Case Report, Kode B16

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

CASE REPORT, KODE B16

A 41 years old man with mild and intermittent right flank pain and normal urine analysis, underwent ultrasonography eventually, which revealed the presence of a 15 mm stone in the right and a simple cyst on the left side (figure 1). the patient was recommended to perform a plain abdomen radiography (kidney, ureter, bladder) (KUB) , which confirmed the urolithiasis . he was than reffered to perform extracorporal shock wave lithotripsy (ESWL) , but no stone fragments were passed in the urine after the procedure (figure 2). The patient did not follow the treatments for one years. Then , he presented again with renal colic and the second KUB revaled some fine stone fragments in middle portion of the right kidney. Stone basketing was recommended by urologists but the patien refused it. One years later, but the patient revisited by radiologist only for follow-up of his kidney stone situation, in this period, he was asymptomatic. Repeated ultrasonography , IVU , and computerized tomography (CT) scan with and without contrast medium were done because of suspected urinary system anomalies . at this time , all of imaging modalities confimed the presence of pelvic diverticula in both kidneys with urolithiasis within the right one (figure 3 dan 4). Then , the patient was reffered to the urologists for further management, but patient did not accept the recommended invasive management and he was only followed up with sonography every 6 months.

TERJEMAH CASE REPORT

Seorang pria 41 tahun datang dengan nyeri panggul ringan dan hilang timbul (intermitent) di bagian sebelah kanan dan analisis urin didapatkan normal, setelah menjalani pemeriksaan ultrasonografi di dapatkan adanya batu sebesar 15mm di bagian kanan dan kista sederhana di sisi kiri (gambar 1). Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan foto polos abdomen(mancakup: ginjal, ureter, vesika urinaria ), untuk mengetahui adanya batu saluran kemih ( urolithiasis). Selain itu pasien juga dirujuk untuk melakukan Extracorporal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) tetapi hasilnya tidak didapatkan adanya fragmen batu yang keluar bersama urine (gambar 2). Setelah selama setahun pasien tidak lagi mengikuti pengobatan. Pasien merasakan colic ginjal dan pemeriksaan KUB (kidney, ureter , bladder) kedua mengungkapakan adanya beberapa fragmen batu halus di bagian tengah dari ginjal kanan. Pengangkatan batu di rekomendasikan oleh urolog tatapi pasien menolaknya. Satu tahun kemudian, pasien datang pada ahli radiologi hanya untuk mengetahui perkembangan dari batu ginjal itu, dalam periode ini dia tanpa gejala. Ultrasonografi , IVU (Intra Vena Urogram) dan CT scan di ulang , dilakukan karena diduga anomali sistem kemih, Semua modalitas pencitraan tersebut mendapatkan adanya divertikula panggul di kedua ginjal dengan urolithiasis yang menyebar (gambar 3 dan 4). Kemudian, pasien di rujuk ke urolog untuk penanganan selanjutnya, tetapi pasien tidak patuh dan dia hanya di tangani dengan sonografi setiap 6 bulan.

RESUME CASE REPORT

1. Resume Anamnesis Identitas Nama Umur Jenis kelamin :X : 41 tahun : Laki-laki

2. Resume RPS dan RPD RPS RPD : Nyeri kolik : Nyeri panggul ringan ( intermiten )

3. Resume pemeriksaan fisik dan penunjang Vital sign Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Urin Ultrasonografi : Normal : Urolithiasis yang menyebar dikedua sisi ginjal

Foto polos abdomen : Ada fragmen batu halus di ginjal bagian kanan CT scan IVU : Urolithiasis yang menyebar dikedua sisi ginjal : Urolithiasis di kedua sisi ginjal

4. Resume diagnosis - Tidak tercantum dalam case report

5. Resume terapi Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) , tetapi tidak didapatkan adanya fragmen batu yang keluar bersama urin.

ANALISIS CASE REPORT

1. Analisis patofisiologi Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 : 323) Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori : 1.Teori supersaturasi Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi kristal kemudian timbul menjadi batu. 2.Teori matriks Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristalkristal sehingga menjadi batu. 3.Teori kurang inhibitor Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.

4.Teori epistaxi Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama, salauh satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya. Contohnya ekskresi asam urat yanga berlebihan dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium. 5.Teori kombinasi Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.

2. Analisis penegakan diagnosis Pasien mengalami nyeri panggul, menandakan indikasi dari urolithiasis yang lebih mengarah ke batu ginjal atau neprolithiasis. Disini nyerinya masih bersifat ringan dan intermiten itu berarti batu masih berada di dalam parenkim ginjal. Setelah setahun pasien merasakan nyeri kolik mengindikasikan batu telah turun disaluran ginjal ( nefron ). Nyeri kolik diakibatkan aktivitas peristaltik otot polos yang menyebabkan tekanan intraluminal naik sehingga terjadi peregangan di terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri. Dari pemeriksaan penunjang juga mengindikasikan adanya nefrolihtiasis. Pemeriksaan KUB ( foto polos abdomen ) menunjukkan adanya batu dibagian ginjal kanan dan CT scan, Ultrasonografi, dan IVU menunjukkan adanya fragmen batu di kedua sisi ginjal. 3. Analisis terapi Terapi simptomatik AINS Diklofenak Cara kerja preverential :Menghambat cox-2 enzim cox, termasuk melalui kelompok cerna

inhibitor,

absorbsi

saluran

berlangsung cepat dan lengkap. Efek samping :Mual, gastritis, eritema kulit dan sakit kepala. Pemakaian Dosis : Tidak dianjurkan untuk ibu hamil : Dewasa 100-150 mg/hari terbagi 2-3 dosis

Tramadol Cara kerja : Analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiate. Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di system saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu tramadol juga

mengahambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitive tenrhadap rangsang, akibat impuls nyeri terhambat. Cara pemberian Dosis : Peroral, parenteral, intravena, intramuscular. : Dewasa dan anak berumur di atas 14 tahun Dosis tunggal : 1 kapsul Dosis perhari : 8 kapsul Apabila masih terasa sakit, dapat ditambahkan dosis tunggal 1 kapsul lagi, setelah selang waktu 30-60 menit. Efek samping : Mual, muntah, dyspepsia, lelah, sedasi, pusing, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering dan sakit kepala.

Ketoprofen Cara kerja : Ketoprofen dapat menghambat sintesa

prostaglandin pada jaringan tubuh dengan cara menghambat siklooksiginase, yaitu suatu enzim yang mengkatalisa pembentukan prostaglandin (endoperoksid) dari asam arakhidonat. Cara pemberian Dosis : Secara intra vena : 20-50 mg setiap 6-8 jam bila diperlukan. Dosis yang lebih rendah dapat diberikan pada pasien yang kondisinya lemah atau usia lanjut atau penderita dengan gangguan fungsi ginjak dan hati.

Efek samping

: Dyspepsia , mual, muntah , nyeri pada perut, pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan.

Anti kolenergik Hyosin Cara kerja

: Relaksasi menyebabkan peristaltik menurun sehingga nyeri berkurang.

Cara pemberian Terapi kausatif

: Secara intramuskular

- Surgery : Percutaneous Nephrolithotomydannephrolithotripsy (PCNL) Merupakan metode pengambilan batu ginjal yang berukuran sedang atau yang cukup besar dan merupakan metode bedah yang minim invasif. Metode PCNL ini biasanya ditempuh apabila metode ESWL tidak memungkinkan untuk dilakukan. Tindakan PCNL dilakukan dengan

membuat sayatan kecil (0,5 inci) di bagian samping belakang pasien di daerah ginjal. Melalui sayatan tersebut alat PCNL dimasukkan untuk mengambil batug injal. Selama proses ini berlangsung pasien dikontrol oleh dokter anestesi. Dengan metode PCNL ini pasien akan lebih cepat pulih dibandingkan metode operasi yang konvensional ( terbuka ). PCNL yang tergolong terapi minimal invasive memberikan angka bebas batu tertinggi (78%) bila dibandingkan operasi terbuka (71%). Perkembangan teknologi dan peralatan PCNL terkini memungkinkan pengeluaran batu ginjal yang efektif dengan morbiditas lebih rendah, tanpa insisi lebar, masa pulih lebih pendek, dan total biaya yang lebih rendah dibandingkan operasi terbuka. ( Syahputra, F.A,2011 )

- ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) : Terapi ini berguna memecahkan batu menjadi sedimen yang akan dikeluarkan bersama urin. Efek samping : nyeri kolik dan hematuria

Terapi suportif Diet rendah kalsium Kurangi minum teh, kopi, dan makan coklat Perbanyak minum air putir

DAFTAR PUSTAKA

Wasserstein, 2005;45(2):422-428.

G.Neprholithiasis.American

Journal

of

Kidney

Disease

Wilmana, F. Gan, S. Farmakologi dan Terapi. edisi 5 (cetak ulang) : 2009, Balai penerbit FKUI, Jakarta. http://meprofarm.com/index.php?news_id=29&start=0&category_id=&parent_id=0& arcyear=&arcmonth http://PubMed.gov

PENUGASAN BLOK UROPOETIKA NEPHROLITHIASIS

Nama

: Triana amalia Naufal akbar Sandi nur fathana Indra syahputra 10711098 10711218 10711227

Kelompok Tutor

: 15 :

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2012

You might also like