Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Bianglala » Game Theory dan Dilema Narapidana http://blog.dhani.

org/2007/09/game-theory-dan-dilema-narapidana/

Skip to content

Skip to search - Accesskey = s

Bianglala
The Pages

About
Contact

The Search

search site archives

The Network

Proyek Pribadi
Refleksi
Info Astronomi
Tumblelog
Twitter

The Storage

October 2009
October 2008
September 2008
August 2008
July 2008
June 2008
May 2008
April 2008
March 2008
February 2008
January 2008
December 2007
November 2007
October 2007
September 2007
August 2007
July 2007
June 2007
May 2007
April 2007
March 2007
February 2007
January 2007
December 2006
November 2006
October 2006
September 2006

1 of 6 5/25/2010 7:02 PM
Bianglala » Game Theory dan Dilema Narapidana http://blog.dhani.org/2007/09/game-theory-dan-dilema-narapidana/

August 2006
July 2006
June 2006
November 2005
October 2005
September 2005
August 2005
July 2005
June 2005
May 2005
April 2005
March 2005
February 2005
January 2005
December 2004
November 2004
October 2004
September 2004
August 2004
July 2004
June 2004
May 2004
April 2004
March 2004
February 2004
January 2004
December 2003
November 2003
October 2003
September 2003

The Categories

Art
Blogging
Book
Figure
Intermezzo
Jokes
Wisdom
Life
Science
Social
Education
Media
Techno

The Associates
Ali Imron a.k.a Imponk
Arifiani
Bagja Hidayat
Bambang N. Prastowo
Budi Rahardjo
Enda Nasution
Hanief Trihantoro
Harry Sufehmi
Hindraswari Enggar

2 of 6 5/25/2010 7:02 PM
Bianglala » Game Theory dan Dilema Narapidana http://blog.dhani.org/2007/09/game-theory-dan-dilema-narapidana/

Jiwa Rasa
Johny Setiawan
Kuncoro Wastuwibowo
Luigi Pralangga
Mila Novita
Nadirsyah Hosen
Priyadi Iman Nurcahyo
Roby & Tika
Roni Pascal
Simply Vie
Yulian Firdaus a.k.a Jay

The Meta

Log in
WP
XFN
RSS
Comments RSS
Back to top

Game Theory dan Dilema Narapidana


Posted in Science by Dhani on the September 2nd, 2007

Game theory sebenarnya adalah cabang matematika terapan yang sering dipakai dalam konteks ekonomi. Teori ini
mempelajari interaksi strategis antar pemain (“agen”). Dalam permainan strategis, suatu agen memilih strategi yang dapat
memaksimalkan keuntungan, berdasarkan strategi yang dipilih agen lain. Intinya, teori ini menyediakan pendekatan
permodelan formal terhadap situasi sosial mengenai bagaimana pelaku keputusan berinteraksi dengan agen lain.

Game theory dapat menjelaskan suatu paradoks yang cukup terkenal, yakni bagaimana orang bisa bekerjasama dalam
masyarakat apabila masing-masing dari mereka cenderung berusaha untuk menjadi pemenang. Asal tahu saja, paradoks ini
sempat menyusahkan Charles Darwin saat menyusun teori evolusinya itu. (Dan dengan demikian mematahkan satu lagi
argumen bahwa teori evolusi tidak dapat dibuktikan secara matematis).

Para ekonom dibikin kagum dengan game theory karena teori ini dapat menjelaskan secara matematis mengapa tangan yang
tak terlihat (invisible hand) yang diajukan oleh pelopor pasar bebas Adam Smith, bisa gagal memberikan kemaslahatan
umum. John Nash, matematikawan yang juga dikenal sebagai salah seorang pelopor game theory menunjukkan perbedaan
antara permainan kooperatif, dimana masing-masing pemain saling bekerjasama secara terikat, dan permainan
non-kooperatif, dimana tidak ada kekuatan dari luar permainan yang dapat memaksakan berlakunya sekumpulan peraturan
yang sudah ditentukan sebelumnya.

Dalam permainan non-kooperatif, Nash menemukan bahwa jika harapan semua pemain terpenuhi, mereka tidak akan mau
mengubah strategi karena mereka akan rugi sendiri. Hasilnya adalah suatu kesetimbangan (equilibrium), yang sekarang
disebut sebagai Kesetimbangan Nash. Walaupun pernah frustrasi sampai sakit jiwa akibat gagal memperoleh medali Fields
(penghargaan prestisius untuk bidang Matematika), tapi Nash akhirnya berhasil meraih Nobel Ekonomi berkat teorinya ini.

Karya ini bisa menerangi keputusan-keputusan bisnis dalam pasar yang penuh persaingan, teori makroekonomi untuk
kebijakan ekonomi, ekonomi lingkungan dan sumberdaya, teori perdagangan luar negeri, ekonomi informasi, dan seterusnya.
Para politisi juga pasti menyukai teori ini karena bisa menunjukkan bagaimana kepentingan pribadi yang “rasional” bisa
merugikan semua orang. Pada 1970-an, game theory diperluas hingga mencakup bidang biologi. Sekarang kita lihat,
bagaimana game theory berperan dalam teori evolusi.

3 of 6 5/25/2010 7:02 PM
Bianglala » Game Theory dan Dilema Narapidana http://blog.dhani.org/2007/09/game-theory-dan-dilema-narapidana/

Untuk itu, kita perlu berkenalan dulu dengan yang namanya dilema narapidana (prisoner’s dilemma). Ini adalah istilah untuk
menggambarkan interaksi, entah antara individu-individu atau kelompok-kelompok dalam bentuk suatu permainan
sederhana. Gagasan permainannya adalah untuk menirukan konflik-konflik yang ada dalam dunia nyata, antara pandangan
pemenang memperoleh segalanya, dan perlunya kerjasama dan kompromi untuk memperoleh semuanya itu.

Berikut adalah skenario dasar dari dilema narapidana. Dua narapidana (napi) diketahui telah melakukan jenis kejahatan X.
Tetapi, polisi menduga mereka telah melakukan suatu jenis kejahatan Y yang lebih serius. Kedua napi lantas ditempatkan
dalam sel terpisah dan masing-masing diberikan tawaran:

Napi yang bersaksi melawan napi yang lainnya terkait dengan kejahatan Y akan dibebaskan, sementara napi lainnya
akan dipenjara selama 3 tahun. Ini disebut ”sucker’s payoff” (entah apa terjemahannya dalam bahasa Indonesia).
Apabila keduanya menyangkal, atau saling bersaksi terhadap yang lainnya, maka keduanya akan mendapat hukuman 2
tahun penjara.
Apabila keduanya bungkam, maka masing-masing akan menjalani hukuman 1 tahun penjara.

Disini, kedua napi pada dasarnya mendapat dua pilihan: untuk bekerjasama (dalam skenario ini, tetap diam) atau untuk
berkhianat. Bekerjasama artinya bahwa napi bersangkutan bisa jadi mendekam di penjara selama 1 atau 3 tahun. Tapi
apabila berkhianat, maka ia dapat menjalani hukuman 0 atau 2 tahun, tergantung pengakuan napi lainnya.

Karena masing-masing napi tidak tahu pilihan apa yang diambil napi lainnya (keduanya berada dalam sel terpisah dan tidak
dapat berkomunikasi satu sama lain), pilihan yang rasional, menurut aturan bertahan hidup ala Darwin adalah pilihan yang
paling menguntungkan (ingat kaidah survival of the fittest). Dalam hal ini adalah memaksimalkan kemungkinan terbaik (nol
tahun di penjara) dan meminimalisir kemungkinan terburuk (2 atau 3 tahun di penjara).

Tahun 1980-an, sebuah kompetisi pemrograman komputer diadakan untuk mencari solusi terbaik untuk dilema narapidana.
Hasilnya, sebuah program simulasi yang dinamai Tit-for-tat keluar sebagai pemenang. Seperti yang ditunjukkan oleh
namanya (yang secara harafiah berarti satu pukulan dibalas satu pukulan), program ini memilih bekerjasama pada putaran
pertama, dan kemudian menirukan apapun yang dilakukan lawan pada putaran-putaran selanjutnya.

Dalam kasus ini, saling bekerjasama membawa hasil positif, sementara si pengkhianat kelak akan memperoleh balasannya
(apabila Anda mengkhianati saya, pada putaran berikut Anda juga akan saya khianati). Sebaliknya, kalau kita bekerjasama,
tidak perduli apapun yang dilakukan orang lain, akibatnya adalah “suckers payoff.” Orang lain tidak punya insentif untuk
bekerjasama dengan kita, dan akibatnya kita akan selalu menjadi pecundang.

Tapi, itu kan dalam simulasi. Dalam dunia nyata, si baik bisa saja merugi, dan si pengkhiat bisa beruntung, dan kadang-
kadang memang demikian yang terjadi. Kemunculan kerjasama dapat dipicu manakala salahsatu diantara kondisi-kondisi
berikut ini ada: para ‘pemain’ berkali-kali saling bertemu; mereka saling mengenal; mereka mengingat hasil pertemuan
terdahulu. Tapi ada juga faktor-faktor lain yang juga perlu diperhitungkan, mulai dari peluang terjadinya pertemuan antar
pemain, kesalahan-kesalahan (ketika ajakan untukk bekerjasama justeru dianggap sebagai pengkhianatan), hingga
kemungkinan adanya faktor genetis pembentuk perilaku yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, tit-for
tat mungkin terlalu ideal sehingga sulit diterapkan di dunia nyata.

Solusinya adalah dengan menambahkan unsur kesalahan, yang mungkin hanya disebabkan kecenderungan manusiawi untuk
berbuat kesalahan. Tit-for-tat bukanlah strategi paling hebat, karena tidak punya sifat pemaaf: sekali dua pemain tit-for-tat
mulai saling berkhianat, mereka akan terus melakukan itu. Dengan menambahkan sedikit unsur ketidakpastian, masing-
masing pemain dapat mengembangkan strategi baru. Penambahan sedikit unsur keacakan pada perilaku program
memungkinkan munculnya “sifat pemaaf”, dan kesempatan untuk menguji perilaku pemain lain.

Satu strategi yang menggunakan sifat pemaaf adalah “tit-for-tat baik hati” (generous tit-for-tat), dimana ditambahkan unsur
keacakan untuk memutuskan lingkaran setan saling mengkhianati. Strategi lain yang yang lebih sukses, diberi nama Pavlov,
dapat digambarkan dengan ungkapan “Kalau tidak rusak, tak usah diperbaiki (dan jika Anda kalah, ganti strategi).”
Bagaimanapun juga, ketidak pastian ternyata memungkinkan kerjasama, dan pesan optimistik dalam model tit-for-tat tetap
berlaku.

Pendeknya, apa yang ditunjukkan oleh dilema narapidana juga dapat terjadi dalam tataran pribadi maupun evolusioner:
Kalau saya bekerjasama dengan Anda, maka Anda kemungkinan besar juga akan bekerjasama dengan saya (strategi
tit-for-tat) dan kita akan memperoleh skor yang sama dalam “permainan kehidupan”. Sebaliknya, apabila kita saling
mengkhianati, maka kita berdua sama-sama kalah dan akhirnya “game over”.

4 of 6 5/25/2010 7:02 PM
Bianglala » Game Theory dan Dilema Narapidana http://blog.dhani.org/2007/09/game-theory-dan-dilema-narapidana/

9 Comments

9 Responses to 'Game Theory dan Dilema Narapidana'

Subscribe to comments with RSS or TrackBack to 'Game Theory dan Dilema Narapidana'.

1. Koen said,

on September 9th, 2007 at 2:05 pm

Game theory + evolusi –> Evolusi moral. Menarik. Menarik.

2. Daly Erni said,

on March 2nd, 2008 at 5:48 pm

Terima kasih atas up-load bahan ini, menjadi bahan tambahan utama bagi saya untuk mengatasi kelas Pilihan
Penyelesaian Sengketa yang merupakan terjemahan dari Alternative Dispute Resolution yang diajarkan di FHUI.
Materi ini saya masukan dalam multiply agar para mahasiswa juga membaca bahan ini. terima kasih.

3. lily said,

on June 28th, 2008 at 10:41 am

makasih mas atas penjelasannya, tugas akhir saya jadi banyak terbantu, tapi saya g copy paste kok, heheheheh……

4. Bianglala » Nash said,

on July 15th, 2008 at 11:07 pm

[...] menulis posting ini hampir setahun lalu, saya sudah membayangkan kalau tulisan semacam itu (seperti biasanya)
bakalan [...]

5. R Setiahadi said,

on November 4th, 2008 at 2:15 pm

Terima kasih posting artikel ini, ada satu pertanyaan saja. apakah game theory dan dilema narapidana bisa digunakan
untuk salah satu metode resolusi konflik sumberdaya alam ? mohon responnya

6. satriyo said,

on November 18th, 2008 at 1:49 pm

menarik sekali,, mungkin bisa lebih dikembangkan dengan analisis ekonomi terhadap hukum,, saya masih belum
mengerti soalnya,, thx..

7. Hadi said,

on December 17th, 2008 at 1:28 pm

Apakah boleh meminta kembali artikel mengenai game theory yang dihubungkan dengan konflik sumber daya alam??

8. sutia budi said,

on February 27th, 2009 at 9:28 pm

artikel ini menarik sekali. sangat bagus. terima kasih Pak. # andai para caleg yang puluhan ribu itu memahami game
theory, mungkin banyak yang mundur sebelum pemilu dan sadar lg. karena hasil simulasi suara mereka di pemilu 2009
banyak yang nihil hehehe.

5 of 6 5/25/2010 7:02 PM
Bianglala » Game Theory dan Dilema Narapidana http://blog.dhani.org/2007/09/game-theory-dan-dilema-narapidana/

9. nining riyanti said,

on October 1st, 2009 at 10:40 am

met pagi pak

terimakasih pak atas edaran artikelnya,sehingga kami yang memerlukan data tambahan penyelesaian tugas,dapat
terselesaikan dan tentunya artikel bapak memberikan pengetahuan baru bagi kami .trimakasih
maaf pak sebelumnya,kalau ada teori dan penjelasan tentang game Theory yang bersangkutan dengan Riset operasi
tolong sebarkan juga ya pak,terutana ke Email saya.he

tolong diindahkan ya pak,permohonan saya ini…..


Terimakasih

Leave a Reply

Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website

Maintained by Graifhan Ramadhani, 2003-2010 - template by Ian Main

RSS
Comments RSS
Atom
WP

6 of 6 5/25/2010 7:02 PM

You might also like