Download as ppt
Download as ppt
You are on page 1of 13

New Media Policy

Pengantar
untuk diskusi roundtable di TIFA

Jakarta, 19 Juli 2010

oleh:
Yanuar Nugroho, PhD.

Manchester Institute of Innovation Research – MIOIR/PREST


Manchester Business School
The University of Manchester
© Juli 2010

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester
Agenda

• Realitas ‘ketercerabutan’
• Adopsi Internet sebagai upaya ‘menanam
kembali’ teknologi pada sosialita
• New media dan perubahan sosial
• Beberapa data
• Beberapa refleksi: Regulasi new media?
• Catatan akhir

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester
Realitas ‘ketercerabutan’
User growth, FB Indonesia

User age distribution, FB Indonesia

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester
Realitas ‘ketercerabutan’
Male/female user growth, FB Indonesia

Male/female user ratio, FB Indonesia

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester
Realitas ‘ketercerabutan’
Indonesia – di mata Bank Dunia
• More than 32 million Indonesians currently live below the poverty line and
approximately half of all households remain clustered around the national
poverty line set at 200,262 rupiah per month (US$22 as of March 2010).

• Employment growth has been slower than population growth. Public services
remain inadequate by middle income standards. Indonesia is also doing
poorly in a number of health and infrastructure related indicators, and as a
result, may fail to reach several Millennium Development Goals (MDG) targets.

• Data from 2008 shows that Indonesia still suffers 307 deaths for every 100,000
live births, while the MDG aims to reduce this to 105 deaths by 2015. Also,
despite recent progress, access to improved sanitation facilities currently
stands at 68 percent of the population, which remains significantly short of
the MDG target of 86 percent.

• The national economy is expected to grow by 5.5 percent in 2010 and by 6


percent in 2011. Indonesia could be doing far better in the areas of poverty
reduction, service delivery and governance.

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester
Adopsi dan ‘penanaman kembali’
• “Perhaps the fastest diffusing technological innovations in
modern times” (Graham, 1999)

• Internet: 'radically new' atau 'merely novel'? Perlu memikirkan


kontingensi sejarah: transformasi dampak pada masyarakat

• Internet menjadi mediasi berbagai transformasi ekonomi, sosial


dan budaya. Komunikasi via internet memungkinkan terjadinya
perubahan mempengaruhi identitas, relasi dan komunitas
(Thurlow, et al., 2004).

• Janji dan bencana: technophilia vs. technophobics?

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester
Adopsi dan ‘penanaman kembali’
• “...kemungkinan digunakannya teknologi informasi dan komunikasi untuk
menggerakkan ‘informasi warga’ dan partisipasi politik” (Barber, 1984) . Empat
belas tahun kemudian, dia memperingatkan adanya kerusakan yang makin
meluas dari kualitas pengambilan keputusan secara demokratik yang terjadi
dalam biasnya ruang media yang baru ini...

• Teknologi komunikasi bisa menjadi platform yang memadai untuk


menstimulasi partisipasi dan peluang untuk meluaskan ruang pengambilan
keputusan yang bisa menembus tertutupnya pintu institusi-institusi politik
formal.

• Teknologi, termasuk dan khususnya internet, juga dibentuk dari pengguna dan
penggunaanya (Sey and Castells, 2004: 363).

• “… pengaruh internet yang sesungguhnya terhadap politik dan kualitas


demokrasi harus ditetapkan dan ditemukan dari pengamatan, bukan
dinyatakan sebagai keniscayaan.” (ibid.:364).
Combining the strengths of UMIST and
The Victoria University of Manchester
Media dan dampaknya bagi masy sipil
• “… Kami mendapatkan media alternatif yang mengatasi keterbatasan kami dalam
hal kemampuan menulis terutama terkait dengan frekuensi penulisan … [tetapi]
Tak sedikit komentar disampaikan penanggap secara anonim.”

• “…Kemampuan intelektual teman-teman tidak langsung dapat didongkrak


dengan adanya Web 2.0. Jiwa dan kapasitas tetap perlu dikembangkan secara
terpisah yang sejauh ini tak terkait dengan ada atau tidaknya Web 2.0…”

• “…Sejak memiliki akun dan komunitas sendiri di Facebook, kami berusaha


memanfaatkannya semaksimal mungkin. [Kami] memiliki 378 anggota yang
sebagian adalah senior yang sudah jarang aktif dalam aktivitas sehari-hari
organisasi. Ketika kami harus menarik iuran anggota pada awal Juni lalu, kami
tinggal mempublish nama-nama anggota kami di facebook dan mengumumkan
keharusan membayar iuran sebesar Rp 120 ribu/tahun. Sejumlah anggota senior,
yang sebelumnya bahkan sudah bertahun-tahun tak pernah menghubungi
pengurus, mendadak menelepon dan mengutarakan keinginannya untuk segera
melunasi iuran. Itulah kehebatan web 2.0 untuk menunjang organisasi
masyarakat sipil.”
Combining the strengths of UMIST and
The Victoria University of Manchester
Media dan dampaknya bagi masy sipil
• ”... Donor kami merasa "dekat" dengan eksistensi kami, karena kami bisa
diakses dimana saja ...”

• “…kasus Prita Mulyasari tampaknya harus di-highlight sebagai bentuk


keberhasilan advokasi lewat web 2.0, namun represi dan restriksi negara di
dunia maya lewat UU Informasi dan Transaksi Elektronik tampaknya juga harus
mulai diwaspadai. Selain itu, tidak meratanya akses internet dan kualitas layanan
internet (bandwith) yang masih terbatas, bisa jadi hambatan untuk pemanfaatan
web 2.0 bagi organisasi masyarakat sipil.”

• “…Sepuluh jam sebelum pilihan legislatif tempo hari, kami menggerakkan arah
pilihan partai lewat email dan SMS ke 8.000 alamat email dan SMS di seluruh
Indonesia.Tanggapan postif menyatakan bahwa mekanisme itu effktif bisa
bekerja. Kami menggunakan email dan facebook untuk menggerakkan secara
periodik semua jaringan lapis satu (15 NGO partner), lapis dua (organisasi
alumni) dan lapis tiga (para alumni) untuk membangun sikap perkawanan dengan
12.750 alumni pelatihan yang sekarang aktif di seluruh Indonesia dan
menyambung silaturahmi serta mendapatkan umpan balik dari mereka …”
Combining the strengths of UMIST and
The Victoria University of Manchester
Media manfaat bagi masyarakat sipil
• Memperluas jaringan (dengan mitra baru)
• Memperkuat jaringan (dengan mitra lama)
• Sebagai sarana hubungan dengan publik (PR)
• Memperluas kampanye
• Menyediakan ruang diskusi/debat
• Mempengaruhi pendapat publik
• Mempengaruhi pendapat pembuat kebijakan
• Meningkatkan visibilitas di ruang on-line
• Menjangkau lebih banyak konstituen

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester
Prospek masa depan New Media
• Memperluas jaringan (dengan mitra baru)
• Sebagai sarana hubungan dengan publik (PR)
• Memperluas kampanye
• Menyediakan ruang diskusi/debat
• Mempengaruhi pendapat publik
• Mempengaruhi pendapat pembuat kebijakan
• Meningkatkan visibilitas di ruang on-line
• Menjangkau lebih banyak konstituen

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester
Refleksi – Catatan untuk diskusi
• Realitas virtual melahirkan komitmen virtual? “click activism”?
“…Sejak booming Facebook, baru ini yang kami pergunakan. Kami
membuat profile juga halaman group. Group kami pergunakan untuk
media bertukar pikiran tentang topik-topik kajian yang digeluti organisasi.
Namun seiring waktu, traffic komen-rekomen-posting atas berbagai isu
yang kami hadirkan tidak terlalu mendapat respon. Apakah ini berarti
media ini (FB) hanya baru dipergunakan untuk berjaringan saja dan belum
berimbas jauh sebagai media diskusi?”
• Asumsi – yang diandaikan:
•infrastruktur teknologis (platform, jaringan, dll.)
•kerangka kebijakan
•budaya komunikasi dan berjejaring
• Implikasi
•Imperatif inovasi
•Imperatif gerakan sosial

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester
Terima kasih

Combining the strengths of UMIST and


The Victoria University of Manchester

You might also like