Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 41

Enhancing Pain Control with STRONG and FASTER ANALGESIC

Jababeka Industrial Estate I, Jl. Jababeka VI Block J3, Bekasi 17520

Consistent in Innovation, Quality, and Care


Menghasilkan Produk dengan Kualitas Terjamin

CERTIFICATION
On certification process: c-GMP German Federal Health Agency

Certification received: c-GMP TGA (2009) c-GMP - UK MHRA (2008) ISO 9001:2000 (May 2003) Indonesian GMP (CPOB) BPOM (Nov 2002)
Successful Audits from Alliance Companies: UCB - Aug 2006 GSK - Mar 2004 Santen - Jan 2004 Novartis - Nov 2003 Actavis - Sep 2003

Ferron goes to the UK 21 July 2008

CSL Behring

Ebewe

Strategic Alliance Partners Dexa Medica Group

Beximco

UCB

Cobiosa Institut Rosell-Lallemand Karma Medica Delta Select

Bayer Schering Pharma Oy

Actavis

Tradimun

Minophagen Meiji Astellas Daiwa Tanabe Santen

Novartis Frutarom

Menarini Edmond Pharma

Piramal Health Care Themis Dr Reddys Laboratories

Dong A Standard Chem

Pfizer Madah Medica KV Pharmaceuticals Beckton Dickenson

GSK Consilient Health IS Pharma

Menarini was founded in 1886. In 1915 its headquarters were established in Florence. Menarini became a limited company in 1989.

Under license of

Mengapa mengembangkan obat baru dengan teknologi farmasi?


Kebanyakan obat adalah

campuran rasemat, sehingga menyebabkan 50% dosis campuran rasemat tidak bermanfaat

Peningkatan efikasi dengan

mengurangi efek samping

Pemisahan 2 molekul ini tidak

mudah dilakukan, sehingga tidak banyak molekul-molekul enansiomer yang dapat diisolasi menjadi obat

Bentuk Campuran Rasemat

Dextro S(+)-enansiomer

Levo R(-)-enansiomer

Dexketoprofen: Pemurnian Ketoprofen


Racemic Ketoprofen Campuran 1:1

S(+)-enansiomer Dextro

R(-)-enansiomer Levo

Strong, fast & safe Analgesic

Tidak aktif
Terakumulasi Ulcerogenic

Inhibition of the cyclo-oxygenase pathway


INJURIOUS STIMULI
CORTICOSTEROIDS NSAIDs COX-2 SELECTIVES Ciclo-oxygenase 2
MEMBRANE PHOSPHOLIPIDS

Mechanism of action

A2 phospholipase
ARACHIDONIC ACID Lipooxygenase

Ciclo-oxygenase 1

Prostaglandins Prostaglandins Prostacyclins Inflammation Mediators Proteases


Vasodilatation Pain Anti-platelet agregation Vasodilatation

Thromboxanes

Leucotriens Exudation

Thrombosis Vasoconstriction

Leucocitary Aggregation Quimiotaxis

Inflammation

Vane J. London. William Harvey Press 1997: 117-125.

Stereoselectivity of action
R
Levo (-) Inhibition of cyclooxygenase by NSAIDs, available as racemic mixtures, is highly stereoselective and consequently depends on threedimensional configuration matching S Dextro (+)

Levoketoprofen
Drug/receptor mismatching

Dexketoprofen
Drug/receptor matching
Hajball PJ, et al. 1996

Dexketoprofen: Enantiomer Murni Advantages of a Pure Enantiomer

2X more effective as COX Inhibitor compare to rasemic ketoprofen Higher selectivity on target Higher therapeutic index Less pharmacokinetic variability Less renal and liver load Less long term side effects Effective dose : Ketoprofen 50 & 100 mg Dexketoprofen 25 & 50 mg

Molecular Structure Dexketoprofen Trometamol


O H CH3

H
C

COOH CH3

C
S-(+)-enantiomer LM-1158 Dexketoprofen O

COOH

1:1 mixture: racemic Ketoprofen H C CH3

R-(-)-enantiomer (inactive)

CH2OH
+

COO

H3H

CH2OH CH2OH

Dexketoprofen Trometamol

Dexketoprofen Trometamol
Is a water-soluble salt of the dextrorotatory enantiomer of ketoprofen.
The salification with tromethamine allows: - high water solubility - onset of effect within 30 minutes

Maulen D. Drugs 1996

Indikasi
Pengobatan gejala dengan intensitas nyeri akut, pada keadaan dimana pemberian peroral tidak memungkinkan, seperti nyeri setelah operasi.

Dosis & Cara Pemberian


Dosis 50 mg setiap 8-12 jam. Pada kasus pasca operasi dengan nyeri yang hebat, KETESSE dapat diberikan setiap 6 jam (4 ampul) khususnya pada hari pertama pasca operasi Lama pemberian:

KETESSE injeksi diberikan untuk waktu 2 hari dan dilanjutkan dengan oral. Pembatasan ini didasarkan atas pertimbangan etika.
Ketesse injeksi tidak ditujukan untuk pemakaian jangka panjang, terapi dibatasi untuk periode simtomatik akut. Pada kasus nyeri setelah operasi, KETESSE injeksi dapat digunakan bersamaan dengan analgesik golongan opioid untuk mengimbangi rasa sakit, khususnya pada periode awal setelah operasi dimana nyeri terasa lebih berat.

Dosis & Cara Pemberian


Cara Pemberian
KETESSE injeksi dapat diberikan secara IM maupun IV.
IM: KETESSE injeksi diberikan dengan injeksi lambat ke dalam otot. IV bolus: Jika dibutuhkan KETESSE injeksi (sampai 10 ml) dapat diberikan secara bolus IV lambat tidak kurang dari 15 detik. IV infus: KETESSE injeksi dapat dilarutkan dalam larutan standar seperti NaCl fisiologis, glukosa atau Ringer laktat kemudian diberikan sebagai infus IV lambat. 100 ml infus, 10-30 menit, maksimal 1 ampul 500 ml infus, 24 jam, maksimal 4 ampul

Pharmacokinetics
OPTIMAL KINETIC PROFILE FOR ANALGESIA
Kinetic Rapid

with high and fast plasmatic peak.

and simple metabolism.

Duration Cmax: tmax:

of the effect: 8 hrs.

3.5-6.3 mg/l 20 (10-45)

Fast

onset of action 15 IM & 5 IV


effect: before 45 half-life: 1-2.7 hrs

Maximal

Elimination AUC:

no accumulation phenomena

Kontraindikasi
Pasien

dengan disfungsi ginjal sedang-berat (creatinin clearance < 50 ml/mnt)


hipersensitivitas terhadap dexketoprofen, NSAID lain, atau bahan lain dalam sediaan yang pernah mengalami serangan asma, bronkospasme, rinitis akut, polip nasal, urtikaria, edema angioneurotik yang dicetuskan oleh obat lain dengan riwayat tukak lambung hamil dan menyusui

Riwayat Pasien

Pasien Wanita

Pemberian

neuraxial (intratekal atau epidural) sehubungan dengan kandungan alkohol pada produk

CLINICAL STUDIES

Dexketoprofen in postoperative pain


ORTHOPAEDIC SURGERY (hip & knee replacement surgery), I. V. ROUTE
Peat S. Data on file: Study 10 KEF/iv, MENARINI INTERNATIONAL
60

50

Rata-rata skor intensitas nyeri , VAS (mm)

40

30

20

10

0 0,5 1 2 4 6 Waktu (jam)


PLASEBO + MO RFIN TRAMADO L 100 mg IV + MO RFIN KETESSE IV 50mg + MO RFIN

10

12

Mula kerja KETESSE lebih cepat dibandingkan tramadol


Pengurangan intensitas nyeri kelompok KETESSE pada 12 jam pertama lebih baik tramadol KETESSE dapat mengurangi hingga 33% pemakaian morfin dibandingkan kelompok

Kebutuhan morfin per-jam pasca operasi antara ke-2 kelompok obat tidak berbeda bermakna

Dexketoprofen in postoperative pain


ORTHOPAEDIC SURGERY, I. V. ROUTE MEAN CONSUMPTION OF MORPHINE
2.5

p<0.0015
2 1.73

2.24

57,6

Morphine (mg/hr)

1.6 1.5

0.5

0 Dexketoprofen 50 mg
Peat S., 10th World Congress of Pain. IASP. 2002.

Tramadol 100 mg

Placebo

Dexketoprofen
Gastrointestinal adverse reaction
Percentage of adverse reaction (%)
16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0%

KETESSE

Dexketoprofen 50 mg Na-Diclofenac 75 mg Plasebo

KETESSE

Ketoprofen 100 mg Tramadol 100 mg

STUDI KLINIS di INDONESIA

KETESSE

Perbandingan Dexketoprofen Trometamol 1.5 mg/kgBB dan Pethidine 1 mg/kgBB Intravena sebagai Analgetik Intraoperasi dan Kejadian Efek Samping Pascaoperasi pada Pasien Bedah Rawat Jalan (Clinical Trial in RSHS)

60 out-pts of Fibroadenoma Mammae operation devided to 2 groups of Dex & Petidin KETESSE 2 mg/kg iv 15 minute before induction compare with pethidine 1 mg/kg for intraoperative and post operative analgesia (parameters BP, HR, VAS, sedation scale, nausea scale). Each administered as diluted 10 ml IV Bolus
Result: - No need rescue medication any more

- No significant different in VAS,BP, HR


- Significant different on nausea & vomitus scale

Efek Penambahan Dexketoprofen 50 mg Pada Premedikasi Fentanil 2 mcg/KgBB Terhadap Tanggapan Kardiovaskular Pada Laringoskopi dan Intubasi (Clinical Trial in RSCM) Metode 60 pasien ASA I-II yang menjalani anestesia umum mendapatkan dexketoprofen 50 mg i.v atau larutan garam fisiologis. Hemodinamik dicatat sebelum dan sesudah laringoskopi dan intubasi. Premedikasi menggunakan midazolam 0,5 mg/kgBB, fentanyl 2 g/kgBB diikuti propofol 2 mg/kgBB dan atracurium 0,5 mg/kgBB. Result: Desketoprofen 50 mg intravena 30 menit sebelum induksi anestesi mengurangi tanggapan hemodinamik terhadap laringoskopi dan intubasi pada tekanan sistolik dan tekanan rerata arteri namun tidak pada tekanan diastolic maupun laju nadi

PengaruhPemberianKetorolac 03mg IV dan Deksketoprofen 50 mg IV SebagaiAnalgesiaPascaBedahTerhadapAgregrasiTrombosit


(Clinical Trial in RS Kariadi, SMG)

Metode: - Dibagi menjadi 2 kelompok (n=24), kelompok ketorolac atau dexketoprofen sebagai obat analgesi yang diberi sejak awal induksi sampai dengan 2 hari pascabedah. - Semua spesimen dilakukan pemeriksaan tes agregasi trombosit. - Uji statistik pair t-test untuk sebelum sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok dan independent t-test untuk sesudah perlakuan antara kedua kelompok. Result: 1. Terdapat perbedaan bermakna pada agregasi maksimal trombosit antara dexketoprofen dan ketorolak setelah 45 menit pemberian 2. Ketorolak secara bermakna menyebabkan hipoagregasi dibanding deksketoprofen

Perbandingan Efektifitas antara Dexketoprofen Trometamol 50 mg dan Tramadol 100 mg Intravena sebagai Analgetik Pascaoperasi Kraniotomi (Clinical Trial in RSHS)

Metode:
1. 60 pasien pascaoperasi kraniotomi dikelompokkan dalam 2 grup: (kelompok D, n=30) mendapat analgetik dexketoprofen trometamol 50 mg intravena & (kelompok T, n=30) mendapat tramadol 100 mg intravena yg diberikan 24 jam pascaoperasi kraniotomi.

2. Intensitas nyeri dinilai dengan VAS pada 24, 48, 72, 96, & 120 jam pascaoperasi.
3. Uji statistik Mann Whitnet Test (umur), Chi Kuadrat (jenis kelamin & waktu operasi) & uji Friedman Test, Wilcoxon Test & Mann Whitney Test (untuk menilai intensitas nyeri/visual analog scale).

RESULT Pemberian analgetik dexketoprofen trometamol 50 mg intravena dapat mempercepat penurunan nilai VAS yang berarti lebih cepat menurunkan nyeri dibandingkan pemberian tramadol 100 mg intravena.

KETESSE

Pemisahan campuran rasemat dapat menghasilkan molekul baru dengan profil farmakologis dan farmakokinetik yang lebih baik. Dexketoprofen adalah suatu entitas molekul baru yang diisolasi dari campuran rasemat dan sangat stereospesifik

Chiral drugs

- Lebih murni - Toksisitas menurun

Solubility - Solubilitas meningkat - Mula kerja lebih cepat Analgesic - Potensi meningkat

Sudah dibuktikan melalui uji klinik.

Dexketoprofen Trometamol
Oral Formulation

Low Back Pain

Multicenter, acak, tersamar ganda selama 7 hari dengan n=303


80 70 60

VAS (mm)

50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 Day 5 6 7 Dexketoprofen 25 mg tid Tramadol 50 mg tid


* p<0,05

Jahnel Kracht., 1999

Ketesse 25 mg lebih superior dibanding Ketoprofen 50 mg dan diklofenak 50 mg

Oral DEXKETOPROFEN: Osteoartritis

Multicenter, acak tersamar ganda selama 2 minggu terhadap 180 pasien OA

Pengurangan rasa nyeri (%)

-10
-20 -30 -40 -50

- 36%
Ketoprofen 50 mg 3 x sehari

- 50%
Ketesse 25 mg 3 x sehari
p=0.03 Beltran et al. J. Clin Pharmacol. 38:74s-80s, 1998

Indikasi
Nyeri akut dengan intensitas ringan hingga sedang Nyeri muskuloskeletal Nyeri pasca operasi Dismenore Sakit gigi paska pencabutan gigi

Dosis & cara pemberian


KETESSE Tab 25 mg
Dosis umum -3 x 1 tablet Ketesse 25 mg sehari Usia lanjut

Dosis awal 12,5 mg 3 x sehari (maksimal 50 mg / hari)


Disfungsi hati Disfungsi hati ringan hingga sedang : 12,5 mg 3 x sehari (maksimal 50 mg/hari) Disfungsi ginjal Disfungsi ginjal ringan (creatinin clearence >50 ml/mnt): 12,5 mg 3 x sehari (maksimal 50 mg/hari) Disfungsi sedang hingga berat : dikontraindikasikan

KETESSE Inj.
1 BOX : Rp 179.500 / 5ampul

KETESSE Tab
1 BOX : Rp 235.000 /50tab

KETESSE

Pemisahan campuran rasemat dapat menghasilkan molekul baru dengan profil farmakologis dan farmakokinetik yang lebih baik. Dexketoprofen adalah suatu entitas molekul baru yang diisolasi dari campuran rasemat dan sangat stereospesifik

Chiral drugs

- Lebih murni - Toksisitas menurun

Solubility - Solubilitas meningkat - Mula kerja lebih cepat Analgesic - Potensi meningkat

Sudah dibuktikan melalui uji klinik.

Enhancing Pain Control with STRONG and FASTER ANALGESIC

TERIMA KASIH
Atas kepercayaan & dukungan dokter pada Produk Ferron

You might also like