Professional Documents
Culture Documents
PMK No 90 TTG Pelayanan Kesehatan Di FAS
PMK No 90 TTG Pelayanan Kesehatan Di FAS
Menimbang
: a.
b.
bahwa
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
di
terpencil
meningkatkan
dilakukan
aksesibilitas,
dalam
kualitas
rangka
pelayanan
bahwa
berdasarkan
dimaksud
pada
menetapkan
pertimbangan
huruf
peraturan
dan
sebagaimana
huruf
menteri
b,
perlu
tentang
-2-
Mengingat
: 1.
Undang-Undang
Praktik
Nomor
Kedokteran
Indonesia
Tahun
29
Tahun
(Lembaran
2004
2004
Negara
Nomor
116,
tentang
Republik
Tambahan
Undang-Undang
Kesehatan
Nomor
(Lembaran
36
Tahun
Negara
2009
Republik
tentang
Indonesia
Undang-Undang
Nomor
44
Tahun
2009
tentang
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Tahun
2014
Nomor
244,
Tambahan
Undang-Undang
Tenaga
Nomor
Kesehatan
Indonesia
Tahun
36
Tahun
(Lembaran
2014
Nomor
2014
Negara
298,
tentang
Republik
Tambahan
7.
Peraturan
Menteri
1438/Menkes/Per/IX/2010
Pelayanan
Kedokteran
Kesehatan
Nomor
tentang
Standar
(Berita
Negara
Republik
Keputusan
Menteri
725/Menkes/SK/V/2003
Kesehatan
tentang
Nomor
Pedoman
-3-
9.
Sistem
Rujukan
Pelayanan
Kesehatan
MENTERI
PENYELENGGARAAN
FASILITAS
KESEHATAN
PELAYANAN
PELAYANAN
TENTANG
KESEHATAN
KESEHATAN
DI
KAWASAN
digunakan
untuk
menyelenggarakan
upaya
-4-
2.
Tenaga
Kesehatan
mengabdikan
diri
adalah
dalam
setiap
bidang
orang
yang
kesehatan
serta
Kawasan
adalah
bagian
wilayah
dalam
Daerah
memegang
kekuasaan
pemerintahan
negara
penyelenggara
Pemerintahan
Daerah
yang
Menteri
adalah
menteri
yang
menyelenggarakan
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
di
b.
c.
d.
-5-
Pasal 3
(1)
(2)
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
tingkat
Pendekatan
pelayanan
kesehatan
sebagaimana
(4)
a.
b.
c.
d.
Pendekatan
pelayanan
kesehatan
sebagaimana
melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawab
penetapan
kebijakan
dan
program
pelayanan
-6-
b.
advokasi
dan
Pemerintah
kerjasama
Daerah,
dengan
swasta,
lintas
dan/atau
sektor,
pemangku
kepentingan lainnya;
c.
advokasi
dalam
anggaran
mendorong
kecukupan
kesehatan
di
alokasi
tingkat
provinsi/kabupaten/kota; dan
d.
Dalam
melaksanakan
sebagaimana
tugas
dimaksud
dan
Dalam
tanggung
Pasal
4,
jawab
Gubernur
melakukan:
a.
penetapan
dan
melaksanakan
kebijakan
untuk
perencanaan
dan
penyediaan
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan;
c.
perencanaan,
pendayagunaan,
pemerataan
dan
sarana
dan
prasarana
penunjang
e.
f.
g.
i.
j.
-7-
Pasal 7
Dalam
melaksanakan
tanggung
jawab
sebagaimana
b.
penetapan
dan
melaksanakan
kebijakan
untuk
perencanaan
dan
penyediaan
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan;
d.
perencanaan,
pendayagunaan,
pemerataan
dan
sarana
dan
prasarana
penunjang
f.
g.
h.
j.
k.
-8-
BAB III
PENETAPAN
Bagian Kesatu
Kriteria Penetapan
Pasal 8
(1)
terpencil
harus
ditetapkan
oleh
Bupati/Walikota.
(2)
b.
c.
jarak
tempuh
pulang
pergi
dari
ibukota
transportasi
yang
ada
sewaktu-waktu
dapat
(3)
(4)
-9-
a.
adanya
keterbatasan
sarana
infrastruktur
c.
adanya
isolasi
geografis
yang
memisahkan
Kabupaten/Kota
setempat
harus
Selain
berdasarkan
Kesehatan
usulan
Kabupaten/Kota,
dari
Kepala
penetapan
Dinas
Fasilitas
Usulan
penetapan
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
ayat
(1)
dan
ayat
(2),
disertai
dengan
visi,
misi
serta
layanan
Pelayanan Kesehatan;
b.
c.
Fasilitas
-10-
d.
Pelayanan
(2)
(3)
penugasan,
tim
harus
memberikan
hasil
(3),
Bupati/Walikota
harus
memberikan
bagian
yang
tidak
terpisahkan
dari
-11-
Pasal 11
(1)
(2)
Evaluasi
dilakukan
sebagaimana
terhadap
dimaksud
status
pada
Fasilitas
ayat
(1)
Pelayanan
harus
melakukan
pencabutan
penetapannya.
BAB IV
PENDEKATAN PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 12
(1)
(2)
(3)
a.
b.
-12-
(4)
Permasalahan
dimaksud
kesehatan
pada
ayat
yang
(2)
ada
sebagaimana
huruf
b,
diperoleh
dan
penyakit
infeksi
baru
(New
Emerging Disease/NED).
(5)
Selain
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
terpencil
harus
memperhatikan
upaya
penyelamatan nyawa.
(6)
(1)
(2)
Service/SOS)
untuk
meningkatkan
Perencanaan
Persalinan
Dan
Pencegahan
Komplikasi (P4K);
c.
d.
Perawatan
Metode
Kanguru
(PMK)
sebagai
-13-
e.
Manajemen
Terpadu
Balita
Sakit
Berbasis
g.
(3)
Kesehatan
Kawasan
terpencil
dan
sangat
b.
c.
d.
(1)
Penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
bergerak
-14-
b.
dilaksanakan
oleh
Tim
Pelayanan
Kesehatan
b.
c.
(3)
Tim
Pelayanan
Kesehatan
Bergerak
(TPKB)
(4)
a.
dokter spesialis;
b.
c.
perawat;
d.
bidan;
e.
f.
tenaga Gizi;
g.
h.
tenaga nonkesehatan.
Sarana
dan
prasarana
pendukung
sebagaimana
b.
c.
perbekalan kesehatan;
d.
e.
(1)
Pelayanan
kesehatan
gugus
pulau
sebagaimana
-15-
(2)
Pelayanan
kesehatan
dimaksud
pada
kesehatan
gugus
ayat
pada
(1)
pulau
sebagaimana
merupakan
beberapa
pelayanan
Fasilitas
Pelayanan
ayat
Kesehatan
(1)
terdiri
sebagai
atas
pusat
Fasilitas
gugus
Pelayanan
dan
Fasilitas
(1)
Rumah
tunggu
kelahiran
sebagaimana
dimaksud
yang
sementara
bagi
berfungsi
ibu
sebagai
hamil
dan
tempat
tinggal
pendampingnya
yang mampu
memberikan
pertolongan
persalinan.
(3)
-16-
Pasal 19
(1)
Pelayanan
kesehatan
berbasis
telemedicine
untuk
memberikan
manfaat
dalam
konsultasi
Kesehatan
tingkat
medis
tingkat
lanjutan
di
pertama
yang
Fasilitas
dan
tidak
Pelayanan
tingkat
rujukan
memiliki
Tenaga
Kesehatan tertentu.
(2)
Pelayanan
kesehatan
berbasis
telemedicine
(2)
ayat
(1)
tidak
tersedia,
Pemerintah
Pusat,
pemindah
tugasan
kabupaten/kota,
Tenaga
dan/atau
Kesehatan
antar
antar
kecamatan
-17-
b.
(1)
tambahan
tertentu
sebagaimana
sesuai
dengan
ketentuan
Kesehatan
untuk
peraturan
perundang-undangan.
(2)
Pelatihan
Tenaga
kompetensi
dimaksud
tambahan
pada
ayat
tertentu
(1)
memperoleh
sebagaimana
diselenggarakan
oleh
Pelatihan
Tenaga
Kesehatan
untuk
kompetensi
Kurikulum
dan
modul
pelatihan
sebagaimana
tambahan
tertentu
berhak
memperoleh
Tenaga
Kesehatan
yang
telah
memiliki
sertifikat
-18-
(2)
harus
kewenangan
memiliki
surat
tambahan
izin
yang
praktik
dengan
dikeluarkan
oleh
Untuk
menjamin
kepatuhan
terhadap
penerapan
(3)
Provinsi
dan/atau
Pemerintah
Daerah
Tenaga
Kesehatan
dengan
kompetensi
tambahan
berkelanjutan
yang
diselenggarakan
organisasi
profesi
untuk
menjaga
terkait
mutu
Dalam
hal
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Kawasan
kewenangan
tambahan
tertentu
yang
dimiliki
-19-
Pasal 29
(1)
Kesehatan
kewenangan
dalam
yang
Pasal
dengan
sesuai
28
kompetensi
sebagaimana
dengan
dan
dimaksud
mempertimbangkan
kebutuhan pelayanan.
(2)
dengan
kewenangan
sebagaimana
dimaksud
pada
dengan
supervisi
Tenaga
ayat
tambahan
(1)
dilakukan
Kesehatan
dengan
perbekalan
kesehatan
di
Fasilitas
Ketersediaan
perbekalan
kesehatan
sebagaimana
b.
c.
kesulitan
geografis
dan
keterbatasan
jejaring
obat,
bahan
kesehatan
medis
baik
habis
jenis
dan
pakai,
dan
jumlah
alat
sesuai
c.
-20-
d.
pada
pemeriksaan
Malaria
dan
HIV
(1)
dari
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
Distribusi
perbekalan
kesehatan
sebagaimana
Kesehatan
lainnya
di
lingkup
Kabupaten/Kota lainnya.
BAB V
INSENTIF DAN FASILITAS
Pasal 32
(1)
memperoleh
insentif
dan
fasilitas
dari
(3)
beasiswa
untuk
pendidikan
lanjutan
atau
jaminan keamanan;
c.
-21-
d.
melaksanakan
pelayanan
yang
sesuai
f.
(4)
Pelaksanaan
pemberian
insentif
dan
fasilitas
Setiap
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Kawasan
(3)
Kepala
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
Kepala
Dinas
Kesehatan
Provinsi
sebagaimana
-22-
BAB VII
PENDANAAN
Pasal 34
(1)
pendanaan
pelaksanaan
pelayanan
b.
c.
d.
menggerakkan
potensi
masyarakat
dalam
Pendanaan
pelaksanaan
pelayanan
kesehatan
di
Anggaran
Anggaran
Pendapatan
Pendapatan
dan
dan
Belanja
Belanja
Negara,
Daerah,
dan
Menteri,
Gubernur,
Bupati/Walikota
melakukan
Menteri,
Gubernur,
Bupati/Walikota
dalam
-23-
b.
pemenuhan
kebutuhan
pelayanan
kesehatan
d.
peningkatan
kemampuan
dan
kemandirian
masyarakat.
(4)
b.
pelatihan
dan
peningkatan
kapasitas
ketenagaan;dan/atau
c.
(5)
Pengawasan
terhadap
pelaksanaan
pelayanan
Kesehatan
Kawasan
terpencil
dan
sangat
berlaku
harus
menyesuaikan
dengan
ketentuan
-24-
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Kriteria
Fasiltas Pelayanan Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tidak Diminati (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 153)
sepanjang mengatur mengenai kriteria Fasilitas Pelayanan
Kesehatan terpencil dan sangat terpencil dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 38
Peraturan
Menteri
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
-25-
Agar
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
Peraturan
Menteri
memerintahkan
ini
dengan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Desember 2015
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
-26-
LAMPIRAN
PERATURAN
MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 90 TAHUN 2015
TENTANG
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
KESEHATAN
PELAYANAN
DI
FASILITAS
FORMULIR 1
NO
KRITERIA
SKOR
dari
menggunakan
transportasi
umum
rutin
12
-----------------------------------------X 100 %
Jumlah nilai seluruh kriteria
-27-
Hasil penilaian:
1. Fasilitas
Pelayanan
Pelayanan
Kesehatan
Kesehatan
Kawasan
dikategorikan
terpencil,
bila
sebagai
Fasilitas
hasil
penilaian
sebagai
Fasilitas
mencapai 25 % s.d 50 %.
2. Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
dikategorikan
-28-
FORMULIR 2
CONTOH
SK
PELAYANAN
PENETAPAN
KESEHATAN
TIM
PENILAI
TERPENCIL
FASILITAS
DAN
SANGAT
TERPENCIL
KOP
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA (nama kabupaten/kota)
NOMOR:
TENTANG
TIM PENILAI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN KAWASAN TERPENCIL
DAN SANGAT TERPENCIL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI/WALIKOTA (nama kabupaten/kota),
Menimbang
kesehataqn
dietapkan
sebagai
yang
Fasilitas
akan
diusulkan
Pelayanan
dan
Kesehatan
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
: 1. Undang-Undang
Nomor
36
Tahun
2009
tentang
No.
Daerah
23
Tahun
(Lembaran
2014
tentang
Negara
Republik
-29-
Penyelenggaraan
Pelayanan
Kesehatan
oleh
TIM
PENILAI
KESEHATAN
KAWASAN
TERPENCIL
DIWILAYAH
FASILITAS
TERPENCIL
PELAYANAN
DAN
SANGAT
KABUPATEN/KOTA.....(nama
kabupaten/kota)
Kesatu
yang
selanjutnya
disebut
Tim
Penilai
akan
keterpencilannya;
diusulkan
penetapan
status
-30-
Ketiga
Keempat
-31-
FORMULIR 3
CONTOH
KEPUTUSAN
PENETAPAN
KEPALA
FASILITAS
DAERAH
KESEHATAN
TENTANG
KAWASAN
KOP
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
Terpencil,
perlu
menetapkan
Keputusan
: 1.
2.
Undang-Undang
Kesehatan
Nomor
(Lembaran
36
Tahun
Negara
2009
Republik
tentang
Indonesia
Peraturan
Perundang
Undangan
-32-
Undag
Undang
Nomor
tahun
2014
tentang
Undang-Undang
No.
23
Tahun
2014
tentang
Tahun
2014
Nomor
244,
Tambahan
Kriteria
Fasiltas
Pelayanan
Kesehatan
8.
9.
Menetapkan
KEPUTUSAN
BUPATI/WALIKOTA.....
(nama
-33-
Terpencil
kabupaten/kota),
Kabupaten/Kota
dengan
rincian
.......
(nama
sebagaimana
KETIGA
-34-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN
BUPATI/WALIKOTA
....
(nama
kabupaten/kota)
NOMOR
........ TAHUN
.........
TENTANG
PENETAPAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
KAWASAN TERPENCIL DAN SANGAT TERPENCIL
KABUPATEN/KOTA .... (nama kabupaten/kota)
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN KAWASAN TERPENCIL DAN SANGAT
TERPENCIL DI WILAYAH KABUPATEN/KOTA ....(nama kabupaten/kota)
No.
Nama
Alamat
Kepemilikan
Fasilitas
Nomor Izin
Nomor
Status
Operasional
Registrasi
Keterpencilan
Pelayanan
(untuk
Kesehatan
fasyankes
milik
Pemerintah
/Pemda
.......
RT/RW,
Milik
Desa/Kel
Kec.
............
......
Terpencil/sa
(diisi
ngat tepencil
emerintah
izin
nomor
Daerah/
operasional)
registrasi)
Swasta
2
.......
.......
.......
.......
.......
.......
........
.......
.......
.......
.......
.......
-35-
B.
Pengertian
Pelayanan kesehatan bergerak adalah pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak (TPKB) dalam
rangka
meningkatkan
akses
dan
ketersediaan
pelayanan
Jenis pelayanan:
Jenis pelayanan kesehatan bergerak meliputi:
c.
d.
1)
2)
Pelayanan kegawatdaruratan
3)
4)
5)
Pemberdayaan masyarakat
2)
3)
4)
Pola provinsi-kabupaten:
1)
Perawat,
Lingkungan
dan
Penata
Anestesi,
Tenaga
Kesehatan
Gizi,
Kesehatan
lainnya
sesuai
kebutuhan.
2)
ke
satu/beberapa
Kabupaten
lokasi
selama
tujuan,
beberapa
untuk
hari
ke
meiaksanakan
pengetahuan
dan
teknologi
atau
pelatihan
Pola Provinsi-Kabupaten-Kecamatan:
-36-
1)
2)
3)
tetangga,
yang
difungsikan
sebagai
pusat
memberikan
layanan
rujukan
medik
dan
2)
ke
satu
Puskesmas
rawat
atau
beberapa
inap/Puskesmas
lokasi
non
tujuan,
rawat
inap
-37-
hari,
untuk
melaksanakan
pelayanan
medis
dan
b.
c.
Peralatan komunikasi.
d.
e.
Perbekalan kesehatan:
Perbekalan kesehatan yang disediakan disesuaikan dengan
tingkat pelayanan kesehatan yang dilakukan, ketersediaan
Tenaga Kesehatan, juga jenis kasus yang banyak dihadapi.
6.
b.
7.
Tenaga Kesehatan
1)
2)
3)
Perawat;
4)
Bidan;
5)
6)
tenaga gizi;
7)
Tenaga nonkesehatan
a)
Pengemudi.
b)
Tenaga porter
Langkah-Langkah
Pelaksanaan
Tim
Pelayanan
Kesehatan
Bergerak (TPKB)
a.
2)
3)
Ketersediaan
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
tujuan
b.
lokasi
-38-
c.
tokoh
adat
dan
agama)
untuk
mendapatkan
dukungan.
d.
Pembentukan
Tim
Pelayanan
Kesehatan
Bergerak
(Tim
f.
Pelaksanaan kegiatan
Contoh
pelayanan
kesehatan
bergerak
yang
sudah
Tanah
Papua
Percepatan
Pembangunan
Kesehatan
(P2KTP).
g.
2)
Dokter Terbang.
3)
4)
5)
6)
Brigade Siaga.
Pengertian
Pelayanan kesehatan gugus pulau adalah pendekatan pelayanan
dengan menetapakan pulau-pulau yang memiliki satu kesatuan
geografis,
politik,
ekonomi,
politik,
publik,
sosial
budaya,
2)
3)
4)
Melaksanakan
khusus,
program-program
misalnya
eliminasi
pelayanan
penyakit-penyakit
kesehatan
tertentu,
-39-
c.
Dapat
diterapkan
dalam
lingkup
provinsi
dan
kabupaten/kota.
2)
3)
d.
e.
1)
Kesamaan ekosistem
2)
3)
Kesamaan orientasi
4)
5)
Transportasi
6)
Perekonomian
7)
Transportasi
2)
3)
f.
memperhatikan
kedekatan
jarak
geografis,
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
yang
ditetapkan
sebagai
serta
sebagai
pusat
rujukan
kasus,
rujukan
-40-
4)
5)
Puskesmas,
Puskesmas
Pembantu,
Pos
Bersalin
Desa
bertanggung
jawab
kepada
Fasilitas
Pelayanan
g.
2)
3)
4)
-41-
h.
2)
3)
4)
5)
6)
Memadukan
beberapa
kegiatan
(terintegrasi)
yang
Pendekatan
sektoral
gugus
pulau
adalah
untuk
mengatasi
2)
3)
4)
5)
Meningkatkan
kesehatan.
kerjasama
lintas
sektor
dalam
upaya
-42-
kesehatan
mensyaratkan
semua
orang
sekali
terjadi
keterlambatan
penanganan
masalah
tunggu
bisa
memanfaatkan
rumah
penduduk
atau
-43-
senior
kepada
dokter
junior,
sehingga
tanpa
disadari
yang
berisi
riwayat
penyakit
setiap
pasien.
Hasil
adalah
melalui
program
layanan
penjangkauan
ke
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan,
dimanfaatkan
untuk
-44-
thermoregulator
bagi
bayinya,
sehingga
bayi
mendapat
b.
c.
Buka baju bayi sehingga hanya mengenakan popok, topi dan kaos
kaki. Bila anda tinggal di daerah dingin, bayi boleh menggunakan
baju berkancing depan.
-45-
d.
e.
f.
g.
dengan
melibatkan
masyarakat
sesuai
standar
Sakit
Berbasis
Manajemen
Terpadu
Balita
-46-
(MTBS-M),
pendekatan
pelayanan
kesehatan
untuk
b.
c.
d.
e.
f.
Pemakaian kelambu
g.
h.
i.
j.
k.
menjadi
kunci
keberhasilan
pelayanan
kesehatan
dengan
terus
menerus
dan
berkesinambungan
mengikuti
dan
keluarga
dalam
bidang
kesehatan
sehingga
-47-
a.
b.
c.
d.
b.
c.
mengatasi/memenuhi
kebutuhan
masyarakat
dengan
-48-
tokoh
adat
diharapkan
mampu
mengubah
pola
pikir
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK