Professional Documents
Culture Documents
Peningkatan Penguasaan Konsep Sintaksis Bahasa
Peningkatan Penguasaan Konsep Sintaksis Bahasa
Sudaryanto
FBS Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
This classroom action research aims to improve the mastery of Indonesian
syntactic concepts of the students of the Indonesian Language and Literature
Education Study Program, the Faculty of Languages and Arts, the Yogyakarta State
University, through the concept-mapping learning media.
This 'classroom action research applied John Elliott's model or design.
There were two cycles in the research, each of which consisted of four steps. To
investigate the improvement of the mastery of Indonesian syntactic concepts, the
research employed a test, of which the contents were about sentences, sentence
patterns, clauses, phrases, constituents, and immediate constituents.
On the basis of the research findings, it can be concluded that the concept-
mapping media can improve the mastery of Indonesian syntactic concepts of the
students involved in the research, i.e. the students of the Indonesian Language and
Literature Education Study Program, the Faculty of Languages and Arts, the
Yogyakarta State University. The improvement of the mastery of Indonesian
syntactic concepts is proved by the increase of the mean score of the pretest, which
is 3.62, to a mean score of 5.74 after the learning process applying the concept-
mapping media in Cycle I. Meanwhile, after the application of the concept-making
media in the learning process in Cycle II, the mean score achieved by the students
is 8.49. The improvement of the mastery of Indonesian syntactic concepts is also
proved by the mean score of the posttest; 16 students (88.89 %) achieve a score of
higher than 8.00 and only 2 students (11.11 %) achieve a score of lower than 8.00.
110
111
secara gramatik menegatifkan P, dan (3) ditinjau. Menurut Alwi dkk. (1993)
kategori kata atau frasa yang mendu- frasa dapat dibedakan menjadi frasa
duki fungsi P. verbal, nominal, pronominal, dan
Berdasarkan struktur intem- numeral). Adapun Ramlan (19983: 144)
nya, klausa dapat dikategorikan men- membedakan frasa berdasarkan
jadi: a) klausa lengkap dan b) klausa tak kategori katanya menjadi lima macam,
lengkap, sedangkan klausa lengkap yaitu frasa: (1) nominal, (2) verbal, (3)
terdiri dari: (1) klausa lengkap susun bilangan, (4) keterangan, dan (5) depan.
biasa dan klausa lengkap susun batik Lebih jauh lagi, Ramlan mengklasifika-
atau inversi. Selanjutnya, berdasarkan sikan frasa berdasarkan konstruksinya,
ada tidaknya kata negatifnya yang yaitu menjadi: (1) frasa berkonstruksi
terdapat di dalam suatu klausa, klausa endosentrik dan (2) frasa berkonstruksi
dapat dibedakan menjadi: a) klausa eksosentrik.
positif dan b) klausa negatif. Adapun a) Frasa Berkonstruksi Endosentrik
berdasarkan kategori kata atau frasa Menurut Ramlan (1983: 142),
yang menduduki fungsi P, terdapat yang dimaksud dengan frasa ber-
klausa: a) nominal, b) verbal, c) bi- konstruksi endosentrik adalah frasa
langan, dan c) depan. Sementara itu, di yang memiliki distribusi yang sarna
dalam klausa verbal terdapat beberapa dengan unsumya, baik semua un-
jenis , yaitu klausa verbal: (1) ajektif, (2) sumya maupun salah satu dari unsur-
yang intransitif, (3) yang aktif, (4) yang nya. Selanjutnya, Ramlan mengkla-
pas if, (5) yang refleksif, dan (6) yang sifikasikan satuan gramatika yang
resiprok. termasuk jenis frasa endosentrik, yaitu
frasa endosentrik yang: (1) koordinatif,
c. Frasa (2) atributif, dan (3) apositif.
Menurut Kridalaksana (1984: b) Frasa Berkonstruksi Eksosentrik
53) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia Menurut Ramlan (1983: 142)
atau KBBI (1996: 281) frasa ialah ga- yang dimaksud dengan frasa berkon-
bungan dua kata atau lebih yang si- struksi eksosentrik adalah frasa yang
fatnya tidak predikatif; dan gabungan salah satu unsumya tidak memiliki dis-
itu dapat rapat, dapat renggang. Se- tribusi yang sarna dengan semua unsur-
mentara itu, menurut Verhaar (1984: 97) nya. Terkait dengan frasa berkon-
frasa adalah satuan bahasa yang tidak struksi eksosentrik ini, temyata Ramlan
melampaui batas fungsi yang didu- lebih lanjut tidak memberikan jenis
dukinya. Pendapat senada disampai- atau klasifikasinya. Dia hanya mem-
kan oleh Ramlan (1983: 137), yang berikan beberapa contoh susunan kata
menyatakan bahwa frasa adalah satuan yang dapat dikategorikan sebagai frasa
gramatik yang terdiri dari dua kata berkonstruksi eksosentrik.
atau lebih yang tidak melampaui batas
fungsi. Adapun pengertian tidak me- b. Media Peta Konsep
lampaui batas fungsi adalah frasa Dalam bidang Biologi dikenal
hanya memiliki satu fungsi dalam adanya peta konsep dari hal yang
suatu kalimat. sangat umum, yaitu tentang kehidupan
Frasa atau kelompok kata me- sampai pada hal yang spesifik, yaitu
miliki beberapa jenis, hal itu ber- Biologi Terapan (Brum and McKane,
gantung dari sudut mana frasa itu 1989). Selanjutnya, oleh Brum dan
McKane (1989) disebutkan "The concept (1) Peta konsep adalah suatu teknik
map is a visual representation of chapters untuk menunjukkan konsep-
principles. It conveys relationships in a konsep dan atau proposisi-propo-
.more meaningful way than an outline." sisi dalarn suatu bidang studi
Hal ini sesuai dengan pendapat tertentu.
Pasaribu (Hartini, 1998), yang mengata- (2) Peta konsep merupakan suatu
kan bahwa peta konsep adalah suatu garnbar dua dirnensi dari sutu
media untuk mernperlihatkan hu- bidang atau suatu bagian dari suatu
bungan beberapa konsep dalam bentuk bidang studi.
pemyataan atau 'proposisi. Kemudian, (3) Tidak semua konsep merniliki
pendapat senada disarnpaikan oleh bobot yang sarna di antara konsep-
Sutanto (1990), yang menyatakan konsep itu. Untuk itu, dapat
bahwa konsep-konsep da:sar yang satu dikatakan bahwa ada beberapa
dengan yang lain saling berhubungan konsep yang lebih inklusif daripada
disebut sebagai peta konsep. konsep-konsep yang lain.
Berkaitan dengan peta konsep (4) Keberadaan peta konsep bersifat
ini Dahar (1996) mengatakan bahwa hierarkis. Maksudnya jika dua
peta konsep digunakan untuk me- buah konsep atau lebih digambar-
nyatakan hubungan yang bermakna kan, di bawah suatu konsep yang
antara konsep-konsep dalam bentuk bersifat inklusif terbentuklah suatu
proposisi. Proposisi-proposisi merupa- hierarki peta konsep tersebut.
kan dua atau lebih konsep-konsep yang Dalarn bidang Sintaksis, jalinan
dihubungkan oleh kata-kata dalarn konsep-konsep sintaksis atau keka-
suatu unit semantik. Dalarn bentuknya lirnatan yang terdapat di dalarnnya
yang paling sederhana suatu peta dapat disusun menjadi cukup banyak.
konsep hanya terdiri dari dua konsep Akan tetapi, berkaitan dengan pene-
yang dihubungkan oleh satu kata titian tindakan kelas ini, media peta
penghubung atau pembentuk suatu konsep yang digunakan meliputi bi-
proposisi. Berdasarkan uraian di atas, dang yang berkaitan dengan masalah
selanjutnya dapat dikatakan bahwa pa- kalirnat, klausa, dan frasa dalam bahasa
da prinsipnya media peta konsep me- Indonesia. Untuk memberikan gam-
rupakan suatu jalinan antara konsep- baran yang cukup jelas berikut ini di-
konsep yang satu dengan konsep yang contohkan beberapa media peta konsep
lain yang digunakan untuk meningkatkan
Selanjutnya, Ausubel (Dahar, penguasaan kosep-konsep sintaksis,
1996) berpendapat bahwa karakteristik sebagai berikut ini.
peta konsep sebagai berikut.
-- -~ -- -- ._~---_._---
--
116
1
Jenis
1 klallsa
/ /
2 klallsa pkk. 1 kls pkk + kls anak
/
kls pkk+ kls anak
C ir~ciri
Jenis Klausa
-'-~------
...------
Berdsrkan Strktr Intern Brdsrkan. Bntk. Negatif
Kt./Frse
/
Kls. Lngkp. ~Is. Tk. Lngkp KIs.~. Ngtf.
Hakikat
Cirri-ciri
/l
SUbj~~ Predikat ~ Objek
jya dimrahi
Saya membac b ku
HID AIM
-- - -'-- - --
B. Metode Penelitian Teknik analisis data yang di-
1. Jenis dan Model Penelitian gunakan ialah teknik analisis secara
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu dengan mencari fre-
penelitian tindakan kelas. Penelitian ini kuensi (persentase) jawaban mahasiswa
diawali dengan melakukan perencana- yang benar dikerjakan dari suatu tes
an (Planning), implementasi tindakan yang diberikan kepadanya. Di samping
(Acting), Observasi (Observing), dan - itu, teknik analisis data digunakan
refleksi (Reflecting). Sementara itu, teknik kolaboratif, maksudnya perma-
implementasi tindakan terakumulasi di salahan yang terdapat di dalam imple-
dalam perkuliahan disertai dengan mentasi tindakan dibahas dan dipecah-
penggunaan media peta konsep, teknik kan bersama-sama antara peneliti de-
umpan balik, dan tanya jawab. Setiap ngan kolaborator dan atau partisipan
kali terdapat permasalahan pada waktu pada saat dilaksanakan suatu refleksi,
dilakukannya suatu implementasi tin- baik refleksi awal, tengah maupun
dakan oleh dosen-peneliti, yang juga akhir .
dilakukan monitoring atau observasi,
setiap kali itu pula dievaluasi atau 3. Teknik Penentuan Keabsahan Hasil
direfleksi, dan dosen-peneliti yang me- Penelitian
laksanakan tindakan penelitian diha- Teknik yang digunakan untuk
rapkan mendapatkan masukan-masuk- menentukan keabsahan data dilakukan
an untuk perbaikan. Masukan-masuk- dengan cara berikut ini (a) keseriusan,
an yang disampaikan berdasarkan yaitu penelitian ini dilaksanakan de-
refleksi-monitoring secara kolaboratif ngan sungguh-sungguh atau tidak di-
dimaksudkan untuk melakukan pe- lakukan dengan hanya sambil lalu
rencanaan ulang (replanning) yang akan semata. Dengan demikian, diharapkan
digunakan untuk menentukan siklus hasil penelitian ini lebih dapat diper-
berikutnya. tanggungjawabkan.; (b) triangulasi,
Adapun desain PTK yang yaitu dilakukan dengan cara metode
digunakan di dalam penelitian ini ada- dan sumber. Metode yang dilakukan
lah desain PTK Model John Elliott untuk keabsahan data penelitian ialah
(1996). Digunakannya desain model ini berupa wawancara. Adapun cara yang
mengingat di dalam suatu perkuliahan berupa sumber ialah data dilakukan
suatu pokok bahasan tentang Sintaksis dengan cara meminta konfirmasi de-
dilakukan dengan dua atau tiga kali ngan ahli dalam bidang Sintaksis.
langkah tindakan (step).
4. Kriteria Keberhasilan Tindakan
2. Teknik Pengumpulan dan Analisis Kriteria keberhasilan yang ber-
Data kaitan dengan keberhasilan penguasaan
Instrumen dan teknik yang di- konsep-konsep sintaksis bahasa Indo-
gunakan untuk memperoleh data pe- nesia ialah berdasarkan prestasi yang
nelitian berupa: (1) tes penguasaan dipeorel mahasiswa pada akhir semes-
konsep-konsep sintaksis, (2) kolaborasi ter berdasarkan tes Sintaksis. Apabila
antara peneliti dengan kolaborator~ dan setiap mahasiswa dan atau rata-rata
(3) wawancara kepada mahasiswa se- pencapaian mahasiswa di atas 75 %
bagai responden atau subjek penelitian. mampu menjawab pertanyaan-per-
tanyaan tes berarti penerapan media
118
119
peta konsep dapat dikatakan berhasil taksis bahasa Indonesia yang dilak-
meningkatkan penguasaan konsep- sanakan dengan menggunakan
konsep sintaksis bahasa Indonesia. media peta konsep,
(2) semua responsen/mahasiswa me-
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ngatakan bahwa mereka menjadi
1. HasH Penelitian cukup jelas memahami konsep-
Penelitian tindakan ini di- konsep sintaksis yang disajikan di
lakukan dalam dua siklus mengguna- dalam bentuk media peta konsep,
kan media peta konsep. Setiap siklus (3) semua responden/mahasiswa ber-
menggunakan empat langkah kegiatan, pendapat bahwa media peta kon-
yaitu perencanaan, tindakan, moni- sep sebagai sebuah media yang
toring, dan refleksi. Hasil refleksi di- bersifat inovatif,
gunakan untuk membuat perencanaan (4) menurut responden/mahasiswa
pada siklus kedua. Pad a setiapakhir bahwa mereka menjadi jelas dalam
siklus dilakukan tes akhir, di samping memahami konsep-konsep sin-
itu pada setiap siklus dibuat catatan taksis yang disajikan di dalam
untuk mendokumentasikan data yang bentuk media peta konsep.
bersifat kualitatif, serta penyebaran
angket dan wawancara guna meng- b. HasilPenelitian yang bersifat
ungkap pandangan responden menge- Kuantitatif
nai penerapan peta konsep. Data atau hasil penelitian yang
Berikut ini disajikan hasil pe- bersifat kuantitatif yaitu yang ng be-
nelitian baik yang bersifat kualitatif rupa penguasaan konsep-konsep sin-
maupun kuantitatif. Hasil penelitian taksis mahasiswa Jurusan Pendidikan
yang bersifat kualitatif tidak dipisahkan Bahasa dan Sastra Indonesia, baik yang
antara sikulus pertama dan kedua, berupa hasil pretes, hasil sesudah
sedangkan hasil kuantitaif dipisahkan implementasi Siklus I, dan sesudah
antara siklus yang pertama dan kedua. implemnetasi Siklus II atau postes
Hal ini dlakukan karena fokus utama dapat dikemukakan dalam Tabel I,
kegiatan penelitian ini adalah meng- sebagai berikut ini.
ungkapkan peningkatan pengauasan
konsep sintaksis melalui penerapan 2. Pembahasan HasH Penelitian
m~dia peta konsep. a. Pembahasan HasH Penelitian yang
Bersifat Kualitatif
a. HasH Penelitian yang Bersifat Berdasarkan monitoring dan
Kualitatif refleksi yang dilaksanakan sesudah
Berdasarkan monitoring, reflek- implementasi tindakan yang terang-
si, wawancara singkat, dan anket yang kum di dalam Siklus I dan Siklus II,
dilaksanakan sesudah implementasi selanjutnya diperoleh inforrnasi bahwa
tindakan yang terangkum di dalam mahasiswa yang dijadikan subjek pe-
Siklus I dan Siklus II, selanjutnya di- nelitian cukup antusias dan penuh per-
peroleh informasi bahwa mahasiswa hatian ketika mereka mengikuti per-
yang dijadikan subjek penelitian: kuliahan atau pembelajaran sintaksis
(1) mahasiswa cukup antusias dan bahasa Indonesia yang dilaksanakan
penuh perhatian ketika mengikuti dengan menggunakan media peta kon-
perkuliahan atau pembelajaran sin- sep. Kemudian, kepada sebagian
- -- - -
120
OI. 022124003 10 19 22
02. 032124001 23 28 38
03. 032124005 22 30 43
04. 032124006 21 28 45
05. 032124007 16 24 39
06. 032124008 17 25 43
07. 032124012 22 29 37
08. 032124013 20 26 43
09. 032124014 16 27 42
10. 032124015 18 25 42
II. 032124016 21 23 26
12. 032124017 14 25 42
13. 032124019 10 29 46
14. 032124020 11 24 41
15. 032124021 13 27 38
16. 032124024 23 30 41
17. 032124030 13 30 38
18. 032124036 10 26 37
Total 300 475 703
Mean 16,67 26,39 (=5,74) 39,06
(= 3,62) (8,49)
--- ----
-----
122
Hartini, Sri. 1989. pengaruh Pengunaan Sutanto, Ign. Rachad. 1990. Hubungan
Peta Konsep pada Pembelajaran antara Kemampuan Membuat
Kimia terhadap Prestasi Belajar Diagram Konsepn dengan Ke-
Siswa Kelas 2 Cawu I SMU Ne- mampuan Memecahkan Masalah
geri Minggir Sleman. Yogya- Fisika bagi Mahasiswa D2 Fisika
karta: IKIP Yogyakarta. MIPA IKIP Yogyakarta. Yogya-
karta: IKIP Yogyakarta.
Keraf, Gorys. 1978. TatabahasaIndonesia
untuk Sekolah Lanjutan Atas. Vehaar, J.W.M. 1984. Pengantar
Ende-Flores: Nusa Indah. Linguistik. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Ramlan, M. 1983. llmu Bahasa Indonesia,
Sintaksis. Yogyakarta: CV 2001. Asas-asas Linguis-
Karyono. tik Umum. Yogyakarta: Ga-
djah Mada University Press.