Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 1056

RENCANA USAHA

PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

PT PLN (PERSERO)
2011
20
11 - 2020
2020

PLTA Koto Panjang, Sumatra

Electricity for a better life

MEI{TERIENERGIDAN$UMBERDAYAMINERAL
R E P U B L I KI N D O N E S ! A
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
N O M O R: 3 3 1 4 R / Z L / M E M / 2 O L L
TENTANG
PENGESAHAN RENCANA USAHA.PENYEDIAAN

TENAGA L1STRIK
pr pLN (PERSERO)
TAHUN2oli S.b. 2o2o

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


REPUBLIK INDONESIA,
Membaca
: Surat
Direktur
pT
p_LN
Utama
-oe'"embe,
(persero)
Nomor
ianggal_

o-20
99q?ql1q1lq$y!/,?94
2orr,
Nomor
o4o32/101/DTRUT'1?9]]
D;;;*u"i
*dnEE4
2oir,'"i",
Nomoro4Lo2/ Dryur/2oTT-R
t"s;;";8-pt Desember
2o1r
,ro1i penlJsahan
perihal permbhonin
-a-----E-pLN
r\vr
2oII

- 2o2O;

nu-frir s

(persero)

Menimbang : a. bahwa sehrrlnnqg._q."?gan


telah terjadi. pelgb_ahan yang
signifikan

p?da sektor d""gi .!Girii,'il#r.a


RUprL Tdhun
2O1Os.d. 2019 sebagaimanE-b";;;'^ili;.;;f
aitetaptan-aaUm
- Keputusan
"s

Menteri Egglgi- aan uml-&


i,iorri5.*id i o
20/ M'ry.p.olg tanggaia
+/
iii,'
p.rrr
disesuaikan
..1.,-rf'fo
-b
dengan perkembangan"Situ""i
t..kiii^vr

b. bahwa berdasarkan pertimb.angan sebagaimana


dimaksud
dalam huruf a dan' sesuai kEtentuan" pasai -spemerintah--Ntmor
Peraturan
10
"v"i"[gl
?"ii"lig
Penyediaan dan pemanfaatan Tenag"i"tu"--r^gs"9
uJtiit*"u"g""i*i".
telah dua kari diubarr teralihi"i
-t-006, a.rrg"r, peraturan
Pemerintah -Nomor 26 fahu''
-aln
-fii"#;-bivi"
menetapkan
ilrru
Keputusan

Menterionergi

na'ifi1,ftr
penggse.han Renc?na
usat a--eenyed.iaan Tenasa
Listrik-pT elNr perslrol-i"i.,rn
tentans

2of i .la.-zoZo;

Mengingat

1. Vndang-undl5rg
zoog tentanry
._Nomor g0 Tahun
KetenaEalistrikin (r,emEaian
Negara RI Tahun 2oog wo*o?
13S,Talmbahant emUaian rv.g"r? ni N;;;; 5oS2);
2. Peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 19g9 .
tentansr
dan pemanialtan {;"ag-" ii"t.if, "ir,";t##
lgnvediaan
NegaraRI-Tahun 19g9 Nomor z4,Tamiahan Lembaran

Nes?{qRtrNomor3s94)sebagaim;"4;J;i;

arr" r."ri-airb;i,
terakhir dengan peraturan Femerlnl"r, irio*o
r 26 Tahun
Negara RI rahun-- iooo Nomor s6
?ooq
.(Lembaran
Tambahan Lembaran lVegaraRI fvomoi+OZ-S);
3. Keputusan presiden Nomor s9/p rahun 2orr tanggal
18
Oktober 2OIl;
4. Peraturan Me$91i Energi dan sumber Daya Minerar Nomor
18 Tahun 2oLo tentz.ng_organis""T'-d"r, Tata Keria
"sum6ei- D;y"Kementerian, Er?ryi
Mir"rlj* (e^"iit"
^{*"
NegaraRI Tahun 2d'10Nomor Sd2it
5- Keulfrrs.an

-2
5. [gpltgqqt] {Iglteri Energi dan sumber Dava Mineral Nomor
o.v"
*',b zooa' t"
/ 20o8 fangs3113_
_N
722?^\ l?IUmum
/ Me\4
Kencana
Ketenagalistiikan Nasional;
",
"1;s
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

KEPUTUSANMENTERI ENERGI DAN SUMBER


DAYA MINERAL
TENTANG PENGESAHAN RENCANC U-S-NHA PENYEDiAAN
TENAGALISTRIK PT PLN (PERSEROIrNH_UNi-ibN S.b. 'b'0._'

KESATU

Tenaga Listrik pr
\{e3sgrahkan Rencana usaha p^eny_ediaan
(ne_rsero)
Tahun
2orr
s.d,.
2otio
tercantum
fl,,n
oaram
Lampran- yang. merupakan
""tj"e.imana
bagiantidak terpisahkan
r
dari Keputusan nAdnteiiini.

KEDUA

PT. .PLN (Persero) meny?Fpaikan raporan perkembansan


^listrik
pelg.ksqn?an
usahh penyi:aiaan tenaga
J;-;;;;t";;
pg.ti"p 3 (tiga).butan tcepladaMenteri E;.rgi A;" s-"*b.iij"y;
Mineral c.q. Direktur Jenderar Ketenagalist?ikan.

KETIGA

Pjtg"tl
{itetapkannya^ Keputusan Menteri ini, Keputusan
-Jufinaya fr{ineiat
-t.irtl"g Nomdr 20;6
Vg$".fi-_pnergi dan Sumber
tanggal
pengesahan
8
icjrcj
f/20/ME\4/2o10^
Rencana
usaha ^p^enye"d'iaan
tenaga r,i"tril.--pr pLN (persero)
Tahun2010s.d.

2019dicabutaa"?inv"tar."" tia"r. u"ii"r.i,]'",

KEEMPAT

Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2OIL
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA.
trd.
JERO WACIK

Tembusan:
^1. Menteri Dalam Negeri
2. Menteri Nesara peiencanaan pembangul?n Nasionar/Kepala.Bapp.enas
3. sekretaris Jenderet;_L(";;nierian Bnergi dan.
sumber Dava Mrnerar
4. InspekturJenderar,'

Kementlrian

J ff;#;
fi#i riiir,"..r
ktur .rend'eiaf ai il iiir.'rne-"LrgT
fi
*",.
d
#;
E
san
sumber Daya
il^llt Bl'e
"
":lJi'dll.,,
Para

6.
Gubernur di seluruh Indonesia
7 . l?tq Bup_atilWalikotadi seluruh Indoesia
B . Drrektur Utama PT pLN (persero)
Salinansesuaidenganaslinya

PT PLN (PERSERO)

KEPUTUSANDIREKSTPT PLN (PERSERO)

NOMOR:1483 .K//D|R/2011

TENTANG
RENCANA USAHA PENYEDIAANTENAGA LISTRIK(RUPTL)
PT PLN (PERSERO)TAHUN 2011 -2020

PT PLN(PERSERO)
DTREKST
Menimbang

Mengingat

bahwa MenteriEnergi dan Sumber Daya Mineraltelah mengesahkan


Nasional(RUKN) pada tanggal 13
RencanaUmum Ketenagalistrikan
November2008;

:a

.4

b.

untukmenyediakan
rencanaPemerintah
bahwadalamrangkamendukung
tenaga listrik bagi masyarakatIndonesiasesuai RUKN sebagaimana
telahmembuat
dimaksuddalamhurufa di atas,maka PT PLN (Persero)
rencana pengembanganketenagalistrikanyang terpadu dengan
di
memperhatikanaspirasi masyarakatdelam sektor ketenagalistrikan
seluruhlndonesiayang dituangkandalam RencanaUsaha Penyediaan
TenagaListrik(RUPTL)PT PLN(Persero)Tahun2011-2020;

c.

bahwa RencanaUsaha PenyediaanTenaga Listrik(RUPTL)PT PLN


(Persero)
sebagaimana
dimaksuddalamhurufb di atas,
Tahun2011-2020
perluditetapkan
denganKeputusanDireksiPT PLN(Persero).

Rl Nomor19 Tahun2003 tentangBadanUsahaMilik


Undang-Undang
Negara;
Terbatas;
Rl Nomor40 Tahun2007tentangPerseroan
2 . Undang-Undang
Rl Nomor30 Tahun2009tentangKetenagalistrikan;
3 . Undang-Undang
dan
Rl Nomor10 Tahun1989tentangPenyediaan
4 . PeraturanPemerintah
telahdiubahdenganPeraturan
TenagaListriksebagaimana
Pemanfaatan
Rl Nomor
Pemerintah
Rl Nomor 3 Tahun2005dan Peraturan
Pemerintah
26 Tahun2006;
Bentuk
Rl Nomor23Tahun1994tentangPengalihan
Peraturan
Pemerintah
5.
Perseroan
(Perum)
Perusahaan
Negara
Menjadi
Listrik
Perusahaan
Umum
(Persero);
6.
PeraturanPemerintahRl Nomor 45 Tahun 2005 tentang pendirian,
BadanUsahaMilikNegara;
Pengawasan
dan Pembubaran
Pengurusan,
7.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
|;
istrikanNasiona
tentang RencanaUmum Ketenagal
2682.K21IMEM/2008
8.
AnggaranDasarPTPLN(Persero);
9.
KeputusanMenteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEPjis KeputusanMenteriNegaraBadan Usaha Milik Negara
58/MBU/2008
dan KeputusanMenteriNegaraBadan Usaha
Nomor KEP-25AMBU|2O09
tentang Pemberhentiandan
Milik Negara Nomor KEP-2'2A/MBUI2A11
Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT
PerusahaanListrikNegara;
tentang
DireksiPT PLN (Persero)Nomor001,1(030/DlR/1994
1 0 . Keputusan
PemberlakuanPeraturan Sehubungan Pengalihan Bentuk Hukum
Perusahaan;
tentang
1 1 KeputusanDireksiPT PLN (Persero)Nomor 304.}</DlR/2009
Keputusandi LingkunganPT PLN
BatasanKewenanganPengambilan
DireksiPT PLN
(Persero)senbagaimana
telahdiubahdenganKeputusan
(Persero)
1;
Nomor1387.l(DlRl2O1
t.

12. KeputusanDireksi PT PLN (Persero)Nomor 017.K1D1N2010


tentang
Organisasidan Tata Kerja PT PLN (Persero)sebagaimanatelah diubah
denganKeputusan
DireksiPT PLN(Persero)Nomor055.K1DlR/2010.
Memperhatikan

SuratDirekturUtamaPT PLN (Persero)Nomor OO761!4O2|D|RUT/2011


tanggal
14 November2011,Perihal: MekanismePelaporandan Pertanggungjawaban
KepalaSatuan/Sekretaris
Perusahaan/Kepala
Divisi di LingkunganPT PLN
(Persero).
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

KEPUTUSAN
DIREKSIPT PLN (PERSERO)TENTANG RENCANAUSAHA
PENYEDTAAN
TENAGAL|STR|K(RUPTL)pT pLN (PERSERO)
TAHUN20112020.

PERTAMA

RencanaUsahaPenyediaan
TenagaListrik(RUPTL)PT PLN (Persero)
Tahun
2011-2020adalah sebagaimanatercantumdalam LampiranKeputusandan
merupakan
bagianyangtidakterpisahkan
dariKeputusan
ini.

KEDUA

RUPTL PT PLN (Persero) Tahun 2011-2020 sebagaimanatercantum dalam


Lampiran Keputusan ini digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan(RJPP) dan penetapanRencana Kerja
dan AnggaranPerusahaan(RKAP)PT PLN (Persero).

KETIGA

RUPTL PT PLN (Persero)Tahun 2011-2020sebagaimana dimaksud dalam


DiktumPERTAMA, akan ditinjauulang setiaptahun sesuaiperkembanganyang
terjadi.

Keputusan
ini mulaiberlakuterhitung
sejaktanggalditetapkan.

Ditetapkandi Jakarta
padatanggal,20 Desernber 2011
DIREKTUR UTAMA,

KATA PENGANTAR
Rencana Usaha PenyediaanTenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2011-2020 ini
disusun untuk memenuhi amanat ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan
PemanfaatanTenaga Listrik sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Peraturan PemerintahNomor 26 Tahun 2006, yang menyebutkan
bahwa badan usaha yang memilikiwilayah usaha wajib membuat Rencana
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) berdasarkan Rencana Umum
Ketenagalistrikan
Nasional(RUKN).
RUPTL ini memperhatikanketentuan-ketentuan
dalam Keputusan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2682.K21lMEMl2008 tentang
Rencana Umum Ketenagalistrikan
Nasional2008 - 2027 dan draft Rencana
Umum KetenagalistrikanNasional 2O1O- 2029 yang telah disusun oleh
Kementerian
EnergidanSumberDayaMineral.
Penyusunan RUPTL ini bertujuan untuk memberikangambaran mengenai
RencanaUsaha PenyediaanTenaga Listrikoleh PT PLN (Persero)di seluruh
lndonesiauntuk kurunwaktu 2011 - 2020 yang akan digunakansebagaiacuan
dalam penyusunanrencanaperusahaanjangka panjangdan sebagaipedoman
dalam penyusunanprogramkerjatahunan.
Sejalan dengan perkembangandan perubahankondisi industri kelistrikandl
Indonesia, RUPTL ini akan diperbaharul secara berkala agar rencana
pengembangansistemkelistrikanmenjadilebihrelevan.
Akhirnya kami mengucapkanterima kasih dan penghargaanatas kontribusi
semua pihaksehinggaRUPTLini dapatdiselesaikan.

Jakarta. Desember2011
DIREKTUR
UTAMA

,4u1h4/
ruuJ
eervruo.l
RUPTL2011-2020

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
SINGKATAN DAN KOSAKATA ...............................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum ................................................................................................... 3
1.3 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................................... 3
1.4 Tujuan dan Sasaran Penyusunan RUPTL ............................................................ 4
1.5 Proses Penyusunan RUPTL dan Penanggungjawabnya ...................................... 5
1.6 Ruang Lingkup dan Wilayah Usaha ...................................................................... 8
1.6.1 Wilayah Operasi Indonesia Barat ....................................................... 8
1.6.2 Wilayah Operasi Indonesia Timur ...................................................... 9
1.6.3 Wilayah Operasi Jawa-Bali .............................................................. 10
1.7 Sistematika Dokumen RUPTL ............................................................................. 10
BAB II KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN SARANA ......................................12
2.1 Kebijakan Pelayanan Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Melayani Pertumbuhan
Kebutuhan Tenaga Listrik ........................................................................................... 12
2.2 Kebijakan Pengembangan Kapasitas Pembangkit.............................................. 13
2.3 Kebijakan PengembaNgan Transmisi ................................................................. 17
2.4 Kebijakan Pengembangan Distribusi ................................................................... 19
2.5 Kebijakan Pengembangan Listrik Perdesaan ...................................................... 20
2.6 Kebijakan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan .................................... 21
BAB III KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI ...............................................................23
3.1 Penjualan Tenaga Listrik ..................................................................................... 23
ii

RUPTL 2011- 2020

3.2 Kondisi Sistem Pembangkitan............................................................................. 26


3.2.1 Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur .................. 27
3.2.2 Wilayah Operasi Jawa Bali .............................................................. 28
3.3 Kondisi Sistem Transmisi .................................................................................... 29
3.3.1 Sistem Transmisi Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Timur ...... 29
3.3.2 Sistem Transmisi Jawa Bali ............................................................. 31
3.3.3 Penguatan Sistem Transmisi Pemasok Jakarta dan Pulau Bali ..... 32
3.4 Kondisi Sistem Distribusi ..................................................................................... 33
3.4.1 Susut Jaringan Distribusi ................................................................. 33
3.4.2 Keandalan Pasokan ......................................................................... 33
3.5 Masalah-Masalah yang Mendesak ..................................................................... 33
3.5.1 Upaya Penanggulangan Jangka Pendek ........................................ 34
3.5.2 Masalah Mendesak Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia
Timur 35
3.5.3 Masalah Mendesak Sistem Jawa Bali ............................................. 39
BAB IV KETERSEDIAAN ENERGI PRIMER............................................................. 41
4.1 Batubara .............................................................................................................. 41
4.2 Gas Alam ............................................................................................................. 43
4.2.1 LNG dan Mini-LNG .......................................................................... 46
4.2.2 CNG (Compressed Natural Gas) ..................................................... 47
4.3 Panas Bumi ......................................................................................................... 48
4.4 Tenaga Air ........................................................................................................... 49
4.5 Energi Baru dan Terbarukan Lainnya ................................................................. 50
4.6 Nuklir.................................................................................................................... 50

RUPTL 2011- 2020

iii

BAB V RENCANA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 2011 2020 .........................52


5.1 Kriteria Perencanaan ........................................................................................... 52
5.1.1 Perencanaan Pembangkit ................................................................ 52
5.1.2 Perencanaan Transmisi ................................................................... 54
5.1.3 Perencanaan Distribusi .................................................................... 55
5.2 Asumsi dalam Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik............................................ 57
5.2.1 Pertumbuhan Ekonomi ..................................................................... 58
5.2.2 Pertumbuhan Penduduk................................................................... 59
5.3 Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik 2011 - 2020 ............................................... 60
5.4 Rencana Pengembangan Pembangkit ................................................................ 64
5.4.1 Kategorisasi Kandidat Pembangkit .................................................. 64
5.4.2 Program

Percepatan

Pembangkit

Berbahan

bakar

Batubara

(Perpres No. 71/2006 jo Perpres No.59/2009) ........................................... 65


5.4.3 Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 ...................................... 67
5.4.4 Program Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) berdasarkan
PerPres No. 67/2005 jo PerPres No. 13/2010. ........................................... 69
5.4.5 Rencana Pengembangan PLTU Batubara Mulut Tambang ............ 69
5.4.6 Rencana Penambahan Kapasitas (Gabungan Indonesia) .............. 69
5.4.7 Penambahan

Kapasitas

Pembangkit

Pada

Wilayah

Operasi

Indonesia Barat dan Indonesia Timur ......................................................... 70


5.4.8 Penambahan Kapasitas Pada Sistem Jawa Bali ............................. 74
5.4.9 Partisipasi Listrik Swasta .................................................................. 79
5.5 Proyeksi Neraca Energi dan Kebutuhan Bahan Bakar ....................................... 82
5.5.1 Sasaran Fuel Mix.............................................................................. 82
5.5.2 Sistem Jawa-Bali .............................................................................. 86
5.5.3 Wilayah Operasi Indonesia Barat ..................................................... 87

iv

RUPTL 2011- 2020

5.5.4 Wilayah Operasi Indonesia Timur.................................................... 89


5.6 Analisis Sensitivitas ............................................................................................. 91
5.7 Proyeksi Emisi CO2............................................................................................. 93
5.7.1 Baseline Emisi CO2 (Murni Least Cost) ........................................... 93
5.7.2 Emisi CO2 Sesuai RUPTL 2011-2020 ............................................. 97
5.8 Proyek CDM (Clean Development Mechanism) ............................................... 101
5.9 Pengembangan Sistem Penyaluran dan Gardu Induk...................................... 102
5.9.1 Pengembangan Sistem Penyaluran Wilayah Operasi Indonesia
Barat ....................................................................................... 103
5.9.2 Pengembangan Sistem Penyaluran Wilayah Operasi Indonesia
Timur .................................................................................................. 105
5.9.3 Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Jawa-Bali ................. 106
5.10 Pengembangan Sistem Distribusi .................................................................... 109
5.9.1 Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur ................ 109
5.9.2 Sistem Jawa-Bali ........................................................................... 110
5.11 Pengembangan Listrik Perdesaan ............................... 111
5.12 Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan. 112
5.13 Proyek PLTU Skala Kecil Tersebar ................................................................. 114
BAB VI KEBUTUHAN DANA INVESTASI.............................................................. 117
6.1 Proyeksi Kebutuhan Investasi Indonesia .......................................................... 117
6.2 Proyeksi Kebutuhan Investasi Jawa-Bali .......................................................... 118
6.3 Proyeksi Kebutuhan Investasi Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia
Timur ........................................................................................................................ 120
6.4 Kebutuhan Investasi Kelistrikan PLN dan IPP .................................................. 122
6.5 Sumber Pendanaan dan Kemampuan Keuangan PLN .................................... 122
6.5.1 Rencana Investasi dan Sumber Pendanaan ................................. 123
RUPTL 2011- 2020

6.5.2 Asumsi Proyeksi Keuangan ........................................................... 123


6.5.3 Hasil Proyeksi Keuangan ............................................................... 123
6.5.4 Kendala Pendanaan Dalam Pelaksanaan RUPTL ........................ 126
BAB VII ANALISIS RISIKO RUPTL 2011-2020 ...................................................... 127
7.1 Identifikasi Risiko ............................................................................................... 127
7.2 Pemetaan Risiko ................................................................................................ 128
7.3 Program Mitigasi Risiko ..................................................................................... 130
BAB VIII KESIMPULAN ........................................................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 132

vi

RUPTL 2011- 2020

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR BAB I
Gambar 1. 1 Proses Penyusunan RUPTL ........................................................... 7
Gambar 1. 2 Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero) ....................................... 10
GAMBAR BAB V
Gambar 5.1 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2011 dan 2020 .... 62
Gambar 5.2 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2011-2020........... 63
Gambar 5.3 Perbandingan Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik RUPTL dan
RUKN ................................................................................................................. 63
Gambar 5. 4 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 85
Gambar 5. 5 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 86
Gambar 5. 6 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 88
Gambar 5. 7 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 90
Gambar 5. 8 Proyeksi Komposisi Pembangkit dan Jumlah Emisi CO2 Sistem
Jawa Bali Skenario Baseline .............................................................................. 94
Gambar 5. 9 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali
Skenario Baseline .............................................................................................. 95
Gambar 5. 10 Proyeksi Komposisi Pembangkit dan Jumlah Emisi CO2 Sistem
Interkoneksi Sumatera Skenario Baseline ......................................................... 96
Gambar 5. 11 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Sumatera
Skenario Baseline .............................................................................................. 97
Gambar 5. 12 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia) ........ 98
Gambar 5. 13 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Sistem Jawa Bali ........ 99
Gambar 5. 14 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Wilayah Operasi
Indonesia Barat .................................................................................................. 99

RUPTL 2011- 2020

vii

Gambar 5. 15 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia
Timur ................................................................................................................. 100
GAMBAR BAB VI
Gambar 6.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak
Termasuk IPP) .................................................................................................. 118
Gambar 6. 2 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Sistem Jawa Bali ........ 119
Gambar 6. 3 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia
Barat ................................................................................................................. 120
Gambar 6. 4 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi
Indonesia Timur ............................................................................................ 121
Gambar 6. 5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP ............ 122

viii

RUPTL 2011- 2020

DAFTAR TABEL

TABEL BAB I
Tabel 1. 1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL .......................... 7
TABEL BAB III
Tabel 3. 1 Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh) ............................................... 23
Tabel 3. 2 Perkembangan Jumlah Pelanggan [Ribu Unit]................................. 24
Tabel 3.3 Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%) .............................................. 25
Tabel 3. 4 Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa Bali 2006 2010 ......... 26
Tabel 3.5 Kapasitas Terpasang Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat
dan Indonesia Timur (MW) Tahun 2010 ............................................................ 27
Tabel 3. 6 Daftar Sewa Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur (MW) tahun 2010 .................................................................... 28
Tabel 3. 7 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa-Bali Tahun 2010 .. 29
Tabel 3. 8 Perkembangan Kapasitas Trafo GI Wilayah Operasi Indonesia Barat
dan Indonesia Timur (MVA) ............................................................................... 30
Tabel 3. 9 Perkembangan Saluran Transmisi Wilayah Operasi Indonesia Barat
dan Indonesia Timur (kms) ................................................................................ 30
Tabel 3. 10 Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa-Bali (x1.000) ..... 31
Tabel 3. 11 Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali ..................... 31
Tabel 3.12 Kapasitas Pembangkit dan Interbus Transformer (IBT) .................. 32
Tabel 3. 13 Rugi Jaringan Distribusi (%) ........................................................... 33
Tabel 3. 14 SAIDI dan SAIFI PLN...................................................................... 33
Tabel 3. 15 Rencana Sewa PLTD/PLTGB/PLTMG tahun 2011 dan 2012 ....... 35
Tabel 3. 16 Daftar PLTP yang diupayakan beroperasi sampai dengan tahun
2015 ................................................................................................................... 37

TABEL BAB IV
Tabel 4. 1 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Jawa Bali ......... 59
Tabel 4. 2 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di luar Jawa Bali .. 59

RUPTL 2011- 2020

ix

Tabel 4. 3 Kandidat Proyek PLTA Berdasarkan Masterplan Of Hydro Power


Development....................................................................................................... 60
Tabel 4. 4 Potensi dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan .................. 60

TABEL BAB V
Tabel 5. 1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ..................................................... 59
Tabel 5. 2 Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ........................................ 59
Tabel 5. 3 Pertumbuhan Penduduk (%) ............................................................. 60
Tabel 5. 4 Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan ... 60
Tabel 5. 5 Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan ............. 61
Tabel 5. 6 Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio
Elektrifikasi .......................................................................................................... 62
Tabel 5. 7 Asumsi Harga Bahan Bakar .............................................................. 65
Tabel 5. 8 Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW ......................... 66
Tabel 5. 9 Rekap Proyek Percepatan Pembangkit Tahap 2 .............................. 68
Tabel 5. 10 Proyek yang terdapat dalam Buku KPS 2011 ................................. 69
Tabel 5. 11 Kebutuhan Tambahan Pembangkit Total Indonesia (MW) ............. 70
Tabel 5. 12 Kebutuhan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat (MW) ... 72
Tabel 5. 13 Kebutuhan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Timur (MW) .. 72
Tabel 5. 14 Kebutuhan Pembangkit Sistem Jawa-Bali (MW) ............................ 74
Tabel 5. 15 Neraca Daya Sistem Jawa-Bali 2011-2020 .................................... 76
Tabel 5. 16 Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2010 ........................... 79
Tabel 5. 17 Daftar Proyek IPP di Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur .................................................................................................. 80
Tabel 5. 18 Daftar Proyek IPP di Jawa Bali ....................................................... 81
Tabel 5. 19 Pemakaian Energi Primer PLN Berdasarkan Jenis Bahan Bakar .. 83
Tabel 5. 20 Sasaran Komposisi Produksi Listrik Tahun 2020 Berdasarkan Jenis
Bahan Bakar (%) ................................................................................................ 83
Tabel 5. 21 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 84
Tabel 5. 22 Kebutuhan Bahan Bakar Indonesia ................................................ 85
Tabel 5. 23 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 86
Tabel 5. 24 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali .................................... 87
Tabel 5. 25 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 88
Tabel 5. 26 Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Barat ........... 88
x

RUPTL 2011- 2020

Tabel 5. 27 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


............................................................................................................................ 89
Tabel 5. 28 Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur ......... 90
Tabel 5. 29 Variasi Harga Bahan Bakar Dalam Analisis Sensitivitas ................ 91
Tabel 5. 30 Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga Bahan Bakar
............................................................................................................................ 92
Tabel 5. 31 Bauran Energi Sistem Jawa Bali Pada Skenario Baseline (GWh) . 95
Tabel 5. 32 Bauran Energi Sistem Sumatera Pada Skenario Baseline (GWh) . 96
Tabel 5.33 Daftar Proyek PLN yang Dikembangkan melalui Mekanisme CDM
dan VCM .......................................................................................................... 101
Tabel 5.34 Kebutuhan Fasilitas Transmisi Indonesia ..................................... 102
Tabel 5.35 Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Indonesia ................ 103
Tabel 5. 36 Kebutuhan Fasilitas Transmisi Wilayah Operasi Indonesia Barat 105
Tabel 5. 37 Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Wilayah Operasi
Indonesia Barat ................................................................................................ 105
Tabel 5. 38 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Wilayah Operasi Indonesia Timur
.......................................................................................................................... 106
Tabel 5. 39 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Wilayah Operasi Indonesia Timur
.......................................................................................................................... 106
Tabel 5. 40 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Jawa-Bali ...................... 107
Tabel 5. 41 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Jawa-Bali ...................... 107
Tabel 5.42 Kebutuhan Fasilitas Distribusi di Indonesia ................................... 109
Tabel 5. 43 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Wilayah Operasi Indonesia Barat 109
Tabel 5. 44 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Wilayah Operasi Indonesia Timur 109
Tabel 5. 45 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Jawa-Bali.......................... 110
Tabel 5. 46 Rekap Program Listrik Perdesaan Indonesia 2011-2014............. 111
Tabel 5.47 Rekap Kebutuhan Investasi Program Listrik Perdesaan Indonesia
2011-2014 (Juta Rp) ........................................................................................ 112
Tabel 5. 48 Rencana Pengembangan Pembangkit EBT Skala Kecil .............. 114
Tabel 5. 49 Biaya Pengembangan Pembangkit EBT Skala Kecil ................... 114
Tabel 5. 50 Proyek Pembangkit PLTU Skala Kecil di Indonesia Barat dan
Indonesia Timur ............................................................................................... 115
Tabel 5. 51 Proyek Pembangkit PLTGB Tersebar di Indonesia Barat dan
Indonesia Timur ............................................................................................... 115

RUPTL 2011- 2020

xi

TABEL BAB VI
Tabel 6. 1 Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP) . 117
Tabel 6. 2 Kebutuhan Dana Investasi untuk Sistem Jawa Bali..................... 118
Tabel 6. 3 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi
Indonesia Barat................................................................................................. 120
Tabel 6. 4 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia
Timur ................................................................................................................. 121
Tabel 6. 5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP ................. 122
Tabel 6. 6 Proyeksi Kebutuhan Subsidi dan Laba/Rugi PLN 2010-2015 ........ 124
Tabel 6. 7 Sumber Dana Investasi (Milyar Rp) ................................................ 126

xii

RUPTL 2011- 2020

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT

134

A1.

137

A2.

SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA


A1.1.

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

138

A1.2.

Neraca Daya

140

A1.3.

Proyek-Proyek IPP Terkendala

145

A1.4.

Neraca Energi

147

A1.5.

Capacity Balance Gardu Induk

150

A1.6.

Rencana Pengembangan Penyaluran

173

A1.7.

Peta Pengembangan Penyaluran

191

A1.8.

Analisis Aliran Daya

201

A1.9.

Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

212

A1.10.

Program Listrik Perdesaan

224

A1.11.

Proyeksi Kebutuhan Investasi

236

PENJELASAN LAMPIRAN A1

239

SISTEM INTERKONEKSI KALIMANTAN BARAT

252

A2.1.

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

253

A2.2.

Neraca Daya

255

A2.3.

Proyek-Proyek IPP Terkendala

258

A2.4.

Neraca Energi

260

A2.5.

Capacity Balance Gardu Induk

263

A2.6.

Rencana Pengembangan Penyaluran

266

A2.7.

Peta Pengembangan Penyaluran

270

A2.8.

Analisis Aliran Daya

272

A2.9.

Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

276

A2.10.

Program Listrik Perdesaan

278

A2.11.

Proyeksi Kebutuhan Investasi

280

PENJELASAN LAMPIRAN A2

RUPTL 2011- 2020

282

xiii

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PER PROVINSI


WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT

290

A3.

PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

292

A4.

PROVINSI SUMATERA UTARA

304

A5.

PROVINSI RIAU

315

A6.

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

326

A7.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

334

A8.

PROVINSI SUMATERA BARAT

340

A9.

PROVINSI JAMBI

350

A10. PROVINSI SUMATERA SELATAN

358

A11. PROVINSI BENGKULU

367

A12. PROVINSI LAMPUNG

373

A13. PROVINSI KALIMANTAN BARAT

381

A14. NERACA DAYA SISTEM-SISTEM ISOLATED


WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT

390

A14.1.

Sistem Isolated Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

391

A14.2.

Sistem Isolated Provinsi Sumatera Utara

401

A14.3.

Sistem Isolated Provinsi Riau

403

A14.4.

Sistem Isolated Provinsi Kepulauan Riau

411

A14.5.

Sistem Isolated Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

420

A14.6.

Sistem Isolated Provinsi Kalimantan Barat

423

LAMPIRAN B. WILAYAH OPERASI INDONESIA TIMUR

432

B1. SISTEM INTERKONEKSI KALIMANTAN SELATAN, TENGAH


DAN TIMUR (KALSELTENGTIM)

xiv

435

B1.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

436

B1.2. Neraca Daya

438

B1.3. Proyek-Proyek IPP Terkendala

441

B1.4. Neraca Energi

443

B1.5. Capacity Balance Gardu Induk

446

B1.6. Rencana Pengembangan Penyaluran

454

B1.7. Peta Pengembangan Penyaluran

461
RUPTL 2011- 2020

B1.8. Analisis Aliran Daya

464

B1.9.

Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

471

B1.10.

Program Listrik Perdesaan

476

B1.11.

Proyeksi Kebutuhan Investasi

481

PENJELASAN LAMPIRAN B1

483

B2. SISTEM INTERKONEKSI SULAWESI UTARA, SULAWESI TENGAH


DAN GORONTALO (SULUTTENGGO) DAN SISTEM INTERKONEKSI
SULAWESI SELATAN, SULAWESI TENGGARA DAN SULAWESI
BARAT (SULSELRABAR)
494
B2.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

496

B2.2. Neraca Daya

499

B2.3. Proyek-Proyek IPP Terkendala

504

B2.4. Neraca Energi

506

B2.5. Capacity Balance Gardu Induk

511

B2.6. Rencana Pengembangan Penyaluran

525

B2.7. Peta Pengembangan Penyaluran

535

B2.8. Analisis Aliran Daya

542

B2.9. Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

549

B2.10.

Program Listrik Perdesaan

551

B2.11.

Proyeksi Kebutuhan Investasi

553

PENJELASAN LAMPIRAN B2

556

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PER PROVINSI


WILAYAH OPERASI INDONESIA TIMUR

571

B3.

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

572

B4.

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

582

B5.

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

591

B6.

PROVINSI SULAWESI UTARA

601

B7.

PROVINSI SULAWESI TENGAH

611

B8.

PROVINSI GORONTALO

619

B9.

PROVINSI SULAWESI SELATAN

626

B10. PROVINSI SULAWESI TENGGARA

634

B11. PROVINSI SULAWESI BARAT

642

RUPTL 2011- 2020

xv

B12. PROVINSI MALUKU

648

B13. PROVINSI MALUKU UTARA

656

B14. PROVINSI PAPUA

662

B15. PROVINSI PAPUA BARAT

671

B16. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

677

B17. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

687

B18. NERACA DAYA SISTEM-SISTEM ISOLATED WILAYAH OPERASI


INDONESIA TIMUR
695
B18.1.

Sistem Isolated Provinsi Kalimantan Selatan

696

B18.2.

Sistem Isolated Provinsi Kalimantan Tengah

699

B18.3.

Sistem Isolated Provinsi Kalimantan Timur

707

B18.4.

Sistem Isolated Provinsi Sulawesi Utara

723

B18.5.

Sistem Isolated Provinsi Sulawesi Tengah

728

B18.6.

Sistem Isolated Provinsi Sulawesi Selatan

741

B18.7.

Sistem Isolated Provinsi Sulawesi Tenggara

743

B18.8.

Sistem Isolated Provinsi Maluku

749

B18.9.

Sistem Isolated Provinsi Maluku Utara

757

B18.10. Sistem Isolated Provinsi Papua

763

B18.11. Sistem Isolated Provinsi Papua Barat

771

B18.12. Neraca Daya Sistem Isolated Provinsi NTB

775

B18.13. Neraca Daya Sistem Isolated Provinsi NTT

783

LAMPIRAN C. WILAYAH OPERASI JAWA BALI

795

C1.

797

xvi

SISTEM INTERKONEKSI JAWA BALI


C1.1.

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

798

C1.2.

Neraca Daya

805

C1.3.

Proyek-Proyek IPP Terkendala

817

C1.4.

Neraca Energi

819

C1.5.

Capacity Balance Gardu Induk

822

C1.6.

Rencana Pengembangan Penyaluran

850

C1.7.

Peta Pengembangan Penyaluran

882

C1.8.

Analisis Aliran Daya

894
RUPTL 2011- 2020

C1.9.

Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

921

C1.10.

Program Listrik Pedesaan

923

C1.11.

Proyeksi Kebutuhan Investasi

930

PENJELASAN LAMPIRAN C1

938

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PER PROVINSI


WILAYAH OPERASI JAWA BALI

966

C2.

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

968

C3.

PROVINSI BANTEN

979

C4.

PROVINSI JAWA BARAT

986

C5.

PROVINSI JAWA TENGAH

997

C6.

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1005

C7.

PROVINSI JAWA TIMUR

1009

C8.

PROVINSI BALI

1017

LAMPIRAN D. ANALISIS RISIKO

RUPTL 2011- 2020

1023

xvii

SINGKATAN DAN KOSAKATA


ADB

ASEAN Power Grid

Aturan Distribusi

Aturan Jaringan

Beban

Beban puncak

BPP
BTU
Capacity balance

:
:
:

Captive power

CCS
CCT
CDM

:
:
:

COD
Daya mampu
Daya terpasang
DAS
DMO
EBITDA
ERPA
Excess power

:
:
:
:
:
:
:
:

FSRU
GAR

:
:

GRK
HSD
HVDC
IBT

:
:
:
:

IGCC

xviii

Air Dried Basis, merupakan nilai kalori batubara yang


memperhitungkan inherent moisture saja
Sistem interkoneksi jaringan listrik antara negara-negara ASEAN
Aturan Distribusi Tenaga Listrik merupakan perangkat peraturan
dan persyaratan untuk menjamin keamanan, keandalan serta
pengoperasian dan pengembangan sistem distribusi yang efisien
dalam memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik
Aturan Jaringan merupakan seperangkat peraturan, persyaratan
dan standar untuk menjamin keamanan, keandalan serta
pengoperasian dan pengembangan sistem tenaga listrik yang
efisien dalam memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik
Sering disebut sebagai demand, merupakan besaran kebutuhan
tenaga listrik yang dinyatakan dengan MWh, MW atau MVA
tergantung kepada konteksnya
Atau peak load / peak demand, adalah nilai tertinggi dari langgam
beban suatu sistem kelistrikan dinyatakan dengan MW
Biaya Pokok Penyediaan
British Thermal Unit
Neraca yang memperlihatkan keseimbangan kapasitas sebuah
gardu induk dengan beban puncak pada area yang dilayani oleh
gardu induk tersebut, dinyatakan dalam MVA
Daya listrik yang dibangkitkan sendiri oleh pelanggan, umumnya
pelanggan industri dan komersial
Carbon Capture and Storage
Clean Coal Technology
Clean Development Mechanism atau MPB Mekanisme
Pembangunan Bersih
Commercial Operating Date
Kapasitas nyata suatu pembangkit dalam menghasilkan MW
Kapasitas suatu pembangkit sesuai dengan name plate
Daerah Aliran Sungai
Domestic Market Obligation
Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization
Emission Reduction Purchase Agreement
Kelebihan energi listrik dari suatu captive power yang dapat dibeli
oleh PLN
Floating Storage and Regasification Unit
Gross As Received, merupakan nilai kalori batubara yang
memperhitungkan total moisture
Gas Rumah Kaca
High Speed Diesel Oil
High Voltage Direct Current
Interbus Transformer, yaitu trafo penghubung dua sistem transmisi
yang berbeda tegangan, seperti trafo 500/150 kV dan 150/70 kV
Integrated Gasification Combined Cycle
RUPTL 2011- 2020

IPP
JTM

:
:

JTR

kmr
kms
Life Extension

:
:
:

LNG
LOLP

:
:

Load factor

MFO
MMBTU

:
:

Mothballed
MP3EI

:
:

MMSCF

MMSCFD
Neraca daya

:
:

Non Coincident Peak


Load
Peaking
Prakiraan beban

:
:
:

Reserve margin

Rasio elektrifikasi

SFC
Tingkat cadangan

:
:

Ultra super critical

WKP

RUPTL 2011- 2020

Independent Power Producer


Jaringan Tegangan Menengah adalah saluran distribusi listrik
bertegangan 20 kV
Jaringan Tegangan Rendah adalah saluran distribusi listrik
bertengangan 220 V
kilometer-route, menyatakan panjang jalur saluran transmisi
kilometer-sirkuit, menyatakan panjang konduktor saluran transmisi
Program rehabilitasi suatu unit pembangkit yang umur teknisnya
mendekati akhir
Liquified Natural Gas
Loss of Load Probability, suatu indeks keandalan sistem
pembangkitan yang biasa dipakai pada perencanaan kapasitas
pembangkit
Faktor beban, merupakan rasio antara MW rata-rata dan MW
puncak
Marine Fuel Oil
Million Metric BTU, satuan yang biasa digunakan untuk mengukur
kalori gas
Pembangkit yang tidak dioperasikan namun tetap dipelihara
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Million Metric Standard Cubic Foot, satuan yang biasa digunakan
untuk mengukur volume gas pada tekanan dan suhu tertentu
Million Metric Standard Cubic Foot per Day
Neraca yang menggambarkan keseimbangan antara beban
puncak dan kapasitas pembangkit
Jumlah beban puncak sistem-sistem tidak terinterkoneksi tanpa
melihat waktu terjadinya beban puncak
Pembangkit pemikul beban puncak
Demand forecast, prakiraan pemakaian energi listrik di masa
depan
Cadangan daya pembangkit terhadap beban puncak, dinyatakan
dalam %
Perbandingan antara jumlah rumah tangga yang berlistrik dan
jumlah keseluruhan rumah tangga
Specific Fuel Consumption
Reserve margin) adalah besar cadangan daya yang dimiliki oleh
perusahaan dalam rangka mengantisipasi beban puncak.
Teknologi PLTU batubara yang beroperasi pada suhu dan tekanan
diatas titik kritis air
Wilayah Kerja Pertambangan

xix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


PT PLN (Persero) selanjutnya disebut PLN sebagai sebuah perusahaan listrik
merencanakan dan melaksanakan proyek-proyek kelistrikan yang lead time-nya
relatif panjang, sehingga PLN secara alamiah perlu mempunyai sebuah
rencana pengembangan sistem kelistrikan yang berjangka panjang. Sebagai
contoh, diperlukan waktu 9 tahun untuk mewujudkan sebuah PLTU batubara
kelas 1.000 MW1 mulai dari rencana awal hingga beroperasi. Dengan demikian
rencana pengembangan sistem yang diperlukan PLN harus berjangka cukup
panjang, yaitu 10 tahun, agar dapat mengakomodasi lead time yang panjang
dari proyek-proyek kelistrikan.
Perlunya PLN mempunyai rencana pengembangan sistem kelistrikan jangka
panjang juga didorong oleh keinginan PLN untuk mempunyai rencana investasi
yang efisien, dalam arti PLN tidak sembarang melakukan proyek kelistrikan
tanpa didasarkan pada perencanaan yang baik. Hal ini penting dilakukan
karena keputusan investasi di industri kelistrikan akan dituntut manfaatnya
dalam jangka panjang. Untuk mencapai hal tersebut PLN telah menyusun
sebuah dokumen perencanaan sepuluh tahunan ke depan yang disebut
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, atau RUPTL.
RUPTL merupakan sebuah pedoman pengembangan sistem kelistrikan bagi
PLN sepuluh tahun mendatang yang optimal, disusun untuk mencapai tujuan
tertentu serta berdasarkan pada kriteria perencanaan dan kebijakan tertentu.
Dengan demikian pelaksanaan proyek-proyek kelistrikan di luar RUPTL yang
dapat menurunkan efisiensi investasi perusahaan dapat dihindarkan.
Didorong oleh kebutuhan internal PLN sendiri untuk mempunyai RUPTL,
dokumen perencanaan ini juga dibuat oleh PLN untuk memenuhi peraturan dan
perundangan yang ada di sekor ketenagalistrikan.

Misalnya PLTU Indramayu unit 4 dengan ukuran unit 1.000 MW

RUPTL 2011- 2020

Penyusunan RUPTL tahun 2011-2020 ini sebagai amanat Pasal 5 ayat (1) dan
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2006 dan didorong oleh
timbulnya kebutuhan untuk memperbaharui RUPTL 2010-2019 setelah
memperhatikan adanya keterlambatan banyak proyek pembangkit tenaga listrik
terutama pembangkit listrik tenaga panas bumi, beberapa pembangkit listrik
tenaga air dan pembangkit listrik tenaga uap batubara, baik proyek PLN
maupun proyek listrik swasta atau independent power producer (IPP). Hal lain
yang mendorong disusunnya RUPTL 2011-2020 ini adalah semakin
menguatnya keinginan PLN untuk melayani kebutuhan tenaga listrik pada
banyak daerah di Indonesia yang telah lama menderita kekurangan pasokan,
dan mengalihkan sebanyak mungkin pembangkit berbahanbakar minyak ke
pembangkit berbahanbakar non-minyak. Hal-hal tersebut telah membuat PLN
merasa perlu untuk memutakhirkan RUPTL yang ada.
Selanjutnya sejalan dengan UU No.30/2009 dimana pemerintah provinsi (dan
juga pemerintah kabupaten/kota) wajib membuat Rencana Umum
Ketenagalistrikan Daerah atau RUKD, maka RUPTL 2011-2020 ini juga
membuat perencanaan sistem kelistrikan per provinsi. Namun demikian proses
optimisasi perencanaan tetap dilakukan per sistem tenaga listrik apabila telah
ada jaringan interkoneksi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.
RUPTL per provinsi tersebut akan bermanfaat bagi setiap provinsi untuk
melihat apa yang telah direncanakan oleh PLN pada daerahnya.
Dalam RUPTL ini diindikasikan proyek-proyek pengembangan sistem
kelistrikan yang akan dilakukan oleh PLN sendiri dan proyek-proyek
pembangkit yang akan ditawarkan kepada sektor swasta sebagai IPP. Pada
dasarnya semua proyek transmisi dan distribusi akan dilaksanakan oleh PLN,
sedangkan proyek pembangkit akan terbagi menjadi proyek milik PLN dan
proyek milik swasta yang akan menjual listriknya ke PLN. Beberapa ruas
transmisi yang dedicated dengan suatu pembangkit IPP dapat dibangun oleh
pengembang listrik swasta.
RUPTL akan selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perubahan
beberapa parameter kunci yang menjadi dasar penyusunan rencana
pengembangan sistem kelistrikan, utamanya prakiraan kebutuhan tenaga listrik
dan progres pembangunan proyek kelistrikan, sehingga selalu dapat
memberikan rencana pengembangan sistem yang mutakhir dan dapat dijadikan
pegangan dalam implementasinya.
2

RUPTL 2011- 2020

RUPTL ini disusun melalui optimasi pengembangan sistem pembangkit dan


transmisi, dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber energi setempat
dan sumber energi terbarukan.
1.2 LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2006, khususnya Pasal 5
ayat (1) dan ayat (2):
(1) RUPTL disusun
Nasional.

berdasarkan

Rencana

Umum

Ketenagalistrikan

(2) RUPTL digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penyediaan tenaga


listrik bagi Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan
Umum.
(3) Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2682
K/21/MEM/2008 tanggal 13 November 2008 tentang Rencana Umum
Ketenagalistrikan Nasional.

1.3 VISI DAN MISI PERUSAHAAN


Pada Anggaran Dasar PLN tahun 2008 Pasal 3 disebutkan bahwa tujuan dan
lapangan usaha PLN adalah menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga
listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta
memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang
ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan
prinsip-prinsip perseroan terbatas.
Berkenaan dengan tujuan dan lapangan usaha PLN tersebut di atas, maka visi
PLN adalah sebagai berikut: Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang
Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi
Insani.
Selain visi tersebut, saat ini PLN tengah bercita-cita untuk berubah menjadi
perusahaan kelas dunia, bebas subsidi, menguntungkan, ramah lingkungan
dan dicintai pelanggan.

RUPTL 2011- 2020

Untuk melaksanakan penugasan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan


tenaga listrik dan mengacu kepada visi tersebut, maka PLN akan:

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi


pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas


kehidupan masyarakat.

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.


Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

1.4 TUJUAN DAN SASARAN PENYUSUNAN RUPTL


Pada dasarnya tujuan penyusunan RUPTL adalah memberikan pedoman dan
acuan pengembangan sarana kelistrikan PLN dalam memenuhi kebutuhan
tenaga listrik di wilayah usahanya secara lebih efisien dan lebih baik, sehingga
dapat dihindari ketidak-efisienan perusahaan sejak tahap perencanaan.
Sasaran RUPTL yang ingin dicapai sepuluh tahun ke depan secara nasional
adalah pemenuhan kebutuhan kapasitas dan energi listrik, peningkatan
efisiensi dan kinerja sistem kelistrikan sejak dari tahap perencanaan yang
meliputi:

Mengatasi kekurangan pasokan tenaga listrik yang terjadi di beberapa


daerah.

Tercapainya pemenuhan kebutuhan kapasitas dan energi listrik setiap


tahun dengan tingkat keandalan2 yang diinginkan secara least-cost.

Tercapainya bauran bahan bakar (fuel-mix) yang lebih baik untuk


menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP), dicerminkan oleh
pengurangan penggunaan bahan bakar minyak hingga kontribusi produksi
pembangkit berbahan bakar minyak menjadi 1% persen terhadap total
produksi energi listrik pada tahun 2020.

Tercapainya pemanfaatan energi baru dan terbarukan utamanya panas


bumi sesuai dengan program pemerintah, dan juga energi terbarukan lain
seperti tenaga air.

Tingkat keandalan dicerminkan oleh tersedianya cadangan atau reserve margin.


RUPTL 2011- 2020

Tercapainya rasio elektrifikasi yang digariskan oleh RUKN, dan mencapai


rasio elektrifikasi minimum 60% pada setiap provinsi di akhir tahun 2011.

Tercapainya keandalan dan kualitas listrik yang makin membaik.

Tercapainya angka rugi jaringan transmisi dan distribusi sebesar 8-9%.

1.5 PROSES PENYUSUNAN RUPTL DAN PENANGGUNGJAWABNYA


Penyusunan RUPTL 2011-2020 ini dibuat dengan proses sebagai berikut:

RUKN 2008-2027 dan draft RUKN 2010-2029 digunakan sebagai pedoman


dan rujukan, khususnya mengenai kebijakan Pemerintah tentang
perencanaan ketenagalistrikan, kebijakan pemanfaatan energi primer untuk
pembangkit tenaga listrik, kebijakan perlindungan lingkungan, kebijakan
tingkat cadangan (reserve margin), asumsi pertumbuhan ekonomi dan
prakiraan kebutuhan tenaga listrik.

PLN Kantor Pusat menetapkan kebijakan dan asumsi dasar sebagai


penjabaran dari RUKN dan kebijakan Pemerintah lainnya, seperti
pengembangan panas bumi yang semakin besar.

Dilakukan evaluasi terhadap asumsi dasar tersebut dan realisasinya dalam


RUPTL perioda sebelumnya dalam Forum Perencanaan, yaitu sebuah
forum pertemuan antara Unit-Unit Bisnis PLN dan PLN Kantor Pusat untuk
membahas dan menyepakati parameter kunci untuk menyusun prakiraan
pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik.

Dengan memperhatikan asumsi-asumsi dasar utamanya pertumbuhan


ekonomi, selanjutnya disusun prakiraan beban (demand forecast), rencana
pembangkitan, rencana transmisi dan gardu induk (GI), rencana distribusi
dan rencana kelistrikan yang isolated. Penyusunan ini dilakukan oleh Unitunit Bisnis dan PLN Kantor Pusat sesuai tanggung-jawab masing-masing
dengan memperhatikan kondisi kelistrikan yang ada. Demand forecast,
perencanaan GI dan perencanaan distribusi dibuat oleh PLN Distribusi/
Wilayah. Perencanaan transmisi dibuat oleh PLN Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban (PLN P3B) atau oleh PLN Wilayah yang mengelola
transmisi. Rencana pembangkitan pada sistem-sistem besar dilakukan oleh
PLN Kantor Pusat.

RUPTL 2011- 2020

Penyusunan demand forecast oleh PLN Wilayah/Distribusi dibuat dengan


metoda regresi - ekonometrik menggunakan data historis penjualan energi
listrik, daya tersambung, jumlah pelanggan, pertumbuhan ekonomi, dan
populasi untuk membentuk model yang fit.

Untuk mempertegas akuntabilitas, demand forecast pada semua wilayah


kerja PLN telah disahkan oleh General Manager Unit Bisnis
Distribusi/Wilayah.

Workshop perencanaan yang melibatkan Unit-Unit Bisnis PLN dan PLN


Kantor Pusat dilaksanakan minimal 1 kali dalam setahun, dimaksudkan
untuk memverifikasi dan menyepakati demand forecast, capacity balance
dan rencana gardu induk, rencana transmisi dan rencana pembangkit
sistem isolated yang dihasilkan oleh Unit-unit Bisnis PLN. Pada workshop
perencanaan juga dilakukan verifikasi jadwal COD3 proyek-proyek
pembangkit PLN dan IPP, estimasi pasokan gas alam dan LNG, serta
kebutuhan dan pogram pembangkit sewa untuk mengatasi kekurangan
tenaga listrik jangka pendek.

Konsolidasi produk perencanaan sistem dari masing-masing Unit Bisnis


PLN dan pengurusan untuk memperoleh pengesahan oleh Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral sehingga draft RUPTL menjadi RUPTL resmi
dilakukan oleh PLN Kantor Pusat. RUPTL ini selanjutnya akan menjadi
referensi untuk pembuatan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
lima tahunan, serta menjadi pedoman keputusan investasi tahunan PLN
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

Proses penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Gambar 1.1.

COD atau commercial operation date adalah tanggal beroperasinya sebuah proyek kelistrikan
secara komersial.
6

RUPTL 2011- 2020

Konsolidasi dan check konsistensi

RUPTL

RUKN

rencana pengembangan sistem.

Rencana pengembangan pembangkit (neraca


Asumsi dasar dan
kebijakan, proyeksi
kebutuhan tenaga listrik

daya, neraca energi dan kebutuhan bahan


bakar).

Workshop
Perencanaan

Rencana pengembangan transmisi dan


distribusi.

Workshop

Demand forecast per Wilayah dan

Demand Forecast

per Provinsi

Gambar 1. 1 Proses Penyusunan RUPTL

Pada workshop demand forecast, PLN Kantor Pusat dan PLN Distribusi/
Wilayah membahas dan menyepakati asumsi-asumsi dasar untuk pembuatan
demand forecast di setiap wilayah, dilanjutkan dengan menyusun demand
forecast secara agregat, namun belum dibuat secara spasial4. Berbekal hasil
kerja pada workshop demand forecast tersebut, setiap unit PLN
Distribusi/Wilayah kembali ke tempat masing-masing dan membuat capacity
balance atau penjabaran demand forecast secara spasial untuk memperkirakan
kenaikan pembebanan setiap gardu induk dan sinyal penambahan trafo atau
gardu induk baru, yang harus diselesaikan dalam waktu dua bulan.
Pada saat yang sama, PLN Kantor Pusat membuat rencana pengembangan
pembangkit pada sistem interkoneksi dan perencanaan transmisi tegangan
tinggi bersama dengan PLN P3B/Wilayah.
Pembagian tanggung jawab penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1. 1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL
Kegiatan Pokok
Kebijakan umum
dan asumsi

P3B

Kitlur

Wilayah

Kit

Distr

Pusat

Demand forecasting

Perencanaan Pembangkitan

Perencanaan Transmisi

P, E*)
P

Demand forecast spasial menunjukkan bagaimana pertumbuhan demand kelistrikan


terdistribusi pada daerah-daerah/locality.
RUPTL 2011- 2020

Perencanaan Distribusi
Perencanaan GI

Perencanaan Pembangkitan
Isolated

Konsolidasi

Keterangan:
E: Pelaksana (Executor); P: Pembinaan (Parenting); U: Pengguna (User); S: Pendukung
(Supporting),*) untuk Sistem Besar

1.6 RUANG LINGKUP DAN WILAYAH USAHA


Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN telah ditetapkan oleh Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral sesuai Surat Keputusan No. 634-12/20/600.3/2011
tanggal 30 September 2011. Surat keputusan tersebut menetapkan Wilayah
Usaha PLN yang meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali yang
ditetapkan oleh Pemerintah sebagai Wilayah Usaha bagi Badan Usaha Milik
Negara lainnya, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta atau
Koperasi.
Ruang Lingkup RUPTL 2011-2020 ini mencakup seluruh Wilayah Usaha PLN
yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri ESDM tersebut, yaitu tidak
termasuk wilayah usaha PT Pelayanan Listrik Nasional Batam dan PT
Pelayanan Listrik Nasional Tarakan walaupun keduanya merupakan anak
perusahaan PLN.
Sejalan dengan organisasi PLN dimana wilayah usaha PLN dibagi menjadi tiga
wilayah operasi, yaitu Indonesia Barat, Indonesia Timur dan Jawa-Bali, maka
RUPTL ini akan menjelaskan rencana pengembangan sistem pada tiga wilayah
operasi tersebut. Selain itu RUPTL ini juga menampilkan rencana
pengembangan sistem per provinsi.
Berikut adalah penjelasan mengenai Wilayah Usaha PLN saat ini:

1.6.1 Wilayah Operasi Indonesia Barat


Wilayah operasi Indonesia Barat terdiri dari Sumatra dan provinsi Kalimantan
Barat.

RUPTL 2011- 2020

Sumatera
Pulau Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya seperti Kepulauan Riau, Bangka,
Belitung, Nias, dilayani oleh PLN Wilayah Aceh, PLN Wilayah Sumatera Utara,
PLN Wilayah Sumatera Barat, PLN Wilayah Riau dan Kepri, PLN Wilayah
Sumatera Selatan Jambi Bengkulu, PLN Wilayah Lampung, PLN Wilayah
Bangka Belitung dan PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera.
Pembangkit tenaga listrik di pulau Sumatera pada dasarnya dikelola oleh PLN
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dan PLN Pembangkitan Sumatera
Bagian Selatan, kecuali beberapa pembangkit skala kecil di sistem-sistem kecil
isolated yang dikelola oleh PLN Wilayah. Pulau Batam sendiri merupakan
wilayah usaha anak perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan Listrik Nasional
Batam, sehingga tidak tercakup dalam RUPTL PT PLN (Persero).
Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat dilayani oleh PLN Wilayah Kalimantan Barat.

1.6.2 Wilayah Operasi Indonesia Timur


Wilayah operasi Indonesia Timur terdiri dari Kalimantan kecuali provinsi
Kalimantan Barat, Sulawesi, kepulauan Maluku dan Maluku Utara, Papua, dan
Nusa Tenggara. Khusus untuk pulau Tarakan merupakan wilayah usaha anak
perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan, sehingga tidak
tercakup dalam RUPTL PT PLN (Persero).

Kalimantan
Wilayah usaha PLN di Kalimantan yang merupakan wilayah operasi Indonesia
Timur dilayani oleh PLN Wilayah Kalimantan Selatan Tengah dan PLN Wilayah
Kalimantan Timur.
Sulawesi
Wilayah usaha PLN di Sulawesi dilayani oleh PLN Wilayah Sulawesi UtaraTengah-Gorontalo dan PLN Wilayah Sulawesi Selatan-Tenggara-Barat.
Nusa Tenggara
Pelayanan kelistrikan di kepulauan Nusa Tenggara dilaksanakan oleh PLN
Wilayah Nusa Tenggara Barat dan PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur.

RUPTL 2011- 2020

Maluku dan Maluku Utara serta Papua


Wilayah usaha PLN di provinsi Maluku dan provinsi Maluku Utara dilayani oleh
PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara, dan provinsi Papua dan provinsi Papua
Barat dilayani oleh PLN Wilayah Papua.

1.6.3 Wilayah Operasi Jawa-Bali


Wilayah usaha PLN di Jawa dan Bali dilayani oleh PLN Distribusi Jawa Barat &
Banten, PLN Distribusi Jakarta Raya & Tangerang, PLN Distribusi Jawa
Tengah & DI Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur dan PLN Distribusi Bali. Di
wilayah ini tedapat juga unit operasi pembangkitan, yaitu PLN Pembangkitan
Tanjung Jati, PLN Pembangkitan Muara Tawar, PLN Pembangkitan Cilegon,
PLN Pembangkitan Lontar, PLN Pembangkitan Indramayu dan PLN Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali. Selain itu terdapat anak perusahaan PLN
di bidang pembangkitan, yaitu PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa
Bali, serta beberapa listrik swasta.
Peta wilayah usaha PLN diperlihatkan pada Gambar 1.2.

Gambar 1. 2 Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero)

1.7 SISTEMATIKA DOKUMEN RUPTL


Dokumen RUPTL ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I
menjelaskan latar belakang, landasan hukum, visi dan misi perusahaan, tujuan
dan sasaran, dan sistematika dokumen. Bab II menjelaskan kebijakan umum
10

RUPTL 2011- 2020

pengembangan sarana yang meliputi kebijakan-kebijakan pengembangan


sistem. Bab III menjelaskan kondisi kelistrikan saat ini, Bab IV menjelaskan
ketersediaan energi primer. Bab V menjelaskan rencana penyediaan tenaga
listrik, meliputi kriteria dan kebijakan perencanaan, asumsi dasar, prakiraan
kebutuhan listrik dan rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan
distribusi, serta neraca energi dan kebutuhan bahan bakar. Bab VI menjelaskan
kebutuhan investasi. Bab VII menjelaskan analisis risiko dan langkah
mitigasinya. Bab VIII memberikan kesimpulan.
Selanjutnya rencana pengembangan sistem yang rinci diberikan dalam
lampiran lampiran yang menjelaskan rencana kelistrikan setiap sistem
kelistrikan dan setiap provinsi.

RUPTL 2011- 2020

11

BAB II
KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN SARANA
Pengembangan sarana kelistrikan dalam RUPTL 2011 - 2020 ini dibuat dengan
memperhatikan kebijakan perusahaan dalam merencanakan pertumbuhan
penjualan, pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi. Bab II ini
menjelaskan kebijakan dimaksud.
1.8 KEBIJAKAN PELAYANAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK
MELAYANI PERTUMBUHAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
Sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia pada pertemuan dengan
PLN yang juga dihadiri oleh anggota Kabinet Indonesia Bersatu di Mataram
pada tanggal 27 Juli 2010, PLN diminta mempertahankan bebas pemadaman
listrik. Konsekuensi dari arahan tersebut adalah PLN harus menyediakan
tenaga listrik dalam jumlah yang cukup kepada masyarakat di seluruh
Indonesia secara terus menerus, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang, Dengan demikian PLN pada dasarnya bermaksud melayani
kebutuhan tenaga listrik masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam jangka pendek dimana kapasitas pembangkit PLN masih terbatas
karena proyek-proyek pembangkit belum sepenuhnya selesai, PLN telah dan
akan memenuhi permintaan tenaga listrik dengan menyewa pembangkit.
Pada tahun-tahun berikutnya dimana penambahan kapasitas pembangkit dan
transmisi diharapkan telah selesai5 dan reserve margin telah mencukupi, maka
penjualan akan dipacu untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembangkit yang
ada, sekaligus untuk memperoleh revenue yang diperlukan untuk debt
repayment dan pembayaran kepada listrik swasta.
RUPTL ini disusun dengan berdasar pada proyeksi kebutuhan tenaga listrik
dalam RUKN 2008-2027 yang diperbaharui dengan draft RUKN 2010-2029
yang telah disusun oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada
tahun 2010.
RUPTL ini juga disusun untuk meningkatkan rasio elektrifikasi secara signifikan
dengan menyambung konsumen residensial baru dalam jumlah yang cukup

12

Proyek-proyek percepatan pembangkit tahap 1 dan 2, proyek pembangkit PLN dan IPP
lainnya
RUPTL 2011- 2020

tinggi setiap tahun, termasuk membuat rasio elektrifikasi semua provinsi


minimal 60% pada akhir tahun 2011 dan melayani semua daftar tunggu pada
akhir tahun 2011.
Kebijakan lain yang dianut dalam RUPTL 2011-2020 ini adalah belum
diperhitungkannya dampak program demand side management (DSM) dan
program energy efficiency dalam membuat prakiraan demand. Kebijakan ini
diambil untuk memperoleh perencanaan pembangkitan yang lebih aman,
disamping karena implementasi kedua program tersebut memerlukan waktu
yang cukup lama untuk menjadi efektif.
Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dalam RUPTL ini telah direncanakan
cukup tinggi sehingga diperkirakan akan cukup untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi pada setiap koridor pertumbuhan ekonomi sebagaimana direncanakan
dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI).

1.9 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMBANGKIT


Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik diarahkan untuk memenuhi
pertumbuhan beban yang direncanakan, dan pada beberapa wilayah tertentu
diutamakan untuk memenuhi kekurangan pasokan tenaga listrik.
Pengembangan kapasitas pembangkit juga dimaksudkan untuk meningkatkan
keandalan pasokan yang diinginkan, dengan mengutamakan pemanfaatan
sumber energi setempat, terutama energi terbarukan.
Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik sejauh mungkin dilakukan
secara optimal dengan prinsip biaya penyediaan listrik terendah (least cost),
dengan tetap memenuhi tingkat keandalan yang wajar dalam industri tenaga
listrik. Biaya penyediaan terendah dicapai dengan meminimalkan net present
value semua biaya penyediaan listrik yang terdiri dari biaya investasi, biaya
bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan, dan biaya energy not served6.
Tingkat keandalan sistem pembangkitan diukur dengan kriteria Loss of Load
Probability (LOLP) dan daya cadangan (reserve margin)7. Pembangkit sewa
dan excess power tidak diperhitungkan dalam membuat rencana

6
Biaya energy not served adalah nilai penalti ekonomi yang dikenakan pada objective function
untuk setiap kWh yang tidak dapat dinikmati konsumen akibat padam listrik
7
LOLP dan reserve margin akan dijelaskan pada Bab IV.

RUPTL 2011- 2020

13

pengembangan kapasitas jangka panjang, namun dalam jangka pendek


diperhitungkan untuk mengatasi kondisi krisis.
Namun demikian, sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk lebih banyak
mengembangkan dan memanfaatkan energi terbarukan, pengembangan panas
bumi dan tenaga air tidak mengikuti kriteria least cost sehingga mereka
diperlakukan sebagai fixed plant8. Namun demikian perencanaan pembangkit
panas bumi dan tenaga air tetap memperhatikan keseimbangan supply
demand dan besar cadangan yang tidak berlebihan, serta status kesiapan
pengembangannya.
Pada beberapa daerah yang merupakan sumber utama energi primer nasional
namun telah lama menderita kekurangan pasokan tenaga listrik, yaitu Sumatra
dan Kalimantan, PLN mempunyai kebijakan untuk membolehkan rencana
reserve margin yang sangat besar, yaitu hingga 80%. Kebijakan ini diambil
dengan pertimbangan pelaksanaan proyek-proyek pembangkit di Kalimantan
dan Sumatera, terutama proyek IPP, seringkali mengalami keterlambatan,
pembangkit existing telah mengalami derating yang cukup besar dan adanya
keyakinan bahwa tersedianya tenaga listrik yang banyak di Sumatera dan
Kalimantan akan memicu tumbuhnya demand listrik yang jauh lebih cepat9.
Untuk mengantisipasi terjadinya kelebihan pasokan pada sistem kelistrikan
tertentu yang reserve marginnya direncanakan sangat tinggi, PLN akan
memonitor progres implementasi proyek pembangkit dari tahun ke tahun.
Apabila progres fisik proyek pembangkit berjalan baik, maka PLN akan
mengimbanginya dengan mitigasi tertentu. Mitigasi tersebut misalnya
pemasaran agresif untuk menyeimbangkan penjualan dengan pasokan,
memastikan interkoneksi dengan sistem kelistrikan lain sehingga dapat
dilakukan power exchange, dan menunda jadwal proyek-proyek pembangkitan
berikutnya.
Pemilihan lokasi kandidat pembangkit dilakukan dengan mempertimbangkan
ketersediaan sumber energi primer setempat atau kemudahan pasokan energi
primer, kedekatan dengan pusat beban, prinsip regional balance topologi

Fixed plant adalah kandidat pembangkit yang langsung dijadwalkan pada tahun tertentu tanpa
menjalani proses optimisasi keekonomian.
9
PLN meyakini bahwa demand listrik di daerah yang telah lama mengalami pemadaman
merupakan demand yang tertekan (suppressed demand) dan tidak dapat diproyeksi hanya
dengan metoda regresi berdasar data historis.
14

RUPTL 2011- 2020

jaringan transmisi yang dikehendaki, kendala pada sistem transmisi10, dan


kendala-kendala teknis, lingkungan dan sosial11.
Pembangkit berbahan bakar minyak hanya direncanakan untuk memenuhi
kebutuhan pembangkit beban puncak. Namun pembangkit beban puncak tetap
mengutamakan pembangkit non-BBM, seperti pumped storage, PLTA peaking
dengan reservoir atau pembangkit berbahan bakar compressed natual gas
(CNG), mini LNG, atau LNG.
Proyek PLTGU berbahan bakar gas lapangan (gas pipa) hanya direncanakan
apabila terdapat kepastian pasokan gas.
Dalam hal tidak tersedia pasokan gas lapangan, maka PLTGU sebagai
pembangkit medium (pemikul beban menengah) menjadi tidak dapat
direncanakan. Konsekuensinya sebagian pembangkit beban dasar, yaitu PLTU
batubara, dapat dioperasikan sebagai pemikul beban menengah dengan
capacity factor yang relatif rendah, walaupun untuk fungsi tersebut PLTU
batubara perlu dibantu oleh pembangkit jenis lain yang mempunyai ramping
rate12 tinggi seperti PLTG.
Pengembangan PLTU batubara skala kecil dan PLTGB (pembangkit listrik
tenaga gasifikasi batubara) skala kecil merupakan program untuk
menggantikan pembangkit listrik berbahan-bakar BBM pada sistem isolated
skala kecil yang belum dapat dilayani melalui grid extension dalam waktu cukup
dekat. PLTU atau PLTGB dapat dikembangkan oleh PLN atau swasta.
Untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali, PLN telah merencanakan PLTU batubara
kelas 1.000 MW dengan teknologi ultra super critical13 untuk memperoleh
efisiensi yang lebih baik dan emisi CO2 yang lebih rendah. Penggunaan ukuran
unit sebesar ini juga dimaksudkan untuk memperoleh manfaat dari economies
of scale dan didorong oleh semakin sulitnya memperoleh lahan untuk
membangun pusat pembangkit skala besar di pulau Jawa. Pertimbangan

10

Pembebanan lebih, tegangan rendah, arus hubung singkat terlalu tinggi, stabilitas tidak baik.
Antara lain kondisi tanah, bathymetry, hutan lindung, pemukiman.
12
Ramping rate adalah kemampuan pembangkit dalam mengubah outputnya, dinyatakan
dalam % per menit, atau MW per menit.
13
PLTU ultra super critical merupakan jenis clean coal technology (CCT) yang telah matang
secara komersial. Jenis CCT lainnya, yaitu Integrated Gassification Combined Cycle (IGCC)
diperkirakan baru akan matang secara komersial setelah tahun 2024.
11

RUPTL 2011- 2020

15

lainnya adalah ukuran sistem Jawa Bali telah


mengakomodasi unit pembangkit kelas 1.000 MW.

cukup

besar

untuk

Secara umum pemilihan lokasi pembangkit diupayakan memenuhi prinsip


regional balance. Regional balance adalah situasi dimana kebutuhan listrik
suatu region dipenuhi sebagian besar oleh pembangkit yang berada di region
tersebut dan tidak banyak tergantung pada pasokan daya dari region lain
melalui saluran transmisi interkoneksi. Dengan prinsip ini, kebutuhan transmisi
interkoneksi antar region akan minimal.
Namun demikian kebijakan regional balance ini tidak membatasi PLN dalam
mengembangkan pembangkit di suatu lokasi dan mengirim energinya ke pusat
beban melalui transmisi, sepanjang hal tersebut layak secara teknis dan
ekonomis. Hal ini tercermin dari adanya rencana untuk mengembangkan PLTU
mulut tambang skala besar di Sumatra Selatan dan menyalurkan sebagian
besar energi listriknya ke pulau Jawa melalui transmisi arus searah tegangan
tinggi (high voltage direct current transmission atau HVDC)14. Situasi yang
sama juga terjadi di sistem Sumatera, dimana sumber daya energi (batubara,
panas bumi dan gas) lebih banyak tersedia di Sumbagsel, sehingga di wilayah
ini banyak direncanakan PLTU batubara dan PLTP yang sebagian energinya
akan ditransfer ke Sumbagut.
Kepemilikan proyek-proyek pembangkitan yang direncanakan dalam RUPTL
disesuaikan dengan kemampuan pendanaan PLN. Mengingat kebutuhan
investasi sektor ketenagalistrikan yang sangat besar, PLN tidak dapat secara
sendirian membangun seluruh kebutuhan pembangkit baru. Dengan demikian
sebagian proyek pembangkit akan dilakukan oleh listrik swasta sebagai
independent power producer (IPP).
Berikut ini kebijakan PLN dalam mengalokasikan ownership proyek kelistrikan:
PLTU batubara: Direncanakan sebagai proyek PLN apabila PLN telah
mendapat indikasi pendanaan dari lender, atau ditugaskan oleh pemerintah
sebagai proyek PLN. Untuk proyek-proyek yang jadwalnya masih cukup
lama dan belum ditetapkan kepemilikannya, untuk sementara dimasukkan
dalam kelompok proyek PLN.
PLTA dan pumped storage diupayakan menjadi proyek PLN.

14

Persyaratan untuk melaksanakan proyek interkoneksi Sumatera Jawa ini adalah kebutuhan
listrik di seluruh wilayah Sumatera telah terpenuhi dengan cukup.
16

RUPTL 2011- 2020

PLTG direncanakan sebagai proyek PLN.


PLTGU gas direncanakan sebagai proyek PLN apabila telah ada indikasi
pendanaan (dan ada kepastian pasokan gas). PLTGU gas juga
direncanakan sebagai proyek PLN jika proyek tersebut merupakan
pengembangan dari PLTG milik PLN (proyek add-on).
PLTP: Sesuai dengan peraturan dan perundangan di sektor panas bumi,
pengembangan PLTP pada umumnya didorong untuk dikembangkan oleh
swasta dengan proses pemenangan WKP dilakukan melalui tender oleh
Pemda sebagai total project15. Sedangkan potensi panas bumi yang WKPnya dimiliki oleh Pertamina berdasar regulasi terdahulu, Pertamina dan PLN
dapat bekerja sama mengembangkan PLTP16. Beberapa WKP PLTP di
Indonesia Timur yang dimiliki PLN akan dikembangkan sepenuhnya sebagai
proyek PLN.

1.10

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TRANSMISI

Pengembangan saluran transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya


keseimbangan antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya
pada distribusi di sisi hilir secara efisien dengan kriteria keandalan tertentu.
Disamping itu pengembangan saluran transmisi juga dimaksudkan sebagai
usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan
dan fleksibilitas operasi.
Pengembangan transmisi pada dasarnya dikembangkan oleh PLN, kecuali
beberapa transmisi terkait dengan IPP yang sesuai kontrak PPA dilaksanakan
oleh pengembang IPP. Namun demikian, terbuka opsi proyek transmisi untuk
dapat dilaksanakan oleh swasta dengan skema bisnis tertentu misalnya build
lease transfer (BLT)17. Opsi tersebut dibuka atas dasar pertimbangan

15

Total project PLTP adalah proyek dimana sisi hulu (uap) dan hilir (pembangkit listrik)
dikerjakan oleh pengembang dan PLN hanya membeli listrik dengan PPA.
16
Yaitu Pertamina mengembangkan sisi hulu dan PLN membangun power plant, atau
Pertamina mengembangkan PLTP sebagai total project dan PLN membeli listriknya.
17
Skema BLT (build lease transfer) adalah transmisi dibangun dan didanai oleh swasta,
termasuk pembebasan lahan dan perizinan ROW, dan PLN mengoperasikan serta membayar
sewa sesuai tarif yang disepakati dan setelah periode waktu tertentu aset transmisi akan
ditransfer menjadi milik PLN.
RUPTL 2011- 2020

17

keterbatasan kemampuan pendanaan investasi PLN dan pertimbangan


perusahaan swasta dapat lebih fleksibel dalam hal mengurus perizinan dan
pembebasan lahan.
Sejalan dengan kebijakan pengembangan pembangkitan untuk mentransfer
energi listrik dari wilayah yang mempunyai sumber energi primer tinggi ke
wilayah lain yang mempunyai sumber energi primer terbatas, maka sistem
Sumatera yang pada saat ini tengah berkembang pesat memerlukan jaringan
interkoneksi utama (backbone) yang kuat mengingat jarak geografis yang
sangat luas. Sebagai dampak dari kebijakan tersebut dalam RUPTL ini
direncanakan pembangunan jaringan interkoneksi dengan tegangan 275 kV AC
pada tahap awal di koridor barat Sumatera dan tegangan 500 kV AC pada saat
diperlukan di koridor timur Sumatera, yaitu mulai tahun 2018.
Pembangunan interkoneksi point-to-point jarak jauh, melalui laut dan
berkapasitas besar memerlukan teknologi transmisi daya arus searah (HVDC).
Kebijakan PLN dalam memilih tegangan transmisi HVDC adalah mengadopsi
tegangan yang banyak digunakan di negara lain, yaitu 500 kV DC dan 250 kV
DC18.
Kebijakan utama lainnya adalah pembangunan sistem transmisi dilaksanakan
dengan mempertimbangkan pertumbuhan beban hingga 10 tahun ke depan.
Pada jaringan yang memasok ibukota negara direncanakan looping antar subsistem dengan pola operasi terpisah untuk meningkatkan keandalan pasokan.
Pada saluran transmisi yang tidak memenuhi kriteria keandalan N 1 akan
dilaksanakan reconductoring dan uprating.
Perluasan jaringan transmisi dari grid yang telah ada untuk menjangkau sistem
isolated yang masih dilayani PLTD BBM (grid extension) dilaksanakan dengan
mempertimbangkan aspek ekonomi dan teknis.
Penentuan lokasi GI dilakukan dengan mempertimbangkan keekonomian biaya
pembangunan fasilitas sistem transmisi tegangan tinggi, biaya pembebasan
tanah, biaya pembangunan fasilitas sistem distribusi tegangan menengah dan

18

Berbeda dengan teknologi HVAC yang mempunyai standar tegangan internasional dan
nasional, teknologi HVDC tidak mempunyai standar tegangan. Pemilihan tegangan HVDC
disesuaikan dengan kapasitas daya yang akan disalurkan dan kelas kabel (kabel laut) yang
banyak digunakan di dunia, misalnya 500 kV DC (India, Kanada), 250 kV DC (Jepang, Swedia).
18

RUPTL 2011- 2020

harus disepakati bersama oleh unit pengelola sistem distribusi dan unit
pengelola sistem transmisi.
Pemilihan teknologi seperti jenis menara transmisi, penggunaan tiang, jenis
saluran (saluran udara, kabel bawah tanah, kabel laut) dan perlengkapannya
(pemutus, pengukuran dan proteksi) mempertimbangkan aspek keekonomian
jangka panjang, dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih baik,
dengan memenuhi standar SNI, SPLN atau standar internasional yang berlaku.
Kebijakan lebih rinci mengenai pengembangan transmisi adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah unit trafo yang dapat dipasang pada suatu GI dibatasi oleh
ketersediaan lahan, kapasitas transmisi dan jumlah penyulang keluar yang
dapat ditampung oleh GI tersebut. Dengan kriteria tersebut suatu GI dapat
mempunyai 3 atau lebih unit trafo. Sebuah GI baru diperlukan jika GI-GI
terdekat yang ada tidak dapat menampung pertumbuhan beban lagi karena
keterbatasan tersebut.
b. Pengembangan GI baru juga dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan
yang baik di ujung jaringan tegangan menengah.
c. Trafo daya (TT/TM) pada dasarnya direncanakan mempunyai kapasitas
sampai dengan 60 MVA, namun dalam situasi khusus seperti pasokan untuk
konsumen besar dan daerah padat beban dapat digunakan unit size hingga
100 MVA.
d. Trafo IBT GITET (500/150 kV dan 275/150 kV) dapat dipasang hingga 4 unit
per GITET dengan pola operasi terpisah dengan 2 unit per sub-sistem.
e. Spare trafo IBT 1 fasa disediakan per lokasi untuk GITET jenis GIS, dan 1
fasa per tipe per propinsi untuk GITET jenis konvensional.

1.11

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DISTRIBUSI

Fokus pengembangan dan investasi sistem distribusi secara umum diarahkan


pada 4 hal, yaitu: perbaikan tegangan pelayanan, perbaikan SAIDI dan SAIFI,
penurunan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua. Kegiatan
berikutnya adalah investasi perluasan jaringan untuk melayani pertumbuhan
dan perbaikan sarana pelayanan.

RUPTL 2011- 2020

19

Pemilihan teknologi seperti jenis tiang (beton, besi atau kayu), jenis saluran
(saluran udara, kabel bawah tanah), sistem jaringan (radial, loop atau spindle),
perlengkapan (menggunakan recloser atau tidak), termasuk penggunaan
tegangan 70 kV sebagai saluran distribusi ke pelanggan besar, ditentukan oleh
manajemen unit melalui analisis dan pertimbangan keekonomian jangka
panjang dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih baik, dengan tetap
memenuhi standard SNI atau SPLN yang berlaku.

1.12

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN LISTRIK PERDESAAN

Pembangunan listrik perdesaan merupakan penugasan Pemerintah kepada


PLN untuk melistriki masyarakat perdesaan yang pendanaannya diperoleh dari
APBN, dan diutamakan pada provinsi dengan rasio elektrifikasi yang masih
rendah. Kebijakan yang diambil oleh Direktorat Jendral Ketenagalistrikan (DJK)
dan PLN dalam pembangunan listrik desa untuk menunjang rasio elektrifikasi
80% dan desa berlistrik 98,9% di tahun 2014 sesuai Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Departemen ESDM 2010-2014 adalah:

Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi


daya dari proyek GI Baru atau Extension Trafo GI yang pendanaannya
diperoleh dari APBN.

Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi


daya dari proyek PLTU skala kecil tersebar dan pembangkit mikro / mini
tenaga air yang pendanaannya diperoleh dari APBN.

Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi


daya dari proyek PLTU skala kecil tersebar yang pendanaannya dari
APLN, dengan catatan jalur keluar jaringan distribusi tersebut belum
disediakan dari APLN.

Melistriki desa baru maupun desa lama yang sebagian dari dusun tersebut
belum berlistrik, daerah terpencil dan daerah perbatasan.

Dimungkinkan pemasangan Load Break Switch


untuk menunjang
perbaikan keandalan jaringan tegangan menengah dan tiang 14 meter
serta konduktor 240 mm2
untuk mengantisipasi kebutuhan
pengembangan sistem.

Dimungkinkan pengadaan hybrid PLTSurya & hybrid PLTBayu yang


sistemnya terhubung dengan grid PLN.

20

RUPTL 2011- 2020

Melaksanakan program listrik murah dengan target masyarakat nelayan,


daerah tertinggal dan akselerasi rasio elektrifikasi di provinsi Papua,
Papua Barat, NTB, dan NTT.

1.13

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memanfaatkan energi baru dan


terbarukan (EBT) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden No. 5
tahun 2006 mengenai Kebijakan Energi Nasional, PLN mempunyai kebijakan
untuk memprioritaskan pengembangan panas bumi dan tenaga air. Kedua jenis
energi baru ini dapat masuk ke sistem tenaga listrik kapan saja mereka siap,
walaupun dengan tetap memperhatikan kebutuhan demand dan adanya
rencana pembangkit yang lain.
Namun kebijakan ini tidak membatasi PLN untuk merencanakan sebuah proyek
PLTA tanpa menganut prinsip demand driven19 demi mencapai suatu tujuan
khusus tertentu, walaupun hal ini hanya dilakukan secara sangat terbatas dan
selektif. Dalam konteks ini PLN merencanakan pembangunan PLTA Baliem
berkapasitas 50 MW20 untuk melistriki 7 kabupaten baru di dataran tinggi
Pegunungan Tengah yang sama sekali belum memiliki listrik. Proyek ini
diharapkan akan mendorong kegiatan ekonomi di daerah tersebut untuk
pengolahan sumber daya alam sejalan dengan tujuan MP3EI di koridor Papua
Maluku.
Dari kebijakan tersebut PLN dalam RUPTL ini merencanakan pengembangan
panas bumi yang sangat besar, pembangkit tenaga air skala besar, menengah
dan kecil serta EBT skala kecil tersebar berupa PLTS (tenaga surya), PLTB
(tenaga angin), biomassa, biofuel dan gasifikasi batubara (energi baru). PLN
juga mendorong penelitian dan pengembangan EBT lain seperti thermal solar
power, arus laut, OTEC (ocean thermal energy conversion), dan fuel cell.
Khusus mengenai PLTS, PLN mempunyai kebijakan untuk mengembangkan
centralized PV secara besar-besaran untuk melistriki banyak komunitas
terpencil yang jauh dari grid pada daerah tertinggal, pulau-pulau terdepan yang

19

Demand driven adalah sebuah pendekatan perencanaan yang mensyaratkan adanya


jaminan demand listrik yang cukup untuk menjustifikasi kelayakan sebuah proyek pembangkit.

20

Dapat dikembangkan menjadi 100 MW.

RUPTL 2011- 2020

21

berbatasan dengan negara tetangga dan pulau-pulau terluar lainnya, terutama


di wilayah Indonesia Timur. Pemanfaatan EBT seperti ini tidak selalu berbasis
keekonomian, namun lebih didorong oleh semangat PLN untuk memberikan
kesempatan kepada masyarakat terpencil untuk memperoleh akses ke tenaga
listrik lebih cepat.

22

RUPTL 2011- 2020

BAB III
KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI
3.1 PENJUALAN TENAGA LISTRIK
Penjualan tenaga listrik pada lima tahun terakhir tumbuh rata-rata 6,8% per
tahun sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh)
Wilayah

2006

2007

2008

2009

Indonesia

111,48

119,97

127,63

133,11

145,66

5,08

7,62

6,38

9,42

10,66

89,04

95,62

100,77

104,11

113,40

4,28

7,39

5,39

3,31

8,92

13,61

14,69

16,44

17,62

19,67

9,33

7,92

11,87

7,22

11,63

3,64

3,92

4,24

4,65

5,13

4,59

7,63

8,15

9,56

10.32

3,57

3,93

4,22

4,59

5,08

7,64

10,21

7,30

8,77

10,68

1,61

1,81

1,96

2,15

2,38

10,81

12,27

8,33

9,91

10,7

Growth (%)
Jawa - Bali
Growth (%)
Sumatera
Growth (%)
Kalimantan
Growth (%)
Sulawesi
Growth (%)
Indonesia Bagian Timur
Growth (%)

2010

Rata-rata

6,6

5,9

9,59

8,0

8,7

10,47

Pada Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan penjualan di Jawa Bali relatif
lebih rendah daripada pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan
Indonesia bagian timur.
Pertumbuhan penjualan yang rendah di Jawa Bali pada tahun 2006 disebabkan
oleh adanya pengendalian penjualan akibat keterbatasan kapasitas pembangkit
pada tahun tersebut21. Selanjutnya pada tahun 2008 mulai terjadi krisis finansial
global hingga akhir tahun 2009 yang menyebabkan penjualan tenaga listrik
tahun 2009 hanya tumbuh 3,31%.
Penjualan tenaga listrik di Sumatera tumbuh jauh lebih tinggi, yaitu rata-rata
9,59% per tahun. Pertumbuhan ini tidak seimbang dengan penambahan
kapasitas pembangkit yang hanya tumbuh rata-rata 5,2% per tahun, sehingga

21

Tidak ada tambahan pembangkit baru pada tahun 2005.

RUPTL 2011- 2020

23

di banyak daerah terjadi krisis daya yang kronis hingga tahun 2009 dan diatasi
dengan sewa pembangkit sepanjang tahun 2010.
Penjualan tenaga listrik di Kalimantan tumbuh rata-rata 8,0% per tahun,
sedangkan penambahan kapasitas pembangkit rata-rata hanya 1% per tahun,
sehingga di banyak daerah terjadi krisis daya dan penjualan dibatasi.
Penjualan tenaga listrik di Sulawesi tumbuh rata-rata 8,7% per tahun,
sementara penambahan kapasitas pembangkit rata-rata hanya 2,7% per tahun.
Hal ini telah mengakibatkan krisis penyediaan tenaga listrik yang cukup parah
hingga tahun 2009 khususnya di Sulawesi Selatan, dan pada tahun 2010
diatasi dengan sewa pembangkit.
Hal yang sama terjadi di daerah Indonesia Timur lainnya, yaitu Maluku, Papua,
dan Nusa Tenggara.
Pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur
diperkirakan masih berpotensi untuk meningkat lebih tinggi karena daftar
tunggu yang tinggi akibat keterbatasan pasokan dan rasio elektrifikasi yang
masih rendah. Sedangkan pertumbuhan di Jawa pulih kembali dari dampak
krisis keuangan global mulai tahun 2010.

3.1.1 Jumlah Pelanggan


Realisasi jumlah pelanggan selama tahun 2006 2010 mengalami peningkatan
dari 35,6 juta menjadi 42,2 juta atau bertambah rata-rata 1,65 juta tiap
tahunnya. Penambahan pelanggan terbesar masih terjadi pada sektor rumah
tangga, yaitu rata-rata 1,5 juta per tahun, diikuti sektor bisnis dengan rata-rata
61 ribu pelanggan per tahun, sektor publik rata-rata 55 ribu pelanggan per
tahun, dan terakhir sektor industri rata-rata 550 pelanggan per tahun. Tabel 3.2
menunjukkan perkembangan jumlah pelanggan PLN menurut sektor pelanggan
dalam lima tahun terakhir.
Tabel 3. 2 Perkembangan Jumlah Pelanggan [Ribu Unit]
Jenis Pelanggan

2006

2007

2008

2009

2010

32,954.5

34,508.1

35,835.1

36,897.0

39,108.5

1,633.1

1,585.1

1,687.3

1,770.4

1,877.6

Publik

928.4

988.8

1,052.2

1,164.7

1,147.8

Industri

46.2

46.6

46.3

47.6

48.4

35,562.2

37,128.6

38,621.3

39,879.7

42,182.4

Rumah Tangga
Komersial

Total

24

RUPTL 2011- 2020

3.1.2

Rasio Elektrifikasi

Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik
dibagi dengan jumlah rumah tangga yang ada. Perkembangan rasio elektrifikasi
secara nasional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, yaitu dari 59,0% pada
tahun 2006 menjadi 66,51% pada tahun 2010.
Pada periode tersebut kenaikan rasio elektrifikasi pada wilayah-wilayah Jawa-Bali,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau lainnya diperlihatkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%)
Wilayah

2006

2007

2008

2009

2010*)

Indonesia

59,0

60,8

62,3

65,0

67,5

Jawa-Bali

63,9

66,3

68,0

69,8

71,4

Sumatra

57,2

56,8

60,2

60,9

67,1

Kalimantan

54,7

54,5

53,9

55,1

62,3

Sulawesi

53,2

53,6

54,1

54,4

62,7

Indonesia Bag Timur

30,6

30,6

30,6

31,8

35,7

*)Termasuk pelanggan non PLN

Pada tabel tersebut terlihat bahwa terjadi pertumbuhan rasio elektrifikasi yang tidak
merata pada masing-masing daerah, dengan rincian sebagai berikut:

Sumatera: rasio elektrifikasi mengalami pertumbuhan paling tinggi, yaitu sekitar


2,3% per tahun.

Sulawesi: pertumbuhan rasio elektrifikasinya tertinggi setelah Sumatera, yaitu


sekitar 1,9% per tahun. Rasio elektrifikasi naik cukup tajam pada tahun 2010
karena adanya pembangkit sewa dan berjalannya program GRASSS22 yang
diadakan dalam beberapa tahap.

Jawa Bali: rasio elektrifikasi mengalami pertumbuhan sekitar 1,7% per tahun.

Kalimantan: rasio elektrifikasi mengalami kenaikan cukup signifikan mulai tahun


2009 karena teratasinya masalah pembangkitan dengan adanya beberapa
pembangkit sewa, dan program GRASSS pada tahun 2010.

22

GRASSS: Gerakan sehari sejuta sambungan

RUPTL 2011- 2020

25

Indonesia bagian timur: rasio elektrifikasi mengalami pertumbuhan yang


paling rendah, yaitu hanya 1,1% per tahun. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan pembangkit dan situasi geografis yang tersebar.

3.1.3 Pertumbuhan Beban Puncak


Pertumbuhan beban puncak sistem Jawa Bali dalam 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada Tabel 3.4. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa beban puncak
tumbuh relatif rendah, yaitu rata-rata 4,12%, dengan load factor cenderung
meningkat, hal ini dicerminkan juga oleh pertumbuhan energi yang relatif tinggi,
yaitu rata-rata 6,8% (lihat tabel 3.1). Perbaikan load factor terjadi karena
adanya kebijakan pembatasan penggunaan daya pada saat beban puncak
pada konsumen besar dan penerapan tarif multiguna untuk mengendalikan
pelanggan baru23.
Tabel 3. 4 Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa Bali 2006 2010
Deskripsi

Satuan

2006

2007

2008

2009

2010

Kapasitas Pembangkit

MW

22.126

22.236

22.296

22.906

23.206

Daya Mampu
Beban Puncak Bruto

MW
MW

17.960
15.954

20.309
16.840

20.369
16.892

21.784
17.835

21.596
18.756

Beban Puncak Netto

MW

15.396

16.251

16.301

17.211

18.100

Pertumbuhan

3,9

5,6

0,3

5,6

5,2

Faktor Beban

75

76

78,7

77,7

79,5

Informasi mengenai pertumbuhan beban puncak 5 tahun terakhir untuk sistem


kelistrikan di luar Jawa Bali tidak dapat disajikan seperti diatas karena sistem
kelistrikan di luar Jawa Bali masih terdiri dari beberapa subsistem yang beban
puncaknya non coincident.

3.2 KONDISI SISTEM PEMBANGKITAN


Pada tahun 2010 kapasitas terpasang pembangkit PLN dan IPP di Indonesia
adalah 30.908 MW yang terdiri dari 23.206 MW di sistem Jawa-Bali dan
7.702 MW di sistem-sistem kelistrikan Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur.

23

Kebijakan pembatasan beban puncak ditiadakan dengan berlakunya TDL 2010

26

RUPTL 2011- 2020

3.2.1 Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur


Kapasitas terpasang pembangkit milik PLN dan IPP yang tersebar di sistemsistem Indonesia Barat dan Indonesia Timur pada saat ini adalah 7.702 MW
dengan perincian ditunjukkan pada Tabel 3.5. Kapasitas pembangkit tersebut
sudah termasuk IPP dengan kapasitas 792 MW. Walaupun kapasitas terpasang
pembangkit adalah 7.702 MW, kemampuan netto dari pembangkit tersebut
lebih rendah dari angka tersebut karena banyak PLTD (1600 MW) yang telah
berusia lebih dari 10 tahun dan mengalami derating24.
Tabel 3.5 Kapasitas Terpasang Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur (MW) Tahun 2010
PLN
PROVINSI

NAD
Sumatera Utara

PLTG

PLTGU

MW

MW

MW

PLTU PLTA/M
MW

MW

PLTP
MW

MW

MW

205

207

53

411

818

490

140

1,912

MW

2102
492

38

200

254

492

Riau

90

43

114

247

124

124

207

190

Sumatera Barat

Kep. Riau

247
124

Bengkulu

17

236

253

253

Sumatera Selatan

43

230

285

558

268

825

Jambi

43

62

105

105

Bangka Belitung

89

89

89

Lampung

96

21

200

122

439

439

Kalimantan Barat

217

34

251

251

Kalimantan Selatan

134

21

130

30

315

315

Kalimantan Tengah

78

Kalimantan Timur

247

40

60

347

Sulawesi Utara

114

54

60

228

58

59

Sulawesi Tengah

113

Sulawesi Selatan

103

149
-

Gorontalo

Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Nusa Tenggara Bara
Nusa Tenggara Timu
TOTAL

24

PLTD

Kapasitas Kapasitas Kapasitas


Total
Total
Total
PLN
IPP
PLN+IPP

78

78

45

392

231

119

31

150

400

255

655

76

76
105

59

123

25

75

105

105

76

76

76

119

121

121

42

44

44

139

140

140

117
2,543

985

878

1,330

1
1,114

60

118
6,910

792

18
7,702

Daya mampu pembangkit diperkirakan sekitar 75% dari kapasitas terpasang.

RUPTL 2011- 2020

27

Beban puncak sistem kelistrikan Indonesia Barat dan Indonesia Timur


mencapai 6.800 MW pada tahun 2010. Jika beban puncak dibandingkan
dengan daya mampu pembangkit pada saat ini dan apabila menerapkan kriteria
cadangan 35%, maka diperkirakan terjadi kekurangan sekitar 1.000 MW.
Untuk menanggulangi kekurangan pembangkit tersebut, hampir seluruh unit
usaha PLN telah melakukan sewa pembangkit. Kapasitas pembangkit sewa
yang ada di Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur pada tahun
2010 mencapai 1.833 MW.
Tabel 3. 6 Daftar Sewa Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur
(MW) tahun 2010
No

PLN Wilayah

Kapasitas
(MW)

Babel

Kalbar

Kalselteng

Kaltim

Kitsumbagsel

250

Kitsumbagut

108

Maluku

NAD

122

NTB

147

10

NTT

58.85

11

Papua

12

Riau dan Kepri

13

S2JB

14

Sulselrabar

15

Suluttenggo

107

16

Sumbar

11.9

Jumlah

43
112.5
85
138.35

78

90.3
158.5
34
289

1833.4

3.2.2 Wilayah Operasi Jawa Bali


Kapasitas pembangkit baru yang masuk ke sistem Jawa-Bali pada tahun 2010
adalah PLTU Labuan unit 2 (300 MW). Dengan terus meningkatnya beban
puncak sistem Jawa Bali dan tambahan pembangkit baru yang hanya 300 MW
karena terlambatnya proyek FTP-1, reserve margin pada akhir tahun 2010
menipis menjadi hanya 24%. Reserve margin yang rendah tersebut berlanjut ke
awal tahun 2011 dan dan pada saat yang sama terjadi kondisi luar biasa pada

28

RUPTL 2011- 2020

pengoperasian PLTA di Jawa Barat25, sehingga telah terjadi beberapa kali


defisit pasokan listrik yang menyebabkan pemadaman di Jawa Bali.
Rincian kapasitas pembangkit sistem Jawa-Bali berdasarkan jenis pembangkit
dan pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3. 7 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa-Bali Tahun 2010
No.

Jenis Pembangkit

IP

PJB

PLN

Jumlah

IPP
MW

PLTA

PLTU
Batubara

1.103

1.283

3.4

800

BBG/BBM
BBM
3

150

2.536

10.9

3.05

9.17

39.5

4.3

500

2.2

4.507

19.4

2.136

9.2

1
500

PLTGU
BBG/BBM
BBM

1.92

1.18

2.587

1.496

640

740

PLTG
BBG/BBM
BBM

40

62

806

320

PLTD

76

PLTP

360

Jumlah

8.961

6.692

150
858

3.518

252

1.1

1.984

8.5

76

0.3

575

1.045

4.5

4.035

23.206

100

3.3 KONDISI SISTEM TRANSMISI


3.3.1 Sistem Transmisi Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Timur
Sistem penyaluran di Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Timur dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup berarti
terutama di sistem Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan selesainya
beberapa proyek transmisi. Sedangkan pulau lainnya, yaitu Nusa Tenggara
Timur, Maluku, dan Papua belum memiliki saluran transmisi.
Pembangunan gardu induk meningkat rata-rata 9,7% per tahun dalam periode
2006 2010, dimana kapasitas terpasang gardu induk pada tahun 2006 sekitar
7.645 MVA meningkat menjadi 11.065 MVA pada tahun 2010.

25

Seluruh PLTA besar di DAS Citarum, yaitu Saguling (700 MW), Cirata (1000 MW) dan Jatiluhur

(150 MW) mempunyai DMA (Duga Muka Air) yang jauh lebih rendah dari perkiraan tahun paling kering.

RUPTL 2011- 2020

29

Pada Tabel 3.8 diperlihatkan perkembangan kapasitas trafo pada gardu induk
di sistem Indonesia Barat dan Indonesia Timur selama 5 tahun terakhir.
Tabel 3. 8 Perkembangan Kapasitas Trafo GI Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur (MVA)
Region

2006

2007

2008

2009

2010

Sumatra
275/150 kV

160

160

160

160

160

4.419

4.474

4.804

5.17

5.92

360

360

360

350

335

1.094

1.174

1.174

1.383

1.453

70/20 kV

157

157

157

153

187

150/20 kV

923

1.045

1.074

1.064

1.064

70/20 kV

532

546

606

546

560

275/150 kV

160

160

160

160

160

150/20 kV

6.436

6.693

7.052

7.597

9.823

70/20 kV

1.049

1.063

1.018

1.138

1.082

150/20 kV
70/20 kV
Kalimantan
150/20 kV

Sulawesi

Sub-Total

Tabel 3. 9 Perkembangan Saluran Transmisi Wilayah Operasi Indonesia Barat dan


Indonesia Timur (kms)
Region

2006

2007

2008

2009

2010

Sumatra
275 kV

781

781

1.011

1.011

150 kV

8.521

7.739

8.423

8.221

8.224

310

334

334

334

331

1.264

1.305

1.429

1.429

1.567

123

123

123

123

123

70 kV
Kalimantan
150 kV
70 kV
Sulawesi

1.769

1.839

1.957

1.957

2304

70 kV

505

505

505

519

832

275 kV

781

781

1.011

1.011

10.884

11.509

11.657

12.253

150 kV

Sub-Total

150 kV
70 kV
Total

30

11.554
938

962

962

976

1.287

12.492

12.627

13.252

13.594

14551

RUPTL 2011- 2020

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa pembangunan sarana transmisi meningkat ratarata 3,9% per tahun dalam kurun waktu 2006-2010, dimana panjang saluran
transmisi pada tahun 2006 sekitar 12.492 kms meningkat menjadi 14.551 kms
pada tahun 2010.

3.3.2 Sistem Transmisi Jawa Bali


Perkembangan kapasitas trafo gardu induk dan sarana penyaluran sistem Jawa
Bali untuk 5 tahun terakhir ditunjukkan pada Tabel 3.10 dan Tabel 3.11.
Tabel 3. 10 Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa-Bali (x1.000)
Level Tegangan

Unit

2006

2007

2008

2009

2010

150/20 kV

MVA

25,30

26,07

26,15

27,08

28,44

70/20 kV

MVA

2,88

2,80

2,75

2,74

2,75

Jumlah

MVA

28,18

28,87

28,90

29,82

31,19

B.Puncak

MW

15,95

16,26

16,31

17,21

18,10

Tabel 3. 11 Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali


Unit
Level Tegangan

(x1.000)

2006

2007

2008

2009

2010

500 kV

kms

5,05

5,05

5,09

5,11

5,05

150 kV

kms

11,27

11,61

11,85

11,97

12,37

70 kV

kms

3,66

3,58

3,61

3,61

3,61

Dari Tabel 3.11 dapat dilihat bahwa panjang saluran transmisi 70 kV tidak
bertambah, bahkan sedikit berkurang karena ditingkatkan (uprated) menjadi
150 kV guna meningkatkan kapasitas, keandalan dan perbaikan kualitas
pelayanan ke konsumen.
Keseimbangan kapasitas pembangkit dengan kapasitas trafo interbus (IBT) dan
trafo GI per sistem tegangan 500 kV, 150 kV dan 70 kV dalam kurun waktu
5 tahun terakhir diperlihatkan oleh Tabel 3.12.

RUPTL 2011- 2020

31

Tabel 3.12 Kapasitas Pembangkit dan Interbus Transformer (IBT)


Satuan
Level Tegangan

(x1.000)

2006

2007

2008

2009

2010

Kit.Sistem 500 kV

MW

12,97

12,97

12,97

12,97

12,97

Trf. 500/150 kV

MVA

17,00

17,00

17,00

17,50

19,5

Kit. Sistem 150 kV

MW

8,89

8,99

9,01

10,11

10,41

Trf. 150/70 kV

MVA

3,58

3,58

3,58

3,82

3,82

Kit. Sistem 70 kV

MW

0,27

0,27

0,27

0,27

0,27

Trf. 150/20 kV

MVA

25,30

26,07

26,15

26,33

28,44

Trf. 70/20 kV

MVA

2,88

2,80

2,75

2,74

2,75

3.3.3 Penguatan Sistem Transmisi Pemasok Jakarta dan Pulau Bali


Pada beberapa tahun terakhir terdapat bottleneck sistem transmisi yang
memasok sistem Jakarta dan pulau Bali yang berdampak pada kenaikan biaya
operasi dari pembangkit BBM.
Beban listrik sistem Jakarta pada tahun 2010 adalah 7.250 MW dan dilayani
oleh pembangkit di Muara Karang dan Tanjung Priok yang terhubung ke sistem
jaringan tegangan tinggi 150 kV. Sistem 150 kV Jakarta ini juga dipasok oleh
sistem transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV melalui interbus transformer
(IBT) 500/150 kV di GITET Bekasi, Cawang, Gandul, Depok dan Kembangan.
Pembebanan trafo IBT di GITET-GITET tersebut telah melebihi 80%.
Untuk mengatasi pembebanan IBT yang tinggi telah dilakukan penambahan
IBT di GITET Bekasi-3 (November 2010) dan Gandul-3, Cibatu-4, dan
tambahan spare IBT 500/150 kV 166 MVA untuk GITET, Cibatu, Kembangan,
Depok, Balaraja dan Cawang. Penambahan IBT di Bekasi dan Gandul
dimaksudkan untuk mengurangi pemakaian BBM di Muarakarang dan Priok.
Pulau Bali pada beberapa tahun terakhir mengalami defisit daya. Beban puncak
tahun 2010 adalah 549 MW, dilayani oleh pembangkit BBM dengan daya
mampu 380 MW dan kabel laut Jawa Bali yang menyalurkan daya 180 MW.
Untuk mengatasi kekurangan daya jangka pendek, telah dilakukan sewa
pembangkit pada tahun 2010 sebesar 126 MW sehingga kondisi kelistrikan
pulau Bali mulai membaik, namun masih belum memenuhi keandalan yang
seharusnya.
Untuk mengurangi konsumsi BBM di pulau Bali, saat ini sedang dibangun
kabel laut sirkit 3,4 Jawa Bali yang akan beroperasi pada bulan Mei 2012.

32

RUPTL 2011- 2020

3.4 KONDISI SISTEM DISTRIBUSI


Berikut ini diberikan perbaikan susut jaringan dan keandalan sistem distribusi
pada lima tahun terakhir.
3.4.1 Susut Jaringan Distribusi
Realisasi rugi jaringan distribusi PLN mulai tahun 2006 cenderung menurun ke
tingkat 7,64% pada tahun 2010 sejalan dengan usaha-usaha menekan susut
jaringan seperti terlihat pada Tabel 3.13.
Tabel 3. 13 Rugi Jaringan Distribusi (%)
2006

2007

2008

2009

2010

9,18

8,84

8,29

7,93

7,09

Susut Distribusi

3.4.2 Keandalan Pasokan


Realisasi keandalan pasokan listrik kepada konsumen yang diukur dengan
indikator SAIDI dan SAIFI26 jaringan PLN pada lima tahun terakhir dapat dilihat
pada Tabel 3.14.
Tabel 3. 14 SAIDI dan SAIFI PLN
2006

2007

2008

2009

2010

SAIDI (jam/pelanggan/tahun)

27,01

28,94

80,90

16,70

7,00

SAIFI (kali/pelanggan/tahun)

13,85

12,77

13,33

10,78

6,85

Gambaran mengenai kondisi kelistrikan saat ini yang lebih detail dapat dilihat
pada Lampiran A, B dan C yang menampilkan kondisi kelistrikan per provinsi.

3.5 MASALAH-MASALAH YANG MENDESAK


Masalah mendesak yang saat ini dihadapi PLN antara lain upaya memenuhi
daerah-daerah yang kekurangan pasokan listrik dan mengganti pembangkit
berbahan bakar minyak dengan bahan bakar non minyak serta melistriki daerah
yang belum mendapatkan pasokan listrik, termasuk daerah-daerah perbatasan
dan terpencil, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

26

SAIDI adalah System Average Interruption Duration Index, SAIFI adalah System Average
Interruption Frequency Index

RUPTL 2011- 2020

33

3.5.1 Upaya Penanggulangan Jangka Pendek


3.5.1.1

Wilayah Operasi Indonesia Timur dan Indonesia Barat

Kondisi kekurangan pasokan penyediaan tenaga listrik di wilayah operasi


Indonesia Barat dan Timur pada dasarnya disebabkan olehh keterlambatan
penyelesaian proyek pembangkit tenaga listrik, baik proyek PLN maupun IPP.
Kondisi jangka pendek yang perlu diatasi adalah memenuhi kekurangan
pasokan dan menggantikan pembangkit BBM existing yang tidak efisien serta
menaikkan rasio elektrifikasi secara cepat pada daerah yang elektrifikasinya
tertinggal.
Tindakan yang telah dilakukan oleh PLN untuk menanggulangi hal tersebut
meliputi sewa pembangkit, pembelian PLTG crash program, pembelian energi
listrik dari IPP skala kecil, bermitra/kerjasama operasi pembangkit dengan
Pemda setempat, pembelian excess power, percepatan pembangunan PLTU
batubara PerPres 71/2006, membangun saluran transmisi, mengamankan
kontinuitas pasokan energi primer dan memasang beberapa PLTS centralized
dan solar home system secara terbatas.
Untuk membantu mengatasi permasalahan pasokan listrik, PLN telah membeli
semua potensi excess power yang ada, namun jumlahnya masih belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan, sehingga PLN perlu menambahnya dengan
menyewa pembangkit.
Sewa pembangkit tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sebagai
berikut: (i) memenuhi kekurangan pasokan listrik dalam waktu cepat dan
bersifat sementara sebelum pembangkit utama non-BBM beroperasi; (ii)
menggantikan pembangkit BBM existing yang tidak efisien dengan PLTD yang
mempunyai sfc (specific fuel consumption) lebih baik; (iii) menaikkan rasio
elektrifikasi secara cepat pada daerah yang elektrifikasinya tertinggal dan tidak
tersedia sumber daya EBT lainnya.
Sewa pembangkit tersebut meliputi sewa PLTD MFO/HSD, PLTG gas, PLTMG
(gas engine), PLTGB dan PLTU yang dapat tersedia dalam waktu relatif
singkat.
Tambahan sewa PLTD dan PLTGB/PLTMG yang dilakukan PLN pada tahun
2010 berjumlah 1.396 MW yang terdiri atas 837 MW di Indonesia Barat dan
559 MW di Indonesia Timur. Selanjutnya pada tahun 2011 akan dilakukan
tambahan sewa PLTD/PLTGB/PLTMG sebesar 932 MW. Pada tahun 2012 di
34

RUPTL 2011- 2020

Indonesia Barat akan dilakukan penambahan sewa sebesar 578 MW,


sedangkan di Indonesia Timur akan ada pengurangan sewa sebesar 211 MW
dengan rincian diberikan pada tabel 3.15.

Tabel 3. 15 Rencana Sewa PLTD/PLTGB/PLTMG tahun 2011 dan 2012


No

3.5.1.2

Lokasi Sewa PLTD

Kapasitas (MW)
2011

2012

Indonesia Barat

688

578

Indonesia Timur

264

- 211

Wilayah Operasi Jawa Bali

Upaya yang dilakukan PLN di Jawa Bali meliputi memenuhi pertumbuhan


demand, mengurangi pemakaian BBM dan meningkatkan keandalan.

3.5.2 Masalah Mendesak Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia


Timur
Hal hal yang mendesak pada wilayah operasi Indonesia Barat dan Indonesia
Timur meliputi antara lain:
3.5.2.1

Pembangkitan

Mempercepat pembangunan proyek percepatan PLTU batubara 10.000 MW


tahap 1, termasuk tambahan proyek PLTU Riau 2x110 MW27 dan PLTU
Muara Jawa/Teluk Balikpapan di Kaltim 2x110 MW.

Mempercepat pembangunan proyek pembangkit milik PLN lainnya, seperti


PLTA Asahan 3 174 MW, PLTA Peusangan 86 MW, PLTU Sumut Baru
2x200 MW, PLTG Kaltim (peaking) 2x50 MW, PLTG Bangkanai 4x70 MW
(tahun pertama baseload dan tahun berikutnya berubah menjadi peaking),
PLTU Takalar 2x100 MW, PLTG Sulsel Baru 2x50 MW, Makassar (peaking)

27

Terjadi perbedaan antara kapasitas pembangkit terkontrak dan kapasitas sesuai PerPres No.
71/2006 jo PerPres 59/2009, yaitu PLTU Riau/Tenayan, PLTU Maluku dan PLTU Kaltim /Muara
Jawa/Teluk Balikpapan. Perbedaan kapasitas tersebut memerlukan endorsement dari
Kementerian ESDM.
RUPTL 2011- 2020

35

1x50 MW dan PLTG Minahasa (peaking) 1x25 MW, PLTU Lombok APBN
1x25 MW dan PLTU Atambua 4x6 MW serta banyak PLTU batubara skala
kecil dan PLTGB tersebar di luar Jawa Bali.

Melaksanakan program sewa PLTU di Indonesia Barat dan Indonesia Timur


dengan kapasitas total antara 1.750 MW dan 2.160 MW sebagai upaya
mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek-proyek IPP dan proyekproyek PLTP baik yang dibangun oleh PLN maupun oleh IPP. Proyek PLTU
sewa ini diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2013.

Mempercepat pengadaan gas untuk memasok PLTGU Belawan 2x400 MW


dan tambahan PLTG task force 100 MW tahun 201228.

Mempercepat penyelesaian kontrak gas PLTGU Sengkang 180 MW.

Mempercapat pengadaan gas untuk kawasan Indonesia Timur, antara lain


untuk PLTG Semberah 2x20 MW, PLTG Kaltim (peaking) 2x50 MW, PLTG
Kaltim sewa 100 MW, PLTG Sulsel 2x50 MW, PLTG Makassar (peaking)
1x50 MW, dan PLTG Minahasa (peaking) 1x25 MW.

Mempercepat pembangunan proyek pembangkit milik IPP, antara lain PLTA


Poso 195 MW, PLTU Jeneponto 2x100 MW, PLTU Takalar 2x100 MW,
PLTU Kalbar 2x25 MW, PLTU Kaltim 2x100 MW, PLTU Kalsel 2x100 MW,
PLTG Senipah 80 MW, PLTU Sulut 2x25 MW, PLTU Sumbawa 2x10 MW,
PLTU Sumsel-5 2x150 MW, PLTU Sumsel-6 2x300 MW, dan PLTU
Sumsel-7 2x150 MW.

Mempercepat pembangunan beberapa proyek PLTP dengan total kapasitas


minimal 1.025 MW untuk dapat beroperasi sampai dengan tahun 2015.
Proyek-proyek PLTP tersebut diberikan pada tabel 3.16.

28

Opsi pasokan gas ke Belawan adalah regasifikasi di Arun berikut pipa gas ke Belawan, atau
FSRU di Belawan dengan sumber LNG dari BP Tangguh.
36

RUPTL 2011- 2020

Tabel 3. 16 Daftar PLTP yang diupayakan beroperasi sampai dengan tahun 2015
No.

NAMA PEMBANGKIT

Ulumbu #1,2,3 & 4

Tulehu #1 & 2

Ulumbu #5 & 6

Lahendong 4

KAP. (MW)

DEVELOPER

NTT

4 X 2,5

PLN - TOTAL PROJECT

Maluku

2 X 10

PLN TOTAL PROJECT

NTT

2 X 2,5

PLN - TOTAL PROJECT

Sulut

1 X 20

PLN (HULU) PGE (HILIR)

Ulubelu #1 & 2

Lampung

2 X 55

PLN (HULU) PGE (HILIR)

Hululais #1 & 2

Sumsel

2 X 55

PLN (HULU) PGE (HILIR)


PLN (HULU) PGE (HILIR)

Sungai Penuh #1 & 2

Lumut Balai #1 & 2

Ulubelu #3

Jambi

2 X 55

Sumsel

2 X 55

PGE

Lampung

1 X 55

PGE
PGE

10

Lahendon #5 & 6

Sulut

2 X 20

11

Karaha Bodas #1

Jabar

1 X 30

PGE

12

Kamojang #5

Jabar

1 X 60

PGE

13

Sarulla #1

Sumut

1 X 110

KONS. MEDCO

14

Dieng #2

Jateng

1 X 55

GEODIPA EN.

15

Patuha #1

Jabar

1 X 60

GEODIPA EN.

16

Wayang Windu #3

Jabar

1 X 120

STAR ENERGY

17

Tangkuban Perahu 2 #1

Jabar

1 X 30

WSS

Jumlah

LOKASI

1025

Mempercepat pengadaan pembangkit untuk dapat menyerap gas Jambi


Merang sebesar 65 bbtud. Proyek pembangkit tersebut adalah: 1) PLTG
Payo Selincah 2x50 MW dengan rencana COD tahun 2011 dan 2012
akan menyerap gas sebesar 25 bbtud. 2) PLTG sewa di Rengat 20 MW
yang akan masuk ke sistem 20 kV akan menyerap gas sebesar 4 bbtud.
3) PLTG Duri 100 MW dengan rencana COD tahun 2012 akan menyerap
gas sebesar 24 bbtud. 4) Relokasi PLTG ex Jawa 3x20MW dengan
rencana COD tahun 2011 dan 2012 akan menyerap gas sebesar 12
bbtud.

Merencanakan beberapa kebutuhan pembangkit peaker untuk dapat


menyerap potensi gas yang ada, yaitu: 1) PLTG Belawan 400 MW untuk
dapat menyerap gas yang berasal dari FSRU LNG Belawan atau
regasifikasi LNG di Arun. 2) PLTMG Sei Gelam 90 MW untuk menyerap
CNG Sei Gelam sebesar 4,5 bbtud. 3) PLTG/PLTMG Sangeti 80100 MW untuk menyerap gas Sangeti sebesar 6 bbtud, perlu dibangun
fasilitas CNG. 4) PLTG/PLTMG Jaka Baring 50-60 MW untuk menyerap
CNG Jaka Baring sebesar 3 bbtud. 5) Untuk dapat menyerap gas
Jabung sebesar 20-30 bbtud PLN akan membangun PLTG dengan total
kapasitas

500 MW

yang

berdasarkan

kebutuhan

sistem

akan

ditempatkan di Riau 200 MW, Jambi 100 MW dan Lampung 200 MW.
RUPTL 2011- 2020

37

Untuk itu diperlukan fasilitas mini LNG. 6) PLTG Bangkanai 280 MW


untuk menyerap gas Bangkanai 20 bbtud dengan membangun fasilitas
CNG di dekat lokasi PLTG, PLTMG Bintuni untuk menyerap gas
Tangguh 2 bbtud.
3.5.2.2

Transmisi dan Gardu Induk

Mempercepat pembangunan IBT 275/150 kV pada sistem transmisi 275 kV


di jalur barat Sumatera (Lahat - Lubuk Linggau Bangko - Muara Bungo
Kiliranjao).

Mempercepat pembangunan transmisi 275 kV Kiliranjao Payakumbuh


Padang Sidempuan dan Payakumbuh - Garuda Sakti.

Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 275 kV Simangkok


Galang dan IBT 275/150 kV di Galang.

Mempercepat konstruksi transmisi 275 kV PLTU Pangkalan Susu Binjai


dan IBT 275/150 kV di Binjai yang harus dapat beroperasi seiring dengan
beroperasinya PLTU Pangkalan Susu pada pertengahan tahun 2012.

Melaksanakan pembangunan transmisi 275 kV jalur timur Sumatera dari


Betung Aur Duri Rengat Garuda Sakti.

Mempercepat interkoneksi Kalbar-Serawak melalui transmisi 275 kV yang


diperkirakan dapat beroperasi pada tahun 2014, untuk memenuhi kebutuhan
sistem Kalbar dan menurunkan BPP.

Mempercepat interkoneksi 150 kV Batam-Bintan melalui kabel laut. Tujuan


interkoneksi ini disamping untuk memenuhi kebutuhan sistem Bintan juga
sekaligus akan menurunkan BPP di sistem Bintan.

Mempercepat penyelesaian konstruksi interkoneksi 150 kV Kalselteng Kaltim dan sistem interkoneksi 150 kV Sulut Gorontalo termasuk
pemasangan reaktor di Gorontalo.

Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 150 kV PLTA Poso Palu,


transmisi 70 kV sistem Ambon, sistem Ende, sistem Kupang dan sistem
Jayapura, serta mempercepat penyelesaian kabel bawah tanah 150 kV
Tanjung Bunga Bontoala.

38

RUPTL 2011- 2020

Mempercepat pembangunan transmisi 150 kV Tanjung Buntok


Muarateweh dan Muarateweh Bangkanai.

3.5.3 Masalah Mendesak Sistem Jawa Bali


Hal hal yang mendesak untuk diselesaikan pada sistem Jawa-Bali meliputi
antara lain:

Penguatan pasokan Jakarta terdiri dari beberapa program:


-

Mempercepat penyelesaian penambahan IBT 500/150kV 500 MVA di 2


lokasi, yaitu IBT-4 Bekasi 1x500MVA, IBT-2 Depok 1x500MVA.

Mempercepat pembangunan GITET baru/IBT baru di 2 lokasi, yaitu:


Durikosambi 2x500MVA (2013) dan Muaratawar 2x500MVA (2013).

Membangun ruas SUTET baru, yaitu SUTET Tanjung Jati - Tx


Ungaran, SUTET Suralaya Baru Balaraja, SUTET Balaraja
Kembangan (2013), dan Kembangan Durikosambi (2013).

Rekonfigurasi SUTET Muara Tawar Cibinong Bekasi Cawang.

Menyediakan cadangan IBT 500/150kV 166 MVA di 3 lokasi GITET


yaitu Durikosambi, Bekasi, Muaratawar dan Gandul.

Penguatan pasokan lainnya terdiri dari beberapa program, yaitu:


-

Penambahan IBT 500/150kV di 8 lokasi, yaitu: IBT-3 Cilegon


1x500MVA, IBT-3 Pedan 1x500 MVA, IBT-3 Krian 1x500MVA, IBT-3
Ungaran 1x500MVA, IBT-3 Mandirancan 1x500MVA, IBT-2 Ngimbang
1x500MVA, IBT-2 Tasikmalaya 1x500MVA dan IBT-2 Grati 1x500MVA.

Membangun 4 GITET baru di 4 lokasi (3.000 MVA), yaitu Ujung Berung


1x500 MVA (2012), Tanjung Jati 2x500 MVA (2012), Rawalo/Kesugihan
1x500MVA (2014) serta mempercepat pengoperasian GITET Surabaya
Selatan 2x500 MVA (2012).

Pengadaan spare IBT 166 MVA di 4 lokasi GITET, yaitu Mandirancan,


Pedan, Krian, Kediri dan Grati.

Mempercepat penyelesaian SUTET Grati Surabaya Selatan (2012).

RUPTL 2011- 2020

39

Penguatan pasokan subsistem Bali terdiri dari beberapa program yaitu:


-

29

SUTT terkait dengan pembangkit PLTU IPP Cirebon 1x660 MW29, yaitu
SUTT Sunyaragi - PLTU Cirebon - Brebes Kebasen.

Pembangunan kabel laut 150 kV Jawa Bali sirkit 3&4 (Mei 2012).
Pembangunan Jawa Bali Crossing 500 kV dari PLTU Paiton ke Kapal
(2015).
Mempercepat konstruksi PLTU IPP Celukan Bawang 1x130 MW +
2x125 MW (2014).

COD PLTU Cirebon adalah November 2011 berdasar laporan progres konstruksi.

40

RUPTL 2011- 2020

BAB IV
KETERSEDIAAN ENERGI PRIMER

4.1 BATUBARA
Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM pada tahun 2010, sumber daya
batubara Indonesia adalah 104,8 milyar ton yang tersebar terutama di
Kalimantan (51.9 milyar ton) dan Sumatera (52,5 milyar ton), namun cadangan
batubara dilaporkan hanya 21,1 milyar ton (Kalimantan 9,9 milyar ton,
Sumatera 11,2 milyar ton).
Sekitar 22% dari batubara Indonesia berkualitas rendah (low rank) dengan
kandungan panas kurang dari 5100 kkal/kg, sebagian besar (66%) berkualitas
medium (antara 5100 dan 6100 kkal/kg) dan hanya sedikit (12%) yang
berkualitas tinggi (61007100 kkal/kg). Angka ini dalam adb (ash dried basis)30.
Walaupun cadangan batubara Indonesia tidak terlalu besar, namun tingkat
produksi batubara sangat tinggi, yaitu mencapai 320 juta ton pada tahun 2010.
Sebagian besar dari produksi batubara tersebut diekspor ke China, India,
Jepang, Korea Selatan dan Taiwan (265 juta ton) dan ke beberapa negara lain,
dan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk keperluan domestik (60 juta
ton). Produksi pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan meningkat
sejalan dengan meningkatnya kebutuhan domestik dan semakin menariknya
pasar batubara internasional. Jika tingkat produksi tahunan adalah 400 juta ton,
maka seluruh cadangan batubara Indonesia yang 21,1 milyar ton akan habis
dalam waktu sekitar 50 tahun apabila tidak dilakukan eksplorasi baru. Untuk
menjamin pasokan kebutuhan domestik yang terus meningkat, Pemerintah
telah mengeluarkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) yang
mewajibkan produsen batubara untuk menjual sebagian produksinya ke
pemakai dalam negeri.
Persoalan yang dihadapi PLN mengenai batubara adalah aspek security of
supply dan aspek kualitas. Keamanan pasokan batubara sangat ditentukan

30

Angka calorific value yang sering dipakai oleh PLN dalam rangka desain PLTU adalah
menggunakan standar GAR (gross as received). Perbedaan antara adb dan GAR dapat
dihitung sesuai dengan nilai TM (total moisture), namun secara rata-rata dapat dikatakan nilai
GAR sekitar 1000 s.d 1300 lebih kecil dari adb.

RUPTL 2011- 2020

41

oleh kebijakan pemerintah mengenai DMO dan batasan harga dalam negeri,
khususnya untuk kelistrikan, disamping kesiapan infrastruktur seperti
pengembangan tambang batubara itu sendiri, jalan, jembatan, dermaga dan
sarana transportasi yang masih terbatas. Kenaikan harga minyak mentah dunia
hingga US$140/barel pada semester 1 tahun 2008 telah mendorong kenaikan
harga batubara di pasar dunia yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam
sejarah. Pada saat yang sama harga batubara Indonesia telah menembus
angka US$ 100 per ton (6322 kcal/kg GAR), dan harga tinggi ini telah
mendorong produsen batubara untuk lebih banyak mengekspor batubaranya ke
pasar dunia, terutama ke China dan India. Masalah kesiapan infrastruktur
memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak agar batubara
yang tersedia di tambang dapat sampai ke pusat-pusat pembangkit yang
tersebar di Indonesia.
Dalam RUPTL tahun 2011-2020 ini terdapat rencana pengembangan beberapa
PLTU mulut tambang di Sumatera. Definisi PLTU mulut tambang yang
digunakan di sini adalah PLTU batubara yang berada di dekat tambang
batubara low rank yang tidak mempunyai infrastruktur transportasi skala besar
yang memungkinkan batubara diangkut ke pasar secara besar-besaran,
sehingga batubara low rank di tambang tersebut pada dasarnya menjadi tidak
tradable. Dengan definisi seperti itu, harga batubara untuk PLTU mulut
tambang tidak ditetapkan berdasar HBA, melainkan berdasar formula cost plus
margin yang di lock-in sepanjang umur pembangkit dengan eskalasi tertentu.
PLN juga menghadapi persoalan dalam memperoleh pasokan batubara yang
sesuai dengan spesifikasi boiler PLTU. PLN tengah mengevaluasi beberapa
pilihan teknologi untuk meningkatkan kualitas batubara. Saat ini teknologi yang
dipilih adalah dengan coal dryer dan coal blending. PLN akan segera
mengadopsi teknologi coal dryer. Selain itu PLN mempunyai program untuk
membangun sebuah coal blending facility.
PLTU batubara dirancang untuk memikul beban dasar sejalan dengan harga
batubara yang relatif rendah dibandingkan harga bahan bakar fosil lainnya.
Namun pembakaran batubara menghasilkan emisi karbon dioksida yang
menimbulkan efek pemanasan global, disamping menghasilkan polusi partikel
dan bahan kimia yang dapat menyebabkan dampak negatif terhadap
lingkungan lokal. Dengan demikian pengembangan pembangkit listrik
berbahanbakar batubara memperhatikan dampak lingkungan yang
ditimbulkannya. Penggunaan teknologi ultra-supercritical pada PLTU menjadi
perhatian PLN dalam merencanakan PLTU skala besar di pulau Jawa.
42

RUPTL 2011- 2020

Teknologi batubara bersih (clean coal technology) lainnya, yaitu IGCC


(integrated gassification combined cycle) dan CCS (carbon capture & storage)
belum direncanakan dalam RUPTL ini karena teknologi ini belum matang
secara teknis dan komersial.

4.2

GAS ALAM

Walaupun Indonesia bukan merupakan pemilik cadangan gas alam yang


terbesar dalam skala dunia, namun cadangan gas alam di Indonesia cukup
besar, yaitu diperkirakan 164,99 Tscf yang tersebar terutama di kepulauan
Natuna (53,06 Tscf), Sumatera Selatan (26,68 Tscf), dan Kalimantan Timur
(21,49 Tscf) serta Tangguh di Irian Jaya yang diperkirakan setara dengan
cadangan di Natuna.
Namun pada kenyataannya kebutuhan gas alam untuk pembangkitan tenaga
listrik di Indonesia tidak tercukupi. PLN menghadapi persoalan kecukupan
pasokan gas di hampir seluruh pembangkit berbahanbakar gas di Indonesia.
Pasokan gas ke pusat pembangkit PLN terus mengalami penurunan dan
ketidakpastian dalam beberapa tahun terakhir ini31. Disamping cadangan gas
lapangan terus mengalami depletion, PLN juga menghadapi kesulitan dalam
memperoleh akses ke sumber-sumber gas alam yang besar. Sumber-sumber
gas yang besar tersebut pada umumnya telah terikat dengan kontrak jangka
panjang dengan pembeli luar negeri. Namun demikian PLN terus berupaya
memperoleh pasokan gas dari sumber-sumber tersebut.

31

Misalnya Belawan, Teluk Lembu, Muara Karang, Priok, Muara Tawar, Tambak Lorok,
Pesanggaran/ Gilimanuk di Bali dan pembangkit lainnya.

RUPTL 2011- 2020

43

Tabel 4.1 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Jawa Bali
No
1

Pembangkit
MuaraKarangdanPriok

MuaraTawar

Cilegon

Tambaklorok

Gresik

Grati

Pemasok
PHEONWJ(GSA)
PHEONWJ(Excesscapacity)
PGNPriok(GSAIP)
FSRUPTNR(prosesGSA)
Jumlah
PERTAMINAPTengah(GSA)
PGN(GSA)
MEDCOLapanganSinga
MEDCOSCS
ExkontrakPLNJambiMerang*)
PGNTambahan,Firm(GSA)
TambahandariConocoPhilip
TambahandariPetrochina
Jumlah
CNOOC(GSA)
PGN(GSA)
Jumlah
Petronas(ApprovalGSA)
SPP(GSAIP)
Jumlah
Kodeco(GSA)*
Hess(GSA)
KEI(GSA)
MKS(GSA)
WNE(GSA)
PetronasBukitTua(potensiPJB)
AEI
Jumlah
SantosOyong(GSAIP)
SantosWortel(GSAIP)
ParnaRaya(PotensiIP)
Jumlah

2011
100.0
20.0
30.0

150.0
25.0
59.0

2012
100.0
20.0
30.0
260.0
410.0
25.0
59.0

2013
100.0
20.0

2014
100.0
20.0

2015
100.0

2016
100.0

2017

175.0
295.0
25.0
59.0

175.0
295.0
25.0
59.0

175.0
275.0
25.0
59.0

140.0
240.0

140.0
140.0

2018

2019

2020

140.0 140.0 140.0


140.0 140.0 140.0

20.0 20.0 20.0


34.8 31.1 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0
20.0 20.0 20.0
30.0
158.8 185.1 139.0 99.0 99.0 15.0 15.0 15.0

80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0
106.0 116.0 116.0 116.0 116.0 116.0
50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0

50.0 50.0 156.0 166.0 166.0 166.0 166.0 166.0


123.0 123.0 123.0
50.0 68.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0
130.0 130.0 130.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0
11.0 11.0 11.0
20.0 20.0 20.0 17.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0
25.0 54.0 62.0 47.0
8.0
192.0 352.0 334.0 225.0 181.0 184.0 169.0 122.0 122.0 122.0
57.5 50.0 40.0 40.0 40.0
7.5 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 20.0 20.0 20.0
40.0 40.0 40.0 40.0 40.0 40.0 40.0
65.0 80.0 70.0 110.0 110.0 70.0 70.0 60.0 60.0 60.0

Tabel 4.2 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di luar Jawa Bali
No
Pembangkit
1 AcehTimur
2 Belawan

3
4
5
6
7

TelukLembu
PLTGsewaBentu
PLTGsewaMelibur
PLTGsewaJabung
SungaiGelam

8 Sengeti(CNG)
9 SimpangTuan
10 PayoSelincah
11
12
13
14
15

Jakabaring(CNG)
Indralaya
TalangDuku
Borang
Keramasan

16
17
18
19
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Duri
Rengat
TanjungBatu
Semberah
Tarakan
Nunukan
CBMSangata
PLTGKolonedale
Sengkang
ANTAM+Indonesia
Luwuk
IndonesiaTersebar
KTITersebar

Pemasok
MedcoBlokA
Kambuna
FSRULNGTangguh
Anggor(Potensi)
Kalila
KalilaBentu(Potensi)
Kondur(Potensi)
PetroChina(Potensi)
EMPSungaiGelam
PEPTACSungaiGelam
PTArthindoUtama
PerusdaJambi
Energasindo
JambiMerang
PDPDESumsel
MedcoE&PIndonesia
PGN
MedcoE&PIndonesia
MedcoE&PIndonesia
PertaminaEP
JambiMerang
JambiMerang
TACSemco
TACSemco
LapBangkudulis(Potensi)
Medco(Potensi)
VICO
JobPTMMedcoTiaka(Potensi)
EEES
EEESKera(PotensiLNG)
JobPTMMedcoSenoro(Potensi)
PertaminaEPMatindok(Potensi)
Bontang(Potensi)
Jumlah

2011
2012
2013
2014

13.0 13.0
25.3 13.0 5.0

105.0
40.0
5.0 9.0 30.0 30.0
3.0 3.0 3.0
0.6 0.6 0.6
30.0 30.0 30.0

2.0 2.0 2.0

2.5 2.5 2.5


5.6 5.6 5.6
3.0 3.0
18.0 18.0 18.0 18.0
4.0 25.0 25.0 25.0

3.0 3.0 3.0


19.3 24.0

8.0 8.0 8.0 8.0


15.0 15.0 15.0
22.0 22.0 22.0
15.0 15.0 15.0 15.0

10.0 10.0 14.0

4.0 4.0 4.0


7.0 7.0 7.0 7.0

5.0 5.0 5.0


18.0 18.0 18.0
2.5 2.5 2.5
0.5 0.5 0.5 0.5
2.0 2.0

15.0 15.0 15.0


70.0
5.0

2015
13.0

105.0
40.0
30.0
3.0
0.6
30.0
2.0
2.5
5.6
3.0
18.0
25.0
3.0

8.0

15.0
14.0
4.0
7.0
5.0
18.0
2.5
0.5
2.0
15.0
70.0
5.0

2016
13.0

105.0
40.0
30.0
3.0

2017
13.0

105.0
40.0
30.0
3.0

30.0
2.0
2.5
5.6
3.0
18.0
25.0
3.0

8.0

14.0
4.0

18.0
2.5

30.0
2.0
2.5
5.6
3.0
18.0
25.0
3.0

8.0

14.0
4.0

18.0
2.5

2.0
15.0
70.0
5.0
20.0
41.5 41.5 41.5 41.5
139.1 257.7 306.2 488.2 488.2 480.1

2.0
15.0
70.0
5.0
20.0
41.5
480.1

2018
13.0

155.0
40.0
30.0

2019
13.0

155.0
40.0
30.0

2020
13.0

155.0
40.0
30.0

2.0

3.0
18.0
25.0
3.0

8.0

14.0
4.0

25.0
3.0

14.0
4.0

2.5 2.5
2.0 2.0 2.0
15.0 15.0 15.0
5.0
20.0
41.5
401.0

5.0
20.0 20.0
41.5 41.5
370.0 316.5

Pada Tabel 4.1 dan 4.2 diberikan perkiraan pasokan gas yang tersedia untuk
pembangkit PLN di Jawa Bali dan di luar Jawa Bali.
Seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, pasokan gas ke pembangkit
PLN pada umumnya akan menurun atau berkurang. Selain itu pengembangan
infrastruktur penyaluran gas dari sumur-sumur baru ke pembangkit PLN sangat
terbatas. Di lain pihak pembangkit PLN, khususnya PLTGU yang berada di
pusat beban, harus tetap dijalankan (must-run) karena peranannya tidak dapat
44

RUPTL 2011- 2020

digantikan oleh pembangkit di tempat lain. Selama ini pembangkit must run
tersebut terpaksa dioperasikan dengan BBM karena kekurangan pasokan gas.
Situasi tersebut mengharuskan PLN untuk memperoleh pasokan gas dalam
bentuk LNG walaupun pada harga yang relatif tinggi untuk digunakan pada
pembangkit tersebut. Pada saat ini telah direncanakan LNG floating storage &
regasification unit (FSRU) di 3 lokasi, yaitu Belawan untuk memasok PLTGU
Belawan32, Jakarta untuk memasok PLTGU Muara Karang dan Priok, serta
Jawa Tengah atau Jawa Timur untuk memasok kebutuhan gas di pulau Jawa
secara umum33. Pasokan LNG ke FSRU tersebut akan berasal dari Bontang,
Tangguh atau impor.
PLN terus berupaya memperoleh pasokan gas dimanapun tersedia, karena
tersedianya gas dapat dengan cepat dan mudah diubah menjadi listrik34 untuk
memenuhi kebutuhan listrik setempat, terutama di daerah yang telah lama
menderita kekurangan listrik. PLN akan membeli gas pada semua volume,
termasuk gas dari sumber-sumber yang sangat kecil, gas flare dan gas
marginal.
Selain itu apabila dalam suatu sistem kelistrikan telah tersedia pembangkit
baseload yang cukup, PLN bermaksud untuk sedapat mungkin menyimpan gas
lapangan (gas pipa) dalam bentuk compressed natural gas (CNG) dan
memakainya untuk pembangkit peaking. Dengan cara ini PLN dapat
meningkatkan nilai dari gas karena menggantikan BBM pada pembangkit
peaking.
Dalam hal PLN memperoleh alokasi gas dalam bentuk LNG, seperti dari
Bontang, Donggi-Senoro, Tangguh atau Sengkang, PLN bermaksud akan
mendistribusikannya ke sejumlah pembangkit peaking tersebar dengan
teknologi mini-LNG. Hal ini telah diprogramkan oleh PLN untuk wilayah operasi
Indonesia Timur.
Kendala lain dari penggunaan gas alam untuk pembangkit listrik PLN adalah
tidak tersedianya pipa transmisi gas alam ataupun fasilitas pendukung dari
sumber-sumbernya ke pusat pembangkit. PLN menyambut baik rencana

32

Pemerintah telah mengkaji opsi FSRU Belawan digantikan dengan memanfaatkan fasilitas
LNG plant di Arun.
33

Dikaitkan dengan rencana pembangunan pipa gas Trans Jawa di sepanjang pulau Jawa.

34

Membangun pembangkit berbahan bakar gas dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

RUPTL 2011- 2020

45

pembangunan pipa gas Trans-Jawa oleh Pertagas karena hal itu akan
mengintegrasikan sumber-sumber gas di Jawa dan sangat membantu
fleksibilitas operasi pasokan gas ke pusat-pusat pembangkit PLN di pulau
Jawa.
Pada dasarnya pembangkit-pembangkit berbahan bakar gas alam dioperasikan
untuk memikul beban medium (mid-merit). Namun pada beberapa kontrak
pasokan gas terdapat ketentuan pemakaian gas yang membuat pembangkit
gas dioperasikan untuk mengisi beban dasar. Kesulitan dalam memperoleh
pasokan gas yang cukup dan berkelanjutan telah mendorong pemanfaatan
batubara yang lebih banyak untuk pembangkit tenaga listrik, sehingga
beberapa PLTU batubara di masa depan juga berperan sebagai pemikul beban
menengah dengan faktor kapasitas yang relatif rendah (50-60%).
PLN berupaya mengurangi pemakaian BBM yang dipakai pada pembangkit
beban puncak dengan beralih ke CNG atau LNG/ mini-LNG. Hal ini akan
dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.

4.2.1 LNG dan Mini-LNG


PLN merencanakan pemanfaatan LNG untuk pembangkit beban puncak dan
pembangkit yang bersifat must-run di sistem kelistrikan Jawa-Bali dan
Sumatera. Sedangkan di Indonesia Timur dan Barat PLN merencanakan
pemanfaatan mini-LNG untuk pembangkit beban puncak. Mengingat harga gas
dari mini-LNG sangat tinggi, maka gas ini hanya dipakai untuk pembangkit
peaking, bukan untuk pembangkit beban dasar.
Beberapa daerah di Indonesia Barat yang direncanakan memanfaatkan LNG:

46

Belawan: PLN mengambil LNG sebanyak yang diperlukan untuk


pembangkit beban puncak dan pembangkit must-run, dan PLN tidak
memakai LNG untuk pembangkit baseload karena pertimbangan
keekonoman. LNG dari BP Tangguh akan dipakai sebagai berikut:
PLTGU Belawan dgn CF <50% memerlukan LNG 60 bbtud dan PLTG
peaker (400+50+90 MW) memerlukan LNG 25 bbtud. Apabila terdapat
keterlambatan proyek PLTU batubara seperti PLTU Pangkalan Susu,
maka Belawan dapat memakai LNG lebih banyak, yaitu hingga total 140
mmscfd.

Gas Jabung (Jambi): Terdapat potensi gas sebesar 20-30 bbtud dari
lapangan Jabung dengan jangka waktu sampai dengan 7 tahun. PLN
RUPTL 2011- 2020

menginginkan gas tersebut dapat dikonversi menjadi mini LNG untuk


memenuhi kebutuhan pembangkit beban puncak tersebar di Sumbagsel
sebesar 500 MW pada tahun 2014. Sementara fasilitas LNG belum
terbangun, gas akan dialirkan ke PLTGU Muara Tawar dengan metode
swap.
Pemanfaatan LNG/mini-LNG di Indonesia Timur adalah:

Senoro, Bontang, Sengkang, Salawati, Simenggaris: PLN akan


mengambil gas dari sumber tersebut dalam bentuk LNG untuk
digunakan di pembangkit peaking 50 MW di Bontang, 50 MW di
Balikpapan, 50 MW di Samarinda, 150 MW di Sulawesi Selatan, 25 MW
di Minahasa dan 60 MW di Lombok, sepanjang layak secara
keekonomian.

Pemanfaatan LNG untuk sistem Jawa Bali mempertimbangkan harga LNG


yang relatif tinggi, sehingga LNG hanya dipakai untuk pembangkit beban
puncak dan pembangkit must-run. Pembangkit must-run dimaksud adalah
PLTGU/PLTG Muara Karang, Priok dan Muara Tawar yang peranannya belum
dapat digantikan oleh pembangkit yang lain. PLTGU Muara Karang dan Priok
dijalankan untuk menghabiskan pasokan gas pipa yang ada, dan
kekurangannya dipenuhi dengan LNG. Sedangkan kebutuhan gas/LNG untuk
Muara Tawar dihitung berdasar peran pembangkit ini di sistem, yaitu
dioperasikan sebagai peaker untuk mendukung tegangan sistem 500 kV di
subsistem Jakarta. Namun karena perioda beban puncak Jakarta sangat
panjang, yaitu dari jam 9 pagi sampai dengan jam 10 malam, maka kebutuhan
gasnya cukup besar dan diharapkan dapat dipenuhi dengan LNG.

4.2.2 CNG (Compressed Natural Gas)


Teknologi CNG untuk memenuhi kebutuhan gas suatu pembangkit merupakan
teknologi yang relatif baru dan untuk itu perlu dikaji kelayakan baik teknis dan
ekonomis terlebih dahulu. Namun PLN telah memetakan potensi pemanfaatan
CNG untuk Indonesia Barat dan Timur. CNG akan diarahkan untuk
memanfaatkan potensi sumur-sumur gas dengan kapasitas relatif kecil maupun
sumur gas marginal. Saat ini sudah disepakati pembangunan CNG storage oleh
pemasok gas di Sumatera Selatan yang gasnya akan dimanfaatkan untuk
PLTG Peaking Jaka Baring (40 MW), yang diharapkan mulai beroperasi pada
akhir tahun 2012.

RUPTL 2011- 2020

47

Potensi pemanfaatan CNG di Indonesia Barat adalah:

CNG Sungai Gelam dengan kapasitas sebesar 4,5


digunakan untuk pembangkit peaking.

bbtud akan

Gas Jambi Merang sebesar 85 bbtud akan dialokasikan untuk


pembangkit PLTGU Duri (IPP) 2x45 MW, PLTG Payoselincah 100 MW,
PLTG sewa 20 MW di Rengat dan pembangkit di Duri dengan kapasitas
sekitar 160 MW.

Potensi pemanfaatan CNG di Indonesia Timur adalah PLTG Bangkanai,


Kalimantan Tengah.

4.2.3 Coal Bed Methane (CBM)


PLN berkeinginan untuk memanfaatkan gas non-konvensional, yaitu CBM (coal
bed methane). Reserve gas CBM diperkirakan lebih besar daripada reserve gas
konvensional, terutama di South Sumatera Basin (183 Tcf) dan Kutai Basin.
PLN pada saat ini tengah melakukan studi bersama Exxon-Mobil mengenai
pengembangan CBM di Kalimantan Selatan untuk kelistrikan di Indonesia.
Disamping itu, saat ini sedang dilakukan proses negosiasi dengan VICO untuk
rencana pasokan gas dari lapangan CBM di Kalimantan Selatan.
4.3 PANAS BUMI
Terdapat beberapa laporan studi mengenai resource dan reserve tenaga panas
bumi di Indonesia yang menyajikan angka-angka yang berbeda. Salah satunya
adalah laporan studi oleh WestJEC pada tahun 2007 Master Plan Study for
Geothermal Power Development in the Republic of Indonesia. Menurut laporan
tersebut, potensi panas bumi Indonesia yang dapat dieksploitasi adalah
9.000 MW, tersebar di 50 lapangan, dengan potensi minimal 12.000 MW.
Dalam RUPTL ini terdapat rencana untuk mengembangkan banyak proyek
PLTP, terutama di Sumatera, Jawa dan beberapa di Sulawesi Utara dan Nusa
Tenggara dan Maluku. Dalam penugasan Pemerintah kepada PLN untuk
mengembangkan pembangkit listrik berbahan bakar batubara dan energi
terbarukan sesuai Peraturan Presiden No. 4/2010 dan Peraturan Menteri ESDM
No. 15/201035 saja terdapat hampir 4000 MW proyek PLTP untuk beroperasi

35

Dikenal sebagai program percepatan pembangunan pembangkit tahap 2, atau fast track

program phase 2 (FTP2).


48

RUPTL 2011- 2020

pada tahun 2014. Pada kenyataannya proyek PLTP tersebut tidak berjalan
seperti yang diharapkan karena berbagai masalah. PLN berharap masalahmasalah yang menghambat pengembangan panas bumi tersebut dapat segera
diatasi.

4.4 TENAGA AIR


Potensi tenaga air di Indonesia menurut Hydro Power Potential Study (HPPS)
pada tahun 1983 adalah 75.000 MW, dan angka ini diulang kembali pada Hydro
power inventory study pada tahun 1993. Namun pada laporan Master Plan
Study for Hydro Power Development in Indonesia oleh Nippon Koei pada tahun
2011, potensi tenaga air setelah menjalani screening lebih lanjut36 adalah
26.321 MW, yang terdiri dari proyek yang sudah beroperasi (4.338 MW), proyek
yang sudah direncanakan dan sedang konstruksi (5.956 MW) dan potensi baru
(16.027 MW). Dalam laporan studi tahun 2011 tersebut, potensi tenaga air
diklasifikasikan dalam 4 kelompok sesuai tingkat kesulitannya, mulai dari tidak
begitu sulit hingga sangat sulit. Berdasarkan hal tersebut studi ini
merekomendasikan daftar kandidat proyek PLTA seperti pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kandidat Proyek PLTA Berdasarkan Masterplan Of Hydro Power Development
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

NAMA
Peusangan12
JamboPapeun3
Kluet1
Meulaboh5
Peusangan4
Kluet3
Sibubung1
Seunangan3
Teunom1
Woyla2
Ramasan1
Teripa4
Teunom3
Tampur1
Teunom2
PadangGuci2
Warsamson
Jatigede
UpperCisokanPS
Matenggeng
Merangin2
Merangin5
Maung
Kalikonto2
KarangkatesExt.
GrinduluPS3
K.KontoPS

TIPE PROVINSI
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
RES
RES
RES
RES
RES
RES
RES
ROR
RES
RES
PST
PST
ROR
RES
RES
RES
PST
PST

Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Bengkulu
IrianJaya
Jabar
Jabar
Jabar
Jambi
Jambi
Jateng
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim

KAP.
(MW)
86
25
41
43
31
24
32
31
24
242
119
185
102
330
230
21
49
175
1000
887
350
24
360
62
100
1000
1000

COD
2015
2019
2019
2019
2019
2021
2021
2021
2023
2024
2024
2024
2024
2025
2026
2020
2019
2014
2015
2020
2016
2024
2028
2016
2018
2021
2027

PLN/
NO
NAMA
IPP
PLN
28 Pinoh
PLN
29 Kelai2
PLN
30 Besai2
PLN
31 Semung3
PLN
32 Isal2
PLN
33 Tina
PLN
34 Tala
PLN
35 WaiRantjang
PLN
36 Bakaru(2nd)
PLN
37 Poko
PLN
38 Masuni
PLN
39 Mong
PLN
40 Batu
PLN
41 Poso2
PLN
42 Poso1
PLN
43 Lariang6
PLN
44 Konaweha3
PLN
45 Lasolo4
PLN
46 Watunohu1
PLN
47 Tamboli
PLN
48 Sawangan
PLN
49 Poigar3
PLN
50 Masang2
PLN
51 Sinamar2
PLN
52 Sinamar1
PLN
53 Anai1
PLN

TIPE PROVINSI
RES
RES
ROR
ROR
RES
ROR
RES
ROR
ROR
RES
RES
RES
RES
ROR
ROR
RES
RES
RES
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR

Kalbar
Kaltim
Lampung
Lampung
Maluku
Maluku
Maluku
NTT
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sulteng
Sulteng
Sulteng
Sulteng
Sulteng
Sultra
Sultra
Sulut
Sulut
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar

KAP.
(MW)
198
168
44
21
60
12
54
11
126
233
400
256
271
133
204
209
24
100
57
26
16
14
40
26
37
19

COD
2020
2020
2020
2020
2019
2020
2021
2020
2016
2020
2023
2024
2027
2011
2011
2024
2026
2026
2020
2020
2014
2018
2020
2020
2020

PLN/
NO
NAMA
IPP
PLN
54 BatangHari4
PLN
55 Kuantan2
PLN
56 Endikat2
PLN
57 Asahan3
PLN
58 Asahan45
PLN
59 Simanggo2
PLN
60 Kumbih3
PLN
61 Sibundong4
PLN
62 Bila2
PLN
63 Raisan1
PLN
64 Toru2(TapanuliUtara)
PLN
65 Ordi5
PLN
66 Ordi3
PLN
67 Siria
PLN
68 LakeToba
PLN
69 Toru3(TapanuliUtara)
PLN
70 LaweMamas
PLN
71 SimpangAur
PLN
72 Rajamandala
PLN
73 Cibareno1
PLN
74 Mala2
PLN
75 Malea
PLN
76 BontoBatu
PLN
77 Karama1
PLN
78 Gumanti1
PLN
79 Wampu

TIPE PROVINSI
RES
RES
ROR
ROR
RES
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
PST
RES
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
RES
ROR
ROR

Sumbar
Sumbar
Sumsel
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Aceh
Bengkulu
Jabar
Jabar
Maluku
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sumbar
Sumut

KAP.
(MW)
216
272
22
174
60
59
42
32
42
26
34
27
18
17
400
228
50
29
58
18
30
182
100
800
16
84

COD
2027
2028
2019
2015
2017
2018
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2026
2016
2014
2014
2020
2020
2017
2017
2022
2020
2016

PLN/
IPP
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

36

Screening yang melihat kesulitan dari aspek status kehutanan (nature forest reserve), sosial
(resettlement), luas reservoir.

RUPTL 2011- 2020

49

COD yang dimaksud pada tabel 4.3 adalah COD tercepat menurut master plan
namun dapat diubah sesuai kebutuhan.
PLN bermaksud akan mengembangkan sebagian besar dari potensi tenaga air
tersebut sebagai proyek PLN.

4.5 ENERGI BARU DAN TERBARUKAN LAINNYA


Bentuk EBT lainnya yang tersedia di Indonesia adalah biomasa, energi
matahari dan energi kelautan. Besarnya potensi dan pemanfaatan energi
terbarukan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Potensi dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan

No

Energi Baru dan


Terbarukan

Sumber Daya

Kapasitas Terpasang

Rasio
(%)

4 = 3/2

Mini/Mikrohidro

Biomass

500 MWe

86,1 MWe

17,22

49.810 Mwe

445,0 MWe

0,89

Tenaga Surya

4,80 kWh/m /hari

12,1 MWe

Tenaga Angin

9.290 MWe

1,1 MWe

0,01

Kelautan

240 GWe

1,1 MWe

0,01

Sumber: Draft KEN 2010-2050

4.6 NUKLIR
Dalam RUPTL ini belum terdapat program pengembangan tenaga nuklir. Hal ini
terjadi karena dalam proses optimisasi pemilihan kandidat pembangkit, ternyata
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak dapat bersaing dengan jenis
pembangkit baseload lainnya, yaitu PLTU batubara kelas 1.000 MW ultra
supercritical.
Kesulitan terbesar dalam merencanakan PLTN adalah tidak jelasnya biaya
kapital dan biaya O&M yang terkait dengan spent fuel disposal, dan biaya
decommisioning. Untuk biaya kapital misalnya, sebuah studi bersama antara
PLN dan sebuah perusahaan listrik dari luar negeri mengindikasikan biaya
pembangunan PLTN sebesar $ 1.700/kW (EPC saja) atau $ 2.300/kW (setelah
memperhitungkan biaya bunga pinjaman selama konstruksi). Angka tersebut
kini dipandang terlalu rendah, karena menurut laporan mutakhir (tahun 2009),

50

RUPTL 2011- 2020

biaya pembangunan PLTN pada beberapa negara telah mencapai US$ 3.500
hingga US$ 5.500 /kW.
Selain itu harga uranium dunia juga terus naik sejalan dengan kebangkitan
program tenaga nuklir pada banyak negara di dunia. Harga uranium yang pada
tahun 2006 adalah sekitar US$ 30/lb, saat ini telah mencapai US$ 130/lb.
Kenaikan harga uranium ini sebetulnya tidak banyak mempengaruhi
keekonomian PLTN mengingat beroperasinya PLTN hanya memerlukan
uranium dalam jumlah sedikit, namun tetap saja kenaikan harga uranium dunia
ini perlu terus dipantau.
Dengan semakin mahalnya harga BBM yang juga diikuti oleh kenaikan harga
energi primer lainnya seperti batubara dan gas alam, dan semakin nyatanya
ancaman emisi karbon terhadap perubahan iklim global, telah membuat PLTN
menjadi salah satu opsi sumber energi yang sangat menarik untuk ikut
memenuhi kebutuhan listrik Indonesia apabila biaya EPC, biaya pengelolaan
spent fuel dan biaya decomisioning telah menjadi semakin jelas.
Disadari bahwa pengambilan keputusan untuk membangun PLTN tidak
semata-mata didasarkan pada pertimbangan keekonomian dan keenergian,
namun juga pertimbangan lain seperti aspek politik, keselamatan, penerimaan
sosial, budaya dan lingkungan. Apalagi dengan terjadinya kecelakaan PLTN
Fukushima Daichi pada bulan Maret 2011 yang sangat buruk dimana ribuan
penduduk yang semula bermukim di dekat PLTN tersebut harus diungsikan ke
daerah yang aman, telah menyebabkan eskalasi penentangan terhadap
pengembangan tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga listrik. Dengan adanya
berbagai aspek yang multi dimensional tersebut, program pembangunan PLTN
hanya dapat diputuskan oleh Pemerintah.

RUPTL 2011- 2020

51

BAB V
RENCANA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 2011 2020

5.1 KRITERIA PERENCANAAN


5.1.1 Perencanaan Pembangkit
5.1.1.1

Sistem Interkoneksi

Perencanaan sistem pembangkit bertujuan untuk mendapatkan konfigurasi


pengembangan pembangkit yang memberikan nilai NPV total biaya penyediaan
listrik termurah (least cost) dalam suatu kurun waktu periode perencanaan, dan
memenuhi kriteria keandalan tertentu. Konfigurasi termurah diperoleh melalui
proses optimasi suatu objective function yang mencakup NPV dari biaya
kapital, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan dan biaya energy
not served. Selain itu diperhitungkan juga nilai sisa (salvage value) dari
pembangkit yang terpilih pada tahun akhir perioda studi. Simulasi dan
optimisasi dilakukan dengan menggunakan model yang disebut WASP (Wien
Automatic System Planning).
Kriteria keandalan yang dipergunakan adalah Loss of Load Probability (LOLP)
lebih kecil dari 0.274%. Hal ini berarti kemungkinan/probabilitas terjadinya
beban puncak melampaui kapasitas pembangkit yang tersedia adalah lebih
kecil dari 0.274%.
Perhitungan kapasitas pembangkit dengan kriteria LOLP menghasilkan reserve
margin tertentu yang nilainya tergantung pada tingkat ketersediaan (availability)
setiap unit pembangkit, jumlah unit, ukuran unit, dan jenis unit37.
Pada sistem Jawa Bali, kriteria LOLP < 0.274% adalah setara dengan reserve
margin > 25-30% dengan basis daya mampu netto. Apabila dinyatakan dengan
daya terpasang, maka reserve margin yang dibutuhkan adalah sekitar 35%38.
Sedangkan untuk sistem-sistem di wilayah operasi Indonesia Timur dan Barat
ditetapkan sekitar 40% dengan mengingat jumlah unit pembangkit yang lebih

37

Unit tenaga air yang outputnya sangat dipengaruhi oleh variasi musim mempunyai nilai EAF
(equivalent availability factor) yang berdampak besar pada LOLP dan ketercukupan energi.
38
Dengan asumsi derating pembangkit sekitar 5%.
52

RUPTL 2011- 2020

sedikit, derating yang prosentasenya lebih besar, dan pertumbuhan yang lebih
tinggi dibanding Jawa Bali.
Pembangkit energi terbarukan, khususnya panasbumi dan tenaga air, dalam
proses optimisasi diperlakukan sebagai fixed system (dipaksa/ditetapkan
masuk sistem) pada tahun-tahun yang sesuai dengan kesiapan proyek
tersebut.
Rencana
pengembangan
kapasitas
pembangkitan
dibuat
dengan
memperhitungkan proyek-proyek yang sedang berjalan dan yang telah
committed39, baik proyek PLN maupun IPP, dan tidak memperhitungkan semua
pembangkit sewa serta excess power. Selain itu beberapa pembangkit
berbahanbakar minyak yang sudah tua, tidak efisien dan dapat digantikan
perannya dengan PLTU batubara, direncanakan akan dihapuskan (retired) atau
dibuat sebagai pembangkit stand by yang tidak dioperasikan tetapi tetap
dipelihara (mothballed).
Selanjutnya penambahan kapasitas pembangkit pemikul beban dasar
diutamakan berupa pembangkit berbahan bakar batubara, dan pembangkit
sumber energi terbarukan (panas bumi dan tenaga air non-reservoir).
Untuk kepentingan perhitungan proyeksi BPP jangka panjang, simulasi
produksi dilakukan dengan menggunakan neraca daya yang telah dimodifikasi
dengan mengeluarkan proyek-proyek pembangkit yang realisasinya
diperkirakan tidak pasti.
5.1.1.2

Sistem Kecil Tidak Interkoneksi / Isolated

Perencanaan pembangkitan pada sistem-sistem yang masih kecil dan belum


interkoneksi (isolated) tidak menggunakan metoda probabilistik maupun
optimisasi keekonomian, namun menggunakan metoda determinisitik. Pada
metoda ini, perencanaan dibuat dengan kriteria N-2, yaitu cadangan minimum
harus lebih besar dari 1 unit terbesar pertama dan 1 unit terbesar kedua.
Definisi cadangan disini adalah selisih antara daya mampu total pembangkit
yang ada dan beban puncak.

39

Yang dimaksud dengan proyek committed adalah proyek PLN yang telah jelas alokasi
pendanaannya, dan proyek IPP yang telah mempunyai Power Purchase Agreement (PPA) atau
paling tidak telah ada Head of Agreement (HOA).

RUPTL 2011- 2020

53

5.1.1.3

Life Extension dan Rehabilitasi Pembangkit Existing

Suatu pembangkit tenaga listrik didesain untuk beroperasi secara ekonomis


selama umur tekno-ekonomisnya (life-time). Sebuah unit pembangkit dapat
menjalani mid-life refurbishment untuk mempertahankan kapasitas, efisiensi,
menjaga kesiapan dan keandalan mesin yang sesuai sifatnya harus dipelihara
dan dilakukan penggantian parts yang aus. Kemudian, pada akhir umurnya
sebuah pembangkit masih dapat diperpanjang umurnya (life extension) dengan
melakukan rehabilitasi/refurbishment pada komponen-komponen tertentu.
RUPTL ini mencantumkan biaya investasi (capex) yang diperlukan untuk itu.
Keputusan untuk melakukan life-extension atau menutup/menghentikan suatu
pembangkit memerlukan kajian yang mencari solusi optimal antara opsi life
extension dan membangun pembangkit baru.

5.1.2 Perencanaan Transmisi


Perencanaan transmisi dibuat dengan menggunakan kriteria keandalan N-1,
baik statis maupun dinamis. Kriteria N-1 statis mensyaratkan apabila suatu sirkit
transmisi padam, baik karena mengalami gangguan maupun dalam
pemeliharaan, maka sirkit-sirkit transmisi yang tersisa harus mampu
menyalurkan keseluruhan arus beban, sehingga kontinuitas penyaluran tenaga
listrik terjaga. Kriteria N-1 dinamis mensyaratkan apabila terjadi gangguan
hubung singkat 3 fasa yang diikuti oleh hilangnya satu sirkit transmisi maka
tidak menyebabkan kehilangan ikatan sinkron antara suatu kelompok generator
dan kelompok generator lainnya.
Penambahan kapasitas transmisi direncanakan untuk memperoleh
keseimbangan antara kapasitas pembangkitan dan kebutuhan beban,
disamping untuk mengatasi bottleneck, meningkatkan keandalan sistem, dan
memenuhi kriteria mutu tegangan tertentu.
Kriteria yang pada umumnya diterapkan dalam RUPTL ini adalah kebutuhan
penambahan kapasitas trafo di suatu GI ditentukan pada saat pembebanan
trafo mencapai 70%-80%.
Jumlah unit trafo yang dapat dipasang pada suatu GI dibatasi oleh ketersediaan
lahan, kapasitas transmisi dan jumlah penyulang keluar yang dapat ditampung
oleh GI tersebut. Dengan kriteria tersebut suatu GI dapat mempunyai 3 atau
lebih unit trafo. Sebuah GI baru diperlukan jika GI-GI terdekat yang ada tidak
dapat menampung pertumbuhan beban lagi karena keterbatasan tersebut.
54

RUPTL 2011- 2020

Pengembangan GI baru juga dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan yang


baik di ujung jaringan tegangan menengah.
Pada RUPTL 2011-2020 ini juga direncanakan pembangunan GI minimalis,
yaitu sebuah GI dengan spesifikasi yang paling minimal (single busbar atau
bahkan tanpa busbar; peralatan proteksi & kontrol, supply AC/DC & battery
dikemas dalam kontainer; tanpa operator) dan konfigurasi GI taping (single pi
atau T) namun dapat terus dikembangkan hingga menjadi sebuah GI yang
lengkap/sempurna. Penerapan GI minimalis hanya dilakukan pada daerah yang
sudah dilalui transmisi 150 kV eksisting. Tujuan pembangunan GI minimalis ini
adalah untuk dapat mengambil alih beban sistem isolated secara lebih cepat
dari timing normal kebutuhan GI, pada sistem yang selama ini masih
dioperasikan dengan PLTD. GI minimalis juga dapat diterapkan untuk memasok
lokasi yang sebelumya dipasok dari jaringan 20 kV yang sangat panjang dan
mengalami drop tegangan yang besar.

5.1.3 Perencanaan Distribusi


Perencanaan sistem distribusi dibuat dengan memperhatikan kriteria sebagai
berikut:

Membatasi panjang maksimum saluran distribusi (JTM dan JTR) untuk


menjaga agar tegangan pelayanan sesuai standar SPLN 72:1987.

Konfigurasi JTM untuk kota-kota besar dapat berupa topologi jaringan yang
lebih andal seperti spindle, sementara konfigurasi untuk kawasan luar kota
minimal berupa saluran radial yang dapat dipasok dari 2 sumber.

Mengendalikan susut teknis jaringan distribusi pada tingkat yang optimal.

Program listrik desa dilaksanakan dalam kerangka perencanaan sistem


kelistrikan secara menyeluruh dan tidak memperburuk kinerja jaringan dan
biaya pokok penyediaan.

Selain itu perencanaan sistem distribusi juga diarahkan untuk meningkatkan


kontinuitas pasokan kepada pelanggan (menekan SAIDI dan SAIFI) dengan
upaya:

Membangun SCADA Distribusi untuk ibukota propinsi dan kota-kota lain


yang minimal dipasok oleh 2 Gardu Induk dan 15 feeder,

RUPTL 2011- 2020

55

Mengoptimalkan pemanfaatan recloser atau AVS yang terpasang di SUTM,


dikoordinasikan dengan reclosing relay penyulang di GI. Memonitor
pengoperasian recloser atau AVS, dan menyempurnakan metode
pemeliharaan-periodiknya.

Dimungkinkan menggunakan DAS (Distribution Automation System) pada


daerah yang sangat padat beban dan potensi pendapatan tinggi.

Sasaran perencanaan sistem distribusi adalah menyediakan sarana


pendistribusian tenaga listrik yang cukup, andal, berkualitas, efisien, dan susut
teknis wajar.
Perencanaan kebutuhan fisik jaringan distribusi dikelompokkan dalam dua
kegiatan, yaitu penyambungan pelanggan dan perkuatan distribusi dengan
perincian sebagai berikut:
Perluasan sistem distribusi untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan
energi listrik
Mempertahankan/meningkatkan keandalan (reliability)
pelayanan tenaga listrik pada pelanggan (power quality).

dan

kualitas

Menurunkan susut teknis jaringan


Rehabilitasi jaringan tua.
Pengembangan dan perbaikan sarana pelayanan
Kebutuhan fisik yang diperlukan untuk perluasan sistem distribusi dalam rangka
mengantisipasi pertumbuhan beban puncak sebagai akibat pertumbuhan
penjualan energi merupakan fungsi dari beberapa variabel yaitu antara lain:
Beban puncak di sisi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR),
Luas area yang dilayani,
Distribusi beban (tersebar merata, terkonsentrasi, dsb),
Jatuh tegangan maksimum yang diperbolehkan pada jaringan,
Ukuran penampang konduktor yang dipergunakan,
Fasilitas sistem distribusi terpasang (jaringan tegangan menengah/JTM,
gardu distribusi/GD, jaringan tegangan rendah/JTR, automatic voltage
regulator/AVR dsb).
Dengan didorongnya pengembangan energi terbarukan oleh pemerintah seperti
dimaksud dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 tahun 2009, maka
pembangkit energi terbarukan sampai dengan 10 MW dapat tersambung
langsung ke jaringan distribusi. Penyambungan pembangkit tersebut harus
memenuhi ketentuan Aturan Distribusi (Distribution Code).
56

RUPTL 2011- 2020

5.2 ASUMSI DALAM PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK


Merujuk pada Pasal 28 dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan, PLN selaku Pemegang Ijin Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik untuk Umum wajib menyediakan tenaga listrik secara terusmenerus, dalam jumlah yang cukup dan dengan mutu dan keandalan yang
baik. Dengan demikian PLN harus mampu melayani kebutuhan tenaga listrik
saat ini maupun di masa yang akan datang agar PLN dapat memenuhi
kewajiban yang diminta oleh Undang-Undang tersebut. Sebagai langkah awal
PLN harus dapat memperkirakan kebutuhan tenaga listrik paling tidak hingga
10 tahun ke depan.
Kebutuhan tenaga listrik pada suatu daerah didorong oleh tiga faktor utama,
yaitu pertumbuhan ekonomi, program elektrifikasi dan pengalihan captive power
ke jaringan PLN.
Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian yang sederhana adalah proses
meningkatkan output barang dan jasa. Proses tersebut memerlukan tenaga
listrik sebagai salah satu input untuk menunjangnya, disamping input-input
barang dan jasa lainnya. Disamping itu hasil dari pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan pendapatan masyarakat yang mendorong peningkatan permintaan
barang-barang / peralatan listrik seperti radio, TV, AC, lemari es dan lainnya.
Akibatnya permintaan tenaga listrik akan meningkat.
Faktor kedua adalah program elektrifikasi. Sebagai upaya PLN untuk
mendukung program pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi maka
PLN perlu melistriki semua masyarakat yang ada dalam wilayah usahanya. Hal
ini secara langsung akan menjaga eksistensi wilayah usaha PLN dan sekaligus
meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia, khususnya pada daerah-daerah
yang telah menjadi wilayah usaha PLN.
PLN dalam RUPTL ini berencana untuk menambah pelanggan baru yang
besar, yaitu rata-rata 2,6 juta per tahun, sehingga rasio elektrifikasi akan
mencapai 94% pada tahun 2020. Penambahan pelanggan baru tersebut tidak
hanya mencakup mereka yang berada di wilayah usaha PLN saat ini tetapi juga
mencakup mereka yang berada di luar wilayah usaha.
Faktor ketiga yang menjadi pendorong pertumbuhan permintaan tenaga listrik
PLN adalah pengalihan dari captive power (penggunaan pembangkit sendiri

RUPTL 2011- 2020

57

berbahan bakar minyak) menjadi pelanggan PLN. Captive power ini timbul
sebagai akibat dari ketidakmampuan PLN memenuhi permintaan pelanggan di
suatu daerah, terutama pelanggan industri dan bisnis. Bilamana kemampuan
PLN untuk melayani di daerah tersebut telah meningkat, maka captive power ini
dengan berbagai pertimbangannya akan beralih menjadi pelanggan PLN.
Pengalihan captive power ke PLN juga didorong oleh tingginya harga BBM
untuk membangkitkan tenaga listrik milik konsumen industri / bisnis, sementara
harga jual listrik PLN relatif lebih murah. Faktor ketiga ini sangat bergantung
kepada kemampuan pasokan PLN di suatu daerah/sistem kelistrikan dan
skema bisnis jual beli listrik PLN dengan captive power, jadi tidak berlaku
umum.
Faktor lain yang bisa mempengaruhi pertumbuhan kebutuhan listrik adalah
kemampuan finansial perusahaan untuk melakukan investasi dalam rangka
melayani kebutuhan pelanggan dan masyarakat untuk mendapatkan pasokan
listrik yang cukup dan andal. Penyambungan pelanggan baru tergantung dari
ketersediaan pendanaan.
Penyusunan prakiraan kebutuhan listrik dibuat dengan menggunakan sebuah
model prakiraan beban yang disebut Simple-E. Model ini merupakan metode
regresi yang menggunakan data historis dari penjualan energi listrik, daya
tersambung, jumlah pelanggan, pertumbuhan ekonomi, dan populasi untuk
membentuk persamaan yang fit. Kemudian untuk memproyeksikan kebutuhan
listrik ke depan dipilih variabel bebas yang mempunyai pengaruh besar
(korelasi yang kuat) terhadap permintaan listrik, yaitu pertumbuhan ekonomi
dan populasi. Dalam hal terdapat daftar tunggu yang cukup besar, maka
digunakan juga daya tersambung sebagai variabel. Aplikasi ini dilengkapi juga
dengan fasilitas melihat tingkat ketelitian dari model yang dibentuk seperti
parameter tingkat korelasi, dan uji statistik.

5.2.1 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan perekonomian Indonesia selama 11 tahun terakhir yang
dinyatakan dalam produk domestik bruto (PDB) dengan harga konstan tahun
2000 mengalami kenaikan rata-rata 5,18% per tahun, atau lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan 4 tahun terakhir yang mencapai 5,5% 6,32%
seperti diperlihatkan pada Tabel 5.1.

58

RUPTL 2011- 2020

Tabel 5. 1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


PDB

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

PDB (Triliun Rp)

1.39

1.44

1.50

1.57

1.66

1.75

1.85

1.96

2.08

2.17

2.22

Growth PDB (%)

4,90

3,83

4,31

4,78

5,05

5,67

5,50

6,32

6,06

4,50

6,08

Sumber: Statistik Indonesia, BPS

Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 yang relatif rendah (4,5%) sebagaimana


terlihat pada tabel 5.1 disebabkan oleh imbas krisis financial global yang terjadi
pada tahun 2008 dan berlanjut ke 2009. Perekonomian Indonesia kembali pulih
pada tahun 2010 dengan pertumbuhan 6,1%. Pemerintah memandang
pertumbuhan ekonomi akan semakin membaik sebagaimana dituangkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2011-2014.
Memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi tersebut diatas, maka RUPTL
ini mengadopsi asumsi pertumbuhan ekonomi nasional yang digunakan dalam
RPJMN 2011-2014 dan Draft RUKN 2010 2029 untuk periode diatas 2014
sebesar 6,9% per tahun, selanjutnya oleh PLN angka tersebut dijabarkan
menjadi seperti diperlihatkan pada Tabel 5.2.

Tabel 5. 2 Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Wilayah

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Indonesia

6,2

6,5

7,2

7,4

6,9

6,9

6,9

6,9

6,9

6,9

Jawa Bali

6,1

6,3

7,0

7,2

6,7

6,7

6,7

6,7

6,7

6,7

Luar Jawa Bali

7,3

7,7

8,5

8,8

8,2

8,2

8,2

8,2

8,2

8,2

5.2.2 Pertumbuhan Penduduk


Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237,6 juta orang dan
jumlah rumah tangga 61,4 juta KK berdasar sensus penduduk tahun 2010.
Sedangkan untuk memperkirakan jumlah penduduk hingga tahun 2020 PLN
menggunakan laju pertumbuhan penduduk yang diperkirakan oleh Bappenas
dan Badan Pusat Statistik dalam buku Proyeksi Penduduk Indonesia 20002025 [1] edisi tahun 2008.
Pada Tabel 5.3 dapat dilihat perkiraan pertumbuhan penduduk untuk Jawa-Bali,
luar Jawa-Bali dan Indonesia sepuluh tahun mendatang.

RUPTL 2011- 2020

59

Tabel 5. 3 Pertumbuhan Penduduk (%)


Tahun

Indonesia

Jawa - Bali

Luar Jawa
Bali

2011

1,18

0,92

1,56

2012

1,15

0,90

1,53

2013

1,12

0,87

1,49

2014

1,09

0,84

1,46

2015

1,06

0,81

1,42

2016

1,03

0,78

1,39

2017

1,00

0,75

1,35

2018

0,96

0,71

1,31

2019

0,92

0,67

1,26

2020

0,88

0,63

1,22

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 2025 [1]

5.3 PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK 2011 - 2020


Menunjuk asumsi-asumsi pada butir 5.2, kebutuhan tenaga listrik selanjutnya
diproyeksikan dan hasilnya diberikan pada Tabel 5.5. Dari tabel tersebut dapat
dilihat bahwa kebutuhan energi listrik pada tahun 2020 akan menjadi
328,3 TWh, atau tumbuh rata-rata 8,5% per tahun. Sedangkan beban puncak
non coincident pada tahun 2020 akan menjadi 55.053 MW atau tumbuh ratarata sebesar 8,14% per tahun.

Tabel 5. 4 Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan


Beban Puncak Periode 2010 2020

60

Tahun

Pertumbuhan

Sales

Jumlah Beban
Puncak
(non-coincident)
MW
25.177

TWh

2010

Ekonomi
%
6,1

145,7

2011

6,2

162,4

27.792

2012

6,5

177,8

30.345

2013

7,2

193,4

32.856

2014

7,4

210,1

35.456

2015

6,9

227,6

38.361

2016

6,9

246,2

41.444

2017

6,9

264,6

44.496

2018

6,9

284,4

47.768

2019

6,9

305,7

51.301

2020

6,9

328,3

55.053

RUPTL 2011- 2020

Proyeksi jumlah pelanggan pada tahun 2011 adalah sebesar 45,8 juta dan akan
bertambah menjadi 69,0 juta pada tahun 2020 atau bertambah rata-rata 2,7 juta
per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio
elektrifikasi dari 71,9% pada tahun 2011 menjadi 94,4% pada tahun 2020.
Proyeksi jumlah penduduk, pertumbuhan pelanggan dan rasio elektrifikasi
diperlihatkan pada Tabel 5.5.

Tabel 5. 5 Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan


Rasio Elektrifikasi Periode 2011 2020

Tahun

Penduduk Pelanggan Rasio Elek.


Juta

Juta

2011

241.0

45.8

71.9

2012

243.9

48.2

74.4

2013

246.9

50.8

77.1

2014

249.7

53.4

79.9

2015

252.5

56.1

82.7

2016

255.3

58.8

85.5

2017

258.0

61.4

87.9

2018

260.7

64.1

90.3

2019

262.6

66.7

92.7

2020

264.9

69.0

94.4

Rasio
Elek
RUKN
%

83.2

92.2

Dibandingkan dengan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah dalam


RUKN tahun 2008-2027, rasio elektrifikasi dalam RUPTL ini pada tahun 2015
diproyeksikan akan sedikit lebih tinggi daripada RUKN (0,3%) sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 5.5.

RUPTL 2011- 2020

61

Tabel 5. 6 Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio Elektrifikasi


Unit
1.Energy Demand
- Indonesia
- Jawa-Bali
- Indonesia Timur
- Indonesia Barat
2.Pertumbuhan
- Indonesia
- Jawa-Bali
- Indonesia Timur
- Indonesia Barat
3.Rasio Elektrifikasi
- Indonesia
- Jawa-Bali
- Indonesia Timur
- Indonesia Barat

2011

2012

2014

2016

2018

2020

TWh

162,4
125,2
13,1
24,0

177,8
135,8
15,1
26,9

210,1
158,5
18,7
32,9

246,2
184,5
22,4
39,3

284,4
211,1
26,6
46,6

328,3
241,2
31,7
55,3

11,5
10,4
16,4
14,5

9,5
8,4
15,1
12,0

8,6
8,0
10,6
10,4

8,2
7,9
9,2
9,1

7,5
7,0
9,2
8,8

7,4
6,8
9,1
9,0

71,9
72,8
65,5
74,3

74,4
75,4
67,6
76,7

79,9
81,5
72,1
81,5

85,5
88,1
76,7
85,0

90,3
93,7
81,3
88,2

94,4
97,8
86,4
91,6

Proyeksi prakiraan kebutuhan listrik periode 20112020 ditunjukkan pada Tabel


5.6 dan Gambar 5.1. Pada periode 2011-2020 kebutuhan listrik sistem Jawa
Bali diperkirakan akan meningkat dari 125,2 TWh pada tahun 2011 menjadi
241,2 TWh pada tahun 2020, atau tumbuh rata-rata 7,8% per tahun. Untuk
Indonesia Timur pada periode yang sama kebutuhan listrik akan meningkat dari
13,1 TWh menjadi 31,7 TWh atau tumbuh rata-rata 10,8% per tahun. Wilayah
Indonesia Barat tumbuh dari 24,0 TWh pada tahun 2011 menjadi 55,3 TWh
pada tahun 2020 atau tumbuh rata-rata 10,2% per tahun.
24
TWh

55
TWh
2011 2020

IB : 10,2%

31
13 TWh
TWh

IT : 10,8%
125
TWh

241
TWh

JB : 7,8%
Gambar 5.1 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2011 dan 2020

62

RUPTL 2011- 2020

Proyeksi penjualan tenaga listrik per kelompok pelanggan dapat dilihat pada
Gambar 5.2. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa pada sistem Jawa Bali
kelompok pelanggan industri mempunyai porsi yang sangat besar, yaitu 40%
dari total penjualan. Sedangkan di Indonesia Timur dan Indonesia Barat porsi
pelanggan industri adalah cukup kecil, yaitu masing-masing hanya 10% dan
17%. Pelanggan residensial masih mendominasi penjualan hingga tahun 2020,
yaitu 59% untuk Indonesia Timur dan 60% untuk Indonesia Barat.
300,000

350,000
300,000

250,000

Indonesia

JawaBali

250,000

200,000

200,000

Industri

150,000

Publik
Bisnis

100,000

150,000

Residensial

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

60,000

35,000
30,000

50,000
40,000

Publik
Bisnis

50,000

Residensial

50,000

Industri

100,000

IndonesiaBarat

20,000

Industri
Publik
Bisnis

30,000
20,000

IndonesiaTimur

25,000

Industri
Publik
Bisnis

15,000
10,000

Residensial

10,000

Residensial

5,000
0

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 5.2 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2011-2020


Proyeksi penjualan pada RUPTL 2011-2020 sedikit lebih tinggi daripada draft RUKN 20102029, namun lebih rendah daripada RUKN 2008-2027 seperti terlihat pada Gambar 5.3.
450.0
400.0
350.0
300.0
250.0
200.0
150.0
100.0
50.0

2010

2011

2012

2013
RUPTL

2014

2015

RUKN0827

2016

2017

2018

2019

2020

RUKN1029

Gambar 5.3 Perbandingan Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik RUPTL dan RUKN

RUPTL 2011- 2020

63

5.4 RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGKIT


5.4.1 Kategorisasi Kandidat Pembangkit
5.4.1.1

Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur

Kandidat pembangkit yang digunakan pada simulasi penambahan pembangkit


di Indonesia Barat dan Timur cukup bervariasi tergantung kepada kapasitas
sistem. Untuk sistem Sumatera misalnya, kandidat PLTU batubara adalah
100 MW, 200 MW, 300 MW dan 400 MW. PLTG pemikul beban puncak 100
MW. Untuk sistem Kalimantan dan Sulawesi, kandidat PLTU batubara adalah
25 MW, 50 MW dan 100 MW dengan PLTG pemikul beban puncak 25-30 MW
dan 50 MW. Sistem lainnya menggunakan kandidat pembangkit yang lebih
kecil.
5.4.1.2

Sistem Jawa-Bali

Pada sistem Jawa-Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan untuk


rencana pengembangan adalah PLTU batubara ultra supercritical kelas 1.000
MW dan supercritical 600 MW, PLTGU LNG/gas alam 750 MW, PLTG BBM
pemikul beban puncak 200 MW dan PLTA Pumped Storage 250 MW40. Selain
itu terdapat beberapa PLTP kelas 55 MW dan 110 MW, serta PLTA. PLTN jenis
pressurised water reactor kelas 1.000 MW juga disertakan sebagai kandidat
dalam model optimisasi perencanaan pembangkitan.
Pemilihan ukuran unit PLTU batubara untuk sistem Jawa-Bali sebesar
1.000 MW per unit didasarkan pada pertimbangan efisiensi41 dan kesesuaian
dengan ukuran sistem tenaga listrik Jawa-Bali yang beban puncaknya sudah
akan melampaui 25.000 MW.
Asumsi harga bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 5.7.

40
41

Mengacu pada desain PLTA Pumped Storage Upper Cisokan


Mengambil benefit dari economies of scale dan menggunakan teknologi boiler supercritical yang mempunyai
efisiensi jauh lebih tinggi daripada teknologi subcritical.

64

RUPTL 2011- 2020

Tabel 5. 7 Asumsi Harga Bahan Bakar


Jenis Energi Primer

Harga

Nilai Kalor

Batubara Sub Bituminous

USD 80/Ton

5.100 kcal/kg

Batubara Lignite

USD 50/Ton

4.200 kcal/kg

Batubara Lignite di Mulut Tambang

USD 35/Ton

4.200 kcal/kg

Gas alam

USD 6/MMBTU

252.000 kcal/Mscf

LNG

USD 10/MMBTU

252.000 kcal/Mscf

HSD *)

USD 0,78/Liter

9.070 kcal/l

MFO *)

USD 0,62/Liter

9.370 kcal/l

Uap Panas Bumi


Uranium

(tidak mempengaruhi hasil simulasi perencanaan


karena diperlakukan sebagai fixed plant)
USD 120/lb

*) Harga tersebut adalah untuk harga crude oil US$95/barrel

5.4.2 Program Percepatan Pembangkit Berbahan


(Perpres No. 71/2006 jo Perpres No.59/2009)

bakar

Batubara

Dengan Peraturan Presiden No.71 tahun 2006 yang direvisi dengan Peraturan
Presiden No. 59 tahun 2009, Pemerintah telah menugaskan PT PLN (Persero)
untuk membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara sebanyak
kurang lebih 10.000 MW untuk memperbaiki fuel mix dan sekaligus juga
memenuhi kebutuhan demand listrik di seluruh Indonesia. Program ini dikenal
sebagai Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW. Berdasar penugasan
tersebut PLN pada saat ini tengah membangun sejumlah proyek pembangkit
dengan kapasitas dan perkiraan tahun operasi diperlihatkan pada Tabel 5.8.

RUPTL 2011- 2020

65

Tabel 5. 8 Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW


(Peraturan Presiden No.71/2006 jo Perpres No.59/2009)
Nama Pembangkit

Kapasitas
(MW)

Tahun
Operasi

PLTU 2 di Banten (Labuan)

2x315

2009-2010

3x330

2011

1x625

2011

3x315

2011-2012

3x350

2012-2013

2x315

2011

1x600

2014

2x315

2012

1x660

2012

2x300

2013

PLTU di NAD (Meulaboh)

2x110

2012

PLTU 2 di Sumut
(Pangkalan Susu)

2x220

2012

PLTU 1 di Riau (Bengkalis)

2x10

2012

PLTU Tenayan di Riau

2x110

PLTU di Kepri (Tanjung


Balai)

PLTU di Jabar Utara


(Indramayu)
PLTU 1 di Banten
(Suralaya Unit 8)
PLTU 3 di Banten (Lontar)
PLTU di Jabar Selatan
(Pelabuhan Ratu)
PLTU 1 di Jateng
(Rembang)
PLTU 2 di Jateng (PLTU
Adipala)
PLTU 1 di Jatim (Pacitan)
PLTU 2 di Jatim (Paiton
Unit 9)
PLTU 3 di Jatim
(Tanjung Awar-awar)

PLTU 4 di Babel (Belitung)


PLTU 3 di Babel (Air
Anyer)
PLTU 2 di Riau (Selat
Panjang)
PLTU 2 di Kalbar (Pantai
Kura-Kura)
PLTU di Sumbar
(Teluk Sirih)

Kapasitas
(MW)

Tahun
Operasi

2x112

2012-2013

2x100

2012

2x50

2012

2x100

2013-2014

2x60

2012-2013

2x65

2011

2x25

2011

2x25

2012-2013

2x7

2012

2x10

2012

2x7

Batal

2x15

2012-2013

PLTU di Sultra (Kendari)

2x10

2011-2012

2014

PLTU di Sulsel (Barru)

2x50

2012

2x7

2011

PLTU 2 di NTB
(Lombok)

2x25

2012

2x16.5

2012

PLTU 1 di NTT (Ende)

2x7

2012

2x30

2010-2011

PLTU 2 di NTT
(Kupang)

2x15

2012

2x5

Batal

PLTU 1 di NTB (Bima)

2x10

2012

2x27,5

2012-2013

PLTU 1 Sulut

2x25

2014

2x112

2012-2013

PLTU 2 di Kalteng

2x7

Batal

Nama Pembangkit
PLTU di Sumbar
(Teluk Sirih)
PLTU di Lampung
(Tarahan Baru)
PLTU 1 di Kalbar
(Parit Baru)
PLTU di Kaltim
(Kariangau)
PLTU 1 di Kalteng
(Pulang Pisau)
PLTU di Kalsel
(Asam-Asam)
PLTU 2 di Sulut
(Amurang)
PLTU di Gorontalo
PLTU di Maluku Utara
(Tidore)
PLTU 2 di Papua
(Jayapura)
PLTU 1 di Papua
(Timika)
PLTU di Maluku
(Ambon)

Sampai dengan Desember 2010 pembangunan Proyek PerPres 71 yang telah


selesai dan beroperasi komersial adalah hanya PLTU Labuan Unit 1 dan unit 2
(2x300 MW), sedangkan pembangkit lain yang semula dijadwalkan selesai
66

RUPTL 2011- 2020

dalam tahun 2010 ternyata mundur ke tahun 2011 sebesar 4.165 MW, yaitu
Suralaya Unit 8 (625 MW), Indramayu Unit 1-2-3 (3x330 MW), Lontar 1-2
(2x315 MW) dan Rembang unit 1-2 (2x315 MW).
Pada tahun 2012 dijadwalkan proyek-proyek sebanyak 1.365 MW berikut akan
beroperasi: Pacitan 1-2 (2x315MW), Paiton baru (660 MW), Lontar Unit 3 (315
MW), Pelabuhan Ratu 1-2 (2x350 MW), dan Tanjung Awar-awar 1 (350 MW).
Sedangkan pada tahun 2013 akan beroperasi PLTU Pelabuhan Ratu 3 (350
MW) dan Tanjung Awar-awar 2 (350 MW), dan selanjutnya pada 2014 akan
beroperasi PLTU Adipala (660 MW).
Proyek-proyek pembangkit PerPres 71 di Jawa Bali mengalami keterlambatan
rata-rata 1 tahun, sedangkan proyek-proyek di luar Jawa Bali akan mengalami
keterlambatan lebih dari itu. Keterlambatan tersebut terutama disebabkan oleh
financing yang terlambat dan permasalahan konstruksi.
Untuk Indonesia Barat dan Timur proyek pembangkit yang akan mulai
beroperasi 2011 adalah PLTU Tanjung Balai Karimun, PLTU Tarahan, PLTU
Bangka, PLTU Asam-Asam, PLTU 2 Sulut, dan PLTU Kendari, sedangkan
sebagian besar akan beroperasi tahun 2012-2013.

5.4.3 Program Percepatan Pembangkit Tahap 2


Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 (FTP2) yang ditetapkan dengan
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No. 02/2010 jo No. 15/2010 mencakup PLTU batubara
3.391 MW, PLTP 3.967 MW, PLTGU 860 MW, PLTG 100 MW dan PLTA 1.204
MW, dengan kapasitas total 9.522 MW.
Dalam perjalanannya proyek-proyek yang termasuk dalam program tersebut
banyak mengalami keterlambatan dan beberapa telah diusulkan kepada
Kementerian ESDM untuk dibatalkan karena masalah-masalah seperti
kekurangan pasokan gas dan ketidaksiapan pengembangan panas bumi.
Proyek-proyek yang diusulkan untuk dibatalkan adalah PLTGU Muara Tawar
add-on Blok 3-4, PLTU Bali Timur, PLTP Darajat, PLTP Salak, PLTGU Senoro,
PLTU Masohi, PLTU Waingapu, PLTU Moutong. Selain itu juga terdapat proyek
yang diusulkan untuk dikeluarkan dari FTP2 karena akan didanai dengan APBN
yaitu PLTU Sampit, PLTU Kotabaru, PLTU Tidore dan PLTG Kaltim (peaking).

RUPTL 2011- 2020

67

Di samping itu juga terdapat beberapa proyek yang berubah status dan jadwal
yaitu PLTGU Bangkanai (IPP) menjadi PLTG Bangkanai (PLN), beberapa
PLTU kecil menjadi PLTGB dan hampir semua PLTP terlambat.
Selain mengusulkan pembatalan beberapa proyek, PLN juga mengusulkan
tambahan beberapa proyek pembangkit EBT seperti PLTA dan PLTP yang baru
saja memperoleh penetapan WKP oleh Kementerian ESDM berikut transmisi
terkaitnya. Proyek PLTA yang diusulkan sebesar 516 MW antara lain PLTA
Rajamandala, PLTA Bonto Batu, PLTA Malea, PLTA Wampu, PLTA Semangka,
PLTA Hasang dan PLTA Peusangan-4. Sedangkan proyek PLTP yang
diusulkan sebesar 885 MW antara lain PLTP Gunung Endut, PLTP Gunung
Ciremai, PLTP Suoh Sekincau, PLTP Wai Ratai, PLTP Danau Ranau, PLTP
Simbolon Samosir, PLTP Sipoholon Ria-Ria, PLTP Bonjol dan PLTP Mataloko.
Usulan perubahan Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2010 yang telah
disampaikan PLN diberikan pada Tabel 5.9 dengan komposisi PLTU batubara
3.025 MW, PLTP 4.870 MW, PLTG 280 MW, PLTGB 64 MW dan PLTA 1.753
MW dengan kapasitas total 9.992 MW untuk jangka waktu sampai dengan
tahun 2019.
Tabel 5. 9 Rekap Proyek Percepatan Pembangkit Tahap 2
Pemilik

Satuan

PLTA

PLTG

PLTGB

PLTP

PLTU

Jumlah

PLN

MW

1,269

280

64

340

1,804

3,757

IPP

MW

484

4,530

1,221

6,235

Jumlah

MW

1,753

280

64

4,870

3,025

9,992

Porsi pembangkit EBT (PLTP dan PLTA) dalam FTP2 sesuai Tabel 5.9 akan
menjadi 66%. Pengembangan panas bumi sebanyak itu selama 10 tahun ke
depan merupakan suatu rencana pengembangan yang relatif sangat besar
untuk PLTP dengan jumlah investasi yang sangat tinggi42. Pengembangan ini
merupakan bagian dari rencana yang lebih besar lagi dalam RUPTL 2011-2020
ini yang mencapai 6.247 MW hingga tahun 2020.
Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 sebesar 9.992 MW tersebut terdiri
atas 3.757 MW sebagai proyek PLN dan 6.235 MW sebagai proyek IPP.
Namun demikian alokasi proyek Program Percepatan Pembangkit Tahap 2

42

Kebutuhan investasi sekitar US$ 9 milyar jika biaya pengembangan US$ 2.500/kW.

68

RUPTL 2011- 2020

tersebut masih akan tergantung pada hasil kajian kemampuan keuangan PLN
dalam membuat pinjaman baru.

5.4.4 Program Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) berdasarkan


PerPres No. 67/2005 jo PerPres No. 13/2010.
Pada saat ini terdapat 7 proyek yang terdapat dalam buku KPS 2011 seperti
dalam tabel 5.10.
Tabel 5. 10 Proyek yang terdapat dalam Buku KPS 2011
No

Nama Proyek

Kapasitas

Provinsi

Status

Keterangan

PLTU Jateng

2x1000 MW

Jateng

Sudah Tender

Sudah PPA

PLTU Jambi

2x400 MW

Jambi

Prioritas

Solicited karena ada dalam


RUPTL 2010-2019

PLTU Sumsel-9

2x600 MW

Sumsel

Potensial

Solicited

PLTU Sumsel-10

600 MW

Sumsel

Potensial

Solicited

PLTU Kaltim

2x100 MW

Kaltim

Potensial

Solicited

PLTU Sulut

2x55 MW

Sulut

Potensial

Solicited

PLTA Karama

450 MW

Sulbar

Prioritas

Unsolicited Usulan Pemprov


Sulbar

PLN mengusulkan proyek nomor 1 s.d. 6 sebagai proyek KPS.

5.4.5 Rencana Pengembangan PLTU Batubara Mulut Tambang


Dalam RUPTL 2011-2020 terdapat rencana pembangunan 7.310 MW PLTU
batubara mulut tambang di Sumatera sampai dengan tahun 2020, yang terdiri
dari 6.510 MW akan dikembangkan oleh IPP dan 800 MW oleh PLN.
Memperhatikan lokasi PLTU mulut tambang yang berada di dekat sumber
batubara yang tidak mempunyai akses untuk mentransportasi batubara keluar
dari sumber batubara tersebut dalam volume yang besar, PLN telah
mengusulkan agar harga batubara untuk PLTU mulut tambang tidak ditetapkan
berdasarkan harga pasar, melainkan berdasarkan biaya produksi batubara plus
margin, dan harga tersebut berlaku sepanjang umur PPA (locked-in).
5.4.6 Rencana Penambahan Kapasitas (Gabungan Indonesia)
Rencana penambahan kapasitas pembangkit gabungan seluruh Indonesia
ditunjukkan pada Tabel 5.11. Kapasitas tersebut hanya meliputi pembangkit
pembangkit yang direncanakan untuk sistem-sistem besar (interkoneksi), dan
sudah mencakup Program Percepatan Pembangkit Tahap 1 dan 2.
RUPTL 2011- 2020

69

Tabel 5. 11 Kebutuhan Tambahan Pembangkit Total Indonesia (MW)


Tahun
PLN
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
PS
PLTGB
PLTB
PLTS
PLTH
Total
IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
PS
PLTGB
PLTB
PLTS
PLTH
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
PS
PLTGB
PLTB
PLTS
PLTH
Total

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

3,774
24
444
222
4
8
1
4,477

4,112
63
743
405
1
17
20
12
0
5,372

2,971
55
116
1,030
33
30
49
4,283

1,426
13
790
41
49
4
27
1
5
2
2,357

1,570
235
140
41
7
242
20
2,254

250
83
30
22
3
558
1,040
7
1,992

1,110
20
85
5
541
19
1
1,780

898
20
480
22
5
279
14
1,718

1,404
20
750
75
17
2
294
450
6
1
3,019

1,522
220
750
630
18
2
950
10
4,102

924
150
16
10
6
1,106

1,029
130
104
22
200
20
1,505

102
60
180
102
204
8
32
688

1,521
245
90
45
16
1,917

2,719
855
44
70
2
3,690

4,582
343
1
246
5,172

3,675
937
1
40
3
4,656

1,110
1,270
83
2,463

425
1,590
2,015

450
195
135
780

4,698
24
594
222
20
18
6
1
5,583

5,141
63
873
509
1
38
220
32
0
6,877

3,073
115
296
1,132
33
234
8
81
4,971

2,947
258
790
41
139
49
43
1
5
2
4,274

4,289
1,090
140
41
51
312
22
5,944

4,832
426
30
22
4
804
1,040
7
7,164

4,785
957
85
6
581
22
1
6,436

2,008
1,290
480
22
5
362
14
4,181

1,829
1,610
750
75
17
2
294
450
6
1
5,034

1,972
415
750
630
18
2
135
950
10
4,882

Total
19,036
752
2,803
3,887
194
123
1,945
2,440
164
1
6
3
31,353
16,537
5,495
460
206
378
837
79
23,992
35,573
6,247
3,263
4,093
194
501
2,782
2,440
243
1
6
3
55,345

Tabel 5.11 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

Tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun mendatang (periode


2011 2020) untuk seluruh Indonesia adalah 55,8 GW atau pertambahan
kapasitas rata-rata mencapai 5,6 GW per tahun.

Dari kapasitas tersebut PLN akan membangun sebanyak 31,4 GW atau


56,1% dari tambahan kapasitas keseluruhan. Partisipasi swasta
direncanakan sebesar 24,5 GW atau 43,9%.

PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun,


yaitu mencapai 35,6 GW atau 63,7%, sementara PLTGU gas dengan
kapasitas 3,3 GW atau 5,8%. Untuk energi terbarukan, yang terbesar
adalah panas bumi sebesar 6,2 GW atau 11,2% dari kapasitas total, disusul
oleh PLTA sebesar 6,1 GW atau 11,1%.

5.4.7 Penambahan Kapasitas Pembangkit


Indonesia Barat dan Indonesia Timur

Pada

Wilayah

Operasi

Sistem PLN di wilayah operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur terdiri dari
5 sistem interkoneksi, yaitu: (1) Sistem Sumatra, (2) Sistem Kalimantan Barat,

70

RUPTL 2011- 2020

(3) Sistem Kalimatan Selatan-Tengah-Timur, (4) Sistem Sulawesi Utara dan (5)
Sistem Sulawesi Selatan.
Di luar sistem interkoneksi tersebut pada saat ini terdapat 4 sistem isolated
yang cukup besar dengan beban puncak di atas 50 MW, yaitu Bangka,
Lombok, Tanjung Pinang dan Palu, dan terdapat beberapa sistem isolated
dengan beban puncak di atas 10 MW, yaitu Jayapura, Sorong, Ambon, Ternate,
Kupang, Sumbawa, Bima, Luwuk, Gorontalo, Kendari, Kolaka, Bau-Bau,
Bontang, Sampit, Pangkalan Bun, Sintang, Ketapang, Belitung, Rengat,
Tanjung Balai Karimun, Sungai Penuh, Takengon, Meulaboh.
5.4.5.1

Garis besar Penambahan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia


Barat dan Indonesia Timur

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020


diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 15.916 MW di Indonesia
Barat dan 7.781 MW di Indonesia Timur, termasuk committed dan ongoing
projects seperti ditunjukkan pada Tabel 5.12 dan Tabel 5.13.
Dari tabel 5.12 dapat dilihat bahwa pengembangan pembangkit hingga tahun
2020 di Indonesia Barat yang dilakukan oleh PLN adalah sebanyak 8,3 GW
(52,4%). Selebihnya akan dibangun sebagai proyek IPP sebanyak 7,6 GW
(47,6%). Sedangkan pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa pengembangan
pembangkit hingga tahun 2020 di Indonesia Timur yang dilakukan oleh PLN
adalah sebanyak 4,6 GW (58,6%). Selebihnya akan dibangun sebagai proyek
IPP sebanyak 3,2 GW (41,4%), lebih kecil dibandingkan pembangkit yang
dibangun oleh PLN.
Beberapa PLTD masih direncanakan untuk dibangun di daerah terpencil
khususnya Indonesia bagian timur yang besar bebannya belum cukup tinggi
untuk dipasok oleh PLTU batubara skala kecil.
Pengembangan pembangkit di Indonesia barat dan Timur untuk PLTP
diproyeksikan cukup besar, yaitu 3.372 MW dan juga PLTA sebesar 2.908 MW.
Hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan energi
terbarukan.
Energi terbarukan lainnya yang juga direncanakan akan dikembangkan dalam
RUPTL 2011-2020 ini adalah PLT Bayu dan PLT Surya (photovoltaic) dalam
skala relatif kecil.
Pada saat ini terdapat sebuah proposal proyek IPP unsolicited PLTA Batang
Toru 500 MW yang berlokasi di Tapanuli Selatan. Saat ini perusahaan yang
RUPTL 2011- 2020

71

mengajukan proposal proyek sedang melakukan pra studi kelayakan (Pre-FS).


Apabila proyek tersebut layak secara teknis, keekonomian dan sesuai dengan
kebutuhan sistem kelistrikan Sumatera, maka proposal proyek IPP unsolicited
tersebut akan diproses lebih lanjut.
Tabel 5. 12 Kebutuhan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat (MW)
Tahun
PLN
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
PLTGB
Total
IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
PLTGB
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
PLTGB
Total

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

74
222
0
296

804
55
380
12
1,251

1,577
55
116
580
34
2,362

205
570
8
783

688
220
20
12
940

250
437
687

50
10
365
6
431

30
30
49
3
112

522
6
528

522
220
200
3
945

239
239

14
130
44
16
204

42
22
95
5
164

543
220
32
45
840

642
440
39
23
1,144

930
56
986

600
612
40
1,252

400
405
83
888

425
690
1,115

250
250

313
222
0
535

818
55
130
424
28
1,455

1,619
55
116
602
95
39
2,525

748
220
570
32
45
8
1,623

1,330
660
20
39
23
12
2,084

1,180
493
1,673

650
612
10
405
6
1,683

430
405
30
132
3
1,000

947
690
6
1,643

772
220
200
3
1,195

4,721
550
116
2,012
851
84
8,334
4,085
2,367
130
66
166
247
21
7,082
8,806
2,917
246
2,078
166
1,099
105
15,416

Tabel 5. 13 Kebutuhan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Timur (MW)


Tahun
PLN
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
PLTGB
PLTB
PLTS
PLTH
Total
IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
PLTGB
PLTB
PLTS
PLTH
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTD
PLTM
PLTA
PLTGB
PLTB
PLTS
PLTH
Total

72

2011

2012

165
24
-

2013

2014

4
8

343
8
25
1
17
20

202

413

871

25

200

60

344
450
33
30
15

60
-

7
10
6

17
200
4
-

180
80
41
8
27

2015

2016

561
13
70
41
49
4
16
1
5
2
761

222
15
120
41
7
32
5

2017

2018

30
22
3
59
7

5
139
13

268
20
50
22
5
230
11

441

203

1
312

606

598
25

417
30

132
18

215
55

110
50

1
190

40

60
20

83
-

75
-

2019

2020

282
20
75
17
2
294

Total

30
18
2
7

1
691

57

45

200
30

1
117

16
679

2
454

341

3
274

160

48

481

396

45

347

190
24
11
18
6
1
250

543
8
85
1
34
220
4
0
895

404
180
530
33
71
8
42
1,267

1,159
38
70
41
89
4
32
1
5
2
1,440

639
45
120
41
12
32
7
895

132
101
30
22
4
249
7
544

275
75
75
6
139
16
1
586

378
70
50
22
5
230
11
766

282
65
75
17
2
294
1
736

200
30
30
18
2
117
7
404

2,245
202
925
194
123
785
74
1
6
3
4,556
1,957
253
180
140
112
525
58
3,225
4,202
455
180
1,065
194
235
1,309
132
1
6
3
7,781

RUPTL 2011- 2020

5.4.5.2

Neraca Daya

Neraca daya kelima sistem interkoneksi dan sistem-sistem isolated dapat dilihat
pada Lampiran A dan Lampiran B.
5.4.5.3

Proyek Proyek Strategis

Beberapa proyek kelistrikan strategis di Indonesia Timur dan Indonesia Barat


meliputi antara lain:
Proyek pembangkit PerPres 71 mengingat banyaknya daerah yang
mengalami kekurangan pasokan tenaga listrik dan untuk mengurangi
pemakaian BBM.
Proyek-proyek pembangkit IPP yang telah berstatus PPA dan konstruksi.
Proyek-proyek pembangkit panas bumi dan atau tenaga air di Sumatera,
Sulawesi, Maluku dan Papua yang menjadi andalan pasokan listrik setempat.
PLTG Bangkanai 280 MW yang dilengkapi CNG storage untuk dapat
dioperasikan sebagai pembangkit peaking, pembangunan PLTG peaking di
Kaltim dan Sulsel.
PLTA Baliem 50 MW di Wamena untuk melistriki Kabupaten Wamena dan
tujuh Kabupaten Baru di Pegunungan Puncak Papua yang selama ini belum
dilayani listrik PLN.
Mini LNG/CNG untuk memenuhi kebutuhan pembangkit peaking dan
pembangkit kecil tersebar di wilayah operasi Indonesia Timur.
PLTA Asahan unit 3 sebesar 174 MW direncanakan beroperasi pada tahun
2016, sangat strategis untuk memperbaiki fuel mix di Sumatera Utara,
PLTA Merangin 350 MW di Provinsi Jambi akan memenuhi kebutuhan
sistem Sumatera dan sekaligus menurunkan BPP.
PLTU batubara mulut tambang di Sumatera Selatan skala besar yang
listriknya juga akan disalurkan ke sistem interkoneksi Sumatera disamping
ditransfer ke Jawa melalui transmisi 500 kV HVDC.
Pembangkit peaker di Sumatera yang akan memanfaatkan potensi bahan
bakar gas yang ada.

RUPTL 2011- 2020

73

5.4.8 Penambahan Kapasitas Pada Sistem Jawa Bali


5.4.6.1

Garis Besar Penambahan Pembangkit

Pada Tabel 5.14 diperlihatkan jumlah kapasitas dan jenis pembangkit yang
dibutuhkan dalam kurun waktu 2011-2020 di sistem Jawa-Bali.
Tabel 5.14 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

Tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun ke depan (periode 20112020) untuk Jawa-Bali adalah 32,2 GW atau pertambahan kapasitas ratarata mencapai 3,2 GW per tahun, termasuk PLTM skala kecil tersebar
sebesar 118 MW dan PLTGB 6 MW.

Dari kapasitas tersebut PLN akan membangun sebanyak 18,5 GW atau


57,4% dari tambahan kapasitas keseluruhan. Partisipasi swasta
direncanakan sebesar 13,7 GW atau 42,6%.

PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun,


yaitu mencapai 22,6 GW atau 70,1%, sementara PLTGU gas menempati
urutan kedua dengan kapasitas 2,8 GW atau 8,8%. Untuk energi
terbarukan seperti panas bumi sebesar 2,9 GW atau 8,9% dan
PLTA/PLTM/PS sebesar 2.9 GW atau 9,1%, disusul oleh PLTG 1 GW atau
3.0%.
Tabel 5. 14 Kebutuhan Pembangkit Sistem Jawa-Bali (MW)

Tahun
PLN
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTM
PLTA
PS
PLTGB
Total
IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTM
PLTA
PS
PLTGB
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTM
PLTA
PS
PLTGB
Total

74

2011

2012

2013

3,535

2,965

444

743

2014

1,050

2015

660

2016

660

150

3,708

660

815

1,050

2018

1,000

600

2019

62
1,040

37

2020

Total

600

1,000

750

750
400

450

950

400
210

3,979

2017

3
813

3
873

1,102

1,037

1,000

1,800

3,100

380

1,660
385

3,520
325

2,860
270

600
815

855

165

60
150
9

68

18
47

18

819

819

128

398

2,092

3,845

3,130

1,415

855

183

4,195
594
9
4,798

3,780
743
4
4,527

1,050
60
68
1,178

1,040
150
18
3
1,211

2,320
385
257
3
2,965

3,520
325
62
1,040
4,947

3,860
270
37
4,167

1,200
815
400
2,415

600
855
750
450
2,655

1,000
165
750
400
18
950
3,283

12,070
2,687
950
309
2,440
6
18,462
10,495
2,875
150
100
65
13,685
22,565
2,875
2,837
950
100
374
2,440
6
32,147

RUPTL 2011- 2020

5.4.6.2 Neraca Daya


Rencana penambahan kapasitas pembangkit di sistem Jawa Bali sampai
dengan tahun 2020 berjumlah 32.023 MW (tidak termasuk PLTM tersebar 118
MW dan PLTGB 6 MW), atau rata-rata sekitar 3.200 MW per tahun. Jumlah
tersebut terdiri dari tambahan pembangkit PLN berjumlah 18.456 MW (57,6%)
dan tambahan pembangkit IPP sebesar 13.567 MW (42,4%). Jadwal dan
kebutuhan masing-masing jenis pembangkit dapat dilihat pada 5.16.
Dalam jangka pendek (sampai dengan tahun 2013), tambahan pembangkit dari
proyek-proyek yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan (proyek ongoing) berjumlah 10.352 MW, yang terdiri dari pembangkit PLN berjumlah
8.737 MW dimana sebagian besar adalah proyek Perpres No.71/2006 dan
sisanya sebesar 1.625 MW adalah proyek IPP. Selain itu masih ada rencana
Proyek Percepatan Pembangkit Tahap 2 yang beroperasi pada 2013 yaitu
PLTP Patuha 60 MW (IPP).
Dalam jangka menengah (2014 2016) tambahan pembangkit yang berupa
proyek PLN berjumlah 2.782 MW, dimana tambahan sebesar 1.040 MW adalah
Proyek Percepatan Pembangkit Tahap 2, sedangkan proyek IPP berjumlah
6.317 MW, dimana 1.100 MW merupakan Proyek Percepatan Pembangkit
Tahap 2. Pada tahun 2015 reserve margin akan turun menjadi 25% karena
mundurnya Proyek Percepatan Pembangkit Tahap 2 antara lain PLTU
Indramayu 1x1000 MW, Upper Cisokan Pumped Storage 4x250 MW, PLTU
Madura 2x200 MW dan proyek-proyek panas bumi.
Untuk meningkatkan reserve margin mendekati kriteria keandalan yang
dikehendaki, diperlukan tambahan pembangkit sebesar 3x600 MW pada tahun
2015. Kapasitas tersebut akan dipenuhi oleh 2 unit PLTU IPP kelas 600 MW
dan ekspansi PLTU Lontar 1x660 MW.
Untuk mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek transmisi HVDC
Sumatera-Jawa yang sangat panjang (700 km) dan pembangkitnya di
Sumatera Selatan, dalam RUPTL ini direncanakan tambahan kapasitas
pembangkit di sistem Jawa-Bali pada tahun 2016-2017 sebesar 2x660 MW.
Tambahan kapasitas tersebut dapat dialokasikan untuk PLTU Tanjung Jati A
yang akan dikembangkan oleh PT TJPC atau ekspansi pembangkit eksisting
PLN atau ekspansi IPP atau pembangunan PLTU baru.

RUPTL 2011- 2020

75

Tabel 5. 15 Neraca Daya Sistem Jawa-Bali 2011-2020

PROYEK
Kebutuhan
Pertumbuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
GWh
%
MW

125,217
10.4
142,065
78.5
20,672

135,769
8.4
153,721
78.8
22,283

146,787
8.1
165,697
79.1
23,928

158,531
8.0
178,774
79.6
25,635

171,089
7.9
192,747
79.7
27,625

184,550
7.9
207,770
79.7
29,763

197,407
7.0
222,106
79.7
31,801

211,134
7.0
237,404
79.8
33,974

225,848
7.0
253,822
79.8
36,305

241,240
6.8
270,994
79.9
38,742

MW
MW

21,407
17,482
-589
3,925

21,007
17,082
-400
3,925

20,531
16,606
-476
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

KAPASITAS
Kapasitas Terpasang
PLN
Retired/Mothballed
IPP
PROYEK-PROYEK
PLN
On-going dan Committed Project
Muara Karang Rep Blok 2
Muara Tawar Blok 5
Priok Extension (Blok 3)
Suralaya #8
Labuan
Teluk Naga/Lontar
Pelabuhan Ratu
Indramayu
Rembang
Pacitan
Paiton Baru
Tj. Awar-awar
Cilacap Baru / Adipala
Tanjung Jati B #3-4
Sub Total On-going & Committed
Rencana
PLTGU Tuban/Cepu
Indramayu #4 (FTP2) & #5
Lontar Exp #4
PLTU Bekasi
PLTG Peaker Semarang
PLTG LNG
Karangkates #4-5
Kesamben (Jatim)
Kalikonto-2 (Jatim)
Jatigede (Jabar)
Upper Cisokan PS
Matenggeng PS
Grindulu PS
Sub Total Rencana
Total PLN
IPP
On-going dan Committed Project
Cikarang Listrindo
Cirebon
Paiton #3
Celukan Bawang
Sub Total On-going & Committed
Rencana
Banten
Madura (2x200 MW) FTP2
Sumsel-8 MT
Sumsel-9 MT (PPP)
Sumsel-10 MT (PPP)
*)
PLTU Jawa Tengah (PPP)
PLTU Jawa-1
PLTU Jawa-2
PLTU Jawa-3
PLTP FTP2
PLTP Non FTP2
Rajamandala (FTP2)
Sub Total Rencana
Total IPP
Total Tambahan
TOTAL KAPASITAS SISTEM
RESERVE MARGIN

MW

PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

210
234
743
625
315

630
700

350

990
630
630
660
700
660
660
3,664

660
4,023

1,050

PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTG
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA

750
1,000

MW
%

750
1,000

600

600

150
400

400

100
37
62
110
1,040
450
4,023

1,050

150
810

870
870

380
380

1,102
1,102

1,037
1,037

1,000
1,000

1,800
1,800

450
500
3,100
3,100

150
660
815
810

PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTA

660

3,664

PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU

660

815

660
400
1,200
1,200
600
1,000

1,000

660
600
660
325
-

660
160
110

595
220

440
415

165

380
1,190

375
10
47
2,092
2,092
2,962

3,845
3,845
4,947

3,130
3,130
4,167

1,415
1,415
2,415

855
855
2,655

165
165
3,265

32,163

33,353

36,315

41,262

45,429

47,844

50,499

53,764

34

30

31

39

43

41

39

39

60
-

810
4,474

815
4,838

60
60
1,110

27,091

31,529

31

41

Catatan:
- Tanda panah mengindikasikan pergeseran jadwal operasi dari rencana semula (RUPTL 2010-2019) ke jadwal
baru (RUPTL 2011-2020).

76

RUPTL 2011- 2020

Dalam jangka panjang (20172020) jumlah penambahan kapasitas pembangkit


adalah 12.502 MW, yang terdiri dari pembangkit PLN sebesar 6.937 MW dan
IPP sebesar 5.565 MW.
Arah kebijakan PLN dalam rencana pengembangan pembangkit di Jawa-Bali
terlihat dengan jelas pada tabel 4.14 dimana PLN tidak lagi merencanakan
pembangunan pembangkit berbahan bakar minyak, kecuali beberapa
pembangkit beban puncak (peaker) berupa PLTG baru yang masih akan
menggunakan bahan bakar minyak atau LNG jika tersedia. Disamping PLTG
peaker tersebut direncanakan tiga buah PLTA Pump Storage sebagai pemikul
beban puncak, yaitu Upper Cisokan di Jawa Barat dengan kapasitas 1.040 MW,
Matenggeng di perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah sebesar 900 MW
dan Grindulu di Jawa Timur sebesar 1.000 MW.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit beban menengah (selain repowering
Muara Karang dan Priok dan Muara Tawar Blok 5) direncanakan PLTGU
dengan kapasitas 1.500 MW yang akan menggunakan bahan bakar gas alam
yaitu PLTGU Tuban/Cepu 1.500 MW.
Mengingat pasokan gas ke Muara Tawar yang semakin menurun dan
ketidakpastian pasokan LNG, maka telah dikaji kembali kelayakan dari proyek
PLTGU Muara Tawar Add-on Blok 2-3-4. Berdasarkan hasil kajian peran
pembangkit Muaratawar di sistem Jawa Bali tahun 2012 - 2020, proyek PLTGU
Muara Tawar Add-on 2-3-4 sudah tidak diperlukan lagi. Hasil kajian
menunjukkan bahwa dengan pembangkit Muara Tawar eksisting (total 1.700
MW) dan PLTGU Blok-5 (234 MW) cukup untuk tetap menjaga tegangan di
subsistem Jakarta.
Memperhatikan peran pembangkit Muara Tawar yang penting untuk menjaga
tegangan sistem 500 kV di Jakarta dan memperhatikan pula ketidakpastian
pasoka gas ke Muara Tawar, maka direncanakan PLTU Bekasi 2x600 MW
(2018/2019) yang lokasinya berada dekat pusat beban Jakarta dan akan
terhubung ke GITET Muara Tawar.
Neraca daya sistem Jawa-Bali pada tabel 5.14 mencantumkan PLTU Sumsel-8,
Sumsel-9 dan Sumsel-10 yang merupakan PLTU Mulut Tambang di Sumatera
Selatan. Untuk menyalurkan tenaga listrik dari PLTU Mulut Tambang tersebut
PLN sedang membangun transmisi 500 kV HVDC interkoneksi Sumatera
Jawa.

RUPTL 2011- 2020

77

5.4.6.3

Proyek-proyek Strategis

Beberapa proyek strategis pada sistem Jawa-Bali ini adalah sebagai berikut:
-

PLTU IPP Jawa Tengah (2x1.000 MW). Proyek ini sangat strategis
karena dibutuhkan sistem pada tahun 2016 dan 2017, serta merupakan
proyek kelistrikan pertama yang menggunakan skema Kerjasama
Pemerintah dan Swasta (KPS) dengan PerPres No. 67/2005 jo PerPres
No. 13/2010.

PLTU Indramayu (2x1.000 MW). Proyek ini sangat strategis karena


dibutuhkan sistem pada tahun 2017, dan berlokasi relatif dekat dengan
pusat beban industri di sebelah timur Jakarta.

PLTA Pompa Upper Cisokan (1.040 MW). Proyek ini sangat strategis
karena dapat meminimalkan biaya operasi sistem serta memberikan
banyak benefit dalam operasi sistem tenaga listrik, antara lain berfungsi
sebagai pembangkit beban puncak, pengatur frekuensi, sebagai spinning
reserve (cadangan putar), memperbaiki faktor utilitas pembangkit beban
dasar dan memperbaiki load factor sistem.

PLTU mulut tambang Sumatera Selatan dan transmisi 500kV HVDC


Sumatera Jawa dengan kapasitas 3.000 MW. Proyek ini sangat
strategis karena merupakan solusi yang ekonomis dalam memenuhi
kebutuhan tenaga listrik di Jawa dengan memanfaatkan cadangan low
rank coal di Sumatra Selatan. Proyek ini hanya dilaksanakan setelah
kebutuhan listrik Sumatera tercukupi sepenuhnya dengan cadangan
yang cukup banyak. Pilihan proyek ini juga didorong oleh semakin
sulitnya mendapatkan lokasi untuk membangun PLTU batubara skala
besar di pulau Jawa.

PLTU Bekasi 2x600 MW (2018/2019) sangat strategis karena lokasinya


berada dekat pusat beban Jakarta dan berfungsi untuk menjaga
tegangan di Jakarta serta mengurangi pemakaian BBM/LNG di Muara
Karang, Priok dan Muara Tawar.

5.4.6.4

Regional Balance Sistem Jawa Bali

Apabila dilihat reserve margin per region yang sangat berbeda antara Jawa
Bagian Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur & Bali sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 5.16, maka pengembangan proyek pembangkit baru sebaiknya
berlokasi di Jawa Bagian Barat agar dapat diperoleh regional balance.

78

RUPTL 2011- 2020

Tabel 5. 16 Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2010


Regional Balance

Jawa Bagian
Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur dan


Bali

Kapasitas Terpasang (MW)

12.129

3.675

7.102

Tambahan Kapasitas (MW)

300

Total (MW)

12.429

3.675

7.102

Beban Puncak (MW)

11.611

2.890

4.318

7,0

27.1

64.5

Reserve (%)

Lokasi pembangkit yang diinginkan adalah di Jawa bagian barat sebelah timur
(seputar Bekasi, Karawang, Indramayu, Cirebon) atau Jawa Tengah sebelah
barat (seputar Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang).
Pada saat ini region Jawa Timur mempunyai kelebihan pasokan dan belum
mengalami kendala penyaluran listrik ke arah barat karena adanya transmisi
500 kV jalur selatan. Namun apabila penentuan lokasi pembangkit baru tidak
mempertimbangkan regional balance, maka pada masa yang akan datang
diperkirakan akan muncul kendala penyaluran. Penerapan regional balance
dalam menentukan lokasi pembangkit dapat menghindari keperluan untuk
membangun transmisi 500 kV pada jalur baru dari timur ke arah barat pulau
Jawa.
Lokasi PLTU batubara skala besar di pantai selatan pulau Jawa belum
merupakan pilihan prioritas, karena pertimbangan kesulitan transportasi
batubara pada musim-musim gelombang tinggi, diperlukan konstruksi
breakwater yang relatif mahal, risiko tsunami dan gempa bumi yang lebih tinggi.
Neraca daya dan rincian pengembangan pembangkitan di sistem Jawa Bali
dapat dilihat pada Lampiran C1.2.

5.4.9 Partisipasi Listrik Swasta


Partisipasi swasta dalam penyediaan tenaga listrik di Indonesia hingga 10
tahun mendatang sangat besar, yaitu mencapai sekitar 33% dari total kapasitas
terpasang. Proyek-proyek IPP dimaksud ditunjukkan pada Tabel 5.16 dan
Tabel 5.17.
Pada kedua tabel tersebut, yang dimaksud dengan proyek on going adalah
proyek IPP yang telah memiliki PPA dan secara resmi telah mendapat
RUPTL 2011- 2020

79

pendanaan (financial closure). Sedangkan proyek IPP dalam kategori rencana


meliputi mereka yang telah mempunyai PPA namun belum financial closure.
Ada juga proyek yang baru mendapat HOA sudah dimasukkan dalam kategori
rencana.
Di dalam kategori rencana juga terdapat proyek IPP yang belum ada pemiliknya
namun telah diidentifikasi dalam RUPTL ini sebagai kebutuhan sistem. Proyek
IPP yang statusnya belum mempunyai PPA ini akan diadakan oleh PLN melalui
proses tender kompetitif.
Tabel 5. 17 Daftar Proyek IPP di Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur
Nama Pembangkit

Kapasitas
(MW)

Tahun
Operasi

Proyek On Going
PLTA

Poso Energy

PLTM

Goal

PLTM

Kokok Putih

PLTM

Wawopada

PLTU

Simpang Belimbing #1,2

PLTU

Ketapang

PLTU

Banjarsari

PLTU

Sumsel - 2 (Keban Agung)

PLTU

Pangkalan Bun

3 x 65
2 x 1
1 x 4
1 x 4
2 x 114
2 x 7
2 x 114
2 x 113
2 x 6

Nama Pembangkit
PLTM

PLTM Tersebar Sumut

2012

PLTM

Hek

2012

PLTM

Praikalala I

2012

PLTM

Umbuwangu I

2013

PLTM

Wae Roa

2011

PLTM

Lewa

2012

PLTM

Lokomboro III

2014

PLTM

Praikalala II

2015

PLTM

Kukusan

2011

PLTM

Segara Anak

2013

PLTM

Umbuwangu II

2013

PLTM

Waekelosawa

Molotabu

2 x 6
2 x 100
2 x 10

2013

PLTM

Maidang

Tanah Grogot

2 x 6

2013

PLTM

Bambalo III

PLTM

Biak I

PLTU

Gorontalo Energi

PLTU

Jeneponto Bosowa #1,2

PLTU
PLTU

Proyek Rencana
PLTA

Wampu

2014
2015

PLTM

Biak II

Simpang Aur (FTP2)

45
23

PLTA
PLTA

PLTM

Biak III

Semangka

56

2016

PLTM

Ibu

PLTA

Hasang

40

2017

PLTM

Kotaraya

PLTA

Peusangan-4

83

2018

PLTM

Mampueno/Sakita

2 x 8
2 x 50
2 x 45

2015

PLTM

Pakasalo

2016

PLTM

Rea

2016

PLTM

Wae Lega - Manggarai

2013

PLTM

Wolodaesa

2012-2013

PLTM

Ngaoli

2012

PLTM

Wai Nibe

2013

PLTM

Batubota

2012

PLTM

Bintang Bano

2012

PLTM

Bunta

2013

PLTM

Lambangan

2011-2017

PLTM

Mala-2

PLTA

Sawangan

PLTA

Bontobatu (Buttu batu 1) #1,2

PLTA

Malea #1,2

PLTB

Waingapu

PLTG

Aceh

PLTG

Sengkang, Op. Cycle - Unit 2

PLTG

Senipah

PLTGB Putussibau (FTP2)


PLTGB Tanjung Batu (FTP2)
PLTGB Belitung - 2
PLTGB Melak
PLTGB Kotabangun
PLTGB Selayar (FTP 2)
PLTGB Tual
PLTGB Tobelo (FTP2)
PLTGB Larantuka

1 x 1
3 x 22
1 x 60
2 x 40
2 x 4
2 x 4
1 x 5
1 x 6
1 x 3

2012

PLTM

Rhee

2 x 4
2 x 4

2012-2013

PLTM

Walesi Blok II

2013

PLTM

Sita - Borong

2 x 4
2 x 4

2014

PLTP

Lumut Balai (FTP2)

PLTGU Gunung Megang, ST Cycle

1 x 90
1 x 30

PLTGU Sengkang-ST-CC - Unit 3

1 x 120

PLTGU Duri

80

2014-2017

PLTP

Sarulla I (FTP2)

2012

PLTP

Ulubelu #3,4 (FTP2)

2012

PLTP

2013

PLTP

Kapasitas
(MW)
154
1 x 3
1 x 1
1 x 1
1 x 0
2 x 1

Tahun
Operasi
2013-2015
2011
2011
2011
2011
2011-2012

2 x 1
3 x 1

2011-2013

1 x 0
1 x 6

2012

1 x 1
2 x 0
3 x 1

2011-2012
2012
2012
2012-2013
2012-2014

1 x 2
1 x 2

2013

1 x 1
1 x 1

2013

1 x 1
1 x 1
1 x 2
2 x 1
1 x 6
1 x 2
1 x 1
1 x 2
4 x 1
1 x 3
2 x 4
2 x 1
2 x 2
1 x 6
1 x 4
5 x 1
2 x 1
4 x 55
3 x 110

2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013-2017
2013-2017
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014-2015
2014-2015
2014-2015
2015

Lho Pria Laot

2 x 55
1 x 7

Muara Laboh (FTP2)

2 x 110

2017

2017

RUPTL 2011- 2020

Nama Pembangkit
PLTP

Rajabasa (FTP2)

PLTP

Sarulla II (FTP2)

PLTP

Seulawah (FTP2)

PLTP

Sorik Marapi (FTP2)

PLTP

Rantau Dedap (FTP2)

PLTP

Suoh Sekincau

PLTP

G. Talang

PLTP

Bonjol

PLTP

Danau Ranau

PLTP

Jaboi (FTP2)

PLTP

Simbolon Samosir

PLTP

Sipoholon Ria-ria

PLTP

Wai Ratai

PLTP

Jailolo (Ekspansi)

PLTP

Tamboli #1,2

PLTP

Lahendong V (FTP-2)

PLTP

Sokoria (FTP2)

PLTP

Ulumbu

PLTP

Oka Larantuka

PLTP

Lahendong VI (FTP-2)

PLTP

Atadei (FTP2)

PLTP

Jailolo (FTP2)

PLTP

Sokoria

PLTP

Hu'u (FTP2)

PLTP

Lainea #1,2

PLTP

Songa Wayaua (FTP2)

PLTP

Hu'u (Ekspansi)

PLTS

Waingapu

PLTU

Sarolangun

PLTU

IPP Kemitraan

PLTU

Muko Muko

PLTU

Nias

PLTU

Nias (FTP2)

Kapasitas
(MW)
2 x 110

Tahun
Operasi
2017

PLTU

Lombok

1 x 110
1 x 55

2017

PLTU

Maruni / Andai

2017

PLTU

Nabire-Kalibobo

240

Kapasitas
(MW)
2 x 25

Nama Pembangkit

2018

PLTU

Nunukan (FTP2)

2018-2019

PLTU

Kalsel - 1 (FTP2)

2018-2019

PLTU

Kaltim - 2 (FTP2)

1 x 20
165

2019

PLTU

Makbusun / Sorong

2019

PLTU

Merauke-Gudang Arang

110

2019

PLTU

Sulut I - Kema

2 x 5
110

2019

PLTU

Sumbawa Baru I (FTP2)

2019

PLTU

Mamuju (FTP2) #1,2

2019

PLTU

Sulsel-2 (Takalar Punaga) #1,2

2019

PLTU

Luwuk (FTP2)

2020

PLTU

Merauke-Ekspansi

2013

PLTU

Embalut (Ekspansi)

1 x 5
2 x 5
1 x 20
1 x 5
1 x 5

2014

PLTU

Kaltim (PPP)

2015

PLTU

Sulut (PPP)

2015

PLTU

Kalteng - 1

2 x 3
1 x 20

2015-2016

PLTU

Toboali

2015-2017

PLTU

Pontianak - 3

1 x 5
2 x 5
3 x 5
1 x 20
2 x 10
1 x 5

2016

PLTU

Tanjung Pinang 2 (FTP2)

2016-2017

PLTU

Tembilahan

2016-2020

PLTU

Bangka (FTP2)

2017

PLTU

Sumsel - 5

2017

PLTU

Sumsel - 7
Riau Mulut Tambang
Sumsel - 6, Mulut Tambang

2012

PLTU

Jambi (KPS)

2 x 6
2 x 7

2011

PLTU

Pontianak - 2

2013

PLTU

Bau-Bau #1,2

2013

PLTU

Melak (FTP2)

PLTU

Biak (FTP2)
Jayapura-Skouw

2014

PLTU

Kaltim (MT)

2014

PLTU

Kendari Baru I (FTP2) #1,2

Tanjung Pinang 1 (TLB)

2 x 114
2 x 15

2014

PLTU

Kolaka (FTP2) #1,2

TB. Karimun

2 x 7

2014

PLTU

Selat Panjang Baru #1,2

PLTU

Simpang Belimbing #3,4

PLTU
PLTU

2 x 25
2 x 10

2014-2015
2014-2015

2 x 25
2 x 100

2015

2014-2015

2015

2 x 10
1 x 7

2015-2016

1 x 50
2 x 100

2017

2016
2017-2018
2017-2018
2020
2014
2015
2015
2015
2015-2016

2 x 150
2 x 150
2 x 300

PLTU

PLTU

2014-2015

2 x 15
2 x 7
2 x 30

PLTU

2013

2014-2015

2 x 7
2 x 25

2017

2014

2014
2014-2015

2 x 15
2 x 7

2 x 55
2 x 100

2018-2019

2 x 7
2 x 7

2014
2014

2 x 7
2 x 100
2 x 100

2 x 20
1 x 1

2 x 4
1 x 7

2014

2 x 7
2 x 7

2 x 110
2 x 55

1 x 55
1 x 55

Tahun
Operasi

2 x 300
2 x 400

2015-2016
2015-2016
2016-2017
2016-2017
2018-2019

2 x 25
2 x 7

2019-2020

2 x 7
2 x 7

2013-2014

2 x 15
2 x 28

2014

2013
2014
2014

2 x 25
2 x 10

2014
2014

Tabel 5. 18 Daftar Proyek IPP di Jawa Bali


Nama Pembangkit

Kapasitas
(MW)

Tahun
Operasi

Proyek On Going

Nama Pembangkit

Kapasitas
(MW)

Tahun
Operasi

PLTP Tangkuban Perahu 2

2 x 30

2015-2016

PLTG Cikarang Listrindo

1 x 150

2011

PLTP Patuha

1 x 60
2 x 60

2013
2015

PLTU Cirebon

1 x 660

2011

PLTP Bedugul

1 x 10

2015

1 x 130 +
2 x 125

2014

PLTP Kamojang

1 x 30
1 x 60

2015
2016

1 x 815

2012

PLTP Candi Umbul Telomoyo

1 x 55

2019

PLTP Wayang Windu

1 x 110
1 x 110

PLTU Celukan Bawang


PLTU Paiton 3

Proyek Dalam Rencana

RUPTL 2011- 2020

2015
2017

81

Kapasitas

Tahun

(MW)

Operasi

Kapasitas

Tahun

(MW)

Operasi

PLTU Madura

2 x 200

2015

PLTP Gn Lawu

2 x 55

2019-2020

PLTU Jawa-1

1 x 660

2015

PLTP Karaha Bodas

1 x 30
2 x 55

2015
2016

PLTU Jawa-2

1 x 600

2015

PLTP Guci

1 x 55

2018

1 x 55

2019

PLTU Jawa-3

2 x 660

2016-2017

PLTP Ijen

2 x 55

2019

PLTU Jawa Tengah

2 x 1000

2016-2017

PLTP Wilis/Ngebel

2 x 55

2018

1 x 55

2019

PLTU Banten

1 x 660

2016

PLTP Gn Ceremai

2 x 55

2019-2020

5 x 600

2016-2018

PLTP Gn Endut

1 x 55

2019

1 x 47

2014

PLTP Rawa Dano

1 x 110

2018

PLTP Baturaden

2 x 110

2018-2019

PLTP Arjuno Welirang

2 x 55

2019-2020

Nama Pembangkit

PLTU Sumatera Mulut


Tambang

43

PLTA Rajamandala
PLTP Cibuni
PLTP Dieng

10

2016

1 x 55

2015

1 x 60
2 x 55

2016
2018-2019

1 x 55

2018

PLTP Ungaran

1 x 30
2 x 55

2019
2019-2020

PLTP Rawa Dano

1 x 110

2018

PLTP Tangkuban Perahu 1

2 x 55

2018

Nama Pembangkit

1 x 55

2016

2 x 110

2017-2018

PLTP Tampomas

1 x 45

2018

PLTP Cisolok-Sukarame

1 x 50
2 x 55

2017
2018-2019

PLTP Iyang Argopuro

5.5 PROYEKSI NERACA ENERGI DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKAR


5.5.1 Sasaran Fuel Mix
5.5.1.1

Fuel Mix 1999-2008

Tabel 5.19 menunjukkan pemakaian energi primer utama oleh PT PLN


(Persero) dalam sepuluh tahun terakhir. Konsumsi batubara terus meningkat,
namun pemakaian gas alam cenderung terus menurun akibat pasokan gas
yang depleted dari sumbernya, dan karena infrastrukturnya belum tersedia
cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik PLN.

43

PLTU Sumatra mulut tambang diperhitungkan sebagai IPP di sistem Jawa Bali karena
sebagian besar produksinya akan ditransfer ke Jawa dengan menggunakan transmisi HVDC.
82

RUPTL 2011- 2020

Tabel 5. 19 Pemakaian Energi Primer PLN Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Tahun

BBM

GAS

Batubara

juta kl

bcf

juta ton

1999

4,70

237

11,41

2000

5,02

229

13,14

2001

5,40

222

14,03

2002

7,00

193

14,06

2003

7,61

184

15,26

2004

8,51

176

15,41

2005

9,91

143

16,90

2006

9,98

158

19,09

2007

10,69

171

21,47

2008

11,32

182

21,00

2009

9,41

266

21,92

2010

9,32

283

23,96

Sumber inefisiensi PLN yang utama beberapa tahun terakhir ini adalah fuel-mix
yang terjebak pada pemakaian minyak yang terlalu banyak44, namun produksi
listrik tetap harus dilakukan agar kebutuhan tenaga listrik termasuk
pertumbuhannya dapat dipenuhi oleh PLN. Dalam tahun 2008 komposisi
produksi kWh berdasarkan bahan bakar adalah BBM 36%, batubara 35%, gas
alam 17%, panas bumi 3% dan tenaga air 9%. Dalam RUPTL ini komposisi fuel
mix tersebut akan diperbaiki dengan target yang diperlihatkan pada pada Tabel
5.20.

Tabel 5. 20 Sasaran Komposisi Produksi Listrik Tahun 2020 Berdasarkan Jenis Bahan
Bakar (%)
Tahun

BBM

Batubara

Gas

Tenaga air

Panas Bumi

2011

21,6

50,2

17,3

6,0

4,9

2020

0,8

64,2

16,8

5,8

12,4

Untuk mewujudkan sasaran fuel mix pada Tabel 5.19, RUPTL 2011-2020
merencanakan proyek pembangkit seperti dijelaskan pada Bab 5. Target fuel
mix tersebut juga akan dicapai dengan pembelian tenaga listrik dari pembangkit

44

Dan harga minyak melonjak sangat tinggi pada tahun 2008 dan kemudian menurun namun
masih tetap tinggi sampai sekarang.

RUPTL 2011- 2020

83

listrik swasta (IPP) yang mengembangkan PLTU batubara, panas bumi dan
PLTGU gas. Pembangkit yang akan dibangun antara lain adalah proyek
percepatan 10.000 MW yang akan menurunkan konsumsi BBM secara
signifikan dan karenanya akan menurunkan biaya produksi tenaga listrik.
Disamping itu konversi pemakaian BBM ke gas maupun penambahan kapasitas
pembangkit berbahan bakar gas membuat PLN terus mengupayakan tambahan
kontrak-kontrak gas alam yang baru walaupun langkah ini menemui beberapa
kendala. Pengembangan pembangkit panas bumi juga akan lebih banyak
dikembangkan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara.
Pembangunan dan sewa PLTD berbahan bakar BBM sangat dibatasi hanya
untuk mengatasi krisis penyediaan tenaga listrik jangka pendek, dan akan
diganti dengan PLTU batubara skala kecil, kecuali pada sistem kelistrikan yang
terlalu kecil dan terpencil. Opsi LNG juga akan dikembangkan untuk PLTGU
yang berada di Belawan, Jakarta dan Grati.
Berdasarkan prakiraan demand seperti dijelaskan pada butir 4.3 dan
konfigurasi pembangkit pada butir 4.4, selanjutnya dilakukan simulasi produksi
energi seluruh sistem pembangkitan PLN dan IPP, dan hasilnya diperlihatkan
pada Tabel 5.21 dan Gambar 5.3.

Tabel 5. 21 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Total Indonesia (GWh)
No.

FUEL TYPE

2011

2012

HSD

29,846

17,346

8,658

4,331

2,549

2,465

2,316

2,261

2,428

MFO

10,037

4,807

2,385

556

44

56

51

65

85

65

Gas

32,017

42,691

46,158

46,002

43,441

43,118

35,657

25,992

28,331

30,879

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020
2,635

LNG

7,578

6,113

10,970

14,817

15,068

20,874

29,394

30,088

31,541

Batubara

93,049

110,043

134,578

151,524

163,311

178,749

193,084

207,868

221,392

238,432

Hydro

11,149

11,204

12,363

12,791

13,841

16,292

17,704

19,349

20,429

21,429

2
63
9,033
185,197

4
63
8,650
202,387

4
63
9,828
220,150

5
63
709
11,939
238,891

6
63
721
19,814
258,606

6
63
733
23,078
279,628

6
63
737
29,405
299,897

6
63
738
36,302
322,038

7
63
314
42,828
345,964

7
63
317
46,005
371,374

6
7
8
9
10

Surya/Hybrid
Biomass
Impor
Geothermal
TOTA L

2013

Pada Tabel 5.21 dapat dilihat bahwa pembangkit batubara akan menjadi tulang
punggung sistem pembangkitan Indonesia pada kurun waktu sepuluh tahun
mendatang, disusul oleh gas alam dan kemudian pembangkit energi
terbarukan, sementara pembangkit berbahan bakar minyak direncanakan
semakin jauh berkurang. Hal ini mencerminkan usaha PLN untuk mengurangi
konsumsi BBM.

84

RUPTL 2011- 2020

Pada tahun 2011 konsumsi BBM masih sebesar 21%, dan direncanakan
menurun menjadi 5% pada 2013 dan <1% pada 2020. Sementara itu kontribusi
batubara akan meningkat dari 50% pada tahun 2011 menjadi 64% pada tahun
2020. Sedangkan porsi gas alam yang pada tahun 2011 adalah 17%, akan
menurun menjadi 8% pada tahun 2020, sedangkan LNG mulai tahun 2012
sebesar 4% dan meningkat menjadi 9% pada 2020%.
400,000

350,000

300,000

GWh

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000

2011
Impor

2012

Biomass

2013

Surya/Hybrid

2014
HSD

2015
MFO

2016
LNG

Gas

2017
Batubara

2018

2019

Geothermal

2020
Hydro

Gambar 5. 4 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Total Indonesia (GWh)

Hal lain yang dapat dilihat adalah adanya peningkatan tenaga panas bumi
dalam penyediaan listrik yang semakin besar secara signifikan, dimana
kontribusinya sebesar 5% pada 2011 dan akan meningkat menjadi 12% pada
2020.
Untuk memproduksi energi listrik pada Tabel 5.21 diperlukan bahan bakar
dengan volume yang diperlihatkan pada Tabel 5.22.
Tabel 5. 22 Kebutuhan Bahan Bakar Indonesia
No.

FUEL TYPE

2011

2012

2013

2014

HSD ( x 10^3 kl )

7,464.3

4,610.8

2,274.6

1,131.8

633.5

595.2

545.7

550.8

589.3

MFO ( x 10^3 kl )

1,604.7

1,190.3

577.3

159.7

34.1

37.3

35.9

39.5

44.8

39.8

Gas (bcf)

329.8

337.8

358.4

365.3

344.3

341.4

277.1

197.7

211.1

227.2

LNG (bcf)

5
6

Batubara (10^3 ton)


Biomass (10^3 ton)

RUPTL 2011- 2020

41,794.7
49

2015

2016

2017

2018

2019

2020
633.0

59.6

47.9

90.8

120.4

122.1

170.7

240.7

248.2

263.7

59,254.3
49

73,788.3
49

82,954.0
49

88,754.9
49

96,002.2
49

101,442.6
49

109,263.6
49

116,691.0
49

125,737.7
49

85

5.5.2 Sistem Jawa-Bali


Rencana penyediaan energi dan kebutuhan bahan bakar untuk periode tahun
2011-2020 berdasarkan jenis bahan bakarnya diberikan pada Tabel 5.23 dan
Gambar 5.5.
Dalam kurun waktu 2011-2020, kebutuhan batubara meningkat 2,4 kali dan
kebutuhan gas alam meningkat 2 kali lipat, sedangkan kebutuhan BBM
menurun drastis karena digantikan oleh LNG/CNG.
Hal ini mencerminkan bahwa perencanaan dalam RUPTL ini telah sejalan
dengan kebijakan pemerintah mengenai diversifikasi energi, yaitu mengurangi
pemakaian bbm dan mengoptimalkan pemakaian batubara dan gas.

Tabel 5. 23 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Sistem Jawa-Bali (GWh)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

FUEL TYPE
HSD
MFO
Gas
LNG
Batubara
Hydro
Surya/Hybrid
Geothermal
TOTA L

2011
13,218
4,615
25,085
84,107
6,509

2012
4,856
16
33,292
7,422
94,724
5,271

2013
1,981
35,092
5,418
109,365
5,273

2014
1,823
34,028
5,926
122,695
5,273

2015
216
31,582
9,746
133,097
6,128

2016
232
31,742
9,904
144,080
7,400

2017
114
25,143
15,655
157,303
7,416

2018
120
16,684
24,117
166,606
7,322

2019
139
19,470
24,522
173,466
7,722

2020
140
22,188
25,163
184,786
8,549

8,532
142,065

8,140
153,721

8,568
165,697

9,029
178,774

11,978
192,747

14,412
207,770

16,474
222,106

22,554
237,404

28,504
253,822

30,169
270,995

300,000

250,000

GWh

200,000

150,000

100,000

50,000

2011
HSD

2012
MFO

2013

2014
LNG

2015
Gas

2016
Batubara

2017
Geothermal

2018

2019

2020

Hydro

Gambar 5. 5 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Sistem Jawa-Bali (GWh)

86

RUPTL 2011- 2020

Pada Tabel 5.23 terlihat bahwa batubara mendominasi energi primer lainnya,
yaitu 68% dari seluruh produksi pada tahun 2020. Panas bumi mengalami
peningkatan secara signifikan dari 8.532 GWh pada tahun 2011 menjadi 30.169
GWh pada tahun 2020, atau meningkat hampir 4 kali lipat. Sedangkan pangsa
tenaga air relatif tidak berubah karena potensi tenaga air di sistem Jawa Bali
sudah sulit untuk dikembangkan. Produksi listrik dari gas alam (termasuk LNG)
mengalami peningkatan sejak tahun 2011 menjadi hampir 2 kali lipat pada
tahun 2020. Namun demikian porsi gas alam menurun dari 18% pada 2011
menjadi hanya 8% pada 2020, sedangkan LNG meningkat dari 5% pada 2012
menjadi 9% pada 2020). Hal ini terjadi karena pasokan gas pipa untuk
pembangkit semakin menurun sehingga LNG menjadi alternatif untuk
memenuhi kebutuhan pembangkit walaupun harganya mencapai lebih dari 2
kali lipat dari gas pipa.
Proyeksi kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit milik PLN dan IPP dapat
dilihat pada Tabel 5.24. Volume kebutuhan batubara terus meningkat sampai
tahun 2020. Hal ini merupakan konsekuensi dari rencana pengembangan
pembangkit yang mengandalkan PLTU batubara sebagai pemikul beban dasar.

Tabel 5. 24 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali


No.
1
2
3
4
5
6

FUEL TYPE
HSD ( x 10^3 kl )
MFO ( x 10^3 kl )
Gas (bcf)
LNG (bcf)
Batubara (10^3 ton)
Biomass (10^3 ton)

2011
3,055.4
307.1
263.8
36,224.5

2012
1,376.7
3.8
247.4
59.6
49,410.2

2013
561.5
262.2
44.5
57,494.3

2014
516.8
260.1
49.6
64,563.8

2015
61.3
240.6
80.2
69,896.8

2016
65.8
241.8
81.5
74,827.0

2017
32.3
187.3
129.1
79,701.8

2018
34.0
123.0
199.4
84,161.2

2019
39.4
141.1
204.1
87,712.1

2020
39.8
159.1
212.1
93,595.0

5.5.3 Wilayah Operasi Indonesia Barat


Selaras dengan kebijakan penurunan pemakaian BBM dalam sektor tenaga
listrik, maka komposisi produksi listrik per jenis energi primer di Indonesia Barat
diproyeksikan pada tahun 2020 akan menjadi 51% batubara, 15% gas alam,
12% tenaga air, 2% minyak dan 21% panas bumi seperti diperlihatkan pada
Tabel 5.25 dan Gambar 5.5.
Proyeksi produksi energi dan kebutuhan bahan bakar untuk Sumatra, dan
Kalimantan Barat diperlihatkan pada Lampiran B.

RUPTL 2011- 2020

87

Tabel 5. 25 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Wilayah Operasi Indonesia Barat (GWh)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

FUEL TYPE
HSD
MFO
Gas
LNG
Batubara
Hydro
Surya/Hybrid
Biomass
Impor
Geothermal
TOTA L

2011
10,713
2,499
5,114
6,533
3,407

2012
7,458
2,441
7,415
10,531
3,717

2013
3,713
1,148
7,389
17,394
4,745

2014
940
177
7,932
4,324
17,346
5,049

2015
913
3
7,788
4,232
16,854
5,107

2016
834
16
7,502
4,273
20,350
5,569

2017
822
21
6,586
4,317
20,033
6,459

2018
898
35
5,293
4,269
24,096
7,368

2019
982
55
4,820
4,476
29,095
7,362

2020
996
35
4,575
5,030
32,493
7,377

63
63
28,392

63
64
31,689

63
801
35,254

63
709
2,281
38,821

63
721
6,765
42,445

63
733
6,865
46,205

63
737
10,773
49,811

63
738
11,353
54,112

63
314
11,691
58,859

63
317
13,200
64,087

2014

2015

2018

2019

70,000

60,000

50,000

GWh

40,000

30,000

20,000

10,000

2011

2012
Impor

2013

Biomass

HSD

MFO

LNG

2016
Gas

2017
Batubara

Geothermal

2020

Hydro

Gambar 5. 6 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Wilayah Operasi Indonesia Barat (GWh)

Kebutuhan bahan bakar di Luar Jawa dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2020 diberikan pada Table 5.26.

Tabel 5. 26 Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Barat


No.

FUEL TYPE

2011

2012

HSD ( x 10^3 kl )

2,869.6

1,923.5

924.7

258.9

248.8

227.6

225.2

247.6

273.1

MFO ( x 10^3 kl )

685.0

665.4

304.3

46.3

0.8

4.0

5.2

8.8

14.1

9.1

Gas (bcf)

52.7

77.1

76.8

84.1

82.5

78.4

67.9

51.5

46.6

43.8

LNG (bcf)

5
6

Batubara (10^3 ton)


Biomass (10^3 ton)

4,225.1
49.1

6,854.6
49.1

2013

11,333.0
49.1

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020
274.9

37.9

37.1

37.5

37.8

37.4

39.4

44.8

11,226.7
49.1

10,819.7
49.1

12,876.8
49.1

12,635.2
49.1

15,307.6
49.1

18,144.8
49.1

19,977.4
49.1

Kebutuhan gas alam tersebut pada Tabel 5.26 yang terus menurun
sesungguhnya masih jauh di bawah kebutuhan, hal ini disebabkan oleh adanya
keterbatasan pasokan gas ke pembangkit PLN. Sebagai contoh, pasokan gas
88

RUPTL 2011- 2020

untuk PLTGU Belawan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun karena
depletion. Idealnya gas harus terjamin sepanjang umur ekonomis pusat
pembangkit.
Kebutuhan akan batubara terus meningkat selaras dengan proyeksi kebutuhan
tenaga listrik dan merupakan bahan bakar yang dominan dalam produksi listrik.
Kebutuhan batubara pada tahun 2011 sekitar 4,2 juta ton akan meningkat tajam
menjadi 20 juta ton pada tahun 2020, atau sekitar 5 kali lipat untuk 10 tahun
mendatang.

5.5.4 Wilayah Operasi Indonesia Timur


Selaras dengan kebijakan penurunan pemakaian BBM dalam sektor tenaga
listrik, maka komposisi produksi listrik per jenis energi primer di Indonesia Timur
diproyeksikan pada tahun 2020 akan menjadi 58% batubara, 15% gas alam,
15% tenaga air, 4% minyak dan 7% panas bumi seperti diperlihatkan pada
Tabel 5.27 dan Gambar 5.6.
Proyeksi produksi energi dan kebutuhan bahan bakar untuk Kalimantan,
Sulawesi, Maluku & Papua dan NTB & NTT diperlihatkan pada Lampiran A.

Tabel 5. 27 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Indonesia Timur (GWh)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

FUEL TYPE
HSD
MFO
Gas
LNG
Batubara
Hydro
Surya/Hybrid
Geothermal
TOTA L

RUPTL 2011- 2020

2011
5,916
2,923
1,818
2,409
1,234
2
438
14,740

2012
5,033
2,351
1,984
156
4,788
2,216
4
446
16,977

2013
2,964
1,236
3,676
694
7,820
2,345
4
458
19,199

2014
1,569
378
4,042
721
11,483
2,469
5
629
21,295

2015
1,421
41
4,071
839
13,360
2,606
6
1,071
23,414

2016
1,399
41
3,874
891
14,319
3,323
6
1,801
25,653

2017
1,380
30
3,928
902
15,748
3,829
6
2,158
27,980

2018
1,242
30
4,016
1,007
17,166
4,659
6
2,395
30,522

2019
1,307
30
4,041
1,090
18,831
5,345
7
2,633
33,283

2020
1,498
30
4,116
1,349
21,153
5,503
7
2,636
36,292

89

40,000

35,000

30,000

GWh

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

2011

2012
Surya/Hybrid

2013

2014

2015

HSD

MFO

LNG

2016
Gas

2017

2018

Batubara

2019

Geothermal

2020

Hydro

Gambar 5. 7 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Wilayah Operasi Indonesia Timur (GWh)

Kebutuhan bahan bakar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 diberikan
pada Table 5.28

Tabel 5. 28 Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur


No.

FUEL TYPE

2011

2012

HSD ( x 10^3 kl )

1,539.2

1,310.6

788.5

356.2

323.5

301.8

288.1

269.2

276.7

318.3

MFO ( x 10^3 kl )

612.7

521.0

273.0

113.5

33.3

33.3

30.7

30.7

30.7

30.7

Gas (bcf)

13.2

13.2

19.3

21.1

21.1

21.3

22.0

23.2

23.5

24.4

LNG (bcf)

3.4

3.2

3.1

3.2

3.8

3.9

4.6

6.8

5
6

Batubara (10^3 ton)


Biomass (10^3 ton)

4,961.0

7,163.5

8,038.3

8,298.4

9,105.6

9,794.8

10,834.0

12,165.3

1,345.1

2,989.5

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan akan batubara terus meningkat selaras dengan proyeksi kebutuhan


tenaga listrik dan merupakan bahan bakar yang dominan dalam produksi listrik.
Kebutuhan batubara pada tahun 2011 sekitar 1,3 juta ton akan meningkat tajam
menjadi 12,2 juta ton pada tahun 2020, atau sekitar tujuh kali lipat untuk 10
tahun mendatang.

90

RUPTL 2011- 2020

5.6 ANALISIS SENSITIVITAS


RUPTL 20112020 ini disusun sebagai rencana pengembangan sistem
kelistrikan dengan skenario tunggal, karena diperlukan adanya rencana
program pengembangan kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang
pasti. Rencana yang pasti ini dilatarbelakangi oleh sifat dari komitmen investasi
di sektor ketenagalistrikan yang memerlukan adanya kepastian jadwal dan
kapasitas.
Namun disadari bahwa penyusunan RUPTL dipengaruhi oleh beberapa
variabel ketidakpastian yang di luar kendali PLN, misalnya harga bahan bakar,
harga EPC proyek, proyeksi penjualan/permintaan tenaga listrik, dan lain-lain.
Untuk memahami pengaruh perubahan variabel tersebut terhadap rencana
pengembangan sistem kelistrikan, maka dalam RUPTL ini telah dilakukan
analisis sensitivitas.
Dari beberapa variabel ketidakpastian yang ada, analisis sensitivitas dalam
RUPTL ini hanya dibuat untuk perubahan harga bahan bakar. Hal ini dilakukan
karena harga bahan bakar merupakan variabel yang paling volatile dan dapat
berubah secara cepat dan lebar, sedangkan pergerakan harga EPC relatif lebih
terbatas. Adapun penyimpangan dari proyeksi penjualan/permintaan tenaga
listrik akan dikaji tersendiri dalam analisis risiko pada Bab 7.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan membuat 4 cases di luar base case45
untuk sistem Jawa Bali, karena sistem ini merupakan sistem terbesar di
Indonesia dan analisis yang diperoleh dapat menggambarkan situasi di wilayahwilayah lainnya. Perubahan harga bahan bakar dalam analisis sensitivitas
diberikan pada Tabel 5.30.

Tabel 5. 29 Variasi Harga Bahan Bakar Dalam Analisis Sensitivitas


Harga
Case
Base Case

Crude Oil
US$/barel
95

Coal
US$/ton
80

Gas
US$/mmbtu
6

LNG
US$/mmbtu
10

Case 1

130

80

10

Case 2

95

80

10

Case 3

95

100

10

Case 4

95

80

10

45

Base case adalah case yang diadopsi dalam RUPTL 2011 2020 ini.

RUPTL 2011- 2020

91

Tabel 5. 30 Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga Bahan Bakar


No
1

Case Study

Batubara

Case 1

Case 2

Case 3

Case 4

USD/barrel

95

130

95

95

95

USD/ton

80

80

50

100

80

Gas

USD/mmbtu

LNG

USD/mmbtu

10

10

10

10

10

58.063

58.090

55.542

65.338

59.550

100

100

96

113

103

Objective Function

Juta USD
%

Base
Case

Harga bahan bakar


Crude Oil

Satuan

Penambahan Kapasitas
PLTU

MW

24.800

24.800

28.800

16.800

29.800

PLTGU

MW

6.750

6.750

3.000

15.000

3.000

PLTG

MW

1.800

1.800

1.600

1.600

600

MW

33.350

33.350

33.400

33.400

33.400

Jumlah

Case 1 dimaksudkan untuk memahami dampak kenaikan harga minyak mentah


terhadap rencana pengembangan sistem, Case 2 untuk melihat dampak
penurunan harga batubara, Case 3 untuk melihat pengaruh kenaikan harga
batubara, dan Case 4 untuk memahami dampak kenaikan harga gas.
Hasil simulasi pada Case 1 menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak
menjadi US$130 tidak mengubah konfigurasi pembangkit (jenis, kapasitas dan
jadwal), dan hanya sedikit menaikkan nilai objective function biaya
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.30. Hal ini dapat dimengerti karena
porsi pemakaian BBM memang sangat kecil, yaitu hanya 1% dari fuel mix pada
tahun 2020, dengan demikian RUPTL ini tidak sensitif terhadap perubahan
harga minyak.
Sementara penurunan harga batubara dari $80 menjadi $50 pada Case 2 akan
menambah kapasitas PLTU batubara dari 24.800 MW (base case) menjadi
28.800 MW (Case 2), dengan mengambil alih pembangkit berbahan bakar gas
(PLTGU). Hal ini menunjukkan bahwa RUPTL ini sangat sensitif terhadap
penurunan harga batubara. Namun banyaknya PLTU batubara akan
menyebabkan pembangkit yang seharusnya memikul beban dasar menjadi
beroperasi dengan CF yang rendah karena sebagian daripadanya akan
mengambil peran combined cycle sebagai pemikul beban medium.
Sebaliknya jika harga batubara naik dari $80 menjadi $100 (Case 3), maka
kapasitas PLTU batubara hanya akan menurun dari 24.800 MW (base case)

92

RUPTL 2011- 2020

menjadi 16.800 MW dan peranannya digantikan dengan pembangkit berbahan


bakar gas.
Apabila harga gas naik sedikit dari $6 menjadi $7 (Case 4), maka kapasitas
pembangkit batubara akan naik tajam dari 24.800 MW (base case) menjadi
29.800 MW. Hal ini menunjukkan bahwa RUPTL sangat sensitif terhadap
kenaikan harga gas. Harga gas sebesar $6 merupakan harga tertinggi dimana
combined cycle plants masih dapat bersaing dengan kandidat pembangkit
lainnya. Apabila harga gas lebih tinggi dari $6, maka combined cycle tidak
dapat bersaing secara ekonomi dengan PLTU pada harga batubara $80, dan
peranan pembangkit medium unit akan diambil oleh PLTU batubara.

5.7 PROYEKSI EMISI CO2


Proses perencanaan sistem pada RUPTL 2011-2020, sebagaimana dapat
dilihat pada butir 2.2 mengenai kebijakan pengembangan kapasitas pembangkit
dan butir 5.1 mengenai kriteria perencanaan pembangkit, belum
memperhitungkan biaya emisi CO2 sebagai salah satu variabel biaya. Namun
demikian, RUPTL ini tidak mengabaikan aspek emisi CO2. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya kandidat PLTP dan PLTA yang ditetapkan masuk dalam
sistem kelistrikan walaupun mereka bukan merupakan solusi biaya terendah.
Penggunaan teknologi boiler supercritical di pulau Jawa juga membuktikan
bahwa PLN peduli dengan upaya mengurangi emisi CO2 dari pembangkitan
tenaga listrik.
Banyaknya emisi dihitung dari jumlah bahan bakar yang digunakan dan
dikonversi menjadi emisi CO2 (dalam ton CO2) dengan menggunakan faktor
pengali (emission factor) yang diterbitkan oleh IPCC46.

5.7.1 Baseline Emisi CO2 (Murni Least Cost)


Pengembangan pembangkitan yang semata-mata berdasarkan prinsip leastcost tanpa mempertimbangkan intervensi kebijakan pemerintah seperti
pengembangan PLTP dan energi terbarukan lainnya akan menghasilkan

46

IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), 2006 IPCC Guidelines for National
Greenhouse Gas Inventories.
RUPTL 2011- 2020

93

rencana pengembangan pembangkit yang sangat didominasi oleh PLTU


batubara. Rencana pengembangan ini selanjutnya disebut sebagai baseline.
5.7.1.1

Sistem Jawa Bali

Gambar 5.8 menunjukkan jumlah emisi CO2 yang akan dihasilkan oleh skenario
baseline untuk sistem Jawa Bali.
MW

milliontCO2
250.0

70,000

225.0

60,000

200.0
50,000

175.0
150.0

40,000

125.0
30,000

100.0
75.0

20,000

50.0
10,000

25.0

2010

COAL

2012

OIL

GAS

2014

GEOTHERMAL

2016

2018

HYDRO

2020

NUCLEAR

EMISI

Gambar 5. 8 Proyeksi Komposisi Pembangkit dan Jumlah Emisi CO2 Sistem Jawa Bali
Skenario Baseline

Pengembangan pembangkit dengan skenario baseline untuk sistem Jawa Bali


akan menghasilkan penambahan PLTU batubara konvensional sebesar
27.000 MW dengan produksi mencapai 72,8% dari total produksi pada tahun
2020. Emisi CO2 yang dihasilkan pada tahun 2020 diperkirakan mencapai
236 juta ton CO2.
Tabel 5.31 menunjukkan komposisi bauran energi (energy mix) pada tahun
2010, 2016 dan tahun 2020. Dapat dilihat pada tabel tersebut bahwa energi
terbarukan khususnya panas bumi tidak kompetitif melawan pembangkit fosil,
sehingga tidak terjadi penambahan kapasitas PLTP secara signifikan (hanya
PLTP existing dan committed projects).

94

RUPTL 2011- 2020

Tabel 5. 31 Bauran Energi Sistem Jawa Bali Pada Skenario Baseline (GWh)
Unit

2010

2016

2020

Coal

GWh

Oil

Portion
(%)

84,728

151,929

235,452

72.8

GWh

206

20

0.1

Gas

GWh

30,087

59,029

67,023

20.8

Geothermal

GWh

6,641

8,110

8,110

2.5

Hydro

GWh

7,813

8,893

12,262

3.8

Nuclear

GWh

Total
Production

GWh

129,475

227,965

322,867

100

Objective
Function

Mill.
USD

14,616

46,430

62,575

JutatCO2
220.0
200.0
180.0
160.0
140.0
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0

2009

2010

2011

2012
Batubara

2013
Gas

2014
LNG

2015
HSD

2016

2017

2018

2019

MFO

Gambar 5. 9 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali Skenario Baseline

5.7.1.2

Sistem Sumatera

Gambar 5.10 menunjukkan jumlah emisi CO2 yang akan dihasilkan dalam
skenario baseline untuk sistem Sumatera.
Pengembangan pembangkit dengan skenario baseline untuk sistem Sumatera
akan menghasilkan penambahan PLTU batubara konvensional sebesar
2.000 MW, PLTGU gas alam sebesar 800 MW, PLTGU LNG 400 MW dan
IGCC (Integrated Gasification Combined Cycle) sebesar 400 MW pada tahun
RUPTL 2011- 2020

95

2020. PLTP tidak kompetitif secara ekonomis, sehingga dalam baseline ini
hanya tercantum proyek-proyek PLTP yang telah committed. Emisi CO2 yang
dihasilkan pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 28,8 juta ton CO2.
Tabel 5.32 menunjukkan komposisi bauran energi pada tahun 2010, 2016 dan
tahun 2020.
Capacity of
Facilities, MWe

Million tCO2

12,000

35.0

30.0

10,000

25.0
8,000
20.0
6,000
15.0
4,000
10.0
2,000

5.0

0.0
2010

2012

2014

2016

2018

2020

COAL

GAS

LNG

MFO

HSD

GEO

IGPP

HYD

PUMP

Emission

Gambar 5. 10 Proyeksi Komposisi Pembangkit dan Jumlah Emisi CO2 Sistem


Interkoneksi Sumatera Skenario Baseline

Produksi listrik tahun 2020 berdasarkan energi primer dalam skenario baseline
sistem Sumatera adalah 60,2% untuk batubara, 13,6% untuk tenaga air, 10,1%
untuk panas bumi, 9,8% untuk gas, 6,0% untuk gasifikasi batubara dan hanya
0,2% untuk bahan bakar minyak.
Tabel 5. 32 Bauran Energi Sistem Sumatera Pada Skenario Baseline (GWh)
Unit

2010

2016

2020

Portion(%)

Coal

GWh

5.731

19.026

27.207

60,2

Oil

GWh

3.642

15

103

0,2

Gas

GWh

5.382

3.729

4.437

9,8

CoalGasification

GWh

2.735

6,0

Geothermal

GWh

4.588

4.588

10,1

Hydro

GWh

3.608

4.925

6.161

13,6

TotalProduction

GWh

18.363

32.283

45.231

100,0

Million
USD

513

713

1.031

Construction
Cost

96

RUPTL 2011- 2020

JutatCO2
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2010

2011

2012

2013

2014

Batubara

Gas

2015

LNG

2016

MFO

2017

2018

2019

HSD

Gambar 5. 11 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Sumatera Skenario Baseline

5.7.2 Emisi CO2 Sesuai RUPTL 2011-2020


Pemerintah telah menetapkan Perpres No. 4 tahun 2010 dan Permen ESDM
No. 15 tahun 2010 mengenai Program Percepatan Pembangkit Tahap 2.
Program tersebut didominasi oleh pembangkit dengan menggunakan energi
terbarukan, khususnya panas bumi. Dengan adanya intervensi kebijakan
pemerintah mengenai pengembangan PLTP dan energi terbarukan lainnya
akan menghasilkan rencana pengembangan pembangkit yang sedikit berbeda
dibandingkan dengan baseline serta dapat menurunkan emisi CO2.
5.7.2.1

Emisi CO2 Indonesia

Gambar 5.12 memperlihatkan emisi CO2 yang akan dihasilkan apabila produksi
listrik Indonesia dilakukan dengan fuel mix seperti pada Gambar 5.4. Dari
Gambar 5.12 dapat dilihat bahwa emisi CO2 se-Indonesia akan meningkat dari
141 juta ton pada 2011 menjadi 276 juta ton pada tahun 2020. Dari 276 juta ton
emisi tersebut, 245 juta ton (89%) berasal dari pembakaran batubara.

RUPTL 2011- 2020

97

JutatCO2
300
275
250
225
200
175
150
125
100
75
50
25
0
2011

2012

2013

Biomass

2014

2015

2016

2017

2018

2019

HSD

MFO

LNG

Gas

Batubara

2020

Gambar 5. 12 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia)

Average grid emission factor47 untuk Indonesia pada tahun 2011 adalah
0,763 kgCO2/kWh, akan meningkat menjadi 0,8 kgCO2/kWh pada 2013-2014
dan selanjutnya akan menurun karena beroperasinya proyek-proyek PLTP dan
PLTA sehingga average grid emission factor pada tahun 2020 menjadi 0,745
kgCO2/kWh.
5.7.2.2

Emisi CO2 Sistem Jawa-Bali

Proyeksi emisi CO2 dari sistem Jawa Bali diperlihatkan pada Gambar 5.13.
Emisi naik dari 110 juta ton pada 2011 menjadi 205 juta ton pada 2020, atau
naik hampir 2 kali lipat. Grid emission factor membaik dari 0,778 kgCO2/kWh
pada 2011 menjadi 0,756 kgCO2/kWh pada 2020. Perbaikan faktor emisi ini
dicapai dari peningkatan pemakaian gas alam, panas bumi dan penggunaan
teknologi supercritical.

47

Grid emission factor didefinisikan sebagai jumlah CO2 [kg] per produksi listrik [kWh]

98

RUPTL 2011- 2020

JutatCO2
225
200
175
150
125
100
75
50
25
0
2011

2012

2013

2014

Biomass

HSD

2015

MFO

2016

LNG

2017

2018

Gas

2019

2020

Batubara

Gambar 5. 13 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Sistem Jawa Bali

5.7.2.3

Emisi CO2 Wilayah Operasi Indonesia Barat

Proyeksi emisi CO2 dari pembangkitan listrik di Indonesia Barat diperlihatkan


pada gambar 5.14. Emisi naik dari 21 juta ton menjadi 45 juta ton, atau naik
sekitar 2 kali lipat. Grid emission factor meningkat dari 0,749 kgCO2/kWh pada
2011 menjadi 0,856 kgCO2/kWh pada 2013 dan berangsur-angsur menurun
menjadi 0,704 kgCO2/kWh pada 2020. Faktor emisi yang membaik ini
disebabkan oleh kontribusi positif dari pemanfaatan panas bumi dan tenaga air.
JutatCO2
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2011

2012

2013

Biomass

2014

HSD

2015

MFO

2016

LNG

2017

2018

Gas

2019

2020

Batubara

Gambar 5. 14 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Wilayah Operasi Indonesia Barat

RUPTL 2011- 2020

99

5.7.2.4

Emisi CO2 Wilayah Operasi Indonesia Timur

Proyeksi emisi CO2 dari pembangkitan listrik di Indonesia Timur diperlihatkan


pada Gambar 5.15. Emisi naik dari 9,4 juta ton pada 2011 menjadi 26,5 juta ton
pada 2020, atau naik 2,8 kali lipat. Grid emission factor meningkat dari 0,641
kgCO2/kWh pada 2011 menjadi 0,784 kgCO2/kWh pada 2014 dengan
masuknya PLTU skala kecil di 70 lokasi, dan berangsur-angsur menurun
menjadi 0,731 kgCO2/kWh pada 2020. Faktor emisi yang membaik ini
disebabkan oleh kontribusi positif dari pemanfaatan panas bumi dan tenaga air.
JutatCO2
30
25
20
15
10
5
0
2011

2012

2013

Biomass

2014

HSD

2015

MFO

2016

LNG

2017

2018

Gas

2019

2020

Batubara

Gambar 5. 15 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur

5.8 PROYEK CDM (CLEAN DEVELOPMENT MECHANISM)


Sesuai Misi PLN menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan,
dan dengan komitmen nasional tentang pengurangan emisi Gas Rumah Kaca
(GRK), PLN akan melakukan upaya pengurangan emisi GRK dari semua
kegiatan ketenagalistrikan (pembangkit, transmisi, gardu induk dan distribusi).
PLN akan menggunakan peluang yang diberikan oleh Protokol Kyoto (PK),
yaitu peluang bagi Negara Non Annex I untuk mendapatkan kredit dari upaya
pengurangan emisi GRK melalui mekanisme CDM (Clean Development
Mechanism) yang akan berlaku dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012
sesuai dengan masa berlakunya Protokol Kyoto dan kesepakatan yang akan
dicapai oleh para pihak untuk pasca tahun 2012.

100

RUPTL 2011- 2020

Implementasi CDM akan diterapkan untuk semua kegiatan di lingkungan PLN


yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi proyek CDM di sisi
pembangkitan, transmisi/gardu induk dan distribusi.
Kebijakan pengembangan proyek CDM di unit-unit PLN termasuk penjualan
CER-nya dilakukan secara terpusat, sedangkan Anak Perusahaan dapat
mengelola dan mengembangkan proyek CDM sendiri dengan melakukan
koordinasi dengan PLN Pusat.
Sejak tahun 2002 PLN sudah menyadari akan pentingnya CDM dan melakukan
assessment beberapa potensi proyek CDM, dan hasilnya hingga saat ini PLN
telah menandatangani 5 ERPA (Emission Reduction Purchase Agreements).
Selain itu PLN juga mengembangkan proyek melalui mekanisme VCM
(Voluntary Carbon Mechanism), dimana saat ini sudah ada 3 proyek yang telah
selesai proses validasinya sesuai VCS (Voluntary Carbon Standard). Daftar
proyek PLN yang dikembangkan melalui mekanisme CDM dan VCM dapat
dilihat pada Tabel 5.33.
Tabel 5.33 Daftar Proyek PLN yang Dikembangkan melalui Mekanisme CDM dan VCM
No

Nama Proyek

Lokasi

Emission
Reduction
Mechanism

Status Saat
Ini

Annual Project
Emission
Reduction
(tCO2e/year)

PLTP Kamojang IV (60 MW)

Jawa Barat

CDM

Registered

402,780

PLTP Lahendong II (20 MW)

Tomohon, Minahasa,
Sulawesi Utara

CDM

Registered

66,713

PLTP Lahendong III (20 MW)

Tomohon, Minahasa,
Sulawesi Utara

CDM

PDD
Development

50,663

PLTA Genyem (20 MW)

Papua

CDM

PDD
Development

50,000

PLTM Lobong (1,6 MW),


Mongango (1,2 MW),
Merasap (1,5 MW)

Kalimantan Barat,
Gorontalo, dan
Sulawesi Utara

CDM

PDD
Development

8,749

PLTMG Bontang (14 MW)

Kalimantan Timur

CDM

Under
validation

21,282

PLTA Sipansihaporas (50


MW)

Sumatra Utara

VCS

Validation
completed

159,596

PLTA Lau Renun (82 MW)

Sumatra Utara

VCS

Validation
completed

229,048

PLTA Musi (210 MW)

Bengkulu

VCS

Validation
completed

847,020

RUPTL 2011- 2020

101

5.9 PENGEMBANGAN SISTEM PENYALURAN DAN GARDU INDUK


Pada periode 2011-2020 pengembangan sistem penyaluran masih berupa
pengembangan sistem dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem JawaBali serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia
Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan saluran transmisi secara umum
diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di
sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Disamping itu juga
sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan
pelayanan.
Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa pada umumnya dimaksudkan untuk
mengevakuasi daya dari pembangkit-pembangkit baru maupun expansion,
menjaga kriteria security N-1 baik statik maupun dinamik. Khusus untuk
pasokan ke sistem Jakarta, pembangunan sistem 500 kV dilakukan dengan
menggunakan jalur transmisi 150 kV atau 70 kV. Sedangkan pengembangan
transmisi 150 kV dimaksudkan untuk menjaga kriteria security N-1 dan sebagai
transmisi terkait untuk gardu induk 150 kV baru.
Pengembangan transmisi 500 kV di Sumatera dimaksudkan untuk mentransfer
tenaga listrik dari pembangkit mulut tambang di Sumbagsel dan Riau ke
Sumbagut. Selain itu transmisi 500 kV juga dikembangkan di sekitar konverter
transmisi HVDC di Sumatera sebagai feeder pemasok listrik dari pembangkit
mulut tambang.
Rencana pengembangan sistem penyaluran di Indonesia hingga tahun 2020
diproyeksikan sebesar 114.554 MVA untuk pengembangan gardu induk serta
49.192 kms pengembangan jaringan transmisi dengan perincian pada Tabel
5.34 dan Tabel 5.35.
Tabel 5.34 Kebutuhan Fasilitas Transmisi Indonesia
Satuan kms

TRANSMISI

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

500 kV AC

82

172

374

12

459

738

538

170

40

40

2,625

500 kV DC

1,100

1,100

275 kV

642

2,172

774

1,532

110

130

5,360

250 kV DC

462

462

3,717

5,754

7,812

6,813

3,573

2,541

2,211

1,873

972

1,016

36,282

168

1,254

370

1,206

334

3,333

3,967

7,822

10,729

8,805

5,565

4,951

3,083

2,173

1,012

1,056

49,162

150 kV
70 kV
TOTAL

102

RUPTL 2011- 2020

Tabel 5.35 Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Indonesia


Satuan MVA

TRAFO

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2,000

2020

Total

500/275 kV

1,000

3,000

500/150 kV

8,660

1,830

5,000

2,000

4,000

5,500

3,500

500

1,500

1,000

33,490

500 kV DC

3,000

3,000

275/150 kV

1,000

270

5,090

2,000

1,250

500

500

250

10,860

250 kV DC

600

600

150/70 kV

60

60

123

60

60

363

150/20 kV

9,746

11,220

4,670

6,200

4,140

5,340

4,470

4,920

4,600

4,580

59,886

70/20 kV
TOTAL

715

640

410

260

270

180

150

210

290

230

3,355

20,181

14,020

15,293

10,460

9,720

15,680

8,620

8,130

6,390

6,060

114,554

5.9.1 Pengembangan Sistem Penyaluran Wilayah Operasi Indonesia


Barat
Rencana pengembangan sistem transmisi dalam RUPTL 2011-2020 akan
banyak mengubah topologi jaringan dengan terwujudnya sistem interkoneksi
275 kV dan 500 kV di Sumatera. Pengembangan juga banyak dilakukan untuk
memenuhi pertumbuhan demand dalam bentuk penambahan kapasitas trafo.
Pengembangan untuk meningkatkan keandalan dan debottlenecking yang juga
terdapat di beberapa sistem, antara lain rencana pembangunan sirkit kedua
dan reconductoring beberapa ruas transmisi di sistem Sumbagut dan
Sumbagsel.
Rencana interkoneksi dengan tegangan 275 kV di Sumatera diprogramkan
terlaksana pada tahun 2012. Selain itu terdapat pembangunan beberapa gardu
induk dan transmisi 150 kV untuk mengambil alih beban dari pembangkit diesel
ke sistem interkoneksi (dedieselisasi), yaitu di sistem Sumbar-Riau, Sumbagsel
dan Kalbar.
Rencana pengembangan sistem penyaluran Wilayah Operasi Indonesia Barat
hingga tahun 2020 diproyeksikan sebesar 29.450 MVA untuk pengembangan
gardu induk (500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV) serta 21.150 kms
pengembangan transmisi dengan perincian pada Tabel 5.36 dan Tabel 5.37.
Beberapa proyek transmisi strategis di Indonesia Barat antara lain:
Proyek transmisi 275 kV untuk interkoneksi Sumatera Bagian Selatan dan
Sumatera Bagian Utara jalur barat dan jalur timur.

RUPTL 2011- 2020

103

Proyek transmisi 500 kV untuk interkoneksi Sumatera Bagian Selatan dan


Sumatera Bagian Utara jalur timur.
Interkoneksi Batam Bintan dengan kabel laut 150 kV dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian kebutuhan tenaga listrik pulau Bintan dengan tenaga
listrik dari Batam48 dengan mempertimbangkan rencana pengembangan
pembangkit di Batam yang akan mencukupi kebutuhan Batam dan sebagian
Bintan49. Adanya interkoneksi 150 kV tersebut tidak ada hubungannya
dengan perluasan wilayah usaha PLN Batam.
Rencana pengembangan transmisi juga mencakup program interkoneksi
dengan sistem tenaga listrik dari negara tetangga, meliputi interkoneksi
Sumatera-Malaysia (HVDC 250 kV)50 dan Kalimantan Barat-Sarawak (275
kV HVAC). Tujuan interkoneksi tersebut antara lain untuk mewujudkan
ASEAN Power Grid sebagaimana dimaksud dalam MOU on the ASEAN
Power Grid yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dengan Perpres
No. 77/2008.
1. Interkoneksi Sumatera Malaysia direncanakan beroperasi 2017
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi dari tukar menukar
tenaga listrik antara Sumatera dan Malaysia pada jam-jam tertentu. Pada
saat peak load di Sumatera (malam hari) PLN menerima tenaga listrik
dari Malaysia yang pada saat yang sama sedang dalam kondisi off peak.
Pada saat off peak di Sumatera (siang hari) PLN mengirim tenaga listrik
ke Malaysia yang pada saat yang sama sedang meningkatkan keandalan
sistem Sumatera.
2. Interkoneksi Kalbar Serawak direncanakan beroperasi 2014
dimaksudkan untuk memfasilitasi pembelian tenaga listrik oleh PLN
khususnya pada waktu beban puncak sampai dengan tahun 2019 untuk
menghilangkan pemakaian BBM selama beban puncak. Selain itu terbuka
kemungkinan bagi PLN untuk juga membeli listrik di luar waktu beban
puncak dalam hal penyelesaian PLTU batubara di Kalimantan Barat
terlambat. Setelah tahun 2019 diperkirakan PLN hanya akan membeli

48

Biaya produksi listrik di Batam lebih rendah dari pada biaya produksi di Bintan yang masih
banyak menggunakan pembangkit BBM.
49
Kecukupan pembangkit di Batam sampai dengan tahun 2020 telah dikonfirmasi ke PLN
Batam.
50
Pemilihan level tegangan 250 kV HVDC bipolar ini masih terbuka kemungkinan untuk
diubah ke 500 kV HVDC monopolar.
104

RUPTL 2011- 2020

tenaga listrik selama waktu beban puncak karena semua pembangunan


pembangkit beban dasar (PLTU) akan selesai.
Tabel 5. 36 Kebutuhan Fasilitas Transmisi Wilayah Operasi Indonesia Barat
Satuan kms

TRANSMISI

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

500 kV AC

150

150

500 kV DC

800

800

275 kV

160

2,172

774

1,532

110

130

4,878

250 kV DC
150 kV

462

462

694

1,643

4,318

2,499

1,486

1,371

790

387

382

740

14,310

70 kV
TOTAL

310

240

550

694

2,113

6,490

3,513

3,018

2,743

790

667

382

740

21,150

Tabel 5. 37 Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Wilayah Operasi Indonesia Barat
Satuan MVA

TRAFO

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

500/275 kV

1,000

2,000

3,000

500/150 kV

500 kV DC

3,000

3,000

275/150 kV

1,000

5,000

2,000

1,250

500

500

250

10,500

250 kV DC

600

600

150/70 kV

150/20 kV

960

2,750

2,170

1,350

840

810

870

810

570

750

11,880

70/20 kV

30

260

30

60

30

30

30

470

1,990

3,010

7,200

3,410

2,090

5,440

1,370

3,340

600

1,000

29,450

TOTAL

5.9.2 Pengembangan Sistem Penyaluran Wilayah Operasi Indonesia


Timur
Pengembangan sistem transmisi untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur
meliputi pembangunan transmisi dan gardu induk 275 kV, 150 kV dan 70 kV. Di
wilayah Maluku, Papua dan Nusa Tenggara sedang dilaksanakan
pembangunan transmisi 70 kV dan 150 kV seiring dengan beroperasinya PLTU
batubara di wilayah tersebut, sementara di wilayah Sulselrabar sedang
dibangun transmisi 275 kV dari PLTA Poso ke Palopo. Pada tahun 2013 sistem
Sulawesi Tengah, sistem Sulawesi Tenggara dan sistem Sulawesi Selatan
akan terinterkoneksi melalui jaringan transmisi 275 kV dan 150 kV.
Evakuasi daya dari rencana PLTU sewa di Balikpapan dan Asam-Asam akan
menyebabkan kondisi bottleneck di beberapa ruas transmisi di sistem Kalsel

RUPTL 2011- 2020

105

dan Kaltim. Untuk mengatasi kondisi tersebut direncanakan reconductoring


pada ruas-ruas tersebut.
Rencana pengembangan interkoneksi tegangan tinggi antar pulau di area
Indonesia Timur meliputi interkoneksi pulau Laut Kalsel ,interkoneksi pulau
Seram Ambon dan interkoneksi Sultra pulau Muna pulau Buton, namun
implementasi rencana interkoneksi tersebut tergantung pada kelayakan dari
hasil studi dasar laut.
Wilayah Kalimantan Selatan-Tengah dan Timur akan terinterkoneksi melalui
jaringan transmisi 150 kV pada tahun 2012.
Rencana pengembangan sistem penyaluran Wilayah Operasi Indonesia Timur
hingga tahun 2020 diproyeksikan sebesar 9.188 MVA untuk pengembangan
gardu induk (275 kV, 150 kV dan 70 kV) serta 16.434 kms pengembangan
jaringan transmisi dengan perincian pada Tabel 5.38 dan Tabel 5.39.
Beberapa proyek transmisi strategis di Indonesia Timur antara lain:
Proyek transmisi 150 kV interkoneksi sistem Kalselteng Kaltim
Proyek transmisi 150 kV interkoneksi sistem Sulut Gorontalo.

Tabel 5. 38 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Wilayah Operasi Indonesia Timur


Satuan kms

TRANSMISI

2011

275 kV
150 kV
70 kV
TOTAL

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

482

482

1,515

2,161

2,837

2,752

494

168

834

370

866

1,683

3,477

3,207

3,618

495

680

1,247

1,144

380

170

13,379

334
680

1,581

2,573
1,144

380

170

16,434

Tabel 5. 39 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Wilayah Operasi Indonesia Timur


Satuan MVA

TRAFO

2011

275/150 kV

2012
270

2013

150/70 kV

60

60

123

870

760

940

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

2020

90

150/20 kV
70/20 kV

2014

Total
430

950

60

60

450

540

363
630

480

730

320

6,670

245

260

300

140

270

120

120

90

80

170

1,795

1,175

1,350

1,453

1,090

780

720

750

570

810

490

9,188

5.9.3 Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Jawa-Bali


Pada Tabel 5.40 dan Tabel 5.41 diperlihatkan kebutuhan fisik fasilitas
penyaluran dan gardu induk di sistem Jawa-Bali.
106

RUPTL 2011- 2020

Tabel 5. 40 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Jawa-Bali


Satuan kms

TRANSMISI
500 kV AC

2011

2012

2013

2014

2015

82

172

374

12

459

1,509

1,950

657

1,562

1,593

110

1,591

2,232

500 kV DC
150 kV

738

2017

2018

2019

2020

490

20

40

40

2,475

174

342

210

106

8,593

300

100
1,031

1,674

Total

538

300

70 kV
TOTAL

2016

210
2,052

1,528

712

362

250

146

11,578

Tabel 5. 41 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Jawa-Bali


Satuan MVA

TRAFO

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

500/150 kV

8,660

1,830

5,000

2,000

4,000

5,500

3,500

500

1,500

1,000

33,490

7,916

7,710

1,560

3,900

2,850

3,990

2,970

3,630

3,300

3,510

41,336

30

30

90

180

60

1,090

6,850

9,520

6,500

4,220

4,980

4,570

75,916

150/70 kV
150/20 kV
70/20 kV
TOTAL

Total

440

120

80

60

17,016

9,660

6,640

5,960

Dari Tabel 5.40 terlihat bahwa sampai dengan tahun 2020 akan dibangun
transmisi 500 kV AC sepanjang 2.475 kms. Transmisi tersebut dimaksudkan
untuk mengimbangi program percepatan pembangkit PLTU Suralaya Baru dan
PLTU Adipala (tahun 2011, 2014), PLTU Paiton Expansion dan PLTU IPP
Tanjung Jati Expansion (2011,2012), PLTU Jawa Tengah Infrastruktur dan
PLTU Indramayu (2016/2017, 2017), Jawa-Bali Crossing dari Paiton hingga ke
pusat beban di Bali (2015), PLTGU baru (2019/2020) dan pumped storage
Upper Cisokan (2016), Matenggeng dan Grindulu (2019/2020, 2020). Selain itu
dibangun juga transmisi 500 kV yang berkaitan dengan perkuatan pasokan
Jakarta seperti Balaraja-Kembangan dan Kembangan-Durikosambi-Muara
Karang.
Trafo interbus 500/150 kV yang direncanakan pada tabel 5.41 merupakan
perkuatan grid yang tersebar di Jawa, utamanya seputar Jabotabek.
Transmisi 500 kV DC pada Tabel 5.40 adalah transmisi HVDC interkonesi
Sumatra Jawa, di sini hanya diperhitungkan bagian kabel laut dan overhead
line yang berada di pulau Jawa, selebihnya diperhitungkan sebagai
pengembangan sistem transmisi Sumatra.
Sistem transmisi 70 kV pada dasarnya sudah tidak dikembangkan lagi, bahkan
di sistem 70 kV di Jawa Barat banyak yang ditingkatkan menjadi 150 kV terkait
dengan proyek percepatan pembangkit 10.000 MW. Rencana pada Tabel 5.40
RUPTL 2011- 2020

107

hanya menunjukkan proyek reconducturing SUTT 70 kV yang memasok


konsumen besar dan saluran distribusi khusus. Program pemasangan trafotrafo 150/70 kV dan 70/20 kV pada tabel tersebut juga hanya merupakan
relokasi trafo-trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur.
Beberapa proyek transmisi strategis di Jawa-Bali antara lain:
Kabel laut Jawa-Bali sirkit 3 dan 4 tahun 2012.
Pembangunan kabel laut Jawa-Bali sirkit 3-4 dimaksudkan untuk dapat
menekan pemakaian BBM di Bali dalam jangka pendek. Dengan adanya
transfer energi dari sistem Jawa melalui kabel laut Jawa-Bali #1-4 sebesar
300 MW (mempertimbangkan N-1), akan diperoleh penghematan biaya
bahan bakar sebesar Rp 2,23 triliun selama 20 bulan operasi (Mei 2012Desember 2013) hingga beroperasinya Jawa-Bali Crossing 150 kV. Apabila
dibandingkan dengan biaya investasi (EPC cost) sebesar Rp 410 miliar,
maka penghematan biaya bahan bakar yang diperoleh masih jauh lebih
besar.
SUTET Durikosambi Muara Karang.
GITET Cawang Baru dan GITET Muara Karang.
Pembangunan SUTET 500 kV Paiton New Kapal termasuk overhead line
500 kV / submarine cable 500 kV menyeberangi selat Bali (Jawa Bali
Crossing) sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali. Tahap
pertama pada tahun 2013 beroperasi 150 kV dan tahap kedua pada tahun
2015 beroperasi 500 kV. Pembangunan JBC ini berpotensi menghasilkan
saving sebesar USD 617 juta (NPV) selama 20 tahun bila dibandingkan
dengan membangun pembangkit di Bali.
Proyek transmisi SUTET 500 kV tx Ungaran-Pemalang-MandirancanIndramayu tahun 2014.
Pembangunan transmisi 500 kV HVDC bipole 3,000 MW Sumatra - Jawa
berikut GITET Xbogor - Incomer (Tasik - Depok dan Cilegon Cibinong)
untuk menyalurkan listrik dari PLTU mulut tambang di Sumatra Selatan ke
sistem Jawa Bali tahun 2016.

108

RUPTL 2011- 2020

5.10

PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI

Rencana pengembangan sistem distribusi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel


5.42. Kebutuhan fisik sistem distribusi Indonesia hingga tahun 2020 adalah
sebesar 208.607,4 kms jaringan tegangan menengah, 225.404,4 kms jaringan
tegangan rendah, 37.431,2 MVA tambahan kebutuhan trafo distribusi.
Kebutuhan fisik tersebut diperlukan untuk mempertahankan keandalan serta
untuk menampung tambahan sekitar 27,3 juta pelanggan.
Tabel 5.42 Kebutuhan Fasilitas Distribusi di Indonesia
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

Indonesia
Jaringan TM

kms

18,425.4

18,573.2

18,066.9

19,716.4

18,435.1

20,332.9

21,750.3

23,088.1

24,497.2

25,721.9

208,607.4

Jaringan TR

kms

17,666.1

21,080.5

21,666.1

23,554.7

20,683.5

21,688.2

22,759.8

24,172.2

25,488.9

26,644.4

225,404.4

Trafo Distribusi

MVA

3,227.4

3,721.1

3,841.1

4,038.6

3,267.0

3,590.3

3,707.9

3,965.9

4,066.2

4,005.7

37,431.2

ribu plgn

3,813.4

2,460.4

2,622.6

2,739.8

2,739.9

2,749.6

2,626.2

2,655.4

2,638.7

2,250.7

27,296.6

Tambahan Pelanggan

5.10.1 Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur


Rencana pengembangan sistem distribusi untuk Wilayah Operasi Indonesia
Barat dapat dilihat pada Tabel 5.43. Kebutuhan fisik sistem distribusi Indonesia
Barat hingga tahun 2020 adalah sebesar 62.980,0 kms jaringan tegangan
menengah, 69.454,7 kms jaringan tegangan rendah, 14.593,8 MVA tambahan
kebutuhan trafo distribusi. Kebutuhan fisik tersebut diperlukan untuk
mempertahankan keandalan serta untuk menampung tambahan sekitar 6,5 juta
pelanggan.
Tabel 5. 43 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Wilayah Operasi Indonesia Barat
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

Indonesia Barat
Jaringan TM

kms

5,642.8

5,592.1

6,429.6

6,982.3

5,563.1

5,956.7

6,334.3

6,708.2

6,920.2

6,850.5

62,980.0

Jaringan TR

kms

6,398.7

6,128.0

7,152.3

7,780.3

6,159.0

6,543.5

6,896.5

7,332.6

7,539.2

7,524.5

69,454.7

Trafo Distribusi

MVA

1,414.4

1,389.8

1,865.1

2,077.8

1,232.3

1,298.4

1,364.8

1,418.0

1,368.5

1,164.9

14,593.8

ribu plgn

1,135.4

651.7

661.0

669.7

572.1

542.6

539.9

555.6

573.0

593.0

6,494.1

Tambahan Pelanggan

Rencana pengembangan sistem distribusi untuk Wilayah Operasi Indonesia


Timur dapat dilihat pada Tabel 5.44. Kebutuhan fisik sistem distribusi Wilayah
Operasi Indonesia Timur hingga tahun 2020 adalah sebesar 74.784,0 kms
jaringan tegangan menengah, 65.099,5 kms jaringan tegangan rendah, 8.216,7
MVA tambahan kebutuhan trafo distribusi. Kebutuhan fisik tersebut diperlukan
untuk mempertahankan keandalan serta untuk menampung tambahan sekitar
5,3 juta pelanggan.
Tabel 5. 44 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Wilayah Operasi Indonesia Timur

RUPTL 2011- 2020

109

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

Indonesia Timur
Jaringan TM

kms

5,047.6

5,790.7

6,161.3

7,012.3

6,671.8

7,072.7

7,851.1

8,667.8

9,668.5

10,840.2

74,784.0

Jaringan TR

kms

4,045.9

6,189.7

6,761.2

7,744.5

5,943.1

5,922.7

6,343.1

6,803.2

7,371.9

7,974.2

65,099.5

Trafo Distribusi

MVA

693.4

885.5

787.4

757.9

748.4

763.1

814.9

859.0

917.2

989.7

8,216.7

1,406.2

375.9

384.4

396.7

415.8

409.8

441.9

463.7

481.9

519.8

5,296.1

Tambahan Pelanggan

ribu plgn

Interkoneksi Antarpulau
Untuk mengembangkan sistem kelistrikan di pulau-pulau yang dekat dengan
daratan pulau besar dan sekaligus untuk menurunkan penggunaan BBM,
direncanakan interkoneksi antar pulau melalui kabel laut 20 kV atau 70 kV,
yaitu:

Pulau Laut (Kotabaru) - Batulicin dengan kabel laut 20 kV

Kaltim - Pulau Nunukan Sebatik dengan kabel laut 20 kV

Kendari - Pulau Muna - Pulau Buton (Bau-bau) dengan kabel laut 150
kV.

Bitung Pulau Lembeh (Sulut) dengan kabel laut / SUTM 20 kV

Ambon Haruku - Seram dengan kabel laut 70 kV, Haruku-Saparua KL


20 kV

Pulau Ternate Pulau Tidore dengan kabel laut 20 kV

Lombok - Pulau 3 Gili dengan kabel laut 20 kV

Kepulauan Seribu dengan kabel laut 20 kV

Bali Nusa Penida dengan kabel laut 20 kV

Pelaksanaan interkoneksi kabel laut tersebut akan didahului dengan kajian


kelayakan meliputi keekonomian, enjiniring dan studi dasar laut (seabed study)
meliputi: route, peletakan kabel, lingkungan, struktur dasar laut, dan lain
sebagainya.

5.10.2 Sistem Jawa-Bali


Perencanaan kebutuhan fisik untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan
energi listrik dapat diproyeksikan seperti pada Tabel 5.45.
Tabel 5. 45 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Jawa-Bali
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

7,735.0

7,190.4

5,475.9

5,721.8

6,200.2

7,303.5

7,564.9

7,712.1

7,908.4

8,031.2

70,843.4

Jawa-Bali
Jaringan TM

kms

Jaringan TR

kms

7,221.5

8,762.7

7,752.6

8,029.8

8,581.4

9,222.0

9,520.2

10,036.4

10,577.8

11,145.7

90,850.3

Trafo Distribusi

MVA

1,119.6

1,445.8

1,188.6

1,202.9

1,286.4

1,528.7

1,528.2

1,688.8

1,780.5

1,851.0

14,620.7

ribu plgn

1,271.7

1,432.7

1,577.2

1,673.4

1,752.0

1,797.2

1,644.4

1,636.1

1,583.8

1,137.8

15,506.4

Tambahan Pelanggan

110

RUPTL 2011- 2020

Dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dari tahun 2011 sampai dengan 2020
untuk sistem Jawa Bali diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah
sebanyak 70.843,4 kms, jaringan tegangan rendah 90.850,3 kms, kapasitas
trafo distribusi 14.620 MVA dan jumlah pelanggan 15,5 juta.
5.11

PENGEMBANGAN LISTRIK PERDESAAN

Untuk saat ini pembangunan listrik desa di seluruh Indonesia dilaksanakan oleh
28 Satuan Kerja Listrik Desa / Satker Lisdes, dimana untuk 24 Satker Lisdes
tersebut berada pada masing-masing provinsi, kecuali untuk 4 Satker Lisdes
merupakan gabungan dua provinsi seperti: Satker Lisdes Riau & Riau
Kepulauan, Jawa Tengah & Yogyakarta, Sulawesi Selatan & Sulawesi Barat,
serta Papua & Papua Barat.
Sasaran kuantitatif pembangunan listrik desa adalah bertujuan meningkatkan
rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik, dengan mengacu pada sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM tahun 2010-2014, yaitu
untuk rasio elektrifikasi dari 67,2% tahun 2010 menjadi sebesar 80% di tahun
2014, dan untuk rasio desa berlistrik 94,6% tahun 2010 menjadi sebesar
98,9% di tahun 2014. Rekap program listrik perdesaan 2011-2014 dan
investasinya dapat dilihat pada Tabel 5.46 dan Tabel 5.47.
Tujuan pembangunan listrik desa seperti yang disebutkan diatas, juga bertujuan
untuk:

Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan

Meningkatkan kualitas bidang pendidikan dan kesehatan

Mendorong
pedesaan

Memudahkan dan mempercepat masyarakat pedesaan memperoleh


informasi dari media elektronik serta media komunikasi lainnya.

Meningkatkan keamanan dan ketertiban yang selanjutnya diharapkan juga


akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

produktivitas

ekonomi,

sosial

dan

budaya

masyarakat

Tabel 5. 46 Rekap Program Listrik Perdesaan Indonesia 2011-2014


Tahun

JTM

JTR

Kms

kms

Trafo
MVA

Unit

Jml
Pelanggan

Listrik Murah
dan Hemat (RTS)

2011

8.198,0

7.615,1

373,3

5.847

382.864

2012

4.495,6

4.881,1

233,0

3.466

248.833

83.092

2013

7.585,9

7.507,4

386,4

5.623

438.466

2014
Total

7.403,4
27.682,8

7.326,7
27.330,3

377,1
1.369,9

5.488
20.424

427.915
1.498.078

83.092

RUPTL 2011- 2020

111

Catatan: Pada tahun 2012 ada program listrik Murah dan Hemat untuk
masyarakat daerah tertinggal dan nelayan sebanyak 83.092 RTS (rumah
tangga sasaran).
Tabel 5.47 Rekap Kebutuhan Investasi Program Listrik Perdesaan Indonesia 2011-2014
(Juta Rp)

Tahun

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

Listrik
murah
dan Hemat
(RTS)

Total

2011

1.762.282,6

905.657,2

444.332,0

22.500,0

3.223.783,8

2012

1.205.603,0

668.894,7

385.697,0

2.260.194,7

286.799,6

2013

2.105.722,4

1.082.279,4

651.229,8

3.839.231,7

2014

2.055.053,2

1.056.236,9

635.559,5

3.746.849,7

Total

7.128.661,3

3.713.068,2

2.116.818,4

22.500,0

13.070.059,9

286.799,6

5.12

PENGEMBANGAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

Energi baru dan terbarukan (EBT) skala besar seperti panas bumi dan PLTA
telah dibahas dalam pengembangan kapasitas pembangkit pada butir 5.4. Butir
ini hanya membahas pengembangan EBT skala kecil.
PLTMH: PLN mendorong pengembangan PLTMH terutama oleh swasta atau
masyarakat untuk melistriki kebutuhan setempat dan juga untuk disalurkan ke
grid atau sistem kelistrikan PLN.
PLTB: Karena potensi energi angin di Indonesia sangat terbatas, maka
pengembangannya akan terbatas di daerah yang memiliki potensi.
Biomassa: PLN tidak bermaksud untuk membangun sendiri pembangkit listrik
tenaga biomassa karena PLN tidak mempunyai kendali atas pasokan
biomassanya. Karena itu PLN mendorong swasta untuk mengembangkannya
dan PLN akan membeli listriknya.
Energi kelautan: walaupun potensi energi kelautan diduga sangat besar, namun
mengingat teknologi dan keekonomiannya masih belum diketahui, PLN baru
akan melakukan uji coba skala kecil sebagai proyek penelitian dan
pengembangan.
Biofuel:

tergantung

kepada

kesiapan

pasar

biofuel,

PLN

siap

untuk

memanfaatkan biofuel apabila tersedia.


112

RUPTL 2011- 2020

Gasifikasi batubara (PLTGB): PLN memandang jenis energi ini sebagai energi
baru yang dapat diterapkan pada sistem kelistrikan isolated skala kecil.
Rencana pengembangan pembangkit EBT skala kecil dan perkiraan biayanya
ditunjukkan pada Tabel 5.48 dan Tabel 5.49.

Pembangunan PLTS Terpusat (Komunal), Solar Home System (SHS) dan


Lentera Super Hemat Energi (SEHEN)
Mempertimbangkan sebaran penduduk pada geografi yang sangat luas dan
sulitnya menjangkau daerah terpencil, PLN merencanakan untuk membangun
PLTS sebagai berikut:

PLTS terpusat/komunal (mode operasi mandiri & hybrid) dengan


kapasitas diberikan pada tabel 5.48.

SHS (panel surya + lampu LED denga batere di dalamnya) skala kecil
tersebar, namun terbatas di provinsi-provinsi yang RE nya masih sangat
rendah dan di daerah yang dalam waktu 5 tahun belum akan
mendapatkan listrik konvensional. Jumlah SHS yang akan dipasang
adalah sekitar 377.000 set.

Pengembangan PLTS tersebut dimaksudkan untuk melistriki daerah terpencil


secepatnya, mencegah penambahan penggunaan BBM kalau seandainya
dilayani dengan diesel, dan menurunkan BPP pada daerah tertentu yang
ongkos angkut BBM sangat mahal, seperti daerah sekitar puncak pegunungan
Jayawijaya Papua.
Program elektrifikasi dengan SHS atau lentera super hemat energi (SEHEN)
bukan merupakan program pengembangan kapasitas sistem kelistrikan.
Dengan demikian program elektrifikasi dengan SEHEN lebih bersifat sementara
dan hanya diterapkan secara terbatas di propinsi-propinsi yang rasio
elektrifikasinya masih rendah, yaitu NTB, NTT dan Papua dengan terlebih daulu
dibuat kajian kelayakannya. Program SEHEN juga dapat diganti dengan PLTS
terpusat/komunal (centralized PV).

RUPTL 2011- 2020

113

Pembangunan PLTS dan pemasangan SHS tersebut akan didahului dengan


kajian kelayakan proyek.

Tabel 5. 48 Rencana Pengembangan Pembangkit EBT Skala Kecil


No

Pembangkit EBT

Satuan

PLTMH

MW

PLT Surya

TAHUN
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

TOTAL

23

37

198

126

46

193

203

214

225

235

1500

MWp*)

30

50

60

70

70

75

75

80

80

592

PLT Bayu

MW

10

10

15

15

20

20

25

25

140

PLT Biomass

MW

16

33

35

35

35

40

40

45

45

50

374

PLT Kelautan

MW

27

PLT Bio-Fuel

MW**)

10

15

15

14

93

PLT GasBatubara

MW

32

81

43

22

22

14

10

243

MW

47

142

391

289

202

338

372

380

394

414

TOTAL

2,969

*) Rencana PLTS sd 2014 adalah program 1.000 pulau, sedangkan tahun selanjutnya masih indikasi
**) Kapasitas ekuivalen dari pembangkitan eksisting yang beroperasi dengan bahan bakar biofuel

Tabel 5. 49 Biaya Pengembangan Pembangkit EBT Skala Kecil


TAHUN

No

Pembangkit EBT

PLTMH

55

89

475

302

110

463

487

514

540

564

3,600

PLT Surya

10

150

250

300

350

350

375

375

400

400

2,960

PLT Bayu

30

30

45

45

60

60

75

75

420

PLT Biomass

40

83

88

88

88

100

100

113

113

125

935

PLT Kelautan

12

30

30

30

30

30

162

PLT Bio-Fuel
PLT GasBatubara

25

38

38

35

20

18

18

20

23

233

12

64

162

86

44

14

44

28

12

20

486

117

410

1,054

843

672

1,022

1,114

1,137

1,190

1,237

TOTAL

5.13

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

PROYEK PLTU SKALA KECIL TERSEBAR

Program PLTU batubara skala kecil tersebar semula direncanakan oleh PLN di
71 lokasi untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik yang terjadi di wilayah
tersebut dan untuk menurunkan biaya pokok penyediaan listrik dengan
114

RUPTL 2011- 2020

TOTAL

8,796

menggantikan pembangkit BBM terdiri dari Indonesia Barat 16 lokasi dan


Indonesia Timur 35 lokasi.
Jika ada penyewaan di masa mendatang, diutamakan sewa pembangkit
dengan bahan bakar yang murah.
Dalam perkembangannya, beberapa lokasi dibatalkan atau diubah ke PLTGB.
Tabel 5.50 dan 5.51 menunjukkan lokasi dan kapasitas rencana
pengembangan pembangkit PLTU batubara skala kecil dan PLTGB lokasi di
Indonesia Barat dan Indonesia Timur.
Tabel 5. 50 Proyek Pembangkit PLTU Skala Kecil di Indonesia Barat dan Indonesia Timur
No

NamaProyek

I.IndonesiaBarat
a.FTP2
IPP
1 PLTUKetapangKalbar
2 PLTUNiasSumut
3 PLTUTanjungPinangRiau
b.Reguler
PLN
4 PLTUIpuhBengkulu
5 PLTUMentokBabel
6 PLTUNatunaRiau
7 PLTUSanggauKalbar
8 PLTUSintangKalbar
9 PLTUTanjungUbanRiau
10 PLTUTapakTuanNAD
11 PLTUTeboJambi
12 PLTUTembilahanRiau
13 PLTUTjJabungJambi
IPP
14 PLTUBaturajaJambi
15 PLTUMukoMukoJambi
16 PLTUToboaliBabel
II.IndonesiaTimur
a.FTP2
PLN
17 PLTUBauBauSulsel
18 PLTUKotabaruKalsel
19 PLTUSumbawaBaratNTB

Kapasitas
(MW)

COD
Estimasi

2x10
3x7
2x15

2013
2014
2014

2x3
2x7
2x7
2x7
3x7
2x7
2x7
2x7
2x7
2x7

2014
2014
2013
2012
2012
2013
2012
2013
2013
2013

2x10
2x4
2x7

2013
2014
2014

2x10
2x7
2x7

2014
2013
2013

No

NamaProyek

II.IndonesiaTimur(lanjutan)
IPP
20 PLTUBiakPapua
21 PLTUKolakaSulsel
22 PLTULuwukSulteng
23 PLTUMelakKaltim
24 PLTUMeraukePapua
25 PLTUNabirePapua
26 PLTUNunukanKaltim
b.Reguler
PLN
27 PLTUAlorNTT
28 PLTUAmpanaSulut
29 PLTUBerauKaltim
30 PLTUBuntokKaltim
31 PLTUKendariSulsel
32 PLTUKualaKurunKalsel
33 PLTUKualaPambuangKalsel
34 PLTUMalinauKaltim
35 PLTURahaSulsel
36 PLTURoteNTT
37 PLTUSofifiMaluku
38 PLTUTalaudSulut
39 PLTUTjSelorKaltim
40 PLTUToliToliSulteng
41 PLTUWangiWangiSultra
IPP
42 PLTUAndai(Manokwari)Papua
43 PLTUSorongPapua
44 PLTUSumbawaBaruINTB
45 PLTUTawaeliEkspansiSulut

Kapasitas
(MW)

COD
Estimasi

2x7
2x10
2x10
2x7
2x7
2x7
2x7

2014
2014
2015
2013
2014
2014
2014

2x3
2x3
2x7
2x7
1x10
2x3
2x3
2x3
2x3
2x3
2x3
2x3
2x7
3x15
2x3

2012
2013
2012
2013
2013
2013
2013
2012
2013
2012
2013
2013
2012
2014
2013

2x7
2x15
2x10
2x15

2014
2014
2014
2014

Tabel 5. 51 Proyek Pembangkit PLTGB Tersebar di Indonesia Barat dan Indonesia Timur

RUPTL 2011- 2020

115

No

NamaProyek

IndonesiaBarat
FTP2
1 PLTGBPutusibauKalbar
2 PLTGBRokanHilirRiau
3 PLTGBSabangNAD
Reguler
4 PLTGBBengkalisRiau
5 PLTGBDaboSingkepRiau
6 PLTGBMentawaiSumbar
7 PLTGBNangaPingohKalbar
8 PLTGBSelatPanjangRiau
9 PLTGBSinabangNAD
10 PLTGBSingkilNAD
11 PLTGBTanjungBatuSumsel
12 PLTGBTanjungPandanBabel

No

NamaProyek

IndonesiaTimur
FTP2
13 PLTGBLarantukaNTT
14 PLTGBSelayarSulteng
15 PLTGBTahunaSulut
16 PLTGBTobeloMaluku
17 PLTGBTualMaluku
18 PLTGBTimika
Reguler
19 PLTGBBunyuKaltim
20 PLTGBBuruMaluku
21 PLTGBKotaBangunKaltim
22 PLTGBLanggurMaluku
23 PLTGBMuaraWahauKaltim
24 PLTGBTanaTidungKaltim
TOTALKAPASITAS

Kapasitas
(MW)

Pemilik

COD
Estimasi

2x4
2x4
2x4

IPP
IPP
PLN

2012
2012
2013

6
2x3
2x3
2x3
6
2x3
2x3
2x4
5

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP

2015
2013
2013
2013
2012
2013
2013
2013
2014

Kapasitas
(MW)

Pemilik

COD
Estimasi

2x4
2x4
2x4
2x4
2x4
2x4

IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

2013
2012
2013
2014
2013
2014

2
2x3
2,5
2x3
2
2

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

2013
2013
2013
2013
2013
2013

Catatan: PLTU Manokwari = PLTU Andai

Pada saat RUPTL ini disusun, PLN tengah melakukan survei lokasi dan studi
kelayakan, sehingga rincian proyek pada Tabel 5.50 dan 5.51 masih dapat
berubah sesuai hasil survei dan studi.

116

RUPTL 2011- 2020

BAB VI
KEBUTUHAN DANA INVESTASI
6.1 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI INDONESIA
Untuk membangun sarana pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik
sebagaimana diuraikan pada Bab 5 diperlukan dana investasi sebesar
US$ 60,5 miliar dengan disbursement tahunan sebagaimana diperlihatkan pada
Tabel 6.1 dan Gambar 6.1. Dana sebesar itu hanya mencakup proyek-proyek
PLN saja dan belum mencakup dana investasi untuk proyek listrik swasta/IPP.

Tabel 6. 1 Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)


Item
Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2011
2,235.3
1,028.8
3,264.1
2,725.8
688.4
3,414.2
1,261.5
1,261.5
4,961.1
2,978.6
7,939.7

2012
2,576.3
1,117.6
3,693.9
2,026.2
505.2
2,531.4
1,269.5
1,269.5
4,602.5
2,892.2
7,494.7

2013
2,854.5
1,181.3
4,035.8
1,313.8
387.3
1,701.2
1,172.1
1,172.1
4,168.3
2,740.7
6,909.1

2014
2,683.9
1,186.5
3,870.3
1,535.5
372.3
1,907.8
1,253.3
1,253.3
4,219.3
2,812.1
7,031.4

2015
2,055.7
1,017.7
3,073.4
2,106.3
282.9
2,389.3
1,166.8
1,166.8
4,162.0
2,467.5
6,629.5

2016
1,522.9
814.7
2,337.6
1,199.7
175.4
1,375.1
1,320.5
1,320.5
2,722.6
2,310.6
5,033.2

2017
1,781.1
959.9
2,741.1
604.4
113.2
717.6
1,395.0
1,395.0
2,385.5
2,468.2
4,853.7

2018
2,072.7
1,003.3
3,076.0
405.0
75.7
480.7
1,477.4
1,477.4
2,477.7
2,556.5
5,034.1

2019
2,063.8
920.6
2,984.4
288.7
42.3
331.0
1,539.3
1,539.3
2,352.5
2,502.3
4,854.8

2020
2,114.3
884.2
2,998.5
72.7
7.1
79.8
1,605.5
1,605.5
2,187.0
2,496.9
4,683.9

Juta US$
Total
21,960.5
10,114.6
32,075.1
12,278.0
2,650.0
14,928.0
13,461.0
13,461.0
34,238.6
26,225.6
60,464.1

Melihat kebutuhan dana yang sangat besar tersebut, maka disadari adanya
tantangan yang sangat besar dalam menyediakan dana tersebut.
Selama ini sumber pembiayaan proyek-proyek PLN banyak diperoleh dari
penerusan pinjaman dari luar negeri (two step loan), namun setelah tahun 2006
peranan pinjaman semacam ini mulai berkurang dan sebaliknya pendanaan
dengan obligasi terus meningkat, baik obligasi lokal maupun global. Proyek
percepatan pembangkit 10.000 MW dibiayai dari pinjaman luar dan dalam
negeri yang diusahakan sendiri oleh PLN dengan garansi Pemerintah. Akhirakhir ini PLN kembali berupaya memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan
multilateral (IBRD, ADB) dan bilaterial (JICA, AFD) untuk mendanai proyekproyek kelistrikan yang besar seperti Upper Cisokan pumped storage dan
transmisi HVDC Sumatra Jawa dengan skema two step loan.

RUPTL 2011- 2020

117

JutaUSD
8,000.0
7,000.0
6,000.0

TotalInvestasi
5,000.0
4,000.0

Pembangkit

3,000.0

Transmisi
Distribusi

2,000.0
1,000.0

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Gambar 6.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)

6.2 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI JAWA-BALI


Pengembangan pembangkitan, transmisi dan distribusi oleh PLN sampai
dengan tahun 2020 di sistem Jawa Bali membutuhkan dana investasi sebesar
US$ 33,6 miliar dengan disbursement tahunan sebagaimana diperlihatkan pada
Tabel 6.2 dan Gambar 6.2.
Kebutuhan investasi untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2020 adalah
sebesar US$ 18,3 miliar atau sekitar US$ 1,8 miliar per tahun. Porsi investasi
pembangkit PLN setelah 2016 meningkat karena proyek pembangkit di atas
tahun 2018 masih diasumsikan sebagai proyek PLN serta memperhitungkan
disbursement investasi pembangkit yang beroperasi setelah tahun 2020.
Kebutuhan investasi tersebut juga telah memperhitungkan biaya rehabilitasi/life
extention pembangkit.
Tabel 6. 2 Kebutuhan Dana Investasi untuk Sistem Jawa Bali
Item
Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

118

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2011
1,252.6
574.0
1,826.5
1,993.8
370.3
2,364.1
738.5
738.5
3,246.4
1,682.7
4,929.1

2012
1,093.5
511.7
1,605.2
964.3
145.0
1,109.3
683.3
683.3
2,057.8
1,340.1
3,397.9

2013
1,128.1
551.2
1,679.3
466.0
108.1
574.2
532.1
532.1
1,594.1
1,191.4
2,785.5

2014
1,360.1
645.0
2,005.1
804.1
154.8
958.8
549.7
549.7
2,164.2
1,349.4
3,513.6

2015
1,115.1
556.0
1,671.1
1,381.4
148.4
1,529.8
600.9
600.9
2,496.5
1,305.4
3,801.8

2016
912.2
452.1
1,364.3
796.6
84.5
881.1
710.5
710.5
1,708.8
1,247.1
2,955.9

2017
1,138.7
600.7
1,739.4
329.3
47.8
377.2
739.9
739.9
1,468.0
1,388.5
2,856.5

2018
1,274.0
635.9
1,909.9
254.7
42.2
296.9
768.8
768.8
1,528.8
1,446.8
2,975.6

2019
1,319.5
622.8
1,942.4
202.4
25.7
228.1
796.6
796.6
1,521.9
1,445.1
2,967.0

2020
1,744.7
772.3
2,517.0
50.7
4.3
55.0
812.2
812.2
1,795.4
1,588.8
3,384.2

Juta US$
Total
12,338.5
5,921.7
18,260.1
7,243.3
1,131.1
8,374.4
6,932.5
6,932.5
19,581.8
13,985.3
33,567.0

RUPTL 2011- 2020

5000
4500
4000

Juta USD

3500

TotalInvestasi
3000
2500

Pembangkit

2000
1500

Penyaluran

1000

Distribusi

500
0
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Tahun

Gambar 6. 2 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Sistem Jawa Bali

Pembiayaan proyek pembangkitan PLN berasal dari beberapa sumber. Proyek


percepatan pembangkit Perpres No.71/2006 didanai dengan pinjamanan luar
negeri (Cina) yang diusahakan oleh PLN dengan jaminan Pemerintah. Proyek
pumped storage Upper Cisokan senilai US$800 juta telah diusulkan
pendanaannya ke lender multilateral, sedangkan PLTU Indramayu 2x1.000 MW
senilai US$ 3.000 juta diusulkan pendanaannya ke lender bilateral. Namun
proyek-proyek pembangkitan selebihnya pada saat ini belum mendapat indikasi
sumber pendanaan yang pasti, dan PLN pada saat ini tengah mengkaji
kemampuannya dalam membuat pinjaman baru, dan hal ini akan dijelaskan
pada butir 5.5.
Kebutuhan dana investasi untuk penyaluran dan distribusi masing-masing
sebesar US$ 8,4 miliar dan US$ 6,9 miliar. Proyek penyaluran pada tahun
2011-2012 didominasi oleh transmisi yang terkait dengan proyek percepatan
pembangkit. Proyek tersebut menurut rencana akan didanai dari APLN,
obligasi, APBN, pinjaman luar negeri (two step loan), kredit ekspor dan sumber
lainnya. Proyek distribusi akan didanai sepenuhnya dari APLN.

RUPTL 2011- 2020

119

6.3 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI WILAYAH OPERASI INDONESIA


BARAT DAN INDONESIA TIMUR
Proyeksi kebutuhan investasi pembangkit, sistem penyaluran dan distribusi
dalam kurun waktu 2011-2020 untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat adalah
sebesar US$ 16,9 miliar atau rata-rata US$ 1,7 miliar per tahun dan untuk
Wilayah Operasi Indonesia Timur adalah sebesar US$ 10 miliar atau rata-rata
US$ 1 miliar, tidak termasuk proyek IPP, dengan disbursement tahunan seperti
pada Tabel 6.3 dan Tabel 6.4.

Tabel 6. 3 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat
Item
Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2011
610.1
262.0
872.1
397.2
205.2
602.4
306.4
306.4
1,007.3
773.6
1,780.9

2012
908.1
366.8
1,274.9
717.8
258.1
975.8
334.5
334.5
1,625.9
959.3
2,585.2

2013
1,102.8
387.5
1,490.3
578.9
213.2
792.1
395.4
395.4
1,681.8
996.0
2,677.8

2014
843.3
376.1
1,219.4
611.8
190.1
801.9
436.4
436.4
1,455.1
1,002.6
2,457.7

2015
674.6
332.2
1,006.8
634.8
102.9
737.7
323.1
323.1
1,309.5
758.2
2,067.6

2016
257.0
152.4
409.4
263.9
48.3
312.2
359.3
359.3
520.9
560.0
1,080.8

2017
186.2
116.2
302.4
153.5
34.7
188.2
385.4
385.4
339.7
536.3
876.0

2018
405.7
191.1
596.8
85.2
19.6
104.8
418.4
418.4
490.9
629.1
1,120.0

2019
573.7
232.4
806.1
57.9
11.7
69.6
427.2
427.2
631.6
671.3
1,302.9

2020
364.5
111.3
475.8
16.3
2.1
18.4
447.0
447.0
380.8
560.4
941.2

Juta US$
Total
5,926.1
2,528.0
8,454.1
3,517.2
1,086.0
4,603.2
3,833.0
3,833.0
9,443.3
7,446.9
16,890.2

JutaUSD
3,000.0
2,750.0
2,500.0

TotalInvestasi

2,250.0
2,000.0

Pembangkit

1,750.0
1,500.0
1,250.0

Transmisi

1,000.0
750.0

Distribusi

500.0
250.0

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Gambar 6. 3 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat

120

RUPTL 2011- 2020

Tabel 6. 4 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur
Item
Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2011
372.6
192.8
565.4
334.8
113.0
447.7
216.6
216.6
707.4
522.3
1,229.8

2012
574.7
239.0
813.8
344.1
102.1
446.2
251.7
251.7
918.8
592.8
1,511.7

2013
623.6
242.6
866.2
268.8
66.0
334.8
244.7
244.7
892.5
553.3
1,445.7

2014
480.5
165.3
645.9
119.6
27.4
147.0
267.3
267.3
600.1
460.0
1,060.2

2015
266.0
129.5
395.5
90.1
31.6
121.7
242.8
242.8
356.1
404.0
760.1

2016
353.7
210.3
563.9
139.3
42.5
181.8
250.7
250.7
493.0
503.5
996.5

2017
456.2
243.0
699.2
121.6
30.7
152.3
269.7
269.7
577.8
543.4
1,121.2

2018
392.9
176.4
569.3
65.1
13.9
79.0
290.2
290.2
458.0
480.5
938.6

2019
170.5
65.4
235.9
28.4
4.9
33.3
315.6
315.6
198.9
385.9
584.8

2020
5.1
0.6
5.7
5.7
0.7
6.4
346.3
346.3
10.8
347.6
358.4

Juta US$
Total
3,696.0
1,665.0
5,360.9
1,517.5
432.9
1,950.4
2,695.5
2,695.5
5,213.4
4,793.4
10,006.8

JutaUSD
1,800.0
1,500.0

Total
Investasi

1,200.0

Pembangkit

900.0

Transmisi

600.0

Distribusi

300.0

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Gambar 6. 4 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur

Kebutuhan investasi Wilayah Operasi Indonesia Barat untuk proyek


pembangkitan sampai tahun 2020 adalah sebesar US$ 8,5 miliar, sedangkan
untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur adalah sebesar US$ 5,9 miliar.
Disbursement proyek pembangkitan mencapai puncaknya pada tahun 20122013 yang merupakan proyek percepatan pembangkit Perpres No.71/2006.
Sedangkan disbursement proyek pembangkitan pada tahun berikutnya terus
menurun karena proyek-proyek IPP akan semakin mendominasi sistem-sistem
Indonesia Timur dan Indonesia Barat, terutama di sistem Sumatra. Proyek
transmisi di Indonesia Timur dan Indonesia Barat didominasi oleh
pengembangan transmisi 275 kV untuk interkoneksi seluruh Sumatra, di
samping pengembangan transmisi 150 kV di Sumatra, Sulawesi dan
Kalimantan serta beberapa wilayah lain seperti NTT dan NTB.

RUPTL 2011- 2020

121

6.4 KEBUTUHAN INVESTASI KELISTRIKAN PLN DAN IPP


Total dana investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem kelistrikan
Indonesia secara keseluruhan, termasuk listrik swasta/IPP, adalah US$ 96,2
miliar selama tahun 2011-2020. Disbursement dana tersebut diperlihatkan pada
Tabel 6.5.
Tabel 6. 5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP
Item
Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2011
3,088.0
1,397.5
4,485.5
2,725.8
688.4
3,414.2
1,261.5
1,261.5
5,813.8
3,347.3
9,161.2

2012
4,135.8
1,951.9
6,087.7
2,026.2
505.2
2,531.4
1,269.5
1,269.5
6,161.9
3,726.6
9,888.6

2013
6,036.2
2,748.2
8,784.4
1,313.8
387.3
1,701.2
1,172.1
1,172.1
7,350.0
4,307.7
11,657.7

2014
7,098.0
3,048.7
10,146.7
1,535.5
372.3
1,907.8
1,253.3
1,253.3
8,633.5
4,674.3
13,307.8

2015
6,369.7
2,720.3
9,089.9
2,106.3
282.9
2,389.3
1,166.8
1,166.8
8,476.0
4,170.0
12,646.1

2016
5,077.6
2,261.3
7,338.9
1,199.7
175.4
1,375.1
1,320.5
1,320.5
6,277.3
3,757.1
10,034.4

2017
4,918.9
2,275.2
7,194.1
604.4
113.2
717.6
1,395.0
1,395.0
5,523.3
3,783.5
9,306.8

2018
4,384.6
2,089.8
6,474.4
405.0
75.7
480.7
1,477.4
1,477.4
4,789.6
3,643.0
8,432.6

2019
3,367.2
1,475.6
4,842.7
288.7
42.3
331.0
1,539.3
1,539.3
3,655.8
3,057.2
6,713.1

2020
2,384.8
986.5
3,371.3
72.7
7.1
79.8
1,605.5
1,605.5
2,457.5
2,599.2
5,056.7

Juta US$
Total
46,860.7
20,955.0
67,815.7
12,278.0
2,650.0
14,928.0
13,461.0
13,461.0
59,138.7
37,066.0
96,204.7

JutaUSD
14,000.0

TotalInvestasi
12,000.0
10,000.0

Pembangkit

8,000.0
6,000.0
4,000.0

Transmisi

Distribusi

2,000.0

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Gambar 6. 5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP

Tabel 6.5 menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan Indonesia setiap


tahunnya membutuhkan dana investasi yang sangat besar, yaitu rata-rata
hampir US$ 9,6 miliar per tahun.
6.5 SUMBER PENDANAAN DAN KEMAMPUAN KEUANGAN PLN
Butir 6.5 ini menjelaskan bagaimana kebutuhan investasi yang diindikasikan
dalam RUPTL ini akan dipenuhi, dan juga menjelaskan dampak dari rencana
investasi ini terhadap keuangan PT PLN (Persero).

122

RUPTL 2011- 2020

6.5.1 Rencana Investasi dan Sumber Pendanaan


Kebutuhan investasi PLN sebesar US$ 60,5 miliar51 sampai dengan tahun 2020
akan dipenuhi dari berbagai sumber pendanaan, yaitu APBN sebagai
penyertaan modal pemerintah (ekuiti), pinjaman baru, dan dana internal.
Sumber dana internal berasal dari laba usaha dan penyusutan aktiva tetap,
sedangkan dana pinjaman dapat berupa pinjaman luar negeri (SLA, sub-loan
agreement), pinjaman pemerintah melalui rekening dana investasi, obligasi
nasional maupun internasional, pinjaman komersial perbankan lainnya serta
hibah luar negeri.
6.5.2 Asumsi Proyeksi Keuangan
Kemampuan PLN untuk melakukan pinjaman sangat ditentukan oleh indikator indikator keuangan perusahaan, misalnya rasio hutang52, proyeksi EBITDA dan
EBITDA margin, dan debt-equity ratio (rasio hutang terhadap aset). Rasio
tersebut digunakan sebagai covenant dalam perjanjian pinjaman PLN dengan
para lender dan bond holder. Selanjutnya pada bagian ini akan diberikan
gambaran mengenai biaya pokok penyediaan listrik.
Asumsi dasar makro ekonomi dan asumsi korporasi yang digunakan dalam
membuat proyeksi keuangan ini adalah sebagai berikut: (i) Tingkat bunga
pinjaman baru 3-6% untuk pinjaman dalam nominasi valuta asing (US$) dan 912% untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah, (ii) Terjadi kenaikan tarif listrik
sebesar 10% pada tahun 2012 dan 10% lagi pada tahun 2013, (iii) Kurs Rp
8.800/US$ tahun 2011, Rp 8.850/US$ tahun 2012, Rp 8.900/US$ tahun 2013,
Rp 8.950/US$ tahun 2014 dan Rp 9.000/US$ sampai dengan 2015, (iv) Marjin
PSO53 8% pada tahun 2011-2015.

6.5.3 Hasil Proyeksi Keuangan


a. Harga Listrik dan Subsidi (PSO, public service obligation)
Harga rata-rata listrik pada tahun 2011 adalah Rp 729/kWh, meningkat
menjadi rata-rata Rp 802/kWh pada tahun 2012, Rp 881/kWh pada tahun
2013, dan Rp 880/kWh pada tahun 2014-2015. Hal ini bertujuan untuk

51

Hanya mencakup base cost, tidak termasuk financing cost.

52

Yang diukur dari pendapatan operasi terhadap kewajiban hutang yang jatuh tempo dan
pembayaran bunga
53
Marjin terhadap biaya pokok penyediaan
RUPTL 2011- 2020

123

mengurangi jumlah subsidi pemerintah dan meningkatkan laba bersih


perusahaan. Peningkatan laba tahun 2011 akan digunakan oleh PLN untuk
membayar deviden kepada pemerintah dan memperkuat pendanaan
internal (anggaran PLN atau APLN) untuk pembiayaan proyek-proyek
kelistrikan seperti proyek pembangkit, proyek transmisi dan fasilitas trafo
distribusi untuk melayani pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dan
peningkatan keandalan pasokan listrik.
Pada tahun-tahun selanjutnya kenaikan tarif dilakukan untuk dapat
mengurangi subsidi pemerintah54 seperti diperlihatkan pada tabel 6.6. Selain
itu laba bersih juga digunakan untuk meningkatkan kemampuan pendanaan
internal perusahaan untuk berinvestasi sehingga dapat mengurangi
kebutuhan dana eksternal (pinjaman).
Tabel 6. 6 Proyeksi Kebutuhan Subsidi dan Laba/Rugi PLN 2011-2015
Tahun

2011

2012

Subsidi T Rp

87,64

54,98

729

BPP (Rp/KWh)
Laba/Rugi Bersih Rp. T

Tarif Rata-rata (Rp/KWh)

2013

2014*)

2015*)

36,97

40,07

47,43

802

881

880

880

1.187

1.061

994

990

1.014

14,97

7,86

12,80

14,23

14,10

*) Tidak ada kenaikan tarif hanya adjustment sebesar setengah dari inflasi dalam negeri.

Kenaikan TDL ini akan menghasilkan pendanaan internal yang sangat


dibutuhkan untuk pembiayaan investasi. Pendanaan APBN diperkirakan
akan mencapai sekitar Rp 10 trilyun/tahun, maka PLN harus mencari
pinjaman komersial dan concessional untuk menutupi kekurangan
kebutuhan investasi.
b. Kemampuan Pendanaan Sendiri (APLN)
Kemampuan pendanaan internal PLN sesungguhnya sangat rendah
karena sebelum tahun 2009 PLN tidak memperoleh marjin PSO,
sehingga tidak ada investasi PLN yang didanai dari pendanaan internal
(seluruh investasi didanai dengan hutang). Rasio hutang terhadap aset
PLN sebelum program percepatan pembangkit 10.000 MW tahap 1 (fast
track 1) adalah sekitar 30%, namun kemudian meningkat menjadi 53%
pada tahun 2010 akibat seluruh pendaanaan proyek fast track 1 berasal
dari pinjaman komersial dan obligasi.

54

Untuk menutupi selisih antara tarif dan Biaya Pokok Penyediaan (BPP)

124

RUPTL 2011- 2020

Peningkatan tarif PLN dan marjin PSO akan sangat diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan PLN dalam melakukan investasi untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan listrik. Dana internal untuk investasi
diperkirakan akan meningkat dari 32% dari kebutuhan total investasi
pada tahun 2011 menjadi sekitar 36% pada tahun 2015.
c. Komposisi Sumber Pendanaan untuk Investasi
Sumber pendanaan investasi PLN berasal dari 3 sumber: (i) ekuitas
pemerintah dari APBN (ii) dana internal yang berasal dari laba operasi
dan (iii) pinjaman.
APLN (dana internal perusahaan) berasal dari laba operasi yang sangat
terbatas karena BPP lebih tinggi dari tarif rata-rata. APLN hanya didapat
dari selisih antara marjin PSO + depresiasi aset dan pembayaran cicilan
pokok.
PLN hanya dapat meminjam dalam jumlah yang sangat terbatas karena
dibatasi oleh covenant pinjaman yang disyaratkan oleh lender dan bond
holder. Kapasitas PLN dalam membuat pinjaman-baru dapat
ditingkatkan jika revenue PLN meningkat, baik dari tarif maupun marjin
PSO.
Dengan melihat kemampuan pendanaan internal PLN dan kemampuan
meminjam PLN yang sangat terbatas seperti dijelaskan di atas, maka
peran APBN setiap tahun menjadi sangat penting untuk memenuhi
pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik yang diperlukan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh Pemerintah. Hal ini menjadi
semakin penting karena secara politis sangat sulit menaikkan tarif ke
tingkat yang lebih tinggi daripada BPP dalam waktu dekat.
Tabel 6.7 menunjukkan komposisi sumber dana investasi untuk
mencukupi kebutuhan rencana investasi 5 tahun ke depan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga
kemampuan PLN dalam melayani pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik
guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh
Pemerintah, maka harus dilakukan perbaikan sebagai berikut:
- Peningkatan pendapatan PLN baik dari peningkatan tarif maupun
peningkatan marjin PSO.
- Peningkatan dana dari APBN.

RUPTL 2011- 2020

125

Peningkatan pinjaman murah (SLA) dimana pemerintah sebagai


penjamin pinjaman.
Tabel 6. 7 Sumber Dana Investasi (Trilyun Rp)
Tahun

2011

2012

2013

2014

2015

APBN
Internal Fund
Pinjaman (committed)
Pinjaman baru
Total Kebutuhan Dana

9,0
20,5
28,9
3,6
62,1

9 ,0
28,4
38,8
0,4
76,6

9 ,0
29,8
10,6
12,1
61,5

9,0
26,7
3,4
27,2
66,3

9 ,0
28,7
2,6
23,1
63,5

6.5.4 Kendala Pendanaan Dalam Pelaksanaan RUPTL


Seperti ditunjukkan pada butir 6.1, pelaksanaan proyek-proyek kelistrikan yang
akan dilaksanakan oleh PLN sesuai RUPTL 2011-2020 mencapai US$ 61 miliar
atau rata-rata US$ 60,5 miliar per tahun. Penyediaan dana investasi sebesar
US$ 60,5 miliar per tahun adalah diluar kemampuan PLN apabila model
ekonomi kelistrikan tetap seperti yang terjadi pada saat ini, yaitu subsidi hanya
diberikan untuk menutup biaya operasi, dan tanpa diberikan margin yang
cukup55 untuk membuat PLN mampu menggalang dana investasi yang lebih
besar.
Namun demikian RUPTL 2011-2020 tetap disusun untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi nasional dengan melayani pertumbuhan demand listrik
yang diperlukan untuk menjamin pasokan listrik yang cukup, terus-menerus dan
memenuhi syarat mutu dan keandalan.
Jika nilai kebutuhan investasi dalam RUPTL adalah diluar kemampuan PLN
selaku korporasi, maka PLN akan melakukan investasi sesuai batas
kemampuannya, dan kekurangan pendanaan (funding gap) ini akan dilaporkan
ke Pemerintah untuk mendapatkan dukungan pendanaan yang diperlukan
untuk melaksanakan seluruh proyek-proyek kelistrikan dalam RUPTL yang
akan dilaksanakan oleh PLN.
Jika pendanaan yang diperoleh ternyata masih tidak mencukupi untuk
melaksanakan program-program RUPTL secara penuh, maka PLN akan tidak
melaksanakan beberapa proyek-proyek kelistrikan dalam RUPTL dan
melaporkan situasi ini kepada Pemerintah.

55

Marjin PSO 8% akan menghasilkan ROA sebesar 1-3%, sedangkan benchmarking dengan
utility yang regulated di negara lain pada umumnya ROA berkisar 8%.
126

RUPTL 2011- 2020

BAB VII
ANALISIS RISIKO RUPTL 2011-2020
Analisis risiko RUPTL 2011-2020 ini dibuat untuk mengidentifikasi potensi
kerawanan atau kelemahan yang dapat terjadi sebagai akibat adanya exposure
atas peristiwa tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang yang
dapat berpengaruh kepada implementasi RUPTL.
Analisis risiko mencakup identifikasi risiko, pemetaan risiko, dan rekomendasi
program mitigasi untuk risiko-risiko tersebut. Bab ini terdiri dari tiga bagian.
Bagian pertama menjelaskan hasil identifikasi dan pemetaan risiko dominan
yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan implementasi RUPTL. Bagian
kedua menjelaskan hasil pemetaan risiko. Bagian ketiga menjelaskan berbagai
program mitigasi risiko yang perlu dijalankan dalam rangka mengelola risiko
tersebut.
Sejalan dengan struktur RUPTL itu sendiri, uraian analisis risiko pada bab ini
akan dilakukan berdasarkan issue-issue utama RUPTL, yaitu proyeksi
kebutuhan/permintaan tenaga listrik, pengembangan pembangkit, transmisi dan
distribusi, serta proyeksi pasokan energi primer dan kebutuhan investasi, baik
oleh PLN maupun oleh swasta.

7.1 IDENTIFIKASI RISIKO


Risiko yang diidentifikasi dapat mempengaruhi implementasi RUPTL meliputi
aspek sebagai berikut:
A. Risiko pengembangan ketenagalistrikan
1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
Berupa
risiko-risiko
perijinan
dan
persetujuan,
pendanaan,
pembangunan, keterlambatan penyelesaian pembangunan proyek, cost
over-run,
kesalahan
desain,
keselamatan
ketenagalistrikan,
performance instalasi, dampak lingkungan dan sosial.
2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP, termasuk PLTP
Sama seperti pada risiko keterlambatan proyek-proyek PLN.
RUPTL 2011- 2020

127

3. Risiko permintaan listrik


Kesalahan dalam memprediksi permintaan tenaga listrik (termasuk di
dalamnya risiko pertumbuhan ekonomi).
B. Risiko Keuangan
1. Risiko likuiditas, meliputi risiko likuiditas kas yaitu kelancaran
penerimaan subsidi, risiko pencairan dana pinjaman untuk investasi dan
risiko likuiditas aset.
C. Risiko Operasional
1. Risiko produksi/operasi, seperti kekurangan/kelangkaan energi
primer, kerusakan peralatan/fasilitas operasi, kehilangan
peralatan/fasilitas
operasi/kebocoran
informasi
rahasia
perusahaan, risiko akibat kesalahan manusia
2. Risiko bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat
manusia (a.l. sabotase)
3. Risiko lingkungan, berupa tuntutan masyarakat terhadap transmisi
karena pengaruhnya pada kesehatan, juga limbah, polusi dan
kebisingan
4. Risiko regulasi, meliputi risiko tarif listrik, risiko kepastian subsidi
dan risiko perubahan tatanan sektor ketenagalistrikan
D. Risiko Energi Primer dan Panas Bumi
1. Risiko ketersediaan dan harga energi primer
Meliputi risiko ketersediaan energi primer (utamanya pasokan
batubara, gas) dan risiko harga energi primer.
2. Risiko ketidakpastian pengembangan panas bumi.
Identifikasi risiko selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D.

7.2 PEMETAAN RISIKO


Berdasarkan tingkat probabilitas dan dampak bila risiko tersebut terjadi,
kesembilan risiko tersebut memiliki karakteristik seperti ditunjukkan dalam peta
berikut. Penetapan probabilitas dan dampak dilakukan dengan metoda kualitatif
berdasarkan pengalaman PLN dalam menjalankan program sejenis di masa
lalu, dan pengalaman PLN menangani risiko tersebut di masa lalu.

128

RUPTL 2011- 2020

Penetapan dampak risiko didasarkan atas dampak pada arus kas perusahaan
dan dampak pada kelancaran operasional perusahaan.
Dampak
5

2
6

4
3

8
7
3

2
10

1
1

Probabilitas
Gambar 7. 1 Pemetaan Risiko Implementasi RUPTL

Keterangan:
1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP,
termasuk PLTP
3. Risiko prakiraan permintaan tenaga listrik
4. Risiko ketersediaan dan harga energi
primer

5.

Risiko merencanakan reserve


margin terlalu tinggi
6. Risiko likuiditas
7. Risiko produksi/operasi
8. Risiko bencana
9. Risiko lingkungan dan sosial
10. Risiko regulasi

Berdasarkan pemetaan risiko di atas, risiko dapat dikelompokkan dalam empat


area berdasarkan tingkat probabilitas dan dampaknya, yaitu:
-

Risiko pada Area I berada di sisi kanan atas pada peta risiko, yaitu risiko
dengan tingkat probabilitas kejadian tinggi dan dampaknya juga tinggi.
Risiko yang masuk ke dalam kategori ini adalah risiko keterlambatan
proyek-proyek PLN, keterlambatan proyek-proyek IPP dan risiko likuiditas.

Risiko pada Area II berada di sisi kiri atas pada peta risiko, yaitu risiko
dengan probabilitas kejadian rendah tetapi bila terjadi menimbulkan
dampak yang tinggi. Risiko yang masuk ke dalam area ini adalah
ketersediaan dan harga energi primer, risiko permintaan tenaga listrik serta
risiko bencana.

Risiko pada Area III berada di daerah kanan bawah pada peta risiko, yaitu
risiko dengan probabilitas kejadian yang tinggi tetapi dampak yang

RUPTL 2011- 2020

129

ditimbulkannya rendah. Risiko yang termasuk dalam area ini adalah risiko
produksi/operasi.
-

Risiko pada Area IV berada di daerah kiri bawah peta risiko, yaitu daerah
dengan probabilitas rendah dan dampak yang ditimbulkannya juga rendah.
Termasuk ke dalam area ini adalah risiko merencanakan reserve margin
terlalu tinggi, risiko regulasi dan risiko lingkungan.

7.3 PROGRAM MITIGASI RISIKO


Pada dasarnya mitigasi risiko akan dilakukan secara dinamis oleh karena
metoda dan sarana mitigasi terus berkembang. Namun demikian, pokok-pokok
program mitigasi sebagai acuan penyiapan kebijakan mitigasi risiko diuraikan
sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Mitigasi risiko pembangunan PLN


Mitigasi risiko pembangunan IPP
Mitigasi risiko prakiraan permintaan listrik
Mitigasi risiko merencanakan reserve margin terlalu tinggi
Mitigasi risiko harga dan ketersediaan energi primer
Mitigasi risiko likuiditas
Mitigasi risiko produksi/operasi
Mitigasi risiko bencana
Mitigasi risiko lingkungan
Mitigasi risiko regulasi

Program mitigasi risiko selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D.

130

RUPTL 2011- 2020

BAB VIII
KESIMPULAN
Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun
mendatang rata-rata 6,9% per tahun dan bergerak dari realisasi kebutuhan
tenaga listrik tahun 2010, proyeksi penjualan tenaga listrik pada tahun 2020
diperkirakan akan mencapai 328,3 TWh, atau mengalami pertumbuhan ratarata 8,47% selama 10 tahun mendatang. Beban puncak pada tahun 2020
diproyeksikan akan mencapai 55.053 MW. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga
listrik tersebut, diprogramkan pembangunan pembangkit listrik baru untuk
periode 2011 - 2020 sebesar 54.647 MW, diantaranya yang akan dibangun oleh
PLN sebesar 31.180 MW dan IPP sebesar 23.467 MW.
Sejalan dengan pengembangan pembangkit ini, diperlukan pengembangan
transmisi sepanjang 49.263 kms, yang terdiri atas 2.675 kms SUTET 500 kV
AC, 1.100 kms transmisi 500 kV HVDC, 462 kms transmisi 250 kV HVDC,
5.360 kms transmisi 275 kV AC, 36.176 kms SUTT 150 kV, 3.490 kms SUTT 70
kV. Penambahan trafo yang diperlukan adalah sebesar 114.194 MVA yang
terdiri atas 59.736 MVA trafo 150/20 kV, 3.355 MVA 70/20 kV dan 33.490 MVA
trafo interbus IBT 500/150 kV, 10.680 MVA IBT 275/150 kV, IBT 333 MVA IBT
150/70 kV, 3.000 MVA IBT 500/275 kV dan 600 MVA 250 kV DC. Untuk
mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik untuk periode 2011-2020
diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah 208.607 kms, tegangan
rendah 225.404 kms dan kapasitas trafo distribusi 37.431 MVA.
Kebutuhan investasi pembangkit, penyaluran dan distribusi selama periode
2011 2020 untuk memenuhi kebutuhan sarana kelistrikan di Indonesia secara
keseluruhan adalah sebesar US$ 96,6 milyar yang terdiri dari investasi
pembangkit (termasuk IPP) sebesar US$ 68,2 milyar, investasi penyaluran
sebesar US$ 14,9 milyar dan investasi distribusi sebesar US$ 13,5 milyar.
Simulasi proyeksi keuangan PLN menunjukkan bahwa PLN dapat mempunyai
kemampuan untuk membiayai proyek-proyek kelistrikan sebagaimana
direncanakan dalam RUPTL, dengan pembiayaan yang bersumber dari dana
internal dan eksternal, apabila asumsi-asumsi yang digunakan dalam proyeksi
keuangan dipenuhi, antara lain kenaikan tarif listrik, peningkatan ekuitas dari
pemerintah (APBN) dan PLN mendapat marjin PSO.

RUPTL 2011- 2020

131

DAFTAR PUSTAKA

1.

Undang-undang No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

2.

Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan


Pemanfaatan Tenaga Listrik

3.

Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

4.

Peraturan Presiden No. 71/2006 jo No. 59/2009 tentang Penugasan kepada


PT PLN (Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit
Tenaga Listrik yang Menggunakan Batubara

5.

Peraturan Presiden No. 77/2008 tentang Pengesahan Memorandum of


Understanding on the ASEAN Power Grid (Memorandum Saling Pengertian
Mengenai Jaringan Transmisi Tenaga Listrik ASEAN)

6.

Peraturan Presiden No. 4/2010 tentang Penugasan kepada PT PLN


(Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga
Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas

7.

Peraturan Menteri ESDM No. 2/2010 jo No. 15/2010 tentang Daftar Proyekproyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang
Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas Serta Transmisi
Terkait

8.

Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU-46951.AH.01.02.Tahun


2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan

9.

Keputusan Menteri ESDM No. 634-12/20/600.3/2011 tentang Izin Usaha


Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

10. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008 2027,


Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2008
11. Draft Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2010 2029,
Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2011
12. Pidato Sambutan Presiden Republik Indonesia pada Acara Gerakan
Menuju Bebas Pemadaman Listrik Bergilir, Mataram, 27 Juli 2011
13. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 2025, Bappenas, BPS, UN
Population Fund, 2005
132

RUPTL 2011- 2020

14. Pendapatan Nasional Indonesia 2001 2005, BPS, 2008 dan update dari
website BPS
15. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2009 2018,
PT PLN (Persero), 2009
16. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2010 2019,
PT PLN (Persero), 2010
17. Draft Energy Outlook 2008, Pusdatin Departemen Energi Dan Sumber
Daya Mineral, 2008
18. Statistik 2007, PT PLN (Persero), 2008
19. Statistik 2008, PT PLN (Persero), 2009
20. Statistik 2009, PT PLN (Persero), 2010
21. Statistik 2010, PT PLN (Persero), 2011
22. Indonesia Energy Outlook & Statistics 2006, Pengkajian Energi UI, 2006
23. Berita Resmi Statistik, BPS, Februari 2008
24. Proyeksi Keuangan 2008-2015 PT PLN (Persero), Direktorat Perencanaan
dan Teknologi, 2008
25. Draft Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2011 2015, PT PLN
(Persero), 2011
26. Slide Presentasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM Tahun 2010
mengenai Sumber Daya dan Cadangan Batubara.
27. Slide Presentasi dari Ditjen Migas berjudul Peranan Migas dalam
Mendukung Ketahanan Energi, 2010
28. Master Plan Study for Geothermal Power Development in the Republic of
Indonesia, WestJec, 2007
29. Draft Report of Master Plan Study for Hydro Power Development in
Indonesia, Nippon Koei, 2011
30. Draft Kebijakan Energi Nasional, DEN, 2010
31. Website Kementerian ESDM, Pemerintah Daerah

RUPTL 2011- 2020

133

LAMPIRA
AN A
AYAH OP
PERASI
WILA
INDO
ONESIA BARAT
B

Lampiran A ini menjelaskan rencana


r
pe
engemban
ngan
ssistem kellistrikan di Wilayah Operasi
O
In
ndonesia Barat
B

134

LAM
MPIRAN A. WILAYAH
W
OPE
ERASI INDONE
ESIA BARAT
A1.
SISTEM INTERKON
NEKSI SUMAT
TERA
A1.1
1.
Proye
eksi Kebutuhan
n Tenaga Listrikk
A1.2
2.
Neracca Daya
A1.3
3.
Proye
ek-Proyek IPP Terkendala
A1.4
4.
Neracca Energi
A1.5
5.
Capa
acity Balance Gardu
G
Induk
A1.6
6.
Renccana Pengemba
angan Penyalu
uran
A1.7
7.
Peta Pengembanga
an Penyaluran
A1.8
8.
Analissis Aliran Daya
a
A1.9
9.
Kebu
utuhan Fisik Pengembangan Distribusi
D
A1.1
10.
Progrram Listrik Perd
desaan
A1.1
11.
Progrram Energi Barru dan Terbarukan
A1.1
12.
Proye
eksi Kebutuhan
n Investasi
PEN
NJELASAN LA
AMPIRAN A1
A2.
SISTEM INTERKON
NEKSI KALIMA
ANTAN BARA
AT
A2.1
1.
Proye
eksi Kebutuhan
n Tenaga Listrikk
A2.2
2.
Neracca Daya
A2.3
3.
Proye
ek-Proyek IPP Terkendala
A2.4
4.
Neracca Energi
A2.5
5.
Capa
acity Balance Gardu
G
Induk
A2.6
6.
Renccana Pengemba
angan Penyalu
uran
A2.7
7.
Peta Pengembanga
an Penyaluran
A2.8
8.
Analissis Aliran Daya
a
A2.9
9.
Kebu
utuhan Fisik Pengembangan Distribusi
D
A2.1
10.
Progrram Listrik Perd
desaan
A2.1
11.
Progrram Energi Barru dan Terbarukan
A2.1
12.
Proye
eksi Kebutuhan
n Investasi
PEN
NJELASAN LA
AMPIRAN A2

135

RENCA
ANA PENGEM
MBANGAN SIS
STEM KELISTR
RIKAN PER PR
ROVINSI WILA
AYAH
OPER
RASI INDONES
SIA BARAT
A3.
PROVIN
NSI NANGGRO
OE ACEH DAR
RUSSALAM
A4.
PROVIN
NSI SUMATER
RA UTARA
A5.
PROVIN
NSI RIAU
A6.
PROVIN
NSI KEPULAU
UAN RIAU
A7.
PROVIN
NSI KEPULAU
UAN BANGKA BELITUNG
A8.
PROVIN
NSI SUMATER
RA BARAT
A9.
PROVIN
NSI JAMBI
A10.
PROVIN
NSI SUMATER
RA SELATAN
A11.
PROVIN
NSI BENGKUL
LU
A12.
PROVIN
NSI LAMPUNG
G
A13.
PROVIN
NSI KALIMANTAN BARAT
A14.
NERAC
CA DAYA SIST
TEM-SISTEM IS
SOLATED
WILAYA
AH OPERASI INDONESIA BARAT
B
Sistem Isolated Provin
nsi Nanggroe Aceh
A
Darussala
am
Sistem Isolated Provin
nsi Sumatera Utara
U
Sistem Isolated Provin
nsi Riau
Sistem Isolated Provin
nsi Kepulauan Riau
R
Sistem Isolated Provin
nsi Kepulauan Bangka
B
Belitun
ng
Sistem Isolated Provin
nsi Kalimantan Barat
A14.1.
A14.2.
A14.3.
A14.4.
A14.5.
A14.6.

136

LA
AMPIRAN A1

SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATERA

137

LA
AMPIRAN
N A1.1

PROYE
EKSI KEBU
UTUHAN TENAGA
A LISTRIK
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATERA

138

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Sistem Interkoneksi Sumatera
KETERANGAN

139

SATUAN

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Energi Jual

GWh

20.248

22.953

25.559

28.190

31.043

33.814

36.794

39.990

43.509

47.377

Susut T & D

9,91

9,80

9,70

9,64

9,59

9,54

9,50

9,46

9,42

9,35

22.475

25.446

28.304

31.197

34.336

37.380

40.656

44.169

48.034

52.264

5 00
5,00

5 00
5,00

6 00
6,00

6 00
6,00

6 00
6,00

6 00
6,00

5 00
5,00

5 00
5,00

5 00
5,00

5 00
5,00

22.475

25.446

28.304

31.197

34.336

37.380

40.656

44.169

48.034

52.264

65,4

65,4

65,3

65,4

65,7

66,0

66,3

66,6

66,9

67,0

MW

4.269

4.821

5.415

5.952

6.516

7.065

7.579

8.193

8.874

9.641

Energi Siap Salur TT


PS Pembangkit
Energi Dibangkitkan
Load Factor
Beban Puncak Sistem

GWh
%
GWh

LAMPIRAN A1.2
A

NE
ERACA DA
AYA
SISTEM INTE
ERKONEK
KSI SUMATERA

140

Grafik Neraca Daya Sistem Sumatera

MW

Reserve Margin

18.000

PLTG PLN

75%

PLTA IPP
PLTA PLN

78%

PLTGU IPP

16.000

PLTGU PLN
PLTP IPP

79%

PLTP PLN

14.000

PLTA PLN

PLTU IPP
PLTU FTP2

73%

PLTU PLN

12.000

PLTG PLN
PLTA IPP

74%

PLTP IPP

PLTU & PLTG Sewa

64%

Pembangkit IPP & Sewa


Pembangkit Terpasang PLN

141

10.000

Beban Puncak

56%

PLTU IPP

50%

8 000
8.000

37%
6.000

PLTU PLN (FTP2)

27%

PLTU PLN

4 000
4.000

Kapasitas Terpasang

2.000
-

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Tahun

Neraca Daya Sistem Sumatera [1/3]


No Pasokan dan kebutuhan
No.
1

142
3

Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto
Tingkat pertumbuhan
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
PLTA
PLTMH
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTD
Swasta
Sewa
IPP
PLTA
PLTMH
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTMG
PLTP
Retired & Mothballed (PLN)
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project
Tarahan (FTP1)
Meulaboh #1,2 (FTP1)
Pangkalan Susu #1,2 (FTP1)
Sumbar Pesisir #1,2 (FTP1)
Ulubelu #1,2
Duri 1 (Ex Relokasi Jawa)
Keramasan

Satuan 2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW
%

23.414
65
4.269

26.059
65
4.821

29.113
65
5.415

32.219
65
5.952

35.696
66
6.516

39.396
66
7.065

42.983
66
7.579

47.245
67
8.193

51.776
67
8.874

56.806
67
9.641

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

4.862
3.883
847
8
1.175
662
942
249

4.822
3.742
847
8
1.175
662
942
109

4.520
3.441
847
8
915
620
942
109

3.551
3.009
847
8
890
263
942
60

3.456
3.009
847
8
890
263
942
60

3.396
2.949
847
8
890
263
942
-

3.266
2.819
847
8
760
263
942
-

3.266
2.819
847
8
760
263
942
-

3.266
2.819
847
8
760
263
942
-

3.266
2.819
847
8
760
263
942
-

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

533
447
180
16
80
150
12
10
-

633
447
180
16
80
150
12
10
117

633
447
180
16
80
150
12
10
300

95
447
180
16
80
150
12
10
586

447
180
16
80
150
12
10
-

447
180
16
80
150
12
10
60

447
180
16
80
150
12
10
130

447
180
16
80
150
12
10
-

447
180
16
80
150
12
10
-

447
180
16
80
150
12
10
-

PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTG
PLTGU

100

40

100
220
220
112
55
20

220
112
55
86

Neraca Daya Sistem Sumatera [2/3]


No Pasokan dan kebutuhan
No.

143

Rencana
Sungai Gelam (CNG/Peaker)
Jaka Baring (CNG/Peaker)
Duri
Sengeti (CNG/Peaker)
Belawan
Lhokseumawe
Aceh Timur
Pembangkit Peaker *)
Batanghari
Peusangan 1-2
Asahan III (FTP2)
Merangin
Simonggo-2
Masang-2
Riau (Amandemen FTP1)
Pangkalan Susu #3,4 (FTP2)
,
Meulaboh #3,4
Sumsel - 1, Mulut Tambang
Hululais (FTP2)
Sungai Penuh (FTP2)
SEWA
Sungai Gelam
Borang
B
Borang
Talang Duku (sewa beli)
Payo Selincah (sewa beli)
Tarahan #5,6
Dumai
Sumbagut
IPP
On-going Project
Simpang Belimbing #1,2
Ekspansi
Gunung Megang, ST Cycle

Satuan 2011
PLTG/MG
PLTG/MG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTGU
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP

90
50
100
20

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

60
400
120
70
500

200

30
88
174
175

110

175
86
55

110
400
200

200
400

110
110

PLTMG
PLTMG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU

12
30
30
60
50

PLTU

227

PLTGU

2012

-12
-30
-30
30

30
50
240
240
360

30

-30
30

400

Neraca Daya Sistem Sumatera [3/3]


No. Pasokan dan kebutuhan

144
`

4
5

Rencana
Duri
Aceh
Sumsel - 11, Mulut Tambang
Banjarsari
Sumsel - 2 (Keban Agung)
Sumsel - 5
Sumsel - 7
Sumsel - 6, Mulut Tambang
Riau Mulut Tambang
Jambi KPS
Sumut - 2
Lumut Balai (FTP2)
Sarulla I (FTP2)
Ulubelu #3,4 (FTP2)
Seulawah (FTP2)
Sarulla II (FTP2)
Rajabasa (FTP2)
Muara Laboh (FTP2)
Sorik Marapi (FTP2) *)
Rantau Dedap (FTP2)
Suoh Sekincau
Wai Ratai
Simbolon Samosir
Sipoholon Ria-Ria
G. Talang
Danau Ranau
Bonjol
Kepahiyang
Wampu
Simpang Aur (FTP2)
Semangka
Hasang
Peusangan - 4
PLTM Tersebar Sumut
Jumlah Pasokan
Reserve Margin

Satuan 2011
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTM
MW
%

2012

2013

100
44

22

2014

2015

2016

2017

150
150
300
300

300
300

2018

2019

400

400

2020

227
230
225
150
150

225
110
110

110
220
110
55
110
220
220
240
110
110

*)
110
110
55
110
55
20
110
165
220

45
23
56
40
83
5,311
24

6,612
37

83
8,448
56

32
8,913
50

39
10,665
64

12,198
73

13,557
79

14,470
75

16,005
79

17,050
75

Ket: *) Mengingat pengembang belum melakukan eksplorasi sehingga tingkat ketidak pastian besarnya kapasitas masih
cukup tinggi, maka perhitungan reserve margin didasarkan pada kapasitas PLTP Sorik Marapi sebesar 2x55 MW.

LAM
MPIRAN A1.3
A

PROY
YEK-PRO
OYEK IPP TERKEND
DALA
SIST
TEM INTER
RKONEKS
SI SUMAT
TERA

145

A1.3 Pro
oyek-proyek IP
PP yg terkenda
ala
Dalam program
p
IPP te
erdapat bebera
apa proyek yang pelaksanaa
an
kontralk PPTL/PPA-n
nya mengalami kendala, dan merekka
dimasukkan dalam 3 ka
ategori PPTL te
erkendala seba
agai berkut :
Kategori 1: tahap operrasi, yaitu proyyek IPP sudah mencapai COD
namun bermasalah;
b
Kategori 2: tahap kon
nstruksi, yaitu proyek IPP sudah
s
mencapai
Financial Closing (FC) tapi konstruksinya bemasalah
h sehingga tida
ak
kunjung mencapai COD
D;
ndanaan, yaitu
u proyek IPP sudah memiliki
Kategori 3: tahap pen
ng mencapai Fin
nancial Closing
g (FC).
PPTL tettapi tiak kunjun
Pembangkit IPP yang terkendala di sistem Sumatera
a adalah,
PLTP Sib
bayak 2x5,5 MW
W masuk dalam
m kategori 1
PLTU MT
T Banjarsari 2xx100 MW masu
uk dalam kategori 3
PLTU Ku
uala Tanjung 2xx100 MW masu
uk dalam kateg
gori 3
PLTU MT
T Keban Agung
g 2x112,5 MW masuk dalam kategori 3
PLTP Sa
arulla 330 MW masuk dalam kategori
k
3.
PLTU Re
engat 2x5,5 MW
W masuk dalam
m kategori 3.
PLTU Te
embilahan 2x5,5 masuk dalam
m kategori 3.
Saat ini penyelesaian
p
IPP terkendala tersebut sedan
ng diproses ole
eh
Komite Direktur
D
untuk IPP dan Kerjasa
ama Kemitraan
n.

146

LAMPIRAN A1.4
A

NE
ERACA EN
NERGI
SIS
STEM INTERKONEKSI SUMA
ATERA

147

Neraca Energi
Sistem Interkoneksi Sumatera
(GWh)

148

JENIS

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Batubara

6.270

9.671

15.414

14.276

13.417

16.424

15.809

19.850

23.967

26.714

Gas

5.114

7.415

7.389

7.932

7.788

7.502

6.586

5.293

4.820

4.575

LNG

4.324

4.232

4.273

4.317

4.269

4.476

5.030

HSD

8.303

5.707

2.314

100

100

100

MFO

1.295

1.076

321

63

64

801

2.466

6.765

6.865

10.773

11.353

11.691

13.200

Hydro

3.398

3.690

4.718

5.022

5.216

5.679

6.518

7.040

7.035

7.050

Total

24.444

27.622

30.957

34.120

37.517

40.843

44.003

47.805

51.989

56.567

Geothermal

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


Sistem Interkoneksi Sumatera

149

FUEL TYPE

2011

2012

HSD ( x 1000 kL )

2.241

1.484

556

MFO ( x 1000 kL )

379

317

94

53

77

77

GAS (GBTU)
LNG (GBTU)
Batubara (kTON)

2013

4.007

6.152

9.746

2014
27
-

2015

2016

27
-

27
-

2017

2018

2019

2020

84

83

78

68

51

47

44

34

34

34

34

34

36

41

9.006

8.363

10.139

9.761

12.255

14.795

16.425

LAM
MPIRAN A1.5
A

CAPA
ACITY BA
ALANCE GARDU
G
IN
NDUK
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATRA

150

Capacity Balance GI
N
Nanggroe
A
Aceh
hD
Darussalam
l
(NAD)
2011

Kapasitas
No.

Trafo MVA

Gardu Induk
TEG

JML

MVA

150/20
Total

1x30

30
30

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

SISTEM ACEH
1

GI ALUE DUA/ LANGSA

PLTD SEWA
2

GI TUALANG CUT

42%
150/20

3x10

Total
3

GI ALUE BATEE/ IDI

150/20

1x30

151

GI LHOKSEUMAWE

150/20

GI BIREUEN

30

Total

60
30

150/20
150/20

2x30

Total
GI SIGLI

60

150/20

1x10

10

150/20
Total

1x20

20
30

PLTD SEWA
7

GI BANDA ACEH I / LAMBAROE

150/20

2x30

60

1x60

60

Total

120

PLTD SEWA
8

ULEE KARENG

150/20
Total

2x60

LAM PISANG

150/20
Total

2x60

18,5

19,9

72%

39%

30

21,9

23,7

25,6

27,4

43%

47%

50%

36%

UP 30-10
19,4

22,2

25,2

27,8

57%

65%

74%

16,6
65%

16,5
65%

15,8
62%

20

30

30,1

32,1

39%

42%

47,0

51,0

UP 30-10
20

UP 30-10

31,4

34,8

38,3

42,0

55%

62%

68%

75%

62%

69%

60%

17,4
68%

19,5
38%

21,5
42%

23,5
46%

25,7
50%

28,7
56%

31,0
61%

51,8
51%

46,9
46%

51,6
51%

56,4
55%

61,4
60%

68,4
67%

73,8
72%

44,0

41,7

47,5

53,0

58,8

64,9

73,1

79,9

57%

55%

62%

52%

58%

64%

72%

63%

34,0

38,0

43,5

UP 60-10
50
48,6

54,1

59,8

67,6

73,9

57%

64%

43%

48%

53%

59%

66%

72%

102,2
57%

117,8
66%

103,8
58%

122,3
68%

124,8
70%

50
49%

55
54%

61
60%

65
64%

70
69%

30 120
29%

35
34%

50
49%

30

40,8
45%

40

42,8
47%

40

47,1
46%

60

30
30

PLTD SEWA
6

10

20

30

150/20
PLTD SEWA

51%

30
30

2x30

18,2
10

30
30

Total
4

15,0

UP 60-30
33,1

38,0

31%

30

36%

23,4

30

28,2

29%

20

35%

30

20

30

UP 60-30
78,1
38%

60
50

88,0
43%

50

106,6
70%

78,2
51%

87,9
49%

31,0 120
30%

45
44%

30

30

Capacity Balance GI
NAD (lanjutan
(l j
1)
2011

Kapasitas
No.

Trafo MVA

Gardu Induk

10 GI TAKENGON

TEG

JML

150/20

2x30

MVA

2012

2013

12 GI MEULABOH

19,8

150/20
Total

1x30

150/20

2x30

152

150/20

150/20
Total

26,8

60

53%
1x30

2019

2020

21,7

22,6

23,5

24,4

25,3

26,2

41%

42%

44%

46%

48%

50%

51%

14,4
57%

15,3
60%

16,1
63%

17,0
67%

17,8
70%

18,6
73%

19,5
76%

32,2

33,6

34,9

36,3

37,7

39,1

40,4

41,8

63%

66%

69%

71%

49%

51%

53%

55%

11,4

1x30

9,5

1x30

8,1
32%

30

30

30

30

12,0

12,6

13,1

13,7

14,3

14,8

15,4

45%

47%

49%

51%

54%

56%

58%

60%

13,7

15,8

18,5

21,2

24,1

27,1

32,0

35,0

54%

62%

73%

42%

47%

53%

63%

69%

150/20

30

10,9

12,0

13,4

14,7

16,1

17,5

19,5

43%

47%

53%

58%

63%

69%

38%

41%

16,8

19,3

21,9

24,7

29,0

35,0

28%

33%

38%

43%

48%

57%

69%

98
9,8
38%

10,1
10
1
40%

10,5
10
5
41%

10,9
10
9
43%

11,2
11
2
44%

11,6
11
6
45%

12,0
12
0
47%

2x30

14,3

Total
17 GI BLANG PIDIE

150/20
Total

1 30
1x30

18 GI TAPAK TUAN

150/20

1x30

Total
19 GI COT TRUENG

2018

30

150/20
Total

16 GI KRUENG RAYA

2017

20,7

13,6
53%

37%
15 GI PANTONLABU

2016

150/20

Total
14 GI JANTHO

60

39%

T t l
Total
13 GI KUTA CANE

2015

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Total
11 GI SUBULUSSALAM

2014

Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo

150/20
Total

94
9,4
37%

30

6,4

30

25%
2x30

60

30

21,1

6,6

6,9

7,1

7,4

7,6

7,8

8,1

26%

27%

28%

29%

30%

31%

32%

14,7

16,1

17,5

19,5

58%

63%

69%

38%

13,4
53%

30

30

21,1
41%

30

Capacity Balance GI
A h (lanjutan
Aceh
(l j
2)
2011

Kapasitas
No.

20

Trafo MVA

Gardu Induk

GI BLANG KJEREN

TEG

JML

150/20

1x30

MVA

Peak

Add

2012
Peak

Add

2013
Peak

GI SAMALANGA

150/20

2014
Peak

Add

2015
Peak

Add

2016
Peak

Add

2017
Peak

Add

2018
Peak

Add

2019
Peak

2020

Add

Peak

Add

Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
4,6

Total
21

Add

30

18%
1x30

11,8

Total

46%

30

4,9

5,1

5,4

5,6

5,8

6,1

19%

20%

21%

22%

23%

24%

13,4

15,0

16,6

18,3

20,6

53%

59%

65%

72%

40%

30

22,5
44%

TOTAL PEAK GI

227

298

409

461

526

581

640

701

782

850

TOTAL PEAK SISTEM

212

278

381

431

489

549

612

681

755

833

DIVERSITY FACTOR

1 07
1,07

1 07
1,07

1 07
1,07

1 07
1,07

1 07
1,07

1 06
1,06

1 04
1,04

1 03
1,03

1 04
1,04

1 02
1,02

153

Capacity Balance GI
Sumut
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

154

SISTEM SUMUT
GLUGUR

GIS LISTRIK

TITI KUNING

PAYA PASIR

MABAR

KIM

LABUHAN

LAMHOTMA

DENAI

150/20
150/20

60
60

Total

120,0

150/20
150/20

60
60

Total

120

150/20
150/20
150/20
Total

60
60
60
180

150/20

60

Total

60

150/20
150/20
150/20
Total

87.5 *
60 *
60
60,0

150/20
150/20
150/20
Total

60
60
60
180

150/20
150/20

31,5
60

Total

91,5

150/20

20

Total

20

150/20

60

Total

60

2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

ADD
60

2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

95,43
62%

101,15
66%

107,22
70%

113,65
74%

120,47
79%

127,70
83%

135,36
88%

143,48
94%

86,49
57%

92,55
60%

99,03
65%

133,64
66%

141,66
69%

150,16
74%

2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

92,24
90%

97,77
64%

60,49
59%

64,72
63%

61,67
60%

65,99
65%

70,61
69%

75,55
74%

80,84
53%

108,00
71%

114,48
75%

99,86
65%

105,86
69%

112,21
73%

118,94
78%

126,08
62%

35,75
70%

38,25
75%

40,93
40%

43,80
43%

46,86
46%

50,14
49%

53,65
53%

57,41
56%

61,43
60%

65,73
64%

40,03
78%

42,43
83%

33,68
66%

35,71
70%

37,85
74%

40,12
79%

42,53
83%

GI BARU
45,08
88%

47,78
94%

50,65
99%

76,47
50%

81,05
53%

75,62
49%

80,16
52%

84,97
56%

90,06
59%

95,47
62%

101,19
66%

107,27
70%

113,70
74%

19,17
25%

19,93
19%

20,73
20%

21,56
21%

22,42
22%

23,32
23%

24,25
23%

25,22
24%

26,23
25%

27,28
26%

13,85
81%

UP & ADD
14,68
40
29%

21,22
42%

16,50
32%

17,49
34%

18,53
36%

19,65
39%

20,83
41%

22,07
43%

23,40
46%

45,85
45%

39,13
38%

41,87
41%

44,80
44%

47,93
47%

51,29
50%

54,88
54%

58,72
58%

62,83
62%

42,85
42%

UAI
60

UP
30
UAI

ADD
60

ADD
60

GI
60

Capacity Balance GI
S
Sumut
(l j
(lanjutan
1)
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

SISTEM SUMUT
10 NAMURAMBE

11 SEI ROTAN

12 PAYA GELI

155

13 BINJAI

14 P. BRANDAN

15 PERBAUNGAN

16 T. MORAWA

17 TEBING TINGGI

18 KUALA TANJUNG

150/20

2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

60

Total

60

150/20
150/20

60
31,5

Total

91,5

150/20
150/20
150/20
Total

60
60
60
180

150/20
150/20

60
60

Total

120

150/20
150/20

30
30

Total

60

150/20
150/20

31,5
30

Total

61,5

150/20

60

Total

60

150/20
150/20

60
60

Total

120

150/20
150/20

60
60

Total

120

45,78
90%

48,53
48%

58,47
75%

61,98
48%
60,00

91,83
60%

ADD
UAI
60

37,65
37%

39,91
39%

42,30
41%

44,84
44%

47,53
47%

50,38
49%

53,40
52%

56,61
55%

54,68
42%

57,97
45%

61,44
48%

65,13
51%

69,04
54%

73,18
57%

77,57
60%

82,22
64%

98,26
64%

97,86
64%

104,71
68%

112,04
73%

119,88
78%

128,28
84%

137,26
67%

146,86
72%

157,14
77%

89,51
59%

83,42
55%

88,26
58%

93,38
61%

98,80
65%

104,53
68%

110,59
72%

117,00
76%

123,79
81%

29,37
58%

25,14
49%

20,98
41%

22,24
44%

23,57
46%

24,98
49%

26,48
52%

28,07
55%

29,76
58%

31,54
62%

30,74
59%

32,37
31%

34,09
33%

35,90
35%

37,80
37%

39,80
39%

41,91
41%

44,13
43%

46,47
45%

48,93
47%

13,12
13%

35,08
34%

37,18
36%

39,42
39%

41,78
41%

44,29
43%

46,94
46%

49,76
49%

57,18
37%

61,18
40%

65,46
43%

70,05
46%

74,95
49%

80,20
52%

85,81
56%

91,82
60%

47,06
46%

43,06
42%

45,21
44%

47,47
47%

49,84
49%

52,34
51%

54,95
54%

57,70
57%

84,60
55%

37,84
37%

UAI
60

UAI
60

UAI
60

ADD
60

40,11
39%

51,69
51%

55,31
36%

50,30
49%

44,82
44%

UAI
60

GI
60

Capacity Balance GI
S
Sumut
(l j
(lanjutan
2)
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

SISTEM SUMUT
19 PEMATANG SIANTAR

20 GUNUNG PARA

21 KISARAN

156

22 AEK KANOPAN

23 R. PRAPAT

24 KOTA PINANG

25 BRASTAGI

26 SIDIKALANG

27 TELE

150/20
150/20

30
60

Total

90

150/20

10

Total

10

150/20
150/20
150/20
Total

60
31,5
30,0
122

150/20

20

Total

20

150/20
150/20
150/20
Total

30
0
31,5
61,5

150/20

30

Total

30

150/20
150/20

30
20

Total

50

150/20

20

Total

20

150/20

10

Total

10

2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

71,26
93%

2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

UAI
60

2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

77,82
61%

66,93
52%

69,94
55%

73,09
57%

76,37
60%

79,81
63%

83,40
65%

87,16
68%

12,58
49%

13,21
52%

13,87
54%

14,56
57%

15,29
60%

16,05
63%

16,85
66%

17,70
69%

65,69
51%

68,98
54%

72,43
56%

76,05
59%

79,85
62%

83,84
65%

88,03
68%

92,44
72%

13,12
31%

13,51
32%

13,92
33%

14,34
34%

14,77
35%

15,21
36%

15,67
37%

16,14
38%

UP
45,63 28,5
45% UAI

48,36
47%

51,26
50%

54,34
53%

57,60
56%

61,06
60%

64,72
63%

68,60
67%

72,72
71%

18,89
74%

20,02
79%

21,22
83%

22,50
44%

23,85
47%

25,28
50%

26,79
53%

28,40
56%

30,10
59%

31,91
63%

35,17
83%

37,28
49%

39,52
52%

41,89
55%

44,40
58%

47,06
62%

49,89
65%

52,88
69%

56,05
73%

59,42
78%

16,81
99%

17,65
42%

15,53
37%

16,31
38%

17,12
40%

17,98
42%

18,88
44%

19,82
47%

20,81
49%

21,85
51%

2,41
9%

2,51
10%

2,61
10%

2,71
11%

2,82
11%

2,94
12%

3,05
12%

3,18
12%

11,41
45%

74,47
58%

2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

UP
20

11,98
47%

59,58
58%

62,56
49%

16,78
99%

12,74
30%

51,32
66%

3,67
14%

UP
30
UAI

UP
20

2,32
9%

UP
30,0

ADD
30

UP
40

UAI
30

ADD
30

Capacity Balance GI
S
Sumut
(l j
(lanjutan
3)
Kapasitas
No.

Gardu Induk

Trafo MVA
MVA

28 PORSEA

29 TARUTUNG

30 SIBOLGA

31 P. SIDIMPUAN

157
32 GUNUNG TUA

33 TANJUNG PURA

34 PANYABUNGAN

35 PARLILITAN

150/20
Total

20
20

150/20
150/20
Total

10
10
20

150/20
150/20
Total

30
10
40

150/20
150/20
Total

30
31.5
62

150/20

10

Total

10

150/20
150/20
Total

30
0
30

150/20
150/20
Total

30
30
60

150/20

10

Total

10

150/20
36 SALAK
(Untuk menyerap energi PLTM)
Total

2011
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2012
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2013
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2014
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2015
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2016
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2017
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2018
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2019
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2020
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

14.06
83%

14.48
43%

20

14.91
44%

15.36
45%

15.82
47%

16.30
48%

16.79
49%

17.29
51%

17.81
52%

18.34
54%

14.47
85%

14.91
35%

30

15.36
36%

15.82
37%

16.29
38%

16.78
39%

17.28
41%

17.80
42%

18.34
43%

18.89
44%

27.15
80%

28.51
34%

60

29.93
35%

31.43
37%

33.00
39%

34.65
41%

36.38
43%

38.20
45%

40.11
47%

42.12
50%

23.71
30%

24.42
31%

25.15
32%

25.91
33%

26.68
34%

27.49
35%

28.31
36%

29.16
37%

9.29
27%

9.76
29%

10.25
30%

10.76
32%

11.30
33%

11.86
35%

12.46
37%

13.08
38%

17.0
67%

18.19
71%

19.46
76%

20.83
82%

22.28
44%

23.84
47%

25.51
50%

27.30
54%

15.10
30%

16.01
31%

16.97
33%

17.98
35%

19.06
37%

20.21
40%

21.42
42%

22.70
45%

1.53
18%

1.56
18%

1.59
19%

1.62
19%

1.66
19%

1.69
20%

1.72
20%

1.76
21%

3.00
6%

3.12
6%

3.24
6%

3.37
7%

3.51
7%

3.65
7%

3.80
7%

3.95
8%

36.59
47%

8.43
33%

30

UP
20

37.69
48%

8.85
26%

1.50
18%

ADD
10

30

60
60

Capacity Balance GI
S
Sumut
(l j
(lanjutan
4)
Kapasitas
No.

Gardu Induk

Trafo MVA
MVA

150/20
37 NEGERI DOLOK
(Untuk menyerap energi PLTM)
Total

60

150/20
150/20
Total

30
30
60

150/20

30

Total

30

150/20

60

Total

60

38 KUALA NAMU

39 PANGURURAN

158

40 LABUHAN BILIK

2011
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2012
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2013
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2014
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2015
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2016
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2017
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2018
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2019
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

2020
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)

60
2.00
4%

2.06
4%

2.12
4%

2.19
4%

2.25
4%

2.32
5%

2.39
5%

2.46
5%

55.31
108%

57.25
112%

59.30
116%

61.48
121%

63.79
125%

66.24
130%

68.83
135%

71.58
140%

1.50
6%

2.00
8%

2.08
8%

2.16
8%

2.25
9%

2.34
9%

2.43
10%

2.53
10%

2.63
10%

8.8
17%

9.33
18%

9.89
19%

10.48
21%

11.11
22%

11.78
23%

12.48
24%

13.23
26%

14.03
28%

11,172
172
78
44.0
34.0

11,217
217
78
44.0
34.0

11,272
272
78
44.0
34.0

11,333
333
78
44.0
34.0

11,404
404
78
44.0
34.0

11,478
478
78
44.0
34.0

11,558
558
78
44.0
34.0

11,642
642
78
44.0
34.0

11,730
730
78
44.0
34.0

11,825
825
78
44.0
34.0

1,094.3
1,159
1.012

1,139.1
1,200
1.014

1,194.0
1,271
1.001

1,255.1
1,317
1.012

1,325.7
1,386
1.012

1,400.4
1,463
1.011

1,479.6
1,540
1.012

1,563.5
1,624
1.011

1,652.4
1,711
1.011

1,746.5
1,795
1.017

COD 2012

TOTAL PEAK GI
Peak Load Big Customer (I4)
- PT Grouth Sumatera
- PT Gunung Gahapi
TOTAL PEAK GI umum
TOTAL PEAK SISTEM INT
DIVERSITY FACTOR

2 399
2,399
150/20
150/20

Capacity Balance GI
S b
Sumbar
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

2020

Add

Peak

Trafo Load
(MVA) (MW)

Add
Trafo
(MVA)

CABANG PADANG
1

159

PIP

PAUH LIMO

SIMPANG HARU

150/20

20

150/20

30

Total

50

150/20

60

150/20

30

Total

90

150/20

42

150/20

42

Total

84

29,7

67%

44%

50,5

52,8

66%

52%

39,0
55%

30

32,8

36,4

40,2

34,8

38,3

42,1

46,2

50,5

48%

53%

59%

51%

56%

62%

68%

42%

58,3

64,5

71,1

52,2

57,4

62,9

68,8

75,1

57%

63%

70%

51%

56%

62%

67%

74%

40,7

44,8

49,3

54,3

36,6

40,1

43,8

47,8

52,0

57%

63%

69%

76%

51%

56%

61%

67%

73%

82,0

82,0

82,0

82,0

82,0

82,0

82,0

82,0

82,0

82,0

64%

64%

64%

64%

64%

64%

64%

64%

64%

64%

18,4

19,3

21,3

23,6

26,1

29,2

32,2

35,3

38,7

42,4

43%

45%

50%

55%

61%

69%

76%

52%

57%

62%

10,5

11,1

12,5

14,0

15,7

17,9

20,0

22,3

24,8

27,6

41%

44%

49%

55%

62%

70%

39%

44%

49%

54%

UP 30-60
30

INDARUNG
Total

28,3

LUBUK ALUNG

BUNGUS

(NEW)

PARIAMAN

(NEW)

KAMBANG (NEW)

150

150/20

20

150/20

30

Total

50

150/20

150/20

150/20
/

30

30

30

30

30

8,8

9,3

10,3

11,4

12,7

14,3

15,8

17,5

19,3

34%

36%

40%

45%

50%

56%

62%

69%

38%

42%

11
11,6

1
12,2

1
13,5

1 1
15,1

1
16,7

1
18,8

20,9

23,0

25,4
4

27,9

45%

48%

53%

59%

66%

74%

41%

45%

50%

55%

30

30

21,2

60

Capacity Balance GI
S b (lanjutan
Sumbar
(l j
1)
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

GI/GIS KOTA PADANG

10 GI SUNGAI PENUH

(NEW)

(NEW)

150/20

150/20

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

2020
Peak

Trafo Load
(MVA) (MW)

52,9

58,0

63,5

69,3

75,4

52%

57%

62%

68%

49%

22,6

25,2

27,6

30,3

33,0

36,0

44%

49%

54%

59%

65%

71%

120

16,9

18,6

20,5

66%

73%

40%

10,2

10,7

11,9

13,2

14,7

16,5

18,3

20,2

22,3

24,5

60%

63%

70%

31%

35%

39%

43%

48%

52%

58%

27,8

25,3

28,1

31,3

34,7

39,1

43,3

47,8

52,6

57,8

65%

33%

37%

41%

45%

51%

57%

62%

69%

57%

22,9

24,0

26,5

29,4

32,5

36,3

40,1

44,0

48,2

52,7

90%

47%

52%

58%

64%

71%

39%

43%

47%

52%

11,0

12,2

13,6

15,3

16,9

18,7

20,6

22,6

32%

36%

40%

45%

50%

55%

61%

66%

30

30

Add

Add
Trafo
(MVA)
60

CABANG BUKITTINGGI
11 MANINJAU

12 PADANG LUAR

150/20

20

160

150/20

20

150/20

30

Total

50

30

UP 20-60
40
NEW

13 SIMPANG EMPAT

150/20

30

14 BATANG AGAM

0.4/20

20

(NEW)
15 GI PADANG PANJANG

150/20

10

30

30

60

5,6

9,9

65%

29%

30,8

32,2

35,4

39,0

42,9

47,8

52,4

57,3

62,5

68,0

91%

47%

52%

57%

63%

70%

56%

61%

67%

73%

13,1

13,8

15,4

17,1

19,0

21,4

23,7

26,1

28,8

31,6

77%

81%

36%

40%

45%

50%

56%

62%

68%

74%

21,5

23,1

13,6

15,4

17,5

20,1

22,7

25,5

28,7

32,1

84%

91%

53%

61%

69%

39%

44%

50%

56%

63%

CABANG SOLOK
16 SOLOK

17 SALAK

18 KILIRAN JAO

150/20

20

150/20

20

Total

40

150/20

150/20
/

20

UP 20-60
40

30

30

20

150/20

10

Total

30

30

30

Capacity Balance GI
S b (lanjutan
Sumbar
(l j
2)
No.

Kapasitas
Trafo MVA

Gardu Induk

MVA
19 GI S.RUMBAI/GNG.MEDAN

(NEW)

150/20

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

30

30

Add

2020
Peak

Trafo Load
(MVA) (MW)

12,6

14,0

15,5

17,3

19,1

21,0

23,0

25,1

50%

55%

61%

68%

75%

41%

45%

49%

Add
Trafo
(MVA)

CABANG PAYAKUMBUH
20,0

25,5

28,1

31,0

34,1

38,1

41,8

45,7

49,9

54,3

79%

50%

55%

61%

67%

50%

55%

60%

65%

71%

13,4

9,4

10,4

11,5

12,6

14,1

15,5

16,9

18,5

20,1

53%

37%

41%

45%

50%

55%

61%

66%

72%

39%

TOTAL PEAK GI

414,3

447,8

486,9

530,8

578,4

629,8

686,0

746,1

810,4

878,9

TOTAL PEAK SISTEM

402,3

434,8

472,7

515,4

561,5

611,5

666,0

724,4

786,8

853,3

1,03

1,03

1,03

1,03

1,03

1,03

1,03

1,03

1,03

1,03

20 PAYAKUMBUH

21 BATUSANGKAR

161

DIVERSITY FACTOR

150/20

150/20

30

30

30

30

30

Capacity Balance GI
Ri
Riau
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

KOTO PANJANG

BANGKINANG

150/20

20

Total

20

150/20

30

2011
Add

Peak

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

14,55

15,58

86%

46%

38,92
76%

GARUDA SAKTI

150/20
150/20
150/20
Total

50
50
60
160

TELUK LEMBU

150/20
150/20
Total

60
60
120

162

PLTD Sewa
5

DURI

DUMAI

150/20
150/20
Total

BAGAN BATU

TELUK KUANTAN

PASIR PUTIH

(MVA)

2015

2016

2018

2017

2019

2020

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

15,06

16,37

17,51

18,69

19,99

21,61

43%

44%

48%

51%

55%

59%

64%

32,13

33,54

32,47

34,64

39,04

43,30

47,93

53,18

59,61

63%

66%

64%

68%

38%

42%

47%

70%

78%

83,55

73,77

54,30

50,48

52,48

54,62

57,36

52%

46%

34%

31%

32%

34%

36%

80,19

84,58

86,95

88,34

92,06

97,09

45%

55%

57%

58%

60%

63%

50,55

54,79

59,26

64,24

70,35

66%

54%

58%

63%

69%

78%

112,71

73%

74%

60
Trf Baru

30
Up Rating

90,17

60
Trf Baru

113,53

60
Trf Baru

57,72

54,38

45,90

75%

71%

60%

30
UpRating

36,30

34,07

35,25

38,51

41,42

44,44

47,80

51,94

45%

46%

50%

54%

58%

62%

68%

56%

74%

Alih bbn
Pasir Putih

80,63
Alih bbn
Kit Tenayan

45%

30
30
60

28,04

61,81

55%

81%

150/19

150/20
Total

30
30
60

10
10

41,16

44,90

81%

59%

13,17

150/20
150/20
Total

150/20

10
30
40

20
UpRating

47%

150/20

Alih bbn
KID

Alih Bbn
GIS Kota

Alih bbn
Perawang

150/20

60
Up Rating

14,46

13,63

14,15

15,52

16,75

18,04

19,48

21,25

56%

57%

53%

55%

61%

66%

71%

76%

42%

22,39

24,87

25,97

25,14

26,82

30,22

33,53

37,11

41,17

46,15

53%

59%

61%

59%

63%

71%

56%

62%

69%

78%

34,23

35,87

64,97

77,21

83,93

91,45

100,69

67%

70%

42%

50%

55%

60%

66%

46,55

51,06

55,13

59,40

64,17

70,04

46%

50%

54%

58%

63%

69%

12,96

13,21

14,22

15,07

15,93

16,89

18,08

51%

52%

56%

59%

62%

66%

71%

36,00

60
GI Baru

Alih Bbn
Kandis

14,23

44,82
44%

11 PASIR PANGARAYAN

Add Trafo

14,64

71%

10 NEW GARUDA SAKTI

(MVA)

Peak
Load
(MW)

46%

74,57

52%

20
Trf Baru

2014

Add Trafo

30,00

Total

(MVA)

Peak
Load
(MW)
15,68

126,51
Alih bbn
Bangkinang

2013

Add Trafo

40,00

PLTD Sewa
6

30
Trf Baru

109,21
80%

2012

Peak
Load
(MW)

14,01
55%

30
GI Baru

120
GI Baru

120
Trf baru

20
Uprating

30
Trf baru

Capacity Balance GI
Ri (lanjutan)
Riau
(l j
)
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

12

RENGAT

150/20
Total

2011

2012

Peak

Add

Peak

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

2013

Add Trafo
(MVA)

0
0

Peak

(MVA)

24,39
48%

13 TEMBILAHAN

150/20
Total

2014

Add Trafo

Load
(MW)

60
GI Baru

Peak
Load
(MW)

2016

2015

Add Trafo
(MVA)

2017

2018

2019

2020

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Peak

Add

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

Load
(MW)

Trafo
(MVA)

22,96

23,74

25,84

27,65

29,52

31,59

34,13

45%

47%

51%

54%

58%

62%

67%

14,83

16,25

17,50

18,81

20,25

58%

64%

69%

74%

40%

9,98

10,92

11,73

12,58

13,52

0
0

30
GI Baru

30
Trf baru

22,03
43%

14 BAGAN SIAPI-API

150/20

30
GI Baru

9,61
38%

39%

43%

46%

49%

53%

58%

15 PANGKALAN KERINCI

150/20

30
GI Baru

9,43

9,59

10,31

10,90

11,51

12,18

13,02

16 GI SIAK SRI INDRA PURA

150/20

17 KIT TENAYAN

150/20

18 PERAWANG

150/20

19 KID DUMAI

150/20

20 GI KANDIS

150/20

10 57
10,57

21 GI LIPAT KAIN

150/20

8,46

150/20

37%

14,67

38%

40%

43%

45%

48%

51%

10,35

11,52

12,61

13,77

15,07

16,65

1,18

30,00
GI Baru

41%

45%

15,63

19,53

49%

54%

59%

65%

30,52

35,10

40,36

1,20

163

10,00
39%

30
GI Baru

12,50
49%

11,32
44%

30
GI Baru

24,41

61%

77%

48%

11,53

12,42

13,16

45%

49%

30,00
Trf Baru

52%

60%

69%

79%

13,92

14,75

15,80

55%

58%

62%

1,2

14,40
56%

30
GI Baru

13,69

14,35

54%

15,88

56%

41%

33%

17,30

62%

30
GI Baru
30
GI Baru

18,81

68%

11 38
11,38

74%

12 06
12,06

45%

47%

9,08

9,59

36%

20,49
40%

12 75
12,75

13 51
13,51

50%

44%

57%

10,69

40%

22,56

14 47
14,47

53%

10,11

38%

30
Trf baru

11,42

42%

45%

1,20

22 GI/GIS KOTA PEKANBARU

22,2
44%

TOTAL PEAK GI
TOTAL PEAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR

382,01
38 , 9
381,49
1,00

50

432,75
431,00
3 ,00
1,00

200

486,16
485,67
85,67
1,00

270

532,23
530,8
530,82
1,00

60
GI Baru

210

22,83

24,81

45%

573,26
576,12
576,
1,00

26,53

49%

30

627,26
6 3,68
623,68
1,01

28,32

52%

180

675,58
67 , 9
672,29
1,00

30,30

56%

110

726,16
7 3,
723,22
1,00

32,75

59%

782,50
779,98
1,00

64%

60

852,01
8 9,95
849,95
1,00

30

Capacity Balance GI
S2JB
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

1 BUKITSIGUNTANG
PTM 2012

2 TALANG RATU
PTM di 2013/2014

164

3 SEDUDUK PUTIH
PTM 2012

4 SUNGAI JUARO

5 BOOM BARU 70 kV

70/12
70/20

15
15

Total

30

70/12
70/12
70/20
70/20
Total

10
5
10
10
30

70/12
70/20
Total

15
30
45

70/12
70/20
Total

15
20
35

70/12
70/20
Total

15
30
45

2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

70/12
70/12
70/20
70/20
Total

5
5
15
10
35

7 SUNGAI KEDUKAN
Trafo II 15 MVA
(Step up : Pertamina)

70/12
70/20
Total

10
15
25

8 KERAMASAN
Sudah realisasi trafo 60 MVA

70/12
70/12
150/20
Total

15
10
60
25

PTM DI 2012

2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2019
Add
Peak
Trafo
Load
(MW) (MVA)

2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

Uprate 15-30 MVA 70/20


Uprate trafo 15-30 MVA
SKI P3B
Tambah 30 MVA 70/20
28,28
74%

15

21,59
85%

31,53
49%

30

18,88
74%

40,74
53%

45,86
60%

49,12
64%

34,72
45%

37,57
49%

40,86
53%

44,22
58%

22,26
87%

25,58
100%

16,54
65%

17,88
70%

10,66
42%

11,75
46%

13,06
51%

14,38
56%

36,18
47%

15

Uprate 15-30
32,67
85%

36,66
96%

32,38
85%

19,75
52%

22,38
59%

24,13
63%

11,32
30%

12,32
32%

13,49
35%

14,69
38%

26,64
90%

29,30
98%

13,58
46%

14,64
49%

15,75
53%

16,10
54%

16,68
56%

17,15
58%

17,69
59%

18,11
61%

33,90
89%

24,84
65%

20,65
54%

24,78
65%

27,53
108%

7,39
29%

8,97
35%

10,80
42%

12,69
33%

21,55
36%

25,27
42%

29,11
49%

31,15
52%

34,10
57%

37,05
62%

40,56
68%

44,07
74%

17,81
52%

19,20
56%

20,06
59%

21,16
62%

22,24
65%

23,44
69%

24,63
72%

57,87
57%

64,94
64%

69,50
68%

75,47
49%

81,56
53%

88,57
58%

95,73
63%

Relokasi Trafo
d 30,21
iK

79%

6 BUNGARAN
PTM 2012/2013

2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

uprate trafo III 15-30


uprate trafo IV10-30
33,44
112%

28,76
48%

35

20,22
59%

15,06
44%

16,53
49%

53,76
84%

45,16
89%

51,58
51%

60

60

Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
1)
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

165

9 TALANG KELAPA

150/20

60
60

49,06
96%

10 BORANG
(Beban ditarik ke
PLTMG Sako)

150/20
150/20
Total

15
30
45

SKI P3BS

11 MARIANA

150/20
150/20

2x16
32

12 SIMPANG TIGA

150/20
150/20
Total

30
60
60

150/20
150/20
Total

15
30
30

150/20
150/20
Total

60
60
120

150/20
150/20
Total

30
30
60

150/20
150/20
Total

10
20
30

150/20
150/20
Total

10
15
25

13 PRABUMULIH

14 BUKIT ASAM

15 BATURAJA

16 LAHAT

17 PAGAR ALAM

2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
UAI P3BS
40,73
60
40%

2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2018
Add
Peak
Trafo
Load
(MW) (MVA)
60

2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

106,74
60%

116,46
65%

45,64
36%

54,64
43%

75,33
59%

81,24
64%

89,15
70%

97,27
54%

18,92
49%

20,14
53%

21,34
56%

22,72
59%

24,07
63%

62,41
28,27
54%

68,31
29,97
57%

74,39
31,63
60%

81,42
33,55
64%

88,67
35,43
67%

12,12
32%

13,22
35%

14,86
39%

16,37
43%

18,04
47%

34,80
16,86
62%

39,05
20,34
75%

45,10
22,61
83%

51,10
24,72
91%

57,90
27,05
51%

49,43
97%

53,96
53%

60,46
59%

44,09
43%

50,13
49%

53,47
52%

58,15
57%

62,96
62%

68,60
67%

74,27
49%

26,20
69%

28,87
32%

32,73
37%

36,41
41%

40,51
45%

42,87
48%

46,07
52%

49,26
55%

52,93
59%

56,60
63%

64,43
63%

69,99
69%

116,37
57%

122,70
60%

60

60

30
30

78,27
51%

60

85,85
56%

94,18
62%

98,29
64%

104,16
68%

109,82
54%

60

72,05
47%

60

92,39
60%

90,87
51%

85,13
48%

89,87
59%

94,43
62%

99,76
65%

104,88
69%

18,32
43%

20,04
47%

21,68
51%

28,99
57%

30,54
60%

Uprate 30->60
60,23
79%

30

Uprate
p
30-60
77,74
76%

30

18,88
74%

Uprate 10->30 MVA


20,63
20
49%

16,07
38%

12,10
28%

14,36
34%

15,35
36%

16,87
40%

19,19
90%

Uprate 10-30
20,85
55%

23,31
61%

21,34
56%

23,56
62%

24,52
64%

25,98
68%

20

Uprate 15-30
27,36 15
54%

60

Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
2)
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

18 LUBUKLINGGAU

150/20

150/20
150/20

2x30
60

150/20
150/20

2x30
60

21 GUNUNG MEGANG

150/20

30

1 GI Kenten

150/20
150/20

60
60
120

20 GUMAWANG

2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2019
Add
Peak
Trafo
Load
(MW) (MVA)

2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

30
20
50

19 BETUNG

2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

Uprate 20->60
49,60
40
65%

166

54,85
72%

56,37
74%

61,55
48%

24,79
49%

27,63
54%

21,91
43%

20,22
40%

28,32
56%

30,90
61%

34,72
68%

38,27
50%

Relokasi 30 MVA ex Baturaja


30,90
60
34,72
40%
45%

28,32
111%

3 JAKABARING / KEDUKAN EXT 150/20

60

69,59
55%

74,35
58%

67,72
53%

73,26
57%

79,74
63%

23,72
47%

25,54
50%

28,19
55%

30,84
60%

34,01
44%

42,17
55%

39,80
52%

42,37
55%

44,89
59%

47,79
62%

50,62
66%

38,27
50%

42,17
55%

34,22
45%

33,04
43%

33,95
44%

35,56
46%

37,11
49%

46,27
45%

52,42
51%

59,39
58%

64,02
63%

70,07
69%

76,31
50%

83,52
55%

90,96
59%

12,59
25%

13,85
27%

15,23
30%

16,75
33%

18,43
36%

20,27
40%

22,30
44%

24,53
48%

12,69
50%

13,81
54%

15,01
59%

16,32
64%

17,63
69%

19,04
37%

18,38
36%

19,66
39%

21,04
41%

22,51
44%

24,09
47%

25,77
51%

27,58
54%

16,54
65%

17,36
34%

18,23
36%

19,14
38%

20,10
39%

10,52
41%

11,26
44%

12,04
47%

12,89
51%

13,79
54%

13,05
51%

13,97
55%

14,94
59%

15,99
63%

30

60

86,19
68%

30

37,19
49%

60
4 KAYU AGUNG

150/20

30

5 TANJUNG API-API

150/20
150/20
Total

30
30
60
0%

6 SUNGAI LILIN

150/20

30

7 MUARA DUA

150/20

30

8 MUARA RUPIT

150/20

30

16,05
31%

17,17
34%

15,00
59%

dari GI Betung

15,75
62%
dari GI Baturaja
9,83
39%

30

30

20,56
40%

Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
3)
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

9 SEKAYU

150/20

30

10 TEBING TINGGI

150/20

30

11 GIS Kota I

150/20

60
60
120

12 Martapura

150/20

2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

150/20

2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
10,5
41%
12,7
50%

2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
11,2
44%
13,5
53%

2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
12,0
47%
14,3
56%
0,0%

167

MVA

1.082

TOTAL PEAK GI

MW

694,23

85

745,91

1.532

Persentase pembebanan
PEAK SISTEM INT. SUMSEL
Diversity Factor

%
MW

75,48
627,00
1,11

57,28
697,15
1,07

450

1.907
818,47
50,49
767,43
1,07

375

2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
13,7
54%

2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
14,7 58%

2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
15,7
30
31%

15,1
59%
55,9
54,8%

16,1
63%
60,8
59,6%

17,0
67%
66,5
65,2%

18,0
35%
72,4
47,3%

14,7
49%
14,0
55%
2.447 240

15,6
52%
15,9
62%
2.642 195

16,6
55%
17,5
69%
2.702

17,6
59%
19,1
30
38%
2.942 240

2.147

904,08

1008,61

1071,46

1144,86

1228,64

1325,28

1422,62

50,96
843,40
1,07

55,27
930,54
1,08

57,12
998
1,07

55
1.070
1,07

55
1.147
1,07

58
1.238
1,07

57
1.335
1,07

30

Total Kap. Terpasang GI

2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
12,8
50%

masuk di 2016
13,8
46%
10,0
39%
60
2.207
60

30
-

13 Pendopo

2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
9,8
38%

2.087

180

60

30
60

Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
4)
No.

Kapasitas
Trafo MVA

Gardu Induk

MVA
1 SUKAMERINDU

2 PEKALONGAN

168

3 TES

70/20
70/20
70/20

15
30
30

Total

75

70/20
70/20
150/20
Total

5
10
30
15

70/20

5
15

150/20

30

2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

74,87
98%

28,81
38%

19,95
,
78%

23,27
,
91%

24,40
,
48%

4,12
32%

4,33
34%

3,92
31%

150/20

3 Sukamerindu 2 / Pulau Baai

150/20
150/20
Total

60
60
120

150/20

30

2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

33,39
44%

24,65
32%

26,09
34%

29,69
39%

31,42
41%

33,82
44%

36,40
48%

27,93
,
55%

28,69
,
56%

29,17
,
57%

32,45
,
64%

32,99
,
65%

34,24
,
67%

35,54
,
70%

4,54
36%

4,77
37%

5,01
39%

5,26
41%

5,52
43%

5,80
45%

6,09
48%

21,52
42%

22,97
45%

24,52
48%

17,56
34%

18,67
37%

19,85
39%

21,12
41%

14,01
55%

14,71
58%

15,45
61%

81,61
53%

87,34
57%

93,49
61%

13,60
53%

14,56
57%

15,58
61%

9,29
36%

10,00
39%

10,77
42%

0%

18,90
74%

20,17
40%

150/20

30

0%

0%

0%

0%

12,10
47%

12,71
50%

13,35
52%

54,24
53%

61,66
60%

65,51
64%

69,20
68%

77,26
50%

0%

0%

10,92
43%

11,53
45%

12,88
50%

30

0%

5 GI BinTuhan

30

2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

mundur ke 2012

2 Muko-Muko
Ditarik dari argamakmur

g
4 GI ArgaMakmur

2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

71,10
93%

USULAN GI BARU 150/20 KV


1 MANNA / MASSAT

2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

60

GI Bin Tuhan Masuk


8,62
34%

30

Total Kap. Terpasang GI


Total Kap.Terpasang Pembangkit

MVA
MW

120
-

TOTAL PEAK GI
Persentase Pembebanan
PEAK SISTEM BENGKULU
Diversity Factor

MW
%
MW

94,97
94
97
93,11
85,92
1,11

150
121,16
121
16
95,03
108,67
1,11

30

330
131,94
131
94
47,04
117,18
1,13

180

330
149,04
149
04
53,14
132,61
1,12

360
169,63
169
63
55,43
152,87
1,11

30

360
178,22
178
22
58,24
161,16
1,11

450
188,45
188
45
49,27
170,91
1,10

90

450
197,83
197
83
51,72
180,04
1,10

450
210,32
210
32
54,99
191,35
1,10

450
223,67
223
67
58,48
203,05
1,10

Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
5))
No.

Gardu Induk

Kapasitas
Trafo MVA
MVA

1 JAMBI (AUR DURI)

2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

Total

30
30
30
60

150/20
150/20
Total

60
60
120

3 MUARA BUNGO

150/20

30
30
60

45,75
90%

4 BANGKO

150/20

30

27,22
107%

UAI P3BS
30,48
60
40%

5 GI. MUARA BULIAN

150/20

30

19,41
76%

UAI P3BS
22,87
60
30%

USULAN GI BARU 150/20 KV


1 GI SABAK

150/20

30

2 PAYO SELINCAH

150/20
150/20

2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

169

3 GI KUALA TUNGKAL

150/20

150/20

30

30

2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

45,67
90%

UAI P3BS
51,74
60
51%

46,92
46%

54,10
53%

58,17
57%

62,84
62%

67,51
66%

76,54
75%

UAI P3BS
86,57
60
57%

95,78
63%

104,66
68%

111,85
73%

120,17
79%

128,42
63%

55,96
55%

58,75
58%

62,04
61%

65,12
64%

69,15
45%

27,56
36%

29,10
38%

30,95
40%

32,68
43%

34,99
46%

37,46
37%

27,88
36%

29,21
38%

30,76
40%

32,22
42%

34,10
45%

36,10
47%

11,33
44%

11,65
46%

12,04
47%

12,38
49%

12,86
50%

13,36
26%

13,88
54%

14,21
56%

14,47
57%

14,89
58%

15,31
60 03
60,03

51,22
100%

0%

2 GI SAROLANGUN

2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)

49,25
48%

0%

33,29
44%

24,82
32%
dimundur ke 2013
10,28
40%

0,00
0%

0%

0%

660

660

77,04
50%

30

37,81
49%
30

13,74
27%

15,32
60%

15,60
31%

30

15,90
62 36
62,36

16,52
64 78
64,78
1.020

720

870

930

260,3

295,1

312,6

333,0

352,8

393,3

420,9

452,1

84,15
194,29
1,10

52,91
220,76
1,10

48,62
236,58
1,10

52,61
269,67
1,09

55,72
285,45
1,10

59,4
304
1,10

57,65
322,34
1,09

53,18
359,50
1,09

53,24
383,51
1,10

52,14
413,90
1,09

3.167
1.490,8
1
490 8
1.368,9
1,09

3.227
1.582,7
1
582 7
1.462,6
1,08

3.617
1.686,1
1
686 1
1.563,3
1,08

3.962
1.820
1
820
1.687
1,08

4.082
1.956
1
956
1.813
1,08

60

39,55
39%

242,9

3.077
1.348,2
1
348 2
1.245,7
1,08

30

73,42
48%

300

2.867
1.210,7
1
210 7
1.121,2
1,08

660

166,50
65%

214,6

2.222
1.109,9
1
109 9
1.026,6
1,08

90

149,80
73%

MW

1.502
1.003,8
1
003 8
907,2
1,11

630

60

85,33
56%

MVA

MVA
MW
MW

240

138,70
68%

79,48
52%

TOTAL PEAK GI

PLN WS2JB
Kapasitas terpasang GI
PEAK GI WS2JB
PEAK SISTEM S2JB
DIVERSITY FACTOR

540

dimundur ke 2014
13,63
53%

60

60

Total Kap terpasang GI


Persentase Pembebanan
PEAK SISTEM JAMBI
Diversity Factor

60

73,27
48%

2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)

4.412
2.098,4
2
098 4
1.952
1,07

Capacity Balance GI
Lampung
Kapasitas
No.

Gardu Induk

Trafo

2011

MVA
MVA

TARAHAN
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo

TELUK BETUNG
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo

NATAR
Terpasang
B b P
Beban
Puncak
k
Pembebanan Trafo

170

SUTAMI
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo

KALIANDA
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo

GI TEGINENENG

Peak

2014
Add

Peak

2015
Add

Peak

2016
Add

Peak

2017
Add

Peak

2018
Add

Peak

2019
Add

Peak

2020
Add

Peak

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

doad

Trafo

Load

Trafo

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

(2x30)

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

MW

35,51

41,88

43,30

41,04

41,37

41,09

40,41

39,27

37,65

35,43

69,6%

82,1%

84,91%

80,5%

81,1%

80,6%

79,2%

77,0%

73,8%

69,5%

150/20
MW

120

120

120

120

120

120

120

120

120

120

120

(1x60)

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

MW

(1x60)

%
150/20
MW

72,91

86,18

86,40

89,32

77,38

81,37

67,07

70,26

73,56

76,86

71,5%

84,5%

84,7%

87,6%

75,9%

79,8%

65,8%

68,9%

72,1%

75,4%

60

60

120

120

120

120

120

120

120

120

120

(2x30)

51,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

MW

40 78
40,78

49 06
49,06

80,0%

48,1%

150/20
MW

60

60

60

60

52 87
52,87

56 86
56,86

49 79
49,79

39 91
39,91

39 74
39,74

40 87
40,87

42 26
42,26

43 74
43,74

51,8%

55,7%

48,8%

39,1%

39,0%

40,1%

41,4%

42,9%

60

60

60

90

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

76,5

MW

28,71

34,06

36,53

39,10

41,49

43,66

56,3%

66,8%

71,6%

76,7%

81,4%

57,1%

150/20
MW

(2x30)

90
30

90

90

90

76,5

76,5

76,5

76,5

45,86

48,08

50,36

52,65

59,9%

62,8%

65,8%

68,8%

30

30

60

60

60

60

60

60

60

60

60

(1x30)

25,5

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

MW

22 19
22,19

26 67
26,67

87,0%

52,3%
70

28 73
28,73

30 89
30,89

22 15
22,15

23 38
23,38

29 09
29,09

30 57
30,57

32 09
32,09

33 61
33,61

56,3%

60,6%

43,4%

45,8%

57,0%

59,9%

62,9%

65,9%

70

110

150

150

150

(2x20)

59,5

59,5

59,5

93,5

93,5

93,5

93,5

127,5

127,5

127,5

(1x30)

45,49

54,79

59,08

63,56

40

67,71

71,49

75,31

79,16

40

83,13

87,12

76,5%

92,1%

99,3%

68,0%

*2)

72,4%

76,5%

80,5%

62,1%

*2)

65,2%

68,3%

GI ADIJAYA

70

30

MW
%

70

110

110

110

Total

30

30

60

60

60

90

90

90

90

90

90

Terpasang

MW

(1x30)

25,5

51,0

51,0

51,0

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

Beban Puncak

MW

28,16

34,37

110,4%

67,4%

GI MENGGALA

Total

50

50

30

50

37,23

40,21

42,98

73,0%

78,8%

56,2%

50

50

50

30

45,50

48,05

50,62

53,27

55,92

59,5%

62,8%

66,2%

69,6%

73,1%

90

90

90

90

90

Terpasang

MW

(1x20)

42,5

42,5

42,5

42,5

42,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

Beban Puncak

MW

(1x30)

37,89

28,49

31,50

34,66

37,58

39,88

40

42,54

45,23

48,00

50,78

89,2%

67,0%

74,1%

81,5%

88,4%

52,1%

*2)

55,6%

59,1%

62,7%

66,4%

GI SRIBAWONO

%
150/20

50

50

50

90

90

90

90

90

90

90

120

Terpasang

MW

(1x20)

42,5

42,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

102,0

Beban Puncak

MW

(1x30)

BUKIT KEMUNING

33,13

41,30

45,07

40

49,00

49,66

52,80

55,96

59,15

62,45

65,75

30

77,9%

97,2%

58,9%

*2)

64,1%

64,9%

69,0%

73,2%

77,3%

81,6%

64,5%

*3)

Total

30

Terpasang

MW

(1x30)

25,5

76,5

Beban Puncak

MW

32,73

40,65

128,3%

53,1%

Pembebanan Trafo

Add

Load
(MW)

MW

Pembebanan Trafo
10

2013
Add

Total

Pembebanan Trafo
9

Peak

Terpasang

Pembebanan Trafo
8

2012
Add

Beban Puncak
Pembebanan Trafo
7

150/20
MW

Peak

30

90

90
60

90

90

90

90

90

90

90

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

48,86

40,98

43,99

46,26

49,00

51,76

54,62

57,48

63,9%

53,6%

57,5%

60,5%

64,1%

67,7%

71,4%

75,1%

Capacity Balance GI
L
Lampung
(l j
(lanjutan
1)
Kapasitas
No.

Gardu Induk

Trafo

2011

MVA
MVA

11

2016
Add

Peak

2017
Add

Peak

2018
Add

Peak

2019
Add

Peak

2020
Add

Peak

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

doad

Trafo

Load

Trafo

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

80

120

120

120

120

120

120

180

68,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

153,0

Beban Puncak

MW

51,95

40

68,20

71,13

73,61

40

80,14

69,09

73,93

78,81

83,85

88,90

76,4%

*2)

100,3%

104,6%

72,2%

*2)

78,6%

67,7%

72,5%

77,3%

82,2%

58,1%

Total

50

Terpasang

MW

(1x20)

42,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

Beban Puncak

MW

(1x30)

44,92

44,95

40

48,25

41,01

38,67

40,72

42,79

44,88

47,04

49,20

105,7%

58,8%

*2)

63,1%

53,6%

50,6%

53,2%

55,9%

58,7%

61,5%

64,3%

PAGELARAN

GI METRO

50

90

90

90

90

90

90

90

90

90

Total

50

50

50

90

90

90

90

90

90

90

90

Terpasang

MW

(1x30)

42,5

42,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

Beban P
Puncak
ncak

MW

(1 20)
(1x20)

171

GI NEW TARAHAN

GI SUKARAME

%
150/20
MW

30

28 81
28,81

32 07
32,07

33 56
33,56

40

35 13
35,13

36 58
36,58

37 90
37,90

39 23
39,23

40 58
40,58

41 97
41,97

43 36
43,36

67,8%

75,4%

43,9%

*2)

45,9%

47,8%

49,5%

51,3%

53,0%

54,9%

56,7%

30

60

25,5

51,0

MW

19,73

23,39

77,4%

45,9%

(1x30)

60
30

60

120

51,0

51,0

102,0

25,63

36,67

42,49

50,2%

71,9%

41,7%

60

120

120

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

47,70

53,07

58,59

120

64,37

120

70,29

120

46,8%

52,0%

57,4%

63,1%

68,9%

150/20

30

30

30

60

60

60

60

60

60

120

120

Terpasang

MW

(1x30)

25,5

25,5

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

102,0

102,0

Beban Puncak

MW

21 19
21,19

25 14
25,14

33 82
33,82

40 39
40,39

44 16
44,16

43 53
43,53

34 51
34,51

38 20
38,20

42 36
42,36

83,1%

98,6%

66,3%

79,2%

86,6%

85,4%

67,7%

74,9%

41,5%

GI BLAMBANGAN UMPU

30

MW

(1x30)

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

MW

6,74

8,37

9,12

9,91

10,63

11,30

11,97

12,64

13,34

14,04

26,4%

32,8%

35,8%

38,9%

41,7%

44,3%

46,9%

49,6%

52,3%

55,0%

GI LIWA

30

30

30

30

60

60

60

60

60

60

60

25,5

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

MW

,
19,17

23,47
,

25,45
,

27,53
,

75,2%

92,0%

99,8%

54,0%

150/20
MW

30

30

30

29,45
,

31,20
,

32,96
,

34,74
,

36,58
,

38,43
,

57,7%

61,2%

64,6%

68,1%

71,7%

75,3%

30

30

30

30

30

30

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

MW

10,69

11,36

11,96

12,57

13,18

13,81

14,45

41,9%

44,5%

46,9%

49,3%

51,7%

54,2%

56,7%

150/20

30

30

30

30

30

30

30

30

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

18,29

19,43

20,58

21,74

11,82

12,44

71,7%

76,2%

80,7%

85,2%

46,4%

48,8%

MW

Beban Puncak

MW

17,03

66,8%

GI ULU BELU

30

30

30

Terpasang
Pembebanan Trafo

30

25,5

Beban Puncak

Pembebanan Trafo

30

30

MW

Terpasang

30

25,5

Terpasang

Beban Puncak

30

46 99
46,99
46,1%

150/20

GI KOTA AGUNG

30

60

Terpasang

150/20

30

30

Beban Puncak

GI SEPUTIH BANYAK

150/20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

Terpasang

MW

Beban Puncak

MW

8,49

9,11

9,76

10,36

10,91

11,47

12,03

12,61

13,19

49,9%

53,6%

57,4%

61,0%

64,2%

67,5%

70,8%

74,2%

77,6%

Pembebanan Trafo

Add

Load
(MW)

80

Pembebanan Trafo

20

Peak

68,0

Pembebanan Trafo

19

2015
Add

80

Pembebanan Trafo

18

Peak

68,0

Pembebanan Trafo

17

2014
Add

40

Terpasang

16

Peak

(2x20)

Beban Puncak

15

2013
Add

MW

Pembebanan Trafo
14

Peak

Total

Pembebanan Trafo
13

2012
Add

Terpasang

KOTABUMI

Pembebanan Trafo
12

Peak

60

Capacity Balance GI
L
Lampung
(l j
(lanjutan
2)
Kapasitas
No.

Gardu Induk

Trafo

2011

MVA
MVA

21

2016
Add

Peak

2017
Add

Peak

2018
Add

Peak

2019
Add

Peak

2020
Add

Peak

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

doad

Trafo

Load

Trafo

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

60

2 x 30

60

60

51,0

51,0

Beban Puncak

MW

23,30

24,55

25,82

27,09

28,41

29,73

45,7%

48,1%

50,6%

53,1%

55,7%

58,3%

GI TELUK RATAI

150/20

60

30

30

30

30

30

30

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

Beban Puncak

MW

12,91

13,58

14,25

14,94

15,64

16,35

50,6%

53,2%

55,9%

58,6%

61,3%

64,1%

150/20

GI KETAPANG

30

30

30

30

30

30

60

60

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

25,5

51,0

Beban Puncak

MW

13,72

15,95

18,04

20,11

21,98

53,8%

62,5%

70,8%

78,9%

43,1%

30

30

30

30

60

60
51,0

172

GI MESUJI

%
150/20

30

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

25,5

51,0

Beban Puncak

MW

16,84

18,04

19,24

20,46

21,71

66,1%

70,7%

75,5%

80,2%

42,6%

GI JATI AGUNG

150/20

51,0
30

23,05
45,2%

30

22,97
45,0%

30

30

30

60

60

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

51,0

51,0

Beban Puncak

MW

17,11

18,80

20,63

22,31

67,1%

73,7%

80,9%

43,7%

GI LANGKAPURA

150/20

30

30

23,90
46,9%

60

60

60

60

Terpasang

MW

51,0

51,0

51,0

51,0

Beban Puncak

MW

35,69

37,44

39,25

41,06

70,0%

73,4%

77,0%

80,5%

30

30

60

GI PAKUAN RATU

150/20

60

60

30

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

51,0

Beban Puncak

MW

17,82

19,03

20,26

21,52

69,9%

74,6%

79,4%

42,2%

GI BENGKUNAT
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
GI DIPASENA
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
GI DIPASENA
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo

%
150/20
MW

30

60
51,0
30

22,79
44,7%

30

30

25,5

25,5

MW

11,12

11,70

43,6%

45,9%

70/20
MW

90

90
76,5

3 x 30

90

90

90

90

90

90

90

90

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

MW

55,95

56,79

57,67

58,48

52,00

52,00

52,00

52,00

52,00

73,1%

74,2%

75,4%

76,4%

68,0%

68,0%

68,0%

68,0%

68,0%

60

60

60

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

MW

7,22

7,97

8,73

9,51

10,29

14,2%

15,6%

17,1%

18,6%

20,2%
1.204

150/20
MW

60

60

1x60

60

PEAK GI

MW

570

727

782

845

921

975

1.037

1.092

1.149

PEAK SYSTEM

MW

569

693

749

809

864

914

965

1.016

1.068

1.121

1,08

1,07

1,07

DIVERSITY FACTOR

Add

Load
(MW)

60

Terpasang

28

Peak

51,0

Pembebanan Trafo
28

2015
Add

60

Pembebanan Trafo
27

Peak

51,0

Pembebanan Trafo
26

2014
Add

60

Pembebanan Trafo
25

Peak

51,0

Pembebanan Trafo
24

2013
Add

51,0

Pembebanan Trafo
23

Peak

MW

Pembebanan Trafo
22

2012
Add

Terpasang

GI GEDONG TATAAN

150/20

Peak

1,00

1,05

1,04

1,04

1,07

1,07

1,07

LAM
MPIRAN A1.6

RENCAN
NA PENGE
EMBANGA
AN PENY
YALURAN
N
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATRA

173

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI


Sumatra
(kms)
Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

174

500 kV AC

150

150

500 kV DC

800

800

275 kV

160

1,992

774

1,532

110

130

4,698

250 kV DC

462

462

582

1,455

3,784

2,039

1,486

531

590

387

382

440

11,676

310

240

550

582

1,925

5,776

3,053

3,018

1,903

590

667

382

440

18,336

150 kV
70 kV
TOTAL

(MVA)
Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

500/275 kV

1,000

2,000

500 kV DC

3,000

3,000

275/150 kV

1,000

4,500

2,000

1,250

500

500

250

10,000

250 kV DC

600

600

150/20 kV

900

2,600

1,980

1,140

810

660

780

780

510

690

10,850

70/20 kV

30

260

30

60

30

30

30

470

1,930

2,860

6,510

3,200

2,060

5,290

1,280

3,310

540

940

27,920

TOTAL

3,000

Pengembangan Penyaluran Sumatra

175

No.

Propinsi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Bengkulu
Bengkulu

Dari
Dari
Jantho
Sigli
Meulaboh
PantonLabu
Bireun
Sidikalang
Brastagi/Berastagi
PLTUMeulaboh
BlangPidie
UleeKareng
Samalanga
KruengRaya
Takengon
CotTrueng
PLTAPeusangan2
PLTAPeusangan1
PLTPSeulawah
Takengon
BandaAceh
AirAnyir
AirAnyir
Suge
Dukong
PangkalPinang
PangkalPinang
Kelapa
Koba
Air Anyir/Sungai Liat
AirAnyir/SungaiLiat
PagarAlam
Pekalongan

Ke
Ke
Incomer(SigliBandaAceh)
PLTUMeulaboh
PLTUMeulaboh
Incomer(IdiLhokseumawe)
g
Takengon
Sabulussalam
Kutacane
BlangPidie
TapakTuan
BandaAceh
Incomer (Bireun Sigli)
Incomer(BireunSigli)
UleeKareng
BlangKjeren
Incomer(BireunLhokseumawe)
Takengon
PLTAPeusangan2
2PiIncomer(SigliBandaAceh)
PLTAPeusangan4
LamPisang
PangkalPinang
SungaiLiat
Dukong
Manggar
Kelapa
Koba
Mentok
Toboali
PLTU Bangka Baru III
PLTUBangkaBaruIII
Manna
PuloBaai

Tegangan
Tegangan
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
70kV
70kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV

Conductor
Conductor
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
,
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
cct 1 Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
4 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
cct, 1 Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk

kms
kms

Biaya
(MUSD)

COD

1
333
60
2
126
111.2
290
190
130
40
4
60
174
6
22
14
32
20
30
44
112
50
140
120
120
140
120
100
96
90

0.06
74.95
3.32
0.11
9.62
6.16
16.07
10.53
7.20
9.00
0 22
0.22
4.58
9.64
0.33
1.68
1.07
3.55
1.11
2.29
2.44
6.20
2.77
7.76
6.65
6.65
7.76
6.65
5.54
5.32
6.87

2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2016
2016
2017
2018
2018
2011
2011
2012
2012
2014
2014
2016
2016
2018
2012
2013

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 1)

176

No.

Propinsi

31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Kep Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung

Dari
PLTASimpangAur1
PLTASimpangAur1
Pekalongan
PulauBaai
Kambang
Manna
Mukomuko/Bantal/Ipoh
PLTPKepahiyang
Bangko
PLTAMerangin
PLTG CNG Sei Gelam
PLTGCNGSeiGelam
Sabak
PLTGCNGSengeti
MuaraBulian
PLTPSungaiPenuh
Sabak
Tanjung Kasam
TanjungKasam
TanjungSauh
PulauNgenang
TanjungTaluk
TanjungUban
SriBintan
AirRaja
BukitKemuning(uprate)
PLTUTarahan(FTP1)
SeputihBanyak
Ulubelu
Menggala
Sutami(uprate)
Baturaja(uprate)

Ke
Incomer1Phi(PekalonganPulauBaai)
PLTASimpangAur2
PLTPHululais
ArgaMakmur
Mukomuko/Bantal/Ipoh
Bintuhan
ArgaMakmur
Incomer2Phi(PekalonganPulauBaai)
PLTAMerangin
SungaiPenuh
Aur Duri
AurDuri
Inc1Phi(PayoSelincahAurDuri)
AurDuri
Sarolangun
SungaiPenuh
KualaTungkal
Tanjung Sauh
TanjungSauh
PulauNgenang
TanjungTaluk
TanjungUban
SriBintan
AirRaja
Kijang
Kotabumi(uprate)
Incomer2Phi(NewTarahanKalianda)
Dipasena
Incomer1Phi(BatutegiPagelaran)
SeputihBanyak
Natar(uprate)
BukitKemuning(uprate)

Tegangan
g g
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
70kV
150kV
150kV
150kV
150kV

Conductor
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
4 cct,2Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
cct, 1 Hawk
2 cct,2x340mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,3x300mm2
cct 3 x 300 mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,3x300mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,ACCC310mm2

kms

Biaya
(MUSD)
(M
USD)

COD

20
12
120
180
220
140
360
80
136
110
60
121.6
26
130
84
108.8
6
10
12
60
60
70
40
67.6
1
120
40
120
60.4
96

1.53
0.66
9.16
13.74
16.79
7.76
27.48
6.11
30.61
24.76
3.32
3.64
1.44
7.20
4.65
6.03
2 42
2.42
1.11
4.84
3.32
3.32
3.88
2.22
9.04
0.23
9.16
3.05
27.01
8.08
12.84

2015
2015
2015
2015
2015
2017
2020
2020
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2015
2018
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 2)

177

No.

Propinsi

61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau

Dari
Pagelaran
BukitKemuning
PLTPUlubelu#3,4
Pagelaran
GedonTataan
Kalianda
Gumawang
Mesuji
PLTASemangka
Natar
Pakuan Ratu
PakuanRatu
Langkapura
Kalianda
Besai
Liwa
TelukRatai
PLTG Duri
PLTGDuri
TelukKuantan
Bangkinang
PasirPutih
Tenayan/PLTURiau
Dumai
Dumai
PasirPutih
PLTUSewaDumai
Duri(uprate)
GarudaSakti(uprate)
Rengat
NewGarudaSakti
Tenayan/PLTURiau

Ke
KotaAgung
Liwa
Ulubelu
GedongTataan
TelukRatai
Ketapang
Mesuji
Dipasena
KotaAgung
Jatiagung
Inc 1 Phi (Menggala Gumawang)
Inc1Phi(Menggala
Gumawang)
Inc2Phi(NatarTelukBetung)
PLTPRajabasa
PLTPSuohsekincau
Bengkunat
PLTPWaiRatai
Incomer 2 Phi (G Sakti Duri)
Incomer2Phi(G.SaktiDuri)
Rengat
PasirPangarayan
GarudaSakti
PasirPutih
KIDDumai
BaganSiapiapi
PangkalanKerinci
Dumai
Dumai(uprate)
Duri(uprate)
PangkalanKerinci
Incomer(G.SaktiDuri)
Perawang

Tegangan
g g
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV

Conductor
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,CU1000mm2
2 cct,2Zebra
cct, 2 Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
cct 2 Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,2Hawk
4 cct,ACCC310mm2
2 cct,1Hawk

kms

Biaya
(MUSD)
(M
USD)

COD

80
80
20
60
60
90
160
152
60
16
1
2
40
38
120
40
22
194
220
55
35
56
228
134
14
118
230
220
12
50

4.43
4.43
1.11
4.58
3.32
20.26
12.21
11.60
3.32
35.52
0.23
0.11
3.05
2.11
6.65
2.22
1 68
1.68
14.81
12.19
12.38
7.88
3.10
12.63
10.23
1.07
15.79
30.77
16.79
1.61
2.77

2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2019
2019
2011
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 3)

178

No.

Propinsi

91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel

Dari
TelukLembu
Tenayan/PLTURiau
Rengat
PasirPutih
Kandis
Bangkinang
Indarung
Bungus
Kiliranjao
Maninjau
Padang Luar
PadangLuar
Singkarak
PLTUSumbarPessel
Kiliranjao
PIP/SHaru/PauhLimo
SungaiRumbai
Simpang Empat
SimpangEmpat
Solok
Payakumbuh
PLTUSimpangBelimbing
Lahat
PLTUSimpangBelimbing
TanjungApiApi
Kenten
Betung
BukitAsam(uprate)
Jakabaring
Gandus
Mariana
KayuAgung

Ke
GISKotaPekanBaru
SiakSriIndraPura
Tembilahan
TelukLembu
Incomer(NewG.SaktiDuri)
LipatKain
Bungus
Kambang
TelukKuantan
PadangLuar
Payakumbuh
Batusangkar
2piIncomer(BungusKambang)
SungaiRumbai
GI/GISKotaPadang
PLTPMuaraLabuh
Masang 2
Masang2
PLTPGunungTalang
PLTPBonjol
Incomer1Phi(PrabumulihBukitAsam)
PagarAlam
Lahat
Incomer1Pi(T.KelapaBorang)/Kenten
Inc2Phi(TalangKelapaBorang)
Sekayu
Baturaja(uprate)
Inc2Phi(KeramasanMariana)
Inc2Phi(KeramasanTalangKelapa)
KayuAgung
Gumawang

Tegangan
g g
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV

Conductor
2 cct,CU1000mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
1 2ndcct,1Hawk
1 2ndcct,1Hawk
1 2ndcct,1Hawk
2nd cct, 1 Hawk
1 2ndcct,1Hawk
4 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
cct 1 Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2x330mm2
2 2ndcct,1Hawk
2 cct,2x330mm2
2 cct,2x330mm2
2 cct,2x330mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,2x330mm2
2 cct,CU1000mm2
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra

kms

Biaya
(MUSD)
(M
USD)

COD

14
100
120
40
10
70
35
180
52
42
32
25
20
70
16
160
30
20
104
120
94.6
120
40
1
70
78
1
20
60
90

31.08
5.54
6.65
3.05
2.68
3.88
2.67
13.74
1.69
1.36
1.04
0.81
0.76
5.34
0.89
12.21
1 66
1.66
1.11
7.94
10.86
5.24
10.86
3.62
0.09
3.88
10.44
0.09
44.40
13.50
20.26

2014
2014
2014
2015
2015
2015
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2016
2017
2017
2019
2019
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 4)

179

No.

Propinsi

121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150

Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut

Dari
SungaiLilin
Betung
LubukLinggau
Sumsel11,MT
Lahat
MuaraDua
Lahat
Gumawang
Sarolangun
PLTPRantauDedap
Muara Dua
MuaraDua
Galang
Galang
Rantauprapat
Lamhotma
DolokSanggul/Parlilitan
Tanjung Morawa
TanjungMorawa
PadangSidempuan
SeiRotan(uprate)
Galang
Sidikalang
Tele
PangkalanSusu3&4(FTP2)
PLTUSewaSumbagut
TanjungPura
PLTAWampu
TelukDalam
PLTUNias
Mabar
GISListrik

Ke
Betung
TalangKelapa
TebingTinggi
Incomer1Phi(PrabumulihBukitAsam)
PLTUBanjarSari
Baturaja
PLTUKebanAgung
Martapura
MuaraRupit
PLTPLumutBalai
PLTP Danau Ranau
PLTPDanauRanau
Namurambe
TanjungMorawa
LabuhanBilik
Belawan
Incomer1Phi(TeleTarutung)
Kuala Namu
KualaNamu
Panyabungan
TebingTinggi(uprate)
NegeriDolok
Salak
Pangururan
PangkalanBrandan
TebingTinggi
Incomer(P.BrandanBinjai)
Brastagi
GunungSitoli
GunungSitoli
Glugur
KIM

Tegangan
g g
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
70kV
70kV
150kV
150kV

Conductor
2 cct,1Hawk
1 2ndcct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2x330mm2
2 cct,2x330mm2
2 cct,2Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
cct, 2 Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
1 2ndcct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
cct 2 Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
1 cct,CU1000mm2
1 cct,CU1000mm2

kms

Biaya
(MUSD)
(M
USD)

COD

120
55.2
150
120
40
92
70
120
80
40
90
80
20
130
6.2
76
34
140
108
66
60
26
22
30
30
80
220
20
10
10

6.65
8.43
8.31
10.86
3.62
7.02
15.76
6.65
4.43
3.05
6.87
18.01
4.50
7.20
0.28
4.21
2 60
2.60
7.76
14.45
3.66
3.32
1.44
4.95
2.29
1.66
4.43
12.19
1.11
22.20
22.20

2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2017
2018
2019
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 5)

180

No.

Propinsi

151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184

Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumbar
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Riau
Sumbar
Sumsel
Jambi
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
NAD
Riau
Jambi
Sumsel
Riau
NAD
Riau
Riau
Riau
Riau
J bi
Jambi
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Lampung

Dari
Simangkok
Panyabungan
Porsea
Tarutung
PLTPSipoholonRiaRia
PangkalanSusu
g
Kiliranjao
Simangkok
Galang
PLTPSarulla(FTP2)
PadangSidempuan
Payakumbuh
PadangSidempuan
Lahat
BayungLincir/PLTUSumsel5
Lahat
MuaraEnim
Bayung Lincir/PLTU Sumsel5
BayungLincir/PLTUSumsel
5
Betung
Sigli
Rengat
AurDuri
MuaraEnim
Rengat
Sigli
Border
PulauRupatUtara
P.RupatSelatan
SumateraLandingPoint
PLTU J bi
PLTUJambi
MuaraEnim
MuaraEnim
MuaraEnim
Ketapang

Ke
PLTAAsahanIII(FTP2)
PLTPSorikMarapi(FTP2)
PLTAHasang
PLTPSimbolonSamosir
2PiIncomer(TarutungPorsea)
Binjai
j
Payakumbuh
Galang
Binjai
Simangkok
PLTPSarulla(FTP2)
New Garuda Sakti
NewGarudaSakti
Payakumbuh
LumutBalai
AurDuri
MuaraEnim
Gumawang
Sungai Lilin/PLTU Sumsel7
SungaiLilin/PLTUSumsel
7
SungaiLilin/PLTUSumsel7
Lhokseumawe
NewGarudaSakti
Rengat
Betung
Cirenti (PLTU Riau MT)
Cirenti(PLTURiauMT)
UleeKareng
PulauRupat
PulauRupatSelatan
SumatraLandingPoint
NewGarudaSakti
A D i
AurDuri
PLTUMTHVDCA
PLTUMTHVDCB
perbatasanSumsel/Lampung
perbatasanSumsel/Lampung

Tegangan

Conductor

kms

Biaya
(MUSD)

COD

150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275 kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275 kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275 kV
275kV
275kV
250kVDC
250kVDC
250kVDC
250kVDC
500 kV
500kV
500kV
500kV
500kVDC
500kVDC

2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
4 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
,
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
cct, 2 Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
cct 2 Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,4Zebra
2 cct,4Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
cct 2 Zebra
2 cct,2Zebra
2 CableMIwithIRC
2 cct,2xCardinal548m
2 CableMIwithIRC
2 cct,2xCardinal548m
2 cct,4Zebra
t 4Z b
2 cct4Zebra
2 cct4Zebra
2 cct4Falcon
2 cct4Falcon

22
46
60
50
8
160
282
318
160
194
138
300
600
50
120
70
290
124
120
322
440
420
350
110
130
52
60
10
340
150
400
100
200
600

1.68
2.55
3.32
2.77
0.44
36.01
63.47
71.57
36.01
43.67
31.06
67.52
135.05
11.25
27.01
15.76
65.27
27 91
27.91
27.01
72.47
143.61
137.08
78.78
24 76
24.76
29.26
51.00
2.60
9.80
14.90
48 96
48.96
133.37
33.35
67.20
201.60

2016
2017
2017
2018
2019
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2018
2016
2016
2016
2016
2018
2016
2016
2016
2016

Pengembangan Gardu Induk Sumatra


No. Propinsi

181

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Babel
Babel

NamaGarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

Sigli
BandaAceh
Meulaboh
PLTUMeulabohExtLB
Jantho
PantonLabu
Takengon
BireunExtLB
Sabulussalam
Kutacane/Kotacane
BlangPidie
PLTUMeulabohExtLB
TapakTuan
Lhokseumawe
UleeKareng
Samalanga
KruengRaya
BandaAcehExtLB
TualangCut
BlangKjeren
Langsa
Sigli
CotTrueng
Takengon
Idi
BandaAceh
Bireuen
Jantho
Meulaboh
TualangCut
LamPisang
KruengRayaExtLB
Pantonlabu
CotTrueng
Samalanga
TualangCut
Bireun
Subulussalam
PangkalPinang
SungaiLiat

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru

30
60
2x30
2LB
30
30
60
2LB
30
30
30
2LB
30
60
120
30
60
2LB
30
30
30
60
30
2LB
30
60
30
30
30
30
120
2LB
30
30
30
30
30
30
60
30

1.40
2.12
4.03
1.24
2.64
2.64
3 36
3.36
1.24
2.64
2.64
3.88
1.24
2.64
2 12
2.12
4.03
2.64
4.03
1.24
1.40
2.64
1 40
1.40
2.12
2.64
1.24
1.40
2.12
1.40
1 40
1.40
1.40
1.40
4.95
1.24
1.40
1.40
1 40
1.40
1.40
1.40
1.40
4.00
2.62

2011
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2011
2011

Keterangan
Uprating10MVAExBandaAceh
Uprating30MVA
1x30MVAdidanaiAPBN,1x30MVAdidanaiAPLN
T/LkeMeulaboh
1x30MVA
1x30MVA
2x30 MVA
2x30MVA
keTakengon
1x30MVA
1x30MVA
4L/B(2T/LkeMeulabohdan2T/LkeT.Tuan)
T/LkeBlangPidie
1x30MVA
2x60+2LB
1x30MVA
2x30MVA
keKruengRaya
1x30MVA
Uprating10MVA
1x30MVA
keBlangKjeren
Uprating30MVA

2x60
KearahLampPisang

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 1)


No. Propinsi

182

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi

NamaGarduInduk
AirAnyir
Dukong
Manggar
Suge
Kelapa
Koba
Sungai Liat
SungaiLiat
Mentok
Toboali
Dukong
PangkalPinang
Koba
Manggar
Air Anyir
AirAnyir
Dukong
Manna
PulauBaai
PekalonganExtLB
Pekalongan
Manna
Pekalongan Ext LB
PekalonganExtLB
Mukomuko
Argamakmur
PulauBaaiExtLB
PulauBaai
Bintuhan
MannaExtLB
Muko muko Ext LB
MukomukoExtLB
PayoselincahExtLB
SungaiPenuh
BangkoExtLB
Aurduri
Payoselincah
Bangko
Muaro Bulian
MuaroBulian
MuaraSabak
MuaroBungo
Sarolangun
MuaraBulianExtLB
SungaiPenuh

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

150/20kV
70/20kV
70/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20 kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension

30
30
20
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
120
2LB
30
30
2 LB
2LB
30
30
2LB
60
30
2LB
2 LB
2LB
4LB
30
2LB
60
60
60
60
30
60
30
2LB
30

2.62
2.20
2.38
2.20
2.62
2.62
1 39
1.39
2.62
2.62
1.26
1.39
1.39
1.26
1 39
1.39
1.26
2.64
4.03
1.24
1.40
1.40
1 24
1.24
2.64
3.88
1.24
2.12
2.64
1.24
1 24
1.24
2.49
2.64
1.24
2.12
2.12
2.12
2 12
2.12
2.64
2.12
2.64
1.24
1.40

2011
2012
2012
2012
2014
2014
2015
2016
2016
2016
2018
2018
2018
2019
2019
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2015
2015
2015
2017
2017
2017
2020
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014

Keterangan

1x30MVA
2x60MVA
T/LPuloBaai

T/LHululais
T/L
Hululais
1x30MVA
1x30MVA
T/LkeArgamakmur
1x30MVA
T/LkeBinTuhan
T/L ke Argamakmur
T/LkeArgamakmur
untukPLTGPayoSelincah&PLTGSungaiGelam12MW
1x30MVA
T/LkeSungaipenuh

1x30MVA
T/LkeGIPLTGSeiGelamCNG,bayeksIBT275/150kV
1x30MVA
T/LKeSarolangun

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 2)

183

No. Propinsi

NamaGarduInduk

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

PLTPSungaiPenuhExtLB
SungaiPenuhExtLB
PLTAMeranginExtLB
SarolangunExtLB
Payoselincah
KualaTungkal
Muara Sabak Ext LB
MuaraSabakExtLB
Aurduri
MuaroBungo
Bangko
MuaraSabak
Sarolangun
Payoselincah
Air Raja
AirRaja
SriBintan
Kijang
TanjungUban
PulauNgenang
TanjungUban
Seputihbanyak
Sribawono Ext LB
SribawonoExtLB
MenggalaExtLB
Kotabumi
Ulubelu
Kalianda
Adijaya
BukitKemuning
Natar
Pagelaran
NewTarahan
Dipasena
Sukarame
Metro
Sribawono
Kota Agung
KotaAgung
PagelaranExtLB
Liwa
BukitKemuningExtLB
Tegineneng
SeputihBanyak

Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Kep Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension

2LB
2LB
4LB
2LB
60
30
2 LB
2LB
60
60
30
30
30
60
60
30
60
2x30
10
60
30
2 LB
2LB
2LB
60
30
30
30
60
60
60
30
90
30
60
60
30
2LB
30
2LB
60
30

1.24
1.24
1.83
1.24
2.12
2.64
1 24
1.24
2.12
2.12
1.40
1.40
1.40
2.12
3 34
3.34
2.62
3.34
3.34
1.90
2.12
3.88
1 24
1.24
1.24
2.12
3.88
1.40
1.40
2.12
2 12
2.12
2.12
1.40
4.72
1.40
2.12
2.12
2 64
2.64
1.24
2.64
1.24
2.12
1.40

2015
2015
2016
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2020
2020
2013
2013
2013
2013
2013
2015
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014

Keterangan
UntukPLTPSungaiPenuh
T/LkePLTPSungaiPenuh
untukPLTPMerangin2Pi
T/LMuaraRupit
1x30MVA
T/LKualaTungkal
T/L
Kuala Tungkal

UpRate30ke60

1x30MVAdidanaiAPBN,1x30MVAdidanaiAPLN

1x30MVA
T/LSeputihBanyak
T/L
Seputih Banyak
T/LSeputihBanyak
Uprating20MVA
1x20MVA

Uprating20MVA
1x20MVA
Uprating20MVA
Uprating20MVA
1x30 MVA
1x30MVA
T/LKotaAgung
1x30MVA
T/LLiwa
Uprating20MVA

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 3)

184

No. Propinsi

NamaGarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160

Kotabumi
Ketapang
KaliandaExtLB
GedongTataan
PagelaranExtLB
Mesuji
Gumawang Ext LB
GumawangExtLB
TelukRatai
NewTarahan
Adijaya
Dipasena
MesujiExtLB
Sutami
Pakuan Ratu
PakuanRatu
Menggala
JatiAgung
NatarExtLB
KaliandaExtLB
Langkapura
BesaiExtLB
Tegineneng
Mesuji
Bengkunat
LiwaExtLB
PakuanRatu
JatiAgung
Sukarame
Ketapang
TelukRataiExtLB
Kotabumi
Sribawono
Bangkinang
BaganBatu
Duri
Koto Panjang
KotoPanjang
GarudaSakti
TelukKuantanExtLB
TelukLembu
Dumai
PasirPutih

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru

60
30
2LB
60
2LB
30
2 LB
2LB
30
60
30
120
2LB
30
30
60
30
2LB
2LB
60
2LB
60
30
30
2LB
30
30
60
30
2LB
60
60
30
30
60
20
80
1LB
60
60
60

2,12
2,64
1,24
5,28
1,24
2,64
1 24
1,24
2,64
2,12
1,40
5,28
1,24
1,40
2 64
2,64
2,12
2,64
3,11
1,24
4,03
1,24
2 12
2,12
1,40
2,64
1,24
1,40
1,40
2,12
1 40
1,40
1,24
2,12
2,12
1,40
1,40
2,12
2 12
2,12
3,27
0,62
2,12
2,12
6,52

2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013

Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau

Keterangan
Uprating20MVA
1x30MVA
T/LKetapang
2x30MVA
T/LGedonTataan
1x30MVA
T/L Mesuji
T/LMesuji
1x30MVA

1x30MVA
T/LMesuji
1x30 MVA
1x30MVA
Uprating20MVA
1x30MVA
T/LkeJatiAgung
T/LPLTPRajaBasa
1x60MVA
T/LPLTPSuohSekincau
Uprating 20 MVA
Uprating20MVA
1x30MVA
T/LkeBengkunat

T/LkePLTPWaiRatai
Uprating30MVA

T/LkeKiliranjao
Uprating30MVA
2x30MVA+4LB

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 4)

185

No. Propinsi

NamaGarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200

GarudaSaktiExtLB
PasirPangaraian
BangkinangExtLB
Rengat
TelukKuantanExtLB
KITTenayan
KID Dumai
KIDDumai
DumaiExtLB
BaganSiapiapi
DumaiExtLB
PangkalanKerinci
NewGarudaSakti
GI/GISKotaPekanbaru
Teluk Lembu Ext LB
TelukLembuExtLB
TelukLembuExtLB
PasirPutihExtLB
Perawang
TenayanExtLB
Tembilahan
RengatExtLB
Siak Sri Indra Pura
SiakSriIndraPura
TenayanExtLB
Kandis
LipatKain
BangkinangExtLB
PasirPutih
Bangkinang
Teluk Kuantan
TelukKuantan
Duri
KITTenayan
Tembilahan
KIDDumai
BaganBatu
Bungus
Indarung Ext LB
IndarungExtLB
Kambang
PadangLuar
PIP
PauhLimo
SimpangEmpat

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension

2LB
30
2LB
2x30
2LB
30
30
2LB
30
2LB
30
2x60
60
2 LB
2LB
2LB
2LB
30
2LB
30
2LB
30
2LB
30
30
2LB
120
60
30
60
30
30
30
30
30
2 LB
2LB
30
60
30
60
30

1.24
2.64
1.24
5.28
1.24
2.64
2 64
2.64
1.24
2.64
1.24
3.88
6.73
5.28
3 11
3.11
1.24
1.24
2.64
1.24
2.64
1.24
2 64
2.64
1.24
2.64
2.64
1.24
4.24
2.12
1 40
1.40
2.12
1.40
1.40
1.40
1.40
3.88
1 24
1.24
2.64
2.12
1.39
2.12
1.40

2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2019
2019
2020
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012

Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar

Keterangan
T/LkePasirPutih
1x30MVA
T/LkePasirPangaraian
1x30MVAdidanaiAPBN,1x30MVAdidanaiAPLN
T/LkeRengat
GIPembangkit1x30MVA
1x30 MVA
1x30MVA
T/LkeKIDDumai
1x30MVA
T/LkeBaganSiapiapi
1x30MVA
1x60 MVA didanai APBN, 1x60 MVA didanai APLN

1x60MVA
T/LkeGI/GISKotaPekanbaru
T/L
ke GI/GIS Kota Pekanbaru
T/LkePasirPutih
T/LkeTelukLembu
1x30MVA
T/LkePerawang
1x30MVA
T/LkeTembilahan
1x30 MVA
1x30MVA
T/LkeSiakSriIndraPura
1x30MVA
1x30MVA
T/LkeLipatKain
2x60MVA

OnGoing
keBungus
ke
Bungus
1x30MVA
Uprating20MVA
Menggantitraforusak
Uprating30MVA

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 5)

186

No. Propinsi

NamaGarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240

PadangPanjang
Solok
Payakumbuh
KiliranjaoExtLB
ManinjauExtLB
PadangLuarExtLB
Payakumbuh Ext LB
PayakumbuhExtLB
BatusangkarExtLB
SingkarakExtLB
Salak
KiliranjaoExtLB
SungaiRumbai
Maninjau
Kiliranjao
Payakumbuh
GI/GISKotaPadang
SungaiRumbaiExtLB
Bungus
Kambang
SimpangEmpat
Solok
PIPExtLB
LubukAlung
SungaiRumbai
Pariaman
PIP
GISKotaPadang
Padang Luar
PadangLuar
Batusangkar
Baturaja
LubukLinggau
LahatExtLB
PagarAlamExtLB
BukitSiguntang
Tanjung ApiApi
TanjungApiApi
Lahat
PagarAlam
GungungMegang
SimpangTiga
Prabumulih

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

30
60
30
1LB
1LB
2LB
1 LB
1LB
1LB
1LB
30
2LB
30
30
30
30
120
2LB
30
30
60
30
2LB
30
30
30
60
60
30
30
60
60
1LB
1LB
30
60
30
30
60
60
60

1.40
2.12
1.40
0.62
0.62
1.24
0 62
0.62
0.62
0.62
1.40
1.24
2.64
1.40
1 40
1.40
1.40
10.09
1.24
1.40
1.40
2.12
1 40
1.40
1.24
1.40
1.40
1.40
2.12
2.12
1 40
1.40
1.40
2.12
2.12
0.62
0.62
1.27
5 28
5.28
1.40
1.40
2.12
2.12
2.12

2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2019
2020
2020
2020
2020
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012

Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel

Keterangan
Uprating20MVA
2ndsirkitkeTelukKuantan
2ndsirkitkePadangLuar
2ndsirkitkeManinjau&Payakumbuh
2nd sirkit ke Padang Luar
2ndsirkitkePadangLuar
T/LkearahSingkarak
T/LkearahBatusangkar
T/LkeSungaiRumbai
1x30MVA

2x60MVA
T/LkePLTPMuaraLabuh

T/LkeGI/GISKotaPadang

Uprating30MVA
Uprating20MVA
T/L2ndSirkitPagarAlam
T/L2ndSirkitPagarAlam
Uprating15MVA
2x30 MVA
2x30MVA
Uprating10MVA
Uprating10MVA

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 6)

187

No. Propinsi

NamaGarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280

Baturaja
PagarAlamExtLB
GunungMegangExtLB
TalangKelapa
BukitSiguntang
Bungaran
Bungaran
Kenten
Gandus
Sekayu
BetungExtLB
Jakabaring
Baturaja
Keramasan
KayuAgungExtLB
GumawangExtLB
BukitAsam
MarianaExtLB
BukitSiguntang
KayuAgung
Gumawang
TebingTinggi
LubukLinggauExtLB
KeramasanExtLB
LahatExtLB
SungaiLilin
BetungExtLB
Lubuk Linggau
LubukLinggau
Muaradua
BaturajaExtLB
LahatExtLB
Mariana
Martapura
GumawangExtLB
Muara Rupit
MuaraRupit
Keramasan
SungaiLilin
Kenten
TalangKelapa
BukitAsam

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
70/20kV
70/20 kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

60
2LB
1LB
60
30
30
30
120
120
30
2LB
60
60
60
2LB
2LB
60
2LB
30
30
30
30
2LB
2LB
2LB
30
2LB
60
30
2LB
4LB
30
30
2LB
30
60
30
60
60
60

2.12
1.24
0.62
2.12
1.27
1.27
1 27
1.27
4.03
4.03
2.64
1.24
4.03
2.12
2 12
2.12
1.24
1.24
2.12
1.24
1.27
2.64
1 40
1.40
2.64
1.24
1.24
1.24
2.64
1.24
2 12
2.12
2.64
1.24
2.49
1.40
2.64
1.24
2 64
2.64
2.12
1.40
4.03
2.12
2.12

2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2018

Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel

Keterangan
T/LkeManna
UntukSTGunungMegang

Uprating15MVA
Uprating 10 MVA
Uprating10MVA
2x60MVA
2x60MVA
1x30MVA
T/LKeSekayu
1x60MVA

T/LGumawang
T/LKayuAgung
T/LkeKayuAgung
Uprating15MVA
1x30MVA
1x30MVA
T/LarahTebingTinggi
UntukPLTGUKeramasan
UntukPLTPLumutBalai
1x30MVA
T/LkeSungaiLilin
1x30MVA
T/LkeMuaradua
UntukPLTUBanjarSari&UntukPLTUKebanAgung
1x30MVA
T/LkeMartapura
1x30 MVA
1x30MVA

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 7)

188

No. Propinsi

NamaGarduInduk

281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320

PagarAlam
Betung
KayuAgung
MuaraDuaExtLB
Sekayu
TebingTinggi
Gandus
SimpangTiga
RantauPrapat
GunungPara
TanjungMorawa
Tele
GunungTua
Binjai
PadangSidempuan
Denai
TebingTinggi
Kisaran
PematangSiantar
GunungTua
Sei Rotan
SeiRotan
Glugur
RantauPrapat
Brastagi
Sidikalang
Porsea
Tarutung
Sibolga
Perbaungan
Namurambe
AekKanopan
Galang
LabuhanBilik
Lamhotma
Lamhotma
LamhotmaExtLB
BelawanExtLB
NamurambeExtLB
DenaiExtLB
Labuhan

Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

30
30
30
2LB
30
30
60
60
60
30
60
30
30
60
30
60
60
60
60
10
60
60
60
60
30
20
30
60
60
60
30
0
60
30
30
1LB
1LB
2LB
2LB
30

1.40
1.40
1.40
1.24
1.40
1.40
2 12
2.12
2.12
2.12
1.40
2.12
1.40
1.40
2 12
2.12
2.12
2.12
2.12
2.12
2.12
0.66
2 12
2.12
2.12
2.12
2.12
1.40
1.15
1.40
2 12
2.12
2.12
2.12
1.40
2.49
3.36
1.40
1 40
1.40
0.62
0.62
1.24
1.24
1.40

2018
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2020
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012

Keterangan
Uprating15MVA

UntukDoublePidanT/LPLTPD.Ranau

Uprating30MVA
Uprating10MVA
Uprating10MVA
Uprating10MVA

Uprating30MVA

Uprating30MVA
Uprating20MVA

2LBarahNamurambedan2LBarahT.Marowa
1x60MVA
Uprating20ke30MVA
Tambah trafo 30 MVA
Tambahtrafo30MVA
KearahBelawan
KearahLamhotma
KearahGalang
KearahGalang

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 8)

189

No. Propinsi

NamaGarduInduk

321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357

Parlilitan/DolokSanggul
KualaNamu
TanjungMarowaExtLB
Panyabungan
PadangSidempuanExtLB
SidikalangExtLB
Brastagi/Berastagi Ext LB
Brastagi/BerastagiExtLB
PayaPasir
Salak
SidikalangExtLB
NegeriDolok
GalangExtLB
Pangururan
Tele Ext LB
TeleExtLB
RantauPrapatExtLB
PangkalanBrandanExtLB
PangkalanSusuExtLB
TanjungPura
GunungSitoli
TelukDalam
Kota Pinang
KotaPinang
KIMExtLB
GISListrikextLB
MabarExtLB
GlugurExtLB
BrastagiExtLB
SimangkokExtLB
Tanjung Pura
TanjungPura
TitiKuning
GISListrik
PayaGeli
PanyabunganExtLB
TarutungExtLB
RantauprapatExtLB
Tebing Tinggi Ext LB
TebingTinggiExtLB
TebingTinggiExtLB
BelawanExtLB

Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
70/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

10
60
2LB
60
2LB
2LB
2 LB
2LB
60
60
2LB
60
2LB
30
2 LB
2LB
2LB
2LB
2LB
30
30
30
30
1LB
1LB
1LB
1LB
2LB
2LB
30
60
60
60
2LB
2LB
2TB
2 TB
2TB
2TB
2TB

1.90
4.03
1.24
4.03
1.24
1.24
1 24
1.24
2.12
2.12
1.24
2.12
1.24
2.64
1 24
1.24
1.24
1.24
1.24
2.64
2.20
2.20
1 40
1.40
1.55
1.55
1.55
1.55
1.24
1.24
1 40
1.40
2.12
2.12
2.12
1.24
1.24
1.24
1 24
1.24
1.24
1.24

2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2017
2017
2017
2018
2018
2019
2020
2020
2020
2020

Keterangan
1x10MVA
2x30MVA
T/LkeKualaNamu
2x30MVA
T/LKePanyabungan
keSabulussalam
ke Kutacane
keKutacane

keSalak
KearahNegeriDolok
1x30MVA
ke Pangururan
kePangururan
T/LKeLabuhanBilik
T/LkePLTUPangkalanSusu
KearahPangkalanBrandan
1x30MVA
1x30MVA
1x30MVA
KearahGISListrik
KearahKIM
KearahGlugur
KearahMabar
T/LkePLTAWampu
KearahPLTAAsahanIII

1x60MVA
KePLTPSorikMerapi
KePLTPPusukBukit
UntukIBT500/150kV
Untuk IBT 500/150 kV
UntukIBT500/150kV
UntukIBT275/150kV
UntukIBT275/150kV

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 9)

190

No. Propinsi

NamaGarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension
Extension

Kap

Jumlah

COD

358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396

Binjai
PangkalanSusu
Bangko
MuaraBungo
NewGarudaSakti
Kiliranjao
Payakumbuh
Lahat
LubukLinggau
Galang
Sarulla
PadangSidempuan
AurDuri
Lahat
LumutBalai
Betung
Gumawang
Sigli
PLTUMeulaboh
Lhokseumawe
Rengat
RiauMulutTambang
MuaraEnim
BayungLincir/PLTUSumsel5
SungaiLilin/PLTUSumsel7
PangkalanSusu
Bangko
Ulee Kareng
UleeKareng
Aurduri
LubukLinggau
NewGarudaSaktiHVDCStationConverter
HVDCSwitchingStation
PLTUJambi500kV
KetapangSwitchingStation
Muara Enim 500 kV
MuaraEnim500kV
MuaraEnim500kV
Aurduri500kV
NewGarudaSakti500kV
Rengat500kV

275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150 kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150 kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150 kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150 kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
250kVDC
250kVDC
500kV
500kVDC
500 kV DC
500kVDC
500/275kV
500/275kV
500/275kV
500/275kV

Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru

1000
0
250
250
500
250
250
1000
250
1000
500
500
500
0
500
500
500
250
250
250
250

0
0
0
250
500
500
0
250
600
0
0
0
3000
1000
500
1000
500

31.83
9.11
21.08
20.08
24.28
19.66
20 17
20.17
35.50
20.32
35.13
24.00
21.88
25.98
2 97
2.97
24.28
24.00
21.03
25.98
20.08
20.08
20 08
20.08
8
12.21
12.08
12.08
21.03
17.92
21 03
21.03
2.81
7.45
19.95
16.68
9.82
1.47
324 00
324.00
54.31
25.77
36.22
25.77

2011
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2017
2018
2018
2020
2016
2016
2018
2016
2016
2016
2018
2018
2018

Sumut
Sumut
Jambi
Jambi
Riau
Sumbar
Sumbar
Sumsel
Sumsel
Sumut
Sumut
Sumut
Jambi
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
NAD
NAD
NAD
Riau
Riau
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumut
Jambi
NAD
Jambi
Sumsel
Riau
Riau
Jambi
Lampung
Sumsel
Sumsel
Jambi
Riau
Riau

Keterangan
2x500MVA
2x250MVA
1x250MVA
2x250MVA
1x250MVA
1
x 250 MVA
1x250MVA
2x500MVA
1x250MVA
2x250MVA
2x250MVA
UntukPLTUPangkalanSusuII2x250MVA
Untuk
PLTU Pangkalan Susu II 2x250 MVA
2LBarahLumutBalaidan2LBarahMuaraEnim
2x250MVA
2x250MVA
1x250MVA
2x250MVA
2x250MVA
2x250 MVA
2x250MVA
2x250MVA
2x500MVA
UntukMengantisipasiPLTUHululais
1x125MVA
2x250MVA
Untuk Mengantisipasi PLTP Merangin
UntukMengantisipasiPLTPMerangin
2x250MVA
2x250MVA
HVDCkePeninsula
HVDCkePeninsula
1x500MVA
2x500MVA
2x500 MVA
2x500MVA
Untuk500kVAurduri
2x500MVA
2x500MVA

LAM
MPIRAN A1.7

PET
TA PENGE
EMBANGA
AN PENY
YALURAN
SISTEM INTERKONEKSI SUM
MATRA

191

Sistem Kelistrikan 275 kV dan 500 kV Sumatera

192
Eksisting 70 kV
Eksisting 150 kV
Eksisting 275 kV (Operasi 150 kV)
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV AC
Rencana 250 kV DC
Rencana 500 kV AC
Rencana 500 kV DC

Sistem Nangroe Aceh Darussalam (NAD)

193

Sistem Sumatera Utara

194

Sistem Riau

195

Sistem Sumatera Barat

196

Sistem Jambi

197

Sistem Bengkulu

198

Sistem Sumatera Selatan

199

Sistem Lampung

200

LAM
MPIRAN A1.8

ANALISIS ALIRA
AN DAYA
A
SIS
STEM INT
TERKONEKSI SUMA
ATRA

201

240.12 MW

83 MW

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA


TAHUN 2011

SUB SISTEM
NAD
SUB SISTEM
BENGKULU

LANGSA

85.9 MW

211 MW

PKLNG
172.4 MW
121 MW
194.3
MW

PBDAN

202

SUB SISTEM
JAMBI

1.158,78 MW

1.209,78 MW

MBNGO

168.4 MW

LLGAU

INALUM

LLGAU

SUB SISTEM
SUMUT

BNGKO

0 MW

177
MW

SUB SISTEM
SUMSEL
BTRJA

222.4 MW
160 MW

SMKOK

148.8 MW
PLTA
ASAHAN 1
2 X 90 MW

160 MW
KTPNG

BKMNG &
BUMPU

172.2 MW

PYBUH

SUB SISTEM
RIAU

KTPJG

BBATU

KLJAO

SUB SISTEM
LAMPUNG

SUB SISTEM
SUMBAR
397
MW

275 kV
150 kV

196
MW

359
MW

458.77 402.28
MW
MW

568.68
568
68
MW

599.7 MW

875 MW

PLTA ASAHAN 1
2 X 90 MW

160 MW

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA


TAHUN 2012

LLGAU

56 MW

56 MW

BNGKO

8.6 MW

47.2 MW

64.8 MW

SUB SISTEM
BENGKULU

MBNGO

38.5 MW

28.8 MW

SUB SISTEM
BANGKO

KLJAO

67.5MW

SMKOK

160 MW

LAHAT

67.5 MW

SUB SISTEM
JAMBI

SUB SISTEM
SUMUT

SUB SISTEM
SUMBAR & RIAU SEL
PYBUH

SUB SISTEM
SUMSEL &
BENGKULU SEL

177.8 MW 97.88 MW

- MW

47.1 MW

164.9 MW

188.9 MW

1049 MW 1273 MW

626 MW 464 MW

199 MW

PBDAN

80.2 MW

203

KTPNG

BTRJA
82.4 MW

723 MW
151 MW

BKMNG &
BUMPU

SUB SISTEM
LAMPUNG

LNGSA
360 MW

525 MW

150 kV

200 MW

SUB SISTEM
RIAU

275 kV

PSUSU

KTPJG

BBAT
TU

858 MW

BNJAI

460 MW

SUB SISTEM
NAD

705 MW

273 MW

373 MW

PLTU Pangkalan Susu


1 X 220 MW

PLTA ASAHAN 1
2 X 90 MW

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA


TAHUN 2013

PLTP SARULLA

160 MW

SUB SISTEM
JAMBI

PYBUH

SMKOK

25.3 MW
W

134 MW

SUB SISTEM
SUMBAR & RIAU SEL

GLANG

152 MW
W

138.6 MW

SUB SISTEM
SUMUT
18.2 MW

SUB SISTEM
BANGKO

KLJAO

174.6 MW

15.3 MW

53.5 MW
W

25.4 MW
W

SUB SISTEM
BENGKULU

MBNGO

134.8 MW

138.6 MW
W

BNGKO

134.8 MW

W
36 MW

LLGAU

156.9 MW

156.8 MW
W

LAHAT

PYBUH

SUB SISTEM
SUMSEL &
BENGKULU SEL

160 MW

129.6 MW

- MW

53.4 MW

277.9 MW 261.6 MW

552 MW

522 MW

966 MW 1400 MW

286 MW

PBDAN

160.6 MW

204

KTPNG

BTRJA &
MRDUA

199.2 MW

792 MW

95.6 MW

KTPJG

PSUSU

SUB SISTEM
LAMPUNG

LNGSA
537 MW

SUB SISTEM
NAD
PLTU
Pangkalan Susu
2 x 220 MW

717 3 MW 792 MW
717.3

150 kV

304 MW

BKMNG

SUB SISTEM
RIAU

697 MW

275 kV

304 MW

BB
BATU

705 MW

BNJAI

259 MW

451 MW

MNGLA
M

400 MW

BKMNG

BBATU
U

104.9 MW

293.5 MW

267.9 MW

232.8 MW

229 MW

69.4 MW

11.8 MW

93 MW

GLANG

233.4 MW

205
21.8 MW

10 MW

100.4 MW

17.2 MW

46.6 MW

44.1 MW

34.3 MW

430.6 MW

160 MW

100 MW

100 MW

720 MW

BBATU

266 MW

BKMNG MNGLA

300 MW

51.8 MW

67.2 MW

439 MW

280 MW

182.7 MW

73.8 MW

361 MW

202.2
2 MW

39.2 MW

6 MW

199.2
2 MW

GLA
ANG

206
2.1 MW

47.9 MW

118.9 MW

48.9 MW

83.7 MW

18.6 MW

6 MW

14.6 MW

156 MW

300 MW

159.4 MW

190 MW

600 MW

402 MW

BKMNG MNGLA

540 MW
W

65.8 MW

194.6 MW

317.3 MW

139.2 MW

8.1 MW

240 MW

240 MW

4.9 MW

284.6 MW

144.7 MW

191.4 MW
W

55.1 MW
W

GLANG
G

207
38.9 MW

160.9 MW

146.3 MW

128.7 MW

40.1 MW

6.8 MW

W
62.1 MW

136.6 MW

160 MW

300 MW

160 MW

190 MW

600 MW

458.9 MW

BKMNG MNGLA

1.6 MW

198.4 MW

500 MW

178.3 MW

111.4 MW

8 MW
30.8

240 MW

240 MW

147.6 MW

28 MW

445.4 MW

22
22.2 MW

228.6 M
MW

90.6 MW
W

GLANG

208
30.2 MW

178.4 MW
W

MW
127.7 M

29 MW

38.3 MW

45.2 MW
W

64.5 MW
W

178.3 MW
W

160 MW

290 MW

170 MW

160 MW

720 MW

540 MW

BKMNG MNGLA

55.1 MW

260.6 MW

540 MW

654 M
MW

275.9 M
MW

330 MW

211 MW

380 MW

260 MW
W

200 MW
W

1.3 MW

60.3 MW

445 MW

39
93.4 MW

MW
585.2 M

400 MW

397.8 MW

125.3 MW

GLAN
NG

209
53 MW

240 MW

W
200 MW

138.7 MW
W

13.6 MW

239 MW

10 MW

294 MW

140 MW

180 MW

160 MW

80 MW

200 MW

800 MW

W
511.4 MW

BKMNG MNGLA

105 MW

361.5 MW

500 MW

1126 MW

145 MW
W

344 MW

231 MW

718 MW

240 MW
W

240 MW
W

35 MW

1.6 MW

299.6 MW

718 MW

443 MW

22.3 MW

420 MW
4

453.9 MW
4

GLAN
NG

210
26.1 MW

196.6 MW
W

267.3 MW
W

209 MW

14.5 MW
W

194 MW

39.9 MW
W

11.8 MW
W

160 MW

150 MW

160 MW

80 MW

170 MW
W

760 MW

515 MW

BKMNG MNGLA

126.4 MW

375 MW

52
20 MW

135
5 MW

1151
1 MW

299 MW

758 MW

270 M
MW

270 M
MW

29.3 MW

59.7 MW

450 MW

424.6 MW

758 MW

445.4 MW

42.7 MW

470.7 MW

GLANG

211
40.6 MW
W

266.3 M
MW

186.7 MW

214.5
5 MW

10.7 MW
W

261 M
MW

64.3 M
MW

66.6 MW
W

160 MW

200 MW

160 MW
W

160 MW

LA
AMPIRAN
N A1.9

KEBUTUH
HAN FISIK
K PENGEM
MBANGAN
N DISTRIB
BUSI
SIS
STEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATERA

212

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Regional Sumatera
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
6.569
4.562
4.661
5.011
5.031
5.403
5.548
5.951
6.291
6.590
55.618

JTR
kms
6.711
4.285
4.509
4.869
4.982
5.271
5.273
5.608
5.788
5.955
53.251

Trafo
MVA
1.470
766
819
836
872
900
941
978
1.041
1.072
9.694

Pelanggan
1.091.206
594.512
605.242
619.356
537.293
498.951
493.516
506.895
522.635
540.399
6.010.005

213

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Regional Sumatera
Juta USD
Tahun

JTM

2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

148,8
106,0
06,0
111,4
123,4
126,0
140,8
145,3
161,7
174,5
188,3
1.426,3

JTR
100,1
64,0
6
,0
69,1
76,8
79,8
88,4
87,1
98,3
104,2
108,5
876,4

Trafo
50,9
36,2
36,
37,0
38,4
37,1
34,2
35,8
38,0
41,1
43,9
392,7

Pelanggan
39,0
42,3
,3
54,8
63,1
32,7
34,6
36,3
38,2
39,1
39,0
419,1

Total
338,9
248,6
8,6
272,3
301,8
275,5
298,0
304,5
336,2
359,0
379,7
3.114,5

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Aceh
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
878
937
1.000
1.068
1.140
1.216
1.298
1.385
1.478
1.578
11.979

JTR
kms
994
1.061
1.132
1.208
1.290
1.377
1.469
1.568
1.673
1.786
13.558

Trafo
MVA
53
56
60
64
69
73
78
83
89
95
720

Pelanggan
42.227
39.193
40.171
41.179
34.291
30.598
31.418
33.447
34.369
35.332
362.225

214

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Aceh
Juta USD
Tahun
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
21,9
23,4
3,
24,9
26,6
28,4
30,3
32,4
34,5
36,9
39,3
298,6

JTR
13,3
14,2
,
15,2
16,2
17,3
18,4
19,7
21,0
22,4
23,9
181,5

Trafo
4,5
4,8
,8
5,2
5,5
5,9
6,3
6,7
7,1
7,6
8,1
61,7

Pelanggan
3,0
2,7
,
2,8
2,9
2,4
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
25,3

Total
42,7
45,1
5,
48,1
51,2
53,9
57,2
60,9
65,0
69,3
73,8
567,2

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Sumatera Utara
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
1.376
1.461
1.438
1.538
1.538
1.718
1.903
2.076
2.291
2.467
17.805

JTR
kms
1.092
918
996
1.078
1.158
1.218
1.260
1.339
1.378
1.414
11.850

Trafo
MVA
146
153
166
180
193
220
240
263
287
314
2.160

Pelanggan
125.011
120.266
118.720
116.353
102.587
113.957
118.215
122.640
127.238
132.016
1.197.004

215

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Sumut
Juta USD
Tahun
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
26,5
28,1
8,
27,7
29,6
29,6
33,1
36,6
40,0
44,1
47,5
342,7

JTR
12,9
10,9
0,9
11,8
12,7
13,7
14,4
14,9
15,8
16,3
16,7
140,2

Trafo
1,2
1,3
,3
1,4
1,5
1,6
1,8
2,0
2,2
2,4
2,6
18,1

Pelanggan
8,7
8,4
8,
8,3
8,1
7,2
8,0
8,3
8,6
8,9
9,2
83,7

Total
49,4
48,7
8,
49,1
52,0
52,1
57,3
61,8
66,6
71,7
76,1
584,6

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Sumatera Barat
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
262
295
314
315
321
331
339
342
351
372
3.242

JTR
kms
308
347
370
371
378
391
400
404
414
439
3.823

Trafo
MVA
38
43
46
46
47
48
49
50
51
54
471

Pelanggan
32.205
34.715
35.286
35.420
36.075
37.323
38.203
38.633
39.670
42.004
369.534

216

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Sumbar
Juta USD
Tahun
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
7,4
8,3
8,9
9,0
9,2
9,5
9,7
9,9
10,2
10,6
92,7

JTR
6,5
7,3
,3
7,8
7,9
8,1
8,3
8,6
8,8
9,1
9,4
81,9

Trafo
5,4
6,0
6,4
6,5
6,7
6,9
7,0
7,2
7,4
7,7
67,2

Pelanggan
2,5
2,8
,8
3,0
3,0
3,1
3,2
3,3
3,4
3,5
3,6
31,3

Total
21,8
24,4
,
26,0
26,5
27,1
27,8
28,6
29,3
30,2
31,4
273,1

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Riau
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
1.340
534
565
541
584
599
602
609
629
591
6.595

JTR
kms
1.546
616
652
624
673
692
694
703
725
682
7.610

Trafo
MVA
785
271
287
275
296
304
306
309
319
300
3.454

Pelanggan
216.003
57.399
60.743
58.151
62.700
64.408
64.649
65.476
67.548
63.549
780.626

217

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Riau
Juta USD
Tahun
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
31,5
12,6
,6
13,3
12,7
13,7
14,1
14,2
14,3
14,8
13,9
155,2

JTR
26,4
10,5
0,5
11,2
10,7
11,5
11,8
11,9
12,0
12,4
11,7
130,1

Trafo
7,1
2,5
,5
2,6
2,5
2,7
2,8
2,8
2,8
2,9
2,7
31,2

Pelanggan
6,2
6,7
6,
10,2
11,5
4,6
4,8
4,9
5,1
4,3
2,3
60,5

Total
71,3
32,2
3
,
37,2
37,4
32,6
33,5
33,7
34,3
34,4
30,6
377,0

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Kepulauan Riau
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
293
105
130
184
203
217
209
200
173
163
1.876

JTR
kms
338
121
150
212
234
250
241
231
200
188
2.164

Trafo
MVA
107
61
76
82
87
91
94
96
101
105
900

Pelanggan
23.272
13.335
13.837
14.842
15.700
16.566
16.964
17.487
18.287
19.113
169.404

218

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Kepulauan Riau
Juta USD
Tahun
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
6,9
2,5
,5
3,1
4,3
4,8
5,1
4,9
4,7
4,1
3,8
44,1

JTR
5,8
2,1
,
2,6
3,6
4,0
4,3
4,1
3,9
3,4
3,2
37,0

Trafo
1,0
0,6
0,7
0,7
0,8
0,8
0,8
0,9
0,9
1,0
8,1

Pelanggan
1,4
0,5
0,6
0,8
0,9
1,0
1,0
0,9
0,8
0,8
8,7

Total
15,0
5,6
6,9
9,5
10,5
11,2
10,8
10,4
9,2
8,7
97,9

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Jambi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
558
222
226
234
240
245
253
264
275
282
2.800

JTR
kms
515
205
210
220
227
230
238
253
263
264
2.626

Trafo
MVA
49
20
20
21
22
23
24
25
26
27
257

Pelanggan
84.765
33.693
36.589
37.591
29.433
30.565
31.424
33.567
34.516
37.725
389.868

219

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Jambi
Juta USD
Tahun
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
13,1
5,7
5,
6,4
7,2
8,1
9,1
10,3
11,8
13,4
15,4
100,5

JTR
9,8
3,8
4,4
5,0
5,7
6,5
5,0
7,7
8,7
7,4
64,1

Trafo
0,5
0,2
0,
0,2
0,2
0,3
0,3
0,4
0,3
0,4
0,6
3,4

Pelanggan
4,3
1,1
,
3,9
5,6
1,7
1,8
2,0
2,1
2,3
2,5
27,3

Total
27,7
10,9
0,9
14,9
18,0
15,8
17,8
17,7
21,9
24,8
25,9
195,4

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Sumatera Selatan
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
716
394
414
438
462
488
516
544
574
606
5.152

JTR
kms
721
396
421
447
475
504
535
567
602
638
5.306

Trafo
MVA
100
44
54
50
62
58
71
67
82
88
675

Pelanggan
233.427
102.644
116.372
116.204
88.735
83.599
73.059
69.997
70.865
76.896
1.031.799

220

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Sumatera Selatan
Juta USD
Tahun
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
18,3
11,0
,0
12,8
14,8
17,3
20,0
23,3
27,0
31,4
36,4
212,3

JTR
11,0
6,7
6,
7,8
9,1
10,6
12,4
14,5
16,9
19,7
23,0
131,9

Trafo
1,2
0,6
0,8
0,8
1,1
1,1
1,0
1,2
2,1
2,5
12,3

Pelanggan
6,2
6,4
6,
12,5
16,9
4,7
5,1
5,4
5,8
6,2
6,7
76,0

Total
36,7
24,7
,
33,9
41,7
33,7
38,7
44,2
50,9
59,5
68,6
432,6

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Bengkulu
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
290
191
176
271
133
306
141
227
194
188
2.115

JTR
kms
316
208
191
295
144
333
153
247
211
204
2.301

Trafo
MVA
20
13
12
18
8
16
12
15
13
13
140

Pelanggan
40.147
26.366
24.262
34.442
11.963
19.182
14.146
16.836
17.100
16.816
221.260

221

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Bengkulu
Juta USD
Tahun
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
7,4
5,3
5,4
9,2
4,9
12,6
6,4
11,3
10,6
11,3
84,3

JTR
4,8
3,5
3,5
6,0
3,2
8,2
4,2
7,4
6,9
7,4
55,1

Trafo
0,2
0,2
0,
0,2
0,3
0,1
0,3
0,3
0,4
0,3
0,4
2,6

Pelanggan
0,2
0,1
0,
0,1
0,2
0,2
0,2
0,2
0,3
0,3
0,3
2,1

Total
12,6
9,1
9,
9,3
15,6
8,5
21,3
11,0
19,3
18,1
19,3
144,2

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Lampung
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
428
281
269
277
260
169
174
179
184
189
2.409

JTR
kms
403
264
254
261
244
159
164
168
173
178
2.268

Trafo
MVA
144
94
88
87
72
54
55
56
57
59
765

Pelanggan
236.225
155.182
148.793
153.230
143.322
93.527
96.093
98.721
101.417
104.182
1.330.692

222

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Lampung
Juta USD
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
10,3
71
7,1
7,2
7,8
7,6
5,2
5,6
6,1
6,5
7,1
70,5

JTR
5,4
37
3,7
3,8
4,1
4,0
2,7
3,0
3,2
3,4
3,7
37,0

Trafo
28,6
19 7
19,7
19,2
20,0
17,5
13,6
14,6
15,7
16,9
18,2
184,1

Pelanggan
4,6
13 0
13,0
12,7
13,5
7,1
7,7
8,3
9,0
9,7
10,4
96,0

Total
49,0
43 6
43,6
42,9
45,3
36,3
29,3
31,5
33,9
36,5
39,3
387,6

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Bangka Belitung
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
428
143
128
146
152
113
114
123
142
156
1.645

JTR
kms
477
149
133
152
159
117
119
128
148
162
1.744

Trafo
MVA
29
11
10
13
17
12
13
14
16
17
151

Pelanggan
57.924
11.719
10.468
11.944
12.486
9.226
9.345
10.091
11.624
12.766
157.594

223

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Bangka Belitung
Juta USD
Tahun
2011
0
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
5,6
1,9
,9
1,8
2,2
2,4
1,8
1,9
2,2
2,6
3,0
25,3

JTR
4,1
1,3
,3
1,2
1,5
1,6
1,2
1,3
1,5
1,8
2,1
17,7

Trafo
1,1
0,4
0,
0,3
0,4
0,4
0,3
0,2
0,2
0,2
0,2
3,7

Pelanggan
2,0
0,6
0,6
0,6
0,7
0,7
0,7
0,7
0,8
0,8
8,1

Total
12,8
4,3
,3
4,0
4,6
5,0
4,0
4,2
4,6
5,4
6,0
54,8

LA
AMPIRAN
N A1.10

P
PROGRAM
M LISTRIK
K PERDES
SAAN
SIS
STEM INT
TERKONE
EKSI SUMATERA

224

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanRegionalSumatera
K b h Fi ik J i
Li ik P d
R i
lS
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
3.344,0
1 810 2
1.810,2
3.657,2
3.539,5

JTR
kms
3.280,9
1 531 0
1.531,0
3.260,8
3.207,4

MVA
139,9
44 4
44,4
89,8
89,1

12.351,0 11.280,1

363,1

Trafo
Unit
2.263
758
1.426
1.440

Listrik murah

Jml Pelanggan

dan Hemat (RTS)

89 727
89.727
122.274
125.131

8 515
8.515

5.887,9 337.132,4

225

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanRegionalSumatera(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

Pelanggan

Total

602.819,7
309.601,9
893 240 2
893.240,2
953.237,8

291.317,9
146.424,4
378 469 5
378.469,5
406.867,9

158.190,5
69.034,1
218 991 7
218.991,7
231.746,3

2.601,8
-

29 401 0
29.401,0
32.186,6

1.148.370,6
590.994,6
1 520 102 5
1.520.102,5
1.624.038,6

2.758.899,7

1.223.079,7

677.962,7

2.601,8

61.587,7

4.883.506,3

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiNAD
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i NAD
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
411,0
58 0
58,0
164,1
162,0

JTR
kms
669,9
151 5
151,5
209,0
221,0

MVA
12,0
44
4,4
7,7
6,5

795,1 1.251,4

30,6

Trafo
Unit
266
71
114
108

Jml Pelanggan

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

10.018
10
018
5.227
5.518

1 620
1.620

559,0 20.763,0

226

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiNAD(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

30.254,5
11.553,6
50 575 4
50.575,4
57.039,7

32.325,1
16.933,5
36 497 2
36.497,2
42.330,8

9.827,5
6.625,1
16 376 6
16.376,6
17.476,7

149.423,2

128.086,7

50.305,8

Pembangkit

Pelanggan

Total
141.707,0
103.449,2
103
449 2
116.847,2

362.003,4

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiSumateraUtara
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iS
U
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
350,0
110 0
110,0
440,0
422,0

JTR
kms
201,0
86 1
86,1
200,3
210,1

MVA
4,7
20
2,0
4,6
6,0

1.322,0 697,5

17,3

Trafo
Unit
157
60
155
201

Jml Pelanggan

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

3.614
3
614
11.042
10.590

2 530
2.530

573,9 25.246,0

227

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiSumateraUtara(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

37.343,4
23.938,0
103 883 2
103.883,2
109.661,8

18.746,3
10.003,8
22 297 1
22.297,1
25.317,3

8.090,2
4.472,9
18 055 1
18.055,1
18.360,6

274.826,4

76.364,4

48.978,8

Pembangkit

Pelanggan

Total
94.179,9
38.414,7
144 235 4
144.235,4
153.339,6

430.169,7

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiSumateraBarat
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iS
B
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
315,0
132 0
132,0
301,0
273,0

JTR
kms
255,0
145 0
145,0
307,1
295,1

MVA
7,3
20
2,0
7,5
7,5

1.021,0 1.002,2

24,2

Trafo
Unit
166
41
80
80

Jml Pelanggan

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

11.419
11
419
9.480
12.000

1 620
1.620

367,0 32.899,0

228

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiSumateraBarat(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

61.027,1
30.518,5
93 044 3
93.044,3
97.560,9

23.629,5
17.332,1
38 420 5
38.420,5
41.415,9

10.297,1
4.472,8
13 778 1
13.778,1
16.348,2

282.150,8

120.798,0

44.896,3

Pembangkit

Pelanggan

Total
94.953,8
52.323,4
145 243 0
145.243,0
155.325,0

447.845,2

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiRiau
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i Ri
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
310,0
198 0
198,0
170,0
170,0

JTR
kms
389,0
213 9
213,9
190,0
180,0

MVA
28,0
60
6,0
7,7
7,9

848,0 972,9

49,6

Trafo
Unit
380
90
97
100

Jml Pelanggan

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

8.855
8
855
13.755
14.205

667,0 36.815

229

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiRiau(utaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

59.940,8
41.747,8
47 998 8
47.998,8
51.653,8

40.381,7
22.265,4
24 352 8
24.352,8
24.460,3

35.912,0
11.020,3
18 183 0
18.183,0
20.062,5

201.341,1

111.460,1

85.177,8

Pembangkit

Pelanggan

Total
136.234,5
75.033,5
90 534 5
90.534,5
96.176,5

397.979,0

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiRiauKepulauan
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i Ri K
l
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
280 0
280,0

JTR
kms

Trafo
MVA

Jml Pelanggan

Unit

239 3
239,3

60
6,0

280,0 239,3

6,0

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

90

13 125
13.125

425

90,0 13.125,0

230

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiRiauKepulauan(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

63.439,5

26.442,1

11.164,7

63.439,5

26.442,1

11.164,7

Pembangkit

Pelanggan

Total
101.046,3
-

101.046,3

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiJambi
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i J bi
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
366,0
121 4
121,4
471,0
436,1

JTR
kms
319,0
127 2
127,2
535,0
572,1

MVA
23,5
53
5,3
26,0
25,0

1.394,5 1.553,3

79,7

Trafo

Jml Pelanggan

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

360
76
379
360

8.450
8
450
18.400
16.400

80

1.175,0 43.250

231

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiJambi(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

75.023,2
24.595,7
109 329 6
109.329,6
114.396,1

32.965,2
11.181,1
49 157 8
49.157,8
57.148,8

28.398,8
8.721,9
60 990 9
60.990,9
64.089,1

323.344,7

150.452,8

162.200,7

Pembangkit

Pelanggan

Total

10.686,7
10
686 7
10.477,6

136.387,3
44.498,7
230 165 0
230.165,0
246.111,6

21.164,4

657.162,6

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiSumateraSelatan
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iS
S l
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
480,0
238 0
238,0
750,0
750,0

JTR
kms
323,0
148 0
148,0
611,0
560,0

MVA
29,5
68
6,8
12,0
11,3

2.218,0 1.642,0

59,5

Trafo
Unit
459
135
240
225

Jml Pelanggan

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

16.236
16
236
39.000
42.000

625

1.059,0 97.236,0

232

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiSumateraSelatan(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

86.311,9
49.581,8
133 530 0
133.530,0
146.890,0

34.437,6
18.747,3
74 410 0
74.410,0
74.960,0

32.265,5
11.641,5
28 740 0
28.740,0
29.640,0

416.313,7

202.554,9

102.287,1

Pembangkit

Pelanggan

Total
153.015,0
79.970,6
236 680 0
236.680,0
251.490,0

721.155,7

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiBengkulu
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iB k l
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
450,0
340 9
340,9
769,0
776,0

JTR
kms
344,0
150 0
150,0
668,0
674,0

MVA
11,0
41
4,1
9,1
9,2

2.335,9 1.836,0

33,3

Trafo
Unit
149
71
180
184

Jml Pelanggan

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

4 500
4.500

470

584,0 4.500,0

233

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiBengkulu(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

102.399,7
47.072,3
188 731 8
188.731,8
199.972,1

34.523,0
15.717,4
63 360 6
63.360,6
67.117,3

13.847,7
8.523,5
25 586 2
25.586,2
27.310,9

538.175,9

180.718,4

75.268,3

Pembangkit

Pelanggan

Total
150.724,9
71.313,3
277 678 7
277.678,7
294.400,4

794.117,2

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiLampung
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iL
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
370,0
150 0
150,0
227,1
205,4

JTR
kms
633,0
215 0
215,0
310,5
280,0

MVA
17,0
42
4,2
6,4
4,1

952,5 1.438,5

31,7

Trafo
Unit
230
62
76
52

Listrik murah

Jml Pelanggan

dan Hemat (RTS)

10.580
10
580
20.000
20.000

1 040
1.040

420,0 50.580,0

234

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiLampung(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

99.150,2
34.655,4
80 342 6
80.342,6
87.039,7

45.265,7
28.288,2
44 592 9
44.592,9
48.258,6

13.283,5
8.110,8
22 138 0
22.138,0
17.907,8

301.187,9

166.405,3

61.440,1

Pembangkit

Pelanggan

Total

16.163,7
16
163 7
19.396,5

157.699,4
71.054,4
163 237 2
163.237,2
172.602,5

35.560,2

564.593,5

P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiBangkaBelitung
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i B k B li
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
292,0
182 0
182,0
365,0
345,0

JTR
kms
147,0
55 0
55,0
230,0
215,0

MVA
7,0
38
3,8
9,1
11,6

1.184,0 647,0

31,4

Trafo

Jml Pelanggan

Unit

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

96
62
105
130

2.930
2
930
5.370
4.418

105

393,0 12.718,0

235

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiBangkaBelitung(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

51.368,9
45.938,8
85 804 5
85.804,5
89.023,8

29.043,7
5.955,7
25 380 7
25.380,7
25.859,0

6.268,2
5.445,2
15 143 8
15.143,8
20.550,5

2.601,8

272.136,0

86.239,1

47.407,6

2.601,8

Pelanggan

Total

2.550,6
2
550 6
2.312,5

83.468,7
57.339,7
128 879 5
128.879,5
137.745,8

4.863,1

407.433,7

LA
AMPIRA
AN A1.11

PROYEKS
SI KEBUT
TUHAN KE
EBUTUHA
AN INVES
STASI
SIS
STEM INT
TERKONE
EKSI SUMA
ATERA

236

Proyeksi
y
Kebutuhan Investasi Pembangkit,
g , Transmisi & Distribusi
[Fixed Asset Addition]
Sumatra
(Juta US$)

Tahun

237

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
T t l
Total

Investasi
Pembangkit T/L dan GI
480
135
1,515
411
1,691
1,205
2 025
2,025
582
3,210
826
2,252
900
2,687
97
1,332
264
2,792
54
1,445
76
19 428
19,428
4 549
4,549

Distribusi
281
299
359
398
297
321
344
374
395
402
3 469
3,469

Total
895
2,225
3,254
3 004
3,004
4,333
3,473
3,128
1,969
3,241
1,923
27 446
27,446

PENJELASAN LAMPIRAN A
WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT

238

PENJELASAN LAMPIRAN A1
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA

A1.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Produksi listrik pada sistem Sumatera diperkirakan meningkat rata-rata 10,4% per
tahun antara tahun 2011 dan 2020, yaitu meningkat dari 23.414 GWh pada tahun
2011 menjadi 56.806 GWh pada tahun 2020. Sekitar 43% dari produksi tersebut
adalah untuk memenuhi demand di sistem Sumatera bagian utara (Sumbagut)
dan selebihnya nya untuk Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel).
Faktor beban diperkirakan antara 65.4% sampai 67.0%.
Beban puncak sistem Sumatera pada tahun 2011 adalah 4.269 MW dan akan
tumbuh rata-rata 10.2% per tahun, sehingga menjadi 9.641 MW pada tahun 2020.
Proyeksi kebutuhan listrik sistem Sumatera tahun 2011 2020 ditunjukkan pada
Lampiran A1.1.
A1.2 Neraca Daya
Sistem interkoneksi masih lemah
Walaupun telah dibangun transmisi 150 kV Baganbatu Rantauprapat yang
menghubungkan sistem Sumbagut dan Sumbagselteng, namun kedua sistem
tersebut pada dasarnya secara elektris masih terpisah. Kedua sistem ini belum
dapat dioperasikan sebagai satu sistem interkoneksi karena terkendala oleh
masalah stabilitas, yaitu adanya osilasi inter-area pada frekuensi rendah dengan
damping sangat rendah antara kelompok generator di Sumbagut dan kelompok
generator di Sumbagselteng.
Interkoneksi kedua sistem melalui transmisi 275 kV Payakumbuh
Padangsidempuan pada tahun 2014 diharapkan akan dapat mewujudkan sistem
interkoneksi Sumatera 1 . Dengan beroperasinya interkoneksi Sumatera, maka
sistem Sumbagsel yang memiliki sumber energi primer yang banyak dan murah
akan dapat memasok sebagian kebutuhan sistem Sumbagut, walaupun besarnya
daya yang dapat ditransfer akan dibatasi oleh limit stabilitas sistem interkoneksi.

Untuk memastikan hal tersebut diperlukan studi small signal stability.

239

Rencana reserve margin tinggi


Neraca daya sistem interkoneksi Sumatera direncanakan dengan reserve margin
yang tinggi, yaitu mencapai 78% pada tahun 2017 apabila semua proyek
pembangkit berjalan dan selesai tepat waktu. Apabila keadaan tersebut benarbenar terjadi maka sistem Sumatera akan mengalami over supply. Namun melihat
pengalaman PLN selama ini, tingkat keberhasilan proyek IPP sangat rendah, yaitu
hanya sekitar 16%. Bahkan proyek pembangkit PLN juga mengalami
keterlambatan, termasuk proyek PLN dalam program percepatan tahap 1. Lebih
dari itu, dalam RUPTL 2011-2020 ini direncanakan banyak sekali pembangkit
panas bumi (PLTP) yang mencapai 2.495 MW, termasuk PLTP yang masih
green field bahkan WKP-nya belum ditender. Proyek PLTP yang diperkirakan
dapat selesai pada tahun 2014 adalah PLTP yang WKP-nya telah dimiliki oleh
Pertamina.
Dari perjelasan diatas dapat dimengerti bahwa perencanaan reserve margin yang
tinggi hingga 78% dimaksudkan semata-mata untuk memberikan kepastian yang
lebih tinggi kepada masyarakat Sumatera (yang telah lama menderita kekurangan
listrik) bahwa listrik akan tersedia cukup di Sumatera.
Penamaan proyek PLTU IPP
Proyek-proyek IPP yang belum financial closing, kecuali PLTP, tidak disebut nama
lokasinya secara spesifik, namun hanya disebutkan kawasan daerah dimana
proyek tersebut berada. Hal ini dimaksudkan agar PLN dapat menawarkan proyek
IPP kepada pengembang melalui tender kompetitif. Status beberapa IPP saat ini
dalam RUPTL 2011 2020 adalah sebagai berikut: PLTU Sumbar 1 adalah PLTU
Kambang; PLTU Sumsel 2 adalah PLTU Keban Agung; PLTU Sumsel 5 adalah
PLTU Bayung Lencir; PLTU Sumsel 6 adalah PLTU Mulut Tambang Pendopo;
PLTU Sumsel 7 adalah PLTU Sungai Lilin; PLTU Riau Mulut Tambang adalah
PLTU Cirenti.
Proyek-proyek strategis
1.

Proyek PLTU Percepatan Tahap I ( PLTU Meulaboh, PLTU Pangkalan Susu,


PLTU Sumbar Pesisir, PLTU Tarahan) dan PLTA Asahan III, merupakan
proyek yang sangat strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat
mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini terjadi juga sekaligus akan
mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.

240

2.

PLTU Mulut Tambang (IPP) skala besar yang listriknya juga akan disalurkan
ke sistem interkoneksi Sumatera disamping ditransfer ke Jawa melalui
transmisi 500 kV HVDC harus dapat diselesaikan selaras dengan
penyelesaian proyek interkoneksi Jawa-Sumatera 500 kV HVDC.

3.

PLTA Merangin 350 MW di Provinsi Jambi akan memenuhi kebutuhan sistem


Sumatera dan sekaligus menurunkan BPP.

4.

Pembangkit peaker di Sumatera yang akan memanfaatkan potensi bahan


bakar gas yang ada.

Pengembangan PLTP
Terkait dengan kerja sama dengan PT Pertamina Geothermal, PLN akan
membangun sisi hilir pada lokasi-lokasi sebagai berikut: PLTP Ulubelu #1,2
(2x55 MW), PLTP HuluLais #1,2 (2x55 MW), PLTP Sungai Penuh #1,2 (2x55 MW).
Khusus untuk PLTP Ulubelu unit 1 dan 2 sumber dana sudah tersedia dari JBIC
dimana Loan Agreement sudah ditandatangani pada tahun 2005. Proyek-proyek
PLTP lainnya akan dikembangkan oleh IPP dengan total kapasitas 2.165 MW
sampai dengan tahun 2020, namun sampai dengan saat ini eksplorasi yang
dilakukan pihak swasta terhadap proyek-proyek PLTP tersebut belum tuntas,
sehingga hal ini menjadi sangat rawan terhadap ketersediaan reserve margin di
sistem Sumatera seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Pembangkit baru dalam program percepatan tahap II

PLTU Pangkalan Susu#3,4 2x200 MW

PLTA Asahan III 174 MW

PLTP Hulu Lais #1,2 2x55 MW dan PLTP Sungai Penuh 2x55 MW

PLTP-PLTP yang akan dikembangkan oleh swasta/ IPP yaitu PLTP Ulubelu
3,4 (2x55 MW), PLTP Seulawah 55 MW, PLTP Lumut Balai 4x55 MW,
PLTP Sarulla I 6x55 MW, PLTP Sarulla II 2x55 MW, PLTP Rajabasa 4x55
MW, PLTP Muara Laboh 4x55 MW, PLTP Rantau Dedap 4x55 MW dan
PLTP Sorik Marapi 240 MW.

Potensi pembangkit hidro


Pada saat ini terdapat sebuah proposal proyek IPP unsolicited PLTA Batang Toru
500 MW yang berlokasi di Tapanuli Selatan. Saat ini perusahaan yang
mengajukan proposal proyek sedang melakukan pra studi kelayakan (Pre-FS).
241

Apabila proyek tersebut layak secara teknis, keekonomian dan sesuai dengan
kebutuhan sistem kelistrikan Sumatera, maka proposal proyek IPP unsolicited
tersebut akan diproses lebih lanjut.
Neraca Daya sistem Sumatera diberikan pada Lampiran A1.2
A1.3 Proyek-proyek IPP yg terkendala
Telah cukup jelas diuraikan pada Lampiran A1.3
A1.4 Neraca Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi, maka produksi energi
per jenis energi primer di sistem Sumatera diberikan pada Lampiran A1.4
Produksi energi pada Lampiran B1.4 dialokasikan per unit pembangkit
berdasarkan merit order dengan menggunakan model simulasi produksi dengan
asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
Harga bahan bakar HSD = USD 0,78 /liter, MFO=USD 0,62 /liter, gas alam
= USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 80/ton.
Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
Ketersediaan batubara tidak terbatas.
Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek
PLTP dan PLTA pada neraca daya.
Lampiran B1.4 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer
tersebut adalah sebagai berikut:
a.

Peranan Minyak (HSD dan MFO) yang pada tahun 2010 masih tinggi, yaitu
sekitar 6.525 GWh, akan sangat berkurang menjadi sekitar nol pada tahun
2014. Hal ini terjadi karena PLTU Belawan 1 4 tidak dioperasikan lagi dan
PLTGU Belawan, PLTG Task Force, PLTG Paya Pasir di Sumatera Utara
dioperasikan dengan LNG

b.

Peranan LNG akan mulai dirasakan pada tahun 2014, yaitu sekitar 4.324
GWh dan cenderung konstan berdasarkan sumber paskokan LNG yang telah
teridentifikasi.

c.

Peranan pembangkit gas yang semula 4.946 GWh pada tahun 2010 akan
naik menjadi 7.932 GWh pada tahun 2014, dan secara bertahap akan
menurun kembali menjadi 4.575 GWh pada tahun 2020. Hal ini karena

242

pengoperasian pembangkit gas disesuaikan dengan ketersediaan gas dari


kontrak yang ada.
d.

Peranan pembangkit batubara akan semakin dominan. Pada tahun 2010


hanya 4.346 GWh akan naik 6 kali lipat menjadi 26.714 GWh pada tahun
2020.

e.

Peranan pembangkit hidro pada tahun 2010 semula 4.538 GWh dan akan
semakin besar dengan masuknya PLTA semakin besar dengan masuknya
PLTA Asahan 3, PLTA Peusangan 1-2 pada tahun dan PLTA Merangin pada
tahun 2016 serta PLTA Simonggo-2 dan PLTA Masang-2 pada tahun 2017.
Peranan hydro pada tahun 2020 akan mencapai 7.050 GWh.

f.

Kontribusi pembangkit geothermal akan meningkat luar biasa besar pada


tahun 2020 dengan produksi 13.200 GWh, atau 23% dari produksi total. Hal
ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTP, yang pada tahun
2009 hanya 10 MW akan menjadi 2.495 MW pada tahun 2020. Banyaknya
kandidat proyek PLTP di Sumatera akan menyebabkan capacity factor
pembangkit beban dasar lainnya, yaitu PLTU batubara, menjadi rendah jika
semua proyek PLTU dan PLTP tersebut terlaksana tepat waktu sesuai
jadwal. Namun banyaknya kandidat proyek PLTP yang kepastian
implementasinya masih rendah 2 akan membuat situasi yang cukup rawan
bagi Sumatera apabila pengembangan PLTP yang direncanakan tidak
terlaksana sesuai jadwal mengingat ketidakpastian pelaksanaan beberapa
pembangkit IPP juga tinggi.

Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan energi primer di sistem Sumatera dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2020 dapat dilihat pada Lampiran A1.4.
Kebutuhan bahan bakar HSD pada tahun 2011 sebesar 2,2 juta liter dan semakin
turun menjadi 27 ribu liter pada tahun 2014. Sedangkan MFO sudah tidak
diperlukan lagi mulai tahun 2014 karena dihentikannya operasi PLTU Belawan 14 yang mempunyai biaya operasi sangat mahal dibandingkan PLTU batubara.
Proyeksi pemakaian gas akan mengikuti pasokan gas yang terus mengalami
depletion, namun sejalan dengan rencana akan dibangunnya LNG floating
terminal maka PLTGU akan dijalankan dengan LNG.
2

Karena banyak lokasi PLTP yang potensinya belum dibuktikan dengan drilling.

243

Volume pemakaian batubara meningkat dari tahun ke tahun, yaitu naik dari 4,0
juta ton pada tahun 2011 menjadi 16.4 juta ton pada tahun 2020 atau meningkat 6
kali lipat.
A1.5 Capacity Balance Gardu Induk
Pengembangan gardu induk disusun berdasarkan capacity balance dengan
memasukkan GI existing dan GI ongoing project. Selanjutnya dari Capacity
Balance tersebut dapat dilihat pembebanan masing masing GI. GI yang telah
berbeban diatas 70% dari kapasitas nominalnya memerlukan penambahan trafo.
Kemudian dievaluasi juga kebutuhan GI baru untuk perbaikan kualitas pelayanan
dan de-dieselisasi serta pengembangan GI baru terkait dengan pembangkit baru.
Setelah mendapatkan GI-GI baru yang dibutuhkan, selanjutnya disusun kembali
capacity balance yang baru setelah mempertimbangkan penambahan GI baru
tersebut.
Dengan demikian dapat disusun proyeksi kebutuhan GI, dimana hasil
pengembangan GI tersebut dipergunakan juga sebagai dasar pengembangan
sistem penyaluran.
Dengan kriteria keandalan dan asumsi di atas, kebutuhan pembangunan Gardu
Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting sampai tahun 2020 sebesar
28.400 MVA dengan rincian diberikan pada Lampiran A1.5.
A1.6 Rencana Pengembangan Penyaluran
Rencana pengembangan penyaluran di sistem Sumatera dalam rangka memenuhi
pertumbuhan kebutuhan listrik meliputi proyek berikut:

Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU


percepatan, PLTA, PLTU IPP dan PLTP IPP.

Pembangunan transmisi baru 275 kV terkait dengan proyek pembangkit


PLTU percepatan dan PLTA IPP Asahan 1.

Pengembangan transmisi 150 kV yang ada di lokasi tersebar di sistem


Sumatera dalam rangka memenuhi kriteria keandalan (N-1) dan untuk
mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan
fleksibilitas operasi.

Pembangunan transmisi 275 kV dan 500 kV sebagai tulang punggung


transmisi interkoneksi Sumatera yang akan memudahkan pengiriman daya
244

dari Sumatera bagian selatan yang kaya akan sumber energi primer ke
demand di Sumatera bagian utara.

Pembangunan transmisi dan kabel laut 250 kV HVDC Sumatera Peninsular


Malaysia yang bertujuan untuk mengoptimalkan operasi kedua sistem dengan
memanfaatkan perbedaan waktu terjadinya beban puncak pada kedua sistem
tersebut.

Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Sumatera diberikan pada


Lampiran A1.6.
A1.7 Peta Pengembangan Penyaluran
Peta pengembangan penyaluran sistem Sumatera adalah seperti pada Lampiran
A1.7.
A1.8 Analisis Aliran Daya
Analisa aliran daya sistem Sumatera dilakukan dengan memperhitungkan seluruh
pembangkit dan beban yang ada pada neraca daya, meliputi sistem 275 kV, 150
kV dan 70 kV. Namun pada RUPTL 2011-2020 ini hanya ditunjukkan hasil analisa
aliran daya pada sistem transmisi 275 kV dan 500 kV saja.
Prakiraan aliran daya di sistem 275 kV Sumatera dilakukan setiap tahun mulai
tahun 2011 sampai dengan 2020, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Analisa aliran daya tahun 2011
Aliran Daya tahun 2011, transfer daya terlihat menuju Sumatera Bagian
Tengah (Sumbagteng), baik dari Sumatera Bagian Utara maupun Sumatera
Bagian Selatan, hal ini disebabkan tidak adanya pembangkit baru di sistem
Sumbagteng. Transfer Daya dari Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel)
terbatas pada kisaran transfer 224 MW dikarenakan masalah limit stabilitas
transfer daya menggunakan sistem 150 kV di titik interkoneksi
Sumbagselteng (Lubuk Linggau Bangko).
Dari simulasi aliran daya terlihat, kekurangan pembangkitan pada tahun 2010
ini berada di sub sistem Riau, dimana sub sistem ini menerima daya dari sub
sistem Sumatera Barat sebesar 172 MW.
Profil tegangan sistem masih berada dalam kriteria operasi yang bervariasi
antara 90%-105%. Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara
lain PLTU Tarahan #1 (100 MW), PLTG Duri (40 MW), PLTU Simpang
Belimbing #1,2 (227 MW) dan PLTG/PLTMG sewa total 182 MW.
245

2. Analisa aliran daya tahun 2012


Pada tahun ini akan dioperasikan sistem tegangan 275 kV pada transmisi
275 kV Lahat Lubuk Linggau Bangko Muara Bungo Kiliranjao, yang
sebelumnya dioperasikan pada tegangan 150 kV. Tambahan transmisi 275
kV baru adalah Pangkalan Susu Binjai.
Transfer dari sub sistem Sumatera Barat ke sub Sistem Riau berkurang
hingga menjadi 80 MW seiring dengan beroperasinya beberapa pembangkit
di Riau.
Tegangan sistem 275 kV cukup baik, yaitu tertinggi di GI Lubuk Linggau (285
kV) dan terendah di GI Binjai (278 kV). Tambahan pembangkit baru di sistem
Sumatera antara lain PLTU Meulaboh FTP 1 (2x110 MW), PLTU Pangkalan
Susu #1 (220 MW), PLTU Sumbar Pesisir #1 (112 MW), PLTU Tarahan #2
(100 MW), PLTP Ulubelu #2 (1x55 MW), PLTG Peaker total 160 MW, PLTG
Gunung Megang ST (30 MW) dll.
3. Analisa aliran daya tahun 2013
Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi
275 kV Payakumbuh Kiliranjao dan Binjai Galang Simangkok.
Transfer ke sub sistem Riau menjadi 160 MW, dan PLTU Riau FTP1 #1 telah
beroperasi 100 MW.
Tegangan sistem 275 kV cukup baik, yaitu tertinggi di GI Lubuk Linggau (282
kV) dan terendah di GI Binjai (275 kV). Tambahan pembangkit baru di sistem
Sumatera antara lain PLTGU Keramasan (86 MW), PLTU Pangkalan Susu
FTP1 #2 (1x220 MW), PLTU Sumbar Pesisir FTP1 #2 (112 MW), PLTP
Ulubelu-FTP2 #1 (1x55 MW), PLTU Riau FTP1 #1 (100 MW), PLTG Belawan
(400 MW), PLTG Sengeti (60 MW) dan PLTU Sewa (840 MW).
4. Analisa aliran daya tahun 2014
Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi
275 kV Payakumbuh New Garuda Sakti, Payakumbuh Padang
Sidempuan Sarulla Simangkok dan Lahat Gumawang.
Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagut ke Sumbagselteng,
melalui transmisi 275 kV Payakumbuh Padang Sidempuan sebesar 110
246

MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Riau menjadi 230 MW
dan transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 230 MW.
Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTU Riau FTP1
#2 (100 MW), PLTU Simpang Belimbing Ekspansi (227 MW), PLTU
Banjarsari (230 MW), PLTP Lumut Balai-FTP2 #3,4 (2x55 MW), PLTP
Sarulla-FTP2 (110 MW), PLTA Lawe Mamas (45 MW) dan PLTG peaking
total 500 MW.
5. Analisa aliran daya tahun 2015
Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi
275 kV Muara Enim - Betung Sungai Lilin (Sumsel-7) - Bayung Lincir
(Sumsel-5) Aur Duri Rengat New Garuda Sakti seiring dengan tambahan
pembangkit PLTU mulut tambang Sumsel-5 150 MW, Sumsel-7 150 MW,
Keban Agung 225 MW.
Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagut ke Sumbagselteng ke,
melalui transmisi 275 kV Payakumbuh Padang Sidempuan sebesar 216
MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 305
MW sedangkan transfer daya melalui transmisi 275 kV sub Sistem Jambi
(Aur Duri) ke sub sistem Riau (Rengat) sebesar 202 MW.
Pada tahap awal pembangunan segmen transmisi 275 kV Aur Duri Rengat
ini dibangun dengan konstruksi 500 kV, yang kemudian mulai akan
dioperasikan dengan sistem 500 kV setelah beroperasinya PLTU di Jambi
sampai dengan 800 MW mulai tahun 2018.
Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTU Pangkalan
Susu FTP2 #3,4 (2x200 MW), PLTU Meulaboh #3 (200 MW), PLTP Hululais
FTP2 (110 MW), PLTP Sungai Penuh FTP2 (110 MW), PLTU Keban Agung
(2x112,5 MW), PLTU Sumsel-5 #1 (150 MW), PLTU Sumsel-7 #1 (150 MW),
PLTP Ulubelu #3,4 (110 MW), PLTP Lumut Balai (110 MW) dan PLTP
Sarulla (220 MW).
6. Analisa aliran daya tahun 2016
Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi
275 kV sub sistem NAD mulai Sigli Lhokseumawe dan pengoperasian
transmisi 275 kV Meulaboh Sigli yang sebelumnya dioperasikan dengan
tegangan 150 kV seiring dengan beroperasinya PLTU Meulaboh #3,4 (400
247

MW).Selain itu juga diperlukan pembangunan transmisi 275 kV PLTU Cirenti


Rengat untuk mengevakuasi daya PLTU Cirenti.
Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagselteng ke Sumbagut,
melalui transmisi 275 kV Payakumbuh Padang Sidempuan seiring dengan
mulai beroperasinya pembangkit mulut tambang dan panas bumi di sistem
Sumbagselteng. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung
sebesar 420 MW sedangkan transfer daya melalui transmisi 275 kV ke sub
sistem Riau sebesar 211 MW.
Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTA
Peusangan (88 MW), PLTA Asahan III (174 MW), PLTA Merangin (175 MW),
PLTU Sumsel-6 #1 (300 MW), PLTU Riau MT #1 (300 MW), PLTU Sumsel-5
#2 (150 MW), PLTU Sumsel-7 #2 (150 MW).
7. Analisa aliran daya tahun 2017
Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi
275 kV sub sistem NAD mulai Sigli Ulee Kareng untuk memasok kota
Banda Aceh dan sekitarnya.
Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagselteng ke Sumbagut,
melalui transmisi 275 kV Payakumbuh Padang Sidempuan sebesar 225
MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 261
MW sedangkan transfer daya melalui transmisi 275 kV ke sub sistem Riau
sebesar 226 MW.
Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTA Merangin
#2 (175 MW), PLTA Simonggo-2 (86 MW), PLTA Masang-2 (55 MW), PLTU
Sumsel-6 #2 (300 MW), PLTU Riau MT #2 (300 MW), PLTP Rajabasa FTP2
(220 MW), PLTP Muara Laboh FTP2 (220 MW) dan PLTP Sarulla II FTP2
(110 MW).
8. Analisa aliran daya tahun 2018
Pada tahun ini transmisi 500 kV dari PLTU Jambi Aur Duri New Garuda
Sakti sudah beroperasi, seiring dengan beroperasinya PLTU Jambi unit #1 (1
x 400 MW)
Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagselteng ke Sumbagut,
melalui transmisi 275 kV Payakumbuh Padang Sidempuan sebesar 540
MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 400
248

MW sedangkan transfer daya melalui transmisi 275 kV ke sub sistem Riau


sebesar 660 MW.
Tambahan pembangkit baru antara lain PLTU Jambi KPS Jambi #1 (1x400
MW), PLTU Sumsel-1 #1 (400 MW), PLTP Rantau Dedap FTP2 (110 MW),
PLTP Sorik Marapi FTP2 (240 MW) dan PLTP Suoh Sekincau (110 MW).
9. Analisa aliran daya tahun 2019
Arah aliran daya masih dari selatan ke utara, dengan transfer daya sebesar
360 MW melalui transmisi 275 kV Payakumbuh Padang Sidempuan,
transfer daya ke sub sistem Riau melalui transmisi 500 kV Rengat New
Garuda Sakti sebesar 1100 MW dan transfer ke sub sistem Lampung melalui
transmisi 275 kV Muara Enim Gumawang sebesar 440 MW.
Tambahan pembangkit baru antara lain PLTU Jambi KPS #2 (1x400 MW),
PLTU Sumsel-1 #2 (400 MW) dan PLTP Rantau Dedap FTP2 #2 (110 MW)
dan PLTP Suoh Sekincau (110 MW).
10. Analisa aliran daya tahun 2020
Arah aliran daya dari selatan ke utara, dengan transfer daya sebesar 490
MW melalui transmisi 275 kV Payakumbuh Padang Sidempuan, transfer
daya ke sub sistem Riau melalui transmisi 500 kV Rengat New Garuda
Sakti sebesar 1150 MW dan transfer ke sub sistem Lampung melalui
transmisi 275 kV Muara Enim Gumawang sebesar 450 MW.
Tambahan pembangkit baru antara lain PLTG Peaker (200 MW) dan PLTP
tersebar (695 MW)

A1.9 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi


Kebutuhan pengembangan sistem distribusi diperlukan untuk,

Meningkatkan keandalan dan mutu tegangan pelayanan

Perbaikan SAIDI dan SAIFI

Menurunkan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua

Meningkatkan penjualan tenaga listrik dengan menambah pelanggan

Proyeksi kebutuhan fisik distribusi wilayah Sumatera seperti pada Lampiran A1.9.

249

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Regional Sumatera
JTM
kms
6,569
4,562
4,661
5,011
5,031
5,403
5,548
5,951
6,291
6,590
55,618

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTR
kms
6,711
4,285
4,509
4,869
4,982
5,271
5,273
5,608
5,788
5,955
53,251

Trafo
MVA
1,470
766
819
836
872
900
941
978
1,041
1,072
9,694

Pelanggan
1,091,206
594,512
605,242
619,356
537,293
498,951
493,516
506,895
522,635
540,399
6,010,005

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Regional Sumatera
Juta USD
Tahun

JTM

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

148.8
106.0
111.4
123.4
126.0
140.8
145.3
161.7
174.5
188.3
1,426.3

JTR
100.1
64.0
69.1
76.8
79.8
88.4
87.1
98.3
104.2
108.5
876.4

Trafo
50.9
36.2
37.0
38.4
37.1
34.2
35.8
38.0
41.1
43.9
392.7

Pelanggan
39.0
42.3
54.8
63.1
32.7
34.6
36.3
38.2
39.1
39.0
419.1

Total
338.9
248.6
272.3
301.8
275.5
298.0
304.5
336.2
359.0
379.7
3,114.5

Dari tabel perkiraan kebutuhan distribusi regional sumatera tahun 2011-2020


dapat dijelaskan sebagai berikut :

Selama kurun waktu tahun 2011-2020 direncanakan membangun JTM


61.600 kms, JTR 65.510 kms, Kapasitas gardu distribusi 14.054 MVA untuk
menunjang penyambungan pelanggan sejumlah 6,0 juta.

Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang


pengembangan sistem distribusi tersebut membutuhkan biaya total sebesar
USD 3.469 juta USD (JTM USD 1.564 juta, JTR USD 1.076 juta, gardu
USD 410 juta, dan sambungan pelanggan 419 juta USD) dan diperkirakan
setiap tahunnya dibutuhkan anggaran sebesar USD 350 juta.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari


67,1 % tahun 2010, menjadi 73,3 % di tahun 2014 untuk regional sumatera

A1.10 Program Listrik Perdesaan

250

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanRegionalSumatera
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
3.344,0
1.810,2
3.657,2
3.539,5

JTR
kms
3.280,9
1.531,0
3.260,8
3.207,4

12.351,0 11.280,1

Trafo
MVA
Unit
139,9
2.263
44,4
758
89,8
1.426
89,1
1.440

363,1

5.887,9

Jml Pelanggan

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

89.727
122.274
125.131

8.515

337.132,4

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanRegionalSumatera(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
602.819,7
309.601,9
893.240,2
953.237,8

JTR

Trafo

Pembangkit

Pelanggan
29.401,0
32.186,6

291.317,9
146.424,4
378.469,5
406.867,9

158.190,5
69.034,1
218.991,7
231.746,3

2.601,8
-

2.758.899,7 1.223.079,7

677.962,7

2.601,8

Total
1.148.370,6
590.994,6
1.520.102,5
1.624.038,6

61.587,7 4.883.506,3

Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya listrik perdesaan regional
Sumatera tahun 2011-2014 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Selama kurun waktu tahun 2010-2014 direncanakan membangun JTM


12.351 kms, JTR 11.280 kms, Kapasitas gardu distribusi 363 MVA.

Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang


kegiatan listrik perdesaan tersebut sebesar Rp 4,88 triliun (JTM Rp 2,8
triliun, JTR Rp 1,22 triliun, gardu Rp 0,7 triliun, pembnagkit dan pelanggan
Rp 2,6 triliun

A1.11 Program Energi Baru dan Terbarukan


Lihat Bab 4.11, halaman 96.
A1.12 Proyeksi Kebutuhan Investasi
Proyeksi kebutuhan Investasi pembangkit, transmisi dan gardu induk sistem
Sumatera diberikan pada Lampiran A1.12.

251

LA
AMPIRAN
N A2

SISTEM
M INTERKO
ONEKSI KALIMANTAN
K
BAR
RAT

252

LAM
MPIRAN A2.1

PROY
YEKSI KEB
BUTUHAN
N TENAG
GA LISTRIK
SISTEM KALIMAN
NTAN BAR
RAT

253

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Sistem Kalimantan Barat

Sistem

254

Wil Kalbar
Sistem Khatulistiwa
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak

Satuan 2011

GWh
%
MW

1.121
69
186

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

1.379
74
211

1.749
77
259

2.021
68
339

2.201
69
362

2.544
74
394

2.707
68
457

2.879
68
486

3.060
68
516

3.304
69
548

LA
AMPIRAN
N A2.2

NERACA
A DAYA
SISTEM
M KALIMA
ANTAN BA
ARAT

255

MW

Grafik Neraca Daya Sistem Kalbar


900

Pembangkit Terpasang PLN

54%

Pembangkit Sewa

PLTG PLN

PLTGB Sewa

800

PLTU PLN

51%

PLTU FTP2

700

47% PLTA PLN

53%

PLTU IPP
Power Purchase (Sesco)
PLTA PLN

600

g
Reserve Margin
Beban Puncak

45%

256

500

43%

46%
Power Purchase (Sesco)
PLTU IPP

57%
400
300

45%

37%
PLTU (FTP2)

200

PLTU (FTP2)
Kapasitas Terpasang

100
-

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Tahun
256

Neraca Daya Sistem Kalbar


Kebutuhan dan Pasokan

257

Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Daya Terpasang
PLN
PLTG-HSD PLN (Siantan)
PLTD-MFO PLN (Sei Raya & Siantan)
PLTD-MFO PLN (Sei Wie & Sudirman)
Interkoneksi sistem-sistem isolated
S
Sewa
Retired & Moultbolled (PLN)
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going dan Committed Project
Pantai Kura-Kura (FTP1)
Parit Baru (FTP1)
Rencana
Parit Baru - Loan China (FTP2)
Nanga Pinoh
Kalbar - 1
Kalbar - 2
IPP
Rencana
Pontianak - 2
Pontianak - 3

Satuan 2011
GWh
%
MW

MW
MW
MW
MW
MW

2012

2013

2015

2016

2017

2018

2019

2020

1,121
69
186

1,379
74
211

1,749
77
259

2,021
68
339

2,201
69
362

2,544
74
394

2,707
68
457

2,879
68
486

3,060
68
516

3,304
69
548

270

290

253

117

42

50

75

61

61

69

34
100
19
117
6

34
100
19
137
-

34
100
19
12
88
-

47
70
153

42
-

50
-

75
-

61
-

61
-

69
-

PLTU
PLTU

55
100

PLTU

50

50

PLTA
PLTU

50

49
50

49

PLTU

PLTU
PLTU

50

50

25

25

50

Power Purchase dengan SESCo (Peaking) 275 KV


Power Purchase dengan
g SESCo ((Baseload)) 275 KV
Jumlah Pasokan
Reserve Margin

2014

120
50

-50

MW

270

290

408

492

517

575

699

734

759

842

45

37

57

45

43

46

53

51

47

54

LAM
MPIRAN A2.3
A

PRO
OYEK-PR
ROYEK IPP TERKENDALA
SISTEM KALIMAN
K
NTAN BAR
RAT

258

A2.3
3 Proyek-proye
ek IPP yg terke
endala
Dalam perenccanaan pemban
ngkit IPP, ada beberapa
b
proye
ek pembangkit IPP yang
Perjanjian Pem
mbelian Tenag
ga Listrik (PPTL
L) nya mengala
ami kendala. Ka
ategori
PPTL terkend
dala adalah,
Kateg
gori 1, tahap op
perasi adalah ta
ahap dimana IP
PP sudah menccapai
COD.
Kateg
gori 2, tahap pe
embangunan/ko
onstruksi diman
na IPP sudah mencapai
m
Finan
ncial Closing (F
FC) tapi belum mencapai
m
COD
D.
Kateg
gori 3, Tahap pendanaan
p
IPP yang sudah memiliki
m
PPTL, tetapi
t
belum
m mencapai Fin
nancial Closing
(FC).
Pembangkit IP
PP yang terken
ndala di sistem Kalimantan Ba
arat adalah,
- PLT
TU Ketapang 2xx7 MW masuk dalam kategori 2
- PLT
TU Pontianak 2x25
2
MW masu
uk dalam kategori 2
Saat ini penye
elesaian IPP terkendala tersebut sedang dip
proses oleh Kom
mite
Direktur untukk IPP dan Kerja
asama Kemitraa
an.

259

LA
AMPIRAN
N A2.4

NERACA ENERGI
E
SISTEM KALIMAN
NTAN BA
ARAT

260

Proyeksi Neraca Energi


Sistem Kalbar
(GWh)

261

JENIS
Batubara
Gas
LNG
HSD
MFO
SESCO
Hydro
y
Total

2011
-

2012
-

2013
824

2014
1.228

2015
1.471

2016
1.788

2017
1.793

2018
1.797

2019
2.377

2020
2.641

117
1.004
1.121

257
1.121
1.379

171
753
1.749

12
72
709
2.021

6
3
721
2.201

7
16
733
2.544

7
21
737
150
2.707

10
35
738
300
2.879

14
55
314
300
3.060

10
35
317
300
3.304

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


Sistem Kalbar
FUEL TYPE

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

262

HSD ( x 1000 kL )

42

89

114

MFO ( x 1000 kL )

254

279

171

18

14

LNG (GBTU)

Batubara (kTON)

565

701

868

GAS (GBTU)
-

1.102

1.137

1.178

1.610

1.832

LA
AMPIRAN
N A2.5

CA
APACITY
Y BALANC
CE GARDU
U INDUK
SISTEM
M KALIMA
ANTAN BA
ARAT

263

Capacity
p
y Balance Sistem Kalimantan Barat
No.

264

10

11

12

13

14

15

16

TEG.

CAPACITY

(KV)

MVA

NAMA GI

GI SIANTAN

GI SEI RAYA

GI. PARIT BARU

GI. MEMPAWAH

GI.SINGKAWANG

GI. KOTA BARU

GI PLTU KURA-KURA

GI SAMBAS

GI SANGGAU

GI TAYAN

GI BENGKAYANG

GI NGABANG

GI SEKADAU

GI SINTANG

GI NANGA PINOH

GI KETAPANG

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

20

30

60

60

30

30

30

30

30

30

2011
Peak Add Trf
MW
MVA

2012
Peak Add Trf
MW
MVA

2013
Peak Add Trf
MW
MVA

30

30

30

60

20

60

2014
Add Trf
MVA

25,67

29,33

34,04

40,13

50,34%

57,50%

66,75%

39,34%

38,01

35,75

74,54%

23,37%

120

60

2015
Peak Add Trf
MW
MVA

2016
Peak Add Trf
MW
MVA

2017
Peak Add Trf
MW
MVA

2018
Peak Add Trf
MW
MVA

2019
Peak Add Trf
MW
MVA

48,04

51,82

53,64

56,15

61,82

47,10%

50,81%

52,59%

55,05%

60,61%

30

2020
Peak Add Trf
MW
MVA
67,13
65,82%

39,00

40,90

46,01

50,10

52,62

52,69

69,12

69,40

25,49%

26,73%

30,07%

32,75%

34,39%

34,44%

45,17%

45,36%

15,18

15,60

17,34

15,86

17,33

15,66

22,55

59,54%

61,17%

67,98%

62,19%

67,98%

61,40%

44,22%

16,78

17,55

15,00

21,85

65,79%

68,84%

58,84%

42,84%

30

30

32,68

33,06

35,31

64,08%

64,83%

69,24%

23,66

30,63

33,75

29,04

31,51

33,89

46,40%

60,06%

66,17%

56,94%

61,79%

66,45%

14,62

15,30

16,34

15,85

19,33

57,35%
,

60,01%
,

64,09%
,

62,16%
,

37,90%
,

30

20,12

21,85

28,72

33,74

32,69

39,45%
,

42,85%
,

56,32%
,

66,17%
,

64,09%
,

14,41

16,93

15,79

17,07

13,31

13,87

15,29

15,81

17,44

24,96

56,50%

66,39%

61,91%

66,96%

52,19%

54,40%

59,97%

62,01%

68,40%

48,95%

11,71

12,14

12,83

13,88

14,88

15,34

16,50

17,73

14,06

15,29

45,94%

47,60%

50,33%

54,44%

58,37%

60,17%

64,70%

69,54%

55,13%

59,98%

12,02

12,83

16,02

15,18

15,80

17,16

23,63

47,13%

50,33%

62,81%

59,53%

61,96%

67,29%

46,33%

30

30

Peak
MW

17,04

15,63

19,59

66,82%

61,31%

38,41%

30

30

17,22

21,74

33,76%

42,63%

21,48

23,55

25,80

28,02

42,12%

46,17%

50,60%

54,95%

6,54

7,29

8,04

8,54

9,45

10,46

11,58

12,70

25,66%

28,57%

31,55%

33,48%

37,08%

41,04%

45,41%

49,79%

6,48

7,15

7,82

8,21

9,01

9,88

10,82

11,75

25,41%

28,03%

30,65%

32,22%

35,33%

38,73%

42,44%

46,09%

9,07

10,01

10,94

11,50

12,61

13,83

15,15

16,45

35,57%

39,24%

42,91%

45,10%

49,46%

54,22%

59,42%

64,53%

6,66

10,28

7,66

8,40

9,20

10,09

10,95

26,12%

40,33%

30,03%

32,93%

36,09%

39,56%

42,96%

18,36

20,27

21,51

23,82

26,36

32,17

31,99

35,99%

39,74%

42,18%

46,70%

51,69%

63,08%

62,72%

9,43

10,34

11,34

9,43

13,49

55,48%

60,84%

66,70%

55,45%

79,38%

28,53

30,98

33,62

33,15

55,95%
,

60,74%
,

65,92%
,

65,01%
,

30

Capacity
p
y Balance Sistem Kalimantan Barat
TEG.
No.

CAPACITY

NAMA GI
MVA

(KV)
17

GI SANDAI

150/20

30

30

18

GI KOTA BARU 2

150/20

30

30

19

20

GI SUKADANA

GI PUTUSIBAU

150/20

150/20

30

30

2011
Peak Add Trf
MW
MVA

2012
Peak Add Trf
MW
MVA

2013
Peak Add Trf
MW
MVA

Peak
MW

2014
Add Trf
MVA

2015
Peak Add Trf
MW
MVA

30

2016
Peak Add Trf
MW
MVA
3,36

2017
Peak Add Trf
MW
MVA
3,68

2018
Peak Add Trf
MW
MVA
4,04

2019
Peak Add Trf
MW
MVA
4,42

2020
Peak Add Trf
MW
MVA
7,80

13,17%

14,44%

15,83%

17,35%

30,60%

8,76

9,42

10,12

10,88

11,59

34,35%
,

36,93%
,

39,70%
,

42,67%
,

45,43%
,

8,76

9,70

10,73

11,88

13,02

34,35%

38,03%

42,10%

46,58%

51,08%

14,77

30

57,92%
Penambahan Trafo (MVA)
Total Beban Gardu Induk
Beban Pembangkit Siantan
Beban Pembangkit Sei Ra
Raya
a
Total Beban Gardu Induk & PLTD
Total Beban Sistem
Diversity Factor

710

120

90

30

30

30

30

30

30

136,39

154,61

185,27

248,05

270,73

311,91

370,39

406,81

442,94

494,54

20,00
20 00
20,00

20,00
20,00
20
00

20,00
20,00
20
00

20,00
20,00
20
00

20,00
20,00
20
00

20,00
20,00
20
00

20,00
20,00
20
00

20,00
20,00
20
00

20,00
20,00
20
00

20,00
20,00
20
00

176,39

194,61

225,27

288,05

310,73

351,91

410,39

446,81

482,94

534,54

173,34

192,33

224,27

287,01

309,73

378,08

410,28

445,11

482,82

533,53

1,02

1,01

1,00

1,00

1,00

0,93

1,00

1,00

1,00

1,00

265

LAM
MPIRAN A2.6

RENCA
ANA PEN
NGEMBAN
NGAN PEN
NYALURA
AN
SISTEM KALIMAN
NTAN BA
ARAT

266

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI


Kalimantan Barat
(kms)
Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

275 kV

180

180

150 kV

112

310

596

280

180

860

300

2.638

112

310

776

280

180

860

300

2.818

TOTAL

267

(MVA)
Tegangan
275/150 kV

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

250

250

150/20 kV

60

150

90

210

30

150

90

30

60

60

930

TOTAL

60

150

340

210

30

150

90

30

60

60

1.180

Rencana Pengembangan Transmisi


Kalimantan Barat

268

N
No.

P
Propinsi
i i

D i
Dari

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar

ParitBaru
SeiRaya
PLTUSingkawang(Perpres)/Kura2
Singkawang
Siantan
Singkawang
Bengkayang
Ngabang
PLTUParitBaru(IPP)
Tayan
Sanggau
Sintang
Sintang
Sukadana
Sandai
NangaPinoh
Ketapang
Sintang
Bengkayang

K
Ke
KotaBaru
KotaBaru
Incomer2pi(SingkawangMempawah)
Sambas
Tayan
Bengkayang
Ngabang
Tayan
ParitBaru
Sanggau
Sekadau
Sekadau
NangaPinoh
Sandai
Tayan
KotaBaru2
Sukadana
Putusibau
Perbatasan

T
Tegangan
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
275kV

C d t
Conductor
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
cct 2 Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Zebra

k
kms

Biaya
(MUSD)

COD

40
32
40
126
184
120
180
110
6
180
100
180
180
180
300
180
200
300
180

2,22
1,77
2,22
6,98
10 19
10,19
6,65
9,97
6,09
0,33
9,97
5,54
9,97
9,97
13,74
22,90
9,97
15,27
22,90
28,36

2011
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2016
2016
2016
2016
2017
2020
2013

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Kalimantan Barat
No. Propinsi

269

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
K lb
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar

NamaGarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension

Kap

Jumlah

COD

KotaBaru
ParitBaruExtLB
Parit
Baru Ext LB
SeiRayaExtLB
PLTUSingkawang(Perpres)/Kura2
SeiRaya
Sambas
SingkawangExtLB
Tayan
Tayan Ext LB
TayanExtLB
SeiRayaExtLB
Bengkayang
Ngabang
Sanggau
Sekadau
Sintang
Si t
Siantan
Mempawah
Singkawang
NagaPinoh
SintangExtLB
Sukadana
Sandai
Sanggau
KotaBaru2
Ketapang
ParitBaru
Sambas
Siantan
Putusibau
Kota Baru
KotaBaru
Bengkayang

150/20kV
150/20kV
150/20
kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
275/150kV

Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
E t i
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru

30
2LB
2
LB
2LB
30
120
30
2LB
30
2 LB
2LB
2LB
30
30
30
30
60
60
30
30
30
1LB
30
30
30
30
60
30
30
60
30
30
250

2,62
1,24
1
24
1,24
1,37
3,81
2,42
1,24
2,42
1 24
1,24
1,24
2,62
2,62
2,62
2,62
4,00
1 39
1,39
1,39
1,39
2,62
0,62
2,62
2,62
1 39
1,39
2,62
4,00
1,39
1,39
1,39
2,62
1 39
1,39
25,98

2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2019
2020
2020
2013

Keterangan

L
LAMPIRA
AN A2.7

PE
ETA PENG
GEMBANG
GAN PENY
YALURAN
N
SISTEM
M KALIMA
ANTAN BA
ARAT

270

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough
RENCANA
PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart
KALIMANTAN
- 2020
your computer,
and then open theBARAT
file again. If2011
the red x still
appears, you

PLTMPANCAREKSAJINGAN(IPP);
2x400KW(2012)
ARUK
PLTU2KALBARTJ.GUNDUL
(PLN);
2 x 27,5 MW (2013)
2x27,5MW(2013)
PLTUPERPRESTAHAPII2X
50MW(2014)LOANCHINA

GI. SAMBAS
Thn 2013

PLTMMERASAPBENGKAYANG(PLN);
2x750KW(2010)

BIAWAK
SERIKIN
JAGOI BABANG

KUCHING

GI MAMBONG (MATANG)

GI. SINGKAWANG
Thn 2009

GI. NGABANG
Thn 2013
55 km

GI. PARIT BARU

GI SANGGAU
Thn 2014

GI. SIANTAN
GI. TAYAN
GI
GI. SEI RAYA Thn 2013
GI. KOTA BARU
Thn 2011

PLTGB (IPP)8MW(2012)
GI. PUTUSIBAU
Thn 2020

BADAU

ENTIKONG
GI & GITET. BENGKAYANG
Thn 2013

GI. PLTU KURA-KURA


Thn
2011
GI. MEMPAWAH

PLTU1KALBARPARITBARU(PLN);2x50
MW(2013)
PLTUPARITBERKAT(IPP);2x25MW
(2014);
(2014);

BATU KAYA

TEBEDU

PLTUSINTANG(PLN);3X7MW(2012)

GI. SINTANG
Thn 2014

GI. SEKADAU
Thn 2014
PLTUSANGGAU(PLN);2X
7MW(2012)

PLTGB NANGAPINOH (PLN);6(2013)


PLTGBNANGAPINOH
(PLN); 6 (2013)
PLTANANGAPINOH(PLN)98MW201718
GI. NANGA PINOH
Thn 2016

PLTUTAYAN(IPP);2X25
MW(2015)
GI. K0TA
BARU2 2017
GI. SUKADANA
Thn 2017
GI. SANDAI
Thn 2017

PLTUKETAPANG(PLN);
2X10MW(2013)

GI. KETAPANG
GI
Thn 2017

PLTUKETAPANG(IPP);2X7 MW(2012)

KETERANGAN :
Gardu Induk 275 kV Rencana
Transmisi 275 kV Rencana
Transmisi 150 kV Eksisting
Transmisi 150 kV Rencana
Gardu Induk 150 kV Eksisting
Gardu Induk 150 kV Rencana

PLTU Rencana
PLTMH Rencana
Listrik Perbatasan Eksisting
Listrik Perbatasan Rencana

GI.GI
KUALA
KURUN
Kuala
Kurun

LA
AMPIRAN
N A2.8

ANAL
LISIS ALIR
RAN DAYA
A
SISTEM KALIMAN
NTAN BAR
RAT

272

Load Flow Sistem Kalimantan Barat Tahun 2012

273

Load Flow Sistem Kalimantan Barat Tahun 2015

274

Load Flow Sistem Kalimantan Barat Tahun 2018

275

L
LAMPIRA
AN A2.9

KEBUTUHA
AN FISIK PENGEM
MBANGAN
N DISTRIB
BUSI
SISTEM KALIMANT
S
K
TAN BAR
RAT

276

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI


Provinsi Kalimantan Barat
Tahun

277

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
138
120
109
115
122
138
146
155
164
174
1.381

JTR
kms
394
343
312
329
347
394
418
442
469
497
3.944

Trafo
MVA
51
53
46
43
50
53
56
59
62
66
540

Pelanggan
44.189
40.543
36.973
38.980
41.105
46.655
49.419
52.353
55.467
58.773
464.457

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Kalimantan Barat
Juta USD
Tahun
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
10,2
17,2
,
18,4
18,2
10,3
17,8
19,2
19,1
11,3
18,7
160,7

JTR
7,5
10,9
0,9
11,8
13,7
7,6
11,7
12,9
15,0
9,1
13,2
113,4

Trafo
4,9
4,5
,5
4,2
4,3
5,5
5,3
5,8
6,6
7,6
7,6
56,3

Pelanggan
2,6
2,4
,
2,3
2,5
2,8
3,4
3,7
4,1
4,6
5,1
33,6

Total
25,2
35,0
36,7
38,8
26,3
38,1
41,7
44,9
32,7
44,6
364,0

LAM
MPIRAN A2.10
A

PR
ROGRAM LISTRIK PERDESA
AAN
SISTEM KALIMANT
S
K
TAN BAR
RAT

278

Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Kalimantan Barat


PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiKalimantanBarat
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
348,0
182 5
182,5
511,0
468,0

JTR
kms

Trafo
MVA

Jml Pelanggan

Unit

221,0
167 6
167,6
590,3
645,0

10,0
23
2,3
2,3
2,4

1.509,5 1.623,9

17,0

Listrik murah
dan Hemat (RTS)

197
62
47
47

5.725
5
725
4.125
4.525

875

353 14.375

279

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiKalimantanBarat(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

82.108,8
46.875,3
159 909 4
159.909,4
156.909,5

54.416,8
23.395,5
91 808 3
91.808,3
108.375,4

7.966,8
6.120,8
7 099 4
7.099,4
8.796,1

22.500,0

445.802,9

277.996,0

29.983,1

22.500,0

Pelanggan

Total
166.992,4
76.391,5
258 817 0
258.817,0
274.081,0

776.281,9

L
LAMPIRA
AN A2.11

PROYEK
KSI KEBUT
TUHAN IN
NVESTASI
SISTE
EM KALIM
MANTAN BARAT
B

280

Proyeksi
y
Kebutuhan Investasi Pembangkit,
g , Transmisi & Distribusi
[Fixed Asset Addition]
Kalimantan Barat
(Juta US$)

Tahun

281

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total

Investasi
Pembangkit T/L dan GI
0
13
82
14
322
98
75
37
163
1
75
69
149
21
74
1
119
1
119
27
1.178
283

Distribusi
25
35
37
39
26
38
42
45
33
45
364

Total
38
132
457
151
191
182
211
120
153
191
1.825

PENJELASAN LAMPIRAN A2.


SISTEM KALIMANTAN BARAT
A2.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Sistem Kalimantan Barat (Khatulistiwa) merupakan salah satu sistem besar di
pulau Kalimantan selain Sistem Kaltim (Mahakam) dan Sistem Kalimantan Selatan
& Tengah (Barito). Saat ini sistem Kalimantan Barat belum terinterkoneksi dengan
sistem Kalimantan Selatan dan Tengah.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik tahun 2011-2020, diperkirakan produksi energi
listrik pada sistem Kalbar meningkat rata-rata 12.7% per tahun, yaitu meningkat
dari 1.121 GWh pada tahun 2011 menjadi 3.304 GWh pada tahun 2020.
Faktor beban diperkirakan antara 67.6% sampai 76.9%
Beban puncak sistem Kalbar pada tahun 2011 sebesar 186 MW akan meingkat
menjadi 548 MW pada tahun 2020 dengan tersambungnya beberapa sistem
isolated yaitu sistem Singkawang, Sambas, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga
Pinoh, Ngabang dan Ketapang. Sistem-sistem kecil lainnya masih beroperasi
isolated.
Proyeksi kebutuhan beban sistem Kalimantan Barat tahun 2011 2020 diberikan
pada Lampiran A2.1.
A2.2 Neraca Daya
Sistem interkoneksi
Sistem interkoneksi Kalimantan Barat termasuk salah satu wilayah yang memiliki
potensi pertumbuhan tinggi, yaitu tumbuh rata-rata 12,6% per tahun sampai
dengan tahun 2020. Saat ini, di Kalimantan Barat terdapat sewa PLTD lebih dari
100 MW. Kapasitas terpasang pembangkit saat ini adalah 270 MW (termasuk
sewa), dimana semua pembangkit di sistem Kalbar menggunakan BBM sehingga
biaya operasi sangat tinggi.
Tambahan pembangkit pada sistem Kalbar seluruhnya masih dalam tahap
rencana, kecuali PLTU Percepatan Tahap 1, yaitu PLTU Parit Baru (2x50 MW) dan
PLTU Kura-kura (2x25 MW) yang direncanakan beroperasi tahun 2013.
Penandatangan kontrak untuk kedua PLTU ini sudah dilaksanakan pada tahun
2009.
282

Pada tahun 2014 dan 2015 sistem Kalimantan Barat akan melakukan pembelian
listrik dari Serawak sebesar 50 MW pada LWBP dan 120 MW pada WBP untuk
menggantikan pembangkit berbahan bakar minyak. Dalam jangka panjang (setelah
tahun ke-5) dimungkinkan seluruh pembelian tenaga listrik dari Serawak adalah
hanya selama WBP, hal ini dapat menunda kebutuhan pembangkit peaking yang
berbahan bakar mahal
Dari neraca daya sistem Kalimantan Barat terlihat bahwa reserve margin akan
mencapai 57% pada tahun 2013. Namun hal ini masih dapat diterima dengan
pertimbangan proyek-proyek PLTU Kalbar berisiko terlambat karena berbaga
sebab, interkoneksi dengan Serawak tidak ada klause take or pay yang berbasi
power pada WBP.
PLTU Batubara
Dengan adanya sumber batubara di Kabupaten Sintang, maka direncanakan
PLTU batubara 3x7 MW di Sintang untuk beroperasi pada tahun 2012. Selain itu
PLTU IPP juga akan dilaksanakan di Ketapang sebesar 2x10 MW.
PLTU Pantai Kura-kura FTP1 (2x27,5 MW) dan PLTU Parit Bru FTP1 (2x50)
diharapkan beroperasi pada tahun 2013. PLTU batubara (ex Loan China 2x50
MW) di Parit Baru juga diharapkan beroperasi pada tahun 2014.
Untuk memenuhi kebutuhan demand jangka panjang di Kalbar, maka
direncanakan pembangunan PLTU Kalbar-1 sebesar 2x50 MW dan PLTU Kalbar-2
(2x50 MW). PLTU IPP Pontianak-2 diperkirakan akan mundur dalam waktu yang
lama, sedangkan PLTU IPP Pontianak 3 diharapkan dapat beroperasi pada tahun
2015.
Interkoneksi Kalbar - Sarawak
Tujuan dari interkoneksi Kalbar-Sarawak adalah untuk menurunkan BPP dengan
menggantikan pembangkit BBM, meningkatkan keandalan sistem Kalbar dan
mengantisipasi keterlambatan pembangunan proyek PLTU. Proyek ini diperkirakan
akan selesai pada tahun 2014. Pola operasi 5 tahun pertama adalah impor 50 MW
flat pada LWBP dan maksimum 180 MW (on top dari beban dasar) pada WBP.
Tidak ada ketentuan take or pay yang berbasis daya. Setelah 5 tahun akan
berubah menjadi power exchange.
Proyek-proyek strategis:

283

Proyek PLTU Percepatan Tahap 1 (PLTU Parit Baru dan PLTU Pantai KuraKura) merupakan proyek strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat
mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini sudah terjadi, juga sekaligus
akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting.

PLTU Parit Baru Loan China (FTP2) 2x50MW dan PLTU Pontianak-3
diharapkan dapat beroperasi tepat waktu karena diperlukan oleh sistem
Kalbar.

Neraca Daya sistem Kalbar diberikan pada Lampiran A2.2.


A2.3 Proyek-proyek IPP yg terkendala
Telah cukup jelas diuraikan pada Lampiran A2.3.
A2.4 Neraca Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan
pengembangan pembangkit, produksi energi per jenis energi primer di sistem
Kalimantan Barat diberikan pada Lampiran A2.4.
Rencana pembangunan beberapa PLTU di Kalbar merupakan salah satu usaha
mengurangi biaya operasi pembangkitan mengingat pembangkit di Kalbar 100%
berbahan bakar minyak, HSD dan MFO. Adanya sumber batubara di Kabupaten
Sintang juga membuka peluang pembangunan PLTU batubara di daerah tersebut.
Peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.

Peranan MFO yang pada tahun 2010 masih cukup tinggi di Kalbar. Produksi
dengan menggunakan BBM adalah sebesar 650 GWh dan produksi dengan
BBM dari pembangkit sewa sebesar 718 GWh (termasuk sistem isolated).
Pada tahun 2011 karena belum adanya pengoperasian pembangkit baru
berbahan bakar selain BBM, maka produksi dengan BBM untuk sistem
interkoneksi akan mencapa 1.121 GWh.

b.

Sejalan dengan rencana pengoperasian PLTU, maka diharapkan


penggunaan BBM sebagai bahan bakar utama pada sistem kelistrikan Kalbar
dapat dikurangi.

c.

Peranan sumber energi lain selain BBM dan batubara juga direncanakan.
Sumber energi tersebut adalah Air. Potensi air di daerah Nanga Pinoh
memberikan peluang untuk memanfaatkan sumber daya tersebut untuk

284

memenuhi kebutuhan listrik. PLTA Nanga Pinoh direncanakan dapat


beroperasi sebesar 98 MW pada tahun 2017/2018.
d.

Peranan HSD hingga tahun 2020 tetap penting, mengingat beberapa sistem
kecil terisolasi dan tidak terhubung ke Grid sistem khatulistiwa masih
menggunakan PLTD sebagai pembangkit.

Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan bahan bakar HSD dan MFO cenderung menurun dari tahun 2011
hingga tahun 2020. Pada tahun 2011 penggunaan HSD dan MFO untuk sistem
interkoneksi sebesar 296 juta liter dan pada tahun 2020 sebesar 12 juta liter.
Volume pemakaian batubara meningkat dari 0,57 juta ton pada tahun 2013
menjadi 1,83 juta ton pada tahun 2020 atau meningkat hampir 4 kali lipat.
Kebutuhan bahan bakar di sistem Kalbar dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2020 dapat dilihat pada Lampiran A2.4.
A2.5 Capacity Balance Gardu Induk
Capacity Balance dibuat berdasarkan prakiraan beban per GI sampai tahun 2020
dengan kriteria penambahan trafo GI dilakukan saat pembebanan trafo terpasang
sudah melebihi 70%. Dengan kriteria tersebut kebutuhan pembangunan GI baru
dan pengembangan trafo GI eksisting untuk sistem Kalimantan Barat sampai
dengan tahun 2020 sebesar 1.240 MVA.
Proyeksi kebutuhan pengembangan gardu induk sistem Kalbar seperti pada
Lampiran A2.5.
A2.6 Rencana Pengembangan Penyaluran
Kebutuhan pembangunan dan pengembangan jaringan transmisi untuk Kalbar
sampai dengan tahun 2020 adalah sepanjang 2.818 kms, meliputi,
Pembangunan transmisi 150 kV baru terkait dengan proyek pembangkit
PLTU percepatan, PLTU IPP dan PLTA.
Pengembangan transmisi 150 kV yang ada di lokasi tersebar di sistem
Kalbar dalam rangka memenuhi kriteria keandalan (N-1) dan untuk
mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan
fleksibilitas operasi.
Pembangunan transmisi 275 kV interkoneksi Kalbar - Sarawak untuk
mendapatkan benefit ekonomi dari energy exchange pada saat terjadi

285

perbedaan marginal cost antara kedua sistem. Interkoneksi ini juga


bermanfaat sebagai contingency apabila konstruksi pembangkit baru
terlambat.
Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Kalimantan Barat diberikan
pada Lampiran A2.6.
A2.7 Peta Pengembangan Penyaluran
Peta pengembangan penyaluran adalah seperti pada Lampiran A2.7.
A2.8 Analisis Aliran Daya
Analisa aliran daya pada sistem Khatulistiwa dilakukan dengan memperhatikan
seluruh pembangkit dan beban yang ada pada neraca daya. Pada RUPTL 20112020 ini hanya dilakukan analisa untuk tahun 2012, 2015 dan 2019.
Prakiraan aliran daya sistem Khatulistiwa dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun 2012
Pada tahun 2012 belum ada tambahan pembangkit baru. Tegangan sistem
tertinggi di GI Singkawang (150 kV) dan tegangan terendah di GI Sintang
(148,5 kV). Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih
memenuhi kriteria N-1.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2011 s.d 2012 adalah transmisi 150 kV
SambasSingkawang, transmisi 150 kV SingkawangBengkayang dan
transmisi 150 kV SiantanTayan.
2. Tahun 2015
PLTU Pantai Kura-Kura (FTP1) 2x27,5 MW, PLTU Parit Baru (FTP1) 2x50
MW, PLTU Parit Baru Loan China (FTP2) , PLTU Pontianak-3 50 MW
sudah beroperasi pada tahun 2013 s.d 2015. Sistem Kalbar juga telah
terinterkoneksi dengan sitem Sarawak. Tegangan sistem tertinggi di GI
PLTU Kura-Kura (150 kV) dan tegangan terendah di GI Sintang (142 kV).
Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria
N-1.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2013 s.d 2015 adalah transmisi 275 kV
Bengkayang Border (Sarawak), transmisi 150 kV Bengkayang Nabang
Tayan Sanggau Sintang.
3. Tahun 2018
PLTU Kalbar-1 2x50 MW, PLTA Nanga Pinoh 89 MW beroperasi pada
tahun 2016-2018. Pola operasi interkoneksi dengan Sarawak masing tetap
sama, yaitu 50 MW di LWBP dan 120 MW di WBP. Tegangan sistem
286

tertinggi di GI PLTU Kura-Kura (153 kV) dan tegangan terendah di GI


Nanga Pinoh (143 kV). Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV
masih memenuhi kriteria N-1.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2016 s.d 2019 ada tiga ruas transmisi
yaitu SUTT 150 kV TayanSandai, SUTT 150 kV SandaiSukadana, SUTT
150 kV SukadanaKetapang.
A2.9 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi
Kebutuhan pengembangan sistem distribusi diperlukan untuk,

Meningkatkan keandalan dan mutu tegangan pelayanan

Perbaikan SAIDI dan SAIFI

Menurunkan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua

Meningkatkan penjualan tenaga listrik dengan menambah pelanggan

Proyeksi kebutuhan fisik distribusi wilayah Kalimantan Barat seperti pada Lampiran
A2.9.
PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI
Provinsi Kalimantan Barat
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
138
120
109
115
122
138
146
155
164
174
1,381

JTR
kms
394
343
312
329
347
394
418
442
469
497
3,944

287

Trafo
MVA
51
53
46
43
50
53
56
59
62
66
540

Pelanggan
44,189
40,543
36,973
38,980
41,105
46,655
49,419
52,353
55,467
58,773
464,457

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI


Provinsi Kalimantan Barat
Juta USD
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM

JTR

10.2
17.2
18.4
18.2
10.3
17.8
19.2
19.1
11.3
18.7
160.7

Trafo

7.5
10.9
11.8
13.7
7.6
11.7
12.9
15.0
9.1
13.2
113.4

Pelanggan

4.9
4.5
4.2
4.3
5.5
5.3
5.8
6.6
7.6
7.6
56.3

Total

2.6
2.4
2.3
2.5
2.8
3.4
3.7
4.1
4.6
5.1
33.6

25.2
35.0
36.7
38.8
26.3
38.1
41.7
44.9
32.7
44.6
364.0

Dari tabel perkiraan kebutuhan distribusi regional Kalimantan Barat tahun 20112020 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Selama kurun waktu tahun 2011-2020 direncanakan membangun JTM


1.381 kms, JTR 3.944 kms, kapasitas gardu distribusi 540 MVA untuk
menunjang penyambungan sejumlah 464 ribu pelanggan.

Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang


pengembangan sistem distribusi tersebut membutuhkan biaya total sebesar
USD 364 juta (JTM USD 161 juta, JTR USD 113 juta, gardu distribusi USD
56 juta dan sambungan pelanggan USD 34 juta) dan diperkirakan setiap
tahunnya dibutuhkan anggaran sebesar USD 36 juta.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari


58,3 % tahun 2010, menjadi 66,5 % di tahun 2014 untuk regional
Kalimantan Barat.

A2.10 Program Listrik Perdesaan

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiKalimantanBarat
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
kms
348,0
182,5
511,0
468,0

JTR
kms

Trafo
MVA

Unit

Jml Pelanggan

dan Hemat (RTS)

221,0
167,6
590,3
645,0

10,0
2,3
2,3
2,4

197
62
47
47

5.725
4.125
4.525

1.509,5 1.623,9

17,0

353

14.375

288

Listrik murah

875

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiKalimantanBarat(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM
82.108,8
46.875,3
159.909,4
156.909,5

JTR

Trafo

Pembangkit

54.416,8
23.395,5
91.808,3
108.375,4

7.966,8
6.120,8
7.099,4
8.796,1

22.500,0

445.802,9 277.996,0

29.983,1

22.500,0

Pelanggan

Total
166.992,4
76.391,5
258.817,0
274.081,0

776.281,9

Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya listrik perdesaan regional
Kalimantan Barat tahun 2011-2014 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Selama kurun waktu tahun 2011-2014 direncanakan membangun JTM


1.510 kms, JTR 1.624 kms, Kapasitas gardu distribusi 17 MVA.

Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang


kegiatan listrik perdesaan tersebut sebesar Rp 776,3 milyar (dengan rincian
JTM Rp 445,8 milyar, JTR Rp 278,0 milyar, gardu distribusi Rp 30,0 milyar,
pembangkit dan sambungan pelanggan Rp 22,5 milyar).

A2.11 Program Energi Baru dan Terbarukan


Lihat Bab 4.11, halaman 96.
A2.12 Proyeksi Kebutuhan Investasi
Proyeksi kebutuhan Investasi pembangkit, transmisi dan gardu induk sistem
Kalimantan Barat diberikan pada Lampiran A2.12.

289

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN

PER PROVINSI

WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT

290

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PER PROVINSI WILAYAH


OPERASI INDONESIA BARAT

A3.

PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

A4.

PROVINSI SUMATERA UTARA

A5.

PROVINSI RIAU

A6.

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

A7.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

A8.

PROVINSI SUMATERA BARAT

A9.

PROVINSI JAMBI

A10. PROVINSI SUMATERA SELATAN


A11. PROVINSI BENGKULU
A12. PROVINSI LAMPUNG
A13. PROVINSI KALIMANTAN BARAT

291

LAMPIRAN A.3
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

A3.1. KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI


Sistem kelistrikan di Aceh terdiri dari sistem interkoneksi 150 kV Sumut-Aceh dan
sub-sistem isolated dengan tegangan distribusi 20 kV. Sekitar 71% dari sistem
kelistrikan Aceh dipasok oleh sistem interkoneksi 150 kV Sumbagut dan sisanya 29%
dilayani oleh pembangkit PLTD isolated tersebar. Saat ini daerah yang sudah dipasok
sistem interkoneksi 150 kV meliputi pantai timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
melalui 7 gardu induk yang terletak di Kabupaten/Kota: Tamiang, Langsa, Aceh Timur,
Lhokseumawe, Bireuen, Pidie dan Pidie Jaya, Banda Aceh dan Aceh Besar, dengan
posisi pembangkit semua berada di Sumut. Peta sistem kelistrikan Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam ditunjukkan pada Gambar A3.1.
Seluruh wilayah pantai barat dan tengah Aceh serta kepulauannya masih dipasok
oleh PLTD berbahan bakar HSD dengan sistem kelistrikan 20 kV.

Gambar A3.1 Peta Sistem Kelistrikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

292

Daerah yang dilayani dari sistem interkoneksi masih dalam kondisi rawan
pemadaman karena jumlah kapasitas pembangkit yang masuk grid tidak mempunyai
cadangan daya yang cukup. Pemadaman dalam skala besar bisa terjadi apabila ada
gangguan pada jaringan transmisi atau ganggguan (atau pemeliharaan) pada unit
pembangkit berkapasitas besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan sewa
genset sebesar 150 MW di 4 lokasi.
Pada sistem isolated 20 kV yang meliputi Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan
Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Aceh
Tenggara, Gayo Lues, Kota Sabang dan Simeulu terdapat genset sewa dengan
kapasitas total 53 MW untuk mengatasi defisit pada sistem isolated tersebut.
Kapasitas terpasang ketujuh GI di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah 390
MVA. Rincian kapasitas GI dan pembangkit Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
masing-masing seperti ditunjukkan pada Tabel A3.1 dan Tabel A3.2.
Tabel A3.1 Kapasitas Gardu Induk Eksisting per 2010
Nama

No

Gardu Induk

Kapasitas Trafo (MVA) Peak Load


#1

#2

#3

1 Banda Aceh
a. Lambaro

30

30

30

10

30

30

b. Juli Bireun

30

30

4 Langsa
a. Alur Dua

30

b. Tualang Cut

10

c. Alur Bate, Idi

30

Jumlah

10

85,9

KIT-PLTD // 20 KV= 57.9 MW

28,4

KIT-PLTD // 20 KV= 20 MW

81,2

KIT-PLTD // 20 KV= 70 MW

44,2

KIT-PLTD // 20 KV= 15 MW

20

3 Lhokseumawe
a. Bayu

Keterangan

60

2 Sigli
a. Tijue

(MW)

10

390

239,7

293

Tabel A3.2. Kapasitas Pembangkit Eksisting per 2010

No

Nama Pembangkit

A Sistem Interkoneksi 150 KV


1 Banda Aceh

Bahan
Bakar

Pemilik

PLTD

HSD

PLN

22

86

Swasta
PLN

45
14

81

Swasta

70

PLN

Swasta

20

PLN

Swasta

15

Genset Sewa
2 Lhokseumawe

PLTD

HSD

Genset Sewa
3 Sigli

PLTD

HSD

Genset Sewa
4 Langsa

Daya
Beban
Mampu Puncak
(MW)
(MW)

Jenis

PLTD

HSD

Genset Sewa
Total A

28
44

194

240

13

13

B Sistem Isolated
1 Takengon
2 Sabang
3 Kutacane

PLTD

HSD

PLN

PLTD

HSD

PLN

PLN

14

PLTD, PLTM HSD, Air

4 Blangkejeren

PLTD

HSD

PLN

5 Meulaboh

PLTD

HSD

PLN

46

23

6 Calang

PLTD

HSD

PLN

6 Sinabang

PLTD

HSD

PLN

7 Blang Pidie

PLTD

HSD

PLN

16

8 Tapaktuan
9 Subulussalam
10 Isolated Kepulauan
Total B

PLTD
PLTD
PLTD

HSD
HSD
HSD

PLN
PLN
PLN

7
19
2
282

4
12
1
172

Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah
mencapai sekitar 325 MW sebagian besar dipasok dari pembangkit-pembangkit yang
berada di provinsi Sumut melalui transmisi 150 kV Pangkalan Brandan Langsa
Idie hingga ke Banda Aceh dengan transfer daya rata-rata 230 MW dan sistem
isolated tersebar rata-rata 85 MW.
Biaya Pokok Penyediaan listrik di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam masih tinggi,
yaitu Rp 2.238/kWh karena masih dioperasikannya banyak PLTD, baik di sistem
interkoneksi maupun sistem isolated.

294

A3.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI PROVINSI NANGGROE


ACEH DARUSSALAM
Pertumbuhan ekonomi daerah Aceh terus meningkat dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir. Hal tersebut sangat terkait dengan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi
pasca bencana tsunami yang dilakukan Badan Rehabilitasi & Rekonstruksi AcehNias pada tahun 2006 s/d 2010. Kondisi keamanan yang kian membaik setelah
penandatanganan MOU Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM pun menjadi awal
penting dalam pemulihan ekonomi Aceh. Kemajuan di sektor ekonomi dan keamanan
ini memberikan konstribusi langsung kepada pertumbuhan kebutuhan energi listrik.
Penjualan pada tahun 2010 tumbuh hinggga 16,9% dan tahun 2011 diperkirakan
akan tumbuh sekitar 13,8%. Selain itu beban puncak sistem kelistrikan juga naik dari
272 MW pada tahun 2009 menjadi 299 MW pada tahun 2010.
Rata-rata pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir adalah 16,4%
per tahun, dimana penjualan pada tahun 2006 sebesar 839 GWh telah meningkat
menjadi 1.492 GWh pada tahun 2010.
Penjualan terbesar adalah dari sektor rumah tangga sebesar 961 GWh (64%),
kemudian sektor bisnis sebesar 268 GWh (18%) seperti ditunjukkan pada Tabel A3.3.
Tabel A3.3. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2010
No
1
2
3
4

Kelompok
Tarif
Rumah Tangga
Komersil
Publik
Industri
Jumlah

Energi Jual
(GWh)
960,7
267,6
219,5
44,1
1.491,9

Porsi
(%)
64,4
17,9
14,7
3,0
100,0

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan mempertimbangkan


kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio
elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020 diberikan
pada Tabel A3.4.

295

Tabel A3.4. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
1.698
1.936
2.206
2.508
2.842
3.208
3.609
4.044
4.515
5.024
12,9%

Produksi
(Gwh)
1.855
2.111
2.402
2.727
3.084
3.476
3.904
4.368
4.869
5.409
11,7%

Beban Puncak
(MW)
308
349
394
444
499
559
623
692
766
845
11,0%

Pelanggan
1.029.254
1.068.448
1.108.619
1.149.798
1.184.089
1.214.687
1.246.105
1.279.552
1.313.920
1.349.252
3,2%

A3.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik 10 tahun ke depan diperlukan
pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi dengan memperhatikan
potensi energi primer setempat sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Potensi sumber energi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tersedia cukup besar,
yaitu panas bumi 589 MW, tenaga air 1.482 MW dan cadangan batubara 1,7 miliar
ton. Peta potensi sumber energi diperlihatkan pada Gambar A3.2. Disamping itu di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam juga terdapat cadangan gas, namun sudah
dieksploitasi dan saat ini sudah jauh berkurang.

296

Gambar A3.2. Peta Sumber Energi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Pengembangan Pembangkit di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai tahun 2020 diperlukan
pembangunan pusat pembangkit dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
yang akan diinterkoneksikan ke sistem 150 kV Sumatera dengan daya sebesar 1.102
MW dan pada sistem isolated dengan daya sebesar 65 MW dengan rincian diberikan
pada Tabel A3.5.

297

Tabel A3.5. Rencana Pengembangan Pembangkit


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Proyek
Meulaboh #1,2 (FTP1)
Tapaktuan
Aceh
Aie Tajun / Sinabang
Lhokseumawe
Sabang (FTP2)
Singkil
Meulaboh
Takengon
Aceh Timur
Meulaboh #3,4
Peusangan 1-2
Lho Pria Laot
Seulawah (FTP2)
Peusangan-4
Jaboi (FTP2)
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU
PLTU
PLTG
PLTGB
PLTG
PLTGB
PLTGB
PLTM
PLTM
PLTG
PLTU
PLTA
PLTP
PLTP
PLTA
PLTP

PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

Kapasitas
(MW)
220
14
66
6
120
8
8
10
1.5
70
400
88
7
55
83
10
1167

COD
2012
2012
2012-13
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2015-16
2016
2017
2017
2018
2019

Pembangunan PLTP Seulawah 55 MW saat ini sedang dalam proses pelelangan


WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) oleh Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan WKP PLTP Jaboi di Sabang 10 MW sudah dilelang oleh Pemko
Sabang.
Mengingat daya pembangkit pada sistem interkoneksi Sumut Aceh belum
seimbang dengan demand yang ada, maka beroperasinya PLTA Peusangan 88 MW,
PLTG Lhokseumawe 120 MW, PLTU Meulaboh/Nagan Raya 200 MW, dan PLTP
Seulawah Agam 55 MW sangat penting untuk memperbaiki sistem kelistrikan Aceh.
Untuk mengatasi defisit kelistrikan saat ini, sampai dengan beroperasinya PLTU
Nagan 2x100 MW telah dilakukan tambahan sewa pembangkit diesel pada sejumlah
subsistem 150 KV dan Isolated 20 KV, sebagai berikut: Banda Aceh 45 MW, Sigli 20
MW, Lhokseumawe 70 MW, Langsa 15 MW, Calang 4 MW, Sabang 2 MW, Meulaboh
15 MW, Kuta Fajar 2,5 MW, Kutacane 6 MW, Blang Keujeuren 2 MW, Takengon 4
MW, Rimo 7 MW, Blang Pidie 4 MW dan Sinabang 3 MW.
Untuk penyediaan listrik jangka panjang dan sekaligus memperbaiki biaya pokok
penyediaan listrik di sistem kecil isolated akan dibangun PLTU skala kecil di Tapak
Tuan 2x7 MW, PLTGB di Sinabang 6 MW, Singkil 8 MW, dan Sabang 8 MW.

298

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan Gardu Induk
Pembangunan GI baru untuk mengevakuasi energi listrik dari pembangkit skala besar
dan dari hasil perkiraan pertumbuhan dan capacity balance per gardu induk, maka
kebutuhan penambahan kapasitas trafo GI di PLN Wilayah Aceh tahun 2011 s/d 2020
untuk pembangunan GI baru adalah sebesar 690 MVA dan extension GI sebesar 660
MVA. Disamping itu juga akan dibangun GI 275 kV di Aceh dengan total kapasitas
1.250 MVA sampai dengan tahun 2020.
Tabel A3.6. Pengembangan GI Baru
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama Gardu Induk


Jantho
Meulaboh
Panton Labu
Blang Pidie
Kutacane
Sabulussalam
Takengon
Tapak Tuan
Blang Kjeren
Krueng Raya
Samalanga
Ulee Kareng
Cot Trueng
Lam Pisang
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

299

Kapasitas
(MVA)
30
60
30
30
30
30
60
30
30
60
30
120
30
120
690

COD
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2018

Tabel A3.7. Pengembangan Extension GI Baru


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Nama Gardu Induk


Banda Aceh
Sigli
Lhokseumawe
Langsa
Tualang Cut
Banda Aceh
Idi
Sigli
Bireuen
Jantho
Meulaboh
Tualang Cut
Cot Trueng
Panton Labu
Samalanga
Bireun
Subulussalam
Tualang Cut
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
60
30
60
30
30
60
30
60
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
660

COD
2011
2011
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2018
2019
2019
2019
2020
2020
2020

Tabel A3.8. Pengembangan GI 275 kV


No

Nama Gardu Induk

Tegangan

Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)

1 Lhokseumawe
2 PLTU Meulaboh

275/150 kV

Baru

250

20.08

2015

275/150 kV

Baru

250

20.08

2015

3 Sigli
4 Ulee Kareng

275/150 kV

Baru

250

25.98

2015

275/150 kV

Baru

500

21.03

2018

1250

87.2

Jumlah

Pengembangan Transmisi
Rencana pembangunan transmisi sampai dengan tahun 2020 adalah 1.645 kms
(150 kV) dan 452 kms (275 kV) dengan kebutuhan dana sekitar US$ 263,2 juta seperti
yang ditampilkan dalam Tabel A3.9 dan Tabel A3.10.

300

Tabel A3.9. Pembangunan Transmisi 150 kV


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Dari
Jantho
Meulaboh
Panton Labu
Sigli
Bireun
Blang Pidie
Brastagi/Berastagi
PLTU Meulaboh
Sidikalang
Krueng Raya
Samalanga
Takengon
Ulee Kareng
Cot Trueng
PLTA Peusangan-1
PLTA Peusangan-2
PLTP Seulawah
Banda Aceh
Takengon
Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Inc. (Sigli-Banda Aceh)


PLTU Meulaboh
Inc. (Idi-Lhokseumawe)
PLTU Meulaboh
Takengon
Tapak Tuan
Kutacane
Blang Pidie
Sabulussalam
Ulee Kareng
Inc. (Bireun-Sigli)
Blang Kjeren
Banda Aceh
Inc. (Bireun-Lhokseumawe)
PLTA Peusangan-2
Takengon
2 Pi Inc. (Sigli-Banda Aceh)
Lam Pisang
PLTA Peusangan-4

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2

cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,

1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Zebra
2 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Zebra
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
1
60
2
333
126
130
290
190
111.2
60
4
174
40
6
14
22
32
30
20
1645

0.1
3.3
0.1
75.0
9.6
7.2
16.1
10.5
6.2
4.6
0.2
9.6
9.0
0.3
1.1
1.7
3.5
2.3
1.1
161.5

COD
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2016
2016
2017
2018
2018

Tabel A3.10. Pembangunan Transmisi 275 kV


No
1 Sigli
2 Sigli
Jumlah

Dari

Ke

Tegangan

Lhokseumawe
Ulee Kareng

275 kV
275 kV

Konduktor
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 2 Zebra

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
322
72.5
130
29.3
452
101.7

COD
2015
2018

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tersebut di point 2.2 di atas, diperlukan tambahan
pelanggan baru 362 ribu pelanggan atau rata-rata 36.200 pelanggan setiap tahunnya.
Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan JTM 11.979 kms,
JTR sekitar 13.558 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 720.3 MVA,
seperti ditampilkan dalam Tabel A3.11.

301

Tabel A3.11. Rincian Pengembangan Distribusi


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
878
937
1.000
1.068
1.140
1.216
1.298
1.385
1.478
1.578
11.979

JTR
kms
994
1.061
1.132
1.208
1.290
1.377
1.469
1.568
1.673
1.786
13.558

Trafo
MVA
53
56
60
64
69
73
78
83
89
95
720

Pelanggan
42.227
39.193
40.171
41.179
34.291
30.598
31.418
33.447
34.369
35.332
362.225

A3.4. PENGEMBANGAN PULAU WEH SABANG


Sabang merupakan merupakan kawasan istimewa karena berada pada jalur lalu
lintas pelayaran dan penerbangan internasional, sehingga menjadi salah satu pintu
gerbang kegiatan ekonomi Indonesia. Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam telah
menetapkannya sebagai kawasan industri yang akan menjadi pusat kemajuan
ekonomi Aceh. Untuk memajukan Sabang, telah dibentuk BPKS (Badan
Pengusahaan Kawasan Sabang) dengan harapan dapat menjadi fasilitator dalam
pengembangan ekonomi baik skala provinsi, nasional, regional dan international.
Disamping itu pulau yang eksotis ini juga akan dikembangkan menjadi kawasan
wisata bahari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Untuk mempercepat pengembangan Sabang, penyediaan tenaga yang memadai dan
handal sangatlah diperlukan. Sistem kelistrikan saat ini dipasok dari PLTD dan
genset sewa dengan daya mampu 4,2 MW dan beban puncak 2,8 MW.
Potensi energi panas bumi di Sabang diperkirakan sebesar 70 MW, namun yang
akan dikembangkan oleh Pemko Sabang saat ini sebesar 2 x 5 MW yang diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2013 dan 2017. Dalam rangka mendukung
pengembangan kawasan Sabang oleh Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam, PLN
mendorong pembangunan PLTP Jaboi 7 MW oleh IPP dan siap untuk membeli
dengan harga yang wajar. Disamping itu untuk menjaga kemungkinan kemunduran
beroperasinya PLTP Jaboi, PLN juga akan PLTGB 8 MW pada tahun 2013.

302

A3.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam
Tabel A3.12.
Tabel A3.12. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
1,698
1,936
2,206
2,508
2,842
3,208
3,609
4,044
4,515
5,024
31,591

Produksi
Energi
(Gwh)
1,855
2,111
2,402
2,727
3,084
3,476
3,904
4,368
4,869
5,409
34,205

Beban
Puncak
(MW)
308
349
394
444
499
559
623
692
766
845
5,478

Pembangkit
(MW)

303

0
278
176
70
200
288
62
83
10
0
1,167

GI
(MVA)
90
120
240
300
930
60
30
650
90
90
2,600

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
396
847
278
328
36
32
180
0
0
2,097

46
494
240
127
462
455
217
251
101
78
2,472

LAMPIRAN A.4
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA UTARA

A4.1. KONDISI SAAT INI


Sistem kelistrikan di Provinsi Sumatera Utara dipasok dengan menggunakan sistem
transmisi 150 kV (tidak termasuk Pulau Nias / Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Pulau
Tello dan Pulau Sembilan yang beroperasi secara isolated). Saat ini beban puncak
sekitar 1.339 MW dan dipasok oleh Sektor Pembangkitan Belawan, Sektor
Pembangkitan Medan, Sektor Pembangkitan Pandan dan Sektor Pembangkitan
Labuhan Angin. Pada saat ini PLN juga melakukan swap energi dengan PT Inalum
untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan beban puncak.
Disamping pusat-pusat pembangkit di atas, ada beberapa PLTMH yang memasok
listrik langsung ke sistem distribusi (20 kV) dan IPP PLTP Sibayak sebesar 10 MW.
Sehubungan dengan kurangnya pasokan listrik di Sumatera Utara sebagai akibat dari
tidak seimbangnya penambahan pembangkit dan pertumbuhan beban, maka pada
saat beban puncak diberlakukan pemadaman bergilir. Untuk menanggulangi
pemadaman yang berkepanjangan, PLN Wilayah Sumatera Utara melakukan
demand side management dengan cara mengurangi laju pertumbuhan beban, yaitu
membuat kuota (pembatasan) jumlah sambungan baru.
Jumlah GI di Sumatera Utara adalah 32 buah dengan kapasitas trafo 2.146 MVA.
Peta kelistrikan sistem Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar A4.1.

304

ke
GI Langsa
(NAD)

PLTU P.Susu #1,2 (FTP1)


2 x 220 MW 2012/2013
PLTU P. Susu #3,4
ACSR 2 x 430 mm2 2 x 200 MW 2015
80 km - 2011

ACSR 2 x 430 mm2


11 km 2013

ACSR 1 x 240 mm2


15 km 2013

T. Pura

PLTG Paya Pasir


90 MW (Total)

11
4

to
GI Kutacane
(NAD)

Binjai 13
2

11
12

ACSR 1 x 240 mm
178 km - 2013

ACSR 1 x 240 mm2


40 km 2014

Galang

ACSR 1 x 240 mm2


33 km - 2013

Negeri
Dolok

PLTM Tersebar
Karai1(2x5)
Karai7(2x3,2)
Karai12(2x3,7)
Karai13(2x4,2)

G.Para

PLTP Sibayak
10 MW

ACSR 1 x 240 mm2


55,6 km - 2013

Pematang
Siantar

Namurambe

Sei Rotan
Kuala Namu

Titi
Kuning

ACSR 2 x 430 mm2


40 km 2012

Denai

ACSR 2 x 240 mm2


17 km 2013

T.Morawa
2

ACSR 2 x 430 mm

Galang 10 km 2012

PLTD Titi Kuning


6 x 4,14 MW

Kisaran

ACSR 4 x 282 mm
200 km - 2020

Sidikalang
Pangururan

Porsea

ACSR 1 x 240 mm2


13 km - 2013 ACSR 1 x 240 mm2
30 km - 2017

PLTA Simonggo 2
86 MW 2017

P
ACSR 1x 240 mm
2 km - 2019

ACSR 1 x 240 mm2


25 km - 2018

PLTP Simbolon Samosir


2 x 55 MW 2019

ACSR 2 x 430 mm2


97 km - 2013

ACSR 1 x 240 mm2


65 km 2012

Rantau
Prapat
Kota
Pinang

Tarutung
P

PLTP Sipoholon
Ria-Ria
Sarulla
55 MW 2019
ACSR 2 x 430 mm2
69 km - 2013 PLTP Sarulla 1 (FTP2)
330 MW 2014/2015
PLTP Sarulla 2 (FTP2)
110 MW 2017

Sibolga
Labuhan
Angin

Aek
Kanopan

PLTA Asahan III (FTP2)


174 MW 2016

ACSR 2 x 240 mm2


11 km - 2016
Asahan III

ACSR 1 x 240 mm2


7 km - 2013

Labuhan
Bilik

PLTA Hasang
40 MW 2017
Dolok Sanggul/
Parlilitan

PLTA Asahan I
180 MW 2010

Asahan I

Simangkok

Tele

Salak

PLTMH tersebar
Parlilitan (3x2,5), Hutaraja(2x2,5),
Pakkat(2x5), TaraBintang(2x5),
Simonggo(3x3), Rahu1(2x4),
Rahu2(2x2,5)

Perbaungan
GIS Listrik

ACSR 2 x 430 mm2


159 km - 2013

ACSR 1 x 240 mm2


30 km - 2013

PLTMH tersebar
LaeOrdi1(2x2,5),LaeOrdi
2(2x5),LaeKombih2(2x4) 2

CU 1000
KIM
10 km 2015

Paya Geli

Kualatanjung

Renun

to
GI Sabussalam
(NAD)

Brastagi

PLTA Renun
2 x 41 MW

Lamhotma

Glugur

Binjai

PLTU Sewa
Kuala Tanjung
3x120 MW 2013
ACSR 2 x 240 mm2
15 km - 2013

Tebing
Tinggi

15

A
2

Paya Pasir

Mabar

PLTU Belawan
4 x 65 MW

ACSR 2 x 240 mm2


6,2 km 2012

Labuhan
G

PLTG Glugur
19,85 MW & 12,85 MW

5 6

Perbaungan
10 7
3
9
1
14
16

ACSR 2 x 430 mm2


80 km - 2013

PLTG BELAWAN
400 MW 2013

GU
U

P. Brandan

PLTA Wampu
45 MW 2014

Belawan G

PLTGU Belawan
395,3 MW & 422,5 MW

U
A

PLTU Labuhan Angin


2 x 115 MW

ke
GI Bagan Batu
(Riau)

Gunung
Tua

PLTA Sipan
17 MW & 33 MW

Padang
Sidempuan
ACSR 1 x 240 mm2
70 km 2013

ACSR 2 x 430 mm2


300 km - 2014

Panyabungan
Edit
September 2011

Rencana 275 kV HVDC U


Rencana 500 kV HVDC

PLTU

PLTD

PLTG

PLTA

PLTGU P

PLTP

Kit Eksisting
Kit Rencana

GU

ke
GI Payakumbuh
(Sumatera Barat)

AC

PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN

PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA UTARA
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV

PLTP Sorik Merapi


(FTP2) 240 MW 2018

S
23 R 1
km x 2
- 2 40
01 mm
7

PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

GI Rencana
GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc

Gambar A4.1. Peta Kelistrikan Sumatera Utara

Penjualan tenaga listrik PLN di provinsi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan


yang sejalan dengan pertumbuhan ekonominya. Namun pasokan tenaga listrik
(pembangkitan) mengalami penurunan daya mampu (derating capacity) karena umur
pembangkit yang semakin tua dan penambahan kapasitas pembangkit baru yang
relatif kecil. Secara lebih rinci, kapasitas pembangkit dapat dilihat pada Tabel A4.1.

305

Tabel A4.1. Kapasitas Pembangkit Sistem Interkoneksi per 2010


No.

Pembangkit

A Sektor Pembangkitan Belawan


1 PLTU Belawan
PLTU Belawan
2 PLTGU Belawan
PLTGU Belawan
PLTGU Belawan
PLTGU Belawan
PLTGU Belawan
PLTGU Belawan
3 PLTG Belawan TTF
B Sektor Pembangkitan Medan
1 PLTG Glugur
PLTG Glugur
PLTG Glugur TTF
2 PLTG Paya Pasir
PLTG Paya Pasir
PLTG Paya Pasir
PLTG Paya Pasir TTF
PLTG Paya Pasir TTF
3 PLTD Titi Kuning
4 PLTD Sewa Paya Pasir (Arti Duta)
5 PLTD Sewa Belawan (AKE)
C Sektor Pembangkitan Pandan
1 PLTMH Batang Gadis
2 PLTMH Tonduhan
3 PLTMH Kombih I
4 PLTMH Kombih II
5 PLTMH Boho
6 PLTMH Aek Raisan
7 PLTMH Aek Silang
8 PLTMH Aek Sibundong
9 PLTA Sipansihaporas
10 PLTA Lau Renun
D Sektor Pembangkitan Labuhan Angin
1 PLTU Labuhan Angin
E IPP
1 PLTP Sibayak
2 PLTA Asahan I
3 PLTMH Parlilitan
4 PLTMH Silau II
F Excess Power
1 PT Growt Sum.#1
2 PT Growt Sum.#2
3 PT Growt Asia
TOTA L

Unit

Tahun
Operasi

1,2
3,4
GT 1.1
GT 1.2
ST 1.0
GT 2.1
GT 2.2
ST 2.0
-

1984
1989
1993
1988
1995
1995
1994
1994
-

1
2
3
1,2
3,4
5
6
7
1-6
-

1975
1967
2008
1976
1978
1983
2008
1976
2008
2008

1,2
1,2
1,2
1,2
1
1,2
1
1
1,2
1,2

1994
1987/88
1987/88
1987/88
1989
1987/89
1988
1987
2003/04
2005/06

1,2

2008

1,2
-

2008
2010
2010
2010

2009
2010
2011

306

Kapasitas
Terpasang
(MW)
1.183
130
130
118
129
149
130
130
163
105
300
20
13
12
29
40
21
22
34
25
20
65
139,5
0,9
0,4
1,5
1,5
0,2
1,5
0,8
0,8
50,0
82,0
230
230
206
11
180
8
8
25
6
9
10
2.084

Daya
Mampu
(MW)
1.033
90
105
105
115
120
130
130
133
105
213
0
0
11
0
33
17
18
34
18
18
65
136,3
0,8
0,4
1,2
1,1
0,2
1,3
0,7
0,7
50,0
80,0
210
210
205
10
180
8
8
25
6
9
10
1.822

Sedangkan kapasitas pembangkit PLTD isolated yang beroperasi di Gunung


Sitoli,Teluk Dalam (Pulau Nias), Pulau Sembilan (Kabupaten Langkat) dan Pulau
Tello (Kabupaten Nias Selatan) ditunjukkan pada Tabel A4.2.
Tabel A4.2. Pembangkit Sistem Isolated per 2010
No

Daya
Terpasang
Mampu
(kW)
(kW)

Lokasi PLTD

1 Gunung Sitoli
- PLTD PLN
- PLTD Sewa
- PLTD Sewa
Total PLTD Gunung Sitoli
2 Teluk Dalam
- PLTD PLN
- PLTD Sewa
Total PLTD Teluk Dalam
3 Pulau Tello
- PLTD PLN
Total PLTD Pulau Tello
Total PLTD Cabang Nias

12.178
5.920
6.500
24.598

4.650
4.700
4.650
14.000

3.380
5.225
8.605

1.850
4.070
5.920

700
700
33.903

400
400
20.320

Kota Medan merupakan pusat beban terbesar di Sumatera Utara (hampir 60% dari
seluruh demand di provinsi ini) dengan tingkat pertumbuhan beban yang tinggi.
Dengan adanya pembangunan KIM 3 (Kawasan Industri Medan tahap tiga)
diperlukan penambahan GI baru untuk mengurangi beban lebih pada beberapa GI,
misalnya GI Titi Kuning, GIS Listrik dan GI KIM.
Di Sumatera Utara masih terdapat beberapa daerah pelayanan listrik yang
tegangannya terlalu rendah akibat dipasok oleh jaringan yang terlalu panjang (sampai
200 km dari gardu induk). Situasi ini telah diketahui oleh PLN dan direncanakan
penanggulangannya dalam RUPTL ini.

A4.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK


Dari penjualan tenaga listrik PLN pada lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020
diberikan pada Tabel A4.3.

307

Tabel A4.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Sales
(Gwh)
7.257
7.921
8.642
9.421
10.258
11.210
12.250
13.388
14.631
15.991
9,2%

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Produksi
(Gwh)
7.998
8.721
9.487
10.320
11.212
12.226
13.331
14.537
15.853
17.289
8,8%

Beban Puncak
(MW)
1.363
1.484
1.612
1.750
1.899
2.068
2.251
2.451
2.669
2.907
8,9%

Pelanggan
2.676.942
2.797.208
2.915.928
3.032.281
3.134.869
3.248.825
3.367.041
3.489.681
3.616.919
3.748.935
3,9%

A4.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi, GI dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi yang tersedia di Sumatera Utara untuk membangkitkan energi listrik
cukup besar dalam bentuk tenaga air dan panas bumi. Namun provinsi ini tidak
mempunyai potensi batubara sedangkan sumber gas alam telah mengalami
penurunan.Potensi tenaga air dapat dilihat pada Tabel A4.4 dan Tabel A4.5.
Tabel A4.4. Daftar Potensi PLTA > 10 MW
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Perkiraan
Kapasitas
Pengembang
COD
(MW)
Asahan 3
2015
PLN
174
Wampu
2016
IPP
84
Asahan 4-5
2017
PLN
60
Simanggo-2
2018
PLN
59
Bila-2
2019
PLN
42
Kumbih-3
2019
PLN
42
Sibundong-4
2019
PLN
32
Lake Toba
2020
PLN
400
Ordi-3
2020
PLN
18
Ordi-5
2020
PLN
27
Raisan-1
2020
PLN
26
Siria
2020
PLN
17
Toru-2 (Tapanuli Utara)
2020
PLN
34
Toru-3 (Tapanuli Utara)
2026
PLN
228
Nama

308

Pada saat ini terdapat sebuah proposal proyek IPP unsolicited PLTA Batang Toru
500 MW yang berlokasi di Tapanuli Selatan. Saat ini perusahaan yang mengajukan
proposal proyek sedang melakukan pra studi kelayakan (Pre-FS). Apabila proyek
tersebut layak secara teknis, keekonomian dan sesuai dengan kebutuhan sistem
kelistrikan Sumatera, maka proposal proyek IPP unsolicited tersebut akan diproses
lebih lanjut.
Tabel A4.5. Daftar Potensi PLTM < 10 MW
NO
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

NAMA PEMBANGKIT
IPP
Parluasan
Huta Raja
Pakkat 1
Lau Gunung
Lae Ordi
Lae Kombih 3
Batang Toru
Karai 1
Karai 7
Karai 12
Karai 13
Lae Ordi 2
Tara Bintang
Raisan Huta Dolok
Raisan Naga Timbul
Sei Wampu 1
Rahu 1
Rahu 2
Sidikalang 1

DAYA
(MW)
4,2
5,0
10,0
10,0
10,0
8,0
7,5
10,0
6,7
6,0
8,3
10,0
10,0
7,0
7,0
9,0
9,2
5,0
8,6

LOKASI
Tobasa
Humbahas
Humbahas
Dairi
Pakpak Barat
Pakpak Barat
Taput
Simalungun
Simalungun
Simalungun
Simalungun
Pakpak Barat
Humbahas
Tapteng
Tapteng
Langkat
Humbahas
Humbahas
Dairi

COD
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014

NO
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
II
1
2
3
4
5

NAMA PEMBANGKIT

DAYA
(MW)
8,6
7,4
6,0
7,0
9,0
10,0
7,0
3,0
10,0
10,0
78,0

Sidikalang 1
Sidikalang 2
Simbelin 1
Simonggo
Sei Wampu 2
Lae Kombih 4
Aek Sisiran
Aek Rambe
Batang Toru 3
Batang Toru 4
Total IPP
EXCESS POWER
PT.Evergreen Paper Int
2,0
PTPN III Sei Mangkei
3,5
PT Nubika Jaya
15,0
PT Victorindo Alam Lestari
8,0
PLTU Nias
31,0
Total Excess Power
59,5
Total
137,5

LOKASI

COD

Dairi
Dairi
Dairi
Humbahas
Langkat
Pakpak Barat
Humbahas
Humbahas
Taput
Taput

2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015

Deli Serdang
Simalungun
Labuhan Batu
Padang Lawas
Gunung Sitoli

2012
2012
2012
2012
2014

Berdasarkan Master Plan Study for Power Development in the Republic of Indonesia
oleh WestJEC/Direktorat Jendral Minerbapabum tahun 2007, potensi panas bumi yang
terdapat di Provinsi Sumatera Utara adalah seperti ditunjukkan pada Tabel A4.6.
Tabel A4.6 Daftar Potensi Panas Bumi
Lokasi Panas Bumi

Keterangan

Potensi
(MW)

Sarulla & Sibual Buali


Sibayak/Lau Debuk-Debuk
Sorik Merapi
Sipaholon
G. Sinabung
Pusuk Bukit
Simbolon

Existing / Expansion
Existing / Expansion
High Possibility
Low Possibility
Tidak cukup data
Tidak cukup data
Tidak cukup data

660
160
500
50
-

309

Dibatasi Oleh
Taman Nasional Demand
(MW)
(MW)
630
630
40
40
100
100
50
50
-

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara hingga tahun 2020 diperlukan
pembangunan pembangkit sebagaimana diperlihatkan pada Tabel A4.7.
Tabel A4.7. Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Proyek
Pangkalan Susu #1,2 (FTP1)
Belawan
Sumbagut
PLTM Tersebar Sumut
Wampu
Nias
Sarulla I (FTP2)
Nias (FTP2)
Pangkalan Susu #3,4 (FTP2)
Asahan III (FTP2)
Hasang
Sarulla II (FTP2)
Simonggo-2
Sorik Marapi (FTP2)
Simbolon Samosir
Sipoholon Ria-Ria
Pembangkit Peaker
Sumut-2
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU
PLTG
PLTU
PLTM
PLTA
PLTGB
PLTP
PLTU
PLTU
PLTA
PLTA
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
PLTG
PLTU

PLN
PLN
Sewa
Swasta
Swasta
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
Sewa

Kapasitas
(MW)
440
400
360
154
45
8
330
21
400
174
38
110
86
240
110
55
200
225
3396

COD
2012-13
2013
2013
2013-15
2014
2014
2014-15
2014-15
2015
2016
2017
2017
2017
2018
2019
2019
2020
2020

Pengembangan Transmisi
Di Sumatera dalam waktu dekat akan terwujud transmisi 275 kV sebagai tulang
punggung sistem interkoneksi Sumatera 1 . Transmisi 275 kV ini dapat menyalurkan
energi listrik antar provinsi di Sumatera yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit
utama seperti PLTU batubara, PLTP dan PLTA skala besar, untuk ditransmisikan ke
pusat-pusat beban. Selain itu direncanakan pula pengembangan transmisi 150 kV
yang merupakan jaringan regional untuk menyalurkan tenaga listrik dalam kawasan
yang lebih terbatas.
Sampai dengan tahun 2020 diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 2.262 kms
guna mendukung program penyaluran dan target target yang telah ditetapkan, yaitu
untuk mengatasi bottleneck penyaluran daya, mengevakuasi daya dari pusat
1

Di Sumatera juga direncanakan pembangunan transmisi 500 kV sebagai tulang punggung sistem
kelistrikan Sumatera pada koridor timur. Transmisi 500 kV tersebut direncanakan masuk Sumatera
Utara setelah tahun 2020.

310

pembangkit, mendapatkan tegangan pelayanan yang baik dengan membatasi panjang


JTM, menurunkan losses transmisi dan distribusi, serta meningkatkan keandalan
sistem tenaga listrik.
Rencana pembangunan transmisi di Provinsi Sumut diberikan pada Tabel A4.8 dan
Tabel A4.9.
Tabel A4.8. Rencana Pembangunan Transmisi 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Dari

Ke

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
2 cct, 2 Zebra
80
18.0
2 cct, 2 Zebra
20
4.5
1 2nd cct, 2 Hawk
6.2
0.3
2 cct, 1 Hawk
76
4.2
2 cct, 1 Hawk
130
7.2
2 cct, 1 Hawk
66
3.7
2 cct, 1 Hawk
140
7.8
2 cct, 2 Zebra
22
5.0
2 cct, 2 Hawk
30
2.3
2 cct, AC3 310 mm2
108
14.4
2 cct, 1 Hawk
60
3.3
2 cct, 2 Hawk
34
2.6
2 cct, 1 Hawk
30
1.7
2 cct, 1 Hawk
26
1.4
2 cct, 1 Hawk
80
4.4
2 cct, 1 Hawk
20
1.1
2 cct, 1 Hawk
220
12.2
1 cct, CU 1000 mm2
10
22.2
1 cct, CU 1000 mm2
10
22.2
2 cct, 2 Hawk
22
1.7
2 cct, 1 Hawk
46
2.5
2 cct, 1 Hawk
60
3.3
2 cct, 1 Hawk
50
2.8
4 cct, 1 Hawk
8
0.4
1354
149.2

Tegangan

Galang
Namurambe
Galang
Tanjung Morawa
Lamhotma
Belawan
Dolok Sanggul/Parlilitan
Incomer 1 Pi (Tele-Tarutung)
Rantau prapat
Labuhan Bilik
Galang
Negeri Dolok
Padang Sidempuan
Panyabungan
Pangkalan Susu 3&4 (FTP 2) Pangkalan Brandan
PLTU Sewa Sumbagut
Tebing Tinggi
Sei Rotan (uprate)
Tebing Tinggi (uprate)
Sidikalang
Salak
Tanjung Morawa
Kuala Namu
Tanjung Pura
Inc. (P.Brandan-Binjai)
Tele
Pangururan
PLTA Wampu
Brastagi
PLTU Nias
Gunung Sitoli
Teluk Dalam
Gunung Sitoli
GIS Listrik
KIM
Mabar
Glugur
Simangkok
PLTA Asahan III(FTP 2)
Panyabungan
PLTP Sorik Marapi (FTP 2)
Porsea
PLTA Hasang
Tarutung
PLTP Simbolon Samosir
PLTP Sipoholon Ria-Ria
2 Pi Inc. (Tarutung-Porsea)
Jumlah

Konduktor

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

COD
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2017
2017
2018
2019

Tabel A4.9. Rencana Pembangunan Transmisi 275 kV


No
1
2
3
4
5

Dari
Pangkalan Susu
Galang
Padang Sidempuan
PLTP Sarulla (FTP 2)
Simangkok
Jumlah

Ke
Binjai
Binjai
PLTP Sarulla (FTP 2)
Simangkok
Galang

Konduktor

Tegangan
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV

2
2
2
2
2

cct,
cct,
cct,
cct,
cct,

2 Zebra
2 Zebra
2 Zebra
2 Zebra
2 Zebra

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
160
36.0
160
36.0
138
31.1
194
43.7
318
71.6
970
218.3

COD
2012
2013
2013
2013
2013

Pembangunan Gardu Induk


Pembangunan gardu induk di Wilayah Sumatera Utara dimaksudkan untuk melayani
pertumbuhan beban, meningkatkan keandalan pasokan, memperbaiki mutu
tegangan, mengantisipasi masuknya beberapa pembangkit dalam beberapa tahun
kedepan dan perbaikan tegangan yang sangat rendah karena jarak GI yang terlalu
311

jauh dari konsumen. Rencana pembangunan GI dapat dilihat pada Tabel A4.10
berikut.
Tabel A4.10. Rencana Pembangunan GI Baru s/d Tahun 2020
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Galang
Labuhan Bilik
Parlilitan/Dolok Sanggul
Kuala Namu
Negeri Dolok
Pangururan
Panyabungan
Salak
Tanjung Pura
Gunung Sitoli
Teluk Dalam
Jumlah

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV

Kapasitas
(MVA)
0
60
10
60
60
30
60
60
30
30
30
430

COD
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014

Selain itu diperlukan juga extension banyak GI existing dengan menambah unit trafo
hingga tambahan kapasitas seluruhnya mencapai 1.470 MVA seperti terlihat pada
Tabel A4.11.
Tabel A4.11. Rencana Extension GI s/d Tahun 2020
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Nama Gardu Induk


Binjai
Denai
Gunung Para
Gunung Tua
Padang Sidempuan
Rantau Prapat
Tanjung Morawa
Tele
Aek Kanopan
Brastagi
Glugur
Gunung Tua
Kisaran
Labuhan
Lamhotma
Namurambe

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
60
60
30
30
30
60
60
30
30
60
60
10
60
30
60
60

COD

No

2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Nama Gardu Induk


Pematang Siantar
Perbaungan
Porsea
Rantau Prapat
Sei Rotan
Sibolga
Sidikalang
Tarutung
Tebing Tinggi
Paya Pasir
Kota Pinang
GIS Listrik
Tanjung Pura
Titi Kuning
Paya Geli
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
60
60
20
60
60
60
30
30
60
60
30
60
30
60
60
1470

COD
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2014
2017
2017
2017
2018

Rencana pembangunan GI 275 kV yang berada di provinsi Sumatera Utara diberikan


pada Tabel A4.12.

312

Tabel A4.12. Rencana Pembangunan GI 275 kV s/d Tahun 2020


No

Nama Gardu Induk

1 Binjai
2 Pangkalan Susu
3 Galang
4 Padang Sidempuan
5 Sarulla
6 Pangkalan Susu

Tegangan

Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)

275/150 kV

Baru

1000

31.83

2011

275/150 kV
275/150 kV

Baru
Baru

0
1000

9.11
35.13

2012
2013

275/150 kV

Baru

500

21.88

2013

275/150 kV

Baru

500

24.00

2013

250

21.03

2015

3250

143.0

275/150 kV Extension

Jumlah

Pengembangan Distribusi
Tambahan pelanggan baru sampai dengan tahun 2020 adalah sekitar 1,2 juta
pelanggan atau rata-rata 120.000 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan
penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 17.800 kms, JTR
sekitar 11.850 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 2.160 MVA,
seperti ditampilkan dalam Tabel A4.13.
Tabel A4.13. Pengembangan Sistem Distribusi
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
1.376
1.461
1.438
1.538
1.538
1.718
1.903
2.076
2.291
2.467
17.805

JTR
kms
1.092
918
996
1.078
1.158
1.218
1.260
1.339
1.378
1.414
11.850

Trafo
MVA
146
153
166
180
193
220
240
263
287
314
2.160

Pelanggan

125.011
120.266
118.720
116.353
102.587
113.957
118.215
122.640
127.238
132.016
1.197.004

A4.4. SISTEM ISOLATED NIAS DAN TELUK DALAM


Pulau Nias yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera mempunyai kondisi
sebagai berikut: (i) Merupakan pulau yang terpisah cukup jauh dari pulau Sumatera,
(ii) Pemerintahan terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota, (iii) Rawan gempa dan rawan
313

longsor, (iv) Hubungan antar kabupaten dan antar kecamatan sulit dijangkau, (v)
Mata pencaharian utama adalah bercocok tanam kelapa dan nelayan.
Pengusahaan kelistrikan dikelola oleh PLN Cabang Nias, terdiri dari Ranting Gunung
Sitoli dan Ranting Teluk Dalam yang juga mengelola PLTD di Pulau Tello. Pasokan
listrik untuk sistem kelistrikan dipasok dari PLTD Gunung Sitoli dan PLTD Teluk
Dalam. Jumlah pelanggan adalah sekitar 54 ribu, daya tersambung 35 MVA dengan
penjualan mencapai 52 GWh. Pembangkitan di Pulau Nias saat ini mempunyai daya
terpasang 28.904 kW, daya mampu 12.960 kW, beban puncak 9.858 kW, dan
mengingat kondisi pembangkitan sudah tua, maka telah diambil langkah-langkah
sewa PLTD untuk jangka pendek dan merencanakan pembangunan PLTU 3x7 MW
(IPP) dan PLTGB 8 MW (PLN).
A4.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi adalah untuk membangun sistem kelistrikan sampai dengan
tahun 2020 adalah seperti Tabel A4.14 berikut:
Tabel A4.14. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
7,257
7,921
8,642
9,421
10,258
11,210
12,250
13,388
14,631
15,991
110,968

Produksi
Energi
(Gwh)
7,998
8,721
9,487
10,320
11,212
12,226
13,331
14,537
15,853
17,289
120,974

Beban
Puncak
(MW)
1,363
1,484
1,612
1,750
1,899
2,068
2,251
2,451
2,669
2,907
20,453

Pembangkit
(MW)

314

0
220
1,063
209
666
174
236
240
165
425
3,398

GI
(MVA)
1,360
880
2,360
90
250
0
150
60
0
0
5,150

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
472
1,326
320
20
22
106
50
8
0
2,324

96
457
1,072
507
1,231
320
504
315
469
496
5,468

LAMPIRAN A.5
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI RIAU

A5.1. KONDISI SAAT INI


Sistem Interkoneksi
Pada sistem kelistrikan di Provinsi Riau terdapat 8 gardu induk (GI) 150 kV, yaitu
Koto Panjang, Bangkinang, Garuda Sakti, Teluk Lembu, Duri, Dumai, Bagan Batu
dan Taluk Kuantan. Sebagian GI tersebut sudah mengalami overload dan perlu
segera dimitigasi.
Sistem kelistrikan Riau dipasok dari grid Sumatera sebesar 379 MW. Kapasitas
pembangkit PLN di Riau yang tersambung ke grid sebesar 267 MW, dimana 43% dari
kapasitas tersebut adalah PLTA Koto Panjang, dengan demikian untuk memenuhi
kebutuhan Riau masih diperlukan transfer energi dari sistem interkoneksi Sumatera
Bagian Selatan Tengah maupun sistem interkoneksi Sumatera Bagian Utara.
Sistem Sumbagselteng sendiri dipasok oleh beberapa jenis pembangkit, dimana 30%
(711 MW) berupa PLTA yang pada musim kering sering kali mengalami penurunan
kapasitas. Dengan demikian sistem Riau ikut mengalami defisit daya.
Peta kelistrikan sistem interkoneksi di Provinsi Riau diperlihatkan pada Gambar A5.1.

315

Gambar A5.1. Peta Sistem Kelistrikan di Provinsi Riau

Daftar kapasitas terpasang pembangkit yang memasok ke sistem interkoneksi 150 kV


ditunjukkan pada Tabel A5.1.
Tabel A5.1. Kapasitas Pembangkit per 2010
No.
1
2
3
4
5
6
7

Nama Pembangkit
PLTA Koto Panjang
PLTG Teluk Lembu
PLTD Teluk Lembu
PLTD Dumai/Bg Besar
PLTG Riau Power
PLTD Sewa Teluk Lembu
PLTD Sewa Dumai

Jenis

B. Bakar

Pemilik

PLTA
PLTG
PLTD
PLTD
PLTG
PLTD
PLTD

Air
Gas/HSD
HSD
HSD
Gas
HSD
HSD

PLN
PLN
PLN
PLN
PT Riau- Power
Sewa
Sewa

Kapasitas
Terpasang (MW)
114
43
8
12
20
40
30
267

Jumlah

Sistem Isolated
Sistem isolated di Provinsi Riau tersebar di kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir,
Kabupaten Bengkalis dan Meranti. Seluruh sistem isolated tersebut dipasok oleh
PLTD tersebar dengan kapasitas 83 MW dan daya mampu 44 MW.
316

Sebagian besar sistem isolated mengalami kekurangan pasokan, sehingga PLN


menyewa pembangkit diesel untuk mengatasi kekurangan pasokan jangka pendek.
Daftar pembangkit pada sistem isolated diberikan pada Tabel A5.2.
Tabel A5.2. Pembangkit Isolated per 2010

UNIT
MESIN PLN
1. Cab. Pekanbaru
2. Cab. Dumai
3. Cab. Rengat
JUMLAH
MESIN PEMDA
1. Cab. Pekanbaru
2. Cab. Dumai
3. Cab. Rengat
JUMLAH
MESIN SEWA
1. Cab. Pekanbaru
2. Cab. Dumai
3. Cab. Rengat
JUMLAH

Daya
Jumlah
Terpasang Mampu
(unit)
(MW)
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

42
80
115

7,6
37,0
38,6

4,6
21,6
18,1

4,6
16,1
17,0

237

83.2

44.3

37.7

7
23
13

2,5
32,0
7,3

1,5
13,0
4,2

1,8
12,5
4,6

33

41,8

18,7

18.9

3
2
2

1,2
2,4
2,0

1,1
2,0
0

1,2
2,1
2,0

10

5,6

3,1

5,3

Kondisi kekurangan pasokan kelistrikan pada sistem isolated disebabkan oleh


menurunnya daya mampu pembangkit, meningkatnya konsusmsi listrik oleh
pelanggan secara alami (bahkan tanpa penyambungan baru) dan kebutuhan sistem
isolated yang dipasok dari excess power telah melampaui kesepakatan perjanjian jual
beli (kontrak).

A5.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK


Ekonomi Riau tumbuh sangat pesat antara 6,6-8,7% pada tahun 2006-2010 (tidak
termasuk migas) dan kondisi ini diperkirakan masih akan terus meningkat pada masa
yang akan datang. Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi perhatian
Pemerintah Daerah dengan memberikan kemudahan kepada investor untuk
menanamkan modalnya di Riau. Semua rencana tersebut akan dapat dicapai apabila
ada dukungan ketersediaan tenaga listrik di Provinsi Riau.

317

Perekonomian Provinsi Riau diperkirakan akan makin meningkat, ditandai oleh


adanya rencana pembangunan kawasan-kawasan industri pada beberapa kabupaten
yang telah dicanangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), seperti Kawasan
Industri Khusus Dumai, Kawasan Buton di kabupaten Siak Indrapura, Kawasan Kuala
Enok kabupaten Indragiri Hilir dan Kawasan Industri Tenayan di Pekanbaru.
Dari realisasi penjualan listrik PLN lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020 dapat
dilihat pada Tabel A5.3.
Tabel A5.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
2.663
3.013
3.401
3.722
4.046
4.386
4.726
5.082
5.479
5.968
11,4%

Produksi
(Gwh)
2.900
3.274
3.687
4.028
4.368
4.726
5.090
5.472
5.897
6.422
10,7%

Beban Puncak
(MW)
470
530
595
649
703
759
816
876
942
1.024
10,3%

Pelanggan
801.630
859.028
919.772
977.923
1.040.623
1.105.031
1.169.680
1.235.156
1.302.704
1.366.253
9,2%

Apabila kapasitas pembangkit yang tersedia mencukupi, pertumbuhan listrik di


Provinsi Riau diperkirakan dapat lebih tinggi lagi, karena seiring dengan
perkembangan yang sangat pesat pada setiap kabupaten dan adanya rencana
pengembangan wilayah menjadi kawasan industri di Dumai, Buton, Kuala Enok dan
Tenayan-Pekanbaru.

A5.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan pembangkit pada
sistem isolated dan sistem interkoneksi 150 kV serta pengembangan jaringan
transmisi dan distribusi untuk menjangkau pelanggan.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi yang tersedia di provinsi Riau untuk membangkitkan tenaga listrik
berupa sumber-sumber gas alam di banyak lapangan, antara lain Seng, Segat di
318

kabupaten Pelalawan, Bento dan Baru di Pekanbaru yang saat ini dikelola PT Kalila
yang sebagian produksi gasnya dialokasikan untuk PLTG Teluk Lembu.
Disamping itu terdapat potensi batubarayang tersebar di Kabupaten Indragiri Hulu
dan Kuantan Singingi dengan cadangan 1,55 juta metrik ton2.
Potensi PLTA skala besar terdapat di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan
Singingi. Menurut pra studi kelayakan oleh sebuah konsultan pada tahun 1980-an di
Kabupaten Kuantan Singingi dan Sungai Kampar Kiri terdapat potensi tenaga air
yang cukup besar, yaitu sebesar masing-masing 830 MW dan 170 MW. Namun perlu
dilakukan studi ulang karena saat ini kondisi lingkungan sudah banyak berubah dan
dapat mempengaruhi potensi debit air.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 dipenuhi dengan
mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem Interkoneksi 150 kV dan sistem
isolated dan pengembangan jaringan transmisi 150 kV yang memasok sistem Riau.
Pembangkit yang direncanakan akan dibangun di Provinsi Riau berkapasitas sekitar
1.732 MW seperti ditampilkan pada Tabel A5.4.
Tabel A5.4. Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Proyek
Duri 1 (Relokasi)
Duri
Duri
Rengat
Selat Panjang
Bengkalis (FTP1)
Dumai
IPP Kemitraan
Tembilahan
Riau (Amandemen FTP1)
Pembangkit Peaker
Selat Panjang Baru #1,2
Bengkalis PLTGB
Riau Mulut Tambang
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTG
PLTG
PLTGU
PLTG
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTGB
PLTU

PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
Sewa
Swasta
PLN
PLN
PLN
Swasta
PLN
Swasta

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau

319

Kapasitas
COD
(MW)
60
2011-12
100
2012
100
2012
20
2012
6
2012
20
2013
240
2013
14
2013
14
2013
220
2013-14
200
2014
14
2014
24
2015/17/19
600
2016-17
1632

PLTU Riau 2x110 MW di kawasan industri Tenayan Kota Pekanbaru merupakan


salah satu proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap 1 yang saat ini sedang
tahap konstruksi dan dijadwalkan beroperasi pada tahun 2013. PLTG Duri dengan
kapasitas total 160 MW merupakan upaya PLN untuk secepatnya mengurangi
kekurangan pembangkit di Riau dengan memanfaatkan gas dari lapangan Jambi
Merang. Pembangkit peaker PLTG 200 MW dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan beban puncak sistem Sumatera yang lokasinya sedang dikaji berkaitan
dengan penyediaan gas yang dapat disimpan (CNG). PLTU Riau Mulut Tambang
2x300 MW ditawarkan kepada swasta sebagai IPP untuk beroperasi pada tahun
2016 2017. Selain itu PLN berupaya memanfaatkan semua potensi gas yang
mungkin digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik, termasuk gas skala kecil,
seperti di Melibur Kabupaten Meranti, Selat Kabupaten Inhil, Bentu Kabupaten
Kampar, Tembilahan Kabupaten Inhil, Kurau Siak Sri Indrapura dan Rawa Minyak
Kabupaten Siak Sri Indrapura.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)
Pengembangan GI
Guna menyalurkan energi listrik yang berasal dari pembangkit yang masuk ke sistem
interkoneksi 150 kV, hingga tahun 2020 diperlukan pengembangan 14 GI 150 kV
baru dengan kapasitas total 600 MVA dan extension GI dengan tambahan kapasitas
730 MVA seperti diperlihatkan pada Tabel A5.5 dan Tabel A5.6.
Tabel A5.5. Pembangunan GI 150 kV Baru
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Bagan Siapiapi
KID Dumai
KIT Tenayan
Pangkalan Kerinci
Pasir Pangaraian
Pasir Putih
Rengat
GI/GIS Kota Pekanbaru
New Garuda Sakti
Perawang
Siak Sri Indra Pura
Tembilahan
Kandis
Lipat Kain
Jumlah

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

320

Kapasitas
(MVA)
30
30
30
30
30
60
60
60
120
30
30
30
30
30
600

COD
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015

Tabel A5.6. Extension GI 150 kV


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nama Gardu Induk


Bagan Batu
Bangkinang
Dumai
Duri
Garuda Sakti
Koto Panjang
Teluk Lembu
Bangkinang
Pasir Putih
Duri
KIT Tenayan
Teluk Kuantan
KID Dumai
Tembilahan
Bagan Batu
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
30
30
60
60
80
20
60
60
120
60
30
30
30
30
30
730

COD
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2016
2016
2017
2017
2017
2019
2019
2020

Disamping itu juga direncanakan pembangunan GI dengan tegangan ekstra tinggi


275 kV dan 500 kV3, serta konverter transmisi HVDC 250 kVDC yang merupakan
bagian dari link interkoneksi Sumatera Malaysia seperti pada Tabel A5.7.
Tabel A5.7. Pembangunan GI 275kV, 500 kV dan HVDC 250 kV
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

1 New Garuda Sakti


2 Rengat

275/150 kV

3 Riau Mulut Tambang


4 HVDC Switching Station
5 New G. Sakti HVDC St.Converter
6 New Garuda Sakti 500 kV
7 Rengat 500 kV

Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)
Baru

500

24.28

2013

275/150 kV

Baru

250

20.08

2015

275/150 kV

Baru

8.14

2015

250 kV DC
250 kV DC
500/275 kV

Baru
Baru
Baru

0
600
1000

16.68
19.95
36.22

2016
2016
2018

500 kV

Baru

500

25.77

2018

2850

151.1

Jumlah

Pengembangan Transmisi
Pengembangan transmisi di Provinsi Riau hingga tahun 2020 adalah sepanjang 1.942
kms (150 kV) dan 1.312 kms (275 kV, 500 kV dan 250 kV DC) dengan kebutuhan dana
UD$ 510,8 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A5.8 dan Tabel A5.9.

GITET 500 kV di New Garuda Sakti dan Rengat merupakan bagian dari transmisi interkoneksi 500
kV yang merupakan tulang punggung kelistrikan Pulau Sumatera koridor timur.

321

Tabel A5.8. Pembangunan SUTT 150 kV


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Dari
PLTG Duri
Bangkinang
Dumai
Dumai
Duri (up rate)
Garuda Sakti (up rate)
Pasir Putih
Pasir Putih
PLTU Sewa Dumai
Teluk Kuantan
Tenayan / PLTU Riau
New Garuda Sakti
Rengat
Rengat
Teluk Lembu
Tenayan / PLTU Riau
Tenayan / PLTU Riau
Bangkinang
Kandis
Pasir Putih
Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Inc. 2 Pi (G.Sakti-Duri)
Pasir Pangaraian
Bagan Siapi api
KID Dumai
Dumai (up rate)
Duri (up rate)
Garuda Sakti
Pangkalan Kerinci
Dumai
Rengat
Pasir Putih
Inc. ( G.Sakti-Duri)
Pangkalan Kerinci
Tembilahan
GIS Kota Pekan Baru
Perawang
Siak Sri Indra Pura
Lipat Kain
Inc. ( New G.Sakti-Duri)
Teluk Lembu

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2

cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,

2 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
AC3 310 mm2
AC3 310 mm2
2 Zebra
2 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Zebra
AC3 310 mm2
2 Hawk
1 Hawk
CU 1000 mm2
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
AC3 310 mm2
2 Hawk

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
22
1.7
220
12.2
228
12.6
56
3.1
118
15.8
230
30.8
55
12.4
134
10.2
14
1.1
194
14.8
35
7.9
12
1.6
220
16.8
120
6.6
14
31.1
50
2.8
100
5.5
70
3.9
10
2.7
40
3.1
1942
196.6

COD
2011
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015

Tabel A5.10. Pembanguan Transmisi 275 kV, 500 kV dan HVDC 250 kV
No

Dari

1
2
3
4
5
6
7

Payakumbuh
Rengat
Border
P. Rupat Selatan
Pulau Rupat Utara
Rengat
Sumatera Landing Point
Jumlah

Ke
New Garuda Sakti
New Garuda Sakti
Pulau Rupat
Sumatra Landing Point
Pulau Rupat Selatan
Cirenti (PLTU Riau MT)
New Garuda Sakti

275 kV
275 kV
250 kV DC
250 kV DC
250 kV DC
275 kV
250 kV DC

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
cct, 2 Zebra
300
67,5
cct, 4 Zebra
440
143,6
Cable MI with IRC
52
51,0
Cable MI with IRC
10
9,8
cct, 2 Cardinal
60
2,6
cct, 2 Zebra
110
24,8
cct, 2 Cardinal
340
14,9
1312
314,2
Konduktor

Tegangan
2
2
2
2
2
2
2

COD
2013
2015
2016
2016
2016
2016
2016

Transmisi Aur Duri Rengat New Garuda Sakti akan dibangun dengan desain
tegangan 500 kV karena pada jangka panjang akan merupakan bagian dari sistem
transmisi 500 kV, namun dalam jangka menengah akan dioperasikan sementara
dengan tegangan 275 kV.
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan
baru sekitar 780 ribu pelanggan sampai dengan 2020. PLN berencana untuk
menyambung hingga 216.000 sambungan pada tahun 2011 untuk mencapai rasio
elektrifikasi 60%, dan pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung rata-rata 64 ribu
pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan

322

pembangunan JTM 6.595 kms, JTR sekitar 7.610 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 3.454 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A5.10.
Tabel A5.10. Pengembangan Distribusi
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
1.340
534
565
541
584
599
602
609
629
591
6.595

JTR
kms
1.546
616
652
624
673
692
694
703
725
682
7.610

Trafo
MVA
785
271
287
275
296
304
306
309
319
300
3.454

Pelanggan

216.003
57.399
60.743
58.151
62.700
64.408
64.649
65.476
67.548
63.549
780.626

A5.4. SISTEM KELISTRIKAN PULAU RUPAT


Pulau Rupat yang berada di Kabupaten Bengkalis merupakan sebuah pulau yang
istimewa karena kedekatannya dengan Malaka dan Port Dickson Malaysia. Pulau ini
sangat indah dan berpotensi menjadi tujuan wisata yang akan sangat diminati. Pulau
ini hanya dipisahkan oleh selat sempit pantai Kota Dumai yang telah dirancang
sebagai pelabuhan distribusi barang dan jasa untuk Riau daratan dan Pulau
Sumatera. Jalur utama pengangkutan dari dan ke pulau ini adalah melalui laut. Peta
Pulau Rupat ditampilkan pada Gambar A5.2.

323

Gambar A5.2. Peta Pulau Rupat

Saat ini listrik di Pulau Rupat dipasok dari 5 sentral PLTD dengan kapasitas
terpasang 3.600 kW namun daya mampunya hanya 1.195 kW dengan beban puncak
841 kW. Sistem distribusi listrik berupa JTM sepanjang 69 kms, JTR 92 kms, gardu
distribusi 36 unit, 878 kVA. Rencana pengembangan kelistrikan di Pulau Rupat
adalah menginterkoneksikan kelima sub-sistem tersebut.
Pulau Rupat merupakan landing point dari kabel laut interkoneksi antara Sumatera
dan Malaysia.

A5.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi hingga tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A5.11.

324

Tabel A5.11. Rangkuman


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
2,663
3,013
3,401
3,722
4,046
4,386
4,726
5,082
5,479
5,968
42,486

Produksi
Energi
(Gwh)
2,900
3,274
3,687
4,028
4,368
4,726
5,090
5,472
5,897
6,422
45,864

Beban
Puncak
(MW)
470
530
595
649
703
759
816
876
942
1,024
7,363

Pembangkit
(MW)

325

40
246
398
324
12
300
306
0
6
0
1,632

GI
(MVA)
60
280
770
270
310
780
120
1,500
60
30
4,180

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
22
0
1,584
516
560
572
0
0
0
0
3,254

76
211
535
414
234
570
435
96
44
32
2,646

LAMPIRAN A.6
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (tanpa BATAM)

A6.1. KONDISI SAAT INI


Provinsi Kepulauan Riau mempunyai posisi geografis yang sangat strategis karena
berada pada pintu masuk Selat Malaka dari sebelah timur dan juga berbatasan
dengan pusat bisnis dan keuangan di wilayah Asia Tenggara. Provinsi Kepulauan
Riau dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi bagi
Republik Indonesia dimasa depan. Apalagi saat ini pada beberapa daerah di
Kepulauan Riau (Batam, Bintan, dan Karimun) tengah diupayakan sebagai pilot
project pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui kerjasama dengan
Pemerintah Singapura.
Provinsi Kepulauan Riau mencakup Kota Tanjungpinang, Batam, Kabupaten Bintan,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga yang terdiri dari
2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum bernama dan berpenduduk, dengan
95% dari wilayahnya merupakan lautan.

326

Gambar A6.1. Peta Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

Penerapan kebijakan KEK di Batam-Bintan-Karimun merupakan bentuk kerjasama


yang erat antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan partisipasi dunia
usaha. KEK ini nantinya merupakan simpul-simpul dari pusat kegiatan ekonomi
unggulan yang perlu didukung dengan infrastruktur yang berdaya saing internasional.
Kepulauan Riau memerlukan dukungan pasokan tenaga listrik yang cukup dan andal
terutama di Kota Tanjung Pinang yang merupakan ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.
Pasokan listrik untuk kota Tanjung Pinang dipasok melalui sistem Tanjung Pinang
yang melayani 3 daerah administrasi, yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Kotamadya
Tanjung Pinang dan serta Kabupaten Bintan. Sistem Tanjung Pinang dipasok dari
PLTD Air Raja dan PLTD Sukaberenang dengan kapasitas terpasang 43 MW dan
untuk melayani beban puncak saat ini yang telah mencapai 39 MW melalui jaringan
20 kV.
Sistem-sistem isolated di Provinsi Kepulauan Riau mempunyai 144 unit pembangkit
kecil tersebar dengan kapasitas total 90,7 MW dan daya mampu 65,9 MW seperti
terlihat pada Tabel A6.1.
327

Tabel A6.1. Pembangkit Isolated per 2010


Daya
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

136

80,9

55,3

53,4

Pemda

0,8

0,6

0,7

Sewa

9,0

10,0

11,4

Total

144

90,7

65,9

65,5

Pemilik
PLN

Jumlah
(Unit)

Sebagian besar sistem isolated mengalami kekurangan pasokan dan ini telah
berlangsung beberapa tahun terakhir. Kondisi kekurangan pasokan pada umumnya
disebabkan oleh keterbatasan jumlah daya mampu mesin pembangkit, baik karena
gangguan mesin pembangkit maupun usia, meningkatnya pertumbuhan pemakaian
tenaga listrik alami. Untuk mengatasi kekurangan pasokan pada beberapa sistem
isolated dilakukan dengan sewa pembangkit.

A6.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK


Ekonomi Kepulauan Riau tumbuh 7,53% pada tahun 2010 (tidak termasuk migas)
dan diperkirakan masih akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Target
pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi perhatian Pemerintah Daerah dengan
memberikan kemudahan kepada investor untuk menanamkan modalnya di
Kepulauan Riau. Kegiatan perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau terus meningkat,
ditandai dengan akan dibangunnya kawasan-kawasan industri dan pada beberapa
Kabupaten telah dicanangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.
Proyeksi Kebutuhan Listrik Provinsi Kepulauan Riau 2011-2020
Dari realisasi penjualan listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020
seperti pada Tabel A6.2.

328

Tabel A6.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
543
601
671
766
871
975
1.049
1.119
1.185
1.249
11,0%

Produksi
(Gwh)
582
642
715
816
925
1.034
1.111
1.185
1.255
1.323
10,6%

Beban Puncak
(MW)
101
112
125
142
161
181
194
208
220
232
10,0%

Pelanggan
139.930
153.266
167.103
181.945
197.645
214.211
231.175
248.663
266.950
286.062
9,4%

A6.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Menurut informasi dari Kementerian ESDM, di West Natuna Basin terdapat potensi
gas alam sebesar 51,46 TCF. Selain itu di kawasan blok D-Alpha Natuna terdapat
cadangan gas yang sangat besar, yaitu 222 TCF dan 500 juta barel minyak.
Sedangkan potensi tenaga air relatif kecil.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 dipenuhi dengan
mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem interkoneksi 150 kV dan sistem
isolated. Rencana pengembangan pembangkit ditampilkan pada Tabel A6.3.

329

Tabel A6.3. Pengembangan Pembangkit


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Proyek
TB. Karimun #1,2 (FTP1)
Tanjung Batu (FTP2)
Dabo Singkep
Natuna
Tanjung Uban
Tanjung Pinang 1 (TLB)
TB. Karimun (Terkendala)
TB. Karimun #3,4
Tanjung Batu Baru
Tanjung Pinang 2 (FTP2)
Tanjung Pinang 3
TB. Karimun-2
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU
PLTGB
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN

Kapasitas
(MW)
14
8
9
14
14
30
14
14
14
30
30
20
211

COD
2011
2012
2012/18
2013
2013-14
2014
2014
2014-15
2015
2015
2019-20
2019-20

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan GI
Sampai dengan tahun 2020 diperlukan 4 buah GI 150 kV di Pulau Bintan dan 1 lokasi
di Pulau Ngenang seperti diperlihatkan pada Tabel A6.4.
Tabel A6.4. Pengembangan GI 150 kV Baru
No
1
2
3
4
5

Nama Gardu Induk


Air Raja
Kijang
Sri Bintan
Tanjung Uban
Pulau Ngenang
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
60
60
30
60
10
220

COD
2013
2013
2013
2013
2013

Selain itu diperlukan juga extension GI dengan menambah unit trafo 150/20 kV
kapasitas 60 MVA pada tahun 2015 di GI Tanjung Uban.
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 150 kV, diperlukan pengembangan transmisi 150
kV sepanjang 258 kms dengan kebutuhan dana sekitar US$ 21,1 juta seperti
ditampilkan dalam Tabel A6.5.

330

Tabel A6.5. Pembangunan SUTT 150 kV


No
1
2
3
4
5
6
7

Dari
Air Raja
Pulau Ngenang
Sri Bintan
Tanjung Kasam
Tanjung Sauh
Tanjung Taluk
Tanjung Uban
Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Kijang
Tanjung Taluk
Air Raja
Tanjung Sauh
Pulau Ngenang
Tanjung Uban
Sri Bintan

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

2
2
2
2
2
2
2

cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,

1 Hawk
3 x 300 mm2
1 Hawk
3 x 300 mm2
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
40
2,2
12
4,8
70
3,9
6
2,4
10
1,1
60
3,3
60
3,3
258
21,1

COD
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013

Walaupun di sistem kelistrikan Bintan telah direncanakan pembangkit yang cukup


banyak seperti pada tabel A6.3, sistem ini direncanakan akan diinterkoneksi dengan
sistem Batam melalui kabel laut 150 kV. Tujuan interkoneksi tersebut adalah untuk
menggantikan peran PLTD di sistem Bintan, baik peak maupun baseload, dengan
transfer energi dari Batam yang biaya produksinya lebih rendah. Interkoneksi ini juga
dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan sistem Bintan karena terinterkoneksi
dengan sistem kelistrikan yang jauh lebih besar.
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan
baru sekitar 169 ribu pelanggan sampai dengan 2020 atau rata-rata 16.940
pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut,
diperlukan pembangunan JTM 1,875 kms, JTR sekitar 2.164 kms dan tambahan
kapasitas trafo distribusi sekitar 900 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A6.6
berikut.
Tabel A6.6. Pengembangan Sistem Distribusi
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
293
105
130
184
203
217
209
200
173
163
1.876

JTR
kms
338
121
150
212
234
250
241
231
200
188
2.164

331

Trafo
MVA
107
61
76
82
87
91
94
96
101
105
900

Pelanggan

23.272
13.335
13.837
14.842
15.700
16.566
16.964
17.487
18.287
19.113
169.404

A6.4. SISTEM KELISTRIKAN NATUNA


Kabupaten Natuna terletak paling utara dari wilayah Republik Indonesia di kawasan
Laut Cina Selatan seperti terlihat pada Gambar A6.2.

Gambar A6.2. Peta Pulau Natuna

Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan
Taiwan. Kabupaten ini terkenal dengan penghasil migas dengan cadangan yang
sangat besar sebagaimana diuraikan pada butir A6.3.
Kelistrikan Pulau Natuna dipasok dari PLTD dengan Kapasitas terpasang 3.080 kW,
daya mampu 2.845 kW dan beban puncak 2.355 kW. Sistem distribusi berupa SUTM
sepanjang 57,4 kms dengan jumlah gardu 29 unit dan kapasitas terpasang 2.450 kVA.
Adapun rencana pengembangan kelistrikan di Pulau Natuna berupa penambahan
PLTU batubara 2x7 MW yang dijadwalkan beroperasi pada tahun 2013.

A6.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel
A6.7.

332

Tabel A6.7. Rangkuman


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
543
601
671
766
871
975
1.049
1.119
1.185
1.249
9.028

Produksi
Energi
(Gwh)
582
642
715
816
925
1.034
1.111
1.185
1.255
1.323
9.588

Beban
Puncak
(MW)
101
112
125
142
161
181
194
208
220
232
1.676

Pembangkit
(MW)

333

14
14
21
58
51
0
0
3
25
25
211

GI
(MVA)
0
0
220
0
60
0
0
0
0
0
280

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
0
258
0
0
0
0
0
0
0
258

44
21
87
126
114
11
11
14
58
57
544

LAMPIRAN A.7
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

A7.1. KONDISI SAAT INI


Sistem kelistrikan di Provinsi Bangka Belitung secara garis besar dikelompokkan
menjadi dua sistem kelistrikan yang terpisah yaitu:
1. Sistem Bangka yang dipasok dari 4 PLTD milik PLN dan 1 PLTU Biomassa IPP,
yaitu: PLTD Merawang, PLTD Mentok, PLTD Koba, PLTD Toboali, dan PLTU
Listrindo (Biomassa). Pembangkit-pembangkit tersebut terinterkoneksi melalui
jaringan distribusi 20 kV.
2. Sistem Belitung yang dipasok dari 2 PLTD PLN dan 1 PLTU IPP Biomassa, yaitu:
PLTD Pilang, PLTD Manggar dan PLTU Belitung Energy (IPP). Pembangkitpembangkit tersebut terinterkoneksi melalui jaringan distribusi 20 kV.
Sistem kelistrikan 20 kV di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti ditunjukkan
pada Gambar A7.1.

Gambar A7.1. Peta Jaringan SUTM di Provinsi Kep. Babel Saat Ini

334

Pada saat ini sebagian besar pasokan listrik di Provinsi Bangka Belitung diperoleh
dari pembangkit dengan bahan bakar HSD. Total kapasitas terpasang adalah 144,6
MW dengan daya mampu sebesar 99,8 MW, termasuk pembangkit rental dan IPP
dengan daya mampu sebesar 46,25 MW. Tabel A7.1 memperlihatkan komposisi
sistem pembangkitan di Provinsi Bangka Belitung.
Tabel A7.1. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit Tahun 2010

A7.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK


Provinsi Kep. Bangka Belitung merupakan provinsi pemekaran dari Provinsi
Sumatera Selatan. Sebagai provinsi baru maka sangat memerlukan banyak sarana
prasarana untuk mendukung aktivitas perekonomian dan program pemerintahan,
antara lain pada tahun 2010 adalah Visit Archi Babel dan Babel Benderang. Salah
satu sarana yang sangat diperlukan adalah ketersediaan energi listrik, sehingga
sangat diharapkan adanya penambahan/pembangunan pembangkit baru yang
bertujuan untuk melayani pertumbuhan beban, menggantikan mesin-mesin yang

335

sudah tua, meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan dan meningkatkan


efisiensi penyaluran tenaga listrik.
Dari realisasi penjualan listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik Bangka Belitung
pada tahun 20112020 dapat dilihat pada Tabel A7.2.
Tabel A7.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
625
708
805
907
986
1.086
1.210
1.367
1.566
1.820
15,7%

Produksi
(Gwh)
747
839
953
1.071
1.163
1.277
1.421
1.605
1.839
2.137
16,2%

Beban Puncak
(MW)
130
146
165
186
201
221
246
277
318
369
16,2%

Pelanggan
208.736
237.149
266.399
289.726
295.881
302.124
308.458
314.888
321.417
328.051
8,6%

A7.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN


Pengembangan sarana di Provinsi Kep. Bangka Belitung dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pengembangan sarana pembangkit,
transmisi, gardu induk dan distribusi.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi di Bangka Belitung untuk membangkitkan energi listrik sangat
terbatas. Oleh sebab itu kebutuhan energi primer untuk pembangkitan tenaga listrik di
Babel harus didatangkan dari luar wilayah berupa batubara, gas dan BBM.
Pengembangan Pembangkit
Rencana pengembangan pembangkit untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di
Bangka Belitung sampai dengan tahun 2020 adalah seperti ditampilkan pada
Tabel A7.3. berikut.

336

Tabel A7.3. Pengembangan Pembangkit


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Proyek
Air Anyer (FTP1)
Belitung Baru (FTP1)
Belitung-2 / Tanjung Pandan
Belitung-3
Mentok
Toboali
Bangka (FTP2)
Bangka IV (Peaker)
Belitung-4
Belitung (Peaker)
Bangka-3
Bangka-5
Belitung-5
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU
PLTU
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU

PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

Kapasitas
(MW)
60
33
5
17
14
14
60
40
34
20
60
30
17
404

COD
2011
2012-13
2013
2014
2014
2014
2015-16
2015/18
2015/19
2017-18
2018-19
2020
2020

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan GI
Sampai dengan tahun 2020 diperlukan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV di 10
lokasi seperti diperlihatkan pada Tabel A7.4.
Tabel A7.4. Pembangunan GI 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Gardu Induk


Air Anyir
Pangkal Pinang
Sungai Liat
Dukong
Manggar
Suge
Kelapa
Koba
Mentok
Toboali
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
30
60
30
30
20
30
30
30
30
30
320

COD
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2014
2014
2016
2016

Selain itu diperlukan juga extension GI existing dengan menambah unit trafo 150/20 kV
dan 70/20 kV hingga total tambahan kapasitas mencapai 210 MVA tersebar
dibeberapa GI.

337

Tabel A7.5. Pembangunan Extension GI 150 kV


No
1
2
3
4
5
6
7

Nama Gardu Induk


Sungai Liat
Dukong
Koba
Manggar
Pangkal Pinang
Air Anyir
Dukong
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV

Kapasitas
(MVA)
30
30
30
30
30
30
30
210

COD
2015
2016
2018
2018
2018
2019
2019

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV, diperlukan pengembangan
transmisi 150 kV dan 70 kV sepanjang 946 kms dengan kebutuhan dana sekitar 52,4
M USD seperti ditampilkan pada Tabel A7.6.
Tabel A7.6. Pembangunan SUTT 150 kV & 70 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Dari
Air Anyir
Air Anyir
Dukong
Suge
Pangkal Pinang
Pangkal Pinang
Kelapa
Koba
Air Anyir/Sungai Liat
Jumlah

Ke

Tegangan

Pangkal Pinang
Sungai Liat
Manggar
Dukong
Kelapa
Koba
Mentok
Toboali
PLTU Bangka Baru III

150 kV
150 kV
70 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Konduktor
2
2
2
2
2
2
2
2
2

cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,

1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
44
2,4
112
6,2
140
7,8
50
2,8
120
6,6
120
6,6
140
7,8
120
6,6
100
5,5
946
52,4

COD
2011
2011
2012
2012
2014
2014
2016
2016
2018

Peta jaringan 150 kV di Bangka dan jaringan 70 kV di Belitung diperlihatkan pada


Gambar A7.2 dan Gambar A7.3.

338

Gambar A7.2. Peta Jaringan Sistem Bangka

Gambar A7.3. Peta Jaringan Sistem Belitung

339

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan
baru sekitar 158 ribu pelanggan sampai dengan 2020, dimana untuk mencapai rasio
elektrifikasi 60% pada tahun 2011 akan disambung 58.000 pelanggan. Selanjutnya
akan disambung rata-rata 13.000 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan
pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 1.645 kms, JTR sepanjang 1.744
kms, Gardu Distribus 151 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A7.7 berikut.
Tabel A7.7. Pengembangan Sistem Distribusi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
428
143
128
146
152
113
114
123
142
156
1.645

JTR
kms
477
149
133
152
159
117
119
128
148
162
1.744

Trafo
MVA
29
11
10
13
17
12
13
14
16
17
151

Pelanggan
57.924
11.719
10.468
11.944
12.486
9.226
9.345
10.091
11.624
12.766
157.594

A7.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A7.8.
Tabel A7.8. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
625
708
805
907
986
1.086
1.210
1.367
1.566
1.820
11.080

Produksi
Energi
(Gwh)
747
839
953
1.071
1.163
1.277
1.421
1.605
1.839
2.137
13.051

Beban
Puncak
(MW)
130
146
165
186
201
221
246
277
318
369
2.258

Pembangkit
(MW)

340

60
17
22
45
67
30
10
60
47
47
404

GI
(MVA)
120
80
0
60
30
90
0
90
60
0
530

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
156
190
0
240
0
260
0
100
0
0
946

136
74
62
135
79
78
9
82
114
112
881

LAMPIRAN A.8
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA BARAT

A8.1. KONDISI SAAT INI


Pasokan sistem kelistrikan Provinsi Sumatera Barat (diluar kepulauan Mentawai)
berasal dari sistem interkoneksi 150 kV Sumatera Bagian Tengah (Jambi-SumbarRiau) melalui 14 gardu induk dengan kapasitas total 565 MVA dan beban puncak
sebesar 348 MW seperti yang terlihat pada Gambar A8.1.
SUMATERA
UTARA

New
Garuda
Sakti

ke
GI Padang Sidempuan
(Sumatera Utara)

Ke
GI New Garuda Sakti
(Riau)

Koto
Panjang

PLTA Batang Agam


3 x 3,5 MW

A
A

Simpang
Empat

ACSR 1 x 240 mm
52 km 2020

Maninjau

Payakumbuh
A

Padang
Luar

ACSR 1 x 240 mm2


25 km, 2nd cct 2012

Lubuk Alung
PIP

PLTG Pauh Limo


3 x 21,35 MW

Kiliranjao

Solok

Simpang
Haru

PLTU Ombilin
2 x 100 MW

ACSR 1 x 240 mm2


10 km 2019

Indarung

ACSR 1 x 240 mm2


52 km, 2 nd cct - 2012

Salak

Pauh Limo

GI/GIS Kota

ke
GI Teluk Kuantan
(Riau)

Ombilin

ACSR 2 x 240 mm2


8 km 2016

ACSR 2 x 430 mm2


141 km - 2013

Batusangkar

Padang
Singkarak Panjang

Pariaman

RIAU

ACSR 1 x 240 mm2


32 km, 2nd cct 2012
ACSR 1 x 240 mm2
42 km, 2nd cct 2012

PLTA Singkarak
4 x 43,75 MW

ke
GI Koto Panjang
(Riau)

PLTP Bonjol
165 MW 2019

ACSR 1 x 240 mm
15 km 2017

PLTA Maninjau
4 x 17 MW

ACSR 2 x 430 mm2


150 km - 2013

ACSR 2 x 430 mm2


300 km - 2013

PLTA Masang 2
55 MW 2017

ACSR 1 x 240 mm2


35 km 2013

P
2

ACSR 2 x 240 mm
17,5 km 2011

Sungai Rumbai

PLTP G.Talang
20 MW 2019

Bungus

ACSR 2 x 430 mm2


117 km
(Operasi 150 kV)

ACSR 2 x 240 mm2


5 km - 2012

ACSR 2 x 240 mm2


80 km - 2017

PLTU Sumbar Pesisir


#1,2 (FTP1)
2 x 112 MW 2012/2013

ACSR 2 x 240 mm2


90 km - 2011

ke
GI Muara Bungo
(Jambi)

P
PLTP Muara Labuh
2 x 110 MW 2017

Kambang

JAMBI
PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

Rencana 275 kV HVDC U


Rencana 500 kV HVDC

PLTU

PLTD

GI Rencana

PLTG

PLTA

PLTGU P

PLTP

GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc

Kit Eksisting
Kit Rencana

Sungai
Penuh

PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN

PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV

ACSR 2 x 240 mm2


110 km - 2015

Edit
September 2011

GU

ke
GI Bangko
(JAMBI)

ke
GI Muko-muko
(Bengkulu)

BENGKULU

Gambar A8.1. Sistem Interkoneksi di Provinsi Sumatera Barat

Saat ini di Provinsi Sumatera Barat terdapat pembangkit-pembangkit besar


sebagaimana ditunjukan pada Tabel A8.1.

341

Tabel A8.1. Kapasitas Pembangkit di Sistem Interkoneksi Per 2010


No Nama Pembangkit
1
2
3
4
5

Ombilin
Pauh Limo
Maninjau
Singkarak
Batang Agam

Jenis

Bahan
Bakar

PLTU
PLTG
PLTA
PLTA
PLTA

Batubara
HSD
Air
Air
Air

Pemilik
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Total

Kapasitas
Terpasang (MW)
200
64
68
131
11
474

Dengan kapasitas pembangkit 474 MW dan beban puncak 348 MW, maka Provinsi
Sumbar pada saat musim hujan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri bahkan
dapat memasok kebutuhan listrik Provinsi Riau sebesar 150 MW. Namun pada
musim kemarau saat PLTA-PLTA di Sumbar mengalami penurunan kapasitas,
Provinsi Sumbar mendapat tambahan pasokan dari sistem Sumbagsel sekitar
100 MW.
Pada saat beban puncak daerah-daerah Pesisir Selatan seperti sebagian Kambang,
sebagian Balai Selasa, sebagian Indrapura serta Tapan dan Lunang membentuk
sistem-sistem isolated sendiri dengan beban puncak total sebesar 4,2 MW. Hal
tersebut terjadi karena kualitas tegangan di daerah tersebut sangat rendah akibat
jauhnya jarak dari GI Pauh Limo sebagai pemasok tenaga listrik daerah Pesisir
Selatan (260 km).
Untuk sistem kelistrikan di Kepulauan Mentawai, saat ini mempunyai beban puncak
2,1 MW yang dipasok dari beberapa PLTD berkapasitas kecil yang berjumlah 21 unit
dan tersebar di 8 sentral PLTD dengan kapasitas terpasang 2,9 MW.
Selain itu ada juga pembangkit PLTM Pinang Awan di Solok Selatan yang beroperasi
paralel dengan sistem 20 kV untuk membantu menaikan tegangan di daerah tersebut
mengingat jaraknya yang jauh dari GI Solok sebagai pemasok tenaga listrik daerah
tersebut. Pembangkit isolated di Provinsi Sumatera Barat diberikan pada Tabel A8.2.

342

Tabel A8.2. Pembangkit di Sistem Isolated per 2010


No Nama Pembangkit
Kepulauan Mentawai
1 Sikabaluan
2 Sikakap
3 Sipora
4 Seay Baru
5 Saumangayak
6 Simalakopa
7 Simalepet
8 Tua Pejat
Pesisir Selatan
1 Lakuak
2 Balai Selasa
3 Indra Pura
4 Tapan
5 Lunang
6 Salido Kecil
Solok Selatan
1 Pinang Awan

Jenis

Bahan
Bakar

Pemilik

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTMH

HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
Air

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta

Air

PLN

PLTM
Total Isolated

Kapasitas
Terpasang (MW)
2,8
0,1
0,4
0,1
0,1
0,2
0,0
0,2
1,6
7,3
1,9
0,6
1,3
0,9
2,2
0,3
0,4
0,4
10,5

A8.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK


Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dalam 5 tahun
terakhir adalah 6,8% per tahun. Indikator penjualan energi listrik yang merefleksikan
permintaan tenaga listrik masyarakat meningkat dari 1.741 GWh pada tahun 2006
menjadi 2.187 GWh di tahun 2010. Konsumsi tenaga listrik diserap oleh sektor rumah
tangga (45%), sektor industri (34%), sektor komersil (13%) dan sektor publik (8%).
Dari realisasi penjualan tenaga listrik pada enam tahun terakhir dan
mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk
dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik
2011 2020 seperti pada Tabel A8.3.

343

Tabel A8.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
2.253
2.470
2.725
3.014
3.330
3.678
4.057
4.468
4.913
5.387
9,7%

Produksi
(Gwh)
2.418
2.647
2.915
3.219
3.551
3.916
4.318
4.754
5.226
5.728
9,6%

Beban Puncak
(MW)
389
425
468
516
568
625
689
757
831
910
9,4%

Pelanggan
876.242
910.957
946.243
981.663
1.017.739
1.055.062
1.093.265
1.131.897
1.171.568
1.213.571
3,7%

A8.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi yang tersedia di Sumatera Barat antara lain batubara, panas bumi
dan tenaga air. Menurut informasi dari Bapeda Sumatera Barat, potensi batubara
tersebar di Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan,
Kabupaten Solok, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok Selatan.
Menurut informasi dari Kementerian ESDM, potensi panas bumi di Sumatera Barat
adalah sekitar 908 MW dan berada di Muaralabuh Kabupaten Solok Selatan dan di
Talang - Kabupaten Solok.
Sedangkan potensi tenaga air tersebar hampir di Provinsi Sumatera Barat seperti
terlihat pada Tabel A8.4.

344

Tabel A8.4. Potensi Tenaga Air


No

Lokasi

DAS

Type

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Pasaman
Sangir-2
Sangir-3
Sinamar-2
Masang-2
Tuik
Lanajan-2
Lubuk-2
Asik
Lubuk-4U
Sumpur-1U
Kampar KN-1
Kampar KN-2
Kapur-1
Mahat-10
Mahat-2U
Sumpur-K1
Palangki-1
Palangki-2
Sibakur
Sibayang
Sukam
Kuantan-1
Batanghari-2

Bt. Pasaman
Bt. Sangir
Bt. Sangir
Bt. Sinamar
Bt. Masang
Bt. Tuik
Bt. Lengayang
Bt. Rokan
Bt. Asik
Bt. Lubuk
Bt.Sumpur
Bt. Kampar Kanan
Bt. Kampar Kanan
Bt. Kapur
Bt. Mahat
Bt. Mahat
Bt. Sumpur
Bt. Palangki
Bt. Palangki
Bt. Sibakur
Bt.Sibayang
Bt. Sukam
Bt. Kuantan
Batanghari

ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
RSV
ROR
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
ROR
RSV

Kapasitas
(MW)
21,2
2,2
7,8
13,1
14,5
3,9
3,1
4,6
1,7
4,8
2,7
29,4
8,6
10,6
12,6
2,2
8,1
11,8
17,9
5,5
15,0
19,4
3,4
22,2

Kabupaten/
Kecamatan
Pasaman
Solok
Solok
Tanah Datar
Agam
Pessel
Pessel
Pasaman
Pasaman
Pasaman
Pasaman
50 Kota
50 Kota
50 Kota
50 Kota
50 Kota
S. Sijunjung
S. Sijunjung
S. Sijunjung
S. Sijunjung
Agam
S. Sijunjung
S. Sijunjung
Slk Selatan

No

Lokasi

DAS

Type

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

Batanghari-3
Batanghari-5
Batanghari-6
Batanghari-7
Fatimah
Sikarbau
Balangir
Landai-1
Sumani
Guntung
Sungai Putih
Kerambil
Muaro Sako
Induring
Palangai-3
Kambang-1
Kapas-1
Landai-2
Sumpur-K2
Lawas-1D
Gumanti-1
Sikiah-1
Sikiah-2

Batanghari
Batanghari
Batanghari
Batanghari
Fatimah
Sikarbau
Balangir
Bt. Langir
Bt. Sumani
Bt. Guntung
Bt. Lumpo
Bt. Bayang Janiah
Bt. Muaro Sako
Bt. Jalamu
Bt. Palangai
Bt. Kambang
Bt. Tumpatih
Bt. Air Haji
Bt. Sumpur
Bt. Lawas
Bt. Gumanti
Bt.Gumanti
Bt Sikiah

RSV
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
RSV
ROR
RSV
RSV

Kapasitas
(MW)
34,8
6,7
10,1
6,9
0,8
0,7
0,4
6,8
0,6
0,6
1,7
1,6
2,4
2,2
4,1
5,5
8,1
7,1
4,2
11,2
5,9
30,4
18,0

Kabupaten/
Kecamatan
Slk Selatan
Slk Selatan
Slk Selatan
Dhamasraya
Pasbar
Pasbar
Slk Selatan
Pessel
Solok
Agam
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Tanah Datar
S. Sijunjung
Solok
Solok
Solok

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik hingga tahun 2020 direncanakan
pengembangan pembangkit di Sumatera Barat berkapasitas total 684 MW dan
transfer energi dengan sistem interkoneksi Sumatera. Untuk Kepulauan Mentawai
direncanakan pembangkit 9,2 MW, yaitu PLTS 0,2 MW (2011), PLTGB 6 MW (2013)
dan PLTGB 3 MW (2020). Pengembangan pembangkit interkoneksi di Sumatera
Barat ditampilkan pada Tabel A8.5 dan Tabel A8.6.
Tabel A8.5. Pengembangan Pembangkit di Sistem Interkoneksi
No
1
2
3
4
5

Proyek
Sumbar Pesisir #1,2 (FTP1)
Masang-2
Muara Laboh (FTP2)
Bonjol
G. Talang
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP

PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta

Kapasitas
(MW)
224
55
220
165
20
684

COD
2012-13
2017
2017
2019
2019

Selain itu PLN juga sedang menjalin kerjasama dengan Pemda dan swasta untuk
mengembangkan pembangkit hidro skala kecil dan menengah seperti terlihat pada
Tabel A8.6.

345

Tabel A8.6. Pengembangan Pembangkit Hidro Skala Kecil


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama Proyek
Manggani
Gumanti
Gumanti
Sinamar
Sinamar
Lubuk Gadang
Gunung Tujuh
Gunung Tujuh
Tarusan
Bayang
Bayang
Muara Sako
Sumpur
Kambahan
Fatimah
Sikarban
Guntung
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM

Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

Kapasitas
(MW)
1,1
5,0
5,0
5,0
5,0
4,0
4,0
4,0
3,0
3,0
3,0
2,5
2,0
1,5
1,4
1,4
0,6
51,6

COD
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan Gardu Induk (GI)
Pengembangan GI di Provinsi Sumatera Barat sampai dengan tahun 2020 berupa
2 buah GI 275 kV dan 4 buah GI 150 kV yang diperlihatkan pada Tabel A8.7 dan
Tabel A8.8.
Tabel A8.7. Pengembangan GI 275 kV Baru
No

Nama Gardu Induk

1 Kiliranjao
2 Payakumbuh

Tegangan

Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)

275/150 kV

Baru

250

19.66

2013

275/150 kV

Baru

250

20.17

2013

500

39.8

Jumlah

Tabel A8.8. Pengembangan GI 150 kV Baru


No
1
2
3
4

Nama Gardu Induk


Bungus
Kambang
Sungai Rumbai
GI/GIS Kota Padang
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

346

Kapasitas
(MVA)
30
30
30
120
210

COD
2011
2011
2013
2016

Selain itu juga direncanakan pengembangan GI existing dengan menambah unit trafo
150/20 kV dengan tambahan kapasitas total 840 MVA sebagaimana diperlihatkan
pada Tabel A8.9.
Tabel A8.9. Pengembangan Extension GI 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Nama Gardu Induk


Padang Luar
Padang Panjang
Pauh Limo
Payakumbuh
PIP
Simpang Empat
Solok
Salak
Maninjau
Kiliranjao
Payakumbuh
Bungus
Kambang
Simpang Empat
Solok
Lubuk Alung
Sungai Rumbai
Pariaman
Batusangkar
GIS Kota Padang
Padang Luar
PIP
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
60
30
60
30
30
30
60
30
30
30
30
30
30
60
30
30
30
30
30
60
30
60
840

COD
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2014
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2019
2020
2020
2020
2020

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 275 & 150 kV, diperlukan juga pengembangan
transmisi 275 kV sepanjang 882 kms dan transmisi 150 kV sepanjang 786 kms dengan
kebutuhan dana investasi USD 249,7 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A8.10 dan
Tabel A8.11.
Tabel A8.10. Pembangunan Transmisi 275 kV Baru
No

Dari

1 Kiliranjao
2 Padang Sidempuan
Jumlah

Ke
Payakumbuh
Payakumbuh

Tegangan
275 kV
275 kV

347

Konduktor
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 2 Zebra

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
282
63,5
600
135,0
882
198,5

COD
2013
2013

Tabel A8.11. Pembangunan Transmisi 150 kV Baru


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Dari

Ke

Bungus
Indarung
Kiliranjao
Maninjau
Padang Luar
PLTU Sumbar Pessel
Singkarak
Kiliranjao
PIP/S Haru/Pauh Limo
Simpang Empat
Sungai Rumbai
Payakumbuh
Solok
Jumlah

Konduktor

Tegangan

Kambang
Bungus
Teluk Kuantan
Padang Luar
Payakumbuh
2 pi Inc. (Bungus-Kambang)
Batusangkar
Sungai Rumbai
GI/GIS Kota Padang
Masang-2
PLTP Muara Labuh
PLTP Bonjol
PLTP Gunung Talang

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

2
2
1
1
1
4
1
2
2
2
2
2
2

cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
2nd cct, 1 Hawk
2nd cct, 1 Hawk
2nd cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
2nd cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
180
13,7
35
2,7
52
1,7
42
1,4
32
1,0
20
0,8
25
0,8
70
5,3
16
0,9
30
1,7
160
12,2
104
7,9
20
1,1
786
51,2

COD
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2016
2017
2017
2019
2019

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diproyeksikan akan terjadi
penambahan pelanggan baru sekitar 369 ribu pelanggan sampai dengan tahun 2020,
atau rata-rata 36.900 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan
tersebut, diperlukan pembangunan JTM 3.242 kms, JTR sekitar 3.823 kms dan
tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 471 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel
A8.12.
Tabel A8.12. Pengembangan Sistem Distribusi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
262
295
314
315
321
331
339
342
351
372
3.242

JTR
kms
308
347
370
371
378
391
400
404
414
439
3.823

Trafo
MVA
38
43
46
46
47
48
49
50
51
54
471

Pelanggan
32.205
34.715
35.286
35.420
36.075
37.323
38.203
38.633
39.670
42.004
369.534

A8.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi di Provinsi Sumatera Barat sampai tahun 2020 diberikan pada
Tabel A8.13.
348

Tabel A8.13. Rangkuman


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
2,253
2,470
2,725
3,014
3,330
3,678
4,057
4,468
4,913
5,387
36,295

Produksi
Energi
(Gwh)
2,418
2,647
2,915
3,219
3,551
3,916
4,318
4,754
5,226
5,728
38,692

Beban
Puncak
(MW)
389
425
468
516
568
625
689
757
831
910
6,176

Pembangkit
(MW)
0
112
118
0
0
0
275
0
185
3
693

349

GI
(MVA)
60
300
560
30
0
180
150
60
30
180
1,550

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
215
171
952
0
0
16
190
0
124
0
1,668

47
203
438
28
27
42
617
33
460
42
1,936

LAMPIRAN A.9
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAMBI

A9.1. KONDISI SAAT INI


Jumlah beban puncak non-coincident sistem kelistrikan Provinsi Jambi (interkoneksi
dan isolated) saat ini sebesar 207 MW dan dipasok dari sistem interkoneksi
Sumbagselteng melalui saluran transmisi 150 KV dengan 5 GI, yaitu GI Aur Duri
(2x30 MVA), GI Payo Selincah (2x60MVA), GI Muara Bulian (30 MVA), GI Muara
Bungo (2x30 MVA) dan GI Bangko (30 MVA). Peta jaringan distribusi Provinsi Jambi
seperti ditunjukkan pada Gambar A9.1.

Gambar A9.1. Peta Jaringan Distribusi di Provinsi Jambi

Kapasitas pembangkit di Provinsi Jambi adalah sekitar 222,9 MW seperti ditunjukkan


pada Tabel A9.1.

350

Tabel A9.1. Kapasitas Pembangkit per 2010


No

1
2
3
4
5

Nama Pembangkit

Jenis

Bahan Bakar

Pemilik

PLTD Payo Selincah

PLTD

Gas Alam+HSD

PLN

PLTG Payo Selincah

PLTG

Gas Alam

Sewa

PLTG Batang Hari

PLTG

Gas Alam

PLN

PLTG Eks Sunyarangi

PLTG

Gas Alam

Sewa

PLTD lokasi tersebar


Jumlah

PLTD

HSD

PLN

Kapasitas
(MW)

31
100
62
18
12
223

A9.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK


Kebutuhan listrik diserap oleh konsumen rumah tangga (62%), konsumen komersil
(24%), konsumen publik (7%) dan konsumen industri (7%).
Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020 dapat
dilihat pada Tabel A9.2.
Tabel A9.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
1.159
1.316
1.453
1.640
1.749
1.873
2.000
2.144
2.303
2.482
9,3%

Produksi
(Gwh)
1.277
1.444
1.588
1.783
1.891
2.016
2.143
2.289
2.448
2.629
8,8%

Beban Puncak
(MW)
203
227
256
281
315
334
355
377
402
426
8,8%

Pelanggan
522.280
555.972
592.561
630.152
659.586
690.151
721.574
755.141
789.658
827.382
6,7%

A9.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.

351

Potensi Sumber Energi


Sumber energi yang tersedia di Provinsi Jambi terdiri dari batubara, gas dan tenaga
air. Berdasarkan informasi dari Pemerintah Provinsi Jambi, potensi batubara yang
layak ditambang adalah 779 juta ton dengan nilai kalori rata-rata 5.715 kkal/kg yang
tersebar di seluruh daerah kabupaten kecuali Kabupaten Kerinci. Potensi gas
terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung dan Kabupaten Muaro Jambi dan potensi
tenaga air terdapat di Kabupaten Merangin (sungai Merangin dan sungai Batang Air
Batu).
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 di Jambi direncanakan akan
dipenuhi dengan mengembangkan pembangkit di Jambi dan di daerah lain pada
sistem interkoneksi Sumatera. Adapun pembangkit yang direncanakan berada di
Provinsi Jambi mempunyai kapasitas total 1.712 MW seperti ditampilkan pada Tabel
A9.3.
Tabel A5.3.1 Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Proyek
Sarolangun
Sungai Gelam
Payo Selincah
Sungai Gelam (CNG/Peaker)
Sengeti (CNG/Peaker)
Batanghari
Kuala Tungkal
Tebo
Pembangkit Peaker
Sungai Penuh (FTP2)
Merangin
Jambi (KPS)
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU
PLTMG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTP
PLTA
PLTU

Swasta
Sewa
Sewa Beli
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta

Kapasitas
(MW)
12
12
100
90
80
30
14
14
100
110
350
800
1712

COD
2011
2011
2011-12
2012
2012-13
2013
2013
2013
2014
2015
2016-17
2018-19

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan GI
Sampai dengan tahun 2020 diperlukan pengembangan GI 150 kV baru dan extension
GI existing seperti pada Tabel A9.4 dan Tabel A9.5.

352

Tabel A9.4. Pengembangan GI 150 kV


No
1
2
3
4

Nama Gardu Induk


Sungai Penuh
Muara Sabak
Sarolangun
Kuala Tungkal
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
30
30
30
30
120

COD
2012
2013
2014
2018

Tabel A9.5. Pengembangan Extension GI 150/20 kV


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama Gardu Induk


Aurduri
Bangko
Muaro Bulian
Payoselincah
Muaro Bungo
Sungai Penuh
Payoselincah
Aurduri
Muaro Bungo
Bangko
Muara Sabak
Payoselincah
Sarolangun
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
60
60
60
60
60
30
60
60
60
30
30
60
30
660

COD
2012
2012
2012
2012
2013
2014
2017
2018
2018
2019
2019
2020
2020

Berkaitan dengan pengembangan transmisi 275 kV dan 500 kV Sumatera, akan


dibangun 3 buah GI 275 kV yaitu GI Bangko, GI Muara Bungo dan GI Aur Duri, seperti
pada Tabel A9.6.
Tabel A9.6. Pengembangan GI 275 kV dan 500 kV
No

Nama Gardu Induk

1 Bangko
2 Muara Bungo

Tegangan

Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)

275/150 kV

Baru

250

21,08

2013

275/150 kV

Baru

250

20,08

2013

3 Aur Duri
4 Bangko

275/150 kV

Baru

500

25,98

2014

275/150 kV Extension

500

17,92

2017

5 Aurduri
6 Aurduri 500kV
7 PLTU Jambi 500 kV

275/150 kV Extension

2,81

2018

500/275 kV

Baru

500

25,77

2018

500 kV

Baru

9,82

2018

2000

123,5

Jumlah

353

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan Sistem Sumatera, diperlukan pengembangan
transmisi 150 KV, 275 KV dan 500 kV seperti ditampilkan dalam Tabel A9.7 dan
Tabel A9.8.
Tabel A9.7. Pembanguan Transmisi 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Dari
Bangko
PLTA Merangin
PLTG CNG Sei Gelam
PLTG CNG Sengeti
Muara Sabak
Muara Bulian
PLTP Sungai Penuh
Muara Sabak
Jumlah

Ke

Tegangan

PLTA Merangin
Sungai Penuh
Aur Duri
Aur Duri
Inc. 1 Pi (Payo Selincah-Aur Duri)
Sarolangun
Sungai Penuh
Kuala Tungkal

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
136
30.6
110
24.8
60
3.3
26
1.4
121.6
3.6
130
7.2
84
4.7
108.8
6.0
776
81.7

Konduktor
2
2
2
2
2
2
2
2

cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,

2 Zebra
2 Zebra
1 Hawk
1 Hawk
2 x 340 mm2
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk

COD
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2015
2018

Tabel A9.8. Pembanguan Transmisi 275 dan 500 kV


No

Dari

1 Bayung Lincir
2 Aur Duri
3 PLTU Jambi
Jumlah

Ke
Aur Duri
Rengat
Aur Duri

Tegangan
275 kV
275 kV
500 kV

Konduktor
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 4 Zebra
2 cct, 4 Zebra

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
120
27,0
420
137,1
150
49,0
690
213,1

Peta sistem kelistrikan Provinsi Jambi diperlihatkan pada Gambar A9.2.

354

COD
2014
2015
2018

ACSR 1 x 240 mm2


30 km - 2013

A
C
S
75 R 4
km x
2
- 2 82
01 mm
8

m
m
0 4
43 1
x 20
2 R km
CS 0
A 6

Gambar A9.2. Peta Jaringan Provinsi Jambi

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik akan dilakukan penambahan
pelanggan baru sebanyak 390 ribu sambungan sampai dengan tahun 2020. Khusus
untuk tahun 2011 akan disambung sekitar 85 ribu pelanggan untuk mencapai rasio
elektrifikasi 60%. Pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung rata-rata 38.900
pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan
pembangunan JTM 2.800 kms, JTR sekitar 2.626 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 257 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A9.9.

355

Tabel A9.9. Pengembangan Sistem Distribusi


Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
558
222
226
234
240
245
253
264
275
282
2.800

JTR
kms
515
205
210
220
227
230
238
253
263
264
2.626

Trafo
MVA
49
20
20
21
22
23
24
25
26
27
257

Pelanggan

84.765
33.693
36.589
37.591
29.433
30.565
31.424
33.567
34.516
37.725
389.868

A9.4. SISTEM ISOLATED


Provinsi Jambi masih memiliki 6 PLTD berbahan bakar minyak, yaitu PLTD
Pelabuhan Dagang, PLTD Sungai Lokan, PLTD Mendahara Tengah dan PLTD Kuala
Tungkal, PLTD Batang Asai dan PLTD Sarolangun dengan total kapasitas terpasang
12,85 MW dan 1 pembangkit IPP berbahan bakar gas yang beroperasi di Kabupaten
Tanjung Jabung kapasitas terpasang 7,2 MW.
Tabel A9.10. Pembangkit pada Sistem Isolated per 2010
Jenis

Kapasitas
(MW)

Pemilik

1 Pelabuhan Dagang

PLTD

3,15

PLN

2 Sungai Lokan

PLTD

0,82

PLN

3 Mendahara Tengah

PLTD

0,43

PLN

4 Kuala Tungkal

PLTD

4,91

PLN

5 Batang Asai

PLTD

0,55

PLN

No

Nama Pembangkit

6 Sarolangun
7 Tanjung Jabung Power
Total

PLTD

3,00

PLN

PLTMG

7,20

Swasta

20,05

A9.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A9.11.

356

Tabel A9.11. Rangkuman


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
1,159
1,316
1,453
1,640
1,749
1,873
2,000
2,144
2,303
2,482
18,118

Produksi
Energi
(Gwh)
1,277
1,444
1,588
1,783
1,891
2,016
2,143
2,289
2,448
2,629
19,507

Beban
Puncak
(MW)
203
227
256
281
315
334
355
377
402
426
3,178

Pembangkit
(MW)

357

74
160
118
100
110
175
175
400
400
0
1,712

GI
(MVA)
0
270
590
560
0
0
560
650
60
90
2,780

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
246
208
250
504
0
0
259
0
0
1,466

55
134
188
133
336
282
302
643
548
29
2,651

LAMPIRAN A.10
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

A10.1. KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI


Beban puncak sistem kelistrikan Sumatera Selatan saat ini sebesar 615 MW dan
dipasok dari pembangkit yang terinterkoneksi melalui grid 150 kV dan 70 kV. Untuk
sistem isolated yang lokasinya tersebar dipasok dari pembangkit IPP dan PLTD.

t, 2
cc

U
G

SR
17 2 x
5k
4
m 30 m
-2
01 m 2
5

AC

2x
60 km 330 mm 2
- 2012

AC SR

nd

0 mm
2 x 24 15
ACSR km 20
35

GU

2
01

Gambar A10.1. Peta Kelistrikan Provinsi Sumatera Selatan

Pembangkit yang memasok Provinsi Sumsel diberikan pada Tabel A10.1.

358

Tabel A10.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang per 2010


No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nama
PLN (Interkoneksi)
PLTU Keramasan #1,2
PLTG Keramasan #1,2,3,4
PLTG Indralaya GT # 1.1
PLTG Indralaya GT # 1.2
PLTGU Indralaya ST # 1.0
PLTG Truck Mounted #1,2
PLTD Sungai Juaro #1,2
PLTG Borang
PLTG Talang Duku
PLTG Sewa Beli Tl. Duku
PLTG Sewa Beli Borang
PLTG Keramasan AKE #1,2

Kapasitas
(MW)
829,1
25,0
64,9
50,0
40,0
40,0
40,0
25,2
14,0
20,0
60,0
60,0
100,0

No
13
14
B
15
16
17
18
19
C
20
21
22

Nama
PLTMG Rental Borang
PLTU Bukit Asam # 1,2,3,4
PLN (Isolated)
PLTD Makarti Jaya
PLTD Sungsang
PLTD Air Saleh
PLTD Simpang Sender
PLTD Teluk Agung
IPP
PLTMG Sako Kenten
PLTMG Musi II
PLTMG Prabumulih
Total

Kapasitas
(MW)
30,0
260,0
6,6
1,4
1,7
1,1
1,9
0,5
43,8
12,0
19,8
12,0
879,4

Kota Palembang dipasok dari ring transmisi 70 kV dan ring transmisi 150 kV, dengan
4 trafo IBT 150/70 kV yang berada di GI Borang dan GI Keramasan dengan kapasitas
400 MVA. Gardu induk terpasang di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 21 GI
dengan total kapasitas trafo 932 MVA, terdiri dari 8 GI 70/20/12 kV dan 13 GI
150/20 kV.
A10.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI SUMATERA SELATAN
Konsumsi energi listrik di Sumsel diserap oleh konsumen rumah tangga (60%),
komersil (18%), industri (14%) dan publik (8%)
Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020
seperti pada Tabel A10.2.

359

Tabel A10.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
3.089
3.460
3.845
4.273
4.758
5.157
5.589
6.054
6.599
7.188
10,1%

Produksi
(Gwh)
3.383
3.781
4.196
4.648
5.160
5.576
6.027
6.513
7.081
7.696
9,8%

Beban Puncak
(MW)
630
698
769
845
931
998
1.070
1.147
1.238
1.335
9,3%

Pelanggan
1.176.885
1.279.529
1.395.900
1.610.969
1.676.664
1.743.913
1.813.797
1.884.344
1.954.822
2.027.626
8,1%

A10.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Potensi sumber energi di provinsi ini sangat banyak berupa batubara, gas bumi,
minyak bumi, panas bumi dan gas metan batubara (CBM), sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel A10.3.
Tabel A10.3. Potensi Sumber Energi
Sumber Daya
Minyak Bumi (Oil)
Gas Bumi
Batubara
Coal Bed Methane
Panas Bumi (Geothermal)
Gambut
Potensi Air (Mini/Mikro Hidro)
Energi Surya
Biomassa
Biogas
Sumber

Potensi
757,6 MMSTB
24179,5 BSCF
47,1 Milyar Ton
183,00 TCF
1.911 MW
64.200 Ha
9.385,728 kW
53,85 x 10 MW
16.034,24 GWh
235,01 kWh

Produksi
27.933,07 ribu BBL
434.108,64 ribu MMBTU
9.276.361 ton
Belum dimanfaatkan
Belum dimanfaatkan
Belum dimanfaatkan
Sebagian dimanfaatkan
Telah dimanfaatkan
Sebagian dimanfaatkan
Belum dimanfaatkan

: Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Prov. Sumatera Selatan 2008

360

P_57
18

P_55
3

P_56
4

17

5
7

10

12

15

13

01-074-27

11

16
8

P_59

PLTU 2 x 113 MW
Simpang Belimbing
9

PLTU 2 x 135 MW
Keban Agung

19
2

20
14

01-074-15
01-074-141

P_53
PLTP 4 x 55 MW
Lumut Balai

01-074-07
01-074-02
PLTM 2 x 2,29 MW
Telanai Banding Agung

Gambar A10.2. Peta Potensi Sumber Energi di Provinsi Sumatera Selatan

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sekitar 3.795 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada
Tabel A10.4.

361

Tabel A10.4. Pengembangan Pembangkit


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Proyek
Borang
Simpang Belimbing #1,2
Talang Duku
Borang
Gunung Megang, ST Cycle
Jaka Baring (CNG/Peaker)
Baturaja
Keramasan
Banjarsari
Sumsel-11, MT
Lumut Balai (FTP2)
Sumsel-2 (Keban Agung)
Sumsel-5
Sumsel-7
Sumsel-6, Mulut Tambang
Sumsel-8, Mulut Tambang
Sumsel-9, Mulut Tambang
Sumsel-10, Mulut Tambang
Rantau Dedap (FTP2)
Danau Ranau
Sumsel-1, Mulut Tambang
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTMG
PLTU
PLTG
PLTG
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTU

Sewa
Swasta
Sewa Beli
Sewa
Swasta
PLN
Swasta
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN

Kapasitas
(MW)
30
227
60
60
30
50
20
86
230
227
220
225
300
300
600
1200
1200
600
220
110
800
6795

COD
2011
2011
2011
2011-12
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014-15
2015
2015-16
2015-16
2016-17
2016
2017
2018
2018-19
2019
2019-20

Pengembangan PLTU Sumsel-8, PLTU Sumsel-9 dan PLTU Sumsel-10 dengan


kapasitas total 3.000 MW merupakan PLTU batubara mulut tambang dengan
memanfaatkan tersedianya cadangan batubara low rank di Sumatera Selatan. Listrik
dari ketiga PLTU tersebut dimaksudkan akan disalurkan ke Pulau Jawa melalui
transmisi HVDC 500 kV Jawa-Sumatera. Rencana ini dilakukan dengan terlebih
dahulu memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Sumatera Selatan pada khususnya dan
Sumatera pada umumnya melalui pengembangan banyak pembangkit batubara,
panas bumi dan gas.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)
Pengembangan Gardu Induk
Provinsi Sumsel memerlukan pembangunan GI 150 kV baru di 11 lokasi dengan
kapasitas sebesar 570 MVA seperti pada Tabel A10.5.

362

Tabel A10.5. Pengembangan GI 150 kV Baru


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Nama Gardu Induk

Tegangan

Tanjung Api-Api
Gandus
Jakabaring
Kenten
Sekayu
Kayu Agung
Sungai Lilin
Tebing Tinggi
Muara dua
Martapura
Muara Rupit
Jumlah

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
60
120
60
120
30
30
30
30
30
30
30
570

COD
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2016
2017

Selain itu juga diperlukan pengembangan GI existing kapasitas total trafo 1.470 MVA
sampai tahun 2020 seperti pada Tabel A10.6.
Tabel A10.6. Pengembangan Extension GI 70 kV dan 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Nama Gardu Induk


Baturaja
Bukit Siguntang
Lubuk Linggau
Baturaja
Bukit Siguntang
Bungaran
Gungung Megang
Lahat
Pagar Alam
Prabumulih
Simpang Tiga
Talang Kelapa
Baturaja
Bukit Asam
Bukit Siguntang
Keramasan

Tegangan
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
60
30
60
60
30
60
60
30
30
60
60
60
60
60
30
60

COD

No

2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Nama Gardu Induk


Gumawang
Lubuk Linggau
Mariana
Keramasan
Sungai Lilin
Bukit Asam
Kenten
Pagar Alam
Talang Kelapa
Betung
Kayu Agung
Gandus
Sekayu
Simpang Tiga
Tebing Tinggi
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
30
60
30
60
30
60
60
30
60
30
30
60
30
60
30
1470

COD
2014
2014
2015
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2020
2020
2020
2020

Sebagai bagian dari rencana pengembangan kelistrikan Sumatera dan nasional, di


Provinsi Sumatera Selatan terdapat proyek-proyek pengembangan GI 275 kV, GI 500
kV dan stasiun konverter transmisi HVDC 500 kV seperti pada Tabel A10.7.

363

Tabel A10.7. Pengembangan GI 275 kV, 500 kV dan 500 kV HVDC


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nama Gardu Induk

Tegangan

Lahat
Lubuk Linggau
Betung
Gumawang
Lahat
Lumut Balai
Bayung Lincir/PLTU Sumsel - 5
Muara Enim
Sungai Lilin/PLTU Sumsel - 7
Muara Enim 500 kV
Muara Enim 500 kV
Lubuk Linggau
Jumlah

Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)

275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV Extension
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
500 kV DC
Baru
500/275 kV
Baru
275/150 kV Extension

1000
250
500
500
0
500
0
0
0
3000
1000
250
7000

35,50
20,32
24,00
21,03
2,97
24,28
12,08
12,21
12,08
324,00
54,31
7,45
550,2

2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2016
2016
2020

Pengembangan Transmisi
Di Provinsi Sumatera Selatan diperlukan pengembangan transmisi 150 kV, 275 kV,
500 kV dan 500 kV DC sepanjang 2.876 kms sampai dengan tahun 2020 dengan
kebutuhan dana sekitar USD 498,1 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A10.8. dan
Tabel A10.9.
Tabel A10.8. Pembanguan Transmisi 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Dari
PLTU Simpang Belimbing
Kenten
Lahat
PLTU Simpang Belimbing
Tanjung Api-Api
Betung
Bukit Asam (uprate)
Gandus
Jakabaring
Betung
Kayu Agung
Lahat
Lubuk Linggau
Mariana
Sumsel-11, MT
Sungai Lilin
Lahat
Muara Dua
Gumawang
Sarolangun
PLTP Rantau Dedap
Muara Dua
Jumlah

Ke

Tegangan

Inc. 1 Pi (Prabumulih-Bk. Asam)


Inc. 2 Pi (T. Kelapa-Borang )
Pagar Alam
Lahat
Inc.1 Pi (T.Kelapa-Borang )/Kenten
Sekayu
Baturaja (uprate)
Inc. 2 Pi (Keramasan-T. Kelapa)
Inc. 2 Pi (Keramasan-Mariana)
Talang Kelapa
Gumawang
PLTU Banjar Sari
Tebing Tinggi
Kayu Agung
Inc. 1 Pi (Prabumulih-Bk. Asam)
Betung
PLTU Keban Agung
Baturaja
Martapura
Muara Rupit
PLTP Lumut Balai
PLTP Danau Ranau

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

364

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
2 cct, 2 x 330 mm2
120
10.9
2 cct, 2 x 330 mm2
1
0.1
2 2nd cct, 1 Hawk
94.6
5.2
2 cct, 2 x 330 mm2
120
10.9
2 cct, 2 x 330 mm2
40
3.6
2 cct, 1 Hawk
70
3.9
2 cct, AC3 310 mm2
78
10.4
2 cct, CU 1000 mm2
20
44.4
2 cct, 2 x 330 mm2
1
0.1
1 2nd cct, 2 Hawk
55.2
8.4
2 cct, 2 Zebra
90
20.3
2 cct, 2 x 330 mm2
40
3.6
2 cct, 1 Hawk
150
8.3
2 cct, 2 Zebra
60
13.5
2 cct, 2 x 330 mm2
120
10.9
2 cct, 1 Hawk
120
6.6
2 cct, 2 Zebra
70
15.8
2 cct, 2 Hawk
92
7.0
2 cct, 1 Hawk
120
6.6
2 cct, 1 Hawk
80
4.4
2 cct, 2 Hawk
40
3.1
2 cct, 2 Hawk
90
6.9
1672
204.9
Konduktor

COD
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2017
2018
2019

Tabel A10.9. Pembanguan Transmisi 275 kV, 500 kV dan 500 kV DC


No
1
2
3
4
5
6
7

Dari
Betung
Lahat
Lahat
Muara Enim
Bayung Lincir
Muara Enim
Muara Enim
Jumlah

Ke

Tegangan

Konduktor

Sungai Lilin
275 kV
Lumut Balai
275 kV
Muara Enim
275 kV
Gumawang
275 kV
Sungai Lilin
275 kV
Betung
275 kV
perbatasan Sumsel/Lampung 500 kV DC

2
2
2
2
2
2
2

cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct 4 Falcon

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
120
27,0
50
11,3
70
15,8
290
65,3
124
27,9
350
78,8
200
67,2
1204
293,2

COD
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2016

Selain proyek-proyek transmisi yang tercantum dalam tabel A10.8 dan tabel A10.9
terdapat pula ruas transmisi 500 kV AC yang menghubungkan PLTU mulut tambang
Sumsel-8, Sumsel-9 dan Sumsel-10 ke GI 500 kV Muara Enim. Panjang dan rute
transmisi 500 kV tersebut akan ditentukan kemudian sesuai hasil lelang ketiga PLTU
mulut tambang tersebut.
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan sebesar 1,03
juta pelanggan, dimana untuk mencapai rasio elektrifikasi 60% di tahun 2011 akan
disambung 233.400 pelanggan. Pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung ratarata 88.700 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan,
diperlukan pembangunan JTM 5.152kms, JTR sekitar 5.306 kms dan tambahan
kapasitas trafo distribusi sekitar 675 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A10.10.
Tabel A10.10. Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
716
394
414
438
462
488
516
544
574
606
5.152

JTR
kms
721
396
421
447
475
504
535
567
602
638
5.306

365

Trafo
MVA
100
44
54
50
62
58
71
67
82
88
675

Pelanggan

233.427
102.644
116.372
116.204
88.735
83.599
73.059
69.997
70.865
76.896
1.031.799

A10.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diperlihatkan pada Tabel A10.11.
Tabel A10.11. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
3,089
3,460
3,845
4,273
4,758
5,157
5,589
6,054
6,599
7,188
50,012

Produksi
Energi
(Gwh)
3,383
3,781
4,196
4,648
5,160
5,576
6,027
6,513
7,081
7,696
54,063

Beban
Puncak
(MW)
630
698
769
845
931
998
1,070
1,147
1,238
1,335
9,661

Pembangkit
(MW)

366

347
110
106
567
635
600
300
110
620
400
3,795

GI
(MVA)
150
510
1,790
1,680
60
4,030
120
210
60
430
9,040

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
120
256
169
1,289
512
320
80
40
90
0
2,876

372
124
301
1,253
1,178
1,305
445
306
1,073
604
6,961

LAMPIRAN A.11
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI BENGKULU

A11.1. KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI


Sistem kelistrikan di Provinsi Bengkulu saat ini mempunyai beban puncak sekitar 113
MW, terdiri dari 92 MW beban puncak interkoneksi dan 21 MW beban puncak sistem
isolated. Pasokan utama bersumber dari sistem interkoneksi Sumbagselteng melalui
transmisi 150 kV dan 70 kV. Sedangkan sistem isolated dipasok dari PLTD dan
PLTMH. Peta kelistrikan Provinsi Bengkulu diperlihatkan pada Gambar A11.1.

Gambar A11.1. Peta Kelistrikan Provinsi Bengkulu

Pembangkit di Provinsi Bengkulu diberikan pada Tabel A11.1.

367

Tabel A11.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang per 2010

No.
1
2
3
4
5

Nama Pembangkit
PLTA Musi
PLTA Tes
PLTD Isolated
PLTD Isolated
PLTM Isolated

Bahan
Bakar

Pemilik

Air
Air
HSD
HSD
Air

PLN
PLN
PLN
Sewa
PLN

Kapasitas
Terpasang (MW)
210,0
17,6
17,6
8,8
1,6

Jumlah

255,6

A11.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI BENGKULU


Dari realisasi penujualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020 dapat
dilihat pada Tabel A11.2.
Tabel A11.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
498
565
635
709
759
814
880
934
1.001
1.072
9,2%

Produksi
(Gwh)
564
638
716
796
849
908
978
1.034
1.106
1.180
8,9%

Beban Puncak
(MW)
107
120
133
146
154
162
172
181
192
204
7,8%

Pelanggan
284.722
311.088
335.351
369.793
381.756
400.938
415.084
431.919
449.019
465.835
6,7%

A11.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Menurut informasi dari Kementerian ESDM, sumber energi yang tersedia di Bengkulu
untuk membangkitkan energi listrik terdiri dari potensi tenaga air dan panas bumi
dengan perkiraan potensi mencapai 400 MW untuk PLTA dan 500 MW PLTP. Selain
368

itu terdapat cadangan batubara sebesar 120 juta ton. Gambar A11.2 memperlihatkan
sebaran dan jumlah potensi energi tersebut.

Gambar A11.2. Peta Potensi Energi Primer

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sebesar 367 MW di 5 lokasi dengan perincian seperti
ditampilkan pada Tabel A11.3.
Tabel A11.3. Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5

Proyek
Ipuh
Muko Muko
Hululais (FTP2)
Simpang Aur (FTP2)
Kepahiyang
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTP

PLN
Swasta
PLN
Swasta
PLN

369

Kapasitas
(MW)
6
8
110
23
220
367

COD
2013
2013
2015
2015
2020

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan Gardu Induk
Rencana pengembangan gardu induk di Provinsi Bengkulu hingga tahun 2020 yaitu 5
penambahan GI baru dan 3 pengembangan GI existing. Total penambahan kapasitas
trafo GI mencapai 360 MVA dengan rincian kegiatan seperti pada Tabel A11.4 dan
Tabel A11.5.
Tabel A11.4. Pengembangan GI Baru 150 kV dan 70 kV
No
1
2
3
4
5

Nama Gardu Induk


Manna
Pulau Baai
Argamakmur
Muko-muko
Bintuhan
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
30
120
30
30
30
240

COD
2012
2013
2015
2015
2017

Tabel A11.5. Pengembangan GI Existing 150 kV dan 70 kV


No

Nama Gardu Induk

1 Manna
2 Pekalongan
3 Pulau Baai
Jumlah

Kapasitas
(MVA)
150/20 kV
30
150/20 kV
30
150/20 kV
60
120
Tegangan

COD
2013
2013
2017

Pengembangan Transmisi
Untuk mengikuti perkembangan gardu induk dan pembangkit, dibutuhkan juga
pengembangan jaringan transmisi sepanjang 1.318 kms dengan biaya sebesar
US$ 95,4 juta. Rincian kegiatan terdapat pada Tabel A11.6.
Tabel A11.6. Pembangunan Transmisi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Dari
Pagar Alam
Pekalongan
Kambang
Pekalongan
PLTA Simpang Aur 1
PLTA Simpang Aur 1
Pulau Baai
Manna
Muko-muko/Bantal/Ipoh
PLTP Kepahiyang
Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Manna
Pulo Baai
Muko-muko/Bantal/Ipoh
PLTP Hululais
Inc. 1 Pi (Pekalongan-P. Baai)
PLTA Simpang Aur 2
Arga Makmur
Bintuhan
Arga Makmur
Inc. 2 Pi (Pekalongan-P. Baai)

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

370

2
2
2
2
2
2
2
2
2
4

cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,

1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
96
5,3
90
6,9
220
16,8
120
9,2
20
1,5
12
0,7
180
13,7
140
7,8
360
27,5
80
6,1
1318
95,4

COD
2012
2013
2015
2015
2015
2015
2015
2017
2020
2020

Pengembangan Distribusi
Proyeksi penambahan pelanggan baru mendekati 221 ribu sambungan untuk kurun
waktu 2011-2020, dimana untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 60% di
tahun 2011 akan disambung 40.147 pelanggan. Pada tahun-tahun selanjutnya akan
disambung rata-rata 20.100 pelanggan per tahun, dengan kebutuhan pertambahan
JTM sebanyak 2.115 kms, JTR sepanjang 2.301 kms dan penambahan kapasitas
gardu distribusi sebesar 140 MVA seperti pada Tabel A11.7.
Tabel A11.7. Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
290
191
176
271
133
306
141
227
194
188
2.115

JTR
kms
316
208
191
295
144
333
153
247
211
204
2.301

Trafo
MVA
20
13
12
18
8
16
12
15
13
13
140

Pelanggan

40.147
26.366
24.262
34.442
11.963
19.182
14.146
16.836
17.100
16.816
221.260

A11.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diperlihatkan pada Tabel A11.8.

371

Tabel A11.8. Rangkuman

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
498
565
635
709
759
814
880
934
1.001
1.072
7.867

Produksi
Energi
(Gwh)
564
638
716
796
849
908
978
1.034
1.106
1.180
8.768

Beban
Puncak
(MW)
107
120
133
146
154
162
172
181
192
204
1.571

Pembangkit
(MW)

372

0
0
14
0
133
0
0
0
0
220
367

GI
(MVA)
0
30
180
0
60
0
90
0
0
0
360

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
96
90
0
552
0
140
0
0
440
1.318

13
17
56
17
269
21
25
19
18
406
862

LAMPIRAN A.12
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI
PROVINSI LAMPUNG

A12.1. KONDISI SAAT INI


Sistem ketenagalistrikan di Provinsi Lampung adalah bagian dari sistem interkoneksi
Sumatera seperti ditunjukkan pada Gambar A12.1.

Gambar A12.1. Peta Sistem Interkoneksi & Sistem Isolated

Beberapa sistem di Provinsi Lampung belum tersambung dengan sistem interkoneksi,


meliputi sistem tersebar yang kecil (< 0,5 MW) yang pada umumnya merupakan
PLTD Listrik Pedesaan dengan jam operasi 12 jam per hari yang tersebar di lokasi
yang terpencil seperti Pulau Sebesi di Lampung Selatan, Pugung Tampak dan
Bengkunat di Lampung Barat.
Sistem kelistrikan Lampung akan dikembangkan untuk mencakup daerah-daerah
sebagai berikut : Kota Agung di Kabupaten Tanggamus, Liwa dan Ulubelu di
Kabupaten Lampung Barat, Pakuan Ratu di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan
Simpang Pematang di Kabupaten Mesuji. Peta kelistrikan Provinsi Lampung
diperlihatkan pada Gambar A12.2.
373

Gambar A12.2 .Peta Kelistrikan Provinsi Lampung

Beban puncak Lampung pada tahun 2010 adalah 482 MW dengan produksi energi
2.607 GWh.
Pembangkit yang berada di Provinsi Lampun ditunjukkan pada Tabel A12.1.
Tabel A12.1. Kapasitas Pembangkit per 2010
No
1
2
3
4
5
6

Daya
Pembangkit
Terpasang
(MW)
PLTA Besai #1,2
90
PLTA Batutegi #1,2
30
PLTU Tarahan #3,4
200
PLTD Tarahan #2,4
15
PLTD Teluk Betung #7,8,10
14
PLTD Tegineneng #1,2,3
28
Jumlah
377

374

Daya
Mampu
(MW)
89
28
200
12
11
20
361

A12.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK


Pertumbuhan penjualan tenaga listrik khususnya provinsi Lampung dalam lima tahun
terakhir sangat tinggi, yaitu mencapai 11,1%. Pertumbuhan ini masih berpotensi
untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi, karena pada tahun 2010 baru mencapai
60%.
Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terkahir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020 dapat
dilihat pada Tabel A12.2.
Tabel A12.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
2.811
3.325
3.679
4.052
4.428
4.747
5.075
5.411
5.754
6.102
10,6%

Produksi
(Gwh)
3.106
3.637
3.989
4.361
4.746
5.077
5.416
5.762
6.124
6.491
9,6%

Beban Puncak
(MW)
569
660
717
776
837
887
938
989
1.041
1.094
8,2%

Pelanggan
1.274.206
1.429.388
1.578.181
1.731.411
1.874.733
1.968.260
2.064.353
2.163.074
2.264.491
2.368.673
8,7%

A12.3. PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIKAN


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung,
potensi sumber energi utama yang berada di provinsi ini adalah panas bumi dan
tenaga air sebagaimana diberikan pada Tabel A12.3 dan Tabel A12.4. Selain itu juga
terdapat potensi biomassa dan batubara.

375

Tabel A12.3. Potensi Panas Bumi


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Area

Potency (Mwe)
Reserve (Mwe)
Speculative Hipothetic Possible Probable Proven

Regency

Way Umpu
Way Kanan
Danau Ranau Lampung Barat
Purunan
Lampung Barat
Gn. Sekincau
Lampung Barat
Bacingot
Lampung Barat
Suoh Antata
Lampung Barat
Pajar Bulan
Lampung Barat
Natar
Lampung selatan
Ulu Belu
Tanggamus
Lempasing
Lampung selatan
Way Ratai
Lampung selatan
Kalianda
Lampung selatan
Pmt. Belirang
Lampung selatan
Total Potency = 2,855 Mwe

100
25
225
100
25
225
225
925

185
100
163
156
194
40
838

222
130
300
380
40
1,072

37
37

110
110

Tabel A12.4. Potensi Tenaga Air

No.
I
1
2
3
4
5
6
7
8

Lokasi
Mesuji Tulang bawang
Besai / Umpu
Giham Pukau
Giham Aringik
Tangkas
Campang Limau
Sinar Mulia
Way Abung
Way Umpu

II Seputih / Sekampung
1 Bumiayu

Kapasitas
(MW)
7.50
16.00
80.00
1.60
1.00
978.00
600.00
600.00

39.20

No.
III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Lokasi
Semangka
Semangka Atas I
Semangka Atas II
Semangka Atas III
Semangka Bawah I
Semangka Bawah II
Semung I
Semung II
Semung III
Manula I
Manula II
Simpang Lunik I
Simpang Lunik II
Simpang Lunik III

Kapasitas
(MW)
26.8
23.2
28.2
35.5
40.4
23.8
38.7
11.6
5.7
8.4
6.1
3.8
3.9

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sekitar 1.301 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada
Tabel A12.5.

376

Tabel A12.5. Pengembangan Pembangkit


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Proyek

Jenis

Pemilik

Tarahan (FTP1)
Ulubelu #1,2
Tarahan #5,6
Pembangkit Peaker
Ulubelu #3,4 (FTP2)
Semangka
Rajabasa (FTP2)
Suoh Sekincau
Wai Ratai
Jumlah

PLTU
PLTP
PLTU
PLTG
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP

PLN
PLN
Sewa
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

Kapasitas
(MW)
200
110
240
200
110
56
220
110
55
1301

COD
2012
2012-13
2013
2014
2015
2016
2017
2018-19
2019

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan GI
Di Provinsi Lampung direncanakan pembangunan 14 buah gardu induk baru dan
pengembangan GI existing sampai dengan tahun 2020 seperti diperlihatkan pada
Tabel A12.6 dan Tabel A12.7.
Tabel A12.6. Rencana GI Baru 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama Gardu Induk


Seputih banyak
Dipasena
Ulubelu
Kota Agung
Liwa
Dipasena
Gedong Tataan
Ketapang
Mesuji
Teluk Ratai
Jati Agung
Pakuan Ratu
Langkapura
Bengkunat
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

377

Kapasitas
(MVA)
30
90
30
30
30
120
60
30
30
30
30
30
60
30
630

COD
2011
2012
2012
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2019

Tabel A12.7. Rencana Pengembangan GI Existing


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama Gardu Induk


Kotabumi
Adijaya
Bukit Kemuning
Kalianda
Natar
New Tarahan
Pagelaran
Metro
Sribawono
Sukarame
Kotabumi
Seputih banyak
Tegineneng

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
60
30
60
30
60
30
60
60
60
30
60
30
60

COD

No

2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Nama Gardu Induk


Adijaya
New Tarahan
Menggala
Sutami
Mesuji
Tegineneng
Jati Agung
Ketapang
Pakuan Ratu
Sukarame
Kotabumi
Sribawono
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
30
60
60
30
30
60
30
30
30
60
60
60
1170

COD
2015
2015
2016
2016
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2020
2020

Pengembangan Transmisi
Pengembangan transmisi 150 kV dan 500 kV sampai dengan 2020 sepanjang
2.124 kms diperlihatkan pada Tabel A12.8.
Tabel A12.8 Pengembangan Transmisi 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Dari
Bukit Kemuning (uprate)
PLTU Tarahan (FTP1)
Seputih Banyak
Ulubelu
Baturaja (uprate)
Menggala
Sutami (uprate)
Pagelaran (uprate)
Bukit Kemuning
Pagelaran
Gedon Tataan
Gumawang
Kalianda
Mesuji
Pagelaran
PLTP Ulubelu #3,4
Natar
Pakuan Ratu
PLTA Semangka
Kalianda
Langkapura
Besai
Liwa
Teluk Ratai
Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Kotabumi (uprate)
Inc. 2 Pi (New Tarahan-Kalianda)
Dipasena
Inc. 1 Pi (Batutegi-Pagelaran)
Bukit Kemuning (uprate)
Seputih Banyak
Natar (uprate)
Tegineneng (uprate)
Liwa
Kota Agung
Teluk Ratai
Mesuji
Ketapang
Dipasena
Gedong Tataan
Ulubelu
Jatiagung
Inc. 1 Pi (Menggala-Gumawang)
Kota Agung
PLTP Rajabasa
Inc. 2 Pi (Natar-Teluk Betung)
PLTP Suoh sekincau
Bengkunat
PLTP Wai Ratai

150 kV
150 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,

AC3 310 mm2


2 Zebra
1 Hawk
2 Hawk
AC3 310 mm2
2 Zebra
AC3 310 mm2
AC3 310 mm2
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
2 Zebra
2 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
CU 1000 mm2
2 Zebra
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
1 Hawk

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
68
9.0
1
0.2
120
9.2
40
3.1
96
12.8
120
27.0
30
4.0
30
4.0
80
4.4
80
4.4
60
3.3
160
12.2
90
20.3
152
11.6
60
4.6
20
1.1
16
35.5
1
0.2
60
3.3
40
3.1
2
0.1
38
2.1
120
6.6
40
2.2
1524
184.6

COD
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2019
2019

Di provinsi ini melintas transmisi 500 kV HVDC Sumatera-Jawa dengan switching


station dan landing point kabel laut 500 kV HVDC akan berada di Ketapang.

378

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, penambahan pelanggan baru
sampai dengan 2020 adalah 1.331 ribu pelanggan, dimana untuk mencapai rasio
elektrifikasi 60% di tahun 2011 akan disambung 236.225 pelanggan dan pada tahuntahun selanjutnya akan disambung rata-rata 121.600 pelanggan per tahun. Selaras
dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 2.409 kms,
JTR sekitar 2.268 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 766 MVA,
seperti ditampilkan dalam Tabel A12.9.
Tabel A12.9. Pengembangan Distribusi
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
428
281
269
277
260
169
174
179
184
189
2.409

JTR
kms
403
264
254
261
244
159
164
168
173
178
2.268

Trafo
MVA
144
94
88
87
72
54
55
56
57
59
765

Pelanggan

236.225
155.182
148.793
153.230
143.322
93.527
96.093
98.721
101.417
104.182
1.330.692

A12.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diberikan pada Tabel A12.10.

379

Tabel A12.10. Rangkuman


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
2,811
3,325
3,679
4,052
4,428
4,747
5,075
5,411
5,754
6,102
45,384

Produksi
Energi
(Gwh)
3,106
3,637
3,989
4,361
4,746
5,077
5,416
5,762
6,124
6,491
48,709

Beban
Puncak
(MW)
569
660
717
776
837
887
938
989
1,041
1,094
8,507

Pembangkit
(MW)

380

0
255
295
200
110
56
220
55
110
0
1,301

GI
(MVA)
90
390
150
210
360
150
60
90
180
120
1,800

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
69
160
276
160
542
677
42
38
160
0
2,124

67
443
184
168
380
367
524
173
321
44
2,671

LAMPIRAN A.13
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (PERSERO)
DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

A13.1. KONDISI SAAT INI


Sistem kelistrikan di Kalimantan Barat terdiri atas satu sistem interkoneksi 150 kV
dan beberapa sistem isolated. Sistem interkoneksi meliputi sekitar Pontianak hingga
Singkawang. Sistem isolated terdiri atas sistem Sambas, Bengkayang, Ngabang,
Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Putussibau, Ketapang, Sukadana dan
sistem tersebar.
Beban puncak di sistem kelistrikan Kalimantan Barat pada tahun 2010 adalah 283
MW dengan produksi 1.478 GWh. Sistem interkoneksi merupakan yang terbesar
dimana sekitar 67% produksi listrik di Kalimantan Barat berada di sistem ini. Tabel
A13.1 memperlihatkan komposisi sistem kelistrikan di Kalimantan Barat.
Tabel A13.1. Komposisi Sistem Kelistrikan Kalimantan Barat
Sistem
Interkoneksi
Bengkayang
Sambas
Ngabang
Sanggau
Sekadau
Sintang
Putusibau
Nangapinoh
Ketapang
Tersebar
Total

Produksi
GWh
%
1003
67,9
21
1,4
61
4,1
19
1,3
55
3,7
15
1,0
63
4,3
22
1,5
22
1,5
109
7,4
88
5,9
1478
100,0

381

Beban
Faktor
Puncak (MW) Beban (%)
175
65,4
4
53,3
13
54,4
4
54,3
12
51,9
3
52,3
13
57,8
4
58,9
4
63,4
19
66,0
32
31,5
283
59,6

Pertumbuhan penjualan 5 tahun terakhir sangat tinggi, yaitu rata-rata 9,1% per tahun.
Penjualan tenaga listrik diserap oleh konsumen rumah tangga & sosial (61%),
konsumen komersil (28%), konsumen industri (5%) dan konsumen publik (6%).
Pada saat ini hampir 100% pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari
pembangkit berbahan bakar minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan masih
relatif rendah karena umur beberapa mesin diesel sudah tua dan cadangan
pembangkitan tidak memadai.
Kapasitas pembangkit adalah 385 MW dengan daya mampu 339 MW seperti
diperlihatkan pada Tabel A13.2.
Tabel A13.2. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit per 2010
Sistem
Interkoneksi
Bengkayang
Sambas
Ngabang
Sanggau
Sekadau
Sintang
Putusibau
Nangapinoh
Ketapang
Tersebar
Total

Daya
Terpasang
(MW)
236
6
15
7
14
5
16
6
6
24
50
385

Daya
Mampu
(MW)
212
5
15
5
14
4
14
5
5
22
37
339

A13.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK


Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalbar pada 5 tahun terakhir tumbuh rata-rata
9,1% per tahun, dimana permintaan listrik didominasi oleh pelanggan rumah tangga.
Pertumbuhan ekonomi selama 2006-2010 cukup tinggi yaitu rata-rata 5.2% per tahun.
Rasio elektrifikasi saat ini adalah 58.3%. Untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi
dibutuhkan ketersediaan listrik dalam jumlah yang cukup dan andal.
Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020 dapat
dilihat pada Tabel A13.3.

382

Tabel A13.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik (Sistem Interkoneksi dan Isolated)
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Sales
(Gwh)
1.406
1.559
1.713
1.869
2.030
2.205
2.394
2.599
2.820
3.060
9,0%

Produksi
(Gwh)
1.594
1.779
1.954
2.130
2.313
2.510
2.723
2.954
3.204
3.476
8,9%

Beban Puncak
(MW)
289
322
353
384
416
451
488
528
572
619
8,9%

Pelanggan
622.019
662.562
699.536
738.516
779.621
826.276
875.695
928.047
983.514
1.042.287
6,1%

Beban puncak sistem interkoneksi pada tahun 2011 adalah 186 MW, dan sejalan
dengan rencana pengembangan transmisi 150 kV hingga mengambil alih beban pada
sistem-sistem isolated (Sistem Sambas, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh,
Ngabang dan Ketapang) maka beban puncak grid 150 kV pada tahun 2020 menjadi
548 MW atau tumbuh rata-rata 12,7% per tahun. Sedangkan sistem-sistem isolated
kecil lainnya masih tetap beroperasi isolated.

A13.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN

Potensi Sumber Energi


Potensi sumber energi di Provinsi Kalimantan Barat berupa tenaga air, gambut dan
batubara.
Pemanfaatan potensi tenaga air menjadi PLTA/PLTM pada umumnya perlu didahului
dengan survey dan studi yang mendalam. Pada saat ini potensi yang dapat
dikembangkan adalah PLTA Nanga Pinoh dengan kapasitas 98 MW.
Di provinsi ini terdapat potensi gambut yang cukup besar yaitu di Kabupaten
Mempawah. Namun pemanfaatannya pada PLTU gambut terkendala oleh aspek
lingkungan.
Potensi batubara terdapat di daerah Sintang, berupa batubara dengan kandungan
kalori yang tinggi, namun pada saat ini belum dilakukan eksploitasi karena terkendala
infrastruktur transportasi. Sumber batubara ini dapat digunakan sebagai bahan bakar
untuk PLTU/PLTGB di Sanggau, Sintang, Nanga Pinoh dan Putusibau.
383

Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 dipenuhi dengan
mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem interkoneksi dan sistem-sistem
isolated sebagaimana ditampilkan pada Tabel A13.4.
Tabel A13.4. Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Proyek
Riam Badau
Ketapang (IPP)
Putussibau (FTP2)
Sanggau
Sintang
Ketapang (FTP2)
Nanga pinoh
Pantai Kura-Kura (FTP1)
Parit Baru (FTP1)
Parit Baru-Loan China (FTP2)
Pontianak-3
Kalbar-1
Nanga pinoh
Kalbar-2
Pontianak-2
Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTM
PLTU
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA
PLTU
PLTU

PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
Swasta

Kapasitas
(MW)
0.2
14
8
14
21
20
6
55
100
100
50
100
98
100
50
736

COD
2011
2012
2012
2012-13
2012-13
2013
2013
2013
2013
2014-15
2015
2016-17
2017-18
2019-20
2019-20

Sebagai bagian dari rencana penyediaan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Barat,
PLN berencana membeli tenaga listrik dari Sarawak melalui transmisi interkoneksi
275 kV antar negara yang berkapasitas lebih dari 200 MW. PLN bermaksud
mengimpor tenaga listrik baseload sebesar 50 MW dan peakload sebesar hingga 180
MW. Dengan pola transfer energi seperti ini PLN akan terhindar dari membakar BBM
untuk pembangkit beban puncak. Adanya rencana impor baseload sebesar 50 MW
adalah untuk mengurangi ketidakpastian penyediaan pembangkit baseload di sistem
Kalimantan Barat.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)
Pengembangan GI
Di Provinsi Kalimantan Barat akan dibangun 15 buah GI 150 kV baru dan
pengembangan trafo GI existing sebesar 930 MVA. Selain itu akan dibangun pula GI
275 kV sebagai simpul interkoneksi antara Kalimantan Barat dan Serawak. Rencana
pembangunan GI diberikan pada Tabel A13.5 dan Tabel A13.6.
384

Tabel A13.5. Pengembangan GI 150 kV dan 275 kV Baru


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Nama Gardu Induk


Kota Baru
PLTU Kura-Kura
Sambas
Bengkayang
Ngabang
Tayan
Sanggau
Sekadau
Sintang
Kota Baru 2
Nanga Pinoh
Sandai
Sukadana
Ketapang
Putusibau
Bengkayang
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
275/150 kV

Kapasitas
(MVA)
30
30
30
30
30
30
30
30
60
30
30
30
30
60
30
250
760

COD
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2016
2016
2016
2016
2017
2020
2013

Tabel A13.6. Pengembangan/Extension GI 150 kV


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Gardu Induk


Sei Raya
Mempawah
Siantan
Singkawang
Sanggau
Parit Baru
Sambas
Siantan
Kota Baru
Jumlah

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Kapasitas
(MVA)
120
30
60
30
30
30
30
60
30
420

COD
2012
2014
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Pengembangan Transmisi
Pengembangan jaringan transmisi sampai dengan tahun 2020 di Kalimantan Barat
adalah seperti terlihat pada Tabel A13.7.

385

Tabel A13.7. Pengembangan Transmisi 150 kV dan 275 kV


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Dari
Parit Baru
PLTU Kura-Kura
Sei Raya
Singkawang
Bengkayang
Ngabang
PLTU Parit Baru (IPP)
Siantan
Singkawang
Sanggau
Sintang
Tayan
Nanga Pinoh
Sandai
Sintang
Sukadana
Ketapang
Sintang
Bengkayang
Jumlah

Ke

Tegangan

Kota Baru
Inc. 2 pi (Singkawang-Mempawah)
Kota Baru
Sambas
Ngabang
Tayan
Parit Baru
Tayan
Bengkayang
Sekadau
Sekadau
Sanggau
Kota Baru 2
Tayan
Nanga Pinoh
Sandai
Sukadana
Putusibau
Perbatasan

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
275 kV

Konduktor
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,

1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Zebra

Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
40
2,2
40
2,2
32
1,8
126
7,0
180
10,0
110
6,1
6
0,3
184
10,2
120
6,6
100
5,5
180
10,0
180
10,0
180
10,0
300
22,9
180
10,0
180
13,7
200
15,3
300
22,9
180
28,4
2818
195,0

COD
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2016
2016
2016
2016
2017
2020
2013

Untuk mewujudkan interkoneksi antara Kalimantan Barat dan Sarawak tersebut, PLN
berencana membangun transmisi 275 kV sepanjang 180 kms dari GI Bengkayang ke
perbatasan negara dan trafo IBT berkapasitas 250 MVA.
Pengembangan kelistrikan Kalimantan Barat dapat dilihat pada Gambar A13.1.

386

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough
RENCANA
PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart
your computer,
and then open theBARAT
file again. If 2011
the red x still
appears, you

KALIMANTAN
- 2020

PLTM PANCAREKSAJINGAN (IPP);


2 x 400 KW (2012)
ARUK
PLTU 2 KALBAR TJ.GUNDUL
(PLN);
2 x 27,5 MW (2013)
PLTU PERPRES TAHAP II 2 X
50 MW (2014) LOAN CHINA

SERIKIN
JAGOI BABANG

BATU KAYA

GI. NGABANG
Thn2013
55 km
GI. SIANTAN

GI. TAYAN
GI. SEI RAYA Thn2013
GI. KOTA BARU
Thn 2011
PLTU TAYAN (IPP);2 X 25
MW (2015)

PLTGB (IPP) 8 MW (2012)


GI. PUTUSIBAU
Thn 2020

BADAU

ENTIKONG
GI & GITET. BENGKAYANG
Thn 2013

GI. PLTU KURA-KURA


Thn
2011
GI. MEMPAWAH

PLTU 1 KALBARPARIT BARU (PLN); 2 x 50


MW (2013)
PLTU PARIT BERKAT (IPP); 2 x 25 MW
(2014);

KUCHING

GI MAMBONG (MATANG)
TEBEDU

GI. SINGKAWANG
Thn 2009

GI. PARIT BARU

PLTM MERASAPBENGKAYANG (PLN);


2 x 750 KW (2010)

BIAWAK

GI. SAMBAS
Thn2013

GI SANGGAU
Thn 2014

PLTU SINTANG (PLN); 3 X 7 MW 2012)


(

GI. SINTANG
Thn 2014

GI. SEKADAU
Thn 2014
PLTU SANGGAU (PLN); 2 X
7 MW (2012)

PLTGB NANGAPINOH (PLN); 6 (2013)


PLTA NANGA PINOH (PLN) 98 MW 201718
GI. NANGA PINOH
Thn 2016

GI. K0TA
BARU22017
GI. SUKADANA
Thn 2017
GI. SANDAI
Thn 2017

PLTU KETAPANG (PLN) ;


2 X 10 MW (2013)

GI.GI
KUALA
KURUN
Kuala
Kurun

GI. KETAPANG
Thn 2017

PLTU KETAPANG (IPP) ; 2 X7 MW (2012)

KETERANGAN :
Gardu Induk 275 kV Rencana
Transmisi 275 kV Rencana
Transmisi 150 kV Eksisting
Transmisi 150 kV Rencana
Gardu Induk 150 kV Eksisting
Gardu Induk 150 kV Rencana

PLTU Rencana
PLTMH Rencana
Listrik Perbatasan Eksisting
Listrik Perbatasan Rencana

Gambar A13.1. Pengembangan Kelistrikan Provinsi Kalimantan Barat

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan
sebanyak 46.400 sambungan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan
tersebut diperlukan pembangunan JTM 1.380 kms, JTR sekitar 3.944 kms dan
tambahan kapasitas trafo distribusi 540 MVA sampai dengan tahun 2020 seperti
ditampilkan dalam Tabel A13.8.

387

Tabel A13.8. Pengembangan Distribusi


Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

JTM
kms
138
120
109
115
122
138
146
155
164
174
1.381

JTR
kms
394
343
312
329
347
394
418
442
469
497
3.944

Trafo
MVA
51
53
46
43
50
53
56
59
62
66
540

Pelanggan

44.189
40.543
36.973
38.980
41.105
46.655
49.419
52.353
55.467
58.773
464.457

A13.4. ELEKTRIFIKASI DAERAH PERBATASAN ANTAR NEGARA


Kebutuhan energi listrik untuk daerah terpencil di perbatasan antara Kalimantan
Barat dan Sarawak masih belum tercukupi, sementara kondisi kelistrikan di wilayah
Sarawak lebih baik. Hal ini menimbulkan terjadinya kesenjangan pada daerah
perbatasan. PLN telah melakukan pembelian tenaga listrik skala kecil untuk 2 sistem
isolated di daerah perbatasan, yaitu di Sajingan dan Badau. Berikutnya akan
dilakukan pembelian listrik dari Sarawak untuk melistriki sistem isolated lainnya, yaitu
Entikong sebesar 150 kVA dan Seluas sebesar 100 kVA. Peta kelistrikan di daerah
perbatasan diberikan pada Gambar A13.2.

388

Gambar A13.2. Peta Kelistrikan di Daerah Perbatasan

A13.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diberikan pada Tabel A13.9.
Tabel A13.9. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah

Energy
Sales
(Gwh)
1,406
1,559
1,713
1,869
2,030
2,205
2,394
2,599
2,820
3,060
21,656

Produksi
Energi
(Gwh)
1,594
1,779
1,954
2,130
2,313
2,510
2,723
2,954
3,204
3,476
24,635

Beban
Puncak
(MW)
289
322
353
384
416
451
488
528
572
619
4,424

Pembangkit
(MW)

389

0
43
195
50
100
50
99
49
75
75
736

GI
(MVA)
60
150
340
210
30
150
90
30
60
60
1,180

Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
112
126
780
460
0
840
200
0
0
300
2,818

38
132
457
151
191
182
211
120
153
191
1,825

LAM
MPIRAN A14

NERACA DAYA SIISTEM-S


SISTEM IS
SOLATED
WILAYA
AH OPER
RASI INDONESIA BARAT

390

LAMP
PIRAN A14.1
A

NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI AC
CEH

391

Neraca Daya Sistem Sabang


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan
Produksi Energi

GWh

Beban Puncak

MW

3.7

3.8

4.0

4.2

4.4

4.5

4.7

4.9

5.1

5.2

64.9

65.2

65.5

65.7

66.0

66.2

66.4

66.6

66.8

67.0

Load Faktor

20.8

21.9

23.0

24.1

25.2

26.3

27.4

28.5

29.6

30.7

Pasokan
Kapasitas Terpasang

MW

Derating Kapasitas
Pembangkit PLN

7 4
7.4

74
7.4

41
4.1

41
4.1

41
4.1

4 1
4.1

41
4.1

41
4.1

4 1
4.1

41
4.1

0.7

0.7

0.4

0.4

0.4

0.4

0.4

0.4

0.4

0.4

6.68

6.68

3.71

3.71

3.71

3.71

3.71

3.71

3.71

3.71

PLTD Aneuk Loat

392

Marcedes MTU

0.18

PLTD

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

Marcedes MTU

0.36

PLTD

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

Caterpillar

0.87

PLTD

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

Caterpillar

0.92

PLTD

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

Caterpillar

1.44

PLTD

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

PLTD Sewa
Sewa Diesel

2.00

PLTD

2.0

2.0

Genset BPKS

1 30
1.30

PLTD

1 3
1.3

13
1.3

Tambahan Pembangkit
PLN
Sabang (FTP2)

2 PLTGB

IPP
Lho Pria Laot

PLTP

Jaboi (FTP2)

PLTP

Jumlah Kapasitas

MW

6.7

6.7

11.7

11.7

11.7

11.7

18.7

18.7

28.7

28.7

Cadangan

MW

2.4

2.4

5.4

5.4

5.4

5.4

7.5

7.5

7.5

7.5

Pemeliharaan

1.4

1.4

4.0

4.0

4.0

4.0

4.0

4.0

4.0

4.0

Operasi

1.0

1.0

1.4

1.4

1.4

1.4

3.5

3.5

3.5

3.5

0 6
0.6

0 4
0.4

2 3
2.3

2 1
2.1

1 9
1.9

1 7
1.7

6 5
6.5

6 3
6.3

16 2
16.2

16 0
16.0

S
Surplus/Defisit
l /D fi i

MW

7
10

Neraca Daya Sistem Blangpidie


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan
Produksi Energi

GWh

42,8

45,0

Beban Puncak

MW

8,7

9,1

56,2

56,7

MW

23,3

23,3

Derating Capacity

1,2

1,2

Pembangkit PLN

22,1

22,1

Load Faktor

Rencana masuk grid 150 kV thn 2013

Pasokan
Kapasitas Terpasang

PLTD Suak
0,67

PLTD

1,3

1,3

Merrless

0,95

PLTD

1,0

1,0

MAK

2,39

PLTD

4,8

4,8

393

SWD 6 FG

MTU

0,99

PLTD

3,0

3,0

Cummins

0,72

PLTD

0,7

0,7

Caterpillar
p

0,92
,

PLTD

0,9
,

0,9
,

Caterpillar

0,45

PLTD

0,5

0,5

Caterpillar

0,23

PLTD

0,2

0,2

PLTD

9,0

9,0

PLTD

2,0

2,0

Jumlah Kapasitas

MW

22,1

22,1

Cadangan

MW

6,9

6,9

Pemeliharaan

4,5

4,5

Operasi

2,4

2,4

6 5
6,5

6 2
6,2

Relokasi dari Lampung 4,5


Sewa
Sewa Diesel

Surplus/Defisit

2,00

MW

Rencana masuk grid 150 kV thn 2013

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Tapaktuan


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

Produksi Energi

GWh

31,1

32,5

Beban Puncak

MW

5,9

6,2

59 8
59,8

60 2
60,2

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan

L dF
Load
Faktor
k

Rencana masuk grid 150 kV thn 2013

Pasokan
Kapasitas Terpasang

MW

Derating Kapasitas
Pembangkit PLN

10,4

6,4

0,6

0,6

9,73

5,73

PLTD Tapaktuan
MTU 12V 4000

PLTD

2,0

2,0

SWD 6FG

0,7

PLTD

0,7

0,7

SWD 9F

1,1

PLTD

2,2

2,2

MTU 12V 2000

0,7

PLTD

1,5

1,5

PLTD

4,0

394

1,0

Sewa
Sewa Diesel
Tambahan Kapasitas
PLN
Tapaktuan

7,0

PLTU

Jumlah Kapasitas

MW

Cadangan

MW

14,0
9,7

19,7

2,1

8,1

Pemeliharaan

1,1

7,0

Operasi

1,0

1,1

1 7
1,7

5 5
5,5

S
Surplus/Defisit
l /D fi i

MW

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Subulussalam


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan
Produksi Energi

GWh

55,8

Beban Puncak

MW

11,9

12,8

53,3

53,8

Load Faktor

60,2

Pasokan

Rencana tahun 2013 masuk Grid 150 kV

Kapasitas Terpasang

MW

14,7

14,7

Derating Capacity

2,2

1,9

Pembangkit PLN

12,5

12,8

PLTD Rimo

PLTD

,
4,5

395

PLTD Singkil

PLTD

0,0

PLTD Kuta Fajar

PLTD

1,2

PLTD Sewa

PLTD

9,0

Tambahan Pembangkit
PLN
Singkil

3,0

PLTGB

6,0

1,4
10

1
1

PLTU
PLTB

1,0
1,0

9,0

Jumlah Kapasitas

MW

14,5

23,8

Cadangan

MW

1,9

1,9

Beli Energi / IPP


PLTU PT. GSS
PLTBayu PT. GLA

Pemeliharaan

1,0

1,0

Operasi

0,9

0,9

0,6
,

9,1
,

p
f
Surplus/Defisit

MW

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Kutacane


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Kebutuhan
Produksi Energi

GWh

49,2

Beban Puncak

MW

10,3

10,8

54,6

55,4

MW

14,3

14,8

Load Faktor

52,6
Rencana tahun 2013 masuk Grid 150 kV

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity

0,7

0,7

Pembangkit PLN

13,62

14,10

2,6
,

2,6
,

PLTD Kuning
MTU

,
0,85

PLTD

396

SWD 6TM

1,96

PLTD

2,0

2,0

SWD 8FG

0,64

PLTD

0,6

0,6

Cummins

0,85

PLTD

1,7

1,7

0,75

PLTD

1,5

1,5

PLTD

5,0

5,0

1,0

1,5

PLTM Sepakat
Turbin WKC
PLTD Sewa
Rental genset HSD
Suplai dari 20 kV Sistem Sumut
Tambahan Pembangkit
IPP
Lawe Mamas

30

PLTA

50

Jumlah Kapasitas

MW

13,6

14,1

Cadangan

MW

2,8

2,8

Pemeliharaan

2,0

2,0

Operasi

0,9

0,9

0,5

0,4

Surplus/Defisit

MW

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2019

2020

Neraca Daya Sistem Blangkejeran


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Kebutuhan
Produksi Energi

GWh

14,9

15,8

16,7

17,6

Beban Puncak

MW

3,9

4,2

4,4

4,6

43,3

43,3

43,4

43,4

Load Faktor

Rencana tahun 2014 masuk Grid 150 kV

Pasokan
Kapasitas Terpasang

MW

5,6

5,6

5,6

5,6

Derating Capacity

MW

0,6

0,6

0,6

0,6

Pembangkit PLN

MW

5,1

5,1

5,1

5,1

PLTD Rema

MW

3,6
,

3,6
,

3,6
,

3,6
,

PLTD

2,0

2,0

PLTD

1,4

PLTM
PLTM

0,2

J l h Kapasitas
Jumlah
K
it

MW

6 7
6,7

7 0
7,0

7 0
7,0

7 0
7,0

Cadangan

MW

1,8

1,8

1,8

1,8

1,0

1,0

1,0

1,0

Sewa

397

Rental genset HSD

2,0

2,0

Tambahan Pembangkit
PLN
Rel. dari PLTD L. Bata

0,7

Beli Energi
Rerebe
Putri Betung

Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW

0,3

0,8

0,8

0,8

0,8

0,9

1,0

0,8

0,5

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2019

2020

Neraca Daya Sistem Takengon


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan
Produksi Energi

GWh

57,3

60,4

Beban Puncak

MW

18,0

18,9

36,3

36,5

Kapasitas Terpasang

MW

24,0

24,0

Derating Capacity

MW

2,4

2,4

21,6

21,6

Load Faktor

Rencana tahun 2013 masuk Grid 150 kV

Pasokan

Pembangkit PLN

398

PLTD Ayangan

PLTD

9,1

9,1

PLTD Janarata

PLTD

0,3

0,3

PLTD Jagong Jeget

PLTD

0,4

0,4

PLTMH

0,6

0,6

PLTMH Angkup
PLTD Sewa

PLTD

Suplai dari 20 kV GI Bireun

6,0
7,5

6,0
7,5

Tambahan Pembangkit
PLN
Peusangan

43

PLTA

88,0

0,5

PLTMH

1,5

Jumlah Kapasitas

MW

23,1

23,1

Cadangan

MW

4,2

4,2

2,8

2,8

IPP/Beli Energi
KERPAP

Pemeliharaan
Operasi
S
Surplus/Defisit
l /D fi it

MW

1,4

1,4

0 9
0,9

0 0
0,0

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Sinabang


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan
Produksi Energi

GWh

18,4

19,5

20,7

21,9

23,0

24,2

25,4

26,5

27,7

28,9

Beban Puncak

MW

3,3

3,5

3,7

3,9

4,1

4,3

4,5

4,8

5,0

5,2

63,9

63,8

63,8

63,8

63,8

63,7

63,7

63,7

63,7

63,7

MW

7,0

7,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

Derating Capacity

0,7

0,7

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

Pembangkit PLN

6,33

6,33

4,53

4,53

4,53

4,53

4,53

4,53

4,53

4,53

Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang

PLTD Lasikin

399

MTU

0,36

PLTD

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

MTU

0,48

PLTD

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

MTU

0,58

PLTD

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

Caterpillar

0,58

PLTD

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

Caterpillar

0,87

PLTD

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

Wartsilla

1,08

PLTD

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

PLTD

2,0

2,0

PLTD Sewa
S
Rental genset HSD
Tambahan Pembangkit
PLN
Aie Tajun

PLTGB

60
6,0

Jumlah Kapasitas

MW

6,3

6,3

10,5

10,5

10,5

10,5

10,5

10,5

10,5

10,5

Cadangan

MW

1,9

2,2

4,1

4,1

4,1

4,1

4,1

4,1

4,1

4,1

1,1

1,1

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW

0,9

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

0,7

2,7

2,5

2,3

2,1

1,9

1,7

1,5

1,3

Neraca Daya Sistem Meulaboh


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan
Produksi Energi

GWh

124

Beban Puncak

MW

29,4

47,9

Kapasitas Terpasang

MW

50,1

Derating

MW

5,0

Load Faktor

Rencana tahun 2012 masuk Grid 150 kV

Pasokan

Pembangkit PLN

45,1

400

Seunebok

PLTD

19,2

Calang

PLTD

1,2

Lamno

PLTD

2,3

Teunom

PLTD

1,5

Alue Bilie

PLTD

Jeuram

PLTD

1,8

Sewa

PLTD

16,0

Media Group

PLTU

8,0

Tambahan Pembangkit
PLN
Nagan

PLTU

220

Jumlah Kapasitas

MW

45,1

Cadangan

MW

6,7

Pemeliharaan

3,6

Operasi

3,1

Surplus/Defisit

MW

9,0

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2017

2018

2019

2020

LAMP
PIRAN A14.2
A

NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI SUMATE
S
ERA UTA
ARA

401

Neraca Daya Sistem Nias

402

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
PLTD Gunung Sitoli
Deutz
0,56
Deutz KHD
1,22
Cummins
1,01
Deutz MWM
1,53
PLTD Teluk Dalam
Cummins
1,01
MTU
1,10
Daihatsu
0,75
Daihatsu
0,53
PLTD Sewa
Gunung Sitoli
Teluk Dalam
Tambahan Pembangkit
PLN
Nias
IPP
Nias (FTP2)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)

Unit

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

54,5
44,3
14,0

58,0
43,6
15,2

61,5
43,0
16,3

65,1
42,8
17,3

68,8
42,7
18,4

72,7
42,9
19,3

77,1
43,2
20,4

81,8
43,3
21,5

86,8
43,5
22,8

92,0
43,7
24,0

97,6
43,9
25,4

MW
MW

23,6
7,6

23,6
7,6

23,6
7,6

23,6
7,6

15,6
7,6

15,6
7,6

15,6
7,6

15,6
7,6

15,6
7,6

15,6
7,6

15,6
7,6

2
2
4
3

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1,1
2,4
4,0
4,6

1
1
1
1

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

1,0
1,1
0,8
0,5

PLTD
PLTD

5,0
3,0

5,0
3,0

5,0
3,0

5,0
3,0

7,0
37,0
8,5
7,0
1,5
9,2

37,0
8,5
7,0
1,5
8,1

37,0
11,0
7,0
4,0
4,5

37,0
11,0
7,0
4,0
3,2

37,0
11,0
7,0
4,0
2,0

37,0
11,0
7,0
4,0
0,6

PLTGB
PLTU
MW
MW

MW

8,0

24,0
2,6
1,5
1,1
7,4

24,0
2,6
1,5
1,1
6,2

24,0
2,6
1,5
1,1
5,1

24,0
2,6
1,5
1,1
4,1

14,0
30,0
8,5
7,0
1,5
3,1

LAMP
PIRAN A14.3
A

NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI RIAU
R

403

Neraca Daya Sistem Siak


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
MTU M.D
Sewa
Sewa Diesel
Sewa PLTU (Pemda)
Sewa MFO

Unit

2011

2012

2013

GWh
%
MW

25,5
77,7
3,8

28,9
77,9
4,2

32,6
78,1
4,8

MW
MW

0,79
0,17

0,79
0,18

0,79
0,20

0,60

0,59

6,0
3,0

6,0
3,0

404

0,79

PLTD

0,62

1,00
3,00
3,00

3
2
1

PLTD
PLTU
PLTD

4,0

Tambahan Pembangkit
MTU (Pemda)
0,60

PLTD

0,6

2014

2015

2016

2017

2018

35,8
78,2
5,2

Disupplai dari grid 150 kV SIS, Tahun 2014,30 M VA

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW
MW

MW

5,2
1,3
0,8
0,5
0,1

10,2
3,8
3,0
0,8
2,1

10,2
3,8
3,0
0,8
1,6

2019

2020

Neraca Daya Sistem Bengkalis

405

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Deutz
Deutz
Yamar
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO
Sewa Mesin 1 (HSD)
Sewa Mesin 2 (HSD)

Unit

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

110,4
69,9
18,0

119,8
69,9
19,6

129,4
69,9
21,1

139,5
69,9
22,8

150,8
69,9
24,6

GWh
%
MW

72,4
70,5
11,7

82,0
70,2
13,3

92,6
70,1
15,1

101,5
70,0
16,6

MW
MW

18,72
1,98

16,72
2,05

10,72
2,12

10,72
2,18

1,20
0,56
0,60

2
1
2

PLTD
PLTD
PLTD

1,51
0,20
1,03

1,47
0,19
1,01

1,44
0,19
0,98

1,40
0,18
0,96

6,0
1,0
1,0

1
3
6

PLTD

6,0
8,0

6,0

6,0

6,0

2
2

PLTU
PLTGB

Tambahan Pembangkit
PLN
Bengkalis (FTP1)
10
Bengkalis PLTGB
3
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

2011

2020
164,7
70,0
26,9

6,0

MW
MW

MW

20,0
12,0
16,7
1,8
1,2
06
0,6
3,2

14,7
1,8
1,2
06
0,6
-0,5

28,6
11,2
10,0
12
1,2
2,3

28,5
11,2
10,0
12
1,2
0,8

32,0
11,5
10,0
15
1,5
2,5

6,0
32,0
11,5
10,0
15
1,5
0,9

38,0
11,5
10,0
15
1,5
5,4

6,0
38,0
11,5
10,0
15
1,5
3,7

44,0
11,5
10,0
15
1,5
7,9

44,0
11,5
10,0
15
1,5
5,6

Neraca Daya Sistem Selat Panjang

406

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
BWSC
Deutz
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO
Sewa Mesin (HSD)
Tambahan Pembangkit
PLN
Selat Panjang
Sewa
PLTG
Project IPP
Selat Panjang Baru #1,2
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

47,2
66,5
8,1

53,5
66,6
9,2

60,4
66,8
10,3

66,1
66,9
11,3

71,9
67,1
12,2

78,1
67,2
13,3

84,3
67,4
14,3

90,9
67,5
15,4

98,3
67,7
16,6

107,3
67,8
18,1

MW
MW

4,4
1,5

4,4
1,6

4,4
1,7

4,4
1,7

4,4
1,8

4,4
1,9

4,4
1,9

4,4
2,0

4,4
2,1

4,4
2,1

1,2
1,5

1,1
1,5

1,1
1,4

1,1
1,4

1,1
1,3

1,0
1,3

1,0
1,3

35,3
17,0
17
0
10,0
7,0
1,8

35,3
17,0
17
0
10,0
7,0
0,2

1,0
1,2

2
2

PLTD
PLTD

1,3
1,6

1,2
1,6

1,2
1,5

2
1

3
3

PLTD
PLTD

6
6

6
6

6
6

PLTGB

PLTG

10

PLTU
MW
MW

MW

14
14,9
22
2,2
1,2
1,0
4,6

30,8
11,2
11
2
10,0
1,2
10,4

30,7
11,2
11
2
10,0
1,2
9,2

32,7
17,0
17
0
10,0
7,0
4,4

32,6
17,0
17
0
10,0
7,0
3,4

32,5
17,0
17
0
10,0
7,0
2,3

32,5
17,0
17
0
10,0
7,0
1,2

35,4
17,0
17
0
10,0
7,0
3,0

Neraca Daya Sistem Bagan Siapiapi

407

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Deutz BA 12M 816
Deutz KHD BV 8M
Mitsubishi
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa Mesin Pemda
PLTGB

Unit

2011

2012

2013

GWh
%
MW

31,2
55,3
6,4

35,3
55,5
7,3

39,9
55,6
8,2

MW
MW

2,8
1,2

2,8
1,2

2,8
1,3

0,5
1,2
0,6

2
1
1

PLTD
PLTD
PLTD

0,43
0,83
0,40

0,42
0,81
0,39

0,41
0,79
0,38

2,0
0,8
2,5

1
3
2

PLTD
PLTD
PLTGB

2,0
2,4
5,0

2,0
2,4
5,0

2,0
2,4
5,0

2014

2015

2016

2017

2018

Disupplai dari grid 150 kV SIS, Tahun 2014,30 M VA

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW
MW
MW
MW
MW

11,1
11
1
1,8
1,2
0,6
2,8

11,0
11
0
1,8
1,2
0,6
1,9

11,0
11
0
1,8
1,2
0,6
1,0

2019

2020

Neraca Daya Sistem Rengat

408

Pasokan/Kebutuhan
K b t h
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Air Molek
PLTD Danau Raja
Pembangkit Pemda
MTU 12V 2000G 62
MTU 16V 2000G 62
Project Sewa
Sewa Diesel1
Sewa Diesel2
Sewa Diesel3

Unit

2011

GWh
%
MW

84,3
63,0
15,3

MW
MW

8,9
34
3,4

2012

2013

2014

2015

2016

2017

95,5
63,1
17,3

3,4
2,2
0,63
0,64
0
64

2
4

PLTD
PLTD

1,3
26
2,6

1,00
1,00
1,00

2
2
5

PLTD
PLTD
PLTD

2,0
2,0
5,0

Tambahan Pembangkit
PLN
Rengat
10

PLTG

IPP
IPP Kemitraan

PLTU

7,00

2,0
2,0
5,0

20,0
14,0
Disuplai dari Grid 150 kV SIS- Tahun 2013

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW
MW

MW

18,3
2,2
1,2
1,0
0,9

29,0
11,2
10,0
1,2
0,5

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Tembilahan

409

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
SWD
0,34
Deutz KHD BV 8M
1,20
Yanmar
0,27
Yanmar
0,60
Pembangkit Pemda
Komatsu
0,40
Relokasi Ex Tlk Kuantan
PLTD
0,26
Pembangkit Sewa
Sewa Mesin2 (HSD)
3,00
Sewa Mesin3 (HSD)
0,80
Sewa genset (MFO)
Tambahan Pembangkit
PLN
Tembilahan

Unit

2011

2012

2013

2014

GWh
%
MW

61,4
59,5
11,8

69,6
59,6
13,3

78,6
59,8
15,0

86,1
59,9
16,4

MW
MW

7,79
1,59

7,79
1,69

7,79
1,79

7,79
1,89

3
1
2
4

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,51
1,80
0,19
1,58

0,50
1,76
0,18
1,54

0,49
1,71
0,18
1,50

0,48
1,67
0,17
1,46

PLTD

1,6

1,6

1,6

1,6

PLTD

0,5

0,5

0,5

0,5

1
1

PLTD
PLTD
PLTD

3,0
0,8
6,0

3,0
0,8
6,0

6,0

6,0

PLTU

2015

2016

2017

2018

14,00
Di pasok dari grid 150 kV, Tahun 2015

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW
MW

MW

16,0
1,7
1,2
0,5
2,5

15,9
1,7
1,2
0,5
0,9

26,0
8,2
7,0
1,2
2,8

25,9
8,2
7,0
1,2
1,3

2019

2020

Neraca Daya Sistem Kuala Enok


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Mitsubishi S6U
Catterpilar
Sewa
Sewa Diesel

Unit
GWh
%
MW
MW
MW

2011
5,1
50,2
1,2
1,6
0,77

2012
5,8
50,4
1,3
1,6
0,77

410

0,60
0,36

2
1

PLTD
PLTD

0,83
0,2

0,81

PLTD

2,0

3,0

MW
MW

2,8
0,6
0,6
0,0
1,0

3,8
1,6
1,0
0,6
0,9

2013
6,6
50,5
1,5
1,6
0,77
0,79

2014
7,2
50,6
1,6
1,6
0,77
0,79

2015
7,8
50,7
1,8
1,6
0,77
0,79

2016
8,5
50,8
1,9
1,6
0,77
0,79

Tambahan Pembangkit
PLN
Di pasok dari grid 150 kV, Tahun 2013
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW

2017
9,2
50,9
2,1
1,6
0,77
0,79

2018
9,9
51,0
2,2
1,6
0,77
0,79

2019
10,7
51,2
2,4
1,6
0,77
0,79

2020
11,6
51,3
2,6
1,6
0,77
0,79

LAMP
PIRAN A14.4
A

NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PR
ROVINSI KEPULA
AUAN RIA
AU

411

Neraca Daya Sistem Bintan


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas

412

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

GWh
%
MW

286,6
69,3
47,2

318,3
69,0
52,7

524,1
69,8
85,7

582,9
72,4
91,9

749,4
74,8
114,4

819,8
76,9
121,7

886,1
78,1
129,5

948,9
78,6
137,9

MW
MW

40,9
10,6

40,9
10,6

40,9
10,7

Pembangkit PLN
PLTD Tanjung Pinang
PLTD Tanjung Uban
Pembangkit Sewa Tanjung Uban

PLTD
PLTD
PLTD

27,9
1,2
8,0

27,9
1,2
8,0

27,9
1,2
8,0

Tambahan
T
b h Pembangkit
P b
kit
SEWA
Sewa PLTU PT Cap.Tur

PLTU

30

PLN
Tanjung Uban
Tanjung Pinang 3

PLTU
PLTU

IPP
Tanjung Pinang 1 (TLB)
Tanjung Pinang 2 (FTP2)

PLTU
PLTU

Suplai dari Batam (Peaking)


Suplai dari Batam (Base)

MW
MW

Jumlah Kapasitas
Reserve Margin

MW
%

2019

2020

1.010,3
78,6
146,8

1.077,2
78,6
156,4

15

15

30
30

68
45

68
30

10
40

10

125
46

134
46

10
174
52

10
174
43

10

10

184
42

194
41

209
42

234
50

Neraca Daya Tanjung Pinang


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas
p
Terpasang
p
g
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
MAK 8M
MAK 6M
Allen
Mitshubishi

413

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

257,1
69,2
42,4

284,6
68,9
47,2

318,3
69,6
52,2

363,8
72,2
57,5

413,8
74,6
63,4

467,4
76,7
69,6

520,0
77,9
76,2

571,3
78,4
83,2

623,2
78,5
90,6

680,2
78,8
98,5

MW
MW

38,9
,
11,2

38,9
,
11,9

38,9
,
11,9

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

8,2
1,8
8,0
9,8

8,0
1,7
7,8
9,5

Tambahan Pembangkit
SEWA
Sewa PLTU PT CTI

PLTU

30,0

PLN
PLTU Tanjug Pinang III

PLTU

IPP
Tanjung Pinang I (TLB)
Tanjung Pinang II (FTP2)

PLTU
PLTU

30,0

30,0

30,0
30

Interkoneksi dengan sistem 150 kV Batam


Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
S
Surplus/Defisit
l /D fi it

MW
MW
MW
MW
MW

61,7
16,0
15,0
1,0
33
3,3

61,0
16,0
15,0
1,0
-2,2
22

Neraca Daya Tanjung Uban

414

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
MWM
Perkins
Deutz
Volvo
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Bl Energi PT BIIE MFO
Sewa Mesin (HSD)
Sewa Mesin (HSD)
Project PLN
PLTU Tanjung Uban

Unit

2011

2012

2013

GWh
%
MW

29,5
70,2
4,8

33,7
70,4
5,5

38,8
71,5
6,2

MW

2,02
0,92

2,02
0,94

2,02
0,94

0,12
0,11
0,88

0,11
0,11
0,86

2,0
2,0
2,0
2,0

2,0
2,0
2,0
2,0

Size Jlh unit


0,2
1
0,3
1
1,2
1
0,3
1

PLTD

1,0
2,0
1,0
2,0

2
1
2
1

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

7,0

PLTU

2014
45,8
74,4
7,0

2015
53,8
76,8
8,0

2016
62,7
78,9
9,1

2017
71,9
79,9
10,3

14,0

Interkoneksi dengan sistem 150 kV Batam


Kapasitas Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW
MW

MW

9,1
1,5
1,2
,
0,3
2,8

9,1
1,5
1,2
,
0,3
2,1

2018
81,6
80,1
11,6

2019
91,1
79,1
13,1

2020
100,8
77,5
14,9

Neraca Daya Sistem Tanjung Balai Karimun

415

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
MAK 8M 453B
Allen

#
#

Pembangkit Sewa
Sewa Mesin (HSD)
Sewa Mesin (HSD)
Sewa Mesin (HSD)
Tambahan Pembangkit
PLN
TB. Karimun #1,2 (FTP1)
TB. Karimun #3,4
TB. Karimun - 2
IPP
TB. Karimun (Terkendala)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

117,4
69,9
19,2

128,9
70,4
20,9

142,8
71,8
22,7

161,9
75,0
24,6

182,7
77,9
26,8

204,7
80,3
29,1

226,0
81,7
31,6

246,4
82,3
34,2

264,4
81,5
37,0

281,4
80,2
40,0

MW
MW

13,2
13
2
4,2

13,2
13
2
4,2

13,2
13
2
4,2

13,2
13
2
4,2

13,2
13
2
4,2

13,2
13
2
4,2

13,2
13
2
4,2

13,2
13
2
4,2

13,2
13
2
4,2

13,2
13
2
4,2

4
1

PLTD
PLTD

7,2
1,8

7,2
1,8

7,2
1,8

7,2
1,8

7,2
1,8

7,2
1,8

7,2
1,8

7,2
1,8

7,2
1,8

7,2
1,8

#
#
#

1
1
1

PLTD
PLTD
PLTD

2
4
3

2
4
5

2
4
5

PLTU
PLTU
PLTU

14
7

2
2
1

10

10

PLTU

61,0
17,0
10,0
7,0
7,0

71,0
17,0
10,0
7,0
14,0

MW
MW

MW

14
32,0
10,0
7,0
3,0
2,8

34,0
10,0
7,0
3,0
3,1

34,0
10,0
7,0
3,0
1,3

44,0
10,0
7,0
3,0
9,4

51,0
10,0
7,0
3,0
14,2

51,0
10,0
7,0
3,0
11,9

51,0
10,0
7,0
3,0
9,4

51,0
10,0
7,0
3,0
6,8

Neraca Daya Sistem Tanjung Batu

416

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Komatsu
0,30
Deutz BA 12M
1,05
Sewa
Sewa Diesel
2,5
Sewa Diesel
1
Tambahan Pembangkit
PLN
Tanjung Batu Baru
7,0
IPP
Tanjung Batu (FTP2) 4,0
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

GWh
%
MW

30,5
55,1
6,3

33,4
55,7
6,9

36,9
57,0
7,4

41,8
59,7
8,0

47,0
62,1
8,6

MW
MW

1,65
0,57

1,65
0,57

1,65
0,57

1,65
0,57

1,65
0,57

2
1

PLTD
PLTD

0,28
0,80

0,28
0,80

0,28
0,80

0,28
0,80

0,28
0,80

2
2

PLTD
PLTD

5,0
2,0

5,0
2,0

2,0

2,0

PLTU

PLTGB
MW
MW

MW

2016

2017

2018

2019

2020

52,5
64,2
9,3

57,8
65,5
10,1

62,8
66,1
10,8

67,2
65,8
11,7

71,4
64,9
12,6

22,0
8,1
7,0
1,1
4,6

22,0
8,1
7,0
1,1
3,8

22,0
8,1
7,0
1,1
3,1

22,0
8,1
7,0
1,1
2,2

22,0
8,1
7,0
1,1
1,3

14,0

8,1
1,4
1,1
0,3
0,4

8,0
16,1
1,4
1,1
0,3
7,8

11,1
1,4
1,1
0,3
2,3

11,1
1,4
1,1
0,3
1,7

23,1
8,1
7,0
1,1
6,3

Neraca Daya Sistem Dabo Singkep

417

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
MAK
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Sewa Diesel
Tambahan Pembangkit
PLN
Dabo Singk ep
Kapasitas Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

19,9
55,4
4,1

21,6
56,1
4,4

23,7
57,5
4,7

26,6
60,3
5,0

29,7
62,9
5,4

32,9
65,2
5,8

35,9
66,7
6,1

38,7
67,4
6,6

41,1
67,2
7,0

43,2
66,4
7,4

MW

2,4
0,74

2,4
0,78

2,4
0,78

2,4
0,78

2,4
0,78

2,4
0,78

2,4
0,78

2,4
0,78

2,4
0,78

2,4
0,78

PLTD
PLTD

0,93
0,78

0,90
0,76

0,90
0,76

0,90
0,76

0,90
0,76

0,90
0,76

0,90
0,76

0,90
0,76

0,90
0,76

0,90
0,76

PLTD
PLTD

2,0
3,0

2,0
3,0

3,0

10,7
1,8
1,2
06
0,6
2,5

10,7
1,8
1,2
06
0,6
2,0

PLTGB
MW
MW

MW

6,0
6,7
1,8
1,2
06
0,6
0,8

12,7
1,8
1,2
06
0,6
7,1

3,0
10,7
1,8
1,2
06
0,6
4,8

7,7
1,8
1,2
06
0,6
1,4

7,7
1,8
1,2
06
0,6
1,1

7,7
1,8
1,2
06
0,6
0,7

7,7
1,8
1,2
06
0,6
0,3

10,7
1,8
1,2
06
0,6
2,9

Neraca Daya Sistem Ranai

418

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Daihatsu
Komatshu
Project Sewa
SEWA Perusda
SEWA MFO

Unit

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

17,8
64,6
3,1

19,4
65,0
3,4

21,3
66,4
3,7

24,0
69,3
4,0

26,9
71,9
4,3

29,9
74,2
4,6

32,7
75,5
5,0

35,4
76,0
5,3

37,7
75,3
5,7

39,9
74,1
6,1

MW
MW

1,20
0,06

1,20
0,06

1,20
0,06

1,20
0,06

1,20
0,06

1,20
0,06

1,20
0,06

1,20
0,06

1,20
0,06

1,20
0,06

1,00
0,14

1,00
0,14

1,00
0,14

1,00
0,14

1,00
0,14

1,00
0,14

1,00
0,14

1,00
0,14

1,00
0,14

1,00
0,14

1,8
6,0

1,8
6,0

1,8
6,0

15,1
7,6
7,0
0,6
3,6

15,1
7,6
7,0
0,6
3,3

15,1
7,6
7,0
0,6
2,9

15,1
7,6
7,0
0,6
2,6

15,1
7,6
7,0
0,6
2,2

15,1
7,6
7,0
0,6
1,8

15,1
7,6
7,0
0,6
1,4

0,60
0,16

2
1

1,8
3

1
2

PLTD
PLTD

Tambahan Pembangkit
PLN
Natuna
7,0

PLTU

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

2011

MW
MW
MW
MW
MW

14,0
8,9
0,7
0,6
0,1
5,1

8,9
0,7
0,6
0,1
4,8

22,9
7,6
7,0
0,6
11,7

Neraca Daya Sistem Belakang Padang


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Deutz
0,10
MWM
0,22
Yanmar
0,60

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

419

GWh
%
MW

9,3
55,3
1,9

10,2
56,5
2,1

11,3
58,4
2,2

12,7
61,8
2,4

14,3
65,0
2,5

16,0
68,0
2,7

17,7
70,1
2,9

19,3
71,5
3,1

20,6
71,8
3,3

21,9
71,6
3,5

MW
MW

1,52
0,32

1,52
1,52

1,20
1,20

1,20
1,20

1,20
1,20

1,20
1,20

1,20
1,20

1,20
1,20

1,20
1,20

1,20
1,20

PLTD
PLTD
PLTD

0,08
0,15
0,98

Tambahan Pembangkit
PLN
Relokasi

PLTD

2,0

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW
MW
MW
MW
MW

3,2
0,8
0,6
0,2
0,5

1
1
2

Disuplai dari Grid 20 kV Kabel Laut Batam

LAMP
PIRAN A14.5
A

NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI BANGKA
B
A BELITU
UNG

420

Neraca Daya Sistem Bangka

421

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

GWh
MW
%

560,0
97,2
65,8

629,3
109,2
65,8

714,7
123,9
65,8

803,4
139,2
65,9

871,9
151,0
65,9

MW

85,2

85,0

113,8

99,0

PLN
Merawang
Mentok
Koba *)
Toboali
Dari Sistem Isolated
Miirless (Relokasi dari Sukamerindu)

MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

39,9
24,0
4,0
2,9
3,7
0,3
5,0

40,0
24,0
4,0
2,9
3,7
0,4
5,0

38,8
24,0
2,1
2,9
4,3
0,5
5,0

Sewa PLTD
Sewa PLTD HSD tersebar 1
Sewa PLTD HSD tersebar 2
Sewa PLTD HSD tersebar 3
Bangka (Sewa)

MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU

45
17
16
12

45
17
16
12

75
17
16
12
30

PLTD
PLTD
PLTD
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

2,5

Tambahan Pembangkit
PLN
Relokasi Mesin Miirless dari Pulau Baai
Relokasi Mesin Batam ke Toboali
Relokasi Mesin Batam ke Mentok
Bangka IV (Peaker)
Ai A
Air
Anyer (FTP1)
Mentok
Bangka - 3
Bangka - 5
IPP
Bangka (FTP2)
T b li
Toboali

PLTU
PLTU

Jumlah Kapasitas

MW

Reserve Margin

2017

2018

2019

2020

957,8
165,8
66,0

1.065,6
184,3
66,0

1.203,8
208,1
66,0

1.379,2
238,3
66,1

1.602,7
276,7
66,1

86,2

86,2

86,2

86,2

86,2

86,2

39,0
24,0
2,1
2,9
4,3
0,7
5,0

26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
0,7
5,0

26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
0,8
5,0

26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
0,9
5,0

26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
1,0
5,0

26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
1,1
5,0

26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
1,1
5,0

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

5
2,5
20

20

20

60
14
30

30
30

30

30

239
58

269
62

14
153
57

153
40

181
46

195
40

269
46

319
53

349
47

399
44

Neraca Daya Sistem Belitung


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

186,7
32,4
65,8

209,8
36,4
65,8

238,2
41,3
65,8

267,8
46,4
65,9

290,6
50,3
65,9

319,3
55,3
66,0

355,2
61,4
66,0

401,3
69,4
66,0

459,7
79,4
66,1

534,2
92,2
66,1

422

Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
Pilang
Manggar
IPP
Biomass
Sewa

MW
MW
PLTD
PLTD

43,5
16,5
13,5
3,0

36,0
9,0
6,0
3,0

27,0
9,0
6,0
3,0

16,0
9,0
6,0
3,0

16,0
9,0
6,0
3,0

16,0
9,0
6,0
3,0

16,0
9,0
6,0
3,0

16,0
9,0
6,0
3,0

16,0
9,0
6,0
3,0

16,0
9,0
6,0
3,0

PLTU
PLTD

7
20

7
20

7
11

Tambahan Kapasitas
PLN
B lit
Belitung
B
Baru (FTP1)
Belitung - 3
Belitung - 4
Belitung Peaker

PLTU
PLTU
PLTU
PLTG

17

17
17

17
17

17

10

10

98
59

108
56

125
57

142
54

IPP
Belitung - 2
Jumlah Kapasitas
Reserve Margin

PLTGB
MW
%

5
44
34

53
44

65
57

71
53

88
75

88
59

LAMP
PIRAN A14.6
A

NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI KA
ALIMANTAN BAR
RAT

423

Neraca Daya Sistem Ketapang

424

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
DEUTZ
1,2
WARTSILA I
2,8
RUSTON I
3,0
Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel
Tambahan Pembangkit
PLN
Ketapang (FTP2)
Sewa/IPP
Ketapang (IPP)
Relokasi Sewa Diesel
Sewa Sukadana
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

2
2
2

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

118,6
64,1
21,1

134,7
64,2
24,0

151,9
64,2
27,0

175,7
64,2
31,2

187,8
64,2
33,4

200,1
64,2
35,6

212,9
64,2
37,8

226,5
64,3
40,2

240,8
64,3
42,8

256,0
64,3
45,5

MW
MW

24,1
0,7

24,1
0,7

17,1
0,7

17,1
0,7

14,1
0,7

14,1
0,7

0,0
0,0

0,0
0,0

0,0
0,0

0,0
0,0

PLTD
PLTD
PLTD

2,4
5,6
6,0

2,4
5,6
6,0

2,4
5,6
6,0

2,4
5,6
6,0

2,4
5,6
6,0

2,4
5,6
6,0

PLTD
PLTD

7,0
3,0

7,0
3,0

3,0

3,0

PLTU
PLTU
PLTD
PLTGB
MW
MW

MW

20,0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

Interkoneksi dengan Grid 150 kV


Sistem Khatulistiwa

14,0
4,0
28,1
5,8
3,0
2,8
1,2

3,0
45,1
10,0
7,0
3,0
11,1

58,1
17,0
10,0
7,0
14,0

58,1
17,0
10,0
7,0
9,8

55,1
17,0
10,0
7,0
4,7

55,1
17,0
10,0
7,0
2,5

-3,0
38,0

38,0

38,0

38,0

Neraca Daya Sistem Sambas

425

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
SWD. I
0,34
SWD. II
0,34
,
SWD. III
0,40
DEUTZ. II
0,52
DEUTZ MWM
0,50
MTU ( TRAILER ) 0,60
DEUTZ.MWM KHD 1,50
DEUTZ.MWM KHD 1,50
,
MITSUBISHI
1,00
MTU II
0,70
MTU III
0,70
PLTD Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel
Tambahan Pembangkit
PLN
Relokasi Sewa Diesel
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

113,5
66,2
19,6

120,9
66,2
20,9

128,8
66,2
22,2

137,0
66,2
23,6

145,6
66,2
25,1

154,9
66,2
26,7

Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa


6,0
6,0
4,0
4,0
4,0

4,0

4,0

4,0

GWh
%
MW

71,6
66,2
12,4

81,4
66,2
14,0

91,8
66,2
15,8

106,2
66,2
18,3

MW
MW

15,10
0,40

15,10
0,40

2,00
0,00

2,00
0,00

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,3
0,3
0,4
,
0,5
0,5
0,6
1,5
1,5
1,0
,
0,7
0,7

0,3
0,3
0,4
,
0,5
0,5
0,6
1,5
1,5
1,0
,
0,7
0,7

PLTD
PLTD

5,0
2,0

5,0
2,0

2,0

2,0

PLTD

2,0

2,0

MW
MW

16,7
2,5
1,5
1,0
1,8

18,7
2,5
1,5
1,0
2,2

MW

Neraca Daya Sistem Ngabang

426

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
MERCEDES (MTU) 0,9
MITSUBISHI
1,6
MERCEDES (MTU) 1,1
11
Sewa
Sewa Diesel
Tambahan Pembangkit
PLN
Sewa PLTGB
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

1
1
1

2011

2012

GWh
%
MW

20,8
53,8
4,4

23,6
53,9
5,0

MW
MW

6,6
0,2

6,6
0,2

PLTD
PLTD
PLTD

0,9
1,6
11
1,1

0,9
1,6
11
1,1

PLTD

3,0

3,0

PLTGB

60
6,0

MW
MW

MW

12,6
2,7
1,6
1,1
55
5,5

2013
26,6
53,9
5,6

2014
30,7
54,0
6,5

2015
32,9
54,0
6,9

2016
35,0
54,1
7,4

2017

2018

37,3
54,2
7,9

-6
Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa
12,6
6,0
6,0
6,0
6,0
2,7
1,6
1,1
49
4,9

39,6
54,2
8,3

2019
42,1
54,3
8,9

2020
44,8
54,4
9,4

Neraca Daya Sistem Sanggau

427

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
SWD BBI
SWD BBI
DEUTZ MWM
M TU
MITSUBISHI
MITSUBISHI
PLTD Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel

Unit

1,2
1,2
0,8
0,8
1,2
1,2

Tambahan Pembangkit
PLN
Sanggau
Sewa
Relokasi Sewa Diesel
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

1
1
1
1
1
1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

74,7
67,5
12,6

84,9
67,5
14,4

95,8
67,5
16,2

110,8
67,5
18,7

118,5
67,5
20,0

126,2
67,5
21,4

134,4
67,4
22,7

143,0
67,4
24,2

152,1
67,4
25,7

161,7
67,4
27,4

MW
MW

14,4
0,3

14,4
0,3

8,4
0,3

2,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

1,2
1,2
0,8
0,8
1,2
1,2

1,2
1,2
0,8
0,8
1,2
1,2

1,2
1,2
0,8
0,8
1,2
1,2

PLTD
PLTD

6,0
2,0

6,0
2,0

2,0

7,0

7,0

23,4
8,2
7,0
1,2
0,8

24,4
8,2
7,0
1,2
0,0

Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa


18,0
16,0
16,0
16,0
16,0

16,0

16,0

PLTU
PLTD

2,0

MW
MW

16,4
2,2
1,2
1,0
1,5

MW

2,0

Neraca Daya Sistem Sintang

428

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
SWD BBI
SWD BBI
DEUTZ
DEUTZ
DEUTZ
M TU
MITSUBISHI
MITSUBISHI
PLTD Sewa
Sewa Diesel

Unit

0,5
1,2
1,5
15
1,5
1,5
1,1
1,3
1,3

Tambahan Pembangkit
PLN
Sintang
3
Sewa
PLTGB Sewa
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

1
1
1
1
1
1
1
1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

71,4
64,2
12,7

81,1
64,3
14,4

91,5
64,3
16,3

105,9
64,3
18,8

113,3
64,3
20,1

120,8
64,4
21,4

128,6
64,4
22,8

136,9
64,4
24,2

145,6
64,5
25,8

154,9
64,5
27,4

MW
MW

15,9
15
9
0,5

15,9
15
9
0,5

99
9,9
0,5

00
0,0
0,0

00
0,0
0,0

0,0
0
0
0,0

0,0
0
0
0,0

0,0
0
0
0,0

0,0
0
0
0,0

0,0
0
0
0,0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,5
1,2
1,5
15
1,5
1,5
1,1
1,3
1,3

0,5
1,2
1,5
15
1,5
1,5
1,1
1,3
1,3

0,5
1,2
1,5
15
1,5
1,5
1,1
1,3
1,3

PLTD

60
6,0

60
6,0

21,0

21,0

PLTU
PLTGB

30
3,0

MW
MW

18,9
2,8
1,5
1,3
34
3,4

MW

14,0

7,0

32,9
8,5
7,0
1,5
10 0
10,0

-3
3,0
0
Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa
33,9
24,0
24,0
24,0
21,0
21,0
8,5
7,0
1,5
92
9,2

Neraca Daya Sistem Nanga Pinoh

429

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
DEUTZ MWM
DEUTZ MWM
DEUTZ MWM
MITSUBISHI
PLTD Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel

Unit

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

25,1
53,6
5,3

28,6
53,7
6,1

32,3
53,8
6,8

37,4
53,8
7,9

40,0
53,9
8,5

42,7
54,0
9,0

45,5
54,1
9,6

48,5
54,2
10,2

51,6
54,3
10,8

54,9
54,4
11,5

MW
MW

63
6,3
0,1

63
6,3
0,1

33
3,3
0,1

33
3,3
0,1

23
2,3
0,1

00
0,0

00
0,0

00
0,0

00
0,0

00
0,0

0,5
0,5
0,5
08
0,8

0,5
0,5
0,5
08
0,8

1
1
1
1

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,5
0,5
0,5
08
0,8

0,5
0,5
0,5
08
0,8

0,5
0,5
0,5
08
0,8

0,5
0,5
0,5
08
0,8

1,0
1,0

3
1

PLTD
PLTD

3,0
1,0

3,0
1,0

1,0

1,0

Tambahan Pembangkit
PLN
Nanga pinoh
Sewa
Relokasi Sewa Diesel
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

2011

PLTGB

6,0

PLTD

2,0

MW
MW

8,3
13
1,3
0,8
0,5
1,7

MW

8,3
13
1,3
0,8
0,5
1,0

11,3
13
1,3
0,8
0,5
3,2

-6

11,3
13
1,3
0,8
0,5
2,1

10,3
13
1,3
0,8
0,5
0,6

Interkoneksi Grid 150 kV Sist. Khatulistiwa


8,0
8,0
2,0
2,0

2,0

Neraca Daya Sistem Sekadau


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
DEUTZ MWM
0,5
M TU
0,4
M TU
07
0,7
PLTD Sewa
Sewa Diesel

Unit

1
1
1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

430

GWh
%
MW

5,8
44,9
1,5

6,6
45,0
1,7

7,6
45,1
1,9

8,2
45,1
2,1

8,7
45,2
2,2

9,3
45,3
2,4

9,9
45,4
2,5

10,6
45,5
2,7

11,3
45,6
2,8

12,3
45,6
3,1

MW
MW

4,6
0,1

4,6
0,1

4,6
0,1

3,0
0,0

0,0
0,0

0,0
0,0

0,0
0,0

0,0
0,0

0,0
0,0

0,0
0,0

PLTD
PLTD
PLTD

0,5
0,4
07
0,7

0,5
0,4
07
0,7

0,5
0,4
07
0,7

PLTD

3,0

3,0

3,0

MW
MW

4,4
4
4
1,7
1,0
0,7
1,2

4,4
4
4
1,7
1,0
0,7
1,0

4,4
4
4
1,7
1,0
0,7
0,7

3,0

Tambahan Pembangkit
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

MW

Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa


29
2,9
00
0,0
00
0,0
00
0,0
0,0
0
0

00
0,0

00
0,0

Neraca Daya Sistem Putussibau


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
DEUTZ MWM
0,50
M TU
0,90
M TU
1 00
1,00
Sewa
Putussibau

431

Tambahan Pembangkit
PLN
Riam Badau
IPP
Putussibau (FTP2)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

1
1
1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

23,6
59,2
4,6

26,8
59,2
5,2

30,3
59,2
5,8

35,0
59,2
6,8

37,5
59,2
7,2

39,9
59,2
7,7

42,5
59,2
8,2

45,2
59,2
8,7

48,1
59,2
9,3

51,1
59,2
9,9

MW
MW

6,4
0,1

6,4
0,1

6,4
0,1

6,4
0,1

3,4
0,1

3,4
0,1

3,4
0,1

3,4
0,1

3,4
0,1

0,0
0,0

PLTD
PLTD
PLTD

0,5
0,9
10
1,0

0,5
0,9
10
1,0

0,5
0,9
10
1,0

0,5
0,9
10
1,0

0,5
0,9
10
1,0

0,5
0,9
10
1,0

0,5
0,9
10
1,0

0,5
0,9
10
1,0

0,5
0,9
10
1,0

PLTD

PLTMH
PLTGB
MW
MW

MW

4,0

4,0

4,0

4,0

1,0

1,0

1,0

1,0

Interkon
eksi Grid
150 kV
1,0 dengan
sistem
khatulisti
wa

02
0,2

6,6
1,9
1,0
09
0,9
0,1

8,0
14,6
1,9
1,0
09
0,9
7,5

14,6
1,9
1,0
09
0,9
6,9

14,6
1,9
1,0
09
0,9
5,9

11,6
1,9
1,0
09
0,9
2,5

11,6
1,9
1,0
09
0,9
2,0

11,6
1,9
1,0
09
0,9
1,5

11,6
1,9
1,0
09
0,9
1,0

11,6
1,9
1,0
09
0,9
0,4

8,2

LAMPIRA
AN B
AYAH OP
PERASI
WILA
INDO
ONESIA TIMUR

Lampiran B ini menjelaskan rencana


r
pe
engemban
ngan
ssistem kelistrikan di Wilayah Operasi
O
In
ndonesia Timur
T

432

LA
AMPIRAN B. WILAYAH OP
PERASI INDON
NESIA TIMUR
B1
1. SISTEM INT
TERKONEKSI KALIMANTAN
N SELATAN, TENGAH
DAN TIMUR
R (KALSELTE
ENGTIM)
B1
1.1.
Pro
oyeksi Kebutuh
han Tenaga Listrik
B1
1.2.
Neraca Daya
B1
1.3.
Pro
oyek-Proyek IP
PP Terkendala
B1
1.4.
Neraca Energi
B1
1.5.
Capacity Balance
e Gardu Induk
B1
1.6.
Rencana Pengem
mbangan Penya
aluran
B1
1.7.
Petta Pengembangan Penyaluran
B1
1.8.
Analisis Aliran Da
aya
B1
1.9.
Kebutuhan Fisik Pengembangan
P
n Distribusi
B1
1.10.
Pro
ogram Listrik Perdesaan
B1
1.11.
Pro
ogram Energi Baru
B
dan Terba
arukan
B1
1.12.
Pro
oyeksi Kebutuh
han Investasi
PE
ENJELASAN LAMPIRAN
L
B1
B2
2. SISTEM INT
TERKONEKSI SULAWESI UT
TARA, SULAW
WESI TENGAH
H
DA
AN GORONTA
ALO (SULUTTE
ENGGO) DAN SISTEM INTERKONEKSI
SU
ULAWESI SEL
LATAN, SULAW
WESI TENGGA
ARA DAN SUL
LAWESI BARA
AT
(S
SULSELRABAR
R)
B2
2.1.
Pro
oyeksi Kebutuh
han Tenaga Listrik
B2
2.2.
Neraca Daya
B2
2.3.
Pro
oyek-Proyek IP
PP Terkendala
B2
2.4.
Neraca Energi
B2
2.5.
Capacity Balance
e Gardu Induk
B2
2.6.
Rencana Pengem
mbangan Penya
aluran
B2
2.7.
Petta Pengembangan Penyaluran
B2
2.8.
Analisis Aliran Da
aya
B2
2.9.
Kebutuhan Fisik Pengembangan
P
n Distribusi
B2
2.10.
Pro
ogram Listrik Perdesaan
B2
2.11.
Pro
ogram Energi Baru
B
dan Terba
arukan
B2
2.12.
Pro
oyeksi Kebutuh
han Investasi
PE
ENJELASAN LAMPIRAN
L
B2
2

433

NERACA DAYA
D
SISTEM--SISTEM ISOLATED
WILAYAH OPERASI
O
INDO
ONESIA TIMUR
Sistem Isola
ated Provinsi Kalimantan Sela
atan
Sistem Isola
ated Provinsi Kalimantan Teng
gah
Sistem Isola
ated Provinsi Kalimantan Timu
ur
Sistem Isola
ated Provinsi Sulawesi Utara
Sistem Isola
ated Provinsi Sulawesi Tengah
Sistem Isola
ated Provinsi Sulawesi Selatan
Sistem Isola
ated Provinsi Sulawesi Tenggara
Sistem Isola
ated Provinsi Maluku
M
Sistem Isola
ated Provinsi Maluku
M
Utara
Sistem Isola
ated Provinsi Papua
Sistem Isola
ated Provinsi Papua Barat
Neraca Dayya Sistem Isolatted Provinsi NT
TB
Neraca Dayya Sistem Isolatted Provinsi NT
TT

RENCANA
A PENGEMBAN
NGAN SISTEM
M KELISTRIKA
AN PER PROVINSI
WILAYAH OPERASI IND
DONESIA TIMU
UR
PROVINSI KALIMANTAN
K
N SELATAN
B3.
B4.
PROVINSI KALIMANTAN
K
N TENGAH
PROVINSI KALIMANTAN
K
N TIMUR
B5.
PROVINSI SULAWESI
S
UT
TARA
B6.
B7.
PROVINSI SULAWESI
S
TE
ENGAH
PROVINSI GORONTALO
G
B8.
PROVINSI SULAWESI
S
SE
ELATAN
B9.
PROVINSI SULAWESI
S
TE
ENGGARA
B10.
B11.
PROVINSI SULAWESI
S
BA
ARAT
PROVINSI MALUKU
M
B12.
B13.
PROVINSI MALUKU
M
UTA
ARA
PROVINSI PAPUA
P
B14.
PROVINSI PAPUA
P
BARA
AT
B15.
PROVINSI NUSA
N
TENGG
GARA BARAT (NTB)
(
B16.
PROVINSI NUSA
N
TENGG
GARA TIMUR (N
NTT)
B17.
B18.
B18.1.
B18.2.
B18.3.
B18.4.
B18.5.
B18.6.
B18.7.
B18.8.
B18.9.
B18.10.
B18.11.
B18.12.
B18.13.

434

LA
AMPIRAN
N B1

SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI KALSEL
LTENGTIM
M

435

L
LAMPIRA
AN B1.1

PRO
OYEKSI KE
EBUTUHA
AN TENAG
GA LISTR
RIK
SIST
TEM INTER
RKONEKSI KALSE
ELTENGT
TIM

436

P
Proyeksi
k iK
Kebutuhan
b t h T
Tenaga Li
Listrik
t ik Sistem
Si t
Kalseltengtim
K l lt
ti
SISTEM

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

437
4

Wil KALSELTENG
Sistem Barito
Energi Produksi (GWh
Load Factor (%)
Beban Puncak (MW)

2,122
67
362

2,475
67
424

2,980
67
504

3,434
68
575

3,746
69
623

4,118
69
680

4,499
70
737

4,919
70
799

5,381
71
868

5,892
71
942

Wil KALTIM
Sistem Mahakam
Energi Produksi (GWh
L dF
Load
Factor
t (%)
Beban Puncak (MW)

1,757
70
288

2,246
69
371

2,787
69
460

3,282
69
544

3,686
69
610

4,021
69
666

4,371
69
723

4,744
69
785

5,148
69
852

5,571
69
922

INTERKONEKSI
KALSELTENG & KALTIM
Energi Produksi (GWh
3,879
Load Factor (%)
68
Beban Puncak (MW)
650

4,720
68
795

5,767
68
964

6,715
69
1,119

7,432
69
1,233

8,139
69
1,346

8,870
69
1,460

9,663
70
1,584

10,530
70
1,719

11,463
70
1,864

LA
AMPIRAN
N B1.2

N
NERACA
D
DAYA
SISTE
EM INTERKONEKSI KALSEL
LTENGTIM
M

438

MW

Grafik Neraca Daya Sistem Kalseltengtim


ReserveMargin

3,500

PLTGPLN

PLTG IPP
61%

PLTGIPP
PLTAPLN

3,000

63%

PLTUPLN

69%

PLTUIPP

PLTG PLN

75%

PLTUSewa

2,500

70%

PembangkitIPP &Sewa
PembangkitTerpasang PLN
BebanPuncak

2,000

70%

PLTA PLN
PLTGU IPP

71%
76%

PLTU PLN

1,500
33%
1,000

500

PLTU IPP

36%

Pembangkit IPP & Sewa

PLTU Sewa

Pembangkit Terpasang PLN


2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

439
439

Neraca Daya Sistem Kalseltengtim


No.
1

4
5

440

Kebutuhan dan Pasokan


Kebutuhan
Keb
t han
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
SWASTA
IPP
Sewa & Excess Power
Retired & Mothballed
PLTG
PLTD
Tambahan Kapasitas
SEWA
Rencana
PLTG Bontang (Gas Storage)
PLTU Sewa Asam Asam (3x50 MW)
PLTU Sewa Kariangau (2x120 MW)
PLN
On Going Project
Pulang Pisau (FTP1)
Asam Asam (FTP1)
Kaltim Peaking (APBN)
Muara Jawa/Teluk Balikpapan (FTP1)
Sampit (APBN)
Rencana
Kaltim (Peaking)
Kalsel (Peaking)
Bangkanai (FTP2)
Kelai (Kaltim)
Kusan
IPP
On Going
Mahakam (Senipah)
Pangkalan Bun
Rencana
Kalsel - 1 (FTP2)
Embalut (Ekspansi)
Kaltim - 2 (FTP2)
Kaltim ((MT))
Kalteng - 1
Kaltim (PPP)
Jumlah Pasokan (Terpasang)
Reserve Margin (Terpasang)

Unit
GWh
GWh
%
MW
MW

MW
MW
MW
MW

2011
1 798
1.798
3.879
68,1
650
2
738
479
259
85
174
-

PLTG
PLTU
PLTU

PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTU

2012
842
4.720
67,8
795
6
752
493
259
85
174
-

2015
2 666
2.666
7.432
68,8
1.233
3
355
270
85
85
90
90

2016
2 916
2.916
8.139
69,0
1.346
3
355
270
85
85
-

2017
3 191
3.191
8.870
69,4
1.460

2018
3 191
3.191
9.663
69,6
1.584

2019
3 191
3.191
10.530
69,9
1.719

2020
3 191
3.191
11.463
70,2
1.864

355
270
85
85
-

355
270
85
85
-

355
270
85
85
-

355
270
85
85
-

150
240

60

60

130
100
220
50
50
50
140

70

70
75

75

65

82
14

PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
MW
%

2014
2 439
2.439
6.715
68,5
1.119
3
445
360
85
85
30
30

100

PLTG
PLTG
PLTG
PLTA
PLTA

PLTG
PLTU

2013
2 232
2.232
5.767
68,3
964
3
621
390
231
85
146
102
20
82

100

100

100

100

50
55 *))
200
200
882
36

1.056
33

1.697
76

1.911
71

*) Kemungkinan bisa masuk lebih awal 1 unit tahun 2013


**) Kemungkinan tidak jalan, tidak diperhitungkan dalam reserve
i

2.091
70

2.291
70

2.556
75

2.681
69

2.806
63

3.006
61

L
LAMPIRA
AN B1.3

P
PROYEK-PROYEK
K IPP TERKENDALA
A
SIS
STEM INTE
ERKONEK
KSI KALS
SELTENG
GTIM

441

B1.3

Proyek-proy
yek IPP Yang Terkendala
T

gelolaan proyekk IPP terdapatt beberapa pro


oyek pembangkkit IPP
Dalam peng
yang Perjan
njian Pembelian
n Tenaga Listrrik (PPTL) nya mengalami ke
endala.
IPP dengan PPTL terkenda
ala dikategorikkan dalam 3 kategori, yaitu:
Ka
ategori 1: tah
hap operasi yaitu
y
tahap dimana
d
IPP sudah
beroperasi namun
n bermasalah.
Ka
ategori 2, tahap
p konstruksi dim
mana IPP suda
ah mencapai fin
nancial
clo
osing tapi tidak kunjung konstrruksi.
Ka
ategori 3, tahap
p pendanaan dimana IPP sudah memiliki PPTL
namun tidak kunjung mencapai financial closin
ng (FC).
Pembangkitt IPP yang terke
endala di sistem
m Kalseltengtim
m adalah,
PL
LTU Embalut 2xx22,5 MW masuk dalam kateg
gori 1
PL
LTU Tanah Gro
ogot 2x7 MW masuk
m
dalam ka
ategori 2
PL
LTU Pangkalan Bun 2x5,5 MW
W masuk dalam
m kategori 2
PL
LTA MT Kaltim 2x27,5 MW ma
asuk dalam kattegori 3
Saat ini pen
nyelesaian IPP terkendala terssebut sedang diproses
d
oleh Komite
K
Direktur unttuk IPP dan Kerjasama
K
Kem
mitraan dan sebagian dianta
aranya
sudah dalam
m tahap penyelesaian akhir.

442

LA
AMPIRAN
N B1.4

NE
ERACA ENERGI
SISTE
EM INTER
RKONEKSI KALSEL
LTENGTIM
M

443

Proyeksi Neraca Energi


Sistem Kalseltengtim
(GWh)

444
4

Jenis

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Batubara

1.547

2.365

3.172

4.314

5.065

5.884

6.599

7.219

7.770

8.686

Gas

185

333

1 309
1.309

1 628
1.628

1 658
1.658

1 444
1.444

1 445
1.445

1 442
1.442

1 442
1.442

1 448
1.448

LNG

156

155

156

155

156

156

234

310

311

HSD

778

705

247

238

234

230

235

227

229

238

MFO

998

734

456

Geot.

Hydro

106

106

106

106

106

300

300

540

780

780

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


Sistem Kalseltengtim

Jenis

Satuan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Batubara

10^3 ton

1.054

1.594

2.259

3.171

3.648

4.012

4.546

4.928

5.319

5.872

12

13

13

14

13

13

13

13

Gas

bcf

LNG

2020

445
4

HSD

10^3 kl

271

233

52

19

19

15

18

14

15

18

MFO

10^3 kl

242

198

124

10

Geot.

Hydro

L
LAMPIRA
AN B1.5

C
CAPACITY
Y BALAN
NCE GARD
DU INDUK
K
SISTEM INTE
ERKONEK
KSI KALS
SELTENGT
TIM

446

Capacity Balance Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah


CAPACITY
No.

NAMA[perGI.xls]GI
[
l]

TEG
(KV)

150/20

GICEMPAKA
BebanPuncak(MW)

70/20

GIBANJARMASIN
BebanPuncak(MW)

70/20

GITRISAKTI
BebanPuncak(MW)

70/20

GITRISAKTI
BebanPuncak(MW)

150/20

GIMANTUIL
BebanPuncak(MW)

150/20

GISEBERANGBARITO
BebanPuncak(MW)

150/20

GISELAT
BebanPuncak(MW)

150/20

447
4

[perGI.xls]GICEMPAKA
BebanPuncak(MW)

Jml

2011

Kap
[MVA]

Total
Total
Kap
[MVA]

60

60

Peak
Peak
Load
[MW]

Add
Add
Trafo
[MVA]

2012
Peak
Peak
Load
[MW]

Add
Add
Trafo
[MVA]

2013

2014

Peak
Peak
Peak
Peak
AddTrafo
Load
Load
[MVA]
[MW]
[MW]

Add
Add
Trafo
[MVA]

2015
Peak
Peak
Load
[MW]

2016

Add
Add
Trafo
[MVA]

Peak
Peak
Load
[MW]

Add
Add
Trafo
[MVA]

2017

2018

2019

2020

Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
Load
Load
Load
Load
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MW]
[MW]
[MW]
[MW]

31.4
58%

33.1
61%

34.6
64%

39.9
74%

37.7
70%

41.6
77%

45.5
42%

60.0

49.8
46%

54.7
51%

59.9
55%

1
2.0

10
10
6.0 12.00

22

8.2
42%

8.3
42%

9.0
45%

9.9
50%

10.1
51%

10.7
54%

11.1
56%

11.6
59%

12.2
61%

12.7
64%

1
1.0
1
1

6
10.0
20
30

35.3
59%

36.1
61%

40.0
49%

upratingdari6MVA
30.0 44.8
55%

46.8
58%

50.3
62%

53.5
66%

57.0
52%

uprating10MVA
30.0
60.8
55%

64.7
65%

2
1.0
2

6
15.0
10

21.0
50%

21.6
51%

21.2
50%

27.4
65%

28.9
68%

31.3
45%

60

28.1
52%

29.3
54%

33.0
61%

37.7
70%

40.2
37%

26.2
49%

27.6
51%

19.5
36%

22.4
42%

14.3
40%

14.2
39%

15.0
42%

10.4
23%

11.0
24%

12.5
28%

30

20

20

6
10
20
30
66
12
15
20
47

uprating bebandipindahkeGITrisakti150
30.0
22.6
24.3
33%
35%

26.2
38%

28.2
41%

60
60.0

43.9
41%

58.6 I
54%

63.6
59%

69.1
64%

75.0
69%

24.1
45%

26.6
49%

29.1
54%

31.9
59%

35.0
65%

38.4
36%

16.3
45%

16.6
46%

17.3
48%

17.9
50%

18.5
51%

19.1
53%

19.8
55%

14.4
32%

15.5
34%

17.1
38%

18.7
42%

20.5
46%

22.5
50%

24.7
55%

60

40

20

60.0

Capacity Balance Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah


CAPACITY
No.

10

11

12

448
4

13

14

15

16

TEG
(KV)

Jml

Kap
[MVA]

GIPALANGKARAYA
BebanPuncak(MW)

150/20

30

GIBARIKIN
BebanPuncak(MW)

150/20

G JU G
GITANJUNG
BebanPuncak(MW)

150/20
50/ 0

GIAMUNTAI
BebanPuncak(MW)

150/20

GIASAMASAM
BebanPuncak(MW)

150/20

GIPELAIHARI
BebanPuncak(MW)
Beban Puncak ( MW )

150/20

GIRANTAU/BINUANG
BebanPuncak(MW)

150/20

NAMA[perGI.xls]GI

GITAPPINGPULANGPISAU 150/20
BebanPuncak(MW)

30

30

30

10

30

30

10

2011
Total Peak
Kap Load
[MVA] [MW]

Add
Trafo
[MVA]

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Peak Add Peak


Peak Add Peak Add Peak Add
AddTrafo
Load Trafo Load
Load Trafo Load Trafo Load Trafo
[MVA]
[MW] [MVA] [MW]
[MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA]

2018

2019

2020

Peak
Peak
Peak
Peak
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
Load
Load
Load
Load
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MW]
[MW]
[MW]
[MW]

60
15.3
28%

36.7
68%

41.8
0 77
0.77

30.2
56%

32.4
60%

35.8
66%

28.2
52%

30.9
57%

33.9
63%

37.2
69%

29.3
54%

30.3
56%

25.2
47%

28.5
53%

30.1
56%

32.6
60%

35.0
65%

37.6
46%

Upratingdari30MVA
60.00
40.5
50%

43.6
54%

17.6
65%

18.4
68%

20.7
38%

koordinnasidgpikitringchangeamuntai
oo d as dg p t g c a ge a u ta
30.0 23.7
25.2
44%
47%

27.6
51%

29.9
55%

32.5
60%

35.3
65%

38.3
35%

15.3
57%

12.7
47%

14.3
53%

16.3
60%

17.4
64%

19.0
35%

20.6
38%

22.4
41%

24.3
45%

26.4
49%

12.7
35%

13.2
37%

14.7
41%

16.6
46%

17.6
49%

19.0
53%

20.4
57%

22.0
61%

23.7
66%

25.5
40%

11.11
11
41%

11.66
11
43%

13.00
13
48%

14.99
14
55%

15.99
15
59%

17.44
17
64%

18.88
18
35%

30 0
30.0

20.44
20
38%

22.22
22
41%

24.11
24
45%

12.3
46%

12.7
47%

14.2
53%

16.1
59%

16.9
63%

18.4
68%

19.7
37%

30.0

21.2
39%

22.8
42%

24.6
45%

3.6
40%

3.7
41%

4.0
45%

4.5
50%

4.7
52%

5.0
56%

5.3
59%

5.6
62%

6.0
66%

6.3
23%

60

30

60.0

30
30.0

20
30.0

30

30

10

Upratingd
30.0

Capacity Balance Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah


CAPACITY
TEG
(KV)

No.

NAMA[perGI.xls]GI

17

GIBATULICIN
BebanPuncak(MW)

150/20

GIKAYUTANGI
BebanPuncak(MW)

150/20

GISAMPIT
BebanPuncak(MW)

150/20

GIKASONGAN
BebanPuncak(MW)

150/20

GIPANGKALANBUN
BebanPuncak(MW)

150/20

GIBUNTOK/AMPAH
BebanPuncak(MW)
Beban Puncak ( MW )

150/20

GIMUARATEWEH
BebanPuncak(MW)

150/20

18

19

20

449
4

21

22

23

24

GIPALANGKARAYAII[New] 150/20
BebanPuncak(MW)

2011

Total Peak
Total
Peak
Kap
Jml
Kap Load
[MVA]
[MVA] [MW]
1

30

30

30

30

30

30

30

60

Add
Add
Trafo
[MVA]

2012

2013

2014

2015

2016

Peak Add
Peak
Add Peak
Peak
Peak Add
Peak
Add Peak
Peak Add
Add Peak
Peak Add
Add
AddTrafo
Load Trafo Load
Load Trafo Load Trafo Load Trafo
[MVA]
[MW] [MVA] [MW]
[MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA]

2017

2018

2019

2020

Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
Load
Load
Load
Load
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MW]
[MW]
[MW]
[MW]

30
0.0
0%

14.3
53%

16.1
60%

18.4
68%

19.6
36%

10.3
38%

10.8
40%

12.3
46%

14.2
53%

0.0
0%

18.8
70%

21.4
40%

0.00
0%

10.4
38%

30.0

21.4
40%

23.3
43%

25.2
47%

27.4
51%

29.8
55%

15.3
57%

16.9
63%

18.5
34%

20.2
37%

22.2
41%

24.3
45%

24.7
46%

26.5
49%

29.3
54%

32.1
59%

35.1
43%

p g
upratingdari30MVA
60.0
38.5
48%

42.2
52%

11.8
44%

13.6
51%

14.7
54%

16.2
60%

17.7
66%

19.4
36%

0.0
0%

16.4
61%

18.8
70%

20.2
37%

22.2
41%

24.1
45%

00.00
0%

00.00
0%

00.00
0%

12.11
12
45%

13.11
13
49%

14.66
14
54%

0.0
0%

0.0
0%

0.0
0%

9.1
34%

9.8
36%

0.0
0%

0.0
0%

0.0
0%

18.1
33%

19.4
36%

30
30.0

30
30.0

30
30.0

21.3
39%

23.3
43%

26.3
49%

28.7
53%

31.4
58%

16.11
16
60%

17.88
17
66%

19.77
19
37%

10.8
40%

11.8
44%

12.9
48%

14.2
53%

21.4
40%

34.4
64%

37.7
70%

41.4
38%

30
30.0

30
30 0
30.0

21.88
21
40%

30
15.6
58%

60
60.0

45.4
42%

Capacity Balance Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah


CAPACITY
TEG
(KV)

Jml

25 GIKUALAKURUN
BebanPuncak(MW)

150/20

26 GIKANDANGAN
BebanPuncak(MW)

/
150/20

No.

NAMA[perGI.xls]GI

450
4

27 GIBANDARA
BebanPuncak(MW)

28 GIKOTABARU
BebanPuncak(MW)

TOTALBEBANGI
GIKONSUMEN.BESAR
GIUMUM
BebanPuncakGI
DIVERSITY FACTOR
DIVERSITYFACTOR

150/20

70/20

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total Peak Add Peak Add Peak


Peak Add Peak Add Peak Add Peak
Peak
Peak
Peak
Kap
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
Kap Load Trafo Load Trafo Load
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load
Load
Load
Load
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW]
[MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW]
[MW]
[MW]
[MW]
30

30

60

30

30
0.0
0%

0.0
0%

0.0
0%

0.0
0%

6.0
22%

6.3
23%

6.8
25%

7.4
27%

8.0
30%

8.7
32%

0%

0%

8.6
32%

10.0
37%

10.7
40%

11.8
44%

12.9
48%

14.2
53%

15.6
58%

17.0
63%

0%

0%

14.9
28%

17.1
32%

23.5
44%

25.8
48%

28.0
52%

30.5
56%

33.2
61%

36.1
67%

0%

0%

14.6
54%

17.7 30.0
33%

19.7
36%

20.6
38%

21.4
40%

22.3
41%

23.2
43%

24.1
45%

302.6
0.0
302.6
327.6
0 92
0.92

0.0 374.6
0.0
374.6
371.6
1 01
1.01

0.0 448.9
0.0
448.9
443.6
1 01
1.01

30

60

30

90.0 537.5
0.0
537.5
507.8
1 06
1.06

30.0 578.6 120.0 630.6


0.0
0.0
578.6
630.6
556.6
608.3
1 04
1.04
1 04
1.04

60.0

682.5
0.0
682.5
660.3
1 03
1.03

150.0

739.0
0.0
739.0
716.9
1 03
1.03

180.0

801.7
0.0
801.7
779.8
1 03
1.03

90.0

869.0 180
0.0
869.0
847.4
1 03
1.03

Capacity Balance Sistem Kalimantan Timur


CAPACITY
No.

Substation

No

Unit

2011
Total

Peak

Size

2012

Add

Peak

Transf

(MVA) (MVA)

(MW)

(MVA)

2013

Add

Peak

Transf
(MW)

(MVA)

2014

Add

Peak

Transf
(MW)

(MVA)

Add

2015
Peak

Transf
(MW)

(MVA)

Add

2016
Peak

Transf
(MW)

(MVA)

Add

2017
Peak

Transf
(MW)

(MVA)

Add

2018
Peak

Transf
(MW)

(MVA)

Add

2019
Peak

Transf
(MW)

(MVA)

2020

Add

Peak

Transf
(MW)

(MVA)

(MW)

SISTEM MAHAKAM
uprating 30 MVA
1.

GI Gn Malang / Industri
1992

150/20

60

20

30

110

60

57.4

64.9

66.0

77.5

77.5

77.5

77.5

77.5

77.5

77.5

71%

60%

61%

72%

72%

72%

72%

72%

72%

72%

36.2

40.9

41.4

48.6

55.7

60.7

66.6

72.9

79.1

86.4

31%

41%

35%

42%

48%

52%

57%

62%

68%

74%

24.3

27.5

28.8

33.8

38.7

42.2

26.2

30.6

35.0

40.0

45%

51%

53%

63%

72%

78%

49%

57%

65%

74%

35.5

40.3

47.4

55.7

63.7

69.5

76.2

83.5

90.6

66%

75%

44%

52%

59%

64%

71%

77%

56%

61%

BEBAN LEWAT PLTD

2.

GI Batakan/Manggar Sari
1992

150/20

20

30

60

130

BEBAN LEWAT PLTD

3.

GI Karang Joang/Giri Rejo


1993

451
4

4.

150/20

GI Sei Keledang/Harapan Baru


1993

150/20

30

30

30

30

60

60

BEBAN LEWAT PLTD

GI Karang Asem/Tengkawang
1996

150/20

30

30

60

120

BEBAN LEWAT PLTD

GI Tanjung Batu/Embalut
1996

150/20

30

30

30

60

84.6

60

60

60

98.9

83.0

97.0

112.6

126.0

127.9

121.5

117.3

104.8

84.7

52%

51%

60%

70%

78%

79%

75%

72%

65%

52%

9.7

11.0

12.9

15.2

17.4

19.0

20.8

22.8

24.7

27.0

18%

20%

24%

28%

32%

35%

39%

42%

46%

50%

13.7

16.2

19.0

21.8

23.7

26.0

28.5

30.9

33.8

31%

36%

42%

48%

53%

58%

63%

69%

75%

BEBAN LEWAT PLTD

GI Palaran/Bukuan
1996

150/20

30

12.1
27%

20

Add
Transf
(MVA)

Capacity Balance Sistem Kalimantan Timur


CAPACITY
No.

Substation

No

Unit

2011
Total

Peak

Size

2012

Add

Peak

Transf

2013

Add

Peak

Transf

2014

Add

Peak

Transf

Add

2015
Peak

Transf

2016

Add

Peak

Transf

Add

2017
Peak

Transf

2018

Add

Peak

Transf

Add

2019
Peak

Transf

2020

Add

Peak

Transf

Add
Transf

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
8

GI Tenggarong / Bukit Biru


2007

150/20

30

30

16.2

18.4

21.7

60%

68%

40%

13.1

17.2

49%

32%

30

25.4

29.1

31.8

34.8

38.1

41.4

45.2

47%

54%

59%

64%

71%

77%

84%

22.5

29.4

41.5

54.4

71.3

93.4

42%

55%

77%

50%

66%

58%

75%

15.4

16.8

19.2

21.1

23.2

25.4

27.8

30.4

57%

62%

71%

78%

43%

47%

51%

56%

32.6

37.1

40.7

44.5

48.5

53.0

57.7

60%

69%

75%

55%

60%

65%

71%

Rencana Tambahan GI

GI Sambutan
2010

10.0
150/20

452
4

10 GI Kuaro / Tanah Grogot


2011

150/20

11 GI Bontang
2011

37%

30

14.2

19.7
150/20

30

53%

30

73%

14.5
150/20

13 GI Petung
2011

10.7
150/20

14 GI New Industri / Balikpapan


2013

150/20

40%

30

47%

12 GI Sangatta
2012

25.4

30

30

30

60

30

30

122.3

15.9

18.2

19.9

21.8

23.8

26.0

28.4

54%

59%

67%

74%

40%

44%

48%

53%

11.8

13.0

14.9

16.3

17.9

19.5

21.3

44%

48%

55%

60%

66%

72%

40%

19.2

48.6

58.7

68.6

71%

60%

72%

51%

11.2
42%

30

30

60

60

30

23.3
43%

60

80.2
59%

30

Capacity Balance Sistem Kalimantan Timur


CAPACITY
No.

Substation

No

Unit

2011
Total

Peak

Size
(MVA) (MVA)
15

16

(MW)

150/20

(MVA)

2013

Add

Peak

Transf

2014

Add

Peak

Transf

Add

Peak

Transf

Peak

2018

21 9
21.9

22%

24%

26%

29%

31%

34%

37%

41%

28.1

30.7

33.6

36.8

40.0

43.7

52%

57%

62%

68%

74%

81%

30

(MW)

(MVA)

30

(MW)

15.1

22.8

37%

56%

42%

34.4
64%

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM

286.1

368.6

448.5

526.4

602.1

657.1

720.6

788.9

857.0

935.8

TOTAL BEBAN PUNCAK KONSUMEN

275.1

354.2

430.1

508.6

578.3

634.4

693.3

756.3

825.4

897.9

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

DIVERSITY FACTOR

453
4

SISTEM BERAU

17

GI Berau / Tj Redep
2013

18

20.7
150/20

GI Bulungan / Tj Selor

30

77%

30

27.2

29.7

32.4

46%

50%

55%

60%

11.1

12.2

13.3

14.6

15.9

41%

45%

49%

54%

59%

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM

30.9

33.9

37.1

40.5

44.3

48.3

TOTAL BEBAN PUNCAK KONSUMEN

30.9

33.9

37.1

40.5

44.3

48.3

DIVERSITY FACTOR

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

150/20

30

24.9

42%

38%

2011

10.1

22.8

Add
Transf

20 1
20.1

10.0

(MVA)

Peak

18 4
18.4

150/20

(MW)

Add
Transf

16 9
16.9

GI New Samarinda

(MVA)

Peak

15 5
15.5

30

(MW)

Add
Transf

14 2
14.2

46%

(MVA)

Peak

13 1
13.1

24.6

(MW)

Add
Transf

2020

12 0
12.0

30

(MVA)

Peak

2019

(MW)

78%

(MW)

Add
Transf

2018

60

20.9

(MVA)

Add
Transf

2017

(MVA)

150/20

(MW)

2016

11 0
11.0
20%

(MVA)

2015

(MW)

GI Kariangau
2012

17

Peak

Transf

GI PLTG Sembera
S b
2012

Add

2012

(MVA)

LA
AMPIRAN
N B1.6

RENCA
ANA PENGEMBAN
NGAN PEN
NYALURA
AN
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI KALSEL
LTENGTIM
M

454

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI


Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur
(kms)
T
Tegangan
T/L 500 kV

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

J l h
Jumlah

T/L 275 kV
T/L 150 kV

328

1859

878

T/L 70 kV
Jumlah

1046

240

138

236.5

510

5235.5

80
328

1859

958

80
1046

240

138

236.5

510

5315.5

455
4

(MVA)
Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

500/275 kV

275/150 kV

270

60
450

180

60
270

60

30

30

570

210

360

150/70 kV
150/20 kV

140

70/20 kV
Jumlah

140

270

120
120

330

30

240

30

2060
120

120

330

30

240

30

2300

Rencana Pengembangan Penyaluran


Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur
Propinsi

Area

Dari

Ke

Tegangan

Conductor

kms

Juta US$

COD

Status

Sumber

456
4

Kalsel

Kalselteng Barikin

Amuntai

150 kV

2 cct, ACSR 1x240 mm2

66

5,87

2011

Operasi

APLN

Kalsel

Kalselteng Seberang Barito

Kayutangi

150 kV

2 cct, ACSR 1x240 mm2

42

3,74

2011

Operasi

APLN

Kalsel

Kalselteng PLTU Asam-asam (Perpres)

Mantuil

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

220

26,98

2011

Operasi

APLN

Kalsel

Kalselteng Asam-asam

Batu licin

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

248

30,41

2012

on going

APBN

Kalsel

Kalselteng Tanjung

Perbatasan

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

284

34,83

2012

on going

ADB

Kalsel

Kalselteng Rantau

Incomer 2 phi (Barikin - Cempaka)

150 kV

4cct, ACSR 2 x 240 mm2

0,25

2012

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng Up rating Asam-Asam

Pelaihari-Cempaka-Mantuil

150 kV

2cct, ACCC 460 mm2

180

30,00

2013

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng Batu Licin

Landing point P. Laut

70 kV

2cct, ACCC 460 mm2

4,50

2013

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng Landing point P. Laut

Kotabaru

70 kV

2cct, ACCC 460 mm2

74

6,59

2013

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng PLTU Kalsel Baru-1(FTP 2)

Tanjung

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

100

12,26

2014

Planned

IPP

Kalsel

Kalselteng Barikin

Kayutangi

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

240

29,43

2014

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng PLTA Kusan

Single phi (Cempaka - Rantau)

150 kV

2cct, ACSR 1 x 240 mm2

138

12,28

2016

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng Reconduktor Cempaka *)

Barikin

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

212,5

26,06

2017

Planned

Unall

Kalteng Kalselteng Palangkaraya

Sampit

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

346

30,79

2012

on going

APBN

Kalteng Kalselteng Kasongan

Incomer phi (Sampit - P raya)

150 kV

2cct, ACSR 2x 240 mm2

0,25

2012

on going

APBN

Kalteng Kalselteng Tanjung

Buntok

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

260

31,88

2012

Planned

APBN

Kalteng Kalselteng Sampit

Pangkalan Bun

150 kV

2cct, ACSR 1 x 240 mm2

344

30,62

2013

Planned

APBN

K lt
Kalteng
K l lt
Kalselteng
PLTGU B
Bangkanai
k i

M
Muara
T
Tewehh

150 kV

2 t ACSR 22x240
2cct,
240 mm22

100

12 26
12,26

2013

Pl
Planned
d

APLN

Kalteng Kalselteng Muara Teweh

Buntok

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

220

26,98

2013

Planned

APBN

Kalteng Kalselteng PLTU P.Pisau

Incomer 2 phi (P. Raya -Selat)

150 kV

4cct, ACSR 1 x 240 mm2

0,36

2013

on going

APLN

Kalteng Kalselteng Palangkaraya [New]

Incomer phi (Selat - P raya)

150 kV

2cct, ACSR 1 x 240 mm2

0,18

2014

Planned

Unall

Kalteng Kalselteng Muara Teweh

Puruk Cahu

150 kV

2cct, ACSR 2 x 240 mm2

94

8,37

2014

Propose

APBN

Rencana Pengembangan Penyaluran


K li
Kalimantan
t S
Selatan,
l t
T
Tengah
h dan
d Timur
Ti
Propinsi

Area

Dari

Ke

Tegangan

Conductor

kms

Biaya MUSD

COD

Status

Sumber

457
4

Kalteng Kalselteng Puruk Cahu

Kuala Kurun

150 kV

2cct, ACSR 12x 240 mm2

196

17.44

2014

Planned

Unall

Kalteng Kalselteng PLTU Sampit

Sampit

150 kV

2cct, ACSR 1 x 240 mm2

40

3.56

2014

Planned

APBN

Kalteng Kalselteng PLTU Kalteng 1

Kasongan

150 kV

2cct, ACSR 2x 240 mm3

120

10.68

2014

Planned

APBN

Kalteng Kalselteng Kasongan

Kuala Kurun

150 kV

2cct, ACSR 2x 240 mm2

240

7.60

2015

Planned

Unall

Kaltim

Kaltim

Karang Joang

Kuaro

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

310

38.01

2012

on going

ADB

Kaltim

Kaltim

Kuaro

Perbatasan

150 kV

2cct, ACSR 2 x 240 mm2

93

11.40

2012

on going

ADB

Kaltim

Kaltim

Bontang

Sambutan

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

180

22.07

2012

Plan

APBN

Kaltim

Kaltim

GI Sembera

incomer Sambutan - Bontang

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

14

1.72

2012

plan

APBN

Kaltim

Kaltim

PLTG Senipah

incomer Manggar Sari - K.Joang

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

90

11.04

2012

Plan

IPP

Kaltim

Kaltim

Petung

Incomer 2 phi (Karjo - Kuaro)

150 kV

2cct, ACSR 2 x 240 mm2

0.74

2012

Plan

APBN

Kaltim

Kaltim

PLTU Teluk Balikpapan

Incomer 2 phi (Karjo - Kuaro)

150 kV

4cct, ACSR 2x240 mm2

0.49

2012

Plan

APLN

Kaltim

Kaltim

Up rating Teluk Balikpapan K. Joang

150 kV

2cct, ACSR 2xZebra

16

1.60

2012

Plan

APLN

Kaltim

Kaltim

PLTU Kaltim 2 (FTP-2)

Bontang

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

30

3.70

2013

Plan

IPP

Kaltim

Kaltim

PLTG Senipah

Bukuan/Palaran

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

120

9.29

2014

Plan

APLN

Kaltim

Kaltim

Harapan Baru

Bukuan

150 kV

Up rating mejadi Twin Hawk

24

5.35

2014

Plan

Unall

Kaltim

Kaltim

Tenggarong
gg
g

Kota Bangun
g

150 kV

2cct,, ACSR 1x240 mm2

110

8.90

2014

Plan

APBN

2cct, ACSR 2x240 mm2

16

1.96

2017

Plan

Unall

2cct, ACSR 2x240 mm2

0.98

2017

Plan

IPP

2cct, ACSR 2x240 mm2

90

11.04

2018

Plan

Unall

14.24

2018

Plan

Unall

31.88

2018

Plan

Unall

Kaltim
Kaltim
Kaltim

Kaltim
Kaltim
Kaltim

New Samarinda
PLTU Kaltim (PPP)
Bontang

Sambutan
Incomer 2 pi (Senipah-Palaran/Bukuan)
Sangatta

150 kV
150 kV
150 kV

Kaltim

Kaltim

Berau

Tanjung Selor

150 kV

2cct, ACSR 1x240 mm2

160

Kaltim

Kaltim

PLTA Kelai

Sangatta

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

260
60

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur
Propinsi

458
4

Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalsel

Nama Gardu Induk


Amuntai (GI baru )
Barikin Ext LB
Kayu Tangi (GI baru )
Seberang Barito Ext LB
Asam asam Diameter 3 CB
Asam asam Diameter 2 CB
Asam-asam Ext LB
Mantuil Ext LB
Batu licin (GI Baru)
Asam-asam Ext LB
Tanjung Ext LB (Perbatasan)
Batulicin (IBT)
Kotabaru
Tanjung
Tanjung Ext LB
Tanjung Ext LB (PLTU IPP)
Banjarmasin
Cempaka
Kotabaru
Rantau (Rekonfigurasi)
Rantau (NEW LINE)
Kayutangi
Trisakti
Batulicin
Trisakti IBT
Mantuil
p
g)
Trisakti ((Uprating)
Barikin
Amuntai
Rantau
Kayutangi

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Biaya MUSD

COD

Status

Sumber

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/70 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/70 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

30
2 LB
30
2 LB
3 CB
2 CB
2 LB
2 LB
30
2 LB
2 LB
60
30
30
2 LB
2 LB
30
60
30
2 LB
2 LB
2 LB
60
30
60
60
30
60
30
30
30

2,62
1,23
2,62
1,23
1,62
1,35
1,23
1,23
2,62
1,23
1,23
2,68
2,62
1,39
1,23
1,23
1,26
2,10
1,23
1,23
1,23
1,23
2,10
1,39
2,10
2,10
2,10
2,10
1,39
1,39
1,39

2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017

Operasi
Operasi
Operasi
Operasi
On Going
On Going
Operasi
Operasi
On Going
On Going
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Proposed
Planned
Proposed
Proposed
p
Proposed
Proposed
Planned
Planned

APBN
APBN
APBN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APBN
APLN
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
IBRD
Unall
IBRD
IBRD
IBRD
IBRD
Unall
Unall

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur
Propinsi

459
4

Kalsel
Kalsel
Kalsel
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim

Nama Gardu Induk


Asam asam
Rantau Ext LB (Kusan)
Pelaihari
Kasongan
Kasongan
Sampit (GI Baru)
Palangkaraya Ext LB
Pangkalan Bun (GI Baru)
Sampit Ext LB
Buntok (GI Baru)
Muara Teweh (GI Baru)
Buntok Ext LB
Muara Teweh Ext LB (PLTGU)
Sampit
Palangkaraya (GI Baru)
Palangkaraya New Ext LB
Pangkalan Bun (GI Baru)
Kuala Kurun (GI Baru)
Muara Teweh Ext LB
Sampit Ext LB (PLTU )
Puruk Cahu
Bukuan/Palaran Ext LB
Sambutan
Bukuan/Palaran
g Joang/Giri
g
Rejo
j Ext LB
Karang
Kuaro / Tanah Grogot
Petung
Sambutan Ext LB
Bontang

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Biaya MUSD

COD

Status

Sumber

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Extension
Extension
Extension
New
New
New
Extension
New
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Ekst Relocating
Extension
New (4 LB)
New
Extension
New

30
2 LB
30
30
4LB
30
2 LB
30
2 LB
30
30
2 LB
2 LB
30
60
2 LB
30
30
2 LB
2 LB
30
2 LB
30
20
2 LB
30
30
2 LB
30

1,39
1,23
1 39
1,39
2,62
5,24
2,62
1,23
2,62
1,23
2,62
2,62
1,23
1,23
2,10
3,34
1,23
1,39
2,62
1,23
1,23
2,62
1,23
2,62
0,52
1,23
,
3,85
1,75
1,23
2,62

2017
2017
2017
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2014
2015
2015
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012

Planned
Planned
Proposed
On Going
On Going
On Going
On Going
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Planned
Proposed
Proposed
Planned
Planned
Proposed
Planned
Operasi
Plan
On Going
g
On Going
Plan
On Going
On Going

Unall
Unall
IBRD
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APLN
APBN
APBN
APBN
APLN
Unall
Unall
Unall
IBRD
IBRD
Unall
APLN
IBRD
APLN
APBN
APLN
APLN
APLN
APBN
APBN
APBN

Rencana Pengembangan Gardu Induk


Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur
Propinsi

460
4

Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
K lti
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim
Kaltim

Nama Gardu Induk


GI PLTG Sambera
Industri/Gunung Malang
Sei Kleidang / Harapan Baru
Tengkawang/Karang Asem
Sambutan
Bontang
Bontang Ext LB
Kariangau / Tel. Balikpapan
Tenggarong / Bukit Biru
Kariangau / Teluk Balikpapan
Kota Bangun
Berau / Tj Redep
Bulungan / Tj Selor
New Industri
Berau / Tj Redep
Sambutan
Kuaro / Tanah Grogot
Bontang
New Industri
N
New
S
Samarinda
i d
Sangatta
Sambutan Ext LB
Petung
New Samarinda
Sambutan
New Industri
Sei Kleidang / Harapan Baru
Tenggarong / Bukit Biru

Tegangan

Baru/Extension

150/20 kV New (4 LB - 2x30)


150/20 kV
Uprating
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
New
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
New
150/20 kV
New
150/20 kV
New
150/20 kV
New
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
N
New
150/20 kV
New
150/20 kV
Ekstension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension
150/20 kV
Extension

Kap

Biaya MUSD

COD

Status

Sumber

60
60
60
60
30
30
2 LB
30
30
30
30
30
30
30
30
60
30
30
60
30
30
2 LB
30
30
60
60
60
30

4,57
2,10
2,10
2,10
1,39
1,39
1,23
2,62
1 39
1,39
1,39
1,75
2,62
2,62
2,62
1,39
2,10
1,39
1,39
2,10
2 62
2,62
2,62
1,23
1,39
1,39
2,10
,
2,10
2,10
1,39

2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2020

Plan
Plan
Plan
On Going
Plan
Plan
Proposed
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Proposed
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Pl
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

APBN
Unall
Unall
APBN
Unall
Unall
Unall
APLN
Unall
Unall
APBN
Unall
Unall
IBRD
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall
Unall

L
LAMPIRA
AN B1.7

PE
ETA PENG
GEMBANG
GAN PENY
YALURAN
N
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI KALSE
ELTENGT
TIM

461

Peta Kelistrikan Sistem Kalselteng


2013
2015
PLTG BANGKANAI 140 MW (2013)
70 MW (2014), 70 MW (2015)
Puruk Cahu

Muara Teweh

D
ACSR 2X240 mm2
110 km (2013)

PLTU KUALA KURUN


2X3 MW (2013)

2011
2012
ACSR 1X240
mm2
172 km (2013)

PLTU CENKO
2X7 MW (2011)

Sampit

U
Pangkalan Bun

PLTU SAMPIT
2X25 MW (2014)

2012

New
Palangkaraya

PLTU PULANG PISAU


2X60 MW (2012)

Tanjung

2010
U

ACSR 2X240
mm2
21 km (2011)
Barikin

ACSR 2X240
mm2
120 km (2014)

Ranatu
PLTA KUSAN
2X32,5 MW
(2017)

Kayutangi

D
Seberan
g
Barito

2010

Amuntai

U
Selat

ACSR 2X240 mm2


142 km (2012)

ACSR 2X240 mm2


130 km (2012)

PLTU KALSEL [IPP]


2X100 MW (2015/16)

Palangkaraya
ACSR 2X240
mm2
174 km (2012)

Buntok

ACSR 2X240 mm2


60 km (2015)

Kasongan

2016

ke GI Kuaro
( KALTIM)

2012

PLTU BUNTOK
2X7 MW (2013)

ACSR 2X240 mm2


172 km (2015)

PLTU KALTENG-1
2X100 MW (2020)

2013

ACSR 2X429 mm2


40 km (2013)

ACSR 1X240 mm2


98 km (2014)

Kuala Kurun

ACSR 1X240 mm2G


47 km (2014)

Trisakti

Ulin
Mantuil

PLTU ASAM ASAM


#1 & 2 (2X65 MW)

A
PLTA RIAM
KANAN 3X10
MW

Cempaka
ACSR 2X240
mm2
Pelaihari 124 km (2012)

Kotabaru

Batu Licin

2011 D

ACSR 1X240
mm2
40 kkm (2013)

PLTU ASAM ASAM


2X65 MW (2011)

U
PLTU Sewa
3X50 MW (2013)

Peta Kelistrikan Sistem Kaltim


SABAH (MALAYSIA)

BRUNEI DARUSSALAM

2013
Tj. Selor

PLTU Tj. Selor


2x7 MW 2012

2011
SARAWAK
(MALAYSIA)

Tj. Redep

PLTU Tj. Redep


2x7 MW 2012

2010

Sangata

PT PLN (Persero)

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PLTU Kaltim-2 (IPP)


2x100 MW 2015/16

Bontang

KALIMANTAN
BARAT2015

U
G

Sewa
2012100PLTG
MW 2012

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
GB
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
GB
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTGB Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Eksisting
Kit Rencana

Edit Juli 2011

PLTU Embalut (Ekspansi)


1x50 MW 2014

PLTU Kaltim (MT)


2x27.5 MW 2014
U

Karangjoang
G

KALIMANTAN
TENGAH

2012

PLTU Kaltim (PPP)


2x100 MW 2017

Manggarsari
U Industri

Petung
Kuaro

ke
GI Tanjung
(Kalsel)

2012
KALIMANTAN
SELATAN

PLTG Senipah
2x41 MW 2013
PLTU Muara Jawa/Teluk Balikpapan FTP1
2 100 MW 2014
2x100
PLTU Sewa
2x120 MW - 2013

SULAWESI
SELATAN

SULAWESI
TENGAH

L
LAMPIRA
AN B1.8

ANAL
LISIS ALIR
RAN DAY
YA
SISTE
EM iNTER
RKONEKS
SI KALSELTENGTIM

464

Analisa Aliran Daya Kalimantan Selatan dan Tengah Tahun 2013


PLTU PULPIS 2X60 MW
18.5

U
SELAT
12.0
42

5.8

27.4

PLTU SAMPIT 2X25 MW

PLTU PULPIS
3.6

152.2

54.3

1.7

33.2

5992.0

U
SAMPIT

1.4
PALANGKA
50.1

154.1

24.3

6420.0

20.7

152.1

6.7
0.0

3670.0
PULPIS

13.18

3.9

4.1

1.9

SEBAR
15.4
7.4

149.8

KAYUTANGI

22.0

13.2

3.2

6.4

6485.0

149.6

11 0
11.0

9.3

3.1

4.5
18.1

1.7

1.6

1.8

153.1

2285.0
M TEWEH
8.3

5079.0

4.0

155.5

1491.0

PLTG
128 0 B A NGKA NA I 140 M W
128.0

15.8

71.8

465

TRISAKTI 150
16.1

13.6

25.0

149.7

AMUNTAI

0.2

14.4

TRISAKTI 70
12.1

6650.0

7.0

ULIN
40.6

65.4

19.7

65.4

MANTUIL
15.0

9.4
4.6

RANTAU

20.4

25.94

21.0

15.7

7.1

BARIKIN
32.5

150.3

15.7

3625.0

1.5

TANJUNG
19.9

151.6

4318.0

10.9

67.2

9.6
41.8

-5.8
6.5
-9.0

+
+

47.2
9.6

9.8
6.4

CEMPAKA

PELAIHARI

50.37

38.3

13.4

13.8

18.5

150.3

36.3
2.3

6794.0

6.5

151.3

4707.0

ASAM ASAM
14.5
7.0
73.4

155.3

8024.0

10.8
U
NAMA GI
MW
MVAR

KV

SC LEVEL

PLTU ASAM ASAM 4X65 MW


Beban Sistem

Losses

Flow dalam MW/MVAR

504.0 MW
5.6 MW

####

154.0

4421.0

27.0

12.9

4817.0

6917.0

36.6

3.9
14.6

CEMPAKA 70

150.0

2149.0
61.8

9.8

155.3

14.4

A
50.8

5.6

3030.0

5209.0

5254.0

BUNTOK
11.5

151.1

PLTA RIAM KANAN 30 MW

31.1

13 2
13.2

33.2

155.6

3307.0

KASONGAN

154.1

5250.0

10.0

15.8

BATULICIN

4.4

15.8
7.7

154.1

2333.0

PLTU
BUNTOK 2X7 MW

Analisa Aliran Daya Kalimantan Selatan dan Tengah Tahun 2015


PLTU PULPIS 2X60 MW
PLTU SAMPIT 2x25 MW
U
SELAT
13.9
0.4

6.7

13

2.1

10.2

22.0

1.0

PULPIS
5.0

148.1

14.6

41.8

19.8

60.4

2.4

151.1

PALANGKA

KASONGAN

46.3

9.9

22.6

151.4

4.8

SAMPIT
23.4

153.4

11.4

PBUN
21.5

151.7

10.4

K KURUN
3.6
1.7

KAYUTANGI
19.8

145.9

9.6

3.6

155.6

6.8
140

145.1

6.7

155.9

3.3

35.8

32.2

M TEWEH

36.2

GU
PLTGU BANGKANAI 280 MW

15.8
11.6

129.8
22.0
U

RANTAU

TRISAKTI

466
4

14.5

44.5
20.2

TRISAKTI

145.7

31.5
15.2

15.8

ULIN

29.9

7.6

66.1

AMUNTAI

147.8

25.4
`12.2

BUNTOK
7.5

146.2

66.2

3.5

25.4

132.4

6.6

12.2

1.8
113.8

31.2
15.2

13

29.2

40.0

15.0

12.0

21.6

9.1
4.6

148.5

TANJUNG
19.2
158

68.1

46

26.2

6.7

5.9

U
PLTU KALSELTENG 100 MW

58.6
13.0
52.1
11.8

CEMPAKA
38.4
18.6

70.1
PELAIHARI
17.5

146.2

8.5

14.2

20.5

ASAM ASAM
18.6

147.1

9.0
87.8
22.0

150.9
U

PLTU ASAM ASAM 4X65 MW


KET :
NAMA GI
MW
MVAR

KV

Beban Sistem

Losses

Flow dalam MW/MVAR

623.0 MW
10.3 MW

9.4

150.4

9.3

24.4

CEMPAKA

146.1

TRANSFER KE KALTIM
BARIKIN

12.4

PLTU BUNTOK 2X7 MW

153.9

64.3

PLTA RIAM KANAN 30 MW

MANTUIL

153.1
U

SEBAR
8.0

20.0

45.0

6 .0

16.6

9.6

BATULICIN
14.2
6.8

150.4

24.4
22.2

Analisa Aliran Daya Kalimantan Selatan dan Tengah Tahun 2020


PLTU PULPIS 2X60 MW

PLTU SAMPIT 2x25 MW

PLTU PULPIS 1X100 MW


U
SELAT
24.7
50.2

8.1

5.5

68.2

60.8

11.6

13.2

15.0

PULPIS
19.3

148.4

74.6

48.4

6.4

152.0

PALANGKA

KASONGAN

37.2

23.3

12.2

149.0

7.7

19.2

7.2

SAMPIT
42.2

153.2

13.9

60.4

PBUN
31.4

149.1

10.3

33.6

14.8

PLTU CENKO
2X7 MW

K KURUN
16.4

40.4

6.8

14.8

SEBAR
19.8
6.5

18.0
51.6

24.3
8.0

63.4

144.8

24.2

PRK CAHU
10.4

PLTA KUSAN 65 MW
46.4
46.8

154.6

7.4

KAYUTANGI

144.6

5.9

15.6

20.0

3.4

23.4

M TEWEH
2.8

116.2

BANGKANAI

40.2

13.0

0.0

4.3

154.8

GU

6.8

52.4

PLTGU BANGKANAI 280 MW

0.4
RANTAU

75.0

467
4

24.7

64.7
7.1

TRISAKTI

144.1

28.2
14.4

PLTA RIAM KANAN 30 MW


BANDARA
36.1
11.9

8.1

60.6

38.4
12.6

144.6

144.3

4.2

BUNTOK
21.8

145.6

3.7

26

52.4
04
0.4
TRANSFER KE KALTIM

BARIKIN
26.2
25.8

8.6

5.6

146.6

TANJUNG
38.3
153.6

12.6

8.7

PLTU KALSETENG 2X100 MW

1.4
116
59.9
19.7

31.2

41.4

CEMPAKA

PELAIHARI
24.1

144.8

7.9

29.6

19.2

ASAM ASAM
32.1

147.9

10.6
107.4
36 2
36.2

155.2
U

PLTU ASAM ASAM 4X65 MW


KET :
NAMA GI
MW
MVAR

KV

Daya Pembangkit

962.0

MW

Beban Sistem

942.0

MW

Losses

20.0

MW 2.12%

Flow dalam MW/MVAR

14.2

0.8
31.8

66.6

1.4

150.8

34.6

0.4

66.6

PLTU BUNTOK 2X100 MW

12 2
12.2
8.6

34.8

63.0

154.5

PLTU BUNTOK 2X7 MW

25

KANDAGAN
17.1
64.2
5.6

CEMPAKA
12.7

26.4
8.7

23.0
MANTUIL

U
AMUNTAI

144.6

60.7

76.4
16.6

24.6

ULIN

M
TRISAKTI

148.1

BATULICIN
29.8
9.8

152.4

Analisa Aliran Daya Kalimantan Timur Tahun 2011

40.0
MW

PLTU CFK

U
144.3

40.0
EMBALUT
9.2

144.2

3.0
15.2

MW

MW
77.4

MW TENGKAWANG
54.0
25.8

SAMBUTAN

MW

21.1

143.3

64.0

22

20

6.9

MW

MW

21.2

142.5

MW

61.8
BUKIT BIRU
15.2
5.0

HARAPAN BARU

MW

36.1

143.9
6

11.9

MW

142.9

BUKUAN
30.4

MW

9.2
3.0

142.6

26.3
MW

30.0

468
4

MW

58.6
KARANG JOANG
20.3
6.7

Keterangan :
GI
MW
MVAR

kV

MW

MVAR

GEN

270.3

139.8

LOAD

268.4

112.4

LOSS

1.9

53.7

140.7

MANGGAR SARI
29.4

MW

31.8
15.4

147.5

MW
INDUSTRI
71.6
34.7

20.0

40.0

21.0

13.2

MW

MW

MW

MW

138.9

Analisa Aliran Daya Kalimantan Timur Tahun 2015


107.4

BONTANG

MW

32.6
60.0
MW

12.0
4.0

60.0

151.8

MW

MW

15.0

109.8

21.6

140.0

MW

MW

EMBALUT

43.4

MW TENGKAWANG
88.5

149.9

4.3

SEMBERA

150.0

13.0

153.0

15.8

PLTU CFK

42.9

34.6

149.1

45.2

MW

SAMBUTAN
11.4
MW

74.2

150.0

MW

18.0
BUKIT BIRU
21.6
7.1

HARAPAN BARU

MW

51.2

149.5

16.8

149.2

BUKUAN
91.8

MW

13.0
4.3

149.8

PLTU MT

13.8
MW

469
4

5.6

30.0
MW

150.2

MW
PLTG SENIPAH
60.0

60.0
MW

151.2

MW
59.9
140.0

MW

KARIANGAU
29.6
18.3

151 4
151.4

KARANG JOANG
52.0

MW

28.8
9.5

150 3
150.3

69.2

MW

33.8
16.4

MW

16.0
MW
2.0

Keterangan :
GI
MW
MVAR

kV

MW

MVAR

GEN

479.0

193.1

LOAD

508.6

217.1

KALSEL

-33.0

24.0

LOSS

3.6

69.3

MW
KUARO
19.8
11.1

MW

6.5

152.0

33.0

MW

PENAJAM
19.6
6.4

INDUSTRI
68.7

147 5
147.5

G
8.5

MW

MANGGAR SARI

151.4
KALSEL

51.0

MW

NEW INDUSTRI
41.9
20.3

148.5

8.9

MW

33.3

148 3
148.3

Analisa Aliran Daya Kalimantan Timur Tahun 2020


KELAI

150.0
MW

150.0

40.7

156.3

13 4
13.4
202.6

MW

NEW SMARINDA

144.5

84.8
41.1

90 0
90.0

13.1

142.1

4.3

34.6

MW

MW

20.0

142.0

207.2
141.2

MW TENGKAWANG
79.7

144.3

6.8

MW

160.0

MW

MW

EMBALUT
20.7

SEMBERA

MW

84.8

105.6

141.4

29.1

PLTU CFK

152.9

BONTANG

MW

60.0
90.0

SANGATTA

MW

38.6

66.3

143.3

9.4

MW

SAMBUTAN
21.8
MW

53.0

142.5

MW

36 0
36.0
BUKIT BIRU
34.6
11.4

HARAPAN BARU

MW

81.8

143.6

26.9

143.2

INFRASTRUKTUR

BUKUAN
178.0

MW

20.7
6.8

143.7

160.0

MW

160.0

144.9

PLTU MT

13.8
86.2

MW

MW

50.0
MW

470
4

145.3

MW
63.8
MW

PLTG SENIPAH

143.6

80.0
MW

145.2

MW
64
146.5

MW

KARANG JOANG

KARIANGAU
56.7
35.1

145 1
145.1

12
1.2

MW

46.1
15.2

143 5
143.5

40 6
40.6

MW

54.0
26.2

MW

40.0
MW
34.1

Keterangan :
GI
MW
MVAR

kV

MW

MVAR

GEN

982.5

416.1

LOAD

898.2

381.1

KALSEL

65.0

-4.3

LOSS

20.9

219.7

MW
KUARO
36.2
17.3

PENAJAM
35.9
11.8

146.0

MW

11.9

65.0

149.6

INDUSTRI
86.9

147 5
147.5

G
53.7

MW

MANGGAR SARI

MW

50.0
MW
KALSEL

104.2

MW

NEW INDUSTRI
80.2
38.9

140.0

23.3

MW

42.1

139 6
139.6

L
LAMPIRA
AN B1.9

KEBUTU
UHAN FIS
SIK PENG
GEMBANG
GAN DISTRIBUSI
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI KALSELTENGT
TIM

471

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


Propinsi Kalsel, Kalteng & Kaltim
JTM

JTR

Trafo

2011

kms
4,098

kms
2,655

MVA
142

2012

3,914

4,202

159

81,400

2013

4,584

5,117

244

111,623

2014

5,296
5,
96

6,040
6,0
0

241

121,788
, 88

2015

4,783

4,138

204

130,679

2016

4,973

3,997

181

109,389

2017

5,545

4,330

191

113,650

2018

6,209

4,727

204

120,054

2019

6 987
6,987

5 204
5,204

221

129 114
129,114

2020

7,780

5,628

234

134,229

2011-2020

54,169

46,037

2,022

1,161,166

Tahun

Pelanggan
109,239

472
4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi


P
Propinsi
i i Kalsel,
K l l Kalteng
K lt
& Kaltim
K lti
Tahun

JTM

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

34,0
43,5
55,0
65,5
53,4
52,8
58,2
64,6
72,2
79,4

2011-2020

578,5

JTR
63,2
67,5
77,0
88,4
71,7
74,1
82,0
91,1
101,7
112,5
829,1

Trafo

Pelanggan

Total

10,3
11,6
17,7
17,5
14,8
13,1
13,9
14,8
16,0
16,9

3,3
4,0
5,5
6,0
6,4
5,4
5,6
5,9
6,3
6,6

110,8
126,6
155,2
177,4
146,4
145,4
159,6
176,3
196,3
215,4

146,7

55,0

1609,3

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


Propinsi Kalimantan Selatan
JTM

JTR

Trafo

2011

kms
1,254

kms
865

MVA
45

2012

1,465

982

50

32,071

2013

1,369

828

51

33,413

2014

1 417
1,417

804

44

34 814
34,814

2015

1,591

880

47

36,277

2016

1,787

964

51

37,805

2017

2,008

1,057

55

39,400

2018

2,256

1,159

59

41,066

2019

2,536

1,272

63

42,806

2020

2,850

1,395

68

44,622

2011-2020

18,533

10,206

533

373,060

Tahun

Pelanggan
30,786

473
4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi


Propinsi Kalimantan Selatan
JutaUSD
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2011-2020

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

9,1
10 4
10,4
8,7
8,5
9,3
10,2
11,2
12,2
13,4
14,7

21,4
24 9
24,9
23,3
24,1
27,1
30,4
34,2
38,4
43,2
48,6

3,2
36
3,6
3,7
3,2
3,4
3,7
4,0
4,3
4,6
5,0

1,5
16
1,6
1,7
1,7
1,8
1,9
2,0
2,0
2,1
2,2

35,3
40 5
40,5
37,4
37,5
41,6
46,2
51,3
57,0
63,3
70,4

107,7

315,7

38,6

18,5

480,5

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


Propinsi Kalimantan Tengah
JTM

JTR

Trafo

2011

kms
2,208

kms
1,294

MVA
43

2012

792

464

15

15,010

2013

740

391

17

15,782

2014

766

380

18

16,595

2015

860

415

19

17,450

2016

966

455

20

18,348

2017

1,085

499

22

19,293

2018

1,219

547

24

20,287

2019

1 371
1,371

600

25

21 332
21,332

2020
2011-2020

1,540

659

27

22,431

11,547

5,706

230

226,341

Tahun

Pelanggan
59,813

474
4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi


Propinsi Kalimantan Tengah
JutaUSD
Tahun

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

14,0
49
4,9
4,1
4,0
4,4
4,8
5,3
5,8
6,3
7,0

36,6
13,5
13
5
12,6
13,0
14,6
16,5
18,5
20,8
23,3
26,2

3,1
1,1
1
1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
1,8
2,0

0,7
0,7
0
7
0,7
0,8
0,8
0,8
0,9
0,9
1,0
1,0

54,4
20,2
20
2
18,7
19,1
21,2
23,6
26,2
29,2
32,5
36,1

2011-2020

68,5

209,3

19,5

10,7

308,0

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


Propinsi
p
Kalimantan Timur
JTM

JTR

Trafo

2011

kms
636

kms
495

MVA
54

2012

1,658

2,756

94

34,319

2013

2 474
2,474

3 898
3,898

176

62 429
62,429

2014

3,113

4,855

180

70,379

2015

2,332

2,843

138

76,953

2016

2,220

2,577

110

53,236

2017

2,452

2,774

115

54,957

2018

2 734
2,734

3 020
3,020

122

58 701
58,701

2019

3,080

3,332

133

64,976

2020

3,389

3,574

138

67,176

2011-2020

24,089

30,125

1,260

561,765

Tahun

Pelanggan
18,641

475
4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi


Propinsi Kalimantan Timur
Tahun

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

10,8
28 2
28,2
42,1
53,0
39,7
37,8
41 8
41,8
46,6
52,5
57,7

5,2
29,1
29
1
41,1
51,2
30,0
27,2
29 3
29,3
31,9
35,1
37,7

3,9
6,8
6
8
12,7
13,0
10,0
8,0
83
8,3
8,8
9,6
10,0

1,1
1,7
1
7
3,1
3,5
3,8
2,7
27
2,7
2,9
3,2
3,4

21,1
65,9
65
9
99,1
120,8
83,6
75,7
82 1
82,1
90,2
100,5
108,8

2011-2020

418,3

331,5

94,2

30,7

874,6

L
LAMPIRA
AN B1.10
0

P
PROGRAM
M LISTRIK
K PERDES
SAAN
SISTE
EM INTER
RKONEKSI KALSEL
LTENGTIM
M

476

Prakiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Kalsel, Kalteng, Kaltim

Tahun

JTM
kms

Trafo

JTR
kms

MVA

Unit

Jumlah
Pelanggan

Listrik murah
& hemat
(RTS)

2011

655

313

24

370

29.770

2012

424

190

17

197

9.875

2013

774

360

30

373

18.190

2014

755

351

29

364

17.753

Total

740

2.609 1.214 99 1.304 75.588 740

477
4

Prakiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Kalsel, Kalteng, Kaltim (Juta Rp)

Tahun

JTM

JTR

Trafo

Total

Listrik murah
& hemat
(RTS)

2011

175.620

60.053

33.557

272.398

2012

133.142

36.353

26.961

196.456

2.590

2013

239.918

69.357

50.198

359.472

2014

234.145

67.688

48.990

350.822

Total

782.824 233.451 159.706 1.179.148 2.590

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanProvinsiKalimantanSelatan
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

kms

kms

Trafo
MVA

Listrik m urah

Jm l Pelanggan

dan Hem at (RTS)

Unit

186.0

143.0

7.3

131

15,000

117.2

60.0

3.0

37

4,500

188.7

96.7

4.8

60

7,249

184.2

94.3

4.7

58

7,075

676.1

394.0

19.8

286

33,824

150

150

478
4

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanProvinsiKalimantanSelatan(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

Total

47,693.6
,

27,417.3
,

11,561.4
,

86,672.2
,

38,169.4

10,837.6

5,029.8

54,036.9

61,489.4

17,459.0

8,102.8

87,051.2

60,009.8

17,038.8

7,907.9

84,956.5

207,362.2
207 362 2

72,752.7
72 752 7

32,601.9
32 601 9

312,716.8
312 716 8

Listrik m urah
dan Hem at (RTS)

525.0

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanProvinsiKalimantanTengah
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

kms

kms

Trafo
MVA

Jm l Pelanggan

Unit

272.0

111.0

7.0

138

10,000

167.0

95.0

5.5

100

4,000

367.3

209.0

12.1

220

8,798

358.5

203.9

11.8

215

8,586

1,164.8

618.9

36.4

673

31,384

Listrik m urah
dan Hem at (RTS)

175

175

479
4

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Tengah (juta Rp)


PerkiraanBiayaListrikPerdesaanProvinsiKalimantanTengah(jutaRp)
Tahun

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

Total

72,867.3

25,635.5

10,802.6

109,305.4

47,439.5

18,924.4

12,346.6

78,710.5

104,344.1

41,624.7

27,156.7

173,125.4

101,833.3

40,623.1

26,503.2

168,959.6

326,484.1 126,807.6 79,559.2

530,100.9

Listrik m urah
dan Hem at (RTS)

612.5

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanProvinsiKalimantanTimur
Tahun

JTM

JTR

kms

kms

Trafo
MVA

Jm l Pelanggan

Unit

2011

197.0

59.0

9.5

101

4,770

2012

139.9

34.8

8.1

60

1,375

2013

218.0

54.3

12.6

94

2,143

2014
Total

212.8

53.0

12.3

91

2,092

767.7

201.1

42.5

346

10,380

Listrik m urah
dan Hem at (RTS)

415

415

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanProvinsiKalimantanTimur(jutaRp)

480
4

Tahun

JTM

JTR

Trafo

2011

55,059.0

7,000.7

11,192.6

2012

47,532.6

6,591.1

9,584.7

10,272.9

14,938.6

2013
2014
Total

74,084.1

Pembangkit

Total

Listrik m urah
dan Hem at (RTS)

76,420.1
63,708.4

1,452.5

99,295.6

72,301.5

10,025.7

14,579.2

96,906.3

248,977.2

33,890.4

50,295.0

336,330.4

1,452.5

LAM
MPIRAN B1.12

PROYEKSII KEBUTU
UHAN INV
VESTASI
SIST
TEM INTER
RKONEKS
SI KALSE
ELTENGTIIM

481

Proyeksi Kebutuhan Investasi Pembangkit, Transmisi & Distribusi


(j t USD)
(juta
(Juta US$)

Tahun

Investasi
Pembangkit TL dan GI Distribusi

Total

482
4

2011

244.1

56.73

110.8

411.6

2012

72.6

248.38

126.6

447.5

2013

484.6

157.06

155.2

796.9

2014

788.3

121.44

177.4

1087.1

2015

356.0

31.01

146.4

533.4

2016

150.4

17.16

145.4

312.9

2017

399.1

45.37

159.6

604.0

2018

148.9

61.00

176.3

386.2

2019

140.9

9.08

196.3

346.3

2020

284.0

1.39

215.4

500.8

Total

3068.8

748.62

1,609.3
,

5426.7

*) Distribusi : Nilai investasi untuk total wilayah Kalselteng dan Kaltim

PENJELASAN LAMPIRAN B1
SISTEM INTERKONEKSI KALSELTENGTIM
B1.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Saat ini ada dua sistem besar kelistrikan di Kalimantan yang masuk wilayah
operasi Indonesia Timur, yaitu sistem Mahakam di Kalimantan Timur dan sistem
Barito di Kalimantan Selatan & Kalimantan Tengah.
Sistem Barito dan Sistem Mahakam direncanakan akan terhubung menjadi satu
sistem Kalseltengtim pada akhir tahun 2012 dengan selesainya pembangunan
transmisi 150 kV Tanjung (Kalsel) Kuaro Karangjoang (Kaltim).
Sistem interkoneksi Kalimantan Timur (Sistem Mahakam)
Untuk memenuhi kebutuhan listrik periode tahun 2011-2020, produksi listrik pada
sistem Mahakam meningkat rata-rata 13,3% per tahun termasuk adanya
pengalihan dari isolated masuk ke sistem, yaitu 1.757 GWh pada tahun 2011
menjadi 5.571 GWh pada tahun 2020, dengan faktor beban diperkirakan berkisar
antara 69% sampai 69,7%
Beban puncak sistem interkoneksi Mahakam diperkirakan naik dari 288 MW pada
tahun 2011 menjadi 922 MW pada tahun 2020 setelah interkoneksi dengan sistem
Bontang, Sangatta, Petung dan Tanah Grogot.
Sistem interkoneksi Kalimantan Selatan & Kalimantan Tengah (Sistem Barito)
Untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam tahun 2011-2020, produksi listrik pada
sistem Barito meningkat rata-rata 12,0% per tahun, yaitu dari 2.122 GWh pada
tahun 2011 naik menjadi 5.892 GWh pada tahun 2020 dengan faktor beban
diperkirakan berkisar antara 67% sampai 71%
Beban puncak sistem interkoneksi Barito naik dari 362 MW pada tahun 2011
menjadi 942 MW pada tahun 2020 setelah interkoneksi dengan sistem Pangkalan
Bun, Sampit, Buntok, Muara Teweh, Puruk Cahu dan Kuala Kurun.
Proyeksi kebutuhan beban sistem Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur tahun 2011 2020 diberikan pada Lampiran B1.
B1.2 Neraca Daya
Sistem interkoneksi Kalimantan Selatan, Kalimantahn Tengah dan Kalimantan
Timur (Kalseltengtim) termasuk wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan sangat

483

tinggi, yaitu diproyeksikan tumbuh rata-rata 12,6% per tahun sampai dengan tahun
2020. Pada saat ini kapasitas terpasang pembangkit PLN dan IPP adalah 564 MW,
serta sewa dan excess power 174 MW. Beberapa pembangkit di sistem ini masih
menggunakan BBM sehingga biaya operasinya tinggi.
Pada periode 2011 sampai dengan 2016, di sistem Kalseltengtim akan ada
penambahan pembangkit baru baik milik PLN maupun IPP termasuk sewa PLTU
dan PLTG sekitar 1.934 MW, dimana saat ini dalam tahap proses pengadaan dan
sebagian sudah konstruksi. Mengingat Kalimantan mempunyai cadangan batubara
yang melimpah, maka sebagian besar pembangkit yang akan dibangun berupa
PLTU batubara dengan total kapasitas 1.374 MW, berikut PLTG 560 MW.
Selanjutnya setelah tahun 2016, direncanakan akan ada penambahan pembangkit
baru dengan kapasitas total sekitar 715 MW yang terdiri dari PLTU batubara
400 MW, PLTG gas 100 MW dan PLTA 215 MW.
Untuk mengurangi penggunaan BBM pada waktu beban puncak, direncanakan
membangun PLTG peaking berbahan bakar gas alam lengkap dengan gas storage
(CNG/LNG storage) yaitu PLTG Kaltim peaking 2x50 MW dan PLTG Bangkanai
4x70 MW. Pembangkit-pembangkit tersebut dijadwalkan beroperasi secara
bertahap mulai tahun 2012 sampai 2015.
Secara geografis, neraca daya masing-masing sistem Kalselteng dan sistem
Kaltim telah memenuhi kriteria regional balance sehingga ketergantungan daya
antar sub sistem relatif rendah.
Sebagaimana diketahui bahwa tingkat keberhasilan proyek pembangkit di
Kalimantan masih rendah dan sebagai antisipasi terhadap kondisi tersebut, maka
dilakukan sewa PLTU batubara di Kalsel 3x50 MW dan di Kaltim 2x120 MW serta
sewa PLTG peaking di Bontang Kaltim 100 MW dengan mengakomodir reserve
margin sampai sekitar 76%.
Rencana reserve margin yg sangat tinggi hingga 76% pada tahun 2013
didasarkan pada keinginan PLN yang sangat kuat untuk memastikan kebutuhan
listrik di provinsi Kaltim, Kalsel, Kalteng akan tercukupi, bahkan mungkin
berlebihan, mengingat ketiga Propinsi di Kalimantan ini merupakan sumber energi
primer nasional yang sangat besar baik batubara maupun gas alam, namun sudah
lama menderita kekurangan pasokan listrik.

484

Selain itu, sewa PLTU batubara dan PLTG gas tersebut juga dimaksudkan untuk
secepatnya dapat mengurangi penggunaan BBM di sistem Kalseltengtim.
Untuk mengantisipasi terjadinya kelebihan pasokan pada tahun 2013 sampai 2017,
PLN akan memonitor progres proyek dari tahun ke tahun. Apabila progres fisik
proyek berjalan baik sesuai rencana, maka PLN akan mengimbanginya dengan
pemasaran listrik yang agresif untuk menyeimbangkan penjualan dengan pasokan,
dan menunda jadwal proyek pembangkit berikutnya. Salah satu yang dapat
dilakukan adalah mendorong pertumbuhan industri padat energi di Kalimantan
seperti industri baja, industri keramik, kaca dan sebagainya.
Adapun proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
PLTU Muara Jawa/Teluk Balikpapan (Perpres 1) 2 x 100 MW, karena proyek ini
dapat menurunkan biaya operasi dan mencukupi kebutuhan listrik di Sistem
Mahakam Kalimantan Timur.
PLTG Bangkanai 4x70 MW, untuk memenuhi kebutuhan beban pada tahun
2013 sebelum PLTU IPP beroperasi, kemudian pada tahun-tahun berikutnya
digunakan sebagai pembangkit peaking untuk mengurangi penggunaan BBM.
Tambahan pasokan gas ke PLTGU Tanjung Batu untuk menurunkan biaya
operasi sistem Kalimantan Timur.
Penyediaan gas untuk PLTG Sambera 2 x 20 MW dan untuk PLTD Cogindo 40
MW yang saat ini masih dioperasikan dengan bahan bakar MFO.
PLTU Asam-Asam (Perpres 1) 2x65 MW.
Sedangkan proyek-proyek yang diperkirakan mundur dari jadwal :
- PLTU Pulang Pisau 2x60 MW karena permasalahan kondisi tanah pondasi.
- PLTA Kusan, perlu penanganan khusus untuk aspek lingkungan sehubungan
adanya satu jenis spesies langka (kera berhidung merah) yang diperkirakan
hidup dikawasan hutan sekitar lokasi proyek.
Neraca Daya Sistem Kalseltengtim diberikan pada Lampiran B1.2.

B1.3 Proyek-proyek IPP Yang Terkendala


Telah cukup jelas diuraikan pada Lampiran B1.3

485

B1.4 Neraca Energi


Rencana pembangunan beberapa PLTU batubara dan PLTG peaking di sistem
Kalseltengtim merupakan salah satu upaya menurunkan biaya operasi mengingat
sebagian besar pembangkit di Kalseltengtim masih berbahan bakar minyak.
Peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.

Peranan MFO dan HSD pada tahun 2011 untuk sistem Kalseltengtim masih
cukup tinggi dimana konsumsi MFO dan HSD adalah sebesar 1.776 GWh
atau 49% dari produksi total sistem Kalseltengtim.

b.

Sejalan dengan rencana pengoperasian PLTU batubara, diharapkan


penggunaan BBM sebagai bahan bakar utama pada sistem kelistrikan ini
dapat dikurangi.

c.

Selain itu, rencana pengembangan PLTG Bangkanai 4x70 MW, PLTG Kaltim
peaking 2x50 MW serta PLTA Kusan 65 MW dan PLTA Kelai 150 MW,
diharapkan dapat menurunkan peran BBM khususnya pada waktu beban
puncak. Demikian halnya dengan PLTG Sambera 40 MW dan PLTG Senipah
2x41 MW diharapkan akan semakin memperkecil penggunaan BBM.

d.

Dengan beroperasinya PLTU, PLTG gas dan PLTA, peranan pembangkit


berbahan bakar HSD dan MFO akan menurun dimana hingga tahun 2020
produksi pembangkit berbahan bakar minyak sebesar 238 GWh atau 2 %
dari produksi total sistem Kalseltengtim.

Kebutuhan energi primer di sistem Kalseltengtim dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2020 dapat dilihat pada Lampiran B1.4.
Kebutuhan Bahan Bakar
Kebutuhan bahan bakar HSD dan MFO cenderung menurun dari tahun 2011
hingga tahun 2020. Pada tahun 2011 penggunaan HSD dan MFO sebesar 513 juta
liter dan pada tahun 2020 menjadi 24 juta liter.
Volume pemakaian batubara meningkat dari 1,05 juta ton pada tahun 2011
menjadi 5,87 juta ton pada tahun 2020 atau meningkat hampir 5,6 kali lipat.
Kebutuhan bahan bakar di sistem Kalseltengtim dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2020 dapat dilihat pada Lampiran B1.4.

486

B1.5 Capacity Balance Gardu Induk


Capacity Balance dibuat berdasarkan prakiraan beban per GI sampai tahun 2020
dengan kriteria penambahan trafo GI dilakukan saat pembebanan trafo terpasang
sudah melebihi 70%. Dengan kriteria tersebut kebutuhan pembangunan GI baru
dan pengembangan trafo GI eksisting untuk sistem Kalseltengtim sampai dengan
tahun 2020 akan mencapai 2.330 MVA
Proyeksi kebutuhan pengembangan gardu induk sistem Kalseltengtim seperti pada
Lampiran B1.5.
B1.6 Rencana Pengembangan Penyaluran
Rencana pengembangan penyaluran sistem Kalseltengtim dalam rangka
memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik dan sekaligus untuk mengurangi
penggunaan BBM pada sistem kelistrikan yang sebelumnya masih isolated,
meliputi :

Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit


percepatan tahap I dan tahap II, proyek pembangkit IPP, PLTG peaking dan
PLTA serta untuk menggantikan PLTD.

Pengembangan transmisi 150 kV di lokasi tersebar di sistem Kalseltengtim


dalam rangka memenuhi kriteria keandalan (N-1) dan untuk mengatasi
bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi.

Sedangkan proyek transmisi 150 kV yang perlu segera beroperasi pada tahun
2012 adalah, transmisi 150 kV Tanjung Kuaro Karangjoang untuk
menghubungkan sistem Kalselteng dan Kaltim serta transmisi 150 kV PLTGU
Tanjung Buntok Muara Teweh Bangkanai.

Kebutuhan pembangunan transmisi 150 kV dan 70 kV baru dan up rating untuk


sistem Kalseltengtim sampai dengan tahun 2020 sekitar 5.315 kms.
Untuk keperluan pengendalian operasional sistem interkoneksi 150 kV dan 70 kV
Kalseltengtim khususnya pada subsistem Kalselteng dalam rangka menjaga
tingkat mutu dan keandalan sistem penyaluran, direncanakan pembangunan
sistem SCADA (supervisory control and data acquisition) termasuk media
komunikasi dan prasarananya di Kalimantan Selatan.
Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Kalseltengtim diberikan pada
Lampiran B1.6.

487

B1.7 Peta Pengembangan Penyaluran


Cukup jelas.

B1.8 Analisis Aliran Daya


Sistem Kalimantan Timur (Sistem Mahakam)
Analisa aliran daya pada sistem Mahakam dilakukan dengan memperhatikan
seluruh pembangkit dan beban yang ada pada neraca daya. Pada RUPTL 20112020 ini, hanya dilakukan analisa untuk tahun 2012, 2015 dan 2017.
Prakiraan aliran daya sistem Mahakam dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahun 2011

Tambahan transmisi baru dari tahun 2010 s.d 2011 adalah : Bukuan
Sambutan. Aliran daya dari pusat pembangkit terbesar Tanjung Batu ke GI
Tengkawang sebesar 77 MW. Pembebanan trasmisi masih di bawah 50 %
sehingga masih memenuhi keandalan N-1.
Tegangan sistem masih dalam batas-batas normal dengan tegangan
tertinggi di GI Manggarsari (148 kV) sedangkan tegangan terendah di GI
Industri (139 kV).
2. Tahun 2015
Dari tahun 2011 hingga tahun 2015, ada beberapa tambahan pembangkit
yaitu PLTG Kaltim 50 MW, PLTU Teluk Balikpapan 2 x 100 MW, PLTG
Senipah 2x41 MW, PLTU Kaltim 2 (FTP-2) dan PLTU Embalut Ekspansi
50 MW. Sedangkan PLTU Kaltim MT 2x15 MW diperkirakan akan mundur.
Tambahan ruas transmisi pada tahun 2011-2015 adalah :
PLTG Senipah incomer single pi Manggarsari (2012) Karangjoang,
PLTG Senipah PLTU MT Kaltim(2014), PLTU MT Kaltim-Bukuan (2014),
Karang Joang - Kuaro (2012), Teluk Balikpapan Incomer 2 phi Karang
Joang Kuaro (2012), Penajam Incomer 1 phi Karang Joang Kuaro,
PLTG (FTP2) Sambutan (2012), Uprating Harapan Baru Bukuan (2013),
dan Berau Tanjung Selor (2015).
Aliran daya dari pusat pembangkit terbesar di Bontang ke GI Sambera
sebesar 107 MW, dan sistem Mahakam Kalimantan Timur menerima
transfer energi dari sistem Barito Kalimantan Selatan sebesar 33 MW.
Pembebanan trasmisi masih di bawah 50 % sehingga masih memenuhi
keandalan N-1.

488

Tegangan sistem masih dalam batas normal dengan tegangan tertinggi


terjadi di GI Bontang (153 kV) sedangkan tegangan terendah di GI
Manggarsari (147 kV)
3. Tahun 2020
Pada tahun 2020, PLTG Kaltim 50 MW peaking (2018), PLTU Kaltim
Infrastruktur 200 MW (PPP book) dan PLTA Kelai 2x75 MW telah
beroperasi. Tambahan ruas transmisi 150 kV pada tahun 2016-2020
adalah : New Samarinda - Sambutan(2017) dan PLTA Kelai Sangatta
(2018) Bontang. Aliran daya dari pusat pembangkit terbesar di Kelai dan
Bontang
ke GI Sambera sebesar 202 MW, dan sistem Mahakam
Kalimantan Timur mengirimkan transfer energi ke sistem Barito Kalimantan
Selatan sebesar 65 MW. Pembebanan trasmisi masih dibawah 50%
sehingga masih memenuhi keandalan N-1.
Tegangan sistem masih dalam batas normal dengan tegangan tertinggi di
GI Kelai (156 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Industri (139,6 kV)
Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah ( Sistem Barito)
Analisa aliran daya pada sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
(Sistem Barito) dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya. Pada RUPTL 2011-2020 ini hanya dilakukan analisa
untuk tahun 2012, 2015 dan 2017.
Prakiraan aliran daya sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Sistem
barito) dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun 2013

Pada tahun 2013 sistem isolated Sampit, Kasongan, Batulicin dan Buntok
telah terhubung dengan sistem Barito, dan adanya penambahan pembangkit
baru di sistem Barito yaitu PLTU AsamAsam (FTP-1) 2x65 MW, PLTU Pulang
Pisau 2x60 MW dan PLTG Bangkanai 140 MW.
Pada tahun 2013 ini diperkirakan telah terjadi interkoneksi sistem Barito
dengan sistem Mahakam (Kalimantan Timur).
Total beban interkoneksi sistem Barito sebesar : 504 MW. Profile tegangan
pada sistem interkoneksi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah masih
memenuhi standar. Tegangan terendah terjadi pada GI Kayu Tangi sebesar

489

149,6 kV, sedangkan tegangan tertinggi terjadi pada GI Sampit dengan


tegangan sebesar 155,6 kV.
Losses yang terjadi pada kondisi ini sebesar : 5,6 MW (1,2%).
2. Tahun 2015

Penambahan pembangkit baru masuk sistem Barito terdiri dari PLTG


Bangkanai extension sebesar 2x70 MW, PLTU Sampit 2x25 MW, dan PLTU
Kalsel (FTP-2) unit 1 100 MW. Sedangkan perluasan/penambahan jaringan
transmisi untuk menghubungkan sistem isolated ke sistem interkoneksi
meliputi sub sistem Puruk Cahu, Kuala Kurun dan Pangkalan Bun.
Total beban sistem Barito sebesar 623 MW dengan Losses 10,3 MW (1,7 %).
Aliran daya dari Kalteng ke Kalsel sebesar 0,4 MW, sedangkan dari
Kalimantan Selatan ke Kalimantan Timur sebesar 24,4 MW dengan
pembebanan masing-masing wilayah dalam kondisi regional balance.
Tegangan sistem masih dalam batas normal dengan tegangan terendah
terjadi pada GI Kayutangi sebesar 145,1 dan tertinggi pada GI Muara Teweh
sebesar 155,9 kV.
3. Tahun 2020
Hingga tahun ini terjadi penambahan pembangkit PLTA Kusan sebesar
65 MW, PLTU Kalteng-1 2x100 MW dan PLTU Kalsel (FTP-2) unit 2 (100 MW)
ke sistem Barito. Perluasan transmisi meliputi segmen Kuala Kurun
Kasongan dan PLTA Kusan Kadongan.
Total beban sistem Barito sebesar 942 MW dan Losses 20 MW (2,1 %)
Aliran daya dari Kalsel ke Kalteng sebesar 50,2 MW, sedangkan dari
Kalimantan Selatan ke Kalimantan Timur sebesar 0,8 MW, pembebanan
masing-masing wilayah dalam kondisi regional balance.
Profil tegangan sistem masih dalam batas normal dengan tegangan terendah
terjadi pada GI Trisakti sebesar 144,1 kV dan tertinggi pada GI Muara Teweh
sebesar 154,8 kV.
B1.9 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi
Kebutuhan pengembangan sistem distribusi diperlukan untuk,
Meningkatkan penjualan tenaga listrik dengan menambah pelanggan baru.
Meningkatkan keandalan dan mutu tegangan pelayanan
Perbaikan SAIDI dan SAIFI
490

Menurunkan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua

Proyeksi kebutuhan fisik distribusi wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah


dan Kalimantan Timur seperti pada Lampiran B1.9.

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi 2011-2020


Propinsi Kalsel, Kalteng dan Kaltim

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

JTM
kms
4.098
3.914
4.584
5.296
4.783
4.973
5.545
6.209
6.987
7.780

JTR
kms
2.655
4.202
5.117
6.040
4.138
3.997
4.330
4.727
5.204
5.628

Trafo
MVA
142
159
244
241
204
181
191
204
221
234

2011-2020

54.169

46.037

2.022

Tahun

Pelanggan
109.239
81.400
111.623
121.788
130.679
109.389
113.650
120.054
129.114
134.229
1.161.166

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi 2011-2020


Propinsi Kalsel, Kalteng dan Kaltim
JutaUSD
Tahun

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

34,0
43,5
55,0
65,5
53,4
52,8
58,2
64,6
72,2
79,4

63,2
67,5
77,0
88,4
71,7
74,1
82,0
91,1
101,7
112,5

10,3
11,6
17,7
17,5
14,8
13,1
13,9
14,8
16,0
16,9

3,3
4,0
5,5
6,0
6,4
5,4
5,6
5,9
6,3
6,6

110,8
126,6
155,2
177,4
146,4
145,4
159,6
176,3
196,3
215,4

2011-2020

578,5

829,1

146,7

55,0

1.609,3

Dari tabel perkiraan kebutuhan distribusi regional Kalimantan Selatan,


Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur tahun 2011-2020 dapat dijelaskan
sebagai berikut :

491

Pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah pelanggan yang akan


disambung disebabkan sebagian besar daftar tunggu calon pelanggan di
Kalselteng diselesaikan di tahun 2011 sehingga pada tahun 2012 calon
pelanggan sudah berkurang. Sebaliknya dengan di Kaltim, tahun 2011 tidak
semua daftar tunggu bisa disambung karena keterbatasan kemampuan
pasokan. Akibatnya tambahan pelanggan baru pada tahun 2012 tidak
sebanyak yang akan disambung pada tahun 2011.

Rencana JTM, JTR dan gardu distribusi yang akan dibangun, tidak
selamanya mengalami peningkatan volume/kapasitas yang sama atau lebih
tinggi, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dilapangan.

Selama kurun waktu tahun 2011-2020 direncanakan membangun JTM


54.169 kms, JTR 46.037 kms, gardu distribusi dengan kapasitas 2.022 MVA
untuk menunjang penyambungan sejumlah 1,16 juta pelanggan.

Perkiraan biaya total untuk pengembangan sistem distribusi tersebut


membutuhkan sekitar US$ 1.609 juta dengan rincian JTM US$ 578 juta,
JTR US$ 829 juta, gardu distribusi US$ 146 juta, dan sambungan
pelanggan US$ 55 juta. Kebutuhan anggaran per tahun diperkirakan
sebesar US$ 160 juta.

B1.10 Program Listrik Perdesaan


Prakiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan
Regional Kalsel, Kalteng dan Kaltim 2011-2014

Tahun

JTM
kms

JTR
kms

Trafo
MVA

Unit

Jumlah
Pelanggan

Listrik murah
& hemat
(RTS)

2011

655

313

24

370

29.770

2012

424

190

17

197

9.875

2013

774

360

30

373

18.190

2014

755

351

29

364

17.753

Total

740

2.609 1.214 99 1.304 75.588 740

492

Prakiraan Biaya Jaringan Listrik Perdesaan (Rp Juta)


Regional Kalsel, Kalteng dan Kaltim 2011-2014
Tahun

JTM

JTR

Trafo

Total

Listrik murah
& hemat
(RTS)

2011

175.620

60.053

33.557

272.398

2012

133.142

36.353

26.961

196.456

2.590

2013

239.918

69.357

50.198

359.472

2014

234.145

67.688

48.990

350.822

Total

782.824 233.451 159.706 1.179.148 2.590

Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya listrik perdesaan regional
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur tahun 20112014 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Selama kurun waktu tahun 2011-2014 direncanakan membangun JTM


2.609 kms, JTR 1.214 kms, gardu distribusi dengan kapasitas 99 MVA.

Perkiraan total biaya selama kurun waktu tersebut untuk kegiatan listrik
perdesaan sebesar Rp 1,18 triliun dengan rincian JTM Rp 782 miliar, JTR
Rp 233 milyar, gardu distribusi Rp 160 milyar, dan sambungan pelanggan
Rp 2,59 milyar.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 64%


tahun 2010, menjadi 75,7% di tahun 2014 dan 92,6% di tahun 2020 untuk
regional Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

B1.11 Program Energi Baru dan Terbarukan


Cukup jelas sebagaimana diuraikan dalam sub Bab 4.3 s/d. 4.6.

B1.12 Proyeksi Kebutuhan Investasi

Proyeksi kebutuhan Investasi pembangkit, transmisi dan gardu induk sistem


Kalseltengtim diberikan pada Lampiran B1.12.

493

L
LAMPIRA
AN B2

SISTEM INTERK
KONEKSII SULUTTENGGO
DAN
SISTEM INTERK
KONEKSII SULSEL
LRABAR

494

L
LAMPIRA
AN B2

B2. SISTE
EM INTERKO
ONEKSI SUL
LAWESI UTA
ARA, SULAW
WESI
TENGAH DAN GORONTALO (SUL
LUTTENGGO
O) DAN SIST
TEM
INTERKONEKSI SULA
AWESI SELA
ATAN, SULA
AWESI
TENGGAR
RA DAN SUL
LAWESI BARAT (SULSE
ELRABAR)
B2.1.
Proyeksi Ke
ebutuhan Tenaga Listrik
Neraca Day
ya
B2.2.
Proyek-Pro
oyek IPP Terk
kendala
B2.3.
Neraca Ene
ergi
B2.4.
Capacity Ba
alance Gardu
u Induk
B2.5.
Rencana Pengembanga
P
an Penyalura
an
B2.6.
Peta Penge
embangan Pe
enyaluran
B2.7.
Analisis Aliran Daya
B2.8.
stribusi
Kebutuhan Fisik Pengembangan Dis
B2.9.
aan
Program Listrik Perdesa
B2.10.
nergi Baru da
an Terbaruka
an
Program En
B2.11.
Proyeksi Ke
ebutuhan Inv
vestasi
B2.12.
ASAN LAMPIIRAN B2
PENJELA

495

LA
AMPIRA
AN B2.1

PROYE
EKSI KEBU
UTUHAN TENAGA
A LISTRIK
SISTEM INTERK
KONEKSII SULUTTENGGO
DAN
SISTEM INTERK
KONEKSII SULSEL
LRABAR

496

Proyeksi
y
Kebutuhan Tenaga
g Listrik Sistem Interkoneksi
di Wilayah Suluttenggo
No
1.

497

Sistem

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Sistem Sulut
- Produksi ( GWh )
- Load Factor (%)
- Beban Puncak ( MW )

1.045,4
61,4
194,4

1.144,8
61,9
211,2

1.254,1
62,4
229,5

1.374,0
62,0
253,1

1.505,6
62,5
274,9

1.650,6
63,1
298,7

1.809,8
63,7
324,6

1.984,8
64,2
352,8

2.177,2
64,8
383,6

2.394,3
65,3
418,7

Sistem Gorontalo
- Produksi ( GWh )
- Load Factor (%)
- Beban Puncak ( MW )

257,4
57,2
51,4

278,4
57,4
55,3

301,2
57,7
59,6

321,1
56,4
65,0

346,0
56,5
69,9

373,7
56,6
75,4

403,6
56,7
81,3

436,0
56,7
87,7

471,0
56,8
94,6

511,0
57,1
102,2

Sistem Tolitoli-Moutong
- Produksi ( GWh )
- Load Factor (%)
- Beban Puncak ( MW )

66,9
40,2
19,0

74,2
40,3
21,0

82,3
40,5
23,2

91,0
40,1
25,9

100,6
40,3
28,5

111,6
40,5
31,5

123,7
40,7
34,7

137,0
40,9
38,2

151,6
41,2
42,0

165,6
41,3
45,7

Sistem Sulut-Gtalo-Tolitoli
- Produksi ( GWh )
- Load Factor (%)
- Beban
B b P
Puncakk ( MW )

1.302,8
60,5
245 8
245,8

1.423,2
61,0
266 5
266,5

1.555,3
61,4
289 1
289,1

1.786,1
59,3
344 0
344,0

1.952,2
59,7
373 3
373,3

2.135,9
60,1
405 5
405,5

2.337,2
60,6
440 5
440,5

2.557,8
61,0
478 7
478,7

2.799,8
61,4
520 3
520,3

3.070,9
61,9
566 6
566,6

Sistem Interkoneksi Sulteng


- Produksi ( GWh )
- Load Factor (%)
- Beban Puncak ( MW )

1.302,8
60,5
245 8
245,8

1.423,2
61,0
266 5
266,5

1.555,3
61,4
289 1
289,1

1.786,1
59,3
344 0
344,0

1.952,2
59,7
373 3
373,3

2.135,9
60,1
405 5
405,5

2.337,2
60,6
440 5
440,5

2.557,8
61,0
478 7
478,7

2.799,8
61,4
520 3
520,3

3.070,9
61,9
566 6
566,6

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sistem Interkoneksi


di Wilayah Sulselrabar
SISTEM

2011

2012

2013

2014

4.604,7

5.135,7

5.651,7

63,1

63,1

63,2

833

929

3.865,3
63,1
698,7

4.420,9
63,2
798,0

152,3
59,1

Wil. SULSELRABAR
Sistem Sulsel (Prop Sulsel & Sulbar)
4.017,6
Energi Produksi (GWh)
Load Factor (%)
63,0
728
Beban Puncak ((MW))

498

Sistem Sulsel (Prop Sulsel)


Energi Produksi (GWh)
Load Factor (%)
Beban Puncak (MW)
Sistem Sulsel (Prop Sulbar)
Energi Produksi (GWh)
Load Factor (%)
Beban Puncak (MW)
Sistem Sultra
Energi
g Produksi ((GWh))
Load Factor (%)
Beban Puncak (MW)
Interkoneksi SULSELRABAR
Energi Produksi (GWh)
Load Factor (%)
Beban Puncak (MW)

2015

2016

6.229,6 6.845,9

2017

2018

2019

2020

9.984,9

7.525,5

8.275,0

9.102,0

63,2

63,2

63,3

63,4

63,4

1.021

1.127 1.237

1.358

1.491

1.639

1.799

4.913,1
63,3
885,6

5.391,9
63,4
970,5

5.918,8 6.500,3
63,5 63,6
1.063,6 1.166,4

7.141,4
63,7
1.279,6

7.847,7
63,8
1.404,1

8.626,6
63,9
1.541,1

9.456,6
63,8
1.691,1

183,9

222,6

259,8

310,7 345,6

528,3

59,3

59,1

59,2

29,4

35,4

43,0

50,1

300,0
53,2
64

355,4
53,9
75

409,3
54,6
86

449,0
55,3
93

492,9
56,0
100

4.015,6
63,1
726,6

5.212,5
61,5
967,3

5.885,7
61,5
1.092,3

6.100,7
62,6
1.113,3

6.722,4
62,5
1.227,7

63,1

384,0

427,2

475,5

55,6

55,7

55,8

55,7

55,8

63,6 70,9

78,7

87,4

97,4

108,2

541,2
56,7
109

594,5
57,5
118

653,3
58,2
128

718,3
59,0
139

793,1
59,7
152

7.387,1
62,6
1.346,2

8.119,9
62,8
1.476,4

8.928,3
62,9
1.619,6

9.820,3
63,1
1.777,6

10.778,0
63,1
1.950,8

55,8

LA
AMPIRAN
N B2.2

NERACA DAYA
D
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI SULUTT
TENGGO
DAN
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI SULSEL
LRABAR

499

MW

Grafik Neraca Daya Sistem Sulut-Gorontalo

900

Reserve Margin
PLTG PLN

PLTG60%
PLN

PLTA/MPLN

800

68%

PLTP PLN

PLTG PLN

PLTP IPP

58%

PLTU IPP

700

64%

PLTU PLN
PLTU Sewa

600

47%

PembangkitIPP &Sewa

64%

57%

PembangkitTerpasangPLN

500

Beban Puncak

500

PLTP PLN

69%

PLTP IPP

65%

PLTU IPP

57%

400
300

PLTU PLN

PLTD Sewa

200

PLTU Sewa

Pembangkit Terpasang

100
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020
500

Neraca Daya Sistem Sulut


Sulut-Gorontalo
Gorontalo
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
SWASTA
IPP
SEWA
Retired & Mothballed
PLTD

501
1

Tambahan Pasokan
SEWA
Rencana
PLTU Sewa Amurang (2x25)
PLN
On-Going Project
Mini Hydro 20 kV
Sulut II (FTP1)
Gorontalo ((FTP1))
Lahendong IV
Rencana
Sulut I (FTP1)
Tolitoli (3x15 MW)
Kotamobagu I (FTP2)
Kotamobagu II (FTP2)
Sawangan
Minahasa GT (Peaking)
Gorontalo GT (Peaking)
IPP
On-Going Project
Molotabu (2x10 MW)
Sulut I (Kema)
Rencana
Lahendong V (FTP2)
Lahendong VI (FTP2)
Sulut (PPP)
Gorontalo, 2x6 MW (Terkendala)

Jumlah Pasokan (Terpasang)


Reserve Margin (Terpasang)

Unit
GWh
%
MW

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

1.303
61
246

1.423
61
267

1.555
61
289

1.786
59
344

1.952
60
373

2.136
60
405

2.337
61
441

2.558
61
479

2.800
61
520

3.071
62
567

MW
MW

314
168

318
172

271
172

209
174

169
166

169
166

149
146

149
146

149
146

149
146

MW
MW

3
111

3
111

3
64

20

PLTU

PLTM
PLTU
PLTU
PLTP

3
-

3
-

40

3
-

20

50

1
50
25

25

20

PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTA
PLTG
PLTG

50
45
40
40
16
25

PLTU
PLTU

25
25

25

20
25

PLTP
PLTP
PLTU
PLTU

MW
%

3
-

25

20
20
110
12 *)

385
57

439
65

487
69

565
64

586
57

666
64

696
58

806
68

831
60

831
47

MW

Grafik Neraca Daya Sistem Sulsel


ReserveMargin

3.000

PLTGPLN
PLTGUIPP

53%
61%

PLTM(PLN+IPP)
PLTAPLN

2.500

PLTAIPP
PLTUPLN

PLTGU IPP

PLTUIPP

63%

PLTUSewa

2.000

PembangkitIPP&Sewa
PembangkitTerpasangPLN

502

BebanPuncak

70%

62%

52%

49%

PLTA PLN

PLTG PLN

61%

PLTGU IPP

1.500

PLTA IPP

56%

1.000

PLTU PLN
11%

PLTU IPP
500

Pembangkit IPP & Sewa

PLTU Sewa

Pembangkit
g Terpasang
p
g

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Sulsel


No.
1

Kebutuhan dan Pasokan

503

Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto
Pasokan
Kapasitas Daya Terpasang
PLN
IPP
Sewa Mesin
Retired & Mothballed
Tambahan Kapasitas
SEWA
Rencana
PLTU Sewa Barru 2x(120-150)
PLN
On-going Project
Sulsel - Barru (FTP1)
Mini hydro 20 kV
Rencana
Sulsel Baru
Makassar (Peaking)
Takalar (FTP2)
S l l-B
Sulsel
Barru (Ek
(Ekspansi)
i)
Sulsel-2
Bakaru II
PLTA Poko
IPP
On-going Project
Sengkang
Sengkang
Poso (Transfer ke Selatan)
Mini hydro 20 kV
Sulsel-1 / Jeneponto Bosowa
Rencana
Bonto Batu (Buttu Batu 1)
Malea
Mamuju (FTP2)
Sulsel-3 (Takalar)
Mini hydro 20 kV

4
5

Jumlah Pasokan
Reserve Margin

Satuan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

4.018
63,0
728

4.605
63,1
833

5.136
63,1
929

5.652
63,2
1.021

6.230
63,1
1.127

6.846
63,2
1.237

7.525
63,2
1.358

8.275
63,3
1.491

9.102
63,4
1.639

9.985
63,4
1.799

MW
MW
MW
MW

786
254
257
275
81

786
254
257
275
-

530
213
197
120
41

401
146
135
120
67

281
146
135
-

281
146
135
-

281
146
135
-

281
146
135
-

281
146
135
-

281
146
135
-

100

50
100
100
150

100
150
126

PLTU

PLTU
PLTM

240

100
8

PLTG
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA
PLTA

PLTG
PLTGU
PLTA
PLTM
PLTU

100
50

117

60

10

PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTM
MW
%

130
5,0
200

(60)
180
7,5

100
90

806
11

11

1.304
56

1.577
70

100

50
100

1.648
61

1.828
62

2.018
63

2.018
49

2.268
52

2.644
61

2.761
53

L
LAMPIRA
AN B2.3

PROY
YEK-PROY
YEK IPP YANG
Y
TER
RKENDAL
LA
SIST
TEM INTERKONEK
KSI SULUT
TTENGGO
O
DAN
N
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SULSE
ELRABAR
R

504

B2.3 Proyek--Proyek IPP Ya


ang Terkendalla
Dalam perenccanaan pemban
ngkit IPP, ada beberapa proyyek pembangkkit
IPP yang Perrjanjian Pembe
elian Tenaga Listrik
L
(PPTL) nya mengalam
mi
kendala. Kateg
gori PPTL terke
endala adalah,,

Kate
egori 1, tahap
p operasi adalah tahap dima
ana IPP suda
ah
men
ncapai COD.

Kate
egori 2, tahap pembangunan/konstruksi dim
mana IPP suda
ah
men
ncapai Financia
al Closing (FC) tapi belum me
encapai COD.
Kate
egori 3, Tahap
p pendanaan IP
PP yang sudah memiliki PPTL
L,
teta
api belum menccapai Financial Closing (FC).

Pembangkit IP
PP yang terkendala di sistem Sulawesi
S
adala
ah,

PLT
TU Tawaeli 2x13.5 MW masukk dalam katego
ori 1

PLT
TA Poso 3x65 MW
M masuk dala
am kategori 2

PLT
TU Jeneponto 2x100
2
MW massuk dalam kate
egori 2

PLT
TA Manippi 1x10 MW masuk dalam
d
kategori 2

PLT
TU Gorontalo 2x6 MW masuk dalam kategorri 2

PLT
TU Molotabu 2xx10 MW masukk dalam katego
ori 2
Saat ini penyyelesaian IPP terkendala tersebut sedang
g diproses oleh
Komite Direktu
ur untuk IPP da
an Kerjasama Kemitraan.
K
Beberapa pro
oyek kategori 2 sudah dalam tahap konstruksi da
an
diharapkan tah
hun 2012/2013 sudah beroperasi.

505

LA
AMPIRAN
N B2.4

N
NERACA
E
ENERGI
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SULUTTENGGO
O
DAN
N
SISTEM INTE
ERKONEK
KSI SULS
SELRABAR

506

Proyeksi Neraca Energi Sistem Sulut - Gorontalo


Jenis

2011

Batubara
Gas
LNG
HSD
MFO
Geot.
H d
Hydro

99

Jumlah

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

(GWh)
2020

295
157
430
322

378
154
139
430
322

578
39
84
103
430
322

866
38
7
514
322

823
39
0
644
385

564
39
0
1.136
398

695
78
1.157
408

902
78
0
1.164
414

1.106
116
0
1.164
414

1.373
117
0
1.164
416

1.303

1.423

1.555

1.747

1.891

2.136

2.337

2.558

2.800

3.071

507

Proyeksi Neraca Energi Sistem Sulselrabar


Jenis

2011

Batubara

133

Gas

2012

(GWh)

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

684

1.068

1.934

2.628

2.860

3.528

3.954

4.393

5.114

1.514

1.518

2.194

2.197

2.187

2.207

2.200

2.196

2.198

2.201

LNG

238

226

213

223

235

239

239

398

HSD

259

120

29

14

MFO

1.521

1.073

401

93

Geot.

Hydro

591

1.209

1.205

1.189

1.201

1.556

1.563

1.886

2.272

2.272

Jumlah

4.018

4.605

5.136

5.652

6.230

6.846

7.525

8.275

9.102

9.985

Proyeksi Neraca Energi Sistem Interkoneksi


Sulut-Gorontalo dan Sistem Sulselrabar
(GWh)

508

Jenis

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Batubara

232

1.063

1.646

2.801

3.451

3.424

4.222

4.856

5.499

6.487

Gas

1.514

1.518

2.194

2.197

2.187

2.207

2.200

2.196

2.198

2.201

LNG

277

264

252

262

313

317

355

515

HSD

554

274

113

20

MFO

1.678

1.212

505

93

Geot.

430

430

430

514

Hydro

913

1.531

1.527

Jumlah

5.320

6.028

6.691

2018

2019

2020

644

1.136

1.157

1.164

1.164

1.164

1.511

1.586

1.953

1.971

2.300

2.687

2.688

7.399

8.120

8.982

9.863

10.833

11.902

13.056

P
Proyeksi
k iK
Kebutuhan
b t h E
Energii P
Primer
i
Si
Sistem
t
S
Sulut
l t - Gorontalo
G
t l
Jenis

Satuan

2011

2012

Batubara

10^3 ton

79

303

465

700

664

456

561

714

800

999

Gas

bcf

LNG

2013

2014

2015

2016

HSD

10^3 kl

168

88

48

MFO

10^3 kl

40

35

26

2017

2018

1
-

2019

2020

Geot.
Geot

Hydro

509

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Sistem Sulselrabar


Jenis

Satuan

2011

2012

Batubara

10^3 ton

88

454

bcf

13

13

Gas
LNG

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

698

1.261

1.713

1.863

2.297

2.575

2.861

3.335

17

17

17

17

17

17

17

17

2020

HSD

10^3 kl

72

33

10

MFO

10^3 kl

387

273

102

24

Geot
Geot.

Hydro

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


Sistem Sulut Gorontalo dan Sistem Sulselrabar
Jenis

Satuan

2011

2012

Batubara

10^3 ton

167

bcf

13

Gas
LNG

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

756

1.163

1.960

2.376

2.319

2.858

3.289

3.662

4.334

13

17

17

17

17

17

17

17

17

510

HSD

10^3 kl

240

121

57

MFO

10^3 kl

427

308

128

24

Geot.
Geot

Hydro

2020

LAM
MPIRAN B2.5

CA
APACITY BALANC
CE GARDU
U INDUK
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SULUT
TTENGGO
O
DAN
N
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SULSE
ELRABAR
R

511

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar


CAPACITY
Exist' 2009
No.

No

SUBSTATION

Unit

2011
Total

Peak

Size

Add

Peak

Trans

(MVA)

(MVA)

2013

2012
Add

Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015
Peak

Trans

Add

2016
Peak

Trans

Add

2017
Peak

Trans

Add

2018
Peak

Trans

Add

2019
Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Makassar Branch
1

Pangkep
70/20

20

150/20

30

st
30
30

2.

(APLN 2011)
16.7

19.4

66%

38%

30

(APLN 2018)
21.5

23.5

25.8

28.1

30.4

32.9

35.5

42%

46%

51%

55%

60%

64%

35%

60

38.2
37%

Mandai

512

70/20

70/20

2.5

1996 : ex Pnkng

20

20

2005 : ex Pnkng

20

20
40

3.

(2012 - 20 MVA - relok dr Bontoala)


23.5

27.2

69%

53%

20

Daya

2015 - beban GI Mandai sebagian diambil GI KIMA

30.0

32.8

33.1

35.9

35.9

35.9

35.9

35.9

59%

64%

65%

70%

70%

70%

70%

70%

2013 - beban GI Daya sebagian diambil GI Maros

2005 : ex Pnk

70/20

20

40 (2012 - relok 30 MVA dr Bontoala)


40

2014 - beban GI Daya sebagian diambil GI Daya Baru & GI Maros

2019-sebagian GI KIMA

32.3

38.2

30

12.8

14.3

15.9

17.6

19.4

21.3

23.4

21.3

95%

64%

-20

22%

24%

27%

30%

33%

36%

39%

36%

23.8

26.6

29.3

32.4

35.5

38.9

47%

52%

58%

63%

70%

38%

20 MVA stand by-dibatasi trafo bay


4

Daya Baru
2013

150/20

60

(APLN 2012)

21.4

60

42%
5

(APLN 2018)
60

46.9
46%

Maros
2011

70/20

10

150/20

30

Add
Trans

10 Jalur Tengah
g

((APLN 2012))

10

8.3

30

10.3

20.6

33%

-10

40%

27%

(2011 - relok 10 MVA - ke Nii Tanasa)

60

23.5

27.0

30.6

34.7

39.1

44.1

49.7

31%

35%

40%

45%

51%

58%

65%

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar


CAPACITY
Exist' 2009
No.

No

SUBSTATION

Unit

2011
Total

Peak

Size

2012

Add

Peak

Trans

(MVA)

(MVA)

2013

Add

Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015
Peak

Trans

2016

Add

Peak

Trans

2017

Add

Peak

Trans

2018

Add

Peak

Trans

2019

Add

Peak

Trans

Add

2020
Peak

Trans

Add
Trans

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Makassar Branch
6

KIMA Makassar
2015

150/20

60

(APLN 2014)
7.7

60

15%

8.3

12.0

15.8

19.7

30.5

16%

24%

31%

39%

60%

2015 - KIMA ambil sebagian beban Mandai & Tallo Lama


7

Tello
1992

30/20

20

2004

150/20

30

30
30

513

s.d 2010 - 20 kV disuplai PLTD Sewatama Tello


8

(APLN 2016)
42.4

60

49.0

54.0

58.9

64.4

69.8

75.5

42%

-30

48%

53%

58%

63%

68%

49%

2020-sebagian

60

81.3

87.4

86.3

53%

57%

56%

(2011- relok 30 MVA - ke Palopo)

Tallo Lama

2015 - beban GI Tallo Lama sebagian diambil GI KIMA

1995

150/20

30

60
60

(APLN 2011)
44.8

51.9

88%

51%

(APLN 2016)

60

2020-beban GI

57.2

62.6

63.8

69.3

75.1

60

81.0

87.2

87.2

56%

61%

63%

68%

59%

-30

64%

68%

68%

(2017 - relok 30 MVA - ke Majene)


9

Bontoala

(2012 - relok 20 MVA ke Mandai)

1995

70/20

20

40 (2012 - relok 30 MVA ke Daya)

70/20

30

30 (2012 - relok 20 MVA ke Borongloe)


70

52

61

67

75

83

91

100

109

118

129

118.2

128.6

58%

63%

GIS Bontoala-II
2011

150/20

60

(APLN 2014)
-

51.6

60

47%

60.5

60

59%

67.5

74.6

82.8

66%

73%

54%

60

(APLN 2017)
90.8

99.5

108.6

59%

65%

53%

60

70 kV masih dipertahankan
10

Panakukang
1995
2005

70/20

20

70/20

20

30

150/20

2018 - beban GI Panakukang sebagian diambil


60
60

(APLN 2012)
60.0
59%

60

(APLN 2015)

70.4

78.5

60

86.8

96.2

105.7

60

115.8

115.8

115.8

115.8

69%

62%

-30

68%

75%

69%

-30

76%

76%

76%

76%

(2013 - relok 30 MVA - ke Makale)

(2018 - relok 30 MVA - ke Sinjai)

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar


CAPACITY
Exist' 2009
No.

No

SUBSTATION

Unit

2011
Total

Peak

Size
(MVA)

Add

Peak

Trans
(MVA)

2013

2012
Add

Peak

Trans

Add

2014
Peak

Trans

Add

2015
Peak

Trans

Add

2016
Peak

Trans

2017

Add

Peak

Trans

Add

2018
Peak

Trans

2019

Add

Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

Add
Trans

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Makassar Branch
11

Panakukang Baru / Antang


2018

150/20

(APLN 2017)
1

60

10.6

60

21%

(APLN 2019)
21.8

56.4

43%

55%

60

Ambil sebagian beban Panakukang - Tello - Ta


12

Tanjung Bunga
2006

2020 - Beban G

150/20

30

30
30

514

13

28.2

33.3

37.4

41.6

46.4

51.3

56.6

62.2

37%

44%

49%

54%

61%

67%

74%

49%

60

68.2

59.7

53%

47%

Borongloe
2006

70/20

10

70/20

20

st

2023 - Beban G
20
20

14

(APLN 2017)

(2012 - relok 20 MVA dr Bontoala)


20

(APLN 2015)

15.9

18.3

20.1

21.8

23.8

25.7

27.6

29.6

31.7

33.9

94%

54%

59%

64%

70%

43%

30

46%

50%

53%

57%

23.1

25.5

28.0

30.7

33.4

36.3

39.2

42.3

60

45.6

41%

45%

50%

55%

60%

65%

70%

45%

-16

49%

Tallasa
1996

150/20

16

16

2000

150/20

20

20
36

(APLN 2018)
19.9

30

35%

(2019 - relok 16 MVA - ke ... ..


15

Sungguminasa
1998

150/20

30

30
30

(APLN 2019)
25.1
33%

60

29.2

32.2

35.3

38.8

42.3

45.9

49.7

53.6

57.8

38%

42%

46%

51%

55%

60%

65%

70%

45%

60

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar


CAPACITY
Exist' 2009
No.

SUBSTATION

No

2011

2012

Unit Total Peak

Add

Size

Trans

Peak

2013

Add

Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015
Peak

Trans

Add

2016
Peak

Trans

Add

2017
Peak

Trans

Add

2018
Peak

Trans

Add

2019
Peak

Trans

Add

2020
Peak

Trans

Add
Trans

(MVA)(MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Pare - Pare Branch
1.

Pare-pare
150/20

16

16
16

2.

(APLN 2019)
13.2

30

15.4

17.0

18.6

20.4

22.2

24.0

26.0

28.0

30.1

34%

39%

43%

47%

52%

57%

61%

66%

72%

47%

6.7

7.7

8.5

9.2

10.0

10.8

11.6

12.5

13.3

14.2

79%

23%

25%

27%

29%

32%

34%

37%

39%

42%

5.7

6.6

7.3

8.0

8.8

9.6

10.4

11.2

12.1

13.0

34%

39%

43%

47%

52%

56%

61%

66%

71%

31%

30

Barru
150/20

10
10

30

515
Pinrang Branch
1

Bakaru
150/20

20

20
20

(APLN 2019)
30

Pinrang
1

5 st

diusulkan ke PIKITRING untuk ditambahkan

150/20

16

16

150/20

20

20
36

(APBN 2012)
19.9

23.0

25.4

65%

75%

45%

30

(APBN 2019)
27.8

30.5

33.2

36.0

38.9

41.9

45.1

30

50%

54%

59%

64%

69%

75%

66%

-16

2019- relok 16 M

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar


CAPACITY
Exist' 2009
No.

SUBSTATION

No

Unit

2011

Total Peak

Size

2012

Add

Peak

Trans

Add

2013
Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

2015

Add

Peak

Trans

Add

2016
Peak

Trans

Add

2017
Peak

Trans

2018

Add

Peak

Trans

2019

Add

Peak

Trans

Add

2020
Peak

Trans

Add
Trans

(MVA)(MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Mamuju Branch
1

Polmas
2000

diusulkan ke PIKITRING untuk ditambahkan


150/20

20

20
20

150/20

20

13.8

15.2

16.5

17.9

19.3

20.8

22.3

23.8

25.4

71%

81%

36%

30

39%

42%

45%

49%

52%

56%

60%

7.7

8.9

9.7

10.6

11.5

12.4

13.3

45%

52%

57%

62%

68%

73%

31%

8.6

9.9

10.8

11.8

12.8

13.8

14.9

15.9

17.0

18.2

51%

58%

64%

28%

30%

33%

35%

37%

40%

43%

15 8
15.8

17 2
17.2

18 5
18.5

19 9
19.9

21 3
21.3

22 7
22.7

24 2
24.2

37%

40%

43%

47%

50%

53%

57%

20
20

516

12.0

Majene
2000

(APBN 2012)

(2017 -30 MVA -relok dari Tallo Lama)


30

14.3

15.3

16.3

34%

36%

38%

Mamuju
2009

150/20

20

20
20

(APBN 2013)
30

Watampone Branch
1.

Soppeng
1995

150/20

20

20 diusulkan ke PIKITRING untuk ditambahkan

2000

150/20

20

20

150/20

-20

-20

2008- 1 unit ke

20

2.

(APBN 2012)
11 6
11.6

13 3
13.3

14 5
14.5

68%

78%

34%

30

Bone / Watampone

Sebagian beban GI Bone diam

1995

150/20

20

20

2000

150/20

20

20
40

(APBN 2017)
23.4
39%

30

27.2

30.1

33.1

36.4

39.7

43.2

46.84

30

37.98

38.3

46%

51%

56%

61%

67%

73%

55%

-20
20

56%

56%

(2018 - relok 20 MVA - ke ...)

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar


CAPACITY
Exist' 2009
No.

No

SUBSTATION

Unit

2011

Total Peak

Size

2012

Add

Peak

Trans

Add

2013
Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015
Peak

Trans

Add

2016
Peak

Trans

Add

2017
Peak

Trans

Add

2018
Peak

2019

Add

Trans

Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

Add
Trans

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Watampone Branch
3.

Sidrap
1995

150/20

20

20
20

(APBN 2017)
17.4

30

41%
4

24.6

27.0

29.4

31.9

34.5

48%

53%

58%

64%

69%

75%

51%

30

37.3

40.2

55%

59%

(APBN 2018)
150/20

30

19.6

30

(APBN 2019)
24.6

77%

48%

30

Sengkang
1999
2002 (rusak th.2

150/20

16

150/20

30

20

20

2008-dari sopeng

517

20

17.4

30

41%
6

22.4

Kajuara
2019

20.3

20.1

17.6

19.1

20.8

22.5

24.2

25.9

27.7

29.7

47%

41%

45%

49%

53%

57%

61%

65%

70%

14.2

15.5

16.8

18.2

19.6

21.1

22.6

51%

56%

61%

66%

71%

38%

41%

44%

19 2
19.2

21 1
21.1

22 9
22.9

25 0
25.0

27 1
27.1

29 2
29.2

31 4
31.4

33 6
33.6

36 0
36.0

45%

50%

54%

59%

64%

69%

46%

49%

53%

19.3

21.3

23.2

25.5

27.6

29.9

32.2

45%

50%

55%

60%

65%

70%

47%

18.3

20.2

22.0

24.0

25.9

28.0

30.1

32.3

43%

47%

52%

56%

61%

66%

71%

47%

Siwa / Keera
2013

150/20

30

(APBN 2012)

13.0

30

(APBN 2017)
30

Bulukumba Branch
1.

Bulukumba
2006

150/20

20

20
20

(APBN 2017)
16 6
16.6

30

39%
2

Sinjai
2007

150/20

20

20
20

2018 -30 MVA - relok dr Panakukang


16.6

30

39%
3

30

30

27.7

29.1

41%

43%

Jeneponto
2006

150/20

20

20
20

2019 -relok 30 MVA - dr Tanjun


15.9
37%

30

30

34.6
51%

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar


CAPACITY
Exist' 2009
No.

No

SUBSTATION

2011

2012

Unit Total Peak

Add

Size

Trans

Peak

Add

2013
Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015
Peak

Trans

Add

2016
Peak

Trans

2017

Add

Peak

Trans

Add

2018
Peak

Trans

Add

2019
Peak

Trans

Add

2020
Peak

Trans

Add
Trans

((MVA)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA))
Palopo Branch
1.

Palopo
2006

(2013-sebagian beban diambil GI Siwa)


150/20

20

40 (2011 -Relok 30 MVA -dari Tello)


40

26.7
45%

30

(APBN 2019)

31.0

25.7

28.1

30.9

33.6

36.4

39.3

42.4

45.7

60

52%

43%

47%

52%

56%

61%

66%

71%

49%

-20

2020 -relok 20 M
2.

Makale
2006

150/20

20

20
20

518
8

3.

(2013 - 30 MVA - relok dr Panakukang)


11.4

13.1

14.5

67%

77%

34%

30

beban Makale sebagian diambil Enrekang

15.8

17.3

11.2

12.1

13.1

14.0

15.1

37%

41%

26%

29%

31%

33%

35%

8.1

8.7

9.4

10.0

32%

34%

37%

39%

Enrekang (SY PLTA B.Batu)


2016

150/20

30

(APBN 2015)

7.5
29%

Wotu
2013

150/20

30

(APBN 2012)
9.3

30

36%
5

30

10.2

11.2

12.2

13.3

14.4

15.6

16.8

40%

44%

48%

52%

56%

61%

66%

11.9

13.1

14.2

15.5

16.8

18.2

19.7

47%

51%

56%

61%

66%

71%

39%

Malili
2013

150/20

30

(APBN 2012)
10.8
42%

30

(APBN 2019)
30

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar


CAPACITY
Exist' 2009
No.

No

SUBSTATION

2011

2012

Unit Total Peak

Add

Size

Trans

Peak

Add

2013
Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

2015

Add

Peak

Trans

2016

Add

Peak

Trans

Add

2017
Peak

Trans

Add

2018
Peak

Trans

Add

2019
Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

Add
Trans

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Kendari Branch
1.

Kolaka
2013

150/20

30

(APBN 2012)

12.2

30

48%
2

150/20

30

5.21

30

519

20%

16.5

17.9

19.5

51%

55%

60%

65%

70%

38%

30

21.2
42%

5.6

6.0

6.5

7.1

7.7

8.3

9.1

22%

24%

26%

28%

30%

33%

36%

22.7

24.5

26.6

28.9

31.5

34.3

44%

48%

52%

57%

62%

67%

Unaha
2013

150/20

30

(APBN 2012) (APBN 2013)


19.6

30

77%
Kendari
2011-Mandon

21.0
41%

30

2011 - 30 MVA - 70/20 - Mandonga


70/20

30

30

2013 - operasi
p
GI lain di Sistem Kendari ((Unaaha,, Kendari150))
54.7

2011/12 - 20 kV disuplai PLTD (77 MW)


5

15.2

(APBN 2012)

14.0

Lasusua
2013

(APBN 2018)
13.0

30

((APBN 2018))

60.6

11.8

12.6

13.6

14.7

16.0

17.4

18.9

18%

42%

46%

49%

53%

58%

63%

68%

37%

30

20.6

50.0

50.0

44.2

47.9

52.1

56.7

61.8

58%

63%

68%

74%

48%

40%

Kendari-150 kv
2013

150/20

30

30

(APBN 2012)
35.3

2013/14 - 20 kV disuplai PLTD (30 MW)

30

(APBN 2014)
37.9

40.8

21%

31%

53%

30.0

30.0

60

(APBN 2019)
60

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar


CAPACITY
Exist' 2009
No.

No

SUBSTATION

Unit

2011

Total Peak

Size

2012

Add

Peak

Trans

2013

Add

Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

2015

Add

Peak

Trans

2016

Add

Peak

Trans

2017

Add

Peak

Trans

2018

Add

Peak

Trans

2019

Add

Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

Add
Trans

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Kendari Branch
6

Nii Tanasa

2011 - 10 MVA - baru (SY PLTU Nii Tanasa)

2011-PLTU N

70/20

10

10 2011 - 10 MVA - relok dari Maros 70 kV

2011-relok dr M

70/20

10

10

(APBN 2014)
9.7

20

57%
7

10.7

11.8

12.6

13.6

63%

69%

74%

40%

14.7

16.0

17.4

18.9

20.6

43%

47%

51%

56%

61%

Raha
2013

150/20

30

(APBN 2012)

9.3

30

9.9

10.7

11.5

12.5

13.5

14.7

15.9

39%

42%

45%

49%

53%

57%

62%

18.6

20.0

21.6

23.4

25.4

27.6

30.0

41%

45%

51%

42%

46%

50%

54%

59%

70
7.0

70
7.0

70
7.0

36%
8

20

Bau-Bau

520

2013

150/20

30

(APBN 2012)

17.3

20 kV di
disuplai
l i PLTD & PLTM (7 MW)

30

(APBN 2015)
30

Big Consumer
1.

Tonasa III & IV


150/20

32

150/30/20

20

45

Barawaja

95

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

20

53
5.3

53
5.3

53
5.3

53
5.3

53
5.3

53
5.3

53
5.3

53
5.3

53
5.3

53
5.3

90

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

10

Semen Bosowa
150/20

TOTAL PEAK KONSUMEN BESAR

(MW)

76

TOTAL PEAK LOAD 1

(MW)

389

330

454

250

504

180

555

614

120

671

90

733

120

797

180

865

180

938

150

TOTAL PEAK LOAD 2

(MW)

211

210

244

289

210

315

30

345

375

30

405

30

437

150

470

60

505

180

TOTAL PEAK LOAD 3

(MW)

64

50

71

122

180

131

30

141

80

153

30

166

180

196

60

214

60

TOTAL SYSTEM PEAK LOAD

(MW)

740

590

846

250

992

570

1,078

60

1,177

200

1,275

150

1,380

150

1,490

330

1,607

300

1,733

390

SCENARIO NORMAL

(MW)

ANNUAL DIVERSITY FACTOR


849

76

76

76

76

76

76

76

76

76

727

831

970

1,056

1,153

1,249

1,352

1,460

1,574

1,697

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

Capacity
p
y Balance GI Sistem Sulutenggo
gg
Kapasitas Trafo
No.

GARDU INDUK

2011

Teg.
Jumlah Unit Total Add Peak
Sistem
Size
Trafo

2012

2013

2014

2015

Add Peak

Add Peak

Add Peak

Add Peak

Add

Trafo

Trafo

Trafo

Trafo

Trafo

2016
Peak

2017

2018

2019

2020

Add Peak

Add Peak

Add Peak

Add Peak

Add

Trafo

Trafo

Trafo

Trafo

Trafo

(MVA) (MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
1 GI Ranomut

70/20

20

- Beban Puncak ( MW )

2 GI Sawangan

60

70/20

10

- Beban Puncak ( MW )

3 GI Bitung

60

70/20

20

44.64

26.17

78%

46%

10
10

- Beban Puncak ( MW )

Sebagian beban dialihkan ke GI Paniki


-

31.67

34.83

38.32

42.15

46.36

46.36

46.36

51%

56%

61%

67%

74%

81%

81%

81%

(Relokasi dari GI Teling 10 MVA)


-

8.93

9.27 10.00

9.62

9.98

10.34

10.78

11.24

11.71

12.20

12.73

94%

49%

51%

53%

54%

57%

59%

62%

64%

67%

20
20

Sebagian Beban dialihkan ke GI Paniki (Beban Ranomuut 8

28.79

Beban dialihkan ke GI Kema serta antisipasi GI Kema terlambat ( Catatan : PLTU Amurang 2 x 25 MW dan PLTP Lahendong IV 20 MW dan
-

16.78

521

8.73 20.00

9.61

10.57

11.62

12.79

14.07

15.47

17.02

18.72

88%

23%

25%

28%

31%

34%

37%

41%

45%

49%

5.94

7.18

7.60

8.04

8.51 10.00

9.05

9.63

10.24

10.89

11.58

62%

76%

80%

85%

45%

48%

51%

54%

57%

61%

- Beban Sewa Genset (MW)


4 GI Tonsealama

70/20

10

- Beban Puncak ( MW )

5 GI Teling

10
10

70/20

10

10

20

20

20

20

- Beban Puncak ( MW )

50

Mengantisipasi COD GIS Teling terlambat up grade trafo dari 10 MVA menjadi 20 MVA

45 33
45.33
95%

6 GI Teling 150 kV (GIS)

150/20

- Beban Puncak ( MW )

7 GI Tomohon
- Beban Puncak ( MW )

70/20

10

22 20 10.00
22.20
10 00 22.87
22 87
39%

Beban dr GI Teling 70 kV

18.99 30.00 21.84

40%

24.97

23 55
23.55

24 24
24.24

25 09
25.09

25 96
25.96

26 86
26.86

27 79
27.79

29 33
29.33

41%

43%

44%

46%

47%

49%

51%

32.14

36.45

41.18

46.38

56%

64%

72%

81%

61%

68%

18.76

20.39

22.16

24.09

26.20

39%

43%

47%

51%

55%

28.40 30.00

67%

77%

88%

50%

12.58

13.62

14.74

15.95

66%

72%

78%

84%

52.12 30.00

57.90

20
20

17.25 30.00
36%

Capacity Balance GI Sistem Sulutenggo


Kapasitas Trafo
No.

GARDU INDUK

Teg.
Teg
Sistem

Jumlah Unit Total Add


Size

2011
Peak

Trafo

2012

Add

Peak

Trafo

Add

2013
Peak

Trafo

Add

2014
Peak

Trafo

2015

Add

Peak

Trafo

2016

Add

Peak

Trafo

2017
Add

Peak

Trafo

2018

Add

Peak

Trafo

2019

Add

Peak

Trafo

Add

2020
Peak

Trafo

Add
Trafo

(MVA) (MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
8

GI Kawangkoan

150/20

20

- Beban Puncak ( MW )

GI Lopana

20

150/20

20

- Beban
B b P
Puncak
k ( MW )

10 GI Tasik Ria

70/20

20

20

- Beban Puncak ( MW )

20

70/20

20

522

- Beban Puncak ( MW )

13 GI Kema

- Beban Puncak ( MW )

14 GI Lolak

- Beban Puncak ( MW )

15 GI Bintauna

- Beban Puncak ( MW )

16 GI Paniki

- Beban Puncak ( MW )

17.56 30.00

21.97

23.70

25.58

27.62

40%

43%

46%

50%

54%

58%

13 23 20.00
13.23
20 00

15 52
15.52

17 10
17.10

18 83
18.83

20 72
20.72

22 93
22.93

25 37
25.37

28 07
28.07

31 05
31.05

32 30
32.30

35%

41%

45%

50%

55%

60%

67%

74%

82%

85%

11.19

12.31

13.54

14.89

16.38

19.82

21.81

23.99

28.46

59%

65%

71%

78%

86%

38%

42%

46%

50%

60%

10.65

11.62

12.68

56%

61%

67%

10.00

10.00

10.00

5.25

5.78

28%

30%

18.02 30.00

23.85 30.00

26.23

28.86

31.74

34.92

50%

55%

61%

67%

74%

38.41 30.00
51%

42.25
56%

6.36

6.99

7.69

8.46

9.30

10.24

11.26

12.38

33%

37%

40%

45%

49%

54%

59%

65%

17.35 30.00

19.51

21.88

24.47

30.79

34.44

61%

68%

77%

86%

27.48 30.00
48%

54%

60%

38.47 30.00
45%

42.95
50%

5.19 20.00

5.71

6.28

6.91

7.60

8.36

9.19

10.11

11.13

12.24

27%

30%

33%

36%

40%

44%

48%

53%

59%

64%

0.00

3.00 10.00

3.18

3.37

3.57

3.79

4.01

4.26

4.51

4.78

32%

33%

35%

38%

40%

42%

45%

47%

50%

0
0

150/20

20.35

37%

0.00

150/20

18.85

86%

0
0

150/20

16.35

80%

20
20

150/20

15.22

72%

20

- Beban Pembangkit Kota (MW)

12 GI Likupang

13.75

20
20

150/20

20
20

- Beban Puncak ( MW )

11 GI Otam

20

0
28.43

31.51

35.05

38.90

43.08

80%

45%

50%

55%

61%

68%

76%

61%

72%

0.00

0.00

0.00

4.50 20.00

4.82

5.15

5.51

5.90

6.31

6.75

0%

0%

0%

24%

25%

27%

29%

31%

33%

36%

TOTAL BEBAN GARDU INDUK

222.48

225.46

245.6

267.47

292.39

320.74

351.71

385.54

422.63

462.90

TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM

209.44

227.00

247.0

268.34

291.60

317.03

344.76

375.02

408.02

445.12

17 GI Molibagu

150/20

- Beban Puncak ( MW )

0.00

22.94 30.00

25.57 30.00

52.28 30.00

61.89

0
0

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR

DIVERSITY FACTOR
PENAMBAHAN TRANSFORMATOR

1.06
0.0

0.99
70.0

0.99
110.0

1.00
30.0

1.00
90.0

1.01
40.0

1.02
60.0

1.03
0.0

1.04
0.0

1.04
120.0

0.0

Capacity Balance GI Sistem Sulutenggo


Kapasitas
Trafo
No.

GARDU INDUK

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Teg. Jumlah
Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Sistem Unit
Size
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

1 GI Talise

70/20

30

30

10

10

- Beban Puncak ( MW )

40

70/20

20

- Beban Puncak ( MW )

523

3 GI Silae

70/20

150/20

150/20

- Beban Puncak ( MW )

32.38 30.00 35.62

43.10

47.4

50%

55%

61%

67%

74%

52.15 30.00 57.37


57%

62%

16 9
16.9

18 61
18.61

20 47
20.47

37%

40%

44%

48.5 30.00 53.34

58.67

150/20

9 55
9.55

10 50
10.50

11 55
11.55

12 71
12.71

13 98
13.98

47%

52%

57%

63%

69%

76%

0.00

0.00

15 38 30.00
15.38
30 00
33%

(catatan : Sebagian Beban 20 kV PLTD Silae dialihkan ke Transmisi)


22.08 30.00 33.12 30.00 36.43

40.08

44.08

80%

60%

66%

73%

80%

7.49 30.00 15.00

59%

64%

71%

0.00

24.2 30.00 26.57

29.23

16.50

18.15

19.97

21.96

27%

54%

60%

66%

72%

80%

44%

48%

53%

0.00

2.23 10.00

5.00

5.50

6.05

6.66

7.32

8.05 30.00

8.86

9.74

24%

54%

60%

66%

72%

80%

22%

24%

26%

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

5.32

0
0

150/20

8 68
8.68

0
0

- Beban Puncak ( MW )
7 GI Kolonedale

39.18

80%

0
0

- Beban Puncak ( MW )
6 GI Ampana

29.44

80%

0
0

- Beban Puncak ( MW )
5 GI Tentena

29.44

70%
20
20

- Beban Puncak ( MW )

4 GI Poso

25.60

50.00 Pembangkit Silae

PLTD Silae
2 GI Parigi

((catatan : Sebagian
g Beban 20 kV PLTD Silae dialihkan ke Transmisi))

0.00

5.88

6.50

7.17

29%

20.0

32%

35%

39%

0.00

0.00

5.46

0
0

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

30%

20.0

6.03
33%

Capacity Balance GI Sistem Sulutenggo


Kapasitas
K
it
Trafo
No.

GARDU INDUK

2011

2012

2013

2014

2015

2017

2016

2018

2019

2020

Teg. Jumlah
Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Sistem Unit
Size
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
Trafo
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

8 GI Palu Baru

150/20

- Beban Puncak ( MW )
9 GI Leok

0
150/20

- Beban Puncak ( MW )
10 GI Toli-Toli
Toli Toli

150/20

- Beban Puncak ( MW )

524

11 GI Moutong

150/20

- Beban Puncak ( MW )
12 GI Siboa

150/20

- Beban Puncak ( MW )
13 GI Luwuk

150/20

- Beban Puncak ( MW )
14 GI Moilong

150/20

- Beban Puncak ( MW )

20

30

30

30

20

30

dari Sebagian GI Talise


0.00

17.82 30.00 21.21

0.00

0.00

40.08

44.08

53.3

58.7

65%

77%

60%

66%

73%

80%

59%

64%

71%

0.00

0.00

5.00 20.00

5.50

6.05

6.66

7.32

8.05

8.86

27%

30%

33%

36%

40%

44%

48%

10.80 30.00 11.88

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

33.12 30.00 36.43

0.00

0.00

0.00

48.49 30.00

13.07

14.37

15.81

17.39

19.13

39%

43%

47%

52%

57%

63%

69%

7.60 30.00

8.36

9.20

10.12

11.13

12.24

13.46

28%

30%

33%

37%

40%

44%

49%

5.00 30.00

5.50

6.05

6.66

7.32

8.05

8.86

18%

20%

22%

24%

27%

29%

32%

15.00 30.00 16.50

18.15

19.97

21.96

24.16

30.0 26.57

54%

60%

66%

72%

80%

44%

48%

5.00 20.00

5.50

6.05

6.66

7.32

8.05

8.86

27%

30%

33%

36%

40%

44%

48%

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR


TOTAL BEBAN GARDU INDUK
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR
PENAMBAHAN TRANSFORMATOR

34.3

66.5

103.2

180.6

198.6

218.5

245.7

270.3

302.8

333.1

126.8

140.5

155.5

171.8

189.6

210.0

232.3

256.6

283.5

308.9

0.27

0.47
0.0

0.66
70.0

1.05
30.0

1.05
90.0

1.04
0.0

1.06
0.0

1.05
50.0

1.07
120.0

1.08
50.0

0.0

LAM
MPIRAN B2.6

RENCA
ANA PENG
GEMBANGAN PEN
NYALURA
AN
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI SULUTTENGGO
O
DAN
SISTEM INTER
RKONEKS
SI SULSE
ELRABAR

525

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Sulawesi


Kms
Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

T/L 500 kV
T/L 275 kV
T/L 150 kV

482
1006 8
1006.8

488

1417

24

62

14

1030.8

1032

1431

T/L 70 kV

526

Jumlah

482
1451

254

112

308

524

380

170

1
1451

6110 8
6110.8
101

255

112

308

524

380

170

6693.8

MVA
Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

270

90

360

60
400

63
490

183

150/20 kV

60
610

70/20 kV

80

30

30

750

760

673

500/275 kV
275/150 kV
150/70 kV

Jumlah

590
590

150

390

140

420

30

60

20

20

180

450

160

440

460
460

290

3940

20

290

310

4773

Pengembangan Transmisi Sulawesi

Propinsi

Dari

Ke

Tegangan

Conductor

kms

Juta
US$

COD

Status

Sumber
Pendanaan

Gorontalo Isimu

Botupingge

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

90

8.01

2011

On Going

IPP

Gorontalo Isimu

Marisa

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

220

19.58

2011

On Going

APBN

Gorontalo Isimu

Buroko

APBN

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

76

6.76

2011

Selesai

Gorontalo PLTU Gorontalo Energi (IPP) Botupingge

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

16

1.42

2012

Planned

IPP

Gorontalo PLTU Gorontalo (Perpres)

150 kV

4 cct, ACSR 1 x 240 mm2

14

1.25

2013

On Going

APBN

Incomer double phi Buroko-Isimu

527

Gorontalo PLTU TLG (Molotabu) (IPP)

Botupingge

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

30

2.67

2014

Planned

IPP

Gorontalo Marisa

Moutong

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

180

16.02

2014

Planned

Unall

Gorontalo New PLTG (Marisa)

Marisa

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

20

1.78

2017

Planned

Unall

Sulteng PLTA Poso (Tentena)

Poso

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

80

7.12

2012

Commited

APLN

Sulteng Poso

Palu Baru

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

238

21.18

2012

Commited

APLN

Sulteng Palu Baru

Silae

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

50

4.45

2012

Commited

APBN

Sulteng Palu Baru

Talise

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

30

1.87

2012

Planned

APBN

Sulteng

Wotu

275 kV

2 cct, Zebra, 430 mm

272

61.22

2012

On Going

IPP

TIP 24 (Talise-Parigi)

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

14

0.87

2013

Planned

Unall

Tentena (PLTA Poso)

Sulteng PLTU Tawaeli Expansion


Sulteng PLTMG Cendana Pura

Luwuk

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

180

16.02

2013

Planned

Unall

Sulteng Toli-toli

Leok

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

216

19.22

2014

Planned

Unall

Sulteng Toli-toli

Siboa

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

260

23.14

2014

Planned

Unall

Sulteng Moutong

Incomer Single phi (Toli2


(Toli2-Siboa)
Siboa)

150 kV

2 cct
cct, ACSR 1 x 240 mm2

220

19 58
19.58

2015

Planned

Unall

Sulteng Poso

Ampana

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

248

22.07

2017

Planned

Unall

Sulteng Bunta

Luwuk

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

190

16.91

2019

Planned

Unall

Sulteng Kolonedale

Incomer single phi Poso-Ampana

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

164

14.60

2019

Planned

Unall

Sulteng Ampana

Bunta

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

170

15.13

2020

Planned

Unall

Sulut

PLTU Sulut II (Pepres)

Lopana

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

36

4.41

2011

On Going

APLN

Sulut

Lopana

Teling (GIS)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

96

8.54

2011

On Going

APBN

Pengembangan Transmisi Sulawesi

Propinsi

Dari

Ke

Tegangan

Conductor

kms

Juta
US$

COD

Status

Sumber
Pendanaan

Sulut

Teling (GIS)

Ranomut Baru (Paniki)

150 kV

2 cct
cct, ACSR 1 x 240 mm2

16

1 42
1.42

2012

Commited

APBN

Sulut

Ranomut Baru (Paniki)

Tanjung Merah (Kema)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

60

5.34

2012

Commited

APBN

528

Sulut

Bintauna

Tapping (Lolak - Buroko)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

0.36

2012

Planned

Unall

Sulut

PLTP Lahendong V & VI

Kawangkoan

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

10

0.90

2013

Planned

Unall

Sulut

Likupang

Bitung

70 kV

1 cct, ACSR 1 x 240 mm2

32

5.70

2013

Planned

APLN

Sulut

Otam

Molibagu

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

132

11.75

2014

Planned

Unall

Sulut

PLTG Minahasa

Likupang

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

0.09

2014

Planned

Unall

Sulut

PLTP Kotamobagu

Otam

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

32

2.85

2015

Planned

Unall

Sulut

PLTA Sawangan

Sawangan

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

0.06

2015

Planned

Unall

Sulut

PLTU Sulut I (IPP)

Tanjung Merah (Kema)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

20

1.78

2018

Planned

IPP

Sulsel

Sidrap

Maros (New) - Ags 2011 operasi

150 kV

2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

260

25.61

2011 Sdh operasi

APBN

Sulsel

Maros ((New))

Sungguminasa
gg
- Ags
g 2011 operasi
p

150 kV

2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

80

7.88

2011 Sdh operasi


p

APBN

Sulsel

Sengkang

Sidrap - Ags 2011 operasi

150 kV

2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

130

12.81

2011 Sdh operasi

APBN

Sulsel

PLTU Perpres - Barru

Incomer 2 phi (barru-pare)

150 kV

4 cct, Hawk, 240 mm

4.8

0.43

2011

On Going

APBN

Sulsel

Tallo Lama (Uprating Cond)

Tello (Uprating Cond)

150 kV

2 cct, TACSR

14

0.78

2011

On Going

APBN

Sulsel

Wotu
PLTU Bosowa Jeneponto

Palopo
TIP. 57

275 kV

2 cct, Zebra, 430 mm


2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

210

47.27

2012

On Going

IPP

150 kV

12

1.18

2012

On Going

APBN

Sulsel
Sulsel

PLTU Bosowa Jeneponto

TIP 58
TIP.

12

1 18
1.18

2012

On Going

APBN

Sengkang

Siwa/Keera (New)

150 kV
150 kV

2 cct
cct, 2xZebra
2xZebra, 2x430 mm

Sulsel

2 cct, 2xHawk, 240 mm

140

17.17

2013

Planned

APBN

Sulsel

Siwa/Keera

Palopo

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

180

22.07

2013

Planned

APBN

Sulsel

Tallo Lama (loop)

Bontoala (loop)

150 kV

2 cct, UGC, XLPE, 400 mm

2.75

2013

Planned

APBN

Sulsel

Wotu
Daya Baru

Malili (New)
Inc. 1 phi (Maros-Sungguminasa)

150 kV
150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm


2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

10.06

2013

Planned

APBN

PLTU Takalar Punaga

Tanjung Bunga

150 kV

2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

82
2
80

0.20
7.88
88

2014
2014

Planned
Pl
Planned
d

APBN
IPP

Sulsel
S l l
Sulsel

Pengembangan Transmisi Sulawesi

529

kms

Juta
US$

COD

Status

Sumber
Pendanaan

2 cct, UGC, XLPE, 400 mm


2 cct, Hawk, 240 mm

0.61

2015

Planned

APBN

0.18

2016

Planned

IPP

150 kV

2 cct, Zebra, 430 mm

30

2.67

2016

Planned

IPP

150 kV

40

4.91

2017

Planned

Unall

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm


2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

24

2.36

2018

Planned

Unall

Inc. 1 phi (SInjai-Bone)

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

0.53

2019

Planned

Unall

PLTU Sewa barru

Inc. 2 phi (Sidrap-Maros)

150 kV

4 cct, 2xZebra, 2x430 mm

20

1.78

2019

Planned

Unall

PLTU P
Perpres - Nii T
Tanasa
Malili (New)

M d
Mandonga/Kendari
/K d i
Lasusua (New)

70 kV
150 kV

2 cct,
t O
Ostrich
t i h (ex-P3B
( P3B JB)
2 cct, 2xHawk, 240 mm

24

1 89
1.89

2011

O Going
On
G i

APBN

Sultra

290

35.56

2013

Planned

APBN

Sultra

Lasusua (New)

Kolaka (New)

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

232

28.45

2013

Planned

APBN

Sultra

Kolaka (New)

Unahaa (New)

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

150

18.39

2013

Planned

APBN

Sultra

PLTU Kolaka (FTP2)

Kolaka

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

20

1.78

2013

Planned

IPP

Sultra

Unahaa (New)

Kendari (New)

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

110

13.49

2013

Planned

APBN

Sultra

Kendari (new)

Raha (new)

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

220

19.58

2014

Planned

APBN

Sultra

Kendari (new)

Raha (new) - Kabel Laut

150 kV

2 cct, Kabel Laut

10

10.68

2014

Planned

APBN

Sultra

PLTU Kendari (FTP2)

Inc. 2 phi (Kendari-Raha)

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

10

0.89

2014

Planned

IPP

Sultra

Raha (new)

Bau-Bau (New)

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

170

15.13

2014

Planned

APBN

Sultra

PLTA Konawe

Unahaa (New)

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

80

9.81

2016

Planned

Unall

Propinsi

Dari

Ke

Tegangan

Sulsel
Sulsel

KIMA Makassar (New)


SY PLTA Bbatu/Enrekang

Inc. 1 phi (Pangkep-Tello)


Inc. 2 phi (Makale-Sidrap)

150 kV
150 kV

Sulsel

PLTA Malea

Makale

Sulsel
Sulsel

PLTA Bakaru II
Panakukang baru/Antang

Enrekang
Inc. 1 phi (Maros-Sungguminasa)

Sulsel

Kajuara - (New)

Sulsel
S lt
Sultra

Conductor

Sultra

PLTA Watunohu 1

Lasusua (New)

150 kV

2 cct
cct, 2xHawk
2xHawk, 240 mm

80

9 81
9.81

2018

Planned

Unall

Sulbar

Pasangkayu

Silae

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

90

11.04

2014

Planned

APBN

Sulbar

PLTU Mamuju (FTP2)

Mamuju

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

50

4.45

2014

Planned

IPP

Sulbar

Pasangkayu

Mamuju

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

400

49.05

2018

Planned

Unall

Sulbar

PLTA Poko

Bakaru

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

40

3.60

2019

Planned

Unall

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi


Nama Gardu Induk

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Juta
US$

COD

Status

Sumber

150/20 kV

New

30

2.62

2011

On going

APLN

2011

On going

APBN

2011

On going

APBN

2011

On going

APBN

4.47

2011

On going

APBN

30

1.90

2013

Planned

Unall

30

1.90

2013

Planned

Unall

Extension

30

1.39

2011

On going

APLN

Extension

30

1.39

2011

On going

APLN
APBN

P
Propinsi
i i

Wilayah

Gorontalo

Suluttenggo

Botupingge

Gorontalo

Suluttenggo

PLTU Gorontalo

150/20 kV

New

20

3.24

Gorontalo

Suluttenggo

Isimu

150/20 kV

New

30

2.62

Gorontalo

Suluttenggo

Marisa

150/20 kV

New

30

2.62

Gorontalo

Suluttenggo

Buroko

150/20 kV

New

20

Gorontalo

Suluttenggo

Botupingge

150/20 kV

Extension

Gorontalo

Suluttenggo

Isimu

150/20 kV

Extension

Sulbar

Sulselrabar

Polmas

150/20 kV

Sulbar

Sulselrabar

Majene

150/20 kV

530

Sulbar

Sulselrabar

Pasangkayu

150/20 kV

New

20

2.38

2014

Operasi

Sulbar

Sulselrabar

Mamuju

150/20 kV

Extension

30

1.39

2014

On going

APLN

Sulsel

Sulselrabar

Mandai

70/20 kV

Extension

20

0.00

2011

Relok

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Tallo Lama

150/20 kV

Extension

60

2.10

2011

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Bontoala

150/20 kV

Extension

60

2.10

2011

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Borongloe

70/20 kV

Extension

20

0.00

2011

Relok

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tallasa

150/20 kV

Extension

60

2.10

2011

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Pare-pare
p

150/20 kV

Extension

30

0.00

2011

On g
going
g

APLN

Sulsel

Sulselrabar

Bulukumba

150/20 kV

Extension

30

1.39

2011

On going

APLN/APBN

Sulsel

Sulselrabar

Sinjai

150/20 kV

Extension

30

1.39

2011

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Daya

70/20 kV

Extension

30

0.00

2012

Relok

APLN

Sulsel

Sulselrabar

Siwa/Keera - (GI Baru)+2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Sengkang, Ext LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Tallo Lama ((loop


p Btoala),
), Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2012

On g
going
g

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Bontoala (loop T.Lama), Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Pangkep

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Bone

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Jeneponto

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Barru

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Makale

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

On g
going
g

APLN

Sulsel

Sulselrabar

Palopo IBT

275/150 kV

New

180

14.45

2012

Planned

IPP

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi

531

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Juta
US$

COD

Status

Sumber

Palopo + Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

30

2.62

2012

On going

APBN

Sulselrabar

Siwa, Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2012

On going

APBN

Sulselrabar

Pinrang

150/20 kV

Extension

30

1.39

2013

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Soppeng

150/20 kV

Extension

30

1.39

2013

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Maros

150/20 kV

Extension

60

2.10

2013

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Panakkukang

150/20 kV

Extension

60

2.10

2013

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Wotu IBT

275/150 kV

New

90

7.22

2013

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Wotu - (GI Baru) + 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2013

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Malili - (GI Baru) + 4 LB

150/20 kV

New

30

3.85

2013

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Tanjung Bunga, Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2014

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Daya Baru - (GI Baru) + 2 LB

150/20 kV

New

60

3 34
3.34

2014

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tello

150/20 kV

Extension

60

2.10

2014

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tallo Lama

150/20 kV

Extension

60

2.10

2014

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

KIMA Makassar - (GI baru) + 2 LB

150/20 kV

New

60

3.34

2015

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Bontoala

150/20 kV

Extension

60

2.10

2015

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Sidrap

150/20 kV

Extension

30

1.39

2015

Planned

Unall

S l l
Sulsel

S l l b
Sulselrabar

P
Panakkukang
kk k

150/20 kV

E t
Extension
i

60

2 10
2.10

2016

P
Proposed
d

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Tanjung Bunga

150/20 kV

Extension

60

2.10

2016

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Borongloe

70/20 kV

Extension

30

1.26

2016

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Sungguminasa

150/20 kV

Extension

60

2.10

2016

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Pinrang

150/20 kV

Extension

30

1.39

2016

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Bulukumba

150/20 kV

Extension

30

1.39

2016

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

SY PLTA Bontobatu/Enrekang

150/20 kV

New

30

2.62

2016

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Makale, Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2016

Proposed

PLTA Malea

Sulsel

Sulselrabar

Sidrap, Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2017

Proposed

PLTA Bakaru-II

Sulsel

Sulselrabar

Bone

150/20 kV

Extension

30

1.39

2017

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Sinjai

150/20 kV

Extension

30

1.39

2017

Planned

Unall

Proposed

PLTA Poko

P
Propinsi
i i

Wilayah

Sulsel

Sulselrabar

Sulsel
Sulsel

Nama Gardu Induk

Sulsel

Sulselrabar

Bakaru, Ext 4 LB

150/20 kV

Extension

4 LB

2.47

2018

Sulsel

Sulselrabar

Pangkep

150/20 kV

Extension

60

2.10

2018

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tello

150/20 kV

Extension

60

2.10

2018

Planned

Unall

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi


P i i
Propinsi

Wila ah
Wilayah

Sulsel

Sulselrabar

Sulsel

Sulselrabar

Tegangan

Bar /E tension
Baru/Extension

Kap

Juta
US$

COD

Tallo Lama

150/20 kV

Extension

60

2.10

Bontala - GIS II - (GI baru)

150/20 kV

New

60

2.10

Nama Gard
Gardu Ind
Induk
k

Stat s
Status

S mber
Sumber

2018

Planned

Unall

2018

Planned

Unall

532

Sulsel

Sulselrabar

Panakukang baru/Antang - (GI baru 150/20 kV

New

60

3.34

2018

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Pare-Pare

150/20 kV

Extension

30

1.39

2018

Relok

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Daya Baru

150/20 kV

Extension

60

2 10
2.10

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Maros

150/20 kV

Extension

60

2.10

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tallasa

150/20 kV

Extension

60

2.10

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Bone

150/20 kV

Extension

30

1.39

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Sidrap

150/20 kV

Extension

30

1.39

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Kajuara - GI New + 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Kajuara

150/20 kV

Extension

30

1.39

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Malili

150/20 kV

Extension

20

0.00

2019

Relok

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Panakukang baru/Antang

150/20 kV

Extension

60

2.10

2020

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tanjung Bunga

150/20 kV

Extension

60

2.10

2020

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Soppeng

150/20 kV

Extension

30

1.39

2020

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Siwa/Keera

150/20 kV

Extension

30

1.39

2020

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Jeneponto

150/20 kV

Extension

20

0.00

2020

Relok

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Wotu

150/20 kV

Extension

30

1.39

2020

Planned

Unall

Commited

APBN

Sulteng

Suluttenggo PLTA Poso

150/20 kV

New

10

2.98

2012

Sulteng

Suluttenggo Tentena IBT

275/150 kV

New

90

4.86

2012

Planned

IPP

Sulteng

Suluttenggo Poso

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Commited

APLN & APBN

Sulteng

Suluttenggo Palu Baru

150/20 kV

New

30

2 62
2.62

2012

Commited

APLN & APBN

Sulteng

Suluttenggo Silae

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Commited

APLN & APBN

Sulteng

Suluttenggo Silae

150/20 kV

Extension

30

1.90

2013

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Palu Baru

150/20 kV

Extension

30

1.90

2013

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Leok

150/20 kV

New

20

3.24

2014

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Toli-Toli

150/20 kV

New

30

2.62

2014

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Moutong

150/20 kV

New

30

2.62

2014

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Siboa (PLTU)

150/20 kV

New

30

2.62

2014

Planned

Unall

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi


Propinsi

Wilayah

Nama Gardu Induk

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Juta
US$

COD

Status

Sumber
Unall

Sulteng

Suluttenggo Luwuk

150/20 kV

New

30

2.62

2014

Planned

Sulteng

Suluttenggo Moilong

150/20 kV

New

20

3.24

2014

Planned

Unall
APBN

Sulteng

Suluttenggo Talise

70/20 kV

Extension

30

1.38

2016

Proposed

Sulteng

Suluttenggo Poso

150/20 kV

Extension

30

1 86
1.86

2016

Proposed

IBRD

Sulteng

Suluttenggo Ampana

150/20 kV

New

20

2.38

2017

Proposed

IBRD

Sulteng

Suluttenggo Palu Baru

150/20 kV

Extension

30

1.90

2018

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Luwuk

150/20 kV

Extension

30

1.90

2018

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Kolonedale

150/20 kV

New

20

3.24

2019

Planned

Unall

g
Sulteng

Suluttenggo
gg Silae

150/20 kV

Extension

30

1.90

2019

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Tentena

150/20 kV

Extension

30

1.90

2020

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Parigi

70/20 kV

Extension

20

1.51

2020

Planned

Unall

533

Sultra

Sulselrabar

Kendari

70/20 kV

Extension

30

1.26

2011

Proposed

APBN

Sultra

Sulselrabar

Nii Tanasa

70/20 kV

Extension

10

0.00

2011

Relok

APLN

Sultra

Sulselrabar

Kolaka - (GI Baru) + 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Proposed

APBN

Sultra

Sulselrabar

Kendari - (GI Baru 150 kV) + 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Proposed

APBN

Sultra

Sulselrabar

Lasusua - (GI Baru) + 4 LB

150/20 kV

New

30

3.85

2013

Planned

APBN

Sultra

Sulselrabar

Kolaka, Ext 4 LB

150/20 kV

Extension

4 LB

2.47

2013

Planned

APBN

Sultra

Sulselrabar

Unahaa - (GI Baru) + 4 LB

150/20 kV

New

30

3.85

2013

Planned

APBN

Sultra

Sulselrabar

Unaaha

150/20 kV

Extension

30

1.39

2013

Planned

APBN

Sultra

Sulselrabar

Kendari Ext 4 LB
Kendari,

150/20 kV

Extension

4 LB

2 47
2.47

2013

Planned

Unall

Sultra

Sulselrabar

Kendari - IBT 2x31,5 MVA

150/70 kV

New

63

0.00

2013

Relok

APBN

Sultra

Sulselrabar

Raha - (GI Baru) - 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2013

Planned

Unall

Sultra
Sultra

Sulselrabar
Sulselrabar

Bau-Bau
Kolaka

150/20 kV
150/20 kV

New
Extension

30
30

2.62
1.39

2014
2014

Planned
Planned

Unall
Unall

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi


Tegangan

Baru/Extension

Kap

Juta
J
t
US$

COD

Raha

150/20 kV

Extension

30

1.39

2014

Planned

Unall

Bau-Bau

150/20 kV

Extension

30

1.39

2016

Proposed

IBRD

2.10

2016

Proposed

IBRD

2.10

2017

Planned

Unall

Propinsi

Wilayah

Nama Gardu Induk

Sultra

Sulselrabar

Sultra

Sulselrabar

Sultra

Sulselrabar

Kendari

150/20 kV

Extension

60

Sultra

Sulselrabar

Unahaa

150/20 kV

Extension

60

Sultra

Sulselrabar

Nii Tanasa

70/20 kV

Extension

20

0.00

2018

Relok

Unall

Sulut

Suluttenggo Teling (GIS)

150/20 kV

New

30

4.00

2011

On going

APLN

Sulut

Suluttenggo Teling (GIS)

150/20 kV

New

30

2.62

2011

On going

APLN

Status

Sumber

534

Sulut

Suluttenggo Tomohon (IBT)

150/70 kV

Extension

60

2.62

2011

Proposed

APBN/APLN

Sulut

Suluttenggo Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Commited

APBN

S l t
Sulut

S l tt
Suluttenggo
P iki
Paniki

150/20 kV

N
New

30

2 62
2.62

2012

C
Commited
it d

APBN

Sulut

Suluttenggo Teling (IBT)

150/70 kV

Extension

60

2.62

2012

Proposed

APLN & APBN

Sulut

Suluttenggo Bintauna (Tap)

150/20 kV

New

10

2.27

2013

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Kawangkoan

150/20 kV

Extension

30

1.90

2013

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Paniki

150/20 kV

Extension

30

1.90

2013

Planned

Unall

Sulut

gg Tomohon
Suluttenggo

70/20 kV

Extension

30

1.63

2013

On g
going
g

Unall

Sulut

Suluttenggo Molibagu

150/20 kV

New

20

2.38

2014

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Otam

150/20 kV

Extension

30

1.90

2014

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Teling

150/20 kV

Extension

30

1.90

2014

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

Extension

30

1.90

2014

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Sawangan

70/20 kV

Extension

30

1.63

2015

Planned

Unall

S l
Sulut

S l
Suluttenggo
T li
Teling

70/20
0/20 kV

E
Extension
i

20

1 38
1.38

201
2017

Pl
Planned
d

U ll
Unall

Sulut

Suluttenggo Otam

150/20 kV

Extension

30

1.90

2018

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Paniki

150/20 kV

Extension

30

1.90

2019

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

Extension

30

1.90

2019

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Teling

150/20 kV

Extension

30

1.90

2019

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

Extension

30

1.90

2020

Planned

Unall

LA
AMPIRAN
N B2.7

PETA
A PENGE
EMBANGA
AN PENYA
ALURAN
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI SULUTTENGGO
O
DAN
SISTEM INTER
RKONEKS
SI SULSE
ELRABAR

535

Provinsi Sulawesi Utara


PT PLN (Persero)
(P
)

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI UTARA

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
GB
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
GB
M
D

PLTG Minahasa
3x25 MW - 2012/2017/2019

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTGB Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Eksisting
Kit Rencana

Likupang
G
2

PLTA Sawangan
2x8 MW 2015

ACSR 1x240 mm
8 km - 2012 Paniki
Teling

Edit Juli 2011

ACSR 1x240 mm2 Bitung


D
Ranomut 30 km - 2012

Tasik Ria

Kema
A

Sawangan
ACSR 1x240 mm
48 km - 2012

PLTU Sewa
2x25 MW - 2013

P
P

Lopana

PLTU Sulut II (FTP1)


2x25 MW 2011

Tomohon

PLTU Sulut I (FTP1)


2x25 MW - 2014
U

Lolak

Bintauna
ACSR 1x240 mm2
40 km - 2011

Otam

ACSR 1x240 mm2


40 km - 2011

ACSR 1x240 mm2


16 km - 2015
P

PLTP Kotamobagu I&II


2x40 MW 2016

GORONTALO

ACSR 1x240 mm2


64 km - 2014

Molibagu

PLTU Sulut (PPP)


2x55 MW - 2017/2018

PLTP Lahendong
I,II&III 3x20 MW

Kawangkoan
ACSR 1x240 mm2
10 km - 2013

Buroko

Tonsealama

PLTU Sulut I (Kema)


2x25 MW - 2014/2015

ACSR 2x240 mm2


18 km - 2011

ke
GI Isimu
(Gorontalo)

PLTP Lahendong IV
1x20 MW - 2011
PLTP Lahendong V & VI
2x20 MW 2014/2015

Provinsi Gorontalo

PLTU Gorontalo (FTP1)


2x25 MW 2012/2013

SULAWESI
TENGAH

ACSR 1x240 mm2


76 km - 2011
U

ke
GI Buroko
(Sulut)

ACSR 1x240 mm2


8 km - 2013
Isimu

ke
GI Moutong
(Sulteng)

ACSR 1x240 mm2


105 km - 2014

ACSR 1x240 mm2


110 km - 2011
Marisa
G

Moutong

PLTG Gorontalo
1x25 MW 2017

PT PLN (Persero)

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN PROPINSI GORONTALO

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
GB
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
GB
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTGB Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Eksisting
Kit Rencana

Edit Desember 2010

Buroko

ACSR 1x240 mm2


27 km - 2012
Botupingge

ACSR 1x240 mm2


8 km - 2012
U

ACSR 1x240 mm2


15 km - 2014
U

PLTU GE
2x6 MW 2013
PLTU TLG
2x10 MW 2013

SULAWESI
UTARA

Provinsi Sulawesi Tengah


PLTU Tolitoli
3x15 MW - 2014

KALIMANTAN
TIMUR

Leok

Tolitoli
ACSR 1x240 mm2
60 km 2014

ACSR 1x240 mm2


108 km - 2014

ACSR 1x240 mm2


70 km 2014
Moutong
Siboa

PLTU PJPP #3 & 4


2x15 MW - 2013

ACSR 1x240 mm2


110 km - 2015

GORONTALO

Bunta

PLTU Ampana
2x3 MW2013/14

Talise
ACSR 1x240 mm2
ACSR 1x240 mm2
15 km - 2012
25 km - 2014
Palu
Baru

ACSR
CS 1x240 mm2
119 km - 2012

Poso

ACSR 1x240 mm2


124 km 2017

Toili
G

SULAWESI
SELATAN

ACSR 1x240 mm2


90 km
k - 2013

PLTMG Luwuk
2x10 MW2012/13

Tentena

PT PLN (Persero)

K l
Kolonedale
d l

PLTA Poso
65 MW 2011

PLTU Luwuk (FTP 2)


2x10 MW2015/16

Luwuk

ACSR 1x240 mm2


72 km - 2019

ACSR 1x240 mm
80 km - 2012

ACSR 1x240 mm2


90 km 2019

Ampana

ACSR 1x240 mm2


85 km 2020

SULAWESI
BARAT

SULAWESI
UTARA

PLTP Marana/Masaingi (FTP2)


1x20 MW - 2018

Silae

ke
g y
GI Pasangkayu
(Sulbar)

ke
GI Marisa
(Gorontalo)

/
/
/
/
/
/
/
/

ke
GI Wotu
(Sulsel)

SULAWESI
TENGGARA

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
GB
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
GB
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTGB Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Eksisting
Ek i ti
Kit Rencana

Edit Juli 2011

Provinsi Sulawesi Selatan


ke
GI Barru
Pangkep

ke
GI Tentena/
PLTA Poso
(Sulteng)

ke
GI Sidrap

SULAWESI
BARAT

Tonasa ACSR 2x430 mm2


130 km - 2011

SULAWESI
TENGAH

ACSR 1x430 mm2


136 km - 2012
ACSR 1x240 mm2
41 km - 2013
Malili

PLTA Malea
2x45 MW 2016
Maros
Bosowa
Mandai
Kima ACSR 2x430 mm2
Tallo
Daya
Lama
40 km - 2011
Bontoala
Daya Baru
Tello G
PLTG Sulsel
Baru (Peaking)
Panakukang
2x50 MW-2012
Tanjung
Sungguminasa
Bunga
PLTG Makassar
(Peaking)
ke
ke
1x50 MW-2013
PLTU
GI
Tallasa
1x50
MW-2015
Takalar

PLTA Bonto
B t Batu
B t
2x50 MW 2016

ACSR 1x430 mm2


120 km - 2012

Wotu
ACSR 1x240 mm2
145 km - 2013

PLTA Bakaru II
2x63 MW 2019

ke
A
PLTA Poso ACSR 1x430 mm2
15 km - 2016
(Sulbar)

ke
GI Lasusua
(Sultra)

Palopo
Makale

ke
GI Polman
(Sulbar)

BakaruA

ACSR 1x430 mm2


90 km - 2013

A
A

Enrekang
ACSR 2x430 mm2
150 km - 2016

Pare

Keera/
Siwa

ACSR 2x430 mm2


65 km - 2011

Pinrang
D

ACSR 1x430 mm2


70 km - 2013
Sengkang

Sidrap
GU

PLTU Sewa
2x100 MW-2013

PLTGU Sengkang
180 MW 2013

Soppeng

U
U

PLTM Tangka/Manipi
10 MW 2011

Barru
2

ACSR 2x430 mm
130 km - 2010
Tonasa

Tallasa
U

Pangkep

Maros
Bosowa

Tello D
Sungguminasa

Sinjai

PLTU Takalar Punaga IPP


2x100 MW 2014/2015
PLTU Bosowa
2x100 MW 2013
PLTU Jeneponto eks
Spanyol (Takalar-FTP II)
2x100 MW 2014/2015

Kajuara

ACSR 2x430 mm2


40 km - 2010

PLTBG Selayar
2x4 MW 2012/2013

Bone

PT PLN (Persero)

Jeneponto

PLTG Sengkang
60 MW 2012

PLTU Sulsel-Barru (FTP1)


2x50 MW - 2012

Bulukumba

SULAWESI
TENGGARA

/
/
/
/
/
/
/
/

Tallasa
Bulukumba
U
U

Jeneponto

/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM

PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI


SELATAN
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P
PLTP Existing / Rencana
A / A PLTGU Existing /
GI 70 kV Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GU
GU
Rencana
/
GI 500/275/150 kV Existing / RencanaGB / GB PLTGB Existing /
M / M
GI 275/150 kV Existing
g / Rencana
Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
Kit Eksisting
T/L 70 kV Existing / Rencana
PLTD
Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit Juli 2011
T/L 500 kV Existing / Rencana

Provinsi Sulawesi Barat


ke
GI Silae
(Sulteng)
ACSR 2x240 mm2
45 km - 2014

Pasangkayu

SULAWESI
TENGAH

ACSR 2x240 mm2


200 km - 2018

PLTU Mamuju (FTP2)


2x25 MW - 2015

SULAWESI
SELATAN

Mamuju

PT PLN (Persero)

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI BARAT

PLTA Poko
117 MW 2020
A

Polmas
Majene

ke
GI Pinrang
(Sulsel)

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing
g / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
GB
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
GB
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing
g / Rencana
PLTGB Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Eksisting
Kit Rencana

Edit Mei 2011

Provinsi Sulawesi Tenggara

L
LAMPIRA
AN B2.8

ANA
ALISIS AL
LIRAN DAY
YA
SIS
STEM INTE
ERKONEK
KSI SULU
UTTENGG
GO
DA
AN
SIS
STEM INTE
ERKONEK
KSI SULS
SELRABA
AR

542

Sistem Interkoneksi Sulut Gorontalo (2013)


SISTEM INTERKONEKSI MINAHASA - GORONTALO 2013
Capasitor :
Pembangkit
Beban
Susut

1,1

20
MW
LIKUPANG
5,0
66,7
2,3
O

314,1 MW
310,8 MW
3,3 MW

PANIKI
23,3
145,0
10,5

45 MW

150 kV
70 kV
30 kV

RANOMUUT
20,1
65,4
9,0

TELING

61 MW

44,1

MW

145,4

19,9

15
MW

7
21
MW
27

543

44
U MW
ANGGREK
7,8
150,0
3,5

MW
1 MW

BUROKO
2,7
148,2
1,2

BINTAUNA
1,6
147,7
0,7

44 MW

36
MW

ISIMU
21,2
147,9
9,5

LOPANA
8,4
147,6
3,8

SAWANGAN

26 MW

12,3

5,5

BITUNG
8,2

66,7

3,7
31
MW

15

MW

MW
TOMOHON
14,9
66,9
6,7

7 MW

15 MW

TNSEALMA
6,6
66,8
3,0

31
8
MW

LEOK
4,3
150,0
1,9

31
MW

MW
OTAM
27,6
146,8
12,4

7 MW

BTPNGGE
22,7
147,3
10,2
D

8 MW

MW
26
MW
KAWANGKN
15,5
147,0
7,0

15

MARISA
6,6
147,5
3,0

18
MW

4
MW
LOLAK
4,2
147,2
1,9

12 MW

TASIKRIA
6,9
66,4
3,1

18 MW

5 MW

46 MW
P
72 MW

A
7 MW

KEMA
21,1
144,5
9,5

67,1

D 24
MW

Sistem Interkoneksi Sulut Gorontalo (2015)


SISTEM INTERKONEKSI MINAHASA - GORONTALO 2015
Capasitor :
Pembangkit
Beban
Susut

369,8 MW
366,0 MW
3,8 MW
1,0

PANIKI
28,4
145,5
12,8

35 MW

150 kV
70 kV
30 kV

LIKUPANG
6,0
65,0
2,7

RANOMUUT
23,5
65,2
10,6

TELING

74 MW

53,2

MW

145,8

23,9

6
MW

11
6
MW
12

12
MW
ANGGREK
9,0
150,0
4,1

544

35 MW

24
U MW
BUROKO
3,1
149,0
1,4

MW
BINTAUNA
1,8
149,1
0,8

36 MW

62
MW
U
SIBOA
9,9
149,0
4,4

U
TOLI-TOLI
11,88
11
149,1
5,3

LOPANA
9,2
148,4
4,2

LOLAK
5,0
149,2
2,2

12 MW

ISIMU
24,6
147,8
11,1

MARISA
7,6
147,9
34
3,4

6,6

BITUNG
9,6

66,2

4,3

4
MW

MW
9 MW

59
MW

TNSEALMA
7,4
66,5
3,3

KAWANGKN
17,1
148,1
7,7
OTAM
31,7
149,4
14,3

BTPNGGE
26,4
147,1
11 9
11,9
D

9 MW

5 MW

13 MW

70 MW

KEMA
25,99
25
145,5
11,7

P
P

A
7 MW

72 MW
36 MW

20

65,4

D 0
MW

MW

MW
19 MW

11 MW

14,6

32
3
MW

17

MOUTONG
8,4
148,3
38
3,8

SAWANGAN

34 MW

16
MW

TOMOHON
17,9
66,9
8,1

46
MW

LEOK
55,22
150,0
2,3

3 MW

23
MW

41
MW

12 MW

2 MW

TASIKRIA
8,4
66,3
3,8

15 MW

MW

Sistem Interkoneksi Sulut Gorontalo (2020)


SISTEM INTERKONEKSI MINAHASA - GORONTALO 2020
Capasitor :
Teling - 150 kV
Isimu - 150 kV

20 Mvar
20 Mvar

568,7 MW
555,4 MW
13,3 MW

Pembangkit
Beban
Susut

2,3

150 kV
70 kV
30 kV

LIKUPANG
9,5
61,9
4,3

PANIKI
46,8
144,2
21,1

54 MW

RANOMUUT
34,9
63,0
15,7

TELING

7 MW

85,2

101

MW

144,2

38,4

9
MW

26
MW
9

24
MW
ANGGREK
13,3
145,5
6,0
U

545

75 MW

24
U MW
BUROKO
4,4
145,3
2,0

MW
BINTAUNA
2,4
146,1
1,1

44 MW

105
MW
U
SIBOA
14,7
144,3
6,6
ISIMU
36,5
143,1
16,4

U
TOLI-TOLI
17,0
144,1
7,7

LOPANA
11,88
11
146,8
5,3

LOLAK
7,5
147,1
3,4

12 MW

MARISA
11,1
144,3
5,0

15 MW

10,2

BITUNG
14,5

63,9

6,5

22

MW

MW
24 MW

TNSEALMA
9,9
64,4
4,4

MW
96
MW
KAWANGKN
21,8
145,2
9,8

MW
29 MW

31 MW

22,7

52
38
MW

39

MOUTONG
13,3
143,6
6,0

SAWANGAN

34 MW

24
MW

TOMOHON
28,4
65,2
12,8

89
MW

LEOK
8,4
145,2
3,8

17 MW

29
MW

82
MW

12 MW

3 MW

TASIKRIA
13,9
64,1
6,2

47 MW

OTAM
44,9
148,2
20,2
BTPNGGE
39,2
141,7
17,6

23 MW

67 MW

74 MW

KEMA
43,3
146,0
19,5

P
P

A
7 MW

72 MW
36 MW

144 MW

62,7

D 0
MW

SISTEMSULSELBARLASUSUAKOLAKAKENDARIRAHABAUBAUPOSOPALU2013

Eksisting150kV

2009

Rencana150kV

2015

Eksisting

2015

50 Pangkep70kV
20 Daya70kV
10 Tello70kV

PLTGTELLO
G

MAJENE

73 Reaktor:
120
43 Palopo275kV 120

Capacitor:

20

PLTUBARRU

9.7

2X50MW

4.0
PLTDSUPPA

POLMAS
15.2

133.8
TELLO
54.0

144 0
144.0

23.6

22.2

PANGKEP
21.5

144 4
144.4

8.8

70kV

17.0

145 3
145.3

70kV

148 5
148.5

7.0
8.5
3.5

'2012

149.0

6.2
PARE2

16.6

BARRU
New

148.7
8

4.5

2011
G

57.2

149.0
90

10

2011(Uprating)
TL.LAMA

MAMUJU
10.8

PINRANG
25.4

147.1

10.5

BAKARU
7.3

147.9

3.0

150.0

G PLTABAKARU
2X63MW

146.2
BONTOALA
67.5
27.8

BOSOWA

PANAKUKANG
78.5

143.7

32.3

32.0

144.1

13.2

MAROS5JT
20.6

144.5

8.5

144.8

20.4
MAKALE

SIDRAP

2011

22.4

23.8

14.5

148.8

9.2

6.0

149.7

1.0

546

2011
TN.BUNGA
37.4

144.0

15.4

SG.MINASA
32.2
13.3

2011

144.4

DAYABARU

169.8

21.4

24.8

8.8

144.5

PALOPO
25.7

17.6
17.4
17 4

110 6
110.6

7.8

2.0

10.5

SOPPENG

145.0

14.5
6.0

53
5.3

150.3

150.2

2011

51.6 (275kV)

2012
2013

1.6
16

WOTU
G

TALLASA
25.5

13.0

150.0

73
7.3

10.6

2013
KEERA/SIWA

SENGKANG

PLTGUSENGKANG
135MW

148.9

9.3
3.8

PLTGUSENGKANG

PLTAPOSO
Sul.Tengah

70.6

180MW

17.0

2012

2013
LASUSUA

MALILI
10.8

4.4

PLTUNIITANASA
14.6

PLTUBOSOWA
JENEPONTO

BULUKUMBA

20.2

21.1

8.3

145.4

8.7

145.3

SINJAI
21.3
8.8

BONE
30.1

145.5

12.4

2013
NIITANASA

147.1

11.8
4.8

69.6

2013
KENDARI
47.0
19.4

PLTMBili

120 PLTGSkg1
g
6 PLTGSkg2

PLTGUSkg

135 PLTUccSkg
PLTMTangka
PLTGGETello PLTMRtballa
PLTDSuppa

PLTUSulsel1

2.1

60

10 PLTGTello2
2 PLTGTello3

33.3

Sulteng:
g
32 PLTUTawaeli 20.0
PLTUKdri(2x25) 20 PLTUTawaeliEx 25.0
14 PLTAPoso
180
PLTUKolaka

33.3

PLTUBau

80

60 PLTUBsowa
60 PLTGTello1

Sultra

180
33.3

P LTU Nii Tanasa

12

Pembangkit

Distribusi

1,116.2 MW
1,078.9 MW

SusutTransmisi

37.2 MW

FlowdalamMW/MVAR

2013
RAHA
9.3
3.3%

3.8

2013
UNAAHA
19.6

149.1

KOMPOSISIPEMBANGKITAN(MW)
PLTABakaru

5.2

152.1

151.7

4X10MW
G

4.2

2x100MW

keSistem

152.4

8.1

2013
KOLAKA
12.2

149.3

5.0

150.0
G

PLTUKENDARI

PLTUKOLAKA

2X25MW

2X10MW
BAUBAU
17.3

148.4

7.1
G
PLTUBAUBAU
2X7MW

147.5

Keterangan:
NAMAGI
MW
MVAR

KV

SISTEMSULSELBARLASUSUAKOLAKAKENDARIRAHABAUBAU(+POSOPALULUWUK)2015
Eksisting150kV
Rencana150kV

2010

2015

Eksisting

50 Pangkep70kV
20 Daya70kV
10 Tello70kV

PLTGPEAKING
G

MAJENE

2015
80 Reaktor
Reaktor::
50 Palopo275kV

Capacitor :
Capacitor:

5
51

PLTU BARRU
PLTUBARRU

11.5

51

2X50MW

4.7

20

G
PLTUMAMUJU

G
2011

2X25MW
POLMAS
17.9

119.4
TL.LAMA

TELLO
64 4
64.4

143.9

26.3

26.5

PANGKEP

KIMAMKS
7.7
77

144.3

3.2

25.8
25 8

144.2

10.6

7.4

22.0

144.5

70kV

kePs.Kayu
SilaePalu

149.2

PARE2
20 4
20.4

147.3

8.4

PINRANG

BARRU
70kV

151.3

5.3

10
G

63 8
63.8

MAMUJU
12.8

149.9

10.0
4.1

30.5

145.5

12.6

148.0

BAKARU
8.8

146.7

3.6

150.0

G PLTABAKARU
2X63MW

16.4
BONTOALA
82.8
34.1

BOSOWA

PANAKUKANG
96.2

143.7

39.6

32.0

143.9

13.2

MAROS5JT
27.0

144.5

11.1

144.8

2015
MAKALE

SIDRAP

2010

27.0

65.7

17.3

148.3

11.1

7.1

149.1

4.6

547

2x120MW
2010
TN.BUNGA
46.4

38.8

144.7

19.1

DAYABARU

177.8

26.6

42.8

SG.MINASA
16.0

2010

144.6

10.9

144.6

PLTGUSENORO
PALOPO
30.9

SENGKANG
20.8
G
PLTUPUNAGATAKALAR

122.2

5.8

7.0

12.6

SOPPENG
17.2
7.1

6.4

177.4 ((275kV))

150 2
150.2

2013

PLTGUSENGKANG

11.2
4.6

PLTGUSENGKANG

135MW

148.6

7.4

3x65MW
PLTAPOSO

154.7

54
5.4

PLTU NII TANASA


PLTUNIITANASA
5.4

2013
LASUSUA

JENEPONTO

BULUKUMBA

24.0

25.0

9.9

146.4

10.3

145.7

SINJAI
25.5
10.5

BONE
36.4

145.1

15.0

2013
NIITANASA

146.7

13.6
5.6

2013
KENDARI
54.4

69.6

22.4

PLTMBili
PLTGUSkg
PLTDSuppa
PLTGGETello

Sultra:
110 PLTGSkg1
6 PLTGSkg2
120 PLTUccSkg
PLTMTangka
PLTMRtballa

25
2.5

50 PLTUSulsel1
50 PLTUBsowa
50 PLTGTello1
6 PLTGTello2
2 PLTGTello3

PLTUMamuju
140 PLTUJnponto
23.9 PLTUPUNAGA
23.9
23.9

Sulteng:

34 PLTUNiiTanasa 24 PLTUTawaeli
60.0 PLTUKdri(2x25) 36 PLTUTawaeliEx

140.0
12 PLTAPoso
PLTUKolaka
22 PLTGUSenoro
PLTUBau

20

Pembangkit

20

Distribusi

165

SusutTransmisi

200.0

FlowdalamMW/MVAR

1,338.7 MW
1,303.3 MW
35.3 MW

22.7
9.3

153.3

RAHA
4.4

149.4

2013
KOLAKA
14.0

149.8

PLTUKENDARI
2X25MW

10.7
2.6%

2013
UNAAHA

149.5

KOMPOSISIPEMBANGKITAN(MW)
Sulselbar:
PLTABakaru

6.0

154.3

4X10MW
G

10.8

PLTUJNPONTO2X100MW

Sul.Tengah
(Poso)

11.8

MALILI
13.1

PLTUBOSOWA2X100MW

keSistem

G
(275kV)

62.4

180MW
2013

Sul.Tengah
(Luwuk)

WOTU
G

145.8

15.5

150 0
150.0

8.6

TALLASA
30.7

2X100MW

16.8

12.7

2013
KEERA/SIWA

keSistem

G
150.0

5.8
PLTUKOLAKA

2013
BAUBAU
20.0
8.2

149.0

G
PLTUBAUBAU
2X7MW&2X10MW

2X10MW
Keterangan:
NAMAGI
MW
MVAR

KV

150.8
G

SISTEMSULSELBARLASUSUAKOLAKAKENDARIRAHABAUBAU(+POSOPALULUWUK)2020
Eksisting150kV
Rencana150kV

2010

2020

Eksisting

2020

50 Pangkep70kV
20 Daya70kV
10 Tello70kV

PLTGPEAKING
G

MAJENE

80 Reaktor:
50 Palopo275kV

Capacitor:

63

PLTUBARRU

16.3

63

2X50MW

6.7

20

MAMUJU
18.2

148.3

150.0

7.5

G
PLTUMAMUJU

10
2011

2X25MW
POLMAS
25.4

203.6
TL.LAMA
87.2

TELLO
86.3

136.6

35.9

35.5

KIMAMKS
30.5

137.2

12.6

PANGKEP
38.2

136.8

15.7

10.5

70kV

SilaePalu

PARE2

14.8

30.1

137.7

145.6

12.4
BARRU

70kV

kePs.Kayu

147.7

14.2
5.9

PINRANG
45.1

141.6

246.6

18.6

BAKARU
13.0

144.6

5.4

PLTA BAKARU BLOK I DAN II

PLTAPOKO

149.7

66.6
BONTOALA
128.6

PANAKUKANG
115.8

136.3

53.0

47.7

BOSOWA
32.0

136.7

13.2

MAROS5JT
49.7

138.3

20.4

138.6

2015
SIDRAP

2010

40.2

71.7

ENREKANG
10.0

146.9

16.6

4.1

22

MAKALE
15.1

149.1

6.2

150.2

PLTAMALEA
2X45 MW
2X45MW

548

G
2010
TN.BUNGA
59.7

SG.MINASA
57.8

138.3

24.6

23.8

DAYABARU

150.0

46.9

89.2

PNKBARU
56.4

138.0

23.2

137.6

19.3

137.9

G
PLTUPUNAGATAKALAR

5.6

31.0

45.6
18.8

SOPPENG
24.2
10.0

22 6
22.6
9.3

(Luwuk)

140 0
140.0

149.9

3.2

2013

3x65MW

PLTGUSENGKANG

6.9

PLTGUSENGKANG

135MW

147.4

16.8

PLTAPOSO

154.3

G
(275kV)

(Poso)

5.4

2013

81
8.1

PLTU NII TANASA


PLTUNIITANASA
15.8

2013
LASUSUA

23.0
BULUKUMBA

34.6

36.0

14.2

14.8

141.6

SINJAI
29.1
12.0

140.8

KAJUARA
24.6
10.1

141.3

BONE
38.3
15.8

2013
NIITANASA

143.9

20.6
8.5

68.6

2013
KENDARI

Sulselbar:
PLTABakaru
PLTMBili
PLTGUSkg
PLTDSuppa
PLTGGETello

45 PLTGSkg1
4 PLTGSkg2
120 PLTUccSkg
PLTMTangka
PLTMRtballa

37
3.7

82.4
33.9

2013
UNAAHA
34.3

146.6

14.1

KOMPOSISIPEMBANGKITAN(MW)
PLTABakaruII

9.1

153.6

152.3

4X10MW
G

JENEPONTO
143.0

keSistem
Sul.Tengah

68.4

180MW
MALILI

PLTUJNPONTO2X100MW

Sul.Tengah

(275kV)

19.7

PLTUBOSOWA2X100MW

keSistem

149.9

WOTU
G

141.1

18.8

2013
KEERA/SIWA

150.0

12.2

TALLASA

2X100MW

PLTGUSENORO
PALOPO

29 7
29.7

160.2

2x120MW

2X50MW
45.7

SENGKANG
7.4

PLTAB.BATU

47.27
PLTApoko
50 PLTUSulsel1

PLTAMalea

195.0
PLTAB.Batu
80 PLTUMamuju

50 PLTUBsowa
50 PLTGTello1

140 PLTUJnponto
40.0 PLTUPUNAGA

6 PLTGTello2
2 PLTGTello3

40.0 PLTGTello4
40.0 PLTGTello5

70.0 Sultra:
80

PLTUKENDARI
2X25MW

34 PLTUNiiTanasa 24 PLTUTawaeli

110.0
PLTUKdri(2x25) 36 PLTUTawaeliEx
12 PLTAPoso

140.0
PLTUKolaka
PLTUBau
22 PLTGUSenoro
40.0 PLTA

40

74 PLTGPalu

20

Pembangkit

20

Distribusi

1,995.9 MW
1,933.5 MW
62.4 MW

165

SusutTransmisi

200.0

FlowdalamMW/MVAR

RAHA
15.9
3.1%

6.6

145.9

21.2

148.7
G

Sulteng:

2013
KOLAKA
8.7

PLTAKONAWE

G
PLTUKOLAKA

PLTALALINDU
2013
BAUBAU

30.0
12.4

145.5

G
PLTUBAUBAU
2X7MW&2X10MW

149.8

2X10MW
Keterangan:
NAMAGI
MW
MVAR

KV

LAM
MPIRAN B2.9

KEBUTUHA
AN FISIK PENGEM
MBANGAN
N DISTRIB
BUSI
SISTE
EM INTERKONEKSI SULUTT
TENGGO
DAN
SISTE
EM INTER
RKONEKSI SULSEL
LRABAR

549

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


Regional Sulawesi
JTM

JTR

Trafo

2011

kms
1,094

kms
1,351

MVA
549

2012

657

900

338

126,778

2013

830

1,016

402

144,805

2014

1,006

1,119

401

152,880

2015

1,143

1,196

419

162,940

2016

1,297

1,277

454

173,498

2017

1,497

1,372

493

185,989

2018

1,634

1,437

523

194,034

2019

1 831
1,831

1 520
1,520

560

204 542
204,542

2020
2011-2020

2,156

1,669

613

222,095

13,145

12,857

4,749

1,796,276

Tahun

Pelanggan
228,717

550

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi


R i
Regional
l Sulawesi
S l
i
Tahun

JTM

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

13,2
8,4
10,0
11,6
12,8
14,2
16,0
17 3
17,3
19,1
22,2

2011-2020

144,9

JTR
9,4
6,3
6,9
7,5
8,0
8,5
9,0
94
9,4
9,9
10,9
85,8

Trafo
23,1
15,1
17,6
17,6
18,4
19,9
21,5
22 7
22,7
24,2
26,5
206,6

Pelanggan
7,7
5,7
6,4
7,0
7,5
8,0
8,6
91
9,1
9,6
10,5
80,2

Total
53,4
35,5
40,9
43,7
46,7
50,6
55,1
58 5
58,5
62,9
70,1
517,6

LA
AMPIRA
AN B2.10

P
PROGRAM
M LISTRIK
K PERDES
SAAN
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI SULUTT
TENGGO
DAN
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI SULSELRABAR

551

Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Sulawesi


PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanRegionalSulawesi
Tahun

552

2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

kms

kms

Trafo
MVA

Jm l Pelanggan

Unit

1,325.0

1,292.0

89.8

1,287

50,322.0

772.5

931.8

69.8

1,021

53,797.0

1,107.0

1,081.8

106.6

1,346.5

85,741.8

1,080.4

1,055.7

104.0

1,314.1

83,678.6

4,284.9
4 284 9

4,361.3
4 361 3

370.2
370 2

4,969
4 969

273,539
273 539

Listrik m urah
dan Hem at (RTS)

3,423

3,423
3 423

LA
AMPIRAN
N B2.12

PR
ROYEKSI KEBUTU
UHAN INVESTASI
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI
S
SULUTTE
NGGO
DAN
N
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI
SULSELR
S
RABAR

553

Proyeksi Kebutuhan Investasi Sistem Interkoneksi


Sulutenggo
(Juta US$)

Tahun

Investasi
Pembangkit

TL dan GI

Distribusi

Total

554

2011

79.92

72.13

15.6

167.61

2012

393.00

127.94

16.4

537.31

2013

179.54

40.06

17.1

236.71

2014

372.11

97.94

17.8

487.88

2015

205.50

24.12

18.6

248.22

2016

131.75

3.24

19.5

154.45

2017

41.90

27.61

20.3

89.82

2018

327.50

7.49

21.2

356.21

2019

166.00

42.37

22.2

230.55

2020

56

20.45

24.3

100.76

Total

1953 22
1953.22

463 34
463.34

193 0
193.0

2609 52
2609.52

Proyeksi Kebutuhan Investasi Sistem Interkoneksi


Sulselrabar
(Juta US$)

Tahun

Investasi
Pembangkit

TL dan GI

Distribusi

Total

555

2011

53.48

62.51

28.0

144.0

2012

515.65

86.42

29.4

631.5

2013

391.30

187.04

26.4

604.8

2014

453.90

87.78

26.7

568.4

2015

396.60

7.44

29.1

433.2

2016

322.50

30.35

32.1

384.9

2017

93.50

11.01

35.8

140.3

2018

392.90

76.83

37.5

507.3

2019

582.80

19.00

41.0

642.8

2020

172.50

8.36

46.0

226.9

Total

3375.13

576.74

332.14

4284.0

PENJELASAN LAMPIRAN B.2


SISTEM INTERKONEKSI SULAWESI UTARA-GORONTALO,
SULAWESI TENGAH DAN
SISTEM INTERKONEKSI SULAWESI SELATAN, SULAWESI
TENGGARA DAN SULAWESI BARAT
(SULSELRABAR)
B2.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Sistem Sulawesi Utara Gorontalo
Saat ini sistem Sulawesi Utara (Sulut) masih terpisah dengan sistem Gorontalo,
namun pada tahun 2012 kedua sistem tersebut akan terinterkoneksi. Beban
puncak sistem Sulut pada akhir tahun 2011 diperkirakan sekitar 194 MW dan
sistem Gorontalo sebesar 51 MW. Dengan pertumbuhan rata-rata 11,4% per tahun
sampai tahun 2020, maka beban puncak sistem Sulut Gorontalo diperkirakan
akan meningkat dari 246 MW pada tahun 2011 menjadi 567 MW pada tahun 2020.
Sistem Sulawesi Tengah (Sulteng)
Sistem Sulteng (selama ini disebut sistem Palu) melayani beban kota Palu dan
kota Parigi dengan beban puncak pada akhir 2011 diperkirakan akan mencapai
sekitar 75 MW. Pada tahun 2012 sistem Sulteng direncanakan mendapatkan
pasokan daya dari PLTA Poso melalui gardu induk Poso sehingga beban puncak
sistem Sulteng pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 192 MW. Untuk
melayani beban di Propinsi Sulawesi Barat yang berdekatan dengan Sulteng yaitu
daerah Pasangkayu, pada tahun 2014 akan dibangun transmisi 150 kV Palu
Pasangkayu dan selanjutnya interkoneksi sistem Sulteng dengan sistem
Sulselrabar melalui Pasangkayu akan dibangun setelah memenuhi kelayakan.
Sistem Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sulselrabar)
Saat ini sistem Sulawesi Selatan yang juga memasok sebagian Sulawesi Barat
(disebut sistem Sulselbar), direncanakan pada akhir tahun 2012 akan terhubung
dan mendapatkan pasokan daya dari PLTA Poso di Sulawesi Tengah melalui
transmisi 275 kV Poso-Palopo milik IPP seiring dengan beroperasinya PLTA Poso.
Selanjutnya pada tahun 2013 sistem Sulselbar direncanakan interkoneksi dengan
sistem Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui GI Wotu 275/150 kV membentuk sistem
Sulselrabar.

556

Beban puncak pada akhir tahun 2011 untuk sistem Sulselbar diperkirakan 728 MW
dan sistem Sultra 64 MW. Dengan pertumbuhan rata-rata 11,9% per tahun sampai
tahun 2020, maka beban puncak sistem Sulselrabar diperkirakan akan meningkat
dari 728 MW ditahun 2011 menjadi 1.950 MW pada tahun 2020.
Proyeksi kebutuhan beban sistem SulutGorontalo, sistem Sulteng dan sistem
Sulselrabar tahun 2011 2020 diberikan pada Lampiran B2.1.

B2.2 Neraca Daya


Sistem Sulawesi Utara Gorontalo (Sulut-Gorontalo)
Sistem Sulut-Gorontalo memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu
rata-rata 12,2% per tahun sampai dengan tahun 2020 termasuk penambahan dari
sistem isolated.
Untuk mengimbangi pertumbuhan beban yang tinggi tersebut, banyak pembangkit
baru yang akan dibangun selama kurun waktu 2011-2020 yaitu mencapai 681 MW,
terdiri dari PLTU 425 MW (termasuk PLTU sewa 50 MW), PLTP 140 MW, PLTA
16 MW dan PLTG peaking 100 MW.
Banyaknya proyek pembangkit tersebut selain dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan beban, juga sebagai antisipasi terhadap kemungkinan tertundanya
penyelesaian beberapa proyek yang ada agar tidak terjadi krisis listrik dikemudian
hari serta untuk menurunkan biaya operasi. Oleh karena itu, secara teoritis
tersedia reserve margin yang cukup tinggi pada sistem Sulut - Gaorontalo yaitu
mencapai 69% pada tahun 2013.
Kondisi sistem Sulut pada tahun 2011 diperkirakan masih cukup rawan karena
tanpa cadangan yang memadahi, walaupun proyek percepatan tahap I yaitu PLTU
II Sulut 2x25 MW yang berlokasi di Amurang akan beroperasi.
Proyek pembangkit berikutnya yang diperkirakan dapat selesai pada tahun 2011
adalah PLTP Lahendong IV 1x20MW yang dibangun oleh PLN dan uap panas
bumi disediakan oleh Pertamina Geothermal Energy dengan pendanaan dari Loan
ADB 1982 INO.
Namun demikian, terdapat beberapa proyek pembangkit lain yang diperkirakan
akan mundur dari jadwal semula yaitu :

557

PLTU Gorontalo 2x25 MW di Gorontalo mengalami keterlambatan dan


diperkirakan baru akan beroperasi pada tahun 2012/2013

PLTG Minahasa 1x25MW sebagai pembangkit peaking yang didanai APLN,


akan mundur ke tahun 2013 dan untuk tahap awal diperkirakan masih akan
menggunakan BBM sebelum gas LNG tersedia.

PLTU IPP Sulut I di Kema (2x25 MW) mundur menjadi tahun 2014/2015.

Proyek pembangkit program percepatan tahap II :


- PLTP Kotamubagu I dan II masing-masing 40 MW mundur ke tahun 2016
sehubungan sumber panas bumi berada di daerah hutan cagar alam
Gunung Ambang, menggunakan pendanaan dari pinjaman luar negeri.
- PLTP Lahendong V dan VI (2x20 MW) IPP, rencana operasi diperkirakan
mundur ke tahun 2014/15.

Proyek baru yang akan dibangun dan dijadwalkan beroperasi mulai 2014 yaitu:

PLTU I Sulut 2x25 MW (Proyek percepatan tahap I) dibangun oleh PLN dan
dijadwalkan beroperasi 2014 untuk memperkuat sistem Sulut-Gorontalo
sehubungan proyek PLTU IPP Minahasa 2x55 MW tidak berlanjut.

PLTU Tolitoli 3x15 MW untuk menggantikan PLTU skala kecil di Tolitoli, Buol
dan Moutong, dijadwalkan beroperasi 2014 bersamaan interkoneksi sistem
Tolitoli dengan sistem Sulut-Gorontalo melalui Moutong.

PLTA Sawangan 2x8 MW memanfaatkan DAS Tondano, akan dibangun oleh


PLN dan dijadwalkan beroperasi tahun 2015.

PLTU Sulut (PPP) kapasitas 2x55 MW yang telah diusulkan masuk dalam PPP
Book Bappenas 2011, direncanakan beroperasi tahun 2018.

Sehubungan masih tingginya tingkat ketidakpastian penyelesaian proyek-proyek


tersebut dan untuk mengatisipasi keterlambatan proyek agar tidak terjadi krisis
daya dikemudian hari, maka saat ini tengah diproses sewa PLTU batubara 2x25
MW di Sulut dan dijadwalkan dapat beroperasi pada tahun 2013.

Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :


PLTU percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulut II 2x25MW, merupakan proyek
yang strategis karena selain proyek ini akan memasok permintaan tenaga

558

listrik pada tahun 2011, juga sekaligus untuk mengurangi pemakaian BBM
dari pembangkit-pembangkit eksisting.
Proyek PLTP Lahendong IV 1x20MW.
PLTU I Sulut (Perpres tahap I) 2x25 MW
PLTU IPP Sulut I (Kema) 2x25MW
Sistem Sulawesi Tengah (Sulteng)
Sistem Sulawesi Tengah memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu
diproyeksikan tumbuh rata-rata 12,3% per tahun sampai dengan tahun 2020
termasuk penambahan dari sistem isolated. Pada tahun 2011, sistem Sulteng
dalam kondisi tanpa cadangan dan belum mampu melayani seluruh kebutuhan
calon pelanggan baru dan penambahan daya pelanggan eksisting.
Untuk mengimbangi kondisi tersebut, maka selama kurun waktu 2011-2020 akan
dibangun pembangkit baru dengan total kapasitas mencapai 280 MW, terdiri dari
PLTA 130 MW, PLTU 60 MW, PLTG peaking 50 MW dan PLTP 65 MW.
Pasokan listrik di sistem Palu saat ini didominasi oleh PLTU IPP dan untuk beban
puncak masih mengandalkan PLTD. Dalam waktu dekat, diharapkan PLTA Poso
IPP akan beroperasi pada tahun 2012 bersamaan dengan selesainya transmisi
150 kV Poso-Palu sehingga kebutuhan beban di Sulteng akan dapat tercukupi.
Beberapa pembangkit yang akan dibangun dalam waktu dekat antara lain:

Ekspansi PLTU IPP Tawaeli dengan kapasitas 2x15 MW, dijadwalkan dapat
beroperasi pada tahun 2014.

PLTU Palu 2x15 MW dibangun oleh PLN dan dijadwalkan beroperasi 2015.

Sistem Sulawesi Selatan - Barat - Tenggara (Sulselrabar)


Sistem Sulsel-Barat (sistem Sulselbar) memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi
yaitu rata-rata tumbuh 11,2% per tahun sampai dengan tahun 2020. Sampai
dengan tahun 2012, sistem Sulselbar masih dalam kondisi cukup rawan karena
beroperasi tanpa cadangan yang memadahi dan sebagian besar dipasok dari
pembangkit IPP dan sewa.
Sebagaimana diketahui bahwa porsi pembangkit PLN hanya 262 MW, sedangkan
pembangkit IPP dan sewa mencapai 544 MW. Masa kontrak sewa pembangkit

559

akan diakhiri setelah proyek pembangkit baru selesai dan mampu menggantikan
peran pembangkit sewa.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan beban yang cukup tinggi dan sekaligus
sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya proyek tidak bisa selesai tepat
waktu, akan dibangun pembangkit baru dalam jumlah cukup besar termasuk sewa
PLTU dengan memberikan toleransi reserve margin yang cukup tinggi yaitu 70%.
Reserve margin yang tinggi juga dimaksudkan untuk mengantisipasi penurunan
kemampuan PLTA pada musim kering1.
Selama periode 2011-2020 akan dibangun pembangkit baru dengan kapasitas
total mencapai 2.480 MW terdiri dari PLTU 1.490 MW (termasuk PLTU sewa),
PLTA/M 594 MW, PLTGU 180 MW dan PLTG peaking 200 MW.
Tambahan pembangkit baru yang dapat terealisasi pada tahun 2011 diperkirakan
hanya PLTMH PLN 8 MW dan PLTMH IPP 20 MW yang terhubung ke 20 kV.
Proyek-proyek yang diperkirakan akan mengalami keterlambatan antara lain:

Proyek percepatan tahap I yaitu PLTU Sulsel Barru 2x50 MW, semula
dijadwalkan beroperasi pada tahun 2010 namun mundur menjadi tahun 2012.

Pembangkit program percepatan tahap II PLTU Takalar FTP-2 (2x100 MW),


akan mundur dari tahun 2014 menjadi tahun 2014/2015.

Tambahan pembangkit baru yang merupakan proyek IPP diperkirakan dapat


selesai 2012-2013, yaitu sebagai berikut :
PLTG/U Sengkang IPP 2x60 MW: mundur dari tahun 2010 menjadi 2012.
PLTA Poso 3x65 MW: progres pekerjaan proyek ini di lapangan sudah
mencapai 80% dan diperkirakan dapat beroperasi tahun 2012.
PLTU Sulsel-1 Jeneponto 2x100 MW: progress proyek mencapai 80%,
diharapkan tahun 2012 sudah beroperasi.

Untuk mengantisipasi adanya keterlambatan proyek-proyek IPP dan PLN,


dilakukan sewa PLTU 2x120 MW yang ditempatkan bersebelahan dengan
PLTU Barru di Sulsel dan dijadwalkan dapat beroperasi pada 2013.

Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :

Sistem Sulsel mempunyai cukup banyak PLTA dan kemampuan produksi PLTA sangat
dipengaruhi oleh variasi kondisi musim.

560

PLTU percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulsel Barru 2x50MW, karena dapat
mengatasi kekurangan pasokan daya dan sekaligus akan mengurangi
pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting.
PLTU IPP Sulsel-1 Jeneponto 2x100 MW: proyek ini sangat penting untuk
memenuhi peningkatan permintaan listrik jangka pendek dan menengah
khususnya pada periode 2012-2014.
PLTG/U Sengkang IPP extension 2x60MW, proyek ini akan dapat
mengatasi kekurangan pasokan daya terutama untuk tahun 2012.
PLTA Poso IPP 2x65 MW untuk sistem Sulselbar.
PLTU Sulsel-3 (Takalar) IPP 2x100 MW, dijadwalkan beroperasi tahun
2014/2015.
Sebagaimana diketahui bahwa potensi tenaga air di Sulawesi terutama di
Wilayah Sulselrabar sangat besar dan salah satu lokasi yang diindikasikan
adalah di DAS sungai Karama. Saat ini tengah dilakukan studi kelayakan pada
lokasi tersebut dan bila hasil studi menyatakan layak dibangun PLTA, maka
rencana PLTA tersebut akan dimasukkan dalam neraca daya pada RUPTL
periode berikutnya sesuai kebutuhan sistem untuk menggantikan rencana
pembangkit berbahan bakar fosil yang mempunyai peran sejenis dan belum
ada komitmen untuk pembangunannya.
Neraca Daya sistem Sulut Gorontalo dan sistem Sulselrabar sebagaimana
diperlihatkan pada lampiran B2.2

B2.3 Proyek-Proyek IPP Yang Terkendala


Telah cukup jelas diuraikan pada Lampiran B2.3.

B2.4 Neraca Energi


Produksi Energi
Energi yang diproduksi pembangkit pada suatu sistem kelistrikan selaras dengan
pertumbuhan demand dan keberagaman jenis pembangkit yang akan dibangun.
Untuk menghitung alokasi produksi per unit pembangkit agar diperoleh nilai bauran
energi yang paling ekonomis dan optimal, digunakan software ProSym yang pada
prinsipnya menggunakan kaidah merit order.
561

Hasil perhitungan simulasi produksi energi per jenis energi primer di sistem
Sulawesi sebagaimana diberikan pada Lampiran B2.4, dengan asumsi :
Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
Ketersediaan batubara tidak terbatas.
Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek
PLTP dan PLTA pada neraca daya.
Lampiran B2.4 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.

Peranan MFO dan HSD di sistem interkoneksi Sulut-Gorontalo pada tahun


2011 masih tinggi yaitu masing-masing 157 GWh dan 295 GWh. Mulai tahun
2014/2015 peran MFO dan HSD akan habis digantikan dengan gas LNG,
sehubungan masuknya PLTG peaking dengan bahan bakar gas LNG dan
beroperasinya PLTU batubara serta berakhirnya kontrak PLTD sewa.

b.

Hal yang sama juga terjadi pada sistem interkoneksi Sulselbar, yaitu peran
MFO dan HSD pada tahun 2011 masih besar masing-masing 1.521 GWh dan
259 GWh. Mulai tahun 2015 peran keduanya akan habis dan digantikan
dengan gas LNG sehubungan masuknya PLTG peaking dan beroperasinya
PLTU batubara serta berakhirnya kontrak PLTD sewa. Penggunaan HSD
untuk jangka panjang tidak menjadi nol karena HSD masih tetap dibutuhkan
oleh pembangkit kecil pada sistem isolated.

c.

Peranan pembangkit gas meningkat pada sistem interkoneksi di Sulawesi


dari 1.514 GWh pada tahun 2011 menjadi 2.716 GWh pada tahun 2020. Hal
ini karena adanya penambahan kapasitas pembangkit pada PLTG Sengkang
dan pembangkit peaking berbahan bakar LNG.

d.

Peranan pembangkit batubara akan menjadi dominan, yaitu dari rencana


272 GWh pada tahun 2011 akan naik menjadi 6.487 GWh pada tahun 2020
untuk sistem interkoneksi besar di Sulawesi. Hal ini terjadi karena besarnya
penambahan kapasitas PLTU batubara yang pada tahun 2010 hanya 27 MW
akan menjadi 1.955 MW pada tahun 2020.

e.

Peranan pembangkit hidro semakin meningkat khususnya di Sulawesi


Selatan, yaitu dengan masuknya beberapa proyek PLTA berikut: Bakaru II,
Bonto Batu, Poso, Malea, Konawe dan Watunohu. Bakaru II, Bonto Batu dan

562

Poko merupakan pembangkit beban puncak, sedangkan PLTA lainnya


merupakan pembangkit beban menengah/dasar.
f.

Peranan panas bumi akan meningkat khususnya di Sulawesi Utara dengan


akan beroperasinya PLTP Lahendong IV dan V serta PLTP Kotamobagu dari
430 GWh tahun 2011 menjadi 1.164 GWh pada tahun 2020.

Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan energi primer di sistem Sulawesi dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2020 dapat dilihat pada Lampiran B2.4.
Kebutuhan HSD akan turun tajam dari 240 juta liter pada tahun 2011 menjadi nol
pada tahun 2015. Sama halnya dengan pemakaian MFO dari 427 juta liter pada
tahun 2011 menjadi nol pada tahun 2015.
Pemakaian gas di Sulawesi oleh pembangkit IPP yaitu PLTGU Sengkang, dan
diasumsikan pasokan gas tetap ada hingga tahun 2020. Pemakaian gas oleh PLN
hanya untuk pembangkit peaking sehubungan pembatalan proyek PLTGU di
Senoro akibat alokasi gas Senoro kepada PLN hanya 20 mmscfd. Pembangunan
PLTGU Donggi-Senoro menjadi tidak optimal karena lokasinya sangat jauh dari
pusat beban. Gas Senoro akan diambil PLN dalam bentuk LNG untuk bahan bakar
pembangkit peaking di Sulsel dan Sulut.
Pemakaian LNG di Sulawesi akan dimulai pada tahun 2013 sebesar 3,4 bcf dan
akan menjadi 6 bcf pada tahun 2020. Sedangkan volume pemakaian batubara
meningkat dari 0,17 juta ton pada tahun 2011 menjadi 4,33 juta ton pada tahun
2020 atau meningkat 26 kali lipat.

B2.5 Capacity Balance Gardu Induk


Capacity Balance dibuat berdasarkan prakiraan beban per GI sampai tahun 2020
dengan kriteria penambahan trafo GI dilakukan saat pembebanan trafo terpasang
sudah melebihi 70%. Dengan kriteria tersebut kebutuhan pembangunan GI baru
dan pengembangan trafo GI eksisting untuk sistem Sulawesi sampai dengan tahun
2020 sebesar 4.773 MVA. Proyeksi kebutuhan pengembangan gardu induk sistem
Sulawesi diberikan pada Lampiran B2.5.

563

B2.6 Rencana Pengembangan Penyaluran


Rencana pengembangan penyaluran sistem Sulut Gorontalo, system Sulteng
dan sistem Sulselrabar dalam rangka memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik
meliputi,

Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU


percepatan, PLTU IPP, PLTA IPP dan PLTP IPP.

Pengembangan transmisi 150 kV di lokasi tersebar di sistem SulutGorontalo,


sistem Sulteng dan sistem Sulselrabar dalam rangka memenuhi kriteria
keandalan (N-1) dan untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan
tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi.

Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Sulawesi diberikan pada


Lampiran B2.6.
B2.7 Peta Pengembangan Penyaluran
Cukup jelas seperti terlihat pada Lampiran B2.7.

B2.8 Analisis Aliran Daya


Analisa Aliran Daya Sistem Minahasa Gorontalo
Analisa aliran daya pada sistem interkoneksi Minahasa-Gorontalo dilakukan
dengan memperhatikan seluruh pembangkit, GI serta transmisi eksisting dan yang
akan dibangun baru. Analisa load flow dilakukan beberapa tahun yaitu tahun 2012.
2015 dan tahun 2019 dengan hasil sebagai berikut :
a. Tahun 2013
Aliran daya masih mengarah ke pusat kota Manado dan Gorontalo yaitu dari
kelompok pembangkit (PLTP dan PLTU Sulut II) ke utara yaitu GI Teling, GI
Paniki dan GI Ranomuut (87 MW) dan ke Gorontalo yaitu GI Isimu dan GI
Botupingge (36 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Anggrek (150,0
kV) dan tegangan terendah di GI Kema (144,5 kV), sedangkan untuk sistem 70
kV tertinggi di GI Bitung (67,1 kV) dan terendah di GI Ranomuut (65,4 kV).
Total beban sistem sebesar 310.8 MW dengan jumlah pasokan sebesar 314,1
MW. Berdasarkan hasil simulasi aliran daya susut sistem sebesar 3,3 MW.
Tambahan transmisi baru dari tahun 2011 hingga 2013 ada tujuh ruas transmisi,
yaitu SUTT 150 kV PLTU Sulut II Lopana, SUTT 150 kV Lopana Teling,
564

SUTT 150 kV Teling Paniki, SUTT 150 kV Paniki Kema, SUTT 150 kV
Buroko Isimu (GI Anggrek incomer), SUTT 150 kV Isimu Botupingge dan
SUTT 150 kV Isimu Marisa. Sedangkan pembangkit baru yang dijadwalkan
akan beroperasi yaitu PLTU Sulut II #1 dan #2, PLTU Anggrek #2, dan PLTG
Minahasa #1.
b. Tahun 2015
Aliran daya mengarah ke pusat kota Manado dan Gorontalo masing-masing
sebesar 133 MW ke Manado dan 62 MW ke Gorontalo. Tegangan sistem 150
kV tertinggi di GI Anggrek (150,0 kV) dan tegangan terendah di GI Kema (145,5
kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon (66,9 kV) dan
terendah di GI Ranomuut (65,2 kV). Total beban sistem sebesar 366 MW
dengan jumlah pasokan sebesar 369,8 MW. Berdasarkan hasil simulasi load
flow susut sistem sebesar 3,8 MW.
Pada tahun ini sub sistem Tolitoli telah interkoneksi dengan sistem, dimana
penambahan ruas transmisi ada beberapa ruas yaitu SUTT 150 kV Moutong
Marisa, SUTT 150 kV GI Otam PLTP Kotamobagu, SUTT 150 kV PLTU
Kema GI Kema dan GI Kawangkoan PLTP #5 dan #6. Sedangkan
pembangkit baru yang akan beroperasi yaitu PLTP Lahendong #5 dan #6,
PLTU Sulut I (Kema) #1 dan PLTA Sawangan 2 unit, PLTU 1 Sulut di Buroko,
PLTU Tolitoli.
c. Tahun 2020
Aliran daya masih mengarah ke pusat kota Manado dan Gorontalo masingmasing sebesar 150 MW ke Manado dan 105 MW ke Gorontalo. Tegangan
sistem 150 kV tertinggi di GI Otam (148,2 kV) dan tegangan terendah di GI
Botupingge (141,7 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon
(65,2 kV) dan terendah di GI Likupang (61,9 kV). Untuk mempertahankan level
tegangan pada batas normal dibutuhkan tambahan kapasitor 20 MVar yang
terpasang di GI Isimu sehingga total kapasitor sebesar 40 Mvar. Total beban
sistem sebesar 555,4 MW dengan jumlah pasokan sebesar 568.7 MW.
Berdasarkan hasil simulasi load flow susut sistem sebesar 13,3 MW.
Pada tahun 2016 hingga 2020 ada penambahan transmisi baru, yaitu SUTT
150 kV PLTU Sulut (PPP) ke Kema/Tanjung Merah. Sedangkan pembangkit
baru yang akan beroperasi yaitu PLTG Gorontalo #1, PLTG Minahasa #2, #3 ,
PLTU Sulut I (kema) #2, dan PLTU Sulut (PPP) #1, #2.
565

Analisa Aliran Daya Sistem Sulawesi Selatan


Analisa aliran daya pada sistem Sulsel dilakukan dengan memperhatikan seluruh
pembangkit eksisting dan penambahan pembangkit baru sesuai neraca daya
20112020, meliputi sistem 150 kV dan 70 kV. Analisa load flow dilakukan untuk
tahun 2012, 2015 dan 2019.
a. Tahun 2013
Sebagian besar kebutuhan energi listrik di pusat beban kota Makassar dan
sekitarnya, masih dipasok dari pembangkit yang posisinya berada di bagian
utara Propinsi Sulawesi Selatan yaitu dari PLTGU/G Sengkang, PLTA Bakaru
dan PLTA Poso sehingga ada daya sekitar 370 MW yang mengalir dari utara
ke selatan propinsi Sulawesi Selatan.
Pada kondisi tersebut, tegangan sistem masih dalam batas normal. Tegangan
tertinggi terjadi di GI Wotu 152,4 kV dan tegangan terendah di GI Bontoala
143,7 kV. Total beban sistem sebesar 833 MW dan pembangkit beroperasi
sebesar 870,2 MW, dengan susut transmisi sebesar 37,2 MW (3,3 %).
Pembangkit yang beroperasi adalah PLTA Bakaru 2 x 63 MW, PLTGU
Sengkang 135 MW, PLTGU Sengkang 3 x 60 MW, PLTD Suppa 60 MW dan
PLTA Poso 3 x 65 MW.
Tambahan pembangkit baru pada tahun 2011 2013 adalah, PLTGU
Sengkang 2 x 60 MW, ekspansi 2 dan 3 (2011/12), PLTA Poso 3 x 65 MW
(145 MW Transfer ke Selatan 2012), PLTU Sulsel Perpres 1 di Barru
2x50 MW (2012), PLTU Bosowa 2 x 100 MW (2012).
Tambahan transmisi baru pada tahun 2011 2013 adalah, TL 150 kV jalur
tengah Sidrap Maros (New S/S) Sungguminasa (2011), TL 150 kV
Sengkang Sidrap (2011), TL 150 kV Sengkang Siwa/Keera (2011),
Underground 150 kV Bontoala Tallo Lama, Uprating TL 150 kV Tello Tallo
Lama, TL 150 kV PLTU Takalar Tanjung Bunga, TL 275 kV PLTA Poso
Palopo.
b. Tahun 2015
Pada tahun ini sistem Sulselbar sudah terinterkoneksi dengan sistem Sultra
melalui transmisi 150 kV. Aliran daya sistem Sulselbar masih dari utara ke
pusat beban kota Makassar dan sekitarnya, melalui transmisi 150 kV, dengan
566

transfer daya sebesar 368 MW. Sedangkan sistem Sultra mendapat pasokan
daya dari PLTA Poso, dengan transfer daya sebesar 62 MW.
Tegangan sistem masih dalam batas-batas normal, tegangan tertinggi di GI
Wotu 154,7 kV dan tegangan terendah di GI Bontoala 143,7 kV (sistem Sulsel
bagian Selatan) dan GI Raha 149,4 kV (sistem Sultra).
Total beban sistem sebesar 1.127 MW dengan jumlah pasokan sebesar
1.162,3 MW dan susut transmisi sebesar 35,3 MW (2,6 %).
Tambahan pembangkit baru pada tahun 2013 - 2015 adalah, PLTU Sulsel-3
(Takalar) 2x100 MW (2014/15), PLTU Takalar (eks loan Spanyol) FTP2 2x100
MW (2014/15) dan PLTU Mamuju FTP2 2x25 MW (2014).
Tambahan transmisi baru pada tahun 2013 2015 adalah TL 150 kV Wotu
Malili Kolaka Unaaha Kendari (2014).
c. Tahun 2020
Aliran daya masih dari utara ke pusat beban kota Makassar dan sekitarnya
sebesar 600 MW.
Tegangan sistem masih dalam batas-batas normal, tegangan tertinggi di GI
Wotu 154,3 kV dan tegangan terendah di GI Bontoala 136,3 kV (sistem Sulsel
bagian Selatan) dan GI Raha 145,9 kV (sistem Sultra).
Total beban sistem sebesar 1.933,5 MW dengan jumlah pasokan sebesar
1.995,9 MW, dengan susut transmisi sebesar 62,4 MW (3,1 %).
Tambahan pembangkit baru pada tahun 2016 2020 adalah, PLTA Bontobatu
2 x 50 MW (2016), PLTA Malea 2 x 45 MW (2016), PLTA Konewa 2 x 25 MW
(2016), PLTA Bakaru-II 2 x 63 MW (2019), PLTG Makassar 100 MW (2020),
PLTP Lainea 20 MW (2017) ,PLTU Sulsel 3 2 x 150 MW (2018/19).
Gambaran yang lebih rinci untuk kondisi pada tahun-tahun tertentu hasil simulasi
aliran daya untuk sistem besar di Sulawesi diberikan pada Lampiran B2.8.

B2.9 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi


Kebutuhan pengembangan sistem distribusi diperlukan untuk,

Meningkatkan keandalan dan mutu tegangan pelayanan

Perbaikan SAIDI dan SAIFI


567

Menurunkan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua

Meningkatkan penjualan tenaga listrik dengan menambah pelanggan

Menurunkan suut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan distribusi yang


sudah tua dan tidak layak dioperasikan

Proyeksi kebutuhan distribusi diberikan pada Lampiran B2.9.

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi 2011-2020


se Sulawesi
JTM

JTR

Trafo

2011

kms
1,094

kms
1,351

MVA
549

2012

657

900

338

126,778

2013

830

1,016

402

144,805

2014

1,006

1,119

401

152,880

2015

1,143

1,196

419

162,940

2016

1,297

1,277

454

173,498

2017

1,497

1,372

493

185,989

2018

1,634

1,437

523

194,034

2019

1,831

1,520

560

204,542

2020
2011-2020

2,156

1,669

613

222,095

13,145

12,857

4,749

1,796,276

Tahun

568

Pelanggan
228,717

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi 2011-2020


se Sulawesi
Juta USD
Tahun

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

2011

13.2

9.4

23.1

7.7

53.4

2012

8.4

6.3

15.1

5.7

35.5

2013

10.0

6.9

17.6

6.4

40.9

2014

11.6

7.5

17.6

7.0

43.7

2015

12.8

8.0

18.4

7.5

46.7

2016

14.2

8.5

19.9

8.0

50.6

2017

16.0

9.0

21.5

8.6

55.1

2018

17.3

9.4

22.7

9.1

58.5

2019

19.1

9.9

24.2

9.6

62.9

2020

22.2

10.9

26.5

10.5

70.1

2011-2020

144.9

85.8

206.6

80.2

517.6

Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya distribusi regional Sulawesi
tahun 2011-2020 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Selama kurun waktu tahun 2011-2020 direncanakan membangun JTM


13.145 kms, JTR 12.857 kms, Kapasitas gardu distribusi 4749 MVA untuk
menunjang penyambungan sejumlah 1,8 juta pelanggan.

Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut untuk menunjang


pengembangan sistem distribusi, membutuhkan biaya sebesar US$ 517.6
juta (JTM US$ 145 juta, JTR US$ 85.8 juta, gardu US$ 206.6 juta, dan
sambungan pelanggan US$ 80,2 juta) dan diperkirakan setiap tahunnya
dibutuhkan anggaran sebesar US$ 52 juta.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari


60,3 % tahun 2009, menjadi 69,8 % di tahun 2014 untuk regional Sulawesi.

B2.10 Program Listrik Pedesaan


Program listrik pedesaan pemerintah yang tertuang dalam RPJM 2010-2014
adalah meningkatkan ratio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2014 menjadi 80%.
Untuk menunjang program tersebut di pulau Sulawesi direncanakan membangun
JTM 4.285 kms, JTR 4.361 kms, kapasitas gardu distribusi 370,2 MVA.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 60,3%
(tahun 2010) menjadi 69,8% di tahun 2014 untuk regional Sulawesi .
569

Proyeksi kebutuhan jaringan distribusi untuk listrik pedesaan diberikan pada


Lampiran B2.10
B2.11 Program Energi Baru dan Terbarukan
Lihat Bab 4.3 s/d 4.6
B2.12. Proyeksi Kebutuhan Investasi
Proyeksi kebutuhan Investasi pembangkit, transmisi dan gardu induk sistem
Sulawesi diberikan pada Lampiran B2.12.

570

RENCANA PENGEMBANGAN
SISTEM KELISTRIKAN PER PROVINSI WILAYAH OPERASI
INDONESIA TIMUR

LAMPIRAN B3. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


LAMPIRAN B4. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
LAMPIRAN B5. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAMPIRAN B6. PROVINSI SULAWESI UTARA
LAMPIRAN B7. PROVINSI SULAWESI TENGAH
LAMPIRAN B8. PROVINSI GORONTALO
LAMPIRAN B9. PROVINSI SULAWESI SELATAN
LAMPIRAN B10. PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAMPIRAN B11. PROVINSI SULAWESI BARAT
LAMPIRAN B12. PROVINSI MALUKU
LAMPIRAN B13. PROVINSI MALUKU UTARA
LAMPIRAN B14. PROVINSI PAPUA
LAMPIRAN B15. PROVINSI PAPUA BARAT
LAMPIRAN B16. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
LAMPIRAN B17. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

571

LAMPIRAN B.3
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B3.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar dipasok dari sistem
Barito, sedangkan sistemsistem isolated tersebar antara lain sistem Pagatan,
Kotabaru serta Unit Listrik Desa (ULD)1 dipasok dari PLTD setempat. Total daya
terpasang adalah sekitar 423 MW dengan daya mampu 311 MW dan beban puncak
292 MW pada kwartal ketiga tahun 2011. Jumlah pelanggan pada waktu yang sama
adalah sekitar 757 ribu pelanggan, sehingga rasio elektrifikasi sekitar 73,4%. Situasi
sistem kelistrikan di provinsi ini pada dasarnya masih terbatas dan tanpa cadangan.
Konfigurasi saat ini dan rencana pengembangan sistem kelistrikan interkoneksi di
Kalimantan Selatan dapat dilihat pada gambar B3.1.

Gambar B3.1 Peta pengembangan sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan


1

ULD adalah unit satuan pelayanan PLN yang dikelola oleh badan usaha di daerah terpencil yang
mengelola pembangkit, jaringan dan pelanggan PLN .

572

Sistem Interkoneksi Barito


Sistem Barito merupakan sistem interkoneksi dengan jaringan transmisi 150 kV dan
70 kV, dipasok dari beberapa jenis pembangkit meliputi PLTA, PLTU, PLTD minyak dan
PLTG minyak. Sistem Barito merupakan pemasok utama kebutuhan tenaga listrik di
Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Pusat beban sistem Barito
berada di Provinsi Kalimantan Selatan dengan porsi sekitar 80% dari seluruh beban
sistem Barito. Kondisi sistem kelistrikan Barito saat ini masih belum cukup untuk
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat, mengingat daya yang ada masih sangat
terbatas. Sistem Barito akan dapat melayani kebutuhan masyarakat setelah PLTU
Kalsel di Asam-Asam beroperasi.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kondisi kekurangan pasokan tersebut
adalah menyewa PLTD minyak jangka pendek dengan total daya 128 MW, dan
menambah daya melalui pembelian tenaga listrik excess power dari industri yang
mempunyai cadangan daya. Daya mampu sistem Barito saat ini sekitar 280 MW
dengan beban puncak 265 MW. Akibat kondisi kelistrikan yang terbatas ini, untuk
sementara penambahan pelanggan baru dilaksanakan dengan cara selektif.
Sistem Isolated Pagatan
Di Kalimantan Selatan masih banyak terdapat sistem-sistem kecil isolated tersebar, dan
beberapa diantaranya yang relatif besar adalah:
-

Sistem Pagatan/Batulicin, merupakan sistem yang terhubung dengan jaringan


tegangan menengah 20 kV, melayani kebutuhan pelanggan di kabupaten Tanah
Bumbu dan sebagian kabupaten Pulau Laut. Kondisi kelistrikan di sistem Pagatan
ini juga mengalami keterbatasan daya pembangkit dan untuk memenuhi
kebutuhan dilakukan sewa PLTD minyak serta membeli excess power. Sistem
Pagatan direncanakan akan diinterkoneksikan dengan sistem Barito menggunakan
transmisi 150 kV.

Sistem Kotabaru juga merupakan sistem isolated dengan pasokan listrik dari
PLTD, terhubung melalui jaringan 20 kV dan melayani kebutuhan pelanggan di
kabupaten Pulau Laut. Sistem Kotabaru terletak di pulau Laut yang terpisah dari
daratan pulau Kalimantan.

ULD merupakan sistem kelistrikan yang tersebar di daerah terpencil untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat desa setempat dan bebannya masih rendah.
Jumlah ULD adalah sebanyak 20 unit dengan daya terpasang 6,7 MW.
573

Daya terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Kalimantan Selatan
dapat dilihat pada tabel B3.1.
Tabel B3.1 Sistem Kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan per Oktober 2011
Sistem

Kabupaten

Daya
Terpasang
[ MW ]

Daya
Mampu
[ MW ]

Beban
Puncak
[ MW ]

Keterangan

Kota Banjarmasin
Kota Banjarbaru
Kab Banjar
Kab Tapin
Kab HSS
1. Sistem Barito

387,5

280,6

265,5

Kab Tanah Bumbu

17,1

15,6

14,3

Isolated

3. Sistem Kotabaru

Kab Kotabaru

11,4

10,3

8,1

Isolated

4. ULD (20 Lokasi Tersebar)

Tersebar

6,7

4,7

4,3

Isolated

422,7

311,3

292,2

Kab HST
Kab HSU
Kab Tabalong
Kab Balangan
Kab Barito Kuala
Kab Tanah Laut

2. Sistem Batulicin

TOTAL

B3.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kalimantan Selatan memiliki sumber daya energi yang cukup banyak dengan
tersedianya cadangan batubara dan gas methane yang cukup besar. Di beberapa
kawasan, kondisi tanahnya juga cocok ditanami kelapa sawit. Eksploitasi sumber daya
alam berupa batubara dan mulai berkembangnya perkebunan kelapa sawit telah
membuat ekonomi Kalimantan Selatan tumbuh dinamis dan prospektif. Kondisi
demikian akan berpengaruh kepada pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di
Kalimantan Selatan.
Berdasarkan realisasi pengusahaan lima tahun terakhir termasuk adanya daftar tunggu
yang cukup besar dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai dimasa
yang akan datang, proyeksi kebutuhan listrik 20112020 diberikan pada tabel B3.2.

574

Tabel B3.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Penjualan
(GWh)
1.454,2
1.586,7
1.732,1
1.891,7
2.066,9
2.259,2
2.470,5
2.702,7
2.958,0
3.238,7

Produksi
(GWh)
1.800,9
2.057,2
2.225,4
2.426,2
2.646,7
2.889,5
3.156,7
3.450,8
3.774,5
4.131,1

9,3%

9,3%

Beban
Puncak
(MW)
331
366
390
423
459
499
542
589
641
697
9,4%

Jumlah
Pelanggan
740.758
772.829
806.241
841.055
877.332
915.137
954.538
995.604
1.038.410
1.083.032
4,3%

B3.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan yang meliputi pembangkit, transmisi dan
distribusi di Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan dengan memperhatikan potensi
energi primer setempat dan sebaran penduduknya sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki
sumber energi primer yang banyak, meliputi batubara, gas methan batubara (coal bed
methana /CBM) dan tenaga air. Potensi batubaranya sangat besar dengan berbagai
tingkat kalori sebagaimana dapat dilihat pada table B3.3. Deposit batubara diperkirakan
lebih dari 1,8 miliar ton, sementara produksinya rata-rata mencapai 12 juta ton per
tahun. Potensi energi primer yang potensial untuk dikembangkan khususnya bagi desadesa tertinggal yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN adalah batubara, tenaga air dan
energi surya. Sampai saat ini batubara Kalsel telah dipakai sebagai bahan bakar di
berbagai PLTU di Indonesia termasuk di PLTU Asam-Asam.

575

Tabel B3.3 Potensi Batubara Kalimantan Selatan


No.

KualitasKelas

Kriteria
(Kal/gr,adb)

KaloriRendah

<5100

KaloriSedang

KaloriTinggi

KaloriSangatTinggi

Sumberdaya(JutaTon)
Tereka

Tertunjuk

Terukur

Cadangan
(JutaTon)

Jumlah

370,87

0,00

600,99

971,86

536,33

51006100

4.793,13

301,36

2.526,46

7.620,95

1.287,01

61007100

336,19

33,12

109,64

478,95

44,36

>7100

17,62

0,00

12,00

29,62

0,14

5.517,81

334,48

3.249,09

9.101,38

1.867,84

Sumber : Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi KESDM, 2006

Sumber Tenaga Air/Hidro


Kalimantan Selatan merupakan daerah yang mempunyai sumber daya tenaga air,
antara lain DAS Barito, Riam Kanan, Riam Kiwa, Balangan, Batang Alai, Amandit,
Tapin, Kintap, Batulicin, dan Sampanahan. Umumnya DAS tersebut berhulu di
pegunungan Meratus dan bermuara di laut Jawa dan selat Makassar. Keberadaan DAS
tersebut kurang berpotensi untuk dijadikan PLTA run-off-river karena topografinya
landai, sehingga head-nya relatif kecil. Secara rinci potensi tenaga air dapat dilihat pada
tabel B3.4.
Tabel B3.4 Potensi energi air di Kalimantan Selatan
NO

NAMA BENDUNGAN

KABUPATEN

KAPASITAS

PLTA Kusan

Tanah Bumbu

65 MW

PLTMH Riam Kiwa

Banjar

10 MW

PLTMH Muara Kendihin

Hulu Sungai Selatan

0,6 MW

PLTMH Kiram Atas

Banjar

0.86 MW

PLTMH Sampanahan

Kotabaru

0.6 MW

PLTMH Gendang Timburu

Kotabaru

0,6 MW

Total

99,6 MW

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi, Propinsi Kalimantan Selatan

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik periode 2011-2020 direncanakan tambahan 6 proyek
pembangkit listrik berkapasitas 609 MW. Jenis pembangkit yang akan dibangun
meliputi PLTU batubara, PLTA dan PLTG peaking. Tabel B3.5 menampilkan perincian
pengembangan pembangkit dimaksud.
576

Tabel B3.5 Rencana Pengembangan Pembangkit di Kalsel


No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

Asam Asam (FTP1)

PLN

PLTU

2x65

2011

On Going

Kotabaru (APBN)

PLN

PLTU

2x7

2013

On Going

Kusan

PLN

PLTA

65

2017

Rencana

Kalsel (Peaking)

PLN

PLTG

50

2019

Rencana

Asam Asam

Sewa

XPLTU

3x50

2013

Rencana

Kalsel-1 (FTP2)

Swasta

PLTU

2x100

2015/16

Rencana

Total Kapasitas

609

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Beban kelistrikan di sistem interkoneksi Kalimantan Selatan relatif besar dan jaringan
tegangan tinggi akan menjangkau beban yang secara geografis semakin jauh, sehingga
pengembangan sistem dilakukan dengan menggunakan tegangan 150 kV. Selain itu
pembangunan sistem transmisi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
daya hantar listrik mengingat adanya rencana pembangunan PLTU dalam satu
kawasan di Asam-Asam. Adanya potensi tenaga air di DAS Kusan yang lokasinya jauh
dari pusat beban memerlukan transmisi 150 kV untuk menyalurkan energinya.
Selama periode 2011-2020 direncanakan akan dibangun saluran transmisi 150 kV dan
70 kV sepanjang 1.725 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 212 juta
seperti ditampilkan dalam tabel B3.6. Rencana pengembangan sistem interkoneksi
70 kV untuk menghubungkan grid Barito dengan sistem Kotabaru di pulau Laut, dimana
saat ini dalam tahap studi kelayakan dan studi dasar laut.

577

Tabel B3.6 Rencana pembangunan Transmisi 150 kV


No
1

Dari
Barikin

Ke
Amuntai

Tegangan

Konduktor

Panjang Anggaran
(kms) (jutaUSD)

COD

150kV

2cct,1xHAWK

66 5.9

2011

SeberangBarito

Kayutangi

150kV

2cct,1xHAWK

42 3.7

2011

PLTUAsamAsam(FTP1)

Mantuil

150kV

2cct,2xHAWK

220 27.0

2011

Asamasam

Batulicin

150kV

2cct,2xHAWK

248 30.4

2012

Tanjung

150kV

2cct,2xHAWK

284 34.8

2012

Rantau

150kV

4cct,2xHAWK

2 0.2

2012

UpratingAsamAsam

150kV

2cct,1xZEBRA

180 30.0

2013

BatuLicin

Perbatasan
Incomer2phiBarikin
Cempaka
PelaihariCempaka
Mantuil
LandingpointP.Laut

70kV

2cct,1xHAWK

6 4.5

2013

LandingpointP.Laut

Kotabaru

70kV

2cct,1xHAWK

74 6.6

2013

10

Tanjung

11

PLTUKalsel1(FTP2)
Barikin

150kV
150kV

2cct,2xHAWK
2cct,2xHAWK

100 12.3
240 29.4

2014
2014

12

PLTAKusan

150kV

2cct,1xHAWK

138 12.3

2016

13

ReconduktorCempaka*) Barikin

150kV

2cct,2xHAWK

213 26.1

2017

Kayutangi
SinglephiCempaka
Rantau

Jumlah 1,813 223.2

Catatan: Tingkat tegangan kabel laut yang menginterkoneksi Pulau Laut dan Kalimantan sedang
dalam kajian.

Pengembangan Gardu Induk


Jumlah GI yang direncanakan akan dibangun sampai dengan tahun 2020 termasuk
perluasannya, akan mencapai 24 buah dengan kapasitas total 750 MVA. Khusus di
Pulau Laut, direncanakan pengembangan GI 70/20 kV dan saat ini masih dalam tahap
kajian. Biaya investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 55 juta dengan rincian terdapat
pada tabel B3.7.
Rencana pembangunan gardu induk baru pada tabel B3.7 tersebut dapat dibangun
secara minimalis untuk mengakomodasi beban yang masih relatif kecil untuk
mempercepat pembangunan dan menekan biaya investasi.

578

Tabel B3.7 Pengembangan GI


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

GarduInduk
Amuntai(GIbaru)
BarikinExtLB
KayuTangi(GIbaru)
SeberangBaritoExtLB
AsamasamDiameter3CB
AsamasamDiameter2CB
AsamasamExtLB
MantuilExtLB
Batulicin(GIBaru)
AsamasamExtLB
TanjungExtLB(Perbatasan)
Batulicin(IBT)
Batulicin
KotaBaru(GIbaru)
Tanjung
TanjungExtLB
TanjungExtLB(PLTUIPP)
Banjarmasin
Cempaka
Rantau(Rekonfigurasi)
Rantau(NEWLINE)
Kayutangi
Trisakti
Batulicin
TrisaktiIBT
Mantuil
Trisakti(Uprating)
Barikin
Amuntai
Rantau
Kayutangi
Asamasam
RantauExtLB(Kusan)
Pelaihari

Daya
(MVA)
30
2LB
30
2LB
3CB
2CB
2LB
2LB
30
2LB
2LB
60
2LB
30
30
2LB
2LB
30
60
2LB
2LB
2LB
60
30
60
60
30
60
30
30
30
30
2LB
30

Anggaran
(jutaUSD)
2,62
1,23
2,62
1,23
1,62
1,35
1,23
1,23
2,62
1,23
1,23
2,10
0,94
3,16
1,39
1,23
1,23
1,26
2,10
1,23
1,23
1,23
2,10
1,39
2,10
2,10
2,10
2,10
1,39
1,39
1,39
1,39
1,23
1,39

Jumlah 750

55,42

Tegangan

Baru/Extension

150/20kV
150kV
150/20kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150/20kV
150kV
150kV
150/70kV
70kV
70/20kV
150/20kV
150kV
150kV
70/20kV
150/20kV
150kV
150kV
150kV
150/20kV
150/20kV
150/70kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

COD
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017

Pengembangan Distribusi
Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas,
direncanakan juga pembangunan jaringan distribusi 20 kV. Proyeksi kebutuhan jaringan
distribusi sampai tahun 2020 termasuk untuk listrik pedesaan adalah 18.533 kms JTM,
10.206 kms JTR dan 533 MVA trafo distribusi dengan rincian ditunjukkan dalam tabel
B3.8. Proyeksi tersebut dimaksudkan untuk menambah rata-rata 37.000 pelanggan per
tahun selama 10 tahun.
579

Tabel B3.8 Rincian Pengembangan Distribusi


JTM

JTR

Trafo

2011

kms
1,254

kms
865

MVA
45

2012

1,465

982

50

32,071

2013

1,369

828

51

33,413

2014

1,417

804

44

34,814

2015

1,591

880

47

36,277

2016

1,787

964

51

37,805

Tahun

Pelanggan
30,786

2017

2,008

1,057

55

39,400

2018

2,256

1,159

59

41,066

2019

2,536

1,272

63

42,806

2020

2,850

1,395

68

44,622

2011-2020

18,533

10,206

533

373,060

B3.4 Sistem Kelistrikan Isolated


Kalimantan Selatan dengan wilayah daratan yang sangat luas mempunyai banyak
kelompok penduduk yang tersebar jauh dan terisolasi. Sistem kelistrikannya dipasok
dengan PLTD dan dikelola oleh Unit Listrik Desa. Untuk melayani masyarakat sekaligus
sebagai upaya meningkatkan ratio elektrifikasi di Kalimantan Selatan, beberapa sistem
isolated diupayakan secara bertahap masuk ke dalam sistem interkoneksi Barito
melalui grid extension. Untuk yang belum terjangkau grid, daerah isolated dibangun
PLTU batubara skala kecil seperti Pulau Laut. PLN juga mendorong pengembangan
PLTMH oleh swasta untuk memanfaatkan potensi tenaga air. Selain itu PLN secara
sangat terbatas juga berencana memasang PLTS komunal.

B3.5 Rangkuman
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 di Provinsi Kalimantan Selatan
diberikan pada tabel B3.9.

580

Tabel B3.9 Rangkuman


Proyeksi Kebutuhan
Tahun

2011
2012

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Produksi
Pembangkit
GI
Transmisi Anggaran
Puncak
(GWh)
(MW)
(MVA)
(kms)
(juta USD)
(MW)
280.0
1,454
1,801
331
130
60
328
111.1
1,587
2,057
366
30
534

Sales
(GWh)

2013

1,732

2,225

390

164

210

260

121.6

2014

1,892

2,426

423

100

60

340

225.0

100

180

189.3

90

138

61.9

120

213

181.6

2015

2,067

2,647

459

2016

2,259

2,890

499

2017

2,471

3,157

542

2018

2,703

3,451

589

2019

2,958

3,775

641

2020

3,239
4,131
Jumlah

697

65
50
609

581

750

57.0

88.3

70.4

1,813

1,386.3

LAMPIRAN B.4
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
B4.1 Kondisi Saat Ini
Sistem kelistrikan di Provinsi Kalimantan Tengah dipasok dari sistem interkoneksi Barito
dengan transmisi 150 kV dari Kalimantan Selatan melalui beberapa GI di Kalteng yaitu
GI Selat, GI Pulang Pisau dan GI Palangkaraya. GI Selat memasok beban di kabupaten
Kuala Kapuas dan sekitarnya, GI Pulang Pisau memasok beban di kabupaten Pulang
Pisau dan GI Palangkaraya memasok beban kota Palangkaraya dan kabupaten
Katingan. Sistem kelistrikan di daerah lainnya masih merupakan sistem isolated
tersebar, dengan daya mampu pembangkitan rata-rata dalam kondisi pas-pasan.
Beban puncak total non coincident se Kalimantan Tengah pada tahun 2011 adalah
sekitar 140 MW, dimana 66 MW diantaranya masuk dalam sistem Barito. Sedangkan
daya mampu pembangkit sekitar 147 MW dengan rincian 54,4 MW di sistem Barito dan
81,56 MW di sistem isolated tersebar. Jumlah pelanggan Provinsi Kalimantan Tengah
pada akhir tahun 2010 adalah sekitar 284 ribu pelanggan dengan rincian 249 ribu
pelanggan rumah tangga, 23 ribu pelanggan bisnis, 11 ribu pelanggan publik dan 104
pelanggan industri. Peta sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah dan rencana
pengembangan sistemnya diperlihatkan pada gambar B4.1.

582

Gambar B4.1. Peta sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah

Sedangkan rincian data pembangkit dan beban puncak sistem kelistrikan Provinsi
Kalimantan Tengah dapat dilihat pada tabel B4.1.
Tabel B4.1 Sistem Kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah per Oktober 2011
Sistem

Kalimantan Tengah

Daya
Terpasang
[ MW ]

Daya
Mampu
[ MW ]

Beban
Puncak
[ MW ]

Keterangan

66,0

Daya Mampu sistem


Barito adalah 335
MW dengan beban
Puncak sebesar
331.5 MW

Kota Palangka Raya


Kab Kapuas
1. Sistem Barito

58,3

Kab Pulang Pisau

54,4

Kab Katingan/Kasongan
Kab Barito Timur / Tamiyang Layang
2. Sistem Sampit

Kab Kotawaringin Timur

52,1

23,8

20,8

Isolated

3. Sistem Pangkalan Bun

Kab Kotawaringin Barat

39,7

25,8

18,7

Isolated

4. Sistem Buntok

Kab Barito Selatan

16,5

9,4

7,4

Isolated

5. Sistem Muara Teweh

Kab Barito Utara

6,7

6,2

5,4

Isolated

6. Sistem Kuala Pambuang

Kab Seruyan

7,1

3,7

2,3

Isolated

7. Sistem Nanga Bulik

Kab Lamandau

2,8

2,2

1,3

Isolated

8. Sistem Kuala Kurun

Kab Gunung Mas

5,3

3,5

2,2

Isolated

9. Sistem Puruk Cahu

Kab Murung Raya

4,1

2,7

1,7

Isolated

10. Sistem Sukamara

Kab Sukamara

3,0

11. UL D (57 Lokasi tersebar)

Tersebar
Total

195,6

1,9

1,9

Isolated

14,0

12,6

Isolated

147,6

140,1

B4.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kalimantan Tengah memiliki sumber energi yang cukup banyak dengan tersimpannya
cadangan batubara dan gas methan batubara (CBM) dalam jumlah yang cukup besar.
Eksploitasi batubara telah membuat ekonomi Kalimantan Tengah tumbuh dinamis dan
prospektif, hal itu akan berpengaruh pada kebutuhan listrik di Kalimantan Tengah.
Mengingat rasio elektrifikasi di Kalimantan Tengah masih cukup rendah (sekitar 55%)
termasuk pelanggan listrik non PLN, maka pertumbuhan kebutuhan listrik di masa
mendatang diperkirakan akan tinggi.
Memperhatikan realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya termasuk dengan
memperhitungkan daftar tunggu yang cukup besar dan dengan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan
peningkatan rasio elektrifikai dimasa yang akan datang, proyeksi kebutuhan listrik
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 20112020 diberikan pada tabel B4.2.

583

Tabel B4.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Prov Kalimantan Tengah

Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Penjualan
(GWh)
741,8
817,1
888,1
966,5
1.052,9
1.148,1
1.253,1
1.369,0
1.496,8
1.637,8
11,0%

Produksi
(GWh)
843,5
924,1
1.043,9
1.135,2
1.236,0
1.346,7
1.468,7
1.603,1
1.751,3
1.914,8
11,2%

Beban
Puncak
(MW)
127,0
152,3
173,8
187,0
201,4
216,8
234,0
252,3
272,3
294,1
9,8%

Jumlah
Pelanggan
343.361
358.371
374.152
390.748
408.197
426.545
445.839
466.126
487.458
509.889
6,0%

B4.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi
di Provinsi Kalimantan Tengah dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer
setempat sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki
sumber daya energi yang besar, yaitu utamanya batubara, dan beberapa gas alam.
Potensi energi yang potensial untuk dikembangkan di Kalimantan Tengah adalah
batubara. Selain itu khusus untuk perdesaan yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN,
selain pembangkit batubara juga dapat dikembangkan mikrohidro dan biomassa.
Batubara
Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai potensi batubara yang cukup banyak dan
kabupaten Barito Utara merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki cadangan
batubara. Survey yang telah dilakukan sejak tahun 1975 oleh beberapa institusi, baik
pemerintah maupun perusahaan asing seperti PT BHP - Biliton memperkirakan
terdapat sekitar 400 juta ton batubara dengan nilai kalori di atas 7.000 kkal per kg dan
juga ditemukan batubara dengan kandungan kalori di atas 8.000 kkal per kg di
kabupaten Barito Utara dan Murung Raya bagian utara. Batubara ditemukan di daerah
584

Muara Bakah, Bakanon, Sungai Montalat, Sungai Lahei, Sungai Maruwai dan
sekitarnya.
Potensi batubara di Kalimantan Tengah dapat dilihat pada Table B4.3
Tabel B4.3 Potensi Batubara Kalimantan Tengah
Sumberdaya(JutaTon)

Kriteria
No.

Kualitas
(Kal/gr,adb)

Hipotetik

Tereka

Tertunjuk

Terukur

Jumlah

Cadangan
(JutaTon)

KaloriRendah

<5100

483,9

483,9

KaloriSedang

51006100

296,8

5,1

44,4

354,8

4,1

KaloriTinggi

61007100

122,7

262,7

72,6

449,5

KaloriSangat
Tinggi

>7100

247,6

77,0

324,6

44,5

122,7

974,4

5,1

194,0

1.613

48,6

Jumlah

Sumber : Pusat Sumber Daya Geologi, 2006

Gas Alam
Potensi gas alam di Kalimantan Tengah terdapat di Bangkanai di dekat Muara Teweh,
dan berdasarkan hasil penelitian daerah ini memiliki potensi gas yang akan dieksploitasi
sebesar 20 mmscfd selama 20 tahun, walaupun diperkirakan akan turun secara
bertahap menjadi 16 mmscfd mulai tahun ke 16.
Sumber Tenaga Air
Kalimantan Tengah memiliki potensi tenaga air yang berkaitan dengan DAS Barito dan
Katingan di daerah Puruk Cahu, Muara Teweh dan Kasongan. Status potensi tersebut
dalam tahap identifikasi oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan
Tengah, dan memerlukan studi lebih lanjut untuk dapat dikembangkan.
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan beban sampai dengan tahun 2020 termasuk memenuhi
daftar tunggu, direncanakan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 693 MW. Jenis
pembangkit yang akan dibangun adalah PLTU batubara di beberapa lokasi dan PLTG
gas di Bangkanai sebagai pembangkit peaking dengan menggunakan gas storage CNG
(compress natural gas). Tabel B4.4 berikut menampilkan perincian pengembangan
pembangkit di Kalimantan Tengah.

585

Tabel B4.4 Rencana Pengembangan Pembangkit


No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

Pulang Pisau (FTP1)

PLN

PLTU

2x60

2012

On Going

Bangkanai #1, #2 (FTP2)

PLN

PLTG

2x70

2013

Rencana

Buntok

PLN

PLTU

2x7

2013

On Going

Kuala Pambuang

PLN

PLTU

2x3

2013

Rencana

Kuala Kurun

PLN

PLTU

2x3

2013

Rencana

Bangkanai #3 (FTP2)

PLN

PLTG

1x70

2014

Rencana

Sampit (FTP2)

PLN

PLTU

2x25

2014

On Going

Bangkanai #4 (FTP2)

PLN

PLTG

1x70

2015

Rencana

Kuala Pambuang Ekspansi

PLN

PLTU

2017

Rencana

10

Pangkalan Bun (Cenko)

Swasta

PLTU

2x7

2011

Operasi

11

Kalteng - 1

Swasta

PLTU

2x100

2020

Rencana

Total Kapasitas

693

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Seiring dengan rencana pembangunan PLTU batubara dan PLTG di Bangkanai serta
untuk menyambung sistem isolated masuk ke grid Barito, direncanakan akan dibangun
transmisi 150 kV untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit tersebut ke pusat
beban. Sebagaimana diketahui bahwa sebaran penduduk Kalimantan Tengah sangat
berjauhan, sehingga transmisi 150 kV yang akan dibangun menjadi sangat panjang.
Selain itu letak sumber gas alam Bangkanai juga berada di ujung sebelah timur laut
Provinsi Kalimantan Tengah dan jauh dari pusat beban. Pembangunan transmisi juga
dimaksudkan untuk dapat melistriki lebih banyak penduduk Kalimantan Tengah
sekaligus untuk mengambil-alih PLTD minyak masuk ke grid Kalselteng 150 kV dalam
rangka menurunkan biaya pokok produksi. Selama tahun 2011-2020 transmisi 150 kV
yang akan dibangun sekitar 1.968 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$
202 juta seperti ditampilkan dalam tabel B4.5. Rencana pengembangan sistem
transmisi di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sesuai dengan peta yang diperlihatkan
pada gambar B4.1.

586

Tabel B4.5 Rencana pembangunan transmisi 150 kV

2cct,2xHAWK

Panjang Anggaran
(kms)
(jutaUSD)
346 30,8

2012

2cct,2xHAWK

2 0,2

2012

150kV

2cct,2xHAWK

260 31,9

2013

PangkalanBun

150kV

2cct,1xHAWK

344 30,6

2013

MuaraTeweh

150kV

2cct,2xHAWK

100 12,3

2013

MuaraTeweh

Buntok

150kV

2cct,2xHAWK

220 27,0

2013

PLTUP.Pisau

Incomer2phi(P.RayaSelat)

150kV

4cct,1xHAWK

4 0,4

2013

Palangkaraya[New]

Incomerphi(SelatPraya)

150kV

2cct,1xHAWK

2 0,2

2014

MuaraTeweh

PurukCahu

150kV

2cct,2xHAWK

94 8,4

2014

10

PurukCahu

KualaKurun

150kV

2cct,2xHAWK

196 17,4

2014

11

PLTUSampit

Sampit

150kV

2cct,1xHAWK

40 3,6

2014

12

PLTUKalteng1

Kasongan

150kV

2cct,1xHAWK

120 10,7

2014

13

Kasongan

KualaKurun

150kV

2cct,2xHAWK

240 29,4

2015

Jumlah

1.968 202,8

No

Dari

Palangkaraya

Kasongan

Tanjung

4
5
6

Ke

Tegangan

Konduktor

Sampit

150kV

Incomerphi(SampitPraya)

150kV

Buntok

Sampit
PLTGUBangkanai

COD

Pengembangan Gardu Induk


Di luar sistem Barito terdapat banyak sistem isolated relatif kecil dan berlokasi saling
berjauhan yang dipasok PLTD minyak. Pengembangan gardu induk ini dimaksudkan
untuk mendukung interkoneksi sistem isolated tersebut dengan sistem Barito yang
selanjutnya disebut sistem Kalselteng dengan transmisi 150 kV. Pengembangan grid
tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan pasokan dan menurunkan
biaya pokok produksi.
Gardu induk yang akan dibangun pada tahun 2011-2020 tersebar di 8 lokasi dengan
daya 330 MVA, termasuk trafo untuk perluasan, dengan kebutuhan dana investasi
sekitar US$ 39 juta seperti ditunjukkan pada tabel B4.6.

587

Tabel B4.6 Rencana pengembangan GI


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

NamaGarduInduk
Kasongan
Kasongan
Sampit(GIBaru)
PalangkarayaExtLB
PangkalanBun(GIBaru)
SampitExtLB
Buntok(GIBaru)
MuaraTeweh(GIBaru)
BuntokExtLB
MuaraTewehExtLB(PLTG)
Sampit
Palangkaraya(GIBaru)
PalangkarayaNewExtLB
KualaKurun(GIBaru)
PurukCahu(GIBaru)
PangkalanBun(GIBaru)
MuaraTewehExtLB
SampitExtLB(PLTU)

Tegangan

Baru/Extension

Kapasitas
(MVA)

Anggaran
(jutaUSD)

COD

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

New
New
New
Extension
New
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension

30
4LB
30
2LB
30
2LB
30
30
2LB
2LB
30
60
2LB
30
30
30
2LB
2LB

2,62
5,24
2,62
1,23
2,62
1,23
2,62
2,62
1,23
1,23
2,10
3,34
1,23
2,62
2,62
1,39
1,23
1,23

2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015

Jumlah

330 39,04

Pengembangan Distribusi
Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas,
dilakukan juga rencana pengembangan jaringan distribusi termasuk listrik perdesaan,
seperti ditunjukkan pada tabel B4.8. Jaringan distribusi yang akan dikembangkan
selama periode 2011-2020 termasuk untuk melistriki perdesaan adalah 11.547 kms
JTM, 5.706 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 230 MVA, secara
rinci ditampilkan pada tabel B4.7. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 60%
pada akhir tahun 2011, maka perlu disambung 60.000 ribu pelanggan baru selama
2011. Pada periode berikutnya akan disambung sekitar 18.500 pelanggan setiap
tahunnya.

588

Tabel B4.7 Rincian Pengembangan Distribusi


JTM

JTR

Trafo

2011

kms
2,208

kms
1,294

MVA
43

2012

792

464

15

15,010

2013

740

391

17

15,782

2014

766

380

18

16,595

2015

860

415

19

17,450

2016

966

455

20

18,348

2017

1,085

499

22

19,293

2018

1,219

547

24

20,287

2019

1,371

600

25

21,332

2020
2011-2020

1,540

659

27

22,431

11,547

5,706

230

226,341

Tahun

Pelanggan
59,813

B4.4 Sistem Kelistrikan Barito dan Sistem-Sistem Isolated


Sistem Barito
Permasalahan ketidakcukupan pasokan pembangkit di sistem Barito sudah
berlangsung cukup lama dan PLN pada saat ini tengah berupaya membangun PLTU
batubara yang diprogramkan dalam proyek percepatan pembangunan pembangkit
10.000 MW tahap 1 (FTP1), yaitu PLTU Pulang Pisau, dan beberapa PLTU lain yang
ditunjukkan pada tabel B4.5. Progres pembangunan PLTU tersebut lebih lambat
daripada yang direncanakan, sehingga dilakukan sewa PLTD jangka pendek.
Sistem Isolated
Sistem kelistrikan yang kecil pada daerah terpencil yang pada saat ini dipasok oleh
PLTD minyak pada dasarnya akan diambil oleh jaringan intekoneksi Kalimantan dengan
grid extension, kecuali sistem isolated yang berlokasi sangat jauh dari grid dimana
direncanakan PLTU skala kecil, misalnya PLTU Kuala Pambuang.

589

B4.5 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan dana investasi sampai dengan tahun 2020 sebagaimana diperlihatkan pada
tabel B4.8.
Tabel B4.8 Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

742
817
888
966
1.053
1.148
1.253
1.369
1.497
1.638
Jumlah

844
924
1.044
1.135
1.236
1.347
1.469
1.603
1.751
1.915

Beban
Puncak
(MW)
127
152
174
187
201
217
234
252
272
294

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Pembangkit
(MW)
14
286
120
70

GI (MVA)
30
30
120
120
30

200
693

590

330

Transmisi Anggaran
(kms)
(juta USD)
348
928
452
240
1.968

80,1
60,3
441,4
192,1
89,5
23,6
33,1
29,2
32,5
316,1
1.297,9

LAMPIRAN B.5
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
B5.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini

Sistem kelistrikan di Kalimantan Timur secara keseluruhan masih didominasi oleh


pembangkit-pembangkit berbahan bakar minyak, sehingga biaya pokok produksi masih
relatif tinggi. Peta kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur ditunjukkan pada Gambar B5.1.
Kapasitas terpasang keseluruhan sistem kelistrikan di Provinsi Kalimantan Timur pada
tahun 2010 sekitar 495 MW dengan daya mampu sekitar 401 MW dan beban puncak
340 MW. Sedangkan untuk sistem Mahakam pada tahun yang sama, daya mampu
sekitar 274 MW dengan beban puncak 243 MW sesuai tabel B5.1.
Sistem kelistrikan yang paling berkembang di Provinsi Kalimantan Timur adalah sistem
Mahakam, yaitu sebuah sistem interkoneksi tegangan tinggi 150 kV yang melayani kota
Samarinda, Balikpapan dan Tenggarong. Sistem Mahakam dipasok dari beberapa jenis
pembangkit yaitu PLTU, PLTD, PLTGU dan PLTG dengan daya terpasang pada
Oktober 2011 mencapai 405 MW, daya mampu sekitar 280 MW dan beban puncak
261 MW. Kapasitas tersebut termasuk pembangkit sewa untuk memenuhi kebutuhan
beban yang terus meningkat. Kalimantan Timur saat ini tidak lagi mengalami defisit
daya sepanjang tidak menambah pelanggan besar baru.
Sistem kelistrikan di beberapa wilayah di Kabupaten lain, yaitu Kabupaten Berau,
Nunukan, Bulungan, Malinau, Sangatta, Kota Bontang, Melak, Kotabangun, Petung,
dan Tanah Grogot masih dilayani dengan sistem jaringan tegangan menengah 20 kV
dan dipasok dari PLTD HSD. Khusus untuk kota Bontang dan Petung, selain PLTD
HSD juga sebagian telah dipasok menggunakan PLTMG berbahan bakar gas alam.
Kemampuan daya di sistem kelistrikan ini masih mengalami keterbatasan akibat dalam
beberapa tahun terakhir hampir tidak ada penambahan pembangkit baru, sedangkan
beban yang ada tumbuh dengan cepat. Akibatnya pada waktu-waktu tertentu masih
terjadi pemadaman secara terbatas, utamanya bila ada salah satu pembangkit yang
mengalami gangguan. Sedangkan di beberapa daerah lain yang berpenduduk relatif
sedikit, sistem kelistrikannya masih sangat kecil dan dilayani dengan jaringan tegangan
rendah 220 volt yang tersambung langsung dari PLTD setempat.

591

Gambar B5.1 Peta kelistrikan di Provinsi Kaltim

Tabel B5.1 Kondisi kelistrikan per Sistem per akhir tahun 2010

No

SISTEM

Daya(MW)
Mampu

BebanPuncak

Mahakam

274

243

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Petung
TanahGrogot
Kotabangun
Melak
Bontang
Sangatta
Berau
Bulungan
Nunukan
Malinau

11,2
8,05
2,2
7,1
26
11,7
15,4
5,13
5,2
4,4

0,6
8
1,89
5,9
15,7
10,01
6,96
5,05
4,7
3,3

592

DAERAHPELAYANAN
Samarinda,Balikpapan,
Tenggarong,Sambojadan
MuaraJawa
Penajam,danPetung
TanahGrogotdanKuaro
Kotabangun
Melak
Bontang
Sangatta
TanjungRedeb
TanjungSelor
Nunukan
Malinau

Rasio elektrifikasi di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2010 adalah 67%, termasuk
masyarakat yang dilistriki secara swadaya oleh perusahaan swasta dan pengguna
PLTS.
B5.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Kalimantan Timur
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur2 selama 5 tahun terakhir tumbuh
cukup tinggi, yaitu rata-rata 8,3% per tahun. Pertumbuhan tertinggi adalah pada sektor
bisnis (10,9% per tahun), sedangkan terendah adalah pada sektor industri yang tumbuh
negatif (-2,2% per tahun). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim selama 20062010
relatif rendah, yaitu hanya rata-rata 3,32% per tahun, sedangkan untuk pertumbuhan
ekonomi non migas cukup tinggi sebesar 8,03%.
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi sistem kelistrikan di Kaltim tidak mampu
mengimbangi pertumbuhan beban listrik yang begitu tinggi karena banyak proyek PLTU
batubara yang semula akan dibangun oleh investor swasta ternyata banyak yang tidak
terwujud. Akibatnya daftar tunggu terutama konsumen industri dan bisnis menumpuk.
Adanya daftar tunggu ini membuat tambahan beban yang akan datang diperkirakan
akan naik sangat tinggi setelah PLTU batubara baru beroperasi.
Mengacu pada realisasi penjualan tenaga listrik PLN selama lima tahun terakhir
termasuk adanya daftar tunggu calon pelanggan yang cukup besar, dan dengan
mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan
jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai dimasa yang akan datang, proyeksi
kebutuhan listrik 2011 2020 ditunjukkan pada tabel B5.2. Daftar tunggu konsumen
besar di Kalimantan Timur direncanakan dapat dilayani setelah pembangkit-pembangkit
baru skala cukup besar beroperasi.

Tidak termasuk Tarakan

593

Tabel B5.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Penjualan
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Jumlah
Pelanggan

2.131,6

2.367,1

402,1

499.605

2.396,1

2.659,4

451,4

533.923

2.820,2

3.172,7

536,8

596.352

3.299,8

3.710,2

628,7

666.731

3.707,1

4.165,8

714,6

743.684

4.045,2

4.543,2

783,7

796.919

4.398,8

4.937,7

856,2

851.876

4.775,1

5.357,3

933,8

910.577

5.183,4

5.812,1

1.018,7

975.553

5.610,8

6.287,9

1.107,9

1.042.729

11,2%

11,2%

11,7%

8,0%

B5.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan beban yang tinggi di Provinsi Kalimantan
Timur, direncanakan akan dibangun pembangkit, transmisi dan distribusi, dengan
mempertimbangkan ketersediaan potensi energi primer setempat. Kalimantan Timur
merupakan lumbung energi primer, sebagai daerah penghasil batubara dan migas
dalam jumlah besar.
Potensi Energi Primer
Sumber energi primer di Kalimantan Timur tersedia dalam jumlah besar. Berdasarkan
informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Pemprov Kalimantan Timur, sumber
energi yang ada meliputi :
- Cadangan batubara mencapai 25 milyar ton dengan tingkat produksi mencapai 120
juta ton per tahun,
- Cadangan gas bumi mencapai 46 TSCF dengan produksi 2 TSCF per tahun,
- Cadangan minyak bumi di Kalimantan Timur sebesar 985 MMSTB dan produksinya
mencapai 57 MMSTB per tahun,
- Potensi gas metan batubara (CBM) sebesar 108 TSCF,

594

- Potensi tenaga air yang cukup besar, antara lain 1.500 MW di Kayan, Tanjung Selor
sekitar 300 km dari Sangatta, dan 205 MW di Tabang, Kutai Kartanegara sekitar 214
km dari Tenggarong, yang perlu distudi lebih lanjut.
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020, direncanakan tambahan
pembangkit baru dengan kapasitas total sekitar 1.661 MW dengan perincian seperti
ditampilkan pada tabel B5.3 berikut.
Tabel B5.3 Rencana Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

PROYEK
Sebatik
Tanjung Selor
Malinau
Tanjung Redeb
Kaltim (FTP 2)
Melak
Muara Jawa/Teluk Balikpapan (FTP1)
Sangatta
Sangatta
Tanjung Redeb (Ekspansi)
Sangatta (Peaking)
Malinau Ekspansi
Tana Tidung (Peaking)
Nunukan
Melak
Berau
Kelai #1&2
Kaltim (Peaking)
Nunukan Ekspansi
Berau
Benuo Taka
Arena Maju Bersama
Bontang
Kariangau
Melak
Lati (Ekspansi)
Kotabangun
Mahakam (Senipah)
Tanah Grogot (Terkendala)
Tana Tidung
Kaltim (MT)
Nunukan
Embalut (Ekspansi)
Tana Tidung
Kaltim-2 (FTP2)
Kaltim (PPP)

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Sewa
Sewa
Sewa
Sewa
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

PLTS
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTMG
PLTU
PLTD
PLTMG
PLTMG
PLTMG
PLTA
PLTG
PLTMG
PLTMG
PLTMG
PLTD
XPLTG
XPLTU
PLTGB
PLTU
PLTGB
PLTG
PLTU
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTGB
PLTU
PLTU

0,3
2x7
2x3
2x7
2x50
2x7
2x110
2x7
7
14
2x5
2x3
2x1
2x3
3x3
10
2x75
50
2x3
5
2x3,2
3x7,5
100
2x120
6
5
3
2x41
2x7
4
2x27,5
2x7
50
2
2x100
2x100

2011
2012
2012
2012
2013
2013/14
2014
2014
2017
2015
2015/20
2015/18
2016/19
2016
2016/18/20
2016
2018/19
2018
2018
2019
2011/12
2011/12/13
2012
2013
2011
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015/16
2017

On Going
On Going
Rencana
On Going
On Going
Rencana
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
On Going
On Going
Rencana
Rencana
On Going
Rencana
On Going
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
On Going
On Going
Rencana

Total Kapasitas

1.661

595

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Beban sistem kelistrikan Kalimantan Timur sudah cukup besar tetapi masih banyak
daerah yang belum terjangkau oleh sistem Mahakam. Sebagai upaya untuk
menurunkan penggunaan BBM dan pengembangan kelistrikan, di daerah-daerah
terpencil yang masih menggunakan PLTD secara bertahap akan diupayakan untuk
dibangun jaringan transmisi 150 kV dan diinterkoneksikan dengan sistem Mahakam.
Sampai dengan tahun 2020, direncanakan pengembangan jaringan transmisi 150 kV
sepanjang 1.535 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 175.3 juta seperti
ditampilkan dalam tabel B5.4.
Tabel B5.4. Rencana Pengembangan Transmisi di Kaltim
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Dari
112342001
112342002
112342003
112342004
112342005
112342006
112342007
112342008
112342009
112342010
112342011
112342012
112342013
112342014
112342015
112342016
112342017

KarangJoang
Kuaro
Bontang
GISembera
PLTGSenipah
Petung
PLTUTelukBalikpapan
UpratingTelukBalikpapan
PLTUKaltim2(FTP2)
PLTGSenipah
HarapanBaru
Tenggarong
NewSamarinda
PLTUKaltim(PPP)
Bontang
Berau
PLTAKelai

Ke

150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV

Panjang
(kms)
2cct,ACSR2x240mm2 310
2cct,ACSR2x240mm2 93
2cct,ACSR2x240mm2 180
2cct,ACSR2x240mm2 14
2cct,ACSR2x240mm2 90
2cct,ACSR2x240mm2 6
4cct,ACSR2x240mm2 8
2cct,ACSR2xZebra
16
2cct,ACSR2x240mm2 30

Anggaran
(jutaUSD)
38.0
11.4
22.1
1.7
11.0
0.7
0.5
1.6
3.7

2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013

150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV

2cct,ACSR2x240mm2
UpratingkeTwinHawk
2cct,ACSR1x240mm2
2cct,ACSR2x240mm2
2cct,ACSR2x240mm2
2cct,ACSR2x240mm2
2cct,ACSR1x240mm2
2cct,ACSR2x240mm2

9.3
5.3
9.8
2.0
1.0
11.0
14.2
31.9

2014
2014
2014
2017
2017
2018
2018
2018

Tegangan

Kuaro
Perbatasan
Sambutan
incomerSambutanBontang
Incomer1pi(ManggarSariIndustri)
Incomer2phi(KarjoKuaro)
Incomer2phi(KarjoKuaro)
K.Joang
Bontang
Bukuan/Palaran
Bukuan
KotaBangun
Sambutan
Incomer2pi(SenipahBukuan)
Sangata
TanjungSelor
Sangata

Konduktor

Jumlah

120
24
110
16
8
90
160
260

1,535.0 175.3

COD

Pengembangan Gardu Induk


Seiring dengan pembangunan transmisi 150 kV untuk memenuhi pertumbuhan beban,
direncanakan akan dibangun GI 150 kV di 12 lokasi tersebar termasuk perluasannya
dengan kapasitas total 1.190 MVA seperti pada tabel B5.5. Rencana pengembangan GI
baru untuk menggantikan PLTD adalah GI Kuaro/Tanah Grogot, GI Petung, GI Bontang
dan GI Sangatta. Sedangkan rencana pengembangan GI baru terkait dengan proyek
pembangkit adalah GI PLTG Sembera dan GI Kariangau.

596

Rencana GI baru untuk mengantisipasi GI yang sudah tidak dapat dikembangkan lagi
adalah GI New Industri dan GI New Samarinda. Pengembangan GI lainnya merupakan
pengembangan dari rencana GI baru.
Tabel B5.5 Pengembangan GI
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

GarduInduk
Bukuan/PalaranExtLB
Sambutan
Bukuan/Palaran
KarangJoang/GiriRejoExtLB
Kuaro/TanahGrogot
Petung
SambutanExtLB
Bontang
GIPLTGSambera
Industri/GunungMalang
SeiKleidang/HarapanBaru
Tengkawang/KarangAsem
Sambutan
Bontang
BontangExtLB
Kariangau/Tel.Balikpapan
Tenggarong/BukitBiru
KotaBangun
Kariangau/TelukBalikpapan
Berau/TjRedep
Bulungan/TjSelor
NewIndustri
Berau/TjRedep
Sambutan
Kuaro/TanahGrogot
Bontang
NewIndustri
NewSamarinda
Sangatta
SambutanExtLB
Petung
NewSamarinda
Sambutan
NewIndustri
SeiKleidang/HarapanBaru
Tenggarong/BukitBiru

Tegangan

Baru/Extension

150kV
150/20kV
150/20kV
150kV
150/20kV
150/20kV
150kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

Extension
New
EkstRelocating
Extension
New(4LB)
New
Extension
New
New(4LB2x30)
Uprating
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Ekstension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

Jumlah

Daya
(MVA)
2LB
30
20
2LB
30
30
2LB
30
60
60
60
60
30
30
2LB
30
30
30
30
30
30
30
30
60
30
30
60
30
30
2LB
30
30
60
60
60
30

Anggaran
(jutaUSD)
1,23
2,62
0,52
1,23
3,85
1,75
1,23
2,62
4,57
2,10
2,10
2,10
1,39
1,39
1,23
2,62
1,39
1,75
1,39
2,62
2,62
2,62
1,39
2,10
1,39
1,39
2,10
2,62
2,62
1,23
1,39
1,39
2,10
2,10
2,10
1,39

1.190 70,27

597

COD
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2020

GI Bontang
U
G

ACSR 2X240 mm 2
90 km (2012)

PLTU Tanjungselor
2x7 MW (2014/15)

GI Kotabangun

ACSR 1X240 mm 2
50 km (2018)

GI Tenggarong

PLTU CFK
2x25 MW

GI Semberah

GU PLTGU Batakan 2x25 MW

Samarinda
GI Tengkawang
ACSR 1X240 mm 2
60 km (2018)

PLTG Sewa 100 MW


(2012)

PLTU Embalut (Exp)


1x50 MW (2014)

PLTU Kaltim-2 FTP2


2x100 MW (2016/17)

GI Harapan Baru

GI Sambutan

GI Palaran/Bukuan
ACSR 2X240 mm 2
30 km (2013)

PLTU Tanjungredep
2x7 MW (2012/13)

U
U
U

ACSR 2X240 mm 2
30 km (2013)

GI Karang Joang

ACSR 2X240 mm 2
155 km (2012)

GI Petung

ACSR 2X240 mm 2
40 km (2012)

PLTU Kaltim (PPP)


2x100 MW (2017/18)
PLTU Kaltim (MT)
2x27,5 MW (2014)

PLTG Mahakam/Senipah
2x40 MW (2013)

GI Manggarsari

GI Industri
U Balikpapan
U
PLTU Muara Jawa/Teluk Balikpapan
FTP-1 2x100 MW (2013/14)
PLTU Sewa Kariangau
2x120 MW (2013)

GI Kuaro
ACSR 2X240 mm 2
93 km (2012)

Gambar B5.2 Peta rencana pengembangan sistem interkoneksi Kaltim

Pengembangan Distribusi
Rencana pengembangan jaringan distribusi termasuk listrik perdesaan selama kurun
waktu 2011-2020 sebagaimana ditunjukkan pada tabel B5.6, untuk mendukung rencana
penambahan pelanggan baru rata-rata 56.200 sambungan per tahun. Jaringan
distrubusi yang akan dibangun meliputi JTM sepanjang 24.089 kms, JTR sekitar
30.125 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 1.260 MVA.

598

Tabel B5.6. Rincian Pengembangan Distribusi


JTM

JTR

Trafo

2011

kms
636

kms
495

MVA
54

2012

1,658

2,756

94

34,319

2013

2,474

3,898

176

62,429

2014

3,113

4,855

180

70,379

2015

2,332

2,843

138

76,953

2016

2,220

2,577

110

53,236

2017

2,452

2,774

115

54,957

2018

2,734

3,020

122

58,701

2019

3,080

3,332

133

64,976

2020

3,389

3,574

138

67,176

2011-2020

24,089

30,125

1,260

561,765

Tahun

Pelanggan
18,641

B5.4 Sistem Kelistrikan Isolated


Kabupaten Tana Tidung
Kabupaten Tana Tidung merupakan kabupaten baru dan mulai resmi beraktivitas pada
tahun 2007 dengan luas wilayah 4.828 km2 dengan jumlah penduduk 28 ribu jiwa.
Rencana pengembangan kelistrikan di Kabupatan Tana Tidung dimasukkan dalam
kelompok sistem isolated tersebar karena beban puncak masih di bawah 1 MW.
Selanjutnya akan dilakukan studi untuk membangun jaringan distribusi 20 kV dari Tana
Tidung ke Malinau setelah PLTU 2 x 3 MW beroperasi.
Sistem Kelistrikan Daerah Terpencil
Sistem kelistrikan skala sangat kecil di daerah terpencil yang sangat jauh dari pusat
beban saat ini direncanakan untuk dipasok dengan pembangkit listrik tenaga surya
(PLTS) melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah.
Untuk daerah-daerah yang memiliki potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro
(PLTMH), Pemerintah Daerah atau Satuan Kerja Listrik Perdesaan berencana akan
membangun PLTMH dan pengelolaannya diserahkan ke penduduk setempat.

599

Sistem Kelistrikan Daerah Perbatasan


Ada dua kabupaten di Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Sabah,
Malaysia yaitu Nunukan dan Malinau. Wilayah Indonesia di daerah perbatasan
sebagian besar masih belum berlistrik. Untuk melistriki daerah perbatasan tersebut,
PLN akan membangun PLTMG dengan memanfaatkan gas yang terdapat di
Sembakung/ Sebaung di daratan Kaltim dan listriknya akan disalurkan ke Nunukan dan
Sebatik melalui jaringan kabel laut 20 kV. Selain itu PLN berencana akan melakukan
bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Listrik Perdesaan untuk
mambangun PLTMH dan PLTS.
PLN tengah berupaya untuk mendapatkan pasokan gas alam, termasuk gas skala kecil,
untuk pembangkit listrik setempat untuk menggantikan penggunaan BBM.

B5.5 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah sebagaimana terdapat dalam
tabel B5.7
Tabel B5.7 Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Sales
(GWh)

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Produksi
Beban
Pembangkit
(GWh)
Puncak (MW)
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi Anggaran
(kms)
(juta USD)

2011

2,132

2,367

402

17

50

2012

2,396

2,659

451

145

210

717

242.8

2013

2,820

3,173

537

463

240

30

263.2

2014

3,300

3,710

629

360

60

144

664.4

2015

3,707

4,166

715

124

90

284.9

2016

4,045

4,543

784

120

30

227.4

2017

4,399

4,938

856

207

210

24

389.3

2018

4,775

5,357

934

137

30

620

297.0

2019

5,183

5,812

1,019

81

240

113.0

2020

5,611

6,288

1,108

30

114.2

1,661

1,190

Jumlah

600

1,535

33.3

2,629.6

LAMPIRAN B.6
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI UTARA

B6.1 Kondisi Kelistrikan Sulawesi Utara Saat Ini


Kelistrikan Daratan
Sistem kelistrikan di Provinsi Sulawesi Utara daratan pada akhir tahun 2010
mempunyai beban puncak sekitar 167 MW. Sistem kelistrikan ini dipasok oleh beberapa
jenis pembangkit, yakni PLTA, PLTP dan PLTD yang disalurkan melalui sistem
transmisi 70 kV dan 150 kV dengan 12 gardu induk (GI), yaitu GI Ranomuut, Teling,
Sawangan, Bitung, Tonsea Lama, Tomohon, Kawangkoan, Lopana, Tasikria, Likupang,
Otam dan Lolak. Kapasitas terpasang seluruh GI adalah 290 MVA. Tabel B6.1 berikut
adalah rincian pembangkit eksisting dan peta sistem kelistrikan dimaksud termasuk
rencana pengembangannya ditunjukkan pada gambar B6.1.

Gambar B6.1 Peta kelistrikan di Provinsi Sulawesi Utara

601

Tabel B6.1. Kapasitas Pembangkit di Sulut Daratan


No

Pembangkit

Pemilik

BahanBakar

Daya(MW)
Terpasang

Mampu

PLTATonsealama

PLN

Hydro

14,38

13,00

PLTATanggariI

PLN

Hydro

18,00

16,30

PLTATanggariII

PLN

Hydro

19,00

17,00

PLTDBitung

PLN

HSD

56,52

28,00

PLTDLopana

PLN

HSD

10,00

9,00

PLTPLahendongI

PLN

Geothermal

20,00

20,00

PLTPLahendongII

PLN

Geothermal

20,00

20,00

PLTPLahendongIII

PLN

Geothermal

20,00

20,00

PLTMPoigarI

PLN

Hydro

2,40

2,40

10

PLTMLobong

PLN

Hydro

1,60

1,60

11

PLTDKotamobagu

PLN

HSD

8,02

4,65

12

PLTDSewaMinahasa

Sewa

HSD

35,00

35,00

13

PLTDSewaKotamobagu

Sewa

HSD

11,00

11,00

14

PLTMMobuya

IPP

Hydro

3,00

3,00

15

PLTDMolibagu

PLN

HSD

2,73

1,13

241,65

202,08

TotalSistem

Kelistrikan Pulau-Pulau
Di Provinsi Sulawesi Utara terdapat beberapa pulau yang berlokasi dekat dengan
daratan Sulut maupun sejumlah besar pulau-pulau yang tersebar hingga ke perbatasan
Filipina, seperti Miangas di kabupaten Talaud, Marore di kabupaten Sangihe, serta
pulau-pulau kecil lainnya. Kelistrikan di seluruh pulau tersebut dipasok dari PLTD dan 1
PLTM di pulau Sangihe, menggunakan jaringan tegangan menengah 20 kV.
Sistem di pulau-pulau yang relative besar adalah sistem Sangihe dengan beban puncak
sekitar 5,82 MW. Daftar pembangkit di pulau-pulau tersebar dengan beban relative
besar sebagaimana diperlihatkan pada tabel B6.2. Selain itu masih terdapat cukup
banyak sistem-sistem sangat kecil yang langsung terhubung ke beban menggunakan
jaringan 220 volt dan lokasinya tersebar.

602

Tabel B6.2 Kapasitas Pembangkit Pulau-Pulau Tersebar


No

Pembangkit

Pemilik

Bahan
Bakar

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

PLTDTahuna
PLTDPeta
PLTDLesabe
PLTDTamako
PLTMUlupeliang
PLTBMalamenggu
PLTDSewa(Peta)
PLTDOndong
PLTDLirung
PLTDTagulandang
PLTDBeo
PLTDMelongnguane
PLTDMangaran
PLTDEssang
PLTDTersebarCabManado
PLTDTersebarCabTahuna
Jumlah

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Sewa
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

HSD
HSD
HSD
HSD
Hydro
Bayu
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD

Daya(MW)
Terpasang
5.962
0
1.022
1.260
1.000
80
2.800
4.760
2.510
1.770
1.450
1.850
900
850
2.420
1.540

Mampu
3.615
0
840
900
915
0
2.500
3.055
1.665
1.320
1.140
1.400
615
650
2.143
1.204

30.174

21.962

B6.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Setelah kegiatan berskala internasional World Ocean Conference sukses
dilaksanakan pada tahun 2009, Sulawesi Utara kini sedang giat menyiapkan
infrastruktur untuk pengembangan industri pengolahan hasil laut dan pelabuhan
internasional serta menjadikan Sulawesi Utara sebagai daerah tujuan wisata
internasional. Dengan demikian ekonomi Sulawesi Utara diharapkan akan tumbuh lebih
cepat terutama pada sektor industri pariwisata dan perhotelan. Hal tersebut akan
berdampak langsung kepada peningkatan kebutuhan energi listrik.
Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir termasuk
memperhitungkan adanya daftar tunggu calon pelanggan baru yang cukup besar dan
dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional,
pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai dimasa yang akan
datang, proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020 diberikan pada tabel B6.3.

603

Tabel B6.3 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sulawesi Utara

Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Penjualan
(GWh)
973,4
1.068,3
1.172,7
1.287,4
1.413,5
1.552,4
1.705,2
1.873,5
2.058,6
2.267,3

Produksi
(GWh)
1.120,2
1.226,3
1.342,7
1.470,5
1.610,7
1.765,1
1.934,6
2.120,8
2.325,3
2.556,2

9,7%

9,4%

Beban
Puncak
(MW)
209,4
227,4
247,0
268,3
291,6
317,0
344,8
375,0
408,0
445,1
8,5%

Jumlah
Pelanggan
420.975
435.064
449.540
464.356
479.536
495.107
511.037
527.288
543.842
563.291
3,3%

B6.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi
Sulawesi Utara dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat
sebagai berikut.

Potensi Energi Primer


Sulawesi Utara memiliki potensi sumber energi terbarukan yang cukup besar berupa
panas bumi hingga 700 MW yang tersebar di Lahendong, Tompaso dan Kotamobagu
(gunung Ambang). Dari potensi panas bumi tersebut, yang dieksploitasi baru sebesar
78 MW yaitu di Lahendong unit 1, 2, 3 dan 4 dan berpeluang untuk dikembangkan
adalah potensi sebagaimana terdapat pada table B6.4, termasuk potensi tenaga air.
Kendala yang dihadapi untuk mengembangkan potensi panas bumi dan tenaga air
tersebut adalah masalah status lahan, dimana sebagian besar potensi tersebut berada
di kawasan cagar alam Kotamobagu (Gunung Ambang).
Namun demikian dengan terbitnya PP No. 10/2010 dan PP No. 28/2011, PLN bersama
instansi terkait berencana mengusulkan kepada Menteri Kehutanan untuk pengalihan
status sebagian cagar alam gunung Ambang menjadi Taman Wisata Alam. Perubahan
604

status lahan ini akan membuka peluang bagi PLN untuk mengembangkan potensi
energi terbarukan di lokasi tersebut.
Beberapa lokasi yang dapat dikembangkan potensinya menjadi PLTA adalah Poigar II
(30 MW), Poigar III (20 MW), Poigar IV (14 MW).
Sumber energi terbarukan yang tersedia di pulau-pulau berupa tenaga angin dan
radiasi matahari. Karakteristik tenaga angin yang cenderung tidak kontinu dan radiasi
matahari yang efektifitasnnya cukup rendah memerlukan penerapan sistem pembangkit
baik photo voltaic maupun tenaga bayu dengan desain khusus, pengembangan
pembangkit di pulau-pulau ke depan diprioritaskan menggunakan sistem hibrid
(interkoneksi dengan PLTD eksisting).

Tabel B6.4 Potensi Energi Terbarukan Air dan Panas Bumi


Potensi Tenaga Air
No

Nama Proyek

Interkoneksi ke
Sistem

Lokasi

Potensi (MW)

Wulurmahatus /Modoinding

30,0

Sistem Minahasa
Sistem Minahasa

Jarak Kit ke
Sistem

Status

Poigar II

Poigar III

Wulurmahatus /Modoinding

20,0

Woran

Woran/Tombasian

0,6

Sistem Minahasa

0,10

SSI

Morea

Morea / Belang

0,6

Sistem Minahasa

1,00

SSI

Molobog

Molobog / Kotabuan

0,6

Sistem Minahasa

1,00

SSI

Lobong II

Bilalang IV/ Passi

0,5

Sistem Minahasa

4,00

SSI

Apado

Bilalang IV/ Passi

0,3

Sistem Minahasa

0,55

SSI

Kinali

Otam /Pasi

1,2

Sistem Minahasa

1,00

SSI

Bilalang

Bilalang I/ Pasi

0,3

Sistem Minahasa

0,40

SSI

10

Salongo

Salongo / Bolaang Uki

0,9

Sistem Minahasa

5,50

SSI

11

Tangangah

Tengangah/ Bolaang Uki

1,2

Sistem Minahasa

1,20

SSI

12

Milangodaa I

Milangodaa I/ Bolaang Uki

0,7

Sistem Minahasa

4,50

FS Tahun 2008

13

Milangodaa II

Milangodaa II/ Bolaang Uki

0,7

Sistem Minahasa

5,00

FS Tahun 2008

14

Pilolahunga

Mamalia/ Bolaang Uki

0,8

Sistem Minahasa

2,50

SSI

15

Ulupeliang II

Ulung Peliang/ Tamako

0,3

Sistem Tahuna

1,50

SSI

16

Belengan

Belengan /Manganitu

1,2

Sistem Tahuna

0,05

SSI

Jarak Kit ke
Sistem

Status

Jumlah Potensi Air

59,7

Potensi Panas Bumi


No

Nama Proyek

Lokasi

Potensi (MW)

Interkoneksi
dengan Sistem

21

Lahendong V

Tompaso

20,0

Sistem Minahasa

On Going

22

Lahendong VI

Tompaso

20,0

Sistem Minahasa

On Going

23

Gunung Ambang

Kotamobagu

400,0

Sistem Minahasa

Pra FS

Jumlah Potensi Panas Bumi

440

Potensi tenaga air: Studi potensi hidro oleh PLN PI Sarana Fisik dan Fasilitas Penunjang, 1994
Potensi panas bumi: Distamben Prov Sulut, 2006

605

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 direncanakan
tambahan 16 unit pembangkit baru dengan kapasitas total 559 MW. Jenis pembangkit
yang akan dibangun meliputi PLTP, PLTA, PLTMH, PLTU batubara, serta PLTG
peaking. Tabel B6.5 berikut menampilkan rincian rencana pengembangan pembangkit
di Provinsi Sulawesi Utara.
Tabel B6.5 Pengembangan Pembangkit di Sulawesi Utara
No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

Lahendong IV

PLN

PLTP

20

2011

On Going

Sulut II (FTP 1) / Amurang

PLN

PLTU

2x25

2011/12

On Going

Minahasa GT (Peaking)

PLN

PLTG

3x25

2012/17/19

Rencana

Talaud

PLN

PLTU

2x3

2013/14

Rencana

Sulut I (FTP 1)

PLN

PLTU

2x25

2014

Rencana

Lelipang/Belengan

PLN

PLTM

2x0,6

2014

Rencana

Duminanga

PLN

PLTM

1x0,5

2014

Rencana

Kotamobagu I (FTP 2)

PLN

PLTP

2x20

2016

Rencana

Kotamobagu II (FTP 2)

PLN

PLTP

2x20

2016

Rencana

10

Sawangan

PLN

PLTA

2x8

2015

Rencana

11

Amurang

Sewa

XPLTU

2x25

2013

Rencana

12

Tahuna (FTP 2)

Swasta

PLTGB

2013

Rencana

13

Lahendong V (FTP 2)

Swasta

PLTP

20

2014

Rencana

14

Sulut I - Kema

Swasta

PLTU

2x25

2014/15

On Going

15

Lahendong VI (FTP 2)

Swasta

PLTP

20

2015

Rencana

16

Tahuna

Swasta

PLTGB

2017

Rencana

17

Sulut (PPP)

Swasta

PLTU

2x55

2018

Rencana

Total Kapasitas

559,7

Selain daftar rencana tersebut diatas, juga diberikan peluang pengembangan


pembangkit skala kecil lainnya yang berbasis energi terbarukan seperti PLTMH, PLTS
jenis terkonsentrasi /komunal serta PLT biomas.

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Kondisi beban sistem kelistrikan Sulut sudah cukup besar dan untuk menjangkau
daerah yang semakin jauh, direncanakan pengembangan transmisi menggunakan
tegangan 150 kV dan 70 kV. Berdasarkan proyeksi beban dan kondisi geografis di
Sulawesi Utara, sampai dengan tahun 2020 jaringan transmisi 150 kV dan 70 kV yang
606

akan dibangun sepanjang 463 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 48
juta seperti ditampilkan pada tabel B6.7.
Tabel B6.7 Pembangunan Transmisi 150 kVdan 70 kV
No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang Anggaran
(kms)
(jutaUSD)

COD

PLTUSulutII(FTP1)

Lopana

150kV

2cct,ACSR2x240mm2

36 4,4

2011

Lopana

Teling(GIS)

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

96 8,5

2011

Teling(GIS)
RanomutBaru(Paniki)

RanomutBaru(Paniki)
TanjungMerah(Kema)

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

16 1,4

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

60 5,3

2012
2012

Bintauna
Likupang

Tapping(LolakBuroko)
Bitung

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

4 0,4

70kV

1cct,ACSR1x240mm2

32 5,7

PLTPLahendongV&VI(FTP2)
Otam

Kawangkoan
Molibagu

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

1 0,1

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

132 11,7

PLTGMinahasa
Bitung

Likupang
Likupang

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

1 0,1

70kV

1cct,ACSR1x240mm2

32 5,7

PLTPKotamobagu(FTP2)
PLTASawangan

Otam
Sawangan

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

32 2,8

12

70kV

2cct,ACSR1x240mm2

1 0,1

2015
2015

13

PLTUSulutI(IPP)

TanjungMerah(Kema)

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

20 1,8

2018

Jumlah

463 48,1

4
5
6
7
8
9
10
11

2012
2012
2013
2014
2014
2014

Pengembangan Gardu Induk (GI)


Sejalan dengan rencana pengembangan transmisi, gardu induk yang akan dibangun
sampai dengan tahun 2020 termasuk perluasannya adalah GI 150 kV tersebar di 17
lokasi dan GI 70 kV di 2 lokasi dengan kapasitas trafo total sekitar 620 MVA. Dana
investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 44 juta sebagaimana ditunjukkan pada tabel
B6.8.
Khusus kota Manado dimana harga tanah untuk membangun GI telah semakin mahal
dan sulit didapat, pada masa yang akan datang akan menerapkan GI jenis gas
insulated switchgear (GIS) seperti yang sedang dibangun di Teling Baru. Sedangkan
untuk GI yang masih jauh di luar kota Manado akan menggunakan tipe outdoor karena
secara ekonomi masih lebih menguntungkan dari pada tipe GIS.

607

Tabel B6.8 Pengembangan Gardu Induk


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

GarduInduk
Teling(GIS)
Teling(GIS)
Tomohon(IBT)
Kema/TanjungMerah
Paniki
Teling(IBT)
Bintauna(Tap)
Kawangkoan
Paniki
Tomohon
Otam
Teling
Kema/TanjungMerah
Molibagu
Sawangan
Teling
Otam
Paniki
Kema/TanjungMerah
Teling

Tegangan

Baru/Extension

Daya
(MVA)

Anggaran
(jutaUSD)

COD

150/20kV
150/20kV
150/70kV
150/20kV
150/20kV
150/70kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV

New
New
Extension
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

30
30
60
30
30
60
10
30
30
30
30
30
30
20
30
20
30
30
30
30

4,00
2,62
2,62
2,62
2,62
2,62
2,27
1,90
1,90
1,63
1,90
1,90
1,90
2,62
1,63
1,38
1,90
1,90
1,90
1,90

2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2017
2018
2019
2019
2019

Jumlah

620

43,76

Pengembangan Distribusi
Pengembangan distribusi di Provinsi Sulawesi Utara dimaksudkan untuk memenuhi
rencana tambahan pelanggan baru sekitar 154 ribu sambungan sampai dengan tahun
2020 atau rata-rata 15.400 sambungan setiap tahun. Pengembangan jaringan distribusi
tersebut belum termasuk adanya rencana interkoneksi dari daratan Sulawesi Utara
dengan pulau kecil yang berdekatan, dimana dalam implementasinya akan didahului
dengan studi kelayakan dan studi dasar laut.
Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2011-2020 termasuk
untuk melistriki perdesaan adalah 1.394 kms JTM, 2.015 kms JTR dan tambahan
kapasitas trafo distribusi sekitar 389 MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel B6.9.

608

Tabel B6.9 Rincian Pengembangan Distribusi


JTM

JTR

Trafo

2011

kms
144

kms
209

MVA
42

2012

124

179

33

14,089

2013

127

184

35

14,476

2014

130

188

36

14,816

2015

133

193

37

15,180

2016

137

198

38

15,571

2017

140

202

39

15,929

2018

143

206

41

16,251

2019

145

210

42

16,554

2020
2011-2020

171

247

47

19,449

1,394

2,015

389

154,641

Tahun

Pelanggan
12,325

B6.4 Sistem Kelistrikan di Kepulauan


Gugusan kepulauan di Sulawesi Utara merupakan bagian dari Sabuk Wallacea,
sebagian pulau memiliki gunung berapi. Jarak antar pulau cukup jauh dan transportasi
laut yang digunakan masih sebatas kapal motor berkapasitas kecil, kecuali untuk pulau
Sangihe, Talaud, dan Siau. Akses untuk mendapatkan energi primer dari luar sangat
dipengaruhi oleh kondisi cuaca terutama gelombang laut. Sebagian besar mata
pencaharian dari penduduk di kepulauan tersebut adalah nelayan tradisional dan hanya
mengandalkan hasil laut.
Di Kabupaten Talaud terdapat empat pulau terdepan dari wilayah NKRI, yakni pulau
Miangas, Marore, Marampit dan pulau Karatung. Mengingat letaknya yang sangat
strategis bagi NKRI, kecukupan dan keandalan pasokan listrik PLN yang telah ada
disana perlu ditingkatkan dengan melaksanakan pembangunan pusat listrik tenaga
surya (PLTS) dengan sistem hybrid.
B6.5 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti pada tabel B6.10.

609

Tabel B6.10 Rangkuman


Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Sales
(GWh)

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Produksi
Beban
Pembangkit
(GWh)
Puncak (MW)
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi Anggaran
(kms)
(juta USD)

2011

973

1,120

209.4

45.0

120

132

103.2

2012

1,068

1,226

227.4

50.0

130

112

86.9

2013

1,173

1,343

247.0

61.0

90

28.9

2014

1,287

1,471

268.3

98.0

110

165

228.6

2015

1,414

1,611

291.6

61.0

30

33

136.6

2016

1,552

1,765

317.0

80.0

2017

1,705

1,935

344.8

28.0

20

2018

1,873

2,121

375.0

111.0

30

2019

2,059

2,325

408.0

25.0

90

2020

2,267

2,556

445.1

Jumlah

120.3
26.8
20

101.3
27.1
10.3

559.0

610

620

463

870.1

LAMPIRAN B.7
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

B7.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini

Sistem kelistrikan yang melayani pelanggan di Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari
sistem interkoneksi 70 kV Palu-Parigi dan sistem isolated 20 kV dengan lokasi tersebar.
Pada umumnya sistem-sistem tersebut dipasok dari pembangkit jenis PLTD dan
sebagian PLTMH. Khusus sistem Palu, selain mendapatkan pasokan listrik dari PLTD
juga dipasok dari PLTU batubara.
Sistem Interkoneksi 70 kV Palu-Parigi
Sistem kelistrikan kota Palu dan sekitarnya dilayani oleh sistem interkoneksi Palu-Parigi
70 kV melalui GI Talise dan GI Parigi, dipasok dari pembangkit PLTU IPP Tawaeli dan
PLTD Parigi. Selain itu, kota Palu juga dipasok dari PLTD Silae dan PLTD Sewa di Palu
melalui jaringan 20 kV dengan total beban puncak tahun 2010 sekitar 63 MW.
Gambar sistem interkoneksi Palu-Parigi eksisting dan rencana pengembangannya
sebagaimana terlihat pada gambar B7.1.
PLTU Tolitoli
3x15 MW - 2014

KALIMANTAN
TIMUR

Leok

Tolitoli
ACSR 1x240 mm2
60 km 2014

ACSR 1x240 mm2


108 km - 2014

ACSR 1x240 mm2


70 km 2014

ke
GI Marisa
(Gorontalo)

Moutong
Siboa

PLTU PJPP #3 & 4


2x15 MW - 2013

ACSR 1x240 mm2


110 km - 2015

ACSR 1x240 mm2


25 km - 2014
Palu
Baru

Bunta

PLTU Ampana
2x3 MW2013/14

Talise
ACSR 1x240 mm2
15 km - 2012

ACSR 1x240 mm2


119 km - 2012

Poso

ACSR 1x240 mm2


124 km 2017

Toili
G

ACSR 1x240 mm2


90 km - 2013

PLTMG Luwuk
2x10 MW2012/13

Tentena

PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI TENGAH


/
/
/
/
/
/
/
/

ke
GI Wotu
(Sulsel)

SULAWESI
TENGGARA

PERENCANAAN SISTEM

PT PLN (Persero)

Kolonedale

PLTA Poso
65 MW 2011

SULAWESI
SELATAN

PLTU Luwuk (FTP 2)


2x10 MW2015/16

Luwuk

ACSR 1x240 mm2


72 km - 2019

ACSR 1x240 mm2


90 km 2019

Ampana

ACSR 1x240 mm2


85 km 2020

ACSR 1x240 mm2


80 km - 2012

SULAWESI
BARAT

SULAWESI
UTARA

PLTP Marana/Masaingi (FTP2)


1x20 MW - 2018
P

Silae

ke
GI Pasangkayu
(Sulbar)

GORONTALO

/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

Gambar B7.1. Sistem Kelistrikan di Sulawesi Tengah

611

U
G
P
A
GU
GB
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
GB
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTGB Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Eksisting
Kit Rencana

Edit Juli 2011

Sistem Isolated
Di Sulawesi Tengah terdapat sistem kelistrikan yang terhubung dengan jaringan 20 kV
seperti sistem Tolitoli, sistem Poso dan sistem Luwuk dipasok dari PLTM dan PLTD,
dengan beban masing-masing sistem sudah diatas 5 MW. Selain itu masih terdapat
sistem isolated kecil tersebar lainnya, yang semuanya dipasok dari PLTD PLN dan
PLTD sewa serta di beberapa lokasi dibantu PLTD oleh Pemkab setempat.
Rincian kapasitas pembangkit dan baban puncak sistem kelistrikan isolated di Sulawesi
Tengah pada tahun 2010 sebagaimana terdapat pada tabel B7.1 dan B7.2.
Tabel B7.1 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Palu-Parigi (dalam MW)

PLTDSilae

Daya
Terpasang
(MW)
41,2

PLTDParigi

5,5

2,6

PLTDSewa

27,0

22,0

PLTUTawaeli

30,0

25,5

103,7

74,5

No JenisPembangkit

Total

Daya
Mampu
(MW)
24,4

Beban
Puncak
(MW)*

58,0

*)Bebanpuncak2010sekitar58MW

Tabel B7.2 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Kecil Tersebar (per Sistem)
No

SistemKelistrikan

PLTDPLN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Poso
Tentena
Kolonedale
Bungku
Tolitoli
Leok
MoutongKRayaPalasa
Bangkir
LuwukMoilong
Ampana
Bunta
Banggai
SultengTersebar

4,2
1,7
3,4
1,5
8,1
2,0
7,1
2,0
9,9
5,0
2,2
2,0
13,5

Jumlah

62,6

PLTDSewa/
PLTMPLN
PEMDA
4,8 2,6
2,0
3,2
3,3
2,8 1,6
4,2
2,8
5,0

1,6

PLTMIPP Total(MW)
0,4

3,8
1,5

28,1

612

5,8

5,7

11,7
4,1
6,6
4,7
12,5
6,2
9,9
2,0
20,3
5,0
3,7
2,0
13,5
102,1

B7.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulawesi Tengah


Sulawesi Tengah sebagai salah satu penghasil utama komoditi coklat mempunyai
potensi ekonomi yang baik. Selain itu adanya potensi gas alam di Luwuk yang akan
dikelola secara komesial akan memberikan dampak positip terhadap pertumbuhan
ekonomi di Sulawesi Tengah. Seiring dengan tingginya potensi ekonomi tersebut,
diperkirakan kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tengah juga akan terus
meningkat.
Memperhatikan data penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan dengan
mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan
jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi
kebutuhan listrik 2011 2020 diberikan pada tabel B7.3.
Tabel B7.3 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Penjualan
(GWh)
523,1
591,8
656,5
727,4
805,0
894,6
993,1
1.101,3
1.221,4
1.336,7
11,0%

Produksi
(GWh)
594,1
671,4
744,0
823,4
910,3
1.010,5
1.120,6
1.241,3
1.375,1
1.503,3
10,9%

Beban
Puncak
(MW)
129,2
145,3
160,3
176,6
194,3
214,7
237,0
261,3
288,1
313,5
10,4%

Jumlah
Pelanggan
344.377
366.981
390.928
416.307
443.200
471.678
501.844
533.722
567.404
602.963
6,5%

B7.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi
Sulawesi Tengah dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat
termasuk pola sebaran penduduknya sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Potensi energi primer yang tersedia di Sulawesi Tengah sangat besar dan berpeluang
besar untuk dikembangkan, terutama tenaga air, gas alam dan panas bumi. Potensi
tenaga air yang besar adalah DAS Poso yang dapat dikembangkan menjadi PLTA
skala besar hingga 580 MW. Pengembangan tenaga air pada skala tersebut akan dapat
memenuhi seluruh kebutuhan tenaga listrik di Sulawesi Tengah dan bahkan masih
613

berlebih untuk dikirim ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Menurut Indonesia
Energy Outlook and Statistic 2006 yang dibuat oleh Pengkajian Energi Universitas
Indonesia, di Sulawesi Tengah juga terdapat potensi tenaga air skala kecil yang
tersebar di Poso, Palu, Tentena, Taripa, Tomata, Moutong, Luwuk, Bunta, TatabaBulagi, dengan kapasitas total sekitar 64 MW. Namun terdapat tantangan dalam
pengembangan PLTMH karena jarak antara lokasi PLTMH dan pusat beban sangat
jauh. Masih menurut Energy Outlook tersebut, di Sulawesi Tengah juga terdapat
potensi tenaga panas bumi yang cukup besar dan tersebar di Donggala dan Poso
hingga sejumlah lebih dari 500 MW, dengan status resource masih speculative serta
reserve possible, sehingga masih memerlukan studi lebih lanjut.
Sedangkan pemanfaatan gas alam untuk pembangkitan tenaga listrik tergantung pada
kebijakan pemerintah. Khusus pasokan gas dari lapangan Donggi dan Senoro, semula
direncanakan PLN akan mendapat alokasi pasokan gas 60 mmscfd sehingga PLN telah
merencanakan pembangunan PLTGU 240 MW di Senoro3. Namun alokasi gas
tersebut kemudian turun menjadi hanya 25 mmscfd. Volume gas ini tidak cukup untuk
mengoperasikan PLTGU 240 MW, sehingga PLN telah mengusulkan kepada
Pemerintah untuk membatalkan rencana proyek PLTGU Senoro. Selanjutnya PLN
berencana memanfaatkan gas Donggi-Senoro dalam bentuk LNG untuk digunakan
pada pembangkit beban puncak di Sulawesi dan kawasan timur Indonesia.

Rencana Pengembangan Pembangkit


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020, direncanakan
tambahan kapasitas pembangkit sekitar 617 MW dengan perincian seperti ditampilkan
pada tabel B7.4. Sebanyak 280 MW atau 55% dari total tambahan kapasitas
pembangkit akan dibangun oleh PLN dan sisanya sebesar 337 MW atau 45%
direncanakan dibangun oleh swasta.
PLTA akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu 352 MW atau
68%, sementara PLTU menempati urutan kedua dengan kapasitas 134 MW dan
selanjutnya PLTG/PLTMG serta PLTP mempunyai porsi yang sama masing-masing
65 MW.
Mempertimbangkan potensi energi terbarukan dan potensi beban yang ada di Sulawesi
Tengah, maka pengembangan PLTA Poso selain untuk melayani kebutuhan

PLTGU Senoro ini juga masuk dalam proyek FTP2.

614

masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah sendiri juga dapat membantu memenuhi


kebutuhan masyarakat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Untuk daerah-daerah yang masih isolated, selain dikembangkan pembangkit energi
terbarukan setempat, yaitu PLTMH, juga dikembangkan PLTU batubara skala kecil
pada daerah yang tidak mempunyai sumber energi terbarukan.
Tabel B7.4 Pengembangan pembangkit Sulawesi Tengah
No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN

PLTM

0.8

2011

On Going

Sansarino

Luwuk PLTMG

PLN

PLTMG

2x10

2013

Rencana

Morowali

PLN

PLTMG

10

2013

Rencana

Ampana

PLN

PLTU

2x3

2013/14

Rencana

Ampana

PLN

PLTU

2014

Rencana

Tolitoli

PLN

PLTU

3x15

2014

Rencana

Halulai/Wuasa

PLN

PLTM

2x0,6

2014

Rencana

Buleleng

PLN

PLTM

2x0,6

2014

Rencana

Morowali

PLN

PLTMG

2x5

2014/15

Rencana

10

Palu

PLN

PLTU

2x15

2015

Rencana

11

Palu (Peaker)

PLN

PLTG

25

2017

Rencana

12

Poso 2

PLN

PLTA

2x65

2018/19

Rencana

13

Hek di Luwuk

Swasta

PLTM

2.5

2011

On Going

14

Poso Energy

Swasta

PLTA

65

2012

On Going

15

Poso Energy

Swasta

PLTA

130

2012

On Going

16

Bambalo 3

Swasta

PLTM

2.25

2013

Rencana

17

Biak I

Swasta

PLTM

1.5

2013

Rencana

18

Biak II

Swasta

PLTM

1.3

2013

Rencana

19

Biak III

Swasta

PLTM

1.2

2013

Rencana

20

Kotaraya

Swasta

PLTM

0.8

2013

Rencana
On Going

21

Mampueno/Sakita

Swasta

PLTM

2013

22

Pakasalo

Swasta

PLTM

2x0.6

2013

Rencana

23

Wawopada

Swasta

PLTM

5.3

2013

On Going

24

Batubota

Swasta

PLTM

2.5

2014

Rencana

25

Bunta

Swasta

PLTM

2x1,25

2014

Rencana

26

Lambangan

Swasta

PLTM

2x1,6

2014

Rencana

27

Tawaeli (Ekspansi)

Swasta

PLTU

2x15

2014

Rencana

28

Luwuk (FTP2)

Swasta

PLTU

2x10

2015/16

Rencana

29

Borapulu

Swasta

PLTP

2x20

2019/20

Rencana

30

Bora (FTP 2)

Swasta

PLTP

2018

Rencana

31

Marana/Masaingi (FTP 2)

Swasta

PLTP

20

2018

Rencana

Total Kapasitas

616.8

615

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Untuk menjangkau seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tengah yang secara geografis
memanjang dengan sebaran komunitas penduduk yang berjauhan, diperlukan transmisi
yang sangat panjang. Topografi yang berbukit dan adanya hutan cagar alam
merupakan tantangan dalam pengembangan transmisi 150 kV dan 70 kV di Sulawesi
Tengah. Rencana pengembangan saluran tranmisi 150 kV yang direncanakan adalah
seperti ditampilkan dalam tabel B7.6. Selain itu untuk evakuasi daya dari PLTA Poso
sedang dibangun transmisi 275 kV ke arah selatan (Palopo) dan transmisi 150 kV ke
sistem Palu. Panjang saluran transmisi baru yang akan dibangun sampai dengan tahun
2020 adalah 2.332 kms.
Tabel B7.6 Pembanguan Transmisi di Sulawesi Tengah
No

Dari

Ke

Tegangan

Panjang
(kms)

Konduktor

Anggaran
(jutaUSD)

COD

Tentena(PLTAPoso)

Wotu

275kV

2cct,Zebra,430mm

272,0 61,2

2011

PLTAPoso(Tentena)

Poso

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

80,0 7,1

2012

Poso

PaluBaru

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

238,0 21,2

2012

PaluBaru

Silae

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

50,0 4,5

2012

PaluBaru

Talise

70kV

2cct,ACSR1x240mm2

30,0 2,7

2012

PLTUTawaeli

TIP24(TaliseParigi)

70kV

2cct,ACSR1x240mm2

14,0 0,9

2013

PLTMGCendanaPura

Luwuk

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

180,0 16,0

2013
2014

Tolitoli

Leok

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

216,0 19,2

Tolitoli

Siboa

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

260,0 23,1

2014

10

Moutong

IncomerSinglepi(Toli2Siboa)

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

220,0 19,6

2015

11

Poso

Ampana

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

248,0 22,1

2017

12

Bunta

Luwuk

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

190,0 16,9

2019

13

Kolonedale

IncomersinglepiPosoAmpana

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

164,0 14,6

2019

14

Ampana

Bunta

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

170,0 15,1

2020

Jumlah 2.332,0 244,2

Pengembangan Gardu Induk


Penambahan dan perluasan gardu induk untuk menyalurkan listrik ke pusat beban
sampai dengan tahun 2020 berupa penambahan kapasitas GI 150 kV sekitar 510 MVA,
dan kapasitas secara keseluruhan (termasuk IBT 275/150 kV dan trafo 70 kV) sebesar
650 MVA, dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 54,5 juta sebagaimana
diperlihatkan pada tabel B7.7.

616

Tabel B7.7 Pengembangan GI


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

GarduInduk
PLTAPoso
PLTAPoso
Poso
PaluBaru
Silae
Leok/Buol
ToliToli
Moutong
Siboa
Silae
PaluBaru
Luwuk
Moilong
Talise
Ampana
PaluBaru
Luwuk
Kolonedale
Silae
Tentena
Kema
Parigi

Tegangan
150/20kV
275/150kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV

Baru/Extension

Kap

New
New
New
New
New
New
New
New
New
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Jumlah

10
90
30
30
30
20
30
30
30
30
30
30
20
30
20
30
30
20
30
30
30
20
650

Anggaran
(jutaUSD)
2,98
4,86
2,62
2,62
2,62
3,24
2,62
2,62
2,62
1,90
1,90
2,62
3,24
1,38
2,38
1,90
1,90
3,24
1,90
1,90
1,90
1,51
54,50

COD
2012
2012
2012
2012
2012
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2014
2014
2016
2017
2018
2018
2019
2019
2020
2020
2020

Pengembangan Distribusi
Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas,
jaringan distribusi termasuk listrik pedesaan yang akan dibangun sampai dengan tahun
2020 sekitar 1.075 kms JTM, 1.260 kms JTR dan 361 MVA trafo distribusi,
sebagaimana ditunjukkan dalam tabel B7.8. Pengembangan sistem distribusi tersebut
untuk melayani tambahan pelanggan baru sebanyak 282.000 pelanggan sampai
dengan tahun 2020 atau rata-rata 28.200 pelanggan per tahun.

617

Tabel B7.8 Rincian Pengembangan Distribusi


JTM

JTR

Trafo

2011

kms
76.9

kms
87.5

MVA
11.2

2012

85.9

102.6

30.7

22,603

2013

91.0

108.7

32.5

23,947

2014

96.5

115.1

34.4

25,379

2015

102.2

122.0

36.5

26,894

2016

108.3

129.2

38.6

28,477

2017

114.7

136.8

40.8

30,166

2018

124.1

144.6

43.2

31,879

2019

134.1

152.8

45.6

33,682

2020
2011-2020

141.6

161.3

48.1

35,559

1,075.4

1,260.5

361.6

282,167

Tahun

Pelanggan
23,581

B7.4 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan dana investasi sampai dengan tahun 2020 diperlihatkan pada tabel B7.9.
Tabel B7.9 Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Sales
(GWh)
523,1
591,8
656,5
727,4
805,0
894,6
993,1
1.101,3
1.221,4
1.336,7

Produksi
(GWh)
594,1
671,4
744,0
823,4
910,3
1.010,5
1.120,6
1.241,3
1.375,1
1.503,3

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Pembangkit
GI (MVA)
Puncak
(MW)
(MW)
129,2
3,3
145,3
195,0
190
160,3
46,9
60
176,6
96,6
160
194,3
45,0
214,7
10,0
30
237,0
25,0
20
261,3
90,0
60
288,1
85,0
50
313,5
20,0
80

Jumlah

616,8

618

650

Transmisi
(kms)

Anggaran
(juta USD)

272
398
194
476
220
248
354
170

73,4
349,7
82,3
249,2
108,4
28,8
45,1
173,0
199,4
86,2

2.332

1.395,5

LAMPIRAN B.8
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI GORONTALO
B8.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini
Sistem kelistrikan di Provinsi Gorontalo saat ini pada dasarnya dipasok oleh PLTD
berbahan bakar BBM, dengan pembangkit terbesar adalah PLTD Telaga di kota
Gorontalo, serta beberapa PLTD yang lain relatif kecil adalah PLTD Buroko, Marisa dan
Tilamuta. Pembangkit non PLTD masih terbatas, yaitu hanya PLTM Mongango,
sehingga BPP di Gorontalo masih sangat tinggi. Daya terpasang total PLTD adalah
75,5 MW dengan daya mampu sekitar 47 MW. Jumlah beban puncak non coincident
dari semua sistem di Gorontalo adalah sekitar 36 MW.

PLTD Sumalata

PLTD Buroko

PLTD Tilamuta

PLTD Gorontalo

Gambar 1. Peta Lokasi Pembangkit di Gorontalo

Energi listrik semuanya masih dapat disalurkan dengan jaringan distribusi 20 kV dan
sistem interkoneksi 150 kV Gorontalo-Minahasa masih dalam tahap persiapan operasi.
Rincian kapasitas pembangkit sistem Gorontalo sampai dengan tahun 2010
berdasarkan jenis pembangkit dan pengelolaannya diberikan pada tabel B8.1.

619

Tabel B8.1 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Gorontalo (MW)


No

Pembangkit

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Telaga
SewaTelaga
Marisa
SewaMarisa
Tilamuta
Boroko
Mongango
Lemito
Sumalata
Tolinggula

Jenis
JenisBahan
Owner
Pembangkit
Bakar
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD

HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
Hydro
HSD
HSD
HSD

DayaTerpasang DayaMampu
(MW)
(MW)

PLN
Sewa
PLN
Sewa
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

TotalSistem

22,08
36,96
5,11
3,2
1,65
2,29
1,5
2,13
0,3
0,25

13,7
22,6
3,2
2,5
1,18
1,4
1,2
1,18
0,18
0

75,47

47,14

B8.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Gorontalo


Provinsi Gorontalo sebagai sebuah provinsi yang relatif baru bermaksud akan mengejar
ketertinggalannya dari provinsi lain di Sulawesi, sehingga pembangunan proyek
prasarana dan fasilitas umum terus dipacu. Pemerintah daerah mendorong ekonomi
untuk tumbuh lebih cepat dengan meluncurkan berbagai program pemberdayaan
ekonomi masyarakat dan pertanian yang sesuai dengan kondisi alam Gorontalo. Pada
beberapa tahun terakhir ekonomi Gorontalo berhasil tumbuh signifikan mencapai ratarata diatas 7% per tahun, dan hal ini menyebabkan kebutuhan pasokan listrik
meningkat signifikan.
Pasokan listrik di Gorontalo mulai pertengahan tahun 2010 secara bertahap sudah
mulai membaik. Pemadaman bergilir sudah dapat diselesaikan dan penyambungan
pelanggan baru serta tambah daya mulai dilayani. Namun demikian masih banyak
calon pelanggan yang belum dapat dilayani pada tahun 2010, sehingga pada tahun
2011 diprogramkan kembali penyambungannya dan disesuaikan dengan kemampuan
pasokan.
Memperhatikan perkembangan penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir
dan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi setempat, pertambahan jumlah
penduduk serta target peningkatan rasio elektrifikasi, kebutuhan listrik 2011 2020
diperkirakan akan tumbuh seperti ditunjukkan pada tabel B8.2.

620

Tabel B8.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Tahun

Penjualan
(GWh)

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

234,0
261,1
281,3
302,9
326,2
352,6
381,3
412,5
446,4
483,1

Produksi
(GWh)
259,4
289,2
311,3
334,9
360,3
389,2
420,6
454,7
491,6
531,7

8,8%

8,7%

Beban
Puncak
(MW)
52,9
58,7
62,9
67,3
72,1
77,6
83,5
89,8
96,7
104,2
8,2%

Jumlah
Pelanggan
139.859
148.968
158.628
168.888
179.749
191.296
203.518
216.469
230.132
244.603
8,0%

B8.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di Gorontalo dalam jumlah yang
cukup, direncanakan akan dibangun beberapa proyek pembangkit, transmisi dan sistem
distribusinya, dengan memperhatikan potensi energi setempat.
Potensi Energi Primer
Di Gorontalo terdapat potensi tenaga air dan panas bumi yang walaupun tidak terlalu
besar namun mempunyai peluang untuk dikembangkan. Menurut Energy Outlook and
Statistic 2006 yang dibuat oleh Pengkajian Energi Universitas Indonesia, potensi
tenaga air skala kecil terdapat di Suwawa dan Sumalata dengan potensi total sekitar
8 MW. Sedangkan potensi panas bumi terdapat di Lombong dan Limboto dengan
potensi 14 MW.
Pengembangan Pembangkit
Posisi Gorontalo relatif dekat dengan pulau Kalimantan yang merupakan sumber utama
batubara, sehingga di Gorontalo direncanakan akan dibangun beberapa PLTU
batubara, baik oleh PLN maupun oleh swasta, beberapa daripadanya sedang dalam
pelaksanaan.

621

Selain itu juga direncanakan akan dibangun PLTG peaking4 dan PLTMH. Untuk
memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
pembangkit sekitar 112 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada tabel B.8-5.
Mengenai rencana pengembangan tenaga air yang merupakan energi bersih, selain
dari yang sudah terdaftar dalam tabel B8.3, tetap dimungkinkan untuk dikembangkan
PLTM lain selama hal itu seimbang dengan kebutuhan tenaga listrik yang ada, atau
dapat direncanakan sebagai pengganti pembangkit non EBT (selama belum ada
kontrak) sesuai peranannya dalam sistem kelistrikan.

Tabel B8.3 Pengembangan Pembangkit


No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

Gorontalo (FTP1)

PLN

PLTU

2x25

2012/13

On Going

Gorontalo GT (Peaking)

PLN

PLTG

25

2017

Rencana

Taludaa II

Swasta

PLTM

1x2

2012

On Going

Taludaa I

Swasta

PLTM

1x3

2013

Rencana

Molotabu/TL Gorontalo

Swasta

PLTU

2x10

2013

On Going

Gorontalo Energi *)

Swasta

PLTU

2x6

2013

Rencana

Total Kapasitas

112

*)IPPTerkendala

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Seiring dengan rencana pembangunan PLTU dan rencana interkoneksi dengan sistem
Minahasa serta untuk menyalurkan daya dari pusat pembangkit ke pusat beban,
direncanakan pengembangan saluran tranmisi 150 kV sepanjang 646 kms dengan
biaya investasi sekitar US$ 57,5 juta sebagaimana ditampilkan pada tabel B8.4.
Peta rencana pengembangan transmisi 150 kV sistem Gorontalo sebagaimana
ditunjukkan pada gambar B8.2.

Berbahan bakar gas CNG

622

Tabel B.8-4. Pengembangan Transmisi 150 kV


No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang
(kms)

Anggaran
(jutaUSD)

COD

Isimu

Botupingge

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

90,0 8,01

2011

Isimu

Marisa

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

220,0 19,58

2011

Isimu

Buroko

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

76,0 6,76

2011

PLTUGorontaloEnergi(IPP)

Botupingge

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

16,0 1,42

2012

PLTUGorontalo(Perpres)

Inc.doublephiBurokoIsimu

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

14,0 1,25

2013

PLTUTLGMolotabu(IPP)

Botupingge

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

30,0 2,67

2014

Marisa

Moutong

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

180,0 16,02

2014

NewPLTG(Marisa)

Marisa

150kV

2cct,ACSR1x240mm2

20,0 1,78

2017

Jumlah

646,0 57,49

Gambar B8.2 Peta Rencana Pengembangan Sistem 150 kV Gorontalo

Pengembangan Gardu Induk


Sampai dengan tahun 2020 akan dibangun GI 150 kV termasuk perluasan dan
penambahan trafo tersebar di 7 lokasi dengan kapasitas keseluruhan 190 MVA dan
dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 19,4 juta seperti pada tabel B8.5. Dapat
dilihat bahwa semua proyek GI direncanakan akan selesai dalam waktu dekat.

623

Tabel B8.5 Pengembangan GI

Botupingge

150/20

Baru/
Extension
New

PLTUGorontalo

150/20

New

20

3,24

2011

Isimu

150/20

New

30

2,62

2011

Marisa

150/20

New

30

2,62

2011

Buroko

150/20

New

20

4,47

2011

Botupingge

150/20

Extension

30

1,90

2013

Isimu

150/20
Jumlah

Extension

1,90
30
190 19,38

2013

No

Tegangan
(kV)

GarduInduk

Daya
(MVA)
30

Anggaran
(jutaUSD)
2,62

2011

COD

Pengembangan Distribusi
Sampai dengan tahun 2020 direncanakan penambahan pelanggan baru sekitar 131
ribu sambungan. Khusus tahun 2011 akan disambung 26.000 pelanggan untuk
mencapai rasio elektrifkasi 60% pada tahun 2011, dan pada tahun-tahun selanjutnya
akan disambung rata-rata 11.600 pelanggan per tahun. Untuk mendukung rencana
tersebut, diperlukan pembangunan jaringan distribusi termasuk untuk melistriki daerah
perdesaan yaitu JTM sepanjang 702 kms, JTR sekitar 1.200 kms dan tambahan trafo
distribusi sekitar 90 MVA, seperti ditampilkan dalam tabel B8.6.
Tabel B8.6 Rincian Pengembangan Distribusi
JTM

JTR

Trafo

2011

kms
137.1

kms
250.1

MVA
21.3

2012

49.2

82.0

7.2

2013

52.2

86.9

7.6

9,661

2014

55.4

92.3

7.2

10,259

2015

58.6

97.7

7.2

10,861

2016

62.3

103.9

7.7

11,547

2017

66.0

109.9

7.7

12,222

2018

69.9

116.5

7.7

12,952

2019

73.7

122.9

8.3

13,663

2020
2011-2020

78.1

130.1

8.3

14,471

702.5

1,192.4

90.2

130,976

Tahun

624

Pelanggan
26,232
9,109

B8.4 Penyelesaian PLTU Gorontalo


Sebagaimana diketahui bahwa proyek PLTU Gorontalo 2x25 MW yang termasuk
bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap 1 ini
mengalami banyak hambatan antara lain masalah tanah dan kondisi site yang berbatu
sehingga penyelesaiannya tertunda dari semula ditargetkan 2011 menjadi mundur. Dari
perspektif kebutuhan sistem Gorontalo, keberhasilan proyek PLTU Gorontalo ini sangat
penting, mengingat kebutuhan listrik di Gorontalo cukup tinggi seiring dengan tingginya
pertumbuhan ekonomi Provinsi ini. Selain itu, pembangkit yang ada belum mampu
mencukupi seluruh kebutuhan calon pelanggan baru mengingat kondisinya masih paspasan dan biaya operasinya sangat mahal.
Mengingat penting dan strategisnya PLTU Gorontalo ini, diharapkan kendala-kendala
yang ada dapat segera diatasi sehingga proyek ini dapat diselesaikan secepatnya dan
dapat beroperasi memasok kebutuhan listrik di Gorontalo.

B8.5 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam tabel
B8.7.
Tabel B8.7 Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

2011

234.0

259.4

2012

261.1

289.2

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Pembangkit
Transmisi Anggaran
Puncak
GI (MVA)
(MW)
(kms)
(juta USD)
(MW)
57.1
52.9
130.0
386.0
53.0
58.7
27.0
16.0

2013

281.3

311.3

62.9

14.0

123.9

2014

302.9

334.9

67.3

210.0

21.8

2015

326.2

360.3

72.1

3.2

2016

352.6

389.2

77.6

2017

381.3

420.6

83.5

60.0

60.0

25.0

3.4

20.0

17.9

2018

412.5

454.7

89.8

3.8

2019

446.4

491.6

96.7

4.0

2020

483.1

531.7

104.2

4.2

646

292.4

112.0

Jumlah

625

190

LAMPIRAN B.9
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

B9.1 Kondisi kelistrikan saat ini


Sistem kelistrikan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini dipasok oleh pembangkitpembangkit yang terhubung ke sistem interkoneksi 150 kV dan 70 kV Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat (Sulselbar). Jumlah gardu induk eksisting di Sulsel adalah 28 buah
dengan kapasitas total 1.568 MVA termasuk trafo interbus IBT 150/70kV. Daya mampu
pembangkit yang ada adalah 617 MW, sedangkan beban puncak yang harus dilayani
sebesar 601 MW 5. Dengan demikian sistem kelstrikan Sulselbar beroperasi tanpa
cadangan. Kondisi tersebut membuat sistem Sulselbar kadang-kadaang mengalami
defisit daya pembangkit, sehingga terjadi pemadaman bergilir terutama pada saat
beban puncak selama musim kering. Kekurangan pembangit juga menyebabkan
penyambungan pelanggan baru belum dapat dilayani secara penuh.
Peta sistem kelistrikan Propinsi Sulsel dipelihatkan pada gambar B9.1.

Gambar B.1 Peta Sistem Kelistrikan Sulsel


5

sistem Sulselbar Oktober 2011

626

Mengenai sistem kelistrikan di pulau Selayar sepenuhnya dilayani PLTD BBM dengan
kapasitas pembangkit sekitar 6.5 MW namun daya mampu hanya 4,2 MW. Dengan
beban puncak sekitar 3.8 MW, sistem kelistrikan di pulau ini masih belum cukup andal.

B9.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulsel


Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan berada di tengah wilayah geografi
Indonesia dan merupakan pintu masuk bagi kawasan timur Indonesia (KTI), sehingga
Makassar memegang peran sangat strategis. Makassar telah tumbuh menjadi daerah
industri dan sekaligus sebagai pusat perdagangan untuk kawasan timur Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi regional Sulawesi Selatan jauh lebih tinggi daripada
pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional, yaitu mencapai 8,62% per tahun hingga
semester II tahun 20116. Pertumbuhan ekonomi tersebut perlu diimbangi dengan
penyediaan listrik yang terus bertambah agar pertumbuhan ekonomi dapat tetap
terjaga. Penjualan listrik PLN di Provinsi Sulawesi Selatan selama 5 tahun terakhir
tumbuh cukup tinggi, yaitu mencapai 8,9% per tahun. Pertumbuhan masih dapat
mencapai setinggi itu walaupun sebetulnya telah dilakukan pembatasan penjualan
karena keterbatasan pasokan daya listrk.
Berdasarkan realisasi penjualan listrik lima tahun terakhir termasuk banyaknya daftar
tunggu calon pelanggan potensial, dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi regional
serta penambahan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan listrik Provinsi Sulawesi
Selatan 2011 2020 diberikan pada table B9.1.
Tabel B9.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Penjualan
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

3.435
3.933
4.376
4.807
5.282
5.806
6.385
7.023
7.729
8.505

3.893
4.457
4.959
5.446
5.984
6.577
7.231
7.954
8.752
9.629

706
808
898
985
1.081
1.187
1.304
1.433
1.575
1.731

Growth

11,1%

11,1%

11,0%

Antara News, 26 Sept 2011

627

Jumlah
Pelanggan
1.354.637
1.408.751
1.472.590
1.544.365
1.622.631
1.705.085
1.794.077
1.884.983
1.980.098
2.083.609
5,0%

B9.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi
di Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan listrik dan
ketersediaan potensi energi primer setempat serta sebaran penduduknya.
Potensi Sumber Energi
Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai banyak sumber energi, terutama berupa tenaga
air yang dapat dikembangkan menjadi PLTA. Potensi tenaga air mencapai 1.836 MW
untuk dibangun PLTA dan 160 MW untuk menjadi PLTM. Selain itu terdapat potensi
gas alam di Kabupaten Wajo dengan cadangan terukur sebesar 470 BSCF. Di
beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan terdapat potensi batubara, namun jumlah
cadangan terukur hanya 37,3 juta ton 7.
Pengembangan Pembangkit
Demand kelistrikan di Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar berada di bagian
selatan, sehingga sebagian besar konsumen berada di selatan. Sebaliknya, potensi
energi primer (hidro dan gas) berada di bagian utara provinsi ini. Kondisi ini menjadi
persoalan tersendiri bagi penyediaan pembangkit listrik di Sulawesi Selatan, khususnya
menyangkut penyaluran tenaga listrik dari pembangkit-pembangkit di utara ke pusat
beban yang banyak berada di selatan. PLTA baru yang direncanakan untuk
memanfaatkan potensi tenaga air di utara adalah PLTA Bakaru-II, PLTA Malea dan
PLTA Bonto Batu.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang tumbuh cepat, direncanakan pembangunan
pembangkit lain di luar proyek PLTA sebagaimana tersebut diatas. Pembangkit baru
tersebut direncanakan lebih mendekati pusat beban di selatan, yaitu PLTU batubara di
Jeneponto dan Takalar, serta PLTG peaking di selatan.
Di Sulawesi Selatan terdapat proyek PLTU swasta (IPP) yang sedang konstruksi, yaitu
PLTU Bosowa di Jeneponto berkapasitas 2x100 MW 8. Direncanakan satu unit dari
PLTU ini akan beroperasi untuk memasuk sistem kelistrikan Sulselbar. Konstruksi PLTA
Poso masih mengalami hambatan, namun diharapkan pada tahun 2012 akan dapat
beroperasi. Untuk mengantisipasi keterlambatan proyek-proyek pembangkit dan untuk

Sumber: informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sulsel.

Selain itu ada PLTA Poso yang berlokasi di provinsi Sulteng juga memasok listrik ke provinsi Sulsel
sekitar 130 MW

628

lebih memastikan krisis daya di Sulsel dapat diatasi, PLN bermaksud akan menyewa
PLTU batubara berkapasitas 2x120 MW di Barru. Tambahan pembangkit baru di
Provinsi Sulsel hinga tahun 2020 mencapai sekitar 2.126 MW, dengan perincian seperti
ditampilkan pada tabel B9.2 berikut:
Tabel B9.2 Pengembangan Pembangkit di Prop Sulsel
No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

Mini Hydro 20 kV

PLN

PLTA

2011

On Going

Sulsel Barru (FTP 1)

PLN

PLTU

2x50

2012

On Going

Makassar (Peaking)

PLN

PLTG

50

2013

Rencana

Sulsel Baru (Peaking)

PLN

PLTG

2x50

2013

Rencana

Takalar (FTP2)

PLN

PLTU

2x100

2014/15

Rencana

Sulsel Baru (Peaking)

PLN

PLTG

50

2015

Rencana

Selayar (new)

PLN

PLTD

2x1

2015/18

Rencana

Sulsel - 2

PLN

PLTU

2x150

2018/19

Rencana

Sulsel - Barru (Ekspansi)

PLN

PLTU

2x100

2018/19

Rencana
Rencana

10

Bakaru II

PLN

PLTA

2x63

2019

11

Barru

Sewa

XPLTU

2x120

2013

Rencana

12

Mini Hydro 20 kV

Swasta

PLTA

10

2011

On Going

13

Sengkang, Op. Cycle - Unit 2

Swasta

PLTG

60

2012

On Going

14

Sulsel-1/Jeneponto Bosowa

Swasta

PLTU

2x100

2012

On Going

15

Mini Hydro 20 kV

Swasta

PLTA

2012

Rencana

16

Selayar (FTP 2)

Swasta

PLTGB

2012/13

Rencana

17

Sengkang-ST Unit 3 -> Comb. Cycle

Swasta

PLTGU

60

2013

On Going

18

Tamboli

Swasta

PLTM

2x4,8

2013

Rencana

19

Mini Hydro 20 kV

Swasta

PLTA

7,5

2013

Rencana

20

Sulsel-3 (Takalar)

Swasta

PLTU

2x100

2014/15

Rencana

21

Bontobatu (Buttu batu 1)

Swasta

PLTA

2x50

2016

Rencana

22

Malea

Swasta

PLTA

2x45

2016

Rencana

Total Kapasitas

2.126

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Posisi sumber energi primer, khususnya tenaga air dan gas, yang cukup jauh dari pusat
beban membuat pengembangan transmisi diarahkan pada penggunaan tegangan
150 kV. Secara keseluruhan transmisi yang akan dibangun hingga tahun 2020 adalah
sepanjang 1.340 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 170 juta. Ruas
transmisi yang akan direncanakan dapat dilihat pada tabel B9.3.

629

Tabel B9.3 Pembangunan Transmisi


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Dari
Sidrap
Maros(New)
Sengkang
PLTUPerpresBarru
TalloLama(UpratingCond)
Wotu
PLTUBosowaJeneponto
PLTUBosowaJeneponto
Sengkang
Siwa/Keera
TalloLama(loop)
Wotu
DayaBaru
PLTUTakalarPunaga
KIMAMakassar(New)
SYPLTABbatu/Enrekang
PLTAMalea
PLTABakaruII
Panakukangbaru/Antang(New)
Kajuara(New)
PLTUSewabarru

Ke

Tegangan

Maros(New)Ags2011operasi
SungguminasaAgs2011operasi
SidrapAgs2011operasi
Incomer2phi(barrupare)
Tello(UpratingCond)
Palopo
TIP.57
TIP.58
Siwa/Keera(New)
Palopo
Bontoala(loop)
Malili(New)
Inc.1phi(MarosSungguminasa)
TanjungBunga
Inc.1phi(PangkepTello)
Inc.2phi(MakaleSidrap)
Makale
Enrekang
Inc.1phi(MarosSungguminasa)
Inc.1phi(SInjaiBone)
Inc.2phi(SidrapMaros)

150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
275kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV

Panjang
(kms)
2cct,2xZebra
260,0
2cct,2xZebra
80,0
2cct,2xZebra
130,0
4cct,1xHawk
4,8
2cct,TACSR
14,0
2cct,1xZebra
210,0
2cct,2xZebra
12,0
2cct,2xZebra
12,0
2cct,2xHawk
140,0
2cct,2xHawk
180,0
2cct,UGC,XLPE,400mm 9,0
2cct,2xHawk
82,0
2cct,2xZebra
2,0
2cct,2xZebra
80,0
2cct,UGC,XLPE,400mm 2,0
2cct,1xHawk
2,0
2cct,Zebra
30,0
2cct,2xHawk
40,0
2cct,2xZebra
24,0
2cct,1xHawk
6,0
4cct,2xZebra
20,0
Konduktor

Jumlah

Anggaran
(jutaUSD)
25,61
7,88
12,81
0,43
0,78
47,27
1,18
1,18
17,17
22,07
2,75
10,06
0,20
7,88
0,61
0,18
2,67
4,91
2,36
0,53
1,78

COD
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2016
2016
2017
2018
2019
2019

1.340 170,29

Pengembangan Gardu Induk (GI)


Gardu induk baru yang akan dibangun berada di 9 lokasi dengan kapasitas total
420 MVA untuk kurun waktu 2011-2020. Penambahan gardu induk ini akan dapat
menampung penambahan pelanggan baru dan meningkatkan keandalan penyaluran.
Keberadaan gardu induk baru pada lokasi dimana PLTD berada dimaksudkan untuk
mengambil alih peran PLTD sebagai pasokan listrik utama, dan menggantinya dengan
pasokan dari sistem interkoneksi.
Penambahan kapasitas trafo GI hingga tahun 2020 adalah 2.630 MVA dengan biaya
investasi sekitar US$ 130 juta sebagaimana terdapat pada tabel B9.4.

630

Tabel B9.4 Pembangunan Gardu Induk


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67

GarduInduk

Tegangan

Mandai
70/20kV
TalloLama
150/20kV
Bontoala
150/20kV
Borongloe
70/20kV
Tallasa
150/20kV
Parepare
150/20kV
Bulukumba
150/20kV
Sinjai
150/20kV
Daya
70/20kV
Siwa/Keera(GIBaru)+2LB
150/20kV
Sengkang,ExtLB
150/20kV
TalloLama(loopBtoala),Ext2LB
150/20kV
Bontoala(loopT.Lama),Ext2LB
150/20kV
Pangkep
150/20kV
Bone
150/20kV
Jeneponto
150/20kV
Barru
150/20kV
Makale
150/20kV
PalopoIBT
275/150kV
Palopo+Ext2LB
150/20kV
Siwa,Ext2LB
150/20kV
Pinrang
150/20kV
Soppeng
150/20kV
Maros
150/20kV
Panakkukang
150/20kV
Wotu275/150kV(Baru)
275/150kV
Wotu(GIBaru)+2LB
150/20kV
Malili(GIBaru)+4LB
150/20kV
TanjungBunga,Ext2LB
150/20kV
DayaBaru(GIBaru)+2LB
150/20kV
Tello
150/20kV
TalloLama
150/20kV
KIMAMakassar(GIbaru)+2LB
150/20kV
Bontoala
150/20kV
Sidrap
150/20kV
Panakkukang
150/20kV
TanjungBunga
150/20kV
Borongloe
70/20kV
Sungguminasa
150/20kV
Pinrang
150/20kV
Bulukumba
150/20kV
SYPLTABontobatu/Enrekang(GIbaru)+2LB 150/20kV
Makale,Ext2LB
150/20kV
Sidrap,Ext2LB
150/20kV
Bone
150/20kV
Sinjai
150/20kV
Bakaru,Ext4LB
150/20kV
Pangkep
150/20kV
Tello
150/20kV
TalloLama
150/20kV
BontalaGISII(GIbaru)
150/20kV
Panakukangbaru/Antang(GIbaru)+2LB
150/20kV
ParePare
150/20kV
DayaBaru
150/20kV
Maros
150/20kV
Tallasa
150/20kV
Bone
150/20kV
Sidrap
150/20kV
KajuaraGINew+2LB
150/20kV
Kajuara
150/20kV
Malili
150/20kV
Panakukangbaru/Antang
150/20kV
TanjungBunga
150/20kV
Soppeng
150/20kV
Siwa/Keera
150/20kV
Jeneponto
150/20kV
Wotu
150/20kV

631

Daya
(MVA)
Extension
20
Extension
60
Extension
60
Extension
20
Extension
60
Extension
30
Extension
30
Extension
30
Extension
30
New
30
Extension
2LB
Extension
2LB
Extension
2LB
Extension
30
Extension
30
Extension
30
Extension
30
Extension
30
New
180
Extension
30
Extension
2LB
Extension
30
Extension
30
Extension
60
Extension
60
New
90
New
30
New
30
Extension
2LB
New
60
Extension
60
Extension
60
New
60
Extension
60
Extension
30
Extension
60
Extension
60
Extension
30
Extension
60
Extension
30
Extension
30
New
30
Extension
2LB
Extension
2LB
Extension
30
Extension
30
Extension
4LB
Extension
60
Extension
60
Extension
60
New
60
New
60
Extension
30
Extension
60
Extension
60
Extension
60
Extension
30
Extension
30
New
30
Extension
30
Extension
20
Extension
60
Extension
60
Extension
30
Extension
30
Extension
20
Extension
30
Jumlah 2,630

Baru/Extension

Anggaran
(jutaUSD)

2.10
2.10

2.10

1.39
1.39

2.62
1.23
1.23
1.23
1.39
1.39
1.39
1.39
1.39
14.45
2.62
1.23
1.39
1.39
2.10
2.10
4.86
2.62
3.85
1.23
3.34
2.10
2.10
3.34
2.10
1.39
2.10
2.10
1.26
2.10
1.39
1.39
2.62
1.23
1.23
1.39
1.39
2.47
2.10
2.10
2.10
2.10
3.34
1.39
2.10
2.10
2.10
1.39
1.39
2.62
1.39

2.10
2.10
1.39
1.39

1.39
130

COD
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2020
2020

Pengembangan Distribusi
Sampai dengan tahun 2020 diproyeksikan akan ada tambahan pelanggan baru
sebanyak 807 ribu pelanggan, atau rata-rata 81.000 pelanggan baru setiap tahun.
Penambahan pelanggan tersebut akan menyebabkan kenaikan beban puncak menjadi
2,5 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun dari 610 MW pada tahun 2010 menjadi sekitar
1.730 MW di tahun 2020.
Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan jaringan distribusi
tegangan menengah 5.417 kms, jaringan tegangan rendah 4.273 kms dan tambahan
kapasitas trafo distribusi 2.916 MVA, seperti dalam tabel B9.5.
Tabel B9.5 Rincian Pengembangan Distribusi
JTM

JTR

Trafo

2011

kms
275

kms
366

MVA
277

2012

190

254

192

54,114

2013

279

338

248

63,838

2014

319

312

252

71,776

2015

425

362

259

78,265

2016

545

415

283

82,455

2017

705

480

313

88,991

2018

709

519

333

90,906

2019

862

574

360

95,115

1,109

655

399

103,511

5,417

4,273

2,916

807,082

Tahun

2020
2011-2020

Pelanggan
78,110

B9.4 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah sebagaimana terdapat dalam
tabel B9.6.

632

Tabel B9.6 Rangkuman


Proyeksi Kebutuhan
Tahun

2011

Sales
(GWh)
3,435

Produksi
(GWh)
3,893

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Pembangkit
Transmisi Anggaran
Puncak
GI (MVA)
(MW)
(kms)
(juta USD)
(MW)
147.0
706
18
310
699
517.9
808
369
420
24

2012

3,933

4,457

2013

4,376

4,959

898

471

330

411

383.6

2014

4,807

5,446

985

200

180

82

313.5

2015

5,282

5,984

1,081

251

150

331.7

2016

5,806

6,577

1,187

190

300

32

322.7

2017

6,385

7,231

1,304

60

40

32.7

2018

7,023

7,954

1,433

251

330

24

393.7

2019

7,729

8,752

1,575

376

320

26

582.1

2020

8,505
9,629
Jumlah

1,731

230

40.3

2,126

2,630

1,340

3,065.1

633

LAMPIRAN B.10
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

B10.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi Sulawesi Tenggara hingga akhir tahun 2010 pada
dasarnya dipasok oleh PLTD dan PLTM dengan jaringan 20 kV. Selian itu terdapat
beberapa sistem kelistrikan PLTD yang beroperasi secara isolated untuk melayani
beban setempat. Kapasitas terpasang pembangkit yang masuk ke sistem 20 kV adalah
169 MW dengan daya mampu sekitar 94 MW di luar sistem-sistem isolated. Beban
puncak keseluruhan sistem kelistrikan (non coincident) di Provinsi Sulawesi Tenggara
pada bulan Oktober 2011 adalah 84,5 MW.
Peta kelistrikan saat ini dan rencana pengembangan sistem kelistrikan Sulawesi
Tenggara ditunjukkan pada Gambar B10.1.

Cab. Kendari

Cab. Baubau

Gambar B10.1 Peta sistem kelistrikan Prov Sulawesi Tenggara

Rincian pembangkit terpasang pada sistem interkoneksi 20 KV seperti ditunjukkan pada


tabel B10.1.

634

Tabel B10.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang *)


No

Pembangkit

Jenis
Pembangkit

BahanBakar

Kapasitas(MW)
Pemilik

Terpasang

Mampu

1
2
3
4
5
6
7

KENDARI
PLTDWuawua
PLTDPoasia
PLTDLambuya
PerusdaLambuya
SewaLambuya
SewaPLTDKendari
PLTUNiiTanasa

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU

HSD&MFO
MFO
HSD
HSD
HSD
HSD
Coal

PLN
PLN
PLN
Swasta
Sewa
Swasta
PLN

23,9
14,3
5,4
5,1
5,0
36,3
20,0
110,1

10,5
2,3
1,7
2,1
5,0
33,0

54,6

7
8
9

KOLAKA
PLTDKolaka
PLTDSewaKolaka
PLTMSambilambo

PLTD
PLTD
PLTM

HSD
HSD
Air

PLN
Sewa
PLN

9,8
7,0
2,0
18,8

5,9
5,7
1,0
12,6

RAHA
10 PLTDRaha
11 SewaPLTDRaha

PLTD
PLTD

HSD
HSD

PLN
Swasta

7,5
3,0
10,5

3,1
3,0
6,1

BAUBAU
12 PLTDBau
13 PLTMWinning
14 SewaPLTDBauBau

PLTD
PLTM
PLTD

HSD

HSD

PLN
PLN
Swasta

10,7
1,6
13,0
25,3

5,0
0,8
12,4
18,2

WANGIWANGI
15 PLTDWangiwangi
15 SewaPLTD

PLTD

HSD

PLN

2,6
2,0
4,6
169,2

1,4
1,6
3,0
94,4

Jumlah
*)Belumtermasuksistemkecilisolated

B10.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulawesi Tenggara


Kendari, Kolaka, Bau-Bau dan Wangi-Wangi adalah kota-kota utama di Sulawesi
Tenggara yang berkembang cukup pesat, namun pasokan listriknya belum sepenuhnya
mencukupi kebutuhan mayarakat yang terus meningkat. Kendari sebagai ibukota
Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kolaka sebagai ibukota kabupaten Kolaka dalam dua
tahun terakhir mengalami defisit daya dan secara berangsur telah dapat ditingkatkan
kemampuan pasokan listriknya dengan sewa PLTD sambil menunggu penyelesaian
proyek PLTU yang sedang dibangun. Akibatnya terjadi penumpukan permintaan
sambungan listrik dan potensi kebutuhan listrik di kedua daerah tersebut lebih tinggi
dari daerah lainnya.
Sedangkan Wangiwangi, kota Baubau dan Raha pasokan listriknya dalam dua tahun
terakhir masih mencukupi. Kota Wangiwangi merupakan pintu masuk ke kepulauan
635

Wakatobi, dimana terdapat obyek wisata Taman Nasional Laut Wakatobi yang sangat
terkenal dan telah berkembang cukup pesat. Kebutuhan listriknya terus meningkat
seiring dengan perkembangan kota-kota tersebut.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara selama tahun 20062010 sangat
tinggi, yaitu mencapai rata-rata 8,8% per tahun. Sejalan dengan itu pertumbuhan
pemakaian energi listrik dalam periode yang sama meningkat rata-rata 8,9% per tahun.
Peningkatan pemakaian listrik tersebut termasuk tinggi, mengingat pada saat itu
penjualan listrik sebetulnya masih dikendalikan karena keterbatasan pasokan daya.
Apabila pasokan listrik tersedia dalam jumlah yang cukup, diperkirakan tingkat
pertumbuhan konsumsi listrik akan lebih tinggi lagi.
Rasio elektrifikasi di Provinsi Sulawesi Tenggara saat ini masih sekitar 51%, sehingga
potensi pelanggan baru masih banyak.

Berdasarkan pertumbuhan penjualan listrik dalam lima tahun terakhir, dan dengan
mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, adanya daftar tunggu yang
cukup besar, penambahan jumlah penduduk, maka kebutuhan listrik di Provinsi
Sulawesi Tenggara akan tumbuh seperti pada tabel B10.2. Beban puncak di Sulawesi
Tenggara akan meningkat dari 105 MW pada tahun 2010 menjadi 304 MW di tahun
2020. Demikian pula pemakaian listrik pada tahun 2010 sebesar 387 GWh akan
meningkat menjadi 1.240 GWh pada tahun 2020, atau tumbuh 12,3% per tahun.
Tabel B10.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth

Penjualan
(GWh)
486,2
608,5
687,5
745,5
809,3
879,7
957,1
1.042,5
1.136,7
1.240,1
12,3%

Produksi
(GWh)
551,5
690,2
779,8
845,4
917,7
997,3
1.085,0
1.181,7
1.288,3
1.405,3
12,3%

636

Beban
Puncak
(MW)
130,5
161,7
180,9
194,1
208,7
224,5
241,8
260,8
281,5
304,0
11,2%

Jumlah
Pelanggan
294.452
309.806
330.774
348.582
369.806
393.878
420.247
448.961
480.046
513.494
9,1%

B10.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Potensi Sumber Energi
Di Propinsi Sulawesi Tenggara terdapat banyak potensi sumber energi, terutama
tenaga air dengan potensi PLTA sekitar 266 MW dan potensi PLTM sebesar 17 MW.
Selain potensi tenaga air, juga terdapat potensi panas bumi walaupun tidak besar, yaitu
di Laenia di Kendari dan Mangolo di Kolaka. Dari potensi energi terbarukan tersebut
PLN berencana membangun PLTA Konawe berkapasitas 50 MW untuk memenuhi
kebutuhan sistem interkoneksi 150 kV Kolaka Kendari Raha dan beberapa PLTM.
Rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi dalam rangka memenuhi
kebutuhan tenaga listrik di Propinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut.
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga tahun 2020, di Provinsi Sulawesi Tenggara
diperlukan tambahan pembangkit baru sekitar 300 MW yang akan terhubung ke grid
150 kV, dan juga terhubung ke jaringan 20 kV. Salah satu pembangkit yang cukup
besar adalah PLTU batubara Kendari 2x25 MW (salah satu proyek FTP2 oleh IPP) dan
diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2014. Kebutuhan batubara untuk PLTU ini
akan dipasok dari luar Provinsi.
Rencana penambahan pembangkit selengkapnya dapat dilihat pada tabel B10.3.
Tabel B10.3 Pengembangan Pembangkit
No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS
On Going

Rongi

PLN

PLTM

2x0,4

2011

Sabilambo

PLN

PLTM

2x1

2011

On Going

Kendari - Nii Tanasa (FTP1)

PLN

PLTU

2x10

2011/12

On Going

Lapai-1

PLN

PLTM

2x2

2012

Rencana

Lapai-2

PLN

PLTM

2x2

2012

Rencana

Riorita

PLN

PLTM

2x0,5

2012

Rencana

Toaha

PLN

PLTM

2x0,5

2012

Rencana

Raha (FTP 2)

PLN

PLTU

2x3

2013

Rencana

Kendari - Nii Tanasa (Ekspansi)

PLN

PLTU

10

2013

Rencana

10

Wangi-Wangi (FTP 2)

PLN

PLTU

2x3

2013/14

Rencana

11

Wangi-Wangi (Relokasi)

PLN

PLTD

2x2

2013/19

Rencana

12

Tamboli

PLN

PLTM

2x4,6

2013

Rencana

13

Bau-Bau (FTP2)

PLN

PLTU

2x10

2014

Rencana

14

Raha (Relokasi)

PLN

PLTD

2015

Rencana

15

Konawe

PLN

PLTA

2x25

2016/17

Rencana

16

Watunohu-1

PLN

PLTA

2x28

2018/19

Rencana

17

Bau-Bau

Swasta

PLTU

2x7

2013

Rencana

18

Kendari (FTP2)

Swasta

PLTU

2x25

2014

Rencana

19

Kolaka (FTP2)

Swasta

PLTU

2x10

2014

Rencana

20

Lainea

Swasta

PLTP

2x10

2017

Rencana

Total Kapasitas

301

637

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Pembangunan transmisi di Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai pada tahun 2010, yaitu
dari PLTU Nii Tanasa 2x10 MW (salah satu proyek FTP1) ke kota Kendari dengan
transmisi 70 kV. Selanjutnya pada tahun 2013 akan dibangun transmisi 150 kV dari
Kendari ke Unaaha, Kolaka, Lasusua sampai Malili, dan dari Kendari ke Raha.
Pembangunan transmisi ini akan menghubungkan sistem Sulselbar dengan sistem
Sulawesi Tenggara. Keseluruhan panjang transmisi yang akan dibangun adalah
1.396 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 161 juta sebagaimana
terdapat dalam tabel B10.4.
Tabel B10.4 Pembangunan Transmisi
Anggaran
(jutaUSD)

COD

2cct,Ostrich

24,0 1,89

2011

2cct,2xHawk

290,0 35,56

2013

150kV

2cct,2xHawk

232,0 28,45

150kV

2cct,2xHawk

150,0 18,39

2013
2013

150kV

2cct,1xHawk

20,0 1,78

150kV

2cct,2xHawk

110,0 13,49

150kV

2cct,1xHawk

220,0 19,58

150kV

2cct,KabelLaut

10,0 10,68

150kV

2cct,1xHawk

10,0 0,89

150kV

2cct,1xHawk

170,0 15,13

Dari

PLTUNiiTanasa(FTP1)

Mandonga/Kendari

70kV

Malili(New)

Lasusua(New)

150kV

Lasusua(New)
Kolaka(New)

Kolaka(New)
Unahaa(New)

PLTUKolaka(FTP2)
Unahaa(New)

Kolaka
Kendari(New)

Kendari(new)
Kendari(new)

Raha(new)
Raha(new)KabelLaut

PLTUKendari(FTP2)
Raha(new)

Inc.2phi(KendariRaha)
BauBau(New)

PLTAKonawe
PLTAWatunohu1

Unahaa(New)
Lasusua(New)

150kV

2cct,2xHawk

80,0 9,81

150kV

2cct,2xHawk

80,0 9,81

4
5
6
7
8
9
10
11
12

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang
(kms)

No

Jumlah

2013
2013
2014
2014
2014
2014
2016
2018

1.396,0 165,47

Pengembangan Gardu Induk


Antara tahun 2011 dan 2013 akan dilaksanakan pembangunan gardu Induk baru
150/20 kV dan 70/20 kV termasuk penambahan kapasitas trafo, dengan kapasitas total
543 MVA di Lasusua, Kolaka, Unaaha, Kendari, Baubau dan Raha. Proyek tersebut
akan memerlukan dana investasi sekitar US$ 34 juta, seperti yang ditampilkan dalam
tabel B10.5.

638

Tabel B10.5 Pembangunan Gardu Induk


No
1
2
3
4
5
6
7
8
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16

GarduInduk
Kendari
NiiTanasa
Kolaka(GIBaru)+2LB
Kendari(GIBaru150kV)+2LB
Lasusua(GIBaru)+4LB
Kolaka,Ext4LB
Unahaa(GIBaru)+4LB
Unaaha
Kendari,Ext4LB
KendariIBT2x31,5MVA
Raha(GIBaru)2LB
Kolaka
Raha
BauBau
Raha
Kendari
Unahaa
NiiTanasa

Tegangan
70/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/70kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV

Baru/Extension
Extension
Extension
New
New
New
Extension
New
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Jumlah

Daya
(MVA)

Anggaran
(jutaUSD)

30
10
30
30
30
4LB
30
30
4LB
63
30
30
30
30
30
60
60
20
543

1,26

2,62
2,62
3,85
2,47
3,85
1,39
2,47

2,62
1,39
1,39
2,62
1,39
2,10
2,10

34,13

COD
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2016
2017
2018

Pengembangan Jaringan Distribusi


Untuk memenuhi kebutuhan listrik Propinsi Sulawesi Tenggara hingga tahun 2020,
direncanakan penambahan pelanggan baru sekitar 300 ribu pelanggan. Khusus untuk
tahun 2011 akan disambung 80.000 pelanggan baru untuk mencapai rasio elektrifikasi
60% pada tahun 2011, untuk periode selanjutnya akan disambung rata-rata 24.000
pelanggan baru setiap tahunnya. Untuk menunjang penambahan pelanggan tersebut,
diperlukan pembangunan jaringan distribusi termasuk untuk melayani perdesaan, yaitu
JTM sepanjang 3.251 kms, JTR sekitar 2.753 kms dan trafo distribusi sebesar 592
MVA, seperti ditampilkan dalam tabel B10.6.

639

Tabel B10.6 Rincian Pengembangan Distribusi


JTM

JTR

Trafo

2011

kms
323.4

kms
300.8

MVA
158.4

2012

144.3

160.3

30.4

15,353

2013

162.3

171.6

41.5

20,969

2014

280.5

281.4

35.3

17,807

2015

294.4

288.1

42.0

21,224

2016

310.0

295.1

47.7

24,072

2017

330.8

303.7

52.2

26,369

2018

444.3

309.0

56.9

28,714

2019

464.3

316.3

61.6

31,084

2020
2011-2020

496.3

327.1

66.2

33,448

3,250.7

2,753.3

592.2

299,035

Tahun

Pelanggan
79,994

B10.4 Pengembangan Interkoneksi Kendari-Pulau Muna dan Buton


Jaringan transmisi 70 kV yang pertama kali dioperasikan di Kendari adalah ruas dari
PLTU Kendari (FTP1) menuju ke kota Kendari pada tahun 2010. Adanya pembangkit
baru dan transmisi tersebut akan melayani kebutuhan listrik di Kendari yang selama ini
tertahan. Selain itu, direncanakan pengembangan sistem transmisi 150 kV Sultra untuk
menjangkau beban isolated sehingga akan terhubung ke grid Sultra.
Untuk dapat menjangkau pulau-pulau di sekitar daratan Kendari, sedang dilakukan
kajian untuk pertama-tama menginterkoneksi kota Raha di pulau Muna dan Baubau di
pulau Buton dengan SUTT dan sebagian kecil kabel laut 150 kV, selanjutnya akan
dibuat interkoneksi pulau Muna ke sistem Kendari. Interkoneksi dengan kabel laut ini
akan dilakukan apabila sesuai hasil kajian bahwa proyek layak secara teknis dan
ekonomis.

B10.5 Rangkuman
Rangkuman proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan dana investasi propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 - 2020 adalah seperti
pada tabel B10.7.

640

Tabel B10.7 Rangkuman


Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Pembangkit
Transmisi Anggaran
Puncak
GI (MVA)
(MW)
(kms)
(juta USD)
(MW)

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

2011

486.2

551.5

130

12.8

40

24

102.3

2012

608.5

690.2

162

20.0

60

88.2

2013

687.5

779.8

181

44.2

183

802

131.9

2014

745.5

845.4

194

93.0

120

410

228.8

2015

809.3

917.7

209

3.0

28.6

2016

879.7

997.3

225

25.0

60

80

46.4

2017

957.1

1085.0

242

45.0

60

124.9

2018

1042.5

1181.7

261

28.0

20

80

50.5

2019

1136.7

1288.3

281

30.0

84.2

2020

1240.1

1405.3

304

24.7

1,396

910.3

Jumlah

301.0

641

543

LAMPIRAN B.11
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI BARAT
B11.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini
Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Sulawesi Barat saat ini dipasok dari 3 gardu induk
150 kV, yaitu Polmas, Majene dan Mamuju yang terinterkoneksi dengan sistem
Sulawesi Selatan. Gardu induk tersebut mendapat pasokan dari pembangkitpembangkit yang ada di sistem kelistrikan interkoneksi Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Barat (Sulselbar). Selain itu terdapat pembangkit skala kecil yang beroperasi pada
sistem isolated untuk kebutuhan setempat. Peta kelistrikan saat ini dan rencana
pengembangannya di Provinsi Sulawesi Barat dapat dilihat pada gambar B11.1.

Gambar B11.1. Peta kelistrikan Provinsi Sulawesi Barat

Kapasitas ketiga gardu induk tersebut saat ini adalah 60 MVA. Sistem isolated yang
belum tersambung ke grid masih dipasok dari PLTD. Beban puncak seluruh propinsi
Sulbar adalah 30 MW. Adapun pembangkit yang beroperasi secara isolated pada saat
ini diberikan pada tabel B11.1.

642

Tabel B11.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang


No

Pembangkit

Kapasitas(MW)

Jenis
Pembangkit

Bahan
Bakar

Pemilik

Terpasang

Mampu

Grid20kVSist.
SULSELBAR
1

PLTDMamuju

PLTD

HSD

PLN

1,474

1,420

2
3
4
5
6

PLTDISOLATED
PLTDMambi
PLTDBabana
PLTDTopoyo
PLTDKarossa
PLTDBaras

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

HSD
HSD
HSD
HSD
HSD

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

0,240
0,04
0,200
0,53
0,820

0,220
0,04
0,110
0,42
0,490

PLTDPasangkayu

PLTD

HSD

PLN

2,82

2,01

PLTDsarjo

PLTD

HSD

PLN

0,140
4,79

0,123
3,41

6,26

4,83

JUMLAH

B11.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulbar


Provinsi Sulawesi Barat yang dibentuk pada tahun 2003 dengan Mamuju sebagai
ibukotanya merupakan daerah yang sedang berkembang. Rasio elektrifikasi baru
sekitar 51%, sehingga masih terdapat banyak calon pelanggan rumah tangga yang
membutuhkan pasokan listrik. Kondisi ini akan diikuti oleh tumbuhnya konsumen bisnis.
Kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi Barat tahun 20062010 tumbuh rata-rata 9,6%
per tahun, walaupun telah dilakukan pengendalian penyambungan baru karena
keterbatasan daya pembangkit. Sedangkan dalam periode yang sama, pertumbuhan
ekonomi meningkat rata-rata 8,8 % per tahun.
Dari pertumbuhan konsumsi listrik dalam lima tahun terakhir, dan memperhatikan
potensi pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk serta
peningkatan rasio elektrifikasi, proyeksi kebutuhan listrik tahun 20112020 diberikan
pada tabel B11.2.

643

Tabel B11.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Propinsi Sulawesi Barat


Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Penjualan
(GWh)
138,7
165,2
196,7
227,6
250,8
275,7
302,5
331,4
362,4
395,8

Growth (%)

12,7%

Produksi Beban Puncak


(MW)
(GWh)
162,0
33,3
193,0
39,6
229,8
47,2
265,8
54,5
292,9
60,0
322,0
66,1
353,3
72,4
386,9
79,1
423,1
86,7
462,0
94,6
12,6%

12,6%

Jumlah
Pelanggan
109.590
121.099
133.013
145.856
156.372
167.747
180.059
193.390
207.834
223.490
8,3%

B11.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Potensi Energi Primer
Provinsi Sulawesi Barat dengan kondisi alamnya yang bergunung-gunung menyimpan
potensi tenaga air yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi PLTA hingga
sekitar 1000 MW.
Pengembangan Pembangkit
Memperhatikan besarnya potensi tenaga air di Sulawesi Barat, prioritas pertama dalam
mengembangkan pembangkit adalah membangun PLTA, namun pembangunan PLTA
tersebut perlu didukung oleh studi kelayakan yang baik.
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, di Provinsi Sulawesi Barat
direncanakan akan dibangun pembangkit 167 MW yang akan masuk ke grid 150 kV
sistem Sulselbar. Pembangkit tersebut adalah PLTU 2x25 MW (salah satu proyek
FTP2) yang akan dibangun oleh swasta, dan PLTA Poko 117 MW yang akan
dikembangkan oleh PLN sebagaimana ditunjukkan pada tabel B11.3. Apabila tambahan
pembangkit baru 167 MW tersebut selesai beroperasi dan mengingat beban puncak
Provinsi Sulbar pada saat itu sekitar 95 MW, maka Provinsi Sulbar akan memasok
kelebihan daya ke sistem interkoneksi Sulselbar.

644

Selain itu terdapat potensi PLTA di sungai Karama yang sangat besar, yaitu mencapai
450 MW, dan saat ini sedang dibuat studi kelayakanya oleh perusahaan swasta
bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat. Proyek PLTA ini merupakan
sebuah proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) unsolicited. Apabila hasil studi
kelayakan menyatakan proyek ini layak dibangun dan sesuai dengan kebutuhan sistem
tenaga listrik, maka proyek ini akan dimasukkan dalam RUPTL perioda berikutnya.
Tabel B11.3 Pengembangan Pembangkit
No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

Mamuju (FTP2)

Swasta

PLTU

2x25

2015

Rencana

Poko

PLN

PLTA

117

2020

Rencana

Total Kapasitas

167

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Pada Provinsi Sulawei Barat direncanakan pembangunan transmisi 150 kV dari Silae
ke Pasang Kayu ke Mamuju sepanjang 540 kms dan 150 kV dari PLTA Poko ke Bakaru
sepanjang 40 kms, dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 68 juta sebagaimana
ditunjukkan pada tabel B11.4.
Tabel B11.4 Rencana Pembangunan Transmisi 150 kV
No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang
(kms)

Anggaran
(jutaUSD)

COD

Pasangkayu

Silae

150kV

2cct,1xHAWK

90 11,0

2014

PLTUMamuju(FTP2)

Mamuju

150kV

2cct,1xHAWK

50 4,5

2014

Pasangkayu

Mamuju

150kV

2cct,1xHAWK

400 49,1

2018

PLTAPoko

Bakaru

150kV

2cct,1xHAWK

40 3,6

2019

Jumlah

580 68,1

Pengembangan Gardu Induk


Pada tahun 2014 direncanakan pembangunan gardu induk baru 150 kV di Pasangkayu
dengan kapasitas 20 MVA yang terhubung ke GI Silae di kota Palu Sulawesi Tengah

645

sebagaimana ditunjukkan pada tabel B11.5. Selain itu trafo di GI eksisting akan
ditambah sebesar 90 MVA seperti pada tabel tersebut.

Tabel B11.5 Pembangunan Gardu Induk

GarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension

Polmas

150/20kV

Majene

3
4

No

Extension

Kapasitas Anggaran
(MVA)
(jutaUSD)
30 1,39

2011

150/20kV

Extension

30 1,39

2011

Pasangkayu

150/20kV

New

20 2,38

2014

Mamuju

150/20kV

Extension

30 1,39

2014

Jumlah

COD

110 6,5

Pengembangan Distribusi
Hingga tahun 2020 akan dilakukan penambahan sambungan baru sekitar 122 ribu
pelanggan, atau rata-rata 12.200 pelanggan setiap tahunnya. Akibatnya beban puncak
pada 2020 akan menjadi sekitar 3,3 kali lipat dibanding beban puncak tahun 2010, yaitu
naik dari 29 MW menjadi 95 MW pada tahun 2020.
Jaringan distribusi yang akan dibangun, termasuk untuk melistriki perdesaan, terdiri dari
JTM sepanjang 1.305 kms, JTR sekitar 1.363 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 400 MVA seperti diberikan pada Tabel B11.6.

Tabel B11.6 Rincian Pengembangan Distribusi


JTM

JTR

Trafo

2011

kms
138.1

kms
138.4

MVA
38.8

2012

63.7

123.0

44.4

11,509

2013

119.2

127.3

37.6

11,914

2014

124.8

131.0

36.3

12,843

2015

129.1

133.6

37.2

10,516

2016

133.9

136.2

38.4

11,375

2017

140.3

139.5

39.9

12,312

2018

144.5

141.5

40.9

13,332

2019

150.7

144.3

42.3

14,444

2020
2011-2020

160.6

148.4

44.3

15,657

1,304.9

1,363.0

400.2

122,374

Tahun

646

Pelanggan
8,474

B11.4 Ringkasan
Ringkasan prakiraan kebutuhan tenaga listrik, rencana pembangunan fasilitas sistem
kelistrikan dan kebutuhan investasi di Provinsi Sulawesi Barat sampai dengan tahun
2020 sebagaimana terdapat dalam tabel B11.7.
Tabel B11.7 Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Pembangkit
Transmisi Anggaran
Puncak
GI (MVA)
(MW)
(kms)
(juta USD)
(MW)

2011

138.7

162.0

33.3

6.39

2012

165.2

193.0

39.6

3.27

2013

196.7

229.8

47.2

3.51

2014

227.6

265.8

54.5

2015

250.8

292.9

60.0

2016

275.7

322.0

66.1

2017

302.5

353.3

72.4

60

50
50
500

140

22.81

91.54

3.68

30.84

2018

331.4

386.9

79.1

400

53.02

2019

362.4

423.1

86.7

40

7.73

2020

395.8
462.0
Jumlah

94.6

176.85

580

399.64

117
167

647

610

LAMPIRAN B.12
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI MALUKU
B12.1 Kondisi Saat Ini
Sistem kelistrikan di Provinsi Maluku saat ini terdiri dari 8 sistem kelistrikan, adapun
sistem yang cukup besar adalah sistem Ambon, Masohi, Kairatu-Piru, Namlea-Mako,
Saparua, Tual, Dobo, dan Saumlaki. Selain itu terdapat 40 pusat pembangkit kecil
tersebar.
Beban puncak total non coincident seluruh Provinsi Maluku sekitar 83,5 MW, dipasok
dari pembangkit-pembangkit PLTD tersebar yang terhubung langsung ke sistem
distribusi 20 kV pada masing-masing sistem kelistrikan di setiap pulau seperti
ditunjukkan pada gambar B12.1.

Gambar 1. Peta Lokasi Pembangkit di Provinsi Maluku

Sistem kelistrikan terbesar di Provinsi Maluku adalah sistem Ambon, dimana sistem ini
memiliki jumlah pasokan pembangkit 80,24 MW termasuk PLTD sewa, dengan daya
mampu sekitar 41,8 MW dan beban puncak 40 MW.
648

Tabel B.12-1. Kapasitas Pembangkit Terpasang


No

SistemIsolated

SistemAmbon
1.HativeKecil
2.Poka
3.SewaMesin
TOTAL
SistemMasohi
1.Masohi
2.Liang
3.Waipia
4.SewaMesin
TOTAL
SistemKairatuPiru
1.Kairatu
2.SewaMesin
3.Piru
TOTAL
SistemNamleaMako
1.Namlea
2.Mako
3.SewaMesin
TOTAL
SistemSaparua
Saparua
SistemTual
1.Langgur
2.SewaMesin
TOTAL
SistemSaumlaki
1.Saumlaki
2.SewaMesin
TOTAL
Dobo
1.Dobo
2.SewaMesin

II

III

IV

V
VI

II

VIII

Jenis
Pembangkit

Kapasitas[MW]
Terpasang DayaMampu

BebanPuncak
[MW]

PLTD
PLTD
PLTD

21,5
33,6
25,2
80,2

6,2
14,3
21,3
41,8 40,0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

7,0
0,9
0,8
3,2
11,9

2,7
0,5
0.34
2,1
5,3 5,1

PLTD
PLTD
PLTD

3,8
3,2
3,1
10,1

1,6
3,1
1,8 1,7
65,5 1,7

PLTD
PLTD
PLTD

5,3
2,6
2,2
10,0

1,4
1,1
2,1
4,6 4,1

PLTD

3,7 1,5 1,5

PLTD
PLTD

7,6 4,7
2,4 2,2
10,0 6,9 5,9

PLTD
PLTD

3,8 1,5
2,0 1,5
5,8 3,0 2,0

PLTD
PLTD

3,5 2,2
2,0 1,5

TOTAL

5,5 3,7 1,9

B12.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kota Ambon mempunyai populasi terbesar di Provinsi Maluku dan memiliki pelanggan
komersial dalam jumlah yang cukup besar. Kebutuhan listrik diserap oleh konsumen
rumah tangga (93,32%), komersial (3,75%), publik (2,9%) dan industri (0,02%).
Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan jumlah
penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan
listrik tahun 2011 2020 diperlihatkan pada tabel B12.2.
649

Tabel B12.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Penjualan
(GWh)
315,6
342,5
371,3
402,1
434,9
470,9
509,7
551,6
596,5
644,7

Growth (%)

Produksi Beban Puncak


(MW)
(GWh)
365,7
77,6
396,5
84,0
429,5
90,8
464,7
98,0
502,3
105,8
543,3
114,2
587,7
123,3
635,4
133,1
686,6
143,5
741,5
154,7

8,3%

8,2%

8,0%

Jumlah
Pelanggan
230.760
243.639
255.872
267.473
279.601
293.289
307.649
322.716
338.524
355.110
5,8%

B12.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi
di provinsi Maluku dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi
primer setempat sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi yang tersedia di Maluku untuk pembangkit listrik terbatas pada sumbersumber hydro yang berada di Pulau Seram dan Pulau Buru serta panas bumi di Pulau
Ambon dan Pulau Haruku.
Saat ini pengeboran sumur eksplorasi panas bumi di Pulau Ambon telah selesai
dilaksanakan untuk rencana pembangunan PLTP Tulehu 2x10 MW. Sedangkan PLTP
Haruku masih dalam tahap survey. Selain itu potensi hidro di Seram cukup besar, bisa
mencapai 100 MW lebih, namun sebagian berada di kawasan hutan konservasi
sehingga ada hambatan untuk dikembangkan menjadi PLTA.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 akan dapat dipenuhi dengan
mengembangkan pembangkit di Maluku berkapasitas total sekitar 192 MW, termasuk
rencana PLTA Wai Tala 60 MW seperti ditampilkan pada tabel B12.3. Pengembangan
PLTA Wai Tala, akan didahului dengan studi kelayakan dan studi dasar laut mengingat
daya yang dihasilkan akan dievakuasi ke Ambon menggunakan kabel laut 70 kV.

650

Tabel B12.3 Pengembangan Pembangkit


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

PROYEK
Waai (FTP1)
Saparua (Peaking)
Buru (KPI)
Wae Mala
Ruwapa
Tene
Makariki
Langgur
Haruku
Nua (Masohi)
Tulehu (FTP2)
Waai (Ekspansi)
Tual (Peaking)
Wai Tala
Wai Tala
Isal
Isal
Tual
Wai Nibe
Mala-2
Wai Tina

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

PLTU
PLTD
PLTGB
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTGB
PLTD
PLTM
PLTP
PLTU
PLTD
PLTA
PLTA
PLTM
PLTM
PLTGB
PLTM
PLTM
PLTM

2x15
0,5
6
2
1,2
4
4
6
3
6
2x10
15
3x2
13,5
40,5
2x1
3x2
2x4
4x1,25
6
2x4

2012/13
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014/15
2015
2016/18/19
2017
2018
2014/15
2018/19/20
2013
2013/14/16/17
2014
2014/15

On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

Total Kapasitas

192,7

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan pembangkit PLTA dan PLTP yang jauh dari pusat
beban dan pengembangan PLTU batubara skala kecil tersebar di beberapa lokasi,
perlu dibangun jaringan transmis 70 kV sepanjang 524 kms untuk menyalurkan energi
listrik ke pusat beban.
Pembangunan kabel laut Ambon-Seram 70 kV terkait dengan pembangunan PLTA Tala
60 MW akan dilaksanakan setelah dilakukan studi dasar laut. Sedangan transmisi yang
akan dibangun di pulau Seram akan digunakan untuk evakuasi daya dari beberapa
PLTM ke pusat beban.
Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun transmisi tersebut sekitar US$
54,4 juta seperti ditampilkan dalam tabel B12.4.

651

Tabel B12.4 Pembangunan SUTT 70 kV


No

Dari

Ke

1
2
3
4

PLTUWaai
PLTUWaai
GIPasso
PLTPTulehu

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

GIPasso
PLTUPiru
GIMasohi
PLTPTulehu
LandingPointHaruku1
LandingPointHaruku1
GIHaruku
LandingPointHaruku2
LandingPointSeram
PLTATala

70kV
70kV
70kV

1cct,1xHAWK
1cct,1xHAWK
1cct,1xHAWK

Panjang Anggaran
(kms)
(jutaUSD)
18,0 1,57
30,0 2,62
12,0 1,05

70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV

1cct,1xHAWK
2cct,1xHAWK
2cct,1xHAWK
2cct,1xHAWK
2cct,1xHAWK
kabellaut,2cct
2cct,1xHAWK
2cct,1xHAWK
kabellaut,2cct
2cct,1xHAWK

12,0
26,0
92,0
210,0
6,0
10,0
2,0
26,0
14,0
36,0

0,52
1,14
5,61
12,80
0,37
9,59
0,12
1,58
13,42
2,19

2013
2013
2014
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017

70kV

2cct,1xHAWK

30,0 1,83

2017

Tegangan

GIPasso
GISirimau
GISirimau
IncomersinglepiSirimau
Waai
GIWayame
GIKairatu
GIKairatu
LandingPointAmbon
LandingPointAmbon
GIHaruku
LandingPointHaruku2
LandingPointSeram
GIKairatu
IncomerSinglepi
(KairatuMasohi)

Konduktor

Jumlah

PLTMH Mala-2 IPP


2x3 MW (2014)

2012
2012
2012

524,0 54,40

PLTM Wae Mala


2x3MW (2013)
PLTMH Isal
4x1 MW (2014/15/18/19)

PLTMH Nua
2x3 MW (2014)

A
Piru

PLTMH Ruwapa
2x0,6 MW (2013)

PLTA Tala
4x15 MW (2017)

ACSR 1X240 mm 2
46 km (2014)

Kairatu

Waai

U
Tulehu

COD

Haruku

Bula

ACSR 1X240 mm 2
105 km (2017)

Masohi

PLTMH Tene
2x2 MW (2013)

PLTMH Makariki
2x2 MW (2013)

Tehoru

ACSR 1X240 mm 2
24 km (2012)

Ambon

Gambar 2. Peta Rencana Pengembangan Sistem 70 kV Seram-Ambon

Pengembangan Gardu Induk (GI)


Berkaitan dengan rencana pengembangan PLTA, PLTU serta pembangkit lainnya dan
untuk mendistribusi listrik ke pelanggan, direncanakan dibangun gardu induk. Sampai
dengan tahun 2020 diperlukan pembangunan GI 70 kV baru dan pengembangannya di
7 lokasi dengan kapasitas total 240 MVA dan kebutuhan dana investasi sekitar US$
21,7 juta seperti diperlihatkan pada tabel B12.5.
652

Tabel B12.5 Pengembangan GI di Maluku

GarduInduk

Tegangan

Sirimau

70/20kV

Baru/
Extension
New

Kapasitas Anggaran
(MVA)
(jutaUSD)

COD

30

2,93

2012

Passo

70/20kV

New

20

2,31

2012

Sirimau

70/20kV

Extension

30

1,63

2013

Wayame

70/20kV

New

20

2,31

2014

Sirimau

70/20kV

Extension

30

1,63

2016

Masohi

70/20kV

New

20

2,31

2017

Kairatu

70/20kV

New

20

2,31

2017

Haruku

70/20kV

New

20

2,31

2017

Piru

70/20kV

New

20

2,31

2017

10

Passo

70/20kV

Extension

30

1,63

2018

Jumlah

240

21,67

No

Pengembangan Distribusi
Pengembangan distribusi di Provinsi Maluku dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
tambahan pelanggan baru sekitar 152 ribu sambungan sampai dengan tahun 2020.
Pada tahun 2011 saja akan disambung 16.000 pelanggan, dan pada tahun-tahun
selanjutnya akan disambung rata-rata 14.000 pelanggan setiap tahun. Selain itu
direncanakan pula jaringan 20 kV untuk menghubungkan pulau-pulau yang memiliki
potensi sumber energi terbarukan dan murah dengan pulau di dekatnya yang tidak
tersedia energi murah. Namun demikian, interkoneksi ini tetap mempertimbangkan
kelayakan teknis dan ekonomis.
Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2011-2020 sudah
termasuk untuk melistriki perdesaan adalah 1,094 kms JTM, sekitar 889 kms JTR dan
tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 74 MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel
B12.6.

653

Tabel B.12-6. Pengembangan Sistem Distribusi di Maluku


Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2011-2020

JTM
kms
79,8
116,6
101,1
93,9
97,9
110,2
115,4
120,7
126,4
132,3
1.094,4

JTR
kms
65,7
95,7
82,8
76,7
79,8
89,6
93,5
97,6
101,9
106,4
889,6

Trafo
MVA
4,9
4,7
6,0
6,6
7,1
7,7
8,3
9,0
9,6
10,3
74,3

Pelanggan
28.176
12.879
12.233
11.601
12.127
13.688
14.361
15.067
15.808
16.586
152.526

B12.4 Ringkasan

Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan


kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 diberikan pada tabel B12.7.
Tabel B12.7 Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

315,6
342,5
371,3
402,1
434,9
470,9
509,7
551,6
596,5
644,7
Jumlah

365,7
396,5
429,5
464,7
502,3
543,3
587,7
635,4
686,6
741,5

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Pembangkit
Transmisi Anggaran
GI (MVA)
Puncak
(MW)
(kms)
(juta USD)
(MW)
9,0
78
44,6
84
16
50
60
94,5
91
47
30
12
69,9
98
31
20
118
55,4
106
30
11,3
114
3
30
95,3
123
15
80
334
120,1
133
45
30
10,7
144
4
9,2
155
2
193
240
524
520,2

654

LAMPIRAN B.13
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI MALUKU UTARA
B13.1 Kondisi Saat Ini
Sistem kelistrikan di Provinsi Maluku Utara terdiri dari 7 sistem kelistrikan yang cukup
besar yaitu sistem Ternate, Tobelo, Jailolo-Sofifi, Soa-Siu (Tidore), Bacan, Sanana dan
Daruba. Selain itu juga terdapat 21 unit pusat pembangkit kecil tersebar.
Beban puncak gabungan sistem-sistem kelistrikan di Provinsi Maluku Utara saat ini
sekitar 60 MW, dipasok oleh PLTD tersebar yang terhubung langsung ke sistem
distribusi 20 kV seperti dapat dilihat pada gambar B13.1.

Gambar B13.1 Peta Lokasi Pembangkit di Provinsi Maluku Utara

Sistem terbesar di Maluku Utara adalah sistem Ternate dimana sistem ini memiliki
pasokan pembangkit sekitar 35 MW yang terdiri dari pembangkit sendiri 14,8 MW dan
mesin sewa 20,3 MW. Sedangkan sistem isolated lainnya yang relatif agak besar
sebagaimana dapat dilihat pada tabel B13.1.
655

Tabel B13.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang di Maluku Utara


Sistem
Terisolasi
ISistemTernate

Jenis
Pembangkit

Kapasitas
Terpasang(MW)

DayaMampu BebanPuncak
[MW]

(MW)

1.KayuMerah

PLTD

14,802

2,6

2.SewaMesin

PLTD

20,25

16

35,052

18,6

17,20

PLTD

7,84

5,5

TOTAL
IISistemTobelo
Tobelo
SewaMesin
TOTAL
IIISistemJailoloSidangoliSofifi
Jailolo
SistemSidangoli
Sofifi
SewaMesin
TOTAL
IVSistemSoaSiu

PLTD

2,4

10,24

7,5

4,95

PLTD

4,64

2,71

1,9

PLTD

1,2

0,84

PLTD

3,2

2,4

2,01

4,4

3,24

2,79

SoaSiu

PLTD

4,93

SewaMesin

PLTD

3,2

1,1

8,13

3,89

3,48

PLTD

0,77

PLTD

2,8

2,28

5,8

3,05

2,54

Sanana

PLTD

1,93

0,5

SewaMesin

PLTD

5,6

4,48

7,53

4,98

1,9

2,93

1,52

1,1

TOTAL
VSistemBacan
Bacan
SewaMesin
TOTAL
VISistemSanana

TOTAL
VIISistemDaruba
Daruba

B13.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kota Ternate merupakan eks-Ibukota Provinsi Maluku Utara mempunyai populasi
terbesar di provinsi ini. Pemakaian listrik diserap oleh pelanggan rumah tangga
(92,4%), komersial (3,9%), publik (3,7%) dan industri (0,01%).
Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk
dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik
tahun 2011 2020 diberikan pada tabel B13.2.
656

Tabel B13.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Penjualan
(GWh)
186,1
206,0
261,1
282,3
305,3
332,0
361,0
392,5
426,8
463,3

Growth (%)

10,4%

Produksi Beban Puncak


(MW)
(GWh)
207,5
49,4
229,6
54,4
290,9
68,6
314,4
73,8
339,7
79,5
369,2
86,0
401,3
93,1
436,1
100,8
473,9
109,1
514,1
117,9
9,6%

10,0%

Jumlah
Pelanggan
129.490
140.411
148.914
157.944
167.533
178.515
190.230
202.727
216.058
230.279
7,3%

B13.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi
di provinsi Maluku dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi
primer setempat sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi yang tersedia di Maluku Utara untuk pembangkitan tenaga listrik
terbatas pada tenaga air dan panas bumi yang berada di Pulau Halmahera dan Pulau
Bacan. Sumber panas bumi di Halmahera adalah di Jailolo dengan potensi hingga
40 MW dan Songa Wayaua di Pulau Bacan.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 akan dipenuhi dengan
mengembangkan PLTU batubara, PLTP, PLTM dan PLTGB dengan kapasitas sekitar
71,7 MW seperti ditampilkan pada tabel B13.3.

657

Tabel B13.3 Pengembangan Pembangkit


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

PROYEK

PEMILIK

Maluku Utara /Tidore (FTP1)


Sofifi
Sanana
Tidore Ekspansi (FTP2)
Bacan (Peaking)
Sanana
Goal
Ngaoli
Ibu
Tobelo
Songa Wayaua (FTP2)
Jailolo (FTP2)
Total Kapasitas

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

JENIS

MW

COD

STATUS

PLTU
PLTU
PLTD
PLTU
PLTD
PLTD
PLTM
PLTM
PLTM
PLTGB
PLTP
PLTP

2x7
2x3
3
2x7
1,2
1
2x0,75
2
1
8
5
3x5

2012
2013
2014
2014
2014
2019
2012
2013
2013
2014
2017
2016/17/20

On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

71,7

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan pembangkit PLTP yang jauh dari pusat beban dan
pengembangan PLTU batubara skala kecil tersebar di beberapa lokasi, telah
direncanakan pengembangan jaringan transmisi 150 kV sepanjang 494 km sirkit untuk
menyalurkan energi listrik ke pusat beban. Selain itu terdapat rencana untuk memasang
kabel laut 150 kV menghubungkan pulau Halmahera dan pulau Tidore. Implementasi
pembangunan ini akan didahului dengan kajian kelayakan teknis dan ekonomis setelah
dilakukan survey jalur dan survey dasar laut. Dana investasi yang dibutuhkan untuk
membangun transmisi SUTT tersebut sekitar US$ 44 juta seperti ditampilkan dalam
tabel B13.4.
Tabel B13.4 Pembangunan SUTT 150 kV
No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang
(kms)

Anggaran
(jutaUSD)

COD

PLTPJailolo

Buli

150kV

2cct,1xHawk

228,0 20,29

2014

Incomersinglepi
(JailoloBuli)

Sofifi

150kV

2cct,1xHawk

46,0 4,09

2014

Tobelo

PLTPJailolo

150kV

2cct,1xHawk

220,0 19,58

2017

Jumlah

494,0 43,97

658

Gambar B13.2. Peta rencana pengembangan sistem 150 kV Halmahera

Pengembangan GI
Berkaitan dengan rencana pengembangan pembangkit dan transmisi tersebut serta
untuk menyalurkan listrik ke pelanggan, direncanakan dibangun gardu induk. Sampai
dengan tahun 2020 direncanakan pengembangan GI 150 kV di 4 lokasi dengan total
kapasitas 120 MVA dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 10,5 juta seperti
diperlihatkan pada tabel B13.5.
Tabel B13.5 Pengembangan GI di Maluku Utara

GarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension

Tobelo

150/20kV

Sofifi

3
4

No

Kapasitas Anggaran
(MVA)
(jutaUSD)

COD

New

30

2,62

2014

150/20kV

New

30

2,62

2014

Buli

150/20kV

New

30

2,62

2014

Jailolo

150/20kV

New

30
Jumlah 120

2,62
10,48

2014

659

Pengembangan Distribusi
Pengembangan distribusi di Provinsi Maluku Utara dimaksudkan untuk memenuhi
proyeksi tambahan pelanggan baru sekitar 116 ribu sambungan sampai dengan tahun
2020. Pada tahun 2011 saja akan disambung 30.000 pelanggan, dan pada periode
selanjutnya akan disambung rata-rata 11.600 pelanggan setiap tahun. Selain itu
direncanakan pula jaringan 20 kV untuk menghubungkan pulau-pulau yang memiliki
potensi sumber energi terbarukan dan murah dengan pulau di dekatnya yang tidak
tersedia energi murah. Namun demikian, interkoneksi ini tetap mempertimbangkan
kelayakan teknis dan ekonomis.
Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2011-2020 termasuk
untuk melistriki perdesaan adalah 1.004 kms JTM, 816 kms JTR dan tambahan
kapasitas trafo distribusi sekitar 118 MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel B13.6.
Tabel B13.6 Pengembangan Sistem Distribusi di Maluku Utara

Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2011-2020

JTM
kms
76,2
98,3
92,9
87,6
91,1
102,3
106,7
111,3
116,2
121,2
1.003,9

JTR
kms
62,7
80,7
76,1
71,6
74,2
83,1
86,5
90,0
93,7
97,6
816,0

Trafo
MVA
7,7
7,6
9,6
10,5
11,2
12,2
13,2
14,2
15,2
16,2
117,6

Pelanggan
15.643
10.921
8.503
9.030
9.589
10.983
11.715
12.497
13.331
14.221
116.432

B13.4 Pengembangan Sistem Kelistrikan Terkait Industri Feronikel


Di Halmahera terdapat potensi tambang nikel yang besar dan akan dikembangkan dan
diolah menjadi FeNi oleh PT Antam di Buli. Adanya industri ekstraksi dan pengolahan
tersebut diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan
Halmahera akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi untuk kawasan
Maluku. PLN berencana membangun pembangkit khusus yang cukup besar untuk
memenuhi kebutuhan industri feronikel tersebut, yaitu sekitar 260 MW pada tahun
2014, dengan membentuk sebuah anak perusahaan PLN. Pembangkit tersebut tidak
terdapat pada tabel B13.3 karena sebagian besar dari kapasitasnya didedikasikan
660

untuk melayani industri feronikel, walaupun dimungkinkan bagi PLN untuk membeli
excess power dari anak perusahaan PLN tersebut.

B13.5 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 sebagaimana diperlihatkan pada tabel
B13.7.
Tabel B13.7 Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Proyeksi Kebutuhan
Beban
Sales
Produksi
Puncak
(GWh)
(GWh)
(MW)
186,1
207,5
49,4
206,0
229,6
54,4
261,1
290,9
68,6
282,3
314,4
73,8
305,3
339,7
79,5
332,0
369,2
86,0
361,0
401,3
93,1
392,5
436,1
100,8
426,8
473,9
109,1
463,3
514,1
117,9
Jumlah

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Pembangkit
(MW)
16
10
26

GI (MVA)

120

5
10
1
5
73

661

120

Transmisi Anggaran
(kms)
(juta USD)
274
220
494

5,8
37,5
24,3
81,6
4,6
19,1
52,9
5,6
6,8
20,2
258,5

LAMPIRAN B.14
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI PAPUA

B14.1 Kondisikelistrikan saat ini


Provinsi Papua terdiri dari 28 kabupaten dan 1 kota yang sistem kelistrikannya terdiri
dari 7 sistem kelistrikan terisolasi. Sistem yang berbeban cukup besar adalah sistem
Jayapura, Wamena, Timika, Merauke, Nabire, Serui dan Biak. Selain itu terdapat sistem
kelistrikan yang beban puncak masih kecil (listrik perdesaan) tersebar di 55 lokasi.
Beban puncak seluruh sistem kelistrikan di Provinsi Papua adalah 106,8 MW dan
dipasok dari pembangkit-pembangkit jenis PLTD dan PLTM. Energi listrik disalurkan
melalui jaringan 20 kV. Sistem kelistrikan Jayapura merupakan sistem terbesar diantara
ketujuh sistem kelistrikan di Provinsi Papua sebagaimana tabel B14.1.
Peta sistem kelistrikan di Provinsi Papua seperti pada Gambar B14.1.

SistemBiak

PROVINSI
PAPUA BARAT

SistemSerui
SistemJayapura

PROVINSI PAPUA
SistemNabire

SistemWamena

SistemTimika

SistemMerauke

Gambar B14.1 Peta sistem kelistrikan Provinsi Papua

Rincian pembangkit terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Papua
ditunjukkan pada tabel B14.1.

662

Tabel B14.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang


No.
I

II

III

IV

VI

VII

VIII

SistemKelistrikan
SistemJayapura
1.Yarmokh
2.Waena
3.Sentani
4.ArsoArsosewa
5.Genyem
6.Sarmi
7.KitSewa
JUMLAH
SistemWamena
1.Sinagma
2.Sinagma
3.Walesi
JUMLAH
SistemTimika
1.Timika
2.KitSewa
JUMLAH
SistemBiak
1.KarangMulia
2.KITSewa
JUMLAH
SistemSerui
1.Serui
2.KITSewa
JUMLAH
SistemMerauke
KelapaLima
KitSewa
JUMLAH
SistemNabire
1.Nabire
2.Kalibobo
3.KitSewa
JUMLAH
Lisdestersebar
JUMLAH
TOTAL

Jenis

Kapasitas(MW)
BebanPuncak
(MW)
Terpasang DyaMampu

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

8,2
38,6
0
1
2
2
32
79,8

2,9
18,4
0
1
1,4
1,9
32
54,3

52,4

2,4
0,4
1,6
4,4

2,1
0,2
1,6
3,9

3,8

5,3
13
18,3

3,2
11,8
15

13,4

13,8
3
16,8

11,1
3
14,1

8,4

6,4
2
8,4

3,6
2
5,6

3,7

5,2
15,6
20,8

3,4
11,6
15

11,1

3,4
6,4
4
13,8
13,5
13,5
175,8

2,6
5,8
3
11,4
9,3
9,3
128,6

PLTD
PLTM
PLTM

PLTD
PLTD

PLTD
PLTD

PLTD
PLTD

PLTD
PLTD

PLTD
PLTD
PLTD

8,7
5,3
106,8

B14.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Provinsi Papua


Penjualan energi listrik PLN pada tahun 2010 adalah 490,4 GWh yang dikonsumsi oleh
rumah tangga (51,1%), komersial (35,3%), publik (13%) dan industri (0,7%). Mengingat
kondisi pasokan listrik yang terbatas, saat ini kebutuhan energi listrik belum seluruhnya
dapat dipenuhi.
Memperhatikan data penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan potensi pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah
663

penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011
2020 diperlihatkan pada tabel B14.2.
Tabel B14.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Penjualan

Produksi

(GWh)

(GWh)

Beban
Puncak (MW)

Jumlah
Pelanggan

622,9

694,6

144,5

404.694

740,2

815,5

167,9

424.547

810,3

891,1

181,7

445.692

884,5

970,9

196,1

467.543

966,5

1.059,1

211,8

487.443

1.057,1

1.156,4

229,1

508.346

1.157,3

1.263,9

248,0

530.432

1.268,0

1.382,4

268,7

554.610

1.390,2

1.513,3

291,4

579.718

1.525,4

1.657,8

316,3

609.048

12,0%

11,0%

9,9%

12,8%

Growth (%)

B14.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Papua
dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi primer setempat
adalah sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi primer di Provinsi Papua yang dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan tenaga listrik terbatas pada sumber-sumber potensi tenaga air.
Berdasarkan hasil survei dan studi yang dilakukan oleh PLN Proyek Induk Sarana Fisik
dan Penunjang, PLN Enjiniring dan PT Gama Epsilon selama periode 1996-2009,
potensi tenaga air di Provinsi Papua yang terdata adalah sekitar 11.000 MW tersebar di
15 lokasi. Dari potensi-potensi tersebut yang sudah dilakukan studi kelayakan dan
desain rinci adalah sebesar 26,6 MW, yaitu di Walesi, Kalibumi, Mariarotu dan Sanoba.
Kurang maksimalnya pengembangan potensi tenaga air di provinsi Papua disebabkan
oleh karena lokasi pembangkit berada jauh dari pusat beban, sehingga belum layak
untuk dikembangkan.
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan beban sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sekitar 365 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada tabel
664

B14.3. Selain itu terdapat potensi PLTM yang akan dikembangkan oleh PLN yaitu
PLTM Rendani 2x0,65 MW di Kabupaten Yapen, PLTM Serambokan 118 kW dan
PLTM Digoel 1,1 MW distrik Okaom di Kabupaten Pegunungan Bintang yang saat ini
dalam tahap studi kelayakan.
Tabel B14.3 Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

PROYEK
Walesi #5
Orya / Genyem (On Going)
Sinagma I
Walesi I
Jayapura (FTP1) - Holtekamp
Kalibumi I
Jayapura - Holtekamp (Ekspansi)
Timika
Kurik / Merauke
Orya 2
Kalibumi II
Sanoba
Mariarotu I
Mariarotu II
Serui
Baliem
Timika (Peaking)
Kalibumi III Cascade
Baliem
Biak 1
Tatui
Amai
Jayapura II
Nabire (CNG/LNG)
Timika
Walesi Blok II
Jayapura (FTP2) -Skouw
Biak (FTP2)
Merauke (FTP2)-Gudang Arang
Nabire-Kalibobo
Merauke - 2

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Sewa
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

PLTM
PLTA
PLTM
PLTM
PLTU
PLTM
PLTU
PLTGB
PLTGB
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTGB
PLTA
PLTGB
PLTM
PLTA
PLTGB
PLTM
PLTM
PLTU
PLTMG
XPLTU
PLTM
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

0,5
2x10
2x0,15
2x0,6
2x10
2,6
2x15
8
3x5
10
2x2,5
0,3
2x0,65
2x0,65
6
10
3x7
2x2,5
4x10
2x6
2x2
1,4
2x15
5
2x15
6x1
2x15
2x7
2x7
2x7
7

2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013/14
2014
2014/15/18
2014
2014/15
2014
2014
2014/15
2015
2016
2016/17/20
2016/17
2017/18
2017/18
2017/18
2018
2018/19
2019
2013
2014
2014
2014
2014/15
2014
2016

On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

Total Kapasitas

365

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel B14.3, di Papua akan dibangun PLTA Baliem
secara bertahap (10 MW pada tahun 2016 dan 4x10 MW pada tahun 2017/2018). PLTA
ini dimaksudkan untuk mempercepat pemerataan tersedianya pasokan listrik
khususnya di sekitar Puncak Jaya. Listrik yang dibangkitkan akan disalurkan ke tujuh
ibukota Kabupaten di sekitar Wamena menggunakan transmisi 150 kV.

665

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan PLTA yang berlokasi jauh dari pusat beban dan
pengembangan PLTU batubara skala kecil tersebar di beberapa lokasi, direncanakan
akan dibangun transmisi 70 kV sepanjang 236 kms dan 150 kV sepanjang 582 kms
untuk menyalurkan energi listrik ke pusat beban. Dana investasi yang dibutuhkan untuk
membangun transmisi tersebut sekitar US$ 68 juta seperti ditampilkan dalam tabel
B14.4.

Tabel B14.4 Pembanguan SUTT 70 kV dan 150 kV

PLTUHoltekamp

GISkyland

70kV

2cct,1HAWK

Panjang Anggaran
(kms) (jutaUSD)
36 2,2

GIJayapura(Skyland)

GISentani

70kV

2cct,1HAWK

40 2,4

PLTAGenyem

GISentani

70kV

2cct,1HAWK

160 9,8

2013

PLTABaliem

GIWamena

150kV

2cct,2xHAWK

50 6,1

2016

PLTABaliem

GISumohai

150kV

2cct,1HAWK

50 4,5

2016

No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

COD
2012
2012

GIWamena

GIElelim

150kV

2cct,1HAWK

122 10,9

2017

GIWamena

GIKarubaga

150kV

2cct,1HAWK

150 13,4

2017

GIKarubaga

GIMulia

150kV

2cct,1HAWK

130 11,6

2017

GIMulia

GIIlaga

150kV

2cct,1HAWK

80 7,1

2017

Jumlah

818 67,9

Pengembangan Gardu Induk


Pengembangan GI tegangan 70 kV dan 150 kV direncanakan untuk menyalurkan
energi listrik dari pembangkit skala menengah yang beroperasi mulai tahun 2012
dengan total kapasitas 220 MVA seperti pada tabel B14.5. Kapasitas GI yang akan
dibangun sekitar 490 MVA dengan biaya sekitar US$ 22 juta.

666

Tabel B14.5 Pengembangan GI


No

GarduInduk

Tegangan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Skyland
Sentani
Skyland
Sentani
Sumohai
Wamena
Elelim
Karubaga
Mulia
Ilaga
Sentani
Skyland

70/20kV
70/20kV
70/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
70/20kV

Baru/
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
New
New
New
New
New
New
Extension
Extension

Daya
(MVA)
60
60
60
60
20
30
20
20
20
20
60
60

Anggaran
(jutaUSD)
1,76
1,76
1,02
1,02
2,38
2,62
2,38
2,38
2,38
2,38
1,02
1,02

Jumlah

490

22,12

COD
2012
2012
2015
2015
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2020
2020

PLTD Sentani

PLTD Genyem
PLTA Genyem
2x10 MW (2012)

D
D

PLTA Orya 2
1x10 MW (2012)

PLTD Yarmoch

ACSR1X240mm 2
20km(2012)

PLTU IPP Jayapura


2x15 MW (2014)

GI Sky Land

ACSR1X240mm 2
80km(2013)

GI Sentani
U

ACSR1X240mm 2
18km(2012)

PLTU Holtekamp
2x10 MW (2012)
Ekspansi 2x15 MW
(2013/14)
PLTU Jayapura II
2x15 MW (2018/19)

Gambar B14.2 Peta rencana pengembangan sistem interkoneksi 70 kV Jayapura

667

GI Elelim
(Kab. Yalimo)

GI Karubaga
(Kab. Tolikara)

ACSR1x240mm2
65km 2017

ACSR1x240mm2
75km 2017

ACSR1x240mm2
61km 2017

GI Mulia
(Kab. Puncak Jaya)
ACSR1x240mm2
40km 2017

(Kab. Lanny Jaya)

GI Wamena

GI ilaga
(Kab. Puncak)

ACSR2x240mm2
25km 2017
A

Kenyam
(Kab. Nduga)

PLTA Baliem
50 MW (2017/2018)

ACSR1x240mm2
25km 2017

GI Sumohai

200

Gambar B14.3 Peta rencana pengembangan sistem interkoneksi 150 kV Wamena

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik di provinsi ini, direncanakan tambahan
sambungan baru sampai dengan tahun 2020 sekitar 426 ribu pelanggan. Untuk
meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 60% pada akhir tahun 2011, maka perlu
disambung 222 ribu pelanggan baru selama 2011. Pada periode berikutnya akan
disambung sekitar 22.000 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan
pelanggan tersebut, direncanakan pembangunan jaringan tegangan menengah
1.030 kms, jaringan tegangan rendah 899 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi
sekitar 92 MVA, seperti ditampilkan dalam tabel B14.6.

668

Tabel B14.6 Rincian Pengembangan Distribusi


Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2011-2020

JTM

JTR

Trafo

kms

kms

Pelanggan

66

58

MVA
5,9

72

63

6,4

19.853

78

68

7,0

21.145

85

74

7,6

21.851

93

81

8,3

19.900

102

89

9,1

20.903

113

99

10,1

22.086

125

109

11,2

24.179

140

122

12,5

25.107

156

136

14,0

29.330

1.030

899

92,0

426.586

222.232

B14.4 Sistem Kelistrikan di Daerah Perbatasan Papua - PNG


Provinsi Papua mempunyai wilayah yang sangat luas, dengan kerapatan penduduk
yang sangat rendah dan kondisi alam yang penuh tantangan. Sarana infrastruktur antar
daerah masih sangat terbatas dan menjadi tantangan untuk melaksanakan elektrifikasi.
Sepanjang perbataan antara wilayah Republik Indonesia dan Papua Nugini (PNG) pada
umumnya didiami masyarakat asli Papua dengan tingkat penyebaran yang tidak
merata, hidup berkelompok dan berpindah-pindah serta berpeluang terjadi migrasi
lintas batas. Kelompok suku yang mendiami sepanjang daerah perbatasan ini beragam,
ada sekitar 255 suku dengan bahasa masing-masing suku berbeda. Daerah perbatasan
RI-PNG terdiri dari Kabupaten Jayapura, Keerom, Merauke dan kabupaten-kabupaten
baru hasil pemekaran. Akses mencapai ibu kota kabupaten menggunakan pesawat
perintis yang beroperasi berkat bantuan/subsidi dari pemerintah daerah. Kebutuhan
listrik untuk kabupaten tersebut dipasok oleh pemerintah daerah dan belum
mendapatkan pasokan listrik PLN.
Elektrifikasi wilayah perbatasan direncanakan dengan membangun pembangkit yang
memanfaatkan potensi energi terbarukan yang tersedia setempat. Diprogramkan pada
tahun 2011 ibukota kabupaten sudah terlistriki dengan alternatif pertama memanfaatkan
potensi tenaga air dengan membangun PLTM serta potensi tenaga surya (PLTS).
Sehubungan kondisi demografi yang tersebar dan jumlah penduduk yang relatif sedikit,
maka sistem kelistrikan yang diperlukan cukup dengan sistem isolated, tidak
memerlukan pembangunan jaringan tegangan menengah.
669

B14.5 Rangkuman
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti dalam tabel B14.7.

Tabel B14.7 Rangkuman


Proyeksi Kebutuhan
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

623
740
810
885
967
1.057
1.157
1.268
1.390
1.525
Jumlah

695
816
891
971
1.059
1.156
1.264
1.382
1.513
1.658

Beban
Puncak
(MW)
144
168
182
196
212
229
248
269
291
316

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Pembangkit
(MW)
0,5
41,5
47,6
113,8
21,2
26,5
37,5
49,4
20,0
7,0
364,9

670

GI (MVA)

120

120
130

120
490

Transmisi Anggaran
(kms)
(juta USD)
76
160
100
482
818

25,7
86,4
50,4
235,8
48,1
56,4
115,6
87,2
48,0
15,3
768,7

LAMPIRAN B.15
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI PAPUA BARAT

B15.1 Kondisi kelistrikan saat ini

Provinsi Papua Barat terdiri dari 10 kabupaten dan 1 kota yang sistem kelistrikannya
terisolasi. Sistem yang berbeban cukup besar ada 4 yaitu sistem Sorong, Fakfak,
Manokwari dan Kaimana. Selain itu terdapat 51 pusat pembangkit skala kecil (listrik
perdesaan) tersebar.
Beban puncak total non coincident seluruh sistem kelistrikan di Papua Barat sekitar
51,4 MW, dipasok dari pembangkit-pembangkit jenis PLTD, PLTM, dan dari excess
power PLTMG/PLTG, yang terhubung langsung melalui jaringan 20 kV. Sistem
kelistrikan Sorong merupakan sistem terbesar di Provinsi Papua Barat dengan beban
puncak 25 MW.
Peta sistem kelistrikan Provinsi Papua Barat seperti ditunjukkan pada Gambar B15.1.

SistemSorong

SistemManokwari

PROVINSI
PAPUA BARAT
SistemFakFak
SistemKaimana

PROVINSI
PAPUA

GambarB15.1PetasistemkelistrikanPapuaBarat

671

Rincian pembangkit terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi


Papua Barat sebagaimana ditunjukkan pada tabel B15.1.
Tabel B15.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang
Sistem
Kelistrikan

Jenis
Pmbgkit

Kapasitas
Terpasang [MW]

Daya Mampu
[MW]

PLTD
PLTD
PLTMG/PLTG
PLTD

3,1
10,1
14
20

2,4
8
14
14

47,2

38,4

4,0
2,0
3,7

2,3
1,9
2,0

9,7

6,2

10,0
10,0

7,9
7,0

20,0

14,9

5,4

4,5

5,4

4,5

8,3

5,9

JUMLAH

8,3

5,9

3,9

TOTAL

90,6

69,9

51,4

I Sistem Sorong
1. Klademak
2. Klasaman
3. Excess Power
4. Kit Sewa
JUMLAH

Beban Puncak
(MW)

25,0

II Sistem Fak Fak


1. Kebun Kapas
2. Werba
3. Kit Sewa

PLTD
PLTM
PLTD

JUMLAH
III Sistem Manokwari
1. Sanggeng
2. Kit Sewa

PLTD
PLTD

JUMLAH
IV Sistem Kaimana
1. PLTD Kaimana
JUMLAH
V Lisdes tersebar

PLTD

6,1

12,8

3,6

B15.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Provinsi Papua Barat


Sampai dengan akhir tahun 2010, penjualan tenaga listrik PLN untuk Provinsi Papua
Barat mencapai 274 GWh dengan komposisi penjualan terbesar diserap oleh
konsumen rumah tangga (55,2%), komersial (32,3%), publik (11%) dan industri 1,5%.
Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN selama lima tahun terakhir, dan
dengan memperhatikan pertumbuhan penduduk, proyeksi pertumbuhan ekonomi
regional serta peningkatan elektrifikasi, kebutuhan listrik 20112020 diberikan pada
tabel B15.2.

672

Tabel B15.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Penjualan
(GWh)
361,0
439,4
475,1
517,9
565,3
618,0
676,4
741,3
813,3
893,3

Growth (%)

12,5%

Produksi Beban Puncak


(MW)
(GWh)
396,9
88,9
480,4
108,1
518,4
117,3
563,9
127,5
614,3
138,8
670,3
151,4
732,3
165,3
801,1
180,7
877,3
197,8
961,9
216,8
12,2%

13,7%

Jumlah
Pelanggan
110.436
117.887
125.823
134.422
143.198
152.608
162.449
173.060
184.391
196.536
11,4%

B15.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan yaitu pembangkit, transmisi dan distribusi di
Provinsi Papua Barat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi
primer setempat sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Provinsi Papua Barat memiliki potensi energi primer yang cukup besar. Berdasarkan
informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua Barat, di provinsi ini
terdapat potensi batubara sebesar 151 juta ton, gas alam 24 TSCF, potensi minyak
bumi 121 MMSTB dan potensi energi air yang tersebar. Sumber energi primer yang
sudah dikembangkan untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik adalah energi air
sebesar 2 MW di sistem Fakfak dan gas alam melalui pembelian excess power sebesar
14 MW di Sorong.

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sekitar 112,6 MW dengan perincian seperti pada tabel B15.3.
Selain itu, akan dilakukan pembelian tenaga listrik dari excess power di Tangguh
dengan kapasitas sampai 5 MW untuk melistriki daerah sekitarnya. Sedangkan gas
yang akan diperoleh dari Tangguh sekitar 510 mmscfd, akan digunakan untuk
meningkatkan kemampuan pasokan listrik kota Bintuni dan sekitarnya, dimana saat ini
masih dalam tahap pengkajian.
673

Tabel B15.3 Pengembangan Pembangkit


No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

Prafi

PLN

PLTM

2.5

2012

On Going

Manokwari

PLN

PLTGB

2x3

2013/14

Rencana

Kombemur

PLN

PLTM

2x3,3

2013/14

Rencana

Prafi II

PLN

PLTM

2013

Rencana

Waigo

PLN

PLTM

2013

Rencana

Ransiki

PLN

PLTM

2014

Rencana

Warsamson

PLN

PLTA

3x15,5

2015/16/17

Rencana

Andai (FTP2) - Maruni

Swasta

PLTU

2x7

2014

Rencana

Klalin (FTP2) - Makbusun/Sorong

Swasta

PLTU

2x15

2014/15

Rencana

Total Kapasitas

113.6

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan pembangkit baru yaitu PLTU batubara dan PLTA serta
untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban, direncanakan pengembangan
transmisi (SUTT) 70 kV sepanjang 100 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar
US$ 6,1 juta sebagaimana ditampilkan pada tabel B15.4.

Tabel B15.4 Pembangunan SUTT 70 kV


No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang
(kms)

Anggaran
(jutaUSD)

COD

PLTUMakbusun

GISorong

70kV

2cct,1HAWK

60,0 3,66

2013

PLTAWarsamson

GISorong

70kV

2cct,1HAWK

40,0 2,44

2015

Jumlah

100,0 6,09

Pengembangan Gardu Induk


Rencana pembangunan gardu induk diperlukan seiring dengan rencana pembangunan
transmisi 70 kV di Sorong yaitu untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban.
Kapasitas trafo GI yang akan dibangun adalah 180 MVA dengan dana investasi yang
dibutuhkan sekitar US$ 3,8 juta sebagaimana pada tabel B15.5.
Tabel B15.5 Pengembangan GI

674

GarduInduk

Tegangan

Baru/
Extension

Sorong

70/20kV

Baru

60

1,76

2013

Sorong

70/20kV

Extension

60

1,02

2015

Sorong

70/20kV

Extension

60

1,02

2019

Jumlah

180

3,80

No

Kapasitas Anggaran
(MVA)
(jutaUSD)

COD

Pengembangan Distribusi
Pengembangan distribusi di Provinsi Papua Barat dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan tambahan pelanggan baru sekitar 130 ribu sambungan sampai dengan
tahun 2020. Pada tahun 2011 saja akan disambung 43.700 pelanggan untuk mencapai
rasio elektrifikasi 60% dan pada tahun-tahun selanjutnya jumlah pelanggan yang akan
disambung rata-rata 9.000 pelanggan per tahun. Jaringan distribusi yang akan
dikembangkan selama periode 2011-2020 termasuk untuk melistriki perdesaan meliputi
JTM sepanjang 1.424 kms, JTR sekitar 1.029 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 127 MVA, sebagaimana terdapat pada tabel B15.6.
Tabel B15.6 Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2011-2020

JTM
kms
80,3
88,6
98,3
109,8
123,4
139,4
158,3
180,7
207,1
238,2
1.424,2

JTR
kms
58,1
64,1
71,2
79,5
89,3
101,0
114,7
130,9
150,1
169,9
1.028,7

Trafo
MVA
7,2
7,9
8,8
9,8
11,0
12,5
14,1
16,1
18,5
21,3
127,3

Pelanggan
43.704
7.451
7.936
8.599
8.776
9.410
9.841
10.611
11.331
12.145
129.803

Selain rencana tersebut, di Kabupaten Bintuni direncanakan akan dibangun jaringan


SUTM dan kabel laut 20 kV untuk menyalurkan tenaga listrik dari PLTMG/PLTG yang
akan dibangun di Tangguh ke kota Bintuni dan juga excess power 5 MW, namun dalam
implementasinya akan didahului dengan studi kelayakan dan studi dasar laut.

675

B15.4 Sistem Kelistrikan Ibukota Provinsi


Tingkat pertumbuhan ekonomi kota Sorong lebih tinggi dibandingkan daerah lain di
provinsi ini, sehingga pemakaian listrik beberapa tahun terakhir tumbuh sangat tinggi.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, selain akan dipasok dari PLTU batubara dan
PLTA, PLN akan menyiapkan pembangkit berbahan bakar gas flare yang diambil dari
pulau Salawati untuk dibawa ke Sorong menggunakan teknologi CNG (compessed
natural gas) yang saat ini dalam tahap pengkajian. Pemanfaatan gas flare tersebut
telah mendapat persetujuan BP Migas dengan prakiraan daya 15 sampai 20 MW untuk
jangka waktu 10 tahun. Penyiapan pembangkit berbahan bakar gas flare tersebut dapat
menggunakan pola sewa.

B15.5 Rangkuman
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 diperlihatkan pada tabel B15.7.
Tabel B15.7 Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

2011

361.0

396.9

2012

439.4

480.4

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Pembangkit
Transmisi Anggaran
Puncak
GI (MVA)
(MW)
(kms)
(juta USD)
(MW)
7.7
88.9
10.5
108.1
2.5
-

2013

475.1

518.4

117.3

8.3

2014

517.9

563.9

127.5

41.3

2015

565.3

614.3

138.8

30.5

2016

618.0

670.3

151.4

15.5
15.5

2017

676.4

732.3

165.3

2018

741.3

801.1

180.7

2019

813.3

877.3

197.8

2020

893.3
961.9
Jumlah

216.8

60
60

60
113.6

676

180

60.0

26.4

89.4

40.0

61.7

30.1

31.0

8.8

11.0

11.3

100

287.9

LAMPIRAN B.16
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

B16.1 Kondisi Saat Ini

Sistem kelistrikan di Provinsi NTB terdiri atas tiga sistem yang saling terhubung dengan
jaringan 20 kV dan beberapa sistem terisolasi, hampir semuanya dipasok dari PLTD
dan sebagian kecil PLTM. Sistem tersebut adalah:
- Sistem Lombok meliputi kota Mataram, kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah,
Lombok Timur dan kabupaten Lombok Utara.
- Sistem Sumbawa meliputi kota Sumbawa Besar dan kabupaten Sumbawa Barat.
- Sistem Bima meliputi kota Bima, kabupaten Bima dan kabupaten Dompu.
Sistem terisolasi terdiri dari atas pulau-pulau kecil yang tersebar di seluruh wilayah NTB.
Pulau-pulau kecil ini mempunyai pembangkit sendiri. Peta sistem kelistrikan di provinsi
NTB untuk ketiga sistem 20 kV tersebut ditunjukkan pada Gambar B16.1.

SISTEM
LOMBOK

SISTEM
SUMBAWA

SISTEM
BIMA

Gambar B16.1 Peta Kelistrikan Provinsi NTB

Beban puncak gabungan non coincident Provinsi NTB tahun 2010 sebesar 184,9 MW
dengan total produksi termasuk pembangkit sewa 852,24 GWh, sekitar 69,3 % produksi
677

total NTB ada di sistem Lombok. Hampir semua pembangkit di Provinsi NTB adalah
PLTD sehingga mengakibatkan biaya pokok produksi menjadi sangat tinggi, yaitu
mencapai Rp 2.557/kWh pada tahun 2010.
Daya mampu ketiga sistem tersebut sekitar 83% dari daya terpasang dan beban puncak
sekitar 92% dari daya mampu, sehingga sistem dalam kondisi siaga. Daftar tunggu di
Provinsi NTB pada akhir tahun 2010 mencapai 181.000 pelanggan dengan daya 165
MVA telah dapat dilayani dengan menyewa pembangkit. Rincian komposisi kapasitas
pembangkit per sistem ditunjukkan dalam tabel B16.1.
Tabel B16.1 Komposisi kapasitas pembangkit tahun 2010

Sistem
Sistem Interkoneksi
1. Sistem Lombok
2. Sistem Sumbawa
3. Sistem Bima
Sistem Terisolasi
Sektor Lombok
1. Gili Air
2. Gili Meno
3. Gili Trawangan
4. Maringkik
Cabang Sumbawa
1. Sebotok
2. Labuhan Haji
3. Lebin
4. Bugis Medang
5. Klawis
6. Lunyuk
7. Lantung
Cabang Bima
1. Bajo Pulau
2. Nggelu
3. Pai
4. Sai
5. Sampungu
6. Kempo
7. Kwangko
8. Pekat
9. Kuta Monta

Jenis

Kapasitas
Trpasang
[MW]

Daya
Mampu
[MW]

Beban
Puncak
[MW]

PLTD/M
PLTD/M
PLTD

168,9
34,1
32,4

140,8
29,1
26,8

129,2
26,2
26,0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,4
0,24
1,72
0,04

0,31
0,20
1,4
0,037

0,28
0,12
1,10
0,03

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,04
0,04
0,24
0,18
0,12
0,60
0,24

0,038
0,038
0,22
0,15
0,09
0,58
0,09

0,038
0,020
0,11
0,10
0,06
0,54
0,08

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,06
0,05
0,04
0,06
0,06
0,06
0,08
1,24
0,34

0,05
0,04
0,03
0,05
0,05
0,05
0,07
0,95
0,28

0,04
0,03
0,02
0,04
0,01
0,04
0,06
0,62
0,14

241,25

201,42

184,87

Total

678

B16.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir rata-rata 13,6% per tahun.
Permintaan terbesar adalah dari sektor rumah tangga (62,6%) disusul sektor bisnis
(24,1%). Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir
dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi setempat,
pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai, proyeksi kebutuhan listrik
20112020 diperlihatkan pada tabel B16.2.
Tabel B16.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth (%)

Penjualan
(GWh)
1.056,3
1.422,8
1.525,4
1.620,0
1.707,4
1.799,6
1.896,8
1.999,3
2.106,2
2.218,2

Produksi
Beban Puncak
(MW)
(GWh)
1.209,5
227,8
1.682,3
316,9
1.801,6
339,3
1.911,2
360,0
2.012,3
379,0
2.118,6
399,1
2.230,6
420,1
2.348,5
442,4
2.471,5
465,5
2.600,1
489,7

11,5%

11,8%

11,4%

Jumlah
Pelanggan
798.778
850.374
902.000
953.656
1.005.345
1.057.068
1.108.827
1.160.622
1.212.457
1.264.334
12,5%

Penjualan listrik pada tahun 2011 tumbuh tinggi dibanding tahun 2010 sehubungan
adanya rencana untuk menaikkan target rasio elektrifikasi dari 30 % menjadi 60% dan
menyelesaikan semua daftar tunggu serta mengalihkan pelanggan koperasi sekitar
20.000 menjadi pelanggan PLN.

B16.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut diatas, direncanakan
pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi dengan
mempertimbangkan potensi energi primer setempat.
Potensi Energi Primer
Sumber energi primer yang tersedia di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meliputi
potensi tenaga air, panas bumi dan angin dengan jumlah total potensi diperkirakan
216 MW sebagaimana ditunjukkan pada tabel B16.3.

679

Tabel B16.3 Daftar Potensi Energi Primer


No.
I

II

III

Energi
Primer
Air
Kokok Putih
Segara
Pekatan
Brang Beh
Brang Rhea
Tengah
Panas Bumi
Sembalun
Hu'u
Maronge
Angin
NTB Tersebar

Lokasi

Potensi
(MW)

Tahapan Yg Sudah Dicapai

Lombok
Lombok
Lombok
Sumbawa
Sumbawa
Sumbawa

3,8
6,7
2
26
6,34
0,31

Konstruksi (Skema IPP)


Konstruksi (Skema IPP)
Studi Kelayakan dan Disain Rinci
Studi Kelayakan
Proses PPA (Skema IPP)
Identifikasi Lokasi

Lombok

100

Hasil Studi Geo Sains & Pemboran Thermal


Gradient
Pra Studi Kelayakan
Identifikasi Lokasi

Bima
Sumbawa
Lombok,
Trawangan,
Medang & Sa'i

65
6
0,01

Total 4 Pulau, masing - masing Pulau Lombok


dan 3 Pulau Kecil

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB

Pengembangan Pembangkit
Kapasitas pembangkit yang direncanakan di Provini NTB sampai dengan tahun 2020
adalah 630 MW dengan kebutuhan biaya investasi sekitar US$ 61 juta sebagaimana
terdapat pada tabel B16.4.
Sebagian besar pembangkit yang akan dibangun berada di pulau Lombok mengingat
potensi bebannya jauh lebih besar dibanding pulau lainnya dan didominasi PLTU
batubara. Untuk meminimalkan penggunaan BBM terutama waktu beban puncak,
direncanakan akan dibangun PLTG dengan bahan bakar gas alam yang disimpan
dalam bentuk CNG (compressed natural gas) atau mini LNG. Sedangkan rencana
pembangunan pembangkit di pulau Sumbawa akan diupayakan sebanyak mungkin
memanfaatkan potensi energi terbarukan setempat, yaitu PLTA/PLTM.

680

Tabel B16.4 Rencna Pengembangan Pembangkit


No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Lombok (APBN)
Santong
Lombok (FTP1)
Bima (FTP1)
Lombok (Peaker)
Sumbawa Barat
Brang Beh 2
Bima (Ekpansi)
Lombok (FTP 2)
Brang Beh 1
Lombok Peaker Ekspansi
Lombok - 2
Sembalun (FTP2)
Sembalun (Ekspansi)
Lombok
Kokok Putih
Segara Anak
Kukusan
Rea
Bintang Bano
Rhee
Lombok
Sumbawa (FTP2)
Hu'u (FTP2)
Hu'u - 2

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Sewa
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

PLTU
PLTM
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTA
PLTU
PLTU
PLTA
PLTG
PLTU
PLTP
PLTP
XPLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP

25
0,85
2x25
2x10
2x30
2x7
4,1
2x10
2x25
8
2x30
2x25
20
2x20
2x25
3,8
5,8
0,2
5,7
2x4
4,3
2x25
2x10
20
2x20

2012
2012
2013
2012/13
2013
2013/14
2014
2014/15
2015
2016
2016/20
2017
2017
2018/19
2013
2012
2012
2012
2013
2014
2014
2014
2014/15
2017
2018/19

On Going
On Going
On Going
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

Total Kapasitas

629,8

Pembangunan Transmisi dan Gardu Induk


Pembangunan Transmisi
Pembangunan pembangkit PLTU batubara, panas bumi dan PLTA di beberapa lokasi
akan diikuti dengan pembangunan transmisi untuk evakuasi daya dari pembangkit ke
pusat beban melalui gardu induk. Rincian rencana pembangunan transmisi ditampilkan
pada tabel B16.5.
Selama periode 2011-2020 akan dibangun transmisi 150 kV di Lombok dan 70 kV di
pulau Sumbawa meliputi sistem Sumbawa dan sistem Bima. Untuk menghubungkan
sistem 70 kV Sumbawa dengan sistem 70 kV Bima yang berjarak lebih dari 100 km,
akan dibangun transmisi interkoneksi 150 kV. Panjang transmisi yang akan dibangun
sekitar 1.139 kms dengan kebutuhan anggaran sekitar US$ 80 juta. Rencana
interkoneksi tersebut akan didahului dengan kajian kelayakan teknis dan ekonomi.

681

Tabel B16.5 Pembangunan transmisi 150 kV dan 70 kV


No

Dari

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

PLTUJeranjang
PLTUJeranjang
GISengkol
GISengkol
PLTUBima(FTP1)/Bonto
GIBima
GISelong
GIAmpenan
GIMantang
PLTPSembalun
PLTUIPPSumbawa(FTP2)
GIAlas/Tano
GITaliwang
PLTUSumbawaBarat
PLTUIPPLombok
PLTULombokFTP2
PLTPHuu(FTP2)
GIDompu

Ke
GIAmpenan
GISengkol
GISelong
GIKuta
GIBima
GIDompu
GIPringgabaya
GITanjung
IncomerJeranjangSengkol
GIPringgabaya
GILabuhan/Sumbawa
GILabuhan/Sumbawa
GIAlas/Tano
GITaliwang
GISelong
GIPringgabaya
GIDompu
GILabuhan/Sumbawa

Tegangan

Konduktor

150kV
150kV
150kV
150kV
70kV
70kV
150kV
150kV
150kV
150kV
70kV
70kV
70kV
70kV
150kV
150kV
70kV
150kV

2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1xOstrich
2cct,1xOstrich
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,AAAC1x240
2cct,1xOstrich
2cct,1xOstrich
2cct,1xOstrich
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,AAAC1x240
2cct,1HAWK

Panjang
(kms)
15,2
68,2
76,0
21,0
30,0
48,0
60,0
30,0
30,0
30,0
24,0
120,0
30,0
20,0
100,0
92,0
60,8
283,8

Anggaran
(jutaUS$)
0,84
3,78
6,76
1,87
1,46
7,31
2,67
4,27
4,27
5,34
1,83
6,09
5,61
1,22
2,67
2,67
3,71
17,30

COD
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2016

Jumlah 1.139 79,67

Pembangunan Gardu Induk (GI)


Berkaitan dengan proyeksi kebutuhan listrik dan penambahan pelanggan, akan
dibangun GI 150/20 kV dan GI 70/20 kV serta IBT 150/70 kV untuk menyalurkan tenaga
listrik dari pembangkit ke beban. Selain itu dilakukan perluasan GI eksisting untuk
meningkatkan kapasitas dan keandalannya dengan menambah trafo di beberapa GI.
Jumlah kapasitas trafo GI yang akan dibangun selama kurun waktu 2011-2020 adalah
750 MVA dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 65,6 juta. Rincian rencana
pembangunan dan perluasan GI diperlihatkan pada tabel B16.6.

682

Tabel B16.6 Pembangunan Gardu Induk


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

GarduInduk
Jeranjang
Sengkol
Selong
Kuta
Dompu
Bima
Sengkol
Selong
Ampenan
Kuta
Tanjung
Pringgabaya
Dompu
Mantang
Labuhan/Sumbawa
Alas/Tano
Taliwang
Pringgabaya
Labuhan/Sumbawa
Labuhan/Sumbawa
Jeranjang
Selong
Ampenan
Dompu
Labuhan/Sumbawa
Bima
Kuta
Dompu
Labuhan/Sumbawa
Sengkol
Dompu
Jeranjang
Alas/Tano
Tanjung
Bima

New
New
New
New
New
New
Ext4LB
Ext2LB
Ext2LB
Extension
New
New
Extension
New
New
New
New
Ext2LB
Ext2LB
Extension
Extension
Extension
Extension
Ext2LB
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

Daya
(MVA)
30
30
30
30
20
20

30
30
30
20
30
20
20
20

20
30
30
30

20
20
30
30
30
30
20
30
20
30
20

Anggaran
(jutaUSD)
4,18
4,18
2,94
2,94
2,20
3,14
2,47
1,23
1,23
1,39
2,94
2,94
1,01
2,94
2,20
2,20
2,20
1,23
1,26
1,01
1,39
1,39
1,39
0,94
1,01
1,01
1,39
2,02
2,02
1,39
1,01
1,39
1,01
1,39
1,01

Jumlah

750

65,59

Tegangan

Baru/Extension

150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
70/20kV
150kV
150kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
70/20kV
70/20kV
70/20kV
150kV
70kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70kV
70/20kV
70/20kV
150/20kV
150/70kV
150/70kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
70/20kV

683

COD
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2018
2019
2019

Gambar B16.2 Peta rencana pengembangan sistem 150 kV Lombok

PLTU Bima Ekspansi


2x10 MW (2014/15)

PLTU Bima (FTP 1)


2x10 MW (2012)

PLTU Sumbawa (FTP 2)


IPP 2x10 MW (2014/15)
U

ACSR1x240mm2
7km 2014

GI Bima

GI Labuhan
GI Dompu
ACSR1x240mm2
96km 2013

ACSR1x240mm2
60km 2011

GI Taliwang

ACSR1x240mm2
30km 2016
A

ACSR1x240mm2
142km 2016

PLTU Sumbawa Barat


2x7 MW (2013/14)

PLTP Huu IPP


2x10 MW (2017)

PLTA Brang Beh-1


8MW (2016)

PLTP Huu Ekpansi


2x20 MW (2018/19)

Gambar B16.3 Peta rencana pengembangan sistem 150 kV dan 70 kV di pulau Sumbawa

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik di provinsi ini, direncanakan tambahan
sambungan baru sampai dengan tahun 2020 sekitar 875 ribu pelanggan. Untuk

684

meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 60% pada akhir tahun 2011, maka perlu
disambung 409.000 pelanggan baru selama 2011.
Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, direncanakan pembangunan
jaringan distribusi termasuk untuk listrik perdesaan, meliputi jaringan tegangan
menengah 2.040 kms, jaringan tegangan rendah sekitar 1.965 kms dan tambahan
kapasitas trafo distribusi sekitar 143 MVA, seperti dalam tabel B16.7.
Tabel B16.7 Rincian Pengembangan Distribusi
JTM

JTR

Trafo

2011

kms
660.8

kms
636.1

MVA
44.4

2012

173.2

166.7

14.6

51,596

2013

173.2

166.7

14.6

51,626

2014

173.3

166.8

11.7

51,656

2015

179.2

172.5

12.0

51,689

2016

187.9

180.9

12.6

51,723

2017

155.9

150.1

10.5

51,759

2018

127.5

122.7

8.6

51,796

2019

105.8

101.9

7.1

51,835

2020
2011-2020

103.7

99.8

7.0

51,876

2,040.5

1,964.3

143.1

874,536

Tahun

Pelanggan
408,980

B16.4 Sistem Kelistrikan Pulau Gili


Ketiga pulau Gili yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan merupakan tujuan wisata
yang menjadi andalan pemerintah daerah. Ketiga pulau Gili tersebut masuk dalam
wilayah administrasi kabupaten Lombok Utara yang merupakan pemekaran dari
kabupaten Lombok Barat.
Sistem kelistrikan di ketiga pulau Gili merupakan sistem terisolasi, masingmasing
dipasok dari PLTD Gili Air, PLTD Gili Meno dan PLTD Gili Trawangan melalui JTM
20 kV, dengan kondisi pembangkitan seperti pada tabel B16.8. Biaya pokok produksi
ketiga PLTD tersebut adalah sangat tinggi, yaitu Rp 3.457,-/kWh.

685

Tabel B16.8 Data Pengusahaan Tiga Gili

Gili Air

400

310

Beban
Puncak
(kW)
282

Gili Meno

240

200

117

127

Gili Trawangan

1720

1400

1100

416

No

Sistem

Daya
Terpasang
(kW)

Daya
Mampu
(kW)

Jml
Pelanggan
284

Pada tahun 2012 sistem kelistrikan di ketiga pulau Gili akan saling dihubungkan dengan
kabel laut 20 kV dan disambung dengan sistem pulau Lombok.

B16.5 Ringkasan

Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan


kebutuhan dana investasi sampai dengan tahun 2020 diberikan pada tabel B16.9.
Tabel B16.9 Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

2011

1,056

2012

1,423

Beban
Pembangkit
Transmisi Anggaran
Puncak
GI (MVA)
(MW)
(kms)
(juta USD)
(MW)
175.8
1,209
228
46
160
258
205.6
1,682
317
183
140
90

2013

1,525

1,802

339

93

80

254

227.6

2014

1,620

1,911

360

70

60

253

141.9

2015

1,707

2,012

379

38

70

49.1

2016

1,800

2,119

399

90

90

284

215.2

2017

1,897

2,231

420

40

50

105.1

2018

1,999

2,349

442

40

50

103.2

2019

2,106

2,472

466

30

50

2020

2,218

2,600

490

Tahun

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

Jumlah

630

686

750

32.7

16.5

1,139

1,272.7

LAMPIRAN B.17
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
B17.1 Kondisi Saat Ini
Sistem kelistrikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari 90 pusat listrik
yang beroperasi secara terpisah dengan total beban puncak non coincident pada tahun
2010 sekitar 100 MW, dipasok dari PLTD, PLTMH, PLTS+PLTD hibrid dan PLTP.
Tenaga listrik dari pembangkit ke pelanggan disalurkan melalui JTM 20 kV dan JTR
220 volt.
Kebutuhan terbesar listrik di NTT adalah di Kupang sebagai ibu kota provinsi, yaitu
37%. Hampir semua pembangkit di NTT menggunakan PLTD dan terdapat satu unit
PLTM serta PLTP, sehingga biaya pokok produksi listrik sangat tinggi. Rincian
pembangkit terpasang di Provinsi NTT ditunjukkan pada tabel B17.1.
Tabel B17.1 Daftar Pembangkit terpasang di NTT
No.

Nama Pembangkit

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Sistem Kupang
Sistem Seba, Oesao
Sistem Soe
Sistem Kefamananu
Sistem Atambua
Sistem Betun
Sistem Kalabahi
Sistem Rote Ndao
Sistem Ende
Sistem Wolowaru
Sistem Aesesa
Sistem Bajawa
- Mataloko
Sistem Ruteng
Sistem Labuhan Bajo
Sistem Maumere
Sistem Larantuka
Sistem Adonara
Sistem Lembata
Sistem Waingapu
Sistem Waikabubak
- Lokomboro
Gab. Isol. Cab.
Kupang
Gab. Isol. Cab. FBB
Gab. Isol. Cab. Sumba
Gab. Isol. Cab. FBT
Jumlah

13
14
15
16
17
18
19
20

21
22
23
24

Jenis
Pembangkit

Pemilik

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTP
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTMH

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

PLN
PLN
PLN
PLN

687

Kapasitas
Terpasang
(MW)
45,92
0,78
4,97
6,53
7,24
2,75
4,11
3,78
11,78
1,19
2,34
4,33
1,80
8,92
3,22
12,28
6,26
2,99
4,24
7,56
5,93
0,80

Beban
Puncak
(MW)

4,97
7,38
1,94
3,92
167,93

2,5
2,5
0,9
1,5
100,8

34,2
0,4
4,2
3,6
5,0
1,4
3,0
2,1
6,7
1,0
0,9
2,2
1,5
4,0
1,8
7,8
3,1
2,1
1,8
3,9
3,1
0,8

B17.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional,
pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai, proyeksi kebutuhan
listrik 20112020 diperlihatkan pada tabel B17.2.
Tabel B17.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

Penjualan
(GWh)
488,6
552,9
625,2
707,0
781,5
863,9
955,1
1.056,1
1.146,2
1.260,8

Growth (%)

Produksi
Beban Puncak
(MW)
(GWh)
559,9
110,1
633,7
124,3
716,4
139,9
809,8
157,7
894,9
174,0
989,1
191,9
1.093,3
211,4
1.208,8
233,3
1.311,7
252,6
1.442,7
276,9

11,4%

11,5%

11,2%

Jumlah
Pelanggan
623.997
689.066
715.598
734.855
754.919
775.137
807.635
843.088
873.896
913.261
12,8%

B17.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik sebagaimana tersebut diatas,
direncanakan akan dibangun pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi, dengan
memanfaatkan potensi energi setempat.
Potensi Energi Terbarukan
Provinsi NTT mempunyai potensi energi terbarukan yang tersebar di beberapa pulau.
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertamben Provinsi NTT, potensi energi setempat
yang siap dimanfaatkan adalah :
-

Pulau Timor Kupang, mempunyai potensi PLTB 2,02 MW dan PLTM 4,8 MW
Pulau Flores, potensi PLTP 115 MW, PLTA 23,22 MW, PLTB 0,5 MW
Pulau Sumba, mempunyai potensi PLTM 12,40 MW dan PLT hibryd 1,5 MW
Pulau Alor, mempunyai potensi PLTP 20 MW dan PLTM 28 kW
Pulau Lembata, mempunyai potensi PLTP 5 MW
Pulau Rote, mempunyai potensi PLTB 1 MW

688

Rencana Pengembangan Pembangkit


Sampai dengan tahun 2020 kebutuhan tenaga listrik Provinsi NTT direncanakan akan
dipenuhi dengan mengembangkan PLTP, PLTU batubara skala kecil, PLTA, PLTMH,
PLTD, PLTS dan PLT-hybrid tersebar di beberapa lokasi, dengan total kapasitas
mencapai 353,7 MW sebagaimana ditunjukkan pada tabel B17.3.
Tabel B17.3 Rincian Rencana Pengembangan Pembangkit di NTT
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53

PROYEK
Mataloko
Ulumbu (APBN)
Lembata
NTT-1 Ropa (FTP1)
Rote Peaking
Ndungga
Alor
Atambua APBN
NTT-2 Kupang (FTP1)
Rote Ndao
Ulumbu (ADB)
Kalabahi Peaking
Atambua APBN
Kalabahi Peaking
Maumere Peaking
Kupang (Peaking)
Oelbubuk-Soe
Wae Rancang I - Manggarai
Wae Rancang II - Manggarai
Solar Thermal Kupang
Larantuka (Peaking)
Maubesi
Lembata PLTD Peaking
Bukapiting
Atambua Ekspansi
Kupang (Peaking) Ekspansi
Larantuka (Peaking)
Nangalili-Labuhan Bajo
Lembata PLTD Peaking
Kupang (Ekspansi)
Kupang (Peaking) Ekspansi
Lewa
Lokomboro III
Praikalala I
Wae Roa - Ngada
Umbuwangu I
Praikalala II
Lewa
Lokomboro III
Praikalala II
Maidang
Waekelosawa
Wae Lega - Manggarai
Wolodaesa
Larantuka
Sita - Borong
Ulumbu
Sokoria (FTP2)
Mataloko
Atadei
Kupang
Oka Larantuka
Sokoria - 2

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

PLTP
PLTP
PLTS
PLTU
PLTD
PLTM
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTD
PLTU
PLTD
PLTD
PLTMG
PLTB
PLTM
PLTM
PLTS
PLTD
PLTH
PLTD
PLTP
PLTU
PLTMG
PLTD
PLTH
PLTD
PLTU
PLTMG
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTGB
PLTM
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTP
PLTP

1,8
4x2,5
2x0,2
2x7
0,5
1,9
2x3
6
2x16,5
2x3
2x2,5
0,75
3x6
0,5
8
20
2x1
10
6
5
4
2x0,5
2,5
2x2,5
2x6
2x20
2
1
1
16,5
10
0,85
1
1
0,4
2x1
0,5
0,5
0,5
1
3x1
2x0,25
1,75
0,8
8
2x1
5
3x5
3x5
5
2x15
2x2,5
1x5

2011
2011/12/14/15
2011/12
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2014/17
2015
2015/16
2017/18
2015/18
2019
2019
2019
2019
2020
2011
2011
2011
2011
2011/12
2012
2012
2012
2013
2012/13/14
2012/13
2013
2013
2014
2014/15
2014
2015/16/17
2015/18/19
2016
2016/17
2016/17
2020

On Going
On Going
Rencana
On Going
Rencana
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Rencana
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

Total Kapasitas

689

353,7

Untuk sistem kelistrikan di pulau Flores, jenis pembangkit yang diprioritaskan untuk
dibangun adalah PLTP, mengingat di Flores tersedia potensi energi panas bumi.
Kapasitas total poteni PLTP yang dapat dibangun sampai dengan tahun 2020 mencapai
61,8 MW, sehingga di masa depan Flores diharapkan akan menjadi daerah
percontohan dimana pasokan listriknya didominasi oleh energi bersih panas bumi.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Pengembangan Transmisi
Rencana pengembangan jaringan transmisi 70 kV di Provinsi NTT akan dilaksanakan di
dua pulau besar yaitu pulau Flores dan pulau Timor sesuai prospek beban setempat,
sebagaimana terdapat dalam gambar B17.1 dan B17.2. Sedangkan untuk pulau-pulau
kecil lainnya direncanakan pembangunan jaringan distribusi 20 kV. Selaras dengan
rencana pembangunan pembangkit PLTP dan PLTU batubara tersebar di pulau Flores
dan pulau Timor, jaringan transmis 70 kV yang akan dibangun adalah 1.280 kms
dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 78 juta sesuai tabel B17.4.
Tabel B17.4 Pembanguan SUTT 70 kV
No

Propinsi

Dari

Ke

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT
NTT

Ropa
Ropa
Bolok
Maulafa
Naibonat
Kefamenau
Atambua
Kefamenau
Ropa
PLTPSokoria
Bajawa
PLTPUlumbu
Ruteng
PLTPMataloko

Ende
Maumere
Maulafa
Naibonat
Nonohonis/Soe
Atambua
Atapupu
Nonohonis/Soe
Bajawa
IncomerRopaEnde
Ruteng
Ruteng
LabuanBajo
Bajawa

Tegangan
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV
70kV

Konduktor
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1xOstrich
2cct,1xOstrich
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK
2cct,1HAWK

Panjang
(kms)
88
120
30
62
102
150
36
102
190
26
120
40
170
50

Anggaran
(jutaUSD)
5.4
7.3
1.8
3.8
6.2
9.1
2.2
6.2
11.6
1.6
7.3
2.4
10.4
3.0

COD
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

Jumlah 1,286.0 78.34

Peta rencana pengembangan sistem transmisi 70 kV di pulau Timor dan pulau Flores
Provinsi NTT sebagaimana gambar B17.1 dan B17.2.

690

Pengembangan GI
Seiring dengan rencana pembangunan PLTP dan PLTU batubara serta jaringan
transmisi 70 kV, juga direncanakan pembangunan gardu induk untuk menyalurkan daya
ke beban distribusi. Sampai dengan tahun 2020 direncanakan akan dibangun 13 gardu
induk baru 70/20 kV tersebar di pulau Timor dan pulau Flores. Kapasitas total trafo GI
mencapai 395 MVA dengan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 35 juta
sebagaimana diperlihatkan dalam tabel B17.5.
Tabel B17.5 Pengembangan GI 70 kV di NTT
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

GarduInduk
Ropa
Ende
Maumere
Bolok
Maulafa
Naibonat
Nonohonis
Kefamenanu
Atambua
Atapupu
Maumere
Ende
Maulafa
Bajawa
Ruteng
LabuanBajo
Naibonat
Maulafa
Atambua
Maulafa

Tegangan
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20

Baru/Extension Daya(MVA)
New
New
New
New
New
New
New
New
New
New
extension
extension
ektension
New
New
New
extension
ektension
extension
ektension
Jumlah

691

5
10
10
20
30
20
20
20
20
10
20
20
30
20
20
20
20
30
20
30

Anggaran(juta
USD)
1,89
1,89
1,89
1,95
2,19
1,95
1,95
1,95
1,95
1,89
1,01
1,01
1,26
1,91
1,91
1,91
1,01
1,15
1,01
3,34

395 34,99

COD
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2016
2018
2020

Atapupu 10 MVA (2012)


PLTU Atambua APBN
4 x 6 MW (2012/13)

HAWK2x240mm2
18km 2012
Atambua 20 MVA (2012)

HAWK2x240mm2
75km 2012

Kefamenanu 20 MVA (2012)

HAWK2x240mm2
51km 2014

Soe/Nonohonis 20 MVA (2012)


ACSR2x152mm2
51km 2012
PLTU Kupang Baru
2 x 16,5 MW (2012)

Naibonat 20 MVA (2012)


ACSR2x152mm2
31km 2012

PLTU Kupang IPP


2 x 15 MW (2013/14)
U
U

HAWK2x240mm2
15km 2012
Mulafa 30 MVA (2012)
Bolok 20 MVA (2012)

Gabar B17.1 Peta rencana jaringan 70 kV pulau Timor

PLTGB Larantuka
2 x 4 MW (2014)
PLTM Wae Rancang
16 MW (2014)

Labuhan Bajo 20
MVA (2014)
ACSR1x240mm2
85km 2014

Ruteng 20 MVA (2014)

PLTP Ulumbu APBN


4x 2,5 MW (2011/12/14/15)
PLTP Ulumbu ADB
2 x 2,5 MW (2012)

G
PLTU Ropa APBN
2 x 7 MW (2012)

ACSR1x240mm2
60km 2014

Bajawa 20 MVA (2014)

ACSR1x240mm2
95km 2014

Ropa 5 MVA (2011)


ACSR1x240mm2
U
60kmr 2012
ACSR1x240mm2
44km 2012

Maumere 10 MVA (2012)

P
P

Ende 10 MVA (2012)

PLTP Sokoria (FTP 2)


3 x 5 MW (2015/16/17)

PLTP Mataloko
1,8 MW (2011)
PLTP Mataloko (IPP)
3x5 MW (2015/18/19)

Ende 20 MVA (2011)


G
Waingapu

Gambar B17.1 Peta rencana jaringan 70 kV pulau Flores

Pengembangan Distribusi
Sejalan dengan pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk 70 kV serta
penambahan pembangkit di Provinsi NTT, direncanakan pembangunan jaringan
distribusi 20 kV dan jaringan tegangan rendah serta penambahan pelanggan baru.
692

Sesuai proyeksi kebutuhan tenaga listrik, direncanakan selama 2011-2020 akan


dilakukan penambahan pelanggan baru sekitar 639 ribu. Khusus untuk mempercepat
peningkatan rasio elektrifikasi menjadi 60% pada akhir tahun 2011, direncanakan akan
dilakukan penyambungan pelanggan rumah tangga sebanyak 350 ribu selama 2011.
Pada tahun tahun selanjutnya akan ditambah pelanggan baru rata-rata 30 ribu
sambungan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut diperlukan
pembangunan jaringan distribusi termasuk untuk listrik perdesaan, meliputi JTM
sepanjang 1.573 kms, JTR sekitar 1.048 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi
sekitar 134 MVA, seperti ditampilkan dalam tabel B17.6.
Tabel B17.6 Pengembangan Sistem Distribusi di NTT
Tahun

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2011-2020

JTM
kms
144,8
158,9
160,0
160,7
160,9
160,6
159,8
158,3
156,0
152,9
1.572,9

JTR
kms
135,9
125,0
121,4
117,0
111,6
105,2
97,6
88,8
78,6
66,8
1.047,7

Trafo
MVA
10,3
10,8
11,5
12,1
12,8
13,6
14,3
15,2
16,0
17,0
133,6

Pelanggan
349.555
65.068
26.532
19.257
20.064
20.218
32.498
35.453
30.808
39.365
638.819

B17.4 Pengembangan PLTS Thermal dan EBT Lainnya


Memperhatikan banyak energi radiasi matahari di pulau Timor, PLN mempunyai
rencana untuk membangun sebuah pembangkit yang menggunakan teknologi panas
matahari (solar thermal) dengan kapasitas sekitar 5 MW sebagai pilot project sekaligus
sebagai sarana pembelajaran bagi SDM PLN dalam pengembangan energi terbarukan.
Selain itu di beberapa pulau kecil direncanakan akan dibangun PLTB, PLTS dan PLTM
yang akan dioperasikan secara hybrid dengan PLTD yang ada, yaitu di pulau Ende,
Pamana, Samau, Pantar, Pura, Solor dan Sabu.

693

B17.5 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, rencana pembangunan fasilitas kelistrikan
dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 diperlihatkan pada tabel B17.7.
Tabel B17.7 Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

2011

488.6

559.9

2012

552.9

633.7

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Pembangkit
Transmisi Anggaran
Puncak
GI (MVA)
(MW)
(kms)
(juta USD)
(MW)
44.2
110.1
8.8
165
169.6
124.3
78.9
594

2013

625.2

716.4

139.9

23.6

40

27.4

2014

707.0

809.8

157.7

69.5

90

692

178.6

2015

781.5

894.9

174.0

42.5

20

63.7

2016

863.9

989.1

191.9

30.0

30

84.0

80.1

20

47.2

2017

955.1

1,093.3

211.4

29.0

2018

1,056.1

1,208.8

233.3

31.0

2019

1,146.2

1,311.7

252.6

25.5

35.0

2020

1,260.8

1,442.7

276.9

15.0

30

35.0

353.7

395

1,286

764.8

Jumlah

694

B18.12.

B18.11.

B18.10.

B18.9.

B18.8.

B18.7.

B18.6.

B18.5.

B18.4.

B18.3.

B18.2.

B18.1.

Provinsi Bu
usa Tenggarra Timur

Provinsi Bu
usa Tenggarra Barat

Provinsi Pa
apua Barat

apua
Provinsi Pa

Provinsi Maluku Utara

Provinsi Maluku

Provinsi Su
ulawesi Teng
ggara

Provinsi Su
ulawesi Selatan

Provinsi Su
ulawesi Teng
gah

Provinsi Su
ulawesi Utara
a

Provinsi Ka
alimantan Tim
mur

Provinsi Ka
alimantan Te
engah

Provinsi Ka
alimantan Se
elatan

LAMPIRAN B18
NE
ERACA DAY
YA SISTEM-S
SISTEM ISOL
LATED
WILAYAH OPERASI
W
O
IND
DONESIA TIM
MUR

B18.13.

695

LampiranB1
18.1
PROVINSIKA
ALIMANTA
ANSELATA
AN

696

Neraca Daya Sistem Kotabaru


`

697

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
SWD
SWD
KUBOTA
WARTSILA
WARTSILA
MIRRLEES
KUBOTA
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD HSD

Size Jmlh Unit


0 37
0,37
1
0,40
1
0,60
1
1,25
1
1,25
1
0,94
1
0,60
,
1

Project PLN
PLTD Peaking
PLTU Kotabaru [APBN-P]
Project Swasta

UNIT

2011

2012

GWh
%
MW

42,77
63,08
7 74
7,74

48,2
63,2
87
8,7

80,8
63,3
14 6
14,6

5,4
1,2
-

5,4
1,2
-

5,4
1,2
-

PLTD
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

0,4
0
4
0,4
0,6
1,3
1,3
0,9
0,6
,

0,4
0
4
0,4
0,6
1,3
1,3
0,9
0,6
,

MW

8,0

8,0

MW
MW

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

98,2
63,4
17 7
17,7

109,5
63,5
19 7
19,7

114,8
63,6
20 6
20,6

119,5
63,7
21 4
21,4

124,5
63,8
22 3
22,3

129,8
63,9
23 2
23,2

135,1
64,0
24 1
24,1

5,4
1,2
-

5,4
1,2
-

5,4
1,2
-

5,4
1,2
-

5,4
1,2
-

5,4
1,2
-

5,4
1,2
-

14,0

MW
Disuplai dari Grid Barito tahun 2013 melalui Kabel Laut
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
O
Operasi
i
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

12,2
2,2
1,3
09
0,9
2,2

12,2
2,2
1,3
09
0,9
1,3

Neraca Daya Sistem Batulicin/Pagatan


URAIAN

698

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
K
Kapasitas
it Terpasang
T
Derating Capacity
Pembangkit PLN (PLTD Pagatan)
Size
Manufacture
KUBOTA
0,30
KUBOTA
0,30
SCODA
0,66
SCODA
0,66
DEUTZ MWM
0,70
PERKINS
0,50
MTU
0,53
MTU
0,53
MTU
0,53
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD HSD [Sewatama]
Sewa PLTD MFO [IHM]
Sewa Relokasi Maburai
Pembelian Energi
PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Project PLN

UNIT

Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2011

GWH
%
MW

68,8
57,3
13,7
0,1
4,7
2,4
0,6

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

0,7
0,7
0,7
0,5
0,5
0,5
0,5

MW
MW
MW

3,0
1,5
5,0

MW

3,5

MW
MW
MW
MW
MW

15,3
1,3
0,7
0,6
4,4

2012

77,4
57,8
15,3
0,1
4,7
2,4

2013

85,2
58,3
16,7
0,1
4,7
2,4

2014

92,3
58,9
17,9
0,1
4,7
2,4

2015

101,4
59,5
19,5
0,1
4,7
2,4

2016

111,3
60,0
21,2
0,1
4,7
2,4

Project Swasta
Disuplai dari Grid Mahakam 150 kV tahun 2012
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

2017

122,0
60,6
23,0
0,1
4,7
2,4

2018

133,6
61,2
24,9
0,1
4,7
2,4

2019

146,3
61,8
27,0
0,1
4,7
2,4

2020

158,7
62,4
29,1
0,1
4,7
2,4

Lam
mpiranB
B18.2
P
PROVINSI
KALIMANTANTENG
GAH

699

Neraca Daya SistemKualaKurun


URAIAN
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture

UNIT

Size

700

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2019

2020

5,2
48,1
1,2

6,0
49,3
1,4

6,7
50,6
1,5

7,3
51,8
1,6

8,1
53,2
1,7

9,1
54,5
1,9

10,1
55,9
2,1

11,2
57,4
2,2

12,4
58,8
2,4

13,6
60,3
2,6

MW
MW

2,5
0,0
-

2,5
0,0
-

8,5
0,0
-

8,5
0,0
-

8,5
0,0
-

8,5
0,0
-

8,5
0,0
-

8,5
0,0
-

8,5
0,0
-

8,5
0,0
-

PLTD

2,5

2,5

2,5

PLTU

6,0

Project Swasta
Disuplai
p dari Grid Barito tahun 2014
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

2018

GWH
%
MW

Unit

Sewa Pemda
PLTD
Sewa
Sewa PLTD
Project PLN
PLTU Kuala Kurun

2011

MW
MW
MW
MW
MW

5,0
0,9
0,5
0,4
2,9

5,0
0,9
0,5
0,4
2,7

17,0
0,9
0,5
0,4
14,6

Neraca Daya SistemKualaPambuang


URAIAN

701

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Size
Unit
Manufacture
MWM
0 22
0,22
1
MWM
0,22
1
MWM
0,22
1
MWM
0,22
1
MAN
0,24
1
DEUTZ MWM
0,50
1
MTU
0 50
0,50
1
KOMATSU
0,24
1
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD
Project PLN
PLTU Kuala Pambuang
PLTU Kuala Pambuang Ekspansi
Project Swasta
PLTU IPP
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

UNIT

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWH
%
MW

13,1
63,5
24
2,4

14,6
63,8
26
2,6

15,9
64,1
28
2,8

17,1
64,4
30
3,0

18,7
64,7
33
3,3

20,3
65,1
36
3,6

22,1
65,4
39
3,9

24,0
65,7
42
4,2

26,1
66,1
45
4,5

28,1
66,4
48
4,8

MW
MW

2,4
0,8
-

2,4
0,8
-

1,9
0,8
-

1,9
0,8
-

1,9
0,7
0,1

1,9
0,7
0,1

1,9
0,7
0,1

1,9
0,7
0,1

1,9
0,7
0,1

1,9
0,7
0,1

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

0,2
0
2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5
0,2

0,2
0
2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5
0,2

02
0,2

02
0,2

0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5

0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5

0,2
0
2
0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5

0,2
0
2
0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5

0,2
0
2
0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5

0,2
0
2
0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5

0,2
0
2
0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5

0,2
0
2
0,2
0,2
0,2
0,5
05
0,5

MW

2,0

2,0

2,0

10,2
3,5
05
0,5
3,0
2,5

10,2
3,5
05
0,5
3,0
2,2

10,2
3,5
05
0,5
3,0
1,9

PLTU
PLTU

6,0
30
3,0

PLTU
MW
MW
MW
MW
MW

3,6
0,7
02
0,2
0,5
0,5

3,6
0,7
02
0,2
0,5
0,3

9,1
3,5
05
0,5
3,0
2,8

7,1
3,5
05
0,5
3,0
0,6

7,2
3,5
05
0,5
3,0
0,4

7,2
3,5
05
0,5
3,0
0,1

10,2
3,5
05
0,5
3,0
2,8

N
Neraca
D
Daya
Si t
SistemMuaraTeweh
M
T
h
URAIAN

702

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Size
Manufacture
SWD
0,34
SWD
0,34
MIRRLEES
0,94
DAIHATSU
1,25
MTU
0,63
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD

UNIT

Unit
1
1
1
1
1

2011

2012

GWH
%
MW

28 0
28,0
64,4
5,0
0,0
3,5
1,2
-

31,7
31
7
66,7
5,4
0,1
3,5
1,2
-

MW
MW
MW
MW
MW

0,3
0,3
0,9
1,3
0,6

0,3
0,3
0,9
1,3
0,6

MW

8,0

8,0

MW
MW
MW
MW
MW

10,3
10
3
2,3
1,3
1,0
3,0

10,3
10
3
2,3
1,3
1,0
2,6

2013

35,0
35
0
68,7
5,8
0,1
3,5
1,2

2014

38,0
38
0
69,8
6,2
0,1
3,5
1,2

2015

41,9
41
9
71,0
6,7
0,1
3,5
1,2

2016

46,2
46
2
72,2
7,3
0,1
3,5
1,2

2017

50,8
50
8
73,4
7,9
0,1
3,5
1,2

2018

55,8
55
8
74,6
8,5
0,1
3,5
1,2

8,0

Project PLN
Disuplai dari Grid Barito 150 kV tahun 2013
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

2019

61,4
61
4
75,8
9,2
0,1
3,5
1,2

2020

66,8
66
8
77,0
9,9
0,1
3,5
1,2

Neraca Daya SistemPurukCahu


URAIAN

703

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Puruk Cahu
MTU
DEUTZ MWM
MTU
MAN
MAN
MTU
PLTD Muara Laung
Deutz
MWM
MWM
PLTD Tumbang Laung
Deutz
PLTD Muara Untu
Deutz
PLTD Mangkahui
Deutz
Deutz
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD

UNIT
GWH
%
MW

Size

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

MW
MW

11,5
69,9
1,9
0,0
3,2
0,8

12,7
71,0
2,0
0,1
3,2
0,8

13,8
70,9
2,2
0,1
3,2
0,8

14,7
70,9
2,4
0,1
3,2
0,8

15,9
70,9
2,6
0,1
3,2
0,8

17,2
70,9
2,8
0,1
3,2
0,8

18,6
70,9
3,0
0,1
3,2
0,8

20,0
70,9
3,2
0,1
3,2
0,8

21,6
70,8
3,5
0,1
3,2
0,8

23,1
70,8
3,7
0,1
3,2
0,8

0,5
0,5
,
0,5
0,5
0,6

0,5
0,5
,
0,5
0,5
0,6

0,5
0,5
,
0,5
0,5
0,6

Unit

0,5
0,5
,
0,5
0,5
0,6

1,0
1,0
,
1,0
1,0
1,0

MW
MW
MW
MW
MW
MW

0,1
0,1
0,0
,

2,0
1,0
1,0
,

MW
MW
MW

0,2
0,1
0,0
,

0,2
0,1
0,0
,

0,2
0,1
0,0
,

0,0

2,0

MW

0,1

0,1

0,1

0,0

1,0

MW

0,0

0,0

0,0

0,0
0,1
,

1,0
1,0
,

MW
MW

0,0
0,1
,

0,0
0,1
,

0,0
0,1
,

MW

2,0

2,0

Project PLN
PLTD /PLTGB

MW

Jumlah Kapasitas
C d
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

3,0
Disuplai dari Sistem Barito tahun 2014
4,4
11
1,1
0,6
0,5
1,4

7,4
11
1,1
0,6
0,5
4,3

5,4
11
1,1
0,6
0,5
2,1

Neraca Daya Sistem Buntok


URAIAN

704

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Size
Manufacture
DEUTZ MWM
0,50
DEUTZ MWM
0 50
0,50
MIRRLEES
0,94
MIRRLEES
0,94
DEUTZ MWM
0,50
DEUTZ AG
1,00
MTU
0,80
DEUTZ MWM
0,50
,
DEUTZ AG
1,00
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD HSD [PEMDA]
Sewa PLTD
Project PLN
PLTU 2 x 7 MW

UNIT

GWH
%
MW

Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2011

29,70
56,10
6,00
6%
6,7
1,4
0,0

2012

33,5
57,6
6,6
01
0,1
6,7
1,4
-

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

0,5
0,5
0
5
0,9
0,9
0,5
1,0
0,8
0,5
,
1,0

0,5
0,5
0
5
0,9
0,9
0,5
1,0
0,8
0,5
,
1,0

MW
MW

3,0

4,0

MW

2013

37,1
58,6
7,2
01
0,1
6,7
1,4

2014

40,4
59,6
7,7
01
0,1
6,7
1,4
-

2015

44,6
60,7
8,4
01
0,1
6,7
1,4
-

2016

49,2
61,7
9,1
01
0,1
6,7
1,4
-

2017

2018

54,1
62,8
9,8
01
0,1
6,7
1,4
-

0,5
0
5
0,9
0,9
0,5
1,0
0,8
0,5
,
1,0

14,0

Project Swasta
Disuplai dari Grid Barito 150 kV tahun 2013
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

8,3
1,9
1,0
0,9
0,4

9,3
1,9
1,0
0,9
0,8

59,6
63,9
10,6
01
0,1
6,7
1,4
-

2019

65,6
65,1
11,5
01
0,1
6,7
1,4
-

2020

71,5
66,2
12,3
01
0,1
6,7
1,4
-

Neraca Daya Sistem Pangkalan Bun


URAIAN

705

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
P
Pasokan
k
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Size
Manufacture
KUBOTA
0,80
SKODA
0,53
SKODA
0,53
MAK
2,80
MAK
2,80
MAK
2,70
MAK
2,70
PLTD Kumai
MAK
MAK CAT
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD HSD
Sewa Pangkalan Banteng
Project Swasta
PLTU Cenko [Mengatasi kritis]

UNIT
GWH
%
MW
MW

2011
100,9
65,7
17,5
9%
10,1
2,3
0,6

Unit
1
1
1
1
1
1
1

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

0
0

MW
MW

0,8
0,5
0,5
2,8
2,7
2,7
-

PLTD
PLTD

11,0
2,4

PLTU

11,0

MW
MW
MW
MW
MW

32,2
8,3
,
5,5
2,8
6,4

2012
112,9
65,9
19,6
11%
10,1
2,3
-

2013
123,7
66,2
21,3
9%
10,1
2,3

2014
133,3
66,6
22,9
7%
10,1
2,3

2015
145,7
66,9
24,9
9%
10,1
2,3

2016
159,1
67,3
27,0
9%
10,1
2,3

2017
173,5
67,6
29,3
8%
10,1
2,3

0,8
0,5
0,5
2,8
2,8
2,7
2,7
7,0
2,4

Disuplai dari Grid Barito 150 kV tahun 2013


Jumlah Kapasitas
Cadangan
g
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

28,2
8,3
,
5,5
2,8
0,3

2018
189,0
68,0
31,7
8%
10,1
2,3

2019
205,9
68,3
34,4
8%
10,1
2,3

2020
222,3
68,7
37,0
7%
10,1
2,3

Neraca Daya Sistem Sampit


URAIAN

UNIT

2011

GWH
%
MW

127,6
66,4
21,9
9%
16,08
4,08

706

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
COCKERILL
MAK
CATERPILLAR
NIIGATA
DAIHATSU
MAK
MAK
DEUTZ

Size
1,00
1,28
1,20
3,00
3,00
2,80
2,80
,
1,00

Unit
1
1
1
1
1
1
1
1

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

1,00
1,28
1,20
3,00
3,00
2,80
2,80
,
1,00

Pembangkit Sewa
Sewa PLTD HSD [Kaltimex]
Sewa PLTD HSD [Baru]

1,1
1,0

12
7

MW
MW

8,8
7,0

Project PLN
PLTU Sampit FTP
FTP-2
2

20 2

MW

PLTU

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

0,12
143,2
66,7
24,5
12%
16,1
4,1

0,10
157,3
67,0
26,8
9%
16,1
4,1

0,08
170,0
67,3
28,8
8%
16,1
4,1

0,10
186,3
67,7
31,4
9%
16,1
4,1

0,10
204,0
68,0
34,2
9%
16,1
4,1

0,09
222,9
68,3
37,2
9%
16,1
4,1

0,09
243,5
68,7
40,5
9%
16,1
4,1

0,09
266,1
69,0
44,0
9%
16,1
4,1

0,08
288,0
69,4
47,4
8%
16,1
4,1

40,0
40 0

Project Swasta

DisuplaidariGridBarito150kVtahun2012
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

27,8
5,8
3,0
30
2,8
0,1

Lam
mpiranB18.3
P
PROVINSI
KALIMANTTANTIMU
UR

707

Neraca Daya Sistem Petung


Pasokan/Kebutuhan

708

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Skoda
0,49
Mirless
0,94
MWM
0,50
Catterpilar
1,20
MAN
0,50
Deutz
1 20
1,20
Pembangkit Sewa
Sewatama
Perusda Benuo Taka
Kaltimex
PLTMG Benuo Taka
Project PLN

Unit

Jlh unit
2
1
1
1
4
2

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2019

2020

GWh
MW
%

54,8
10,2
61 3
61,3

59,2
10,9
61 8
61,8

65,3
12,1
61 8
61,8

72,0
13,3
61 8
61,8

81,0
15,0
61 8
61,8

88,5
16,4
61 8
61,8

96,4
17,8
61 9
61,9

104,8
19,3
61 9
61,9

113,9
21,0
61 9
61,9

123,5
22,8
61 9
61,9

MW
MW

15,0
2,6

11,2
2,6

8,0
2,6

8,0
2,6

8,0
2,6

8,0
2,6

8,0
2,6

8,0
2,6

8,0
2,6

8,0
2,6

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

1,0
0,9
0,5
1,2
2,0
24
2,4

PLTD
PLTD
PLTD
PLTMG

2,0
0,2
1,6
3,2

3,2

MW
MW
MW
MW
MW

12,5
2,1
1,2
0,9
0,1

PLTD

Project Swasta
Disuplai dari grid Mahakam 150 kV Tahun 2012
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

2018

Neraca Daya Sistem Long Ikis


Pasokan/Kebutuhan

709

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Deutz
0,40
MTU
0,50
KOMATSU
0,72
MAN
0,50
Pembangkit
P
b
kit Sewa
S
PLTD Sewa

Unit

Unit
3
1
1
2

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2019

2020

GWh
MW
%

11,4
2,3
56 7
56,7

11,9
2,4
56 6
56,6

12,5
2,5
56 6
56,6

13,1
2,6
56 6
56,6

14,8
3,0
56 7
56,7

16,3
3,3
56 7
56,7

17,9
3,6
56 9
56,9

19,7
3,9
56 9
56,9

21,6
4,3
57 0
57,0

23,6
4,7
57 0
57,0

MW
MW

4,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

1,2
0,5
0,7
1,0

1,2
0,5
0,7
1,0

1,2
0,5
0,7
1,0

1,2
0,5
0,7
1,0

1,2
0,5
0,7
1,0

1,2
0,5
0,7
1,0

1,2
0,5
0,7
1,0

1,2
0,5
0,7
1,0

1,2
0,5
0,7
1,0

1,2
0,5
0,7
1,0

PLTD

PLTD

1,0

Proyek PLN
Project Swasta
Disuplai dari Grid Mahakam 150 kV Tahun 2012
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit N-2

2018

MW
MW
MW
MW
MW

3,6
1,2
0,7
0,5
0,1

Neraca Daya Sistem Batu Sopang


Pasokan/Kebutuhan

710

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Deutz
Deutz
MAN
MAN
MTU
CUMMINS (Pemda)
CUMMINS
Pembangkit Sewa

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2019

2020

GWh
MW
%

9,4
1,9
55,4

9,8
2,0
55,3

10,3
2,1
55,3

10,7
2,2
55,3

12,2
2,5
55,4

13,5
2,8
55,5

14,8
3,0
55,6

16,3
3,3
55,7

17,9
3,7
55,8

19,6
4,0
55,9

MW
MW

3,4
0,4

2,4
0,4

2,4
0,4

2,4
0,4

2,4
0,4

2,4
0,4

2,4
0,4

2,4
0,4

2,4
0,4

2,4
0,4

01
0,1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

0,1
0
1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

01
0,1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

01
0,1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

01
0,1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

0,1
0
1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

01
0,1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

01
0,1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

01
0,1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

01
0,1
0,3
0,3
0,5
0,3
0,8
0,2

Size
0 10
0,10
0,26
0,25
0,54
0,28
0,40
0,10

Unit
1
1
1
1
1
2
2

PLTD

0,5

PLTD

1,0

Proyek PLN
Project Swasta
Disuplai dari Grid Mahakam 150 kV Tahun 2012
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit N-2

2018

MW
MW
MW
MW
MW

3,0
0,9
0,5
0,4
0,2

Neraca Daya Sistem Tanah Grogot


Pasokan/Kebutuhan

711

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MAN (Pemda)
0 50
0,50
MWM
0,27
Deutz
0,26
Mirrless
0,94
Daihatsu
1,25
Cummins
1,00
Pembangkit Sewa
Adiquatro
Sewa Baru
Proyek PLN

Unit

Jlh unit
3
1
2
1
1
1

Project Swasta
Tanah Grogot (Terkendala)

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

56,8
9,4
69,1

61,3
10,1
69,6

67,7
11,1
69,6

74,8
12,3
69,6

84,2
13,8
69,6

92,0
15,1
69,6

100,1
16,4
69,7

108,9
17,8
69,6

118,3
19,4
69,6

128,3
21,0
69,6

MW
MW

13,5
1,4

5,5
1,4

5,5
1,4

5,5
1,4

5,5
1,4

5,5
1,4

5,5
1,4

5,5
1,4

5,5
1,4

5,5
1,4

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

1,5
1
5
0,3
0,5
0,9
1,3
1,0

PLTD

PLTD
PLTD

4,0
4,0

PLTU

14,0
Disuplai dari Grid Mahakam 150 kV Tahun 2012

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

12,1
2,3
13
1,3
1,0
0,4

Neraca Daya Sistem Melak


Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity

712

Pembangkit PLN dan Pemda


Manufacture
Size
Unit
MAN
0,5
5
DEUTZ
0,3
1
DEUTZ
0,6
1
DEUTZ
1,6
2
Pembangkit Sewa
A
Arena
Maju
M j B
Bersama

2011

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

41,1
73
7,3
64,4

44,4
78
7,8
64,7

60,0
10 6
10,6
64,7

67,8
12 0
12,0
64,6

76,3
13 5
13,5
64,6

83,4
14 7
14,7
64,6

90,9
16 0
16,0
64,7

98,8
17 4
17,4
64,7

107,4
18 9
18,9
64,7

116,4
20 5
20,5
64,7

MW
MW

8,9
2,4

8,9
2,4

8,9
2,4

6,4
2,4

6,4
2,4

6,4
2,4

6,4
2,4

6,4
2,4

6,4
2,4

6,4
2,4

2,4
0,3
0,6
3,2

2,4
0,3
0,6
3,2

2,4
0,3
0,6
3,2

2,4
0,3
0,6
3,2

2,4
0,3
0,6
3,2

2,4
0,3
0,6
3,2

2,4
0,3
0,6
3,2

2,4
0,3
0,6
3,2

2,4
0,3
0,6
3,2

2,4
0,3
0,6
3,2

25
2,5

25
2,5

25
2,5

PLTD

PLTD

Project PLN
PLTMG/D Peaking
PLTU Melak

7,0

PLTMG/D
PLTU

Project Swasta
S
Sewa
PLTGB

05
0,5

12

PLTGB

60
6,0

MW
MW
MW
MW

12,5
2,2
1,6
0,6
30
3,0

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
S l /D fi it (N
Surplus/Defisit
(N-2)
2)

2012

3,0

12,5
2,2
1,6
0,6
25
2,5

7,0

7,0

19,5
8,6
7,0
1,6
03
0,3

24,0
8,6
7,0
1,6
34
3,4

24,0
8,6
7,0
1,6
19
1,9

27,0
10,0
7,0
3,0
22
2,2

3,0

27,0
10,0
7,0
3,0
09
0,9

30,0
10,0
7,0
3,0
25
2,5

3,0

30,0
10,0
7,0
3,0
10
1,0

33,0
10,0
7,0
3,0
24
2,4

Neraca Daya Sistem Kotabangun


Pasokan/Kebutuhan

713

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Komatsu
0,2
MAN
0,2
Komatsu
0,5
MAN
0,5
MTU
0,5
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD

Unit

Jlh unit
1
1
1
4
1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

12,0
2,7
51 7
51,7

16,6
3,6
52 3
52,3

17,9
3,9
52 3
52,3

19,4
4,2
52 3
52,3

21,9
4,8
52 3
52,3

24,1
5,2
52 4
52,4

26,3
5,7
52 5
52,5

28,8
6,2
52 6
52,6

31,4
6,8
52 6
52,6

34,3
7,4
52 7
52,7

MW
MW

5,9
0,7

3,4
0,7

3,4
0,7

3,4
0,7

3,4
0,7

3,4
0,7

3,4
0,7

3,4
0,7

3,4
0,7

3,4
0,7

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

0,2
0,2
0,5
2,0
0,5

3,0
,
Dipasok dari Grid Mahakam melalui 20 kV Senoni
7,0
9,7
12,7
12,7
12,7
12,7
12,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
5,4
8,1
7,8
7,2
6,8
6,3

12,7
0,7
0,5
0,2
5,7

12,7
0,7
0,5
0,2
5,2

12,7
0,7
0,5
0,2
4,6

PLTD

PLTD

2,5

Proyek PLN
Project Swasta
g
PLTGB Kotabangun
Transfer dari grid Mahakam
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

PLTGB
MW
MW
MW
MW
MW
MW

5,2
0,7
0,5
0,2
1,8

Neraca Daya Sistem Bontang


Pasokan/Kebutuhan

714

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
MAK
2,5
Cummins (Pemda) 0,8
PLTMG Bontang
7,2
Pembangkit Sewa
Sewatama
Se a PLTG Peaking
Sewa

Unit
4
4
2

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

114,8
17,4
75 1
75,1

125,1
20,6
69 5
69,5

160,8
26,4
69 5
69,5

206,6
33,9
69 5
69,5

232,1
38,1
69 5
69,5

253,3
41,6
69 5
69,5

275,5
45,2
69 6
69,6

299,1
49,1
69 6
69,6

324,7
53,3
69 6
69,6

351,6
57,7
69 5
69,5

MW
MW

31,9
4,4

27,9
4,4

27,9
4,4

27,9
4,4

27,9
4,4

27,9
4,4

27,9
4,4

27,9
4,4

27,9
4,4

27,9
4,4

PLTD
MFO
HSD
PLTMG

10,2
3,3
14,4

10,2
3,3
14,4

10,2
3,3
14,4

10,2
3,3
14,4

10,2
3,3
14,4

10,2
3,3
14,4

10,2
3,3
14,4

10,2
3,3
14,4

10,2
3,3
14,4

10,2
3,3
14,4

PLTD
PLTG

4,0
100

Proyek PLN
Project Swasta
PLTU Kaltim ((FTP-2))

PLTU

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit N-2

MW
MW
MW
MW
MW

100
100
Dipasok dari Grid Mahakam 150 kV Tahun 2012
27,5
9,7
7,2
2,5
0,3

Neraca Daya Sistem Sangatta


Pasokan/Kebutuhan

715

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
MAN
CAT
DEUTZ
DEUTZ
Pembangkit Sewa
Sewatama
S
Sewa
PLTD

Unit

Size
0 50
0,50
1,00
0,70
1,20

Unit
3
2
1
1

Project PLN
PLTU Sangatta
PLTMG Peaking
Project Swasta
Sewa PLTGB
Transfer dari Bontang
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

2011

2012

2013

18

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

77,2
10,8
81,6

84,2
13,9
69,2

91,7
15,1
69,5

100,9
16,6
69,4

113,5
18,7
69,3

123,9
20,4
69,3

134,9
22,2
69,4

146,5
24,1
69,4

159,2
26,2
69,4

172,5
28,4
69,4

MW
MW

9,9
2,0

10,4
2,0

11,4
2,0

5,4
2,0

5,4
2,0

5,4
2,0

5,4
2,0

5,4
2,0

5,4
2,0

5,4
2,0

PLTD
MW
MW
MW
MW

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

1,5
1
5
2,0
0,7
1,2

PLTD

4
4,5

5,0
0

60
6,0

PLTU
PLTMG
0,5

2014

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

14,0

7,0
5,0

5,0

0,0
Disuplai dari GI Bontang melalui 20 kV Tahun 2011
8,0
15,9
2,2
1,2
1,0
2,9

16,4
2,2
1,2
1,0
0,3

17,4
2,2
1,2
1,0
0,1

25,4
8,2
7,0
1,2
0,6

30,4
9,5
7,0
2,5
2,2

30,4
9,5
7,0
2,5
0,5

37,4
9,5
7,0
2,5
5,7

37,4
9,5
7,0
2,5
3,8

37,4
9,5
7,0
2,5
1,7

42,4
9,5
7,0
2,5
4,5

Neraca Daya Sistem Tanjung Redep (Berau)


Pasokan/Kebutuhan

716

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Mirelees
1,1
Caterpillar
1,2
MWM
0,5
Deutz
1,2
MAN
0,5
Pembangkit Swasta
PLTU Lati
7,0
Sewa PLTD
Proyek PLN
PLTU Tj. Redeb
7
Tj. Redep Ekspansi
PLTMG Berau (Peaking)
Project Swasta
PLTU Berau
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)
(N 2)

Unit

Jlh unit
1
2
2
1
2

2012

2013

2014

2015

GWh
MW
%

79,3
12,9
70,3

96,0
15,5
70,5

108,1
17,5
70,5

118,3
19,2
70,5

133,0
21,6
70,5

MW
MW

20,6
3,0

14,6
3,0

14,6
3,0

14,6
3,0

0,0
3,0

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

8,0
6,0

8,0

8,0

8,0

2016

2017

2018

2019

2020

145,2
23,5
70,4

158,0
25,6
70,5

171,7
27,8
70,5

186,5
30,2
70,5

202,0
32,7
70,5

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

1,0
2,4
1,0
1,2
1,0

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

PLTD

2011

PLTU
PLTU
PLTMG

14,0
14,0
10,0

PLTU
MW
MW
MW
MW
MW

5,0

5,0
,
20,6
5,2
4,0
1,2
25
2,5

28,6
5,2
4,0
1,2
79
7,9

33,6
12,0
7,0
5,0
41
4,1

33,6
12,0
7,0
5,0
24
2,4

Interkoneksi 150 KV dengan Sistem Tanjung Selor


33,0
43,0
43,0
43,0
48,0
48,0
12,0
12,0
12,0
12,0
12,0
12,0
7,0
7,0
7,0
7,0
7,0
7,0

5,0
-0
0,6
6

5,0
75
7,5

5,0
54
5,4

5,0
32
3,2

5,0
58
5,8

5,0
33
3,3

Neraca Daya Sistem Tanjung Selor


Pasokan/Kebutuhan

Unit

717

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Jlh unit
Kubota
0 30
0,30
2
Mirrlees
0,94
1
Daihatsu
1,25
2
MWM
0,80
2
MAN
0,60
1
Pembangkit
g Sewa
Sewatama
Sewa PLTD
Proyek PLN
PLTU Tjg Selor
Tjg Selor (Peaking)

GWh
MW
%
MW
MW

2011
36,8
6,3
66,3

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

44,6
7,6
66,6

50,0
8,6
66,6

54,4
9,4
66,4

61,3
10,5
66,4

67,0
11,5
66,4

73,0
12,5
66,5

79,4
13,6
66,5

86,4
14,8
66,5

93,7
16,1
66,5

10,7
2,3

6,2
2,3

6,2
2,3

6,2
2,3

6,2
2,3

6,2
2,3

6,2
2,3

6,2
2,3

6,2
2,3

6,2
2,3

0,6
0
6
0,9
2,5
1,6
0,6

0,6
0
6
0,9
2,5
1,6
0,6

06
0,6
0,9
2,5
1,6
0,6

0,6
0
6
0,9
2,5
1,6
0,6

06
0,6
0,9
2,5
1,6
0,6

06
0,6
0,9
2,5
1,6
0,6

06
0,6
0,9
2,5
1,6
0,6

06
0,6
0,9
2,5
1,6
0,6

06
0,6
0,9
2,5
1,6
0,6

06
0,6
0,9
2,5
1,6
0,6

PLTD

2,0
2,5

PLTU
PLTMG

14,0
50
5,0

Project Swasta
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

10,7
2,2
13
1,3
0,9
2,2

20,2
8,3
70
7,0
1,3
4,3

20,2
8,3
70
7,0
1,3
3,4

20,2
8,3
70
7,0
1,3
2,6

Interkoneksi 150 KV dengan Sistem Berau


20,2
20,2
25,2
25,2
25,2
8,3
8,3
8,3
8,3
8,3
70
7,0
70
7,0
70
7,0
70
7,0
70
7,0
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,4
0,5
4,4
3,3
2,1

25,2
8,3
70
7,0
1,3
0,9

Neraca Daya Sistem Interkoneksi Tanjung Redep Tanjung Selor


Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan
P d k iE
Produksi
Energii
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN

GWh
MW
%

sie
Sistem Berau *)
Sistem Tjg Selor

718

Pembangkit Swasta
PLTU Lati
70
7,0
Sewa PLTD
Proyek PLN
PLTU Tj. Redeb
7
Tj. Redep Ekspansi
PLTMG Berau (Peaking)
PLTU Tjg Selor
Project Swasta
PLTU Berau
Kapasitas Tjg Redep + Tjg Selor
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit
5
5

79 3
79,3
12,9
70,3

2012
96 0
96,0
15,5
70,5

2013

2014

108,1
108
1
17,5
70,5

118,3
118
3
19,2
70,5

2015

2016

2017

2018

2019

2020

194,3
32,1
69,1

212,3
35,1
69,1

231,1
38,1
69,2

251,1
41,4
69,2

272,9
45,0
69,2

295,7
48,8
69,2

MW
MW

16,4
3,0

11,4
3,0

11,4
3,0

13,4
3,0

20,8
5,3

20,8
5,3

20,8
5,3

20,8
5,3

20,8
5,3

20,8
5,3

PLTD
MW
MW

1,0
2,4

1,0
2,4

1,0
2,4

1,0
2,4

0,0
6,2

0,0
6,2

0,0
6,2

0,0
6,2

0,0
6,2

0,0
6,2

80
8,0
5,0

80
8,0

80
8,0

8,0
8
0
2,0

80
8,0

80
8,0

80
8,0

80
8,0

80
8,0

80
8,0

2011

PLTU
PLTU
PLTMG
PLTU

14,0
14,0
10,0

PLTU
MW
MW
MW
MW
MW

5,0

14,0
5,0
16,4
7,0
7,0
0,0
-3,5

39,4
7,0
7,0
0,0
16,9

44,4
7,0
7,0
0,0
19,9

46,4
7,0
7,0
0,0
20,2

*)Th2016dst,PLTDBerautidakdioperasikan(sebagaiunitcadangan)

Interkoneksi 150 KV Sistem Berau - Tanjung Selor


53,2
63,2
63,2
63,2
68,2
68,2
12,0
12,0
12,0
12,0
12,0
12,0
7,0
7,0
7,0
7,0
7,0
7,0

5,0
9,1

5,0
16,2

5,0
13,1

5,0
9,8

5,0
11,2

5,0
7,4

Neraca Daya Sistem Nunukan - Sebatik


Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
P
Pasokan
k
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
SWD
0,34
Daihatsu
1,25
MAN
0,50

719

Pembangkit Sewa
Arena Maju Bersama
Sewa PLTD
SEWA PLTMG
Project PLN
PLTMG Nunukan
PLTMG Ekspansi
Project Swasta
PLTU Nunukan

4
5

Jumlah Kapasitas
Jumlah Kapasitas + Sebatik
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit
1
1
7

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

36,5
9,3
44,9

38,9
12,7
35,1

63,6
17,2
42,2

76,2
19,4
44,9

85,9
21,1
46,6

94,0
22,5
47,7

102,6
24,0
48,9

111,7
25,6
49,9

121,6
27,3
50,9

132,1
30,1
50,0

MW
MW

27,6
2,3

23,6
2,3

23,6
2,3

21,1
2,3

21,1
2,3

15,1
2,3

15,1
2,3

15,1
2,3

15,1
2,3

15,1
2,3

0,3
1,3
3,5

0,3
1,3
3,5

0,3
1,3
3,5

0,3
1,3
3,5

0,3
1,3
3,5

0,3
1,3
3,5

0,3
1,3
3,5

0,3
1,3
3,5

0,3
1,3
3,5

0,3
1,3
3,5

4,0
2,5
16,0

2,5
16,0

2,5
16,0

16,0

16,0

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

38,8
41,2
10,0
7,0
3,0
3,8

38,8
41,2
10,0
7,0
3,0
1,0

PLTD

MW
MW
MW
2 PLTMG
PLTMG

6,0
6,0

PLTU
MW
MW
MW
MW
MW
MW

25,3
25,3
6,5
4,0
2,5
9,5

14,0
Interkoneksi 20 KV dengan Sistem Sebatik
21,3
21,3
32,8
32,8
32,8
23,7
23,7
35,2
35,2
35,2
6,5
6,5
10,0
10,0
10,0
4,0
4,0
7,0
7,0
7,0
2,5
2,5
3,0
3,0
3,0
4,5
0,0
5,8
4,1
2,7

32,8
35,2
10,0
7,0
3,0
1,2

38,8
41,2
10,0
7,0
3,0
5,6

Neraca Daya Sistem Sebatik


Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity

720

Pembangkit PLN / Pemda


Manufacture
Size
CUMMINS
0,20
MAN
0,25
Deutz
0,50
MAN
0 50
0,50
Proyek PLN
PLTS 340 kWp

Unit
1
1
3
2

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

9,2
1,6
65,6

9,6
1,8
61,1

10,0
2,0
56,3

10,5
2,1
56,3

11,9
2,4
56,4

13,2
2,7
56,5

14,5
2,9
56,6

15,9
3,2
56,7

17,5
3,5
56,7

19,2
3,9
56,8

MW
MW

3,0
0,9

3,0
0,9

3,0
0,9

3,0
0,9

3,0
0,9

3,0
0,9

3,0
0,9

3,0
0,9

3,0
0,9

3,0
0,9

0,2
0,3
1,5
10
1,0

0,2
0,3
1,5
10
1,0

0,2
0,3
1,5
10
1,0

0,2
0,3
1,5
10
1,0

0,2
0,3
1,5
10
1,0

0,2
0,3
1,5
10
1,0

0,2
0,3
1,5
10
1,0

0,2
0,3
1,5
10
1,0

0,2
0,3
1,5
10
1,0

0,2
0,3
1,5
10
1,0

Interkoneksi 20 KV dengan Sistem Nunukan


2,4
2,4
2,4
2,4
2,4
2,4
2,4

2,4

2,4

PLTD

PLTS

0,3

j
Swasta
Project
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

2,4
0,8
0,5
0,3
0,0

Neraca Daya Sistem Malinau


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity

721

Pembangkit PLN / Pemda


Manufacture
Size
MWM
0,60
MAN
0,53
Komatsu
0,72
CUMMINS
1,00
Pembangkit Sewa
Sewa
Proyek PLN
PLTU Malinau
Malinau Ekspansi
Project Swasta
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit
2
5
2
2

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

25,4
4,0
72 5
72,5

30,7
5,4
65 2
65,2

34,5
6,0
65 2
65,2

37,6
6,6
65 1
65,1

42,3
7,4
65 1
65,1

46,4
8,1
65 1
65,1

50,6
8,9
65 2
65,2

55,1
9,6
65 2
65,2

60,0
10,5
65 2
65,2

65,1
11,4
65 1
65,1

MW
MW

7,3
2,1

7,3
2,1

7,3
2,1

7,3
2,1

7,3
2,1

7,3
2,1

7,3
2,1

7,3
2,1

7,3
2,1

7,3
2,1

1,2
2,6
1,4
2,0

1,2
2,6
1,4
2,0

1,2
2,6
1,4
2,0

1,2
2,6
1,4
2,0

1,2
2,6
1,4
2,0

1,2
2,6
1,4
2,0

1,2
2,6
1,4
2,0

1,2
2,6
1,4
2,0

1,2
2,6
1,4
2,0

1,2
2,6
1,4
2,0

17,2
4,0
3,0
1,0
2,6

17,2
4,0
3,0
1,0
1,7

PLTD

PLTD
2

1,0

PLTU
PLTU

MW
MW
MW
MW
MW

6,0
3,0

6,2
1,7
1,0
0,7
0,4

11,2
4,0
3,0
1,0
1,8

11,2
4,0
3,0
1,0
1,1

11,2
4,0
3,0
1,0
0,6

14,2
4,0
3,0
1,0
2,7

3,0

14,2
4,0
3,0
1,0
2,0

14,2
4,0
3,0
1,0
1,3

17,2
4,0
3,0
1,0
3,5

Neraca Daya Sistem Tana Tidung


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN / Pemda
Manufacture
Size Unit
DEUTZ
0,10
1
DEUTZ
0,24
1

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

3,0
0,6
54 4
54,4

5,4
1,6
37 7
37,7

7,0
2,5
32 4
32,4

9,3
3,0
35 9
35,9

12,2
3,6
39 0
39,0

13,5
3,8
40 3
40,3

15,0
4,1
41 5
41,5

16,6
4,4
42 6
42,6

18,4
4,8
43 7
43,7

20,3
5,7
40 7
40,7

MW
MW

2,3
0,0

2,8
0,0

0,3
0,0

0,3
0,0

0,3
0,0

0,3
0,0

0,3
0,0

0,3
0,0

0,3
0,0

0,3
0,0

0,1
0,2

0,1
0,2

0,1
0,2

0,1
0,2

0,1
0,2

0,1
0,2

0,1
0,2

0,1
0,2

0,1
0,2

0,1
0,2

PLTD

722

Pembangkit Sewa
Sewa PLTD

PLTD

Proyek PLN
Tana Tidung (Peaking)

PLTD

Proyek IPP
PLTGB
G Tana Tidung
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
O
Operasi
i
Surplus/Defisit (N-2)

2,0

2,5

1,0

PLTGB
G
MW
MW
MW
MW
MW

4,0
2,3
0,7
0,5
02
0,2
0,9

2,8
0,9
0,5
04
0,4
0,3

4,3
1,4
1,0
04
0,4
0,4

1,0

2,0
4,3
1,4
1,0
04
0,4
0,0

6,3
1,4
1,0
04
0,4
1,4

7,3
1,4
1,0
04
0,4
2,1

7,3
1,4
1,0
04
0,4
1,8

7,3
1,4
1,0
04
0,4
1,5

8,3
1,4
1,0
04
0,4
2,1

8,3
1,4
1,0
04
0,4
1,2

Lam
mpiranB
B18.4
PROVINSISULAW
WESIUTARA
A

723

Neraca Daya Sistem Molibagu


Pasokan/Kebutuhan

Unit

724

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
DAF / DKT 1160 A
DAF / DKT 1160 A
Komatsu SAA 6D 125-2
Caterpillar 3412
Deutz TBD 616 V12
MAN D 2842 LE 201
MTU 18 V 2000 G62

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Project Swasta
Milangodaa

3,0

7,4
2,1
39,9

8,0
2,3
40,1

8,8
2,5
40,3

9,6
2,7
40,6

10,5
2,9
40,8

11,4
3,2
41,0

12,5
3,5
41,2

13,7
3,8
41,4

14,9
4,1
41,6

16,4
4,5
41,8

MW
MW

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,1
01
0,1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

0,1
0,1
0
1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

0,1
0,1
0
1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

0,1
01
0,1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

0,1
0,1
0
1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

0,1
0,1
0
1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

0,1
0,1
0
1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

0,1
0,1
0
1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

0,1
0,1
0
1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

0,1
0,1
0
1
0,3
0,5
0,5
0,5
0,7

MW Interkoneksi 20 kV sistem Minahasa


PLTM
0,0
0,0
0,5

PLTM

0,0

0,0

0,7
Interkoneksi 150 kV dengan sistem Minahasa

Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
O
Operasi
i
Surplus/Defisit (N-2)

2020

GWh
MW
%

Pembangkit Sewa
Project PLN
Transfer dar sistem Minahasa
Duminanga

2019

MW
MW
MW
MW
%

5,7
1,2
0,7
05
0,5
1,2

5,7
1,2
0,7
05
0,5
1,0

6,4
1,2
0,7
05
0,5
1,5

Neraca Daya SistemTahuna


Pasokan/Kebutuhan

725

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Tahuna
PLTD P
Petta
tt
PLTD Lesabe
PLTD Tamako
PLTM Ulung Peliang
PLTB Malamenggu
Sewa PLTD

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

29,1
5,7
58,1

31,9
6,2
58,6

34,9
6,7
59,1

38,3
7,3
59,6

41,9
8,0
60,0

46,0
8,7
60,5

50,4
9,4
61,0

55,3
10,3
61,5

60,7
11,2
62,0

66,8
12,2
62,4

MW
MW

11,3
4,7

11,3
4,7

9,3
4,7

9,3
4,7

9,3
4,7

9,3
4,7

9,3
4,7

9,3
4,7

9,3
4,7

9,3
4,7

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
2,0

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
2,0

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
0,0

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
0,0

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
0,0

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
0,0

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
0,0

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
0,0

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
0,0

6,0
0,0
0
0
1,0
1,3
1,0
0,1
0,0

24,0
1,7
1,0
07
0,7
7,4

24,0
1,7
1,0
07
0,7
6,5

24,0
1,7
1,0
07
0,7
5,4

Pembangkit Sewa
Project PLN
PLTGB Tahuna
PLTGB Tahuna Ekspansi
Relokasi/Sewa PLTD
Lelipang / Belengan
Project Swasta
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
O
Operasi
i
Surplus/Defisit (N-2)

PLTGB
PLTGB
PLTD
PLTM

MW
MW
MW
MW
MW

8,0
3,0
2,5
1,2

13,8
1,7
1,0
07
0,7
1,7

13,8
1,7
1,0
07
0,7
1,2

19,8
1,7
1,0
07
0,7
6,7

21,0
1,7
1,0
07
0,7
7,3

21,0
1,7
1,0
07
0,7
6,7

21,0
1,7
1,0
07
0,7
6,0

24,0
1,7
1,0
07
0,7
8,2

Neraca Daya SistemTalaud


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD B
Beo
PLTD Melonguane
PLTD Essang

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

726

GWh
MW
%

9,9
,
2,3
49,9

10,8
2,5
,
50,3

11,9
2,7
,
50,7

13,0
2,9
,
51,1

14,2
3,2
,
51,5

15,6
3,4
,
51,9

17,1
3,7
,
52,3

18,7
4,1
,
52,7

20,5
4,4
,
53,1

22,5
4,8
,
53,5

MW
MW

3,6
1,9

3,6
1,7

3,6
1,7

3,6
1,7

3,6
1,7

3,6
1,7

3,6
1,7

3,6
1,7

3,6
1,7

3,6
1,7

MW
MW
MW

1,5
2,1
0,1

1,5
2,1
0,1

1,5
2,1
0,1

1,5
2,1
0,1

1,5
2,1
0,1

1,5
2,1
0,1

1,5
2,1
0,1

1,5
2,1
0,1

1,5
2,1
0,1

1,5
2,1
0,1

3,0

3,0

8,6
1,2
0,7
0,5
3,1

11,6
4,0
3,0
1,0
3,0

11,6
4,0
3,0
1,0
2,8

11,6
4,0
3,0
1,0
2,5

11,6
4,0
3,0
1,0
2,2

11,6
4,0
3,0
1,0
1,9

11,6
4,0
3,0
1,0
1,5

11,6
4,0
3,0
1,0
1,1

Pembangkit Sewa
PLTD Sewa

PLTD

Project PLN
Relokasi
PLTU Talaud

PLTD
PLTU

2,0

MW
MW
MW
MW
MW

5,6
1,2
0,7
0,5
0,3

Project Swasta
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

5,6
1,2
0,7
0,5
0,3

Neraca Daya SistemOndong


P
Pasokan/Kebutuhan
k /K b t h

727

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Deutz BA 6M-816
Deutz BA 6M-816
Deutz MWM TBD232
Deutz BA 12M-816
Deutz MWM TBD 616
Daihatsu 6PSTc-22
Komatsu SAA 6D125
DAF/Dinaf 1160
Caterpillar D 3306
Deutz BF8M-716
Komatsu SAA 12V140
MTU 18 V 2000 G 63

U it
Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

11,0
2,4
53,3

12,1
2,6
53,8

13,2
2,8
54,2

14,5
3,0
54,7

15,9
3,3
55,1

17,4
3,6
55,6

19,1
3,9
56,0

20,9
4,2
56,5

22,9
4,6
56,9

25,2
5,0
57,4

MW
MW

4,8
2,0

4,8
1,8

4,8
1,8

4,8
1,8

4,8
1,8

4,8
1,8

4,8
1,8

4,8
1,8

4,8
1,8

4,8
1,8

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,3
0,3
,
0,2
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

0,3
0,3
0,2
,
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

0,3
0,3
0,2
,
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

0,3
0,3
0,2
,
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

0,3
0,3
0,2
,
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

0,3
0,3
0,2
,
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

0,3
0,3
0,2
,
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

0,3
0,3
0,2
,
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

0,3
0,3
0,2
,
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

0,3
0,3
0,2
,
0,6
0,5
0,3
0,3
0,1
0,2
0,7
0,7
0,7

PLTS
PLTD

1,5

MW
MW
MW
MW
MW

6,3
6
3
1,3
0,7
0,6
0,6

8,3
8
3
1,3
0,7
0,6
0,6

8,3
8
3
1,3
0,7
0,6
0,1

Pembangkit Sewa
PLTD Sewa
Project PLN
PLTS
PLTD Relokasi

1,0

1,0

Project Swasta
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

6,3
6
3
1,3
0,7
0,6
0,6

6,3
6
3
1,3
0,7
0,6
0,4

6,3
6
3
1,3
0,7
0,6
0,1

7,3
7
3
1,3
0,7
0,6
0,9

7,3
7
3
1,3
0,7
0,6
0,6

7,3
7
3
1,3
0,7
0,6
0,3

8,3
8
3
1,3
0,7
0,6
0,9

Lam
mpiranB
B18.5
PROVINSSISULAWEESITENGA
AH

728

Neraca Daya Sistem Palu Parigi Poso


Pasokan/Kebutuhan

729

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Silae
PLTD Parigi
PLTD Poso
PLTD Tentena
Pembangkit IPP & Sewa
PLTU Tawaeli
Sewa PLTD Silae
Sewa PLTD Talise
Sewa PLTD MFO (Rencana)
Project PLN
Palu (Peaker)
Palu (Batch 3)
Poso 2
Project Swasta
Tawaeli (Ekpansi)
Poso (Transfer ke Palu)
Bora (FTP 2)
Masaingi (FTP 2)
Borapulu
Jumlah Kapasitas Terpasang
Reserve Margin (Daya Mampu)

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

406,0
75,7
61,2

463,1
84,3
62,7

513,5
93,7
62,6

568,9
103,9
62,5

629,7
115,2
62,4

699,9
128,2
62,3

777,2
142,4
62,3

862,3
158,1
62,3

956,8
175,4
62,3

1047,9
192,1
62,3

MW
MW

116,5
30,3

132,2
30,3

108,7
26,0

65,0
14,9

45,0
14,9

45,0
14,9

45,0
14,9

25,0
5,5

25,0
5,5

25,0
5,5

MW
MW
MW
MW

43,7
7,8
10,2
5,5

43,7
7,8
10,2
5,5

43,7
-

20,0
-

20,0
-

20,0
-

20,0
-

0,0
-

0,0
-

0,0
-

MW
MW
MW
MW

25,0
10,0
,
10,0
20,0

25,0
10,0
10,0
,
20,0

25,0
10,0
10,0
,
20,0

25,0
20,0

25,0
-

25,0
-

25,0
-

25,0
-

25,0
-

25,0
-

65,0

65,0

(30,0)
5,0
20,0

(65,0)

PLTG
PLTU
PLTA

25,0
30,0

PLTU
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
MW
%

65,0

116,5
14,0

197,2
98,1

30,0
30,0

20 0
20,0

20 0
20,0

Interkoneksi sistem Palu dengan Poso & Tentena


173,7
190,0
200,0
200,0
225,0
265,0
285,0
57,7
68,5
60,7
44,4
47,5
64,1
59,3

305,0
55,9
729

Neraca Daya Sistem Poso

730

P
Pasokan/Kebutuhan
k /K b t h

U it
Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor

GWh
MW
%

36.0
7.3
56.4

40.0
8.1
56.6

44.5
8.9
56.8

49.3
9.9
57.0

54.7
10.9
57.2

60.8
12.1
57.4

67.5
13.4
57.6

74.9
14.8
57.7

83.1
16.4
57.9

90.9
17.9
58.1

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity

MW
MW

10.2
1.2

2.7
0.4

2.7
0.4

2.7
0.4

2.7
0.4

2.7
0.4

2.7
0.4

2.7
0.4

2.7
0.4

2.7
0.4

Pembangkit PLN
PLTD Poso
PLTM Bambalo 1
PLTD Malino

MW
MW
MW

45
4.5
2.6
0.1

2.6
0.1

2.6
0.1

2.6
0.1

2.6
0.1

2.6
0.1

2.6
0.1

2.6
0.1

2.6
0.1

2.6
0.1

Pembangkit Sewa
Sewa PLTD (Poso)

MW

3.0

65.0

65.0

-30 0
-30.0

-65 0
-65.0

Project PLN
Bambalo 3
Poso 2

PLTM
PLTA

Project Swasta
Poso (Transfer ke Palu-Poso)

PLTA

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2.3

65 0
65.0

30 0
30.0

Interkoneksi ke sistem 150 kV Palu-Parigi


Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
P
Pemeliharaan
lih
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

10.2
1.8
10
1.0
0.8
0.0

730

N
NeracaDayaSistemTentena
D
Si t
T t
Pasokan/Kebutuhan

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN

731

PLTD Tentena
PLTD Pendolo
PLTD Tomata
PLTD Taripa
PLTM Sawidago 2

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

8,1
3,2
3
2
28,4

8,9
36
3,6
28,4

9,8
39
3,9
28,5

10,7
43
4,3
28,6

11,8
47
4,7
28,6

13,0
52
5,2
28,7

14,3
57
5,7
28,7

15,7
62
6,2
28,8

17,3
68
6,8
28,9

18,7
74
7,4
28,9

MW
MW

5,6
0,9

5,6
0,9

0,9
-

0,9
-

0,9
-

0,9
-

0,9
-

0,9
-

0,9
-

0,9
-

MW
MW
MW
MW
MW

1,7
1
7
0,7
1,1
0,2
0,9

1,7
1
7
0,7
1,1
0,2
0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

MW

10
1,0

10
1,0

Project PLN
On Going Project
Rencana Project

Project Swasta

Interkoneksi 150 KV Sistem Sulteng (Palu-Parig-Poso)

On Going Project
Rencana Project

Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
O
Operasi
i
Surplus/Defisit (N-2)

2020

GWh
MW
%

Pembangkit Sewa
S
Sewa
Genset
G
t (Tentena)
(T t
)

2019

MW
MW
MW
MW
MW

5,6
1,0
0,5
05
0,5
0,4

5,6
1,0
0,5
05
0,5
0,1

Neraca Daya Sistem Tolitoli


Pasokan/Kebutuhan

732

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Toli-Toli
PLTM Kolondom
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

32,9
,
8,3
45,2

36,1
9,1
,
45,4

39,6
9,9
,
45,7

43,4
10,8
,
45,9

47,4
11,8
,
46,1

52,1
12,8
,
46,3

57,1
14,0
,
46,5

62,5
15,3
,
46,7

68,5
16,6
,
47,0

74,0
17,9
,
47,2

MW
MW

11,8
1,4

11,8
1,4

11,8
1,4

1,6
0,2

1,6
0,2

1,6
0,2

1,6
0,2

1,6
0,2

1,6
0,2

1,6
0,2

MW
MW

8,2
1,6

8,2
1,6

8,2
1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

MW

2,0

2,0

2,0

Project PLN
Relokasi PLTD
Toli-Toli

PLTD
PLTU

Project Swasta
B b
Batubota

PLTM

2,0
45,0

2,5
Interkoneksi 150 kV sistem Minahasa

Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2))

MW
MW
MW
MW
MW

11,8
1,5
1,0
0,5
0,5

13,8
1,5
1,0
0,5
1,8

13,8
1,5
1,0
0,5
0,9
732

Neraca Daya Sistem Leok


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Leok
733

Pembangkit Sewa
PLTD Pemda Buol
Project PLN
Relokasi PLTD

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

10,9
3,3
37,7

12,3
3,7
37,9

13,8
4,1
38,1

15,5
4,6
38,4

17,4
5,2
38,6

19,6
5,8
38,9

22,0
6,4
39,1

24,8
7,2
39,3

27,8
8,0
39,6

30,8
8,8
39,8

MW
MW

6,2
2,4

6,2
2,4

6,2
2,4

6,2
2,4

6,2
2,4

6,2
2,4

6,2
2,4

6,2
2,4

6,2
2,4

6,2
2,4

MW

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

4,2

4,2

4,2

4,2

4,2

4,2

4,2

4,2

MW

4,2

PLTD

2,0

4,2

Project Swasta

Interkoneksi 150 kV sistem Tolitoli


Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

8,2
1,5
1,0
0,5
1,0

8,2
1,5
1,0
0,5
0,6

8,2
1,5
1,0
0,5
0,2
733

Neraca Daya Sistem Moutong Kotaraya Palasa


Pasokan/Kebutuhan

734

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
L dF
Load
Factor
t
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Moutong
PLTD Palasa
PLTD Kota Raya
PLTM Tomini
Pembangkit Sewa
Sewa Genset

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

20,1
5,5
41 8
41,8

22,5
6,1
42 0
42,0

25,2
6,8
42 2
42,2

28,1
7,6
42 4
42,4

31,3
8,4
42 6
42,6

35,0
9,3
42 8
42,8

39,1
10,4
42 9
42,9

43,6
11,5
43 1
43,1

48,6
12,8
43 3
43,3

53,4
14,0
43 5
43,5

MW
MW

10,1
1,7

10,1
1,7

10,1
1,7

8,1
1,7

8,1
1,7

8,1
1,7

8,1
1,7

8,1
1,7

8,1
1,7

8,1
1,7

MW
MW
MW
MW

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

2,7
2
7
2,9
0,5
2,0

MW

2,0

2,0

2,0

Project PLN
Project Swasta
Kotaraya

PLTM

0,8
I
Interkoneksi
k
k i 150
1 0 kV d
dengan grid
id Gorontalo
G
l & Tolitoli
T li li

Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
S l /D fi it (N
Surplus/Defisit
(N-2)
2)

MW
MW
MW
MW
MW

10,1
1,5
1,0
0,5
14
1,4

10,1
1,5
1,0
0,5
08
0,8

10,9
1,5
1,0
0,5
08
0,8

Neraca Daya SistemBangkir


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Bangkir

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

2,9
,
1,7
19,3

3,3
1,9
,
19,4

3,6
2,1
,
19,4

4,0
2,3
,
19,5

4,5
2,6
,
19,6

5,0
2,9
,
19,7

5,5
3,2
,
19,8

6,1
3,5
,
19,9

6,8
3,9
,
20,0

7,4
4,2
,
20,1

MW
MW

2,0
0,2

2,0
0,2

2,0
0,2

2,0
0,2

2,0
0,2

2,0
0,2

2,0
0,2

2,0
0,2

2,0
0,2

2,0
0,2

PLTD

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

Pembangkit Sewa
735

Project
j
PLN
Relokasi PLTD
Project Swasta
Pekasalo

PLTD

2,0

PLTM

1,2
Intekoneksi dengan grid Tolitoli

Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

4,0
1,4
0,7
0,7
0,7

4,0
1,4
0,7
0,7
0,5

5,2
1,4
0,7
0,7
1,5

Neraca Daya Sistem Ampana


P
Pasokan/Kebutuhan
k /K b t h
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
p
PLTD Ampana
PLTD Mantangisi
Pembangkit Sewa
736

Project PLN
On Going Project
Sansarino
Rencana Project
PLTU Ampana
PLTD Relokasi

U it
Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

15,6
3,0
58,5

17,3
3,4
58,7

19,1
3,7
59,0

21,2
4,1
59,2

23,4
4,5
59,5

25,9
5,0
59,7

28,7
5,5
60,0

31,8
6,0
60,2

35,2
6,6
60,5

38,4
7,2
60,7

MW
MW

5,0
1,5

5,0
2,3

5,0
2,3

5,0
2,3

5,0
2,3

5,0
2,3

5,0
-

5,0
-

5,0
-

5,0
-

PLTD
PLTD

,
2,2
2,8

2,2
,
2,8

2,2
,
2,8

2,2
,
2,8

2,2
,
2,8

2,2
,
2,8

2,2
,
2,8

2,2
,
2,8

2,2
,
2,8

2,2
,
2,8

PLTM

0,8
3,0

3,0

PLTU
PLTD

1,0

2,0

Project Swasta
Interkoneksi 150 kV sistem
Sulteng
Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

6,8
1,8
1,0
0,8
0,5

8,8
1,8
1,0
0,8
1,4

11,8
4,0
3,0
1,0
1,8

14,8
4,0
3,0
1,0
4,4

14,8
4,0
3,0
1,0
4,0

14,8
4,0
3,0
1,0
3,5

0,0
0,0

0,0
0,0

0,0
0,0

0,0
0,0

Neraca Daya SistemLuwukBunta

737

Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Luwuk
PLTM Hanga-Hanga I
PLTD Moilong
PLTD Bunta
Pembangkit IPP
PLTM Kalumpang
PLTM Hanga-Hanga II
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD

Unit

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

74,3
15,7
54,2

82,5
19,0
49,4

92,0
21,0
50,1

101,8
23,1
50,3

124,9
25,4
56,1

138,1
28,0
56,2

152,5
30,9
56,3

168,0
34,0
56,4

185,1
37,4
56,4

201,1
40,7
56,5

MW
MW

24,6
4,3

22,5
2,3

6,5
1,2

6,5
1,2

6,5
1,2

6,5
1,2

6,5
1,2

6,5
1,2

6,5
1,2

6,5
1,2

MW
MW
MW
MW

6,9
1,6
3,0

6,9
1,6
3,0

1,6
-

1,6
-

1,6
-

1,6
-

1,6
-

1,6
-

1,6
-

1,6
-

MW
MW

1,3
2,5

1,3
2,5

1,3
2,5

1,3
2,5

1,3
2,5

1,3
2,5

1,3
2,5

1,3
2,5

1,3
2,5

1,3
2,5

MW

5,0

5,0

10,0

10,0

58,7
15,0
10,0
5,0
11,6

58,7
15,0
10,0
5,0
8,5

58,7
15,0
10,0
5,0
5,1

58,7
15,0
10,0
5,0
1,9

Project PLN
Luwuk PLTMG

PLTMG

Project Swasta
Hek (on going)
Luwuk (FTP2)
Biak I
Biak II
Biak III
Lambangan
Bunta

PLTM
PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM

Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

2011

MW
MW
MW
MW
MW

20,0
2,5
1,5
1,3
12
1,2

27,1
2,3
1,3
1,0
4,8

3,2
2,5
Interkoneksi 20 kV Sistem Bunta (2012)
25,0
33,0
38,7
48,7
2,3
6,3
6,5
15,0
1,3
5,0
5,0
10,0
1,0
1,3
1,5
5,0
1,4
4,6
7,9
7,1

58,7
15,0
10,0
5,0
14,5

Neraca Daya Sistem Kolonedale - Bungku


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

102.6
19.7
38.8

112.9
21.6
38.9

Kebutuhan

738

Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Kolonedale
PLTD Tompira
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD Tompira
Sewa PLTD Kolonedale
IPP
PLTD Pemda Bungku
Project PLN
PLTG/MG Bohunsuai Morowali
Project Swasta
Mampueno / Sakita
Wawopada

GWh
MW
%

30.5
6.1
57.6

33.6
6.7
57.6

47.9
9.5
38.2

55.8
11.0
38.3

MW
MW

12.2
3.0

12.2
3.0

6.0
1.9

1.0

MW
MW

1.7
1.7

1.7
1.7

1.7
1.7

1.7
1.7

MW
MW

2.0
1.0

2.0
1.0

1.0

1.0

MW

4.3

4.3

10.0

5.0

PLTMG

PLTM
PLTM

63.7
12.5
38.4

71.7
14.0
38.5

82.4
16.0
38.6

93.2
18.0
38.7

5.0

2.0
5.3
Interkoneksi 20 kV dengan Bungku
Interkoneksi 150
kV Sulteng

Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

12.2
1.7
10
1.0
0.7
1.4

12.2
1.7
10
1.0
0.7
0.8

23.3
6.0
50
5.0
1.0
5.9

23.3
6.0
50
5.0
1.0
6.3

27.3
6.0
50
5.0
1.0
8.8

27.3
6.0
50
5.0
1.0
7.3

27.3
6.0
50
5.0
1.0
5.3

27.3
6.0
50
5.0
1.0
3.3

5.0
5
0
1.0

5.0
5
0
1.0

Neraca Daya Sistem Bungku


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

GWh
MW
%

3,7
2,2
19 0
19,0

4,1
2,4
19 1
19,1

4,5
2,7
19 1
19,1

4,9
2,9
19 2
19,2

5,3
3,2
19 2
19,2

5,9
3,5
19 2
19,2

6,4
3,8
19 3
19,3

7,0
4,2
19 3
19,3

7,7
4,6
19 3
19,3

8,3
4,9
19 4
19,4

MW
MW

4,9
1,1

4,9
1,1

4,9
1,1

4,9
1,1

4,9
1,1

4,9
1,1

4,9
1,1

4,9
1,1

4,9
1,1

4,9
1,1

MW

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

MW

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

Project PLN
PLTD Relokasi

PLTD

1,0

Project Swasta
Mampueno / Sakita

PLTM

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
L dF
Load
Factor
t
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
g PLN
Pembangkit
PLTD Bungku

739

Pembangkit Sewa
Mesin Pemda Bungku

2019

2020

MW

2,0
Interkoneksi 20 kV dengan Kolonedale
Interkoneksi
150 kV Sulteng

Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

5,9
1,5
10
1,0
0,5
1,0

7,9
1,5
10
1,0
0,5
2,8

Neraca Daya SistemBanggaiKepulauan


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
L dF
Load
Factor
t
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit
g PLN
PLTD Banggai
PLTD Lelang
740

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

6,3
1,5
47,5

7,0
1,7
47,6

7,8
1,9
47,7

8,6
2,0
47,8

9,5
2,3
48,0

10,6
2,5
48,1

11,7
2,8
48,2

13,0
3,1
48,3

14,4
3,4
48,4

15,7
3,7
48,5

MW
MW

2,3
1,0

2,3
1,0

2,3
1,0

2,3
1,0

2,3
0,6

2,3
0,6

0,6
0,2

0,6
0,2

0,6
0,2

0,6
0,2

PLTD
PLTD

1,0
1,2

1,0
1,2

1,0
1,2

1,0
1,2

1,0
1,2

1,0
1,2

0,1
0,5

0,1
0,5

0,1
0,5

0,1
0,5

PLTD
PLTD
PLTM

2,0

MW
MW
MW
MW
MW

4,3
1,5
1,0
05
0,5
0,2

5,7
1,5
1,0
05
0,5
1,0

5,7
1,5
1,0
05
0,5
0,7

5,7
1,5
1,0
05
0,5
0,4

Pembangkit Sewa
Project PLN
PLTD Relokasi
Banggai
PLTM Banggai

1,0
2,0
0,1

Project Swasta
Jumlah KapasitasTerpasang
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

4,3
1,5
1,0
05
0,5
0,1

5,3
1,5
1,0
05
0,5
0,9

5,4
1,5
1,0
05
0,5
0,8

5,4
1,5
1,0
05
0,5
1,0

5,4
1,5
1,0
05
0,5
0,7

5,7
1,5
1,0
05
0,5
1,3

Lamp
piranB1
18.6
PROVINSISSULAWESIISELATAN
N

741

Neraca Daya Sistem Selayar

742

Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor

GWh
MW
%

19,6
3,8
58,9

22,0
4,3
59,0

24,0
4,6
59,1

25,9
5,0
59,2

27,9
5,4
59,3

30,1
5,8
59,4

32,4
6,2
59,5

35,0
6,7
59,6

37,8
7,2
59,6

39,9
7,6
59,7

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity

MW
MW

6,5
1,6

4,9
1,3

4,9
1,3

4,9
1,3

4,9
1,3

4,9
1,3

4,9
1,3

4,9
1,3

4,9
1,3

4,9
1,3

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,4
0,9
1,8
1,8

1,8
1,8

14,9
2,2
1,2
10
1,0
4,2

14,9
2,2
1,2
10
1,0
3,8

Pembangkit PLN
Manufacture
Daihatsu
MTU
Deutz
Deutz

Size
0,50
1,06
1,22
1,22

Unit
1
1
2
2

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Pembangkit Sewa
Project PLN
Selayar (new PLTD)
Project Swasta
Selayar (FTP2)
Jumlah Efektif
Cadangan :
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

PLTD

1,0

PLTGB
MW
MW
MW
N
MW

6,5
2,2
1,2
10
1,0
0,5

4,0

4,0

8,9
2,2
1,2
10
1,0
1,1

12,9
2,2
1,2
10
1,0
4,8

12,9
2,2
1,2
10
1,0
4,4

13,9
2,2
1,2
10
1,0
5,0

1,0

13,9
2,2
1,2
10
1,0
4,6

13,9
2,2
1,2
10
1,0
4,2

14,9
2,2
1,2
10
1,0
4,7

742

Lam
mpiranB1
18.7
PR
ROVINSISULAWESITENGGAR
RA

743

Neraca Daya Sistem Kendari

744

P
Pasokan/Kebutuhan
k /K b t h

U it
Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak

GWh
%
MW

300.0
53.2
64.3

355.4
53.9
75.3

409.3
54.6
85.6

449.0
55.3
92.7

492.9
56.0
100.4

541.2
56.7
108.9

594.5
57.5
118.1

653.3
58.2
128.1

718.3
59.0
139.1

793.1
59.7
151.6

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity

MW
MW

45.8
8.8

40.7
7.3

40.7
7.3

40.7
7.3

40.7
7.3

40.7
7.3

Pembangkit PLN
PLTD Wua-Wua
PLTD Lambuya
PLTD Poasia - ex PJB
Perusda Lambuya

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

19.1
19
1
1.8
12.5
3.6

19.1
19
1
1.8
12.5

19.1
19
1
1.8
12.5

19.1
19
1
1.8
12.5

19.1
19
1
1.8
12.5

19.1
19
1
1.8
12.5

Pembangkit Sewa

PLTD

51.0

51.0

51.0

20.0

Tambahan Pembangkit
PLN
Kendari - Nii Tanasa (FTP1)
Kendari - Nii Tanasa (Ekspansi)
Konawe
Watunohu 1

PLTU
PLTU
PLTA
PLTA

20.0

28.0

28.0

IPP
Lainea
Kendari (FTP2)

10.0
25.0

PLTP
PLTU

25.0

20.0
50.0
Interkoneksi dengan Sistem Sulsel - Kolaka - Kendari - 2014

Jumlah Efektif

MW

108.0

104.4

114.4

133.4

113.4

138.4

150.0

178.0

206.0

206.0

Reserve Margin

68

39

34

44

13

27

27

39

48

36
744

Neraca Daya
y Sistem Kolaka
Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity

745

Project PLN
Sabilambo
Ratelimbong
Lapai-1
Lapai
1
Lapai-2
Riorita
Toaha
Kolaka
Project Swasta
Kolaka (FTP2)
Tamboli

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

53,6
14,3
42,9

63,4
16,7
43,4

72,9
18,9
43,9

79,9
20,5
44,5

87,6
22,2
45,0

96,0
24,1
45,5

105,3
26,1
46,1

115,6
28,3
46,6

126,9
30,7
47,2

139,9
33,4
47,7

MW
MW

7,6
2,1

7,6
2,6

7,6
2,6

7,6
2,6

7,6
2,6

7,6
2,6

7,6
2,6

7,6
2,6

7,6
2,6

7,6
2,6

5,49

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

PLTD
PLTD
PLTD

20
2,0
3,0
6,0

2,0
2
0
3,0
4,0

2,0
2
0
3,0
4,0

2,0

Pembangkit PLN
Total PLTD PLN
Sewa
S
Sewa
PLTD HSD
HSD-1
1
Sewa PLTD HSD-2
Sewa PLTD MFO

2011

1,0
1,2
20
2,0
2,0
0,5
0,5
10

2
2
2
2
2
2
2

PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU

10
4,8

2
2

PLTU
PLTM

4,0
4
0
4,0
1,0
1,0
20,0
9,6
Interkoneksi dengan Sistem Sulsel - Kolaka - Kendari - 2013

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N
(N-2)
2)

MW
MW
MW
MW
MW

18,5
3,5
2,5
1,0
07
0,7

26,0
3,5
2,5
1,0
58
5,8

35,6
4,4
2,5
1,9
12 2
12,2

46,6
7,3
4,8
2,5
18 8
18,8

46,6
14,8
10,0
4,8
96
9,6

46,6
14,8
10,0
4,8
77
7,7

46,6
14,8
10,0
4,8
57
5,7

46,6
14,8
10,0
4,8
35
3,5

46,6
14,8
10,0
4,8
11
1,1

46,6
14,8
10,0
4,8
(1 7)
(1,7)

745

Neraca Daya Sistem BauBau


Pasokan/Keb t han
Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor

GWh
MW
%

72,1
14,3
57,7

85,1
16,7
58,3

97,8
18,9
59,0

107,0
20,5
59,7

117,1
22,1
60,4

128,2
24,0
61,1

140,4
25,9
61,8

153,9
28,1
62,5

168,7
30,5
63,2

185,8
33,2
63,9

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity

MW
MW

10,5
3,0

10,5
3,0

9,4
2,6

9,4
2,6

9,4
2,6

9,4
2,6

9,4
2,6

9,4
2,6

9,4
2,6

9,4
2,6

PLTD
PLTD
PLTD
PLTM

1,7
1,7
,
1,9
1,5

1,7
1,7
,
1,9
1,5

1,7
1,7
,
1,9
1,5

1,7
1,7
,
1,9
1,5

1,7
1,7
,
1,9
1,5

1,7
1,7
,
1,9
1,5

1,7
1,7
,
1,9
1,5

1,7
1,7
,
1,9
1,5

1,7
1,7
,
1,9
1,5

1,7
1,7
,
1,9
1,5

5,0
5,0
3,0
20 5

5,0
5,0
3,0
20 5

5,0
5,0
3,0
19 8

68

68

68

68

68

68

68

Pembangkit PLN
Manufacture
Daihatsu
eut
Deutz
Mirrlees
Biwater - Winning

Size Jlh unit


1,250
2
1,224
,
2
2,860
1
0,800
2

746

Sewa
Sewa Diesel HSD-1
PLTD
Sewa Diesel HSD-2
PLTD
Sewa Diesel HSD
HSD-3
3 (ex rencana Raha)
Project PLN
Rongi
Bau-Bau (FTP2)

0,4
10

2
2

PLTM
PLTU

Project Swasta
Bau-Bau
au au

PLTU
U

Suplai dari Sistem Kendari


Jumlah Efektif
Cadangan
P
Pemeliharaan
lih
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

0,8
20,0

14,0
,0
Interkoneksi dg grid Sulsel - Kendari - 2015
4,0
5,0
Interkoneksi 20 kV Sistem Bau-Bau - Raha - 2011
21,3
21,3
34,6
41,6
41,6
45,6
45,6
50,6
50,6
50,6
2,9
2,9
8,9
17,0
17,0
17,0
17,0
17,0
17,0
17,0
19
1,9
19
1,9
70
7,0
10 0
10,0
10 0
10,0
10 0
10,0
10 0
10,0
10 0
10,0
10 0
10,0
10 0
10,0
1,0
1,0
1,9
7,0
7,0
7,0
7,0
7,0
7,0
7,0
4,1
1,7
6,8
4,1
2,5
4,6
2,7
5,5
3,1
0,4

746

Neraca Daya Sistem Raha

747

Pasokan/Kebutuhan
P
k /K b t h
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor

GWh
MW
%

36,5
7,7
7,7

43,0
8,9
8,5

49,3
10,1
9,3

53,8
10,9
9,9

58,8
11,8
10,7

64,3
12,8
11,5

70,3
13,8
12,5

76,9
14,9
13,5

84,2
16,2
14,7

92,5
17,6
15,9

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Daya mampu

MW
MW
MW

83
8,3
2,7
5,7

8,3
8
3
2,7
5,7

8,3
8
3
2,7
5,7

4,1
4
1
1,5
2,6

4,1
4
1
1,5
2,6

4,1
4
1
1,5
2,6

4,1
4
1
1,5
2,6

4,1
4
1
1,5
2,6

4,1
4
1
1,5
2,6

4,1
4
1
1,5
2,6

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,7
0,8
02
0,2
0,2
0,3
0,8
0,2
1,7
0,8

0,7
0,8
02
0,2
0,2
0,3
0,8
0,2
1,7
0,8

0,7
0,8
02
0,2
0,2
0,3
0,8
0,2
1,7
0,8

1,7
0,8

1,7
0,8

1,7
0,8

1,7
0,8

1,7
0,8

1,7
0,8

1,7
0,8

Pembangkit Sewa
Sewa Diesel HSD-1
Sewa Diesel HSD-2

PLTD
PLTD

3,0
3,0

3,0
3,0

3,0
4,0

Project PLN
Raha (FTP II)
Raha (new PLTD)

PLTU
PLTD

23,6
4,7
3,0
1,7

23,6
4,7
3,0
1,7

2,7

1,3

Pembangkit PLN
Manufacture
SWD
Daihatsu
D t BA12M
Deutz-BA12M
Deutz-BA6M
Caterpillar
MAN
MWM
Mirrlees
Deutz BV

U it
Unit

Size
0,34
0,50
0 56
0,56
0,26
0,40
0,53
0,27
2,86
1,22

Unit
2
2
1
1
1
2
1
1
1

Suplai dari Sistem Bau-Bau


Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi

MW
MW

Surplus/Defisit (N-2)

MW

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

6,0
3,0
Interkoneksi dengan Sistem
S
Kendari - 2015
Interkoneksi dengan Sistem Bau-Bau - 2014
8,0
4,0
Interkoneksi 20 kV Sistem Bau-Bau - Raha - 2011
11,7
11,7
18,7
16,6
19,6
19,6
19,6
23,6
2,7
2,7
2,7
4,7
4,7
4,7
4,7
4,7
1,7
1,7
1,7
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
1,0
1,0
1,0
1,7
1,7
1,7
1,7
1,7
1,2

0,0

5,8

0,9

3,0

2,1

1,1

3,9

747

Neraca Daya Sistem WangiWangi


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity

748

Pembangkit PLN
Manufacture
Daihatsu
SWD
Daihatsu

Size
0,500
0,536
0,520

Unit
1
3
1

Pembangkit Sewa
Sewa Diesel HSD-1
Project PLN
Wangi-Wangi (FTP II)
Wangi Wangi (Peaking)
Wangi-Wangi
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

2x1 MW

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

10,0
2,2
51 9
51,9

11,8
2,6
52 6
52,6

13,5
2,9
53 2
53,2

14,7
3,1
53 9
53,9

16,1
3,4
54 5
54,5

17,5
3,6
55 2
55,2

19,1
3,9
55 9
55,9

20,9
4,2
56 6
56,6

22,8
4,5
57 3
57,3

25,0
4,9
58 0
58,0

MW
MW

2,6
1,0

2,6
1,0

2,6
1,0

PLTD
PLTD
PLTD

0,4
0,8
0,4

0,4
0,8
0,4

0,4
0,8
0,4

PLTD

3,0

3,0

3,0

10,0
4,0
3,0
10
1,0
1,5

10,0
4,0
3,0
10
1,0
1,1

PLTU
PLTD
MW
MW
MW
MW
MW

4,6
1,8
1,0
08
0,8
0,6

4,6
1,8
1,0
08
0,8
0,2

3,0
2,0
2
0

3,0

9,6
4,0
3,0
10
1,0
2,7

8,0
4,0
3,0
10
1,0
0,9

20
2,0
8,0
4,0
3,0
10
1,0
0,6

8,0
4,0
3,0
10
1,0
0,4

8,0
4,0
3,0
10
1,0
0,1

10,0
4,0
3,0
10
1,0
1,8

748

Lam
mpiranB1
18.8
PROV
VINSIMALLUKU

749

N
NeracaDayaSistemAmbon
D
Si
A b
Uraian

750

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Hative Kecil
PLTD Poka
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa MFO
Project PLN
Waai #1,2 (FTP 1)
Waai #3 (Ekspansi)
Tulehu (FTP 2)
Wai Tala
Project IPP / Swasta
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

*) PLTU Maluku

Unit

Size
21,5
33,6

2011

2012

2013

2014

2015

2016

GWh
%
MW

224,0
59 1
59,1
43,3

241,5
58 3
58,3
47,3

266,0
57 4
57,4
52,9

292,1
56 6
56,6
59,0

320,0
55 7
55,7
65,6

350,6
54 9
54,9
72,9

MW
MW

55,1
20,1

55,1
20,1

55,1
20,1

55,1
20,1

55,1
20,1

55,1
20,1

MW
MW

15,2
20,8

15,2
20,8

15,2
20,8

15,2
20,8

15,2
20,8

15,2
20,8

MW
MW

20,2

25 0
25,0

25 0
25,0

25 0
25,0

15,0 *)

15,0 *)

PLTU
PLTU
PLTP
PLTA

MW
MW
MW
MW
MW

10,0

2017
383,9
54 1
54,1
81,1

76,0
19,5
15,0
4,5
9,2

91,0
19,5
15,0
4,5
18,6

101,0
25,0
15,0
10,0
17,0

420,1
53 3
53,3
90,0

15,0
10,0

101,0
25,0
15,0
10,0
10,4

101,0
25,0
15,0
10,0
3,1

2019
459,4
52 5
52,5
100,0

2020
501,9
51 7
51,7
110,9

Interkoneksi Pulau Ambon - Seram

13,5

56,2
8,3
4,5
3,8
4,6

2018

40,5

NeracaDayaSistemSeram
y
Uraian

751

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Masohi
PLTD Liang
PLTD Waipia
PLTD Kairatu
PLTD Piru
Pembangkit Sewa
Masohi
K i
Kairatu
Project PLN
Wai Tala
Nua (Masohi)
Wae Mala
Ruwapa
T
Tene
Makariki
Project IPP / Swasta
Mala-2
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

GWh
%
MW

26,5
51,3
5,9

28,4
51,3
6,3

31,0
51,3
6,9

MW
MW

6,7
2,0

6,7
2,0

6,7
2,0

14,4
4,3

14,4
4,3

14,4
4,3

6,7

6,7

6,7

6,7
0,6
0,3
4,0
2,7

6,7
0,6
0,3
4,0
2,7

6,7
0,6
0,3
4,0
2,7

Size
6,7
0,4
0,4
4,0
2,7
PLTD
PLTD

2,0
20
2,0

2,0
3,0
3
0

PLTA
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
MW
MW
MW
MW
MW

2,0
3,0
3
0

2017

6,0
2,0
1,2
40
4,0
4,0

9,7
2,5
14
1,4
1,1
0,9

20,9
2,4
13
1,3
1,1
11,7

2019

6,0
33,3
5,0
30
3,0
2,0
15,1

33,3
5,0
30
3,0
2,0
13,9

33,3
5,0
30
3,0
2,0
12,6

2020
89,4
46,5
21,9

Interkoneksi Pulau Ambon - Seram

13,5

8,7
2,4
13
1,3
1,1
0,5

2018

<=== Interkoneksi Masohi, Waipia, Liang, Kairatu & Piru (2014)


55,2
59,9
64,9
70,4
76,3
82,6
47,8
47,6
47,3
47,1
46,9
46,7
13,2
14,4
15,7
17,1
18,6
20,2

45,5

NeracaDayaSistemAmbonSeram
Uraian

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity

752

AMBON
Pembangkit Sewa
Sewa HSD Ambon
Sewa MFO Ambon
Project PLN
Waai #1,2 (FTP 1)
Waai #3 (Ekspansi)
Tulehu (FTP 2)
Wai Tala
SERAM
Pembangkit Sewa
Masohi
Kairatu
Project PLN
Nua (Masohi)
Wae Mala
Ruwapa
Tene
Makariki
Project IPP / Swasta
Mala-2
Jumlah Efektif
Cadangan
P
Pemeliharaan
lih
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

GWh
%
MW

250,5
58,2
49,2

269,9
57,5
53,6

297,0
56,7
59,8

347,3
54,9
72,1

379,9
54,2
79,9

MW
MW

PLTD
PLTD

PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
MW
MW
MW
MW
MW

454,3
52,9
98,1

496,4
52,2
108,6

542,0
51,5
120,1

591,3
50,8
132,8

69,5
24,4

69,5
24,4

69,5
24,4

69,5
24,4

13,5

40,5

164,8
25,0
1 0
15,0
10,0
41,7

205,3
25,0
1 0
15,0
10,0
71,7

205,3
25,0
1 0
15,0
10,0
60,2

205,3
25,0
1 0
15,0
10,0
47,5

20,2

PLTU
PLTU
PLTP
PLTA

PLTD
PLTD

415,5
53,5
88,6

25,0

25,0

15,0

15,0

25,0

10,0

2,0
2,0

2,0
2,0

2,0
3,0

15,0
10,0

2,0
3,0
6,0

2,0
12
1,2
4,0
4,0
6,0

Si t
Sistem
Ambon
A b
dan
d Seram
S
masih
ih terpisah
t
i h

Neraca Daya Sistem Bula


Uraian

753

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD
Bula #1 (DAF)
Bula #2 (DEUTZ)
Bula #3 (VOLVOPENTA)
Bula #4 (DEUTZ)
B l #5 (KOMATSU)
Bula
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD HSD
Project PLN
Isal
Project IPP / Swasta

Unit

Thn Opr
1984
1999
2003
2003
2005

Size
1,10
0,12
0,20
0,28
0,25
0 25
0,25

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

3,5
0,6
62,0

4,0
0,7
63,7

4,4
0,8
64,7

5,0
0,9
65,5

5,5
0,9
66,2

6,1
1,0
67,0

6,7
1,1
67,8

7,4
1,2
68,6

8,2
1,3
69,4

8,9
1,4
70,2

MW
MW

1,1
0,2

1,1
0,2

1,1
0,2

1,1
0,2

1,1
0,2

1,1
0,2

1,1
0,2

1,1
0,2

1,1
0,2

1,1
0,2

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

0,9
0,1
0,1
0,2
0,2
02
0,2

PLTD

0,5

0,5

0,5

0,5
2,0

2,0

2,0

4,9
3,0
2,0
10
1,0
0,6

6,9
3,0
2,0
10
1,0
2,5

8,9
3,0
2,0
10
1,0
4,4

PLTM

1,0

1,0

2,4
1,1
1,0
01
0,1
0,4

2,9
1,2
1,0
02
0,2
0,7

PLTM
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

1,4
0,3
0,2
01
0,1
0,4

1,4
0,3
0,2
01
0,1
0,3

1,4
0,3
0,2
01
0,1
0,2

2,9
1,2
1,0
02
0,2
0,6

2,9
1,2
1,0
02
0,2
0,5

753

Neraca Daya Sistem Saparua


Uraian

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan

754

Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
PLTD Saparua
3,4
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
j
PLN
Project
Relokasi PLTD dari Masohi
PLTD

GWh
%
MW

6,9
48,5
16
1,6

7,4
48,1
17
1,7

8,0
47,7
19
1,9

8,8
47,3
21
2,1

9,5
47,0
23
2,3

10,3
46,6
25
2,5

11,2
46,2
28
2,8

12,2
45,9
30
3,0

13,2
45,5
33
3,3

14,3
45,1
36
3,6

MW
MW

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

3,4
0,8

2,3
0,8

2,3
0,8

2,3
0,8

2,3
0,8

MW

3,4

3,4

3,4

3,4

3,4

3,4

2,3

2,3

2,3

2,3

PLTD

PLTD
PLTD

0,4
0,5
Interkoneksi 20 kV Kabel Laut Saparua - Haruku
3,0

Pasokan dari Pulau Haruku


Project IPP / Swasta
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

3,8
1,2
0,6
0,6
0,2

4,3
1,2
0,6
0,6
0,6

4,3
1,2
0,6
0,6
0,4

7,3
1,2
0,6
0,6
3,2

7,3
1,2
0,6
0,6
3,0

7,3
1,6
1,0
0,6
2,4

6,2
1,6
1,0
0,6
1,0

6,2
1,6
1,0
0,6
0,8

6,2
1,6
1,0
0,6
0,5

6,2
1,6
1,0
0,6
0,2

754

Neraca Daya Sistem Buru (Namlea)


Uraian

755

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Namlea
PLTD Mako
Pembangkit Sewa
S
Sewa
HSD (N
(Namlea)
l )
Project PLN
Buru (KPI)
Project Swasta / IPP
Wainibe
Waetina
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

<== Interkoneksi Namlea, Mako & Air Buaya (2011)

Size
5,39
2,26

GWh
%
MW

18,3
42,0
5,0

19,7
42,0
5,4

21,8
42,2
5,9

23,9
42,2
6,5

26,2
42,3
7,1

28,7
42,4
7,7

31,4
42,4
8,4

34,4
42,5
9,2

37,6
42,6
10,1

41,0
42,7
11,0

MW
MW

9,7
2,6

9,7
2,6

7,7
2,6

7,7
2,6

7,7
2,6

7,7
2,6

7,7
2,6

7,7
2,6

7,7
2,6

7,7
2,6

MW
MW

5,4
2,3

5,4
2,3

5,4
2,3

5,4
2,3

5,4
2,3

5,4
2,3

5,4
2,3

5,4
2,3

5,4
2,3

5,4
2,3

PLTD

20
2,0

20
2,0

13
1,3

13
1,3

14,9
5,0
3,0
2,0
2,2

16,2
5,0
3,0
2,0
2,8

16,2
5,0
3,0
2,0
2,0

16,2
5,0
3,0
2,0
1,2

16,2
5,0
3,0
2,0
0,3

PLTGB

6,0

PLTM

13
1,3

PLTM
MW
MW
MW
MW
MW

7,1
0,8
0,5
0,3
1,3

7,1
0,8
0,5
0,3
0,9

12,3
4,3
3,0
1,3
2,2

13
1,3
4,0

4,0

13,6
4,3
3,0
1,3
2,9

13,6
5,0
3,0
2,0
1,6

755

Neraca Daya Sistem Tual


Uraian

756

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
P b
Pembangkit
kit PLN
Manufacture
PLTD Langgur
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa MFO
Project PLN
Tual
Langgur
Project Swasta/IPP
Tual *)
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit

Size
10,4

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

30,4
57,8
,
6,0

35,2
58,2
,
6,9

41,2
57,7
,
8,2

45,1
57,4
,
9,0

49,2
57,1
,
9,8

54,1
56,9
,
10,9

59,5
56,6
,
12,0

65,4
56,3
,
13,3

72,0
56,1
,
14,7

78,3
55,8
,
16,0

MW
MW

10,4
4,4

10,4
4,4

10,4
4,4

10,4
4,4

10,4
4,4

10,4
4,4

10,4
4,4

10,4
4,4

10,4
4,4

10,4
4,4

MW

10,4

10,4

10,4

10,4

10,4

7,5

7,5

7,5

7,5

7,5

MW
MW

4,0

4,0

4,0

2,0

2,0

25,5
7,0
4,0
3,0
0,8

27,5
7,0
4,0
3,0
1,4

PLTD
PLTGB

6,0

PLTGB
MW
MW
MW
MW
MW

8,0
28,4
1,7
0,9
0,8
14,2

*)PenggantiPLTUTual(FTP2)

2,0

14,4
1,7
0,9
0,8
2,4

14,4
1,7
0,9
0,8
1,4

24,4
7,0
4,0
3,0
4,0

24,4
7,0
4,0
3,0
3,2

23,5
7,0
4,0
3,0
1,2

23,5
7,0
4,0
3,0
0,1

27,5
7,0
4,0
3,0
0,1
756

Lam
mpiranB1
18.9
PROVINSSIMALUKU
UUTARA

757

Neraca Daya Sistem Ternate-Tidore


Uraian

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

<== Interkoneksi (20 kV) Ternate & Tidore (2011)

Kebutuhan
Produksi Energi

GWh

109.6

132.6

139.1

147.2

155.6

164.8

174.3

183.4

193.8

203.7

Load Factor

67.5

65.1

64.7

64.4

64.0

63.7

63.3

63.0

62.6

62.3

MW

18.5

23.3

24.5

26.1

27.7

29.6

31.4

33.2

35.3

37.3

Kapasitas Terpasang

MW

15.5

29.5

29.5

43.5

43.5

43.5

25.5

25.5

25.5

25.5

Derating Capacity

MW

3.6

5.0

5.0

5.0

5.0

5.0

5.0

5.0

5.0

5.0

10.4

10.4

10.4

10.4

10.4

10.4

10.4

10.4

10.4

10.4

2.6

2.6

2.6

2.6

2.6

2.6

2.6

2.6

2.6

2.6

10.0

Beban Puncak
Pasokan

Pembangkit PLN
PLTD Kayu Merah
PLTD Soa Siu

758

Pembangkit Sewa
Sewa HSD

PLTD

12.0

12.0

Sewa HSD

PLTD

5.0

5.0

Project PLN
Maluku Utara / Tidore (FTP1)

PLTU

Tidore Ekspansi (FTP 2)

PLTU

14.0
14.0

Project Swasta / IPP


Jumlah Efektif

MW

30.0

44.0

37.0

41.0

41.0

41.0

48.8

48.8

48.8

48.8

Cadangan

MW

6.1

10.6

10.6

10.6

10.6

10.6

10.6

10.6

10.6

10.6

Pemeliharaan

MW

3.6

7.0

7.0

7.0

7.0

7.0

7.0

7.0

7.0

7.0

Operasi

MW

2.5

3.6

3.6

3.6

3.6

3.6

3.6

3.6

3.6

3.6

MW

5.4

10.1

1.9

4.3

2.7

0.8

6.8

5.0

2.9

0.9

Surplus/Defisit (N-2)

758

Neraca Daya Sistem SofifiJailolo


NeracaDayaSistemSofifi
Jailolo
Uraian

759

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Jailolo
PLTD Sidangoli
PLTD Sofifi
PLTD Ibu
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN
Sofifi
Project IPP / Swasta
Goal
Ibu
Jailolo (FTP2)
Jailolo - 2
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

<== Interkoneksi Jailolo, Sidangoli, Sofifi & Ibu (2012)


24,5
27,1
29,9
33,1
36,6
40,3
43,3
,
43,2
,
43,1
,
43,0
,
42,9
,
42,9
,
6,5
7,2
7,9
8,8
9,7
10,7

GWh
%
MW

11,2
21,6
,
5,9

MW
MW

7,1
2,0

7,1
2,0

13,1
2,0

13,1
2,0

13,1
2,0

13,1
2,0

MW
MW
MW
MW

2,2
0,6
1,1
1,3

2,2
0,6
1,1
1,3

2,2
0,6
1,1
1,3

2,2
0,6
1,1
1,3

2,2
0,6
1,1
1,3

PLTD

20
2,0

30
3,0

PLTU
PLTM
PLTM
PLTP
PLTP
MW
MW
MW
MW
MW

2017

2018

2019

2020

44,5
42,8
,
11,9

48,9
42,8
,
13,1

53,8
42,7
,
14,4

13,1
3,0

13,1
4,0

13,1
5,0

13,1
6,0

2,2
0,6
1,1
1,3

1,1
0,6
1,3

1,1
0,6
1,3

1,1
0,6
1,3

1,1
0,6
1,3

5,0

5,0

18,6
8,9
3,0
1,6
4,3

21,5
10,8
5,0
3,0
2,8

21,5
9,7
5,0
3,0
1,7

21,5
8,5
5,0
3,0
0,5

5,0
26,5
12,1
5,0
3,0
4,1

6,0
1,5
1,0

7,1
1,2
0,6
0,5
0,2

9,6
3,2
1,6
0,6
1,0

13,6
6,5
3,0
1,6
1,9

13,6
5,7
3,0
1,6
1,1

13,6
4,8
3,0
1,6
0,2

Neraca Daya Sistem Tobelo - Malifut


Uraian

760

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
P b
Pembangkit
kit PLN
PLTD Tobelo
PLTD Malifut
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Project PLN

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

<== Interkoneksi Tobelo & Malifut (2011)


GWh
%
MW

21,0
46,7
5,1

22,8
47,1
5,5

24,9
47,6
6,0

27,1
48,0
6,5

29,6
48,4
7,0

32,3
48,9
7,5

35,2
49,3
8,1

38,3
49,8
8,8

41,8
50,3
9,5

45,5
50,7
10,2

MW
MW

10,6
2,7

10,6
2,7

10,6
2,7

10,6
1,9

10,6
1,9

10,6
1,9

10,6
1,9

10,6
1,9

10,6
1,9

10,6
1,9

MW
MW

5,9
1,6

5,9
1,6

5,9
1,6

3,0
0,6

3,0
0,6

3,0
0,6

3,0
0,6

3,0
0,6

3,0
0,6

3,0
0,6

PLTD

2,0

2,0

2,0

13,6
3,1
2,1
1,0
2,9

13,6
3,1
2,1
1,0
2,3

13,6
3,1
2,1
1,0
1,0

13,6
3,1
2,1
1,0
0,2

Project Swasta / IPP


Ngoali
Tobelo *)

PLTM
PLTGB

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

*)PenggantiPLTUTobeloFTP2

2,0
8,0
9,5
3,0
2,1
0,9
1,5

9,5
3,0
2,1
0,9
1,1

11,5
3,0
2,1
0,9
2,6

13,6
3,1
2,1
1,0
4,0

13,6
3,1
2,1
1,0
3,5

13,6
3,1
2,1
1,0
1,7

760

Neraca Daya Sistem Bacan


Uraian

761

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Bacan
Pembangkit Sewa
S
Sewa
HSD
Project PLN
Relokasi
Bacan (Peaking)
Project
j
Swasta / IPP
Songa Wayaua (FTP2)
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

11,3
11
3
49,8
2,6

12,2
12
2
50,7
2,7

13,2
13
2
51,6
2,9

14,3
14
3
52,6
3,1

15,6
15
6
53,6
3,3

16,9
16
9
54,3
3,6

18,2
18
2
54,2
3,8

19,7
19
7
54,4
4,1

21,3
21
3
54,3
4,5

22,9
22
9
54,6
4,8

MW
MW

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,7
1,2

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

20
2,0

20
2,0

20
2,0

20
2,0

20
2,0

20
2,0

10,5
3,7
2,5
1,2
2,3

10,5
3,7
2,5
1,2
2,0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTP
MW
MW
MW
MW
MW

2,0
1,2

4,3
0,9
0,6
0,4
0,8

5,5
1,8
1,2
0,6
1,0

5,5
1,8
1,2
0,6
0,8

5,5
1,8
1,2
0,6
0,6

5,5
1,8
1,2
0,6
0,4

5,5
1,8
1,2
0,6
0,2

5,0
8,5
3,7
2,5
1,2
1,0

10,5
3,7
2,5
1,2
2,7

761

Neraca Daya Sistem Sanana (Kepulauan Sula)


Uraian

762

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Factor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Sanana
Pembangkit Sewa
S
Sewa
HSD
Project PLN
Sanana
Project Swasta / IPP
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

9,8
51,3
2,2

10,8
51,3
2,4

11,9
51,2
2,7

13,3
51,2
3,0

14,7
51,1
3,3

16,4
51,1
3,7

18,1
51,1
4,0

20,1
51,0
4,5

22,1
51,0
5,0

24,4
50,9
5,5

MW
MW

2,9
1,2

2,9
1,2

2,9
1,2

5,9
1,2

5,9
1,2

5,9
1,2

6,9
0,6

6,9
0,6

7,9
0,6

7,9
0,6

MW

2,4

2,4

2,4

2,4

2,4

2,4

2,4

2,4

2,4

2,4

PLTD

20
2,0

20
2,0

20
2,0

3,0

5,4
1,4
1,0
04
0,4
1,0

5,4
1,4
1,0
04
0,4
0,7

PLTD

MW
MW
MW
MW
MW

4,4
1,0
0,6
04
0,4
1,2

4,4
1,0
0,6
04
0,4
1,0

4,4
1,0
0,6
04
0,4
0,7

1,0

5,4
1,4
1,0
04
0,4
0,3

6,4
1,4
1,0
04
0,4
1,0

1,0

6,4
1,4
1,0
04
0,4
0,5

7,4
1,4
1,0
04
0,4
1,0

7,4
1,4
1,0
04
0,4
0,5

Lamp
piranB1
18.10
PRO
OVINSIPAP
PUA

763

Neraca Daya
y Sistem Jayapura
y p
Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor

GWh
MW
%

324,2
53,5
69 2
69,2

358,8
59,1
69 3
69,3

399,3
65,7
69 3
69,3

442,4
72,8
69 4
69,4

490,1
80,6
69 4
69,4

543,1
89,3
69 4
69,4

601,8
98,9
69 5
69,5

666,8
109,5
69 5
69,5

738,9
121,4
69 5
69,5

818,9
134,5
69 5
69,5

MW

85,0
15,5

48,5
8,6

38,1
6,7

27,9
4,9

27,9
4,9

27,9
4,9

27,9
4,9

27,9
4,9

27,9
4,9

27,9
4,9

PLTD

32,5

PLTA
PLTU

10 0
10,0

15,0

15,0

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Tambahan Pasokan
Pembangkit Sewa
Sewa HSD

2011

2012

2013

2014

764

Project PLN
Ongoing Project
Orya (On going)
Jayapura (FTP1) - Holtekamp
Rencana
Jayapura - Holtekamp (Ekspansi)
Amai
Orya 2
Jayapura II

PLTM
PLTM
PLTU

10,0

Project Swasta / IPP


Jayapura (FTP2) - Skouw

PLTU

30,0

Jumlah Kapasitas
Cadangan :
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW

MW

2015

2016

2017

2018

2019

2020

20,0
10,0
10
0

1,4

79,5
14,0
10,0
4,0
12,1

80,0
14,0
10,0
4,0
6,8

86,4
14,0
10,0
4,0
6,7

133,0
25,0
15,0
10,0
35,2

133,0
25,0
15,0
10,0
27,4

133,0
25,0
15,0
10,0
18,7

133,0
25,0
15,0
10,0
9,1

15,0

15,0

149,4
25,0
15,0
10,0
14,9

164,4
25,0
15,0
10,0
18,0

164,4
25,0
15,0
10,0
4,9

Neraca Daya Sistem Biak


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Daihatsu
3,1
MAK
2,5

765

TAMBAHAN PASOKAN
Pembangkit Sewa
Sewa
Project PLN
Rencana
Biak 1
j
Swasta / IPP
Project
Biak (FTP 2)
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
O
Operasi
i
Surplus/Defisit

Unit
2
3

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

57,2
9,0
72,8

62,5
9,7
73,7

68,7
10,5
74,6

75,2
11,4
75,6

82,3
12,3
76,5

90,0
13,3
77,5

98,6
14,3
78,4

107,9
15,5
79,4

118,1
16,8
80,3

129,3
18,2
81,3

MW

13,8
2,8

13,8
2,8

13,8
2,8

13,8
3,0

13,8
2,8

13,8
2,8

13,8
2,9

6,2
1,3

6,2
1,2

6,2
1,2

6,2
7,6

6,2
7,6

6,2
7,6

6,2
7,6

6,2
7,6

6,2
7,6

6,2
7,6

6,2

6,2

6,2

30
3,0

50
5,0

50
5,0

31,0
9,0
7,0
20
2,0
5,2

31,0
9,0
7,0
20
2,0
3,8

PLTD

PLTD

PLTGB

6,0

PLTU
MW
MW

MW

6,0

14,0
14,1
5,0
3,0
20
2,0
0,1

16,1
5,0
3,0
20
2,0
1,4

16,1
5,0
3,0
20
2,0
0,6

24,9
5,0
3,0
20
2,0
8,5

25,1
9,0
7,0
20
2,0
3,8

25,1
9,0
7,0
20
2,0
2,8

31,0
9,0
7,0
20
2,0
7,6

30,9
9,0
7,0
20
2,0
6,4

Neraca Daya Sistem Serui


Pasokan/Kebutuhan

766

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Caterpillar
08
0,8
MTU
1,0
Mitsubishi
1,2
MAN
0,5
Deutz
0,7
Komatsu
0,7
Komatsu
0,5
,

0,65
0,65

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

GWh
MW
%

23,1
3,7
72 2
72,2

24,9
3,9
72 8
72,8

27,0
4,2
73 4
73,4

29,2
4,5
74 0
74,0

31,6
4,8
74 6
74,6

34,1
5,2
75 2
75,2

36,8
5,5
75 7
75,7

39,8
5,9
76 3
76,3

43,0
6,4
76 9
76,9

46,4
6,8
77 5
77,5

8,0
2,0

9,0
2,0

9,0
2,0

6,0
2,1

0,0

0,0

0,1

0,1

0,1

0,2

08
0,8
1,0
1,2
1,1
0,7
0,7
0,5
,

08
0,8
1,0
1,2
1,1
0,7
0,7
0,5
,

08
0,8
1,0
1,2
1,1
0,7
0,7
0,5
,

08
0,8
1,0
1,2
1,1
0,7
0,7
0,5
,

2,0

3,0

3,0

2,0

2,0

10,5
1,8
,
1,0
0,8
3,2

12,5
1,8
,
1,0
0,8
4,8

12,5
1,8
,
1,0
0,8
4,3

12,4
1,8
,
1,0
0,8
3,8

MW

Unit
1
1
1
2
1
1
1

TAMBAHAN PASOKAN
Pembangkit Sewa
Sewa
Project PLN
Rencana
Mariarotu I
Mariarotu II
Tatui
Serui
Jumlah Efektif
Cadangan
g
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

PLTD

PLTD

2
2

2020

PLTM
PLTM
PLTM
PLTGB
MW
MW

MW

1,3
1,3

6,0
1,4
,
0,8
0,6
0,9

7,0
1,4
,
0,8
0,6
1,7

7,0
1,4
,
0,8
0,6
1,4

6,5
1,8
,
1,0
0,8
0,2

6,0
8,6
1,8
,
1,0
0,8
1,9

8,6
1,8
,
1,0
0,8
1,6

N
NeracaDayaSistemMerauke
D
Si t
M
k

767

Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor

GWh
MW
%

70,5
11,9
67,4

76,7
13,1
66,7

83,9
14,5
66,0

91,3
16,0
65,3

MW

14,9
0,8

17,9
0,8

17,9
0,8

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,3
0,5
2,0
2,2

0,3
0,5
2,0
2,2

PLTD

10,0

13,0

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Volvo
Catterpilar
MAN
KOMATSU

Size
0,25
0,51
1,00
0,72

Pembangkit
P
b
kit Sewa
S
Sewa PLTD
Project PLN
Rencana
Kurik
j
Swasta / IPP
Project
Merauke (FTP2) - Gudang Arang
Merauke - 2
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
p
Operasi
Surplus/Defisit

Unit
1
1
2
3

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

99,4
17,5
64,7

108,2
19,3
64,0

117,9
21,2
63,3

128,3
23,4
62,6

139,7
25,7
62,0

152,2
28,3
61,3

10,7
1,0

4,7
1,2

4,2
1,2

4,2
1,2

4,2
1,2

4,2
1,2

4,2
1,2

0,3
0,5
2,0
2,2

0,5
2,0
2,2

0,5
2,0
2,2

2,0
2,2

2,0
2,2

2,0
2,2

2,0
2,2

2,0
2,2

13,0

6,0

38,9
9,5
7,0
2,5
3,7

38,9
9,5
7,0
2,5
1,1

PLTGB

5,0

5,0

PLTU
PLTU

7,0

7,0

MW
MW

MW

5,0

7,0
14,1
1,3
0,7
0,6
0,8

17,1
1,3
0,7
0,6
2,7

17,1
1,4
0,7
0,7
1,2

21,7
1,4
0,7
0,7
4,3

27,5
9,5
7,0
2,5
0,5

34,0
9,5
7,0
2,5
5,2

34,0
9,5
7,0
2,5
3,2

38,9
9,5
7,0
2,5
6,0

NeracaDayaSistemWamena
Pasokan/Kebutuhan

768

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size Unit
PLTD Wamena
PLTM Sinagma
Gilbert
0,1
1
Flender
0,1
2
PLTM Walesi
Biwater
0,5
2
Biwater
0,3
2
Pembangkit Sewa
Sewa HSD/relokasi

Unit

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

14,9
4,1
41,5

16,1
4,6
39,9

18,0
5,1
40,3

20,2
5,6
41,2

22,6
6,2
41,6

34,2
9,2
42,4

89,8
24,0
42,7

148,4
38,9
43,5

162,7
42,5
43,7

181,9
47,2
44,0

MW

5,6
1,1

5,6
1,1

5,6
1,1

2,0
0,3

2,0
0,2

2,0
0,3

2,0
0,5

2,0
0,5

2,0
0,2

2,0
0,2

3,5

3,5

3,5

PLTM
PLTM

0,1
0,3

0,1
0,3

0,1
0,3

0,1
0,3

0,1
0,3

0,1
0,3

0,1
0,3

0,1
0,3

0,1
0,3

0,1
0,3

PLTM
PLTM

1,0
0,6

1,0
0,6

1,0
0,6

1,0
0,6

1,0
0,6

1,0
0,6

1,0
0,6

1,0
0,6

1,0
0,6

1,0
0,6

10,0
,

20,0
,

20,0
,

19,7
1,7
1,0
07
0,7
8,8

39,6
11,0
10,0
10
1,0
4,6

59,6
11,0
10,0
10
1,0
9,7

59,9
11,0
10,0
10
1,0
6,4

59,9
11,0
10,0
10
1,0
1,7

PLTD

Project PLN
Walesi I (#5) 0,5 MW
Walesi I (#6 & #7) 2 x 0,6 MW
Sinagma I (#4 & #5) 2 x 0,15 MW
PLTA Memberamo

PLTM
PLTM
PLTM
PLTA

Project Swasta / IPP


Walesi Blok II
(6x1 MW)

PLTM

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
O
Operasi
i
Surplus/Defisit

2011

MW
MW

MW

0,5
1,2
0,3

6,0
5,0
0,8
0,5
03
0,3
0,1

6,5
1,2
0,7
05
0,5
0,7

6,5
1,2
0,7
05
0,5
0,2

9,8
1,7
1,0
07
0,7
2,5

9,9
1,7
1,0
07
0,7
2,0

Neraca Daya Sistem Nabire


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor

GWh
MW
%

49,4
8,4
66,8

55,1
9,6
65,6

61,8
10,9
64,5

68,9
12,4
63,3

76,9
14,1
62,2

85,9
16,1
61,0

95,9
18,3
59,9

107,1
20,8
58,8

119,5
23,6
57,7

133,4
26,9
56,7

MW

7,2
1,3

7,2
1,3

7,2
1,3

2,3
0,7

2,3
0,7

2,3
0,8

2,3
0,8

2,3
0,8

2,3
0,9

2,3
0,9

PLTD

7,2

7,2

7,2

2,5

2,5

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD
769

Project PLN
Kalibumi I
Kalibumi II
Kalibumi III Cascade
Sanoba
Nabire (LNG)

PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTMG

2,6
2,5

2,5

0,3
5,0

Project Swasta / IPP


Nabire (FTP2) - Kalibobo
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

PLTU
MW
MW

MW

14,0
13,1
2,8
20
2,0
0,8
1,9

13,1
2,8
20
2,0
0,8
0,7

15,7
2,8
20
2,0
0,8
1,9

20,9
2,8
20
2,0
0,8
5,7

23,4
4,5
25
2,5
2,0
4,8

25,9
4,5
25
2,5
2,0
5,3

28,3
4,5
25
2,5
2,0
5,6

28,3
4,5
25
2,5
2,0
3,1

33,3
4,5
25
2,5
2,0
5,1

33,3
4,5
25
2,5
2,0
1,9
769

Neraca Daya Sistem Timika


Pasokan/Kebutuhan

770

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
L dF
Load
Faktor
kt
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Caterpillar
p
0,25
,
Caterpillar
0,54
Caterpillar
0,73
MAN
0,40
Deutz MWM
0,80
Perkins
1,20
MTU
0,50
Mit bhi i
Mitsubhisi
1 20
1,20
Tambahan Pasokan
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD
Sewa PLTU
Project PLN
Timika
Timika (Peaking)
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

Unit
1
1
2
1
2
1
1
3

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

81,0
12,6
73 7
73,7

89,5
13,7
74 4
74,4

99,4
15,1
75 0
75,0

110,0
16,6
75 7
75,7

121,6
18,2
76 4
76,4

134,5
19,9
77 0
77,0

148,7
21,8
77 7
77,7

164,5
24,0
78 4
78,4

182,0
26,3
79 0
79,0

201,3
28,8
79 7
79,7

MW

21,8
2,8
9,8

21,8
2,8
9,8

41,8
2,8
9,8

39,8
2,9
9,8

39,8
2,9
9,8

35,1
1,7
5,1

30,0
0,3
-

30,0
0,3
-

30,0
0,3
-

30,0
0,4
-

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,3
,
0,5
1,5
0,4
1,6
1,2
0,5
39
3,9

0,3
,
0,5
1,5
0,4
1,6
1,2
0,5
39
3,9

0,3
,
0,5
1,5
0,4
1,6
1,2
0,5
39
3,9

0,3
,
0,5
1,5
0,4
1,6
1,2
0,5
39
3,9

0,3
,
0,5
1,5
0,4
1,6
1,2
0,5
39
3,9

39
3,9

PLTD
PLTU

12,0

12,0

2,0
30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

7,0

7,0

48,4
22,0
15,0
7,0
6,5

51,7
22,0
15,0
7,0
7,8

PLTGB
PLTG/MG
MW
MW

MW

1,2

8,0
19,1
4,2
3,2
1,0
2,3

19,1
4,2
3,2
1,0
1,1

39,1
4,2
3,2
1,0
19,8

45,0
18,2
15,0
3,2
10,2

45,0
18,2
15,0
3,2
8,6

7,0
51,7
22,0
15,0
7,0
5,7

51,7
22,0
15,0
7,0
3,4

58,6
22,0
15,0
7,0
7,7

770

Lamp
piranB1
18.11
PROVIN
NSIPAPUA
ABARAT

771

Neraca Daya Sistem Sorong


Pasokan/Kebutuhan

772

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

172,2
30,0
65,5

192,6
33,2
66,3

214,3
36,5
67,0

240,3
40,3
68,1

269,6
44,4
69,3

302,4
49,0
70,4

339,2
54,1
71,6

380,6
59,7
72,8

427,0
65,9
74,0

479,0
72,7
75,2

MW
MW

44,2
6,4

49,2
6,4

49,2
6,4

39,2
6,6

24,2
7,1

24,2
7,3

14,0
1,1

14,0
1,1

14,0
1,1

16,0
1,1

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

28
11,5
5,1
2,2
2,8
1,4

28
11,5
5,1
2,2
2,8
1,4

28
11,5
5,1
2,2
2,8
1,4

28
11,5
5,1
2,2
2,8
1,4

28
11,5
5,1
2,2
2,8
1,4

27,8
27
8
11,5
5,1
2,2
2,8
1,4

Pembangkit Sewa
Sewa PLTD
Excess Power Arar

PLTD
PLTG

20,0
8,0

25,0
8,0

25,0
8,0

15,0
8,0

8,0

8,0

14,0

14,0

14,0

16,0

Project PLN
PLTA Warsamsom

PLTA

15 5
15,5

15 5
15,5

15 5
15,5

Project Swasta / IPP


Klalin (FTP2) - Makbusun Sorong

PLTU

77,9
18,5
15 5
15,5
3,0
10,4

89,4
18,5
15 5
15,5
3,0
16,8

89,4
18,5
15 5
15,5
3,0
11,2

89,4
18,5
15 5
15,5
3,0
5,0

91,4
18,5
15 5
15,5
3,0
0,2

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
Size
Klademak
Klasaman
MAK
2,54
MAK
2,80
MAK
2,20
Komatsu
0,70

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

2
1
1
2

MW
MW

MW

37,8
5,5
30
3,0
2,5
2,4

42,8
5,5
30
3,0
2,5
4,2

42,8
5,5
30
3,0
2,5
0,8

15,0

15,0

47,6
5,5
30
3,0
2,5
1,8

62,7
18,0
15 0
15,0
3,0
0,2

772

Neraca Daya Sistem Manokwari


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD (Baru)

773

Project PLN
Ongoing Project
Prafi (Ongoing)
Rencana
Prafi II
Ransiki
Manokwari
Project Swasta / IPP
Andai (FTP2) /Maruni
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

GWh
MW
%

79,6
14,4
63,2

84,8
14,9
65,1

89,8
15,3
67,1

95,9
15,8
69,5

102,4
16,2
72,0

109,4
16,7
74,6

116,8
17,3
77,3

124,8
17,8
80,1

133,3
18,3
83,0

142,4
18,9
86,0

MW

12,5
2,1

11,8
2,0

11,8
2,1

10,7
2,3

PLTD

9,4

9,4

6,0

29,5
10,2
7,0
32
3,2
3,1

29,5
10,2
7,0
32
3,2
2,6

29,5
10,2
7,0
32
3,2
2,0

29,5
10,2
7,0
32
3,2
1,5

29,5
10,2
7,0
32
3,2
1,0

29,5
10,2
7,0
32
3,2
0,4

PLTM

2,5

PLTM
PLTM
PLTGB

1,0
3,0

PLTU
MW
MW

MW

2020

6,0
3,0
14,0

19,8
1,6
1,0
06
0,6
3,9

21,7
4,2
3,2
10
1,0
2,6

22,2
4,2
3,2
10
1,0
2,7

37,9
10,2
7,0
32
3,2
12,0

773

Neraca Daya Sistem Fak-Fak


Pasokan/Kebutuhan

774

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
Manufacture
PLTD Kebun Kapas
MWM
Komatsu
SWD
Deutz
Deutz
MAN
Komatsu
PLTM Werba
Francis (Werba)
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD
Project PLN
Kombemur (2x3,3 MW)
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
MW
%

21,6
4,3
56,9

23,9
4,8
57,0

26,3
5,3
57,0

29,1
5,8
57,3

32,3
6,4
57,7

35,7
7,0
58,0

39,6
7,7
58,4

43,9
8,5
58,7

48,7
9,4
59,1

54,0
10,4
59,4

MW

5,9
1,4

5,9
1,4

5,4
1,2

3,9
0,7

3,9
0,7

3,9
0,7

3,9
0,7

3,9
0,7

3,9
0,7

3,9
0,7

Size

Unit

0,2
0,3
0,3
0,6
0,6
0,5
0,7

1
1
2
1
2
1
2

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,2
0,3
0,3
0,6
0,6
0,5
1,4

0,2
0,3
0,3
0,6
0,6
0,5
1,4

0,3
0,6
0,6
0,5
1,4

0,5
1,4

0,5
1,4

0,5
1,4

0,5
1,4

0,5
1,4

0,5
1,4

0,5
1,4

1,0

PLTM

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

PLTD

2,0

2,0

2,0

2,0

3,3

3,3

9,5
1,4
0,8
0,6
2,8

11,8
1,9
1,1
0,8
4,1

9,8
1,9
1,1
0,8
1,6

12,8
1,9
1,1
0,8
3,9

12,8
1,9
1,1
0,8
3,2

12,8
1,9
1,1
0,8
2,4

12,8
1,9
1,1
0,8
1,5

15,8
1,9
1,1
0,8
3,6

PLTM
MW
MW

MW

6,5
1,4
0,8
0,6
0,8

6,5
1,4
0,8
0,6
0,3

774

Lamp
piranB1
18.12
PRO
OVINSINU
USATENGGARABAR
RAT

775

Neraca Daya Sistem Lombok


Pasokan/Kebutuhan

Unit

776

Kebutuhan
GWh
Produksi Energi
Beban Puncak
MW
Load Factor
%
Pasokan
Kapasitas Terpasang
MW
Daya Mampu Netto
MW
PLN
MW
Sewa
MW
Tambahan Pasokan
Sewa
PLTD Sewa
MW
PLTU Sewa Lombok (2x25 MW
Proyek PLN
On-Going Project
Santong
PLTMH
Lombok ((FTP1))
PLTU
Lombok (APBN)
PLTU
Rencana
Lombok (FTP2)
PLTU
Lombok-2
PLTU
Sembalun (FTP2)
PLTP
Sembalun Ekspansi
PLTP
Lombok Peaker (Gas)
PLTG
Lombok Peaker-Ekspansi PLTG
Proyek Swasta / IPP
Kokok Putih
Segara
Kukusan
Lombok
Jumlah Kapasitas Terpasang
Reserve Margin

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

1068
210
58,2

1196
234
58,4

1280
250
58,4

1360
266
58,4

1434
281
58,4

1521
298
58,4

1612
315
58,4

1704
333
58,4

1797
352
58,4

1893
370
58,4

92
70
92
58

92
70
92
42

86
65
86
10

58
48
58

86
65
86

58
48
58

52
42
52

52
42
52

44
37
44

44
37
44

92

70
50

70
50

50

50

50

50

50

20

20

92

1
50
25
50
50
20
60
30

PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
MW
%

0
50

30

4
6
0

50
242
15

262
12

362
45

374
41

382
36

384
29

448
42

468
40

479
36

509
38

776

SISTEM INTERKONEKSI LOMBOK


TAHUN 2012

TANJUNG
17.5

MANTANG

147 6
147.6

4.9

PLTD SEWATAMA 27 MW

29.0

PLTU LOMBOK FTP1 25 MW

10.0

148 2
148.2
PRINGGA

PLTD AMB 27 MW
17.6

PLTD MFO 12 MW

MW

PLTD HSD1 10 MW

42.7

13.7

PLTU LOMBOK APBN 25 MW

MW

MW

16.7
4.2

145.9

16.8
29.6
MW

29.6
D

AMPENAN

JERANJANG

61.3

21.2

147.8

21.8

6.1

SENGKOL
13.3

147.8

3.3

SELONG

146.4

56.7

777

MW

PLTD TAMAN 8.5 MW


PLTD MFO1 70 MW

KUTA
27.2
8.1

MW
MVAR

KV

Beban Sistem

222.10 MW
221.50 MW

Losses

0.60 MW

Flow dalam MW

0.3%

8.8

146.0

27.2

PLTD AMPENAN 55 MW

Total Pembangkit

35.2

MW

KET :
NAMA GI

MW

MW

146.3

PLTD PAOKMOTONG 28 MW

SISTEM INTERKONEKSI LOMBOK


TAHUN 2015

PLTU LOMBOK FTP2 2X25 MW


U

40.0
TANJUNG
21.9

38.0

147.9

5.8

MW

MANTANG
PLTU SEWA LOMBOK 50 MW

12.0

148.3
PRINGGA

PLTG PEAK 50 MW
22.0

PLTU LOMBOK APBN 25 MW

20.9

MW

PLTG LOMBOK PEAK EXT 25 MW

34.8

3.3

PLTU LOMBOK FTP1 50 MW

MW

MW

4.9

148.5

19.0
75.4
MW

15.6
U

AMPENAN

JERANJANG

73.5

27.7

148.1

16.0

6.0

MW

MW
SENGKOL
16.3

148.1

4.4

SELONG

147.7

43.4

148.3

13.2

778

31.6

MW
PLTD AMPENAN 49
49,5
5 MW

27.6

40.0

MW

MW

U
PLTU IPP 2X25 MW
KUTA
27.5
7.0

KET :
NAMA GI
MW
MVAR

KV

Total Pembangkit

Beban Sistem

269.70 MW
269.30 MW

Losses

0.40 MW

Flow dalam MW

0.15%

148.1

SISTEM INTERKONEKSI LOMBOK


TAHUN 2020

PLTP SEMBALUN 20 MW
PLTP SEMBALUN EKSPANSI 2X20 MW

PLTU LOMBOK FTP2 2X25 MW


U

P
48.0
MW

128.0
28.5
7.0

MW

MANTANG

TANJUNG

52.0

145.4

PLTU SEWA LOMBOK 50 MW

28.0

144.6
PRINGGA

PLTG PEAK 50 MW
28.6

PLTU LOMBOK APBN 25 MW

29.6

22.6

27.2

MW

PLTG LOMBOK PEAK EXT 25 MW

MW

MW

7.2

148.7

PLTU LOMBOK FTP1 50 MW


100.6
117.8
MW

85.2
U

AMPENAN

JERANJANG

89.2

38.5

779

20.0

145.7

9.0

MW

MW
SENGKOL
20.8

146.1

5.7

SELONG

146.0

55.2

147.8

18.2

6.9
MW

48.2

40.0

MW

MW

U
PLTU IPP 2X25 MW
KUTA
48.3
16 1
16.1

KET :
NAMA GI
MW
MVAR

KV

Total Pembangkit

Beban Sistem

360.90 MW
359.60 MW

Losses

1.30 MW

Flow dalam MW

0.36%

148.1

Neraca Daya Sistem Sumbawa


Pasokan/Kebutuhan

780

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor
Pasokan
p
Terpasang
p
g
Kapasitas
Daya Mampu Netto
Pembangkit PLN
PLTD Labuhan
PLTD Alas
PLTD Empang
PLTD Taliwang
PLTM Mamak
Pembangkit Sewa
PLTD Sewatama (Labuhan)
PLTD Sewatama (Taliwang)
Sewa MFO (Labuhan)
Tambahan Pasokan
PLN
Rencana
Brang Beh 1
Brang Beh 2
Sumbawa Barat
IPP
Sumbawa (FTP2)
Bintang
ta g Bano
a o
Rea
Rhee

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

GWh
MW
%

178.0
30.7
66.1

197.1
34.0
66.1

211.1
36.4
66.1

224.1
38.7
66.1

236.4
40.8
66.1

MW
MW

22.6
15.4

22.6
15.4

13.5
10.4

3.5
2.6

3.5
2.6

MW
MW
MW
MW
MW

12.9
1.7
2.7
4.8
05
0.5

12.9
1.7
2.7
4.8
05
0.5

12.9
0.0
0.0
0.0
05
0.5

3.0
0.0
0.0
0.0
05
0.5

3.0
0.0
0.0
0.0
05
0.5

MW
MW
PLTD

8.0
5.0
10.0

8.0
5.0
10.0

5.0
5.0
10.0

PLTA
PLTA
PLTU

2016

2017

2018

2019

2020

8.0
7.0

PLTU
PLTM
PLTM
PLTM

4.1
7.0
10.0
8.0
8
0

10.0

5.7
4.3
Interkoneksi Sistem Sumbawa - Bima 2016

Jumlah Kapasitas Terpasang


Cadangan :
Pemeliharaan
Operasi

MW
MW
MW

38
5.3
2.7
2.6

38
5.3
2.7
2.6

43
5.3
2.7
2.6

49
9.6
7.0
2.6

59
17.0
10.0
7.0

Surplus/Defisit (N-2)

MW

5.0

1.7

3.9

3.0

7.9

780

NeracaDayaSistemBima
y
Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor

GWh
MW
%

207,6
34,6
68 4
68,4

229,9
38,4
68 4
68,4

246,2
41,1
68 4
68,4

261,5
43,6
68 4
68,4

275,9
46,0
68 4
68,4

MW
MW

11,9
12,0

10,5
10,0

10,5
10,0

10,5
7,7

10,5
7,7

MW
MW
MW
MW

3,0
5,6
33
3,3
0,0

3,0
5,6
19
1,9
0,0

3,0
5,6
19
1,9
0,0

3,0
5,6
19
1,9
0,0

3,0
5,6
19
1,9
0,0

MW

10,0

10,0

10,0

10,0

0,0

PLTD
PLTD

10,0
30
3,0
3,0

10,0
30
3,0
3,0

10,0
30
3,0
3,0

10,0

10,0

3,0

3,0

10,0

10,0
10,0

10,0

2016

2017

2018

2019

2020

Pasokan

Kapasitas Terpasang
Daya Mampu Netto
PLN

PLTD Bima
PLTD Ni'u
PLTD Dompu
PLTM Sape
Sewa

PLTD Sewatama (Ni'u)


Tambahan Pasokan

781

Sewa Pembangkit
Sewa Baru MFO (Ni'u)
S
Sewa
B
Baru (HSD)
Sewa Baru tambahan Ni'u
Proyek PLN

Rencana
Bima (FTP1)
Bima Ekspansi

PLTU
PLTU

Proyek Swasta / IPP

Hu'u (FTP2)
Hu'u - 2
Jumlah Kapasitas (Mampu)
Cadangan :
Pemeliharaan 1
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

PLTP
PLTP
MW
MW
MW
MW
MW

20

38
3,4
2,5
,
1
(0,0)

46
3,5
2,5
,
1,0
4,1

56
13
10
2,5
2,4

61
13
10
2,5
4,5

61
13
10
2,5
2,1

20
20
Interkoneksi dengan Sistem Sumbawa - Bima
2016

Neraca Daya Sistem Sumbawa Bima


NeracaDayaSistemSumbawa
Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan

Produksi Energi
Beban Puncak
Load Factor

GWh
MW
%

543,3
92,1
67,3

575,6
97,6
67,3

608,4
103,1
67,3

641,8
108,8
67,3

676,0
114,6
67,3

Pasokan

Kapasitas Terpasang
Daya Mampu Netto

MW
MW

34,5
27,3

33,1
25,9

24,0
20,9

14,0
13,1

14,0
13,1

0,5
0,3

0,5
0,3

0,5
0,3

0,5
0,3

0,5
0,3

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

12,9
1,7
2,7
48
4,8
0,5
3,0
5,6
3,3

12,9
1,7
2,7
48
4,8
0,5
3,0
5,6
1,9

12,9
0,0
0,0
00
0,0
0,5
3,0
5,6
1,9

3,0
0,0
0,0
00
0,0
0,5
3,0
5,6
1,9

3,0
0,0
0,0
00
0,0
0,5
3,0
5,6
1,9

0,0
0,0
0,0
00
0,0
0,5

0,0
0,0
0,0
00
0,0
0,5

0,0
0,0
0,0
00
0,0
0,5

0,0
0,0
0,0
00
0,0
0,5

0,0
0,0
0,0
00
0,0
0,5

20,0

20,0

Pembangkit PLN

PLTD Labuhan
PLTD Alas
PLTD Empang
PLTD Taliwang
PLTM Mamak
PLTD Bima
PLTD Ni'u
PLTD Dompu

782

Proyek PLN

Brang Beh 1
g Beh 2
Brang
Sumbawa Barat
Bima (FTP1)
Bima Ekspansi

PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTU

8,0
10,0

7,0
10,0

4,1
,
7,0
10,0

10,0

10,0
8,0

10,0

Proyek Swasta / IPP

Sumbawa (FTP2)
Bintang Bano
Rea
Rh
Rhee
Hu'u (FTP2)
Hu'u - 2

PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTP
PLTP

5,7
43
4,3
20,0
Interkoneksi Sistem Sumbawa - Bima 2016

Jumlah Kapasitas Terpasang


Cadangan :
P
Pemeliharaan
lih
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)

MW
MW
MW
MW

104
17,0
10 0
10,0
7,0
2,3

124
17,0
10 0
10,0
7,0
16,8

144
17,0
10 0
10,0
7,0
31,3

164
17,0
10 0
10,0
7,0
45,6

164
17,0
10 0
10,0
7,0
39,8

Lamp
piranB1
18.13
PRO
OVINSINU
USATENGG
GARATIM
MUR

783

Neraca Daya Sistem Kupang Soe


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Daya Mampu Netto

784

Pembangkit PLN
PLTD Kuanino
PLTD Tenau
PLTD Soe
S
Sewa
Pembangkit
P b
kit
PLTD Sewa 1 Kuanino
PLTD Sewa 2 Tenau
PLTD Sewa 3 Tenau
PLTD Sewa 4 Tenau
PLTD Sewa MFO Kupang
PLTD Sewa Soe
Project PLN
NTT 2 Kupang (FTP-1)
Kupang Ekspansi
Oelbubuk - Soe
Solar Thermal
Kupang (Peaking)
Kupang (Peaking) Ekspansi
Oelbubuk - Soe
Project IPP
Kupang

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
MW

226,8
61,6
42,0

257,1
61,8
47,5

291,1
62,1
53,5

329,5
62,4
60,3

364,7
62,48
66,6

403,7
62,65
73,6

447,0
62,89
81,1

495,0
63,07
89,6

538,0
63,24
97,1

592,7
63,48
106,6

MW
MW
MW

50,2
13,7
36,5

43,6
7,4
36,3

43,6
8,7
34,9

35,6
2,1
33,5

35,62
18,87
16,75

35,62
18,87
16,75

35,62
18,87
16,75

35,62
35,62

35,62
35,62

35,62
35,62

7,0
29,5

4,0
29,5
2,8
14 5
14,5
2,5

4,0
29,5
1,4
14 5
14,5
2,5

4,0
29,5
-

4,00
29,50

4,00
29,50

4,00
29,50

4,00
29,50

4,00
29,50

4,00
29,50

7,0
5,0
1,5

7,0
5,0
1,5

33,0

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

23,5
23
5
2,5
6,0
3,0
7,0
5,0

PLTU
PLTU
PLT-Hybrid
Solar
PLTMG
PLTMG
PLTB

16,50
1,0
5,0
20,0
20,0

20,0

10,0

1,0

PLTU

15,0
15,0
Interkoneksi Dengan Sistem Soe - Atambua - Kefamenanu - 2014
Interkoneksi Dengan Sistem Soe - 2011

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit ( N-2 )

MW
MW
MW
MW
MW

60,0
10,4
5,5
4,9
7,6

85,3
22,0
16,5
5,5
15,8

83,9
22,0
16,5
5,5
8,4

93,50
26,50
16,50
10,00
6,68

96,75
26,50
16,50
10,00
3,61

111,75
26,50
16,50
10,00
11,69

126,75
31,50
16,50
15,00
14,11

130,00
31,50
16,50
15,00
8,91

146,50
31,50
16,50
15,00
17,89

156,50
31,50
16,50
15,00
18,43

784

Neraca Daya Sistem Atambua - Kefamenanu


Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Daya Mampu Netto

Unit

GWh
%
MW

2011

50,6
59 5
59,5
9,7

2012

58,8
59 5
59,5
11,3

2013

68,2
59 6
59,6
13,1

MW
MW
MW

9,5
3,2
6,4

6,3
1,9
4,4

6,3
1,9
4,4

785

Pembangkit PLN
PLTD Atambua
PLTD Kefamenanu
Sewa Pembangkit
PLTD Sewa Atambua
PLTD Sewa Kefamenanu
PLTD Sewa
S
Betun

PLTD
PLTD

3,1
3,2

2,6
1,8

2,6
1,8

PLTD
PLTD
PLTD

2,0
2,0
1,5

4,0
2,0
2,5

4,0
2,0
2,5

Project PLN
Atambua APBN
Atambua Ekspansi

PLTU
PLTU

6,0

18,0

2014

79,2
59,6
59
6
15,2

2015

90,0
59,5
59
5
17,3

2016

102,1
59 4
59,4
19,6

2017

2018

116,0
59 4
59,4
22,3

131,7
59 4
59,4
25,3

6,0

6,0

2019

146,8
59 3
59,3
28,3

2020

165,8
59 3
59,3
31,9

Interkoneksi Dengan Sistem Kupang - Soe - Kefamenanu - 2014


Interkoneksi Dengan Sistem Kefamenanu - 2011
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
S l /D fi it ( N-2
Surplus/Defisit
N2)

MW
MW
MW
MW
MW

11,9
2,0
1,3
0,7
02
0,2

18,9
7,3
6,0
1,3
03
0,3

36,9
7,3
6,0
1,3
16 5
16,5

24,00
7,25
6,00
1,25
1 57
1,57

24,00
7,25
6,00
1,25
-0,52
0 52

24,00
7,25
6,00
1,25
-2,87
2 87

30,00
7,25
6,00
1,25
0 47
0,47

36,00
7,25
6,00
1,25
3 43
3,43

36,00
7,25
6,00
1,25
0 49
0,49

36,00
7,25
6,00
1,25
-3,17
3 17

785

Neraca Daya Sistem Kupang Soe Kefamenanu Atambua


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Sistem Kupang - Soe - Kefamenanu - Atambua


Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity

786

GWh
%
MW

283.5
60.8
53.3

322.8
60.9
60.5

367.3
61.2
68.5

417.8
61.4
77.7

464.7
61.4
86.4

517.1
61.5
95.9

575.4
61.7
106.5

640.6
61.8
118.3

699.9
61.9
129.0

775.3
62.1
142.6

MW
MW

53.4
16.9

45.3
9.1

45.3
10.4

35.6
2.1

35.6
18.9

35.6
18.9

35.6
18.9

35.6
35.6

35.6
35.6

35.6
35.6

Pembangkit PLN
PLTD Kupang
PLTD PLN
PLTD Sewa MFO

PLTD
PLTD

33.7
23.5

34.8
14.5

33.5
14.5

33.5
-

16.8
-

16.8
-

16.8
-

Soe
PLTD PLN

PLTD

2.8

1.4

1.4

Kefamenanu
PLTD PLN

PLTD

3.2

1.8

1.8

Atambua
PLTD PLN

PLTD

6.4

4.4

4.4

Project PLN
NTT 2 Kupang (FTP-1)
NTT 2 Kupang Ekspansi
Atambua ( APBN )
Atambua Ekspansi
Oelbubuk - Soe
Solar Thermal
Kupang (Peaking)
Kupang (Peaking) Ekspansi
Project IPP
Kupang
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan (1 unit terbesar)
Operasi
Surplus/Defisit ( N-2 )

PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLT-Hybrid
Solar
PLTD/MG
PLTD/MG

33.0
16.5
6.0

18.0
6.0

20.0

PLTU
MW
MW
MW
MW
MW

6.0

1.0
5.0
20 0
20.0

65.5
10 1
10.1
5.2
4.9
2.1

99.8
21 4
21.4
16.5
4.9
17.9

116.4
31 5
31.5
16.5
15.0
16.4

116.5
26 5
26.5
16.5
10.0
12.3

119.8
26 5
26.5
16.5
10.0
6.9

10.0

15.0

15.0

134.8
26 5
26.5
16.5
10.0
12.3

155.8
31 5
31.5
16.5
15.0
17.8

155.0
31 5
31.5
16.5
15.0
5.2

10.0

171.5
31 5
31.5
16.5
15.0
11.0

181.5
31 5
31.5
16.5
15.0
7.4

786

N
NeracaDayaSistemEnde
D
Si
E d Maumere
M
Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak

GWh
%
MW

83 4
83.4
57.3
16.6

93.2
93
2
57.6
18.5

104.2
104
2
57.9
20.5

116.4
116
4
58.2
22.8

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity

MW
MW

12.1
5.7

9.3
3.2

9.3
3.2

9.3
3.2

3.4
3.0

3.4
2.8

3.4
2.8

3.4
2.8

Pembangkit PLN
PLTD Mautpaga
PLTD Wolomarang

787

Project PLN
Ropa (FTP1)
Ndungga
Maumere (Peaking) MFO

PLTU
PLTMH
PLTD

14.0
19
1.9

Project IPP
Sokoria (FTP2)
Sokoria - 2
Wolodaesa

PLTP
PLTP
PLTMH

2015

2016

2017

127.1
127
1
58.4
24.9

138.8
138
8
58.6
27.0

151.7
151
7
58.9
29.4

5.0

5.0

5.0

2018

165.8
165
8
59.1
32.0

2019

177.8
177
8
59.3
34.2

2020

193.3
193
3
59.6
37.0

8.0

5.0
0.8
Interkoneksi dengan Sistem
S
Flores - 2014
Interkoneksi dengan Sistem Maumere - 2011

Jumlah Kapasitas

MW

17.9

33.6

34.4

30.86

29.70

34.70

39.70

39.70

39.70

44.70

Cadangan
Pemeliharaan
Operasi

MW
MW
MW

1.1
1.1
-

2.1
1.1
10
1.0

2.1
1.1
10
1.0

3.60
1.10
2 50
2.50

3.60
1.10
2 50
2.50

3.60
1.10
2 50
2.50

3.60
1.10
2 50
2.50

3.60
1.10
2 50
2.50

3.60
1.10
2 50
2.50

3.60
1.10
2 50
2.50

Surplus/Defisit (N-2)

MW

0.2

13.0

11.7

4.44

1.25

4.05

6.69

4.08

1.88

4.06

Neraca Daya Sistem Ruteng Bajawa Labuhan Bajo


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Sistem Interkoneksi Ruteng - Bajawa - Labuan Bajo

788

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak

GWh
%
MW

43.9
53.9
9.3

49.3
54.3
10.4

68.0
54.0
14.4

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity

MW
MW

11.22
11
3.9

57
5.7
1.6

57
5.7
1.6

PLTD
PLTD
PLTD
PLTMH
PLTMH
PLTP

3.6
2.1
1.7
0.1
02
0.2
1.8

1.5
1.7
1.0
0.1
02
0.2
1.8

1.5
1.7
1.0
0.1
02
0.2
1.8

PLTD
PLTD
PLTD

1.5
1.5
1.5

1.5
1.5
1.5

1.5
1.5
1.5

PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLT-Hybrid
PLTMH

2.5

2.5
5.0

Pembangkit PLN
PLTD Waso
PLTD Faobata
PLTD Gorontalo
GILKES
Barata
Mataloko
Sewa Pembangkit
Sewa Ruteng
Sewa Bajawa
Sewa Labuan Bajo
Project PLN
Ulumbu APBN
Ulumbu ADB
Ulumbu Wai Sano
Mataloko Ekspansi
Nangalili - Labuan Bajo
Wae Rancang - Manggarai
Project IPP
Ulumbu
W Roa
Wae
R - Ngada
N d
Sita - Borong
Wae Lega - Manggarai

0.12
00.16
16
1.80

1
1
1

PLTP
PLTMH
PLTMH
PLTMH

77.1
54.4
16.2

85.5
54.6
17.9

94.8
54.9
19.7

105.3
55.3
21.8

117.0
55.6
24.0

127.7
55.9
26.1

141.3
56.2
28.7

0.12
00.16
16
1.80

0.12
00.16
16
1.80

0.12
0 16
0.16
1.80

0.12
0 16
0.16
1.80

0.12
0 16
0.16
1.80

0.12
0 16
0.16
1.80

0.12
0 16
0.16
1.80

5.0

5.0
0.5

5.0
16.0
5.0
04
0.4
1.0

1.0

1.8
Interkoneksi dengan Sistem Flores - 2014

Jumlah Efektif
Cadangan
P
Pemeliharaan
lih
Operasi

MW
MW
MW
MW

Surplus/Defisit (N-2)

MW

Interkoneksi dengan Sistem Bajawa - 2011


14.9
19.1
20.9
34.27
3.2
3.2
3.2
5.50
25
2.5
25
2.5
25
2.5
3 00
3.00
0.7
0.7
0.7
2.50
2.4

5.5

3.3

12.59

40.27
5.50
3 00
3.00
2.50

40.27
5.50
3 00
3.00
2.50

40.27
5.50
3 00
3.00
2.50

45.27
5.50
3 00
3.00
2.50

50.77
5.50
3 00
3.00
2.50

50.77
5.50
3 00
3.00
2.50

16.91

15.06

13.02

15.73

19.18

16.57

788

NeracaDayaSistemInterkoneksiFlores
y
Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

Ende - Ropa - Maumere


GWh
%
MW

83,4
57 3
57,3
16,6

93,2
57,6
57
6
18,5

104,2
57 9
57,9
20,5

229,4
55 8
55,8
47,0

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity

MW
MW

17,5
8,1

14,3
5,4

14,3
5,4

14,3
5,4

789

Project Swasta / IPP


Larantuka
Oka Larantuka
Sokoria (FTP2) - Ende
Sokoria - 2
Ulumbu
Mataloko
Wae Roa - Ngada
Sita - Borong
Wae Lega - Manggarai
Wolodaesa

PLTU
PLTP
PLTP
PLTM
PLTP
PLTM
PLTD
PLTGB
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTMH
PLTMH
PLTMH
PLTMH

2,5

2016

2017

2018

2019

2020

Sistem Flores ( Ende - Ropa - Maumere - R - B - L )

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak

Tambahan Pembangkit
j
PLN
Project
NTT 1 Ropa (FTP-1)
Ulumbu APBN
Ulumbu ADB
Ndungga
Mataloko
Wae Rancang - Manggarai
Maumere (Peaking) MFO

2015

14,0
2,5
5,0
1,9

2,5

252,1
55 9
55,9
51,5

277,1
56 1
56,1
56,4

304,8
56 4
56,4
61,7

3,0
5,0

5,0

335,3
56 6
56,6
67,6

362,1
56 8
56,8
72,8

396,6
57 1
57,1
79,3

2,5

1,8
16,0
8,0
8,0
5,0

5,0
5,0
5,0

5,0

5,0

0,4
1,0

1,0

1,8
0,8

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi

MW
MW
MW
MW

25,7
8,3
70
7,0
1,3

48,6
8,3
70
7,0
1,3

59,1
8,3
70
7,0
1,3

80,3
12,0
70
7,0
5,0

84,9
12,0
70
7,0
5,0

92,9
12,0
70
7,0
5,0

97,9
12,0
70
7,0
5,0

102,9
12,0
70
7,0
5,0

107,9
12,0
70
7,0
5,0

112,9
12,0
70
7,0
5,0

Surplus/Defisit (N-2)

MW

0,8

21,8

30,3

21,4

21,4

24,5

24,2

23,3

23,1

21,6

Neraca Daya Sistem Larantuka Adonara


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Interkoneksi Larantuka - Adonara SUTM 20 kV


Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak

GWh
%
MW

17,2
58,5
3,4

28,5
51,1
6,4

32,0
51,3
7,1

36,0
51,5
8,0

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Daya Mampu Netto

MW
MW

7,2
4,7

7,2
4,7

4,7
4,7

4,8
4,7

Pembangkit PLN
PLTD Larantuka
Yanmar 6ML HTS
Yanmar M220L-SN
MERCY MTU
Kubota
MTU
SWD
MAN

790

PLTD Waiwerang
YANMAR
YANMAR
D. MWM
VOLVO P.
MTU
MAN
MAN II
Sewa Pembangkit
Sewa Larantuka
Sewa Waiwerang
Sewa Larantuka (Baru)
Project PLN
Larantuka (Peaking)
Oka Larantuka
Project IPP
Larantuka

Size
0,27
0,50
0,40
0,45
0,70
0,42
0,50

Unit
1
1
3
2
1
1
2

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2,8
0,2
0,2
0,5
0,4
0,5
0,2
0,8

2,7
0,2
0,2
0,5
0,4
0,5
0,2
0,8

2,7
0,2
0,2
0,5
0,4
0,5
0,2
0,8

2,8
0,2
0,2
0,5
0,4
0,5
0,2
0,8

0,25
0,31
0,50
0,28
0,40
0,25
0,50

1
1
1
1
1
1
1

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

2,0
0,2
0,3
0,4
0,
0,2
0,3
0,2
0,4

2,0
0,2
0,3
0,4
0,
0,2
0,3
0,2
0,4

2,0
0,2
0,3
0,4
0,
0,2
0,3
0,2
0,4

2,0
0,2
0,3
0,4
0,
0,2
0,3
0,2
0,4

PLTD
PLTD
PLTD

1,0
0,5
10
1,0

1,0
0,5
10
1,0

PLTD
PLTP
PLTGB

39,6
51,6
8,8

43,5
51,7
9,6

4,0
2,5

2,5

47,8
51,8
10,5

52,5
51,9
11,6

56,7
52,0
12,4

62,0
52,1
13,6

2,0

8,0

Jumlah Efektif
Cadangan

MW
MW

7,2
12
1,2

Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW

0,7
0,5
2,6

9,7
12
1,2

17,7
12
1,2

12,7
47
4,7

0,7
0,5
2,1

0,7
0,5
9,4

4,0
0,7
0,0

Interkoneksi dengan Sistem Maumere - 2014


14,5
17,0
17,0
17,0
47
4,7
47
4,7
47
4,7
47
4,7
4,0
0,7
1,0

4,0
0,7
2,7

4,0
0,7
1,8

4,0
0,7
0,7

19,0
47
4,7

19,0
47
4,7

4,0
0,7
1,9

4,0
0,7
0,7

Neraca Daya SistemLembata


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

791

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak

GWh
%
MW

9,9
57,2
2,0

11,0
57,4
2,2

12,2
57,7
2,4

13,6
58,0
2,7

14,7
58,1
2,9

16,0
58,3
3,1

17,4
58,6
3,4

18,8
58,8
3,7

20,1
59,0
3,9

21,7
59,2
4,2

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Daya Mampu Netto

MW
MW
MW

2,8
0,6
1,4

2,8
0,6
1,4

2,8
0,6
1,4

1,4
0,3
1,4

1,4
0,3
1,4

0,6
0,1
0,6

0,6
0,1
0,6

0,6
0,1
0,6

0,6
0,1
0,6

0,6
0,1
0,6

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,2
0,1
0,4
0,1
0,2
03
0,3
0,1

0,2
0,1
0,4
0,1
0,2
03
0,3
0,1

0,2
0,1
0,4
0,1
0,2
03
0,3
0,1

0,2
0,1
0,4
0,1
0,2
03
0,3
0,1

0,2
0,1
0,4
0,1
0,2
03
0,3
0,1

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

03
0,3

03
0,3

03
0,3

03
0,3

03
0,3

PLTD Sewa
PLTD Sewa

PLTD

2,0

2,0

2,0

2,0

Project PLN
Lembata PLTD Peaking
PLTS Lembata

PLTD
PLTS

02
0,2

02
0,2

Project IPP
Atadei

PLTP

Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi

MW
MW
MW
MW

3,6
1,0
07
0,7
0,3

3,8
1,0
07
0,7
0,3

Surplus/Defisit (N-2)

MW

0,6

0,6

Pembangkit PLN
PLTD Lewoleba
Manufacture
YANMAR
MAN
MAN
DEUTZ
MAN
DEUTZ/MU
DEUTZ

Size Jml Unit


0,31
1
0,29
1
0,68
1
0,10
1
0,63
1
0 19
0,19
3
0,26
1

2,5
-

3,8
1,0
07
0,7
0,3

3,8
1,0
07
0,7
0,3

0,4

0,1

1,0
-

4,3
1,0
07
0,7
0,3

5,0
8,5
3,2
25
2,5
0,7

8,5
3,2
25
2,5
0,7

8,5
3,2
25
2,5
0,7

9,5
3,2
25
2,5
0,7

9,5
3,2
25
2,5
0,7

0,4

2,2

2,0

1,7

2,5

2,2

Neraca Daya SistemKalabahi


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

792

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak

GWh
%
MW

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Daya Mampu Netto

MW
MW
MW

3,7
1,1
2,6

3,7
1,1
2,6

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,1
0,2
0,4
0,2
0,2
0,2
0,6
0,6
0,0
0,2

0,1
0,2
0,4
0,2
0,2
0,2
0,6
0,6
0,0
0,2

PLTD

2,0

2,0

Pembangkit PLN
PLTD Kadelang
Manufacture
Size
Yanmar 6HAL-T
0,10
Deutz BA6M
0,25
MWM TBD 616
0,50
MAN
0,25
SWD DRO 216
0,34
MTU
0,28
Caterpillar
0,73
Caterpillar
0,73
Deutz
0,08
Deutz (MU)
0,24
PLTD Sewa
PLTD Sewa
Project PLN
Kalabahi PLTD Peaking
PLTU Alor
Bukapiting
Project IPP
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

Unit
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1

17,5
62,2
3,2

PLTD
PLTU
PLTP

19,6
62,5
3,6

2013

21,9
62,8
4,0

2014

24,4
63,0
4,4

2015

26,6
63,1
4,8

2016

29,1
63,3
5,2

2017

31,7
63,6
5,7

2018

34,6
63,7
6,2

2019

37,1
63,9
6,6

2020

40,3
64,2
7,2

1,5
0,3
1,2

1,5
0,3
1,2

1,5
0,3
1,2

1,5
0,3
1,2

1,5
0,3
1,2

1,5
0,3
1,2

1,5
0,3
1,2

6,00
6
00
1,5
0,3
1,2

0,6
0,6

0,6
0,6

0,6
0,6

0,6
0,6

0,6
0,6

0,6
0,6

0,6
0,6

0,6
0,6

0,8

0,5
2,5

2,5

6,0

MW
MW
MW
MW

4,6
1,1
0,7
0,4

10,6
3,7
3,0
0,7

7,9
3,7
3,0
0,7

8,4
3,8
3,0
0,8

10,9
3,8
3,0
0,8

13,4
3,8
3,0
0,8

13,4
3,8
3,0
0,8

13,4
3,8
3,0
0,8

13,4
3,8
3,0
0,8

13,4
3,8
3,0
0,8

MW

0,3

3,3

0,2

0,2

2,3

4,4

4,0

3,5

3,0

2,5

Neraca Daya Sistem Waingapu - Waikabubak


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

Waingapu
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak

GWh
%
MW

21,3
58,4
4,2

23,8
58,6
4,6

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity

MW
MW

4,2
1,0

4,2
1,0

PLTD
PLTD

3,0
2,5

1,0

PLT-Hybrid
PLTMH
PLTMH
PLTD

0,7
1,0

PLTD Sewa
PLTD Sewa Waingapu
PLTD Sewa Waikabubak

793

Project PLN
Mauhau
Kambaniru
Lokomboro II
Waingapu (Relokasi)
Project IPP
Waingapu
PLTS Waingapu
Waingapu
Maidang
Lewa
Lokomboro III
Wanokaka
Praikalala I
Praikalala II
Umbuwangu I & II
Waikelosawa

PLTU
PLTS
PLTB
PLTMH
PLTMH
PLTMH
PLTMH
PLTMH
PLTMH
PLTMH
PLTMH

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Interkoneksi dgn Sistem Waikabubak


26,5
58,9
5,1

55,4
63,1
10,0

60,6
63,3
10,9

66,3
63,6
11,9

72,6
63,9
13,0

79,4
64,1
14,1

85,4
64,4
15,1

93,0
64,7
16,4

1,0

0,5
0,4
0,4
2,0

0,9
1,0
1,0
1,0
1,0

1,0
0,5
0,5
1,6
,

1,0

0,5
1,0
0,3

1,0

1,0

0,3

Jumlah Efektif

MW

8,8

9,5

7,3

17,2

17,2

17,2

17,2

17,2

19,2

19,2

g
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi

MW
MW
MW

1,3
,
0,7
0,6

1,8
,
1,0
0,8

1,8
,
1,0
0,8

1,8
,
1,0
0,8

1,8
,
1,0
0,8

1,8
,
1,0
0,8

1,8
,
1,0
0,8

1,8
,
1,0
0,8

1,8
,
1,0
0,8

1,8
,
1,0
0,8

Surplus/Defisit (N-2)

MW

3,3

3,0

0,3

5,35

4,44

3,46

2,40

1,23

2,24

0,97

793

Neraca Daya SistemRoteNdao


Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

794

Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak

GWh
%
MW

9,8
50,7
2,2

10,8
51,4
2,4

11,8
52,1
2,6

13,0
52,8
2,8

14,0
53,5
3,0

15,0
54,1
3,2

16,1
54,9
3,3

17,3
55,6
3,5

18,2
56,3
3,7

19,4
57,0
3,9

Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Daya Mampu Netto

MW
MW
MW

3,0
0,8
2,3

3,0
0,8
2,3

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

0,2
0,2
0,7
0,8
0,4

0,2
0,2
0,7
0,8
0,4

0,7
0,8

0,7
0,8

0,7
0,8

0,7
0,8

0,7
0,8

0,7
0,8

0,7
0,8

0,7
0,8

PLTD

1,0

1,0

9,0
3,5
3,0
0,5
,
1,9

9,0
3,5
3,0
0,5
,
1,8

9,0
3,5
3,0
0,5
,
1,6

Pembangkit PLN
PLTD Rote Ndao
Manufacture
Deutz BF8
Deutz BF8
MTU 12V
MAN
MWM

Size
0,28
0,25
0,50
0,50
0,50

PLTD Sewa
PLTD Sewa
Project PLN
Rote PLTD Peaking
PLTU Rote Ndao
Maubesi

Unit
1
1
2
2
1

PLTD
PLTU
PLT-Hybrid

0,5
6,0
0,5

0,5

Project IPP
Jumlah Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
p
Operasi
Surplus/Defisit (N-2)

MW
MW
MW
MW
MW

3,3
0,8
0,5
0,3
,
0,3

9,8
3,5
3,0
0,5
,
3,9

8,0
3,5
3,0
0,5
,
1,9

8,5
3,5
3,0
0,5
,
2,2

8,5
3,5
3,0
0,5
,
2,0

8,5
3,5
3,0
0,5
,
1,8

9,0
3,5
3,0
0,5
,
2,1

LA
AMPIRAN
N C1.1

PROY
YEKSI KEBUTUHAN TENAG
GA LISTRIK
SIS
STEM JAW
WA BALI

79
90

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Sistem Jawa-Bali
======================= ============ =========== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
Calendar Year

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

======================= ============ =========== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
Total Population (10^3)

142,510.7

143,951.0

145,354.9

146,721.2

148,040.3

149,305.6

150,514.3

151,803.4

152,234.2

153,236.3

- Growth Rate (%)

1.5

1.0

1.0

0.9

0.9

0.9

0.8

0.9

0.3

0.7

Growth of Total GDP (%)

5.4

6.0

6.3

7.0

7.2

6.7

6.7

6.7

6.7

6.7

Electrification Ratio (% )

72.3

74.9

77.8

81.0

84.3

87.6

90.5

93.2

95.9

97.1

72.8

75.4

78.3

81.5

84.8

88.1

91.0

93.7

96.3

97.6

124,064

134,485

145,378

156,901

169,151

182,142

195,628

209,914

224,886

240,819

125,217.3

135,768.7

146,786.7

158,530.8

171,089.4

184,550.2

197,406.6

211,134.5

225,847.8

241,240.1

10.4

8.4

8.1

8.0

7.9

7.9

7.0

7.0

7.0

6.8

-- Residential

46,837.8

51,461.9

56,113.4

61,167.9

66,649.9

72,598.8

78,163.3

83,967.6

89,940.7

95,230.6

-- Commercial

22,056.8

24,230.5

26,701.9

29,216.3

31,979.9

34,912.4

38,001.8

41,383.2

45,107.0

49,304.3

6,681.3

7,190.5

7,730.8

8,282.0

8,868.9

9,492.4

10,125.3

10,802.4

11,532.8

12,343.7

49,641.4

52,885.8

56,240.6

59,864.5

63,590.8

67,546.6

71,116.3

74,981.3

79,267.4

84,361.4

Electrification Ratio (% )+non PLN

Energy Sales (GWh)


- Growth Rate (%)

-- Public
-- Industrial

Power Contracted (MVA)

79
91

49,928.0

54,437.2

56,630.9

59,733.9

63,106.4

66,643.8

70,360.4

74,283.9

80,080.3

83,037.9

-- Residential

24,240.2

25,570.2

27,008.3

28,544.6

30,164.5

31,879.5

33,680.9

35,661.3

37,634.0

39,712.5

-- Commercial

11,671.6

12,134.2

12,933.8

13,818.1

14,751.4

15,696.9

16,718.1

18,494.1

19,088.0

20,369.0

3,432.0

3,576.3

3,727.0

3,883.9

4,047.0

4,216.6

4,392.7

4,577.5

4,767.4

4,964.5

15,093.4

15,350.3

16,064.8

16,859.8

17,680.8

18,567.3

19,492.2

21,347.4

21,548.5

22,676.1

-- Public
-- Industrial

Number of Customer

29,694,744

31,120,257

32,690,290

34,356,833

36,102,253

37,893,126

39,530,972

41,160,588

42,737,196

43,746,722

-- Residential

27,619,322

28,936,335

30,391,337

31,935,877

33,551,856

35,205,495

36,697,797

38,173,002

39,585,741

40,421,312

-- Commercial

1,257,891

1,337,718

1,423,323

1,515,106

1,613,495

1,718,854

1,831,660

1,952,417

2,081,666

2,219,984

777,324

805,390

834,176

863,722

894,070

925,209

957,184

990,043

1,023,835

1,058,610

40 207
40,207

40 813
40,813

41 454
41,454

42 127
42,127

42 833
42,833

43 567
43,567

44 331
44,331

45 126
45,126

45 954
45,954

46 815
46,815

142,065.0

153,721.5

165,697.2

178,773.5

192,746.9

207,769.8

222,106.0

237,404.2

253,822.3

270,995.1

137,604.2

148,894.6

160,494.3

173,160.0

186,694.7

201,245.8

215,131.8

229,949.7

245,852.3

262,485.8

Station Use (%)

3.14

3.14

3.14

3.14

3.14

3.14

3.14

3.14

3.14

3.14

T Losses (%)

2.11

2.11

2.11

2.11

2.11

2.11

2.11

2.11

2.11

2.11

PS Transmission (%)

0.05

0.05

0.05

0.05

0.05

0.05

0.05

0.05

0.05

0.05

DL
Losses (%)

6 84
6.84

6 65
6.65

6 37
6.37

6 28
6.28

6 19
6.19

6 12
6.12

6 06
6.06

6 01
6.01

5 96
5.96

5 92
5.92

0.15

0.15

0.15

0.15

0.15

0.15

0.15

0.15

0.15

0.15

78.5

78.8

79.1

79.6

79.7

79.7

79.7

79.8

79.8

79.9

-- Public
-- Industrial

Total Production (GWh)


Energy Requirement (GWh)

+))

PS Distribution (%)
Load Factor (%)

Peak Load (MW)

1)

20,672
22,283
23,928
25,635
27,625
29,763
31,801
33,974
36,305
38,742
140,724.70 151,730.56 163,322.67 176,042.40 189,767.40 204,319.53 219,424.22 235,423.60 252,187.70 272,924.58

======================= ============ =========== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Distribusi DKI Jaya & Tangerang
====================== ========== ============= ========== ========== =========== =========== =========== =========== =========== ==========
Calendar Year

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

====================== ========== ============= ========== ========== =========== =========== =========== =========== =========== ==========
Total Population (10^3)

15,817.9

16,093.7

16,350.5

16,591.0

16,812.2

17,012.0

17,188.1

17,341.4

17,469.2

17,571.9

- Growth Rate (%)

1.87

1.74

1.60

1.47

1.33

1.19

1.04

0.89

0.74

0.59

Growth of Total GDP (%)

6.1

6.4

7.0

7.3

6.8

6.8

6.8

6.8

6.8

6.8

Electrification Ratio (% )

85.3

86.9

88.5

90.1

91.7

93.3

94.0

94.5

95.2

96.0

35,876.3

39,054.0

42,285.4

45,608.2

49,123.7

52,853.9

56,820.1

61,040.0

65,534.6

70,225.1

8.8

8.9

8.3

7.9

7.7

7.6

7.5

7.4

7.4

7.2

12,313.2
11,148.6
2,477.4
9,937.1

13,278.3

14,205.0

15,091.2

15,988.5

16,889.2

17,793.4

18,699.4

19,606.2

20,512.4

12 388 6
12,388.6

13 679 4
13,679.4

14 965 8
14,965.8

16 428 0
16,428.0

18 028 2
18,028.2

19 781 1
19,781.1

21 700 6
21,700.6

23 802 9
23,802.9

26 104 8
26,104.8

2,631.7

2,782.3

2,926.4

3,081.9

3,245.6

3,418.0

3,599.8

3,791.2

3,992.9

10,755.3

11,618.7

12,624.8

13,625.2

14,690.9

15,827.6

17,040.2

18,334.2

19,715.0

17,961.0
6,167.7
6,137.0
1,415.5
4,240.7

18,124.8

19,061.3

20,123.1

21,195.3

22,287.9

23,419.2

26,247.0

26,050.2

27,440.7

6,507.2

6,891.3

7,309.1

7,742.0

8,202.8

8,679.4

9,262.2

9,761.9

10,345.3

6,164.2

6,496.6

6,878.8

7,272.0

7,636.1

8,031.3

9,133.0

9,000.4

9,498.8

1,467.4

1,521.3

1,577.4

1,635.7

1,696.2

1,759.1

1,826.5

1,894.5

1,965.1

3,986.0

4,152.0

4,357.7

4,545.6

4,752.8

4,949.5

6,025.3

5,393.4

5,631.5

3,853,136
3,498,721
285,376
57 906
57,906
11,133

3,996,935

4,139,784

4,281,792

4,423,070

4,563,734

4,657,131

4,743,930

4,830,979

4,918,740

3,621,767

3,742,649

3,861,402

3,978,060

4,092,659

4,158,460

4,216,040

4,272,151

4,327,152

303,572

322,880

343,367

365,105

388,171

412,646

438,615

466,171

495,410

60 366
60,366

62 930
62,930

65 602
65,602

68 386
68,386

71 286
71,286

74 308
74,308

77 457
77,457

80 738
80,738

84 156
84,156

11,229

11,325

11,422

11,520

11,618

11,718

11,818

11,919

12,022

39,192.9

42,617.9

46,094.2

49,662.3

53,432.3

57,427.4

61,670.0

66,178.6

70,974.8

76,080.9

39,059.6

42,473.0

45,937.5

49,493.4

53,250.6

57,232.1

61,460.4

65,953.6

70,733.5

75,822.2

Energy Sales (GWh)


- Growth Rate (%)
-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

Power Contracted (MVA)


-- Residential

79
92

-- Commercial
-- Public
-- Industrial

Number of Customer
-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

Total Production (GWh)


Energy Requirement (GWh)
Station Use (%)

+)

7.8

7.8

7.6

7.6

7.5

7.4

7.3

7.2

7.1

6.9

PS Distribution (%)

0.3

0.3

0.3

0.3

0.3

0.3

0.3

0.3

0.3

0.3

D Losses (%)
Load Factor (%)

Peak Load (MW)

73.0

73.3

74.3

75.3

76.1

76.9

77.5

78.1

78.6

79.0

6,129

6,638

7,078

7,531

8,013

8,530

9,084

9,678

10,315

10,998

====================== ========== ============= ========== ========== =========== =========== =========== =========== =========== ==========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten
=============================== ========= ========= ========== ========= ========= ========= ========= ========== =========
Calendar Year
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
=============================== ========= ========= ========== ========= ========= ========= ========= ========== =========
Total Population (10^3)
- Growth Rate (%)
Growth of Total GDP (%)
Electrification Ratio (% )
Electrification Ratio (% )+non PL

Energy Sales (GWh)


- Growth Rate (%)
-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industry

Power Contracted (MVA)


-- Residential

79
93

-- Commercial
-- Public
-- Industry

Number of Customer
-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industry

Total Production (GWh) 3)


Energy Requirement (GWh)
PSSD (%)
D Losses (%)

49,025.9
1.29
5.6
70.7
71.4

49,740.6
1.27
5.9
73.8
74.5

50,456.5
1.24
6.4
77.0
77.7

51,170.5
1.21
6.7
80.3
81.0

51,878.1
1.19
6.2
83.8
84.4

52,575.2
1.16
6.2
87.2
87.8

53,260.0
1.13
6.2
90.7
91.4

53,938.9
1.10
6.2
94.4
95.0

53,967.7
1.06
6.2
98.2
98.8

54,618.3
1.02
6.2
98.6
99.3

42,710.2
10.4
13,733.9
,
3,927.4
1,177.6
23,871.3

46,112.9
8.0
15,346.4
,
4,177.7
1,265.5
25,323.3

49,562.2
7.5
16,747.6
,
4,583.9
1,362.2
26,868.5

53,263.9
7.5
18,248.1
,
5,025.3
1,461.7
28,528.8

57,245.8
7.5
19,852.3
,
5,507.3
1,563.4
30,322.9

61,516.8
7.5
21,526.7
,
6,047.2
1,667.3
32,275.6

64,958.1
5.6
22,922.1
,
6,531.4
1,743.0
33,761.5

68,790.4
5.9
24,438.2
,
7,076.0
1,822.2
35,454.1

73,248.0
6.5
26,157.9
,
7,709.4
1,910.5
37,470.1

78,021.0
6.5
27,261.8
,
8,539.9
2,031.6
40,187.7

15,881.8
7,199.6
2,115.1
,
640.3
5,926.8

17,018.9
7,752.1
2,312.8
,
687.9
6,266.2

18,254.4
8,354.2
2,526.5
,
737.5
6,636.2

19,594.5
9,007.3
2,757.9
,
788.9
7,040.4

21,045.5
9,713.2
3,008.8
,
841.7
7,481.8

22,611.3
10,471.8
3,280.9
,
896.1
7,962.5

24,297.1
11,284.6
3,576.1
,
951.8
8,484.7

26,109.0
12,153.5
3,896.4
,
1,008.7
9,050.5

28,053.2
13,080.4
4,243.6
,
1,066.9
9,662.3

30,080.7
14,011.8
4,620.1
,
1,126.4
10,322.4

9,579,486 10,136,841
9,031,510
9,550,515
291,107
315,456
245 347
245,347
259 136
259,136
11,521
11,734

10,727,100
10,099,831
342,125
273 171
273,171
11,973

11,352,571
10,681,577
371,284
287 473
287,473
12,237

12,015,505 12,689,269 13,401,216


11,297,802 11,921,806 12,580,724
403,111
437,708
475,266
302 068
302,068
316 924
316,924
332 067
332,067
12,524
12,831
13,158

14,153,921
13,276,902
515,989
347 524
347,524
13,505

14,949,868
14,012,579
560,092
363 323
363,323
13,873

15,278,433
14,276,873
607,806
379 491
379,491
14,263

45,673.3
45,615.0
0.1
6.24

49,189.1
49,130.5
0.1
6.02

52,579.7
52,520.8
0.1
5.52

56,413.8
56,354.8
0.1
5.38

60,537.4
60,478.2
0.1
5.25

65,011.9
64,952.5
0.1
5.20

68,603.8
68,545.3
0.1
5.15

72,606.6
72,548.8
0.1
5.10

77,298.8
77,241.4
0.1
5.10

82,332.5
82,274.6
0.1
5.10

84.00
6,207.0

84.00
6,684.9

84.00
7,145.9

83.99
7,667.1

83.99
8,227.8

83.99
8,836.1

83.04
9,431.0

82.83
10,006.6

83.38
10,583.2

83.75
11,222.9

PS Distribution (%)
Load Factor (%)

Peak Load (MW)

==================== =========== ========= ========= ========== ========= ========= ========= ========= ========== =========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY
======================== ============= ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ =============
Calendar Year

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

======================== ============= ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ =============
Total Population (10^3)
- Growth Rate ((%))
Growth of Total GDP (%)
Electrification Ratio (%)
Electrification Ratio (%)+non PL

Energy Sales (GWh)


- Growth Rate (%)
-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

Power Contracted (MVA)


-- Residential

79
94

-- Commercial
-- Public
-- Industrial

Number of Customer
-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

Total Production (GWh)


Energy Requirement (GWh)
Station Use (%)
D Losses (%)

+)

36,081.3
0.69
6.0
75.1
75.3

36,320.5
0.66
6.3
77.5
77.7

36,550.5
0.63
7.0
79.9
80.1

36,771.0
0.60
7.2
82.3
82.5

36,981.6
0.57
6.7
84.7
85.0

37,182.3
0.54
6.7
87.1
87.4

37,373.0
0.51
6.7
89.5
89.8

37,690.5
0.85
6.7
91.6
91.9

37,842.1
0.40
6.7
94.1
94.3

37,986.5
0.38
6.7
96.5
96.8

18,749.1
15.7
9,681.2
2,162.9
1,358.6
5,546.4
9.0
7,982.4
4,697.4
1,188.3
608.2
1,488.4

20,391.7
8.8
10,508.7
2,401.4
1,512.2
5,969.4
7.6
8,334.2
4,881.2
1,293.2
608.8
1,551.0

22,115.4
8.5
11,408.5
2,665.8
1,681.6
6,359.4
6.5
8,699.3
5,066.4
1,407.3
609.5
1,616.1

23,934.2
8.2
12,386.8
2,960.5
1,868.5
6,718.5
5.6
9,077.7
5,252.0
1,531.5
610.1
1,684.0

25,858.5
8.0
13,450.5
3,285.1
2,074.5
7,048.4
4.9
9,472.0
5,439.6
1,666.7
610.8
1,754.8

27,903.9
7.9
14,607.2
3,644.1
2,301.8
7,350.8
4.3
9,881.0
5,627.0
1,813.9
611.5
1,828.6

30,085.8
7.8
15,864.8
4,041.1
2,552.4
7,627.4
3.8
10,307.1
5,815.2
1,974.0
612.2
1,905.5

32,421.0
7.8
17,232.3
4,480.2
2,828.8
7,879.7
3.3
10,750.6
6,003.6
2,148.4
613.0
1,985.7

34,927.4
7.7
18,719.1
4,965.6
3,133.7
8,109.0
2.9
11,212.9
6,191.9
2,338.1
613.7
2,069.3

37,624.7
7.7
20,335.8
5,502.3
3,469.9
8,316.6
2.6
11,694.3
6,378.9
2,544.6
614.4
2,156.4

7,908,857
7,409,174
260,987.5
233,338.7
5,356.0

8,221,849
7,699,088
281,230.3
235,960.5
5,570.2

8,538,513
7,991,136
302,955.7
238,629.1
5,793.0

8,857,536
8,283,894
326,272.2
241,345.4
6,024.8

9,181,509
8,579,836
351,296.3
244,110.3
6,265.8

9,507,005
8,875,411
378,153.0
246,924.5
6,516.4

9,835,856
9,172,313
406,976.7
249,789.1
6,777.0

10,166,999
9,469,335
437,911.4
252,704.9
7,048.1

10,500,493
9,766,379
471,111.6
255,672.8
7,330.1

10,834,442
10,061,382
506,743.3
258,693.7
7,623.3

20,131.2
20,131.2

21,871.4
21,871.4

23,694.7
23,694.7

25,616.0
25,616.0

27,645.9
27,645.9

29,800.8
29,800.8

32,096.8
32,096.8

34,551.1
34,551.1

37,182.6
37,182.6

40,011.5
40,011.5

6.9

6.8

6.7

6.6

6.5

6.4

6.3

6.2

6.1

6.0

PS Distribution (%)
L dF
Load
Factor
t (%)

Peak Load (MW)

69 1
69.1

69 3
69.3

69 5
69.5

69 7
69.7

69 9
69.9

70 1
70.1

70 3
70.3

70 5
70.5

70 7
70.7

70 9
70.9

3,326.6

3,603.7

3,892.9

4,196.5

4,516.1

4,854.2

5,213.3

5,596.0

6,005.2

6,443.8

======================== ============= ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ =============

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Distribusi Jawa Timur
====================== ============ ========= ========= ========= ========= ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

====================== ============ ========= ========= ========= ========= ========== ========== ========== ========== ==========
Number of Population (10^3)

- Growth Rate (%)

37,651.4

37,818.6

37,977.4

38,126.3

38,265.0

38,393.7

38,511.9

38,613.5

38,698.5

38,766.6

0.5

0.4

0.4

0.4

0.4

0.3

0.3

0.3

0.2

0.2

Growth of Total GDP (%)

6.2

6.5

7.2

7.4

6.9

6.9

6.9

6.9

6.9

6.9

Electrification Ratio (% )

66.3

69.1

73.0

77.3

81.9

86.8

90.2

93.2

95.3

96.5

24,417.7

26,393.9

28,622.3

31,099.6

33,771.3

36,687.5

39,418.9

42,188.3

44,840.6

47,343.3

8.7

8.1

8.4

8.7

8.6

8.6

7.4

7.0

6.3

5.6

-- Residential

9,610.2

10,661.0

11,959.5

13,443.1

15,108.2

16,965.3

18,581.0

20,175.5

21,590.3

22,789.4

-- Commercial
C
i l

3 198 0
3,198.0

3 470 0
3,470.0

3 745 4
3,745.4

4 036 1
4,036.1

4 333 7
4,333.7

4 645 8
4,645.8

4 973 7
4,973.7

5 318 2
5,318.2

5 680 4
5,680.4

6 061 3
6,061.3

-- Public

1,450.8

1,555.3

1,659.8

1,768.1

1,879.1

1,995.0

2,116.2

2,243.0

2,375.6

2,514.3

10,158.6

10,707.7

11,257.6

11,852.4

12,450.3

13,081.5

13,748.0

14,451.5

15,194.3

15,978.2

10,840.0

11,269.3

11,717.2

12,184.6

12,672.3

13,181.4

13,712.8

14,267.8

14,847.3

15,452.7

Energy Sales (GWh)


- Growth Rate (%)

-- Industrial

Power Contracted (MVA)

79
95

-- Residential

5,313.9

5,493.1

5,678.3

5,869.7

6,067.7

6,272.2

6,483.7

6,702.4

6,928.3

7,161.9

-- Commercial
C
i l

1 485 7
1,485.7

1 587 6
1,587.6

1 696 1
1,696.1

1 811 8
1,811.8

1 934 9
1,934.9

2 066 1
2,066.1

2 205 8
2,205.8

2 354 7
2,354.7

2 513 3
2,513.3

2 682 2
2,682.2

-- Public
-- Industrial

Number of Customer

655.3

694.6

736.1

780.0

826.5

875.5

927.4

982.2

1,040.2

1,101.5

3,385.0

3,494.1

3,606.7

3,723.0

3,843.3

3,967.5

4,095.9

4,228.5

4,365.5

4,507.1

7,534,440

7,907,530

8,387,716

8,925,785

9,499,050

10,103,920

10,559,271

10,967,593

11,274,589

11,478,106

-- Residential

6,967,777

7,322,229

7,783,144

8,301,289

8,853,952

9,437,521

9,870,846

10,256,391

10,539,836

10,718,999

-- Commercial
C
i l

342 814
342,814

353 076
353,076

363 646
363,646

374 533
374,533

385 747
385,747

397 298
397,298

409 195
409,195

421 450
421,450

434 073
434,073

447 075
447,075

-- Public

212,327

220,635

229,265

238,233

247,550

257,230

267,287

277,736

288,593

299,873

11,522

11,591

11,661

11,731

11,801

11,872

11,943

12,015

12,087

12,160

26,176.7

28,183.6

30,449.3

33,084.7

35,926.9

39,029.3

41,935.0

44,881.1

47,702.8

50,365.2

26,176.7

28,183.6

30,449.3

33,084.7

35,926.9

39,029.3

41,935.0

44,881.1

47,702.8

50,365.2

-- Industrial

Total Production (GWh)


Energy Requirement (GWh)
Station Use (%)
T & D Losses (%)
Load Factor (%)

Peak Load (MW)

+)

6.7

6.4

6.0

6.0

6.0

6.0

6.0

6.0

6.0

6.0

70.7

71.4

71.8

72.2

72.3

72.5

72.7

72.9

73.1

73.3

4,228

4,503

4,839

5,229

5,670

6,145

6,584

7,027

7,448

7,843

====================== ============ ========= ========= ========= ========= ========== ========== ========== ========== ==========

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


PLN Distribusi Bali
================================= ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
Calendar Year
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
================================= ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
Total Population (10^3)
- Growth Rate (%)
Growth of Total GDP (%)
Electrification Ratio (% )

3,934.2
1.1
6.7
67.0

3,977.6
1.1
7.0
69.1

4,020.1
1.1
7.7
71.3

4,062.4
1.1
8.0
73.6

4,103.4
1.0
7.5
75.9

4,142.4
1.0
7.5
78.4

4,181.3
0.9
7.5
81.0

4,219.0
0.9
7.5
83.7

4,256.8
0.9
7.5
86.5

4,292.8
0.8
7.5
89.4

79
96

Energy Sales (GWh)


- Growth Rate (%)
-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

3,464.0
12.1
1,499.2
1,619.8
217.0
128.0

3,816.2
10.2
1,667.4
1,792.8
225.8
130.2

4,201.4
10.1
1,792.7
2,027.4
244.9
136.4

4,624.8
10.1
1,998.7
2,228.6
257.4
140.1

5,090.1
10.1
2,250.4
2,425.8
270.0
143.9

5,588.0
9.8
2,610.4
2,547.1
282.7
147.8

6,123.8
9.6
3,002.0
2,674.5
295.6
151.7

6,694.8
9.3
3,422.2
2,808.2
308.6
155.7

7,297.3
9.0
3,867.1
2,948.6
321.8
159.8

7,926.1
8.6
4,331.2
3,096.0
335.0
163.9

Power Contracted (MVA)


-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

1,772.0
861.5
745.5
112.6
52.4

1,883.7
936.7
776.4
117.6
53.1

2,001.7
1,018.1
807.2
122.5
53.8

2,126.5
1,106.4
838.1
127.4
54.5

2,258.7
1,202.0
869.0
132.4
55.2

2,398.8
1,305.7
899.9
137.3
55.9

2,547.6
1,418.0
930.8
142.2
56.7

2,705.9
1,539.7
961.7
147.1
57.4

2,874.3
1,671.6
992.5
152.1
58.1

3,053.7
1,814.5
1,023.4
157.0
58.8

Number of Customer
-- Residential
-- Commercial
-- Public
-- Industrial

818,826
712,140
712
140
77,607
28,405
674

857,102
742,735
742
735
84,384
29,293
690

897,177
774,577
774
577
91,717
30,181
703

939,149
807,716
807
716
99,651
31,069
713

983,119
842,205
842
205
108,236
31,957
722

1,029,197
878 099
878,099
117,525
32,845
729

1,077,498
915 455
915,455
127,576
33,733
735

1,128,145
954 333
954,333
138,451
34,621
740

1,181,266
994 795
994,795
150,218
35,509
744

1,237,000
1,036,906
1
036 906
162,950
36,397
747

Total Production (GWh)


Energy Requirement (GWh)
Station Use (%) 2)
Distribution Losses (%) 1)
Load Factor (%)
Peak Load (MW)
Peak Load Sistem(MW)
- Growth Rate (%)
Peak Load Isolated(MW)
- Growth Rate (%)
Produksi Isolated (GWh)
- Growth Rate (%)
Prod PLTMH+Biomas Bali (GWh)

3,662.7
3,650.2
5.1
68.1
613.8
611.7
9.6
2.7
7.0
12 5
12.5
7.0
14.1

4,034.8
4,020.9
5.1
68.2
675.9
673.5
8.6
3.4
7.0
14 0
14.0
7.0
15.1

4,441.8
4,426.3
5.1
68.2
743.7
741.1
10.0
3.7
7.0
15 6
15.6
7.0
16.1

6,448.8
6,448.8
5.0
68.4
1,076.9
1,076.9
7.2

7,049.4
7,049.4
5.0
68.4
1,176.1
1,176.1
7.1

7,682.9
7,682.9
5.0
68.5
1,280.7
1,280.7
6.7

8,344.2
8,344.2
5.0
68.6
1,389.5
1,389.5
6.5

7.0
22.6

7.0
24.2

7.0
25.9

4,871.8
5,361.4
5,885.3
4,871.8
5,361.4
5,885.3
5.1
5.1
5.1
68.2
68.3
68.3
815.2
896.6
983.6
815.2
896.6
983.6
9.2
8.2
7.9
Beban Puncak Isolated dicover oleh Sistem Bali
Produksi Isolated dicover oleh Sistem Bali
7.0
7.0
7.0
17.3
18.5
19.8

7.0
21.1

================================================================================================================================================================

L
LAMPIRA
AN C1.2

N
NERACA
D
DAYA
SIS
STEM JAW
WA BALI

79
97

Neraca Daya
Sistem Jawa-Bali
Grafik Neraca Daya Sistem Jawa-Bali
MW

55,000

39%
PLTN

50,000
45,000

39%

PLTG PLN

PLTG IPP

PLTGU PLN

PLTGU IPP

PLTU PLN Baru

PLTU PLN

PLTU IPP

PLTP PLN

PLTP IPP

Kapasitas Terpasang

PEAK DEMAND FORECAST

Reserve Margin Normal

41%
43%
39%

PLTA
PLTG

PLTGU
PLTU PLN

40 000
40,000

31%
35,000
79
98

41%

34%

30%

30,000

31%

PLTU IPP

PLTU FTP1

25,000
PLTP IPP

20,000

Kapasitas Terpasang

15 000
15,000
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020
798

Neraca Daya Sistem Jawa-Bali [1/3]


PROYEK
Kebutuhan
Pertumbuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh
%
GWh
%
MW

125,217
10.4
142,065
78 5
78.5
20,672

135,769
8.4
153,721
78 8
78.8
22,283

146,787
8.1
165,697
79 1
79.1
23,928

158,531
8.0
178,774
79 6
79.6
25,635

171,089
7.9
192,747
79 7
79.7
27,625

184,550
7.9
207,770
79 7
79.7
29,763

197,407
7.0
222,106
79 7
79.7
31,801

211,134
7.0
237,404
79 8
79.8
33,974

225,848
7.0
253,822
79 8
79.8
36,305

241,240
6.8
270,994
79 9
79.9
38,742

MW
MW

21,407
17,482
-589
589
3,925

21,007
17,082
-400
400
3,925

20,531
16,606
-476
476
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

20,531
16,606
0
3,925

KAPASITAS
Kapasitas Terpasang
PLN
Retired/Mothballed
IPP
PROYEK-PROYEK
PLN
On-going dan Committed Project
Muara Karang Rep Blok 2
Muara Tawar Blok 5
Priok Extension (Blok 3)
Suralaya #8
Labuan
Teluk Naga/Lontar
P l b h Ratu
Pelabuhan
R t
Indramayu
Rembang
Pacitan
Paiton Baru
Tj. Awar-awar
Cilacap Baru / Adipala
Tanjung Jati B #3-4
Sub Total On-going & Committed

MW

PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

210
234
743
625
315

630
700

350

990
630
630
660
700
660
660
3,664

660
4,023

1,050

660

Lampiran A.2

Hal A2.2/8

Neraca Daya Sistem Jawa-Bali [2/3]


PROYEK
Rencana
PLTGU Tuban/Cepu
Indramayu #4 (FTP2) & #5
Lontar Exp #4
PLTU Bekasi
PLTG Peaker Semarang
PLTG LNG
Karangkates #4-5
Kesamben (Jatim)
Kalikonto-2 (Jatim)
Jatigede (Jabar)
Upper Cisokan PS
Matenggeng PS
Grindulu PS
S b Total
Sub
T
l Rencana
R
Total PLN

2011

2012

2013

PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTG
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA

2014

2015

2016

2017

2018

2019

750
1 000
1,000

2020

750
1,000
1
000

660
600

600

150
400

400

100
37
62
110
1,040
450
3,989

3,708

1,050

150
1
0
810

870
8
0
870

1,102
1
102
1,102

1,037
1
03
1,037

1,000
1
000
1,000

1,800
1
800
1,800

450
500
3 100
3,100
3,100

Neraca Daya Sistem Jawa-Bali [3/3]


PROYEK

80
01

IPP
On-going dan Committed Project
Cikarang Listrindo
Ci b
Cirebon
Paiton #3
Celukan Bawang
Sub Total On-going & Committed
Rencana
Banten
Madura (2x200 MW) FTP2
Sumsel-8 MT
Sumsel-9 MT (PPP)
Sumsel-10 MT (PPP)
PLTU Jawa Tengah (PPP)
PLTU Jawa-1
PLTU Jawa-2
PLTU Jawa-3 *)
PLTP FTP2
PLTP Non FTP2
Rajamandala (FTP2)
Sub Total Rencana
Total IPP
Total Tambahan
TOTAL KAPASITAS SISTEM
RESERVE MARGIN

2011

PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU

2012

MW
%

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

150
660
815
810

PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTA

2013

815

380
380

660
400
1,200
1,200
600
1,000

1,000

660
325
-

660
160
110

595
220

440
415

165

3,845
3,845
4,947

3,130
3,130
4,167

1,415
1,415
2,415

855
855
2,655

165
165
3,265

660
600
-

60
-

810
4,474

815
4,838

60
60
1,110

380
1,190

375
10
47
2,092
2,092
2,962

27,091

31,529

32,163

33,353

36,315

41,262

45,429

47,844

50,499

53,764

31

41

34

30

31

39

43

41

39

39

Jadwal Proyek Pembangkit Panas Bumi di Sistem Jawa-Bali


Pembangkit
g

2011

PLN

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

60
60

385
375

325
325

270
160

815
595

855
440

165
-

PLTP
IPP
FTP2

80
02

Tangkuban Perahu 1
Ijen
I
Iyang
Argopuro
A
Kamojang
Wilis/Ngebel
Cibuni
Patuha
Tangkuban Perahu 2
Cisolok - Cisukarame
Ungaran
Salak
Darajat
Wayang Windu
Karaha Bodas
Dieng
Tampomas
Baturaden
Guci
Rawa Dano
Gn. Ciremai (Usulan Baru)
Gn. Endut (Usulan Baru)
NON-FTP2

PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP

Iyang Argopuro
Cisolok - Cisukarame
Ungaran
Dieng
Guci
Bedugul
Candi Umbul - Telomoyo
Gn. Lawu
Arjuno Welirang
Total

PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP

110
110
30

55
60
110

55

10
60

120
30

30
50
55

110
30
55

110
110
60
45
110
55
110

10

110

220

110

110
55
55

110

110
55
415
55
85
55
55

165

55

10

60

385

325

270

815

55
55
55
855

55
55
165

Daftar Pembangkit Mothballed di Sistem Jawa-Bali


No
Pembangkit
1 Muara
MuaraKarang
Karang
2 Priok

3 Sunyaragi

4 Cilacap
5 Tambaklorok

6 Gresik

80
03
7 Perak
8 Gilitimur
9 Pesanggaran

Jumlah

Jenis Unit BahanBakar Kapasitas(MW)


PLTU
4
gas/MFO
200.0
PLTU
5
gas/MFO
200.0
PLTU
1
MFO
50.0
PLTU
2
MFO
50.0
PLTG
1
HSD
26.0
PLTG
2
HSD
26.0
PLTG
1
gas
20.1
PLTG
2
gas
20.1
PLTG
3
HSD
20.0
PLTG
4
HSD
20.0
PLTG
1
HSD
29.0
PLTG
2
HSD
26.0
PLTU
1
HSD
50.0
50 0
PLTU
2
HSD
50.0
PLTU
3
HSD
200.0
PLTU
1
gas/MFO
100.0
PLTU
2
gas/MFO
100.0
PLTG
1
gas/HSD
20.1
PLTG
2
gas/HSD
20.1
20 1
PLTG
3
gas/HSD
21.4
PLTU
3
MFO
50.0
PLTU
4
MFO
50.0
PLTG
1
HSD
20.1
PLTG
2
HSD
20.1
PLTD
1
HSD
5.1
51
PLTD
2
HSD
5.1
PLTD
3
HSD
5.1
PLTD
4
HSD
5.1
PLTD
5
HSD
4.1
PLTD
6
HSD
6.8
PLTD
7
HSD
6.8
68
PLTD
8
HSD
6.5
PLTD
9
HSD
6.5
PLTD 10
HSD
12.4
PLTD 11
HSD
12.4
1,464.9

COD
1981
1982
1972
1972
1976
1976
1976
1976
1976
1976
1996
1996
1978
1978
1983
1981
1981
1978
1984
1984
1978
1978
1999
1999
1974
1974
1974
1974
1980
1982
1982
1983
1983
1989
1989

Mothballed
2013
2013
2011
2011
2011
2011
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013

Lokasi
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jawa Barat
JawaBarat
JawaBarat
JawaBarat
JawaBarat
JawaTengah
JawaTengah
Jawa Tengah
JawaTengah
JawaTengah
JawaTengah
JawaTimur
JawaTimur
JawaTimur
Jawa Timur
JawaTimur
JawaTimur
JawaTimur
JawaTimur
JawaTimur
JawaTimur
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali
Bali

Keterangan
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Relokasi ke Riau
RelokasikeRiau
RelokasikeRiau
Mothballed
Mothballed
RelokasikeRiau
RelokasikeRiau
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed
Mothballed

Rincian Proyek Pembangkit


Sistem Jawa-Bali 2011-2020 [1/5]

80
04

No

Provinsi

Pemilik

Jenis

Nama Proyek

1
2

Bali
Bali

Swasta
Swasta

PLTU
PLTU

Bali Utara/Celukan Bawang


Bali Utara/Celukan Bawang

3
4
5
6
7
8

Bali
Bali
Banten
Banten
Banten
Banten

Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN

PLTM
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

Telagawaja
Bedugul
Suralaya
Teluk Naga/Lontar
Teluk Naga/Lontar
Lontar Exp

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Banten
B t
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta

Swasta
S
Swasta
t
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTP
PLTP
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTG
PLTG
PLTG

Leuwikopo
K
Karang
R
Ropong
Cikamundung
Cisono
Cisungsang II
Situmulya
Lebak Tundun
Cikidang
Ciparai
Suwakan
Gunung Tua
Cinanling
Cijambe
Banten
Rawa Dano
Endut
Muara Karang Repowering
Priok Extension
Priok Extension
Priok
Priok
Muara Karang

Kapasitas
(MW)
130.0
250.0

COD

Status

Sumber Dana

2014
2014

On Going
On Going

IPP
IPP

4.0
10.0
625.0
630.0
315.0
660.0

2014
2015
2011
2011
2012
2015

Rencana
Rencana
On Going
On Going
On Going
Rencana

IPP
IPP
FTP1
FTP1
FTP1
Unallocated

4.5
60
6.0
5.0
3.0
3.0
3.0
2.4
2.0
4.2
3.8
1.7
1.3
07
0.7
660.0
110.0
55.0
210.0
500.0
243.0
200.0
200.0
200.0

2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2016
2018
2019
2011
2012
2012
2018
2018
2020

Rencana
R
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
On Going
On Going
On Going
Rencana
Rencana
Rencana

IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
JBIC
JBIC
JBIC
Plan
Plan
Unallocated

Rincian Proyek Pembangkit


Sistem Jawa-Bali 2011-2020 [2/5]

80
05

No

Provinsi

Pemilik

Jenis

Nama Proyek

31
32
33
34
35
36
37
38

DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

PLTG
PLTU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTA
PS
PS

Muara Karang
Indramayu
Muara Tawar Blok 5
Pelabuhan Ratu
Pelabuhan Ratu
Jatigede
Upper Cisokan Pump Storage
Upper Cisokan Pump Storage

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

Jawa Barat
J
Jawa
Barat
B t
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat

PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTM
PLTM
PLTGU
PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTP

Indramayu
B k i
Bekasi
Bekasi
Indramayu
Girimukti
Cijampang 2A
Cikarang Listrindo
Cirebon
Pakenjeng Bawah
Cikaso
Cikaniki 2
Pakenjeng Atas
Cianten 2
Citaraje
Cianten 1
Cirompang
Cisanggiri
Cijampang 2B
Cijampang 1
Cikaniki 1
Sindang Cai
Patuha

Kapasitas
(MW)
200.0
990.0
234.0
700.0
350.0
110.0
520.0
520.0
1,000.0
600 0
600.0
600.0
1,000.0
8.0
1.1
150.0
660.0
5.7
5.3
5.0
3.6
30
3.0
3.0
2.5
2.0
2.0
1.2
1.1
1.0
0.8
60.0

COD

Status

Sumber Dana

2020
2011
2011
2012
2013
2015
2016
2016

Rencana
On Going
On Going
On Going
On Going
Rencana
Rencana
Rencana

Unallocated
FTP1
JBIC
FTP1
FTP1
Unallocated
IBRD
IBRD

2017
2018
2019
2020
2011
2011
2011
2011
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013

Rencana
R
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
On Going
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

JICA
U ll
Unallocated
t d
Unallocated
JICA
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

Rincian Proyek Pembangkit


Sistem Jawa-Bali 2011-2020 [3/5]

80
06

No

Provinsi

Pemilik

Jenis

61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
J
Jawa
Barat
B t
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah

Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
S
Swasta
t
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN

PLTM
PLTM
PLTM
PLTP
PLTP
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTA

Nama Proyek
Cileunca
Cimandiri
Cilakil/Malabar
Wayang Windu
Kamojang
Karaha Bodas
Rajamandala
Patuha
Tangkuban Perahu 2
PLTU JJawa-1
1
PLTU Jawa-3
PLTU Jawa-3
Kamojang
Karaha Bodas
Cibuni
Tangkuban Perahu 2
Wayang Windu
Cisolok-Cisukarame
Tangkuban Perahu 1
Tampomas
Cisolok-Cisukarame
Gn Ceremei
Gn Ceremei
Cisolok-Cisukarame
Rembang
Tanjung Jati B Exp
Tanjung Jati B Exp
Cilacap Baru/Adipala
Tambaklorok
Karangkates

Kapasitas
(MW)
1.0
0.6
0.3
110.0
30.0
30.0
47.0
120.0
30.0
660 0
660.0
660.0
660.0
60.0
110.0
10.0
30.0
110.0
50.0
110.0
45.0
55 0
55.0
55.0
55.0
55.0
630.0
660.0
660.0
660.0
150.0
100.0

COD

Status

2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2017
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2011
2011
2012
2014
2014
2015

Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
R
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
On Going
On Going
On Going
On Going
Rencana
Rencana

Sumber Dana
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
FTP1
Bilateral
Bilateral
FTP1
JICA
Unallocated

Rincian Proyek Pembangkit


Sistem Jawa-Bali 2011-2020 [4/5]
No

Provinsi

Pemilik

Jenis

91

Jawa Tengah

PLN

PS

92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa
Ja
a Tengah
e ga
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah

PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
S
asta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

PS
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTP
PLTU
PLTP
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP

Nama Proyek
Matenggeng PS
Matenggeng PS
Gelang
Logawa-Baseh
Logawa
Baseh
Logawa-Sunyalungu
Kunci Putih
Rakit
Sigebang
Merden
Kincang
Singgi
Dieng
PLTU Jawa-2
Dieng
Jawa Tengah (PPP)
Jawa Tengah (PPP)
Ungaran
Baturaden
Guci
Dieng
Ungaran
U
ga a
Baturaden
Ungaran
Guci
Candi Umbul - Telomoyo
Gunung Lawu
Dieng
Cibareno-1
Ungaran
Gunung Lawu

Kapasitas
(MW)
450.0
450.0
0.3
3.0
2.0
1.0
0.5
0.5
0.4
03
0.3
0.2
55.0
600.0
60.0
1,000.0
1,000.0
55.0
110.0
55.0
55.0
30.0
30
0
110.0
55.0
55.0
55.0
55.0
55 0
55.0
18.0
55.0
55.0

COD

Status

Sumber Dana

2019

Rencana

Unallocated

2020
2011
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2015
2015
2016
2016
2017
2018
2018
2018
2018
2019
0 9
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020

Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
e ca a
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

Unallocated
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

Rincian Proyek Pembangkit


Sistem Jawa-Bali 2011-2020 [5/5]
No

Provinsi

Pemilik

Jenis

121
122

Jawa Timur
Jawa Timur

PLN
PLN

PLTU
PLTU

123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133

Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta

PLTM
PLTU
PLTU
PLTGB
PLTGB
PLTA
PLTA
PLTGU
PS
PLTGU
PLTU

134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147

Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Jawa Timur
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan

Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

PLTM
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU

Nama Proyek
Paiton
Pacitan
Ampel Gading
Tj Awar
Tj.
Awar-awar
awar
Tj. Awar-awar
Bawean
Bawean
Kalikonto
Kesamben
Tuban/Cepu
Grindulu PS
Tuban/Cepu
Paiton 3 Exp
Antrokan
Madura (2x200 MW)
Iyang Argopuro
Iyang Argopuro
Wilis/Ngebel
Iyang Argopuro
Ijen
Ijen
Wilis/Ngebel
Arjuno Welirang
Arjuno Welirang
Sumsel-8 MT
Sumsel-9 MT (PPP)
Sumsel-10 MT (PPP)

Kapasitas
(MW)
660.0
630.0

COD

Status

Sumber Dana

2012
2012

On Going
On Going

FTP1
FTP1

0.0
350 0
350.0
350.0
3.0
3.0
62.0
37.0
750.0
500.0
750.0
815.0

2012
2013
2013
2014
2015
2016
2017
2019
2020
2020
2012

Rencana
On Going
On Going
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
On Going

APLN
FTP1
FTP1
PJB
PJB
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
IPP

0.5
400.0
55.0
110.0
110.0
110.0
55 0
55.0
55.0
55.0
55.0
55.0
1,200.0
,
1,200.0
600.0
32,147.4

2014
2015
2016
2017
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2020
2016
2017
2018

Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

LA
AMPIRA
AN C1.3

PROYEK
K IPP TER
RKENDAL
LA SISTEM
M JAWA BALI

80
09

C1.3 Proyek-P
Proyek IPP Terkendala
PLTP Patuha 3x60 MW
PLTP Pa
atuha merupaka
an pembangkit IPP yang term
masuk dalam IP
PP
yang terkkendala sesuai SK Direksi No
o. 036.K/DIR/2010 dan Edara
an
Direksi No.
N 003.E/DIR/2
2010. Dalam Edaran
E
Direksi tersebut, PPT
TL
terkendalla dibagi ke da
alam 3 kategori sebagai beriku
ut:
Kategori
K
1, tahap operasi adalah tahap dim
mana IPP suda
ah
m
mencapai
COD.
Kategori
K
2, ta
ahap pembang
gunan/konstrukksi dimana IP
PP
s
sudah
mencapai Financial Closing (FC
C) tapi belum
m
mencapai
COD.
Kategori
K
3, Ta
ahap pendanaa
an IPP yang sudah memiliiki
P
PPTL,
tetapi be
elum mencapai Financial Closing (FC).
PLTP Patuha
P
masukk ke dalam kategori 3 yang saat ini
i
permasallahannya suda
ah diselesaika
an dengan pe
enandatangana
an
Akta Perdamaian seh
hingga pemban
ngunan bisa dilanjutkan da
an
direncana
akan beroperassi pada tahun 2013
2
dan 2015..
PLTU Celukan
n Bawang (2x12
25) + (1x130) MW
M
PLTU Ce
elukan Bawang
g merupakan pembangkit
p
IPP
P yang termasu
uk
dalam IPP yang terkend
dala sesuai SK Direksi No. 1063.K/DIR/2011.
Saat ini terdapat peru
ubahan kompo
osisi pemegang
g saham dalam
PLTU Ce
elukan Bawang
g. Dengan kep
pemilikan yang
g baru tersebu
ut,
PLTU Ce
elukan Bawang
g direncanakan
n untuk berope
erasi pada tahu
un
2014.

810

L
LAMPIRA
AN C1.4

NERACA EN
NERGI SIS
STEM JAW
WA BALI

81
11

Proyeksi
P
k i Neraca
N
E
Energii
Sistem Jawa - Bali
No.

FUEL TYPE

2011

2012

812

HSD

13,218

4,856

MFO

4,615

16

Gas

25,085

LNG

Batubara

6
7

2013

2014
1,823

33,292

2016

2017

2018

2019

2020

216

232

114

120

139

140

35,092

34,028

31,582

31,742

25,143

16,684

19,470

22,188

7 422
7,422

5 418
5,418

5 926
5,926

9 746
9,746

9 904
9,904

15 655
15,655

24 117
24,117

24 522
24,522

25 163
25,163

84,107

94,724

109,365

122,695

133,097

144,080

157,303

166,606

173,466

184,786

Air

6,509

5,271

5,273

5,273

6,128

7,400

7,416

7,322

7,722

8,549

Panas Bumi

8,532

8,140

8,568

9,029

11,978

14,412

16,474

22,554

28,504

30,169

142,065

153,721

165,697

178,774

192,747

207,770

222,106

237,404

253,822

270,995

TOTA L

1,981

2015

Proyeksi
P
k i Kebutuhan
K b t h Energi
E
i Primer
Pi
Sistem Jawa - Bali

No.

FUEL TYPE

2011

2012

2013

HSD ( x 1000 kL )

3,055

1,377

MFO ( x 1000 kL )

307

GAS (bcf)

264

LNG (bcf)

Batubara (kTON)

36,225

2014

2015
61

2016
66

2017
32

2018
34

2019
39

2020

561

517

40

247

262

260

241

242

187

123

141

159

60

45

50

80

81

129

199

204

212

49,410

57,494

64,564

69,897

74,827

79,702

84,161

87,712

93,595

813

LAM
MPIRAN C1.5
C

CA
APACITY BALANCE
B
E GARDU
U INDUK
SIS
STEM JAW
WA BALI

814

Capacity Balance Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang [1/6]


Capacity
No.

PUBLIC
SUBSTATION

Voltage
(kV)

Total

2011
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

BALARAJA
Max 4 x 60 MVA

150/20

120

LAUTAN STEEL/TELAGA SARI


Inc Ctr Hbt - BL Raja

150/20

GITET BALARAJA (150/20)


Max 4 x 60 MVA

150/20

60

15.4
10.09%

CITRA HABITAT
Max 4 x 60 MVA

150/20

120

138.5
67.90%

MILLENNIUM (PT POWER STEEL)


150/20
Inc Ctr Hbt - BL Lautan Steel Max 5 x 60 MVA

CIKUPA

150/20

120

111.6
72.95%

60

119.7
78.22%

PASAR KEMIS
Maksimum 4 x 60 MVA

150/20

120

113.3
74.04%

60

SEPATAN
Mak 5 x 60 MVA

150/20

60

48.0
47.08%

TANGERANG BARU
mak 4 x 60 MVA

150/20

120

104.8
68.53%

815

112.0
73.20%

60

2012
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
82.3
53.82%

10 TANGERANG BARU 2
IInc
nc Tgr Baru - Sepatan III

150/20

11 TANGERANG BARU 3
Radial Tgr Baru 2

150/20

12 CENGKARENG
Max = 5 x 60 MVA

150/20

240

186.8
73.27%

13 CIKOKOL/TANGERANG
bisa max = 4 x 60 MVA

150/20

180

146.0
71.59%

14 CILEDUK

150/20

120

98.5
64.36%
64
36%

15 CILEDUK 2 / ALAM SUTRA


Inc Ciledug - Cikupa

150/20

16 DURI KOSAMBI
(Mak 5 x 60 MVA)

150/20

17 DURI KOSAMBI 2 / DAAN MOGOT


MK - Duri Kosambi

150/20

18 DURI KOSAMBI 3 / RAWA BUAYA


Inc Duri Kosambi-M Karang

150/20

19 GROGOL

150/20

120

102.9
67.24%

60

115.9
75.76%

20 JATAKE

150/20

180

157.6
77.26%

60

163.2
80.00%

2013
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2014
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2015
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2016
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2017
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

92.9
60.69%

97.2
63.55%

102.6
67.06%

107.0
69.96%

2019
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2020
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

37.4
36.70%

120

42.1
41.32%

49.5
48.57%

55.5
54.40%

62.4
61.21%

70.7
69.28%

107.9
70.51%
0.1071
88.0
57.50%

60

20.4
13.32%

29.3
19.13%

29.8
19.45%

30.1
19.66%

32.5
21.24%

48.4
31.66%

65.2
42.63%

87.7
57.29%

60

161.8
79.32%

25.9
16.93%
-10.009
162.4
79.62%
86.813
120
75.7
74.20%

163.2
80.00%
114.8
75.01%

163.2
80.00%
129.63
60
127.0
62.26%

163.2
80.00%
152.03
60
142.0
69.61%

163.2
80.00%
176.15
159.4
78.15%

163.2
80.00%
201.81
176.5
69.21%

163.2
80.00%
229.43
60
194.9
76.43%

163.2
80.00%
260.34
207.0
81.17%

121.9
79.66%

122.4
80.00%
7.1718
132.4
64.91%

122.4
80.00%
18.193
60
136.5
66.90%

122.4
80.00%
34.945
145.1
71.11%

60

52.3
51.24%

76.9
75.40%

75.6
74.14%

84.0
54.92%

122.4
80.00%
54.704
163.4
80.08%
-8.2655
60
85.6
55.96%

122.4
80.00%
77.139
163.2
80.00%
2.7802
107.6
70.34%

122.4
80.00%
103.83
163.2
80.00%
15.546
133.4
65.37%

122.4
80.00%
130.72
163.2
80.00%
26.762
60
156.9
76.90%

122.4
80.00%
160.76
163.2
80.00%
38.646
182.2
71.45%

60

117.0
76.45%

127.8
83.51%

149.1
73.08%

160.0
78.45%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

66.2
64.94%

102.5
67.01%

57.7
56.58%

87.3
57.09%

2018
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

60

38.8
38.09%

120

109.6
71.60%
1.0073
60
109.7
71.68%

111.2
72.65%
2.232
137.6
67.44%

60

140.1
68.66%

60

60

150.3
73.70%
#######
60
122.4
80 00%
80.00%
15.7
15.36%

180

163.0
79.91%

60

163.2
80.00%
11.7
11.45%

203.1
79.66%
7.411
153.0
75.02%
#######
122.40
80 00%
80.00%
47.873
120
55.3
54.20%

204.0
80.00%
-40.8
153.8
75.41%
#######
122.40
80 00%
80.00%
94.876
56.076
54.98%

204.0
80.00%
-40.8
160.0
78.43%
#######
122.4
80 00%
80.00%
112.54
71.7
70.34%

204.0
80.00%
-40.8
163.2
80.00%
#######
122.4
80 00%
80.00%
135.85
95.1
62.13%

204.0
80.00%
-40.8
163.2
80.00%
#######
122.4
80 00%
80.00%
122.5
60
97.7
63.85%

204.0
80.00%
-40.8
163.2
80.00%
#######
122.4
80 00%
80.00%
116.5
76.11%

204.0
80.00%
-40.8
163.2
80.00%
#######
122.4
80 00%
80.00%
235.87
149.1
73.07%

163.2
80.00%
26.2
120
38.3
37.51%

163.2
80.00%
26.9
45.5
44.61%

163.2
80.00%
33.6
68.7
67.33%

163.2
80.00%
41.6
96.7
63.22%

163.2
80.00%
50.2
60
122.4
80.00%

163.2
80.00%
60.6
122.4
80.00%

163.2
80.00%
68.4
122.4
80.00%

38.6
75.66%

72.1
70.68%

122.4
80.00%
100.5
163.2
80.00%

122.4
80.00%
126.1
163.2
80.00%

1.5
2.86%
121.2
79.22%
12.0
163.2
80.00%

122.4
80.00%
18.6
163.2
80.00%

122.4
80.00%
35.1
163.2
80.00%

122.4
80.00%
55.1
163.2
80.00%

122.4
80.00%
73.6
163.2
80.00%

60.0

60

163.2
80.00%
20.9
41.07%

197.5
77.44%

60

60

204.0
80.00%
-40.8
163.2
80.00%
#######
122.4
80 00%
80.00%
60

158.4
77.66%
163.2
80.00%
76.4
122.4
80.00%

60.0

108.7
71.02%
122.4
80.00%
154.7
163.2
80.00%

60.0

Capacity Balance Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang [2/6]


Capacity
No.

PUBLIC
SUBSTATION

Voltage
(kV)

Total

2011
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
122.4
80.00%

2012
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2014
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2015
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2016
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2017
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2018
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2019
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2020
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

150/20

180

22 LEGOK
Max 4 x 60 MVA

150/20

60

23 LENGKONG
Max 4 x 60 MVA

150/20

24 LENGKONG 2 (INDORAMA)
Inc Serpong - Lengkong

150/20

25 LENGKONG 3
Inc Serpong - Lengkong II

150/20

26 LIPPO CURUG
Mak 4 x 60 MVA

150/20

60

27 LIPPO CURUG 2
Radial Curug

150/20

28 MAXI MANGANDO

150/20

120

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

29 SERPONG

150/20

180

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

30 TELUK NAGA
Mak 4 x 60 MVA

150/20

120

97.2
47.63%

113.4
55.59%

133.3
65.33%

133.9
65.64%

146.7
71.90%

165.6
81.20%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

31 TELUK NAGA 2
Inc PLTU Lontar - Tgr Baru

150/20

32 TIGARAKSA
Mak 4 x 60 MVA

150/20

33 TIGARAKSA 2
Radial Tigaraksa

150/20

34 BINTARO
Max 3 x 60 MVA

150/20

35 BINTARO 2 (GIS)
Radial Bintaro (Max 3 x 60 MVA)

150/20

36 BINTARO 3 / JOMBANG
Inc Bintaro - Serpong

150/20

37 CSW

150/20

816

21 KEMBANGAN

92.6
90.83%
#######
120
152.9
74 94%
74.94%
24.772

150/20

40 DANAYASA

150/20

60

107.9
70.53%
38.775
159.5
62 56%
62.56%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%
36.372
60
200.8
78 73%
78.73%
65.896

122.4
80.00%
50.463
204.0
80 00%
80.00%
87.591
21.2
20.79%

122.4
80.00%
60.268
204.0
80 00%
80.00%
110.09
120
60.9
59.71%

122.4
80.00%
56.778
204.0
80 00%
80.00%
132.89
113.0
73.84%

122.4
80.00%
62.066
204.0
80 00%
80.00%
164.43
60
119.2
77.94%

122.4
80.00%
65.625
204.0
80 00%
80.00%
200.7
138.7
67.97%

122.4
80.00%
62.307
204.0
80 00%
80.00%
236.5
60
158.4
77.62%

122.4
80.00%
56.031
204.0
80 00%
80.00%
251.5
163.2
80.00%

60

21.8
42.71%
33.5
32.81%
10.0

60

41.8
40.97%

56.8
55.66%

73.5
72.03%

92.9
60.74%

60

120.1
78.47%

145.0
71.06%

60

26 7
26.7
52.29%
60

60

161.4
79.13%
18.3
35.93%

57.4
56.31%

60

88.9
58.09%

60

102.9
67.28%

118.6
77.52%

120.1
78.47%

123.5
60.56%

60

60

129.3
63.36%

58 3
58.3
57.15%

161.2
79.00%
60

60

139.9
68.59%

53.7
52.61%

91 2
91.2
59.58%

180

138.0
90.19%
23.256

122.4
80.00%
9.4299
19.4
19.02%

120

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

45.0
44.15%

60.4
59.17%

79.1
51.68%

60

60

60

154.0
75.49%

93.2
60.89%

129 6
129.6
63.53%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

100.9
65.95%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

31.0
60.76%

57.7
56.56%

120

92.6
90.76%

81.6
80.00%
26.0
25.44%

120

81.6
80.00%

81.6
80.00%

33.8
33.10%

42.8
41.96%

81.6
80.00%
57.738
62.7
61.51%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

79.2
77.66%

96.4
63.01%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

15.018
25.5
49.94%

20.543
38.9
76.20%

17.359
43.7
42.83%

120.0
78.45%

121.5
79.40%

121.4
79.35%

81.6
80.00%
71.017
64.4
63.14%
11.217
14.7
28.85%

180

98.2
64.22%

101.1
66.07%

105.2
68.74%

109.7
71.71%

110.6
72.30%

113.7
74.34%

60

60

60.0

60

60

163.2
80.00%

122.4
80.00%

2.6
5.15%

60

160.9
78.85%

10.6
20.85%

38 ANTASARI / CSW 2 / KEMANG VILLAGE 150/20


g Dr Tiga
g - Kemang
g - CSW2 - Dr Tiga
g
Ring
Max 3 x 60 MVA
39 CSW 3 / MRT PASAR MEDE
Radial Kemang Village/Pondok Indah

122.4
80.00%

2013
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

60

60

86.7
56.64%

47.924
82.8
54.10%
121.3
79.30%

60

60

60

Capacity Balance Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang [3/6]


Capacity
No.

PUBLIC
SUBSTATION

Voltage
(kV)

41 GANDUL
150/20
Max 4 x 60 MVA (1 x 60 MVA)Masuk 2009)

Total

2011
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2012
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

180

155.9
76.42%

163.2
80.00%

29.4
28.82%

27.2
26.70%

2013
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
163.2
80.00%
19.115
41.0
40.22%

2014
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
163.2
80.00%
27.667
58.0
56.89%

2015
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
163.2
80.00%
-5E-15
86.5
56.51%

2016
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

163.2
80.00%
-5E-15
60
119.7
78.26%

2017
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
163.2
80.00%
-5E-15
122.4
80.00%

2018
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

2019
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)

163.2
80.00%
-5E-15
122.4
80.00%

163.2
80.00%
-5E-15
122.4
80.00%

78.1
76.62%

120.1
78.51%

2020
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
163.2
80.00%
-5E-15
122.4
80.00%

42 PONDOK INDAH
Radial Gandul

150/20

43 PONDOK INDAH 2 / CIRENDE


Inc Petukangan - Gandul

150/20

44 KEBON JERUK

150/20

180

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

150/20

180

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

46 MAMPANG BARU

150/20

180

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

47 PETUKANGAN

150/20

180

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

48 SENAYAN

150/20

180

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

49 SENAYAN BARU
Radial Kembangan

150/20

120

72.7
28.51%

86.2
33.82%

91.3
35.82%

94.5
37.06%

107.4
42.11%

123.2
48.33%

143.6
56.32%

159.4
62.50%

122.4
80.00%
3E-14
172.9
67.81%

122.4
80.00%
3E-14
204.0
80.00%

45 KEMANG

34.4
33.73%

60

60

817

50 SENAYAN BARU 2 (SENAYAN)


Radial
R
adial dari Senayan baru

150/20

51 ABADI GUNA PAPAN


1 Trafo

150/20

52 ABADI GUNA PAPAN 2


Inc Mampang - Karet

150/20

53 ANCOL

150/20

180

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

54 ANGKE
(UPRATING TRAFO 3)

150/20

210

161.0
78.93%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

55 MUARA KARANG

150/20

120

8.8573
125.3
81.88%

8.8938
122.4
80.00%

23.203
122.4
80.00%

56 KAPUK (PIK) (2 x 60 MVA)


Inc Dr Kosambi - M Karang

150/20

57 BUDI KEMULIAAN

150/20

180

100.8
65.88%

58 DUKUH ATAS

150/20

120

53.1
52.09%

150/20

60

145.2
71.17%

9.8
19.28%
19
28%
120

83.1
54.31%

60

88.2
57.64%

94.5
61.76%

101.5
66.32%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

112.4
73.46%

122.4
80.00%

17.2
33.76%

34.3
67.19%

51.1
50.09%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

-20.4
122.4
80.00%

-20.4
122.4
80.00%

-20.4
122.4
80.00%

-20.4
122.4
80.00%

-20.4
122.4
80.00%

-20.4
122.4
80.00%

-20.4
122.4
80.00%

9.3
9.09%

14.7
14.42%

37.4
36.69%

64.0
62.72%

93.1
60.83%

101.4
66.25%

130.8
64.13%

108.1
70.65%

117.0
76.50%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

58.3
57.17%

65.2
63.91%

72.8
71.42%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

15.6
15.28%

21.8
21.35%

81.6
80.00%
29.4
29.4
28.78%
0
117.5
76.80%

81.6
80.00%
35.2
55.7
54.59%
20.492
122.4
80.00%

81.6
80.00%
-7.4
84.5
55.20%
91.827
122.4
80.00%

2.8
5.51%

7.2
7.07%

120

59 DUKUH ATAS 2
150/20
Radial dari Manggarai (Max 3 x 60 MVA)
60 MANGGARAI

120

9.9
9.69%
120

40.1
39.36%

43.1
42.26%

46.7
45.82%

54.9
53.87%

70.4
69.06%

120

80.6
52.65%

60

60

92.6
60.51%

60

60

60

122.4
80.00%
60

60

69.7
68.31%

162.5
79.65%

60

Capacity Balance Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang [4/6]


Capacity
No.

PUBLIC
SUBSTATION

Voltage
(kV)

Total
120

2011
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
18.8
9.20%

2012
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
31.6
15.50%

2013
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
49.4
24.23%

2014
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
77.0
37.76%

2015
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
86.2
42.24%

2016
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
111.8
54.78%

2017
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
129.6
63.52%

2018
2019
Peak
Add.
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MW)
Transf.
(MVA)
(MVA)
158.7
60
165.9
62.24%
65.05%

2020
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
208.2
81.63%

61 T. RASUNA/PANCORAN
Radial Duren Tiga

150/20

62 PANCORAN 2 / PENGADEGAN TMR


Pengadegan Tmr ( 3 x 100 MVA) Radial

150/20

63 GAMBIR BARU

150/20

180

122.4
80.00%
80
00%

122.4
80.00%
80
00%

122.4
80.00%
80
00%

122.4
80.00%
80
00%

122.4
80.00%
80
00%

122.4
80.00%
80
00%

122.4
80.00%
80
00%

122.4
80.00%
80
00%

122.4
80.00%
80
00%

122.4
80.00%
80
00%

64 GAMBIR LAMA

70/20

120

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

65 GIS GAMBIR LAMA

150/20

180

94.3
30.80%

98.1
32.07%

102.9
33.61%

115.2
37.66%

120.0
39.23%
3.8

160.5
52.45%

196.8
64.32%
10.0

244.1
79.77%
18.1

66 GMBR LAMA 2
(Eks 70 kV)

150/20
3.8901
120.9
78 99%
78.99%

34.902
120.6
78 84%
78.84%

60.479
120.4
78 71%
78.71%

100.42
121.1
79 17%
79.17%

244.8
80.00%
30.0
61.7
60.48%
150.58
121.3
79 26%
79.26%

245.1
80.08%
18.0
120
81.9
53.56%
183.83
121.9
79 68%
79.68%

97.3
63.61%

109.7
71.68%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

40.5
39.68%

67 KEBON SIRIH

150/20

68 GEDUNG POLA

150/20

69 KARET BARU

150/20

180

70 KARET LAMA

150/20

120

100.2
65.47%

818

81.9
53.50%
53
50%

87.6
57.25%
57
25%

73.8
48.21%

80.0
52.26%

7.1014
94.5
61 76%
61.76%
-3.0
86.9
56.77%

109.5
71.57%

111.5
72.89%

114.7
74.96%

118.2
77.26%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

111.0
#######

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

47.4
46.42%

58.4
57.25%

78.4
76.87%

106.9
69.85%

115.9
75.75%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

22.9

37.9
74.27%

120

79.5
51.93%
51
93%
6.0
180
68.7
44.91%

60

71 SEMANGGI BARAT
Radial Karet Lama

150/20

37.4
36.71%

72 SEMANGGI BARAT 1 / TANAH ABANG


Incomer Karet - Angke

150/20

73 KELAPA GADING
Inc Pegangsaan - Plumpang

150/20

41.7
40.86%

55.0
53.88%

55.6
54.50%

74 KEMAYORAN

150/20

180

101.4
66.25%

105.9
69.23%

112.1
73.27%

O
2
75 KEMAYORAN
Inc Priok-Plumpang (Taman BMW)

150/20

76 MANGGA BESAR

150/20

77 GUNUNG SAHARI
Mak 3 x 60 MVA (Radial Kemayoran)

150/20

78 KETAPANG

150/20

180

111.9
73.17%

79 SETIABUDI

150/20

180

120 3
120.3
78.63%

80 TANAH TINGGI
Incomer Gbr Lama - Pl Mas Mak 5 x 60

150/20

120

120

126.5
82.67%

60

122.4
80.00%

120

56.3
55.15%
-2
119.0
77.76%

60.0

60.0

58.0
56.90%

60.0

96.4
63.02%

57.4
56.27%

59.0
57.86%

61.2
59.97%

63.3
62.10%

65.7
64.42%

67.5
66.13%

119.9
78.34%

122.0
79.75%

122.2
79.87%

0.5

4.3

122.4
80.00%
39.1
10.2
20.02%

122.4
80.00%
61.9
60
26.9
52.67%

122.4
80.00%
73.1
35.6
69.72%

122.4
80.00%
149.7
125.2
61.35%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

132.1
64.77%

143.4
70.32%

160.5
78.68%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

39.1
38.35%

65.8
64.49%

106.2
69.40%

122.4
80.00%
130.19
60
108.0
70.61%

120.2
78.55%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122 4
122.4
80.00%

122 4
122.4
80.00%

122 4
122.4
80.00%

122 4
122.4
80.00%

122 4
122.4
80.00%

122 4
122.4
80.00%

122 4
122.4
80.00%

122 4
122.4
80.00%

122 4
122.4
80.00%

21.3
20.92%

29.7
29.11%

39.2
38.47%

39.6
38.83%

40.2
39.41%

41.3
40.45%

59.0
57.85%

76.8
75.33%

114.0
74.49%

17.0
16.66%

16.0
15.68%

120

120

60

60

60

60.0

60

Capacity Balance Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang [5/6]


Capacity
No.

PUBLIC
SUBSTATION

Voltage
(kV)

Total

2011
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

2012
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

2013
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

2014
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

2015
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

2016
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

2017
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

2018
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

2019
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

2020
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)

81 BEKASI *)

150/20

240

120.0
58.81%

82 KANDANG SAPI
Max 3 x 60 MVA

150/20

60

47.7
46.80%

83 CAKUNG TWONSHIP
Inc Muara Tawar-k sapi (4 x 100 MVA)

150/20

84 KANDANG SAPI 2
Inc M Twr - Ckg

150/20

85 MARUNDA

150/20

180

105.5
68.98%

113.2
73.98%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

86 PEGANGSAAN

150/20

180

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

87 PLUMPANG (UPRATING TRAFO 3)


Mak 4 x 60 MVA

150/20

210

159.4
78.13%

163.2
80.00%
#######
60
25.0
49.02%

163.2
80.00%
77 572
77.572
30.0
58.82%

163.2
80.00%
98 032
98.032
35.0
68.63%

163.2
80.00%
114 49
114.49
40.0
78.43%
88.5
57.86%

115.4
75.43%

163.2
80.00%
168 76
168.76
40.8
80.00%
133.84
128.0
62.73%

163.2
80.00%
170 97
170.97
40.8
80.00%

73.6
72.12%

163.2
80.00%
121 96
121.96
40.8
80.00%
93.052
104.0
68.00%

163.2
80.00%
127 73
127.73
40.8
80.00%

55.8
54.69%

163.2
80.00%
118 06
118.06
40.8
80.00%
73.957
60
95.4
62.38%

60

128.8
63.14%

139.7
68.46%

151.8
74.39%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

62.6
61.39%

80.1
78.50%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

81.6
80.00%

35.6
34.88%

70.6
69.24%

85.9
56.17%

98.1
64.14%

131.6
64.53%

131.6
64.52%

147.3
72.20%

151.2
74.12%

30.0
29.41%

120.0

60

60.0

30.1

819

88 PRIOK TIMUR

37.2
72.84%

60

89 HARAPAN INDAH
lokasi : Taman Harapan Indah (Radial

150/20

40.3
39.55%

90 PULO GADUNG

150/20
70/20

300

176.9
69.37%

180.2
70.65%

185.3
72.65%

190.9
74.88%

203.0
79.60%

204.0
80.00%

204.0
80.00%

204.0
80.00%

204.0
80.00%

204.0
80.00%

91 PONDOK KELAPA

150/20

180

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

92 CIPINANG

150/20

120

89.6
58.57%

92.3
60.31%
-1.0

93.9
61.34%

94.2
61.59%
2.5

96.3
62.94%

105.5
68.98%

118.1
77.19%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

93 CIPINANG 2
g ((Inc Pl Mas GI Ex Jatinegara
Manggarai)

150/20

24.3
47.58%

40.2
78.90%

60

120

10.4
20.32%

60

60

130.2
63.81%

Capacity Balance Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang [6/6]


Capacity
No.

PUBLIC
SUBSTATION

Voltage
(kV)

2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Peak
Add.
Peak
Add.
Peak
Add.
Peak
Add.
Peak
Add.
Peak
Add.
Peak
Add.
Total
(MW) Transf. (MW) Transf. (MW) Transf. (MW) Transf. (MW) Transf. (MW) Transf.
(MW) Transf.
(MVA)
(MVA)
(MVA)
(MVA)
(MVA)
(MVA)
(MVA)
120
49.3
56.6
65.5
68.9
94.8
60 131.9
60
157.9
48.34%
55.49%
64.25%
67.57%
61.93%
64.67%
77.40%

2018
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)
163.2
80.00%

2019
Peak
Add.
(MW) Transf.
(MVA)
163.2
80.00%

2020
Peak
Add.
(MW)
Transf.
(MVA)
163.2
80.00%

10.0

31.0
60.71%

53.8
52.79%

80.6
79.03%

94 PENGGILINGAN
Mak 4 x 60 MVA

150/20

95 PEGILINGAN 2
Radial dari Penggilingan

150/20

96 PULO MAS

150/20

180

85.4
55.83%

92.6
60.50%

101.3
66.19%

111.0
72.58%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

97 CAWANG + NEW CAWANG

150/20

240

136.2
66.77%

147.0
72.08%

160.3
78.57%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

163.2
80.00%

98 DUREN TIGA

150/20

120

100.1
98.18%

107.8
70.46%

112.8
73.71%

118.8
77.68%

126.2
82.50%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

99 DUREN TIGA 2 / RANGUNAN


Inc Cawang - Gandul (3 x 60 MVA)

150/20

2
24.4
47.81%

38 2
38.2
74.97%

50 6
50.6
49.57%

100 GANDARIA

70/20

90

101 GANDARIA (UPRATING)

150/20

82
20

102 GANDARIA 2 / MEKAR SARI (Pipa Gas)


Radial Gandaria

150/20

103 JATIRANGON

150/20

104 JATIRANGON 2 / CIBUBUR


Radial Cileungsi 2

150/20

105 JATIWARINGIN
Inc Jatirangon - Pd Klp

150/20

106 MINIATUR

150/20

TOTAL
KONSUMEN BESAR
TOTAL GI
BEBAN PUNCAK (SCENARIO)
DIVERSITY

60

13
13.4
26.25%

180

78.0
#######

0.0
0.00%
83.6
54.67%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

120

73.7
72.22%

13,519

6,918
244
7,162
6,129
1 169
1.169

120.0

1,740

60

60

6
64.4
63.13%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

0.0
0.00%

88.3
57.70%

93.4
61.04%

101.9
66.59%

111.8
73.07%

120.8
78.94%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

20
2.0

13 3
13.3
26.09%

25 62
25.62
50.23%

39 01
39.01
76.50%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

104.2
68.09%

126.2
61.85%

60

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

23.0
45.10%

27.3
53.62%

29.0
56.80%

33.2
65.09%

62.6
61.38%

53.2
52.20%

64.6
63.29%

89.2
58.27%

60.0

95.1
62.17%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

122.4
80.00%

79.0
77.49%

81.3
79.69%

83.8
54.75%

60

84.4
55.14%

85.4
55.85%

86.6
56.62%

88.4
57.77%

89.0
58.16%

89.6
58.55%

8,558
244
8,802
7,531
1 169
1.169

360

9,123
244
9,366
8,013
1 169
1.169

12.2
23.97%
47.4
46.52%

180

60

60

7,515
244
7,759
6,638
1 169
1.169

60

1,800

8,027
244
8,271
7,078
1 169
1.169

60

660

9,726
244
9,970
8,530
1 169
1.169

720

10,376
244
10,620
9,084
1 169
1.169

60

600

84.6
55.30%

11,068
244
11,312
9,678
1 169
1.169

60

900

11,809
244
12,053
10,315
1 169
1.169

1,080

12,608
244
12,852
10,998
1 169
1.169

60

1,080

Capacity Balance Distribusi Jawa Barat dan Banten [1/9]


No.

PUBLIC
SUBSTATION

Trafo
Voltage
Total
(kV)
Unit (MVA)

2011
Peak
Add.
(MW)
Cap.

2012
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2013
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2014
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2015
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2016
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2017
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2018
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2019
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2020
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

(MVA)

APJ BANDUNG
1 BANDUNG UTARA

/
150/20

2 DAGO PAKAR/CIMENYAN
(GI. Baru)

150/20

LEMBANG
(GI. Baru)

150/20

3 CIGERELENG

150/20

4 DAYEUHKOLOT GIS
(GI. Baru)

150/20

5 CIGERELENG II/CIBOLERANG
(GI. Baru)

150/20

6 KIARACONDONG GIS

150/20

7 KIARACONDONG II/RANCANUMPANG
(GI. Baru)

150/20

8 KIARACONDONG III/CINAMBO
(GI. Baru)

150/20

9 UJUNGBERUNG

150/20

82
21

10 UJUNGBERUNG II/BOJONGMELATI
(GI. Baru)
11 BANDUNG TIMUR

12 BANDUNG TIMUR BARU


(Uprate ke 150 kV)
13 BENGKOK/PLTA

180

157.9
77%

P3B jproc
60
119.3
130.6
58%
64%
JBN adb b-4
120
55.0
59.3
54%
58%

143.4
70%

157.1
77%

121.9
60%

131.7
65%

141.9
70%

64.1
63%

69.3
68%

75.0
73%

80.1
79%

85.5
56%

60

151.8
74%

113.1
55%

90.8
59%

96.8
63%
50.0
49%

180

148.2
73%

P3B jproc
60
107.8
53%

115.7
57%
JBN paket-2
53.0
120
57.1
52%
56%

124.7
61%

134.3
66%

144.8
71%

102.2
50%

108.6
53%

61.8
61%

66.8
65%

72.2
71%

77.2
76%

82.3
54%

52.0
51%
3

180

131.8
86%

96.4
63%

106.4
70%

92.8
61%

50.0
49%

JBN apln
p
120
53.9
53%

83.3
54%

60

180

121.3
59%

P3B jproc
60
128.6
63%

135.6
66%

143.5
70%

121.9
60%

87.5
57%

93.3
61%

55.5
54%

58.9
58%

62.9
62%

60

102.9
67%

63.8
42%

70.1
46%

76.6
50%

83.0
54%

90.2
59%

90.0
59%

97.4
64%

104.0
68%

111.0
73%

117.9
77%

125.8
62%

53.4
52%

57.0
56%

60.6
59%

64.6
63%

177.7
70%

186.1
73%

145.6
57%

50.0
49%
3

120

114.8
56%

151.9
74%

120

161.0
79%

169.2
66%

60

150/20

70/20

50.0
49%
3

90

51.2
67%

55.8
73%

60.2
79%

150/20

70/20

0.0
0%
65.2
64%

10

3.1
36%

14 BENGKOK BARU
(Uprate ke 150 kV)

150/20

15 BRAGA GIS
(GI. Baru)

150/20

16 ASAHIMAS

150/20

17 ASAHIMAS II/CINANGKA
(GI. Baru)

150/20

18 CIKANDE

150/20

60

50.2
49%

19 SALIRAINDAH

150/20

120

52.7
52%

20 SERANG

150/20

150

3.4
40%

JBN paket-2
57.0
120
62.0
56%
61%
2

120

83.2
82%

3.8
44%

4.2
49%

120

70.5
69%

76.3
75%

4.6
54%

0.0
0%
55.1
54%

81.5
80%

86.9
57%

120

58.9
58%

60

60

92.3
60%

98.4
64%

62.9
62%

66.9
66%

71.4
70%

90.3
59%

96.3
63%

102.3
67%

109.2
71%
62.3
61%

66.8
66%

72.3
71%

78.1
77%

84.5
55%

60.3
60.5
59%
59%
JBN apbn
25.0
60
26.9
49%
53%

60.6
59%

60.8
60%

61.1
60%

61.3
60%

61.6
60%

61.9
61%

29.1
57%

31.5
62%

34.1
67%

36.4
71%

38.8
76%

41.3
40%

52.0
51%

52.7
52%

53.4
52%

54.1
53%

54.8
54%

55.6
54%

56.4
55%

61.7
60%

63.7
62%

65.8
64%

67.9
67%

70.2
69%

183.2
72%

148.8
58%

161.6
63%

174.6
68%

139.3
55%

P3B jproc
60
50.8
50%

51.4
50%

54.3
55.8
57.6
59.6
53%
55%
57%
58%
uprate 30 ke 60 ext 1x60 MVA relokasi dari peruntukan GI Pucam 2012
111.0
60
124.0
60
136.6
150.9
166.4
60
73%
61%
67%
74%
65%

60

44.0
43%

120

60

120

Capacity Balance Distribusi Jawa Barat dan Banten [2/9]


No.

PUBLIC
SUBSTATION

Trafo
Voltage
Total
(kV)
Unit (MVA)

2011
Add.
Peak
(MW)
Cap.

2012
Add.
Peak
(MW)
Cap.

(MVA)

82
22

21 SERANG SELATAN/BAROS
(GI. Baru)

150/20

22 SERANG UTARA/TONJONG
(GI. Baru)

150/20

23 SURALAYA

150/20

30

24 PUNCAK ARDI MULYA

150/20

180

25 PUNCAK ARDI MULYA II


(GI. Baru)

150/20

26 CILEGON BARU

150/20

27 CILEGON BARU II/KRAMATWATU


(GI. Baru)

150/20

28 CILEGON LAMA

150/20

60

29 KOPO

150/20

60

30 MENES

150/20

120

70/20

60

31 SAKETI
Uprate ke 150 kV 2011
32 SAKETI BARU
(Uprate ke 150 kV)

150/20

33 MALINGPING
(GI. Baru)

150/20

34 BAYAH
(GI. Baru)

150/20

35 RANGKASBITUNG

70/20

2013
Add.
Peak
(MW)
Cap.

(MVA)

2014
Add.
Peak
(MW)
Cap.

(MVA)

2015
Add.
Peak
(MW)
Cap.

(MVA)

2016
Add.
Peak
(MW)
Cap.

(MVA)

2017
Add.
Peak
(MW)
Cap.

(MVA)

2018
Add.
Peak
(MW)
Cap.

(MVA)

50.0
49%

120

2019
Add.
Peak
(MW)
Cap.

(MVA)

53.3
52%

2020
Add.
Peak
(MW)
Cap.

(MVA)

56.7
56%

(MVA)

60.5
59%
50.0
49%

120

5.5
22%

6.3
7.1
8.0
8.9
25%
28%
31%
35%
ext 1x60 MVA relokasi dari peruntukan GI Serang 2011
60
136.6
147.4
158.2
120.6
130.1
67%
72%
78%
59%
64%
JBN apbn
120
50.0
54.1
49%
53%
65.8
64%

71.5
70%

27.2
27%

36 RANGKASBITUNG BARU
(GI. Baru)

150/20

37 CIBATU

150/20

60

38 FAJAR SURYA WISESA

150/20

90

39 FAJAR SURYA WISESA II/MUKTIWARI


(GI. Baru)

150/20

40 GANDA MEKAR

150/20

12.1
47%

13.2
52%

14.5
57%

140.8
69%

151.2
74%

137.3
67%

147.3
72%

158.9
78%

58.5
57%

62.5
61%

91.6
60%

97.4
64%

103.9
68%

35.3
35%

38.2
37%

41.4
41%

44.8
44%

48.6
48%

54.1
53%

58.5
57%

63.2
62%

67.6
66%

72.1
71%

76.6
75%

81.7
53%

41.0
40%

45.0
44%

49.3
48%

54.0
53%

58.4
57%

63.0
62%

67.7
66%

73.0
72%

51.0
50%

54.7
54%

58.8
58%

63.3
62%

67.4
66%

71.7
70%

76.1
75%

81.1
80%

38.4
38%

42.2
41%

46.2
45%

50.5
50%

54.3
53%

58.2
57%

62.0
61%

66.3
65%

0.0
0
0
0%
P3B pro percepatan
47.8
120
33.3
37.0
47%
33%
36%
JBN apbn
20.0
60
21.6
39%
42%

41.2
40%

45.6
45%

50.4
49%

54.5
53%

58.8
58%

62.9
62%

67.6
66%

13.3
26%

14.4
28%

15.6
31%

16.6
33%

17.7
35%

18.8
37%

20.1
39%

21.6
42%

23.4
46%

25.0
49%

26.7
52%

28.3
56%

30.2
59%

P3B jproc
60
37.5
37%
P3B jproc
44.3
60
47.7
43%
47%

33.9
33%

31.4
31%

35.0
34%

120

1.1
3%

2.4
7%
JBN adb b-4
37.0
120
40.2
36%
39%

60

3.5
10%

4.9
14%

6.2
18%

7.7
23%

8.9
26%

10.2
30%

11.4
33%

12.7
37%

43.4
43%

46.9
46%

50.7
50%

54.8
54%

58.6
57%

62.5
61%

66.4
65%

70.9
69%

43.4
60
47.1
43%
46%
P3B jproc
JBN apbn
60
60
85.1
82.7
89.5
83%
54%
59%

51.2
50%

55.6
55%

60.4
59%

64.8
64%

69.3
68%

73.8
72%

79.0
77%

97.2
64%

105.5
69%

114.5
75%

122.7
60%

76.2
37%

81.2
40%

87.0
43%

58.4
57%

62.3
61%

109.4
72%

114.6
75%

57.7
113%

60

55.0
54%
2

120

60

32.3
32%

20.0
39%
40

11.0
43%

29.6
29%

50.0
49%

10.0
39%

81.6
53%

P3B jproc-->relokasi dari peruntukan gi kiarapayung


60
79.4
83.0
87.0
52%
54%
57%

91.4
60%

96.1
63%

100.4
66%

104.9
69%

120

120

60

Capacity Balance Distribusi Jawa Barat dan Banten [3/9]


Trafo
Voltage
Total
(kV)
Unit (MVA)

2011
Peak
Add.
(MW)
Cap.

41 JABABEKA

150/20

142.4
70%

42 JABABEKA II/PAMAHAN
(GI. Baru)

150/20

43 TAMBUN

150/20

44 TAMBUN II/PASARKALONG
(GI. Baru)

150/20

45 TAMBUN III/MUSTIKAJAYA
(GI. Baru)

150/20

No.

PUBLIC
SUBSTATION

2012
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

46 PONCOL

180

60

(MVA)

134.4
66%

150

113.7
64%

P3B jproc
60
125.0
70%

82
23

60

18.6
36%

20.5
40%

47 PONCOL BARU

150/20

120

111.4
73%

P3B jproc
60
123.0
80%

48 PONCOL BARU II/BOJONG MENTEN


(GI. Baru)

150/20

49 PONDOK KELAPA

150/20

180

48.5
32%

54.3
35%

50 BEKASI

150/20

240

209.5
103%

131.2
64%

51 BEKASI UTARA
(GI. Baru)

150/20

52 MUARATAWAR
(GI. Baru)

150/20

53 BEKASI II/PINGGIRKALI
(GI. Baru)

150/20

54 CIKARANG

150/20

55 SUKATANI/GOBEL
(GI. Baru)

150/20

56 CIKARANG/LIPPO
(GI. Baru)

150/20

57 BOGORBARU

150/20

58 BOGOR BARU II/TAJUR


(GI. Baru)

150/20

60 BUNAR BARU
(Uprate ke 150 kV)

150/20

(MVA)

139.6
68%

2015
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

145.4
71%

2016
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

151.8
74%

135.9
76%

148.2
73%

2017
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

158.7
78%

uprate 30 ke 60MVA
60
126.5
62%
35.0
34%

70/20

2014
Peak
Add.
(MW)
Cap.

22.4
44%

24.6
48%
JBN uai 2011
60
134.2
146.9
66%
72%

120

26.9
53%
160.6
63%

60

2018
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

140.2
69%
25.0
49%

70/20

59 BUNAR
Uprate ke 150 kV 2014

2013
Peak
Add.
(MW)
Cap.

60

(MVA)

56.2
55%

26.7
52%

28.3
56%

30.2
59%

138.1
68%

148.8
73%

140.0
69%

149.9
73%

161.2
79%

37.9
37%

40.4
40%

63.1
62%

67.1
66%

71.6
70%

29.4
58%

31.7
62%

0.0
0%

175.5
69%

189.1
74%

168.3
66%

180.3
71%

194.0
76%

73.6
72%

78.8
77%

157.7
77%
%

80.3
52%

86.9
57%

93.8
61%

100.7
66%

108.5
71%

144.6
71%
JBN paket-3
120
50 0
50.0
53 9
53.9
49%
53%
JBN ke
50.0
120
53.9
49%
53%

110.0
54%

97.6
48%

84.4
41%

93.2
46%

78.2
38%

86.7
42%

96.7
47%

58.3
58
3
57%

88.0
88
0
58%

95.2
95
2
62%

101.7
101
7
66%

108.5
108
5
71%

115.3
115
3
75%

123.0
123
0
60%

58.3
57%

63.0
62%

93.1
61%

99.5
65%

106.2
69%

112.8
74%

120.3
79%

54.1
53%

58.5
57%

63.2
62%

92.6
60%

98.6
64%

105.2
69%

51.5
50%

52.1
51%

52.7
52%

53.3
52%

53.9
53%

54.5
53%

55.2
54%

34.9
68%

37.7
74%

40.7
80%

43.5
43%

46.5
46%

49.3
48%

52.6
52%

32.1
63%

34.7
68%

37.5
73%

40.0
79%

42.7
42%

45.4
44%

48.4
47%

114.1
56%

123.6
61%
6
%

134.0
66%

118.4
58%

126.4
62%

134.3
66%

143.3
70%
0%

120

54.1
53%

58.5
57%

87.5
57%

93.3
61%

99.1
65%

105.8
69%

120

63.7
62%

69.4
68%

74.6
73%

80.1
79%

85.6
56%

50.5
49%

51.0
50%

P3B jproc
60
140.1
69%

151.3
74%
%

50.0
49%
2

60

45.0
88%

120

72.9
48%

JBN apln
60
32.2
63%
JBN apln
27.5
60
29.6
54%
58%
180

(MVA)

156.1
77%

66.2
43%

29.9
59%

(MVA)

150.3
74%

59.9
39%

50.0
49%
120

2020
Peak
Add.
(MW)
Cap.

145.2
71%

69.1
68%

2019
Peak
Add.
(MW)
Cap.

49.4
97%

53.7
70%

30

120

60

60

60

60

60

60

0.0
0%
58.5
57%

60

91.8
60%

60

Capacity Balance Distribusi Jawa Barat dan Banten [4/9]


No.

PUBLIC
SUBSTATION

Trafo
Voltage
Total
(kV)
Unit (MVA)

2011
Peak
Add.
(MW)
Cap.

2012
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

61 CIAWI
Uprate ke 150 kV 2011

70/20

62 CIAWI BARU
(Uprate ke 150 kV)

150/20

63 CIAWI BARU II/CISARUA


(GI. Baru)

150/20

64 KEDUNGBADAK
Uprate ke 150 kV 2012

70/20

65 KEDUNGBADAK BARU
(Uprate ke 150 kV)

150/20

66 KRACAK

70/20

82
24

67 KRACAK BARU
(Uprate ke 150 kV)

150/20

68 BOGOR KOTA
(GIS. Baru)

150/20

69 CIANJUR

150/20

70 CIANJUR II/RAJAMANDALA
(GI. Baru)

150/20

71 CIANJUR III/CIPANAS
(GI. Baru)

150/20

72 TANGGEUNG
(GI. Baru)

70/20

73 CIBABAT GIS

150/20

74 CIBABAT II/LEUWIGAJAH
(GI Baru)
(GI.

150/20

75 CIBABAT III/GUNUNGBATU
(GI. Baru)

150/20

76 LAGADAR

150/20

77 LAGADAR II/BOJONG
((GI. Baru))

150/20

78 PADALARANG BARU

150/20

79 PADALARANG BARU II/NGAMPRAH


(GI. Baru)

150/20

80 CIBEUREUM

150/20

80

2013
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2014
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2015
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

2016
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

(MVA)

P3B apln
120
82.0
80%

89.9
88%

99.0
65%

60

108.7
71%

69.3
45%
50.0
49%

50

20

46.8
110%

120

(MVA)

2019
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

23.8
140%

52.2
52
2
51%

JBN adb b-5


120
57 5
57.5
56%

63.5
63
5
62%

(MVA)

100.3
66%

120

75.5
49%

81.9
54%

88.4
58%

95.7
63%

53.4
52%

57.0
56%

60.6
59%

64.6
63%

89.9
89
9
59%

96.5
96
5
63%

104.1
104
1
68%

8.9
52%

10.5
62%

0.0
0%

50.0
49%

JBN paket-3
120
53.9
53%

58.3
57%

P3B jproc
60
112.5
74%

124.1
81%

137.3
67%

60

25.4
50%

60

60

76.9
76
9
75%

83.3
83
3
54%

14.3
28%

16.5
32%

18.6
36%

20.7
41%

22.9
45%

63.0
62%

68.1
67%

72.8
71%

77.7
76%

82.5
54%

151.3
74%

116.5
57%

126.8
62%

137.4
67%

97.8
48%

106.3
52%

53.4
52%

57.0
56%

60.6
59%

64.6
63%

120

50.0
49%
DJBB apln
30
14.4
15.7
56%
61%
180

105.6
69%

112.3
73%
JBN paket-2
120
50.0
54.4
49%
53%

16.9
66%

18.3
72%

19.7
77%

21.3
42%

118.7
78%

71.1
46%

74.6
49%

58.6
57%

63.4
62%
55.0
54%

150

89.5
59%

P3B jproc
60
97.5
64%

105.3
69%

114.0
75%

120

30

120

112.7
63%

P3B jprocuprate 30 ke 60 MVA


120
121.2
129.2
68%
72%

138.2
68%

60

46.8
46%

JBN adb b-6


60
51.8
51%

56.6
56%

62.1
61%

120

88.0
58%

53.3
52%

24.3
48%

25.8
51%

27.6
54%

78.3
51%

81.9
54%

85.6
56%

89.3
58%

93.6
61%

68.5
67%

74.1
73%

79.2
78%

84.5
55%

89.8
59%

95.8
63%

59.5
58%

64.3
63%

68.7
67%

73.3
72%

77.9
76%

83.1
54%

133.7
66%

143.0
70%

152.7
75%

112.4
55%

120.1
59%

123.4
61%

60

uprate 30 ke 60 MVA
60
147.8
72%

108.2
53%
50.0
49%

60

22.8
45%

60

50.0
49%
3

(MVA)

69.9
69
9
69%

50.0
49%

2020
Peak
Add.
(MW)
Cap.

0.0
0%

12.4
24%

2018
Peak
Add.
(MW)
Cap.

0.0
0%
73.7
72%

2017
Peak
Add.
(MW)
Cap.

67.9
67%

74.3
73%

120

120

53.3
52%

114.0
56%

120.0
59%

125.8
62%

132.4
65%

53.4
52%

57.0
56%

60.6
59%

64.6
63%

80.0
78%

86.0
56%

91.9
60%

98.6
64%

60

60

Capacity Balance Distribusi Jawa Barat dan Banten [5/9]


Trafo
Voltage
Total
(kV)
Unit (MVA)

2011
Peak
Add.
(MW)
Cap.

81 MANDIRANCAN

150/20

82 MANDIRANCAN BARU
(GI. Baru)

150/20

83 SUNYARAGI

No.

PUBLIC
SUBSTATION

2012
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

60

42.6
42%

150/20

120

87.3
57%

84 JATIBARANG

150/20

120

53.8
53%

85 HAURGEULIS

150/20

120

70/20

70

86 ARJAWINANGUN

87 ARJAWINANGUN BARU
(Uprate ke 150 kV)

150/20

88 BABAKAN
Uprate ke 150 kV 2014

70/20

89 BABAKAN BARU
(Uprate ke 150 kV)
90 CANGKRING

82
25

91 CANGKRING BARU/KAPETAKAN
(Uprate ke 150 kV)
92 INDRAMAYU
Uprate ke 150 kV 2016
93 INDRAMAYU BARU
(Uprate ke 150 kV)
94 KUNINGAN
Uprate ke 150 kV 2014

(MVA)

(MVA)

80

30

90

86.9
57%

94.0
61%

101.6
66%

109.7
72%

117.0
76%

124.6
61%

41.3
45.2
49.6
54.3
59.2
40%
44%
49%
53%
58%
P3B jproc relokasi ke GI ParungP3B uai 2011 relokasi dari GI Parungmulya
53.5
52.4
58.2
60
64.9
72.1
80.1
52%
51%
38%
42%
47%
52%

63.5
62%
87.6
57%

54.6
92%

60.1
101%

42.5
62%

32.0
47%

35.7
52%

27.3
107%

30.7
121%

34.0
133%

41.2
54%

38.3
50%

42.3
55%

95 KUNINGAN BARU
(Uprate ke 150 kV)

150/20

96 CIKEDUNG
(GI. Baru)

150/20

97 KANCI
((GI. Baru))

150/20

98 CIMANGGIS

150/20

99 CIMANGGIS II/TENGAH
(GI. Baru)

150/20

## DEPOK / RAWADENOK

150/20

70

50.1
65%

P3B jproc
30
50.0
65%

55.2
72%

JBN paket-3
60
36.0
71%
JBN apln
60
29.9
32.2
59%
63%
3

180

60

120.5
79%

61.6
60%

78.7
51%

82.6
54%
JBN apbn
50.0
120
53.9
49%
53%

P3B jproc
60
68.7
67%

75.4
74%

(MVA)

(MVA)

109.5
72%

121.1
79%

132.0
65%

140.4
69%

68.0
67%

72.2
71%

77.1
76%

95.5
62%

103.6
68%

112.8
74%

92.7
61%

99.1
65%

106.4
70%

60

120

72.8
71%

79.9
78%

86.2
56%

60

120

44.2
43%

48.9
48%

53.2
52%

57.5
56%

61.8
61%

66.7
65%

120

41.7
41
7
41%

46.1
46
1
45%

50.0
50
0
49%

54.1
54
1
53%

58.2
58
2
57%

62.8
62
8
62%

51.4
67%

0.0
0%
61.1
60%

65.8
65%

70.5
69%

75.8
74%

74.2
73%

80.2
79%

86.5
57%

92.7
61%

99.7
65%

45.6
45%

48.7
48%

51.9
51%

55.2
54%

58.9
58%

46.5
46%

49.3
48%

52.6
52%
2
91.7
60%

0.0
0%

0.0
0%

46.7
61%

120

0.0
0%
61.1
60%

33.4
66%

99.4
65%

2020
Peak
Add.
(MW)
Cap.

0.0
0%

56.5
55%
3

60

2019
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

P3B jproc
60
80.6
53%

150/20

70/20

(MVA)

89.7
59%

37.7
37
7
37%
3

(MVA)

2018
Peak
Add.
(MW)
Cap.

80.7
79%

39.8
39%
1

(MVA)

2017
Peak
Add.
(MW)
Cap.

71.4
70%

150/20

70/20

(MVA)

2016
Peak
Add.
(MW)
Cap.

63.1
62%

66.2
65%
3

2015
Peak
Add.
(MW)
Cap.

55.5
54%

150/20

70/20

2014
Peak
Add.
(MW)
Cap.

49.0
48%

48.9
82%

60

2013
Peak
Add.
(MW)
Cap.

120

67.4
66%

39.0
76%

42.1
41%

34.9
68%

37.7
74%

40.8
80%

43.5
43%

86.8
57%

91.3
60%

95.9
63%

99.9
65%

103.8
68%

107.5
70%

58.3
57%

63.0
62%

68.1
67%

72.8
71%

77.7
76%

82.5
54%

60

108.0
71%

91.3
60%

100.3
66%

108.4
71%

116.9
76%

125.3
61%

60

134.9
66%

83.1
54%

60

60

60

60

Capacity Balance Distribusi Jawa Barat dan Banten [6/9]


Trafo
Voltage
Total
(kV)
Unit (MVA)

2011
Peak
Add.
(MW)
Cap.

101 SERPONG

150/20

54.5
36%

102 CISEENG
(GI. Baru)

150/20

103 GANDUL

150/20

120

27.2
27%

29.4
29%

31.4
31%

33.8
33%

70/20

90

48.7
64%

54.9
72%

60.9
80%

0.0
0%

No.

PUBLIC
SUBSTATION

2012
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

104 DEPOK BARU


Uprate e 150 kV 2014
105 DEPOK BARU 150 KV/GIS
(Uprate ke 150 kV)
106 GANDARIA

180

2013
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

60.9
40%

(MVA)

67.1
44%

67.6
66%

70/20

90

107 G A R U T

150/20

90

108 GARUT II
(GI. Baru)

150/20

70/20

110 MALANGBONG BARU


(Uprate ke 150 kV)

150/20

2015
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

49.2
32%
25.0
49%

150/20

109 MALANGBONG
Uprate e 150 kV 2013

2014
Peak
Add.
(MW)
Cap.

60

120

2016
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

(MVA)

83.8
55%

27.0
53%

29.2
57%

31.2
61%

33.3
65%

35.4
69%

37.8
74%

36.3
36%

39.0
38%

41.5
41%

44.1
43%

46.7
46%

49.6
49%

74.9
73%

82.7
54%

89.8
59%

97.2
64%

104.5
68%

112.8
74%

30.7
40%

33.1
43%

35.5
46%

38.2
50%

118.6
78%

128.2
63%

112.6
55%

121.7
60%

17.1
22%

19.2
21.1
23.4
25.7
28.3
25%
28%
31%
34%
37%
P3B jproc ext 60 MVA relokasi k P3B uai 2011 ext 60 MVA relokasi dari Sukamandi
65.5
60
73.5
81.3
60
90.0
99.3
109.5
64%
72%
53%
59%
65%
72%

60

51.2
100%

51.4
101%

56.8
56%

82
26

19.8
19
8
78%

29.9
29
9
70%

32.6
32
6
48%

20.5
48%

22.8
54%

25.3
59%

27.9
66%

30.4
71%

32.9
77%

141.2
69%

146.3
72%

151.7
74%

157.5
77%

162.5
80%

167.6
66%

68.8
67%

74.0
73%

79.5
78%

85.5
56%

90.9
59%

113 CIBINONG

150/20

210

114 SENTUL

150/20

60

115 JATIRANGGON

150/20

60

16.0
31%

17.3
34%

18.5
36%

19.9
39%

21.4
42%

23.0
45%

70/20

60

50.1
98%

24.8
49%

27.2
53%

30.0
59%

33.1
65%

70.0
69%

JBN apln
120
75.4
74%

81.6
53%

88.2
58%

107.6
70%

112.5
74%

118.1
77%

120 TEGAL HERANG

150/20

180

17.7
17
7
70%

P3B jproc
30
18.5
44%
P3B jproc
168.5
60
136.6
83%
67%
P3B jproc
60
59.3
64.1
58%
63%
16.4
39%

102.5
67%

60

124.0
61%

60

83.1
54%

60

69.6
76.7
68%
75%
uprate 10 ke 30 uprate 10 ke 30 MVA
30
22 1
22.1
24 6
24.6
27 3
27.3
52%
58%
64%

20

15.7
15
7
61%

JBN uai 2011


120
63.0
62%

150/20

60

60

26.7
52%

0.0
0%

70/20

119 DAWUAN II/CIPASANGGRAHAN


(GI. Baru)

60

25.0
49%
3

(MVA)

77.4
51%

112 SUMADRA

150/20

(MVA)

71.8
47%

30

118 DAWUAN

(MVA)

2020
Peak
Add.
(MW)
Cap.

66.1
43%

150/20

(MVA)

2019
Peak
Add.
(MW)
Cap.

60.7
40%

70/20

117 CILEUNGSI II/JONGGOL


(GI. Baru)

2018
Peak
Add.
(MW)
Cap.

54.7
36%

111 PEMEUNGPEUK

116 CILEUNGSI

2017
Peak
Add.
(MW)
Cap.

89.7
59%
30

96.3
63%

103.7
68%

35.3
35
3
52%

38.3
38
3
56%

35.5
52%

38.4
56%

172.6
68%

178.2
70%

96.5
63%

102.0
67%

108.2
71%

24.5
48%

26.0
51%

27.4
54%

29.1
57%

36.5
72%

40.0
78%

43.7
57%

47.7
62%

52.2
68%

95.4
62%

101.9
67%

108.8
71%

115.5
76%

123.3
60%

130.5
64%

136.4
67%

142.6
70%

148.7
73%

105.7
52%

60

60

30

30

50.0
49%
1

60

55.7
55%

P3B jproc
60
61.1
60%

66.3
65%

72.2
71%

78.6
77%

85.5
56%

60

91.7
60%

98.3
64%

104.7
68%

112.1
73%

60

120

Capacity Balance Distribusi Jawa Barat dan Banten [7/9]


Trafo
Voltage
Total
(kV)
Unit (MVA)

2011
Peak
Add.
(MW)
Cap.

121 KOSAMBI BARU

150/20

94.5
62%

122 KOSAMBI BARU II/CILAMAYA


(GI. Baru)

150/20

123 PERURI

150/20

75

45.6
40%

124 MEKARSARI

150/20

120

43.3
42%

125 TELUKJAMBE

150/20

120

126 PINAYUNGAN

150/20

180

127 KIARAPAYUNG

150/20

90

128 MALIGI

150/20

60

129 PARUNGMULYA

150/20

60

70/20

70

No.

PUBLIC
SUBSTATION

2012
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

130 RENGAS DENGKLOK


Uprate e 150 kV 2014

82
27

131 RENGAS DENGKLOK BARU


(Uprate ke 150 kV)

150/20

132 CIKASUNGKA

150/20

133 CIKASUNGKA II/NAGREG


(GI. Baru)

150/20

134 BANDUNG SELATAN

150/20

135 PATUHA
(GI. Baru)

150/20

136 BANDUNG SELATAN II/SOREANG


(GI. Baru)

150/20

137 RANCAKUSUMBA

150/20

138 RANCAKUSUMBA II/SANGIAN


(GI. Baru)

150/20

139 PANASIA

150/20

140 PANASIA II/BOJONGSARI


(GI. Baru)

150/20

120

60

2013
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

104.1
68%

2014
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

113.3
74%

2015
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

123.6
61%

60

2016
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

134.8
66%

2017
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

146.9
72%

2018
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

157.9
77%

2019
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

169.3
66%

60

2020
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

180.7
71%

(MVA)

168.6
66%
25.0
49%

60

48.0
42%

50.2
44%

52.8
46%

55.6
48%

58.5
51%

61.2
53%

64.0
56%

66.8
58%

69.9
61%

43.7
43%

44.2
43%

44.7
44%

45.2
44%

45.8
45%

46.3
45%

46.9
46%

47.4
46%

48.1
47%

112.9
74%

120.1
79%

126.6
62%

133.4
65%

140.1
69%

147.7
72%

142.8
70%

148.9
73%

154.4
76%

160.2
79%

165.9
65%

33.6
44%

35.8
47%

37.7
49%

39.8
52%

41.9
55%

44.2
58%

51.9
55.3
51%
54%
ke GI Haurgeulis
67.3
72.1
66%
71%

58.3
57%

61.4
60%

64.5
63%

68.0
67%

76.3
75%

80.8
79%

85.2
56%

94.3
62%

101.4
66%

109.5
72%

144.5
71%

103.9
51%

111.3
55%

P3B jproc
60
94.6
100.1
106.3
62%
65%
69%
P3B jproc
60
122.3
127.2
131.9
137.1
60%
62%
65%
67%
P3B jproc--> direlokasi ke gi gandamekar
26.2
27.9
29.6
31.5
34%
37%
39%
41%
P3B jproc
40.8
60
43.5
46.0
48.9
40%
43%
45%
48%
P3B jprocrelokasi dari GI HaurgeuP3B uai 2011 -- relokasi
51.6
60
55.3
58.9
63.0
51%
54%
58%
62%
P3B jproc
30
47.6
53.6
59.3
0.0
70%
79%
87%
0%
88.9
58%

65.7
64%
2

120

84.2
55%

P3B jproc
60
91.7
60%

99.1
65%

120

107.4
70%

72.7
71%

80.2
79%

116.3
76%

126.1
62%

87.1
57%
60

135.1
66%

60

60

50.0
49%
3

180

P3B jproc
60
126.4
2
62%
JBN jproc apln
60
16.0
17.4
31%
34%

114.8
56%

180

89.2
58%

98.0
64%

60

39.8
78%

39.8
78%

120

90.2
59%

53.3
52%

100.4
49%

110.2
54%

120.8
59%

130.7
64%

141.0
69%

126.4
62%
2

136.6
67%

18.8
37%

20.3
40%

21.9
43%

23.7
47%

25.3
50%

27.0
53%

28.7
56%

30.6
60%

54.1
53%

58.5
57%

62.5
61%

66.6
65%

95.8
63%

138.1
68%

148.5
73%

109.3
54%

117.0
57%

125.7
62%

53.1
52%

56.7
56%

40.5
79%

40.7
80%

106.6
70%

116.3
76%

120

126.8
62%

60

50.0
49%
1

60

172.3
68%

137.7
67%

50.0
49%
3

60

39.9
78%

40.0
78%

40.1
79%

40.2
79%

40.3
79%

40.4
79%

120

60

102.2
67%

60

Capacity Balance Distribusi Jawa Barat dan Banten [8/9]


Trafo
Voltage
Total
(kV)
Unit (MVA)

2011
Peak
Add.
(MW)
Cap.

141 KAMOJANG

150/20

30

21.8
85%

24.4
96%

142 MAJALAYA

70/20

70

50.6
85%

54.5
92%

No.

PUBLIC
SUBSTATION

2012
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

143 MAJALAYA BARU


(Uprate ke 150 kV)
144 SANTOSA

20

145 SUKAMANDI

150/20

60

146 CIRATA BARU

150/20

20

147 CIKUMPAY

150/20

120

148 CIKUMPAY II/SADANG


(GI. Baru)

150/20

149 PABUARAN

150/20

60

70/20

60

82
28

152 PURWAKARTA

153 JATILUHUR BARU


(GI. Baru)

150/20

154 CIBADAK BARU

150/20

155 CIBADAK BARU II/CICURUG


(GI. Baru)

150/20

156 PELABUHAN RATU


Uprate ke 150 kV
157 PELABUHAN RATU BARU
(Uprate ke 150 kV)
158 LEMBURSITU
Uprate ke 150 kV 2012

(MVA)

26.9
53%

70/20

120

19.6
115%

80.4
53%

40

37.0
109%

159 LEMBURSITU BARU


(Uprate ke 150 kV)

150/20

160 SURADE
(GI. Baru)

150/20

90

73.1
96%

(MVA)

80.8
79%

85.3
56%

60

90.6
59%

22.7
67%

24.6
72%

26.6
78%

28.6
48%

30

30.9
52%

91.1
60%

98.8
65%

106.6
70%

115.5
76%

26.1
38%

28.3
42%

30.7
45%

33.0
49%

35.7
52%

76.6
50%

80.5
53%

84.6
55%

88.5
58%

93.0
61%

54.1
53%

58.5
57%

62.5
61%

66.6
65%

70.8
69%

75.5
74%

65.8
65%

69.7
68%

73.1
72%

76.7
75%

80.2
79%

84.2
55%

67.5
67
5
66%

74.2
74
2
73%

80.3
80
3
79%

86.8
86
8
57%

93.2
93
2
61%

100.5
100
5
66%

1.3
8%

1.4
8%

1.5
9%

1.5
9%

1.6
9%

1.7
10%

1.8
10%

23.3
46%

25.2
49%

27.3
53%

29.1
57%

31.1
61%

33.0
65%

35.2
69%

104.6
68%

113.9
74%

74.0
48%

79.6
52%

85.6
56%

91.4
60%

98.1
64%

53.4
52%

57.0
56%

60.6
59%

64.6
63%

0.0
0%

120

120

83.6
55%

40.4
40%

60

120

60

44.8
58%

(MVA)

76.2
75%

55.7
73%

0.0
0%
JBN apbn
41.4
120
45.6
41%
45%

30

71.7
70%

62.3
61%

96.0
63%

(MVA)

2020
Peak
Add.
(MW)
Cap.

66.8
66%

120

50.0
49%

150/20

70/20

P3B jproc
60
88.4
58%

(MVA)

2019
Peak
Add.
(MW)
Cap.

41.8
55%

59.0
58%

1.2
1.3
7%
8%
JBN apbn
20.0
60
21.6
39%
42%

(MVA)

2018
Peak
Add.
(MW)
Cap.

38.8
76%

P3B ex sumadra
20
15.2
16.8
18.6
20.6
45%
49%
55%
60%
P3Bjproc relokasi dari peruntuk P3B uai 2011 direlokasikan ke Garut
60
49.3
55.4
61.4
68.2
75.6
48%
54%
60%
67%
74%
P3Bjproc
60
15.8
17.7
19.5
21.5
23.7
23%
26%
29%
32%
35%
P3B jproc
96.8
60
103.8
110.6
68.1
72.2
63%
68%
72%
45%
47%

P3B jproc
60
56.1
55%
P3B jproc
30
45.6
50.7
60%
66%

2017
Peak
Add.
(MW)
Cap.

35.9
70%

61.4
61
4
60%
20

(MVA)

13.5
40%

53.0
52%

2016
Peak
Add.
(MW)
Cap.

32.7
64%

50.0
49%

2015
Peak
Add.
(MW)
Cap.

(MVA)

60

29.7
58%
P3B uai 2011
30
58.2
0.0
86%
0%

150/20

70/20

2014
Peak
Add.
(MW)
Cap.

62.4
61%
1

151 SUBANG BARU


(Uprate ke 150 kV)

(MVA)

150/20

70/20

150 SUBANG

2013
Peak
Add.
(MW)
Cap.

48.1
63%

34.7
34%

38.5
38%

41.9
41%

45.5
45%

49.0
48%

52.9
52%

93.5
61%

101.3
66%

108.0
71%

114.8
75%

121.2
79%

128.5
63%

21.6
42%

23.1
45%

24.7
48%

26.2
51%

27.9
55%

60

0.0
0%
80.6
79%

P3B apln
120
87.5
86%

95.3
62%

60

20.0
39%

60

60

Capacity Balance Distribusi Jawa Barat dan Banten [9/9]


Trafo
Voltage
Total
(kV)
Unit (MVA)

2011
Add.
Peak
Cap.
(MW)

161 RANCAEKEK

150/20

142.4
70%

162 GITET UJUNGBERUNG/CIMANGGUNG


(GI. Baru)

150/20

No.

PUBLIC
SUBSTATION

2012
Add.
Peak
Cap.
(MW)

(MVA)

163 SUMEDANG

70/20

164 SUMEDANG BARU


Uprate ke 150 kV
165 KADIPATEN

168 PARAKAN KONDANG


(GI. Tidak operasi 2018)

60

70/20

150/20

170 CIKIJING
(GI. Baru)

150/20

50

36.0
85%

90

59.9
78%

10

82
29

150/20

30

20.7
81%

175 BANJAR

150/20

70/20

(MVA)

90

54.8
43%

90

51.3
51
3
40%

30

26.3
62%

P3B jproc
60

P3B jproc
60
P3B jproc
30

2017
Add.
Peak
Cap.
(MW)

(MVA)

2018
Add.
Peak
Cap.
(MW)

(MVA)

(MVA)

2020
Add.
Peak
Cap.
(MW)

(MVA)

(MVA)

108.6
53%

109.9
54%

111.4
55%

112.7
55%

114.4
56%

60

42.0
41%

42.4
42%

42.9
42%

43.3
42%

43.7
43%

44.2
43%

120

54.3
54
3
53%

59.8
59
8
59%

64.7
64
7
63%

69.8
69
8
68%

74.9
74
9
73%

80.7
80
7
79%

60

91.8
60%

99.7
65%

107.9
71%

116.0
76%

125.3
61%

30

10.8
42%

11.8
46%

12.8
50%

13.8
54%

14.9
59%

31.0
61%

33.5
66%

35.8
70%

38.2
75%

117.4
66%
12.0

129.2
72%
12.9

115.0
64%
13.8

124.4
70%
14.8

24.9
33%

27.6
36%

30.4
40%

33.0
43%

62.4
49%

0.0
0%

JBN uai 2011


120
75.1
74%
P3B uai 2011
7.9
20
8.8
46%
52%

83.1
54%

24.6
48%

JBN paket-3
60
26.5
52%

28.7
56%

87.1
68%
9.5

96.2
75%
10.2

106.4
60%
11.1

20.3
79%

22.5
29%

55.5
44%

61.7
48%

68.8
54%

76.4
60%

84.7
66%

92.2
72%

100.1
79%

57.6
57
6
45%

63.6
63
6
50%

70.5
70
5
55%

77.8
77
8
61%

85.8
85
8
67%

93.1
93
1
73%

100.7
100
7
56%

29.6
70%

32.8
77%

36.5
54%

40.4
59%

44.6
66%

48.5
71%

27.6
41%

P3B jproc
60

60

30

25.0
49%
JBN paket-3
12.5
30
13.5
49%
53%

60

0.0
0%

150/20

150/20

2019
Add.
Peak
Cap.
(MW)

0.0
0%

7.1
84%

P3B jproc
60

2016
Add.
Peak
Cap.
(MW)

107.0
52%

9.7
38%

86.4
68%

150/20

178 KARANGNUNGGAL
(GI. Baru)

41.6
41%

61.0
80%

6.3
74%

105

174 CIAMIS II/KAWALI


(GI. Baru)

177 PANGANDARAN BARU/CIKATOMAS


(GI. Baru)

30.3
59%
P3B uai 2011
40.4
30
44.5
68%
75%

JBN apln
60

2015
Add.
Peak
Cap.
(MW)

(MVA)

105.6
52%

67.6
66%

150/20

176 PANGANDARAN

(MVA)

49.3
49
3
48%

150/20

173 CIAMIS

2014
Add.
Peak
Cap.
(MW)

115.2
56%

30.0
59%

Alih beban ke Karangnunggal 2012


172 NEW TASIK

(MVA)

114.0
56%

150/20

169 PARAKAN KONDANG BARU


Uprate ke 150 kV

171 TASIKMALAYA

180

150/20

70/20

167 KADIPATEN BARU


Uprate ke 150 kV

2013
Add.
Peak
Cap.
(MW)

14.6
57%

15.8
62%

17.0
67%

18.2
71%

40.6
43.3
80%
42%
uprate 30 ke 60 MVA
133.8
60
144.5
66%
71%
15.7
16.7
60

66.7
52%
108.0
60%

60

60

19.4
76%

71.6
56%
60

117.0
66%

108.2
108
2
61%

116.8
116
8
65%

30.1
44%

32.9
48%

26.6
52%

28.3
56%

20.6
40%

60

30

22.0
43%

Total Region I

71

3,290

#####

960

#####

1,140

#####

150

#####

1,020

#####

180

#####

420

3,383.5

240

3,613.7

210

#####

300

4,104

360

Total Region II

137

6,120

#####

2,480

#####

960

#####

590

#####

1,920

#####

510

#####

870

6,864.1

720

7,345.6

1,260

7,799

870

8,316

720

208

9,410

#####

3,440

#####

2,100

#####

740

#####

2,940

#####

690

#####

1,290

#####

960

#####

1,470

#####

1,170

12,420

1,080

Total Distribusi Jabar & Banten

Capacity Balance Distribusi Jawa Tengah dan DIY [1/5]


2011
No.

Gardu Induk

Peak

2012

Add

Peak

2013

Add

Peak

2014

Add

Peak

2015

Add

Peak

TAMBAK LOROK PLTU

TAMBAK LOROK BARU 2017

KRAPYAK

55.6
59%

61.0
65%

PANDEAN LAMPER
63.2
31.5 MVA rusak diganti 16 MVA eks Klate
81%

68.6
59%

PANDEAN LAMPER BARU 2017

SRONDOL

36.7
70%

39.2
38%

64.0
88%

69.9
71%

WELERI

22.3
57%

KALIWUNGU

PURWODADI

60.0

60.0

76.7
51%

60

83.6
56%

67.1
72%

73.4
58%

74.8
65%

81.0
70%

91.7
61%

60

88.3
53%

86.3
58%

61.8
41%

67.8
45%

29.0
57%

60

31.62
62%

66.7
65%

88.5
69%

96.1
54%

60

105.1
59%

115.0
64%

126.6
71%

95.7
57%

73.9
44%

80.04
48%

86.7
52%

94.5
57%

31.42
31%

34.0
33%

37.1
36%

120

60

73.2
72%

83
30

36.18
47%

38.7
51%

41.7
55%

65.7
55%

71.2
60%

77.78
65%

84.9
56%

83.4
65%

88.2
69%

94.02
61%

1.39
10%

1.49
11%

1.6
12%

89.5
59%

97.7
64%

60.1
47%

65.4
51%

70.7
55%

63.2
62%

69.3
68%

76.4
75%

83.8
55%

57.3
57
3
56%

62.5
62
5
61%

68.6
68
6
67%

33.9
66%

36.4
71%

38.8
38%

16.39
24%

17.57
26%

30.2
59%
%

32.3
63%
%

83.1
81%

89.21
58%

74.4
97%

80.13
79%

50.2
42%

54.8
46%

60.2
51%

59.6
58%

63.7
62%

68.4
67%

72.9
71%

78.2
61%

1.1
8%

1.2
9%

1.30
10%

62.1
61%

68.0
67%

74.7
73%

81.5
53%

12 SAYUNG

47.2
37%

51.1
40%

55.6
44%

13 SIMPANG LIMA

52.2
102%

57.3
56%

60.0

14 RANDU GARUT

47.6
47
6
93%

52.11
52
51%

60

15 PUDAK PAYUNG

31.7
62%

1.1
8%

15.33
23%

16

60

60.0

60

60

60

60

60

93.3
61%

100.2
66%

107.5
70%

1.68
12%

1.8
13%

1.9
14%

105.8
69%

115.54
76%

126.1
82%

138.5
91%

75.8
59%

82.00
64%

88.6
70%

96.4
54%

91.1
60%

99.85
65%

109.4
72%

120.7
79%

75.0
75
0
73%

81.2
81
2
80%

88.62
88
62
58%

96.7
96
7
63%

106.2
106
2
69%

41.6
41%

44.4
43%

46.9
46%

50.01
49%

53.3
52%

57.2
56%

18.74
28%

20.10
30%

21.44
32%

22.67
33%

24.17
36%

25.77
38%

27.64
41%

34.7
68%
%

37.0
72%
%

39.6
39%
%

42.3
41%
%

60

96.1
63%

102.9
67%

110.8
72%

118.7
78%

44.7
44%
%
1104
126.0
82%

47.68
47%
%
###
134.91
88%

50.8
50%
%
1282
144.4
94%

54.5
53%
%
1390
155.5
102%

60

86.6
57%

93.0
61%

87.3
57%

93.8
61%

99.9
65%

107.28
70%

99.1
65%

107.0
70%

14.1
28%

15.0
29%

16.14
32%

33.5
66%

36.1
71%

60

60.0

60

13.1
26%

60

60

60

Add

Trafo Load Trafo Load Trafo


(MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

33.8
44%

45.6
67%

20 PATI BARU 2015

Peak

31.8
42%

41.7
61%

19 PATI

2020

Add

66.1
64%

29.7
39%

18 KUDUS

Peak

61.7
60%

27.6
71%

2008

Load
(MW)

2019
Add

57.84
56%

25.8
66%

17 MRANGGEN

60

79.2
53%

Peak

54.3
53%

23.9
61%

2008

2018

Add

51.3
50%

48.1
47%

16 BUKIT SMG BARU

Peak

29.0
28%
44.8
43%

KALISARI

2017

Add

100.0
67%

80.8
63%

42.1
41%

11

Peak

Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

10 KEDUNGOMBO PLTA

2016

Add

60

60

Capacity Balance Distribusi Jawa Tengah dan DIY [2/5]


2011
No.

Gardu Induk

Peak

2012

Add

Peak

2013

Add

Peak

Add

2014
Peak

Add

2015
Peak

2016

Add

Peak

Add

2017
Peak

2018

Add

Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

21 REMBANG

42.2
55%

46.20
60%

22 BLORA

30.4
78%

33.43
37%

23 CEPU

21.5
70%

23.49
55%

24 JEPARA

51.9
51
9
51%

25 JEKULO

37.0
48%

60

50.7
66%

55.4
72%

60.8
48%

60

36.9
41%

40.4
45%

30

25.7
61%

55.50
55
50
54%

60

Peak
Load
(MW)

2019
Add

Peak

2020

Add

Peak

Add

Trafo Load Trafo Load Trafo


(MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

66.4
52%

72.0
56%

78.55
62%

85.7
67%

94.2
62%

60

44.5
49%

48.8
54%

53.1
59%

58.16
65%

63.7
71%

70.3
55%

60

28.0
66%

30.7
72%

33.5
79%

36.2
85%

39.47
93%

43.0
101%

47.1
111%

59.5
59
5
58%

63.5
63
5
62%

68.11
68
67%

72.6
72
6
71%

76.8
76
8
50%

81.87
81
87
54%

87.3
87
3
57%

93.6
93
6
61%

39.27
51%

41.9
55%

44.3
58%

47.3
62%

50.1
65%

52.6
69%

55.77
44%

59.1
46%

63.0
49%

22.36
29%

24.0
31%

25.6
33%

27.4
36%

29.3
38%

30.9
38%

32.98
43%

35.2
46%

37.7
49%

70.8
76%
6%

76.8
53%
%

83.99
58%
%

91.8
64%

101.0
70%
%

94.1
61%

101.2
66%

109.85
72%

119.2
78%

130.1
64%

60 0
60.0

60

83
31

26 TJ. JATI 2011

20.9
41%

27 UNGARAN

44.7
70%
%

49.0
53%
%

60

53.9
58%
%

58.9
64%

64.8
70%
%

28 BERINGIN

61.6
81%

67.1
66%

60

73.2
72%

79.4
78%

86.7
57%

29 BAWEN

53.2
42%

58.3
46%

64.1
50%

70.0
55%

77.0
60%

84.1
66%

91.2
72%

99.64
78%

108.9
61%

30 PALUR

136.1
89%

115.2
75%

126.0
82%

106.1
69%

116.0
76%

126.2
83%

107.2
70%

116.52
76%

126.7
83%

138.6
91%

0.0

33.2
47%

55.3
78%

90.8
129%

99.1
140%

107.5
152%

144.7
102%

157.0
111%

170.4
121%

186.0
132%

72.3
63%

77.9
67%

65.2
56%

70.0
61%

75.7
65%

81.4
70%

57.7
50%

62.01
54%

66.6
58%

72.0
62%

0.00

0.00

0.0

0.0

72.5

78.85

85.7

93.8

0.00
0
00
0%

0.00
0
00
0%

0.00
0
00
0%

0.00
0
00
0%

0.00
0
00
0%

0%

0.00
0
00
0%

0.00
0
00
0%

70.2
55%

70.2
55%

76.8
60%

83.5
65%

90.1
71%

97.95
77%

106.5
70%

59.9
59%

66.1
65%

72.4
71%

79.8
52%

87.5
57%

95.1
62%

104.25
68%

114.2
75%

125.9
82%

37.0
48%

40.5
53%

44.7
58%

49.0
64%

53.3
70%

58.36
76%

64.0
84%

70.5
92%

18.3
36%

20.0
39%

22.1
43%

24.2
47%

26.3
52%

28.9
57%

31.6
62%

34.9
68%

56.6
55%

62.0
61%

55.2
54%

60.6
59%

65.8
65%

72.14
71%

79.1
78%

87.1
57%

60

49.0
48%

71.2
70%

90.1
59%

96.8
63%

103.2
67%

110.87
72%

119.1
78%

128.7
63%

60

31 PALUR BARU 2013 ( GONDANG REJO

32 JAJAR

60

60.0

33 JAJAR BARU
34 WONOGIRI PLTA

0.00
0
00
0%

0.00
0
00
0%

35 SRAGEN

58.9
77%

64.2
50%

36 WONOSARI

54.6
53%

37 WONOGIRI

45.6
60%

33.6
44%

0.0

16.6
33%

38 NGUNTORONADI 2013

39 MANGKUNEGARAN

40 GROGOL (SOLO BARU)

46.7
46%
42.1
83%

60

60

120

60

51.3
50%
45.3
44%

60

60.0

60

60

60

60

60.0

60

60

60

119.7
67%

116.5
76%

Capacity Balance Distribusi Jawa Tengah dan DIY [3/5]


2011
No.

Gardu Induk

41 MASARAN

2009

Peak

2012

Add

Peak

2013

Add

Peak

2014

Add

Peak

2015

Add

Peak

2016

Add

Peak

2017

Add

Peak

2018

Add

Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

60

64.95
64%

70.20
69%

75.45
74%

80.4
79%

2020

Add

Peak

60

103.4
68%

111.3
73%

120.4
79%

108.8
71%

116.2
76%

43 BANTUL

69.8
68%

75.7
49%

60

82.4
54%

89.2
58%

97.1
63%

78.8
52%

84.6
55%

76.31
50%

82.6
54%

89.9
59%

44 GODEAN

29.1
57%

31.6
62%

34.5
68%

37.4
73%

40.9
40%

44.4
43%

47.7
47%

51.79
51%

56.2
55%

61.3
60%

45 WATES

22.6
58%

24.6
63%

26.8
69%

29.1
38%

31.8
42%

34.5
45%

37.1
49%

40.28
53%

43.7
57%

47.7
62%

46 MEDARI

25.6
50%

27.6
54%

29.9
59%

32.2
63%

34.8
68%

37.5
73%

40.0
39%

43.05
42%

46.3
45%

50.1
49%

47 GEJAYAN

39.5
39%

42.6
42%

46.1
45%

49.6
49%

53.7
53%

57.8
57%

61.7
60%

66.36
65%

71.4
70%

77.3
51%

48 WIROBRAJAN

33.3
65%

36.1
71%

39.3
39%

42.5
42%

46.3
45%

50.2
49%

53.8
53%

58.28
57%

63.1
62%

68.7
67%

40.5
79%

43.7
57%

50.9
67%

55.1
72%

59.4
78%

63.3
62%

68.16
67%

73.3
72%

79.4
78%

0.0

20.8
41%

60

22.2
44%

23.9
47%

49.9
49%

26.3
26%

120

28.3
28%

45.9
45%

49.7
49%

54.1
53%

121.4
79%

107.88
71%

116.3
76%

109.0
71%

24.7
24%

43.9
43%

47.3
62%

60

60

83
32

50 KENTUNGAN BARU 2016/KALASAN


(KENTUNGAN-PEDAN)

60

51 BANTUL BARU 2016/PIYUNGAN


(BANTUL-SEMANU)
52 SANGGRAHAN

76.9
75%

83.0
65%

60

90.1
71%

97.1
76%

105.3
69%

60

113.5
74%

53 SANGGRAHAN BARU 2018/RAJEG


(SANGGRAHAN-KENTUNGAN SIRKUIT II)
54 PURWOREJO

46.3
61%

60.0

60.0

22.94
22%

60

51.6
67%

26.3
29%

60

92.8
61%

100.3
66%

60

110.3
54%

119.4
59%

120

60

60

65.2
51%

72.5
57%

80.0
63%

88.89
70%

98.8
65%

110.5
72%

28.2
31%

30.5
34%

32.7
36%

34.8
39%

37.32
41%

40.0
44%

43.2
48%

28.5
37%

30.6
40%

33.0
43%

35.4
46%

37.7
49%

40.47
53%

43.4
57%

46.8
61%

55.5
54%

60.0
59%

65.2
64%

70.4
69%

75.5
74%

81.57
64%

88.1
69%

95.8
75%

56 TEMANGGUNG

24.6
32%

57 KLATEN
Pindah ke Pd Lamper (16 MVA)

47.1
92%

58 MOJOSONGO

56.2
55%

60

61.3
60%

67.2
66%

73.2
72%

80.3
52%

60

87.5
57%

94.5
62%

102.99
67%

112.2
73%

114.4
75%

59 BANYUDONO

58.4
57%

60

63.8
63%

70.0
69%

76.3
75%

83.7
55%

60

91.2
60%

98.7
64%

107.57
70%

49.0
48%

60

54.5
53%

60.8
60%

67.5
66%

75.3
74%

92.0
60%

102.11
67%

93.1
61%
##
47%
113.3
74%

102.1
67%
##
69%
126.4
83%

BANYUDONO BARU
60 PEDAN

26.4
35%
51.1
50%

60

83.6
55%

60

60

60

60

54.0
53%

22.7
58%
60

60

64.2
50%

60

55 SECANG

lihat data beban 2010

24.4
27%

57.7
75%

Add

Trafo Load Trafo Load Trafo


(MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

95.5
62%

60

54.69
54%

Peak

88.6
87%

49 SEMANU

50.60
50%

Load
(MW)

2019
Add

86.39
56%
###
125.00
61%

942.2222044
42 KENTUNGAN

46.98
46%

Peak

Capacity Balance Distribusi Jawa Tengah dan DIY [4/5]


2011
No.

Gardu Induk

61 KALIBAKAL

62 PURBALINGGA

Peak

2012

Add

2013

Add

Peak

2014

Add

Peak

2015

Add

Peak

2016

Add

Peak

2017

Add

Peak

2018

Add

Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
80.5
59%

2008

Peak

43.50
43%

60

88.1
65%

96.9
71%

105.8
62%

47.71
47%

52.51
51%
41.6
41
6
54%

60

60

Peak
Load
(MW)

116.3
68%

127.1
75%

137.7
81%

104.58
62%

57.45
56%

63.23
62%

69.20
68%

75.09
74%

97.44
64%

45.6
45
6
60%

50.11
50
66%

54.9
54
9
72%

59.5
59
5
78%

65.15
65
15
51%

2019
Add

Peak

2020

Add

Peak

114.2
67%

125.5
74%

60

###
70%

###
77%

60

71.3
71
3
56%

78.4
78
4
62%

57.4
75%

63.3
50%

70.3
69%

77.4
76%
0.0
0%

63 WONOSOBO

34.5
34
5
88%

37.8
37
8
49%

64 RAWALO

27.2
70%

29.9
76%

33.0
43%

60

36.2
47%

40.0
52%

43.8
57%

47.7
62%

52.33
68%

65 MRICA PLTA

34.1
67%

37.4
73%

41.1
54%

60

45.0
59%

49.5
65%

54.2
71%

58.8
77%

64.29
63%

66 GARUNG PLTA

0.00
0%

0.00
0%

0.00
0%

0.00
0%

0.00
0%

0.00
0%

0.0
0%

0%

0.0
0%

10.31
76%

11.30
44%

12.44
49%

13.61
53%

14.98
59%

16.39
64%
0.00

17.79
70%
0.00

19.46
76%
30.59
30%

21.29
42%
33.46
33%

91.80
67%

89.17
66%

97.70
72%

###
63%

60 116.58
69%

###
62%

60 137.21
67%

149.44
73%

###
80%

###
87%

70 PEMALANG

63.99
63%

63.45
62%

67.53
66%

71.44
70%

76.03
50%

80.47
53%

84.44
55%

89.34
58%

94.51
62%

###
66%

71 BUMIAYU

29.34
75%

26.67
35%

28.35
37%

29.97
39%

31.86
42%

33.69
44%

35.32
46%

37.33
49%

39.45
52%

41.93
55%

72 BREBES

54.09
71%

52.47
69%

51.76
68%

55.36
43%

47%

63.73
50%

67.61
53%

72.31
57%

77.34
61%

83.20
65%

0.00 60.00 25.44


0%
50%

27.48
54%

29.51
58%

31.89
63%

34.28
67%

36.54
72%

39.27
77%

42.21 60.00 45.65


41%
45%

98.88
98
88
65%

###
69%

###
73%

###
77%

###
67%

109.06
109
06
71%

###
76%

###
69%

54.65
53%

59.66
58%

65.52
63%

71.56
69%

77.49
60%

84.59
66%

92.34
72%

101.40
66%

67 DIENG

2006

83
33

68 KALIBAKAL BARU 2018


(KALIBAKAL-BUMIAYU)
69 KEBASEN

73 KEBASEN BARU 2013/BALAPULANG

74 PEKALONGAN

75 BATANG

87.24
87
24
73%
45.47
44%

92.72
92
72
61%

60

49.76
48%

30

60

60

60 59.56

60

60

Add

Trafo Load Trafo Load Trafo


(MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

60

120

30

60

23.43
46%
36.82
36%

60

Capacity Balance Distribusi Jawa Tengah dan DIY [5/5]

2011
No.

Gardu Induk

Peak

2012
Add

Peak

2013

Add

Peak

2014

Add

Peak

2015

Add

Peak

2016

Add

Peak

2017
Add

Peak

2018

Add

Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

76 PEKALONGAN BARU 2017/KAJEN

0.00

0.00

0.00

42.61
46%

46.35
50%

50.73
54%

55.20
59%

21.75 60.00
43%

Load
(MW)

2019
Add

Peak

2020

Add

Peak

23.06
45%

24.44
48%

43.18
42%

60

59.56
64%

64.79
69%

70.48
75%

77.12
60%

60

35.70
84%

38.94
42%

78 GOMBONG

38.01
89%

41.62
45%

60

45.73
49%

49.94
53%

54.87
59%

59.95
64%

64.94
69%

70.93
76%

77.46
61%

79 MAJENANG

31.95
75%

34.86
37%

60

38.18
41%

41.56
44%

45.51
49%

49.55
53%

53.50
57%

58.23
62%

63.38
68%

69.40
74%

4.34
32%

4.76
35%

5.24
39%

5.73
42%

6.30
46%

6.90
51%

7.49
55%

8.19
60%

8.96
66%

9.86
72%

81 KEBUMEN
Masih pakai trby mobil eks wonogiri (05)

33.63
66%

36.88
72%

40.59
40%

44.40
44%

48.86
48%

53.47
52%

58.02
57%

63.91
63%

70.39
69%

77.99
61%

82 SEMEN NUSANTARA

23.73
47%

25.88
51%

28.32
56%

30.81
60%

33.72
66%

36.69
72%

39.59
39%

60

43.07
42%

46.84
46%

51.26
50%

### 1,620
161
3586
3383
1.060

###
161
3888
3668
1.060

5,185
161
5346
5044
1.060

720

5,620
161
5,781
5,454
1.060

83
34

Total Dist.
Konsumen Besar
Total Beban GI
Beban Puncak Sistem
Devircity Factor

3,154
161
3315
3128
1.060

856

60

420

###
161
4217
3978
1.060

540

4,414
161
4575
4316
1.060

840

4,784
161
4945
4665
1.060

360

Add

Trafo Load Trafo Load Trafo


(MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

77 LOMANIS

80 WADASLINTANG
yg 6.3 MVA diganti 16 MVA

60

0.00

Peak

780

6,091
161
6253
5899
1.060

60

570

85.09
67%

###
161
6804
6419
1.060

60

720

Capacity Balance Distribusi Jawa Timur [1/6]


Capasita
NO

Gardu Induk

Teg.

TOTAL
MW

1 Krembangan

150/20

85

2 Ujung Baru

150/20

51

3 Tandes

150/20

145

83
35

4 New Tandes ( Sambikerep ) 150/20

5 Kenjeran

150/20

85

6 Sawahan

150/20

85

7 Simpang

150/20

85

8 Kupang

150/20

51

9 Undaan / Surabaya Kota

150/20

51

10 Altaprima

150/20

51

11 Kedinding

150/20

12 PLTU PERAK

150/20

26

13 Ngagel (SBS)

150/20

68

14 Karangpilang (SBB)

150/20

85

15 Waru (SBS)

150/20

247

16 Simogunung

150/20

a o Grande
G a de (S
(SBS)
S)
17 Darmo

150/20
50/ 0

994

18 Sukolilo (SBS)

150/20

145

19 Rungkut (SBS)

150/20

221

20 Wonokromo (SBS)

150/20

102

21 Driyorejo (SBB)

150/20

145

22 Babadan (SBB)

150/20

85

23 Krian (SBB)

150/20

102

2011
Peak
P
k
Load
MW
60.26
44%
16.79
66%
120.88
65%

57.49
68%
49.83
37%
58.58
69%
33 35
33.35
65%
32.71
64%
32.93
65%

21.27
50%
35.30
52%
44.53
52%
155.23
63%

6
62.24
67%
93.04
64%
168.97
76%
52.56
52%
101.99
71%
56.03
66%
45.29
44%

Add
Trafo
MVA
60

60

60

2012
Peak
P
k
Load
MW
49.32
36%
17.92
23%
109.01
75%
15.00
15%
51.35
38%
53.18
39%
62.52
74%
35 59
35.59
35%
34.91
68%
35.15
69%

22.70
53%
37.93
56%
36.00
42%
166.82
68%
20.00
20%
66.89
66
89
46%
99.99
69%
171.58
78%
56.48
55%
105.35
73%
57.87
68%
46.78
46%

Add
Trafo
MVA

60

120
JBN
60

60

120
60

2013
Peak
P
k
Load
MW
53.31
39%
29.37
38%
102.83
71%
31.21
31%
55.51
41%
57.48
42%
57.58
68%
38 47
38.47
38%
37.74
74%
37.99
74%

24.53
58%
41.14
60%
37.72
44%
180.91
73%
21.69
21%
72.54
5
50%
108.44
75%
186.09
84%
61.25
60%
110.39
76%
60.64
71%
49.02
48%

Add
Trafo
MVA

2014
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
57.19
42%
31.51
41%
110.33
76%
33.49
33%
59.55
44%
61.68
45%
61.78
73%
41 28
41.28
40%
40.49
79%
40.76
80%

26.32
62%
43.54
64%
39.39
46%
181.48
74%
22.96
23%
76.78
6 8
53%
114.77
79%
176.96
80%
64.83
64%
115.26
80%
63.31
74%
51.18
50%

2015
Peak
P
k
Load
MW
62.49
46%
24.42
32%
105.55
73%
61.59
60%
70.07
52%
67.39
50%
67.50
79%
45 10
45.10
44%
39.24
77%
34.53
68%
10.00
20%
28.76
68%
47.39
70%
41.85
49%
197.53
80%
24.99
24%
83.57
83
5
58%
109.92
76%
167.60
76%
70.56
69%
122.48
63%
67.28
79%
54.39
53%

Add
Trafo
MVA

60

60

2016
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
68.49
50%
26.77
35%
115.69
80%
67.51
66%
91.80
67%
73.86
54%
58.98
69%
49 43
49.43
48%
43.01
84%
37.85
74%
10.96
21%
31.52
74%
51.63
76%
44.67
53%
200.21
81%
27.22
27%
991.05
05
63%
119.76
83%
182.61
83%
76.88
75%
130.71
67%
71.80
84%
58.04
57%

2017
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
73.57
54%
28.75
38%
114.25
79%
82.51
81%
98.60
72%
79.33
58%
63.35
75%
53 09
53.09
52%
46.19
45%
40.65
80%
11.77
23%
33.86
80%
55.14
81%
46.76
55%
183.80
75%
59.07
58%
997.233
67%
127.88
65%
175.00
79%
82.09
80%
136.83
70%
75.16
55%
60.76
60%

60

60

60

2018
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
78.64
58%
30.74
40%
107.14
74%
103.20
67%
105.41
78%
84.81
62%
52.72
62%
56 76
56.76
56%
49.38
48%
43.46
57%
12.59
25%
36.19
53%
58.53
57%
48.77
57%
180.10
73%
62.70
61%
103.21
03
71%
135.75
69%
165.76
75%
87.14
57%
127.72
65%
93.40
69%
63.38
62%

60

60

60
60

60

2019
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
84.04
62%
32.85
43%
114.49
79%
110.28
72%
112.64
83%
90.62
67%
56.34
66%
60 65
60.65
59%
52.77
52%
46.44
61%
13.45
26%
38.68
57%
62.09
61%
50.91
60%
191.05
78%
66.52
65%
109.48
09 8
76%
134.00
69%
175.83
80%
92.44
60%
133.31
68%
97.49
72%
66.15
65%

2020
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
88.65
65%
34.65
45%
120.77
84%
116.33
76%
108.82
80%
95.60
70%
64.43
76%
63 98
63.98
63%
55.66
55%
48.99
64%
24.19
47%
40.80
60%
60.03
59%
52.50
62%
200.10
81%
69.67
68%
114.67
6
79%
140.35
72%
184.17
83%
96.82
63%
137.49
70%
100.55
74%
68.23
67%

Capacity Balance Distribusi Jawa Timur [2/6]


Capasita
NO

Gardu Induk

Teg.

TOTAL
MW
51
24 Sby. Selatan (Wonorejo) *) 150/20

83
36

25 Kalisari

150/20

26 Bambe

150/20

27 Kebonagung
g g

150/20
/

77

28 Blimbing

70/20

51

29 Polehan

70/20

43

30 Pakis / Malang Timur

150/20

26

31 Sengkaling

150/20

51

32 Lawang

150/20
/

51

33 Karangkates

70/20

17

34 Turen

70/20

43

35 PLTA Sengguruh

70/20

26

36 PLTA Selorejo

70/20

37 Gondang Wetan

150/20

77

38 Bangil

150/20

34

39 Bulukandang

150/20

51

40 Bumi Cokro

150/20

94

41 PIER

150/20

43

42 Pandaan

70/20

68

43 Grati

150/20

51

44 Probolinggo

150/20

89

45 Kraksaan

150/20

26

46 Paiton

150/20

34

47 Sukorejo

70/20

17

2011
Peak
Pe
k
Load
MW
16.18
32%

50.85
66%
40.50
79%
35.44
83%
17.91
23%
41.28
54%
30.42
60%
12.45
73%
32.72
48%
16.05
63%
3.30
65%
45.92
60%
25.31
74%
30.45
60%
66.49
71%
23.49
55%
44.42
65%
8.42
17%
52.72
43%
16.44
64%
25 24
25.24
74%
15.93
62%

Add
Trafo
MVA

60
60

30

60

2012
Peak
Pe
k
Load
MW
17.38
34%
10.00
20%
10.00
10%
54.54
43%
43.44
85%
38.01
56%
19.21
25%
44.28
58%
32.63
43%
13.36
52%
35.09
52%
17.22
68%
3.54
69%
48.43
38%
26.69
39%
32.12
42%
70.13
75%
24.78
58%
46.85
69%
8.88
17%
55.60
45%
17.34
23%
26 63
26.63
78%
4.80
19%

Add
Trafo
MVA

60
120
60

30

60
30

60
60
60

60

2013
Peak
Pe
k
Load
MW
18.85
37%
10.48
21%
10.48
10%
59.65
47%
47.51
70%
41.57
61%
21.00
27%
48.43
63%
35.69
47%
14.61
57%
38.38
56%
18.83
74%
3.88
76%
51.83
41%
28.56
42%
34.38
45%
75.05
80%
26.51
62%
50.14
74%
9.50
19%
59.50
48%
18.56
24%
28 49
28.49
84%
4.80
19%

Add
Trafo
MVA

30

2014
Peak
Pe
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
39.96
78%
10.94
21%
20.94
21%
65.46
51%
52.14
77%
45.62
67%
23.05
30%
53.14
69%
39.16
51%
16.03
63%
42.12
62%
20.66
81%
4.25
83%
54.95
43%
30.29
45%
36.45
48%
79.57
55%
28.11
66%
43.16
63%
10.07
20%
63.09
51%
19.68
26%
30 21
30.21
36%
4.80
19%

60

60

2015
Peak
Pe
k
Load
MW
68.49
67%
26.63
52%
22.25
22%
72.80
57%
47.98
71%
50.73
75%
25.63
34%
59.10
77%
43.55
57%
17.83
70%
46.84
69%
22.98
45%
4.73
28%
59.48
47%
32.78
48%
39.45
52%
86.13
60%
30.43
72%
46.72
69%
10.90
21%
68.29
55%
21.30
28%
32 70
32.70
38%
4.80
19%

Add
Trafo
MVA
60

30
20

2016
Peak
Pe
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
74.62
73%
28.41
56%
38.75
38%
81.11
64%
53.46
79%
56.52
83%
28.56
37%
65.85 60
65%
48.53
63%
19.87
78%
52.18
77%
25.60
50%
5.27
31%
64.50
51%
35.55
52%
42.78
56%
93.40
65%
33.00
78%
50.66
75%
11.83
23%
74.05
60%
23.10
30%
35 46
35.46
42%
4.80
19%

2017
Peak
Pe
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
99.68 60
65%
29.75
58%
40.56
40%
93.64
73%
58.43 30
76%
51.77
76%
41.21
54%
71.97
71%
53.03
69%
16.71
66%
57.03
84%
27.98
55%
5.76
34%
68.61
54%
37.81
56%
45.51
59%
99.35
69%
35.10
83%
53.89
79%
12.58
25%
78.77
64%
24.57
32%
37 72
37.72
44%
4.80
19%

2018
Peak
Pe
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
125.81
82%
31.03
61%
57.31
56%
101.80
80%
63.52
83%
56.28
83%
44.80
59%
78.24
77%
57.66
75%
18.17
71%
62.00 30
66%
30.42
60%
6.26
37%
72.61
57%
40.02
59%
48.16
63%
105.14
73%
29.15
69%
57.03
84%
21.31
42%
83.36
68%
26.00
34%
39 92
39.92
47%
4.80
19%

2019
Peak
Pe
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
133.46 60
65%
42.38
83%
59.82
59%
110.67 60
72%
69.05 30
68%
61.18 30
65%
48.70
64%
85.05
83%
62.67
82%
19.75
77%
67.40
72%
33.07
65%
6.81
40%
76.85
60%
42.35
62%
50.97
67%
111.28
77%
30.85
73%
52.36
77%
22.56
44%
88.23
72%
27.52
36%
42 25
42.25
50%
4.80
19%

2020
Peak
Pe
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
139.79
69%
43.71 60
43%
61.69
60%
118.84
78%
70.07
69%
65.71
70%
52.30
68%
91.33 60
60%
67.31 60
66%
21.21
83%
72.38
77%
35.51
70%
7.31
43%
80.37
63%
44.29
65%
53.30
70%
116.37
81%
32.26
76%
54.76
81%
23.59
46%
92.26
75%
28.78
38%
44 18
44.18
52%
4.80
19%

Capacity Balance Distribusi Jawa Timur [3/6]


Capasita
NO

Gardu Induk

Teg.

83
37

48 New Sukorejo / Purwosari

TOTAL
MW
150/20
1

49 Manisrejo

150/20

60

50 Meranggen / Maospati

70/20

17

51 Magetan
M t

70/20

26

52 Ngawi

150/20

68

53 Caruban

70/20

26

54 Ponorogo

70/20

43

55 New Ponorogo

150/20

56 Pacitan

70/20

26

57 New Pacitan

150/20

58 Dolopo

70/20

17

59 Banaran

150/20

77

60 Kediri Baru (Gitet)

150/20

51

61 Pare

70/20

34

62 PLTA Tulungagung

70/20

17

63 Trenggalek

70/20

26

64 Tulungagung

70/20

56

65 Tulungagung II *)

150/20

66 Blitar Baru

70/20

43

67 PLTA Wlingi

150/20

34

68 New Wlingi

150/20

69 Jember

150/20

111

70 Tanggul

150/20

77

71 Lumajang

150/20

77

2011
Peak
P
k
Load
MW

Add
Trafo
MVA

36.86
62%
12.82
75%
19 97
19.97
78%
45.33
67%
16.87
66%
22.97
54%

19.73
77%
15.00
29%
10.87
64%
42.50
56%
33 12
33.12
65%
22.84
67%
11.78
69%
24.09
57%
45.71
81%

31.70
75%
22.60
66%

80.71
80
71
50%
37.32
49%
50.23
66%

60

30

2012
Peak
P
k
Load
MW
12.00
24%
40.03
43%
13.93
41%
21 69
21.69
51%
49.23
48%
18.33
43%
9.97
23%
15.00
15%
11.45
45%
26.30
52%
11.81
69%
45.23
59%
35 25
35.25
69%
24.31
57%
7.80
46%
26.19
62%
33.66
60%
35.00
69%
18.74
44%
14.05
41%
10.00
39%
88 18
88.18
55%
40.77
53%
54.88
54%

Add
Trafo
MVA
60
60
30
30
60
30

120

30

60

30

60

2013
Peak
P
k
Load
MW
12.84
25%
44.15
47%
15.36
45%
23 92
23.92
56%
54.30
53%
20.21
48%
9.97
23%
16.55
16%
12.63
50%
29.03
57%
13.02
77%
48.87
64%
38 08
38.08
75%
26.26
62%
8.61
51%
28.90
68%
36.37
65%
37.81
74%
20.25
48%
15.18
45%
10.80
42%
97 75
97.75
61%
45.20
59%
60.83
60%

Add
Trafo
MVA

2014
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
23.62
46%
48.42
52%
16.84
50%
26 24
26.24
62%
59.55
58%
22.17
52%
9.97
23%
23.16
23%
13.86
54%
31.85
62%
9.28
55%
52.17
68%
40 65
40.65
80%
28.04
66%
9.45
56%
31.71
75%
38.82
69%
40.37
79%
21.61
51%
16.21
48%
11.53
45%
107 57
107.57
67%
49.74
65%
66.95
66%

2015
Peak
P
k
Load
MW
25.56
50%
54.01
58%
18.79
55%
29 26
29.26
69%
66.42
65%
24.73
58%
9.97
23%
25.82
25%
15.45
61%
35.50
70%
10.35
61%
57.10
75%
44 50
44.50
44%
30.69
72%
10.53
62%
35.34
83%
32.49
58%
54.18
53%
23.66
56%
17.74
52%
12.62
50%
120 51
120.51
75%
55.72
73%
75.00
74%

Add
Trafo
MVA

60

60

2016
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
27.72
54%
60.30
64%
20.98
62%
32 67
32.67
77%
74.16
73%
27.61
65%
9.97
23%
28.81
28%
17.24
68%
39.61
78%
11.56
68%
62.74
82%
48 89
48.89
48%
33.71
79%
11.75 30
46%
39.43 30
58%
35.70
64%
59.53
58%
25.99
61%
19.49
57%
13.87
54%
135 14
135.14
84%
62.48
82%
84.10
82%

2017
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
29.49
58%
65.98
71%
22.96
68%
35 75
35.75
84%
81.15
80%
30.21
71%
9.97
23%
31.49
31%
18.85
74%
43.30
85%
12.65
74%
67.74 60
48%
62 79
62.79
62%
26.40
62%
12.84
50%
43.11
63%
38.54
69%
64.28
63%
28.06
66%
21.05
62%
14.98
59%
148 54 60
148.54
76%
68.68 60
67%
92.44 60
60%

2018
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
31.21
61%
71.77
77%
24.97
73%
28 89
28.89
68%
98.27 60
64%
32.86
77%
9.97
23%
34.21
34%
20.48
80%
47.04 60
46%
13.76
81%
72.92
52%
67 58
67.58
66%
28.42
67%
13.95
55%
46.83
69%
41.49
74%
69.19
68%
30.21
71%
22.65
67%
16.12
63%
162 31
162.31
83%
75.05
74%
101.01
66%

2019
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
41.03
80%
78.00
83%
27.14
80%
31 40
31.40
74%
116.80
76%
35.71
84%
9.97
23%
37.14
36%
17.23
68%
56.06
55%
14.95 30
35%
78.65
56%
72 90
72.90
71%
30.65
72%
15.14
59%
50.84
75%
44.75
80%
74.63
73%
32.58 30
64%
22.65
67%
17.39
68%
152 28
152.28
78%
106.97 60
70%
110.33
72%

2020
Peak
P
k
Add
Load
Trafo
MW
MVA
42.90
84%
83.70 60
58%
29.12 30
57%
33 69
33.69
79%
125.34
82%
38.32 30
75%
9.97
23%
39.79
39%
18.46
72%
60.08
59%
16.05
38%
84.00
60%
77 86
77.86
76%
32.74
77%
16.23
64%
54.48
80%
42.80
76%
84.71
83%
34.80
68%
22.65
67%
18.57
73%
164 26
164.26
84%
115.38
75%
119.01
78%

Capacity Balance Distribusi Jawa Timur [4/6]


Capasita
NO

Gardu Induk

Teg.

83
38

72 Sekarputih / Mojokerto

TOTAL
MW
150/20 128

73 Mojoagung

150/20

51

74 New Jombang

150/20

75 Ngoro

150/20

102

76 Ploso

70/20

68

77 Tarik

70/20

43

78 Siman

70/20

26

79 Jaya kertas

150/20

51

80 Kertosono

150/20

51

81 Nganjuk

70/20

34

82 GITET Ngimbang

150/20

51

83 Bangkalan

150/20

34

84 Sampang

150/20

68

85 Pamekasan

150/20

43

86 Sumenep

150/20

77

87 Gili Timur

150/20

17

88 Situbondo

150/20

34

89 Bondowoso

150/20

43

90 Banyuwangi

150/20

60

91 Genteng

150/20

94

92 Bojonegoro

150/20

68

93 Babat/Baureno

150/20

51

94 Brondong (New) / Paciran

150/20

95 Lamongan

150/20

51

2011
Peak
Load
MW
64.85
51%
38.55
76%

56.22
55%
38.27
56%
33.91
80%
11.38
45%
22.77
45%
21.32
42%
27.73
47%
10.50
21%
28.95
68%
33 72
33.72
50%
34.00
80%
31.75
42%
7.77
46%
22.03
65%
25.61
60%
35.30
38%
63.40
68%
54.09
80%
26.19
51%
15.00
29%
23.45
23%

Add
Trafo
MVA

30

60

60
JBN
60

2012
Peak
Load
MW
79.59
62%
36.37
71%
15.00
29%
60.34
59%
41.07
60%
26.39
78%
12.21
48%
24.44
48%
22.89
45%
19.76
33%
11.27
22%
31.62
74%
36 84
36.84
54%
37.14
49%
34.68
45%
8.49
50%
24.05
35%
27.95
66%
38.28
41%
68.76
74%
57.45
56%
27.81
55%
15.93
31%
24.90
24%

Add
Trafo
MVA

60

60

60

60

2013
Peak
Load
MW
86.42
68%
39.49
77%
16.29
32%
65.51
64%
44.59
66%
28.65
48%
13.26
52%
26.54
52%
24.85
49%
21.46
36%
12.24
24%
35.05
82%
40 83
40.83
60%
41.17
54%
38.44
50%
9.41
55%
26.55
39%
30.86
40%
42.10
45%
75.62
52%
61.88
61%
29.96
59%
17.16
34%
26.82
26%

Add
Trafo
MVA

30

60

60

2014
Peak
Add
Load
Trafo
MW
MVA
92.86
73%
42.44
83%
17.50
34%
70.40
69%
47.92
70%
30.79
52%
14.24
56%
28.52
56%
26.70
52%
23.06
39%
13.15
26%
38.57 60
50%
44 93
44.93
66%
45.30
59%
42.30
55%
10.36
61%
28.95
43%
33.64
44%
45.81
49%
82.27
57%
65.82
65%
31.87
62%
18.25
36%
28.53
28%

2015
Peak
Load
MW
101.77
80%
46.51
61%
19.18
38%
77.15
76%
52.51
77%
33.75
57%
15.61
61%
31.25
61%
29.26
57%
25.27
42%
14.42
28%
43.21
56%
50 33
50.33
74%
50.74
66%
47.38
62%
11.60
68%
32.15
47%
37.36
49%
50.78
54%
91.20
63%
71.49
70%
34.61
68%
19.82
39%
30.99
30%

Add
Trafo
MVA

60

2016
Peak
Add
Load
Trafo
MW
MVA
111.88 60
61%
51.13
67%
21.08
41%
94.81 60
62%
42.73
63%
37.10
62%
17.16
67%
34.36
67%
32.17
63%
42.78
72%
15.85
31%
48.45
63%
56 43
56.43
83%
56.90
74%
53.13
69%
13.01
77%
35.69
52%
41.48
54%
56.33
60%
101.17
70%
77.76
76%
37.65
74%
31.56
62%
33.70
33%

2017
Peak
Add
Load
Trafo
MW
MVA
120.50
65%
55.07
72%
22.71
45%
102.12
67%
46.02
68%
39.96
67%
18.49
72%
37.00
73%
34.65
68%
46.08
77%
17.07
33%
53.24
70%
62 02 60
62.02
61%
62.53
82%
58.39
76%
14.30
84%
38.78
57%
45.07
59%
61.21
65%
109.95
76%
82.91
81%
40.14
79%
33.65
66%
35.94
35%

2018
Peak
Add
Load
Trafo
MW
MVA
129.17
70%
59.03
77%
24.34
48%
109.47
72%
49.33
73%
32.83
55%
19.81
78%
39.67
78%
37.14
73%
49.39
83%
18.30
36%
48.18
63%
67 77
67.77
66%
68.33 60
67%
63.80
83%
25.62 60
43%
41.84
62%
48.63
64%
66.11
71%
118.75
82%
87.90 60
57%
42.56
83%
35.68
70%
38.10
37%

2019
Peak
Add
Load
Trafo
MW
MVA
138.39
75%
63.24
83%
26.08
51%
117.28
77%
52.85
78%
35.17
59%
21.23
83%
42.50
83%
39.79
78%
52.92 30
78%
19.60
38%
52.62
69%
74 01
74.01
73%
74.62
73%
69.68 60
68%
27.98
47%
45.07
66%
52.38
68%
71.34
76%
128.13 60
66%
93.16
61%
45.10 60
59%
37.81
74%
40.38
40%

2020
Peak
Add
Load
Trafo
MW
MVA
146.33
79%
66.88 60
66%
27.58
54%
124.01
81%
55.89
82%
37.19
63%
22.45 30
44%
44.94 60
44%
42.08
83%
55.95
82%
20.73
41%
56.75
74%
79 83
79.83
78%
80.49
79%
75.16
74%
30.18
51%
47.89
70%
55.67
73%
75.99
81%
136.49
70%
97.50
64%
47.20
62%
39.57
78%
42.26
41%

Capacity Balance Distribusi Jawa Timur [5/6]


Capasita
NO

Gardu Induk

Teg.

96 Tuban

TOTAL
MW
150/20 77

97 Mliwang / Dwima Agung

150/20

26
68

99 Manyar

150/20 &
70/20
150/20

100 Cerme

150/20

26

101 Petrokimia

150/20

68

XIV APJ SIDOARJO


102 Buduran

150/20

283
170

103 New Buduran / Sedati

150/20

104 Porong

70/20

17

105 Sidoarjo

150/20

106 Balongbendo

150/20

51

107 Kasih Jatim

150/20

43

98 Segoro Madu

77

2011
Peak
Add
Load
Trafo
MW
MVA
45.65
60%
12.20
48%
38 54
38.54
57%
72.40 60
47%
13.36
52%
45.36 60
38%
202.03
0
127.21
75%

83
39

10.68
63%

36.01
71%
28.14
66%

2012
Peak
Load
MW
48.49
63%
12.96
51%
42 11
42.11
35%
79.10
52%
14.60
57%
49.56
42%
231.40
99.41
58%
20.00
20%
11.71
69%
30.00
59%
39.46
39%
30.83
33%

Add
Trafo
MVA

60

300

120
JBN

60
JBN
60
60

2013
Peak
Add
Load
Trafo
MW
MVA
52.22
68%
13.95
55%
46 65
46.65
39%
87.64
57%
16.17
63%
54.91
46%
257.39
0
90.57
53%
42.25
41%
13.02
77%
33.37
65%
43.89
43%
34.30
37%

2014
Peak
Load
MW
55.55
73%
14.84
58%
51 52
51.52
43%
96.78
63%
17.86
70%
60.64
51%
285.72
100.54
59%
46.90
46%
14.45
34%
37.04
73%
48.72
48%
38.07
41%

Add
Trafo
MVA

30

30

2015
Peak
Load
MW
60.34
79%
16.12
63%
57 79
57.79
49%
108.57
71%
20.03
79%
68.02
57%
322.18
113.37
67%
52.88
52%
16.30
38%
41.77
82%
54.94
54%
42.93
46%

Add
Trafo
MVA

2016
Peak
Load
MW
55.62
73%
17.53
69%
65 04
65.04
55%
122.18
80%
22.54
44%
76.55
64%
354.61
128.30
75%
59.85
59%
18.44
43%
47.27
46%
52.17
51%
48.58
52%

Add
Trafo
MVA

60

60

60

2017
Peak
Load
MW
59.31
78%
18.70
73%
71 72
71.72
60%
134.74
66%
24.86
49%
84.42
71%
393.45
142.35
84%
66.40
65%
20.46
48%
52.45
51%
57.89
57%
53.90
58%

Add
Trafo
MVA

60

2018
Peak
Load
MW
62.88
82%
19.82
78%
78 74
78.74
66%
147.91
73%
27.29
54%
92.68
78%
444.70
127.27
75%
103.36
68%
22.61
53%
67.95
67%
63.96
63%
59.56
64%

Add
Trafo
MVA

60

60

2019
Peak
Load
MW
66.64
65%
21.01
82%
86 41
86.41
73%
162.33
80%
29.95
59%
101.71
60%
491.37
140.63
83%
114.21
75%
24.98
59%
75.08
74%
70.67
69%
65.81
70%

Add
Trafo
MVA
60

60
0

2020
Peak
Load
MW
69.75
68%
21.99
43%
93 63
93.63
79%
170.88
84%
32.45
64%
110.20
65%
536.20
138.46
81%
139.63
68%
27.26
64%
81.93
80%
77.12
76%
71.81
77%

Add
Trafo
MVA

60

60

60

Capacity Balance Distribusi Jawa Timur [6/6]

NO

Gardu Induk

Teg.

Kapasitas Exist 2010


2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Trafo MVA
Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
TOTAL
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
MW
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

84
40

Brondong (New) /
101 Paciran

150/20

102 Lamongan
g

150/20

60

51

103 Tuban

150/20

90

77

104 Mliwang

150/20

30

26

105 Segoro Madu

80

68

106 Manyar
M

150/20
& 70/20
150/20

90

77

107 Cerme

150/20

60

51

108 Petrokimia

150/20

80

68

109 Buduran

150/20

240

204

110 New Buduran / Sedati

150/20

70/20

50

43

111 Sidoarjo

150/20

112 Balongbendo

150/20

120

102

113 Kasih Jatim

150/20

50

43

Porong

43,13
,
85%
43,22
56%
14,19
56%
35,25
52%
54 62
54,62
71%
23,18
45%
38,04
56%
117,49
58%

38,86
38%
32,83
77%

15,00
29%
42,19
,
83%
37,29
49%
15,53
61%
38,28
56%
59 31
59,31
78%
25,17
49%
41,30
61%
129,62
64%

42,88
42%
36,22
85%

60

17,55
34%
49,37
,
48%
43,63
57%
18,18
71%
44,40
65%
68 79
68,79
90%
29,19
57%
47,91
70%
117,64
58%

60

20,54
40%
51,36
,
50%
45,39
59%
18,91
74%
45,76
67%
70 90
70,90
70%
30,08
59%
49,37
73%
123,21
60%

60

24,03
47%
56,57
,
55%
50,00
65%
20,83
82%
49,90
73%
77 32
77,32
76%
32,81
64%
53,84
79%
136,68
67%

28,11
55%
62,21
,
61%
54,99
72%
22,90
90%
54,27
80%
84 08
84,08
82%
35,68
70%
58,56
49%
151,39
74%

60

32,90
65%
68,58
,
67%
60,61
79%
25,25
33%
59,06
87%
91 51
91,51
60%
38,83
76%
63,73
54%
168,01
82%

60

60

38,49
75%
75,33
,
74%
66,58
87%
27,73
36%
63,99
54%
99 15
99,15
65%
42,07
82%
69,05
58%
175,87
86%

20,00 120
20%

20,95
21%

21,94
22%

24,30
24%

26,96
26%

39,83
39%

30,00
59%
35,49
35%
42,65
46%

31,42
62%
37,17
36%
44,67
48%

34,85
68%
41,23
40%
49,55
53%

38,60
76%
45,67
45%
54,88
59%

42,84
84%
50,68
50%
60,91
65%

54,40
53%
56,07
55%
67,39
72%

60

60

60

60

45,03
88%
82,42
,
81%
72,84
57%
30,34
40%
69,01
58%
106 92
106,92
70%
45,37
44%
74,46
63%
175,87
86%

60

60

52,69
52%
83,97
,
82%
87,47
69%
36,44
48%
72,99
61%
113 09
113,09
74%
47,99
47%
78,76
66%
175,87
86%

62,00
61%

81,73
80%

59,99
59%
61,84
61%
74,31
79%

64,96
64%
66,96
66%
80,47
86%

60

Capacity Balance Distribusi Bali


MVA
No.

Gardu Induk

ANTOSARI

BATURITI

GIANYAR

2010

ERPASANG Peak
Load
TOTAL
(MW)

2011

2012

2016

PADANGSAMBIAN

KAPAL

Peak
Load

Add Trafo

Peak
Load

Add Trafo

Peak
Load

Add Trafo

Peak
Load

Add Trafo

Peak
Load

Add Trafo

Peak
Load

Add Trafo

Peak
Load

Add Trafo

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

30

9.14
21%

24%

7.47

7.84

41%

55%

20%

90

40.53

61.60

65.97

53%

81%

65%

160

77.94

Usulan Trf

20

10.03

11.02
30
60

12.11

13.30

14.60

30

54%

50

93.17

91%

183%

98.58

114.42

68%

64%

28%

31%

34%

38%

41%

46%

50%

9.09

9.54

10.02

10.53

11.05

11.61

21%

22%

23%

24%

26%

27%

28%

30%

70.66

74.96

78.78

82.80

87.02

87.02

87.02

87.02

69%

73%

77%

112.70

81%

201%

221%

131.66

150.43

74%

74%

123.95
60

84.53

62%

66%

60

KUTA/PEMECUTAN

93.02
61%

66%

60

28.41

40.67

56%

40%

84
41

Usulan Trf

100.76

59%

69%

39%

44%

164.90

181.36

199.47

267%

294%

323%

356%

391%

152.08

163.48

175.73

188.90

65%

83.87

90.61

97.89

57%

66%

71%

64%

60

107.01

120
60

69%

75%

80%

86%

93%

51.00

52.00

53.00

74.00

105.00

50%

51%

52%

73%

69%

105.76

106.54

106.54

112.44

127.74

69%

70%

70%

73%

83%

40.27

56.48

78.49

130.03

29%

39%

55%

77%

130.03

130.03

130.03

130.03

63%

70%

77%

85%

85%

85%

85%

85%

85%

49.44

54.50

60.09

66.25

71.38

76.91

82.87

89.29

41 58
41.58

Usulan Trf

130.03

120

44.84
44%

GIS BANDARA (2012)

117.96

45.0

141.48

73.06

97.07

85%
60

149.93

29.8

180

Usulan Trf

85%
40.00

49%

Usulan Trf
PESANGGARAN

85%
35.0

136.32

NEW NUSA DUA/PECATU (2015/2017)


7

85%
30.0

243%

49%
58.32

60

131.62

Usulan Trf
110

21.25

8.65

50.0

Usulan Trf

19.35

26%

102.47
60

17.62

8.24

NEW KAPAL/KERAMBITAN(2015)
NUSA DUA

16.04

25.0
84.71

133%

Usulan Trf

2020

Add Trafo

27%

67.97

2019

Peak
Load

5.59

90

2018

Add Trafo

NEW GIANYAR/DAWAN (2016) Incamer Gianyar - Amlapura


4

2017

Peak
Load

16

Usulan Trf

2015

Add Trafo

6.91

Usulan Trf

2014

Peak
Load

10

Usulan Trf

2013

Add Trafo

48%
90

46 50
46.50

53%

59%

65%

70%

51 10
51.10

56 30
56.30

57 35
57.35

58 40
58.40

60

75%

81%

88%

59 45
59.45

60 50
60.50

61 55
61.55

54%

61%

67%

74%

75%

46%

47%

47%

48%

87.89

96.63

106.23

116.79

128.39

128.39

128.39

128.39

128.39

128.39

57%

63%

69%

76%

84%

84%

84%

84%

84%

84%

120

53.26

67.29

82.71

99.66

118.30

52%

66%

54%

65%

77%

60

30.44

31.66

32.94

34.27

35.65

60

Incamer Pesanggaran - Nusa Dua


9

SANUR

150

Usulan Trf

64.85

60

42%

NEW SANUR/Jl. IB. Mantra-Biaung(2015) Incomer Sanur- Gianyar

40.5
40%

10

AMLAPURA

50

16.70
39%

59%

61%

64%

66%

38%

40%

41%

20

6.18

9.88

10.21

10.55

10.90

11.26

11.63

12.02

36%

58%

60%

30

15.20

20.03

22.04

60%

79%

60

39.76

56.54

78%

74%

Usulan Trf
11

GILIMANUK
Usulan Trf

12

NEGARA
Usulan Trf

13

PEMARON
Usulan Trf

24.98

25.99

60

27.03

30

28.12

29.26

62%

64%

66%

24.24

26.67

29.34

58%

63%

61.10

66.03

80%

65%

60

68%

35%

37%

35.51

39.07

Usulan Trf
CLK BAWANG (New)

30

BALI TIMUR (New)

30

29.06

61%

57%

30

32.05
63%
5.00

0.0

0.0

35.34

0.0

30

60

60

38%

39%

42.98

47.29

58%

63%

70%

38%

42%

46%

77.13

83.35

90.08

97.35

105.21

113.70

70%

76%

82%

88%

95%

103%

111%

60

18.54

23.81

29.67

36.16

36%

47%

58%

71%

60

52.29

57.67

63.60

70.15

53%
15.56

47%
13.25

32.28

26.8
30

45%
12.83

70%

Usulan Trf
PAYANGAN

43%
12.42

71.37

Extention GI Pemaron
14

30

30

60

38.98

42.99

47.41

46%

51%

56%

46%

51%

57%

62%

69%

7.00

9.00

11.00

13.00

15.00

17.00

19.00

21.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

30

LAM
MPIRAN C1.6

RENCA
ANA PEN
NGEMBAN
NGAN PEN
NYALURA
AN
SIS
STEM JAW
WA BALI

84
42

Rekap kebutuhan Transmisi dan Gardu Induk di Sistem Jawa-Bali

Satuan kms

TRANSMISI
500 kV AC

2011

2012

82

172

2013
374

2014
12

2015
459

500 kV DC
150 kV

738

2017
538

2018
20

2019
40

2020
40

300
1,509

1,950

110

1,591

2,232

70 kV
TOTAL

2016

657

1,562

1,593

490

1,674

2 475
2,475
300

174

342

210

106

100
1,031

Total

8,593
210

2,052

1,528

712

362

250

146

11,578

Kebutuhan Trafo dan Gardu Induk Jawa-Bali 2011-2020


84
43

S t
Satuan
MVA

TRAFO

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

500/150 kV

8,660

1,830

5,000

2,000

4,000

5,500

3,500

2018
500

2019
1,500

2020
1,000

150/70 kV
150/20 kV
70/20 kV
TOTAL

Total
33,490
-

7,916

7,710

1,560

3,900

440

120

80

60

17,016

9,660

6,640

5,960

2,850

6,850

3,990

2,970

3,630

3,300

3,510

41,336

30

30

90

180

60

1,090

9,520

6,500

4,220

4,980

4,570

75,916

Rencana Pengembangan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (1/2)

84
44

No

Propinsi

Nama Gardu Induk

Tegangan

Scope Proyek

001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037

DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar

Kembangan (GIS)
Cawang
Kembangan (GIS)
Bekasi
Durikosambi (GIS)
Bekasi
Cawang (GIS)
Durikosambi (GIS)
Kembangan (GIS)
Durikosambi (GIS)
Cawang Baru (GIS)
Muarakarang (GIS) 500 kV
Durikosambi (GIS)
PLTU Bekasi
Pulogadung (GIS) 500 kV
Cawang Baru (GIS)
Durikosambi (GIS)
Cawang Baru (GIS)
Mandirancan
Cibatu
Bandung Selatan
Depok
Mandirancan
Tasikmalaya
Ujung Berung
Bekasi
Depok
Ujung Berung
Muaratawar
Gandul
Muaratawar
Tambun 500
Mandirancan
Upper Cisokan PS
Bogor X dan Converter St
Mandirancan
Ci
Cigereleng
l
II/Cik
II/Cikalong
l

500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV

Spare, 1 phase
Spare, 1 phase
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Spare, 1 phase
Spare, 1 phase
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
New, 4 dia 10 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
Ext, 2 dia 4 CB
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
New, 2 dia 6 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
New, 2 dia 6 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
Ext, 2 dia 4 CB
Ext, 2 dia 4 CB
New, 2 dia 6 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
Ext, 2 dia 4 CB
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Spare, 1 phase
Spare, 1 phase
Spare, 1 phase
Spare 1 phase
Spare,
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
New, 2 dia 6 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
Spare, 1 phase
Spare, 1 phase
Ext, 2 dia 4 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
New, 4 dia 10 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
Ext, 2 dia 6 CB
New, 2 dia 4 CB
New, 12 dia 36 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV, 2
Ext, 1 dia 2 CB
N
New,
4 di
dia 10 CB
CB, 2 IBT
IBT, 1 TB 150kV

Jabar

Cibatu

500/150 kV

Ext, 2 dia 4 CB

Jabar
Jabar

Cibatu Baru
Indramayu PLTU 1000

500/150 kV
500/150 kV

New, 5 dia 13 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV


New, 4 dia 10 CB

038
039
040

Kapasitas Juta USD COD


166
166
500
500
166
166
500
1000
500
1000
1000

1000
500
500
166
166
166
166
500
500
500
500
500
500
166
166
1000
1000

1000
500

1000

Status Sumber Dana

3.71
3.71
14.64
14.64
3.71
3.71
25.62
87.14
25.00
14.64
64.72
64.72
25.00
6.00
64.72
25.00
14.64
14.64
3.71
3.71
3.71
3 71
3.71
14.64
14.64
14.64
14.64
14.64
31.00
3.71
3.71
30.67
41.77
9.00
6.00
726.28
3.00
30 64
30.64

2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2019
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2013
2016
2016
2016
2016
2016
2016

On Going
APLN 2010
On Going
APLN 2010
On Going
APLN
On Going
APLN
On Going
KE Paket 1
On Going
KE Paket 1
On Going
APLN
On Going KE Paket 1 & 6
Propose
APBN 2012
Plan
Unallocated
Propose
JBIC II
Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
On Going
APLN 2010
On Going
APLN 2010
On Going
APLN 2010
On Going
APLN 2010
On Going
APLN
On Going
APLN
On Going
APLN
On Going
APLN
On Going
APLN
On Going
APLN 2009
On Going
KE Paket 1
On Going
KE Paket 1
On Going KE Paket 1 & 7
Propose
JBIC II
Propose
JICA
Propose
IBRD
Propose
JICA HVDC
Propose
APBN
Pl
Plan
U ll
Unallocated
t d

6.00

2017

Propose

JICA

45.77
18.00

2017
2017

Plan
Propose

Unallocated
JICA

Rencana Pengembangan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (2/2)


N
No
041
042
043
044
045
046
047
048
049
050

84
45

051
052
053
054
055
056
057
058
059
060
061
062
063
064
065
066
067
068
069
070
071
072
073
074
075
076
077

P
Propinsi
i i

N
Nama
G
Gardu
d Induk
I d k

T
Tegangan

S
Scope
Proyek
P
k

Jabar
Jabar
Jabar
BAnten
Banten
Banten
Banten

Matenggeng PS
Cirata
Cirata
Balaraja
Cilegon
Cilegon
Kediri

500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV

New, 2 dia 4 CB
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Spare, 1 phase
Spare, 1 phase
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Spare,
p , 1 phase
p

BAnten

Balaraja

500/150 kV

BAnten

Balaraja

Banten
Banten

K
Kapasitas
it
J t USD COD
Juta

St t
Status
S b Dana
Sumber
D

500
500
166
166
500
166

6.00
14.64
14.64
3.71
3.71
14.64
3.71

2019
2019
2019
2011
2011
2011
2012

Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
g

Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV

500

14.64

2013

On Going IBRD Scattered I

500/150 kV

Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV

500

14.64

2013

On Going IBRD Scattered I

Lengkong 500 kV

500/150 kV

New, 4 dia 10 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV

1000

42.27

Banten PLTU

500/150 kV

New, 4 dia 8 CB

Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
DIY

Ungaran
Tanjung Jati
Rawalo/Kesugihan
Pemalang 500 kV
Jateng PLTU IPP
Ungaran
Pedan

500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV

E t 1 dia 2 CB
Ext,
CB, 1 IBT
IBT, 1 TB 150kV
Ext, 2 dia 4 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
New, 4 dia 10 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
New, 2 dia 6 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
New, 3 dia 6 CB
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Spare, 1 phase

DIY

Pedan

500/150 kV

Ext 1 dia 2 CB
Ext,
CB, 1 IBT
IBT, 1 TB 150kV

DIY
DIY
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Bali

Bantul
Pedan
Krian
Ngimbang
Krian
Grati
Paiton
Surabaya selatan
Krian
Surabaya Selatan
Paiton (GIS)
Kediri
Bangil 500
Kediri
Tandes (GIS)
Ngimbang
Grindulu PS
New Kapal/Antosari (GIS)

500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV
500/150 kV

New, 4 dia 10 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV


Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Spare, 1 phase
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext 1 dia 2 CB
Ext,
CB, 1 IBT
IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
Ext, 2 dia 4 CB
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
New, 4 dia 10 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
Ext, 1 dia 2 CB, 1 IBT, 1 TB 150kV
New, 2 dia 6 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV
Ext, 2 dia 4 CB
New, 2 dia 4 CB
New, 2 dia 6 CB, 2 IBT, 2 TB 150kV

2014

Propose

APBN

2016

Propose

IPP

On Going
On Going
On Going
Propose
Propose
Plan
On Going

APLN
IPP
APLN
JICA
IPP
Unallocated
APLN 2010

500
1000
500
1000

30.64
31.00

500
166

14.64
3.71

2011
2013
2014
2016
2016
2020
2011

500

14 64
14.64

2013

On Going IBRD Scattered I

1000
500
166
500
500
500
500
500
500
500

41.77
14.64
3.71
14.64
14.64
14.64
14 64
14.64
14.64
14.64
14.64
25.00
14.64
41.77
14.64
64.72
25.00
6.00
60.77

2015
2020
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2013
2014
2015
2015
2015
2017
2017
2019
2020
2015

Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
On Going
APLN 2010
On Going
APLN
On Going
APLN
On Going
APLN
On Going
APLN
On Going
APLN
On Going IBRD Scattered I
Plan
Unallocated
Propose
ADB
Plan
Unallocated
Propose
JBIC II
Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
Plan
Unallocated
Propose
ADB

500
1000
500
1000

1000

33,490

14 64
14.64

Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN 2010
APLN 2010
APLN
KE Paket 1

2,176.5

Rencana Pengembangan Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi

84
46

No

Propinsi

001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037
038

DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
J k t
DKI Jakarta
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
g
Jateng
DIY
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Bali

TOTAL

Dari
Bekasi
Durikosambi (GIS)
Cawang Baru (GIS)
Muarakarang (GIS)
P l
Pulogadung
d
(GIS)
PLTU Bekasi
Balaraja
Balaraja
Lengkong 500 kV
Bogor X
Bogor X
Banten PLTU
Bogor X
Tanjung Pucut
Ujungberung
Tambun 500 kV
Upper Cisokan PLTA (Kit)
Cigereleng II/Cikalong
Indramayu
Cibatu Baru
Indramayu PLTU
Matenggeng PLTA
Tanjung Jati
Rawalo/Kesugihan
Rawalo/Kesugihan
Pemalang
Pemalang
Jateng
g PLTU
Bantul
Surabaya Selatan
Watu Dodol
Lampumerah/Segararupek
Paiton
Bangil 500 kV
Tandes
PLTGU Tuban/Cepu
Grindulu PLTA
Gilimanuk

Ke
Tx. Mtawar-Cibinong
Kembangan
Gandul
Durikosambi (GIS)
C
Cawang
B
Baru (GIS) 500 kV
Muaratawar
Suralaya Baru
Kembangan
Inc. (Blrja-Gndul)
Inc (Clgon-Cibinong)
Inc (Depok-Tsmya)
Inc. (Suralaya - Balaraja)
Tanjung Pucut
Ketapang
Inc. (Mdcan-Bdsln)
Inc. (Bkasi-Cibinong)
Incomer (Cibng-Sglng)
Dbphi. (BogorX-Tasik)
Mandirancan
Inc (Cbatu-Mtwar)
Cibatu
Inc (Tasik-Rawalo)
Inc Tx (Ungar-Pedan)
Dbphi (Pedan-Tasik)
PLTU Adipala
Tx (Ungar-Pedan)
Mandirancan
Pemalang
g 500 kV
Dbphi (Rawalo-Pedan)
Grati
Lampumerah
Gilimanuk
Watu Dodol
Inc. (Piton-Kediri)
Krian
Ngimbang
Inc (Pedan-Kediri)
New Kapal

Tegangan
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV DC
500 kV DC
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV
500 kV

Konduktor

kms

Juta USD

COD

Status

2 cct, 4xDove
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xZebra
2 cct,
t 4xZebra
4 Z b
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xDove
4 cct, 4xDove
4 cct, 4xDove
2 pole, HVDC OHL
2 pole, HVDC CABLE
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xGannet
4 cct, 4xDove
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xGannet
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xGannet
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xZebra
2 cct,, 4xZebra
4 cct, 4xGannet
2 cct, 4xGannet
2 cct, ACS 380
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xGannet
2 cct, 4xZebra
2 cct
cct, 4xZebra
2 cct, 4xGannet
2 cct, 4xDove

12
6
40
30
24
20
80
80
4
60
6
40
220
80
2
2
30
4
200
4
270
20
260
4
4
126
360
40
8
160
8.24
20
262
4
40
20
40
184.8

3.92
2.49
16.60
12.45
9 96
9.96
6.53
26.11
33.20
1.31
19.58
1.96
26.11
77.00
352.80
0.65
0.65
11.22
1.31
83.00
1.50
112.05
6.53
107.90
1.50
11.62
52.29
149.40
16.60
2.99
2386.80
59.67
6.53
85.51
1.50
16.60
0 00
0.00
14.96
60.32

2012
2013
2016
2016
2017
2018
2011
2013
2014
2016
2016
2016
2016
2016
2011
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2019
2013
2014
2014
2016
2016
2016
2015
2012
2013
2013
2015
2015
2017
2019
2020
2015

On Going
On Going
Propose
Plan
Pl
Plan
Plan
On Going
Committed
Plan
Committed
Committed
Committed
Committed
Commited
On Going
Propose
Propose
Plan
Propose
Plan
Propose
Plan
On Going
On Going
On Going
Propose
Propose
Commited
Plan
On Going
On Going
On Going
Propose
Propose
Plan
Plan
Plan
Propose

2,775

3,781.1

Sumber Dana
APLN 2011
KE Paket 5
JBIC II
Unallocated
U ll
Unallocated
t d
Unallocated
APLN 2010
APBN
Unallocated
JICA
JICA
IPP
JICA
JICA
APLN 2009
JBIC II
IBRD
Unallocated
JICA
Unallocated
JICA
Unallocated
APLN 2010
APLN 2009
APLN 2009
JICA
JICA
IPP
Unallocated
KE
APLN
APLN
ADB
JBIC II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
ADB

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran (1/8)

No

84
47

001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037
038
039
040

Propinsi
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
J k t
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta

Dari

Ke

Angke
Ancol
Muarakarang
Angke
Duren Tiga
Kemang
Gedung Pola
Manggarai
Manggarai
Dukuh Atas
Kebon Sirih
Gambir Lama
Ketapang
Mangga Besar
New Senayan
Senayan
Durikosambi
Petukangan
Durikosambi
Muarakarang Lama
Jatiwaringin
Inc. (Pdklp-Jtngn)
Tanah Tinggi (GIS)
Inc. (Gmblm-Plmas)
Semanggi Barat
Karet Lama
Nikomas Gemilang
Puncak Ardi Mulya
Power Steel Indonesia
New Balaraja
Gandul
Serpong
Gandul
Petukangan
Petukangan
Bintaro
Kandang Sapi
Inc. (Bekasi-Marunda)
Semanggi Barat (GIS)
Semanggi Timur (GIS)
Cileungsi II/Jonggol
Cibatu
Alam Sutra
Inc.(Lippo Curug-Kmbngn)
Antasari/CSW II (GIS)
Inc (Drtga/Kemang-Kenvil)
Cakung TownShip
Harapan Indah
Durikosambi 2 / Daan Mogot (GIS) Inc.(Dksbi-Mkrng)
Gandaria 150 (GIS)
Depok III
Harapan Indah (GIS)
Inc.(Mtawar-Bekasi)
Jatirangon II/Cibubur
Inc.(Jtngn-Cibng)
Kapuk (PIK)
Inc (Mkrang-Dksbi)
M
Mangga
B
Besar II/G
II/Gunung Sahari
S h i (GISKemayoran
(GISK
Chandra Asri
Inc. Single phi (Menes-Asahi)
Karet Baru
Karet Lama
Cilegon
Serang
Depok III
Depok II
CSW III/Mrt Psr Mede
Pondok Indah
Durentiga II/Ragunan
Inc. (Gndul-Cwang)
MRT Jakarta
Semanggi Barat
Abadi Guna Papan II
Cawang Lama
Durikosambi III/Rawa Buaya
Durikosambi II
Pondok Indah II/Cirende
Inc. (Ptkng-Gndul)

Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct
cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
t
2 cct,
1 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct
cct,
2 cct,
2 cct,

Konduktor

kms

Juta USD

2xZebra
2xACCC 310
1xCU1000
1xCU1000
1xCU1000
1xCU1000
1xCU1000
1xCU1000
2xTDrake
2xTDrake
2xZebra
1xCU1000
1xTACSR410
1xOstrich
2xZebra
2xTACSR410
2xTDrake
1xTACSR520
2xHawk
1xCU1000
2xZebra
4xZebra
1xCU1000
2xZebra
2xTACSR Drake
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xTACSR Drake
1
1xCU1000
CU1000
2xTACSR 410
1x1000
2xACCC 330
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
1xCU1000
2xCU800
1xCU800
2xDrake

10
12
6
4
4
2
6
6
52
25.8
24
4
8
4
10
40
28
18
10
6
10
2
10
10
2
24
2
2
2
16
1
1
45
40.44
10
10
10
6
10
6

0.99
1.34
28.33
18.89
18 89
18.89
9.44
28.33
28.33
7.80
3.87
2.36
9.44
0.80
0.00
0.99
6.00
4.20
1.94
0.76
14.17
0.99
0.36
23.61
0.99
0.20
2.36
0.30
0.99
0.20
37 78
37.78
0.15
2.36
12.60
8.77
23.61
0.99
23.61
0 59
0.59
23.61
0.60

COD
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017

Status
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
O Going
On
G i
On Going
Committed
Committed
Committed
Propose
Propose
Proposed
Plan
Plan
Plan

Sumber Dana
APLN 2010
KE Paket 5
KE Paket 3
KE Paket 2
KE Paket 2
KE Paket 3
KE Paket 2
KE Paket 3
JBIC
JBIC
KE-III
KE-III
KE Paket 5
KTT
KTT
APLN
APLN
KE Paket 5
APLN 2011
KE Paket 3
APLN 2010
APLN 2010
ADB (Deutch)
APLN 2010
KE Paket 5
APLN
APLN
APBN
APLN 2010
ADB
APLN 2011
APLN
APLN
APLN
JBIC II
JBIC II
JBIC II
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran (2/8)

No

84
48

041
042
043
044
045
046
047
048
049
050
051
052
053
054
055
056
057
058
059
060
061
062
063
064
065
066
067
068
069
070
071
072
073
074
075
076
077
078
079
080

Propinsi
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar

Dari

Ke

Pulogadung New
Inc. (Plmas-Pgsan)
Cipinang II/Jatinegara
Inc. (Plmas-Mgrai)
Gandaria II
Gandaria
Kemayoran II
Inc. (Priok-Plpng)
Penggilingan II
Penggilingan
Indofood Sukses Makmur
Plumpang
Semanggi Barat II/T.Abang (GIS)
Inc (Karet-Angke)
Gambir Lama II (GIS)
Gambir Lama (GIS)
Pancoran 2 / Pengadegan Tmr (GIS) Inc. (Cawang II - Abadi II)
Tigaraksa II
Tigaraksa
Senayan Baru 2
Senayan Baru
Bogor Baru
Ciawi Baru
Cibadak Baru II
Jabar Selatan PLTU
Braga (GIS)
Cigereleng
Cibabat II/Leuwigajah (GIS)
Inc. (Cbbat - Cbrem)
Patuha PLTP
Lagadar
U.Berung New/R.kasumba baru
Ujung Berung
U.Berung New/R.kasumba baru
Inc. (Ubrng-Rckek)
Bekasi Power (PLTG)
Jababeka
Bekasi Power (PLTG)
Jababeka
Cibinong
Sentul
Bogor Baru
Sentul
Bogor Kota (GIS)
Kedung Badak Baru
Kedung Badak Baru
Depok III
Ciawi Baru
Cibadak Baru II
Cimanggis II/Kotakembang
Inc. (Kdbdk-Depok III)
Lembursitu Baru
Cianjur
Lembursitu Baru
Pelabuhan Ratu PLTU
Pelabuhan Ratu Baru
PLTU Pelabuhan Ratu
B k i Ut
Bekasi
Utara/Tarumajaya
/T
j
I
Inc.
(Bkasi-Ksbru)
(Bk i K b )
Cikarang Lippo
Inc. (Gdmkr-Cbatu)
Cikedung
Inc. (Jtbrg - Hrgls)
Cikijing
Mandirancan
Dago Pakar
Inc (Badut-Ujbrg)
Dayeuhkolot (GIS)
Inc (Bdsln-Cgrlng)
Jatiluhur Baru
Jatiluhur PLTA
Kanci
Inc. (PLTU Kanci-Brebes)
Karang Nunggal
Tasikmalaya New
Kiaracondong II/Rancanumpang
Inc. (Krcdg-Ubrng)
Sukatani /Gobel
Jababeka

Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Konduktor
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct
cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
t
2 cct,
4 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct
cct,
2 cct,
2 cct,

2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
1xCU1000
1xCU1000
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xCU800
2xZebra
2xTACSR520
1xCU800
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xDove
1xHawk
1xACCC 330
1xACCC 330
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2 Z b
1xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR 410
2xZebra
2xZebra
2xZebra

kms

Juta USD

8
10
30
6
12
0
4
2
10
10
16
17
140
16
12
70
10
10
10.2
10.2
24.2
20.2
10
46
52
7,2
64
64
60
2
10
40
80
10
3
20
12
32
16
20

0.60
0.99
2.96
14.17
28 33
28.33
0.00
0.60
0.20
0.99
0.99
37.78
1.67
25.20
37.78
1.18
6.90
1.35
1.35
1.53
1.13
1.45
1.21
23.61
4.53
5.12
1.97
6.30
9.60
5.91
0 20
0.20
0.68
3.94
7.88
0.99
0.30
1.97
2.36
3 15
3.15
1.58
1.97

COD
2017
2018
2018
2018
2018
2011
2018
2019
2019
2020
2020
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012

Status
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
g
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
O Going
On
G i
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going

Sumber Dana
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
KTT
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN
APLN
ADB (Deutch)
ADB (Deutch)
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN 2011
APLN 2010
APLN 2010
ADB (Deutch)
ADB - B3
APLN 2010
APBN 2011
APLN 2010
APLN Percepatan
APBN 2011
ADB (D
(Deutch)
t h)
APLN 2010
ADB (Deutch)
APBN
ADB - B2
APLN 2010
APBN 2011
APLN 2010
APBN
APLN 2010
APLN 2010

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran (3/8)

No

84
49

081
082
083
084
085
086
087
088
089
090
091
092
093
094
095
096
097
098
099
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

Propinsi
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Banten
Jabar
Jabar
Banten
Banten
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar

Dari
Tanggeung
Sukatani /Gobel
Bandung Selatan
Kosambi Baru
Jui Shin Indonesia
Win Textile
Hankook Tire Indonesia
Sulfindo Adi Usaha
Multistrada Arah Sarana
Indorama Synthetic
Interworld Steel Mills
Indorama Ventures
Wisma Karya Prasetya
Bekasi
Karaha Bodas PLTP
Malangbong Baru
Kadipaten II
Muaratawar
Plumpang
Rancaekek
Jatibarang
Cisolok Sukarame PLTP
Bekasi II
Bogor Baru II/Tajur (GIS)
Kracak Baru
Bunar Baru
Bunar Baru
Tangkuban Perahu I PLTP
Tangkuban Perahu II PLTP
T
Tampo
Mas
M PLTP
Kamojang
Cisolok Sukarame PLTP
Arjawinangun Baru
Babakan II
Bandung Selatan II/Ketapang
Bandung Timur II
Cangkring Baru
Cibabat III
Cikumpay II/Sadang
Kuningan Baru

Ke

Tegangan

Cianjur
70 kV
Inc. (Bkasi-Ksbru)
150 kV
Cigereleng
150 kV
Bekasi
150 kV
Inc double phi (Cbatu
Inc.double
(Cbatu-Clngsi)
Clngsi) 150 kV
New Jatiluhur
150 kV
Inc.double phi (Cbatu-Jbeka) 150 kV
Salira Indah
150 kV
Inc.double phi (Ksbru-Bkasi) 150 kV
Indorama
70 kV
Maximangando
150 kV
Lippo Curug
150 kV
Kiarapayung
150 kV
Inc. Tx.(Plpang-MTawar)
150 kV
Garut
150 kV
New Tasikmalaya
150 kV
Inc. (Sragi-Rckek)
150 kV
Inc. Tx.(Bkasi-Plumpang)
150 kV
Inc. Tx.(Bkasi-MTawar)
150 kV
Sunyaragi
150 kV
Balongan
150 kV
Pelabuhan ratu
150 kV
Inc (Bkasi-Ksbru)
150 kV
Bogor Baru
150 kV
Kedung Badak
150 kV
Rangkasbitung II
150 kV
Kracak Baru
150 kV
Bandung Utara
150 kV
Inc (TPerahu I -Bandung Utara) 150 kV
I (R k k Ck k )
Inc.(Rckek-Ckska)
150 kV
Kamojang Bus 4
150 kV
Pelabuhan Ratu
150 kV
Inc.(Jtbrg-Mdcan)
150 kV
Inc.(Kanci-Brbes)
150 kV
Incomer (Cgrlng-Bdsln)
150 kV
Ujungberung
150 kV
Inc. (Jtbrg-Haurgelis)
150 kV
Padalarang
150 kV
Inc. (Crata-Ckpay)
150 kV
Inc. (Ckjing - Mdcan)
150 kV

Konduktor
2 cct, 1xHawk
2xTACSR410
2xACCC DOVE
2 cct, 2xTACSR410
2 cct
cct, 1xZebra
2 cct, 1xTACSR520
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xTACSR 410
2 cct, CU 2x240
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
4 cct, 2xZebra
4 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 1xACCC 360
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct,
t 2xTACSR410
2 TACSR410
1 cct, 2xACCC 330
2 cct, 2xZebra
4 cct, 2xZebra
4 cct, 2xTACSR 410
2 cct, 2xACCC
2 cct, 2xZebra
4 cct, 2xZebra
2 cct
cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
4 cct, 2xZebra

kms

Juta USD

100
10
26.4
118
10
10
4
0
10
10
0
0
10
16
40
94
20
40
16
24.2
34
120
10
10
20
72
30
10
10
70
1
120
20
28
10
18
20
12
10
40

4.20
1.50
8.62
17.70
1 11
1.11
2.92
1.11
0.00
1.11
0.00
0.00
0.00
0.99
1.58
3.94
9.26
1.97
3.94
1.58
1.45
1.45
11.82
1.50
0.99
1.97
10.80
4.50
0.99
0.99
10 50
10.50
0.28
11.82
1.97
2.76
0.99
1.77
1.97
1 18
1.18
0.99
3.94

COD
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

Status
On Going
Committed
On Going
Committed
Proposed
Proposed
On Going
On Going
Proposed
Proposed
On Going
Proposed
Proposed
Committed
Committed
Committed
Propose
On Going
On Going
Plan
Plan
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
P
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose

Sumber Dana
APLN
APBN
APLN
APLN
APLN 2012
KTT
APLN 2011
KTT
APLN 2012
APLN 2011
APLN 2011
KTT
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN
APBN 2013
KE Paket 5
KE Paket 5
APLN
APLN
Percepatan Tahap 2
APBN
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APBN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APBN
APLN 2012
APLN 2012

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran (4/8)

No

85
50

121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160

Propinsi
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar
Jabar

Dari
Majalaya Baru
Rengasdengklok Baru
Subang Baru
Sumedang Baru/Tj.Sari
Cibuni PLTP
Cibeureum
Kamojang
Wayang Windu
Bandung Selatan
Drajat
New Tasikmalaya
Bandung Selatan
Cibatu
Malangbong
Semen Sukabumi Industri
Lagadar
Kosambi Baru
Jatiluhur Baru
Tambun New
Tambun 150 kV
Surade
Parakan II/Jt
II/Jt. Gede
Bogor baru
Ciawi Baru II
Cibadak Baru II/Cicurug
Bengkok II
Cianjur II/Rajamandala
Indramayu baru
Kiaracondong III/Cinambo
g Baru II
Padalarang
Cigereleng II/Cikalong
Bogor X
Jababeka II
Kosambi Baru II
Fajar Surya W II
Pangandaran II/Cikatomas
Poncol Baru II/Bj.Menteng
Rancakasumba II/Sangian
Ci j III/Ci
Cianjur
III/Cipanas
Cikasungka II/Nagreg

Ke

Tegangan

Rancakasumba
150 kV
Inc (Ksbru-Bkasi)
150 kV
Purwakarta
150 kV
Ujungberung
150 kV
( j
g g)
70 kV
Inc.(Cnjur-Tngng)
Inc. (Cbabat-Cbabat II))
150 kV
Drajat
150 kV
Kamojang
150 kV
Wayang Windu
150 kV
Tasikmalaya
150 kV
Tasik Lama (Tx-Ciamis)
150 kV
Garut
150 kV
Mandirancan
500 kV
Cikijing
150 kV
Lembursitu
150 kV
Padalarang
150 kV
Jatiluhur Baru
150 kV
Padalarang
150 kV
Inc. (Pdklp-Tmbun)
150 kV
Inc. (Pdklp-Tmbun)
150 kV
Pelabuhan Ratu Baru
150 kV
Inc (Rckek-Sragi)
150 kV
Kedung Badak
150 kV
Inc. (Bgbru-Cnjur)
150 kV
Inc (Cbdru-Ciawi)
150 kV
Ujungberung
150 kV
Inc. (Cnjur-Cgrlg)
150 kV
Inc. (Hrgls-Skmdi)
150 kV
Kiaracondong II/Rancanumpang150 kV
Inc.(Padalarang-Cibabat)
(
g
)
150 kV
Inc (Cgrlg-Lgdar)
150 kV
Inc. (Bunar-Kracak)
150 kV
Inc (Jbeka-Cbatu)
150 kV
Inc. (Ksbru - Bkasi)
150 kV
Inc. (Ksbru-Bkasi)
150 kV
Banjar
150 kV
Inc. (Tmbun-Pncol)
150 kV
Rancakasumba
150 kV
Ci j II/R
Cianjur
II/Rajamandala
j
d l
150 kV
Cikasungka
150 kV

Konduktor
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
4 cct
cct,
2 cct,
4 cct,
4 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
4 cct,
t
2 cct,

2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
4xZebra
2xZebra
1xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2
2xZebra
Z b
2xZebra

kms

Juta USD

30
4
30
10
100
7
22
32
33
65
64
33
260
80
10
21.66
45.8
89.08
10
60
10
20
10
40
20
10
8
20
20
20
4
8
20
16
100
100
20
20
8
12

2.96
0.39
2.96
0.99
6.00
0.69
2.17
3.15
3.25
6.40
6.30
3.25
97.23
7.88
2.78
2.13
4.51
8.77
8.77
10.80
0.99
2 00
2.00
1.50
3.94
1.97
0.59
0.79
0.99
2.00
2.00
0.79
0.60
1.97
1.58
9.85
9.85
1.97
1.97
0 79
0.79
1.18

COD
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019

Status
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
p
Committed
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Committed
Proposed
Committed
Committed
Committed
Committed
Propose
Propose
Propose
Plan
Propose
Propose
Propose
Plan
Propose
Propose
Propose
p
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Pl
Plan
Plan

Sumber Dana
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN
IBRD IFB-3A
IBRD IFB-3A
IBRD IFB-3A
IBRD IFB-3A
IBRD IFB-3A
IBRD IFB-3A
APLN
APLN
KTT
APLN
APLN
APLN
APLN
JBIC II
JBIC II
JBIC II
Unallocated
JBIC II
APLN Percepatan
JBIC II
Unallocated
JBIC II
JBIC II
JBIC II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
U ll
Unallocated
t d
Unallocated

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran (5/8)


No

85
51

161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
195
196
197
198
199
200
201

Propinsi
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
B t
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
B t
Banten
Banten

Dari
PLTP Gunung Ciremai
PLTP Gunung Endut
Garut II
Lagadar II
Dawuan II/Cipasanggrahan
Kosambi Baru II/Cilamaya
Lembang 150 kV
Ujung Berung II/Bojong Melati
Cikupa
Labuan PLTU
Tangerang Baru
PLTU Lontar
Rangkasbitung II
R
Rangkasbitung
k bit
II
Saketi II
Saketi II
Spinmill Indah Industri
Lengkong
Asahimas II/Cinangka
Malingping
Bintaro II
Lautan Steel
Millenium
Indoferro
JV KS POSCO
Bintaro
Cilegon Baru II
Lengkong II
Balaraja
Pelabuhan Ratu
Bayah
Bayah
Puncak Ardi Mulya II/GORDA
Balaraja New
Rawadano PLTP
Ciseeng
Dukuh Atas
Tangerang Baru II
B
Bogor
X
Tanjung Pucut

Ke

Tegangan

Mandirancan
150 kV
Rangkas Bitung
150 kV
Inc. (Garut-Bdsln)
150 kV
Incomer (Lgdar-Pdlrg)
150 kV
Dawuan
150 kV
Kosambi Baru
150 kV
Bandung Utara
150 kV
Ujung Berung New
150 kV
Balaraja
150 kV
Saketi II
150 kV
Cengkareng
150 kV
Tangerang Baru
150 kV
Saketi II
150 kV
K
Kopo
150 kV
Menes II
150 kV
Rangkasbitung II
150 kV
Inc. double phi (New Balaraja - 150 kV
Serpong
150 kV
Inc. (Mnes-Asahi)
150 kV
Saketi II
150 kV
Bintaro
150 kV
Inc (Blrja
Inc.
(Blrja-Millenium)
Millenium)
150 kV
Inc. (Lautan-Citra)
150 kV
Inc. double phi (Clgon-Asahi) 150 kV
Cilegon Baru
150 kV
Serpong
150 kV
Inc. (Clbru-Srang)
150 kV
Inc. Legok-Lengkong
150 kV
Citra Habitat
150 kV
Lembursitu
150 kV
Pelabuhan Ratu
150 kV
Malingping
150 kV
Inc (Pucam-Kopo)
150 kV
Millenium
150 kV
Inc.(Menes-Asahimas)
150 kV
Lengkong
150 kV
Semanggi Barat
150 kV
PLTU Lontar
150 kV
T j
Tanjung
Pucut
P
t
500 kV DC
Ketapang
500 kV DC

Konduktor

kms

Juta USD

2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
4 cct, 2xZebra
4 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xTDrake
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xACCC570
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct,
t 2xZebra
2 Z b
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xTACSR 410
2 cct, 1xACCC 330
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 1xCU1000
4 cct
cct, 2xTACSR410
4 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xTACSR 410
2 cct, 1xTACSR520
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xTACSR410
2 cct, 2xZebra
2 cct, 2xCU800
2 cct, 2xTACSR410
2 pole,
l HVDC OHL
2 pole, HVDC CABLE

40
80
40
8
10
10
20
10
22.6
46
14
10
60
34
46
60
8
11.6
4
80
14
8
8
1
6.8
18
8
10
24
82
70
70
2
30
60
20
4
26
220
80

3.94
7.88
3.94
0.79
0.99
0.99
1.97
0.99
3.39
6.90
2.18
0.99
5.91
3 35
3.35
4.53
9.00
1.11
1.30
0.99
7.88
33.06
0 79
0.79
0.79
0.28
0.00
1.94
0.99
1.80
4.50
8.08
6.90
6.90
0.20
4.50
9.00
2.00
0.60
2.60
77 00
77.00
352.80

COD
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016

Status
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
O Going
On
G i
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Proposed
Proposed
Committed
Committed
Committed
Committed
Committed
Propose
Propose
Propose
Plan
Propose
Propose
Propose
Propose
C
Committed
itt d
Commited

Sumber Dana
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN
APLN Percepatan
APLN Percepatan
APLN
APLN Percepatan
ADB - B2
APLN Percepatan
APLN Percepatan
APLN 2011
APLN
APBN 2011
APBN 2011
ADB (Deutch)
APLN 2010
IBRD Scattered
APLN 2011
APLN 2012
KE Paket 5
APLN
APBN 2012
APLN
APLN
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
Unallocated
APLN 2013
JBIC II
JBIC/KE
JBIC II
JICA
JICA

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran (6/8)

No

85
52

202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241

Propinsi
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
J t
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
J t
Jateng
Jateng

Dari
Serang II/Baros
Bintaro III/Jombang
Teluk Naga II
Lippo Curug II
Serang Utara/Tonjong
Lengkong III
Tangerang Baru III
Tanjung Jati
Kebasen II/Balapulang
Sayung
Pracimantoro/Nguntoronadi
Weleri
Klaten
K d
Kudus
Purwodadi
Sunyaragi
Apac inti Corpora
Temanggung
Wonosobo
Ungaran PLTP
Rawalo
Pati II
Baturaden PLTP
Guci PLTP
Bumiayu
Bumiayu
Pekalongan
Pemalang
Kebasen
Kebasen
Batang
Pemalang New
Bantul Baru/ Piyungan
Kudus II
Tambaklorok II
Pekalongan II/Kajen
Pandeanlamper II
Sanggrahan II/Rajeg
K lib k l II
Kalibakal
Banyudono Baru

Ke
Inc. (Saketi-Rangkas)
Inc.(Bntro-Srpng)
Inc.(Lontar-Tgbru-2)
Lippo Curug
Serang
Inc.(Serpong-Lengkong)
Tangerang Baru II
Sayung
Inc. (Kbsen-Bmayu)
Inc Tx (Bawen-Tbrok)
Inc.(Pctan-Wngri)
Ungaran
Pedan
P
Purwodadi
d di
Ungaran
Brebes
Bawen
Wonosobo
Secang
Inc(Ungaran-Jelok)
Gombong
Pati
Inc.(Rawalo-Kalibakal)
Inc.(Klbkl-Bmayu)
Kebasen
Kalibakal
Batang
Pekalongan
Pemalang
Brebes
Weleri
(inc Btang-Wleri)
Inc.(Bantul-Wonosari)
Inc.(Kudus-Jpara)
Tambaklorok
Inc. (Pklon-Pmlang)
Pandeanlamper
Inc.(Sgrahan-Medari)
I (Klbkl B
Inc.(Klbkl-Bmayu)
)
Inc.(Mjngo-Jajar)

Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Konduktor
4 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
t
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct
cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
t
2 cct,

2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
1xACCC 330
2xZebra
2xTACSR520
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xHawk
2xZebra
2xZebra
2 Z b
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
1xTHawk
2xTACSR 240
1xTACSR240
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xCU1000
2xTACSR410
2xZebra
2 Z b
2xZebra

kms

Juta USD

20
4
20
10
10
10
10
120
4
20
10
76
12.7
63 28
63.28
68.2
72.8
4
22
96
80
86
20
40
40
86
72
32.8
62
56
30
62
40
10
10
20
20
10
10
20
10

1.97
0.60
1.97
0.99
1.97
0.99
21.60
0.39
1.97
1.50
5.80
2.50
6 23
6.23
6.72
7.17
22.07
2.64
12.00
8.00
8.47
1 97
1.97
6.00
6.00
8.47
7.09
3.23
6.11
5.52
2.96
6.11
1.97
0.99
0.99
1.97
1.97
23.61
1.50
1 97
1.97
0.99

COD
2017
2017
2017
2018
2020
2020
2020
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2019

Status
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
O Going
On
G i
On Going
Propose
Proposed
Committed
Committed
Propose
Propose
Plan
Propose
Propose
Propose
Propose
Plan
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Propose
Plan
Plan
Plan
Plan
Pl
Plan
Plan

Sumber Dana
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN 2010
APLN 2010
APLN
APLN 2010
ADB
APLN
APLN 2010
APLN 2010
APLN 2013
APLN 2012
APLN
APLN
APLN 2012
APLN 2012
Unallocated
APLN 2012
APLN 2013
APLN 2012
APLN 2012
Unallocated
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2013
APLN 2013
JICA
JBIC II
JBIC II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
U ll
Unallocated
t d
Unallocated

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran (7/8)


No

85
53

242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281

Propinsi
DIY
DIY
DIY
DIY
DIY
DIY
DIY
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
J ti
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim

Dari
Gondangrejo/Palur II
Bantul Baru
Purworejo
Wates
Bantul
Godean
Kentungan II/Kalasan
Paciran/Brondong
Pacitan 150 kV
Pacitan 150 kV
Ponorogo II
Banaran
Banyuwangi
Kabel Jawa Madura
Kediri New
Grati
Probolinggo
Bambe
Kalisari
New Jombang
Purwosari/Sukorejo II
Wlingi II
N
New
Sid
Sidoarjo
j
Simogunung (GIS)
Tulungagung II
Tandes II/Sambi Kerep
New Buduran/Sedati
Babat
Tanjung Awar-awar PLTU
Surabaya Barat
Surabaya Barat
New Porong
Gilimanuk
Mount Dream
Banaran
Cheil Jedang
Wilis/Ngebel PLTP
The Master Steel
Semen Dwima Agung (Holcim)
Iyang Argopuro PLTP

Ke
Inc.(Palur-Jajar)
Inc.(Bantul-Wates)
Wates
Bantul
Godean
Kentungan
g
Inc.(Pedan-Kentungan)
Lamongan
Ponorogo II
PLTU Pacitan
Manisrejo
Suryazigzag
Ketapang (Cable head)
Suramadu
Kediri Baru
Gondangwetan
Gondangwetan
Karangpilang
Surabaya Selatan
Jayakertas
Inc. (Pier-Pakis)
Tulungagung II
I
Inc.
(Bdran-Bngil)
(Bd
B il)
Inc.(Swhan-Waru)
Kediri
Inc.(Waru-Gresik)
Inc.(Bngil-Waru)
Tuban
Inc. Babat-Tuban
Driyorejo
Babadan
Inc (New Sidoarjo-Bangil)
Celukan Bawang
Balongbendo
Manisrejo
New Jombang
Pacitan II
Manyar
Mliwang
Probolinggo

Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
150 kV
150 kV

2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
t
4 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct
cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,

Konduktor

kms

Juta USD

2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
1xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR410
1xTACSR 330
1xTACSR 330
1xCU800
2xTACSR520
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xTACSR
1 TACSR 330
2xZebra
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
1xHTLSC 330
1xHTLSC 330
1xTACsR 330
2xHTLSC Hawk
2xZebra
1xTACSR 330
2xZebra
2xZebra

10
10
62
62
62
62
10
44
60
124
60
26
8
6
10
38
68
10
12
36
10
68
2
10
80
4
2
60
36
10.6
26 4
26.4
4
100
14
142
22
120
0
4
60

0.99
1.50
4.73
7.80
2.36
1.58
1.50
2.98
9.00
18.60
9.00
1.58
0.49
14.17
1.80
5.70
6.70
0.99
1.18
3.55
0.99
6.70
0 12
0.12
1.97
7.88
9.44
0.20
9.00
5.40
1.19
2 96
2.96
0.24
11.20
3.89
8.66
6.67
11.82
0.00
0.00
5.91

1xCU240
2xZebra

COD
2012
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2011
2012
2014

Status
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Propose
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Committed
On Going
C
Committed
itt d
On Going
On Going
Committed
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Proposed
Committed
Proposed
Propose
Proposed
Proposed
Propose

Sumber Dana
APLN 2010
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
JBIC II
APLN
APLN Percepatan
APLN Percepatan
APLN Percepatan
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN 2010
KE-III lot 11
KE-III lot 11
APLN 2012
KE-III lot 11
APLN 2012
KE-III
KE-III lot 11
APLN 2012
APLN 2010
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN 2012
APLN
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012

Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran (8/8)

No

Propinsi

85
54

282 Jatim
283 Jatim
284 Jatim
285 Jatim
286 Jatim
287 Jatim
288 Jatim
289 Jatim
290 Jatim
291 Bali
292 Bali
293 Bali
294 Bali
295 Bali
296 Bali
297 Bali
298 Bali
299 Bali
300 Bali
301 Bali
302 Bali
303 Bali
304 Bali
305 Bali
306 Bali
TOTAL

Dari
Gresik (GIS)
Kedinding
Kedinding
Madura PLTU
Ijen PLTP
Grati
Bangil New
Bangil
Tandes New
Gilimanuk (Cable Head)
Kapal
Celukan Bawang
Jawa
Kapal
Kapal
N sa D
Nusa
Dua
a
GIS Bandara tahap-1
GIS Bandara tahap-2
Bedugul PLTP
Sanur New
New Kapal
Antosari
New Kapal
Gianyar II
Nusa Dua II/Pecatu

Ke
Gresik (Konv)
Kalisari
Inc. Bngkalan-Gltmr
Inc. Sampang-Bangkalan
Banyuwangi
Pier
Inc. (Bangil-Sidoarjo)
Sidoarjo
Tandes
Gilimanuk
PLTU Celukan Bawang
Inc. (Pmron-Glnuk)
Bali 3,4
Padangsambian
Pesanggaran
Pesanggaran
Inc. Cable Nsdua-Psgrn
Pesanggaran
Baturiti
Inc.(Gnyar-Sanur)
Inc. (Clk Bawang-Kapal)
New Kapal
Kapal
Inc.(Kapal-Gianyar)
Inc.(Kapal
Gianyar)
Incomer (Gianyar-Sanur)

Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

Konduktor
1 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
1 cct,
1 cct,
2 cct
cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
4 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,
2 cct,

1x1000
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR520
1xTACSR 330
2xTACSR410
2xHTLSC Hawk
1xCU800
1xTACSR 240
1xTACSR 240
1
1xTACSR240
TACSR240 & CU800
1xCU800
1xCU800
2xZebra
1xTACSR 330
2xTACSR 410
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
1xZebra

kms

Juta USD

1
40
40
30
120
64
40
40
10
7
140
6
12
9.12
16.72
10
10
10
60
10
20
54
54
10
4
9422.8

2.36
3.94
3.94
2.96
11.82
9.60
3.60
5.04
1.80
0.43
21.00
0.35
28.33
0.95
1.74
6 22
6.22
23.61
23.61
5.91
0.61
3.94
5.32
8.10
1.50
0.27
2122.78

COD
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2017

Status
Committed
Plan
Plan
committed
Propose
Committed
Propose
Propose
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Committed
Committed
Committed
Propose
Plan
Propose
Plan
Plan
Propose
Plan

Sumber Dana
APLN
Unallocated
Unallocated
IPP
APLN 2012
APLN
JBIC II
JBIC II
Unallocated
APLN
APBN
APLN
KE
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN 2012
Unallocated
ADB
Unallocated
Unallocated
JBIC II
Unallocated

Rencana Pengembangan Gardu Induk (1/19)


No

85
55

001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037
038
039
040

Propinsi

Nama Gardu Induk

Tegangan

Scope Proyek

DKI Jakarta

Nikomas Gemilang

150/20 kV New, 1 LB

DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI J
Jakarta
k t
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta

Indofood Sukses Makmur


Power Steel Indonesia
Priok Timur
Abadi guna papan GIS
B l j
Balaraja
Beringin
Ciawi baru (uprate ke 150/20)
Cibadak baru
Cibinong
Cikande
Cikokol/tangerang
Cikupa
Cileduk
Cilegon lama
Cipinang GIS
Citra habitat
Depok / rawadenok
Duri kosambi
Grogol GIS
Jatake
Kandang sapi GIS
Kebon sirih GIS
Kopo
Lippo curug
Mangga besar GIS
New balaraja
Pasar kemis
Petukangan
Plumpang (uprating trafo 3)
Puncak ardi mulya
Saketi baru (uprate ke 150/20)
Senayan baru GIS
Sentul
Sepatan
Serang
Tangerang baru
Teluk naga
g
Tigaraksa
Jatiwaringin (GIS)

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

New, 1 TR
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
E t 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Tf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf

Kapasitas Juta USD COD


120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
120

0.90 2011
0.90
6.86
2.10
4.05
2 10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
4.05
2.10
2.10
2.10
4.05
2.10
4.05
4.05
2.10
2.10
4.05
2.10
2.10
2.10
2.10
2 10
2.10
2.10
4.05
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
23.17

2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011

Status

Sumber Dana

Keterangan

On Going

APLN 2011

On Going
On Going
On Going
On Going
O Going
On
G i
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
g
On Going

APLN 2011
KTT
APLN 2009
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
KE-III lot 6

Ekstension 1 Line Bay di GI Puncak


Ardi Mulya 1 Trafo Bay di GI 150 kV
Ekstension
GI Baru KTT
Ext. trafo ke-1
Ext. trafo ke-3
E t trafo
Ext.
t f ke-3
k 3
Ext. trafo ke-3
(Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. trafo ke-3
(Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke
ke-3
3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
(Uprate 30 ke 60 MVA
Ext trafo ke-4
Ext.
ke 4
(Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
(Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
GI Baru

trafo1,2)
trafo4)

trafo ke3)
trafo1,2)

trafo ke1)

Rencana Pengembangan Gardu Induk (2/19)


No

Propinsi

041 DKI Jakarta


042 DKI Jakarta
043
044
045
046
047
048
049

Nama Gardu Induk


Tanah Tinggi (GIS)
Chandra Asri

Tegangan

Scope Proyek

Kapasitas Juta USD COD

DKI Jakarta

Lautan Steel Indonesia

DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta

Legok
Duren tiga GIS
Kedungbadak baru (uprate ke 150/20)
Legok
Lembursitu baru (uprate ke 150/20)
Lengkong

150/20 kV New, 2 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf


150/20 kV New, 2 LB, 1 TB, 1 BC
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf,
150/20 kV
Gedung Kontrol
150/20 kV Ext, 1 TB, 1 Trf
150/20 kV Ext, 1 TB, 1 Trf
150/20 kV Upr, 1 TB, 1 Trf
150/20 kV Ext, 1 TB, 1 Trf
150/20 kV Upr, 1 TB, 1 Trf
150/20 kV Ext, 1 TB, 1 Trf

Status

Sumber Dana

120
-

17.01 2011
4.22 2012

On Going
On Going

KE-III lot 5
APLN 2011

GIS Baru
GI Baru KTT

60

5.35 2012

On Going

APLN 2010

GI Baru KTT

60
60
60
60
60
60

2.10
4.05
2.10
2.10
2.10
2.10

2012
2012
2012
2012
2012
2012

On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going

APLN
APLN
ADB
APLN
APLN
APLN

Ext. trafo ke-2


Ext. trafo ke-3
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo1,2)
Ext. trafo ke-3
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo1,2)
Ext. trafo ke-4

2.10 2012

On Going

APBN 2009/10

(Uprate 30 ke 60 MVA trafo1,2)

85
56

050
051
052
053
054
055
056
057
058
059
060
061
062
063
064
065
066
067
068
069
070
071

DKI Jakarta

Pelabuhan ratu baru (uprate ke 150/20)

150/20 kV Upr, 1 TB, 1 Trf

60

DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20
/ kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

60
60
120
120
0
120
180
120
60
120
120
0
120
0
60
0
30
60
60
60
60

072
073
074
075
076
077
078
079
080

DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta

Serang
Tigaraksa
Antasari/CSW II (GIS)
C
Cakung
Township/Garden
/G
City
C (G
(GIS)
S)
Harapan Indah (GIS)
Durikosambi 2 / Daan Mogot (GIS)
Gandaria 150 (GIS)
Harapan Indah
Jatirangon II/Cibubur
Kapuk (PIK) (GIS)
Gunung Sahari (GIS)
Kemayoran
Semanggi Barat (GIS)
Karet Lama
Pasar kemis
Cilegon Baru
Bunar
Bunar baru (uprate ke 150/20)
Ciawi baru (uprate ke 150/20)
Cileungsi ii/jonggol
Depok / rawadenok
Depok baru 150 kv/GIS (uprate ke
150/20)
Jatiwaringin GIS
Kracak baru (uprate ke 150/20)
Lembursitu baru (uprate ke 150/20)
Millennium (pt power steel)
Miniatur GIS
Tangerang baru
Serang
Bintaro 2 GIS

DKI Jakarta

Ext, 1 TB, 1 Trf


Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 3 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext 2 LB
Ext,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf

1 BC, 2 Trf
1 BC,
C 2 Trff
1 BC,
1 BC,
1 BC,
1 BC,
1 BC,
1 BC,

2 Trf
3 Trf
2 Trf
1 Trf
2 Trf
2 Trf

1 BC, 2 Trf

2.10
2.10
17.01
17.01
6.15
17.01
21.06
7.24
5.13
17.01
17.01
1 23
1.23
17.01
1.23
2.10
1.23
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10

2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On
O Going
G
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2013
Plan
2013 Committed
2013 On Going
2014
Plan
2014
Plan
2014
Plan
2014
Plan

150/20 kV Upr, 1 TB, 1 Trf

60

4.05 2014

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

60
60
60
60
60
60
60
60

4.05
2.10
2.10
2.10
4.05
2.10
2.10
4.05

Ext,
Upr,
Upr,
Ext,
Ext,
Ext,
Ext,
Ext,

1 TB,
1 TB,
1 TB,
1 TB,
1 TB,
1 TB,
1 TB,
1 TB,

1 Trf
1 Trf
1 Trf
1 Trf
1 Trf
1 Trf
1 Trf
1 Trf

2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015

APLN
APLN
ADB (Deutch)
APLN
APLN
KE Paket 8
APLN Percepatan
APLN
APBN 2009/10
APLN 2010
ADB
APLN
KE Paket 8
KE Paket 8
Unallocated
APBN 2011
APLN
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Plan

Unallocated

Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
proposed
Plan

Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated

Keterangan

Ext. trafo ke-4


Ext. trafo ke-3
GIS Baru
G S Baru
GIS
Arah Cakung Township
GIS Baru
GIS Baru
GI Baru
GI Baru
GIS Baru
GIS Baru
Arah Gunung Sahari
GIS Baru
Arah Semanggi Barat
Ext. trafo ke-4
Arah Cilegon Baru II/Kramatwatu
Ext. trafo ke-3
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo1,2)
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo3)
Ext. trafo ke
ke-3
3
Ext. trafo ke-3
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo1,2)
Ext. trafo ke-3
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo1)
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo3)
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-5
Ext. trafo ke-3

Rencana Pengembangan Gardu Induk (3/19)


No

Propinsi

85
57

081
082
083
084
085
086
087
088
089
090
091

DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta

092
093
094
095
096
097
098
099
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
J k t
DKI Jakarta

DKI Jakarta

Nama Gardu Induk


Cakung twonship GIS
Gunung sahari GIS
Millennium (pt power steel)
Penggilingan GIS
Pondok indah GIS
p
Sepatan
CSW III/Mrt Psr Mede (GIS)
MRT Jakarta
Pelabuhan Ratu Baru
Cawang-2(GIS)
Cileduk 2/ alam sutra GIS
Depok baru 150 kv/GIS (uprate ke
150/20)
Duri kosambi 2 / daan mogot GIS
Lengkong 2 (indorama)
Manggarai GIS
Penggilingan GIS
Semanggi barat GIS
Tigaraksa
Duren Tiga II/Ragunan (GIS)
Ciseeng
Pondok Indah (GIS)
Abadi Guna Papan II (GIS)
Bogor baru II/tajur
Cakung twonship GIS
Gunung sahari GIS
Jatirangon 2 / cibubur
Kapuk (pik) (2 x 60 mva)
Kedungbadak baru (uprate ke 150/20)
Lippo curug
y (GIS)
(
)
Durikosambi III/Rawa Buaya
Pondok Indah II/Cirende
Antasari / csw 2 / kemang village GIS
Jatirangon 2 / cibubur
Lautan steel/telaga sari
Lengkong 2 (indorama)
Millennium (pt power steel)
Puncak ardi mulya ii
Sepatan
T Rasuna/pancoran
T.
R
/
GIS
Tangerang baru 2

Tegangan

Scope Proyek

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Ext, 1 TB, 1 Trf


Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext,, 1 TB,, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD


60
60
60
60
60
60
60
60
0
120
60

150/20 kV Upr, 1 TB, 1 Trf

60

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

60
60
60
60
60
60
60
60
0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Ext, 1 TB, 1 Trf


Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB,
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New 2 LB
New,
LB, 1 TB
TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
E t 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Tf
Ext, 1 TB, 1 Trf

1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC
BC, 1 Trf

1 BC, 1 Trf
1 BC, 2 Trf

4.05
4.05
2.10
4.05
4.05
2.10
12.97
12.97
1.23
12.97
4.05

4.05 2016
4.05
2.10
4.05
4.05
4.05
2.10
12.97
3.90
6.15
12 97
12.97
2.10
4.05
4.05
2.10
2.10
2.10
2.10
12.97
7.24
4.05
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
4 05
4.05
2.10

Status

2015
Plan
2015
Plan
2015
Plan
2015
Plan
2015
Plan
2015
Plan
2015 proposed
2016 proposedd
2016 proposed
2016 proposed
2016
Plan

2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018

Sumber Dana
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
JBIC II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
Unallocated

Keterangan
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
GIS Baru
GI Baru KTT
Arah Surade
GIS Baru
Ext. trafo ke-3

proposed

IBRD Scattered II

(Uprate 30 ke 60 MVA trafo3)

proposed
proposed
Plan
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
proposed
p
p
proposed
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Pl
Plan
Plan

IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
Unallocated
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
U ll
Unallocated
t d
Unallocated

Ext. trafo ke-3


Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
GIS Baru
GI Baru
GIS Baru
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo3)
Ext. trafo ke-3
GIS Baru
GI Baru
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-5
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
E t trafo
Ext.
t f ke-3
k 3
Ext. trafo ke-3

Rencana Pengembangan Gardu Induk (4/19)

No

85
58

121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160

Propinsi
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
J k t
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta

Nama Gardu Induk


Teluk naga 2
Cipinang II/Jatinegara (GIS)
Gandaria II/Mekar Sari
Gandaria
Kemayoran II (GIS)
Penggilingan II (GIS)
Penggilingan (GIS)
Semanggi Barat II/T.Abang (GIS)
Cileungsi
Abadi guna papan 2 GIS
Asahimas ii/cinangka
Bintaro 3 / jombang
Bogor kota GIS
Bunar baru (uprate ke 150/20)
Cileduk 2/ alam sutra GIS
Csw 3 / mrt pasar mede GIS
Depok / rawadenok
Duren tiga 2 / rangunan GIS
Duri kosambi 3 / rawa buaya GIS
Harapan indah
Kapuk (pik) (2 x 60 mva) GIS
Lippo curug 2
Pegilingan 2 GIS
Pondok indah 2 / cirende
Semanggi barat 1 / tanah abang GIS
Tangerang baru 2
Teluk naga 2
Gambir Lama II (GIS)
Gambir Lama (GIS)
P
Pancoran
2 / Pengadegan
P
d
T
Tmr (GIS)
Bintaro 3 / jombang
Cilegon baru ii/kramatwatu
Cileungsi ii/jonggol
Csw 3 / mrt pasar mede GIS
Dukuh atas 2 GIS
Duri kosambi 3 / rawa buaya GIS
Gmbr lama 2 GIS
Jatirangon 2 / cibubur
Lautan steel/telaga sari
Lembursitu baru (uprate ke 150/20)

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New 2 LB
New,
LB, 1 TB
TB,
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
N
New,
2 LB
LB, 2 TB
TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf

1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC
BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf

1 BC, 2 Trf
1 BC
BC, 2 T
Trff

Kapasitas Juta USD COD


60
60
60
0
60
60
0
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
120
0
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

2.10
12.97
5.13
1.23
12 97
12.97
12.97
6.15
12.97
2.10
4.05
2.10
2.10
4.05
2.10
4.05
4.05
2.10
4.05
4.05
2.10
4.05
2.10
4.05
2.10
4.05
2.10
2.10
17.01
1.23
17 01
17.01
2.10
2.10
2.10
4.05
4.05
4.05
4.05
2 10
2.10
2.10
2.10

2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020

Status

Sumber Dana

Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Pl
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
U ll
Unallocated
t d
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Keterangan
Ext. trafo ke-2
GIS Baru
GI Baru
Arah Gandaria II/Mekar Sari
GIS Baru
GIS Baru
Arah Penggilingan II (GIS)
GIS Baru
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke
ke-3
3
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo3)
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
GIS Baru
Arah Gambir Lama II (GIS)
GIS Baru
B
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext trafo ke-4
Ext.
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-4

Rencana Pengembangan Gardu Induk (5/19)


No

85
59

161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200

Propinsi
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
B t
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
B t
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten

Nama Gardu Induk


Lippo curug 2
Pancoran 2 / pengadegan tmr
Pondok indah 2 / cirende
Semanggi barat 1 / tanah abang GIS
Sepatan
Tanah tinggi GIS
Teluk naga 2
Serang
Tangerang Baru II
Tigaraksa II
Tigaraksa
Senayan Baru 2 (GIS)
Senayan Baru
K
Kopo
Saketi II
Sulfindo Adi Usaha
Spinmill Indah Industri
Tangerang Baru
Rangkasbitung II
Saketi II
Depok III
I d f
Indoferro
JV KS POSCO
Interworld Steel Mills
Indorama Ventures
Millenium (Bumi Citra Permai)
Asahimas II/Cinangka
Asahimas
Malingping
Saketi II
Alam Sutra (GIS)
Bintaro II (GIS)
Bintaro
Lautan Steel
Millenium
Cilegon Baru II/Kramatwatu
Cemindo Gemilang
Bayah
Malingping
Bayah

Tegangan

Scope Proyek

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Ext, 1 TB, 1 Trf


Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
Ext, 2 LB
E t 2 LB
Ext,
Ext, 2 LB
New, 1 TB
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
Ext, 2 LB
N
New,
2 LB
LB, 1 TB
TB, 1 BC
New, 2 LB, 2 TL (3,4 km)
New, 1 TB
New, 1 TB
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB

Kapasitas Juta USD COD


60
60
60
60
60
60
60
0
0
60
0
120
0
0
0
0
120
120
0
120
60
0
60
0
120
120
0
120
120
120
120
60
0
0

2.10
2.10
2.10
4.05
2.10
4 05
4.05
2.10
1.23
1.23
3.90
1.23
17.01
6.15
1 23
1.23
1.23
0.90
5.48
1.23
7.24
7.24
1.23
3 69
3.69
5.92
0.90
0.79
7.24
3.90
1.23
3.90
1.23
17.01
17.01
1.23
7.24
7.24
7.24
7.24
5.13
1.23
1.23

2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014

Status

Sumber Dana

Keterangan

Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
O Going
On
G i
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
committed
proposedd
dd
proposedd
On Going
proposedd
On Going
Committed
Committed
Committed
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Committed
committed
proposed
proposed
proposed

Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
ADB B4 (2004)
ADB B4 (2004)
APLN 2011
APLN 2011
APLN
ADB B4 (2004)
APLN Percepatan
APLN 2012
APLN 2011
APLN 2012
APLN 2011
APLN 2012
IBRD Scattered I
APBN 2011
APBN 2011
APBN 2011
APLN
APLN 2010
ADB (Deutch)
APLN
APLN 2010
IBRD Scattered I
APBN 2011
APLN
APBN 2012
APLN 2012
APLN 2012

Ext. trafo ke-3


Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-5
Ext trafo ke-3
Ext.
ke 3
Ext. trafo ke-4
Arah Serang Utara/Tonjong
Arah Tangerang Baru III
GI Baru
Arah Tigaraksa II
GIS Baru
Arah Senayan Baru 2
A hR
Arah
Rangkasbitung
k bit
II
Arah Rangkasbitung II
Ekstension 1 Trafo Bay di GI 150 kV
GI Baru KTT
Arah PLTU Lontar
GI Baru
GI Baru Up-rate
Arah Gandaria 150 (GIS)
GI Baru
B
KTT
GI Baru KTT
Ekstension 1 Trafo Bay di GI 150 kV
Ekstension 1 Trafo Bay di GI 150 kV
GI Baru KTT
GI Baru
Arah Asahimas II/Cinangka
GI Baru
Arah Malingping
GIS Baru
GIS Baru
Arah Bintaro II
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Arah Malingping
Arah Bayah

Rencana Pengembangan Gardu Induk (6/19)


No

86
60

201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240

Propinsi
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Banten
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar

Nama Gardu Induk


Bogor Baru
Puncak Ardi Mulya II/GORDA
Lengkong II
Balaraja New
Rawadano PLTP
Lengkong II
Semanggi Barat
Dukuh Atas II
Tangerang Baru II
Cawang Lama
Serang Selatan/Baros
Bintaro III/Jombang
Durikosambi II
Teluk Naga II
Lippo Curug
C
II
Lippo Curug
Serang Utara/Tonjong
Lengkong III
Tangerang Baru III
Pelabuhan Ratu
Bekasi Power (PLTG)
Ciawi Baru
Cibadak Baru
Lembursitu Baru
Bandung utara
Bandung selatan
Banjar
Cianjur
Cibeureum
Cigereleng
g
g
Cikasungka
Cikumpay
Cirata baru
Fajar surya wisesa
Jababeka
Kosambi baru
Lagadar
Maligi
Mandirancan
Pabuaran

Tegangan

Scope Proyek

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20
/ kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New,4 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext 2 LB
Ext,
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC,
C 1 Trff
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 4LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 1 BC
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD


0
120
60
0
0
60
0
60
120
0
120
60
0
60
60
0
120
60
60
0
60
120
0
0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

1.23
6.00
3.90
1.23
1.23
2.10
1 23
1.23
12.97
7.24
1.23
7.24
5.13
1.23
5.13
5.13
1.23
6.00
3.90
3.90
1.23
3.17
6.00
1.23
3.03
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.67
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10

Status

2014 Committed
2014 proposed
2014 Comitted
2015
Plan
2015 proposed
2015 proposed
2016 proposed
2016 proposed
2016 proposed
2016
Plan
2017 proposed
2017 proposed
2017 proposed
2017 proposed
2018
Plan
2018
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
g
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going

Sumber Dana
APBN 2011
APLN 2012
APBN 2012
Unallocated
IPP
APLN 2012
JBIC/KE
JBIC/KE
JBIC II
Unallocated
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APBN 2009/10
APLN 2011
APLN
APLN
APLN Percepatan
APLN
APLN
APLN
APLN
ADB
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN

Keterangan
Arah Bogor Baru II/Tajur (GIS)
GIS Baru (Kawasan Industi Besar)
GI Baru
Arah Millenium
Arah Inc.(Menes-Asahimas)
Ext. Trf ke-2
Arah Dukuh Atas II
GI Baru
GI Baru
Arah Abadi Guna Papan II (GIS)
GI Baru
GI Baru
Arah Durikosambi III/Rawa Buaya
GI Baru
G Baru
GI
Arah Lippo Curug II
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Arah Pelabuhan Ratu Baru
GI Baru KTT
GI Baru Uprate
Arah PLTU Jabar Selatan
GI Baru Uprate
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
(Uprate 30 ke 60 MVA TRAFO1)
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke
ke-2
2
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2

Rencana Pengembangan Gardu Induk (7/19)

No

86
61

241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280

Propinsi
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar

Nama Gardu Induk


Padalarang baru
Haurgeulis
Pinayungan
Peruri
Poncol baru
Rancaekek
Sukamandi
Sunyaragi
Tambun
Tasikmalaya
Tegal herang
Ujungberung
Braga (GIS)
Cigereleng
Cibabat II/Leuwigajah (GIS)
Patuha PLTP
Lagadar
Ujung Berung New/Rancakasumba
Kuningan
Pangandaran
Rengas dengklok
S t
Santosa
Subang
Sumadra
Jui Shin Indonesia
Win Textile
Hankook Tire Indonesia
Multistrada Arah Sarana
Wisma Karya Prasetya
B
Bogor
Kota
K t (GIS)
Kedung Badak Baru
Kedung Badak Baru
Depok III
Cileungsi II/Jonggol
Cibatu
Cimanggis II/Tengah
Lembursitu Baru
Pelabuhan Ratu Baru
Ciamis
Garut

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC,
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC,
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
E t 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Tf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC,
New, 1 LB
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC
New, 1 TB
N
New,
2 LB
LB, 2 TB
TB, 1 BC
BC,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC,
Ext, 2 LB, 2 TB, 2 Trf
New 2 LB
New,
LB, 2 TB
TB, 1 BC
BC,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD

2 Trf
2 Trf
1 Trf
1 Trf

2T
Trff
2 Trf
2 Trf
2 Trf
2 Trf

120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
120
0
120
60
0
60
30
30
30
20
30
30
120
0
120
0
120
0
120
120
120
60
60

2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.67
2.10
2.10
17.01
1.23
23.17
3.90
1.23
5.13
1.67
1.67
1.67
2 10
2.10
2.10
2.10
5.48
0.00
5.48
5.48
0.79
17 01
17.01
1.23
6.00
1.23
6.00
1.23
7.24
8.43
6 00
6.00
2.10
2.10

2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012

Status

Sumber Dana

On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
O Going
On
G i
On Going
On Going
proposedd
proposedd
On Going
proposedd
proposedd
O Going
On
G i
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Committed
On Going
Committed
On Going
On Going

JBN adb b-6, P3B


APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
ADB (Deutch)
APLN
ADB (Deutch)
APLN FTP2
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2011
APLN 2012
APLN 2012
ADB (D
(Deutch)
t h)
APLN
ADB B5
ADB B5
APLN
APLN
APBN 2011
APLN Percepatan
APBN 2011
APLN
APLN

Keterangan
Ext. trafo ke-4, (Uprate 30 ke 60
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke
ke-3
3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
(Uprate 15 ke 60 MVA TRAFO1)
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
GIS Baru
Arah Braga (GIS)
GIS Baru
GI Baru (Kit)
Arah Patuha PLTP
GI Baru
(Uprate 10 ke 30 MVA TRAFO3)
(Uprate 10 ke 30 MVA trafo2)
(Uprate 20 ke 30 MVA TRAFO2/1)
E t trafo
Ext.
t f ke-2
k 2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
GI Baru KTT
Ekstension 1 Line Bay di GI New
J tilBaru
h KTT
GI
GI Baru KTT
Ekstension 1 Trafo Bay di GI
GIS Baru
B
Arah Bogor Kota
GI Baru Uprate
Arah Kedung Badak Baru
GI Baru
Arah Cileungsi II/Jonggol
GI Baru
Ext. Trafo 1 & 2. LB arah PLTU P.
GI Baru
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3

Rencana Pengembangan Gardu Induk (8/19)

No

Propinsi

Nama Gardu Induk

86
62

281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302

Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar

Telukjambe
Cibatu
Fajar surya wisesa
Kiara payung
Cianjur
Bekasi Utara/Tarumajaya
Cikarang Lippo
Cikedung
Cikijing
Mandirancan
Dago Pakar/Cimenyan
Dayeuhkolot (GIS)
Jatiluhur Baru
Jatiluhur PLTA
Kanci
Karang Nunggal
Tasikmalaya New
Kiaracondong II/Rancanumpang
Malangbong Baru
Tasikmalaya New
Sukatani /Gobel
Jababeka

303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320

Jabar

Indorama Synthetic

Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar

Sumedang
Majalaya
Tanggeung
Karaha Bodas PLTP
Garut
Haurgeulis
New tasik
Poncol baru
Kadipaten Baru
Muaratawar
Parakan kondang
Cisolok Sukarame PLTP
Kedung Badak Baru
Tangkuban Perahu II PLTP
Tampo Mas PLTP
Kamojang
Pelabuhan Ratu Baru

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 1 TB,
Ext 2 LB
Ext,
New, 4 LB, 1 TB,
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB,
Ext,, 2 LB

1 BC,
1 BC,
1 BC,
1 BC,

Kapasitas Juta USD COD

2 Trf
1 Trf
1 Trf
1 Trf

1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 1 Trf

New, 1 LB
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC, 2 Trf
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext 2 LB
Ext,
Ext, 1 LB
Ext, 2 LB

60
60
60
60
0
120
60
60
60
0
120
120
60
0
60
30
0
120
120
0
60
0
30
30
30
0
60
60
60
60
120
60
20
0
0
0
0
0
0

2.10
2.10
2.10
2.10
1.23
6.00
3.90
5.13
5.13
1.23
6.00
17.01
3.90
1 23
1.23
5.13
3.90
1.23
7.24
7.24
1.23
3.90
1.23

Status

2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 Committed
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
g

Sumber Dana
APLN
APLN
APBN 2009/10
APLN
APLN
ADB (Deutch)
APLN 2010
ADB (Deutch)
APBN 2009/10
APLN
ADB B4
ADB (Deutch)
APBN 2011
APLN
APLN 2010
APBN 2009/10
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN 2010
APLN

0.00 2012 proposedd

APLN 2011

1.67
1.67
3.16
1.23
2.10
2.10
2.10
2.10
7.24
5.13
1.67
1.23
1.23
1.23
1 23
1.23
1.23
1.23

APLN
APLN
APLN
IPP
APLN
APLN
Unallocated
Unallocated
APBN 2013
KE Paket 7
Unallocated
FTP PLTP
APLN 2012
IPP
IPP
APLN 2012
APLN

2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2013 proposed
2013 On Going
2013 On Going
2013
Plan
2013
Plan
2013 Committed
2013 On Going
2013
Plan
2014
Plan
2014 Committed
2014 proposed
2014 proposed
2014 proposed
2014 proposed

Keterangan
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
Arah Lembur Situ
GIS Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Arah Cikijing
GIS Baru
GIS Baru
GI Baru
Arah Jatiluhur Baru
GI Baru
GI Baru
Arah Karang Nunggal
GI Baru
GI Baru
Arah Malangbong Baru
GI Baru
Arah Sukatani /Gobel
Ekstension 1 Line Bay di GI
Indoramma
(Uprate 10 ke 30 MVA TRAFO2/1)
(Uprate 20 ke 30 MVA TRAFO2/1)
GI Baru
Arah Garut
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
GI Baru
GI Baru
(Uprate 10 ke 20 MVA TRAFO3)
Arah Pelabuhan Ratu
Arah Kracak Baru
Arah Tangkuban Perahu I PLTP
Arah inc
inc.(Rckek-Ckska)
(Rckek-Ckska)
Arah Kamojang Bus 4
Arah PLTP Cisolok Sukarame

Rencana Pengembangan Gardu Induk (9/19)


No

86
63

321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360

Propinsi

Nama Gardu Induk

Tegangan

Scope Proyek

Jabar

Semen Sukabumi Industri

150/20 kV New, 1 LB

Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar

Bekasi II/Pinggir Kali


Bogor Baru II/Tajur (GIS)
Bandung Utara
Cianjur
Rancakasumba baru/GITET Ujung
Kiaracondong ii/rancanumpang
Kosambi baru
Padalarang baru
Tambun
Tasikmalaya
Arjawinangun Baru
Babakan Baru
Bandung Selatan II/Soreang
Bekasi II/Pinggir Kali
Bandung Timur Baru
Ujungberung
Cangkring Baru/Kapetakan
Cibabat III/Gunung Batu
Padalarang
Cikumpay II/Sadang
K i
Kuningan
B
Baru
Majalaya Baru
Rancakasumba
Rengas Dengklok Baru
Subang Baru
Purwakarta
Sumedang Baru/Tj.Sari
Ujungberung
Cibuni PLTP
Pangandaran
Pemeungpeuk
Bekasi Utara
Cikedung
Dawuan
Kadipaten baru
Lagadar
Poncol baru
Rancakusumba
Tegal herang

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

New, 4 LB, 2 TB,


New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 4 LB, 2 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
New 4 LB
New,
LB, 2 TB
TB,
New, 4 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB,
N
New,
4 LB
LB, 2 TB
TB,
New, 4 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD


-

1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf

1 BC,
1 BC,
1 BC
BC,
1 BC,
1 BC,

2 Trf
2 Trf
2 Trf
2 Trf
2 Trf

1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC
BC, 2 T
Trff
1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf

120
120
0
60
60
60
60
60
60
60
120
120
120
120
120
0
120
120
0
120
120
120
0
120
120
0
120
0
0
30
30
60
60
60
60
60
60
60
60

Status

3.80 2014 proposedd


7.24
17.01
1.23
2.10
2 10
2.10
2.10
2.10
1.67
1.67
2.10
7.24
7.24
7 24
7.24
7.24
6.00
1.23
7.24
6.00
1.23
7.24
7 24
7.24
7.24
1.23
6.00
7.24
1.23
6.00
1.23
1.23
2.10
1.67
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10

2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015

Committed
Committed
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Committed
On Going
Committed
Committed
Committed
Committed
proposed
Committed
Committed
proposed
proposed
d
On Going
On Going
Committed
Committed
Committed
proposed
Committed
proposed
Plan
Plan
proposed
Plan
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed

Sumber Dana
APLN 2012
APBN 2014
APBN 2011
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APBN 2009/10
APLN
APBN 2009/10
APBN 2009/10
APLN
APLN
APLN 2012
APBN 2009/10
APLN
APBN 2012
APLN 2012
APLN
APLN
APLN 2012
APLN 2012
APLN
APLN 2012
APLN
IPP
Unallocated
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II

Keterangan
Ekstension 1 Line Bay di GI Lembur
Situ
GI Baru
GIS Baru
Arah PLTP Tangkuban Perahu I
Ext. trafo ke-4
Ext trafo ke-2
Ext.
ke 2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
(Uprate 30 ke 60 MVA trafo3)
(Uprate 30 ke 60 MVA TRAFO3)
Ext. trafo ke-4
GI Baru
GI Baru Uprate
GI Baru
GI Baru
GI Baru Uprate
Arah Bandung Timur Baru
GI Baru
GI Baru
Arah Cibabat III/Gunung Batu
GI Baru
GI Baru
B
GI Baru Up-rate
Arah Majalaya Baru
GI Baru
GI Baru
Arah Subang Baru
GI Baru
Arah Sumedang Baru/Tj.Sari
Arah inc.(Cnjur-Tngng)
Ext. trafo ke-3
(Uprate 10 ke 30 MVA TRAFO2)
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-5
Ext. trafo ke-5
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3

Rencana Pengembangan Gardu Induk (10/19)


No

86
64

361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400

Propinsi
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar
Jabar

Nama Gardu Induk


Kracak Baru
Bunar Baru
Rangkasbitung II Ext
Kracak Baru
Surade
Parakan Kondang Baru
Tambun II/Pasar Kalong
Ciawi Baru II/Cisarua
Cibadak Baru II/Cicurug
Braga gis
Cikasungka
Muaratawar
Sukamandi
Bengkok II
Ujungberung Ext
Cianjur II/Rajamandala
Indramayu Baru
Kiaracondong III/Cinambo
Kiaracondong II/Rancanumpang
Padalarang Baru II/Ngamprah
Padalarang
Arjawinangun baru
Ujungberung
Telukjambe
Tanggeung
Rengas dengklok baru
Fajar surya wisesa
Kanci
Mandirancan
Malangbong baru
Sukatani/gobel
Cigereleng II/Cibolerang (GIS)
Jababeka II/Pamahan
Kosambi Baru II/Cilamaya
Bandung timur baru
Kamojang
Kuningan baru
Subang baru
B j
Banjar
Bekasi ii/pinggirkali

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
New, 2 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
New 4 LB
New,
LB, 2 TB
TB,
New, 4 LB, 2 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 4 LB, 2 TB,
Ext 2 LB
Ext,
New, 4 LB, 2 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB
Ext,
TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB
Ext,
TB, 1 Trf
New, 4 LB, 2 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
E t 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Tf
Ext, 1 TB, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD

1 BC, 1 Trf
1 BC, 2 Trf

1 BC,
1 BC,
1 BC
BC,
1 BC,
1 BC,

1 Trf
1 Trf
2 Trf
2 Trf
2 Trf

1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf

1 BC, 2 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf

60
120
0
0
60
30
120
120
120
60
60
60
60
120
0
120
120
120
0
120
0
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
120
60
60
60
30
60
60
60
60

3.90
7.24
1.23
1.23
3.90
5.13
7 24
7.24
7.24
7.24
2.10
2.10
2.10
2.10
7.24
1 23
1.23
7.24
7.24
6.00
1.23
7.24
1.23
2.10
2 10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2 10
2.10
23.17
5.13
3.90
2.10
2.10
2.10
2.10
2 10
2.10
2.10

2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018

Status

Sumber Dana

proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
Plan
proposed
Plan
proposed
proposed
proposed
Plan
proposed
Plan
Plan
proposed
Plan
Plan
Plan
proposed
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Pl
Plan
Plan

JBIC II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
APBN 2012
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
JBIC II
JBIC II
IBRD Scattered II
JBIC II
JBIC II
Unallocated
JBIC II
Unallocated
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
U ll
Unallocated
t d
Unallocated

Keterangan
GI Baru Up-rate
GI Baru
Arah Bunar Baru
Arah Bunar Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GIS Baru
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
GI Baru Up-rate
Arah Bengkok II
GI Baru
GI Baru
GIS Baru
Arah Kiaracondong III/Cinambo
GI Baru
Arah Padalarang Baru II/Ngamprah
Ext. trafo ke-3
Ext trafo ke-5
Ext.
ke 5
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext trafo ke-2
Ext.
ke 2
GIS Baru
GI Baru
GI Baru
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
E t trafo
Ext.
t f ke-4
k 4
Ext. trafo ke-3

Rencana Pengembangan Gardu Induk (11/19)


No

86
65

401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440

Propinsi
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
J b
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar

Nama Gardu Induk


Cibeureum
Cibabat ii/leuwigajah
Cikarang/lippo
Dago pakar/cimenyan
Dayeuhkolot GIS
Garut
K
Kosambi
bi b
baru
New tasik
Sunyaragi
Fajar Surya W II/Muktiwari
Pangandaran Baru/Cikatomas
Banjar
Poncol Baru II/Bj.Menteng
Rancakasumba II/Sangian
Rancakasumba
Pemeungpeuk
Majalaya baru
Ciamis
Bandung selatan ii/soreang
Karangnunggal
Parungmulya
Pinayungan
y
Tasikmalaya
Cianjur III/Cipanas
Cianjur II/Rajamandala
Rangkas Bitung
Cikasungka II/Nagreg
Mandirancan
Cikasungka
Garut II
Lagadar II/Bojong
S t
Santosa
Sumadra
Cikijing
Kadipaten baru
Bekasi utara
Cibabat iii/gunungbatu
Kiaracondong ii/rancanumpang
Pabuaran
Dawuan II/Cipasanggrahan

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
E t 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Tf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 4 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext 2 LB
Ext,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr,
p 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
E t 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Tf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New 2 LB
New,
LB, 2 TB
TB,

1 BC, 2 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf

1 BC, 2 Trf

1 BC, 2 Trf

1 BC, 1 Trf
1 BC, 2 Trf

1 BC
BC, 2 Trf

Kapasitas Juta USD COD


60
60
60
60
60
60
60
60
60
120
60
0
120
120
0
30
60
60
60
30
120
60
60
120
0
0
120
0
0
60
120
30
30
60
60
60
60
60
60
120

2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2 10
2.10
2.10
2.10
7.24
3.90
1.23
7.24
6.00
1 23
1.23
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.67
6.00
1.23
1.23
6.00
1.23
1.23
5.13
7.24
2 10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
6 00
6.00

2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020

Status

Sumber Dana

Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Pl
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Pl
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
U ll
Unallocated
t d
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
U ll
Unallocated
t d
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Keterangan
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
E t trafo
Ext.
t f ke-5
k 5
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
GI Baru
GI Baru
Arah Pangandaran Baru/Cikatomas
GI Baru
GI Baru
Arah Rancakasumba II/Sangian
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-5
((Uprate
p
30 ke 60 MVA TRAFO2))
GI Baru
Arah Cianjur III/Cipanas
PLTP Gunung Endut
GI Baru
PLTP Gunung Ciremai
Arah Mandirancan
GI Baru
GI Baru
E t trafo
Ext.
t f ke-3
k 3
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-4
Ext. trafo ke-3
Ext Trf ke-4
Ext.

Rencana Pengembangan Gardu Induk (12/19)


No

86
66

441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
463
464
465
466
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480

Propinsi
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jabar
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
J t
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
g
Jateng
Jateng

Nama Gardu Induk


Dawuan
Kosambi Baru II/Cilamaya
Kosambi Baru
Lembang 150 kV
Bandung Utara
Ujung Berung II/Bojong Melati
Ujung Berung New
Cigereleng II/Cikalong (GIS)
Tanjung Jati
Tanjung Jati
Banyudono
Bawen
Bukit Semarang Baru (GIS)
Kedungombo PLTA
Mangkunegaran
Mojosongo
Pedan
Purworejo
Sayung
Temanggung
Temanggung
Wonosari
W l i
Weleri
Ungaran
Apac inti Corpora
Nguntoronadi
Bantul
Batang
Blora
Bumiayu
Cepu
Dieng
Gombong
Grogol/Solo Baru
Kentungan
Klaten
Kudus
Lomanis
Majenang
j
g
Masaran

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
New 2 LB
New,
LB, 2 TB
TB,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 2 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 2 LB
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 4 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
E t 2 LB
Ext,
Ext, 2 LB
New, 1 LB, 1 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf

1 BC, 1 Trf
1 BC, 2 Trf
1 BC
BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf

1 BC, 1 TL
1 BC, 2 Trf

Kapasitas Juta USD COD


0
60
0
120
0
120
0
120
60
0
60
60
60
16
60
60
60
60
0
60
60
60
0
0
60
60
60
60
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
60

1.23
3.90
1.23
6.00
1.23
6 00
6.00
1.23
23.17
2.10
1.23
1.67
2.10
4.05
1.67
2.10
2.10
2.10
1.67
1.23
2.10
1.67
1.67
1 23
1.23
1.23
5.48
6.00
2.10
2.10
2.10
1.67
2 10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10

Status

2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2012 On
O Going
G i
2012 On Going
2012 proposedd
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 Committed
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
g
2012 On Going

Sumber Dana
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
ADB
ADB
APLN 2012
IBRD
APLN
APLN
IBRD
IBRD
APLN
APLN
IBRD
IBRD
IBRD
IBRD
APLN
IBRD
IBRD
APLN

Keterangan
Arah Dawuan II/Cipasanggrahan
GI Baru
Arah Kosambi Baru II/Cilamaya
GI Baru
Arah Lembang 150 kV
GI Baru
Arah Ujung Berung II/Bojong Melati
GIS Baru
GI Baru
Arah Sayung
Upr. Trf ke-1 dari 20 menjadi 60
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-1 dari 6 menjadi 16
Ext. Trf ke-2
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-2
Upr. Trf ke-2 dari 20 menjadi 60
Arah T Jati dan inc (Bawen-Tbrok)
Ext. Trf ke-2
Ext. Trf ke-2
Upr. Trf ke-2 dari 20 menjadi 60
A hU
Arah
Ungaran
Arah Weleri
Ekstension 1 line Bay di GI 150 kV
GI Baru
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-1 dari 16 menjadi 60
Ext Trf ke-3
Ext.
Ext. Trf ke-2
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-2
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-2

Rencana Pengembangan Gardu Induk (13/19)


No

86
67

481
482
483
484
485
486
487
488
489
490
491
492
493
494
95
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520

Propinsi
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jate
g
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
g
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng

Nama Gardu Induk


Mranggen
Pandeanlamper
Pati
Pekalongan
Purbalingga
Randu Garut
Sanggrahan
Secang
Semanu
Simpang Lima
Sragen
Srondol
Tambak Lorok PLTU
Ungaran
Wonosobo
o osobo
Kebasen II/Balapulang
Gondangrejo/Palur II
Kaliwungu
Kebumen
Mrica PLTA
Pati
Rawalo
Tambak Lorok PLTU
Wirobrajan
Ungaran PLTP
Brebes
Kalibakal
Kalisari
Kebasen
Krapyak
Palur Baru/Gondang Rejo
Pudak Payung
y g
Purworejo
Wates
Baturaden PLTP
Guci PLTP
Pati II
Pati
New Pemalang
Tambaklorok

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20
50/ 0 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
Ext, 2 LB
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr 1 TB
Upr,
TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 2 TB, 2 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr,, 1 TB,, 1 Trf
Up
New, 4 LB, 1 TB,
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext,, 1 TB,, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB

1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf

1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD


0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
0
0
60
0
60
0

1.23
1.67
2.10
1.67
2.10
2.10
1 67
1.67
2.10
1.67
2.10
2.85
2.10
1.67
1.67
1.67
6
5.13
3.90
2.10
1.67
1.67
2.10
1.67
2.10
2 10
2.10
1.23
2.10
1.67
2.10
1.67
1.67
2.10
2.10
1.67
1.67
1.23
1.23
5.13
1.23
5.13
1.23

2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
0
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015

Status

Sumber Dana

On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
proposed
On Going
On Going
On Going
O
Go g
On Going
On Going
On Going
Committed
Committed
Committed
Committed
Committed
Committed
proposed
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
proposed
proposed
Plan
Plan
Plan
Plan

APLN
IBRD
IBRD
IBRD
APLN
APLN
IBRD
IBRD
IBRD
APLN
IBRD
APLN 2012
IBRD
IBRD
IBRD
IBRD
IBRD
APLN
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
IBRD
APLN 2012
APLN 2012
IPP
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
IPP
IPP
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Keterangan
Arah Pwdadi-Ungaran
Upr. Trf ke-1 dari 16 menjadi 60
Upr. Trf ke-1 dari 30 menjadi 60
Upr. Trf ke-1 dari 20 menjadi 60
Ext. Trf ke-2
Ext. Trf ke-2
Upr Trf ke
Upr.
ke-1
1 dari 30 menjadi 60
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-1 dari 30 menjadi 60
Ext. Trf ke-2
Upr. Trf ke-2 dari 30 menjadi 60
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-2 dari 30 menjadi 60
Upr. Trf ke-1 dari 15 menjadi 60
Upr. Trf ke-1
Up
e dari
da 16
6 menjadi
e jad 60
GI Baru
GI Baru
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-1 dari 30 menjadi 60
Upr. Trf ke-1 dari 30 menjadi 60
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-1 dari 16 menjadi 60
Ext. Trf ke-3
Ext Trf ke-2
Ext.
ke 2
Arah Inc(Ungaran-Jelok)
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-1 dari 20 menjadi 60
Ext. Trf ke-2
Upr. Trf ke-1 dari 20 menjadi 60
Upr. Trf ke-3 dari 20 menjadi 60
Ext. Trf ke-2
Ext. Trf ke-2
Upr. Trf ke-1 dari 30 menjadi 60
Upr. Trf ke-2 dari 16 menjadi 60
Arah Inc.(Rawalo-Kalibakal)
Arah Inc.(Klbkl-Bmayu)
GI Baru
Arah Pati II
GI Baru
Arah Tambaklorok II

Rencana Pengembangan Gardu Induk (14/19)


No

86
68

521
522
523
524
525
526
527
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542
543
544
545
546
547
548
549
550
551
552
2
553
554
555
556
557
558
559
560

Propinsi
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
J t
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
J
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng

Nama Gardu Induk


Pandeanlamper
Banyudono
Beringin
Beringin
Godean
Grogol/Solo Baru
M j
Mojosongo
Mranggen
Pandeanlamper
Pemalang
Purwodadi
Rembang
Sanggrahan
Weleri
Wonosari
Bantul Baru
Bantul Baru/ Piyungan
Kudus II
Kebasen
Pedan
Simpang Lima
Tambak Lorok Baru
Pekalongan II/Kajen
Pandeanlamper Baru
Batang
Jepara
Krapyak
Medari
Palur Baru/Gondang Rejo
Semanu
Semen Nusantara
U
Ungaran
Sanggrahan II/Rajeg
Kalibakal II
Jekulo
Kentungan
Klaten
Masaran
Mrica PLTA
Purbalingga

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
1 0/20 kV
150/20
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
E t 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Tf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
New, 4 LB, 2 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
E 1 TB
Ext,
TB, 1 T
Trff
New, 4 LB, 2 TB,
New, 4 LB, 2 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf

1 BC, 2 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf

1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 2 Trf

1 BC, 2 Trf
1 BC, 2 Trf

Kapasitas Juta USD COD


0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
120
120
120
60
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60
120
120
60
60
60
60
60
60

1.23
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2 10
2.10
2.10
1.67
2.10
2.10
2.10
1.67
1.67
2 10
2.10
7.24
5.13
5.13
1.67
2.10
2.10
3.90
5.13
6.00
2.10
2.10
1.67
2.10
2.10
1.67
2.10
2 10
2.10
7.24
7.24
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2 10
2.10

2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
201
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018

Status

Sumber Dana

Plan
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
d
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
Plan
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
proposed
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Pl
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

Unallocated
IBRD Scattered II
IBRD
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD S
Scattered
tt d II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
Unallocated
JBIC II
JBIC II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
U ll
Unallocated
d
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Keterangan
ArahPandeanlamper II
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-2 dari 30 menjadi
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
U 20 menjadi
Upr.
j di 60
Ext. Trf ke-2
Ext. Trf ke-4
Ext. Trf ke-3
Upr. 30 menjadi 60
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-2 dari 30 menjadi
Ext. Trf ke-3
Ext Trf ke
Ext.
ke-3
3
GI Baru
GI Baru
GI Baru
Upr. Trf ke-2 dari 20 menjadi
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
GIS Baru
GI Baru
GIS Baru
Upr. 30 menjadi 60
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-4
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Upr. Trf ke-2 dari 30 menjadi
Ext. Trf ke-2
E Trf
Ext.
T f ke-3
k 3
GI Baru
GI Baru
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-4
Ext. Trf ke-4
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Ext Trf ke-3
Ext.
ke 3

60

60

60

60

Rencana Pengembangan Gardu Induk (15/19)


No

86
69

561
562
563
564
565
566
567
568
569
570
571
572
573
574
575
576
577
578
579
580
581
582
583
584
585
586
587
588
589
590
591
592
593
594
595
596
597
598
599
600

Propinsi
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
g
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
DIY
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim

Nama Gardu Induk


Purwodadi
Randu Garut
Wonosobo
Banyudono Baru
Bawen
Dieng
Gombong
g
Kaliwungu
Kebasen II/Balapulang
Kentungan Baru/Kalasan
Purworejo
Sragen
Tambak Lorok Baru
Batang
Beringin
Blora
Gejayan (GIS)
Grogol/Solo Baru
Kebumen
Lomanis
Mangkunegaran
Pekalongan Baru/Kajen
Rawalo
Rembang
Sayung
Kentungan Baru/Kalasan
The Master Steel
Paciran/Brondong
Lamongan
Pacitan 150 kV
PLTU Perak
j
g
Bojonegoro
Bangil
Bulukandang
Pamekasan
Lawang
Lumajang
Kupang
Darmo Grande (SBS)
Kraksaan

Tegangan

Scope Proyek

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Upr, 1 TB, 1 Trf


Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext,, 1 TB,, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
New, Uprating IBT 150/70 kV
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext,, 1 TB,, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD


60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

1.67
2.10
2.10
3.90
2.10
2.10
2.10
1.67
2.10
2.10
2.10
1.67
2.10
1.67
2.10
2.10
4.05
2.10
2.10
1.67
2.10
2.10
1.67
2 10
2.10
2.10
5.13
0.00
3.90
1.23
5.13
1.67
2.10
1.67
1.67
1.67
1.67
1.67
2.10
2.10
2.10

Status

2018
Plan
2018
Plan
2018
Plan
2019
Plan
2019
Plan
2019
Plan
2019
Plan
2019
Plan
2019
Plan
2019
Plan
2019
Plan
2019
Plan
2019
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2020
Plan
2016 proposed
2011 proposedd
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
g
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going
2011 On Going

Sumber Dana
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
JBIC II
APLN 2012
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN

Keterangan
Upr. Trf ke-2 dari 30 menjadi
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-2
GI Baru
Ext. Trf ke-4
Ext. Trf ke-3
Upr.
p Trf ke-2 dari 20 menjadi
j
Upr. Trf ke-2 dari 20 menjadi
Ext. Trf ke-3
Ext. Trafo ke-2
Upr. dari 30 menjadi 60
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-2
Upr. Trf ke-1 dari 30 menjadi
Ext. Trafo ke-4
Upr. dari 16 menjadi 60
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-4
Upr. ][dari 30 menjadi 60
Upr. Trf ke-1 dari 20 menjadi
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-2
Upr. Trf ke-2 dari 30 menjadi
Upr dari 30 menjadi 60
Upr.
Ext. Trf ke-4
GI Baru
GI Baru KTT
GI Baru
GI Baru Uprate
Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 2

60

60
60

60

60

60

Rencana Pengembangan Gardu Induk (16/19)


No

87
70

601
602
603
604
605
606
607
608
609
610
611
612
613
614
615
616
617
618
619
620
621
622
623
624
625
626
627
628
629
630
631
632
633
634
635
636
637
638
639
640

Propinsi
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
J ti
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim

Nama Gardu Induk


Situbondo
Ujung
Segoro Madu
Balongbendo
Balongbendo
Kasih jatim
K j
Kenjeran
Kebonagung
Gondang wetan
Polehan
Banyuwangi
Probolinggo
Sengkaling
Ngawi
Manisrejo
Manyar
Petrokimia
Pakis / Malang Timur
Tandes
Blitar Baru
Blimbing
Mranggen
g
Karangkates
Caruban
Magetan
Trenggalek
Turen
Nganjuk
Semen Dwima Agung (Holcim)
Mount Dream
Bambe
Karang pilang
Kalisari
Surabaya Selatan
New Jombang
Jaya kertas
Purwosari/Sukorejo II
Wlingi II
Tulungagung II
New Sidoarjo

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
E t 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Tf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr,
p 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 1 LB
New, 1 LB, 1 TB,
New, 2 LB, 2 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB,
New, 2 LB, 1 TB,
Ext, 2 LB
New 2 LB
New,
LB, 1 TB
TB,

1 BC, 1 TL
1 BC, 2 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC
BC, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD


60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
30
30
30
30
30
30
30
30
120
0
60
0
60
0
60
30
0
60

1.67
1.67
2.10
2.10
2.10
2.10
2 10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.67
1.67
1.67
1.67
2 10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.26
1.26
1.26
1.26
1.26
1.26
1.26
1.26
1.26
0.00
5.48
6.00
1.23
3.90
1.23
3.90
1.23
3.90
3.90
1.23
3 90
3.90

Status

Sumber Dana

2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On
O Going
G i
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
g
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2011 On Going
APLN
2012 proposedd
APLN 2012
2012 proposedd
APLN 2012
2012 On Going
APLN
2012 On Going
APLN
2012 On Going APLN (eks KE-III Lot
2012 On Going
APLN
2012 On Going
APLN
2012 On Going
APLN
2012 On Going
APLN
2012 On Going
KE-III Lot 10
2012 On Going
APLN
2012 On Going
APLN

Keterangan
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 2
E t Trafo
Ext.
T f ke
k -3
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 20 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 4
Uprate 30 ke 60 MVA
Uprate 20 ke 60 MVA
Ext Trafo ke - 3
Ext.
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 5
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 4
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 10 ke 30 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Ekstension 1 Line Bay di GI
GI Baru KTT
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru
GI Baru

Rencana Pengembangan Gardu Induk (17/19)


No

87
71

641
642
643
644
645
646
647
648
649
650
651
652
653
654
655
656
657
658
659
660
661
662
663
664
665
666
667
668
669
670
671
6 2
672
673
674
675
676
677
678
679
680

Propinsi
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
J ti
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
J i
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim

Nama Gardu Induk


Simogunung (GIS)
Tulungagung II
Kediri
Kalisari
Tandes II/Sambi Kerep
Ponorogo II
M i j
Manisrejo
New Buduran/Sedati
Krembangan
Sawahan
Waru
New Porong
Pare
Cheil Jedang
Bondowoso
Genteng
Tarik
Wilis/Ngebel PLTP
Bumi cokro
Paiton
Bangkalan
Madura PLTU
Ijen PLTP
Iyang Argopuro PLTP
Kedinding
Sby. Selatan
Driyorejo
PLTA Sengguruh
Kediri Baru (Gitet)
Tulungagung II
Mojoagung
B
Bangil
il N
New
Undaan
Babadan
Sengkaling
PLTA Tulungagung
Trenggalek
Sekarputih
Ngoro
Siman

Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
1 0/20 kV
150/20
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC,
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC,
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC,
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC,
E t 2 LB
Ext,
New, 4 LB, 2 TB, 1 BC,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 2 TB, 1 BC,
Upr, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB,1 BC
Upr 1 TB,
Upr,
TB 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 2 LB
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 4 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
N
New,
4 LB
LB, 2 TB
TB, 1 BC
BC,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD


2 Trf
1 Trf

2 Trf
2 Trf
2 Trf

1Trf

1 Trf

2T
Trff

120
60
0
0
120
120
0
120
60
60
60
60
30
60
60
30
0
60
60
60
0
0
0
60
60
60
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60

23.17
3.90
1.23
1.23
6.00
6.00
1 23
1.23
7.24
2.10
2.10
2.10
3.90
1.26
5.39
1 67
1.67
2.10
1.26
1.23
2.10
2.10
1.67
2.47
1.23
1.23
3.90
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.67
7.24
24
2.10
2.10
1.67
1.67
2.10
1.67
2.10
2 10
2.10

Status

2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On
O Going
G i
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012 On Going
2012
Plan
2012 On Going
2013 proposedd
2013
Plan
2013
Plan
2013
Plan
2014 proposed
2014
Plan
2014
Plan
2014
Plan
2015 committed
2015 proposed
2015 proposed
2015 proposed
2015
Plan
2015
Plan
2015
Plan
2015
Plan
2015
Plan
2015
Plan
2016 proposed
d
2016
Plan
2016
Plan
2016
Plan
2016
Plan
2016
Plan
2016
Plan
2016
Plan
2016
Plan

Sumber Dana
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
Unallocated
APLN
APLN 2012
Unallocated
Unallocated
Unallocated
IPP
Unallocated
Unallocated
Unallocated
IPP
IPP
IPP
APLN
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
JBIC II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Keterangan
GIS Baru
GI Baru

GI Baru
GI Baru
GI Baru
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Ext. Trf ke-3
Ext. Trafo ke - 4
Ext. Trafo ke - 3
GI Baru KTT
Uprate 20 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 10 ke 30 MVA
Arah Pacitan II
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 2
Uprate 20 ke 60 MVA
Arah Sampang
Arah Banyuwangi
Arah Probolinggo
GI Baru
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 4
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 2
Uprate 30 ke 60 MVA
GI Baru
B
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 30 ke 60 MVA
Uprate 20 ke 30 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Ext Trafo ke - 2
Ext.

Rencana Pengembangan Gardu Induk (18/19)


No

87
72

681
682
683
684
685
686
687
688
689
690
691
692
693
694
695
696
697
698
699
700
701
702
703
704
705
706
707
708
709
710
711
712
713
714
715
716
717
718
719
720

Propinsi
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim

Nama Gardu Induk


Cerme
Sidoarjo
Sukolilo
Sby. Selatan
New Pacitan
Banaran
Jember
Tanggul
Lumajang
Jaya Kertas
Sampang
Manyar
Tandes New
Blimbing
New Tandes ( Sambikerep )
Alta prima
Ngagel (SBS)
Wonokromo (SBS)
Ngawi
Pamekasan
Gili Timur
New Buduran / Sedati
Turen
Sby. Selatan (Wonorejo)
Kebonagung
Tanggul
Sumenep
Genteng
Babat/Baureno
Tuban
Petrokimia
Blimbing
Polehan
Dolopo
Nganjuk
Kalisari
Sengkaling
Lawang
Mojoagung
Mliwang / Dwima Agung

Tegangan

Scope Proyek

150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Upr, 1 TB, 1 Trf


Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB, 1 BC, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext 1 TB,
Ext,
TB 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext,, 1 TB,, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr 1 TB
Upr,
TB, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD


60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
30
30
30
30
60
60
60
60
60

1.67
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
1.67
1.67
2.10
2.10
1.67
2.10
3.90
1.26
2 10
2.10
1.67
1.67
2.10
2.10
1.67
1.67
2.10
1.26
2.10
1.67
2.10
1.67
2.10
1.67
1.67
2.10
1.26
1.26
1.26
1.26
2.10
2.10
1.67
1.67
1 67
1.67

2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2020

Status

Sumber Dana

Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

Unallocated
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Keterangan
Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 4
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 20 ke 60 MVA
Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 2
Uprate 20 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 4
GI Baru
Uprate 20 ke 30 MVA
Ext Trafo ke - 3
Ext.
Uprate 30 ke 60 MVA
Uprate 20 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 30 ke 60 MVA
Uprate 10 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 4
Ext. Trafo ke - 4
Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 4
Uprate 30 ke 60 MVA
Uprate 30 ke 60 MVA
Ext. Trafo ke - 3
Ext. Trafo ke - 4
Ext. Trafo ke - 4
Ext. Trafo ke - 2
Uprate 20 ke 30 MVA
Ext. Trafo ke - 2
Ext. Trafo ke - 3
Uprate 30 ke 60 MVA
Uprate 30 ke 60 MVA
Uprate 30 ke 60 MVA

Rencana Pengembangan Gardu Induk (19/19)


No

Propinsi

87
73

721 Jatim
722 Jatim
723 Jatim
724 Bali
725 Bali
726 Bali
727 Bali
728 Bali
729 Bali
730 Bali
731 Bali
732 Bali
733 Bali
734 Bali
735 Bali
736 Bali
737 Bali
738 Bali
739 Bali
740 Bali
741 Bali
742 Bali
743 Bali
744 Bali
B li
745 Bali
746 Bali
747 Bali
748 Bali
749 Bali
750 Bali
751 Bali
752 Bali
753 Bali
754 Bali
755 Bali
756 Bali
757 Bali
758 Bali
759 Bali
760 Bali
TOTAL

Nama Gardu Induk


New Buduran / Sedati
Meranggen / Maospati
Caruban
Antosari
Kuta/pemecutan
Nusa dua
Padangsambian
Payangan
Pemaron
Pemaron
Gianyar
Kapal
Celukan Bawang
Baturiti
Clk bawang (new)
Gianyar
Kapal
Negara
GIS Bandara
Payangan
Pemaron
Bali Timur PLTU
Amlapura
K
Kapal
l
Baturiti
Sanur New
Amlapura
Negara
Nusa dua
New Kapal/Antosari (GIS)
Gianyar II
Payangan
Nusa Dua II/Pecatu
Gilimanuk
Gis bandara
Negara
New sanur
New gianyar/dawan
Clk bawang
New kapal/kerambitan

Tegangan
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV

Scope Proyek
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr 1 TB
Upr,
TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 6 LB, 1 TB,
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB,
Upr, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
New, 2 LB
Ext, 2 LB
U 1 TB
Upr,
TB, 1 T
Trff
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 1 TB,
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Upr, 1 TB, 1 Trf
New, 8 LB, 1 TB,
New, 4 LB, 1 TB,
Upr 1 TB
Upr,
TB, 1 Trf
New, 2 LB, 1 TB,
Upr, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf
Ext, 1 TB, 1 Trf

1 BC, 1 Trf

1 BC, 1 Trf

1 BC, 1 Trf

1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf
1 BC, 1 Trf

Kapasitas Juta USD COD


60
30
30
20
60
60
50
30
60
60
60
30
30
30
30
60
60
30
60
60
60
0
0
60
0
60
60
30
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
30
60
42,426

2.10
1.26
1.26
2.10
2.10
1.67
1 67
1.67
2.10
1.67
2.10
1.67
1.67
6.07
2.10
2.10
1.67
2.10
2.10
3.90
1.67
1.67
1.23
1.23
1 67
1.67
1.23
5.13
1.67
2.10
1.67
31.43
5.13
1 67
1.67
3.90
1.67
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2.10
2547.9

2020
2020
2020
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2019
2020
2020

Status

Sumber Dana

Plan
Plan
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Committed
Committed
Committed
Committed
Plan
Pl
Plan
proposed
Plan
proposed
Plan
Plan
proposed
proposed
Plan
proposed
Plan
proposed
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

Unallocated
Unallocated
Unallocated
Ex Gianyar, APLN
APLN JBN(Real)
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN 2012
APLN
APLN
IPP
Unallocated
U ll
Unallocated
t d
APLN 2013
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
IBRD Scattered II
ADB
JBIC II
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Keterangan
Ext. Trafo ke - 4
Uprate 10 ke 30 MVA
Uprate 20 ke 30 MVA
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
(Uprate 20-60 MVA)
(Uprate 30-50 MVA)
Ext. trafo ke-2
(Uprate 30-60 MVA)
Ext. trafo ke-3
(Uprate30-60)
Ext. Trafo - 3
GI Baru
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-2
(Uprate 30-60 MVA)
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3
GIS Baru
(Uprate 30-60 MVA)
(Uprate 30-60 MVA)
Arah Amplapura
Arah Bali Timur
(U t 20
(Uprate
20-60
60 MVA)
Arah Bedugul
GI Baru
(Uprate 30-60 MVA)
Ext. trafo ke-4
(Uprate 30-60 MVA)
GIS Baru
GI Baru
(Uprate 30-60
30 60 MVA)
GIS Baru
(Uprate 10-30 MVA)
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-5
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-2
Ext. trafo ke-3
Ext. trafo ke-3

LA
AMPIRAN C1.7

PET
TA PENGEMBANG
GAN PENY
YALURAN
N
SIS
STEM JAW
WA BALI

87
74

Peta Proyek Percepatan 10.000 MW Tahap 1 Jawa-Bali

PLTU Suralaya
#8 660 MW 2010
PLTU Tanjung
Awar Awar
2x350 MW
2013

PLTU Lontar
3x315 MW 2011
SURALAYA
BOJANEGARA

PLTU Indramayu
3x330 MW 2010

CILEGON

CLGON
BLRJA

BANTEN

MENES

RKBTG

RGDLK

BEKASI
CAWANG
CIBATU KSBRU

GANDUL

SBANG

PWKTA
CNJUR

LBSTU

PDLRG

SAGULING

ARJWN

DAGO
UBRNG

CGRLG

BANDUNG
SELATAN

T.JATI

JTBRG

CKPAY

CIRATA

SALAK
P

UBRUG

INDMY
HRGLS

PBRAN

BGBRU

INDRAMAYU
SKMDI

CIBINONG
DEPOK

BUNAR

PLTU Labuan
2x300 MW
2010

PLTU Paiton
#9
660 MW 2010

M.TAWAR

TNA
GA

KEMBANGAN

PRATU

PLTU Rembang
2x330 MW 2010

RCKEK

CKSKA MLBNG

JPARA

.JATENG

SRAGI

MANDIRANCANBBKAN

BRBES

WLERI

KBSEN

GARUT

BLORA

SMNEP

PWRDI
GRUNG
CAMIS BNJAR

TASIKMALAYA

MNANG

KBSEN
MRICA

BABAT

UNGARAN
MJNGO

RWALO

NGBNG

NGAWI

KBMEN

87
75

CLCAP

ADIPALA

PWRJO

WNSRI

KNTUG

WATES

KRIAN

GRATI

NGORO
MNRJO

BNGIL

PEDAN

GNDING
STBDO

WNGIRI
BNTUL

SPANG

SBLTN

BNGIL

KTSNO

PALUR

MDARI

PMKSN

MKRTO

JAJAR
WALIN

GBONG

BKLAN

GLTMR

LNGAN

KDMBO
SRGEN

GRESIK

BJGRO

CEPU

DIENG
WSOBO

PMPEK

PLTU Pelabuhan
Ratu 3x350 MW
2011

TUBAN

RBANG
DWIMA

KLNGU

KNGAN

P
KMJNGP DRJAT

SNTSA
SMDRA

PATI

KUDUS

TBROK

KRPYK

BNRAN

SKLNG

KEDIRI

PBLGO

PAITON

PAKIS

BDWSO

KBAGN

PLTU Adipala
660 MW 2014

SMANU

KBAGN

BWNGI
WLNGI

KKTES

LMJNG

JMBER

PMRON
GLNUK

TNGUL

BTRTI
NGARA
AMPLA
GTENG

PLTU Pacitan
2x316 MW 2011

Keterangan
: PLTU Batubara
PLTGU GAS
PLTA POMPA

ANTRI

KAPAL

GNYAR

NSDUA

SLAYA2

SLAYA

SLIRA

PENI
MTSUI

M.ENIM

PRYMA

PLTU TLNGA

CLGON

ASAHI

CLGMA

SRANG III

BJNGRA
SRANG

TLNGA

NTGRNG

SPTAN
CKNDE

PRIOK

MKRNG

DUKSMBI

BLRJA

MTWAR

PKMIS
PCADM
PCADM II
KOPO

CKUPA
CITRA

TGRSA
TGRSA II
NLKONG

SRANG II

CKRNG

JTAKE

NBLRJA

BKASI

IDMYU7

CWANG
GNDUL

MENES
SRPNG

RKBTG

CBTBR

KMBNG CWANG2

TGRNG
PTKNG

TMBUN
DPK4

CBATU

SKETI
CMGIS
U

PLTU LBUAN

BUNAR II

BOGOR X

CIBNG

DEPOK

BUNAR

KDBDK
BGBRU
KRCAK

CRATA

SALAK LAMA
P

SALAK BARU

CIAWI

MPING
CNJUR

SGLNG

CBDKBR

BAYAH
A

PRATU
U

PLTU PRATU

CGRLG

UBRUG
LBSTU

TSMYA

PLTU LONTAR
3 x 300 MW

TELUK

JAKARTA

TNAGA
TNAGA II

MKRNG

SPTAN III
MKRNG

JMTGA

TGRNG III

PSKMS

TGBRU

DMGOT

Old

GRGOL II
SMBRT II
KBJRK

BDKMY

LIPP
O CLDUG II
LIPPO II
CITRA

KMBNG

AGP II

SNYAN
NSYAN

TMRSD

SMBRT

DNYSA
CITRA II

JBEKA II

TMRSD II

FAJAR

PNCOL

RGNAN

TJBRT

LKONG

CSW 3

SKMDI
KSBRU

JBEKA

CWANG
CWANGBR
MNTUR

TMBUN II

JTWRG II

MNTUR II

CKRNG
TMBUN

JTWRG

TMBUN

BNTRO II

LKONG II

BKASI

PDKLP

DRTGA
PSMEDE

PDNDH II

PGLNG

PGDNG

CIPNG

MPANG

CSW II
PTKNG

MGRAI
MGRAI II

PGSAN
PLMAS

Old

CSW

LEGOK LKONG

CBTUBR
KSBRU II

AGP

DNYSA II

CLDUG III

TGRSA II

PGLNG II
PKRNG

CIPNG II

DKTASII

New

NSYAN II

MLNIUM

KDSPI

GPOLA

DKTAS

STBDI

KARET
Old

TGRSA

KMYRN II
PLNGN
GMBRU

CLDK

BLRJA
SLAYA

TTNGI

GBLMA
KBSRH

JTAKE

LAUTS

MGBSR

KTPNG
KBSRH II

KDSPI II
KLPGD
CKG TWSHP
MRNDA
PLPNG

KMYRN

DRKSB
New

TGRNG

GRGOL

DRKSB III

MAXIM
CKUPA

MGBSR II

GNSRI
ANGKE

MKRNG III
CKRNG

CKNDE

KLPGD II

ANCOL

TGRNG II

SPTAN II

MTWAR

PRIOK

SPTAN

GDMKR

KMANG

PDNDH
LKONG III

BNTRO

CBATU

BNTRO III

JTNGN

PDNDH III

SRPNG

GDRIA
PDNDH V

GNDUL

ITP

DPBRU

PDNDH IV

SCBNG
CMGIS II

DEPOK III

CLGSI II/
JONGGOL

CMGIS

CIBNG

CLGSI

ASPEK
CIBNG II

BGORX

SNTUL

CLGON
SGLNG

TSMYA

KDBDK

BGBRU

MTWAR

MRNDA

CWANG

BKASI

CBTUBR

RKDLK
IDMYU7

JABUT

TMBUN

CMGIS

CIBNG

C
CBATU

DWUAN

KSBRU

IDBRT

HRGLS

CRATA
CNJUR II

SBANG
PWKRT

CKDNG

SBANG2

CKRNG2

CKRNG
PDLRG II

CRBON
KDPTN

DAGO

SGLNG

BNKOK

BDTMR

87
78

LBSTU

LGDAR

UBRNG7

KCDG2

BBKAN

SMDNG

KCDG
UBRNG

MDCAN

PRKAN

CGRLG

UBRUG

SRAGI

PRKAN II

DAGO II

CSKAN

KDBDK

JTBRG

CKPAY

JTLHR2
CGNEA

CNJUR

PBRAN

CKPAY2

JTLHR

BGBRU

INDMY

INDMY II

SKMDI
MKSRI

CKJNG

KANCI

KNGAN2
KNGAN

BDSLN

MJLYA

MLBNG

KMJNG

CKLNG

DRJAT
GARUT II

GARUT
SNTSA

MNANG
SMDRA

TSMYA

CAMIS
BNJAR

PGDRN II

PMPEK
PGDRN

BRBES

Peta Jaringan Subsistem Bandung Raya


CIBNG

BGBRU

CRATA
ARJWN

CSKAN

CNJUR

DAGO II

PDLRG II
CNJUR II

KDPTN
PRKAN II

DAGO
CBBAT IV

PDLRG
SGLNG

BADUT
BNKOK II

A
CBBAT III

LBSTU

CBBAT

BNKOK

SMDNG
UBRNG

BRAGA

LGDAR II

UBRNG

KCDNG3

RCKEK

CGRLG

LGDAR
BOGOR X

MDCAN

PRKAN

PNSIA

DKLOT

PYDAP II

KCDNG2
RCSBA

PNSIA2

CKSKA
MJLYA

BDSLN

MLBNG

87
79

CKLNG

CKSKA II

KMJNG

CGRLNG BARU
DRJAT
PTUHA

P
GARUT II
GARUT

SNTSA
SMDRA
WWNDU

TSMYA

CAMIS

KRNGAL
PMPEK

GU

TJATI

PLTU JATENG

JPARA

PATI II

RBANG

PATI

JPARA II
JATENG
KANCI

BRBES
KBSEN

PMLNG

KAJEN

PKLON

KUDUS
BTANG

TBROK II TBROK
KLNGU

WLERI

PMLNG7

MDCAN

JKULO
KUDUS II

SYUNG

BLORA
MRGEN

RDGRT
SRDOL
PDPYG

KBSEN II

PWRDI
CEPU

UNGAR
DIENG
BMAYU

GRUNG
KLBKL II

MRICA
A

KLBKL

KDMBO

TMGNG

BRNGI
WSOBO

NGAWI

SRGEN

SCANG
PALUR II

SGRAH
BYNDO JAJAR

RWALO
NSTRA

SBRAT

JELOK

RWALO7

MNRJO

PALUR

GBONG

MKGRN
WSARI

CLCAP

KBMEN

MDARI

KLSAN
KLTEN

WATES WRBJN

PEDAN

BNTUL II

WNGRI

KDIRI

BNTUL

SMANU

PLTU PCTAN

Peta Jaringan Subsistem Semarang


PLTU JATENG
KAJEN

PKLGN

BTANG

U
WLERI

TBROK II

TBROK

TJ JATI

KWNGU

PMLANG

KRPYK

PMLANG7
MDCAN

SYUNG

SLIMA
SRDOL
PDLAM

RDGRT

PDLAM II

MRGEN
SRDOL

NGBNG
PDPYG

KRIAN

88
81
UNGAR

BAWEN

A
JELOK

PEDAN

BRNGN
MRICA

BAWEN

UNGRN
NGAWI

WSOBO

SCANG
SRGEN

SGRAH
PALUR II
SGRAH II

MJNGO
BYNDO
JAJAR

PALUR

WNSRI

KNTNGAN

88
82

MDARI
WRJBN
J

RWALO

PEDAN

KLSAN

PWRJO

KLTEN

KEDIRI

GDEAN
GJYAN
WRJBN
WNGRI
WATES

PCTAN

BNTUL

NTRDI

BNTUL7

SMANU

KEREK
TUBAN

u PLTU TJAWR

BLORA
SMNEP

BKLAN
MNYAR
GRESIK

BABAT

CEPU

LNGAN

SPANG

CERME

NGORO

PMKSN

KRIAN

NGBNG
JATIM
NGAWI

PLOSO

MGTAN

NGJUK
NGNJK II

KDIRI

TARIK

GRDLU

MGUNG

BNGIL

NGORO

PLOSO

BCKRO

88
83

SYZZG

PDAN

SKRJO

PITON
PBLGO

STBDO

KRSAN

PWSRI

PARE

BNRAN
MDLAN
PNRGO

LWANG
SKLNG

NGJUK
TLGNG2

PLHAN
BLTRU

TRGLK
PCTAN

BDWSO

BLBNG

TRGLK2

GRATI

GDWTN
RJOSO

BLKDG
PDAAN2

CRBAN

PIER

PDAAN
JMBNG

DLOPO

PS

BNGUN

JYKTS

MNRJO

MGTAN

BDRAN
PRONG

SKTIH

CRBAN

SBSLT

BLNDO

TLGNG

KBAGN
WLNGI

KKTES2

TUREN II
TUREN

STAMI
SGRUH

PLTU PCTAN
PTLAG

PAKIS
PLHAN II

KAPAL
KDDNG

TLGUL
JMBER II

BWNGI
JMBER

GPNGN

GTENG

Peta Jaringan Subsistem Surabaya


MLWNG

MNYAR
BABAT
PKMIA

LNGAN

GLTMR

U
PCRAN

CERME

UJUNG

ALPMA
PERAK
MKBAN
SMBKREP
SWHAN

NGBNG

KDDING
GEBNG
UDAAN
KJRAN

SMGNG

DARMO
BAMBE

UNGRN

WKRMO
KSJTM

KRIAN

KLSRI

WARU

DIRJO

WNRJO
BBDAN

BLNDO

88
84

PLOSO

BDRAN
SDATI

AJMTO

SKPTH

BNGUN
PRONG
SDRJO
NGORO

PLOSO

JKTAS

BNGIL

BCKRO

MGUNG

PIER

JMBNG

GRATI

PDAAN
GDWTN
RJOSO

BLKDG
NGNJUK II

KDIRI

SKRJO

PITON

PITON

BWNGI

PMRON

GLNUK
CLKBWG
U

BTRTI

BTMUR

NGARA

AMPRA
ANSRI

UBUD

NKAPAL
GNYAR II GNYAR
KAPAL
NSNUR
SANUR
PSGRN

NSDUA II

NSDUA

LAM
MPIRAN C1.8

ANALIS
SIS ALIRA
AN DAYA
A
SIST
TEM JAWA
A BALI

88
86

AN
NALISIS ALIRAN
A
D
DAYA
500 KV
TAHUN 2011 - 2020

Pada Waktu Be
eban Puncak (Puku
ul 19.00)
Sistem Jawa Bali

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2011 (PUKUL 19.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 19.448 MW
: 19.910 MW
: 462 MW (2,32%)
: 481,4 KV (GITET Bekasi)
: 1.519
1 519 MW
TX
TX
492.0
TX
492.0
TX
492.1

828.6 MW

GITET 500 KV

496.3 MW
CLGON7

489.7

CRATA7

GNDUL7

BLRJA7

-170.9 MW

404.9 MW

347.8 MW

556.2 MW

252.5 MW

489.2

492.0

UBRNG7

487.7
654.9 MW

CIBNG7

650.1 MW

452.7 MW
487.0
85.1 MW

359.4 MW
487.8

362.3 MW

405.2 MW

489.8

489.6

105.4 MW
SGLNG7

493.2

731.0 MW

PITON97
NGMBG7

343.2 MW

494.8
1815.4 MW

1128.9 MW

494.9

-212.7 MW
518.4 MW

386.8 MW

700.0 MW
500.4

492.0
1547.8 MW
258.2 MW

1278.2 MW

460.8 MW

422.9 MW

491.6

500.4

495.9

343.0 MW

527.5 MW
GRATI7

PEDAN7
574 5 MW
574.5

189.8 MW
507.9

463 6 MW
463.6
501.1

KDIRI7

787 8 MW
787.8

1368 8 MW
1368.8
562.7 MW
501.6

500.4
PITON7

KRIAN7

BDSLN7

TASIK7
379 5 MW
379.5

719.6 MW
3052.0 MW

UNGRN7

672.1 MW

DEPOK7

500.0 MW

1663.5 MW

647.5 MW

256.8 MW

595.4 MW
W

486.0

495 3
495.3

487.8

997.0 MW

CWANG7

217.8 MW

765.8 MW

2438.3 MW

GRSIK7

5 11.4 MW

482.4

501.2

MDRCN7

790.8 MW
--26.5 MW

594.9 MW

2331.6 MW

CBATU7
643.4 MW

371.1 MW
1000.0 MW

386.8 MW
W

KMBNG7

481.4

975.0 MW

-437.2 MW

495.3

647.3 MW

382
2.5 MW

-181.1 MW

500.0 MW

479.4 MW

GENERATOR
TJATI7

BKASI7
0 0 MW
0.0

62.7 MW

64.6 MW

1260.0 MW
489.1

SLAYA7-2

SLAYA7

MTWAR7

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2012 (PUKUL 19.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan
g g terendah
Transfer daya dari timur ke barat

: 20.965 MW
: 21.357 MW
: 392 MW (1,83%)
: 483,6 KV ((GITET Bekasi))
: 1.447 MW
TX
TX
491.8
492.0
491.8
TX
492.0
TX
173.5 MW

SLAYA7-2

862.0 MW

CRATA7

GNDUL7

436.8 MW

218.3 MW

488.2

491.9

UBRNG7

800.0 MW

486.4
CIBNG7
142.2 MW

392.9 MW

232.7 MW
486.0
299.6 MW

300.0 MW
486.6

472.0 MW

362.2 MW

489.0

488.6

143.2 MW
SGLNG7

808.2 MW
631.5 MW

UNGRN7

500.0

502.3

374.0 MW
500.2

318.1 MW
535.0 MW

GRATI7

185.2 MW
508.2

561.8 MW
501.9

450.0 MW

KDIRI7

595.3 MW

1243.8 MW
633.4 MW
502.7

764.5 MW
2850.0 MW
501.8
PITON7

KRIAN7

PEDAN7
426.4 MW

501.9

1541.7 MW

78.8 MW
TASIK7

700.0 MW

401.1 MW

BDSLN7

DEPOK7
238.4 MW

PITON97

503.1
297.9 MW

397.5 MW

493.0

102.0 MW

617.1 MW
506..2 MW

505.0 MW

1724.8 MW

496.7
NGMBG7

315.4
4 MW

BLRJA7

500.9

495.1

490.1

48.7 MW

671.3 MW

761.9 MW

673.0 MW

CWANG7

174.8 MW

486.3

SBYSL

-224.7 MW

750.5 MW

485.7

MDRCN7

886.2 MW

911.7 MW

875.5 MW

GRSIK7

726.2 MW

KMBNG7
860.8 MW

501.2

1328.6 MW

CBATU7

533.7 MW
CLGON7

208.9 MW

483.6

483.6

493.6
441.8 MW

GITET 500 KV

471.4 MW
1800.0 MW

678.5 MW

1146.0 MW

2391 9 MW
2391.9

389.1 MW

536
6.2 MW

736.0 MW

493.6

68.1 MW

GENERATOR

TJATI7

BKASI7

438.8 MW

1122.0 MW

63.9 MW
450.0 MW

SLAYA7

1260.0 MW
MTWAR7 529.2 Mv ar

488 5
488.5

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2013 (PUKUL 19.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
Transfer daya dari timur ke barat

: 22.512 MW
: 23.021 MW
: 409 MW (2,21%)
: 487,1 KV (GITET Cawang)
: 2.384
2 384 MW
490.1
TX
490.1
498.4
498.9
TX
TX4
TX3
490.1
MTWAR7

685.2 MW
589.1 MW
GENERATOR

1750.0 MW
SLAYA7-2
SLAYA7
2

506.6 MW

CRATA7

739.5 MW

488.1

976.9 MW

357.8 MW

514.1 MW
GNDUL7

CLGON7

CIBNG7

489.1

89.7 MW

272.5 MW

380.2 MW

228.9 MW

493.6

498.4

407.1 MW
493.9

443.8 MW

542.8 MW

GRATI7

RWALO7

290.1 MW

76.1 MW

501.9

499.5

497.6
PITON7

KRIAN7

BDSLN7

TASIK7

852.6 MW

428.7 MW

197.4 MW
DEPOK7

600.0 MW

1971.5 MW

333.1 MW
489.3

497.7

3634.0 MW
UNGRN7

489.8

-222.3 MW
SGLNG7

1044.2 MW

384.0 MW

490.9

800.0 MW

506.1 MW

626.0 MW

490.1

372.8 MW

489.2

1211.5 MW
359.6 MW

PITON97

490.4

496.8

UBRNG7
490.6

662.9 MW
NGMBG7

94.4 MW

218.2 MW

411.2 MW

-78.6 MW

1220.7 MW
-119.1 MW

-132.0 MW

605.8 MW

LKONG7
490.1
489.7

493.7

531.8 MW

597.7 MW

KMBNG7

128.6 MW

1504.3 MW

494.2

740.8 MW

490.4

489.9

CWANG
CWANG7
BLRJA7

1119.8 MW 108.1 MW

494.6

664.5 MW

955.5 MW

SBYSL

613.2 MW

774.0 MW

487.1

533.7 MW

843.8 MW

488.0

MDRCN7

98 2.5 MW

740.7 MW

-240.6 MW

533.7 MW

CBATU7

GRSIK7

501.2

1645.3 MW

72.1 MW
2776 8 MW
2776.8

487.8

380.4 MW

SLAYA7

DUKSB7

1473.6 MW
1

939.2 MW

494.2

414.4 MW
2400.0 MW

161..7 MW

600.0 MW

715.2 MW
-30.9 MW

161.1 MW

BKASI7

65.5 MW

261.2 MW

GITET 500 KV

TJATI7

491 2
491.2

PEDAN7

819.2 MW

KDIRI7

898.9 MW
387.8 MW
493.7

1609.9 MW
685.2 MW
493.1

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2014 (PUKUL 19.00)


: 24.119 MW
: 24.508 MW
: 389 MW (1,59%)
: 481,6 KV ((GITET Cawang)
g)
: 1.997 MW
TX
TX
487.1
TX
487.1
TX
487.1
487.1

783.0 MW
671.7 MW

2593.8 MW

936.4 MW

487.8

486.9

483.0

483.4

530.7 MW

467.4 MW

200.6 MW

CRATA7
CIBNG7

484.5
-5.8 MW
W

LKONG7

377.7 MW

193 1 MW
193.1

487.1

BDSLN7

488.2

357.8 MW

PITON97

700.0 MW
495.6

500.0 MW
980.0 MW

1561.0 MW

220.9 MW

125.3 MW

418.1 MW

1071.6 MW

279.0 MW

494.2

497.3

492.9

492.0

462.7 MW
3200.0 MW

PMLNG7

495.6

224.9 MW

UNGRN7

237.7 MW

440.7 MW

484.5
364.1 MW

484.4

484.5

496 4
496.4

227.8 MW

800.0 MW

GNDUL7

484.2

CLGON7

668.6 MW
NGMBG7

1446.1 MW

488.3

SBY SL

493.7

-7.4 MW

201.4 MW

353.4 MW

TMBUN7

32.0 MW

771.6 MW

UBRNG7

486.7

PITON7

KRIAN7
379.0 MW

GRATI7

-205.7 MW
SGLNG7
107.2 MW

46.1 MW

RWALO7

DEPOK7

496.9

TASIK7
637.0 MW

412.4 MW

500.0 MW

1174.8 MW

1195.6 MW

296.1 MW

110.5 MW

485.7

233.5 M
MW

0 0 MW
0.0

317.3 M
MW

815.9 MW

-129.3 MW

1491.0 MW

31.2 MW

125.1 MW

BLRJA7

-346.5 MW
489.5

MDRCN7

958.8 MW

CWANG7
490.3

74.4 MW
616.0 MW

CBATU7
0.0 MW

481.6

499.0

1876.3 MW

930.2 MW

GITET 500 KV

GRSIK7

2000 0 MW
2000.0

541. 6 MW

481.7

KMBNG7

GENERATOR

268.9 MW

309.8 MW

77.4 MW

-487.4 MW

SLAY A7

1426.1 MW

994.2 MW

482.9

TJATI7

675.3 MW

490.2

626.7 MW

MTWAR7

487.6

746.0 MW

150.8 MW

487 4 MW
487.4

500.0 MW

588.9 MW

6.8 MW
1306

68.0 MW

BKASI7

-293.5 MW

DUKSB7

295.7 MW

SLAY A7-2

1750.0 MW
715.6 Mvar

670.6
6 MW

Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan
g g terendah
Transfer daya dari timur ke barat

220.4 MW
498.7
CLCAP7

500.0 MW
497.4

PEDAN7
245.4 MW

488.5

BNGIL7

KDIRI7

648.1 MW
475.3 MW

1342.7 MW
693.3 MW

520.9 MW

487.1

487.7

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2015 (PUKUL 19.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
Transfer daya dari timur ke barat

: 25.989 MW
: 26.474 MW
: 485 MW (1,83%)
: 481,1 KV (GITET Bekasi)
: 2.899
2 899 MW
TX
TX
485.6
485.6
TX
485.6
TX
485.6

191.6 MW

MTWAR7

0.0 MW

709.7 MW
500.0 MW

LKONG7

483 4
483.4

757.6 MW
483.0

388.6 MW

483.6

CIBNG7

248.2 MW

131.4 MW

1727.5 MW

492.5

1371.2 MW

PMLNG7

1126.9 MW

354.9 MW

379.6 MW

UNGRN7

PITON7

KRIAN7
337.4 MW

DEPOK7
TASIK7

285.9 MW

BDSLN7

GRATI7

-186.4 MW

85.0 MW
CSKAN7

RWALO7
494.9
704.9 MW

496.3

CLCAP7

630.0 MW
496.1

3600.0 MW
499.6

368.0 MW

SGLNG7

486.8

-346.9 MW

413.9 MW

485.1

486.6

424.7 MW

492.0

383.2 MW
484.3

600.0 MW

2118.8 MW

343.4 MW

488.9

344.7 MW

229.9 MW

499.6

348.8 MW

414.0 MW
493.7

493.1

800.0 MW

722.5 M
MW

496.7 MW

2613..1 MW
-69.9 MW

485.6
CRATA7

-27.9 MW

375.7 MW

367.9 MW
486.0

PITON97

486.5

NGMBG7

832.4 MW

262.1 MW

372.0 MW

CWANG7-2

GNDUL7

483.4

UBRNG7

481.9

421.1 MW
W

TMBUN7

SBY SL

489.9

720.4 MW

15.8 MW

CLGON7

486.7

158.4 MW

1037.2 MW
442.2 MW

484.6

1259.9 M
MW

1074.4 MW

59.7 MW

15
55.9 MW

489.5

751.4 MW

284.5 MW

484.9

68.1 MW
548.4 MW
MDRCN7

250.7 MW

482.1
-311.9 MW

-54.0 MW

-68.0
68 0 MW

567.9 MW

1482.5 MW

334.7 MW

1588.6 MW

J
BLRJA7

497.2

2112.1 MW

74
41.6 MW

490.3

CWANG7

KMBNG7

GITET 500 KV

GRSIK7

2520.0 MW

CBATU7

-908.2 MW

481.5

114.8 MW

3030.6 MW

810.5 MW

-403.1 MW
W

82.3 MW

482.0
-828.1 MW

1024.9 MW

SLAY A7

1555.0 MW

828.1 MW

481.1

-597.7 MW

490.2

151.8 MW

600.0 MW

GENERATOR
295.8 MW

853.2 MW

-122.2 MW

DUKSB7

993.2 MW

0 0 MW
0.0

69.9 MW

TJATI7

483.9

196.3 MW

1169.7 MW

480.3 M
MW

BKASI7

BNTUL7
468.0 MW

260.2 MW
489.9

1656.0 MW

MKRNG7
481.6

SLAY A7-2

200.5 MW

KAPAL7
199.5 MW

PEDAN7

-206.7 MW

BNGIL7

KDIRI7

460.8 MW

1226.0 MW

413 1 MW
413.1

761 3 MW
761.3

408 2 MW
408.2

486.3

484.4

486.4

506.9

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2016 (PUKUL 19.00)

771.0 MW

2200.0 MW
MTWAR7

601.0 MW

286.3 MW

485.6
488.0

862.8 MW

336.7 M
MW

GNDUL7

576.6 MW

-114.0 MW

CIBNG7

490.4

491.6

1150.8 MW

676.2 MW

1275.0 MW

274.5 MW

495.6

487.9

490.4

RWALO7
499.9 MW

145.9 MW

493.7

495.0

524.4
-70.4 MW

CIGRE7

280.9 MW
494.7
-216.3 MW

PITON7

KRIAN7

BDSLN7

494.4

GRATI7

BNTUL7
569.9 MW

550.0 MW
495.7

550.0 MW
495.6

286.8 MW
489.1

TASIK7
CLCAP7-2

3250.0 MW
497.2

332.7 MW

28.6 MW

491.4

-5.1 MW

388.1 MW

-19.5 MW

UNGRN7

486.4

296.7 MW

BOGORX7-HVDC

PMLNG7

550.0 MW

1484.1 MW

437.1 MW

-245.1 MW

431.3 MW
1230.2 MW

812.8 MW

750.0 MW
497.2

15.1 MW

SGLNG7

CSKAN7

1230.2 MW

497.7

PITON97

603.6 MW
486.5
748.8 MW

TPCUT7-HVDC

492 1
492.1

328 8 MW
328.8

343 1 MW
343.1

242.5 MW
DEPOK7

23.7 MW

490.6
CRATA7

43.3 MW

-28.5 MW

800.0 MW
491.1

484.1

NGMBG7

165.8 MW

320.6 MW

545.8 MW

486.2

LKONG7
-34.2 MW

CWANG7-2

780.4 MW

486.4

492.3

484.0

286.2 MW

743.6 MW

UBRNG7

486.0

12.8 MW

1243.3 MW

111.0 MW

BLRJA7

497.6 MW

76.8 MW

CLGON7

1114.9 MW

941.5 MW

492.6

-1007.4 MW
W
TMBUN7

286.2 MW

2194.5 MW

491.7

460.8 MW

88.6 MW

489.8

SBY SL

489.0

716.3 MW

-21.1 MW

384.6 MW

150.6 MW

800
0.0 MW

KMBNG7

1316.0 MW

1518.8 MW

2086.8 MW

1652.8 MW

678.9 MW

SLAY A7

CWANG7

80.3 MW

MDRCN7

1004.0 MW

482.0

740.9 MW

GITET 500 KV

GRSIK7

541.1 MW

404.6 M
MW

485.5

489.8

GENERATOR

499.4

498.2

CBATU7

0.0 MW

492.5

799.0 MW

800.0 MW

493.7
490.7
490.6
491.9
493.8

TJATI7

372.9 MW

MW
498.4 M

550.0 MW

500.0 MW

JTENG7

488.0

244.3 MW

465.8 MW

0.0 MW

BNTEN7

482.0

618.6 MW

653.2 MW

DUKSB7

1106.1 MW
72.8 MW

31.3 MW
W

SLAY A7-2

BKASI7

326.6 MW

1236.8 MW

274.9 MW

1200.0 MW
526.0 Mvar

TX
TX
493.8
490.7
493.7
TX
TX
TX
493.8
TX TX

718..5 MW

817.8 MW

485.6

83.6 MW

MKRNG7

1099
9.9 MW

274.9 MW

: 28.001 MW
: 28.440 MW
: 439 MW (1,54%)
: 482,0 KV (GITET Cawang)
: 2.265
2 265 MW

CLCAP7

1861.7 MW

Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
Transfer daya dari timur ke barat

266.0 MW

KAPAL7
264.7 MW

PEDAN7

-281.6 MW

BNGIL7

KDIRI7

423.3 MW

1260.2 MW

724.7 MW

543.1 MW

588.6 MW

485.6

484.5

485.8

503.4

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2017 (PUKUL 19.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
Transfer daya dari timur ke barat

: 29.917
29 917 MW
: 30.587 MW
: 670 MW (2,18%)
: 476,8 KV (GITET Cawang)
: 1.359 MW
500.0 MW

813.7 MW

481.0

479.3

-708.6 MW

GENERATOR

503.8 MW

16.6
6 6 MW

830.4 MW

GNDUL7

919.3 MW

LKONG7

1040.5 MW

482.1
DEPOK7

-557.0 MW

683.0 MW

-17.4 MW

385.7 MW
CIBNG7
483.0

422.5 MW

-166.8 MW

BOGORX7-HVDC

76.9 MW

1800.0
0 MW

2221.7 MW
W

1693.5 MW
W
488.0

RWALO7

307 0 MW
307.0

393.5 MW

496.5

550.0 MW

-84.8 MW
CIGRE7

619.4 MW

488.4

TASIK7
CLCAP7-2 550.0 MW
495.3

550.0 MW
495.2

312.2 MW

CLCAP7

421.2 MW
3062.0 MW
499.7
PITON7

KRIAN7

489.3 MW

GRATI7

521.0 MW

BNTUL7

550.0 MW

1569.8 MW

494.1

BDSLN7

493.9

499.7

-14.2 MW

UNGRN7

85.5 MW

700.0 MW

247.4 MW

490.5

496.1
PMLNG7

651.9 M
MW

1103.2 MW

602.8 MW

499.5

SGLNG7

487.6

497.6

518.9

955.8 MW

996.4 MW
665.6 MW

161 7 MW
161.7

498.5

131.0 MW

PITON97

47.8 MW

331.6 MW

487.3

CSKAN7

2631.3 MW

494.0

336.0 MW

767.3 MW

TPCUT7-HVDC

78.1 MW

-30.5 MW

490.5
CRATA7

489.3

NGMBG7

-270.8 MW

322.6 MW

485.3

650.2 MW

706.7 M
MW

1067.4 MW

525.8 MW

279.5 MW

2631.3 MW

UBRNG7

481.6

482 4
482.4

192.7 MW

CWANG7-2

494.6

353.5 MW

481.3

SBYSL
491.9

521.3 MW

BLRJA7

-225.9 MW
552.8 MW

396.3 MW

KAPAL7

489.0

-452.0 MW

-175.6 MW

1509.7 MW

1356.0 MW

1002.7 MW

480.1

-32.4 MW

484.5

490.9

500.1
500.0

MDRCN7

482.3

385.5 MW

GRSIK7

1800.0 MW

813.4 MW

TMBUN7

TJATI7

534.1 MW

-44.8 MW

1107.2 MW
W

307.1 MW

481.2

2459.6 MW

CLGON7

0. 0 MW

336 2 MW
336.2

631.7 MW

93.8 MW

490.9

476.8

984.0 MW
KMBNG7

CBATU7

131
13.2 MW

1963.8 MW

1547.5 MW

14
419.2 MW

11
122.2 MW

SLAYA7

849.9 MW

668
8.3 MW

481.1

CWANG7

500.0 MW

481.7

889.8 MW

490.8

356.9 MW

477.9

1122.3 MW

74.6 MW

882 9 MW
882.9

GITET 500 KV

JTENG7

493 7
493.7

1170.5 MW

DUKSB7

584.6 MW

456.6 MW

814.1 MW

399 3 MW
399.3

900.0 MW

CBATU7-2

829.9 MW

480.6

836.0 MW

BKASI7

172.5 MW

SLAYA7-2

2200.0 MW

1332.6 MW
1

486.9

641.4 MW

IDMYU7

1374.7 MW

399.2 MW

394.8 MW

585.3 MW

550.0 MW

TX
TX
498.6
490.7
498.4
490.4
490.7
498.4
TX
TX
494.9
TX
483.1
494.9
TX
TX
TX
483.1
TX
4TX
96.6
498.6
493.9
TX

MTWAR7

PLGDG7

1099.9 M
MW

MKRNG7

BNTEN7

394.1 MW
TNDES7
PEDAN7

-305.6 MW

BNGIL7

KDIRI7

32.3 MW

937.5 MW

789 8 MW
789.8

580 9 MW
580.9

421 7 MW
421.7

485.2

480.1

483.2

504.5

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2018 (PUKUL 19.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
Transfer daya dari timur ke barat

: 31.963
31 963 MW
: 32.595 MW
: 631 MW (1,94%)
: 480,4 KV (GITET Pulogadung)
: 1.557 MW
450.0 MW

BKASI-3

1700.0 MW

MT WAR7

488.3
PLGDG7

417.4 MW

TT
XX
493.6
500.8
501.0
493.3
493.6
500.8
T
T
XX
X
497.9
487.6
T497.9
TT
X
TX
X
487.6
X
501.0
TX
TT496.2
498.0
X

450.0 MW
794.7 MW

740.3 MW

690.6 MW

IDMYU7

1800.0 MW
487.9

482.1

LKONG7

310.8 MW

997.1 MW

272.4 MW
482.7

936.3 MW

-83.5 MW

CWANG7-2

GNDUL7

576.6 MW

170.3 MW

439.6 MW

501.0

513.4
BOGORX7-HVDC

328.7 MW

502.0 MW

484.7

495.8
PMLNG7

491.0

BNT UL7

141.9 MW

327.5 MW

499.2

497.6
498.8
MGENG7

186.3 MW

PIT ON7

527.4 MW
420.2 MW

BDSLN7

493.3

141.5 MW

T ASIK7

704.3 MW

487.0

450.0 MW
450.0 MW

450.0 MW
CLCAP7

CLCAP7-2
494.8

494.7

443.5 MW

2750.0 MW
498.8

KRIAN7

GRATI7

567.6 MW

52.9 MW

CSKAN7

450.0 MW

435.7 MW

493.7

-23.3 MW

UNGRN7

RWALO7

498.8

1265.7 MW

SGLNG7

800.0 MW

700.0 MW

281.8 MW

490.4

293.1 MW

-1221.7 MW

CIGRE7

1232.7 MW

466.7 MW

490.6

761.6 MW
649.1 MW

590.6 MW

CIBNG7

900.0 M
MW

412.4 MW

758.3 MW

1600.0 MW

1429.7 MW

CRATA7

PITON97

-369.1 MW

653.2 MW

500.8

651.0 MW
2853.4 MW

-448.3 MW

219.7 MW

493.4

936.5 MW -136.5 MW

490.4

2853.4 MW

496.2

70.9 MW

800.0 MW

489.3

DEPOK7
TPCUT 7-HVDC

76.0 MW

448.6 MW

485.1

488.3

NGMBG7

-593.3 MW

461.7 MW

483.8 MW 1022.6 MW
542.6 MW
482 3
482.3

489.9
CLGON7

BLRJA7

UBRNG7

481.0

1938.3 MW
W

1027.9 MW

-184.3 MW
125.2 MW

KMBNG7

633.6 MW

646.8 M
MW

384.3 MW

480.7
484.0

490.1

497.4

747.1 MW

2122.3 MW

SBYSL
491.8

567.9 MW

T MBUN7

244.7 MW

379.5 MW

486.8

739.5 MW

670.7 MW

100.2 MW

MDRCN7

837.5 MW

-243.2 MW
596.0 MW

1429.0 MW
W

1315 8 MW
1315.8

CBAT U7

500.4

501.0

1213.9 MW
W

482.1

1034.3 MW

0. 0 MW

1384.3 MW

DUKSB7

486.9

1600.0 MW

761.4 MW

1026.0 MW
480.5

1640.9 MW
1

822.1 MW

486.3

303.4 MW

450.0 MW

489.9

T JATI7

539 7 MW
539.7

GRSIK7

482.7
CWANG7

497.8

409.1 MW

1244.6 MW
1

450.0 MW

SLAYA7

616.7 MW

BNTEN7

105.9 MW
CBAT U7-2

W
969.6 MW

1194.9 MW
77.2 MW

509.0 MW
BKASI7

288.9 MW

690.8 MW

992 2 MW
992.2

GITET 500 KV

JTENG7

1600.0 MW

417.5 MW
SLAYA7-2

GENERATOR

480.4

775.3 MW

480.4

489.0
T NDES7

1328.4 MW

MKRNG7

KAPAL7

417.9 MW
502.2

PEDAN7

-258.7 MW

BNGIL7

KDIRI7

-78.9 MW

880.6 MW

772 9 MW
772.9

957 4 MW
957.4

432 8 MW
432.8

483.1

476.1

479.2

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2019 (PUKUL 19.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
Transfer daya dari timur ke barat

: 34.156 MW
: 34.930 MW
: 774 MW (2,22%)
: 473,4 KV (GITET Cawang)
: 2.411 MW
900.0 MW
500.0 MW

BKASI-3

MTWAR7

480.5

438.4 MW

600.0 MW

583.0 MW

819.7 MW

475.4

1598.6 MW

476.3
LKONG7

1153.9 MW

802.0 MW

-94.8 MW

446.7 MW
357.0 MW

CIBNG7
477.6

707.2 MW
-746.9 MW
483.0

447.1 MW

CSKAN7

828.0 MW

MGENG7

-226.4 MW

1065.1 MW

702.6 M
MW

744.1 MW

1600.0 MW

74
44.1 MW

PITON7

519 9 MW
519.9
504.0 MW
GRATI7

618.3 MW

430.9 MW

213.4 MW

496.3

494.8

-179.4 MW

CIGRE7

493.5

-393.0 MW

496.4

490.3

484.7

BNTUL7

896.9 MW

499.4 MW

482.9

-394.2 MW
880.0 MW
476.5
GRDLU7
478.2
PEDAN7

TASIK7

600.0 MW
600.0 MW
600.0 MW
CLCAP7-2
492.2

492.1

CLCAP7

3344.0 MW
495.8

KRIAN7

BDSLN7

128.2 MW

496.8 MW

489.5

SGLNG7

655.5 MW

BOGORX7-HVDC

UNGRN7

RWALO7

600.0 MW

134.0 MW

990.5 MW

806.4 MW

556.3

482.9

495 8
495.8

1494.7 MW

334.5 MW

486.5

427.2 MW

482.7

TPCUT7-HVDC

519.4

1320.9 MW

-476.5 MW

DEPOK7

-1250.0
1250 0
-1250.0
658.5
658.5

762.2 MW

491.8

700.0 MW

-570.5 MW

703.1 MW

PMLNG7

PITON97

291.3 MW
476.0

2632.6 MW

17.4 MW

496.1

1199.9 MW

272.0 MW

CRATA7

NGMBG7

494.0

128.0 MW

485.8

173.0 MW
1

486.5

GNDUL7

483.7

328.9 MW

342.7 MW

480.8

1250
0.7 MW

1083.4 MW

404.5 MW

553.1 MW

940.4 MW

726.7 MW

CWANG7-2

1309.7 MW

BLRJA7

SBYSL

700.6 MW

116.7 MW

482.4 MW

477.1

143.9 MW

1496.8 MW

-237.1 MW
33.9 MW

UBRNG7

474.0
KMBNG7

-233.3 MW

618.7 M
MW

418.8 MW

474.7
478.7

W
2547.3 MW

488.0 MW

2482.8 MW
486.8

-338.4 MW

564.2 MW

721.8 MW

104.8 MW

MDRCN7

490.8

TMBUN7

GRSIK7
G
S

497.2

488.1

386.7 MW

478.7

TUBAN7

495.7
1020.0
MW

1915.0 MW
W

1495.5 MW

CBATU7

879.8 MW

GITET 500 KV

587.3 MW

TJATI7

497.2

1423.0 MW

473.4

1070.7 MW

590.8 MW
1600.0 MW

403.5 MW
478.5

1046.9 MW
1

DUKSB7

0.0 MW
0

2090.3 MW

1640.1 MW

1496.6 MW

111
18.4 MW

474.5

492.3

CBATU7-2

1826.4 MW

931.3 MW

486.6

1316.3
1316
3
1316.3
556.3

GENERATOR

JTENG7

1600.0 MW

W
864.3 MW

600.0 MW

CWANG7

742.6 MW

632.1 MW

474.1

1031.2 MW

78.3 MW

350.8 MW

SLAYA7-2

360.2 MW
BKASI7

820.1 MW

438.5 MW

2632.6 MW

2400.0 MW

473.3

474.4

1037.0 MW

CLGON7

IDMYU7

794.7 MW
479.1

481.6

SLAYA7

TX
TX
486.0
496.1
496.3
485.7
486.0
496.1
TX
TX
491.4
TX
479.5
TX
491.4
TX
TX
TX
479.5
TX
496.3
490.6
493.7
TX

900.0 MW

PLGDG7

MKRNG7

1548.5 MW

BNTEN7

TNDES7

KAPAL7

501.0 MW
497.5

BNGIL7

4.9 MW

1067.7 MW
1054.7 MW
468.3
KDIRI7

459.8 MW
471.9

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2020 (PUKUL 19.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
Transfer daya dari timur ke barat

: 36.463 MW
: 37.291 MW
: 837 MW (2,25%)
: 469,1 KV (GITET Muara Karang)
: 1.606
1 606 MW
950.0 MW

2000.0 MW
899.1 Mvar

BKASI-3

MT WAR7

TT
XX
489.0
485.6
485.8
488.7
489.0
485.6
T
T
XX
X
494.1
TX
X
482.5
T494.1
TT
X
482.5
X
TT483.2
485.8
485.5
X
TX

485.6
MKRNG7

PLGDG7

467.4 MW

522.5 MW

950.0 MW
948.9 MW

IDMYU7

789.9 MW

2000.0 MW

GENERATOR

GITET 500 KV

484.5

397.1 MW

1123.0 MW
DEPOK7

-593.3 MW

467.1 MW
477.1

486.2

-1873.0 MW

CIGRE7

MGENG7

800.0 MW

487.1

-38.7 MW

720.2 MW

487.1

-245.7 MW

712.3 MW
W

1500.0 MW

731.4 MW
UNGRN7

PITON7

351.4 MW
510.8 MW

BDSLN7

487.4
BNT UL7

492.7

TASIK7

872.6 MW

481.8

GRAT I7

500.0 MW

CLCAP7-2

T NDES7

318.2 MW -239.8 MW

488.1

650.3 MW
999.3 MW

1128.7 MW

584.6 MW

479.0

467.5

471.1

KDIRI7

800.0 MW
480.1

KAPAL7

507.6 MW
496.8

BNGIL7

-345.1 MW

GRDLU7
CLCAP7

488.0

480.6

PEDAN7

500.0 MW
500.0 MW

524.9 MW

3000.0 MW
494.5

KRIAN7

665.0 MW

226.2 MW

CSKAN7

521.4 MW

485.3

8.6 MW

RWALO7

500.0 MW

1368.6 MW

SGLNG7

451.0 MW

206.9 MW

509.7
BOGORX7-HVDC

PMLNG7

494.5

465.9 MW

482.4

491.9

366.6 MW
800.0 MW

699.6 MW

485.7

1425.4 MW

855.3 MW

497.3

531.8 MW

485.5

485.1

521.0 MW

533.3 MW

650.0 MW

-738.2 MW

600.0 MW

CIBNG7

T PCUT 7-HVDC

2865.1 MW

453.6 MW

CRAT A7

697.6 MW
2865.1 MW

374.1 MW

488.8

1063.2 MW -263.2 MW

267.2 MW
473.8

-244.3 MW
214.7 MW

800.0 MW

484.3

PIT ON97

1249.3 MW

LKONG7

483.7

GNDUL7

768.0 MW

NGMBG7

491.6

W
665.5 MW

472.9

473.2

964.6 MW
9

368.4 MW 1190.5 MW
585.7 MW

CWANG7-2

479.1

181 1 MW
181.1

538.4 MW

479.2

710.2 MW

-336.6 MW

929.9 MW

KMBNG7

UBRNG7

472.2

2719.2 MW

955.5 MW

-296.8 MW
98.8 MW

436.5 MW

469.4

SBYSL

830.3
3 MW

T MBUN7

441.0 MW
BLRJA7
475.0

483.8

493.4

1497.6 MW

111.9 MW

MDRCN7

597.2 MW

481.6

-259.2 MW
484.3

1596.8 MW

1699.5 MW

757.4 MW

2354.1 MW

CLGON7

164
44.0 MW

1124.2 MW

CBAT U7

929.3 MW

GRSIK7

497.6
493.8MW
1140.0

900
0.6 MW

1573.7 MW

DUKSB7

476.6

0.0 M
MW

185
53.6 MW

965..2 MW

SLAYA7

469.3

478.2

T UBAN7

498.2

1444.5 MW

1149.7 MW

483.6

482.0

999.9 MW

475.0 MW

1796.4 MW

656.5 MW

500.0 MW

CWANG7

-100
0.2 MW

BNT EN7

703.0 MW

81.0 MW

1500.0 MW

656 6 MW
656.6

T JAT I7

548.4 MW

495.4

440.8 MW

734.2 MW

1359.1 MW

SLAYA7-2

477.0

CBAT U7-2

-62.9 MW

467.6 MW

706.2 MW
BKASI7

206.1 MW

522.7 MW

1106.3 MW

JT ENG7

2000.0 MW

504.5 MW
W

472.0

610.8 MW

469.1

AN
NALISIS ALIRAN
A
D
DAYA
500 KV
TAHUN 2011 - 2020

Pada Wak
ktu Luar Beban
B
Pun
ncak
(
(Pukul
13..00)
Sisttem Jawa
a Bali

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2011 (PUKUL 13.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 17.892 MW
: 18.261 MW
: 369 MW (2,02%)
: 480,8 KV (GITET Bekasi)
: 2.102
2 102 MW
TX
TX
494.6
TX
494.6
TX
494.7

942.2 MW

GITET 500 KV

CLGON7

489.3

CRATA7

GNDUL7

BLRJA7

-127.9 MW

205.7 MW

347.8 MW

328.5 MW

337.9 MW
490.5

494.6

UBRNG7

487.3
409.7 MW

CIBNG7

589.0 MW

614.9 MW
486.8
318.9 MW

390.6 MW
487.5

362.3 MW

310.9 MW

491.1

491.6

458.4 MW
SGLNG7

500.2

752.2 MW
W

PITON97
NGMBG7

216.6 MW

494.5
1613.4 MW

1063.5 MW

497.8

-233.9 MW
518.4 MW

319.2 MW

500.0 MW
503.7

501.1
1384.1 MW
360.0 MW

1017.5 MW

301.3 MW

307.5 MW

535.6 MW

501.7

503.7

2730.0 MW
UNGRN7

499.2

506.2

428.8 MW

PITON7

KRIAN7
527.5 MW
GRATI7

BDSLN7

620.7 MW

DEPOK7

PEDAN7

TASIK7
607.6 MW

770.3 MW
153.9 MW
510.2

450.0 MW

1380.6 MW

682.0 MW

274.1 MW

868.2 MW

523.6 MW

489.0

1259.3 MW

CWANG7

485.0

495.0

247.6 MW

990.8 MW

2299.5 MW

GRSIK7

771 .2 MW

481.9

504.9

MDRCN7

715.9 MW
-11 1.9 MW

867.0 MW

2154.1 MW

CBATU7
678.4 MW

286.5 MW
900.0 MW

510.8 MW

KMBNG7

480.8

1020.1 MW

-383.8 MW

495.0

706.5 MW

501.3
3 MW

-258.6 MW

0.0 MW

450.0 MW

461.3 MW

GENERATOR
TJATI7

BKASI7

66.2 MW

68.1 MW

1260.0 MW
489.5

SLAYA7-2

SLAYA7

MTWAR7

314.9 MW
507.9

KDIRI7

818.0 MW

1313.8 MW
478.9 MW
509.1

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2012 (PUKUL 13.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 19.287 MW
: 19.624 MW
: 337 MW (1,72%)
: 482,7 KV (GITET Bekasi)
: 2.174
2 174 MW
TX
TX
493.2
493.4
493.2
TX
493.4
TX
372.2 MW

SLAYA7-2

976.3 MW

CRATA7

GNDUL7

359.1 MW

177.4 MW

489.1

493.3

UBRNG7

800.0 MW

485.5
CIBNG7
-468.7 MW

283.2 MW

262.4 MW
485.3
831.1 MW

316.1 MW
485.7

472.0 MW

230.1 MW

489.7

489.8

698.8 MW
SGLNG7

753.9 MW
503.0 MW

UNGRN7

505.1

506.8

266.9 MW
505.3

392.4 MW
535.0 MW

GRATI7

152.7 MW
509.7

303.2 MW
507.9

400.0 MW

KDIRI7

652.2 MW

1177.2 MW
511.5 MW
509.8

573.4 MW
2500.0 MW
504.9
PITON7

KRIAN7

PEDAN7
743.2 MW

504.9

1249.4 MW

-208.0 MW
TASIK7

500.0 MW

453.2 MW

BDSLN7

DEPOK7
582.6 MW

PITON97

508.2
378.6 MW

399.3 MW

492.2

73.2 MW

317.9 MW
931..7 MW

561.3 MW

1301.6 MW

503.1
NGMBG7

338.8
8 MW

BLRJA7

505.6

496.9

489.3

99.4 MW

544.6 MW

761.9 MW

545.6 MW

CWANG7

201.4 MW

487.2

SBYSL

-244.0 MW

769.8 MW

485.7

MDRCN7

740.5 MW

1336.7 MW

923.3 MW

GRSIK7

1112.9 MW

KMBNG7
974.7 MW

503.9

1303.6 MW

CBATU7

563.0 MW
CLGON7

-37.7 MW

482.7

482.3

492.9
382.8 MW

GITET 500 KV

296.4 MW
1600.0 MW

779.5 MW

945.4 MW

1993 3 MW
1993.3

486.9 MW

639
9.9 MW

593.4 MW

492.9

71.8 MW

GENERATOR

TJATI7

BKASI7

462.8 MW

925.9 MW

67.4 MW
400.0 MW

SLAYA7

1260.0 MW
MTWAR7 519.4 Mv ar

488 7
488.7

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2013 (PUKUL 13.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 20.711 MW
: 21.125 MW
: 414 MW (1,96%)
: 487,4 KV (GITET Cawang)
: 2.856
2 856 MW
492.4
492.3
TX
492.4
503.2
506.1
TX
TX4
TX3
492.3
MTWAR7

738.0 MW
421.2 MW
GENERATOR

1200.0 MW
SLAYA7-2
SLAYA7
2

547.5 MW

CRATA7

933.7 MW

488.7

642.6 MW

357.8 MW

501.2 MW
GNDUL7

CLGON7

CIBNG7

-400.5 MW

489.7

275.2 MW

309.6 MW

496.2 MW

500.1

503.1

291.4 MW
500.6

TASIK7

659.5 MW

265.6 MW

542.8 MW

GRATI7

505.9

-45.3 MW
506.9

502.3
PITON7

KRIAN7

BDSLN7

RWALO7

640.5 MW

464.7 MW

-91.9 MW
DEPOK7

500.0 MW

1517.7 MW

344.6 MW
490.0

502.3

2900.0 MW
UNGRN7

492.0

-66.8 MW
SGLNG7

831.4 MW

271.2 MW

492.6

650.0 MW

506.6 MW

385.6 MW

492.3

372.8 MW

489.9

1016.3 MW
359.6 MW

PITON97

498.3

503.0

UBRNG7
492.4

527.6 MW
NGMBG7

49.2 MW

151.0 MW

298.8 MW

-190.3
3 MW

1029.2 MW
-75.5 MW

-131.4 MW

675.8 MW

LKONG7
490.5
490.2

493.8

367.9 MW

630.6 MW

KMBNG7

302.9 MW

1257.3 MW

494.4

654.3 MW

492.4

491.6

CWANG
CWANG7
BLRJA7

1414.7 MW 22.5 MW

500.5

528.6 MW

773.8 MW

SBYSL

613.2 MW

791.2 MW

487.4

447.6 MW

903.4 MW

488.6

MDRCN7

89 4.7 MW

654.2 MW

-257.8 MW

447.6 MW

CBATU7

GRSIK7

504.9

1838.7 MW

76.1 MW
2333 2 MW
2333.2

488.2

356.0 MW

SLAYA7

DUKSB7

1231.1 MW
1

800.2 MW

494.3

229.5 MW
2000.0 MW

204..5 MW

500.0 MW

579.0 MW
-506.6 MW

168.4 MW

BKASI7

69.1 MW

199.7 MW

GITET 500 KV

TJATI7

491 5
491.5

PEDAN7

892.4 MW

KDIRI7

826.4 MW
227.2 MW
503.1

1391.7 MW
546.5 MW
504.3

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2014 (PUKUL 13.00)


: 22.188 MW
: 22.540 MW
: 352 MW (1,56%)
: 480,4 KV (GITET Cawang)
: 2.813
2 813 MW
TX
TX
487.8
TX
487.8
TX
487.8
487.8

904.2 MW
418.5 MW

1466.9 MW
72.1 MW
488.2

482.4

483.9

CRATA7
CIBNG7

-828.1 M
MW

189.6 MW

287 4 MW
287.4

440 7 MW
440.7

483.9
833.6 MW

600.0 MW
499.1

1321.1 MW

912.5 MW
289.1 MW

189.0 MW

871.2 MW

217.8 MW

500.6

498.9

497.7

283.5 MW
2650.0 MW

495.8
PMLNG7

499.1

304.9 MW

UNGRN7

130 1 MW
130.1

488.5

391.6 MW
483.8

BDSLN7

PITON97

450.0 MW

-1.9 MW

487.8

487.4

PITON7

KRIAN7
379.0 MW

GRATI7

16.2 MW
SGLNG7
-32.5 MW

-510.7 MW

RWALO7

DEPOK7

500.2

TASIK7
917.9 MW

716.5 MW

450.0
0 MW

LKONG7

800.0 MW
488.6

GNDUL7

483.5

CLGON7

501 8
501.8

311.2 MW

146.4 MW

216.5 MW

491.7

NGMBG7
-22.8 MW

135.7 MW

261.9 MW

TMBUN7

-376.7 MW

492.8 MW

UBRNG7

561.0 MW

1865.6 MW

110.7 MW

362.0 MW

670.1 MW

875.4 MW
236.5 MW

482.6

282.3 MW

549.7 MW
485.1

MW
161.1 M

0.0 MW

SBY SL

499.3

1645.4 MW

487.2

906.1 MW

1073.4 MW
W

159.9 MW

MDRCN7

BLRJA7

-29.8 MW
489.0

59.6 MW
616.0 MW

789.8 MW

CWANG7
489.8

501.8

CBATU7
0.0 MW

480.4

GITET 500 KV

GRSIK7

1800 0 MW
1800.0

556
6.4 MW

980.9 MW

KMBNG7

GENERATOR

111.1 MW

480.8

1967.1 MW

TJATI7

238.4
4 MW

81.7 MW

-329.5 MW

SLAY A7

1030.5 MW

652.2 MW

482.3

1200.0 MW
538.8 Mvar

689.7 MW

489.7

432.2 MW

MTWAR7

486.4

760.8 MW

81.1 MW

329.5 MW

450.0 MW

711.3 MW

44.4 MW
184

71.7 MW

BKASI7

W
-834.0 MW

DUKSB7

110.6 MW

SLAY A7-2

562.3 MW

Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

192.9 MW
499.5
CLCAP7

450.0 MW
500.5

PEDAN7
437.0 MW

494.1

BNGIL7

KDIRI7

667.4 MW
302.8 MW

1226.7 MW
558.1 MW

409.3 MW

493.9

494.3

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2015 (PUKUL 13.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 23.909 MW
: 24.263 MW
: 354 MW (1,46%)
: 486,3 KV (GITET Cawang)
: 2.873
2 873 MW
TX
TX
491.5
491.4
TX
491.5
TX
491.4

469.7 MW

MTWAR7

0.0 MW

696.9 MW
1200.0 MW

487.4

-330.3 MW

487.4

259.7 MW

488.9

CIBNG7

345.3 MW

34.3 MW

340 0 MW
340.0

1548.0 MW

501 1
501.1

1046.9 MW

499.4
PMLNG7

935.1 MW

381.8 MW

379.6 MW

DEPOK7
TASIK7

PITON7

KRIAN7
337.4 MW

231.2 MW

BDSLN7

GRATI7

-90.4 MW

RWALO7
501.7
694.9 MW

502.5

CLCAP7

500.0 MW
502.0

2600.0 MW
504.7

310.0 MW

UNGRN7

-31.5 MW
CSKAN7

320.5 MW

500.4

SGLNG7

491.6

-596.3 MW

458.8 MW

490.5

450.0 MW

1582.7 MW

383.2 MW
491.5

504.7

278.4 MW

497.7

259 0 MW
259.0

489.0

650.0 MW

290.4 MW

196.3 MW
501.3

PITON97

584. 5 MW

350.6 MW

2500.3 MW
-111.6 MW

491.4
CRATA7

-27.8 MW

317.5 MW

367.9 MW
491.1

496.6

NGMBG7

854.9 MW

210.4 MW

317.1 MW

CWANG7-2

GNDUL7

487.9

UBRNG7

379.6 MW

TMBUN7

SBY SL

498.3

583.2 MW

79.5 MW

LKONG7

492.7

168.8 MW

CLGON7

490.2

486.6

564.0 MW
691.7 MW

67.2 MW

1000.0 MW

826.1 MW

475.3 MW

654.1 MW

240.2 MW

488.4

491.8

MDRCN7

264.7 MW

486.3
-64.5 MW

-3.9 MW

123.3 MW

589.8 MW

1040.8 MW

255.8 MW

1247.9 MW

BLRJA7

55.3 MW
548.4 MW

57.9 MW

492.6

CWANG7

KMBNG7

502.1

2035.4 MW
-1153.8 MW

486.3

GITET 500 KV

GRSIK7

2000 0 MW
2000.0

CBATU7

341.2 MW

2434.5 MW

868.3 MW

-669.9 M
MW

86.8 MW

486.1
-637.0 MW

844.0 MW

SLAY A7

1220.2 MW

637.0 MW

486.3

108.7 M
MW

58.8 MW

492.5

849.4 MW

DUKSB7

450.0 MW

GENERATOR
101.4 MW

-32.1 MW

73.7 MW

1151.7 MW

606.2 MW

0.0 MW

TJATI7

489.9

363.7 MW

493..1 MW

BKASI7

BNTUL7
335.3 MW

172.9 MW
498.5

1281.3 MW

MKRNG7
481.6

SLAY A7-2

65.5 MW

KAPAL7
64.8 MW

PEDAN7

-161.9 MW

BNGIL7

KDIRI7

338.7 MW

938.4 MW

257.0 MW

597.5 MW

330.5 MW

496.2

497.5

498.6

512.6

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2016 (PUKUL 13.00)

818.7 MW

1900.0 MW
MTWAR7

629.6 MW

211.2 MW

483.1

529.0 MW

823.0 MW

528.9 MW
484.3

124.1 MW

CLGON7

67.5 MW

GNDUL7

660.0 MW

1196.3 MW -447.5 MW

CIBNG7

490.8

491.5

1267.3 MW

450.1 MW

1043.0 MW

218.4 MW

500.3

495.3

497.5

RWALO7
714.5 MW

125.6 MW

492.7

495.6

523.4
-353.0 MW

CIGRE7

229.6 MW
496.0
-479.3 MW

PITON7

KRIAN7

BDSLN7

498.6

GRATI7

BNTUL7
317.9 MW

475.0 MW
499.3

475.0 MW
499.3

197.0 MW
495.0

TASIK7
CLCAP7-2

2775.0 MW
501.4

332.7 MW

-83.5 MW

491.0

-537.3 MW

297.2 MW

93.4 MW

UNGRN7

484.4

374.0 MW

BOGORX7-HVDC

PMLNG7

475.0 MW

1280.9 MW

222.5 MW

-47.9 MW

451.6 MW
1230.2 MW

783.5 MW

600.0 MW
501.4

121.4 MW

SGLNG7

CSKAN7

1230.2 MW

499.5

PITON97

603.6 MW
484.8
748.8 MW

TPCUT7-HVDC

499 0
499.0

241 6 MW
241.6

405 0 MW
405.0

271.4 MW
DEPOK7

-75.5 MW

491.2
CRATA7

34.1 MW

87.1 MW

800.0 MW
491.1

484.1

LKONG7

490.9

CWANG7-2

492.8

NGMBG7

516.3 MW

256.4 MW

463.0 MW

698.3 MW

BLRJA7

482.3

922.6 M
MW

56.7 MW

1059.5 MW

1241.5 MW

UBRNG7

483.9

348.9 MW

485.9

279.0 MW

491.2

-1543.2 MW
W
TMBUN7

279.0 MW

2245.8 MW

492.2

477.2 MW

93.4 MW

489.6

SBY SL

496.0

602.3 MW

110.6 MW

586.9 MW

122.5 MW

750
0.0 MW

KMBNG7

1330.9 MW

2007.7 MW

2600.5 MW

1609.5 MW

764.8 MW

SLAY A7

CWANG7

63.9 MW

MDRCN7

897.9 MW

479.8

1000.5 MW

GITET 500 KV

GRSIK7

541.1 MW

450.7 M
MW

483.0

487.9

GENERATOR

501.8

499.8

CBATU7

0.0 MW

491.1

890.8 MW

750.0 MW

492.6
491.3
491.2
490.6
492.6

TJATI7

182.6 MW

MW
445.0 M

475.0 MW

450.0 MW

JTENG7

485.7

108.0 MW

598.1 MW

0.0 MW

BNTEN7

480.1

643.1 MW

485.9 MW

DUKSB7

1138.0 MW
76.8 MW

75.8 MW
W

SLAY A7-2

BKASI7

243.0 MW

1049.7 MW

402.2 MW

500.0 MW
237.5 Mvar

TX
TX
492.8
491.3
492.6
TX
TX
TX
492.8
TX TX

603..7 MW

581.4 MW

483.0

193.8 MW

MKRNG7

950..0 MW

402.1 MW

: 25.762 MW
: 26.136 MW
: 374 MW (1,43%)
: 479,8 KV (GITET Cawang)
: 3.036
3 036 MW

CLCAP7

1674.1 MW

Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

122.7 MW

KAPAL7
122.0 MW

PEDAN7

-120.3 MW

BNGIL7

KDIRI7

507.6 MW

1192.6 MW

515.5 MW

440.0 MW

471.6 MW

492.7

492.9

493.7

508.5

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2017 (PUKUL 13.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 27.524 MW
: 28.095 MW
: 571 MW (2,03%)
: 477,6 KV (GITET Cawang)
: 3.068
3 068 MW
500.0 MW

752.6 MW

480.7

479.3

-805.6 MW

GENERATOR

667.0 MW
537.9 MW

41.2 MW

481.7

482 3
482.3
LKONG7

344.8 MW

1122.1 MW

GNDUL7

917.4 MW -251.8 MW
437.8 MW

CIBNG7

DEPOK7

483.5

2631.2 MW

488.0 MW

-715.6 MW

BOGORX7-HVDC

-239.6 MW

-770.7 MW
490.3

RWALO7

262 6 MW
262.6

PMLNG7

499.3

BNTUL7

299.3 MW

496.3

450.0 MW
TASIK7
500.1

450.0 MW
500.1

209.7 MW

CLCAP7

450.0 MW

1375.5 MW

324.0 MW
2600.0 MW
503.8

155.2 MW

UNGRN7

-55.7 MW

503.8

500.7

PITON7

KRIAN7

489.3 MW

GRATI7

408.5 MW

655.4 MW

CLCAP7-2 450.0 MW

550.3 M
MW

1500.0
0 MW

502.2

600.0 MW

177.8 MW

498.0

BDSLN7

499.5

-388.0 MW
CIGRE7

719.6 M
MW
898.1 MW

SGLNG7

488.8

499.8

520.7

935.4 MW

353.5 MW

502.8

PITON97

188.9 MW

1286.4 MW
665.6 MW

148 2 MW
148.2

499.1

501.2

238.1 MW

488.9

CSKAN7

2631.2 MW

41.1 MW

336.0 MW

784.7 MW

TPCUT7-HVDC

18.3 MW

493.2
CRATA7

497.2

NGMBG7

147.4 MW

322.6 MW

486.9

299.0 MW
482.2

1074.1 MW

437.8 MW

549.2 MW

208.6 MW

302.2 MW

900.0 M
MW

CLGON7

875.8 MW

CWANG7-2

UBRNG7

SBYSL
498.9

408.7 MW

BLRJA7

329.6 MW
482.4

1528.9 MW

-302.3 MW

1207.0 MW

1306.7 MW

497.4

483.8

480.1

261.8 MW

484.3

490.7

MDRCN7

241.9 MW

KAPAL7

496.9

-259.0 MW

2190.0 MW

490.7

303.0 MW

480.9

-238.8 MW
552.8 MW

2672.9 MW
W

659.5 MW

98.9 MW

503.5
502.7

691.2 MW

TMBUN7

GRSIK7

1500.0 MW

1841.2 MW
W

519 2 MW
519.2

TJATI7

288.5 MW

37.2 MW

1249.3 MW
W

KMBNG7

CBATU7

477.6

1045.9 MW

0. 0 MW

1765.3 MW

1419.6 MW

13
320.0 MW

10
073.4 MW

SLAYA7

938.8 MW

988
8.0 MW

480.7

CWANG7

425.0 MW

483.1

538.7 MW

490.6

266.3 MW

478.9

1057.0 MW

78.7 MW

907 4 MW
907.4

GITET 500 KV

JTENG7

495 3
495.3

1195.6 MW

DUKSB7

620.1 MW

490.8 MW

753.0 MW

425 6 MW
425.6

750.0 MW

CBATU7-2

988.9 MW

481.7

522.6 MW

BKASI7

206.3 MW

SLAYA7-2

1800.0 MW

1530.4 MW
1

486.7

649.5 MW

IDMYU7

1258.7 MW

425.5 MW

449.8 MW

597.8 MW

450.0 MW

TX
TX
499.2
493.4
498.9
493.1
493.4
498.9
TX
TX
497.6
TX
484.5
497.6
TX
TX
TX
484.5
TX
4TX
96.9
499.2
494.4
TX

MTWAR7

PLGDG7

136
67.4 MW

MKRNG7

BNTEN7

240.8 MW
TNDES7
PEDAN7

-89.2 MW

BNGIL7

KDIRI7

194.4 MW

929.9 MW

542 2 MW
542.2

465 5 MW
465.5

316 5 MW
316.5

494.5

493.1

494.8

509.8

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2018 (PUKUL 13.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 29.406 MW
: 29.984 MW
: 578 MW (1,93%)
: 477,8 KV (GITET Muarakarang)
: 2.659
2 659 MW
375.0 MW

500.0 MW

BKASI-3

MT WAR7

483.6
PLGDG7

445.0 MW

TT
XX
493.9
499.0
499.2
493.6
493.9
499.0
T
T
XX
X
498.5
485.0
T498.5
TT
X
TX
X
485.0
X
TT494.1
499.2
496.1
X
TX

375.0 MW
549.5 MW

603.8 MW

487.2 MW

IDMYU7

1600.0 MW
483.0

479.5

LKONG7

469.2 MW

1136.9 MW

292.9 MW
480.1

760. 0 MW

GNDUL7

475.1 MW

13.7 MW
1

CWANG7-2

471.5 MW

-341.3 MW

499.2

514.2
BOGORX7-HVDC

-127.5 MW

482.2

490.6

498.6
BNT UL7

134.0 MW

283.4 MW

499.6

501.9
499.0
MGENG7

-261.7 MW

PIT ON7

527.4 MW
254.3 MW
GRATI7

449.0 MW

-93.6 MW

546.8 MW

T ASIK7

344.3 MW

494.7

400.0 MW
400.0 MW

400.0 MW
CLCAP7

CLCAP7-2
499.3

499.3

292.3 MW

2400.0 MW
502.9

KRIAN7

BDSLN7

898.4 MW

CSKAN7

400.0 MW

332.4 MW

500.0

191 0 MW
191.0

UNGRN7

RWALO7

502.9

1085.5 MW

SGLNG7

800.0 MW

500.0 MW

208.0 MW

497.3

323.6 MW

489.3

775.1 M W
1004.8 MW

590.6 MW

CIBNG7

-1431.2 MW

CIGRE7

871.9 MW
8

647.9 MW

501.2
PMLNG7

PITON97

-224.5 MW

384.3 MW

502.8

738.7 MW
482.7 MW

447.1 MW
4

13
300.0 MW

1641.3 MW

CRATA7

800.0 MW

2854.7 MW

58.9 MW

493.7

1191.1 MW -391.1 MW

488.9

2854.7 MW

197.3 MW
305.9 MW

800.0 MW

487.7

DEPOK7
TPCUT 7-HVDC

501.7

-3
356.5 MW

674.7 MW

261.6 MW 1090.2 MW
576.5 MW
479.8

488.1
CLGON7

BLRJA7

496.1

-13.8 MW

371.1 MW

482.3

2264.9 MW

839.1 MW

-314.0 MW
152.7 MW

KMBNG7

UBRNG7

478.6

633.6 MW
NGMBG7

543.6 MW

331.5 MW

478.1
481.7

488.3

SBYSL
498.2

449.2 MW

272.1 MW

1960.7 MW

498.1

1096.3 MW
W

105.6 MW

T MBUN7

878.3 MW

703.1 MW

344.7 MW

484.2

-256.7 MW
596.0 MW

MDRCN7

702.6 MW

503.1

502.7

2305.3 MW

1306.6 MW

281.0 MW
1300.0 MW

1603.6 MW

1098.9 MW

0.0 MW
W

1319.4 MW

DUKSB7

477.9

901.0 MW

477.9

1539.5
5 MW

849.7 M W

484.1

CBAT U7

1419.3 MW

1049.3 MW

400.0 MW

488.1

483.8

3 MW
1437.3

375.0 MW

SLAYA7

653.6 MW

BNTEN7

275.7 MW

478.9
CWANG7

496.9

T JATI7
GRSIK7

CBAT U7-2

1117.6 MW

1143.2 MW
81.4 MW

BKASI7

448.2 MW

487.4 MW

1011.0 MW

-623.9 MW

345.5 MW

GITET 500 KV

JTENG7

1300.0 MW

445.2 MW
SLAYA7-2

GENERATOR

478.1

1225.9
9 MW

477.8

496.3
T NDES7

1227.8 MW

MKRNG7

KAPAL7

253.2 MW
507.7

PEDAN7

-51.4 MW

KDIRI7

120.1 MW

BNGIL7

898.4 MW

527.8 MW

776.3 MW

317.5 MW

492.3

489.5

491.2

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2019 (PUKUL 13.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 31.423 MW
: 32.078 MW
: 655 MW (2,04%)
: 472,7 KV (GITET Pulogadung)
: 3.110
3 110 MW
900.0 MW
500.0 MW

BKASI-3

MTWAR7

481.1
MKRNG7

450.0 MW

466.9 MW

642.4 MW

759.3 MW

GENERATOR

LKONG7

485.9

421.4 MW

1237.2 MW

28.7 MW

GNDUL7

DEPOK7

491.6 MW
477.7

-1342.0 MW

1104.2 MW

UNGRN7

MGENG7

368.8 MW
655.5 MW

496.5

495.8

517.7

-673.0 MW

PITON7

519.9 MW
324.1 MW
GRAT I7

498.2 MW

499.7

496.7

BNTUL7

526.8 MW 336.3 MW
492.3

-189.4 MW
609.1 MW
491.0
GRDLU7
489.5
PEDAN7

TASIK7

450.0 MW
450.0 MW
450.0 MW

CLCAP7-2

497.7

497.7

CLCAP7

2694.0 MW
501.2

KRIAN7

BDSLN7

-21.8 MW

450.0 MW

376.5 MW

497.3

289.5 MW

RWALO7
CSKAN7

501.2

252.7 MW

494.3

319.1 MW
485.2

758.1 MW

384.7 MW

1400.0 MW
PMLNG7

500.0 MW

1148.9 MW

SGLNG7

1048.6 MW

CIGRE7

1086.4 MW

498.4

1284.3 MW
707.2 MW

190.6 MW

-481.2 MW

-462.3 MW

CRATA7

484.2

821.3 MW

BOGORX7-HVDC

627.7 MW

428.3 MW

499.6

PITON97

-491.0 MW

357.0 MW

CIBNG7

TPCUT7-HVDC

496.4

30.6 MW

488.5

1054.7 MW -347.5 MW

484.2

501.3 MW

454.5 MW
505.3 MW

342.7 MW

482.4

302.3 MW
475.5

2632.6 MW

596.6 MW

NGMBG7

499.6

-286.3 MW

474.9

1241.1 MW

596.5 MW 1142.8 MW
590.2 MW

CWANG7-2

493.2

20 6 MW
20.6

416.2 MW

477.9

394. 0 MW

475.0 MW

BLRJA7

475.7

473.4

2264.5 MW

1188.9 MW

-358.6 MW
60.8 MW

KMBNG7

576.0 MW

577.3 MW
W

359.6 MW

473.8
478.0

1290.4 MW

2400.3 MW

UBRNG7

SBYSL

498.5 MW
W

480.0 MW

2919.9 MW

TMBUN7

810.2 MW

754.3 MW

486.2

493.6

900.0 MW

1477.2 MW

-247.3 MW
495.4

394.7 MW

479.9

GRSIK7

500.9
500.2MW
1020.0

MDRCN7

744.2 MW

TUBAN7

500.0

2037.1 MW

473.8

1137.3 MW

CBATU7

8.6 MW
1388

DUKSB7

0.0 M
MW

189
91.7 MW

154
43.0 MW

144
47.7 MW

6 MW
1200.6

473.6

479.7

1400.0 MW

587.3 MW

TJATI7

311.2 MW

1610
0.2 MW

1031.5 MW

486.1

293.5 MW

1034.0 MW

CWANG7

493.6

CBATU7-2

GITET 500 KV

JTENG7

1400.0 MW

740.9 MW

670.1 MW

425.0 MW

474.8

1055.8 MW

82.5 MW

395.3 MW
BKASI7

391.9 MW

759.7 MW

SLAYA7-2

2632.6 MW

1800.0 MW

1862.3 MW

472.7

467.1 MW

110.5 MW

-446.6 M
MW

473.4

1055.2 MW

CLGON7

IDMYU7

808.3 MW
479.9

481.0

SLAYA7

TX
TX
496.4
488.7
496.1
488.3
488.7
496.1
TX
TX
494.0
480.7
494.0
TX
TTX
XTX
TX
480.7
T 490.7
496.4
4
X93.5
TX

900.0 MW

PLGDG7

493.0
TNDES7

1344.4 MW

BNTEN7

KAPAL7

322.7 MW
504.4

BNGIL7

66.9 MW

988.5 MW
852.2 MW

341.5 MW

486.0

487.9

KDIRI7

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2020 (PUKUL 13.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 33.546 MW
: 34.316 MW
: 769 MW (2,24%)
: 457,5 KV (GITET Muarakarang)
: 3.193
3 193 MW
900.0 MW

1000.0 MW
635.4 Mvar

BKASI-3

MT WAR7

TT
XX
487.7
477.9
478.2
487.3
487.7
477.9
T
T
XX
X
493.6
477.1
T493.6
TT
X
TX
X
477.1
X
478.2
TX
TT475.5
477.8
X

479.2
MKRNG7

PLGDG7

580.3 MW

429.4 MW

900.0 MW
850.0 MW

IDMYU7

686.8 MW

1700.0 MW

GENERATOR

GITET 500 KV

477.8

576.7 MW

1282.1 MW
DEPOK7

-721.7 MW

538.7 MW
469.5

-2387.1 MW

483.6

800.0 MW

CIGRE7

MGENG7

800.0 MW

483.4

-574.0 MW

1045.7 MW

485.1

-764.5 MW

MW
847.2 M

349.8 MW
UNGRN7

PITON7

351.4 MW
318.2 MW

BDSLN7

494.6
BNT UL7

494.5

TASIK7

423.0 MW

492.0

GRAT I7

425.0 MW

CLCAP7-2

T NDES7

573.8 MW -112.8 MW

-58.6 MW

706.1 MW
732.6 MW

930.5 MW

454.5 MW

490.8

487.7

489.6

495.0

KDIRI7

800.0 MW
494.6

KAPAL7

316.8 MW
504.7

BNGIL7

GRDLU7
CLCAP7

495.0

490.6

PEDAN7

425.0 MW
425.0 MW

363.9 MW

2500.0 MW
500.8

KRIAN7

524.3 MW

64.8 MW

CSKAN7

401.6 MW

494.9

262.4 MW

RWALO7

400.0 MW

1208.7 MW

SGLNG7

387.1 MW

188.7 MW

508.5
BOGORX7-HVDC

498.3
PMLNG7

500.8

381.7 MW

491.9

1162.9 MW

1160.6 MW

478.0

1159.4 MW

535.7 MW

499.2

380.0 MW

481.3

480.4

636.1 MW

-98.4 MW

CRAT A7

779.2 MW
2871.6 MW

574.6 MW

600.0 MW

-527.0 MW

600.0 MW

CIBNG7

T PCUT 7-HVDC

2871.6 MW

234.8 MW

487.4

144
1447.7
MW -647.7
64
MW

311.8 MW
464.9

447.3 MW
481.7 MW

800.0 MW

479.8

PIT ON97

1171.5 MW

LKONG7

GNDUL7

677.0 MW

NGMBG7

498.1

454.7 MW

472.9
CWANG7-2

127.5 MW

524.6 MW

463.7

UBRNG7

463.2

904
4.5 MW

97.3 MW 1256.3 MW
622.5 MW
463.9

476.3
CLGON7

1277.2 MW

720.7 MW

437.3 MW
-4
135.9 MW

372.2 MW

458.2

KMBNG7

3344.4 MW

BLRJA7

490.6

597.5 MW

1696.4 MW

465.8

476.4

493 1
493.1

T MBUN7

474.3 MW

2260.2 MW

476.1

SBYSL

596.2 MW

-102.1 MW

794.1 MW

118.0 MW

1400.0 MW

0.0 MW
W

1782.4 MW

517.3 MW

2650.6 MW

469.4

1352.5 MW

-276.1 MW
493.0

1549. 3 MW

1545.2 MW

DUKSB7

GRSIK7

500.7
499.0MW
1140.0

MDRCN7

808.3 MW

2023.8
8 MW

457.9

1767.8
8 MW

1034.3 MW

SLAYA7

469.6

CBAT U7

T UBAN7

499.7

2014.6 MW

1212.0 MW

476.0

476.3

850.0 MW

400.0 MW

2198.4 MW

771.7 MW

425.0 MW

CWANG7

361.3 MW

BNT EN7

470.2

1400.0 MW

656.6 MW

T JAT I7

304.5 MW

493.3

357.4 MW

1112.2 M W

85.4 MW

BKASI7

JT ENG7

2000.0 MW
CBAT U7-2

1233.2 MW

1348.7 MW

SLAYA7-2

572.2 MW

567.4 MW

580.5 MW

366.9 MW

429.5 MW

1124.7 MW

-209.5 MW

463 2
463.2

924.3 MW

457 5
457.5

ANA
ALISIS AL
LIRAN DA
AYA 500 KV
K
TAHUN 20
T
016 2018 - 2020

Pada waktu
w
Pumping Up
pper Ciso
okan PS
Pukul 03.0
00)
(P

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2016 (PUKUL 03.00)

520.0 MW

1800.0 MW
MTWAR7

462.5 MW

179.6 MW

495.4

889.9 MW

CLGON7

496.6

LKONG7
-72.5 MW

CWANG7-2

593.8 MW

496.4

499.6

493.9

GNDUL7

567.4 MW

10.4 MW

-810.4 MW

1412.7 MW

301.6 MW

855.2 MW

197.0 MW

504.6

500.3

501.9

RWALO7
754.8 MW

150.8 MW

505.8

506.1

518.8
-379.3 MW

CIGRE7

217.6 MW
505.4
-530.8 MW

PITON7

KRIAN7

BDSLN7

503.1

GRATI7

BNTUL7
224.4 MW

450.0 MW
503.3

450.0 MW
503.3

173.7 MW
500.0

TASIK7
CLCAP7-2

2450.0 MW
504.1

332.7 MW

-80.2 MW

499.8

592.5 MW

227.9 MW

208.5 MW

UNGRN7

496.8

212.3 MW

BOGORX7-HVDC

PMLNG7

450.0 MW

1162.8 MW

145.4 MW

433.4 MW

472.0 MW
813.4 MW

781.1 MW

500.0 MW
504.1

205.5 MW

SGLNG7

CSKAN7

813.4 MW

498.1

499.0

-800.0 MW

TPCUT7-HVDC

504.0

PITON97

153.6 MW
496.7

161.2 MW
DEPOK7

503 8
503.8

62 2 MW
62.2

212 1 MW
212.1
CIBNG7

-107.8 MW

498.2
CRATA7

-6.1 MW

211.1 MW

200.0 MW
498.0

498.2

NGMBG7

797.5 MW

177.3 MW

330.9 MW

860.1 MW

BLRJA7

UBRNG7

496.5

236.1 MW

-15.9 MW

1265.7 MW

1068.8 MW

373.7 MW
-88.7 MW

-129.8 MW

497.1

-188.8 M
MW

499.5

W
-1141.7 MW
TMBUN7

236.0 MW

2090.3 MW

498.9

490.6 MW

67.5 MW

497.0

SBY SL

500.7

509.8 MW

225.5 MW

256.3 MW

85.5 MW

700
0.0 MW

KMBNG7

1271.6 MW

2220.1 MW

3005.6 MW

1533.7 MW

767.2 MW

SLAY A7

CWANG7

50.5 MW

MDRCN7

714.1 MW

491.3

680.6 MW

GITET 500 KV

GRSIK7

541.1 MW

674.6 M
MW

495.3

498.1

GENERATOR

504.8

503.9

CBATU7

0.0 MW

499.5

564.1 MW

700.0 MW

505.7
498.3
498.2
503.3
504.4

TJATI7

85.7 MW

-355.4 MW

450.0 MW

375.0 MW

JTENG7

494.6

-224.3 MW

413.9 MW

0.0 MW

BNTEN7

491.4

409.3 MW

678.8 MW

DUKSB7

1086.7 MW
55.5 MW

45.6 MW
W

SLAY A7-2

BKASI7

339.4 MW

1040.3 MW

266.7 MW

500.0 MW
136.2 Mvar

TX
TX
505.9
498.3
505.7
TX
TX
TX
505.9
TX TX

510..8 MW

712.5 MW

495.4

496.2 MW

MKRNG7

900..0 MW

266.6 MW

: 21.239 MW (termasuk PS Uppercisokan 800 MW)


: 21.552 MW
: 313 MW (1,45%)
: 491,3 KV (GITET Cawang)
: 3.527
3 527 MW

CLCAP7

1625.4 MW

Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

-66.0 MW

KAPAL7
-66.8 MW

PEDAN7

-50.3 MW

BNGIL7

KDIRI7

612.2 MW

1205.1 MW

434.5 MW

382.7 MW

411.3 MW

497.8

497.8

498.4

513.2

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2018 (PUKUL 03.00)


Beban
Pembangkit
Losses
Tegangan terendah
T
Transfer
f daya
d
dari
d i ti
timur kke b
baratt

: 24.132 MW (termasuk PS Uppercisokan 800 MW)


: 24.551 MW
: 419 MW (1,71%)
: 492,2 KV (GITET Cawang)
: 3.391
3 391 MW
325.0 MW

500.0 MW

BKASI-3

MT WAR7

494.8
PLGDG7

296.8 MW

TT
XX
500.4
520.9
521.2
500.2
500.4
520.9
T
T
XX
X
503.8
496.1
T503.8
TT
X
TX
X
496.1
X
TT513.9
521.2
515.0
X
TX

325.0 MW
638.7 MW

402.2 MW

680.5 MW

IDMYU7

1500.0 MW
494.6

495.3

LKONG7

196.7 MW

890.9 MW

180.8 MW
496.0

GNDUL7

210.0 MW

881. 3 MW

CWANG7-2

357.4 MW

-484.6 MW

521.2

510.0
BOGORX7-HVDC

-393.9 MW

284.6 MW

1062.6 MW
1

832.1 MW

496.9

498.3

UNGRN7

-112.9 MW

CSKAN7

504.4
BNT UL7

124.1 MW

235.8 MW

516.1

511.9
513.4
MGENG7

CIGRE7

-519.0 MW

758.4 MW

T ASIK7

100.2 MW

500.7

375.0 MW
375.0 MW

375.0 MW
CLCAP7

CLCAP7-2
504.4

504.4

245.3 MW

2225.0 MW
505.3
PIT ON7

KRIAN7

527.4 MW
37.9 MW
GRATI7

357.6 MW
RWALO7

261.4 MW

503.5

BDSLN7

1582.4 MW
-400.7 MW

375.0 MW

1125.0 MW

SGLNG7

-800.0 MW

505.3

384 9 MW
384.9

147.9 MW

498.6

500.0 MW

177.8 MW

501.3

140.6 MW

CIBNG7

784.9 M W
775.0 MW

504.9
PMLNG7

PITON97

-17.9 MW

308.2 MW

506.2

635.7 MW
270.5 MW

252.4 MW
2

12
200.0 MW

1684.6 MW

CRATA7

750.0 MW

1653.8 MW

-4.8 MW

500.2

265.5 MW -1065.5 MW

499.5

1653.8 MW

567.4 MW
496.9 MW

200.0 MW

497.1

DEPOK7
TPCUT 7-HVDC

505.0

-2
247.8 MW

105.7 MW

691.3 MW 806.3 MW
407.5 MW
495.2

499.9
CLGON7

BLRJA7

500.4

2.1 MW

284.0 MW

495.2

1103.1 MW

1100.4 MW

-266.1 MW
-71.4 MW

KMBNG7

UBRNG7

494.2

633.6 MW
NGMBG7

485.9 MW

260.1 MW

493.7
495.9

499.4

SBYSL
502.0

357.8 MW

199.8 MW

1906.2 MW

503.4

651.9 MW
W

76.3 MW

T MBUN7

461.4 MW

516.0 MW

286.9 MW

495.6

-266.5 MW
596.0 MW

MDRCN7

584.4 MW

505.6

505.5

2826.8 MW

1109.6 MW

185.0 MW
1200.0 MW

2031.7 MW

751.6 MW

0.0 MW
W

1264.6 MW

DUKSB7

492.2

691.1 MW

493.6

1469.5
5 MW

831.4 M W

497.2

CBAT U7

493.8 MW

711.2 MW

375.0 MW

499.3

495.2

887.1 MW

325.0 MW

SLAYA7

454.7 MW

BNTEN7

247.5 MW

492.9
CWANG7

502.7

T JATI7
GRSIK7

CBAT U7-2

836.2 MW

1097.6 MW
58.8 MW

BKASI7

310.0 MW

680.8 MW

751.2 MW

-442.8 MW

226.8 MW

GITET 500 KV

JTENG7

1200.0 MW

296.8 MW
SLAYA7-2

GENERATOR

493.6

1737.8
8 MW

493.5

500.5
T NDES7

1300.7 MW

MKRNG7

KAPAL7

37.3 MW
512.8

PEDAN7

145.5 MW

KDIRI7

350.0 MW

BNGIL7

1037.2 MW

451.0 MW

684.7 MW

250.6 MW

498.3

496.0

496.8

ALIRAN DAYA 500 KV TAHUN 2020 (PUKUL 03.00)


Beban
MW))
Pembangkit
Losses
T
Tegangan
terendah
t
d h
Transfer daya dari timur ke barat

: 28.538 MW (PS Uppercisokan 800 MW, Matenggeng 720 MW, Grindulu 400
: 29.085 MW
: 547 MW (1,88%)
: 488,7
488 7 KV (GITET Muarakarang)
M
k
)
: 4.019 MW
900.0 MW

500.0 MW
186.7 Mvar

BKASI-3

MT WAR7

TT
XX
498.1
509.6
509.9
497.9
498.1
509.6
T
T
XX
X
501.9
493.2
T501.9
TT
X
TX
X
493.2
X
509.9
TX
TT504.9
506.3
X

493.0
MKRNG7

PLGDG7

395.5 MW

645.3 MW

900.0 MW
555.0 MW

IDMYU7

732.8 MW

1900.0 MW

GENERATOR

GITET 500 KV

492.4

173.8 MW

911.1 MW
DEPOK7

-301.4 MW

314.5 MW
493.2

-1001.9 MW

495.9

-800.0 MW

CIGRE7

MGENG7

-720.0 MW

510.3

-40.6 MW

1153.6 MW

510.1

-137.4 MW

MW
857.0 M

474.5 MW
UNGRN7

PITON7

351.4 MW
71.7 MW

BDSLN7

505.5
BNT UL7

514.6

TASIK7

-55.8 MW

501.9

GRAT I7

475.0 MW

CLCAP7-2

T NDES7

144.5 MW 273.3 MW

295.2 MW

1348.0 MW
511.2 MW

796.9 MW

274.8 MW

499.6

495.1

495.5

505.0

KDIRI7

-400.0 MW
502.7

KAPAL7

71.2 MW
509.5

BNGIL7

GRDLU7
CLCAP7

504.9

495.5

PEDAN7

475.0 MW
475.0 MW

238.8 MW

2575.0 MW
503.1

KRIAN7

438.0 MW

-89.2 MW

CSKAN7

331.3 MW

498.9

437.5 MW

RWALO7

475.0 MW

1178.6 MW

SGLNG7

228.7 MW

96.7 MW

505.4
BOGORX7-HVDC

503.3
PMLNG7

503.1

406.4 MW

496.5

1669.3 MW

366.9 MW

509.8

983.1 MW

511.0 MW

504.6

280.3 MW

495.8

496.6

352.8 MW

-41.1 MW

CRAT A7

603.0 MW
2084.0 MW

592.6 MW

650.0 MW

-411.5 MW

150.0 MW

CIBNG7

T PCUT 7-HVDC

2084.0 MW

218.9 MW

498.0

418 0 MW -1218.0
418.0
1218 0 MW

182.8 MW
491.8

391.5 MW
673.6 MW

200.0 MW

494.4

PIT ON97

1643.5 MW

LKONG7

GNDUL7

500.5 MW

NGMBG7

501.5

368.5 MW

492.1
CWANG7-2

51.9 MW

438.2 MW

491.1

UBRNG7

490.1

1004
4.0 MW

688.3 MW 904.7 MW
438.9 MW
490.9

496.9
CLGON7

501.4 MW

1129.0 MW

258.8 MW
-2
-85.9 MW

293.0 MW

489.0

KMBNG7

1723.4 MW

BLRJA7

495.7

525.1 MW

1096.6 MW

491.8

496.3

501 5
501.5

T MBUN7

357.6 MW

2250.2 MW

492.7

SBYSL

524.1 MW

-662.1 MW

583.0 MW

85.2 MW

1500.0 MW

0.0 MW
W

1534.0 MW

413.6 MW

2817.8 MW

488.9

934.2 MW

-285.9 MW
497.3

2341.0 MW

1495.3 MW

DUKSB7

GRSIK7

504.3
501.8MW
1140.0

MDRCN7

663.8 MW

1345.2
2 MW

488.9

1762.4
4 MW

928.5 MW

SLAYA7

493.4

CBAT U7

T UBAN7

504.2

1959. 1 MW

826.7 MW

496.2

492.4

950.0 MW

425.0 MW

2291.1 MW

538.5 MW

475.0 MW

CWANG7

1093.9 MW

BNT EN7

489.6

1500.0 MW

656.6 MW

T JAT I7

271.9 MW

501.0

295.0 MW

594.9 MW
W

61.7 MW

BKASI7

JT ENG7

2000.0 MW
CBAT U7-2

293.8 MW

1291.7 MW

SLAYA7-2

363.3 MW

546.9 MW

395.6 MW

273.4 MW

645.6 MW

836.8 MW

-251.6 MW

489 6
489.6

749.0 MW

488 7
488.7

LA
AMPIRAN C1.9

KEBUTUHA
AN FISIK PENGEM
MBANGAN
N DISTRIB
BUSI
SIST
TEM JAWA
A BALI

913

Kebutuhan Fisik Distribusi


2011

2012

2013

2,960.0
1 214 4
1,214.4
608.7
132.5

1,470.0
1,074.4
1
074 4
539.3
143.8

280.0
1,036.0
1
036 0
517.9
142.8

2,098.9
2,931.9
173.3
546.9

2,200.6
3,010.0
415.4
557.4

1,183.8
1,863.5
183.2
317.9

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

210.0
898.4
898
4
450.7
142.0

490.0
1,089.6
1
089 6
546.9
141.3

1,120.0
1,348.8
1
348 8
678.4
140.7

1,190.0
1,416.0
1
416 0
710.9
93.4

1,120.0
1,525.6
1
525 6
766.7
86.8

1,120.0
1,637.6
1
637 6
824.4
87.0

980.0
1,741.6
1
741 6
875.2
87.8

10,940.0
12 982 4
12,982.4
6,519.1
1,198.1

2,301.9
3,079.6
279.6
590.3

2,407.4
3,150.1
324.6
625.5

2,522.4
3,232.3
282.8
662.9

2,636.9
3,305.0
361.0
673.8

2,755.9
3,378.4
309.6
711.9

2,879.6
3,452.5
379.0
752.7

3,009.5
3,529.2
376.2
795.9

3,145.3
3,607.6
355.1
433.7

25,958.5
32,676.5
3,256.7
6,351.0

2,092.4
3,515.1
345.5
320.2

1,414.4
2,430.5
238.9
323.8

1,570.1
2,729.9
268.4
325.9

1,603.9
2,970.3
292.0
330.6

1,905.8
3,232.3
317.7
331.8

1,916.5
3,338.9
328.2
335.4

1,947.5
3,620.3
355.9
337.7

1,952.8
3,925.4
385.9
340.7

2,011.8
4,256.7
418.4
357.1

17,598.9
31,883.0
3,134.2
3,321.0

1,152.6
897.8
77.2
74.7

1,202.2
935.6
80.5
373.1

1,254.2
976.1
84.0
480.2

1,308.6
1,017.9
87.6
538.1

1,365.6
1,062.5
91.4
573.3

1,425.4
1,109.7
95.5
604.9

1,488.1
1,158.3
99.6
455.4

1,553.8
1,209.6
104.0
408.3

1,622.8
1,263.6
108.7
307.0

1,695.1
1,319.0
113.4
203.5

14,068.3
10,949.9
941.8
4,018.4

339 7
339.7
314.0
77.2
35.0

225.3
225
3
227.7
65.2
38.3

225.5
225
5
230.5
68.3
40.1

225.7
225
7
233.6
71.6
42.0

218.3
218
3
226.8
73.2
44.0

215.3
215
3
226.2
76.2
46.1

214.4
214
4
228.6
79.8
48.3

211.2
211
2
228.4
83.2
50.6

203.4
203
4
222.0
85.4
53.1

199.0
199
0
220.8
88.8
55.7

2 277 7
2,277.7
2,358.5
768.9
453.2

7,735.0
7,221.5
1,119.6
1,107.0

7,190.4
8,762.7
1,445.8
1,432.7

5,475.9
7,752.6
1,188.6
1,577.2

5,721.8
8,029.8
1,202.9
1,673.4

6,200.2
8,581.4
1,286.4
1,752.0

7,303.5
9,222.0
1,528.7
1,797.2

7,564.9
9,520.2
1,528.2
1,644.4

7,712.1
10,036.4
1,688.8
1,636.1

7,908.4
10,577.8
1,780.5
1,583.8

8,031.2
11,145.7
1,851.0
1,137.8

70,843.4
90,850.3
14,620.7
15,341.6

Jakarta dan Tangerang


Jaringan TM
kms
Jaringan TR
kms
Trafo Distribusi
MVA
Tambahan Pelanggan ribu plgn
Jawa Barat dan Banten
Jaringan TM
kms
Jaringan TR
kms
Trafo Distribusi
MVA
Tambahan Pelanggan ribu plgn
Jawa Tengah dan DIY

914

Jaringan TM
kms
Jaringan TR
kms
Trafo Distribusi
MVA
Tambahan Pelanggan ribu plgn
Jawa Timur
Jaringan TM
kms
Jaringan TR
kms
Trafo Distribusi
MVA
Tambahan Pelanggan ribu plgn
Bali
Jaringan TM
kms
Jaringan TR
kms
Trafo Distribusi
MVA
Tambahan Pelanggan ribu plgn
Total Jawa-Bali
Jaringan TM
kms
Jaringan TR
kms
Trafo Distribusi
MVA
Tambahan Pelanggan ribu plgn

LA
AMPIRAN
N C1.10

PR
ROGRAM LISTRIK PERDESA
AAN
SIST
TEM JAWA
A BALI

915

Program Listrik Perdesaan Jawa Bali

PerkiraankebutuhanFisikListrikPerdesaanRegionalJawaBali
JTM
JTR
Listrikmurah
Trafo
Jml
Tahun
kms
kms
MVA
Unit
Pelanggan dan
danHemat(RTS)
Hemat (RTS)
2011
951.0 1,547.0 70.1 1,089 100,024
2012
527.2 870.6 50.8 779 50,468 10,998
2013
843.9 1,416.2 82.9 1,287 84,979
2014
823.6 1,382.1 80.9 1,257 82,934
Total
3,145.6 5,215.9 284.7 4,412.0 318,404 10,998

916

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanRegionalJawaBali(jutaRp)
Tahun

JTM

2011
2012
2013
2014
Total

185,551.7
113,461.1
113 461 1
185,171.6
180,715.9
664,900.3

JTR

Trafo

Pembangkit

179,064.0 65,591.7
103,982.0
103 982 0 69,012.3
69 012 3
171,678.2 114,515.4
167,547.1 111,759.9
622,271.4 360,879.3

Total
430,207.4
286,455.4
286 455 4
471,365.3
460,023.0
1,648,051.1

Listrikmurah
danHemat(RTS)

38,493.0
38 493 0


38,493.0

Program Listrik Perdesaan Provinsi Banten

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanProvinsiBanten
Trafo
Jml
JTM
JTR
Listrikmurah
Tahun
kms
380
MVA
Unit
Pelanggan danHemat(RTS)
2011
159.0 276.0 9.7 169 23,450
2012
55.0 150.0 12.6 194 8,167 1,615
2013
104.6 285.3 23.9 369 15,532
2014
102.1 278.4 23.3 360 15,158
Total
420.7 989.7 69.4 1,092 62,306 1,615

917

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanProvinsiBanten(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

33,858.0 27,953.9 10,658.4


16,588.8
16 588 8 20,307.8
20 307 8 23,017.5
23 017 5
31,547.7 38,620.3 43,773.6
30,788.6 37,691.0 42,720.3
112,783.1 124,572.9 120,169.9

Total

Listrikmurah
danHemat(RTS)

72,470.3
59,914.1
59 914 1 5,652.5
5 652 5
113,941.6
111,199.9
357,525.8 5,652.5

Program Listrik Perdesaan Provinsi Jawa Barat

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanProvinsiJawaBarat
JTM
JTR
Listrikmurah
Trafo
Jml
Tahun
kms
kms
MVA
Unit
Pelanggan dan
danHemat(RTS)
Hemat (RTS)
2011
242.0 480.0 14.0 240 29,000
2012
85.0 170.4 4.5 75 10,527 1,935
2013
153.8 308.3 8.1 136 19,047
2014
150.1 300.9 7.9 132 18,589
Total
630.9 1,259.6 34.6 583 77,163 1,935

918

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanProvinsiJawaBarat(jutaRp)
ki
i
i ik
d
i i
(j
)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

58,040.3 59,210.4 18,900.8


25,062.9 23,068.3 8,634.1
45,347.5 41,738.5 15,622.0
44,256.3 40,734.1 15,246.1
172,707.0 164,751.2 58,403.0

Total

Listrikmurah
danHemat(RTS)

136,151.5
56,765.2
56,765.2 6,772.5
102,707.9
100,236.5
395,861.2 6,772.5

Program Listrik Perdesaan Jawa Tengah

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanProvinsiJawaTengah
JTM
JTR
Listrikmurah
Trafo
Jml
Tahun
kms
kms
MVA
Unit
Pelanggan danHemat(RTS)
dan Hemat (RTS)
2011
291.0 367.0 20.0 400 26,909
2012
158.0 176.0 13.4 268 24,737 4,583
2013
257.6 286.9 21.8 437 40,330
2014
251.4 280.0 21.3 426 39,360
Total
958.0 1,110.0 76.6 1,531 131,337 4,583

919

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanProvinsiJawaTengah(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

38,193.9 35,736.9 12,054.9


24,419.3
24 419 3 20,389.7
20 389 7 8,362.7
8 362 7
39,812.5 33,242.8 13,634.3
38,854.5 32,442.9 13,306.2
141,280.1 121,812.5 47,358.2

Total

Listrikmurah
danHemat(RTS)

85,985.8
53,171.7
53 171 7 16,040.5
16 040 5
86,689.6
84,603.6
310,450.7 16,040.5

Program Listrik Perdesaan Jawa Timur

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanProvinsiJawaTimur
JTM
JTR
Trafo
Jml
Tahun
kms
kms
MVA
Unit
Pelanggan
2011
175.0 256.0 10.7 125 18,084
2012
172.2 274.2 14.7 188 5,246
2013
244.2 388.9 20.9 267 7,441
2014
238.3 379.6 20.3 260 7,262
Total
829.7 1,298.7 66.5 840 38,032

Listrikmurah
dan Hemat (RTS)
danHemat(RTS)
2,645

2,645

92
20

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanProvinsiJawaTimur(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

33,423.1 28,951.3 11,628.6


22,125.4 19,251.8 21,807.1
31,382.8 27,306.9 30,931.4
30,627.7 26,649.8 30,187.1
117,559.0 102,159.9 94,554.1

Total

Listrikmurah
danHemat(RTS)

74,002.9
63,184.3 9,257.5
89,621.1
87,464.6
314,273.0 9,257.5

Program Listrik Perdesaan Bali

PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanProvinsiBali
JTM
JTR
Trafo
Jml
Listrikmurah
Tahun
kms
kms
MVA
Unit
Pelanggan danHemat(RTS)
2011
84.0 168.0 15.8 155 2,581
2012
57.0 100.0 5.6 54 1,791 220
2013
83.7 146.8 8.2 79 2,629
2014
81.6 143.2 8.0 77 2,565
Total
306.3 558.0 37.6 365.6 9,566 220

92
21

PerkiraanBiayaListrikPerdesaanProvinsiBali(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit/
Genset

22,036.4 27,211.5 12,349.0


25,264.7
25 264 7 20,964.5
20 964 5 7,190.9
7 190 9
37,081.2 30,769.7 10,554.1
36,188.9 30,029.3 10,300.2
120,571.2 108,974.9 40,394.2

Total

Listrikmurah
danHemat(RTS)

61,596.9
53,420.2
53 420 2 770.0
770 0
78,405.0
76,518.4
269,940.4 770.0

LAMPIR
RAN C1.1
11

PROGRA
AM ENER
RGI BARU DAN TER
RBARUKA
AN
SIST
TEM JAW
WA BALI

(Program EBT Nassional telah diurraikan pada narasi batang


tubuh Bab 5.11, hala
aman 112. Rinccian program EBT
E
Jawa Bali
sedang dikembangka
an lebih lanjut pada
p
saat penu
ulisan RUPTL
ini, se
ehingga belum dapat
d
disajikan
n dalam Lampirran C1.11 ini)

92
22

LA
AMPIRAN
N C1.12

PR
ROYEKSI KEBUTU
UHAN INVESTASI
SIS
STEM JAW
WA BALI

92
23

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) PLN+IPP


Fixed Assets

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
T t l
Total
Fc
Lc
Total

2011
2,226.1
969.2
3,195.3
935.7
156.9
1,092.5
738.5
738 5
738.5
3,161.8
1,864.5
5,026.3

2012
2,114.3
896.1
3,010.4
2,836.6
634.7
3,471.3
683.3
683 3
683.3
4,950.9
2,214.2
7,165.0

2013
747.7
301.6
1,049.3
523.6
93.0
616.6
532.1
532 1
532.1
1,271.3
926.7
2,198.0

2014
1,148.2
489.6
1,637.8
414.2
87.6
501.7
549.7
549 7
549.7
1,562.3
1,126.9
2,689.2

2015
3,440.7
1,547.1
4,987.8
564.1
137.6
701.7
600.9
600 9
600.9
4,004.9
2,285.6
6,290.5

2016
4,416.5
2,070.7
6,487.1
1,913.8
193.0
2,106.8
710.5
710 5
710.5
6,330.2
2,974.2
9,304.4

2017
4,219.9
1,819.1
6,039.0
601.6
95.4
697.0
739.9
739 9
739.9
4,821.4
2,654.4
7,475.9

2018
2,809.4
1,204.0
4,013.5
264.4
43.7
308.1
768.8
768 8
768.8
3,073.9
2,016.5
5,090.4

2019
2,656.8
1,207.9
3,864.7
251.9
41.1
293.0
796.6
796 6
796.6
2,908.7
2,045.6
4,954.3

2020
2,237.4
1,110.3
3,347.7
253.4
43.2
296.5
812.2
812 2
812.2
2,490.8
1,965.7
4,456.5

Juta US$
Total
26,017.1
11,615.6
37,632.7
8,559.2
1,526.2
10,085.3
6,932.5
6 932 5
6,932.5
34,576.3
20,074.3
54,650.6

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2011
1,792
814
2,605
1,994
370
2,364
738
738
3,786
1 922
1,922
5,708

2012
1,885
949
2,834
964
145
1,109
683
683
2,849
1 777
1,777
4,626

2013
2,784
1,335
4,119
466
108
574
532
532
3,250
1 975
1,975
5,225

2014
3,906
1,706
5,613
804
155
959
550
550
4,710
2 411
2,411
7,121

2015
3,732
1,569
5,302
1,381
148
1,530
601
601
5,114
2 319
2,319
7,433

2016
2,997
1,259
4,256
797
84
881
711
711
3,794
2 054
2,054
5,848

2017
2,785
1,293
4,079
329
48
377
740
740
3,115
2 081
2,081
5,196

2018
2,429
1,157
3,585
255
42
297
769
769
2,683
1 968
1,968
4,651

2019
1,872
868
2,740
202
26
228
797
797
2,075
1 690
1,690
3,765

2020
1,834
812
2,647
51
4
55
812
812
1,885
1 629
1,629
3,514

Juta US$
Total
26,016
11,763
37,779
7,243
1,131
8,374
6,932
6,932
33,260
19 826
19,826
53,086

Item
Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

92
24

Disbursements
Item
Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - PLN


Fixed Assets
Item
P b
Pembangkit
kit

Penyaluran

Distribusi

Total

Fc
L
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

92
25

2011
1,536.3
673 5
673.5
2,209.8
935.7
156.9
1,092.5

2012
1,372.7
578 3
578.3
1,950.9
2,836.6
634.7
3,471.3

2013
646.9
258 4
258.4
905.3
523.6
93.0
616.6

2014
802.4
341 4
341.4
1,143.8
414.2
87.6
501.7

2015
1,210.1
577 7
577.7
1,787.8
564.1
137.6
701.7

2016
667.3
463 9
463.9
1,131.1
1,913.8
193.0
2,106.8

2017
1,146.9
502 1
502.1
1,649.0
601.6
95.4
697.0

2018
894.2
383 2
383.2
1,277.5
264.4
43.7
308.1

2019
1,220.4
592 3
592.3
1,812.7
251.9
41.1
293.0

2020
1,938.6
977 1
977.1
2,915.7
253.4
43.2
296.5

738.5
738.5
2,471.9
1,568.9
4,040.8

683.3
683.3
4,209.2
1,896.3
6,105.5

532.1
532.1
1,170.5
883.5
2,054.0

549.7
549.7
1,216.5
978.7
2,195.2

600.9
600.9
1,774.3
1,316.2
3,090.5

710.5
710.5
2,581.0
1,367.4
3,948.4

739.9
739.9
1,748.4
1,337.4
3,085.9

768.8
768.8
1,158.7
1,195.7
2,354.4

796.6
796.6
1,472.3
1,430.0
2,902.3

812.2
812.2
2,192.0
1,832.5
4,024.5

2011
1,252.6
574.0
1,826.5
1 993 8
1,993.8
370.3
2,364.1

2012
1,093.5
511.7
1,605.2
964 3
964.3
145.0
1,109.3

2013
1,128.1
551.2
1,679.3
466 0
466.0
108.1
574.2

2014
1,360.1
645.0
2,005.1
804 1
804.1
154.8
958.8

2015
1,115.1
556.0
1,671.1
1 381 4
1,381.4
148.4
1,529.8

2016
912.2
452.1
1,364.3
796 6
796.6
84.5
881.1

2017
1,138.7
600.7
1,739.4
329 3
329.3
47.8
377.2

2018
1,274.0
635.9
1,909.9
254 7
254.7
42.2
296.9

2019
1,319.5
622.8
1,942.4
202 4
202.4
25.7
228.1

2020
1,744.7
772.3
2,517.0
50 7
50.7
4.3
55.0

738.5
738.5
3,246.4
1,682.7
4,929.1

683.3
683.3
2,057.8
1,340.1
3,397.9

532.1
532.1
1,594.1
1,191.4
2,785.5

549.7
549.7
2,164.2
1,349.4
3,513.6

600.9
600.9
2,496.5
1,305.4
3,801.8

710.5
710.5
1,708.8
1,247.1
2,955.9

739.9
739.9
1,468.0
1,388.5
2,856.5

768.8
768.8
1,528.8
1,446.8
2,975.6

796.6
796.6
1,521.9
1,445.1
2,967.0

812.2
812.2
1,795.4
1,588.8
3,384.2

Juta US$
Total
11,435.8
5 347 9
5,347.9
16,783.7
8,559.2
1,526.2
10,085.3
6,932.5
6,932.5
19,995.0
13,806.6
33,801.6

Disbursements
Item
Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

Juta US$
Total
12,338.5
5,921.7
18,260.1
7 243 3
7,243.3
1,131.1
8,374.4
6,932.5
6,932.5
19,581.8
13,985.3
33,567.0

Proyeksi Kebutuhan Investasi Pembangkit (M USD) PLN+IPP


Disbursement
Pembangkit
PLTG
PLTU
PLTD
PLTGU
PLTA
PLTP
PS
PLTGB
Jumlah

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

Seluruh

92
26

FixedAsset
Pembangkit
PLTG
PLTU
PLTD
PLTGU
PLTA
PLTP
PS
PLTGB
Jumlah
Seluruh

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2.4
1.0
1,540.7
698.7

138.5
47.9
6.6
8.8
63.5
24.0
40.0
33.2

1,791.8
813.7
2,605.4

2.4
1.0
1,497.4
737.4

191.2
81.9
61.7
45.5
71.1
33.3
60.1
49.8
0.8
0.1
1,884.6
949.1
2,833.7

50.2
26.9
2,038.7
945.3

223.0
95.6
114.0
71.6
254.7
95.4
100.1
99.5
3.1
0.5
2,783.8
1,334.9
4,118.8

37.8
10.8
2,920.2
1,232.2

267.8
114.8
123.7
78.1
436.1
189.4
117.4
80.7
3.1
0.5
3,906.1
1,706.5
5,612.5

2,767.5
1,077.3

178.8
76.6
84.1
56.1
558.6
241.0
142.6
118.2
0.8
0.1
3,732.4
1,569.3
5,301.8

8.3
3.6
2,070.5
819.9

28.2
18.8
772.0
311.6
118.2
105.1

2,997.1
1,258.9
4,256.1

75.5
46.8
1,347.9
562.1

89.3
76.5
8.9
5.9
1,129.0
482.4
134.8
119.6

2,785.3
1,293.3
4,078.6

109.1
32.4
709.8
312.0

376.6
218.8
4.3
2.9
1,087.0
490.7
142.0
99.9

2,428.7
1,156.6
3,585.3

73.5
45.9
718.9
347.1

396.4
131.6
10.8
7.2
551.0
242.1
121.5
94.3

1,872.1
868.2
2,740.3

100.8
28.8
1,001.0
429.0

441.0
208.1
6.5
4.3
203.3
79.2
81.8
62.8

1,834.4
812.3
2,646.6

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2.4
1.0
2,031.3
885.7

183.2
78.5

9.2
4.0

2,226.1
969.2
3,195.3

2.4
1.0
1,920.7
813.2

191.2
81.9

2,114.3
896.1
3,010.4

25.0
10.7
398.9
152.1

223.0
95.6

100.8
43.2

747.7
301.6
1,049.3

63.0
27.0
813.6
347.2

267.8
114.8

3.8
0.7
1,148.2
489.6
1,637.8

2,286.1
979.8

178.8
76.6
308.4
205.6
663.6
284.4

3.8
0.7
3,440.7
1,547.1
4,987.8

8.3
3.6
3,378.1
1,447.8

74.4
49.6
555.2
238.0
400.4
331.8

4,416.5
2,070.7
6,487.1

8.3
3.6
3,687.5
1,580.4

44.4
29.6
479.6
205.6

4,219.9
1,819.1
6,039.0

176.3
75.6
1,092.0
468.0

153.4
65.8

1,387.7
594.7

2,809.4
1,204.0
4,013.5

6.3
2.7
546.0
234.0

485.6
208.1

1,445.6
619.6
173.3
143.6

2,656.8
1,207.9
3,864.7

168.0
72.0
910.0
390.0

485.6
208.1
21.6
14.4
286.4
122.8
365.8
303.1

2,237.4
1,110.3
3,347.7

JutaUS$
Total
0.0
460.1
197.2
16,612.6
7,160.9

2,302.4
1,051.8
448.8
299.2
5,126.2
2,189.2
1,058.6
863.1
7.7
1.4
26,016.3
11,762.7
37,779.1

JutaUS$
Total

460.1
197.2
17,064.3
7,298.0

2,168.6
929.4
448.8
299.2
4,928.3
2,112.1
939.4
778.4
7.7
1.4
26,017.1
11,615.6
37,632.7

Proyeksi Kebutuhan Investasi Pembangkit (M USD) PLN


Disbursement

PLTG
PLTU
PLTD
PLTGU
PLTA
PLTP
PS
PLTGB
Jumlah

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

92
27

Seluruh

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2.4
1.0
1,100.4
486.7

93.9
40.3
6.6
8.8
9.2
4.0
40.0
33.2

1,252.6
574.0
1,826.5

2.4
1.0
788.7
340.9

191.2
81.9
50.4
38.0

60.1
49.8
0.8
0.1
1,093.5
511.7
1,605.2

50.2
26.9
654.6
268.3

223.0
95.6
97.1
60.3

100.1
99.5
3.1
0.5
1,128.1
551.2
1,679.3

37.8
10.8
827.2
371.4

267.8
114.8
106.8
66.8

117.4
80.7
3.1
0.5
1,360.1
645.0
2,005.1

720.0
312.5

178.8
76.6
72.8
48.6

142.6
118.2
0.8
0.1
1,115.1
556.0
1,671.1

8.3
3.6
748.2
320.7

28.2
18.8
9.2
4.0
118.2
105.1

912.2
452.1
1,364.3

75.5
46.8
821.0
348.0

89.3
76.5
8.9
5.9
9.2
4.0
134.8
119.6

1,138.7
600.7
1,739.4

109.1
32.4
627.9
276.9

376.6
218.8

18.5
7.9
142.0
99.9

1,274.0
635.9
1,909.9

73.5
45.9
718.9
347.1

396.4
131.6

9.2
4.0
121.5
94.3

1,319.5
622.8
1,942.4

100.8
28.8
1,001.0
429.0

441.0
208.1

120.1
43.6
81.8
62.8

1,744.7
772.3
2,517.0

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2.4
1.0
1,430.7
628.3
628 3

93.9
40.3

9.2
4.0

1,536.3
673.5
2,209.8

2.4
1.0
1,179.1
495.3
495 3

191.2
81.9

1,372.7
578.3
1,950.9

25.0
10.7
398.9
152.1
152 1

223.0
95.6

646.9
258.4
905.3

63.0
27.0
467.8
199.0
199 0

267.8
114.8

802.4
341.4
1,143.8

775.5
332.4
332 4

178.8
76.6
252.0
168.0

1,210.1
577.7
1,787.8

8.3
3.6
174.9
75.0
75 0

74.4
49.6
9.2
4.0
400.4
331.8
667.3
463.9
1,131.1

8.3
3.6
1,084.9
465.0
465 0

44.4
29.6
9.2
4.0

1,146.9
502.1
1,649.0

176.3
75.6
546.0
234.0
234 0

153.4
65.8

18.5
7.9

894.2
383.2
1,277.5

6.3
2.7
546.0
234.0
234 0

485.6
208.1

9.2
4.0
173.3
143.6
1,220.4
592.3
1,812.7

168.0
72.0
910.0
390.0
390 0

485.6
208.1

9.2
4.0
365.8
303.1
1,938.6
977.1
2,915.7

FixedAsset

PLTG
PLTU
PLTD
PLTGU
PLTA
PLTP
PS
Jumlah
Seluruh

FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC
FC
LC

JutaUS$
Total
460.1
197.2
8,008.0
3,501.4

2,257.8
1,044.1
370.8
247.2
175.6
67.3
1,058.6
863.1
7.7
1.4
12,338.5
5,921.7
18,260.1

JutaUS$
Total
460.1
197.2
7,513.8
3,205.0
3 205 0

2,079.3
891.1
370.8
247.2
64.7
27.7
939.4
778.4
11,435.8
5,347.9
16,783.7

Kebutuhan Investasi Pengembangan Transmisi (M USD)


Fixed Asset Addition
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total

500 kV
Fc
17.81
1,912.05
174 13
174.13
11.16
100.04
250.71
189.36
4.34
11.40
9.94
2,680.95

Lc
8.95
478.67
35 66
35.66
3.26
50.27
57.46
33.74
2.18
3.43
5.02
678.64

500 kV DC
Fc
Lc

417.19

12.61

417.19

12.61

150 kV

70 kV

Fc

Lc

331.82
342.83
101 46
101.46
134.08
140.56
68.51
53.52
62.49
16.19
40.22
1,291.68

58.84
70.57
20 31
20.31
33.60
33.48
29.42
9.60
12.65
4.50
7.55
280.52

Fc

Total
Lc

4.08

0.12

4.08

1.46

8.15

1.58

417.43
2,808.31
331 56
331.56
187.65
324.36
835.91
286.22
81.66
35.51
62.72
5,371.33

92
28

Disbursement Schedule
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total

500 kV AC
Fc
Lc
1,185.62
489.12
61 53
61.53
112.40
208.31
164.63
42.76
9.70
8 24
8.24
1.99
2,284.29

254.49
67.00
25 31
25.31
48.45
47.25
23.49
5.84
3.94
2 85
2.85
0.50
479.12

500 kV DC
Fc
Lc
83.44
250.31
83.44
417.19

5.04
6.31
1.26
12.61

70 kV

150 kV
Fc
292.35
156.26
128 85
128.85
124.86
79.92
58.31
51.44
30.25
27 37
27.37
8.04
957.66

Lc
49.29
30.66
32 23
32.23
31.87
21.90
12.80
9.08
6.53
4 22
4.22
0.75
199.34

Fc
2.45
1.63
2 45
2.45
0.82
7.34

Lc
0.06
0.60
0 73
0.73
0.15
1.54

Total
1,784.26
745.26
251 09
251.09
407.02
614.00
343.93
109.11
50.42
42 69
42.69
11.29
4,359.08

Kebutuhan Investasi Pengembangan Gardu Induk (M USD)


Fixed Asset Addition
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total

500/150 kV
Fc
Lc
223.97
42.32
176 47
176.47
69.80
167.15
942.48
214.42
12.72
64.87
29.65
1,943.85

34.44
5.51
24 89
24.89
17.75
31.45
59.66
30.44
1.91
10.04
5.62
221.70

150/70 kV
Fc
Lc

150/20 kV
Fc
Lc

342.64
529.12
67 22
67.22
190.76
156.39
233.07
143.17
180.17
151.53
171.39
2,165.47

51.39
78.28
11 44
11.44
30.78
22.39
33.55
21.47
26.17
21.82
24.62
321.91

70/20 kV
Fc
Lc
19.43
6.17
4 31
4.31
4.28

3.24
1.58
0 72
0.72
0.73

1.80
1.08
4.68
7.94
2.17
51.87

0.30
0.18
0.79
1.32
0.36
9.22

Total
675.10
662.99
285 06
285.06
314.09
377.37
1,270.85
410.77
226.45
257.52
233.81
4,714.01

92
29

Disbursement Schedule
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total

500/150 kV
Fc
Lc
105.48
128.31
110.60
302.74
641.80
319.69
63.49
47.40
30.76
5.93
1,756.21

16.15
20.09
23.94
41.36
45.15
21.95
8.01
7.46
3.82
0.56
188.51

150/70 kV
Fc
Lc
-

150/20 kV
Fc
Lc
399.44
184.31
159.18
178.60
199.75
168.55
167.05
161.23
133.14
34.28
1,785.53

48.86
25.86
25.49
27.69
27.60
24.56
23.96
23.38
14.49
2.46
244.35

70/20 kV
Fc
Lc
8.45
4.68
3.43
1.22
1.30
1.95
4.61
6.13
2.89
0.43
35.09

1.40
0.81
0.43
0.19
0.22
0.43
0.94
0.88
0.31
0.04
5.67

Total
579.79
364.06
323.07
551.80
915.82
537.14
268.07
246.48
185.41
43.70
4,015.35

Kebutuhan Investasi Pengembangan Distribusi (M USD)


Juta US$
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

Jakarta dan Tangerang


Jaringan TM
Jaringan TR
Trafo Distribusi
Tambahan Pelanggan
Total

266.4
13.4
63.3
10.0
353.1

132.3
11.8
56.1
9.8
210.0

25.2
11.4
53.9
9.6
100.1

18.9
9.9
46.9
9.5
85.1

44.1
12.0
56.9
9.3
122.3

100.8
14.8
70.6
9.1
195.3

107.1
15.6
73.9
9.0
205.6

100.8
16.8
79.7
8.8
206.1

100.8
18.0
85.7
8.7
213.2

88.2
19.2
91.0
8.5
206.9

984.6
142.8
678.0
92.4
1,897.8

94.5
38.1
18.0
38.7
189.3

99.0
39.1
43.2
40.6
221.9

103.6
40.0
29.1
42.4
215.1

108.3
41.0
33.8
44.4
227.4

113.5
42.0
29.4
46.5
231.4

118.7
43.0
37.5
48.6
247.8

124.0
43.9
32.2
50.8
250.9

129.6
44.9
39.4
53.1
267.0

135.4
45.9
39.1
55.5
275.9

141.5
46.9
36.9
58.0
283.4

1,168.1
424.8
338.7
478.6
2,410.2

36.7
20.5
10.4
16.1
83.8

64.9
38.7
19.7
17.6
140.9

43.8
26.7
13.6
18.4
102.6

48.7
30.0
15.3
19.2
113.2

49.7
32.7
16.6
20.0
119.1

59.1
35.6
18.1
20.9
133.7

59.4
36.7
18.7
20.9
135.7

60.4
39.8
20.3
21.8
142.3

60.5
43.2
22.0
22.8
148.5

62.4
46.8
23.9
23.8
156.8

545.6
350.7
178.6
201.4
1,276.4

47.3
11.7
8.0
18.0
84.9

49.3
12.2
8.4
20.4
90.3

51.4
12.7
8.7
20.7
93.6

53.7
13.2
9.1
26.7
102.7

56.0
13.8
9.5
27.8
107.1

58.4
14.4
9.9
29.6
112.4

61.0
15.1
10.4
39.4
125.8

63.7
15.7
10.8
41.0
131.3

66.5
16.4
11.3
42.7
136.9

69.5
17.1
11.8
44.4
142.8

576.8
142.3
98.0
310.8
1,127.9

12.2
4.1
8.0
3.1
27.4

8.1
3.0
6.8
2.4
20.3

8.1
3.0
7.1
2.5
20.7

8.1
3.0
7.4
2.6
21.2

7.9
2.9
7.6
2.6
21.0

7.8
2.9
7.9
2.7
21.3

7.7
3.0
8.3
2.8
21.8

7.6
3.0
8.7
2.9
22.1

7.3
2.9
8.9
2.9
22.0

7.2
2.9
9.2
3.0
22.3

82.0
30.7
80.0
27.7
220.3

457.0
87.7
107.8
85.9
738.5

353.6
104.7
134.1
90.9
683.3

232.2
93.9
112.4
93.7
532.1

237.7
97.1
112.5
102.4
549.7

271.2
103.4
120.1
106.3
600.9

344.7
110.7
144.1
111.0
710.5

359.3
114.3
143.5
122.9
739.9

362.1
120.2
158.9
127.6
768.8

370.6
126.4
167.0
132.5
796.6

368.8
132.9
172.8
137.7
812.2

3,357.1
1,091.3
1,373.2
1,110.8
6,932.5

Jawa Barat dan Banten


Jaringan TM
Jaringan TR
Trafo Distribusi
Tambahan Pelanggan
Total
Jawa Tengah dan DIY

93
30

Jaringan TM
Jaringan TR
Trafo Distribusi
Tambahan Pelanggan
Total
Jawa Timur
Jaringan TM
Jaringan TR
Trafo Distribusi
Tambahan Pelanggan
Total
Bali
Jaringan TM
Jaringan TR
Trafo Distribusi
Tambahan Pelanggan
Total
T t l Jawa-Bali
Total
J
B li
Jaringan TM
Jaringan TR
Trafo Distribusi
Tambahan Pelanggan
Total

PENJELASAN
LAMPIRAN C
SISTEM JAWA BALI

938

LAMPIRAN C1.1
PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK SISTEM JAWA BALI
Proyeksi Kebutuhan Listrik Sistem Jawa Bali

Asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6% per tahun.

Energi jual 125,2 TWh pada tahun 2011, akan naik menjadi 241,2 TWh
pada tahun 2020, atau naik 7,8% per tahun.

Beban puncak sistem 20.672 MW pada tahun 2011, akan naik menjadi
38.472 MW pada tahun 2020, atau naik 7,6% per tahun.

Losses 8,95% pada tahun 2011, akan turun menjadi 8.02% pada tahun
2020.

Pemakaian sendiri pembangkit 3,14%, transmisi 0,05% dan distribusi 0,15%


hingga tahun 2020.

Proyeksi Kebutuhan Listrik Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8% per tahun.

Energi jual 35,8 TWh pada tahun 2011, akan naik menjadi 70,2 TWh pada
tahun 2020, atau naik 7,9% per tahun.

Beban puncak sistem 6.129 MW pada tahun 2011, akan naik menjadi
10.998 MW pada tahun 2020, atau naik 6,8% per tahun.

Losses 7,8% pada tahun 2011, akan turun menjadi 6,9% pada tahun 2020.

Pemakaian sendiri pembangkit 0,3% tahun 2010, tidak berubah sampai


dengan 2020.

Proyeksi Kebutuhan Listrik Distribusi Jawa Barat dan Banten

Asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,2% pertahun.

Energi jual 42,7 TWh pada tahun 2011, akan naik menjadi 78,0 TWh pada
tahun 2020, atau naik 7,3% pertahun.

Beban puncak sistem 6.207 MW pada tahun 2011, akan naik menjadi
11.223 MW pada tahun 2020, atau naik 7,9% pertahun.

Losses 6,24% pada tahun 2011, akan turun menjadi 5,10% pada tahun
2020.

939

PSSD 0,1% tahun 2011, tidak berubah sampai dengan 2020.

Proyeksi Kebutuhan Listrik Distribusi Jawa Tengah Dan DIY

Asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,7% per tahun.

Energi jual 18,7 TWh pada tahun 2011, akan naik menjadi 37,6 TWh pada
tahun 2011, atau naik 8,8% per tahun.

Beban puncak sistem 3.327 MW pada tahun 2011, akan naik menjadi 6.444
MW pada tahun 2020, atau naik 8,4% per tahun.

Losses 6,9% pada tahun 2011, akan turun menjadi 6,0% pada tahun 2020.

Proyeksi Kebutuhan Listrik Distribusi Jawa Timur

Asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,9% per tahun.

Energi jual 24,4 TWh pada tahun 2011, akan naik menjadi 47,3 TWh pada
tahun 2020, atau naik 7,7% per tahun.

Beban puncak sistem 4.228 MW pada tahun 2011, akan naik menjadi 7.843
MW pada tahun 2020, atau naik 7,1% per tahun.

Losses 6,7% pada tahun 2011, akan turun menjadi 6,0% pada tahun 2020.

Proyeksi Kebutuhan Listrik Distribusi Bali

Asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 7,4% pertahun.

Energi jual 3,4 TWh pada tahun 2011, akan naik menjadi 7,9 TWh pada
tahun 2020, atau naik 9,9% pertahun.

Beban puncak sistem 614 MW pada tahun 2011, akan naik menjadi 1.389
MW pada tahun 2020, atau naik 9,7% pertahun.

Losses 5,1% pada tahun 2011, akan turun menjadi 5,0% pada tahun 2020.

940

PENJELASAN LAMPIRAN C1.2


NERACA DAYA SISTEM JAWA BALI

Neraca Daya
Neraca daya sistem Jawa Bali pada Lampiran C1.2 merencanakan reserve margin
(cadangan) sekitar 35% sebagaimana dijelaskan pada butir 5.1.1. Cadangan yang lebih
tinggi pada tahun 2012 (41%) terjadi karena beberapa pembangkit baru dari program
percepatan pembangkit 10.000 MW tahap I dan PLTU IPP Cirebon, PLTU IPP Paiton,
PLTGU Priok dan PLTU Tanjung Jati B mulai beroperasi.
Proyek pembangkit PerPres 71 yang telah selesai dan beroperasi pada tahun 2010 adalah
hanya PLTU Labuan Unit 1 dan unit 2 (2x300 MW), sedangkan pembangkit lain yang
semula dijadwalkan selesai dalam tahun 2010 ternyata mundur ke tahun 2011, yaitu
Suralaya Unit 8, Indramayu Unit 1-2-3, dan Rembang Unit 1-2.
Pada tahun 2011/2012 dijadwalkan proyek-proyek sebanyak 5.180 MW berikut akan
beroperasi: Suralaya (625 MW), Lontar Unit 1-2-3 (3x315 MW), Indramayu 1-2-3 (3x330
MW), Pelabuhan Ratu 1-2 (2x350 MW), Rembang unit 1-2 (2x315 MW), Pacitan 1-2
(2x315MW) dan Paiton baru (660 MW), sedangkan PLTU Tanjung Awar-awar (2x350 MW)
beroperasi 2013 dan PLTU Adipala/Cilacap (660 MW) direncanakan beroperasi tahun
2014.
Proyek pembangkit PLN lainnya yang sedang dalam tahap konstruksi dengan progres
cukup baik adalah PLTU Tanjung Jati B unit-3-4 (1.320 MW), diperkirakan akan
beroperasi pada tahun 2012.
Proyek pembangkit IPP yang direncanakan beroperasi tahun 2011 adalah PLTGU
Cikarang (150 MW) dan PLTU Cirebon (660 MW), sedangkan PLTU IPP Paiton #3 815
MW diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2012. PLTU IPP Bali Utara/Celukan
Bawang (380 MW) yang direncanakan beroperasi tahun 2012 diperkirakan mundur
menjadi tahun 2014, sedangkan PLTU IPP Bali Timur (2x100MW) dibatalkan karena tidak
ada pengembang yg berminat.
Mengingat pasokan gas ke Muara Tawar yang semakin menurun dan ketidakpastian
pasokan LNG, maka telah dikaji kembali kelayakan dari proyek PLTGU Muara Tawar Addon Blok 2-3-4. Berdasarkan hasil kajian peran pembangkit Muaratawar di sistem Jawa Bali
tahun 2012 - 2020, proyek PLTGU Muara Tawar Add-on 2-3-4 sudah tidak diperlukan lagi.
Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan pembangkit Muaratawar eksisting (total 1.700
MW) dan PLTGU Blok-5 (234 MW) cukup untuk tetap menjaga tegangan di subsistem
Jakarta.

941

Untuk pengembangan kedepannya direncanakan PLTU Bekasi 2x600 MW (2018/2019)


yang lokasinya berada dekat pusat beban Jakarta dan akan terhubung ke pembangkit
Muaratawar.
PLTU IPP di pulau Madura dengan kapasitas 2x200 MW direncanakan beroperasi pada
tahun 2015 untuk memenuhi pertumbuhan demand di Madura, sekaligus melepaskan grid
150 kV Surabaya Kota dari dibebani oleh Madura yang pada tahun-tahun mendatang
diperkirakan akan berbeban sangat tinggi. Dengan selesainya jembatan Suramadu
diperkirakan pertumbuhan kebutuhan listrik di pulau Madura akan meningkat secara
signifikan, sehingga pasokan daya dari Jawa ke pulau Madura melalui kabel laut 150 kV
dan melalui jembatan Suramadu diperkirakan tidak memadai lagi. Pembangkit di pulau
Madura akan berperan mengisi kemungkinan keterbatasan pasokan daya ini. Sebetulnya
opsi yang lebih baik untuk pulau Madura adalah membangun saluran udara tegangan
ekstra tinggi 500 kV dari Jawa menyeberang ke Madura, namun opsi ini masih perlu studi
lebih mendalam.
PLTP direncanakan untuk dikembangkan sebagai proyek IPP, sehingga PLN hanya
membeli produksi listriknya. Agar rencana ini dapat berjalan dengan baik diperlukan
regulasi yang lebih memadai dengan prinsip win-win solution baik bagi pengembang
maupun PLN.
Tambahan PLTU baru di sistem Jawa Bali selanjutnya direncanakan dengan ukuran unit
1.000 MW dengan teknologi supercritical, yaitu PLTU IPP Jawa Tengah (Infrastruktur)
untuk beroperasi pada tahun 2016/2017, dan PLTU Indramayu Baru unit-1 beroperasi
pada tahun 2017 dan unit-2 tahun 2020. Pemilihan ukuran unit 1.000 MW dengan
teknologi supercritical didasarkan pada pertimbangan:

Beban puncak pada tahun 2016 diproyeksikan akan mencapai lebih dari 29,7 GW
sehingga prosentase ukuran unit 1.000 MW hanya sebesar 3% dari beban puncak
(unit size yang ideal adalah 10% beban puncak).

Semakin sulitnya mendapatkan lahan untuk lokasi PLTU batubara skala besar di
Jawa.

Teknologi supercritical merupakan teknologi boiler dengan efisiensi yang tinggi,


sehingga dapat mengurangi emisi CO2 sebagai hasil pembakaran batubara.

942

Tambahan Kapasitas Pembangkit


Daya mampu neto sistem Jawa-Bali tahun 2010 adalah 21.596 MW atau 95% dari
kapasitas terpasang untuk memikul beban puncak 18.100 MW 1 . Angka tersebut
menunjukkan bahwa cadangan neto hanya 19% sehingga keandalan sistem Jawa-Bali
kurang memadai. Sebagaimana telah dibahas pada butir 4.1.1 mengenai perencanaan
pembangkitan, reserve margin yang dikehendaki adalah sekitar 35% untuk memperoleh
tingkat keandalan LOLP < 1 hari per tahun dengan mempertimbangkan pula project
slippage dan derating.
Tambahan kapasitas sistem Jawa Bali sampai dengan tahun 2020 diproyeksikan sebesar
32.171 MW dengan rincian sebagai berikut (Tabel-C1.2.1).
Tabel C1.2.1 Tambahan Kapasitas Pembangkit sampai 2020
Status

PLN

On Going
Rencana
Jumlah

Swasta

Jumlah

9.397

2.005

11.402

9.065

11.680

20.745

18.462

13.685

32.147

Ongoing project PLN sebesar 9.397 MW terdiri atas proyek percepatan sebesar 8.210 MW
dan proyek repowering Muara Karang, Tanjung Priok dan Muara Tawar sebesar 1.187
MW.
Tabel C1.2.1 menunjukkan bahwa pembangkit yang masih tahap rencana adalah cukup
besar, yaitu sekitar 20.745 MW atau 64% dari kebutuhan.
Dengan adanya tambahan tersebut kapasitas terpasang sistem Jawa Bali pada tahun
2020 akan menjadi 53.764 MW 2 yang terdiri atas pemikul beban dasar 36.704 MW,
pembangkit medium 8.680 MW dan pemikul beban puncak 8.380 MW untuk memasok
beban puncak sistem pada tahun yang sama sebesar 38.742 MW. Proyek-proyek
strategis PLN yang perlu direalisasikan tepat dapat dilihat pada butir 4.4.4.3.

Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali 2010 oleh PT PLN (Persero) Penyalur dan
Pusat Pengatur Beban Jawa Bali

Setelah memperhitungkan pembangkit mothballed sebesar 1.465 MW

943

Program Percepatan Pembangkit Tahap 2


Sebagaimana dijelaskan dalam butir 4.4.3 bahwa setelah selesainya proyek percepatan
pembangkit PerPres 71/2006 selanjutnya diperlukan tambahan kapasitas pembangkit lagi
yang dikenal sebagai Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 sesuai Perpres no. 04
tahun 2010.
Tabel C1.2.2
Pemilik
PLN

Jenis

Daftar Usulan Proyek Percepatan Tahap 2

ProyekPembangkit

PLTA

UpperCisokanPS

PLTG
PLTU

BaliTimur

Indramayu

Swasta

COD

1,040

MuaraTawarAddOnBlok2

2016

Dibatalkankarenaketidakcukupanpasokangas

dibatalkankarenagagaltender/kurangpeminat

1,000

2017

Baturaden

220

20182019

Cibuni

10

2016

CisolokCisukarame

50

2017

Darajat

PLTP

MW

dibatalkankarenareservoirtidakmencukupi

Dieng

115

20152016

Guci

55

2018

Ijen

110

2019

IyangArgopuro

55

2016

Kamojang

90

20152016

KarahaBodas

140

20152016

Patuha

180

20132015

RawaDano

110

2018

Salak

dibatalkankarenareservoirtidakmencukupi

Tampomas

45

2018

TangkubanPerahu1

110

2018

TangkubanPerahu2

60

20152016

Ungaran

55

2018

WayangWindu

240

20152017

Wilis/Ngebel

165

20182019

GunungEndut(UsulanBaru)

GunungCiremai(usulanBaru)

PLTA

Rajamandala(UsulanBaru)

PLTU

Madura

55

2019

110

2019

47

2015

400

2015

Sesuai Permen ESDM No. 15 tahun 2010, Proyek Percepatan Tahap 2 di sistem Jawa
Bali diprogramkan sebesar 5.070 MW terdiri atas PLTU batubara 1.600 MW, PLTP 1.970
MW, PLTA 1.000 MW dan PLTGU 500 MW. Semua PLTP yang masuk dalam Proyek
Percepatan Pembangkit Tahap 2 ini merupakan proyek IPP. Namun dalam perjalanannya
proyek-proyek tersebut mengalami keterlambatan dan beberapa telah dibatalkan karena
masalah-masalah seperti kekurangan pasokan gas dan ketidaksiapan pengembangan
944

panas bumi. Berdasarkan hal tersebut, PLN telah mengusulkan perubahan kepada
Kementerian ESDM mengenai revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2010
diatas, dengan prediksi daftar proyek pembangkit di Jawa-Bali yang masuk dalam
Program Percepatan Tahap 2 akan direvisi menjadi seperti pada Tabel C.1.2.2 dengan
komposisi PLTU batubara 1.400 MW, PLTP 1.975 MW, dan PLTA 1.087 MW dengan
kapasitas total 4.462 MW untuk jangka waktu sampai dengan tahun 2019.
Penentuan kandidat PLTP didasarkan pada hasil kesepakatan dalam rapat pada tanggal
19 Juni 2008 di Kantor Direktorat Panas Bumi antara PLN dan pengembang dengan
memperhatikan kebutuhan demand listrik yang ada dan kesiapan lokasi PLTP.

945

PENJELASAN LAMPIRAN C1.3


PROYEK-PROYEK IPP TERKENDALA
SISTEM JAWA BALI
PLTP Patuha 3x60 MW
PLTP Patuha merupakan pembangkit IPP yang termasuk dalam IPP yang terkendala
sesuai SK Direksi No. 036.K/DIR/2010 dan Edaran Direksi No. 003.E/DIR/2010. Dalam
Edaran Direksi tersebut, PPTL terkendala dibagi ke dalam 3 kategori sebagai berikut:

Kategori 1, tahap operasi adalah tahap dimana IPP sudah mencapai COD.

Kategori 2, tahap pembangunan/konstruksi dimana IPP sudah mencapai Financial


Closing (FC) tapi belum mencapai COD.

Kategori 3, tahap pendanaan IPP yang sudah memiliki PPTL, tetapi belum
mencapai Financial Closing (FC).

PLTP Patuha masuk ke dalam kategori 3 yang saat ini permasalahannya sudah
diselesaikan dengan penandatanganan Akta Perdamaian sehingga pembangunan bisa
dilanjutkan dan direncanakan beroperasi pada tahun 2013 dan 2015.

PLTU Celukan Bawang (2x125) + (1x130) MW


PLTU Celukan Bawang merupakan pembangkit IPP yang termasuk dalam IPP yang
terkendala sesuai SK Direksi No. 1063.K/DIR/2011.
Saat ini terdapat perubahan komposisi pemegang saham dalam PLTU Celukan Bawang.
Dengan kepemilikan yang baru tersebut, PLTU Celukan Bawang direncanakan untuk
beroperasi pada tahun 2014.

946

PENJELASAN LAMPIRAN C1.4


NERACA ENERGI SISTEM JAWA BALI
Produksi Energi

Pada Lampiran C1.4 terlihat bahwa batubara mendominasi jenis energi primer
lainnya, yaitu 68% dari seluruh produksi pada tahun 2020, disusul oleh gas alam
(termasuk LNG) sebesar 18% dan panas bumi 11% seperti terlihat pada Gambar.
2020

2011

Air
3%
Panas
Bumi
11%

Air
5%
PanasBumi
6%

Batubara
59%

Batubara
68%

HSD(Oil)
9%
Gas
18%
LNG
0%

Gas
8%
LNG
10%

MFO(Oil)
3%

MFO(Oil)
0%

Gambar C1.4.1 Proyeksi Energi 2010-2019


Produksi energi pada Lampiran C1.4 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit
order dengan simulasi produksi menggunakan ProSym dengan asumsi harga dan
ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:

HSD
(Oil)
0%

Harga bahan bakar crude oil = USD 95/barrel, HSD = USD 124/barrel, MFO = USD
99/barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, LNG = USD 10/mmbtu dan batubara = USD
80/ton.

Pasokan gas alam untuk pembangkit PLTGU diasumsikan hanya sesuai rencana
pasokan (kontrak), kecuali untuk lokasi yang diperkirakan akan ada potensi gas
seperti Cepu. Sedangkan kekurangannya akan dipenuhi dengan menggunakan
LNG.

Ketersediaan batubara tidak terbatas.

Tabel C1.4.1 menunjukkan peranan masing-masing energi primer dan berikut ini

adalah penjelasannya.
a. Peranan BBM tahun 2011 sekitar 12% pada 2011, namun secara bertahap akan terus
menurun dan pada tahun 2020 menjadi hanya 1%. Penurunan ini dapat diwujudkan

947

apabila bahan bakar tersedia dalam jumlah seperti yang direncanakan dan hal ini
harus diusahakan secara maksimal dalam rangka menekan biaya pokok produksi.
b. Kontribusi gas alam akan menurun dari 18% pada 2011 menjadi 8% pada 2020.
Sedangkan peran LNG akan meningkat hingga 9% pada 2020 untuk mengantisipasi
terbatasnya ketersediaan gas alam.
c. Batubara memegang peranan makin besar, yaitu meningkat dari 59% pada tahun
2011, menjadi 68% pada tahun 2020.
d. Kontribusi panas bumi pada tahun 2020 menjadi 11% karena hingga sepuluh tahun
mendatang direncanakan penambahan kapasitas panas bumi oleh IPP hingga 2.895
MW. Agar tambahan kapasitas sebesar itu dapat terwujud, beberapa hal harus
dilakukan, seperti penerbitan regulasi yang mendukung iklim investasi, tender WKP
panas bumi yang baik oleh Pemda, peraturan yang menyangkut hubungan antara
tender panasbumi dan PPA dengan PLN dipertegas, dan lain-lain. Jika proyek panas
bumi oleh IPP ini terlambat, maka produksi energi dari batubara akan meningkat.
Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan energi primer di sistem Jawa-Bali dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2020 yang telah ditampilkan pada Tabel 4.22 di butir 4.5.1 diperlihatkan
kembali pada Tabel C1.4.1 berikut ini.
Tabel C1.4.1 Proyeksi Kebutuhan Energi Primer
No.

FUEL TYPE

2011

2012

2013

HSD ( x 1000 kL )

3,055

1,377

MFO ( x 1000 kL )

307

GAS (bcf)

264

LNG (bcf)

Batubara (kTON)

36,225

2014

2015
61

2016
66

2017
32

2018
34

2019
39

2020

561

517

40

247

262

260

241

242

187

123

141

159

60

45

50

80

81

129

199

204

212

49,410

57,494

64,564

69,897

74,827

79,702

84,161

87,712

93,595

Bahan Bakar Gas


Tantangan terbesar yang dihadapi PLN dalam penyediaan energi primer saat ini adalah
mengamankan pasokan gas alam. Tantangan tersebut terkait dengan depletion sumbersumber gas yang ada, harga gas, ketepatan waktu, dan infrastruktur penyaluran gas. Di
sistem kelistrikan Jawa-Bali terdapat sekitar 9.000 MW pembangkit yang dirancang untuk
beroperasi dengan gas, namun pembangkit tersebut belum dapat sepenuhnya beroperasi
dengan gas karena pasokan gas sangat terbatas dan dengan demikian terpaksa
dioperasikan dengan BBM.

948

Pada tahun-tahun mendatang direncanakan akan ada tambahan kapasitas PLTGU dari
proyek sebagai berikut:
a.

Ongoing project repowering Muara Karang 720 MW, Muara Tawar Blok 5 sebesar
234 MW, dan Priok extension 743 MW.

b.

PLTGU Tuban/Cepu 2x750 MW pada tahun 2019-2020 berkaitan dengan


pengembangan potensi gas Cepu.

Pasokan gas berdasarkan kontrak saat ini adalah sebagai berikut:


a.

Tambak Lorok : Petronas 106 mmscfd tahun 2015 dan menjadi 116 mmscfd mulai
2016, SPP 50 mmscfd tahun 2013;

b.

Muara Karang dan Tanjung Priok : PGN 30 mmscfd hingga tahun 2012, PHE ONWJ
100 mmscfd hingga 2016, PHE ONWJ (excess capacity) 20 mmscfd hingga 2014,
FSRU (Floating Storage and Regasification Unit) PT Nusantara Regas 260 mmscfd
sejak tahun 2012 dan semakin menurun hingga 140 mmscfd tahun 2020.

c.

Muara Tawar : Pertamina 25 mmscfd hingga tahun 2012 dan PGN 59 mmscfd
hingga tahun 2013; Jambi Merang 35 mmscfd tahun 2011 da menurun menjadi 15
mmscfd pada tahun 2013-2018; Medco 20 mmscfd hingga tahun 2013; Conoco
Phillip 20 mmscfd hingga tahun 2013 dan tambahan dari Petrochina 30 mmscfd
hanya pada 2012.

d.

Cilegon : CNOOC 80 mmscfd kontrak jangka panjang; PGN 30 mmscfd.

e.

Gresik : Kodeco 123 mmscfd hingga 2013; Hess 50 mmscfd; KEI 130 mmscfd tahun
2012-2014 (selanjutnya menurun menjadi 60 mmscfd); MKS 11 mmscfd hingga
tahun 2013; WNE 20 mmscfd sejak tahun 2011 dan menurun menjadi 12 mmscfd
mulai 2016; Petronas Bukit Tua (Potensi) 25 mmscfd mulai tahun 2014 dan
meningkat menjadi 47 mmscfd hingga 2017.

f.

Grati : Santos Oyong 60 mmscfd dan menurun menjadi 40 mmscfd hingga 2015;
Santos Wortel 30 mmscfd dan turun menjadi 20 mmscfd mulai 2018; Parna Raya
(potensi) 40 mmscfd mulai tahun 2014.

Untuk memenuhi kekurangan pasokan gas kepada pembangkit PLN, Pertamina dan PGN
telah merencanakan pembangunan terminal LNG terapung (FSRU) di Teluk Jakarta yang
diharapkan akan beroperasi pada tahun 2012.
Dari hasil simulasi diperoleh kebutuhan gas seperti ditunjukkan pada Tabel C1.4.2.

949

Dari Tabel C1.4.2 terlihat bahwa apabila volume LNG dari FSRU Jakarta adalah 175
bbtud, maka pada tahun 2012-2014 terdapat kelebihan pasokan gas di Muara Karang dan
Priok. Banyaknya pasokan gas di Jawa Timur diperkirakan akan menyebabkan kelebihan
pasokan gas di Gresik (2012-2013) dan Grati (2014-2015).
Rincian kebutuhan dan pasokan gas kepada pembangkit PLN di Jawa diberikan pada
Tabel C1.4.2. Rincian tersebut diperoleh dari simulasi produksi dengan prinsip merit order
dengan menggunakan asumsi sebagai berikut:

Pasokan gas alam untuk pembangkit PLTGU diasumsikan hanya sesuai rencana
pasokan (kontrak), kecuali untuk lokasi yang diperkirakan akan ada potensi gas seperti
Cepu. Sedangkan kekurangannya akan dipenuhi dengan menggunakan LNG.

PLTG selaku peaker disimulasi dengan menggunakan LNG.

Peran must-run pada pembangkit tertentu, antara lain PLTGU Muara Karang, Muara
Tawar dan Priok.

950

Tabel C1.4.2 Rincian Pasokan dan Kebutuhan Gas dan LNG


No.
1

10

Nama Pembangkit
Muara Karang
PLTGU Blok-1
PLTGU Repowering
PLTU
Tanjung Priok
PLTGU Blok 1
PLTGU Blok 2
PLTGU Blok 3 ext
Sub-Jumlah
Supply Gas
Supply LNG
Surplus-Defisit
Muara Tawar
PLTGU Blok 1
PLTGU Blok 2
PLTGU Blok 3
PLTGU Blok 4
PLTGU Blok 5
Sub-Jumlah
Supply Gas
Supply LNG
Surplus-Defisit
Gresik
PLTGU Blok 1-3
PLTU
Sub-Jumlah
Supply
Surplus-Defisit
Tambak Lorok
PLTGU Blok 1-2
PLTG
PLTU
Sub-Jumlah
Supply
Surplus-Defisit
Grati
PLTGU
PLTG
Sub-Jumlah
Supply
Surplus-Defisit
PLTGU Cilegon
Supply
Surplus-Defisit
PLTGU Tuban/Cepu
Supply
Surplus-Defisit
Jumlah
Demand
Supply
Surplus/defisit

MW
507
720
400
590
590
743
3,550

640
280
429
429
234
2,012

1,579
400
1,979

2011

2012

740

2014

2015

2016

2017

2018

2019

bbtud
2020

80
60
70

42
51

43
52

42
51

42
53

41
51

41
51

42
51

42
51

48
48
59
247
120
175
48

48
48
63
254
120
175
41

47
47
63
250
100
175
25

47
47
64
253
100
140
-13

48
48
62
250

48
48
63
250

48
48
62
251

48
48
62
251

35
35
60
340
150
260
70

140
-110

140
-110

140
-111

140
-111

74
29
24
24
9
159
159

79
31
23
23
29
185
185

79
31
39
39
29
217
139

79
31
34
34
29
207
99

68

68

68

68

88

31
99
99

31
99
15

31
99
15

31
99
15

31
119

31
167

-78

-108

-84

-84

-84

-119

-167

172
20
192
192

120
80
200
352
152

120
80
200
334
134

173
52
225
225
0

181

184

169

172

172

172

181
181

184
184

169
169

172
122
-50

172
122
-50

172
122
-50

50

50

156

166

166

166

166

166

50
50

50
50

156
156

166
166

166
166

166
166

166
166

166
166

60
11
72
60
-12
110
110
0
54

60
13
74
60
-14
110
110
0
107

-54

-107

944
598
-346

1,046
598
-448

76

37
37
150
150

1,034
150
200
1,384

462
302
764

2013

65

80

70

70

70

70

70

60

65
65
0
110
110
0

80
80
0
110
110
0

70
70
0
110
110
0

70
110
40
110
110
0

70
110
40
110
110
0

70
70
0
110
110
0

70
70
0
110
110
0

60
60
0
110
110
0

1,500

676
676
0

915
1,137
222

894
998
104

916
889
-27

88
47

867
931
64

882
785
-97

864
670
-194

858
613
-245

Batubara
Kebutuhan batubara cukup pesat peningkatannya selaras dengan peningkatan kapasitas
PLTU batubara baik proyek PLN maupun IPP. Kebutuhan 2011 sebesar 36 juta ton
meningkat menjadi 94 juta ton tahun 2020 atau menjadi 2,5 kali lipat.
Kebutuhan tersebut masih akan lebih besar lagi apabila proyek PLTP sekitar 3,000 MW
(setara dengan 21 TWh) mengalami keterlambatan dan ini akan menambah kebutuhan
batubara sekitar 10 juta ton. Apabila keterlambatan PLTP ini terjadi, kebutuhan batubara
pada tahun 2020 akan menjadi 84 juta ton.

951

PENJELASAN LAMPIRAN C1.5


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
SISTEM JAWA BALI

Capacity balance gardu induk menunjukkan keseimbangan antara kapasitas trafo


distribusi (150/20 kV, 70/20 kV) dan beban konsumen yang dilayani dari gardu induk
tersebut.

Capacity balance gardu induk diperoleh berdasarkan kriteria pembebanan trafo GI


existing sebesar 80%, artinya jika trafo telah dibebani 80% dari kapasitasnya, maka
beban dialihkan ke trafo GI terdekat, namun jika hal itu tidak dimungkinkan maka
diperlukan penambahan trafo atau membangun GI baru.

Kebutuhan trafo baru dan GI baru selain untuk memenuhi pertumbuhan biasa juga
untuk memenuhi kebutuhan konsumen besar, yang telah mempunyai kesepakatan
penyambungan dengan PLN Distribusi (sebagai contoh Milenium, Alam Sutra, Pantai
Indah Kapuk, Cakung Town Ship, Harapan Indah, Lautan Steel, dll) dan GI baru di
lokasi pembangkit baru.

Dari perhitungan capacity balance, kebutuhan trafo GI tahun 2011-2020 adalah 42.366
MVA atau rata-rata sekitar 4.200 MVA per tahun.

952

PENJELASAN LAMPIRAN C1.6


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SISTEM JAWA BALI
Rencana pengembangan sistem penyaluran di sistem Jawa Bali meliputi:
1. Pengembangan sistem penyaluran 500 kV

Program penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kV di 14 lokasi yang masih
dapat dikembangkan yaitu: Cawang-3, Gandul-3, Depok-2, Cilegon-3, Balaraja-34, Bekasi-4, Cibatu-4, Mandirancan-3, Pedan-3-4, Ungaran-3-4, Kediri-3-4, Krian3, Grati-2 dan Paiton-3.

Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait di sistem Jawa Bali di 18


lokasi, yaitu : Durikosambi, Muaratawar, Cawang Baru, Muarakarang, Pulogadung,
Lengkong, Tambun, Cibatu Baru, Ujung Berung, Cigereleng Baru, Rawalo,
Pemalang, Bantul, Surabaya Selatan, XBogor, Tandes, Bangil dan Kapal.

Pembangunan transmisi 500 kV baru terkait dengan proyek pembangkit ada 12


ruas, yaitu: PLTU Suralaya Baru Balaraja - Kembangan, PLTU Tanjung Jati B Tx Ungaran Pemalang Mandirancan - Indramayu Baru, PLTU Indramayu Baru Cibatu, PLTU Jateng infrastruktur - Pemalang, PLTU Adipala - Rawalo Incomer
(Pedan Tasik), PLTA Pompa Upper Cisokan - incomer (Saguling-Cibinong),
PLTU IPP Banten Incomer double phi (Suralaya Baru Balaraja), PLTA Pompa
Matenggeng Incomer double phi (Tasik Rawalo), PLTGU Tuban/Cepu Ngimbang, PLTA Pompa Grindulu-incomer double phi (Pedan Kediri), PLTGU
Tuban/Cepu - Ngimbang dan PLTU Bekasi Muaratawar.

Pembangunan SUTET 500 kV Paiton New Kapal termasuk overhead line 500 kV
/ submarine cable 500 kV menyeberangi selat Bali (Jawa Bali Crossing) sebagai
solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali.

Pembangunan transmisi 500 kV HVDC bipole 3,000 MW Sumatra - Jawa berikut


GITET Xbogor - Incomer (Tasik - Depok dan Cilegon Cibinong) untuk
menyalurkan listrik dari PLTU mulut tambang di Sumatra Selatan ke sistem Jawa
Bali.

2. Pengembangan sistem penyaluran 150 kV

Pembangunan GI baru dan program penambahan trafo distribusi 150/20 kV dalam


rangka memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik sebagaimana terdapat pada
Lampiran C1.3 mengenai capacity balance gardu induk. Sedangkan penambahan
trafo distribusi 70/20 kV merupakan program relokasi trafo dari Jawa Barat ke
Jawa Timur.

953

Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit


Percepatan tahap-1, Percepatan tahap-2 dan PLTU IPP.

Perkuatan transmisi 150 kV eksisting di lokasi tersebar di sistem Jawa Bali dalam
rangka memenuhi kriteria keandalan (N-1).

954

PENJELASAN LAMPIRAN C1.7


PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN
SISTEM JAWA BALI

Cukup jelas terlihat pada Lampiran C1.7

955

PENJELASAN LAMPIRAN C1.8


ANALISIS ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI
Analisa aliran daya pada sistem Jawa Bali dilakukan dengan memperhitungkan seluruh
pembangkit dan beban yang ada pada neraca daya, meliputi sistem 500 kV, 150 kV dan
70 kV. Karena jaringan tersebut sudah sangat rumit, pada RUPTL 2011-2020 ini hanya
ditunjukkan hasil analisa aliran daya pada sistem transmisi 500 kV saja.
Prakiraan aliran daya sistem 500 kV di sistem Jawa Bali dari tahun 2011 sampai dengan
2020 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Arah aliran daya tahun 2011 masih dari timur (Jatim dan Jateng) ke barat (Jabar,
Jakarta dan Banten) dengan transfer sebesar 1.519 MW. Tegangan sistem masih
sesuai dengan Grid Code dengan tegangan terendah di GITET Bekasi (481,4kV).
Tambahan pembangkit baru yang terhubung di tegangan 500 kV (2.179 MW) terdiri
dari : PLTGU Muara Tawar Blok 5 (234 MW), PLTU Suralaya #8 (625 MW), PLTU
Tanjung Jati B unit-3 (660 MW) dan PLTU Paiton #9 (660 MW).
Tambahan GITET baru dan IBT ektension (7.000 MVA) terdiri dari : GITET Ujung
Berung (500 MVA), IBT-3 Cilegon (500 MVA), IBT-3 Mandirancan (500 MVA), IBT-2
Ngimbang (500 MVA), IBT-2 Tasikmalaya (500 MVA), IBT-2 Depok (500 MVA), IBT-2
Ujung Berung (500 MVA), IBT-2 Kembangan (500 MVA), IBT-3 Ungaran (500 MVA),
IBT-3 Krian (500 MVA), IBT-2 Grati (500 MVA), IBT-3 Paiton dan IBT-3,4 Bekasi (1000
MVA).
Tambahan SUTET baru adalah SUTET Suralaya Baru-Balaraja 2 sirkit dan SUTET
Ujung Berung-Incomer (Bandung Selatan-Mandirancan) single phi.

2. Aliran daya tahun 2012 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya
sebesar 1.447 MW. Tegangan sistem masih sesuai dengan Grid Code dengan
tegangan terendah di GITET Bekasi (483,6 kV).
Tambahan pembangkit baru yang terhubung di tegangan 500 kV (1.485 MW) terdiri
dari : PLTU Tanjung Jati B unit-4 (660 MW) dan PLTU Paiton unit-3 (815 MW).
Tambahan GITET Baru dan IBT ektension (1,000 MVA) terdiri dari : GITET Surabaya
Selatan (500 MVA) dan IBT-3 Cawang (500 MVA).
Tambahan SUTET baru adalah Grati Surabaya Selatan.

956

3. Aliran daya tahun 2013 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya
sebesar 2.384 MW. Tegangan sistem masih sesuai Grid Code dengan tegangan
terendah di GITET Cawang (485,1 kV).
Tambahan pembangkit baru yang terhubung di tegangan 500 kV (150 MW), yaitu:
PLTG Muara Tawar Blok-2 (150 MW)
Tambahan GITET baru dan IBT ekstension (5.000 MVA) adalah GITET Duri Kosambi
(1,000 MVA), IBT-1&2 Muara Tawar (1000 MVA), IBT-3 Pedan (500 MVA), IBT-3,4
Balaraja (1.000 MVA), IBT-1&2 Tanjung Jati (1,000 MVA) dan IBT-3 Krian (500 MVA).
Tambahan SUTET baru adalah SUTET Tanjung Jati B ke Tx. Ungaran/Pedan 2 sirkit
(SUTET Tanjung Jati B ke Tx. Ungaran/Pedan merupakan topologi sementara
sebelum kemudian dibangun SUTET Tanjung Jati B Pemalang - Mandirancan pada
tahun 2016), SUTET Watudodol Lampu Merah Gilimanuk (operasi 150 kV sampai
tahun 2015), SUTET Balaraja-Kembangan 2 sirkit dan SUTET DurikosambiKembangan 2 sirkit.

4. Aliran daya tahun 2014 arahnya masih dari timur ke barat dengan transfer daya
sebesar 1.997 MW. Tegangan sistem masih sesuai dengan Grid Code dengan
tegangan terendah di GITET Cawang (481,6 kV).
Tambahan pembangkit baru yang terhubung di tegangan 500 kV adalah PLTU Adipala
(660 MW).
Tambahan GITET baru dan IBT ekstension ( 2,000 MVA), terdiri dari GITET Lengkong
(1,000 MVA), GITET Rawalo/Kesugihan dan IBT-2 Surabaya Selatan (500 MVA).
Tambahan SUTET baru adalah SUTET PLTU Adipala - Kesugihan 2 sirkit, SUTET
Kesugihan Incomer double phi (Pedan Tasikmalaya) dan SUTET Lengkong incomer double phi (Balaraja-Gandul).
5. Aliran daya tahun 2015 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya
sebesar 2.899 MW. Tegangan sistem masih sesuai dengan Grid Code dengan
tegangan terendah di GITET Bekasi (481,1 kV).
Tambahan pembangkit baru (1.260 MW), terdiri dari: PLTU Ekspansi Cirebon (660
MW) dan PLTU Ekspansi Cilacap (600 MW).
Tambahan GITET baru (4.000 MVA) terdiri dari: GITET Bantul (1,000 MVA), GITET
Bangil (1,000 MVA), GITET New Kapal (1,000 MVA), IBT-3 Kediri (500 MVA) dan IBT3 Durikosambi (500 MVA).

957

Tambahan SUTET baru adalah SUTET Bantul Incomer doble phi (Rawalo Pedan),
SUTET Bangil Incomer (Paiton Kediri), SUTET Paiton Watudodol dan SUTET
Gilimanuk New Kapal.

6. Aliran daya tahun 2016 arahnya masih dari timur ke barat dengan transfer daya
sebesar 2.265 MW. Tegangan sistem masih sesuai dengan Grid Code dengan
tegangan terendah di GITET Cawang (482,0 kV).
Tambahan pembangkit baru yang terhubung di tegangan 500 kV (3.900 MW) terdiri
dari : PLTU Jateng Infrastruktur unit-1 (1.000 MW), Upper Cisokan PS unit-1-2-3-4
(1040 MW), PLTU Sumsel-8 MT (1.200 MW) dan PLTU Banten (660 MW).
Tambahan GITET baru dan IBT ekstension (5.000 MVA) terdiri dari : GITET XBogor
(1.000 MVA), GITET Cawang Baru (1.000 MVA), GITET Tambun (1.000 MVA), GITET
Pemalang (1.000 MVA), GITET Muarakarang (1.000 MW) dan GITET Cigereleng (500
MVA).
Tambahan SUTET baru adalah SUTET PLTU Jateng - Pemalang 2 sirkit, SUTET Tx
Ungaran Pemalang - Mandirancan 2 sirkit, SUTET Upper Cisokan incomer double
phi (Saguling-Cibinong), SUTET Tambun incomer double phi (Cibinong-Bekasi),
SUTET Gandul - Cawang Baru 2 sirkit (merupakan uprating dari SUTT 150 kV GandulCawang, transmisi ini dibangun untuk memperkuat pasokan ke GITET Cawang),
SUTET HVDC Muara Enim (Sumatera) - XBogor, Xbogor Incomer single phi
(Cilegon-Cibinong), SUTET XBogor Incomer double phi (Depok-Tasikmalaya),
SUTET Cigereleng - incomer double phi (XBogor-Tasikmalaya), SUTET Durikosambi Muarakarang 2 sirkit dan SUTET PLTU Banten Incomer doble phi (Suralaya
Balaraja). PLTA Pompa Matenggeng #1 (443 MW) berlokasi dekat Majenang.

7. Aliran daya tahun 2017 arahnya masih dari timur ke barat dengan transfer daya
sebesar 2.296 MW. Tegangan sistem masih sesuai dengan Grid Code dengan
tegangan terendah di GITET Cawang (476,8kV).
Tambahan pembangkit baru yang terhubung di tegangan 500 kV (3.200 MW), terdiri
dari : PLTU Indramayu unit-1 (1.000 MW), PLTU IPP Sumsel-9 MT (1.200 MW) dan
PLTU Jateng Infrastruktur unit-2 (1.000 MW)
Tambahan GITET baru dan IBT ekstension (3.500 MVA) terdiri dari: GITET
Pulogadung (1.000 MW), GITET Cibatu Baru (1.000 MW), GITET Tandes (1.000 MW)
dan IBT-4 Kediri (500 MVA)

958

Tambahan SUTET baru adalah SUTET Pulogadung Cawang Baru 2 sirkit, SUTET
Cibatu Baru Incomer double phi (Cibatu Muaratawar), SUTET Tandes Krian 2
sirkit, SUTET Mandirancan PLTU Indramayu dan SUTET PLTU Indramayu Cibatu.

8. Aliran daya tahun 2018 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya
sebesar 1.557 MW. Tegangan sistem masih sesuai dengan Grid Code dengan
tegangan terendah di GITET Cawang (482,1 kV).
Tambahan pembangkit baru (1.200 MW) terdiri dari : PLTU Bekasi unit-1 (600 MW)
dan PLTU Sumsel-10 MT (600 MW).
Tambahan IBT baru adalah IBT-4 Durikosambi (500 MVA).
Tambahan SUTET baru adalah SUTET PLTU Bekasi Muaratawar 2 sirkit.

9. Aliran daya tahun 2019 arahnya masih dari timur ke barat dengan transfer daya
sebesar 2.411 MW. Tegangan sistem cukup baik dengan tegangan terendah di GITET
Cawang (473,4 kV).
Tambahan pembangkit baru (1.800 MW) terdiri dari : PLTU Bekasi (600 MW) PLTGU
Tuban/Cepu Blok-1 (750 MW), PLTA Pompa Matenggeng unit-1-2 (450 MW).
Tambahan IBT ekstension (1.000 MVA) adalah
MVA) dan IBT-3-4 Cirata (500 MVA).

IBT-2 Cawang Baru (500

Tambahan SUTET baru adalah SUTET PLTA Matenggeng Incomer


double
phi (Tasikmalaya Rawalo) dan SUTET PLTGU Tuban/Cepu Ngimbang 2 sirkit.

10. Aliran daya tahun 2020 arahnya masih dari timur ke barat dengan transfer daya
sebesar 1.606 MW. Tegangan sistem cukup baik dengan tegangan terendah di GITET
Cawang (476,6 kV).
Tambahan IBT ekstension (1.000 MVA) adalah IBT-4 Pedan (500 MVA) dan IBT-4
Ungaran (500 MVA).
Tambahan SUTET baru adalah SUTET PLTA Grindulu Incomer double phi (Pedan
Kediri).

959

Analisis aliran daya 500 kV tahun 2011-2020 dilakukan juga untuk waktu di luar beban
puncak sistem Jawa-Bali (pukul 13.00).
Analisis aliran daya 500 kV dengan skenario Upper Cisokan PS melakukan pumping
selama 9 jam (23.00-08.00) dengan beban 800 MW.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada saat pumping, sebagian besar daya dipasok dari
PLTU Jawa Tengah, kemudian dari PLTA Saguling dan PLTA Cirata.
Berdasarkan studi PLN dan BPPT, calon lokasi pembangkit thermal di pulau Jawa adalah:
Pelang di Kabupaten Pacitan, Tanggul Angin di Kabupaten Kebumen, Muara Gembong di
Kabupaten Bekasi, Tanjung Pakis, Tanjung Sedari di Kabupaten Karawang, Tanjung
Kuntianak di Kabupaten Pandeglang, Cihara di Kabupaten Malimping Lebak dan
Tampora di Kabupaten Situbondo. Lima lokasi tersebut merupakan kandidat yang
mempunyai prioritas tertinggi dan dapat dikembangkan setelah tahun 2018.
Dalam hal setelah tahun 2020 akan dikembangkan transmisi HVDC Sumatra-Jawa bipole
ke dua, maka diperkirakan terdapat beberapa calon lokasi stasiun konverter di pulau
Jawa, yaitu Balaraja, Muarakarang dan Muara Tawar. Pertimbangan pemilihan lokasi
tersebut adalah: (i) kedekatan dengan pusat beban, (ii) jaringan SUTET di Parung lokasi
stasiun konverter bipole pertama sudah sulit dikembangkan.

960

PENJELASAN LAMPIRAN C1.9


KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SISTEM JAWA BALI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran C1.9

961

PENJELASAN LAMPIRAN C1.10


PROYEKSI KEBUTUHAN KEBUTUHAN LISTRIK PERDESAAN
REGIONAL JAWA BALI
Proyeksi Kebutuhan Listrik Perdesaan Jawa Bali
Program listrik pedesaan pemerintah yang tertuang dalam RPJM 2010-2014 adalah
meningkatkan ratio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2014 menjadi 80%.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 69,8% di


tahun 2009, menjadi 83,6% di tahun 2014 untuk regional Jawa Bali.
Perkiraan biaya total untuk menunjang kegiatan listrik perdesaan untuk regional Jawa-Bali
sebesar Rp 1,648 triliun.
Untuk menunjang program tersebut di pulau Jawa Bali JTM 3.146 kms, JTR 5.216 kms,
kapasitas gardu distribusi 285 MVA dan jumlah pelanggan 318 ribu.

962

PENJELASAN LAMPIRAN C1.12


PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI SISTEM JAWA BALI
Untuk melaksanakan pembangunan pembangkit, transmisi dan distribusi baik oleh IPP
maupun oleh PLN sampai dengan tahun 2020 di sistem Jawa Bali dibutuhkan dana
investasi sebesar US$ 53,1 miliar atau rata-rata sekitar US$ 5,3 miliar per tahun.
Disbursement schedule tahunan sebagaimana diperlihatkan pada Tabel C1.12.1 dan
Gambar C1.12.1.
Kebutuhan tersebut terdiri atas USD 33,8 miliar porsi PLN dan sisanya oleh IPP sebesar
USD 19,5 miliar.
Kebutuhan investasi ini telah memperhitungkan disbursement schedule proyek-proyek
yang beroperasi setelah tahun 2020, serta telah memperhitungkan kebutuhan pendanaan
untuk rehabilitasi/life extension pembangkit.
Tabel C1.12.1 Kebutuhan Investasi Sistem Jawa-Bali Proyek PLN dan IPP

Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Total

Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total

2011
1,792
814
2,605
1,994
370
2,364
738
738
3,786
1,922
5,708

2012
1,885
949
2,834
964
145
1,109
683
683
2,849
1,777
4,626

2013
2,784
1,335
4,119
466
108
574
532
532
3,250
1,975
5,225

2014
3,906
1,706
5,613
804
155
959
550
550
4,710
2,411
7,121

2015
3,732
1,569
5,302
1,381
148
1,530
601
601
5,114
2,319
7,433

2016
2,997
1,259
4,256
797
84
881
711
711
3,794
2,054
5,848

2017
2,785
1,293
4,079
329
48
377
740
740
3,115
2,081
5,196

2018
2,429
1,157
3,585
255
42
297
769
769
2,683
1,968
4,651

2019
1,872
868
2,740
202
26
228
797
797
2,075
1,690
3,765

8000
7000

Pembangkit

6000

Juta USD

Item

5000
4000
3000

Penyaluran
2000

Distribusi

1000
0
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Tahun

Gambar C1.12.1 Kebutuhan Dana Investasi

963

2019

2020

2020
1,834
812
2,647
51
4
55
812
812
1,885
1,629
3,514

Juta US$
Total
26,016
11,763
37,779
7,243
1,131
8,374
6,932
6,932
33,260
19,826
53,086

Porsi PLN
Dana yang dibutuhkan PLN hingga tahun 2020 sangat besar, yaitu mencapai US$ 33,5
miliar atau rata-rata US$ 3,3 miliar per tahun. Kebutuhan tersebut terdiri atas US$ 18,2
miliar untuk pendanaan proyek pembangkit, US$ 8,4 miliar untuk pendanaan proyek
transmisi dan gardu induk serta US$ 6,9 miliar pendanaan proyek distribusi.
Sumber Pendanaan
Sebagaimana dijelaskan pada butir 5.5 sumber pendanaan untuk proyek PLN selama ini
terdiri atas dana internal PLN, pinjaman bilateral/multilateral berupa pinjaman lunak dan
kredit ekspor, pinjaman dari bank domestik, obligasi, APBN dan hibah luar negeri.
Proses untuk memperoleh pinjaman bilateral/multilateral berupa pinjaman lunak
membutuhkan waktu yang cukup lama, harus tercantum dalam Blue Book Bappenas,
sehingga sumber dana ini sesuai untuk mendanai proyek-proyek dengan karakteristik
sebagai berikut:

Pelaksanaannya multiyears

Tidak mendesak, jadwal operasi 6 atau 7 tahun lagi

Renewable energy yang risikonya tinggi sehingga kurang menarik bagi investor
swasta, antara lain proyek PLTA dan PLTP.

Sumber pendanaan kredit ekspor, pinjaman dari bank domestik atau obligasi dan APBN
diperuntukkan untuk proyek-proyek sangat mendesak.
Sumber pendanaan APLN diperuntukkan untuk mendanai proyek distribusi dan sebagian
proyek transmisi dan gardu induk, dan dana pendamping proyek pembangkit dan
transmisi.
Sumber pendanaan hibah luar negeri diperuntukkan untuk mendanai technical assistance
menyusun pre-feasibility study, feasibility study dan basic design.
Pada Februari 2011, Bappenas telah menerbitkan Daftar Rencana Pinjaman/Hibah Luar
Negeri Jangka Menengah (DRPHLN-JM) 2011-2014 atau yang disebut juga sebagai Blue
Book 2011-2014. Proyek-proyek PLN di sistem Jawa Bali yang diusulkan untuk didanai
dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri - PHLN (sumber dana bilateral/multilateral, hibah
dan kredit eksport) adalah seperti ditampilkan pada Tabel C1.12.2 berikut.

964

Tabel C1.12.2 Daftar Proyek PHLN 2011-2014 di Sistem Jawa Bali


No.

BB ID

Kapasitas

Total Project
Cost

Pinjaman

Dana
Pendamping

Grant

Potential

MW

Juta USD

Juta USD

Juta USD

Juta USD

Lender

NAMA PROYEK

BBP3-02005-04-071939-1060412

500 KV Java-Bali Crossing

BBP3-02005-04-071939-1060416

Improvement of Java-Bali Electricity Distribution


Performance

350.0

300.0

50.0

BBP3-02005-04-071939-1060417

Java-Bali Submarine Cable 150 kV Circuit 3&4

BBP3-02005-04-071940-1060421

Muara Tawar Add-on Block 2 CCPP (500 MW)

BBP3-02005-04-071939-1060425

BBP3-02005-04-071939-1060426

BBP3-02005-04-071940-1060431

Upper Cisokan Pumped Storage HEPP (1000 MW)*

BBP3-02005-04-071940-1060432

Indramayu Steam Coal PP 2x1000 MW Phase 1 : E/S

BBT3-02005-04-071939-1060435

115.0

100.0

15.0

62.0

56.0

6.0

500

460.0

400.0

60.0

KE

Scattered Transmission and Substation in Indonesia

555.0

525.0

30.0

IBRD dan KE

Scattered Transmission and Substation in Indonesia Phase II

412.5

375.0

37.5

Indikatif : IBRD,
China, ADB &
JICA

1,040

800.0

640.0

160.0

IBRD

21.0

21.0

JICA

F/S of Nuclear PP of Indonesia

Total

2.0

2,777.5

2,417.0

ADB - IDB

0.0

ADB - AFD

2.0

358.5

2.0

KE

Tabel C1.12.2 menunjukkan bahwa usulan PHLN 2011 2014 di Jawa-Bali membutuhkan
dana pinjaman sebesar US$ 2,4 miliar, dana pendamping sebesar US$ 359 juta dan grant
US$ 2 juta.
Selain proyek-proyek di atas, PLN juga akan menyampaikan usulan baru untuk dapat
dimasukkan pada revisi Blue Book 2011-2014 seperti pada Tabel C.1.12.3
Tabel C1.12.3 Usulan Baru Proyek PHLN 2011-2014 di Sistem Jawa Bali
No.

1
2

Kapasitas

Total Project
Cost

Pinjaman

Dana
Pendamping

Potential

MW

Juta USD

Juta USD

Juta USD

Lender

NAMA PROYEK

Construction of Java-Sumatra Interconnection 500 kV


Line (HVDC) - Phase II
Construction of Java-Sumatra Interconnection 500 kV
Line (HVDC) - Phase III

Jatigede Hydro Electric PP

Indramayu Steam Coal PP (1x1000 MW) and 500 kV


Indramayu - Cibatu Transmission Line)

Rehabilitation of Suralaya Steam Coal PP Unit 3 and 4

Rehabilitation of Kamojang Geothermal PP Unit 1, 2 and


3

PLTU Lontar Expansion (660 MW)

Central and West Java 500kV Transmission Line Project


(Tx Ungaran - Pemalang - Mandirancan - Indramayu)

Indramayu Steam Coal PP (1x1000 MW) unit 2

922.0

869.0

53.0

JICA

986.0

938.0

48.0

JICA

110

213.0

185.0

28.0

1,000

2,190.0

1,588.0

602.0

JICA

161.3

137.1

24.2

KE

65.1

55.3

9.8

KE

792.0

673.0

119.0

357.6

301.5

56.1

1,460.0

1,388.0

72.0

7,147.0

6,134.9

1,012.1

660

1,000

965

JICA

RENCANA PENGEMBANGAN KELISTRIKAN


PER PROVINSI
WILAYAH OPERASI JAWA BALI

966

RENCANA PENGEMBANGAN
SISTEM KELISTRIKAN PER PROVINSI
WILAYAH OPERASI JAWA BALI

LAMPIRAN C2. PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


LAMPIRAN C3. PROVINSI BANTEN
LAMPIRAN C4. PROVINSI JAWA BARAT
LAMPIRAN C5. PROVINSI JAWA TENGAH
LAMPIRAN C6. PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LAMPIRAN C7. PROVINSI JAWA TIMUR
LAMPIRAN C8. PROVINSI BALI

967

LAMPIRAN C.2
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA

C2.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di provinsi DKI Jakarta (tidak termasuk
Kepulauan Seribu) saat ini sekitar 4.000 MW. Pasokan pembangkit yang
terhubung di grid 150 kV adalah sekitar 3.000 MW yang berada di 2 lokasi yaitu
PLTGU/PLTU Muara Karang dan PLTGU/PLTG Tanjung Priok.
Pasokan dari grid 500 kV melalui 6 GITET, yaitu Gandul, Kembangan, Cawang,
Bekasi, Cibinong dan Depok dengan kapasitas total 7.000 MVA. Peta sistem
kelistrikan DKI Jakarta ditunjukkan pada Gambar C2.1.

PLTU LONTAR
3 x 300 MW

TELUK

JAKARTA

TNAGA
TNAGA II

MKRNG

SPTAN III
MKRNG

JMTGA
SPTAN II
TGRNG III

GNSRI
DMGOT

CKRNG

GRGOL II
SMBRT II
KBJRK

BDKMY

AGP II

KMBNG

CLDUG II

SNYAN

LIPPO II

NSYAN

TMRSD

SMBRT

DNYSA
CITRA II

PTKNG

PSMEDE

PDNDH II

LKONG II

JBEKA II

SKMDI
KSBRU
FAJAR

PDKLP

JBEKA
PNCOL

DRTGA

CWANG

RGNAN

CWANGBR

TJBRT
CSW 3

BKASI

PGDNG

TMRSD II

MNTUR

TMBUN II

JTWRG II

CKRNG
TMBUN

MNTUR II

JTWRG

TMBUN

BNTRO II

LKONG

PGLNG

PLMAS
CIPNG

Old

CSW II

TGRSA II

MGRAI
MGRAI II

MPANG

CSW

LEGOK LKONG

CBTUBR
KSBRU II

PGSAN

AGP

DNYSA II

CLDUG III

TGRSA

BJGRA

PGLNG II

CIPNG II

DKTASII

New

NSYAN II

CITRA

KDSPI
PKRNG

GPOLA

DKTAS

STBDI

KARET
Old

LIPPO

PLNGN

TTNGI

GMBRU

CLDK

TGRNG

MLNIUM

PLPNG
KMYRN II

GBLMA
KBSRH

BLRJA
SLAYA

KBSRH II

KDSPI II
KLPGD
CKG TWSHP
MRNDA

KMYRN
MGBSR

KTPNG

DRKSB III

Old

JTAKE

LAUTS

GRGOL

DRKSB
New

CKUPA

MGBSR II

ANGKE

MKRNG III
TGBRU

MAXIM

CKNDE

KLPGD II

ANCOL

TGRNG II

PSKMS

MTWAR

PRIOK

SPTAN

GDMKR

KMANG

PDNDH
LKONG III

BNTRO

CBATU

BNTRO III

JTNGN

PDNDH III

SRPNG

GDRIA
PDNDH V

GNDUL

ITP

DPBRU

PDNDH IV

SCBNG
CMGIS II

DEPOK III

CLGSI II/
JONGGOL

CMGIS

CIBNG

CLGSI

ASPEK
CIBNG II

BGORX

SNTUL

CLGON
SGLNG

TSMYA

BGBRU

KDBDK

Gambar C2.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi DKI Jakarta

968

Secara kelistrikan di provinsi DKI Jakarta terdapat 6 sub-sistem yaitu:


1. GITET Gandul dan PLTGU Muara Karang memasok Jakarta Selatan,
Jakarta Pusat dan sebagian Tangerang Selatan.
2. GITET Bekasi dan PLTGU Priok memasok Jakarta Utara, Jakarta Pusat
dan sebagian Bekasi.
3. GITET Cawang dan GITET Depok memasok Jakarta Timur, Jakarta Pusat
dan Jakarta Selatan.
4. GITET Cibinong memasok Jakarta Timur, Depok dan sebagian Bogor.
5. GITET Kembangan memasok Jakarta Barat dan sebagian Tangerang.
6. GITET Depok memasok Depok, sebagian Jakarta Selatan dan sebagian
Jakarta Pusat.
Pembangkit di Muara Karang dan Priok mempunyai kapasitas 2.951 MW seperti
ditunjukkan pada Tabel C2.1.

Tabel C2.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang di Muara Karang dan Priok


No.

Nama Pembangkit

1
Muara Karang 4-5
2
Priok 1-2
3
Priok Blok 1
4
Priok Blok 2
5
Muara Karang Blok 1
6
Muara Karang Repowering
7
Priok
Jumlah

Jenis
Pembangkit
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTG

Jenis
B. Bakar

Pemilik

Gas Alam/MFO
MFO
Gas Alam/HSD
Gas Alam/HSD
Gas Alam/HSD
Gas Alam
HSD

PJB
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
PJB
PJB
Indonesia Power

Kapasitas
Terpasang
MW
400,0
100,0
590,0
590,0
509,0
710,0
52,0
2.951,0

C2.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan
kecenderungan
pertumbuhan
ekonomi
regional,
pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik tahun 2011 2020 diperlihatkan pada tabel C2.2.

969

Tabel C2.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Energy
Sales
Gwh

Produksi
Energy
GWh

Beban
Puncak
MW

Pelanggan

2011

25.928

28.406

4.105

2.544.609

2012

28.224

30.878

4.451

2.639.574

2013

30.560

33.404

4.803

2.733.911

2014

32.961

35.982

5.160

2.827.693

2015

35.502

38.703

5.536

2.920.993

2016

38.197

41.600

5.936

3.013.888

2017

41.064

44.673

6.359

3.060.803

2018

44.114

47.939

6.807

3.101.396

2019

47.362

51.413

7.282

3.142.309

2020

50.852

55.164

7.794

3.183.949

7,9%

7,4%

7,3%

2,6%

Growth (%)

C2.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Provinsi DKI Jakarta tidak mempunyai potensi sumber energi primer, sehingga
pembangkit listrik di Jakarta yaitu Muara Karang dan Priok membutuhkan
pasokan gas dari provinsi lain. Pembangkit di Jakarta merupakan pembangkit
must run yang harus selalu dioperasikan karena lokasinya yang sangat strategis
di pusat beban. Namun demikian, pasokan gas saat ini dari PHE ONWJ dan
PGN cenderung menurun dan akan habis pada tahun 2016, sehingga
pembangkit tersebut sebagian menggunakan BBM. Untuk menutupi kekurangan
pasokan gas tersebut, PT Nusantara Regas mengembangkan FSRU LNG yang
akan memasok pembangkit di Jakarta dengan kapasitas 200 bbtud dan akan
mulai beroperasi pada April 2012.

Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 dipenuhi dengan
pengembangan kapasitas pembangkit di sistem Jakarta sendiri dan
pengembangan jaringan 500 kV yang memasok sistem Jakarta. Khusus untuk
pengembangan pembangkit di Jakarta akan dibangun proyek dengan total
kapasitas 1.753 MW seperti ditampilkan pada Tabel C2.3 berikut.

970

Tabel C2.3 Pengembangan Pembangkit di Jakarta


No

Pemilik

Jenis

1
2
4

PLN
PLN
PLN
Jumlah

PLTGU
PLTGU
PLTG

Kapasitas
(MW)

Nama Proyek
Muara Karang Rep Blok 2
Priok Extension Blok 3
Muara Karang/Priok

210
743
800
1.753

COD

Status

2011
2012
2018/2020

On Going
On Going
Plan

Sumber
Dana
JBIC
JBIC
Plan

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan GI
Sampai dengan tahun 2020 diperlukan penambahan IBT 500/150 kV di 6 lokasi
GITET dan pembangunan GITET baru 500 kV di 4 lokasi seperti diperlihatkan
pada Tabel C2.4.

Tabel C2.4 Pengembangan GITET di Jakarta

No

Lokasi

Sumber Dana

COD

Kapasitas
(MVA)

Kebutuhan
Dana
USD Juta

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kembangan (GIS)
Cawang
Kembangan (GIS)
Bekasi
Durikosambi (GIS)
Bekasi
Cawang (GIS)
Durikosambi (GIS)
Kembangan (GIS)
Durikosambi (GIS)
Cawang Baru (GIS)
Muarakarang (GIS)

APLN 2010
APLN 2010
APLN
APLN
KE Paket 1
KE Paket 1
APLN
KE Paket 1 & 6
APBN 2012
Unallocated
JBIC II
Unallocated

2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2015
2016
2016

166
166
500
500
166
166
500
1.000
0
500
1.000
1.000

3,71
3,71
14,64
14,64
3,71
3,71
25,62
87,14
25,00
14,64
64,72
64,72

13

Durikosambi (GIS)

Unallocated

2016

14
15

PLTU Bekasi
Pulogadung (GIS)

Unallocated
Unallocated

2017
2017

16
17
18

Cawang Baru (GIS)


Durikosambi (GIS)
Cawang Baru (GIS)

Unallocated
Unallocated
Unallocated

2017
2018
2019

0
0
1.000
0
500
500
7.664

25,00
6,00
64,72
25,00
14,64
14,64
475,96

Keterangan
Spare (Ex. Rekondisi)
Spare (Ex. Rekondisi)
Penghematan BBM (IBT-2)
IBT-3
spare IBT
spare IBT
IBT-3
GIS Baru (IBT-1-2)
Diameter Ext, arah Balaraja
IBT-3
GITET Baru/GIS (IBT-1-2)
GITET Baru/GIS
Diameter Ext, arah Muara
Karang
Diameter Ext, arah
Muaratawar
GITET Baru/GIS
Diameter Ext, arah
Pulogadung
IBT-4
IBT-3

Untuk meningkatkan keandalan pasokan kota Jakarta dicadangkan 4 buah trafo


IBT satu fasa yang ditempatkan di GITET Kembangan, Cawang, Bekasi dan Duri
Kosambi masing-masing berkapasitas 166 MVA.

971

Selanjutnya untuk melayani konsumen direncanakan pengembangan trafo


150/20 kV di 126 GI/GIS eksisting sebesar 7.560 MVA dengan kebutuhan dana
sebesar USD 389,0 juta dan pembangunan GI/GIS 150 kV baru tersebar di 31
lokasi dengan kapasitas 2.820 MVA dengan kebutuhan dana pengembangan
sekitar USD 389,0 juta seperti ditampilkan pada Tabel C2.5.
Tabel C2.5 Pengembangan GI/GIS di Jakarta
No

Nama Gardu Induk

1
2
3
5
6

21

Power Steel Indonesia


Jatiwaringin (GIS)
Tanah Tinggi (GIS)
Lautan Steel Indonesia
Antasari/CSW II (GIS)
Cakung Township/Garden City
(GIS)
Durikosambi 2 / Daan Mogot
(GIS)
Gandaria 150 (GIS)
Harapan Indah
Jatirangon II/Cibubur
Kapuk (PIK) (GIS)
Gunung Sahari (GIS)
Semanggi Barat (GIS)
CSW III/Mrt Psr Mede (GIS)
MRT Jakarta
Cawang-2(GIS)
Duren Tiga II/Ragunan (GIS)
Ciseeng
Abadi Guna Papan II (GIS)
Durikosambi III/Rawa Buaya
(GIS)

22
23
24

Pondok Indah II/Cirende


Cipinang II/Jatinegara (GIS)
Gandaria II/Mekar Sari

25
26

Kemayoran II (GIS)
Penggilingan II (GIS)
Semanggi Barat II/T.Abang
(GIS)
Gambir Lama II (GIS)
Pancoran 2 / Pengadegan Tmr
(GIS)
Tigaraksa II
Senayan Baru 2 (GIS)
Jumlah

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

27
28
29
30
31

Rasio
Tegangan
kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

COD

Sumber
Dana

2011

120
120
120
60

23,2
17,0
5,35

2012

KTT
KE-III lot 6
KE-III lot 5
APLN 2010
ADB (Deutch)

Kebutuhan
Dana
USD Juta
6,86

120

17,0

150/20

2012

APLN

120

17,0

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2015
2016

120
180
120
60
120
120
120
60
60

17,0
21,1
7,2
5,1
17,0
17,0
17,0
13,0
12,97

2016
2016
2016
2016

KE Paket 8
APLN Percepatan
APLN
APBN 2009/10
APLN 2010
ADB
KE Paket 8
JBIC II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
Unallocated

120
60
60
60

13,0
13,0
3,9
13,0

150/20

2017

IBRD Scattered II

60

13,0

150/20
150/20
150/20

2017
2018
2018

IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated

120
60
60

7,2
13,0
5,1

150/20
150/20

2018
2018

Unallocated
Unallocated

60
60

13,0
13,0

150/20
150/20

2018
2019

Unallocated
Unallocated

60
120

13,0
17,0

150/20
150/20
150/20

2019
2020
2020

Unallocated
Unallocated
Unallocated

120
60
120
2.820

2011
2011
2012

Kapasitas
MVA

17,0
3,9
17,0
388,78

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV sepanjang 130 kms dengan
kebutuhan dana sekitar USD 52,0 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C2.6.
972

Tabel C2.6 Pembangunan SUTET 500 kV


No.

Dari

Ke

1
2
3
4
5
6

Bekasi
Durikosambi (GIS)
Cawang Baru (GIS)
Muarakarang (GIS)
Pulogadung (GIS)
PLTU Bekasi

Jenis
Konduktor
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xDove

Tx. Mtawar-Cibinong
Kembangan
Gandul
Durikosambi (GIS)
Cawang Baru (GIS)
Muaratawar
Jumlah

Panjang
kms
12
6
40
30
24
20

COD
2012
2013
2016
2016
2017
2018

Biaya
USD juta
3,92
2,49
16,60
12,45
9,96
6,53

132

51,94

Selaras dengan pembangunan GI/GIS baru 150 kV, diperlukan pembangunan


transmisi terkaitnya sepanjang 607 kms dengan kebutuhan dana sekitar
USD 440,0 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C2.7.
Tabel C2.7 Pembangunan Transmisi

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Dari

Ke

Jenis
Konduktor

Panj.
Kms

COD

Biaya
USD
Juta
0,99
1,34
28,33
18,89
18,89
9,44
28,33
28,33
7,80
3,87
2,36
9,44
0,80
0,00

Angke
Muarakarang
Duren Tiga
Gedung Pola
Manggarai
Kebon Sirih
Ketapang
New Senayan
Durikosambi
Durikosambi
Jatiwaringin
Tanah Tinggi (GIS)
Semanggi Barat
Nikomas Gemilang
Indofood Sukses Makmur

Ancol
Angke
Kemang
Manggarai
Dukuh Atas
Gambir Lama
Mangga Besar
Senayan
Petukangan
Muarakarang Lama
Inc. (Pdklp-Jtngn)
Inc. (Gmblm-Plmas)
Karet Lama
Puncak Ardi Mulya
Plumpang

2xZebra
2xACCC 310
1xCU1000
1xCU1000
1xCU1000
1xCU1000
1xCU1000
1xCU1000
2xTDrake
2xTDrake
2xZebra
1xCU1000
1xTACSR410
1xOstrich
-

10
12
6
4
4
2
6
6
52
26
24
4
8
4
0

2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011

Power Steel Indonesia

New Balaraja

2xZebra

10

2011

0,99

Gandul
Gandul
Petukangan
Kandang Sapi
Semanggi Barat (GIS)
Cileungsi II/Jonggol
Alam Sutra
Antasari/CSW II (GIS)
Cakung TownShip
Durikosambi 2 / Daan
Mogot (GIS)
Gandaria 150 (GIS)

Serpong
Petukangan
Bintaro
Inc. (Bekasi-Marunda)
Semanggi Timur (GIS)
Cibatu
Inc.(Lippo Curug-Kmbngn)
Inc (Drtga/Kemang-Kenvil)
Harapan Indah

2xTACSR410
2xTDrake
1xTACSR520
2xHawk
1xCU1000
2xZebra
4xZebra
1xCU1000
2xZebra
2xTACSR
Drake
2xZebra

40
28
18
10
6
10
2
10
10

2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012

6,00
4,20
1,94
0,76
14,17
0,99
0,36
23,61
0,99

2
24

2012
2012

0,20
2,36

Inc.(Dksbi-Mkrng)
Depok III

973

No.

Dari

Ke

Jenis
Konduktor

Panj.
Kms

COD

2xTACSR410
2xZebra
2xTACSR
Drake

2
2

2012
2012

Biaya
USD
Juta
0,30
0,99

2012

0,20

28
29

Harapan Indah (GIS)


Jatirangon II/Cibubur

Inc.(Mtawar-Bekasi)
Inc.(Jtngn-Cibng)

30

Kapuk (PIK)
Mangga Besar II/Gunung
Sahari (GIS)
Chandra Asri

Inc (Mkrang-Dksbi)
Kemayoran
Inc. Single phi (MenesAsahi)

1xCU1000
2xTACSR 410

16
1

2012
2012

37,78
0,150

Karet Baru
Cilegon
Depok III
CSW III/Mrt Psr Mede
Durentiga II/Ragunan
MRT Jakarta

Karet Lama
Serang
Depok II
Pondok Indah
Inc. (Gndul-Cwang)
Semanggi Barat

1 cct, 1x1000
2xACCC 330
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
1xCU1000

1
45
40
10
10
10

2013
2015
2015
2016
2016
2016

2,36
12,60
8,77

Abadi Guna Papan II


Durikosambi III/Rawa
Buaya
Pondok Indah II/Cirende
Pulogadung New
Cipinang II/Jatinegara
Gandaria II
Kemayoran II
Penggilingan II
Semanggi Barat II/T.Abang
(GIS)
Gambir Lama II (GIS)
Pancoran 2 / Pengadegan
Tmr (GIS)
Tigaraksa II
Senayan Baru 2

Cawang Lama

2xCU800

2017

0,59

Durikosambi II
Inc. (Ptkng-Gndul)
Inc. (Plmas-Pgsan)
Inc. (Plmas-Mgrai)
Gandaria
Inc. (Priok-Plpng)
Penggilingan

1xCU800
2xDrake
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
1xCU1000
1xCU1000

10
6
8

2017
2017
2017

23,61
0,60
0,60

10
30
6
12

2018
2018
2018
2018

0,99
2,96
14,17
28,33

Inc (Karet-Angke)
Gambir Lama (GIS)

2xTACSR410
2xZebra

4
2

2018
2019

0,60
0,20

Inc. (Cawang II - Abadi II)


Tigaraksa
Senayan Baru
Jumlah

2xZebra
2xZebra
2xCU800

10
10
16
607

2019
2020
2020

0,99
0,99
37,78
439,15

31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

23,61
0,99
23,61

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan
pelanggan baru sekitar 816 ribu pelanggan sampai dengan 2020 atau rata-rata
81,6 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan
tersebut, diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 7.860
kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sekitar 9.327 kms dan tambahan
kapasitas trafo distribusi sebesar 4.884 MVA dengan kebutuhan investasi sekitar
USD 1.384 juta, seperti ditampilkan dalam Tabel C2.8 berikut.

974

Tabel C2.8 Pengembangan Sistem Distribusi di Jakarta


Tahun

JTM

JTR

kms

kms

Trafo

Pelanggan

Total Investasi

MVA

USD Juta

2011

2.127

873

456

88.290

255,6

2012

1.056

772

404

86.736

152,6

2013

201

744

388

85.209

73,6

2014

151

645

338

83.706

62,6

2015

352

783

410

82.228

89,6

2016

805

969

508

80.775

142,5

2017

855

1.017

533

79.346

150,0

2018

805

1.096

574

77.940

150,5

2019

805

1.177

618

76.557

155,8

2020

704

1.251

656

75.198

151,4

7.860

9.327

4.884

815.985

1.384,2

2011-2020

C2.4. SISTEM DISTRIBUSI KE KEPULAUAN SERIBU


Kepulauan Seribu merupakan gugusan kepulauan yang terletak di sebelah utara ,
tepat berhadapan dengan teluk Jakarta. Jumlah pulau sekitar 342 buah pulau,
termasuk pulau-pulau pasir dan terumbu karang yang bervegetasi maupun yang
tidak. Pulau pasir dan terumbu karang itu sendiri berjumlah 158 buah.
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten
administrasi di Provinsi DKI Jakarta dengan luas wilayah 11,8 km2 yang meliputi
gugusan kepulauan di Teluk Jakarta. Sebelumnya wilayah Kepulauan Seribu
merupakan salah satu kecamatan di Kotamadia Jakarta Utara.
Pusat pemerintahan kabupaten ini terletak di pulau Pramuka yang mulai
difungsikan sebagai pusat pemerintahan kabupaten sejak tahun 2003. Terdapat
dua kecamatan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, yaitu Kecamatan
Kepulauan Seribu Selatan dan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.

Pengembangan Sistem Distribusi Kepulauan Seribu


Rencana induk pengembangan sistem pasokan Kepulauan Seribu terdiri dari 2
tahapan yaitu Tahap I (Jalur Selatan) dan Tahap II (Jalur Utara) seperti
ditampilkan pada gambar C2.2.

975

Gambar C2.2. Peta Jaringan Kabel Laut Kepulauan Seribu

a.

Tahap 1 Jalur Selatan (2008-2009):


Pada tahap 1 ini pembangunan infrastruktur kelistrikan telah dilaksanakan
di wilayah kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dan dari proyek ini
tercapai rasio desa berlistrik 8,33% dan rasio elektrifikasi sebesar 5,90%
pada tahun 2009.
Infrastruktur JTM dipasok dari GI Teluk Naga Trafo 1 melalui penyulang
Seribu sampai ke GH Tanjung Pasir, Tangerang, dan selanjutnya dipasok
radial dengan Kabel laut 20 kV ke beberapa pulau.

976

Tabel C2.9 Pengembangan Sistem Distribusi Kepulauan Seribu Jalur Selatan


No.

1
2

Section

GH Tg PasirGH P. U.jawa
GH P U.jawaGH P.L Kecil
GH P.L KecilGH P.L Besar

SKLTM
(ms)

SKTM
ke GD
(ms)

Trafo
GD (kVA)

JTR
(ms)

Jmlh
Plgn

5.690

400

630

1.726
(P.U.Jawa)

365

13.390

800

460

1000

GH P.L BesarGH
Pulau Pari

9.460

400

630

968
(P.L.Besar)

362
(P.L.Besar)

GH Pulau Pari-GH P.
Payung Besar

8.850

795

630 (P.Pari)

1.711
(P.Pari)

189
(P.Pari)

GH.P.Payung BesarGH P.Tidung Kecil

3.560

600

630
(P.Payung
Besar)

429
(P.Payung
Besar)

38
(P.Payung
Besar)

GH P.Payung KecilGH P.Tidung Besar

761
(P.Tidung
Besar)
1.715

TOTAL

830

2.000

3 x 630

3.480
(P.Tidung
Besar)

42.240

5.995

4.410

8.314

b.

Tahap-2 Jalur Utara (2010-2011):


Pada tahap-2 ini pembangunan infrastruktur kelistrikan sedang
dilaksanakan oleh pemprov DKI untuk wilayah Kecamatan Kepulauan
Seribu Utara.
Dari pembangunan kelistrikan tahap-2 ini maka pada tahun 2010 tercapai
rasio desa berlistrik 41,67% dan rasio elektrifikasi sebesar 32,90%.
Penyambungan SKLTM dilanjutkan secara radial dari pulau Tidung Besar
ke pulau-pulau sebagai berikut:

977

Tabel C2.10 Pengembangan Sistem Distribusi Kepulauan Seribu Jalur Utara

No

S KL TM
S KTM
(ms )
keG D(ms )

S ec tion

16.509

340

200

1.660

P .P anggangP .
P ramuka

1.765

960

P .K aryaP .K elapa

16.953

P .T idungK ecilP .K arya

P .K aryaP .P anggang

3
4
5
6
7
Catatan :

P .K elapaP .K elapa
dua/Harapan
P .K elapaD ua/Harapan
P .P anjangB esar
P .P anjangB esarP .
S abira
T O T AL

622
935
1.200
38.184

T rafoG D(kVA)
1x630kVA
(P .K arya)
2x630kVA
(P .P anggang)
1x630kVA

(P .P ramuka)
4x630kVA
2.240
(P .K elapa)
1x630kVA
1.450
(P .K elapaDua)
1x630kVA
840
(P .P anjangB esar)
1x630kVA

(P .S abira)
7.490
11x630kVA

J TR
(ms )*)

P lg n**)

3.200

D inas
T eknis

6.400 523
3.200 299
12.800 885
3.200 338
3.200

L ap.
Udara

3.200 78
35.200 2.123

*) Estimasi jumlah Jurusan untuk Trafo 630 kVA adalah 8 (delapan) jurusan dan panjang
per-jurusan 400 meter.

**) Berdasarkan Data pelanggan Genset eksisting.

C2.5. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan di provinsi DKI
Jakarta sampai dengan tahun 2020 adalah USD 4,4 milyar. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan
investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel C2.11.
Tabel C2.11 Rangkuman
Tahun

Proyeksi Kebutuhan
Sales
Produksi
Beban
Energy
Energi
Puncak
GWh
GWh
MW

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Pembangkit
GI
T/L
MW
MVA
kms

Investasi
USD
Juta

2011

25.928

28.406

4.105

210

3.852

178

2012

28.224

30.878

4.451

743

2.512

195

2013

30.560

33.404

4.803

1.090

2014

32.961

35.982

5.160

660

2015

35.502

38.703

5.536

1.040

85

2016

38.197

41.600

5.936

2.840

100

2017

41.064

44.673

6.359

1.600

54

2018

44.114

47.939

6.807

400

1.430

82

2019

47.362

51.413

7.282

1.820

12

2020

50.852

55.164

7.794

400

1.200

26

1.753

18.044

739

Jumlah

978

777
1.091
196
92
165
466
320
550
262
508
4.427

LAMPIRAN C.3
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI BANTEN

C3.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di provinsi Banten saat ini sekitar 2.400 MW,
dipasok dari pembangkit yang berada di grid 150 kV sebesar 600 MW dan yang
berada di grid 500 kV sebesar 4.140 MW.
Pasokan dari pembangkit listrik yang berada di grid 500 kV dan grid 150 kV di
Banten ada di 3 lokasi yaitu PLTU Suralaya, PLTGU Cilegon dan PLTU Labuan
dengan daya terpasang 4.740 MW.
Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 3 GITET, yaitu Suralaya, Cilegon dan
Balaraja, dengan kapasitas 2.500 MVA. Peta sistem kelistrikan Banten
ditunjukkan pada Gambar C3.1.
SLAYA2

SLAYA

SLIRA

PENI
MTSUI

M.ENIM

PRYMA

PLTU TLNGA

CLGON

ASAHI

CLGMA

SRANG III

SRANG

TLNGA

BJNGRA
CKNDE

NTGRNG

SPTAN

BLRJA

PRIOK

MKRNG

DUKSMBI

MTWAR

PKMIS
PCADM
PCADM II
KOPO
SRANG II

NBLRJA

CKRNG

JTAKE
CKUPA

CITRA
TGRSA
TGRSA II
NLKONG

BKASI

SRPNG

TMBUN
DPK4

SKETI

IDMYU7

CWANG
GNDUL

MENES
RKBTG

CBTBR

KMBNG CWANG2

TGRNG
PTKNG

CBATU

CMGIS

PLTU LBUAN

BUNAR II

BOGOR X

CIBNG

DEPOK

BUNAR

KDBDK
BGBRU
KRCAK

CRATA

SALAK LAMA
P

SALAK BARU

CIAWI

MPING
CNJUR

CGRLG
SGLNG

CBDKBR

BAYAH
A

PRATU
U

UBRUG
LBSTU

PLTU PRATU

TSMYA

Gambar C3.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Banten

Kelistrikan Provinsi Banten terdiri atas 3 sub-sistem yaitu:


1. GITET Suralaya memasok daerah industri Merak dan Salira.
2. GITET Cilegon, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan memasok Kab. Serang,
Kota Cilegon, Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak.
3. GITET Balaraja memasok Kab/Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.
979

Rincian pembangkit terpasang seperti ditunjukkan pada Tabel C3.1.


Tabel C3.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang
No.

1
2
3

Nama Pembangkit

Jenis
Pembangkit

Jenis
B. Bakar

Pemilik

Suralaya
Cilegon
Labuan

PLTU
PLTGU
PLTU

Batubara
Gas Alam
Batubara

Indo.Power
PLN
PLN

Jumlah

Kapasitas
Terpasang
MW
3.400,0
740,0
600,0
4.740,0

C3.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan
kecenderungan
pertumbuhan
ekonomi
regional,
pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik tahun 2011 2020 diperlihatkan pada tabel C3.2.
Tabel C3.2 Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Energy
Sales
Gwh

Produksi
Energy
GWh

Beban
Puncak
MW

Pelanggan

2011

18.416

19.968

2.549

2.295.649

2012

19.785

21.447

2.735

2.449.927

2013

21.154

22.894

2.916

2.615.674

2014

22.692

24.545

3.123

2.794.449

2015

24.370

26.351

3.349

2.986.429

2016

26.302

28.404

3.605

3.165.195

2017

27.243

29.388

3.726

3.356.052

2018

28.402

30.606

3.876

3.561.572

2019

30.002

32.295

4.086

3.751.053

2020

31.692

34.041

4.302

3.883.623

6,9%

6,4%

6,3%

6,4%

Growth (%)

C3.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di provinsi Banten diperlukan
pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi.
Potensi Sumber Energi
Provinsi Banten memiliki potensi panas bumi yang dapat dikembangkan untuk
tenaga listrik yang diperkirakan mencapai 790 MW yang tersebar di 5 lokasi,
sedangkan potensi batubara diperkirakan mencapai 13 juta ton dan potensi
980

tenaga air sebesar 352 MW1. Kebutuhan batubara untuk pembangkit di Banten
sebagian besar dipasok dari Sumatera Selatan dan sisanya dari Kalimantan,
sedangkan kebutuhan gas dipasok dari CNOOC dan PGN.

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020 diperlukan
tambahan kapasitas pembangkit sebesar 3.096 MW dengan perincian seperti
ditampilkan pada Tabel C3.3 berikut.
Tabel C3.3 Pengembangan Pembangkit
No

Pemilik

Jenis

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Jumlah

PLTU
PLTU
PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTP
PLTP

Nama Proyek
Suralaya
Teluk Naga/Lontar
Lontar Exp
Leuwikopo
Cikamundung
Cikidang
Cisono
Cisungsang II
Karang Ropong
Lebak Tundun
Situmulya
Cijambe
Cinanling
Ciparai
Gunung Tua
Suwakan
Banten
Rawa Dano
Gunung Endut

Kapasitas
(MW)
625
945
660
4.46
5.00
2.00
3.00
3.00
6.00
2.40
3.00
0.72
1.26
4.20
1.70
3.80
660
110
55
3.096

COD

Status

2011
2011-2012
2015
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2016
2018
2019

On Going
On Going
Plan
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

Sumber
Dana
Perpres
Perpres
Plan
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Gardu Induk
Pengembangan gardu induk dibagi atas 2 bagian yaitu Gardu Induk Tegangan
Extra Tinggi (GITET) 500 kV dan Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 kV.
Diperlukan pembangunan GITET 500 kV baru dengan kapasitas sebesar 1.000
MVA, pengembangan IBT 500/150 kV sebesar 1.500 MVA dan spare trafo IBT I
phase 2 unit dengan kebutuhan dana USD 93,6 juta seperti pada Tabel C3.4.

Sumber: Draft RUKN 2010-2029

981

Tabel C3.4 Rencana Pengembangan GITET

No

Lokasi

Sumber Dana

COD

Kapasitas
(MVA)

Kebutuhan
Dana
USD Juta

Keterangan

1
2
3
4

Balaraja
Cilegon
Cilegon
Balaraja

APLN 2010
APLN 2010
APLN
IBRD Scattered I

2011
2011
2011
2013

166
166
500
500

3,71
3,71
14,64
14,64

Spare (Ex. Rekondisi)


Spare (Ex. Rekondisi)
Program N-1 (IBT-3)
IBT-3

5
6

Balaraja
Lengkong

IBRD Scattered I
APBN

2013
2014

500
1.000

14,64
42,27

Banten PLTU

IPP

2016

IBT-4 (Ex. Depok)


GITET Baru
Memotong double phi
Suralaya - Balaraja

2.832

93,61

Selanjutnya, untuk melayani konsumen diperlukan pembangunan GI/GIS baru


150 kV tersebar di 21 lokasi dengan kapasitas 1.920 MVA dengan biaya USD
150,85 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C3.5.
Tabel C3.5 Rencana Pengembangan GI 150/20 kV

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Nama Gardu Induk


Rangkasbitung II
Millenium (Bumi Citra
Permai)
Asahimas II/Cinangka
Malingping
Alam Sutra (GIS)
Bintaro II (GIS)
Lautan Steel
Millenium
Cilegon Baru II/Kramatwatu
Cemindo gemilang
Bayah
Lengkong II
Dukuh Atas II
Tangerang Baru II
Serang Selatan/Baros
Bintaro III/Jombang
Teluk Naga II
Lippo Curug II
Serang Utara/Tonjong
Lengkong III
Tangerang Baru III
Jumlah

Rasio
Tegangan
kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

COD

2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2020
2020
2020

Sumber
Dana
ADB B4 (2004)
IBRD Scattered I
APBN 2011
APBN 2011
APLN 2010
ADB (Deutch)
APLN 2010
IBRD Scattered I
APBN 2011
APLN
APBN 2012
APBN 2012
JBIC/KE
JBIC II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Kapasitas
MVA
120

Kebutuhan
Dana
USD Juta
7,24

120

7,24

60
60
120
120
120
120
120
120
60
60
60
120
120
60
60
60
120
60
60
1.920

3,9
3,9
17,0
17,0
7,2
7,2
7,2
7,2
5,1
3,9
13,0
7,2
7,2
5,1
5,1
5,1
6,0
3,9
3,9
150,85

Selain itu juga diperlukan pengembangan/ uprating GI eksisting dengan


kapasitas 300 MVA dan kebutuhan dana sekitar USD 40,14 juta.

982

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengebangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV sepanjang 570 kms dengan
kebutuhan dana sekitar USD 538 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C3.6.
Tabel C3.6 Rencana Pembangunan SUTET 500 kV
No.

Dari

Ke

1
2
3
4
5
6
7
8

Balaraja
Balaraja
Lengkong
Bogor X
Bogor X
Banten PLTU
Bogor X
Tanjung Pucut

Suralaya Baru
Kembangan
Inc. (Blrja-Gndul)
Inc (Clgon-Cibinong)
Inc (Depok-Tsmya)
Inc. (Suralaya - Balaraja)
Tanjung Pucut
Ketapang
Jumlah

Jenis
Konduktor
4xDove
4xZebra
4xDove
4xDove
4xDove
4xDove
HVDC OHL
HVDC CABLE

Panjang
kms
80
80
4
60
6
40

COD
2011
2013
2014
2016
2016
2016

220
80
570

2016
2016

Biaya
USD juta
26,11
33,20
1,31
19,58
1,96
26,11
77,00
352,8
538,07

Pada tabel C.3.6 dapat dilihat bahwa terdapat rencana pembangunan transmisi
HVDC dari Bogor X ke Tanjung Pucut dan terus menyeberangi selat Sunda.
Transmisi ini merupakan bagian dari suatu sistem transmisi dengan teknologi
high voltage direct curent (HVDC) yang berfungsi untuk membawa listrik dari
PLTU batubara mulut tambang di Sumatra Selatan ke pulau Jawa.
Selaras dengan pembangunan GI 150 kV baru, diperlukan pembangunan
transmisi 150 kV terkaitnya sepanjang 1.242 kms dengan kebutuhan dana sekitar
USD 570,72 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C3.7.
Tabel C3.7 Rencana Pembangunan Transmisi

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Dari
Cikupa
Labuan PLTU
Tangerang Baru
PLTU Lontar
Rangkasbitung II
Rangkasbitung II
Saketi II
Saketi II
Spinmill Indah
Industri
Sulfindo Adi Usaha
Lengkong
Asahimas
II/Cinangka

Jenis
Konduktor

Balaraja
Saketi II
Cengkareng
Tangerang Baru
Saketi II
Kopo
Menes II
Rangkasbitung II
Inc. (New Balaraja - Citra
Habitat
Salira Indah
Serpong

2xTDrake
2xTACSR410
2xACCC570
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410

23
46
14
10
60
34
46
60

2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011

Biaya
USD
Juta
3,39
6,90
2,18
0,99
5,91
3,35
4,53
9,00

2xTACSR 410
1xACCC 330

8
0
12

2011
2011
2012

1,11
0,00
1,30

Inc. (Mnes-Asahi)

2xZebra

2012

0,99

Ke

983

Panj.
Kms

COD

Jenis
Konduktor

COD

Biaya
USD
Juta
7,88
33,06
0,79
0,79
0,28
0
0
0

Dari

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Malingping
Bintaro II
Lautan Steel
Millenium
Indoferro
JV KS POSCO
Interworld Steel Mills
Indorama Ventures

Saketi II
Bintaro
Inc. (Blrja-Millenium)
Inc. (Lautan-Citra)
Inc. (Clgon-Asahi)
Cilegon Baru
Maximangando
Lippo Curug

2xZebra
1xCU1000
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
2xTACSR 410
-

80
14
8
8
1
7
0
0

2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012

Serpong
Inc. (Clbru-Srang)
Inc. Legok-Lengkong
Citra Habitat
Lembursitu
Pelabuhan Ratu
Malingping

1xTACSR520
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra

18
8
10
24
82
70
70

2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014

1,94
0,99
1,80
4,50

27
28
29
30
31
32

Bintaro
Cilegon Baru II
Lengkong II
Balaraja
Pelabuhan Ratu
Bayah
Bayah
Puncak Ardi Mulya
II/GORDA
Balaraja New
Rawadano PLTP
Ciseeng
Dukuh Atas
Tangerang Baru II

Inc (Pucam-Kopo)
Millenium
Inc.(Menes-Asahimas)
Lengkong
Semanggi Barat
PLTU Lontar

2
30
60
20
4
26

2014
2015
2015
2016
2016
2016

0,20
4,50
9,00
2,00
0,60

33

Bogor X

Tanjung Pucut

220

2016

77,00

34
35
36

Tanjung Pucut
Serang II/Baros
Bintaro III/Jombang

Ketapang
Inc. (Saketi-Rangkas)
Inc.(Bntro-Srpng)

80
20
4

2016
2017
2017

352,80
1,97
0,60

37
38

Inc.(Lontar-Tgbru-2)
Lippo Curug

20
10

2017
2018

1,97
0,99

39

Teluk Naga II
Lippo Curug II
Serang
Utara/Tonjong

2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
2xCU800
2xTACSR410
2 pole, HVDC
OHL
2 pole, HVDC
CABLE
4 cct, 2xZebra
2xTACSR410
4 cct,
2xTACSR410
2xZebra
4 cct, 2xZebra

10

2020

1,97

40

Lengkong III

Serang
Inc.(Serpong-Lengkong
II)

1xACCC 330

10

2020

41

Tangerang Baru III

Tangerang Baru II
Jumlah

2xZebra

10
1.242

2020

25
26

Ke

Panj.
Kms

No.

8,08
6,90
6,90

2,60

0,99
570,72

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan
pelanggan baru sekitar 936 ribu pelanggan atau rata-rata 94.000 pelanggan
setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan
pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 7.575 kms, Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) sekitar 9.314 kms dan tambahan kapasitas Trafo
distribusi sekitar 2.157 MVA dengan kebutuhan investasi sekitar USD 954 juta,
seperti ditampilkan dalam Tabel C3.8 berikut.
984

Tabel C3.8 Rincian Pengembangan Distribusi


Tahun

JTM

JTR

Trafo

kms

kms

MVA

Total Investasi

Pelanggan

USD Juta

2011

1.197

850

180

84.450

141,9

2012

795

824

202

86.244

92,9

2013

477

825

175

88.042

71,5

2014

476

798

165

89.946

67,5

2015

575

867

182

92.088

76,9

2016

772

952

228

94.226

98,0

2017

812

984

228

96.480

101,1

2018

814

1.027

253

98.853

101,8

2019

837

1.072

267

101.384

103,1

821

1.115

276

104.064

100,1

7.575

9.314

935.777

954,8

2020
2011-2020

2.157

C3.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan
dan kebutuhan investasi untuk provinnsi Banten sampai dengan tahun 2020
adalah sebesar USD 6,1 milyar seperti tersebut dalam Tabel C3.9.
Tabel C3.9 Rangkuman

Tahun

Proyeksi Kebutuhan

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Sales

Produksi

Beban

Pembangkit

GI

T/L

Energy

Energi

Puncak

MW

MVA

kms

GWh

GWh

MW

Investasi
USD Juta

1507
2011

18.416

19.968

2.549

1.255

1.072

381

2012

19.785

21.447

2.735

319

720

133

2013

21.154

22.894

2.916

24

1.120

140

2014

22.692

24.545

3.123

12

1.300

156

2015

24.370

26.351

3.349

660

60

90

2016

26.302

28.404

3.605

660

180

756

2017

27.243

29.388

3.726

240

44

2018

28.402

30.606

3.876

110

60

10

2019

30.002

32.295

4.086

55

2020

31.692

34.041

4.302

240

30

3.095

4.992

1.740

Jumlah

985

542
214
170
951
1889
124
373
235
117
6.122

LAMPIRAN C.4
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAWA BARAT
C4.1. Kondisi Saat Ini
Beban puncak sistem kelistrikan di provinsi Jawa Barat saat ini sekitar 5.000 MW.
Beban dipasok oleh pembangkit yang berada di grid 500 kV dan 150 kV sebesar
4.950 MW.
Pembangkit di Jawa Barat yang berada di grid 500 kV adalah PLTG/PLTGU
Muara Tawar dan pembangkit yang berada di grid 150 kV adalah PLTP
(Kamojang, Darajat, Wayang Windu, Salak), PLTA (Ubrug, Kracak, Cikalong,
Jatiluhur, Plengan, Bengkok) dan PLTG Sunyaragi.
Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 5 GITET, yaitu Bandung Selatan, Cibatu,
Cirata, Tasik dan Mandirancan dengan kapasitas 5.000 MVA. Peta sistem
kelistrikan Jawa Barat ditunjukkan pada Gambar C4.1.

Gambar C4.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Jawa Barat Saat Ini

Kelistrikan Provinsi Jawa Barat terdiri atas 6 sub-sistem yaitu:

GITET Bandung Selatan memasok Kab/Kota Bandung dan Kota Cimahi.

GITET Cirata dan PLTA Jatiluhur memasok Kab. Purwakarta, Kab.


Subang dan Kab. Bandung Barat.
986

GITET Tasikmalaya dan PLTP Kamojang, Darajat dan Wayang Windu


memasok Kab. Tasikmalaya, Kab. Garut, Kab. Sumedang, Kab. Banjar
dan Kab. Ciamis.

GITET Mandirancan dan PLTG Sunyaragi memasok Kab. Cirebon, Kab.


Kuningan dan Kab. Indramayu

GITET Cibatu memasok Tambun Cikarang dan Kab. Karawang, Kab.


Bekasi.

PLTP Salak memasok Kab. Bogor , Kab. Cianjur dan Kab Sukabumi.

Rincian pembangkit terpasang seperti ditunjukkan pada Tabel C4.1.


Tabel C4.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang
No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Nama
Pembangkit
Ubrug
Kracak
M. Tawar B-1
M. Tawar B-2
M. Tawar
C. Listrindo
Salak
Salak IPP
Plengan
Lamajan
Cikalong
Bengkok
Dago
Parakan
Saguling
Cirata
Jatiluhur
Kamojang
Drajat
Drajat IPP
Wayang Windu
Sunyaragi 1-2
Sunyaragi 3-4
Drajat 3
Kamojang 4

Jenis

PLTA
PLTA
PLTGU
PLTG
PLTG
PLTG
PLTP
PLTP
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTG
PLTG
PLTP
PLTP

Jenis
B. Bakar
PLTA
PLTA
HSD
HSD
HSD
Gas
PLTP
PLTP
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
Gas
HSD
PLTP
PLTP

Jumlah

Pemilik

Indonesia Power
Indonesia Power
PJB
PJB
PLN
Swasta
Indonesia Power
Swasta
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
PJB
Swasta
Indonesia Power
Indonesia Power
Swasta
Swasta
Indonesia Power
Indonesia Power
Swasta
Swasta

Kapasitas
Terpasang
MW
18,4
18,9
640,0
280,0
858,0
150,0
165,0
165,0
6,9
19,6
19,2
3,2
0,7
9,9
700,7
1.008,0
150,0
140,0
55,0
70,0
220,0
40,2
40,1
110,0
60,0
4.948,6

C4.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan
kecenderungan
pertumbuhan
ekonomi
regional,
pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik tahun 2011 2020 diperlihatkan pada tabel C4.2.
987

Tabel C4.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Energy
Sales
Gwh

Produksi
Energy
GWh

2011

34.242

37.004

5.300

8.592.196

2012

37.158

39.801

5.701

9.044.105

2013

40.134

42.737

6.123

9.517.125

2014

43.219

45.941

6.583

10.012.046

2015

46.498

49.345

7.071

10.530.976

2016

49.871

52.889

7.580

11.073.744

2017

53.472

56.676

8.124

11.641.316

2018

57.315

60.721

8.705

12.234.709

2019

61.419

65.040

9.325

12.858.210

2020

65.803

69.675

9.991

13.508.438

7,6%

7,6%

7,6%

5,1%

Growth (%)

Beban
Puncak
MW

Pelanggan

C4.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Provinsi Jawa Barat memiliki bermacam sumber energi untuk pembangkit tenaga
listrik yang terdiri dari tenaga air 909 MW yang sebagian besar sudah
dikembangkan, minyak bumi sebesar 570 MMSTB, dan gas alam sebesar
3,7 TSCF, serta potensi panas bumi yang dapat dikembangkan diperkirakan
sebesar 6.066 MWe yang tersebar di 40 lokasi1.
Sebagian besar pasokan gas untuk Muara Tawar berasal dari Pertamina dan
PGN, namun ada juga sumber lain seperti Medco, Conoco Phillips dan
Petrochina yang memasok dalam jumlah kecil dan dalam jangka waktu yang
pendek. Pasokan gas tersebut akan terus menurun dan diperlukan LNG untuk
menutupi kekurangannya. Namun dengan harga LNG yang tinggi dan peran
Muara Tawar sebagai pemikul beban puncak, maka kebutuhan LNG di Muara
Tawar relatif tidak terlalu besar.
Pengembangan Pembangkit
Pengembangan pembangkit sampai dengan tahun 2020 sebesar 10.234 MW
dengan perincian ditampilkan pada Tabel C4.3 berikut.
1

Sumber: Draft RUKN 2010-2029

988

Selain itu juga terdapat potensi energi baru dan terbarukan berupa PLTSampah
Bantargebang 26 MW yang memanfaatkan energi dari sampah di Kota Bekasi
dan PLT Angin Viron Energy 10 MW di Sukabumi yang direncanakan beroperasi
pada tahun 2012-2013.
Tabel C4.3 Rencana Pengembangan Pembangkit
Sumber
Dana

Kapasitas
(MW)

COD

Indramayu

990.0

2011

On Going

FTP1

Muara Tawar Blok 5

234.0

2011

On Going

JBIC

PLTU

Pelabuhan Ratu

700.0

2012

On Going

FTP1

PLTU

Pelabuhan Ratu

350.0

2013

On Going

FTP1

PLN

PLTA

Jatigede

110.0

2015

Rencana

Unallocated

PLN

PS

Upper Cisokan Pump Storage

520.0

2016

Rencana

IBRD

PLN

PS

Upper Cisokan Pump Storage

520.0

2016

Rencana

IBRD

PLN

PLTU

1,000.0

2017

Rencana

JICA

No

Pemilik

Jenis

PLN

PLTU

PLN

PLTGU

PLN

PLN

Nama Proyek

Indramayu

Status

PLN

PLTU

Bekasi

600.0

2018

Rencana

Unallocated

10

PLN

PLTU

Bekasi

600.0

2019

Rencana

Unallocated

11

PLN

PLTU

Indramayu

1,000.0

2020

Rencana

JICA

12

Swasta

PLTM

Girimukti

8.0

2011

Rencana

IPP

13

Swasta

PLTM

Cijampang 2A

1.1

2011

Rencana

IPP

14

Swasta

PLTGU

Cikarang Listrindo

150.0

2011

On Going

IPP

15

Swasta

PLTU

Cirebon

660.0

2011

On Going

IPP

16

Swasta

PLTM

Pakenjeng Bawah

5.7

2013

Rencana

IPP

17

Swasta

PLTM

Cikaso

5.3

2013

Rencana

IPP

18

Swasta

PLTM

Cikaniki 2

5.0

2013

Rencana

IPP

19

Swasta

PLTM

Pakenjeng Atas

3.6

2013

Rencana

IPP

20

Swasta

PLTM

Cianten 2

3.0

2013

Rencana

IPP

21

Swasta

PLTM

Citaraje

3.0

2013

Rencana

IPP

22

Swasta

PLTM

Cianten 1

2.5

2013

Rencana

IPP

23

Swasta

PLTM

Cirompang

2.0

2013

Rencana

IPP

24

Swasta

PLTM

Cisanggiri

2.0

2013

Rencana

IPP

25

Swasta

PLTM

Cijampang 2B

1.2

2013

Rencana

IPP

26

Swasta

PLTM

Cijampang 1

1.1

2013

Rencana

IPP

27

Swasta

PLTM

Cikaniki 1

1.0

2013

Rencana

IPP

28

Swasta

PLTM

Sindang Cai

29

Swasta

PLTP

Patuha

30

Swasta

PLTM

Cileunca

0.8

2013

Rencana

IPP

60.0

2013

Rencana

IPP

1.0

2014

Rencana

IPP

31

Swasta

PLTM

Cimandiri

0.6

2014

Rencana

IPP

32

Swasta

PLTM

Cilakil/Malabar

0.3

2014

Rencana

IPP

33

Swasta

PLTP

Wayang Windu

110.0

2015

Rencana

IPP

34

Swasta

PLTP

Kamojang

30.0

2015

Rencana

IPP

35

Swasta

PLTP

Karaha Bodas

30.0

2015

Rencana

IPP

989

No

Pemilik

Jenis

Nama Proyek

36

Swasta

PLTA

Rajamandala

37

Swasta

PLTP

Patuha

38

Swasta

PLTP

Tangkuban Perahu 2

39

Swasta

PLTU

40

Swasta

PLTU

41

Swasta

42

Swasta

43

Swasta

Kapasitas
(MW)

COD

Sumber
Dana

Status

47.0

2015

Rencana

IPP

120.0

2015

Rencana

IPP

30.0

2015

Rencana

IPP

PLTU Jawa-1

660.0

2015

Rencana

IPP

PLTU Jawa-3

660.0

2016

Rencana

IPP

PLTU

PLTU Jawa-3

660.0

2017

Rencana

IPP

PLTP

Kamojang

60.0

2016

Rencana

IPP

PLTP

Karaha Bodas

110.0

2016

Rencana

IPP

44

Swasta

PLTP

Cibuni

10.0

2016

Rencana

IPP

45

Swasta

PLTP

Tangkuban Perahu 2

30.0

2016

Rencana

IPP

46

Swasta

PLTP

Wayang Windu

110.0

2017

Rencana

IPP

47

Swasta

PLTP

Cisolok-Cisukarame

50.0

2017

Rencana

IPP

48

Swasta

PLTP

Tangkuban Perahu 1

110.0

2018

Rencana

IPP

49

Swasta

PLTP

Tampomas

45.0

2018

Rencana

IPP

50

Swasta

PLTP

Cisolok-Cisukarame

55.0

2018

Rencana

IPP

51

Swasta

PLTP

Gn Ciremai

55.0

2019

Rencana

IPP

52

Swasta

PLTP

Gn Ciremai

55.0

2019

Rencana

IPP

Swasta

PLTP

Cisolok-Cisukarame

55.0

2019

Rencana

IPP

53

Jumlah

10,633.2

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Gardu Induk
Diperlukan pembangunan GITET 500 kV tersebar di 25 lokasi dengan kapasitas
sekitar 9.500 MVA seperti pada Tabel C4.4.
Tabel C4.4 Rencana Pengembangan GITET 500 kV

No

Lokasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Mandirancan
Cibatu
Bandung Selatan
Depok
Mandirancan
Tasikmalaya
Ujung Berung
Bekasi

13

Muaratawar

Depok
Ujung Berung
Muaratawar
Gandul

Sumber
Dana
APLN 2010
APLN 2010
APLN 2010
APLN 2010
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN 2009
KE Paket 1
KE Paket 1
KE Paket 1
&7

COD

Kapasitas
(MVA)

2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011

166
166
166
166
500
500
500
500

2011
2011
2012
2012
2013

990

Kebutuhan
Dana
USD Juta

Keterangan

500
500
166
166

3,7
3,7
3,7
3,7
14,6
14,6
14,6
14,6
14,6
31,0
3,7
3,7

Spare
Spare
Spare
Spare (Ex. Rekondisi)
Program N-1 (IBT-3)
Program N-1 (IBT-2)
Program N-1 (IBT-2)
Penghematan BBM (IBT-4)
Penghematan BBM (IBT-2)
GITET Baru
spare IBT
spare IBT

1.000

30,7

Ext. IBT Baru

No

Lokasi

Sumber
Dana

COD

14
15
16
17
18
19

Tambun 500
Mandirancan
Upper Cisokan PS
Bogor X dan Converter St
Mandirancan
Cigereleng II/Cikalong

JBIC II
JICA
IBRD
JICA HVDC
APBN
Unallocated

2016
2016
2016
2016
2016
2016

20
21
22
23
24
25

Cibatu
Cibatu Baru
Indramayu PLTU 1000
Matenggeng PS
Cirata
Cirata

JICA
Unallocated
JICA
Unallocated
Unallocated
Unallocated

2017
2017
2017
2019
2019
2019

Jumlah

Kapasitas
(MVA)
1.000

1000
500

Kebutuhan
Dana
USD Juta
41,8
9,0
6,0
726,3
3,0
30,6

500
500

6,0
45,8
18,0
6,0
14,6
14,6

9.496

1.078,8

1.000

Keterangan
GITET Baru
Diameter Ext, arah Pemalang
GITET Baru/KIT
GITET Baru
Diameter Ext, arah Pemalang
GITET Baru
Diameter Ext, arah
Indramayu PLTU 1000
GITET Baru (IBT-1-2)
GITET Baru/KIT
GITET Baru/KIT
IBT-3
IBT-4

Selain itu untuk melayani konsumen diperlukan pembangunan GI baru 150 kV


yang tersebar di 60 lokasi dengan kapasitas 6.030 MVA dengan biaya USD
450,8 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C4.5.
Tabel C4.5 Rencana Pengembangan GI 150/20 kV

No

Nama Gardu Induk

1
2
3

Bekasi Power (PLTG)


Braga (GIS)
Cibabat II/Leuwigajah (GIS)
Ujung Berung
New/Rancakasumba baru
Bogor Kota (GIS)
Cileungsi II/Jonggol
Cimanggis II/Tengah
Pelabuhan Ratu Baru
Bekasi Utara/Tarumajaya
Cikarang Lippo
Cikedung
Cikijing
Dago Pakar/Cimenyan
Dayeuhkolot (GIS)
Jatiluhur Baru
Kanci
Karang Nunggal
Kiaracondong II/Rancanumpang
Malangbong Baru
Sukatani /Gobel
Tanggeung
Kadipaten Baru
Muaratawar
Bekasi II/Pinggir Kali
Bogor Baru II/Tajur (GIS)
Bunar Baru

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Rasio
Tegangan
kV
150/20
150/20
150/20

COD

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

991

60
120

2011

APLN 2011
ADB (Deutch)
ADB (Deutch)

Kebutuhan
Dana
USD Juta
3,17
17,01

120

23,2

2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2016

APLN
ADB (Deutch)
APLN
APBN 2011
APBN 2011
ADB (Deutch)
APLN 2010
ADB (Deutch)
APBN 2009/10
ADB B4
ADB (Deutch)
APBN 2011
APLN 2010
APBN 2009/10
APLN
APLN
APLN 2010
APLN
APBN 2013
KE Paket 7
APBN 2014
APBN 2011
JBIC II

60
120
120
120
120
120
60
60
60
120
120
60
60
30
120
120
60
30
120
60
120
120
120

5,1
17,0
6,0
7,2
6,0
6,0
3,9
5,1
5,1
6,0
17,0
3,9
5,1
3,9
7,2
7,2
3,9
3,2
7,2
5,1
7,2
17,0
7,2

2011
2011

Sumber
Dana

Kapasitas
MVA

No

Nama Gardu Induk

27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Arjawinangun Baru
Bandung Selatan II/Soreang
Bekasi II/Pinggir Kali
Cangkring Baru/Kapetakan
Cibabat III/Gunung Batu
Cikumpay II/Sadang
Kuningan Baru
Rengas Dengklok Baru
Subang Baru
Sumedang Baru/Tj.Sari
Surade
Parakan Kondang Baru
Tambun II/Pasar Kalong
Ciawi Baru II/Cisarua
Cibadak Baru II/Cicurug
Cianjur II/Rajamandala
Indramayu Baru
Kiaracondong III/Cinambo
Padalarang Baru II/Ngamprah
Cigereleng II/Cibolerang (GIS)

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

Jababeka II/Pamahan
Kosambi Baru II/Cilamaya
Fajar Surya W II/Muktiwari
Pangandaran Baru/Cikatomas
Poncol Baru II/Bj.Menteng
Rancakasumba II/Sangian
Cianjur III/Cipanas
Cikasungka II/Nagreg
Garut II
Lagadar II/Bojong
Kosambi Baru II/Cilamaya
Lembang 150 kV
Ujung Berung II/Bojong Melati
Cigereleng II/Cikalong (GIS)
Jumlah

Rasio
Tegangan
kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

COD

Sumber
Dana

2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020

APBN 2009/10
APBN 2009/10
APBN 2009/10
APLN 2012
APBN 2009/10
APBN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
APLN 2012
JBIC II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
APBN 2012
Scattered II
JBIC II
JBIC II
JBIC II
Unallocated
IBRD
Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated
Unallocated

Kapasitas
MVA
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
60
30
120
120
120
120
120
120
120
120

Kebutuhan
Dana
USD Juta
7,2
7,2
7,2
7,2
6,0
7,2
7,2
6,0
7,2
6,0
3,9
5,1
7,2
7,2
7,2
7,2
7,2
6,0
7,2
23,2

60
60
120
60
120
120
120
120
60
120
60
120
120
120
6.030

5,1
3,9
7,2
3,9
7,2
6,0
6,0
6,0
5,1
7,2
3,9
6,0
6,0
23,2
450,88

Selain itu diperlukan juga extension dan uprating terhadap GI eksisting dengan
tambahan trafo 7.270 MVA dan kebutuhan dana sekitar USD 366,02 juta.

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV sepanjang 622 kms dengan
kebutuhan dana sekitar 250,7 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C4.6.

992

Tabel C4.6 Rencana Pembangunan SUTET 500 kV


No.

Dari

1
2
3

Ujungberung
Tambun
Tambun 500 kV
Upper Cisokan PLTA
(Kit)
Cigereleng II/Cikalong
Jawa-3 PLTU
Indramayu
Cibatu Baru
Indramayu PLTU
Matenggeng PLTA

4
5
6
7
8
9
10

Ke

Jenis
Konduktor
4xDove
4xDove
4xDove

Inc. (Mdcan-Bdsln)
Cibatu
Inc. (Bkasi-Cibinong)
Incomer (Cibng-Sglng)
Dbphi. (BogorX-Tasik)
Mandirancan
Mandirancan
Inc (Cbatu-Mtwar)
Cibatu
Inc (Tasik-Rawalo)
Jumlah

Panjang
kms
2
40
2

2011
2014
2016

Biaya
USD juta
0,7
13,1
0,7

30

2016

11,2

4
50
200
4

2016
2016
2017
2017

1,3
20,75
83,0
1,5

270
20
622

2017
2019

112,1
6,5
250,7

4xGannet
4xDove
4xZebra
4xZebra
4xGannet
4xZebra
4xDove

COD

Selaras dengan pembangunan GIS 150 kV, diperlukan pembangunan transmisi


terkaitnya sepanjang 3.755 kms dengan kebutuhan dana sekitar USD 552 juta
seperti ditampilkan dalam Tabel C4.7.
Tabel C4.7 Rencana Pembangunan Transmisi

No.

Dari

Ke

Jenis
Konduktor

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Bogor Baru
Cibadak Baru II
Braga (GIS)
Cibabat II/Leuwigajah (GIS)
Patuha PLTP
U.Berung New/R.kasumba baru
U.Berung New/R.kasumba baru
Bekasi Power (PLTG)
Bekasi Power (PLTG)
Cibinong
Bogor Baru
Bogor Kota (GIS)
Kedung Badak Baru
Ciawi Baru
Cimanggis II/Kotakembang
Lembursitu Baru
Lembursitu Baru
Pelabuhan Ratu Baru
Bekasi Utara/Tarumajaya
Cikarang Lippo
Cikedung
Cikijing
Dago Pakar
Dayeuhkolot (GIS)
Jatiluhur Baru
Kanci
Karang Nunggal
Kiaracondong II/Rancanumpang

Ciawi Baru
Jabar Selatan PLTU
Cigereleng
Inc. (Cbbat - Cbrem)
Lagadar
Ujung Berung
Inc. (Ubrng-Rckek)
Jababeka
Jababeka
Sentul
Sentul
Kedung Badak Baru
Depok III
Cibadak Baru II
Inc. (Kdbdk-Depok III)
Cianjur
Pelabuhan Ratu PLTU
PLTU Pelabuhan Ratu
Inc. (Bkasi-Ksbru)
Inc. (Gdmkr-Cbatu)
Inc. (Jtbrg - Hrgls)
Mandirancan
Inc (Badut-Ujbrg)
Inc (Bdsln-Cgrlng)
Jatiluhur PLTA
Inc. (PLTU Kanci-Brebes)
Tasikmalaya New
Inc. (Krcdg-Ubrng)

2xZebra
2xTACSR520
1xCU800
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xDove
1xHawk
1xACCC 330
1xACCC 330
1xCU1000
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
1xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR 410
2xZebra
2xZebra

993

Panj.
Kms
17
140
16
12
70
10
10
10,2
10,2
24
20
10
46
52
7,2
64
64
60
2
10
40
80
10
3
20
12
32
16

COD

2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012

Biaya
USD
Juta
1,7
25,2
37,8
1,2
6,9
1,3
1,3
1,5
1,1
1,5
1,2
23,6
4,5
5,1
2,0
6,3
9,6
5,9
0,2
0,7
3,9
7,9
1,0
0,3
2,0
2,4
3,2
1,6

No.

Dari

Ke

29
30
31

Sukatani /Gobel
Tanggeung
Sukatani /Gobel

Jababeka
Cianjur
Inc. (Bkasi-Ksbru)

32
33

Bandung Selatan
Kosambi Baru

34
35

Jui Shin Indonesia


Win Textile

36

Hankook Tire Indonesia

37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

Multistrada Arah Sarana


Indorama Synthetic
Wisma Karya Prasetya
Bekasi
Karaha Bodas PLTP
Malangbong Baru
Kadipaten II
Muaratawar
Plumpang
Rancaekek
Jatibarang
Cisolok Sukarame PLTP
Bekasi II
Bogor Baru II/Tajur (GIS)
Kracak Baru
Bunar Baru
Bunar Baru
Tangkuban Perahu I PLTP

55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76

Tangkuban Perahu II PLTP


Tampo Mas PLTP
Kamojang
Cisolok Sukarame PLTP
Arjawinangun Baru
Babakan II
Bandung Selatan II/Ketapang
Bandung Timur II
Cangkring Baru
Cibabat III
Cikumpay II/Sadang
Kuningan Baru
Majalaya Baru
Rengasdengklok Baru
Subang Baru
Sumedang Baru/Tj.Sari
Cibuni PLTP
Cibeureum
Kamojang
Wayang Windu
Bandung Selatan
Drajat

Cigereleng
Bekasi
Inc.double phi (CbatuClngsi)
New Jatiluhur
Inc.double phi (CbatuJbeka)
Inc,double phi (KsbruBkasi)
Indorama
Kiarapayung
Inc, Tx,(Plpang-MTawar)
Garut
New Tasikmalaya
Inc. (Sragi-Rckek)
Inc. Tx.(Bkasi-Plumpang)
Inc. Tx.(Bkasi-MTawar)
Sunyaragi
Balongan
Pelabuhan ratu
Inc (Bkasi-Ksbru)
Bogor Baru
Kedung Badak
Rangkasbitung II
Kracak Baru
Bandung Utara
Inc (TPerahu I -Bandung
Utara)
Inc.(Rckek-Ckska)
Kamojang Bus 4
Pelabuhan Ratu
Inc.(Jtbrg-Mdcan)
Inc.(Kanci-Brbes)
Incomer (Cgrlng-Bdsln)
Ujungberung
Inc. (Jtbrg-Haurgelis)
Padalarang
Inc. (Crata-Ckpay)
Inc. (Ckjing - Mdcan)
Rancakasumba
Inc (Ksbru-Bkasi)
Purwakarta
Ujungberung
Inc.(Cnjur-Tngng)
Inc. (Cbabat-Cbabat II))
Drajat
Kamojang
Wayang Windu
Tasikmalaya

994

Jenis
Konduktor

20
100

2012
2012

Biaya
USD
Juta
2,0
4,2

10

2012

1,5

26,4
118

2012
2012

8,6
17,7

10
10

2012
2012

1,1
2,9

2012

1,1

2xTACSR 410
CU 2x240
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
1xACCC 360
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra

10
10
10
16
40
94
20
40
16
24,2
34
120
10
10
20
72
30
10

2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

1,1
0,0
1,0
1,6
3,9
9,3
2,0
3,9
1,6
1,5
1,5
11,8
1,5
1,0
2,0
10,8
4,5
1,0

2xZebra
2xTACSR410
2xACCC 330
2xZebra
2xZebra
2xTACSR 410
2xACCC
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra

10
70
1
120
20
28
10
18
20
12
10
40
30
4
30
10
100
7
22
32
33
65

2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

1,0
10,5
0,3
11,8
2,0
2,8
1,0
1,8
2,0
1,2
1,0
3,9
3,0
0,4
3,0
1,0
6,0
0,7
2,2
3,2
3,3
6,4

2xZebra
1xHawk
2xTACSR410
2xACCC
DOVE
2xTACSR410
1xZebra
1xTACSR520
2xZebra

Panj.
Kms

COD

No.

Dari

77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94

New Tasikmalaya
Bandung Selatan
Cibatu
Malangbong
Semen Sukabumi Industri
Lagadar
Kosambi Baru
Jatiluhur Baru
Tambun New
Tambun 150 kV
Surade
Parakan II/Jt. Gede
Bogor baru
Ciawi Baru II
Cibadak Baru II/Cicurug
Bengkok II
Cianjur II/Rajamandala
Indramayu baru

95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114

Kiaracondong III/Cinambo
Padalarang Baru II
Cigereleng II/Cikalong
Bogor X
Jababeka II
Kosambi Baru II
Fajar Surya W II
Pangandaran II/Cikatomas
Poncol Baru II/Bj.Menteng
Rancakasumba II/Sangian
Cianjur III/Cipanas
Cikasungka II/Nagreg
Garut II
Lagadar II
PLTP Gunung Ciremai
PLTP Gunung Endut
Dawuan II/Cipasanggrahan
Kosambi Baru II/Cilamaya
Lembang 150 kV
Ujung Berung II/Bojong Melati

Ke
Tasik Lama (Tx-Ciamis)
Garut
Mandirancan
Cikijing
Lembursitu
Padalarang
Jatiluhur Baru
Padalarang
Inc. (Pdklp-Tmbun)
Inc. (Pdklp-Tmbun)
Pelabuhan Ratu Baru
Inc (Rckek-Sragi)
Kedung Badak
Inc. (Bgbru-Cnjur)
Inc (Cbdru-Ciawi)
Ujungberung
Inc. (Cnjur-Cgrlg)
Inc. (Hrgls-Skmdi)
Kiaracondong
II/Rancanumpang
Inc.(Padalarang-Cibabat)
Inc (Cgrlg-Lgdar)
Inc. (Bunar-Kracak)
Inc (Jbeka-Cbatu)
Inc. (Ksbru - Bkasi)
Inc. (Ksbru-Bkasi)
Banjar
Inc. (Tmbun-Pncol)
Rancakasumba
Cianjur II/Rajamandala
Cikasungka
Inc. (Garut-Bdsln)
Incomer (Lgdar-Pdlrg)
Mandirancan
Rangkasbitung
Dawuan
Kosambi Baru
Bandung Utara
Ujung Berung New
Jumlah

Jenis
Konduktor

Panj.
Kms

COD

2xZebra
2xZebra
4xZebra
2xZebra
1xHawk
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra

64
33
260
80
10
21,66
45,8
89,08
10
60
10
20
10
40
20
10
8
20

2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016

2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra

20
20
4
8
20
16
100
100
20
20
8
12
40
8
20
40
10
10
20
10
3.755

2016
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan
pelanggan baru sekitar 5,3 juta pelanggan atau rata-rata 530.000 pelanggan
setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan
pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 21.436 kms, Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) sekitar 27.018 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 2.735 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel C4.8.
995

Biaya
USD
Juta
6,3
3,3
97,2
7,9
2,8
2,1
4,5
8,8
8,8
10,8
1,0
2,0
1,5
3,9
2,0
0,6
0,8
1,0
2,0
2,0
0,8
0,6
2,0
1,6
19,7
9,9
2,0
2,0
0,8
1,2
3,9
0,8
3,9
7,9
1,0
1,0
2,0
1,0
551,97

Tabel C4.8 Rincian Pengembangan Distribusi

Tahun

JTM

JTR

Trafo

kms

kms

MVA

Pelanggan

Total Investasi
USD Juta

2011

1.735

2.424

146

426.798

144,8

2012

1.819

2.489

349

447.462

186,5

2013

1.903

2.546

235

468.068

170,2

2014

1.990

2.605

273

489.504

182,5

2015

2.086

2.673

237

512.891

187,2

2016

2.180

2.733

303

536.169

202,6

2017

2.279

2.793

260

560.361

205,5

2018

2.381

2.855

318

585.494

220,7

2019

2.488

2.918

316

611.912

230,2

2020

2.601

2011-2020

21.463

2.983

298

27.018

639.522

2.735

238,7

5.278.179

1.968,9

C4.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan di provinsi Jawa
Barat sampai dengan tahun 2020 adalah USD 24,3 milyar. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan
investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel C4.9.
Tabel C4.9 Rangkuman
Tahun

Proyeksi Kebutuhan
Sales
Produksi
Beban
Energy
Energi
Puncak
GWh
GWh
MW

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Pembangkit
GI
T/L
MW
MVA
kms

Investasi
USD
Juta

2011

34.242

37.004

5.300

2043

6.114

297

2.363

2012

37.158

39.801

5.701

700

2.522

901

980

2013

40.134

42.737

6.123

446

1.440

284

910

2014

43.219

45.941

6.583

2.280

1.451

568

2015

46.498

49.345

7.071

1137

480

167

2.666

2016

49.871

52.889

7.580

1910

4.180

336

5.588

2017

53.472

56.676

8.124

1820

1.600

510

3.832

2018

57.315

60.721

8.705

810

1.320

240

2.477

2019

61.419

65.040

9.325

765

1.930

148

2.174

2020

65.803

69.675

9.991

Jumlah

996

1000

900

50

2.706

10.633

22.766

4.384

24.264

LAMPIRAN C.5
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAWA TENGAH

C5.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di provinsi Jawa Tengah saat ini sekitar 2.900
MW. Beban dipasok oleh pembangkit yang berada di grid 500 kV dan grid 150 kV
dengan kapasitas hingga 3.675 MW.
Pembangkit listrik di Jawa Tengah yang berada di grid 500 kV adalah PLTU
Tanjung Jati B dan di grid 150 kV adalah PLTGU/PLTU Tambak Lorok, PLTU
Cilacap, PLTP Dieng, PLTA Mrica dan PLTA tersebar dengan total kapasitas
terpasang 3.675 MW.
Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 2 GITET, yaitu Ungaran dan Pedan,
dengan kapasitas 2.500 MVA. Peta sistem kelistrikan Jawa Tengah ditunjukkan
pada Gambar C5.1.

Gambar C5.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Jawa Tengah Saat Ini

997

Kelistrikan Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 3 sub-sistem yaitu:


1. GITET Ungaran dan PLTGU/PLTU Tambak Lorok memasok Kota
Semarang, Kab. Salatiga, Kab. Demak, Kab. Jepara, Kab. Rembang, Kota
Salatiga, Kab. Blora, Kab. Pati, Kab. Batang, Kab. Pemalang, Kab.
Pekalongan, Kab. Brebes, Kab. Kendal dan Kota Tegal.
2. GITET Pedan memasok Kota Surakarta, Kab. Wonosobo, Kab. Wonogiri,
Kab. Tumenggung, Kab. Magelang, Kab. Klaten, Kab. Wonosobo, Kab.
Sragen dan DIY.
3. PLTU Cilacap memasok Kab. Cilacap, Kab. Banyumas, Kab. Purworejo,
Kab. Purbalingga dan Kab. Kebumen.
Rincian pembangkit terpasang seperti ditunjukkan pada Tabel C5.1.
Tabel C5.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang
No.

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis
B. Bakar

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Jelok
Timo
Ketenger
Gerung
Wonogiri
Sempor
Mrica
Wadas Lintang
Kedung Ombo
Lambu
Pengkol
Selorejo
Tambak Lorok 1-2
Tambak Lorok 3
Cilacap 1-2
Tanjung Jati B 1-2
Cilacap
Tambak Lorok Blok 1
Tambak Lorok Blok 2
Dieng

PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTGU
PLTP

PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
MFO
MFO
Batubara
Batubara
HSD
HSD
HSD
PLTP

Jumlah

Pemilik

Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Swasta
IPP
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Swasta

Kapasitas
Terpasang
MW
20,5
12,0
8,0
26,4
12,4
1,0
180,9
18,0
22,5
1,2
1,4
1,4
100,0
200,0
600,0
1.320,0
55,0
517,0
517,0
60,0
3.674,6

C5.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan
kecenderungan
pertumbuhan
ekonomi
regional,
pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik tahun 20112020 diperlihatkan pada tabel C5.2.
998

Tabel C5.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Energy
Sales
Gwh

Produksi
Energy
GWh

Beban
Puncak
MW

Pelanggan

2011

16.642

17.897

2.906

7.016.205

2012

17.959

19.309

3.136

7.287.907

2013

19.342

20.791

3.376

7.561.748

2014

20.850

22.400

3.638

7.836.557

2015

22.476

24.134

3.919

8.114.601

2016

24.253

26.027

4.227

8.392.834

2017

26.203

28.105

4.564

8.672.847

2018

28.340

30.381

4.934

8.953.686

2019

30.684

32.876

5.339

9.235.389

2020

33.482

35.854

5.823

9.555.188

8,8%

8,1%

8,1%

3,5%

Growth (%)

C5.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi tenaga air yang dapat dikembangkan
mencapai 385 MW dan panas bumi yang diperkirakan mencapai 1.626 MWe
yang tersebar di 14 lokasi serta batubara sebesar 0,82 juta ton1.
Saat ini PLTGU Tambak Lorok masih beroperasi dengan menggunakan BBM.
Pasokan gas untuk Tambak Lorok diperkirakan baru akan ada mulai tahun 2013
(dari SPP) dan 2015 (dari Petronas). Selain itu Pertagas berencana untuk
membangun FSRU LNG di Tambaklorok untuk memasok gas ke pembangkit
PLN di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasokan gas tersebut akan dialirkan
melalui pipa yang rencananya akan dibangun dengan menghubungkan Grati,
Gresik, Tambak Lorok hingga Cirebon (telah ada pipa gas dari Cirebon hingga ke
Jakarta). Pembangunan pipa Trans-Jawa itu sangat bermanfaat untuk
mengintegrasikan pasokan gas ke pembangkit dan mempermudah manuver
pasokan gas. Namun demikian, kebutuhan LNG untuk pembangkit-pembangkit
yang dapat dipasok dari pipa Trans-Jawa masih perlu dikaji lebih dahulu dengan
mempertimbangkan pasokan gas eksisting dan tingginya harga LNG.

Sumber: Draft RUKN 2010-2029

999

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sebesar 7.301 MW dengan perincian seperti ditampilkan
pada Tabel C5.3 berikut.

Tabel C5.3. Rencana Pengembangan Pembangkit


No

Pemilik

Jenis

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTA
PS
PS
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTP
PLTU
PLTP
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP
Jumlah

Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

Nama Proyek
Rembang
Tanjung Jati B Exp
Tanjung Jati B Exp
Tambaklorok
Cilacap Baru/Adipala
Karangkates
Matenggeng PS
Matenggeng PS
Gelang
Singgi
Kincang
Merden
Rakit
Sigebang
Kunci Putih
Logawa-Sunyalungu
Logawa-Baseh
Dieng
PLTU Jawa-2
Dieng
Jawa Tengah (PPP)
Jawa Tengah (PPP)
Dieng
Guci
Ungaran
Baturaden
Candi Umbul - Telomoyo
Dieng
Guci
Gunung Lawu
Ungaran
Baturaden
Cibareno-1
Gunung Lawu
Ungaran

1000

Kapasitas
(MW)
630
660
660
150
660
100
450
450
0,3
0,2
0,3
0,4
0,5
0,5
1,0
2,0
3,0
55
600
60
1.000
1.000
55
55
55
110
55
55
55
55
85
110
18
55
55
7.301

COD
2011
2011
2012
2014
2014
2015
2019
2020
2011
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2015
2015
2016
2016
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2020

Status
On Going
On Going
On Going
Plan
On Going
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan
Plan

Sumber
Dana
Perpres
JBIC
JBIC
JICA
Perpres
Plan
Plan
Plan
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Gardu Induk
Diperlukan pembangunan GITET 500 kV tersebar di 5 lokasi dengan kapasitas
sekitar 3.500 MVA seperti pada Tabel C5.4.

Tabel C5.4. Rencana Pengembangan GITET

No

1
2
3
4
5
6

Lokasi

Ungaran
Tanjung Jati
Rawalo/Kesugihan
Pemalang 500 kV
Jateng PLTU IPP
Ungaran

Sumber
Dana

COD

APLN
IPP
APLN
JICA
IPP
Unallocated

2011
2013
2014
2016
2016
2020

Jumlah

Kapasitas
(MVA)

Kebutuhan
Dana
USD Juta

500

14,6

1.000
500
1.000

30,6
31,0

500
3.500

14,6
90,91

Keterangan
Penghematan BBM
(IBT-3)
IBT-1, IBT-2
GITET Baru
GITET Baru
GITET Baru/KIT
IBT-4

Selanjutnya, untuk melayani konsumen diperlukan pembangunan GIS/GI 150 kV


baru tersebar di 16 lokasi dengan kapasitas 1.260 MVA dengan kebutuhan dana
USD 78,3 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C5.5.
Tabel C5.5 Rencana Pengembangan GI 150/20 kV

No
1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Nama Gardu Induk


Tanjung Jati
Nguntoronadi
Kebasen II/Balapulang
Gondangrejo/Palur II
Pati II
New Pemalang
Bantul Baru
Bantul Baru/ Piyungan
Kudus II
Tambak Lorok Baru
Pekalongan II/Kajen
Pandeanlamper Baru
Sanggrahan II/Rajeg
Kalibakal II
Banyudono Baru
Jumlah

Rasio
Tegangan
kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

COD

Sumber
Dana

2011

APLN
IBRD
IBRD
IBRD
Unallocated
Unallocated
Unallocated
JBIC II
JBIC II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
IBRD Scattered II
Unallocated
Unallocated
Unallocated

2012
2013
2013
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2019

1001

Kapasitas
MVA
60

Kebutuhan
Dana
USD Juta
2,10

60
60
60
60

6,00
5,13
3,90
5,13

60
120
120
120
60
60
120
120
120
60
1.260

5,13
7,24
5,13
5,13
3,90
5,13
6,00
7,24
7,24
3,90
78,30

Selain itu diperlukan extension dan uprating terhadap GI eksisting dengan


menambah unit trafo 6.526 MVA dengan kebutuhan dana sekitar USD 240 juta.
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV sepanjang 834 kms dengan
kebutuhan dana sekitar USD 352 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C5.6.
Tabel C5.6. Rencana Pengembangan SUTET 500 kV
No.

Dari

Ke

1
2
3
4
5
6
7

Tanjung Jati
Rawalo/Kesugihan
Rawalo/Kesugihan
Tambun
Pemalang
Pemalang
Jateng PLTU

Inc Tx (Ungar-Pedan)
Dbphi (Pedan-Tasik)
PLTU Adipala
Cibatu
Tx (Ungar-Pedan)
Mandirancan
Pemalang 500 kV
Jumlah

Jenis
Konduktor
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xGannet
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xDove
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xZebra
2 cct, 4xZebra

Panjang
kms
260
4
4

COD
2013
2014
2014

Biaya
USD juta
107,90
1,50
11,62

40
126
360
40

2014
2016
2016
2016

13,06
52,29
149,40
16,60

834

352,36

Selaras dengan pembangunan GIS 150 kV, diperlukan pembangunan transmisi


terkaitnya sepanjang 1.386 kms dengan kebutuhan dana sekitar USD 185 juta
seperti ditampilkan dalam Tabel C5.7.
Tabel C5.7 Rencana Pengembangan Transmisi

No.

Dari

Ke

Jenis

Panj.

Konduktor

Kms

COD

Biaya
USD
Juta

Tanjung Jati

Sayung

2xTACSR520

120

2011

Kebasen II/Balapulang

Sayung

Inc. (Kbsen-Bmayu)
Inc Tx (BawenTbrok)

21,60

2xZebra

2011

0,39

Pracimantoro/Nguntoronadi

Inc.(Pctan-Wngri)

2xZebra

20

2011

1,97

2xTACSR410

10

2012

1,50

Weleri

Klaten

Ungaran

2xHawk

76

2012

5,80

Pedan

2xZebra

13

2012

2,50

Kudus

Purwodadi

2xZebra

63

2012

6,23

Purwodadi

Ungaran

2xZebra

68

2012

Sunyaragi

Brebes

2xTACSR410

73

2012

6,72
7,17

10

Apac inti Corpora

Bawen

2xZebra

2012

11,11

11

Temanggung

Wonosobo

1xTHawk

22

2013

2,64

12

Wonosobo

Secang

2xTACSR 240

96

2013

12,00

13

Ungaran PLTP

Inc(Ungaran-Jelok)

1xTACSR240

80

2014

8,00

14

Rawalo

Gombong

2xZebra

86

2014

8,47

15

Pati II

2xZebra

20

2015

1,97

16

Baturaden PLTP

Pati
Inc.(RawaloKalibakal)

2xTACSR410

40

2015

6,00

17

Guci PLTP

Inc.(Klbkl-Bmayu)

2xTACSR410

40

2015

6,00

18

Bumiayu

Kebasen

2xZebra

86

2015

8,47

19

Bumiayu

Kalibakal

2xZebra

72

2015

7,09

1002

20

Pekalongan

Batang

2xZebra

33

2015

3,23

21

Pemalang

Pekalongan

2xZebra

62

2015

6,11

22

Kebasen

Pemalang

2xZebra

56

2015

23

Kebasen

Brebes

2xTACSR410

30

2015

5,52
2,96

24

Batang

Weleri

2xTACSR410

62

2015

6,11

25

Pemalang New

2xTACSR410

40

2016

1,97

26

Bantul Baru/ Piyungan

(inc Btang-Wleri)
Inc.(BantulWonosari)

2xZebra

10

2016

27

Kudus II

Inc.(Kudus-Jpara)

2xZebra

10

2016

0,99

28

Tambaklorok II

Tambaklorok

2xZebra

29

Pekalongan II/Kajen

Inc. (Pklon-Pmlang)

2xZebra

20
20

2017
2017

1,97
1,97

30

Pandeanlamper II

Pandeanlamper

1xCU1000

10

2017

23,61

31

Sanggrahan II/Rajeg

Inc.(Sgrahan-Medari)

2xTACSR410

10

2018

1,50

32

Kalibakal II

Inc.(Klbkl-Bmayu)

2xZebra

20

2018

1,97

33

Banyudono Baru

2xZebra

10

2019

0,99

Inc.(Mjngo-Jajar)
Jumlah

1.386

0,99

185,51

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan
pelanggan baru sekitar 3 (tiga) juta pelanggan atau rata-rata 300.000 pelanggan
setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan
pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 15.722 kms, Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) sekitar 28.483 kms dan tambahan kapasitas Trafo
distribusi sekitar 2.828 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel C5.8 berikut.
Tabel C5.8 Pengembangan Distribusi
Tahun

JTM

JTR

Trafo

kms

kms

MVA

Pelanggan

Total Investasi
USD Juta

2011

1.058

1.665

165

241.002

75,0

2012

1.869

3.140

312

263.053

126,0

2013

1.264

2.171

216

274.331

91,8

2014

1.403

2.439

242

286.216

101,3

2015

1.433

2.654

263

298.759

106,6

2016

1.703

2.888

287

312.016

119,6

2017

1.712

2.983

296

311.261

121,4

2018

1.740

3.234

321

325.015

127,3

2019

1.745

3.507

348

339.632

132,9

2020
2011-2020

1.797
15.722

3.803

378

28.483

2.828

355.198
3.006.483

140,4
1.142,3

C5.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan di provinsi Jawa
Tengah sampai dengan tahun 2020 adalah USD 11,9 milyar. Ringkasan proyeksi

1003

kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan


investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel C5.9.
Tabel C5.9 Rangkuman
Tahun

Proyeksi Kebutuhan
Sales
Produksi
Beban
Energy
Energi
Puncak
GWh
GWh
MW

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Pembangkit
GI
T/L
MW
MVA
kms

Investasi
USD Juta

2011

16.642

17.897

2.906

1.290

1.176

144

1.630

2012

17.959

19.309

3.136

660

1.740

307

1.096

2013

19.342

20.791

3.376

1.540

378

252

2014

20.850

22.400

3.638

810

1.040

214

1.075

2015

22.476

24.134

3.919

755

1.080

501

1.274

2016

24.253

26.027

4.227

1.060

1.420

586

1.933

2017

26.203

28.105

4.564

1.000

720

50

1.580

2018

28.340

30.381

4.934

275

780

30

824

2019

30.684

32.876

5.339

865

570

10

1.479

2020

33.482

35.854

5.823

Jumlah

1004

578

1.220

787

7.301

11.286

2.220

11.929

LAMPIRAN C.6
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

C6.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di provinsi DIY saat ini sekitar 320 MW,
seluruhnya dipasok dari subsistem Pedan di provinsi Jawa Tengah.
Peta sistem kelistrikan DIY Jakarta ditunjukkan pada Gambar C6.1.
BRNGN
MRICA

BAWEN

UNGRN
NGAWI

WSOBO

SCANG
SRGEN

SGRAH
PALUR II
SGRAH II

MJNGO
BYNDO
JAJAR

PALUR

WNSRI

KNTNGAN

882

MDARI
WRJBN

RWALO

PEDAN

KLSAN

PWRJO

KLTEN

KEDIRI

GDEAN
GJYAN
WRJBN
WNGRI
WATES

PCTAN

BNTUL

NTRDI

BNTUL7

SMANU

Gambar C6.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi DIY Saat Ini

C6.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan
kecenderungan
pertumbuhan
ekonomi
regional,
pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik tahun 2011 2020 diperlihatkan pada tabel C6.1.

1005

Tabel C6.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Tahun

Energy
Sales
Gwh

Produksi
Energy
GWh

Beban
Puncak
MW

Pelanggan

2011

1.996

2.146

348

869.222

2012

2.159

2.322

377

917.681

2013

2.329

2.504

407

967.627

2014

2.508

2.695

438

1.018.731

2015

2.701

2.900

471

1.071.288

2016

2.910

3.123

507

1.124.851

2017

3.137

3.364

546

1.180.252

2018

3.383

3.627

589

1.237.089

2019

3.650

3.911

635

1.296.057

2020

3.941

4.220

685

1.333.337

Growth (%)

7,7%

8,0%

8,0%

5,0%

C6.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Provinsi D.I.Yogyakarta tidak memiliki sumber energi yang cukup besar, potensi
tenaga air yang dapat dikembangkan hanya 0,1 MW dan panas bumi hanya
10 MW di 1 lokasi1.
Pengembangan Pembangkit
Hingga tahun 2020 belum direncanakan adanya pembangunan pembangkit listrik
di Provinsi DIY. Hal ini karena kebutuhan listrik di Provinsi DIY yang relatif kecil
dan masih bisa dipasok dari sistem Jawa-Bali tanpa adanya kendala transmisi.
Selain itu juga sulit menemukan lokasi yang cocok untuk pembangkit di Provinsi
DIY dan juga sulitnya transportasi batubara melalui pantai selatan Jawa.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Pengembangan Gardu Induk
Untuk memperkuat pasokan dari grid 500 kV akan dibangun GITET Bantul pada
tahun 2015, tambahan 2 unit IBT 500/150 kV dan tambahan I phase trafo spare
dengan total 2.166 MVA seperti dalam Tabel C6.2.

Sumber: Draft RUKN 2010-2029

1006

Tabel C6.2 Pengembangan GITET 500/150 kV

No

Lokasi

Pedan
Pedan
Bantul
Pedan

1
2
3
4

Sumber Dana

COD

APLN 2010
IBRD Scattered I
Unallocated
Unallocated
Jumlah

2011
2013
2015
2020

Kebutuhan
Dana
USD Juta

Kapasitas
(MVA)
166
500
1.000
500
2.166

3,7
14,6
41,8
14,6
74,76

Keterangan
Spare
IBT-3
GITET Baru
IBT-4

Untuk melayani pertumbuhan beban akan dibangun GI baru Kentungan dengan


kapasitas 60 MVA dan kebutuhan dana sebesar USD 5,1 juta.
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV sepanjang 8 kms
dengan kebutuhan dana sekitar USD 3 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C6.3.
Tabel C6.2 Rencana Pembangunan SUTET 500 kV
No.
1

Dari
Bantul

Ke
Dbphi (Rawalo-Pedan)
Jumlah

Jenis
Konduktor
4xGannet

Panjang
kms
8
8

COD
2015

Biaya
USD juta
3,0
3,0

Selaras dengan pembangunan GI 150 kV diperlukan pembangunan transmisi


terkaitnya sepanjang 278 kms dengan kebutuhan dana sekitar USD 20,45 juta
seperti ditampilkan dalam Tabel C6.4.
Tabel C6.4 Rencana Pengembangan Transmisi

No.
1
2
3
4
5
6
7

Dari
Gondangrejo/Palur II
Bantul Baru
Purworejo
Wates
Bantul
Godean
Kentungan

Jenis
Konduktor

Ke
Inc.(Palur-Jajar)
Inc.(Bantul-Wates)
Wates (recond)
Bantul (recond)
Godean (recond)
Kentungan (recond)
Inc.(Pedan-Kalasan)
Jumlah

2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410

Panj.
Kms

COD

10
10
62
62
62
62
10
278

2012
2015
2015
2015
2015
2015
2016

Biaya
USD
Juta
0,99
1,50
4,73
7,80
2,36
1,58
1,50
20,45

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan
pelanggan baru sekitar 351 ribu pelanggan atau rata-rata 35.000 pelanggan
setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan
pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 1.876 kms, Jaringan
1007

Tegangan Rendah (JTR) sekitar 3.399 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 306 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel C6.4 berikut.
Tabel C6.4 Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun

JTM

JTR

Trafo

kms

kms

MVA

Pelanggan

Total Investasi
USD Juta

2011

126

199

18

28.133

8,8

2012

223

375

34

30.707

14,8

2013

151

259

23

32.023

10,8

2014

167

291

26

33.411

11,9

2015

171

317

28

34.875

12,5

2016

203

345

31

36.422

14,0

2017

204

356

32

36.334

14,3

2018

208

386

35

37.940

14,9

2019

208

419

38

39.646

15,6

2020

215

2011-2020

454

1.876

41

3.399

306

41.463

16,5

350.952

134,1

C6.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan di provinsi DIY
sampai dengan tahun 2020 adalah USD 250 juta. Ringkasan proyeksi kebutuhan
tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah
seperti tersebut dalam Tabel C6.5.
Tabel C6.5 Rangkuman
Tahun

Proyeksi Kebutuhan
Sales
Produksi
Beban
Energy
Energi
Puncak
GWh
GWh
MW

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Pembangkit
GI
T/L
MW
MVA
kms

Investasi
USD juta

2011

1.996

2.146

348

166

14

2012

2.159

2.322

377

10

15

2013

2.329

2.504

407

500

25

2014

2.508

2.695

438

25

2015

2.701

2.900

471

1.000

266

75

2016

2.910

3.123

507

60

10

21

2017

3.137

3.364

546

14

2018

3.383

3.627

589

15

2019

3.650

3.911

635

16

2020

3.941

4.220

685

Jumlah

1008

500

31

2.226

326

250

LAMPIRAN C.7
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAWA TIMUR
C7.1. Kondisi Saat Ini
Beban puncak sistem kelistrikan di provinsi Jawa Timur saat ini sekitar 4.100 MW.
Beban dipasok dari pembangkit yang berada di grid 500 kV dan 150 kV dengan
kapasitas 6.670 MW.
Pembangkit listrik di Jawa Timur yang berada di grid 500 kV adalah PLTU Paiton,
PLTGU Gresik dan PLTGU Grati, sedang yang terhubung ke grid 150 kV adalah
PLTGU/PLTU Gresik, PLTU Perak, PLTG Grati, dan PLTA tersebar (Sutami,
Tulung Agung, dll).
Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 5 GITET, yaitu Krian, Gresik, Grati,
Kediri dan Paiton, dengan kapasitas 4.500 MVA. Peta sistem kelistrikan Jawa
Timur ditunjukkan pada Gambar C7.1.

KEREK
TUBAN

u PLTU TJAWR

BLORA
SMNEP

BKLAN
MNYAR
GRESIK

BABAT

CEPU

LNGAN

SPANG

CERME

NGORO

PMKSN

KRIAN

NGBNG
JATIM
NGAWI

PLOSO

MGTAN

NGJUK
NGNJK II

KDIRI
MGTAN

GRDLU

TARIK

DLOPO

PRONG

MGUNG

BNGIL

NGORO

PLOSO

BCKRO

883

SYZZG

PDAN

GRATI

GDWTN
RJOSO

SKRJO

PITON
PBLGO

STBDO

KRSAN

PWSRI

PARE

BNRAN
MDLAN
PNRGO

PLHAN
BLTRU

TRGLK
TLGNG

KBAGN
WLNGI

KKTES2

STAMI
PLTU PCTAN
PTLAG

BDWSO

BLBNG
TLGNG2

PCTAN

LWANG

SKLNG

NGJUK
TRGLK2

PIER

PDAAN
BLKDG

JMBNG

PDAAN2

CRBAN

PS

BDRAN

BNGUN

JYKTS

MNRJO

SBSLT

BLNDO
SKTIH

CRBAN

PAKIS
PLHAN II

TUREN II
TUREN

KDDNG

KAPAL

TLGUL
JMBER II

SGRUH

BWNGI
JMBER

GPNGN

GTENG

Gambar C7.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Jawa Timur Saat Ini

1009

Kelistrikan Provinsi Jawa Timur terdiri atas 5 sub-sistem yaitu :

GITET Krian memasok Kota Surabaya dan Kab. Sidoarjo

GITET Gresik dan PLTGU/PLTU Gresik memasok Kab. Gresik, Kab.


Tuban, Kab. Magetan, Kab. Lamongan, Kab. Pemekasan, Kab. Sumenep,
Kab. Sampang dan Kab. Bangkalan.

GITET Grati dan PLTG Grati memasok Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo,
Kota Malang dan Kab. Batu.

GITET Kediri dan PLTA tersebar memasok kota Kediri, kota Madiun, kota
Mojokerto, Kab. Ponorogo, Kab. Mojokerto dan Kab. Pacitan.

GITET Paiton memasok Kab. Banyuwangi, Kab. Jember, Kab. Jombang,


Kab. Situbondo dan Kab. Bondowoso.

Rincian pembangkit terpasang seperti ditunjukkan pada Tabel C7.1.


Tabel C7.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang
No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis
B. Bakar

Pemilik

Karang Kates
Wlingi
Ledoyo
Selorejo
Sengguruh
Tulung Agung
Mendalan
Siman
Madiun
Paiton
Paiton PEC
Paiton JP
Gresik 1-2
Gresik 3-4
Perak
Gresik
Gilitimur
Grati Blok 1
Grati Blok 2
Gresik B-1
Gresik B-2
Gresik B-3

PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTG
PLTGU
PLTG
PLTGU
PLTGU
PLTGU

PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
Batubara
Batubara
Batubara
Gas Alam
Gas Alam
MFO
Gas Alam
HSD
HSD
HSD
Gas Alam
Gas Alam
Gas Alam

PJB
PJB
PJB
PJB
PJB
PJB
PJB
PJB
PJB
PJB
Swasta
Swasta
PJB
PJB
Indo, Power
PJB
PJB
Indo. Power
Indo. Power
PJB
PJB
PJB

Jumlah

Kapasitas
Terpasang
MW
105,0
54,0
4,5
4,5
29,0
36,0
23,0
10,8
8,1
800,0
1.230,0
1.220,0
200,0
400,0
100,0
61,6
40,2
461,8
302,3
526,3
526,3
526,3
6.669,5

1010

C7.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan
kecenderungan
pertumbuhan
ekonomi
regional,
pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik tahun 2011 2020 diperlihatkan pada tabel C7.2.
Tabel C7.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Energy
Sales
Gwh

Produksi
Energy
GWh

Beban
Puncak
MW

Pelanggan

2011

24.418

26.177

4.228

7.699.174

2012

26.394

28.184

4.503

8.072.265

2013

28.622

30.449

4.839

8.552.450

2014

31.100

33.085

5.229

9.090.520

2015

33.771

35.927

5.670

9.663.784

2016

36.688

39.029

6.145

10.268.654

2017

39.419

41.935

6.584

10.724.006

2018

42.188

44.881

7.027

11.132.327

2019

44.841

47.703

7.448

11.439.324

2020

47.343

50.365

7.843

11.642.841

7,7%

7,5%

7,1%

4,6%

Growth (%)

C7.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Provinsi Jawa Timur memiliki potensi sumber energi yang terdiri dari potensi gas
bumi yang dapat dikembangkan sebesar 5,3 TSCF, minyak bumi 987 MMSTB,
sedikit batubara dan tenaga air 55 MW serta panas bumi yang diperkirakan
mencapai 1.204 MWe yang tersebar di 11 lokasi dengan potensi terduga
mencapai 774 MWe1.
Pasokan gas untuk pembangkit PLN di Jawa Timur (Gresik dan Grati) cukup
besar, antara lain dari Kodeco, Hess, KEI, WNE dan Santos. Namun demikian
volumenya akan semakin menurun dan diperkirakan baru akan terjadi
kekurangan pasokan gas untuk pembangkit di Jawa Timur pada tahun 2018.
Selain itu juga diperkirakan ada potensi gas dari Lapangan Cepu, sehingga PLN
merencanakan pembangunan PLTGU sebesar 2x750 MW.

Sumber: Draft RUKN 2010-2029

1011

Pertagas berencana untuk membangun FSRU LNG di Tambaklorok untuk


memasok gas ke pembangkit PLN di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasokan
gas tersebut merupakan satu kesatuan dengan rencana pembangunan pipa
Trans-Jawa, yaitu gas akan dialirkan melalui pipa yang rencananya akan
dibangun dengan menghubungkan Grati, Gresik, Tambak Lorok hingga Cirebon.

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sebesar 5.971 MW dengan perincian seperti ditampilkan
pada Tabel C7.3 berikut.
Tabel C7.3 Rencana Pengembangan Pembangkit
Jenis

Kapasitas
(MW)

Nama Proyek

COD

Status

Sumber
Dana

No

Pemilik

PLN

PLTM

Ampel Gading

0,01

2012

On Going

APLN

PLN

PLTU

Pacitan

630

2012

On Going

Perpres

PLN

PLTU

Paiton

660

2012

On Going

Perpres

PLN

PLTU

Tj. Awar-awar

700

2013

On Going

Perpres

PLN

PLTGB

Bawean

2014

Plan

Plan

PLN

PLTGB

Bawean

2015

Plan

Plan

PLN

PLTA

Kalikonto

62

2016

Plan

Plan

PLN

PLTA

Kesamben

37

2017

Plan

Plan

10

PLN

PLTGU

Tuban/Cepu

750

2019

Plan

Plan

11

PLN

PLTGU

Tuban/Cepu

750

2020

Plan

Plan

12

PLN

PS

Grindulu PS

500

2020

Plan

Plan

13

Swasta

PLTU

Paiton 3 Exp

815

2012

Plan

IPP

14

Swasta

PLTM

Antrokan

0,51

2014

Plan

IPP

15

Swasta

PLTU

Madura (2x200 MW)

400

2015

Plan

IPP

16

Swasta

PLTP

Iyang Argopuro

55

2016

Plan

IPP

17

Swasta

PLTP

Iyang Argopuro

110

2017

Plan

IPP

18

Swasta

PLTP

Iyang Argopuro

110

2018

Plan

IPP

19

Swasta

PLTP

Wilis/Ngebel

110

2018

Plan

IPP

20

Swasta

PLTP

Arjuno Welirang

55

2019

Plan

IPP

21

Swasta

PLTP

Ijen

110

2019

Plan

IPP

22

Swasta

PLTP

Wilis/Ngebel

55

2019

Plan

IPP

23

Swasta
Jumlah

PLTP

Arjuno Welirang

55
5.971

2020

Plan

IPP

Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Bawean, direncanakan PLTGB


dengan total kapasitas 6 MW pada tahun 2014-2015.
1012

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Gardu Induk
Diperlukan pembangunan dan pengembangan GITET 500 kV tersebar di 8 lokasi
dengan kapasitas sekitar 6.666 MVA dengan biaya USD 297,94 juta seperti pada
Tabel C7.4.
Tabel C7.4 Rencana Pengembangan GITET

Sumber
Dana

No

Lokasi

1
2
3
4
5
6

Krian
Ngimbang
Krian
Grati
Paiton
Surabaya selatan

7
8

Krian

COD

Kapasitas
(MVA)

2011
2011
2011
2011
2011
2012

166
500
500
500
500
500

2013

500

Surabaya Selatan

APLN 2010
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
IBRD
Scattered I
Unallocated

2014

2
3
4
5
6

Paiton (GIS)
Kediri
Bangil 500
Kediri
Tandes (GIS)

ADB
Unallocated
JBIC II
Unallocated
Unallocated

2015
2015
2015
2017
2017

7
8

Ngimbang

Unallocated
Unallocated
Jumlah

2019

Grindulu PS

Kebutuhan
Dana
USD Juta

Keterangan

3,7
14,6
14,6
14,6
14,6
14,6

Spare
Program N-1 (IBT-2)
Penghematan BBM (IBT-3)
Penghematan BBM (IBT-2)
Penghematan BBM (IBT-3)
Program N-1 (IBT-1)

500

14,6
14,6

500
1000
500
1000

25,0
14,6
41,8
14,6
64,7

6.666

25,0
6,0
297,94

IBT-4
IBT-2
Diameter Ext, arah
Antosari/Kapal Baru
IBT-3
GITET Baru
IBT-4
GITET Baru
Diameter ke arah PLTGU
Tuban/Cepu
GITET Baru/KIT

2020

Untuk meningkatkan keandalan direncanakan untuk menyediakan 1 buah trafo


satu fasa 166 MVA yang ditempatkan di GITET Krian.
Selanjutnya untuk melayani konsumen diperlukan pengembangan GIS/GI 150 kV
baru tersebar di 16 lokasi dengan kapasitas 1.290 MVA dengan biaya USD 94,65
juta seperti ditampilkan dalam Tabel C7.5.
Tabel C7.5 Rencana Pengembangan GI

No
1
2
3
4
5
6

Nama Gardu Induk


Paciran/Brondong
Bambe
Kalisari
New Jombang
Purwosari/Sukorejo II
Wlingi II

Rasio
Tegangan
kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

COD

Sumber
Dana

2011
2012

APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
KE-III Lot 10

2012
2012
2012
2012

1013

Kapasitas
MVA
60
120

Kebutuhan
Dana
USD Juta
3,90
6,00

60
60
60
30

3,90
3,90
3,90
3,90

No

Nama Gardu Induk

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

New Sidoarjo
Simogunung (GIS)
Tulungagung II
Tandes II/Sambi Kerep
Ponorogo II
New Buduran/Sedati
New Porong
Kedinding
Bangil New
Tandes New
Jumlah

Rasio
Tegangan
kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

COD

Sumber
Dana

Kapasitas
MVA

2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2015
2016
2017

APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APLN
APBN 2012
APLN
JBIC II
Unallocated

60
120
60
120
120
120
60
60
120
60
1.290

Kebutuhan
Dana
USD Juta
3,90
23,17
3,90
6,00
6,00
7,24
3,9
3,90
7,24
3,90
94,65

Selain itu, diperlukan juga extension dan uprating terhadap GI eksisting dengan
menambah unit trafo 5.730 MVA dengan kebutuhan dana sekitar USD 215 juta.
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV sepanjang 574 kms dengan
kebutuhan dana sekitar 240 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C7.6.
Tabel C7.6 Rencana Pembangunan SUTET 500 kV
No.

Dari

Ke

1
2
3
4

Surabaya Selatan
Watu Dodol
Tambun
Paiton

5
6
7

Bangil 500 kV
Tandes
PLTGU Tuban/Cepu

Grindulu PLTA

Jenis
Konduktor
4xGannet
ACS 380
4xDove
4xDove

Grati
Lampumerah
Cibatu
Watu Dodol
Inc. (PitonKediri)
Krian
Ngimbang
Inc (PedanKediri)
Jumlah

4xGannet
4xZebra
4xZebra
4xGannet

Panjang
kms
160
8,24

COD
2012
2013

Biaya
USD juta
52,2
59,7

40
262

2014
2015

13,1
85,5

2015

1,5

40
20

2017
2019

16,6
0,0

40
574,24

2020

15,0
243,54

Selaras dengan pembangunan GIS 150 kV, diperlukan pembangunan transmisi


terkaitnya sepanjang 1.662 kms dengan kebutuhan dana sekitar USD 215 juta
seperti ditampilkan dalam Tabel C7.7.
Tabel C7.7 Rencana Pembangunan Transmisi

No.
1
2
3
4
5

Dari
Paciran/Brondong
Pacitan 150 kV
Pacitan 150 kV
Ponorogo II
Banaran

Ke
Lamongan
Ponorogo II
PLTU Pacitan
Manisrejo
Suryazigzag

1014

Jenis
Konduktor

Panj.
Kms

COD

1xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR410
1xTACSR 330

44
60
124
60
26

2011
2011
2011
2011
2011

Biaya
USD
Juta
2,98
9,00
18,60
9,00
1,58

No.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Dari

Ke

Jenis
Konduktor

Panj.
Kms

COD

Biaya
USD
Juta
0,49
14,17
1,80
5,70
6,70
0,00
0,99
1,18
3,55
0,99
6,70
0,12
1,97
7,88
9,44
0,20
9,00

Banyuwangi
Kabel Jawa Madura
Kediri New
Grati
Probolinggo
The Master Steel
Bambe
Kalisari
New Jombang
Purwosari/Sukorejo II
Wlingi II
New Sidoarjo
Simogunung (GIS)
Tulungagung II
Tandes II/Sambi Kerep
New Buduran/Sedati
Babat
Tanjung Awar-awar
PLTU
Surabaya Barat
Surabaya Barat
Gilimanuk
Semen Dwima Agung
(Holcim)
Mount Dream
New Porong
Banaran
Cheil Jedang
Wilis/Ngebel PLTP
Iyang Argopuro PLTP
Gresik (GIS)

Ketapang (Cable head)


Suramadu
Kediri Baru
Gondangwetan
Gondangwetan
Manyar
Karangpilang
Surabaya Selatan
Jayakertas
Inc. (Pier-Pakis)
Tulungagung II
Inc. (Bdran-Bngil)
Inc.(Swhan-Waru)
Kediri
Inc.(Waru-Gresik)
Inc.(Bngil-Waru)
Tuban

1xTACSR 330
1xCU800
2xTACSR520
2xTACSR410
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1xTACSR 330
2xZebra
2xZebra
1xCU1000
2xZebra
2xTACSR410

8
6
10
38
68
0
10
12
36
10
68
2
10
80
4
2
60

2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012

Inc. Babat-Tuban
Driyorejo
Babadan
Celukan Bawang

2xTACSR410
1xHTLSC 330
1xHTLSC 330
2xHTLSC Hawk

36
11

2012
2012

26
100

2012
2012

2,96
11,20

Mliwang
Balongbendo
Inc (New sidoarjo-Bangil)
Manisrejo
New Jombang
Pacitan II
Probolinggo
Gresik (Konv)

1xCU240
2xZebra
1xTACSR330
1xTACSR 330
2xZebra
2xZebra
2xZebra
1x1000

4
14
4
142
22
120
60
1

2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014

0,00
3,89
0,24
8,66
6,67
11,82
5,91
2,36

Kedinding
Kedinding
Madura PLTU
Ijen PLTP
Grati
Bangil New
Bangil
Tandes New

Kalisari
Inc. Bngkalan-Gltmr
Inc. Sampang-Bangkalan
Banyuwangi
Pier
Inc. (Bangil-Sidoarjo)
Sidoarjo
Tandes
Jumlah

2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xZebra
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR410
2xTACSR520

40
40
30
120
64
40
40
10

2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017

3,94
3,94
2,96
11,82
9,60
3,60
5,04
1,80

1.662

5,40
1,19

215,01

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan
pelanggan baru sekitar 4.4 juta pelanggan atau rata-rata 44.000 pelanggan
setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan
pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 14.068 kms, Jaringan

1015

Tegangan Rendah (JTR) sekitar 10.949 kms dan tambahan kapasitas Trafo
distribusi sekitar 941 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel C7.8 berikut.
Tabel C7.8 Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun

JTM

JTR

Trafo

kms

kms

MVA

Total Investasi

Pelanggan

USD Juta

2011

1.153

898

77

256.484

84,9

2012

1.202

936

80

292.034

90,3

2013

1.254

976

84

295.864

93,6

2014

1.309

1.018

88

381.955

102,7

2015

1.366

1.062

91

397.345

107,1

2016

1.425

1.110

95

423.402

112,4

2017

1.488

1.158

100

563.028

125,8

2018

1.554

1,210

104

585.773

131,3

2019

1.623

1,264

109

609.437

136,9

2020
2011-2020

1.695

1,319

14.068,3

10.949,9

113
941.8

634.057

142,8

4.439.378

1.127,9

C7.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan di provinsi Jawa
Timur sampai dengan tahun 2020 adalah USD 9,1 milyar. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan
investasi adalah seperti tersebut dalam Tabel C7.9.
Tabel C7.9 Rangkuman
Tahun

Proyeksi Kebutuhan
Sales
Produksi
Beban
Energy
Energi
Puncak
GWh
GWh
MW

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Pembangkit
GI
T/L
MW
MVA
kms

Investasi
USD Juta

2011

24.418

26.177

4.228

4.296

444

289

2012

26.394

28.184

4.503

2.105

1.640

649

2.669

2013

28.622

30.449

4.839

700

650

172

894

2014

31.100

33.085

5.229

740

221

161

2015

33.771

35.927

5.670

403

1.920

560

849

2016

36.688

39.029

6.145

117

720

80

373

2017

39.419

41.935

6.584

147

2.190

50

568

2018

42.188

44.881

7.027

220

510

676

2019

44.841

47.703

7.448

970

600

20

1.348

2020

47.343

50.365

7.843

Jumlah

1016

1.305

420

40

1.297

5.971

13.686

2.236

9.124

LAMPIRAN C.8
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI BALI

C8.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem Bali sekitar 560 MW. Daya dipasok dari pembangkit 150
kV sebesar 559 MW yang semuanya menggunakan BBM, dan pasokan dari
kabel laut Jawa-Bali 200 MW. Kapasitas pembangkit tersebut sudah termasuk
PLTD sewa sebesar 126 MW sejak tahun 2010.
Peta sistem kelistrikan Bali ditunjukkan pada Gambar C8.1.

Gambar C8.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Bali Saat Ini

Semua pembangkit di Bali menggunakan BBM, sehingga biaya produksi listrik


sangat mahal. Rincian pembangkit terpasang ditunjukkan pada Tabel C8.1.
Tabel C8.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang
No.

Nama Pembangkit

Jenis

1
2
3
4
2
3
4

Pesanggaran
Gilimanuk
Pemaron
Pesanggaran
Pesanggaran BOO
Pesanggaran BOT
Pemaron

PLTG
PLTG
PLTG
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD

Jenis
B. Bakar
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD

Jumlah

Pemilik
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power
Indonesia Power

Kapasitas
MW
125,5
133,8
97,6
75,8
30,0
51,0
45,0
559,0

1017

C8.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan
mempertimbangkan
kecenderungan
pertumbuhan
ekonomi
regional,
pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik tahun 2011 2020 diperlihatkan pada tabel C8.2.
Tabel C8.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Energy
Sales
Gwh

Produksi
Energy
GWh

Beban
Puncak
MW

Pelanggan

2011

3.464

3.663

612

818.825

2012

3.816

4.035

674

857.101

2013

4.201

4.442

741

897.176

2014

4.625

4.872

815

939.148

2015

5.090

5.361

897

983.119

2016

5.588

5.885

984

1.029.197

2017

6.124

6.449

1.077

1.077.498

2018

6.695

7.049

1.176

1.128.144

2019

7.297

7.683

1.281

1.181.265

2020

7.926

8.344

1.390

1.236.999

Growth (%)

9,9%

9,8%

9,7%

4,7%

C8.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik Bali diperlukan pembangunan sarana
pembangkit, transmisi dan distribusi.
Potensi Sumber Energi
Provinsi Bali memiliki potensi energi yang dapat dikembangkan untuk
pembangkit tenaga listrik terdiri dari tenaga air sebesar kurang lebih 20 MW dan
panas bumi sebesar 296 MWe yang tersebar di 5 lokasi1. Kebutuhan bahanbakar
untuk pembangkit di Bali harus dikirim dari provinsi lain, meliputi BBM seperti
saat ini, batubara terkait dengan PLTU Celukan Bawang dan kemungkinan mini
LNG ke Pesanggaran sesuai dengan kelayakan keekonomiannya.

Sumber: Draft RUKN 2010-2029

1018

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan listrik Bali hingga tahun 2020,
direncanakan tambahan pembangkit sebesar 394 MW yang terdiri dari
pembangkit batubara dan panas bumi seperti diberikan pada Tabel C8.31.
Tabel C8.3 Rencana Pengembangan Pembangkit
No

Pemilik

Jenis

1
2
3

Swasta
Swasta
Swasta
Jumlah

PLTU
PLTM
PLTP

Kapasitas
(MW)

Nama Proyek
Bali Utara/Celukan Bawang
Telagawaja
Bedugul

380
4
10
394

COD

Status

2014
2014
2015

On Going
Plan
Plan

Sumber
Dana
IPP
IPP
IPP

Proyek PLTU Bali Timur yang sebelumnya direncanakan dalam RUPTL 20102019 dibatalkan karena pembangunan transmisi Jawa Bali Crossing 500 kV telah
diputuskan untuk dilaksanakan, sehingga sistem kelistrikan Bali akan dapat
dipenuhi oleh kabel laut Jawa-Bali sirkuit 3-4 (2x100 MW), PLTU Celukan
Bawang (380 MW) dan transmisi 500 kV Jawa-Bali Crossing.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Pengembangan Gardu Induk
Pembangunan gardu induk (GI) baru untuk melayani konsumen di sistem Bali
akan menambah kapasitas hingga 1.330 MVA dengan biaya USD 116 juta
seperti diperlihatkan pada Tabel C8.4.
Tabel C8.4 Pengembangan GI/GIS

No
1
2
3
4
5
6
7

COD

Sumber
Dana

Celukan Bawang
GIS Bandara
Sanur New
New Kapal/Antosari (GIS)

2012

GITET New Kapal/Antosari (GIS)

2015

Gianyar II
Nusa Dua II/Pecatu
Jumlah

2016

APLN
APLN 2012
Unallocated
ADB
ADB
JBIC II
IBRD Scattered II

Nama Gardu Induk

2013
2015
2015

2017

Kapasitas
MVA
30

Kebutuhan
Dana
USD Juta
6,07

60
60
60
1.000
60

3,90
5,13
31,43

60
1.330

3,90
116,32

60,8
5,13

Selain itu, diperlukan juga extension dan uprating terhadap GI 150 kV eksisting
dengan menambah unit trafo 1.390 MVA dengan kebutuhan dana sekitar USD
57,4 juta.
1

Pembangkit di Bali hanya memenuhi sebagian dari kebutuhan, selebihnya akan dipasok dari
pulau Jawa melalui saluran transmisi.

1019

Pengembangan Transmisi
Sejalan dengan visi pemerintah provinsi Bali yaitu clean and green maka
pembangunan PLTU batubara skala besar di Bali diperkirakan akan lebih sulit
untuk dilakukan. Sementara itu pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik meningkat
pesat sehingga dibutuhkan tambahan pasokan daya yang sangat besar. Salah
satu upaya PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik jangka panjang di Bali
tersebut adalah membangun transmisi berkapasitas sangat besar dari Jawa ke
pulau Bali. Teknologi yang sesuai untuk tujuan ini adalah transmisi bertegangan
500 kV. Transmisi ini berkapasitas 1.500 MW dengan panjang sekitar 205 kms
dan akan menyeberangi selat Bali dengan kawat udara dengan jarak span 2,7
km. Transmisi ini dikenal dengan nama proyek Jawa-Bali Crossing.
Pembangunan transmisi ini juga bermanfaat untuk menurunkan biaya produksi
listrik di Bali yang selama ini dilayani dengan pembangkit BBM, karena listrik
murah dari PLTU batubara di Jawa dapat disalurkan melalui transmisi tersebut.
Menurut survei awal yang telah dilakukan, rute transmisi 500 kV ini masuk ke
kawasan Taman Nasional Baluran di Jawa Timur dan Taman Nasional Bali Barat,
sehingga diperlukan izin dari Kementerian Kehutanan dan Kementerian
Lingkungan Hidup. Tahap pertama dari proyek ini direncanakan beroperasi
dengan tegangan 150 kV pada tahun 2013, dan kemudian tahap kedua
beroperasi dengan tegangan 500 kV pada tahun 2015.
Selain Jawa Bali Crossing juga akan dikembangkan banyak transmisi lainnya di
Bali seperti dapat dilihat pada tabel C8.5.
Tabel C8.5 Pembangunan Transmisi

No.

Dari

Jenis
Konduktor

Ke

1
2
3
4
5
6

Gilimanuk (Cable
Head)
Kapal
Celukan Bawang
Jawa
Kapal
Kapal

Gilimanuk
PLTU Celukan Bawang
Inc. (Pmron-Glnuk)
Bali 3,4 (kabel laut)
Padangsambian
Pesanggaran

7
8
9
10
11
12
13
14

Nusa Dua
GIS Bandara tahap-1
GIS Bandara tahap-2
Segara Rupek
Bedugul PLTP
Sanur New
New Kapal
Antosari

Pesanggaran
Inc. Cable Nsdua-Psgrn
Pesanggaran
Gilimanuk
Baturiti
Inc.(Gnyar-Sanur)
Inc. (Clk Bawang-Kapal)
New Kapal

1020

1xTACSR 330
2xTACSR410
2xHTLSC Hawk
1xCU800
1xTACSR 240
1xTACSR 240
1xTACSR240 &
CU800
1xCU800
1xCU800
4 x Dove
2xZebra
1xTACSR 330
2xTACSR 410
2xZebra

Panj.
Kms

COD

Biaya
USD
Juta

7,0
140,0
6,0
12,0
9,1
17,7

2011
2011
2012
2012
2012
2012

0,43
21,00
0,35
28,33
0,95
1,74

10,0
10,0
10,0
20,0
60,0
10,0
20,0
54,0

2013
2013
2013
2013
2015
2015
2015
2015

6,22
23,61
23,61
6,53
5,91
0,61
3,94
5,32

No.
15
16
17
18

Dari

Jenis
Konduktor

Ke

New Kapal
Gilimanuk
Gianyar II
Nusa Dua II/Pecatu

Kapal
New Kapal
Inc.(Kapal-Gianyar)
Incomer (Gianyar-Sanur)
Jumlah

2xTACSR410
4 x Dove
2xTACSR410
1xZebra

Panj.
Kms

COD

54,0
184,8
10,0
4,0
638,6

2015
2015
2016
2017

Biaya
USD
Juta
8,10
60,32
1,50
0,27
198,74

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan
pelanggan baru sekitar 341.000 pelanggan atau rata-rata 34.000 pelanggan
setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan
pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 2.278 kms, Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) sekitar 2.358 kms dan tambahan kapasitas Trafo
distribusi sekitar 769 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel C8.6 berikut.
Tabel C8.6 Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun

JTM

JTR

Trafo

kms

kms

MVA

Pelanggan

Total Investasi
USD Juta

2011

340

314

77

28.139

27,4

2012

225

228

65

29.631

20,3

2013

225

230

68

30.831

20,7

2014

226

234

72

32.126

21,2

2015

218

227

73

32.337

21,0

2016

215

226

76

33.313

21,3

2017

214

229

80

34.705

21,8

2018

211

228

83

35.859

22,1

2019

203

222

85

36.307

22,0

2020

199

221

89

37.457

22,3

330.705

220,3

2011-2020

2.278

2.358

769

C8.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan di provinsi Bali
sampai dengan tahun 2020 adalah USD 1,05 milyar. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan
investasi diperlihatkan pada Tabel C8.7.

1021

Tabel C8.7 Rangkuman


Tahun

Proyeksi Kebutuhan
Sales
Produksi
Beban
Energy
Energi
Puncak
GWh
GWh
MW
612

340

Investasi
USD Juta

2011

3.464

2012

3.816

4.035

674

330

45

245

2013

4.201

4.442

741

180

50

207,5

2014

4.625

4.872

815

384

60

209

2015

5.090

5.361

897

10

1.270

383

129,3

2016

5.588

5.885

984

120

10

28

2017

6.124

6.449

1.077

150

26

2018

6.695

7.049

1.176

120

25

2019

7.297

7.683

1.281

60

34

2020

7.926

8.344

1.390

90

23

2.720

639

1.122,8

Jumlah

3.663

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Pembangkit
GI
T/L
MW
MVA
kms

394

1022

147

196

LAMPIRAN D
ANALISIS RISIKO
IDENTIFIKASI RISIKO

1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN


Pembangunan instalasi ketenagalistrikan, baik berupa pembangkit, jaringan
transmisi maupun jaringan distribusi, dapat terhambat atau mengalami
penundaan sehingga realisasinya menyimpang dari target, baik dari sisi
kapasitas maupun waktu.
Risiko ini terdiri dari beberapa risiko, yaitu:

Risiko pendanaan untuk proyek PLN akibat: (i) kurangnya dana yang
dapat diupayakan oleh PLN, baik yang berasal dari dana internal
maupun pinjaman/obligasi, kendala pencairan dana yang semestinya
disediakan oleh bank domestik dan bank luar negeri untuk membiayai
kontrak EPC, (ii) kurangnya dana yang dapat disediakan oleh
pemerintah, baik dalam bentuk penyertaan modal (equity) maupun
pinjaman berupa SLA.

Risiko perijinan dan persetujuan. Hal ini terkait dengan proses perijinan
dan persetujuan yang melibatkan berbagai pihak, dan dapat berlarutlarut karena adanya berbagai kepentingan yang dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.

Risiko penyelesaian pembangunan proyek. Risiko ini terkait dengan


masalah operasional, terutama aspek ketersediaan teknologi, sarana
pembangunan, dan bencana alam.

Risiko cost over-run. Risiko ini menyebabkan biaya melebihi anggaran


sehingga dapat mempengaruhi proses pembangunan dan kemampulabaan Perusahaan.

Risiko kesalahan desain.

Risiko keselamatan ketenagalistrikan. Risiko ini terkait dengan


keselamatan karyawan PLN maupun masyarakat di lingkungan
pembangunan.

Risiko performance instalasi. Ada kemungkinan instalasi kelistrikan,


baik pembangkit, transmisi, maupun distribusi, tidak dapat beroperasi
1023

dengan performance sesuai spesifikasinya, sehingga tenaga listrik


yang tersedia dan dikonsumsi tidak sesuai target.

Risiko dampak lingkungan. Keberadaan instalasi Perusahaan dapat


menimbulkan kerusakan lingkungan, yang kemudian dapat berdampak
pada aspek-aspek lain, seperti masalah hukum.

Risiko sosial, berupa penolakan masyarakat terhadap keberadaan


instalasi PLN karena dipersepsikan mengganggu dan berbahaya.

2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP


Sama seperti pada risiko keterlambatan proyek-proyek PLN, yaitu:
Risiko pendanaan untuk proyek IPP akibat rendahnya kepercayaan
investor asing untuk berinvestasi di sektor ketenagalistrikan Indonesia,
juga rendahnya kepercayaan bank asing untuk memberi pinjaman
kepada proyek di Indonesia.
Risiko pengembang proyek IPP tidak memperoleh financial closure pada
waktunya.
Risiko perijinan dan persetujuan. Hal ini terkait dengan proses perijinan
dan persetujuan yang melibatkan berbagai pihak, dan dapat berlarutlarut karena adanya berbagai kepentingan yang dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
Risiko penyelesaian pembangunan proyek. Risiko ini terkait dengan
masalah operasional, terutama aspek ketersediaan teknologi, sarana
pembangunan, dan bencana alam.
Risiko cost over-run. Risiko ini menyebabkan biaya melebihi anggaran
sehingga dapat mempengaruhi proses pembangunan dan kemampulabaan Perusahaan.
Risiko kesalahan desain.
Risiko keselamatan ketenagalistrikan. Risiko ini terkait dengan
keselamatan
karyawan
maupun
masyarakat
di
lingkungan
pembangunan.
Risiko performance instalasi. Ada kemungkinan instalasi kelistrikan, baik
pembangkit, transmisi, maupun distribusi, tidak dapat beroperasi dengan
performance sesuai spesifikasinya, sehingga tenaga listrik yang tersedia
dan dikonsumsi tidak sesuai target.
1024

Risiko dampak lingkungan. Keberadaan instalasi Perusahaan dapat


menimbulkan kerusakan lingkungan, yang kemudian dapat berdampak
pada aspek-aspek lain, seperti masalah hukum.
Risiko sosial, berupa penolakan masyarakat terhadap keberadaan
instalasi pembangkit karena dipersepsikan mengganggu dan berbahaya.

3. Risiko Prakiraan Permintaan Listrik


Resiko yang dihadapi jika prakiraan permintaan listrik lebih tinggi daripada
realisasi:
Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih
banyak dari pada yang dibutuhkan. Pembangkit dioperasikan pada CF
rendah, atau bahkan sebagian tidak dioperasikan. Dalam hal pembangkit
IPP, PLN dapat terkena penalti pengambilan energi minimum. Transmisi
dan distribusi juga berbeban rendah.
Pendapatan dari penjualan listrik lebih rendah daripada yang
direncanakan, sehingga tidak cukup untuk membayar pinjaman (pokok
berikut bunganya) yang dilakukan untuk mendanai proyek pembangkit,
transmisi dan distribusi.
Menimbulkan kecurigaan pada stakeholders, yaitu PLN dianggap
membuat prakiraan permintaan listrik yang tinggi untuk menjustifikasi
kelayakan proyek kelistrikan tertentu.
PLN terkena penalti dari kontrak energi primer (batubara, gas) jangka
panjang.
Prakiraan beban lebih rendah dari realisasi permintaan, maka resiko yang
akan dihadapi :
Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih
sedikit dari yang dibutuhkan. Banyak pembangkit dioperasikan maksimal
secara terus menerus bahkan menunda pemeliharaan yang jatuh tempo,
sehingga dapat menurunkan kinerja mesin,
Banyak calon pelanggan baru dan penambahan daya tidak dapat
dilayani, kualitas pelayanan menurun bahkan terjadi pemadaman.
Pertumbuhan ekonomi terhambat akibat tidak tersedia infrastruktur listrik
yang memadai,

1025

Citra PLN terpuruk karena gagal melaksanakan misi yang diberikan oleh
Pemerintah untuk menyediakan listrik dalam jumlah yang cukup dan
handal.
Konsumen industri dan bisnis memproduksi listrik sendiri dengan
pembangkit skala kecil, secara keekonomian nasional hal ini sangat tidak
efisien,
Sektor swasta membangkitkan listrik dengan gas atau batubara dan
menjual produknya langsung ke konsumen dalam kawasan tertentu, PLN
kehilangan market share.
Susut teknis meningkat karena penambahan jaringan yang terbatas.
Susut non-teknis juga meningkat karena pelanggan/calon pelanggan
sulit memperoleh tambah daya/akses listrik yang legal.

4. Risiko harga dan ketersediaan energi primer


Beberapa risiko dominan yang terkait secara khusus dengan RUPTL
adalah:

Risiko harga energi primer. Perubahan harga energi primer khususnya


batubara dan gas akan sangat mempengaruhi program
pengembangan ketenagalistrikan yang optimal. Dalam RUPTL, harga
batubara diasumsikan USD 90 per ton, harga gas alam USD 6 per
mmbtu dan harga crude oil USD 140 per barel. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa perubahan harga batubara naik atau turun 10%
akan mengakibatkan perubahan nilai risiko cukup besar yaitu USD 1
s/d 2.5 miliar selama perioda studi 10 tahun.

Risiko ketersediaan energi primer. RUPTL ini disusun dengan asumsi


gatubara dan gas tersedia dengan cukup, andal dan tepat waktu.
Namun pengalaman menunjukkan bahwa pasokan gas alam sering
terlambat datang ke pembangkit yang membutuhkan, atau tersedia
dalam volume yang semakin berkurang akibat depletion. Pasokan
batubara ke pembangkit juga sering terkendala, baik karena alasan
komersial maupun operasional.

5. Risiko merencanakan reserve margin terlalu tinggi, terdiri dari :

1026

Risiko over capacity yang terjadi apabila semua proyek yang


direncanakan berjalan baik dan selesai tepat waktu. Jika over capacity
benar-benar terjadi maka PLN akan mempunyai kewajiban membayar
komponen A kepada pihak IPP tanpa manfaat apapun. Jika proyek yang
direnvanakan adalah proyek PLN, maka aset tidak menghasilkan
revenue yang diperlukan untuk membayar capital debt ke lender.

6. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terdiri dari:

Risiko likuiditas kas, yaitu adanya kemungkinan perusahaan tidak


dapat menyediakan dana untuk pembayaran kewajiban jatuh tempo.
Risiko ini dapat terjadi bila kesehatan keuangan Perusahaan tidak
mengalami perbaikan yang signifikan sehingga tidak dapat
menghasilkan kas operasional, dan bila terjadi keterlambatan
pembayaran subsidi oleh Pemerintah.

Risiko pencairan dana pinjaman untuk investasi.

Risiko likuiditas aset

7. Risiko Produksi/Operasi
Risiko produksi/operasi terkait dengan beberapa masalah potensial berikut
ini:

Kekurangan atau kelangkaan energi primer sebagai bahan bakar


pembangkit listrik; salah satu penyebab kekurangan atau kelangkaan
tersebut adalah karena pemegang hak pengelolaan enerji primer
membuat kontrak penjualan dengan pihak lain.

Kerusakan peralatan/fasilitas operasi, terutama karena hal-hal berikut:


peralatan yang sudah tua, pembangunan yang dipercepat dalam
rangka memenuhi Fast Track Program, penggunaan teknologi baru,
dan penggunaan pemasok baru.

Risiko kehilangan peralatan/fasilitas operasi, terutama akibat pencurian


yang dilakukan terhadap instalasi/aset perusahaan.

Kesalahan manusia dalam mengoperasikan peralatan/fasilitas.

1027

8. Risiko Bencana
Risiko bencana dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan karena
dapat menyebabkan tidak beroperasinya peralatan/fasilitas. Risiko ini dapat
terjadi karena bencana alam, dan bencana karena ulah manusia.

9. Risiko Lingkungan
Risiko lingkungan terkait dengan dua aspek utama:

Tuntutan masyarakat terhadap keberadaan instalasi karena persepsi


mengenai pengaruh listrik terhadap kesehatan.

Adanya limbah, polusi, dan kebisingan yang secara potensial


menimbulkan risiko lain, seperti tuntutan hukum oleh masyarakat.

10. Risiko Regulasi


Risiko regulasi terutama berkaitan dengan:

Risiko tarif listrik, yang dapat menghambat atau memperlambat proses


penyesuaian tarif listrik sesuai target karena penyesuaian tarif perlu
persetujuan parlemen, dan keputusan persetujuan penyesuaian tarif
dapat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan.

Risiko kepastian subsidi, yang terkait dengan kemampuan keuangan


Pemerintah dan dorongan berbagai pihak untuk menurunkan atau
bahkan mencabut subsidi.

Risiko perubahan tatanan sektor ketenagalistrikan, khususnya bila


ditetapkannya perundangan yang mengubah status PLN sebagai
Pemegang
Kuasa
Usaha
Ketenagalistrikan
(PKUK)
atau
diberlakukannya open access jaringan transmisi dan adanya pasar
kompetisi tenaga listrik. Risiko perubahan perundangan yang
mengubah struktur industri dari monopoli bidang transmisi dan
distribusi menjadi struktur industri dengan persaingan bebas bukan
saja di bagian pembangkit tetapi di bagian lain dalam ketenagalistrikan.

PROGRAM MITIGASI RISIKO


1028

Pada dasarnya mitigasi risiko akan dilakukan secara dinamis oleh karena
metoda dan sarana mitigasi terus berkembang. Namun demikian, pokok-pokok
program mitigasi sebagai acuan penyiapan kebijakan mitigasi risiko adalah
sebagai berikut.
1.

Mitigasi risiko keterlambatan proyek-proyek PLN

Pemanfaatan pasar modal, lembaga keuangan bilateral/multilateral


dan APBN dalam pendanaan proyek-proyek PLN

Peningkatan kemampuan PLN dalam menghasilkan dana internal


(mengupayakan terus harga jual listrik memberikan margin yang
memadai)

Dukungan/garansi Pemerintah dalam upaya memperoleh pendanaan


untuk proyek PLN dan dalam bermitra dengan IPP

Pengembangan model project finance dimana EPC Contractors juga


membawa pendanaan proyek

Peningkatan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi


kemungkinan keterlambatan penyelesaian pembangunan proyek

Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan


perijinan dan persetujuan untuk mengurangi kemungkinan
keterlambatan perijinan dan persetujuan

Pelaksanaan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya


dapat memperoleh kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi
keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya
performance instalasi.

Pemilihan kontraktor yang berkualitas


untuk mengurangi
keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya
performance instalasi.

Penerapan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi


keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya
performance instalasi.

Pemilihan engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi


kesalaha desain.

Peningkatan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk


mengurangi kesalahan desain dan cost overun.
1029

2.

Penyusunan dan penerapan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan


untuk mengurangi dan mengendalikan risiko keselamatan
ketenagalistrikan.

Penerapan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya


Perusahaan terhindar dari risiko dampak lingkungan dan masalah
sosial

Peningkatan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.

Peningkatan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat


untuk meningkatkan hubungan dengan masyarakat.

Mitigasi risiko keterlambatan proyek-proyek IPP

Pengembang
kemampuan.

Peningkatan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi


kemungkinan keterlambatan penyelesaian pembangunan proyek

Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan


perijinan dan persetujuan untuk mengurangi kemungkinan
keterlambatan perijinan dan persetujuan

Pelaksanaan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya


dapat memperoleh kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi
keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya
performance instalasi.

Pemilihan kontraktor yang berkualitas


untuk mengurangi
keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya
performance instalasi.

Penerapan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi


keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya
performance instalasi.

Pemilihan engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi


kesalaha desain.

Peningkatan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk


mengurangi kesalahan desain dan cost overun.

IPP

hanya

dipilih

1030

yang

benar-benar

memiliki

3.

Penyusunan dan penerapan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan


untuk mengurangi dan mengendalikan risiko keselamatan
ketenagalistrikan.

Penerapan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya


Perusahaan terhindar dari risiko dampak lingkungan dan masalah
sosial

Peningkatan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.

Peningkatan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat


untuk meningkatkan hubungan dengan masyarakat.

Mitigasi risiko prakiraan permintaan listrik


Realisasi penjualan lebih rendah daripada demand forecast

Mengupayakan peningkatan pemasaran secara agresif dan proaktif


apabila terdapat indikasi pertumbuhan penjualan lebih rendah dari
yang diprediksi,

Mendorong Pemerintah Pusat/Daerah untuk mempercepat arus masuk


investasi agar industri dan perdagangan tumbuh lebih cepat sehingga
dapat menyerap listrik lebih banyak.

Mempercepat elektrifikasi daerah-daerah yang belum terjangkau listrik

Secara periodik (tahunan) mereview dan memperbaharui perhitungan


prakiraan kebutuhan listrik dengan menggunakan parameter terbaru
yang lebih akurat,

Realisasi penjualan lebih tinggi daripada demand forecast

Mengendalikan atau membatasi penyambungan pelanggan baru


maupun tambah daya,

Mengefektifkan demand side management


penghematan listrik oleh konsumen,

Mengusulkan kepada Pemerintah kenaikan tarif atau pemberlakuan


insentif/ disinsentif yang lebih tinggi agar masyarakat lebih berhemat
dalam memakai listrik,

Meminta kesediaan pelanggan industri dan bisnis untuk


mengoperasikan pembangkit sendiri terutama pada waktu beban
puncak,
1031

(DSM),

termasuk

4.

5.

6.

Mempercepat penyelesaian proyek-proyek pembangunan pembangkit


dan transmisi/distribusi,

Mendorong percepatan investasi untuk pembangunan pembangkit


baru,

Secara periodik (tahunan) mereview dan memperbaharui perhitungan


prakiraan kebutuhan listrik dengan menggunakan parameter terbaru
yang lebih akurat,

Mendorong pembelian listrik dari excess power, pembangkit skala


kecil.

Mitigasi risiko harga dan ketersediaan energi primer

Pembuatan kontrak jangka panjang dengan penyedia enerji primer


untuk memastikan ketersediaannya pada saat instalasi siap
beroperasi.

Integrasi hulu untuk menjamin ketersediaan sumber energi primer.

Sertifikasi sumber gas yang memasok pembangkit.

Mitigasi risiko perencanaan reserve margin terlalu tinggi

Memacu pertumbuhan penjualan jika proyek-proyek berjalan tepat


waktu termasuk mendorong tumbuhnya industri di Kalimantan.

Memantau kemajuan pekerjaan proyek-proyek pembangkit dengan


cermat, dan apabila penyelesaian proyek dipastikan tepat waktu dan
berjalan baik maka PLN menunda proyek-proyek kedepan yang telah
direncanakan.

Untuk sistem Sumatera yang rencana reserve marginnya mencapai


50% pada tahun 2014, untuk menyerap kapasitas yang ada dapat
dilakukan pengiriman energi listrik ke pulau Jawa melalui sistem
interkoneksi HVDC Jawa Sumatra maupun energy exchange dengan
sistem peninsular Malaysia menggunakan HVDC link.

Mitigasi risiko likuiditas

Pengusulan mekanisme pencairan subsidi yang lebih efektif untuk


mengurangi periode pencairan subsidi.
1032

7.

8.

9.

Investasi peralatan secara lebih efektif untuk mengurangi jumlah dan


nilai aset tidak produktif yang harus dilikuidasi.

Mitigasi risiko produksi/operasi

Pembuatan kontrak jangka panjang dengan penyedia enerji primer


untuk memastikan ketersediaannya pada saat instalasi siap
beroperasi.

Peningkatan operasi dan pemeliharaan untuk mengurangi


kemungkinan terjadi kerusakan peralatan/fasilitas operasi.

Penerapan SOP dan pelatihan untuk mengurangi kemungkinan


terjadinya kesalahan manusia dalam menggunakan peralatan/fasilitas.

Mitigasi risiko bencana

Penggunaan asuransi untuk risiko tertentu, baik risiko bencana alam


maupun risiko bencana akibat lah manusia.

Peningkatan pengawasan dan pengamanan untuk


kemungkinan terjadi bencana karena ulah manusia.

Peningkatan pengawasan dan pengamanan untuk mengurangi


kerugian bila bencana alam terjadi. Peningkatan komunikasi dan citra
perusahaan untuk mengurangi kemungkinan kerusakan akibat ulah
manusia, seperti sabotase.

mengurangi

Mitigasi risiko lingkungan

Sosialisasi masalah ketenagalistrikan dan kaitannya dengan


masyarakat untuk mengurangi tuntutan masyarakat terhadap instalasi,
termasuk keberadaan transmisi, karena persepsi atau pemahaman
mereka mengenai pegnaruh instalasi terhadap kesehatan manusia.

Penerapan sistem manajemen lingkungan yang lebih baik dan


memenuhi persyaratan yang berlaku supaya perusahaan terhindar dari
masalah limbah, polusi, dan kebisingan.

10. Mitigasi risiko regulasi

1033

Peningkatan komunikasi dengan pihak


penyesuaian tarif sejalan dengan rencana.

Pengembangan tarif supaya sejalan dengan perkembangan kondisi


keuangan Pemerintah sehingga dapat memperkecil ketidakpastian
subsidi.

1034

terkait

supaya

pross

You might also like