Professional Documents
Culture Documents
Manus Stevan Gan
Manus Stevan Gan
Manus Stevan Gan
Oleh:
Stevan Wedi Kurniawan, S.Ked (1118011021)
Pembimbing:
dr. Hernowo Anggoro Wasono, M.Kes
LEMBAR PERSETUJUAN
Manuskrip Kasus Keluarga Binaan
Judul Makalah
Disusun Oleh
NPM
111801127
Abstrak:
Latar belakang: Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, dan kedua-keduanya. Hipertensi
merupakan penyakit vaskular ditandai peningkatan tekanan sistolik dan diastolik. Pendekatan dokter
keluarga penting dalam manajemen penyakit pasien.
Tujuan: Menerapkan pendekatan dokter keluarga secara holistik dan komprehensif dalam mendeteksi
faktor risiko internal dan eksternal serta menyelesaikan masalah berbasis Evident Based Medicine yang
bersifat family-approached dan patient-centered.
Metode: Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien.
Hasil: Tn. A, 71 tahun seorang mantan pekerja nelayan datang dengan keluhan sakit kepala sejak 2 hari
yang lalu, sakit kepala hilang timbul dan terasa berat pada tengkuk belakang dan tidak berhubungan
dengan waktu, dirasakan dalam sehari bisa 1-2x. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes.
Pemeriksaan fisik tekanan darah pasien 150/90 mmHg. Pemeriksaan penunjang GDS 98. Pasien
didiagnosis memiliki hipertensi grade I dan diabetes melistus tipe II yang terkontrol.
Simpulan: Pria usia lanjut, pengetahuan yang minimal, diet yang kurang baik dan kurang berolahraga
faktor resiko hipertensi dan diabetes. Peran keluarga amat penting dalam perawatan dan pengobatan
anggota keluarga yang sakit.
Kata kunci: hipertensi, diabetes, diet rendah garam dan gula
Latar Belakang
Lansia adalah singkatan dari lanjut usia. Lansia
merupakan orang berusia lebih dari 60 tahun,
baik pria ataupun wanita yang masih aktif
bekerja ataupun tidak berdaya untuk mencari
nafkah sendiri. Lansia terkadang dipandang
sebagai kelompok usia dengan stigma tanpa
harapan, miskin, merepotkan, dan tidak berdaya.
Hal ini sangat meresahkan petugas kesehatan
(Khisnul dkk., 2011).
Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (Depkes RI) tahun 2009, batasan
lansia terbagi dalam 4 kelompok yaitu:
1 Pertengahan umur usia lanjut/virilitas yaitu
masa
persiapan
usia
lanjutyang
menampakkan keperkasaan fisik dan
kematangan jiwa antara usia45-54 tahun
2 Usia lanjut dini/prasemu yaitu kelompok
yang mulai memasuki usia lanjutantara 5564 tahun
3 Usia lanjut/semua usia 65 tahun ke atas
4 Usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu
kelompok yang berusia lebih dari 70tahun
(Depkes RI, 2009).
Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa
dilihat dari umur harapan hidup (UHH).
PeningkatanUHH suatu bangsa ditandai dengan
meningkatnya jumlah lansia. Angka UHH di
Indonesia pada tahun 19952000 sebesar 64,71
tahun meningkat menjadi 67,68 tahun pada
tahun 20002005. Proporsi penduduk lansia
meningkat dari 16 juta jiwa (7,6%) pada tahun
2000 menjadi 18,4 juta jiwa (8,4%) pada tahun
2005. Sedangkan dari data USA Bureau of the
Cencus, Indonesia diperkirakan akan mengalami
pertambahan warga lansia terbesar di seluruh
dunia antara tahun 1990-2025, yaitu sebesar
414% umur harapan hidup (Darmojo&
Martono, 2006).
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih
dari 90 mmHg. Peningkatan indeks massa tubuh
(IMT) erat kaitannya dengan penyakit hipertensi
baik pada laki-laki maupun pada perempuan.
Kenaikan berat badan (BB) sangat berpengaruh
pada mekanisme timbulnya kejadian hipertensi
pada orang yang obesitas, akan tetapi
mekanisme terjadinya hal tersebut belum
dipahami secara jelas namun diduga pada orang
yang obesitas terjadi peningkatan volume
plasma dan curah jantung yang akan
Tujuan Penulisan
1.
2.
Ilustrasi Kasus
Tn. A, 71 tahun, seorang mantan pekerja
nelayan datang dengan keluhan sakit kepala
sejak 2 hari yang lalu, sakit kepala hilang timbul
dan terasa berat pada tengkuk belakang. Pasien
mengatakan rasa sakit tidak berhubungan
dengan waktu, dan nyeri dirasakan dalam
sehari bisa 1-2x yang biasanya akan lebih berat
ketika pasien banyak melakukan aktifitas.
Sebelumnya pasien memang sering mengatakan
mempunya keluhan yang sama sebelumnya dan
sudah cek ke puskesmas bahwa pasien
mengalami hipertensi 9 tahun yang lalu.
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya
mempunya diabetes 7 tahun yang lalu dan
sudah minum obat yang dianjurkan oleh dokter.
Pusing berputar (-), pandangan kabur (-), mual
(-), muntah (-), nyeri dada (-), sesak nafas (-),
BAB normal .
Data Klinis
Keluhan sering mengalami sakit pada kepala
dan terasa berat pada tengkuk belakang.
Kekhawatiran keluhan terus berlanjut yang
dapat mengganggu aktifitas pasien dan
kekhawatiran terjadinya komplikasi akibat
penyakit ini. Harapan agar rasa nyeri berkurang
dan sembuh.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Genogram
Family Map
2) Aspek Klinik
Hipertensi grade I
Diabetes melistus tipe II
3) Aspek Risiko Internal
Usia 71 tahun
Jenis kelamin pria
Pengetahuan yang kurang
hipertensi dan diabetes
Kurangnya olahraga
tentang
5) Derajat Fungsional :
1 (satu) yaitu mampu melakukan
aktivitas seperti sebelum sakit (tidak
ada kesulitan)
INTERVENSI
Intervensi yang diberikan pada pasien ini adalah
edukasi dan konseling mengenai penyakitnya,
pola makan dan pentingnya tindakan preventif
untuk mencegah komplikasi penyakitnya.
Dilakukan intervensi terhadap beberapa faktor
resiko pasien, dengan melakukan 3x kunjungan
rumah.
Non Medikamentosa
a. Konseling mengenai pentingnya tipe
pengobatan preventif dibandingkan kuratif.
b. Konseling mengenai penyakit diabetes dan
hipertensi pada pasien dan keluarganya
c. Konseling mengenai makanan yang boleh
dan yang harus dihindari terkait dengan
penyakit pasien
d. Konseling kepada pasien untuk melakukan
kontrol rutin untuk memeriksakan gula
darah, tekanan darah, dan pengobatan
teratur.
e. Konseling
kepada
pasien
untuk
mengalihkan stress psikososial dan
f.
Farmakologi
a. Amlodipin 1 x 5 mg
b. Glibenklamid 5mg 1-0-0 mg
c. Paracetamol 3 x 500mg
PEMBAHASAN
Masalah kesehatan yang dibahas pada kasus ini
adalah seorang lansia berusia 71 tahun yang
terdiagnosa hipertensi dan diabetes melistus
sejak 1 minggu yang lalu.
Kunjungan pertama kali pada tanggal 09 April
2016 yang dilakukan adalah pendekatan dan
perkenalan terhadap pasien serta menerangkan
maksud dan tujuan kedatangan, diikuti dengan
penyakitnya,
sebagai prinsip pencegahan
terhadap faktor resiko yang ia miliki.
Pasien juga didiagnosis diabetes melistus tipe II.
Prevalensi diabetes melistus tipe 2 berdasarkan
usia paling sering pada orang dewasa berusia 40
tahun atau lebih tua, dan puncak prevalensi
penyakit tersebut meningkat pada usia lebih dari
60 tahun. Penuaan penduduk merupakan salah
satu penyebab bahwa diabetes mellitus tipe 2
menjadi semakin umum ditemukan. Hampir
semua kasus diabetes mellitus pada orang tua
adalah DM tipe 2 (Romesh et al., 2014).
Dalam kasus ini pasien yang berjenis kelamin
laki-laki dan berusia lanjut lebih beresiko pada
hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung
kronik, penyakit arteri perifer, diabetes dan
gagal ginjal. Oleh sebab itu sebaiknya dilakukan
pemeriksaan penunjang lainnya seperti EKG,
Gula darah, ureum kreatinin, dan kolesterol.
Ada beberapa langkah
sebelum orang
mengadopsi perilaku baru. Pertama adalah
awareness (kesadaran) yaitu menyadari stimulus
tersebut dan mulai tertarik (interest).
Selanjutnya, orang tersebut akan menimbangnimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut
(evaluation) dan mencoba melakukan apa yang
dikehendaki oleh stimulus (trial). Pada tahap
akhir adalah adoption, berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
(Notoatmodjo, 2003).
Tujuan dari penatalaksanaan pasien yang
mengalami hipertensi adalah pengendalian
tekanan darah agar dapat mengurangi gejala
kepala pusing dan pegal di tengkukdan
menghambat penyakit supaya tidak menjadi
lebih parah dan timbul kompkasi lebih lanjut
seperti stroke, retinopati, nefropati dan penyakit
jantung hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi
terdiri dari terapi non medikamentosa (edukasi,
menurunkan asupan garam, menurunkan asupan
lemak,terapi fisik dan lain-lain),dan terapi obat.
Jenis terapi obat antihipertensi untuk terapi
farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh
JNC-7 :
1.
2.
3.
4.
Diuretika
Beta Bloker (BB)
Calcium Channel Blocker (CCB)
Angiotensin Converting Enzyme Ihibitor
(ACEI)
5.
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Braverman ER. 1996. Hypertension and
nutrition. Connecticut USA: Keats
Publishing, Inc.
Brookes L. 2003. The seventh report of the joint
national committee on prevention,
detection, evaluation, and the treatment of
high blood pressurethe NHLBI JNC 7
Press Conference.
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman
WC, Green LA, Izzo JL, Jones DW, dkk.
2003. The seventh report of the joint
national committee on prevention,
detection, evaluation, and the treatment of
high blood pressure. Hypertension. 1-9.
Darmojo R dan Martono H. 2006. Geriatri (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan hasil
riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia
2007. Jakarta : Departemen kesehatan
republik Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil
kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen
kesehatan republik Indonesia.
Gudmundsson LS, Johannsson M, Thorgeisson
G, Sigfusson, Witteman JCM. 2004. Risk
profile and prognosis of treated and
untreated hypertensive men and women in
a population-based longitudinal study. J of
Hum Hypr.18: 615-622.
Khardori, Romesh. 2014. Type 2 Diabetes
Mellitus di www.emedicine.medscape.com
Khisnul K, Awaludin DG, Firmansyah MA,
Deslivia MF, Pramono LA, Nufus H,
Mugroho H, Hidayah GN, Marcelena R,
Martina D, Liwang F. 2011.Kegiatan Temu
Ilmiah Geriatri dan Kepedulian terhadap
Lansia
Indonesia.
Jurnal
Medika.
7(XXXVII):1-8.
Notoatmojo S. 2003. Pendidikan Dan Prilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Price S dan Wilson L.2005. Patofisiologi:konsep
klinis proses-proses penyakit edisi ke 6.
Vol.2. Jakarta: EGC.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
M, Setiati S. 2010. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid 1 edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
Tjokronegoro A dan Utama H. 2010. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. In : E. Susalit,
10
11