Professional Documents
Culture Documents
TUGAS ELEMEN MESIN II - Perencanaan Roda Gigi Kerucut Pada Mesin Gerinda Tangan
TUGAS ELEMEN MESIN II - Perencanaan Roda Gigi Kerucut Pada Mesin Gerinda Tangan
) (
: dim
tan tan
Berikut ini adalah gambar roda gigi dan pinyon kerucut lurus.
Gambar 5.
Roda Gigi Dan Pinyon Kerucut Lurus
Gigi lurus standar dari roda gigi kerucut dipotong dengan menggunakan sudut
tekan 20, addendum dan dedendum yang tidak sama, dan kedalaman gigi yang penuh.
Hal ini menambah perbandingan kontak, menghindari kurang potong, dan menambah
kekuatan dari pinyon.
Pada suatu pemasangan roda gigi kerucut yang khas yaitu satu diantara luar dari
bantalan. Ini berarti bahwa lendutan poros bisa lebih nyata dan mempunyai pengaruh
yang lebih besar dari pada persinggungan gigi tersebut. Kesulitan yang timbul dalam
memperkirakan tegangan pada gigi roda gigi kerucut adalah bahwa gigi ini berbentuk
tirus. Jadi untuk mendapatkan persinggungan garis yang sempurna melalui pusat kerucut
gigi tersebut haruslah melentur yang lebih besar dibandingkan pada ujung yang kecil.
23
Untuk mendapatkan kondisi ini memerlukan adanya keseimbangan yang lebih besar pada
ujung yang besar. Karena variasi beban di sepanjang muka gigi ini, maka dianjurkan
untuk lebar muka sedikit pendek.
2. Cara Kerja Alat Pemarut Es
Cara pengoperasian alat pemarut es mekanik adalah dengan cara menghubungkan
motor dengan sumber arus, motor tersebut menghasilkan daya yang kemudian
dittansmisikan ke pully alat pemarut es melalui sabuk. Daya yang ditransmisikan oleh
sabuk pemutar poros horizontal. Roda gigi kerucut yang dipasang pada poros tersebut
akan ikut berputar dan akan mengerakkan pinyon yang terhubung dengan roda gigi. Pada
diameter dalam dari pinyon dimasukkan batang penekan dan diberi pasak. Batang
penekan berulir memutar turun karena diberi pasangan, yaitu roda gigi miring yang
letaknya di atas pinyon dan dikunci oleh baut pengunci roda gigi miring. Batang penekan
berulir turun sambil memutar balok es. Pada landasan tempat balok es tersebut diputar
terdapat mata pisau bergigi pada suatu tempat dan diberi lubang persegi empat untuk
menurunkan potongan-potongan es. Balok es yang berputar akan menjadi potongan-
potongan kecil yang kemudian akan turun melalui lubang ke tempat penadah. Jika balok
es sudah menjadi tipis, maka pedal gas akan dilepas untuk menghentikan kerja dari alat
tersebut. Kemudian baut pengunci dari roda gigi dikendurkan dan dengan memutar roda
kemudi yang dihubungkan dengan roda gigi miring pada pinyon sehingga akan memutar
batang penekan berlawanan arah kerja tadi, maka batang penekan berulir akan naik ke
atas ke posisi semula.
24
Gambar 6.
Alat Pemarut Es Mekanik
Keterangan gambar pemarut es mekanik adalah :
1. Roda gigi miring
2. Batang tekan
3. Pinyon kerucut
4. Roda gigi kerucut
5. Poros
6. Pasak
7. Bantalan
25
BAB III
PERHITUNGAN
A. Perencanaan Roda Gigi
Pada perencanaan roda gigi ini dipakai dua buah roda gigi kerucut lurus, dimana
satu roda gigi berfungsi sebagai roda gigi penggerak (gear) dan yang lainnya sebagai roda
gigi yang digerakkan (pinyon). Adapun bahan dari roda gigi dan pinyon adalah besi cor
FC 18 dengan kekuatan lentur 4,0 kg/mm
2
.
Data perencanaan adalah :
1. Putaran motor (n
c
) = 1500 rpm
2. Daya motor (P) = 0,25 kW
3. Reduksi transmisi = 5
4. Reduksi roda gigi kerucut = 1,5
5. Faktor koreksi (f
c
) = 1 (untuk daya nominal)
6. Jumlah roda gigi kerucut (Ng) = 27
7. Jumlah roda gigi pinion (Np) = 18
8. Puncak diametral (P) = 3 gigi/in
9. Sudut tekan () = 20
o
Maka daya penggeraknya (Pd) adalah :
Pd = P x f
c
= 0,25 x 1
= 0,25 kW
26
Dari harga reduksi puli dan sabuk yang telah diketahui, maka putaran roda gigi kerucut
dapat diketahui pula, yaitu :
i
c
n
n
I =
dimana : n
c
= putaran motor listrik = 1500 rpm
n
i
= putaran roda gigi kerucut
I = reduksi puli = 5
Sehingga :
rpm 300 n
i
=
=
i
n
1500
5
Reduksi pada roda gigi kerucut :
5 , 1
2
1
=
Z
Z
Dimana :
2
1
2
1
n
n
Z
Z
=
n
1
= putaran roda gigi kerucut
n
2
= putaran pinion
Maka : 1,5 = n
1
/n
2
n
2
= 300 x 1,5
n
2
= 450 rpm
Torsi pada roda gigi kerucut :
T = 9,74 x 10
5
x Pd/n
1
Sehingga : T = 9,74 x 10
5
x 0,25/300
= 811,6 kg mm
27
1. Sudut puncak pinion
tan
-1
1
= Np/Ng ................................................ (Shigley hal. 239)
= 18/27
1
= 33,6
2. Sudut Puncak roda gigi
tan
-1
2
= Ng/Np ............................................... (Shigley hal. 239)
= 27/18
2
= 56,3
3. Diameter puncak pinion (dp) ........................ (Shigley hal. 175)
dp = Np/P
= 18/3 = 6 in = 152,4 mm
4. Diameter puncak roda gigi (dg)
dg = Ng/P
= 27/3 = 9 in = 228,6 mm
5. Lebar muka gigi (F)
F = 10/P
= 10/3 = 3,33 in = 84,67 mm
6. Faktor perubahan kepala (X
1
dan X
2
)
X
1
= 0,46 [1-(18/27)
2
]
= 0,46 [1-0,4]
= 0,276
X
2
= - 0,276
7. Untuk pinion
28
Tinggi kepala (Adendum)
hk
1
= (1 + X
1
) m
Dimana : m = modul
= dp/Np
= 152,2 /18 = 8,46 mm
hk
1
= (1 + 0,276) 8,46 = 10,8 mm
Tinggi kaki (dedendum)
hf
1
= (1 0,276) m + Ck
Dimana : Ck = kelonggaran puncak
C
k
= ( ) mm P 0508 , 0 188 , 0 +
= ( ) mm 0508 , 0 3 188 , 0 +
= 0,11 mm
hf
1
= (1 0,276) x 8,46 + 0,11
= 6,23 mm
8. Untuk roda gigi
Tinggi kepala (adendum)
hk
2
= (1 X
1
) m
= (1 0,276) 8,46
= 6,12 mm
Tinggi kaki (dedendum)
hf
2
= (1 + X
1
) m + C
k
= (1 + 0,276) 8,46 + 0,11 = 10,9 mm
9. Diameter lingkaran kepala pinion
29
dp
1
= dp + 2hk
1
cos
1
= 152,4 + 2 .10,8 cos 33,6
= 170,3 mm
10. Diameter lingkaran roda gigi
dg
2
= dg + 2hk
2
cos
2
= 228,6 + 2 . 6,12 cos 56,3
= 235,33 mm
11. Jarak dari puncak kerucut sampai puncak luar gigi untuk pinion
X
1
= (dp/2) hk
1
sin
1
= (152,4/2) 10,8 sin 33,6
= 70,26 mm
12. Jarak kerucut (R)
R = d
p
/2 sin
1
= 152,4/2 sin 33,6
= 138,5 mm
13. Pemeriksaan keamanan terhadap tegangan dan kekuatan lentur
W
t
= 60 . 10
3
. H/ dn
H = P . f
c
= 0,25 kW
W
t
= 60 . 10
3
. 0,25/3,14 . 12 . 1500
= 0,26 kN
14. Diameter puncak rata-rata dari roda gigi besar
d
av
= dg F sin
2
............................................. (Shigley hal 244)
30
= 228,6 84,67 sin 56,3
= 158,16 mm = 6,23 in
15. Kecepatan garis puncak pada puncak rata-rata
V = dav . . n/12 .............................................. (Shigley hal 175)
= 6,23 . 3,14 . 300/12
= 489,06 ft/menit
16. Faktor kecepatan
Kv = V + 50 / 50 ............................................ (Shigley hal 181)
= 56 , 489 50 / 50 +
= 0,693
17. Tegangan lentur pada roda gigi
= Wt . P/kv . F . J .......................................... (Sularso hal 242)
J = 0,22 ; untuk faktor geometri
=
3
3
10 . 22 , 0 . 67 , 84 . 693 , 0
10 . 4 , 25 / 1 . / 3 . 22 , 0
in gigi
= 0,698 kPa
18. Tegangan yang diizinkan :
a
= 4 kg/mm
2
=
2 6
10 . 1
81 , 9 4
m
kg x
= 3,924 . 10
4
kPa
Karena <
a
maka roda gigi dalam keadaan sangat aman.
B. Perencanaan Poros dan Pasak
Puli
31
D = 100 mm
I = 5
Dimana : D = diameter puli
I = reduksi puli
Maka : d = D/I .............................................. (Sularso hal. 166)
= 100/5 = 20
Sehingga : V = . d . n/(60x1000) ................. (Sularso hal. 166)
=
60000
1500 20 14 , 3 x x
= 1,57 m/s
Po =
( )
102
2 1 V F F
........................................... (Sularso hal. 171)
Dimana : Po = Daya yang direncanakan
Po = 0,25 kW
V = kecepatan
Maka : 0,25 =
( )
102
57 , 1 2 1 F F
F1-F2 = 16,24
Sabuk
Panjang sabuk (L) dipilih panjang 1016 mm
Jarak sumbu C dapat diketahui dengan menggunkan persamaan sebagai berikut :
32
C =
( )
8
8
2 2
d D b b +
............................... (Sularso hal. 170)
Dimana :
b = 2L (100 + 20) ........................................ (Sularso hal. 170)
b = 2L (100 + 20)
= 2(1016) 3,14(120)
= 2032 376,8
= 1655,2
Maka :
C =
( )
8
8
2 2
d D b b +
=
( ) ( )
8
20 100 8 2 , 1655 2 , 1655
2 2
+
= 411,85
Besarnya sudut kontak adalah :
o
o
o
168,93
411,85
20) 57(100
180
C
d) 57(D
180
=
=
169
o
Maka :
F
1
/F
2
= e
.
Dimana : = koefisien gesek = 0,2
F
1
/F
2
= e
.
F
1
/F
2
= e
0,2.169
33
F
1
/F
2
= e
33,8
F
1
= 4,78 F
2
16,24 = F
1
F
2
16,24 = (4,78 F
2
F
2
)
kg 20,54 F
kg 4,30 F
3,78
16,24
F
1
2
2
=
=
=
Sehingga jumlah sabuk yang diperlukan adalah :
u
K . P
P
N
o
d
= ....................................................... (Sularso hal. 173)
buah 1 03 , 1 N
97 , 0 x 25 , 0
25 , 0
N
~ =
=
Dengan jenis sabuk yang dipakai adalah sabuk V dengan tipe sabuk sempit 3 V.
1. Perencanaan Poros
Wt = T/r
av
........................................................ (Shigley hal. 238)
Dimana r
av
= d
av
/2
=
2
sin
1
o F dp
34
=
2
6 , 33 sin 67 , 84 4 , 152
= 52,77 mm
Wt = 811,6/52,77
= 15,4 kg
Wa = Wt tan sin ........................................ (Shigley hal. 238)
= 15,4 tan 20 sin 33,6
= 3,10 kg
Wr = Wt tan cos ...................................... (Shigley hal. 238)
= 15,4 tan 20 cos 33,6
= 4,67 kg
A
B
C
x
D
E
y
z
Wa
Wr
Wt
5 cm 9 cm 3,2 cm
Rcz
Rcy
Rby
Rcz
F1
- Momen di titik C
F1 . CD + Wr . AC + Rby . BC = Wa . AE
Rby = Wa . AE Wr . Ac F1 . CD
Rby =
9
32 64 , 18 14 67 , 4 277 , 5 10 , 3 x x x
= - 12,07 kg
35
- fy = 0
Wr + Rby + Rcy = Ftot
Rcy = 18,64 4,67 + 12,07
= 26,04 kg
Mcz = 0
Rby . BC = Wt . AC
Rbz =
9
14 . 4 , 15
= 24 kg
- Fz = 0
Rby + Rcz = Wt
Rcz = 15,4 24
= -8,6 kg
- T = 0
T = Wt . AE (dimana AE = r
av
)
= 15,4 . 52,77
= 804,96 kg.mm
Rb =
2 2
Rbz Rby +
= ( )
2 2
24 07 , 12 +
= 26,8 kg
Rc =
2 2
Rcz Rcy +
= ( ) ( )
2 2
6 , 8 04 , 26 +
36
= 25,5 kg
W =
2 2
Wr Wt +
= 16,09 kg
A B
C
D
18,46
Wr
4,67
Rby
12,07
Rcy
26,04
+
-
+
-7,4
V
Sumbu x - y
4,67
16,04
26,04 18,64
596,48 kg.mm
233,5 kg.mm
A B C D
37
Rbz = 24
Wt = 15,4
x
Sumbu x- z
+
-
C B
V
A
-8,6
15,4
Rcz = 8,6
770 kg.mm
D
Selanjutnya :
Wt = T/r
av
T = 811,6 kgmm = 70,46 lb.in
n = 2,6
M
tot
= in Ib mm kg . 93 , 69 . 63 , 804 ) 770 ( ) 5 , 233 (
2 2
= = +
Dengan perencanaan :
Bahan G 10500 AISI 1050 ditarik dingin
S
ut
= 100 kpsi
S
y
= 84 kpsi
Ka = 0,75 ......................................................... (Shigley hal. 177)
38
K
b
= 0,865
K
c
= 0,868 , faktor keandalan 95 %
K
d
= K
e
= 1
K
f
= 1,33
S
e
= 0,5 S
out
= 50 kpsi
S
e
= K
a
K
b
K
c
K
d
K
e
K
f
S
e
= 0,75.0,865.0,868.1.1.1,33.50
= 37,45 kpsi
ds = ( ) ( ) | | { }
3 / 1
2 / 1
2 2
48
e y
S M S T n + t ............ (Shigley hal. 270)
= ( ) ( ) | | { }
3 / 1
2 / 1
2
3
2
3
10 45 , 37 / 93 , 69 10 84 / 46 , 70 14 , 3 / 6 , 2 48 x x x +
= 0,43 in = 10,92 mm 11 mm
2. Perencanaan Pasak
Dalam pasak poros transmisi baja karbon AISI 1010 diroll panas
ut = B = 47.000 psi
B
= 33,06 kg/mm
2
diameter poros 11 mm
penampang pasak b x h = 3mm x 3mm
tegangan geser yang diijinkan pada pasak
ka = b/ Sfk 1 . Sfk 2 ..................................... (Sularso hal 27)
Sfk 1 = 6
Sfk 2 = 2,5 ; untuk tumbukan ringan
ka = 33,06/(6.2,5) = 2,2 kg/mm
2
39
Panjang pasak (li) berdasarkan tegangan geser pasak yang diizinkan
T = 811,6 kg.mm
F = T/r
= 2T/d
= 811,6 . 2 / 11
=147,56 kg
ka F/li . b ...................................................... (Sularso hal. 25)
2,2 147,56 / li . 3
li 22,4 mm
panjang pasak (l2) berdasarkan tekanan permukaan yang diizinkan :
Pa = 8kg / mm
2
t
1
= 2,5 mm
Pa
1
.t l
F
8 147,56 / l
2
. 2,5
l
2
7,4 mm
Maka dapat diambil ketentuan
a. Ukuran pasak = b x h = 5 x 5 (mm)
b. Lebar pasak adalah = 5 mm
c. Panjang pasak yang dipakai adalah L = 15 mm
L
k
/d
s
= 13/11 = 1,2 (0,75 < 1,36 < 1,5 adalah baik)
40
C. Perencanaan Bantalan
Dalam perencanaan ini jenis bantalan yang digunakan yaitu bantalan gelinding bola tunggal.
1. Bantalan pada titik B
Beban ekivalen dinamis (Pr)
Pr = XVFr + Yfa ............................................. (Sularso hal. 135)
Dimana : Fr = beban radial = 24,4 kg
Fa = beban aksial = 3,10 kg
X = 1 ; V = 1 ; Y = 0
e Fa / V. Fr .................................................. (Sularso hal. 135)
= 3,10 /1 . 24,4
= 0,13
Pr = 1 . 1 . 24,4 + 0,310
Pr = 24,4 kg
Umur bantalan : L = 60 . n2 . Lh ..................... (Sularso hal. 136)
Dimana : Lh = 5 x 365
= 1825 jam
Maka L = 60. 450 . 1825
= 49,275 . 10
6
rev
C/Pr = L
1/3
C = Pr.L
1/3
= 24,4(49,275)
1/3
= 89,45 kg
2. Bantalan di titik C
Beban ekvivalen dinamis (Pr)
41
Pr = XVFr + Yfa
Dimana : Fr = beban radial = 13,6 kg
Fa = beban aksial = 3,10 kg
X = 1 ; V = 1 ; Y = 0
e Fa/VFr = 3,10/13,6.1 = 0,227
Pr = 1.1.13,6 + 0.3,10
= 13,6 kg
Umur bantalan : L = 60.n
2
. Lh
Dimana : Lh = 5 x 365 = 1825 jam
Maka : L = 60.450.1825 = 49,275. 10
6
rev
C / Pr = L
1/3
C = Pr. L
1/3
= (49,275)
1/3
.13,6
C = 49,85 kg
42
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan mengenai ukuran bagian-bagian roda gigi pada mesin gerinda tangan , yaitu sebagai
berikut :
1. Alat penggerak
Daya motor = 0,25 kW
Putaran motor = 1500 rpm
Reduksi transmisi sabuk = 5
Reduksi transmisi roda gigi = 1,5
2. Roda gigi kerucut
Jumlah roda gigi (gear) = 27 gigi
Jumlah roda gigi (pinion) = 18 gigi
Modul = 8,46 mm
Bahan roda gigi = FC 18
Kekuatan tegangan izin = 3,924.10
4
kPa
3. Poros
Bahan poros = G 10500 AISI 1050 ditarik dingin
Panjang poros = 172 mm
Diameter poros = 11 mm
4. Pasak
43
Penampang pasak = 5 x 5 (mm)
Panjang pasak = 15 mm
Kedalaman pada poros = 3 mm
Kedalaman pada naf = 2 mm
5. Bantalan
Bahan bantalan = JIS 6001
Umur bantalan = 49,275 , 10
6
rev
Beban dinamis = 69,65 kg
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Shigley, J.E dan LD. Mitchell, Perencanaan Teknik Mesin, Jilid 2, Edisi
Keempat, Erlangga, Jakarta, 1984.
2. Sularso, Ir, MSME dan K. Suga, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin, Cetakan Kesembilan, Pradnya Paramita, Jakarta, 1997.
3. Daryanto, Drs, Pengetahuan Dasar Teknik, Cetakan Pertama, Bina Aksara,
Jakarta, 1988.
45
LAMPIRAN