Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

MAKALAH RANCANGAN TEKNIK

SACCOF HARVESTER: MESIN PEMANEN TEBU SEDERHANA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI SABIT

Disusun Oleh :

Harli Prawaningrum Fibula Yudi Saputra Kurnia Ayu Putranti Angga Herviona Ikhwanudin Liba Silvia Bunga Kasih Nurmalita

F14080011 F14080019 F14080033 F14080039 F14080052 F14080108

DEPARTEMAN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

A. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN Tebu merupakan salah satu komoditas penting dalam agribisnis pertanian dimana lebih dari setengah produksi gula dunia berasal dari tebu (Mubyarto dan Daryanti, 1994). Produktifitas tanaman tebu yang dicapai di Indonesia adalah 49.24 ton/ha (Anonim, 1996), dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan perkapitanya, yaitu 12 kg/orang/tahun. Kebutuhan gula nasional meningkat dari tahun ke tahun disebabkan karena pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya kebutuhan industri makanan dan minuman serta kebutuhan ekspor yang tidak boleh dilupakan. Meningkatnya kebutuhan gula nasional ini harus diimbangi dengan peningkatan produksi gula dengan peningkatan produktivitas tebu sebagai bahan baku gula. Kebutuhan gula yang tidak tercukupi dikarenakan adanya beberapa permasalahan dalam kegiatan budidaya tebu yang berdampak pada berkurangnya produktivitas tebu, salah satu masalahnya adalah pada saat panen. Saat panen adalah saat kritis dimana akan ada banyak pangkal bawah batang tebu (tunggak) yang tertinggal karena pemotongan saat pemanenan tidak sampai pada pangkal bawah batang tebu, padahal pangkal batang tebu bagian bawah memiliki kandungan sukrosa yang paling tinggi. Pemanenan tebu dapat dilakukan secara mekanis atau manual. Pada umumnya, pemanenan tebu di Indonesia dilakukan secara manual karena keterbatasan dalam menggunakan mesin atau mesin pemanen mekanis. Namun pemanenan secara manual pun menghadapi kendala yaitu kondisi fisik penebang yang tidak stabil, sehingga akan menemukan suatu titik lelah dan akan berpengaruh pada hasil tebangannya. Di negara lain telah dikembangkan mesin pemotong tebu mekanis dan bahkan telah diterapkan di Indonesia tapi karena mahalnya biaya operasional, perawatan dan perbaikan untuk mesin tersebut maka mesin tidak dapat digunakan karena akan meningkatkan biaya produksi gula. Di Indonesia juga telah dikembangkan mesin pemotong tebu mekanis yang memodifikasi traktor tangan, dimana mesin pemotong mekanis ini merupakan traktor tangan yang ditambahkan pisau jenis cutter bar di depannya yang digerakkan menggunakan tenaga PTO traktor. Selain itu ada juga modifikasi lain yaitu berupa traktor tangan yang ditambahkan pisau jenis silinder didepannya yang juga digerakkan menggunakan tenaga PTO traktor. Tetapi pada kenyataannya mesin-mesin tersebut belum banyak digunakan oleh perkebunan-perkebuna gula di Indonesia karena harga dan biaya produksinya mahal. Selain itu, kekurangan lainnya adalah pada kinerja fungsional yaitu pisau tidak dirancang adjustable atau dapat diatur ketinggian pisaunya sehingga pada kondisi tidak rata atau pada lahan miring masih terjadi kecenderungan batang tertinggal di lahan lebih dari 5 cm. Oleh karena itu dibutuhkan suatu mesin atau metode baru yang dapat mengurangi jumlah tebu tertinggal di lahan ini, mudah dalam pengoperasiannya, murah untuk diproduksi, adjustable serta egonomis.

Mesin pemanen tebu berbasis pemotong rumput penting untuk dikembangkan terkait dengan kurangnya efisiensi proses pemanenan tebu menggunakan sabit yang banyak meniggalkan bagian pangkal tebu. Bagian pangkal tebu merupakan bagian batang tebu yang paling banyak mengandung sukrosa. Pemanenan dengan cara ini menyebabkan berkurangnya rendemen. Saccof Harvester juga membantu mengurangi kelelahan petani saat menebang yang biasanya dilakukan dengan cara menunduk. B. DEFINISI PERMASALAHAN Perumusan masalah yang akan dipecahkan melalui desain adalah : a. Pemanenan tebu menggunakan sabit kurang ergonomis, pemanen harus membungkuk dan sisa tebang banyak meninggalkan bagian pangkal tebu dengan kandungan sukrosa paling banyak. b. Pemanenan manual yang meningkatkan biaya operasional karena biaya buruh mahal sehingga diperlukan peningkatan kapasitas tebang/orang/hari dengan mesin pemanen tebu c. Mesin tebang mekanis yang ada memiliki biaya operasi tinggi sehingga perlunya perancangan mesin pemanen tebu sederhana dengan biaya terjangkau oleh pertani. d. Mesin Pemotong rumput tipe gendong dapat dimodifikasi menjadi mesin panen tebu sederhana Tujuan : a. Merancang suatu mesin pemanen tebu berbasis mesin pemotong rumput b. Memberikan alternative kepada petani untuk menggunakan mesin pemanen yang lebih ergonomis. c. Meningkatkan kapasitas pemanenan tebu. Luaran yang diharapkan adalah : 1. Prototipe suatu pemanen tebu yang portable dan tepat guna. 2. Dihasilkan suatu desain mesin pemanen tebu berbasis mesin pemotong rumput tipe gendong. 3. Menghasilkan kapasitas panen per tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi gula. 4. Dapat meningkatkan mutu tebu.

C. INFORMASI 1. Tebu Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam suku rumput-rumputan (Poaceae) seperti halnya jagung, padi dan sebagainya, namun memiliki kekhasan tersendiri, yaitu memiliki kemampuan untuk memproduksi gula dan

menyimpannya di bagian batang. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Umur tebu sejak ditanam sampai dapat dipanen mencapai kurang lebih 12 13 bulan. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. Tebu memiliki sifat mekanis: a. Batang memiliki ikatan tungal dengan 5 atom karbon dan 1 atom oksigen, dimana ikatan kimia ini mendominasi sebagian besar batang tebu sehingga batang tebu keras dan licin. b. Lapisan lignin di batang tebu, dapat dipatahkan dengan satu kali tebasan parang dengan panjang 50 cm dan lebar 13 cm, terbuat dari besi baja. Berdasarkan hasil kegiatan praktek lapangan, diketahui diameter tebu 3-6 cm, dengan ketinggian batang tebu 1.5-2.5 m. Tebu tersebut tumbuh diatas guludan (alur tanah) yang lebarnya 70-80 cm, dan ketingian guludan 28-30 cm. Tebu dapat dibudidayakan pada lahan kering maupun lahan basah. Mayoritas penanaman tebu di Indonesia dilakukan pada lahan kering. Ada beberapa tahapan dalam kegiatan budidaya tebu, yaitu persiapan, pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan pemanenan. Pada tahapan-tahapan kegiatan budidaya tersebut terdapat dua tahapan yang kritis, yaitu Penanaman dan Pemanenan. 2. Pemanenan Tebu Kegiatan pemanenan tebu bertujuan untuk mengambil batang tebu sebanyak-banyaknya untuk kemudian diproses menjadi gula. Pemanenan tebu dilakukan pada saat tebu berumur 12 bulan, sesuai dengan jenis tebu yang ditanam. Pemanenan tebu dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berdasarkan atas keadaan tebu yang ditebang, cara pemanenan tebu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pemanenan tebu hijau (green cane) dan pemanenan tebu bakar (burnt cane). Berdasarkan atas sumber tenaga utama yang digunakan, pemanenan tebu dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pemanenan tebu secara manual, pemanenan tebu secara mekanis dan pemanenan tebu secara semi mekanis. Pemanenan tebu hijau dilakukan secara langsung tanpa ada perlakuan lain terhadap tanaman tebu sebelum dipanen. Pemanenan tebu bakar dilakukan dengan terlebih dahulu membakar lahan tebu yang akan dipanen untuk menghilangkan tumbuhan lain selain tebu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penebang untuk masuk ke petak tebu dan menjaga keselamatan penebang pada saat memanen. Pemanenan tebu secara manual dilakukan dengan dua cara, yaitu: loose cane dan bundle cane. Hasil panen dengan cara loose cane berbentuk tebu lonjoran yang lepas dan dimuat ke kendaraan angkut menggunakan grab loader, cara ini biasa disebut dengan pemanenan semi mekanis. Sedangkan hasil panen dengan cara bundle cane berbentuk tebu lonjoran yang terikat dan dimuat ke kendaraan angkut menggunakan tenaga manusia.

1. 2. 3. 4.

1.

2. 3. 4.

Tahap pelaksanaan pemanenan tebu dengan cara loose cane (Soepardan, 1988): Daun tebu kering (klaras) dibersihkan dan diletakkan dalam satu barisan Pangkal batang tebu di permukaan tanah dipotong Pucuk batang tebu dipotong Potongan batang tebu ditumpuk pada satu barisan; umumnya 4 atau 6 deretan tebu yang telah ditebang disusun menjadi satu deretan melintang. Tahap-tahap pemanenan tebu dengan cara bundle cane adalah sama dengan cara loose cane, perbedaannya terletak pada potongan batang-batang tebu yang diikat dengan jumlah tertentu kemudian disusun pada suatu barisan. Kapasitas lapang pemanenan tebu secara manual umumnya sebesar 0.0025 ha/jam/orang. Apabila dalam satu hari bekerja selama delapan jam maka akan diperoleh luasan tebu panen sebesar 0.02 ha, atau 1.6 ton tebu panen/hari/orang (TCH 80 ton/ha). Pabrik gula yang mempunyai areal tebu panen seluas 15 000 ha, maka akan diperlukan 750 000 hari-orang pemanen tebu. Apabila waktu panen selama 180 hari maka setiap hari kerja diperlukan 4.167 orang pemanen tebu. Kondisi ini telah memicu penggunaan mesin panen tebu yang mempunyai kapasitas tebang lebih besar. Faktor-faktor yang menyebabkan dilakukannya pemanenan tebu secara mekanis menggunakan mesin panen tebu (sugarcane harvester), adalah: Kesulitan memperoleh tenaga kerja tebang tebu karena adanya persaingan memperoleh tenaga kerja tebang tebu, terutama untuk pabrik gula di daerah yang jarang penduduknya Tenaga kerja tebang tebu hanya bekerja selama 8 jam/hari pada siang hari, sedangkan mesin panen tebu dapat bekerja selama 24 jam/hari Kapasitas tebang mesin panen tebu jauh lebih besar dibanding tenaga kerja tebang tebu Waktu panen tebu yang optimum umumnya relatif singkat sehingga penggunaan mesin panen tebu (sugarcane harvester), terutama pada daerah dengan tenaga kerja terbatas, akan dapat membantu menyelesaikan kegiatan pemanenan tebu pada waktu yang telah ditentukan, sehingga susut tebu atau gula dapat dikurangi (Abreu et al., 1980). Faktor-faktor yang ditimbulkan oleh keadaan lahan tempat mesin panen tebu dioperasikan yang mempengaruhi efisiensi waktu dan biaya pemanenan, diantaranya adalah: 1. Kemiringan lahan 2. Pola kebun 3. Tinggi dan panjang guludan 4. Kebersihan lahan dari benda-benda yang dapat mengganggu kinerja mesin.

3. Torsi Gergaji Piringan untuk Memotong Batang Tanaman Tebu (Siti Mila Amalia, dkk.2009) Gaya Pemotongan Proses pemotongan bahan oleh gergaji pada prinsipnya adalah perusakan bahan tepat pada mata gergaji. Untuk dapat merusak bahan maka mata gergaji harus mampu melawan kekuatan yang dimiliki bahan.

l s

Fc Gambar 1. Bentangan elemen gergaji Ket: s= Tebal pemakanan gergaji yaitu ujung mata gergaji yang masuk pada batang tebu l = Panjang pemakanan Fc = x s x l Torsi pemotongan Torsi yang dialami oleh poros piringan selama proses pemotongan (dengan asumsi gaya inersia diabaikan) besarnya adalah: T = Fct x R Ket= T = Torsi Fct= Komponen gaya potong tangensial = Komponen gaya potong yang tegak lurus jari-jari piringan R = Jari-Jari gergaji piringan F
F Fc

Gambar 2. Gaya-gaya potong ( Bambang sugiyanto, dkk. 2006)

D. KONSEPTUALISASI 1. Alat dan Bahan a. Alat gergaji besi Palu Mur dan baut b. Bahan Mesin pemotong rumput Gergaji Piring resibon tebal besi siku 40x40x4

- besi plat - besi roll - elektrode las listrik

c. Tahapan Perancangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan rancangan secara umum yaitu berdasarkan pendekatan rancangan fungsional dan pendekatan rancangan prototype (Mushoffa, 2006). Adapun tahapan dari perancangan yang dilaksanakan yaitu seperti tampak pada gambar 2 berikut.

Gambar 3. Diagram alir perancangan

Rancangan fungsional Prinsip kerja alat pemanen tebu ini sangat sederhana. Alat ini mengadopsi alat pemotong rumput. Alat ini menggunakan motor bensin 1.5 HP sebagai sumber tenaga. Motor bensin akan memutar gergaji piring melalui transmisi yang ada. Gergaji untuk pemotongan tebu digunakan gergaji piring dikarenakan pemotongan tebu memerlukan tenaga yang cukup besar karena batang tebu cukup keras. Sifat mekanis tebu sebagai berikut kadar abu 0.4864 0.5632 % dan kekerasan mencapai 14.8667 N/cm2 29.8667 N/cm2. Di bagian penutup pisau terdapat bagian untuk mengait batang tebu saat pemotongan bagian atas tebu supaya pemotongan tebu tidak meleset. Pada bagian batang alat terdapat sistem pengunci yang dapat digunakan untuk mengubah posisi gergaji piring saat akan memotong bagian atas atau bagian bawah tebu. Batang ini juga memiliki bagian pegangan untuk memudahkan dalam pemanenan. Selain itu terdapat penggendong yang memudahkan petani untuk membawa mesin ini. Hasil rancangan fungsional akan ditunjukkan fungsi-fungsi utama yang dimiliki oleh Mesin Pemanen Tebu Berbasis Mesin Pemotong Rumput. Berikut hasil rancangan fungsional : Fungsi Memotong Fungsi ini merupakan fungsi pokok dari mesin pemanen. Bagian pemotong terletak dibagian depan mesin supaya mudah ketika melakukan pemotongan batang tebu. Fungsi Pembalik Arah Pisau Fungsi pembalik arah pisau berguna untuk memudahkan pengguna untuk melakukan pekerjaan di lahan berupa pemotongan serasah di ujung batang tebu. Fungsi Tenaga Penggerak Tenaga penggerak merupakan bagian yang akan memutar bagian pemotong sehingga bagian pemotong dapat melakukan pemotongan dengan baik. Fungsi Transmisi Tenaga Transmisi tenaga digunakan untuk mentransmisikan tenaga dari tenaga penggerak utama menuju ke bagian lain yang memerlukan tenaga untuk bergerak atau berputar. Fungsi Fleksibilitas Pemotongan Bagian ini berguna untuk mengatur ketinggian bagian pemotong dari permukaan tanah sehingga hasil pemotongan dapat semaksimal mungkin dan tebu yang tertinggal di lahan berkurang. Fungsi Penggendong Bagian ini berguna untuk menggendong mesin dan melindungi punggung operator dari panas yang dihasilkan oleh mesin. Fungsi Pelindung Bagian ini berguna untuk melindungi pengguna dari serpihan serasah daun tebu dan bagian tebu yang lain saat pemotongan berlangsung.

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Rancangan Struktural Hasil rancangan detail akan ditunjukkan keseluruhan bentuk mesin beserta komponen-komponennya yang sesuai dengan rancangan fungsional yang telah ditentukan. Berikut rancangan struktural mesin pemotong tebu sederhana: Untuk fungsi memotong, digunakan pisau rotari yang berdiameter 15 cm dengan jarak antar mata pisau 0.2 cm dengan tebal 0.2 cm. Untuk fungsi pengatur posisi pisau, digunakan pengunci dengan panjang pengunci 2 cm yang dipasang di bagian atas dan bawah tangkai mesin pemanen. Untuk fungsi tenaga penggerak, digunakan motor bakar bensin 2 tak dengan daya motor 2.0 Hp. Untuk fungsi transmisi tenaga, dari motor bensin menggerakkan puli, puli menggerakkan kawat lengkung, kawat lengkung menyalurkan daya ke besi di pipa, besi di pipa menyalurkan tenaga ke kawat lengkung, kawat lengkung menyalurkan tenaga ke pisau rotari. Panjang pusat pisau rotari sampai tangkai lentur 75 cm. Untuk fungsi fleksibilitas pemotongan, ditambahkan handle pada tangkai pemotong dengan bentuk setengah lingkaran berdiameter 8 cm, jarak antara handle dan tangkai pemotong 5 cm. Untuk fungsi penggendong, digunakan tali dan tatakan punggung berbahan karet berlapis parasit, panjang tatakan 45 cm, lebar tatakan 30 cm. Untuk fungsi pelindung, digunakan logam yang menutupi pisau rotari dengan jari-jari 8.8 cm.

1. 2.

3. 4.

5.

6. 7.

Mekanisme kerja mesin tanam Pemanenan dilakukan menggunakan mesin panen tebu dengan mengadopsi pemotong rumput tipe gendong. Pertama yang harus dilakukan adalah menghidupkan mesin kemudian mengatur posisi pisau dengan posisi atas atau bawah dengan mengatur baut pengunci. Pemanenan dilakukan dengan terlebih dahulu memotong bagian atas tebu yaitu daun sehingga yang dilakukan adalah merubah posisi pisau menjadi posisi diatas dengan mengubah baut pengunci. Kemudian mulai lakukan pemanenan daun tebu. Setelah itu ubah kembali posisi pisau dibawah dan kemudian panen bagian pangkal tebu. Pemanenan atas Ubah posisi pisau Hidupkan mesin

Pemanenan bagian daun

Pemanenan bawah

Ubah posisi pisau

Hidupkan mesin

Pemanenan bagian pangkal Gambar 4. Diagram alir mekanisme kerja mesin

E. EVALUASI a. Perhitungan Gaya Daya untuk pemotongan tebu (gergaji) Asumsi: kekerasan tebu = 14.9 N/cm2 30 N/cm2 Luas sekali tebang= 3 cm x 0.2 cm = 0.6 cm2 N = 4000 rpm Diameter pisau = 30 cm F = 30 N/cm2 x 0.6 cm2 = 18 N T = F x R = 18 N x 0.15 m = 2.7 Nm P = T x W = 2.7 x ( ) = 1130.4 W = 1.5 HP

Jadi Gaya yang diperlukan untuk memutar pisau adalah 1.5 HP dan membutuhkan motor bensin dengan daya 2 HP Kapasitas alat (ha/jam) Asumsi: Pemanenan 3 batang tebu = 8 detik Berat 1 batang tebu = 0.5 kg Pemanenan 1 Ha = 800,000 kg Waktu pemanenan 1 Ha =( : 3) x 8 = 426,667 detik

Waktu adjustment alat = 250 menit = 15,000 detik Waktu istirahat = 840 menit = 50,400 detik Waktu total = Waktu pemanenan + Waktu adjustment alat + waktu istirahat = 426,667 + 15,000+50,400 = 492,067 detik Jadi kapasitas alat adalah = 1 Ha/492,067 detik = 1 Ha/136.68 jam = 0.0073 Ha/ jam Sehingga mesin pemanen ini lebih efisien 3 kali lipat disbanding pemanenan manual dengan sabit yaitu sekitar 0.0025 Ha/jam/orang

F. KOMUNIKASI 1. Gambar Teknik Gambar teknik diperlukan agar dapat memudahkan dalam proses pabrikasi. Dalam gambar teknik harus memperhatikan dimensi dari mesin dan skala. Gambar teknik dilakukan dengan bantuan software yang familiar dalam pembuatan konstruksi khususnya mesin. Gambar teknik dilakukan 2 kali yaitu pada saat setelah selesai dalam perancangan ide awal dan pada saat sudah dilakukan analisis bahan material dan penyempurnaan ide rancangan. Hal ini dilakukan agar proses pabrikasi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kendala teknis karena gambar teknik yang tidak memungkinkan untuk diproduksi. 2. Proses Pabrikasi Setelah semua perencanaan dalam perancangan komposter telah selesai dilakukan, maka tindakan selanjutnya adalah proses pabrikasi. Pabrikasi dilakukan di dalam bengkel Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB. Aplikasi dari penggunaan alat-alat untuk proses pabrikasi perlu dilakukan secara terperinci agar tidak terjadi kesalahan dalam mengukur, memotong, melas, menggergaji, mengebor, dan kegiatan bengkel lainnya. Oleh sebab itu, dalam proses pabrikasi diperlukan keterampilan khusus untuk melakukannya.

Denah lokasi pabrikasi disajikan pada gambar 1.

Lokasi Pabrikasi

Gambar 5. Denah Lokasi Pabrikasi

3. Rencana Pengembangan Pengembangan teknologi Mesin pemanen tebu ini dilakukan dengan cara bermitra dengan perusahaan atau lembaga independen. Perusahaan/ lembaga dan masyarakat pengguna memberikan masukan terhadap mesin pemanen tebu hasil rancangan awal. Kemudian perusahaan/lembaga memberikan rekomendasi dan akomodasi dalam pembuatan mesin pemanen tebu revisi berikutnya. Jadi, teknologi yang dihasilkan menjadi teknologi yang tepat guna bagi masyarakat.

G. DAFTAR PUSTAKA Amalia Siti Mila, Pramana Insan. 2009. Rancangan Mesin Pemotong Tebu Sederhana sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Tebu. Bogor: Institut Pertanian Bogor Sugiyanto Bambang, Rizaldi Taufik. 2006. Torsi Gergaji Piringan untuk Memotong Batang Tanaman Tebu. Bogor: Universitas Sumatera Utara

JADWAL KEGIATAN PROGRAM Berikut ini merupakan jadwal kegiatan program pembuatan mesin komposter listrik yang disajikan pada tabel 2. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Program Bulan Ke No . Nama Kegiatan 1 1 2 3 4 1 2 2 3 4 1 2 3 3 4 1 2 4 3 4 1 2 5 3 4

1 Identifikasi Permasalahan 2 Merumuskan ide awal rancangan fungsional 3 Menyempurna kan ide rancangan structural 4 Gambar teknik 5 Konsultasi rancangan 6 Pemilihan elemen mesin 7 Analisis dan gambar teknik revisi 8 Proses pabrikasi 9 Evaluasi rancangan 10 proses penerapan mitra

11 pembuatan laporan akhir

H. RANCANGAN BIAYA Berikut ini rancangan biaya dalam pembuatan mesin pemanen tebu yang disajikan pada tabel 3. Tabel 2. Rancangan Biaya Program PENGELUARAN Nama Barang Mesin pemotong rumput Gergaji piring gergaji besi resibon tebal Palu besi plat besi roll Mur dan baut elektrode las listrik Biaya sewa las besi siku 40x40x4 Teknisi Lain-lain Transportasi Komunikasi Pembuatan proposal dan laporan Sewa bengkel Listrik Total Total Biaya keseluruhan Harga satuan Banyaknya (Rp) Total 1 buah 3,400,000 3,400,000 1 buah 200,000 200,000 3 buah 50,000 150,000 1 buah 35,000 35,000 3 buah 60,000 180,000 15 kg 12,000 180,000 12 m 95,000 95,000 60 buah 50,000 300,000 3 kg 20,000 60,000 10 hari 100,000 1,000,000 5 buah 60,000 300,000 1 orang 800,000 800,000 6,700,000 Total 1,000,000 300,000 300,000 1,500,000 200,000 3,300,000 10,000,000

Desain Mesin pemanen

You might also like