Jurnal Metlit

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ABSTRAC

Andi Ratna Azizah. Production of Micro Teaching Film in the Instructional about Repairing
the Computer Power Supply. Innovative Product. 2010. Jakarta: Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta.
The purpose of making innovative product is make a film media which can show the
process of practice instructional about repairing the computer power supply in the vocational
school. Micro teaching film with repairing the computer power supply has two contains, they
are show the based teaching capability which must belongs to be a teacher, and capability in
repairing the computer power supply.
The instructional film built in three stages, the first stage is planning about making the
manuscript and preparing for shooting, the second stage is production about the process of
taking the film component such as pictures and sounds, and the last stage is post production
about the process of editing film and put into a DVD format. To examine the effectiveness and
the efficience the film media, then the film media try exam to a media specialist, a content
specialist, 15 students of university and 20 students of vocational school.
The result of the production is an instructional film which put into a DVD format with
capacity of 1,25 GB and the time duration about 35 minutes. Based on the result from
instrument evaluation from media specialist, content specialist, 15 students of university and 20
students of vocational school, we get the conclusion that using of film media as an instructional
media is too effective.

Key word: instructional media, film, repairing the power supply

Salah satu media yang sesuai untuk bunyi dan perasaan,1 dan semua unsur

digunakan dalam menampilkan suatu yang telah dikemukakan tersebut secara

demonstrasi dalam pelajaran praktik khusus dapat di implementasikan

adalah media film. Film merupakan dalam media belajar yang berbentuk

salah satu media belajar yang menarik film. Sedangkan jika dilihat dari tingkat

dan mudah diingat oleh siswa seperti pengalaman dalam kerucut pengalaman

dikemukakan para ahli, dalam Edgar Dale. Maka dapat diambil

menyimpan dan memproses informasi kesimpulan bahwa dengan

secara linier, rangsangan otak akan menggunakan media film dalam

lebih mudah menerimanya dalam

bentuk gambar, warna-warni, simbol,

ii
pembelajaran, siswa akan lebih banyak dilakukan. Hal tersebut bertujuan agar

mengingat pelajaran apa yang telah film pembelajaran yang dibuat tidak hanya

disampaikan dalam media film sekedar digunakan sebagai media

tersebut. Keberadaan film sebagai pembelajaran di SMK tetapi juga dapat

digunakan sebagai media pembelajaran


media pembelajaran merupakan suatu
micro teaching pada mata kuliah
hal yang sudah lama ada dalam dunia
kompetensi pembelajaran.
pendidikan di Indonesia, hanya saja

pemanfaatannya kurang maksimal

membaca, melakukan pemecahan masalah,


People Generally Remember
mengamati
10% of what they read High
Read

20% of what they hear Hear

View Images

Degree of Abstraction
30% of what they see
Watch Video

Attend Exhibit /Stress

50% of what they hear and see Watch a Demonstration

Participate in Hands-On Workshop

Design Collaborative Lessons


70% of what they say and write
Simulate or Model a Real Experience

Design/Perform a Presentation - Do the Real Thing

90% of what they do


Low
Tinjauan Pustaka
suatu gejala, peristiwa, percobaan dan
Menurut Ausubel (1969), pengalaman
sejenisnya. Agar pengalaman belajar yang
belajar baru akan masuk ke dalam memori
baru menjadi pengetahuan baru, semua
jangka panjang dan akan menjadi
konsep dalam mata pelajaran diusahakan
pengetahuan baru apabila memiliki makna.
memiliki nilai terapan di lapangan.
Pengalaman belajar adalah interaksi antara
Briggs (1979) mendefinisikan pembelajaran
subjek belajar dengan objek belajar,
sebagai suatu rangkaian events (kejadian,
misalnya siswa mengerjakan tugas

iii
peristiwa, kondisi) yang sengaja dirancang 2. Durasi Waktu

untuk mempengaruhi siswa (pembelajar), Media video berbeda dengan film pada

sehingga proses belajarnya dapat umumnya yang berdurasi rata-rata 2 jam

berlangsung dengan mudah. Pada umumnya dan maksimal 3.5 jam. Media video

orang berpendapat bahwa kegiatan memiliki durasi yang lebih singkat, yakni

pembelajaran adalah penerapan prinsip berkisar antara 20-40 menit. Hal ini

serta teori belajar. Maka bila seseorang dikaitkan dengan kemampuan daya ingat

telah tahu bagaimana sebenarnya orang manusia dan kekuatan berkonsentrasi cukup

belajar, maka pembelajaran akan berusaha terbatas antara 15 sampai 20 menit. Setelah

merumuskan cara-cara yang terbaik untuk menit tersebut konsentrasi manusia

membuat orang belajar. Menurut Cheppy cenderung terganggu dan mengalami

Riyana (2007:11-14), pengembangan media kelelahan. Dengan demikian maka sajian

video (film) pembelajaran harus video baiknya disesuaikan.

mempertimbangkan beberapa kriteria

sebagai berikut: 3. Format Sajian Video

1. Tipe Materi Film pada umumnya disajikan dengan

Tidak semua materi pelajaran cocok format dialog dengan unsur dramatiknya

menggunakan media video. Media video yang lebih banyak. Film lepas lebih banyak

cocok untuk menggambarkan sebuah proses bersifat imajinatif dan kurang ilmiah.

tertentu, sebuah alur, demonstrasi sebuah Berbeda dengan kebutuhan sajian untuk

konsep, atau mendeskripsikan sesuatu. video pembelajaran yang mengutamakan

Misalnya bagaimana teknik pembuatan roti, kejelasan dan penguasaan materi. Format

proses pembelahan sel pada organisme, video yang cocok untuk pembelajaran

keterampilan-keterampilan dasar mengajar, diantaranya :

dan lain-lain.

iii
a. Naratif. Dalam istilah video disebut satu adegan (scene) ke adengan yang

dengan voice over, yaitu informasi lainnya.

pembelajaran disampaikan oleh narrator Metodologi Penelitian


atau suara tanpa diperlihatkan
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
penyajiannya. Orang yang
Pembuatan media film pembelajaran
menyampaikannya disebut dengan narrator.
sebagian dilakukan di SMK Negeri 4
Tugas narrator adalah menjelaskan secara
Jakarta dan sebagian lagi di
lengkap sajian video.
Laboratorium micro teaching Fakultas
b. Wawancara. Format wawancara
Teknik Universitas Negeri Jakarta, pada
bertujuan untuk menjelaskan satu konsep
semester genap tahun 2009.
materi dari sumber yang cocok atau para

fakar yang ahli dibidangnya. Pesan-pesan 3.2 Strategi Pengembangan

pembelajaran muncul pada dialog yang Menurut Arif S. Sadiman, dkk

terjadi antara reporter dengan narasumber. (2006:100) dalam membuat atau

c. Presenter. Format presenter agak mengembangkan suatu program media

mirip dengan naratif, artinya materi pembelajaran perlu dipersiapkan strategi

dijelaskan melalui suara yang ditimbulkan atau perencanaan yang sistematis, yaitu:

dari proses rekaman. Namun yang 1. Menganalisis kebutuhan dan

membedakannya adalah kalau narrator karakteristik siswa

petuturnya tidak diperlihatkan wajah dan 2. Merumuskan tujuan instruksional

penampilanya, sedangkan kalau presenter 3. Merumuskan butir-butir materi

tampak dilayar monitor. Fungsi presenter secara terperinci yang mendukung

adalah membuka tayangan, menuntun tercapainya tujuan

materi (content guide) dan menyambungkan 4. Mengembangkan alat pengukur

keberhasilan

iv
5. Menuliskan naskah media Adapun penjabaran dalam langkah-

6. Mengadakan tes dan revisi langkah pembuatan film pembelajaran

7. Naskah siap di produksi terdiri atas 3 tahapan, yaitu :

3.3 Prosedur Pengembangan 3.3.1 Tahap Perencanaan


Prosedur pengembangan media film Pada tahap perencanaan yang dilakukan

pembelajaran dibuat dalam bagan pada adalah beberapa persiapan, diantaranya

Gambar 3.1. adalah :

Gambar 3.1 Tahapan membuat film pembelajaran

v
1. Pematangan ide cerita yang berasal 3.3.3 Tahap Post Produksi

dari salah satu sub kompetensi pada Pada tahap post produksi yang

materi pelajaran SMK jurusan dilakukan adalah beberapa penyelesaian

Elektronika yang kemudian agar didapat hasil film yang baik,

diantaranya adalah :
dikembangkan menjadi sebuah

naskah atau skenario. 1. Proses Penyuntingan

2. Pembuatan storyboard yang berfungsi Penyuntingan atau video editing

sebagai alur yang akan diikuti atau merupakan bagian post produksi dalam

pedoman dalam membuat film. pengembangan sebuah film. Aktivitas yang

3. Pemilihan kru (pemain, kameramen, dilakukan pada tahap penyuntingan adalah

penata artistik) dan lokasi yang sesuai. mengatur kembali atau memanipulasi

4. Mempersiapkan peralatan shooting komponen-komponen film, seperti menghapus

yang diperlukan, seperti : kamera, kembali bagian (footage) yang tidak diinginkan

tripod, lampu (pencahayaan), beserta dan memilih bagian yang terbaik,

peralatan penyuntingan film. menambahkan efek, tulisan, grafik, musik, dan

5. Mempersiapkan media pembelajaran menyusun segmen film tersebut sesuai dengan

yang akan dipakai, seperti alat tulis, alur cerita dengan menggunakan perangkat

media flipchart, papan tulis, alat lunak video editing.

praktek (toolkit, AVOmeter, dan lain-


2. Mentransfer hasil penyuntingan ke
lain).
dalam bentuk DVD. Setelah menyelesaikan
3.3.2 Tahap Produksi
tahap penyuntingan, klip video film
Pada tahap produksi dilakukan
pembelajaran sudah bisa diubah ke dalam
perekaman atau pengambilan komponen-
format file video yang nantinya dapat
komponen film seperti gambar, suara,

segmen-segmen film, dan komponen- dibentuk ke dalam kepingan VCD atau

komponen film lainnya. DVD. Dalam pembuatan file video akan

vi
terjadi perubahan format dari bentuk mpg 3.4 Teknik Evaluasi

ke dalam format AVI. Tahapan Evaluasi pada media film

pembentukan format file video biasa juga pembelajaran dilakukan oleh seorang

disebut dengan rendering. ahli media yang berasal dari suatu

Pada tahap terakhir pembentukan file lembaga pendidikan yang terpercaya dan

video, hasil rendering akan dibentuk ke evaluasi substansi materi memperbaiki


dalam format kepingan DVD. power supply komputer oleh seorang
Kelebihan format DVD adalah kualitas
praktisi yang ahli dalam bidang
gambar dan suara yang lebih baik serta
perrbaikan power supply komputer.
memiliki menu utama yang
Selain evaluasi oleh ahli media dan ahli
memungkinkan kita untuk memilih klip
substansi, juga dilakukan pengambilan
video yang diinginkan secara langsung.
opini terhadap film pembelajaran yang
3. Evaluasi dan Revisi film
dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Setelah film dibuat dalam keping
Teknik UNJ yang akan melaksanakan
DVD selanjutnya film tersebut
PPL atau mahasiswa Fakultas Teknik
dievaluasi untuk mengetahui
UNJ yang sudah atau sedang mengambil
efektifitas media yang dibuat, serta
mata kuliah kompetensi pembelajaran,
untuk mengetahui kekurangan apa
serta instrumen opini terhadap film
saja yang terdapat dalam film
tutorial oleh siswa SMK yang sedang
tersebut untuk selanjutnya
mengambil mata pelajaran kompetensi
diperbaiki atau direvisi sehingga
dasar kejuruan teknik elektronika
media film layak digunakan sebagai
khususnya materi tentang memperbaiki
media pembelajaran.
power supply pada produk elektronika.

Skala yang digunakan dalam poin-

poin pendapat untuk ahli media dan ahli

vii
substansi adalah adalah skala Likert standar kompetensi pada mata pelajaran

(Method of Summated Ratings). Skala kompetensi kejuruan di SMK.

jenis Likert merupakan sejumlah 3. Film micro teaching memperbaiki

pernyataan positif dan negatif mengenai power supply komputer berisi dua muatan,

suatu objek sikap. Dalam memberikan yaitu menampilkan keterampilan mengajar

tanggapan terhadap pernyataan- yang perlu dikuasai oleh seorang guru, dan

pernyataan dalam skala tersebut, subjek menampilkan proses troubleshooting

menunjukan apakah ia sangat setuju, memperbaiki power supply komputer.

setuju, tidak mempunyai pilihan, tidak 4. Film micro teaching memperbaiki

setuju, atau sangat tidak setuju terhadap power supply komputer cukup efektif

tiap pernyataan yang diajukan. dijadikan sebagai media yang dapat

Kesimpulan digunakan untuk membantu proses

pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan dapat diambil kesimpulan, Implikasi

antara lain :
Sebagai implikasi dari pengembangan
1. Telah dibuat sebuah media
media yang telah dilakukan yaitu sebagai
pembelajaran audio visual yang berjudul
berikut :
“film micro teaching memperbaiki power
1. Memudahkan mahasiswa Program
supply komputer” dalam bentuk DVD
Studi Pendidikan Teknik Elektronika UNJ
dengan format .VOB yang berkapasitas
dalam memahami bagaimana proses
1,25GB.
pembelajaran yang baik, dan keterampilan
2. Film micro teaching memperbaiki
apa saja yang seharusnya dikuasai sebagai
power supply komputer dibuat berdasarkan
calon pendidik.

viii
2. Pengembangan film pembelajaran diafragma, fokus dan zooming. Sehingga

elektronika (memperbaiki power supply dihasikan gambar yang bagus. Atau

komputer) memberikan visualisasi terhadap mencari kameramen yang benar-benar

proses pengajaran praktik pada siswa SMK, dapat menggunakan kamera dengan baik.

sehingga dapat dijadikan inspirasi bagi para 4. Menguasai software editing yang

mahasiswa calon pendidik, ataupun para digunakan dalam proses penyuntingan,

guru/pendidik untuk membuat media yang karena akan sangat berpengaruh terhadap

serupa ataupun media yang lebih baik lagi, hasil akhir video.

sehingga dapat memudahkan pendidik 5. Mengevaluasi media yang dibuat

dalam menyampaikan pelajaran serta kepada ahli media, ahli materi, ataupun

memicu motivasi siswa untuk lebih kepada calon penonton yang menjadi

semangat dalam menerima pelajaran. sasaran pembuatan film agar film yang

dihasilkan terjamin kualitasnya.


Saran
DAFTAR PUSTAKA

Untuk mendapatkan hasil media film yang


1. Bishop, Owen. 2002. Dasar-dasar
lebih baik, kepada pembuat media sejenis
Elektonika. Jakarta : Erlangga
peneliti menyarankan :
2. Bobby De Porter, dkk, 2000.
1. Memilih pemeran secara benar dan
Quantum teaching Mempraktikan
mempersiapkan kru agar pekerjaan dapat
Quantum Learning di kelas.
dilakukan dengan maksimal.
Bandung: Mizan
2. Mempersiapkan skenario,
3. Furchan, Arief. 1982. Pengantar
storyboard, dan setting tempat dengan
Penelitian dalam Pendidikan.
sebaik-baiknya.
Surabaya : Usaha
3. Menguasai penggunaan kamera

dengan baik, dalam hal ini pengaturan

ix
4. Hamalik, Oemar. 1994. Media 13. S, Wasito. 1992. Teknik Arus

Pembelajaran. Bandung : Citra Searah. Jakarta : Karya Utama

Aditya Bakti 14. Sadiman, Arif. 1996. Media

5. Hasibuan, J.J. Proses Belajar- Pendidikan Pengertian,

Mengajar. 1985. Bandung: Pengembangan, dan

CV.Adikarya Pemanfaatannya. Jakarta :

6. Malvino, Gunawan, Hanapi. 1995. Pustekomdikbud

Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta : 15. Suleiman, Amir Hamzah. 1981.

Erlangga Media Audio Visual. Jakarta :

7. Munadi, Yudhi. 2008. Media Gramedia

Pembelajaran; Sebuah Pendekatan 16. Syaiful Bahri Djamara & Aswan

Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Zain. 1997. Strategi Belajar

8. Nasir, Bakri. 2008. Perkembangan Mengajar. Jakarta: Rineka cipta

Media Pembelajaran, Bahan Ajar. 17. Undang-Undang Republik Indonesia

Jakarta tentang Sistem Pendidikan Nasional.

9. Nasution. 2005. Teknologi Jakarta. 2003

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara 18. Wilkinson, Gene L. 1984. Media

10. Offset Printing dalam Pembelajaran. Jakarta :

11. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia tentang Standar Nasional

Pendidikan. Jakarta. 2005

12. Rahadi, Aristo. 2004. Media

Pembelajaran. Departemen

Pendidikan Nasional.

You might also like