Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 40

1.

DONT write your curriculum vitae more than 2 pages. Write only those, which are related to the job applied. DONT ask for unspecified position, example I want to apply for any position in your company. STATE the position that you apply for. DONT be too untidy. Always use clean, smooth paper and printed in black. DONT be too sophisticated. If you send your application letter via e-mail, make sure that your attachment can be opened. DONT write their name incorrectly. Call the receptionist or the secretary of the office to ensure their name. DONT write unusual or childish e-mail address, example teletubbies@indosat.net.id or sicantikseksi@yahoo.com. DONT set weird sentence or song in your answering machine or mailbox. It is better to change it when you are waiting for a reply of your application letter.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Now, you know exactly what to do with your application letter. Good Luck!

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Always failed in a job interview? Be careful, sometimes ethic plays an important role. Here are simple but important ethics in a job interview: Be on time. Dont let them call you Mr or Ms Late on the first meeting. Be tidy. Wear formal clothes, shirt and trousers or skirt in neutral colors (white, black, blue, brown). Knock the door before entering the room and dont forget to close the door. Say Good morning/afternoon. Wait until you are be seated. Shake the interviewers hand firmly before and after the interview. Maintain a good eye contact with the interviewer and dont forget to smile. Answer the questions calmly, clearly and dont cut on the interviewer. Thank the interviewer after the interview. Its about the time for you to be the WINNER in a job interview

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Are you a new employee in your office? How do you feel being a new kid on the block? Feeling awkward among your colleagues?
Relaxed, here are some things that you need to do to survive in your new office:

Be adaptable
Exactly!! This is the most important point when you enter a new environment. Remember that every place has their own customs / habits. Find out about your Job Description, Company Policies, your superiors and colleagues characters. It is much better if you just become an observer first, but a clever observer.

Be independent
Welcome to the real world. This is the time for you to apply all your knowledge from college, even though it is a lot different with the reality. Dont worry, strong will and hard work will make you survive in there. Do all your duties well, stop making excuses; you are no longer in college. Your duties are your responsibility.

Be strict
Being a new employee in high position also makes us nervous in giving order or making decision, specially when you deal with your seniors who wanted our position Look at this as a challenge! Do a good approach in your team. Get to know them. Win their attention by bringing some food or giving compliments. Listen to your subordinate, but dont let them drive you. Be strict to them.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

If you are the CALLER, always greet the RECEIVER. Say Hello, Good morning, or Good afternoon. Always be friendly. No matter how important your position is, always tell the other side who you are. It would be so funny when you speak to someone but you dont recognize the voice. Get used to call the other side politely, example Sir, or Maam. It also shows that we respect them. Give full attention when they talk, so they feel appreciated. Avoid saying You must. It is much better to say Could you or It would be great if you could . If the phone suddenly cuts off, re-call as soon as possible and apologize to them. Avoid saying It is not my business or You must wait for me Say things clearly. Pay attention on your pronunciation and articulation. If there is a problem in the line connection, offer them to re-call a few minutes later.

Communication is not that hard; you just need to change a little bit of our bad habit.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Lima Kesalahan Dalam Mencari Kerja


Mencari kerja di jaman sulit begini memang bukan hal yang gampang. Anda harus bersaing ketat dengan ribuan bahkan mungkin puluhan ribu pencari kerja. Tetapi, bukan berarti anda tidak perlu selektif dalam mencari pekerjaan. Meskipun jaman sulit dan peluang sedikit, jangan asal melamar setiap lowongan kerja yang diiklankan. Ada beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan dalam mencari kerja. Maksudnya agar anda terhindar dari kesalahan yang akan membuat anda menyesal. Nah di bawah ini adalah kesalahan dalam mencari kerja yang harus anda hindari: * Mengirim lusinan bahkan ratusan surat lamaran tanpa mempertimbangkan kualifikasi dan persyaratannya. Mengirim surat lamaran kerja sebanyak-banyaknya memang dianjurkan dalam tahap pencarian kerja. Apalagi jika anda masih fresh graduate atau baru saja menyelesaikan pendidikan. Tapi adalah kesalahan fatal jika mengirim setumpuk surat lamaran tanpa mempertimbangkan persyaratan dan kualifikasi yang ditentukan. Karena lamaran yang tidak sesuai dengan kualifikasi hanya akan menjadi timbunan yang tak terpakai di meja pihak pencari tenaga kerja. Tentu ini adalah hal yang sia-sia bukan? * Hanya mengandalkan iklan lowongan kerja di surat kabar. Di jaman teknologi informasi begini merupakan kesalahan besar jika mencari kerja hanya dari surat kabar atau koran-koran. Karena saat ini sudah banyak media alternatif untuk mencari kerja. Cobalah mencari peluang di internet, disana banyak situs yang menginformasikan lowongan dan peluang kerja baru dengan berbagai bidang. Atau carilah informasi dari rekan-rekan anda yang sudah bekerja. * Tidak mencari informasi tentang perusahaan yang akan mewawancarai. Sebelum anda datang memenuhi panggilan wawancara, kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang perusahaan yang memanggil anda. Sehingga setidaknya anda memiliki gambaran tentang perusahaan tersebut jika anda ditanya dalam wawancara. Lebih baik lagi jika anda berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara. * Menerima pekerjaan tanpa negosiasi gaji. Jangan pernah sekalipun menerima pekerjaan tanpa melakukan negosiasi kecuali jika gaji yang ditawarkan pihak perusahaan sesuai dengan keinginan dan standar anda. Jika gaji yang ditawarkan tidak sesuai jangan ragu untuk melakukan bargaining. Jangan pernah berpikir ah daripada susah cari kerja, terima aja deh gaji segitu. * Menerima pekerjaan yang tempatnya sangat jauh. Faktor lokasi juga perlu anda pertimbangkan. Jika tempat kerjanya hanya akan menghabiskan waktu anda di jalan berjam-jam dan membuat anda kelelahan sebelum bekerja, coba pertimbangkan sekali lagi, apakah anda siap dengan kondisi tersebut. Jika tidak siap jangan memaksakan diri untuk menerima. Daripada anda bekerja hanya dalam hitungan hari lebih baik anda cari peluang kerja yang lokasinya cukup strategis dari tempat tinggal anda. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal tersebut paling tidak anda akan terhindar dari hal-hal yang merugikan anda dalam mencari kerja. Selamat mencari kerja...!

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Wawancara Kerja? Jangan Grogi..!


Saat wawancara pekerjaan seringkali menjadi saat yang mendebarkan. Apalagi bagi anda yang baru pertama kali melakukannya. Biasanya anda akan merasa nervous, grogi, gugup, takut dan sebagainya. Tapi jangan cemas, anda yang baru pertama ataupun sudah beberapa kali wawancara kerja, ikuti kiat ini: * Berpakaian yang pantas Perhatikan cara dan gaya berbusana anda saat ingin wawancara kerja. Walaupun belakangan ini busana kerja semakin casual tapi pilihlah busana yang paling pas dan pantas. Yaitu pakaian yang rapih dan sopan. Karena pakaian seperti ini mencerminkan bahwa anda menghargai diri sendiri dan orang lain. Ingat, pakaian yang salah dapat mengurangi rasa percaya diri anda. * Percaya diri Walau anda berstatus pencari kerja, bukan berarti anda harus minder dan takut. Jangan merasa seperti terdakwa yang siap diadili saat wawancara kerja berlangsung. Jawablah setiap pertanyaan wawancara dengan ucapan dan sorot mata penuh percaya diri. * Bersikap tenang Jangan menunjukkan kepanikan dan kegugupan anda. Cobalah untuk lebih santai dan rileks. Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan saat anda mulai dilanda rasa panik. Ingat, orang yang tampak panik dan gugup menandakan orang yang tidak pandai mengontrol emosinya. Dan umumnya pihak pewawancara selain mencari karyawan yang kompeten di bidangnya, juga mencari karyawan yang tidak mudah terganggu emosinya. * Miliki sudut pandang Bekali diri anda dengan pengetahuan seputar bidang di perusahaan yang anda lamar dan pengetahuan umum lainnya. Dan bersiaplah untuk mendiskusikan banyak hal, mulai dari produk perusahaan sampai mungkin masalah di negeri ini. Jangan ragu untuk mengungkapkan opini anda tentang topik yang sedang dibicarakan. * Jabat tangan Berjabat tangan dengan pewawancara saat mulai dan akhir wawancara mencerminkan sikap antusias yang positif. Tapi bukan berarti anda harus berjabat tangan sekuat tenaga. Jabatlah tangan dengan erat tapi tidak terlalu kuat. Aliri keyakinan lewat jabat tangan bahwa anda adalah orang yang dapat diharapkan dan dipercaya. Dengan hal-hal di atas, setidaknya anda sudah berusaha tampil seprofesional mungkin saat wawancara. Dan hal ini akan memperlancar proses wawancara anda. Jangan lupa berdoa saat memasuki ruangan wawancara. Semoga wawancara anda berlangsung sukses..!

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Empat Potensi yang 'Menjual'


Setiap manusia memiliki potensi dan kelebihan masing-masing. Potensi dan kelebihan yang anda miliki merupakan modal utama untuk hidup di jaman yang sangat kompetitif ini. Bahkan ahli karir mengatakan, juallah kemampuan atau potensi diri sebagai bekal masa depan. Karena ketahuilah, semakin dewasa usia anda, semakin besar pula tuntutan untuk hidup mandiri. Karena anda tidak bisa selamanya bergantung pada orang lain. Tahukah anda ada empat potensi mendasar dalam diri anda yang dapat anda jadikan sebagai sumber penghasilan ? Keempat potensi tersebut adalah sbb: * Potensi akademik Potensi akademik merupakan modal utama anda yang dapat anda jual sebagai sandaran masa depan anda. Misalnya, jika anda seorang Sarjana Hukum, anda dapat menjual potensi akademik anda lewat kantor pengacara, notaris atau lembaga hukum lainnya. Jika anda seorang Insinyur Pertambangan, anda dapat menjual potensi anda di perusahaan pertambangan, kilang minyak, dan sejenisnya. * Potensi bakat Bakat yang diperlihara dan dikembangkan dengan baik dapat mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. Contohnya, orang yang berbakat di bidang seni suara, jika jalurnya tepat, ia bisa menjadi penyanyi handal dan hebat. Tentu saja materi anda akan terdongkrak. Anda yang memiliki bakat mengarang bisa menjadi pengarang yang hebat dengan menerbitkan cerita-cerita fiksi dalam bentuk novel, cerpen, dsb. Semua ini akan mendatangkan keuntungan materi bagi anda. Jika anda mau mengasah dan menyalurkan bakat dengan benar, maka bakat di dalam diri anda bisa menjadi sandaran masa depan yang cukup mapan. * Potensi wawasan Potensi wawasan dimiliki oleh anda yang berwawasan dan berpengetahuan luas. Potensi ini dapat diasah dengan banyak membaca dan mengikuti perkembangan berita terkini baik dari dalam maupun luar negeri. Lalu bagaimana caranya menjual wawasan? Umumnya anda yang berwawasan luas, otak anda penuh ide-ide dan gagasan gemilang. Anda dapat mewujudkan ide-ide anda tersebut menjadi suatu pekerjaan yang menghasilkan. Contohnya anda dapat menjadi pembicara pada seminar-seminar, anda juga dapat menjadi penulis dan kolumnis dengan menuangkan segala ide dan wawasan anda. Bahkan dengan wawasan anda yang luas, anda juga dapat menulis buku-buku ilmiah. Kalau hasil karya anda ini laku di pasaran, jangan ditanya, andapun akan mendapatkan rejeki yang berlimpah. * Potensi tenaga Dalam bidang pekerjaan apapun, selalu membutuhkan tenaga dan kekuatan fisik. Bahkan pada pekerjaan yang mengandalkan kekuatan pikiran seperti ilmuwan sekalipun, tetap memerlukan tenaga yang kuat. Tanpa fisik yang baik mustahil anda dapat bekerja dengan lancar. Tapi tentu saja ada beberapa pekerjaan atau profesi yang lebih banyak mengandalkan tenaga, atlit misalnya, entah itu atlit angkat besi, bulu tangkis, renang dan lain-lain.

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Nah sudah tahu kan potensi di dalam diri anda? Jika anda memiliki lebih dari satu atau memiliki keempat potensi tersebut,, anda dapat mengkombinasikannya menjadi sandaran hidup yang lebih mapan. Atau bisa jadi anda akan memiliki lebih dari satu profesi. So, jangan sia-siakan potensi diri anda, pelihara dan kembangkanlah potensi anda dengan sebaik-baiknya.

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Bila Teman Tanya 'Salary'


Rasanya risih juga ya kalau ada teman yang menanyakan soal jumlah gaji. Masalahnya, salary atau gaji ini kan termasuk hal yang cukup privasi. Dan kita berhak merahasiakan atau tidak menjawab pertanyaan tentang gaji. Tapi kadang-kadang ada juga lho teman kerja yang selalu ingin tahu jumlah gaji teman-temannya. Dan tipe teman yang begini, biasanya kalo bertanya agak maksa untuk mendapat jawaban. Nah bagaimana jika anda menghadapi situasi demikian? Jika anda ditanya tentang gaji oleh teman anda, menjawab atau tidak memang hak anda. Tapi jika anda ingin menjawabnya pertimbangkan hal berikut: Siapa yang bertanya? Kalau yang menanyakan gaji adalah sahabat anda di kantor yang anda percaya mungkin anda bisa berterus terang. Dengan catatan, anda yakin pemberitahuan gaji anda tidak akan menimbulkan masalah. Patut anda ingat, buka-bukaan soal gaji berkemungkinan menimbulkan kecemburuan. Dikhawatirkan, jika ternyata gaji anda lebih besar, teman anda akan cemburu. Biasanya meski kecemburuan ini tidak ditunjukkan tapi bisa mempengaruhi hubungan anda berdua. Sebaliknya jika ternyata gaji teman anda yang lebih besar, andalah yang mungkin akan cemburu. Ngaku deh, jika posisi anda dan teman anda sejajar tapi gaji anda berdua berbeda pasti anda akan berpikir, Kenapa ya gaji saya dan dia berbeda?. Kalau anda terus terbebani pikiran soal gaji, bisa-bisa kinerja anda terhambat. Kemudian perhatikan apa motivasinya bertanya. Apakah sekedar ingin tahu atau ingin membandingkan gaji anda dengan gajinya atau ada maksud-maksud lain. Atau mungkin ia orang yang selalu ingin tahu urusan orang lain termasuk soal gaji. Jika anda telah mempertimbangkan dan memutuskan untuk tidak memberitahu, katakan saja dengan nada bercanda, gaji saya? lumayanlah buat jajan! atau jawab saja, rahasia doong.. kalau tidak, "ada aja!". Atau boleh juga anda balik bertanya, Nggak marah kan kalau saya tidak menjawab?. Setelah itu alihkan saja pembicaraan ke topik lain. Biasanya kalau anda mengalihkan pembicaraan, ia tidak akan mendesak dan larut dalam obrolan lain. Tapi yakin deh berapapun jumlah gaji yang diterima oleh anda dan teman anda pasti sudah benar-benar dipertimbangkan oleh perusahaan. Biasanya pertimbangan jumlah gaji ini antara lain menyangkut kualifikasi, pengalaman, dan pendidikan. Untuk seterusnya jika prestasi dan kondite anda bagus tentu akan ada peningkatan. Tentu saja peningkatan ini juga ditunjang kondisi perusahaan. Jika perusahaan terus mengalami kemajuan, otomatis penghasilan karyawannya juga ikut terdongkrak. So, nggak bingung lagi kan kalau ada teman yang bertanya soal gaji. Anda sendiri juga nggak perlu penasaran kan dengan gaji teman anda?

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Hati-hati dengan Pertanyaan Balik


Hati-hati jika dalam wawancara pekerjaan anda diberi kesempatan untuk bertanya. Karena dari pertanyaan yang anda ajukan bisa diketahui kualitas dan daya kritis anda. Dan ini merupakan bagian dari penilaian terhadap diri anda secara keseluruhan. Di bawah ini adalah hal-hal yang sebaiknya tidak anda tanyakan dalam wawancara: * Kapan saya bisa mulai bekerja disini?. Pertanyaan ini mengesankan bahwa anda terlalu yakin bahwa anda telah diterima. Sebelum mereka membicarakannya, jangan menanyakan hal ini. Seandainya anda ingin sekali bertanya mengenai masalah ini, lebih baik anda perhalus sedikit, Kapan saya dapat mengetahui keputusan penerimaan? * Berapa gaji saya dan berapa lama jenjang waktu kenaikan gaji?. Jangan sekalipun menanyakan penghasilan sebelum pihak pewawancara menyinggung masalah ini. Karena ini mengesankan bahwa motivasi anda bekerja semata-mata hanya karena uang. Tahan keinginan menanyakan hal ini sampai mereka membicarakannya. * Fasilitas apa saja yang diberikan pada saya?. Pertanyaan semacam ini mengesankan bahwa anda manja dan sebaiknya pertanyaan ini anda tanyakan ketika anda telah mengetahui bahwa anda diterima. * Berapa lama hak cuti saya disini?. Jenis pertanyaan ini membuat anda terkesan malas. Lebih baik anda bertanya, Bagaimana dengan waktu kerja dan libur disini?. * Berapa nomor ponsel anda, mungkin saya dapat menghubungi anda untuk menanyakan kabar keputusan ini?. Pertanyaan ini sangat tidak sopan, karena mengesankan anda mencampuradukan masalah pekerjaan dengan waktu pribadi si pewawancara. Maka jangan sekalipun menanyakan ini. Seandainya anda ingin mengetahui kabar keputusan, lebih baik anda menanyakan telepon perusahaan yang dapat dihubungi. Jika anda menghindari pertanyaan-pertanyaan di atas dan menggantinya dengan pertanyaan yang lebih berbobot, berarti anda sudah berusaha menampilkan pribadi yang profesional, kritis namun tanpa nada sok tahu, sok pede dan sok akrab. Selebihnya gunakan intelegensia dan nalar anda untuk menanyakan hal-hal yang ingin anda ketahui.

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Kiat Agar Lamaran Anda Dijawab


Mengirim surat lamaran adalah aktivitas yang paling menyenangkan bagi pencari kerja. Karena itu pencari kerja melakukannya dengan penuh semangat. Dengan mengirimkan surat ini harapan mendapatkan pekerjaan bagus, gaji yang lumayan dan memperoleh teman-teman kerja yang menyenangkan bagi pencari kerja hanyalah soal waktu. Tak heran jika setiap hari pengirim lamaran terus menantikan jawaban dari perusahaan. Tetapi manakala tak satupun surat lamaran anda yang mendapat respon atau tanggapan, tak urung anda akan merasa ciut dan 'down'. Tentu anda akan dihantui berbagai pertanyaan, Kenapa surat lamaran saya tidak mendapat jawaban? Banyak kemungkinan jika surat lamaran anda belum memperoleh tanggapan. Mungkin dari seleksi yang dilakukan oleh perusahaan yang anda lamar, surat lamaran anda belum memenuhi kualifikasi yang diharapkan. Atau bisa juga keterangan yang anda sampaikan dalam surat lamaran kurang lengkap dan jelas, sehingga perusahaan kurang mendapat informasi yang utuh tentang kemampuan dan kelebihan anda. Bisa juga disebabkan faktor teknis pengiriman seperti terlambatnya waktu pengiriman dan penulisan alamat tujuan yang kurang lengkap, dan banyak kemungkinan lain. Nah agar surat lamaran anda mendapat respon, coba ikuti tips berikut ini: * Perhatikan dengan cermat setiap persyaratan yang dibutuhkan oleh perusahaan pencari tenaga kerja. Jika anda merasa memenuhi persyaratan dan kualifikasi yang ditetapkan, kirimlah surat lamaran anda secepatnya. Dan jangan coba-coba untuk mengirim lamaran jika anda tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan. Jangan menganut sistim gambling atau coba-coba siapa tahu beruntung. Karena mengirim surat lamaran bukanlah ajang coba-coba. Jangan buang-buang waktu dan biaya hanya dengan mengirimkan sesuatu yang sudah jelas tak mungkin dijawab. Daripada nantinya anda kecewa karena surat anda tidak balas, lebih baik anda kirimkan lamaran yang sesuai dengan kriteria anda. * Kirimlah surat lamaran dengan lengkap. Surat lamaran umumnya terdiri dari surat pembuka, data pribadi (Curriculum Vitae/CV) , berkas-berkas lamaran seperti foto copy ijazah, foto copy KTP, referensi pengalaman kerja, pas photo, dan lain-lain. Yakinlah tidak ada berkas yang tertinggal. Periksa sekali lagi saat anda mengirimnya. Dalam surat pembuka sebaiknya anda informasikan darimana anda mengetahui lowongan tersebut, jabatan atau posisi yang anda lamar, serta alasan anda melamar posisi tersebut. Sedangkan untuk CV, cantumkan data pribadi anda dengan lengkap dan jelas, seperti nama lengkap, tempat tanggal lahir, alamat, dll. Jangan lupa cantumkan pada CV anda tentang riwayat pendidikan dan pengalaman kerja serta informasi lain yang bisa menjadi nilai plus bagi anda. * Hal yang tak kalah penting adalah mengetahui batas waktu pengiriman dengan pasti. Jangan coba-coba mengirim lamaran yang batas waktunya sudah lewat. Karena pada sebagian perusahaan langsung menghentikan penerimaan surat lamaran jika batas waktu yang ditentukannya sudah tutup, sekalipun surat lamaran masih banyak yang datang. Saran-saran di atas setidaknya dapat membantu anda mewujudkan harapan agar surat lamaran anda mendapat jawaban. Atau setidaknya anda akan mendapat respon sekalipun itu respon penolakan. Mendapatkan jawaban penolakan toh masih lebih baik daripada tidak mendapat balasan sama sekali. Dengan demikian toh anda tidak perlu menanti dan berharap pada perusahaan yang telah memberi jawaban tersebut. Yang paling penting adalah jangan pernah putus asa untuk terus mengirimkan lamaran. Pilihlah peluang yang cocok dengan kualifikasi anda. Percaya deh kalau anda gigih, suatu saat pasti anda akan mendapatkannya. Selamat berjuang!
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Kalau Anak Buah Suka Melawan


Sebagai atasan atau pimpinan tentu anda menginginkan anak buah yang patuh dan taat pada anda sekaligus pada tugas-tugas di kantor. Karena anda pasti berharap, dengan kehadiran anak buah bisa meringankan dan memudahkan tugas-tugas anda. Namun, tak dapat dipungkiri kadangkadang anda akan berhadapan dengan anak buah yang suka membangkang. Parahnya perlawanan itu tidak dilakukannya secara terang-terangan, melainkan diam-diam. Di depan anda dia patuh dan oke-oke saja jika anda menugaskan pekerjaan. Tetapi kenyataannya ia sulit menyelesaikan pekerjaan, bahkan terkesan lamban dan disengaja. Bahkan anda merasa sikapnya berbau sentimen pada anda. Tentu saja kondisi ini menjengkelkan anda. Mungkin kalau kejadiannya hanya sesekali, anda masih bisa memaafkan dan memaklumi. Toh setiap manusia meskipun jenius tetap tak luput dari kesalahan. Tetapi kalau berulang kali, tentu anda tidak bisa mentolerir lagi. Jalan satu-satunya adalah menegurnya dan mengajaknya bicara empat mata. Tanyakan baik-baik apa yang menyebabkan sikapnya demikian. Kemukakan juga bahwa anda tidak menyukai caranya dalam bekerja. Setelah itu anda harus siap mendengarkan semua unek-uneknya. Bersiaplah untuk mendengarkan komentar paling buruk sekalipun, tentang kepemimpinan anda. Mungkin saja selama ini memang ada kekurangan dan kelemahan anda dalam menghadapi anak buah. Atau bisa juga ia kurang puas dengan kebijakan dan manajemen perusahaan. Pendek kata, anda harus siap mendengar apapun yang berbau kritik dan komentar negatif lainnya. Setelah anda mengetahui semua permasalahannya, pikirkan jalan keluar terbaik, bagi dia, anda dan perusahaan. Upayakan solusi yang tidak merugikan semua pihak. Tetapi kalau jalan keluar yang diupayakan tetap tidak membuat ia berubah. Artinya ia tetap malas-malasan, lamban dan anti terhadap anda, berarti kesalahan bukan pada diri anda. Mungkin kualitas pegawai seperti ini memang tergolong rendah. Apa boleh buat, mintalah bantuan pada bagian personalia untuk menyelesaikan masalah yang pelik ini. Keluarkan surat peringatan pertama (SP). Jika belum berubah juga tentu SP yang disodorkan padanya bisa sampai SP terakhir. Kalau sudah sampai SP terakhir, tahu sendiri dong apa maksudnya

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Pengin Sukses? Asah EQ Anda


Belakangan ini diketahui bahwa kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh Intelligence Quotient (IQ) tetapi juga harus dibarengi dengan Emotional Quotient (EQ). Para ahli mengatakan saat ini EQ justru berpengaruh besar bagi keberhasilan seseorang. EQ dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan anda, baik dalam pekerjaan, pribadi dan sosialisasi. Lalu apa sih sebenarnya EQ itu? Emotional Quotient (EQ) adalah ketrampilan untuk mengenali dan mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain. Manusia dengan EQ yang baik, mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh pada pekerjaan. Selain itu EQ membuat anda mudah bersosialisasi, mampu membuat keputusan yang manusiawi, dan berpegang pada komitmen. Makanya, orang yang EQ-nya bagus mampu mengerjakan segala sesuatunya dengan lebih baik. Dengan EQ, anda sekaligus mampu mengakui kesalahan dan kelemahan diri serta bertanggung jawab terhadap kesalahan yang anda perbuat. Dengan kata lain, EQ mampu mengatasi berbagai konflik yang anda alami. EQ menjadikan anda pribadi yang menyenangkan, cerdas, dan intelektual. Dengan EQ yang matang anda akan memperoleh sukses, baik dalam hidup maupun karir. Lalu bagaimana caranya mengembangkan EQ agar mencapai tingkat yang ideal? Bagi anda yang ingin sukses, ikuti tips di bawah ini: * Langkah pertama adalah pahami diri anda sendiri. Ketahuilah tingkat emosi anda, apakah anda termasuk orang yang sangat emosional atau biasa-biasa saja. Sadari apa yang membuat anda marah, menangis, sedih, gembira dan bahagia. Semakin dalam anda mengenal pribadi anda, semakin mudah juga memahami emosi orang lain. Dengan demikian, semakin baik pula tingkat EQ anda. * Percaya diri. Sikap percaya diri merupakan salah satu modal kesuksesan anda. Kalau anda yakin dengan kata hati dan kemampuan anda, akan memudahkan anda dalam mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan. Tanpa perlu bergantung pada orang lain, anda bisa mengambil keputusan yang paling tepat dalam hidup anda. Memang anda tetap membutuhkan bantuan orang lain dalam segala hal, tetapi membangun kepercayaan diri terhadap kemampuan anda, dapat melatih dalam pencapaian tingkat EQ yang ideal. * Sadari kelemahan anda. Menyadari kekurangan dan kelemahan diri sendiri adalah sikap positif yang dapat melatih emosi anda. Tetapi menyadari kelemahan dan kekurangan tanpa berusaha merubahnya tentu bukan sikap yang bijaksana. Buatlah komitmen pada diri anda bahwa anda pasti bisa merubah kelemahan dan kekurangan diri anda. * Miliki rasa emphaty. Kalau anda merasa nyaman dan percaya diri dengan kondisi diri anda sendiri, berarti anda sudah mencapai fase pengembangan EQ yang nyaris ideal. Anda sudah bisa menerima dan mendengarkan pendapat orang lain, sekaligus memahami kekurangan dan kelemahan orang lain. Semakin besar pengertian anda pada orang lain semakin besar pula kesempatan anda mendapatkan pertolongan di lain hari.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Dengan demikian anda akan menjadi orang yang kompeten secara emosional. Dalam arti mampu bersikap mandiri (independent) tetapi juga menghargai prinsip saling ketergantungan (interdependent). Dan hanya orang yang mandiri dan menghargai keberadaan orang lain-lah yang akan menjadi manusia efektif dan sukses dalam karir dan kehidupan. Nggak percaya..? coba aja

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Optimis Saat Berburu Kerja


Bahkan kadang kecemasan yang melanda para pencari kerja berubah menjadi ketakutan dan kekhawatiran. Persaingan yang sedemikian berat membuat mereka merasa pesimis mendapatkan pekerjaan. Padahal sikap seperti ini tidak perlu ada. Sikap pesimis hanya membuat Anda kehilangan gairah untuk menangkap peluang terbaik. Dalam hal ini, menurut pakar karir Lambeth Hochwald, motivasi menjadi hal utama saat hunting pekerjaan. Konon, dengan motivasi yang kuat, sikap pesimis akan lenyap berganti dengan optimisme. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menjaga motivasi dan optimisme Anda saat berburu kerja: * Perlu Anda ketahui, ternyata peran seorang teman saat Anda jobless dan tengah mencari pekerjaan, demikian penting. Seorang teman yang baik bisa dijadikan teman curhat atau sharing. Berceritalah pada teman Anda apa yang kini Anda lakukan dan mintalah saran pendapatnya. * Peran keluarga juga tak kalah penting saat Anda sibuk mencari-cari peluang kerja. Mintalah dukungan dan doanya. Hal ini akan menambah kekuatan dan semangat Anda dalam menembus persaingan, seberapapun beratnya. * Organisasikan kemana dan kapan Anda mengirimkan lamaran. Sehingga Anda tidak akan bingung atau kesulitan untuk menindaklanjutinya, jika suatu waktu mendapat panggilan. Karena terkadang saking terlalu lamanya Anda mengirimkan lamaran, begitu ada jawaban, Anda lupa kalau Anda pernah melamar ke perusahaan tersebut. * Tujuan yang tepat dapat menambah motivasi. Karena itu bersikaplah realistis dalam upaya mencapai tujuan. Sikap realistis ini dapat ditunjukkan dengan cara menuliskan daftar banyaknya lamaran yang telah terkirim dan sejauh mana feed back-nya. Dari catatan tersebut Anda bisa memperkirakan sejauhmana keberhasilan Anda. * Kembangkan terus rasa percaya diri Anda. Rasa percaya diri akan membantu Anda terhindar dari tekanan-tekanan selama masa penantian. Dan rasa pede itu lebih diperlukan saat panggilan kerja datang. So, bagi Anda yang kini tengah berburu kerja, akibat phk atau fresh graduate, jangan sekalipun bersikap pesimis. Percayalah walaupun sulit, bukan tak mungkin Anda akan mendapatkan yang terbaik. Jika Anda terus berusaha, why not?
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

'Tell Me About Yourself' Doesn't Mean 'Tell It All' (1)


By Arlene S. Hirsch When an interviewer asked a systems engineer to "tell me about yourself," he felt well-prepared to answer. After all, he'd been a professional for more than two decades and could recite the ups and downs of his career in great detail. Perhaps too much detail. The engineer was only halfway through a chronological explanation of his work history when the interviewer interrupted him to ask another question. The engineer was upset that he hadn't described several important accomplishments. Reflecting back, he realizes he could have been more succinct. He also should have grabbed the interviewer's attention at the beginning by saying something more memorable than where he grew up and why he majored in engineering. If an interviewer gives you the stage in this way, understand that responding is trickier than you think. The following tips can help you provide a memorable and effective description. 1. Start with the end in sight. Despite the deceptive phrasing, the directive, "Tell me about yourself," isn't a polite request for your life story. What the interviewer wants to know is, "Why should I hire you?" Knowing this, your goal is to craft a convincing statement that will make the interviewer want to know more about you and what you can do for the company. To prepare, you must develop a response tailored to the specific employer and addressing its interests, goals, and needs. You should revise, refine and rehearse your script until you can deliver it flawlessly -with energy, enthusiasm and confidence. 2. Take the time to establish rapport. When interviewers invite you to tell them about yourself, they're asking you to step into the spotlight, a place where extroverts and natural performers shine but where introverts can become anxious, tongue-tied and self-conscious. If you don't feel comfortable in the limelight, look at the situation in a different way. Rather than delivering an oratorical performance, focus on establishing an emotional bond with your interviewer. Here's where body language can make a difference: Smile, make eye contact, lean toward and talk to and not at your listener. 3. Sketch the big picture. Experienced candidates should focus on the big picture first so that interviewers will place later information in the proper context. Start by providing an overview that allows them to see your career in
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

total. Example: "Why don't I start with the big picture? As you can see from my resume, I have more than 15 years of experience in sales, marketing and general management, primarily in consumer products. The majority of that time was in the food-and-beverage industry. Thanks to my experiences at ________ and _________, I have an in-depth knowledge of the domestic and international marketplace for the food and beverage industries."

'Tell Me About Yourself' Doesn't Mean 'Tell It All' (2)


By Arlene S. Hirsch 4. Focus. After you sketch the big picture, talk about specific experiences that are most relevant and interesting to an interviewer. Your research can pay off here. Learning as much as you can about the industry, employer and job (via the job description) allows you to zero in on your most relevant qualifications and experiences. A senior communications manager experienced in marketing, public relations and event management knew that a prospective employer, a nonprofit, was well known in the Latino community for a successful annual conference. In previous years, major politicians and government officials had been keynote speakers. While preparing her tell-me-about-yourself statement, the communications manager decided to focus on three major experiences: her success in marketing and promoting high-visibility events; her high-profile experience working on political campaigns; and her experience with the Latino community. However, she didn't use a chronological approach since these experiences happened at different points in her career. 5. Showcase your communication skills. Most interviewers observe how you organize and present information about yourself. If your recent experience is most relevant, detail your accomplishments in reverse chronological order, giving less emphasis to your first few jobs. Conversely, if your most relevant experiences happened in the middle of your career, you may want to start your description at that point. Assume, for example, that your first love is training, but recently you've spent more time working as a general human-resource manager. When interviewing for a training position, your tell-me-about-yourself statement might start: "Since training is my first love and one of my core strengths, I'll start by telling you about my training experience and accomplishments. While I was working at _________, I put together a very successful management-training program that received rave reviews from participants..." 6. Highlight the benefits you'll bring to the employer. A job search is a self-marketing campaign. Experienced marketing experts say to stress a product's benefits to the customer rather than its features, which could well be nifty but the customer might not need them. In a job search, you're the product. Toward that end, orient any discussion of your skills and experiences toward showing how they can benefit your future employer.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Example: "From the job description, it sounds to me like you're looking for someone who has strong project-management skills. My greatest accomplishment as a project manager was at _____________." From there you can describe the goals of the project, what you did to attain them and the subsequent results.

'Tell Me About Yourself' Doesn't Mean 'Tell It All' (3)


By Arlene S. Hirsch 7. Spotlight the positive. Never say anything negative about yourself or previous employers. If you decide to highlight earlier experiences instead of a more recent role, be sure to present all your jobs in a positive light. To do that, emphasize how and why your later experiences enhanced your abilities and scope. For instance, after describing her training accomplishments, the HR executive might follow up by discussing how her success as a manager has given her a better understanding of organizational needs and naturally enhanced her credibility and performance as a trainer. 8. Provide details. Don't expect interviewers to take your story on faith alone. Have specific examples ready to illustrate your skills. For example, to emphasize your problem-solving ability, describe a problem you faced in a past job, what actions you took to resolve it and the result of those actions. Whenever possible, choose a problem that's similar to those the prospective employer might face. To determine the type of challenge you might be asked to correct, refer to the job description or, lacking that, ask the employer to describe the position so that you can focus your presentation effectively. 9. Disclose personal information cautiously. When it comes to disclosing personal information, there's no right answer. It depends on two factors: whether you feel comfortable using personal details and what you plan to accomplish by doing so. While disclosing personal information can be a good icebreaker and rapport-builder, it also can backfire. You never know how an employer will process that information. Will a hiring manager be glad to know you're a family man or worry that you won't be free to travel or work long hours? Keep the purpose of the conversation in mind. Whenever possible, mention personal information strategically. For example, an executive who's interviewing for a job with a toy manufacturer might share anecdotal information about his children's experience with the manufacturer's toys. An executive who knows that a job requires extensive international travel could share about his or her personal travel experiences. 10. Finish strong. When should you return the floor to the interviewer? Use nonverbal signs as your cue. If an interviewer seems restless and bored, ask for feedback about your presentation: "Is this what you want to hear? Or is there something else that you'd like me to focus on?" This allows the interviewer to change the flow of communication and establishes a two-way dialogue.

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

If the interviewer remains attentive, you'll have more leeway in how you wrap up. The best way to end your statement is to put the conversational ball in the interviewer's court by saying why you're interested in the company and position and asking for more information about current needs. Listen attentively to the response to determine what parts of your experience and accomplishments to mention as the interview progresses.

How to Answer Questions About Your Weaknesses(1)


By Arlene S. Hirsch Every successful executive has weaknesses as well as strengths. The key is ensuring that your weaknesses don't become career-enders. Potential employers will try to discern your shortcomings to ensure they don't hamstring their company. Your challenge is to convince them that you don't bring lethal liabilities. One way to learn a candidate's weaknesses is simply to ask directly during interviews, "What are your weaknesses?" While job hunters lament this question, employers are determined to continue asking it because the responses typically are so illuminating. Seven Response Strategies To make sure this question doesn't trip you up, here are possible strategies that you -- as an interviewee -- can use to frame an effective response. Remember that context is as important as content. Whenever you cite a weakness, be sure to remind employers of your strengths. Be honest about your shortcomings, but never cite anything that might genuinely interfere with your ability to do the available job -- and do it well. The key is to present your weaknesses in a way that demonstrates your real strengths and character. Strategy 1: Cite a weakness that, under the right circumstances, can prove to be an asset. Conventional wisdom suggests that you respond by stating a weakness that really could be perceived as a positive, such as: "I'm a workaholic. I spend a lot of time at work making sure that I do my job right." As you can probably guess, employers usually see right through this type of response because it's both dishonest and self-serving. A better answer is to mention something that may be perceived as a weakness but, in the proper context, constitutes a genuine strength. For example, empathy -- the ability to identify with and understand another person's feelings -- is a good quality when trying to understand an enemy. But an empathic manager may be viewed erroneously as "weak" or "soft." A candidate who offers empathy as a perceived weakness (but knows it's a strength) can then cite a time when he or she used empathy to gain competitive intelligence. The "strength as weakness" strategy works well if you: show the value of using the particular trait in a given context; demonstrate that you know how and when to use it most effectively; and explain how you might be able to use it to help your future employer.

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Saying, for instance, that you're a perfectionist would work if you can cite times when this trait is a strength instead of a weakness. An example might be when proofreading or editing, since perfectionism can guarantee error-proof copy. On the other hand, a perfectionist chief executive officer might micromanage his top managers and paralyze the organization. Knowing the requirements of the job and the organizational culture can help you decide whether a potential employer will view your perceived weakness as a potential strength.

How to Answer Questions About Your Weaknesses(2)


By Arlene S. Hirsch Strategy 2: Cite a corrected weakness. Another strategy is to cite a weakness that you're working to correct. Always provide concrete examples of what you're doing to fix the problem, the progress that you've made, and how these improvements will help an employer. An international executive felt his career had suffered because he wasn't fluent in Spanish. After losing a job during a corporate reorganization, he decided to combine work with pleasure by signing up for a language-immersion program in Chile. Six weeks later, he felt he had learned enough Spanish to be more effective in his next job. During one interview, he asked the interviewer if she would like to conduct the interview in Spanish so he could demonstrate his proficiency directly. In another scenario, a marketing executive who had lacked expertise in customer-relationship management related how she had used her unemployment to take seminars and courses in the field and was eager to apply her new knowledge in her next job. Strategy 3: Cite a lesson learned. Similar to the corrected-weakness strategy, the lesson-learned approach acknowledges real missteps and mistakes within the context of a lesson learned. If you can demonstrate what you learned from your mistake, potential employers will be reassured of two things: first, that you can learn from your mistakes; and two, that you won't make this kind of mistake again. It's also smart to link how this newfound understanding will benefit a new employer. An assistant manager who was having a personality conflict with her boss complained to her boss's boss about her manager. After that, she was demoted to a sales-clerk position. Reflecting on the experience, she could talk about the importance of "managing upward" and, with 20-20 hindsight, how she would handle the same problem now. Strategy 4: Cite a learning objective. After reviewing the job description, you may discover that part of the job requires more skill and experience than you now have. Rather than assuming the potential employer won't notice this weakness, develop a strategy to compensate for it. For example, a candidate for an employee-benefits specialist position knew that she had experience in five of the six technical areas that the employer required. Before she
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

interviewed, she researched certification programs that were available through professional groups. Her goal was to learn the language and expertise the skill required and also how long it would take her to get "up to speed" in that area. When she cited this weakness, she could then address what she needed to do to learn it and in what time frame.

How to Answer Questions About Your Weaknesses(3)


By Arlene S. Hirsch Strategy 5: Cite an unrelated skill deficit. You may know of professional weaknesses or deficits that, while troubling, don't interfere with your ability to perform well in a specific job. The fact that you aren't a great public speaker won't hurt you much in an administrative role. Your less-than-perfect writing skills may not be a deal-killer if the job requires mostly telephone communication. Obviously, the key is knowing the job description and career path well enough to understand what's necessary to be successful. Clearly, you don't want to identify a weakness that would genuinely affect your ability to do the work. Strategy 6: Deflect. If you don't feel comfortable answering the question, you can try to deflect it by saying that, while you obviously have weaknesses, you aren't aware of anything that would interfere with your ability to do the job. If the interviewer persists, you can turn this into an opportunity to discuss what's important to you. You might say, for example, that you work best with managers who trust and give you a lot of feedback. Or you might say that you tend to perform best in a fast-paced environment with clear deadlines. Although you aren't specifically citing a weakness, you are implying that you work better under certain conditions. You also can use humor to deflect the question, as demonstrated by one general manager. When asked about his weaknesses, he liked to reply: "Ask my parole officer." Of course, this joke works only if you don't have any felony convictions. Strategy 7: Address the unspoken question. Interviewers who ask the weakness question may be more interested in how you approach the question than in the specific weakness you cite. If you want to have a more honest and direct conversation, you can begin by acknowledging the concern and asking if the interviewer is wondering if you're hiding a fatal flaw that should be uncovered. You also can review your qualifications and ask if there's a specific concern that you could address in greater depth. This allows you to tailor your responses to any potential reservations or resistance. It also levels the playing field by changing the dynamics of the interview. Before using this strategy, assess whether you think the interviewer will respond well to your directness. While some might find it refreshing, being this direct may be intimidating to someone who prefers to hide behind an interviewing script.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

In the end, it isn't your mistakes and weaknesses that matter most, it's whether you're aware of your weakness, understand its potential impact on others and are willing to work to improve yourself. Your ability to handle this question confidently and effectively can send a powerful message to potential employers about your real strengths.

Body-Language Tactics That Sway Interviewers By Eugene Raudsepp


Before a job interview, do you peruse magazines or review prepared notes? When the meeting begins, do you wait to be told where to sit or choose your own chair? And do you give passionately expressive or carefully controlled responses? In each of these instances, your body language speaks volumes about how you'd perform at a company. In fact, some experts say nonverbal cues are more important than verbal ones. According to these studies, body language comprises 55% of the force of any response, whereas the verbal content only provides 7%, and "paralanguage," or the intonation, pauses and sighs given when answering, represents 38% of the emphasis. Jo-Ann Vega, president of JV Career and Human Resources Consulting Services in Nyack, N.Y., says body language is so important that it frequently torpedoes what we say. "Our nonverbal messages often contradict what we say in words," says Ms. Vega. "When we send mixed messages or our verbal messages don't jibe with our body statements, our credibility can crumble because most smart interviewers believe the nonverbal." Laid-off managers are a case in point. They're often so traumatized by their terminations that they appear downcast, even when discussing their strengths, says Ms. Vega. Difficult questions can throw them off balance, and their anxiety may cause them to fidget or become overly rigid, she says. Since nonverbal communication is more eloquent, honest and accurate than verbal communication, such actions reveal your inner confidence. While words can deceive -- many people don't mean what they say or say what they mean -- body language is subconscious. Since it's more spontaneous and less controlled, it shows our true feelings and attitudes. Still, most people discount the importance of nonverbal communication because their education and training placed more emphasis on spoken words. To become more adept at interpreting and using body language, heighten your awareness of nonverbal signals and learn to trust your "gut" instinct. Then, when interviewing, use the following tips to accentuate body language that stresses professionalism and performance.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

10 Don'ts in facing a job interview (1)


1. Act disinterested. Headhunter Jack Clarey of Clarey & Andrews, a Chicago search firm, was seeking a CFO for a publicly held technology company headquartered in a rural community. During an interview, Mr. Clarey's strongest candidate questioned him repeatedly about the difficulties of uprooting himself and his family from a large city and whether he would be happy in a rural location. "Needless to say, we rejected him," says Mr. Clarey. Don't bother to interview unless you have some interest in the position. The recruiter or company may have called you first, but you're expected to demonstrate curiosity and enthusiasm when you interview. 2. Go unprepared. You can't ask intelligent questions if you're in the dark about the employer's industry, operations and performance. Reviewing the company's annual report and web site is the absolute minimum amount of research you should do before the interview. Don't ask questions that are answered plainly by these resources. 3. Talk too much. An internal candidate for a $200,000-a-year position at a major investment bank ideally matched the position's specifications, according to recruiter Jac Andre, a partner with Ray & Berndtson. But he was disqualified automatically when he talked for more than an hour without making a single point. "He rambled on and on without answering my questions," says Mr. Andre. When responding to a question or making a comment, get to the point. Nothing demonstrates your insecurity more than endless commentary that goes nowhere. 4. Talk too little. You're expected to be an active participant in the interview, not simply a head nodder. One-word answers brand you as uninterested, scared or uppity. 5. Display bad manners. Ann Peckenpaugh, a recruiter with Schweichler Associates Inc. in Corte Madera, Calif., was convinced a candidate was a perfect fit for her client, a high-tech company in Silicon Valley. "He was ideal on paper, and unlike many 'techies,' he was a good communicator on the phone," she says. But when she met him in person over dinner, he horrified her by picking up his roast chicken dinner with two hands and eating it off the bone. "We were waiting for him to growl," says Ms. Peckenpaugh.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

10 Don'ts in facing a job interview (2)


6. Knock your current (or past) employer. Badmouthing a boss is perhaps the ultimate interview offense. Recruiters and employers know that if you air dirty laundry about your firm, you're likely to be a malcontent in your next position as well. Even if you're convinced your boss is a felon, stick to your own accomplishments and the resulting performance when discussing your situation. Additionally, don't assume interviewers aren't listening if they stop taking notes. Some recruiters pride themselves on generating confidential, personal information through "stealth" meetings over meals, where candidates tend to lower their guard. "When I put my notepad away, candidates say amazing things," says Bob Clarke, principal with Furst Group/MPI, a recruiter based in Rockford, Ill. "That's when they're likely to run down their current employer, drop names inappropriately or even use foul language." 7. Take credit for things you didn't do. While it's important to explain your role in accomplishing results, don't overstate your authority or responsibility. Your claims are likely to be checked with current or former colleagues, customers or bosses. Avoid saying "I" as much as possible: no one in a corporate environment does things single-handedly. 8. Hide holes in your resumes. Don't follow the example of the candidate who advised Chip McCreary, chief executive officer of Austin-McGregor International, a Dallas recruiter, to avoid calling him at work because the voice-mail system was being changed. "Naturally, I called right away," says Mr. McCreary. "The receptionist told me he was no longer with the company." Periods of unemployment and falsified dates and degrees also are simple to detect. Address resume gaps or other potential concerns directly and have an explanation about why they made sense and what you learned from them. 9. Show lack of confidence in the prospective employer. Steven Darter, president of People Management Northeast, a recruiter in Avon, Conn., once interviewed a candidate who spent an hour itemizing the potential employer's problems. "He told me he could get it all turned around, but couldn't give me any specifics," says Mr. Darter. "We crossed him off the list the minute he left the room."

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

You can express concerns about some aspect of the potential employer's strategy, product line or operations -- particularly if you can suggest a better approach. But don't let the interview deteriorate into a critique session. Employers want managers who are excited by opportunities, not dismissive of past mistakes. 10. Negotiate too early. If you raise the issue of compensation, it's clear to recruiters and employers that your primary interest is money, not opportunity. Wait until they bring up the topic, and don't negotiate during the interview--take a day to formulate your response.

Evaluate how well you measure up as a prospective leader by responding to the following statements, and mark the options closest to your experience. Later, add your scores together and refer to the Analysis to see how well you fared. Use your answers to identify the areas that most need improvement. 1: Never 2: Occasionally 3: Frequently 4: Always

No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Statements
I take the lead in meetings to clarify objectives & agendas I focus strongly on achieving results from the tasks I undertake I propose original ideas for discussion in meetings I make friends easily & have many useful outside contacts I find & tell the objective truth, even if people dont like to hear it I maintain friendly relations with everyone on the team My ability makes me want to take charge I take advice impartially from above, below & from equals I find it easy to express genuine, close friendship I like people to express genuine, close friendship to me I can work easily with all types of people I take time out each week to recharge my mental batteries

Analysis: 12 24: You are potentially competent, but you need to do a lot of work before you can excel in a leadership role.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

25 36: Although you have the makings of a good leader, some areas still need to be improved. Identify and work on them. 37 48: Your leadership promise is high, but do not become complacent. Strive to realize it.

Hal Penting Buat Karyawan Baru


Hari-hari pertama anda bekerja di kantor baru adalah masa orientasi dimana anda akan mengenal lebih banyak tentang perusahaan. Lalu apa saja yang perlu anda lakukan jika menjadi karyawan baru? Di bawah ini adalah petunjuknya: Lihat, dengar, tanya dan catat Anda dituntut untuk mengetahui perusahaan secara keseluruhan, baik hal fisik maupun bukan. Kondisi fisik perusahaan seperti gedung, toilet, tempat parkir, kantin, ruang rapat, dll, perlu anda ketahui dari awal agar anda cepat familiar dengan kantor baru. Hal di luar fisik, anda perlu mengetahui visi dan misi perusahaan, job description, peraturan perusahaan, dan kompensasi (misalnya gaji dan tunjangan). Anda juga perlu mengetahui bagaimana peluang karir di perusahaan baru. Untuk itu anda harus tahu bagaimana sistem penilaian prestasi, termasuk aturannya, baik tertulis dan tidak tertulis. Semua informasi tersebut dapat anda peroleh jika anda rajin bertanya dan mengamati, karena tidak semua hal dapat anda tanyakan langsung. Dalam hal ini, sumber informasi yang kompeten adalah atasan anda langsung, manager divisi atau bisa juga rekan sekerja. Jangan lupa catat informasi yang telah anda dapatkan, hingga anda dapat mempelajarinya. Pahami tugas anda Setelah semua informasi terkumpul, anda dapat mulai bekerja dan melaksanakan tugas. Untuk itulah anda perlu memahami deskripsi kerja dan apa saja tugas-tugas anda. Tentunya dalam bekerja anda juga harus memahami pemakaian fasilitas kerja seperti bagaimana menggunakan komputer, telepon, mesin faks, dsb. Karena kadang cara pemakaian fasilitas di satu perusahaan berbeda dengan di perusahaan lain. Sosialisasi dan partisipasi Binalah hubungan baik dengan semua rekan anda. Tunjukkan bahwa anda dapat beradaptasi dengan cepat dan mudah berkomunikasi dengan siapa saja. Jangan pernah sekalipun merendahkan salah satu bagian dari organisasi perusahaan. Karena masing-masing bagian memiliki peran yang saling menunjang. Tak ada salahnya jika anda ikut berpartisipasi dalam aktivitas perusahaan di luar pekerjaan, seperti kegiatan sosial dan klub olahraga perusahaan. Hal ini akan memudahkan anda untuk membina hubungan yang lebih baik dengan rekan-rekan baru. Perbaiki kelemahan Rasa jenuh, stress, dan suntuk dalam bekerja adalah hal yang sangat alamiah. Kadang anda akan menemukan kesulitan dalam bekerja. Dalam menghadapi masalah apapun, anda harus
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

tenang menghadapinya. Berusahalah untuk menciptakan kemudahan dalam pekerjaan anda. Pikirkan cara terbaik untuk mengatasi kesulitan yang anda hadapi. Jangan sekalipun merasa putus asa dan berpikir bahwa pekerjaan baru ini tidak cocok untuk anda. Evaluasi Selain perusahaan berhak menilai anda, anda juga berhak melakukan evaluasi terhadap kesesuaian anda dengan perusahaan, pekerjaan, lingkungan, rekan kerja, dan semua hal di perusahaan. Kemudian tanyakan pada diri sendiri, apa sebenarnya yang anda harapkan dari perusahaan? Apakah karir, penghasilan, status, lingkungan kerja yang aman, atau ada hal-hal lain yang anda inginkan. Umumnya pertanyaan ini akan terjawab setelah masa tiga bulan bekerja. Kemudian avaluasi kembali jawaban anda, sejauhmana perusahaan memenuhi harapan anda dan sebaliknya sejauhmana anda memenuhi harapan perusahaan?

Cerdas Mengungkapkan Kelemahan

Mungkin Anda berpikir, jika membicarakan kekurangan atau kelemahan, hanya akan merugikan diri sendiri. Lalu bagaimana sebaiknya menyampaikan kelemahan tanpa mengurangi 'bobot' diri? Sebenarnya, mengungkapkan dan menjelaskan kelemahan diri sendiri tidak selalu merugikan. Asal bisa mengemas pembicaraan dalam nuansa yang positif, kelemahan yang Anda ungkapkan menarik simpati pewawancara. Jangan pernah berbohong dengan mengatakan, "Saya tidak punya satu kelemahan pun..". Ucapan semacam ini jelas-jelas salah. Karena siapapun di dunia ini, tak ada yang sempurna. Lagipula ucapan tersebut terkesan sangat arogan. Ingat, kelemahan yang paling fatal adalah 'Jika Anda tidak menyadari kelemahan diri sendiri!'. So, jika Anda diminta mengungkapkan kelemahan, ungkapkan dengan jelas. Tentu saja Anda harus pandai memilah mana kelemahan yang bisa menjadi kekuatan dan mana kelemahan yang tidak perlu diungkapkan. Kelemahan seperti pemarah, pemalas, dan manja adalah kelemahan yang tidak perlu diungkapkan. Lalu kelemahan apa yang bisa jadi kekuatan? Di bawah ini beberapa contoh kelemahan yang dapat menjadi kekuatan: * "Kalau bekerja saya seringkali lupa waktu. Bahkan kalau lagi asyik kerja, saya juga suka lupa makan siang." * "Saya kelewat tegas terhadap diri sendiri, sehingga saya tidak bisa memaafkan jika saya melakukan kesalahan." * "Saya memang bukan orang yang mengetahui dan menguasai segala bidang. Tetapi saya orang yang selalu ingin belajar. Saya bisa belajar dengan cepat untuk menguasai bidang tertentu..." Jika bisa memformulasikan kalimat dengan tepat, pewawancara dapat mendeteksi arah pembicaraan Anda. Ia dengan mudah akan mengetahui kelebihan di balik kekurangan yang Anda sebutkan. Jangan lupa setelah mengungkapkan kelemahan, sertai dengan ucapan "Saya bukan orang yang tertutup oleh perubahan. Menyadari kelemahan ini saya bisa merubahnya ke arah yang lebih baik". Kecerdasan Anda mengelola kalimat dalam membicarakan kelemahan merupakan
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

point tersendiri. Pada intinya apapun kelemahan Anda, ungkapkan secara positif sekaligus cerdas. Karena pada dasarnya, pertanyaan tentang kelemahan diri, bukan semata-mata untuk mengetahui hal-hal negatif tetapi untuk mengetahui pandangan dan penilaian Anda terhadap diri sendiri. Nah, biarpun mengungkapkan kelemahan, buatlah agar pewawancara berpikir seribu kali untuk menolak Anda. Selamat wawancara...! [tri*]

Kualitas Seorang Pemimpin


Pemimpin memang berbeda dengan karyawan biasa. Sesuai dengan namanya, pemimpin dituntut untuk memiliki jiwa leadership, kewibawaan, dan potensi yang melebihi anak buahnya. Jika tidak, apa bedanya pemimpin dan anak buah? Tanpa semua itu, sulit bagi pemimpin untuk menggiring anak buahnya menuju sukses. Berikut ini adalah beberapa hal yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin, yang membedakannya dengan anak buah: Integritas Seorang pemimpin harus memiliki integritas. Integritas disini adalah mampu melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikatakannya. Dengan integritas pemimpin lebih layak dipercaya. Jangan lupa, satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti pemimpinnya adalah bila karyawan tak sepenuhnya merasa yakin bahwa pemimpinnya bisa membawa mereka pada tujuan yang telah disepakati bersama. Optimisme Tak ada satu orang pun yang mau menjadi pengikut Anda jika Anda sendiri selalu pesimis memandang masa depan. Selama ini, orang-orang hanya mau dipimpin oleh seseorang yang yakin menyongsong hari esok. Bagi semua orang, sikap optimis adalah perlu apalagi bagi pemimpin dengan beberapa pengikut di belakangnya. Karena semua hal yang akan dilakukan harus dimulai dengan sikap optimis. Namun, sebagai pemimpin Anda pun harus mampu menumbuhkan sikap optimis di diri anak-anak buah. Menyukai perubahan Pemimpin harus jeli menangkap kebutuhan akan pentingnya suatu perubahan. Bila perlu, seorang pemimpin harus bisa menjadi motivator terhadap perubahan, ke arah yang lebih baik tentu. Karena seseorang tidak akan bisa berkembang jika tidak berani berubah. Maka, bangkitkan semangat anak buah untuk menuju perubahan dan pembaruan yang lebih oke. Berani menghadapi resiko Keberanian mengambil resiko adalah bagian dari kepemimpinan yang amat penting. Banyak orang menghindari resiko karena takut mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka yang takut, tidak layak menjadi pemimpin. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik. Pantang menyerah Para pengikut membutuhkan pemimpin yang kuat, tegar, tangguh, dan mampu bangkit dari kekalahan. Seorang yang loyo dan mudah putus asa sama sekali tidak patut menjadi pemimpin. Karena hanya akan menularkan sikap pasrah pada anak buahnya. Para pemimpin adalah orang-orang yang tak kenal lelah yang berusaha menggapai apa yang menjadi tujuannya. Mereka juga mampu memotivasi pengikutnya mencapai tujuan itu bersama-sama.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Berdedikasi penuh Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi terhadap pekerjaan dan tanggung jawabnya. Para pemimpin senantiasa memandang betapa pentingnya pencapaian tugastugas dan tujuan. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja para pengikutnya. Sekarang coba camkan, apakah Anda adalah pemimpin yang memiliki kesemua hal di atas? Bila ya, maka Anda layak menjadi seorang pemimpin yang diandalkan. Tetapi jika tidak, mulailah meningkatkan kualitas kepemimpinan Anda dengan hal tadi. Sehingga Anda mampu memimpin dan mengantarkan pengikut Anda menggapai sukses. Sukses untuk Anda..!

Teknik Memuji Secara Efektif


Pujian merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap karyawan yang tergolong mudah dan murah. Karena memuji tidak mengeluarkan uang dan biaya mahal. Sedangkan dibilang mudah, karena bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja bilamana diperlukan. Meskipun tergolong ringan, namun pujian berdampak cukup besar bagi semangat karyawan. Bahkan sebuah survey karyawan mengungkapkan bahwa pujian dari bos di saat mereka sukses menyelesaikan suatu pekerjaan, bagaikan sebuah bonus yang sanggup memotivasi melebihi bonus berupa uang sekalipun. Namun sayangnya, masih menurut survey, banyak bos atau atasan yang tidak tahu cara memberikan pujian yang efektif. Nah, bagi Anda para atasan coba deh pelajari cara memberikan pujian secara efektif. Seorang pakar yang ahli memotivasi karyawan, Bob Nelson, punya tips yang bisa Anda pertimbangkan: Sesegera mungkin Pujian perlu segera Anda sampaikan pada anak buah begitu mereka menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan harapan Anda. Percaya deh, walaupun mengaku tak mengharap pujian, tapi para karyawan sebetulnya menanti-nantikan pujian itu keluar dari mulut Anda. Semakin cepat Anda memuji, semakin cepat pula mereka merespon untuk berbuat baik lagi. Tulus Ketulusan Anda dalam melontarkan pujian akan tercermin lewat sikap, mimik, dan bahasa tubuh. Kata-kata pujian yang Anda ucapkan akan terdengar hambar dan basi jika tidak diucapkan dengan tulus. Biasanya, anak buah yang peka akan mengetahui, apakah pujian Anda tulus atau tidak. Maka jika Anda ingin memuji, lakukan dengan tulus. Jika cuma basa-basi lebih baik nggak usah. Karena pujian yang tulus menandakan Anda sangat menghargai keberhasilan karyawan. Sejelas mungkin Pujilah secara jelas, agar anak buah mengetahui apa saja hasil kerjanya yang sudah bagus dan mana yang tidak. Misalnya Proposal kerjasama yang kamu buat untuk PT. Sinar Maju bagus sekali. Kalimat ini jauh lebih jelas daripada Pekerjaan kamu bagus..! Lakukan secara pribadi Memberikan pujian secara pribadi kepada karyawan dapat menimbulkan kebanggaan dan motivasi tersendiri. Karena pujian secara pribadi yang dilakukan secara empat mata
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh karyawan tersebut sangat penting. Proaktif Bersikaplah lebih prokatif dalam memuji. Jangan hanya proaktif dalam mencari kesalahan karyawan. Memergoki karyawan ketika tengah mengerjakan tugas dengan baik lalu Anda memuji secara spontan perlu juga Anda lakukan. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah tahu teknik memuji secara efektif? So, bagi Anda yang pelit pujian atau selalu ragu memuji anak buah, mulailah berikan pujian Anda. Percaya deh, pujian yang disampaikan dengan tepat tidak akan membuat mereka besar kepala. Justru sebaliknya pujian ini akan berdampak positif pada hasil kerja mereka. Selamat memuji!

Kata-kata Sederhana Penunjang Sukses


Bicara memang mudah, karena apapun yang ada dalam pikiran Anda bisa langsung Anda ungkapkan dalam bentuk kata-kata. Tetapi ada beberapa kata-kata sederhana yang kedengarannya sepele namun memberi dampak cukup besar bagi suksesnya sosialisasi dan pergaulan Anda di kantor, jika Anda tidak lupa mengucapkannya. Apa aja sih kata-kata itu? Coba deh simak di bawah ini: Terima kasih Jangan pernah lupa mengucapkan 'terima kasih' setiap kali Anda mendapatkan sesuatu dari rekan kantor Anda. Baik berupa barang, makanan, pujian, maupun bantuan pekerjaan. Apalagi jika bos yang memberikannya. Ucapan klasik dan sederhana ini menandakan Anda bisa menghargai orang lain. Percaya deh, jika Anda mengucapkannya orang pun akan lebih menghargai Anda. Tolong Kata 'tolong' harus Anda ucapkan setiap kali Anda meminta pertolongan orang lain. Ini merupakan etiket dasar yang menandakan Anda punya sopan santun. Sekalipun posisi Anda bos dan ingin memerintahkan anak buah, jangan lupa sertai dengan kata 'tolong'. Misalnya "Tolong selesaikan proposal kerjasama ini...." Tanpa kata 'tolong' Anda terkesan diktaktor dan bossy, apalagi jika Anda selevel dengan orang yang Anda mintai tolong. Maaf Kata 'maaf' mutlak Anda ucapkan jika Anda melakukan kesalahan. Datang terlambat ke kantor, nggak memenuhi deadline, atau salah menyebutkan sesuatu merupakan beberapa kesalahan yang sangat membutuhkan kata 'maaf'. Segera akui kesalahan Anda pada bos dan perbaiki kesalahan tersebut. Kata 'maaf' juga diperlukan untuk hal-hal kecil seperti lupa mengembalikan buku teman, menyenggol rekan di lift, dll. Orang yang tak pernah mengucapkan kata maaf atas kesalahan yang diperbuat hanyalah orang-orang sombong dan munafik. Salam Ucapan salam seperti 'hallo', 'selamat pagi', atau 'hai' juga cukup penting Anda ucapkan jika Anda berpapasan dengan teman kantor, bos, atau siapa saja yang Anda kenal di kantor. Begitu juga jika Anda menerima telpon atau menelepon. Walau terkesan basa-basi tapi hal ini merupakan etika pergaulan. Jangan lupa tampilkan senyum Anda setiap kali berjumpa dengan mereka. Jika Anda ingin meninggalkan orang yang Anda ajak bicara, nggak ada salahnya Anda ucapkan, 'sampai jumpa', atau 'sampai ketemu lagi'.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Percaya deh, walau sederhana dan sepele, kata-kata tersebut cukup 'mujarab' untuk memuluskan pergaulan Anda di kantor. Tapi tentu saja lakukanlah dengan tulus, bukan sekedar 'formalitas'. Nah sukses dalam pergaulan di kantor pun akan membantu Anda sukses dalam karir bukan..?

Kiat Mengelola Keuangan


Karyawan manapun pasti sangat bersuka cita jika tiba tanggal gajian. Karena dengan dana yang Anda terima setiap bulan ini Anda bisa merencanakan membeli sesuatu yang Anda suka. Tetapi masalahnya, banyak orang yang tidak terkendali dalam menggunakan uangnya. Sehingga belum lama tanggal gajian berlalu, keuangan sudah semakin menipis. Belum lagi menghadapi tagihan-tagihan tak pernah ada habisnya. Rasanya berapapun pendapatan Anda selalu saja tidak bisa meng-cover seluruh kebutuhan Anda. Kondisi ini tentu saja bikin pusing tujuh keliling. Nah jika Anda selalu merasa kekurangan uang, rasanya Anda perlu mengelola kondisi finansial Anda dengan lebih cermat. Perkirakan biaya pengeluaran Lakukan perhitungan yang cermat, berapa rupiah yang Anda perlukan untuk membiayai hidup Anda perbulan. Buat perkiraan itu tanpa menghiraukan apakah kantong Anda sedang 'tebal' (bila ada tambahan penghasilan) atau 'tongpes' (tanpa tambahan apa pun). Setelah itu, munculkan angka-angka yang sesuai. Buat anggaran dan catatan Untuk memperoleh anggaran, Anda harus menghimpun catatan pembelanjaan untuk sebulan atau 2 bulan. Ini akan memberi Anda petunjuk berapa banyak uang yang Anda perlukan setiap bulan. Banyak sistem yang mudah, tapi yang paling sukses adalah yang Anda lakukan dengan penuh kejujuran. Jangan besar pasak daripada tiang Pengeluaran Anda tidak boleh lebih besar ketimbang pendapatan. Sebuah anggaran adalah serangkaian pembelian yang terencana. Tentu saja, harus disesuaikan dengan besarnya penghasilan Anda. Manfaatkan bank Salah satu kegunaan bank adalah untuk menyimpan uang Anda, supaya tidak selalu tersimpan di dompet dan menggoda Anda untuk menghabiskannya. Uang untuk keperluan berkala dan tahunan mestinya Anda tabung supaya Anda masih bisa memperoleh bunga. Tanggung jawab Resep apa pun dalam keuangan tak akan pernah berhasil bila Anda melalaikan tanggung jawab. Artinya, Anda harus ingat akan kewajiban mengelola uang ini dan berhati-hati membelanjakannya. Jangan asal mengeluarkan duit hanya karena Anda 'lapar mata'.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Jangan tergoda spekulasi Jika Anda punya dana berlebih, jangan sekalipun mencoba-coba mengeluarkan uang untuk bisnis yang belum Anda kuasai dan beresiko tinggi. Lebih baik investasikan uang Anda dalam bentuk tabungan dan deposito. Bagaimana dengan Anda..? Sudahkah Anda mengelola keuangan Anda dengan baik? Jangan lupa, dalam mengelola gaji Anda, dibutuhkan konsekuensi untuk memenuhinya. Jika Anda tidak bisa menepatinya Anda tidak akan pernah merasakan kondisi keuangan yang ideal. Dengan mengelola gaji atau penghasilan lain yang Anda peroleh, paling tidak hidup Anda akan lebih nyaman ketimbang Anda bergaya hidup boros. Selamat mengelola keuangan Anda..!

Kapan Saatnya Harus Pindah? (1)


Tentunya keputusan untuk 'hengkang' ke tempat lain memerlukan beberapa alasan yang tepat. Jika alasan untuk bertahan lebih kuat, kenapa juga Anda harus pindah? Nah di bawah ini adalah beberapa alasan yang dapat Anda jadikan pertimbangan untuk tetap bertahan di kantor Anda saat ini. Alasan tersebut adalah: * Hubungan Anda dengan bos dan rekan-rekan kerja Anda cukup baik. Ingat, tidak mudah loh memulai hubungan baru yang lebih menyenangkan dari sebelumnya. Karena hubungan Anda dengan orang-orang yang baru Anda kenal, belum dapat diprediksikan kualitasnya. * Anda belum mendapatkan pekerjaan baru. Daripada gambling lebih baik Anda bertahan, walaupun hanya untuk sementara. * Gaji di tempat Anda sekarang cukup lumayan. Di perusahaan baru belum tentu dapat membayar gaji Anda sama dengan gaji Anda saat ini atau lebih tinggi dari sekarang. Apalagi di tengah kondisi yang tidak menentu. * Jarak kantor Anda dan tempat tinggal tidak terlalu jauh. Lokasi kantor yang dekat dengan rumah akan memudahkan Anda dalam bekerja, karena Anda tidak terlalu lelah di jalan dan tidak stres akibat macet. * Karir Anda cukup bagus. Jika perusahaan bisa menghargai kompetensi dan kontribusi Anda dengan layak, rasanya Anda perlu merevisi ulang keputusan untuk pindah. Sedangkan jika kondisi di bawah ini yang Anda hadapi, mungkin Anda tidak perlu menunda-nunda kepindahan Anda: * Hubungan Anda dengan rekan-rekan dan bos terus memburuk. Anda dan lingkungan kerja sudah saling tidak peduli. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Begitu juga dengan bos, jika ia tidak tau bagaimana kompetensi dan kontribusi Anda maka jangan harap Anda akan naik jabatan. Dan ini adalah saat yang tepat untuk 'resign'.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

* Anda merasa tidak nyaman dan tidak bahagia dengan pekerjaan Anda. Jika tidak ada satu hal pun yang membuat Anda betah di kantor, baik pekerjaan, temanteman, dan lingkungan, maka segera hengkang dari kantor Anda merupakan keputusan yang baik.

Kapan Saatnya Harus Pindah? (2)


* Anda sudah tahu apa yang akan Anda lakukan setelah Anda pindah dari kantor yang sekarang. Jika Anda sudah pasti diterima bekerja di perusahaan yang lebih baik dan Anda yakin kondisinya lebih menyenangkan, maka Anda tidak perlu berpikir dua kali untuk pindah. * Anda merasa gaji Anda kurang. Tak bisa bisa dipungkiri masalah 'salary' menjadi faktor penentu kelanggengan Anda bekerja di suatu tempat. Jika apa yang Anda berikan pada perusahaan tidak sesuai dengan apa yang Anda dapatkan, Anda bisa segera memutuskan kepindahan Anda. * Anda sulit konsentrasi karena terlalu jenuh. Rasa jenuh yang berkepanjangan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kenyamanan Anda dalam bekerja. Jika didiamkan bisa menimbulkan stres. Jalan keluarnya, mungkin kepindahan ke tempat lain bisa menjadi refreshing bagi otak Anda. Nah, kini Anda tinggal membandingkan alasan mana yang lebih berat, alasan untuk bertahan atau untuk pindah? Jika Anda merasa lebih baik bertahan, jangan memutuskan untuk pindah. Tetapi kalau Anda merasa kondisi di kantor mengharuskan Anda pindah, Anda tidak perlu menundanya lagi. Yang penting, kepindahan jangan sekalipun dilandasi oleh keputusan yang emosionil. Semua ini perlu Anda pertimbangkan dengan matang, karena menyangkut masa depan Anda. Tapi ingat loh, ada sopan santun dan etika yang harus Anda lakukan jika Anda telah memutuskan pindah. Pertama, bicarakan secara formal rencana Anda kepada atasan minimal satu bulan sebelum Anda pindah. Hal ini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk akibat kepindahan Anda. Mintalah pendapat bos tentang rencana Anda. Meski keputusan akhir ada di tangan Anda, jangan abaikan pendapatnya. Jangan lupa sampaikan rasa terima kasih atas kesempatan kerja yang telah diberikan pada Anda sekaligus sampaikan pernyataan maaf jika selama ini Anda pernah melakukan kesalahan dan kekurangan. Demikian juga kepada rekan-rekan lainnya.

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Kalau perlu adakan acara kecil-kecilan untuk kepindahan Anda. Berikan kesan yang lebih baik pada detik-detik terakhir kepindahan Anda. Pokoknya jangan asal 'menghilang' begitu saja. Karena bagaimanapun acara pamitan sebelum 'hijrah' ke tempat lain merupakan suatu etika yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Sukses untuk Anda..! [tri/*]

Taklukkan si Pewawancara Kerja!(1)


Wawancara kerja merupakan saat yang cukup menentukan seseorang untuk diterima atau tidak di suatu perusahaan. Karena itu wajar jika anda 'nervous' dan grogi menghadapi wawancara. Apalagi pertanyaan dalam wawancara seringkali menjebak calon karyawan. Sadarkah anda, bahwa sebenarnya pertanyaan dalam wawancara banyak yang mengacu pada perusahaan, tidak selalu mengacu pada diri anda? Menurut ahli karir di Amerika Shirley Floan Fadder, pada intinya nyaris semua pertanyaan selama wawancara bertujuan untuk mengetahui apa yang dapat anda berikan bagi perusahaan, bukan pada apa yang perusahaan dapat berikan pada anda. So bagi anda yang ingin menghadapi wawancara, taklukkanlah si pewawancara dengan memberikan jawaban yang sesuai dengan keinginannya. Nah di bawah ini adalah beberapa contoh pertanyaan 'menjebak' yang biasa diajukan oleh si pewawancara beserta petunjuk jawaban yang salah dan jawaban yang tepat. -Pertanyaan: "Tolong berikan gambaran tentang diri anda!" Jawaban yang salah: "Saya anak kelima dari enam bersaudara, saya masih single dan punya rencana untuk berkeluarga dalam waktu dekat ini...." Jawaban yang tepat: "Saya pekerja keras yang dapat bekerja secara mandiri maupun tim. Saya juga tidak takut terhadap kritik karena kritik merupakan masukan bagi saya untuk menjadi lebih baik...." - Pertanyaan: "Mengapa anda berhenti dari pekerjaan terdahulu..?" Jawaban salah: "Karena bos saya terlalu otoriter, teman-teman saya juga egois. Lagipula gaji saya terlalu kecil dibanding beban kerja saya..." Jawaban tepat: "Saya ingin mencari tantangan yang lebih besar dan mengoptimalkan kemampuan saya untuk perusahaan. Dan saya rasa perusahaan ini tepat untuk saya.." - Pertanyaan: "Apa saja kelemahan anda..?" Jawaban salah: "Saya sering terlambat bangun pagi dan kalau lagi tidak 'mood' saya tidak bisa bekerja dengan baik.."
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Jawaban tepat: "Kalau bekerja kadang saya suka lupa waktu. Bahkan kalau lagi asyik bekerja saya suka melewatkan jadwal makan siang." (Walau jawaban ini terkesan berlebihan tetapi jika anda dapat memformulasikan kalimat dengan tepat, si pewawancara dapat mendeteksi arah pembicaraan anda)

Taklukkan si Pewawancara Kerja!(2)


- Pertanyaan: "Apa kegiatan anda di waktu luang..?" Jawaban salah: "Saya suka menghabiskan waktu untuk 'shopping', chatting ataupun nonton film terbaru di bioskop.." Jawaban tepat: "Saya sering memanfaatkan waktu luang untuk memuaskan hobi saya membaca buku-buku yang berguna bagi pekerjaan saya. Di waktu libur saya juga mengambil kursus singkat tentang manajemen dan Bahasa Inggris." - Pertanyaan: "Apa yang anda harapkan dalam waktu lima tahun mendatang?" Jawaban salah: "Dalam waktu lima tahun mendatang saya berharap sudah punya rumah dan mobil mewah." Jawaban tepat: "Saya berharap keahlian saya semakin bertambah dan akan saya kontribusikan pada perusahaan. Karena saya berharap dalam waktu lima tahun ke depan saya tetap bekerja di perusahaan ini dan dapat maju bersama perusahaan.." - Pertanyaan: "Apa yang anda ketahui tentang perusahaan ini?" Jawaban salah: "Saya sebetulnya ingin mengetahui banyak tentang perusahaan ini tapi sampai detik ini saya belum banyak mendapatkan informasi karena keterbatasan waktu." Jawaban tepat: "Perusahaan ini merupakan perusahaan berskala besar yang bergerak di bidang industri otomotif (atau bidang lain). Dan saya tahu perusahaan ini dikelola oleh orang-orang yang 'kualified' di bidangnya." Pendek kata, setiap jawaban yang anda berikan harus memberi rasa tenang pada si pewawancara. Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah contoh dari beberapa pertanyaan yang sering diajukan. Selebihnya masih banyak pertanyaan yang tampil dalam beberapa bentuk dan variasi. Tetapi apapun bentuknya, anda harus menemukan jawaban yang benar-benar tepat. Diharapkan anda mampu memberikan jawaban positif yang mengesankan bahwa anda bisa memberi kontribusi banyak pada perusahaan. Jangan lupa buatlah agar si pewawancara merasa nyaman dan komunikatif dengan anda. Ok, selamat menaklukkan pewawancara..!
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Sekali Lagi, Seputar Surat Lamaran yang Baik (1)


Membuat lamaran kerja memang gampang-gampang susah. Meski banyak contoh lamaran yang bertebaran, tidak semuanya pas dan bagus buat Anda. Bahkan seringkali lamaran yang Anda bikin malah tidak menarik, atau seperti dibuat-buat dan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Yang pasti, surat lamaran yang baik haru mencantumkan beberapa informasi: 1. Informasi pendidikan Ini sangat penting. Inforaasikan pendidikan formal Anda dengan jelas. Deskripsikan tentang infromasi pendidikan, yang pertama ialah, strata pendidikan, nama universitas serta kotanya, kemudian tahun yang ditempuh. Baru kemudian sebutkan jurusan kuliah yang sudah ditempuh. Contoh: Bachelor Degree, University of Indonesia, Jakarta, 1990 Major: Management Dengan penyebutan lamaran lebih lengkap, kesempatan untuk diterima sangat besar. 2. Kegiatan ekstra kurikuler Cantumkan dan gambarkan seluruh kegiatan ekstra kurikuler yang pernah diikuti. Ini penting, sebagai informasi tambahan seandainya pendidikan atau pengalaman yang Anda miliki sama sekali tidak berhubungan dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya keterangan singkat tentang kemampuan dan kebiasaan Anda bakalan bisa mempengaruhi perusahaan untuk menjadikan Anda sebagai pegawainya. Dengan keberhasilan ini berarti Anda punya kemampuan untuk melakukan deal secara efektif degan siapa saja. 3. Penghargaan yang diperoleh
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Jangan lupa cantumkan juga penghargaan atau piagam yang pernha diterima selama menempuh pendidikan, baik dari lembaga tempat menempuh pendidikan atau dari lembaga lain.

Sekali Lagi, Seputar Surat Lamaran yang Baik (2)


4. Training khusus Semua pendidikan tambahan yang diperoleh saat kuliah di universitas/institut perlu juga dicantumkan. Pendidikan tambahan itu, bisa berupa kursus atau training untuk sesuatu yang spesisik, misalnya tentang Teknologi Informasi, Manajemen, Marketing atau Sales. 5. Pengalaman kerja Mencantumkan pengalaman kerja merupakana aspek paling penting, bila Anda memang sudah memilikinya. Cantumkan seluruh pengalaman kerja dengan membuat semacam daftar, termasuk tanggalnya. Urutkan mulai pekerjaan sekarang hingga pekerjaan yang paling pertama Anda lakukan. Gambarkan juga bagaiamana kemampuan yang kembangkan. Bahkan bila Anda mempunya pengalaman kerja paruh waktu, atau kerja dengan waktu yang sangat singkat tidak ada salahnya untuk disebutkan. Nah, jangan lupa, bila ada beberapa pengalaman kerja yang bertolak belakang posisinya, Anda harus bisa memberi penjelasan sepenuhnya tapi tetap bisa memberi penjelasan lebih detail alasannya. Selain itu, bagi Anda yang menginginkan kerja secara part time, sebutkan juga alasan paling tepat sehingga kenapa tidak mau kerja full time. 7. Jangan lupa, cantumkan kecakapan khusus Kecakapan khusus ini sangat penting terutama untuk calon pegawai yang dibutuhkan, misalnya harus memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dan Inggris. Untuk semua ini, keahlian yang Anda miliki sebaiknya juga disebutkan, misalnya
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

kemampuan menjelankan komputer, surat izin mengamudi, tes psikologi, atau kecekapan lain. Nah, sekarang sudah siapkah Anda dengan tantangan terbaru itu?

Daftar Penghambat Promosi Jabatan(1)


Perlu Anda catat, promosi jabatan didapat bukan semata-mata karena kepintaran dan kemampuan kita dalam mengerjakan tugas. Tapi, kemampuan itu harus didukung sikap, kebiasaan, dan perilaku simpatik. Makanya jangan heran jika ada karyawan yang cukup cerdas dan potensial tetapi tidak kunjung mendapatkan promosi jabatan. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah karena sederet kebiasaan buruk yang kerap dilakukannya. So, berikut ini beberapa kebiasaan buruk yang dapat menghambat promosi jabatan Anda yang patut Anda waspadai, plus solusi singkatnya: - Selalu terlambat Keterlambatan yang sering Anda lakukan seperti terlambat datang ke kantor, telat menghadiri rapat, dan telat menyelesaikan tugas akan memperburuk reputasi Anda di kantor. Atasan dan rekan Anda akan turut merasa dirugikan, karena siapapun paling kesal jika harus menunggu, apalagi menunggu dalam jangka waktu yang lama. Keterlambatan ini, mengesankan bahwa Anda tidak mempedulikan dan tidak memikirkan kepentingan orang lain. Kiat mengatasinya, cobalah untuk lebih menghargai waktu. Buatlah perkiraan yang lebih realistis mengenai perjalanan Anda dari rumah ke kantor. Jika Anda membutuhkan waktu 15 menit ke kantor, berangkatlah minimal 20 menit sebelumnya untuk mengantisipasi kemacetan, dll. Begitu juga dalam menyelesaikan tugas. Setiap kali Anda tepat waktu baik hadir di kantor atau menyelesaikan tugas catat dalam agenda Anda dari hari ke hari, sampai Anda benar-benar bisa menghargai dan menepati waktu. - Sering mengeluh Banyak mengeluhkan berbagai hal, seperti mengeluhkan beban pekerjaan, mengeluhkan bos, dan teman-teman, akan mengurangi kredit point yang telah terkumpul. Apalagi jika keluhan itu bernada negatif misalnya sampai menjelekjelekan bos dan manajemen perusahaan. Hal ini jelas akan menurunkan kredibilitas Anda sebagai karyawan. Anda akan dicap emosionil dan tidak bisa mengontrol diri. Lebih baik Anda bicarakan atau diskusikan secara terbuka dengan atasan tentang ketidakpuasan Anda.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

- Sering lupa Sifat pelupa memang sering menjadi penyakit manusia. Kadang, saking banyaknya detail pekerjaan membuat Anda lupa seperti lupa nama klien, lupa nomor telepon yang akan dihubungi, lupa jadwal pertemuan penting, bahkan lupa batas waktu menyelesaikan tugas. Hal ini akan menimbulkan kesan bahwa Anda teledor dan tidak menaruh minat pada pekerjaan. Untuk mengatasinya, buatlah jadwal penyelesaian tugas dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga tahap penyelesaian akhir. Catat selalu daftar nama klien siapa saja yang harus Anda hubungi beserta nomor telepon yang dapat dihubungi.

Daftar Penghambat Promosi Jabatan(2)


- Tidak memiliki prioritas Dalam bekerja Anda harus memiliki prioritas. Meninggalkan satu pekerjaan yang belum selesai untuk mengerjakan tugas lain menimbulkan kesan bahwa Anda tidak punya prioritas. Mungkin maksudnya ingin buru-buru menyelesaikan pekerjaan yang berikut tapi akhirnya pekerjaan yang Anda tinggalkan jadi terbengkalai. Langkah seperti ini membuat kualitas dan kuantitas pekerjaan Anda tidak optimal. Untuk itu jika ada pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu bersamaan buatlah daftar prioritas dan alokasikan waktu untuk menyelesaikan tugas berdasarkan prioritas. Jika tugas Anda berkaitan dengan rekan Anda, kompromikan cara penyelesaian tugas tersebut. - Kekanak-kanakan Sikap childish atau kekanak-kanakan bisa terlihat dari beberapa hal. Misalnya dari cara bicara dan tingkah laku Anda. Sikap kekanakan membuat Anda tidak punya wibawa dan kharisma. Biasanya sikap kekanakan dibarengi dengan suka ngambek jika ada hal yang kurang berkenan. Misalnya sehabis ditegur bos, Anda akan ngambek dengan tidak mau mengerjakan tugas. Atau jika Anda mendapat tugas yang tidak disukai, Anda akan pasang wajah cemberut. Sikap seperti ini jelas sangat tidak menunjang kredibilitas Anda untuk promosi jabatan. Sebagai seorang profesional, Anda dituntut mampu menampilkan citra diri yang matang dan bertanggung jawab. Tinggalkan sikap kekanakan yang merugikan. Biarlah sikap kekanakan itu hanya merupakan bagian dari masa kanak-kanak Anda. - Selalu membela diri Membela diri selama menganggap diri Anda benar memang wajar. Karena setiap orang pasti memiliki naluri untuk melindungi dirinya sendiri. Namun kalau setiap kali atasan atau bos mengkritik Anda dan Anda selalu berkilah, akan menimbulkan kesan bahwa Anda anti kritik dan selalu menganggap diri Anda benar. Sikap defensif seperti ini akan memperlebar jarak antara Anda dan atasan. Ia akan merasa tidak nyaman bicara dengan Anda. Hingga pada akhirnya Anda tidak akan pernah lagi mendapat masukan sekalipun yang berharga. Jelas ini merugikan Anda bukan..? Sebelum terlanjur, ubahlah kebiasaan ini. Jika Anda ingin mengemukakan argumentasi, lakukan dengan cara simpatik. Jika Anda mendapat teguran karena Anda salah, cobalah untuk menerima sebagai konsekuensi dari tindakan Anda.
Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

Nah sekarang, cobalah analisis kembali diri Anda. Usahakan untuk menghindar dari daftar kebiasaan buruk itu. Sehingga kesuksesan yang sudah dalam genggaman tidak akan terlepas lagi. Kemungkinan untuk mendapatlam promosi jabatan pun akan lebih terbuka. [tri/*]

Head Office: Jl. Botolempangan No. 82 Makassar. Telp. (0411) 3650268

You might also like