholders (contractors,
suppliers, vendors, customers, etc.) and make
public announcement in mass media (national
and local newspaper) that PTBA has implemented
Code of Conduct. This action is followed-up by
implementing the provisions of Code of Conduct in
every process of goods & services procurement either
by officials in Logistics Work Unit or by contractors
and suppliers.

Corporate Governance Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Langkah lain yang akan ditempuh adalah mengaktifkan Another step to take is to activate Violation Reporting

kebijak an SPP dengan membentuk unit Sistem


Pelaporan Pelanggaran (SPP)/Whistle Blowing System
(WBS), lengkap dengan organisasi, uraian tugas dan
spesifikasi personal unit SPP/WBS. Untuk menjamin
efektifitas pelaksanaan tugasnya, selain seleksi
kandidat petugas yang dilakukan dengan hati-hati
Perseroan akan membekali personal di unit ini dengan
serangkain pelatihan dan menyediakan prasarana yang
memadai. Perseroan juga akan melengkapi unit ini
dengan soft structure, yakni serangkaian peraturan
dan kebijakan yang menjamin efektifitas pelaksanaan
tugasnya secara adil, transparan dan akuntabel.
Untuk menjamin peningkatan penerapan praktek GCG
di setiap level, Perseroan berencana menyelenggarakan
workshop untuk General Manager, Senior Manager dan
Manager serta melakukan sosialisasi praktek GCG
maupun kepatuhan terhadap code of conduct untuk
semua pegawai.

In order to get feed-back for the improvement of

GCG practice in the coming years, the Company


will carry out monitoring, regular reporting and
reviewing GCG implementation and facilitate
the assessment by independent parties of GCG
implementation in PTBA.

Untuk mendapatkan feed-back bagi perbaikan praktek


GCG di tahun-tahun mendatang, Perseroan akan
melakukan monitoring, pelaporan secara reguler
dan review atas penerapan GCG serta memfasilitasi
assessment o l e h Pi h a k I n d e p e n d e n t e r h a d a p
implementasi GCG di PTBA.

Perkara yang melibatkan Perseroan


Hingga akhir tahun Perseroan masih menghadapi perkara
hukum terkait tumpang-tindih hak pengelolaan lahan
di kabupaten Lahat. Kawasan yang sebelumnya telah
mendapatkan izin Kuasa Penambangan batubara, kini
tidak dapat ditindak lanjuti ke-arah eksplorasi maupun
eksploitasi batubara oleh Perseroan. Dari sisi operasional,
nilai kerugian Perseroan akibat adanya perkara ini
tergolong non-material. Namun demikian Perseroan
terancam kehilangan prospek potensi ekonomi cukup
besar berupa kandungan sumberdaya batubara di daerah
yang dipersengketakan.
Kronologi dan jalannya perkara yang dihadapi oleh
Perseroan terkait pengelolaan lahan di Lahat, adalah
sebagai berikut:

Pada tahun 2003, Perusahaan diberik an KP


untukmengeksploitasi daerah Lahat. KP ini dialihkan
pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke
Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus
2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada
Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa

System/Whistle Blowing System by forming Violation


Reporting System Unit, equipped with organisation
structure, job description and personnel qualification
for VRS/WBS unit. To ensure effectiveness of work,
besides careful selection of candidates, the Company
will equip the personnel of this unit with training
and sufficient tools. The Company will also equip
this unit with soft structure, that is a set of rules
and policy to ensure effective, fair, transparent and
accountable performance of duty.
To make sure that GCG is well practised in all levels,
the Company plans to organize workshops for
General Manager, Senior Manager and Manager,
and educate all employees in GCG practice as well
as compliance with code-of conduct.

Cases Involving the Company


Until yearend the Company was still facing a few lawsuits
related to the overlapping area management permit
in Lahat Regency. The Company cannot proceed with
exploration and exploitation of coal in the area that was
once given coal Mining Concession. From the operating
side, the loss incurred by the Company as a result of this
lawsuit is non-material. However, the Company faces
the threat of losing prospective economic potentials in
the form of coal resources in the disputed area.
Chronology and proceeding of the legal cases facing
the Company in relation to area management in Lahat,
are as follows:

In 2003, the Company was given Mining Concession


(MC) to exploit an area in Lahat. The award of MC was
transferred by South Sumatera Governor to Lahat
Regent in 2004. On 29 August 2005 through Palembang
State Administration Court (SAC), the Company filed a
claim against Lahat Regent with respect to the issuance
of several MCs to a few private companies for the same
areas that are owned by the Company. Palembang SAC
rejected the Companys claim.

189

PT Bukit Asam Tbk

190

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah


yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya
hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan
Perusahaan.
Pa d a t a n g g a l 1 4 D e s e m b e r 2 0 0 5 , Pe r u s a h a a n
mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Medan. PTTUN
menolak upaya hukum banding Perusahaan.
Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah
menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada
tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan
untuk membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak
eksepsi tergugat tetapi juga menyatakan gugatan
Perusahaan tidak dapat diterima.

Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan


kasus di atas, Perusahaan mengajukan gugatan
perdata ke Pengadilan Negeri (PN) Lahat atas
kerugian materil akibat pemberian KP kepada pihak
lain. Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak
termasuk Bupati Lahat sebagai tergugat pertama.
Tanggal 12 Agustus 2008 PN Lahat mengeluarkan
Putusan Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang
mengadili perkara tersebut, dengan putusan Sela
tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum
banding ke Pengadilan Tinggi (PT) Palembang.
Ta n g g a l 1 6 D e s e m b e r 2 0 0 8 P T P a l e m b a n g
mengeluarkan Putusan Sela, menerima banding
Perusahaan, membatalkan Putusan Sela PN Lahat
serta memerintahkan PN Lahat untuk memeriksa dan
mengadili perkara tersebut. Dengan putusan sela
PT Palembang tersebut para tergugat mengajukan
upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.
Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan
berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat
ini perkara dalam proses Mahkamah Agung RI.
Pada tanggal 02 November 2009 Mahkamah Agung
telah menerima berkas Perkara Kasasi dari PN Lahat
dan telah diregistrasi tanggal 1 September 2009
dengan Reg. No. 2157 K/PDT/2009.
Saat ini perk ara masih dalam proses K asasi di
Mahkamah Agung RI, Jakarta.

On 14 December 2005, the Company appealed to


Medan State Administration High Court (SAHC).
SAHC rejected the Companys appeal.
On 30 June 2006, the Supreme Court received the
Companys claim for reversal of the lower courts
decision. On 10 May 2007, the Supreme Cour t
decided to reverse the decision of Medan SAHC,
rejected the respondents objection but also ruled
that the Companys claim was not acceptable.
On 31 January 2008, still related to the above case,
the Company filed a civil claim to Lahat District Court
(DC) for material losses due to the award of MC to
another party. Claim was directed to several parties
including Lahat Regent as the first respondent.

On 12 August 2008 Lahat DC issued provisional


decision, stating that Lahat DC was not in the power
to judge the case. With this provisional decision the
Company appealed to Palembang High Court (HC)
O n 1 6 D e c e m b e r 2 0 0 8 Pa l e m b a n g H C i s s u e d
provisional decision, accepting the Company s
appeal, reversing Lahat DC provisional decision
and ordered Lahat DC to examine and judge the
case. With the provisional decision of Palembang
HC, the respondents claimed for reversal to the
Supreme Court
On 9 July 2009 Lahat DC sent the reversal claim
dossier to the Supreme Court. The case is currently
being processed by the Supreme Court.
On 02 November 2009 the Supreme Court received
the reversal claim dossier from Lahat DC and
registered it on 1 September 2009 under registration
number Reg. No. 2157 K/PDT/2009.
At the moment the reversal claim is still in the hands
of the Supreme Court, Jakarta.

Corporate Social Responsibility

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tanggung
Jawab
Sosial
Perusahaan
Corporate Social
Responsibility

Bersama Membangun Masyarakat


Sejahtera.
Together Building an Established Community.

191

PT Bukit Asam Tbk

192

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tanggung Jawab Sosial Peusahaan

Berawal dari sebuah entitas bisnis yang mandiri, PT


Bukit Asam (Persero) Tbk terus tumbuh dan berkembang
hingga menjadi warga korporasi terkemuka di
Indonesia. Ibarat ikan dan air Perseroan aktif bergerak
menjalankan usahanya dan tidak terpisahkan dengan
lingkungan setempat, wilayah operasional dan kawasan
terdekat sekitarnya.
Pada tahun 2009 Perseroan telah mengambil langkah
strategis, berupa penyusunan dan penyempurnaan
mekanisme pelaksanaan Program Tanggung Jawab
Sosial Korporasi (CSR), menjalin kerjasama dengan
Pemerintah Daerah dan pihak lain yang berkompeten
dalam perencanaan dan pelaksanaan program. Perseroan
mengajak-serta masyarakat secara langsung dalam proses
perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring program,
sekaligus melaksanakan program yang berdampak
langsung terhadap upaya pemberdayaan sosial ekonomi
masyarakat di lingkar tambang.
Langkah tersebut bertujuan memberi kejelasan mengenai
arah dan pedoman pelaksanaan kegiatan CSR, optimalisasi
kinerja, kesesuaian dengan kebutuhan dan kepentingan
masyarak at, ser ta peningk atan keberdayaan dan
kemandirian masyarakat. Dengan demikian diharapkan
masyarakat merasa ikut memiliki dan menjaga keberadaan
Perseroan sehingga mampu menjalankan kegiatan bisnis
dengan lancar dalam jalinan hubungan yang harmonis
dengan lingkungan dan alam sekitar.
Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka
panjang yang terintegrasi dalam bentuk Pedoman CSR
PTBA yang telah disahkan oleh Direktur Utama PTBA pada
akhir 2009 yang mencakup enam fokus kegiatan, yaitu:
(1) ekonomi, (2) lingkungan, (3) hak azasi manusia, (4)
praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (5) tanggung
jawab produk, dan (6) kemasyarakatan.
Keenam fokus kegiatan tersebut mengacu kepada kaidah
internasional mengenai keberhasilan implementasi CSR
yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI), yang
dirumuskan dalam strategi implementasi yang dilandasi
oleh etika/norma bisnis yang berlaku, meliputi:

Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat


secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan
komunitas lokal serta masyarakat secara luas, dilakukan
melalui pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) serta Bina Wilayah.
Peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup, termasuk
restorasi lahan pascatambang.

As a self-governing business entity PT Bukit Asam (Persero)


Tbk continues to grow and develop to become a leading
corporate member of Indonesia. Like fish in water, the
Company runs its business operation amidst the local
community and other surrounding zones of operation.
In 2009 the Company took a strategic step by improving
the mechanism of exercising its Corporate Social
Responsibility (CSR) function, involving the Local
Administration and other competent parties to plan
and execute its CSR programs. The Company invited
the local community to join in the planning, executing
and monitoring of the programs that directly affect
the empowerment of the socio-economic life of the
mining community.
This strategic step is aimed at giving direction towards
carrying out CSR activities, optimizing performance,
adjusting to the needs and interests of the community,
and boosting the communitys potentials and selfreliance. The community is thus expected to have a
sense of belonging and safeguard the existence of the
Company so it can continue its business ooperations
in a harmonious standing with the community and
natural surrounding.
The Company formulated a long-term integrated policy
in the form of PTBA CSR Guidelines that were endorsed
by the President Director at the end of 2009. The
guidelines focus on six main areas: (1) economy, (2)
environment, (3) human rights, (4) employment practices
and proper work conditions, (5) product responsibility,
and (6) society.
These six focus activities are in line with international
standards of CSR implementations as set by Global
Repor ting Initiatives (GRI), and formulated in the
implementation strategy based on business ethics/
norms generally applied:

Continuous economic development and community


empowerment to promote the welfare of local
community and general public through Partnership,
Community Development and Area Development
Program.
Showing concern for environmental conservation,
including restoration of used mining areas.

Corporate Social Responsibility

Jaminan pelaksanaan non diskriminasi dan penghargaan


hak azasi manusia.
Penerapan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja
serta upaya peningkatan kesejahteraan karyawan.
Penerapan jaminan keamanan penggunaan produk
dan kepuasan pelanggan.
Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat
yang dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola
yang baik.

Uraian masing-maisng program yang dilaksanakan


sebagai bentuk komitmen Perseroan atas tanggung jawab
sosial dan lingkungan adalah sebagai berikut:

Program Kemitraan dan Bina


Lingkungan
Sebagai badan usaha milik negara, PTBA melaksanakan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berpedoman
pada Peraturan Menteri Negara BUMN RI No. PER-05/
MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan. Di samping itu Perseroan juga melaksanakan
program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk
kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Program
tersebut bertujuan untuk memberdayakan potensi
ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen
Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas
hidup yang lebih baik bagi masyarakat.
Untuk Program Kemitraan diimplementasikan melalui
pemberian pinjaman lunak kepada usaha kecil melalui
7 (tujuh) sektor usaha, yang meliputi sektor industri,
perdagangan, perkebunan, per tanian, perik anan,
peternakan, jasa dan koperasi. Sedangkan untuk program
Bina Lingkungan direalisasikan melalui bantuan program
di bidang Bencana Alam, Pendidikan dan atau Pelatihan,
Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Pengembangan
Sarana Prasarana Umum, Sarana Ibadah serta Pelestarian
Alam. Selanjutnya program Bina Wilayah dilaksanakan
berupa pemberian bantuan yang bersifat fisik maupun
non fisik dengan jangkauan wilayah yang lebih luas.
Dalam pelaksanaannya, Perseroan telah mengadakan
kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan pemangku
kepentingan terkait, yang meliputi:

Guaranteeing non-discrimination and respect for


human rights.
Ensuring good health care and work safety as well as
employee welfare improvement.
Ensuring product safety and consumer satisfaction.
Nur turing a harmonious relationship with local
community by applying good corporate governance
principles.

Description of implemented programs as commitment


to corporate social and environmental responsibility
is as follows:

Partnership and Community


Development Program
Being a state -owned enterprise PTBA carries out
Partnership and Community Development Program
pursuant to State Minister for State-Owned Enterprises
Regulation No. PER-05/MBU/2007 of 27 April 2007
on SOE Partnership with Small-Scale Businesses and
Community Development Program. The Company
also carries out Area Development Program to comply
with the provision of Article 74 of Corporate Law No.
40 of 2007. This program is designed to empower
the community economic potentials and to prove the
Companys commitment to join hands in making life
better for the society.
Partnership Program is implemented by giving soft loans
to small businesses in seven sectors, i.e. manufacturing,
trading, plantation, agriculture, fishery, services and
cooperatives. Community Development Program is
realized by giving aid for natural disaster victims,
education and training, community health improvement,
public facilities, religious facilities and environment
conservation. While Area Development Program is
conducted by way of giving physical and non-physical
assistance to wider and far-reaching areas.
Th e Co m p a ny h a s j o i nt l y wo r k e d w i t h t h e Lo c a l
Administration and relevant institutions or agencies in
the following aspects:

Penandatanganan MOU dan pelaksanaan kerjasama


program peningkatan produktivitas tanaman pangan
di Kabupaten Muara Enim.
Penandatanganan MOU dan pelaksanaan Base line
Study program Gerakan Guru Berkualitas (Gerutas)

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Signing MOU and intensifying food crop production


in Muara Enim Regency
Signing MOU and implementing Base Line Study
p r o g r a m f o r Q u a l i f i e d Te a c h e r M o v e m e n t i n
cooperation with Central ICMI in Muara Enim Regency
and Lahat Regency
Preparing MOU draft for giving Partnership Fund
jointly with Bank Perkreditan Rakyat.

193

PT Bukit Asam Tbk

194

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tanggung Jawab Sosial Peusahaan

bekerjasama dengan ICMI Pusat di Kabupaten Muara


Enim dan Lahat.
Mempersiapkan draft MOU kerjasama penyaluran
Dana Kemitraan dengan Bank Perkreditan Rakyat.

The following are accomplished programs having


direct effect on the improvement of community socioeconomic condition in 2009:

Berikut adalah hasil realisasi sejumlah program yang


berdampak langsung terhadap peningkatan kondisi
sosial ekonomi masyarakat pada tahun 2009:

Pembangunan infrastruktur sosial ekonomi, seperti


Sports Center Muara Enim, Gedung UGD RSUD Lahat,
jalan dan jembatan menuju lok asi perkebunan
masyarakat, kios pasar tradisional dan pengaspalan
jalan.

Constructing socio-economic infrastructure, such as


Muara Enim Sports Center, Emergency Unit Building
of Lahat General Hospital, roads and bridges leading
to community plantations, traditional market kiosks,
and road paving.
Channeling soft loans to small businesses and
cooperatives.
Setting up and nurturing collective business groups,
such as Bokashi fertilizer business, herbal medicine
production, fish hatchery, oyster mushroom cultivation,
and Syariah BMT institution.

Penyaluran bantuan pinjaman lunak kepada usaha


kecil dan koperasi.
Pembentukan dan pembinaan kelompok-kelompok
usaha bersama seperti Usaha Pupuk Bokashi, Usaha
Pembuatan Majun, Usaha Pembenihan Ikan, Usaha
Jamur Tiram serta Lembaga BMT Syariah.

In 2009 the Company extended funds for Partnership


and Community Development Program amounting to
Rp28.41 billion. For Area Development a total of Rp37.25
billion was distributed in 2009.

Sepanjang tahun 2009, Perseroan telah merealisasikan


penyaluran dana untuk Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan berjumlah Rp28,41 miliar. Sedangkan
untuk program Bina Wilayah, pada tahun 2009 telah
direalisasikan biaya sebesar Rp37,25 miliar.

To c o n t i n u e e m p o w e r i n g c o m m u n i t y e c o n o m i c
potentials the Company focused on strengthening
partners self-sufficiency and promoting the sales of
partners products in nine provinces.

Program Kemitraan
Melanjutkan komitmen pemberdayaan potensi ekonomi
masyarakat, Perseroan terus berupaya meningkatkan
kemandirian mitra binaan sekaligus membantu
memperluas penjualan produk mitra binaan di
sembilan propinsi.
Aktifitas Program Kemitraan tahun 2009 mencakup:

Penyaluran dana kemitraan pada usaha kecil dan


koperasi di sembilan wilayah propinsi.
Pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui program
pelatihan.
Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan.
Pengikutsertaan mitra binaan pada berbagai pameran
berskala nasional untuk menunjang program promosi
dan pemasaran produk mitra binaan.
Peningkatan kemandirian dan kedisiplinan melalui
rekonsiliasi piutang Modal Bergulir.

Pelaksanaan penyaluran Dana Kemitraan dilakukan secara


selektif dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki
oleh calon mitra binaan, yang meliputi karakter, jiwa
kewirausahaan yang dimiliki, kondisi sosial dan budaya
masyarakat sekitar serta prospek pasar dari komoditas

Partnership Program

Partnership Program conducted the following activities


in 2009:

Providing partnership funds to small businesses and


cooperatives in nine provinces.
Coaching small businesses and cooperatives through
training programs
Conducting entrepreneurship courses
Involving partners in various exhibitions of national
scale to support promoting and marketing their
products
Enhancing self-reliance and discipline by reconciliation
of revolving receivables

Corporate Social Responsibility

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

195

PT Bukit Asam Tbk

196

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

yang dihasilkan. Sedangkan jenis komoditas calon mitra


binaan yang diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan
pembinaan meliputi komoditas yang dapat menunjang
kelancaran operasional Perseroan, seperti:

Komoditas yang menjadi andalan daerah.


Komoditas tradisional yang potensial untuk
dikembangkan.
Komoditas yang berpeluang ekspor atau
berorientasi ekspor.
Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja/
padat karya.

Dalam pelaksanaannya, selama tahun 2009 program


yang telah dilakukan terhadap mitra binaan adalah
seperti berikut:
1. Penyaluran Dana Kemitraan dalam bentuk pinjaman
lunak, kepada usaha kecil dan koperasi di wilayah
Sumatera Selatan sebanyak 525 unit usaha, Sumatera
Barat 12 unit usaha, Lampung 72 unit usaha, DKI
Jakarta 5 unit usaha, Jawa Barat 10 unit usaha dan
Jawa Timur sebanyak 16 unit usaha.

The Company is very selective in distributing partnership


funds taking into consideration the conditions of
prospec tive par tners, evaluating their charac ter,
entrepreneurship, socio - cultural condition of the
neighboring community and market prospects of the
commodity. Priority is given to commodity that supports
the Companys operations:

Commodity that the area relies upon


Tr a d i t i o n a l c o m m o d i t y w i t h d e v e l o p m e n t
potentials
Commodity with export potentials or orientation
Labor intensive commodity

Throughout 2009 par tners enjoyed the following


program activities:
1. Distribution of Partnership Funds in soft loans to
small businesses and cooperatives in South Sumatera
totaling 525 business units, West Sumatera 12 units,
Lampung 72 units, DKI Jakarta 5 units, West Java 10
units and East Java 16 units.
2. Entrepreneurship Training for prospective partners in:

2. Pelatihan Manajemen Kewirausahaan kepada calon


mitra binaan, di:

Kabupaten Muara Enim, sebanyak 6 angkatan pada


bulan Maret dan Oktober 2009.
Kabupaten Lahat sebanyak 2 angkatan pada bulan
Maret 2009.
Kabupaten OKU sebanyak 2 angkatan pada bulan
November 2009.
Kabupaten OKU Timur sebanyak 2 angkatan pada
bulan November 2009.

3. Membantu promosi dan pemasaran produk mitra


binaan melalui kegiatan partisipasi pada serangkaian
pameran, termasuk:

Pameran Gelar Karya Nyata, bulan Februari di


Jakarta.
Pameran Gelar Produk Kerajinan Indonesia, bulan
Maret di JCC Jakarta.
Pameran Adiwastra Nusantara, bulan April di
Bengkulu.
Pameran Bengkulu Expo, bulan April di Bengkulu.
Pameran HUT Kota Lahat, bulan April di Lahat.
Pameran CSR Expo, bulan Juni di Jakarta.
Pameran PKBL Expo, bulan Juni di Jakarta.
Pameran Sriwijaya Expo, bulan Juni di Palembang.
Pameran Harkopnas, bulan Juli di Samarinda.
Pameran ICRA, bulan Agustus di Jakarta.
Pameran Banten Expo, bulan Oktober di Lampung.
Pameran Lampung Expo, bulan Oktober di
Lampung.

Muara Enim Regency, six classes in March and October


2009.
Lahat Regency, two classes in March 2009.
OKU Regency, two classes in November 2009.
East OKU Regency, two classes in November 2009.

3. Promoting and marketing partners products through


participation in a number of exhibitions, including:

Accomplished Work Exhibition, February in Jakarta.


Indonesian Handicraft Exhibition, March in JCC
Jakarta.
Adiwastra Nusantara Exhibition, April in Bengkulu.
Bengkulu Expo, April in Bengkulu.
Lahat Anniversary Day Exhibition, April in Lahat.
CSR Expo, June in Jakarta.
PKBL Expo, June in Jakarta.
Sriwijaya Expo, June in Palembang.
National Cooperatives Day Exhibition, July in
Samarinda.
ICRA Exhibition, August in Jakarta.
Banten Expo, October in Lampung.
Lampung Expo, October in Lampung.
Inacraft Exhibition, October in Jakarta.
UMKM Expo, December in Jakarta.

PT Bukit Asam Tbk

Corporate Social Responsibility

Pameran Inacraft, bulan Oktober di Jakarta.


Pameran UMKM Expo, bulan Desember di Jakarta.
Pameran Kerajinan Jawa Barat, bulan Desember di
Bandung.
Pameran Produk Unggulan di Malaysia, yaitu di Penang
bulan Mei dan Johor, pada bulan Desember.

Pada tahun 2009, Perseroan telah merealisasikan dana


Program Kemitraan sebesar Rp16,16 miliar, atau 126%
dari rencana penyaluran dana Program Kemitraan sebesar
Rp12,87 miliar. Dana Kemitraan tersebut disalurkan
untuk 640 unit Usaha Kecil dan Koperasi dalam bentuk
pinjaman lunak sebesar Rp14,9 miliar dan dalam bentuk
biaya pembinaan sebesar Rp1,25 miliar.

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

West Java Handicraft Exhibition, December in


Bandung.
Prime Products Exhibition in Malaysia, i.e. Penang in
May and Johor in December.

In 2009, the Company disbursed Rp16.16 billion in


Partnership Funds, or 126% of total allocated funds of
Rp12.87 billion. These funds were distributed to 640
small business units and cooperatives in soft loans
amounting to Rp14.9 billion and in development funds
totaling Rp1.25 billion.
Full report on realized partnership and Partnership
Programs Funds is presented in 2009 Partnership and
Community Development Program Financial Report.

Uraian selengkapnya mengenai realisasi kegiatan dan


biaya Program Kemitraan dapat dilihat pada buku Laporan
Keuangan PKBL tahun 2009.
Realisasi Program Kemitraan

Realized Partnership Program


Partnership Programs Funds Allocation and
Disbursed in 2009

Dana Tersedia dan Penggunaan Dana


Program Kemitraan 2009
(Dalam jutaan Rp)

(In million Rp)

Uraian
A. Dana Tersedia
Saldo Dana Awal Tahun
Alokasi Dana dari Bagian
Laba Tahun Lalu
Penerimaan Angsuran Pokok
Pinjaman
Pendapatan
Penerimaan Jasa Administrasi
Penerimaan Bunga Deposito
Biaya Administrasi Bank & PPh
Jumlah A
B. Penggunaan Dana
1. Pinjaman dan Pembinaan
Dana Pinjaman
Sektor Industri
Sektor Perdagangan
Sektor Pertanian
Sektor Peternakan
Sektor Perkebunan
Sektor Perikanan
Sektor Jasa
Sektor Lainnya
Jumlah dana pinjaman
2. Dana Pembinaan Industri
Sektor Industri
Sektor Perdagangan
Sektor Pertanian
Sektor Peternakan
Sektor Perkebunan
Sektor Perikanan
Sektor Jasa
Sektor Lainnya
Jumlah dana pembinaan
Jumlah B
C. Beban Operasional
a. Biaya Opersional
Biaya Survey Lapangan
Biaya Monitoring dan Penagihan
Biaya Administrasi dan lain-lain
Sub Jumlah
B. Pembelian Peralatan Kantor
Jumlah 2
Jumlah B (1+2)
D. Saldo Akhir Dana (A-B)
E. Efektivitas Penyaluran

Realisasi
2009 (Rp)
Disbursed
2009 (Rp)
(a)

Realisasi
2008 (Rp)
Disbursed
2008 (Rp)
(b)

Description

(a : b)

1.200,33
17.000,00

717,32
-

167
-

8.500,89

8.156,44

104

1.287,41
249.01
(52,61)
28.185,03

1.271,35
58,19
(11,64)
10.191,66

101
428
452
277

1.792,50
8.745,50
25,00
145,00
165,00
227,50
2.417,50
1.390,00
14.908,00

560,00
4.720,00
60,00
27,50
57,50
1.327,50
580,00
7.332,50

320
242
600
396
182
240
203

754,04
257,49
7,50
10,46
24,50
27,82
131,64
40,80
1.254,25
16.162,25

561,32
132,18
17,20
17,20
18,58
17,20
72,26
835,94
8.168,44

134
195
44
61
132
162
182
150
198

373,76
510,55
187,25
1.071,56
76,10
1.147,66
17.309,91
10.875,12
58%

238,93
428,95
260,17
928,05
21,50
949,55
9.117,99
1.073,67
80%

156
119
72
115
354
121
190
1.013

A. Funds Allocated
Balance of funds beginning year
Allocated funds from
preceding year profit
Receipt of principal
installment
Revenue
Administrative fee
Interest on deposit
Bank administrative charge & income tax
Total A
B. Application of funds
1. Borrowing and Development
Borrowing
Industry/manufacturing
Trading
Agriculture
Cattle breeding
Plantation
Fishery
Services
Other sectors
Total Borrowing
2. Development Fund
Industry/manufacturing
Trading
Agriculture
Cattle breeding
Plantation
Fishery
Services
Other sectors
Total development fund
Total B
C. Operating Expenses
a. Operating expenses
Field survey
Monitoring & collection
Administrative and other charges
Sub Total
B. Office equipment
Total 2
Total B (1 + 2)
D. Ending Balance of Funds (A- B)
E. Effectiveness of Distribution

197

PT Bukit Asam Tbk

198

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pelaksanaan program Bina Lingkungan untuk memacu


masyarakat berkembang bersama Perseroan.
Implementation of Community Development program to encourage the community
to develop together with the Company.

Program Bina Lingkungan

Community Development Program

Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam


fokus kegiatan, yaitu Program Bantuan Bencana Alam,
Pendidikan dan Pelatihan, Peningkatan Kesehatan
Masyarakat, Pembangunan Sarana Umum, Pengembangan
Sarana Ibadah dan Pelestarian Alam. Tujuan yang
hendak diraih adalah peningkatan standar hidup dan
kesejahteraan masyarakat.

PTBA Community Development Program is focused on


six main activities, which are Natural Disaster Relief
Program, Education and Training, Community Health
Improvement, Public Facilities Construction, Religious
Facilities Development and Natural Conservation. This
program is designed to improve the living standard of
the community.

Prinsip dari Program Bina Lingkungan adalah sejalan


dengan falsafah Memberi Kail, dan bukan Memberi Ikan,
yang dimaksudkan untuk memberdayakan kondisi sosial
masyarakat. Program ini dilaksanakan dalam berbagai
pola yang mencakup:

The principle of Community Development Program


is governed by the philosophy of give the rod not
the fish to empower the community potentials. This
Program is accomplished by extending assistance in
the following areas:

Bantuan kegiatan pendidikan dan penyelenggaraan


pelatihan kewirausahaan dan keterampilan
masyarakat.
Penyediaan modal kerja, sarana dan prasarana untuk
kelompok usaha bersama.
Penyaluran bantuan dana untuk program peningkatan
gizi balita dan lansia.
Bantuan sarana produksi pertanian tanaman pangan
berupa pupuk, benih unggul dan insektisida.
Bimbingan/penyuluhan kepada kelompok-kelompok
usaha bersama (KUB).

Perseroan juga menggunakan serangkaian parameter


sebagai indikator keberhasilan Program Bina Lingkungan,
termasuk di antaranya:

Semakin membaiknya kondisi sosial masyarakat yang


ada di sekitar perusahaan.
Semakin berkurangnya angka komplain atau keluhan
dari masyarakat yang berkaitan dengan pemenuhan
tanggung jawab sosial Perseroan.

Education and training in entrepreneurship and


skills.
Working capital, facilities and amenities for collective
business groups.
Financial aid to provide nutritious food for the elderly
and toddlers.
Food crop plantation necessities such as fertilizer,
prime seed and insecticide.
Guidance and counseling to collective business
groups.

The Company also uses a series of parameter as success


indicators of Communit y Development Program,
including:

Better social condition of the surrounding


community.
Less complaints from the community in relation to
the fulfillment of the Companys corporate social
responsibility.

Corporate Social Responsibility

Perusahaan dapat menjalankan kegiatan bisnisnya


dengan lancar serta terjalinnya hubungan yang
harmonis dengan warga masyarakat sebagai salah
satu pemangku kepentingan Perseroan.

Smooth running of the Companys operations in


a harmonious association with members of the
community being the stakeholders of the Company

Dana Program Bina Lingkungan

Community Development Program Funds

(in million Rp)

(Dalam jutaan Rp)

Bidang Bantuan
Bantuan bencana alam
Pendidikan masyarakat sekitar
Peningkatan kesehatan masyarakat
Pengembangan sarana dan prasarana
Bantuan sarana ibadah
Pelestarian alam
Biaya operasional
Olahraga dan seni
Jumlah

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

2009
(a)
675,76
1.099,65
935,38
7.847,65
1.146,98
223,39
26,62
294,56
12.249,99

2008
(b)
62,77
1.024,10
640,91
2.505,94
1.048,10
51,38
123,43
5.456,93

%
(a : b)
1.077
107
146
313
109
435
22
224

Purpose of Donations
Natural disaster relief
Education of neighboring community
Community health improvement
Facilities and amenities development
Religious facilities assistance
Natural conservation
Operating costs
Sport and art
Total

Program Bantuan Bencana Alam

Natural Disaster Relief Program

Bantuan bencana alam dilaksanakan dengan


memper timbangkan urgensi daerah terjadinya
bencana serta kedekatan geografis dengan wilayah
operasional perusahaan. Selama tahun 2009 telah
dilakukan kegiatan berupa:

Natural disaster relief program is launched by taking


into consideration the gravity of the disaster and the
geographical proximity to the companys operating area.
In 2009 relief was extended to the following victims in
disaster-stricken areas:

Bantuan korban musibah gempa bumi di Sumatera


Barat dan Jambi.
Bantuan korban musibah kebakaran di Lahat, Muara
Enim dan Pagar Alam.

Earthquake in West Sumatera and Jambi.


Fire in Lahat, Muara Enim and Pagar Alam.

Education and Training Program

Program Pendidikan dan Pelatihan

The Company has conducted the following education


and training programs:

Perseroan telah melaksanakan program pendidikan dan


pelatihan yang mencakup:

Pelatihan Keterampilan Las Listrik, yang diikuti 40


peserta, bekerjasama dengan Pemkab Muara Enim.
Pelatihan ESQ Peduli Pendidikan Angkatan IV, yang
diikuti 245 guru sekolah dan TPA di Kecamatan Lawang
Kidul, Merapi, Muara Enim, dan Tanjung Agung.
Base line study, seminar dan loka karya di Kabupaten
Muara Enim dan Lahat dalam rangk a program
peningkatan kualitas guru, bekerjasama dengan Tim
Gerutas ICMI Pusat.
Pengembangan kegiatan seni budaya daerah dan
nasional serta mendorong pengembangan prestasi
olahraga.
Bantuan sarana praktik Lab Bahasa untuk SMP Negeri
II dan SMP Negeri 30 Bandar Lampung.
Penyerahan bantuan piranti komputer dan printer
sebanyak 18 set untuk sejumlah sekolah SMP/SMA
dan kantor-kantor desa di Muara Enim dan Lahat.

Elec tric welding sk ill training, attended by 40


par ticipants, in collaboration with Muara Enim
Regental Administration.
ESQ training class IV, attended by 245 school teachers
and TPA in Lawang Kidul, Merapi, Muara Enim, and
Tanjung Agung Districts.
Base line study, seminar and workshop in Muara Enim
and Lahat Regencies to improve teachers qualification,
in association with Gerutas Team of Central ICMI.
Promotion of national and local art and culture as
well as sports.
Practical facilities of linguistic laboratory for State
Junior High School II and State Junior High School
30 in Bandar Lampung.
Donation of 18 computers and printers to a number
of junior and senior high schools and sub-district
offices in Muara Enim and Lahat.
Donation of 322 school desks for elementary and
junior high school students in Merapi Timur, Muara
Enim and Lawang Kidul Districts.

199

PT Bukit Asam Tbk

200

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tanggung Jawab Sosial Peusahaan

Corporate Social Responsibility

Penyerahan bantuan 322 set meja dan kursi belajar


untuk para siswa SD dan SMP di Kecamatan Merapi
Timur, Muara Enim dan Lawang Kidul.
Renovasi gedung dan ruang belajar untuk sejumlah
SD, SMP dan SMA di Muara Enim dan Lahat sebanyak
14 unit sekolah.
Penyerahan beasiswa kepada 200 siswa dari keluarga
kurang mampu di Bandar Tarahan, Bandar Lampung
dan Ombilin, serta beasiswa untuk 7 mahasiswa
berprestasi di Muara Enim.
Pembinaan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pupuk
Bokashi Desa Tegal Rejo dan Tanjung Enim, KUB
Pembenihan Ikan Desa Lingga, KUB Majun Kelurahan
Tanjung Enim serta LKM BMT Pasar Tanjung Enim.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Renovation of buildings and classrooms of 14


elementary, junior high and senior high schools in
Muara Enim and Lahat.
Scholarship for 200 under-privileged students in
Bandar Tarahan, Bandar Lampung and Ombilin, and
7 well-peforming students in Muara Enim.
Guidance and counseling for Bokashi Fer tilizer
Collective Business Group (CBG), Tegal Rejo and
Tanjung Enim, Fish Hatchery CBG in Desa Lingga,
Herbal Medicine CBG in Tanjung Enim and LKM BMT,
Pasar Tanjung Enim.

Public Health Improvement

Peningkatan Kesehatan Masyarakat

To complement the health improvement program


previously conduc ted, the Company assisted the
community in the following activities:

Melanjutkan program kesehatan sebelumnya, Perseroan


melaksanakan kegiatan berikut:

Membangun 2 unit Posyandu di Kelurahan Pasar


Tanjung Enim dan Desa Keban Agung berikut peralatan
pelayanan layanan posyandu.
Melaksanakan kegiatan khitanan massal bagi 255 anakanak keluarga kurang mampu di wilayah Kecamatan
Merapi, Muara Enim dan Kertapati, Palembang.
Kegiatan sosial berupa operasi bibir sumbing untuk
14 anak, bekerjasama dengan Pemda Lahat yang
dipusatkan di RSUD Kabupaten Lahat.
Bantuan biaya operasi penderita Atresia Ani bagi
pasien tidak mampu dari Desa Tanjung Lalang, Kec.
Tanjung Agung.
Bantuan operasi dan pemasangan kaki palsu untuk
warga tidak mampu dari Desa Merapi Barat, Kab.
Lahat.
Bantuan nutrisi sebanyak 8.600 paket kepada warga
tidak mampu lanjut usia dan balita di Muara Enim,
Lahat, Tarahan dan Kertapati.

Pembangunan Sarana Umum

Pengaspalan dan pengerasan jalan lingkungan


sepanjang 5,6 kilometer di Lawang Kidul.
Pembangunan Gedung Unit Gawat Darurat di RSU
Daerah Kabupaten Lahat.
Bantuan penyediaan sarana air bersih untuk masyarakat
di lingkungan Dermaga Kertapati, Palembang.
Pembuatan 4 unit sarana pemandian umum untuk
warga desa Kelurahan Muara Enim, Desa Muara Lawai,
Lubuk Ampelas dan Suka Merindu.
Renovasi balai pertemuan masyarakat sebanyak 4
unit di Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Kel. Tungkal
Muara Enim, Desa Negeri Agung dan Kel.Pasar I Muara
Enim.

Constructing 2 local clinics equipped with necessary


appliances in Pasar Tanjung Enim Sub-district and
Keban Agung Village
Organizing mass religious circumcision for 255
underprivileged children in Merapi, Muara Enim and
Kertapati Districts in Palembang.
Organizing harelip surger y for 14 children, in
association with Lahat Regional Government in Lahat
General Hospital
Providing funds for atresia ani surger y on
underprivileged patients from Tanjung Lalang Village,
Tanjung Agung District.
Providing assistance in the surgery and artificial limb
fitting for underprivileged people from West Merapi
Village, Lahat Regency
Providing nutritious food of 8,600 packets for
underprivileged senior citizens and toddlers in Muara
Enim, Lahat, Tarahan and Kertapati.

Public Facilities Construction

Road asphalting and hardening of 5.6 kilometers in


Lawang Kidul.
Constructing Emergency Unit Building of Lahat General
Hospital.
Providing community clean water facility in Dermaga
Kertapati, Palembang.
Constructing 4 public bath facilities in Muara Enim,
Muara Lawai, Lubuk Ampelas and Suka Merindu Subdistricts.
Renovating 4 community function halls in Pasar
Tanjung Enim, Tungkal Muara Enim, Negeri Agung
and Pasar I Muara Enim Sub-districts.
Constructing a footpath in Muara Enim, Tanjung Jambu,
Padu Raksa and Tanjung Lalang Sub-districts.

201

PT Bukit Asam Tbk

202

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pembuatan jalan setapak di Kelurahan Muara Enim,


Desa Tanjung Jambu, Padu R aksa dan Tanjung
Lalang.
Pembuatan/perbaikan jembatan sebanyak 4 unit di
Kel. Pasar Tanjung Enim, Kel. Tungkal Muara Enim,
Desa Negeri Agung dan Kel. Pasar I Muara Enim.
Sarana kerja dan peralatan k antor untuk Desa
Banjarsari, Muara Lawai, Tanjung Agung, Lebak Budi,
Lingga dan Kec. Merapi Timur.
Pembangunan Siring Induk di Desa Karang Raja dan
Keban Agung.

Religious Facilities Development

Pengembangan Sarana Ibadah

Kegiatan Safari Jumat dilaksanakan di masjid-masjid

wilayah Ring I perusahaan dengan tujuan beribadah


bersama dan menjalin silaturahmi.
Bantuan dana renovasi masjid/musholla/TPA sebanyak
48 unit termasuk Masjid As Syaadah Pasar Tanjung
Enim, Masjid Al Falah Tg Agung, Masjid Darussalam
Muara Enim, Masjid At Taqwa Merapi Barat, Langgar
Al Muttaqin Tanjung Enim, Masjid Al Falah Kertapati,
Masjid Al Huda Beringin Jaya, dan Masjid Al Qobail
Rajabasa Lampung.
Bantuan dana untuk berbagai kegiatankeagamaan
seperti MTQ, Tablig Akbar, peringatan Maulid Nabi,
Isra Miraj di seluruh Kecamatan Ring I perusahaan,
termasuk membantu peralatan dan perlengkapan
ibadah.
Penyerahan bantuan hewan Qurban sebanyak 21 ekor
kepada masyarakat yang berhak melalui masjid-masjid
di 20 desa Ring I perusahaan.

Pelestarian Alam
Selama tahun 2009, Perseroan telah menjalank an
berbagai program yang berkaitan dengan pelestarian
alam, termasuk di antaranya:

Gotong royong bersama masyarakat dan aparat


Pemerintah dalam pelaksanaan program Jumat Bersih
dan Program Penghijauan Kota dengan menanam
pohon dan membersihkan lingkungan di seluruh
wilayah kecamatan ring I perusahaan.
Penyerahan bantuan tanaman pelindung dan tanaman
produktif sebanyak 8.500 batang di Kab. Lahat dan
Muara Enim.
Bantuan tempat sampah organik dan anorganik
sebanyak 240 set untuk sekolah-sekolah dan tempattempat umum di Lahat, Muara Enim dan Tanjung
Enim.
Bantuan material untuk pembuatan turap penahan
tanah longsor di Lawang Kidul, Tanjung Enim.

Building/repairing 4 bridges in Pasar Tanjung Enim,


Tungkal Muara Enim, Negeri Agung and Pasar I Muara
Enim Sub-districts.
Providing office facilities and equipments for
Banjarsari, Muara Lawai, Tanjung Agung, Lebak Budi,
Lingga Sub-districts and Merapi Timur District.
Constructing main irrigation canal in Karang Raja and
Keban Agung Sub-districts.

Organizing Friday Safari program in mosques in


Ring I area to have communal worship and foster
relations.
Providing renovation funds for 48 mosques/mushollas/
TPA including As Syaadah Mosque Pasar Tanjung
Enim, Al Falah Mosque Tanjung Agung, Darussalam
Mosque Muara Enim, At Taqwa Mosque, West Merapi,
Al Muttaqin Musholla Tanjung Enim, Al Falah Mosque
Kertapati, Al Huda Mosque Beringin Jaya, and Al Qobail
Mosque Rajabasa Lampung.
Channeling funds for various religious activities such
as MTQ, Tablig Akbar, Maulid Nabi and Isra Miraj
commemoration in all Ring I districts, and providing
praying equipments and accessories.
Donating 21 sacrificial animals to eligible community
members through mosques in 20 Ring I villages.

Natural Conservation
In 2009, the Company was engaged in natural
conservation programs that include:

Jointly with the community and government agencies


launching Clean Friday and City Greening programs
by planting trees and cleaning the areas of Ring I.
Delivering 8,500 shelter trees and productive plants
in Lahat and Muara Enim Regencies.
Distributing 240 organic and non-organic waste bins
to schools and public places in Lahat, Muara Enim and
Tanjung Enim.
Giving building material for putting up an erosionretaining dam in Lawang Kidul, Tanjung Enim.

Corporate Social Responsibility

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Program Bina Wilayah

Area Development Program

Di samping pelaksanaan Program Kemitraan dan


Bina Lingkungan yang mengacu kepada ketentuan
Kementerian Negara BUMN, Perseroan selama ini secara
proaktif telah menjalankan Program Bina Wilayah sebagai
wujud komitmen tanggung jawab sosialnya. Selama
tahun 2009 Perseroan telah merealisasikan Program Bina
Wilayah sebesar Rp38.388,28 juta.

In addition to Partnership and Community Development


Program in compliance with the regulations of State
Ministry of State-Owned Enterprises, the Company has
been proactive managing Area Development Program
as fulfillment of its corporate social responsibility. In
2009 the Company distributed Rp38,388.28 million in
Area Development Program funds.

dANA PROGRAM BINA WILAYAH

Community Development FUND Program

(Dalam jutaan Rp)

Bentuk Bantuan
Biaya operasional
SMA, TK
Sriwijaya FC
GOR Muara Enim
RS Lahat
SP3D
Lain-lain
Jumlah

(In million Rp)

2009
(a)

2008
(b)

%
(a : b)

3.931,00
1.500,00
10.000,00
3.500,00
16.136,22
3.321,06
38.388,28

4.885,00
900,00
5.000,00
15.125,03
2.722,38
28.632,41

80
167
200
108
122
134

Pengelolaan Pelestarian
Lingkungan

Type of Donation
Operating Costs of Sr. High School
& Kindergarten
Sriwijaya FC
Muara Enim Sports Center
Lahat Hospital
Local Government
Others
Total

Environmental Management

Misi Perseroan dalam bidang pengelolaan lingkungan


diwujudk an melalui penerapan program-program
pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan
rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan.

The Companys mission in environmental management


is realized through continuously managing, monitoring,
developing and rehabilitating the environment in
full compliance with the international standards of
environmental management.

Laporan selengkapnya mengenai program pengelolaan


lingkungan dapat dibaca pada bagian Perlindungan
Lingkungan pada halaman 68 Laporan Tahunan ini.

Full report on environmental management program is


presented on Environmental Conservation page 68 of
this Annual Report.

Pemenuhan Hak-Hak Karyawan


dan Penghargaan terhadap
Hak Azasi Manusia

Fulfillment of Employee Rights


and Respect for Human Rights

Karyawan menempati peran penting dalam lingkungan


internal terdekat Perseroan, Selain menjadi salah satu
pemangku kepentingan, karyawan merupakan aset yang
menentukan di dalam keberhasilan Perseroan untuk
mewujudkan tujuan dan mencapai target usahanya.
Dalam penerapan kebijak annya, Perseroan selalu
mengutamakan hak-hak kar yawan sebagai bagian
dari pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
karyawan. Perseroan sangat menyadari makna penting
dari terciptanya hubungan kerja sama yang serasi antara
manajemen dan seluruh karyawan Perseroan,
Dalam setiap kegiatan organisasi, Perseroan menjalankan
praktik atau perlakuan yang sama terhadap semua

Employees play a pivotal role in the Companys internal


environment. They are not only stakeholders but also
assets of the Company who determine its success in
achieving objective and business target.
To a c t o n i t s co r p o rate s o c i a l re s p o n s i b i l i t y t h e
Company prioritizes employee rights in an effor t
to improve their welfare and living qualit y. The
Company is aware of the impor tance of creating
a harmonious working relationship between
management and all employees.
The Company treats every individual equally regardless
o f e t h n i c i t y, ra ce, re l i gi o n , g e n d e r a n d p o l i t i c a l
inclination. Likewise, the employees have the right to
unite and have a Collective Labor Agreement.

203

PT Bukit Asam Tbk

204

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

karyawan dengan tidak memandang suku, ras, agama,


jender dan haluan politiknya, Begitu pula semua karyawan
memiliki kebebasan berserikat dan melaksanakan
Perjanjian Kerja Bersama.

Full report on this aspect may be found in Management Report


on Human Resources page 80 of this Annual Report.

Laporan selengkapnya mengenai hal tersebut dapat


dibaca pada Laporan Manajemen tentang Sumber Daya
Manusia pada halaman 80 Laporan Tahunan ini.

The Company is aware that the issue of health, work safety


and environment is an essential factor and an important
parameter in mining industry. A series of related policy
has therefore been devised. Facilities and amenities
are in place for all employees so as to meet the industry
high standards of health, work safety and environment.
The Company has a certification in K3 (health and work
safety) Management System from the Department of
Manpower and Transmigration.

Kesehatan dan Keselamatan


Kerja serta Lingkungan
Pe r s e ro a n m e nya d a r i b a hwa m a s a l a h k e s e h at a n
dan keselamatan kerja serta lingkungan merupakan
faktor esensial sekaligus parameter penting dalam
industri tambang. Dalam pelaksanaannya, Perseroan
telah menerapkan serangkaian kebijakan terkait serta
penyediaan sarana dan prasarana bagi setiap karyawan
yang memungkinkan dicapainya standar kesehatan dan

Health, Work Safety


and Environment

Full report is provided in Management Report captioned


Health, Work Safety and Environment page 63 of this
Annual Report.

Corporate Social Responsibility

keselamatan kerja serta lingkungan yang tinggi dalam


industrinya. Dalam implementasi K3, Perseroan telah
memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3)
dari Depnakertrans RI.
Laporan selengkapnya mengenai masalah tersebut dapat
dibaca pada Laporan Manajemen tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja serta Lingkungan pada halaman 63
Laporan Tahunan ini.

Komitmen terhadap
Kualitas Produk dan
Perlindungan Pelanggan
Perseroan sepenuhnya menyadari mak na penting
dan manfaat dari pemenuhan standar kualitas serta
perlindungan konsumen terhadap setiap produk
yang dihasilk an. Keduanya mempunyai pengaruh
yang signifik an bagi per tumbuhan k inerja usaha
yang berkelanjutan.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Commitment to Product
Quality and Consumer
Protection
The Company is fully aware of the importance and advantage
of meeting product quality standard and ensuring consumer
protection. Both aspects have a significant effect on the
continued growth of the Company.
For this reason the Company sets very stringent criteria
in production process and output as well as in quality
control. Repor t on realization of the Company s
commitment and full description of product quality and
consumer protection is given in Management Report,
Marketing page 94 of this Annual Report.

205

PT Bukit Asam Tbk

206

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Tanggung Jawab Sosial Peusahaan

I tulah sebabnya, Perseroan menetapk an dan


memberlakuk an k riteria yang ketat dalam proses
dan output produksi maupun pengawasan kualitas
setiap produknya. Wujud dari komitmen Perseroan
ser ta uraian lengkap tentang kualitas produk dan
perlindungan pelanggan dapat dibaca pada Bab:
Laporan Manajemen, Bidang Pemasaran, pada halaman
94 Laporan Tahunan ini.

Hubungan Harmonis
dengan Masyarakat
berlandaskan Prinsip-Prinsip
Tata Kelola yang Baik
Dalam rangka perwujudan visi untuk memberikan nilai
optimal bagi para pemangku kepentingan Perseroan
termasuk masyarakat, maka Perseroan telah merumuskan
program Tanggung Jawab Jawab Sosial Perusahaan dalam
sebuah pola yang terpadu.
Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
serta Program Bina Wilayah, Perseroan secara sistematis
telah melaksanakan serangkaian kegiatan dengan
melibatkan masyarakat, baik dalam tahap perencanaan
maupun pelaksanaan program-program yang terkait.
Sesuai dengan prinsip transparansi, Perseroan juga
membuka akses dan menjalin komunikasi timbal balik
dengan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.
Mekanisme hubungan tersebut dilaksanakan dengan
landasan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, Laporan
selengkapnya mengenai hal tersebut dapat dibaca pada
bagian Laporan Tata Kelola Perusahaan pada halaman
134 Laporan Tahunan ini.

Laporan Berkelanjutan
Pe r s e r o a n m e n e r b i t k a n L a p o r a n B e r k e l a n j u t a n
(Sustainability Report) yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Laporan Tahunan ini. Laporan yang
membuktikan komitmen pelaksanaan program tanggung
jawab sosial secara profesional, transparan dan terukur
tersebut merupakan pertanggungjawaban menyeluruh
bagi seluruh pemangku kepentingan Perseroan mengenai
pengelolaan dan realisasi program CSR.

Harmonious Relationship
with the Community
Based on Good Corporate
Governance Principles
Turning its vision into reality to maximize stakeholders
return, the Company has formulated an integrated
Corporate Social Responsibility program.
Through Partnership and Community Development
Program and Area Development Program, the Company
systematically conducted activity programs involving
the community either in planning or in executing such
programs. In accordance with principles of transparency
the Company makes itself accessible to and fosters
reciprocal communication with the community and
other relevant parties.
Such relationship is built on good corporate governance
principles. Full report on this subject is contained in
Good Corporate Governance report page 134 of this
Annual Report.

Sustainability Report
The Company issues Sustainability Report which serves
as an integral part of this Annual Report. The Report
provides all stakeholders with a full accountability
repor t of the Company s professional, transparent
and measured performance in meeting its corporate
social responsibility.

PT Bukit Asam Tbk

Board of Commissioners

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Dewan
Komisaris
Board of
Commissioners

dari kiri ke kanan:


from left to right:

duduk:
seated:

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

Dr. Supriyadi

Komisaris
Commissioner

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ


Komisaris Independen
Independent Commissioner

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc


Komisaris
Commissioner

Suranto Soemarsono, SE, MA


Komisaris Independen
Independent Commissioner

Komisaris Utama
President Commissioner

207

PT Bukit Asam Tbk

208

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Dewan Komisaris

Profil
Dewan
Komisaris
Board of
Commssioners
Profile

Dr. Supriyadi
Komisaris Utama
President Commissioner

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc


Komisaris
Commissioner

Menjabat Komisaris Utama sejak 2008, setelah


menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak
2004. Meraih gelar Master of Engineering
Science (1991), dan Ph.D. (1994) dalam Mining
Engineering dengan spesialisasi Mining
Economic dari The University of Queensland,
Australia, setelah menyelesaikan studi di
International Institute for Aerial Survey and
Earth Sciences (ITC) di Delft, Belanda (1981).
Saat ini juga menjadi Staf Ahli Menko Bidang
Perekonomian, Bidang Persaingan Usaha
sejak 2008, sebelumnya memangku jabatan
lain di Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian sejak 1988, Kantor Menko
Bidang Produksi dan Distribusi (1994-1998),
serta Departemen Pertambangan dan Energi
(1982-1994). Aktif sebagai dosen tamu dan
dosen luar biasa di beberapa perguruan tinggi
di Indonesia maupun manca negara.

Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008,


serta menjadi Deputi Bidang Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup, Bappenas sejak
2007. Meraih gelar S-1 bidang Teknik Sipil di
Institut Teknologi Bandung (1987), Master
of Science bidang Kebijakan Ekonomi di
University of Illinois at Urbana-Campaign,
Amerika Serikat (1994). Perjalanan karir
sebelumnya di Bappenas sejak 1988; menjabat
Direktur Transportasi (2005-2007), Kasubdit
Transportasi Darat, Direktorat Transportasi
(2002-2005), dan Pj. KaBag Transpor tasi
Kereta Api, Penyeberangan, Meteorologi dan
Geofisika (2000-2002).

Following his appointment as Commissioner


in 2004, Dr. Supriadi has been the Companys
President Commissioner since 2008. He
obtained a Master of Engineering Science
degree (1991), and a Ph.D. degree in
Mining Engineering (1994) specializing in
Mining Economics from The University of
Queensland, Australia, after completing his
study in International Institute for Aerial
Survey and Earth Sciences (ITC) in Delft,
the Netherlands (1981). Currently he is an
Expert Staff in the Coordinating Ministry of
Economy and Business Competition (2008present). Previously he held other posts in the
Coordinating Ministry of Economy from 1988,
the Coordinating Ministry of Production and
Distribution (1994-1998), and Department of
Mines and Energy (1982-1994). He is also an
active guest senior lecturer in a number of
universities in Indonesia and overseas.

Has held the post of Commissioner since


2008, concurrently Deputy Minister of Natural
Resources and Environment, Bappenas
(National Development Planning Agency)
since 2007. She earned a graduate degree
in Civil Engineering from Bandung Institute
of Technology (1987), Master of Science in
Economic Policy from University of Illinois
at Urbana-Campaign, United States America
(1994). Her previous career with Bappenas
starting in 1988, posted her as Director of
Transporation (2005-2007), Deputy Director
of Land Transportation, Directorate of
Transportation (2002-2005), and Acting
Deputy Director Railway Transport, Ferry,
Meteorology and Geophysics (2000- 2002).

Board of Commissioners

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Dr. Ir. Thamrin Sihite, M.E


Komisaris
Commissioner

Suranto Soemarsono, SE, M.A


Komisaris Independen
Independent Commissioner

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ


Komisaris Independen
Independent Commissioner

Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008,


serta menjadi Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Departemen ESDM sejak 2009. Meraih
gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan Umum
di Institut Teknologi Bandung (1979), Master of
Engineering (1987), dan Doctor of Engineering
(1990) di Institute of Mineral Dressing and
Metallurgy, Tohoku University- Sendai, Jepang.
Perjalanan karir sebelumnya meliputi Staf
Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan
Kelembagaan DESDM (2007-2009), Kepala Biro
Perencanaan dan Kerjasama DESDM (20012007), Kepala Biro Lingkungan dan Teknologi
Departemen Pertambangan dan Energi (DPE)
tahun 2000. Ketua Komisi Amdal Pusat DPE
(2000-2001), Kepala Bagian Pengelolaan
Lingkungan dan Tata Ruang DPE (19932000), Indonesian Expert Technical Manager
pada proyek kerjasama Biro Lingkungan dan
Teknologi dengan The Office of Surface Mining
USA, yang dibiayai World Bank (1995-1997).

Menjabat Komisaris Independen Perseroan


sejak 2008, dan Penasehat Direktur Utama PT
Dinamika Usaha Jaya sejak 2005. Meraih gelar
S-1 Jurusan Ekonomi di Universitas Gadjah
Mada (1983) dan Master of Art in Economics
& Finance di Western Illinois University,
USA (1992). Perjalanan karir sebelumnya
mencakup Direktur Keuangan PT Barkatel
Utama (2001-2006), dan Komisaris PT Mega
Global Triartha Optima (2001-2004). Aktif
sebagai dosen program S-1 dan S-2 di Asian
Banking Finance dan Informatics Institute of
Perbanas sejak 1998.

Menjabat Komisaris Independen Perseroan


sejak 2008, sekaligus menjabat Komisaris
Utama PT Citta Trahindo Pratama sejak 2007,
dan Managing Partner LAGR & Associates
Law Firm sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan
Teknik Pertambangan di Institut Teknologi
Bandung (1977), gelar S-2 Magister Sains Ilmu
Administrasi Bisnis Internasional Universitas
Indonesia (2004), gelar S-2 Magister Humaniora
Ilmu Hukum Bisnis Universitas Gajah Mada
(2007) dan Fellows Institute of Quarrying,
UK (1996). Perjalanan k arir sebelumnya
mencakup Ketua Komite Pencatatan Bursa Efek
Surabaya (2005-2007), Komisaris PT Karimun
Indoco Pratama (2003-2005), Direktur Utama
Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005),
Direktur Utama PT Bhumi Artha Khatulistiwa
(1999-2001), Direktur Adminsitrasi, Direktur
Pemasaran dan Direktur Operasi PT Karimun
Granite (1990-1999).

Dr. Sihite has been Commissioner of the Company


since 2008, and appointed Head of Education
and Training Institution, Department of Energy
and Mineral Resources in 2009. Dr. Sihite holds
a degree in General Mining Engineering from
Bandung Institute of Technology (1979), Master
of Engineering (1987), and Doctor of Engineering
(1990) from Institute of Mineral Dressing and
Metallurgy, Tohoku University, Sendai, Japan.
His previous posts include Expert Staff of Society
and Institution Affairs, Department of Energy
and Mineral Resources (2007-2009), Head of
Planning and Cooperation Bureau, Department
of Energy and Mineral Resources (2001-2007),
Head of Environment and Technology Bureau,
Department of Mines and Energy (2000), Head
of Central Amdal (Analysis of Environmental
Impact) Commission, Department of Mines and
Energy (2000-2001), Head of Environmental
Management and Spatial Planning Division,
Department of Mines and Energy (1993-2000),
Indonesian Expert Technical Manager of joint
venture projects at Bureau of Environment and
Technology with the Office of Surface Mining
USA, financed by World Bank (1995-1997).

Mr. Soemarsono was appointed Independent


Commissioner in 2008, and Adviser to
President Director of PT Dinamika Usaha Jaya
in 2005. He is a holder of graduate degree in
Economics from University of Gadjah Mada
(1983) and Master of Art in Economics &
Finance from Western Illinois University, USA
(1992). Previously he was posted as Finance
Director of PT Barkatel Utama (2001-2006),
and Commissioner of PT Mega Global Triartha
Optima (2001-2004). He has been lecturing for
graduate and post-graduate programs in Asian
Banking Finance and Informatics Institute of
Perbanas since 1998.

He has been an Independent Commissioner


of the Company since 2008, concurrently
President Commissioner of PT Citta Trahindo
Pratama since 2007, and Managing Partner of
LAGR & Associates Law Firm since 2006. He
has a graduate degree in Mine Engineering
from Bandung Institute of Technology (1977),
Master of Science, International Business
Administration from University of Indonesia
(2004), Master of Human Studies, Business Law
Science, University of Gajah Mada (2007) and
Fellows Institute of Quarrying, UK (1996). In his
previous career he held various posts including
Chairman of Listing Committee, Surabaya
Stock Exchange (2005-2007), Commissioner
of PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005),
President Director of Perusda Karimun BUMDHolding (2001-2005), President Director of
PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001),
Administrative Affairs Director, Marketing
Director and Operations Director of PT Karimun
Granite (1990-1999).

209

PT Bukit Asam Tbk

210

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Direksi

Direksi
Board of
Directors

dari kiri ke kanan:


from left to right:

duduk dari kiri ke kanan:


seated left to right:

Ir. Milawarma, M. Eng

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Ir. Tiendas Mangeka

Ir. Sukrisno

Direktur Operasi/Produksi
Operations/Production Director

Direktur Niaga
Commerce Director

Dono Boestami, MSc


Direktur Keuangan
Financial Director

Ir. Heri Supriyanto

Direktur Pengembangan Usaha


Business Development Director

Direktur SDM & Umum


HR & General Affairs Director

Direktur Utama
President Director

Board of Directors

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Profil
Direksi
Board of
Directors Profile
Ir. Sukrisno
Direktur Utama
President Director

Dono Boestami, MSc


Direktur Keuangan
Finance Director

Menjabat Direktur Utama sejak 2006. Meraih

Menjabat Direktur Keuangan Perseroan sejak

gelar S-1 Jurusan Teknik Mesin di Institut

2006. Meraih gelar Bachelor of Science Jurusan

Tek nologi S epuluh November Surabaya

Civil Engineering di University of Wisconsin,

tahun 1980. Perjalanan karir sebelumnya

Platteville (1985) dan Master of Science Jurusan

mencakup jabatan sebagai Direktur Operasi/

Project & Construction Management di Golden

Produksi Perseroan (2001-2006), Kepala

Gate University, San Francisco (1989).Perjalanan

D epar temen Operasi PT S emen Padang

karir sebelumnya mencakup jabatan sebagai

(1995-2001) dan Komisaris PT Yasiga Sarana

D i re k t u r P T B a rc l ays Ca p i t a l S e c u r i t i e s

Utama (1996-2001).

Indonesia (2004-2006), Presiden Direktur PT


Citigroup Securities Indonesia (2001-2004)

Ir. Sukrisno has held the post of President

dan Direktur Investment Banking PT Danareksa

Director since 2006. He earned his graduate

(1996-2001).

degree in Mechanical Engineering from


Sepuluh November Institute of Technology

Appointed Finance Director of the Company

in Surabaya in 1980. His previous posts

in 2006. Holder of Bachelor of Science

include Operations/Production Director of

degree in Civil Engineering from University

the Company (2001-2006), Head of Operations

of Wisconsin, Platteville (1985) and Master

Department of PT Semen Padang (1995-2001)

of Science degree in Project & Construction

and Commissioner of PT Yasiga Sarana Utama

Management from Golden Gate University, San

(1996-2001).

Francisco (1989). His previous posts include


Director of PT Barclays Capital Securities
Indonesia (2004-2006), President Director of PT
Citigroup Securities Indonesia (2001-2004) and
Investment Banking Director of PT Danareksa
(1996-2001).

211

PT Bukit Asam Tbk

212

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Direksi

Ir. Milawarma, M. Eng


Direktur Operasi/Produksi
Operations/Production Director

Ir. Heri Supriyanto


Direktur Pengembangan Usaha
Business Development Director

Menjabat Direktur Operasi/Produksi Perseroan

Menjabat Direktur Pengembangan Usaha

sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang

Pe r s e ro a n s e j a k 2 0 0 6 . M e ra i h g e l a r S - 1

di UPN Veteran, Yogyakarta (1987) dan Magister

Jurusan Teknik Industri di Institut Teknologi

Engineering di Universit y of Wollongong,

Bandung (1981). Perjalanan karir sebelumnya

Australia (1995). Perjalanan karir sebelumnya

di Perseroan mencakup jabatan Direktur

di Perseroan meliputi jabatan Sekretaris

Utama PT Bukit Pembangkit Innovative (2006),

Pe r u s a h a a n ( 2 0 0 3 - 2 0 0 6 ) , A n a l i s B i s n i s /

Senior Manajer Logistik Perseroan (2005-

Profesional Senior Pengembangan Usaha

2006), General Manager Pengusahaan Briket

(1999-2003), Kepala Diversifikasi Usaha (1997-

(2001-2005), Pimpinan Proyek Pengembangan

1999), dan Kepala Dinas Perencanaan Tambang

Briket Batubara (1993-2001) dan Kepala Divisi

Jangka Panjang (1995-1996).

Pengembangan Keteknikan (1991-1993).

He has held the post of Operations/Production

He has been Director of Business Development

D i re c to r o f t h e Co m p a ny s i n ce 2 0 0 6 . A

of the Company since 2006. A graduate of

holder of graduate degree in Mining from

Bandung Institute of Technology with a degree

UPN Veteran, Yogyakarta (1987) and Master

in Industrial Engineering (1981). Previous

of Engineering degree from University of

posts with the Company are President Director

Wo l l o n g o n g, Au s t ra l i a ( 1 9 9 5 ) . Pre v i o u s

of PT Bukit Pembangkit Innovative (2006),

posts with the Company include Corporate

Senior Manager of Logistics of the Company

Secretary (2003-2006), Senior Business Analyst

(2005-2006), General Manager of Briquette

/Professional of Business Development (1999-

Business (2001-2005), Project Officer of Coal

2003), Head of Business Diversification (1997-

Briquette Business Expansion (1993-2001) and

1999), and Head of Long Term Mine Planning

Head of Engineering Development Division

Unit (1995-1996).

(1991-1993).

Board of Directors

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Ir. Tiendas Mangeka


Direktur Niaga
Commerce Director

Ir. Drs. Mahbub Iskandar


Direktur SDM & Umum
HR & General Affairs Director

Menjabat Direktur Niaga Perseroan sejak

Menjabat Direktur SDM & Umum Perseroan

2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang di

sejak 2001. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang

Institut Teknologi Bandung (1980). Perjalanan

di Universitas Srwiwijaya (1977), dan S-1

karir sebelumnya mencakup jabatan Direktur

di Lembaga Administrasi Negara - Ujung

Pemasaran PT Semen Tonasa (2002-2005),

Pandang (1988).Perjalanan karir sebelumnya

Direktur Penelitian & Pengembangan PT Semen

mencakup jabatan K adis Per tambangan

Tonasa (2002), Kepala Pengembangan Usaha

dan Pemanfaatan Energi Propinsi Sumatera

Perseroan (2001-2002), Ahli Pengembangan

Selatan (2000-2001), Kakanwil Pertambangan

SDM (1998-2001), Kepala SPI (1997-1998), dan

dan Energi Propinsi Aceh (1995-2000), dan

Sekretaris Perusahaan (1991-1997).

Kabid Pengembangan Gas dan Energi Kanwil


Pertambangan dan Energi Propinsi Sulawesi

The Company appointed Ir. Mangeka as

Selatan (1990-1995).

Commerce Director in 2006. He is a graduate


of Bandung Institute of Technology in Mining

Appointed Human Resources & General Affairs

(1980).

His previous career placed him in

Director in 2001. Ir Iskandar is a holder of

various posts: Marketing Director of PT Semen

graduate degree in Mining from University

Tonasa (2002-2005), Director of Research

of Sriwijaya (1977), and Institute of State

and Development of PT Semen Tonasa

Administration - Ujung Pandang (1988).

(2002), Head of Business Development of

previous posts include Head of Mining and

the Company (2001-2002), Expert in Human

Energy Usage Unit, South Sumatra Province

Resources Development (1998-2001), Head

(2000-2001), Head of Regional Office of Mining

of Internal Audit (1997-1998), and Corporate

and Energy, Aceh Province (1995-2000), and

Secretary of the Company (1991-1997).

Head of Gas and Energy Development Division,


South Sulawesi Province (1990-1995).

His

213

PT Bukit Asam Tbk

214

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Sekretaris Perusahaan dan SPI

Sekretaris
Perusahaan
dan SPI
Corporate Secretary
and Internal Audit
Unit

Achmad Sudarto, SE, MM, Ak


Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary

Bambang Sutrisno
Senior Manajer Satuan
Pengawasan Intern
Head of Internal Auditor

M e n j a b a t s e b a g a i Co r p o ra t e S e c r e t a r y

Menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas

sejak Juli 2009. Meraih gelar S-1 Jurusan

Internal sejak tahun 2009, setelah sebelumnya

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, di Universitas

menjabat sebagai Pemeriksa Utama (2007-

Sriwijaya, Palembang (1992) dan S-2 Magister

2009) dan sebagai Manajer Kelayakan dan

Management (2009) dari Universitas Sriwijaya.

Kendali Investasi (2005-2007). Bergabung

Mulai berkarir di PTBA sejak 1992, sebelum

dengan PTBA sejak 1984, setelah sebelumnya

akhirnya menjabat sebagai Corporate Secretary

bekerja pada PT Bumi Langoan, Jak ar ta,

adalah Senior Manajer Perbendaharaan dan

sebagai Supervisor Akuntansi.

Pendanaan PTBA, tahun 2009 dan Manajer


Akuntansi di PTBA, tahun 2007.

Mr. Sutrisno was appointed Head of Internal


Audit Unit in 2009, following his assignment

In July 2009 Mr. Sudar to was appointed

as Chief Auditor (2007-2009) and Manager of

Corporate Secretary of the Company. His

Investment Feasibility and Control (2005-2007).

academic studies earned him a graduate

He has been with PTBA since 1984, following

degree in Accounting from School of

his employment with PT Bumi Langoan,

Economics, University of Sriwijaya, Palembang

Jakarta, as Accounting Supervisor.

(1992) and a masters degree in Management


(2009) from University of Sriwijaya. He
joined PTBA in 1992, and later was appointed
Accounting Manager in 2007 and Senior
Manager of Treasury and Funding in 2009.

Audit Commite

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Komite
Audit
Audit
Committee
Azhar Zainuri, SE, MM
Anggota Komite Audit
Member of Audit Committee

Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, PhD


Anggota Komite Audit
Member of Audit Committee

Menjabat anggota Komite Audit sejak 2007,

Menjabat Anggota Komite Audit sejak 2007.

sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Meraih gelar jurusan Teknik Pertambangan

Indonesia (sejak 2000). Meraih gelar Sarjana

dari I nstitut Tek nologi Bandung (1991),

Ekonomi di Universitas Indonesia (1985)

Magister Teknik dalam Geomekanika dari

d a n M a gi s te r M a n a j e m e n p a da I ns t i t u t

Institut Teknologi Bandung (1996), ser ta

Pe n g e m b a n g a n M a n a j e m e n I n d o n e s i a

Ph.D dalam Rock Mechanics dari University of

(IPMI, 1991). Perjalanan karir sebelumnya

Queensland, Australia (2003). Menjadi pengajar

mencakup berbagai posisi termasuk Direktur

pada Jurusan Teknik Pertambangan ITB sejak

pada beberapa perusahaan dalam periode

1993 dan Pasca Sarjana ITB sejak 1996, dan

1996 - 2 0 0 0 , ya i t u P T G u t h r i e Pa s a m a n

saat ini menjadi Associate Professor dalam

Nusantara, PT Prinavin Prakarsa, PT Indothai

Mekanika Batuan. Selain itu, aktif melakukan

Film Polytama, PT Padang Industrial Park dan

berbagai macam penelitian dan analisis dalam

PT Andalas Rekasindo Pratama, serta Komisaris

bidang pertambangan sejak 1993, serta telah

PT D wivisi Mandiri (2004 2005), ser ta

menerbitkan banyak publikasi dalam bidang

PT Kelana Nusantara (2000 2008).

pertambangan dan mekanika batuan di dalam


dan luar negeri.

Member of Audit Committee since 2007,


of

Became a member of Audit Committee in

Indonesia (since

2007. Holds a degree in Mining Engineering

2000). He has a graduate degree in Economics

from Bandung Institute of Technology (1991),

from University of Indonesia (1985) and

Master of Engineering in Geomechanics from

Master of Management degree from Indonesia

Bandung Institute of Technology (1996), and

Institute of Management Development (IPMI,

Ph.D in Rock Mechanics from University of

1991). Various positions he held in his previous

Queensland, Australia (2003). He has been

career include Director of several companies

lecturing at Mining Engineering Department,

over a period in 1996 - 2000, i.e. PT Guthrie

Bandung Institute of Technology since 1993 and

Pasaman Nusantara, PT Prinavin Prakarsa,

post-graduate program at Bandung Institute

PT Indothai Film Polytama, PT Padang Industrial

of Technology since 1996, and is currently an

Park and PT Andalas Rekasindo Pratama, as well

Associate Professor in Rock Mechanics. He is

as Commissioner of PT Dwivisi Mandiri (2004

also active doing various kinds of research and

2005) and PT Kelana Nusantara (2000 2008).

analysis in mining which he started in 1993,

concurrently

lecturer

at

Economics, University of

Department

and has produced many publications in mining


and rock mechanics at home and abroad.

215

PT Bukit Asam Tbk

216

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Komite
Nominasi,
Remunerasi
dan GCG
Nomination,
Remuneration and
GCG Committee

Komite Nominasi, Remunerasi dan GCG

Noeroso L. Wahyudi, MA
Anggota Komite Nominasi,
Remunerasi dan GCG
Member of Nomination,
Remuneration and GCG Committee

Bambang Adi Winarso, PhD


Anggota Komite Nominasi,
Remunerasi dan GCG
Member of Nomination,
Remuneration and GCG Committee

Menjabat anggota Komite Nominasi,


Remunerasi dan GCG sejak 2008. Mendapat
Certifiticate on Academic Preparation Program
Boulder Colorado USA (1988) dan meraih
gelar Master of Ar ts in Economics di Ball
State University, USA (1990). Perjalanan karir
sebelumnya adalah sebagai Ketua Koperasi
Puslitbang (sejak 1995), dan Peneliti Madya
Bidang Ekonomi dan Keuangan, Badan
Kebijak an Fisk al, Depar temen Keuangan
(sejak 2008).

Menjabat anggota Komite Nominasi,


Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009.
M e ny e l e s a i k a n p e n d i d i k a n S - 1 b i d a n g
Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor, tahun
1983, kemudian menyelesaikan program
Master bidang International Economics dari
University of Kentucky, Lexington USA tahun
1989 dan menyelesaikan Program Doktor
bidang Economics (Industrial Organization,
International Finance, International Trade) dari
universitas yang sama tahun 1993.

Mr. Wahyudi has been a member of Nomination,


Remuneration and GCG Committee since
2008. He received a Certifiticate of Academic
Preparation Program Boulder Colorado USA
(1988) and Master of Arts degree in Economics
from Ball State University, USA (1990).
Previous posts include Head of Research and
Development Center of Cooperatives (since
1995), and Middle Researcher of Economics and
Finance, Fiscal Policy Agency, Department of
Finance (since 2008).

Menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Energi


dan Ketanagalistrikan, Kementrian Koordinator
Bidang Perekonomian selain menjabat sebagai
Wakil Ketua Komite Audit di PT Indonesia
Comnet Plus, setelah sebelumnya menjabat
sebagai Kepala Bidang Ketenagalistrikan,
Kedeputian III Bidang Koordinasi Energi,
Sumberdaya Mineral dan Kehutanan, Kementrian
Bidang Koordinasi Perekonomian. Selain itu
mengajar sebagai Dosen Tamu pada program
Master maupun Strata 1 di berbagai universitas
dalam maupun luar negeri.
Appointed member of Nomination, Remuneration
and GCG Committee on October 1, 2009.
Completed his graduate studies in Agribusiness
at Bogor Institute of Agriculture in 1983, master
program in International Economics at University
of Kentucky, Lexington USA in 1989 and doctorate
program in Economics (Industrial Organization,
International Finance, International Trade) at the
same university in 1993.
He is Assistant to Deputy Head of Energy and
Electricity, Coordinating Ministry of Economy
in addition to his assignment as Deputy Head
of Audit Committee of PT Indonesia Comnet
Plus, following his previous posts as Head
of Electricity Division, Energy Coordination,
Mineral Resources and Forestry, Coordinating
Ministry of Economy. Mr. Winarso is also a guest
lecturer in graduate and master programs at
various universities at home and overseas.

Nomination, Remuneration and GCG Committee

Ir. Antonaria, MA
Anggota Komite Nominasi,
Remunerasi dan GCG
Member of Nomination,
Remuneration and GCG Committee

Fakhrudin Tieja, SE, MM


Anggota Komite Nominasi,
Remunerasi dan GCG
Member of Nomination,
Remuneration and GCG Committee

Menjabat anggota Komite Nominasi, Remunerasi


dan GCG sejak 1 Oktober 2009. Menyelesaikan
pendidikan S-1 Jurusan Teknik Sipil bidang
Manajemen Konstruksi dari Institut Teknologi
Bandung, tahun 1990, kemudian menyelesaikan
program Master of Arts in Development Studies dari
Murdoch University, Perth, Australia tahun 1999,
selain mengikuti berbagai seminar dan training
di dalam maupun di luar negeri.

Menjabat anggota Komite Nominasi,


Remunerasi dan GCG sejak 2008. Sarjana
Muda Kimia dan meraih gelar S-1 bidang
Manajemen di Fakultas Ekonomi UNIS
Tangerang serta S-2 bidang Human Resources
Management di Magister Manajemen
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Aktif
mengikuti berbagai seminar di dalam dan
luar negeri, antara lain mengenai Human
Resources, Safety & Environment, Toray Group
Senior Management dan AOTS di Jepang dan
ISO 9001:2000 Auditor Training.

Menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Iklim


dan Cuaca, Direktorat Lingkungan Hidup,
Bappenas hingga 2008, setelah sebelumnya
2002-2006 menjabat sebagai Kepala Subdirektorat
Lingkungan Usaha Pertambangan Rakyat,
Direktorat Sumberdaya Mineral dan Pertambangan,
Bappenas.Hingga saat ini aktif memberikan
pelatihan dibidang pengadaan barang dan jasa
Pemerintah, baik di Pusat maupun di Daerah.
Sebelum berkarir di Bapenas, pernah bekerja
pada Hutama Prima Joint Operation, kontraktor
pembangunan jalan dan PT Tripatra Engineering,
perusahaan konsultan.
Mr. Antonaria was appointed member of
Nomination, Remuneration and GCG Committee
on 1st October 2009. He completed his graduate
studies in Civil Engineering, Construction
Management at Bandung Institute of Technology in
1990, and master program in Development Studies
at Murdoch University, Perth, Australia in 1999. In
addition, he has participated in various domestic
and overseas seminars and training sessions.
Until 2008 he was Head of Climate and Weather Subdirectorate, Directorate of Environment, Bappenas.
From 2002 to 2006 he was posted as Head of Small
Scale Mining Business Sub-directorate, Directorate
of Mineral Resources and Mining, Bappenas. He is
still actively teaching in the subject of goods and
services procurement for the central and regional
government agencies. Prior to his career with
Bappenas, he was employed by Hutama Prima Joint
Operation, a road construction contractor, and PT
Tripatra Engineering, a consulting firm.

Perjalanan karir sebelumnya mencakup posisi


sebagai General Manager Radio PCA FM (Radio
Mitigasi Gempa dan Informasi Pendidikan
& Lingkungan Bantuan dari RNW Belanda)
(2007 sekarang), Komisaris PT AMM (2007),
serta Vice Factory Manager dan berbagai
posisi manajerial di PT Actem Toray Group
(1982 2008).
He has been a member of Nomination and
Remuneration Committee since 2008. Mr. Tieja
has an under-graduate degree in Chemistry, a
graduate degree in Management from School
of Economics, UNIS, Tangerang and masters
degree in Human Resource Management from
University of Muhammadiyah, Jakarta. Actively
participating in local and overseas seminars in the
area of Human Resources, Safety & Environment,
Toray Group Senior Management and AOTS in
Japan and ISO 9001:2000 Auditor Training.
Previously he held various posts including
General Manager at Radio PCA FM (Earthquake
Mitigation and Educational and Environmental
Information, with the aid of RNW Holland)
(2007-present) Commissioner of PT AMM
(2007), and Vice Factory Manager and various
managerial positions at PT Actem Toray
Group (1982 2008).

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

217

PT Bukit Asam Tbk

218

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Komite
Risiko Usaha,
Asuransi dan
Pascatambang
Business Risk, Insurance
and Post-Mining Committee

Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pascatambang

Andi Noviarto, PhD


Anggota Komite Risiko Usaha,
Asuransi dan Pascatambang
Member of The Business Risk,
Insurance and Post-Mining
Committee

Ir. Faridha, M.Si


Anggota Komite Risiko Usaha,
Asuransi dan Pascatambang
Member of The Business Risk,
Insurance and Post-Mining
Committee

Menjabat sebagai Anggota Komite Risiko


Usaha, Asuransi dan Pascatambang sejak 16
Mei 2009. Menyelesaikan pendidikan di bidang
Agriculture Economics dari Institute Pertanian
Bogor (1981-1985), selanjutnya menyelesaikan
program Master bidang Ekonomi dari Ball State
University, Amerika Serikat (1989-1991) untuk
kemudian menyelesaikan Program Doktor di
Tohoku University, Jepang, bidang Agriculture
and Resource Economics (1998-2001).

Menjabat sebagai Anggota Komite Risiko


Usaha, Asuransi dan Pascatambang sejak 2009.
Menyelesaikan pendidikan Teknik Kimia dari
Universitas Syiah Kuala (1993), menyelesaikan
program Magister bidang Ilmu Lingkungan
dari Universitas Indonesia (2004). Saat ini
sebagai Peneliti Lingkungan (2004-sekarang).
Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala
SubBagian Pengelolaan Lingkungan Bid.
Pertambangan Umum-Biro Lingkungan dan
Teknologi (1999-2002), Kepala SubBidang
Dokumentasi dan Informasi-Puslitbangtek
Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan
(2002-2004). Mengikuti berbagai kursus/
pelatihan di bidang lingkungan baik di dalam
maupun di luar negeri, aktif dalam penelitian
lingkungan maupun kegiatan-kegiatan di
bidang lingkungan.

Berpengalaman sebagai anggota maupun


ketua delegasi kerjasama bilateral maupun
multilateral dalam kerangka pelaksanaan
proyek yang didukung Bank Dunia, ADB,
OECF, JICA dan sebagainya. Saat ini menjabat
sebagai Asisten Deputi Urusan Kehutanan
pada Kementerian Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
On 16th March 2009 Mr. Noviarto was appointed
member of Business Risk, Insurance and PostMining Committee. Completed his studies in
Agriculture Economics at Bogor Institute of
Agriculture (1981-1985), master program in
Economics at Ball State University, USA (19891991) and doctorate program in Agriculture
and Resource Economics at Tohoku University,
Japan (1998-2001).
He has experience working as member and
head of delegates to bilateral and multilateral
cooperation in accomplishing projects funded
by World Bank, ADB, OECF, JICA and other
reputable institutions. Currently he is Assistant
Deputy of Forestry, at the Coordinating Ministry
for Economy.

She has been a member of Business Risk,


Insurance and Post-Mining Committee since
2009. Graduated from University of Syiah Kuala
with a degree in Chemistry Engineering (1993)
and further completed her master program
in Environmental Sciences at University of
Indonesia (2004). Has been an Environment
Researcher since 2004. She was posted as
Head of Environmental Management Subdivision, General Mining Division, Environment
and Technology Bureau (1999-2002), Head of
Documentation and Information Sub-division,
Technological Research and Development
Center (Puslitbangtek) for Electricity and
Renewed Energy (2002-2004). Ir. Faridha has
attended local and overseas environment
courses/training sessions, actively conducting
environment researches and taking part in
environment activities.

Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pramuditho Karsowidjojo, SE
Anggota Komite Risiko Usaha,
Asuransi dan Pascatambang
Member of The Business Risk,
Insurance and Post-Mining
Committee

Ario Prapto Nugroho, Bsc


Anggota Komite Risiko Usaha,
Asuransi dan Pascatambang
Member of The Business Risk,
Insurance and Post-Mining
Committee

Dr. Pantjanita Novi Hartami, ST, MT


Anggota Komite Risiko Usaha,
Asuransi dan Pascatambang
Member of The Business Risk,
Insurance and Post-Mining
Committee

Menjabat sebagai Anggota Komite Risiko


Usaha, Asuransi dan Pascatambang sejak
16 Mei 2009. Menyelesaik an pendidik an
kesarjanaan dari Universitas Islam Indonesia,
Bidang Akuntansi, Fakultas Ekonomi (2003)
di Jogjakarta. Sempat mengikuti berbagai
pelatihan, termasuk mengikuti program
Officer Development Program di PT Samudera
Indonesia.

Menjabat anggota Komite Risiko Usaha,


Asuransi dan Pascatambang sejak 2006.
Menyelesaikan pendidikan di bidang Akuntansi
(1983-1985) dan bidang Arsitektur Interior
(1985-1989) di University of North Carolina
Greensboro. Perjalanan karir sebelumnya
mencakup sebagai Deputy Manager PT Bank
Maybank Indocorp (1994-2005), Asisten
Manager Departemen Ekspor PT Bank
Sumitomo Niaga (1991-1994), Training Officer
Departement Operasi Bank Dagang Negara
Indonesia (1990-1991), Sales Supervisor Sogo
Department Store (1990), Desainer di PT Citra
Gatra Cita (1989-1990) dan Sales Supervisor
Addams Bookstore, Greensboro North Carolina
(1984 1989).

Menjabat anggota Komite Risiko Usaha,


Asuransi dan Pascatambang sejak 2006.
Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan
di Institut Teknologi Bandung (1995), S-2
Jurusan Rekayasa Pertambangan Institut
Teknologi Bandung (1998) dan S-3 Jurusan
Rekayasa Pertambangan Institut Teknologi
Bandung (2005). Saat ini aktif mengajar
sebagai Dosen Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Trisakti Jakarta (sejak 1995).

Sebelum bergabung dengan PTBA bekerja


pada PT Samudera Indonesia, sebagai Team
Leader Internal Audit (2005-2008), kemudian
bergabung dengan PT Silkargo Indonesia
Jakar ta (Afiliasi PT Samudera Indonesia)
dengan posisi sebagai Manager di Departemen
Finance (2008-Sekarang).
Mr. Karsowidjojo was appointed member of
Business Risk, Insurance and Post-Mining
Committee on 16th May 2009. Graduated from
Islamic University of Indonesia, Accounting
S cience, S chool of Economics (2003) in
Jogjakarta. One of the training sessions he
attended was Officer Development Program
at PT Samudera Indonesia.
Prior to joining PTBA he wor ked for PT
Samudera Indonesia, as Team Leader of
Internal Audit (2005-2008), and PT Silkargo
Indonesia Jakarta (Affiliate of PT Samudera
Indonesia) as Manager of Finance Department
(2008-present).

Mr. Nugroho was installed member of Business


Risk, Insurance and Post-Mining Committee
in 2006. He studied Accounting (1983-1985)
and Interior Architecture (1985-1989) at
University of North Carolina Greensboro. His
previous posts include Deputy Manager, PT
Bank Maybank Indocorp (1994-2005), Assistant
Manager in Export Department, PT Bank
Sumitomo Niaga (1991-1994), Training Officer in
Operations Department, Bank Dagang Negara
Indonesia (1990-1991), Sales Supervisor, Sogo
Department Store (1990), Designer, PT Citra
Gatra Cita (1989-1990) and Sales Supervisor,
Addams Bookstore, Greensboro North Carolina
(1984 1989).

Pantjanita has been a member of the Business


Risk, Insurance and Post-Mining Committee
since 2006. She finished her undergraduate
study at the Mining Engineering Department
of the Bandung Institute of Technology in
1995. She took her masters degree at the
same department in 1998 and in 2005, she
managed to defend her dissertation on
Mining Engineering at the same college. She
is a lecturer at the Department of Mining,
Trisakti University, where she has been
teaching since 1995.

219

PT Bukit Asam Tbk

220

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Referensi Peraturan Bapepam-lk No. X.k.6


Cross Reference to Bapepam-LK Rule X.K.6
No.
1.
2.

3.

4.
5.
6.

Hal yang Dipersyaratkan dalam Peraturan


Bapepam-lk No. X.k.6
Ikhtisar Keuangan Penting (perbandingan
selama lima tahun buku).
Informasi harga saham tertinggi, terendah,
dan penutupan, serta jumlah saham yang
diperdagangkan untuk setiap masa triwulan
dalam dua tahun buku terakhir.
Harga
saham
sebelum
perubahan
permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam
hal terjadi antara lain karena pemecahan
saham, dividen saham, dan saham bonus
Laporan Dewan Komisaris
Laporan Direksi
Profil Perusahaan
a. Nama dan alamat perusahaan

b. Riwayat singkat perusahaan


c. Bidang dan kegiatan usaha perusahaan
meliputi jenis produk dan atau jasa yang
dihasilkan
d. Struktur organisasi dalam bentuk bagan
e. Visi dan misi perusahaan
f. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat
anggota Dewan Komisaris
g. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat
anggota Direksi
h. Jumlah
karyawan
dan
deskripsi
pengembangan kompetensinya
7. Uraian tentang nama pemegang saham dan
persentase kepemilikannya
a. Pemegang saham emiten yang memiliki
5% atau lebih
b. Direktur dan komisaris yang memiliki
saham
c. Kelompok pemegang saham masyarakat,
yaitu kelompok pemegang saham yang
masing-masing memiliki kurang dari 5%
8. Nama anak perusahaan dan perusahaan
asosiasi, persentase kepemilikan saham,
bidang usaha, dan status operasi perusahaan
tersebut
9. Kronologis pencatatan saham dan perubahan
jumlah saham dari awal pencatatan hingga
akhir tahun buku serta nama Bursa Efek
dimana saham perusahaan dicatatkan
10. Kronologis pencatatan efek lainnya dan
peringkat efek
11. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat
efek
12. Nama dan alamat lembaga dan atau profesi
penunjang pasar modal
13. Penghargaan dan sertifikasi yang diterima
perusahaan baik yang berskala nasional
maupun internasional
14. Nama dan alamat anak perusahaan dan atau
kantor cabang atau kantor perwakilan
15. Analisis dan Pembahasan Manajemen

No. Required Item in Bapepam-LK Rule X.K.6


4-5
28

28

32 - 37
38 - 47
20 - 21

1. Key Financial Highlights (five-fiscal year


comparison)
2. The highest, lowest and closing share prices
and the share volumes traded for each
quarter during the last two fiscal years.

4-5

3. Share prices prior to the change in equity and


adjustment as a result of stock splits, share
dividends and bonus shares.

28

4. Board of Commissioners Report


5. Board of Directors Report
6. Company Profile
a. Name and address of the Company

28

32 - 37
38 - 47
20 - 21

16 - 17
17 -19

b. Brief History of the Company


c. Description of the Companys business
activities including products and services

16 - 17
17-19

23
15
208 - 209

d. Organizational Structure in chart


e. Companys Vision and Mission
f. Name, title and biography of the members
of the Board of Commissioners.
g. Name, title and biography of the members
of the Board of Directors.
h. Number of employees and competence
development description.
7. Shareholder description and percentage of
ownerships
a. Shareholder owning 5% or more of the
Companys share
b. Directors and Commissioners owning the
Companys shares.
c. Public or shareholders owning less than
5% of the Companys shares.

23
15
208 - 209

21

8. Percentage of ownership, line of business


and operational status of the Companys
subsidiaries and associated companies.

22

28

9. Chronology of the Companys shares and


changes to the number of shares starting from
the date of listing until the end of the fiscal
period including the name of the Exchange
where the Companys shares are listed.
10. Chronology of the Companys other securities
listing and rating.
11. Name and Address of the Companys rating
agency
12. Name and address of the Companys
Capital market supporting institutions
13. Domestic and international awards and
certificates obtained by the Company

29

210 - 213
80 - 85

29
29, 164
30

28
21
21
10 - 11
20 - 21
86 - 132

14. Name and address of the subsidiary


companies, companys branches and
representative offices
15. Management Discussion & Analysis

210 - 213
80 - 85

29
29, 164
30

29
21
21
10 - 11
20 - 21
86 - 132

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

No.

Hal yang Dipersyaratkan dalam Peraturan


Bapepam-lk No. X.k.6
16. Tata kelola perusahaan
a. Dewan Komisaris
Uraian pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris
Pengungkapan prosedur penetapan
dan besarnya remunerasi
Frekuensi pertemuan dan tingkat
kehadiran Dewan Komisaris
b. Direksi
Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung
jawab masing-masing anggota Direksi
Pengungkapan prosedur penetapan
dan besarnya remunerasi anggota
Direksi
Frekuensi pertemuan dan tingkat
kehadiran anggota direksi
Program pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Direksi
c. Komite Audit
Nama, jabatan, dan riwayat hidup
singkat anggota Komite Audit
Uraian tugas dan tanggung jawab
Frekuensi pertemuan dan tingkat
kehadiran setiap anggota Komite
Audit
Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
Komite Audit
d. Komite-komite lain yang dimiliki oleh
Perusahaan
e. Uraian tugas dan fungsi Sekretaris
Perusahaan
f. Uraian mengenai sistem pengendalian
internal yang diterapkan oleh perusahaan
dan uraian mengenai pelaksanaan
pengawasan internal
g. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang
dihadapi perusahaan serta upaya-upaya
yang telah dilakukan untuk mengelola
risiko tersebut
h. Uraian mengenai aktifitas dan biaya yang
dikeluarkan berkaitan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan lingkungan
i. Perkara penting yang sedang dihadapi
oleh Perusahaan
j. Penjelasan tentang tempat/alamat yang
dapat dihubungi pemegang saham atau
masyarakat untuk memperoleh informasi
mengenai Perusahaan
17. Tanggung jawab direksi atas laporan
keuangan
18. Laporan keuangan yang telah diaudit
19. Tanda tangan anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris

No. Required Item in Bapepam-LK Rule X.K.6

146 - 154
164
155

156 - 160
164
162

162 - 163
215
165 - 168
167

167 - 168
168 -172
173 - 177

177,
178 - 179
58 - 61

16. Corporate Governance


a. Board of Commissioners
Description of the duties of the Board
of Commissioners
Details of the procedures of
endorsement of the Board of
Commissioners Remuneration
Board of Commissioners Meeting and
number of attendance of the Board of
Commissioners
b. Board of Directors
Description of the duties and
responsibilities of the Board of
Directors
Details of the procedures of
endorsement of the Board of Directors
Remuneration
Meeting frequency and number of
attendance by the members of the
Board of Directors
Directors Training
c. Audit Committee
Name, title and brief biography of
members of the Audit Committee
Description of the duties and
responsibilities
of
the
Audit
Committee
Meeting frequency and number of
attendance by the members of the
Audit Committee
Details of activities of the Audit
Committee
d. Other Committees
e. Description of duties and responsibilities
of Corporate Secretary
f. Details of the Companys Internal Control
and the implementation of the Companys
Internal Control
g. Details on the Companys Risks

191 - 206,
67 - 78

h. Details
on
the
Corporate
Responsibility Program

189 - 190

i. Legal Proceeding

146 - 154
164
155

156 - 160
164
162

162 - 163
215
165 - 168
167
167 - 168
168 -172
173 - 177

177,
178 - 179
58 - 61

Companys 191 - 206,


67 - 78
Social
189 - 190

21

j. The Companys address and contact


details that can be accessed by the
public

21

225

17. Board of Directors Responsibility to the


Companys Financial Statement

225

227
222

18 Audited consolidated financial statements


19. Signatures of Board of Directors and Board of
Commissioners

227
222

221

PT Bukit Asam Tbk

222

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Pernyataan
Dewan
Komisaris
dan Direksi
Board of
Commissioners
and Directors
Statement

Sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007


tentang Perseroan Terbatas pasal 67 dan Peraturan
Bapepam No. X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan
Publik, dengan ini kami, Dewan Komisaris dan
Direksi PT Bukit Asam (Persero) Tbk, menyatakan
telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh
atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan tahun
buku 2009.

In accordance with Law No. 40, 2007 on Limited


Liability Companies, chapter 67, and the Capital
Market Supervisory Board Regulation No. X.K.6 on
the Annual Report Submission Requirements for
Share Issuers and Public companies, we, the Board
of Commissioners and Directors of PT Bukit Asam
(Persero) Tbk, hereby state that we have approved
and are fully responsible for the validity of the
Companys 2009 Annual Report.

Laporan Tahunan Perseroan ini juga memuat Laporan


Tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan Laporan
Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.

The Companys Annual Report contains the


Board of Commissioners Monitoring Report and
Consolidated Financial Statement for the year
ending December 31, 2009 and 2008.

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Dr. Supriyadi

Komisaris Utama
President Commissioner

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

Suranto Soemarsono, SE, MA

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

Komisaris
Commissioner

Komisaris Independen
Independent Commissioner

Komisaris
Commissioner

Komisaris Independen
Independent Commissioner

Direksi Board of Directors

Ir. Sukrisno

Ir. Heri Supriyanto

Dono Boestami, MSc

Ir. Tiendas Mangeka

Ir. Milawarma M. Eng

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Direktur Utama
President Director

Direktur Keuangan
Finance Director

Direktur Operasi/Produksi
Operation/Production Director

Direktur Pengembangan Usaha


Business Development Director

Direktur Niaga
Commerce Director

Direktur SDM & Umum


General Affairs & HRD Director

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Laporan
Keuangan
Financial
Statements

223

PT Bukit Asam Tbk

224

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DESEMBER/DECEMBER 2009 DAN/AND 2008

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

225

PT Bukit Asam Tbk

226

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 1/1 Schedule
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal
dan data saham)

CONSOLIDATED BALANCE SHEETS


AS AT 31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah, except par value
and share data)

2009
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha (setelah dikurangi
penyisihan piutang tidak tertagih
sebesar Rp 48.138 pada tahun 2009
dan Rp 24.281 pada tahun 2008)
- Pihak ketiga
- Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Persediaan, bersih
Aset lancar lainnya
Jumlah aset lancar
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada perusahaan asosiasi
Properti pertambangan
Aset tetap (setelah dikurangi
akumulasi penyusutan
sebesar Rp 1.054.498 pada
tahun 2009 dan Rp 1.001.281
pada tahun 2008)
Beban eksplorasi dan
pengembangan tangguhan, bersih
Aset pajak tangguhan, bersih
Aset tidak lancar lainnya

Catatan/
Notes

2008

4,709,104

2a,4

3,041,720

427,731

2d,5

308,064

CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents
Trade receivables (net of
provision for doubtful
accounts of Rp 48,138 in 2009
and Rp 24,281 in 2008)
Third parties -

1,068,560
420,040
111,133

Related parties Inventories, net


Other current assets

4,949,517

Total current assets

125,972
199,063

NON CURRENT ASSETS


Investments in associated companies
Mining property

1,063,729
409,901
172,926

2d,5,27
2e,7
6

6,783,391
122,620
199,063

2f,8
2l,3

371,523

2j,9

383,932

321,821
250,053
30,107

2h,10
2n,13d

254,504
171,828
21,576

Fixed assets (net of


accumulated depreciation
of Rp 1,054,498 in 2009
and Rp 1,001,281 in 2008)
Deferred exploration and
development expenditure, net
Deferred tax assets, net
Other non current assets

Jumlah aset tidak lancar

1,295,187

1,156,875

Total non current assets

JUMLAH ASET

8,078,578

6,106,392

TOTAL ASSETS

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak


terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

227

PT Bukit Asam Tbk

228

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 1/2 Schedule
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal
dan data saham)

CONSOLIDATED BALANCE SHEETS


AS AT 31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah, except par value
and share data)

2009
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha
- Pihak ketiga
- Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang pajak
Pinjaman bank jangka pendek
Bagian kewajiban jangka
panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi lingkungan
dan penutupan tambang
- Penyisihan imbalan kerja
Kewajiban lancar lainnya
Jumlah kewajiban lancar
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Kewajiban jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi lingkungan
dan penutupan tambang
- Penyisihan imbalan kerja
- Lainnya
Jumlah kewajiban jangka
panjang
JUMLAH KEWAJIBAN
HAK MINORITAS
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar 1 lembar saham preferen
dan 7.999.999.999 lembar saham biasa
pada tahun 2009 dan 2008,
modal ditempatkan dan disetor penuh
1 lembar saham preferen dan
2.304.131.849 lembar saham biasa
pada tahun 2009 dan 2008,
dengan nilai nominal
Rp 500 per lembar saham
pada tahun 2009 dan 2008
Tambahan modal disetor, bersih
Saldo laba
- Telah ditentukan penggunaannya
- Belum ditentukan penggunaannya

53,982

Catatan/
Notes

2008
CURRENT LIABILITIES
Trade payables
Third parties -

11

62,767

4,115
789,369
431,230
13,500

11,27
12
2n,13b
16

6,423
644,152
562,661
-

23,209
57,025
8,478

2i,14
2o,15

24,930
30,474
21,583

Provision for environmental reclamation and mine closure


Provision for employee benefits Other current liabilities

1,352,990

Total current liabilities

1,380,908

Related parties Accrued expenses


Taxes payable
Short-term bank loan
Current maturities of long-term
liabilities

LONG-TERM LIABILITIES

120,848
553,779
1,116

Long-term liabilities
- net of current portion
Provision for environmental reclamation and mine closure
Provision for employee benefits Others -

911,832

675,743

Total long-term liabilities

2,292,740

2,028,733

TOTAL LIABILITIES

79,527

MINORITY INTEREST

151,266
759,792
774

84,466

2i,14
2o,15

2b,17a

1,152,066
30,485

18
19

1,152,066
30,485

1,944,695
2,574,126

21

1,107,810
1,707,771

EQUITY
Share capital
Authorised 1 preferred share
and 7,999,999,999 ordinary shares
in 2009 and 2008,
issued and fully paid
1 preferred share and
2,304,131,849 ordinary shares
in 2009 and 2008,
with par value of
Rp 500 per share
in 2009 and 2008
Additional paid-in capital, net
Retained earnings
Appropriated Unappropriated -

Jumlah ekuitas

5,701,372

3,998,132

Total equity

JUMLAH KEWAJIBAN
DAN EKUITAS

8,078,578

6,106,392

TOTAL LIABILITIES
AND EQUITY

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak


terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 2 Schedule
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham)

2009
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Beban usaha
Umum dan administrasi
Penjualan dan pemasaran
Eksplorasi
Jumlah beban usaha
Laba usaha
Pendapatan/(beban) lain-lain
Pendapatan bunga
Pendapatan sewa
(Kerugian)/keuntungan selisih kurs, bersih
Penyisihan atas uang muka pihak ketiga
tidak terpulihkan
Penyisihan piutang tidak tertagih
Penerimaan kembali atas
uang muka pihak ketiga
tidak terpulihkan
Penerimaan kembali atas piutang
tidak tertagih
Lainnya, bersih
Pendapatan lain-lain, bersih
Bagian (rugi)/laba bersih dari
perusahaan asosiasi
Laba sebelum pajak penghasilan
Pajak penghasilan
Laba sebelum hak minoritas
Hak minoritas atas laba bersih
anak perusahaan
Laba bersih
Laba bersih per saham

CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME


FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah, except earnings per share)
Catatan/
Notes

2008

8,947,854

2m,22

7,216,228

Sales

(4,104,301)

2m,23

(3,686,136)

Cost of sales

4,843,553

2m

3,530,092

Gross profit

(504,705)
(515,145)
(16,300)

Operating expenses
General and administrative
Selling and marketing
Exploration

(1,295,238)

(1,036,150)

Total operating expenses

3,548,315

2,493,942

Operating income

202,178
11,873
(29,352)

107,590
24,878
2,797

(30,227)

(56,053)
(32,625)

(695,346)
(578,759)
(21,133)

2m,24
2m,24
2m,24

Other income/(expenses)
Interest income
Rent income
Foreign exchange (loss)/gain, net
Provision for non-recovery
of advances to third parties
Bad debt expenses

12,150

6,370
44,047

10,100

Proceeds from non-recovery


advances to third parties
Proceeds from bad debt
expenses
Others, net

217, 039

56,687

Other income, net

1,043

Share in net (loss)/income of


associate

2,551,672

Profit before income tax

(837,055)

Income tax expense

1,714,617

Income before minority interest

(3,352)

3,762,002
(1,032,675)

2n,13c

2,729,327
(1,593)

17b

2,727,734
1,184

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak


terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

2r,28

(6,846)

Minority interest in net income


of subsidiaries

1,707,771

Net income

741

Earnings per share

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

229

PT Bukit Asam Tbk

230

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 3 Schedule
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

Catatan/
Notes
Saldo
1 Januari 2008
Laba bersih
tahun berjalan
Tantiem
Penyisihan untuk
cadangan umum
Tambahan cadangan
Dividen kas

21
20

Saldo
31 Desember 2008
Laba bersih
tahun berjalan
Penyisihan untuk
cadangan umum
Dividen kas
Program kemitraan
Saldo
31 Desember 2009

21
20

CONSOLIDATED STATEMENTS OF
CHANGES IN EQUITY
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah)

Saldo laba
Tambahan
telah
modal
ditentukan
disetor/ penggunaannya/
Additional Appropriated
paid-in
retained
capital
earnings

Modal
saham/
Share
capital
1,152,066

30,485

346,107
1,764
-

(346,107)
(380,104)

1,152,066

30,485

1,107,810

1,707,771

2,727,734

836,885
-

(836,885)
(1,007,494)
(17,000)

1,152,066

30,485

1,944,695

2,574,126

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak


terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

766,739

Saldo laba
belum
ditentukan
penggunaannya/
Unappropriated
retained
Jumlah/
earnings
Total

(6,800)

726,211
1,707,771
-

2,675,501

Balance at
1 January 2008

1,707,771 Net income for the year


(6,800)
Tantiem
Appropriation to
general reserve
1,764
Additional reserve
(380,104)
Cash dividend
3,998,132

Balance at
31 December 2008

2,727,734 Net income for the year


Appropriation to
general reserve
(1,007,494)
Cash dividend
(17,000)
Partnership program
5,701,372

Balance at
31 December 2009

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 4 Schedule
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS


FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah)
2009

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan

2008

Penerimaan operasional lainnya


Pembayaran royalti
Pembayaran atas tantiem
Pembayaran kepada pemasok
dan karyawan
Pembayaran pajak
Penerimaan klaim pajak
Penerimaan bunga
Pembayaran lain-lain

103,932
(416,761)
-

122,229
(217,849)
(6,800)

(4,613,445)
(1,252,373)
2,791
200,084
(17,000)

(4,352,593)
(472,779)
100,093
-

CASH FLOW FROM


OPERATING ACTIVITIES
Cash receipts from customers
Cash receipts from other
operations
Payments of royalties
Payment for tantiem
Cash paid to suppliers
and employees
Payment for taxes
Tax refund
Interest receipts
Other payment

Arus kas bersih yang diperoleh


dari aktivitas operasi

2,736,314

1,609,577

Net cash provided from


operating activities

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan aset tetap
Akuisisi anak perusahaan
Akuisisi tambahan kepemilikan
anak perusahaan
Penambahan investasi kepada
perusahaan asosiasi
Arus kas bersih yang digunakan
untuk aktivitas investasi

8,729,086

6,437,276

(57,591)
-

(86,372)
(163,934)

(9,787)

(137,906)

(41,000)

CASH FLOW FROM


INVESTING ACTIVITIES
Payments for fixed assets
Acquisition of subsidiary
Acquisition of additional
shares of subsidiary
Acquisitions of investment
of associated company

(67,378)

(429,212)

Net cash used in


investing activities

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran dividen kepada
pemegang saham

(1,007,494)

(380,104)

CASH FLOW FROM


FINANCING ACTIVITIES
Payment of dividends
to shareholders

Arus kas bersih yang digunakan


untuk aktivitas pendanaan

(1,007,494)

(380,104)

Net cash used in financing


activities

1,661,442

800,261

NET INCREASE IN CASH


AND CASH EQUIVALENTS

5,942

18,640

EFFECT OF EXCHANGE RATE ON


CASH AND CASH EQUIVALENTS

KENAIKAN BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
DAMPAK SELISIH KURS TERHADAP
KAS DAN SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS
PADA AWAL TAHUN

3,041,720

CASH AND CASH EQUIVALENTS


2,222,819 AT THE BEGINNING OF THE YEAR

KAS DAN SETARA KAS


PADA AKHIR TAHUN

4,709,104

3,041,720

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak


terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

CASH AND CASH EQUIVALENTS


AT THE END OF THE YEAR

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

231

PT Bukit Asam Tbk

232

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/1 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

1.

UMUM
a.

Pendirian dan Informasi Lainnya

1.

GENERAL
a.

Establishment and Other Information

PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk


(Perusahaan) (PTBA) didirikan pada tanggal 2
Maret 1981, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
42 tahun 1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali No.
1, yang telah diubah dengan Akta Notaris No. 5
tanggal 6 Maret 1984 dan No. 51 tanggal 29 Mei
1985 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan
perubahan tersebut disahkan oleh Menteri
Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-7553HT.01.04.TH.85 tanggal 28 Nopember 1985 serta
diumumkan dalam Berita Negara No. 33, Tambahan
No. 550, tanggal 25 April 1986. Anggaran dasar
Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, yang terakhir mengenai penyesuaian
seluruh Anggaran Dasar Perusahaan terhadap
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (PT) dan nama Perusahaan
dapat disingkat menjadi PT Bukit Asam (Persero)
Tbk. Perubahan tersebut disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU50395.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 Agustus
2008 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 76,
Tambahan No. 18255 tanggal 19 September 2008.

PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk


(the Company) (PTBA) was established on 2
March 1981 under Government Regulation No. 42
of 1980, based on Notarial Deed No. 1 of Mohamad
Ali, as amended by Notarial Deeds No. 5 dated 6
March 1984 and No. 51 dated 29 May 1985 of the
same notary. The deed of establishment and its
amendments were approved by the Minister of
Justice in his Decree No. C2-7553-HT.01.04.TH.85
dated 28 November 1985 and was published in
Supplement No. 550 of the State Gazette No. 33
dated 25 April 1986. The Companys articles of
association have been amended several times,
most recently regarding the harmonisation of the
whole Companys Articles of Association with Law
No. 40, 2007 on Limited Liability Company (PT)
and the approval of the Companys abbreviative
name as PT Bukit Asam (Persero) Tbk. The
amendment was approved by the Minister of Law
and Human Rights in his Decree No. AHU50395.AH.01.02.Tahun 2008 dated 12 August 2008
and was published in Supplement No. 18255 of
State Gazette No. 76 dated 19 September 2008.

Pada tahun 1993, Perusahaan ditunjuk oleh


Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan
Satuan Kerja Pengusahaan Briket (lihat Catatan
25c).

In 1993, the Company was appointed by the


Indonesian Government to develop a Coal Briquette
Operating Unit (see Note 25c).

Perusahaan dan anak-anak Perusahaan (bersamasama disebut Grup) bergerak dalam bidang
industri tambang batubara, meliputi kegiatan
penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan
perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga
khusus batubara baik untuk keperluan sendiri
maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit
listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri
ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa
konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada
hubungannya dengan industri pertambangan
batubara beserta hasil olahannya.

The scope of activities of the Company and its


subsidiaries (together, the Group) comprises coal
mining activities, including general surveying,
exploration,
exploitation,
processing,
refining,
transportation and trading, maintenance of special
coal port facilities for internal and external needs,
operation of steam power plants for internal and
external needs and providing consulting services
related to the coal mining industry as well as its
derivative product.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/2 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
a.

1.

Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)

GENERAL (continued)
a.

Establishment and Other Information (continued)

Pada tanggal 31 Oktober 2002, Perusahaan


mengajukan pernyataan pendaftaran dalam rangka
penawaran umum saham perdana. Berdasarkan
Prospektus yang diterbitkan oleh Perusahaan
tanggal 11 Desember 2002, jumlah saham yang
ditawarkan adalah sejumlah 346.500.000 saham
yang terdiri dari 315.000.000 saham divestasi milik
negara Republik Indonesia dan 31.500.000 saham
baru dengan nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per
saham dan harga penawaran Rp 575 (nilai penuh)
per saham. Dalam rangka penawaran saham
perdana ini, Perusahaan menerbitkan 173.250.000
waran Seri I yang diberikan kepada pemegang
saham (kecuali kepada Negara Republik
Indonesia) yang namanya tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 23 Juni
2003 dengan alokasi 1 lembar waran untuk setiap
2 lembar saham yang dimiliki.

On 31 October 2002, the Company initiated an


initial public offering. Based on the Prospectus
issued by the Company on 11 December 2002, the
number of shares offered to the public was
346,500,000
shares
which
consisted
of
315,000,000 divestment shares owned previously
by the Government of Indonesia and 31,500,000
new shares with par value of Rp 500 (full amount)
per share and an offering price of Rp 575 (full
amount) per share. In relation with the initial public
offering, the Company issued 173,250,000 Series I
warrants to the shareholders (except to the
Republic of Indonesia) listed on the shareholders
register on 23 June 2003 with an allocation of
1 warrant for every 2 shares owned.

Harga pelaksanaan waran adalah Rp 675 (nilai


penuh) yang mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni
2003 sampai dengan 22 Desember 2005.
Berdasarkan surat dari Ketua Bapepam, pernyataan
pendaftaran tersebut dinyatakan efektif sejak
3 Desember 2002. Seluruh saham Perusahaan telah
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal
23 Desember 2002. Pada tanggal 31 Desember
2005, seluruh waran telah dikonversi.

The exercise price of the warrant was Rp 675 (full


amount) exercisable from 30 June 2003 until
22 December 2005. Based on a letter from the Chief
of Bapepam, the registration became effective on
3 December 2002. All of the Companys shares were
listed on the Indonesian Stock Exchange on
23 December 2002. As at 31 December 2005, these
warrants were fully exercised.

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, susunan


Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan
adalah sebagai berikut:

As at 31 December 2009 and 2008, the composition


of the Companys Boards of Commissioners and
Directors was as follows:

Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Direktur Operasi/Produksi
Direktur Pengembangan Usaha
Direktur Niaga
Direktur Umum dan SDM

Supriyadi
Umiyatun Hayati Tri Astuti
Thamrin Sihite
Suranto Soemarsono
Abdul Latief Baky
Sukrisno
Dono Boestami
Milawarma
Heri Supriyanto
Tiendas Mangeka
Mahbub Iskandar

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal


31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Ketua
Anggota

Suranto Soemarsono
Azhar Zainuri
Ridho Kresna Wattimena

President Commissioner
Commissioners
Independent Commissioners
President Director
Finance Director
Operation/Production Director
Business Development Director
Commerce Director
General Affairs and HR Director
The composition of the Companys Audit Committee
as at 31 December 2009 and 2008 was as follows:
Chairman
Members

233

PT Bukit Asam Tbk

234

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/3 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
a.

GENERAL (continued)

1.

Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)

a.

Establishment and Other Information (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan


mempunyai karyawan tetap sejumlah 3.172 orang
(2008: 3.163) tidak diaudit.

As at 31 December 2009, the Company had a total


of 3,172 permanent employees (2008: 3,163) unaudited.

Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada


anak-anak perusahaan berikut ini:

The Company has direct ownership in the following


subsidiaries :

Anak perusahaan/
Subsidiaries

Kegiatan usaha/
Business activity

Tempat
kedudukan/
Domicile

Tahun
beroperasi
secara
komersial/
Commencement
of commercial
operations

Persentase
kepemilikan/
Pe rcentage
of ownership
2009
%

2008
%

Jumlah aset
(sebelum eliminasi)/
Total assets
(before elimination)
2009

2008

PT Batubara Bukit
Kendi (BBK)

Penambangan batubara
/Coal mining

Tanjung Enim,
Sumatera Selatan/
South Sumatera

1997

75

75

118,867

140,045

PT Bukit Asam
Prima (BAP)

Perdagangan batubara
/Coal trading

Jakarta

2007

99.99

99.99

153,732

284,153

PT Bukit Asam
Metana Ombilin
(BAMO)

Penambangan gas
metana batubara/
Methane gas
coal mining

Jakarta

Belum beroperasi/
Not operating

99.99

99.99

500

500

PT Bukit Asam
Metana Enim
(BAME)

Penambangan gas
metana batubara/
Methane gas
coal mining

Jakarta

Belum beroperasi/
Not operating

99.99

99.99

500

500

PT Bukit Asam
Metana Peranap
(BAMP)

Penambangan gas
metana batubara/
Methane gas
coal mining

Jakarta

Belum beroperasi/
Not operating

99.99

99.99

500

500

PT International
Prima Coal*
(IPC)

Penambangan batubara
/Coal mining

Palaran,
Kalimantan Timur/
East Kalimantan

Dalam tahap
pengembangan/Under
development phase

51

51

179,360

1 32,306

PT Bukit Asam
Banko
(BAB)

Pertambangan,
perdagangan, dan
industri batubara/
Coal mining, trading,
and industry

Tanjung Enim,
Sumatera Selatan/
South Sumatera

Belum beroperasi /
Not operating

65

65

2,406

2,406

* Lihat Catatan 3 tentang akuisisi IPC.

* See Note 3 regarding the acquisition of IPC.

Berikut adalah rincian dari anak-anak perusahaan


yang telah beroperasi:

Details of the Groups subsidiaries which have


already commenced their operations are as follow:

BBK

BBK

Akta
Notaris
BBK
didirikan
berdasarkan
Sutjipto, S.H., No. 119 tanggal 21 Oktober 1996,
yang kemudian diubah dengan Akta No. 135 tanggal
28 Januari 1997 oleh notaris yang sama. Akta
pendirian beserta perubahannya tersebut telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. C21592.HT.01.01.TH.97 tanggal 7 Maret 1997 serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 4303 tanggal 23 September 1997.

BBK was established on 21 October 1996, based


on the Notarial Deed No. 119 of Sutjipto, S.H.,
which was amended on 28 January 1997 based on
the Notarial Deed No. 135. The deed of
establishment and its amendment were approved
by the Minister of Justice in his decision letter No.
C2-1592.HT.01.01.TH.97 dated 7 March 1997 and
was published in the State Gazette No. 4303 dated
23 September 1997.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/4 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
a.

Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)

1.

GENERAL (continued)
a.

Establishment and Other Information (continued)

BBK (lanjutan)

BBK (continued)

Ruang
lingkup
kegiatan
BBK
terutama
mengusahakan pertambangan batubara yang
meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan,
pengangkutan,
dan
pemasaran
batubara, dan mengusahakan pengolahan produk
derivatif dari batubara produksi sendiri atau batubara
dari pihak lain.

The scope of activities of BBK comprises coal


mining activities, including general surveying,
exploration, exploitation, processing, transportation
and trading as well as processing of its own coal
derivative product and or coal from other party.

BBK memperoleh izin eksploitasi, penjualan dan


pemuatan
yang
tercakup
dalam
Kuasa
Pertambangan (KP) Eksploitasi No. KW97PPO146
seluas 881,70 ha di daerah Bukit Kendi. Izin
eksploitasi berlaku sampai dengan tanggal
26 Oktober 2025 dan berdasarkan perjanjian
No.139/K/PT.BBK-PTBA/2009 izin pemuatan dan
penjualan batubara berlaku sampai dengan tanggal
31 Desember 2013.
BBK beroperasi secara
komersial sejak tanggal 1 Mei 1997. Kantor pusat
BBK berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Pada tanggal 31 Desember 2009, BBK mempunyai
112 karyawan tetap (2008: 115 karyawan tetap)
termasuk 100 orang yang diperbantukan dari PTBA
(2008: 104 orang) - tidak diaudit.

BBK obtained exploitation, trading and loading


permits as covered in contract of work (KP)
No. KW97PPO146 with the concession area of
881.70 ha in Bukit Kendi. The exploitation permit is
valid until 26 October 2025 while the loading and
trading permits are valid until 31 December 2013 as
stated
on
agreement
No.139/K/PT.BBKPTBA/2009. BBK commenced its commercial
phase on 1 May 1997. BBK head office is located
in Tanjung Enim, South Sumatera. As at 31
December 2009, BBK had 112 permanent
employees (2008: 115 permanent employees)
including 100 employees which were seconded
from PTBA (2008: 104 employees) - unaudited.

BAP

BAP

BAP didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 60 pada


tanggal 28 Pebruari 2007 oleh Esther Mercia
Sulaiman, S.H, notaris di Jakarta. Akta Pendirian
tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. W7-03548HT.01.01-TH.2007 tanggal
9 April 2007 serta diumumkan dalam Berita Negara
No. 40 tahun 2007, Tambahan No. 4835 tanggal 18
Mei 2007. Anggaran Dasar BAP telah mengalami
beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir
berdasarkan Akta Notaris No. 15 tanggal 21 Oktober
2008 oleh Refizal S.H., notaris di Jakarta antara lain
mengenai perubahan modal dasar dan modal
disetor. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No. AHU-0022886.AH.01.09.Tahun
2009 tanggal 4 Mei 2009.

BAP was established on 28 February 2007, based


on the Notarial Deed No. 60 of Esther Mercia
Sulaiman, S.H. notary from Jakarta. The deed of
establishment was approved by the Minister of Law
and Human Rights in his decision letter No. W703548HT.01.01-TH.2007 dated 9 April 2007 and
was published in the Supplement No. 4835 of the
State Gazette dated 18 May 2007, No.40. The
Articles of Association have been amended several
times with the latest amendment based on Notarial
Deed No.15 of Refizal S.H., notary from Jakarta
dated 21 October 2008 concerning changes in
authorised number of shares and fully paid capital.
The Deed was approved by the Minister of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia in
Decree No. AHU-0022886.AH.01.09.Tahun 2009
dated 4 May 2009.

Ruang lingkup kegiatan BAP terutama dalam


bidang pembelian, pengangkutan, penanganan,
pemasaran batubara serta kegiatan-kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan perdagangan
batubara. Kantor pusat BAP berada di Menara
Karya Lantai 19, Jalan HR Rasuna Said Blok X-5
Kav 1 dan 2 Jakarta. Pada 31 Desember 2009,
BAP memiliki 9 karyawan tetap yang merupakan
karyawan PTBA yang diperbantukan (2008: 8
karyawan tetap) serta karyawan kontrak sebanyak
18 orang (2008: 18 karyawan kontrak) - tidak
diaudit.

The scope of activities of BAP comprises coal


purchase, transportation, handling and trading as well
as other related coal trading activities. Its head office
is located in Menara Karya, 19 th floor, Jalan HR
Rasuna Said Block X-5 Kav 1 and 2 Jakarta. As at
31 December 2009, BAP had 9 permanent
employees which were seconded from PTBA
(2008: 8 permanent employees) and 18 contract
employees (2008: 18 contract employees) unaudited.

235

PT Bukit Asam Tbk

236

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/5 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
a.

b.

1.

Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)

GENERAL (continued)
a.

Establishment and Other Information (continued)

IPC

IPC

IPC didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal


8 September 2005 dari Notaris Lia Cittawan Nanda
Gunawan, S.H. Akta pendirian tersebut telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. C-32779.HT.01.01.TH.2005 tanggal
12 Desember 2005 serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No.25 Tambahan No.
3199 tanggal 28 Maret 2006.

IPC was established on 8 September 2005, based on


the Notarial Deed No. 7 of Lia Cittawan Nanda
Gunawan, S.H. The deed of establishment was
approved by the Minister of Law and Human Rights in
his decision letter No. C-32779.HT. 01.01. TH. 2005
dated 12 December 2005 and was published in the
Supplement No. 3199 of the State Gazette No. 25
dated 28 March 2006.

Anggaran Dasar IPC telah mengalami beberapa


kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 8 tanggal
15 September 2008 dari Notaris Fatma Agung
Budiwijaya, S.H., mengenai antara lain tata cara
pemindahan hak atas saham, tugas dan
wewenang Direksi dan Dewan Komisaris dan
Rapat Umum Pemegang Saham. Perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU70572.AH.01.02.TH.2008 tanggal 6 Oktober
2008.

The Articles of Association have been amended


several times, most recently by Notarial Deed No. 8
of Fatma Agung Budiwijaya, S.H., dated 15
September 2008, in relation to, among other things,
the procedures for transfer of share ownership,
roles and responsibilities of the Board of Directors
and Commissioners and the annual general
meeting of shareholders. The latest amendment
was approved by the Minister of Law and Human
Rights in his decision letter No. AHU70572.AH.01.02. TH.2008 dated 6 October 2008.

Ruang lingkup kegiatan IPC terutama bergerak


dalam bidang industri tambang batubara, meliputi
kegiatan
penyelidikan
umum,
eksplorasi,
eksploitasi,
pengolahan,
pemurnian,
pengangkutan dan perdagangan. Pada tanggal 31
Desember 2009, IPC memiliki 46 karyawan tetap
(2008: 5 karyawan tetap) termasuk 28 orang yang
diperbantukan dari PTBA (2008: 2 karyawan) tidak diaudit.

IPCs scope of activities comprises coal mining,


general
survey,
exploration,
exploitation,
production, refining, transportation and trading. As
at 31 December 2009, IPC had 46 permanent
employees (2008: 5 permanent employees)
including 28 employees which were seconded from
PTBA (2008: 2 employees) - unaudited.

Wilayah eksplorasi dan


eksploitasi/pengembangan

b.

Grup saat ini memiliki wilayah eksplorasi dan


eksploitasi/pengembangan sebagai berikut:
Wilayah eksplorasi/Exploration areas
Lokasi/Location

KP Eksplorasi/ Exploration
Palaran, Samarinda
Kalimantan Timur/East
Kalimantan

Pemilik Kuasa
Pertambangan /
Mining Permit
owner
(KP)
IPC

Exploration and exploitation/development areas


The Group has the following areas currently in
exploration or exploitation/development:

Tanggal berlaku/
Effective date of KP

Tangg al selesai/
Expiry date of KP

Persentase
kepemilikan/
Percentage of
ownership

Jumlah beban eksplorasi dan pengembangan


tangguhan sampai dengan 31 Desember 2009
/Total deferred exploration and development
expenditures as at 31 December 2009

5 Januari/
January
2006

12 April 2008

51%

34,686

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/6 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
b.

1.

Wilayah eksplorasi dan


eksploitasi/pengembangan (lanjutan)

GENERAL (continued)
b.

Exploration and exploitation/development areas


(continued)

Area eksploitasi/pengembangan/Exploitation/Development areas


Nama lokasi/
Name of location

KP Eksploitasi/ Exploitation
- Airlaya, Tanjung Enim Sumatera Selatan/South
Sumatera
KP Eksploitasi/Exploitation
MTBU/MTBS, Tanjung
Enim Sumatera
Selatan/South Sumatera
KP Eksploitasi/Exploitation
Banko Barat, Tanjung
Enim Sumatera
Selatan/South Sumatera
KP Eksploitasi/Explo itation
Bukit Kendi, Tanjung
Enim Sumatera
Selatan/South Sumatera
KP Eksploitasi/Exploitation
Banko Tengah, Suban
Jeriji, Tanjung Enim
Sumatera Selatan/South
Sumatera
KP Eksploitasi/Exploitation
Sawah Lunto Sumatera
Barat/West Sumatera
KP Eksploitasi/Exploitation
Peranap Riau
KP Eksploitasi/Exploitation
Palaran, Samarinda
Kalimantan Timur/East
Kalimantan

Nama pemilik izin


lokasi/
Name of mine
permit owner

Tanggal
perolehan izin /
Acquisition date
of min ing permit

Tanggal jatuh
tempo/
Expiration
date

Persentase
kepemilikan/
Percentage of
ownership

Perusahaan
KW.00PP083/
SUMSEL

1 Januari/January
2001

31 Desember/
December
2010

Perusahaan
KW.1426
SUMSEL

27
Agustus/August
1989

Perusahaan DU
1422 SUMSEL

100%

Jumlah cadangan
terbukti (P1)/
Total proven
reserves (P1)
(Juta ton/million
tonne) tidak
diaudit/unaudited
120.2

Jumlah produksi
tahun berjalan/
Total current year
production
(Juta ton/million
tonne) tidak
diaudit/unaudited
5.2

Sisa cadangan
terbukti/
Remaining
proven reserves
(Juta ton/million
tonne) tidak
diaudit/unaudited
115

27 Agustus/
August 2019

100%

164.8

2 .5

162.3

23
Oktober/October
1995

23 Oktober/
October 2025

100%

187.5

2.8

184.7

BBK KW
97PP0146

26
Oktober/October
1995

26 Oktober/
October 2025

75%

10.6

0.7

9.9

Perusahaan
KW ME 01 ET
002 A&B

22 April 2008

7 September/
September
2035

100%

887.6

887.6

Perusahaan DU
23 & DU
143/SUMBAR

3 Juni/June 2005
dan/and 16
Pebruari/
February 2007

100%

23.1

23.1

Perusahaan
KW 96PP0289
Riau
IPC KW
01.Bb020/021/02
2.06

10 Juni/ June
2005

3 Juni/June
2010 dan/and
16 Pebruari/
February
2019
9 Juni/June
2035

100%

367.1

367.1

2 2 Nopember/
November
201 6

51%

10.5

0.04

10.46

22 Nopember/
November 2006

Jumlah cadangan tertambang adalah berdasarkan


hasil survey oleh International Mining Consultant
(IMC) geologis independen, pada bulan Desember
2008 setelah dikurangi dengan jumlah produksi
selama 2009.

The mineable reserves are based on survey result by


International Mining Consultant (IMC), independent
geologist, in December 2008 after being reduced by
coal production of 2009.

Tidak termasuk dalam cadangan diatas, cadangan


tertambang pada KP yang berlokasi di Kabupaten
Lahat yang sedang bersengketa dengan Pemerintah
Daerah setempat (lihat Catatan 26).

Not included in the above reserves, the mineable


reserves from KP located in Lahat Regency which are
currently the subject of dispute with the Local
Government (see Note 26).

237

PT Bukit Asam Tbk

238

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/7 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan


diselesaikan oleh Dewan Direksi pada tanggal 1 Maret
2010.

The Groups consolidated financial statements were


prepared and finalised by the Board of Directors on 1 March
2010.

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan


dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup,
yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian ini juga
disusun berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM & LK) No. VIII.G.7 mengenai Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan dan Surat Edaran BAPEPAM
& LK No. SE-02/BL/2008 tertanggal 31 Januari 2008
mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri
Pertambangan Umum.

Presented below are the significant accounting policies


adopted in preparing the consolidated financial statements
of the Group, which are in conformity with accounting
principles generally accepted in Indonesia.
The
consolidated financial statements have also been prepared
in conformity with Regulation of the Capital Market and
Financial Institution Supervisory Board (BAPEPAM & LK)
No. VIII.G.7 for the Guidance on Financial Statement
Presentation and Circular Letter of BAPEPAM & LK No. SE02/BL/2008 dated 31 January 2008 for Preparation and
Disclosure Guidance for Financial Statements of an Issuer
or Public Company in the General Mining Industry.

a.

a.

b.

Dasar
penyusunan
konsolidasian

laporan

keuangan

Basis of preparation of the consolidated financial


statements

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan


dasar harga perolehan, kecuali beberapa akun
tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi
masing-masing akun tersebut.

The consolidated financial statements have been


prepared on the basis of historical costs, except for
some accounts which have been valued using
another measurement basis as explained in the
accounting policy for these accounts.

Laporan
keuangan
konsolidasian
disusun
berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan
arus kas konsolidasian.

The consolidated financial statements have been


prepared on the basis of the accruals concept, except
for the consolidated statement of cash flows.

Laporan
arus
kas
konsolidasian
disusun
menggunakan metode langsung dan arus kas
dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas
konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas,
bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan atau kurang, setelah
dikurangi cerukan.

The consolidated statements of cash flows have been


prepared based on the direct method by classifying
cash flows on the basis of operating, investing and
financing activities. For the purpose of the
consolidated statement of cash flows, cash and cash
equivalents includes cash on hand, cash in banks and
short-term investments with a maturity of three
months or less, net of overdrafts.

Seluruh
angka
dalam
laporan
keuangan
konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus,
dibulatkan menjadi jutaan Rupiah terdekat.

Figures in these consolidated financial statements are


rounded to and stated in millions of Rupiah unless
otherwise stated.

Prinsip-prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan
keuangan Perusahaan dan anak perusahaan di
mana Perusahaan mempunyai penyertaan saham
dengan hak suara lebih dari 50%, baik langsung
maupun tidak langsung, serta apabila Perusahaan
memiliki 50% atau kurang dari 50% saham dengan
hak suara tetapi dapat dibuktikan adanya
pengendalian. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak
tanggal pengendalian telah beralih secara efektif
kepada perusahaan dan tidak dikonsolidasi lagi sejak
tanggal pelepasan. Bagian pemegang saham
minoritas atas ekuitas anak perusahaan disajikan
sebagai Hak Minoritas pada neraca konsolidasian.

b.

Principles of consolidation
The consolidated financial statements include the
accounts of the Company and its subsidiaries in
which the Company directly or indirectly has
ownership of more than 50% of the voting rights, or
equal to or less than 50% but where the Company
has the ability to control the entity. Subsidiaries are
consolidated from the date on which effective control
is transferred to the Company and are no longer
consolidated from the disposal. The proportionate
share of the minority shareholders of the subsidiaries
is presented as Minority Interest in the consolidated
balance sheet.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/8 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


b.

c.

2.

Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
b.

Principles of consolidation (continued)

Hak minoritas dalam suatu anak perusahaan dengan


defisit ekuitas tidak akan diakui, kecuali pemegang
saham minoritas tersebut memiliki kewajiban
kontraktual untuk ikut membiayai defisit tersebut.

A minority interest is not recognised in respect of


subsidiaries with a deficit in equity unless the minority
shareholder has a contractual obligation to contribute
to fund the deficit.

Bagian pemegang saham minoritas atas laba/(rugi)


bersih sebelum akuisisi dicatat sebagai laba/(rugi)
sebelum akuisisi dalam laporan laba rugi
konsolidasian.

The proportionate share of minority shareholders in


net income/(loss) prior to acquisition is recorded as
pre-acquisition income/(loss) in the consolidated
statement of income.

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo yang


material antara Perusahaan dan anak perusahaan
telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan
konsolidasian.

The effects of all material transactions and balances


between the Company and subsidiaries have been
eliminated in preparing the consolidated financial
statements.

Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian


laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan
secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali bila
dinyatakan lain.

The accounting policies adopted in preparing the


consolidated financial statements have been
consistently applied by the subsidiaries, unless
otherwise stated.

Transaksi dalam mata uang asing

c.

Foreign currency transactions


The Group maintains its accounting records in
Indonesian Rupiah. Transactions denominated in
currencies other than Rupiah are converted into
Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of
the transactions. At the balance sheet date, monetary
assets and liabilities in currencies other than Rupiah
are translated at the exchange rate prevailing at the
balance sheet date. As at the balance sheet date, the
exchange rates used, based on middle rates
published by Bank Indonesia, were as follows (full
amount):

Grup menyelenggarakan catatan akuntansinya


dalam Rupiah. Transaksi dalam mata uang selain
mata uang Rupiah, dijabarkan menjadi mata uang
Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan
kewajiban moneter dalam mata uang selain mata
uang Rupiah dijabarkan menjadi mata uang Rupiah
dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Kurs
yang digunakan pada tanggal neraca, berdasarkan
kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah
sebagai berikut (dalam nilai penuh):

(nilai penuh)/(full amount)


Mata Uang
1 Dolar Amerika Serikat (USD)
1 Dolar Singapura (SGD)
1 Euro (EUR)

2009

2008

9,400
6,698
13,509

10,950
7,607
15,432

Piutang
Piutang disajikan pada nilai estimasi kolektibilitas
saldo piutang setelah dikurangi penyisihan untuk
saldo piutang tidak tertagih berdasarkan telaah dari
manajemen terhadap status masing-masing saldo
piutang pada akhir tahun. Piutang dihapuskan pada
periode dimana piutang tersebut ditentukan tidak
akan tertagih.

1 US Dollar (USD)
1 Singapore Dollar (SGD)
1 Euro (EUR)

Exchange gains and losses arising on translation of


monetary assets and liabilities in currencies other
than Rupiah are recognised in the consolidated
statement of income.

Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang


timbul dari penjabaran aset dan kewajiban moneter
dalam mata uang selain Rupiah diakui pada laporan
laba rugi konsolidasian.
d.

Currency

d.

Receivables
Receivables are presented at their estimated
recoverable value after providing for doubtful
accounts based on managements review of the
status of each account at the end of the year.
Receivables are written off during the period in which
they are determined to be not collectible.

239

PT Bukit Asam Tbk

240

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/9 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


e.

f.

Persediaan

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
e.

Inventories

Persediaan batubara diakui sebesar nilai yang lebih


rendah antara harga perolehan dengan nilai realisasi
bersih. Harga perolehan ditentukan berdasarkan
metode rata-rata tertimbang atas biaya yang terjadi
selama tahun berjalan dan terdiri dari biaya bahan
baku, tenaga kerja, serta alokasi biaya overhead
yang berkaitan dengan aktivitas penambangan. Nilai
realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan
dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya
penyelesaian dan biaya penjualan.

Coal inventories are valued at the lower of cost or net


realisable value. Cost is determined on a weighted
average cost incurred during the year and comprises
materials, labour and depreciation and overheads
related to mining activities. Net realisable value is the
estimated sales amount in the ordinary course of
business less the costs of completion and selling
expenses.

Persediaan perlengkapan, bahan bakar, minyak


pelumas dan suku cadang diakui pada harga
perolehan, ditentukan dengan metode rata-rata,
setelah dikurangi penyisihan untuk persediaan usang.

Materials, fuel, lubricants and spare are valued at


cost, determined on an average basis, less provision
for obsolete inventory.

Penyisihan untuk persediaan usang dan bergerak


lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan
atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada
masa mendatang.

A provision for obsolete and slow moving inventory is


determined on the basis of estimated future usage or
sale of individual inventory items.

Investasi pada perusahaan asosiasi

f.

Investments in associated companies

Investasi pada perusahaan dimana Perusahaan


memiliki paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari
50% hak suara, atau dimana Perusahaan memiliki
pengaruh signifikan, tetapi tidak mengendalikan,
dicatat berdasarkan metode ekuitas. Dengan
metode ini, biaya perolehan investasi bertambah
atau berkurang sebesar bagian pemilikan
Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan
asosiasi sejak tanggal perolehan, dan distribusi
dividen tunai.

Investments in companies of which the Company


has between 20% and 50% of the voting rights or
over which the Company has significant influence
but not control, are accounted for under the equity
method. Based on this method, the cost of the
investments is adjusted by the Companys share in
the net income or losses of the associates since the
date of acquisition and dividends distributions.

Kerugian yang melebihi nilai tercatat investasi


diakui bila Perusahaan mempunyai komitmen
untuk memberikan bantuan keuangan atau
menjamin kewajiban perusahaan asosiasi.

Loss exceeding the carrying value of the investment


is recognised if the Company has committed to
provide financial support or guarantee the
associates obligation.

Pada tanggal neraca, Perusahaan menelaah ada


atau tidaknya indikasi penurunan nilai investasi
pada perusahaan asosiasi. Bila terjadi penurunan
permanen atas nilai investasi dalam perusahaan
asosiasi, nilai tercatat dikurangkan untuk mengakui
penurunan tersebut.

At the balance sheet date, the Company undertakes


a review to determine whether there is any indication
of impairment in investment in associates. If there
has been a permanent decline in the value of an
invesment in an associate the carrying value is
written down to recognise the decline.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/10 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


g.

Transaksi dengan
hubungan istimewa

pihak

yang

mempunyai

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
g.

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa


sebagaimana didefinisikan dalam Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
(PSAK)
7
Pengungkapan
Pihak-pihak
yang
Memiliki
Hubungan Istimewa. Yang termasuk dalam
hubungan istimewa antara lain, hubungan antara:

The Company enters into transactions with related


parties as defined in Statement of Financial
Accounting Standards (SFAS) 7 Related Party
Disclosure. A related party includes among others, a
relationship between:

(i)

(i)

(ii)

Perusahaan, pemegang saham utama dan


perusahaan lain yang berhubungan dengan
pemegang saham utama; dan
Perusahaan dan dewan komisaris, direksi dan
karyawan, termasuk hubungan keluarga dan
perkawinan.

(ii)

Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan

the Company, its major shareholders and


companies related to its major shareholders;
and
the Company and its board of commissioners,
directors and employees, including marital and
family relationships.

The nature and balances of transactions with related


parties, whether or not transacted on normal terms
and conditions similar to those with third parties, are
disclosed in the consolidated financial statements.

Sifat dan saldo transaksi dengan pihak yang


mempunyai hubungan istimewa, baik yang berasal
maupun yang tidak berasal dari transaksi normal dan
dengan ketentuan dan syarat yang sama dengan
transaksi ke pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan
dalam laporan keuangan konsolidasian.
h.

Transactions with related parties

h.

Deferred
exploration
expenditure

and

development

Beban eksplorasi dan evaluasi diakumulasi untuk


setiap area of interest dan ditangguhkan sebagai aset
bila biaya-biaya tersebut diharapkan dapat diperoleh
kembali melalui eksploitasi atau penjualan, atau
kegiatan tersebut belum mencapai tahap yang dapat
menentukan apakah kegiatan tersebut akan dapat
menghasilkan cadangan terbukti yang secara
ekonomis dapat diperoleh serta kegiatan yang aktif
dan signifikan dalam area of interest terkait masih
berlangsung. Pengembalian beban eksplorasi dan
evaluasi yang ditangguhkan sangat tergantung pada
keberhasilan eksploitasi dan pengembangan area of
interest yang terkait.

Exploration
and
evaluation
expenditure
is
accumulated for each area of interest and deferred as
an asset when the costs are expected to be recouped
through exploitation or sale, or where activities in the
area of interest have not yet reached a stage which
permits a reasonable assessment of the existence or
otherwise of economically recoverable reserves and
active and significant operations in or in relation to the
area are continuing. Ultimate recovery of exploration
and evaluation expenditure carried forward is
dependent on successful development and
exploitation of the respective areas.

Beban pengembangan dikapitalisasi dan termasuk


dalam biaya-biaya untuk mengembangkan area of
interest sebelum dimulainya operasi dalam area of
interest terkait. Beban eksplorasi dan pengembangan
tangguhan diamortisasi dengan menggunakan
metode unit produksi yang dihitung sejak tanggal
dimulainya produksi komersial dari setiap area of
interest terkait.

Development expenditure is capitalised and


incorporates costs for developing an area of interest
prior to the commencement of operations in the
respective
area.
Deferred
exploration
and
development expenditures are amortised using the
unit-of-production method from the date of
commencement of commercial production of each
respective area of interest.

Nilai bersih tercatat beban eksplorasi dan


pengembangan untuk setiap area of interest ditelaah
secara berkala dan apabila nilai tercatat melebihi nilai
yang bisa diharapkan dimasa datang, kelebihan
tersebut disisihkan atau dihapuskan pada tahun saat
ditentukan.

The net carrying value of each area of interest is


reviewed regularly and, to the extent this value
exceeds its recoverable value, that excess is provided
for or written off in the year in which this is
determined.

241

PT Bukit Asam Tbk

242

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/11 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


i.

j.

Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan


tambang

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
i.

Provision for environmental reclamation and mine


closure

Restorasi, rehabilitasi, dan biaya lingkungan hidup


lainnya yang timbul selama tahap produksi
dibebankan sebagai bagian dari biaya produksi.

Restoration, rehabilitation, and


environmental
expenditure to be incurred during the production
phase of operations is charged as part of the cost of
production.

Perusahaan memiliki kewajiban tertentu untuk


restorasi dan rehabilitasi daerah pertambangan
sesudah produksi selesai. Perusahaan menghitung
besarnya kewajiban tersebut yang mencukupi untuk
memenuhi kewajiban yang timbul ketika produksi
sudah selesai. Perubahan taksiran biaya restorasi
dan lingkungan hidup yang akan terjadi dihitung
secara prospektif berdasarkan sisa umur tambang.

The Company has certain obligations to restore and


rehabilitate mining areas following the completion of
production. Such obligations are being accrued, so
that the accrual will be adequate to meet those
obligations once production from the resource is
completed. Changes in estimated restoration and
environmental costs to be incurred are accounted for
on a prospective basis over the remaining mine life.

Aset tetap

j.

Fixed assets
Fixed assets are stated at cost less accumulated
depreciation. Depreciation of the main mining
equipment used in mining operations is calculated
using the unit-of-production method. The main mining
equipment consists of Bucket Wheel Excavators
(BWE), Conveyor System (CS), Central Distribution
Point (CDP), Spreader and Stacker & Reclaimer
(SR). Other fixed assets, except land, are depreciated
using the straight-line method to their estimated
residual value over the lesser of the estimated useful
lives of the assets, the life of mine or KP term as
follows:

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah


dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan alat
tambang utama yang digunakan dalam operasi
pertambangan dihitung dengan menggunakan
metode unit produksi. Alat tambang utama terdiri dari
Bucket Wheel Excavator (BWE), Conveyor System
(CS), Central Distribution Point (CDP), Spreader dan
Stacker & Reclaimer (SR). Kecuali tanah, semua
aset tetap lainnya disusutkan berdasarkan metode
garis lurus hingga mencapai nilai sisa, selama
periode yang lebih rendah antara estimasi masa
manfaat aset, umur tambang, atau masa KP, yang
dinyatakan sebagai berikut:
Tahun/
Years
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor dan rumah sakit

5 dan/and 20
5 sampai/to 20
4
3 sampai/to 4

Buildings
Machinery and equipment
Vehicles
Office and hospital equipment

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui


sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai
aset yang terpisah, sebagaimana mestinya, hanya
apabila kemungkinan besar Grup akan mendapatkan
manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan
aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur
dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti
tidak lagi diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan
dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian
dalam periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Subsequent costs are included in the assets


carrying amount or recognised as a separate asset,
as appropriate, only when it is probable that future
economic benefits associated with the item will flow
to the Group and the cost of the item can be
measured reliably. The carrying amount of the
replaced part is derecognised. All other repairs and
maintenance are charged to the consolidated
statement of income during the financial period in
which they are incurred.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi maka harga


perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan
dari aset tetap dan dicatat sebagai Aset
non-produktif. Nilai buku dari aset tetap yang
dipindahkan diakui sebagai beban periode berjalan.
Penghapusan dan penjualan aset tidak produktif
harus mendapat persetujuan dari pemegang saham.

When assets are retired or otherwise disposed of,


their cost and the related accumulated depreciation
are transferred from fixed assets to Non-productive
assets. The carrying value of assets transferred is
charged as an expense in the current period.
Elimination and disposal of non productive assets
are required to be approved by shareholders.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/12 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


j.

Aset tetap (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
j.

Fixed assets (continued)

Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik


serta pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset
dalam
penyelesaian.
Biaya-biaya
tersebut
direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses
konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan
mulai dibebankan pada tanggal yang sama.

The accumulated costs of the construction of


buildings and plant and the installation of machinery
are capitalised as construction in progress. These
costs are reclassified to fixed asset accounts when
the construction or installation is complete.
Depreciation is charged from such date.

Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti biaya


diskonto atas pinjaman baik yang secara langsung
ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai
proses pembangunan aset tertentu yang memenuhi
syarat, dikapitalisasi sampai proses pembangunan
tersebut selesai. Untuk pinjaman yang dapat
diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu
yang memenuhi syarat, jumlah yang dikapitalisasi
adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama
tahun berjalan, dikurangi pendapatan investasi
jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk
pinjaman yang tidak dapat diatribusi secara langsung
pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat,
jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan
dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan
pengeluaran untuk aset tertentu yang memenuhi
syarat. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata
tertimbang biaya pinjaman dibagi dengan jumlah
pinjaman dari suatu periode tertentu, tidak termasuk
pinjaman yang secara khusus digunakan untuk
perolehan aset tertentu yang memenuhi syarat.

Interest and other borrowing costs, such as discount


fees on loans either directly or indirectly used in
financing construction of a qualifying asset, are
capitalised up to the date when construction is
complete. For borrowings directly attributable to a
qualifying asset, the amount to be capitalised is
determined as the actual borrowing costs incurred
during the year, less any income earned on the
temporary investment of such borrowings. For
borrowings that are not directly attributable to a
qualifying asset, the amount to be capitalised is
determined by applying a capitalisation rate to the
amount expended on the qualifying asset. The
capitalisation rate is the weighted-average of the
borrowing costs applicable to the total borrowings
outstanding during the period, excluding borrowings
directly attributable to financing the qualifying asset
under construction.

Sewa pembiayaan

Finance leases

Apabila dalam suatu kontrak sewa porsi yang


signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset
tetap berada ditangan lessor, maka sewa tersebut
diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran
sewa operasi dibebankan ke laporan laba rugi
konsolidasian atas dasar garis lurus selama masa
sewa.

Leases in which a significant portion of the risks and


rewards of ownership are retained by the lessor are
classified as operating leases. Payments made under
operating leases are charged to the consolidated
statements of income on a straight-line basis over the
period of the lease.

Sewa aset tetap dimana Grup memiliki secara


substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan
aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa
sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar
nilai kini pembayaran sewa minimum, jika nilai kini
lebih rendah dari nilai wajar.

Leases of fixed assets where the Group has


substantially all the risks and rewards of ownership
are classified as finance leases. Finance leases are
capitalised at the leases commencement at the lower
of the fair value of the leased property and the
present value of the minimum lease payments.

Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian


yang merupakan pelunasan kewajiban dan bagian
yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa
sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang
konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dalam
beban keuangan dibebankan di laporan laba rugi
konsolidasian selama masa sewa sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga
periodik yang konstan atas saldo kewajiban setiap
periode.

Each lease payment is allocated between the liability


and finance charges so as to achieve a constant rate
of interest on the finance balance outstanding. The
interest element of the finance cost is charged to the
consolidated statement of income over the lease
period so as to produce a constant periodic rate of
interest on the remaining balance of the liability for
each period.

243

PT Bukit Asam Tbk

244

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/13 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


j.

k.

l.

Aset tetap (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
j.

Fixed assets (continued)

Sewa pembiayaan (lanjutan)

Finance leases (continued)

Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan


disusutkan dengan metode yang sama dengan
metode penyusutan aset tetap yang dimiliki sendiri.
Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa
Grup akan mendapatkan kepemilikan atas aset pada
akhir masa sewa, aset tersebut disusutkan selama
jangka waktu yang lebih pendek antara umur
manfaat aset dan masa sewa.

Fixed assets acquired under finance leases are


depreciated similarly to owned assets. If there is no
reasonable certainty that the Group will hold the
ownership by the end of the lease term, the asset is
depreciated over the shorter of the useful life of the
asset and the lease term.

Penurunan nilai dari aset jangka panjang

k.

Impairment long-lived of assets

Setiap tanggal neraca, Grup menelaah ada atau


tidaknya indikasi penurunan nilai aset.

At each balance sheet date, the Group undertakes a


review of whether there is any indication of asset
impairment or not.

Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk


aset tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah
telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai bilamana
terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut
tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat
penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai
tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh
kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh
kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga
jual bersih dan nilai pakai aset. Dalam rangka
menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga
unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
Pemulihan penyisihan penurunan nilai diakui sebagai
pendapatan dalam periode dimana pemulihan
tersebut terjadi.

Fixed assets and other non-current assets, including


intangible assets are reviewed for impairment
whenever events or changes in circumstances
indicate that the carrying amount may not be
recoverable. An impairment loss is recognised for the
amount by which the carrying amount of the asset
exceeds its recoverable amount, which is the higher
of an assets net selling price and value in use. For
the purpose of assessing impairment, assets are
grouped at the lowest levels for which there are
separately identifiable cash flows. Reversal of an
impairment provision is recorded as income in the
period when the reversal occurs.

Properti pertambangan

l.

Mining property

Properti pertambangan dinyatakan sebesar biaya


perolehan dan merupakan penyesuaian nilai wajar
properti pertambangan pada tanggal akuisisi untuk
IPC.

Mining property is stated at cost and represents the


fair value adjustment of properties acquired at the
date of acquisition of IPC.

Saldo properti pertambangan terkait dengan IPC


diamortisasi selama umur properti menggunakan
metode unit produksi dimulai dari awal operasi
komersial. Amortisasi tersebut menggunakan basis
estimasi cadangan. Perubahan dalam estimasi
cadangan dilakukan secara prospektif, dimulai sejak
awal periode terjadinya perubahan (lihat Catatan 3).

The mining property balance related to IPC is


amortised over the life of the property using the units
of production method from the date of the
commencement of commercial operations.
The
amortisation is based on estimated reserves.
Changes in estimated reserves are accounted for on
a prospective basis, from the beginning of the period
in which the change occurs (see Note 3).

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/14 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


m.

n.

Pendapatan dan beban

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
m.

Revenue and expenses

Pendapatan berasal dari penjualan produk Grup dan


aktifitas perdagangan batubara.

Revenue represents revenue earned from the sale of


the Groups products and coal trading activities.

Penjualan dari produk diakui sebagai penghasilan


pada saat pengalihan risiko kepada pelanggan dan:

Dipastikan manfaat ekonomis dari transaksi


penjualan akan mengalir kepada Grup;

Kuantitas serta kualitas dari produk dapat


ditentukan dengan cukup akurat;

Produk telah diserahkan kepada pelanggan


serta tidak lagi dibawah pengendalian fisik dari
Grup atau hak kepemilikannya telah diserahkan
kepada pelanggan; dan

Harga jual dapat ditentukan dengan cukup


akurat.

Revenue from sales of coal is recognised when there


has been a passing of risk to the customers, and:

It is probable that economic benefits associated


with the transaction will flow to the Group;

The quantity and quality of the product can be


determined with reasonable accuracy;

The product has been dispatched to the


customer and is no longer under the physical
control of the Group or property in the product
has earlier passed to the customer; and

The selling price and related costs can be


determined with reasonable accuracy.

Beban diakui berdasarkan metode akrual. Beban


pengupasan tanah dibiayakan pada saat terjadinya.

Expenses are recognised on accruals basis. Stripping


costs are expensed as incurred.

Perpajakan

n.

Taxation

Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat


aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan
pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan
metode liabilitas neraca (balance sheet liability
method). Tarif pajak yang berlaku saat ini atau
secara substansial telah berlaku digunakan untuk
menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Deferred income tax is provided for using the balance


sheet liability method for all temporary differences
arising between the tax bases of assets and liabilities
and their carrying values for financial reporting
purposes. Currently enacted or substantially enacted
tax rates are used to determine deferred income tax.

Aset pajak tangguhan berasal dari manfaat pajak


masa mendatang dan saldo rugi fiskal yang dapat
dikompensasi
akan
diakui
apabila
besar
kemungkinan jumlah laba fiskal pada masa
mendatang akan memadai untuk dikompensasi
dengan manfaat pajak masa mendatang dan saldo
rugi fiskal yang dapat dipakai.

Deferred tax assets relating to future tax benefits and


the carry forward of unused tax losses are recognised
to the extent that it is probable that future taxable
profit will be available against which the future tax
benefits and unused tax losses can be utilised.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat


surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan
keberatan, pada saat keputusan atas keberatan
tersebut telah ditetapkan.

Amendments to taxation obligations are recorded


when an assessment is received or, if appealed
against, when the results of the appeal are
determined.

245

PT Bukit Asam Tbk

246

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/15 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


o.

Imbalan Kerja

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
o.

Employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek

Short-term employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat


terhutang kepada karyawan.

Short-term employee benefits are recognised when


they are accrued to the employees.

Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya

Pension benefits and other post-employment


benefit

Perusahaan memiliki program tabungan pensiun


karyawan untuk semua karyawan tetapnya. Program
tersebut dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa.
Kontribusi dihitung secara periodik oleh perusahaan
asuransi.
Para
karyawan
mengkontribusikan
persentase tertentu dari gaji pokok dan sisa
kontribusi ditanggung oleh Perusahaan.

The Company has a contributory employee saving


program covering all of its qualified permanent
employees. The program is managed by a life
insurance company. Contribution is computed
periodically by the insurance company whereby the
employees contribute a certain percentage of their
basic salary and the Company contributes the
balance of the required amount.

Pada tanggal 21 Oktober 2002, Perusahaan


memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan (No.
KEP-245/KM.6/2002) untuk membentuk Lembaga
(Trust) terpisah yang mengelola dana pensiun dalam
bentuk program pensiun manfaat pasti (PPMP)
bernama Dana Pensiun Bukit Asam (DPBA) , untuk
mengelola, atas nama para anggota, semua
kekayaan agar dapat memenuhi kewajiban pensiun
dari Perusahaan. Jumlah kontribusi terdiri dari
kontribusi karyawan dan Perusahaan masing-masing
dihitung sebesar 4,5% dan 21,37% dari penghasilan
dasar pensiun.

On 21 October 2002, the Company received approval


from the Ministry of Finance (No. KEP245/KM.6/2002) to establish a separate, trustadministered pension fund as a defined benefit
retirement plan (PPMP), named Dana Pensiun Bukit
Asam (DPBA), to hold, on behalf of plan members,
assets held to satisfy the pensions obligations of the
Company. Contributions consist of employees and
the Companys contributions that are computed as
4.5% and 21.37% of employees basic pension
income, respectively.

Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya

Pension benefits and other post-employment


benefit

Grup harus menyediakan imbalan pensiun dengan


jumlah minimal sesuai dengan Undang-Undang
(UU) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Perjanjian
Kerja Bersama (PKB), mana yang lebih tinggi.
Karena UU Ketenagakerjaan atau PKB menentukan
rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal
imbalan pensiun, pada dasarnya program pensiun
berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau PKB adalah
program pensiun imbalan pasti.

The Group is required to provide a minimum amount


of pension benefits in accordance with Labour Law
No. 13/2003 or the Groups Collective Labour
Agreement (the CLA), whichever is higher. Since
the Labour Law and the CLA set the formula for
determining the minimum amount of benefits, in
substance pension plans under the Labour Law or the
CLA represent defined benefit plans.

Kewajiban imbalan pensiun merupakan nilai kini


kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca
dikurangi dengan nilai wajar aset program dan
penyesuaian atas keuntungan atau kerugian
aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
Kewajiban imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh
aktuaris independen dengan menggunakan metode
projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan
pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi
arus kas keluar masa depan dengan menggunakan
tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan
pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk
obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang
Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan
tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka
waktu yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh
tempo
kewajiban
imbalan
pensiun
yang
bersangkutan.

The pension benefit obligation is the present value of


the defined benefit obligation at the balance sheet
date less the fair value of plan assets, together with
adjustments for unrecognised actuarial gains or
losses and past service costs. The defined benefit
obligation is calculated annually by independent
actuaries using the projected unit credit method. The
present value of the defined benefit obligation is
determined by discounting the estimated future cash
outflows using interest rates of government bonds
(considering currently there is no deep market for high
quality corporate bonds) that are denominated in
Rupiah in which the benefits will be paid and that
have terms to maturity approximating the terms to the
related pension obligation.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/16 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


o.

Imbalan Kerja (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
o.

Employee benefits (continued)

Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya


(lanjutan)

Pension benefits and other post-employment


benefit (continued)

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari


penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi
aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih
besar dari 10% dari nilai wajar aset program atau
10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti,
dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi
konsolidasian selama rata-rata sisa masa kerja yang
diharapkan dari karyawan tersebut.

Actuarial gains and losses arising from experience


adjustments and changes in actuarial assumptions in
excess of the greater of 10% of the fair value of plan
assets or 10% of the present value of the defined
benefit obligations are charged or credited to the
consolidated statements of income over the
employees expected average remaining service
lives.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan


laba rugi konsolidasian, kecuali perubahan terhadap
program pensiun tersebut tergantung pada karyawan
yang masih tetap bekerja selama periode waktu
tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa
lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang
periode vesting.

Past service costs are recognised immediately in the


consolidated statements of income, unless the
changes to the pension plan are conditional on the
employees remaining in service for a specified period
of time (the vesting period). In this case, the past
service costs are amortised on a straight-line basis
over the vesting period.

Perusahaan memberikan imbalan pasca-kerja


lainnya, seperti uang penghargaan, santunan
kematian dan uang pisah. Imbalan berupa uang
penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja
hingga mencapai usia pensiun. Santunan kematian
diberikan bila pegawai dan anggota keluarga tertentu
meninggal dunia. Nilai imbalan yang diberikan
didasari pada peraturan Perusahaan. Sedangkan
imbalan berupa uang pisah, dibayarkan kepada
karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela,
setelah memenuhi minimal masa kerja tertentu.
Imbalan ini dihitung dengan menggunakan
metodologi yang sama dengan metodologi yang
digunakan dalam perhitungan program pensiun
imbalan pasti.

The Company also provides other post-employment


benefits, such as long service reward, death
allowance and separation reward. The long service
reward vests when the employees reach their
retirement age. Death allowance is paid when the
employee or the qualified family members pass away.
The separation reward benefit is paid to employees in
the case of voluntary resignation, subject to a
minimum number of years of service. These benefits
have been accounted for using the same
methodology as for the defined benefit pension plan.

Imbalan pelayanan kesehatan pensiun

Post-retirement health care benefits

Perusahaan menyediakan imbalan kesehatan pascakerja untuk pensiunan mereka. Hak atas imbalan ini
pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja
sampai usia pensiun dan memenuhi masa kerja
minimum tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru
sepanjang
masa
kerja
karyawan,
dengan
menggunakan metode akuntansi yang sama, namun
disederhanakan, dengan metode yang digunakan
dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris
independen yang memenuhi kualifikasi.

The Company provides post-retirement healthcare


benefits to their retirees. The entitlement to these
benefits is usually based on the employee remaining
in service up to retirement age and the completion of
a minimum service period. The expected costs of
these benefits are accrued over the period of
employment, using an accounting methodology
similar but simplified to that for defined benefit
pension plans. These obligations are valued annually
by independent qualified actuaries.

247

PT Bukit Asam Tbk

248

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/17 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


o.

p.

Imbalan Kerja (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
o.

Pesangon pemutusan kontrak kerja

Termination benefits

Pesangon pemutusan hubungan kerja diakui sebagai


beban ketika karyawan dihentikan sebelum usia
pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon
pemutusan kontrak kerja ketika Perusahaan
menunjukkan komitmennya untuk memutuskan
hubungan kerja dengan karyawan yang berdasarkan
suatu
rencana
formal
terinci
yang
kecil
kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang
akan dibayarkan lebih dari 12 bulan setelah tanggal
neraca didiskontokan untuk mencerminkan nilai
kininya.

Termination benefits are payable whenever an


employees employment is terminated before the
normal retirement date. The Company recognises
termination benefits when it is demonstrably
committed to terminate the employment of current
employees according to a detailed formal plan with
low possibility of withdrawal. Benefits falling due more
than 12 months after the balance sheet date are
discounted to present value.

Imbalan kerja jangka panjang lainnya

Other long-term employee benefits

Imbalan kerja jangka panjang lainnya, yang terdiri


dari penghargaan masa kerja dan imbalan masa
persiapan pensiun (MPP) diakui di neraca
konsolidasian berdasarkan nilai kini dari kewajiban
imbalan pasti. Keuntungan dan kerugian aktuarial
dan biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan
laba rugi konsolidasian.

Other long-term employee benefits, which consist of


jubilee reward and pre-retirement period benefit
(MPP), are recognised in the consolidated balance
sheet at the present value of the defined benefit
obligation. The actuarial gains and losses and the
past service costs are recognised immediately in the
consolidated statement of income.

Pelaporan Segmen

p.

Saham dan biaya emisi saham

q.

Laba bersih per saham dasar


Laba bersih per saham dihitung dengan membagi
laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah
saham biasa yang beredar pada tahun yang
bersangkutan,
untuk
tahun
yang
berakhir
31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing adalah
2.304.131.849 saham.

Shares and share issuance cost


Ordinary shares are classified as equity. Share
issuance cost which is an incremental cost directly
attributable to the issue of new shares is shown in
equity as deduction, net of tax, from the proceeds.

Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Biaya


emisi saham yaitu tambahan biaya yang langsung
terkait dengan penerbitan saham, disajikan pada
bagian ekuitas sebagai pengurang bersih setelah
dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima.
r.

Segment reporting
A business segment is a group of assets and
operations engaged in providing products or services
that are subject to risks and returns that are different
from those of other business segments.
A geographical segment is engaged in providing
products or services within a particular economic
environment that are subject to risks and returns that
are different from those of segments operating in
other economic conditions.

Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan


operasi yang menyediakan barang atau jasa yang
memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang
berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah
segmen geografis menyediakan barang maupun jasa
di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki
risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda
dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam
lingkungan ekonomi lain.
q.

Employee benefits (continued)

r.

Basic earning per share


Net income per share is calculated by dividing net
income by the weighted average number of ordinary
shares outstanding during the year, which for the
years ended 31 December 2009 and 2008 was
2,304,131,849 shares.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/18 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


s.

2.

Dividen

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
s.

Dividend distribution to the Groups shareholders is


recognised as a liability in the Groups consolidated
financial statements in the period in which the
dividends are declared.

Pembagian dividen kepada pemegang saham Grup


diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan
konsolidasian Grup dalam periode dimana
pembagian dividen diumumkan.
t.

Penggunaan estimasi

t.

AKUISISI

3.

ACQUISITION
On 19 September 2008, the Company acquired 51% of the
shares of IPC with the total consideration paid of USD 17.85
million or equivalent to Rp 163.9 billion from the previous
shareholders PT Mega Raya Kusuma (PTMRK) and
PT Rajawali Corpora (PTRC). The Company recognised
mining property after purchase price allocation to the fair
value of net assets acquired net of negative goodwill
allocation to the identifiable non-monetary assets as detailed
below:

Pada tanggal 19 September 2008, Perusahaan


mengakuisisi 51% kepemilikan saham IPC dengan jumlah
pembayaran sebesar USD 17,85 juta atau setara dengan
Rp 163,9 milyar dari pemegang saham lama PT Mega
Raya Kusuma (PTMRK) dan PT Rajawali Corpora
(PTRC). Perusahaan mengakui properti pertambangan
setelah mengalokasikan harga perolehan ke nilai wajar aset
bersih diperoleh setelah dikurangi alokasi goodwill negatif
yang timbul ke aset non-moneter teridentifikasi seperti
dirinci dibawah ini:
Harga perolehan
Alokasi harga perolehan:
- Aset lancar
- Aset tetap
- Properti pertambangan
- Aset tidak lancar lainnya
- Kewajiban lancar
- Kewajiban jangka panjang
- Kewajiban pajak tangguhan
- Hak minoritas
- Goodwill negatif yang dialokasikan
ke aset non-moneter teridentifikasi

Use of estimates
The preparation of consolidated financial statements
in conformity with generally accepted accounting
principles in Indonesia requires management to make
estimates and assumptions that affect the reported
amounts of assets and liabilities and disclosure of
contingent assets and liabilities at the date of the
consolidated financial statements and the reported
amounts of revenues and expenses during the
reporting period. Actual results could differ from those
estimates.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang


sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia mengharuskan manajemen untuk
membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi
jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset
dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan
keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan
dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang
sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang
diestimasi.
3.

Dividends

163,934
375
83,198
199,063
47,856
(163)
(9,401)
(49,766)
(59,714)
(47,514)

Purchase consideration
Purchase price allocation:
Current assets Fixed assets Mining property Other non-current assets Current liabilities Non-current liabilities Deferred tax liabilities Minority interest Negative goodwill allocated to the identifiable non-monetary assets

163,934
IPC saat ini sedang dalam tahap pengembangan.

IPC is currently in the development phase.

249

PT Bukit Asam Tbk

250

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/19 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
4.

KAS DAN SETARA KAS

4.

Cash and cash equivalents consist of the following:

Kas dan setara kas terdiri dari:

2008

2009
Kas
Bank
Rupiah
Pihak ketiga
- PT Bank Permata Tbk
- Standard Chartered Bank
- PT CIMB Niaga Tbk
- Deutsche Bank AG
- PT Bank Mega Tbk
- Citibank
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
- PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
- PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk
Dolar Amerika Serikat
Pihak ketiga
- Deutsche Bank AG
- Citibank
- PT Bank Permata Tbk
- Standard Chartered Bank
- PT Bank Mega Tbk
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
- PT Bank Mandiri (Persero)Tbk
- PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
Jumlah bank
Deposito berjangka
(jatuh tempo dalam jangka waktu 3 bulan)
Rupiah
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
- PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
- PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
- PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
- PT Bank Sumsel
Dolar Amerika Serikat
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
- PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jumlah deposito berjangka

CASH AND CASH EQUIVALENTS

144

123

Cash on hand

1,834
1,636
673
235
74
45

645
3,517
343
191
153,691

Cash in banks
Rupiah
Third parties
PT Bank Permata Tbk Standard Chartered Bank PT CIMB Niaga Tbk Deutsche Bank AG PT Bank Mega Tbk Citibank -

97,328

63,410

10,454

10,776

143

311

Related parties
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
US Dollars
Third parties
Deutsche Bank AG Citibank PT Bank Permata Tbk Standard Chartered Bank PT Bank Mega Tbk -

21,835
2,712
948
121
56

40,828
12,935
141
65

11,717

23,055

2,406

794

Related parties
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

152,217

310,702

Total cash in bank


Time deposits
(maturity within 3 months)
Rupiah

1,792,500
1,508,743

626,300
1,015,000

600,000

500,000

575,000
10,000

250,000
10,000

Related parties
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Sumsel US Dollars

70,500

329,595
-

Related parties
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk -

4,556,743

2,730,895

Total time deposit

4,709,104

3,041,720

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/20 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
4.

KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

4.

Suku bunga deposito berjangka di atas adalah:

The interest rates of the above time deposits are as


follows:
2008

2009
Deposito Rupiah
Deposito Dolar Amerika Serikat

8.83% 12.50%
4.50% 5.00%

PIUTANG USAHA

Refer to Note 27 for details of related party balances and


transactions.
5.

2009

Dolar Amerika Serikat


- Coal Orbis AG
- Lianex Corporation
- Aempire Resources
- Nissho Iwai Co.
- Dragon Energi
- PT Okyloe Indonesia
- Idemitsu Kosan, Co Ltd
- PT Tiga Lentera Abadi
- PT Sinar Bentala Abadi
- PT Titian Bina Kenari
- Queda Corporation
- FDK Resources
- Nomura Trading
- Lainnya (masing-masing
dibawah 5.000)

Dikurangi: Penyisihan
piutang tidak tertagih
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Rupiah
- PT Indonesia Power
- PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero)
- PT Semen Baturaja
Dolar Amerika Serikat
- PT Timah (Persero) Tbk

Jumlah piutang usaha

TRADE RECEIVABLES
Trade receivables consist of:

Piutang usaha terdiri dari:

Pihak ketiga
Rupiah
- PT Risna Karya Wardhana
- PT Artha Aneka Samudera
- PT Duta Angkasa Raya
- Lain-lain (masing-masing di bawah 5.000)

Rupiah
US Dollar deposits

10.00%13.00%
3.05% 5.50%

Lihat Catatan 27 untuk rincian saldo dan transaksi dengan


pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
5.

CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)

2008

44,074
21,801
3,440
55,117

5,090
63,998

Third Parties
Rupiah
PT Risna Karya Wardhana PT Artha Aneka Samudera PT Duta Angkasa Raya Others (each below 5,000) -

45,596
44,759
44,086
39,610
31,309
25,833
22,740
21,598
21,405
15,406
4,338
-

116,575
35,412
9,445
5,805
50,161
39,745

US Dollars
Coal Orbis AG Lianex Corporation Aempire Resources Nissho Iwai Co. Dragon Energi PT Okyloe Indonesia Idemitsu Kosan, Co Ltd PT Tiga Lentera Abadi PT Sinar Bentala Abadi PT Titian Bina Kenari Queda Corporation FDK Resources Nomura Trading -

34,757

6,114

475,869

332,345

(48,138)

(24,281)

427,731

308,064

Others (each below 5,000) -

Less: Provision for


doubtful accounts

939,675

944,495

108,971
9,678

101,778
13,293

Related parties
Rupiah
PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Semen Baturaja -

5,405

8,994

US Dollars
PT Timah (Persero) Tbk -

1,063,729

1,068,560

1,491,460

1,376,624

Total account receivable

251

PT Bukit Asam Tbk

252

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/21 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
5.

PIUTANG USAHA (lanjutan)

5.

Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

Jatuh tempo < 30 hari


Jatuh tempo 30 60 hari
Jatuh tempo 60 180 hari
Jatuh tempo > 180 hari
Dikurangi:
Penyisihan piutang tidak tertagih

The aging analysis of trade receivables is as follows:

2009

2008

980,205
241,600
284,792
33,001
1,539,598

819,152
402,424
171,109
8,220
1,400,905
(24,281)

(48,138)
1,491,460

Less:
Provision for doubtful accounts

Changes in the amounts of the provision for doubtful


accounts are as follows:
2008

2009
24,281

6,231

Provision for doubtful


accounts beginning

30,227

18,050

Doubtful accounts expense

Penerimaan kembali atas


piutang tidak tertagih

(6,370)

Proceeds from doubtful accounts

Penyisihan piutang tidak


tertagih akhir

48,138

24,281

Provision for doubtful


accounts ending

Penyisihan piutang tidak


tertagih awal
Beban penyisihan piutang
tidak tertagih

Berdasarkan hasil penelaahan dari masing-masing akun


piutang usaha pada akhir tahun, manajemen Grup
berkeyakinan bahwa nilai penyisihan piutang tidak tertagih
telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas
tidak tertagihnya piutang.

Based on a review of the status of the individual trade


receivable accounts at the end of the years, the Groups
management believes that the provision for doubtful
accounts is adequate to cover possible losses from the noncollection of the accounts.

Lihat Catatan 27 untuk rincian saldo dan transaksi dengan


pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

See Note 27 for details of related party balances and


transactions.

ASET LANCAR LAINNYA, BERSIH

6.

PERSEDIAAN

7.

2009

Dikurangi:
Penyisihan persediaan usang

INVENTORIES
Inventories consist of the following:

Persediaan terdiri dari:

Persediaan batubara
Perlengkapan dan suku cadang

OTHER CURRENT ASSETS, NET


This account consists of Value Added Tax (VAT), the
overpayment of 2009 corporate income tax of the subsidiary
(see Note 13a), prepaid expenses, advances and nonoperational receivables, net of provision.

Akun ini terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


dibayar di muka, kelebihan pembayaran pajak badan anak
perusahaan tahun 2009 (lihat Catatan 13a), biaya dibayar di
muka, uang muka dan piutang non-operasional lainnya
setelah dikurangi penyisihan.
7.

Overdue < 30 days


Overdue 30 60 days
Overdue 60 180 days
Overdue > 180 days

1,376,624

Perubahan penyisihan piutang tidak tertagih adalah sebagai


berikut:

6.

TRADE RECEIVABLES (continued)

2008

278,968
156, 823

352,515
91,746

435,791

444,261

(25,890)

(24,221)

409,901

420,040

Coal inventories
Material and spare parts
Less:
Provision for obsolete inventories

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/22 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
7.

PERSEDIAAN (lanjutan)

7.

Movement in provision for obsolete inventory is as follows:

Mutasi penyisihan untuk persediaan usang adalah sebagai


berikut:

2008

2009

8.

Saldo awal
Perubahan selama tahun berjalan:
Penyisihan/(penghapusan)
persediaan usang

24,221

Saldo akhir

25,890

INVENTORIES (continued)

24,276
(55)

1,669

Beginning balances
Movement during the year:
Provision for/(write off) obsolete
inventories
Ending balances

24,221

Persediaan batubara dalam perjalanan, yang masih


merupakan tanggung jawab Perusahaan dari Pelabuhan
Tarahan dan Dermaga Kertapati ke Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Suralaya maupun dari pelabuhan dan
ke dermaga lainnya, untuk periode 15 Desember 2008
sampai dengan 15 Desember 2011 telah diasuransikan
pada PT Tugu Pratama Indonesia dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp 3,6 trilyun dengan total klaim
setinggi-tingginya sebesar US$ 3 juta untuk setiap
pengiriman batubara.

Coal inventories in transit under the Companys


responsibility from Tarahan and Kertapati ports to Steam
Generated Power Plant (PLTU) Suralaya and from and to
other
loading
areas
for
period
15 December 2008 to 15 December 2011, are covered by
insurance policies from PT Tugu Pratama Indonesia, with
the sum insured amounting to Rp 3.6 trillion with a maximum
total claim of US$ 3 million per coal shipment.

Persediaan perlengkapan dan suku cadang yang


ditempatkan di gudang telah diasuransikan pada PT Tugu
Pratama Indonesia dalam bentuk asuransi All Risk
bersama-sama dengan aset tetap tertentu.
Nilai
pertanggungan persediaan adalah sebesar Rp 91 milyar
(lihat Catatan 9).

Materials and spare parts stored in the warehouse are


covered under fire insurance together with certain fixed
assets from PT Tugu Pratama Indonesia. The sum insured
for inventory is Rp 91 billion (See Note 9).

Manajemen berkeyakinan bahwa asuransi telah memadai


untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi dari
risiko kehilangan persediaan dan risiko-risiko lain yang
berhubungan.

Management believes that the insurance is adequate to


cover possible losses arising from inventories losses and
related risks.

INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI

8.

INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES

Akun ini terdiri dari investasi pada PT Bukit Pembangkit


Innovative (BPI) dengan persentase kepemilikan sebesar
41%.

This account consists of investment in PT Bukit Pembangkit


Innovative (BPI) with the ownership of 41%.

Berikut adalah mutasi investasi pada BPI :

Below is movement of investment in BPI:


2009

Saldo awal
Tambahan setoran modal
Bagian (rugi)/laba bersih

2008

125,062
(3,352)

83,019
41,000
1,043

121,710

125,062

Pada tanggal 5 Agustus 2008, Perusahaan melakukan


investasi untuk memperoleh 10% kepemilikan atas saham
PT Transpacific Railway Infrastructure (TRI) dengan
jumlah modal disetor sebesar Rp 910 juta.

Beginning balance
Additional paid-in capital
Equity in net (loss)/income

On 5 August 2008, the Company made an investment to


obtain 10% ownership of PT Transpacific Railway
Infrastructure (TRI) with total paid in capital of Rp 910
million.

253

PT Bukit Asam Tbk

254

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/23 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
9.

ASET TETAP

9.

Fixed assets consist of the following:

Aset tetap terdiri dari:


Saldo
awal/
Beginning
balance
Harga perolehan
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor dan
rumah sakit
Aset tetap dalam
penyelesaian

Akumulasi penyusutan
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor dan
rumah sakit

Nilai buku

Mesin dan peralatan


Kendaraan
Peralatan kantor dan
rumah sakit
Aset tetap dalam
penyelesaian

31 Desember/December 2009
Pemindahan/
pengurangan/
Penambahan/
Transfers/
Additions
disposals
-

Saldo
akhir/
Ending
balance

78,403
263,064

1,730
15,261

944,042
20,356

1,617
15

(160)
(114)

945,499
20,257

54,186

2,297

(326)

56,157

25,162

36,671

(16,183)

45,650

1,385,213

57,591

(16,783)

1,426,021

80,133
278,325

(203,351)

(9,878)

(213,229)

(734,669)
(13,179)

(39,231)
(2,528)

160
114

(773,740)
(15,593)

(50,082)

(2,180)

326

(51,936)

(1,001,281)

(53,817)

600

(1,054,498)

383,932

Saldo
awal/
Beginning
balance
Harga perolehan
Tanah
Bangunan

FIXED ASSETS

371,523

31 Desember/December 2008
Pemindahan/
pengurangan/
Penambahan/
Transfers/
Additions
disposals

Cost
Land
Buildings
Machinery and
equipment
Vehicles
Office and hospital
equipment
Construction
in progress

Accumulated
depreciation
Buildings
Machinery and
equipment
Vehicles
Office and hospital
equipment

Book value

Saldo
akhir/
Ending
balance

26,498
251,540

82,122
14,164

(30,217)
(2,640)

78,403
263,064

921,299
22,004

30,226
2,963

(7,483)
(4,611)

944,042
20,356

58,919

2,919

(7,652)

54,186

33,624

26,571

(35,033)

25,162

1,313,884

158,965

(87,636)

1,385,213

Cost
Land
Buildings
Machinery and
equipment
Vehicles
Office and hospital
equipment
Construction
in progress

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/24 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
9.

ASET TETAP (lanjutan)

9.
Saldo
awal/
Beginning
balance

Akumulasi penyusutan
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor dan
rumah sakit

Nilai buku

31 Desember/December 2008
Pemindahan/
pengurangan/
Penambahan/
Transfers/
Additions
disposals

Saldo
akhir/
Ending
balance

(194,702)

(11,289)

2,640

(203,351)

(691,377)
(15,469)

(50,775)
(2,321)

7,483
4,611

(734,669)
(13,179)

(51,765)

(5,956)

7,639

(50,082)

(953,313)

(70,341)

22,373

(1,001,281 )

360,571

383,932

Accumulated
depreciation
Buildings
Machinery and
equipment
Vehicles
Office and hospital
equipment

Book value

Depreciation has been charged to:

Penyusutan dibebankan ke:

2008

2009
Harga pokok penjualan
Beban usaha
Beban eksplorasi yang
ditangguhkan

FIXED ASSETS (continued)

26,913
26,438

34,733
35,133

Cost of sales
Operating expenses

466

475

Deferred exploration expenses

53,817

70,341

Perusahaan mempunyai 95 bidang tanah (seluas


2.364.953 M2) dengan sertifikat Hak Guna Bangunan
dengan sisa masa manfaat antara 8 sampai dengan
24 tahun dan dapat diperpanjang.

The Company has 95 parcels of land (2,364,953 M2) with


Hak Guna Bangunan titles, which have remaining terms
ranging from 8 to 24 years and are extendable upon their
expiration.

Pada tanggal 31 Desember 2009, aset tetap tertentu


termasuk alat tambang utama yang berada di Area
Pertambangan Tanjung Enim, Dermaga Kertapati,
Pelabuhan Tarahan, Dermaga Teluk Bayur, Area
Pertambangan Ombilin, Unit Usaha Lampung dan Unit
Briket
Batubara
telah
diasuransikan
pada
PT Tugu Pratama Indonesia untuk property all risks
dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 2,9 trilyun
untuk periode 30 Nopember 2009 sampai dengan 30
Nopember 2010.

As at 31 December 2009, certain fixed assets, including


the main mining equipment located in the Tanjung Enim
Mine Area, Kertapati Jetty, Tarahan Port, Teluk Bayur
Jetty, Ombilin Mine Area, Lampung business unit and
Coal Briquette Unit, were insured with PT Tugu Pratama
Indonesia for property all risks with the sum insured
amounting to Rp 2.9 trillion for the period from 30
November 2009 to 30 November 2010.

255

PT Bukit Asam Tbk

256

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/25 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
9.

ASET TETAP (lanjutan)

9.

FIXED ASSETS (continued)

Manajemen berkeyakinan bahwa asuransi tersebut sudah


memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang
terjadi akibat risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Management believes that the insurance coverage is


adequate to cover possible losses arising from such risks.

Aset dalam penyelesaian merupakan proyek yang masih


belum selesai pada tanggal neraca:

Construction in progress represents projects that have not


been completed at the balance sheet date:

31 Desember/December 2009
Aset dalam
penyelesaian yang
belum selesai pada
tanggal neraca
GOR Tanjung Enim
Lapangan tenis
indoor basecamp
Lapangan golf base
camp tahap II
Pembebasan Lahan
Lain-lain (masingmasing di bawah
5% dari nilai aset
dalam penyelesaian)

Persentase
penyelesaian/
Percentage
of completion

Akumulasi biaya/
Accumulated
costs

Estimasi tanggal
penyelesaian/
Estimated completion
date

Constructions in progress
that have not been
completed at the balance
sheet date

70%

6,717

Maret/March 2010

Sport center Tanjung Enim

95%

3,899

Maret/March 2010

Tennis i ndoor court basecamp

95%
95%

3,125
16,815

Pebruari/February 2010
Juni/June 2010

Golf course phase II


Land compensation

15,094

Januari 2010 Maret


2010/
January 2010 March
2010

Others (each below 5% of


construction in progress)

5% - 96%

Nilai buku

Book value

45,650
31 Desember/December 2008

Aset dalam
penyelesaian yang
belum selesai pada
tanggal neraca
Pembebasan Lahan
Lain-lain (masingmasing di bawah
5% dari nilai aset
dalam penyelesaian)
Nilai buku

Persentase
penyelesaian/
Percentage
of completion
95%

5% - 96%

Akumulasi biaya/
Accumulated
costs

Estimasi tanggal
penyelesaian/
Estimated completion
date

16,815

Juni/June 2010

8,347

Januari 2010 Maret


2010/
January 2010 March
2010

25,162

Constructions in progress
that have not been
completed at the balance
sheet date
Land compensation

Others (each below 5% of


construction in progress)
Book value

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

257

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/26 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
10.

BEBAN
EKSPLORASI
TANGGUHAN

DAN

PENGEMBANGAN

10.

DEFERRED EXPLORATION
EXPENDITURE

31 Desember/December 2009

Saldo awal/
Beginning
balance

Penambahan/
Additions

IPC
- Palaran
BBK
- Bukit Kendi

Akumulasi amortisasi
Perusahaan
- Muara Tiga Besar
- Banko Tengah
- Banko Barat
- Air Laya
- Peranap - Riau

Areas with proven


reserves

Nilai buku bersih

73,614
2,484
12,316
2,161
90,575

111,608
9,035
29,978
169,959
2,939
323,519

31,187

3,499

34,686

IPC
Palaran -

9,662

9,662

BBK
Bukit Kendi -

273,793

94,074

367,867
Accumulated amortisation
The Company
Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -

4,971
4,656
9,627

20,837
5,920
26,757

25,808
10,576
36,384

IPC
Palaran -

9,662

9,662

BBK
Bukit Kendi -

19,289

26,757

46,046

254,504

Saldo awal/
Beginning
balance

321,821
31 Desember/December 2008
Penambahan/
Additions

Net book value

Saldo akhir/
Ending
balance

Pelepasan/
Disposals

Area yang telah menemukan


cadangan terbukti
Nilai perolehan
Perusahaan
- Muara Tiga Besar
- Banko Tengah
- Banko Barat
- Air Laya
- Peranap - Riau

Acquisition cost
The Company
Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -

37,994
6,551
17,662
169,959
778
232,944

IPC
- Palaran
BBK
- Bukit Kendi

DEVELOPMENT

Saldo akhir/
Ending
balance

Pelepasan/
Disposals

Area yang telah menemukan


cadangan terbukti
Nilai perolehan
Perusahaan
- Muara Tiga Besar
- Banko Tengah
- Banko Barat
- Air Laya
- Peranap - Riau

AND

Areas with proven


reserves

29,201
4,036
13,805
169,959
217,001

8,793
2,515
3,857
778
15,943

37,994
6,551
17,662
169,959
778
232,944

Acquisition cost
The Company
Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -

PT Bukit Asam Tbk

258

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/27 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
10.

BEBAN
EKSPLORASI
TANGGUHAN (lanjutan)

DAN

PENGEMBANGAN

DEFERRED EXPLORATION
EXPENDITURE (continued)

31 Desember/December 2008

Saldo awal/
Beginning
balance

Penambahan/
Additions

AND

DEVELOPMENT

Saldo akhir/
Ending
balance

Pelepasan/
Disposals

Nilai perolehan
IPC
- Palaran

31,187

31,187

Acquisition cost
IPC
Palaran -

BBK
- Bukit Kendi

9,662

9,662

BBK
Bukit Kendi -

217,001

56,792

273,793

Akumulasi amortisasi
Perusahaan
- Muara Tiga Besar
- Banko Tengah
- Banko Barat
- Air Laya
- Peranap - Riau

Accumulated amortisation
The Company
Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -

4,971
1,199
6,170

3,457
3,457

4,971
4,656
9,627

IPC
- Palaran

IPC
Palaran -

BBK
- Bukit Kendi

9,662

9,662

BBK
Bukit Kendi -

6,170

13,119

19,289

Nilai buku bersih

11.

10.

210,831

HUTANG USAHA

11.

Pihak yang mempunyai


hubungan istimewa
Rupiah

Jumlah hutang usaha

TRADE PAYABLES
Trade payables consist of the following:

Hutang usaha terdiri dari:


Pihak ketiga
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Euro
Dolar Singapura

Net book value

254,504

2009

2008

48,297
5,408
277

55,505
6,994
147
121

53,982

62,767

4,115

6,423

4,115

6,423

58,097

69,190

Third party
Rupiah
US Dollars
Euro
Singapore Dollars

Related parties
Rupiah

Total trade payables

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/28 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
11.

12.

HUTANG USAHA (lanjutan)

11.

TRADE PAYABLES (continued)

Hutang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa.

The trade payables arose from purchase of goods and


services.

Tidak terdapat hutang kepada pihak ketiga yang nilainya


memerlukan penyajian terpisah.

There are no payables to third parties which require


separate disclosure.

Semua hutang usaha berstatus lancar.

All trade payables are current.

Lihat Catatan 27 untuk rincian saldo dan transaksi pihak


yang memiliki hubungan istimewa.

Refer to Note 27 for details of related party balances and


transactions.

BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

12.

ACCRUED EXPENSES
Accrued expenses consist of the following:

Biaya yang masih harus dibayar terdiri dari:

2008

2009
Iuran produksi
Bonus karyawan dan tantiem
Jasa angkutan kereta api
Jasa pihak ketiga
Jasa angkutan kapal
Sewa alat berat
Jasa dermaga
Denda keterlambatan kapal
Lainnya (masing-masing
di bawah Rp 20.000)

13.

173,100
165,530
111,077
97,676
65,379
58,261
27,647
22,471

181,763
128,145
89,567
102,348
62,035
23,194
17,936
2,337

68,228

36,827

789,369

644,152

PERPAJAKAN
a.

13.

Pajak dibayar dimuka

TAXATION
a.

Anak Perusahaan
Kelebihan pembayaran
pajak badan
- 2009
- 2007

b.

The Company
Value Added Tax (VAT)

11,549
-

2,838

Subsidiaries
Overpayment of
corporate income tax
2009
2007

12,310

2,838

761

Hutang pajak

b.
2009

Perusahaan
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 23/26
Pasal 25
Pasal 29
PPN

Prepaid taxes
2008

2009
Perusahaan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Production fee
Employee bonus and tantiem
Coal railway services
Third party services
Shipping and freight
Heavy equipment rent
Coal handling at port
Demurrage
Others (each below
Rp 20,000 )

47,558
9,505
65,665
305,486
428, 214

Taxes payable
2008

53,067
1,161
27,672
461,331
334
543,565

The Company
Income tax
Article 21
Article 23/26
Article 25
Article 29
VAT

259

PT Bukit Asam Tbk

260

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/29 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
13.

PERPAJAKAN (lanjutan)
b.

13.

Hutang pajak (lanjutan)

TAXATION (continued)
b.

2008

2009
Anak Perusahaan
Pajak penghasilan
Pasal 15
Pasal 21
Pasal 23/26
Pasal 29
PPN

Jumlah hutang pajak


c.

2,390
490
127
9

196
1,395
223
17,279
3

3,016

19,096

431, 230

562,661

Beban pajak penghasilan

c.
2009

Perusahaan
- Kini
- Tangguhan
Anak Perusahaan
- Kini
- Tangguhan
Konsolidasian
- Kini
- Tangguhan

Subsidiaries
Income tax
Article 15
Article 21
Article 23/26
Article 29
VAT

Total taxes payable

Income tax expense


2008

1,104,731
(77,072)

803,604
31,902

1,027,659

835,506

6,169
(1,153)

22,429
(20,880)

5,016

1,549

1,110,900
(78,225)

826,033
11,022

1,032,675

837,055

Perhitungan pajak penghasilan badan kini adalah


sebagai berikut:

Laba sebelum pajak


penghasilan konsolidasian
Dikurangi:
Laba/(rugi) sebelum pajak
penghasilan anak perusahaan
Laba sebelum pajak
penghasilan Perusahaan

Taxes payable (continued)

The Company
Current Deferred Subsidiaries
Current Deferred Consolidated
Current Deferred -

The calculation of current income tax is as follows:

2009

2008

3,762,002

2,551,672

16,995

(9,648)

3,745,007

2,561,320

Consolidated profit before


income tax
Less:
Profit/(loss) before income tax
of subsidiaries
Profit before income tax
of the Company

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/30 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
13.

PERPAJAKAN (lanjutan)
c.

13.

Beban pajak penghasilan (lanjutan)

c.

Jumlah beda waktu


Perbedaan tetap
Beban kesejahteraan karyawan
Sumbangan
Pendapatan kena pajak final
Bagian rugi/(laba) bersih dari
perusahaan asosiasi
Lain-lain

Taksiran pendapatan kena pajak


- (Perusahaan)
Beban pajak penghasilankini (Perusahaan)
Dikurangi pembayaran pajak
dimuka (Perusahaan)
Kurang bayar pajak penghasilan
badan (Perusahaan)

Income tax expense (continued)


2008

2009
Perbedaan waktu
Penyisihan reklamasi lingkungan
dan penutupan tambang
Penyisihan imbalan kerja
Perbedaan nilai buku aset tetap
komersial dan fiskal
Amortisasi beban ekplorasi dan
pengembangan tangguhan
Penyisihan untuk piutang tidak
tertagih
Penyisihan untuk aset tidak
digunakan dalam operasi
Penyisihan untuk persediaan
usang

TAXATION (continued)

29,796
236,603
25,439
15,547

Temporary differences
Provision for environmental reclamation
23,897
and mine closure
102,889
Provision for employee benefit
Difference between commercial and
18,099
tax net book value of fixed assets
Amortisation of deferred exploration
and development expenditures

4,921

Provision for doubtful accounts

16

22,027

Provision for non-productive assets

887

728

Provision for obsolete inventory

308,288

172,561

Total timing differences

6,025
33,364
(199,903)

2,941
10,343
(107,457)

3,352
49,334

(1,043)
40,017

(107,828)

(55,199)

3,945,467

2,678,682

1,104,731

803,604

(799,245)

(342,273)

305, 486

461,331

Permanent differences
Employee benefits in kind
Donations
Income subject to final tax
Share in net loss/(income)
of associate
Others

Estimated Taxable Income


(the Company) Income tax expense-current
(the Company)
Less prepaid taxes
(the Company)
Underpayment of corporate income
tax (the Company)

Perhitungan beban pajak penghasilan kini


dilakukan berdasarkan taksiran pendapatan kena
pajak. Nilai tersebut mungkin disesuaikan ketika
SPT Tahunan disampaikan ke Direktorat Jenderal
Pajak (DJP).

Current income tax computations are based on


estimated taxable income. The amounts may be
adjusted when annual tax return is filed to the
Directorate General of Tax (DGT).

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan


dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum
pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku
adalah sebagai berikut:

The reconciliation between income tax expense


and the theoretical tax amount on the Companys
profit before income tax is as follows:

Laba sebelum pajak


penghasilan konsolidasian
Dikurangi:
Laba/(rugi) sebelum pajak
penghasilan anak perusahaan
Laba sebelum pajak
penghasilan Perusahaan
Pajak dihitung pada
tarif 28% (2008: 30%)

2009

2008

3,762,002

2,551,672

16,995

(9,648)

3,745,007

2,561,320

1,048,602

768,396

Consolidated profit before


income tax
Less:
Profit/(loss)before income
tax of subsidiaries
Profit before income tax
of the Company
Income tax expense
calculated at 28% (2008: 30%)

261

PT Bukit Asam Tbk

262

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/31 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
13.

PERPAJAKAN (lanjutan)
c.

13.

Beban pajak penghasilan (lanjutan)

TAXATION (continued)
c.

2008

2009
Tambah/(kurang):
Perbedaan tetap
Beban kesejahteraan karyawan
Sumbangan
Pendapatan kena pajak final
Bagian rugi/(laba) bersih dari
perusahaan asosiasi
Penyesuaian terkait dengan
perubahan tarif pajak
Penyesuaian pajak tangguhan
tahun sebelumnya
Lain-lain

1,687
9,342
(55,973)

Pajak penghasilan Perusahaan


Pajak penghasilan
anak perusahaan

d.

939

(313)

9,249

37,745

13,813

45,925
12,005

(20,943)

67,110

1,027,659

835,506

5,016

1,549

1,032,675

837,055

Aset pajak tangguhan Perusahaan


Kewajiban pajak
tangguhan Perusahaan
Aset pajak tangguhan anak perusahaan
Aset pajak tangguhan,
bersih

d.
Dibebankan
pada laporan
laba rugi
konsolidasian/
Charge to
Consolidated
statement of
income

2008

Add/(less):
Permanent differences
Employee benefits in kind
Donations
Income subject to final tax
Share in net loss/(income)
of associate
Adjustment related to
change in tax rate
Adjustment of deferred tax
on previous years
Others

882
3,103
(32,237)

Aset/(kewajiban) pajak tangguhan

Penyisihan reklamasi
lingkungan dan
penutupan tambang
Penyisihan untuk
persediaan usang
Penyisihan aset tidak
produktif
Perbedaan nilai buku
aset tetap komersial
dan fiskal
Penyisihan piutang
tidak tertagih
Amortisasi beban
ekplorasi dan
pengembangan
tangguhan
Penyisihan imbalan
kerja

Income tax expense (continued)

Income tax expense of


the Company
Income tax expense of
subsidiaries

Deferred tax assets/(liabilities)

Lain-lain/
Others

2009

35,832

7,449

6,251

222

2,668

5,428

6,359

3,475

3,887

145,054

59,151

Provision for environmental


reclamation and
43,281
mine closure
Provision for obsolete
6,473
inventory
Provision for non
2,672
productive assets
Difference between
commercial and tax net book
11,787
value of fixed assets
Provision for doubtful
3,475
accounts
Amortisation of deferred
exploration and
development
3,887
expendi tures
Provision for employee
204,205
benefit

198,708

77,072

275,780

(49,766)

1,153

24,039

Deferred tax assets the Company


Deferred tax
liabilities the Company
Deferred tax assets subsidiaries

250,053

Deferred tax assets, net

(49,766)
22,886
171,828

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/32 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
13.

PERPAJAKAN (lanjutan)

13.

d. Deferred tax assets/(liabilities) (continued)

d. Aset/(kewajiban) pajak tangguhan (lanjutan)

Penyisihan reklamasi
lingkungan dan
penutupan tambang
Penyisihan persediaan
usang
Penyisihan aset tidak
produktif
Perbedaan nilai buku
aset tetap komersial
dan fiskal
Penyisihan piutang
tidak tertagih
Penyisihan imbalan
kerja
Aset pajak tangguhan Perusahaan
Kewajiban pajak
tangguhan Perusahaan
Aset pajak tangguhan anak perusahaan
Aset pajak tangguhan,
bersih
e.

Dampak
Pemberlakuan
Penghasilan Badan

Dibebankan
pada laporan
laba rugi
konsolidasian/
Charge to
consolidated
statement of
income

2007

TAXATION (continued)

Lain-lain/
Others

2008

147,985

(2,931)

Provision for environmental


reclamation and
35,832
mine closure
Provision for obsolete
6,251
inventory
Provision for non productive
2,668
assets
Difference between
commercial and tax net book
5,428
value of fixed assets
Provision for doubtful
3,475
accounts
Provision for employee
145,054
benefit

230,610

(31,902)

198,708

35,830

7,283

(1,032)

11,598

(8,930)

25,221

(19,793)

2,693

782

2,006

20,880

(49,766)
-

232,616
Tarif

Baru

Pajak

e.

22,886

Deferred tax assets the Company


Deferred tax
liabilities the Company
Deferred tax assets subsidiaries

171,828

Deferred tax assets, net

(49,766)

Impact of New Corporate Tax Rate Enacted

Pada 3 September 2008, Dewan Perwakilan Rakyat


menyetujui
perubahan
Undang-Undang
pajak
penghasilan.
Undang-Undang
ini
kemudian
ditandatangani Presiden pada tanggal 23 September
2008, sehingga telah dianggap berlaku. Salah satu
dari perubahan tersebut mengatur tentang tarif pajak
penghasilan badan yang ditetapkan pada tarif tetap
sebesar 28% dimulai sejak 1 Januari 2009 dan
kemudian dikurangi menjadi 25% sejak 1 Januari
2010.

On 3 September 2008, the House of Representatives


approved amendments to the income tax law. These
amendments were signed into law by the President on
23 September 2008 and hence are considered
enacted. One of these amendments stipulates that
income tax for corporations will be set at a flat rate of
28% commencing on 1 January 2009 and further
reduced to 25% from 1 January 2010.

Penurunan tarif pajak ini tidak akan mempengaruhi


saldo pajak tangguhan yang diharapkan akan
dipulihkan sebelum 1 Januari 2009, tapi akan
mempengaruhi periode pemulihan tahun -tahun
berikutnya.

The reduction in tax rates does not have an impact on


deferred tax balances that are expected to reverse
prior to 1 January 2009. However, it will have an
impact on subsequent reversals.

Perusahaan telah melakukan analisis terhadap


periode dimana aset dan kewajiban pajak tangguhan
akan dipulihkan dan telah melakukan penilaian
kembali terhadap aset dan kewajiban pajak tangguhan
tersebut. Dampaknya adalah pengurangan terhadap
saldo aset pajak tangguhan 31 Desember 2009
sebesar Rp 9,9 millyar (2008: Rp 37,7 milyar). Jumlah
tersebut telah dibukukan dalam laporan keuangan
konsolidasian ini.

The Company has performed an analysis of the


periods in which its deferred tax assets and liabilities
will reverse and has revalued its deferred tax assets
and liabilities accordingly. The net impact is a reduction
in the balance of the net deferred tax assets as at 31
December 2009 of Rp 9.9 billion (2008: Rp 37.7
billion). This amount has been reflected in these
consolidated financial statements.

263

PT Bukit Asam Tbk

264

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/33 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
13.

PERPAJAKAN (lanjutan)
f.

13.

Administrasi

f.

PENYISIHAN
REKLAMASI
PENUTUPAN TAMBANG

LINGKUNGAN

DAN

Administration
Under the taxation laws of Indonesia, the companies
within the Group submit tax returns on the basis of
self assessment. DGT may assess or amend taxes
within ten years of the time the tax becomes due, or
until the end of 2013, whichever is earlier. There are
new rules applicable to the fiscal year 2008 and
subsequent years stipulating that the DGT may
assess or amend taxes within five years of the time
the tax becomes due.

Berdasarkan
peraturan
perpajakan Indonesia,
perusahaan yang berada di dalam Grup menghitung,
menetapkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang
terhutang. DJP dapat menetapkan dan mengubah
kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun
sejak tanggal terhutangnya pajak, atau akhir tahun
2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang
diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahuntahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat
menetapkan dan mengubah kewajiban pajak tersebut
dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya
pajak.
14.

TAXATION (continued)

14.

PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION


AND MINE CLOSURE

Penyisihan telah dilakukan Perusahaan atas biaya


reklamasi lingkungan dan penutupan tambang yang
berhubungan dengan reklamasi dan bagian biaya
penutupan tambang pada saat berakhirnya masa tambang.
Estimasi manajemen atas jumlah biaya restorasi,
rehabilitasi dan biaya penutupan tambang lainnya untuk
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) adalah sebesar
Rp 4.082 (nilai penuh) per ton batubara yang dihasilkan
untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2009
(2008: Rp 3.969 (nilai penuh)) sesuai dengan kebijakan
pada Catatan 2i.

The provision for reclamation and mine closure costs relates


to the accrued portion of the reclamation and closure costs
to be incurred over the life of the mine. Managements
current estimation of the total restoration, rehabilitation and
other mine closure costs for Unit Pertambangan Tanjung
Enim (UPT) is Rp 4,082 (full amount) per tonne of coal
produced for the period ended 31 December 2009 (2008:
Rp 3,969 (full amount)) which is being accrued over the life
of the mine in accordance with the policy described in Note
2i.

Mutasi nilai penyisihan untuk biaya restorasi dan penutupan


tambang adalah sebagai berikut:

Movements in the provision for restoration and mine closure


costs were as follows:

Nama/
Name
KP eksploitasi/
exploitation
Airlaya
KP eksploitasi/
exploitation
MTBU/MTBS
KP eksploitasi/
exploitation
Banko Barat
KP eksploitasi/
exploitation
Sawah Lunto
KP eksploitasi/
exploitation
Bukit Kendi

Lokasi/
Location
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Ombilin Sumatera Barat/
West Sumatera
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera

Jumlah penyisihan/Total provision

Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang/


Provision for environmental reclamation and mine closure
Saldo awal
Saldo Akhir
31 Desember
Pengurangan
31 Desember
2008/Beginning
(Amortisasi)/
2009/Ending
balance as at 31
Penambahan/
Deduction
balance as at 31
December 2008
Addition
(amorti sation)
December 2009
31,611

21,638

(6,940)

46,309

49,729

9,974

(3,457)

56,246

56,582

12,322

(3,742)

65,162

5,409

5,409

2,447

3,031

(4,129)

1,349

145,778

46,965

(18,268)

174,475

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/34 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
14.

PENYISIHAN REKLAMASI LINGKUNGAN DAN


PENUTUPAN TAMBANG (lanjutan)

Nama/
Name
KP eksploitasi/
exploitation
Airlaya
KP eksploitasi/
exploitation
MTBU/MTBS
KP eksploitasi/
exploitation
Banko Barat
KP eksploitasi/
exploitation
Sawah Lunto
KP eksploitasi
Exploitation/
Bukit Kendi

Lokasi/
Location
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Ombilin Sumatera Barat/
West Sumatera
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera

14.

Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang/


Provision for environmental reclamation and mine closure
Saldo awal
Saldo Akhir
31 Desember
Pengurangan
31 Desember
2007/Beginning
(Amortisasi)/
2008/Ending
balance as at 31
Penambahan/
Deduction
balance as at 31
December 2007
Addition
(amorti sation)
December 2008

Jumlah penyisihan/Total provision

32,176

9,168

(9,733)

31,611

36,555

13,446

(272)

49,729

45,282

12,370

(1,070)

56,582

5,420

(11)

5,409

3,424

2,034

(3,011)

2,447

122,857

37,018

(14,097)

145,778

2009

2008
Balance at beginning of year
Provision made during the year
Reduction in provision
Restoration expenditure
during the year

Saldo penyisihan awal tahun


Penyisihan pada tahun berjalan
Pengurangan provisi
Beban restorasi yang terjadi
pada tahun berjalan

145,778
46,965
-

122,857
37,018
-

(18,268)

(14,097)

Saldo penyisihan akhir tahun


Dikurangi:
Bagian kewajiban jangka
panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun

174,475

145,778

23,209

24,930

Current maturities of long-term


liabilities

151,266

120,848

Provision for environmental reclamation


and mine closure long-term

Penyisihan reklamasi lingkungan dan


penutupan tambang jangka panjang

IMBALAN KERJA

15.
2009

Provision at the end of the year


Less:

Management believes that the provision is adequate to


cover the liability that will arise at mine closure.

Manajemen berkeyakinan bahwa pencadangan yang


dilakukan telah mencukupi taksiran kewajiban yang akan
timbul pada saat realisasi penutupan tambang.
15.

PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION


AND MINE CLOSURE (continued)

EMPLOYEE BENEFITS
2008

Kewajiban imbalan kerja


Dikurangi:
Bagian kewajiban jangka
panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun

816,817

584,253

Employee benefit obligation


Less:

57,025

30,474

Current maturities of long-term


liabilities

Imbalan kerja jangka panjang

759,792

553,779

Employee benefits long-term

265

PT Bukit Asam Tbk

266

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/35 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
15.

IMBALAN KERJA (lanjutan)

15.

The employee benefits obligation as at 31 December 2009


is calculated by PT Dayamandiri Dharmakonsilindo (DD),
an independent actuary with its report dated 23 February
2010. The following table summarises the obligation,
expenses, and movement in the obligation for pension
benefits, other post-employment benefits and other longterm benefits.

Kewajiban imbalan kerja per 31 Desember 2009 dihitung


oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo (DD), aktuaris
independen melalui laporannya bertanggal 23 Pebruari
2010. Tabel berikut ini merupakan ringkasan dari kewajiban,
beban, dan mutasi saldo kewajiban untuk imbalan pensiun,
pasca kerja lainnya dan imbalan jangka panjang lainnya.
Imbalan pensiun
dan pasca-kerja lainnya/
Pension and other postemployment benefit
2009
2008
Kewajiban imbalan kerja
Nilai kini kewajiban
(1,803,461)
Nilai wajar aset program
280,850
Kerugian aktuaria yang
belum diakui
728,723
Biaya jasa lalu yang
belum diakui
65,241
Kewajiban di neraca
konsolidasian
Beban imbalan kerja
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Hasil aset program
yang diharapkan
Kerugian aktuaria bersih
yang diakui
Biaya jasa lalu
Jumlah
Mutasi saldo
kewajiban kerja
Awal tahun
Reklasifikasi 2009
Santunan kematian
Penghargaan purnakarya
Jumlah biaya yang
dibebankan pada
laporan laba rugi
konsolidasian
Imbalan dan iuran
yang dibayarkan
Pengakuan kerugian
dari tahun berjalan
Akhir periode

(728,647)

(748,686)
184,045

(1,891,631)
280,850
728,723

74,278

65,241

(529,757)

(18,106)

(9,304)
(3,001)

(54,496)
-

(24,383)

(529,757)

(88,170)
-

2009

Jumlah/
Total

21,654
91,246

104,728

Imbalan jangka
panjang lainnya/
Other long-term
benefits
2009
2008

(39,394)

28,874
91,571

(161)
8,827

EMPLOYEE BENEFITS (continued)

(88,170)

(54,496)

26,418
93,900

(24,383)

(18,106)

21,542
-

43,299
8,827

26,098
9,036

28,960

155,693

137,34 6

Total

4,556
9,036

43,460
-

108,386

50,965

9,304
3,001

(33,410)
-

(146,471 )

Movement in the employee


benefits obligation
(496,751)
Beginning of the year
Reclassification in 2009
Death allowance
Retirement award
Total expenses
charged to
the consolidated
(137,346)
statements of income
Benefits and
49,844
contribution paid
Recognition of
current year loss

(816,817 )

(584,253)

(584,253)
-

(104,728)

(108,386)

(50,965)

(28,960)

(155,693)

64,614

41,970

4,986

7,874

69,600

(146,471 )
(728,647)

(529,757)

(88,170)

(584,253)

Liability
in the consolidated
balance sheet

31,486
96,464

4,764
2,654

(54,496)

Employee benefits
obligations
(803,182) Present value of obligation
184,045
Fair value of plan assets
Unrecognised actuarial
(39,394)
losses
Unrecognised past
74,278
service cost

Employee benefits
expenses
Current service cost
Interest cost
Expected return on
plan assets
Net actuarial losses
recognised
Past service cost

2,612
4,893

(463,341)

(816,817 )

2008

(54,496)

End of the period

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/36 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
15.

IMBALAN KERJA (lanjutan)

15.

Below are the principal actuarial assumptions used:

Berikut asumsi pokok aktuaria yang digunakan:

Tingkat bunga diskonto untuk jaminan


kesehatan dan manfaat pensiun
Tingkat bunga diskonto untuk
imbalan pasca kerja lainnya
Hasil aset program yang diharapkan
Kenaikan gaji masa datang
Usia rata-rata (tahun)

EMPLOYEE BENEFITS (continued)

2009

2008

11%

12%

10%
13.32%
10%
46

12%
11%
10%
46

Discount rate for health care


benefit and retirement benefit
Discount rate for other
post-employment benefit
Expected return on plan assets
Future salary increases
Average age (years)

Kerugian aktuaria dari aset program adalah Rp 32,4 milyar


(2008: Rp 51,4 milyar).

The actuarial loss on plan assets was Rp 32.4 billion (2008:


Rp 51.4 billion).

Imbalan kerja lainnya

Other employee benefits

a.

a. PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)


Perusahaan melaksanakan program pensiun yang
meliputi keseluruhan karyawan yang memenuhi
persyaratan pada saat pensiun berdasarkan masa
kerja di Perusahaan dan besarnya penghasilan pada
saat karyawan yang bersangkutan pensiun. Program
ini didanai Perusahaan dan karyawan dan telah sesuai
dengan persyaratan minimal yang diatur oleh
ketentuan yang berlaku. Program ini dibayar dan
dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan dikelola oleh
PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Program pensiun
yang telah dibayar oleh Perusahaan berjumlah
sebesar Rp 2,96 milyar untuk periode Nopember 2009
sampai Oktober 2010 (Rp 3,29 milyar untuk periode
Nopember 2008 sampai Oktober 2009).

b.

AJB Bumiputera

The Company has a pension plan which covers


substantially all employees at retirement based primarily
upon years of service with the Company and
remuneration upon retirement. The Plan is funded
through contributions made by the Company and
employees, which are sufficient to meet the minimum
requirements as set forth in applicable pension
regulations.
Pension benefits are primarily
denominated in Indonesian rupiah and are managed by
PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Post retirement
benefits paid by the Company amounted to Rp 2.96
billion for the period November 2009 up to October
2010 (Rp 3.29 billion for the period of November 2008
up to October 2009).
b. AJB Bumiputera

Pada tanggal 4 Juni 2003, berdasarkan Surat


Keputusan
Direksi
No.
37/SK/PTBA/2003,
Perusahaan menandatangani kontrak program
pensiun dengan Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumiputera.
Program baru ini meliputi seluruh
karyawan yang memenuhi persyaratan pada saat
pensiun berdasarkan masa kerja di Perusahaan dan
besarnya penghasilan pada saat karyawan yang
bersangkutan pensiun. Program ini didanai oleh
Perusahaan dan karyawan dengan kontribusi
karyawan sebesar 2% dari gaji dasar asuransi.

On 4 June 2003, based on Director Decision Letter No.


37/SK/PTBA/2003, the Company signed the pension
fund agreement with AJB Bumiputera. The new
program covers substantially all employees at
retirement based primarily upon years of service with
the Company and remuneration upon retirement. The
Plan is funded through contributions made by the
Company and employees. The employees contibution
is 2% from insurance base salary.

Pada tanggal 25 Maret 2003, Presiden Republik


Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang
Ketenaga Kerjaan Nomor 13/2003 (UU 13/2003).
Perusahaan telah memperhitungkan pengaruh dari
penerapan Undang-Undang ini dalam Perjanjian Kerja
Bersama yang disahkan pada 12 September 2003.

On 25 March 2003, the President of the Republic of


Indonesia approved the implementation of Labour Law
No.13/2003 (UU No.13/2003). The Company has
included the impact of this new law in the Collective
Labour Agreement which was approved on
12 September 2003.

Di samping itu, manajemen berkeyakinan bahwa


manfaat yang diberikan kepada karyawan yang
memenuhi persyaratan telah sesuai dengan
ketentuan UU 13/2003.

In addition, management believes that benefits offerred


to its qualified employees are in accordance with UU
13/2003.

267

PT Bukit Asam Tbk

268

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/37 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

16.

PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK

16.

IPC

IPC

Fasilitas kredit Bank Permata

Credit Facility Bank Permata

Pada tanggal 14 Oktober 2009, IPC melakukan perjanjian


fasilitas kredit dengan Bank Permata (Bank) selama 54
bulan untuk Term Loan I dan II dan 12 bulan untuk
fasilitas kredit revolving sebagai berikut:

On 14 October 2009, IPC entered into a credit facility


agreement with Bank Permata (Bank) for period of 54
months for Term Loan I and II and 12 months for revolving
credit facility as follow:

Jenis fasilitas/Type of facility

17.

SHORT-TERM BANK LOAN

Batas/Limit

Jumlah yang telah


dipakai/Outstanding

Term Loan I
Untuk membiayai investasi yang akan dilakukan IPC
dengan tingkat bunga 12,25% per tahun/to finance future
investment of IPC using the interest rate of 12.25% per
annum.

70,000

Nihil/nil

Term Loan II
Untuk membiayai pembayaran sewa atas infrastruktur
dengan tingkat bunga 12,25% per tahun/to finance rent of
infrastructure using the interest rate of 12.25% per
annum.

15,000

Nihil/nil

Fasilitas kredit revolving/Revolving credit facility


Untuk mendukung kebutuhan modal kerja IPC dengan
tingkat bunga 12,00% per tahun/to support the need for
working capital of IPC using the interest rate of 12.00%
per annum.

35,000

13,500

Sehubungan dengan perjanjian tersebut, IPC wajib


memberikan jaminan berupa:
Gadai saham atas saham milik induk perusahaan
yang ada di IPC sebanyak 62.580 saham (nilai
penuh) dengan nilai nominal per saham Rp
1.000.000 (nilai penuh).
Gadai saham atas saham milik PT Mega Raya
Kusuma yang ada di IPC sebanyak 60.126 saham
(nilai penuh) dengan nilai nominal per saham Rp
1.000.00 0 (nilai penuh).
Fidusia atas persediaan dengan nilai penjaminan
sebesar Rp 27,15 milyar.
Fidusia atas piutang dagang dengan nilai
penjaminan sebesar Rp 82,45 milyar.
Surat kuasa blokir untuk rekening escrow dan
rekening Bank.
Jaminan lain dalam bentuk dan jumlah yang dapat
diterima oleh Bank.

Based on the agreement, IPC is required to provide


collaterals as follow:
Shares of the parent company in IPC of 62,580
shares (full amount) with par value per share of Rp
1,000,000 (full amount).

Sampai dengan 31 Desember 2009, IPC telah menarik


Rp 13,5 milyar dari fasilitas kredit revolving yang tersedia.

As at 31 December 2009, IPC has made withdrawals


amounting to Rp 13.5 billion from the revolving credit
facility.

HAK MINORITAS
a.

2009
BBK
Persentase kepemilikan 25%
Nilai tercatat - awal
Bagian laba bersih
Dividen

Shares of PT Mega Raya Kusuma in IPC of 60,216


shares (full amount) with par value per share of Rp
1,000,000 (full amount).

Fiduciary of inventory amounting to Rp 27.15


billion.
Fiduciary of trade receivables amounting to Rp
82.45 billion.
Power of attorney letter for blocking IPCs escrow
and operational account.
Other guarantee in form and amount that can be
accepted by Bank.

17.

Hak kepemilikan minoritas atas kekayaan bersih


anak perusahaan

MINORITY INTEREST
a.

Minority interests in the net assets of subsidiaries


2008

19,003
4,232
(6,057)

11,696
7,604
(297)

17,178

19,003

BBK
Percentage of ownership 25%
Carrying amount - beginning
Portion of net income
Dividends

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/38 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
17.

HAK MINORITAS (lanjutan)

17.

MINORITY INTEREST (continued)


2008

2009
BAP
Persentase kepemilikan 0,01%
Nilai tercatat - awal
Bagian laba bersih

IPC
Kepemilikan 49%,
Nilai tercatat - awal
Tambahan modal disetor
Rugi bersih

b.

18
(4)

14

14

59,668
9,403
(2,639)

60,422
(754)

66,432

59,668

842
-

842
-

842

842

84,466

79,527

BAB
Kepemilikan 35%, nilai tercatat
Bagian laba bersih

Jumlah

14
-

Hak kepemilikan minoritas atas laba/(rugi) bersih


anak perusahaan

b.

Jumlah
18.

7,604
(4)
(754)

1,593

6,846
18.

Kepemilikan saham di Perusahaan adalah sebagai berikut :

Pemegang saham
Saham Preferen
(Seri A Dwiwarna)
Saham Biasa (Seri B)
Pemerintah Indonesia
Perorangan dan Direktur:
Sukrisno
(Direktur Utama)
Mahbub Iskandar
(Direktur Umum
dan SDM)

BAB
Percentage of ownership 35%
Net income

Total

Minority interests in the net income/(loss) of


subsidiary

4,232
(2,639)

MODAL SAHAM

IPC
Percentage of ownership 49%
Carrying amount beginning
Additional paid-in capital
Net loss

2008

2009
BBK
BAP
IPC

BAP
Percentage of ownership 0.01%
Carrying amount - beginning
Portion of net income

BBK
BAP
IPC
Total

SHARE CAPITAL
The share ownership of the Company is as follows:

31 Desember/December 2009
Jumlah saham
Persentase
ditempatkan dan
kepemilikan/
disetor/Number of
Percentage
issued and fully paid
of
shares
ownership

Jumlah/
Amount

0.00%

1,498,087,500

65.02%

749,044

200,000

0.009%

100

138,000

0.006%

69

Shareholders
Preferred Stock
(A Dwiwarna Share)
Common Stock (B Shares)
Government of
Indonesia
Personnel and Directors:
Sukrisno
(President Director)
Mahbub Iskandar
(Director General
Affairs and HR)

269

PT Bukit Asam Tbk

270

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/39 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
18.

MODAL SAHAM (lanjutan)

Pemegang saham

18.

31 Desember/December 2009
Jumlah saham
Persentase
ditempatkan dan
kepemilikan/
disetor/Number of
Percentage
issued and fully paid
of
shares
ownership

Milawarma
(Direktur Operasi
/Produksi)
Karyawan
Badan usaha asing
Reksadana
Lain-lain
(Masing-masing
kepemilikan di bawah
5%)
Jumlah

Pemegang saham
Saham Preferen
(Seri A Dwiwarna)
Saham Biasa (Seri B)

19.

SHARE CAPITAL (continued)

60,000
3,437,000
446,989,901
107,036,500

0.003%
0.14%
19.39%
4.65%

Jumlah/
Amount

Shareholders

30
1,719
223,495
53,518

Milawarma
(Director Operation/
Production)
Employees
Foreign corporation
Mutual fund

248,182,948

10.77%

124,091

Others
(Each holding below
5%)

2,304,131,850

100%

1,152,066

Total

31 Desember/December 2008
Jumlah saham
Persentase
ditempatkan dan
kepemilikan/
disetor/ Number of
Percentage
issued and fully paid
of
shares
ownership

Jumlah/
Amount

0.00%

Pemerintah Indonesia
Perorangan dan Direktur:
Sukrisno
(Direktur Utama)
Mahbub Iskandar
(Direktur Umum
dan SDM)
Milawarma
(Direktur Operasi
/Produksi)
Karyawan
Badan usaha asing
Reksadana
Lain-lain
(Masing-masing
kepemilikan di bawah
5%)

1,498,087,499

65.02%

749,044

200,000

0.009%

100

138,000

0.006%

69

60,000
5,108,500
307,797,177
200,833,000

0.003%
0.22%
13.36%
8.72%

30
2,554
153,899
100,417

Shareholders
Preferred Stock
(A Dwiwarna Share)
Common Stock (B Shares)
Government of
Indonesia
Personnel and Directors:
Sukrisno
(President Director)
Mahbub Iskandar
(Director General
Affairs and HR)
Milawarma
(Director Operation/
Production)
Employees
Foreign corporation
Mutual fund

291,907,672

12.67%

145,953

Others
(Each holding below
5%)

Jumlah

2,304,131,850

100%

1,152,066

Total

TAMBAHAN MODAL DISETOR

19.

ADDITIONAL PAID IN CAPITAL

31 Desember/December 2009 dan/ and 2008


Selisih antara pembayaran
yang diterima dengan
nilai nominal
Biaya emisi saham

32,573
(2,088)
30,485

Excess of proceeds over


par value
Share issuance cost

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/40 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
19.

TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan)

19.

The above share issuance costs represent expenses for


issuance of 31,500,000 new shares, calculated
proportionally to total share issuance costs based on an
agreement between the Company and the Government of
Indonesia.

Biaya emisi saham diatas merupakan beban atas


pengeluaran saham baru sebanyak 31.500.000 saham yang
dihitung secara proporsional terhadap total beban emisi
saham berdasarkan hasil kesepakatan antara Perusahaan
dengan Pemerintah.
20.

DIVIDEN

20.

CADANGAN UMUM

21.

PENJUALAN

22.

SALES
Sales consists of the following:

Penjualan terdiri dari:

Pihak ketiga
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa

GENERAL RESERVE
The Companys Annual General Shareholders Meeting
held on 28 May 2009 also approved a transfer to the
general reserve in the amount of Rp 837 billion from net
income in 2008 (2008: Rp 380 billion before restatement of
financial statement for year 2007) in accordance with
Limited Liability Company Law No. 40/2007.

Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 28 Mei 2009


juga menyetujui alokasi dana cadangan umum sebesar
Rp 837 milyar atas laba bersih tahun 2008 (2008: Rp 380
milyar sebelum penyajian kembali laporan keuangan tahun
2007) sesuai dengan Undang-Undang No. 40/2007
mengenai Perseroan Terbatas.
22.

DIVIDENDS
At the Companys General Shareholders Meeting held on
28 May 2009, the shareholders approved the declaration of
a cash dividend from 2008 net income of Rp 853.9 billion or
Rp 371 (full amount) per share (for net income 2007: Rp
380.1 billion or Rp 165 (full amount) per share). The
dividend was paid on June 2009. Beside that, based on the
letter from Ministry of State Owned Enterprises (SOE)
No. S-782/MBU/2009 the Company declared interim
dividend of Rp 153.6 billion or Rp 66 (full amount) per
share. The dividend was paid on December 2009.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan


tanggal 28 Mei 2009, pemegang saham menyetujui
pembagian dividen kas atas laba bersih tahun 2008 sebesar
Rp 853,9 milyar atau Rp 371 (nilai penuh) per lembar
saham (atas laba bersih tahun 2007: Rp 380,1 milyar atau
Rp 165 (nilai penuh) per lembar saham). Dividen ini telah
dibayarkan pada bulan Juni 2009. Selain itu, berdasarkan
surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
No. S-782/MBU/2009 Perusahaan juga membagikan
dividen interim sebesar Rp 153,6 milyar atau Rp 66 (nilai
penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada
bulan Desember 2009.
21.

ADDITIONAL PAID IN CAPITAL (continued)

2009

2008

3,513,373

3,500,669

Third parties

5,434,481

3,715,559

Related parties

8,947,854

7,216,228

271

PT Bukit Asam Tbk

272

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/41 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
22.

PENJUALAN (lanjutan)
Rincian pelanggan
penjualan bersih:

dengan

22.
transaksi

melebihi

Details of customers having transactions more than 10% of


net sales are as follows:

10%

2008

2009
Pihak ketiga
Lain-lain ( masing-masing
dibawah 10%)
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
PT Indonesia Power
PT PLN (Persero)
Lain-lain (masing-masing
dibawah 10%)

3,513,373

3,500,669

4,646,407
696,604

2,892,062
744,084

91,470

79,413

5,434,481

3,715,559

8,947,854

7,216,228

HARGA POKOK PENJUALAN

23.

Rincian harga pokok penjualan adalah sebagai berikut:

Jasa angkutan kereta api


Jasa penambangan
Gaji, upah dan kesejahteraan
karyawan
Royalti ke Pemerintah
(iuran produksi)
Sewa alat berat, kendaraan
dan peralatan
Pembelian batubara
Perlengkapan dan suku cadang
Bahan bakar dan pelumas
Penyusutan dan amortisasi
Reklamasi
Listrik
Pajak Bumi dan Bangunan
Lainnya (masing-masing
dibawah 10.000)

Penurunan/(kenaikan) persediaan
batubara
Harga pokok penjualan

Third parties
Others (each
below 10%)
Related parties
PT Indonesia Power
PT PLN (Persero)
Others (each
below 10%)

Refer to Note 27 for details of related party balances and


transactions.

Lihat Catatan 27 untuk rincian saldo dan transaksi dengan


pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
23.

SALES (continued)

COST OF SALES
The components of cost of sales are as follows:

2009

2008

1,232,241
888,683

1,081,305
826,456

517,549

381,155

410,833

364,420

262,458
236,621
174,767
123,344
53,670
46,977
41,042
19,868

175,514
591,060
95,471
169,552
39,278
34,984
39,367
12,580

22,701

24,789

4,030,754

3,835,931

Coal railway services


Mining services
Salaries, wages and employee
benefits
Royalties to Government
(production fee)
Rental of heavy equipment,
vehicles and equipments
Coal purchase
Spare parts and material used
Fuel oil and lubricant
Depreciation and amortisation
Reclamation
Electricity
Taxation of land and building
Others (each
below 10,000)

73,547

(149,795)

Decrease/(increase) in coal
inventories

4,104,301

3,686,136

Cost of sales

Rincian jasa pihak ketiga dan jasa lainnya dengan transaksi


melebihi 10% total biaya produksi:

Details of third party services and other services having


transactions more than 10% of total cost of product are as
follows:

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/42 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
23.

HARGA POKOK PENJUALAN (lanjutan)

23.

2008

2009
Pihak ketiga
PT Pamapersada Nusantara
Lain-lain (masing-masing
dibawah 10% dari jumlah
harga pokok penjualan)
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
PT Kereta Api
Indonesia (Persero)
Lain-lain (masing-masing
dibawah 10% dari jumlah
harga pokok penjualan)

24.

607,649

598,727

Third parties
PT Pamapersada Nusantara

2,103,650

1,800,579

Others (each below 10%


of total cost of sales)

2,711,299

2,399,306

1,232,241

1,081,305

160,761

205,525

1,393,002

1,286,830

4,104,301

3,686,136

BEBAN USAHA

24.

2009

Related parties
PT Kereta Api
Indonesia (Persero)
Others (each below 10%
of total cost of sales)

OPERATING EXPENSES
Operating expenses consist of the following:

Beban usaha terdiri dari:

Beban penjualan dan


pemasaran
Jasa angkutan kapal
Gaji, upah dan
kesejahteraan karyawan
Perlengkapan dan suku cadang
Surveyor dan jasa dermaga
Penyusutan
Listrik
Sewa kendaraan dan peralatan
Jasa pihak ketiga
Bahan bakar dan pelumas
Perjalanan dinas
Lainnya (masing-masing dibawah 3.000)

COST OF SALES (continued)

2008

265,389

264,305

116,831
43,045
41,001
19,469
13,794
12,757
11,200
9,589
3,064
42,620

82,261
25,598
39,748
23,388
13,553
9,555
15,327
13,596
2,857
24,957

578,759

515,145

Beban umum dan


administrasi
Gaji, upah dan
kesejahteraan karyawan
Jasa pihak ketiga
Perjalanan dinas
Sumbangan

384,417
51,575
49,065
34,502

271,200
30,588
43,718
18,964

Sewa mobil dan peralatan


Pelatihan
Listrik
Penyusutan
Perlengkapan dan suku cadang
Bahan bakar dan pelumas
Lainnya (masing-masing dibawah 3.000)

26,127
16,411
9,361
6,969
5,015
4,738
107,166

22,803
7,588
8,775
11,745
6,507
5,410
77,407

695,346

504,705

Selling and marketing


expenses
Shipping and freight
Salaries, wages and
employee benefits
Spare parts and materials used
Surveyor and port services
Depreciation
Electricity
Rental of vehicles and equipments
Third party services
Fuel, oil and lubricants
Business travel
Others (each below 3,000)

General and administrative


expenses
Salaries, wages and
employee benefits
Third party services
Business travel
Donations
Rental of vehicles and
equipments
Training
Electricity
Depreciation
Spare parts and materials used
Fuel, oil, and lubricants
Others (each below 3,000)

273

PT Bukit Asam Tbk

274

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/43 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
24.

BEBAN USAHA (lanjutan)

24.

OPERATING EXPENSES (continued)


2008

2009
Beban eksplorasi
Gaji, upah dan
kesejahteraan karyawan
Perlengkapan dan suku cadang
Jasa pihak ketiga
Sewa mobil dan peralatan
Lainnya (masing-masing dibawah 1.000)

Jumlah beban usaha


25.

13,913
2,816
1,438
1,364
1,602

9,471
1,971
1,410
1,431
2,017

21,133

16,300

1,295,238

1,036,150

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN


a.

Perjanjian jual beli batubara

25.

Exploration expenses
Salaries, wages and
employee benefits
Spare parts and materials used
Third party services
Car and equipment rent
Others (each below 1,000)

Total operating expenses

SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS


a.

Coal sales agreement

PT Indonesia Power untuk PLTU Suralaya

PT Indonesia Power for PLTU Suralaya

Pada tanggal 2 Oktober 2002, Perusahaan


mengadakan perjanjian penjualan batubara jangka
panjang dengan PT Indonesia Power Unit Bisnis
Pembangkitan Suralaya (UBPS) 1-4 dan 5-7
(sebelumnya PLTU Suralaya) berjangka waktu 10
tahun sejak tanggal 1 Januari 2003 sampai tanggal 31
Desember 2012. Berdasarkan perjanjian ini, tidak lagi
terdapat pemisahan pasokan batubara antara UBPS
unit 1-4 dengan unit 5-7.

On 2 October 2002, the Company entered into a longterm coal sales and purchase agreement with PT
Indonesia Power - Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya
(UBPS) 1-4 and 5-7 (previously PLTU Suralaya) for
10 years from 1 January 2003 until 31 December 2012.
Based on the agreement, there is no segregation of
coal supply between UBPS units 1-4 and units 5-7.

Harga jual ke UBPS adalah sebesar Rp 484.000 (nilai


penuh) per metrik ton untuk periode 1 Januari 2008
sampai dengan 31 Mei 2008, Rp 544.750 (nilai penuh)
untuk periode 1 Juni 2008 sampai dengan 30 Juni
2008, dan Rp 617.900 (nilai penuh) untuk periode 1
Juli 2008 sampai tanggal 31 Desember 2008.

The selling price to UBPS was Rp 484,000 (full


amount) per metric tonne for the period from
1 January 2008 to 31 May 2008, Rp 544,750 (full
amount) for the period from 1 June 2008 to 30 June
2008 and Rp 617,900 (full amount) for the period from
1 July 2008 to 31 December 2008.

Berdasarkan adendum X tanggal 14 Nopember 2008,


harga jual untuk mulai periode 1 Januari 2009 sampai
dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp
884.000 (nilai penuh) per ton.

Based on addendum X dated 14 November 2008, the


selling price for the period of 1 January 2009 until 31
December 2009 was Rp 884,000 (full amount) per
tonne.

Jumlah penjualan kepada UBPS sebesar Rp 4,6


trilyun dan Rp 2,9 trilyun masing-masing pada tahun
2009 dan 2008.

Total sales to UBPS in 2009 and 2008 amounted to Rp


4.6 trillion and Rp 2.9 trillion, respectively.

Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan


menandatangani kesepakatan penjualan batubara ke
PT Indonesia Power untuk satu tahun 2010 untuk
pasokan batubara sebanyak 5.500.000 ton (nilai
penuh).

On 12 January 2010, the Company entered into a


coal sales agreement with PT Indonesia Power for
the year 2010 to deliver 5,500,000 tonnes of coal
(full amount).

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk


PLTU Bukit Asam

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU


Bukit Asam

Perusahaan membuat perjanjian penjualan dan


pembelian batubara dengan PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) (PT PLN) untuk PLTU B ukit Asam,
di mana Perusahaan bersedia menjual produksi
batubaranya kepada PLTU Bukit Asam sejak bulan
Januari 1994.

The Company entered into a coal sales and purchase


agreement with PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) (PT PLN) for PLTU Bukit Asam, whereby the
Company agreed to sell coal to PLTU Bukit Asam
commencing in January 1994.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/44 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
25.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


a.

b.

Perjanjian jual beli batubara (lanjutan)

25.

SIGNIFICANT
(continued)
a.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Coal sales agreement (continued)

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk


PLTU Bukit Asam (lanjutan)

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU


Bukit Asam (continued)

Perusahaan memperbaharui perjanjian jual beli


batubara dengan PT PLN untuk PLTU Bukit Asam
dengan No. PLN: 0163-1.PJ/061/DIR/2004 dan
No. PTBA: 017A/K/PM/PTBA-PLN/2004 tanggal
21 Mei 2004, dimana Perusahaan bersedia menjual
produksi batubaranya kepada PLTU Bukit Asam
sebanyak 9.860.000 ton terhitung tanggal 1 Januari
2004 sampai dengan 31 Desember 2013.

On 21 May 2004, the Company renewed the coal sales


and purchase agreement with PT PLN for PLTU Bukit
Asam,
with
agreement
No.
PLN:
0163-1.PJ/061/DIR/2004
of
PLN
and
No. 017A/K/PM/PTBA-PLN/2004 of PTBA, whereby
the Company agreed to sell 9,860,000 tonnes of coal
to PLTU Bukit Asam effective 1 January 2004 until 31
December 2013.

Berdasarkan
kesepakatan,
terhitung
tanggal
1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2009, harga
jual per ton adalah sebesar Rp 407.500.

The agreed selling price per tonne was Rp 407,500,


effective from 1 January 2009 until 31 December 2009.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk


PLTU Tarahan

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU


Tarahan

Perusahaan mengadakan perjanjian penjualan dan


pembelian batubara dengan PT PLN untuk PLTU
Tarahan, di mana Perusahaan bersedia menjual
produksi batubaranya kepada PLTU Tarahan sejak
bulan Nopember 2006.

The Company entered into a coal sales and purchase


agreement with PT PLN for PLTU Tarahan, whereby
the Company agreed to sell coal to PLTU Tarahan
commencing in November 2006.

Pada tanggal 9 Oktober 2007, Perusahaan


memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan
PT PLN untuk PLTU Tarahan, dimana Perusahaan
bersedia menjual produksi batubaranya kepada
PLTU Tarahan sebanyak 17.132.000 ton terhitung
1 April 2007 sampai dengan 31 Desember 2031.
Harga jual per ton yang disepakati adalah sebesar
Rp 436.500 (nilai penuh) terhitung tanggal 1 Januari
2008 sampai dengan 31 Desember 2008 dan
1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2009
sebesar Rp 525.000 (nilai penuh) per ton.

On 9 October 2007, the Company renewed the coal


sales and purchase agreement with PT PLN for PLTU
Tarahan, whereby the Company agreed to sell
17,132,000 tonnes of coal to PLTU Tarahan effective
from 1 April 2007 until 31 December 2031. The agreed
selling price per tonne was Rp 436,500 (full amount)
effective
from
1
January
2008
until
31 December 2008 and Rp 525,000 (full amount) per
tonne for the period from 1 January 2009 to 31
December 2009.

Jumlah penjualan kepada PT PLN (Tarahan dan


Bukit Asam) sebesar Rp 696,6 milyar dan Rp 744,1
milyar masing masing pada tahun 2009 dan 2008
(lihat Catatan 22).

Total sales to PT PLN (Tarahan and Bukit Asam) in


2009 and 2008 amounted to Rp 696.6 billion and
Rp 744.1 billion, respectively (see Note 22).

Perjanjian Jasa Pengangkutan Batubara

b.

Coal Delivery Agreement

Pengangkutan Batubara dari Tanjung Enim ke


Tarahan

Coal Delivery from Tanjung Enim to Tarahan

Perusahaan mengadakan perjanjian pengangkutan


batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan
dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PTKA),
dimana PTKA menyetujui untuk mengangkut
batubara Perusahaan dari stasiun pemuatan
batubara di Tanjung Enim ke pelabuhan batubara di
Tarahan, Lampung.

The Company entered into an agreement with PT


Kereta Api Indonesia (Persero) (PTKA) for coal
delivery from Tanjung Enim to Tarahan Port, whereby
PTKA agreed to deliver coal from the Companys Train
Loading Station in Tanjung Enim to the Companys
coal port in Tarahan, Lampung.

Tarif tahun 2009 berdasarkan addendum No.


027/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 pada tanggal 31 Juli
2009, adalah Rp 287 (nilai penuh)/ton/kilometer tidak
termasuk PPN terhitung tanggal 1 Januari 2009
sampai dengan 31 Juli 2009 dan 1 Agustus 2009
sampai dengan 31 Desember 2009 sebesar Rp 284
(nilai penuh)/ton/kilometer tidak termasuk PPN.

The 2009 tariff is based on addendum No.


027/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 dated 31 July 2009
which is Rp 287 (full amount)/tonne/km excluding VAT
effective from 1 January 2009 to 31 July 2009 and is
then amended to Rp 284 (full amount)/tonne/km,
exluding VAT, effective from 1 August 2009 to 31
December 2009.

Jumlah biaya pengangkutan batubara dari Tanjung


Enim ke Pelabuhan Tarahan sebesar Rp 1.096
milyar dan Rp 963,6 milyar masing-masing pada
tahun 2009 dan 2008.

Total coal delivery expense from Tanjung Enim to


Tarahan Port in 2009 and 2008 amounted to
Rp 1,096 billion and Rp 963.6 billion, respectively.

275

PT Bukit Asam Tbk

276

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/45 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

25.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


b.

c.

Perjanjian Jasa Pengangkutan Batubara (lanjutan)

25.

SIGNIFICANT
(continued)
b.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Coal Delivery Agreement (continued)

Pengangkutan Batubara dari Tanjung Enim ke


Kertapati

Coal Delivery from Tanjung Enim to Kertapati

Perusahaan membuat perjanjian pengangkutan


batubara dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati
dengan PTKA, dimana PTKA menyetujui untuk
mengangkut batubara Perusahaan dari stasiun
pemuatan batubara di Tanjung Enim ke dermaga
batubara di Kertapati, Palembang.

The Company entered into a coal delivery agreement


with PTKA, whereby PTKA agreed to deliver the
Companys coal from the Companys Train Loading
Station in Tanjung Enim to the Companys coal jetty in
Kertapati, Palembang.

Tarif tahun 2009 berdasarkan addendum pada bulan


Juli 2009, adalah Rp 394 (nilai penuh)/ton/kilometer
tidak termasuk PPN terhitung tanggal 1 Januari 2009
sampai dengan 31 Juli 2009 dan 1 Agustus 2009
sampai dengan 31 Desember 2009 sebesar Rp 391,05
(nilai penuh)/ton/kilometer tidak termasuk PPN.

The 2009 tariff is based on the addendum to the tariff


of July 2009 which is Rp 394 (full amount)/tonne/km
excluding VAT effective from 1 January 2009 to 31 July
2009 and is then amended to Rp 391.05 (full
amount)/tonne/km, exluding VAT, effective from 1
August 2009 to 31 December 2009.

Jumlah biaya pengangkutan batubara dari Tanjung


Enim ke Pelabuhan Kertapati sebesar Rp 136 milyar
dan Rp 117,7 milyar masing-masing pada tahun 2009
dan 2008.

Total coal delivery expense from Tanjung Enim to


Kertapati Jetty in 2009 and 2008 amounted to Rp 136
billion and Rp 117.7 billion, respectively.

Satuan Kerja Pengusahaan Briket

c.

Coal Briquette Operating Unit

Berdasarkan Surat Menteri Pertambangan dan Energi


No. 483/201/M.DJP/1993 tanggal 9 Pebruari 1993,
Menteri Pertambangan dan Energi mengajukan
permohonan kepada Menteri Keuangan untuk
mendapat persetujuan atas Crash Program untuk
mengembangkan briket batubara di Indonesia oleh
Perusahaan.
Pendanaan
proyek
ini
akan
menggunakan dana Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) sebesar Rp 85
milyar.

Based on Ministry of Mines and Energy letter No.


483/201/M.DJP/1993 dated 9 February 1993, the
Ministry of Mines and Energy proposed to the Ministry
of Finance to obtain approval for a Crash Program for
the Company to develop coal briquettes in Indonesia.
This project will be financed by Coal Cooperative
Agreement (CCA) funds amounting to approximately
Rp 85 billion.

Kemudian berdasarkan Surat Menteri Keuangan


No. S-226/KMK/1993 tanggal 19 Pebruari 1993,
Menteri
Keuangan
menyetujui
permohonan
penggunaan dana PKP2B hasil operasi tahun 1992
tersebut. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham tanggal 31 Desember 1993, para Pemegang
Saham
memutuskan
untuk
mendistribusikan
penghasilan PKP2B tahun 1992 sebesar Rp 82,44
milyar untuk proyek pengembangan briket batubara.

On 19 February
1993, based on letter
No.S-226/KMK/1993, the Ministry of Finance approved
this request by using the 1992 CCA funds. Based on
the shareholders meeting on 31 December 1993, the
Shareholders decided to distribute the 1992 CCA
income amounting to Rp 82.44 billion to the coal
briquette development project.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11, tanggal 9


Januari 1998, diputuskan bahwa penambahan sebesar
Rp 284,5 milyar ditambahkan dalam Penyertaan Modal
Pemerintah.

Based on Government Regulation No. 11 dated


9 January 1998, Rp 284.5 billion was added as
Government Capital Investment.

Sejak tahun 2002, nama Proyek Pengembangan Briket


Batubara sudah tidak berlaku lagi dan diganti dengan
Pengusahaan Briket. Hal ini didukung oleh Surat
Keputusan
Direksi
Perusahaan
No. 103/SK/PTBA-PERS/2002 tanggal 20 Mei 2002,
dimana Direksi menetapkan struktur organisasi Satuan
Kerja
Pengusahaan
Briket yang
sekaligus
menyatakan tidak berlakunya lagi Surat Keputusan
Direksi Perusahaan No. 294/SK/PTBA-PERS/2001
tentang struktur organisasi dan pemegang jabatan
satuan kerja Proyek Pengembangan Briket Batubara
(P2B2).

From 2002, the name of the Coal Briquette


Development Project was changed to the Coal
Briquette Operating Unit. This was supported by
Board of Directors Decree No. 103/SK/PTBAPERS/2002 dated 20 May 2002, in which the Board of
Directors set out the organisational structure of
Briquette Task Force, which means that Board of
Director Decree No. 294/SK/PTBA-PERS/2001 on the
organisational stucture of the Coal Briquette
Development Project (P2B2) task force was no longer
applicable.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/46 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
25.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


c.

Satuan Kerja Pengusahaan Briket (lanjutan)

25.

SIGNIFICANT
(continued)
c.

Perjanjian Jasa Penambangan Batubara

AND

COMMITMENTS

Coal Briquette Operating Unit (continued)


Effective on 6 July 2004, the operating permit for the
coal briquette operating Unit in Gresik was extended
for the next five years. The Company submitted the
letter for extending the respective Contract of Work to
Energy and Mineral Resources Services of East Java
Province. As at the date of this report, the request is
still in progress following temporary suspension for
Ijin Usaha Pertambangan or IUP license released by
Energy and Mineral Resources Services awaiting the
implementation guidance for UU No. 4/2009.

Efektif pada tanggal 6 Juli 2004, izin unit usaha Gresik


telah diperpanjang untuk masa lima tahun mendatang.
Perusahaan
telah
mengajukan
permohonan
perpanjangan surat ijin kuasa pertambangan,
pengelolaan dan pemurnian pabrik briket batubara
Bukit Asam kepada Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Propinsi Jawa Timur. Sampai dengan tanggal
laporan keuangan ini, permohonan tersebut masih
dalam proses menindaklanjuti penghentian
sementara penerbitan ijin Usaha Pertambangan
(IUP) oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
sampai dengan terbitnya peraturan pemerintah
sebagai pelaksanaan UU No. 4 tahun 2009.
d.

AGREEMENTS

d.

Mining Service Agreements

Jasa Penambangan di Banko Barat

Mining Service Agreements in Banko Barat

Perusahaan mengadakan perjanjian pekerjaan


pengupasan tanah dan penambangan batubara di
tambang Banko Barat (Paket M-147) dengan
PT Sumber Mitra Jaya (SMJ). Sesuai dengan
perjanjian, SMJ bersedia untuk melakukan kegiatan
pengupasan tanah dan penambangan batubara
dengan target produksi 10 juta ton dengan pedoman
nisbah kupas 1,59:1 Bank Cubic Meter (BCM)/ton
sehingga jumlah material adalah 23.836.508 BCM
(density in-situ batubara 1,26 ton/BCM) dalam waktu 4
tahun terhitung sejak tanggal 1 Januari 2004 sampai
dengan 31 Desember 2007.

The Company entered into an agreement for stripping


and coal mining in Banko Barat mine (package M-147)
with PT Sumber Mitra Jaya (SMJ). Under this
agreement, SMJ agreed to render stripping and mining
activities targeted to produce up to 10 million tonnes
with the stripping ratio of 1.59:1 Bank Cubic Meter
(BCM)/tonne so that the total material is 23,836,508
BCM (coal density in-situ 1.26 tonnes/BCM) within 4
years from 1 January 2004 until 31 Desember 2007.

Perusahaan mengadakan perjanjian baru untuk


pengupasan dan penambangan batubara Banko Barat
(Paket 06-006R) dengan SMJ untuk periode 1 Juli
2008 sampai dengan 30 Juni 2013. Target produksi
yang harus dicapai adalah sebesar 29.200.000 BCM
untuk tanah dengan jarak angkut rata-rata 3,47 km
dan 9.300.000 ton batubara dengan jarak angkut
3,40 km. Jumlah biaya penambangan adalah USD
34.36 juta dan Rp 444.16 milyar (termasuk PPN).

The Company entered into a new agreement for


stripping and coal mining in Banko Barat (package 06006R) with SMJ for the period from 1 July 2008 until 30
June 2013. The production targets which have to be
achieved on schedule are 29,200,000 BCM for soil with
an average distance of 3.47 km and 9,300,000 tonnes
for coal with an average distance of 3.40 km. The total
mining cost is USD 34.36 million and Rp 444.16 billion
(including VAT).

Realisasi beban jasa pengupasan tanah dan


penambangan batubara sebesar Rp 121,6 milyar dan
Rp 64,8 milyar masing-masing pada tahun 2009 dan
2008.

Realisation for stripping and coal mining expense in


2009 and 2008 amounted to Rp 121.6 billion and
Rp 64.8 billion respectively.

Jasa Penambangan di Muara Tiga Besar Utara


(MTBU), Muara Tiga Besar Selatan (MTBS),
TAL Extention

Mining Service Agreements in Muara Tiga Besar


Utara (MTBU), Muara Tiga Besar Selatan
(MTBS), TAL Extention

Perusahaan mengadakan perjanjian baru untuk


pengupasan dan penambangan batubara MTBU,
MTBS, Tambang Air Laya, dan lokasi lainnya dalam
wilayah KP Eksploitasi (Paket 06-007) dengan
PT Pamapersada Nusantara (Pama) untuk periode
1 April 2007 sampai dengan 31 Maret 2012.

The Company entered into a new agreement for


stripping and coal mining in MTBU, MTBS, Tambang
Air Laya, and other locations within the Companys
KP Exploitation (package 06-007) with PT
Pamapersada Nusantara (Pama) for the period from
1 April 2007 until 31 March 2012.

277

PT Bukit Asam Tbk

278

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/47 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
25.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


d.

e.

Perjanjian Jasa Penambangan Batubara (lanjutan)

25.

SIGNIFICANT
(continued)
d.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Mining Service Agreements (continued)

Jasa Penambangan di Muara Tiga Besar Utara


(MTBU), Muara Tiga Besar Selatan (MTBS),
TAL Extention (lanjutan)

Mining Service Agreements in Muara Tiga Besar


Utara (MTBU), Muara Tiga Besar Selatan
(MTBS), TAL Extention (continued)

Target produksi yang harus dicapai adalah sebesar


76.190.000 BCM untuk tanah dengan jarak angkut
rata-rata 2,32 km dan 17.500.000 ton untuk batubara
dengan jarak angkut 3,09 km. Jumlah biaya
penambangan adalah USD 90,04 juta dan Rp 977,02
milyar (termasuk PPN).

The production targets which have to be achieved on


schedule are 76,190,000 BCM for soil with an average
distance of 2.32 km and 17,500,000 tonnes for coal
with an average distance of 3.09 km. The total mining
cost is USD 90.04 million and Rp 977.02 billion
(including VAT).

Pama wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan


kepada Perusahaan yang dikeluarkan oleh bank
umum sebesar 5 % dari nilai biaya penambangan
(termasuk PPN) atau sebesar USD 5,5 juta dan
Rp 48,85 milyar untuk tahun pertama, sedangkan
untuk periode tahun kedua sampai dengan tahun
kelima dihitung dari nilai sisa biaya pekerjaan masingmasing tahun bersangkutan.

Pama was required to submit a Performance Bond to


the Company to be issued by a public bank of 5 % of
the total mining cost (including VAT) or the amounts of
USD 5.5 million and Rp 48.85 billion for the first year,
while for the second to fifth years the amounts were
proportionally calculated based on the remaining value
of the contract in the respective year.

Beban jasa pengupasan tanah penutup dan


penambangan batubara sebesar Rp 607,6 milyar dan
Rp 598,7 milyar masing-masing pada tahun 2009 dan
2008.

Related stripping and coal mining expense in 2009 and


2008 amounted to Rp 607.6 billion and Rp 598.7
billion, respectively.

Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara

e.

Coal Shipment Agreements

Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan


PT Arpeni Pratama Ocean Line (Arpeni) dan
PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Bahtera)

Coal Shipment Agreement with PT Arpeni Pratama


Ocean Line (Arpeni) and PT Pelayaran Bahtera
Adhiguna (Bahtera)

Perusahaan melakukan perjanjian jasa pengapalan


batubara dengan Arpeni dan Bahtera untuk
pengiriman batubara dari pelabuhan Tarahan ke
pelabuhan PLTU Suralaya.

The Company entered into coal shipment agreements


with Arpeni and Bahtera to deliver coal from the
Companys port in Tarahan to PLTU Suralayas port.

Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 06-146)


No.027/K/PTBA-APOL/2006 tanggal 8 September
2006, Arpeni akan mengangkut 3.600.000 ton
batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli
2006 sampai 30 Juni 2009 dengan tarif pengapalan
adalah sebesar Rp 20.570 (nilai penuh) per ton.

Based on the agreement with Arpeni (Package 06-146)


No. 027/K/PTBA-APOL/2006 dated September 8,
2006, Arpeni shall deliver about 3,600,000 tonnes of
coal annually for three years, from 1 July 2006 to
30 June 2009, with the rate for coal shipments of
Rp 20,570 (full amount) per tonne.

Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 09-147)


No.050/P51258/PKP/EKS-0500/HK.03/2009 tanggal
12 Oktober 2009, Arpeni akan mengangkut 3.600.000
ton batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli
2009 sampai 30 Juni 2012 dengan tarif pengapalan
adalah sebesar Rp 23.375 (nilai penuh) per ton.

Based on the agreement with Arpeni (Package 09-147)


No.050/P51258/PKP/EKS-0500/HK.03/2009
dated
October 12, 2009, Arpeni shall deliver about 3,600,000
tonnes of coal annually for three years, from 1 July
2009 to 30 June 2012, with the rate for coal shipments
of Rp 23,375 (full amount) per tonne.

Jumlah biaya pengapalan batubara dari pelabuhan


Tarahan ke pelabuhan PLTU Suralaya sebesar
Rp 122,94 milyar dan Rp 107,6 milyar masing-masing
pada tahun 2009 dan 2008.

Total coal shipment from Tarahan port to PLTU


Suralayas port in 2009 and 2008 amounted to
Rp 122.94 billion and Rp 107.6 billion, respectively.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/48 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
25.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


e.

f.

Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara (lanjutan)

25.

SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS


(continued)
e.

Coal Shipment Agreements (continued)

Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan


PT Arpeni Pratama Ocean Line (Arpeni) dan
PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Bahtera)
(lanjutan)

Coal Shipment Agreement with PT Arpeni


Pratama Ocean Line (Arpeni) and PT Pelayaran
Bahtera Adhiguna (Bahtera) (continued)

Berdasarkan addendum I perjanjian dengan Bahtera


(Paket J05-090) tanggal 23 Pebruari 2006, tarif
pengapalan yang berlaku adalah Rp 20.100 (nilai
penuh) per ton belum termasuk PPN, mulai 1
September 2005 sampai 31 Desember 2010.

Based on amendment I of the coal shipment


agreement with Bahtera (Package J05-090) dated
23 February 2006, the rate for coal shipment was
Rp 20,100 (full amount) per tonne, from 1 September
2005 to 31 December 2010.

Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan


PT Bahtera Bestari Shipping (BBS)

Coal Shipment Agreement with PT Bahtera


Bestari Shipping (BBS)

Perusahaan melakukan perjanjian jasa pengapalan


batubara dengan BBS, dimana BBS bersedia untuk
mengapalkan batubara dari dermaga Kertapati,
Palembang ke pelabuhan PLTU Suralaya.
Berdasarkan perjanjian dengan BBS, BBS akan
mengapalkan sekitar 100.000 ton batubara setiap
bulannya mulai 1 Juli 2004.

The Company entered into a coal shipment


agreement with BBS, whereby BBS agreed to deliver
coal from the Companys jetty in Kertapati,
Palembang to PLTU Suralayas port. Based on the
agreement with BBS, BBS shall deliver about
100,000 tonnes of coal every month starting from
1 July 2004.

Berdasarkan perjanjian No. 020/P42760, P42772


dan P42789/K/PTBA-BBS/2007 tanggal 31 Juli 2007,
mulai Mei 2007 sampai dengan Mei 2010, BBS akan
mengangkut sebanyak 1.800.000 ton dengan tarif
pengapalan sebesar Rp 73.480 (nilai penuh) per ton
termasuk PPN.

Based on agreement No. 020/P42760, P42772 and


P42789/K/PTBA-BBS/2007 dated 31 July 2007,
starting from May 2007 to May 2010, BBS shall
deliver 1,800,000 tonnes. The rate for coal shipment
is Rp 73,480 (full amount) per tonne, including VAT.

Jumlah biaya pengapalan batubara dari dermaga


Kertapati ke pelabuhan PLTU Suralaya pada 2009
dan 2008 adalah sebesar Rp 56,6 milyar dan
Rp 41,4 milyar.

Total coal shipment from Kertapati jetty to PLTU


Suralayas port in 2009 and 2008 amounted to Rp
56.6 billion and Rp 41.4 billion, respectively.

Perjanjian Jasa Bongkar Muat batubara

f.

Coal Loading & Discharging Agreement

Perusahaan melakukan perjanjian jasa bongkar muat


batubara dengan pengapalan batubara dengan
Arpeni dari Terminal Muat Batubara PTBA Tarahan
ke Anchorage Pelabuhan Muat PTBA Tarahan.

The Company entered into coal loading & discharging


agreements with Arpeni from PTBA Tarahan coal
loading terminal to PTBA Tarahan Anchorage loading
Port.

Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 09086)


No.056/P51278/PKP/EKS-0500/HK.03/2009
tanggal 21 Oktober 2009, Arpeni akan melakukan
pekerjaan Jasa Bongkar Muat Batubara dengan
floating crane dan tongkang sebanyak 3.600.000 ton
batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli
2009 sampai 30 Juni 2012 dengan tarif pengapalan
adalah sebesar Rp 33.550 (nilai penuh) per ton.

Based on the agreement with Arpeni (Package 09086)


No.056/P51278/PKP/EKS-0500/HK.03/2009
dated October 21, 2009, Arpeni shall provide loading
and discharging services through floating crane and
barge amounting to 3,600,000 tonnes of coal annually
for three years, from 1 July 2009 to 30 June 2012,
with the rate for coal shipments of Rp 33,550 (full
amount) per tonne.

279

PT Bukit Asam Tbk

280

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/49 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
25.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


g.

h.

26.

25.

Pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga dengan


Pemerintah Daerah

SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS


(continued)
g.

Payment of Third Party Donation to the Regional


Government

Pemerintah Daerah (Pemda) Sumatera Selatan


dengan persetujuan dari DPRD tingkat I Sumatera
Selatan, menerbitkan Peraturan Daerah (Perda)
No.16/2002 tanggal 23 Desember 2002 tentang
pembayaran sumbangan yang diberikan Perusahaan
kepada Pemda Sumsel, Pemerintah Daerah Tingkat II
Muara Enim (Pemda Muara Enim) dan Pemerintah
Tingkat II Lahat (Pemda Lahat).

On 23 December 2002, Regional Government


(Pemda) of South Sumatera as ratified by the
Regional House of Representatives released Regional
Government
Regulation
(Perda)
No.16/2002
regarding Third Party Donations paid by the Company
to South Sumatera Province (Pemda Sumsel), Muara
Enim Regency (Pemda Muara Enim) and Lahat
Regency (Pemda Lahat).

Besarnya sumbangan yang diberikan adalah Rp 500


(nilai penuh) untuk Pemda Sumsel, Rp 250 (nilai
penuh) untuk Pemda Muara Enim dan Rp 250 (nilai
penuh) untuk Pemda Lahat untuk setiap 1 ton
batubara yang diproduksi di wilayah Sumatera Selatan
yang berlaku sejak 1 Januari 2002.

The donation is distributed to Pemda Sumsel at Rp


500 (full amount), Pemda Muara Enim at Rp 250 (full
amount) and Pemda Lahat at Rp 250 (full amount) per
tonne of coal mined in South Sumatra Province
effective since 1 January 2002.

Perda di atas telah diubah beberapa kali terakhir pada


tahun 2006 yaitu Perda No. 18/2006 dan
No 7/2006 yang dikeluarkan masing-masing oleh
Pemda Lahat dan Pemda Muara Enim tentang
perubahan tarif menjadi Rp 1.000/ton (nilai penuh)
untuk batubara yang diproduksi di wilayah kedua
kabupaten ini.

These regulations have been amended several times.


The last amendment was No. 18/2006 and No. 7/2006
by Pemda Lahat and Pemda Muara Enim, respectively
regarding the change in the tariff to Rp 1,000/tonne (full
amount) of coal mined in both regencies.

Pembayaran yang diberikan kepada Pemda Sumsel,


Pemda Lahat dan Pemda Muara Enim untuk tahun
2009 adalah masing-masing sebesar Rp 5,4 milyar,
Rp 2,6 milyar dan Rp 12,2 milyar. Sumbangan
tersebut dibebankan sebagai harga pokok penjualan
lainnya pada laporan laba rugi konsolidasian.

The donation distributed to Pemda Sumsel, Pemda


Lahat and Pemda Muara Enim in 2009 amounted to
Rp 5.4 billion, Rp 2.6 billion and Rp 12.2 billion,
respectively. The donations were charged to other cost
of sales in the consolidated statement of income.

Iuran Produksi

h.

Production Royalty

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2003


seluruh
perusahaan
yang
memilki
kuasa
pertambangan diwajibkan untuk membayar iuran
eksploitasi sebesar 3% sampai 7% dari nilai penjualan,
setelah dikurangi beban penjualan. Perusahaan
mengakui iuran ini dengan dasar akrual.

Based on Government Regulation No. 45/2003 all


companies holding mining rights will have an obligation
to pay an exploitation fee ranging from 3% to 7% of
sales, net of selling expenses. The Company
recognises this fee on an accrual basis.

Jumlah iuran yang dibayarkan ke Pemerintah pada


tahun 2009 adalah Rp 416,8 milyar (2008: 217,8
milyar). Iuran tersebut dibebankan sebagai harga
pokok penjualan pada laporan laba rugi konsolidasian.

The royalty paid to the Government in 2009 was


Rp 416.8 billion (2008: Rp 217.8 billion). The royalty is
charged to cost of sales in the consolidated statements
of income.

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI

26.

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES

Undang-Undang Pertambangan Baru

New Mining Law

Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan


Rakyat meloloskan Undang-Undang (UU) Mineral dan
Pertambangan Batubara, yang telah disetujui oleh President
pada 12 Januari 2009 menjadi UU No.4/2009. Peraturan
peralihan atas Undang-Undang ini belum jelas dan
memerlukan klarifikasi lebih lanjut oleh Peraturan
Pemerintah.

On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed a


new
Law
on
Mineral
and
Coal
Mining
(the Law), which received the assent of the President on
12 January 2009 becoming law No. 4/2009. The transition
provisions are unclear and will require clarification in yet to
be issued Government Regulations.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/50 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
26.

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)

26.

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Undang-Undang Pertambangan Baru (lanjutan)

New Mining Law (continued)

Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, Direktorat


Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (DJMBP)
menerbitkan Surat Keputusan (SK) No. 03.E/31/DJB/2009
sehubungan dengan Kuasa Pertambangan (KP) yang
menjadi dasar operasi Grup. Beberapa di antaranya adalah:

Following the issue of the Law, the Directorate General of


Minerals, Coal and Geothermal (DGMCG) issued Circular
No. 03.E/31/DJB/2009 with respect to Mining Rights (KP)
under which the Group operates. The Circular states that,
among other things:

KP yang ada pada saat diberlakukannya UndangUndang masih berlaku hingga jangka waktu
berakhirnya KP tetapi wajib dikonversi menjadi Izin
Usaha Pertambangan (IUP) sesuai dengan UndangUndang, paling lambat 11 Januari 2010.
Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan oleh DJMBP
(diasumsikan melalui peraturan pelaksana UndangUndang No. 4/2009).
Semua pemilik KP eksplorasi dan eksploitasi
diwajibkan untuk menyerahkan rencana aktivitas
seluruh KP hingga berakhirnya jangka waktu KP,
paling lambat enam bulan setelah disahkannya
Undang-Undang, yaitu 11 Juli 2009.

KP in force at the time the new Mining Law was


enacted will remain valid until the expiration of the KP
but must be converted to a Mining Business Permit (Ijin
Usaha Pertambangan or IUP the mining license
under the Law) by 11 January 2010 at the latest.
The procedures for IUP issuance will be issued by the
DGMCG (presumably through the upcoming
implementing regulations for Law No. 4/2009).
All existing exploration and exploitation KP holders are
required to deliver an activities plan for the whole KP
area covering the period until expiration of the KP term,
at the latest within six months of the enactment of the
new Mining Law, i.e. by 11 July 2009.

Pada bulan Pebruari 2010, Pemerintah Indonesia


mengeluarkan dua peraturan pemerintah, yaitu Peraturan
Pemerintah No. 22/2010 dan 23/2010 (PP No. 22 dan PP
No. 23), sehubungan dengan penerapan Undang-Undang
Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang
pembentukan area pertambangan dengan menggunakan
ijin usaha pertambangan yang baru. PP No. 23 mewajibkan
agar KP diubah menjadi IUP dalam jangka waktu tiga bulan
sejak diterbitkannya PP No. 23, akan tetapi tata laksananya
masih perlu diperjelas oleh pemerintah.

In February 2010, the Government of Indonesia released


two implementing regulations for Mining Law No. 4/2009, i.e.
Government Regulations No. 22/2010 and 23/2010 (GR
No.22 and GR No. 23). GR No. 22 deals with the
establishment of mining areas under the new mining
business license.
GR No. 23 provides clarifications
surrounding the procedures to obtain new IUPs. GR No. 23
requires a KP to be converted into an IUP within three
months of the issue of GR No. 23, however, the details of
the procedures remain to be specified.

Grup terus memonitor perkembangan peraturan pelaksana


Undang-Undang tersebut secara ketat dan akan
mempertimbangkan dampak terhadap operasi Grup, jika
ada, pada saat peraturan-peraturan pelaksana ini
diterbitkan.

The Group is closely monitoring the progress of the


implementing regulations for the Law, and will consider the
impact on its operations, if any, once these regulations are
issued.

Keputusan Menteri No 34/2009

Ministerial Regulation No 34/2009

Pada bulan Desember 2009, Menteri Energi dan Sumber


Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan Peraturan Menteri
No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan
untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada
pelanggan domestik (Domestic Market Obligation atau
DMO). Porsi DMO dhitung berdasarkan persentase
minimum dari penjualan batubara domestik yang akan
ditentukan oleh Menteri ESDM. Persentase minimum DMO
dan harga yang akan digunakan untuk porsi penjualan
DMO akan mengikuti harga indeks internasional sebagai
tolak ukur, yang juga ditentukan oleh Menteri ESDM. Pada
tanggal laporan ini, industri pertambangan masih menunggu
pedoman kebijakan dan instruksi lebih lanjut dari Menteri
ESDM.

In December 2009, the Minister of Energy and Mineral


Resources (ESDM) issued another regulation, Ministerial
Regulation No. 34/2009, which provides a legal framework
to require mining companies to sell a portion of their output
to the domestic customers (Domestic Market Obligation or
DMO). The DMO volume is based on a minimum
percentage of domestic coal sales which will be determined
by the Minister of ESDM. The minimum DMO percentage
and the price to be used for the DMO sales, which will follow
international indices as the benchmark, will be determined
by the Minister of ESDM. As of the date of this report, the
mining industry is waiting for further implementation
guidelines and instructions from the Minister of ESDM.

281

PT Bukit Asam Tbk

282

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/51 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
26.

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)

26.

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Keputusan Menteri No 18/2008

Ministerial Regulation No 18/2008

Pada tanggal 29 Mei 2008, Menteri ESDM mengumumkan


peraturan baru mengenai reklamasi tambang dan
penutupan tambang yang termaktub dalam Peraturan
Menteri No. 18/2008. Dalam peraturan tersebut ditetapkan
bahwa suatu perusahaan disyaratkan untuk menyediakan
jaminan untuk reklamasi tambang dan penutupan tambang
yang dapat berupa deposito berjangka, jaminan bank, atau
asuransi, yang jangka waktunya sesuai dengan jadwal
reklamasi.

On 29 May 2008, the Minister of ESDM announced a new


regulation regarding mine reclamation and mine closure as
detailed in Ministerial Regulation No. 18/2008. It is stated
that a company is required to provide mine reclamation and
mine closure guarantees which may be in the form of a time
deposit, bank guarantee or insurance, with the term inline
with the reclamation schedule.

Jaminan Reklamasi dapat juga diberikan dalam bentuk


cadangan
akuntansi,
apabila
perusahaan
yang
bersangkutan merupakan Perseroan Terbuka atau
perusahaan dengan modal disetor tidak kurang dari US$25
juta sebagaimana disebutkan dalam laporan keuangan
yang diaudit. Jika berupa deposito berjangka, jaminan
penutupan tambang harus ditempatkan dalam mata uang
Rupiah atau US$ di bank milik negara di Indonesia atas
nama Menteri ESDM, Gubernur atau Walikota perusahaan
yang bersangkutan, dengan jangka waktu sesuai dengan
jadwal penutupan tambang.

The reclamation guarantee may also be in the form of an


accounting reserve, if the company is either a publicly listed
company or the company has paid up capital of at least
US$25 million as stated in the audited financial statements.
If a time deposit, the mine closure guarantee may be
placed in Rupiah or US$ funds, with a state owned bank in
Indonesia on behalf of the Minister of ESDM, Governor or
Mayor qq the relevant company with a duration according to
the mine closure schedule.

Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Grup


telah menempatkan jaminan reklamasi tambang dalam
bentuk cadangan akuntansi (lihat Catatan 14) dan akan
melakukan penempatan deposito untuk penyisihan
penutupan tambang. Berdasarkan peraturan ini Grup telah
mengirimkan rencana penutupan tambangnya ke Gubernur
Sumatera Selatan dan diharapkan untuk disetujui pada
tahun 2010 dan penempatan deposito baru akan dilakukan
pada tahun 2013, tiga tahun setelah dokumen rencana
penutupan tambang disetujui oleh Gubernur Sumatera
Selatan dan Bupati Muara Enim.

As at the date of these consolidated financial statements,


the Group has placed reclamation guarantees in the form of
accounting reserves (see Note 14) and is going to establish
a time deposit for mine closure provision. Based on this
regulation, the Group has submitted its mine closure plan to
the Governor of South Sumatera and it is expected to be
approved in 2010 and then followed by the placement of
time deposit in 2013, three years after the issue of approval
for mine closure plan by the Governor of South Sumatra and
Muara Enim Regency Government.

Perkara-perkara dalam proses di Pengadilan

Outstanding court cases still in progress

Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk


mengeksploitasi daerah Lahat. KP ini dialihkan
pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati
Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005
melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada
Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP
kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang
sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum
tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan.

In 2003, the Company was given a KP to exploit the Lahat


area. In 2004, the authorisation to grant exploitation permit
was transferred by the Governor of South Sumatera to the
Lahat Regency Government. On 29 August 2005, through
Palembang Administrative Court (PTUN), the Company
filed a lawsuit against the Lahat Regency Government due
to the overlapping of KP granted to other parties.
Palembang PTUN refused to process the Companys claim.

Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan


upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara (PTTUN) Medan. PTTUN menolak upaya hukum
banding Perusahaan.

On 14 December 2005, the Company filed an appeal to the


Medan Administrative High Court (PTTUN). PTTUN
rejected the Companys appeal.

Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah


menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada
tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan untuk
membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak eksepsi
tergugat tetapi juga menyatakan gugatan Perusahaan tidak
dapat diterima.

On 30 June 2006, the Supreme Court received the


Companys cassation. On 10 May 2007, the Supreme Court
announced the cancellation of PTTUN, and refused both the
exception of the defendant and the Companys cassation.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/52 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

26.

27.

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)

26.

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Perkara-perkara dalam proses di Pengadilan (lanjutan)

Outstanding court cases still in progress (continued)

Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan kasus


di atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke
Pengadilan Negeri (PN) Lahat atas kerugian materiil akibat
pemberian KP kepada pihak lain. Gugatan dilayangkan
kepada beberapa pihak termasuk Bupati Lahat sebagai
tergugat pertama.

On 31 January 2008, still in relation to the KP overlapping


above, the Company filed a civil suit to Pengadilan Negeri
(PN) Lahat due to commercial losses from KP overlapping
with other parties. The suit is addressed to several parties
which include the Lahat Regency Government as first
defendant.

Tanggal 12 Agustus 2008 PN Lahat mengeluarkan Putusan


Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang mengadili perkara
tersebut, dengan putusan Sela tersebut Perusahaan
mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi
(PT) Palembang.

On 12 August 2008, PN Lahat announced its refusal to


process the suit, on which the Company further appealed to
the High Court (PT) in Palembang.

Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang mengeluarkan


Putusan
Sela,
menerima
banding
Perusahaan,
membatalkan Putusan Sela PN Lahat serta memerintahkan
PN Lahat untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut.

On 16 December 2008, PT Palembang issued the decision


letter to approve the Companys appeal and ordered PN
Lahat to process the suit.

Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para tergugat


mengajukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.

With the PT Palembang decision, the defendent appealed to


the Supreme Court.

Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan


berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini
perkara dalam proses Mahkamah Agung RI.

On 9 July 2009, PN Lahat sent the casation bundle to the


Indonesia Supreme Court; today, the case is still in
progress.

Tanggal 2 November 2009 berkas perkara telah diterima


Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan
keuangan ini, perkara tersebut masih dalam proses di
Mahkamah Agung RI.

On 2 November 2009, the casation bundle was received by


the Indonesian Supreme Court and as at the date of this
report, the case is still in progress.

INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI


HUBUNGAN ISTIMEWA

27.

Perusahaan dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia.


Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa adalah sebagai berikut:

Penjualan produk
- PT Indonesia Power
- PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero)
- PT Timah (Persero) Tbk
- PT Semen Baturaja (Persero)

(sebagai persentase terhadap


jumlah penjualan)

RELATED PARTY INFORMATION


The Company is controlled by the Government of Indonesia.
Transactions with related parties are as follows:

2009

2008

4,646,407

2,892,062

696,604
17,262
74,208

744,084
8,997
70,416

5,434,481

3,715,559

61%

51%

Sale of goods
PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Timah (Persero)Tbk PT Semen Baturaja (Persero) -

(as a percentage of
total sales)

283

PT Bukit Asam Tbk

284

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/53 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
27.

INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI


HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

27.

2009
Pembelian barang/jasa
- PT Kereta Api Indonesia
(Persero)
- PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero)
- PT Pertamina (Persero)
- PT Bahtera Adhiguna (Persero)
- PT Asuransi Jasa Indonesia
(Persero)
(sebagai persentase terhadap
jumlah harga pokok
penjualan dan beban usaha)
Gaji dan tunjangan Dewan
Komisaris dan Direksi
(sebagai persentase terhadap
jumlah biaya karyawan)
Pendapatan bunga
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk, PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk
dan PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
(sebagai persentase terhadap
jumlah pendapatan bunga)
Aset
Kas dan setara kas
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
- PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk
- PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
- PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
Piutang usaha
- PT Indonesia Power
- PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero)
- PT Timah (Persero) Tbk
- PT Semen Baturaja (Persero)
Piutang Lain-lain
- Piutang karyawan
Jumlah aset yang terkait dengan
pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
(sebagai persentase
terhadap jumlah aset)

RELATED PARTY INFORMATION (continued)


2008
Purchase of goods/services
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Pertamina (Persero) PT Bahtera Adhiguna (Persero) PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

1,232,241

1,081,305

64,197
132,731
56,639

61,695
189,342
35,440

1,635

1,485,808

1,369,417

28%

29%

20,505

18,863

Board of Commisioners
and Directors salaries and benefits

2%

3%

(as percentage of total


of total employee costs)

(as a percentage
of total cost of sales and
operating expense)

187,407

61,684

Interest income
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk, PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk
and PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk

93%

57%

(as a percentage
of total interest income)
Assets
Cash and cash equivalents
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

1,688,288

1,101,465

1,805,360

967,465

600,000

500,000

575,143

250,311

4,668,791

2,819,241

939,675

944,495

108,971
5,405
9,678

101,778
8,994
13,293

1,063,729

1,068,560

1,313

767

Other receivables
Employee receivables -

5,733,833

3,888,568

Total assets associated


with related parties

71%

64%

(as a percentage
of total assets)

Trade receivables
PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Timah (Persero) Tbk PT Semen Baturaja (Persero) -

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/54 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
27.

INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI


HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Kewajiban
Hutang usaha
- PT Dahana (Persero)

Biaya yang masih harus dibayar


- PT Kereta Api Indonesia
(Persero)
- PT Bahtera Adhiguna (Persero)
Jumlah kewajiban kepada
pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
(sebagai persentase
terhadap jumlah kewajiban)

27.

4,115

6,423

4,115

6,423

Liabilities
Trade payables
PT Dahana (Persero) -

Accrued liabilities
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Bahtera Adhiguna (Persero) -

111,077
16,518

89,567
10,240

127,595

99,807

131,710

106,230

Total liabilities to
related parties

6%

5%

(as a percentage
of total liabilities)

Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak yang


mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa/
Related parties

RELATED PARTY INFORMATION (continued)

The nature of transactions and relationships with related


parties is as follows:

Sifat hubungan dengan pihak


yang mempunyai hubungan istimewa/
Relationship with the related parties

Transaksi/Transaction

PT Bank Rakyat Indonesia


(Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

PT Bank Negara Indonesia


(Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

PT Bank Tabungan Negara


(Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Pengangkutan batubara/
Coal transportation

PT Indonesia Power

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara dan


pemakaian listrik/Coal sales
and electricity usage

PT Semen Padang (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

PT Semen Andalas (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

PT Semen Baturaja (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

PT Timah (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

285

PT Bukit Asam Tbk

286

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/55 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
27.

INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI


HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa/
Related parties

28.

27.

RELATED PARTY INFORMATION (continued)

Sifat hubungan dengan pihak


yang mempunyai hubungan istimewa/
Relationship with the related parties

Transaksi/Transaction

PT Bahtera Adhiguna (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Pengapalan batubara/
Coal shipping

PT Dahana (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Pembelian bahan peledak/


Explosive material purchases

PT Pertamina (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Pembelian bahan bakar/


Fuel supply

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Premi asuransi/
Insurance premium

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Dana Pensiun/
Pension Fund

Kebijakan Grup terkait penetapan harga untuk transaksi


dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa
adalah sebagai berikut:

The Groups pricing policy related to the transactions with


related parties is as follows:

Penjualan batubara ke pihak yang memiliki


hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak kontrak
penjualan,
yang
pada
umumnya
menggunakan indeks internasional yang setara
sebagai perbandingan dan disesuaikan dengan
spesifikasi dari batubara dan lokasi pengiriman.

Sales of coal to related parties are set based on


sales contracts, which generally use international
indices as benchmarks adjusted for coal
specifications and location of deliveries.

Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh p ihak


yang memiliki hubungan istimewa ditetapkan
berdasarkan kontrak pengangkutan yang disepakati
bersama berdasarkan hasil negosiasi dengan
memperhatikan unsur-unsur biaya yang ada
ditambah dengan marjin tertentu.

Coal shipping and transportation by related parties


were determined based on contract agreed by each
party after considering the cost components plus
certain margin.

LABA BERSIH PER SAHAM

28.

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi


laba bersih kepada pemegang saham dengan rata-rata
tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun
yang bersangkutan.

NET INCOME PER SHARE


Net income per share is calculated by dividing net income
attributable to shareholders by the weighted average
number of ordinary shares outstanding during the year.
2008

2009
Laba bersih kepada
pemegang saham
Rata-rata tertimbang jumlah
saham biasa yang beredar

2,727,734

1,707,771

2,304,131,849

2,304,131,849

Net income attributable


to shareholders
Weighted average number of
ordinary shares outstanding

Laba bersih per saham dasar


(nilai penuh)

1,184

741

Net income per


share (full amount)

Grup tidak memiliki efek yang bersifat dilutif pada tanggal


31 Desember 2009 dan 2008.

The Group does not have any dilutive ordinary shares at


31 December 2009 and 2008.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/56 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
29.

INFORMASI SEGMEN USAHA


a.

b.

29.

Aktivitas

SEGMENT INFORMATION
a. Activities

Informasi tentang Perusahaan dan anak perusahaan


menurut segmen adalah sebagai berikut:

Information concerning the Companys


subsidiaries business segments is as follows:

Bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan


penyelidikan
umum,
eksplorasi,
eksploitasi,
pengolahan,
pemurnian,
pengangkutan
dan
perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga
khusus batubara baik untuk keperluan sendiri
maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik
tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun
pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan
rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya
dengan industri pertambangan batubara beserta hasil
olahannya.

Coal mining activities, including general surveying,


exploration,
exploitation,
processing,
refining,
transportation and trading, maintenance of special coal
port facilities for internal and external needs, operation of
steam power plants for internal and external needs and
providing consulting services related to the coal mining
industry and production.

Informasi segmen usaha

its

b. Segment information

Perusahaan melalui unit usaha Satuan Kerja


Pengusahaan Briket telah mengembangkan produksi
briket batubara sebagai alternatif bahan bakar untuk
rumah tangga dan industri kecil dan menengah (lihat
Catatan 25c).
2009
Informasi menurut
produk penjualan
Batubara
Briket

and

The Company through its Coal Briquette Operating Unit


has developed coal briquette production as an
alternative fuel for home and small and middle industries
(see Note 25c).
2008
Information by
sales product
Coal
Briquette

8,921,124
26,730

7,192,202
24,026

8,947,854

7,216,228

Total

4,083,322
20,979

3,528,606
157,530

Cost of sales
Coal
Briquette

4,104,301

3,686,136

Total

1,289,124
6,114

1,029,557
7,410

1,295,238

1,036,967

3,548,678
(363)

2,492,128
1,814

Jumlah

3,548,315

2,493,942

Total

Total Aset
Batubara
Briket

8,010,187
68,391

6,061,372
45,020

Total assets
Coal
Briquette

Jumlah

8,078,578

6,106,392

Total

Jumlah
Beban pokok penjualan
Batubara
Briket
Jumlah
Beban Usaha
Batubara
Briket
Jumlah
Laba/(Rugi) Usaha
Batubara
Briket

Informasi menurut
lokasi geografis penjualan
Ekspor
Domestik
Jumlah

2,909,219
6,038,635

2,974,239
4,241,989

8,947,854

7,216,228

Operating expense
Coal
Briquette
Total
Profit/(loss) from operations
Coal
Briquette

Information by
sales geographic location
Export
Domestic
Total

287

PT Bukit Asam Tbk

288

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/57 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
30.

PEMUSATAN RISIKO

30.

CONCENTRATION OF RISKS

Perusahaan menggunakan jasa angkutan kereta api dari


PTKA untuk mengangkut batubara ke Pelabuhan Tarahan
sebelum dilakukan pengapalan ke pelanggan utama
Perusahaan. Perubahan yang signifikan dalam kinerja
pengangkutan batubara dan strategi pemasaran PTKA bisa
mempengaruhi kinerja Perusahaan secara signifikan. Akan
tetapi, berdasarkan pengalaman masa lalu, Manajemen
berkeyakinan bahwa kerjasama Perusahaan dengan PTKA
akan tetap berkelanjutan.

The Company uses the railway services from PTKA to


deliver coal to the Tarahan port for shipment to its major
customers. Significant changes in the coal delivery operation
and marketing strategies of PTKA could significantly affect
the operating results of the Company. However, based on
past experience, the Companys management is confident
that the Company will continue its business with PTKA.

Dalam sektor pertambangan, Grup menghadapi tantangan


lain sebagai berikut:

In the mining sector, the Group are facing the following


additional challenges:

ketidakpastian dalam kaitannya dengan penerapan


Undang-Undang Otonomi Daerah dan ketidakpastian
dalam
kaitannya
dengan
adanya
perubahan
Undang-Undang Pertambangan;

uncertainty due to delays in finalising the implementing


regulations for the Regional Autonomy and the
uncertainty of changes in Mining Regulation;

perselisihan dengan masyarakat setempat yang


mengajukan tambahan kompensasi dari perusahaan
tambang yang beroperasi di wilayah tersebut; dan

continuing disputes with local communities who are


requesting additional compensation from companies
operating in their areas; and

masalah keamananan berkaitan dengan kegiatan


penambangan liar.

rising security concerns in the industry caused by


illegal mining activities.

Secara
umum,
tantangan-tantangan
ini
telah
mempengaruhi perusahaan tambang dalam kaitannya
dengan hal-hal berikut:

Collectively, these challenges are adversely affecting


companies in the following manner:

pemerintah daerah berusaha menerapkan pajak daerah


pada perusahaan untuk memenuhi target anggaran
daerah;

local governments are trying to apply local levies on


companies in order to fund their budgets;

masalah dalam mencari tambahan dana baik dalam


kaitannya dengan biaya dan/atau jumlah dana yang
tersedia;

problems in seeking additional finance both in terms of


cost and/or the amounts of funding provided;

investasi baru yang ditangguhkan atau dibatalkan;

new investment is either being postponed or cancelled;

pemerintah
daerah mengharapkan perusahaan
tambang untuk mencadangkan dana tambahan dalam
rangka pembangunan daerah;

local governments are applying pressure to companies


to contribute additional funds to development
programs;

berkurangnya kemampuan akibat gangguan produksi


dan dalam beberapa sektor terdapat kelebihan pasokan
barang tambang; dan

reduced profitability through production disruptions and


in some sectors oversupply of mining product; and

kesulitan dalam memastikan ketaaatan terhadap


kewajiban pengelolaan lingkungan akibat adanya
penambangan liar.

difficulties in ensuring compliance with environmental


obligations as a result of illegal mining activities.

Tantangan-tantangan di atas kemungkinan akan


berdampak kepada kegiatan Grup dan hasil usahanya dan
telah dipertimbangkan secara hati-hati oleh manajemen
dalam melakukan evaluasi kegiatan sekarang dan masa
yang akan datang serta dampak atau penurunan kegiatan
usaha saat ini.

The above challenges may, in time, affect the Groups


operations and related results and have been carefully
considered by management when evaluating the level of
current and future activities in Indonesia as well as the
impact or impairment on its existing operations.

Berdasarkan pengalaman masa lalu, manajemen


berkeyakinan
bahwa
sebagian
tantangan
yang
dikemukakan di atas masih bisa diatasi dalam kaitannya
dengan kelangsungan usaha Grup.

Based on past experience, management believes that part


of the above challenges can still be managed in relation to
the Groups ability to continue as a going concern.

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/58 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
31.

ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA


UANG ASING

31.

MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED


IN FOREIGN CURRENCIES

Aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada


31 Desember 2009 telah dikonversikan ke dalam mata
uang
Rupiah
dengan
menggunakan
kurs
US$1 = Rp 9.400 (nilai penuh) berdasarkan kurs tengah
Bank Indonesia.

At 31 December 2009, monetary assets and liabilities


denominated in foreign currency have been translated into
Rupiah using an exchange rate of US$1 = Rp 9,400 (full
amount) based on the Bank Indonesia middle rate.

Apabila aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada


tanggal 31 Desember 2009 dijabarkan dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan ini,
maka aset bersih dalam mata uang asing Grup akan turun
sebesar Rp 2,9 milyar.

If assets and liabilities in foreign currencies as at 31


December 2009 are translated using the exchange rate as
at the date of this report, the total net foreign currency asset
of the Group will decrease by approximately
Rp 2.9 billion.

Grup memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata


uang asing sebagai berikut:

The Group had the following monetary assets and liabilities


denominated in foreign currencies:

Aset
Bank
Pihak ketiga
Hubungan Istimewa
Deposito berjangka
Hubungan Istimewa
Piutang usaha, bersih
Pihak ketiga
Hubungan Istimewa

Kewajiban
Hutang usaha
Pihak ketiga
Biaya yang masih
harus dibayar
Pihak ketiga

Mata
uang asing/
Orginal
currency
Nilai penuh/
Full amount

2009
Rp

USD
USD

2,731,064
1,502,447

25,672
14,123

USD

7,500,000

70,500

USD
USD

37,386,915
575, 000

351,437
5,405
467,137

SGD
USD

(41,344)
(575,280)

(277)
(5,408)

USD

(4,802,500)

(45,143)

Assets
Cash in bank
Third Parties
Related Parties
Time deposits
Related Parties
Trade receivables, net
Third Parties
Related Parties

Liabilities
Trade payables
Third Parties
Accrued expenses
Third Parties

(50,828)
Aset bersih
32.

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO


Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Grup terekspos
terhadap berbagai risiko keuangan, termasuk dampak nilai
tukar mata uang asing, tingkat harga komoditas dan tingkat
bunga. Program manajemen risiko keseluruhan yang
dimiliki Grup ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian
harga komoditas dan untuk meminimalkan dampak yang
tidak diharapkan pada kinerja keuangan Grup.

416,309
32.

Net assets

RISK MANAGEMENT POLICY


The Groups activities expose it to a variety of financial risks,
including the effects of foreign currency exchange rates,
commodity prices and interest rates. The Groups overall risk
management program focuses on the unpredictability of
commodity prices and seeks to minimise potential adverse
effects on the financial performance of the Group.

289

PT Bukit Asam Tbk

290

Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/59 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
32.

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

32.

Risk management is carried out by the Groups Board of


Directors. The Board identifies, evaluates and hedges
financial risks, where considered appropriate. The Board of
Directors provides principles for overall risk management, as
well as policies covering specific areas, such as foreign
exchange risk, interest rate risk, and investing excess
liquidity.

Manajemen risiko dijalankan oleh Dewan Direksi Grup.


Dewan Direksi bertugas melakukan identifikasi, evaluasi
dan lindung nilai yang tepat terhadap risiko-risiko keuangan
jika diperlukan. Dewan Direksi menentukan prinsip
manajemen risiko secara keseluruhan, sekaligus juga
menetapkan kebijakan-kebijakan yang mencakup risikorisiko dalam bidang tertentu, seperti risiko nilai tukar mata
uang asing, risiko tingkat bunga, dan investasi kelebihan
likuiditas.
33.

STANDAR AKUNTANSI BARU

RISK MANAGEMENT POLICY (continued)

33.

PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS

Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa


standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mempunyai
dampak terhadap laporan keuangan yang periodenya
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010:

The Indonesian Institute of Accountants has also issued the


following revised accounting standards that are applicable
for financial statements covering periods beginning on or
after 1 January 2010:

PSAK 26 (Revisi 2008) Biaya Pinjaman.

SFAS 26 (Revised 2008) Borrowing Costs.

PSAK 50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan:


Penyajian dan Pengungkapan.

SFAS 50 (Revised 2006) Financial Instruments:


Presentation and Disclosures.

PSAK 55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan:


Pengakuan dan Pengukuran.

SFAS 55 (Revised 2006) Financial Instruments:


Recognition and Measurement.

Adopsi PSAK di atas tidak menimbulkan perubahan yang


mendasar terhadap kebijakan akuntansi Grup atau
berdampak signifikan terhadap laporan keuangan Grup.

The adoption of the above SFAS has not resulted in a


substantial change to the Groups accounting policies nor
any significant impact on its financial statements to date.

Ikatan Akuntan Indonesia juga telah menerbitkan beberapa


standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mungkin
mempunyai dampak terhadap laporan keuangan Grup:

The Indonesian Institute of Accountants has also issued the


following revised accounting standards that may be
applicable to the Groups financial statements:

PSAK 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan


Keuangan (berlaku untuk laporan keuangan yang
periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2011).

SFAS 1 (Revised 2009) Presentation of Financial


Statements (applicable for financial statements
covering periods beginning on or after 1 January
2011).

PSAK 2 (Revisi 2009) Laporan Arus Kas (berlaku


untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011).

SFAS 2 (Revised 2009) Statement of Cash Flows


(applicable for financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2011).

PSAK 4 (Revisi 2009) Laporan Keuangan


Konsolidasi dan Terpisah (berlaku untuk laporan
keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2011).

SFAS 4 (Revised 2009) Consolidated and Separate


Financial Statements (applicable for financial
statements covering periods beginning on or after
1 January 2011).

PSAK 5 (Revisi 2009) Segmen Operasi (berlaku


untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011).

SFAS 5 (Revised 2009) Operating Segments


(applicable for financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2011).

PSAK 12 (Revisi 2009) Pelaporan Keuangan


Mengenai Bagian Partisipasi Dalam Pengendalian
Bersama Operasi dan Aset (berlaku untuk laporan
keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2011).

SFAS 12 (Revised 2009) Interest in Joint Ventures


(applicable for financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2011).

PT Bukit Asam Tbk


Laporan Tahunan 2009 Annual Report

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/60 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2009 DAN 2008

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL


STATEMENTS
31 DECEMBER 2009 AND 2008
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

33.

STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)

33.

PRONOUNCEMENTS

PSAK 15 (Revisi 2009) Investasi Dalam


Perusahaan Asosiasi (berlaku untuk laporan
keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2011).

SFAS 15 (Revised 2009) Investments in Associates


(applicable for financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2011).

PSAK 25 (Revisi 2009) Kebijakan Akuntansi,


Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan
(berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011).

SFAS 25 (Revised 2009) Accounting Policies,


Changes in Accounting Estimates and Errors
(applicable for financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2011).

PSAK 48 (Revisi 2009) Penurunan Nilai Aset


(berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011).

SFAS 48 (Revised 2009) Impairment of Assets


(applicable for financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2011).

PSAK 57 (Revisi 2009) Kewajiban Diestimasi,


Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi (berlaku
untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011).

SFAS 57 (Revised 2009) Provisions, Contingent


Liabilities and Contingent Assets (applicable for
financial statements covering periods beginning on or
after 1 January 2011).

PSAK 58 (Revisi 2009) Aset Tidak Lancar Tersedia


Untuk Dijual dan Operasi Dalam Penghentian
(berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011).

SFAS 58 (Revised 2009) Non-current Assets Held


for Sale and Discontinued Operations (applicable for
financial statements covering periods beginning on or
after 1 January 2011).

The Group is still considering the impact of these revised


standards on the consolidated financial statements.

REKLASIFIKASI AKUN

34.

PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA


Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia
menghentikan operasi BBK karena ijin pinjam pakai
kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK
belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Grup
sedang berdiskusi dengan berbagai instansi pemerintah,
termasuk Kementerian ESDM dan Kementerian Kehutanan,
untuk menyelesaikan masalah ini. Grup mengharapkan
operasi BBK akan berjalan kembali dalam waktu dekat dan
ini
tidak
akan
mengharapkan
pemberhentian
mempengaruhi operasi Grup secara signifikan. Jumlah
produksi BBK adalah sebesar 783 ribu ton atau 6,8% dari
jumlah produksi Grup sebesar 11,5 juta ton. Jumlah aset
BBK adalah Rp 118 milyar atau 1,5% dari jumlah aset Grup
sebesar Rp 8.079 milyar pada tanggal 31 Desember 2009.

RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Certain comparative figures in the consolidated financial
statements for the year ended 31 December 2008 have
been amended to conform to the basis on which the
consolidated financial statements for the year ended 31
December 2009 have been presented.

Angka komparatif pada laporan keuangan konsolidasian


untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008
telah diubah untuk menyesuaikan dengan penyajian
laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009.
35.

ACCOUNTING

Grup masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari


penerapan standar-standar tersebut terhadap laporan
keuangan konsolidasian.
34.

PROSPECTIVE
(continued)

35.

SUBSEQUENT EVENT
In February 2010, the National Police of Republic of
Indonesia suspended BBKs operation because the lenduse permit for forestry areas under which BBK conducts
its mining activities has not been issued by the authority.
The Group is in discussions with the authorities, including
the Ministry of ESDM and the Ministry of Forestry, to
resolve this issue. The Group expects BBK's operations
to recommence in the near future, and does not expect
the suspension of BBK's operations to significantly affect
the Groups operations or financial position. BBKs total
production was 783 thousand tonne or 6.8% of the
Groups total production of 11.5 million tonne. BBKs total
assets were Rp 118 billion or 1.5% of the total assets of
the Group of Rp 8,079 billion as at 31 December 2009.

291

You might also like