Professional Documents
Culture Documents
Lebih kurang 70 cm. Sebagian besar hitam. Jantan: kepala dan leher merah-karat. Betina:
kepala dan leher hitam.
Deskripsi Suara
Dideskripsikan dengan berbagai cara sebagai nada ketukan parau berulang-ulang; suara
dua nada singkat, erm-err; dan kokokokokokokoko.
Kebiasaan
Sendiri, berpasangan dan berkelompok hingga 15 ekor, dan dalam kelompok besar
hingga 70 ekor di pohon tidur. Kebanyakan sering di kanopi, adakalanya di bawah
kanopi. Biasanya teramati ketika terbang dan di pohon-pohon buah. Terbang diantara
bekas-bekas hutan.
Suara :
Habitat : Hutan primer dan hutan sekunder selalu hijau
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
43 cm. Mirip dengan Maleo gunung kecuali bagian bawah coklat kadru dan leher jantan
bergelambir tiga. Satu-satunya maleo di P. Waigeo.
Deskripsi Suara
Belum diketahui, tapi mungkin serial suara berkokok atau klakson pendek.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Lebih kurang 12 cm. Jantan: bagian atas hijau metalik dan biru; punggung zaitun
kekuningan; pita-tunggir kuning; tenggorokan kuning. Betina: bagian atas zaitun
kekuningan; tunggir kekuningan; mahkota bersisik; tenggorokan dan bagian bawah
kuning.
Deskripsi Suara
Tidak terdokumentasi, tapi mungkin memiliki suara dengan nada tinggi dan nyanyian
menggoda seperti jenis burung-madu lainnya.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan, kebun
Deskripsi Bentuk
Berukuran sedang (18 cm), berwarna biru tua dan putih. Mahkota, sisi kepala, dan sayap
hitam kebiruan gelap; garis dada, punggung, dan ekor biru muda. Kekang, tutup telinga,
tenggorokan, dan perut keputih-putihan, tersapu merah karat. Betina: perut jingga-merah
karat, tenggorokan krem. Ras Kalimantan dan Sumatera: ada garis dada, ras Jawa: tidak
ada. Iris coklat, paruh hitam (bawah kemerahan pada betina), kaki merah terang.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Burung hutan yang pemalu, biasa terlihat di dekat aliran air. Berburu dari tenggeran yang
rendah. Kebiasaan mirip Raja-udang meninting.
Nama Inggris : Blue-banded Kingfisher
Nama Indonesia : Raja-udang kalung-biru
Ketinggian : 0 - 1500 m
Ekstralimital :
Daerah Sebaran : Sumatera; Kalimantan; Jawa;
Endemik :
Status IUCN : VU
Jenis Dilindungi : Ya
Status CITES :
Burung Sebaran Terbatas : Tidak
Penyebaran Global : Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal : Penetap di daratan Sumatera (tidak umum), Kalimantan
(tidak umum), dan Jawa (jarang). Hidup di dekat sungai
kecil, di dataran rendah yang berhutan atau perbukitan
sampai ketinggian 1.500 m (kemungkinan lebih
menyukai daerah perbukitan).
Suara :
Habitat : Hutan dataran rendah dan perbukitan
No image
Deskripsi Bentuk
Berbeda dengan Kareo maluku dalam hal bulunya yang lebih gelap dan paruhnya yang
lebih besar. Di lapangan tubuh bagian bawahnya terlihat hampir seluruhnya hitam, dan
bulu penutup ekor bawah tidak memiliki warna kayu-manis pucat seperti yang terdapat
pada Kareo maluku.
Deskripsi Suara
Panggilan paling umum terdengar adalah seperti suara kodok menyalak yang keras.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Terdapat di hutan dan habitat padang rumput basah di
tepi hutan dan vegetasi lainnya.
Tekanan :
Informasi lainnya : Jenis baru ini ditemukan pada bulan Agustus 1996
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (34 cm), berwarna hijau dan kuning. Dewasa: tubuh bagian atas hijau
mengilap kebiruan, kulit sekitar mata biru. Ekor biru mengilap kehijauan, dengan tiga
bulu samping bertepi putih dan ujung lebar putih. Bulu primer hitam bertepi putih,
penutup sayap hijau bergaris-garis halus kuning (jantan) atau coklat (betina). Tubuh
bagian bawah kuning, dengan pita hijau kelabu pada dada atas. Burung muda: umumnya
kecoklatan dengan punggung sedikit biru kehijauan.Iris coklat, paruh merah oranye
(dewasa) dan coklat (burung muda), kaki oranye.
Deskripsi Suara
Parau menusuk: "ciirr, ciirr" atau "turr" yang keras, sambil menggerak-gerakkan ekor
naik turun, ekor lalu dikembangkan dan dilipat.
Kebiasaan
Hinggap tegak pada ranting datar di tempat teduh sambil menunggu serangga atau
bersuara keras. Terbang dari tenggeran yang satu ke tenggeran lainnya dengan kepakan
sayap yang gaduh.
Suara :
Habitat : Menghuni hutan pegunungan
Tekanan :
Informasi lainnya : Harpactes reinwardtii (Sibley dan Monroe 1990, 1993)
telah dipisah (generik dan atribusi direvisi) menjadi
Apalharpactes reinwardtii dan A. mackloti mengikuti
collar dan van Balen (2002).
Deskripsi Bentuk
62-74 cm. Pemangsa berukuran besar, berwarna gelap. Dewasa coklat gelap dengan bulu-
bulu terbang pucat yang ramping. Sayap bagian bawah umumnya lebih gelap daripada
bulu-bulu terbang. Anak: garis melintang dengan bintik-bintik putih pada sayap bagian
atas.
Deskripsi Suara
Menyalak kyak pada saat kawin
Kebiasaan
Ditemukan di hutan dataran rendah primer, bersarang di pohon tinggi dan berburu di
daerah rawa terbuka. Pada saat migrasi mengunjungi gurun, semak, lahan basah dan
mangrove.
Suara :
Habitat : Hutan dataran rendah
Tekanan : Hilangnya habitat dan perburuan
Deskripsi Bentuk
29 cm. Paruh agak panjang, leher belakang merah-karat terang; tunggir kadru; muka dan
bagian bawah abu-abu; tenggorokan keputih-putihan; sisi perut berpalang hitam dan putih
(mungkin tersembunyi); paruh kemerahan.
Deskripsi Suara
Bunyi yang tersendiri, tapi lebih terdengar mendengkur tenang selama 1-2 detik,
termasuk suara singkat wheez yang diikuti cepat oleh suara dengkur ee-orrrr yang
berlarut-larut, panjang, yang dengan mudah bisa salah dikenali sebagai suara babi liar.
Juga suara nafas dalam hmmmm yang singkat dan redam.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan pamah primer dan sekunder, hutan perbukitan,
hutan pegunungan, hutan basah sekunder
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (33 cm), ribut, mencolok, berwarna putih. Jambul kuning, panjang-
tegak, pipi kuning. Iris coklat gelap, paruh hitam, kaki abu-abu gelap.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Sangat mencolok ketika
terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat diselingi gerakan melayang serta
saling meneriaki. Bila sedang bersuara dari tempat bertengger, jambul ditegakkan lalu
diturunkan. Jenis ini tertekan dengan ledakan populasi yang mengejutkan selama 10-15
tahun terakhir, akibat penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam
sangkar, dan sekarang langka akibat kegiatan ini. Menghuni hutan primer dan sekunder
yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi
bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari
permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m
(Sumbawa), 700 m (Flores), 950+ m (Sumba) dan 500+ m (Timor).
Suara :
Habitat : Hutan primer, hutan sekunder, hutan monsun
Tekanan : Penangkapan untuk perdagangan
Informasi lainnya : C. s. parvula (Lombok-Timor): mirip dengan sulphurea;
pipi lebih kuning pucat.
Deskripsi Bentuk
Berukuran sedang (25 cm), mempunyai tanda yang jelas. Mahkota, tengkuk, dan garis
mata sampai sisi bawah leher berwarna coklat gelap; alis mata, dagu, dan penutup telinga
putih. Punggung coklat bergaris-garis hitam, sayap coklat dengan bintik-bintik hitam dan
garis jingga. Dada coklat keabuan, pantat dan perut keputih-putihan. Bagian sisi tubuh
belang hitam-putih dengan suatu pola yang sangat jelas. Ras di Jawa: warna kepala lebih
putih, ras Sumatera: garis hitam dan putih pada bagian sisi tbuh lebih lebar. Iris kuning,
paruh coklat kemerahan, kaki kuning.
Deskripsi Suara
Siulan mencicit ganda "wut-wut, wut-wut" dengan volume meninggi. Suara jantan yang
lengkap didahului dengan siulan tunggal yang berselang.
Kebiasaan
Suara :
Habitat :
Tekanan :
Informasi lainnya : Ke dalam jenis ini termasuk A. o. cambelli dan dapat
disatukan dengan A. javanica. Semuanya dapat
disatukan dalam A. brunneopectus dari Asia tenggara,
tetapi nama javanica lebih diutamakan.
Deskripsi Bentuk
46 cm. Putih, termasuk jambul; bulu terbang bagian bawah dan bulu terbang ekor tertutup
warna kuning.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan primer, hutan sekunder, hutan bekas tebangan
Tekanan : Penangkapan untuk perdagangan
Deskripsi Bentuk
46-52 cm. Jambul merah-jambu bangbang tua. Bagian bawah dan bulu terbang berwarna
merah-jambu bangbang tua; ekor bawah jingga kuning dan merah-jambu bangbang tua.
Deskripsi Suara
Dapat segera diidentifikasi sebagai suara kakatua, tapi tidak keras, bernada tinggi, atau
parau seperti kebanyakan jenis kakatua.
Kebiasaan
Sendiri, berpasangan dan kelompok kecil; dahulu di pohon tidur berkelompok hingga 16
ekor. Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari lokasi pohon tidur
ketika petang dan menjelang fajar. Walaupun terlihat terbang di atas kanopi tapi
kebanyakan terbang di bawah batas kanopi. Mencari makan dengan tenang di kanopi dan
lapisan tengah kanopi.
Suara :
Habitat : Hutan primer, hutan sekunder
Tekanan : Penangkapan untuk perdagangan
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (75 cm), berwarna hitam dan putih. Kepala dan leher keputih-putihan.
Penutup sayap kecil putih, penutup sayap tengah dan spekulum abu-abu biru. Punggung
hitam berbaur hijau mengilap, bagian bawah coklat gelap. Sewaktu terbang, dari bawah
terlihat sangat kontras antara garis sayap yang putih dengan bulu terbang yang hitam. Ras
dari Sumatera sering sebagian albino. Iris coklat, paruh kuning dengan ujung hitam, kaki
kuning atau jingga.
Deskripsi Suara
Biasanya bersuara sambil terbang. Jantan bersuara seperti angsa, diiringi dengan siulan
aneh dari betina. Suara khas. Jika berada di sarang, bersuara seperti kambing mengembik.
Kebiasaan
Hidup di hutan rawa, tetapi keluar pada waktu malam untuk mencari makan di sawah-
sawah.
Suara :
Habitat : Hutan rawa
Deskripsi Bentuk
Berukuran agak kecil (22 cm), berwarna coklat tua dengan bercak putih besar pada
tenggorokan. Tubuh bagian atas berbintik hitam. Tubuh bagian bawah kuning tua,
bergaris-garis rapat hitam. Ada bercak putih pada dua bulu ekor terluar, tetapi tidak ada
bercak putih pada sayap. Iris coklat; paruh berwarna tanduk, kaki abu-abu.
Deskripsi Suara
Suara aneh, menggema: "uu-wuuuu" dengan nada kedua sekitar lima nada lebih rendah.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan dataran rendah
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
55 cm. Tohktor berukuran besar, terestrial, dan penghuni hutan. Ekor panjang dan penuh.
Kaki dan paruh hijau kokoh. Mahkota hitam, bercorak hijau pada mahkota belakang.
Mantel, bagian atas, leher samping, penutup sayap dan penutup sayap tengah berwarna
hijau pudar. Bagian bawah coklat dengan palang coklat kehijauan luas. Sayap dan ekor
hitam kehijauan mengilap. Tenggorokan bawah dan dada bawah hijau pudar, bagian
bawah sisanya bungalan kayu manis, sisi tubuh kemerahan. Kulit gundul sekitar mata
hijau, lila dan biru.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan perbukitan sekunder, hutan pegunungan bawah
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
1,5 m. Kasuari besar dengan tanduk tinggi, sempit, dan melengkung; gelambir pada leher
terbelah atau terdapat dua gelambir.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Menghuni hutan hujan pamah, hutan galeri, dan hutan rawa. Sering dijumpai di tepi
hutan, bantaran sungai, atau melintasi savana kecil. Mampu berenang menyeberangi
sungai besar. Jejak kaki di lumpur seperti jejak dinosaurus.
Suara :
Habitat : Hutan pamah, hutan galeri, hutan rawa
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
1,2-1,5 m. Kasuari besar dari dataran rendah bagian utara, bertanduk tinggi dan tebal,
menyegitiga dan leher bergelambir tunggal.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Hutan hujan pamah dan hutan rawa; di Sepik sering dipelihara dalam penangkaran.
Burung yang liar sangat pemalu.
Suara :
Habitat : Hutan pamah, hutan rawa
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (30 cm), berwarna hitam. Sayap coklat tua. Perbedaannya dengan Bubut
besar: ekor lebih pendek, kilapan lebih biru pada kepala, dada, dan mantel, dan pada
suara. Iris merah, paruh dan kaki hitam.
Deskripsi Suara
Empat sampai lima nada: "bup" yang menggema dengan tempo menurun. Suara seperti
Bubut besar, tetapi lebih lambat dan lebih serak, menggema dan sangat cepat temponya
pada dini hari.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan primer, hutan sekunder
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
16 cm. Hijau, bagian bawah lebih kuning; mahkota depan biru; ekor bagian bawah
berpangkal merah.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan primer, hutan sekunder, kebun
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (46 cm), berwarna hitam dan coklat kemerahan, berekor panjang. Bulu
hitam mengilap ungu, kecuali sayap yang merah karat. Perbedaannya dengan bubut lain:
punggung, penutup sayap, dan bulu sekunder dalam hitam. Iris merah, paruh dan kaki
hitam.
Deskripsi Suara
Seri panjang terdiri dari nada "bup" mirip Bubut besar dan suara mirip ayam berkotek.
Kebiasaan
Terdapat di payau dekat pantai, semak-semak Acrosticum yang rapat, dan alang-alang
dekat hutan mangrove. Perilakunya sama dengan bubut lain.
Nama Inggris : Sunda Coucal
Nama Indonesia : Bubut jawa
Ketinggian : 0-0m
Ekstralimital :
Daerah Sebaran : Jawa;
Endemik : Jawa; (endemik Indonesia);
Status IUCN : VU
Jenis Dilindungi : Tidak
Status CITES :
Burung Sebaran Terbatas : Ya
Penyebaran Global : Endemik di Jawa.
Penyebaran lokal : Terbatas di hutan mangrove dan vegetasi rawa di pesisir
Jawa. Dulu banyak ditemukan di rawa-rawa air tawar,
tetapi sekarang sangat terbatas, dan hanya tercatat di
Ujung Kulon, Karawang, Indramayu, Segara Anakan,
dan Muara Brantas. Satu catatan dari Sumatera (tahun
1902) dianggap sebagai kesalahan. Mungkin terancam
disaingi Bubut alang-alang karena habitatnya diganti
tambak ikan dan udang.
Suara :
Habitat : Hutan mangrove
Tekanan : Konversi lahan
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (80 cm), berwarna hitam dan putih dengan paruh merah yang
melengkung sedikit ke atas. Sayap, punggung, mahkota, dan dada hitam; tenggorokan,
tengkuk, perut, dan ekor putih. Kulit muka merah kemerahjambuan, terutama pada masa
berbiak. Lingkar mata kuning. Perbedaannya dengan Bangau sandang-lawe adalah sisi
leher hitam, lingkar mata kuning, dahi sedikit putih, dan paruh lebih merah. Tetapi
Bangau sandang-lawe dari Jawa mempunyai paruh kemerahan, tersebar sampai Sumatera
selatan. Remaja: bulu hitam diganti dengan coklat. Iris dan paruh merah, tungkai dan kaki
merah muda.
Deskripsi Suara
Keprakan paruh
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan rawa
Tekanan : Hilangnya habitat
Deskripsi Bentuk
Burung cacing berukuran sedang (23 cm), berwarna biru tua berkilau. Jantan: tubuh
bagian atas biru tua bersinar dengan mahkota, pinggir penutup sayap dan bulu terbang
biru bersinar lebih pucat. Tubuh bagian bawah biru keunguan. Betina: coklat dengan dahi
dan sisi bulu terbang biru. Burung remaja: seperti betina tetapi dada berbintik coklat
kuning tua. Iris coklat tua; paruh hitam; kaki hitam.
Deskripsi Suara
Suara lengking "siiiit" yang tinggi; suara tanda bahaya memaki-maki "cet-cet-cet" yang
keras.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan
Tekanan :
Informasi lainnya : Beberapa pakar burung memasukkan Ciung-mungkal
sumatera ke dalam jenis ini.
Deskripsi Bentuk
17 cm. Kusam seperti kancilan; bagian atas coklat zaitun, bahu dan punggung bawah
lebih kadru; bagian bawah kecoklatan lebih pucat, sisi perut lebih kuning zaitun.
Deskripsi Suara
Suara nyanyian keras seperti srigunting selama 10 detik dengan banyak pengulangan.
Juga suara chweep ...chweep pelat yang lembut.
Kebiasaan
Penetap di hutan pegunungan bawah diantara 600 m dan 750 m, sendiri, dan mungkin
sering dalam kelompok kecil di lapisan tengah dan atas hutan, juga di rumpun rotan
bawah. Batu-batuan di lereng tempat dimana burung teramati pada tahun 1996,
didominasi oleh tanaman jenis Zingiberaceae dan juga di suatu area dimana banyak
ditumbuhi jenis-jenis pandan besar Pandanus sp.
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Burung cacing berukuran besar (28 cm), biru mengilap dan hitam. Burung jantan dahi
dan mahkota biru pucat; penutup sayap tengah dan bercak sayap biru keabuan; bulu ekor
tengah biru, yang lain dengan daun luarnya kebiruan; bulu ekor luar hitam; bulu lainnya
hitam mengilap. Burung betina dengan muka kuning tua. Iris coklat tua; paruh hitam;
kaki hitam.
Deskripsi Suara
Siulan "siiiit" yang tenang, lemah, bernada tinggi; "sip" pendek sewaktu terbang.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan
Tekanan :
Informasi lainnya : Beberapa pakar memperlakukannya sebagai sejenis
dengan Ciung-mungkal jawa, tetapi cukup berbeda
karena warnanya lebih terang dan ukuran tubuhnya lebih
besar.
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (40 cm), berwarna abu-abu pucat. Sayap hitam, ekor dan tubuh bagian
bawah keabuan. Perbedaannya dengan Pergam laut: tubuh bagian atas abu-abu (bukan
putih), warna hitam pada separuh ekor, dan lingkaran mata merah. Iris coklat, keliling
mata yang gundul merah, paruh hijau-pucat dengan pangkal merah, kaki merah.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Mendiami pulau-pulau kecil, tetapi jarang ditemukan karena adanya penebangan hutan.
Kadang-kadang berbaur dengan Pergam laut.
Suara :
Habitat : Hutan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
40 cm. Hitam; iris gelap; busur paruh berbulu dari pangkal sampai setengah panjangnya.
Deskripsi Suara
Nada cwaaa atau cawaraa atau waak tinggi, parau, menurun, diulang 1-3 kali. Juga,
adakalanya suara letupan dan degukan pol-ok atau burr-ok bergaung luar biasa yang
mendalam dengan pengulangan; dan suara kontak berciut-ciut, parau, tenang.
Kebiasaan
Sendiri, berpasangan, dan adakalanya dalam kelompok hingga hingga 6 ekor. Pemalu dan
waspada. Umumnya sering di kanopi atau kanopi bawah. Terbang cepat dan mirip
pergam, kepakan sayap mengeluarkan bunyi mendengung. Saat mengeluarkan suara
panggilan, ekor digerakkan ke bawah; atau menahan tubuhnya horisontal , kepala
direndahkan dan ekor dirapatkan dengan baik, dan menaikkan dan menurunkan kepala
kembali dengan kejang setiap bersuara.
Suara :
Habitat : Hutan primer, hutan sekender, hutan basah, hutan semi
luruh-daun
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
39 cm. Hitam; iris gelap. Bandingkan dengan Gagak hutan (lebih besar; ekor secara
proporsional lebih panjang).
Deskripsi Suara
Belum terdokumentasi, tapi mungkin nada yang lebih cepat dari Gagak hutan.
Kebiasaan
Belum diketahui.
Suara :
Habitat : Hutan lumut
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Berukuran agak kecil (154 cm), berwarna biru dan jingga. Jantan: tubuh bagian atas biru,
dahi, punggung bawah, dan tunggir biru mengilap, dada merah bata-jingga tua menjadi
kuning tua pada perut, tenggorokan berwarna lebih pucat daripada dada. Terdapat variasi
antar-ras. Ras jantan Serawak: dagu hitam, ras Kalimantan barat: dahi tersapu merah
bata, ras Sumatera: tungging lebih putih. Perbedaannya dengan Sikatan cacing: tunggir
biru mengilap. Betina: tubuh bagian atas coklat, tunggir dan ekor biru, ada sapuan
kebiruan pada mantel, tubuh bagian bawah seperti jantan, tanpa bintik hitam pada dagu.
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki kelabu tua.
Deskripsi Suara
Kicauan terdiri dari beberapa nada lemah bernada tinggi disusul satu atau dua nada yang
lebih nyaring, rendah, dan panjang: "si-si-tiuuuw".
Kebiasaan
Memburu serangga dari tenggeran rendah yang mencolok di hutan bekas tebangan. Di
tempat yang jauh dari pesisir dan sungai, jenis ini menggantikan keberadaan Sikatan
melayu dan Sikatan bakau.
Suara :
Habitat : Hutan dataran rendah
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Berukuran agak besar (17 cm), berwarna biru. Jantan: kepala, tenggorokan, dan dada
biru; tunggir dan penutup ekor atas biru berkilap. Perbedaannya dengan Sikatan biru-
muda: warna lebih gelap, tungging biru berkilat, paruh lebih besar. Betina:tubuh bagian
atas coklat-merah bata, tunggir dan ekor merah bata, dada merah karat menjadi keputih-
putihan pada perut. Perbedaannya dengan Sikatan biru-muda betina: dada merah karat.
Remaja: tubuh bagian atas coklat berbintik kuning tua, tubuh bagian bawah bersisik
hitam menjadi keputih-putihan pada perut tengah. Dahi, lingkar mata, tenggorokan, dan
dadanya merah bata. Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Deskripsi Suara
Tidak diketahui.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan sekunder dataran rendah
Tekanan :
Informasi lainnya : Jenis ini dianggap dekat dengan Sikatan hainan Cyornis
hainana dari Cina selatan dan Indocina.
Deskripsi Bentuk
Lebih kurang 14,5 cm. Bagian atas abu-abu kecoklatan, mahkota lebih abu-abu, tunggir
dan ekor lebih zaitun merah-karat; bagian bawah abu-abu kecoklatan.
Deskripsi Suara
Belum terdeskripsi.
Kebiasaan
Teramati sendiri. Tidak mencolok, bertengger di lapisan tengah hutan primer.
Suara :
Habitat : Hutan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Lebih kurang 42 cm. Umumnya abu-abu tua, menjadi bungalan pada perut bawah.
Deskripsi Suara
Seri lengkingan cepat, nada hu berdengung, (selama 1 detik). Juga dua nada hoo dalam.
Kebiasaan
Sendiri, berpasangan, dan dalam kelompok kecil hingga 4 ekor. Pemalu. Mencari makan
di kanopi bawah pohon-pohon buah.
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan, hutan mo
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (40 cm), berwarna abu-abu kecoklatan dengan sedikit kilapan hijau pada
mantel. Mirip Pergam hijau. Perbedaannya: ukuran lebih kecil, bulu lebih abu-abu, tidak
memiliki bulu penutup ekor bagian bawah yang coklat berangan. Iris merah tua, paruh
abu-abu kebiruan dengan pangkal gelap, kaki merah tua.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan primer dan sekunder di pesisir, hutan pamah
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Berukuran sedang (68 cm), berwarna putih dengan kaki kehijauan. Paruh hitam dengan
pangkal bawah kuning. Pada musim dingin, perbedaannya dengan Kuntul kecil adalah
pada ukuran (besar) dan pada warna kaki. Perbedaan dengan bentuk putih dari Kutul
karang adalah kaki panjang serta paruh lebih runcing dan berwarna lebih gelap. Pada
masa berbiak: paruh kuning dan kaki hitam. Iris kuning coklat, paruh hitam dengan
pangkal bawah kuning, kaki kuning hijau sampai abu-abu - biru.
Deskripsi Suara
Umumnya pendiam. Erangan rendah ketika merasa terganggu.
Kebiasaan
Seperti Kuntul kecil, aktif mencari mangsa di air dangkal. Sering mengunjungi gosong
lumpur pasang surut, muara sungai dan laguna.
Suara :
Habitat : Gosong lumpur, laguna, muara sungai
Tekanan :
Informasi lainnya : Migran yang langka di kawasan Wallacea, tercatat hanya
tiga atau empat kali: di awal Oktober, Februari dan
April.
Deskripsi Bentuk
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Biasanya berpasangan dan berkelompok kecil; dalam kelompok besar di pohon tidur.
Berisik dan mencolok. Mengunjungi pohon berbunga, termasuk pohon kelapa, untuk
makan. Berpindah-pindah secara lokal; di Kep. Talaud teramati kelompok-kelompok
besar terbang dari satu pulau ke pulau lain untuk tidur.
Deskripsi Bentuk
30 cm. Nuri merah dan hitam dari pulau-pulau di Teluk Cenderawasih. Perhatikan
mahkota dan tengkuk merah, punggung hitam, dan bercak ungu di telinga. Ketika
terbang: sayap bawah dengan bulu-bulu terbangnya sebagian besar merah, kemudian ke
arah ujungnya menjadi kekuningan dan berujung hitam.
Deskripsi Suara
Pekikan tinggi seperti suara Perkici pelangi, tetapi lebih kuat, lebih kasar, dan tidak
terlalu panjang.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan pesisir, kebun
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
110 cm. Suara jantan adalah cara terbaik menemukannya; di Daerah Kepala Burung
jantan seluruhnya hitam atau coklat kehitaman, dengan bulu ekor tengah lanset sangat
panjang dan paruhnya berbentuk sabit; betina lebih mirip dengan paruh-sabit lain; iris
jantan merah, betina coklat.
Deskripsi Suara
Jantan mengeluarkan sepasang nada identik, quik! quik! sangat keras, tajam, mengalir.
Nada suara mirip dengan suara Paruh-sabit coklat.
Kebiasaan
Kanopi hutan; suara jantan dari hari ke hari dari petak yang sama di hutan dan mungkin
memperagakan diri dan berpasangan di situ juga. Tempat bersuara biasanya di lereng
curam sisi bukit. Memakan buah dan artropoda yang diambil dari kulit kayu dan lumut.
Hutan pegunungan tengah di zona ketinggian yang rendah, di bawah persebaran Paruh-
sabit coklat.
Nama Inggris : Black Sicklebill
Nama Indonesia : Paruh-sabit kurikuri
Ketinggian : 1300 - 2540 m
Ekstralimital :
Daerah Sebaran : Papua;
Endemik : Papua;
Status IUCN : VU
Jenis Dilindungi : Ya
Status CITES : appendix_2;
Burung Sebaran Terbatas : Tidak
Penyebaran Global : Papua
Penyebaran lokal : Jajaran Pegunungan Tengah (kecuali Tenggara),
pegunungan di Daerah Kepala Burung dan semenanjung
Wandammen, Kawasan Pesisir Utara dan G. Bosavi
(Purari-Kikori), pada ketinggian 1300-2540 m. Umum di
beberapa tempat tetapi tidak ada di banyak tempat
lainnya.
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Lebih kurang 27 cm. Gelap dengan pita-tenggorokan bungalan merah-karat pucat dan
tanda putih kecil yang tidak mencolok pada bulu primer keempat (jumlah dihitung dari
sayap luar); tidak ada warna putih pada ekor.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Koleksi spesimen berasal dari rumpun rotan di hutan. Catatan yang diperoleh berasal dari
satu ekor burung diam yang teramati pada saat petang dan menjelang fajar: a) bertengger
di ranting kecil lebih kurang setinggi 0,5 m dari permukaan tanah di tepi jalan; b)
bertengger di atas jalan di daerah terbuka pada punggungan bukit; c) mencari mangsa
sepanjang tepi hutan pada ketinggian 1-35 m, kebanyakan 5-15 m; d) melintas cepat di
lapisan tengah di atas daerah yang sebagian kecil terbuka.
Suara :
Habitat : Hutan primer pegunungan, hutan tebang pilih
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
33-34 cm. Punggung berpalang dan penutup sayap lebih besar; bagian bawah gelap,
tunggingnya putih kontras; tungkai gelap.
Deskripsi Suara
Jarang terdengar, suara agak gemetar, rendah waaaaw, terdengar jauh dari lokasi
bersarang. Nada sengau kuat bervariasi saat berada di sarang.
Kebiasaan
Sendiri atau berpasangan. Pemalu dan sulit dipisahkan dari komunitas bersarangnya.
Biasanya tinggal di habitat hutan dataran tinggi untuk meletakkan telurnya di pantai
berpasir dan tanah terbuka di daerah hutan pantai dan semak, kadang di pesisir atau pulau
satelit kecil.
Suara :
Habitat : Hutan perbukitan dan pegunungan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Lebih kurang 18 cm. Bagian atas biru agak gelap; bagian bawah abu-abu kebiruan lebih
pucat. Lingkaran-mata keputih-putihan.
Deskripsi Suara
Suara yang dikeluarkan termasuk nada tuk keras, step?..step sangat keras, dan suara khas
chew...chew...chew keras.
Kebiasaan
Burung pemakan serangga, penetap di hutan primer pada lembah curam yang tinggi dan
dasar lembah yang bersungai. Pengamatan juga dilakukan di semak punggungan bukit
dekat dengan aliran air berhutan yang curam. Mencari makan di kanopi dan subkanopi
pohon-pohon tinggi lebih kurang 15 m, tapi juga turun mencari makan di lapisan bawah.
Mangsa ditangkap pada saat terbang.
Suara :
Habitat : Hutan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
10-11 cm. Bagian atas coklat zaitun; ekor kadru tua; bintik besar di atas kekang bungalan
jingga; tenggorokan dan dada bungalan jingga; perut putih; sisi tubuh abu-abu
kecoklatan. Bandingkan dengan betina Sikatan bodoh (tenggorokan lebih pucat; ekor
coklat), betina Sikatan leher-merah (bintik di atas kekang tidak bungalan jingga).
Deskripsi Suara
Belum terdeskripsi.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Lebih kurang 25 cm. Kedua sayap coklat merah-karat. Jantan: tenggorokan dan dada
keputih-putihan, mahkota abu-abu pucat; bagian atas coklat kemerahan; bercak
lembayung berkilap pada sisi dada dan bahu; perut kehitaman. Betina: umumnya merah-
karat, termasuk mahkota, punggung dan perut lebih coklat zaitun.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan pamah, hutan monsun perbukitan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (95 cm), berwarna gelap. Jantan: hitam-hijau berkilat dengan kantung
paruh merah dan perut putih. Betina: dada dan perut putih, 'taji' putih meluas sampai
sayap bawah, kerah putih, lingkar mata merah jambu. Remaja: lebih coklat, kepala coklat
karat pucat, ada garis lebar gelap melintang pada dada. Iris coklat gelap, paruh hitam
(jantan) atau kemerahjambuan (betina dan remaja), kaki abu-abu keunguan dengan
telapak kaki merah muda.
Deskripsi Suara
Diam ketika di laut. Bernyanyi dengan nada naik turun dan berbunyi seperti tepukan
hanya pada waktu berada di sarang.
Kebiasaan
Hidup di laut, membubung tinggi di atas permukaannya, mengikuti udara panas atau
berputar-putar di atas ikan. Menangkap makanan dari permukaan laut tanpa mendarat
atau memburu burung laut lain untuk merampas makanan. Bertengger atau beristirahat
pada bagan ikan dan di atas pepohonan di pulau-pulau kecil.
Suara :
Habitat : Pesisir pantai
Tekanan :
Informasi lainnya : Mungkin pengunjung tetap tidak berbiak di Wallacea,
meskipun hanya ada dua catatan yang dianggap sah.
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (30 cm), berwarna hitam kecoklatan. Kepala putih dengan jambul
sedikit tegak, mudah dikenali. Dahi, kekang, dan setrip mata hitam menurun.Iris dan
paruh coklat, kaki kecoklatan.
Deskripsi Suara
Sangat ribut. Suara dimulai dengan ocehan, diikuti kotekan dan ringkikan nyaring.
Kebiasaan
Hidup berkelompok, pada lantai bawah dan menengah di hutan. Kadang-kadang turun ke
permukaan tanah. Terbang dengan cara meluncur khas poksai.
Suara :
Habitat : Agak jarang terdapat di hutan primer dan hutan sekunder
Tekanan :
Informasi lainnya : Garrulax leucolophus (Sibley dan Monroe 1990, 1993)
telah dipisah G. leucolophus dan G. bicolor mengikuti
collar (2006).
Deskripsi Bentuk
Berukuran sedang (49 cm), bertubuh tegap, berwarna coklat. Mirip Kowak melayu.
Perbedaannya: paruh dan mahkota lebih kecil, tengkuk coklat batu sampai coklat
berangan (tidak hitam), ujung sayap tidak putih. Ada bercak hitam dan putih yang khas
pada pundak. Tubuh bagian atas coklat gelap dengan coretan lebih halus dan pucat, tubuh
bagian bawah kuning tua dengan garis tengah berupa coretan coklat gelap. Bulu terbang
abu-abu, sangat kontras dengan penutup sayap yang coklat. Iris dan kulit muka kuning,
paruh berwarna tanduk, kaki hijau gelap.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Menyukai daerah berhutan tetapi mencari makan di padang rumput terbuka pada pagi dan
sore hari. Agak jinak.
Suara :
Habitat : Hutan, padang rumput
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
66 cm. Merpati biru abu-abu dan hitam seperti kalkun, besar sekali, jambul seperti kipas,
seluruh dada abu-abu, ujung jambul tidak putih. Banyak burung bebercak hitam tidak
teratur.
Deskripsi Suara
Panggilan hooom yang dalam dan bergema, diulang oleh anggota-anggota kawanan,
hanya terdengar dalam jarak dekat.
Kebiasaan
Bergerombol; dalam kelompok kecil di dataran rendah yang datar, biasanya di hutan
aluvial yang tidak terganggu. Agak jinak, tetapi segera terbang gesit dan ribut menerobos
vegetasi sampai menemukan tenggeran di bawah kanopi pohon. Sayap dikepakkan keras
(sering berpasangan) ketika mulai lepas landas. Ekor dikibaskan ke atas dan ke bawah
dengan gugup, cepat dan dangkal. Tertarik untuk berlindung di lokasi persiapan kebun
sagu.
Suara :
Habitat : Hutan aluvial
Tekanan : Perburuan untuk dimakan dan koleksi bulu
Deskripsi Bentuk
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan
Tekanan : Perburuan untuk dimakan dan koleksi bulu
Deskripsi Bentuk
66 cm. Jambul berujung putih, dada merah-manggis, dan persebarannya di bagian utara.
Deskripsi Suara
Kelompok yang pergi kesana kemari mencari makanan berkomunikasi dengan suara
dentuman bergaung tenang.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan
Tekanan : Perburuan untuk dimakan dan koleksi bulu
Deskripsi Bentuk
Kepala, leher, dan dada kadru tua; dagu kehitaman (sepia). Seluruh mantel, punggung
dan penutup sayap atas zaitun kehijauan terang dengan sepertiga bagian ujung bulu-bulu
mantel berwarna-warni, membentuk bercak terang berkilap melintasi mantel. Perut
sampai penutup ekor bawah kehitaman, seperti penutup ekor atas. Mata merah terang,
dikelilingi oleh kulit gundul merah-jambu yang lebar dan bercak keperakan (di bagian
belakang). Paruh kuning terang dengan sepertiga bagian belakangnya kusam. Tungkai
kuning, menjadi kemerahjambuan ke arah kaki.
Deskripsi Suara
Serangkaian nada paling sedikit lima belas ulangan, nada panggilan tinggi peet-peet-peet
terdengar ketika jenis ini pertama kali ditemukan, tetapi nada panggilannya perlu
dikonfirmasi kembali.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Padang rumput, hutan
Deskripsi Bentuk
30 cm. Paruh agak pendek, kokoh; ekor hitam tegak; bercak-mata besar putih kebiruan;
kepala dan bagian bawah sabak tua; bagian atas kadru tua.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Sendiri dan adakalanya berpasangan. Pemalu, tidak mencolok, sulit diamati dan didekati.
Suara :
Habitat : Hutan pamah primer, hutan sekunder, hutan perbukitan,
perdu, sawah
Deskripsi Bentuk
40 cm. Abu-abu sabak tua; paruh panjang, merah terang; mata dan tungkai merah.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Hanya sedikit diketahui. Kemungkinan penyendiri? Sangat tidak mencolok, pemalu dan
sulit diamati. Adakalanya melintasi daerah terbuka, termasuk anak sungai.
Suara :
Habitat : Rawa, tumbuhan sekunder, tepi hutan
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (52 cm), berwarna coklat zaitun, seperti titihan yang berparuh kuat.
Berenang rendah di air. Jantan: muka dan tenggorokan putih dan berkelim garis putih.
Betina: di tengah tenggorokan putih. Pada waktu terbang, ekor terlihat lebih lebar dan
bulat. Iris coklat, paruh kuning, kaki hijau dan melebar.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Pemalu dan suka bersembunyi. Umumnya ditemukan berenang sepanjang sungai, teluk,
atau tepi danau, di bawah vegetasi mangrove yang menggantung, rawa air tawar, dan
kolam yang telah tertutup tumbuhan. Mengangguk-anggukkan kepala ke depan dan ke
belakang sewaktu berenang, dengan sebagian tubuh terendam di air. Mirip titihan, lari
menerjang air sebelum menghilang menuju tumbuhan bawah. Terbang rendah di atas air
dengan kepakan sayap yang dangkal.
Suara :
Habitat : Hutan mangrove, rawa air tawar
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
76-89 cm. Pemangsa berukuran sangat besar, sayap lebar dengan bagian bawah pucat
tanpa coret. Bagian bawah ekor ditandai dengan palang yang tidak jelas, yang paling
ujung menjadi paling lebar dan paling menonjol. Sayap pendek dan lebar. Iris besar,
gelap atau pucat.
Deskripsi Suara
Nada uumpph! atau okh! stakato rendah yang tidak tetap, bernada cegukan atau suara
yang dihasilkan dari melepaskan ketegangan busur panah; kadang disertai dengan buk
yang diulang beberapa kali, mengingatkan pada nada suara yang dihasilkan oleh ayam
(tetapi lebih kuat dan lebih rendah). Suara panggilan terdengar melintas hutan; dua
burung sering bersahutan dan sambung-menyambung, khususnya pada senja, petang, atau
dalam kegelapan. Suara mirip Bubut pini, tetapi biasanya lebih berirama dan dalam
rangkaian nada yang menurun.
Kebiasaan
Terbatas di hutan yang tidak terganggu. Terbang di batas atau di bawah kanopi,
bertengger di hutan bagian dalam. Mencari makan berupa mamalia yang lebih besar,
yang ditangkap dari tanah atau digali dengan cakarnya dari lubang pohon.
Suara :
Habitat : Hutan
Deskripsi Bentuk
Sangat besar (110 cm), berwarna hitam dan putih dengan paruh yang besar. Sayap,
punggung, dan ekor hitam; tubuh bagian bawah dan kalung leher putih. Kepala botak,
leher dan tenggorokan merah jambu dengan bulu kapas putih halus pada mahkota.
Perbedaannya dengan Bangau besar adalah ukuran lebih kecil, sayap seragam, dan tidak
ada kantung tenggorokan.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Mengunjungi sawah, padang rumput terbuka yang terbakar atau kebanjiran, gosong
lumpur, dan mangrove. Sering kelihatan melayang-layang di udara panas yang naik, atau
dalam kelompok kecil dengan bangau lain atau malah dengan elang. Bersarang dalam
kelompok di daerah berhutan.
Suara :
Habitat : Sawah, padang rumput, gosong lumpur, mangrove
Deskripsi Bentuk
Berukuran sedang (25 cm), berwarna putih. Bulu seluruhnya putih salju, kecuali ujung
sayap dan ujung ekor hitam, kulit terbuka di sekitar mata berwarna biru terang. Jambul
sangat panjang (terutama pada jantan). Perbedaannya dengan jalak putih: warna hitam
pada sayap jauh lebih sempit dan kulit di sekitar mata berwarna biru. Iris kelabu, paruh
kelabu dan kuning, kaki kelabu-biru.
Deskripsi Suara
Siulan keras, parau sebagai suara kontak: "cl'ik", "kiik-k'k-kw'k", dan berbagai variasi
yang disusun menjadi nyanyian. "Twat" sewaktu mencari makan.
Kebiasaan
Burung dataran rendah kering di Bali Barat. Bertengger bersama, tetapi terbang
berpasangan untuk mencari makan. Jambul jantan menegak sewaktu bercumbu atau
bergaya dan turun selama bernyanyi.
10 cm. Daerah Kepala Burung. Kepala abu-abu, dada abu-abu kecoklatan, dan perut dan
pahanya coklat. Pita abu-abu memisahkan dada bagian atas yang coklat abu-abu dengan
perutnya yang coklat. Punggung coklat tua, tunggir dan ekor kuning pucat.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Padang rumput pegunungan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (40-50 cm), berwarna gelap. Jantan belum pernah dikoleksi, tetapi
pernah diambil gambarnya di Lembah Mamas, Taman Nasional G. Leuser, terlihat seperti
Sempidan Sumatera, hitam kebiruan mengilap dan tanpa jambul. Betina: mirip sekali
dengan Sempidan Sumatera, tetapi punggung lebih coklat, tubuh bagian bawah kurang
coklat dan seluruhnya bercoretkan hitam. Terlihat lebih seragam tanpa pola sisik pada
bulu tengah yang berwarna pucat yang terdapat pada Sempidan Sumatea. Tubuh bagian
bawah coklat kekuningan, tenggorokan keputih-putihan, ekor hitam.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Hidup di lantai hutan pegunungan, dalam kelompok kecil dengan satu jantan dan
beberapa betina.
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan
Tekanan :
Informasi lainnya : Status taksonomi tidak pasti. Hanya diketahui dari dua
betina. Oleh beberapa pakar mungkin dimasukkan
sebagai ras dari Sempidan Sumatera.
Deskripsi Bentuk
Jantan (50 cm): bulu hitam kebiruan bersinar, sempidan tanpa jambul, ekor pendek, kulit
muka merah padam. Betina (42 cm): berbintik coklat kemerahan dengan ekor coklat
gelap dan kulit muka merah. Iris coklat, paruh putih kehijauan, kaki dan tungkai abu-abu
kehijauan, taji panjang (jantan).
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Hidup di lantai hutan pegunungan yang rapat, berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Kebiasaan mirip sempidan lain.
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (49 cm), tanpa jambul. Jantan di Kalimantan: mantel, sayap,
tenggorokan, dan dada keabuan bercoret putih. Tubuh bagian bawah dan penutup
ekornya hitam-biru gemerlap, tunggir merah padam, ekor kuning kebo. Tidak ada coretan
puth pada jantan di Sumatera. Mantel, sayap, dan tenggorokan hitam kebiruan gemerlap.
Betina: punggung hitam-biru bersinar, kepala coklat keabuan, tenggorokan kuning kebo.
Jantan dan betina: kulit muka merah tua. Iris coklat, paruh keabuan, kaki abu-abu.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Pemalu, hidup di lantai hutan primer yang rapat. Kebiasaan diperkirakan sama dengan
Sempidan biru.
Suara :
Habitat : Hutan primer
Deskripsi Bentuk
12 cm. Hijau, tunggirnya merah; paruh merah. Jantan: bintik-tenggorokan merah. Betina:
bintik-tenggorokan kurang merah atau tidak ada.
Deskripsi Suara
Suara saat terbang strrt strrt berciut-ciut tajam, lebih keras dan bernada lebih rendah dari
suara panggilan yang dikeluarkan saat bertengger, lebih mengingatkan kepada suara
burung cabai Dicaeum sp. Juga suara chi-chi-chi-chi-chi yang sedikit parau, pada saat
memperlihatkan gaya terbang.
Kebiasaan
Biasanya berpasangan atau kelompok kecil hingga 10 ekor, adakalanya 20 ekor, makan di
pohon ara atau terbang di atas kanopi. Lebih menyukai makan buah di pohon ara tapi
juga makan di pohon lain yang bertangkai buah frambus atau berbunga dan berpucuk.
Bersuara terus menerus ketika terbang dan makan.
Suara :
Habitat : Hutan primer
Deskripsi Bentuk
Berukuran besar dan indah (jantan 77 cm, betina 50 cm). Jantan (mudah dikenali): pial
muka biru dan panjang, ekor putih melengkung berkembang. Tubuh umumnya hitam
kebiruan dengan pinggiran bulu biru. Tenggorokan dan bagian atas keunguan. Betina:
coklat suram berbintik-bintik, kulit muka biru. Iris merah, paruh berwarna tanduk gelap,
kaki dan tungkai merah, taji kecil (jantan).
Deskripsi Suara
Pada musim bercumbu, dengingan dan ratapan menusuk. Kedua jenis kelamin: "kuk kuk"
metalik dan menusuk. Suara tajam gugup: "kak kak" bila terganggu,
Kebiasaan
Mirip ayam-hutan (yang tidak terdapat di Kalimantan). Tinggal di hutan primer atau
hutan sekunder. Sewaktu mengigal, jantan memperagakan pial yang membesar dan
ekornya.
Suara :
Habitat : Hutan primer, hutan sekunder
Deskripsi Bentuk
13,5 cm. Mirip Serindit maluku Loriculus amabilis amabilis dan Serindit sulawesi tetapi
ekornya berujung merah; tepi sayap depan tidak berwarna merah; dan, pada dewasa,
penutup ekor bawah merah (bukan hijau).
Deskripsi Suara
Dideskripsikan dengan berbagai cara sebagai siulan bersuku dua bernada tinggi, agak
stakato, membosankan, tanpa terkecuali dikeluarkan ketika terbang; atau nada sh-ui
menyatu naik yang pendek, lebih bermusik dari pada Serindit sulawesi.
Kebiasaan
Sendiri, berpasangan dan kelompok kecil. Lebih mencolok dari pada jenis-jenis serindit
lainnya. Makan di bunga pohon kelapa.
Suara :
Habitat : Hutan primer, mangrove
Deskripsi Bentuk
28 cm. Sebagian besar merah; tudung hitam; kedua sayap hijau; pita-dada kuning
bervariasi; ekor pendek-gemuk.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Sedikit catatan, diperkirakan mirip dengan jenis kasturi lainnya. Biasanya terlihat sendiri
atau berpasangan.
Deskripsi Bentuk
30 cm. Merah; kedua sayap hijau dengan warna kuning pada lipatannya.
Deskripsi Suara
Suara pada saat terbang seringkali dikeluarkan, tersendiri, keras, sengau, ringkikan yang
gemetar.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan primer dan sekunder
Tekanan : Penangkapan untuk perdagangan
Informasi lainnya : L. g. flavopalliatus (Bacan, Obi): bercak kuning pada
mantel. L. g. morotaianus (Morotai): bercak kuning pada
mantel tidak berkembang.
Deskripsi Bentuk
55-60 cm. Bertanduk; ekor lebar; hitam kecoklatan dengan perut putih kemerahjambuan;
muka kuning gundul; tungkai abu-abu. Anak: mahkota abu-abu kekuningan tua tidak
bertanduk.
Deskripsi Suara
Nada aneh, sering, berlarut-larut, bergetar, meringkik, sengau kee-ourrrrrrrrrrrrr atau coo-
ourrrrrrrrrrrrrr oleh jantan. Dua nada, seperti suara itik kuk-kuk, yang disuarakan oleh
betina pada saat merespon suara panggilan pertama oleh jantan. Suara seperti angsa gak-
gak-gak, pada saat diserang atau diganggu oleh maleo lain di tempat bersarang. Suara
erangan tetap, tenang mm-mm, mm-mm....., saat menggali atau berjalan di sekitar tempat
bersarang.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan pamah primer dan hutan perbukitan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
39 cm. Hanya di pegunungan tertinggi di Tenggara dan Barat. Mirip gagak, dengan
gelambir mata kuning mencolok dan bercak oker terang di sayap yang mencolok ketika
terbang; bersuara terus-menerus.
Deskripsi Suara
Dua nada penghubung jeet jeet diulang cepat; juga peer diulang.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan subalpin
Deskripsi Bentuk
Lebih kurang 13 cm. Kepala abu-abu; tenggorokan jingga merah-karat; bagian atas hijau
zaitun; bagian bawah abu-abu.
Deskripsi Suara
Belum terdokumentasi.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan
Deskripsi Bentuk
15 cm. Terbatas di daerah S. Fly. Perhatikan tubuh bagian bawah putih bersih, mahkota
merah-karat polos, dan nada panggilan sendu.
Deskripsi Suara
Bersuara paling keras pada petang hari; siulan dua nada yang sendu mirip suara Cica-
koreng kecil; suara tanda bahaya tchit atau tchit-tchit - churrr mudah ditirukan; kicauan
berupa campuran nada yang parau dan merdu yang kompleks, jauh lebih menarik
daripada kicauan Cica-koreng timur, dan lebih kompleks daripada kicauan Cica-koreng
kecil yang sederhana.
Kebiasaan
Burung yang aktif bebas dengan gerakan tersentak-sentak, dan terbang cukup kuat dan
terarah; tidak selamban Cica-koreng timur; ekor ditegakkan dan sayap terkulai; suka
bersembunyi, tetapi dapat dipancing oleh suara tiruan. Di antara teki-tekian yang
tergenang di sepanjang mata air dan danau.
Suara :
Habitat : Teki-tekian sepanjang danau dan sungai
Deskripsi Bentuk
Berukuran sedang (25 cm), bulu gelap, dan paruh tebal. Jantan dan betina berbeda.
Jantan: hampir seluruhnya hitam, betina: coklat, dengan dada pucat serta sisik hitam tebal
pada penutup sayap dan tenggorokan. Iris coklat tua, paruh hitam (jantan) atau coklat
(betina), kaki biru pupus.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Pendiam. Hidup di lantai hutan primer dan hutan rawa air tawar.
Deskripsi Bentuk
36 cm. Berukuran sedang, burung gosong berwarna coklat. Bulu primer abu-abu gelap
dengan ujung yang ramping. Muka kemerahan atau kebiruan. Kaki merah atau abu-abu
gelap.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan, hutan bekas tebangan, vegetasi sekunder, semak
Tekanan : Pengambilan telur, perburuan
Deskripsi Bentuk
Lebih kurang 15,5 cm. Mirip Kehicap kacamata tetapi tanpa merah-karat pada bagian
bawah.
Deskripsi Suara
Suara yang biasa dikeluarkan adalah siulan tersendiri yang berubah-ubah meninggi. Juga
nada-nada mendengung khas kehicap.
Kebiasaan
Sendiri dan berdua. Juga sering bergabung dalam kelompok dengan jenis lain mencari
makan hingga 5 individu. Aktif dan teritorial.
Suara :
Habitat : Hutan primer basah
Deskripsi Bentuk
14 cm. Kepala, dada dan bagian atas hitam; tunggir putih; bulu ekor terbang samping
putih melebar; bagian bawah putih.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Berdua dan adakalanya dalam kelompok hingga 4 ekor, biasanya bergabung dalam
kelompok dengan jenis lain untuk mencari makan. Sangat ribut, sering menegakkan
ekornya miring dan setengah kipas.
Suara :
Habitat : Hutan, semak, mangrove
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
16 cm. Bagian atas hitam, termasuk sisi kepala; dagu hitam; bagian bawah lainnya putih,
termasuk pipi.
Deskripsi Suara
Suara tjuuu-tjuuu jelas, dilanjutkan segera dengan dengungan bergetar, monoton, lembut,
dimana kemudian menghilang setelah 6 detik.
Kebiasaan
Sendiri, berdua atau bertiga (satu kelompok terdiri dari seekor dewasa dan dua remaja).
Mencari makan secara aktif di lapisan bawah mulai dari lantai tanah hingga ketinggian 3
m, dengan berpindah-pindah cepat diantara ranting dan daun. Bergerak lebih lambat di
ketinggian 3-6 m, berpindah dari dahan ke daun. Sering mengembangkan ekornya seperti
kipas. Anggota yang umum dari kelompok gabungan jenis-jenis burung pencari makan,
dimana juga termasuk Kipasan dada-lurik, Kehicap pulau, Sikatan kelabu, Cabai kelabu,
Burung-madu hitam dan Cikrak kutub.
Suara :
Habitat : Hutan sekunder semi selalku-hijau
Deskripsi Bentuk
17 cm. Hanya ada di P. Biak. Pada jantan mahkota, tenggorokan, dan dadanya hitam,
kontras dengan warna kuning pucat di bagian perut, sayap, ekor, dan bagian belakang
mata. Betina tampaknya memiliki bercak keputih-putihan di tenggorokan dan dada.
Deskripsi Suara
Bunyi mendecit yang menjadi ciri kehicap.
Kebiasaan
Aktif mencari mangsa dan penyergap di lapisan tengah dan bawah kanopi hutan.
Suara :
Habitat : Hutan
Tekanan :
Deskripsi Bentuk
Berukuran sangat besar (92 cm). Berbulu putih, kecuali bulu terbang dan sayap hitam.
Kulit muka tanpa bulu berwarna merah jambu sampai merah. Remaja: coklat keabuan
dengan tungging putih dan bulu terbang hitam. Iris coklat, paruh kekuningan dan panjang
melengkung, kaki abu-abu.
Deskripsi Suara
Umumnya diam, kecuali suara serak pada burung muda dan tepukan paruh.
Kebiasaan
Sering mengunjungi daerah berlumpur dan daerah tergenang termasuk rawa, gosong
lumpur di pantai, mangrove, dan sawah. Biasanya hidup sendirian atau dalam kelompok
kecil dan agak besar, di dekat pantai. Tetapi di Sumatera menyebar sampai ketinggian
900 m. Bergabung dengan cangak dan bangau lain, kadang-kadang melayang tinggi di
angkasa. Ketika makan, katupan paruhnya bisa terdengar dari kejauhan. Bersarang dalam
koloni campuran dengan burung air lain.
Suara :
Habitat : Gosong lumpur, rawa, mangrove
Deskripsi Bentuk
Lebih kurang 22 cm. Punggok berukuran kecil, berwarna cerah. Seluruh tubuh coklat
berangan kemerahan tapi untuk skapular berbintik keputihan, tangkai bulu keputihan
pada bagian bawah, berlekuk-lekuk gelap tidak terang hingga perut bagian bawah, dan
palang tipis, gelap pada bulu ekor. Tidak ada pola muka.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Deskripsi Bentuk
40-44 cm. Gajahan berukuran sedang. Pola kepala tertanda jelas. Mahkota samping
berwarna gelap dan garis-mata kontras dengan mahkota tengah dan alis yang pucat.
Bagian atas bungalan berbintik, bagian bawah buangalan bercoret. Sayap bagian bawah
kayu manis gelap, coklat bergaris. Tunggir dan bulu ekor atas kayu manis tidak bertanda.
Kaki biru-abu-abu. Paruh berwarna dasar cerah hingga coklat, memanjang dan berat.
Anak: bagian bawah tidak bercoret, penutup sayap dan bagian atas bungalan berbintik
besar.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Tundra, pantai berpasir, pesisir, batu karang
Tekanan : Perburuan, predator dari jenis introduksi (anjing, kucing)
Deskripsi Bentuk
17 cm. Burung hantu berukuran kecil, penghuni hutan. Seperti umumnya celepuk dengan
kepala dan kaki yang relatif besar, sayap dan ekor yang berpalang sangat halus.
Deskripsi Suara
Belum terdeskripsi.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan
Tekanan : Konversi
lahan
Deskripsi Bentuk
Berukuran kecil (20 cm), berwarna gelap. Berkas telinga mencolok, alis putih. Tubuh
bagian atas coklat keabuan, bercoret rapat, dan berbercak-bercak hitam. Tubuh bagian
bawah bergaris dan bercoret hitam pada dada, keputih-putihan pada perut. Iris kuning
emas, paruh kuning, kaki kuning kotor.
Deskripsi Suara
Burung muda yang sedang belajar terbang: keras "tch-tschschsch", diulang setiap enam
detik, mengingatkan pada Celepuk reban muda. Suara dewasa mirip Celepuk raja, tetapi
sangat jarang terdengar.
Kebiasaan
Sedikit sekali diketahui, terdapat di hutan pegunungan antara ketinggian 1.500-2.500 m.
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan
Deskripsi Bentuk
21 cm. Umumnya merah-karat, bagian bawah lebih pucat; tidak ada coretan hitam pada
dada; tidak ada tanda gelap pada mahkota dan punggung; iris kuning.
Deskripsi Suara
Kebiasaan
Belum terdeskripsi.
Suara :
Habitat : Hutan pegunungan
Tekanan :
Informasi lainnya : Baru saja ditemukan kembali, pada ketinggian 1400 m
di Poco Mandawsawu.
Deskripsi Bentuk
25 cm. Burung hantu berwarna coklat dengan cuping telinga pendek dan tidak menarik
perhatian. Mata kuning. Alis dan piringan wajah keputihan pucat agak terang. Bagian
atas coklat berpalang penuh dengan sedikit putih pada skapular. Bagian bawah coklat
atau lebih kemerahan, mungkin bentuk warna yang berbeda namun barangkali perbedaan
jenis kelamin, dengan palang sangat halus.
Deskripsi Suara
Mungkin sebuah teriakan parau, serak-parau di akhir nada tapi bersuara seperti salakan
seekor rusa saat nada panjang.
Kebiasaan
Suara :
Habitat : Hutan, hutan bekas tebangan, hutan rawa
Tekanan :
Informasi lainnya : Baru saja dipertimbangkan sebagai jenis terpisah (baru).