Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol 10. , No.1, April 2007, hal 93-97


PEMBENTUKAN SIFAT OPTIS AKTIF MENGGUNAKAN MEDAN
RADIO FREQUENCY (RF) PADA LARUTAN GARAM
Ahmad Kamil, M. Azam, K. Sofjan Firdausi.
Jurusan físika FMIPA UNDIP
ABSTRACT
The non-linear optical property of rotary power of light polarization in water and salt solution has
been developed using the Radio-Frequency field (RF-Field). The RF-Field used in the experiment is
produced by RF generator, and it supplies the frequency in the range between 6.04 to 14.56 MHz,
which then applies to the samples. The source of light with 632.8 nm-wavelength and 532 nm-wave
length are used to observe the change of angle polarization of the light, after it passes through the
samples. Three modes of the direction of the electric field of light are chosen 0o (E//) (E of light is
parallel to E of RF-Field, and 90o (E⊥) (E of light is perpendicular to E of the RF-Field) in order to
determinate the optimal change of the angle of the polarization β . The values of β is measured as a
function of RF-Field, ε ≡ ω RF BRF , where ωRF is the angular frequency of RF-Field and BRF is the
magnitude of magnetic field measured in the center of the coil which is assumed to be homogeny in the
circumstances of the samples. The results of the experiment show that the degrees of change of the
polarization direction,η is largest at the E 3 mode. It shows also that at small wavelength of light we
obtain the largerη , which is indicated the higher frequency of light will more induce the dipoles of
molecules of the samples.
Keywords: non-linear optics, polarization angle, rotary power

INTISARI
Dalam penelitian ini, sifat optis tak linier berupa pemutaran sudut polarisasi dari air dan larutan
garam terbentuk dalam medan frekuensi radio (RF). Medan RF dalam penelitian ini dihasilkan dari
generator RF serta menghasilkan frekuensi dalam interval 6,04 sampai 14,56 MHz yang kemudian
dikenakan pada bahan uji. Sumber cahaya dengan panjang gelombang 632,8 nm dan 532 nm
digunakan untuk mengukur perubahan sudut polarisasi β yang terjadi setelah cahaya melalui bahan
uji. Untuk mengetahui perubahan β , digunakan tiga mode arah getar cahaya yakni E1 (arah rambat
cahaya sejajar dengan arah getar medan RF), E 2 (arah getar medan listrik cahaya sejajar terhadap
arah getar medan RF), dan E 3 (arah getar medan listrik cahaya tegak lurus arah getar medan RF).
Nilai β diukur sebagai fungsi dari nilai medan RF, ε ≡ ω RF BRF , dengan ωRF adalah frekuensi
anguler dari RF dan BRF besar medan magnet yang dihasilkan terukur dalam koil dengan asumsi
bersifat homogen di sekitar sampel. Hasil-hasil eksperimen menunjukkan bahwa derajat perubahan
sudut putar tiap perubahan medan RF, η paling besar pada mode E 3 . Ditunjukkan pula bahwa pada
sumber cahaya dengan panjang gelombang kecil, dihasilkan nilai η yang besar. Hal ini
menunjukkan bahwa cahaya dengan frekuensi yang lebih besar akan lebih kuat menginduksi dipol-
dipol molekul pada bahan uji.
Kata Kunci: optika non-linier, perubahan sudut polarisasi, optis aktif

PENDAHULUAN suatu cahaya β, setelah melewati material,


Serangkaian pengukuran dan studi tergantung pada medan luar yang
awal tentang optika non-linier telah dikenakan Dalam referensi [3, 5] telah
dilakukan [1-8], dan dibuktikan bahwa didefinisikan parameter baru, yakni sudut
sifat optis bahan, misalnya indek bias n putar jenis elektrooptis (atau
dan perubahan arah getar medan listrik magnetooptis), η yakni derajat perubahan

93
Ahmad Kamil dkk Pembentukan Sifat Optis Aktif…

sudut putar per satuan perubahan medan bahan transparan akan mengakibatkan
listrik yang merupakan nilai khas dari perpindahan dan deformasi dalam
suatu material. Nilai tersebut lebih besar distribusi elektron dalam ion, dan posisi
untuk bahan polar dari pada non-polar, dan tempat ion dapat berubah sedikit. Dalam
tergantung pada konsentrasinya. bahan yang tidak mempunyai pusat
Dalam penelitian ini dicoba simetri, tempat kation dikelilingi oleh
menggunakan medan RF untuk anion yang pada umumnya bergeser dari
menghasilkan sifat optis pada sampel titik pusatnya. Hal inilah yang
aquades dan larutan garam dengan menyebabkan terjadinya efek aktivitas
menekankan pada perbedaan arah relatif optis [10].
berkas laser terhadap medan RF, dan besar
frekuensi yang dikenakan pada bahan METODE PENELITIAN
transparan. Peralatan dan bahan yang
digunakan pada penelitian ini adalah
Efek Elektro Optis sebagai berikut :
Secara umum dapat didefinisikan 1. Sumber cahaya laser He-Ne dengan
bahwa efek elektrooptis merupakan panjang gelombang 632,8 nm (merah)
perubahan sifat optis akibat dikenakan dan laser dengan panjang gelombang
medan listrik luar. Gelas atau bahan 532 nm (hijau).
transparan akan mempunyai aktivitas optik 2. Dua polarisator yang digunakan untuk
ketika berada dalam medan magnet. memilih arah medan listrik cahaya
Bidang polarisasi dari gelombang cahaya yang akan dilewatkan pada bahan
yang berada dalam medan magnet akan transparan dan untuk mengamati
berputar searah jarum jam atau berlawanan perubahan sudut polarisasi cahaya
dari arah jarum jam. Perubahan indek bias setelah melewati bahan transparan
dari bahan sebanding dengan perubahan yang disebut analisator.
medan magnet yang dikenakan (∆n∼B), 3. Radio frequency (rf) yang berfungsi
dan juga cahaya yang dikenakan bahan untuk menghasilkan frekuensi
tersebut terpolarisasikan sebesar β maksimum sebesar 14,56 MHz. Alat
( β ∝ B ). ini dihubungkan dengan koil yang
Bila medan berosilasi dengan panjangnya 30 cm, diameter 5 cm, dan
frekuensi anguler ω rf , maka besarnya β lilitan sebanyak 14 sehingga dapat
menghasilkan medan elektromagnetik
menurut [9] diberikan oleh persamaan
dalam kumparannya.
β ∝ ω rf B (1) 4. Spectrum analyser dengan merk
Advantest tipe R4131 dengan nomor
Dalam kasus penelitian ini, kenaikan serial 50340599 buatan jepang.
besarnya B diikuti pula dengan kenaikan Memiliki karakteristik impedansi input
ω rf sehingga dituliskan paramater 50 Ω , range frekuensi 10 kHz sampai
ω rf B = ε . Perubahan sudut putar β dapat 3,5 GHz, penguatan maksimum ± 20
dBm, yang digunakan sebagai
dituliskan sebagai fungsi medan
pembacaan nilai keluaran (output) dari
frekuensi ε yakni
frekuensi.
β = β 0 + αε (2) 5. Detektor Cahaya digunakan untuk
mengukur β menggunakan intensitas
dengan β 0 merupakan perubahan sudut relatif dari cahaya laser sebelum dan
polarisasi sebelum diberi medan rf, sesudah mengenai bahan yang
dan α merupakan konstanta tertangkap oleh detektor cahaya dengan
karakteristik. Pemberian ω dan B kepada

94
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 10. , No.1, April 2007, hal 93-97
menggunakan LDR yang berbasis HASIL DAN PEMBAHASAN
Mikrokontroler. Hasil Kalibrasi
6. Bahan yang digunakan adalah larutan Seperti hasil-hasil sebelumnya,
gula dan larutan garam. Konsentrasi diperoleh perubahan sudut putar terhadap
larutan yang digunakan untuk gula 5%, konsentrasi gula yang linier seperti terlihat
10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35% pada gambar (2). Dapat diketahui bahwa
untuk menguji detektor. Konsentrasi larutan gula sudah bersifat optis aktif,
garam dipilih pada 35%. Dengan artinya walaupun tidak dikenai medan RF
pengertian sebagai berikut larutan sudut polarisasi sinar laser yang
berkonsentrasi 5% berarti terdapat 5 melaluinya akan mengalami perubahan
gram zat terlarut dalam 100 gram terhadap variasi konsentrasi. Hal terjadi
larutan [11]. karena sifat optis dari molekul larutan
7. Tempat sampel terbuat dari kaca gula.
preparat dengan tebal 1 mm dan
berbentuk balok dengan ukuran
Grafik Perubahan Sudut Polarisasi Sinar Laser
panjang 2 cm, lebar 1 cm dan 532 nm dengan Sudut Polarisasi 0
tingginya 2,5 cm. Ralat dari pengaruh
5.00
perubahan sifat optis pada sampel
4.00
dikoreksi dengan melakukan
pengukuran β tanpa sampel.
3.00

β ( o )1.00
2.00
Observasi pada bahan transparan
Parameter perubahan arah
polarisasi β diukur dengan prinsip Mallus,
0.00
0 10 20 30 40
Konsentrasi (%)
digunakan intensitas relatif minimum yang
diterima oleh fotodetektor dari berkas sinar
yang ditransmisikan.Pada tahap ini, Gambar (2). Grafik perubahan sudut polarisasi
perubahan arah polarisasi cahaya untuk cahaya terhadap konsentrasi larutan gula
setiap bahan transparan dengan variasi
frekuensi digunakan dua mode arah getar Dan karena bentuk molekul gula
medan cahaya laser yakni 0o(E//) dan 90o adalah berbentuk spiral (heliks) dengan
(E⊥). Setelah cahaya melalui koil, cahaya arah putar tertentu. Hal ini menyebabkan
tersebut dianalisa perubahan arah kedua komponen mempunyai kecepatan
polarisasinya dengan analisator. Dalam hal jalar yang berbeda. Akibatnya setelah
ini diambil nilai intensitas minimumnya, menempuh jarak tertentu di dalam larutan
artinya sumbu transmisi polarisator dan gula, komponen polarisasi lingkaran ini
sumbu transmisi analisator saling tegak akan mempunyai fasa yang berbeda,
lurus. Gambar (1) adalah susunan peralatan sehingga polarisasi linier yang merupakan
penelitian untuk arah berkas laser tegak superposisi kedua komponen polarisasi
lurus arah getar medan RF. lingkaran ini arah getarannya akan
berubah.
1
2 5 Perubahan Sudut Polarisasi pada
4

6
Larutan Garam 35%
7 3
Berdasarkan gambar (3) dapat
diketahui bahwa sifat optis larutan garam
O UT PU T
ON

meningkat setelah dikenakan medan RF,


artinya bahwa kenaikan perubahan sudut
Gambar 1. Set Up alat Penelitian 1.Sumber Laser, polarisasi cahaya meningkat dengan
2. Polarisator, 3. Koil, 4. Sampel, 5. Analisator, 6. bertambahnya medan RF yang dikenakan
Detektor, 7. Generator RF
pada bahan.. Hal ini disebabkan oleh

95
Ahmad Kamil dkk Pembentukan Sifat Optis Aktif…

momen dipol yang ditimbulkan oleh Grafik Perubahan Sudut Polarisasi Untuk Garam
35% Pada Sudut Polarisator 90 dan Posisi Laser
medan RF semakin bertambah besar. Tegak Lurus Medan RF

3.50
Grafik Perubahan Sudut Polarisasi Sinar Laser 3.00
2.50
632,8 nm Untuk Garam 35 % RF Tegak Lurus β (o ) 2.00
1.50
2.50
1.00 632.8 nm
2.00 0.50 532.0 nm
0.00
1.50 -0.50 0 20 40 60 80 100 120 140
ε (radMHzT )
β ( o )1.00

0.50 pol 0
Pol 90 Gambar (6) Grafik perubahan sudut polarisasi
0.00
0 20 40 60 80 100 120 140
untuk garam 35% pada sudut polarisasi 90
-0.50
ε (radMHzT ) dan posisi laser tegak lurus medan RF.

Gambar (3) Grafik perubahan sudut polarisasi Pada gambar (3)- (6) perubahan
sebagai fungsi ε pada larutan garam 35% sudut polarisasinya akan lebih efektif bila
dengan λ = 632,8 nm dan arah berkas laser digunakan sumber dengan panjang
tegak lurus medan RF. gelombang 532 nm (hijau) dari pada 632,8
nm. Mode arah berkas laser yang tegak
Grafik Perubahan Sudut Polarisasi Sinar Laser lurus juga memberikan perubahan sudut
532 nm Untuk Garam 35 % RF Sejajar
polarisasi yang lebih signifikan dari pada
2.50 mode sejajar. Arah tegak lurus
2.00 memberikan resultan dipol dan medan
listrik yang lebih besar dari pada arah
β (o )
1.50

1.00
sejajar. Resultan tersebut yang akan
Pol 0
termodulasi pada berkas yang diteruskan
0.50
Pol 90 sehingga memberikan polarisasi yang
0.00
0 20 40 60 80 100 120 140 besar ketika berkas ke luar dari bahan uji.
ε (radMHzT)
Seperti ditunjukkan pada data di atas,
kesalahan pengukuran masih perlu
Gambar (4) Grafik perubahan sudut polarisasi dieliminir, hal ini dapat dilakukan dengan
sebagai fungsi ε pada larutan garam 35% mengatur atau memodifikasi koil lebih
dengan λ = 532 nm dan arah berkas laser
sejajar medan RF.
rapat dan lebih panjang. Kebocoran atau ke
takhomogenan medan akibat lilitan koil
yang renggang ternyata cukup signifikan.
Grafik Perubahan Sudut Polarisasi Sinar Laser
532 nm Untuk Garam 35% RF Tegak Lurus Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana
efek medan RF ini, perlu dilakukan
3.50
3.00
pengujian lanjutan dengan reflektansi,
2.50 sampel yang berbeda namun frekuensi
β ( o ) 2.00 medan beresonansi dengan rotasi
1.50 molekuler bahan.
1.00
Pol 0
0.50
Pol 90
0.00 KESIMPULAN
0 20 40 60 80 100 120 140
ε (radMHzT) Untuk garam dapat diketahui
perubahan sudut polarisasi cahaya laser
Gambar (5) Grafik perubahan sudut polarisasi naik secara linier terhadap perubahan
sebagai fungsi ε pada larutan garam 35% medan RF ( ωB ), pada kondisi yang sama
dengan λ = 532 nm dan arah berkas laser nilai η untuk larutan garam 35% lebih
tegak lurus medan RF. efektif pada mode tegak lurus, posisi

96
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 10. , No.1, April 2007, hal 93-97
polarisator 900 dan penggunaan panjang [2] Fathkiyah, Heri Sugito, dan K.
gelombang sumber yang semakin kecil. Sofjan Firdausi, 2006, Jurnal Sains
dan Matematika, Vol. 14, No. 2,
Tabel 1 Perbandingan nilai sudut putar jenis, η hal. 65-69, April.
larutan garam 35% [3] Hari Wibowo dkk, 2006, Berkala
λ Mode Posisi η(0/ε) Fisika, Vol. 9, No. 1, hal. 31-36,
(nm) Polarisator Januari.
[4] Linda Perwirawati, K. Sofjan
632,8 Sejajar 00 - Firdausi, dan Indras
900 - Marhaendrajaya, 2007, Jurnal
Sains dan Matematik, Volume 15,
Tegak 00 0,0135
Nomor 2, hal. 72-82, April.
lurus 900 0,0169 [5] K. Sofjan Firdausi, Endri Ernawati,
532 Sejajar 00 0,0121 dan Indras Marhaendrajaya, 2006,
Jurnal Sains dan Matematik, Jurnal
900 0,0147 Sains dan Matematik, Volume 15,
Tegak 00 0,0196 Nomor 4, hal. 149-152, Oktober.
0 [6] Sulistya, B, 2005. Analisis
lurus 90 0,0210 Pengaruh Medan Magnet terhadap
Indeks Bias Bahan Menggunakan
Interferometer Michelson, Skripsi.
Saran Jurusan Fisika FMIPA Undip.
Penelitian ini masih perlu [7] Wardaya, A, Y & Firdausi,K, S,
dilanjutkan mengingat beberapa 2004. Perhitungan Reflektansi Dan
karakteristik yang didapat dapat digunakan Transmitansi Bahan Transparan
sebagai uji kualitas maupun sebagai Dalam Medan Listrik Luar,
alternatif identifikasi material. Secara Berkala Fisika, Vol. 8, No. 5,
teknis kualitas medan dalam kumparan Jurusan Fisika FMIPA UNDIP.
masih perlu diperbaiki, misal dibuat lebih [8] Widarsono, 2005. Pengaruh Medan
rapat dan lebih panjang sehingga medan Magnet terhadap Sudut Polarisasi
dapat diasumsikan homogen. Uji kualitas Sinar Laser Pada Bahan
dan identifikasi material memerlukan Transparan, Skripsi. Jurusan Fisika
pembakuan setup kesperimen, yakni FMIPA UNDIP.
kalibrasi alat dan bahan standar untuk [9] Yarif, A., 1985. Optical Electronic
membandingkan bahan uji. Third Edition, CBS College
Publishing, New York.
DAFTAR PUSTAKA [10] Vlack, V., 1986. Ilmu dan
[1] Krisno Prabowo, K. Sofjan Teknologi Bahan (ilmu logam dan
Firdausi, dan Much. Azam, 2006, bukan logam) (terjemahan). Edisi
Berkala Fisika, Vol. 9, No. 1, hal. keempat. Erlangga. Jakarta
1-4, Januari. [11] Hardjono, S, 2001. Kimia Dasar,
Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

97

You might also like