Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 4

LAPORAN HASIL WAWANCARA

( Untuk Majalah Ria Air )

Tema : Pendidikan
Topik : Profil Sarno, S.Pd dan Komentarnya Tentang SMAN 1 Maospati
Tujuan : Mengenalkan Warga SMAN 1 Maospati Terhadap Pak Sarno
Wkt Wnwcr : Rabu, 20 April 2005
Tpt Wnwcr : Ruang Perpustakaan SMAN 1 Maospati
Nara sumber : Sarno, S.Pd (Guru SMAN 1 Maospati)
Pewawancara :

Hasil Wawancara:

Berikut merupakan petikan wawancara yang kami lakukan dengan Bapak Sarno, S.Pd di ruang
Perpustakaan SMAN 1 Maospati.

Pewawancara: “Selamat siang Pak, bolehkah saya merepoti pak Sarno sebentar ?”
Pak Sarno : “Selamat siang, selagi saya bisa kenapa tidak ?”
Pewawancara: “Begini pak, terkait dengan penerbitan majalah Ria Air untuk edisi akan datang kami
bermaksud untuk menulis Pak Sarno sebagai profil yang kami tokohkan. Bolehkan
Pak?”
Pak Sarno : “Saya tidak pantas lo.. ditulis sebagai tokoh. Apakah tidak yang lain saja? Kan di sini
banyak guru-guru senior yang menurut hemat saya beliaulah tokoh-tokohnya.”
Pewawancara: “Ini terlepas dari senior dan tidak senior, bukankah Pak Sarno sebagai guru baru di SMAN
1 Maospati ini ? Oleh karena itu dengan terbitnya profil nanti diharapkan warga yang
lain cepat mengenal sehingga keakraban cepat terjalin.”
Pak Sarno : “Aduh, kalau begini aku tidak punya alasan untuk menolak. Ya sudahlah apa maunya ?”
Pewawancara: “Terima kasih pak, mohon maaf kami langsung menulis data-data pribadi Pak Sarno yang
kami perlukan. Mungkin bisa Pak Sarno menceritakan data pribadi dan
pengalamannya ?”
Pak Sarno : “O….itu, dengar dan catat baik-baik ya..?”
Nama : Sarno
TTL : Magetan, 27 Agustus 1964
Alamat : Ds. Balegondo Kec. Ngariboyo Kab. Magetan
Anak : Inka Rahmawati (11 Agustus 1991) Kls 7 H SMPN 1 Mgt.
Istri : Sumarni (1 Juni 1970) Ibu Rumah Tangga
Pewawancara : “Siapa artis Idola Bapak?”
Pak Sarno : “Iwan Fals. Tahun 2002 pernah tergabung dalam OI (Orang Indonesia) sebuah
perkumpulan anak muda khusus penggemar Iwan Fals.”
Pewawancara : “Apa makanan kesukaan Bapak?”
Pak Sarno : “Kalau itu masih makanan manusia pada umumnya saya tidak ada yang alergi. Tetapi yang
paling saya sukai adalah cenil dan jongkong dari ketela itu. Maklum saya orang
kampung kok.”
Pewawancara : “Apa motto hidup Bapak ?”
Pak Sarno : “Motto saya, yaitu Apa yang kita lakukan adalah kekuatan yang kita sadari dan kita
pikirkan dan janganlah menyalahkan takdir.”
Pewawancara : “Apa kegemaran Bapak ?”
Pak Sarno : “Senang nimbrung dan ngopi cangkir di warung – warung kecil / sederhana dengan tujuan
pemerataan ekonomi (yang ramai jangan restoran dan supermarket milik Si Tuan Polan
saja) warung-warung kecil / sederhana juga butuh penghidupan dan perlu juga dihidupi.
Selain itu saya sering berpetualang, (sebelum menjadi PNS) sering dekat dengan
gelandangan, pengemis, orang gila, tukang becak, tukang ojek, dan makelar. Hikmah
yang didapat adalah ternyata hidup mereka dalam hal ketentraman / kebahagiaan juga
tidak kalah dengan para pejabat, birokrat, politisi, ekonom, dan negarawan. Dengan
sebungkus nasi kucing saja mereka sudah bisa tidur pulas sekalipun di atas becak, di
emper toko, di bangku terminal, bahkan di kolong jembatan. Yang jelas mereka tidak
pernah korupsi dan tidak pernah menjadi pemberontak/pengkhianat pada bangsa
Indonesia. Mereka tidak terhina.
Pewawancara : “Bagaimana riwayat pendidikan Bapak ?”
Pak Sarno :
Th. 1979 Lulus SDN Balegondo I - 9 tahun ( keluar 2 th di kls III )
Th. 1982 Lulus SMPN 2 Magetan - 3 tahun
Th. 1985 Lulus SPGN Magetan - 3 tahun
Th. 2002 Lulus STKIP PGRI Ngawi - 5 tahun
Pewawancara : “Bagaimana riwayat pekerjaan Bapak ?”
Pak Sarno : Th. 1990 diangkat menjadi PNS (Guru) pada Pendidikan Dasar di kecamatan Panekan.
Th. 2001 dikantorkan pada Kantor Cabang Dinas Pendidikan kecamatan Panekan.
Th. 2002 mendapat Surat Tugas Sementara untuk mengajar di Pendidikan Dasar
tepatnya di SDN Baleasri I kecamatan Ngariboyo, kabupaten Magetan.
Th. 2004 mendapat SK dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan No: 800 / 103
/ 403. 105 / 2004 / SK (untuk berangkat dan mengajar di SMAN 1 Maospati
sampai sekarang)
Pewawancara : “Prestasi apa yang pernah diraih Pak Sarno ?”
Pak Sarno : “O…kalau prestasi saya tidak punya, tapi kiprah saya sebagai berikut:”
Th. 1985 pernah mendapat juara 2 Lomba Pidato dalam peringatan Isra’ Mikraj
ditingkat desa Balegondo.
Th. 1999 pernah menjadi Ketua Panitia Seminar Kebahasaan tingkat regional di STKIP
Ngawi.
Th. 2000 pernah menjadi Ketua Panitia Lomba Pidato Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris antar siswa SLTA negeri, swasta sekabupaten Ngawi
Th. 2000 pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa bidang penalaran di STKIP PGRI
Ngawi.
Th. 2001 pernah menjadi Ketua HMJ bahasa Indonesia di STKIP PGRI Ngawi.
Th. 2003 pernah menjadi Ketua Panitia Lomba Mendongeng antar siswa SDN
sekecamatan Ngariboyo dalam rangka memperingati Hari Jadi Kab. Magetan
yang ke- 328.
Th. 2003 tergabung dalam Ormas (Granat) Kabupaten Magetan sampai sekarang.
Th.2005 menjadi ketua 2 Seminar Nasional Sastra di Magetan
Th 2005 menjadi pengurus AMPI (Angakatan Muda Pembaharuan Indonesia ) Kab.
Magetan
Pewawancara : “Apa kesan pertama Bapak masuk SMAN 1 Maospati ?”
Pak Sarno : “Saya minder dengan bapak / ibu guru senior (yang telah lama mengajar) karena dalam hal
apapun khususnya dalam pembelajaran beliau-beliau sudah mempunyai tingkatan
“Berlari Cepat” sedangkan saya baru berada pada tingkatan “Merangkak” itupun
belum tegas dan masih tertatih-tatih. Akan tetapi saya optimis dan juga mempunyai
kemauan agar bias berlari seperti beliau-beliau itu. Mudah-mudahan beliau-beliau
memahami dan menyadari akan kekurangan saya. Saya merasa kagum terhadap anak-
anak SMANTI, karena sebagian masyarakat bersikap apriori bahwa sekolah dekat
terminal Maospati itu anaknya nakal-nakal. Ternyata malah sebaliknya, anak
SMANTI selalu ramah- tamah dan mempunyai disiplin ilmu yang luar biasa dengan
segudang prestasi.”
Pewawancara : “Apa kesan pertama mengajar di SMAN 1 Maospati ?”
Pak Sarno : “Saya cukup grogi pula mengadapi anak-anak SMANTI, karena mereka sangat disiplin dan
mempunyai kemauan yang keras sehingga mengharuskan saya untuk melek di waktu
malam dengan maksud buka-buka referensi demi persiapan di pagi hari.”
Pewawancara : “Apa harapan ke depan Bapak terhadap SMAN 1 Maospati ?
Pak Sarno : “Untuk ke depan diharapkan ada yang namanya “SMANTI FM” yaitu sebuah Pemancar
Radio yang dikelola oleh siswa, dari siswa, dan untuk siswa beserta masyarakat.
Dengan munculnya pemancar radio yang masih jadi impian tersebut juga diharapkan
muncul penyiar-penyiar / reporter yang professional dari SMANTI. Semoga SMANTI
terus berjaya sepanjang masa.”
Pewawancara : “Wah, tidak terasa tahu-tahu sudah pukul 11.30 saya akhiri sekian saja ya Pak ? Tapi
kalau ada sesuatu yang kurang jelas bolehkan saya menjumpai Pak Sarno lagi ?Dan
saya mohon maaf sekaligus mohon pamit.”
Pak Sarno : “Begitu ! ya….saya ucapkan selamat jalan, semoga sukses.”
LAPORAN HASIL WAWANCARA
( Untuk Majalah Bening )

Topik :
Tujuan :
Nara sumber :
Pewawancara :

Pewawancara: “Terima kasih pak, mohon maaf kami langsung menulis data-data pribadi Pak Sarno yang kami
perlukan.Pak Sarno dapat menceritakan data pribadi dan pengalamannya?”
Pak Sarno : “O….itu, dengar dan catat baik-baik ya..?”
Nama : Sarno
TTL : Magetan, 27 Agustus 1964
Alamat : Ds. Balegondo Kec. Ngariboyo Kab. Magetan
Anak : Inka Rahmawati (11 Agustus 1991)
Istri : Sumarni (1 Juni 1970) Ibu Rumah Tangga
Pewawancara : “Apa motto hidup Bapak ?”
Pak Sarno : “Motto saya, yaitu Apa yang kita lakukan adalah kekuatan yang kita sadari, kita pikirkan dan
janganlah menyalahkan takdir.”
Pewawancara : “Apa kegemaran Bapak ?”
Pak Sarno : “Senang nimbrung dan ngopi cangkir di warung – warung kecil / sederhana dengan tujuan
pemerataan ekonomi (yang ramai jangan restoran dan supermarket milik Si Tuan Polan saja)
warung-warung kecil / sederhana juga butuh penghidupan dan perlu juga dihidupi. Selain itu saya
sering berpetualang, (sebelum menjadi PNS) sering dekat dengan gelandangan, pengemis, orang
gila, tukang becak, tukang ojek, dan makelar. Hikmah yang didapat adalah ternyata hidup mereka
dalam hal ketentraman / kebahagiaan juga tidak kalah dengan para pejabat, birokrat, politisi,
ekonom, dan negarawan. Dengan sebungkus nasi kucing saja mereka sudah bisa tidur pulas
sekalipun di atas becak, di emper toko, di bangku terminal, bahkan di kolong jembatan. Yang
jelas mereka tidak pernah korupsi dan tidak pernah menjadi pemberontak/pengkhianat pada
bangsa Indonesia. Mereka tidak terhina.
Pewawancara : “Bagaimana riwayat pendidikan Bapak ?”
Pak Sarno :
Th. 1979 Lulus SDN Balegondo I - 9 tahun ( keluar 2 th di kls III )
Th. 1982 Lulus SMPN 2 Magetan - 3 tahun
Th. 1985 Lulus SPGN Magetan - 3 tahun
Th. 2002 Lulus STKIP PGRI Ngawi - 5 tahun
Pewawancara : “Bagaimana riwayat pekerjaan Bapak ?”
Pak Sarno : Th. 1990 diangkat menjadi PNS (Guru) pada Pendidikan Dasar di kecamatan Panekan.
Th. 2001 dikantorkan pada Kantor Cabang Dinas Pendidikan kecamatan Panekan.
Th. 2002 mendapat Surat Tugas Sementara untuk mengajar di Pendidikan Dasar tepatnya di
SDN Baleasri I kecamatan Ngariboyo, kabupaten Magetan.
Th. 2004 mendapat SK dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan No: 800 / 103 / 403.
105 / 2004 / SK (untuk berangkat dan mengajar di SMAN 1 Maospati sampai sekarang)
Pewawancara : “Prestasi apa yang pernah diraih Pak Sarno ?”
Pak Sarno : “Saya miskin prestasi, tapi setidak-tidaknya ada hal-hal yang perlu dicatat yaitu sbb:”
Th. 1985 pernah mendapat juara 2 Lomba Pidato dalam peringatan Isra’ Mikraj ditingkat desa
Balegondo.
Th. 1999 pernah menjadi Ketua Panitia Seminar Kebahasaan tingkat regional di STKIP Ngawi.
Th. 2000 pernah menjadi Ketua Panitia Lomba Pidato Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
antar siswa SLTA negeri, swasta sekabupaten Ngawi
Th. 2000 pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa bidang penalaran di STKIP PGRI Ngawi.
Th. 2001 pernah menjadi Ketua HMJ bahasa Indonesia di STKIP PGRI Ngawi.
Th. 2003 pernah menjadi Ketua Panitia Lomba Mendongeng antar siswa SDN sekecamatan
Ngariboyo dalam rangka memperingati Hari Jadi Kab. Magetan yang ke- 328.
Th. 2003 tergabung dalam Ormas (Granat) Kabupaten Magetan sampai sekarang.
Th.2005 menjadi ketua dua Seminar Nasional Sastra di Magetan
Th 2005 menjadi pengurus AMPI (Angakatan Muda Pembaharuan Indonesia ) Kab. Magetan
Th 2006 meraih peringkat 3 Lomba Karya Tulis Ilmia tingkat Prov. Jatim.
Th 2009 meraih peringkat 2 Lomba mengulas Karya Sastra tingkat Nasional.
Th 2010 menjadi juri karya cipta cerpen dan puisi dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional
SMP Tahun 2010 Tingkat Kabupaten Magetan.
Bisa ceritakan tentang prestasi yang kemarin baru saja bapak peroleh?
Yang baru kita peroleh adalah prestasi LMKS (Lomba Mengulas Karya Sastra) untuk guru Bahasa dan Sastra
se-Indonesia.. Naskah yang saya ajukan berjudul “Dekontruksi Kisah Baratayudha Dalam Novel Perang
Karya Putu Wijaya”. Dan Alhamdulillah saya peringkat 2 di Tingkat Nasional.

Bagaimana perasaan Bapak ketika mendapatkan prestasi tersebut?


Kalo prestasi Lomba Mengulas Karya Sastra saya benar-benar senang banget. Karena dengan prestasi
tersebut, saya diundang ke Jakarta dengan transport dan akomodasi selama tiga hari sepenuhnya
ditanggung oleh panitia. Selain itu saya juga mendapat piala, piagam penghargaan, kamus dari Pusat
Bahasa, dan uang hadiah yang totalnya hampir 10 juta rupiah.

Bagaimana proses yang bapak lalui mulai dari awal samapai akhir mendapatkan penghargaan?
Pertama, saya mencari bahan-bahan yang akan saya tulis sesuai tema ketentuan lomba. Bahkan aku
sempatkan ke Solo semata-mata untuk beli buku-buku rombeng sebagai referensi penulisan. Gagal adalah hal yang
terlalu indah bagiku. Seingat saya, aku telah mengalami kegagalan selama 4 tahun. Baru tahun yang kemarin itu aku
dapat menembus dan menyisihkan 584 peserta lomba yang lain. Menulis itu merajut kata-kata, bukan mencetak kata-
kata.
Kedua, semua naskah yang telah dikirim ke Kementerian Pendidikan Nasional diseleksi oleh dewan juri
dengan 3 tahapan. Tahapan yang terakhir adalah Penjurian Final di Jakarta. Para jurinya tidak meragukan. Mereka
berasal dari kalangan akedimisi, kalangan sastrawan, dan kalangan profesionalitas. Ada yang dari UI, UNY dan
kebanyakan dari Horizon Sastra Indonesia. Yang jelas mereka adalah tokoh-tokoh sastra papan atas di Indonesia.
Ketiga setelah diseleksi menjadi 15 peserta terbaik se-Indonesia, maka 15 peserta tersebut diundang ke
Jakarta untuk adu argumentasi melalui penjurian final. Mereka dicecar pertanyaan secara lesan untuk
mempertanggungjawabkan karyanya selama 3 hari. Nah, disinilah puncak perjuangan yang super berat dan
menegangkan antara jatuh runtuh atau sukses.

Makna guru berprestasi menurut bapak?


Prestasi itu adalah hasil yang dicapai terhadap sesuatu setelah melakukan pekerjaan. Bagi saya prestasi
yang pernah saya dapatkan kemarin hanyalah urusan dunia semata. Untuk itu selain berprestasi di dunia, maka
prestasi menuju akhiratpun semoga juga kita dapatkan. Kalau hanya berprestasi didunia saja maka kita akan terjebak
oleh hiruk- pikuk panggung sandiwara yang belum tentu jluntrungnya.

Adakah pengalaman spiritual yang bapak rasakan terkait prestasi yang bapak dapatkan?
Ada. Dalam perjalanan menuju Jakarta saya sering dibuntuti oleh peminta-minta. Ada gelandangan,
pengemis, pengamen yang selalu menengadahkan tangan pada saya. Padahal teman-temanku banyak sekali, tapi
yang diuber-uber hanya saya. Aku sadar, sehingga rela memberikan sebagian uang kepadanya. Lalu mereka
mendoakan aku “Semoga selamat sampai tujuan” Di malam hari mereka masih hadir dalam mimpiku. Mereka
mengusikku untuk akhirnya aku terbangun dan melakukan sholat tahajud. Aku menjadi semanagat melakukannya.
Teman-temanku yang dari Aceh, Madura, NTB, Padang, dan Kalimantan Selatan tidur ngorok ketika kulirik. Sementara
dalam tahajudku benar-benar terasa sampai meneteskan air mata. Jadi sebelum pengumuman finalis terbaik seluruh
Indonesia aku sudah ada bisikan dimalam hari. Ternyata persis dengan kenyataaan.

Adakah pesan bapak untuk guru lain?


Berprestasi dan berkarya sesuai dengan disiplin ilmu merupakan hal yang gak dapat ditawar-tawar lagi.
Dengan prestasi yang didapat guru tersebut tentu akan berpengaruh positif terhadap siswa dan anak-anak kita kelak
termotivasi untuk berkarya dan terus berkarya.
Kepada rekan-rekan sesama guru Bahasa dan Sastra Indonesia marilah kita bersatu padu bergandeng tangan
membentuk wadah khususnya dibidang jurnalistik atau dunia tulis menulis yang terkait dengan disiplin ilmu yang kita
ampu. Sehingga dapat memperluar cakrawala bahasa dan budaya untuk menyelami sastra.

You might also like