Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Pengelolaan SDA Terpadu... (M. Amir S dan Rija S.

PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM SECARA TERPADU


UNTUK MEMPERKUAT PEREKONOMIAN LOKAL
Integrated Natural Resources Management to Strengthen Local Economic
Muhammad Amir Solihin3 dan Rija Sudirja3

ABSTRACT
Spirit of autonomy at local authority have been opportunity to brings natural resources as
basic capital of sustainability local development. At formerly, development at the expense
of environmental. There fore, need to know how local authority could be manage and
make use of natural resources tactfully. Be related to that cases, this study discuss
integrated natural resources management that support local economic based on literatur
study. Study result shown natural resources development obstacles as follow: centraled
natural resources management, limited reources availability, environmental degradation
and pollution, clossed off social dan culture condition, and limited local economic
condition to make use of natural resources optimal. Rostow Theory expressed that
economic growth drive to maturity requiring leading sector. Leading sector in Regencies
of West Jawa generally at agriculture, mining and entrenchment, that couldn’t neglected.
In any case, optimalization primer sector and exceed obstacle need integrated natural
resources management. As follow : internalization impact, implementation basic principle
of natural resources management tactfully, overall and coordinated natural reources
inventory, participation of stakeholders natural reources in management. In a sense, five
approach: politcal, organizational, administration, profession, and scientific to apply
Integrated Natural Resources Management brings into sustainable development.

Key words : Pengelolaan, SDA, Terintegrasi, Perekonomian Lokal

PENDAHULUAN undang-undang tersebut, Kewenangan


Daerah yang dimaksud mencakup
Lahirnya Undang-Undang Nomor 22
kewenangan dalam seluruh bidang
Tahun 1999 serta revisinya dalam Undang-
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam
undang No 32 Tahun 2004 tentang
bidang politik luar negeri, pertahanan dan
Pemerintahan Daerah berdampak luas
keamanan, peradilan, moneter dan bidang
kepada semakin terbukanya peluang
lain yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah (khususnya Kabupaten dan Kota)
Pemerintah (PP).
untuk mengatur dan mengurus sendiri
Oleh karena itu, kebijakan
rumah tangganya sesuai dengan prakarsa
pengelolaan sumberdaya alam (SDA) yang
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi
Sebagaimana yang tertuang dalam
3
Dosen Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNPAD
dan rehabilitasi SDA merupakan Landasan Teori
kewenangan Pemerintah Daerah.
Kewenangan berupa mengeluarkan izin Pengertian Dasar SDA
Pengelolaan SDA. Adanya kebijakan yang Sumberdaya alam (SDA) berarti
lebih memberi kewenangan Daerah untuk sesuatu yang ada di alam yang berguna
mengelola SDA tersebut diharapkan dan mempunyai nilai dalam kondisi dimana
berdampak pada : kita menemukannya. Tidak dapat
• kemudahan perizinan dan menekan dikatakan SDA apabila sesuatu yang
biaya perizinan yang tinggi ditemukan tidak diketahui kegunaannya
• kelancaran investasi masuk ke sehingga tidak mempunyai nilai, atau
Daerah sesuatu yang berguna tetapi tidak tersedia
• keterlibatan langsung Pemerintah dalam jumlah besar dibanding
Daerah dalam pengelolaan SDA-nya permintaannya sehingga ia dianggap tidak
• tidak menimbulkan kecemburuan bernilai. Secara ringkasnya, sesuatu
sosial masyarakat dikatakan SDA apabila memenuhi 3 syarat
Selain hal tersebut, kebijakan yaitu : 1) sesuatu itu ada, 2) dapat diambil,
pengelolaan SDA juga dilakukan dengan dan 3) bermanfaat. Dengan demikian,
tujuan untuk lebih mengembangkan pengertian SDA mempunyai sifat dinamis,
ekonomi kerakyatan berupa pembagian dalam arti peluang sesuatu benda menjadi
hasil bagi daerah-daerah secara lebih sumberdaya selalu terbuka. Pemahaman
proporsional, serta menciptakan mengenai SDA akan semakin jelas jika
keseimbangan untuk menunjang dilihat menurut jenisnya. Berdasarkan
pembangunan yang berkelanjutan. Dengan wujud fisiknya, SDA dapat dibedakan
demikian, issue utama mengenai menjadi 4 klasifikasi yaitu :
pengelolaan SDA di Daerah adalah • Sumberdaya Lahan
bagaimana melahirkan kebijakan • Sumberdaya Hutan
pengelolaan SDA sehingga dapat • Sumberdaya Air
digunakan untuk memperkuat • Sumberdaya Mineral
perekonomian suatu Daerah secara
optimal.
Sedangkan berdasarkan proses
pemulihannya, SDA dibedakan menjadi 3
Rumusan Masalah klasifikasi (Alen, 1959), yaitu :
• Bagaimana Pemerintah Daerah dapat • Sumberdaya alam yang tidak dapat
memanfaatkan SDA sehingga habis (inexhaustible natural
menunjang pembangunan daerah resources), seperti : udara, energi
secara optimal. matahari, dan air hujan.
• Bagaimana Pemerintah Daerah dapat • Sumberdaya alam yang dapat diganti
mengelola SDA secara terpadu atau diperbaharui dan dipelihara
sehingga penggunaannya efisien dan (renewable resources ), seperti : air di
efektif. danau/ sungai, kualitas tanah, hutan,
dan margasatwa
Pengelolaan SDA Terpadu... (M. Amir S dan Rija S.)

• Sumberdaya alam yang tidak dapat SDA ini merupakan salah satu faktor
diperbaharui (non-renewable utama dalam kajian ekonomi yang
resources/ irreplaceable atau stock berwawasan lingkungan dan karena faktor
natural resources ), seperti : kelangkaan itu pula maka dibutuhkan
batubara, minyak bumi, dan logam. pengelolaan SDA secara arif dan
Dalam penggunaannya, SDA yang bijaksana. Tingkat ketersediaan dan
dapat diperbaharui dan tidak dapat kelangkaan sumberdaya memberikan
diperbaharui dapat saling melengkapi indikasi tentang bagaimana seharusnya
(komplementer), saling menggantikan mengelola sumberdaya yang langka
(substitusi) atau dapat bersifat netral. dimaksud agar tidak mengancam
Kajian tentang hubungan di antara kelestariannya dengan tanpa dan atau
berbagai penggunaan SDA ini akan sangat meminimalkan terjadinya degradasi
bermanfaat pada saat membahas masalah lingkungan. Macam dan karakterisasi
kebijaksanaan dalam pengelolaan SDA. sumberdaya tidak hanya menggambarkan
bagaimana pentingnya sumberdaya
Ruang lingkup SDA mencakup semua tersebut tetapi yang lebih penting adalah
pemberian alam di bawah atau di atas bagaimana sebaiknya sumberdaya itu
bumi baik yang hidup maupun yang tidak dikelola agar memenuhi kebutuhan ummat
hidup. Pengertian SDA meliputi semua manusia tidak hanya masa kini, tapi juga
sumberdaya dan sistem yang bermanfaat masa yang akan datang.
bagi manusia dalam hubungannya dengan Ada 4 (empat) hal yang perlu dicatat
teknologi, ekonomi, dan keadaan sosial dalam mengelola SDA (Irawan, 1992) :
tertentu. Definisi ini berkembang dan
• biaya pengambilan/ penggalian
sekarang mencakup sistem ekologi dan
semakin tinggi dengan semakin
lingkungan. Setelah lepas dari alam dan
menipisnya persediaan SDA tersebut
dikuasai oleh manusia, maka sumberdaya
• kenaikan dalam biaya pengambilan/
tersebut disebut barang-barang
penggalian SDA akan diperkecil
sumberdaya (resource commodity ). Dari
dengan diketemukannya deposit baru
definisi tersebut menjadi jelas bahwa yang
serta adanya teknologi baru
kita ketahui mengenai SDA tergantung
pada keadaan yang kita warisi, tingkat • sebidang tanah tidak hanya bernilai
teknologi saat ini maupun yang akan tinggi karena adanya sumberdaya
datang serta kondisi ekonomi maupun mineral yang terkandung di dalamnya,
preferensi pasar (Howe, 1979). tetapi juga karena adanya “opportunity
cost ” berupa keindahan alam itu
Pengelolaan SDA • juga perlu diingat dan dibedakan
antara penggunaan sumberdaya yang
Prinsip umum dalam ilmu ekonomi bersifat dapat dikembalikan lagi dan
adalah bagaimana memenuhi kebutuhan penggunaan sumberdaya yang tak
umat manusia yang cenderung tidak dapat dikembalikan ke keadaan
terbatas dengan ketersediaan sumberdaya semula (irreversible )
yang terbatas atau langka. Kelangkaan
Sumberdaya yang menjadi perhatian mencakup kegiatan eksplorasi, eksploitasi,
utama dalam literatur ekonomi lingkungan konservasi, dan rehabilitasi SDA.
adalah sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui. Oleh karena itu alokasi yang Konsep Pembangunan Berwawasan
dinamik dari waktu ke waktu adalah Lingkungan (Sustainable Development )
penting untuk menjamin alokasi
sumberdaya yang berkelanjutan, diikuti Dalam konsep dasar pembangunan
berwawasan lingkungan (PBL) ada dua
dengan upaya-upaya lain yang bisa
menekan kehabisan sumberdaya. aspek penting yang menjadi perhatian
Disamping usaha alokasi yang utama yaitu lingkungan (ecology, the
environment) dan pembangunan
berkelanjutan tersebut, kelangkaan
sumberdaya mempunyai peluang untuk (development). Dalam perkembangannya,
diatasi yaitu paling tidak melalui 4 cara konsep PBL ini telah melahirkan pemikiran
yang cukup variatif sesuai dengan konteks
(Yakin, 1997 : 37) yaitu : 1) eksplorasi
dan penemuan ; 2) kemajuan teknologi ; dan kepentingan tertentu. Namun
3) penggunaan sumberdaya substitusi ; demikian, secara umum konsep ini
mengacu pada bagaimana
dan 4) pemanfaatan kembali (reuse ) dan
daur ulang (recycling ). mengharmoniskan dua kepentingan, yaitu
pembangunan ekonomi dan pelestarian
lingkungan dan sumberdaya. Bahkan
Tinjauan Pengelolaan SDA menurut UU
Redcliff (1991) berpendapat bahwa konsep
Nomor 22 Tahun 1999
tentang PBL ini masih sangat kabur, paling
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tidak dilihat dari bagaimana
semenjak telah diberlakukannya Undang- mengimplementasikannya (sisi praktis).
undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Selanjutnya, definisi tentang PBL yang
Pemerintahan Daerah, kewenangan populer adalah seperti yang dikemukakan
daerah adalah mencakup seluruh bidang pada “Brundtland Report“, Our Common
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam Future (WCED, 1987) yaitu :
bidang politik luar negeri, pertahanan dan Pembangunan yang berkelanjutan adalah
keamanan, peradilan, moneter dan bidang pembangunan yang memenuhi kebutuhan
lain yang ditetapkan dengan Peraturan masa sekarang tanpa mengurangi
Pemerintah (PP). Khusus mengenai kemampuan generasi mendatang untuk
pengelolaan SDA, maka kewenangan memenuhi kebutuhannya. Lebih lanjut
daerah adalah mengelola sumberdaya dijelaskan bahwa pembangunan yang
Nasional yang tersedia di wilayahnya dan berkelanjutan merupakan suatu proses
bertanggung jawab memelihara kelestarian perubahan dalam mana eksploitasi
lingkungan sesuai dengan peraturan sumberdaya, arah investasi, orientasi
perundang-undangan. Sehubungan pengembangan teknologi, perubahan
dengan batasan kewenangan daerah institusi adalah semua berada dalam
pengelolaan SDA tersebut, maka keselarasan dan meningkatkan potensi
pengertian pengelolaan SDA adalah masa kini dan yang akan datang untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan
Pengelolaan SDA Terpadu... (M. Amir S dan Rija S.)

manusia. Dalam hal ini, pembangunan awalnya kebijakan tersebut


ekonomi harus berjalan selaras dengan dimaksudkan untuk meratakan hasil-
kepentingan lainnya sehingga hasil pembangunan sehingga daerah
pertumbuhan ekonomi tidak hanya yang kaya SDA dapat memberikan
memenuhi kepentingan generasi sekarang subsidi kepada daerah yang miskin
tetapi juga generasi yang akan datang. SDA, namun pada kenyataannya
banyak daerah yang merasa tidak
puas dan menuntut adanya
PEMBAHASAN
pembagian hasil secara adil dan
Peranan SDA dan Pertumbuhan proporsional.
Ekonomi Daerah
Beberapa contoh mengenai hal di atas
Sebagaimana Teori Rostow, adalah :
pertumbuhan ekonomi yang menuju
- perlunya batasan mengenai hak
kematangan (drive to maturity) penguasaan pengelolaan SDA,
memerlukan peranan leading sector. seperti lahirnya PP Nomor 6 Tahun
Leading sector biasanya bertumpu pada
1998 yang mengatur tentang
sektor primer yang berciri ekstraktif. batasan luas konsesi (hak
Contohnya adalah tambang minyak bumi penguasaan hutan) yaitu 100.000
sebagai sektor primer yang berperan
Ha/ Propinsi atau 400.000 Ha/
penting dalam tahap awal pembangunan Nasional.
ekonomi Indonesia. - ijin pengelolaan SDA, antara lain
Begitupula halnya dengan kasus di seperti ijin HGU 200 Ha oleh BPN,
Kabupaten-Kabupaten Di Jawa Barat, ijin HPH oleh Dephut, dan ijin
peranan sektor primer (sektor pertanian,
kuasa pertambangan oleh Ditjen
pertambangan dan galian) dalam Pertambangan Umum, dan lain-
pembangunan ekonomi daerah tidak dapat lain.
diabaikan. Selama kurun satu dekade
Disamping itu, masalah kebijakan
terakhir, kontribusi sektor primer masih pengelolaan SDA yang juga perlu
merupakan yang dominan yaitu berkisar diperbaiki adalah mengenai upaya
walaupun secara agregat Share terhadap
pemberdayaan para pengusaha kecil,
PDRB Kabupeten masih kecil. koperasi dan masyarakat. Hal ini
mengingat bahwa ternyata dalam
Kendala Pengembangan SDA Daerah krisis ekonomi saat ini yang masih
banyak bertahan adalah ekonomi
• Masalah kebijakan/ peraturan rakyat yang mengandalkan kepada
pengelolaan SDA sektor-sektor primer skala kecil.
Selama ini, masalah utama yang
paling menghambat dalam • Masalah Ketersediaan dan
pengembangan SDA Daerah adalah Kelangkaan SDA
adanya kebijakan pengelolaan SDA Pada dasarnya ketersediaan
secara terpusat. Walaupun pada sumberdaya itu terbatas dan langka
sifatnya baik dalam dimensi waktu kelangkaan sumberdaya merupakan
maupun ruang. Kelangkaan itu bisa salah satu upaya penting dan strategis
terjadi karena terbatasnya menuju ke pembangunan
ketersediaan SDA pada suatu tempat berkelanjutan. Kelangkaan
sehingga tidak memenuhi kebutuhan sumberdaya, jika diupayakan untuk
lokal atau wilayah tertentu. Konsep diatasi secara sungguh-sungguh,
kelangkaan sumberdaya ini adalah paling tidak ada empat cara utama,
sangat bermanfaat sebagai dasar yaitu : 1) Eksplorasi dan penemuan, 2)
dalam menganalisis tingkat produksi kemajuan teknologi, 3) penggunaan
dan konsumsi yang optimal sehingga sumberdaya substitusi, dan 4)
memenuhi kebutuhan manusia kini pemanfaatan kembali dan daur ulang.
dan masa datang. Tingkat alokasi
sumberdaya yang dinamis dalam • Masalah Lingkungan Hidup
konteks analisa ekonomi lingkungan Masalah lingkungan hidup yang
berpijak dari konsep kelangkaan ini. sangat menonjol adalah timbulnya
Kelangkaan sumberdaya baik SDA polusi akibat pemanfaatan SDA,
yang tidak bisa diperbaharui maupun disamping masalah degradasi
SDA yang bisa diperbaharui pada lingkungan lain seperti semakin
dasarnya bisa diperkirakan melalui berkurangnya potensi air tanah dan
indikator fisik dan indikator ekonomi lahan. Semakin cepat pembangunan
(Tietenberg, 1992). Indikator fisik daerah biasanya diikuti dengan polusi
adalah menyangkut ketersediaan yang semakin besar. Sebagai contoh,
sumberdaya secara fisik. Jika secara adanya pembangunan suatu proyek
fisik, ketersediaan SDA melimpah, baru pasti akan merusak/ mengubah
maka SDA tersebut dikatakan belum keadaan yang ada sebelumnya dan
langka. Sebaliknya, jika ketersediaan juga memiliki dampak positif dan
fisiknya sedikit, maka SDA tersebut negatif terhadap lingkungan
langka adanya. Sedangkan Indikator sekitarnya. Hal ini disebut
ekonomi ditentukan oleh 4 kriteria “externalities ”, yang terdiri dari
yaitu : 1) harga sumberdaya, 2) nilai “external economies “ dan “external
kelangkaan marjinal (scarcity rent ), 3) diseconomies “. External economies
Biaya penemuan marjinal, dan 4) merupakan dampak positif yang
biaya ekstraksi marjinal. ditimbulkan oleh suatu kegiatan
Meningkatnya kebutuhan manusia sehingga menguntungkan bagi
akibat pertumbuhan penduduk dan lingkungan di luar kegiatan itu.
meningkatnya kesejahteraan Sebaliknya External diseconomies
masyarakat merupakan salah satu merupakan dampak negatif yang
faktor penting kenapa usaha-usaha timbul dari adanya suatu kegiatan.
untuk mengatasi kelangkaan Hal yang sangat menonjol mengenai
sumberdaya menjadi sangat penting. external diseconomies yang kemudian
Kemampuan daerah dalam mengatasi menjadi external cost itu adalah
polusi atau pencemaran udara. Si
Pengelolaan SDA Terpadu... (M. Amir S dan Rija S.)

produsen polusi biasanya tidak pernah inventarisasi SDA dan penyusunan


menghitung dan memasukkan dalam neraca SDA dan lingkungan yang
komponen biaya produksi sangat berperan dalam menerapkan
pengorbanan atau penderitaan kebijakan pengelolaan SDA secara
masyarakat sekitarnya karena adanya bijaksana.
polusi tersebut, sehingga harga
barang produksinya pun tidak menjadi • Faktor-faktor Sosial Budaya dalam
terlalu mahal. Lain halnya dengan Penggunaan SDA
Pemerintah yang selalu berusaha Nilai penggunaan dan eksploitasi
membuat masyarakatnya lebih sumber-sumber alam dipengaruhi oleh
sejahtera, Pemerintah memandang keadaan-keadaan dalam masyarakat
polusi itu sebagai biaya masyarakat yang bersangkutan. Dalam
(social cost ) yang harus dihindari atau masyarakat pra-industri (belum
dibatasi. Untuk itu, Pemerintah dapat mengalami kegiatan industri)
secara langsung campur tangan misalnya, masyarakat itu dipandang
dengan mengharuskan pemasangan oleh penduduknya sebagai sesuatu
alat-alat untuk mengurangi polusi atau yang misterius dan belum dapat
Pemerintah dapat mengenakan pajak dimengerti. Kebutuhan-kebutuhan
yang tinggi agar polusi itu tidak akan materi terbatas pada kebutuhan
banyak dihasilkan. Cara pengenaan yang pokok. Dalam kebudayaan
pajak akan lebih efektif karena semacam itu manusia belum berfikir
menyangkut masyarakat yang luas, untuk menggunakan atau
sedangkan campur tangan mengeksploitasi sumber-sumber alam
Pemerintah secara langsung yang ada. Sebaliknya dalam
menghendaki pengamatan yang masyarakat industri atau yang telah
cermat dan ketat terhadap masing- maju, sikap masyarakat itu adalah
masing kegiatan polusi. agresif dan ingin menguasai alam.
Sumber-sumber ditemukan,
• Masalah Penguasaan Teknologi diperkembangkan, dan dikuasai untuk
dalam Penggunaan SDA menyediakan kebutuhan-kebutuhan
Penggunaan SDA dan peranan yang manusia yang selalu berkembang.
dimainkannya dalam meningkatkan Pengetahuan teknologi memegang
standar hidup, tergantung antara lain peranan yang sangat penting dalam
pada bentuk penyesuaian diri manusia masyarakat tersebut.
atas alam sekitarnya yaitu perubahan Disamping itu, kepercayaan yang ada
teknologi. Seperti halnya di negara- dalam masyarakat kadang-kadang
negara sedang berkembang, juga menghambat konsumsi tertentu.
umumnya sumber-sumber daya alam Misalnya bagi orang Yahudi dan
belum banyak digunakan, karena Islam, mereka tidak makan daging
kurangnya pengetahuan teknik. babi; orang Hindu tidak makan daging
Termasuk dalam kaitan ini adalah sapi. Kepercayaan semacam itu
penguasaan teknologi untuk tujuan mungkin akan memaksa pembagian
kerja menurut suku bangsa, dan atau ada tetapi telah digunakan
selanjutnya faktor kepercayaan ini untuk hal-hal yang kurang
akan menghalangi mereka untuk produktif.
bergerak dari sektor pertanian ke - Organisasi yang kurang baik
sektor industri. Sebagai misal, ada Kemajuan hanya sedikit dapat
sebuah pabrik kepunyaan bangsa dicapai karena tidak mempunyai
Indonesia keturunan Cina dan pengorganisir komunikasi yang
mungkin hanya akan mempekerjakan efektif
buruh keturunan Cina saja, alasannya - Distribusi yang tidak baik
bukan karena ini satu bahasa atau Tidak adanya sistem distribusi
setia kawan misalnya, tetapi sukar yang baik, misalnya transportasi
sekali bila menggunakan buruh yang baik, pengawasan pasar dan
penduduk asli yang beragama Islam sebagainya akan menghalangi
yang tidak memakan daging babi. hasil panen yang maksimum.
- Bentuk pasar yang tidak tepat
• Keadaan ekonomi yang membatasi Bentuk organisasi pasar dapat juga
penggunaan SDA mempengaruhi penggunaan SDA.
Seperti telah dijelaskan bahwa faktor- Adanya monopoli dan peraturan-
faktor khusus dalam kebudayaan yang peraturan pemerintah misalnya
berbeda dapat menghambat dapat menghalangi berdirinya
kemajuan perekonomian dalam arti industri-industri lokal yang
penggunaan sumber alamnya. menggunakan bahan-bahan
Diantara faktor-faktor khusus yang mentah dalam negeri.
ada dalam masyarakat itu mungkin - Perubahan-perubahan biaya
sekali terdapat keadaan Pada umumnya setiap sumber
perekonomian yang menyebabkan alam yang diketemukan akan
adanya perbedaan antara dapat dieksploitir secara ekonomis
penggunaan yang optimum dan asalkan biaya-biaya ekspolitasi
penggunaan yang sebenarnya (menggali) dan sebagainya
daripada sumber-sumber itu. Dengan diharapkan dapat terbayar.
kata lain, mungkin sekali keadaan - Ketergantungan pada ekspor
ekonomi dapat menghambat Bagi negara-negara sedang
penggunaan optimum dari sumber- berkembang pada umumnya,
sumber alam itu, misalnya (Irawan, perbandingan antara ekspor dan
1992) : pendapatan nasional adalah tinggi.
- Tidak tersedianya faktor-faktor lain Pembelanjaan dan penerimaan
Bahwa sumber-sumber alam bisa pemerintah sebagian terbesar
saja akan tetap berada di tergantung pada ekspor. Karena
tempatnya ataupun tidak itu, harus diusahakan disamping
digunakan karena tidak menambah banyaknya sumber
tersedianya faktor-faktor lain yang alam juga menambah macam
dibutuhkan untuk mengerjakannya
Pengelolaan SDA Terpadu... (M. Amir S dan Rija S.)

sumber alam yang dimiliki, menyebabkan penurunan


kemudian dimanfaatkan untuk pendapatan.
kepentingan ekspor. Untuk memperoleh nilai pendapatan
daerah yang sudah disesuaikan
dengan penyusutan SDA, maka perlu
Alternatif Konsep Pengelolaan SDA
dibuat neraca SDA dan lingkungan
Daerah secara Terpadu
(natural resource and environmental
• Produk Domestik Regional Bruto accounting). Dalam neraca SDA ini
sebagai Indikator Pertumbuhan biasanya disajikan niali cadangan
Telah disepakati bahwa untuk awal, pertumbuhan, pengambilan, dan
mengukur tingkat kesejahteraan kerusakan serta cadangan akhir.
ekonomi suatu daerah digunakan Pendekatan ini merupakan
indikator pendapatan atau Produk pendekatan kesejahteraan. Namun
Domestik Regional Bruto (PDRB) per demikian, karena umumnya sulit untuk
kapita. Semakin tinggi indikator PDRB mengetahui besarnya nilai cadangan
per kapita semakin makmur daerah awal, maka pendekatan pendapatan
tersebut. Lebih tepat lagi apabila yang yang digunakan hanya mencatat
digunakan sebagai indikator besarnya pengambilan SDA,
kemakmuran adalah nilai pendapatan pertumbuhan dan kerusakannya.
Netto per kapita yaitu setelah Secara keseluruhan penyusunan
penyusutan barang-barang kapital neraca SDA dan lingkungan akan
buatan manusia diperhitungkan. sangat berguna untuk penyusunan
Namun demikian, perkembangan kebijakan dalam pengelolaan SDA
terakhir dalam konsep penghitungan guna dikaitkan dengan kebijakan
atau penyusunan Neraca Nasional/ pembangunan yang mengejar
Daerah untuk mendapatkan indikator pertumbuhan ekonomi.
kemakmuran perlu diperhitungkan
• Prinsip Dasar Penggunaan SDA
penyusutan SDA dan menurunnya
Secara Bijaksana
mutu lingkungan. Hal ini dapat
Penerapan konsep pengelolaan SDA
diterima oleh akal sehat, bahwa
secara terpadu pada dasarnya
apabila nilai pendapatan Netto tidak
memerlukan beberapa prinsip dasar
atau belum dikurangi penyusutan
dalam penggunaan SDA. Prinsip
SDA, akan mencerminkan nilai
dasar tersebut didasarkan atas
pendapatan yang semu karena
penjabaran ketentuan yang diatur baik
menyusutnya modal alam (natural
dalam TAP MPR hasil Sidang
capital) yang berarti menyusutnya
Istimewa Tahun 1998 maupun dalam
kemampuan daerah yang
UU Nomor 32 dan 33 Tahun 2004.
bersangkutan dalam menghasilkan
Beberapa prinsip dasar tersebut
barang dan jasa di kemudian hari.
antara lain :
atau dengan kata lain akan
- menjaga produktivitas (sesuai
dengan TAP MPR No.
X/MPR/1999 tentang Pokok-pokok Sesuai dengan penjelasan mengenai
Reformasi Pembangunan BAB klasifikasi SDA, maka kegiatan
IV.A butir g yang berbunyi : Inventarisasi SDA yang dimaksud
mendayagunakan potensi ekonomi meliputi :
dari sumberdaya alam khususnya - Inventarisasi SDA Lahan
sumberdaya kelautan termasuk - Inventarisasi SDA Hutan
pengamannya untuk meningkatkan - Inventarisasi SDA Air
ekspor) - Inventarisasi SDA Mineral
- memperhatikan kelestarian atau
sustainability • Penyusunan Neraca SDA bagi
- menganggap SDA sebagai aset Pembangunan Berkelanjutan
dalam proses pembangunan, Pembangunan berkelanjutan
bukan sebagai faktor produksi memerlukan pendataan mengenai
- manfaat yang diperoleh dari tersedianya faktor produksi, tidak
pemanfaatan SDA digunakan hanya faktor produksi kapital dan
untuk investasi tenaga kerja tetapi juga faktor
produksi yang berasal dari alam.
• Inventarisasi SDA secara Menyeluruh Dengan diketahuinya persediaan
dan Terkoordinasi SDA, maka para pembuat keputusan
Kegiatan inventarisasi SDA adalah dan kebijakan akan lebih mampu
salah satu aktivitas untuk mengetahui mengelola SDA yang ada,
data dan informasi mengenai jenis, mengembangkan dan
potensi dan sebaran SDA di suatu memanfaatkannya. Pencatatan
daerah tertentu. Dengan kata lain, tersebut disebut Neraca Sumberdaya
kegiatan inventarisasi SDA Alam dan Lingkungan, yang mencatat
merupakan langkah awal dalam baik persediaan maupun perubahan-
rangka melakukan evaluasi SDA yang perubahan baik yang berupa
terdapat di suatu daerah. penambahan maupun pengurangan
Ketersediaan data dan informasi persediaan SDA tertentu.
mengenai keberadaan SDA tersebut Pembuatan neraca SDA dan
sangat diperlukan sebagai bahan lingkungan ini sebaiknya mencakup
input bagi perencana didalam neraca fisik maupun neraca moneter
mengelola SDA demi terjaminnya tetapi neraca moneter memerlukan
pembangunan daerah secara metode penilaian SDA yang cukup
berkelanjutan. rumit. Neraca moneter sangat
Untuk memperoleh data dan informasi berguna bagi dasar penentuan
yang akurat mengenai jenis, potensi pungutan atau royalti dan pajak bagi
dan sebaran SDA tersebut diperlukan pemerintah. Walaupun saat ini telah
kerjasama seluruh dinas/ instansi lahir UU.No 33 Tahun 2004 tentang
yang terkait dalam pengelolaan SDA Perimbangan Keuangan antara
sehingga merupakan suatu kegiatan Pemerintah Pusat dan Daerah yang
yang terpadu.
Pengelolaan SDA Terpadu... (M. Amir S dan Rija S.)

diantaranya mengatur dana Eko Budihardjo, MSc., 1997 : 32


perimbangan mengenai peranan manusia dalam
pelestarian alam) yaitu :
• Partisipasi seluruh anggota a. Jalur Politis
masyarakat dalam Pengelolaan SDA b. Jalur Organisasi
Pengembangan konsep pengelolaan c. Jalur Administrasi
SDA secara terpadu diharapkan dapat d. Jalur Profesi
mewujudkan pembangunan e. Jalur Ilmiah
berwawasan lingkungan atau
pembangunan berkelanjutan. Oleh
karenanya dibutuhkan keterlibatan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
semua pihak baik pemerintah dengan
seluruh perangkat terkait, pihak Kesimpulan
swasta dan atau pelaku ekonomi, Dari pembahasan yang telah
serta masyarakat luas atau diuraikan, beberapa kesimpulan dapat
konsumen. Kesemua unsur tersebut dijelaskan sebagai berikut :
perlu keterpaduan dan kebersamaan 1. Sumberdaya Alam (SDA) sebagai
visi untuk menuju dan mensukseskan salah satu unsur yang menentukan
pembangunan berwawasan perkembangan ekonomi daerah.
lingkungan. Struktur perekonomian daerah
Berkenaan dengan upaya didominasi oleh SDA (pertanian,
mensukseskan pembangunan pertambangan dan galian). Namun
berwawasan lingkungan, terdapat demikian, share terhadap pendapatan
paling tidak ada 6 faktor penentu daerah masih belum optimal.
(Yakin, 1997 : 244-253) yaitu : 2. Upaya Pengelolaan SDA merupakan
a. Kehendak politik Pemerintah suatu keharusan. Hal ini mengingat
b. Peranan Institusi Lingkungan ketersediaan SDA terbatas.
Pemerintah 3. Pengelolaan SDA Daerah
c. Peranan Lembaga Swadaya memerlukan kebijakan yang bersifat
Masyarakat konseptual, aspiratif, dan aplikatif.
d. Peranan Sektor Industri Oleh karena itu, pengelolaan secara
e. Peranan Media Massa partisipatif dengan
f. Kesadaran dan Partisipasi mempertimbangkan penilaian secara
Masyarakat menyeluruh dan terkoordinasi sesuai
dengan kondisi dan peran masing-
Sedangkan dalam rangka masing pemangku kepentingan.
menerapkan konsep pengelolaan SDA
secara terpadu dalam rangka
mewujudkan pembangunan Rekomendasi
berwawasan lingkungan sebaiknya Sesuai dengan Pengembangan
menempuh 5 (lima) jalur sebagai Konsep Pengelolaan SDA Daerah harus
berikut (mengambil istilah Prof. Ir.
disesuaikan dengan situasi dan kondisi New York, USA : Harper Collins
daerah sendiri Publishers Inc.
1. Konsep Pengelolaan SDA secara Tietenberg, Tom, 1992b. Innovation in
terpadu merupakan salah satu Evironmental Policy : Economic and
alternatif yang dapat dipertimbangkan Legal Aspects of Recent
untuk diterapkan. Hal ini karena Development in Environmental
implikasinya yang sangat luas, Enforcement and Liability. Vermont,
disamping untuk kepentingan USA : Edward Elgar.
membuat berbagai kebijakan, juga Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
yang terutama adalah bertujuan untuk Tentang Pemerintah Daerah
memperkuat perekonomian nasional/ Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
daerah. Tentang Perimbangan Keuangan
2. Dalam rangka Penerapan suatu antara Pemerintah Pusat dengan
konsep pengelolaan SDA diperlukan Daerah
penelitian/ pengkajian awal yang Yakin, Addinul, (1997). Ekonomi
matang. Sumberdaya dan Lingkungan. Teori
dan Kebijaksanaan Pembangunan
Berkelanjutan. Cet. 1. Akademika
DAFTAR PUSTAKA Pressindo, Jakarta.
Charles W. Howe, Natural Resource WCED, 1987. Our Common Future :
Economics , John Wiley & Sons, New Brundtland Report.
York, 1979, ch. 1.
Irawan, Suparmoko M, Ekonomika
Pembangunan, BPFE – Yogyakarta,
Edisi 5, 1992, Hal. 121-124.
Redclift, Michael. (1991). The Role of
Agricultural Technology in Sustainable
Development in. P. Lowe, T. Marsden,
and S. Whatmore (editors),
Technological Change and The Rural
Environment. London : David Fulton
Publisher, pp. 81-103.
Shirley Walter Allen, Conserving Natural
Resources, Principles and Practice in
a Demogracy, McGraw-Hill Book
Company, Inc. New York, 1959,
Halaman 2-3.
Tietenberg, Tom, 1992a. Environmental
and Natural Resources Economics.
Identifikasi Faktor-faktor Penyebab ... (Marenda I. S dan Shantosa Y. S)

You might also like