Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Citizenship Discussion:

Small Steps towards a Large Change


Is it possible for a group of people who are merely ordinary citizens to bring about large changes to the sustainability of a country? A small group meeting known as Citizenship Discussion is offered as a form of citizen participation in bringing change to Indonesia.

What is Citizenship Discussion


Large change can be mobilized by a small group of people who diligently learn and address common problems they face together. The magnitude of problems faced by this nation often forces us to think of big solutions, to the point that we feel powerless. The truth is substantial changes can happen if we start with simple steps. Citizenship Discussion is a form of meeting amongst citizens that is held in small groups with the aim of learning together to become a responsible citizen. Through Citizenship Discussion, a sense of community can be developed such that the citizen is more educated, informed and critical in perceiving existing problems. The citizen will be accustomed to understand situations clearly (and not merely just going along with it) and be involved in social issues around them.

Why Citizenship Discussion is Needed


It is commonly thought that a person is only able to bring about large change, only if he or she held key positions, such as in the government. As such, those desiring to bring about change will attempt to obtain those positions. On the other hand, for the majority of the citizens, there is a sense of apathy and helplessness as they feel like a commoner- a small, powerless role. Thus the paradigm is whether change can only be brought about in a top-down manner. Is this always the case? After the amendment of the 1945 Constitution, the Republic of Indonesia has shifted from a totalitarian system to a democratic one. This transformation can be seen from Article 1 Paragraph 2 of the 1945 Constitution before it was amended, which stated: Sovereignty lies in the hands of the people and is acted upon fully by the Peoples Consultative Assembly. After the amendment, Article 1 Paragraph 2 of the 1945 Constitution became Sovereignty lies in the hands of the people and is implemented in accordance with the constitution. In the past when the citizen casted their votes during the elections, the citizen was considered to have yielded their sovereignty to the hands of the Assembly, who will in turn take charge of the matters. Now the situation is different, the sovereignty of the people must be acted out according to the constitution. As such, during an election, after the people have given their voices, those who have been elected are obliged to implement the mandate given to them in the corridors of the 1945 Constitution. This is what is meant by constitutional democracy.

The representatives chosen by the people do not have the rights to make decisions arbitrarily, but must align their decisions with the constitution. Because of that, the role of citizens as sovereign people becomes very important so that they may participate and ensure the mandate they have given is utilized in accordance with the constitution. For a citizen to participate as watchdogs, he or she must be equipped with understanding of not only a specific issue but also of the 1945 Constitution. Citizenship Discussion is a means for the people to learn their rights and obligations as responsible citizens. With Citizenship Discussion, the hope is that more and more citizens would be willing to participate and think about the continuity of Indonesia. Thus the role of the people as a sovereign citizen is not a passive one. Citizen participation may also be fulfilled in the future through public policy advocacy, be it in the local sphere or a wider scope. Through this Citizenship Discussion, it will not be unlikely that potential leaders who are responsible, knowledgeable and understanding will rise up - people who are able to think independently and lead within the family, church, society and state.

How to Start a Citizenship Discussion


Begin a small group by inviting 10-15 friends or relatives to gather somewhere such as your home, and set up a schedule, such as 7pm Friday evening, to meet for 1-2 hours. Pick a discussion topic from Institut Leimenas website (www.leimena.org)! Reading materials and discussion questions can be photocopied in advance as needed. Before easing into the discussion activities, Citizenship Discussion can be started with a social get-to-know-you session carried out in a relaxed setting. The results of the discussion, which consist of different thoughts and ideas, can be written down and shared at the end as a conclusion. To enhance the effectiveness of the discussion, each participant can be encouraged to share the results of the meeting through various means such as by email, text messaging, facebook, sharing with friends, relatives and neighbors, so that even more people are able to reap the benefits of the Citizenship Discussion.

Budi Setiamarga Director, Center for Policy Analysis Institut Leimena

Diskusi Warga:
Langkah Kecil Untuk Perubahan Besar
Mungkinkah sekelompok warga yang hanya rakyat biasa membawa perubahan besar dalam keberlangsungan suatu negara? Suatu bentuk pertemuan kelompok kecil yang disebut Diskusi Warga ditawarkan sebagai salah satu bentuk partisipasi warga untuk membawa perubahan di Indonesia.

Apa itu Diskusi Warga


Perubahan besar dapat dimulai oleh sekelompok kecil orang yang tekun mempelajari dan menyikapi masalah bersama yang mereka hadapi. Besarnya masalah yang dihadapi bangsa ini seringkali memaksa kita memikirkan solusi besar, sehingga kita merasa tidak berdaya. Sebetulnya banyak perubahan besar yang dapat terjadi apabila kita mulai dengan langkah-langkah sederhana. Diskusi Warga adalah sebuah bentuk pertemuan antar warga yang dilakukan di dalam kelompok-kelompok kecil untuk bersama-sama belajar menjadi warganegara bertanggungjawab. Melalui Diskusi Warga, sense of community dapat terbangun sehingga warga akan menjadi lebih cerdas, terdidik dan kritis dalam menanggapi permasalahan yang ada. Warga terbiasa untuk memahami dengan jelas (tidak hanya sekedar ikut-ikutan saja) dan terlibat dalam permasalahan sosial sekitarnya

Mengapa Diskusi Warga diperlukan


Banyak orang berpikir bahwa seseorang bisa membawa suatu perubahan besar hanya jika seseorang berada dalam jabatan-jabatan kunci, misalnya di pemerintahan. Oleh sebab itu, orang berusaha untuk meraih jabatan-jabatan tersebut bila ingin membawa perubahan. Dilain pihak, bagi mayoritas warganegara, ada rasa apatis dan tidak berdaya karena mereka merasa hanya wong cilik saja yang jauh dari kekuasaan. Jadi paradigmanya adalah bahwa perubahan hanya bisa terjadi secara top-down atau dari atas ke bawah. Apakah ini selalu benar? Setelah amandemen UUD 1945, Negara Indonesia telah berubah dari negara totaliter menjadi negara demokratis. Perubahan itu terlihat nyata dari pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang sebelum amandemen berbunyi Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Setelah amandemen, pasal 1 ayat 2 UUD 1945 menjadi Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Dulu, pada waktu rakyat memberikan suaranya pada pemilu, rakyat dianggap sudah menyerahkan kedaulatannya ke tangan MPR dan selanjutnya MPR-lah yang mengatur semuanya. Sekarang, situasinya berbeda. Kedaulatan rakyat harus dilaksanakan sesuai dengan UUD. Dengan demikian, dalam Pemilu, setelah rakyat menyatakan pilihannya, mereka

yang sudah terpilih harus melaksanakan mandat yang telah diberikan kepada mereka dalam koridor UUD 1945. Inilah yang disebut sebagai demokrasi konstitusional. Seorang yang dipilih rakyat tidak boleh mengambil keputusan semaunya sendiri, tetapi dia harus berusaha menyelaraskan segala keputusan yang dibuatnya dengan UUD. Oleh sebab itu, peran warga sebagai rakyat yang berdaulat menjadi sangatlah penting untuk ikut serta mengawasi apakah mandat yang telah diberikan tersebut digunakan sesuai dengan UUD. Supaya warga dapat ikut serta mengawasi, maka warga harus diberdayakan dengan pemahaman-pemahaman, baik tentang suatu hal tertentu maupun tentang UUD 1945. Diskusi Warga adalah sarana warga untuk belajar hak dan kewajibannya sebagai Warga-negara yang bertanggung jawab. Melalui Diskusi Warga, diharapkan makin banyak warga negara yang bersedia untuk ikut serta memikirkan keberlangsungan NKRI. Dengan demikian, warga sebagai rakyat yang memegang kedaulatan tidaklah pasif. Partisipasi warga nantinya dapat juga diwujudkan dalam bentuk advokasi kebijakan publik, baik dalam lingkup lokal maupun dalam lingkup yang lebih luas. Melalui Diskusi Warga ini, tidaklah mustahil akan timbul calon-calon pemimpin-pemimpin yang bertanggungjawab dengan bekal pemahaman dan pengetahuan yang baik, dapat berpikir secara independen dan siap memimpin dalam keluarga, gereja, masyarakat dan negara.

Bagaimana Memulai Diskusi Warga


Mulailah dengan membentuk suatu kelompok kecil dengan mengajak 10-15 orang teman atau saudara untuk berkumpul di suatu tempat, misalnya rumah anda, pada suatu waktu tertentu, misalnya Jumat sore jam 19.00, untuk kurun waktu 1 sampai 2 jam. Pilihlah satu bahan diskusi dari situs Institut Leimena (www.leimena.org)! Bahan yang terdiri dari bahan bacaan dan beberapa pertanyaan tersebut dapat di fotokopi terlebih dahulu sesuai keperluan. Diskusi Warga dapat dimulai dengan ramah tamah dan perkenalan antar peserta dalam suasana yang santai yang dilanjutkan dengan acara diskusi. Hasil diskusi yang berupa pokok-pokok pikiran dapat dicatat dan diulang kembali diakhir diskusi sebagai kesimpulan. Untuk meningkatkan efektivitas diskusi, setiap peserta diskusi dapat didorong untuk menceritakan hasil pertemuan ini melalui berbagai sarana misalnya email, sms, facebook dan percakapan, ke teman, keluarga, atau tetangga mereka, supaya lebih banyak orang lagi yang mendapat manfaat dari Diskusi Warga ini. Budi Setiamarga Direktur Center for Policy Analysis Institut Leimena

You might also like