Professional Documents
Culture Documents
Perdagangan Bilateral Indonesia-China 2000-2009
Perdagangan Bilateral Indonesia-China 2000-2009
Nurul Huda 1
Fakultas Ekonomi Universitas YARSI
pakhuda@yahoo.com
Zulihar 2
Fakultas Ekonomi Universitas YARSI
zulihar@yahoo.com
Abstract
ASEAN-China free Trade Agreement has already begun on January 1, 2010, the impact of the
agreement was beginning to look at the state of Indonesia which is marked with a circulation of
more and more China products with prices relatively low. This article tries to do an analysis of
Indonesia's trade balance with China during the period 2000-2009 as well as analyzing what
kind of strategies that can be related to government trade relations with China. The results of
the analysis, during the period 2000-2007 the trade balance between Indonesia and China
experienced surplus, and in the year 2008-2009 Indonesia experienced deficit trade balance.
Export commodities of Indonesia to China are rubber commodities, coal, crude palm oil,
chemicals and paper products. Main commodities while imports from China Indonesia covering
consumer goods, clothing materials and capital goods. The steps that can be undertaken by
government regarding trade between Indonesia-China trade namely infrastructure
development, facilitates licensing, capital, control of China's products and love the movement of
domestic products.
Keyword , Bilateral trade, commodities, consumer, capital
1
Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas YARSI Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510,
mahasiswa program Doktor Ekonomi Syariah Universitas Airlangga dan dosen Pasca Sarjana Universitas
Indonesia.
2
Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas YARSI, Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Mulai tanggal 1 Januari 2010, kesepakatan kenaikan sebesar 600%, yang merupakan
perdagangan bebas ASEAN-China Free Trade kejadian pertama kali dalam sejarah dunia.
Agreement (AC-FTA) diberlakukan. China Dengan sistem perekonomian yang export-
beserta enam negara anggota Perhimpunan oriented, China mampu menaikan nilai export
Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dari 267 Milyar Dollar (2001) menjadi 762
akhirnya bergabung ke dalam kawasan Milyar Dollar (2005). 3
perdagangan bebas (FTA). Ini berarti, produk Ekonomi China yang sangat beorientasi
dari China akan membanjiri pasar domestik. pada ekspor menjadi tantangan berat bagi
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) negara-negara industri. Tekanan persaingan
mengatakan, setidaknya sekitar 400 kawasan dari China yang naik dengan pesat tidak hanya
perdagangan beroperasi pada tahun 2010. Hal di sektor tekstil, namun juga telah merambah
ini menjadikan langkah awal menuju industri elektronik, telekomunikasi bahkan
perdagangan global liberalisasi yang luas. otomotif dan transport. Sebagian Manager
China dengan penduduk sekitar 1, 3 bahkan menyatakan “China is very
Milyar dan daerah yang sangat luas menjadi dangerous” dan menuntut pemerintah Jerman
daya tarik tersendiri bagi kalangan industri agar segera mengambil kebijakan yang tepat
dan perdagangan. China seolah menjadi untuk menyelamatkan ekonomi dalam
harapan besar untuk mendongkrak omset negerinya. Namun reformasi politik Jerman
perdagangan industri, ibarat gula manis yang dirasakan oleh beberapa kalangan berjalan
mampu menyedot semut-semut untuk sangat lambat. Sehingga gelombang
mendatanginya. Kalangan Manager Eropa penutupan pabrik-pabrik di Jerman selama
melihatnya dengan mata berbinar-binar, beberapa tahun terakhir seperti tidak bisa
seolah-olah menawarkan peluang pasar yang dihindari. Demonstrasi serikat pekerja
tiada batasnya. Tuntutan untuk dekat dengan menentang penutupan pabrik dan PHK seakan
market, menjadi alasan bagi banyak menjadi berita sehari-hari di koran dan televisi
perusahaan Jerman dan Eropa untuk Jerman. Setiap pekerja di Jerman merasa tidak
berbondong-bondong membuka pabrik dan yakin lagi akan masa depan pekerjaannya.
bekerja sama dengan China. Selain itu tekanan Menurut hasil penelitian Forsa Institut di
biaya produksi yang tinggi di Jerman, Berlin, setiap 5 pekerja merasa Stress karena
memperkuat keinginan mereka untuk takut terkena PHK.
memindahkan pusat produksi ke negara lain Sebagian perusahaan Jerman memindah-
dengan upah yang lebih rendah. kan produksinya ke negara eropa timur,
Melihat pertumbuhan ekonomi dan sebagian lagi ke negeri China atau India.
perdagangan negara China, banyak pakar Tetapi tidak semua perusahaan tersebut
mengatakan sebagai hal yang fenomenal. memiliki pertimbangan dan analisa yang
Angka pertumbuhan China memang lebih cukup terhadap risiko di negara lain yang akan
cepat daripada yang diperkirakan oleh banyak dihadapi. Yang sering menjadi pertimbangan
kalangan. Menurut Majalah FOCUS, pada utama adalah upah pekerja di Jerman yang
bulan Desember 2005 pemerintah China relatif sangat tinggi, sehingga produknya yang
mampu mengangkat lagi GDP nya sebesar 285 mahal tidak mampu bersaing dengan produk
Milyar Dollar, sehingga ekomoni China China. Beberapa kalangan bahkan
menempati peringkat ke 6 sedunia. Bila menganggap, ”Made in Germany” tidak
digabung dengan Hongkong, maka akan mampu bersaing lagi, Jerman bukan lagi Pusat
mampu menyamai USA, Jepang dan Jerman. Teknologi dan Inovasi.
Menurut Hong Liang dari Goldman Sachs,
sejak 27 tahun terakhir perekonomian China
3
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar Sri Nugroho, Globalisasi Perdagangan China-ASEAN:
9,4%. Sedangkan GDP per kepala mengalami Peluang atau Mimpi Buruk?, diambil dari situs
www.aipse.org, tanggal 24 Februai, jam 19.45
David Ricardo adalah cost comparative tersebut memiliki faktor produksi yang relatif
advantage. Teori ini mencoba melihat langka/mahal dalam memproduksinya.
keuntungan atau kerugian dalam perbandingan Teori Heckscher-Ohlin (H-O) 6 menje-
relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi: laskan beberapa pola perdagangan dengan
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai baik, negara-negara cenderung untuk
suatu barang ditentukan oleh jumlah mengekspor barang-barang yang
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menggunakan faktor produksi yang relatif
menghasilkan barang tersebut, dimana melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-
nilai barang yang ditukar seimbang dengan Ohlin, suatu negara akan melakukan
jumlah tenaga kerja yang dipergunakan perdagangan dengan negara lain disebabkan
untuk memproduksinya. negara tersebut memiliki keunggulan
2. Perdagangna internasional dilihat sebagai komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi
pertukaran barang dengan barang. dan keunggulan faktor produksi. Basis dari
keunggulan komparatif adalah:
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari
pengangkutan dan lain-lain dalam hal 1. faktor endowment, yaitu kepemilikan
pemasaran faktor-faktor produksi didalam suatu
negara.
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, 2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang
hal ini berarti skala produksi tidak digunakan didalam proses produksi,
berpengaruh. Faktor produksi sama sekali apakah labor intensity atau capital
tidak antar negara. Oleh karena itu ,suatu intensity.
negara akan melakukan spesialisasi dalam
produksi barang-barang dan 2.4. Keunggulan Kompetitif (Competitive
mengekspornya bilamana negara tersebut Advantage: Porter);
mempunyai keuntungan dan akan
Menurut Porter 7 , dalam era
mengimpor barang-barang yang
persaingan global saat ini, suatu bangsa atau
dibutuhkan jika mempunyai kerugian
negara yang memiliki com.petitive advantage
dalam memproduksi.
of nation dapat bersaing di pasar intemasional
bila memiliki empat faktor penentu yang
2.3. Teori Modern Keunggulan Komparatif digambarkan sebagai suatu diamond
(Comparative Advantage: dari Model
Hechsher & Ohlin);
Menurut teori Heckscher - Ohin atau
teori H - O, perbedaan opportunity cost suatu
produk antara satu negara dengan negara lain
dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
(endowment factors) masing-masing negara.
Perbedaan opportunity cost tersebut dapat 6
Nopirin,Ekonomi Internasional, penerbit : Liberty,
menimbulkan terjadinya perdagangan Yogyakarta, 1995,hlm20, lihat Paul Krugman and
internasional. Negara-negara yang memiliki Maurice Obstfeld International Economics: Theory and
faktor produksi relatif banyak/murah dalam Policy, Sixth Edition, Chapter 4
mem-produksinya akan melakukan spesialisasi 7
Apridar, Ekonomi Internaional : Sejarah,Teori
produksi dan mengekspor barangnya. Konsep dan Permasalahan dalam Aplikasinya, :
Sebaliknya, masing-masing negara akan All Rights Reserved © Unimal Press, 2007, hlm
mengimpor barang tertentu jika negara 129-130
selama periode tahun 1999/2000, surplus untuk Indonesia, yang pada tahun
Indonesia telah menawarkan kepada China 2000 mencapai nilai sebesar 1,34 milyar
sebanyak 8 buah, yang meliputi bidang dollar AS. Dalam tahun 2000, Indonesia
telekomunikasi, peran media dan televisi, merupakan negara urutan ke 14 sebagai
perumahan, dan irigasi. China telah negara tujuan ekspor China, dan urutan ke
memanfaatkan program pelatihan ini dan 13 sebagai negara sumber impor
mengirim 8 orang peserta, sebaliknya China (Atase Perindag, 2000). Dalam
China juga menawarkan program pelatihan bidang pariwisata diharapkan meningkat
teknologi kepada pihak Indonesia. Jika terutama dari China ke Indonesia. Setelah
dikaitkan dengan perkembangan alih dilakukan kemudahan- kemudahan dalam
teknologi, sulit ditemukan suatu bukti prosedur keimigrasian dan setelah Indonesia
empirik apakah ada pengaruh China dalam oleh China ditetapkan sebagai approved
kemajuan teknologi Indonesia. Nilai destination status pada bulan Oktober 2000.
perdagangan Indonesia-China pada tahun Menteri pariwisata dan seni, menyatakan
1999 mengalami pertumbuh- an yang pesat, sebanyak 1,3 juta turis China masuk ke
yaitu naik sebesar 33,1% dibandingkan Indonesia. Penandatanganan kerjasama
dengan nilai perdagangan tahun 1998. pariwisata telah dilakukan di Jakarta
Menurut data BPS ekspor China ke pada Tanggal 8 Nopember 2001. Investasi
Indonesia tahun 2000 sebesar 3,06 milyar China di Indonesia sampai bulan Juli 2000,
dollar AS, naik sebesar 60% dibandingkan menurut catatan BKPM mencapai 362,8
tahun sebelumnya sebesar 906 juta dollar juta dollar AS untuk 81 proyek,
AS. Untuk tahun 2001 sampai bulan merupakan peringkat ke-28 de- ngan nilai
September sebesar 2, 12 milyar dollar AS 0,16% dari total investasi. (Kustia,2001,
turun 6, 19%, dibandingkan periode yang Lihat juga laporan Atase Indag KBRI
sama tahun sebelum- nya sebesar 2, 18 Beijing, 2001). Lebih jauh dapat dilihat trade
milyar dollar AS. Neraca perdagangan balance perdagangan Indonesia-China sebagai
Indonesia-China selama ini menunjukan berikut :
Tabel 1
Tabel Ekspor-Impor Indonesia ke China 2000-2006 (USD 000)
Year Petroleum & Natural Gas Non Petroleum & Natural Gas Total Volume
Exports % Imports % Exports % Imports % Exports Imports
2000 14,367 23.13 6,019 17.96 47,757 76.87 27,495 82.04 62,124 33,515
2001 12,636 22.44 5,472 17.67 43,685 77.56 25,490 82.33 56,321 50,962
2002 12,113 21.19 6,526 20.86 45,064 78.81 24,763 79.14 57,159 31,289
2003 13,651 21.83 7,630 23.06 48,876 78.17 25,490 76.94 62,527 33,086
2004 15,645 21.86 11,732 25.22 55,939 78.14 34,792 74.78 71,585 46,525
2005 19,231 22.13 17,457 28.2 66,428 77.87 40,243 71.8 85,660 57,701
2006 21,188 21.04 18,975 31,07 79,502 78.96 42,103 68.93 79,502 61,078
Sumber: Badan Pusat Statistik
kondisi sebaliknya terjadi yaitu terjadi 43,685 Ribu sedangkan sebelumnya tahun
penurunan dari periode 2000 sampai dengan 2000 bernilai USD 47,757 Ribu periode
2002 setelahn itu sejak tahun 2003 hingga selanjutnya ekspor non migas Indonesia ke
2006 mengalami kenaikan. China terus mengalami peningkatan hingga
Perkembangan Ekspor non migas tahun 2006.
selama periode 2000-2006 hanya satu periode
ekspor Indonesia ke China yang menagalami
penurunan yaitu tahun 2001 dengan nilai USD
Tabel 2
Neraca Perdagangan Indonesia- China
Periode 2007-2009 (November) USD (000)
Jan-Nov Perub(%)
URAIAN 2007 2008
2008 2009 2009/2008
TOTAL ERDAGANGAN 18.233.389,8 26.883.672,6 25.379.042,6 22.567.793,7 -11,08
MIGAS 3.612.035,6 4.148.600,9 3.993.747,2 2.845.777,09 -28,74
NON MIGAS 14.621.354,3 22.735.071,7 21.385.295,5 19.722.016,6 -7,78
EKSPOR 9.675.512,7 11.636.503,7 11.004.110,8 10.106.393,9 -8,16
MIGAS 3.011.412,8 3.849.335,3 3.694.951,0 2.393.127,4 -35,23
NON MIGAS 6.664.099,9 7.787.168,4 7.309.159,8 7.713.266,5 5,53
IMPOR 8.557.877,1 15.247.168,9 14.374.931,9 12.461.399,9 -13,31
MIGAS 600.622,7 299.265,6 298.796,2 452.649,7 51,49
NON MIGAS 7.957.254,4 14.947.903,3 14.076.135,7 12.008.750,1 -14,69
NERACA PERDAGANGAN 1.117.635,6 -3.610.665,2 -3.370.821,1 -2.355.006,0 -30,14
MIGAS 2.410.790,1 3.550.069,7 3.396.154,8 1.940.477,6 -42,86
NON MIGAS -1.293.154,5 -7.160.734,9 -6.766.975,9 -4.295.483,6 -36,52
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Pusdata Dep. Perdagangan (2009)
dibandingkan dengan tahun 2008. Sedangkan pertambangan dan manufatur yang masing-
sektor non migas mengalami penurunan masing tumbuh sebesar 16,1%, 7,5% dan
sebesar 7,78 %. Sedangkan untuk ekspor non 16,6% (quartile.to.quartile). Pertumbuhan
migas Indnesia ke China mengalami kenaikan ekspor pada periode Tw.IV 2009 tersebut
5,53%, untuk ekspor migas mengalami terutama ditopang oleh ekspor ke Cina yang
penurunan sebesar 35,23% dibandingkan tumbuh 30,3% (pangsa 10%), disusul oleh
dengan tahun 2008. Untuk Impor terjadi Singapura (tumbuh 26,7%, pangsa 9,2%) dan
kondisi sebaliknya dimana nilai impor migas Amerika Serikat (tumbuh 5,5%, pangsa 9,8%).
mengalami kenaikan sebesar 51,49% sedang- Secara tahunan, pertumbuhan ekspor ke ketiga
kan nilai impor non migas mengalami negara tersebut juga menunjukkan
penurunan 14,69 %. pertumbuhan positif seiring dengan makin
membaiknya perekonomian di kawasan Asia
3.2. Peranan China Terhadap Total dan Amerika.
Perdagangan Indonesia Pada table 3 di bawah juga terlihat
Nilai ekspor nonmigas Indonesia pada bahwa pertumbuhan years on years ekspor
Triwulan ke-IV-2009 tercatat sebesar USD Indonesia ke China mengalami pertumbuhan
29,2 miliar atau naik 14,0% dibanding yang terbesar yaitu 84,3% lebih besar
triwulan sebelumnya sebesar USD 25,6 miliar. disbanding total pertumbuhan ekspor
Perbaikan kinerja ekspor tersebut didukung Indonesia.
oleh ekspor di semua sektor, yaitu pertanian,
Tabel 3
Perkembangan Ekspor Ke Negara-Negara Tujuan Utama
Triwulan IV 2009
pertumbuhan negative sebesar 29,6 %. Untuk pada tahun 2009 mengalami penurunan
Negara Singapura hanya naik sebesar 1,8 % sebesar -8,4% dibandingkan dengan tahun
dan Amerika mengalami kenaikan sebesar 2008.
6,3%. Sedangkan secara total import Indonesia
Tabel 4
Perkembangan Impor Ke Negara-Negara Tujuan Utama
Triwulan IV
Tabel 5
Komoditi Ekspor Non Migas Indonesia ke China Kuartal IV
2007-2009
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Nilai Pangsa Nilai Pangsa Nilai Pangsa
Komoditi Juta USD (%) Juta USD (%) Juta USD (%)
Karet 195 15.6 97 9.4 136 13,4
Batubara 1.056 26.5%
CPO 348 11.7 332 11.6 458 12,2
Produk Kimia 205 11.9 134 9 277 13,9
Kertas 196 15,9
Sumber : Bank Indonesia, data diolah (2010)
12,5%), Singapura (11,0%), Uni Eropa utama lainnya juga mengalami peningkatan,
(10,5%) dan Amerika Serikat (9,7%). Selain kecuali dari Singapura yang turun 6,5% dari
Cina, pertumbuhan impor dari negara asal triwulan sebelumnya.
Tabel 6
Komoditi Impor Non Migas Indonesia ke China Kuartal IV 2007-2009
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Nilai Pangsa Nilai Pangsa Nilai Pangsa
Komoditi Juta USD (%) Juta USD (%) Juta USD (%)
Barang Konsumsi 426 23.9 591 31.3 394 23,6
Bahan baku 11 0.1 1,885 11.8 2.225 14,9
Barang Modal 513 12.4 951 16.1 1.319 22,9
Sumber : Bank Indonesia, data diolah (2010)
hingga saat ini masih menggunakan bahan memberatkan dunia usaha di daerah agar
baku impor dalam proses produksi. Impor industri lokal menjadi kompetitif. Pelabuhan
bahan baku tersebut terutama berasal dari Tanjungpriok, Jakarta adalah salah satu pintu
Cina dengan pangsa 14,9%, disusul Jepang masuk barang ke Indonesia, termasuk dari
(13,6%), dan Singapura (10,3%). Cina dan negara Asean lainnya. Meski serbuan
impor barang dari Cina pemerintah hanya bisa
3. Barang Modal, Impor barang modal membendung barang impor melalui
Indonesia yang berasal dari China juga mekanisme non-tarif. Pengetatan pemeriksaan
mengalami kenaikan signifikan selama barang masuk di pelabuhan harus dilakukan
periode 2007-2009, pada tahun 2007 nilai karena negara lain juga melakukan hal sama.
impor barang modal sebesar USD 513 juta Memang, pengetatan pemeriksaan barang
(12,4%) dan pada tahun 2009 mengalami impor dalam jangka pendek bisa menahan
kenaikan menjadi USD 951 juta (16,1%) serbuan produk Cina. Namun, pemerintah
serta pada tahun 2009 nilainya menjadi agaknya masih harus bekerja keras agar
1.319 Juta (22,9%). Secara umum Impor industri di Tanah Air bisa bersaing dengan
barang modal pada Tw.IV-2009 tercatat produk impor yang lebih murah.
sebesar USD5,8 miliar (C&F), meningkat Di sisi lain, pemerintah harus
13,9% dari periode sebelumnya. Jenis menyiapkan industri domestik agar bisa lebih
barang modal yang banyak diimpor pada kompetitif dengan produk Cina serta
periode ini berupa alat telekomunikas memberikan kemudahan dalam bentuk
(telecommunication equipment N.E.S and pendanaan atau lainnya. Pemerintah harus
parts), serta pesawat udara dan kapal memperbaiki berbagai kebijakan ekonomi
(aircraft & associated equipment and untuk menghadapi perdagangan bebas.
parts there of N.E.S dan ships, boat and Pemerintah sebaiknya mengaktifkan rambu-
floating structures). Barang-barang modal rambu nontarif, seperti safeguard (jaring
tersebut terutama diimpor dari Cina pengaman) dan dumping, yang selama ini
(pangsa 22,9%), Singapura (16,3%) dan dinilai tak punya gigi oleh para pengusaha.
Amerika Serikat (15,3%). Perbaikan Selain itu, masalah penyelundupan
kinerja impor barang modal juga tercermin harus diselesaikan agar daya saing produk
dari pertumbuhan tahunannya. Meskipun Indonesia bisa tercapai. Pasalnya, di luar
masih negatif, namun tidak setajam penurunan tarif nol, sekarang disinyalir
periode sebelumnya, dari -10,0% (y.o.y) banyak produk ilegal yang masuk. Kalau
pada Tw.III-2009 menjadi -4,7% (y.o.y) tarifnya zero, berarti sudah sulit dibedakan
pada Tw.IV-2009. lagi, mana yang ilegal dan legal. Tetapi dalam
jangka panjang langkah-langkah tersebut tidak
IV. STRATEGI INDONESIA DALAM bisa dipertahankan. Sebagai bagian dari
PERDAGANGAN DENGAN CHINA masyarakat dunia, bangsa ini tidak bisa
mengelak dari kebjaksanaan global tersebut.
Melihat dampak yang sangat luar biasa Masyarakat Industri harus berjuang dengan
pada hubungan dagang Indonesia-China dalam keras untuk memenangkan persaingan global
dua tahun belakangan (2008-2009) sebaiknya yang semakin mengancam. Dibutuhkan
harus dilakukan antisipasi yang cepat dan kejelian dan kreatifitas untuk dapat menembus
menyeluruh. Indonesia perlu melakukan persaingan ketat tersebut. Beberapa hal yang
seleksi produk untuk melindungi industri menjadi keemahan barang industri China
nasional. Misalnya, garmen Indonesia adalah kualitasnya. Kelemahan ini harus
dibebaskan masuk ke negara lain, sementara dimanfaatkan oleh pelaku industri di
industri makanan dibolehkan masuk. Indonesia.
Pemerintah mencabut pungutan retribusi yang
IV. SIMPULAN