Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

*) Mahasiswa S1 jurusan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor
16680

ABSTRACT

This research was conducted by taking samples of surface sediments from 17 stations and benthic
organisms in the estuary area of Berau Delta, East Kalimantan in April 2007. Characterization of sediments
determined by chemical extraction procedures simultaneously (simultaneous extraction) to estimate the
concentration of heavy metals partition into the sediment geochemical components: Easy to be reduced,
reduced, organic, and aqua-regia (total heavy metals). The results of this study indicate that the concentration of
heavy metals in sediment Pb (3.19 to 17.94 ug / g dry weight (DW) with an average of 12:35 g / g), Cr (07:49 -
43.71 ug / g dw, with an average of 28.96 g / g). otal concentrations of heavy metals lead and chromium in
sediment value was still in its natural state, while the sediment at the station 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 13 and 14 have
been contaminated with heavy metals. Therefore, it can be said that the presence of heavy metals Pb, CR and
CU in aquatic sediments Berau Delta, Kalimantan Eastern in April 2007 indicates not harmful to aquatic
organisms (especially the benthic biota), because metals very few that are biologically available (most cannot
used by benthic organisms), and still very little heavy metals are also derived from human activities (heavy
metals in the fraction of the no-resistencia).

Kata kunci : Sediment geochemistry, simultaneous extraction, Berau Delta

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilakukan dengan mengambil contoh sedimen permukaan dari 17 stasiun dan
organisme bentos di wilayah estuari Delta Berau, Kalimantan Timur pada bulan April 2007. Karakterisasi kimia
sedimen ditentukan dengan prosedur ekstraksi secara simultan (simultaneous extraction) untuk mengestimasi
konsentrasi dari partisi logam berat kedalam komponen geokimia sedimen: easily reducible, reducible, organic,
dan aqua-regia (total logam berat). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat di sedimen
yaitu Pb (3.19 – 17.94 μg/g berat kering (dw) dengan rata-rata 12.35 μg/g ), Cr (7.49 – 43.71 μg/g dw, dengan
rata-rata 28.96 μg/g). Nilai konsentrasi logam berat total Pb dan Cr dalam sedimen masih berada dalam
kondisi alami, sedangkan sedimen pada stasiun 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 13, dan 14 telah terkontaminasi
logam berat. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan logam berat Pb, Cr, dan Cu dalam sedimen
perairan Delta Berau, Kalimantan Timur pada bulan April 2007 terindikasi belum berbahaya bagi organisme
akuatik (khususnya biota bentik), karena sangat sedikit logam yang tersedia secara biologis (sebagian
besar tidak dapat dimanfaatkan oleh organisme bentik); dan masih sangat sedikit juga logam berat yang
bersumber dari aktivitas manusia (logam berat dalam fraksi non resisten).

Kata kunci: geokimia sedimen, simultaneous extraction, Delta Berau

Page 1
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Secara geografis Perairan Delta mudah mengikat bahan organik dan


Berau yang berada di Kabupaten Berau mengendap di dasar perairan dan bersatu
terletak pada posisi antara 1 Lintang Utara dengan sedimen sehingga kadar logam
- 233 Lintang Selatan dan 116 - 119 Bujur berat dalam sedimen lebih tinggi
Timur. Luas wilayah Kabupaten Berau dibanding dalam air.
24.201 km2. Kerusakan daerah pesisir dan
Logam berat mempunyai sifat yang
indikasi perkembangan Delta Sungai
mudah mengikat dan mengendap di dasar
Mahakam dan Berau ke arah lepas pantai,
perairan dan bersatu dengan sedimen, oleh
erat sekali hubungannya dengan kegiatan
karena itu kadar logam berat dalam
di daratan Kalimantan timur terutama 
sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam
eksploitasi kayu secara liar (illegal loging) 
air, dengan mengetahui karakteristik
dan penebangan hutan mangrove di 
geokimia logam berat dalam sedimen
daerah pesisir yang makin lama tidak
sehingga kita dapat menduga kemampuan
terkontrol. Kegiatan-kegiatan tersebut
lingkungan dalam menerima kontaminan
berdampak bagi kesehatan ekosistem
tersebut sangat diperlukan, sehingga
bentik seperti masuknya polutan (logam
dampak kegiatan-kegiatan yang ada dan
berat dan pestisida), hilangnya habitat, dan
terus berkembang terhadap lingkungan
perubahan populasi biota, terutama untuk
perairan dapat diantisipasi pengelolaannya.
Logam berat yang mempunyai sifat yang

 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk logam berat Pb dan Cr dalam sedimen
mengkuantifikasi karakteristik geokimia perairan Delta Berau, Kalimantan Timur.

Page 2
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

BAHAN DAN METODE


 Lokasi dan waktu penelitian

Pengambilan contoh sedimen dan dalam sampai dengan arah terluar di batas
biota bentik dilakukan pada 13-15 April delta. Dari 17 stasiun tersebut dapat
2007 di perairan Delta Berau, Kabupaten dikelompokkan ke dalam 3 wilayah yaitu
Berau, Kalimantan Timur. Contoh sedimen mewakili wilayah sungai, muara, dan laut.
diambil pada 17 stasiun, dimana stasiun Peta lokasi pengambilan contoh
tersebar dari mulut muara yang paling ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitiaan

Page 3
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

 Prosedur Analisis

Contoh sedimen

Keringkan pada suhu Easily Easily Reducible+ Organik Aqua Regia


Reducible Reducible
60 C, selama 24 jam 0.1N 1N NH4OH 3:1
0.1N NH2OH HCl dalam
NH2OH selama 1 campuran
25% HOAc pada 95oC
HCl dalam minggu cHCl:cHNO3
Bakar pada suhu 600 selama 6 jam
0.01N pada 70oC
c selama 1 jam
HNO3 selama 8
Mn+Fe oxides Organik jam
% yang hilang dalam selama 0.5
pembakaran (LOI)
Mn oxides
Acid

extract able

Sentrifuge pada 6500 RPM, pipet bagian


supernantan

Ukur konsentrasi Pb, Cr di AAS

Gambar 2. Prosedur Analisis Sedimen

Page 4
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

Analisis logam berat dalam tubuh


biota bentik menggunakan prosedur yang
dikembangkan oleh APHA, 1992 in
Hutagalung et al., 1997 in Situmorang.,
2010 . Contoh biota didestruksi
menggunakan campuran HNO3 dan
HClO4. Fraksinasi sample sedimen dan
konsentrasi logam berat dalam tubuh biota
bentik ditentukan dengan menggunakan
AAS Varian Spectra AA 20 plus
(ketelitian 0,001 ppm). Ukuran butiran
sedimen ditentukan menggunakan alat
ayakan mekanik. Pengayakan dilakukan
dengan metode pengayakan basah. Butiran
sedimen diklasifikasi berdasarkan
klasifikasi oleh Menworth pada tahun
1922 dalam Situmorang, 2010. Klasifikasi
ini memisahkan sedimen ke dalam fraksi
ukuran butiran yang berbeda yaitu kerakal
8-16 mm, kerikil 2-8 mm, pasir (sand)
0,063-2 mm, lanau (silt) 0,004-0,063 mm,
dan lempung (clay) <0,004 mm. Setelah
ditentukan persentase pasir, lanau, dan
lempung maka data tersebut diproyeksikan
ke dalam diagram Shepard (Shepard,
dalam Situmorang, 2010 ) untuk
menentukan tipe substrat.

Page 5
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Water Quailty

Tabel di bawah ini merupakan nilai salinitas, pH, oksigen terlarut dan suhu.
kualitas Perairan Delta Berau dimana Penentuan stasiun dilihat berdasarkan
digunakan 4 parameter untuk melihat sebaran distribusi perairan dari hulu
kondisi perairan tersebut, yaitu nilai hingga hilir.

Tabel 1. Nilai Kualitas Perairan Delta Berau pada setiap stasiun

Page 6
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

Nilai Kualitas Perairan


Stasiun Kedalaman (meter) Salinitas (‰) pH DO (mg/L) Suhu (oC)
1 2 6 7,4 4,3 30,2
2 12 24 7,7 4,3 29,4
Gambar
3
di atas merupakan
5
nilai 10
yang terperangkap
7,7
oleh
3,9
filter, biasanya
30,5
kualitas perairan
4 serta data
2 TSS(Total 12 dengan ukuran
7,9 pori tertentu.
5,2 Umumnya,
31,0
5 6 t.d 7,8 t.d t.d
Suspended Solid). Padatan tersuspensi filter yang digunakan memiliki ukuran pori
6 6 t.d 8,1 t.d t.d
total (Total7 Suspended Solid
4 atau TSS) 18 0.45 μm (Clescerl,
8,0 1905).
4,8 30,8
8
adalah bahan-bahan 4
tersuspensi (diameter 15 8,2 6,5 31,6
9 1 20 8,2 7,1 32,1
> 1μm) yang tertahan pada saringan
10 4 25 8,0 6,3 31,1
Millipore11
dengan diameter
5 pori 0,45 μm. 29 8,2 5,1 31,0
12atas lumpur3,5
TSS terdiri dan pasir halus 21 8,1 6,2 30,2
13 20 25 8,0 6,4 30,4
serta jasad-jasad
14 renik, 13
yang terutama 26 8,2 5,6 30,2
disebabkan
15 oleh kikisan25tanah atau erosi 29 8,0 6,1 30,0
16 12 30 8,2 4,9 29,7
tanah yang terbawa ke badan air. Total
17 30 29 8,1 6,2 30,4
Suspended Solid (TSS), adalah salah satu
parameter yang digunakan untuk
pengulkuran kualitas air. Pengukuran TSS
berdasarkan pada berat kering partikel
Diagram TSS
25
Tabel 2.. Klasifikasi Padatang di Perairan Berdasarkan Ukuran Diameter
20

15 Diagram TSS (mg/l)

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Gambar 3. Data TSS perairan Delta Berau untuk setiap stasiun

Page 7
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

Nilai TSS dari contoh air biasanya


ditentukan dengan cara menuangkan air
dengan volume tertentu, biasanya dalam
ukuran liter, melalui sebuah filter dengan
ukuran pori-pori tertentu. Sebelumnya,
filter ini ditimbang dan kemudian beratnya
akan dibandingkan dengan berat filter
setelah dialirkan air setelah mengalami
pengeringan. Berat filter tersebut akan
bertambah disebabkan oleh terdapatnya
partikel-partikel tersuspensi yang
terperangkap dalam filter tersebut. Padatan
yang tersuspensi ini dapat berupa bahan-
bahan organik dan inorganik. Satuan TSS
adalah miligram per liter (mg/l).

 Ukuran butiran sediment (grain size)

Tabel 3. Ukuran butiran sedimen pada setiap stasiun

Page 8
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

Stasiun Fraksi Sedimen Tipe sedimen


% (pasir) % (lanau) % (Clay)
1 78.09 9.41 12.50 Pasir
2 58.53 14.94 26.54 Pasir berlempung
3 44.56 26.14 29.30 Pasir-Lanau-Lempung
4 3.83 22.28 73.89 Lempung-berlanau
5 33.89 28.54 37.57 Pasir-Lanau-Lempung
6 2.17 13.74 84.09 Lempung
7 65.02 16.82 18.16 Pasir berlempung
8 43.91 26.78 29.32 Pasir-Lanau-Lempung
9 57.96 16.93 25.11 Pasir berlempung
10 68.52 14.55 16.93 Pasir berlempung
11 90.59 2.48 6.93 Pasir
12 21.55 38.73 39.72 Pasir-Lanau-Lempung
13 10.82 44.00 45.18 Lempung berlanau
14 27.81 34.71 37.48 Pasir-Lanau-Lempung
15 1.59 24.56 73.85 Lempung berlanau
16 89.77 2.61 7.63 Pasir
17 70.28 16.81 12.91 Pasir berlanau

Gambar 4. Sebaran rata- rata fraksi sedimen pada setiap stasiun penelitian

Tabel dan gambar di atas data di atas didapatkan berdasarkan hasil


menjelaskan setiap ukuran butiran sedimen pengolahan yang dilakukan dengan cara
yang ada pada masing- masing stasiun, mengambil sampel sedimen menggunakan

Page 9
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

alat ayakan mekanik. Pengayakan pasir-lanau, dan lempung. Bisa kita lihat
dilakukan dengan metode pengayakan bahwa Fraksi pasir mendominasi pada
basah. Butiran sedimen diklasifikasi stasiun 1, 2, 7, 9, 10, 11, 16 dan 17. Fraksi
berdasarkan klasifikasi oleh Menworth lempung mendominasi pada stasiun 4, 6,
dalam Situmorang, 2010 . Klasifikasi ini dan 15. Pada stasiun dengan jenis tipe
memisahkan sedimen ke dalam fraksi sedimen pasir merupakan wilayah dimana
ukuran butiran yang berbeda yaitu kerakal berada pada wilayah hulu sungai,
8-16 mm, kerikil 2-8 mm, pasir (sand) sementara untuk jenis tipe sedimen
0,063-2 mm, lanau (silt) 0,004-0,063 mm, lempung merupakan wilayah hilir sungai.
dan lempung (clay) <0,004 mm. Setelah Claphman ( dalam Razak 2002)
itu didapatkan data mengenai menyatakan bahwa air sungai mengangkut
beratkering/gr berdasarkan masing- partikel lumpur dalam bentuk suspensi,
masing jenis sedimen yang ada. Setelah ketika partikel mencapai muara dan
ditentukan persentase pasir, lanau, dan bercampurdengan air laut, partikel lumpur
lempung maka data tersebut diproyeksikan akan membentuk partikel yang lebih besar
ke dalam diagram Shepard (Shepard, dan mengendap di dasar perairan.
1954) untuk menentukan tipe substrat. Sedimen estuaria adalah secara
fisiologis merupakan lingkungan yang
kaku untuk kebanyakan invertebrata
karena range kadar garamnya ( 14±30
0/00),fluktuasi temperatur dan pasang
surut. Banyak spesies yang umum
digunakand alam pengujian toksisitas di
Gambar 5. Diagram Shepard perairan laut dan tawar, tidak sesuai untuk
Berdasarkan tabel 3 di atas kita mengukur toksisitas sedimen di estuaria
sudah mengetahui jenis tipe sedimen yang karena toleransi kadar garam yang
ada, pada stasiun 1 didapatkan jenis tipe sempitatau tidak ada spesies endemik di
sedimen berupa pasir, lalu pada stasiun 2 estuaria.
didominasi oleh jenis sedimen pasir Di daerah estuaria, partikel
berlempung, sementara untuk stasiun berukuran lebih besar akan lebih cepat
ketiga tidak adanya dominasi , berupa mengendap di dasar perairan sedangkan

Page
10
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

partikel yang lebih kecil akan terbawa jauh berbentuk pasir, yang memiliki bobot lebih
ke arah lautan sebelum akhirnya besar dibandingkan dengan lempung yang
mengendap di dasar perairan. Hal inilah biasa ditemukan pada sedimen di daerah
yang membuat pada daerah pantai lepas pantai.
memiliki sdimen dengan dominasi

 Kandungan bahan organik total (TOM) dalam sedimen

Gambar 6. Kandungan TOM (%) dalam sedimen pada stasiun pengamatan menurut
zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

Bahan organik total berkaitan erat Stasiun-stasiun yang memiliki kandungan


dengan jenis sedimen. Sedimen yang TOM rendah seperti stasiun 1, 5, 11, dan
mengandung jumlah mineral lempung 14 ternyata berada pada stasiun yang
(clay) tinggi akan cenderung memiliki sedimennya didominasi oleh pasir.
kandungan bahan organik tinggi, karena
sedimen berukuran lebih halus lebih baik
dalam mengakumulasi bahan organik dari
pada sedimen berukuran lebih besar.

Page
11
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

 Konsentrasi logam berat Pb dan Cr dalam sedimen

Gambar 7. Konsentrasi logam berat Pb total dalam sedimen, pada stasiun pengamatan
menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

Gambar 8. Konsentrasi logam berat Cr total dalam sedimen, pada stasiun pengamatan
menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

Konsentrasi logam berat Pb dalam logam berat Cr dalam sedimen berkisar


sedimen berkisar antara 3,19 μg/g – 17,94 antara 7,49 μg/g – 43,71 μg/g, dengan nilai
μg/g, dengan nilai rata-rata 12,35 μg/g rata-rata 28,96 μg/g (Gambar 8). Pada
(Gambar 7). Selanjutnya, konsentrasi stasiun 11 dan 16 semua logam berat

Page
12
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

konsentrasinya lebih kecil dibandingkan


 Melalui penyerapan dari logam
pada stasiun lainnya. Hal ini berkaitan
dengan tekstur sedimen (grain size), berat terlarut dari air yang
dimana pada stasiun ini didominasi oleh bersentuhan.
fraksi pasir (Gambar 4). Selain itu, pada Beberapa material yang terkonsentrasi
stasiun 11 dan 16 juga memiliki
di udara dan permukaan airmengalami
kandungan bahan organik yang relatif
oksidasi, radiasi ultraviolet, evaporasi dan
rendah (Gambar 5). Konsentrasi logam
polymerisasi. Jika tidak mengalami proses
berat pada sedimen tergantung pada
pelarutan, material ini akan saling
beberapa faktor yang berinteraksi. Faktor-
berikatan dan bertambahberat sehingga
faktor tersebut adalah :
tenggelam dan menyatu dalam sedimen.
Logam berat yang diadsorpsi oleh partikel
 Sumber dari mineral sedimen
tersuspensi akan menuju dasar perairan,
antara sumber alami atau hasil
menyebabkankandungan logam di air
aktifitas manusia. Melalui partikel
menjadi lebih rendah. Hal ini tidak
pada lapisan permukaan atau menguntungkan bagiorganisme yang hidup
lapisan dasar sedimen. di dasar sepertioys ter dan kepiting

 Melalui partikel yang terbawa sebagai filter feeder,partikel sedimen ini


akan masuk ke dalam sistem
sampai ke lapisan dasar.
pencernaannya (Williams, 1979 dalam
Razak, 2002).

Page
13
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

 Geokimia logam berat Pb, dan Cr dalam sediment

20
18
16
14
12
10 RES Pb
%

ORG Pb
8
RED Pb
6 ER Pb
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Stasiun

Gambar 9. Persentase logam berat Pb dalam beberapa fraksi sedimen pada stasiun
pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

50
45
40
35
30
25 Residu
%

Organik
20
Reducible
15 Easy Reducible
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Stasiun

Gambar 10. Persentase logam berat Cr dalam beberapa fraksi sedimen pada stasiun
pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

Page
14
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

Thomas dan Bendell-Young yang berikatan kuat dengan molekul-


(dalam Situmorang, 2010) membagi molekul sedimen dan tidak dapat di serap
konsentrasi logam berat ke dalam beberapa oleh organisme (resisten) sedangkan logam
komponen geokimia sedimen: easily berat dalam fraksi easily reducible,
reducible (berasosiasi dengan fase sedimen reducible, dan organik merupakan logam-
Mn oksida), reducible (berasosiasi dengan logam yang dapat diserap oleh organisme
fase sedimen Fe oksida), organic (biota bentik) atau disebut non-resisten,
(berasosiasi dengan fase sedimen organik), karena merupakan logam-logam dalam
dan residual (berasosiasi dengan fase fraksi sedimen yang dapat diekstraksi
sedimen mineral silikat). Penjumlahan dengan mudah. Logam berat dalam fraksi
matematika dari fraksi-fraksi easily sedimen easily reducible dan reducible
reducible, reducible, dan organic merupakan fraksi yang dapat diserap dan
merupakan penyusun dari fase non diakumulasi oleh organisme (fraksi non-
resistan, dan fraksi residual (logam berat resisten) karena destruksi untuk fraksi ini
total dikurang fraksi-fraksi easily menggunakan pH yang mendekati
reducible, reducible, dan organic) adalah lambung biota (kerang-kerangan pH
merupakan fase resistan. Logam berat Pb lambung 5-6). Logam-logam berat fraksi
dalam sedimen banyak terdapat dalam non-resisten pada umumnya berasal dari
fraksi residual (resisten) dengan nilai rata- aktivitas manusia (antropogenik). Kadar
rata dari keseluruhan stasiun 97,6% dari Pb yang tinggi berbahaya bagi kehidupan
total logam berat Pb dalam sedimen. biota laut. Pb bersifat toksis terhadap biota
Logam berat Pb dalam fraksi easily laut, kadar Pb sebesar 0.1 – 0.2 ppm telah
reducible (0%), reducible (2,4%), dan dapat menyebabkan keracunan pada jenis
organik (0%). Fraksi reducible meningkat ikan tertentu , dan pada kadar 188 ppm
pada stasiun stasiun 1, 5, 9, dan 13. Logam dapat membunuh ikan-ikan . Berdasarkan
berat Cr dalam sedimen banyak terdapat penelitian yang pernah dilakukan oleh
dalam fraksi residual dengan nilai rata-rata Murphy (1979 dalam Edward 2004)
dari seluruh stasiun pengamatan 91,5%, diketahui bahwa biota-biota perairan
diikuti fraksi reducible (7,83%), organik seperti crustacea akan mengalami
(0,58%), dan easily reducible (0,03%). kematian setelah 245 jam, bila pada badan
Fraksi residual merupakan logam berat perairan di mana biota itu berada terlarut

Page
15
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

Pb pada konsentrasi 2.75-49 ppm. sekitar pabrik Kiryama, Nippon-Denko


Sedangkan biota perairan lainnya, yang Concern di Pulau Hokkaido banyak
dikelompokkan dalam golongan insecta menderita penyakit kanker paru-paru.
akan mengalami kematian dalam rentang Awalnya penyakit ini tidak diketahui
waktu yang lebih panjang yaitu antara 168- penyebabnya, setelah melalui penelitian
336 jam, bila pada badan perairan tempat ternyata Kesehatan Lingkungan 2 of 5
hidupnya terlarut 3.5-64 ppm Pb. Logam penyakit tersebut diketahui sebagai akibat
Chromium (Cr) juga beracun bagi dari masyarakat menghirup limbah debu
manusia. Pengaruh racun ini pada awalnya Industri tersebut di atas yang mengandung
juga diketahui di Jepang pada tahun 1960, Chromium Bervalensi IV (Cr+4) dan
dimana masyarakat yang tinggal di daerah (Cr+6) (Edward, 2004).

Kesimpulan telah terkontaminasi logam berat.


Sehingga dapat dikatakan bahwa
Konsentrasi logam berat total Pb
keberadaan logam berat Pb, Cr, dan Cu
dalam sedimen berkisar antara 3,19 -
dalam sedimen perairan Delta Berau,
17,94 μg/g dengan nilai rata-rata 12,35
Kalimantan Timur pada bulan April 2007
μg/g, untuk logam berat total Cr
terindikasi belum berbahaya bagi
berkisar antara 7,49 – 43,71 μg/g
organisme akuatik (khususnya biota
dengan nilai rata-rata 28,96 μg/g,
bentik), karena sangat sedikit logam
sedangkan logam berat total Cu
yang tersedia secara biologis (sebagian
berkisar antara 1,89 – 28,74 μg/g
besar tidak dapat dimanfaatkan oleh
dengan nilai rata-rata 17,73 μg/g. Nilai
organisme bentik); dan masih sangat
konsentrasi logam berat total Pb dan Cr
sedikit juga logam berat yang bersumber
dalam sedimen masih berada dalam
dari aktivitas manusia (logam berat
kondisi alami, sedangkan sedimen pada
dalam fraksi non resisten).
stasiun 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 13, dan 14

Page
16
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

Daftar Pustaka

Clescerl, Leonore S.(Editor), Greenberg,


Arnold E.(Editor), Eaton, Andrew D.
(Editor). 1905.Diunduh dari
http://seandy-laut
biru.blogspot.com/2010/09/total-
suspended-solid-tss.html 31
Desember 2010

Edward dan Lestari.2004. Dampak


Pencemaran Logam Berat Terhadap
Kualitas air laut dan Sumberdaya
Perikanan . Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta
14430, Indonesia dalam MAKARA,
SAINS, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS
2004: 52-58
Situmorang, Sabam, H.S. Sanusi , Arifin
Zainal. Geokimia Logam Berat (Pb,
Cr, dan Cu) dalam Sedimen dan
Potensi Ketersediaannya pada Biota
Bentik di Perairan Delta Berau,
Kalimantan Timur.dalam jurnal
ILMU KELAUTAN. Februari 2010.
Vol. 1. Edisi Khusus: 1 – 11

Razak.2002. Dampak Sedimentasi


terhadap Kualitas Perairan.UI
Press.Depok

Page
17
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur

oleh Sukmaraharja Aulia *

LAMPIRAN

Association of heavy metals in estuarine


sediment :
· Easily reducible (associated with Mn –
oxide) as ER
· Easily reducible + Reducible (associated
with Mn – Fe Oxide) as
(ER+R)
· Reducible (associated with organic, eq.
phosphate and carbonate) as R
· Non reducible as residual (associated
with crystalline minerals, eq. Si)
as RES
· Total heavy metals : Aqua Regia = ER +
R + ORG + RES
· Non resistant (bioavailable heavy metals)
= ER + R + ORG
· Resistent (Not biological available) =
Residual

Grain Size

Jenis sedimen Ukuran Butir (mm) Stasiun 1 (berat kering/gr)


Pasir 0.125 - 2 39.4525
Lanau 0.004 - 0.063 4.7533
Lempung < 0.004 6.3174
50.5232

Persentasi
Pasir 78.08788834
Lanau 9.408153086
Lempung 12.50395858

Persentase pasir didapat dari berat


kering/berat total * 100 % =78.08

Page
18

You might also like