Professional Documents
Culture Documents
Referat Trauma Mata
Referat Trauma Mata
MATA
TRAUMA MATA
TAJAM
REFERAT RS BHAYANGKARA
TRAUMA MATA HS SAMSOERI
TAJAM MERTOJOSO
RICO HARTONO
2015.04.20049
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIV. HANGTUAH SURABAYA
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
&
PEMBAHASAN
ANATOMI
CLASSIFICATION
1.
2.
3.
4.
HATI HATI
MEDIKOLEGAL ISSUES !
TRAUMA TAJAM
. Batasan
Trauma tajam termasuk dalam jenis trauma penetrans. trauma penetrans pada mata adalah suatu trauma dimana seluruh lapisan jaringan atau organ mengalami kerusakan
.Etiologi
Trauma okuli penetrans dapat disebabkan oleh :
Trauma oleh benda tajam atau bersudut seperti jarum, kuku, panah, mur, pulpen, pensil, pecahan kaca, dan lain-lain.
Trauma oleh benda asing yang berkecepatan sangat tinggi seperti trauma akibar peluru dan benda asing dari besi
.Patofisiologi
Kerusakan Struktur, Toksisitas, Reaksi
DIAGNOSA
Anamnesis
Anamnesis yang tepat diperlukan untuk menganalisa bagaimana proses trauma
yang dialami, jenis benda yang mengenainya yang akan bermanfaat dalam mengarahka
pemeriksaan oftalmologi dan penunjang selanjutnya. Jika terdapat riwayat trauma
oleh benda berkecepatan sangat tinggi atau jika terdapat pecahan logam atau kaca
dalam proses trauma maka diangosa trauma okuli penetrans sudah hampir dapat
dipastikan.(Khurana,2007;Bond, 2004; Long,2006)
Dalam anamnesis adalah keharusan untuk menanyakan waktu, mekanisme,
dan lokasi trauma. Jika terdapat trauma penetrasi, perlu diidentifikasi kekuatan
dan jenis material yang menimbulkan trauma; material organik lebih cenderung
menyebabkan infeksi, sedangkan materi logam lebih cenderung menyebabkan reaksi.
Riwayat penyakit mata sebelumnya perlu digali lebih lanjut, seperti gangguan visus
sebelum trauma, dan riwayat pembedahan pada mata sebelumnya.Penggunaan pelindun
mata saat trauma pun perlu ditanyakan guna menilai seberapa berat trauma yang
ditimbulkan. Khurana,2007;Bond, 2004; Long,2006)
MANIFESTASI
1. Efek Mekanis : perdarahan, oedem, detachment, prolaps
2. Tanda Infeksi : Abses Kornea, Iridocyclitis, Endoftalmitis
3. Reaksi terhadap Benda Asing
a. Benda Non Organik)
bisa gag ada reaksi (bohlam, kaca, platinum) atau
Reaksi iritatif lokal akan mengakibatkan enkapsulasi benda
asing
(aluminium dan timbal)
bisa juga terjadi Reaksi Supuratif (seng, nikel, merkuri)
dan reaksi spesifik (besi bikin siderosis, tembaga bikin
kalkalosis)
b. Benda Organik (ie: kayu dan material vegetatif)
mengakibatkan reaksi proliferatif yang dicirikan dengan
pembentukan
giant cells. Manifest tersering post trauma iriditis dan
Simpatika Oftalmis
SIDEROSIS
merupakan perubahan degeneratif yang disebabkan oleh benda
asing yang terbuat dari besi yang dapat terjadi 2 bulan sampai
2 tahun setelah trauma.Benda asing yang masuk akan
mengalami disosiasi elektrolitik dan ion-ion yang terbentuk
akan tersebar ke seluruh bola mata. Ion yang terbentuk akan
berkombinasi dengan protein intraseluler dan mengakibatkan
perubahan degeneratif dan paling mempengaruhi struktur
epitel dari mata. Pada pemeriksaan dapat dilihat epitel anterior
dan kapsul lensa merupakan bagian yang paling pertama
terpengaruh, biasanya dengan pembentukan katarak. Iris
dapat berubah warna menjadi hijau dan kemudian merah
kecokelatan. Retina dapat mengalami degenerasi pigmentasi
yang menyerupai retinitis pigmentosa.Glaukoma sudut terbuka
sekunder dapat terjadi karena perubahan yang terjadi pada
trabecular meshwork.
KALKALOSIS
merupakan perubahan spesifik yang ditumbulkan oleh
campuran tembaga dalam bola mata. Ion tembaga akan
mengalami pemecahan elektrolitik dan berkumpul di
bawah struktur membranosa dari mata. Tidak seperti ion
besi, ion tembaga tidak berinteraksi dengan protein
intraseluler sehingga tidak akan menyebabkan perubahan
degeneratif. Manifestasi klinis yang dapat terlihat ialah
Cincin Kaysher-Fleyscher yang berwarna cokelat keemasan
sebagai akibat deposisi tembaga di bawah membran
Descemet, Katarak Sunflower akibat deposisi ion tembaga
di bawah kapsul posterior dari lensa berwarna hijau
keemasan dan berbentuk seperti bunga matahari, pada
retina dapat menunjukkan plak keemasan pada bagian
posterior dari retina.
Simpatetik Oftalmika
Def : uveitits granulomatosa bilateral yang muncul 10 hari tahun
stelah
trauma tembus di corpus ciliare, pembedahan, dan benda
asing.
Etio : hipersensitivitas tipe lambat dari sel berpigmen uvea.
Patofis : gara gara melanin yang merupakan struktur berpigmen peka
thd hipersensitiv. Eg: mata, kulit, rambut, (terbaru) fotoreseptor retina
Diagnosa : tajam penglihatan turun, nyeri, fotofobia, merah, kornea bisa
ada infiltrat, iris bisa ada nodul infiltrat, sinekia anterior,
neovaskularisasi, oklusi pupil. Sel vitreus dan eksudat putih
kekuningan masuk ke retina (nodul dalen fuchs), Lensa bisa katarak,
bisa terjadi ablasi retina eksudatif dan papilitis. Kulit bisa vitiligo dan
uban (poliosis) bulu mata.
Treatment : kortikosteroid, imunosupresan (cyclosporin)
Preventiv : eneuklasi. ( vaughn,2001; uveitis.org, 2015; Dr. Rovels Agber
2015)
JANGKLIN
SLIT LAMP
X RAY
USG
CT SCAN
PENATALAKSANAAN
RESUME
PALPEBRA
KONJUNGTIVA
KORNEA
EROSI KORNEA
TEMBUS KORNEA
ULKUS KORNEA
EROSI KORNEA
Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang
dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Erosi dapat
terjadi tanpa cedera pada membran basal. Dalam waktu yang pendek
epitel sekitarnya dapat bermigrasi dengan cepat dan menutupi defek
epitel tersebut.
Pada erosi pasien akan merasa sakit sekali akibat erosi merusak kornea
yang mempunnyai serat sensibel yang banyak, mata berair, denagan
kornea yang keruh.
Pada kornea akan terlihat suatu defek epitel kornea yang bila diberi
perwanaan fluorescein akan berwarna hijau.
PENATALAKSAAN
Epitel yang terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau
dikupas. Untuk mencegah infeksi bakteri diberikan
antibiotika spektrum luas seperti neosporin, kloramfenikol,
dan sulfasetamide tetes mata. Akibat rangsangan yang
mengakibatkan spasme siliar maka diberikan siklopegik
aksi pendek seperti tropikamida. Pasien akan merasa lebih
tertutup bila dibebat tekan selama 24 jam. Erosi yang kecil
biasanya tertutup kembali setelah 48 jam.
PENATALAKSAAN
Jaringan intraokular yang keluar dari luka, misal : badan
kaca, prolap iris sebaiknya dipotong sebelum luka dijahit.
Jahitan kornea dilakukan secara lamellar untuk
menghindari terjadinya fistel melalui bekas jahitan.
Luka sesudah dijahit dapat ditutup lembaran konjungtiva
yang terdekat. Tindakan ini dapat dianggap mempercepat
epitelialisasi.
Antibiotika lokal dalam bentuk salep, tetes atau
subkonjungtiva 0,3-0,5 U. Garamycin tiap 2 hari sekali.
Atopin tetes 0,5%-1% tiap hari. Dosis dikurangi bila pupil
sudah cukup lebar. Bila ada tanda-tanda glaukoma
sekunder dapat diberikan tabletAnalgetik, antiinflamasi,
koagulasi dapat diberikan bila perlu
ULKUS KORNEA
Sebagian besar disebabkan oleh trauma yang mengalami
infeksi sekunder. Pada anamnesa, ditemukan teraba
nyeri,epifora, fotofobia,blefarospasme.
Pemeriksaan :
nampak kornea yang edema dan keruh.
bagian yang mengalami kerusakan epitel menunjukkan
pengecatan ( + ).
PENATALAKSAAN
antibiotika lokal tetes, salep atau subkonjungtiva
scraping atau pembersihan jaringan nekrotik secara hatihati bagian dari ulkus yang nampak kotor.
Aplikasi panas. Kauter dilakukan dengan cara
memanaskan pasak.
Cryo terapi
SKLERA
Pengobatan
SIMPATETIK OFTALMI
Definisi
SIMPATETIK OFTALMIA
Proses berlangsung :
1.
Tahap iritasi ( Sympatetic Iritation )
2.
Tahap radang ( Sympatetic Inflamation )
TAHAP IRITASI
Anamnesa :
keluhan nyeri,
tanda-tanda radang ringan,
epifora,
fotofobia.
Pemeriksaan :
tanda-tanda iritis ringan.
Biasanya bersifat reversibel atau langsung tahap radang.
TAHAP RADANG
Dapat berlangsung akut/menahun.
Stadium ini bersifat irreversibel dan kemungkinan besar
akan memburuk bila pengobatan kurang sempurna.
PENATALAKSAAN
Mata traumatik : enukleasi bulbi dipertimbangkan bila
visus 0 atau lebih jelek daripada mata simpatetik.
Mata yang masih mempunyai visus walaupun terbatas
selalu menjadi pertimbangan yang sangat sulit apakah
akan dilakukan enukleasi atau dipertahankan
IRIS
Anamnesa
:
keluhan
nyeri,
epifora,
fotofobia,
Blefarospas
me
Pemeriksaa
n:
pupil miosis,
reflek pupil
menurun,
sinekia
posterior
Terapi :
Atropin tetes 0,5%- 1 %.
1-2 x perhari selama sinekia belum
lepas.
Antibiotik lokal.
Diamox bila ada komplikasi glaukom
LENSA
Manifest
Katarak
Katarak traumatika adalah kekeruhan lensa
karena trauma
oTehnik:.
ICCE, ECCE, Fakoemulsifikasi
Dislokasi Lensa
DISLOKASI LENSA
Dislokasi lensa terjadi pada putusnya zonula zinn yang
akan mengakibatkan kedudukan lensa terganggu
Ekstraksi dislokasi lensa bisa sulit, sehingga subluxated
lensa sendiri bukan merupakan alasan yang cukup untuk
dilakukan operasi. Dengan tidak adanya glaucoma sudut
tertutup, dekompensasi kornea, peradangan atau
kecacatan visual, membiarkan subluxated lensa
mendukung pilihan non-bedah. Untuk penstabilan
kesalahan, koreksi visual dengan kacamata atau lensa
kontak dapat menjadi pilihan
PENATALAKSAAN
Jika luxates lensa ke dalam ruang posterior tetapi tidak
terjadi peradangan, hanya dilakukan memantau kondisi.
Namun, jika peradangan tidak terjadi dan ada ancaman
kerusakan retina, perlu dilakukan vitrectomy dan ekstraksi
lensa.
Jika lensa telah secara spontan terjadi dislokasi ke ruang
anterior, atau di mana pasien mengalami dislokasi
anterior, ikuti protokol ini: pasien diposisikan berbaring,
kemudian hati-hati memanipulasi kepala sampai lensa
jatuh kembali ke tempat di fosa. Terapkan solusi
pilocarpine dan mendapatkan konsultasi bedah.
Jika terjadi blok pupil, berlanjut menjaid glaukoma sudut
tertutup, laser iridotomy perifer diindikasikan sesegera
mungkin. Namun, tingkat keberhasilannya rendah. Dengan
demikian, pasien kemudian harus menjalani ekstraksi
lensa dengan implantasi lensa intraokular. Sementara
beberapa ahli bedah mata telah sukses dengan implan
CORPUS ALIENUM
Anamnesa
Pemeriksaan
BENDA ASING
Benda asing yang masuk dalam mata dapat dibagi 2
kelompok
yaitu :
a. Benda logam :
misal : emas, perak, platina, besi, tembaga. Benda logam
ini dapat bersifat magnet atau non magnet.
b. Benda bukan logam :
batu, kaca, porselin, plastik, bulumata, dll.
Benda yang menimbulkan reaksi jaringan mata berupa
perubahan selular dan membran sehingga mengganggu
fungsi dari mata.
Misal : besi berupa siderosis dan tembaga berupa
kalkosis. Besi biasanya merusak jaringan yang
mengandung epitel sedangkan tembaga merusak bagian
membran misal descement kornea lensa, iris, badan kaca,
dll
PENATALAKSAAN
/. mengeluarkan benda asing
/. Bila lokalisasi di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan
mudah dapat
dilepaskan setelah pemberian anestesi lokal.
/. Untuk mengeluarkan perlu kapas lidi atau jarum suntik tumpul/
tajam.
/. Bila benda bersifat magnetik maka dapat dikeluarkan dengan
magnet portable
atau giant magnet.
/. Bila benda asing pada segmen posterior hendaknya dikirim ke
pusat oleh karena memerlukan tindakan yang lebih cermat dan
perlengkapan yang khusus.
/. Pemberian antibiotika lokal pada benda asing di konjungtiva dan
kornea.
/. Pada kornea dapat ditambahkan atropin 0,5 %-1 %, bebat mata
CARA PEMERIKSAAN
Test Forced Duction :
Untuk membedakan gangguan karena kelumpuhan atau
ototnya yang terjepit.
Cara : Mata ditetesi anestesi lokal, kemudian otot yang
akan diperiksa dipegang dengan pinset dan ditarik ke arah
gerak otot tersebut.
bila lancar berarti paralisa
bila sukar ada hambatan / otot terjepit
PENATALAKSAAN
PARALISA :
anti inflamasi dan neurokopik
untuk menghindari diplopia satu mata :
pada parese ringan mata sehat ditutup supaya mata
parese terlatih
pada parese berat mata parese yang ditutup.
PROGNOSIS
Prognosis dari trauma oculi penetrans yang disertai dengan benda
asing intraokuler bergantung pada : (Bond, 2004; Lang,2006)
Visus awal penderita
Mekanisme trauma
Ukuran luka
Zona trauma
Ada tidaknya perdarahan intraokuler (hifema, perdarahan vitreous)
Disertai atau tanpa endoftalmitis
Prolapsus uvea
Adat tidaknya retinal detachment
Lokasis benda asing
Jenis benda asing yang tertinggal
Lama waktu dalam pengeluaran benda asing
Dilakukan ataupun tidak dilakukannya vitrektomi pars plana.
PEACE !!