Professional Documents
Culture Documents
Konsep Sehat Dan Sakit Bu Marni
Konsep Sehat Dan Sakit Bu Marni
Konsep Sehat Dan Sakit Bu Marni
Kesehatan Sosial
→ Penjelasan Pasal 3 UU No.9 th 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan (Tambahan Lembaran Negara RI
No.2068)
→ Kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat, sedemikian rupa sehingga setiap warga negara
mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri serta kehidupan
keluarganya dalam masyakarat, yang memungkinkannya bekerja dan menikmati hiburan pada waktunya
→ Sehat secara sosial dinyatakan sebagai kondisi pada seseorang yang memungkinkan pihak bersangkutan
menunaikan tugas perikehidupannya di tengah-tengah masyarakat, tanpa merasa cemas dalam memelihara dan
meamjukan dirinya sendiri maupun keluarganya sehari-hari
KESEHATAN JIWA
→ Pasal 1 UU No.3 Tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa: Kesehatan jiwa (mental Health) menurut paham ilmu
Kedokteran pada waktu sekarang adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkemabngan fisik, intelektual dan
emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang
lain.
→ Gangguan jiwa, merupakan sesuatu corak yang khusus bersifat manusiawi, yaitu berupa kegagalan individu
dalam menjadikan hubungan antar manusia yang memuaskan dan menguntungkan baik bagi individu sendiri
maupun lingkungannya.
Subjektivitas masyarakat
dipengaruhi oleh faktor-faktor
KONSEP SEHAT – SAKIT SUKU DAYAK NGAJU DAN MERATUL
KONSEP SEHAT
MACAM-MACAM STIGMA
Stigma terhadap penyakit → Sakit jiwa, kusta, Kanker, Epilepsi, TBC, HIV/AIDS, Herpes, MR, Cacat bawaan
Stigma terhadap Dokter → Dokter Ahli Jiwa, Dokter Ahli Kulit dan Kelamin, Dokter Ahli Saraf
Stigma terhadap RS → RS. Jiwa, RS. Ortopedi
Stigma terhadap Komunitas → Anak jalanan, PSK, Waria, Pengguna Napza, Korban perkosaan, KRTD
Gizi buruk
Dalam pengakuan ibunya, Fatisa (2 tahun) tampak begitu lemah karena kekurangan gizi. Keluarga dengan anak
kekurangan gizi, dianggap terkena kutukan sehingga tersisih dalam masyarakat di Kabupaten Nias
Tiga akar penyebab masalah gizi buruk di Kabupaten Nias tahun 2007:
- Kemiskinan/ketidakmampuan ekonomi
- Kurangnya pengetahuan keluarga tetntang gizi
Filariasis kronis
Terjadi pembesaran tungkai di bawah lutut sampai kaki, Kadang-kadang di bawah siku, tangan, kantong buah
zakar, payudara, dan alat kelamin, yang lama kelamaan menjadi cacat permanen
Stigma terhadap Filariasis
` Terjadi karena faktor magic/ilmu hitam “Suanggi”
` Terjadi karena kutukan
` Penyakit menular dan berbahaya
` Terjadi hal gaib akibat manusia yang dengki
(Lakollo, 2003; Saniambara, 2004; Corsel, 2003)
Penularan
Berkait dengan sosial budaya: tingkat pengetahuan, kepercayaan, sikap dan kebiasaan masyarakat (Suyoko,
2002)
Peran Penting Promosi Kesehatan
RETARDASI MENTAL
Retardasi mental adalah keterbatasan dalam kecerdasan yang menganggu adaptasi normal terhadap
lingkungan, dimanifestasikan dengan perkembangan abnormal dan berkaitan dengan kesukaran
belajar dan adaptasi sosial, (Sacharin, 1994).
WHO : " Kemampuan mental yang tidak mencukupi".
Suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa
perkembangan/dibawab usia 18 tabun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial, ( D.S. M/
Budiman M, 1991).
(AAMR) American Association on mental Reterdation. → "Kelemahan/ ketidakmampuan kognitif muncul
pada masa kanak- kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fungsi kecerdasan dibawah normal (IQ 70
– 75 atau kurang) dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut: berbicara dan
berbahasa; keterampilan : merawat diri, ADL; keterampilan sosial penggunaan sarana masyarakat;
kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dll.
KIasifikasi menurut PAGE:
a. Idiot : ( IQ dibawah 20, umur mental dibawah 3 tahun)
b. Imbisil : (IQ antara 20 - 50, umur mental 3 - 7, 5 tahun).
c. Maron : (IQ 50 - 70, umur mental 7 ,5 - 10,5 tahun).
Etiologi
a. Organik.
1. Faktor prekonsep.: Kelainan kromosom (tnsomi 21/ Down syndrom)
2. Faktor Prenatal: Kelainan pertumbuhan otak selama kehamilan (infeksi zat teratatogenik
dan toxin, disfungsi plasenta).
3. Faktor perinatal: Prematuritas, perdarahan intrakranial, asfiksia neonatorum, dll.
4. Masa Pasca natal: Infeksi paskanatal oleh virus dan bakteri, keracunan oleh bahan seperti
timah dan cedera kepala berat, malnutrisi merupakan efek utama/
b. Non organik
1. Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis.
2. Sosial kultural.
3. Interaksi anak kurang.
Kisah keadaan keluarga Bapak S yang menyakitkan keluarga. Dalam suasana lebaran, sedikit orang yang
berkunjung ke rumah mereka. Bahkan saudara-saudara mereka tidak ada yang datang mengunjungi mereka. Tidak
hanya itu, dalam kehidupan sehari-hari mereka juga tidak luput dari tindak diskriminasi karena stigma yang terlanjur
melekat pada keluarga tersebut yang tidak normal, dianggap mengalami kutukan dan menjadi aib bagi masyarakat
disekitarnya. Keluarga dengan sebagian besar anggota keluarganya mengalami kecacatan fisik dan cacat mentail.
Ayah mengalami cacat fisik (kaki kiri buntung sejak lahir, anak pertamanya An. H umur 16 tahun mengalami penyakit
spastic, dan anak kedua An. S umur 8 tahun mengalami retardasi mental
schizophrenia
Pengertian
Tentang stigma pada penderita gangguan jiwa yang ada di masyarakat Desa Manik Saribu Kabupaten
Simalungun adalah :
Stigma pada penderita gangguan jiwa ini adalah Nn.H berusia 26 tahun. Nn. H adalah anak ke-3 dari 5
bersaudara. Nn. H telah dikurung selama 1 tahun, hal ini dilakukan karena Nn. H dianggap gila dan mempermalukan
keluarga. Kamar yang menjadi tempat pengurungan Nn. H ini berukuran 2x2 m, dengan jendela tertutup sehingga
kamar sangat kurang cahaya. Selama dikurung Nn. H mendapat makan 3x sehari, makan tersebut tidak akan
dimakan oleh Nn. H jika . tidak dipaksakan oleh keluarganya, oleh karena itu Nn. H terlihat sangat kurus. Jika Nn. H
mau mandi, BAB, BAK, keluarga mengeluarkannya untuk ke kamar mandi terdekat, setelah itu Nn. H dimasukan lagi
ke kamar kurungan. Keluarga Nn. H sangat tertutup, sehingga untuk memperoleh informasi tentang penyebab Nn. H
mengalami gangguan jiwa tidak dapat saya peroleh.
Selama mengalami gangguan jiwa, keluarga tidak mau membawa Nn. H ke Rumah Sakit, walaupun keluarga
ini termasuk keluarga yang mampu di desa. Hal ini juga dikarenakan keluarga sangat malu dengan keadaan Nn. H
hanya diobati kepada dukun. Menurut keluarga, dengan berobat ke dukun selain tidak malu, tapi juga biaya
Epilepsi
Persepsi tentang epilepsi
`Merupakan penyakit keturunan
`Merupakan yang tidak dapat disembuhkan
`Karena guna-guna/kemasukan roh halus
Penanganan
`Disembunyikan oleh keluarga
PENYAKIT KUSTA
PENGERTIAN
Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae. (Kapita Selekta
Kedokteran, 2000)
Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, pertama menyerang saraf tepi,
selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendoteal, mata,
otot, tulang dan testis, kecuali susunan saraf pusat. (Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia, Dit.Jen
PPM&PL, 2002)
ETIOLOGI
M.Leprae merupakan basil tahan asam (BTA), bersifat obligant intraseluler, menyerang saraf tepi, kulit, dan
organ lain seperti mukosa saluran napas bagian atas, hati, dan sumsum tulang belakang kecualai susunan saraf
pusat. Masa membelah diri M.Leprae 12-21 hari dan masa tunasnya antara 40 hari – 40 tahun
EPIDEMIOLOGI
Cara penularan yang pasti belum diketahui, tetapi menurut sebagian besar ahli melalui saluran
pernapasan (inhalasi) dan kulit (kontak langsung yang lama dan erat dengan penderita). Kuman mencapai
permukaan kulit melalui folikel rambut, kelenjar keringat dan diduga juga melalui air susu ibu. Tempat implantasi
tidak selalu menjadi tempat lesi pertama.
Timbulnya penyakit kusta pada seseorang tidak mudah sehingga tidak perlu ditakuti. Hal ini tergantung
pada beberapa faktor antara lain sumber penularan, kuman kusta, daya tahan tubuh, sosial ekonomi, dan iklim.
Sumber penularan adalah kuman kusta utuh (solid) yang berasal dari pasien kusta tipe MB (Multi Basiler) yan
belum diobati atau belum teratur berobat
KOMPLIKASI
Komplikasi kusta adalah reaksi kuasta yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dan gejala sisa akibat
kerusakan saraf tersebut. Cacat merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien kusta baik akibat
kerusakan fungsi saraf tepi maupun karena neuritis sewaktu terjadi reaksi kusta
PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG KUSTA
`Disebabkan kutukan Tuhan
`Merupakan aib dalam keluarga
`Merupakan penyakit kasta rendahan
Penanganan:
→ Pengobatan ke dukun
Stigmanya:
→ Di buang ke hutan dan dikucilkan
STIGMA MASYARAKAT NTT TERHADAP PENDERITA PENYAKIT KUSTA
Pernah tak dengar ayat ni?. ‘Sahabat adalah cermin kepada sahabatnya’
Pernah tak terfikir yang selama ini kita menjadi cermin yang memantulkan imej yang tak baik buat sahabat kita?
Kesian sahabat kita..Jadi mulai saat ini marilah kita menjadi cermin yang memantulkan imej yang paling baik buat
sahabat2 kita!
Suatu ketika seorang Sahabat bertanya Rasulullah saw,'Siapakah yang menjadi sahabat yang paling baik bagi kami?'
Jawabnya:'Seorang yang apabila kamu memandangnya kamu teringat akan Allah swt,apabila kamu dengar
percakapannya,pengetahuan kamu tentang Islam bertambah,apabila kamu melihat kelakuannya,kamu teringat kepada
kehidupan akhirat'
pRimA_LanNy_hAbiB_mUzZ_iCha_imEy_sEptA_n0enG_ipEh_risA_rAtnA_maLinA_oVy