Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

SIALORRHEA

Deskripsi dan Etiologi

Sialorrhea merupakan sebuah gejala yang memperlihatkan sekresi saliva yang


berlebihan. Hal ini disebabkan oleh produksi saliva yang mengalami peningkatan.
Hipersalivasi dapat disebabkan oleh medikasi obat-obatan, fase sekresi menstruasi,
idiophatic paroxysmal hipersalivasi, keracunan logam berat, keracunan
organofosforus, nausea, penyakit gastrophageal reflux, obstructive esophagitis,
perubahan neurologik seperti kerusakan cerebral vaskuler, penyakit neuromuskuler,
penyakit neurologik dan infeksi sistem saraf pusat. Hipersalivasi minor menghasilkan
iritasi lokal seperti apthous ulcer atau rasa tidak nyaman pada penggunaan protesa.

Penampakan klinis

Hipersalivasi dapat menyebabkan cairan saliva terus menerus mengalir. Pada kasus
berat, dapat menyebabkan terhalangnya jalan pernapasan. Hipersalivasi juga dapat
menyebabkan iritasi perioral dan traumatik ulserasi yang kemudian akan
menimbulkan infeksi sekunder jamur dan bakteri.

Diagnosis

Untuk menengakkan diagnosis perlu diketahui etiologi yang menyebabkan


hipersalivasi. Evaluasi sistemik perlu dilakukan seperti ada atau tidaknya pembesaran
kelenjar saliva, ulserasi di dalam mulut, kelainan pada kepala dan leher, fungsi
neuromuscular dan kondisi protesa. Selain itu juga perlu dilakukan pengukuran curah
saliva. Curah saliva normal unstimulasi berkisar 2-3.5 mL/min. sedangkan pada
keadaan terstimulasi lebih dari 5 mL/5 min. tes darah diperlukan apabila dicurigai
terjadi keracunan logam berat dan organofosforus.

Perawatan

Perawatan hipersalivasi harus sesuai dengan etiologi penyakit, resiko dan keuntungan
dari perawatan serta kualitas hidup pasien. Dari etiologi tersebut terdapat tiga
perawatan dasar yaitu : terapifisik, medikasi dan pembedahan.

Terapi fisik melibatkan kontrol neuromuskuler, hal ini memerlukan sikap kooperatif
pasien. Perawatan dengan obat-obatan bergantung dari etiologi penyakit. Jika pasien
menderita hipersalivasi karena obat-obatan yang dikonsumsi sebelumnya, maka perlu
dipikirkan mengenai alternatif obat-obatan. Hipersalivasi akibat kemoterapi dapat
dirawat dengan pemberian medikasi antiemetik. Hipersalivasi karena gastrofageal
reflux dapat dirawat dengan proteksi makanan asam. Pada penyakit yang melibatkan
neurologic dan neuromuskulaer dapat dirawat dengan pemberian obat-obatan yang
menyebabkan xerostomia. Seperti intraglandular botulinum injection (Parkinson
disease). Obat ini diinjeksikan pada glandula parotid 2-3 bulan sekali. Efek
sampingnya adalah nyeri pada daerah injeksi serta paralisis temporer jika injeksi
terlalu dalam.

You might also like